LAPORAN MANAJEMEN PASTURA

13
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Hijauan makanan ternak adalah semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dalam bentuk daun-daunan dan yang termasuk kedalam kelompok makanan hijauan untuk ternak ini dapat berupa hijauan segar berupa rumput dan kacang-kacangan atau leguminosa. Untuk itu dalam praktikum ini dilakukan cara-cara untuk mengetahui kualitas dari hijauan pakan ternak untuk rumput yang digembalakan Untuk memenuhi kebutuhan ternak maka dibutuhkan hijauan yang mempunyai kualitas tinggi, kuantitas yang cukup serta ketersediaan dapat berkelanjutan. Penyediaan pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan legume dengan komposisi rumput 60% dan legume 40%. Hijauan makanan ternak memegang peranan penting bagi ternak Ruminansia, besarnya sumbangan hijauan bagi ternak Ruminasia 74-94% atau bisa mencapai 100%. Salah satu hal yang dilakukan untuk peningkatan produksi ternak harus seiring dengan peningkatan kualitas dan kuantitas pakan hijauan. Karena pakan hijauan dapat juga berfungsi sebagai Bulk dan juga sebagai sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Pertambahan populasi yang begitu pesat akan

description

laporan kangkung

Transcript of LAPORAN MANAJEMEN PASTURA

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Hijauan makanan ternak adalah semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dalam bentuk daun-daunan dan yang termasuk kedalam kelompok makanan hijauan untuk ternak ini dapat berupa hijauan segar berupa rumput dan kacang-kacangan atau leguminosa. Untuk itu dalam praktikum ini dilakukan cara-cara untuk mengetahui kualitas dari hijauan pakan ternak untuk rumput yang digembalakan Untuk memenuhi kebutuhan ternak maka dibutuhkan hijauan yang mempunyai kualitas tinggi, kuantitas yang cukup serta ketersediaan dapat berkelanjutan. Penyediaan pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan legume dengan komposisi rumput 60% dan legume 40%. Hijauan makanan ternak memegang peranan penting bagi ternak Ruminansia, besarnya sumbangan hijauan bagi ternak Ruminasia 74-94% atau bisa mencapai 100%. Salah satu hal yang dilakukan untuk peningkatan produksi ternak harus seiring dengan peningkatan kualitas dan kuantitas pakan hijauan. Karena pakan hijauan dapat juga berfungsi sebagai Bulk dan juga sebagai sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Pertambahan populasi yang begitu pesat akan menyebabkan peningkatan kebutuhan suplai pakan hijauan, hal ini akan mengakibatkan lebih banyak sumber daya lahan yang diperlukan untuk dijadikan sebagai tempat penggembalaan ternak.Untuk menjaga agar ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami sebagai padang pengembalaan dan integrasi ternak terhadap Tanaman makanan ternak kedalam pola perkebunan dan pertanian setempat, selain itu perlu adanya pembuatan kebun rumput atau padang penggembalaan yang dapat menyediakan berbagai jenis hijauan unggul serta disesuaikan dengan kapasitas tampung terhadap jumlah ternak Padang penggembalaan merupakan suatu areal yang ditumbuhi vegetasi dominant famili Gramineae dan mungkin juga terdapat jenis tumbuhan lainya seperti legume, dan herba lainya yang digunakan untuk makanan ternak. Padang penggembalaan daerah tropic biasanya menghasilkan hijauan yang melimpah pada musim hujan, pada saat sesudah itu tunas tanaman biji tumbuh dan berkembang dengan baik dan cepat.

1.2 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan pada praktikum pengelolaan padang penggembalaan ini adalah dapat mengetahui cara pengukuran komposisi botani dari suatu areal pengembalaan, pengukuran kapasitas tampung suatu lahan terhadap satuan ternak, mengukur kemampuan klas pastural serta mengetahui pola intergrasi ternak terhadap hijauan makanan ternak kedalam pola pertanian dan perkebunan.Praktikum ini juga bermanfaat agar praktikan dapat mengetahui cara mengukur kelayakan suatu padang pengembalaan sehingga pada nantinya dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin lama tanaman mendapatkan pencahayaan matahari, semakin intensif proses fotosintesis, sehingga hasil akan tinggi. Panjang hari tidak hanya berpengaruh terhadap jumlah makanan yang dihasilkan oleh suatu tanaman, tetapi juga menentukan waktu pembungaan pada banyak tanaman.( Ahmad, R, 1997 )

