LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN...
Transcript of LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN...
PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBUDINAS KESEHATAN
Jl. Dharma Praja No. 07 Kompleks Perkantoran Gunung Tinggi
LAPORAN KINERJA(LKj)
TAHUN 2017
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas
berkat taufik dan hidayahnya Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2017 Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu dapat disusun dengan baik.
Laporan Kinerja (LKj) adalah bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan
fungsi yang dipercayakan kepada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah atas
penggunaan anggaran.
Perencanaan strategis Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu tertuang
dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 17 tahun 2016
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2016-2021. Maka dalam siklus Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang diatur dengan Peraturan
Presiden Nomor 29 tahun 2014, Laporan Kinerja tahun 2017 adalah merupakan
pertanggungjawaban tahun kedua dalam periode RPJMD tersebut. Laporan
Kinerja ini disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara dan
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Atas dasar peraturan
tersebut, Laporan Kinerja diukur berdasarkan indikator sasaran strategis dan
target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja
Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2017 yang merupakan penjabaran dari target
kinerja RPJMD tahun kedua dan RKPD tahun 2017 yang sudah ditetapkan
dalam Perjanjian Kinerja tahun 2017.
Laporan Kinerja (LKj) Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun
Anggaran 2017 ini merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan
Perencanaan Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT), yang
berisi informasi capaian Indikator Kinerja melalui program/kegiatan yang telah
ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi dan pemecahan masalahnya.
Kami sadari bahwa Laporan Kinerja ini masih sangat jauh dari sempurna,
dan kami sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak demi perbaikan
ii
tahun-tahun berikutnya. Semoga Laporan Kinerja ini dapat menjadi sarana
evaluasi bagi seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu agar
memacu kinerja ke depan lebih produktif, profesional, efektif dan efisien dalam
rangka untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Akhirnya kami
sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah
bekerja keras dalam penyusunan Laporan Kinerja ini dan semoga Allah SWT
senantiasa memberi petunjuk dan kekuatan kepada kita semua dalam
melaksanakan pembangunan di bidang kesehatan.
Batulicin, Januari 2018
KEPALA DINAS KESEHATANKABUPATEN TANAH BUMBU,
Dr. H. M. DAMRAH, Sos., M. SiNIP. 19690101 199101 1 006
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................ 1
B. Tugas Pokok dan Fungsi ................................................ 3
C. Struktur Organisasi ......................................................... 4
D. Analisis Aspek Strategis.................................................. 6
E. Sistematika Penyajian..................................................... 12
BAB II. PERENCANAAN KINERJA .................................................. 14
A. Program dan Kegiatan Tahun 2017 ................................ 16
B. Penetapan Kinerja........................................................... 17
C. Rencana Aksi Kinerja...................................................... 17
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ................................................. 19
A. Capaian Kinerja ............................................................... 20
B. Capaian Indikator Kinerja Utama ..................................... 21
C. Capaian Kinerja Tahun 2017…………………………….... 23
D. Evaluasi dan Analisis Capaian Sasaran Strategis
Tahun 2017…………………………................................... 24
E. Realisasi Anggaran……………………………................... 83
BAB IV. PENUTUP ............................................................................ 87
A. Kesimpulan ..................................................................... 87
B. Saran .............................................................................. 87
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Keadaan Tenaga Berdasarkan Jumlah dan Jenis
Pegawai ............................................................................. 7
Tabel 1.2 Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan ................................ 7
Tabel 1.3 Alokasi Pembiayaan Kesehatan ........................................ 8
Tabel 1.4 Indikator Kinerja Utama ..................................................... 11
Tabel 2.1 Rencana Kinerja Tahunan ................................................. 14
Tabel 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja.............................................. 20
Table 3.2 Pencapaian IKU................................................................. 14
Tabel 3.3 Ringkasan Tingkat Capaian Kinerja 2017.......................... 24
Tabel 3.4 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 1............................. 25
Tabel 3.5 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 2............................. 31
Tabel 3.6 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 3............................. 53
Tabel 3.7 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 4............................. 67
Tabel 3.8 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 5............................. 69
Tabel 3.9 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 6............................. 72
Tabel 3.10 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 7........................... 80
Tabel 3.11 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 8........................... 81
Tabel 3.12 Realisasi Anggaran.......................................................... 83
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Struktur Organisasi ........................................................ 5
Gambar 3.1 Capaian IKU................................................................... 23
Gambar 3.2 Ringkasan Capaian Kinerja............................................ 24
Gambar 3.3 Rasio Tenaga Dokter Per Satuan Penduduk ................. 26
Gambar 3.4 Rasio Posyandu Per Satuan Balita ................................ 27
Gambar 3.5 Strata Desa Siaga Aktif Purnama dan Mandiri ............... 29
Gambar 3.6 Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri................. 30
Gambar 3.7 Persentase Pelayanan Ibu Hamil Mendapatkan
Antenatal Minimal 4 kali ................................................. 34
Gambar 3.8 Prevalensi AKI per 100.000 Kelahiran Hidup ................. 35
Gambar 3.9 Prevalensi AKN per 1.000 Kelahiran Hidup ................... 37
Gambar 3.10 Prevalensi AKB per 1.000 Kelahiran Hidup.................. 37
Gambar 3.11 Prevalensi AKBa per 1.000 Kelahiran Hidup................ 38
Gambar 3.12 Persentase KB Aktif ..................................................... 39
Gambar 3.13 Angka Kesakitan Malaria (API) .................................... 40
Gambar 3.14 Angka Kesakitan Filaria (MF rate) < 1% ...................... 41
Gambar 3.15 Insiden Rate DBD/100.000 Penduduk ......................... 41
Gambar 3.16 Persentase Penemuan Kasus Baru Kusta Tanpa
Cacat............................................................................ 43
Gambar 3.17 Keberhasilan Pengobatan TB BTA+ ............................ 44
Gambar 3.18 Persentase Kasus HIV yang Diobati ............................ 45
Gambar 3.19 Persentase Puskesmas Melaksanakan Pemeriksaan
dan Tata Laksana Pneumonia melalui Program
MTBS ........................................................................... 46
Gambar 3.20 Persentase Puskesmas Melaksanakan Pengendalian
PTM Terpadu ............................................................... 47
Gambar 3.21 Persentase Kebijakan Kawasan Tanpa Asap Rokok
Di Sekolah.................................................................... 48
Gambar 3.22 Persentase Desa yang Melaksanakan Pelayanan
Posbindu PTM.............................................................. 48
Gambar 3.23 Persentase Perempuan 30-50 Tahun yang Dideteksi
vi
Kanker Serviks dan Payudara...................................... 49
Gambar 3.24 Persentase Anak Usia 0-11 bulan Mendapat Imunisasi
Dasar Lengkap............................................................. 50
Gambar 3.25 Persentase Sinyal Kewaspadaan Dini yang Direspon . 51
Gambar 3.26 Persentase Persalinan di Fasilitas Kesehatan............. 51
Gambar 3.27 Persentase Desa yang Memiliki Posyandu Lansia ...... 52
Gambar 3.28 Persentase D/S............................................................ 55
Gambar 3.29 Persentase Balita < 6 bulan Mendapat ASI Eksklusif .. 57
Gambar 3.30 Persentase Rumah Tangga yang Mengkonsumsi
Garam Beryodium ........................................................ 58
Gambar 3.31 Persentase Anak Balita Dapat Vit A............................. 58
Gambar 3.32 Persentase Bumil Dapat TTD Minimal 90 Tablet ......... 59
Gambar 3.33 Persentase Ibu Nifas Mendapatkan Vit A .................... 60
Gambar 3.34 Persentase Bayi Baru Lahir Mendapat IMD ................. 61
Gambar 3.35 Persentase BBLR ........................................................ 62
Gambar 3.36 Persentase Balita di Timbang Naik Berat Badannya ... 63
Gambar 3.37 Persentase Balita di Timbang Tidak Naik Berat
Badannya ..................................................................... 63
Gambar 3.38 Persentase Balita 2T.................................................... 64
Gambar 3.39 Persentase Balita BGM................................................ 65
Gambar 3.40 Persentase Ibu Hamil Anemia...................................... 65
Gambar 3.41 Persentase Kunjungan Neonatal 1 (KN1) .................... 66
Gambar 3.42 Persentase Bumil KEK................................................. 67
Gambar 3.43 Persentase Puskesmas yang Menyelenggarakan
Kegiatan Kesehatan Remaja........................................ 68
Gambar 3.44 Persentase Puskesmas yang Melakukan Penjaringan
Kesehatan Untuk Peserta Didik Kelas 1 ...................... 70
Gambar 3.45 Persentase Puskesmas yang Melakukan Penjaringan
Kesehatan Untuk Peserta Didik Kelas VII dan X.......... 70
Gambar 3.46 Persentase Sekolah yang Mendapat Promosi
Kesehatan .................................................................... 71
Gambar 3.47 Persentase Desa yang Melakukan STBM ................... 73
Gambar 3.48 Persentase TTU yang Memenuhi Syarat Kesehatan ... 74
Gambar 3.49 Persentase TPM yang Memenuhi Syarat Kesehatan .. 75
vii
Gambar 3.50 Persentase RS yang Melakukan Pengolahan Limbah
Medis Sesuai Standar .................................................. 76
Gambar 3.51 Persentase Daerah Potensial yang Melaksanakan
Strategi Adaptasi Dampak Kesehatan Akibat
Perubahan Iklim ........................................................... 77
Gambar 3.52 Persentase Kab/Kota yang Menyelenggarakan
Tatanan Kawasan Sehat .............................................. 77
Gambar 3.53 Persentase Sarana Air Bersih yang Dilakukan
Pengawasan ................................................................ 78
Gambar 3.54 Persentase Sarana Air Minum yang Dilakukan
Pengawasan ................................................................ 79
Gambar 3.55 Persentase Apotek dan Toko Obat yang Memiliki
Nomor Registrasi ......................................................... 81
Gambar 3.56 Persentase Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)
Yang Memiliki Nomor Registrasi .................................. 82
viii
DAFTAR LAMPIRAN
PENGUKURAN KINERJA
PERJANJIAN KINERJA
MATRIKS RENCANA AKSI
PENETAPAN KINERJA
RENCANA KERJA TAHUNAN
CASCADING/POHON KINERJA
MATRIKS KESELARASAN
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangSetiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan negara mempunyai kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta
kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan pada suatu
perencanaan strategis yang telah ditetapkan oleh masing-masing instansi,
sebagaimana hal ini telah diatur dalam Peraturan Presiden RI Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Penyusunan Laporan Kinerja sangat penting dan strategis oleh
karena memiliki karakteristik sebagaimana berikut :
1) Sebagai laporan, Laporan Kinerja adalah suatu media yang berisi data
dan informasi tentang kinerja instansi pemerintah dalam waktu setahun.
