LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ......

158
KATA PENGANTAR Tanpa terasa tahun 2002 telah berlalu dan telah dua setengah tahun pula Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bekerja mengemban amanat konstitusional sebagai pengawas pelaksanaan Undang-Undang No. 5/1999. Sebagai lembaga pengawas persaingan usaha, salah satu tugas KPPU yang diamanatkan oleh Undang-Undang No. 5/1999 adalah menyampaikan laporan berkala kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia. Laporan berkala Tahun 2002 ini disusun sebagai wujud pertanggung jawaban KPPU kepada Presiden dan DPR. Laporan ini menguraikan pelaksanaan tugas KPPU, meliputi pelaksanaan seluruh program dan kegiatan dalam kurun waktu 2002. Sebagaimana tercermin di dalam laporan berkala ini, banyak kemajuan yang telah dicapai tetapi tidak sedikit pula hambatan yang dihadapi dalam kurun waktu tersebut. KPPU menyadari bahwa tanpa dukungan luas dari publik, teramat sulit bagi KPPU untuk dapat mencapai berbagai kemajuan dalam pelaksanaan tugasnya, di tengah kehadiran berbagai kendala dan tantangan yang tidak ringan. Karena itu pada kesempatan ini, KPPU menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada berbagai pihak, atas dukungan dan kerjasamanya selama ini. Laporan berkala ini sudah barang tentu tidak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan. Karena itu dalam rangka penyempurnaannya, KPPU terbuka terhadap kritik, saran, dan masukan dari berbagai pihak. Jakarta, Januari 2003 KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Ketua Syamsul Maarif

Transcript of LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ......

Page 1: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

KATA PENGANTAR

Tanpa terasa tahun 2002 telah berlalu dan telah dua setengah

tahun pula Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bekerja

mengemban amanat konstitusional sebagai pengawas pelaksanaan

Undang-Undang No. 5/1999. Sebagai lembaga pengawas persaingan

usaha, salah satu tugas KPPU yang diamanatkan oleh Undang-Undang No.

5/1999 adalah menyampaikan laporan berkala kepada Presiden dan

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia.

Laporan berkala Tahun 2002 ini disusun sebagai wujud

pertanggung jawaban KPPU kepada Presiden dan DPR. Laporan ini

menguraikan pelaksanaan tugas KPPU, meliputi pelaksanaan seluruh

program dan kegiatan dalam kurun waktu 2002. Sebagaimana tercermin

di dalam laporan berkala ini, banyak kemajuan yang telah dicapai tetapi

tidak sedikit pula hambatan yang dihadapi dalam kurun waktu tersebut.

KPPU menyadari bahwa tanpa dukungan luas dari publik, teramat

sulit bagi KPPU untuk dapat mencapai berbagai kemajuan dalam

pelaksanaan tugasnya, di tengah kehadiran berbagai kendala dan

tantangan yang tidak ringan. Karena itu pada kesempatan ini, KPPU

menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada berbagai pihak,

atas dukungan dan kerjasamanya selama ini.

Laporan berkala ini sudah barang tentu tidak luput dari berbagai

kelemahan dan kekurangan. Karena itu dalam rangka

penyempurnaannya, KPPU terbuka terhadap kritik, saran, dan masukan

dari berbagai pihak.

Jakarta, Januari 2003

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

Ketua

Syamsul Maarif

Page 2: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi iii

Bab I PENDAHULUAN 1

Bab II PROGRAM KERJA KPPU 2002 3

Penegakan Hukum 3

Pengembangan Kebijakan 4

Pengembangan Kelembagaan 4

Komunikasi 5

Pengembangan Sistem Informasi 6

Bab III GAMBARAN UMUM PERSAINGAN USAHA 2002 7

Bab IV PENEGAKAN HUKUM 10

Penanganan Laporan Publik dan Inisiatif 11

Perkara Dalam Proses Pemeriksaan 12

Perkara Yang Telah Diputus 13

Litigasi dan Monitoring Putusan 28

Bab V PELAKSANAAN MONITORING, KAJIAN dan

PENGEMBANGAN KEBIJAKAN 32

Monitoring 32

Kajian 38

Dengar Pendapat 42

Pemberian Saran dan Pertimbangan Kepada Pemerintah 46

Page 3: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Bab VI PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN 51

Pengembangan Organisasi 51

Penyusunan Pedoman UU No.5/1999 53

Status Kelembagaan 53

Pengembangan Strategi KPPU 54

Sarana dan Prasarana 55

Pengembangan Kerjasama Antar Lembaga 55

Kerjasama Internasional 57

Bantuan Teknis 57

Kunjungan dan Pertukaran Informasi 61

Partisipasi Aktif dalam Forum Internasional 63

Pengembangan Sumber Daya Manusia 64

Bab VII SOSIALISASI dan PENGEMBANGAN KOMUNIKASI 65

Sosialisasi Melalui Lokakarya 65

Sosialisasi dan Komunikasi Melalui Media Massa 68

Pertemuan Dengan Para Pakar 69

Bab VIII KENDALA dan TANTANGAN 70

Resistensi Pemburu Rente 70

Lingkungan Kebijakan 71

Peradilan dan Institusi Penegakan Hukum Terkait 71

Otonomi dan Inisiatif – Inisiatif Daerah 72

Merger dan Akuisisi 73

Posisi Staf Sekretariat KPPU 73

Persaingan Sebagai Budaya Baru 74

Hambatan – Hambatan Internal 74

Bab IX PENUTUP 76

Lampiran

Lampiran I : Daftar Putusan KPPU 79

Lampiran II : Kasus Dalam Penanganan KPPU 85

Page 4: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

BAB I

PENDAHULUAN

Undang-undang No. 5/1999 tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat diundangkan pada

tanggal 5 Maret 1999. Sebagai produk hukum ekonomi yang lahir di

tengah krisis ekonomi serta hingar bingar “reformasi” di berbagai

bidang, kelahiran UU No.5/1999 menimbulkan semangat sekaligus

harapan baru di bidang perekonomian.

Betapa tidak, krisis ekonomi yang berlangsung sejak

pertengahan tahun 1997 merupakan puncak dari akumulasi

persoalan kebijakan dan praktek persaingan usaha yang

berlangsung tanpa fondasi dan kerangka yang menjamin

tumbuhnya iklim usaha yang sehat. Karena itu lahirnya UU

No.5/1999 diharapkan dapat menjadi bingkai bagi lahirnya iklim

persaingan usaha yang sehat guna mewujudkan dunia usaha yang

efisien yang memberikan pilihan-pilihan yang luas bagi konsumen,

yang pada akhirnya diharapkan mendorong peningkatan

kesejahteraan rakyat.

Dalam perjalanan waktu yang relatif sangat singkat tentu

saja menjadi sesuatu yang mustahil untuk memenuhi tujuan tadi.

Sebagai lembaga yang diberi amanat untuk mengawasi pelaksanaan

UU No.5/1999, KPPU berupaya seoptimal mungkin untuk

menjalankan tugasnya. Namun sebagai sebuah lembaga baru KPPU

tentu saja dihadapkan pada sejumlah persoalan.

Sebagai sebuah institusi publik, Laporan tahun 2002 ini

merupakan pertanggungjawaban KPPU kepada publik, selain tentu

saja menjadi bentuk pertanggungjawaban konstitusional KPPU

kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Laporan ini membahas pelaksanaan program dan kegiatan –

kegiatan KPPU sepanjang tahun 2002. Sebagaimana layaknya

Page 5: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

sebuah laporan, Bab I berisi mengenai pendahuluan yang

membahas tujuan, sistematika dan isi laporan ini. Bab II

memaparkan program 2002 yang dirumuskan tahun sebelumnya.

Sedangkan Bab III menguraikan gambaran umum persaingan usaha

Indonesia sepanjang tahun 2002.

Berdasarkan UU No.5/1999, tugas utama yang diemban KPPU

sebagai pengawas persaingan usaha adalah penegakan hukum.

Program penegakan hukum yang meliputi kegiatan-kegiatan

penanganan laporan publik, pemecahan kasus atau perkara serta

kegiatan litigasi dan monitoring putusan diuraikan pada Bab IV.

Kasus atau perkara yang ditangani dapat pula merupakan

perkara inisiatif KPPU. Perkara inisiatif ini dapat bersumber dari

kajian maupun monitoring pelaku usaha. Perlu juga diketahui

bahwa selain penegakan hukum, tugas utama lainnya dari KPPU

adalah memberikan saran dan pertimbangan kebijakan kepada

pemerintah. Untuk mendukung program ini, KPPU mengembangkan

kajian regulasi dan perundang-undangan maupun dengar pendapat

(hearing) dengan berbagai pihak dan institusi. Karena itu selain

membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, Bab V juga

membahas pelaksanaan program kajian regulasi dan perundang-

undang, dengar pendapat serta saran dan kebijakan pertimbangan

kepada pemerintah.

Sebagai sebuah lembaga baru, pengembangan kegiatan

kelembagaan merupakan salah satu program prioritas KPPU.

Pelaksanaan program ini dibahas secara detail pada Bab VI,

meliputi antara lain pengembangan instrumen-instrumen

operasional hubungan antar lembaga baik nasional maupun

internasional, serta pengembangan sumberdaya manusia.

Sebagai sesuatu yang baru pengenalan UU/5/1999 dan KPPU

kepada stakeholder persaingan usaha dilaksanakan melalui program

komunikasi. Pelaksanaan program ini dibahas secara detail pada

bab VII.

Page 6: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Dalam usianya yang sangat belia KPPU dalam melaksanakan

tugas-tugasnya tentu masih berhadapan dengan sejumlah kendala,

baik yang bersifat internal maupun eksternal. Kendala-kendala yang

dihadapi KPPU sepanjang tahun 2002 diuraikan pada Bab VIII.

Sedangkan Bab IX menyimpulkan seluruh isi bab-bab sebelumnya.

Laporan tahunan ini sudah barang tentu tidak lepas dari

berbagai kelemahan dan kekurangan. Untuk itu KPPU mengharap

masukan dan kritikan semua pihak, yang tentunya akan sangat

membantu penyempurnaan laporan ini.

Page 7: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

BAB II

PROGRAM KERJA KPPU 2002

Seluruh kegiatan pada tahun 2002 merupakan pelaksanaan

atas rencana strategis yang telah dituangkan dalam bentuk

Program Kerja KPPU. Kelancaran pelaksanaan kegiatan pada tahun

2002 tersebut tidak terlepas dari dukungan pendanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Proyek

Pemberdayaan Persaingan Usaha Tahun Anggaran 2002

Departemen Perindustrian dan Perdagangan, serta bantuan teknis

dari beberapa organisasi internasional yang mempunyai perhatian

khusus pada masalah persaingan usaha.

Program kerja KPPU yang dilaksanakan pada tahun 2002

adalah perwujudan tugas-tugasnya yang diamanatkan oleh UU

No.5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat. Program kerja dimaksud terdiri dari : Penaatan

/ Penegakan Hukum (Compliance); Pengembangan Kebijakan

(Policy Development); Pengembangan Kelembagaan (Institutional

Development); Komunikasi (Communication); dan Pengembangan

Sistem Informasi (Information System Development).

Penegakan Hukum

Program penegakan hukum merupakan program yang

memayungi pelaksanaan tugas utama KPPU selaku lembaga yang

diberi amanat mengawasi pelaksanaan UU No.5/1999. Kegiatan

utama dalam program ini meliputi rangkaian proses penanganan

dugaan pelanggaran UU No.5/1999 mulai dari penanganan laporan

yang berasal dari masyarakat maupun yang bersifat inisiatif,

pemeriksaan dan penyelidikan, pembuatan putusan, monitoring

Page 8: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

pelaksanaan putusan hingga diupayakannya bantuan hukum bila

terdapat masalah hukum atas putusan yang telah ditetapkan.

Pengembangan Kebijakan

Tugas utama KPPU lainnya adalah pemberian saran dan

pertimbangan kepada Pemerintah yang berkaitan dengan kebijakan

yang mendorong lahirnya praktek monopoli dan persaingan usaha

tidak sehat. Tugas ini dilaksanakan melalui pelaksanaan program

pengembangan kebijakan.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung

Program Pengembangan Kebijakan antara lain adalah penyusunan

saran dan pertimbangan kepada Pemerintah, penyusunan kertas

kerja kebijakan (policy paper), kajian atas sektor industri dan

perdagangan, kajian atas peraturan perundang-undangan,

monitoring pelaku usaha, dengar pendapat dengan pihak-pihak

terkait serta penyusunan saran dan pertimbangan kebijakan

pemerintah.

Pengembangan Kelembagaan

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas – tugas

utama KPPU tersebut, unsur penataan dan penguatan kelembagaan

menjadi salah satu pilar penting yang perlu terus dikembangkan.

Oleh karena itu pengembangan kelembagaan menjadi salah

satu program kerja KPPU. Program ini menjadi sangat penting

mengingat KPPU sebagai lembaga baru dengan sumber daya yang

masih sangat terbatas.

Kegiatan - kegiatan yang menjadi bagian dari program ini

meliputi pengembangan instrumen-instrumen operasional seperti

pengembangan organisasi dan penyusunan aturan - aturan internal,

penyusunan pedoman / petunjuk operasional UU No.5/1999

Page 9: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

(guidelines), pembahasan status kelembagaan khususnya untuk

sekretariat, pengembangan strategi KPPU serta pemenuhan fasilitas

kerja baik sarana dan prasarana guna menunjang pelaksanaan

tugas KPPU, pengembangan kerjasama antar lembaga,

pengembangan kerjasama internasional, dan pengembangan

sumber daya manusia,

Komunikasi

Hukum dan budaya persaingan merupakan sesuatu yang baru

bagi masyarakat Indonesia, khususnya bagi kalangan pelaku usaha,

penegak hukum dan aparat pemerintah lainnya. Untuk itu,

kegiatan-kegiatan yang bersifat mendorong internalisasi nilai – nilai

persaingan menyadarkan melalui introduksi dan peningkatan

pemahaman masyarakat akan hukum dan budaya persaingan

menjadi sangat penting artinya bagi efektivitas UU No.5/1999

dalam mendorong lahirnya iklim persaingan usaha yang sehat.

Dengan internalisasi nilai – nilai persaingan serta dengan

meningkatnya kesadaran dan pemahaman atas persaingan usaha

yang sehat diharapkan akan mendorong tumbuhnya perilaku self

correction di dunia usaha dan masyarakat. Hal ini mendasari

dicanangkannya Komunikasi menjadi salah satu program kerja

KPPU.

Kegiatan diseminasi informasi seperti sosialisasi, lokakarya,

seminar, workshop dan temu usaha kepada masyarakat luas

khususnya pelaku usaha, aparat penegak hukum, aparat

pemerintah lainnya, akademisi dan jurnalis serta organisasi –

organisasi non pemerintah merupakan bagian dari program ini.

Page 10: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Pengembangan Sistem Informasi

Di era modern dewasa ini, informasi dan sistem informasi

memegang peran strategis bagi kelangsungan suatu organisasi.

Sebagai organisasi baru dengan substansi bidang tugas yang juga

masih relatif sangat baru, kelangsungan organisasi, pelaksanaan

tugas dan kinerja KPPU akan sangat tergantung pada pengelolaan

informasi.

Oleh karena itu, sejak awal pembentukannya, KPPU

menempatkan pengembangan sistem informasi sebagai salah satu

program prioritas. Meskipun demikian, laporan pelaksaan program

ini dipadukan dalam bagian laporan mengenai pelaksanaan program

pengembangan kelembagaan.

Page 11: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

BAB III

GAMBARAN UMUM PERSAINGAN USAHA 2002

Banyak kemajuan dicapai di dalam upaya memperbaiki

persaingan usaha di Indonesia sepanjang tahun 2002, baik di

tingkat mikro (perusahaan) maupun pada kebijakan-kebijakan

pemerintah, meskipun kemajuan-kemajuan tersebut masih belum

seperti yang diharapkan. Kemajuan-kemajuan tersebut tentunya

tidak lepas dari dampak berlakunya UU No. 5/1999 tentang

Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang

telah memasuki tahun ke 3 (tiga).

Di tingkat mikro perusahaan, kemajuan-kemajuan mulai

terasa pada sikap dunia usaha yang mulai menjadikan UU No.

5/1999 sebagai salah satu referensi dalam memformulasikan

strategi usahanya. Peningkatan ini adalah buah dari sosialisasi

yang secara intensif dan berkesinambungan yang dilakukan oleh

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sepanjang tahun 2002.

Namun di tengah perbaikan-perbaikan yang mulai terasa,

praktek-praktek persaingan usaha yang tidak sehat oleh sebagian

besar pelaku usaha lainnya tetap saja marak, baik di sektor swasta

maupun di sektor publik. Sebagian memang belum memahami

esensi UU No. 5/1999, namun sebagian lainnya justru

memanfaatkan celah kelemahan dalam infrastruktur penegakan

hukum terkait, sehingga luput dari jeratan undang-undang ini.

Hingga akhir tahun 2002, perilaku anti persaingan yang

terasa sangat menonjol antara lain adalah persekongkolan tender,

penyalahgunaan posisi dominan, kartel dan perjanjian tertutup. Hal

ini tercermin baik dari laporan yang disampaikan oleh publik, hasil-

hasil monitoring dan kajian, maupun isu - isu yang berkembang di

dalam wacana publik. Kendati demikian, tidak banyak dari

fenomena tersebut yang dapat dibawa ke meja pemeriksaan dan

Page 12: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

menghasilkan putusan, terutama karena kesulitan dalam

pembuktian baik formil maupun materiil.

Sebagai perilaku anti persaingan yang sangat menonjol,

persekongkolan tender menjadi menarik untuk disimak lebih jauh

justru karena sebagian besar fenomena ini berkaitan dengan

transaksi-transaksi penjualan atau privatisasi aset-aset negara,

atau tender proyek-proyek yang dibiayai dengan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Karena itu perilaku anti

persaingan dalam bentuk persekongkolan tender setidaknya

melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau instansi-instansi

pemerintah.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa tingkat kebocoran APBN

yang cukup besar dan berlangsung sejak lama merupakan

konsekuensi ketidakefektifan mekanisme pengawasan tender. Pada

gilirannya, hal ini menjadi salah satu sumber inefisiensi anggaran.

Perlu dicatat bahwa berdasarkan Kepres No. 18/2000, penggunaan

APBN yang besaran nilainya lebih dari Rp 50 juta mutlak

dialokasikan melalui tender, kecuali pembayaran bunga dan cicilan

pokok utang, pembayaran gaji pegawai dan komponen lainnya.

Jika mekanisme pengawasan tender berlangsung efektif, maka

sangat bisa jadi bahwa utang luar negeri tidak menjelma menjadi

penyakit kronis Indonesia. Sayangnya, kasus-kasus yang berkaitan

dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

karena kesulitan dalam pembuktian formil dan materiil.

Persekongkolan tender juga sangat terasa pada penjualan

aset-aset negara. Pada tahun 2002 tercatat misalnya kasus

penjualan saham dan obligasi konversi PT. Indomobil Sukses

Internasional Tbk. dan beberapa penjualan aset lain yang dilakukan

oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Seperti halnya

dengan persekongkolan tender proyek-proyek APBN,

persekongkolan tender penjualan aset-aset negara juga sulit untuk

disentuh karena masalah yang sama.

Page 13: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Di lingkungan kebijakan (regulatory environment), kemajuan-

kemajuan juga mulai terasa pada sejumlah undang-undang yang

baru saja disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, maupun pada

beberapa kebijakan pemerintah. Hal ini paling tidak tercermin pada

internalisasi nilai-nilai persaingan pada beberapa produk peraturan

perundang-undangan dan kebijakan umum pemerintah di bidang

perekonomian dan dunia usaha. Sebagai contoh Undang-Undang

tentang Minyak dan Gas Bumi yang menghapuskan adanya

monopoli produksi minyak dan gas bumi yang sebelumnya dimiliki

oleh PT. Pertamina. Sementara pada kebijakan pemerintah

tercermin diantaranya pada upaya mengembalikan kewenangan

penentuan tarif angkutan penumpang udara, dari INACA

(Indonesian National Air Carrier Association) kepada pemerintah,

yang oleh pemerintah pada gilirannya menyerahkan penentuan tarif

pada mekanisme pasar.

Namun di tengah arah sejumlah kebijakan yang kian

mendukung upaya menciptakan iklim persaingan sehat, sejumlah

besar kebijakan lainnya justru cenderung mematikan embrio

persaingan sehat yang mulai diperkenalkan. Pertimbangan

menumbuhkan persaingan usaha yang sehat, hampir tidak tampak

pada sebagian besar kebijakan pemerintah akhir-akhir ini. Upaya

deregulasi pasar, termasuk upaya mengurangi campur tangan

pemerintah pada perekonomian dan dunia usaha, tidak tampak

dilakukan secara nyata.

Beberapa issue yang tercatat paling menonjol adalah

kebijakan pengaturan tata niaga gula pasir, penerapan bea masuk

dan SNI di bidang industri tepung terigu, pengaturan tata niaga

impor tekstil dan produk tekstil, kebijakan pengaturan bisnis VoIP

yang kontra kompetisi, kebijakan “duopoly” sektor telekomunikasi

Indonesia, serta berbagai kasus privatisasi BUMN yang

menghidupkan praktek monopoli baru atau revitalisasi monopolis

lama. Kasus privatisasi Indosat merupakan salah satu contoh

Page 14: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

aktual privatisasi BUMN yang mendorong konsentrasi industri,

bahkan praktek monopoli baru, di sektor telekomunikasi nirkabel

(selular).

Sementara itu, perkembangan-perkembangan positif yang

telah dicapai di sektor transportasi khususnya transportasi udara,

kembali mendapat desakan dari pelaku usaha yang mengupayakan

pemberlakuan kembali regulasi yang menghambat persaingan. Hal

yang sama sangat terasa pula di bidang-bidang transportasi

lainnya. KPPU mengembangkan forum dengar pendapat dengan

berbagai pihak di bidang transportasi dan melihat kemajuan yang

cukup signifikan dengan makin berkurangnya upaya campur tangan

pemerintah di bidang ini. Walaupun demikian, KPPU masih melihat

beberapa kebijakan yang diskriminatif dan kurang fair berkaitan

dengan pengaturan teknis. Misalnya dalam pengaturan jalur garis

lintas penerbangan (airline routes), yang mengundang protes dari

perusahaan-perusahaan penerbangan baru. Hal ini semata-mata

terjadi karena adanya konflik kepentingan pemerintah sebagai

regulator sekaligus sebagai pelaku usaha (BUMN).

Kebijakan – kebijakan pemerintah di tingkat lokal (daerah)

juga menandai pasang-surutnya iklim persaingan usaha. Sepanjang

tahun 2002, kebijakan – kebijakan anti persaingan usaha di tingkat

daerah otonom terasa sangat marak. Meskipun terwujud dalam

berbagai bentuk, tetapi kebijakan daerah yang sangat menonjol

adalah diskriminasi perlakuan antara pelaku usaha lokal dengan

pelaku – pelaku usaha dari daerah lain, peraturan – peraturan lokal

yang memberikan lisensi monopoli kepada pelaku – pelaku usaha

tertentu dan pembentukan badan – badan usaha yang melibatkan

pemerintah daerah serta pemberian lisensi monopoli kepada badan

usaha yang bersangkutan.

Melihat latar belakang dan arah kebijakan yang berkembang

sepanjang 2002, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa terdapat

kecenderungan yang kuat akan kian maraknya perilaku perburuan

Page 15: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

rente, yakni upaya pelaku usaha untuk mempengaruhi kebijakan

publik guna memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa

melalui persaingan usaha yang sehat.

Page 16: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

BAB IV

PENEGAKAN HUKUM

Penegakan hukum (law enforcement) adalah tugas utama

atau inti dari seluruh tugas yang diamanatkan oleh Undang-Undang

No. 5 / 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat (UU No. 5 / 1999) kepada Komisi Pengawas

Persaingan Usaha (KPPU). Tugas tersebut dilaksanakan KPPU

melalui tindakan penanganan perkara, penerbitan penetapan-

penetapan dan putusan-putusan atas perkara yang ditangani, dan

pelaksanaan upaya-upaya lanjutan yang terkait dengan eksistensi

dan pelaksanaan penetapan dan putusan atas suatu perkara, yaitu

tindakan monitoring putusan dan upaya litigasi.

Penanganan perkara dugaan pelanggaran terhadap UU No. 5 /

1999 sebagai tugas prioritas KPPU dilaksanakan baik dalam

kerangka tindakan yang bersifat responsif terhadap laporan dugaan

pelanggaran UU No. 5 / 1999 dari masyarakat (publik) atau pelaku

usaha, maupun sebagai suatu tindakan yang bersifat inisiatif

berdasarkan hasil temuan KPPU sendiri. Sedangkan output dari

penanganan perkara tersebut adalah penetapan-penetapan dan

putusan-putusan dalam rangka memberikan kepastian hukum

terhadap perkara bersangkutan. Pada akhirnya, terhadap seluruh

putusan yang telah diterbitkan KPPU diperlukan upaya lanjutan

berupa monitoring terhadap pelaksanaan putusan-putusan tersebut

dan upaya litigasi jika atas putusan-putusan tersebut terdapat

upaya keberatan (challenge) ke Pengadilan Negeri yang dilakukan

pelaku usaha terkait.

Page 17: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

A. Penanganan Laporan Publik dan Inisiatif.

Sejak berdirinya hingga akhir Desember 2002, KPPU telah

menerima 86 (delapan puluh enam) laporan publik tentang dugaan

pelanggaran terhadap UU No. 5/1999. Dari 86 (delapan puluh

enam) laporan publik tersebut, 49 (empat puluh sembilan) laporan

diterima KPPU pada tahun 2002. Laporan publik tersebut dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Laporan yang berkaitan dengan dugaan persekongkolan tender

sejumlah 27 (dua puluh tujuh);

2. Laporan yang berkaitan dengan kebijakan anti-persaingan yang

dikeluarkan oleh pemerintah sejumlah 8 (delapan);

3. Laporan yang berkaitan dengan dugaan kartel sejumlah 1

(satu);

4. Laporan yang berkaitan dengan dugaan praktek perjanjian

tertutup sejumlah 1 (satu);

5. Laporan yang berkaitan dengan dugaan praktek monopoli

sejumlah 1 (satu);

6. Laporan yang berkaitan dengan dugaan praktek

penyalahgunaan posisi dominan sejumlah 1 (satu);

7. Laporan yang berkaitan dengan dugaan praktek alokasi pasar

sejumlah 1 (satu); dan

8. Laporan yang bukan merupakan kewenangan / kompetensi

KPPU sejumlah 8 (delapan);

Sementara laporan yang diajukan berdasarkan inisiatif dari

KPPU sejak KPPU berdiri berjumlah 4 (empat), dan khusus tahun

2002 berjumlah 3 (tiga) dengan klasifikasi yang terdiri dari 2 (dua)

buah laporan tentang dugaan persekongkolan tender dan 1 (satu)

buah laporan tentang dugaan kartel.

Page 18: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Sebagaimana diketahui, proses penanganan perkara di KPPU

dilakukan melalui berbagai tahapan, yaitu:

1. Tahap Klarifikasi kejelasan dan atau kelengkapan laporan yang

disampaikan oleh publik (Klarifikasi Laporan);

2. Tahap Pemeriksaan Pendahuluan selama-lamanya 30 (tiga

puluh) hari yang dilakukan oleh Tim Pemeriksaan Pendahuluan;

3. Tahap Pemeriksaan Lanjutan selama-lamanya 90 (sembilan

puluh) hari yang dilakukan oleh Majelis Komisi Pengawas

Persaingan Usaha;

4. Tahap Pembuatan Putusan selama-lamanya 30 (tiga puluh) hari

yang dilakukan oleh Majelis Komisi Pengawas Persaingan Usaha;

5. Pembacaan Putusan oleh Majelis Komisi Pengawas Persaingan

Usaha.

Namun sesuai dengan prosedur penanganan perkara yang

ditetapkan, tidak semua perkara yang ditangani sampai pada tahap

putusan. Bahkan ada sebagian besar perkara tidak dapat

diteruskan ke dalam tahap pemeriksaan. Selain karena

ketidakjelasan dan atau ketidaklengkapan laporan, juga karena

tidak ditemukannya bukti-bukti awal yang cukup untuk memulai

pemeriksaan.

B. Perkara Dalam Proses Pemeriksaan

Satu-satunya perkara yang tersisa dan masih dalam tahap

pemeriksaan pada akhir tahun 2002 adalah Perkara Nomor

05/KPPU-L/2002 mengenai dugaan praktek penyalahgunaan posisi

dominan di sektor film dan bioskop. Perkara ini masih dalam status

pemeriksaan lanjutan dan sesuai dengan jadwal direncanakan akan

tuntas pada awal tahun 2003.

Page 19: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

C. Perkara yang Telah Diputus

Dari sejumlah perkara baik yang diangkat dari laporan publik

maupun perkara – perkara inisiatif, hingga Desember 2002, 9

(sembilan) perkara telah diputuskan dan dibacakan di muka umum.

Dari 9 (sembilan) putusan komisi tersebut, 2 (dua) di

antaranya ditangani pada tahun 2000 dan diputuskan pada 2001,

yaitu kasus tender di PT Caltex Pacific Indonesia (CPI) dan kasus

penguasaan retail oleh Indomaret. Sementara itu, perkara yang

penanganannya telah dimulai pada 2001 dan sampai dengan Tahap

Pemeriksaan Lanjutan yang diakhiri dengan pembacaan putusan

pada 2002 adalah sebanyak 7 (tujuh) perkara, yaitu:

1. Perkara Nomor 08/KPPU-L/2001 mengenai persekongkolan

tender bakalan sapi impor di Pemerintah Daerah Tingkat I

Jawa Timur yang putusannya dibacakan dalam sidang yang

terbuka untuk umum pada 19 April 2002.

2. Perkara Nomor 03/KPPU-I/2002 mengenai persekongkolan

tender penjualan saham dan obligasi konversi PT Indomobil

Sukses International yang putusannya dibacakan dalam

sidang terbuka pada 30 Mei 2002.

3. Perkara Nomor 09/KPPU-L/2001 mengenai persekongkolan

tender OSP/CAN (Out Side Plan / Chopper Access Network) di

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, yang putusannya

dibacakan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada 6

Juni 2002.

4. Perkara Nomor 08/KPPU-L/2001 mengenai persekongkolan

tender Pengadaan Barite dan Bentonite di YPF Maxus

Southeast Sumatera BV, yang putusannya dibacakan dalam

sidang terbuka untuk umum pada 17 Juli 2002.

Page 20: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

5. Perkara Nomor 10/KPPU-L/2001 mengenai Penentuan Daftar

Rekanan Asuradur di Bank BNI yang putusannya dibacakan

dalam sidang terbuka untuk umum pada 18 Juli 2002.

6. Perkara Nomor 02/KPPU-I/2002 mengenai Dugaan Kartel

Industri Day Old Chicks (DOC) yang putusannya dibacakan

dalam sidang terbuka pada tanggal 27 Agustus 2002.

7. Perkara Nomor 01/KPPU-I/2002 mengenai Pembagian

Pekerjaan antara PT SPIJ dengan PT Citra Turbindo yang

putusannya dibacakan dalam sidang terbuka pada tanggal 29

Agustus 2002.

Ringkasan kasus dan putusan komisi mengenai tender

pengadaan bakalan sapi impor di Jawa Timur dapat dilihat pada

Boks 1.1., tender penjualan saham dan obligasi konversi PT

Indomobil Sukses Internasional pada Boks 1.2., tender di PT

Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. pada Boks 1.3., tender

pengadaan Barite & Bentonite di YPF Maxus Southeast Sumatra BV

pada Boks 1.4., penunjukan rekanan asuradur di PT Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk. pada Boks 1.5., dugaan kartel Industri

Day Old Chicks (DOC) pada Boks 1.6., dan dugaan pembagian

pekerjaan antara PT SPIJ dengan PT Citra Turbindo pada Boks 1.7.

Page 21: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Boks 1.1

KASUS TENDER PENGADAAN SAPI BAKALAN KEREMAN IMPOR

DI JAWA TIMUR (PERKARA NOMOR : 07/KPPU-LI/2001)

Kasus ini berawal dari laporan sebuah organisasi pengusaha di Jawa Timur yang ikut menjadi

peserta Tender Pengadaan Sapi Bakalan Kereman Impor dari Australia dalam Proyek Pembangunan dan

Pembinaan Peternakan di Kabupaten/Kota se-Jawa Timur Tahun Anggaran 2000 Dinas Peternakan Jawa

Timur. Yang dilaporkan (Terlapor) adalah Koperasi Pribumi Jawa Timur (KOPI Jatim). KPPU

menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan Pemeriksaan Pendahuluan mulai tanggal 22 Agustus

2001 yang diteruskan kemudian dengan Pemeriksaan Lanjutan.

Dari pemeriksaan terungkap telah terjadi persekongkolan dan atau kerjasama antara Terlapor

dengan Panitia Pelelangan dan atau pihak yang berhubungan dengan Panitia Pelelangan. Persekongkolan

dan atau kerjasama tersebut terjadi dalam mengatur, menentukan, dan mengarahkan proses lelang

untuk kepentingan Terlapor melalui perlakuan eksklusif (khusus) dan keringanan persyaratan

pelelangan terhadap Terlapor yang berbeda dengan peserta lelang yang lain.

Bentuk perlakuan khusus adalah keberangkatan Terlapor bersama dan atas biaya Dinas

Peternakan Jawa Timur dan atau Panitia Pelelangan ke Australia pada tanggal 17 Oktober 2000 untuk

melakukan survey bersama atas sapi yang akan dibeli Terlapor. Padahal pada saat itu belum ditentukan

pemenang lelangnya karena Lelang Ulang baru dalam tahap pengumuman pembukaan pendaftaran.

Terdapat keringanan persyaratan yang tidak wajar dalam Surat Perintah Kerja sebagai hasil

negosiasi teknis dalam rangka Penunjukan Langsung. Hal ini dapat dibuktikan dari ketat/mutlaknya

persyaratan administratif dan teknis dalam tahap lelang dan lelang ulang yang dengan serta merta

dieliminasi secara drastis pada tahap penunjukan langsung. Persyaratan dimaksud adalah persyaratan

pengalaman impor sapi 2 (dua) tahun. Apabila pada Tahap Lelang dan Lelang Ulang, Panitia Pelelangan

bersikukuh untuk mempertahankan persyaratan tersebut sebagaimana diatur dalam RKS sehingga

menyebabkan semua Peserta Lelang gugur, dalam tahap Penunjukan Langsung, persyaratan ini tidak

diperlukan dan diganti dengan fakta bahwa Terlapor mampu melampirkan rekomendasi Konsulat

Republik Indonesia tentang reputasi eksportir Hallen Australian Livestock Traders Pty, Ltd. dan sama

sekali tidak menjelaskan reputasi Terlapor sebagai importir.

Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan, maka Majelis Komisi memutuskan :

1. Menyatakan Terlapor secara sah dan meyakinkan telah melanggar ketentuan pasal 22

UU No. 5/1999 karena melakukan persekongkolan dengan pihak lain yaitu drh. Sigit Hanggono

Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, dan Ir. Suhadji Ketua Panitia Pelelangan dalam mengatur

penentuan Pemenang Tender/Lelang dalam Pengadaan Sapi Bakalan Kereman Impor dari Australia

dalam Proyek Pembangunan dan Pembinaan Peternakan di Kabupaten/Kota se Jawa Timur Tahun

Anggaran 2000

2. Melarang Terlapor mengikuti kegiatan Pengadaan Sapi Bakalan atau kegiatan serupa di Jawa Timur

dan atau wilayah Republik Indonesia selama dipimpin oleh pengurus yang pada saat pembacaan

Putusan ini masih menjabat untuk kurun waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal putusan

dibacakan.

