Laporan Kp

download Laporan Kp

of 37

description

laporan

Transcript of Laporan Kp

LAPORAN PKL PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN ( TEACHING HOSPITAL ) UNHAS

PAGE LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PEMBANGUNAN LANJUTAN HOTEL GRAND CLARION

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Teknik sipil sebagai salah satu bidang yang berkonsentrasi pada aspek pembangunan infrastruktur memiliki peran strategis dalam pengembangan pembangunan suatu Negara. Stakeholder pada bidang pembangunan infrastruktur, sebagian besar aktivitasnya lebih ditekankan pada biaya, mutu dan waktu yang konsisten. Secara umum, proses pelaksanaan dalam ilmu ketekniksipilan bergerak pada dua bidang yaitu perencanaan dan pelaksanaan. Perencanaan merupakan tahapan inisiasi yang terdiri dari penyusunan tujuan dan langkah-langkah strategis yang disusun dalam sebuah konsep biaya, mutu dan waktu, sedangkan pelaksanaan merupakan tahapan pelaksanaan operasional dalam proses implementasi hasil perencanaan. Pada tataran aplikatif, ketidaksesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan mungkin terjadi. Oleh sebab itu sikap profesional dibutuhkan untuk mencapai suatu konsep estetika teknik.

Universitas Hasanuddin sebagai salah satu perguruan tinggi negeri sadar akan masalah kebutuhan tenaga kerja, oleh karena itu mahasiswa dibekali ilmu serta skill kompetensi sesuai bidangnya masing-masing. Dalam rangka pencapaian hal tersebut, maka salah satu agenda dalam kurikulum Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yaitu mengadakan kerja praktek. Kerja praktek diharapkan mampu meningkatkan kapabilitas mahasiswa akan keterampilan yang bersifat praktis dimana dalam kerja praktek ini mahasiswa dapat secara langsung mengadakan studi perbandingan/pengamatan terhadap teori yang didapatkan di bangku kuliah dengan hal-hal yang menyangkut teknis pelaksanaan di lapangan. Selain itu, kerja praktek dapat menjadi media eksperimen bagi mahasiswa sebelum masuk pada dunia kerja untuk jasa konstruksi.Sesuai dengan kurikulum Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, setiap mahasiswa harus menyelesaikan minimal 151 SKS (satuan kredit semester) yang salah satunya adalah kerja praktek (KP) yang memiliki 2 SKS. Sehubungan dengan hal tersebut maka kami selaku mahasiswa jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin melaksanakan Kerja Praktek (KP) pada salah satu proyek bangunan struktur yang ada dikota Makassar. Adapun proyek yang kami pilih adalah Proyek Pembangunan Lanjutan Hotel Grand Clarion.1.2 Maksud dan Tujuan Kegiatan 1.2.1Maksud Kerja Praktek

a. Mahasiswa dapat membandingkan dan menerapkan antara teori dari perkuliahan dengan teknis pelaksanaan di lapangan.

b. Mahasiswa dapat mengetahui atau mempelajari administrasi proyek dan susunan organisasinya.

c. Untuk memenuhi salah satu persyaratan kurikulum akademik Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.1.2.2 Tujuan Kerja Praktek

a. Menambah pengetahuan keteknikan khususnya dalam teknik pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

b. Menambah pengetahuan tentang wewenang tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengelolaan proyek.

c. Menambah pengetahuan tentang tahap-tahap konstruksi dari tahap awal sampai tahap yang paling akhir. 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan pada Proyek pembangunan lanjutan hotel grand clarion. Adapun waktu pelaksanaan kegiatan ini berlangsung selama 2 (tiga) bulan terhitung secara efektif mulai pada tanggal 22 Aprilr 2011 dan berakhir pada tanggal 18 Juni 2011.1.4 Sistematika Penyusunan Laporan

Penulisan laporan Kerja Praktek ini terdiri dari beberapa bab, dimana masing-masing bab membahas masalah tersendiri, selanjutnya sistematika laporan ini sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUANBab ini menjelaskan latar belakang masalah, maksud dan tujuan kegiatan, tempat dan waktu pelaksanaan, serta sistematika penulisan laporan Kerja Praktek.

BAB II

TINJAUAN UMUM DAN DATA-DATA OBJEK Memberikan gambaran umum proyek yang mencakup data-data proyek serta pihak-pihak yang terkait dalam proyek.BAB IIISEKILAS BESTEK DAN SYARAT-SYARAT SPESIFIKASI PEKERJAAN TERKAIT PROYEKDalam bab ini menguraikan tentang Perencanaan gambar struktur bangunan serta syarat-syarat spesifikasi dalam perencanaan gambar struktur bangunan tersebut.BAB IV

SCOPE PEKEJAAN YANG DIIKUTIDalam bab ini menjelaskan tentang Lingkup pekerjaan selama mengikuti pembangunan proyek renovasi gedung sekretariat dan laboratium pengujian pangan dan bahan berbahaya balai besar pom di Makassar, yang di titik beratkan pada kegiatan pengamatan pada pekerjaan struktur bangunan yang antara lain adalah Pekerjaan kolom dan Pekerjaan BalokBAB V

EVALUASI / PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan atau mengevaluasi tentang hasil pekerjaan di lapangan dengan hasil perencanaan gambar struktur dengan syarat-syarat spesifikasi proyek yang terkait.

BAB VI PENUTUPBab ini mencakup hal-hal yang menjadi kesimpulan dan saran-saran yang terkait dengan apa yang didapat dari kegiatan ini.

