Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

21
1 MODUL 1 SISTEM PERALATAN PEMBORAN LAPORAN PRAKTIKUM Nama : Eki Wicaksono Pambayun NIM : 12213035 Shift : Jumat Tanggal Praktikum : Kamis, 3 September 2015 Tanggal Penyerahan : Kamis, 10 September 2015 Dosen : Dr. Ing. Bonar Tua Halomoan Marbun Asisten Modul : Muhammad Ridha Anshari (12212025) Arnold Rico Novrianto (12212094) LABORATORIUM TEKNIK OPERASI PEMBORAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2015

description

Laporan

Transcript of Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

Page 1: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

1

MODUL 1

SISTEM PERALATAN PEMBORAN

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : Eki Wicaksono Pambayun

NIM : 12213035

Shift : Jumat

Tanggal Praktikum : Kamis, 3 September 2015

Tanggal Penyerahan : Kamis, 10 September 2015

Dosen : Dr. Ing. Bonar Tua Halomoan Marbun

Asisten Modul : Muhammad Ridha Anshari (12212025)

Arnold Rico Novrianto (12212094)

LABORATORIUM TEKNIK OPERASI PEMBORAN

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2015

Page 2: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

2

DAFTAR ISI

Daftar Isi …………………………………………………………………………………… 2

Daftar Gambar ……………………………………………………………………………… 3

Daftar Tabel ………………………………………………………………………………… 4

I. Tujuan…………………………………………………………………..………………...5

II. Keberjalanan……………………………………………………………………….……..5

III. Analisis……………………………………………………………….…………………. 8

IV. Simpulan dan Saran………………………………………..…………………………... 14

V. Daftar Pustaka…………………………………………………………………………. 21

Page 3: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Drillpipe ………………………………………….………………………… 8

Gambar 2. Drag Bit ……….…………………………………………………………… 9

Gambar 3. PDC ……………..…………………………………………………………. 10

Gambar 4 Three Cone Bit……………………………………………………………… 11

Gambar 5. Christmas Tree……………………………………………………………... 13

Page 4: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

4

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Pengamatan…………………………………………………………………….. 6

Page 5: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

5

I. TUJUAN

Tujuan dari praktikum modul I ini adalah:

1. Memahami prinsip kerja peralatan-peralatan pada hoisting system, circulating system,

rotating system, BOP system, dan power system dalam operasi pengeboran,

2. Mampu mengidentifikasi peralatan-peralatan yang termasuk dalam sistem peralatan

pemboran,

3. Mengenali dan memahami prinsip kerja peralatan-peralatan khusus yang digunakan

dalm operasi pengeboran,

4. Mampu menjelaskan fungsi-fungsi dari peralatan-peralatan yang termasuk dalam

sistem peralatan pemboran,

5. Memahami prinsip kerja dari Sucker Rod Pump dan dapat membedakan tipe,

komponen, dan peralatan-peralatan pada Sucker Rod Pump,

6. Mengenali komponen-komponen, dan memahami prinsip kerja dari Christmas Tree. \

II. KEBERJALANAN

Pada praktikum modul I dilaksanakan oleh shift kamis 1 yang dibagi ke dalam 2

kelompok kecil yang beranggotakan 6-7 orang untuk mengamati jenis-jenis peralatan

pemboran yang berbeda pada gedung Teknik Perminyakan. Pertama kelompok saya

melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap drillpipe. Pengukutan terhadap drillpipe

dilakukan untuk mengetahui panjang dan diameter dari drillpipe. Dalam praktikum kali ini,

dilakukan pengukuran dua buah drillpipe dengan diameter yang berbeda. Pada drillpipe

terdapat sambungan pipa berdiameter lebih besar dan berukuran lebih pendek sebagai tempat

berulir seperti baut. Hal ini yang membuat drillpipe bisa disambung dengan alat lain, karena

tadi sudah terdapat ulir, maka peralatan yang akan disambung berujung pin.

Pengukuran dan pengamatan dilanjutkan ke alat berikutnya yaitu bit. Pengukuran

yang dilakukan yaitu mengukur diameter bit, jumlah nozzle, diameter nozzle nomor seri dan

panjang bit pada 3 bit yaitu drag bit, PDC bit dan three cone bit. Hal hal lain yang diamati

yaitu kondisi bit, kondisi gerigi bit, kondisi pisau drag bit. Pengukuran bit dan drill pipe

hanya dilakukan 1x karena keterbatasan waktu dan asisten ada kelas.

