Laporan kulap itb kel 5
-
Upload
rica-nuraeni -
Category
Documents
-
view
2.415 -
download
6
Transcript of Laporan kulap itb kel 5
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Morfologi dan Fisiologi Tumbuhan
Dosen :
Dra. Sri Rejeki, M.Si
Nany Djuhriah, S.Pd, MT
Disusun Oleh :
LINDA INDRIANI
RESTI WULAN DARI
RIKA NURAENI
SARAH NUR ISLAMI
DIII - FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG
2013
Laporan Kulap Kelompok 5 2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap tumbuhan memiliki karakteristik tertentu yang membedakan tumbuhan yang satu
dengan yang lainnya. Karakteristik tersebut menunjukan keunikan masing-masing individu.
Semakin banyak perbedaan karakteristik, maka kekerabatannya semakin jauh. Semakin banyak
persamaan karakteristik, maka kekerabatan semakin dekat. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut
pada taksonomi tumbuhan.
Taksonomi tumbuhan merupakan kajian tentang identifikasi (penamaan), klasifikasi
(pengelompokan) suatu tumbuhan ke dalam takson atau taksa tertentu dan deskripsi dari
tumbuhan tersebut berdasarkan nomenklatur botani atau kode Internasional tata nama tumbuhan
yang berlaku secara universal (Tjitrosoepomo, 1991). Eichler pada tahun 1883 mengusulkan
sistem untuk mengklasifikasikan kerajaan tumbuhan menjadi dua subkingdom: Cryptogamae dan
Phanerogamae (Anonim 1, 2010).
Tumbuhan tingkat tinggi merupakan tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan daun
sejati. Tumbuhan tingkat tinggi masuk ke dalam subkingdom Phanerogamae. Tumbuhan dalam
subkingdom ini semuanya memiliki bunga, oleh karena itu disebut flower plants (Anonim 1,
2010).
Bagian-bagian yang menjadi karakteristik tumbuhan tingkat tinggi adalah daun, bunga,
buah, batang, dan akar. Karakteristik-karakteristik dalam daun yang biasanya diamati adalah
bagian dan bentuk daun, jenis daun, tata letak daun, dan susunan urat daun. Karakteristik-
karakteristik dalam bunga yang biasanya diamati adalah macam-macam bunga, jumlah bunga,
letak bunga, jumlah korola, jumlah kaliks, letak ovarium pada perhiasan bunga, bentuk dasar
bunga, dan estivasi. Karakteristik-karakteristik dalam buah yang biasanya diamati adalah macam-
macam buah seperti buah sejati dan buah semu. Karakteristik-karakteristik dalam batang adalah
penampang batang, arah tumbuh, tipe percabangan, modifikasi batang, dan tipe batang.
Karakteristik-karakteristik dalam akar yang biasanya diamati adalah sistem perakaran dan
modifikasi akar. (Djuita, 2007)
Di ITB, terdapat keanekaragaman hayati yang cukup tinggi, terutama tumbuhan-
tumbuhannya. Oleh karena itu, kuliah lapangan dapat membantu kita dalam memahami
karakteristik dan kekerabatan tiap spesies.
Laporan Kulap Kelompok 5 3
Tujuan
Menentukan Karakteristik morfologi dan kekerabatan tiap spesies dari tumbuhan yang
ada disekitar kampus ITB bagian barat.
Dasar Teori
Akar
Akar merupakan organ pada tubuh tumbuhan yang berada di dalam tanah. Fungsi dari
akar secara umum adalah sebagai penyokong bagi tumbuhan, sebagai tempat tumbuhan
melekat pada media (tanah), dan untuk menyerap garam mineral dan air. Berdasarkan
jenisnya, terdapat tiga jenis akar yaitu, akar tunggang, akar serabut, dan akar adventif.
Gambar Error! No text of specified style in document..1 Akar Tunggang
Gambar Error! No text of specified style in document..2 Akar Serabut
(Sumber: http://akartunggang.files.wordpress.com) (Sumber: http://bukanpapantulis.blogspot.com)
Terdapat beberapa modifikasi dari akar, diantaranya:
Akar banir, yaitu akar yang memeiliki struktur seperti papan memanjang secara
radikal dari pangkal batang (Anonim 3, 2008).
Akar gantung, yaitu akar yang keluar dari cabang pohon di atas permukaan tanah
dengan posisi menggantung. Contohnya adalah padapohon beringin (Rachmat, 2007).
Akar nafas, yaitu akar udara yang berbentuk seperti pensil atau kerucut yang menonjol
ke atas. Akar ini merupakan perluasan akar yang tumbuh secara horizontal (Anonim 3,
2008).
Akar tunjang, yaitu akar udara yang tumbuh di atas permukaan tanah, keluar dari
batang pohon dan dahan paling bawah serta memanjang keluar menuju ke permukaan
tanah (Anonim 3, 2008).
Akar rambat, yaitu akar yang merambat pada batang tumbuhan lain (Rachmat, 2007)
Laporan Kulap Kelompok 5 4
Batang
Batang adalah bagian penting dari tumbuhan yang berada di permukaan tanah.
Batang tumbuh dari batang lembaga yang terdapat dalam biji. Batang berfungsi untuk
mendukung bagian-bagian lain pada tumbuhan yang berada di atas tanah, seperti: daun,
bunga, dan buah (Aryulina, 2004).
Batang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: pohon, perdu, dan herba. Pohon
yaitu tumbuhan yang memiliki batang berkayu yang kuat dan tetap selama hidupnya.
