laporan mankestan

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas pangan yang memiliki potensi besar untuk kepentingan industri pangan, pakan, dan biofuel. Selain untuk konsumsi manusia, jagung juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak unggas dan ruminansia. Di negara maju, sari pati jagung diolah menjadi gula rendah kalori dan ampasnya diproses kembali untuk menghasilkan alkohol dan monosodium glutamat. Dengan semakin berkembangnya industri pengolahan pangan di Indonesia maka kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada semakin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Saragih et al., (2013) mengatakan bahwa tanaman jagung mengambil N sepanjang hidupnya. Nitrogen diserap tanaman selama masa pertumbuhan sampai pematangan biji, sehingga tanaman ini menghendaki tersedianya N secara terus menerus pada semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Pemberian pupuk yang tepat selama pertumbuhan tanaman jagung dapat meningkatkan hasil jagung.

description

Pupuk urea merupakan faktor pembatas dalam pertumbuhan dan hasil jagung, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh perbedaan dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman jagung.

Transcript of laporan mankestan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas pangan yang memiliki potensi

besar untuk kepentingan industri pangan, pakan, dan biofuel. Selain untuk

konsumsi manusia, jagung juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak unggas dan

ruminansia.

Di negara maju, sari pati jagung diolah menjadi gula rendah kalori dan

ampasnya diproses kembali untuk menghasilkan alkohol dan monosodium

glutamat. Dengan semakin berkembangnya industri pengolahan pangan di

Indonesia maka kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat.

Hal ini didasarkan pada semakin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per

tahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia.

Saragih et al., (2013) mengatakan bahwa tanaman jagung mengambil N

sepanjang hidupnya. Nitrogen diserap tanaman selama masa pertumbuhan sampai

pematangan biji, sehingga tanaman ini menghendaki tersedianya N secara terus

menerus pada semua stadia pertumbuhan sampai pembentukan biji. Pemberian

pupuk yang tepat selama pertumbuhan tanaman jagung dapat meningkatkan hasil

jagung.

Mengingat pupuk urea merupakan faktor pembatas dalam pertumbuhan dan

hasil jagung, maka penulis tertarik untuk mengadakan percobaan untuk

mengetahui pengaruh perbedaan dosis pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman

jagung.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui:

a. Pengaruh perbedaan dosis pupuk urea erhadap tinggi tanaman, jumlah daun

dan berat segar tanaman jagung.

b. Dosis pupuk urea yang memberikan respon terbaik terhadap pertumbuhan

tanaman jagung.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jagung

Tanaman jagung (Zea mays L.) berasal dari Amerika dan melalui Eropa

menyebar ke Asia dan Afrika. Jagung termasuk famili Graminae (Iriany et al.,

2007). Jagung dapat menggantikan rumput potong pada masa istirahat sesudah

defoliasi sehingga kontinuitas pakan terjaga. Komposisi kimia hijauan jagung

untuk pakan berturut-turut TDN, PK, Ca, P adalah 58%; 8,8%; 0,28% dan 0,14%

(Iriany et al., 2007).

Menurut Tjitrosoepomo (2000), tanaman jagung (Zea mays L.) dalam tata

nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan dimasukkan dalam

klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Classis : Monocotyledone

Ordo : Graminae

Familia : Graminaceae

Genus : Zea

Species : Zea mays L.

Akar yang tumbuh relatif dangkal merupakan akar adventif dengan

percabangan yang amat lebat, yang menyerap hara pada tanaman. Akar layang

penyokong memberikan tambahan topangan untuk tumbuh tegak dan membantu

penyerapan unsur hara. Akar layang ini tumbuh di atas permukaan tanah, tumbuh

rapat pada buku-buku dasar dan tidak bercabang sebelum masuk ke tanah (Saragih

et al., 2013).

Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa

ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi

tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman,

umumnya berkisar 60 – 300 cm (Saragih et al., 2013).