Page 6: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

6

Praktikum dilanjutan dengan pengamatan Christmas Tree yang terletak di depan

gedung Teknik Perminyakan. Chritsmas Tree diletakkan di depan cellar agar mudah diamati

karena Chrismas tree di depan gedung TM sangat tinggi sehingga apabila diletakkan sejajar

dengan permukaan tanah maka pengamatan akan sangat sulit dilakukan. Pada Chritsmas Tree

tersebut terdapat beberapa valve yaitu 2 master valve, 1 production valve, 1 killing valve dan

1 swab valve. Dalam Master Valve terdapat kode W-K-M dan pada bagian bawah Christmas

Tree terdapat nomor seri NSCO 3000 WOG.

Berikut data-data yang diperoleh dari praktikum modul I oleh kelompok kamis 1:

NAMA ALAT PENGAMATAN

Drillpipe 1

Outer Diameter = 8.28 cm

Inner Diameter = 7 cm

Panjang= 3.48 m

Drillpipe 2

Outer Diameter = 8.25 cm

Inner Diameter = 7.1 cm

Panjang = 3.78 m

Diamond Bit 1

Warna Biru

Diameter bit = 14.4 cm

Diameter nozzle = 1.2 cm

Jumlah Nozzle = 4

Nomor Seri = 06 0182

Drag Bit OD = 13.3 cm

jumlah nozzle = 3

Page 7: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

7

diameter bit = 9.8 cm

untuk tanah lunak

HWNT No. 6451

panjang = 40 cm

Diamond Bit 2

Warna Abu-abu

Diameter bit = 14.4 cm

Jumlah Nozzle = 8

Diameter Nozzle = 0.8 cm

Three Cone Bit

Diameter = 42.5 cm

Diameter Nozzle = 4.06

cm

Jumlah Nozzle = 3

Wellhead &

ChrismassTree

Nomor Seri = NSCO 3000

WOG

Jumlah Master Valve = 2

Jumlah Production Valve

= 1

Jumlah Killing Valve = 1

Jumlah Swab Valve = 1

Kode Master Valve =

80106F WKM ACF 3

STEEL 808

Tabel 1. Data Pengamatan

Page 8: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

8

III. ANALISIS

3.1 Drillpipe

Drillpipe dapat diklasifikasikan berdasarkan berat, jenis baja (steel grade), diameter

luar dan panjang. Klasifikasi drillpipe menurut API berdasarkan panjang yaitu:

Range 1 (18-22 ft)

Range 2 (27-30 ft)

Range 3 (38-45 ft)

Berdasarkan pengukuran didapatkan panjang drillpipe yaitu 3.48 m atau 11.417 ft, belum

termasuk pipa sambungan (Dengan sambungan 13-15ft), berarti drillpipe pada gedung TM

tidak termasuk dalam range yang dibuat oleh API.

Kekuatan dari drillpipe berdasarkan bahan utama dari drillpipe itu sendiri. Drillpipe di

gedung TM terbuat dari besi , maka drillpipe di gedung TM tidak terlalu kuat. Terdapat

perbedaan diameter luar yang di ukur pada 2 drillpipe. Semakin besar diameter luar semakin

kuat karena ukurannya semakin besar, namun semakin berat dan butuh energy banyak untuk

menggerakkannya.

Gambar 1. Drillpipe

Pada Drillpipe di gedung TM terdapat sebuah sambungan yang disebut tool joints.

Tool joint adalah tambahan pipa pendek dan lebih tebal pada ujung drilllpipe yang dibuat

berulir supaya drillpipe dapat diikat atau disambung dengan peralatan lain. Selain

disambungkan dengan peralatan lain drillpipe juga disambung dengan drillpipe lain (drillpipe

lain mempunyai pin tool joints).

Page 9: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

9

Kekuatan pada tool joint ditentukan oleh berbagai hal yaitu kekuatan baja, ukuran

sambungan (connection size), thread from, dan koefisien gesekan serta ID dan OD dari tool

joint itu sendiri. Outer Diameter (OD) mempengaruhi area ulir dan Inside Diameter (ID)

mempengaruhi area pin. Pemilihan OD dan ID berdasarkan kekuatan punter yang diinginkan.

