Laporan lengka1

27
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM TERMODINAMIKA Oleh: OLEH : Kelompok VI ABDURRAHMAN (20600111022) ALIYATARRAFIAH(20600111005) AYU MEGAWATI (20600111015) ERNI R. MANARA (20600111022) LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

Transcript of Laporan lengka1

Page 1: Laporan lengka1

LAPORAN LENGKAPPRAKTIKUM TERMODINAMIKA

Oleh:

OLEH :

Kelompok VI

ABDURRAHMAN (20600111022)

ALIYATARRAFIAH(20600111005)

AYU MEGAWATI (20600111015)

ERNI R. MANARA (20600111022)

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2012/2013

Page 2: Laporan lengka1

LEMBAR PENGESAHANPRAKTIKUM TERMODINAMIKA

Telah diperiksa dan dinyatakan sah oleh Asisten Praktikum Termodinamika pada

Jurusan Pendidikan Fisika Kelas A, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan : Pendidikan Fisika

Golongan : A

Kelompok : VI (enam)

No JUDUL PERCOBAAN ASISTEN TANDA TANGAN

1 Konsep Tekanan Suhardiman, S.Pd. 1.

2 Tegangan Permukaan Awalia Agus 2.

3 Grafik Perubahan Wujud Maria Ulfah 3.

4 Konstanta Joule Nur Rahmah 4.

5 Panas Jenis Logam Nurfadilah 5.

6 Pendinginan Newton Hajeriati 6.

7 Hukum Boyle Mustawarman 7.

Makassar, Januari 2013Penanggung Jawab Praktikum Koordinator KelasElektronika Dasar 1

Santih Angraeni S.Si Nurfadilah , NIP NIM : 20404109056

Mengetahui, Kepala Laboratorium Pend. Fisika

R a f i q a h, S.SiNIP : 19790721 200501 2 003

Page 3: Laporan lengka1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan

Adapun Judul percobaan pada praktikum ini adalah “Panas Jenis Logam”

B. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari hari tentunya kita sering membuat the panas dan

mengaduk dengan menggunakan sendok dimana kalor itu berpindah kesendok. Hal

ini disebabkan karena kalor dapat berpindah dari benda yang suhu tinggi ke benda

yang bersuhu rendah. Dimana perpindahan kalor ini disebut dengan perpindahan

kalor secara konduksi. Sedangkan pada saat kita memegang lampu bohlam yang

sedang menyala kita terasa panas hal ini disebabkan karena adanya perpindahan

kalor / panas.

Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.

Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda

yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor

yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya

rendah maka kalor yang dikandung sedikit

Panas jenis logam erat sekali kaitannya dengan prinsip dari asas black yang

berbunyi ketika ada dua benda yang saling bersentuhan, dimana kedua benda ini

memiliki perbedaan suhu maka akan terjadi perpindahan kalor/ panas dari benda

yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah ,sedangkan benda yang

bersuhu lebih rendah akan menerima kalor dari benda yang bersuhu lebih tinggi.

Berdasarkan uraian diatas sehingga dilakukannya percobaan ini agar kami

dapat mengetahui panas jenis suatu logam melalui percobaan, dapat

membuatpersamaan panas jenis beberapa kubus logam, dan dapat membandingkan

panas jenis beberapa kubus logam dari percobaan.

Page 4: Laporan lengka1

C. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara menentukan panas jenis suatu logam melalui percobaan?

2. Bagaimana persamaan panas jenis suatu logam melalui percobaan?

3. Bagaimana perbandingan panas jenis percobaan dari beberapa jenis kubus

logam?

D. Tujuan percobaan

Tujuan percobaan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui cara menentukan panas jenis suatu logam melalui percobaan

2. Membuat persamaan panas jenis suatu logam melalui percobaan

3. Membandingan panas jenis percobaan dari beberapa jenis kubus logam

Page 5: Laporan lengka1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam suatu

proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor

yang dipindahkan ke sistem (Keenan, 1980).