Daun tanaman jagung berbentuk pita atau garis, mempunyai ibu tulang daun

yang terletak tepat di tengah-tengah daun. Tangkai daun merupakan pelepah yang

biasanya berfungsi untuk membungkus batang tanaman jagung. Daun pada

tanaman jagung mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan tanaman

utamanya dalam penentuan produksi (Saragih et al., 2013)

Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya daun

yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Tanaman jagung di daerah

tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak dibanding di daerah beriklim

sedang (Saragih et al., 2013).

Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoceous) karena bunga

jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina (tongkol)

muncul dari axillary apical tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik

tumbuh apikal diujung tanaman. Rambut jagung adalah pemanjangan dari saluran

stylar ovary yang matang pada tongkol. Hampir 95 % dari persariannya berasal

dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5 % yang berasal dari serbuk sari

tanaman sendiri. Karena itu disebut juga tanaman bersari bebas (Iriany et al.,

2007).

Buah jagung terdiri atas tongkol, biji, dan daun pembungkus. Biji jagung

mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung

pada jenisnya. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat

secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8 – 20 baris biji. Biji

jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji, endosperm dan embrio

(Iriany et al., 2007).

Jagung dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa karakter diantaranya

lingkungan tempat tumbuh dan umur panen. Jenis jagung berdasarkan lingkungan

tempat tumbuh meliputi jagung yang tumbuh di dataran rendah tropik (< 1.000 m

dpl), dataran rendah subtropik dan mid-altitude (1.000 – 1.600 m dpl), dan dataran

tinggi tropik (>1.600 m dpl). Jenis jagung berdasarkan umur panen

dikelompokkan menjadi dua yaitu jagung berumur genjah dan umur dalam.

Jagung umur genjah adalah jagung yang dipanen pada umur kurang dari 90 hari

sedangkan jagung umur dalam dipanen pada umur lebih dari 90 hari (Iriany et al.,

2007).

2.2 Kesuburan Tanah dan Pupuk Nitrogen (Urea)

Kesuburan tanah dan produktivitas tanah sekilas nampak serupa, tetapi di

dalam lingkup ilmu tanah dua istilah di atas mempunyai arti yang berbeda.

Tanah subur adalah tanah yang menghasilkan tanaman pada kondisi lingkungan

yang cocok. Oleh karena itu, kesuburan tanah dapat didefinisikan sebagai

kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara esensial dalam bentuk tersedia

dan dalam kesimbangan yang sesuai (Handayanto et al., 2013).

Produktivitas tanah pada dasarnya adalah konsep ekonomi dan

kemampuan tanah untuk menghasilkan tanaman tertentu, atau tanaman dalam

sistem manajemen masukan (input) dan kondisi lingkungan tertentu, misalnya

kondisi iklim. Produktivitas tanah tidak hanya sifat tanah saja, tetapi merupakan

fungsi dari berbgai faktor. Produktivitas tanah diukur dalam hal keluaran

(output) hasil panen dalam hubungannya dengan faktor-faktor produksi untuk

suatu jenis tanah tertentu pada sistem nanajemen tertentu.

Menurut Handayanto et al., (2013) pada dasarnya terdapat dua factor yang

mempengaruhi kesuburan tanah, yaitu faktor alam dan faktor buatan. Faktor

alam terdiri dari bahan induk, topografi, iklim, umur tanah, kedalaman profil

tanah, kondisi fisik tanah, dan erosi tanah. Sedangkan faktor buatan terdiri dari

genangan air, pola tanam, reaksi tanah dan nutrisi tanah.

Nutrisi tanah dapat berasal dari bahan organik maupun bahan anorganik.

Bahan organik dapat berasal dari pupuk hijau, pupuk kandang, seresah dan lain

sebagainya. Sedangkan bahan anorganik dapat diperoleh dari pupuk anorganik

misalnya TSP, ZA, KCl, Urea dan lain sebagainya. Dari semua jenis pupuk

anorganik, pupuk urea merupakan pupuk yang paling diaplikasikan ke lahan

oleh petani.