3.2 Drag Bit

Gambar 2. Drag Bit

Drag bit biasanya digunakan untuk membor formasi-formasi lunak dan plastik

(lengket). Blande drag bit dibuat dari macam-macam baja paduan dan pada bagian muka

(faced) yang keras umumnya diperkuat dengan tungsten carbide.

Persoalan-persoalan yang timbul dalam penggunaan drag bit adalah : lubang

bengkoklubang berdiameter kurang dari yang diminta (undergauge)balling (dilapisi padatan)

pada pemboran formasi shaleLubang bengkok dapat dikurangi dengan pemakaian drill collar,

sedang undergauge dapat dikurangi dengan membuat otomatis pada nozzle, dimana bila

bitnya rusak, nozzle bertumpu pada lubang dan tertutup secara otomatis, sehingga menaikkan

tekanan pompa dipermukaan.

Masalah rate bit wear yang dapat menurunkan laju pemboran tersebut dapat diatasi

dengan mengubah bentuk cutter atau drag elemen dan mengurangi besarnya sudut yang

dibentuk oleh cutter atau drag elemen dengan dasarlubang. Tetapi, formasi lunak juga dapat

bersifat seperti lem (gummy) yang menyebabkan cutting pemboran akan menempel pada

Page 10: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

10

drag bit dan mengurangi efektivitasnya. Problem inilah yang dapat diatasi dengan adanya

nozzle sehingga fluida pemboran digunakan untuk membersihkan permukaan cutter elemen

atau pahat. Letak jet nozzle pada drag bit dirancang agar fluida pemboran yang keluar dari

rangkaian drillstring langsung menyemprot blandernya sehingga pahat atau blandernya tetap

bersih pada waktu mengebor.

Diameter luar drag bit di gedung TM yaitu 13.3 cm maka lubang yang dihasilkan

sekitar 13.3 cm. Pada drag bit tersebut terdapa nozzle 3 lubang dengan diameter sangat kecil.

Penentuan ukuran dan jumlah nozzle didasarkan dari seberapa cepat dan banyak lumpur yang

ingin dialirkan. Apabila jumlah nozzle terlalu besar akan berpengaruh pada bertambahnya

gaya sentrifugal sehingga bit tidak berputar lurus.

3.3 PDC (Poly Diamond Crystalline)

Gambar 3. PDC

PDC adalah bagian fixed-cutter bits yang merupakan hasil perkembangan dari

diamond bit dengan digunakannya intan sintetis polycrystalline diamond yang dilekatkan

pada tungsten carbide melalui proses tekanan dan temperature tinggi. Sama halnya seperti

drag bit, PDC tidak memiliki bagian yang berputar saat bit dioperasikan yang artinya tidak

ada bearing, disamping kesamaan dalam prinsip kerja yang meruntuhkan batuan dengan

shearing. Karena dilengkapi dengan intan, maka PDC baik digunakan untuk formasi-formasi

keras. Karena intan memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan formasi

batuan, maka permukaan potong dari intan tidak akan cepat aus seperti halnya dengan rock

bit.

Page 11: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

11

Kami mengukur dua bit dan terdapat beberapa perbedaan terutama pada jumlah

nozzle. PDC 1 mempunyai jumlah nozzle 4 dan PDC 2 memiliki jumlah nozzle 8 buah.

Semakin banyak jumlah nozzle semakin besar pressure loss dan juga menyebabkan

bertambahnya gaya sentrifugal pada bit. Bit dengan jumlah nozzle yang banyak digunakan

untuk formasi lunak karena membutuhkan banyak lumpur sehingga membutuhkan banyak

nozzle untuk menyemprotkan lumpur.

Kondisi kedua bit sudah rusak, namun pada PDC dengan jumlah nozzle 8 terdapat

kerusakan cutter yang mungkin disebabkan oleh hantaman formasi atau bisa juga karena

cutter menggerus bidang yang kasar. Sedangkan pada PDC dengan 4 nozzle terdapat

penumpulan pada cutter.

3.4 Three Cone Bit

Gambar 4. Three Cone Bit

Jenis mata bor ini pertama kali diperkenalkan pada dunia perminyakan adalah tahun

1909. Kemudian secara berangsur-angsur pemakaian jenis mata bor ini semakin meningkat,

terutama sekali untuk membor lapisan formasi yang keras.