Pohon memiliki diameter yang cukup besar, memiliki batang utama, dan biasanya
tumbuh tinggi. Perdu yaitu tumbuan dengan batang berkayu, namun memiliki diameter
kecil, memiliki percabangan mulai dari bawah, dan biasanya hanya tumbuh setinggi
badan manusia. Herba yaitu tumbuhan berbatang lunak dan berair. Biasanya herba
memiliki batang yang berwarna hijau (Rachmat, 2007).
Terdapat beberapa modifikasi dari batang, antara lain (Iriawati, 2009):
Rhizoma, yaitu batang yang tumbuh di bawah permukaan tanah secara horizontal dan
berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
Stolon, yaitu batang yang tumbuh secara horizontal di atas permukaan tanah yang
sebenarnya merupakan pemanjangan dari internodus.
Filokladium, merupakan batang yang tumbuh memipih dan tersusun atas beberapa
internodus.
Kladodium, batang yang tumbuh memipih dengan laju pertumbuhan terbatas, yang
memiliki fungsi sebagai tempat fotosintesis.
Daun
Daun adalah organ tumbuhan yang berfungsi untuk fotosintesis. Umumnya daun
berbentuk lembaran untuk memaksimalkan luas permukaan yang terkena sinar matahari.
Daun mempunyai pigmen-pigmen fotosintetik untuk memfasilitasi fotosintesis,
diantaranya yag paling umum adalah klorofil, yang memberikan warna hijau pada daun.
Secara luas, daun dapat dibedakan menjadi dua macam: tunggal (satu petiolus
untuk satu lembar daun) dan majemuk (banyak lembaran daun dalam satu petiolus). Daun
majemuk dapat dibedakan menjadi menyirip (pinnatus) dan menjari (palmatus).
Gambar Error! No text of specified style in document..3 Jenis-jenis
daun majemuk; a. Pinnatus b. Palmatus
(Sumber: Perring, 2011)
Laporan Kulap Kelompok 5 5
Laporan Kulap Kelompok 5 6
Susunan daun majemuk juga dapat dikelompokkan menjadi unifoliolatus (satu
anak daun), bifoliolatus (dua anak daun), atau trifoliolatus (tiga anak daun). Bentuk dasar
daun dapat dibedakan menjadi bulat, bulat telur, lonjong, dan lanset. Filotaksis (susunan
daun pada batang) dapat dibedakan menjadi spiral, bersebrangan (distikus), menyilang
(dekusatus), atau ekuitan (tanpa petiolus).
Gambar Error! No text of specified style in document..4 Filotaksis; a. Alternatus, b. Dekusatus, c. Distikus, d.
Vertisilata
(Sumber: http://mudztova.blogspot.com/2011/04/biologiupaya-manusia-dalam-pengembangan.html)
Urat daun dapat tersusun secara menyirip atau menjari.
Gambar Error! No text of specified style in document..5 Susunan Urat Daun
(Sumber: Weiblen dan Deacon, 2003)
Laporan Kulap Kelompok 5 7
BAB II
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Kegiatan kuliah lapangan ini dilaksanakan pada Rabu, 9 Oktober 2013 pukul
08.00 sampai dengan 11.00 WIB di sekitar Kampus Institut Teknologi Bandung bagian
barat.
Hasil Pengamatan
Deskripsi Menurut Literatur
Tectona grandis
Nama Daerah : Pohon jati
Nama Latin : Tectona grandis
Ciri-ciri :
Ketika muda (semai) batang berbentuk segi empat karena termasuk Fam.
Verbenaceae, Ciri Khusus Pohon Jati dengan Perakaran dalam dengan tipe tunggang,
Batang monopodial (hanya memiliki satu batang pokok), Tipe percabangan arah agak
keatas, Tipe daun tunggal, Duduk daun berseling, Bentuk daun oblong, Tipe perbungaan
malai hingga malai rata, Tipe buah batu (terdiri dari 3 lapisan), Kayu termasuk kualitas
awet 1, Meranggas saat musim kemarau.
Laporan Kulap Kelompok 5 8
Pyrostegia venusta
Nama Daerah : Stepanot jingga
Nama Latin : Phyrostegia venusta
Ciri-ciri :
Disebut stepanot jingga (atau flame vine) merupakan tanaman yang berasal dari Brazil
selatan atau sekitar kawasan selatan Argentina dan Paraguay. Memiliki mahkota berbentuk
corong seperti terompet dengan lima helai mahkota bunga berwarna jingga. Flame vine berupa
perdu. Tumbuhnya dengan memanjat. Filotaksis daun opposita; daun tidak berpelepah;
termasuk dalam daun majemuk pinnatus. Tepi daun rata. Daun tidak berstipula. Stomata
terdapat pada daun. Pada batang terdapat kambium. Tumbuhan hermaprodit. Polinasi
dibantu oleh serangga, burung, atau kelelawar. Anthotaxisnya inflorenscentia dengan
perbungaan rasemosa. Bunga hipoginus. Pada bunga terdiri dari calyx dan corolla yang
terlihat jelas. Calyx berjumlah 5; yang tersusun dalam satu lingkaran; gamosepalus.
Corolla berjumlah 5; yang tersusun dalam satu lingakran; gamopetalus. Estivasi segmen-
segmen corolla-nya imbrikatus. Stamen berjumlah 4; berada di dasar bunga; didinamus;
alternipetal. Pada satu bunga biasanya terdapat dua karpel. Ovarium superus. Buah
kering; dehisen; kapsula. Bijinya tidak mempunyai endoperm; bersayap. Kotiledon
berkeping dua; pipih (Watson dan Dallwitz, 1991).
