LAPORAN KOLESTEROL

19
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi, meningkatnya pendapatan, serta majunya berbagai segi kehidupan di era modern telah mengubah gaya dan pola hidup masyarakat. Pola hidup yang saat ini dijalani cenderung kebarat- baratan. Gaya hidup kurang sehat ini tampak jelas pada kehidupan di kota-kota besar. Terlihat dari makanan yang dapat dijumpai di setiap restoran cepat saji atau fastfood. Pada dasarnya restoran-restoran cepat saji tersebut bukanlah penyebab utama pergeseran pola hidup masyarakat, tetapi setidaknya menjadi sarana untuk mempercepat pergeseran pola makan bagi sebagian besar orang 1 . Masyarakat dari berbagai usia umumnya menyukai sajian menu di restoran-restoran tersebut. Selain praktis dan enak pilihannya pun beraneka ragam. Padahal bila dilihat dari sisi kandungannya, makanan-makanan tersebut mengandung protein dan lemak yang tinggi. Apabila pola makan tersebut tidak terkontrol dan keseimbangan gizi tidak terpenuhi maka seseorang akan lebih mudah terserang penyakit yang sulit disembuhkan seperti kolesterolemia 1 . 1 Sri Nilawati. 2008. Care Yourself, Kolesterol.

description

LAPORAN PSG BIOKIMIA DARAH KOLESTEROL

Transcript of LAPORAN KOLESTEROL

Page 1: LAPORAN KOLESTEROL

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi, meningkatnya pendapatan, serta majunya berbagai

segi kehidupan di era modern telah mengubah gaya dan pola hidup

masyarakat. Pola hidup yang saat ini dijalani cenderung kebarat-baratan.

Gaya hidup kurang sehat ini tampak jelas pada kehidupan di kota-kota besar.

Terlihat dari makanan yang dapat dijumpai di setiap restoran cepat saji atau

fastfood. Pada dasarnya restoran-restoran cepat saji tersebut bukanlah

penyebab utama pergeseran pola hidup masyarakat, tetapi setidaknya menjadi

sarana untuk mempercepat pergeseran pola makan bagi sebagian besar

orang1.

Masyarakat dari berbagai usia umumnya menyukai sajian menu di

restoran-restoran tersebut. Selain praktis dan enak pilihannya pun beraneka

ragam. Padahal bila dilihat dari sisi kandungannya, makanan-makanan

tersebut mengandung protein dan lemak yang tinggi. Apabila pola makan

tersebut tidak terkontrol dan keseimbangan gizi tidak terpenuhi maka

seseorang akan lebih mudah terserang penyakit yang sulit disembuhkan

seperti kolesterolemia1.

Sebuah studi cross-sectional yang dilakukan di Thailand menunjukkan

bahwa prevalensi hiperkolesterolemia pada pria dan wanita memberikan hasil

yang hampir sama. Dari 380 pria terdapat 66.8% tercatat hiperkolesterolemia

dan sebanyak 1,012 wanita yang ikut berpartisipasi tercatat 66.0% menderita

hiperkolesterolemia2.

Pada sebuah penelitian yang dilakukan di China menyebutkan bahwa

asupan serat pangan yang tinggi dapat menurunkan kolesterol serum. Selain

1 Sri Nilawati. 2008. Care Yourself, Kolesterol.2 Le D dkk. 2006. Prevalence and Risk Factors of Hypercholesterolemia Among Thai Men and

Women Receiving Health Examination.

Page 2: LAPORAN KOLESTEROL

itu, asam lemak tak jenuh yang terdapat pada minyak jagung juga dapat

menurunkan kolesterol serum dan LDL-C 3.

Penelitian sejenis yang dilakukan pada wanita dan pria Jepang berhasil

membuktikan bahwa tingginya asupan serat baik larut dan larut, terutama

buah dan sereal dapat berkontribusi pada pencegahan penyakit jantung

koroner4.