Pada tahun 1930 diperkenalkan “three cone rock bit” yang sudah mendapat banyak

perbaikan. Perbaikan itu meliputi bearing yang langsung dilumasi oleh drilling fluid, cutter

dirancang sesuai menurut lapisan tanah yang akan dibor, mengurangi problem bit stuck, dll.

Jenis mata bor ini sangat luas digunakan dalam pengeboran sumur minyak (walaupun juga

digunakan pada pengeboran lain sep: pertambangan, sipil ). Roller Cone Bit bekerja dengan

memutar kerucut mata bornya pada sumbu.

Tipe dari roller cone bit antara lain:

Two-Cone (Dua Kerucut) Milled Only.

Page 12: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

12

Terbuat dari baja yang di-mill (giling), penggunaan mata bor jenis ini sangat terbatas

hanya untuk batuan formasi yang lunak.

Jenis ini memiliki 2 mata bor yang dipasang sejajar dan berputar seperti roda didalam lubang

sumur ketika bit berputar, karena itu bit ini penggunaannya sangat terbatas hanya untuk

lapisan batuan formasi yang relatif lunak.

Three-Cone (Tiga Kerucut) Milled atau Tungsten Carbide Insert.

Bit jenis ini paling banyak digunakan, terbuat dari milled ataupun dari tungsten carbide

insert.

Untuk bit jenis ini yang berbahan dasar milled dan digunakan untuk membor formasi yang

relatif keras maka dibuat dengan proses khusus dan pemanasan (heat treating).

Sedang yang menggunakan bahan dasar tungsten carbide insert dibuat dari tungsten carbide

yang kemudian ditekan dalam mesin yang mempunyai lubang berbentuk cone (kerucut). Bit

jenis ini juga dirancang untuk formasi lunak, sedang dan keras.

Jika dibandingkan dengan steel-tooth bit, maka tungsten carbide insert bit mempunyai daya

tahan dan kemampuan yang lebih baik dalam membor sumur minyak.

Salah satu inovasi dari tungsten carbide insert bit adalah adanya perubahan pada sealed

bearing yang memungkinkan untuk berputar hingga 180 rpm, bandingkan dengan

kemampuan rotasi yang lama yang hanya 4 rpm!

Untuk membor formasi yang lunak digunakan tungsten carbide yang bergigi panjang dan

ujungnya berbentuk pahat (chisel-shape end), sedangkan untuk formasi yang lebih keras

digunakan tungsten carbide yang bergigi pendek dan ujungnya berbentuk hemispherical

(biasanya disebut button bit).

Four-Cone (empat kerucut)

Saat ini, mata bor jenis four-cone hanya dibuat dari milled toohtbit dan biasanya

digunakan untuk membor lubang berukuran besar (lebar). Seperti lubang dengan diameter 26

inch (660,4 mm) atau bahkan yang lebih lebar.

Prinsip kemampuan pengeboran dari rolling cone bit bergantung pada offset dari

cones. Offset dari bit adalah ukuran seberapa besar sudut yang dibentuk oleh sumbu cones

terhadap titik pusat dari bodi bit. Offset inilah yang menyebabkan cones berhenti berotasi

secara periodik sehingga saat bit berputar, cone akan bertindak seperti drag bit untuk

menggaruk dasar lubang. Aksi ini cenderung meningkatkan kecepatan pemboran pada

sebagian besar jenis formasi, akan tetapi hal ini juga menyebabkan keausan pada gigi bit

Page 13: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

13

lebih cepat di formasi abrasif. Sudut dari cone offset ini bervariasi dari 0.5o dan 0.375o pada

formasi lunak serta 0.00325o dan 0o pada formasi keras.

Kemampuan dan kecepatan pengeboran dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran gigi bit.

Bentuk gigi bit yang panjang dengan jarak (spasi) yang besar antar gigi bit digunakan untuk

pengeboran formasi yang lunak. Jika tipe batuan yang dibor semakin keras, maka panjang

gigi bit serta offset dari cone harus diperkecil untuk mencegah patahnya gigi bit. Pemboran

yang dilakukan oleh suatu bit dengan zero offset adalah dengan cara penghancuran atau

crushing dari batuan.

