LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK PANJA KOMISI VIII … · KERANGKA ACUAN PANITIA KERJA KOMISI VIII...

14
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK PANJA KOMISI VIII DPR RI MENGENAI VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA KEMISKINAN KE PROVINSI PAPUA MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2018-2019 27 SEPTEMBER 2018 SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI JAKARTA 2018

Transcript of LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK PANJA KOMISI VIII … · KERANGKA ACUAN PANITIA KERJA KOMISI VIII...

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK PANJA KOMISI VIII DPR RI MENGENAI VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA KEMISKINAN

KE PROVINSI PAPUA

MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2018-2019 27 SEPTEMBER 2018

SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI JAKARTA 2018

2

DAFTAR ISI

BAB I : KERANGKA ACUAN ... 3 BAB II : LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PANJA KOMISI VIII DPR RI MENGENAI VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA KEMISKINAN ... 7 BAB III : PENUTUP ... 14

3

BAB I KERANGKA ACUAN

PANITIA KERJA KOMISI VIII DPR RI

MENGENAI VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA KEMISKINAN

A. Latar Belakang

Data kemiskinan yang akurat sangat penting sebagai acuan bagi Pemerintah

untuk melaksanakan kewajibannya memenuhi hak-hak dasar masyarakat miskin

dengan menjadikan masyarakat miskin sebagai penerima manfaat program

pembangunan. Namun, data kemiskinan di Indonesia belum akurat, masih ditemukan

inclusion error atau exclusion error. Inclusion error adalah kesalahan pendataan

dengan memasukkan orang yang tidak memenuhi kriteria miskin ke dalam data

kemiskinan. Sebaliknya, exclusion error adalah kesalahan dengan tidak

memasukkan orang yang memenuhi kriteria miskin ke dalam data kemiskinan.

Untuk menghindari inclusion error atau exclusion error di data kemiskinan,

Undang-undang No. 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin memberikan

amanat agar Pemerintah melalui Kementerian Sosial RI melakukan verifikasi dan

validasi data kemiskinan secara berkala terhadap data kemiskinan yang dikumpulkan

(collected) oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data kemiskinan yang telah diverifikasi

dan divalidasi menjadi Basis Data Terpadu (BST) dan menjadi acuan semua

kementerian dan lembaga dalam merencanakan dan melaksanakan program

pembangunan sosial.

Faktanya, proses verifikasi dan validasi data kemiskinan yang dilakukan oleh

Kementerian Sosial RI belum berjalan maksimal. Indikatornya, masih ditemukan

inclusion error atau exclusion error di data kemiskinan. Berdasarkan ketentuan Pasal

8 dan Pasal 9 Undang-undang No 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir

Miskin, verifikasi dan validasi data kemiskinan dilakukan oleh Kementerian Sosial RI

bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan menuntut partisipasi aktif masyarakat.

Verifikasi dan validasi data kemiskinan dilakukan oleh sumber daya manusia di

kelurahan dan kecamatan. Selanjutnya, hasilnya dilaporkan secara berjenjang ke

Bupati/Wali Kota, ke Gubernur dan terakhir ke Menteri Sosial RI. Partisipasi aktif

masyarakat misalnya dalam bentuk melaporkan masyarakat miskin yang belum

masuk data kemiskinan kepada lurah/kepala desa. Demikian juga sebaliknya

melaporkan masyarakat yang masuk data kemiskinan, namun sebenarnya tidak

memenuhi kriteria miskin. Oleh karena itu, agar proses verifikasi dan validasi data

kemiskinan mencapai hasil maksimal, maka Kementerian Sosial RI selain

berkoordinasi intensif dengan kementerian/lembaga terkait juga harus menyediakan

sistem yang mutakhir dan mekanisme yang mudah dilaksanakan.

B. Dasar Hukum

1. Pasal 20A ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945, disebutkan bhawa Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi,

fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.

4

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 yang diubah dengan Undang-Undang

No. 42 Tahun 2014 dan diubah kembali dengan Undang-Undang No. 2 Tahun

2018 Tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat,

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dan Dewan

Perwakilan Daerah.

3. Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia No 01/DPR

RI/ 2014.

