laporan kulitt

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki berbagai macam indera yang biasa kita sebut dengan panca indera. Panca indera tersebut meliputi indera pencium (hidung), indera perasa (lidah), indera penglihatan (mata), indera peraba (kulit) dan indera pendengaran (telinga). Pada percobaan kali ini kita akan menguji salah satu dari panca indera yaitu indera peraba (kulit). Kulit merupakan alat indera yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur dan lain sebagainya. Kulit juga peka terhadap rangsangan berupa panas, dingin, tekanan, sentuhan dan sakit/nyeri karena kulit mempunyai saraf-saraf sensori yang bekerja secara spesifik, misalnya rangsangan sentuhan diterima oleh reseptor korpuskel meissner, rangsangan tekanan diterima oleh reseptor korpuskel paccini dan rangsangan dingin diterima oleh reseptor ruffini. Selain sebagai alat indera, kulit juga aktif melindungi dan menyelimuti organ tubuh yang lain. Tujuan praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kepekaan kulit terhadap perbedaan suhu dan sentuhan. Seperti yang kita ketahui, salah satu fungsi kulit yaitu peka terhadap rangsangan. pada saat kulit berada pada suhu yang berbeda, maka akan menimbulkan respon yang berbeda pula. Selain itu, kulit juga dapat mengatur suhu tubuh kita. Suhu tubuh kita akan tetap stabil walaupun suhu di luar tubuh berubah-ubah. Hal ini dikarenakan adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas. Kepekaan kulit terhadap sentuhan juga akan berbeda-beda, tergantung tempat yang menerima sentuhan. Perbedaan ini terjadi karena saraf-saraf yang ada pada tubuh kita berbeda-beda baik itu

description

anfisman

Transcript of laporan kulitt

Page 1: laporan kulitt

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia memiliki berbagai macam indera yang biasa kita sebut dengan panca indera. Panca

indera tersebut meliputi indera pencium (hidung), indera perasa (lidah), indera penglihatan (mata),

indera peraba (kulit) dan indera pendengaran (telinga).

Pada percobaan kali ini kita akan menguji salah satu dari panca indera yaitu indera peraba

(kulit). Kulit merupakan alat indera yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu,

sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur dan lain sebagainya. Kulit juga peka terhadap rangsangan

berupa panas, dingin, tekanan, sentuhan dan sakit/nyeri karena kulit mempunyai saraf-saraf sensori

yang bekerja secara spesifik, misalnya rangsangan sentuhan diterima oleh reseptor korpuskel

meissner, rangsangan tekanan diterima oleh reseptor korpuskel paccini dan rangsangan dingin

diterima oleh reseptor ruffini. Selain sebagai alat indera, kulit juga aktif melindungi dan

menyelimuti organ tubuh yang lain.

Tujuan praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kepekaan kulit terhadap

perbedaan suhu dan sentuhan. Seperti yang kita ketahui, salah satu fungsi kulit yaitu peka terhadap

rangsangan. pada saat kulit berada pada suhu yang berbeda, maka akan menimbulkan respon yang

berbeda pula. Selain itu, kulit juga dapat mengatur suhu tubuh kita. Suhu tubuh kita akan tetap

stabil walaupun suhu di luar tubuh berubah-ubah. Hal ini dikarenakan adanya penyesuaian antara

panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas.

Kepekaan kulit terhadap sentuhan juga akan berbeda-beda, tergantung tempat yang menerima

sentuhan. Perbedaan ini terjadi karena saraf-saraf yang ada pada tubuh kita berbeda-beda baik itu

jenisnya maupun jumlahnya. Oleh karena itu respon terhadap sentuhan satu dan sentuhan yang

lainnya akan berbeda pula.

B. Teori Singkat

Pada kulit mamalia termasuk manusia, terdapat beberapa reseptor yang memiliki fungsi

berbeda. Kulit manusia tersusun oleh dua lapisan utama, diantaranya :

1. Epidermis (Kutikula)

Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas sejumlah lapisan tanduk

dan zona germinalis. Lapisan tanduk terletak paling luar, dan tersusun atas tiga

lapisan sel diantaranya :

a. Stratum Korneum

b. Stratum Lusidum

c. Stratum granulosum

Page 2: laporan kulitt

Zona germinalis terletak dibawah lapisan tanduk dan terdiri atas dua lapisan sel

epitel yakni sel berduri dan sel basal. Selain itu, pada epidermis terdapat reseptor

untuk rasa sakit dan tekanan lemah. Reseptor untuk tekanan lemah disebut

mekanoreseptor.

2. Dermis (Korium)

Pada bagian ini terdapat beberapa reseptor diantaranya :

a. Korpuskula pacini, merupakan ujung saraf perasa tekanan kuat.

b. Ujung saraf sekeliling rambut, merupkan ujung saraf peraba.

c. Korpuskula Ruffini, merupakan ujung saraf peraba.

d. Ujung saraf krause, merupakan ujung saraf perasa dingin.

e. Korpuskula Meissner, merupakan ujung saraf peraba,

f. Ujung saraf tanpa selaput, merupakan perasa nyeri.

g. Lempemg merkel, merupakan ujung saraf perasa sentuhan dan tekanan

ringan.