BAB II

TINJAUAN UMUM DAN DATA-DATA OBJEK PROYEK2.1 Tinjauan Umum Proyek

Kota Makassar merupakan kota metropolitan yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan yang penduduknya berjumlah sekitar 1,5 juta jiwa. Dari jumlah ini, menunjukkan jumlah konsumen unutk sejumlah pangan dan bahan berbahaya cukup tinggi. Olehnya itu, untuk lebih berperan dalam kontrol dan menjaga konsumsi masyarakat, dengan fasilitas dan kenyamanan yang lebih baik, dengan visi untuk lebih efektif dalam melaksanakan peran, maka Pihak Balai Besar Badan POM Makassar berencana melaksanakan Proyek Pembangunan dan Renovasi Gedung Sekretariat dan Laboratorium Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya. Proyek Pembangunan dan Renovasi Gedung Sekretariat dan Laboratorium Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya menggunakan anggaran sebesar Rp. 3,901,250,000.00,- ( Tiga Milyar Sembilan Ratus Satu Juta Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah ) ( tanpa PPh) yang terdiri dari sebuah gedung berlantai dua yang berlokasi di Jln. Bajiminasa No. 02 Makassar Provinsi Sulewesi Selatan. Proyek Pembangunan Renovasi Gedung Sekretariat dan Laboratorium Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya harus terlaksana dengan baik dari segi mutu dan waktu dan memberi nilai tambah tinggi kepada stakeholders.2.2 Data Proyek

2.2.1 Nama, Lokasi, Biaya, dan Lingkup Pekerjaan A. Nama Proyek

Proyek ini bernama Proyek Pembangunan Renovasi Gedung Sekretariat dan Laboratorium Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya Balai Besar POM di Makassar.B. Lokasi Proyek

Lokasi pekerjaan Proyek Pembangunan dan Renovasi Gedung Sekretariat dan Laboratorium Pengujian Pangan ini terletak di Jln. Bajiminasa No. 02 Makassar Provinsi Sulewesi Selatan.

Biaya Proyek

Proyek Pembangunan dan Renovasi Gedung Sekretariat dan Laboratorium Pengujian Pangan ini mempunyai total anggaran sebesar Rp. 3,901,250,000.00,- ,- ( Tiga Milyar Sembilan Ratus Satu Juta Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah ).C. Masa Pelaksanaan

Adapun waktu pelaksanaan kegiatan ini berlangsung selama 3 (tiga) bulan terhitung secara efektif mulai pada tanggal 02 Septembar 2010 dan berakhir pada tanggal 10 Desember 2010.

D. Format Pelaksanaan Proyek.Pemberi tugas : Balai Besar POM di Makassar

Konsultan pengawas: CV.AEMPATKontraktor pelaksana:PT. HAKA UTAMA E. Lingkup Pekerjaan

Lingkup kegiatan dengan hanya menitikberatkan kegiatan pengamatan pada pekerjaan fisik struktur yang antara lain terdiri dari :

1 Pekerjaan kolom.

2 Pekerjaan Balok.

2.2 Pihak Yang Terkait Dalam Pelaksanaan Proyek

2.3.1 Pemilik / Owner / Pemberi Tugas

Yang dimaksud dengan owner ( pemilik proyek ) adalah suatu badan atau instansi pemerintah atau badan swasta atau perorangan yang menugaskan kepada perencana dan pelaksana untuk merencanakan atau melaksanakan suatu proyek pembangunan.

Pelaksana akan mendapat tugas melaksanakan proyek, ditentukan dengan melalui prosedur tender terbatas (lelang terbatas) oleh pemberi tugas dengan mengundang rekanan mampu kualifikasi A. Setelah pelaksanaan sudah ditentukan dan pelaksana menerima penugasan itu maka disusunlah suatu perjanjian / kontrak antara keduanya tentang pelaksanaan tugas tersebut.

Peraturan-peraturan yang ada harus berdasarkan persetujuan kedua belah pihak dan lain sebagainya mengenai kedudukan pemberi tugas dan cara penunjukan pelaksana yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut.

Suatu penugasan dari owner kepada perencana harus disampaikan secara tertulis dan penerimaan oleh perencana disampaikan pula secara tertulis, dimana hal ini terdapat dalam proses kontrak, sedangkan kepada pelaksana, owner berhubungan langsung atau melalui seorang ahli (perencana) yang bertindak sebagai wakil dari owner.

Secara umum hak dan kewajiban owner adalah sebagai berikut:

Hak owner :1. Memberi tugas kepada perencana untuk mendesain dan menghitung RAB pada proyek yang akan dibangunnya.

2. Memberi tugas kepada pengawas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan kontraktor.

3. Memberi saran / kritikan yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek yang dibangun dan yang memerlukan perubahan rencana jika tidak terdapat dalam bestek.Kewajiban owner :1. Menyelesaikan urusan tentang hak kepemilikan dari instansi yang berwenang.

2. Menyelesaikan urusan tentang IMB ( tergantung kontrak ).

3. Membayar fee / imbalan pada perencana, pengawas dan pelaksana yang menerima tugas, sesuai kontrak yang berlaku.

2.3.2 Konsultan Perencana

Perencana adalah lembaga yang bertugas untuk membuat rencana dan sketsa sementara, membuat rencana pelaksanaan pekerjaan, gambar detail, serta membuat uraian dan syarat-syarat teknis proyek. Perencana berhak memberikan saran dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Perencana harus mampu menganalisis dan menyalurkan keinginan owner sehingga dapat terwujud suatu bangunan yang sesuai dengan fungsinya dan keinginan owner.

Perencana dapat berasal dari swasta / pemerintah, dan yang dimaksud dengan perencana adalah suatu pihak yang ditugaskan oleh pihak Owner dalam melakukan pekerjaan pembuatan desain dan rencana anggaran biaya. Dalam Proyek Pembangunan dan Renovasi Gedung Sekretariat dan Laboratorium Pengujian Pangan ini yang menjadi konsultan perencana adalahCV.LASTRINDONESIA ENGINEERING Di dalam kelompok perencana dibagi atas tiga golongan pekerjaan, yaitu :

Designer and planner (perancang dan perencana)

Konsultan (penasehat ahli)

Supervisor (pengawas)

Secara umum tugas perencana setelah menerima pekerjaan dari owner adalah sebagai berikut :

Sketsa pemikiran pertama, yaitu suatu sketsa dalam skala kecil yang memberikan gambaran yang cukup jelas tentang item pekerjaan, bentuk konstruksi, dan kemungkinan pelaksanaannya.