Pupuk urea memiliki kandungan unsur nitrogen (N) sebesar 46%. Dalam

tubuh tanaman, nitrogen merupakan bagian dari protein dan plasma sel. Oleh

karena itu diperlukan untuk pertumbuhan. Nitrogen juga merupakan penyusun

klorofil dengan Mg sebagai pusat, yang dikelilingi oleh 4 cincin, dimana tiap

cincin mengandung N dengan 4 atom C. Unsur ini juga berperan penting

terhadap pertumbuhan yang jagung, dan membuat daun berwarna hijau. Jika

nitrogen berlebihan mengakibatkan pertumbuhan vegetatif yang berlebihan,

sehingga memperlambat panen.

Defisiensi unsur nitrogen ini, menunjukkan gejala tanaman yang kerdil,

daun menjadi kuning mulai dari daun terbawah, sedangkan daun sebelah atas

tetap hijau (Handayanto et al., 2013).

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yang

pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-

bagian vegetatif tanaman, seperi daun, batang, dan akar, tetapi kalau terlalu

banyak dapat menghambat pembuangan dan pembuahan pada tamannnya.

Menurut Handayanto et al., (2013) fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah:

a. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman

b. Dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna yang

lebih hijau, kekurangan N menyebabkan khlorosis (pada daun muda berwarna

kuning)

c. Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman

d. Meningkatkan kualitas tanaman penghasil dan-daunan

e. Meningkatkan berkembangbiaknya mikro-organisme didalam tanah.

2.3 Pengaruh Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung

Tanaman jagung merupakan tanaman yang peka terhadap kekurangan

unsur N, sehinga pemberiannya perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil

secara nyata. Pupuk N diperlukan bila jumlah N yang tersedia di lahan maupun

yang berasal dari pupuk organik kurang memenuhi kebutuhan. Pemberian pupuk

N pada media tumbuh tanaman jagung merupakan salah satu untuk

meningkatkan efisiensi pemupukan, yaitu dapat meningkatkan penyerapan unsur

N oleh tanaman (Zakaria, 2012).

Urea merupakan pupuk nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman untuk

merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang, cabang, dan

daun. Kekurangan nitrogen menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, daun menjadi

hijau muda dan jaringan-jaringannya mati. Zakaria (2012) menyatakan pupuk

urea termasuk pupuk yang higrokopis (menarik uap air) pada kelembapan 73%

sehingga urea mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman.

Jika diberikan ke tanah, pupuk ini akan mudah berubah menjadi amoniak

dan karbondioksida yang mudah menguap. Sifat lainnya ialah mudah tercuci

oleh air sehingga pada lahan pupuk nitrogen akan hilang karena erosi. Maka dari

itu pemberian pupuk urea secara bertahap perlu dilakukan agar unsur nitrogen

tersedia bagi tanaman jagung di lahan.

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Percobaan kesuburan tanah ini dilaksanakan pada bulan November hingga

bulan Desember 2013. Percobaan ini mengambil lokasi di halaman Universitas

Brawijaya Kampus IV yang beralamatkan di Jalan Himalaya No. 1 Kelurahan

Sukorame Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain timbangan analitis

yang digunakan untuk menimbang pupuk Urea, cetok yang digunakan untuk

mengambil tanah, timbangan tanah yang digunakan untuk menimbang tanah,

ayakan yang digunakan untuk mengayak tanah, polybag sebagai wadah media

tanam, ember plastik sebagai wadah air, mistar yang digunakan untuk mengukur

tinggi tanaman, blanko pengamatan yang digunakan untuk mencatat hasil

pengamatan dan kamera yang digunakan untuk mendokumentasikan hasil

pengamatan.

Bahan yang digunakan adalah air bebas ion yang digunakan untuk

menyiram tanaman, tanah bagian atas sebagai media tanam, benih jagung (Zea

mays L.) sebagai objek pengamatan dan unsur N dalam bentuk pupuk Urea

sebagai faktor perlakuan.