Hijauan makanan ternak merupakan makanan pokok bagi hewan memamah biak salah satunya adalah ternak sapi. Karena hijauan ini digunakan sebagai makanan pokok sudah tentu berpengaruh besar terhadap produksi serta perkembangan ternak.( Basiran, M.G, 1995 )penyebaran ternak tidak hanya untuk menambah populasi tetapi merupakan upaya penyebaran atau pemerataan pemilikan ternak kepad petani kecil, penyebaran pemilikkan diharapkan dapat memanfaatkan sumber pakan yang tersebar dan tenaga kerja sisa yang ada pada keluarga petani di pedesaan, khususnya untuk ternak ruminasia, penyebaran ini sekaligus untuk mendorong pemanfaatan tenaga kerja dan kotoran ternak dalam usaha tani.( Ilyas, 1992 )Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, tanah, hidrologi, dan bahkan keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan.( Jannatun, H, 1995 )Keadaan air tanah dibedakan menjadi keadaan kapasitas menahan air maksimum, seluruh pori baik pori mikro maupun makro terisi penuh air dan keadaan kapasitas lapang.( Kartadistara, 2000 )Potensi lahan untuk setiap daerah berbeda dan mempunyai faktor pembatas yang berbeda pula, diantaranya keadaan topografi, iklim, sumber air dan jenis tanaman yang dikembangkan, keadaan ini angat menetukkan pemilihan daerah pengembangan ternak ruminansia. ( Mulyadi, 1981 )komposisi botani suatu padang pengembalaan tidak selalu konstan karean dipengaruhi musim, kondisi lahan dan pemanfaatan oleh ternak maupun melalui pemotongan oleh manusia. Gambaran umum produksi riil optimum padang penggembalaan dapt dicapi apabilah komponen kacang-kacangan berkisar antara 30-40% bahan kering ( Kismono,1979 )Kapasitas tampung mempunyai hubungan ynag erat denga produksi ternak yang dihasilkan ( Humpreys, 1978 ) Produksi rumput yang tumbuh ditanah sawah, kebun, hutan dan pinggir jalan berkisar antara 14-15 ton BK/tahun sedangkan pengunaan sekitar 1,5 ton BK/tahun. ( Nitis, 1979 )Kapasitas tampung ternak ruminansia disuatu wilayah menunjukkan populasi maksimum suatu jenis ternak ruminansia yang ada diwilayah tersebut selanjutnya kapasitas tampung ternak dihitung atas dasar ketersediaan dan produktivitas lahan (Direktorat jenderal peternakan, 1993).Kapasitas tampung disuatu wilayah sangat dipengaruhi oleh iklim, produktivitas tanah, dan pola pertanian yang dilakukan didaerah tersebut.( Susetyo, 1980 )Komponen iklim yang terpenting untuk daerah tropik adalah curah hujan, tinggi rendahnya curah hujan disuatu daerah berpengaruh langsung terhadap tingkat kesuburan dan pertumbuhan tanaman, bila pertumbuhan tanaman terganggu maka produksinya terganggu pula( Syarief, 1980 ) Kompetisi adalah salah satu corak hubungan antara keadaan lingkungan di sekitarnya yang berinteraksi dan selanjutnya keadaan lingkungan tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan yang lain. ( Tjitrosoedirjo, 1983 )Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi adalah spesies tanaman, kepadatan/kerapatan tanam, persaingan cahaya, persaingan air dan persaingan nutrisi ( Moenandir, 1988 ) Kebanyakan cultivar tanaman, panjang siang hari atau panjang malam hari penting untuk terjadinya bunga dan adanya reaksi kekuatan untuk berbunga. Stylo merupakan legum yang tidak tolerant terhadap naungan. ( Reksohadiprodjo, 1981 )Pengurangan sampai legum hanya mengalami 0.74 % dari panjang siang hari menurunkan pertumbuhan tunas sebanyak 47 %, sedangkan naungan sampai menyebabkan peguragan panjang siang hari sampai hanya 0,38 % akan menyebabkan kematian sebanyak 33%.( Sillar, 1967 )

III. MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan TempatAdapun pelaksanaan Praktikum Pengelolaan Padang Pengembalaan ini yaitu dilaksanakan pada hari Minggu, 2 Juni 2012 pukul 09.00 s/d selesai yang bertempat di Lahan Universitas Jambi.

3.2 MateriAdapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu kuadran, kantong koran, gunting, air, ember, amnilevel, stopwatch, meteran, rumput, leguminosa dan gulma.