Laporan Kulap Kelompok 5 9
Blumea balsamifera
Nama Daerah : sembung gula (jawa); kamandin (madura); sembung (bali); capo
(minangkabau); afoat (timor); ampampau ampompase, capo (bugis);
madikapu (ternate)
Nama Latin : Blumea balsamifera
Ciri-ciri :
Ciri dari daun sembung adalah bentuk daunnya yang merupakan daun tunggal
dengan bagian bawah bertangkai, sedangkan bagian atasnya merupakan daun duduk.
Pada helaian daunnya berbentuk bulat telur sampai lonjong dengan pangkal dan ujung
runcing, tepiannya bergerigi dengan permukaan atas rambut agak kasar. Untuk
permukaan bawah berambut rapat dan halus seperti beludru, bertulahg menyirip dengan
panjang 8-40 cm dan lebar 2-20 cm. daun sembung merupakan jenis tanaman perdu yang
tumbuh tegak, tingginya bisa mencapai empat meter. Percabangan pada ujungnya
berambut halus dan bila bagian-bagian dari tumbuhan ini diremas, akan berbau kamper.
daun sembung berkhasiat mengatasi berbagai jenis penyakit seperti rematik kecil, nyeri
persendian setelah melahirkan, nyeri haid, haid tidak teratur, influenza, demam, sesak
napas (asma), batuk, bronkhitis, perut kembung, perut mulas, diare, sariawan, nyeri dada
akibat penyempitan pembuluh darah koroner (PJK), dan kencing manis (diabetes
mellitus).
Laporan Kulap Kelompok 5 10
Bougainvillea spectabilis
Nama daerah : Kembang kertas
Nama Latin : Bouganvillea spectabilis
Ciri-ciri :
Tanaman bougenville termasuk tanaman perdu tegak, tinggi tanaman kira-kira 2-
4 meter. Sistem perakarannya adalah tunggang. Dengan akar-akar cabang yang melebar
ke semua arah dengan kedalaman 40 cm – 80 cm. Akar yang terletak dekat permukaan
tanah kadang tumbuh terus atau akar bakal tanaman bara.
Bougenville merupakan perdu yang memanjatdan menggantung, tinggi 0,3 m – 10 m.
batang memiliki cabang berkayu bulat, beruas, dan memiliki diameter 5 mm – 8 mm,
berwarna coklat dan majemuk.
Bunga bogenville termasuk bunga majemuk, payung 3 – 15 bunga. Bunga
beranekaragam ada kuning, merah, merah jambu, ungu, putih dan sebagainya. Kelopak
bunga berbentuk tabung 2 – 4 mm. taju bunga 5 -8, berbentuk paku, berambut halus.
Pasangan daun yang sama dihubungkan dengan tonjolan yang melintang. Daun menyirip
berdaun satu, helaian daun lebar bulat sampai memanjang, bertepi rata, bertulang
menyirip atau bertulang tiga sampai lima. Bougenville memiliki buah buni yang masak
hitam megnkilat, panjang 1 cm, bebiji dua atau karena kegagalan berbiji satu dan tidak
memiliki lekukan.
ciri-ciri berbatang kayu, daun yang berbentuk kait, tinggi mencapai 5-15 meter,
daun dan karangan bunga kerap kali mempunyai rambut halus, daun tunggal, daun
berhadapan, bertangkai, bentuk bulat telur sampai ellips, ujung meruncing, tepi rata,
bentuk bunga kecil seperti terompet, berkelopak 3, masing-masing bunga mempunyai 1
daun pelindung, bunga keluar dari ketiak daun atau ujung ranting.
Laporan Kulap Kelompok 5 11
Euphorbia pulcherrima
Nama Daerah : Kastuba, ki geulis (sunda), Denok (Jakarta)
Nama Latin : Euphorbia pulcherrima
Ciri-ciri :
Habitus: Perdu, tegak, tinggi + 1,5-4 m.
Batang: Berkayu, bercabang, bergetah, putih seperti susu.
Daun: Tunggal, letaknya tersebar, bulat telur(ovatus) sampai lonjong, dengan 2-4
lekukan, panjang 7-15 cm, lebar2,5-6 cm, ujung dan pangkal meruncing,
pertulangan menyirip, bagian bawah berambut halus, tangkai panjang + 5-20 cm,
merah ketika masih muda setelah tua hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk malai rata atau bercabang menggarpu dalam susunan
khas yang disebut cyathium, di ujung cabang, bentuk lanset, merah, tinggi + 1 cm,
hijau dengan taju merah dan satu kelenjar besar pada sisinya kuning jingga,
kelopak bentuk lonceng, mahkota kuning kemerah-merahan, tangkai sari merah
jingga, kapala sari merah, putik dengan bakal buah beruang tiga warna merah.
Buah: Kotak, panjang 1,5 cm masih muda hijau setelah tua coklat.
Biji: Bulat, warna coklat.
Daun kastuba mengandung alkaloida, saponin, lemak, amylodextrin. Batang
mengandung saponin, sulfur, lemak, amylodextrin, asam format, dan kanji.
Berkhasiat sebagai obat disentri, paru-paru, infeksi kulit, patah tulang, bengkak
karena terpukul, luka luar, melancarkan haid dan melancarkan ASI,
Laporan Kulap Kelompok 5 12
Cordyline fruticosa
Nama Daerah : Hanjuang, andong (jawa,bali), linjuang (batak)
Nama Latin : Cordyline fruticosa
Ciri-ciri :
Perdu bercabang; tinggi 2-4m. Ranting dengan bekas daun rontok yang berbentuk
cincin. daun pada ujung ranting berjejal dengan susunan spiral; tangkai bentuk talang,
helaian daun bentuk garis atau lanset, 20-60 kali 1-13 cm, dengan pangkal yang
berbentuk baji dan ujung runcing, hijau atau merah atau lorek. malai bunga di ketiak
daun, bertangkai panjang, bercabang melebar, dengan daun pelindung yang besar pada
pangkal cabang. anak daun pelindung pada pangkal bunga kecil. daun tenda bunga 6,
memanjang, panjang 1,3cm, 3 yang luar pada bagian separo bawah melekat, erat dengan
yang didalam, bagian yang teratas lepas dan melengkung kebelakang kembali. benang sari
6, tertancap pada tenda bunga. kepala putik pendek 3 taju. buah buni + bentuk bola,
merah mengkilat. Biji hitam mengkilat. dari asia timur. di kebun dan pagar, di kuburan;
1-1.900m. bagian yang digunakan daun.