3.3 Metode Percobaan

3.3.1 Rancangan Percobaan

Pada percobaan ini digunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 7 taraf

perlakuan yang terdiri dari perlakuan A (0 kg N/ha), perlakuan B (20 kg N/ha),

perlakuan C (40 kg N/ha), perlakuan D (60 kg N/ha), perlakuan E (90 kg N/ha),

perlakuan F (120 kg N/ha) dan perlakuan G (200 kg N/ha). Setiap perlakuan

tersebut diulang sebanyak 3 kali.

3.3.2 Tata Laksana Percobaan

Percobaan ini dibagi menjadi 4 tahap kegiatan yaitu tahap persiapan,

pelaksanaan, pengambilan data dan analisa data. Pada tahap persiapan dibagi

menjadi 2 kegiatan yaitu kegiatan persiapan alat dan bahan yang digunakan

dalam percobaan serta kegiatan persiapan media tanam. Media tanam yang

digunakan dalam percobaan adalah tanah yang diambil secara acak dari lapisan

tanah atas (top soil) sejumlah yang dibutuhkan. Kemudian tanah tersebut

dihamparkan di atas lantai dan di kering anginkan selama 1 minggu. Tanah yang

sudah kering udara kemudian diayak dan setelah itu ditimbang dan dimasukkan

kedalam polybag. Tanah yang berada dalam polybag tersebut kemudian disiram

dengan air bebas ion sampai mencapai kondisi kapasitas lapangan dan

diinkubasi selama 3 hari sebelum tanam. Hal ini dilakukan untuk memberi

kesempatan reaksi dalam tanah mencapai keseimbangan.

Tahap kedua dalam percobaan ini adalah tahap pelaksanaan. Dalam tahap

ini benih jagung yang sudah disediakan ditanam di media tanam yang sudah ada.

Kemudian dilakukan penempatan pot sesuai dengan pengacakan yang telah

dilakukan. Selain kegiatan penanaman, pada tahap ini juga dilakukan kegiatan

pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiraman air, penyiangan, penjarangan

dan pemupukan sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.

Tahap ketiga dalam percobaan ini adalah tahap pengambilan data.

Pengambilan data ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap

parameter pengamatan yang telah ditentukan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun

dan berat segar tanaman. Pengamatan terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun

dilakukan seminggu sekali selama 3 minggu, sedangkan pengamatan terhadap

berat segar tanaman dilakukan satu kali pada minggu terakhir kegiatan

pengamatan.

Tahap terakhir dalam percobaan ini adalah tahap analisa data. Data yang

telah diperoleh kemudian dianalisis ragamnya dengan taraf 5%. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing perlakuan terhadap

tinggi tanaman, jumlah daun dan berat segar tanaman.

3.3.3 Parameter Pengamatan

Parameter yang diamati dalam percobaan ini adalah tinggi tanaman,

jumlah daun dan berat segar tanaman. Pengamatan tinggi tanaman dilakukan

menggunakan mistar. Pengukuran dilakukan mulai dari pangkal batang sampai

ujung daun tertinggi.

Jumlah daun dihitung mulai dari daun pertama sampai daun terakhir yang

terbuka sempurna. Daun yang terbuka sempurna adalah daun yang sudah jelas

terlihat seluruh daun mulai pangkal sampai ujung daun. Sedangkan pengamatan

berat segar tanaman dilakukan dengan cara memotong tanaman jagung mulai

dari pangkalnya. Kemudian tanaman tersebut ditimbang agar diketahui berat

segar dari masing-masing tanaman tersebut.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Dosis Pupuk per Perlakuan

Rumus yang digunakan untuk menghitung dosis pupuk per perlakuan

adalah:

M= a

2× 106×

1e

×1p

×kg tanah

Keterangan:

M = Bahan kimia yang digunakan (dosis pupuk per perlakuan / kg)

a = Dosis pupuk yang digunakan (kg/ha)

2 ×106 = Berat tanah per ha (kg)

e = Kandungan unsur x pada bahan tersebut (%)

p = Tingkat kemurnian bahan (%)

kg tanah = Berat tanah yang digunakan (kg/polybag)