Membuat perencanaan sementara (pra-rencana) terdiri dari gambar-gambar sketsa dalam skala kecil yaitu site plan, denah-denah, serta potongan-potongan yang terpenting dari konstruksi proyek berikut perkiraan biaya. Gambar tersebut dipakai sebagai dasar untuk mengadakan pembicaraan dengan owner untuk perbaikan-perbaikan rencana sementara dan sebagainya.

Membuat rencana pelaksanaan, yaitu uraian lanjutan pra-rencana dan berbagai gambar detail dasar dengan skala yang lebih besar, diperinci sedemikian rupa sehingga dengan dasar itulah dapat digambar detail lengkap uraian dan syarat-syarat serta anggaran biaya yang diperlukan untuk memperoleh izin proyek oleh instansi yang berwenang.

Membuat gambar detail lengkap, yaitu gambar detail dengan skala yang cukup besar untuk menggambarkan lebih jelas seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk pelelangan pekerjaan.

Uraian syarat-syarat, yaitu uraian dari pekerjaan dan pelaksanaannya yang disusun dengan sejelas-jelasnya, termasuk anggaran biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah serta biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.

Pelelangan, meliputi pekerjaan-pekerjaan seperti penyediaan uraian gambar-gambar detail yang diperlukan, uraian dan syarat-syarat serta lampirannya, mengadakan pengumuman, mengundang rekanan, memberikan alasan atau petunjuk-petunjuk apabila dianggap perlu, mengadakan evaluasi dalam menentukan pelaksana yang berhak untuk mengerjakan proyek.

2.3 Konsultan Pengawas

Konsultan diartikan sebagai perorangan atau badan usaha yang bergerak pada biro jasa dengan mempergunakan keahliannya dan berdasarkan suatu pemberian tugas dari pihak owner untuk mengerjakan perencanaan dan pengawasan secara teoritis dan teknis.

Pada dasarnya owner menginginkan agar hasil yang diperoleh dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya yang tentu dapat memberi kepuasan baginya. Seperti kita ketahui pula bahwa pelaksana adalah suatu badan usaha komersil yang bekerja dengan harapan dapat mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya.

Dalam hal pelaksanaannya, sebagai manusia tentu tidak lepas dari kekurangan / kelebihan baik yang sifatnya disengaja maupun yang tidak disengaja dimana semua itu tentunya akan dapat mempengaruhi mutu dari suatu pekerjaan. Olehnya itu, sangatlah penting dalam melaksanakan suatu pekerjaan, pelaksana harus diawasi pekerjaannya oleh konsultan pengawas agar bila terjadi kesalahan pada pelaksanaan dapat dengan mudah segera ditegur sekaligus diarahkan kepada hasil pekerjaan yang benar.

Secara umum tugas & tanggung jawab dari suatu konsultan pengawas adalah :

1. Meneliti dan memeriksa isi dokumen kontrak.

2. Mengkoordinasi, mengarahkan serta mengontrol pelaksanan proyek yang menyangkut aspek mutu waktu dan biaya.

3. Meneliti dan memberikan rekomendasi pemakaian sub kontraktor.

4. Memeriksa gambar detail pelaksanaan (shop drawing)

5. Memeriksa bahan / peralatan kontraktor.

6. Menolak anggota yang dinilai menghambat kelancaran dan pelaksanaan kerja proyek.

7. Memerintahkan pemeriksaan khusus terhadap bagian pekerjaan yang meragukan dengan biaya kontraktor

8. Memerintahkan kontraktor untuk membongkar pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak dan memperbaiki dengan biaya kontraktor

9. Memperingatkan kontraktor secara tertulis mengenai kelalaiannya dalam memenuhi persyaratan sesuai dengan dokumen kontrak

10. Menghentikan sementara pekerjaan kontraktor apabila terdapat penyimpangan dari peraturan-peraturan yang berlaku dari dokumen kontrak

11. Apabila diperlukan konsultan dapat memerintahkan kontraktor untuk bekerja lembur

12. Memeriksa dan meneliti dokumen pembayaran yang diajukan kontraktor

13. Memeriksa dan meneliti pekerjaan yang kurang dan yang bertambah

14. Memeriksa dan meneliti as-built drawings dan manual yang dibuat oleh kontraktor

15. Memeriksa dan meneliti pekerjaan kontraktor sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak yang sesuai dengan ketentuan dokumen kontrak sehubungan dengan penyerahan pertama kerja

16. Memeriksa dan meneliti pekerjaan kontraktor untuk menyerahkan pekerjaan kedua

Dalam pengawasan juga harus diperhatikan pengendalian pelaksanaan proyek (tahap konstruksi) yang mencakup :

Pengendalian mutu

Pengendalian waktu

Pengendalian biaya

Pada Proyek Pembangunan dan Renovasi Gedung Sekretariat dan Laboratorium Pengujian Pangan ini yang menjadi konsultan pengawas adalah CV.AEMPAT KONSULTAN.2.3.4 Kontraktor / Pemborong

Pelaksana atau di kalangan umum lebih dikenal dengan istilah pemborong (kontraktor) adalah perusahaan-perusahaan yang bersifat perorangan atau lebih yang berbadan hukum dan bergerak dalam bidang konstruksi. Pelaksana dapat bersifat swasta maupun BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Selain itu kontraktor merupakan badan hukum yang menpunyai tenaga ahli atau keahlian serta peralatan lengkap, untuk mengusahakan dan melaksanakan pekerjaan bangunan untuk orang lain/jasa atas dasar pembayaran, seperti yang telah di tetapkan.

Secara umum hak dan kewajiban dari kontraktor, adalah :

1. Melaksanakan suatu pekerjaan yang di berikan oleh bouwher (pemberi pekerjaan).

2. Bertanggung jawab atas pelaksana konstruksi hingga selesai sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syaratnya.