2) Sebagai laporan akuntabilitas, Laporan Kinerja merupakan wujud tertulis
pertanggung-jawaban suatu organisasi instansi kepada pemberi
delegasi wewenang dan mandat.
3) Laporan Kinerja berisi tentang kinerja instansi, yaitu gambaran tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan strategis
dalam mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran organisasi instansi
pemerintah.
4) Laporan Kinerja merupakan salah satu fase penting dalam siklus
manajemen di instansi pemerintah. Dalam manajemen modern
pelaporan merupakan unsur terakhir dari manajemen yang dijadikan alat
untuk evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan dan bahan
perencanaan kegiatan berikutnya guna perbaikan dalam pencapaian
tujuan.
5) Laporan Kinerja juga berfungsi sebagai media utama dalam
pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Dengan dilatarbelakangi hal-hal tersebut, maka Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanah Bumbu sebagai salah satu instansi atau Satuan Kerja Perangkat
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 2
Daerah Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, juga mempunyai kewajiban
untuk menyusun Laporan Kinerja sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan dari pelaksanaan visi dan
misi untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu.
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat dilihat
dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dimana untuk
mencapai IPM tersebut, salah satu komponen utama yang
mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain pendidikan dan
pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan
merupakan salah satu upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber
daya manusia, yang pada gilirannya mendukung percepatan pembangunan
nasional.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Penyelenggaraannya didasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan
dan kemandirian, adil dan merata dengan perhatian khusus pada penduduk
rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.
Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan: 1) Upaya kesehatan,
2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia kesehatan, 4) Sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5) Manajemen dan informasi
kesehatan, 6) Pemberdayaan masyarakat. Upaya-upaya tersebut dilakukan
dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit,
perubahan lingkungan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan
kerjasama lintas sektor.
Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal memerlukan pengembangan peningkatan sarana dan prasarana
kesehatan yaitu memelihara dan membangun sarana pelayanan kesehatan
seperti, Puskesmas, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yang memenuhi
syarat medis teknis dan merata ke seluruh pelosok wilayah.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 3
Salah satu strategi Kementrian Kesehatan RI adalah meningkatkan
pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan
serta berbasis bukti dengan mengutamakan pada upaya promotif dan
preventif. Untuk itu diperlukan data kesehatan baik yang berbasis fasilitas
maupun komunitas yang dikumpulkan dan dianalisis secara
berkesinambungan. Demi terjadinya perbaikan perlu dilakukan perencanaan
yang baik dan sesuai sasaran yang dilanjutkan dengan pelaksanaan dengan
baik. Analisis terhadap pelaksanaan pekerjaan perlu dilakukan agar tidak
terjadi kesalahan/ kegagalan yang terulang dan demi terjadinya peningkatan
kinerja. Sebagai evaluasi dan pertanggungjawaban terhadap kinerja Dinas
Kesehatan selama tahun anggaran 2017 disusun Laporan Kinerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu.
B. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan
Pada tahun 2017 terjadi perubahan susunan organisasi dan tata kerja
dilingkungan Dinas Kesehatan berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten
Tanah Bumbu Nomor 12 Tahun 2017 tentang tugas, fungsi, uraian tugas
dan tata kerja unsur-unsur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu.
1. Kedudukan
Kedudukan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu unsur
pelaksana urusan daerah di bidang kesehatan berdasarkan
kewenangan yang dimiliki berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
2. Tugas Pokok
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai tugas
membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang kesehatan.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu menyelenggarakan fungsi :
1) perumusan kebijakan daerah di bidang kesehatan;
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 4
2) pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kesehatan;
3) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan;
4) pelaksanaan administrasi Dinas;
5) kordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait;
6) pemantauan, evaluasi dan pelaporan; dan
7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan
tugas dan fungsinya.
C. Struktur Organisasi
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas
dibentuklah struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 19
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.
Peraturan Bupati Tanah Bumbu Nomor 29 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah.
Adapun Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu adalah sebagai berikut :
a) Kepala dinas
b) Sekretaris dinas, terdiri dari:
(1). Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
(2). Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
(3). Sub Bagian Informasi dan Pelaporan
c) Bidang Kesehatan Masyarakat, terdiri dari:
(1). Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
(2). Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
(3). Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
d) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, terdiri dari:
(1). Seksi Surveilans dan Imunisasi
(2). Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
(3). Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
e) Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari:
(1). Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
(2). Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
(3). Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 5
f). Bidang Sumber Daya Kesehatan, terdiri dari:
(1). Seksi Kefarmasian
(2). Seksi Alat Kesehatan
(3). Seksi Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
g) Kelompok jabatan fungsional.
h) Unit Pelaksana Teknis Dinas, terdiri dari:
(1). Gudang Farmasi Kabupaten
(2). Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten TanahBumbu
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, 2017
Untuk melaksanakan fungsi tersebut diatas Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
Kepala DinasKesehatan
Bidang Sumber DayaKesehatan
Seksi Kefarmasian
Seksi Alat Kesehatan
Seksi SDM Kesehatan
Bidang PelayananKesehatan
Seksi PelayananKesehatan Primer
Seksi PelayananKesehatan Rujukan
Seksi PelayananKesehatan Tradisional
Bidang Pencegahandan Pengendalian
Penyakit
Seksi Surveilans danImunisasi
Seksi Pencegahan danPengendalian Penyakit
Menular
Seksi Pencegahan danPengendalian Penyakit
Tidak Menular
Bidang KesehatanMasyarakat
Seksi KesehatanKeluarga dan Gizi
Seksi Promosi danPemberdayaan
Masyarakat
Seksi KesehatanLingkungan, Kesehatan
Kerja dan Olahraga
Sekretaris
Subbag Umum danKepegawaian
Subbag Perencanaandan Keuangan
Subbag Informasi danPelaporan
Kelompok Jafung
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 6
1) merumuskan kebijakan di bidang kesehatan sesuai dengan kebijakan
yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku;
2) menetapkan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan
dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian dan
sumber daya kesehatan;
3) melaksanakan kebijakan, pembinaan, pengendalian, pengawasandan
pengaturan serta penyelenggaraan kegiatan di bidang kesehatan
masyarakat;
4) melaksanakan kebijakan, pembinaan, pengendalian, pengawasan dan
pengaturan serta penyelenggaraan kegiatan di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit;
5) melaksanakan kebijakan, pembinaan, pengendalian, pengawasandan
pengaturan serta penyelenggaraan kegiatan di bidang pelayanan
kesehatan;
6) melaksanakan kebijakan, pembinaan, pengendalian, pengawasandan
pengaturan serta penyelenggaraan kegiatan di bidang sumber daya
kesehatan;
7) mengendalikan pengelolaan kegiatan ketatausahaan;
8) mengoordinasikan dan membina unit pelaksana teknis;
9) mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan jabatan fungsional;
10) melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait;
11) melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
dan
12) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupatisesuai bidang tugas.
D. Analisis Aspek Strategis
Aspek strategis adalah aspek yang mendukung dan merupakan
sumber daya dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan menuju
perwujudan visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, aspek-
aspek tersebut antara lain :
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 7
1. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)Jumlah pegawai Dinas Kesehatan beserta UPTD 14 Puskesmas
dan Gudang Farmasi pada Tahun 2017 sebanyak 1.160 orang, yang
terdiri dari tenaga kesehatan dan non kesehatan baik yang ditempatkan
pada UPTD maupun desa/kelurahan di wilayah kerja masing-masing
Puskesmas, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Keadaan Tenaga Berdasarkan Jumlah dan Jenis Pegawaipada Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2017
No. Jenis Pegawai Jumlah1. PNS/CPNS 6152. PTT Daerah 723. PTT Pusat 24. PTT Provinsi 595. Tenaga Kontrak 4106. Nusantara Sehat 2
Jumlah 1.160Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, 2017
2. Aspek Sarana Pelayanan KesehatanTabel 1.2 Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan Di Kabupaten Tanah
Bumbu Tahun 2017
No. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum Jumlah1. Rumah Sakit Umum Daerah 12. Rumah Sakit Swasta 23. Klinik 324. Puskesmas Perawatan 65. Puskesmas Non Perawatan 86. Puskesmas Pembantu 107. Poskesdes 1288. Apotek 349. Toko Obat 56
10. Posyandu 19611. Posyandu Lansia 125
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 8
12. Posbindu PTM 13613. Pos UKK 1614. Desa Siaga Aktif 13615. Posmaldes 216. UKS 31
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, 2017
Dari tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang
ada di Kabupaten Tanah Bumbu cukup banyak dan merata di seluruh
kecamatan terutama sarana pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat yaitu Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Posyandu.