Pengamatan dilakukan dengan mengukur diameter sebagai itrepetasi dari diameter

sumur. Lalu dilanjutkan dengan diameter dan jumlah nozzle, diameter nozzle 4,06 cm dan

jumlah nozzle 3. Bisa dikatakan bahwa bit ini digunakan untuk batuan yang kasar karena

dengan jumlah bit hanya tiga nozzle susah untuk mengangkat cutting yang lengket (glumy).

Pengamatan dilanjutkan dengan melihat kondisi Bit. Terdapat 13 gigi bit pada Three

Cone bit di depan gedung TM. Bit tersebut dalam keadaan yang tidak baik, berkarat dan ada

salah satu cone tidak berputar hal ini disebabkan karena terdapat gangguan dari lumpur,

cutting maupun karena berkarat. Gigi Three Cone Bit tersebut sudah tumpul karena gesekan

dengan permukaan yang kasar.

3.5 Christmas Three

Gambar 5. Christmas Tree

Fungsi utama dari christmas tree adalah mengontrol aliran keluar atau ke dalam well,

dan memungkinkan keluar masuknya peralatan kedalam dan keluar sumur untuk perawatan.

Page 14: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

14

Hal ini bisa dilakukan karena di christmas tree terdapat valve-valve yang bisa membuka dan

menutup dan mengatur arahnya aliran fluida. Pada christmas terdapat empat valve yaitu:

Master valve adalah valve utama dari christmas tree dan berfungsi untuk mengontrol

aliran dari dalam sumur kepermukaan. Biasanya di christmas tree terdapat dua master valve

yakni lower dan upper. Upper master valve untuk alasan safety. Lower master valve

merupakan hydraulic valve, sedangkan upper valve adalah manual valve. Pada Chrismast

Tree di gedung TM terdapat 2 master valve

Wing valve, terdapat dua umumnya, dimana wing valve yang pertama adalah

production wing valve. Production wing valve merupakan valve yang mengatur aliran dari

christmas tree menuju flowline dan separator. Sedangkan wing valve yang kedua adalah kill

wing valve yang digunakan bila kita ingin memasukan killing fluid kedalam sumur. Pada

Chrismast Tree di gedung TM terdapat 1 wing valve

Swab valve yang berfungsi untuk memasukkan peralatan-peralatan ke dalam sumur.

Chirstmas tree didudukkan di atas tubing head dan disambungkan dengan tubing head

adapter. Pada Chrismast Tree di gedung TM terdapat 2 swab valve.

Pada lower master valve terdapat tulisan 80106F WKM ACF 3 STEEL 808. Tulisan

WKM ACF berarti valve tersebut merupakan WKM diproduksi oleh ACF industi. ANgka 3

menunjukkan ukuran dari valve. Dan tulisan steel menunjukkan bahwa material yang

membentuk valve adalah baja.

IV. SIMPULAN DAN SARAN

4.1 SIMPULAN

1. Hoisting system adalah penyedia fasilitas dalam mengangkat, menahan, dan menurunkan

drillstring, casing string, dan perlengkapan bawah permukaan lainnya. Prinsip kerja dari

peralatan hoisting system pada operasi pemboran adalah making connection (penyambungan

rangkaian drillstring) dan tripping in serta tripping out (mencabut dan menurunkan rangkaian

string untuk mengganti kombinasi peralatan pemboran di bawah permukaan). Sirkulasi

sistem adalah sistem untuk mengangkat serpihan cutting dari dasar sumur ke permukaan yang

berfungsi untuk melewatkan fluida pemboran dari steel tanks menuju ke nozzle bit hingga

kembali lagi ke suction tank. Rotating system adalah semua peralatan yang digunakan untuk

mentransmisikan putaran dari meja putar (rotary table) ke drill bit. BOP system adalah

penyedia fasilitas untuk mencegah terjadinya semburan liar lumpur dari sumur yang

Page 15: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

15

merupakan bahaya utama pada operasi pengeboran, dioperasikan melalui control panel dan

mengatur aliran lumpur melalui choke manifold secara manual. Power system adalah

komponen berupa sumber tenaga yang berfungsi untuk menggerakkan semua sistem yang ada

dalam proses pengeboran.