3. Berhak menerima pembayaran dari Bowher sesuai dengan hasil kerja yang di hasilkan.

Pada proyek pembangunan gedung sekolah dasar zion ini, yang bertindak sebagai pelaksana atau kontraktor adalah PT. HAKA UTAMA.2.3 Pengendalian Proyek

Pengendalian proyek ini dimaksudkan agar pekerjaan yang dihasilkan nantinya sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam kontrak yaitu mengenai kualitas dan biaya yang optimal dalam jangka waktu yang telah direncanakan dengan mempertimbangkan akan adanya faktor-faktor yang dapat menghambat jalannya proyek. Maka dari itu diperlukan adanya suatu sistem kerjasama yang terpadu antar pihak-pihak yang terkait dalam pelaksana dan pengawasan pekerjaan proyek.

Pengendalian proyek dapat diarahkan pada beberapa sasaran yang terkait dengan pelaksanaan proyek yaitu :

2.4.1 Pengendalian Mutu/Kualitas PekerjaanPengendalian kualitas pekerjaan ini sudah harus dimulai dari tahap perencanaan dan perancangan dengan beberapa pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan material, standar yang digunakan, metode pelaksanaan, dan sebagainya.

Pengendalian mutu/kualitas pekerjaan meliputi material dan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang diisyaratkan secara teknis, sehingga diperlukan pengujian-pengujian terhadap kualitas material di laboratorium seperti pengujian terhadap mutu beton dilihat dari kuat tekan, performance, dan karakteristik agregat kasar/halus dan sebagainya.

Selain itu diperlukan pengecekan terhadap kualifikasi supplier atas material yang disediakan sehingga pemenuhan material memiliki jaminan kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pengendalian mutu/kualitas pekerjaan sangat penting bagi tercapainya hasil yang maksimal sesuai spesifikasi yang telah ditentukan dalam kontrak.

2.4.2 Pengendalian WaktuPengendalian waktu ini dimaksudkan agar pekerjaan-pekerjaan itu dapat selesai sesuai waktu yang ditentukan dalam kontrak. Bagi kontraktor, keterlambatan berarti penambahan biaya, dikenakan denda dan dapat menurunkan kredibilitas berarti pelaksana untuk waktu-waktu yang akan datang. Sedangkan kerugian pemilik terutama berupa keterlambatan penyerahan produk hasil proyek yang sedang dibangun. Pengendalian waktu ini berdasarkan Time Schedule yang sudah dibuat dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin dapat mempengaruhi pelaksanaan sehingga terdapat keterlambatan seperti faktor cuaca, stabilitas politik dan ekonomi, kondisi peralatan dan sebagainya.

Pengendalian waktu dilakukan dengan membuat Job List harian dan mingguan sesuai dengan kenyataan di lapangan untuk mengetahui progress dari pelaksanaan pekerjaan proyek, sehingga dapat dievaluasi berbagai kendala yang mungkin terjadi untuk diantisipasi pada pelaksanaan pekerjaan berikutnya. Job list ini menjadi pedoman penting bagi semua staff yang berhubungan langsung dengan lapangan dan mereka bertanggungjawab terhadap pencapaian target waktu pekerjaan guna keberhasilan proyek dari segi waktu.

Untuk mengejar keterlambatan ini ditempuh beberapa cara antara lain penambahan jam kerja pada malam hari dengan persetujuan pengawas lapangan. Di samping itu sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu harus dibuat rencana kerja yang memuat target tertentu yang harus dicapai. Hal ini dimaksudkan agar waktu yang tersedia dapat dipergunakan seefektif mungkin. Penyelesaian proyek yang lebih awal dari waktu yang ditentukan merupakan suatu keuntungan, dalam hal ini dapat dicapai jika pengendalian terhadap waktu pelaksanaan yang ditaati berdasarkan time schedule yang telah disusun.

2.4.3 Pengendalian BiayaBiaya proyek erat kaitannya dengan volume dan waktu pekerjaan, dengan berdasarkan atas grafik hubungan waktu dan biaya sesuai dengan rencana kerja dan realisasi di lapangan. Hal ini dipengaruhi oleh penyediaan material, produktivitas, dan upah kerja dan kemampuan operasional peralatan serta keadaan cuaca, apabila faktor-faktor di atas dapat dikendalian, dengan sendirinya kita akan mendapatkan waktu yang minimum dengan hasil yang optimal.2.4.4 Pengendalian Material, Tenaga Kerja, dan PeralatanMaterial, tenaga kerja dan peralatan dalam pelaksanaan proyek merupakan unsur-unsur dasar yang mempengaruhi biaya, waktu, mutu/kualitas pekerjaan sehingga usaha-usaha pengendalian melalui pengawasan yang intensif dan evaluasi secara menyeluruh sangat penting untuk memperoleh produktivitas yang optimum bagi tercapainya tujuan proyek.Usaha-usaha pengendalian ketiga hal tersebut dapat ditempuh dengan menerapkan suatu sistem manajemen kerja dan pengawasan yang terpadu, terstruktur berdasarkan peraturan dan keselamatan kerja yang terkait dengan pelaksanaan proyek, seperti pemilihan pasokan material, jam kerja, upah, dan operasional peralatan.

BAB IIISEKILAS BESTEK DAN SYARAT-SYARAT SPESIFIKASI PEKERJAAN TERKAIT PROYEK3.1 Tinjauan Umum

Dalam dunia konstruksi yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana bentuk dan susunan pekerjaan yang akan dilaksakan, sehingga pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan apa yang di harapkan oleh pihak pemilik proyek, dalam hal ini adalah owner.