3. Aspek Pembiayaan KesehatanTabel 1.3. Alokasi Pembiayaan Kesehatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017
No. Jenis Pembiayaan Anggaran1. APBD
a. Belanja Tidak Langsung Rp. 45.978.511.434,00b. Belanja Langsung Rp. 117.712.009.032,00
2. APBNa. Dasar Rp. 2.000.000.000,00b. Farmasi Rp. 5.455.850.000,00c. Jampersal Rp. 4.012.488.940,00d. Akreditasi Rp. 644.530.000,00e. BOK Rp. 7.437.330.000,00
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, 2017
4. Aspek Permasalahan kesehatanSejak Kabupaten Tanah Bumbu terbentuk 14 tahun yang lalu,
perkembangan dunia kesehatan di Indonesia semakin membaik. Hal
tersebut terbukti dari banyaknya inovasi bidang kesehatan yang
diciptakan, untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Seperti
pemberian jaminan kesehatan daerah (Jamkesda), pemberian Kartu
KASPIN (Kartu Sehat dan Pintar), dan sebagainya.
Namun meski perkembangannya cukup pesat, Kabupaten
Tanah Bumbu masih dilanda beberapa masalah kesehatan. Masalah-
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 9
masalah ini masih menjadi beban dan tantangan utama di dunia
kesehatan Indonesia. Berikut beberapa masalah dan tantangan
bidang kesehatan di Kabupaten Tanah Bumbu, yaitu :
1. Kematian Ibu Akibat Melahirkan
Saat ini, angka kematian ibu ketika melahirkan sudah mengalami
penurunan. Namun, jumlahnya tetap masih jauh dari target yang
diharapkan. Hal ini disebabkan oleh kualitas pelayanan
kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak
sehat, dan faktor-faktor lainnya.
Menurut data, penyebab utama kematian ibu adalah hipertensi
kehamilan dan perdarahan postpartum. Selain itu, kondisi yang
sering kali menyebabkan kematian ibu adalah penanganan
komplikasi, anemia, diabetes, malaria, dan umur yang terlalu
muda.
2. Kematian Bayi, Balita dan Remaja
Penyebab kematian utama pada bayi dan balita adalah Intra
Uterine Fetal Death (IUFD) dan Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR). Sedangkan untuk balita, penyebab kematian utama
yang dialami adalah pneumonia dan diare.
Artinya, faktor lingkungan serta kondisi ibu sebelum dan selama
kehamilan sangat memengaruhi kondisi bayi. Maka dari itu,
untuk menangani tantangan ini pemerintah akan menciptakan
langkah-langkah persiapan untuk calon ibu, agar mereka benar-
benar siap menghadapi kehamilan dan persalinan.
Untuk remaja, penyebab kematian utama di samping kecelakaan
transportasi adalah DBD dan tuberkulosis. Umumnya ini
disebabkan karena penggunaan tembakau atau rokok.
3. Permasalahan Gizi Buruk
Saat ini, ternyata masalah gizi di Indonesia masih sangat
kompleks. Tidak hanya masalah kekurangan gizi, masalah
kelebihan gizi juga menjadi persoalan yang harus ditangani
dengan serius. Kondisi stunting (pendek) sendiri disebabkan
oleh kemiskinan dan pola asuh yang tidak tepat, sehingga
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 10
mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang secara
maksimal, mudah sakit, maupun berdaya saing rendah.
Masalah ini paling fatal menyerang anak-anak, karena gangguan
pertumbuhan yang serius ini bisa merusak masa depan mereka.
Apalagi, jika stunting terjadi lewat dari 1000 hari, dampak
buruknya bisa sangat sulit diobati.
4. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dari
berbagai aspek seperti kurangnya kesadaran dalam menjaga
kebersihan dan kesehatan lingkungan, Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat yang masih sangat rendah serta masih rendahnya
kesadaran untuk mengakses kepelayanan kesehatan.
5. Dana yang diberikan pemerintah daerah sangat terikat pada pagu
anggaran yang ditetapkan bukan berdasarkan usulan dana dari
dinas kesehatan, dan pendanaan masih belum berpihak 100
persen dari APBD untuk sektor kesehatan.
6. Besarnya biaya untuk pembangunan sektor kesehatan kurang
disadari dan diketahui oleh pihak atau orang luar kesehatan.
“Mindset” pembiayaan sektor kesehatan masih banyak diarahkan
kepembiayaan Kuratif dan Rehabilitatif belum berbasis
pembiayaan kearah upaya promotif dan preventif.
7. Masalah Sumber Daya Manusia Kesehatan yang masih perlu
untuk peningkatan baik Kuantitas, Kualitas dan Pemerataan
Distribusi Ketenagaan yang berdasarkan Kompetensi untuk
Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Pembangunan di sektor
Kesehatan.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan bidang kesehatan tersebut,
maka Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu dapat menentukan
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dijabarkan sebagai berikut :
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 11
Tabel 1.4. INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATANKABUPATEN TANAH BUMBU
TUJUAN SASARAN INDIKATORKINERJA UTAMA FORMULASI / PENJELASAN SUMBER
DATAPENANGGUNG
JAWAB
Meningkatkanderajat kesehatan
masyarakatkabupaten tanahbumbu, melalui
layanan kesehatanyang berkualitas,
merata, terjangkau,bermutu danberkeadilan
Meningkatnyapelayanankesehatan
keluarga dankesehatan ibu
dan anak
1. Angka KematianIbu per 100.000Kelahiran Hidup
Jumlah kematian ibu oleh sebabkehamilan/ melahirkan/ nifas
(sampai 42 hr post partum) dalamkurun waktu tertentu dibagi
kelahiran hidup
Puskesmas
Dinas Kesehatan2. Angka KematianBayi per 1000Kelahiran Hidup
Jumlah kematian bayi < 1 tahun dibagi jumlah kelahiran hidup dikali
1000Puskesmas
Meningkatnyastatus gizi
masyarakat
3. Prevalensi /Persentase BalitaGizi Buruk
Jumlah balita gaji buruk dibagiJumlah balita dikali seratus Puskesmas
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 12
E. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya Laporan Kinerja ini memaparkan pencapaian kinerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu selama Tahun 2017. Capaian
kinerja (performance results) 2017 tersebut dibandingkan dengan penetapan
kinerja (performance agreement) 2017 sebagai tolok ukur keberhasilan
instansi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan
memungkinkan teridentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap)
bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Dengan pola pikir seperti
itu, sistematika penyajian Laporan Kinerja (LKj) Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanah Bumbu Tahun 2017 adalah sebagai berikut ini :
Bab I – Pendahuluan, Penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu serta
permasalahan utama yang sedang dihadapi.
Bab II – Perencanaan Kinerja, menjelaskan tentang ikhtisar/ringkasan
perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2017.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja,
A. Capaian Kinerja Organisasi
Disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja
sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis
dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja
tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis organisasi
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar
nasional (jika ada)
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/
penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 13
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja
B. Realisasi Anggaran
Menguraikan simpulan realisasi anggaran yang digunakan dan yang
telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan
dokumen parjanjian kinerja.
Bab IV – Penutup, menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu serta langkah dimasa mendatang yang
akan dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu untuk
meningkatkan kinerjanya.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 14
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Kinerja ataupun performance dari organisasi adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan organisasi sebagai penjabaran dari
visi, misi, yang mengindikasikan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Konsep-konsep
pengukuran kinerja organisasi (key performance indicators) telah berkembang
sejalan dengan semangat perubahan untuk memperbaiki kinerja organisasi.