Seandainya masyarakat mau menyadari bahwa makanan tradisional

warisan nenek moyang sebenarnya lebih banyak mengandung serat dan

menyehatkan tubuh, tentunya mereka tidak akan beralih ke sajian masakan

modern yang rendah serat. Ancaman serangan penyakit berbahaya pun dapat

dihindari1.

Dari sini dapat simpulkan bahwa pola hidup vegetarian memiliki peran

besar dalam upaya memperkecil risiko penyakit jantung koroner. Dengan

pola vegetarian ini pula risiko kador kolesterol darah yang tinggi juga mudah

teratasi1.

Selain upaya di atas gaya hidup dan kebiasaan yang baik dan dianjurkan

di antaranya mengurangi konsumsi garam dan lemak jenuh, membiasakan

olahraga, menghentikan kebiasaan merokok, menjaga berat badan agar tetap

stabil dan hindari stres1.

Usaha di atas tentunya angat ditunjang oleh pola makan yang baik

makanlah makanan yang sebagian besar terdiri dari bahan tumbuhan alami.

Hati dan oragn tubuh lainnya menghasilkan 500 mg kolesterol setiap harinya.

Jumlah ini lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenaya

kelebihan kolesterol yang berasal dari konsumsi bahan pangan hewan sangat

tidak dianjurkan1.

Sebagian dari kelebihan kolesterol diolah oleh hati dan untuk sementara

waktu disimpan dalam kantong empedu. Selanjutnya akan disalurkan melalui

usus dan dibuang bersama kotoran. Sayangnya, kemampuan tubuh untuk

31 Sri Nilawati. 2008. Care Yourself, Kolesterol. Yin Ruixing dkk. 2007. Comparison of demography, diet, lifestyle, and serum lipid levels

between the Guangxi Bai Ku Yao and Han populations.4 Ehab S. Eshak. 2010. Dietary Fiber Intake Is Associated with Reduced Risk of Mortality from

Cardiovascular Disease among Japanese Men and Women.

Page 3: LAPORAN KOLESTEROL

membuang kolesterol yang berlebihan sangat terbatas. Sisa kelebihan tersebut

tertimbun dalam pembuluh nadi dan jaringan lain. Hal ini akan mengganggu

sirkulasi darah dalam tubuh1.

Jika ingin mengurangi risiko terkena penyakit jantung maka penerapan

pola makan yang sehat dan seimbang mutlak dilakukan. Hal ini merupakan

cara terbaik untuk mencegah risiko utama penyakit jantung, yaitu

menurunkan kadar kolesterol darah ke tingkat yang normal dan aman1.

I.2 Tujuan Praktikum

I.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum kegiatan praktikum ini adalah untuk menilai status

gizi individu secara biokimia.

I.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khsusus kegiatan praktikum ini yaitu untuk menentukan

kadar kolestrol dalam plasma darah manusia.

I.3 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah dapat menentukan kadar

kolestrol dalam plasma darah manusia.

BAB II

11 Sri Nilawati. 2008. Care Yourself, Kolesterol.

Page 4: LAPORAN KOLESTEROL

TINJAUAN PUSTAKA

Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan berbentuk seperti lilin yang

diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam lever (hati). Dari segi ilmu

kimia, kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh

dengan bermacam-macam fungi antara lain untuk membuat hormon seks, hormon

korteks adrenal, vitamin D, dan untuk membuat garam empedu yang membantu

usus untuk menyerap lemak. jadi, bila takarannya pas atau normal, kolesterol

adalah lemak yang berperan penting dalam tubuh. Namun, jika terlalu banyak

kolesterol dalam aliran darah justru berbahaya bagi tubuh1.

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam

tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan) untuk

bermacam-macam fungsi di dalam tubuh, antara lain membentuk dinding sel.

Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan dapat meningkatkan

kadar kolesterol dalam darah. Tetapi, sejauh pemasukan ini seimbang dengan

kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat. Kolesterol tidak larut dalam cairan darah,

untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein

menjadi partikel yang disebut lipoprotein, yang dapat dianggap sebagai

‘pembawa’ (carier) kolesterol dalam darah5.

Pada dasarnya kolesterol disintesis dari asetil koenzim A melalui beberapa

tahapan reaksi. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa asetil koenzim A diubah

menjadi isopentenil piroposfat dan dimetalil pirofospat melalui beberapa reaksi

yang melibatkan beberapa enzim. Selanjutnya isopentenil pirofosfat dan dimetalil

pirofosfat bereaksi membentuk kolesterol. Pembentukkan kolesterol ini juga

berlangsung melalui beberapa reaksi yang membentuk senyawa-senyawa antara,

yaitu geranil pirofosfat, squalen dan lanosterol6.

Kecepatan pembentukkan kolesterol dipengaruhi oleh konsentrasi kolesterol

yang ada dalam tubuh. Apabila dalam tubuh terdapat kolesterol dalam jumlah

yang telah cukup, maka kolesterol akan menghambat sendiri reaksi

51 Sri Nilawati. 2008. Care Yourself, Kolesterol. Sunita Almatsier. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.6 Anna Poedjiadi. 1994. Dasar-dasar Biokimia.

Page 5: LAPORAN KOLESTEROL

pembentukkannya (hambatan umpan balik). Sebaliknya bila kadar kolesterol

sedikit karena berpuasa, kecepatan pembentukkan kolesterol meningkat6.

Kolesterol di dalam tubuh terutama diperoleh dari hasil sintesis di dalam hati.

Bahan bakunya diperoleh dari karbohidrat, protein atau lemak. Jumlah yang

disintesis bergantung pada kebutuhan tubuh dan jumlah yang diperoleh dari

makanan. Kolesterol hanya terdapat di dalam makanan asal hewan. Sumber utama

kolesterol adalah hati, ginjal, dan kuning telur. Setelah itu daging, susu penuh dan

keju serta udang dan kerang. Ikan dan daging ayam sedikit sekali mengandung

kolesterol. Oleh karena itu, dianjurkan dalam diet rendah kolesterol. Faktor

makanan yang paling berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah, dalam hal ini

Low Density Lipoprotein (LDL), adalah lemak total, lemak jenuh dan energi total.

Dengan mengurangi lemak total dalam makanan, jumlah energi total akan ikut

berkurang. Jenis lemak yang dikurangi ini hendaknya lemak jenuh. Kolesterol

makanan sebetulnya hanya sedikit meningkatkan kolesterol darah, tergantung

jumlah kolesterol yang dimakan dan kemampuan tubuh untuk mengimbanginya

dengan mensintesis lebih sedikit. Urut-urutan perubahan makanan untuk

menurunkan kolesterol darah menurut prioritas adalah jumlah lemak, lemak jenuh

dan kolesterol5.

Sebagian besar lemak yang kita makan berbentuk trigliserida. Dalam sistem

pencernaan trigliserida dan kolesterol dalam bahan makanan diambil oleh

pencernaan, kemudian dikemas menjadi lipoprotein. Salah satu jenisnya adalah

chylomicron. Chylomicron dibebaskan ke dalam darah di mana trigliserida

dipecah dengan melepaskan asam lemak dari rangka gliserol. Asam lemak yang

dibebaskan ini diambil oleh otot sebagai energi atau disimpan dalam jaringan

lemak sebagai lemak untuk pemakaian bila diperlukan. Pemecahan ini terjadi di

pebuluh darah yang dikerjakan oleh enzim yang disebut lipoprotein lipase.

Sebagian partikel hasil pecahan adalah partikel yang disebut chylomicron

remnants yang memiliki perbandingan kolesterol lebih tinggi dibanding

chylomicron yang asli. Partikel yang lebih kecil ini kemudian diambil oleh liver7.

55 Sunita Almatsier. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.6 Anna Poedjiadi. 1994. Dasar-dasar Biokimia75 Sunita Almatsier. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.

Page 6: LAPORAN KOLESTEROL

Selanjutnya liver mengemas trigliserida, kolesterol, dan jenis protein tertentu

menjadi VLDL (Very Light Density Lipoprotein) dan dilepaskan ke aliran darah.

Sama halnya dengan chylomicron, maka trigliserida dalam VLDL dipecah dalam

darah sehingga menghasilkan VLDL remnants. VLDL remnants diambil oleh

liver atau diubah menjadi IDL (Intermediate Density Lipoprotein). Partikel IDL

kemudian diambil oleh liver atau mengalami pemecahan lebih lanjut menjadi

produk akhir yaitu LDL (Light Density Lipoprotein)6.

Tingginya kadar kolestrol dalam tubuh menjadi pemicu munculnya berbagai

penyakit. Pola makan sehat merupakan faktor utama untuk menghindari hal ini.

Akan tetapi, tidak semua kolestrol berdampak buruk bagi tubuh. Hanya kolestrol

yang termasuk kategori LDL (Low Density Lipoprotein) saja yang berakibat

buruk sedangkan jenis kolestrol HDL (High Density Lipoprotein) merupakan

kolestrol yang dapat melarutkan kolestrol jahat daam tubuh. Batas normal

kolesterol dalam tubuh adalah 160-200 mg8.

Nilai LDL dan HDL mempunyai implikasi terhadap kesehatan jantung dan

pembuluh darah. Nilai HDL tinggi di kaitkan dengan resiko rendah terhadap

penyakit jantung, oleh sebab itu HDL ( Higt Density Lipoprotein ) dikatakan juga

sebagai kolesterol baik. Bagian dalam lipoprotein terdiri atas trigliserida dan

kolesterol yang diselubungi fosfolipida. Protein berada didekat ujung luar

fosfolipida menutupi struktur lipoprotein. Penyusunan molekul yang bersifat

hidrofilik di bagian dalam dan molekul hidrofilik di bagian luar memungkinkan

lipida diangkut melalui caairan darah5.

Kandungan kolesterol yang tertera pada makanan, hanyalah salah satu sumber

peningkatan jumlah kolesterol. Tapi, penyumbang yang paling besar adalah diet

yang tinggi lemak. Kandungan kolesterol dalam makanan dianggap tidak terlalu

berpengaruh terhadap kadar kolesterol dalam tubuh. Lemak jenuh (yang

ditemukan pada makanan dari hewan dan produk-produk susu) dan lemak trans

(yang biasa ditemukan pada makanan kemasan) merupakan faktor penyumbang

utama meningkatnya kadar kolesterol jahat LDL, penyebab aterosklerosis7.

6 Anna Poedjiadi. 1994. Dasar-dasar Biokimia Imam Soeharto. 2004. Proses Terjadi Serangan Jantug dan Stroke.8 Soekirman. 2005. Kecenderungan Masalah dan Program Gizi dalam PJP.

Page 7: LAPORAN KOLESTEROL

Kolesterol yang kita makan dari makanan jelas merupakan sebagian dari pool

kolesterol dalam tubuh; tingkat konsumsi yang dianjurkan 25-300 mg, berarti

kurang dari 10% dari kolesterol yang dibentuk oleh hati. Lebih lagi, ada

mekanisme balik yang akan menurunkan jumlah sintesis kolesterol baru bila kita

mengkonsumsi lebih banyak kolesterol dari normal. Sesungguhnya jumlah

kolesterol dalam darah ditentukan oleh interaksi 4 faktor6:

1. Laju pembuatan kolestetol oleh hati dari asetat

2. Laju kolesterol diperoleh dari makanan

3. Laju kolesterol yang diubah ke asam empedu dan dibuang melalui usus halus

4. Laju asam empedu yang diserap kembali dan diubah menjadi kolesterol.

Biokimiawi dan fungsi kedua lipoprotein , LDL dan HDL, sangat penting

dalam memahami siklus kolesterol. LDL, Low Density Lipoprotein membawa

kolesterol dalam aliran darah, mendorong kolesterol sehingga menempel pada sel

pembuluh. LDL adalah kolesterol jahat. HDL sebaliknya membawa kolesterol

kembali ke kandung empedu, tempatnya diubah menjadi asam empedu dan

dibuang melalui usus halus. HDL dengan demikian disebut sebagai "kolesterol

baik" karena mereka membantu memusnahkan kolesterol. Fakta kini

menunjukkan bahwa total kolesterol, ukuran LDL dan HDL sesungguhnya

merupakan indeks kolesterol yang handal dibandingkan hanya total kolesterol

saja. Tingginya kadungan kolesterol dan LDL berhubungan erat dengan penyakit

jantung, tinginya HDL berhubungan dengan rendahnya penyakit jantung9.

Metabolisme lipoprotein kaya trigliserida, kilomikron dan VLDL

berhubungan erat dengan HDL lipoprotein berdensitas tinggi sebagai aktivato,

yang dikirim ke lipoprotein kaya trigliserida. Peranan trigliserida terhadap

pembentukkan aterosklerosis masih kontroversi. Trigliserida dapat menyebakan

terjadinya aterosklerosis karena memiliki hubungan dengan VLDL. Trigliserida

dipengaruhi merugikan oleh kenaikan berat badan dan diabetes tidak terkontrol9.

Kadar kolesterol dalam darah dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan

darah di laboratorium kesehatan. Untuk menilai apakah kadar kolesterol seseorang

96 Anna Poedjiadi. 1994. Dasar-dasar Biokimia7 Imam Soeharto. 2004. Proses Terjadi Serangan Jantug dan Stroke. Maria C. Linder. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian secara Klinis.

Page 8: LAPORAN KOLESTEROL

tinggi atau rendah, semuanya harus mengacu pada pedoman umum yang telah

disepakati dan digunakan diseluruh dunia yaitu pedoman dari NCEP ATP III

(National cholesterol Education Program, Adult Panel Treatment III), yang

antara lain menetapkan bahwa10:

Tabel 2.1

Pedoman NCEP ATP III

Kolesterol total

< 200 Normal

200-239 Batas tinggi

≥ 240 Tinggi

LDL

< 100 Optimal

100 – 129 Mendekati optimal

130 – 159 Batas tinggi

160 – 189 Tinggi

≥ 190 Sangat tinggi

HDL

< 40 Rendah

≥ 60 Tinggi

Trigliserida

< 150 Normal

150 – 199 Batas tinggi

200-499 Tinggi

≥500 Sangat tinggi

Sumber: National Heart, Lung, and Blood Institute

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

Tabel 4.1109 Maria C. Linder. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian secara Klinis. Robert K. Murray. 2003. Biokimia Harper Edisi 25.

Page 9: LAPORAN KOLESTEROL

Hasil Pemeriksaan Darah

Di Makassar Tahun 2012

NamaKadar

Kolesterol

Kolesterol

normal

Keterangan

Widya Ayu Putri 197,44 mg/dl 140 – 250 mg/dl Normal

IV.2 Pembahasan

Pada pemeriksaan kolesterol diperoleh hasil 197,44 mg/dl, yang jika

dibandingkan dengan nilai normal kolesterol adalah 140-250 mg/dl, maka

hasil yang didapatkan ini adalah normal. Agar kadar responden tetap

normal, perlu dilakukan hal-hal berikut:

1. Mengonsumsi makanan yang mengandung lemak tak jenuh, misalnya

susu tanpa lemak dan menghindari gorengan karena minyak yang

digunakan berulang-ulang dapat meningkatkan kolesterol.

2. Mengonsumsi makanan berserat seperti gandum, sayur-sayuran dan

kacang-kacangan.

3. Mengonsumsi antioksidan seperti buah-buahan.

Dalam studi terbaru, para peneliti ingin menilai efek jangka

panjang dari konsumsi apel terhadap kesehatan jantung. Peneliti

merekrut wanita antara postmenopost. Para wanita tersebut secara acak

dijadikan satu dari dua kelompok intervensi diet. Satu kelompok diberi

75 gram apel kering setiap hari selama setahun, sedangkan kelompok

lainnya diberi plum kering setiap hari selama setahun. Peneliti

menemukan bahwa wanita yang makan apel kering dapat menurunkan

kolesterol total sebesar 9% dan LDL 16% lebih rendah dibanding yang

mengkonsumsi buah plum kering11.

11Sheau C. Chai. 2012. Daily Apple versus Dried Plum Impact on Cardiovascular Disease Risk Factors in Postmenopausal Women.

Page 10: LAPORAN KOLESTEROL

Penelitian lain melaporkan bahwa vitamin C yang berasal dari

lemon setelah dikonsumsi selama 30 hari bisa menurunkan kolesterol

jahat secara signifikan12.

4. Menghindari alkohol dan merokok agar kolesterol tidak menumpuk

dalam pembuluh darah.

5. Berolahraga secara teratur sesuai umur dan kemampuan.

Berikut daftar komposisi makanan beserta kandungan kolesterol dalam

setiap 100 g.

Tabel 4.2Kandungan Kolesterol dalam Makanan

No

.

Makanan (per 100 g) Kadar Kolesterol (mg)

1. Iga sapi 100

2. Sosis daging 150

3. Jeroan sapi 380

4. Jeroan kambing 610

5. Cumi-cumi 1170

6. Kuning telur 550

7. Otak 2000

BAB V

PENUTUP

12Eteng MU. 2006. Effect of Vitamin C on Serum Lipids and Electrolyte Profile of Albino Wistar Rats.

Page 11: LAPORAN KOLESTEROL

V.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah bahwa kadar kolesterol

dalam serum darah responden tergolong normal sebesar 197,44 mg/dl dengan

standar normal kolesterol wanita yaitu 140 – 250 mg/dl.

V.2 Saran

a. Kepada Dosen

Sebaiknya para dosen masuk sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

b. Kepada Asisten

Sebaiknya asisten selalu bersahabat dengan praktikan sehingga proses

praktikum yang akan dilakukan dapat berjalan dengan baik.

c. Laboratorium

Sebaiknya laboratorium diperbesar lagi agar praktikum yang

dilakukan lebih maksimal dan efektif.

d. Kegiatan Praktikum

Sebaiknya praktikum dilakukan tepat pada waktu yang telah

ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: LAPORAN KOLESTEROL

1. Nilawati, Sri. 2008. Care Yourself, Kolesterol. Jakarta: Penebar Plus.

2. Le, Denny dkk. 2006. Prevalence and Risk Factors of Hypercholesterolemia among Thai Men dan Women Receiving Health Examination. Southeast Asian Journal of Tropical Medicine and Public Health, vol. 37(5), p. 1005-14.

3. Ruixing, Y dkk. 2007. Comparison of demography, diet, lifestyle, and serum lipid levels between the Guangxi Bai Ku Yao and Han populations. Journal of Lipid Research, vol 48(12), p. 2673-81.

4. Eshak, Ehab S. 2010. Dietary Fiber Intake Is Associated with Reduced Risk of Mortality from Cardiovascular Disease among Japanese Men and Women. Journal of Nutrition,vol. 140(8), p. 1445-53.

5. Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka.

6. Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press).

7. Soeharto, Imam. 2004. Proses Terjadi Serangan Jantug dan Stroke. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

8. Soekirman. 2005. Kecenderungan Masalah dan Program Gizi dalam PJP. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.

9. Linder, Maria C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian secara Klinis. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press).

10. Murray, Robert K. 2003. Biokimia Harper Edisi 25. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.

11. Chai, Sheau C. 2012. Daily Apple versus Dried Plum Impact on Cardiovascular Disease Risk Factors in Postmenopausal Women. Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, vol 112(8), p. 1158-1168.

12. M. U., Eteng . 2006. Effect of Vitamin C on Serum Lipids and Electrolyte Profile of Albino Wistar Rats. Nigerian Journal of Physiological Sciences, Vol. 21(1-2), p. 15-9.