Laporan Kulap Kelompok 5 13
Lagerstroemia speciosa
Nama Daerah : bungur (Melayu), bungur kuwal, bungur bener (Lampung), bungur
tekuyung (Palembang). Jawa: bungur (Sunda), ketangi, laban,
wungu (Jawa Tengah), bhungor, wungur (Madura).
Nama Latin : Lagerstroemia speciosa
Ciri-ciri :
banyak ditemukan di hutan jati, baik di tanah gersang maupun di tanah subur
hutan heterogen berbatang tinggi. Kadang-kadang, bungur ditanam sebagai pohon hias
atau pohon pelindung di tepi jalan. Di Jawa, bungur dapat tumbuh sampai ketinggian 800
m dpl. Selain itu, bungur banyak ditemukan pada ketinggian di bawah 300 m. Pohon,
tinggi 10-30 m. Batang bulat, percabangan mulai dari bagian pangkalnya, berwarna
cokelat muda. Daun tunggal, bertangkai pendek. Helaian daun berbentuk oval, elips, atau
memanjang, tebal seperti kulit, panjang 9-28 cm, lebar4-12 cm, berwarna hijau tua. Bunga
majemuk berwarna ungu, tersusun dalam malai yang panjangnya 10-50 cm, keluar dari
ketiak daun atau ujung ranting. Buahnya buah kotak, berbentuk bola sampai bulat
memanjang, panjang 2-3,5 cm, beruang 3-7, buah yang masih muda berwarna hijau,
setelah masak menjadi cokelat. Ukuran biji cukup besar, pipih, ujung bersayap berbentuk
pisau, berwarna cokelat kehitaman. . Bungur dapat diperbanyak dengan biji.
Laporan Kulap Kelompok 5 14
Elephantopus scaber
Nama daerah : Daun Tapak Liman
Nama Latin : Elephantopus scaber
Ciri-Ciri :
memiliki ciri terna tahunan, tegak, berambut dengan akar yang besar dan
memiliki tinggi 10 cm – 80 cm. Batang tapak liman memiliki ciri kaku, berambut panjang
dan rapat, bercabang dan beralur. Tanaman tapak liman memiliki daun tunggal
berkumpul di bawah membentuk roset, berbulu dengan bentuk daun jorong, bundar telur
memanjang, tepi melekuk dan bergerigi tumpul. Panjang daun pada tanaman ini sekitar
10 cm – 18 cm dan lebar 3 cm – 5 cm. Tanaman ini memiliki bunga berbentuk bonggol,
banyak dan berwarna ungu. Tanaman ini memiliki buah yang berupa buah longkah
Laporan Kulap Kelompok 5 15
Dendrobium crumenatum
Nama Daerah : Anggrek Merpati
Nama Latin : Dendrobium crumenatum
Ciri-Ciri :
batang bulat atau bulat telur dengan diameter 2-5 cm, panjang 5-8 cm, berair atau
sukulen, licin, hijau. Daunnya tunggal dengan tangkai yang pendek, berseling, helaian
daun berbentuk lanset atau lonjong dengan ukuran panjang mencapai 10-20 cm, lebar 4-8
cm serta memiliki ujung daun yang meruncing, pangkal rimcing, tepi rata, pertulangan
sejajar melengkung dengan permukaan licin berwarna hijau. Buah anggrek merpati
berbentuk bentuk kapsul, permukaan berusuk dengan panjang 2-3 cm berwarna
hijau.Memiliki biji bulat, kecil dengan jumlah sangat banyak dan halus berwarna coklat.
Bunga tandan berwarna putih, bila masih kuncup kelihatan seperti burung merpati, jika
telah menjadi bunga bentuknya bulir di ketiak daun dengan kelopak berbentuk oval,
ujung runcing, dengan panjang 1-2 cm, kelopak satu dengan yang lain saling lepas dengan
jumlah helai sebanyak 5 helai, Pada rumpun anggrek yang besar, bunga anggrek merpati
bisa mencapai ratusan kuntum. Satu bulbus biasanya bisa menghasilkan 8-15 kuntum
bunga. Bentuk akarnya bulat pipih dengan warna akar putih yang memanjang.
Laporan Kulap Kelompok 5 16
Plumeria acuminate
]
Nama Daerah : Kamboja Putih
Nama Latin : Plumeria acuminata
Ciri-Ciri :
pohon ini memiliki batang bulat, berkayu keras, dan bergetah seperti susu dengan
tinggi mencapai 6 meter , percabangan simpodial. Daun tunggal dengan filotaksis 3/8
berbentuk obovatus dengan ukuran 20-40 cm x 6-12,5 cm. Tepi daun rata dengan basis
acutus (runcing) dan apex aristatus (menduri). Permukaan daun mengkilap dengan warna
bagian atas hijau tua dan bagian bawah hijau muda dan memiliki tulang daun menyirip.