Adapun perhitungan dosis pupuk per perlakuan adalah sebagai berikut:

1. Perlakuan A

M= 0

2× 106×

10046

×100100

×3

= 0 x 2,17 x 1 x 3

= 0 kg urea/polybag

= 0 g urea/polybag

2. Perlakuan B

M= 20

2× 106×

10046

×100100

×3

= 0,00001 x 2,17 x 1 x 3= 0,0000651 kg urea/polybag= 0,0651 g urea/polybag

3. Perlakuan C

M= 40

2× 106×

10046

×100100

×3

= 0,00002 x 2,17 x 1 x 3

= 0,0001302 kg urea/ polybag= 0,1302 g urea/polybag

4. Perlakuan D

M= 60

2× 106×

10046

×100100

×3

= 0,00003 x 2,17 x 1 x 3= 0,0001953 kg urea/ polybag= 0,1953 g urea/polybag

5. Perlakuan E

M= 90

2× 106×

10046

×100100

×3

= 0,000045 x 2,17 x 1 x 3= 0,0002929 kg urea/ polybag= 0,2929 g urea/polybag

6. Perlakuan F

M= 120

2× 106×

10046

×100100

×3

= 0,00006 x 2,17 x 1 x 3= 0,0003906 kg urea/ polybag= 0,3906 g urea/polybag

7. Perlakuan G

M= 200

2× 106×

10046

×100100

×3

= 0,0001 x 2,17 x 1 x 3= 0,000651 kg urea/ polybag= 0,6510 g urea/polybag

4.2 Pertumbuhan Tanaman

4. 2. 1 Tinggi Tanaman

A B C D E F G0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

minggu 1minggu 2minggu 3

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa perlakuan G (200 kg

N/ha) menunjukkan rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman yang paling baik pada

minggu 1, 2 dan 3 jika dibandingkan perlakuan lainnya. Pemberian N yang

semakin tinggi berpengaruh terhadap tinggi tanaman pada fase V9 (42 hst) dan

bobot kering tanaman. Semakin besar pemberian N , tinggi tanaman dan bobot

kering tanaman semakin besar (Saragih et al., 2013).

Pertumbuhan tinggi tanaman tersebut berhubungan dengan kecukupan

hara yang diserap oleh tanaman. Pada awal pertumbuhan, tanaman jagung

membutuhkan unsur nitrogen dalam jumlah yang banyak untuk ditujukan ke

pertumbuhan vegetatif awal, salah satunya adalah pertumbuhan batang. Oleh

karena itu, perlakuan G memberikan pertumbuhan tinggi tanaman yang paling

baik karena dosis N yang digunakan pada perlakuan ini paling besar jika

dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Tabel 1. Respons Tinggi Tanaman terhadap Pupuk Urea pada 3 MST

PerlakuanRata-Rata Tinggi Tanaman

3 Minggu Setelah Tanam (MST)A 9,75 tn

B 9,83 tn

C 7,93 tn

D 8,58 tn

Gambar 1. Grafik rata-rata tinggi tanaman jagung pada minggu 1, 2 dan 3

E 8,42 tn

F 8,75 tn

G 9,98 tn

Berdasarkan uji F dengan taraf 5% yang telah dilakukan dapat diketahui

bahwa rata-rata tinggi tanaman tidak berbeda nyata pada seluruh perlakuan.

Artinya perbedaan dosis pupuk urea yang diaplikasikan pada tanaman jagung

tidak menyebabkan perbedaan pada rata-rata tinggi tanaman pada setiap

perlakuan. Hal ini dapat disebabkan jumlah plot pengamatan yang sedikit

sehingga hasil yang didapatkan kurang beragam.

4. 2. 2 Jumlah Daun

A B C D E F G0.000.501.001.502.002.503.003.504.00

Minggu 1Minggu 2Minggu 3

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa seluruh perlakuan

menunjukkan adanya pertambahan jumlah daun pada minggu kedua, akan tetapi

pada minggu ketiga jumlah daun cenderung menurun. Pada percobaan ini, selain

faktor ketersediaan hara yang mempengaruhi jumlah daun tanaman diduga

jumlah daun ini juga dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh tanaman jagung

misalnya hujan dan angin.

Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh

dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan (Kuyik et al., 2012).

Tanaman jagung memiliki perakaran yang cukup dangkal, oleh karena itu

dengan adanya terpaan angin yang besar dan intensitas hujan yang besar dapat

menyebabkan daun tanaman jagung mudah rebah. Daun yang rebah tersebut

tidak dapat lagi digunakan untuk kegiatan fotosintesis sehingga fotosintat yang

dihasilkan oleh tanaman dapat berkurang. Jika fotosintat yang dihasilkan oleh

Gambar 2. Grafik rata-rata jumlah daun tanaman jagung pada minggu 1, 2 dan 3

Keterangan: tn = tidak nyata pada α 0,05

suatu tanaman berkurang maka ketersediaan energi untuk perkembangan dan

pertumbuhan tanaman dapat berkurang. Salah satu pengaruhnya adalah dalam

hal pembentukan organ vegetatif tanaman, misalnya adalah batang dan daun.

Dengan demikian dengan adanya hujan dan angin yang besar maka

pembentukan daun pada tanaman jagung dapat berkurang.

Tabel 2. Respons Jumlah Daun terhadap Pupuk Urea pada 3 MST

PerlakuanRata-Rata Jumlah Daun

3 Minggu Setelah Tanam (MST)A 7,00 tn

B 9,00 tn

C 8,00 tn

D 7,50 tn

E 9,00 tn

F 8,00 tn

G 8,50 tn

Keterangan: tn = tidak nyata pada α 0,05

Berdasarkan uji F dengan taraf 5% yang telah dilakukan dapat diketahui

bahwa rata-rata jumlah daun tidak berbeda nyata pada seluruh perlakuan. Artinya

perbedaan dosis pupuk urea yang diaplikasikan pada tanaman jagung tidak

menyebabkan perbedaan pada rata-rata jumlah daun pada setiap perlakuan.

4. 2. 3 Berat Segar Tanaman

Nitrogen merupakan salah satu unsur hara utama yang diperlukan tanaman

jagung dalam jumlah relatif besar. Apabila unsur N yang tersedia tinggi, klorofil

yang terbentuk akan meningkat. Klorofil mempunyai fungsi esensial dalam

proses fotosintesis yaitu berfungsi menyerap energi sinar matahari dan kemudian

mentranslokasikan ke seluruh bagian tanaman. Peningkatan tinggi tanaman dan

jumlah daun dapat menyebabkan pembentukan biomassa tanaman meningkat

sehingga menghasilkan berat kering tanaman jagung yang tinggi (Handayunik,

2008).

A B C D E F G0.00

5.00

10.00

15.00

y = 10,84 + 0,0121x

PerlakuanBe

rat s

egar

tana

man

(g

/tan

)

Dari grafik regresi tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan dosis

pupuk urea tidak memberikan pola yang linear terhadap peningkatan berat segar

tanaman. Dengan kata lain peningkatan dosis pupuk urea tidak disertai dengan

adanya peningkatan berat segar tanaman jagung.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian lebih banyak urea belum

tentu dapat meningkatkan berat segar tanaman jagung. Hal ini disebabkan karena

urea lebih cepat tersedia bagi tanaman dan juga dapat cepat hilang yang

disebabkan karena penguapan dan pencucian, sedangkan N sendiri bersifat

mobil. Banyaknya ketersediaan N mineral di dalam tanah mempengaruhi

produksi biomassa tanaman jagung. Pada ketersediaan N yang mencukupi

pertumbuhan jagung juga akan lebih baik.

