Laporan Kp

30
LAPORAN MAGANG DI PT. DIRGANTARA INDONESIA (INDONESIAN AERO SPACE) LAPORAN MAGANG INDUSTRI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Kerja Praktik Oleh : Haris Nurakhman 10070212098 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

description

KP/ KERJA PRAKTEK ATAU PRAKERIN

Transcript of Laporan Kp

Page 1: Laporan Kp

LAPORAN MAGANG DI PT. DIRGANTARA INDONESIA (INDONESIAN AERO SPACE)

LAPORAN MAGANG INDUSTRI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Kerja Praktik

Oleh :

Haris Nurakhman

10070212098

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

TAHUN PENULISAN

2015 M / 1436 H

Page 2: Laporan Kp

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam,

atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabiyulloh

Muhammad SAW. Nikmat dan karunia Allah SWT yang begitu tak terhitung dari-

Nya membingbing kami sehingga dapat menyelesaikan Laporan mingguan kerj a

praktik ini. Dalam penyelesaiannya kami memperoleh banyak dukungan dari

berbagai pihak, karena itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Allah SWT yang selalu menaungi kami dengan nikmat dan karunianya

sehingga selalu diberikan kekuatan jasmani dan rohani dalam

menyelesaikan laporan ini.

2. Nabiyulloh Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi kami.

3. Kedua orang tua yang senantiasa mengiringi langkah-langkah kami

dengan do’a.

4. Dosen pembimbing dan pembimbing magang yang selalu memberikan

ilmunya tanpa pamrih kepada kami. Semoga Allah SWT senantiasa

memberikan keberkahan atas ilmunya di dunia dan akhirat.

5. Teman-teman yang selalu berjuang bersama tanpa mengenal kata

menyerah.

Dari sanalah semua penyelesaian Laporan Mingguan ini berawal, semoga

semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang

lebih baik lagi. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar Laporan Mingguan Kerja Praktek ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata, kami berharap agar Laporan ini dapat bermanfaat bagi kami dan

seluruh pembaca.

Bandung, 27 Mei 2015

Penyusun

Page 3: Laporan Kp

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

DAFTAR TABEL....................................................................................................4

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................5

BAB I.......................................................................................................................6

PENDAHULUAN...................................................................................................6

1.1 Latar Belakang..........................................................................................6

1.2 Tujuan........................................................................................................6

1.3 Sistematika Penulisan................................................................................7

BAB II......................................................................................................................8

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.................................................................8

2.1 Sejarah Perusahaan....................................................................................8

2.2 Struktur Organisasi..................................................................................13

2.3 Proses Bisnis Perusahaan........................................................................14

2.4 Tata Letak Pabrik dan Perkantoran Perusahaan......................................15

2.5 Utilitas dan Lingkungan Perusahaan.......................................................15

BAB III..................................................................................................................16

PELAKSANAAN MAGANG...............................................................................16

3.1 Jadwal Magang Industri..........................................................................16

3.1.1 Jadwal Magang Industri Minggu ke-1.............................................16

3.1.2 Jadwal Magang Industri Minggu ke-2.............................................17

3.1.3 Jadwal Magang Industri Minggu ke-3.............................................17

3.1.4 Jadwal Magang Industri Minggu ke-4.............................................18

3.2 Lingkup Pekerjaan Magang Industri.......................................................18

3.3 Hambatan dan Cara Penanggulangan......................................................20

BAB IV..................................................................................................................21

ANALISIS.............................................................................................................21

4.1 Identifikasi Masalah................................................................................21

4.2 Landasan Teori........................................................................................21

4.3 Analisis....................................................................................................21

Page 4: Laporan Kp

DAFTAR TABEL

Page 5: Laporan Kp

DAFTAR GAMBAR

Page 6: Laporan Kp

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerja praktik merupakan salah satu matakuliah wajib yang harus ditempuh

oleh seluruh mahasiswa agar mampu mengenal lingkungan kerja secara langsung

dan dapat mempersiapkan diri dalam persaingan di dunia industri modern.

Pengalaman yang baik sebelum berada di dunia kerja akan mampu membuat

mahasiswa lebih terampil dalam penerapan ilmu teknik industri yang dimiliki.

Tingginya persaingan pada dunia industry khususnya industri dalam negeri

serta penggunaan teknologi yang semakin modern mnjadi tantangan yang serius

dalam era globalisasi ini. Penggunaan teknologi yang kian hari semakin

meningkat diseluruh sektor industri manufaktur menjadi bagian yang tidak

terlepaskan dari suksesnya suatu perusahaaan untuk menjaga konsistensi

persaingan dengan perusahaan lain. Penggunaan teknologi didunia industri dan

dasar-dasar keteknikan berperan penting terhadap setiap keputusan dan tindakan

serta hasil yang diperoleh perusahaan.

Begitu banyak sistem yang digunakan didalam suatu perusahaan sehingga

tidaklah mudah untuk menyatukan keseluruhan dari sistem-sistem ini., sistem

yang terintegrasi dengan baik dapat membantu perusahaan untukmempercepat

suatu proses yang dibutuhkan dalam memproses suatu barang dan mengolah

dokumen-dokumen penting perusahaan. Maka dari itu, perlu adanya suatu aplikasi

secara langsung dari mahasiswa agar mampu memahami,mengamati dan

menganalisis sari ilmu yang dimiliki dan mampu menganalisis kegiatan-kegiatan

yang ada di perusahaan.

1.2 Tujuana. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal salah

satu lingkungan kerja sebelum memasuki dunia kerja.b. Memberikan kesempatan untuk kegiatan pengamatan dan magang

(melakukan kerja) dengan mengaplikasikan pengetahuan akademikc. Memberikan kesempatan kepaada mahasiswa untuk meningkatkan

wawasan dan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja. d. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk memberikan masukan bagi

perusahaan melalui hasil pengamatan dan meakukan kerja.

Page 7: Laporan Kp

e. Mahasiswa lebih dapat memahami konsep-konsep non-akademis dan non-teknis didunia kerja nyata.

f. Memperoleh keterangan kerja (referensi dari perusahaan).

1.3 Sistematika Penulisan

Laporan ini berisikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan dokumen-

dokumen yang diperlukan oleh bagian receiving dalam memproses suatu barang

yang datang dari supplier untuk mendukung kebutuhan software SAP, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini berisikan tentang latar belakang masalah, tujuan kerja

praktik , serta sistematika laporan yang ditulis.

BAB II Gambaran umum perusahaan

Bagian ini berisikan tentang gambaran dari keseluruhan perusahaan PT.

Dirgantara Indonesia yang terdiri dari sejarah perusahaan, struktur

organisasi perusahaan dan proses bisnis yang dimiliki perusahaan.

BAB III PelAKSANAAN MAGANG

Bagian ini menjelaskan tentang kegiatan waktu pelaksanaan magang,

pekerjaan yang dilakukan selama melakukan kerja praktik dan

hambatan yang diperoleh ketika magang.

BAB IV analisis

Bagian ini berisikan tentang analisa dari masalah-masalah yang ada

diperusahaan melalui identifikasi masalah dan teori teori yang

mendukung dalam penganalisaan suatu masalah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini yaitu untuk menyimpulkan seluruh rangkaian analisa yang

diperoleh dari masalah-masalah yang terjadi di perusahaan.

Page 8: Laporan Kp

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PerusahaanPT. Dirgantara Indonesia (DI) (Indonesian Aerospace Inc.) adalah industri

pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan di wilayah Asia

Tenggara. Perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. DI didirikan

pada 26 April 1976dengan nama PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ

Habibiesebagai Presiden Direktur. Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian

berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11

Oktober 1985. Setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi

Dirgantara Indonesia pada 24 Agustus 2000.

Cikal bakal PT Dirgantara Indonesia sebenarnya telah mulai muncul sejak

masa awal kemerdekaan Indonesia. Saat itu upaya perintisan dilakukan dengan

peralatan dan material yang cukup sederhana. Tercatat dalam sejarah, pesawat

pertama yang diterbangkan tahun 1948 di lapangan udara Maospati dengan nama

RI-X WEL-1 hasil rancangan Wiweko Soepono. Disusul tahun 1954, Nurtanio

Pringgoadisuryo pun berhasil merancang sebuah pesawat dengan nama NU-200.

Tidak hanya itu, badan yang diprakarsai Nurtanio bernama Depot Penyelidikan,

Percobaan dan Pembuatan Pesawat Terbang (DPPP) yang didirikan Agustus 1961

telah mampu membuat pesawat terbang eksperimental seperti Belalang (pesawat

latih), Si Kunang (pesawat olah raga), Kolintang dan Gelatik.

Pada tahun 1962 nama DPPP diubah menjadi Lembaga Persiapan Industri

Penerbangan (Lapip) sesuai dengan misi dan sasaran yang ingin dicapainya.

Selanjutnya pada tahun 1966 diubah lagi menjadi Lembaga Industri Penerbangan

Nurtanio (Lipnur) sebagai penghormatan jasa-jasa Nurtanio yang meninggal saat

uji terbang.

Fase pendahuluan perkembangan industri penerbangan nasional kemudian

memasuki tonggak pertama ketika aset Lipnur (TNI AU) dengan ATTP

(Pertamina) dilebur menjadi Industri Pesawat Terbang Nurtanio, 23 Agustus

1976. Industri ini menjadi salah satu kekuatan dirgantara nasional sebab dari

situlah sejarah industri pesawat terbang modern selanjutnya dibangun untuk

menghadapi tantangan jaman serta dipacu percepatannya.

Page 9: Laporan Kp

Pada periode ini juga, segala aspek baik infrastruktur, fasilitas, sumber

daya manusia, hukum dan peraturan, beserta semua yang berkaitan dan

mendukung keberadaan industri pesawat terbang diatur secara menyeluruh.

Tanggal 11 Oktober 1985, PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio diubah menjadi

PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur.

setelah melakukan pembangunan berbagai fasilitas serta sarana dan

prasarana yang diperlukan. Industri ini kemudian mengembangkan teknologi

canggih dan konsep transformasi teknologi yang memberikan hasil yang optimal

sebagai upaya untuk menguasai teknologi penerbangan dalam waktu yang relatif

singkat yaitu 20 tahun.

Berpegang pada filsosofi transformasi teknologi “Begin at the End and

End at the Beginning” IPTN telah berhasil mentransfer teknologi penerbangan

yang rumit dan terbaru. IPTN secara khusus telah menguasai desain pesawat

terbang, rekayasa pengembangan serta manufaktur pesawat komuter kecil dan

sedang. IPTN bekerja sama dengan pihak pabrikan melaksanakan pembuatan

berbagai jenis pesawat terbang, seperti C212 Aviocar, C235, NBO105, NBK117,

BN109, SA330 Puma, NAS332 Super Puma dan Nbell412. Hal ini kemudian

berlanjut pada keberhasilan membuat pesawat N250 dan N2130.

Pada tahun 1978. Perkembangan Industri Pesawat Terbang Nurtanio, yaitu

membangun fasilitas diatas tanah seluas 2 hektar, meliputi kantor Direktorat

Teknologi, Hanggar Divisi Aircraft Service untuk kegiatan Maintenance,

Overhoul dan Repair, Hanggar Assy Rotary Wing, Hanggar Assy Fixed Wing,

beserta kantor bertingkat lima.

Pada tahun 1979. Ditandatanganinya perjanjian kontrak antara IPTN

dengan Aerospatiale Perancis untuk memproduksi helicopter jenis Puma NSA-

330 dan Super Puma NAS-332, produksinya dapat realisasikan pada tahun 1981

dan 1982, negara pertama yang memesan pesawat helikopter Super Puma NAS-

332 adalah Malaysia.

Ditandatanganinya usaha bersama antara Industri Pesawat Terbang

Nusantara dengan Aircraft Tecnologi Industries (Airtec) pada tanggal 17 Oktober

1979, di Madrid Spanyol. Dengan teknologi 50% - 50% program pertama Airtec

adalah merancang dan memproduksi sebuah pesawat angkut serba guna CN-235.

Page 10: Laporan Kp

Pesawat ini ditenagai oleh dua mesin turboprop CTJ-9C buatan General Electric,

dengan daya dorong masing-masing 750 k dan kapasitas 35 – 44 penumpang.

Pada tahun 1980. Dilakukan penandatanganan bersama General Electric

Company meliputi pemeliharaan mesin – mesin pesawat terbang dan mesin –

mesin industri.

Pada tahun 1981. Pada bulan Mei 1981 mendirikan Divisi Sistem Senjata

di Tasikmalaya bernama persatuan produksi Menang dan do Batu PoroMadura.

Sistem senjata tersebut di pasang pada produksi IPTN sebagai pertahanan dan

keamanan. Senjata yang di produksi FFAR 2,27 dan SUT (Surfase Under Water

Terpedo) dibawah lisensi FZ ( Forgrees De Zeebrugge Balgin dan aeg Jerman).

Pada 10 Juni 1981 Pengumuman Karateristik CN-235 oleh Prof. Dr. B.J.

Habibie, Dipl. Ing. pada kesempatan Paris Air Show ke-37.

Pada tanggal 1 Juni 1982. Ditandatangani persetujuan bersama IPTN

dengan Boeing Compani USA. Kerjasama ini merupakan langkah lanjut guna

mencapai misi utama dalam program Satu Darsawarsa, yaitu mendirikan industri

pesawat terbang yang lengkap dan diakui oleh Internasional dan mendapatkan

sertifikat dari FAA dengan meletakkan IPTN sebagai salah satu sub kontraktor

Boeing.

Pada tanggal 11 November 1982. IPTN diizinkan memproduksi sekurang-

kurangnya 100 helikopter NBELL-412. IPTN mendapat sertifikat dari perusahaan

Mc.Donnel Douglas, USA dimana IPTN ditunjuk sebagai supplier yang

memenuhi syarat di bidang Quality Assyrance.

Pada tanggal 24 November 1982 meningkatkan kerjasama kedua dengan

MBB Jerman Barat dan memproduksi Helikopter NBK-117 yang dirancang

berdasarkan NBO-105.

Pada tahun 1983. Pada tanggal 10 September 1983, diresmikan

pemunculan pertama (Rool Out) pesawat CN-235 oleh Presiden RI ke-1 Ir.

Soekarno sekaligus pemberian nama “Tetuko”. Pada saat yang sama dilakukan

pemunculan pertama CN-235 bernama “Ellena” di Spanyol. Selanjutnya pada

tanggal 28 November 1983 dilakukan panandatanganan kerjasama dalam bidang

pemasaran CN-235 dengan Toyomenka Kaisha Ltd, dari Jepang.

Page 11: Laporan Kp

Pada tahun 1984. Merupakan pemulaan produksi helicopter NBELL-412.

IPTN bekerjasama dengan MBB Jerman Barat ialah mendirikan NTT (New

Transport Tecnology) dan rancangan pertamanya adalah BN-109.

Pada 11 Oktober 1985 Industri Pesawat Terbang Nurtanio berganti nama

menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara. Pada tahun ini juga sarana kawasan

produksi (KP) II sudah selesai dibangun dan dapat dipergunakan. Workshop IPTN

V yang menangani produksi SUT Torpedo mulai pertamanya akan diserahkan

kepada Hankam.

Pada 12 Januari 1986 IPTN bersama Boeing dan MBB menandatangani

Momerandum Of Understanding (MUD) untuk merancang pesawat canggih

Advance Technologi Regional Aircraft (ATRA-90) dengan kapasitas 100 – 135

tempat duduk. Dalam menginjak usianya yang ke-10 diselenggarakan pula

Indonesia Air Show (IAS 86) yang menarik perhatian masyarakat luas baik yang

nasional maupun Internasional. Pada IAS 86 ini dicapai pula kemajuan-kemajuan

penting dalam hal kerjasama, disamping keberhasilan kerjasama untuk

penanganan Engine ditandatangani dengan Garet, Alison, Partt, Whitney, General

Electric, Turbomeka Makila, Avco Lycoming Textron, (ALT), Roll Royce dan

Merpati Nusantara. Dibidang pemasaran ditandatangani dua kontrak pembelian

pesawat CN-235 dengan Merpati Nusantara dan TNI-AU.

Tanggal 23 Agustus 1986, Bapak presiden Soekarno yang datang untuk

ketiga kalinya itu sekaligus untuk meresmikan kawasan produksi II dan IV.

Pada tahun 1987. Proyek pembangunan Universal Maintenance Center

(UMC). Divisi melengkapi IPTN sebagai agen alih teknologi, tugas yang diemban

Divisi adalah merawat yang artinya memperbaiki mesin – mesin diesel kapal laut

dan mesin-mesin industri.

Pada bulan April 1987. Penyerahan helicopter dari IPTN kepada angkatan

laut yaitu Super Puma NAS-332 satu pesawat dan lima pesawat NBO-105 kepada

Kepolisian Republik Indonesia, serta penyerahan helikopter NBELL-412 dan

sebuah kepada kerajaan Malaysia. IPTN bekerjasama dengan General Dynamic

dalam Program Offist untuk F-16, dan bekerjasama juga dengan Boeing Company

dalam memproduksi komponen Boeing 767 dan Boeing 737.

Page 12: Laporan Kp

Pada bulan Juni 1988. IPTN menandatangani suatu kerjasama computer

dengan New Medium Development Organization (NEDO), suatu industri

terkemuka di Jepang. Berdasarkan kerjasama tersebut maka didirikan perusahaan

Nusantara Sistem Internasional (NSI) yang mengembangkan perangkat lunak

komputer di IPTN. Pada tahun 1988 IPTN memproduksi pesawat N-250.

Pada bulan Juli 1997. Terjadi krisis finansial Asia yang dimulai di

Thailand, dan memengaruhi mata uang, bursa saham dan harga aset lainnya di

beberapa negara Asia, sebagian Macan Asia Timur. Sebelumnya IPTN mendapat

banyak order pesawat N-250 dari luar negeri, IPTN menerima pesanan 120

pesawat, dan langsung merekrut ribuan karyawan serta mendatangkan mesin-

mesin pembuat komponen. Namun saat itu dalam pemulihan krisis ekonomi

bersama IMF (International Monetary Fund) mengharuskan Indonesia menerima

sejumlah kesepakatan. Salah satunya adalah Indonesia tidak boleh lagi berdagang

pesawat. IPTN yang sudah terlanjur merekrut ribuan karyawan dan mesin-mesin

pembuat komponen pesawat akhirnya mengalami kerugian karena kesepakatan

itu.

Pada tahun 2000. IPTN merumuskan kembali untuk mewujudkan spirit

‘Nurtanio 2000’ yang menekankan pada penerapan baru, berorientasi bisnis,

strategi untuk memenuhi situasi dengan struktur baru. Pada tanggal 24 Agustus

2000 setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi

PT.Dirgantara Indonesia, diresmikan di Bandung oleh Presiden RI ke-4 Alm.

Bapak Presiden K.H. Abdurrahman Wahid.

Pada tahun 2003. PT.Dirgantara Indonesia memutus kerja sembilan ribu

lebih karyawan. Dari 16.000 pekerja PT.DI hanya menyisakan tiga ribu pekerja

baik di bagian produksi maupun manajemen. Kondisi ini membuat PT. Dirgantara

Indonesia menjadi terpuruk.

Pada tahun 2007. PT.Dirgantara Indonesia kembali bangkit. PT.Dirgantara

Indonesia berkerjasama dengan British Aerospace (BAE) yaitu mendapatkan

order subkontrak sayap pesawat Airbus A380. PT.Dirgantara Indonesia juga

mendapat order dari negara timur tengah yaitu pemesanan 6 pesawat jenis N2130,

dan order dari sejumlah negara memesan CN-235.

Page 13: Laporan Kp

Pada tahun 2010. Ditandatanganinya kerjasama antara PTDI dengan

Airbus Military (Spanyol) yaitu memindahkan assembly pesawat 212-400 dari

Airbus Military Spanyol ke PTDI.

Pada tahun 2011. Ditandatanganinya kerjasama antara PTDI dengan

Eurocopter yaitu pembuatan MK2 Tail Bom (Ekor helicopter Super Puma). Pada

bulan Desember 2011, PTDI bekerjasama dengan Airbus Military dalam

pengembangan pesawat CN-235 (2 mesin 23 penumpang) yaitu memodifikasi

pesawat CN-235 menjadi 95 penumpang dengan menambahkan panjang pesawat

sebanyak 3 frame. Penandatanganan kerjasama ini ditandatangani oleh Dirut

PTDI dan Airbus Military yang bertempat di hangar CN-235 Aircraft Integration

yang disaksikan oleh Presiden RI ke-6 Bapak Presiden Dr. H. Susilo Bambang

Yudhoyono.

Tahun 2012 merupakan momen kebangkitan Dirgantara Indonesia. Pada

awal 2012 Dirgantara Indonesia berhasil mengirimkan 4 pesawat CN235 pesanan

Korea Selatan. Selain itu Dirgantara Indonesia juga sedang berusaha

menyelesaikan 3 pesawat CN235 pesanan TNI AL, dan 24 Heli Super Puma dari

EUROCOPTER.

Selain beberapa pesawat tersebut Dirgantara Indonesia juga sedang

menjajaki untuk membangun pesawat C295 (CN235 versi jumbo) dan N219, serta

kerja sama dengan Korea Selatan dalam membangun pesawat tempur siluman

KFX/IFX.

2.2 Struktur Organisasi

Page 14: Laporan Kp

2.3 Proses Bisnis Perusahaan

Demand for purchasing /

MRP(product items)

03.05.01 – Operational Procurement

Planned Order generation

Purchase Requisition

creation

PR need approval?

Release Purchase

Requisitionyes

RFQ needed?noRequest for QuotationDefinition

yesRFQ

RFQRFQ

Maintain Quotations

RFQ

RFQ

Quotation

Price comparison

Supplier selection

Purchase Order creation

no

PO need approval?

Release Purchase orderyes

PO

Goods Receipt

PO ready to send

no

Demand for purchasing /

Material Request(non-product items)

Planning Procurement Logistics Suppliers

Send PO to selected supplier

Send RFQ to suppliers (non-SAP)

Purchase to pay financial processes: Goods Receipt (04.01.01.01) Invoice verification (04.01.01.02)

DecisionComing from or going to another process

Start/End Sub-process

Systems processnon-SAP

SAP processNon-systemsprocess

BPBI/BADN

Quality Insp

Warehouse

Traffic

Page 15: Laporan Kp

2.4 Tata Letak Pabrik dan Perkantoran Perusahaan

2.5 Utilitas dan Lingkungan Perusahaan

Page 16: Laporan Kp

BAB III

PELAKSANAAN MAGANG

3.1 Jadwal Magang Industri

3.1.1 Jadwal Magang Industri Minggu ke-1

NO

TANGGAL PEMBAHASAN

1 08 Juni 2015

Pengenalan Bagian Receiving

Pengenalan Tempat Kerja dan

Fungsinya

2 09 Juni 2015

Pembahasan Mengenai Bagian

Receiving

Pengenalan Bagian Kerja yang Ada

Pada Departemen Receiving

3 10 Juni 2015Pengenalan Seluruh Departemen yang

Ada Di PT. Dirgantara Indonesia

4 11 Juni 2015Pengenalan Dokumen pada Departemen

Receiving

5 15 Juni 2015Pengenalan Cara Kerja dan Mulai

Bekerja

Page 17: Laporan Kp

3.1.2 Jadwal Magang Industri Minggu ke-2N

OTANGGAL PEMBAHASAN

1 17 Juni 2015 Pendataan Jumlah Barang

2 18 Juni 2015Pendataan Barang Sesuai Purchase

Order menggunakan Software SAP

3 23 Juni 2015Penempatan Barang Setelah

Pengecekan

4 25 Juni 2015Pengecekan barang sesuai serial

number

5 30 Juli 2015 Pemeriksaan barang baru

3.1.3 Jadwal Magang Industri Minggu ke-3N

O TANGGAL PEMBAHASAN

1 02 Juli 2015 Pemeriksaan Barang Sesuai Pemesanan

2 09 Juli 2015 Memeriksa dokumen barang

3 10 Juli 2015 Penempatan dan Pendataan Barang

4 13 Juli 2015Pengenalan Dokumen pada Departemen

Receiving

5 14 Juli 2015Pengenalan Cara Kerja dan Mulai

Bekerja

Page 18: Laporan Kp

3.1.4 Jadwal Magang Industri Minggu ke-4N

O TANGGAL PEMBAHASAN

1 27 Juli 2015Pengecekan dan Perhitungan Jumlah

Barang di bagian Assembling

2 28 Juli 2015Pengecekan dan Perhitungan Jumlah

Barang di bagian Assembling

3 29 Juli 2015 Perhitungan jumlah barang

4 30 Juli 2015 Penempatan Barang

5 31 Juli 2015 Pengecekan Dokumen Barang

3.2 Lingkup Pekerjaan Magang IndustriPekerjaan dilakukan di PT. Dirgantara Indonesia pada departemen

Receiving. Departemen Receiving merupakan departemen yang berfungsi sebagai

penerimaa barang yang datang dari supplier untuk memenuhi kebutuhan produksi.

Barang b-barang dari supplier tersebut disimpan pada bagian Receiving untuk

diproses sebelum barang-barang tersebut masuk pada raw material.

Barang barang yang diterima dari supplier sepenuhnya merupakan barang

jadi yang dapat langsung dipakai dalam pembuatan pesawat. Untuk itu,

kelengkapan dari seluruh barang-barang yang datang harus di cek dengan benar

baik secara kualitas dan kuantitas barang yang dipesan. Kelengkapan dokumen

menjadi syarat mutlak dalam diterimanya suatu jenis barang. Hal ini membuat

pengecekan dari seluruh barang yang datang dilakukan dengan cara mengecek

Page 19: Laporan Kp

satu per satu dokumen barang. Barang yang datang harus mempunyai lisensi

khusus pembuatan untuk memproduksi barang tersebut.

Dokumen-dokumen yang harus dipenuhi antara lain adalah Bukti

Penyerahan, Barang Import (BI), Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB),

Shipping Invoice dan Surat Pemberitahuan Impor Barang Untuk Ditimbun di

Tempat Penimbunan Berikat.

Bukti Penyerahan, Barang Import (BI) merupakan dokumen yang berisi

mengenai nomor purchase order dan jumlah barang yang dikirim dari suatu

perusahaan ke PT. Dirgantara Indonesia. Berdasarkan dari dokumen tersebut

maka dapat dilakukan pemeriksaan untuk penyesuaian dari kuantitas barang yang

diterima serta ditandatangani oleh supervisor bagian. Surat Persetujuan

Pengeluaran Barang (SPPB) dikeluarkan oleh kantor pelayanan bea dan cukai

kantor wilayah dibawah naungan kementrian keuangan. Dokumen ini

memberikan informasi bahwa barang import yag diterima telah disetujui dan telah

membayar pajak kepada kementrian keuangan. Dokumen ini juga memberitahu

bahwa barang yang dikirim telah terdaftar yang berisi dari data pemasok dan

penerima barang.

Apabila barang yang datang tidak memenuhi syarat yang ditentukan maka

akan dilakukan follow up langsung kepada buyer untuk mengkonfirmasi hal

tersebut. Shipping invoice merupakan dokumen barang yang dikirim dari supplier

ke perusahaan yang menunjukan bahwa barang benar-benar dikeluarkan oleh

supplier.

Data-data dari dokumen yang diperoleh akan menjadi informasi yang

sangat penting untuk di cocokan pada software SAP agar laporan kedatangan

barang dapat diketahui secara cepat oleh seluruh bagian yang lain dan diketahui

oleh bagian buyer.

Barang yang datang tidak seluruhnya berada di bagian receiving tetapi ada

sebagian barang yang langsung dikirim pada assembling. Meskipun demikian,

barang-barang tersebut tetap di cek dan diketahui oleh bagian reciving dan

dilakukan pemeriksaan langsung di bagian assembling karena barang yang datang

tidak akan dapat dipindahkan secara cepat dan berukuran sangat besar seperti

body pesawat yang dibeli langsung.

Page 20: Laporan Kp

Barang barang yang telah selesai didata pada software SAP selanjutnya

akan ditempatkan pada rak-rak sesuai jenis komponen masing-masing pesawat.

Barang tersebut diberi tanda berupa receiving voucer yang menandakan bahwa

barang telah siap dikirim kepada bagian raw material.

3.3 Hambatan dan Cara Penanggulangan

Page 21: Laporan Kp

BAB IV

ANALISIS

4.1 Identifikasi Masalah

4.2 Landasan Teori

4.3 Analisis