3.3 MetodeAdapun cara kerja pada praktikum pengukuran kapasitas tampung yaitu menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan, menentukan lokasi padang penggembalaan, kemudian pembagian kelompok dalam anggota, pengukuran dimulai dengan cara menentukan titik pertama pelaksanaan, setelah titik pertama (cuplikan 1), lemparkan kuadran secara acak, catat hijauan yang dominan yang terdapat dalam kuadran, potong hijauan yang ada dalam kuadran tersebut sedekat mungkin dengan tanah, kemudian masukkan hijauan tersebut ke dalam kantong plastik dan timbang berat segarnya sehingga diperoleh produksi hijauan segar, selanjutnya dari titik pertama tersebut lakukan pergeseran kearah kanan atau kiri tergantung kesepakatan sejauh 10 langkah, lalu maju kearah muka kemudian lemparkan kuadran secara acak (cuplikan 2) dan lakukan hal yang sama seperti cuplikan 1, lakukan hal yang sama sebanyak 10 kali cuplikan, setiap cuplikan ganjil hijauan harus di timbang dan dibuang tetapi setiap cuplikan genap hijauan harus di bawa untuk analisis kering dilaboratorium. Cara kerja komposisi botani yaitu hijauan cuplikan hasil pengukuran kapasitas tampung kemudian dipisah-pisahkan unit mengistimasi dominasi bahan kering spesies yang menduduki rangking pertama, kedua, dan ketiga atau berdasarkan spesies yang paling dominan sampai paling sedikit. Selanjutnya data hasil estimasi dikalikan dengan ratio konstan: rangking pertama dikalikan dengan 8,40, kedua 2,41 dan ketiga 1,00. Cara kerja pada kelas kemampuan pastura yaitu menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan kemudian menentukan lokasi pastural, setelah itu buat lobang pada kedalaman sekitar 80 cm untuk pengukuran dan pendugaan tekstur tanah tersebut, untuk melihat permeabilitas masukkan air ke dalam lobang tersebut dan catat ketinggian air tertinggi kemudian gunakan stopwatch untuk menghitung kecepatan air menyerap kedalaman tanah dan catat waktunya. Untuk mengukur topografi menggunakan alat amnilevel, dengan menempatkan satu titik pada daerah yang akan diukur dan arahkan amnilevel ke arah titik tersebut kemudian catat kemiringannya.

V. PENUTUP

5.1 KesimpulanAdapun kesimpulan dari praktikum pengelolaan padang pengembalaan ini yaitu semua perlakuan pada proses-proses untuk mengukur suatu kelayakan padang pengembalaan diberikan perlakuan berbeda dimaksudkan untuk mengetahui hijauan mana yang lebih bagus menghasilkan pertumbuhan serta perkembangan yang baik untuk diberikan kepada ternak. Pengukuran kapasitas tampung pada lokasi padang penggembalaan mempunyai nilai produksi yang bagus karena terdapat banyak rumput dan legum untuk hijauan ternak.

5.2 SaranSetelah selesainya praktikum ini sebaiknya mahasiswa dapat memahami hasil dari praktikum yang telah dilaksanakan tersebut dan penulis mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaannya laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat jenderal peternakan. 1985. Peta Potensi Wilayah Penyebaran dan pengembangan peternakan. Fakultas Peternakan IPB. Bogor. Fitter, A.H . dan R.K.M Hay .1992. Fisiologi Tanaman. Edisi Bahasa Indonesia. Gadjah Mada Universitas Press.Yogyakarta.Gardner.F.P.R.B. Pearce ,R.L. Mitchell.1985. Physiology of crop Plants.Lowa State Uneversity Press;Ames . Lowa.Humpreys, L.R. 1978. Pasture Species Nutritive and management. In Acaurse manual in tropical Pasture Science. Australia Vice chancellors committee. Watson ferguson and Co, ltd. Brisbane. Ilyas, A. Z. 1992. Kebijakan pembagunan peternakan rakyat. Makalah utama seminar nasional Fakultas Peternakan. UNJA. Jambi.Kismono, L. 1979. Pasture Establishment. Fakultas peternakan IPB. Bogor Moenandir, J . 1998. Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma. Rajawali. Press.Jakarta.Mulyadi, D. 1980. Potensi Lahan Aspek kesuburan tanah dan pengelolaannya dalam kaitanya dengan kemungkinan pengembangan di Indonesia. Pusat Litbang. Bogor. Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BPFE. Yogyakarta. Susetyo .S. 1980 .Padang Penggembalaan. Departemen ilmu makanan ternak. Fakultas Peternakan, IPB. Bogor.Syarief. S. 1980. Beberapa Masalah Pengawasan Tanah Dan Air. Publikasi ilmu tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran. BandungTjitrosoedirjo. S , I, S .Utomo dan J wiroatmojo.1983. Pengelolaan Gulma dari Perkebunan.Gramedia ,Jakarta.