Hukum kedua termodinamika yaitu membahas tentang reaksi spontan dan tidak

spontan. Proses spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa pengaruh luar. Sedangkan

reaksi tidak spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar.

Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari Kristal sempurna

murni pada suhu nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni pada suhu nol mutlak

menunjukan keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam sistem termodinamika. Jika

suhu ditingkatkan sedikit di atas 0 K, entropi meningkat. Entropi mutlak selalu mempunyai

nilai positif.

Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan maka zat (m), kalor jenis zat (c) dan

perubahan suhu (ΔT), yang dinyatakan dengan persamaan berikut

q = m.c.ΔT

Keterangan:

q= jumlah kalor (Joule)

m= massa zat (gram)

ΔT= perubahan suhu (takhir-tawal)

C= kalor jenis

.

Kalor adalah berbentuk energi yang menyebabkan suatu zat memiliki suhu. Jika zat

menerima kalor, maka zat itu akan mengalami suhu hingga tingkat tertentu sehingga zat

tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti perubahan wujud dari padat menjadi

cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat

tersebut akan melepaskan sejumlah kalor. Dalam Sistem Internasional (SI) satuan untuk

kalor dinyatakan dalam satuan kalori (kal), kilokalori (kkal), atau joule (J) dan kilojoule (kj).

1 kilokalori= 1000 kalori

1 kilojoule= 1000 joule

Page 6: Laporan lengka1

1 kalori = 4,18 joule

1 kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga

suhunya naik sebesar 1oC atau 1K. jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1oC

atau 1K dari 1 gram zat disebut kalor jenis Q=m.c. ΔT, satuan untuk kalor jenis adalah joule

pergram perderajat Celcius (Jg-1oC-1) atau joule pergram per Kelvin (Jg-1oK-1) (Petrucci, 1987).

Hukum kekekalan energi menyatakan energi didak dapat dimusnahkan

dan dapat diciptakan melainkan hanya dapt diubah dari satu bentuk kebentuk

lain. Di alam ini bnayak terdapat energi seperti energi listri, energi kalor,energi bunyi

namum energi kalor hanya dapat dirasakan seperti panas matahari. kalorimeter yaitu alat

yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan.Kalor

didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.Secara umum untuk

mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda

tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu

juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Besar kecilnya kalor

yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor berikut:

1. massa zat

2. jenis zat (kalor jenis)

3. perubahan suhu

A. KALOR

Air sumur mengalami kenaikan suhu dan air panas mengalamipenurunan

suhu. Hal ini menunjukan terjadi perpindahan energidan benda yang mempunyai suhu

tinggi (panas) ke benda yang bersuhu elebih rendah, energi yang berpindah pada

peristiwa diatas adalah kalor.Definisi kalor adalah energi yang berpinda dari benda

yangsuhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya rendah ketika kedua benda

bersentuhan

1. Kalor Menyebabkan Perubahan Suhu KalorJika kalor diberikan pada suatu

zat, maka ada tiga kemungkinanzat tersebut yaitu zat emengalami perubahan suhu,

zat mengalamiperubahan wujud, dan zat mengalami pemuaian.Semakain lama

pemanasan berarti berarti semakin besar kalor yang diberikan, sehingga akan

menaikan suhu benda secara linear

Page 7: Laporan lengka1

2. Pengaruh Perubahan Suhu Terhadap Besarannya KalorBesarnya kalor yang di

perlukan untuk menaikan suhu suatu zatsebanding dengan:

a. Massa zat itu

b. Kenaikan suhunya.