Semangat perubahan dimaksud adalah pola orientasi manajemen dari pola yang
berorientasi pada masukan (input) kepada pola yang berorientasi hasil, manfaat
dan dampak kegiatan (output, outcomes dan benefit). Rencana kinerja
merupakan penggalan dari suatu perencanaan strategis dalam waktu satu
tahun. Rencana Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2017,
sebagai berikut :
Tabel 2.1. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan KabupatenTanah Bumbu Tahun 2017
No. Sasaran StrategisIndikator Kinerja
Uraian Target1 2 3 41 Meningkatnya mutu dan
pemerataan sumber dayamanusia, sarana danprasarana kesehatan
1 Rasio Dokter per Satuan Penduduk (Per1000) 0.22
2 Rasio Posyandu Persatuan Satuan Balita(per 1000) 4.99
3 Persentase Strata Desa Siaga aktifMandiri & Purnama (%) 32.09
4 Persentase Posyandu Mandiri &Purnama (%) 47.64
2 Meningkatnya pelayanankesehatan keluarga dankesehatan ibu dan anak
5 Persentase puskesmas yangmelaksanakan kelas ibu hamil 100
6 Persentase puskesmas yangmelaksanakan orientasi P4K 100
7 Persentase pelayanan ibu hamilmendapatkan antenatal minimal 4 kali 64
8 Prevalensi AKI per 100.000 kelahiranhidup 101
9 Prevalensi AKN per 1000 kelahiran hidup 7
10 Persentase AKB per 1000 kelahiranhidup 9.7
11 Persentase AKBa per 1000 kelahiranhidup 10.5
12 Persentase KB aktif 100
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 15
13 Menurunnya angka kesakitan malaria(API) /1000 penduduk 0.60
14 Menurunnya kesakitan filaria (MF Rate)< 1% <1
15 Insiden Rate DBD/100.000 penduduk 60.11
16 Persentase cakupan penemuan kasusbaru kusta tanpa cacat 80
17 Keberhasilan pengobatan TB BTA +(Sukses Rate) 84
18 Persentase kaus HIV yg diobati 35
19Persentase puskesmas melaksanakanpemeriksaan dan tatalaksana pnemoniamelalui program MTBS
100
20Persentase Puskesmas yangmelaksanakan pengendalian PTMterpadu
21.43
21 Persentase kebijakan Kawasan TanpaAsap Rokok di sekolah 10.13
22 Persentase desa yang melaksanakanpelayanan Posbindu PTM 20.13
23 Persentase perempuan 30-50 tahun ygdideteksi kanker servik dan payudara 15
24 Persentase anak usia 0-11 bulanmendapat imunisasi dasar lengkap 88
25 Persentase sinyal kewaspadaan diniyang direspon 86
26 Persentase persalinan difasiltaskesehatan 60
27 Persentase desa yang memiliki posyandulansia 65
3 Meningkatnya status gizimasyarakat
28 Persentase D/S Balita 57
29 Persentasi Balita Gizi Buruk MendapatPerawatan 100
30 Persentase Balita < 6 bulan MendapatASI Eksklusif 48.24
31 Persentase Rumah Tangga yangmengkosumsi garam beryodium 94
32 Persentase Anak Balita dapat Vit. A (Proyeksi) 75
33 Persentase Bumil dapat TTD minimal 90tablet 68
34 Persentase ibu nifas mendapatkan vit A 69
35 Persentase bayi baru lahir mendapat IMD 25
36 Persentase Bayi Berat Lahir Rendah(BBLR) 2.50
37 Persentase balita yang mempunyai bukuKIA 78.0
38 Persentase balita ditimbang naik BB nya 84.0
39 Persentase balita ditimbang tidak naik BBnya 6.80
40 Persentase balita 2T 0.95
41 Persentase balita BGM 0.95
42 Persentase ibu hamil anemia 35
43 Persentase Kunjungan Neonatal 1 ( KN1) 74.5
44 Persentase bumil KEK 6.0
3 Meningkatnya pelayanankesehatan remaja 45
Persentase puskesmas yangmenyelenggarakan kegiatan kesehatanremaja
42.86
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 16
4 Meningkatnya promosikesehatan dan upayakesehatan bersumberdayakesehatan
46Persentase puskesmas yang melakukanpenjaringan kesehatan untuk pesertadidik kelas I
85.7
47Persentase puskesmas yang melakukanpenjaringan kesehatan untuk pesertadidik kelas VII dan X
57.1
48 Persentase Sekolah yang mendapatPromosi Kesehatan 12.15
49 Persentase PHBS di Tatanan RumahTangga 51.16
5 Meningkatnya kualitaslingkungan dan pemukiman
50 Persentase desa yang melakukan STBM 27
51Persentase Tempat-Tempat Umum(TTU) yang memenuhi syaratkesehatan
55
52Persentase Tempat PengolahanMakanan(TPM) yang memenuhi SyaratKesehatan
17
53Persentase RS yang melakukanpengelolaan Limbah medis sesuaiStandar Kesehatan
30
54Persentase Presentase daerah potensialyg melakas strategi adaptasi dampakkesehatan akibat perubahan iklim
13
55Persentase Kab/Kota ygmenyelenggarakan tatanan kawasansehat
30
56 Frekuensi pembinaan penyehatanlingkungan ke Puskesmas 100
57 Persentase Sarana Air bersih yangdilakukan pengawasan 59
58 Persentase Sarana Air minum dan yangdilakukan pengawasan 27
6 Terlayaninya masyarakat yangmendapatkan pembiayaankesehatan secara menyeluruh
59 Persentase Pelayanan KesehatanRujukan Pasien Masyarakat Miskin 100
7 Pengawasan keamananterhadap kemanfaatan danmutu sediaan farmasi alatkesehatan dan Makanan
60 Persentase Apotek dan Toko Obat yangmemiliki registrasi 75.58
61Persentase Pangan Industri RumahTangga (PIRT) yang memiliki nomorRegistrasi
47.06
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, 2017
A. Program dan Kegiatan Tahun 2017
Program-program kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu meliputi :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program peningkatan disiplin aparatur
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
5. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
6. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
7. Program Pengawasan Obat dan Makanan
8. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 17
9. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
10. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
11. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
12. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
13. Program pelayanan kesehatan penduduk miskin
14. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/puskemas pembantu dan jaringannya
15. Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/
rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata
16. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
17. Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan
18. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
B. Penetapan Kinerja
Penetapan Kinerja merupakan pernyataan kinerja/kesepakatan
kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan
target kinerja tertentu berdasarkan sumber daya yang dimiliki oleh
instansi/unit kerja/satuan kerja.
Penetapan kinerja bertujuan untuk :
1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur.
2. Mendorong komitmen penerima amanah untuk melaksanakan amanah
yang diterimanya dan terus meningkatkan kinerjanya.
3. Sebagai alat pengendalian manajemen yang praktis bagi pemberi
amanah.
4. Untuk menilai keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi dan sebagai dasar pemberian pemberian penghargaan
(reward) atau sanksi (punishment)
Penetapan kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu yang
disepakati bersama antara eselon II, eselon III dan eselon IV sampai ke
bawahan dijabarkan pada lampiran laporan kinerja ini.
C. Rencana Aksi Kinerja
Rencana Aksi Kinerja Tahun 2017 ini merupakan perwujudan
akuntabilitas kinerja terhadap amanat yang diberikan Pemerintah kepada
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 18
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu. Pada rencana aksi ini telah
diuraikan sasaran strategi, indikiator kinerja hingga kebutuhan dana indikatif
bagi pelaksanaan program kegiatan selama tahun 2017. Rencana aksi ini
tidak terlepas dari Rencana Kerja (Renja), Rencana Strategis periode 2016-
2021 Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu serta dokumen
perencanaan kinerja lainnya.
Tujuan dari penyusunan Rencana Aksi Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanah Bumbu adalah sebagai dokumen perencanaan yang menjadi tolak
ukur penilaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu dalam
penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan serta pelaksanaan tugas
pokok dan fungsinya.
Ruang lingkup Rencana Aksi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu meliputi sasaran strategis, indikator kinerja, hingga kebutuhan dana
indikatif bagi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2017 serta rencana
aksi atas kinerja sasaran tahun berjalan.
Matrik rencana aksi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu akan
dijabarkan secara rinci pada lampiran laporan kinerja tahun 2017 ini.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 19
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas merupakan hal yang penting untuk menjamin nilai-nilai
efesiensi dan efektifitas. Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang
dinilai dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegitan yang
dijalankan. Sedangkan efektifitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau
memilih tujuan –tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara
dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Dalam sistem
pemerintahan dikenal dengan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan
kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-
tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat
pertanggungjawaban secara periodik. Esensi pembangunan berbasis kinerja
adalah orientasi untuk mendorong perubahan dengan menggunakan
program/kegiatan dan sumber daya anggaran untuk mencapai rumusan
perubahan pada level keluaran, hasil maupun dampak.
Akuntabilitas kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan
dan kegagalan pelaksanaan dengan kegiatan sesuai sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah.
Pendekatan pembangunan berbasis kinerja sejalan dengan prinsip good
governance dengan pilarnya akuntabilitas yang akan menunjukkan pemenuhan
tugas dan mandat suatu instansi dalam pelayanan publik yang bisa langsung
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pengendalian dan pertanggungjawaban
program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas
kinerja pemerintah daerah kepada publik telah tercapai.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada
level sasaran untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran
dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan
rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Alat ukur
yang digunakan untuk ukuran keberhasilan atau kegagalan capaian kinerja
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 20
adalah Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU merupakan acuan untuk mengukur
keberhasilan dan kegagalan capaian kinerja prioritas program yang bersifat
strategis. IKU ditetapkan secara mandiri oleh instansi pemerintah dan SKPD di
lingkungannya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu selaku unsur pelaksana
Pemerintah Daerah dalam bidang kesehatan, berkewajiban untuk melakukan
akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Kinerja (LKj), dimana laporan
kinerja tersebut menggambarkan tingkat keberhasilan atau kegagalan selama
kurun waktu tahun anggaran 2017 berdasarkan sasaran, program dan kegiatan
yang telah ditetapkan dalam rencana strategis.
A. Capaian KinerjaCapaian kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik
dan berkesinambungan yang didasarkan pada kelompok indikator kinerja
kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat
dan dampak. Pengukurannya mencakup antara lain :
a) Kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian dari target
masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan
b) Tingkat pencapaian sasaran instansi pemerintah yang merupakan
tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator sasaran yang
telah ditetapkan.
Pengukuran kinerja dimaksud dilakukan dengan menggunakan
formulir Pengukuran Kinerja (PK), yang selanjutnya dilakukan evaluasi
untuk mengetahui keberhasilan ataupun kegagalan dari kegiatan dan
sasaran yang telah ditetapkan.