Tabel 3. Respons Berat Segar Tanaman Jagung terhadap Pupuk Urea

Perlakuan

Rata-Rata Berat Segar TanamanJagung (g)

A 12,67 tn

B 10,33 tn

C 10,33 tn

D 11,33 tn

E 11,33 tn

F 12,67 tn

G 13,67 tn

Keterangan: tn = tidak nyata pada α 0,05

Berdasarkan uji F dengan taraf 5% yang telah dilakukan dapat diketahui

bahwa rata-rata berat segar tanaman jagung tidak berbeda nyata pada seluruh

perlakuan. Artinya perbedaan dosis pupuk urea yang diaplikasikan pada tanaman

jagung tidak menyebabkan perbedaan pada rata-rata jumlah daun pada setiap

perlakuan. Hal ini dapat disebabkan karena perbedaan dosis perlakuan yang relatif

rendah sehingga hasil yang diperoleh tidak berbeda nyata.

Gambar 3. Grafik regresi dosis pupuk N terhadap berat segar tanaman

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa

hal yaitu:

1. Perbedaan dosis pupuk urea yang diberikan pada tanaman jagung tidak

berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan berat segar tanaman

jagung.

2. Semua perlakuan yang diuji tidak menyebabkan perbedaan yang nyata

terhadap terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan berat segar tanaman

jagung sehingga tidak dapat diketahui dosis pupuk urea mana yang

memberikan respon terbaik terhadap pertumbuhan tanaman jagung.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa tidak ada

perbedaan nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun dan berat segar tanaman

jagung. Hal ini dapat disebabkan oleh jumlah unit percobaan yang kurang dan

faktor lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan percobaan kembali dengan

menggunakan unit percobaan yang lebih banyak dan lokasi penelitian yang

memiliki kondisi lingkungan yang cukup homogen sehingga benar-benar dapat

diketahui pengaruh perbedaan dosis pupuk urea terhadap tanaman jagung tanpa

adanya faktor lain yang mempengaruhi.

DAFTAR PUSTAKA

Handayunik, W. 2008. Pengaruh pemberian kompos limbah padat Tempe terhadap sifat fisik, kimia tanah dan Pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays) serta Efisiensi terhadap pupuk urea pada entisol Wajakmalang. Skripsi Universitas Brawijaya. Malang

Tjitrosoepomo, G.. 2000. Morfologi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta

Handayanto, E dan S. R. Utami. 2013. Dasar Manajemen Kesuburan Tanah. UB Press. Malang

Zakariya, M. A. 2012. Budidaya Hijauan Pakan Dan Pastura. Skripsi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta

Saragih, D., Herawati, H. dan Niar H. 2013. Pengaruh Dosis dan Waktu Aplikasi Pupuk Urea dalam Meningkatkan Pertambahan Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays) Pioner 27. http://ejournal.unsri.ac.id. Diakses tanggal 5 Januari 2014

Iriany, R. N., M. Yasin. H.G dan Andi T. M. 2007. Asal, Sejarah, Evolusi dan Taksonomi Tanaman Jagung. http://www.researchgate.net. Diakses tanggal 5 Januari 2014

Kuyik, A. R., Pemmy T., D. M. F Sumampow dan Tulugen. 2012. Respon Tanaman Jagung Manis (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair. http://ejournal.unsrat.ac.id. Diakses tanggal 5 Januari 2014

LAMPIRAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Jagung dan Jumlah Daun pada

Berbagai Perlakuan dengan Interval Pengamatan 1 Minggu

MingguPERLAKUA

N

ULANGAN/KELOMPOK1 2 3

TT JD TT JD TT JD

I

A 7 2 4,5 2 7,25 1B 7,1 2 3,75 2 7 1C 6,5 2 4,85 2 6,75 1,5D 5,2 2 6 2 7,75 1E 6,3 2 4,4 2 6 1,5F 6,5 2 5,65 2 6,5 1,5G 7,8 2 5,75 2 8 1,5

II

A 7,75 3 6,85 2 8,75 3B 6,5 4 7 3 7,5 3C 5,25 3 5,75 2,5 7,25 3D 3 2,5 7 2 8,25 3E 6,25 6 6,75 3 7 2F 5,75 2,5 7,5 3 7 2,5G 8,5 3 6,75 3 8,25 4