3. Kalor Jenis Dan Kapasitas Kalor Suatu BendaKalor jenis suatu zat adalah banyaknya

kalor yang di perlukanuntuk menaikan atau melepaskan suhu tiap satu kilogram

massasuatu zat sebesar 10C atau satu Kelvin. Kapasitas kalor suatu benda adalah

kemampuan suatu bendauntuk menerima atau menurunkan suhu benda sebesar

10C Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor. kalorimeter yangmenggunakan

teknik pencampuran dua zat didalam suatu wadah,umumnya digunakan untuk

menentukan kalor jenis suatu zat. beberapa jenis kalorimeter yang sering dipakai

antara lain:kalorimeter alumunium, elektrik, gas dan kalorimeter bom

B. Kalorimeter

Kalori meter adalah alat untuk mengukur kalor jenis suatu zat. Salah satu

bentuk kalori meter adalah kalori meter campuran. Kalori meter ini terdiri dari sebuah

bejana logam yang kalor jenisnya diketahui. Bejana ini biasanya ditempatkan didalam

bejana lain yang agak lebih besar.kedua bejana dipisahkan oleh bahan penyekat

misalkan gabus atau wol. Kegunaan bejana luar adalah sebagai isolator agar perukaran

kalor dengan sekitar kalori meter dapat dikurangi.

Kalori meter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat

dicampurkan didalam kalori meter, air dalam kalori meter perlu diaduk agar diperoleh

suhu merata sebagai akibat percampuran dua zat yang suhunya berbeda. Asas

penggunaan kalori meter adalah asas black. Setiap dua benda atau lebih dengan suhu

berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu lebih tinggi akan melepaskan kalornya,

sedangkan benda yang bersuhu lebih rendah akan menyerap kalor hingga mencapai

keseim- bangan yaitu suhunya sama. Pelepasan dan penyerapan kalor ini besarnya harus

imbang. Kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diserap sehingga berlaku hukum

kekekalan energi. Pada sistem tertutup, kekekalan energi panas (kalor) ini dapat

dituliskan sebagai berikut.

Qlepas = Qterima

Dengan Q = m . c . ∆t

Page 8: Laporan lengka1

dengan:

Q = banyaknya kalor yang diperlukan (J)

m = massa suatu zat yang d iberi kalor (kg)

c = kalor jenis zat (J/kgoC)

∆t = kenaikan/perubahan suhu zat (oC)

C = kapasitas kalor suatu zat (J/oC)

Kalor merupakansuatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun

dilepaskan suatu benda. Jumlah energi kalor yang diterima dalam suatu sistem sama

dengan energi kalor yang diserap atau biasa kita sebut dengan Q lepas sama dengan Q

terima. Dalam suatu zat pasti mempunyai kalor jenis yang berbeda.

GAMBAR KALORIMETER

Gambar 2.1 ; calorimeter

BAGIAN-BAGIAN KALORIMETER

Gambar 2.2 : Kalorimeter

Page 9: Laporan lengka1

Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama

kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor. Untuk

melakukan pengukuran kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat

digunakan kalorimeter. Gambar 2.1 menunjukkan skema kalorimeter air sederhana.

Salah satu kegunaan yang penting dari kalorimeter adalah dalam penentuan kalor

jenis suatu zat. Pada teknik yang dikenal sebagai “metode campuran”, satu sampel

zat dipanaskan sampai temperatur tinggi yang diukur dengan akurat, dan dengan

cepat ditempatkan pada air dingin kalorimeter. Kalor yang hilang pada sampel

tersebut akan diterima oleh air dan kalorimeter. Dengan mengukur suhu akhir

campuran tersebut, maka dapat dihitung kalor jenis zat tersebut.

Zat yang ditentukan kalor jenisnya dipanasi sampai suhu tertentu. Dengan

cepatzat itu dimasukkan kedalam kalori meter yang berisi air dengan suhu dan

massanya sudah diketahui. Kalori meter diaduk sampai suhunya tidak berubah lagi.

Dengan menggunakan hukum kekekalan energy, kalor jenis yang dimasukkan dapat

dihitung.

C. Asas Black

Azas Black berdasarkan teori pertukaran kalor. Azas black juga merupakan

suatu prinsip dalam termodinamika yang ditemukan oleh Joseph Black.

Teori pertukaran kalor menyebutkan jika dua zat yang suhunya berbeda

dicampur, maka akan terjadi pertukaran kalor. Zat yang bersuhu tinggi akan

melepaskan kalor sehingga suhunya akan turun, sedangkan zat yang bersuhu renda

akan menerima kalor sehingga suhunya naik. Hal ini menyebabkan campuran kedua

zat tersebut menjadi bersuhu sama. Suhu akhir dari campuran zat itulah yang

merupakan hasil akhir dari pertukaran kalor.

Teori pertukaran kalor ini berdasarkan pada sebuah Azas yang dikenal

dengan istilah Azas Black. Azas black di kemukakan oleh seorang fisikawan bernama

Yoseph Black. Yoseph Black adalah orang pertama yang menemukan suatu cara

untuk mengukur kalor.

Azas Black berbunyi: “Kalor yang dilepas oleh suatu benda sama dengan kalor

yang diterima oleh Benda lain.” Berdasarkan azas black diatas maka teori

pertukaran kalor di rumuskan sebagai berikut :

Page 10: Laporan lengka1

Kalor Lepas = Kalor Terima

Q lepas = Q terima Menurut asas Black

Kalor Yang Dilepas = Kalor Yang Diterima

Catatan:

1. Kalor jenis suatu benda tidak tergantung dari massa benda, tetapitergantung

pada sifat dan jenis benda tersebut. Jika kalor jenis suatubenda adalah kecil

maka kenaikan suhu benda tersebut akan cepat biladipanaskan.

2. Pada setiap penyelesaian persoalan kalor (asas Black) lebih mudah jika dibuat

diagram alirnya.

Teori pertukaran kalor yang dirumuskan dalam azas Black oleh Yoseph Black

pada prakteknya dapat dilihat pada aktivitas keseharian kita, yaitu pada saat kita

akan mandi air hangat. Untuk mendapatkan air bersuhu hangat, maka kita harus

mencampur air panas dengan air dingin. Dengan begitu akan didapat air hangat.

D. KALOR JENIS

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan 1 gram

atau 1 kg zat sebesar 1ºC (satuan kalori/gram.ºC atau kkal/kg ºC). Dalam praktikum

kalorimetri media cair yang digunakan adala larutan air garam dan kopi.dengan

adanya kalor menyebabkan perubahan suhu atau bentuk wujudnya. Dalam SI,

satuan kalor adalah joule (J). Satuan lainnya dari kalor adalah kalori (kal) dan

kilokalori (kkal).

Pengertiannya :

1 kalori adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 gram air sebesar 10C.

1 kilokalori adalah kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 kilogram air

sebesar10C

Proses dalam kalorimetri berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi

yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.

Kalor yag dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 10oC pada air

dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri.

Dalam proses ini berlaku azas Black, yaitu:

Qlepas=Qterima

Qair panas= Qair dingin+ Qkalorimetri

Page 11: Laporan lengka1

m1 c (Tp-Tc)= m2 c (Tc-Td)+ C (Tc-Td)

Keterangan:

m1= massa air panas

m2= massa air dingin

c = kalor jenis air

C = kapasitas kalorimeter

Tp = suhu air panas

Tc = suhu air campuran

Td = suhu air dingin

Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut

termodinamika. Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang

menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan

dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan.

Pengukuran kalorimetri suatu reaksi dilakukan dengan menggunakan alat

yang disebut kalorimeter. Ada beberapa jenis kalorimeter seperti: kalorimeter

termos, kalorimeter bom, kalorimeter thienman, dan lain-lain. Kalorimeter yang

lebih sederhana dapat dibuat dari sebuah bejana plastik yang ditutup rapat sehingga

bejana ini merupakan sistim yang terisolasi.

Cara kerjanya adalah sebagai berikut:

Sebelum zat-zat pereaksi direaksikan di dalam kalorimeter, terlebih dahulu suhunya

diukur, dan usahakan agar masing-masing pereaksi ini memiliki suhu yang sama.