4. Hasil Rapat Internal Komisi VIII DPR RI.

C. Maksud dan Tujuan

C.1. Maksud

Komisi VIII DPR RI membentuk Panitia Kerja (Panja) mengenai verifikasi dan

validasi data kemiskinan dengan maksud untuk memastikan proses verifikasi dan

data kemiskinan menghasilkan data yang akurat.

C.2. Tujuan

1. Mengidentifikasi permasalahan proses verifikasi dan validasi data kemiskinan,

baik yang terkait dengan kebijakan maupun teknis pelaksanaan.

2. Merumuskan rekomendasi kebijakan untuk memperbaiki proses verifikasi dan

validasi data kemiskinan sehingga menghasilkan data yang akurat.

D. Target Capaian

1. Teridentifikasinya masalah-masalah proses verifikasi dan validasi data

kemiskinan, baik yang terkait dengan kebijakan maupun teknis pelaksanaan.

2. Terumuskannya rekomendasi kebijakan untuk memperbaiki proses verifikasi dan

validasi data kemiskinan sehingga menghasilkan data yang akurat.

E. Hasil

Tersedianya dokumen rekomendasi kebijakan (recommended policy paper) yang

harus dilaksanakan oleh Kementerian Sosial RI untuk memperbaiki proses verifikasi

dan validasi data kemiskinan.

F. Metode

Panja Komisi VIII DPR RI mengenai verifikasi dan validasi data kemiskinan

akan melaksanakan kerjanya dengan menggunakan metode:

1. Rapat dengar pendapat (RDP). RDP akan dilaksanakan dengan mengundangan

kementerian/lembaga yang terkait dengan verifikasi dan validasi data kemiskinan.

Tujuannya adalah untuk mengetahui kebijakan dan teknis pelaksanan verifikasi

dan validasi data kemiskinan.

2. Rapat dengar pendapat umum (RDPU). RDPU akan dilaksanakan dengan

mengundang ahli atau organisasi yang dikelola masyarakat mengenai pendataan

5

kemiskinan. Tujuannya adalah untuk menghimpun masukan mengenai perbaikan

kebijakan dan teknis pelaksanaan verifikasi dan validasi data kemiskinan.

3. Kunjungan kerja, yaitu dengan melakukan kunjungan ke daerah. Tujuannya

adalah untuk menghimpun masukan dari Pemerintah Daerah dan masyarakat

mengenai proses verifikasi dan validasi data kemiskinan.

G. Anggota Panja Kunker ke Papua

NO NO

ANGG

NAMA ANGGOTA

KET

1. A-293/F-PG

Dr. H. TB. Ace Hasan

Syadzily, M.Si.

Waket Komisi

VIII/Ketua Tim

2. A-154/F-PDIP Diah Pitaloka, S.Sos., M.Si. Anggota

3. A-322/F-PG Pdt. Elion Numberi,STH,MTH

Anggota

4. A-261/F-PG Dra. Hj. Wenny Haryanto, S.H.

Anggota

5. A-462/F-PAN

Hj. Desy Ratnasari, M.Si.,

M.PSi.

Anggota

6. A-526/F-PPP

H. Achmad Mustaqim, SP.,

MM.

Anggota

7. - Hernadi, SIP., M.Si. Sekretariat

8. - Mardiyana Sekretariat

9. - Yusup Kamaludin Sekretariat

10. - Adi Wicaksono SE.ME.AK.CA

TA Komisi

11. - Devi Iriandi Pemberitaan

6

H. Jadwal

NO. HARI/TANGGAL ACARA

1. Kamis, 27 September 2018

00.20 WIB

01.20 WIB

11.30 WIT

11.30 – 13.00 WIT

13.30 – 16.00 WIT

16.30 WIT

19.00 WIT

Anggota Tim berkumpul di Bandara

Soekarno Hatta, Terminal III

Ultimate, Gate 5

Take Off dari Bandara Soekarno

Hatta menuju Jayapura (GA-654)

Tiba di Bandara Sentani, Jayapura

Ishoma

Pertemuan dengan Gubernur Papua,

Walikota Jayapura, Ka. Dinas Sosial

beserta jajarannya.