Setiap rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf di dalam

kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Perasaan panas, dingin, dan sakit

semuanya adalah perasaan yang berlainan. Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu

yakni tempat perabaan. Beberapa bagian sensitif (peka) terhadap dingin, dan beberapa

lainnya sensitif terhadap panas, sentuhan ringan ataupun tekanan. Artinya beberapa bagian

memiliki tingkat sensitifitas (tingkat kepekaan )yang berbeda terhadap faktor-faktor

tertentu. Penjelasan di atas sesuai dengan fungsi kulit sebagai salah satu indera yakni indera

peraba. Fungsi kulit yang lainnya diantaranya sebagai pengatur panas, proteksi dan tempat

penyimpanan lemak pada tubuh.

Fungsi sel saraf adalah mengirimkan impuls yang berupa rangsang. Setiap neuron terdiri darisatu badan sel yang

di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar duamacam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson

(neurit). Setiap neuron hanya mempunyai satuakson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel.

Pada bagian luar aksonterdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang

menempelpada akson.Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu selsaraf

sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf intermediet.

 

a. Sel saraf sensorik berfungsi menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan

sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensoriberhubungan dengan saraf asosiasi

(intermediet).

b. Sel saraf motorik berfungsi mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjaryang hasilnya berupa

tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motorik beradadi sistem saraf pusat. Dendritnya sangat

pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi,sedangkan aksonnya dapat sangat panjang..

Page 3: laporan kulitt

c. Sel saraf intermediet atau sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi

menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf sensorik. Sel saraf intermediet menerima impuls dari

reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.Reseptor sensorik berupa sel-sel khusus atau proses sel yang

memberikan informasi tentangkondisi di dalam dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Indera peraba

dikulit adalahindera yang digunakan untuk merasakan sensitivitas temeperatur, nyeri, sentuhan,

tekanan,getaran dan proprioseptif.

 

 

Termoreseptor

Temperatur reseptor/termoreseptor merupakan free nerve ending yang terletak pada dermis, otot skeletal, liver,

hipotalamus. Reseptor dingin tiga/empat kali lebih banyak dari pada reseptorpanas. Tidak ada strukur yang

membedakan reseptor dingin dan panas. Sensasi temperaturediteruskan pada jalur yang sama dengan sensasi nyeri.

Termoreseptor merupakan phasicreseptor, aktif bila temperatur berubah, tetapi cepat beradaptasi menjadi temperatur

yang stabil.

 

Mekanoreseptor

Mekanoreseptor sangat sensitif terhadap rangsangan yang terjadi pada membran sel. Membransel memiliki regulasi

mekanis ion channel dimana bias terbuka ataupun tertutup bila ada responterhadap tegangan, tekanan dan yang bias

menimbulkan kelainan pada membrane. Terdapat tiga jenis mechanoreseptor antara lain:

a. Tactile reseptor memberikan sensai sentuhan, tekanan dan getaran. Sensasi sentuhanmemberikan inforamsi

tentang bentuk atau tekstur, dimana tekanan memberikan sensasiderajat kelainan mekanis. Sensasi getaran

memberikan sensasi denyutan/ debaran.

b. Baroreseptor untuk mendeteksi adanya perubahan tekanan pada dinding pembuluh darahdan pada tractus

digestivus, urinarius dan sistem reproduksi. 

c. Proprioseptor untuk memonitor posisi sendi dan otot, hal ini merupakan struktur danfungsi yang kompleks

pada reseptor sensoris.

 

Kemoreseptor

Kemoreseptor tidak mengirim informasi pada korteks primer sensoris, jadi kita tidak tahu adanyasensasi yang diberikan

kepada reseptor tersebut. Saat informasi datang lalu diteruskan menujubatang otak yang merupakan pusat otonomik

yang mengatur pusat respirasi dan fungsicardiovascular.

Page 4: laporan kulitt

BAB II

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Tempat Praktikum

Laboratorium Fisiologi Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Waktu Praktikum

Jumat, 16 Mei 2013

C. Alat dan Bahan

- Baskom

- Pensil

- Penggaris

- Thermometer

- Es

- Air

D. Cara kerja

1. Perasaan subyektif OP terhadap ransangan panas dan dingin

a. Sediakan 3 waskom berisi air yang masing-masing bersuhu kira-kira 200 C, 300

C, dan 400 C.

b. Masukkan tangan kanan ke  dalam air bersuhu 200 C dan tangan kiri ke dalam air

bersuhu 400 C selama ± 2 menit. Catat kesan yang dialami.

c. Kemudian masukkan segera kedua tanga itu serentak kedalam air bersuhu  300 C.

Catat kesan apa yang dialami.

2. Lokalisasi taktil

a. Tutup mata orang percobaan dan tekankan ujung pensil pada suatu titik di kulit

ujung jari nya.

b. Perintahkan OP melokalisasikan tempat yang baru dirangsang tadi dengan ujung

sebuah pensil pula.

c. Tetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang ditunjuk.

d. Ulangi percobaaan ini sampai 3 kali dan tentukan jarak rata-rata untuk kulit

ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan tengkuk.