Untuk lebih mempermudah interpretasi atas pencapaian kinerja
kegiatan, indikator sasaran dan indikator kinerja utama maka dipergunakan
skala ordinal dan makna dari nilai tersebut yaitu :
Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja
No. Skala Ordinal Kategori1 Lebih dari 90% Sangat Berhasil2 81% s.d 90% Baik (Berhasil)3 61% s.d 80% Cukup Berhasil4 Kurang dari 60% Kurang Berhasil
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 21
Dalam rangka pengembangan Sistem AKIP pada tahap pengukuran
dan evaluasi atas kinerja, beberapa kegiatan ditetapkan indikator kinerja
outcomes yang lebih tinggi (ultimate outcomes) serta disajikan perbandingan
dengan capain kinerja pada tahun sebelumnya. Penghitungan nilai realisasi
kinerja ini telah dilakukan pada Sistem AKIP secara elektronik (e-sakip).
B. Capaian Indikator Kinerja UtamaIndikator Kinerja Utama (IKU) instansi pemerintah harus selaras antar
tingkatan unit organisas meliputi indikator kinerja keluaran (output) dan hasil
(outcome). Tujuan dalam penetapan IKU adalah untuk; 1) Untuk
memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam
menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik; 2) Untuk memperoleh
ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis
organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan
akuntabilitas kinerja.
Dalam menyusun IKU Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
melalui tahap pengumpulan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
perencanaan, baik di tingkat nasional maupun di daerah, yaitu :
1. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
2. Rencana Strategis, kebijakan umum dan atau dokumen strategis lainnya
yang relevan;
3. Bidang kewenangan, tugas dan fungsi, serta peran lainnya;
4. Kebutuhan informasi kinerja untuk penyelenggaraan akuntabilitas
kinerja;
5. Kebutuhan data statistik pemerintah;
6. Kelaziman pada bidang tertentu dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 22
Tabel 3.2. Pencapaian IKU Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah BumbuTahun 2017
NO IKU SATUAN RUMUS YANG DIGUNAKAN CAPAIAN2015
CAPAIAN2016
TAHUN 2017Persentase
TARGET PENGHITUNGANCAPAIAN REALISASI
1 Angka Kematian Ibu(AKI)
/100.000KH
Jumlah kematian ibu oleh sebabkehamilan/ melahirkan/ nifas(sampai 4 hr post partum)dalam kurun waktu tertentu x100.000Jumlah Kelahiran Hidup
102,5 101 101 5 x 100.0006.309 79,25 100
2 Angka Kematian Bayi(AKB)
/1.000KH
Jumlah kematian bayi < 1 tahun x 1.000Jumlah Kelahiran Hidup 9,73 6,9 9,7 39 x 1.000
6.309 6,18 100
3 Prevalensi / PersentaseBalita Gizi Buruk % Jumlah balita gizi buruk x 100
Jumlah Balita 0,010 0,008 0,007 2 x 10041.944 0,005 100
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, 2017
Keterangan :Indikator Kinerja Utama (IKU) Prevalensi Gizi Buruk baru ditetapkan pada tahun 2017. Sebelumnya menggunakan indikator
Prevalensi/Persentase Balita Gizi Buruk yang Mendapatkan Perawatan.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 23
Mencermati tabel diatas, dari sejumlah 3 (tiga) indikator kinerja utama pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, kinerja yang dicapai telah
memenuhi Kriteria sangat berhasil yaitu sebesar 100% (3 indikator). Ini
sangat membanggakan dimana Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
berhasil mencapai target yang ditetapkan. Ini peran serta kerja keras
Puskesmas dalam memberikan upaya pelayanan kesehatan paripurna
kepada masyarakat. Peran serta lintas sektor juga sangat mempengaruhi
capaian kinerja ini. Semoga ditahun-tahun yang akan datang Dinas
Kesehatan dapat lebih meningkatkan kinerjanya. Capaian realisasi kinerja
dari indikator kinerja utama Dinas Kesehatan ini tampak pada gambar
dibawah.
Gambar 3.1. Capaian IKU Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah BumbuTahun 2017
C. Capaian Kinerja Tahun 2017
Tahun 2017 Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu telah
menetapkan 8 sasaran strategis yang berisi 61 indikator kinerja, target dan
relisasi masing-masing indikator diuraikan pada tabel 2.1 Rencana Kinerja
Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017. Dari 61
indikator yang termasuk dalam Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) yang
merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2017.
Berdasarkan Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2017 jumlah
indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu yang ditetapkan
Sangat Berhasil
Berhasil
Cukup Berhasil
Kurang Berhasil
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 24
sebanyak 61 indikator, dan capaian kinerja yang memiliki persentase
capaian lebih dari 90 % atau lebih sebanyak 53 indikator, indikator yang
pencapaiannya antara 81% s.d 90% sebanyak 1 indikator, indikator yang
pencapaian 61% s.d 80% sebanyak 4 indikator dan indikator yang
pencapaian kurang dari 60% sebanyak 3 indikator seperti terlihat pada tabel
3.3 berikut ini :
Tabel 3.3 Ringkasan Tingkat Capaian Kinerja 2017 Dinas KesehatanKabupaten Tanah Bumbu
Tingkat CapaianKinerja
JumlahIndikator Persentase Kategori
Lebih dari 90% 53 86,88 % Sangat berhasil
81% s.d 90% 1 1,64 % Baik (Berhasil)
61% s.d 80% 4 6,56 % Cukup Berhasil
Kurang dari 60% 3 4,92 % Kurang Berhasil
61 100 %
Capaian realisasi kinerja dari indikator kinerja utama Dinas Kesehatan ini
tampak pada gambar dibawah.
Gambar 3.2 Ringkasan Capaian Kinerja Dinas Kesehatan KabupatenTanah Bumbu Tahun 2017
D. Evaluasi dan Analisis Capaian Sasaran Strategis Tahun 2017
Evaluasi kinerja juga merupakan suatu proses umpan balik atas
kinerja masa lalu yang berguna untuk meningkatkan produktivitas dimasa
Sangat Berhasil
Berhasil
Cukup Berhasil
Kurang Berhasil
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 25
yang akan datang, sebagai suatu proses yang berkelanjutan, evaluasi
kinerja menyediakan informasi mengenai kinerja dalam hubungannya
terhadap tujuan dan sasaran. Evaluasi kinerja merupakan kegiatan untuk
menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan
tugas dan fungsi yang dibebankan dalam melaksanakan pengembangan visi
dan misi evaluasi kinerja merupakan analisis dan interprestasi keberhasilan
atau kegagalan pencapaian kinerja.
Pengukuran pencapaian sasaran pembangunan kesehatan diukur
dengan menggunakan indikator-indikator pembangunan kesehatan yang
mengacu pada Indikator Kinerja Utama bidang Kesehatan Tahun 2017.
Evaluasi kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
merupakan kegiatan lebih lanjut dari kegiatan pengukuran kinerja dan
pengembangan indikator berpedoman pada ukuran dan indikator yang telah
disepakati dan ditetapkan. Perjanjian Kinerja (PK) Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Bumbu didasarkan atas hasil pengukuran kinerja dalam
setiap tujuan dan sasaran yang diuraikan sebagai berikut :
SASARAN 1 Meningkatnya mutu dan pemerataan sumber dayamanusia, sarana dan prasarana kesehatan
Tabel 3.4 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 1
No Indikator Target%
Realisasi%
CapaianKinerja( % )
Kategori
1Rasio Dokter perSatuan Penduduk(Per 1000 )
0,22 0,12 54,55 KurangBerhasil
2Rasio PosyanduPersatuan SatuanBalita (per 1000)
4,99 8,1 100 SangatBerhasil
3
Persentase StrataDesa Siaga aktifPurnama & Mandiri(%)
32,09 13,42 41,82 KurangBerhasil
4Persentase PosyanduPurnama & Mandiri(%)
47,64 47,96 100 SangatBerhasil
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 26
1) Rasio Tenaga Dokter Per Satuan Penduduk
Dihitung dari jumlah dokter dibagi dengan jumlah penduduk yang
ada di kali 1000, tahun 2014 dari target 0,065% tercapai sebanyak
0,04% per 1000 penduduk sedangkan tahun 2015 realisasi sebesar
0,012% dari target 0,07% dengan jumlah dokter sebanyak 48 orang.
Tahun 2016 dari target yang ditetapkan 0,16% realisasinya sebesar
0,13% dengan 40 orang dokter. Untuk tahun 2017 ini target yang
ditetapkan 0,22% dan realisasi yang berhasil dicapai 0,12% dengan
jumlah dokter sebanyak 37 orang. Selanjutnya kecenderungan rasio
tenaga dokter per satuan penduduk pada 4 (empat) tahun terakhir
disajikan pada gambar 3.3 berikut ini.
Gambar 3.3 Rasio Tenaga Dokter Per Satuan PendudukTahun 2014 – 2017
Gambar diatas menunjukkan capaian rasio tenaga dokter per
satuan penduduk mengalami fluktuasi dengan kecenderungan menurun
pada tahun 2017. Menurunnya realisasi kinerja ini dikarenakan sejak
tahun 2015 tidak ada penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selain itu
ada beberapa dokter PNS maupun dokter tenaga kontrak mengikuti
pendidikan dokter spesialis sehingga mengurangi jumlah tenaga dokter
yang ada di Puskesmas. Pertambahan penduduk yang cukup pesat
tidak diimbangi dengan penambahan tenaga dokter sehingga rasio
dokter masih belum memenuhi target yang ditetapkan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu telah mengupayakan
untuk menambah jumlah tenaga dokter melalui penerimaan tenaga
0,04
0,012
0,130,12
0
0,02
0,04
0,06
0,08
0,1
0,12
0,14
2014 2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 27
kontrak. Pada tahun 2018 rencana penambahan tenaga dokter melalui
tenaga kontrak berjumlah 10 orang. Semoga dapat terealisasi dengan
baik dan dapat memenuhi kekurangan jumlah tenaga dokter.
