laporan KP

download laporan KP

of 31

Transcript of laporan KP

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dewasa ini sangat terasa manfaat nya dalam membantu permasalahan dalam proses suatu kegiatan. Kegiatan yang umumnya menggunakan peranan teknologi informasi yaitu pengolahan data keuangan, pengolahan data jual beli, pengolahan data kepegawaian, pengolahan data inventarisasi barang dan lain-lain. Sekretariat Daerah Kota Gorontalo merupakan salah satu wadah yang bergerak di bidang pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu kegiatan yang ada di Sekretariat Sekretariat Daerah Kota Gorontalo khususnya di Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat adalah inventarisasi barang. Menurut Wardana (2010), Inventarisasi barang merupakan pencatatan data yang hubungannya dengan barang atau aset di dalam sebuah instansi. Umumnya kegiatan dalam inventarisasi barang adalah pencatatan pengadaan barang, penempatan, mutasi,dan pemeliharaan. Selama ini proses inventarisasi barang di kantor Sekretariat Daerah Kota Gorontalo khususnya Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat dapat dikatakan masih manual, walaupun sudah menggunakan komputer sebagai alat bantu. Sehingga tidak jarang sering terjadi kesalahan data, kehilangan data, ketidak akuratan data bahkan sulit dalam mencari arsip data yang terdahulu.

1

2

Dengan terjadinya masalah tersebut diatas, diperlukan sarana yang dapat meringankan tugas seorang pemimpin, bagian Adm. Kesra dan personalia dalam menyelesaikan suatu masalah terutama masalah inventarisasi barang. Salah satu alternatif yanng dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menerapkan sistem komputerisasi yang berupa sistem informasi inventori. Dengan sistem ini diharapkan dapat diperoleh data secara tepat, cepat dan lebih efisien waktu, tenaga dan biaya. Sehingga dapat menunjang evaluasi, analisis serta proses pengambilan keputusan pada tingkat pimpinan. Selain itu diharapkan akan dapat meningkatkan semangat kerja, meningkatkan nuansa kerja yang lebih sistematis, menghindari dan menekan kesalahan sekecil mungkin, memudahkan dalam pemeriksaan serta menghemat waktu dan tenaga sehingga output yang dihasilkan dapat lebih memuaskan. Oleh karena itu, penggunaan komputer sangat perlu guna mencapai pelayanan yang optimal. Sehingga dengan adanya aplikasi ini diharapkan proses inventarisasi barang dapat berjalan dengan cepat dan lancar serta mengurangi kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu Bagaimana merancang Sistem Informasi Inventaris Barang Berbasis Dekstop pada Kantor Sekretariat Daerah Kota Gorontalo khususnya Bagian Adm. Kesra? 1.3 Tujuan dan Manfaat

1

1.3.1 Tujuan Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan peyusunan dari laporan Kerja Praktek ini adalah untuk merancang suatu Sistem Informasi Inventarisasi Barang Berbasis Dekstop yang dapat mengolah data inventarisasi barang di Sekretariat Daerah Kota Gorontalo khususnya Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat secara efektif dan efisien. 1.3.2 Manfaat Laporan ini diharapkan akan memberi manfaat yang berarti, baik bagi penulis sendiri, maupun bagi pihak-pihak lain. Adapun manfaat yang diharapkan dari laporan ini adalah sebagai berikut: a. Bagi penulis, laporan ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih baik tentang sistem informasi penggajian secara nyata dengan membandingkannya dengan teori yang telah penulis peroleh di bangku perkuliahan. b. Bagi instansi, laporan ini bermanfaat sebagai dasar pertimbangan dan masukan dalam menjalankan aktivitasnya. c. Bagi akademisi lainnya, laporan ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan sistem penggajian.