3. Menyarankan Gubernur Jawa Timur sebagai atasan langsung drh. Sigit Hanggono Kepala Dinas

Peternakan Jawa Timur, dan Ir. Suhadji Ketua Panitia Pelelangan, untuk mengambil tindakan

administratif sehubungan dengan keterlibatan drh. Sigit Hanggono Kepala Dinas Peternakan Jawa

Timur, dan Ir. Suhadji Ketua Panitia Pelelangan dalam pelanggaran Pasal 22 Undang-undang Nomor

5 Tahun 1999 yang secara sah dan meyakinkan dilakukan oleh Terlapor

Page 22: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Boks 1.2

KASUS TENDER SAHAM DAN OBLIGASI INDOMOBIL

(PERKARA NO. 03/KPPU-I/2002)

Pada tanggal 20 November 2001, BPPN dan PT Holdiko Perkasa mengumumkan tender penjualan

72,63 persen saham milik Pemerintah di PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMSI). Tiga peserta

memasukkan penawaran akhir pada tanggal 4 Desember 2001, yaitu PT Alpha Sekuritas Indonesia, PT

Bhakti Asset Management dan PT Cipta Sarana Duta Perkasa (CSDP). Tanggal 5 Desember 2001, PT

CSDP dinyatakan sebagai pemenang dalam tender divestasi tersebut, dengan penawaran total senilai Rp.

625 milyar. Padahal sewaktu diambil alih Pemerintah, nilai saham dan convertible bond yang dijual

tersebut adalah sekitar Rp. 2,5 trilyun.

Tetapi pelaksanaan dan hasil tender mengandung sejumlah kejanggalan, seperti harga penjualan

saham yang rendah, waktu pelaksanaan tender yang singkat, peserta tender yang terbatas dan indikasi

pelanggaran prosedur tender. Kejanggalan – kejanggalan ini diperkuat oleh data dan informasi yang

mengarah pada indikasi awal yang kuat tentang adanya pelanggaran Undang-undang Nomor 5 Tahun

1999. Oleh karenanya, kemudian KPPU memutuskan untuk melakukan pemeriksaan berdasarkan inisiatif.

Pemeriksaan pendahuluan dan lanjutan atas perkara tersebut dilakukan oleh KPPU dengan

memanggil dan mendengarkan keterangan dari BBPN dan beberapa pelaku usaha seperti PT Holdiko

Perkasa, PT Trimegah Securities, PT Cipta Sarana Duta Perkasa, PT Bhakti Asset Management, PT Alpha

Sekuritas Indonesia, PT. Multi Megah Internasional, PT. Deloitte & Touche FAS, Bank Danamon, Pranata

Hajadi dan saksi – saksi lainnya.

Dari pemeriksaan, KPPU mendapatkan bukti-bukti adanya persekongkolan antara panitia tender

dalam hal ini adalah BPPN dan PT Holdiko Perkasa dengan peserta – peserta tender, serta

persekongkolan yang dilakukan antara peserta – peserta tender. Bukti-bukti tersebut antara lain panitia

tender masih menerima dokumen tender dari peserta tender walaupun telah melampaui batas waktu

penyerahan dokumen tender, sekitar 20 usulan mark-up Conditional Share Purchase Loan and Transfer

Agreement yang sama yang diajukan oleh masing-masing peserta tender, penyesuaian harga antara

ketiga peserta tender yang bertujuan untuk memenangkan salah satu peserta tender dan sejumlah bukti

– bukti lainnya.

Berdasarkan bukti – bukti yang ada, Majelis Komisi mengambil keputusan yang intinya adalah

sebagai berikut :

1. Menyatakan PT Holdiko Perkasa (Terlapor I) dan PT Deloitte & Touche FAS (Terlapor X), secara

sah dan meyakinkan telah melanggar pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 karena

melakukan tindakan persekongkolan yang menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dengan

pelaku usaha peserta tender, yaitu PT Cipta Sarana Duta Perkasa (Terlapor III), PT Bhakti Asset

Management (Terlapor VIII) dan PT Alpha Sekuritas Indonesia (Terlapor IX), yang secara

terang-terangan dan/atau diam-diam berupa tidak menolak keikutsertaan ketiga peserta tender

tersebut dalam tender penjualan saham dan convertible bonds PT Indomobil Sukses

International walaupun mengetahui ketiga peserta tender tersebut tidak memenuhi persyaratan

dan/atau melanggar prosedur sebagaimana ditentukan dalam Procedures for The Submission of

Bid

2. Menyatakan PT Trimegah Securities (Terlapor II), PT Cipta Sarana Duta Perkasa (Terlapor III),

Pranata Hajadi (Terlapor IV), Jimmy Masrin (Terlapor V), PT Bhakti Asset Management (Terlapor

VIII) dan PT Alpha Sekuritas Indonesia (Terlapor IX) secara bersama-sama dengan sah dan

meyakinkan melanggar pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 karena melakukan

Page 23: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

tindakan persekongkolan di antara mereka yang menimbulkan persaingan usaha tidak sehat

berupa tindakan saling menyesuaikan dan/atau membandingkan dokumen tender dan/atau

menciptakan persaingan semu dan/atau memfasilitasi suatu tindakan untuk memenangkan PT

Cipta Sarana Duta Perkasa dalam tender penjualan saham dan convertible bonds PT Indomobil

Sukses International

3. Menyatakan PT Multi Megah internasional (Terlapor VI) dan Parallax Capital Management

(Terlapor VII) kedua-duanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 22

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999.

4. Melarang PT Trimegah Securities (Terlapor II), PT Cipta Sarana Duta Perkasa (Terlapor III), dan

PT Deloitte & Touche FAS (Terlapor X) untuk mengikuti transaksi baru dalam bentuk apapun di

lingkungan dan/atau dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan/atau dengan

pihak lain yang ditunjuk oleh atau atas kuasa BPPN berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas

BPPN baik dalam penyehatan perbankan, penyelesaian aset bank maupun dalam pengembalian

uang negara dalam jangka waktu dua tahun terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan ini

dengan denda atas pelanggaran sebesar 30% dari nilai setiap transaksi

5. Menghukum PT Trimegah Securities (Terlapor II) untuk membayar denda sebesar

Rp10.500.000.000,00 (sepuluh miliar lima ratus juta rupiah) dan disetorkan ke kas negara

sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor

Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) Jakarta I yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 19

Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling

lambat dalam waktu 45 hari kerja terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan ini dengan

denda keterlambatan 0,17 % dari nilai denda yang dikenakan (Rp10.500.000.000,00) untuk

setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini

6. Menghukum Pranata Hajadi (Terlapor IV) dan Jimmy Masrin (Terlapor V) secara bersama-sama

untuk membayar denda sebesar Rp10.500.000.000,00 (sepuluh miliar lima ratus juta rupiah)

dan disetorkan ke kas negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen

Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) Jakarta I yang

beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan

1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam waktu 45 hari kerja terhitung sejak tanggal

dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17 % dari nilai denda yang dikenakan

(Rp10.500.000.000,00) untuk setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini

7. Menghukum PT Cipta Sarana Duta Perkasa (Terlapor III) untuk membayar denda kepada negara

sebesar Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan disetorkan ke kas negara sebagai setoran

penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan

dan Kas Negara (KPKN) Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui

Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam

waktu 45 hari kerja terhitung sejak dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17

% dari nilai denda yang dikenakan (Rp5.000.000.000,00) untuk setiap hari keterlambatan tidak

melaksanakan putusan ini

8. Menghukum PT Holdiko Perkasa (Terlapor I), untuk membayar denda sebesar Rp

5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan disetorkan ke kas negara sebagai setoran penerimaan

negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan dan Kas

Negara (KPKN) Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank

Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam waktu

45 hari kerja terhitung sejak dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17 % dari

nilai denda yang dikenakan (Rp5.000.000.000,00) untuk setiap hari keterlambatan tidak

melaksanakan putusan ini

Page 24: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

9. Menghukum PT Deloitte & Touche FAS (Terlapor X) untuk membayar denda sebesar

Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan disetorkan ke kas negara sebagai setoran

penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan

dan Kas Negara (KPKN) Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui

Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam

waktu 45 hari kerja terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan ini dengan denda

keterlambatan 0,17 % dari nilai denda yang dikenakan (Rp10.000.000.000,00) untuk setiap hari

keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini

10. Menghukum PT Alpha Sekuritas Indonesia (Terlapor IX) untuk membayar denda sebesar

Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah) dan disetorkan ke kas negara sebagai

setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor

Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19

Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling

lambat dalam waktu 45 hari kerja terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan ini dengan

denda keterlambatan 0,17 % dari nilai denda yang dikenakan (Rp1.500.000.000,00) untuk

setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini

11. Menghukum PT Bhakti Asset Management (Terlapor VIII) untuk membayar denda sebesar

Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan disetorkan ke kas negara sebagai setoran

penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan

dan Kas Negara (KPKN) Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui

Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam

waktu 45 hari kerja terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan ini dengan denda

keterlambatan 0,17 % dari nilai denda yang dikenakan (Rp1.000.000.000,00) untuk setiap hari

keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini

12. Menghukum PT Cipta Sarana Duta Perkasa (Terlapor III) untuk membayar ganti rugi kepada

negara sebesar Rp228.000.000.000,00 (dua ratus dua puluh delapan miliar rupiah) dan

disetorkan ke kas negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen

Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) Jakarta I yang

beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan

1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam waktu 75 hari kerja terhitung sejak tanggal

dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17 % dari nilai ganti rugi yang

dikenakan (Rp228.000.000.000,00) untuk setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan

putusan ini

Menyatakan bahwa denda keterlambatan pelaksanaan putusan tetap dihitung meskipun ada upaya

hukum

Page 25: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Boks 1.3

KASUS TENDER DI PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) TBK.

(PERKARA NO.09/KPPU-L/2002)

Kasus ini didasarkan pada laporan dari satu pelaku usaha yang pada pokoknya melaporkan PT

(Persero) Telekomunikasi Indonesia (selanjutnya disebut Terlapor) telah melakukan persekongkolan

untuk memenangkan Consortium Siemens di dalam Tender Paket-I Pengadaan Outside Plan Copper

Access Network (OSP-CAN) di PT (Persero) Telekomunikasi Indonesia yang dibiayai melalui pinjaman

Bank Dunia (IBRD Loan 3904).

Berdasarkan informasi dan kesaksian yang didapatkan dalam serangkain proses pemeriksaan

pendahuluan, Tim Pemeriksa merekomendasikan untuk melanjutkan ke tahapan Pemeriksaan Lanjutan.

Di dalam Pemeriksaan Lanjutan telah diperiksa Pelapor, Terlapor dan sejumlah saksi.

Berdasarkan keterangan yang terungkap dalam proses pemeriksaan, proses pelaksaanan

tender OSPCAN tersebut secara umum dapat dijelaskan sebagaimana berikut:;

- Tender OSP-CAN merupakan International Competitive Bidding/one stage tender berdasarkan World

Bank’s Guidelines, dimana Pemenang tender harus mendapatkan persetujuan dari Bank Dunia.

- Dengan adanya ketentuan yang menyatakan bahwa pemenang tidak boleh memenangkan 3 (tiga)

paket sekaligus, maka setelah proses klarifikasi, Consortium RML-Energex dinominasikan oleh

Terlapor sebagai pemenang di Paket I dan dimintakan persetujuan oleh Terlapor kepada Bank

Dunia.

- Selama proses permintaan persetujuan, kepada Bank Dunia berkali-kali mempertanyakan

pengalaman Consortium RML-Energex dibidang Telekomunikasi kepada Terlapor. Dalam rangka

menjawab pertanyaan Bank Dunia, Terlapor berkali-kali pula menghubungi Consortium RML-

Energex untuk meminta pengalaman kerja di bidang Telekomunikasi sesuai permintaan Bank

Dunia. Disamping itu ditemukan fakta-fakta yang mengarahkan persekongkolan antara Terlapor

dengan Consortium RML-Energex berupa pemberian informasi yang bersifat rahasia/confidential,

antara lain berupa Fotokopi faximili Bank Dunia tanggal 30 April 2001 kepada Koordinator Project

Implementation Unit (PIU) Bank Dunia, Posisi harga penawaran masing-masing peserta tender

setelah proses evaluasi atau normalisasi harga penawaran setelah klarifikasi, surat penominasian

Consortium RML-Energex oleh Terlapor kepada Bank Dunia sebagai pemenang Paket-I tender

OSPCAN, korespondensi PIU dengan Bank Dunia, dan Surat penominasian Consortium Siemens

sebagai pemenang Paket-I tender OSPCAN kepada Bank Dunia.

- Karena dokumentasi tendernya tidak sesuai dengan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam dalam

RFP, khususnya record of experience in telecommunication project, maka Bank Dunia menolak

untuk menyetujui Consortium RML-Energex. Pada akhirnya Bank Dunia menyetujui Consortium

Siemens sebagaimana dinominasikan oleh Terlapor sebagai pemenang tender Paket I OSPCAN

tersebut.

Meskipun Majelis Komisi menemukan adanya nuansa persekongkolan antara Terlapor dengan

Consortium RML-Energex, namun pada akhirnya persekongkolan tersebut tidak berhasil

memenangkan Consortium RML-Energex sebagai pemenang tender OSP-CAN di Paket I. Karena itu

persekongkolan dalam kasus ini tidak sesuai dengan persekongkolan sebagaimana dimaksud pada

Pasal 22 UU No.5/1999.

Pada sisi lain persekongkolan sebagaimana dilaporkan oleh Pelapor, yaitu antara Terlapor

dengan Consortium Siemens, tidak dapat dibuktikan setelah melalui rangkaian proses pemeriksaan oleh

Majelis Komisi. Dengan demikian Majelis Komisi memutuskan bahwa Terlapor, PT Telekomunikasi

Indonesia (Persero) Tbk. dan SIEMENS Consortium tidak terbukti secara sah dan meyakinkan

melanggar Pasal 22 Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Page 26: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Boks 1.4

KASUS TENDER PENGADAAN BARITE & BENTONITE DI YPF MAXUS SOUTHEAST SUMATRA

B.V.

(PERKARA NO. 08/KPPU-L/2001)

Perkara ini berawal dari laporan satu pihak (Pelapor) yang pada pokoknya melaporkan bahwa

persyaratan tender pengadaan Barite dan Bentonite yang diselenggarakan oleh YPF Maxus Southeast

Sumatra B.V. (Terlapor) bersifat diskriminatif.

Dalam tahap pemeriksaan pendahuluan, Tim Pemeriksa menemukan indikasi kuat adanya

pelanggaran yang dilakukan oleh Terlapor yaitu beberapa persyaratan tender cenderung mengada-ada

dan mengarah kepada salah satu peserta tender, persyaratan tersebut antara lain: persyaratan cap API

Monogram dalam kemasan Barite dan Bentonite, serta pengalaman memasok Barite dan Bentonite

kepada perusahaan minyak lepas pantai minimal 2 (dua) tahun, yang hanya dapat dipenuhi oleh salah

satu peserta tender. Berdasarkan temuan tersebut, Tim Pemeriksa menetapkan untuk melakukan

Pemeriksaan Lanjutan.

Garis besar perkara ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

• Terlapor menyelenggarakan tender pengadaan Barite dan Bentonite (Tender no. B/S/0226)

dengan sistem 1 (satu) sampul, yang diumumkan pada tanggal 9 Juli 2001. Terlapor

menyusun persyaratan tender yang cenderung berdasarkan kemampuan 3 (tiga) perusahaan

yang selama ini memasok Terlapor yaitu: PT. M-I Indonesia, PT. Baroid Indonesia, dan PT.

Milchem Indonesia.

• Setelah melalui prakualifikasi, hanya 5 (lima) peserta yang lulus dari 14 (empat belas) peserta

yang mendaftar yaitu: PT. M-I Indonesia, PT. Baroid Indonesia, PT. Carana Bungapersada, PT.

Gading Megah, dan PT. Bakrie&Brother.

• Beberapa peserta mengajukan keberatan atas persyaratan yang diajukan oleh Terlapor:

persyaratan cap API Monogram dan pengalaman memasok Barite dan Bentonite kepada

perusahaan minyak lepas pantai minimal 2 (dua) tahun, karena kedua persyaratan tersebut

tidak relevan dan hanya dapat dipenuhi oleh peserta tender tertentu.

• Peserta yang ikut pembukaan tender ada 3 (tiga) yaitu: PT. M-I Indonesia, PT. Carana

Bungapersada, dan PT. Gading Megah. Terlapor membuka harga penawaran dari ketiga

peserta tersebut dan ternyata PT. Carana Bungapersada adalah peserta dengan harga

penawaran paling rendah.

• Selanjutnya Terlapor melakukan evaluasi teknis secara terpisah dari pembukaan tender

padahal sistem tender yang digunakan adalah satu sampul yang hanya melihat harga sebagai

penentu utama.

• Pada saat evaluasi teknis, PT. Carana Bungapersada dan PT. Gading Megah tidak memenuhi

persyaratan: cap API Monogram dan pengalaman. Kemudian Terlapor menunjuk PT. M-I

Indonesia (yang sebenarnya adalah peserta dengan harga penawaran tertinggi) sebagai

pemenang tender tersebut.

Berdasarkan temuan-temuan di atas, Majelis Komisi menyimpulkan bahwa: Terlapor tidak

melakukan persekongkolan dan penguasaan pasar. Tetapi Majelis Komisi melihat adanya penyimpangan

pelaksanaan SK No. 077/C0000/2000-SO mengenai evaluasi teknis secara terpisah dari pembukaan

tender dalam sistem satu sampul. Karena itu Majelis Komisi Memutuskan:

1. Menyatakan bahwa Terlapor, YPF Maxus Southeast Sumatra B.V. yang sekarang bernama

Page 27: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

CNOOC Southeast Sumatra B.V. tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar

Pasal 22, Pasal 19 huruf a. dan d. Undang-undang Nomor 5 Tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

2. Memerintahkan kepada Terlapor, YPF Maxus Southeast Sumatra B.V. yang sekarang bernama

CNOOC Southeast Sumatra B.V. untuk memperbaiki persyaratan-persyaratan tender

pengadaan barang dan jasa yang diselenggarakannya untuk menciptakan persaingan usaha

yang sehat dan terbuka.

3. Memerintahkan kepada PERTAMINA untuk dengan sungguh-sungguh melakukan pengawasan

terhadap seluruh KPS dan mitra kerjanya agar dalam melaksanakan pengadaan barang dan

jasa mengikuti ketentuan SK No. 077/C0000/2000-SO dengan memberikan kesempatan

kepada pelaku usaha secara terbuka sehingga tercipta persaingan usaha yang sehat.

Page 28: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Boks 1.5

KASUS PENUNJUKKAN REKANAN ASURADUR DI

PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK

(PERKARA NO. 10/KPPU-L/2001)

Kasus berawal dari laporan pada 22 Agustus 2001 kepada KPPU yang pada intinya menyatakan

bahwa PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (Terlapor) membatasi penutupan asuransi jaminan

kredit debitur BNI dengan hanya menunjuk 4 (empat) perusahaan asuransi sebagai rekanan

asuransinya. Perusahaan asuransi tersebut adalah: PT. Asuransi Tri Pakarta; PT. Asuransi Wahana

Tata; PT. Maskapai Asuransi Indonesia; dan PT (persero) Jasa Asuransi Indonesia.

Penunjukan tersebut menghilangkan kebebasan debitur yang mengajukan kredit pinjaman

kepada BNI untuk memilih perusahaan asuransi yang akan digunakannya. Selain itu, penunjukan untuk

rekanan asuransi juga mengakibatkan perusahaan asuransi yang lain tidak bisa masuk dan bersaing

untuk melayani nasabah BNI yang akan mengasuransikan agunannya.

Setelah melakukan pemeriksaan, Majelis Komisi pada dasarnya berpendapat bahwa perjanjian

yang dibuat antara Terlapor dengan 4 rekanan asurasur tersebut berpotensi melanggar prinsip-prinsip

pasal 4, 15 dan 19 Undang-undang No. 5 Tahun 1999. Tetapi unsur-unsur dari pasal-pasal tersebut

tidak terpenuhi oleh bukti-bukti yang ada.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Majelis Komisi mengambil keputusan yang intinya adalah

sebagai berikut:

1. Menyatakan bahwa Terlapor, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. tidak terbukti secara

sah dan meyakinkan melanggar Pasal 4, Pasal 15 ayat (2), dan Pasal 19 huruf a dan huruf d

Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat.

2. Memerintahkan kepada Terlapor, PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk., untuk

membatalkan perjanjian yang berpotensi menghambat persaingan usaha yang sehat, yaitu

perjanjian tanggal 16 April 2002 No. DIR/006 No.146/DIR/PKS/2002 antara Terlapor dengan

PT. Wahana Tata, perjanjian No. DIR/009 No. 068/DIR/2002 antara Terlapor dengan PT. MAI

dan perjanjian No.DIR/007 N0. PKS 013.AJI/IV/2002 antara Terlapor dengan PT. Jasindo;

3. Memerintahkan kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., untuk memberikan

kesempatan yang sama kepada perusahaan-perusahaan asuransi agar dapat bersaing secara

sehat dan terbuka.

Page 29: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Boks 1.6

KASUS KARTEL INDUSTRI DAY OLD CHICK (DOC)

(PERKARA NO. 02/KPPU-I/2002)

Kasus ini berawal dari adanya laporan sebuah organisasi peternak unggas yang menduga

bahwa lima pelaku usaha yang bergerak dalam bidang perunggasan yaitu PT Japfa Comfeed

Indonesia, Tbk, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT Sierad Produce, Tbk, PT Leong AyamSatu

Primadona dan PT Wonokoyo Jaya Corporindo telah melanggar Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999.

Dalam laporan tersebut, Pelapor tidak dapat memberikan informasi yang jelas mengenai

dugaan pelanggaran tersebut sehingga tidak dapat ditindaklanjuti ke dalam pemeriksaan

pendahuluan. Namun mencermati perkembangan industri peternakan (perunggasan) sebagai industri

yang strategis, Komisi berinisiatif untuk melakukan public hearing mengenai permasalahan disekitar

DOC. Dari hasil public hearing, Komisi memutuskan untuk melakukan Monitoring terhadap kegiatan

pelaku usaha yang dilaporkan oleh organisasi peternak tersebut.

Hasil monitoring mengindikasikan adanya pelanggaran terhadap Pasal 11 UU No. 5 /1999, yang

dilakukan oleh PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT Sierad

Produce, Tbk, PT Leong Ayam Satu Primadona dan PT Wonokoyo Jaya Corporindo. Oleh sebab itu

Komisi memutuskan untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan dan menjadikan perkara yang

berkaitan dengan DOC tersebut menjadi perkara inisiatif.

Hasil Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan Lanjutan menemukan fakta bahwa produksi

DOC merupakan produk musiman (seasoning), tidak dapat diatur produksinya dalam waktu singkat

dan pasokannya (supply) relatif konstan dalam jangka waktu 1–2 tahun. Produksi DOC tidak dapat

diatur dalam waktu yang singkat karena market trend tidak dapat diprediksi. Pada umumnya prediksi

permintaan DOC dengan menggunakan dasar peak season. Sedangkan mengenai dugaan

kesepakatan harga yang dibuat oleh para breeder yang dilakukan oleh anggota Gabungan Perusahaan

Peternak Unggas Indonesia ditemukan fakta bahwa kesepakatan diantara para anggota GPPU tersebut

hanya ditujukan untuk memberikan keringanan harga kepada koperasi peternak di Bogor yang

dipimpin oleh Linus Simanjuntak atas permintaan Direktur Jenderal Bina Produksi Peternakan.

Berdasarkan informasi, fakta dan dokumen yang diperoleh baik dari pemeriksaan pendahuluan

maupun pemeriksaan lanjutan, maka pada tanggal 27 Agustus 2002 Majelis Komisi mengambil

keputusan yang intinya PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk, PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk, PT

Sierad Produce, Tbk, PT Leong AyamSatu Primadona dan PT Wonokoyo Jaya Corporindo tidak secara

sah dan meyakinkan telah melanggar UU No.5/1999.

Page 30: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Boks 1.7

KASUS PEMBAGIAN PEKERJAAN ANTARA PT. SPIJ DAN PT CITRA TUBINDO

(PERKARA NO. 01/KPPU-I/2002)

Perkara ini berawal dari kejanggalan - kejanggalan dalam proses pengadaan pipa casing dan

tubing di Indonesia. Kejanggalan tersebut mengindikasikan adanya duopoli dalam bidang industri

pengolahan pipa casing dan tubing, khususnya untuk proses pemanasan / heat treatment dan

pembentukan upsetting pipa, pencantuman merek-merek tertentu dalam persyaratan

pelelangan/tender, dan diskriminasi perolehan surat dukungan / supporting letter. Setelah mendengar

keterangan dari beberapa sumber, Komisi menilai perlu dilakukan pemeriksaan pendahuluan terhadap

proses pengadaan pipa casing dan tubing dilingkungan PERTAMINA/Kontraktor Production Sharing

(KPS)/Joint Operation Body (JOB)/Technical Assistance Contract (TAC). Dalam perkara ini, yang

menjadi Terlapor adalah PT Seamless Pipe Indonesia Jaya dan PT Citra Tubindo, Tbk.

Setelah melakukan pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan lanjutan, Komisi menemukan

fakta bahwa pelaksanaan tender di lingkungan PERTAMINA/KPS/JOB/TAC dilakukan secara terbuka

dan diumumkan secara luas oleh panitia tender yang mendapat wewenang dari pejabat yang

berwenang. Tugas panitia lelang adalah mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan tender

yaitu dari mempersiapkan dokumen, memberikan penjelasan kepada peserta tender dan membuat

persyaratan tender.

Persyaratan tender meliputi antara lain supporting letter dari perusahaan yang melakukan

proses heat treatment, upsetting pipa casing dan tubing, serta kewajiban bagi peserta tender untuk

melakukan proses heat treatment dan upsetting di Indonesia. Alasan pencantuman persyaratan

tersebut adalah didasarkan kepada kebijaksanaan pemerintah berdasarkan surat edaran Direktorat

Pembinaan Pengusahaan Migas No. 005 perihal penggunaan fasilitas heat treatment dan threading di

dalam negeri, surat edaran Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 657/396/DJM/97, Surat

edaran Menteri Negara Koordinator bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur

Negara nomor 301/MK.WASPAN/7/1999 dan Surat edaran Menteri Pertambangan dan Energi nomor

698/03/MPE.P/1999, SK PERTAMINA no077.

PT Seamless Pipe Indonesia Jaya dan PT Citra Tubindo merupakan dua perusahaan yang

mampu melakukan proses heat treatment dan upsetting. Karena kebijaksanaan pemerintah,

terbentuk suatu kondisi dimana para peserta tender pengadaan pipa casing dan tubing yang

memerlukan supporting letter untuk proses heat treatment dan upsetting pipa casing dan tubing tidak

memiliki pilihan lain kecuali dari PT Seamless Pipe Indonesia Jaya dan PT Citra Tubindo.

Berdasarkan fakta – fakta yang diperoleh dalam pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan

lanjutan, pada tanggal 29 Agustus 2002 Majelis Komisi memutuskan perkara ini yang inti

putusannnya sebagai berikut:

1. Menyatakan PT Seamless Pipe Indonesia Jaya (Terlapor I0 dan PT Citra Tubindo, Tbk

(Terlapor II) tidak terbukti secara sah dan meyakinkan telah melanggar pasal 19 huruf d UU

No. 5 tahun 1999;

2. Meminta kepada PT Seamless Pipe Indonesia Jaya (Terlapor I0 dan PT Citra Tubindo, Tbk

(Terlapor II) untuk tidak menggunakan posisi dominannya dengan cara melakukan

diskriminasi dan atau menghambat pemberian supporting letter untuk fasilitas jasa heat

treatment dan atau upsetting bagi pelaku usaha yang membutuhkannya;

Meminta kepada PT Seamless Pipe Indonesia Jaya (Terlapor I) dan PT Citra Tubindo, Tbk (Terlapor II)

untuk melakukan kegiatan usaha secara adil, jujur dan terbuka dalam menetapkan harga jasa heat

treatment dan atau upsetting bagi pelaku usaha yang membutuhkannya.

Page 31: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Sementara itu, terdapat sejumlah perkara yang

penanganannya tidak dapat diteruskan ke Tahap Pemeriksaan

Lanjutan. Penghentian penanganan pada Tahap Pemeriksaan

Pendahuluan dilakukan karena tidak adanya bukti awal dan indikasi

kuat akan pelanggaran UU No.5/1999.

Selama periode Januari sampai Desember 2002, perkara yang

penanganannya hanya sampai Tahap Pemeriksaan Pendahuluan

berjumlah 5 (lima) perkara, yaitu :

1. Perkara Nomor 11/KPPU-L/2001 mengenai Penentuan Daftar

Rekanan Penilai di Bank Mandiri, yang penetapannya dibuat

pada 19 Februari 2002.

2. Perkara Nomor 01/KPPU-L/2002 mengenai Lelang Pengadaan

perangkat CCTV di PT Garuda Indonesia, yang penetapannya

dibuat pada 7 Maret 2002.

3. Perkara Nomor 02/KPPU-L/2002 mengenai lelang pengadaan

perangkat X-Ray di PT Garuda Indonesia yang penetapannya

dibuat pada 7 Maret 2002.

4. Perkara Nomor 04/KPPU-L/2002 mengenai pelelangan

pekerjaan di Kilang Pertamina UP-VI Balongan, yang

penetapannya dibuat pada 16 Juli 2002.

Ringkasan Penetapan Komisi mengenai Penentuan Daftar

Rekanan Penilai di Bank Mandiri dapat dilihat pada Boks 1.8.;

mengenai Lelang Pengadaan perangkat CCTV di PT Garuda

Indonesia pada Boks 1.9.; mengenai lelang pengadaan perangkat

X-Ray di PT Garuda Indonesia pada Boks 1.10.; dan mengenai

Page 32: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

pelelangan pekerjaan di Kilang Pertamina UP-VI Balongan pada

Boks 1.11.

Boks 1.8

KASUS PENENTUAN DAFTAR REKANAN PENILAI DI BANK MANDIRI

(PERKARA NOMOR 11/KPPU-L/2001)

Berawal dari Laporan salah satu asosiasi profesi di Jakarta (Pelapor), yang berisi tentang

dugaan pelanggaran Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 yang dilakukan oleh PT. Bank Mandiri

(Terlapor) dalam proses seleksi rekanan jasa penilai, KPPU membentuk Tim Pemeriksa untuk

melakukan Pemeriksaan Pendahuluan.

Berdasarkan hasil Pemeriksaan Pendahuluan, Tim Pemeriksa menemukan beberapa fakta

sebagai berikut :

1. Dalam rangka membantu jalannya operasional perusahaannya, Terlapor membutuhkan jasa

pihak ketiga;

2. Pada awalnya Terlapor sudah menunjuk 5 rekanan jasa penilai yaitu PT. Ujatek Baru, PT. Aktual

Kencana Appraisal, PT. Asian Appraisal, PT. Satyatama Graha Tara dan PT. Aditya Appraisal

Bhakti;

3. Terlapor tidak pernah melakukan pemberitahuan secara terbuka mengenai pendaftaran seleksi

rekanan jasa penilai di lingkungan kerja Terlapor;

4. Pihak ketiga yang ingin menjadi rekanan penilai Terlapor harus mengajukan permohonan

terlebih dahulu;

5. Terlapor mempunyai Komite khusus, yang terdiri dari Komite Teknis, Komite Pengarah, dan

Komite Pemutus, yang bertugas untuk melakukan seleksi terhadap calon rekanan berdasarkan

suatu kriteria dan prosedur yang telah ditetapkan;

6. Sampai dengan saat ini Terlapor ditingkat pusat telah memiliki 29 rekanan jasa penilai dan 6

rekanan jasa penilai yang sedang dalam proses seleksi, sedangkan di tingkat wilayah terdapat

46 rekanan jasa penilai dan 6 rekanan jasa penilai yang sedang dalam proses seleksi;

7. Meskipun Terlapor hanya memiliki rekanan jasa penilai lokal akan tetapi tidak menutup

kemungkinan rekanan jasa penilai lokal tersebut dapat bekerja sama dengan perusahaan jasa

penilai asing;

8. Pemerintah tidak pernah mengeluarkan suatu regulasi yang secara khusus mewajibkan bank-

bank nasional untuk melakukan seleksi rekanan, yang ada hanya regulasi dari Departemen

Keuangan mengenai Ujian Sertifikasi Penilai.

Berdasarkan hasil Pemeriksaan Pendahuluan sebagaimana tersebut di atas, Tim Pemeriksa

menetapkan bahwa pemeriksaan perkara dugaan pelanggaran Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999

yang dilakukan oleh PT. Bank Mandiri (Terlapor) tidak perlu dilanjutkan ke tahap Pemeriksaan

Lanjutan, karena tidak ditemukan bukti awal adanya pelanggaran Undang-undang Nomor 5 Tahun

1999.

Page 33: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Boks 1.9

KASUS LELANG PENGADAAN PERANGKAT CCTV DI PT GARUDA INDONESIA

(PERKARA NOMOR 01/KPPU-L/2002)

Perkara ini berawal dari laporan Pengaduan kepada KPPU, bahwa PT Garuda Indonesia telah

melakukan penyimpangan dalam pelelangan pekerjaan Pengadaan Perangkat CCTV di Gudang Cargo

Perwakilan Setempat Cengkareng. Pelapor menduga kriteria yang dipergunakan PT. Garuda Indonesia

dalam tender pengadaan perangkat CCTV mengandung indikasi adanya praktek persaingan usaha

yang tidak sehat.Berdasarkan laporan tersebut, KPPU menilai bahwa laporan tersebut telah lengkap

dan jelas, sehingga Komisi memutuskan untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan.

Keterangan yang diperoleh selama pemeriksaan pendahuluan baik dari Pelapor maupun dari

pihak PT Garuda Indonesia menyatakan bahwa proses tender pengadaan CCTV yang tengah berjalan

telah dihentikan oleh PT. Garuda Indonesia, karena adanya keberatan dan protes terus-menerus dari

berbagai pihak. Karena tender telah dihentikan maka perkara ini tidak lagi menjadi kewenangan KPPU

sehingga KPPU memutuskan untuk tidak melanjutkan perkara tender pengadaan CCTV oleh PT Garuda

Indonesia ke dalam pemeriksaan lanjutan.

Boks 1.10

KASUS LELANG PENGADAAN PERANGKAT X-RAY DI PT GARUDA INDONESIA

(PERKARA NO. 02/KPPU-L/2002)

Perkara ini berawal dari laporan Pengaduan kepada KPPU, bahwa PT Garuda Indonesia telah

melakukan penyimpangan dalam pelelangan pekerjaan Pengadaan Perangkat X-Ray di Gudang Cargo

Perwakilan Setempat Cengkareng. Pelapor menduga kriteria yang dipergunakan PT. Garuda Indonesia

dalam tender pengadaan perangkat X-Ray ada indikasi adanya praktek persaingan usaha yang tidak

sehat.

Berdasarkan laporan tersebut, KPPU menilai bahwa laporan tersebut telah lengkap dan jelas,

sehingga Komisi memutuskan untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan.