2) Rasio Posyandu Per Satuan Balita (per 1000)
Rasio Posyandu Per Satuan Balita (Per 1000) dihitung
berdasarkan jumlah posyandu yang ada dibagi dengan jumlah balita
yang ada. Pada tahun 2014 jumlah posyandu yang ada 184 posyandu
target 6,5 realisasi 5,01 sedangkan pada tahun 2015 posyandu yang
ada sebanyak 191, dari target 7 realisasi sebesar 5. Untuk tahun 2016
dari target yang ditetapkan yaitu 4,9 realisasi yang berhasil dicapai 5,3.
Dan realisasi rasio posyandu per satuan balita tahun 2017 adalah 8,1
dari 4,99 target yang ditetapkan dengan jumlah Posyandu sebanyak 196
buah dan jumlah balita 24.242 orang. Kecenderungan Rasio Posyandu
Per Satuan Balita pada 4 (empat) tahun terakhir dari tahun 2014 - 2017
disajikan dalam gambar berikut ini.
Gambar 3.4 Rasio Posyandu Per Satuan Balita Tahun 2014 – 2017
Gambar ini memperlihatkan kecenderungan peningkatan rasio
posyandu per satuan balita disetiap tahunnya. Hal ini melebihi target
yang sudah ditetapkan, akan tetapi diharapkan penambahan posyandu
tetap bertambah seiring dengan jumlah balita yang bertambah. Dengan
kuantitas dan kualitas Posyandu diharapkan dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang baik kepada seluruh balita untuk menekan
jumlah kematian balita.
5,01 5 5,3
8,1
0
2
4
6
8
10
2014 2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 28
3) Persentase Strata Desa Siaga aktif Purnama & Mandiri (%)
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi
masalah- masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan, secara mandiri, sementara Desa Siaga Aktif adalah desa
yang mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya
yang buka setiap hari dan berfungsi sebagin pemberi pelayanan
kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawat daruratan,
surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan
pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga
masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Persentase Desa Siaga Aktif didapat dengan perhitungan jumlah
Desa Siaga yang aktif dibagi dengan jumlah Desa siaga yang terbentuk
dalam kurun waktu tertentu. Sampai pada tahun 2015 target desa siaga
aktif sebesar 70% sedangkan realisasi sebesar 83% hal ini melebihi
target yang ditetapkan. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 dari target
55% realisasi 87% dan tahun 2013 target 40% realisasi hanya 14%.
Apabila kita lihat dari tahun 2013 sampai dengan 2015 persentase desa
siaga aktif mengalami peningkatan yang sangat signifikan setiap
tahunnya ini dikarenakan 95,8 % desa di Kabupaten Tanah Bumbu
sudah memiliki bidan desa ada sebagian tenaga di desa dapat menjadi
supervisor. Hal ini tidak terlepas dari dukungan dana oleh pemerintah
baik pemerintah daerah, pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat
di masing-masing program, BOK dan operasional Puskesmas.
Untuk tahun 2016 Desa Siaga Aktif berubah indikatornya menjadi
Strata Desa Siaga Aktif Purnama dan Mandiri untuk dinaikkan stratanya
dengan target 14,93% dan realisasinya sebesar 11,76%. Tahun 2017 ini
realisasi yang berhasil dicapai adalah 13,42% dari 32,09% Target yang
ditetapkan dengan jumlah Strata Desa siaga Aktif Purnama 18 buah dan
Mandiri berjumlah 2 buah, total desa siaga aktif 138 desa.
Kecenderungan Strata Desa Siaga Aktif Purnama dan Mandiri pada 2
(dua) tahun terakhir dari tahun 2016 - 2017 disajikan dalam gambar
berikut ini.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 29
Gambar 3.5 Strata Desa Siaga Aktif Purnama dan MandiriTahun 2016 – 2017
Melihat gambar diatas menunjukkan bahwa strata desa siaga aktif
purnama dan mandiri mengalami peningkatan walaupun tidak mencapai
target yang ditetapkan. Pada tahun 2017 ini dilakukan pelatihan
manajemen petugas kesehatan desa/kel desa siaga sehingga dapat
meningkatkan persentase strata desa siaga aktif purnama dan mandiri.
Capaian yang tidak memenuhi target mungkin dikarenakan kurangnya
dukungan dan pengetahuan tentang desa siaga aktif dari lintas sektor
(kepala Desa dan Tokoh Masyarakat), kurang aktifnya kader dan
petugas kesehatan dilapangan, keterbatasan anggaran dalam
pengembangan desa siaga.
4) Persentase Posyandu Mandiri dan Purnama (%)
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk
memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna
memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita. Persentase
Posyandu Purnama & Mandiri pada tahun 2013 target 27% realisasi
25% dan tahun 2014 target 35% realisasi 37%. Pada tahun 2015 dari
target 40% realisasinya sebesar 40%. Sedangkan pada tahun 2016 dari
target 39,79% realisasinya sebesar 45,87%. Tahun 2017 target yang
telah ditetapkan yaitu 47,64% dan realisasinya 47,96% dengan jumlah
Posyandu Purnama 74 buah dan Posyandu Mandiri 20 buah sedangkan
total Posyandu keseluruhan sebanyak 196 Posyandu. Capaian kinerja
100%. Persentase Posyandu Mandiri dan Purnama dari tahun ke tahun
memiliki kecenderungan meningkat.
11,76
13,42
10,511
11,512
12,513
13,514
2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 30
Gambar 3.6 Persentase Posyandu Purnama dan MandiriTahun 2013 – 2017
Ini artinya dari tahun ke tahun selama 5 tahun terakhir Presentase
posyandu Purnama dan Mandiri mengalami peningkatan karena
Posyandu yang mudah dijangkau oleh masyarakat, sebagian posyandu
letaknya strategis, adanya koordinasi dan bantuan dari lintas sektor
terkait diantaranya (TP, PKK, BPMPD, BKBP3A), kegiatan monev
posyandu, lomba posyandu dan kader posyandu. Berikutnya,
peningkatan kategori posyandu purnama dan mandiri akan terus
dipertahankan dan lebih di “genjot” lagi dengan koordinasi dengan lintas
sektoral terkait untuk meningkatkan keaktifan pemberdayaan
masyarakat melaluin UKBM dan adanya dana desa 1 M yang bisa
digunakan untuk penyelenggaraan posyandu.
Program dan Kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja
Sasaran 1 adalah sebagai berikut :
1) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasaran Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
a. Kegiatan pembangunan Puskesmas
b. Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas
c. Kegiatan rehabilitasi sedang/berat Puskesmas
d. Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana
Puskesmas keliling
2) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a. Kegiatan peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan
25
37 4045,87 47,96
0
10
20
30
40
50
60
2013 2014 2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 31
b. Kegiatan pengembangan media promosi dan informasi sadar
hidup sehat
c. Kegiatan penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
d. Kegiatan pengembangan dan penyelenggaraan Desa Siaga
e. Kegiatan Saka Bhakti Husada
SASARAN 2 Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Keluarga danKesehatan Ibu dan Anak
Tabel 3.5 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 2
No Indikator Target%
Realisasi%
CapaianKinerja( % )
Kategori
1Persentase puskesmasyang melaksanakankelas ibu hamil
100 100 100 SangatBerhasil
2Persentase puskesmasyang melaksanakanorientasi P4K
100 100 100 SangatBerhasil
3Persentase pelayananibu hamil mendapatkanantenatal minimal 4 kali
64 72,28 100 SangatBerhasil
4 Prevalensi AKI per100.000 kelahiran hidup 101 79,25 100 Sangat
Berhasil
5 Prevalensi AKN per 1000kelahiran hidup 7 4,2 100 Sangat
Berhasil
6 Persentase AKB per1000 kelahiran hidup 9.7 6,18 100 Sangat
Berhasil
7 Persentase AKBa per1000 kelahiran hidup 10.5 1,3 100 Sangat
Berhasil
8 Persentase KB aktif 100 44,19 44,19 KurangBerhasil
9Menurunnya angkakesakitan malaria ( API )/1000 penduduk
0.60 0,60 100 SangatBerhasil
10 Menurunnya kesakitanfilaria ( MF Rate )< 1% < 1 0,9 100 Sangat
Berhasil
11 Insiden RateDBD/100.000 penduduk 60,11 15,51 100 Sangat
Berhasil
12Persentase penemuankasus baru kusta tanpacacat
80 80 100 SangatBerhasil
13 Keberhasilan pengobatanTB BTA + ( Sukses Rate) 84 84 100 Sangat
Berhasil
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 32
14 Persentase kasus HIV ygdiobati 35 61,5 100 Sangat
Berhasil
15
Persentase puskesmasmelaksanakanpemeriksaan dantatalaksana pnemoniamelalui program MTBS
100 100 100 SangatBerhasil
16
Persentase Puskesmasyang melaksanakanpengendalian PTMterpadu
21,43 14,29 66,68 CukupBerhasil
17Persentase kebijakanKawasan Tanpa AsapRokok di sekolah
10,13 10,76 100 SangatBerhasil
18Persentase desa yangmelaksanakan pelayananPosbindu PTM
20.13 87,25 100 SangatBerhasil
19
Persentase perempuan30-50 tahun yg dideteksikanker servik danpayudara
15 85,87 100 SangatBerhasil
20Persentase anak usia 0-11 bulan mendapatimunisasi dasar lengkap
88 94 100 SangatBerhasil
21Persentase SinyalKewaspadaan dini yangdirespon
86 86 100 SangatBerhasil
22 Persentase persalinandifasiltas kesehatan 60 70,6 100 Sangat
Berhasil
23Presentase Desa yangmemiliki PosyanduLansia
65 83,89 100 SangatBerhasil
1) Persentase puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil
Kelas Ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta
maksimal 10 orang. Ibu-ibu akan belajar bersama, diskusi dan tukar
pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan
sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan
berkesinambungan yang difasilitasi oleh bidan/ tenaga kesehatan dengan
menggunakan paket kelas ibu hamil. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 33
persalinan, dll. Tahun ini semua puskesmas telah melaksanakan kelas ibu
hamil hanya saja kuantitas dan kualitas pelaksanaannya saja yang
berbeda antar puskesmas.