1.4 Metode dan Teknik Pengambilan Data

1

1. Metode Interview Metode interview merupakan metode untuk melakukan tanya jawab tentang masalah yang diamati dan dianggap belum dimengerti bagaimana teknis untuk mendapatkan data. Melakukan wawancara dengan pihak pihak yang berhubungan langsung dengan proses pengolahan inventarisasi barang dalam hal ini dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan yang sesuai dengan pembahasan yang akan dibahas. Wawancara dilakukan langsung di SETDA Kota Gorontalo Bagian Adm. Kesra kepada pihak yang mengerjakan proses inventarisasi barang tersebut. 2. Metode Literatur Metode literatur merupakan metode pengumpulan bahan untuk membuat laporan dari jurnal, dan skripsi yang berhubungan dengan bidang yang penulis lakukan. Pencarian bahan di lakukan di ruang lingkup SETDA Kota Gorontalo di Bagian Adm. Kesra, terkait laporan-laporan yang dianggap berkaitan dengan pembahasan yang akan dibahas, selain itu juga di website khusus milik Pemerintah Kota Gorontalo.

BAB II TINJAUAN UMUM2.1 Gambaran Umum Sekretariat Daerah (SETDA) Kota Gorontalo Sekretariat Daerah Kota Gorontalo memiliki kewenangan tugas tentang melaksanakan tugas mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang dilaksanakan oleh seluruh perangkat Daerah, memimpin

penyelenggaraan administrasi umum, mengembangkan organisasi dan tatalaksana, membina aparatur dan pelayanan administratif Perangkat daerah, mengendalikan dan mengevaluasi penyelenggaraan program di bidang ekonomi pembangunan, kesejahteraan sosial, kerjasama dan investasi, keuangan dan kekayaan Daerah. Visi dan Misi SETDA Kota Gorontalo Visi Misi : Kota Entrepreneur : Mewujudkan Masyarakat Kota Gorontalo yang Mandiri Dan Religius Grand Strategi Pemerintah Kota Gorontalo : 1. Menyelenggarakan kepemerintahan yang Entrepreneur 2. Mewujudkan sumber daya manusia yang berdaya saing 1. Membangun infrastruktur perkotaan yang handal 2. Menjadikan Kota Gorontalo sebagai pusat perdagangan dan jasa di kawasan teluk tomini dan sekitarnya 2.2 Stuktur Organisasi dan Job Deskripsi 5

7

2.2.1 Struktur Organisasi Secara umum, struktur organisasi Kantor Pemerintah Sekretariat Daerah Kota Gorontalo pada bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat adalah organisasi garis, yaitu kekuasaan mengalir dari atas ke bawah. Para pegawai bertanggung jawab langsung atas suatu kegiatan/pekerjaan yang telah ditetapkan dalam bidangnya masing-masing. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi Kantor Pemerintah Daerah Kota Gorontalo dan Bagian Administrasi Kesra dapat dilihat pada bagan I dan II berikut ini :

5

STAF AHLI

ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Gorontalo

5

7

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Bagian Adm. Kesra 2.2.2 Job Deskripsi 1. Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah mempunyai tugas pokok menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. Adapun fungsi Sekretariat Daerah yaitu : a. Penyusunan kebijakan Pemerintah Daerah. b. Koordinasi pelaksanaan tugas Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. c. Pembinaan administrasi pemerintahan, hukum dan organisasi. d. Fasilitasi administrasi perekonomian, kesejahteraan rakyat, humas. e. Pengelolaan keuangan daerah, sarana dan prasarana pemerintahan. f. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah. 1. Staf Ahli Staf Ahli, memiliki tugas sebagai berikut : a. Memberikan masukan kepada kepala daerah baik diminta maupun tidak. (proaktif dan kretifitas sendiri) sesuai bidang keahliannya. b. Memberi pertimbangan tertentu terhadap sesuatu kasus, diminta atau tidak kepada kepala daerah. c. Masukan tersebut baik secara lisan maupun secara tertulis secara langsung, karena tidak etis staf ahli memberi masukan kepada kepala daerah diketahui olah orang banyak. 1. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

5

Asisten Pemerintahan mempunyai tugas membina kegiatan pemerintahan, organisasi dan ketatalaksanaan serta perumusan peraturan perundangundangan. Asisten Pemerintahan terdiri dari : a. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan dan koordinasi penyelenggaraan pemerintah umum, perangkat daerah dan perkotaan, otonomi daerah dan ketertiban umum. b. Bagian Administrasi Kesra mempunyai tugas melaksanakan tugas Pemerintah Daerah dibidang kesejahteraan rakyat berdasarkan peraturan dan perundang-undangan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Bagian Administrasi Kesra terdiri dari beberapa sub bagian yakni : Sub Bagian Keagamaan melaksanakan tugas di bidang keagamaan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku untuk terwujudnya kerukunan umat beragama. Sub Bagian Sosial melaksanakan tugas di bidang administrasi sosial berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk tertibnya

penyelenggaraan tugas sosial Sub Bagian Pendidikan dan Budaya melaksanakan tugas di bidang administrasi pendidikan dan budaya daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk mendukung kegiatan pendidikan dan kebudayaan daerah. a. Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan penyaringan informasi, pemberitaan dan pengolahan data elektronik. 1. Asisten Perekonomian dan Pembangunan

5

Asisten Pembangunan mempunyai tugas membina kegiatan perekonomian, administrasi pembangunan dan hubungan masyarakat. Asisten Pembangunan terdiri dari : a. Bagian Administrasi Perekonomian mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan dan koordinasi administratif penyelenggaraan perekonomian daerah dan pembangunan. b. Bagian Administrasi Pembangunan mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk teknis di bidang pembinaan administrasi pembangunan, pembangunan permukiman dan infrastruktur,

pembangunan lintas kabupaten/kota dan tata ruang. 1. Asisten Administrasi Umum dan Aparatur Asisten Administrasi Umum mempunyai tugas membina kegiatan keuangan, kearsipan, urusan rumah tangga dan perlengkapan. Asisten Administrasi Umum terdiri dari : a. Bagian Keuangan mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan dan koordinasi penyusunan anggaran, perbendaharaan, verifikasi dan

pembukuan keuangan Pemerintah Daerah. b. Bagian Umum mempunyai tugas membina penyelenggaraan urusan dan pengadministrasian tata usaha, rumah tangga, dan keprotokolan. c. Bagian Hukum mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan perumusan peraturan perundang-undangan dan telaahan hukum, bantuan hukum dan permasyarakatan hak asasi manusia serta dokumentasi hukum.

5

d. Bagian Organisasi mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan kelembagaan, analisis jabatan, dan ketatalaksanaan serta pemberdayaan aparatur. 2.3 Sejarah Sekretariat Daerah (SETDA) Kota Gorontalo Menurut sejarah, Jazirah Gorontalo terbentuk kurang lebih 400 tahun lalu dan merupakan salah satu kota tua di Sulawesi selain Kota Makassar, Pare-pare dan Manado. Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia Timur yaitu dari Ternate, Gorontalo, Bone. Seiring dengan penyebaran agama tersebut Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah sekitar seperti Bolaang Mongondow (Sulut), Buol ToliToli, Luwuk Banggai, Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara.Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan karena letaknya yang strategis menghadap Teluk Tomini (bagian selatan) dan Laut Sulawesi (bagian utara). Kedudukan Kota Kerajaan Gorontalo mulanya berada di Kelurahan Hulawa Kecamatan Telaga sekarang, tepatnya di pinggiran sungai Bolango. Menurut Penelitian, pada tahun 1024 H, kota Kerajaan ini dipindahkan dari Keluruhan Hulawa ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Kota Barat sekarang. Kemudian dimasa Pemerintahan Sultan Botutihe kota Kerajaan ini dipindahkan dari Dungingi di pinggiran sungai Bolango, ke satu lokasi yang terletak antara dua kelurahan yaitu Kelurahan Biawao dan Kelurahan Limba B.

5

Kota Gorontalo lahir pada hari Kamis, 18 Maret 1728 M atau bertepatan dengan Kamis, 06 Syakban 1140 Hijriah. Tepat tanggal 16 Februari 2001 Kota Gorontalo secara resmi ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Gorontalo (UU Nomor 38 Tahun 2000 Pasal 7). Sebelum terbentuknya Provinsi Gorontalo, Kota Gorontalo merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Utara. Gorontalo merupakan sebuah Kotapraja yang secara resmi berdiri sejak tanggal 20 Mei 1960, yang kemudian berubah menjadi Kotamadya Gorontalo pada tahun 1965. Nama Kotamadya Gorontalo ini tetap dipakai hingga pada tahun 1999. Selanjutnya, sejak diberlakukan UndangUndang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, di mana istilah Kotamadya sudah tidak dipakai lagi, digantikan dengan Kota, maka Gorontalo pun menyesuaikan namanya menjadi Kota Gorontalo hingga sekarang. (Anonim, 2009) 2.4 Sistem Yang Sedang Berjalan Secara garis besar sistem inventaris yang sedang berjalan di Sekretariat Daerah Kota Gorontalo Bagian Administrasi kesra, meliputi 3 proses berikut ini:

A. Proses Barang Masuk Inventaris 1. Petugas mencatat barang-barang apa saja yang diperlukan kantor guna menunjang kegiatan di kantor.

5

2. Setelah mengetahui apa saja yang diperlukan maka petugas akan melaporkan kepada Bendahara kantor guna mengetahui disetujui atau tidak pembelian barang- barang inventaris di kantor. 3. Setelah disetujui, petugas akan membeli barang barang inventaris yang diperlukan pada kantor. 4. Setelah barang di beli maka barang-barang akan dicocokkan pada kuitansi yang ada dan akan dibuatkan kuitansi kantor guna disetujui atau akan ditanda tangani oleh Bendahara kantor. 5. Kuitansi yang telah dibuat akan di rekap menurut tanggal,bulan dan tahun pada buku besar guna memudahkan pencarian. 6. Kegiatan ini di lakukan pada setiap pembelian barang inventaris. B. Proses Barang Keluar Inventaris 1. Pada semua bagian di kantor, apabila ingin mengambil barang inventaris guna keperluan kegiatan kantor maka akan melapor pada administrator 2. Setelah melapor apa saja yang akan di ambil, maka administrator akan mencatat barang-barang apa saja yang akan diambil. 3. Administrator mencatat identitas barang yaitu dengan menuliskan nomor keluar barang, tanggal keluar barang, kode bagian mana yang mengambil, kode barang yang di ambil dan jumlah barang yang diambil. 4. Setelah dicatat maka catatan tersebut akan disimpan menurut bagian yang mengambil barang tersebut guna pertanggung jawaban pada kantor. C. Proses Pemeriksaan Kondisi Barang

5

1. Pada proses pemerikasaan barang, petugas akan mencatat kondisi barangbarang inventaris apa saja yang telah digunakan. 2. Pada proses pemerikasaan barang inventaris ini, akan dicatat no transaksi, tanggal pemeriksaaan kode barang yang diperiksa, kode bagian yang mengambil serta mencatat kondisi barang dengan kondisi barang baik, rusak atau hilang. 3. Setelah dicatat maka catatan tersebut akan dilaporkan ke bendahara.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 Permasalahan Inventarisasi menurut Budiono (2005) merupakan pencatatan pendaftaran barang- barang milik kantor yang dipakai dalam melaksanakan tugas. Sepeti halnya yang terjadi di Sekretariat Daerah Kota Gorontalo khususnya Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat, barang inventaris tersebut mengalami berbagai proses yang menyebabkan terjadinya perubahan jumlah, lokasi, dan kondisi barang. Proses yang terjadi tersebut adalah proses penerimaan barang, pencatatan, peminjaman, pengembalian, perbaikan, pemindahan, pemeliharaan, penghapusan, persediaan, dan laporan inventaris. Proses-proses yang terjadi ditangani dan diolah secara manual sehingga menyebabkan data tidak terstuktur. Sehingga tidak jarang sering terjadi kesalahan data, kehilangan data, ketidak akuratan data bahkan sulit dalam mencari arsip data yang terdahulu. 3.2 Usulan Pemecahan Masalah Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis memberikan usulan pemecahan masalah berupa perancangan Sistem Informasi Inventarisasi Barang Berbasis Desktop pada Kantor Sekretariat Daerah Kota Gorontalo khususnya Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat.

3.3 Desain dan Hasil

14

16

3.3.1 Desain Arsitektural Desain arsitektural merupakan rancangan arsitektural program yang digunakan untuk menggambarkan aliran proses penggunaan aplikasi ini. Ada 3 rancangan arsitektural yang dibuat, yaitu Diagram Konteks, DFD level 0 dan Diagram Relasi Tabel. 1. Konteks Diagram

Gambar 3.1 Diagram Konteks 2. DFD Level 0

14

Gambar 3.2 DFD Level 0 3. Diagram Relasi Tabel

14

Gambar 3.3 Diagram Relasi Tabel

3.3.2 Desain Database Desain database merupakan rancangan tabel-tabel yang akan digunakan dalam pembuatan program. Adapun struktur database yang telah dibuat berdasarkan Diagram Relasi Tabel, yaitu: 1. Nama Tabel Primary Key Foreign Key : sumber_brg : kode_sumber :-

14

Fungsi

: Menyimpan data master sumber pengadaan barang

Tabel 3.1 Tabel Sumber Barang No 1. 2. Nama Field kode_sumber ket : barang : kode_barang :: Menyimpan data master barang Type text text Size 6 50 Keterangan Kode Sumber Keterangan

2. Nama Tabel Primary Key Foreign Key Fungsi

Tabel 3.2 Tabel Barang No 1. 2. 3. Nama Field kode_barang nama_barang jenis_barang Type text text text Size 6 50 50 Keterangan Kode Barang Nama Barang Jenis Barang

3. Nama Tabel Primary Key Foreign Key Fungsi

: lokasi : kode_lokasi :: Menyimpan data master lokasi penempatan barang

Tabel 3.2 Tabel Lokasi No 1. 2. Nama Field kode_lokasi nama_lokasi : pengadaan_brg Type text text Size 6 50 Keterangan Kode Lokasi Nama Lokasi

4. Nama Tabel

14

Primary Key Foreign Key Fungsi

: kode_pengadaan : kode_sumber, kode_brg, kode_akhir : Menyimpan data transaksi pengadaan barang

Tabel 3.4 Tabel Pengadaan Barang No 1. 2. 3. 5. 6. 7. 8. 9. Nama Field kode_pengadaan kode_sumber kode_brg kode_akhir merk spesifikasi tahun jumlah Type text text text text text text text byte Size 6 6 6 6 20 50 4 3 Keterangan Kode Pengadaan Kode Sumber Kode Barang Kode Inventaris Merk Barang Spesifikasi barang Tahun Pengadaan Jumlah Barang

5. Nama Tabel Primary Key Foreign Key Fungsi

: pengkodean : kode_akhir : kode_penempatan, kode_sumber, kode_brg : Menyimpan data transaksi pengkodean inventaris

Tabel 3.5 Tabel Pengkodean Barang No 1. 2. 3. 4. Nama Field kode_akhir kode_penempatan kode_sumber kode_brg : penempatan_brg Type text text text text Size 25 6 6 6 Keterangan Kode Inventaris Kode Penempatan Kode Sumber Kode Barang

6. Nama Tabel

14

Primary Key Foreign Key Fungsi

: kode_penempatan : kode_akhir, kode lokasi : Menyimpan data transaksi penempatan barang

Tabel 3.6 Tabel Penempatan Barang No 1. 2. 3 4. Nama Field kode_penempatan kode_akhir kode_lokasi jumlah Type text text text byte Size 6 25 6 3 Keterangan Kode Penempatan Kode Inventaris Kode Lokasi Jumlah Penempatan

7. Nama Tabel Primary Key Foreign Key Fungsi

: pemeliharaan_brg : kode_pemeliharaan : kode_akhir, kode lokasi : Menyimpan data transaksi pemeliharaan barang

Tabel 3.7 Tabel Pemeliharaan Barang No 1. 2. 3 4. 5. 6. Nama Field kode_pemeliharaan kode_akhir kode_lokasi kon_baik kon_rusak hilang : mutasi_brg : kode_mutasi Type text text text byte byte byte Size 6 25 6 3 3 3 Keterangan Kode Pemeliharaan Kode Inventaris Kode Lokasi Jmlh. Kondisi Baik Jmlh.Kondisi Rusak Jumlah hilang

8. Nama Tabel Primary Key

14

Foreign Key Fungsi

: kode_akhir : Menyimpan data transaksi mutasi barang

Tabel 3.8 Tabel Mutasi Barang No 1. 2. 3 4. 5. Nama Field kode_mutasi kode_akhir lokasi_lama lokasi_baru jumlah : user : user :: Menyimpan data user dan password Type text text text text byte Size 6 25 20 20 3 Keterangan Kode Mutasi Kode Inventaris Lokasi Lama Lokasi Baru Jumlah Mutasi

9. Nama Tabel Primary Key Foreign Key Fungsi

Tabel 3.9 Tabel User dan Password No 1. 2. 3 Nama Field username password type Type text text text Size 10 8 20 Keterangan Username Password Tipe User

3.3.3 Desain Arsitektur Program

14

Gambar 3.4 Desain Arsitektur Program

14

3.3.4 Desain Interface Desain Interface merupakan rancangan antarmuka (interface) program yang akan diimplementasikan. Rancangan yang dibuat antara lain : 1. Form Login

Gambar 3.5 Desain Form Login 2. Form Menu Utama

16

Gambar 3.6 Desain Form Menu Utama 3. Form Sumber Pengadaan Barang

Gambar 3.7 Desain Form Sumber Pengadaan Barang 4. Form Barang

14

Gambar 3.8 Desain Form Barang 5. Form Lokasi Penempatan Barang

Gambar 3.9 Desain Form Lokasi Penempatan Barang

14

6. Form Pengadaan Barang

Gambar 3.10 Desain Form Pengadaan Barang 7. Form Pengkodean

14

Gambar 3.11 Form Pengkodean 8. Form Penempatan Barang

Gambar 3.12 Desain Form Penempatan Barang 9. Form Mutasi Barang

14

Gambar 3.13 Desain Form Mutasi Barang

BAB IV PENUTUP4.1 Kesimpulan Sistem Informasi Inventaris Berbasis Desktop ini dimaksudkan untuk mempermudah administrator pada Kantor Sekretariat Daerah Kota Gorontalo khususnya Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat dalam mengolah data inventaris sehingga akan lebih efektif dan memudahkan dalam pengolahan data inventarisbarang. Selain itu juga ditambahkan beberapa fasilitas seperti proses pembuatan laporan dan fasilitas pencarian. 4.2 Saran Untuk pengembangan Sistem Informasi Inventaris selanjutnya, diharapkan dapat membuat fitur tambahan, seperti: 1. Meningkatkan keamanan program untuk keamanan data. 2. Perbaikan tampilan antarmuka agar lebih menarik. 3. Bisa terhubung dengan jaringan atau client server (berbasis web)

36