2. Sistem peralatan pemboran:

Hoisting system, meliputi derrick dan substructure; rig floor; rig; block dan tackle;

drawwork; dan cat head

Circulating system, meliputi mud pump, mud pit, mud mixing equipment, dan

contaminant removal

Rotating system, meliputi swivel, Kelly, rotary drive, rotary drive, drillpipe, heavy

weight drillpipe, drill collar, dan bit

BOP System, meliputi BOP stack yang mengandung annular preventer, ram

preventer, drilling spool, casing head; accumulator; supporting system yang meliputi

choke manifold dan kill line

Power System, meliputi prime mover, sistem transmisi yang dibedakan menjadi

sistem penggerak mekanik, sistem penggerak elektrik yang dibagi lagi menjadi

generator DC dan sistem AC

3. Peralatan-peralatan khusus:

a. Stabilizer, digunakan di dalam BHA untuk menjaga keseimbangan bit dan drill collar di

dalam lubang bor selama operasi pemboran

b. Rotary reamer, digunakan untuk memperbesar lubang sumur setelah dibor

c. Shock absorber, dipasang di bawah drillcollar untuk menyerap getaran dan beban kejut

yang mungkin terjadi saat proses pemboran sehingga mengurangi kemungkinan kerusakan

drillstem

d. Square drill collar menambah beban pada drillstem bagian bawah, juga digunakan sebagai

“specialized downhole stabilizer”.

e. Peralatan pembelokan lubang untuk membelokkan lubang

f. Peralatan cementing untuk cementing sumur.

4. Peralatan dalam system pemboran:

Page 16: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

16

I. 1. Sistem Tenaga ( Power System )

Terdiri dari power supply equipments, yang dihasilkan oleh mesin – mesin besar yang

dikenal dengan nama prime mover dan distribution equipments. Berfungsi untuk mendukung

jalannya kegiatan pengeboran. Penggunaan prime mover ditentukan oleh besarnya tenaga

pada sumur yang didasarkan pada casing program dan kedalaman sumur.

I. 2. Sistem Angkat ( Hoisting System )

Fungsi utama dari sistem ini adalah memberikan ruang kerja yang cukup untuk pengangkatan

dan penurunan rangkaian pipa bor dan peralatan lainnya. Sistem angkat terdiri dari dua

bagian utama, yaitu :

I. 2. 1. Supporting Structure ( Rig )

Merupakan konstruksi menara yang ditempatkan di atas titik bor. Fungsi utamanya sebagai

penyangga peralatan – peralatan pengeboran dan memberi ruang yang cukup untuk operasi

pengeboran. Terdiri dari:

Drilling tower berfungsi untuk mendapatkan ruang vertikal yang cukup untuk

menaikkan dan menurunkan rangkaian pipa bor dan casing ke dalam lubang bor

selama operasi pengeboran berlangsung.

Substructure adalah konstruksi kerangka baja sebagai platform yang dipasang

langsung diatas titik bor. Tinggi substructure ditentukan oleh jenis rig dan ketinggian

blow out preventer (BOP) stack.

Rig floor ditempatkan diatas substructure. Berfungsi untuk menampung peralatan –

peralatan pemboran yang kecil, tempat berdirinya menara, mendudukkan drawwork,

tempat kerja driller, dan rotary helper.

I. 2. 2. Hoisting Equipments

Terdiri dari :

Drawwork

Page 17: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

17

Merupakan otak dari unit pengeboran, dimana seorang driller melakukan dan mengatur

operasi pengeboran. Drawwork biasanya dihubungkan dengan prime mover dan diletakkan

didekat meja putar.

Overhead Tools

Merupakan rangkaian sekumpulan peralatan yang terdiri dari crown block, traveling block,

hook, dan elevator

I. 3. Sistem Putar ( Rotary System )

Fungsi utamanya adalah untuk memutar rangkaian pipa bor. Terdiri dari :

II. 3. 1. Rotary Table

Dipasang pada lantai bor dengan posisi tegak lurus traveling block, bagian tengahnya

terdapat lubang tempat master bushing dipasang.

II. 3. 2. Top Drive

Adalah peralatan yang digunakan untuk memutar pipa pengeboran. Terdiri dari beberapa

bagian, antara lain: main motor, rotating head, gir, link, elevator, dll.

II. 3. 3. Swivel

Ujung teratas rangkaian pipa bor. Berfungsi untuk memberikan kebebasan pada pipa bor

untuk berputar, memberikan perpaduan gerak vertikal dengan gerak berputar dapat bekerja

bersama – sama, terangkai bersama dengan top drive.