Bunga aktinomorf berbentuk terompet, muncul pada ujung-ujung tangkai dengan
infloresensi malai rata. Mahkota bunga berjumlah 5 buah berwarna putih sisi dalam
berambut dan berwarna kuning. Kelopak bunga kecil berwarna hijau berjumlah 5. Dasar
bunga menonjol menutupi tabung kelopak. Bunga memiliki bau harum dan berbunga
sepanjang tahun. Tipe buah kering berbentuk bumbung (gepeng memanjang) dengan
panjang 18-20 cm x 1-2 cm. Buah yang muda berwarna hijau kemerahan atau merah
kecoklatan, makin tua buah menjadi semakin merah dan gelap. Tumbuh subur di dataran
rendah sampai ketinggian tanah 700 meter di atas permukaan laut, tumbuh subur hampir
di semua tempat dan tidak memilih iklim tertentu untuk berkembang biaknya.
Laporan Kulap Kelompok 5 17
Agathis dammara
Nama Daerah : Pohon Damar
Nama Latin : Agathis damara
Ciri-Ciri :
Pohon tahunan,tinggi 30-40 meter. Batang : tegak, berkayu, bulat, lurus,
berlentisel, bergetah abu-abu. Daun :tunggal, berhadapan, lonjong, tebal, tepi rata, ujung
dan pangkal runcing, panjang ± 10 cm, lebar ± 5 cm, pertulangan menyirip, tangkai
panjang ± 2 cm, hijau mengkilap. Bunga: Majemuk, berumah satu, bunga jantan
bertumpuk pada tunas yang muda, silindris, ujung runcing, bersisik, merah kecoklatan.
Buah: Lonjong, berperisai pipih seperti sisik, panjang ± 6 mm, putih kekuningan. Biji:
Pipih, putih. Akar: Tunggang, kuat, coklat.
Laporan Kulap Kelompok 5 18
Delonix regia
Nama Daerah : Flamboyan
Nama Latin : Delonix regia
Ciri-Ciri :
Daun pohon 6-8 m tinggi dengan mahkota berbentuk Parasol dan batang sangat
sedikit bengkok dengan kulit abu-abu, agak kasar. Bipinnate daun 20-40 cm panjang,
dengan 10-15 pasang pinnae, masing-masing memiliki 12-20 pasang selebaran lonjong,
apeks dan basis bulat, sessile, sedikit tomentose, hijau, dengan punggung lebih jelas.
Bunga-bunga merah, muncul ketika pohon tidak memiliki daun, dan cluster disusun di
sisi. Setiap bunga ukuran 10-12 cm dan memiliki kelopak berbulu dengan 5 sepal,
mahkota dengan 5 kelopak yang tidak setara dan androecium dengan 10 benang sari
panjang, ramping, merah. Kacang-kacangan yang sangat kasar, 40-50 cm, datar, coklat
pada saat jatuh tempo. Buah tetap tergantung di pohon selama satu tahun penuh.
Laporan Kulap Kelompok 5 19
Erythrina cristagali
Nama Daerah : Dadap Merah
Nama Latin : Erithryna cistagali
Ciri-Ciri :
Bunganya berwarna merah menyala, tumbuh dalam tandan yang panjang (20-40
cm). Bunga yang belum mekar gembung berongga, bentuknya seperti kuku, membulat di
ujung. tumbuh dalam jumlah banyak, mekar secara bergantian, dari pangkal batang ke
arah pucuk. Jenis daunnya adalah daun majemuk yang berformasi tiga helai di setiap
tangkainya.
Laporan Kulap Kelompok 5 20
Swietenia mahaghoni
Nama Daerah : Mahoni
Nama Latin : Swietenia mahagoni
Ciri-Ciri :
Pohon, annuals, 5-25 m di ketinggian, akar perjalanan, batang bulat banyak
bercabang dan kayu karet. Senyawa daun daun menyirip tetap, bentuk daun, bulat telur,
ujung kerucut dan dasar, kawat datar, tulang menyirip, 3-15 cm. Daun muda berwarna
merah, hijau tua nanti. Bunga-bunga yang diatur dalam buket bunga keluar dari ketiak
daun. Silinder asli bunga, cokelat warna. Kelopak jauh dari satu sama lain, berbentuk
sendok, berwarna hijau. Crown silinder, kuning kecoklatan, benang sari termasuk corolla,
kepala sari putih, kuning kecoklatan.,
Laporan Kulap Kelompok 5 21
Ficus benjamina
Nama Daerah : Beringin
Nama Latin : Ficus benjamina
Ciri-Ciri :
Pohon besar, diameter batang bisa mencapai 2 m lebih, tinggi bisa mencapai 25 m.
Batang tegak bulat, permukaan kasar, coklat kehitaman, keluar akar menggantung dari
batang. Daun tunggal, lonjong, hijau, panjang 3 - 6 cm, tepi rata, letak bersilang
berhadapan. Bunga tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak bentuk corong, kuning
kehijauan. Buah buni, bulat kecil, panjang 0.5 - 1 cm ,Perbanyakan dengan biji. Memiliki
akar gantung untuk menyerap udara. Daunnya banyak untuk memperbanyak fotosintesis.
Akarnya kuat untuk menopang tubuhnya.
Laporan Kulap Kelompok 5 22
Spatodhea campanulota
Nama Daerah : Ki Acret, Kecrutan disebut juga African Tulip Tree
Nama Latin : Spatodhea campanulota
Ciri-Ciri :
Pohonnya banyak cabang dengan bentuk daun bulat memanjang. Satu tangkai
daun berisi 9-13 anak daun dengan susunan mirip dengan daun kedondong. Warna
bunga merah kekuning-kuningan dan panjang 5-7 cm.