2) Persentase puskesmas yang melaksanakan orientasi P4K
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) dilaksanakan dengan cara memantau, mencatat dan menandai
stiapibu hamil. Program ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, kader
kesehatan dibantu oleh tokoh masyarakat. Program ini salah satu cara
pemberdayaan masyarakat dalam penurunan AKI dan AKB. Semua
Puskesmas sudah melaksanakan orientasi P4K sehingga sehinga
capaian sudah memenuhi target yaitu 100%.
3) Persentase pelayanan ibu hamil mendapatkan antenatal minimal 4 kali
Presentase kunjungan ibu hamil K-4 adalah Presentase ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar
paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.
Perhitungan Presentase ini persentase ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal care (ANC) minimal 4 kali sesuai standar (dengan
distibusi 1 kali pada trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali
pada trimester ke-3) oleh tenaga kesehatan dibagi dengan estimasi
jumlah ibu hamil disuatu wilayah pada kurun waktu tertentu.
Pada 2015 terdapat 4.498 orang ibu yang hamil sebanyak 5.030
yang mendapat pelayanan ANC sesuai standar sebesar (78,7%) hal ini
belum mencapai target kinerja yang telah ditetapkan dan diinginkan
sebesar (85%) masih kurang (1,08%). Sedangkan tahun 2016 jumlah
kunjungan ibu hamil K4 adalah sebanyak 5.164 sedangkan jumlah ibu
hamil 8.183 orang target yang ditetapkan 90% sedangkan realisasinya
sebesar 63,11%. Tahun 2017 ini jumlah kunjungan ibu hamil K4 adalah
sebanyak 6.306 Orang sedangkan jumlah ibu hamil 8.724 Orang.
Sehingga realisasi yang dicapai adalah 72,28% dari 64% target yang
ditetapkan.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 34
Gambar 3.7 Persentase Pelayanan Ibu Hamil MendapatkanAntenatal Minimal 4 Kali Tahun 2015 – 2017
Persentase pelayanan ibu hamil mendapat antenatal minimal 4 kali
tahun ini mengalami peningkatan dan ini disebabkan oleh meningkatnya
kesadaran masyarakat (ibu hamil) yang memeriksakan kehamilannya ke
Puskesmas, Poskesdes maupun Posyandu. Ini diharapkan dapat
menekan penyebab kematian ibu hamil maupun ibu bersalin. Selain itu
tenaga kesehatan terutama bidan sudah tersebar di setiap desa sehingga
masyarakat tidak kesusahan lagi dalam mengakses pelayanan
kesehatan. Faktor pendukung keberhasilan yang lainnya antara lain
peningkatan kapasitas bidan, pelayanan ANC 4 kali di fasyankes selama
kehamilan, dukungan dana pelacakan ibu hamil dan kegiatan luar gedung
yang dibiayai dana BOK, adanya PWS KIA, serta adanya kegiatan
monitoring dan evaluasi.
Sedangkan yang menjadi faktor penghambat antara lain ibu hamil
tidak datang di trimester I, masih ada ibu hamil yang drop out yang tidak
tercatat pada trimester III karena berpindah tempat tinggal dan
pencatatan dan pelaporan yang belum optimal.
Diharapkan tahun–tahun berikutnya dengan pengelolaan
poskesdes oleh Desa dapat terus meningkatkan pelayanan kesehatan.
Dan penempatan dan penambahan bidan atau tenaga kesehatan ditiap
desa serta penguatan di strategi promosi kesehatan melalui penyuluhan
kesehatan yang lebih intensif lagi, serta lebih mengembangkan lagi desa
siaga aktif tahun 2018 sehingga capaian untuk Presentase kunjungan ibu
hamil K-4 nakes terlatih tahun 2018 nanti bisa menunjukkan peningkatan
yang cukup signifikan lagi.
78,7
63,1172,28
0
20
40
60
80
100
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 35
4) Prevalensi AKI per 100.000 kelahiran hidup
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu sebagai
akibat komplikasi kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan, dan
dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan
lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
Untuk tahun 2014, target AKI Kabupaten Tanah Bumbu adalah 80
per 100.000 kelahiran hidup di bawah target nasional sebesar 125 per
100.000 kelahiran hidup yang ditetapkan. Sedangkan pencapaiannya
tahun 2014 sebesar 137 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada
tahun 2015 target sebesar 75 per 100.000 kelahiran hidup realisasi
sebesar 102,5. Capaian pada tahun 2016 sebesar 101 per 100.000 ini
kategori cukup baik. Hal ini diluar dugaan karena pada tahun 2011 AKI
Kabupaten Tanah Bumbu ada pada angka 198 per 100.000 Kelahiran
Hidup, tahun 2012 AKI Kabupaten Tanah Bumbu sudah mencapai di
posisi angka 84 per 100.000 Kelahiran Hidup, tahun 2013 AKI Kabupaten
Tanah Bumbu sudah mencapai di posisi angka 218 per 100.000
Kelahiran Hidup artinya sudah sangat jauh dibawah target nasional. Dan
tahun 2017 ini realisasi yang berhasil dicapai yaitu 79,25 per 100.000
Kelahiran Hidup.
Gambar 3.8 Prevalensi AKI per 100.000 kelahiran hidupTahun 2011 – 2017
198
84
218
137
102,5 10179,25
0
50
100
150
200
250
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 36
Harus disadari ketika berkaitan dengan AKI ada banyak faktor yang
dapat mempengaruhi tinggi rendahnya naik turunnya angka AKI,
diantaranya masyarakat bersalin ke Dukun Kampung (DK) masih
kurangnya kepercayaan terhadap Bidan atau Dokter, sosial ekonomi,
kesehatan ibu sebelum hamil dan nifas, serta pelayanan kesehatan
terhadap ibu hamil. Bukti Budaya yang berperan adalah karena
pertolongan persalinan sudah gratis, yang dibutuhkan dari masyarakat
hanyalah memeriksakan kehamilan dan pertolongan persalinan ke tenaga
kesehatan difasilitas kesehatan. Timbul pertayaan selama ini tentang hal
Apakah Budaya masyarakat yang mempercayakan persalinan ke Dukun
Kampung (DK) hanya tanggung jawab kesehatan? Tentunya tidak. Selain
itu Dinas Kesehatan dengan jejaring dilapangan (Bidan desa) sudah
memberikan pelayanan persalinan sesuai SOP, sehingga kematian di
Puskesmas maupun jaringannya sudah sangat kecil. Hal ini merupakan
“PR” yang sangat berat bagi semua pihak baik pemerintah termasuk
semua tenaga kesehatan baik yang ada di Dinas Kesehatan, UPTD
(Puskesmas) dan semua jajaran serta pihak Rumah Sakit dan tentunya
tak lepas peran serta seluruh masyarakat untuk “bergotong-royong”.
Karena AKI dipengaruhi salah faktor sosial budaya dimana budaya
masyarakat yang kita kenal adalah 4 Terlalu (Terlalu Tua, Terlalu Muda,
Terlalu Banyak Anak, Terlalu Dekat Jarak Anak), dan 3 Terlambat
(Terlambat mengambil keputusan dan mengenali risiko, Terlambat
Sampai di tempat Pelayanan dan Terlambat mendapatkan Pelayanan).
Yang juga berpengaruh ditambah lagi tingkat pengetahuan ibu tentang
kehamilan yang sehat rendah, diduga juga faktor pengambilan keputusan
dalam keluarga yang kadang masih sering terlambat membawa ibu
melahirkan ke sarana kesehatan dan masih banyak faktor lain yang
diduga mempengaruhinya.
5) Prevalensi AKN per 1000 kelahiran hidup
Angka Kematian Neonatal adalah jumlah bayi yang meninggal
sebelum mencapai usia 29 hari (0-28 hari) per 1000 kelahiran hidup di
tahun yang sama. Target di tahun 2016 sebesar 7,15 per 1000 kelahiran
hidup dan relisasi sebesar 4.4 per 1000 kelahiran hidup. Untuk tahun
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 37
2017 target yang ditetapkan sebesar 7 per 1000 kelahiran hidup dan
realisasi yang berhasil dicapai yaitu 4,2 per 1000 kelahiran hidup.
Gambar 3.9 Prevalensi AKN per 1.000 kelahiran hidupTahun 2015 – 2017
Melihat gambar diatas terlihat bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanah Bumbu bisa menekan kematian neonatal. Hal ini didukung dengan
skrining bayi baru lahir sehingga risiko yang dialami dapat dideteksi dan
langsung mendapatkan perawatan ke fasilitas kesehatan lebih lanjut
sehingga kesakitan dan kematian bayi dapat dikurangi.