II. 3. 4. Drill Pipe, Drill Collar, Bit

Drill pipe (DP) merupakan rangkaian pipa bor terpanjang (jumlah paling banyak dalam satu

rangkaian pipa bor). Drill Collar (DC) berbentuk seperti drill pipe tetapi diameter dalamnya

lebih kecil dan diameter luarnya sama dengan diameter luar DP. Sehingga dinding DC lebih

tebal dari DP yang berfungsi sebagai pemberat. Bit merupakan ujung dari rangkaian pipa bor

yang langsung menyentuh formasi dengan fungsi menghancurkan dan menembus formasi.

I. 4. Sistem Sirkulasi ( Circulation System )

Page 18: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

18

Tersusun oleh empat sub komponen utama, yaitu :

I. 4. 1. Drilling Fluid ( Lumpur Pengeboran )

Lumpur pengeboran pada mulanya berfungsi sebagai pembawa cutting dari dasar lubang bor

ke permukaan. Lumpur pengeboran mempunyai fungsi penting dalam operasi pengeboran,

antara lain :

Mengangkat cutting ke permukaan

Mengontrol tekanan formasi

Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string

Memberi dinding pada lubang bor dengan mud cake

Menahan cutting saat sirkulasi dihentikan

Mengurangi sebagian berat rangkaian pipa bor

Mendapatkan informasi (mud logging, sample log)

I. 4. 2. Preparation Area

Ditempatkan pada tempat dimulainya sirkulasi lumpur, yaitu di dekat pompa lumpur, terdiri

dari peralatan – peralatan yang diatur untuk memberikan fasilitas persiapan atau treatment

lumpur bor yang meliputi mud house, steel mud pits, mixing hopper, chemical mixing barrel,

water tanks, dan reserve pit.

I. 4. 3. Circulating Equipment

Berfungsi mengalirkan lumpur dari mud pit ke rangkaian pipa bor dan naik ke annulus

membawa serbuk bor ke permukaan menuju ke solid control equipments, sebelum kembali ke

mud pits untuk disirkulasikan kembali. Peralatannya terdiri dari mud pit, mud pump, pump

discharge and return line, stand pipe, dan rotary hose.

I. 4. 4. Solid Control Equipment

Ditempatkan didekat rig. Terdiri dari peralatan – peralatan khusus yang digunakan untuk

clean up lumpur bor setelah keluar dari lubang bor. Fungsi utamanya adalah memisahkan

lumpur dari cutting dan gas yang terikut. Diantaranya adalah: shale shaker, degasser,

desander dan desilter.

Page 19: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

19

I. 5. Sistem Pencegahan Semburan Liar (Blow Out Preventer System)

Semburan liar (blow out) adalah peristiwa mengalirnya fluida formasi dari dalam sumur

secara tidak terkendali. Kejadian ini didahului dengan masuknya fluida formasi ke dalam

lubang bor (well kick). Peralatan pencegah semburan liar ditempatkan pada kepala casing

dibawah rotary table pada lantai bor. Komponen – komponen Blow Out Preventer (BOP)

system terdiri dari :

I. 5. 1. BOP Stack

BOP stack (peralatan dengan valve bertekanan tinggi yang didesain untuk menahan tekanan

lubang bor bila terjadi kick) meliputi :

Annular Preventer

Ditempatkan paling atas dari susunan BOP stack. Berisi rubber packing element yang dapat

menutup annulus baik lubang dalam keadaan kosong atau ada rangkaian bor.

Pipe Ram Preventer

Menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor berada pada lubang. Pipe ram preventer

memiliki tiga jenis yang berbeda, yaitu :

a. Pipe Ram (menutup sumur jika ada pipa ukuran tertentu).

b. Blind Ram (menutup sumur jika tidak ada pipa didalamnya).

c. Shear Ram (menutup sumur apabila terjadi kick dengan memotong pipa yang ada di

dalamnya).

I. 5. 2. Accumulator

Ditempatkan pada jarak sekitar seratus meter dari rig, bekerja pada BOP stack dengan high

pressure hydraulis. Pada saat terjadi kick, crew dapat dengan cepat menutup blow out

preventer dengan menghidupkan kontrol pada accumulator atau remote pada panel yang

terletak di lantai bor. Unit ini dijalankan pada saat crew sudah meninggalkan lantai bor.