Bentuk dan susunan pekerjaan tersebut sangat terkait dengan gambar Bestek dan syarat-syarat spesifikasi pekerjaan terkait proyek yang dikerjakan.Dimana gambar bestek dan syarat-syarat spesifikasi tersebut termuat dalam spesifikasi teknis yang terkait pekerjaanSpesifikasi teknis merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan gambar-gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus disepakati, harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dan pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.3.2 Sekilas Tentang Bestek dan Syarat-Syarat Spesifikasi

1.1.1. Konstruksi Kolom BetonKolom adalah batang tekan vertical dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan suatu lokasi kritis yang dapat menebabkan runtuhnya (Collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur. SK-SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponenstruktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertical dengan bagian tinggi yang tidak di topang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. (Dian Ariestadi,2008)

Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan beban bangunan dan beban lain dan beban hidup (manusia dan barang),dan beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan di mulai dari atap, beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan kepermukaan tanah yang ada di bawahnya. (Dian Ariestadi,2008)

Kolom aspek pendukung yang direncanakan pada Proyek Pembangunan Renovasi Gedung Sekretarat Dan Laboratorium Pengujian Pangan Dan Bahan Berbahaya Balai Besar Pom Di Makassar adalah1. Kolom Utama.

Kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada di atasnya. Ukuran kolom yang digunakan terbagi atas 4 tipe :

a. Type kolom K1, ukuran kolom 450x450 mm menggunakan tulangan bawah, tengah dan atas 12 16 dengan tulangan sengkang/beugel 10 - 15. Jarak antara kolom K1 pada lantai dasar berfariasi antara 250 cm 700 cm dan jarak antara kolom K1 dengan K2 bervariasi antara 200 cm 525 cm. Dapat di lihat pada gambar 3.1 dan gambar 3.2b. Type kolom K2, ukuran kolom 400x400 mm menggunakan tulangan bawah, tengah, dan atas 12 dengan tulangan sengkang/beugel 10 15. Jarak antara kolom K2 pada lantai dasar adalah 400 cm.c. Type kolom K3, ukuran kolom 300x300 mm menggunakan tulangan bawah, tengah, dan atas 8 dengan tulangan sengkang/beugel 10 15.d. Type kolom K3, ukuran kolom 300x250 mm menggunakan tulangan bawah, tengah, dan atas 8 16 dengan tulangan sengkang/beugel 10 15.2. Kolom Praktis.

Kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil. Adapun ukura kolom yang digunakan adalah Type KP dengan ukuran 130x130 mm menggunakan tulangan 4 12 dengan tulangan sengkang/beugel 6 15

Gambar 3.1. Detail Penulangan Kolom K1

Gambar 3.2. Detail Susunan Tulangan1.1.2. Konstruksi Balok Beton Suatu gelagar balok bentang sederhana menahan beban yang mengakibatkan timbulnya momen lentur, akan mengalami deformasi (regangan) lentur. Dalam hal tersebut, regangan tekan akan terjadi di bagian atas dan regangan tarik di bagian bawah penampang. Regangan-regangan tersebut mengakibatkan tegangan-tegangan yang harus ditahan oleh balok, tegangan tekan di bagian atas dan tegangan tarik di bagian bawah penampang. Karena tulangan baja dipasangan pada bagian tegangan tarik bekerja yaitu pada bagian bawah, maka secara teoritis balok ini disebut sebagai balok bertulangan tarik saja. Pada bagian tekan atau bagian atas penampang umumnya tetap dipasang perkuatan tulangan, tetapi bertujuan untuk membentuk kerangka kokoh yang stabil pada masing-masing sudut komponen. (Dian Ariestadi,2008)Balok yang digunakan dalam Proyek Pembangunanan Renovasi Gedung Sekretariat dan Laboratorum Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya Balai Besar POM di Makassar di bagi atas:

1. Balok Induk. Yang terdiri dari 4 type yaitu:

a. Type Balok BI1, Ukuran Balok 300x500 mm menggunakan tulangan utama atas dengan tulangan tumpuan kiri 6 19, tulangan lapangan 3 19, dan tulangan tumpuan kanan 6 19, tulangan utama bawah dengan tulangan tumpuan kiri 3 19, tulangan lapangan 6 19, dan tulangan tumpuan kanan 3 19, tulangan sengkang 10 15, dan tulangan pinggang 2 16. Dapat dilihat pada gambar 3.3b. Type Balok BI2, Ukuran Balok 250x400 mm menggunakan tulangan utama atas dengan tulangan tumpuan kiri 5 19, tulangan lapangan 5 19, dan tulangan tumpuan kanan 5 19, tulangan utama bawah dengan tulangan tumpuan kiri 3 16, tulangan lapangan 3 16, dan tulangan tumpuan kanan 3 16, dan tulangan sengkang 10 15.

c. Type Balok BI3, Ukuran Balok 150x500 mm menggunakan tulangan utama atas dengan tulangan tumpuan kiri 5 16, tulangan lapangan 3 16, dan tulangan tumpuan kanan 5 16, tulangan utama bawah dengan tulangan tumpuan kiri 2 16 + 5 12, tulangan lapangan 4 16 + 5 12, dan tulangan tumpuan kanan 2 16, dan tulangan sengkang untuk tumpuan kiri 10 15, tulangan lapangan 10 20, dan tumpuan kanan 10 - 15.

d. Type Balok BI4, Ukuran Balok 150x500 mm menggunakan tulangan utama atas dengan tulangan tumpuan kiri 5 16, tulangan lapangan 2 16, dan tulangan tumpuan kanan 5 16, tulangan utama bawah dengan tulangan tumpuan kiri 2 16, tulangan lapangan 5 16, dan tulangan tumpuan kanan 2 16, dan tulangan sengkang 10 15.2. Balaok Anak. Yang terdiri dari 4 type yaitu:

a. Type Balok BA, Ukuran Balok 200x350 mm menggunakan tulangan utama atas dengan tulangan tumpuan kiri 5 16, tulangan lapangan 5 16, dan tulangan tumpuan kanan 5 16, tulangan utama bawah dengan tulangan tumpuan kiri 2 16, tulangan lapangan 5 16, dan tulangan tumpuan kanan 3 16, dan tulangan sengkang 10 15.b. Type Balok BA1, Ukuran Balok 200x300 mm menggunakan tulangan utama atas dengan tulangan tumpuan kiri 3 16, tulangan lapangan 2 16, dan tulangan tumpuan kanan 3 16, tulangan utama bawah dengan tulangan tumpuan kiri 2 16, tulangan lapangan 3 16, dan tulangan tumpuan kanan 2 16, dan tulangan sengkang 10 15, tulanagn lapangan 10 20, dan tumpuan kanan 10 - 15.c. Type Balok RB1, Ukuran Balok 130x250 mm menggunakan tulangan utama atas dengan tulangan tumpuan kiri 3 12, tulangan lapangan 2 12, dan tulangan tumpuan kanan 2 10, tulangan utama bawah dengan tulangan tumpuan kiri 2 12, tulangan lapangan 3 12, dan tulangan tumpuan kanan 2 12, dan tulangan sengkang untuk tumpuan kiri 8 15, tulanagn lapangan 8 20, dan tumpuan kanan 8 - 15.d. Type Balok RB2, Ukuran Balok 130x150 mm menggunakan tulangan utama atas dengan tulangan tumpuan kiri, tulangan lapangan, dan tulangan tumpuan kanan 2 10, tulangan utama bawah dengan tulangan tumpuan kiri, tulangan lapangan, dan tulangan tumpuan kanan 2 10, dan tulangan sengkang untuk tumpuan kiri 6 15, tulanagn lapangan 6 20, dan tumpuan kanan 6 - 15.Gambar 3.3. Detail Penulangan Balok BI1

Pada pengecoran kolom dan balok pada pekerjaan tersebut digunakan mutu beton K225 atau dengan perbandingan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl dengan nilai slamp 12 cm, Kayu yang digunakan dalam pekerjaan bekistingnya adalah kayu kelas III, kayu papan kelas III dan multipleks, Tulangan yang digunakan dalam konstruksi ini adalah tulangan polos dengan nilai selimut beton sebesar 40 mm.Dalam pengerjaan konstruksi struktur proyek pembangunan renovasi gedung ini, keseluruhannya menggunakan persyaratan yang sesuai dengan PBI 71 atau yang terkait dengan proyek konstruksi. BAB IV

SCOPE PEKERJAAN YANG DIIKUTI4.1Pekerjaan KolomUntuk lantai 1, terdapat 3 tipe kolom dan yang khusus diamati adalah kolom tipe K1 (450x450 mm).4.1.1 Pembesian Kolom

Pembesian kolom dimulai dari proses fabrikasi tulangan (pemotongan dengan bar cutter machine dan pembengkokan dengan bar bender machine).

Berikut ini sketsa penulangan kolom untuk tipe K1:

Gambar 3.6. Contoh Gambar pembesian kolom K1Gambar 4.1. Contoh Pembesian Pada Kolom K1

Pada gambar4.1 diatas diketahui bahwa tulangan utama terdiri dari 12 buah tulangan polos (plain) diameter 16 mm, diikat oleh tulangan sengkang polos diameter 8 mm dengan jarak 20 cm.Setelah itu pembesian dilakukan oleh pekerja secara terpisah. Setelah pembesian selesai proses erction dilakukan secara manual.

4.1.2 Bekisting Kolom

Setelah pemasangan pembesian kolom maka langkah selanjunya adalah pemasangan bekisting kolom. Bekisting kolom yang dipakai pada proyek ini adalah bekisting konvensional sebagai berikut : Multipleks 9 mm, balok vertikal 4/6, balok horizontal 4/6, sabuk balok 5/7 single, dan balok 6/12 sebagai penahan. Kawat anyam (agar tulangan atas tidak berimpit dengan tulangan bawah). Adapun proses pelaksanaanya yaitu :

1. Merangkai bekisting kolom sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

2. Membuat marking untuk menjamin ketepatan kolom pada AS-nya.

3. Memasang besi tulangan kolom pada sekeliling kolom (bagian atas dan tengah) yang sudah dilengkapi dengan beton decking yang diikatkan pada tulangan kolom dengan menggunakan kawat. Fungsi dari beton decking ini adalah untuk memberi jarak antara bekisting kolom dengan tulangan kolom (jadi tulangan kolom tidak langsung berhubungan dengan bekisting). Pada akhirnya, beton decking akan menjadi satu dengan selimut beton.

4. Memasang bekisting tersebut dengan satu persatu.5. Memasang panel bekisting satu per satu dan ditahan sabuk / skur sementara yang berfungsi untuk menahan desakan dari beton saat proses pengecoran berlangsung. Sabuk ini terdiri dari kaso 5/7 single yang dipasang di keempat sisi kolom.

6. Memasang klem kolom sesuai dengan tempat yang direncanakan.

7. Kemudian pemasangan balok penahan untuk menahan bekisting.

8. Melumasi bekesting dengan minyak bekesting.

9. Kolom siap untuk di cor.

10. Pembongkaran bekesting kolom dilakuan apabila telah berumur 3 x 24 jam.

Seperiti terlihat pada gambar berikut ini

Gambar 4.2. Contoh Pemasangan Bekisting Kolom 4.1.3 Pengecoran Kolom

Sebelum dilakukan pengecoran, bekisting dibersihkan terlebih dahulu pertama dengan air kemudian disemprot dengan angin dengan menggunakan alat Compressor. Setelah itu, pihak Quality Control mengecek kelayakan bekisting dan tulangan, apakah sudah memenuhi spesifikasi atau belum. Bila sudah disetujui, maka langkah berikutnya adalah pengecoran kolom. Pengecoran kolom dapat dilakukan dengan menggunakan wadah yang diangkut oleh tukang dengan menggunakan katrol sederhana. Kapasitas satu wadah 0.2 m. Beton untuk pengecoran berasal dari ready mix dengan nilai slump 9.8 cm dapat dilihat pada gambar 4.3.Pada pengecoran kolom digunakan beton K225. Agar besi tidak melekat pada bekisting dan untuk mendapat selimut beton, maka diletakan tahu beton antara bekisting dan tulangan. Tahu beton terbuat dari semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 2 atau 1 : 3. Ada juga kawat besinya yang digunakan untuk mengikat tahu beton dengan tulangan kolom. Tahu beton berbentuk silinder dengan tebal bervariasi sesuai dengan selimut beton. Tebal selimut yang digunakan adalah 40 mm.Dalam proses pengecoran kolom, harus diperhatikan tinggi jatuh pengecoran. Tinggi jatuh pengecoran tidak boleh melebihi 1,00 m karena dapat menyebabkan terjadinya segregasi material dan juga akan menambah beban pada bekisting.Saat pengecoran sedang berlangsung, dilakukan pemadatan, yang tujuannya untuk mengurangi rongga udara pada beton. Meskipun demikian, pemadatan tidak boleh terlalu lama karena dapat mengakibatkan segregasi material penyusun beton.

Apabila pengecoran akan dihentikan dan dilanjutkan pada hari berikutnya, maka pengecoran dihentikan atas persetujuan pengawas pada tempat yang momennya nol, yatu pada saat seperempat tinggi kolom. Adapun pada proses pengecoran ini dugunakan zat aditive yaitu setiap 1 m3 beton ditambahkan 2 liter Superplastisizer agar membantu mempercepat proses pengerasan beton.

Gambar 4.3. Pengujian Slamp Beton4.1.4 Pembongkaran Bekisting Kolom

Setelah kurang lebih 12 jam, bekisting kolom dapat dilepas. Bekisting dapat dipindahkan ke lokasi kolom yang lain yang akan dicor. Pembongkaran bekisting dilakukan oleh pekerja. Setelah itu kolom di curing dengan cara disiram.

4.2 Pekerjaan Balok (Beam)Dimensi beam yang digunakan pada lantai 1 bervariasi, dan dikelompokkan menjadi 5 tipe. Dari segi dimensinya terbagi atas 5 yaitu

BI1 Dimensi 300x500 mm

BI2 Dimensi 250x400 mm

BI3 Dimensi 150x900 mm

BI4 Dimensi 150x500 mm

BA Dimensi 200x350 mm

Pekerjaan Balok dan plat dikerjakan secara bersamaan. Sama seperti pengerjaan kolom, pertama kali juga dilakukan pengerjaan bekisting. Agar waktu yang dibutuhkan seminimal mungkin, pengerjaan bekisting dan penganyaman tulangan dapat dilakukan secara bersamaan. Setelah pembuatan bekisting dan penulangan selesai, baru dilanjutkan dengan pengecoran beton.

4.2.1 Pemasangan Perancah Balok

Scaffolding balok terdiri dari pasangan besi yang dipasang dengan jarak 90 cm, ada juga besi yang dipasang menyilang sebagai pengaku silang. Berikut ini sketsa scafolding dan bagian-bagiannya :

Gambar 4.4. Sketsa Scafolding U head adalah kepala scafolding yang berbentuk huruf U dimana nantinya akan menjadi dudukan balok / suri, posisinya dapat diputar sesuai penempatan balok yang akan diposisikan.

Join Pin adalah penyambung antara scafolding yang satu dengan yang lainnya agar mencapai elevasi balok atau plat yang akan ditopang.

Crossbrace, adalah besi silang yang berfungsi sebagai pengaku.

Jack base, merupakan plat dasar yang akan menumpu pada lantai.4.2.2 Pemasangan Bekisting Balok

Bekisting balok terbuat dari plywood dengan tebal 9 mm. Penggunaan plywood bertujuan agar air semen yang ada pada campuran tidak meresap ke dalam bekisting. Selain menjaga air semen, manfaat penggunaan plywood ini dapat dilihat dari permukaan balok yang licin. Bekisting balok difabrikasi khusus, mulai dari balok yang duduk pada U head scafolding, siku penopang bagian sampingnya dan panel dindingnya sendiri.

Adapun langkah-langkah pemasangan bekisting balok sebagai berikut :1. Penentuan elevasi balok secara langsung oleh surveyor dan mandor sampai pada elevasi tertentu, dan dipastikan datar diantara kolom tempat balok bertumpu.

2. Pasang perancah, termasuk balok baja profil penyangga bekisting balok yang akan dibuat.

3. Pasang bekisting kepala kolom di ujung / atas kolom beton yang sudah dicor.

4. Tarik benang yang menghubungkan 2 kolom paling tepi untuk menentukan kelurusan as balok, benang tersebut tetap dipasang sampai pemasangan dinding balok terpasang.

5. Buat marking tepi bekisting balok pada balok penyangga diatas perancah.

6. Pasang panel bekisting dasar balok dan selanjutnya langsung disetel elevasi dasar yang dikehendaki dengan cara menaikkan / menurunkan perancah dengan baji / klos.

7. Pasang bekisting dinding balok termasuk siku penopang bagian samping, lalu kencangkan pengikatnya sehingga posisi baut 45o atau tegak lurus terhadap siku penopang dan dinding bekisting balok dalam posisi tegak.8. Pemasangan besi tulangan termasuk beton decking-nya.

9. Bekisting balok siap dicek oleh pengawas lapangan sebelum dicor.4.2.3 Pembesian Balok

Tulangan yang digunakan pada balok adalah tulangan polos susunan penulangan balok berbeda-beda tiap tipenya sebagai contoh balok BI1 300x500 memiliki pola penulangan seperti gambar berikut.

Gambar 4.5 Penulangan dan Pemasangan Bekisting Balok BI1

4.2.4 Pengecoran Balok

Setelah terpasang, maka bekisting balok di cek pembesian dan kekokohan daripada bekistingnya, mulai dari siku penopang bagian samping, perancah, dan baut-baut penguncinya harus terpasang dengan baik. Jika telah selesai dicek maka pengecoran dapat dilakukan.

Pada umumnya pengecoran plat dan balok dilakukan secara bersama-sama. Karena luasan daerah yang akan dicor besar maka pengecoran dilakukan dengan menggunakan Concrete Pump. Concrete Pump digunakan untuk menaikkan beton dari truk ready mix ke lokasi pengecoran. Kemudian dipadatkan dengan vibrator untuk menghilangkan rongga udara pada beton. Proses pengecoran balok dapat dilihat pada gambar 4.6.

Dalam pelaksanaan pengecoran harus ada pengawasan yang ketat, campuran beton ready mix yang keluar dari truck mixer beton tidak boleh terlalu tinggi. Tingginya tidak boleh lebih dari 1.00 m.. Beton ready mix pertama-tama dituang pada sisi balok kemudian mengitari semua balok lalu ke plat. Pengecoran dilakukan per bagian. Ketika beton ready mix dituang maka para buruh harus sudah siap menggeser campuran beton tersebut hingga rata. Setelah satu bagian selesai dan dilanjutkan ke bagian lain, maka tukang sudah siap dengan alat pengukurnya untuk mengukur tebal plat, apa sudah sesuai dengan tebal rencana atau tidak, dan dilakukan penggosongan supaya betonnya rata.a. Penentuan elevasi atau tebal plat dilakukan biasanya dilakukan dengan 2 cara yaitu :

b. Metode Relat yaitu tebal plat sudah ditentukan sebelum pengecoran, dan dibuatkan acuan sehingga pada saat pengecoran pekerja tinggal meratakan permukaan plat berdasarkan acuan tersebut, biasanya pipa baja digunakan untuk meratakan permukaannya. Metode ini biasa dilakukan pada pekerjaan perkerasan kaku (rigid pavement).c. Metode Pengukuran langsung, dilakukan oleh surveyor dengan bantuan waterpass.

Pengaruh panas yang berlebihan khususnya untuk betonbeton yang tipis seperti plat, dapat menyebabkan retak akibat molekul-molekul yang terpisah. Untuk mengurangi pengaruh panas tersebut maka beton yang telah dicor harus disiram dengan air. Proses ini dinamakan curing.

Gambar 4.6. Proses Pengecoran Balok Besert Plat4.2.5 Pembongkaran Bekisting

Berbeda dengan kolom, bekisting balok dan pelat serta perancahnya baru boleh dilepas pada saat beton mencapai umur 14 - 28 hari, dengan catatan tetap dipasangi pipe support dibawahnya.

Support boleh dilepas total pada saat mutu beton melebihi 60% dari kekuata rencananya. Atau > 60 % dari kekuatan beton umur 28 hari. Tetapi perlu diingat, apabila di atas pelat tersebut masih ada pekerjaan atau ada tumpukan material berat maka sebaiknya pipe support tetap dipasang di bawahnya.Adapun langkah-langkah pembongkaran bekisting kolom antara lain :

a) Kendorkan baut (u-head) scaffolding.

b) Keluarkan balok girder dan balok pendukung.c) Lepaskan multipleks 9 mm.d) Lepaskan scaffolding.BAB V

EVALUASI / PEMBAHASANDari hasil pelaksanaan selama pekerjaan kolom dan balok yang diikuti pada proyek pembangunan renovasi gedung sekretariat dan laboratorium pengujian pangan dan bahan berbahaya balai besar POM di Makassar, ada beberapa hal yang perlu di perbaiki adalah :1. Jarak dan diameter pembesian yang di lakukan pada saat pelaksanaan di lapangan harus betul-betul di kontrol dengan baik oleh konsultan pengawas lapangan.

2. Pengontrolan nilai slamp sebaiknya sesuai dengan spesifikasi yang direncanakan.3. Setelah pemasangan bekisting kolom, seharusnya dilakukan pengontrolan ulang sehingga tidak terjadi adanya lekukan yang seharusnya tidak terjadi.

4. Penggunaan vibrator pada saat pengecoran balok harus diperhatikan.BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Selama mengikuti pelaksanaan kerja praktek dalam kurun waktu dua bulan pada proyek pembangunan renovasi gedung sekretariat dan laboratorium pengujian pangan dan bahan berbahaya balai beasar POM di Makassar yang dilaksanakan oleh konsultan pengawas CV. A EMPAT KONSULTAN, kami mendapatkan banyak hal yang kami peroleh sebagai bahan perbandingan antara materi kuliah yang teoritis dengan pekerjaan lapangan seperti metode pelaksanaan pekerjaan, sistim pengawasan dan pengendalian mutu, serta mekanisme kerja organisasi dalam proyek.

Sebagai akhir dari laporan kami simpulkan beberapa hal yang telah kami peroleh di lapangan :

Pengetahuan tentang materi kuliah yang teoritis memberikan manfaat yang besar dalam pelaksanaan suatu proyek di lapangan.

Indikator keberhasilan suatu proyek adalah efektifitas dan efisiensi waktu, biaya dan mutu.

Penggunaan bekisting mesti mesti mendapat perhatian khusus karena material kayu yang digunakan akan menjadi sampah diakhir proyek.

Komunikasi yang baik antara semua pihak yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek adalah kunci penyelesaian setiap permasalahan.

5.2 Saran-saran

Adapun saran yang dapat kami berikan sebagai hasil dari kerja praktek antara lain :

Peserta kerja praktek sedapat mungkin menjalin kerja sama yang baik dengan berbagi pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek tresebut baik secara langsung maupun tidak langsung.

Agar pelaksanaan proyek berjalan lebih lancar, diperlukan lebih banyak berkonsultasi antara pelaksana dan pengawas sehingga tidak terjadi kesalahan yang akan merugikan pemilik bangunan.

Sebaiknya peserta kerja praktek memanfaatkan kesempatan untuk bertanya kepada pihak yang terlibat mengenai hal-hal yang berkenaan dengan proyek tersebut.

Diperlukan jalinan komunikasi yang erat antar sesama rekan kerja yang terlibat langsung dalam proses pembangunan suatu proyek mulai dari proses perencanaan sampai denagn pelaksanaan proyek.

PAGE 25