Setelah suhunya diukur kedua larutan tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter

sambil diaduk agar zat-zat bereaksi dengan baik, kemudian suhu akhir diukur.

Jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara eksoterm maka kalor yang timbul

akan dibebaskan ke dalam larutan itu sehingga suhu larutan akan naik, dan jika

reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara endoterm maka reaksi itu akan

menyerap kalor dari larutan itu sendiri, sehingga suhu larutan akan turun. Besarnya

kalor yang diserap atau dibebaskan reaksi itu adalah sebanding dengan perubahan

suhu dan massa larutan jadi,

Qreaksi= mlarutan. Clarutan. ΔT

Page 12: Laporan lengka1

Kalorimetri yang lebih teliti adalah yang lebih terisolasi serta

memperhitungkan kalor yang diserap oleh perangkat kalorimeter (wadah, pengaduk,

termometer). Jumlah kalor yang diserap/dibebaskan kalorimeter dapat ditentukan

jika kapasiatas kalor dari kalorimeter diketahui. Dalam hal ini jumlah kalor yang

dibebaskan /diserap oleh reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap/dibebaskan

oleh kalorimeter ditambah dengan jumlah kalor yang diserap/dibebaskan oleh

larutan di dalam kalorimeter. Oleh karena energi tidak dapat dimusnahkan atau

diciptakan, maka

Qreaksi= (-Qkalorimeter- Qlarutan)

Page 13: Laporan lengka1

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Alata. Kalorimeter 1 buahb. Termometer 2 buahc. Gelas ukur 2 buahd. Pembakar spirtus 1 buahe. Kaki tiga 1 buahf. Kasa 1 buahg. Neraca digital 1 buahh. Korek api 1 buahi. Tali penghubung secukupnya

2. Bahana. Logam tembaga 1 buahb. Logam besi 1 buahc. Air secukupnyad. Tissue secukupnya

B. Prosedur kerjaProsedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Menimbang massa calorimeter dengan neraca digital2. Menimbang massa alumanium3. Mengisi calorimeter dengan kira kira 2/3 bagian volumenya dan menimbang

calorimeter dengan air. Dari langkah 1 sampai 3 ini dapat menentukan massa air4. Mengukur suhu awal dari air pada calorimeter dengan menggunakan

thermometer 5. Mengambil gelas kimia dan mengisi dengan air 1/3 bagian atas secukupnya,

kemudian memasukkan logam alumanium kedalam gelas ukur dan memanaskan dengan pembakar spirtus sampai suhu 800 C.

6. Setelah suhu mencapai 800 C dengan menggunakan tali, mengambil logam aluminium dari gelas ukur dan segera memasukkan kedalam calorimeter.

7. Menutup calorimeter dengan rapat dan mengaduk air dalam calorimeter secara kontinyu

8. Mengamati suhu air dalam calorimeter sampai mencapai suhu keseimbangan antara aluminium dan sistem calorimeter

9. Melakukan kegiatan 1 sampai 8 dengan mengganti logam aluminium dengan logam besi dan mencatat pada tabel pengamatan.

Page 14: Laporan lengka1

C. Tabel pengamatanMassa calorimeter kosong = kgMassa calorimeter + air = kgCair = kal/gr0CCkalorimeter = kal/gr0CNST Termometer = 0CNST Neraca digital = kgTabel 3.1 : Kalor jenis aluminiumMassa alumanium = kgMassa calorimeter = kg

Massa air(gr)

To(0C)

T akhir(0C)

Tc(0C)

∆T terima(0C)

∆Tlepas(0C)

Tabel 4.2 : kalor jenis besi Massa calorimeter + air = kgMassa air = kg

Massa air(gr)

To(0C)

T akhir(0C)

Tc(0C)

∆T terima(0C)

∆Tlepas(0C)

Page 15: Laporan lengka1

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatanHasil pengamatan pada perrcobaan ini adalah sebagai berikut :