I. 5. 3. Supporting System

Page 20: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

20

Selain kedua hal diatas, terdapat supporting system untuk blow out, yaitu :

Choke Manifold

Bekerja pada BOP stack dengan high pressure line disebut choke line. Membantu menjaga

back pressure dalam lubang bor untuk mencegah terjadinya intrusi fluida formasi.

Kill Line

Bekerja dengan BOP stack, lumpur berat dipompakan melalui kill line kedalam lumpur bor

sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi formasi.

5. Sucker rod pump adalah metode artificial lift yang menyediakan energy mekanik untuk

mengangkat oil pada sumur produksi ke permukaan. Komponen dari Sucker Rod Pump

adalah :

a. Motor (Prime mover), yang berfungsi untuk menggerakkan pompa

b. Alat-alat permukaan, daya dari motor dialirkan ke input shaft dari gear reducer melalui V-

belt drive. Input shaft dari gear reducer menyebabkan crank berputar. Pitman arm akan

mengubah putaran dari crank menjadi gerakan naik turun pada walking beams. Untuk

merubah dari gerakan berputar menjadi gerakan naik turun maka kecepatan rpm mesin harus

dikurangi dengan gear reducer dan ukuran pulli belt sehingga kecepatannya akan sama

dengan kecepatan naik turun.

c. Alat-alat bawah permukaan. Peralatan bawah permukaan pada sucker rod pump terdiri dari

working barrel dan liner, standing valve, traveling valve. Pada gerakan ke bawah, standing

valve dari woking barrel akan tertutup sedangkan traveling valve pada plunger akan terbuka

sehingga fluida yang telah terkumpul dalam working barrel akan masuk melalui traveling

valve ke dalam plunger. Sedangkan pada gerakan ke atas, traveling valve akan tertutup akibat

beban fluida yang ada dalam plunger dan standing valve akan terbuka akibat adanya efek

pengisapan sehingga fluida formasi akan mengisi working barrel.

d. Sucker rod. Energi mekanik ditransfer dari peralatan permukaan ke peralatan bawah

permukaan melalui rod. Rod memberikan efek terbesar dari seluruh gerakan dan kinerja SRP.

Batasan kedalaman dan kapasitas produksi dari rod tergantung pada range stress dan

kecepatan pompa.

Page 21: Laporan Modul 1 Kamis 1 12213035

21

6. Christmas tree memiliki fungsi utama untuk mengontrol aliran keluar atau ke dalam well.

Hal ini bisa dilakukan karena di christmas tree terdapat valve-valve yang bisa membuka dan

menutup dan mengatur arahnya aliran fluida. Pada christmas terdapat empat valve yaitu:

a. Master valve adalah valve utama dari christmas tree dan berfungsi untuk mengontrol aliran

dari dalam sumur kepermukaan. Biasanya di christmas tree terdapat dua master valve yakni

lower dan upper. Upper master valve untuk alasan safety. Lower master valve merupakan

manual valve sedangkan upper valve adalah hidarulik valve.

b. Dua wing valve dimana wing valve yang pertama adalah production wing valve.

Production wing valve merupakan valve yang mengatur aliran dari Christmas tree menuju

flowline dan separator dan wing valve yang kedua adalah kill wing valve yang digunakan

untuk memasukan killing fluid kedalam sumur.

c. Swab valve berfungsi untuk memasukkan peralatan-peralatan ke dalam sumur. Chirstmas

tree didudukan di atas tubing head dan disambungkan dengan tubing head adapter.

4.2 SARAN

Ada beberapa kekurangan pada praktikum kali, dan saran yang saya ajukan yaitu pada

praktikum modul 1 waktu yang diberikan harusnya lebih banyak. Mengunjungi setiap

peralatan pemboran yang ada di gedung TM.

V. DAFTAR PUSTAKA

1. Mitchell R.F., Fundamentals Of Drilling Engineering, Society of Petroleum Engineer,

Houston, 2011.

2. IADC, IADC Drilling Manual, Technical Toolboxes, Houston, 2000.

3. API, Specification for Wellhead and Christmas Tree Equipment, 2005.

4. https://debriadiharset.wordpress.com/2013/02/15/sistem-pemboran/ Diakses pada 10 Sep

2015