Menuju ke hotel/istirahat

Makan Malam

2. Jumat, 28 September 2018

06.00 WIT

07.20 WIT

10.50 WIB

Tim menuju Bandara Sentani,

Jayapura

Take Off menuju Bandara Soekarno

Hatta, Jakarta

Pesawat (GA-657)

Tiba di Bandara Soekarno Hatta,

Jakarta.

7

BAB II

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PANJA KOMISI VIII DPR RI MENGENAI VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA KEMISKINAN

A. Kewenangan Kementerian Sosial Berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin, kewenangan Kementerian Sosial RI dalam verifikasi dan validasi data kemiskinan, sebagai berikut:

Penetapan kriteria fakir miskin dan orang tidak mampu sebagai dasar untuk penanganan fakir miskin serta menjadi dasar dalam pendataan (Pasal 8 ayat 1, dan 3);

Melakukan verifikasi dan validasi terhadap hasil pendataan (Pasal 8 ayat 4);

Proses verifikasi dan validasi dilakukan secara berkala sekurang- kurangnya 2 (dua) tahun sekali (pasal 8 ayat 5);

Verifikasi dan validasi data dilakukan oleh potensi dan sumber kesejahteraan social tingkat kecamatan, desa atau kelurahan (Pasal 8 ayat 7);

Hasil verifikasi dan validasi dimaksud dilaporkan secara berjenjang kepada Bupati/Walikota, dilanjutkan ke Gubernur untuk disampaikan kepada Menteri (Pasal 8 ayat 8 dan 9);

Lurah atau Kepala Desa menyampaikan laporan pendaftaran atau perubahan data secara berjenjang kepada camat, Bupati/Walikota, Gubernur dan diteruskan kepada Menteri (Pasal 9 ayat 3 dan 4);

Dalam hal diperlukan, Bupati/Walikota melakukan verifikasi dan validasi terhadap pendaftaran dan perubahan data (Pasal 9 ayat 9);

Menteri bertangungjawab terhadap data terpadu yang dapat dipergunakan oleh kementerian/lembaga terkait untuk penanganan fakir miskin dan diakses oleh masyarakat (Pasal 10 ayat 2 dan 3);

Data fakir miskin yang telah diverifikasi dan validasi ditetapkan oleh Menteri sebagai dasar bagi Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk memberikan bantuan/ pemberdayaan (Pasal 10 ayat 1 dan 2).

B. Tujuan Verifikasi dan Validasi Data Kemiskinan

Terindentifikasinya berbagai perubahan data yang terjadi pada keluarga

pemegang kartu perlindungan sosial;

Terhimpunnya usulan baru hasil Musdes atau Muskel yang memenuhi kriteria

miskin dan tidak mampu;

Terbangunnya partisipasi warga dan Pemerintah lokal dalam verifikasi dan validasi

data kemiskinan melalui Musyawarah desa dan Musyawarah kelurahan;

Terwujudnya ketepatan dalam penetapan sasaran Program Perlindungan Sosial.

8

C. Metode Verifikasi dan Validasi Data Kemiskinan

D. Alur Proses

E. Permasalahan Verivali Data Kemiskinan

• Tidak memiliki jaringan kelembagaan secara organik di seluruh Kab/Kota secara

nasional dalam verifikasi dan validasi data kemiskinan.

• Belum terbangunnya komitmen Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah dalam

verivali data.

• Belum memiliki SDM verivali yang kompeten baik secara kualitas maupun

kuantitas (Petugas enumerator harus melibatkan PSKS meliputi TKSK, PSM,

anggota Karang Taruna serta Pendamping PKH, Sakti Peksos dan sebagainya),

sesuai UU 13 Tahun 2011 Pasal 8.

• Belum terbangun jaringan koneksi daerah dan pusat secara nasional serta belum

memilik petugas entri di setiap Kab/Kota.

9

• Anggaran untuk verivali belum teralokasikan secara rutin baik di pusat maupun

daerah.

• Belum efektifnya Musyawarah Desa/Kelurahan serta Koordinasi dengan ketua

SLS (satuan Lingkungan Setempat) terkecil.