Keterangan yang diperoleh selama pemeriksaan pendahuluan baik dari Pelapor maupun dari

pihak PT Garuda Indonesia menyatakan bahwa proses tender pengadaan X-Ray yang tengah berjalan

telah dibatalkan oleh PT. Garuda Indonesia, karena adanya keberatan dan protes terus-menerus dari

berbagai pihak.

Karena tender telah dibatalkan maka perkara ini tidak lagi menjadi kewenangan KPPU sehingga

KPPU memutuskan untuk tidak melanjutkan perkara tender pengadaan X-Ray oleh PT Garuda

Indonesia ke dalam pemeriksaan lanjutan

Page 34: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Boks 1.11

KASUS PELELANGAN PEKERJAAN DI KILANG PERTAMINA UP-VI BALONGAN

(PERKARA NO. 04/KPPU-L/2002)

Berawal dari laporan salah satu pelaku usaha yang menjadi peserta tender Change Out Catalist

Atmosperic Hydrothreating Unit (COC) di Kilang Pertamina UP VI Balongan Tahun 2002 bahwa telah

terjadi persekongkolan dalam tender tersebut antara Pertamina UP VI Balongan dengan PT. Menara

Megah sebagai pemenang tender.

KPPU kemudian menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan Pemeriksaan

Pendahuluan mulai tanggal 3 Juni 2002.

Dalam pemeriksaan ditemukan fakta-fakta antara lain :

- Tender diumumkan pada tanggal 8 Februari 2002 dilanjutkan dengan proses prakualifikasi dan 6

pelaku usaha dinyatakan lulus proses prakualifikasi masing-masing PT. Trubo Jurong dengan

guarantee letter dari Contract Resources Singapore, PT. Kharisma Hidrokarbon dengan

guarantee letter dari Dialog/Technivac, PT. Anugerah Fatir dengan guarantee letter dari Contract

Resources Singapore, PT. Promits dengan guarantee letter dari Showa Esterindo Indonesia, PT.

Menara Megah dan pelapor dengan guarantee letter dari Contract Resources Singapore.

- Proses selanjutnya adalah proses pre-bid meeting (rapat pemberian penjelasan) yang kemudian

ditandatangani oleh 5 peserta.

- Setelah proses pre bid meeting, tahap selanjutnya adalah proses penawaran harga dan proposal

teknis dimana pelapor tidak dapat mengikuti proses ini karena guarantee letter dari principle

Contract Resouces Singapore yang merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh

peserta tender dicabut.

- Pada akhirnya proses penawaran harga dan proposal teknis hanya diikuti oleh tiga perusahaan

yaitu PT. Anugerah Fatir, PT. Menara Megah dan PT. Kharisma Hidrokarbon., yang kemudian

setelah dilakukan pembukaan penawaran dimenangkan oleh PT. Menara Megah yang mempunyai

penawaran terendah diantara ketiga peserta tender tersebut.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pendahuluan KPPU berkesimpulan tidak terjadi persekongkolan antara

Pertamina UP VI Balongan dengan PT. Menara Megah, sehingga KPPU menetapkan tidak dilanjutkan

ke Pemeriksaan Lanjutan dengan Penetapan No. 21/PEN/KPPU/VII/2002 tertanggal 16 Juli 2002.

Page 35: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

D. Litigasi dan Monitoring Putusan

Terhadap putusan KPPU yang telah dibacakan di muka umum

dan disampaikan kepada para pelaku usaha terlapor sepanjang

tahun 2002, hampir semua pihak yang bersangkutan telah

melaksanakan putusan terkait.

Untuk Putusan Komisi yang berkaitan dengan Kasus

Penunjukan Rekanan Asuradur, PT. Bank BNI Tbk misalnya, pihak

PT. Bank BNI Tbk telah mencabut perjanjiannya dengan PT.

Wahana Tata, PT. MAI dan PT. Jasindo sesuai dengan Putusan

Komisi No. 10/KPPU-L/2001. Pencabutan perjanjian – perjanjian ini

membuka peluang bagi perusahaan asuransi lain untuk menjadi

rekanan PT. Bank BNI Tbk.

Hal yang sama terjadi pada pelaksanaan Putusan Komisi

tentang Perkara Tender Impor Bakalan Sapi di Jawa Timur. Pihak

Koperasi Pribumi (KOPI) sebagai salah satu pihak yang dijatuhi

sanksi, berdasarkan hasil monitoring Putusan, ternyata dapat

menerima dan melaksanakan Putusan tersebut. Meskipun demikian,

rekomendasi yang tertuang dalam Putusan Komisi untuk

memberikan sanksi administrasi kepada drh. Sigit Hanggono –

Kepala Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur dan Ir. Suhadji –

Ketua Panitia Tender dalam kasus ini, ternyata tidak dilaksanakan

oleh Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Timur.

Dari hasil monitoring Putusan juga diketahui bahwa

Rekomendasi KPPU kepada Kejaksaan Agung untuk menindaklanjuti

temuan – temuan tindakan pidana yang tertuang di dalam Putusan

Komisi tentang Perkara Tender Penjualan Saham dan Obligasi

Konversi PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk (PT. IMSI),

Page 36: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

ternyata juga tidak dilaksanakan, meskipun bukti – bukti awal telah

dinilai cukup untuk melakukan penyidikan.

Kendati demikian, satu-satunya Putusan Komisi yang

memerlukan upaya litigasi adalah Putusan Majelis Komisi mengenai

Perkara Tender Penjualan Saham dan Obligasi Konversi PT. IMSI.

Sebagaimana ditegaskan di dalam UU No. 5/1999, pelaku usaha

yang berstatus terlapor dan diputuskan oleh Majelis Komisi telah

melanggar Undang – undang ini, dapat mengajukan keberatan atas

putusan tersebut kepada Pengadilan Negeri, selambat – lambatnya

14 (empat belas) hari setelah yang bersangkutan menerima

pemberitahuan putusan dari KPPU.

Berkaitan dengan hal itu, maka terhadap putusan KPPU No.

03/KPPU-I/2002 mengenai persekongkolan tender penjualan saham

dan obligasi konversi PT Indomobil Sukses International Tbk. pelaku

– pelaku usaha yang dinyatakan melakukan pelanggaran terhadap

UU No. 5 Tahun 1999 telah mengajukan berbagai gugatan, baik

melalui Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta maupun melalui

peradilan perdata di Pengadilan Negeri setempat. Pelaku usaha

tersebut adalah PT Bhakti Asset Management, PT Deloitte & Touche

FAS, PT Holdiko Perkasa, PT Trimegah Securities, PT Cipta Sarana

Duta Persada, Jimmy Masrin, PT Alpha Sekuritas Indonesia dan

Pranata Hajadi. Pengajuan keberatan yang dilakukan oleh para

pelaku usaha sudah sesuai dengan prosedur yang diatur dalam UU

No. 5/1999.

KPPU sangat berharap kepada Majelis Hakim Pengadilan

Negeri yang menangani setiap perkara keberatan terhadap Putusan

KPPU tersebut dapat mengambil keputusan seadil-adilnya

berdasarkan nurani keadilan seorang hakim tanpa pengaruh dari

pihak manapun. Diharapkan pula bahwa Majelis Hakim dapat

memahami asas dan tujuan UU No. 5/1999, serta kondisi-kondisi

yang terkait.

Page 37: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Di tengah harapan itulah tampaknya fakta berbicara lain.

Putusan Majelis Hakim terhadap 8 (delapan) perkara keberatan tadi

ternyata mengabulkan permohonan pelaku – pelaku usaha tersebut

yang telah dinyatakan bersalah oleh Majelis Komisi. Majelis Hakim

di 3 (tiga) Pengadilan Negeri secara hampir serempak membatalkan

Putusan Majelis Komisi No. 03/KPPU-I/2002.

Belum tersedianya hukum acara penanganan perkara

keberatan atas Putusan KPPU di Pengadilan tampaknya menjadi

batu sandungan dan bakal menjadi kendala besar, bagi pelaksanaan

UU No. 5/1999. Karena itu di tengah proses keberatan KPPU atas

Putusan – putusan Majelis Hakim di tingkat Pengadilan Negeri

seperti tersebut di atas, KPPU menaruh harapan besar terhadap

kearifan Mahkamah Agung RI, paling tidak dalam dua hal.

Pertama, menangani perkara keberatan yang berkaitan dengan

kasus persaingan usaha dengan seadil-adilnya dengan

pertimbangan hukum seluas-luasnya, termasuk pertimbangan

ekonomi, sebagai wujud dukungannya terhadap upaya memperbaiki

iklim usaha khususnya dan perekonomian Indonesia pada

umumnya. Kedua, menerbitkan dengan segera Peraturan

Mahkamah Agung (PERMA) mengenai Tata Cara Penanganan

Perkara Keberatan terhadap Putusan KPPU.

Page 38: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

BAB V

PELAKSANAAN MONITORING, KAJIAN DAN

PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

Selain bersumber dari laporan publik, perkara yang diperiksa

dapat pula bersumber dari inisiatif KPPU. Perkara-perkara inisiatif

ini merupakan hasil-hasil program monitoring pelaku usaha dan

kajian industri. Dalam rangka mengumpulkan informasi untuk

mendukung pelaksanaan monitoring pelaku usaha dan kajian

industri dan regulasi, KPPU mengembangkan pula program dengar

pendapat publik (public hearing).

Tetapi pelaksanaan program monitoring pelaku usaha, kajian

industri dan dengar pendapat tidak hanya dilakukan untuk

mendukung penanganan perkara. Pelaksanaan program-program ini

juga dilakukan untuk mendukung tugas lain KPPU, yakni pemberian

saran dan pertimbangan kebijakan kepada pemerintah. Dengan

kata lain, program-program ini juga dilaksanakan untuk

mengevaluasi regulasi dan kebijakan pemerintah dalam konteks

pengembangan kebijakan.

A. Monitoring

Program kegiatan monitoring pelaku usaha dilakukan untuk

menindaklanjuti munculnya dugaan pelanggaran UU No. 5/1999

yang dilakukan oleh pelaku usaha tertentu. Dugaan pelanggaran ini

bisa berasal dari laporan ataupun hasil pengamatan dan penelitian

KPPU terhadap perkembangan yang terjadi di sektor atau kegiatan

usaha tertentu.

Dalam pelaksanaanya program monitoring dilakukan melalui

penelitian yang cermat dan seksama terhadap perilaku pelaku

usaha yang dimonitor. Tim Monitoring melakukan pengumpulan

Page 39: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

data dan informasi terhadap berbagai hal yang dianggap memiliki

keterkaitan dengan substansi monitoring. Output program

monitoring adalah rekomendasi Tim Monitoring kepada KPPU,

berkaitan dengan substansi monitoring. Selanjutnya Rapat Pleno

Komisi akan menentukan tindak lanjut terhadap hasil laporan Tim

Monitoring tersebut.

Pada tahun 2002 KPPU telah melakukan beberapa program

monitoring antara lain :

1. Monitoring Tender Penjualan Saham dan Convertible Bond

PT Indomobil Sukses Internasional Tbk.

Monitoring terhadap kasus ini merupakan inisiatif KPPU yang

berkaitan dengan merebaknya dugaan persekongkolan dalam

tender tersebut dengan konsekuensi kerugian negara yang

cukup besar. Setelah melalui pengumpulan data dan analisa

keterkaitannya dengan UU No 5/1999, akhirnya Rapat Pleno

Komisi memutuskan untuk memasukkan substansi yang

dimonitor ke dalam Pemeriksaan Pendahuluan. Analisa terhadap

fakta dan data telah menghasilkan bukti permulaan yang cukup

bagi KPPU untuk memulai pemeriksaan pendahuluan.

2. Monitoring Divestasi Saham PT Bank Central Asia Tbk.

Proses monitoring ini merupakan inisiatif KPPU yang berkaitan

dengan kontroversi yang mengiringi proses divestasi saham PT

Bank Central Asia Tbk, yang merupakan aset besar yang dimiliki

bangsa ini. Dikhawatirkan proses divestasi ini melanggar UU No

5/1999 dan merugikan negara seperti terjadi dalam penjualan

PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. Proses monitoring

diawali dengan analisa terhadap data-data yang telah diperoleh

KPPU, terutama terhadap data hasil public hearing yang berhasil

menghadirkan semua pihak yang terkait dengan proses

penjualan PT Bank Central Asia Tbk.

Page 40: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Setelah melalui proses monitoring, Tim Monitoring mengambil

kesimpulan bahwa proses monitoring dihentikan mengingat tidak

adanya cukup bukti tentang pelanggaran UU No 5 Tahun 1999.

3. Monitoring Pelaku Usaha pemegang posisi dominan di

Industri Tepung Terigu

Proses monitoring ini merupakan inisiatif KPPU terhadap pelaku

usaha pemegang posisi dominan dalam pasar tepung terigu. Dalam

industri tepung terigu Indonesia diketahui terdapat pelaku usaha

yang posisi dominannya sangat kuat, sehingga dikhawatirkan

menyalahgunakan posisi dominan tersebut. Hal ini kemudian

diperkuat oleh fakta bahwa pemegang posisi dominan tersebut

melakukan proses integrasi vertikal dengan mendirikan perusahaan

yang produknya merupakan derivatif dari tepung terigu. KPPU

sampai saat ini masih terus melakukan proses monitoring terhadap

kondisi persaingan usaha di industri ini.

4. Monitoring Pelaku Usaha pemegang posisi dominan di

Industri Mie Instan

Hampir serupa dengan industri tepung terigu, proses

monitoring industri mie instan dilakukan mengingat posisi dominan

salah satu pelaku usaha di industri ini cukup besar, sehingga

potensi penyalahgunaan posisi dominannya juga cukup besar.

Keunggulan pemegang posisi dominan ini juga menjadi bertambah

besar saat diketahui melakukan integrasi vertikal baik hulu maupun

hilir. Sampai saat ini KPPU masih terus memonitor secara aktif

situasi persaingan di industri ini.

5. Monitoring Pelaku Usaha di Industri Kelistrikan

Proses monitoring ini merupakan inisiatif KPPU, setelah KPPU

mencermati munculnya salah satu program konservasi energi

dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral yang

Page 41: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

melibatkan pelaku usaha industri lampu. Dari fakta awal

diperoleh data dan informasi bahwa implementasi program ini

memberikan peluang kepada pelaku usaha untuk melakukan

aktivitas bisnis yang bertentangan dengan UU No 5/1999. Dari

hasil monitoring di lapangan diperoleh beberapa bukti yang

menunjukkan pelanggaran tersebut benar-benar terjadi.

Terhadap hasil temuan tersebut, KPPU kemudian memanggil

Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi untuk

memberitahukan hasil temuan tersebut. Sebagai tindak lanjut

terhadap proses monitoring ini, KPPU menyampaikan

rekomendasi kepada pemerintah agar pemerintah memodifikasi

pelaksanaan program konservasi energinya sehingga

pelaksanaannya tidak bertentangan dengan UU No 5/1999. KPPU

terus memantau program konservasi energi tersebut, dengan

harapan program ini dapat mencapai tujuannya tanpa melanggar

UU No 5/1999.

6. Monitoring Pelaku Usaha Pemegang Monopoli Produksi di

Industri Carbon Black

Kemelut yang terjadi antara satu asosiasi produsen produk

(yang merupakan konsumen terbesar carbon black) dengan satu-

satunya produsen carbon black Indonesia, telah mendorong KPPU

untuk melakukan proses monitoring terhadap industri ini. Fokus

monitoring diletakkan terhadap hadirnya monopoli dalam produksi

carbon black Indonesia. Dalam perjalanan proses monitoring kasus

ini, KPPU juga mencermati munculnya usulan penerapan Bea Masuk

Anti Dumping (BMAD) yang diajukan produsen carbon black

tersebut melalui KADI.

KPPU mencermati bahwa posisi monopoli yang dimiliki

produsen carbon black Indonesia, berpotensi besar menciptakan

terjadinya penyalahgunaan posisi monopolistnya terhadap

Page 42: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

konsumen carbon black. Hingga akhir 2002, kegiatan monitoring

ini terus berlangsung. Namun pada awal 2003, hasil-hasil

monitoring diharapkan telah menyediakan informasi yang

memadai guna menyiapkan rekomendasi yang berkaitan dengan

kebijakan terhadap produk ini. Sampai saat ini KPPU masih tetap

memantau perkembangan dalam industri ini.

7. Monitoring Pelaku Usaha di Industri Telekomunikasi

Kontroversi muncul dalam industri telekomunikasi Indonesia

ketika Voice over Internet Protocol (VoIP) yang merupakan

teknologi baru telekomunikasi mulai dikenal dan dimanfaatkan di

Indonesia. Munculnya teknologi ini telah membuat hiruk pikuk

industri telekomunikasi Indonesia mengingat aplikasi teknologi

ini sangat berpengaruh terhadap performance keuangan dua

pelaku usaha utama telekomunikasi Indonesia. VoIP telah secara

nyata mampu mereduksi pendapatan keduanya, karena mampu

menjadi sarana telekomunikasi jarak jauh (SLJJ dan SLI) dengan

tarif yang jauh lebih rendah. Pada saat yang sama pemerintah

tidak memiliki aturan yang tegas mengenai VoIP, apakah masuk

ke dalam produk jasa internet (yang pelaku usahanya saat itu

sangat banyak) atau ke dalam telekomunikasi suara yang

selama ini menjadi hak eksklusivitas dua pelaku usaha utama

telekomunikasi Indonesia.

Kontroversi kemudian berlanjut ketika kebijakan baru berkaitan

dengan VoIP dikeluarkan, terutama saat penunjukan operator

yang berhak menjalankan VoIP dilakukan, di mana muncul dua

operator baru yang sama sekali tidak dikenal dalam dunia

telekomunikasi Indonesia. Sementara pada saat yang sama

beberapa pelaku usaha telekomunikasi yang sudah ada dan

telah menggunakan VoIP sebagai salah satu produknya, tidak

diberi kesempatan sama sekali untuk menjadi operator VoIP.

Page 43: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Sehingga muncul dugaan persaingan tidak sehat dalam industri

ini.

Kontroversi ini mendorong KPPU untuk melakukan proses

monitoring. Proses monitoring kemudian diperluas menjadi

monitoring terhadap bisnis telekomunikasi mengingat lahirnya

kebijakan baru pemerintah, yakni kebijakan duopoli.

Permasalahan telekomunikasi seperti VoIP pada prinsipnya

berakar dari hadirnya permasalahan duopoli telekomunikasi

Indonesia di mana dua BUMN menjadi pelaksananya.

Berbagai dugaan praktek persaingan usaha tidak sehat muncul

dari pelaksanaan kegiatan monitoring ini, terutama sebagai

konsekuensi kebijakan duopoli pemerintah. KPPUpun telah

secara intensif mengkomunikasikan persoalan-persoalan

tersebut dengan pihak-pihak terkait. Salah satu kesimpulan

yang dapat ditarik kemudian adalah persoalan-persoalan

persaingan usaha yang berkaitan dengan kebijakan duopoli

hanya dapat diselesaikan setelah masalah kompensasi terhadap

pencabutan hak eksklusivitas diselesaikan secara tuntas. Karena

itu pemerintah berjanji untuk menyelesaikan masalah tersebut

pada awal 2003.

Sampai saat ini proses monitoring terhadap bisnis

telekomunikasi Indonesia terus dilakukan dengan fokus

monitoring pada pelaku usaha pemegang duopoli.

8. Monitoring Persaingan Bisnis Transportasi Udara, Laut

dan Kereta Api

Persaingan yang terjadi pada moda transportasi udara telah

menjadi bukti nyata dari efektifnya persaingan usaha sebagai

instrumen pendorong terciptanya efisiensi dunia usaha.

Page 44: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Konsumen kini bisa menikmati tarif yang tereduksi sampai 50%

dari tarif terdahulu. Di sisi lain proses persaingan telah

mendorong pelaku usaha untuk melakukan upaya efisiensi.

Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, opini berkembang di

publik bahwa imbas proses persaingan ini merembet ke moda

transportasi lainnya seperti Kereta Api, Bus dan Angkutan Laut

(khususnya angkutan penumpang). Berkali-kali muncul

kontroversi publik bahwa persaingan di udara telah

menghasilkan dampak negatif bagi dunia usaha transportasi

lainnya. Karena itu berbagai pihak mengusulkan agar persaingan

di udara dihentikan dengan mengusulkan kebijakan penetapan

batas tarif bawah.

Munculnya opini-opini tersebut sangat mengganggu dan dapat

merusak proses persaingan sehat yang tengah terjadi. Untuk

itulah KPPU melakukan proses monitoring terhadap

perkembangan bisnis transportasi. Melalui proses monitoring

diketahui bahwa persaingan transportasi udara masih berada

dalam koridor persaingan usaha yang sehat. Sementara kondisi

yang berimbas terhadap moda transportasi lainnya hendaknya

diletakkan pada proporsi yang benar di mana keterdesakan

tersebut sebenarnya merupakan cermin ketidakefisienan moda

transportasi yang bersangkutan. Bahkan dapat disimpulkan

bahwa persaingan bisnis transportasi udara ini bisa menjadi titik

tolak hadirnya sistem transportasi nasional yang efisien.

9. Monitoring Proses Tender Oleh Pelaku Usaha di Bidang

Perminyakan.

Monitoring ini merupakan tindak lanjut dari kasus menyangkut

tender outsourcing yang dilakukan oleh salah satu pelaku usaha

perminyakan Indonesia. Proses monitoring ditujukan untuk

Page 45: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

memantau apakah pelaksanaan tender outsourcing yang

dilakukan pelaku usaha (yang menjadi fokus monitoring) dapat

menghambat atau bahkan mematikan pelaku usaha yang

biasanya melakukan kegiatan pengadaan barang dan atau jasa

pada kontraktor Production Sharing di lingkungan Pertamina,

yang kebanyakan berasal dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Di sisi lain proses monitoring juga diharapkan mampu

menghasilkan analisa apakah konsep outsourcing dapat

dikategorikan upaya efisiensi yang tidak menimbulkan

persaingan usaha tidak sehat.

Dari hasil monitoring diperoleh kesimpulan bahwa dalam tender

yang dilakukan pelaku usaha yang menjadi fokus monitoring,

meskipun hanya perusahaan besar yang mampu menjadi

peserta namun dalam pelaksanaannya tetap mengikutsertakan

dan tidak mematikan perusahaan-perusahaan kecil sebagai

produsen, partner, agen dan atau perwakilan lokal. Sebagian

besar barang dan jasa kebutuhan pelaku usaha tersebut belum

dapat diproduksi di dalam negeri sehingga peranan perusahaan

lokal masih lebih banyak sebagai agen dan perwakilan saja

dengan nilai tambah yang tidak berarti. Meskipun metode

outsourcing berpotensi untuk disalahgunakan oleh pihak

penyelenggara, akan tetapi dapat menghasilkan efisiensi,

sehingga diperlukan pengawasan agar tidak merugikan

kepentingan nasional. Metode outsourcing atau yang sejenis

dapat dikembangkan dalam proses pengadaan barang dan atau

jasa di bidang yang lain, khususnya yang dibiayai oleh negara.

10. Monitoring Dugaan Terjadinya Pelanggaran yang

Dilakukan Beberapa Perusahaan Inti yang Berkaitan

dengan Perjanjian Tertutup dalam kegiatan Usaha DOC.

Page 46: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Proses monitoring ini merupakan inisiatif KPPU terhadap

perkembangan industri peternakan ayam. Kondisi dan indikator

yang dimunculkan pasar dan hadirnya pelaku usaha besar yang

terbatas jumlahnya, telah memunculkan dugaan hadirnya

persaingan usaha tidak sehat dalam industri ini. Fokus

monitoring diletakkan terhadap beberapa pelaku usaha yang

saat ini menjadi penguasa pasar industri ini dari hulu sampai

hilir. Sampai saat ini proses monitoring masih terus berlangsung

dan diharapkan selesai pada awal 2003.

11. Monitoring Persaingan Usaha tidak Sehat dalam Jasa

Kepelabuhan

Privatisasi BUMN pemegang posisi dominan yang bergerak

dalam jasa kepelabuhanan di Tanjung Priuk ternyata

memunculkan indikasi persaingan usaha tidak sehat yang

dilakukan pelaku usaha tersebut. Sejumlah informasi yang

masuk ke KPPU mengindikasikan bagaimana hal tersebut terjadi.

Atas dasar inilah KPPU membentuk Tim Monitoring.

Hal terpenting yang KPPU peroleh dari hasil monitoring ini

adalah ditemukannya klausul perjanjian antara pelaku usaha

dengan pelaku usaha wakil pemerintah yang menyatakan bahwa

tidak akan ada pembangunan terminal petikemas internasional

lainnya yang dilaksanakan di Pelabuhan Tanjung Priuk sebagai

tambahan atas Terminal Peti Kemas I, II dan III sampai

Throughput di pelabuhan Tanjung Priuk telah mencapai 75% dari

kapasitas rancang bangun tahunan yaitu 3.8 juta TEUS. Klausul

ini merupakan bentuk hambatan pasar yang nyata terhadap

upaya mendorong persaingan usaha jasa kepelabuhanan di

Tanjung Priuk. Sampai saat ini KPPU masih melakukan proses

monitoring terhadap kasus ini.

Page 47: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Kajian

Program kajian lebih ditujukan untuk pendalaman terhadap

struktur industri tertentu dan perilaku pelaku usaha di dalam

industri tersebut, serta eksplorasi isu-isu persaingan yang berkaitan

dengan eksistensi regulasi. Pendalaman terhadap struktur industri

akan menghasilkan data dan informasi yang bersifat umum untuk

sektor industri tersebut. Gambaran struktur tersebut akan

memudahkan KPPU dalam menjalankan tugasnya, karena peta

persaingan industri di Indonesia menjadi lebih jelas, sehingga pada

akhirnya fokus-fokus aktivitas lainnya seperti monitoring dan

penanganan perkara menjadi lebih mudah dilakukan. Kajian

terhadap sektor-sektor industri dan perdagangan ditindaklanjuti

dengan penyampaian saran dan pertimbangan kepada Pemerintah

apabila informasi yang diperoleh menunjukkan kebijakan

Pemerintah yang ada telah mendorong terciptanya iklim persaingan

usaha yang tidak sehat.

Kajian Sektor Industri

a. Kajian Sektor Industri Kertas

Hasil kajian menunjukkan bahwa struktur pasar dalam

industri pulp dan kertas Indonesia cenderung oligopolistik

yang menyebabkan dominasi beberapa pelaku usaha dalam

industri ini. Meski industri kertas nampak lebih dinamis

dibanding industri pulp karena jumlah pelaku usaha di

Industri kertas jauh lebih banyak, tetapi potensi munculnya

kartel dalam industri ini tetap muncul akibat struktur

oligopolistik tadi. Bahkan hal ini diperkuat oleh temuan yang

menunjukkan bahwa untuk beberapa jenis produk, pasar

domestik cenderung tidak terintegrasi dengan harga

internasional.

Page 48: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Hal lain yang muncul dalam industri ini adalah terdapatnya

integrasi vertikal yang dilakukan oleh pelaku utama industri

ini. Penguasaan hulu dan hilir bahkan sampai distribusi sangat

mempengaruhi kondisi persaingan di industri ini.

Dua kondisi ini telah mendorong KPPU untuk tetap memantau

perkembangan dalam industri ini.

b. Kajian Sektor Minyak Goreng

Struktur industri minyak goreng perkembangannya hampir

serupa dengan industri pulp dan kertas, di mana pasar

cenderung oligopolistik melalui penguasaan pasar oleh

beberapa pelaku usaha yang menjadi pemegang posisi

dominan. Hanya ada dua pelaku usaha yang mendominasi

pasar minyak goreng bermerek. Meskipun minyak goreng

bermerek diperkirakan hanya menguasai 40% dari seluruh

pasar minyak goreng dalam negeri dan sisanya diserap oleh

minyak goreng tanpa merek, namun sebagian besar produk

minyak goreng tanpa merek juga dihasilkan pelaku usaha

dominan di pasar bermerek.

Selain pasar oligopolistik tadi, terdapat hal yang harus

dicermati dari industri ini, yakni munculnya integrasi vertikal

yang dilakukan pemegang posisi dominan mulai dari

perkebunan kelapa sawit sebagai bahan baku, industri CPO

dan industri pengolahan minyak makan goreng, bahkan

sampai distributor dan retailernya. Kondisi ini rawan

memunculkan hadirnya persaingan usaha tidak sehat di

industri ini.

c. Kajian Sektor Industri Pupuk

Page 49: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Berdasarkan PP No 28/1997 ditetapkan bahwa Holding

Company PT Pupuk Sriwijaya menjadi pemegang saham

empat produsen pupuk lainnya di Indonesia sehingga praktis

pupuk menjadi monopoli pemerintah. Tetapi ternyata pilihan

ini tidak dapat menyelesaikan permasalahan ketersediaan

pupuk terutama di daerah-daerah sentra produksi padi.

Pilihan kebijakan tersebut telah menimbulkan struktur pasar

yang monopolistik sehingga berpotensi merugikan konsumen

pupuk dan menjadi salah satu sumber inefisiensi

perekonomian.

Sementara itu studi terhadap harga eceran tetap

menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah di sektor ini

semakin tidak efektif. Pemerintah tampaknya harus segera

membenahi kebijakan di sektor ini. Dibandingkan dengan

harga pupuk dunia maka terlihat bahwa telah terjadi

penurunan yang signifikan dari daya saing pupuk Indonesia

terhadap pupuk dunia. Ini merupakan konsekuensi kebijakan

pemerintah yang cenderung anti persaingan.

Kondisi-kondisi di atas telah menyebabkan perlunya segera

didorong kebijakan kompetisi industri pupuk. Alasan utama

pemilihan kebijakan ini adalah untuk meminimalkan

penggunaan kekuatan monopoli yang merugikan masyarakat,

seraya meningkatkan daya saing industri pupuk dalam

menghadapi persaingan global.

d. Kajian Sektor Farmasi

Perkembangan industri farmasi di Indonesia tergolong pesat.

Terdapat fenomena yang fantastis dalam industri ini berupa

hadirnya 210 industri farmasi (sekitar 3% dari populasi

perusahaan farmasi dunia). Hal ini terasa paradoks mengingat

Page 50: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

pasar industri Indonesia sangatlah kecil, hanya 0.3% dari

pasar dunia. Saat ini di pasar hadir kurang lebih 18.000

merek obat.

Paradoks lainnya yang terjadi adalah sedikitnya obat OTC

(over the counter), yaitu obat yang diperdagangkan tanpa

resep, yang dikenal mereknya oleh masyarakat. Sebagian

besar obat di Indonesia diperdagangkan secara ethical (harus

memakai resep) dan B to B (business to business) terutama

ke rumah sakit dan poliklinik.

Kenyataan bahwa produk farmasi mampu bertahan dalam

pasar yang sangat kecil menimbulkan dugaan bahwa industri

ini menikmati marjin yang sangat besar. Sementara itu

indikasi sedikitnya OTC, karena sebagian besar

diperdagangkan secara B to B, telah memunculkan dugaan

adanya upaya persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan

pelaku usaha industri ini.

Perkembangan lain yang muncul dari industri ini adalah

panjangnya rantai distribusi. Akibat hal ini beberapa

perusahaan telah melakukan integrasi vertikal dengan

mendirikan perusahaan distributor bahkan rumah sakit. Tetapi

kondisi ini tidak serta merta menyebabkan harga obat

menjadi murah, karena kondisi pasar menggambarkan

rendahnya daya tawar konsumen terhadap produsen obat.

Bahkan sangat mungkin terjadinya kolusi antar pelaku usaha

di berbagai level kegiatan industri yang menyebabkan kondisi

pasar seperti di atas. Integrasi vertikal dalam kondisi ini

hanya menciptakan eksploitasi saja, karena produsen obat

akan tetap bertahan pada tingkat harga yang sudah menjadi

sumber keuntungannya.

Page 51: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Hal ini kemudian diperkuat oleh fakta bahwa persaingan

antara industri obat tergolong ketat. Gambaran ini terasa

semu karena kondisi pasar seperti yang telah diuraikan di

atas. Sebagai tindak lanjut terhadap kondisi ini, KPPU akan

terus memantau perkembangan industri ini.

e. Kajian Makro Struktur Industri Indonesia

Kajian ini telah menghasilkan peta persaingan yang terjadi

dalam sektor industri dan perdagangan Indonesia. Selain itu

juga telah berhasil diidentifikasi kondisi struktur pasar

beberapa sektor industri dan perdagangan Indonesia. Secara

umum hasil kajian memperlihatkan masih banyaknya sektor

industri dan perdagangan yang struktur pasarnya cenderung

oligopolist bahkan monopolist. Tetapi di beberapa industri

kondisi persaingan usaha yang sehat juga nampak

berlangsung saat ini.

Kajian Perundang-undangan

a. Kajian Formulasi Denda Administrasi dan Ganti Rugi

atas Pelanggaran UU No 5 Tahun 1999

Kajian awal telah menghasilkan prinsip-prinsip pokok

dalam memformulasikan denda administrasi dan ganti rugi

atas pelanggaran UU No 5/1999. Prinsip-prinsip ini

diperlukan untuk menghitung kerugian masyarakat dan

negara yang ditimbulkan oleh pelanggaran UU No 5/1999

sehingga pengenaan denda dan ganti rugi memiliki dasar

yang jelas.

b. Kajian Undang-Undang Jasa Konstruksi

Hasil kajian menunjukkan bahwa implementasi UU No

18/1999 tentang Jasa Konstruksi beserta perangkat

Page 52: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

perundang-undangan lainnya seperti peraturan pemerintah

dan Keputusan Presiden, masih memunculkan peluang

terjadinya persaingan usaha tidak sehat seperti praktek

diskriminasi, persekongkolan dan penyelahgunaan posisi

dominan. Hasil kajian ini masih dalam proses

penyempurnaan dan diharapkan dapat menghasilkan

rekomendasi bagi penyempurnaan pelaksanaan UU No

18/1999.

c. Kajian Tentang Otonomi Daerah

Otonomi daerah menjadi perhatian KPPU karena

pelaksanaannya berdampak terhadap persaingan usaha.

Dalam prakteknya, pelaksanaan otonomi daerah telah

menghasilkan regulasi-regulasi lokal yang menghambat

persaingan usaha. Beberapa di antaranya adalah regulasi

yang mendiskriminasi pelaku usaha lokal dengan pelaku-

pelaku usaha dari daerah lainnya, pemberian lisensi

monopoli kepada pelaku-pelaku usaha tertentu,

pembentukan badan-badan usaha yang melibatkan

pemerintah daerah yang disertai dengan pemberian lisensi

kepada badan-badan usaha tersebut, serta berbagai

bentuk kebijakan lokal lainnya.

Hasil kajian ini masih dalam proses penyempurnaan dan

diharapkan selesai sekaligus menghasilkan rekomendasi

kebijakan kepada pemerintah pada awal tahun 2003.

d. Kajian Keppres No 18 Tahun 2000

Hasil kajian terhadap Keppres No 18 Tahun 2000 tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi

Pemerintah menunjukkan bahwa Keppres ini sarat dengan

celah penyalahgunaan. Sehingga kecenderungan

Page 53: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

persekongkolan seperti yang termaktub dalam pasal 22 UU

No 5 Tahun 1999 menjadi sangat mungkin terjadi. Revisi

terhadap Keppres ini nampaknya harus menjadi perhatian

pemerintah agar proses pengadaan barang/jasa

pemerintah dapat dilakukan sesuai dengan tujuannya.

e. Kajian Undang-Undang Migas

Hasil kajian menunjukkan bahwa UU No 22 Tahun 2001

tentang Minyak dan Gas Bumi akan membawa begitu

banyak perubahan terhadap kondisi persaingan industri

minyak dan gas Indonesia. Struktur industri ini akan

mengalami perubahan yang besar. Hilangnya monopoli

Pertamina akan menyebabkan hadirnya beberapa pelaku

usaha baik di sektor hilir maupun hulu industri ini,

sehingga persaingan antar pelaku usahapun menjadi tidak

terhindarkan. Meskipun demikian, proses transisi dari

struktur pasar monopoli ke arah pasar yang bersaing

memerlukan pemantauan. Karena itu KPPU terus

memantau perkembangan yang terjadi di sektor ini.

C. Dengar Pendapat

Program dengar pendapat merupakan salah satu instrumen

pengumpulan data dan informasi yang efektif. Melalui dengar

pendapat yang menghadirkan berbagai kalangan masyarakat ―

antara lain pelaku usaha, pejabat pemerintah, individu, dan

lembaga atau instansi terkait lainnya ― diharapkan akan diperoleh

masukan berupa informasi dugaan pelanggaran terhadap UU No

5/1999 untuk mendukung aktivitas KPPU dalam melakukan

kegiatan monitoring pelaku usaha, penanganan perkara, maupun

tugas memberikan saran dan pertimbangan kebijakan kepada

Pemerintah.

Page 54: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Sampai akhir Desember 2002, KPPU telah melaksanakan

beberapa program dengar pendapat yang antara lain terdiri dari :

Dengar Pendapat tentang perkembangan bisnis VoIP

(Voice over Protocol Internet) dalam industri

Telekomunikasi

Dengar pendapat ini diselenggarakan tanggal 14 Mei 2002.

Peserta dengar pendapat tersebut antara lain Departemen

Perhubungan yang diwakili oleh Direktorat Jenderal Pos dan

Telekomunikasi, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT Indosat

Tbk, PT Gaharu Sejahtera, PT Atlasat Solusindo, PT Pos

Indonesia (Wasantara Net), Asosiasi Pengusaha Jasa Internet

Indonesia (APJII), dan Masyarakat Telekomunikasi (Mastel).

Dalam dengar pendapat tersebut, peserta yang hadir telah

menyampaikan pendapatnya berkaitan dengan perkembangan

bisnis VoIP dalam industri telekomunikasi. Pendapat sementara

dari hasil dengar pendapat tersebut adalah adanya permasalahan

yang berkaitan dengan UU Nomor 5/1999 antara lain

menyangkut diskriminasi harga, posisi dominan, penetapan

harga dan entry barrier. KPPU akan melakukan kajian lebih

lanjut sebagai basis bagi upaya memberikan saran dan

rekomendasi yang berkaitan dengan masalah persaingan usaha

bidang telekomunikasi kepada pemerintah.

Dengar Pendapat tentang dugaan kartel industri semen

Dengar pendapat ini dilaksanakan tanggal 23 Oktober 2002.

Hadir dalam dengar pendapat ini wakil dari Departemen

Page 55: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Perindustrian dan Perdagangan, para produsen semen, Asosiasi

Semen Indonesia, pedagang besar semen dan LSM Monopoly

Watch. Dari hasil dengar pendapat industri semen, diketahui

kemungkinan munculnya kartel internasional yang berpengaruh

terhadap perkembangan bisnis industri semen Indoneia. Hal ini

terbukti dengan adanya hambatan bagi produsen atau eksportir

semen Indonesia untuk mengekspor produknya ke beberapa

negara tertentu. Hambatan ini dimungkinkan oleh perjanjian

antara pemerintah Indonesia dengan pelaku usaha internasional

ketika divestasi saham sejumlah BUMN semen dilakukan

Pemerintah. KPPU terus memantau dan mengkomunikasikan

fenomena ini kepada pemerintah.

Dengar Pendapat tentang Persaingan Bisnis Transportasi

Udara

Dengar pendapat dilaksanakan tanggal 4 November 2002. Dari

hasil dengar pendapat diketahui bahwa pengalihan penetapan

tarif dari INACA oleh pemerintah yang kemudian oleh Pemerintah

diserahkan kepada mekanisme pasar, sudah tepat karena

mendorong efisiensi usaha sekaligus melayani kepentingan

konsumen. Sementara itu dari pelaku usaha muncul harapan

agar pemerintah menjalankan perannya untuk meyakinkan

konsumen bahwa harga yang murah tidak diperoleh dengan

mengurangi biaya perawatan pesawat yang dapat mengganggu

keselamatan penerbangan.

Dari dengar pendapat juga diperoleh informasi bahwa perang

tarif antar perusahaan penerbangan yang sering diopinikan

secara negatif selama ini, lebih merupakan tindakan manajemen

antar pelaku usaha untuk memenangkan persaingan di mana

tarif merupakan salah satu variabelnya. Bahkan perang tarif

telah menyebabkan terbentuknya segmen pasar yang dibidik

Page 56: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

oleh setiap maskapai penerbangan yang terbagi ke dalam dua

kelompok besar yakni segmen yang price sensitive dan segmen

schedule sensitive. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa

pemerintah perlu mempertahankan kebijakan persaingan di

kegiatan usaha angkutan udara. Yang perlu diperbaiki adalah

pengawasan terhadap keamanan penerbangan.

Dengar pendapat ini dihadiri oleh wakil dari Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara, pengusaha transportasi udara, asosiasi

pengusaha terkait, LSM, pengamat transportasi dan Lembaga

Konsumen.

Dengar Pendapat tentang Persaingan Bisnis Transportasi

Darat

Dengar pendapat sektor transportasi darat pada tanggal 25

November 2002 telah menghasilkan informasi yang berkaitan

dengan penetapan tarif. Perusahaan-perusahaan operator

transportasi darat berpendapat bahwa penetapan tarif ekonomi

yang diserahkan pada pemerintah sudah dianggap tepat meski

terkadang sering muncul permasalahan berkaitan dengan

persoalan bahan bakar dan biaya modal. Dalam penetapan tarif

juga sering muncul persoalan karena Pemerintah biasanya

terlambat mengambil kebijakan dibanding dengan kebijakan

penyesuaian harga BBM.

Kelas tarif non ekonomi dalam kereta api dan angkutan jalan

raya merupakan kelas yang sangat terpengaruh oleh persaingan

antar moda transportasi. Walaupun angkutan darat masih

melayani kelas super eksekutif, tetapi jumlahnya sudah

berkurang karena bersaing dengan transportasi udara.

Page 57: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Sementara itu, untuk bisnis moda transportasi kereta api,

pemerintah telah membuka peluang masuknya swasta ke dalam

sektor ini, melalui perubahan Undang-Undang Kereta Api.

Dengar pendapat ini dihadiri oleh wakil dari Direktorat Jenderal

Perhubungan Darat, pengusaha transportasi darat, asosiasi

pengusaha terkait, LSM, pengamat transportasi dan Lembaga

Konsumen.

Sebagai tindak lanjut dari dengan pendapat ini, KPPU akan

melaksanakan kajian persaingan bisnis transportasi darat.

Dengar Pendapat tentang Persaingan Bisnis Transportasi

Laut

Dengar pendapat transportasi laut diselenggarakan tanggal 26

November 2002. Dari proses dengar pendapat ini diperoleh

informasi bahwa tarif yang berlaku untuk penumpang kelas

ekonomi masih belum wajar, karena tarif tersebut masih berada

di bawah biaya pokok sehingga perlu adanya penyesuaian tarif

kelas ekonomi.

Untuk tarif angkutan barang, penetapan harga tidak ditentukan

pemerintah, tetapi diserahkan pada mekanisme pasar yang juga

mengacu kepada perjanjian Internasional.

Mengenai persaingan ketat antara moda transporatsi laut dan

transporatsi udara akhir-akhir ini, terutama saat off-peak season

dimana tarif angkutan udara menjadi sangat rendah, dianggap

memberatkan bagi kelangsungan usaha operator angkutan laut.

Meski demikian, saat peak season operator angkutan laut dapat

menangguk keuntungan yang lebih banyak dikarenakan pada

saat itu operator angkutan udara menaikkan tarifnya. Tetapi ini

Page 58: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

tidak berarti bahwa pemerintah perlu merevisi kebijakan di

bidang angkutan udara. Yang diperlukan adalah upaya untuk

membenahi persaingan –dan dengan demikian efisiensi- di

subsektor kegiatan transportasi darat.

Dengar pendapat ini dihadiri oleh wakil dari Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut, pengusaha transportasi laut, asosiasi

pengusaha terkait, LSM, pengamat transportasi dan Lembaga

Konsumen.

D. Pemberian Saran dan Pertimbangan Kepada Pemerintah

Pasal 35 huruf e UU Nomor 5/1999 mengamanatkan bahwa

salah satu tugas KPPU adalah memberikan saran dan pertimbangan

kepada Pemerintah yang berkaitan dengan kebijakan yang

mendorong lahirnya praktek monopoli dan/atau persaingan usaha

tidak sehat. Tugas ini merupakan kewajiban KPPU yang harus

dipenuhi tanpa perlu permintaan dari Pemerintah. KPPU

berkewajiban memberikan saran dan pertimbangan kepada

Pemerintah bila dianggap perlu tanpa diminta, untuk mendorong

efisiensi perekonomian melalui persaingan yang sehat.

Dalam melaksanakan tugas di atas, sejak berfungsinya KPPU

telah beberapa kali memberikan saran dan pertimbangan kepada

Pemerintah. Pada 2001, saran dan pertimbangan yang telah

disampaikan kepada Pemerintah berkaitan dengan masalah harga

BBM, masalah penetapan tarif taksi oleh ORGANDA, dan masalah

penetapan tarif angkutan udara oleh INACA.

Sementara itu, pada periode Januari sampai Desember 2002,

saran dan pertimbangan yang telah disampaikan kepada

Pemerintah oleh KPPU berkaitan dengan masalah tender pengadaan

sapi impor kereman di Jawa Timur, masalah pencetakan label halal,

Page 59: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

masalah tender penjualan saham PT Indomobil Sukses Internasional

Tbk. dan masalah pembagian pekerjaan antara PT Seamless Pipe

Indonesia Jaya dan PT Citra Tubindo.

1. Masalah Tender Pengadaan Sapi Impor Kereman di Jawa

Timur

Perkara tender pengadaan sapi impor kereman di Jawa Timur

telah diputuskan oleh KPPU dengan Putusan Nomor 07/KPPU-

L/2001 dan dibacakan di muka umum pada 19 April 2002 yang

menyatakan bahwa Terlapor (Koperasi Pribumi Indonesia Jawa

Timur) secara sah dan meyakinkan telah melanggar ketentuan

pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 karena

melakukan persekongkolan dengan pihak lain, yaitu Drh. Sigit

Hanggono Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, dan Ir. Suhadji

Ketua Panitia Pelelangan untuk mengatur menentukan

Pemenang Tender/Lelang dalam Pengadaan Sapi Bakalan

Kereman Impor dari Australia dalam Proyek Pembangunan dan

Pembinaan Peternakan di Kabupaten dan Kota se Jawa Timur

Tahun Anggaran 2000.

Sehubungan dengan Putusan KPPU tersebut, disebutkan dalam

amar putusannya bahwa KPPU juga menyarankan kepada

Pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Daerah Jawa Timur

melalui Gubernur Jawa Timur sebagai atasan langsung drh.

Sigit Hanggono Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, dan Ir.

Suhadji Ketua Panitia Pelelangan, untuk mengambil tindakan

administratif sehubungan dengan keterlibatan drh. Sigit

Hanggono Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, dan Ir. Suhadji

Ketua Panitia Pelelangan dalam pelanggaran terhadap pasal 22

secara sah dan meyakinkan.

Page 60: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

2. Masalah pencetakan label halal

Melalui Surat No. 62/K/II/2002 tertanggal 12 Februari 2002,

Komisi memberikan saran dan pertimbangan kepada

Pemerintah, cq Menteri Agama Republik Indonesia, berkaitan

dengan diterbitkannya SK Menteri Agama No. 518, No. 519 dan

No. 525 Tahun 2001 mengenai kebijakan penggunaan stiker

atau label halal. Ketiga SK ini berisikan: SK No. 518 tentang

Pedoman dan Tata Cara Pemeriksaan dan Penetapan Pangan

Halal, SK No. 519 tentang Lembaga Pelaksanaan Pemeriksaan

Pangan Halal, dan SK No. 525 tentang Penunjukan Perum

Peruri Sebagai Pelaksana Pencetakan Label Halal. Saran dan

Pertimbangan KPPU tersebut antara lain :

1. Bahwa dalam rangka memberikan kepastian kehalalan

pangan yang dikemas dan diperdagangkan di Indonesia,

KPPU memandang bahwa penggunaan stiker dan label halal

yang ditempelkan pada setiap kemasan pangan halal yang

akan diperdagangkan di Indonesia akan menimbulkan

beberapa masalah karena:

a. Secara teknis produksi penempelan stiker halal pada

setiap kemasan barang pangan mengakibatkan tambahan

biaya produksi dan distribusi, karena itu sangat tidak

efisien dan tidak ekonomis. Kenaikan biaya produksi dan

distribusi tersebut memiliki dampak beban yang berbeda

menurut skala usaha. Kenaikan biaya relatif atas produk

pangan yang dihasilkan oleh para pelaku usaha kecil dan

menengah akan membengkak, sementara biaya relatif

atas produk pangan yang dihasilkan oleh pelaku usaha

besar akan mengalami kenaikan yang relatif lebih rendah.

Karena itu, kebijakan ini bertentangan dengan semangat

Page 61: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Undang-undang No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan

Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

b. Pelaksanaan penerapan stiker halal tersebut juga

akan membingungkan dan sulit untuk diterapkan oleh

lembaga sertifikasi luar negeri yang diakui Majelis Ulama

Indonesia (pasal 3, SK Menag No. 518 Tahun 2001).

2. Untuk meningkatkan daya saing industri nasional, KPPU

menyarankan agar Pemerintah, dalam hal ini Departemen

Agama, mengupayakan pendekatan lain dalam upaya

penyediaan informasi tentang halalnya suatu produk

sehingga tidak menambah beban yang tidak perlu bagi

konsumen.

3. Apabila dalam penyediaan informasi halal tersebut

melibatkan pelaku usaha percetakan maka, agar sejalan

dengan UU No. 5 Tahun 1999, pengadaannya sebaiknya

dilakukan melalui tender yang transparan.

4. Untuk memberikan jaminan kepada konsumen tentang

kepastian kehalalan pangan yang dikemas dan

diperdagangkan di Indonesia, KPPU menyarankan adanya

perbaikan sistem sertifikasi, terlebih kepada fungsi dan

tugas lembaga Pelaksana Pemeriksa Pangan Halal.

3. Kasus Tender Penjualan Saham Indomobil Sukses

Internasional

Dalam Putusan Komisi No 03/KPPU-I/2002 tentang perkara

Tender Penjualan Saham dan obligasi konversi PT Indomobil

Sukses Internasional Tbk, dinyatakan antara lain bahwa 8

Page 62: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

(delapan) dari 10 (sepuluh) Terlapor sebagai peserta tender

secara sah dan meyakinkan telah melanggar Pasal 22 UU No. 5

Tahun 1999 karena melakukan tindakan persekongkolan baik

antar peserta tender, maupun antar peserta dengan pelaksana

tender.

Karena itu Majelis Komisi merekomendasikan kepada pemerintah

agar mengambil tindakan koreksi secara komprehensif sehingga

praktek-praktek serupa tidak terulang di masa mendatang.

Kerugian yang terjadi dalam kasus ini merupakan biaya

pembelajaran yang sangat mahal dalam proses penegakan good

governance dan good corporate governance. Selain itu, KPPU

menyarankan pula kepada Jaksa Agung Republik Indonesia agar

tindak pidana yang dilakukan oleh pejabat BPPN dalam perkara

ini, dapat diusut karena telah ditemukan bukti-bukti awal yang

cukup untuk memulai penyidikan.

4. Masalah Pembagian Pekerjaan antara PT Seamless Pipe

Indonesia Jaya (SPIJ) dan PT Citra Tubindo

Pada kasus pembagian pekerjaan antara PT SPIJ dan PT Citra

Tubindo, yang telah diputuskan dalam Putusan KPPU Nomor

01/KPPU-I/2002, dinyatakan bahwa PT Seamless Pipe Indonesia

Jaya (Terlapor I) dan PT Citra Tubindo (Terlapor II) tidak

terbukti secara sah dan meyakinkan telah melanggar Pasal 19

huruf d Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999.

Meskipun demikian, KPPU meminta kepada PT Seamless Pipe

Indonesia Jaya (Terlapor I) dan PT Citra Tubindo (Terlapor II)

untuk tidak menggunakan posisi dominannya dengan cara

melakukan diskriminasi dan/atau menghambat pemberian

Supporting Letter untuk fasilitas jasa heat treatment dan/atau

upsetting bagi pelaku usaha yang membutuhkannya. Selain itu,

Page 63: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

KPPU juga meminta kepada PT Seamless Pipe Indonesia Jaya

(Terlapor I) dan PT Citra Tubindo (Terlapor II) untuk melakukan

kegiatan usaha secara adil, jujur, dan terbuka dalam

menetapkan harga jasa heat treatment dan/atau upsetting bagi

pelaku usaha yang membutuhkannya.

Berkaitan dengan kasus ini, KPPU memberikan saran kepada

Pemerintah agar membuat kebijakan yang pada pokoknya dapat

menghilangkan hambatan bagi seluruh peserta pelelangan atau

tender pengadaan casing dan tubing guna mendapatkan

supporting letter untuk fasilitas jasa heat treatment dan atau

upsetting dari pelaku usaha di dalam negeri yang memiliki

kemampuan dan fasilitas heat treatment dan/atau upsetting.

Selain beberapa saran dan pertimbangan yang telah

dituangkan secara tertulis dan disampaikan kepada pemerintah,

terdapat juga beberapa pertimbangan KPPU yang disampaikan

melalui pertemuan-pertemuan yang dilakukan KPPU dengan

pemerintah saat membahas beberapa substansi kasus bisnis yang

bersinggungan dengan kebijakan yang berpotensi menimbulkan

iklim persaingan usaha yang tidak sehat.

Beberapa kasus yang sampai saat ini masih menjadi program

kegiatan KPPU juga diperkirakan akan menghasilkan saran dan

pertimbangan kepada pemerintah seiring dengan berakhirnya

program tersebut mengingat besarnya pengaruh kebijakan

pemerintah dalam kasus yang ditangani KPPU. Beberapa kebijakan

tersebut antara lain menyangkut kebijakan dalam industri carbon

black, telekomunikasi, jasa pelabuhan dan program kelistrikan.

Hingga akhir Desember 2002 kegiatan program yang berkaitan

dengan industri di atas masih terus berlangsung.

Page 64: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

BAB VI PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN

A. Pengembangan instrumen-instrumen operasional

Pengembangan Organisasi

Pada tahun 2002 telah dilakukan upaya penyempurnaan

struktur organisasi Sekretariat KPPU guna mendapatkan bentuk

yang paling sesuai dengan kebutuhan dan sifat dari Sekretariat

tersebut. Alternatif yang telah dikembangkan umumnya didasarkan

atas evaluasi terhadap kinerja selama ini, kebutuhan atas

tantangan di masa depan, alur pelaksanaan tugas yang efektif serta

pola pengembangan karir.

Namun demikian, sampai akhir tahun 2002 pembahasan

mengenai struktur organisasi tersebut masih berlangsung dan akan

diteruskan sampai diperoleh hasil yang optimal. Selama proses

penyempurnaan tersebut, Sekretariat KPPU masih menggunakan

struktur organisasi sebagaimana telah ditetapkan dalam SK KPPU

No. 04/KPPU/KEP/IX/2000 sebagaimana ditunjukkan pada boks

6.1.

Page 65: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Boks 6.1

Struktur Organisasi

Sekretariat Komisi Pengawas Persaingan Usaha

Komisi Ketua, Wakil Ketua,

Kelompok Direktur Eksekutif

Direktur Administrasi

Kabag Tata

Kabag Keuangan

Kabag Kepegawai

Direktur Penyelidikan &

Penegakan

Kabag Pengaduan & Persidangan

Kabag Penyelidik

Kabag Litigasi

Tim Penyelidik

Direktur Penyelidikan &

Penegakan Hukum

Kabag Hubungan Antar

Lembaga

Kabag Komunikasi

Kabag Info, Dok & Publikasi

Direktur Penyelidikan &

Penegakan Hukum

Kabag Pengkajian &

Pengembangan

Kabag Pelatihan

Kabag Monitoring

Page 66: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Penyusunan Pedoman UU No.5/1999 (guidelines)

Penyusunan pedoman UU No.5/1999 ditujukan sebagai acuan

bagi operasionalisasi pasal pasal yang ada di dalam UU No. 5/1999.

Pedoman ini mempunyai peran penting agar tidak terjadi kerancuan

pemahaman baik bagi penegak hukum, pelaku usaha dan

masyarakat luas dalam menerjemahkan terminologi hukum

persaingan.

Pada tahun 2002 telah berhasil disusun Rancangan Pedoman

UU No. 5/1999 mengenai pengecualian, integrasi vertikal,

diskriminasi harga dan tender. Mengingat hasil yang diperoleh

masih berupa rancangan, maka penyempurnaannya akan terus

dilakukan untuk kemudian dapat ditetapkan sebagai pedoman

resmi.

Status Kelembagaan

Salah satu masalah penting yang masih belum ditemukan

solusinya sampai saat ini adalah mengenai status kelembagaan

Sekretariat KPPU. Permasalahan ini tentunya dapat menghambat

pengembangan dan kemandirian KPPU mengingat status

kelembagaan merupakan gerbang untuk mendapatkan status

kepegawaian bagi Staf Sekretariat dan persyaratan utama untuk

mendapatkan kepastian pendanaan yang lebih mandiri dan

berkelanjutan.

Pada tahun 2002, telah dilakukan beberapa pertemuan

dengan instansi terkait khusus untuk membahas status

kelembagaan Sekretariat KPPU. Dari pertemuan tersebut diketahui

bahwa instrumen kenegaraan yang ada belum dapat

mengakomodasi bentuk lembaga independen non struktural seperti

KPPU.

Page 67: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Pilihan yang tersedia hingga kini adalah menjadikan

Sekretariat KPPU sebagai lembaga negeri sehingga Staf Sekretariat

akan berstatus pegawai negeri yang terikat dengan ketentuan

kepegawaian dan keuangan pemerintah, atau tetap seperti saat ini

yaitu bersifat lebih independen namun pendanaan masih melalui

APBN yang diorganisasikan dalam bentuk proyek pembangunan,

dan oleh karena itu bersifat sementara dan tidak rutin.

Selain itu, sejak awal terdapat keinginan kuat dari Komisi

untuk menjaga independensinya, seraya mengembangkan system

kelembagaan yang mampu mendukung tugas dan wewenangnya.

Keinginan ini dilandasi oleh semangat Pasal 30 UU No. 5/1999 yang

secara tegas menyatakan bahwa, “ Komisi adalah lembaga

independen yang bebas dari pengaruh pemerintah dan pihak lain “.

Bagi KPPU, pengertian Pasal 30 UU No. 5/1999 merupakan amanat

konstitusional yang tidak dapat ditawar.

Tetapi keinginan tadi terbentur oleh realitas bahwa tatanan

perundang-undangan yang mengatur keuangan dan kepegawaian

belum memberikan tempat yang permanen bagi organisasi yang

status kepegawaian stafnya di luar status pegawai negeri. Situasi

dilematis ini menyebabkan ketidakpastian perencanaan

pengembangan sumber daya manusia Sekretariat KPPU.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, pembahasan status

kelembagaan Sekretariat KPPU oleh Tim antar instansi terkait akan

terus dilanjutkan, dan diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu

lama pembahasan tersebut dapat menghasilkan solusi yang lebih

tepat.

Pengembangan Strategi KPPU

Dengan semakin berkembangnya dunia usaha yang didorong

oleh kemajuan teknologi informasi dan sistem keuangan, KPPU

Page 68: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

merasa perlu mengevaluasi dan merumuskan kembali strateginya

agar mampu menjawab tantangan yang semakin kompleks.

Pada tahun 2002 telah dihasilkan draft penyempurnaan

strategi dan program KPPU yang akan menjadi bahan dasar bagi

pengembangan strategi organisasi lima tahun ke depan.

Sarana dan Prasarana

Sebagai lembaga baru dengan keterbatasan sarana dan

prasarananya, KPPU terus berbenah dengan melengkapi sarana dan

prasarana dasarnya guna menunjang kelancaran operasional kantor

dan pelaksanaan tugasnya.

Pada tahun 2002, telah dilaksanakan beberapa kegiatan yang

berkaitan dengan pembangunan sarana dan prasarana seperti

penambahan ruang kerja yang diperuntukkan bagi staf dan

kelompok kerja, pembangunan jaringan sistem informasi,

pengadaan sarana kerja dan peralatan kantor penunjang kegiatan

sehari-hari, serta penyediaan kendaraan bermotor untuk

operasional.

B. Pengembangan Kerjasama Antar Lembaga

Dalam rangka mensosialisasikan keberadaannya sebagai

lembaga baru dan guna memperlancar tugasnya dalam

menegakkan hukum persaingan, KPPU terus memperluas hubungan

kerja dengan lembaga terkait di tingkat nasional maupun di tingkat

internasional. Pengembangan kerjasama antar lembaga di tingkat

nasional difokuskan antara lain dengan instansi penegak hukum

seperti Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung dan Kepolisian Republik

Indonesia serta instansi-instansi terkait lainnya seperti Badan

Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).

Page 69: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Kerjasama dengan Mahkamah Agung diarahkan pada

pencarian bentuk proses beracara di pengadilan jika pelaku usaha

keberatan terhadap putusan KPPU dan membawanya ke Pengadilan

Negeri. Hasil yang diharapkan dari kerjasama ini adalah

dikeluarkannya suatu Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) yang

mengatur tata cara penyelesaian perkara tersebut sehingga

diperoleh kepastian hukum bagi pencari keadilan.

Pengembangan kerjasama dengan Kepolisian diarahkan pada

pembahasan mengenai :

o mekanisme permohonan bantuan kepada penyidik

seandainya KPPU mendapat kesulitan untuk menghadirkan para

pelaku usaha yang sedang diperiksa;

o mekanisme penyerahan perkara kepada penyidik

sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang, jika putusan

KPPU tidak diindahkan oleh pelaku usaha yang dijatuhi sanksi,

atau jika pelaku usaha tidak kooperatif atau mempersulit

pemeriksaan yang dilaksanakan oleh KPPU.

Selain itu, dalam melakukan pemeriksaan atas perkara yang

ditangani, KPPU sering menemukan indikasi terjadinya tindakan

pidana atas pihak yang diperiksa. Untuk itu, KPPU kemudian juga

mengembangkan kerjasama dengan Kejaksanaan Agung guna

menindaklanjuti indikasi tindakan pidana tersebut.

Kerjasama dengan BAPEPAM sampai dengan akhir tahun 2002

masih dalam tahap penjajakan. Kerjasama ini diarahkan pada

pertukaran informasi yang diperlukan dalam pemeriksaan

sepanjang tidak melanggar ketentuan yang berlaku. Kegiatan ini

mempunyai arti yang cukup penting mengingat sejumlah pelaku

usaha yang diawasi KPPU juga merupakan perusahaan publik yang

juga diawasi oleh BAPEPAM. Pada awal 2003 mendatang,

diharapkan MoU (Memorandum of Understanding) antara KPPU dan

BAPEPAM sudah dapat ditanda tangani antara kedua belah pihak,

sehingga perkara persaingan usaha yang berkaitan dengan

Page 70: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

perusahaan – perusahaan publik tidak menimbulkan kontroversi

kewenangan.

C. Kerjasama Internasional

Saat ini, KPPU telah mengembangkan kerjasama dengan

lembaga sejenis di berbagai negara serta beberapa organisasi

terkait dengan masalah persaingan usaha, seperti International

Competition Network (ICN), OECD, UNCTAD, World Bank, dan

lembaga – lembaga internasional lainnya. Bentuk kegiatan yang

telah dan sedang dilakukan dalam rangka pengembangan jaringan

kerjasama internasional antara lain adalah : Bantuan Teknis

(Technical Assistance); Kunjungan dan Pertukaran Informasi;

Partisipasi aktif dalam berbagai forum internasional; serta rencana

Penyelenggaraan ASEAN Conference on Fair Competition Law and

Policy in the AFTA.

Bantuan Teknis

Sepanjang Januari sampai dengan Desember 2002, KPPU telah

merealisasikan program bantuan teknis dari GTZ Jerman, JICA-JFTC

(Jepang), ELIPS II (USAID Amerika Serikat), Federal Trade

Commission (FTC, USA) dan World Bank. Adapun bantuan teknis ini

selengkapnya dapat dilihat pada Boks 6.2. Bantuan teknis dalam

berbagai bentuk ini pada dasarnya diarahkan pada tiga tujuan

utama, yaitu:

o Pengembangan kapasitas (Capacity building)

Pengembangan kapasitas dimaksudkan untuk meningkatkan

kemampuan KPPU dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Tercakup dalam tujuan ini antara lain program pelatihan,

seminar, konsultasi tenaga ahli, riset bersama, dan kegiatan –

kegiatan kerjasama lainnya.

Page 71: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

o Pengembangan Kelembagaan (Institutional building)

Pengembangan kelembagaan merupakan upaya untuk

membangun KPPU menjadi sebuah institusi yang solid, efisien

dan efektif dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk

tujuan ini dikembangkan beberapa program, di antaranya

berbagai kajian, penyusunan juknis (petunjuk teknis atau

guideline), manajemen SDM, penyusunan rencana strategis

dan berbagai kegiatan pengembangan kelembagaan lainnya.

o Sosialisasi dan Diseminasi tentang Persaingan Usaha

Program ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan UU No.

5/1999 dan KPPU, baik kepada pemerintah sebagai pembuat

kebijakan maupun kepada pelaku usaha dan masyarakat

umum. Program ini dilaksanakan dalam berbagai bentuk

kegiatan antara lain lokakarya, seminar, penerbitan brosur,

pembuatan dan penayangan iklan layanan masyarakat di

televisi swasta dan kegiatan – kegiatan sosialisasi lainnya.

Page 72: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Boks 6.2

RESUME OF TECHNICAL ASSISTANCE TO KPPU Objectives FTC ELIPS II World

Bank JICA/JFTC

Institutional Development To develop investigative skill and to improve the quality of enforcement action

• Consultation on specific cases

• Workshop & Seminars • Consultation on

Investigation • Guidelines &

Procedures a. Dominant Position b. Relevant market c. Cartel/Vertical

Integration

• Guidelines & Procedures

• Integrated Training Programs

• Monthly discussion with JFTC experts

To improve decision making and decision writing skills

• Consultation on decision making process

• Workshop on legal writing

• Consultation on competition analysis

• Consult and review legal drafting

• Training for case handling

• Guidelines & Procedures

• Integrated Training Programs

To develop industrial analysis

• Identify and conduct industrial sectors studies

• Identify and conduct industrial sectors studies

To develop Human Resources M t Pl

• Job analysis and

Page 73: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Objectives FTC ELIPS II World Bank

JICA/JFTC

To improve knowledge and skills of commissioners and staff

• Postgraduate in Law or Economics

• Short term course overseas for specific skills

• Short course/internship in US for commissioners/ staff

• Short courses for KPPU Staff on investigation and related topics in Tokyo (2 batches for 10 staff each)

To develop KPPU Strategic Plan

• To develop Medium and Long Term Strategic Plan

Competition Advocacy To develop Publication Materials

• Guidelines for public

• Pamphlets/Brochures

• Guidelines for public

To develop Competition Advocacy on Government Regulations

• Identification of impediments

• Provide advice

• Develop inter-institutional relation between KPPU and related institution

To develop KPPU Website

• Assistance for content development

• Website design

• Implementation

• Updating / maintenance

To develop Competition laws and policy

• Assist to create regulation

• English translation of law

• Setting parameters of exemptions

• Coordination with others competition policy related institution

• Develop administrative Procedures Act (APC)

• Seminar or workshop on facilitating the work of regulatory commissions

To develop Public Education and Dissemination of Law No. 5 of 1999

• Training and Dissemination of the law

Seminars on competition in 2 big cities one time each

Page 74: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Boks 5.3

Kunjungan dan Pertukaran Informasi

Selama periode Januari sampai dengan Desember 2002, telah

dilakukan kunjungan ke beberapa lembaga yang terkait dengan

persaingan usaha (lihat Boks 6.3). Kunjungan ini dilakukan dalam

rangka memperkenalkan keberadaan KPPU serta menjajaki

kemungkinan pengembangan kerjasama yang lebih intensif di

masa mendatang. Selain itu, kunjungan – kunjungan tersebut

dilakukan sebagai upaya perbandingan dalam upaya penegakan

hukum persaingan.

Sementara itu, pada tahun 2003 mendatang, KPPU berencana

meningkatkan jumlah kunjungan kepada lembaga terkait

persaingan usaha di luar negeri, baik atas biaya anggaran sendiri

maupun melalui bantuan pendanaan lembaga donor. Hal ini

Approved Additional Work Plan Objectives FTC ELIPS II World

Bank JICA/JFTC

To develop short term and long term consultations

• Video conference and multi media system

Development of Competition Advocacy

• PR and Communication program training and development

Increase international relationship on competition law and policy

• Provide sources of fund to participate in international meetings

Page 75: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

diperlukan agar pengembangan kelembagaan KPPU dapat

dipercepat menuju lembaga pengawas persaingan yang diakui

eksistensi dan kapabilitasnya, baik di tingkat nasional maupun

internasional.

Page 76: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Boks 6.3

REALISASI KEGIATAN PENGEMBANGAN JARINGAN KERJASAMA DI TINGKAT INTERNASIONAL

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA TAHUN ANGGARAN 2002

NO. NEGARA

TUJUAN Lembaga/

Penyelenggara MAKSUD/TUJUAN WAKTU

1. Jerman Brussel

Bundeskartellamt Jerman di Bonn DG Competition EC

Training Persaingan Usaha Studi Banding Studi Banding dan Penjajakan Kerjasama

Maret 2002

2. Paris OECD Menghadiri undangan OECD dalam rangka pembicaraan kebijakan dan hukum persaingan internasional

April 2002

3. USA American Bar Association (ABA)

Federal Trade Commission (FTC)

- Menghadiri konferensi hukum persaingan ABA - Melakukan kunjungan ke FTC dalam rangka

kerjasama bilateral

22-25 April 2002

4. Jenewa WTO UNCTAD PTRI WTO

- Menghadiri Sidang WTO dan UNCTAD

Bidang Persaingan Usaha Internasional

- Melakukan kunjungan ke Kedubes /PTRI Jenewa dan Dubes WTO

2 – 6 Juli 2002

5. Beijing Ministry of Trade and Industry RRC

Menghadiri dan Menjadi Pembicara pada Konferensi Competition Policy and Development

17 – 20 September 2002

6. Napoli International Competition Network (ICN)

Menghadiri Konferensi Tahunan ICN yang pertama. ICN adalah forum kerjasama lembaga persaingan tingkat internasional.

28 – 29 September 2002

7. USA, New York

Fordham University of New York

Menghadiri dan Menjadi Pembicara dalam Fordham International Conference on Antitrust Law

31 Oktober – 1 November 2002

8. Seoul, Korea Korea Fair Trade Commission (KFTC)

Menghadiri dan Menjadi Pembicara dalam Seoul International Competition Forum 2002. Pembicaraan Kerjasama Bilateral.

6 – 8 November 2002

9. USA, Arizona American Antitrust Lawyers

Mengikuti Workshop Teknik Investigasi di Sedona Conference 2002

14 – 15 November 2002

10. USA, Washington DC

International Competition Network (ICN)

Menghadiri Workshop tentang International Merger yang diselenggarakan oleh ICN

21 – 22 November 2002

11. Hanoi, Vietnam Taiwan FTC Menghadiri forum International Cooperation Program on the Competition Policy

25 – 26 November 2002

12. Singapore - Kementerian Komersial dan Industri

Pembicaraan Informal dalam rangka persiapan ASEAN Conference on Fair Competition Sebagai Upaya Pengembangan Forum Kerjasama Regional

23 – 24 Desember 2002

13. Malaysia - Kementerian Perdagangan LN

- Kementerian Perdagangan DN

Pembicaraan Informal dalam rangka persiapan ASEAN Conference on Fair Competition Sebagai Upaya Pengembangan Forum Kerjasama Regional

23 – 24 Desember 2002

14. Thailand - Direktorat Jenderal Kementerian Industri dan Perdagangan

Pembicaraan Informal dalam rangka persiapan ASEAN Conference on Fair Competition Sebagai Upaya Pengembangan Forum Kerjasama Regional

23 – 24 Desember 2002

15. Vietnam - Kementerian Industri dan Perdagangan

Pembicaraan Informal dalam rangka persiapan ASEAN Conference on Fair Competition Sebagai Upaya Pengembangan F K j R i l

23 – 24 Desember 2002

Page 77: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Partisipasi Aktif dalam Berbagai Forum Internasional

KPPU telah berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dan

forum internasional seperti seminar, konferensi dan sidang-sidang

yang diadakan organisasi internasional atau lembaga persaingan

negara sahabat. Sejak Januari sampai akhir Desember 2002 ini,

partisipasi aktif KPPU dalam forum – forum tersebut dapat dilihat

pada Boks 6.3.

Penyelenggaraan ASEAN Conference on Fair Competition Law

and Policy in the AFTA

Pada bulan Agustus 2002, KPPU mendapat konfirmasi dari

ASEAN Sekretariat mengenai persetujuan untuk melaksanakan

suatu konferensi tingkat ASEAN di bidang persaingan usaha. Sejak

saat itu, KPPU menyusun perencanaan yang lebih rinci mengenai

konferensi tersebut. Akhirnya disepakati bahwa konferensi akan

diselenggarakan di Bali pada tanggal 5 – 7 Maret 2003 dengan topik

ASEAN Conference on Fair Competition Law and Policy in the ASEAN

Free Trade Area (AFTA). Biaya penyelenggaran konferensi

diperoleh dari bantuan pemerintah Jerman melalui lembaga

bantuan tekniknya di Indonesia, GTZ (Deutsche Gesellschaft für

Technische Zusammenarbeit), sedangkan penyediaan tranportasi

dan akomodasi di Bali di dukung oleh Bank Dunia melalui program

bantuan tekniknya kepada KPPU.

Kehadiran KPPU dalam berbagai kegiatan internasional

tersebut memberikan dampak positif bagi KPPU, baik secara

internal maupun eksternal. Secara internal, kegiatan – kegiatan

internasional memberikan pemahaman tentang berbagai isu

persaingan usaha di tingkat internasional, terutama dalam

kaitannya dengan perdagangan internasional. Selain itu, kegiatan

Page 78: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

– kegiatan internasional telah meningkatkan kapasitas wawasan

dan kapasitas staf dan Komisi dalam melaksanakan tugas –

tugasnya. Sementara itu, secara eksternal, kehadiran KPPU

menunjukkan betapa serius Indonesia sebagai negara sedang

berkembang dalam melakukan reformasi kebijakan ekonomi

menuju perekonomian yang lebih terbuka berdasarkan persaingan

usaha yang sehat.

D. Pengembangan Sumberdaya Manusia

Kesiapan dan kematangan sumber daya manusia merupakan

salah satu faktor pendukung utama bagi KPPU dalam menjalankan

tugasnya. Untuk itu pada tahun 2002 telah diupayakan

pengembangan sumber daya manusia baik dari sisi sistem, kualitas

dan kuantitas khususnya di tingkat Sekretariat KPPU.

Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain meliputi seleksi

pegawai baru, pelaksanaan pelatihan-pelatihan, penyusunan konsep

pengembangan karir pegawai, dan penyusunan pedoman

administrasi yang berkaitan dengan kepegawaian. Dari hasil seleksi

pegawai telah diperoleh lebih 30 calon pegawai baru yang akan

mengisi posisi-posisi yang selama ini belum terisi. Penambahan

pegawai tersebut tentu akan memperkuat KPPU dalam

melaksanakan tugasnya. Selain itu juga tengah dirumuskan

rancangan konsep pengembangan karir dan rancangan pedoman

administrasi kepegawaian.

Beberapa pelatihan yang telah dilaksanakan dalam rangka

meningkatkan pengetahuan dan kompetensi pegawai antara lain

meliputi pelatihan penanganan perkara, pelatihan investigasi,

pelatihan kepaniteraan, pelatihan statistik, pelatihan informatika,

dan pelatihan teori dan aplikasi organisasi industri.

Page 79: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

BAB VII

SOSIALISASI DAN PENGEMBANGAN KOMUNIKASI

Kehadiran regulasi antimonopoli dan persaingan usaha tidak

sehat merupakan hal baru, sekaligus merupakan jawaban atas

tumbuh suburnya praktek monopoli, diskriminasi, kolusi, dan

praktek-praktek anti persaingan lainnya di Indonesia. Tetapi

sayangnya, keberadaan regulasi dalam bentuk UU No. 5/1999

tersebut sampai saat ini masih belum diterima secara luas oleh

masyarakat, pelaku usaha, bahkan kalangan aparat pemerintahan.

Menghadapi kondisi ini, diperlukan upaya intensif dan sistematis

untuk mensosialisasikan UU No. 5/1999 serta KPPU sebagai institusi

pengawas pelaksanaannya.

Sejak beroperasi, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

terus mengembangkan program sosialisasi dan komunikasi kepada

seluruh stakeholders antara lain pelaku usaha baik di pusat maupun

di daerah, aparat pemerintah pusat dan daerah, aparat hukum

terkait, akademisi, LSM, dan masyarakat umum. Tujuan program ini

adalah menginternalisasikan nilai – nilai persaingan ke dalam

strategi usaha dan kebijakan – kebijakan pemerintah seraya

memperkenalkan budaya persaingan kepada masyarakat luas,

sehingga upaya menegakkan persaingan sehat memperoleh

dukungan luas dari masyarakat.

Selama tahun 2002 KPPU telah melaksanakan program

sosialisasi dan komunikasi dengan rincian sebagai berikut :

A. Sosialisasi Melalui Lokakarya

Selama tahun 2002, KPPU telah melaksanakan serangkaian

kegiatan lokakarya tentang Persaingan Usaha, khususnya yang

diatur dalam UU No. 5/1999. Sebagian dari lokakarya ini

merupakan bagian dari program diseminasi hukum persaingan

usaha yang dilaksanakan atas bantuan teknik (Technical

Assistance) Bank Dunia.

Page 80: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Dari rangkaian lokakarya ini diperoleh umpan balik dari berbagai

kalangan dengan latar belakang yang berbeda-beda. Umpan

balik ini menjadi masukan yang signifikan dan bermanfaat bagi

keberadaan dan implementasi UU No.5 Tahun 1999.

Rangkaian kegiatan lokakarya yang dilaksanakan pada tahun

2002 adalah sebagai berikut :

1. Lokakarya Hukum Persaingan Usaha untuk Hakim Agung di

Jakarta, 29 Agustus 2002.

2. Lokakarya Hukum Persaingan Usaha untuk kalangan

Eksekutif, Legislatif, Universitas, Media Massa dan Pengusaha

Propinsi Lampung di Bandar Lampung, 25 September 2002.

3. Lokakarya Hukum Persaingan Usaha untuk Hakim PN dan PT

se Jakarta di Jakarta, 28 Oktober 2002.

4. Lokakarya Hukum Persaingan Usaha untuk kalangan

Eksekutif, Legislatif, Universitas, Media Massa dan Pengusaha

Propinsi Sumatera Utara, Medan, 28-29 November 2002.

5. Lokakarya Hukum Persaingan Usaha Untuk Polisi dan Jaksa,

Jakarta, 17 Desember 2002.

6. Lokakarya Hukum Persaingan Usaha untuk kalangan

Eksekutif, Legislatif, Universitas, Media Massa dan Pengusaha

di Daerah Batam, di Batam, 20 Desember 2002.

Dari berbagai lokakarya di atas, KPPU mendapatkan masukan

yang berharga berkaitan dengan implementasi UU No. 5/1999.

Beberapa masukan tersebut antara lain :

1. Perlunya kajian yang mendalam dan komprehensif tentang

hukum acara yang dipergunakan KPPU dalam menangani setiap

perkara pelanggaran UU No. 5/1999.

2. Masyarakat hukum juga berpendapat agar Mahkamah Agung

segera mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung (Perma) tentang

Page 81: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

prosedur beracara di pengadilan berkaitan dengan keberatan pelaku

usaha.

3. KPPU diharapkan segera membuat guideline yang dapat menjadi

acuan baik pelaku usaha maupun aparat penegak hukum lain untuk

memudahkan penanganan perkara pelanggaran UU No. 5/1999.

4. Meskipun telah secara tegas dijelaskan di dalam UU No.5/1999,

para praktisi hukum masih berpendapat perlunya penegasan

mengenai kewenangan KPPU yang dirasakan begitu luas mulai dari

menyelidik, memeriksa, menuntut sampai menjatuhkan hukuman.

Berkaitan dengan kewenangan ini, para praktisi hukum berpendapat

perlunya persepsi yang sama mengenai kewenangan KPPU tersebut,

agar tidak terjadi tumpang tindih dengan insitusi terkait lainnya.

5. Materi UU No 5 tahun 1999 dianggap masih memiliki banyak

kekurangan. Untuk mengisi kekurangan – kekurangan ini diperlukan

berbagai jenis pedoman sehingga tidak terjadi perbedaan

penafsiran oleh berbagai pihak.

6. Beberapa daerah secara terbuka menginginkan dibukanya

dengan segera perwakilan KPPU di daerah. Pembukaan perwakilan

di daerah dipandang penting mengingat banyaknya kasus

persaingan usaha yang juga terjadi di daerah - daerah.

B. Sosialisasi dan Komunikasi Melalui Media Masa

Sosialisasi melalui media masa pada tahun 2002 dilakukan

melalui beberapa pendekatan, antara lain :

1. Kerjasama penulisan artikel dan berita tentang persaingan

usaha.

2. Mengadakan press release dan jumpa pers pada berbagai

kesempatan.

3. Road show ke beberapa media cetak nasional.

Secara kuantitatif hasil sosialisasi melalui media masa ini

cukup memadai. Bahkan semenjak kasus Tender Penjualan Saham

Page 82: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

IMSI ditangani KPPU, kuantitas pemberitaan di media masa

meningkat pesat.

Tetapi secara kualitatif pemberitaan tersebut masih jauh dari

harapan. Pemahaman tentang esensi persaingan usaha yang sehat

seringkali dikaburkan untuk kepentingan pihak tertentu saja. Hal

ini terjadi karena masih kurangnya pemahaman para jurnalis

tentang hakekat praktek monopoli dan persaingan usaha tidak

sehat. Meskipun begitu, perkembangan menggembirakan juga

tercatat dengan semakin banyaknya media massa yang mulai

mengangkat issue – issue persaingan usaha secara lebih

proporsional, sehingga dapat memberikan pemahaman yang

proporsional pula kepada publik.

Perkembangan di media massa ini berjalan secara alami.

KPPU tidak berupaya memberi warna dan arah dari setiap

pemberitaan dan wacana persaingan usaha di media – media

massa. Keinginan untuk tetap menjaga independensi tanpa saling

mempengaruhi merupakan prinsip dasar KPPU dalam melakukan

sosialisasi dan komunikasi melalui media masa. Dengan tetap

mempertahankan prinsip tersebut, hubungan KPPU dengan media –

media massa di masa – masa mendatang diharapkan tetap berjalan

secara alami.

C. Pertemuan Dengan Para Pakar

Untuk menggalang dukungan dari para pakar, KPPU telah

mengadakan pertemuan-pertemuan dengan sejumlah pakar.

Melalui pertemuan tersebut, KPPU memperoleh masukan berharga

mengenai implementasi UU No. 5/1999 serta pengembangan KPPU.

Masukan tersebut terutama terkait dengan pemikiran tentang upaya

penegakan hukum persaingan serta pengembangan kebijakan

persaingan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Melihat besarnya antusiasme para pakar dalam mendukung

implementasi hukum dan kebijakan persaingan, KPPU tampaknya

Page 83: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

perlu lebih banyak lagi menyelenggarakan forum sejenis di masa

mendatang. Tindak lanjut dari forum ini secara lebih konkrit perlu

dilakukan agar keberadaan forum pertukaran pemikiran ini

menghasilkan manfaat yang optimal baik bagi KPPU maupun bagi

pemerintah atau pihak lain yang terkait dengan persaingan usaha di

Indonesia.

Page 84: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

BAB VIII

KENDALA DAN TANTANGAN

Banyak kemajuan yang dicapai dalam pengawasan

pelaksanaan UU No. 5/1999 selama tahun 2002. Hal ini paling tidak

tercermin pada lonjakan jumlah laporan pengaduan publik yang

diterima oleh Komisi, penyelesaian perkara yang juga kian

meningkat, serta penyesuaian-penyesuaian baik pada strategi dan

praktek dunia usaha maupun pada sejumlah regulasi dan perangkat

perundang-undangan.

Tetapi perkembangan tadi terasa masih jauh dari optimum.

Dalam rentan waktu 2002, sejumlah pelaku usaha memang telah

melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam strategi dan praktek

bisnisnya. Tetapi praktek “business as usual” tetap saja marak oleh

sebagian besar pelaku lainnya. Sejumlah pelaku bahkan

memanfaatkan kelemahan dari proses pengambilan keputusan

publik yang menyertai transisi demokrasi, untuk secara instan

masuk ke dalam kegiatan ekonomi tertentu, atau untuk kembali

mendapatkan posisi dominannya, memonopoli sektor-sektor usaha

tertentu.

Perkembangan demi perkembangan di tataran lingkungan

strategis KPPU, bahkan dalam beberapa hal justru mendorong

lahirnya sejumlah hambatan, baik yang sifatnya eksternal maupun

internal. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya adalah

resistensi para pemburu rente, perkembangan lingkungan regulasi

yang sebagian besar justru relatif bias terhadap persaingan sehat,

dukungan peradilan dan institusi penegakan hukum terkait yang

kurang memadai, ketidaksiapan pelaksanaan otonomi daerah,

budaya persaingan yang belum tertanam luas di masyarakat,

ketidakpastian status staf Sekretariat KPPU, ketidakjelasan posisi

KPPU di dalam tatanan kelembagaan negara dan sejumlah

hambatan lainnya.

Page 85: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Resistensi Pemburu Rente (Rent Seekers)

Hasil-hasil positif yang dicapai oleh Komisi (terutama dalam

mengambil keputusan) serta penyesuaian-penyesuaian dalam

lingkungan regulasi dan perundang-undangan (regulatory

environment) sudah barang tentu mengarah pada penyempitan

ruang gerak, bahkan mengancam keberadaan pemburu-pemburu

rente – para monopolist, pemegang posisi dominan yang tumbuh

tanpa melalui proses persaingan, serta para pelaku usaha lainnya

yang menggantungkan diri pada hubungan kolusif antara birokrasi

dan pengambil kebijakan publik dengan pengusaha klien.

Karena itu tidaklah mengherankan jika kerja keras di dalam

mengawasi pelaksanaan UU No. 5/1999 berhadapan dengan

berbagai hambatan, terutama jika bersentuhan dengan kepentingan

pemburu rente, yang pada kenyataannya adalah mereka yang

selama ini memegang kendali perekonomian dan oleh karenanya

memiliki kemampuan mempengaruhi proses-proses pengambilan

keputusan.

Sebagai sebuah produk reformasi hukum dalam kerangka

reformasi ekonomi, resistensi terhadap pelaksanaan UU. No. 5/1999

oleh kelompok-kelompok pemburu rente adalah fenomena alamiah

yang tidak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi juga dialami oleh

negara lain pada tahap awal pelaksanaan Undang-undang

persaingan usahanya. Tetapi pelajaran terpenting yang dapat

dipetik dari pengalaman negara-negara lain adalah bahwa satu-

satunya kekuatan untuk melawan resistensi tersebut adalah

komitmen dan dukungan politik untuk melaksanakan undang-

undang secara konsekuen.

Lingkungan Kebijakan (Regulatory Environment)

Page 86: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Kebijakan publik khususnya di bidang ekonomi/bisnis di satu

sisi dan pola perilaku dunia usaha di sisi lainnya adalah dua faktor

yang saling mempengaruhi. Pada gilirannya hal ini berdampak

nyata bagi efektif atau tidak efektifnya setiap upaya menegakkan

Undang - Undang persaingan usaha. Oleh karena itu dukungan

kebijakan pemerintah akan sangat menentukan tumbuhnya budaya

persaingan di dunia usaha. Namun harapan akan tumbuhnya

dukungan kebijakan seperti itu justru cenderung kian menjauh.

Sejumlah kebijakan pemerintah sepanjang tahun 2002 justru

cenderung mematikan embrio persaingan sehat yang mulai

diperkenalkan.

Peradilan dan Institusi Penegakan Hukum Terkait

Sejumlah masalah yang muncul baik dalam proses

penanganan perkara maupun pasca penanganan perkara senantiasa

menghendaki keterlibatan instansi-instansi penegak hukum terkait.

Pelaku usaha yang diduga melanggar UU No. 5/1999 namun tidak

kooperatif di dalam proses pemanggilan atau pemeriksaan

memerlukan bantuan penyidik. Putusan Komisi yang tidak

dilaksanakan oleh pelaku usaha bersangkutan memerlukan eksekusi

pengadilan. Aspek-aspek pidana dari perkara persaingan yang

ditangani Komisi memerlukan tindak lanjut dari penyidik, dan

keberatan atas putusan Komisi oleh pelaku usaha melibatkan

institusi peradilan umum. Oleh karena itu, keefektifan dan kinerja

KPPU akan sangat tergantung kepada sinergi atau keharmonisan

antara Undang-Undang No. 5/1999 dengan sistem dan substansi

hukum sektoral lainnya yang ada, serta keharmonisan hubungan

kelembagaan KPPU dengan instansi-instansi penegak hukum

terkait.

Page 87: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Sejak awal, sejumlah potensi persoalan memang dapat

muncul dari sisi ini, tetapi tahun 2002 dapat dikatakan sebagai

tahun yang sarat dengan batu sandungan. Berawal dari

penanganan perkara penjualan saham dan obligasi konversi PT.

Indomobil Sukses Internasional Tbk oleh BPPN yang diduga

mengandung unsur persekongkolan tender yang melibatkan 8

(delapan) pelaku usaha, sandungan demi sandungan mulai terasa.

Di tengah-tengah proses pemeriksaan oleh Komisi, Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat mengeluarkan Putusan Sela yang

memerintahkan penghentian pemeriksaan atas permohonan PT.

Trimegah Securities – salah satu peserta tender yang diperiksa

dalam perkara ini. Meskipun kemudian Pengadilan Tinggi Jakarta

tidak memberikan persetujuan eksekusi atas putusan ini, namun

hambatan-hambatan dari sisi peradilan keberatan tetap saja

berlangsung.

Di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Pusat, Majelis

Hakim mengabulkan permohonan PT. Trimegah Securities untuk

membatalkan Surat-Surat Panggilan Pemeriksaan yang dilayangkan

KPPU kepada PT. Trimegah Securities. Oleh Majelis Hakim TUN,

Anggota KPPU diposisikan sebagai pejabat tata usaha negara,

meskipun UU No. 5/1999 secara jelas menempatkan KPPU sebagai

badan judiciary exclusive di bidang persaingan usaha. Dan oleh

karena itu putusan-putusan, apalagi surat-surat panggilan yang

dikeluarkan dalam rangka pemeriksaan perkara, tidak dapat diuji di

Pengadilan TUN.

Sandungan-sandungan dari sisi peradilan keberatan tidak

terbatas pada masalah itu saja. Majelis Hakim di tiga Pengadilan

Negeri Jakarta yang menangani 8 (delapan) perkara keberatan atas

putusan Majelis Komisi (KPPU) memiliki persepsi yang sama

terhadap perkara ini – membatalkan putusan Majelis Komisi dalam

perkara tender penjualan saham PT. Indomobil Sukses

Internasional. Pengertian tender serta tata cara penanganan

Page 88: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

perkara (Hukum Acara) tampaknya menjadi sumber perbedaan

yang sangat menonjol antara KPPU dengan lembaga-lembaga

peradilan keberatan.

Perbedaan-perbedaan tadi bisa jadi karena pemahaman

substansial yang belum memadai terhadap hukum persaingan, serta

ketidaksiapan hukum acara yang mengatur tata cara penanganan

perkara keberatan. Sosialisasi yang intensif melalui dialog dengan

hakim-hakim hingga kini terus berlangsung. Sementara itu,

peraturan mengenai tata cara penanganan perkara keberatan

seperti yang tengah dipersiapkan oleh Mahkamah Agung dalam

bentuk PERMA diharapkan dapat mengeliminir persoalan-persoalan

tadi.

Otonomi dan Inisiatif-Inisiatif Daerah

Selain karena tuntutan pengelolaan pemerintahan dan

pembangunan, Otonomi Daerah juga menjadi sesuatu yang vital di

dalam kerangka demokratisasi politik dan ekonomi. Tetapi

ketidaksiapan di dalam pelaksanaan otonomi daerah membawa

konsekuensi yang sangat luas. Di bidang persaingan usaha,

diskriminasi perlakuan antara pelaku usaha lokal dengan pelaku

usaha dari daerah-daerah lain merupakan contoh kecil dari

penyimpangan terhadap UU No. 5/1999 yang marak di sebagian

besar daerah otonom. Peraturan-peraturan lokal (Perda) di

sejumlah daerah yang memberikan lisensi monopoli kepada pelaku

usaha tertentu, atau pembentukan badan-badan usaha yang

melibatkan pemerintah daerah otonom sekaligus pemberian lisensi

monopoli kepada badan-badan usaha bersangkutan adalah contoh

lain pengabaian UU No. 5/1999 di dalam pengelolaan daerah-

daerah otonom.

Page 89: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Merger-Akuisisi di tengah Ketidaksiapan PP tentang Merger

dan Akuisisi

Sepanjang tahun 2002, KPPU mencatat sejumlah transaksi

merger dan akuisisi, terutama terhadap perusahaan-perusahaan

negara atau aset-aset negara yang dikelola oleh BPPN. Salah satu

aspek yang sangat menonjol dalam hal ini adalah transaksi-

transaksi yang tidak mempertimbangkan konsekuensinya terhadap

pergeseran struktur industri – dan dengan demikian dampaknya

terhadap persaingan usaha. Wacana yang berkembang di seputar

privatisasi PT. Indosat merupakan konsekuensi dari hal ini.

Meskipun demikian, ketidaksiapan Peraturan Pemerintah (PP)

tentang Merger dan Akuisisi – sebagaimana yang diatur di dalam

Pasal 28 (khususnya ayat 3) dan Pasal 29 UU No. 5/1999 – belum

memberikan landasan hukum sekaligus ruang gerak bagi KPPU

untuk melakukan campur tangan langsung dalam bentuk review

rencana transaksi atau hasil transaksi merger dan akuisisi (merger

notification) yang memungkinkan kontrol terhadap transaksi-

transaksi seperti itu. Tanpa dugaan kuat akan adanya

persekongkolan dalam proses transaksi tender, upaya intervensi

maksimum yang dapat dilakukan oleh KPPU di tengah ketidaksiapan

PP yang mengatur Merger dan Akuisisi adalah saran pertimbangan

yang tidak mengikat kepada pemerintah.

Posisi Staf Sekretariat KPPU di tengah Tatanan Kelembagaan

Negara

Komisi adalah lembaga independen yang bebas dari pengaruh

pemerintah dan pihak lain sebagaimana diatur dalam Pasal 30 UU

No. 5/1999. Untuk melaksanakan tugas konstitusionalnya, Komisi

dibantu oleh Sekretariat Komisi yang organisasinya diatur sendiri

oleh Komisi sebagaimana tercantum pada Pasal 34. Bagi Komisi,

Page 90: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

pengertian independen pada Pasal 30 UU No. 5/1999 merupakan

amanat konstitusional yang tidak dapat ditawar. Hal ini memiliki

konsekuensi luas, terutama yang berkaitan dengan sistem

pendukung, termasuk Sekretariat Komisi. Atas dasar itu, Komisi

berkeyakinan bahwa untuk menjalankan amanat UU sebagai

lembaga independen, Sekretariat KPPU juga mutlak bebas dari

pengaruh pihak manapun, termasuk pemerintah.

Perkembangan yang dilematis kemudian muncul karena di

dalam tatanan perundang-undangan yang mengatur tentang

kepegawaian dan pembiayaan pegawai oleh negara dengan sistem

yang bersifat permanen, satu-satunya pilihan yang tersedia bagi

Staf Sekretariat Komisi adalah Status Pegawai Negeri.

Melaksanakan secara konsekuen UU No. 5/1999 dalam hal ini akan

berbenturan dengan beberapa perangkat perundang-undangan lain,

sementara mengikuti arah dan amanat UU Kepegawaian justru

dikhawatirkan menyimpang dari UU No. 5/1999. Situasi yang

dilematis ini memiliki konsekuensi ketidakpastian bagi staf serta di

dalam perencanaan pengembangan sumberdaya manusia secara

umum.

UU Kepegawaian maupun UU Keuangan Negara jelas tidak

memberi tempat bagi lembaga-lembaga negara yang bersifat

independen. Kehadiran Undang-undang yang memayungi

eksistensi lembaga-lembaga independen – termasuk KPPU, KPU,

Komisi Anti Korupsi dan Komisi-komisi lainnya, karena itu menjadi

kebutuhan mendesak yang tidak dapat ditunda.

Persaingan sebagai Budaya Baru

Dalam banyak hal sejumlah masalah yang muncul di sekitar

lingkungan strategis KPPU merupakan konsekuensi dari persaingan

sebagai budaya baru yang belum terinternalisasi ke dalam tatanan

nilai, baik di dunia usaha, pengambil kebijakan publik, maupun

Page 91: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

masyarakat luas. Di lingkungan dunia usaha dan pengambil

kebijakan, hambatan dalam internalisasi nilai ini tidak terlepas dari

kecenderungan masa lalu yang lebih mengkedepankan hubungan

kolusif.

Tidak dapat dipungkiri bahwa lahirnya Undang-Undang No.

5/1999 merupakan respon politik wakil-wakil rakyat terhadap

wacana publik yang berkepanjangan di seputar isu-isu monopoli dan

praktek-praktek persaingan usaha tidak sehat lainnya yang, dalam

banyak hal, difasilitasi oleh kebijakan-kebijakan pemerintah di masa

lalu. Lisensi-lisensi monopoli dalam bidang industri dan

perdagangan serta kebijakan perlindungan industri yang

mengungkung bahkan mencegah tumbuhnya budaya persaingan

menyebabkan internalisasi nilai-nilai persaingan ke dalam dunia

usaha menjadi relatif lamban. Banyak pelaku yang muncul secara

instan dan tumbuh menjadi besar karena perlindungan kebijakan.

Dalam kondisi demikian tadi, rentan waktu dua tahun lebih

bagi KPPU merupakan kesempatan yang relatif masih sangat

singkat untuk melakukan perubahan budaya yang telah mengakar

sejak lama. Sosialisasi di berbagai segmen memang telah

dilakukan secara intensif, namun tidak dapat diharapkan untuk

membuahkan hasil nyata dalam kurun waktu yang relatif sangat

pendek.

Hambatan-hambatan Internal

Selain kendala-kendala yang bersifat eksternal tadi, sejumlah

kendala yang dihadapi KPPU sifatnya internal. Tetapi beberapa

dari kendala internal tersebut justru bersumber dari masalah dalam

lingkungan strategis. Dukungan kelembagaan Sekretariat KPPU

yang tidak mengalami kemajuan berarti adalah salah satu contoh

praktis, meskipun telah dibahas intensif secara bersama lintas

institusi kenegaraan. Tetapi hal ini pun merupakan konsekuensi

Page 92: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

proses kelembagaan KPPU di dalam tatanan kelembagaan negara

yang belum mengalami kejelasan.

Sebagai konsekuensinya lebih lanjut, program pengembangan

SDM dilakukan tanpa kerangka yang pasti. Karena itu tidaklah

mengherankan jika Sumber Daya Manusia, baik dalam kuantitas

maupun kualitas, berkembang menjadi kendala internal lain yang

menghambat pelaksanaan tugas-tugas KPPU. Demikian pula

dengan pengembangan infrastruktur baik fisik maupun non fisik.

Ketidakpastian di dalam status kelembagaan Sekretariat KPPU

menyebabkan alokasi dan penggunaan APBN muncul sebagai

kendala pada setiap upaya mengembangkan kapasitasnya sebagai

sebuah institusi publik yang memperoleh amanat konstitusional

melalui UU No. 5/1999.

Page 93: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

BAB IX

PENUTUP

Telah tiga tahun KPPU bekerja mengemban amanat UU No.

5/1999. Banyak hal yang telah dilakukan, meski mungkin masih

jauh dari harapan yang lahir dari konsekuensi pembentukan UU No.

5/1999. Tetapi dari sisi usia yang masih relatif sangat muda, apa

yang telah dicapai mencerminkan hasil sebuah kerja keras. Tidak

sulit untuk menggambarkan hasil-hasil itu. Dalam kurun waktu tiga

tahun, eksistensi KPPU mulai dikenal luas masyarakat, baik di

tingkat domestik maupun di kalangan komunitas persaingan

internasional. Laporan pengaduan yang disampaikan oleh publik

kian mengalir dari waktu ke waktu.

Tetapi yang terpenting dari itu semua adalah bahwa dalam

kurun waktu yang relatif sangat singkat, KPPU telah melaksanakan

tugas utama yang diembannya – menangani dan memutus

sejumlah perkara persaingan usaha, serta memberikan sejumlah

saran dan pertimbangan kepada pemerintah tentang kebijakan-

kebijakan yang mendorong terjadinya persaingan usaha tidak sehat

di berbagai sektor. Padahal pada waktu yang bersamaan, KPPU

melaksanakan tugas-tugas utamanya itu di tengah tuntutan

mempersiapkan instrumen-instrumen operasional, seraya

membangun dan mengembangkan kapasitas kelembagaannya.

Tidak berlebihan jika di dalam melaksanakan tugasnya, kondisi

kerja KPPU ibarat membangun kapal sambil berlayar.

Karena itu tidaklah mengherankan jika, di dalam

melaksanakan tugas-tugasnya, KPPU dihadapkan pada sejumlah

kendala dan tantangan, baik yang sifatnya internal maupun

eksternal. Budaya persaingan yang belum dikenal luas oleh

masyarakat Indonesia tampaknya muncul sebagai salah satu

kendala utama. Budaya persaingan ini tidak hanya tercermin pada

Page 94: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

perilaku dunia usaha, tetapi juga pada kebijakan-kebijakan

pemerintah, baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah.

Selain itu, ketidakjelasan posisi KPPU dalam tatanan kelembagaan

negara juga menjadi salah satu kendala lainnya. Ketidakjelasan ini

menimbulkan sejumlah kendala dan tantangan lain, diantaranya

ketidakpastian status kepegawaian staf Sekretariat KPPU,

ketidakpastian arah pengembangan sumber daya manusia, serta

ketidaktersediaan pos mata anggaran tersendiri dan anggaran

belanja rutin.

Dalam tahun 2003 mendatang, KPPU diharapkan dapat

merespon tantangan-tantangan ini melalui empat pendekatan

utama. Pertama, pada tingkat mikro KPPU secara konsisten terus

menerus melakukan penegakkan hukum sesuai amanat UU melalui

penanganan perkara.

Kedua, Policy advocacy untuk membangun pemahaman dan

kesadaran berbagai pihak guna menginternalisasikan semangat UU

No. 5/1999 di dalam setiap langkahnya. Bagi pengambil kebijakan

di sektor publik, internalisasi UU No. 5/1999 dimaksud diharapkan

terwujud dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang pro persaingan,

sementara dunia usaha diharapkan melakukan penyesuaian-

penyesuaian dalam strategi dan praktek bisnisnya. Upaya ini sudah

barang tentu memerlukan dukungan publik, dan oleh karena itu

sebagai konsekuensinya advokasi kepada publik (public advocacy)

menjadi mutlak pula dilakukan. Untuk melaksanakan fungsi policy

advocacy, KPPU akan secara proaktif dan berkesinambungan

memberikan saran dan pertimbangan kepada pengambil kebijakan.

Mekanisme hubungan kelembagaan yang lebih sistemik dengan

institusi-institusi pengambil kebijakan, baik di tingkat nasional

maupun di tingkat daerah karena itu menjadi prasyarat bagi

kelangsungan program ini.

Ketiga, kajian intensif di bidang industri dan perdagangan

serta regulasi dan perundangan-undangan, baik untuk mendukung

Page 95: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

penanganan perkara maupun dalam kerangka policy advocacy

menuju harmonisasi kebijakan. Selain itu, monitoring terhadap

para monopolis dan pelaku-pelaku usaha pemegang posisi dominan

akan tetap diintensifkan.

Keempat, pengembangan kelembagaan baik yang bersifat

capacity building, pengembangan instrumen-instrumen penunjang

pelaksanaan tugas pokok Komisi, maupun dalam hubungan

kelembagaan dengan instansi-instansi terkait.

Secara lebih spesifik, pendekatan-pendekatan tersebut di atas

diharapkan terwujud dalam berbagai kegiatan berdasarkan urgensi

dan prioritas berikut:

a. Menangani perkara, baik yang dilaporkan oleh publik, maupun

yang diinisiasi sendiri oleh KPPU berdasarkan prioritas masalah

yang berkembang di publik;

b. Secara intensif, reguler dan berkesinambungan membangun

hubungan sistemik dengan institusi-institusi pengambil

kebijakan yang memungkinkan pembukaan ruang bagi review

setiap rencana kebijakan yang diduga memiliki dampak

terhadap persaingan usaha, serta memberikan saran

perubahan terhadap kebijakan-kebijakan publik yang

mengandung semangat anti persaingan. Upaya ini terutama

diarahkan pada kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan

sektor-sektor strategis;

c. Untuk mendukung fokus (a) tersebut diatas, KPPU

memberikan pula prioritas pada pengkajian secara intensif

terhadap sektor-sektor strategis, termasuk infrastruktur dan

bidang-bidang usaha yang menguasai hajat hidup orang

banyak;

d. Secara proaktif memonitor rencana privatisasi BUMN dan

tender penjualan aset-aset negara lainnya, seraya mendorong

pemerintah secepatnya untuk mengeluarkan Peraturan

Pemerintah mengenai Merger dan Akuisisi;

Page 96: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

e. Mendorong lahirnya Undang-undang yang memayungi

eksistensi secara keseluruhan lembaga-lembaga negara

independen dalam tatanan kelembagaan negara.

Dunia telah membuktikan, persaingan usaha yang sehat

dalam perekonomian suatu negara dapat memberikan manfaat

kesejahteraan bagi masyarakatnya. Hal inilah yang didambakan

bersama. Namun disadari bahwa tanpa dukungan luas dari publik,

upaya membangun persaingan sehat melalui penegakan setiap sisi

dari UU No. 5/1999 akan menjadi sia-sia.

Page 97: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

LAMPIRAN I

DAFTAR PUTUSAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU)

YANG TELAH DIBACAKAN DIMUKA UMUM Compiled as of 31 December 2002

NO.

NOMOR PUTUSAN

TANGGAL

PEMBACAAN

ISI PUTUSAN

MAJELIS KOMISI

KET

1.

Putusan No: 01/KPPU-L/2000 Tender Pengadaan Casing dan Tubing di PT CPI

20 April 2001

1. Menyatakan pengadaan casing dan tubing

melalui tender No. Q-034210-0000-0000-00-52, terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, karena penentuan pemenang tender dihasilkan melalui persekongkolan antar sesama peserta tender;

2. Memerintahkan kepada Terlapor yaitu PT Caltex Pasific Indonesia untuk menghentikan kegiatan pengadaan casing dan tubing berdasarkan tender No. Q-034210-0000-0000-00-52 selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak Terlapor menerima pemberitahuan putusan.

1. Mohammad Iqbal

(Ketua) 2. Soy M. Pardede

(Anggota) 3. Tadjudin Noersaid

(Anggota)

2.

Putusan No: 03/KPPU-L-I/2000 Retail PT Indomarco Prismatama (Indomaret)

4 Juli 2001

1. Menyatakan bahwa Terlapor dalam

pengembangan usahanya kurang memperhatikan prinsip keseimbangan sesuai asas demokrasi ekonomi dalam menumbuhkan persaingan sehat antara kepentingan pelaku usaha dengan kepentingan umum;

2. Memerintahkan kepada Terlapor untuk menghentikan eksapansinya di pasar-pasar tradisional yang berhadapan langsung dengan pengecer kecil dalam rangka mewujudkan keseimbangan persaingan antar pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah dan pelaku

1. Sutrisno Iwantono

(Ketua) 2. Didik J. Rachbini

(Anggota) 3. Erwin Syahril (Anggota) 4. Pande Raja Silalahi

(Anggota)

Page 98: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

usaha kecil; 3. Menyatakan bahwa Terlapor dalam

mengembangkan usahanya untuk melibatkan masyarakat setempat diantaranya dengan memperbesar porsi kegiatan waralaba;

4. Merekomendasikan kepada Pemerintah untuk segera menyempurnakan dan mengefektifkan pelaksanaan peraturan dan langkah-langkah kebijakan yang meliputi antara lain dan tidak terbatas pada kebijakan lokasi dan tata ruang, perijinan, jam buka, dan lingkungan sosial;

5. Merekomendasikan kepada Pemerintah segera melakukan pembinaan dan pemberdayaan usaha kecil menengah atau pengecer kecil agar memiliki daya saing lebih tinggi dan dapat berusaha secara berdampingan dengan usaha-usaha menengah atau besar;

6. Menyatakan untuk melakukan kajian, monitoring, dan penyelidikan lebih lanjut terhadap dugaan adanya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang dilakukan oleh pelaku-pelaku usaha yang terkait dengan usaha eceran dalam jalur vertikal termasuk dugaan praktek diskriminasi harga dan perjanjian tertutup.

3.

Putusan No: 07/KPPU-L-I/2001 Tender Pengadaan Bakalan Sapi Impor di Jawa Timur

19 April 2002

1. Menyatakan Terlapor secara sah dan

meyakinkan telah melanggar ketentuan pasal 22

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 karena melakukan persekongkolan dengan pihak lain yaitu Drh. Sigit Hanggono Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, dan Ir. Suhadji Ketua Panitia Pelelangan untuk mengatur menentukan Pemenang Tender/Lelang dalam Pengadaan Sapi Bakalan Kereman Impor dari Australia dalam Proyek Pembangunan dan Pembinaan Peternakan di Kabupaten/Kota se Jawa Timur Tahun Anggaran 2000.

2. Melarang Terlapor untuk mengikuti

1. Syamsul Maarif (Ketua) 2. Bambang P. Adiwiyoto

(Anggota) 3. Erwin Syahril (Anggota)/

Pande Raja Silalahi (Anggota)

Page 99: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

kegiatan Pengadaan Sapi Bakalan atau kegiatan serupa di Jawa Timur dan atau wilayah Republik Indonesia selama dipimpin oleh pengurus Terlapor.

3. Larangan sebagaimana disebutkan dalam diktum dua di atas berlaku untuk kurun waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal putusan ini dibacakan.

4. Menyarankan Gubernur Jawa Timur sebagai atasan langsung Sigit Hanggono Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, dan Ir. Suhadji Ketua Panitia Pelelangan, untuk mengambil tindakan administratif sehubungan dengan keterlibatan drh. Sigit Hanggono Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, dan Ir. Suhadji Ketua Panitia Pelelangan dalam pelanggaran terhadap Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang secara sah dan meyakinkan dilakukan oleh Terlapor.

4.

Putusan No:03/KPPU-I/2002 Tender Penjualan Saham PT Indomobil Sukses International

30 Mei 2002

13. Menyatakan PT. Holdiko Perkasa (Terlapor

I) dan PT. Deloitte & Touche FAS (Terlapor X), secara sah dan meyakinkan telah melanggar pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat karena melakukan tindakan persekongkolan yang menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dengan pelaku usaha peserta tender yaitu PT. Cipta Sarana Duta Perkasa (Terlapor III), PT. Bhakti Asset Management (Terlapor VIII) dan PT. Alpha Sekuritas Indonesia (Terlapor IX) secara terang-terangan dan atau diam-diam berupa tidak menolak keikutsertaan ketiga peserta tender tersebut dalam tender penjualan saham dan convertible bonds PT. Indomobil Sukses Internasional walaupun mengetahui ketiga peserta tender tersebut tidak memenuhi persyaratan dan atau melanggar prosedur sebagaimana ditentukan dalam Prosedures for The Submission of Bid

1. Sutrisno Iwantono

(Ketua) 2. Pande Raja Silalahi

(Anggota) 3. Bambang P. Adiwiyoto

(Anggota) 4. Syamsul Maarif

(Anggota) 5. Faisal H. Basri (Anggota) 6. Didik J. Rachbini

(Anggota) 7. Erwin Syahril (Anggota) 8. Tadjudin Noersaid

(Anggota)

Page 100: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

14. Menyatakan PT. Trimegah Securities (Terlapor II), PT. Cipta Sarana Duta Perkasa (Terlapor III), Pranata Hajadi (Terlapor IV), Jimmy Masrin (Terlapor V), PT. Bhakti Asset Management (Terlapor VIII) dan PT. Alpha Sekuritas Indonesia (Terlapor IX) secara bersama-sama secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat karena melakukan tindakan persekongkolan di antara mereka yang menimbulkan persaingan usaha tidak sehat berupa tindakan saling menyesuaikan dan atau membandingkan dokumen tender dan atau menciptakan persaingan semu dan atau memfasilitasi suatu tindakan untuk memenangkan PT. Cipta Sarana Duta Perkasa sebagai pemenang tender penjualan saham dan convertible bonds PT. Indomobil Sukses Internasional

15. Menyatakan PT. Multi Megah internasional (Terlapor VI) dan Parallax Capital Management (Terlapor VII) kedua-duanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

16. Melarang PT. Trimegah Securities (Terlapor II), PT. Cipta Sarana Duta Perkasa (Terlapor III), dan PT. Deloitte & Touche FAS (Terlapor X) untuk mengikuti transaksi baru dalam bentuk apapun di lingkungan dan atau dengan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan atau dengan pihak lain yang ditunjuk oleh atau atas kuasa BPPN berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas BPPN baik dalam penyehatan perbankan, penyelesaian aset bank maupun dalam pengembalian uang negara dalam jangka waktu dua tahun terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan ini dengan denda atas pelanggaran sebesar 30% dari nilai setiap transaksi

Page 101: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

17. Menghukum PT. Trimegah Securities (Terlapor II) untuk membayar denda sebesar Rp.10.500.000.000,00 (sepuluh miliar lima ratus juta rupiah) dan disetorkan kas negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam waktu 45 hari kerja terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17 % dari nilai denda yang dikenakan (Rp.10.500.000.000,00) untuk setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini

18. Menghukum Pranata Hajadi (Terlapor IV) dan Jimmy Masrin (Terlapor V) secara bersama-sama untuk membayar denda sebesar Rp.10.500.000.000,00 (sepuluh miliar lima ratus juta rupiah) dan disetorkan kas negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam waktu 45 hari kerja terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17 % dari nilai denda yang dikenakan (Rp.10.500.000.000,00) untuk setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini

19. Menghukum PT. Cipta Sarana Duta Perkasa (Terlapor III) untuk membayar denda kepada negara sebesar Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan disetorkan kas negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara

Page 102: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

(KPKN) Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam waktu 45 hari kerja terhitung sejak dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17 % dari nilai denda yang dikenakan (Rp.5.000.000.000,00) untuk setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini

20. Menghukum PT. Holdiko Perkasa (Terlapor I), untuk membayar denda sebesar Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan disetorkan kas negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam waktu 45 hari kerja terhitung sejak dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17 % dari nilai denda yang dikenakan (Rp.5.000.000.000,00) untuk setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini

21. Menghukum PT. Deloitte & Touche FAS (Terlapor X) untuk membayar denda sebesar Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan disetorkan kas negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam waktu 45 hari kerja terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17 % dari nilai denda yang dikenakan (Rp.10.000.000.000,00) untuk setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini

Page 103: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

22. Menghukum PT. Alpha Sekuritas Indonesia (Terlapor IX) untuk membayar denda sebesar Rp. 1.500.000.000,00 (satu setengah miliar rupiah) dan disetorkan kas negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam waktu 45 hari kerja terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17 % dari nilai denda yang dikenakan (Rp.1.500.000.000,00) untuk setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini

23. Menghukum PT. Bhakti Asset Management (Terlapor VIII) untuk membayar denda sebesar Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan disetorkan kas negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam waktu 45 hari kerja terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17 % dari nilai denda yang dikenakan (Rp.1.000.000.000,00) untuk setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini

24. Menghukum PT. Cipta Sarana Duta Perkasa (Terlapor III) untuk membayar ganti rugi kepada negara sebesar Rp. 228.000.000.000,00 (dua ratus dua puluh delapan miliar rupiah) dan disetorkan kas negara sebagai setoran penerimaan negara bukan pajak Departemen Keuangan Dirjen Anggaran Kantor Perbendaharaan dan Kas

Page 104: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Negara (KPKN) Jakarta I yang beralamat Jalan Ir. H. Juanda No. 19 Jakarta melalui Bank Pemerintah dengan kode penerimaan 1212 dan harus dibayar lunas paling lambat dalam waktu 75 hari kerja terhitung sejak tanggal dibacakannya putusan ini dengan denda keterlambatan 0,17 % dari nilai ganti rugi yang dikenakan (Rp. 228.000.000.000,00) untuk setiap hari keterlambatan tidak melaksanakan putusan ini

25. Menyatakan bahwa denda keterlambatan pelaksanaan putusan tetap dihitung meskipun ada upaya hukum

5.

Putusan No.09/KPPU-L/2002 Tender di PT (Persero) Telekomunikasi Indonesia

6 Juni 2002

Menyatakan Terlapor, PT. (Persero) Telekomunikasi Indonesia Tbk. Dan SIEMENS Consortium tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

1. Tadjudin Noersaid (Ketua) 2. Syamsul Maarif (Anggota) 3. Faisal Basri (Anggota)

6.

Putusan No: 08/KPPU-L/2001 Tender Pengadaan Barite & Bentonite di YPF Maxus Southeast Sumatra B.V.

17 Juli 2002

4. Menyatakan bahwa Terlapor, YPF Maxus

Southeast Sumatra B.V. yang sekarang bernama CNOOC Southeast Sumatra B.V. tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22, Pasal 19 huruf a. dan d. Undang-undang Nomor 5 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

5. Memerintahkan kepada Terlapor, YPF Maxus Southeast Sumatra B.V. yang sekarang bernama CNOOC Southeast Sumatra B.V. untuk memperbaiki persyaratan-persyaratan tender pengadaan barang dan jasa yang diselenggarakannya sehingga tercipta persaingan usaha yang sehat dan terbuka.

6. Memerintahkan kepada PERTAMINA untuk dengan sungguh-sungguh melakukan pengawasan terhadap seluruh KPS dan mitra kerjanya agar dalam melaksanakan pengadaan barang dan jasa mengikuti

1. Soy M. Pardede (Ketua) 2. Bambang P. Adiwiyoto

(Anggota) 3. Sutrisno Iwantono

(Anggota)

Page 105: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

ketentuan SK No. 077/C0000/2000-SO dengan memberikan kesempatan kepada pelaku usaha secara terbuka sehingga tercipta persaingan usaha yang sehat.

7.

Putusan No:10/KPPU-L/2001 Penunjukkan Rekanan Asuradur di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

18 Juli 2002

4. Menyatakan bahwa Terlapor, PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk. Tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 4, Pasal 15 ayat (2), dan Pasal 19 huruf a dan huruf d Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

5. Memerintahkan kepada Terlapor, PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk., untuk membatalkan perjanjian yang berpotensi menghambat persaingan usaha yang sehat, yaitu perjanjian tanggal 16 April 2002 antara Terlapor masing-masing Wahana Tata dengan perjanjian No. DIR/006 No.146/DIR/PKS/2002, MAI dengan perjanjian No. DIR/009 No. 068/DIR/2002 dan Jasindo dengan perjanjian No.DIR/007 N0. PKS 013.AJI/IV/2002;

6. Memerintahkan kepada Terlapor PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., untuk memberikan kesempatan yang sama kepada perusahaan-perusahaan asuransi agar dapat bersaing secara sehat dan terbuka.

1. Didik J. Rachbini (Ketua) 2. Soy M. Pardede (Anggota) 3. Bambang P. Adiwiyoto

(Anggota)

Jakarta, 31 Desember 2002 KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

Page 106: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

Kasus Yang Ditangani KPPU Sejak Juni 2000 – 31 Desember 2002

No

Kasus

Sumber

Substansi Kasus

Status/Tindak Lanjut

Periode Juni 2000 – 31 Desember 2000 1. Tender casing dan

tubing di PT CPI Laporan Dugaan persekongkolan

antar peserta tender untuk menentukan pemenang tender.

KPPU telah mengeluarkan putusan yang dibacakan dimuka umum tanggal 20 April 2001

2. Penguasaan Pasar oleh beberapa Importir Kedelai

Laporan Dugaan beberapa Importir Kedelai melakukan penguasaan pasar dan penyalahgunaan posisi dominan.

Penanganan dihentikan karena laporan tidak lengkap, masuk buku 2 (Monitoring)

3. Penguasaan retail oleh Indomaret

Laporan Pendirian retail Indomaret dilokasi yang berdekatan dengan pedagang eceran tradisional.

KPPU telah mengeluarkan putusan yang dibacakan dimuka umum tanggal 4 Juli 2001

4. Penentuan harga BBM

Inisiatif Diskriminasi dalam penentuan harga BBM Pemerintah.

KPPU telah menyampaikan saran pertimbangan kepada pemerintah untuk menghapuskan harga diskriminatif.

5. Penggunaan nama domain oleh pesaing

Laporan Pemakaian nama domain oleh pesaing yang menimbulkan kerugian bagi pelaku usaha tertentu.

Penanganan dihentikan karena bukan kewenangan KPPU.

6. Penetapan harga di Industri DOC

Laporan Dugaan penetapan harga oleh beberapa pelaku usaha dibidang DOC

Monitoring dan kajian

7. Pengadaan Buku Sekolah

Laporan Persaingan tidak sehat antar penerbit buku sekolah dalam pemasaran produknya ke sekolah-sekolah.

Dijadikan bahan informasi Tim Kajian Industri Kertas.

8. Diskriminasi Harga Kertas

Laporan Dugaan diskriminasi harga yang dilakukan oleh produsen kertas.

Monitoring Kajian Industri Kertas.

9. Pendirian Pom Bensin.

Laporan Pendirian Pom Bensin besar didekat Pom Bensin Tradisional.

Penanganan dihentikan karena bukan kewenangan KPPU.

Page 107: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

No

Kasus

Sumber

Substansi Kasus

Status/Tindak Lanjut

Periode Januari 2001 – 31 Desember 2001 10. Pembatasan

pemasaran air mineral.

Laporan Dugaan perjanjian penguasaan pasar air mineral di hotel tertentu oleh merk tertentu saja.

Penanganan dihentikan karena Laporan tidak lengkap, masuk Buku 2 (Monitoring Pasif)

11. Wanprestasi distribusi es krim.

Laporan Pembatalan sepihak perjanjian kerjasama distribusi es krim.

Penanganan dihentikan karena bukan kewenangan KPPU

12. Tender Bakalan Sapi Dinas Peternakan Pemda Jawa Timur.

Laporan Dugaan persekongkolan antar peserta dengan panitia tender.

KPPU telah mengeluarkan putusan, yang dibacakan dimuka umum tanggal 17 April 2002.

13. Angkutan Feri. Laporan Keberatan perusahaan angkutan feri atas peraturan yang diberlakukan pemerintah

Laporan dinyatakan tidak lengkap, masuk buku 2, dijadikan bahan kajian kebijakan.

14. Tender Site Survey & Navigation Service.

Laporan Ketidaktaatan KPS Pertamina terhadap peraturan tender di lingkungan Pertamina.

Penanganan dihentikan, bukan kewenangan KPPU.

15. Dugaan Monopoli Carbon Black.

Laporan Dugaan penyalahgunaan posisi dominan oleh Produsen carbon black.

Tidak ada bukti pendukung, diputuskan ditindaklanjuti dalam bentuk Monitoring Pasif.

16. Tarif Taxi oleh ORGANDA.

Inisiatif Perusahaan Taxi tidak diperbolehkan menggunakan tarif lama oleh Organda.

KPPU telah menyampaikan saran pertimbangan kepada pemerintah.

17. Tender Penyemenan pada KPS Pertamina.

Laporan Dugaan persekongkolan dalam menentukan pemenang tender.

Penanganan dihentikan karena kasus terjadinya sebelum UU No. 5/1999 berlaku efektif (bukan kewenangan KPPU)

18. Keppres Asosiasi Kontraktor.

Laporan Perusahaan kontraktor hanya diperkenankan menjadi anggota asosiasi kontraktor tertentu.

Laporan tidak lengkap (Monitoring Pasif)

19. Pensiunan Karyawan KPS Pertamina.

Laporan Penunjukan perusahaan asuransi tertentu untuk menyelenggarakan asuransi pensiunan karyawan KPS Pertamina.

Tidak ditindak lanjuti, kasus merupakan masalah perdata (bukan kewenangan KPPU)

20. Tender proyek OSP CAN di Telkom.

Laporan Dugaan persekongkolan dalam penentuan pemenang tender.

KPPU telah mengeluarkan putusan yang dibacakan dimuka umum tanggal 6 Juni 2002.

Page 108: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

No

Kasus

Sumber

Substansi Kasus

Status/Tindak Lanjut

21. Tarif Penerbangan

INACA. Inisiatif Penetapan tarif

penerbangan oleh asosiasi sebagai akibat SK. Menhub No. 25 Tahun 1997.

KPPU telah menyarankan Menhub untuk mencabut SK tsb. Dan Menhub telah melakukan perubahan kebijakan.

22. Tender pipa di KPS Pertamina Maxus.

Laporan Dugaan persekongkolan untuk menentukan pemenang tender.

Pemeriksaan dihentikan pada tahap pemeriksaan pendahukuan karena tidak ada indikasi kuat.

23. Sengketa perjanjian distributor pakan udang.

Laporan Sengketa hutang piutang antara pabrik dan distributor pakan udang.

Tidak ditindaklanjuti, bukan kewenangan KPPU.

24. Tender MRO di KPS Pertamina.

Laporan Tersingkirnya pelaku usaha kecil dalam pengadaan MRO akibat diterapkannya sistem pengadaan secara aliansi.

Tidak ditindaklanjuti, bukan kewenangan KPPU.

25. Penentuan daftar rekanan penilai di Bank Mandiri.

Laporan Tidak transparannya Bank Mandiri dalam menentukan kriteria pelaku usaha yang dapat menjadi penilai.

Pemeriksaan dihentikan pada tahap Pemeriksaan Pendahuluan, tidak ditemukan bukti kuat.

26. Iklan Produk Kacang. Laporan Klaim iklan dan kemasan produk Kacang tertentu yang dianggap menipu konsumen.

Laporan tidak ditindaklanjuti, bukan kewenangan KPPU. Selain itu, terjadi perubahan perilaku.

27. Pemberlakuan PP No. 82/1999.

Laporan Keberatan pelaku usaha terhadap pemberlakuan PP No. 82/1999.

Dijadikan bahan kajian kebijakan.

28. Tender Barite dan Bentonite di KPS Pertamina.

Laporan Dugaan persekongkolan dalam penentuan pemenang tender.

KPPU telah mengeluarkan putusan yang dibacakan dimuka umum tanggal 17 Juli 2002.

29. Tender Katalis di BUMN Industri Kimia.

Laporan Dugaan persekongkolan dalam penentuan pemenang tender.

Laporan tidak lengkap, masuk buku 2 (Monitoring)

30. Tender CCTV di Garuda Indonesia.

Laporan Dugaan persekongkolan dalam penentuan pemenang tender.

Pemeriksaan tidak dilanjutkan karena proses tender dihentikan.

31. Tender perangkat X-Ray di Garuda Indonesia.

Laporan Dugaan persekongkolan dalam penentuan pemenang tender.

Pemeriksaan tidak dilanjutkan karena proses tender dihentikan.

Page 109: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

No

Kasus

Sumber

Substansi Kasus

Status/Tindak Lanjut

32. Daftar rekanan

asuransi di Bank BNI. Laporan Dugaan penutupan pasar

oleh bank BUMN bagi pelaku usaha asuransi untuk menjadi rekanan.

KPPU telah mengeluarkan putusan yang dibacakan di muka umum pada tanggal 18 Juli 2002.

33. Perlakuan tidak adil oleh Depnakertrans.

Laporan Perlakuan tidak adil oleh Depnakertrans dalam rangka pengiriman jasa tenaga kerja ke Timur Tengah.

Bukan kewenangan KPPU, dijadikan bahan kajian.

34. Tender pengadaan Casing dan Tubing.

Laporan Kebijakan pemerintah yang melarang impor finished product casing dan tubing

Dijadikan bahan kajian kebijakan.

35. Tender pengadaan kendaraan PMK di BUMN.

Laporan Dugaan persekongkolan dalam tender kendaraan PMK di BUMN.

Laporan tidak lengkap

36. Tender pengadaan perangkat X-Ray di BUMN ( 2 ).

Laporan Dugaan persekongkolan dalam menentukan pemenang tender.

Laporan tidak lengkap

37. Integrasi Vertikal dan Tender Pabrik Karung Plastik di BUMN.

Laporan Dugaan persekongkolan dalam menentukan pemenang tender dalam pendirian pabrik karung plastik.

Laporan tidak lengkap

38. Tender pengadaan software dan hardware di lembaga pemerintah.

Laporan Dugaan persekongkolan dalam menentukan pemenang tender.

Laporan tidak lengkap

39. Sistem Pengadaan Barang di Perusahaan Minyak.

Laporan Akibat negatif dari sistem baru dalam pengadaan barang dan jasa dilingkungan Pertamina.

Laporan tidak lengkap, dijadikan informasi tambahan pada kasus lain serupa.

40. Tender Pengembangan di BUMN.

Laporan Dugaan KKN dan persekongkolan dalam menentukan pemenang tender.

Laporan tidak lengkap

Periode Januari 2002 – 31 Desember 2002

41. Informasi tentang KKN di sektor perdagangan.

Laporan Dugaan telah terjadi KKN di sektor perdagangan yang melibatkan lembaga pemerintah.

Laporan tidak lengkap dan bukan kewenangan KPPU.

42. Penyelundupan gula dan beras.

Laporan Surat kaleng yang melaporkan terjadinya penyelundupan beras dan gula di Kalbar.

Laporan tidak lengkap dan bukan kewenangan KPPU.

Page 110: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

No

Kasus

Sumber

Substansi Kasus

Status/Tindak Lanjut

43. Tender Penjualan

Saham IMSI. Inisiatif Dugaan persekongkolan

dalm tender penjualan saham PT Indomobil Sukses International di BPPN.

KPPU telah mengeluarkan putusan, yang dibacakan dimuka umum tanggal 30 Mei 2002.

44. Wajib pungut PPn oleh BUMN.

Laporan Wajib pungut PPn oleh BUMN menimbulkan persaingan usaha tidak sehat antar pelaku non BUMN dengan pelaku BUMN.

Bukan kewenangan KPPU namun dijadikan bahan kajian.

45. Pelelangan pekerjaan di Kijang Pertamina UP-IV Balongan.

Laporan Dugaan persekongkolan pada lelang tersebut yang dilakukan oleh pemenang dan panitia.

Pemeriksaan dihentikan pada tahap pemeriksaan pendahuluan karena tidak ada indikasi kuat.

46. Tender di PT Caltex Pasific Indonesia.

Laporan Dugaan praktek diskriminasi dan kolusi pada tender tersebut

Laporan tidak lengkap

47. Masalah ketenagakerjaan di perusahaan.

Laporan Pengisian posisi dalam perusahaan oleh tenaga kerja asing tanpa pertimbangan yang fair.

Tidak ditindaklanjuti, bukan kewenangan KPPU.

48. Divestasi saham PT.KPC.

Laporan Dugaan persaingan usaha tidak sehat pada kasus divestasi saham KPC.

Laporan tidak lengkap.

49. Pelabuhan Container. Laporan Dugaan praktek monopoli di bidang jasa pelabuhan kontainer.

Monitoring intensif.

50. KKN diperusahaan Swasta Retail.

Laporan Informasi berbagai bentuk KKN yang terjadi diperusahaan yang menyebabkan persaingan usaha tidak sehat.

Tidak ditindaklanjuti, laporan tidak lengkap (Identitas pelapor tidak jelas)

51. Perdagangan Komoditi.

Laporan Dugaan diskriminasi berkaitan dengan ijin operasi perusahaan pada perdagangan komoditi.

Bahan masukan audiensi dengan pemerintah, dan masalah telah diselesaikan oleh Depperindag.

52. Pengadaan karcis komputer di BUMN.

Laporan Dugaan terjadinya kecurangan dalam tender pengadaan karcis komputer.

Laporan tidak lengkap, identitas pelapor tidak jelas.

53. Pendirian Rumah Sakit.

Laporan Dugaan perlakuan diskriminatif oleh pemerintah daerah, berkaitan dengan ijin pendirian rumah sakit.

Bukan kewenangan KPPU, tetapi KPPU telah menyampaikan masalah ini ke Pemda ybs.

54. Pelanggaran Keppres 18/2000.

Laporan Dugaan adanya pelanggaran Keppres 18/2000 yang

Laporan tidak lengkap.

Page 111: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

mengakibatkan persaingan tidak sehat.

No

Kasus

Sumber

Substansi Kasus

Status/Tindak Lanjut

55. Kartel Day Old Chick. Inisiatif Dugaan terjadinya kartel

pada DOC oleh 5 Industri besar dibidang ini.

KPPU telah mengeluarkanputusan yang dibacakan dimuka umum tanggal 27.

56. Bagi-bagi tender antar dua produsen pipa

Laporan Dugaan konspirasi membagi pemenang tender untuk produk pipa di KPS Pertamina

KPPU telah mengeluarkan putusan yang dibacakan dimuka umum tanggal 29 Agustus 2002.

57. Monopoli sektor film dan bioskop

Laporan Dugaan diskriminasi oleh monopolis di sektor perfilman dan bioskop oleh sekelompok pelaku usaha.

Pemeriksaan Lanjutan

58. Perlakukan eksklusif BUMN Penerbangan terhadap Pemasok Sistem Komputerisasi.

Laporan Dugaan adanya kewajiban penggunaan sistem komputer tertentu untuk bertransaksi dengan BUMN Penerbangan.

Klarifikasi dan Pengumpulan kelengkapan data pendukung awal.

59. Tender di perusahaan KPS Migas.

Laporan Dugaan adanya kewajiban penggunaan system komputer tertentu untuk bertransaksi dengan BUMN Penerbangan.

Klarifikasi laporan.

60. KKN pada proyek Pemda Kabupaten di Jawa Tengah.

Laporan Dugaan adanya penyimpangan Keppres 18/2000 melalui penunjukkan langsung proyek yang seharusnya ditenderkan.

Klarifikasi laporan.

61. Persekongkolan Tender Pemda Dati II di Jawa Barat

Laporan Dugaan adanya persekongkolan dalam tender pembuatan jalan di Dati II di Jabar.

Klarifikasi laporan.

62. Persekongkolan Tender di Pemda Tk I di Indonesia

Laporan Dugaan adanya persekongkolan dalam penentuan pemenang tender.

Klarifikasi, menunggu kelengkapan data.

63. Persekongkolan Tender

Laporan Dugaan adanya persekongkolan pada tender sistem informasi di salah satu departemen.

Klarifikasi laporan.

Page 112: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

No

Kasus

Sumber

Substansi Kasus

Status/Tindak Lanjut

64. Tender di Perusahaan

KPS Migas. Laporan Dugaan adanya

persekongkolan dalam penentuan pemenang tender berupa penyebutan nama2 produsen tertentu yang dapat diikutsertakan dalam tender.

Menunggu Kelengkapan data.

65. Surat dari Asosiasi Pelaku Usaha kepada Panitia Pengadaan.

Laporan Keberatan mengenai keharusan peserta untuk mempunyai sertifikat dari asosiasi yang diakreditasi LPJK.

Klarifikasi, Penelitian Kelengkapan.

66. Tender di BPEN Laporan Dugaan persekongkolan tender di BPEN.

Laporan tidak lengkap.

67. Penerimaan kredit ekspor dari USDA

Laporan Dugaan praktek monopoli dalam penerimaan kredit ekspor dari USDA.

Penanganan laporan selesai.

68. Persaingan industri pertimahan nasional

Laporan Dugaan tentang praktek persaingan usaha tidak sehat dalam industri pertimahan nasional

Klarifikasi laporan.

69. Tender di perusahaan migas.

Laporan Dugaan persekongkolan tender repair & testing pipa minyak.

Laporan tidak lengkap.

70. Persaingan penyediaan layanan internet.

Laporan Dugaan tentang praktek monopoli oleh pelaku usaha penyedia layanan sambungan internet

Monitoring

71. Penetapan harga semen

Laporan Dugaan tentang kartel industri semen di Indonesia.

Monitoring

72. Diskriminasi bidang industri MIGAS

Laporan Dugaan adanya diskriminasi dalam bidang industri migas.

Penanganan Laporan selesai.

73. Tender di Pemda Riau

Laporan Dugaan diskriminasi perlakuan peserta tender

Laporan tidak lengkap. (Monitoring Pasif)

74. Penetapan harga peralatan operasional rumah sakit

Laporan Dugaan penetapan harga peralatan operasional rumah sakit yang bertentangan dengan Keppres 18/2000.

Laporan tidak lengkap. (Monitoring Pasif)

75. Penyimpangan lelang Laporan Dugaan terjadinya penyimpangan/ kejanggalan pelaksanaan prakualifikasi/ lelang dengan penyebutan merk tertentu.

Laporan tidak lengkap. (Monitoring Pasif)

Page 113: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

No

Kasus

Sumber

Substansi Kasus

Status/Tindak Lanjut

76. Tender Dinas

Kesehatan Riau Laporan Dugaan persekongkolan

tender dalam pengadaan peralatan radiologi untuk rumah sakit.

Laporan tidak lengkap. (Monitoring Pasif)

77. Tender peralatan rumah sakit.

Laporan Dugaan persekongkolan tender dalam pengadaan paket I peralatan radiologi.

Laporan tidak lengkap. (Monitoring Pasif)

78. Tender pengadaan alat kesehatan

Laporan Dugaan penyimpangan Keppres 18/2000 dengan penunjukan langsung, tanpa melalui tender terbuka.

Laporan tidak lengkap. (Monitoring Pasif)

79. Tender peralatan operasional rumah sakit.

Laporan Dugaan penyimpangan Keppres 18/2000 mengenai penetapan pemenang bukan oleh penawar terendah.

Laporan tidak lengkap. (Monitoring Pasif)

80. Diskualifikasi tender Laporan Keberatan pelaku usaha karena didiskualifikasikan sebagai peserta tender Total Final Elf E&P.

Laporan tidak lengkap. (Monitoring Pasif)

81. Sengketa pelaku usaha

Laporan Penyelesaian laporan dengan mengundang Ketua BP Migas, Menteri ESDM dan Memperindag antara pelaku usaha bidang Migas

Laporan tidak lengkap. (Monitoring Pasif)

82. Tender bidang industri migas

Laporan Dugaan terjadinya persekongkolan tender berupa penyebutan nama – nama pabrik tertentu yang dapat diikutkan dalam tender.

Laporan tidak lengkap. (Monitoring Pasif)

83. Franchise Laporan Dugaan terjadinya pelanggaran perjanjian franchise.

Laporan tidak lengkap. (Monitoring Pasif)

84. Tender pengadaan kendaraan

Laporan Dugaan persekongkolan tender dalam pengadaan kendaraan di Pertamina Unit Pengolahan II Dumai

Laporan tidak lengkap. (Monitoring Pasif)

85. Tender casing dan tubing Laporan Dugaan persekongkolan tender oleh beberapa pelaku usaha dan panitia tender.

Laporan tidak lengkap. (Monitoring Pasif)

86. Tata niaga impor gula Inisiatif Dugaan pelanggaran UU No.5/1999 oleh Pemerintah dalam penetapan kebijakan tata niaga impor gula.

Monitoring intensif

Page 114: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

PERKEMBANGAN PENANGANAN LAPORAN

4 June 2003

NO MATERI

LAPORAN

TGL PENERIMAAN

LAPORAN

TGL DISPOSISI

KETUA KPD DE PERKEMBANGAN PENANGANAN

TINDAK LANJUT/STATU

S

1. Laporan tender di PT Caltex Pacific Indonesia oleh PBN dan SP

No. 015/KPPU/ VI/2000 Tgl. 30 Juni 2000

1. Pemeriksaan Pendahuluan 13-9-2000 s/d 24-10-2000

2. Pemeriksaan Lanjutan 26-10-2000 s/d 23-1-2001, diperpanjang s/d 7-3-2001

3. Perkara telah diputus Majelis Komisi pada tanggal 20 April 2001.

4. Majelis yang menangani : a. Mohammad Iqbal (Ketua) b. Soy M. Pardede (Anggota) c. Tadjuddin Noersaid (Anggota) d. Ismed Fadillah (Investigator) e. Lulu Husein (Investigator) f. Etty Nurhayati (Panitera) g. Ando Fahda Aulia (Pembantu

panitera) h. Dema Nursaid (Pembantu panitera)

Status: Penanganan perkara selesai

2. Laporan dari INKOPTI

No. 19/KPPU/VIII /2000 tgl. 20 Juli 2001

Diputuskan dalam Rapat Komisi laporan dibatalkan

Status: Penanganan laporan Selesai

Page 115: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

115

3. Laporan tentang PT. Indomarco Prismatama

No. 25/KPPU/VII/ 2000 dan No. 93/KPPU/X/20000 tgl 4 Oktober 2000

1. Pemeriksaan Pendahuluan 10-11-2000 s/d 22-12-2000.

2. Pemeriksaan Lanjutan 2-1-2001 s/d 28-3-2001, diperpanjang s/d 17-5-2001

3. Perkara telah diputus Majelis Komisi pada tanggal 4 Juli 2001.

4. Majelis Komisi yang menangani : a. Sutrsno Iwantono (Ketua). b. Didik J. Rachbini (Anggota) c. Erwin Syahril (Anggota) d. Pande Radja Silalahi (Anggota) e. Ani Poedyastuti (Investigator) f. Nur Muhammad (Investigator) g. Malino Pangaribuan

(Investigator) h. Retno Suprihandayani

(Panitera) i. Nanik Sukantin (Panitera) j. Hilda Wahyuni (Panitera)

Status : Penanganan perkara selesai

4. Laporan PT Mustika Ratu

No. 63/KPPU/ IX/2000 tgl. 11 September 2000

Sudah dijawab sekretariat bahwa penanganannya bukan kewenangan KPPU

Status: Penanganan laporan selesai

5. Laporan Asosiasi Produsen Buku Tulis Indonesia (APBTI)

No. 82/KPPU/ IX/2000 Tgl. 27 September 2000

Diputuskan dalam Rapat Komisi tgl 2-8-2001 laporan sebagai informasi bagi Tim Kajian Kertas

Status : Penanganan laporan selesai

Page 116: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

116

6. Laporan tentang Integrasi vertikal DOC

No. 105/KPPU/ X/2000 Tgl. 13 Okto ber 2000

1. Pemeriksaan Pendahuluan dari tgl. 28-1-2002 s/d 8-3-2002

2. Pemeriksaan Lanjutan dari tgl 12 Maret s/d 6 Juni 2002, diperpanjang s/d 18 Juli 2002.

3. Perkara telah diputus Majelis Komisi tanggal 27 Agustus 2002.

4. Majelis yang menangani : a. Bambang P. Adiwiyoto (Ketua) b. Erwin Syahril (Anggota) c. Pande Radja Silalahi (Anggota) d. Faisal H. Basri (Anggota) e. Sutrisno Iwantono (Anggota) f. M. Noor Rofieq (Investigator) g. Zaki Zein Badrun

(Investigator) h. Riesa Susanti (Investigator). i. Dewi Sita Yuliani (investigator) j. Dedi Sani Ardi (Investigator) k. Astrid Iswandari (Panitera) l. Betty Ramos (Panitera) m. Sapta Riana Sari (Panitera)

Status: Penanganan perkara selesai

7. Laporan pemilik pom bensin di Indramayu

No. 113/KPPU/ X/2000 Tgl. 10 Okto ber 2000

Sudah dijawab sekretariat bahwa penanganannya bukan kewenangan KPPU

Status: Penanganan laporan selesai

Page 117: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

117

8. Laporan equil (air mineral)

No.17/KPPU/I/2001 Tgl. 29 Januari 2001

Laporan tidak lengkap dan pelapor diberitahu agar melengkapi namun tidak dilengkapi.

Masuk Bk. II.

9. Laporan retail es krim (Indomeiji)

No. 53/KPPU/ III/2001 Tgl. 12 Maret 2001

Sudah dijawab Sekretariat bahwa penanganannya bukan kewenangan KPPU

Status: Penanganan laporan selesai

10. Laporan tentang tender bakalan sapi di Surabaya

19 Pebruari 2001 1. Pemeriksaan Pendahuluan 22-8-2001 s/d 2-10-2001.

2. Pemeriksaan Lanjutan 3-10-2001 s/d 28-12-2001.

3. Putusan sudah dibacakan Majelis tgl. 19-4-2002.

4. Majelis yang menangani : a. Syamsul Maarif (Ketua) b. Erwin Syahril (Anggota) c. Bambang P. Adiwiyoto (Anggota) d. Pande Radja Silalahi (Anggota) e. A. Junaedi (Anggota) f. Setya Budi Yulianto (Anggota) g. Dendi R. Sutrisno (Anggota) h. Tuti Yuniar (Panitera) i. Hilda Wahyuni (Panitera) j. Budi Praharto (Panitera)

Status: Penanganan perkara selesai putusan

11. Laporan GAFEKSI No. 104/KPPU/ V/2001 Tgl. 15 Mei 2001

Pelapor tidak melengkapi data tambahan yang diminta sekretariat.

Masuk buku II.

12. Laporan tentang No. 139/KPPU/ Sekretariat sudah menjawab bukan Status:

Page 118: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

118

PT. Calmarine VI/2001 Tgl. 8 Juni 2001

kewenangan KPPU Penanganan laporan selesai

13. Laporan carbon black

Menghadap ke KPPU tgl 7 Maret 2001

1. Diputuskan dalam Rapat Komisi tgl 8-11-2001 diputuskan dibentuk Tim Monitoring.

2. Tim terdiri dari : Ketua : Tadjuddin Noer Said, Anggota : Didik J. Rachbini dan Faisal H. Basri

Investigator : Dewi, Reza, Zakie

Status : Monitoring

14. Laporan tentang tariff taxi

Inisiatif KPPU sudah mengirim surat kepada Menteri Perhubungan untuk mengoreksi kewenangan penetapan tariff taxi

Status : Penanganan laporan selesai

15. Laporan PT. Gemilang Technodrill Paripurna

No. 91/KPPU/ V/2001 Tgl 3 Mei 2001

Sekretariat sudah menjawab bukan kewenangan KPPU, karena perkara sedang diproses di PTUN.

Status: Penanganan laporan selesai

16. Laporan Gabungan Konraktor Nasional Indonesia (GAPEKNAS)

No. 140/KPPU/ VI/2001 Tgl 12 Juli 2001

Diputuskan dalam Rapat Komisi tgl 2-8-2001 dijadikan kajian jika anggaran memungkinkan

Kajian belum terlaksana

17. Laporan terhadap Asuransi Jiwa Tugu Mandiri (PT.CPI)

Diutuskan dala Rapat Komisi tgl 2-8-2001 agar Sekretariat menjawab bahwa perkara bukan kewenangan KPPU

Status: Penanganan laporan selesai

18. Laporan PT. Nusa Metrikom Ekakarma tentang tender di Telkom

No. 196/KPPU/ VII/2001 Tgl. 12 Juli 2001

12 Juli 2001 1. Pemeriksaan Pendahuluan dari tgl 21-11-2001 s/d 18-1-2002.

2. Pemeriksaan Lanjutan dari tgl. 29-1-2002 s/d 25-4-2004

3. Putusan telah dibacakan tanggal 6-6-2002

4. Majelis yang menangani :

Status : Penanganan perkara selesai.

Page 119: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

119

a. Tadjuddin Noer Said (Ketua) b. Syamsul Maarif (Anggota) c. Faisal H. Basri (Anggota) d. Dedi Sani Ardi (Investigator) e. Maduseno Dewobroto (Anggota) f. Goprera Panggabean (Anggota) g. Dema Noersaid (Panitera) h. Tutik Yuniar (Anggota) i. Sapta Riana Sari (Panitera)

19. Laporan INACA Inisiatif 1. Sudah dilakukan dengar pendapat tgl. 6-

7-2001 2. KPPU sudah mengirim surat ke Menhub

No. 206/K/VII/2001 tgl 30-7-2001. Respon Menhub surat No. PR.303/2/6 Phb-2001 tgl 14-9-2001

Status: Penanganan laporan selesai

20. Laporan tender pipa di Maxus oleh PT. Sari Prambanan

No. 117/KPPU/ V/2001 Tgl 23 Mei 2001

23 Mei 2001 1. Pemeriksaan Pendahuluan dari tgl 28-1-2002 s/d 8-3-2002

2. Pemeriksaan tidak dilanjutkan ke tahap Pemeriksaan Lanjutan.

3. Majelis yang menangani : a. Tadjuddin Noer Said (Ketua) b. Mohammad Iqbal (Anggota) c. Didik J. Rachbini (Anggota) d. Goprera Panggabean

(Investigator) e. Riesa Susanti (Investigator) f. Maduseno Dewobroto

(Investigator) g. Dendy R. Sutrisno (Investigator)

Status : Penanganan perkara selesai.

Page 120: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

120

21. Laporan CV.

Dharma Feed Lestari

No. 255/KPPU/VIII/ 2001

Tgl 23 Agustus 2001

23-8-2001 Sekretariat sudah menjawab bahwa perkara bukan kewenangan KPPU dengan surat No. 279/Set/DE/2001 tgl. 3-11-2001

Status: Penanganan laporan selesai

22. Laporan Forum Komunikasi Perusahaan Pengadaan Barang & Jasa (FKPPBJ) tentang tender MRO di PT. YPF Maxus

11 September 2001

1. Diputuskan oleh Ketua KPPU untuk dilakukan dengar pendapat.

2. Dengar pendapat telah dilaksanakan tgl. 9-10-2001

3. Tim telah memanngil pelapor tanggal 7-11-2001 untuk mengklarifikasi laporan.

4. Pelapor telah menyerahkan draft usulan yang diinginkan pelapor.

5. Diputuskan agar Sekretariat mengundang kembali pelapor untuk klarifikasi terakhir

6. Anggota Komisi yang menghadiri adalah : Tadjuddin Noer Said, Mohamad Iqbal, Syamsul Maarif, Pande Radja Silalahi, dan Bambang P. Adiwiyoto. Sekretariat : Junaidi, Riesa, Tuti, dan Ria

7. Diputuskan oleh FKPPBJ bahwa laporan akan dirubah menjadi laporan persekongkolan.

Status : Penanganan laporan selesai

23. Laporan Gabungan Perusahaan Penilai Indonesia (GAPPI) tentang penentuan daftar rekanan di Bank Mandiri

No. 248/KPPU/ VIII/2001 Tgl. 23 Agustus 2001

22 Agustus 2001 1. Pemeriksaan Pendahuluan dari tgl 12-12-2001 s/d 8-2-2002

2. Penetapan Tim Pemeriksa Pendahuluan telah dibacakan tgl 19-2-2002, yang isisnya Pemeriksaan tidak dilanjutkan.

3. Majelis yang menangani : a. Erwil Syahril (Ketua)

Status: Penanganan perkara selesai

Page 121: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

121

b. Soy M. Pardede (Anggota) c. Tadjuddin Noer Said (Angota) d. Dendy R. Sutrisno (Investigator)] e. Riesa Susanto (Investigator) f. Harun Al Rasyid (Investigator) g. Budi Praharto (Panitera) h. Donna Sophia (Panitera) i. Dema Noersaid *Panitera)

24. Laporan APKIN

tentang iklan PT. Dwi Kelinci

No. 279/KPPU /IX/2001 Tgl 7 September 2001

7 September 2001 ke Nur

1. Diputuskan dalam Rapat Komisi untuk dipelajari keterkaitannya dengan UU No. 5 Tahun 1999.

2. Tim telah bertemu dengan APKIN tgl 12-12-2001 untuk mengkonfirmasi laporan setelah munculnya iklan baru.

3. Tim sedang mempelajari informasi terakhir.

4. Anggota Komisi yang terlibat adalah Pande R. Silalahi, dibantu Nur Muhamad, Dedy, dan Setyabudi

5. Terdapat perubahan perilaku pelapor, sehingga laporan diputuskan selesai

Status: Penanganan laporan selesai.

25. Laporan PT. Tri Elang Jaya Maritim tentang Pemberlakuan PP 82/1999

No. 277/KPPU/ VIII/2001 22 Agustus 2001

7 September 2001 1. Diputuskan dalam Rapat Komisi agar memanggil Pemerintah.

2. Telah memanggil Ditjen Perhubungan Laut Tgl. 21 September 2001.

3. Pemerintah telah menunda

Status: Penangan laporan selesai

Page 122: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

122

pemberlakuan PP sampai 2004 dan Rapat Komisi tgl. 9-10-2001 memutuskan untuk mengkaji PP 82/1999.

4. Komisi memutuskan bahwa laporan akan dijadikan kajian.

5. Sekretariat telah mengirim surat ke pelapor No. 426/SET/DE/XI/2001 tgl 1 Nopember 2001

26. Laporan PT. Carana Bungapersada tentang tender Barite & Bentonite di YPF Maxus

No. 300/KPPU/ IX/2001 Tgl 19 September 2001

19 September 2001

1. Pemeriksaan Pendahuluan dari tgl 20-11-2001 s/d 16-1-2002.

2. Pemeriksaan Lanjutan dari tgl. 18-1-2002 s/d 24-4-2002, diperpanjang s/d 6 Juni 2002

3. Putusan telah dibacakan tgl. 17-7-2002. 4. Majelis yang menangani :

a. Soy M. Pardede (Ketua) b. Bambang P. Adiwiyoto (Anggota) c. Sutrisno Iwantono (Anggota) d. Siswanto (Investigator) e. M. Noor Rofieq (Investigator) f. Dewi Sita Yuliani (Investigator) g. Donna Sophia (Panitera) h. Astrid Iswandari (Panitera) i. Nani Sukantin (Panitera)

Status: Penanganan perkara selesai.

27. Laporan H.M.A.S. No. 309/KPPU/ 24 September 1. Laporan belum lengkap. Sekretariat Status :

Page 123: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

123

Alex Asmasoebrata tentang lelang katalis di PT. Petrokimia Gresik

IX/2001 Tgl. 24 September 2001

2001 sudah megirim surat agar pelapor melengkapi laporannya.

2. Pelapor sudah melengkapi laporannya dan sedang diteliti oleh Sekretariat.

3. Sekretariat sudah bertemu dengan pelapor tanggal 13-11-2001 untuk penjelasan tambahan

4. Pelapor menjanjikan akan memberikan dokumen tambahan

5. Pelapor tidak melengkapi laporan.

Penanganan laporan selesai

28. Laporan H.M.A.S. Alex Asmasoebrata tentang lelang pengadaan perangkat CCTV di Garuda, Gudang Cargo Kantor Cabang Cengkareng

No. 311/KPPU/ IX/2001

Tgl. 24 Septemer 2001

24 September 1. Pemeriksaan Pendahuluan dari tgl. 28-1-2002 s/d 8-3-2002

2. Penetapan putusan telah dibuat tanggal 7-3-2002 yang isinya tidak melanjutkan Pemeriksaan ke Pemeriksaan Lanjutan.

3. Majelis yang menangani : a. Pande Radja Silalahi (Ketua) b. Sutrisno Iwantono (Anggota) c. Syamsul Maarif Silalahi (Anggota) d. M. Noor Rofieq (Investigator) e. Nur Muhammad (Investigator) f. Harun Al Rasyid (Investigator) g. Betty Ramos (Panitera) h. Nanik Sukantin (Panitera) i. Tutik Yuniar (Panitera)

Status : Penanganan perkara selesai.

Page 124: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

124

29. Laporan H.M.A.S. Alex Asmasoebrata tentang lelang pengadaan dan instalasi perangkat X-ray di Garuda, Gudang Cargo Perwakilan Cengkareng

No. 310/KPPU/ IX/2001 Tgl. 24 Septeber 2001

24 September 2001

1. Pemeriksaan Pendahuluan dari tgl. 28-1-2002 s/d 8-3-2002.

2. Penetapan penghentian Pemeriksaan ke tahap Pemeriksaan Lanjutan telah dibuat tgl 7 Maret 2002

3. Majelis yang menangani : a. Faisal H. Basri (Ketua) b. Mohammad Iqbal (Anggota) c. Pande Radja Silalahi (Anggota) d. M. Noor Rofieq (Investigator) e. Nur Muhammad (Investigator) f. Harun Al Rasyid (Investigator) g. Betty Ramos (Panitera) h. Sapta Riana Sari (Panitera) i. Ando Fahda Aulia (Panitera)

Status : Penanganan perkara selesai.

30. Laporan PT. Parolamas tentang daftar rekanan asuransi di BNI

1. No. 250/KP PU/ VIII/ 2001

Tgl 22 Agustus 2001

2 No. 292/ KPPU/ IX/2001

Tgl. 13 September 2001

3.No. 361/KP PU/ X/2001

Tgl 24 Oktober 2001

22 Agustus 2001 1. Pemeriksaan Pendahuluan dari tgl. 21-11-2001 s/d 29-1-2002.

2. Pemeriksaan Lanjutan dari tgl 30-1-2002 s/d 25-4-2002, diperpanjang s/d tgl. 7-6-2002.

3. Putusan dibacakan tanggal 18 Juli 2002. 4. Majelis yang menangani :

a. Didik J. Rachbini (Ketua) b. Soy M. Pardede (Anggota) c. Bambang P. Adiwiyoto (Anggota) d. Nur Muhammad (Investigator) e. Mohamad Reza (Investaigator) f. Setya Budi Yulianto (Investigator) g. HildaWahyuni (Panitera) h. Donna Sophia (Panitera) i. Astrid Iswandari (Panitera)

Status : Penangan perkara selesai.

Page 125: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

125

31. Laporan dari Badan Otonomi Gotong Royong Penempatan TKI Khusus Timur Tengah tentang Perlakuan tidak adil oleh Depnakertrans

No. 351/KP PU/ X/2001 Tgl 19 Oktober 2001

24 Oktober 2001 1. Dalam rapat Komisi tgl. 29-11-2001 diputuskan Monitoring

2. Pelapor telah diberitahu melalui surat No. 563/Set/DE/XII/2001 tgl 6-12-2001

Status : Monitoring

32. Laporan PT. Mahabina Kreasitama tentang tender di UNOCAL berkaitan dengan larangan impor finished product cashing dan tubing

386/KPPU/XI/2001 Tgl. 12 Nov 2001

Dalam rapat Komisi Tgl 10-2-2002 diputuskan untuk mengundang Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral guna berdiskusi mengenai peraturan di bidang Migas.

Status : menunggu pertemuan dengan Menteri ESDM

33. Laporan tentang tender pengadaan kendaraan pemadam kebakaran di PT. Angkasa Pura I

No. 389/KPPU/XI/ 2001 Tgl.13-11-2001

14-11-2001 Dalam rapat Komisi tgl. 10-2-2002 diputuskan masuk Buku II.

Status : Masuk Buku II

34. Laporan tentang pengadaan perangkat X-Ray di PT. Angkasa Pura I & II

No. 389/KPPUXI/ 2001 Tgl. 13-11-2001

14-11-2001 Dalam rapat Komisi tgl. 10-2-2002 diputuskan masuk Buku II.

Status : Masuk Buku II

35. Laporan tentang tender

No. 389/KPPUXI/ 2001

14-11-2001 1. Sekretariat sudah mengirim surat No. 04/Set/DE/I/2002 tgl. 4-1-2002 kepada

Status : Masuk Buku II.

Page 126: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

126

pembangunan pabrik karung plastik di PTP.

Tgl. 13-11-2001 Pelpaor untuk melengkapi laporannya. 2. Pelapor tidak melengkapi laporannya.

36. Laporan CV Rombo Via Sejahtera tentang tender di BPEN

40/KPPU/XI/201 Tgl. 23-11-2001

23-11-2001 Dalam rapat Komisi tgl. 10-2-2002 diputuskan masuk Buku II.

Status : Masuk Buku II

37. Laporan tentang dampak negatif pengadaan barang dengan sistem aliansi di PT. Caltex

No. 417/KPPU/XI/ 2001 Tgl. 10-12-2001

11-12-2001 Sekretariat sudah mengirim surat kepada Pelapor memberitahukan bahwa laporannya diperlakukan sebagai informasi tambahan. Surat No. 06/Set/DE/I/2002 tgl 8-1-2002.

Status : Masuk Buku II.

38. Lelang Pengembangan TVRI

No. 419/KPPU/XI/ 2001 Tgl. 10-12-2001

11-12-2001 Sekretariat sudah mengirim surat kepada Pelapor untuk menegaskan keseriusan dalam melapor sebab laporan pertama tidak ditandatangani. Surat No. 05/Set/DE/I/2002 tgl. 8-1-2002.

Status : Masuk Buku II.

39. Informasi tentang KKN di berbagai Komoditi

No. 13/KPPU/I/2002 Tgl/ 9-1-2002

9-1-2002 Komisi memutuskan bahwa KKN bukan merupakan kewenangan KPPU

Status : Masuk Buku II

40. Informasi (surat kaleng) tentang penyelundupan gula dan beras di Kalimantan Barat.

No.22/KPPU/I/2002 Tgl. 14-1-2002

15-1-2002 Komisi memutuskan bahwa penyelundupan bukan merupakan kewenangan KPPU

Status : Masuk Buku II

41. Laporan Mulia Tarigan, Dirut

161/KPPU/III/2002 Tgl. 28/3/2003

28/3/2002 1. Laporan mengenai kewenangan wajib pungut PPN oleh BUMN.

Status : Masuk ke Dir.

Page 127: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

127

Masyarakat Pratama Anindita.

2. Sudah dijawab melalui surat No. 68/Set/DE/IV/2002 tgl. 19 April 2002 bahwa perkara bukan kewenangan KPPU, materi laporan diperlakukan sebagai bahan kajian KPPU dalam rangka memberikan saran dan pertimbangan.

3. Berkas laporan asli telah diserahkan kepada Dir. Pengkajian pada tanggal 7 Februari 2003

Pengkajian

42. Laporan PT. Tisa Perkasa tentang Permohonan Pembatalan Pelelangan Pekerjaan di Kilang Pertamina UP-VI Balongan

190/KPPU/IV/2002 tgl. 9-9-2002

10-4-2002 1. Pemeriksaan Pendahuluan dari tgl. 5-6-2002 s/d Tgl. 16-7-2002.

2. Penetapan dibacakan tanggal 16-7-2002, bahwa pemeriksaan Tidak dilanjutkan ke tahap Pemeriksaan Lanjutan karena tidak ada dugaan kuat adanya pelanggaran.

3. Majelis yang menengani : a. Mohammad Iqbal (Ketua) b. Tadjuddin Noersaid (Anggota) c. Bambang P. Adiwiyoto (Anggota) d. Goprera Panggabean

(Investigator) e. Dendy R. Sutrisno (Investigator) f. Nur Muhamaad (Investigator) g. Setya Budi Yulianto (Investigator) h. Ando Fahda Aulia (Panitera) i. Astrid Iswandari (Panitera) j. Demayanti Noersaid (Panitera)

Status : Penanganan perkara selesai.

43. Laporan PT. Sari 193/KPPU/IV/2002 10-4-2002 1. Sekretariat sudah mengirim surat No. Status : Masuk

Page 128: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

128

Prambanan tentang tender di PT. Caltex Pacific Indonesia No. Q-045660-0000-0000 tanggal penutupan 19 April 2002

tgl. 10-4-2002 67/Set/DE/IV/2002 tgl 18 April 2002, bahwa laporan tidak jelas dan lengkap.

2. Pelapor memberikan balasan bahwa laporan tersebut merupakan laporan baru yang jelas.

3. Terhadap surat tersebut Komisi memutuskan bahwa laporan tersebut dianggap belum jelas.

4. Terhadap putusan Komisi, Sekretariat telah memberitahukan kepada Pelapor melalui surat No. 92/Set/DE/V/2002 tgl. 22-5-2002.

Pelapor tidak melengkapi laporan.

Buku II.

44. Laporan Togar SM Sijabat tentang pemberhentian karyawan

222/KPPU/IV/2002 tgl. 18-4-2002

19-4-2002 Sudah dijawab bahwa perkara bukan merupakan kewenangan KPPU melalui surat No. 75/Set/DE/IV/2002 tgl. 22 April 2002

Status : Penanganan laporan selesai

45. Laporan divestasi saham PT. Kaltim Prima Coal

1. Laporan disampaikan lewat Bpk. Faisal H. Basri.

2. Resume sudah disiapkan secretariat. 3. Diputuskan dalam rapat Komisi tgl. 23-5-

2002 laporan masuk Buku II.

Status : Masuk Buku II.

46. Surat tembusan dari Ombudsman

285/KPPU/V/2002 tgl. 10-5-2002

14-5-2002 1. Surat menyatakan adanya indikasi praktek monopoli oleh PT. Louis Dreyfus Indonesia dalam penerimaan kredit ekspor dari USDA.

2. Resume sudah disiapkan secretariat. 3. Diputuskan dalam rapat Komisi tgl. 23-5-

2002 agar secretariat menyiapkan surat tanggapan kepada Ombudsman.

4. Tanggapan dari Ombudsman belum ada.

Status : Penanganan laporan selesai.

Page 129: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

129

47. Laporan dari Himpunan Masayarakat Anti Monopoli (HIMAM) tentang praktek Monopoli di Pelabuhan Tanjung Priok.

294/KPPU/V/2002 Tgl. 14 Mei 2002

14-5-2002 1. Pelapor menyatakan adanya praktek monopoli yang dilakukan oleh PT. Pelindo II di Pelabuhan Tanjung Priok.

2. Resume telah disiapkan secretariat. 3. Diputuskan dalam rapat tgl. 23-5-2002

agar Sekretariat meminta kelengkapan data dari Pelapor.

4. Sekretariat sudah mengirim surat No. 98/Set/DE/V/2002 tgl. 31 Mei 2002.

5. Tanggapan belum ada. 6. Diputuskan oleh Komisi masuk

monitoring.

Status : Monitoring.

48. Laporan KKN di PT. Sarinah

1. Melaporkan berbagai bentuk KKN di PT. Sarinah.

2. Pelapor tidak jelas. 3. Resume sudah disiapkan secretariat. 4. Diputuskan dalam rapat tgl. 23-5-2002,

laporan masuk Buku II.

Status : Masuk Buku II.

49. Laporan PT. SNS tentang perlakuan diskriminatif di Bappebti (Depperindag)

300/KPPU/V/2002 Tgl. 17-5-2002

18-5-2002 1. Pelapor menyatakan bahwa Bappebti telah melakukan tindakan sewenang-wenang.

2. Resume telah disiapkan Sekretariat. 3. Diputuskan dalam rapat tgl. 23-5-2002

agar secretariat mengundang Pelapor untuk dimintakan informasi tambahan.

4. Pertemuan telah terlaksana. 5. Diputuskan oleh Komisi karena solusi

telah diambil leh Deperindag, maka penanganan laporan selesai.

Status : Penanganan laporan selesai.

Page 130: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

130

50 Laporan tentang tender pengadaan karcis komputer di PT. KAI

330/KPPU/V/2002 Tgl. 31 Mei 2002

4-6-2002 1. Identitas pelapor tidak jelas jelas. 2. Informasi dan dokumen yang diserahkan

masih belum lengkap dan jelas. 3. Direncanakan Pelapor akan dimintakan

klarifikasi. 4. Pelapor tidak dapat dihubungi.

Status : Menunggu pertemuan dengan Pelapor.

51. Laporan tentang pendirian rumah sakit

432/KPPU/VII/2002 Tgl. 4 Juli 2002

5-7-2002 1. Diputuskan oleh Komisi agar sekretariat mengirim surat kepada Pelapor bahwa laporan bukan yurisdiksi KPPU, namun kepada instansi yang berwenang akan diberikan saran dan pertimbangan.

2. Sekretariat telah mengirim surat kepada Pelapor.

Status : Penanganan laporan selesai.

52. Laporan tentang dugaan pelanggaran Kepres 18/2000 di Kalteng

433/KPPU/VII/2002 Tgl. 4-7-2002

5-7-2002 1. Diputuskan oleh Komisi agar sekretariat mengirim surat kepada Pelapor untuk memberikan keterangan dan dokumen tambahan.

2. Sekretariat telah mengirim surat kepada Pelapor , tapi tidak ada jawaban.

Status : Masuk buku II.

53. Laporan tentang dugaan monopoli oleh Cineplex 21Group

439/KPPU/VII/2002

5-7-2002 1. Pemeriksaan Pendahuluan dari tgl. 2 –8-2002 s/d 12-9-2002.

2. Pemeriksaan Lanjutan 13-9-2002 s/d 9-12-2002.

3. Majelis yang menangani : a. Faisal H. Basri (Ketua) b. Syamsul Maarif (Anggota) c. Tadjuddin Noersaid (Anggota)

Status : Pemeriksaan Lanjutan.

Page 131: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

131

d. Siswanto (Investigator) e. Dedy Sani Ardi (Investigator) f. Harun Al Rasyid (Investigator) g. Setya Budi Yulianto (Investigator) h. Sapta Riana sari (Panitera) i. Dema Nursaid (Panitera) j. Tutik Yuniar (Panitera).

54. Laporan tentang

praktek persaingan usaha tidak sehat di industri pertimahan ansional

444/KPPU/V II/2002 Tgl. 10-7-2002

10-7-2002 1. Resume sedang disipkan Sekretariat . 2. Diputuaskan oleh Komisi untuk

mengundang Menperindag.

Status : Undangan belum terlaksana.

55. Laporan tentang tender di Unocal Indonesia Company

457/KPU/VII/2002 16-7-2002

17-7-2002 1. Resume sedang disipkan Sekretariat . 2. Diputuskan laporan merupakan informasi

tambahan bagi kasus pembagian kerja antara PT. CT. dan SPIJ.

Status : Penanganan laporan selesai

56. Tembusan surat kepada Menperindag mengenai rayonisasi pemasaran semen.

473/KPPU/VII/2002 23 Juli 2002

5-8-2002 Arsip Status : Selesai

57. Laporan tentang tender repair & testing services old CNOOC Valves

478/KPPU/VII/2002 30 Juli 2002

31-7-2002 1. Karena laporanditulis dalam bahasa Inggeris, maka DE mengirim surat agar laporan ditulis dalam bahasa Indonesia.

2. Pelapor tidak memberikan jawaban.

Status : Masuk Buku II.

58. Permohonan pertemuan dengan KPPU untuk

485/KPPU/VIII/2002 1-8-2002

1-8-2002 Materi surat bukan merupakan laporan adanya dugaan pelanggaran UU No. 5 Tahun 1999.

Status : Penanganan laoran selesai.

Page 132: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

132

membicarakan perlakuan tidak adil oleh Direktur Teknik MIGAS.

59. Laporan tentang Telkomnet Instant

491/KPPU/VIII/2002 5-8-2002

5-8-2002 1. Pertemuan dengan pelapor sudah dilaksanakan tgl. 21-8-2002. Dalam pertemuan tersebut pelapor telah diminta untuk melengkapi laporannya.

2. Pelapor telah melengkapi laporannya pada tgl. 4-9-2002

3. Resume dan rekomendasi sudah disiapkan Sekretariat.

4. Rapat Komisi tgl. 12-9-2002 diputuskan masuk Buku II karena bukti belum cukup.

Status : Masuk Buku II.

60. Laporan tentang kartel semen oleh MNC

361/KPPU/VIII/2002 27-8-2002

28-8-2002 1. Masih diteliti oleh Sekretariat. 2. Memanggil pelapor untuk klarifikasi. 3. Pertemuan dengan Pelapor sudah

dilaksanakan tgl. 11-9-2002, Pertemuan selanjutnya dilaksanakan pada tgl. 23-9-2002.

4. Sekretariat masih memerlukan klarifikasi, surat sudah disampaikan tgl. 30-9-2002.

5. Pelapor sudah menyampaikan jawabannya.

6. Resume sudah disiapkan sekretariat. 7. Rapat Komisi tgl 17-10-2002

memutuskan masuk Buku II.

Status : Masuk Buku II.

61. Tembusan surat mengenai sertifikat jasa konstruksi

368/KPPU/VIII/2002 28-8-2002

29-8-2002 1. Surat ditujukan kepada Mensesneg, KPPU hanya menerima tembusan.

2. Materi mengenai keberatan penggunaan UU No. 5/1999 oleh LPJK GAPENSI.

Status : File

Page 133: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

133

62. Penolakan menjadi peserta tender oleh panitia tender di Riau

600/KPPU/IX/2002 17-9-2002

17-9-2002 Laporan tidak dilengkapi, masuk Buku II

Status : Masuk Buku II

63. Tembusan surat mengenai impor garam di Medan

602/KPPU/IX/2002 17-9-2002

17-9-2002 1. Surat ditujukan kepada Kepala Dinas Depperindag Sumut.

2. Materi mengenai tangapan atas teguran tentang impor garam

Status : File

64. Pengadaan pera- latan operasional RSUD Kota Dumai, Riau. TA 2002

619/KPPU/IX/2002 23-9-2002

25-9-2002 1. Adanya penetapan harga terendah wajar dan maksimal wajar sebesar 7% dari owner estimate yang dianggap bertentangan dengan Kepres 18 Tahun 2000.

2. Sekretariat sudah menjawab agar laporan diperbaiki karena belum lengkap dan jelas

3. Laporan tidak dilengkapi, masuk Buku II

Status : Masuk Buku II

65. Kejanggalan/Penyimpangan pelaksanaan prakualifikasi/lelang

620/KPPU/IX/2002 23-9-2002

25-9-2002 1. Adanya persyaratan yang spesifikasi menyebut merk barang.

2. Sekretariat sudah menjawab agar laporan diperbaiki karena belum lengkap dan jelas

3. Laporan tidak dilengkapi, masuk Buku II

Status : Masuk Buku II

66. Pengadaan pera latan Radiologi RSUD Karimun di Dinas Kesehatan Propinsi Riau

621/KPPU/IX/2002 23-9-2002

25-9-2002 1. Pengumunan tender hanya ditempatkan di Kantor Dinas Kesehatan Propinsi Riau dan KADINDA.

2. Barang yang akan dilelangkan mengarah pada tipe dan merk tertentu (Toshiba)..

3. Sekretariat sudah menjawab agar

Status : Masuk Buku II

Page 134: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

134

laporan diperbaiki karena belum lengkap dan jelas

4. Laporan tidak dlengkapi, masuk Buku II

67. Pengadaan peralatan Radiologi I paket RSUD Karimun TA. 2002

622/KPPU/IX/2002 23-9-2002

25-9-2002 1. Pengumunan tender hanya ditempatkan di Kantor Dinas Kesehatan Propinsi Riau dan KADINDA.

2. Adanya alasan penolakan yang dibuat-buat untuk mejadi peserta lelang.

3. Sekretariat sudah menjawab agar laporan diperbaiki karena belum lengkap dan jelas.

4. Laporan tidak dilengka pi, masuk Buku II

Status : Masuk Buku II

68. Lelang pengadaan alat-alat kesehatan di RSUD Kab. Kuantan Singingi, Riau

623/KPPU/IX/2002 23-9-2002

25-9-2002 1. Lelang senilai 4.900.000.00 melalui penunjukan langsung bukan tender terbuka yang diduga melanggar Kepres No. 18 Tahun 2000.

2. Sekretariat sudah menjawab agar laporan diperbaiki karena belum lengkap dan jelas

3. Laporan tidak dilengkapi, masuk Buku II

Status : Masuk Buku II

69. Pengadaan peralatan operasi- onal pelayanan rumah sakit kota

624/KPPU/IX/2002 23-9-2002

25-9-2002 1. Materi laporan mengenai penatapan pemenang tender bukan oleh penawar terendah, sehingga diduga melanggar Kepres No. 18 Tahun 2000.

Status : Masuk Buku II

Page 135: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

135

Dumai 2. Sekretariat sudah menjawab agar laporan diperbaiki karena belum lengkap dan jelas.

3. Laporan tidak dilengkapi, masuk Buku II

70. Tembusan surat

sanggahan lelang pengadaan peralatan non medis RS Umum Daerah Cengkareng pada Dinas Kesehatan DKI

626/KPPU/IX/2002 25-9-2002

26-9-2002 1. Penentuan barang sudah secara spesifik menyebut merk (Datascrip).

2. Pemenang tender adalah penawar terendah no. 4.

Status : File

71. Tembusan surat sanggahan lelang pengadaan peralatan non medis RS Umum Daerah Cengkareng pada Dinas Kesehatan DKI

627/KPPU/IX/2002 25-9-2002

26-9-2002 1. Penentuan barang sudah secara spesifik menyebut merk (Datascrip).

2. Pemenang tender adalah penawar terendah no. 4

Status : file

72. Tembusan surat dari PT. Sari Prambanan kepada Total Final Elf E&P Indonesie

653/KPPU/X/2002 7-10-2002

9-10-2002 1. Materi mengenai keberatan akan adanya diskualifikasi sebagai peserta tender di TotalFinal Elf E&P.

2. Masuk Buku II

Status : Masuk Buku II

73. Laporan tentang 665/KPPU/X/2002 18-10-2002 1. Materi tentang adanya kewajiban Status :

Page 136: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

136

perlakuan ekslusif PT. Garuda Indonesia kepada Abacus Indonesia dalam CRS (computerized reseservation system)

9-10-2002 penggunaan crs abacus kepada travel agent untuk pemesanan tiket garuda route dalam negeri.

2. Laporan belum lengkap dan jelas, sehingga dilakukan klarifikasi dengan Pelapor tgl. 22-10-2002.

3. Dalam klarifikasi disepakati bahwa pelapor akan memberikan laporan baru yang lebih jelas dan bukti tambahan.

4. Pelapor sudah melengkapi laporannya, resume sudah disiapkan Sekretariat.

5. Komisi memutuskan untuk meminta Pelapor memperbaiki laporannya.

6. Sekretariat telah mengirim surat kepada Pelapor untuk memperbaiki laporannya

7. Pelapor telah memperbaiki laporannya. Resume telah disiapkan Sekretariat.

8. PT. Garuda Indonesia telah diundang Sekretariat pada hari senin tgl. 2-12-2002.

9. PT. Garuda meminta pertemuan diundur. 10. Pertemuan telah dilaksanakan tgl. 18-12-

2002. Dalam Pertemuan tersebut disepakati akan bertemu lagi pada pertengahan Januari 2003.

11. Pertemuan selanjutnya dilaksanakan tgl. 16 Januari 2003.

12. Seklretariat sudah menyiapkan resume untuk diputuskan Rapat Komisi.

13. Tanggal 6 Februari 2003Rapat Komisi memutuskan laporan masuk ke Pemeriksaan Pendahuluan.

14. kabag. Pengaduan dan Persidangan telah menyerahkan berkas asli laporan kepada

Pemeriksaan Pendahuluan

Page 137: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

137

kabag. Penyelidikan pada tanggal 7 Februari 2003.

74. Tembusan surat dari PT. Sari Prambanan kepada Unocal Indonesia Company

689/KPPU/X/2002 17-10- 2002

21-10-2002 1. Materi mengenai dokumen tender yang mensyaratkan pengadaan barang dengan menyebut merk tertentu.

2. Sekretariat sdah mengirim surat kepada UNOCAL untuk dimintakan klarifikasi.

3. Penyelesaian denga mengundang Ketua BP Migas, Menteri ESDM, dan Menperindag.

Status : Masuk Buku II

75. Laporan pengaduan KKN di Pemerintah Kab. Semarang

695/KPPU/X/2002 21-10-2002

22-10-2002 1. Materi melaporkan tentang adanya penyimpangan Kepres 18 Tahun 2002 berupa penunjukan langsung untuk proyek senilai diatas 1 milyar.

2. Laporan belum lengkap dan jelas. Sekretariat sudah mengirim surat kepada Pelapor untuk melengapi laporannya.

3. Pelapor sudah melengkapi laporannya dan sedang dipelajari oleh Sekretariat

4. Sekretariat mengundang Pemda Semarang untuk klarifikasi.

5. Pemda Semarang tidak datang, namun akan mengirim bahan yang diperlukan dengan segera.

6. Pelapor tidak melengkapi laporannya sampai dengan 10 hari setelah surat disampaikan kepada pelapor.

Status : Masuk Buku II.

76. Laporan dugaan persekongkolan di Pemda Cianjur.

720/KPPU/X/2002 29-10-2002

30-10-2002 1. Surat pertama mengenai permohonan audiensi.

2. Dalam audiensi disampaikan mengenai dugaan adanya persekongkolan dalam pelaksanaa pembuatan jalan di Kab.

Status : Masuk Buku II.

Page 138: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

138

Cianjur, senilai 2,7 milyar. Namun laporan dianggap belum lengkap dan jelas.

3. Sekretariat telah mengundang Pemda Cianjur untuk klarifikasi.

4. Pelapor tidak melengkapi laporannya. 77. Tembusan surat

dari PT. Sari Prambanan kepada Unocal Indonesia Company.

740/KPPU/XI/2002 4-11-2002

2-11-2002 Laporan diselesaikan dengan mengundang Ketua BP Migas, Menteri ESDM, dan Menperindag.

Status : Masuk Buku II.

78. Tembusan surat dari PT. Sari Prambanan kepada BP. Indonesia

742/KPPU/XI/2002 5-11-2002

11-11-2002 Materi laporan tidak jelas Status : File

79. Laporan persekongkolan dalam pelelangan pengadaan barang/jasa di Pemprov DKI Jakarta

750/KPPU/XI/2002 7-11-2002

12-11-2002 1. Materi laporan mengenai adanya dugaan persekongkolan dalam penentuan pemenang tender.

2. Laporan dianggap tidak jelas dan lengkap, Sedang dimintakan kelengkapan dan kejelasan laporan kepada Pelapor.

Status : Masuk Buku II.

80. Laporan dugaan persekongkolan tender di Ditjen Dagri Depperindag

753/KPPU/XI/2002 8-11-2002

12-11-2002 1. Materi laporan mengenai adanya dugaan persekongkolan tender sistem informasi.

2. Tuntutan berupa ganti rugi sebesar 200 juta dan teguran keras.

3. Sekretariat mengundang Pelapor untuk klarifikasi pada hari jumat, tanggal 22-11-2002.

4. Dalam klarifikasi terungkap laporan keliru, karena pelapor bukan merupakan pihak yang dirugikan.

Status : Masuk Buku II.

Page 139: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

139

81. Laporan dugaan

persekongkolan dalam penentuan pemenang tender di Unocal dan TotalFinalElf.

762/KPPU/XI/2002 14-11-2002

14-11-2002

1. Materi laporan adalah mengenai adanya dugaan persekongkolan dalam penentuan pemenang tender berupa penyebutan nama-nama pabrik tertentu yang dapat diikutsertakan dalam tender.

2. Sekretariat sudah mengirim surat kepada Total, namun belum ada balasan.

3. Laporan diselesaikan dengan mengundang Ketua BP. Migas, Menteri ESDM, dan Menperindag.

Status : Masuk Buku II.

82. Tembusan surat dari DPD GAPEKNAS Jateng kepada Panitia Bina Marga Jateng

/KPPU/XI/2002 20-11-2002

20-11-2002 1. Gapeknas keberatan dengan adanya pengumuman dari Bina Marga, sehubungan dengan persyaratan dalam pengadaan di Bina Marga yang mengharus-kan peserta mempunyai sertifikat Asosiasi yang diakreditasi dan diregistrasi oleh LPJK.

2. Diusulkan untuk dibahas oleh Tim penyusun guideline tender dan dikoordinasikan oleh Direktorat Pengkajian.

Status : Masuk Kajian.

83. Laporan ttg dugaan pelanggaran oleh Master Franchise Gymboree Indonesia

798/KPPU/XI/2002 29 November 2002

12-12-2002 1. Materi laporan ttg adanya dugaan pelanggaran UU No. 5 Tahun 1999 dalam bidang franchise.

2. Pelapor diundang tgl. 9-1-2003 jam 10.00.

3. Dalam pertemuan disepakati bahwa laporan untuk dapat diproses lebih lanjut harus dirubah karena laporan tidak lengkap dan jelas.

4. Laporan yang telah diperbaharui diserahkan Pelapor tanggal 3 Februari

Status : Masuk Buku II.

Page 140: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

140

2003. 5. Tanggal 6 Februari 2003 Sekretariat

mengirimkan surat kepada Pelapor agar melengkapi dokumen bukti.

6. Sampai batas waktu yang diatur, pelapor tidak melengkapi laporannya.

84. Laporan adanya persekongkolan dalam tender kendaraan di Pertamina Unit Pengolahan II Dumai

816/KPPU/XII/2002 13-12-2002

16-12-2002 1. Materi tentang dugaan persekongkolan oleh oknum Pertamina dengan oknum pegawai perusahaan pelapor.

2. Laporan belum lengkap dan jelas. 3. Sekretariat mengundang pelapor untuk

klarifikasi tgl. 17-1-2003. 4. Sampai dengan 10 hari sejak surat

disampaikan, Pelapor tidak melengkapi laporannya.

Status : Masuk Buku II.

85. Laporan ttg dugaan persekongkolan tender oleh TotalFinalElf E&P Indonesie, SPIJ, dan CT.

819/KPPU/XII/2002 16-12-2002

16-12-2002 1. Materi laporan tentang adanya dugaan persekongkolan dalam tendet pengadaan casing dan tubing.

2. Laporan belum lengkap dan jelas. 3. Sekretariat sedang memintakan

kelengkapan laporan. 4. Laporan diselesaikan dengan

mengundang Ketua BP. Migas, Menteri ESDM, dan Menperindag.

Status : Masuk Buku II.

86. Laporan pelanggaran UU 5/99 oleh Pemerintah dalam penetapan kebiajakan tata

842/KPPU/XII/2002 27-12-2002

27-12-2002 1. YLKI merasa bahwa keputusan Menperindag No. 643/MPP/Kep/IX/2002 ttg Tata Niaga Impor Gula telah melanggar UU 5 Tahun 1999.

2. Sekretariat telah mengirim surat kepada pelapor untuk menambah informasi bagi

Status : Masuk Buku II.

Page 141: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

141

niaga impor gula KPPU dalam rangka memberikan saran kepada Pemerintah.

3. Sesuai dengan keputusan rapat tanggal 6-2-2003 Komisi agar mengirim surat kepada Menperindag untuk mendapatkan perhatian.

87. Surat mengenai dugaan penyalahgunaan jabatan dalam penentuan pemenang tender

850/KPPU/XII/2002 301202003

6-1-2003 1. Materi surat mengenai adanya dugaan penyalahgunaan jabatan dalam penentuan pemenang tender gedung SD senilai Rp. 212.000.000 di Riau.

2. Penelitian secretariat. 3. Laporan mengenai KKN.

Status : Masuk Buku II.

88. Tembusan surat mengenai sanggahan pemenang lelang di PT. Expan Nusantara

04/KPPU/I/2003 & 05/KPPU/I/2003 Tgl. 3-1-2003

7-1-2003 1. Materi surat mengenai sanggahan ditetapkannya 2 pemenang tender yang tidak memenuhi pesyaratan tender.

2. Laporan belum lengkap dan jelas. 3. Sekretariat mengirim surat kepada

Pelapor untuk melengkapi dan memperjelas laporannya.

4. Sampai dengan 10 hari setelah surat disampaikan, pelapor tidak melengkapi laporannya.

Status : Masuk Buku II.

89. Tembusan surat kepada Gubernur DKI mengenai praktek KKN di Pemda DKI.

09/KPPU/I/2003 6-1-2003

8-1-2003 1. Materi laporan mengenai dugaan adanya KKN dalam pengadaan barang di Pemda DKI, yang diperkirakan merugikan Negara sedikitnya 7 Milyar.

2. Penelitian secretariat. 3. Hasil penelitian, laporan menyangkut

KKN.

Status : Masuk Buku II.

90. Laporan ttg kartel DOC

16/KPPU/I/2003 8-1-2003

9-1-2003 1. Materi laporan mengenai adanya dugaan kartel oleh beberapa pelaku usaha dalam menentukan harga DOC

Status : monitoring

Page 142: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

142

2. Rapat sekretariat memutuskan untuk masuk dalam monitoring.

91. Laporan dugaan pelanggaran UU No. 5/1999 di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat

17/KPPU/I/2003 9-1-2003

14-1-2003 1. Materi laporan mengenai adanya dugaan pelanggaran UU No. 5/1999 berupa penentuan pemenang tender di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat.

2. Laporan belum lengkap dan jelas. 3. Sekretariat telah mengirim surat kepada

pelapor untuk memperbaiki laporannya. 4. Sampai dengan 10 hari sejak surat

disampaikan, pelapor tidak melengkapi laporannya.

Status : Masuk Buku II.

92. Laporan mengenai dugaan pelanggaran oleh PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.

56/KPPU/I/2003 28-102003

28-1-2003 1. Materi laporan mengenai dugaan pelanggaran pasal 6,8,10,14,15,19,21,25,dan 26 oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

2. Laporan belum lengkap dan jelas. Sekretariat sudah mengirim surat No. 31/Set/DE/2003 tgl. 3-2-2003 untuk meminta kelengkapan laporan.

3. Sampai dengan 10 hari sejak surat disampaikan, pelapor tidak melengkapi laporannya.

Status : Masuk Buku II

93 Laporan tentang dugaan pelanggaran UU No. 5/1999 dalam hal usaha

77/KPPU/II/2002 3-2-2003

3-2-2003 1. Laporan mengenai adanya dugaan persaingan usaha tidak sehat (Ps.6) dan Persekongkolan (Ps.24) yang dilakukan oleh mantan franchisee dari PT. Tumble Tots yang kemudian menjadi franchisee

Status : Masuk Buku II

Page 143: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

143

franchise play group.

dari PT. Gymboree. 2. Laporan belum lengkap dan jelas.

Sekretariat sudah mengirim surat No. 35/Set/DE/II/2003 tgl. 6-2-2003 untuk meminta kelengkapan laporan.

3. Sampai dengan 10 hari sejak surat disampaikan, pelapor tidak melengkapi laporannya.

94 Laporan Dugaan

terjadinya persekongkolan dalam tender di Deperindag

126/KPPU/II/2003 17 Februari 2003

17-2-2003 1. Laporan mengenai dugaan persekongkolan dalam tender (Ps.22) atas proyek pengembangan iklim usaha dan informasi perdagangan dalam negeri di Departemen Perindustrian dan Perdagangan oleh PT. Quadra Solution.

2. Laporan belum lengkap dan jelas. Sekretariat sudah mengirim surat No. 45/Set/DE/II/2003 tgl. 24-2-2003 untuk meminta tambahan bukti dan data.

3. Sekretariat mengundangan Terlapor (pimpinan proyek pengembangn iklim usaha dan informasi perdagangan) untuk klarifikasi pada tanggal 27 Februari 2003 jam.10.00 WIB

4. Tanggal 27 Februari 2003 dilakukan klarifikasi terhadap Terlapor yang dihadiri oleh: Deperindag: Sahudi (Pimpro) dan Jamhir (bendahara proyek). KPPU: Kurnia Sya’ranie, Malino, Ismed Fadillah, Arnold, Endah.

5. Terlapor (Sahudi) menyerahkan data-data berupa: a. Dokumen Administrasi dan Teknis

Status : Masuk Buku II

Page 144: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

144

dari PT. Quadra Solution. b. Dokumen Usulan Biaya dari PT.

Quadra Solution. c. Biodata Perusahaan Quadra

Solution. d. Surat Pernyataan

No.018/QS/ASS/III/03 dari Dirut PT. Quadra Solution.

e. Surat Keterangan No.002/S.KETR-HRD/QS/II/03 dari Manager HRD PT. Multidata Rencana Prima.

f. Surat Permohonan Pengunduran Diri Sri Buana Andaya.

g. Curriculum Vitae Swi Buana Andaya.

6. Sampai dengan 10 hari sejak surat disampaikan, pelapor tidak melengkapi laporannya.

7. Tanggal 12 Maret 2003 Pelapor menyerahkan tambaha data berupa 2 buah kaset rekaman pembicaraan antara ; 1. Swi (Pelapor) dengan Sahudi

(Terlapor II) 2. Swi (Pelapor) dengan Yuwelis

8. Pada tanggal 27 Maret 2003, Terlapor II (Sahudi) menyerahkan dokumen-dokumen, antar lain : a. Dokumen pengadaan soft ware

sistem manajemen informasi Ditjen. PDN tahun anggaran 2002.

b. Dokumen Administrasi & Teknik, Dokumen Usulan biaya PT. Innerindo Dinamika Konsultan

Page 145: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

145

c. Dokumen Administrasi & Teknik, Dokumen Usulan biaya PT. Atlas Deltasatya.

d. Dokumen Administrasi & Teknik, Dokumen Usulan biaya PT. Waindo Specterra

e. Dokumen Administrasi & Teknik PT. Nusa Consultans

f. Dokumen Administrasi & Teknik, Dokumen Usulan biaya PT. Sanitek Konsultindo

g. 1 lembar kwitansi No.01097/Pro2/IV/2002 & 1 lembar jadwal iklan baca pengumuman lelang

9. Resume telah disiapkan oleh sekretariat pada tanggal 10 April 2003 untuk diputuskan dalam Rapat Komisi.

10. Sekretariat telah mengirimkan surat No. 202/K/IV/2003 kepada Itjen Deperindag tanggal 14 April 2003 yang berisi bahwa KPPU mendukung tindakan pemeriksaan yang dilakukan oleh Itjen, agar pemeriksaan tersebut dilaksanakan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan apabila dikemudian hari hasil dari pemeriksaan tidak dilaksanakan maka tidak tertutup kemungkinan bagi KPPU untuk memeriksa perkara tersebut.

95 Laporan adanya persekongkolan tender kendaraan

167/KPPU/II/2003 25 Februari 2003

25 Februari 2003 1. Laporan mengenai dugaan adanya persekongkolan dalam tender pengadaan barang di Pertamina Unit II Dumai.

Status : Masuk Buku II

Page 146: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

146

di Pertamina unit Pengolahan II Dumai

2. Sekretariat telah mengirimkan surat No.53/SET/DE/II/2003 tanggal 28 Februari 2003 bahwa tindakan pertamina yang memutuskan perjanjian secara sepihak merupakan tindakan wanprestasi, dan apabila akan dikaitkan dengan dugaan persekongkolan maka laporan belum lengkap dan jelas, sehingga diperlukan tambahan bukti-bukti.

3. Sampai dengan 10 hari sejak surat disampaikan, pelapor tidak melengkapi laporannya.

96 Laporan/informasi

mengenai pemilihan calon mitra KTP di Sumedang

193/KPPU/III/2003 10 Maret 2003

10 Maret 2003 1. Materi laporan mengenai adanya penyimpangan yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan/Seleksi di Dinas Kehutanan Kab. Sumendang dalam memilih/menyeleksi perusahaan sebagai calon mitra kelompok tani penghijauan, yang hanya didasarkan pada hasil kesepakatan bersama antara panitia pemilihan/seleksi dengan KADINDA dan Asosiasi Perusahaan (ARDIN & ASPANJI).

2. Sekretariat telah mengirimkan surat kepada Panitia Pemelihan/Seleksi calon mitra proyek stabilisasi tanah & usaha tani lahan kering sub-das citarik kab. Sumedang dengan No.79/SET/DE/III/2003 tanggal 25 Maret 2003, untuk minta klarifikasi mengenai : a. Proses penunjukkan 14

Perusahaan sebagai calon mitra KTP yang hanya berdasarkan pada hasil

Status : Masuk Buku II

Page 147: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

147

kesepakatan bersama antara panitia seleksi/pemilihan dengan KADINDA & Asosiasi Perusahaan (ARDAN & ASPANJI)

b. Diantara 14 perusahaan yang telah ditetapkan ada 4 perusahaan yang tidak termasuk perusahaan golongan kecil yaitu CV. Karya Tepat, CV. Pasir Putih, CV. Pangadegan, CV. Nugraha

c. Ada perusahaan yang tidak mendaftar namun oleh panitia pemilihan/seleksi dinyatakan lulus seleksi menjadi calon mitra.

3. Panitia Seleksi calon mitra KTP telah mengirimkan surat jawaban tertanggal 1 April 2003 yang menjelaskan antara lain : a. Proses pemilihan calon mitra

sudah menempuh proses dan mekanisme penyeleksian Badan Usaha sesuai Kepres No.18 tahun 2000, Kepres No.42 tahun 2002, Surat Dirjen Bina Bangda No.050/227/V/Bangda tanggal 17 Januari 2003 perihal pemilihan mitra pada proyek upland Citarik Loan OECF IP-455. Bahwa pernyataan hasil kesepakatan bersama itu tidak benar, sebagaimana sanggahan surat Ketua Kadin No.022/Kadin/SDM/II/2003 perihal Daftar rekanan mampu yang menyatakan bahwa pendapat Kadin menjamin dan menyepakati hasil seleksi adalah pernyataan tidak benar

Page 148: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

148

dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.

b. Bahwa pekerjaan pengadaan saprotan proyek UPLDP Sub DAS Citarik merupakan pola kerjasama (SPKS) antara KTP peserta proyek dengan mitra yang terseleksi sesuai dengan pilihan masing-masing KTP. Dalam pola kerjasama SPKS ini tidak ada pengecualian kualifikasi kepada perusahaan untuk berpartisipasi dan bekerjasama dengan Kelompok Tani Penghijauan (KTP).

c. Bahwa berdasarkan hasil skoring panitia seleksi terdapat calon mitra sebanyak 17 perusahaan namun 3 diantaranya tidak didukung kelengkapan administrasi sehingga diputuskan hanya 14 perusahaan sebagai calon mitra yang terseleksi, sehingga wacana ada yang tidak mendaftar lulus seleksi adalah tidak benar.

97 Laporan dugaan

KKN pada proyek pemeliharaan jalan dan jembatan di Pelaihari (Kal-Sel)

197/KPPU/III/2003

10 Maret 2003 1. Materi Laporan mengenai dugaan KKN atas pelaksanaan proyek peningkatan jalan (pemeliharaan berkala jalan & pembangunan jembatan) yang dikerjakan sebelum pengesahan APBD kab. Tanah Laut tahun 2003.

2. Sekretariat telah mengirimkan surat kepada Bupati Tanah Laut dengan No.68/SET/DE/III/2003 tanggal 17 Maret 2003, untuk meminta klarifikasi

Status : Masuk Buku II

Page 149: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

149

mengenai : a. Proses penunjukkan perusahaan

pelaksana proyek yang dilakukan tanpa melalui tender.

b. Sumber pendanaan proyek, dikarenakan belum disahkannya APBD tahun 2003.

98 Laporan mengenai

tender di Pertamina Unit II Dumai

198/KPPU/III/2003 6 Maret 2003

11 Maret 2003 1. Materi laporan mengenai dugaan adanya persekongkolan dalam tender material Catalyst Ceramic Ball merk Huatian –China antara CV.Kosaka dengan Pertamina Unit II Dumai.

2. Sekretariat telah mengirimkan surat No.65/SET/DE/III/2003 tanggal 14 Maret 2003 bahwa laporan merupakan permasalahan hukum hak atas kekayaan intelektual dan apabila akan dikaitkan dengan dugaan pelanggaran UU No.5/1999 maka laporan belum lengkap dan jelas, serta diharapkan adanya tambahan bukti-bukti antara lain : a. Adanya persyaratan tender yang

diarahkan pada CV. Kosaka Utama – Dumai

b. Kualifikasi perusahaan PT. Citra Prasidha Jaya sehingga layak untuk diikutkan dalam proses tender

c. Adanya bukti korespondensi Pertamina yang mendukung CV. Kosaka Utama - Dumai

d. Bukti-bukti lain yang dapat mendukung persekongkolan tersebut.

3. Pelapor mengirimkan surat

Status : Masuk Buku II

Page 150: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

150

No.072/LP/LT/III/2003 perihal Jawaban atas surat KPPU No.65/SET/DE/III/2003 yang menyampaikan antara lain : a. Tidak dapat memenuhi

permintaan data/dokumen tentang hubungan pertamina dengan CV. Kosaka Utama, karena hal tersebut merupakan urusan internal pertamina yang bersifat rahasia.

b. Pelapor mampu menyediakan informasi dan data yang bersangkutan dengan Pelapor dan akan mempersiapkan data dan bukti yang diminta.

c. Bahwa seharusnya persaingan usaha tidak sehat dan menggunakan cara yang tidak jujur yang dilakukan oleh Pertamina dapat dilihat dari fakta yang sampai saat ini masih menggunakan produk milik Pelapor yang melanggar ketentuan prosedur tender sebagaimana mestinya.

99 Laporan mengenai

persaingan usaha tidak sehat di Pertamina Padang.

224/KPPU/III/2003 19 Maret 2003

26 Maret 2003 1. Materi laporan mengenai adanya persaingan usaha tidak sehat di Pertamina cabang Padang unit pemasaran I Medan dalam pembagian quota pengangkutan BBM Solar/HSD.

2. Sekretariat telah mengirimkan surat No.96/SET/DE/IV/2003 tanggal 4 April 2003 bahwa laporan belum memenuhi syarat untuk dapat diproses lebih lanjut, dan diharapkan ada perbaikan laporan dengan disertai bukti-bukti antara lain :

Status : Masuk buku II

Page 151: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

151

a. Uraian kejadian yang lebih lengkap dan jelas.

b. Identitas para pihak yang dilaporkan

c. Maksud dan tujuan laporan d. Dugaan pasal dari UU No.5/1999

yang dilanggar e. Bukti-bukti lain yang dapat

mendukung dugaan persaingan usaha tidak sehat di Pertamina.

100 Laporan mengenai

Pelaksanaan Pekerjaan lebih dahulu di Kabupaten Simalungun.

248/KPPU/III/2003 Jo. 250/KPPU/III/2003

27 Maret 2003 1. Materi laporan mengenai adanya pelaksanaan pekerjaan lebih dahulu di kabupaten Simalungun sebelum APBD 2003 disetujui, dengan menggunakan metode pemilihan langsung.

2. Sekretariat telah mengirimkan surat No.95/SET/DE/IV/2003 kepada STOP OLI & Ganusa dan No.97/SET/DE/2003 kepada DPD Gapeknas, keduanya tanggal 4 April 2003 mengenai tanggapan bahwa laporan belum memenuhi syarat untuk dapat diproses lebih lanjut, dan diharapkan ada perbaikan laporan dengan disertai bukti-bukti antara lain :

a. Uraian mengenai pelaksanaan pekerjaan lebih dahulu yang dikelola oleh : 1. Dinas PU Bina Marga Simalungun 2. Dinas Pengairan Simalungun 3. Dinas Perkimbangwil Simalungun

b. Identitas para pihak yang

Status : Masuk buku II

Page 152: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

152

dilaporkan c. Maksud dan tujuan laporan d. Dugaan pasal dari UU No.5/1999

yang dilanggar e. Bukti-bukti lain yang dapat

mendukung dugaan persaingan usaha tidak sehat di Kabupaten Simalungun.

3. Rapat Komisi tanggal 27 Maret 2003 memutuskan bahwa Komisi akan menugaskan Direktur Eksekutif agar menunjuk 1 orang staf KPPU untuk mempelajari dan mengetahui tentang pembagian anggaran di DPR.

101 Laporan mengenai larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat di provinsi Kalimantan Selatan

264/KPPU/III/2003 31 Maret 2003 1. Materi laporan mengenai adanya persekongkolan antara pihak Ardin dengan Gubernur Kalimantan Selatan yang telah mengeluarkan Surat Edaran Gubernur untuk memberikan kewenangan kepada Ardin dalam rangka melakukan sertifikasi. Sedangkan berdasarkan Peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang berwenang memberi pengakuan pada suatu lembaga untuk dapat melakukan sertifikasi adalah pihak pemerintah pusat.

2. Laporan karena berkaitan dengan kebijakan pemerintah, sehingga sebaiknya atas laporan ini dibahas dalam Direktorat Pengkajian.

3. Direktur Penyelidikan dan Penegakan Hukum dengan Memorandum No.39/M/D.2/IV/03 telah menyerahkan

Status : Masuk ke Dir. Pengkajian

Page 153: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

153

berkas laporan kepada Direktur Pengkajian dan Pelatihan.

4. Sekretariat telah mengirimkan surat No.133/SET/DE/IV/2003 kepada Pelapor untuk memberikan pemberitahuan bahwa masalah yang dilaporkan merupakan masalah persaingan yang timbul sebagai akibat kebijakan pemerintah, sehingga laporan tersebut akan dijadikan bahan informasi yang akan dikaji lebih lanjut.

102 Laporan mengenai Proyek Kilang Mini LPG di Tambun

242/KPPU/III/2003 Jo. 305/KPPU/IV/2003

26 Maret 2003 15 April 2003

1. Materi laporan mengenai adanya kejanggalan-kejanggalan dalam proses pelelangan untuk menajdi mitra PT. Bina Bangun Wibawa Mukti (BUMD) untuk pengoperasian kilang mini LPG di Tambun

2. Sekretariat telah mengirimkan surat No.113/SET/DE/IV/2003 tanggal 11 April 2003 kepada PT. Petromas Indonesia (Konsorsium) untuk minta klarifikasi mengenai : a. Identitas para pihak yang

dilaporkan b. Adanya bukti rekayasa

yang menunjukkan bahwa pemenang lelang sudah ditunjukkan kepada PT. Elnusa Petro Teknik

c. Dugaan pasal dari UU No.5/1999 yang dilanggar

d. Bukti-bukti lain yang dapat mendukung dugaan persaingan usaha

Status : Masuk Buku II

Page 154: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

154

tidak sehat dalam lelang ini. 3. PT. Petromas Indonesia telah

mengirimkan surat jawaban No.050/KPPU/IV/03 tanggal 17 April 2003 yang menyampaikan antara lain : a. surat sanggahan kepada

PT. Bina Bangun Wibawa Mukti No.034/BBWM/III/03 tanggal 21 Maret 2003 masih berupa pemberitahuan dan belum merupakan laporan.

b. Apabila setelah 21 April 2003 PT. Bina Bangun Wibawa Mukti masih mengabaikan saran tersebut maka PT. Petronas akan memberikan laporan kepada KPPU.

103 Tembusan Surat

mengenai Laporan praktek monopoli RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo Makasar

262/KPPU/III/2003 31 Maret 2003 1. Materi laporan mengenai adanya kebijakan dari Direksi RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo dengan mengeluarkan instruksi kepada dokter RSUP Dr. Wahidin agar menuliskan resep-resep dokter untuk pembelian obat-obatan hanya dilakukan di dalam RSUP.

Status : Masuk Buku II

104 Informasi adanya kejanggalan tender di DPR/MPR

286/KPPU/IV/2003 7 April 2003 1. Materi surat mengenai informasi adanya kejanggalan dalam tender gedung Dewan Perwakilan Daerah di komplek DPR/MPR

2. Sekretariat telah mengirimkan surat No.134/SET/DE/IV/2003 kepada pelaku usaha yang tidak lulus dalam tahap prakualifikasi (PT. Adhi Karya) untuk memberikan penjelasan mengenai proses tender tersebut secara tertulis kepada

Status : Penelitian Sekretariat

Page 155: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

155

KPPU.

105 Laporan mengenai pelelangan tanah di BPPN

299/KPPU/IV/2003 9 April 2003 1. Materi laporan mengenai adanya kesepakatan sebelum pelelangan dilaksanakan antara salah satu investor yang juga sebagai peserta lelang dengan masyarakat setempat yang dituangkan dalam Surat Kesepakatan tertanggal 15 Maret 2003. Dalam kesepakatan tersebut investor bersedia memberi kompensasi Rp.10 Milyar kepada masyarakat secara tunai apabila menjadi pemenang lelang. Namun setelah investor dinyatakan sebagai pemenang lelang,ternyata melanggar kesepakatan yang telah dibuat.

2. Sekretariat telah mengirimkan surat No.123/SET/DE/IV/2003 tanggal 16 April 2003, untuk minta perbaikan laporan dengan disertai dengan bukti-bukti, antara lain : a. Uraian kejadian yang lebih

lengkap dan jelas b. Identitas para pihak yang

dilaporkan c. Dugaan pasal dari UU No.5/1999

yang dilanggar d. Bukti-bukti lain yang mendukung

dugaan persaingan usaha tidak sehat dalam proses lelang tersebut.

3. Pelapor telah mengirimkan surat jawaban tanggal 24 April 2003 dan menyampaikan antara lain : a. Uraian kejadian telah disampaikan

Status : Penelitian Sekretariat

Page 156: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

156

pada surat laporan tanggal 9 April 2003.

b. Bahwa yang mengetahui identitas dari Terlapor adalah Syarif Bastaman dan Arteria Dahlan dari kantor Konsultan Hukum Bastaman & Partners.

c. Pasal yang dilanggar adalah Pasal 19 (d) UU No.5/1999.

d. Bukti utama dari Pelapor adalah Surat Kesepakatan tanggal 15 maret 2003 dan telah dilampirkan dalam laporan.

4. Sekretariat akan mengundang Pelapor untuk memberikan klarifikasi pada hari Selasa tanggal 6 Mei 2003 jam 14.00 WIB.

Page 157: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

157

106 Laporan mengenai pelaksanaan tender Divestasi Bank Danamon di BPPN

304/KPPU/IV/2003 15 April 2003 1. Materi laporan mengenai adanya indikasi ketidakbenaran dalam proses tender divestasi Bank Danamon, dalam hal ini pelapor oleh BPPN dianggap terlambat 8 menit dalam menyampaikan penawaran harga dan tidak menyertakan Bank Komersil.

2. Resume telah disiapkan oleh sekretariat untuk dibahas dalam rapat komisi

3. Sekretariat telah mengirimkan surat No.132/SET/DE/IV/2003 agar pelapor memperbaiki laporan disertai tambahan bukti-bukti antara lain : a. Identitas para pihak yang

dilaporkan b. Dugaan pasal dari UU No.5/1999

yang dilanggar c. Penjelasan lebih detil mengenai

maksud ketidakberesan serta bukti lain yang mendukung dugaan ketidakbenaran proses tender tersebut.

Status : Penelitian Sekretariat

107 Tembusan surat mengenai SPPH No.T.0044/D0052/75/A1-G

324/KPPU/IV/2003 22 April 2003 Materi surat mengenai pengumuman lelang No.044/JPK/ADA/PS/IV/2003 yang harus dibatalkan karena :

1. Menyalahi prasyaratan prosedur dan tata cara yang diatur dalam Kepres 18/2000, SKB Menkeu RI dan Kepala Bapenas No.S-42/A/2000 dan S-2262/D.2/05/2000 dan Surat Kep. Pertamina No.077/C00/2000-SO.

2. Adanya kejanggalan-kejanggalan yang mengindikasikan adanya praktek KKN

Status : Penelitian sekretariat

Page 158: LAporan KPPU Tahun 2002 - kppu.go.id · membahas program kegiatan monitoring pelaku usaha, ... laporan pelaksaan program ... dengan tender proyek-proyek APBN tidak mudah untuk disentuh

158

108 Laporan mengenai

adanya keberatan dengan berdirinya indomaret di Jalan Raya Cisaat

327/KPPU/IV/2003 22 April 2003 1. Materi laporan mengenai keberatan masyarakat pedagang pengecer di Cisaat dengan berdirinya swalayan indomaret di Jalan raya Cisaat dengan pertimbangan : a. Tidak adanya areal parkir

sehingga akan menambah kepadatan lalulintas dan memicu terjadinya kriminalitas.

b. Akan terjadinya penurunan omzet pedagang pengecer di Cisaat

c. System marketing dari indomaret akan merusak iklim persaingan usaha

2. Sekretariat akan mengundang Pelapor untuk memberikan klarifikasi pada hari selasa tanggal 6 Mei 2003 jam 10.00 WIB.

Status : Penelitian Sekretariat