Page 5: laporan kulitt

E. Table hasil pengamatan

1. Perasaan subyektif OP terhadap rangsangan panas dan dingin

Suhu OP 1 OP 2 OP 3

20 C Dingin Dingin Dingin

20C 30C Normal Normal Panas

40C Panas Panas Panas

40 C 30C Dingin Normal Dingin

2. Lokalisasi taktil

F. Pembahasan

1. Perasaan subyektif OP terhadap rangsangan panas dan dingin

Bagian yang ditekan OP 1 OP 2 OP 3

1. Kulit ujung jari 0,3 cm 1 cm 1,3 cm

0 cm 0 cm 0,2 cm

0,4 cm 0,4 cm 0,4 cm

2. Telapak tangan 0 cm 0,7 cm 1,2 cm

0,7 cm 1,1 cm 1,3 cm

0,5 cm 0,5 cm 0,6 cm

3. Lengan bawah 1,3 cm 1,4 cm 0,8 cm

2,3 cm 1,7 cm 1,8 cm

0,9 cm 2,4 cm 0,7 cm

4. Tengkuk 1,5 cm 1,5 cm 0,2 cm

1 cm 1,6 cm 0,9 cm

1 cm 0,2 cm 0,9 cm

Page 6: laporan kulitt

Saat memasukkan tangan kanan pada air bersuhu 20 C dan tangan kiri pada air

bersuhu 400 C, ketiga OP merasakan rasa dingin pada tangan kanan dan rasa hangat

pada tangan kiri. Saat memasukkan tangan kiri dan kanan bersamaan pada air

bersuhu 300 C, tangan kanan OP 1 merasakan rasa hangat berangsur-angsur berubah

menjadi rasa dingin yang lama-lama menjadi biasa saja dan pada tangan kiri

merasakan rasa yang lebih hangat. Sedangkan pada OP 2, tangan kanannya

merasakan rasa dingin juga berubah menjadi rasa hangat biasa dan pada tangan

kirinya merasakan rasa hangat menjadi rasa dingin. Dan pada OP 3, tangan kanannya

merasakan rasa yang lebih hangat dan tangan kiri OP merasakan rasa lebih dingin

sehingga OP menyatakan merasa lebih nyaman. Hal ini terjadi karena pada saat tangan

dimasukkan dalam baskom yang berisi air bersuhu 300 , terjadi pengurangan atau pelepasan kalor

pada tangan kiri (dari hangat sampai dingin) dan terjadi penambahan atau penerimaan kalor pada

tangan kanan (dari dinginsampai hangat).

Kulit merupakan salah satu system indera yang berfungsi untuk merasakan tekanan,

panas, dingin, nyeri dan rabaan. Kulit mempunyai kepekaan terhadap berbagai

rangsangan karena di dalam kulit terdapata saraf-saraf sensorik yang bekerja secara

spesifik. Kulit berfungsi sebagai thermoreseptor, yang menerima respon sensitive terhadap perubahan

suhu. Terdapat perbedaan subyektif antara rasa panas dan dingin. Untuk mendeteksi rasa panas melalui

reseptor Ruffini’s dan untuk mendeteksi rasa dingin melalui reseptor Krause

2. Lokalisasi taktil

Percobaan ini dilakukan pada ketiga OP dengan melakukan lokalisasi taktil pada

beberapa bagian tubuh OP dengan cara menekan bagian yang akan diujikan dengan

pensil, lalu menyuruh OP untuk mecari titik yang telah ditekan, kemudian dihitung

jarak anatara titik yang ditekan oleh penguji dengan titik yang ditunjukkan oleh OP.

Berdasarkan hasil percobaan tersebut, ternyata ketiga OP memiliki kemampuan

lokalisasi taktil yang tidak berbeda-beda. Setiap rasa sentuhan yang disebabkan oleh

rangsangan pada ujung saraf di dalam kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang

dirangsang. Saraf sensorik yang berperan dalam memberi respon terhadap tekanan

adalah ujung saraf paccini yang banyak terdapat pada dermis. Pada kulit juga

terdapat ujung saraf Lempemg merkel yang merupakan ujung saraf perasa sentuhan

dan tekanan ringan. Disini kulit bekerja sebagai mekanoreseptor yang memilki

respon terhadap tekanan.

BAB III

Page 7: laporan kulitt

KESIMPULAN

Dari tabel hasil percobaan dan pembahasan diatas, kelompok kami dapat menarik

kesimpulan bahwa:

1. Kulit memiliki fungsi thermoreseptor yang menerima respon sensitive terhadap

perubahan suhu.

2. Kemampuan lokalisasi taktil dari masing-masing orang berbeda-beda. Reseptor taktil yang

berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula.

3. Kulit memiliki fungsi mekanoreseptor yang menerima respon terhadap tekanan.

Daftar Pustaka

Page 8: laporan kulitt

Syarifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Pearce, Evelyn. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama