laporan kompos.doc

25
LAPORAN TETAP PENGENDALIAN PENCEMARAN PEMBUATAN KOMPOS Laporan ini diajukan sebagai persyaratan Mata Kuliah Praktikum Pengendalian Pencemaran Oleh: Kelompok 1 Kelas 4 EG A ACHMAD SATRIA RAVALDI MN AFRIANSYAH AULIA PURQAN IKHSAN NOPRATAMA KHARINA THOHIRAH LUSIANA APRIDAYANI TRI SUTRISNO VIDIA WATI 0613 4041 1501 0613 4041 1502 0613 4041 1506 0613 4041 1512 0613 4041 1513 0613 4041 1516 0613 4041 1521 0613 4041 1522

Transcript of laporan kompos.doc

LAPORAN TETAP PENGENDALIAN PENCEMARANPEMBUATAN KOMPOS

Laporan ini diajukan sebagai persyaratan Mata Kuliah Praktikum Pengendalian PencemaranOleh:Kelompok 1Kelas 4 EG AACHMAD SATRIA RAVALDI MNAFRIANSYAHAULIA PURQANIKHSAN NOPRATAMA

KHARINA THOHIRAHLUSIANA APRIDAYANITRI SUTRISNOVIDIA WATI0613 4041 15010613 4041 15020613 4041 15060613 4041 1512

0613 4041 15130613 4041 15160613 4041 15210613 4041 1522

Dosen Pembimbing : Ir.Fatria, M.TJURUSAN TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI S1 (TERAPAN) TEKNIK ENERGIPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG 2015PEMBUATAN KOMPOS1. TUJUAN Mahasiswa dapat Membuat pupuk organik/kompos dengan EM4

2. ALAT DAN BAHAN

# ALAT YANG DIGUNAKAN

Polibag : 2 buah

Termometer 1000C

: 1 buah

Batang pengaduk

: 1 buah Pipet ukur 25 ml

: 1 buah

Bola karet

: 1 buah

Gelas kimia 500 ml

: 1 buah

Baskom

: 1 buah

Erlenmeyer250 ml

: 1 buah Cawan : 1 buah Desikator

: 1 buah Crusible

: 1 buah Furnace

: 1 set Oven

: 1 set Neraca analitik : 1 set# BAHAN YANG DIGUNAKAN

EM4

: 5 ml

Serbuk gergaji

: 1.5 kg

Sayur mayur

: 1.5 kg

Tanah

: 1 kg

Tetes tebu/molase/air gula: 5 ml

Air

: 300 ml

Pupuk kandang

: 1 kg

3. DASAR TEORI

Pengomposan dapat didefinisikan sebagai degradasi biokimia bahan organik menjadi humus. Bentuk sederhana pengomposan dilakukan secara anaerobic yang sering menimbulkan gas seperti indol, skatol, dan merkaptan pada suhu rendah. Proses pengomposan secara anaerobic membutuhkan oksigen yang cukup dan tidak menghasilkan gas yang berbahaya seperti pada anaerobic (Gumbira, E, 1992).

Proses pengomposan dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti ukuran, bahan, kadar air, aerasi, pH, suhu, dan perbandingan C dan N. Ukuran partikel penting karena bakteri dan jamur akan lebih mudah hidup pada ukuran partikel yang lebih kecil.Kadar air yang optimum penting untuk menghasilkan kompos yang baik karena semua organisme membutuhkan air bagi kelangsungan hidupnya. Air adalah bahan penting protoplasma sel yang berfungsi sebagai pelarut makanan. Kadar air dibawah 20% mengakibatkan proses metabolisme terhambat dan berjalan lambat jika kadar air diatas 60%. Ketersediaan oksigen pada proses pengomposan secara aerobic merupakan hal yang penting. Proses yang dilakukan secara aerobic lebih efisien daripada anaerobic dalam menguraikan bahan organic.Mikroorganisme sensitive terhadap perubahan suhu proses. Mikroorganisme mesofilik hidup pada 8-450C dan termofilik tumbuh dan aktif di bawah 650C, tetapi aktivitas biologisnya dapat berlangsung sampai 65-900C.Aktivitas mikroorgabisme dipertinggi dengan adanya nutrient yaitu karbon (C) sebagai sumber energy dan nitrogen (N) sebagai zat pembentuk protoplasma. Energy dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak daripada zat pembentuk protoplasma sehingga karbon lebih banyak dibutuhkan daripada nitrogen. Perbandingan C dengan N yang efektif untuk pengomposan yaitu 25 : 35.Pengertian Kompos dan Proses Pengomposan

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik.

Sedangkan proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.

Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.

Manfaat Kompos

Kompos ibarat multivitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.

Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.

Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek :

Aspek Ekonomi

1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah

2. Mengurangi volume/ukuran limbah

3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

Aspek Lingkungan

1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah

2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

Aspek bagi tanah/tanaman :

1. Meningkatkan kesuburan tanah

2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah

3. Meningkatkan kapasitas serap air tanah

4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah

5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)

6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman

7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman

8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

Dasar-Dasar Pengomposan

Bahan-bahan yang Dapat Dikomposkan

Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya : limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertanian, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dll.

Proses Pengomposan

Memahami dengan baik proses pengomposan sangat penting untuk dapat membuat kompos dengan kualitas baik. Proses pengomposan akan segera berlangsung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu.

Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30-40% dari volume/bobot awal bahan.

Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak diinginkan selama proses pengomposan karena akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses aerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S

Proses pengomposan tergantung pada :

1. Karakteristik bahan yang dikomposkan

2. Aktivator pengomposan yang dipergunakan

3. Metode pengomposan yang dilakukan Faktor yang mempengaruhi proses Pengomposan

Setiap organisme pendegradasi bahan organik membutuhkan kondisi lingkungan dan bahan yang berbeda-beda. Apabila kondisinya sesuai, maka dekomposer tersebut akan bekerja giat untuk mendekomposisi limbah padat organik. Apabila kondisinya kurang sesuai atau tidak sesuai, maka organisme tersebut akan dorman, pindah ke tempat lain, atau bahkan mati. Menciptakan kondisi yang optimum untuk proses pengomposan sangat menentukan keberhasilan proses pengomposan itu sendiri.

Konsep Pengolahan Sampah 3R

Konsep Pengelolaan Sampah 3R adalah konsep pengelolaan sampah yang menggunakan konsep Reuse, Reduce, dan Recycle.

Reuse (Guna ulang) yaitu kegiatan penggunaan kembali samapah yang masih digunakan

baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain Reduce (Mengurangi) yaitu mengurangi

segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah

Recycle (Mendaur ulang) yaitu mengolah sampah menjadi produk baru

Contoh kegiatan 3R dirumah tangga

a. Reuse:

- Gunakan kembali wadah/ kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak goring

- Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang

- Gunakan baterai yang dapat di charge kembali

- Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan

b.Reduce:

Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang. Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar. Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill) Kurangi penggunbaan bahan sekali pakai

c. Recycle :

- Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai Lakukan

pengolahan sampah organic menjadi kompos

- Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat.

Teknologi Pengomposan

Metode atau teknologi pengomposan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat teknologi yang dibutuhkan, yaitu :

Pengomposan dengan Teknologi Rendah

Teknik pengomposan yang termasuk kelompok ini adalah Windrow Composting. Kompos ditumpuk dalam barisan tumpukan yang disusun sejajar. Tumpukan secara berkala dibolak-balik untuk meningkatkan aerasi, menurunkan suhu apabila suhu terlalu tinggi, dan menurunkan kelembaban kompos. Teknik ini sesuai untuk pengomposan skala yang besar. Lama pengomposan berkisar antara 3 hingga 6 bulan, yang tergantung pada karakteristik bahan yang dikomposkan.

Pengomposan dengan Teknologi Sedang

Pengomposan dengan teknologi sedang antara lain adalah :

a.Aerated static pile : gundukan kompos diaerasi statis

Tumpukan/gundukan kompos (seperti windrow system) diberi aerasi dengan menggunakan blower mekanik. Tumpukan kompos ditutup dengan terpal plastik. Teknik ini dapat mempersingkat waktu pengomposan hingga 3-5 minggu.

b.Aerated compost bins : bak/kotak kompos dengan aerasi

Pengomposan dilakukan di dalam bak-bak yang di bawahnya diberi aerasi. Aerasi juga dilakukan dengan menggunakan blower/pompa udara. Seringkali ditambahkan pula cacing (vermikompos). Lama pengomposan kurang lebih 2-3 minggu dan kompos akan matang dalam waktu 2 bulan.

Pengomposan dengan Teknologi Tinggi

Pengomposan dengan menggunakan peralatan yang dibuat khusus untuk mempercepat proses pengomposan. Terdapat panel-panel untuk mengatur kondisi pengomposan dan lebih banyak dilakukan secara mekanis. Contoh-contoh pengomposan dengan teknologi tinggi antara lain :

a.Rotary Drum Composter

Pengomposan dilakukan di dalam drum berputar yang dirancang khusus untuk proses pengomposan. Bahan-bahan mentah dihaluskan dan dicampur pada saat dimasukkan ke dalam drum. Drum akan berputar untuk mengaduk dan memberi aearasi pada kompos.

b.Box/Tunnel Composting System

Pengomposan dilakukan dalam kotak-kotak/bak skala besar. Bahan-bahan mentah akan dihaluskan dan dicampur secara mekanik. Tahap-tahap pengomposan berjalan di dalam beberapa bak/kotak sebelum akhirnya menjadi produk kompos yang telah matang.

Sebagian dikontrol dengan menggunakan komputer. Bak pengomposan dibagi menjadi dua zona, zona pertama untuk bahan yang masih mentah dan selanjutnya diaduk secara mekanik dan diberi aerasi. Kompos akan masuk ke bak zona ke dua dan proses pematangan kompos dilanjutkan.

c. Mechanical Compost Bins

Sebuah drum khusus dibuat untuk pengomposan limbah rumah tangga.

4. PROSEDUR KERJA

Mencampurkan 5 ml EM4 dan 5 ml tets tebu/molase. Menghancurkan sampah kota, lalu mencampurkan merata dengan pupuk kandang. Menyiramkan larutan EM4 ke dalam padatan tersebut sehingga merata, lalu menutupnya. Mengukur temperature dan menjaga kelembaban komnpos dengan cara di semprot dengan larutan EM4 dan apabila basah buka tutup kompos menimbang beratnya, serta mengukur ketinggian campuran. Setelah 6 hari campuran tersebut telah menjadi pupuk. Menyimpan pupuk dalam kantung plastik yang telah disediakan. Mengamati warna dan tekstur kompos setiap hari. PROCEDUR ANALISIS Kadar AirCara kerja

Kurang lebih sebanyak 2-3 gram contoh ditimbang (So) dan di letakkan pada cawan yang telah di ketahui beratnya (Cl) Cawan beserta isinya di keringkan pada oven selama 2 jam Cawan kembali di dingnkan dan di timbang kembali (C2)Kadar air (%) = C2-C1/ So x 100 %

Kadar AbuCara kerja

Kurang lebih sebanyak 2-3 gram contoh ditimbang (So) dan di letakkan pada cawan yang telah di ketahui beratnya (Cl) Cawan beserta isinya diabukan dengan menggunakan furnace (Suhu 390-450 C) sambai dengan menjadi abu berwarna putih Cawan kembali di dingnkan dan di timbang kembali (C2)Kadar air (%) = C2-C1/ So x 100 %

NILAI PhCara kerja

Contoh kompos di encerkan dalam awuades dengan perbandingan 1:2,5 Mengaduk laturan selama 30 menit Menentukan nilai Ph dengan menggunakan kerta Ph meter5. DATA PENGAMATAN Kompos 1noparameterkamisjumatseninselasarabu

1warnaHijau kecoklatanHijau kecoklatankecoklatanCoklat kehitamanCoklat kehitaman

2suhu25 C25,5 C26 C26 C26 C

Kompos 2noparameterkamisjumatseninselasarabu

1warnaHijau kecoklatanHijau kecoklatankecoklatanCoklat kehitamanCoklat kehitaman

2suhu24 C24,5 C25 C25 C25,5 C

Data pengamatan analisis

Berat kompos 1 penentuan pH

: 2,0857 gr Berat kompos 2 penentuan pH

: 2,0629 gr Berat kompos 1 penentuan Kadar abu

: 2,0630 gr Berat kompos 2 penentuan Kadar abu

: 2,0656 gr Crusible kosong 1

: 43,8580 gr Crusible kosong 2

: 35, 9850 gr Berat kompos 1 penentuan Kadar air

: 2,008 gr Berat kompos 2 penentuan Kadar air

: 2,0818 gr Cawan kosong 1

: 50,4 gr Cawan kosong 2

: 47,7 gr Berat kompos 1 setelah analisa kadar abu

: 0,242 gr Berat kompos 2 setelah analisa kadar abu

: 0,215 Berat kompos 1 setelah analisa kadar air

: 0,7 gr Berat kompos 2 setelah analisa kadar air

: 0,7 grkomposKadar AbuKadar Air

1Crusible 1Crusible 2Cawan 1Cawan 2

2%%%%

6. PERHITUNGAN Penentuan kadar abu kompos 1 Penentuan kadar abu kompos 3 Penentuan kadar air kompos 1 Penentuan kadar air kompos 2

7. TUGASKompos dari sampah organic domestic

Definisi

Kompos dari sampah organic domestic merupakan bentuk akhir dari bahan-bahan organic sampah domestic setelah mengalami perubahan komposisi bahan organic sampah domestic akibat penguraian oleh mikroorganisme pada suhu tertentu menjadi senyawa organic yang lebih sederhana (dekomposisi).Syarat mutu kompos dari sampah organic domestic SNI 19-7030-2004

No.Jenis ujiSatuan Persyaratan

1Kadar air%50

2Suhu0CSuhu air tanah

3WarnaKehitaman

4BauBerbau tanah

5Ukuran partikelMm0,55 25

6Kemampuan ikat air%58

7pH6,80 7,49

8Bahan asing%1,5*

9Bahan organic%27 58

10Nitrogen%0,40

11Karbon%9,80 32

12C/N rasio0,10

13Fosfor (P2O5)%10 20

14Kalium (K2O)%0,20*

15Arsenmg kg-113*

16Kadmiummg kg-13*

17Kobalmg kg-134*

18Kromiummg kg-1210*

19Tembagamg kg-1100*

20Merkurimg kg-10,8*

21Nikelmg kg-162*

22Timbalmg kg-1150*

23Seleniummg kg-12*

24Sengmg kg-1500*

25Kalsium%25,50*

26Magnesium%0,60*

27Besi%2,00*

28Aluminium%2,20*

29Mangan%MPN0,10*

30Bakteri fecal colig-11.000

31Salmonella sp.MPN 4 g-13

* Nilainya lebih besar dari minimum atau lebih kecil dari maksimum.Sumber: Deptan, 2005

Kandungan nitrogen dan karbon dalam kompos

parametersatuanKadar

C%35.88

N%0.82

C/N-43.76

pH H2O-8.21

Sumber :http://repository.usu.ac.id/1. Tuliskan teknik pengolahan kompos secara besar-besaran?

Jawaban:

Pengomposan dengan menggunakan peralatan yang dibuat khusus untuk mempercepat proses pengomposan. Terdapat panel-panel untuk mengatur kondisi pengomposan dan lebih banyak dilakukan secara mekanis. Contoh-contoh pengomposan dengan teknologi tinggi antara lain :

a.Rotary Drum Composter

Pengomposan dilakukan di dalam drum berputar yang dirancang khusus untuk proses pengomposan. Bahan-bahan mentah dihaluskan dan dicampur pada saat dimasukkan ke dalam drum. Drum akan berputar untuk mengaduk dan memberi aearasi pada kompos.

b.Box/Tunnel Composting System

Pengomposan dilakukan dalam kotak-kotak/bak skala besar. Bahan-bahan mentah akan dihaluskan dan dicampur secara mekanik. Tahap-tahap pengomposan berjalan di dalam beberapa bak/kotak sebelum akhirnya menjadi produk kompos yang telah matang.

Sebagian dikontrol dengan menggunakan komputer. Bak pengomposan dibagi menjadi dua zona, zona pertama untuk bahan yang masih mentah dan selanjutnya diaduk secara mekanik dan diberi aerasi. Kompos akan masuk ke bak zona ke dua dan proses pematangan kompos dilanjutkan.

c. Mechanical Compost Bins

Sebuah drum khusus dibuat untuk pengomposan limbah rumah tangga.2. Tuliskan manfaat kompos di tinjau dari aspek ekonomi dan lingkungan?

Jawaban:

Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:

Aspek Ekonomi :

1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah

2. Mengurangi volume/ukuran limbah

3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

Aspek Lingkungan :

1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah

2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

Aspek bagi tanah/tanaman:

1. Meningkatkan kesuburan tanah

2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah

3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah

4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah

5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)

6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman

7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman

8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

8. ANALISA PERCOBAAN

Pada percobaan pembuatan kompos ini dapat dianalisa bahwa bahan-bahan yang digunakan adalah tanah humus, serbuk kayu, pupuk kandang, EM4, tetes tebu, sayur-sayuran layu dan air. Pembuatan kompos ini dilakukan dengan cara aerobic. Dalam pembuatan kompos ini, pada hari pertama terlihat bahwa warna pada kompos belum homogen, temperature yang terbaca adalah 280C dengan ketinggian rata-rata pada ke 3 sampel 10cm dengan berat 1.5 kg dan berwarna hijau kecoklatanLalu kompos didiamkan selama 1 minggu. Proses pendiaman ini dilakukan agar proses dekomposisi menjadi sempurna. Hal ini juga berpengaruh terhadap kandungan C dan N. karena waktu pengomposan lebih lama memungkinkan kandungan C-organik akan menurun, karena terus terjadi dekomposisi bahan organic dan kandungan N akan meningkat, rasio C/N menurun, serta kandungan hara lainnya relative tetap atau secara proposional akan meningkat karena terjadi penurunan biomassa. Kemudian setelah dilakukan pendiaman selama seminggu ketinggian kompos berkurang dari 10 cm menjadi 8 cm serta berat kompos menurun dari 1,5 kg menjadi 1,3 kg. hal ini dikarenakan terjadinya penyusutan pada komponen kompos seperti sayuran busuk yang diuraikan oleh mikroba.9. KESIMPULANPada percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam praktikum pembuatan kompos selalu terjadi penurunan pada berat serta ketinggian pada komponen kompos akibat penyusutan tekstur kompos. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kompos, yaitu :

Pemberian bahan-bahan harus sesuai ketentuan.

Proses pengadukan harus merata.

Setengah bagian dari kantung plastik tempat kompos harus terbuka. Warna, suhu, Ph, kadar air, kadar abu, merupakan parameter penting penentu kualitas kompos yang di hasilkan Semakin lama waktu pembuatan kompos dapa proses mikroorganisme, maka akan di dapatkan hasil yang bagus dengan menjaga PH dari kompos.9. DAFTAR PUSTAKA

Anzar,Erniati.2015.Petunjuk Praktikum pengendalian pencemaran . Palembang : POLSRIEltoro,zoro. 04-06-2010. Tersedia: http://trojanpsycho.blogspot.com/2010/06/manfaat-kompos.html di akses: 14 april 2015Ramadani,siti. 19-09-2014 tersedia: http://ramadaniputritunggal.blogspot.com/2014/09/makalah-proses-pembuatan-kompos.html di akses 14 april 2015GAMBAR ALAT

Gelas kimia

Erlenmeyer

Pipet ukur

Bola karet

Termometer pengaduk

Ember kompos Crusible polibag

Furnace

oven