• Belum adanya pengendalian mutu (quality control) yang dilaksanakan setiap

tahapan proses verivali

F. Mekanisme Pemutakhiran Data Kemiskinan Secara Mandiri

Alur Proses Mekanisme Pemutakhiran Mandiri

10

5 3 1 4 2 Identifikasi Awal

Skrining Awal

Rumah Tangga yang dinyatakan tidak lolos dari skrining awal setidaknya memiliki 3 dari 5 informasi sbb :

• RT dengan bahan bangunan utama atap rumah terluas adalah beton/genteng

• RT memiliki mobil

• RT memiliki AC

• RT memiliki tabung gas lebih dari 5,5 kg

• Pendidikan tertinggi anggota RT yang sudah tidak bersekolah sarjana

11

Pencocokan dg data Terpadu

Parameter yg digunakan :

• NIK Kepala RT

• Kode Provinsi domisili kepala RT

• Kode Kab./Kota domisili kepala RT

• Kode Kecamatan domisili kepala RT

• Kode Kelurahan/Desa domisili kepala RT

Penyusunan daftar sasaran

verifikasi Output dari tahap 2 adalah Daftar Sasaran Verifikasi RT, yg meliputi 2 kategori yaitu :

• Daftar RT yg sudah ada di Data Terpadu dan

terdapat perubahan data sosek

• Daftar RT yg belum terdaftar

12

Pemutakhiran Daftar Sasaran Penerima Program

Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin yang telah dimutakhirkan melalui mekanisme Pemutakhiran Mandiri (MPM) dan telah ditetapkan oleh Menteri Sosial selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan program bantuan dan/atau pemberdayaan sosial

4 2 1 3 5

G. Penggunaan Basis Data Terpadu Kemiskinan

4

KKS&KIS

KIP PKH

BDT Untuk Program Penanganan

Kemiskinan

Kriteria Kepesertaan Program Penanganan Kemiskinan

DitetapkanolehK/LatauPemerintahDaerahpenyelenggaraProgram

Kriteria diterapkan kepada BDT

Da arnamadanalamatindividu/keluarga/rumahtanggasasaranmasing-masingprogram

RASTRA

Program Perlindungan Sosial lainnya, termasuk petani dan nelayan. dengan

Sasaran Individu/Keluarga/Rumah Tangga

Pember-dayaanSosialEkonomi

Programperbaikan

RTLH

PENGGUNAAN BASIS DATA TERPADU UNTUK SEMUA PROGRAM PENANGANAN KEMISKINAN

13

REKOMENDASI

1. Pemerintah harus menganggarkan perencanaan, sistem teknologi informasi, sumber

daya manusia, perangkat keras penunjang sistem IT, dan layanan satu atap bagi

database data kemiskinan di seluruh kabupaten/kota. Pemerintah daerah tidak

mengalokasikan anggaran bagi verifikasi dan validasi data kemiskinan dan adanya

kemampuan yang berbeda di masing-masing pemerintah daerah.

2. Pemerintah harus membuat aturan teknis terhadap layanan data kemiskinan

yang sangat dinamis pergerakannya sehingga mampu dilakukan oleh

Pemerintah daerah dan mendapat pengawasan dari Pemerintah Pusat.

3. Sistem konektivitas layanan data kemiskinan dengan ektp sehingga layanan data

kependudukan dapat menerminkan jumlah penduduk yang sebenarnya.

4. Verifikasi dan validasi yang dilakukan Kementerian Sosial tidak dapat menjadi

tolok ukur dikarenakan hanya dilakukan di beberapa provinsi tidak seluruh

provinsi serta kabupaten/kota.

5. Adanya perubahan data kemiskinan yang masuk namun tidak dapat masuk

menjadi penerima program PKH atau program kemiskinan lainnya dikarenakan

keterbatasan alokasi anggaran.

14

BAB III

PENUTUP

Demikianlah laporan ini kami susun sebagai masukan dalam pembahasan

Panja Komisi VIII DPR RI mengenai verifikasi dan validasi data kemiskinan ini

diharapkan dapat menjadi masukan bagi Panja dalam merumuskan rekomendasi

perbaikan kebijakan, sistem, dan teknis pelaksanaan verifikasi dan validasi data

kemiskinan.