Laporan Kulap Kelompok 5 23
Syzygium polyanthum
Namalatin : Syzygium polyanthum
Namadaerah : Daunsalam
Ciri – ciri :
Jenisdaun : majemuk
Bentukdaun : jorong
Ujung daun : runcing
Pangkal daun : tumpul
Tepidaun : rata
Permukaan daun : licin
Helaian daun : joronglonjong
Laporan Kulap Kelompok 5 24
Pterocarpus indicus
Nama latin : Pterocarpus indicus
Nama daerah : Daun Angsana
Ciri – cirri :
- Jenisdaun : daunmajemuk
- Bentukdaun : daunjorong
- Ujung daun : meruncing
- Pangkaldaun : tumpul
- Tepidaun : rata
- Permukaandaun : berbulu halus dan rapat
Laporan Kulap Kelompok 5 25
Codiaeum variegatum
Nama Latin : Codiaeum variegatum
Nama Daerah : Daun Puring
Ciri – ciri :
- Jenis daun : majemuk
- Bentuk daun : jorong
- Ujung daun : meruncing
- Pangkal daun : tumpul
- Tepi daun : rata
- Permukaan daun : kasap
Laporan Kulap Kelompok 5 26
Gardenia augusta
Nama Latin : Gardenia augusta
Nama Daerah : Daun Kaca piring
Ciri – ciri
- Jenis daun : majemuk
- Bentuk daun : jorong
- Ujung daun : meruncing
- Pangkal daun : runcing
- Tepi daun : rata
- Permukaan daun : licin
Laporan Kulap Kelompok 5 27
Pinus mercusii
Nama Latin : Pinus mercusii
Nama Daerah : Daun Pinus
Ciri – cirri :
- Jenis daun : majemuk
- Bentuk daun : jarum
- Ujung daun : runcing
- Pangkal daun : runcing
- Tepi daun : bertoreh
- Permukaan daun :
Laporan Kulap Kelompok 5 28
Salacca zalacca
Nama Latin : Salacca zalacca
Nama Daerah : Daun Salak
Ciri – ciri :
- Jenis daun : majemuk
- Bentuk daun : lanset
- Ujung daun : runcing
- Pangkal daun : runcing
- Tepi daun : rata
- Permukaan daun : berbingkul-bingkul
Laporan Kulap Kelompok 5 29
Pandanus tectorius
Nama Latin : Pandanus tectorius
Nama Daerah : daun pandan
Ciri – ciri :
- Jenisdaun : majemuk
- Bentukdaun : pedang
- Ujung daun : runcing
- Pangkal daun :
- Tepi daun : bergerigi
- Tangkai daun : menyirip
- Permukaan daun : kasap
Laporan Kulap Kelompok 5 30
Euphorbia tirucalli
Nama daerah : Sunda : susuru. Jawa : kayu urip, pacing tawa, tikel balung. Madura :
kayu jaliso, k. leso, k. langtolangan, k. Tabar. Kangean : kayu potong
Nama Latin : Euphorbia tirucalli
Ciri-Ciri :
Patah tulang adalah tumbuhan perdu yang tumbuh tegak.
Tingginya 2-6 m dengan pangkal berkayu, bercabang banyak, dan bergetah seperti susu
yang beracun. Memiliki ranting yang bulat silindris berbentuk pensil, beralur halus
membujur, dan berwarna hijau. Setelah tumbuh sejengkal, akan bercabang dua yang
letaknya melintang, demikian seterusnya sehingga tampak seperti percabangan yang
terpatah-patah. Daunnya jarang, berselang-seling, pada ujung ranting yang masih muda,
dan berukuran kecil-kecil. Berbentuk lanset, panjangnya 7-22 mm, dan cepat rontok.
Penumpu daun yang sangat kecil berkelenjar dan berbulu halus terletak pada bagian
bawah daun. Bunganya uniseksual, tersusun dalam mangkuk, warnanya kuning
kehijauan, dan keluar dari ujung ranting. Biasanya, tumbuhan ini lebih banyak
menghasilkan bunga jantan dari pada bunga betina. Berbunga pada bulan Oktober dan
berbuah pada November-Desember dan penyerbukan dilakukan oleh serangga.
Laporan Kulap Kelompok 5 31
Jarak pagar
Jatropha curcas
Nama daerah : Sunda: jarak kosta, jarak budge. Jawa: jarak gundul, jarak pager.
Bali: jarak pager. Sulawesi: jarak kosta, jarak wolanda, bindalo,
Maluku: ai huwa kamala, balacai, kadoto.
Nama Latin : Jatropha curcas
Ciri – ciri :
merupakan tumbuhan semak berkayu. banyak ditemukan di daerah tropic. dikenal
sangat tahan kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek. Walaupun telah lama
dikenal sebagai bahan pengobatan dan racun, saat ini ia makin mendapat perhatian
sebagai sumber bahan bakar hayati untuk mesin diesel karena kandungan minyak bijinya.
Peran yang agak serupa sudah lama dimainkan oleh kerabatnya, jarak pohon (Ricinus
communis), yang bijinya menghasilkan minyak campuran untuk pelumas. Habitus:
Semak, menahun, tinggi 1½-5 m. Batang: Berkayu, bulat, bercabang, bergetah, putih
kotor. Daun : Tunggal, tersebar, bekas daun tampak jelas, bulat telur, bertoreh,
pertulangan menjari, panjang 5-15 cm, lebar 6-16 cm, hijau. Bunga : Mejemuk, bentuk
malai, di ujung batang dan di ketiak daun, kelopak terdiri dari lima daun kelopak, bulat
telur, panjang ± 4 mm, benang sari mengelompok pada pangkal, kuning, tangkai putik
tiga, pendek, hijau, kepala putih melengkung keluar, kuning daun mahkota lima, ungu.