II

A 10,75 3 9,25 2 9,25 2B 10,25 3,5 10,75 3 8,5 2,5C 8,55 3 7 2,5 8,25 2,5D 7 2,5 9 2 9,75 3E 8,5 3,5 9,25 3 7,5 2,5F 7,5 2 11,25 3 7,5 3G 10,2 3,5 10,5 3 9,25 2

Keterangan :

Minggu I = Tanggal 4 Desember 2013

Minggu II = Tanggal 11 Desember 2013

Minggu III = Tanggal 18 Desember 2013

TT = Tinggi Tanaman (cm)

JD = Jumlah Daun (helai)

Tabel 2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Minggu 1

SK Db JK KT F Hitung F TabelPerlakuan 6 4,42 0,74 0,09tn 8,94Kelompok 2 16,49 8,25 3,75 tn 9,55Galat 3 6,60 2,20    Total 11 27,51      

Tabel 3. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Minggu 2

SK Db JK KT F Hitung F TabelPerlakuan 6 9,21 1,54 0,32 tn 8,94Kelompok 2 8,72 4,36 0,90 tn 9,55Galat 3 14,50 4,83    Total 11 32,44      

Tabel 4. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Minggu 3

SK Db JK KT F Hitung F TabelPerlakuan 6 11,79 1,96 0,33 tn 8,94Kelompok 2 3,55 1,78 0,30 tn 9,55Galat 3 17,90 5,97    Total 11 33,24      

Tabel 5. Analisis Ragam Jumlah Daun Minggu 1

SK Db JK KT F Hitung F TabelPerlakuan 6 0,14 0,02 0,20 tn 8,94Kelompok 2 2,38 1,19 11,90* 9,55Galat 3 0,29 0,10    Total 11 2,81      

Tabel 6. Analisis Ragam Jumlah Daun Minggu 2

SK Db JK KT F Hitung F TabelPerlakuan 6 3,50 0,58 0,19 tn 8,94Kelompok 2 2,21 1,11 0,36 tn 9,55Galat 3 9,29 3,10    Total 11 15,00      

Tabel 7. Analisis Ragam Jumlah Daun Minggu 3

SK Db JK KT F Hitung F TabelPerlakuan 6 1,12 0,19 0,40 tn 8,94Kelompok 2 0,93 0,46 0,43 tn 9,55Galat 3 3,24 1,08    Total 11 5,29      

Tabel 8. Analisis Ragam Berat Segar Tanaman Jagung

SK Db JK KT F Hitung F TabelPerlakuan 6 29,14 4,86 0,06 tn 8,94Kelompok 2 14,38 7,19 0,10 tn 9,55Galat 3 226,29 75,43    Total 11 269,81      

Keterangan :

tn = Tidak ada perbedaan nyata

*= Berbeda nyata taraf 5%

Tabel 9. Data untuk Perhitungan Regresi Linear Sederhana antara Berat Segar

Tanaman Jagung dan Dosis Nitrogen

Perlakuan X Y X2 XY Y2

A 0 12,67 0 0,00160,4

4

B 20 10,33 400 206,67106,7

8

C 40 10,33 1600 413,33106,7

8

D 60 11,33 3600 680,00128,4

4

E 90 11,33 81001020,0

0128,4

4

F 120 12,67 144001520,0

0160,4

4

G 200 13,67 400002733,3

3186,7

8

Total 530,00 82,3368100,0

06573,3

3978,1

1Rata-Rata

75,71429

11,7619      

Garis regresi y = 10,84 + 0,0121x

1. Tata Letak percobaan

U

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

D B A

C E F

E G B

F A E

A C D

G F C

H D G

2.Dokumentasi Pengamatan

Gambar 1. Tata letak percobaan Gambar 2.Pengambilan Tanaman

Gambar 3.Panjang tanaman Gambar 4. Berat segar tanaman

Gambar 5. Tata letak percobaanGambar 6.Penjarangan Tanaman