Massa calorimeter kosong = 125,54 kgMassa calorimeter + air = 224,98 kgCair = 1,00 kal/gr0CCkalorimeter = 0,215 kal/gr0CNST Termometer = 1,0 0CNST Neraca digital = 0,01 kgTabel 4.1 : Kalor jenis aluminiumMassa alumanium = 21,05 kgMassa calorimeter = 125,54 kg

Massa air(gr)

To(0C)

T akhir(0C)

Tc(0C)

∆T terima(0C)

∆Tlepas(0C)

104,41 28 80 31 3 49

Gambar 4.1 : kalor jenis alumanium

Page 16: Laporan lengka1

Tabel 4.2 : kalor jenis besi Massa calorimeter + air = 224,98 kgMassa air = 99,44 kgMassa besi = 62,71 kg

Massa air(gr)

To(0C)

T akhir(0C)

Tc(0C)

∆T terima(0C)

∆Tlepas(0C)

99,44 28 80 31 3 49

Gambar 4.2 : Kalor jenis besi

B. Analisis data1. Kalor jenis alumanium

Massa calorimeter kosong = 125,54 grMassa calorimeter + air = 224,98 grMassa alumanium = 21,05 grCair = 1,00 kal/gr0CCkalorimeter = 0,215 kal/gr0CNST Termometer = 1,0 0CNST Neraca digital = 0,01 kg Massa air = (mkal + air)- mkal

= 229,98 -125,54= 104,41 gr

Page 17: Laporan lengka1

calumanium=(mk .Ck+ma.Ca )(∆T terima)malumanium (∆Tlepas)

= (125,54 .0,215+104,41 .1,00 )(31−28)

21,05(80−31)

= 26,99+104,41¿(3)¿

1031,45

= 0,38 kal/gr0C

2. Kalor jenis besi Massa calorimeter kosong = 125,54 grMassa calorimeter + air = 224,98 grMassa besi = 62,71 grCair = 1,00 kal/gr0CCkalorimeter = 0,215 kal/gr0CNST Termometer = 1,0 0CNST Neraca digital = 0,01 kg

Massa air = (mkal + air)- mkal= 224,98 -125,54= 99,44 gr

Cbesi=(mk .Ck+ma.Ca )(∆T terima)

mbesi (∆Tlepas)

= (125,54 .0,215+99,44 .1,00 )(31−28)

62,71 (80−28)

= (26,99+99,44)(3)

3260,92

= 0,12 kal/gr0C

C. Pembahasan1. Logam alumanium

Pada percobaan ini , kami menggunakan kubus atau logam alumanium yang memiliki massa 21,05 gram, calorimeter dengan massa kosong 125,54 gr, massa calorimeter + air adalah 229,95 gr, mengukur massa dengan neraca digital yang memiliki NST 0,01 gr dan thermometer dengan NST 10C. Dari hasil analisis massa air yang diperoleh dari pengukuran massa calorimeter + air dan massa

Page 18: Laporan lengka1

calorimeter kosong, diketahui massa air yang digunakan adalah 104,41 gr, suhu awal dari air adalah 280C dan setelah dipanaskan didalam gelas ukur suhunya naik menjadi 800C. sehingga ∆T yang diperoleh adalah 20C. pada saat alumanium dimasukkan kedalam calorimeter yang berisi air kemudian dilakukan pengadukan maka diperoleh suhu campuran antara logam tembaga dengan air sebesar 310C. yang selanjutnya hasil pengukuran tersebut digunakan untuk menghitung kalor jenis logam alumanium yang berdasarkan percobaan diperoleh kalor jenisnya yaitu 0,38 kal/gr0C.

Secara teori nilai atau tetapan dari kalor jenis logam alumanium adalah 0,215 kal/gr0C. adanya perbedaan antara tetapan nilai kalor jenis logam alumanium secara teori dengan hasil percobaan yang diperoleh karena kurang rapatnya calorimeter pada saat melakukan pengadukan, sehingga suatu campuran logam alumanium dengan air yang diperoleh lebih kecil dari sebagaimana mestinya, karena adanya pengaruh suhu dari luar.