Buah : Kotak, panjang 2-3 cm, hijau. Biji: Bulat telur, coklat kehitaman. Akar: Tunggang,
putih kotor
Laporan Kulap Kelompok 5 32
Dioscorea hispida
Nama daerah : Bali, Jawa, Madura, Sunda : gadung
Nama Latin : Dioscorea hispida
Ciri- ciri :
Gadung menghasilkan umbi yang dapat dimakan, namun mengandung racun
yang dapat mengakibatkan pusing dan muntah apabila kurang benar pengolahannya.
Produk gadung yang paling dikenal adalah dalam bentuk keripik meskipun rebusan
gadung juga dapat dimakan. Umbinya dapat pula dijadikan arak (difermentasi) sehingga di
Malaysia dikenal pula sebagai ubi arak, selain taring pelandok. Untuk membedakan antar-
spesies dalam gadung-gadungan, mereka dapat dibedakan berdasarkan arah lilitan batang,
bentuk batang, ada tidaknya duri pada batang, bentuk dan jumlah helaian daun, ada
tidaknya buah di atas atau biasa disebut “katak” atau “aerial bulbil”. Tumbuhan gadung
berbatang merambat dan memanjat, panjang 5–20 m. Arah rambatannya selalu berputar
ke kiri (melawan arah jarum jam, jika dilihat dari atas). Ciri khas ini penting untuk
membedakannya dari gembili (D. aculeata) yang memiliki penampilan mirip namun
batangnya berputar ke kanan. Gadung merambat pada tumbuhan berbatang keras.
Batangnya kurus ramping, setebal 0,5–1 cm, ditumbuhi duri atau tidak, hijau keabu-
abuan. Daun-daunnya terletak berseling, dengan tiga anak daun menjari, bentuk bundar
telur atau bundar telur sungsang, tipis bagai kertas. Bunga jantan terkumpul dalam tandan
di ketiak bunga betina majemuk berbentuk bulir. Mahkota bunganya berwarna kuning,
benang sarinya berjumlah enam, dan berwarna kuning juga. Umbinya terbentuk dalam
tanah, berjumlah banyak dan tak beraturan bentuknya, menggerombol dalam kumpulan
hingga selebar 25 cm. Buahnya, berbentuk elips, berdaging, berdiameter ± 1 cm, dan
berwarna coklat.
Laporan Kulap Kelompok 5 33
Sansevieria trifasciata
Nama Daerah : Lidah Mertua
Nama Latin : Sanseveiria trifasciata
Ciri- cirri :
Dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari. Sansevieria
memiliki daun keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing. Sanseviera dikenal dengan
sebutan tanaman lidah mertua karena bentuknya yang tajam. Sanseviera tak hanya
sebagai tanaman hias, tapi juga memiliki manfaat untuk menyuburkan rambut, mengobati
diabetes, wasir, hingga kanker ganas. Sementara seratnya digunakan sebagai bahan
pakaian. Di Jepang, Sanseviera digunakan untuk menghilangkan bau perabotan rumah di
ruangan. Dibanding tumbuhan lain, Sanseviera memiliki keistimewaan menyerap bahan
beracun, seperti karbondioksida, benzene, formaldehyde, dan trichloroethylene
Sansevieria dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis yang tumbuh memanjang ke atas dengan
ukuran 50-75 cm dan jenis berdaun pendek melingkar dalam bentuk roset dengan
panjang 8 cm dan lebar 3-6 cm. Kelompok panjang memiliki daun meruncing seperti
mata pedang, dan karena ini ada yang menyebut Sansevieria sebagai tanaman pedang-
pedangan.Tumbuhan ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga
tahan kekeringan. Dalam kondisi lembap atau basah, sansiviera bisa tumbuh subur.
Warna daun Sansevieria beragam, mulai hijau tua, hijau muda, hijau abu-abu, perak, dan
warna kombinasi putih kuning atau hijau kuning. Motif alur atau garis-garis yang
terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang mengikuti arah serat daun, tidak
beraturan, dan ada juga yang zig-zag. Keistimewaan lidah mertua adalah memiliki daya
adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan.
Laporan Kulap Kelompok 5 34
Strobilanthes crispus
Nama Daerah : Betawi : keci beling, picah beling Jawa : enyoh kelo
Nama Latin : Strobilanthes crispus
Ciri – cirri :
Batangnya beruas, bentuknya bulat, berambut kasar, dan warnanya hijau.
Percabangannya yang menyentuh tanah dan keluar dari akar sehingga bisa
dipisahkan dari tanaman induk.
Daunnya tunggal, bertangkai pendek, dengan duduk daun yang berhadapan.
Helaian daunnya lanset, memanjang atau hampir jorong, tepinya bergerigi, dengan
ujung dan pangkalnya yang meruncing, kedua permukaanya kasar.
Pertulangan daunnya menyirip dan berwarna hijau.
Akarnya tunggang dan berwarna coklat muda.
Perbungaannya majemuk dan berkumpul pada bulir padat.
Mahkota bunga berbentuk corong, terbagi lima, berambut, dan berwarna kuning
atau ungu.
Benang sarinya berjumlah empat, berwarna putih, dan kuning.
Buahnya berbentuk gelondong, dan berisi 2-4 biji. Bijinya bulat, pipih, kecil-kecil,
dan berwarna coklat.
Laporan Kulap Kelompok 5 35
Moringa oleifera
Nama daerah : Kelor, limaran (Jawa)
Nama Latin : Moringa oleifera
Ciri-ciri :
- Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis. Permukaan
kasar, percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung
tumbuh lurus dan memanjang.
- Daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal
(imparipinnatus), helai daun saat muda berwarna hijau muda.
- Buah berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20 - 60 cm
- Buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi cokelat
- Bentuk biji bulat - berwarna coklat kehitaman, berbuah setelah berumur 12 - 18
bulan.
- Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak.
- Perbanyakan bisa secara generatif (biji) maupun vegetatif (stek batang).
- Tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian 1000 m
dpl
- Banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di halaman rumah atau ladang.
- Menurut Dr. Paulus Wahyudi Halim di Kota Tangerang Selatan, Provinsi
Banten, kelor memiliki energi dingin. Herbal seperti itu cocok untuk mengatasi
penyakit dengan energi panas atau kelebihan energi seperti radang atau kanker.
Laporan Kulap Kelompok 5 36
Maniltoa grandiflora
Nama daerah : Pohon Sapu tangan. ternate namo-namo. maluku tengah namute,
lamute, lamuta, klamute. sunda pukih. Jawa kopi anjing
Nama Latin : Maniltoa grandiflora
Ciri – ciri :
Berbentuk perdu atau pohon kecil, tinggi antara 3-15 m. Batang berbonggol-
bonggol. kulit batang halus berbintil, kecoklatan atau abu-abu. Bertajuk agak rapat,
dengan ranting yang berkelak-kelok zigzag. Daun majemuk dengan sepasang anak daun,
bertangkai 2-8 mm. Anak daun lonjong sampai bundar telur miring tidak simetris, 5,5-
16,5 x 1,5-5,5 cm, hampir tak bertangkai, seperti jangat, menggantung, hijau tua berkilap.
Daun muda berwarna putih atau merah jambu terang, menggantung lemas serupa
saputangan. Karangan bunga berupa tandan kecil dengan deretan daun pelindung, 4-5
tandan berjejal pada tonjolan-tonjolan yang muncul di batang, hingga dekat ke tanah.
Bunga kecil-kecil kelopaknya berwarna merah jambu pucat atau putih, berbagi dalam
menjadi 4, panjang taju kelopak 2-4 mm. mahkota bentuk lanset, putih, 5 helai, panjang
3-4 mm. Benang sari lepas-lepas, 8-10 helai, tangkai putik 5-6 mm. Buah polong
berdaging tebal, berbentuk ginjal keriput berujung meruncing, 3-9 x 2-6 x 1-4 cm,
bergantungan di batang, coklat bersisik ketika muda dan kehijauan atau kekuningan
apabila masak, masam sampai masam manis. Berbiji sebutir, berbentuk ginjal pipih, 3-6 x
2-4 cm.
Laporan Kulap Kelompok 5 37
Ficus elastica
Nama Daerah : Karet kerbau
Nama Latin : Ficus elastic
Ciri-ciri :
- Termasuk famili morceae
- berupa pohon dengn tinggi 20-35 m
- Batangnya berkayu, bulat permukaan berbintik-bintik dan berwarna hijau,
- daunnya majemuk menyirip, berhadapan, lonjong, tepi rata, ujung runcing,
pangkal tumpul, panjang 12-14 cm, lebar 5-7 cm,
- pertulangan daun menyirip, permukaan halus, dan warna hijau.
- Bunga majemuk, bentuk tandan, terletak di ketiak daun, bertangkai silindris,
dan berwarna putih
Laporan Kulap Kelompok 5 38
Datura metel
Nama Daerah : Bunga Terompet. Jawa, sunda : Kecubung
Nama Latin : Datura metel
Ciri-ciri :
- Kecubung termasuk jenis tumbuhan perdu tahunan
- mempunyai pokok batang kayu, keras dan tebal.
- Cabangnya banyak dan mengembang ke kanan dan ke kiri sehingga membentuk
ruang yang lebar. Tinggi dari tumbuhan kecubung 0,5-2 m.
- Daun berbentuk bulat telur, tunggal, tipis, dan pada bagian tepinya berlekuk lekuk
tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Serta ujung dan pangkal meruncing dan
pertulangannya menyirip. Daun Kecubung berwarna hijau.
- Bunga Kecubung tunggal menyerupai terompet dan berwarna putih atau
lembayung.
- Mahkotanya berwarna ungu. Panjang bunga lebih kurang 12-18 cm. Bunga
bergerigi 5-6 dan pendek.
- Tangkai bunga sekitar 1-3 cm.
- Kelopak bunga bertaju 5 dengan taju runcing.
- Tabung mahkota berbentuk corong, rusuk kuat, dan tepian bertaju 5.
- Taju dimahkotai oleh suatu runcingan.
- Benang sari tertancap pada ujung dari tabung mahkota dan sebagai bingkai
berambut mengecil ke bawah.
- Bunga mekar di malam hari. Bunga membuka mnjelang matahari tenggelam dan
menutup sore berikutnya.
Laporan Kulap Kelompok 5 39
BAB I
KESIMPULAN
Dengan adanya kuliah lapangan ini, kita bisa lebih mengetahui karakteristik
morfologi dan kekerabatan specimen yang ditemukan di sekitar kampus ITB bagian barat.
Kita dapat lebih jelas mengidentifikasi ciri-ciri dari setiap spesies yang ada disana. Dari
mulai bagian-bagian daun, bentuk daunnya, tepi, ujung, pangkal, jenis daunnya, dan cirri
khas dari setiap tumbuhan serta biodeversitasnya.
Laporan Kulap Kelompok 5 40
Daftar Pustaka
Aryulina, Dyah. 2004. Biologi 2. Jakarta: Erlangga.
Djuita, Nina Ratna. 2007. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Iriawati. 2009. Batang. Diakses dari http://www.sith.itb.ac.id/profile/pdf/iriawati/bahan-
kuliah/bahan-1/Batang%20dan%20pola%20percabangan.pdf. pada tanggal 23
September 2011.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta: Gajah Mada
University press