2. Logam besiPada percobaan ini kami menggunakan kubus atau logam besi yang memiliki

massa 62,71 gr. Calorimeter dengan massa 125,54 gr massa calorimeter dan air sebesar 224,98 gr. Mengukur massa dengan neraca digital yang memiliki NST 0,01 gr dan thermometer dengan NST 1,00 0C dari analisis massa yang diperoleh dari pengurangan massa calorimeter + air dari massa calorimeter kosong diketahui bahwa massa air yang digunakan adalah 99,44 gr suhu awal dari air adalah 280C dan setelah dipanaskan didalam gelas ukur suhunya naik menjadi 800C sehingga ΔT yang diterima 30C pada saat logam besi dimasukkan kedalam calorimeter yang berisi air kemudian dialkukan pengadukan, maka diperoleh suhu campuran antara logam besi dengan air sebesar 310C yang selanjutnya hasil pengukuran tersebut digunakan untuk menghitung kalor jens besi yang berdasarkan percobaan ini diperoleh kalor jenis besi adalah 0,12 kal/gr0C.

Secara teori nilai atau tetapan nilai dari kalor jenis logam besi adalah 0,11 kal/gr0C. adanya perbedaan antara tetapan nialai kalor jenis logam besi dengan hasil percobaan yang kami peroleh ini karena adanya pengaruh dari luar calorimeter sehingga suhu campuran yang diperoleh lebih kecil. Atau dikarenakan adanya zat cair dalam calorimeter saat ditimbang sehingga massa yang diperoleh lebih besar.

Page 19: Laporan lengka1

BAB V

PENUTUP

A. KesimpulanKesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Panas jenis suatu logam melalui percobaan dapat ditentuksn dengan cara menghitung massa air dan peubahan suhu dari air yang digunakan untuk memanaskan llogam, kemudian menghitung kalor jenis dari logam tersebut.

2. Persamaan panas jenis untuk logam alumanium adalah

calumanium=(mk .Ck+ma.Ca )(∆T terima)malumanium (∆Tlepas)

Persamaan panas jenis untuk logam besi adalah

Cbesi=(mk .Ck+ma.Ca )(∆T terima)

mbesi (∆Tlepas)

3. Panas jenis dari percobaan unntuk logam aluminium adalah 0,38 kal/gr0C sedangkan panas jenis aluminium berdasarkan teori adalah 0,215 kal/gr0C . dan untuk logam besi diperoleh nilai panas jenisnya berdasarkan percobaan adalah 0,12 sedangkan panas jenis besi berdasarkan teori adalah 0,11 kal/gr0C. artinya panas jenis alumanium lebih besar dari pada jenis besi.

B. SaranSaran yang dapat kami berikan untuk percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Praktikan hendaknya lebih teliti dalam pembacaan skala thermometer pada calorimeter maupun pafda saat mengukur suhu logam ketika dipanaskan.

2. Praktikan hendaknya berhati hati ketika memindahkan kubus logam dari gelas ukur ke calorimeter.

3. Praktikan hendaknya menutup rapat calorimeter ketika kubus logam telah dimasukkan kedalam calorimeter agar percobaan yang dilakukan mendapatkan hasil yang baik.

Page 20: Laporan lengka1

DAFTAR PUSTAKA

Moran, Michael J 2004. Termodinamika jilid 1. Jakarta : Erlangga

Sulistianti, Asnie khunati riza. 2010. Termodinamika . semarang graham ilmu

Tim Dosen UIN Alauddin Makassar. 2012. Penuntun praktikum termodinamika . Makassar. UIN

Http//agnes blog spot. Com. 03/2011/kalor jenis logam.httm//diakses tanggal 25 november.

Page 21: Laporan lengka1