6) Persentase AKB per 1.000 kelahiran hidup
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah bayi yang meninggal
sebelum mencapai usia 1 tahun per 1000 kelahiran hidup di tahun yang
sama. Target tahun 2016 sebesar 9 per 1000 kelahiran hidup yang
ditetapkan. Jika dilihat dari angka absolut AKB tahun 2011 sebesar 52
bayi, tahun 2012 56 bayi, tahun 2013 sebanyak 29 bayi, 2014 sebanyak
59 bayi dan tahun 2016 sebanyak 57 dengan persentase 6,2 per 1.000
kelahiran hidup. Dan pada tahun 2017 realisasi 6,18 Per 1.000 kelahiran
hidup dari target 9,7 per 1.000 kelahiran hidup.
Gambar 3.10 Prevalensi AKB per 1.000 kelahiran hidupTahun 2015 – 2017
7,34
4,4 4,2
0
2
4
6
8
2015 2016 2017
9,736,9 6,18
0
5
10
15
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 38
Dari penyebab kematiannya, AKB juga disebabkan berbagai faktor
yang berkaitan diantaranya masyarakat bersalin ke Dukun Kampung
(DK), keterlambatan dalam pelayanan persalinan, kesehatan ibu sebelum
hamil dan nifas, serta pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil. Bukti
Budaya yang berperan adalah karena pertolongan persalinan sudah
gratis, yang dibutuhkan dari masyarakat hanyalah memeriksakan
kehamilan dan pertolongan persalinan ke tenaga kesehatan difasilitas
kesehatan. Penyebabnya sama dengan AKI karena AKI dan AKB saling
berkaitan. Semoga ditahun-tahun berikutnya Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanah Bumbu melalui Puskesmas dapat mempertahankan keberhasilan
ini.
7) Persentase AKBa per 1000 kelahiran hidup
Angka Kematian Balita adalah Kematian anak umur 0-5 tahun per
1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita menggambarkan tingkat
permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh
terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan
kecelakaan.
Target pada tahun 2016 sebesar 10.54 sedangkan realisasi yang
didapat 1.3 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan realisasi yang dicapai
tahun 2017 sebesar 1.3 per 1000 kelahiran hidup dari target 10.5 per
1000 kelahiran hidup.
Gambar 3.11 Prevalensi AKBa per 1.000 kelahiran hidupTahun 2015 – 2017
Hal ini menunjukan bahwa Kabupaten Tanah Bumbu dapat
menekan kematian Balita. Data kematian balita yang didapat pada tahun
9,73
1,3 1,30
2
4
6
8
10
12
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 39
2017 tersebut tidak berhubungan dengan gizi buruk tetapi karena
kelainan kongenital yang di bawa sejak lahir. Hali ini menggambarkan
kesehatan di Tanah Bumbu sudah berjalan dengan baik.
8) Persentase KB aktif
Persentase KB aktif adalah cakupan dari peserta KB yang baru
dan lama yang masih aktif menggunakan alat dan obat kontrasepsi
(alokon) dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Target yang ditetapkan pada
tahun 2016 adalah 100% sedangkan capaian 85.7%. Sedangkan tahun
2017 capaian KB aktif 44,19% dari target 100%.
Gambar 3.12 Persentase KB Aktif Tahun 2015 – 2017
Hal ini dapat dipengaruhi dari pencatatan pelaporan karena banyak
PUS yang ke Bidan Praktik Mandiri atau ke klinik untuk menggunakan KB
sehingga tenaga di Puskesmas kesulitan melakukan pencatatan.
Rendahnya minat menggunakan KB karena adanya ketidaksetaraan
gender karena masyarakat menganggap KB hanya urusan wanita
padahal metode KB untuk pria sudah tersedia.
9) Menurunnya angka kesakitan malaria ( API ) /1000 penduduk
Angka kesakitan Malaria (API) /1000 penduduk di tahun 2016
ditargetkan sebesar 0,70/1.000 penduduk sedangkan realisasinya adalah
sebesar 0,35/1.000 penduduk dengan perhitungan jumlah parasit malaria
dibagi dengan jumlah penduduk beresiko dikali dengan 1000, dari
306.641 penduduk yang berisiko ada 109 penduduk yang mengalami
100,4385,7
44,19
020406080
100120
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 40
angka kesakitan malaria. Sedangkan tahun 2017 dtargetkan 0,60 realisasi
yang dicapai 0,60 jumlah penduduk 309.380 jiwa.
Gambar 3.13 Angka Kesakitan Malaria (API)/1.000 pendudukTahun 2015 – 2017
Pada tahun ini mengalami peningkatan dari pada tahun 2016. Hal
ini perlu adanya dukungan para pemangku kebijakan di 8 (delapan) desa
dimana sebagai penyumbang tertinggi angka kesakitan malaria di
Kabupaten Tanah Bumbu dengan API > 1 yaitu Batu Bulan, dadap,
Temunih, Mangkal Api (Puskesmas Teluk kepayang), Bulurejo, Emil Baru,
Mentawakan Mulya, Gunung Raya (Puskesmas Mantewe). Ini menjadi
perhatian kita bersama baik instansi kesehatan maupun lintas sektor
(Kecamatan, aparatur desa, dll) untuk mendukung endemik malaria dalam
penemuan penderita secara dini dan penangulangan vektor sehingga
eliminasi malaria pada tahun 2019 akan tercapai.
10) Menurunnya kesakitan filaria (MF Rate) < 1%
Target yang ditetapkan untuk menurunkan kesakitan filaria (MF
Rate) < 1% ditahun 2016 adalah sebesar 0,80% dengan realisasi 0,92%
dengan perhitungan jumlah sediaan darah positif mikrofilaria dibagi
dengan jumlah darah yang diperiksa. Sedangkan untuk tahun 2017
realisasi yang dicapai 0,8 dari 0,6 yang ditetapkan.
0,85
0,35
0,6
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 41
Gambar 3.14 Angka Kesakitan Filaria (MF Rate) < 1%Tahun 2015 – 2017
Pemberian obat filariasis selama 3 tahun berturut-turut,
mempengaruhi pencapaian tersebut. Diharapkan kesadaran masyarakat
untuk melakukan pencegahan dengan meminum obat anti filariasis dapat
menekan penderita filariasis. Dan bagi pasien yang menderita filarasis
untuk melakukan pengobatan yang teratur.
11) Insiden Rate DBD/100.000 penduduk
Insiden Rate DBD per 100.000 penduduk ditahun 2016 ditargetkan
sebesar 70,20 dengan realisasi 136,3. Sedangkan tahun 2017 ditargetkan
60,11 dengan realisasi 15,51.
Gambar 3.15 Insiden Rate DBD/100.000 pendudukTahun 2015 – 2017
Keberhasilan dalam menekan insiden rate DBD/100.000 penduduk
dikarenakan sudah dilaksanakannya secara rutin kegiatan gotong royong,
0,91
0,92
0,9
0,89
0,895
0,9
0,905
0,91
0,915
0,92
0,925
2015 2016 2017
88,94
136,3
15,510
20406080
100120140160
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 42
kesadaran masyarakat tentang kesehatan lingkungan semakin baik, serta
peran serta kader desa dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat yang gencar dilakukan. Selain itu juga, kondisi cuaca/iklim
yang tidak terlalu buruk sehingga penyakit DBD tidak berkembang terlalu
parah.
Seluruh kasus DBD yang terlaporkan dilaksanakan penyelidikan
epidemiologi dan survey jentik, serta dilakukan upaya PSN
(Pemberantasan Sarang Nyamuk) adapun kasus yang memenuhi
indikator dilakukan foging fokus. Jika melihat trend distribusi berdasarkan
wilayah kerja Puskesmas yaitu sebagai berikut :
a) Puskesmas perawatan Satui 3 Kasus
b) Puskesmas perawatan Sebamban II 6 Kasus
c) Puskesmas Sebamban I 1 Kasus
d) Puskesmas perawatan Pagatan 6 Kasus
e) Puskesmas Batulicin 4 Kasus
f) Puskesmas Perawatan Simpang Empat 9 kasus
g) Puskesmas Darul Azhar 7 kasus dengan 2 kasus kematian
h) Puskesmas Karang Bintang 3 Kasus
i) Puskesmas Perawatan Lasung 1 Kasus
j) Puskesmas Teluk Kepayang 1 kasus
k) Puskesmas Giri Mulya 3 kasus
l) Puskesmas Mantewe 2 kasus
Diharapkan angka absolut dari DBD terus menurun, penguatan di
strategi promosi kesehatan untuk gerakan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) melalui 3M Plus dan meningkatkan penyuluhan
kebersihan lingkungan harus lebih digalakkan terutama di Kecamatan-
kecamatan yang endemis yang dari tahun ke tahun terjadi kasus DBD.
Kejadian DBD masih banyak karena kesadaran masyarakat untuk
melakukan kebersihan terutama pencegahan dengan 3 M Plus
(Menguras, Menutup dan Mengubur Plus Abate) dan hal ini juga di
jelaskan terus menerus kepada masyarakat bahwa “fogging” bukan “ajian
ampuh “ memutus mata rantai nyamuk DBD.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 43
12) Persentase penemuan kasus baru kusta tanpa cacat
Penemuan kasus baru kusta tanpa cacat di Kabupaten Tanah
Bumbu Tahun 2016 dari target 75% yaitu 7 kasus realisasinya sebanyak
7 kasus persentase 75% dengan capaian kinerja 100%. Sedangkan untuk
tahun 2017 ini, dari target 80% yaitu 9 kasus realisasi yang dicapai 9
kasus dengan persentase 80%.
Gambar 3.16 Persentase Penemuan Kasus Baru Kusta Tanpa CacatTahun 2015 – 2017
Hal ini dikarenakan dukungan dari pemangku kebijakan, sehingga
penderita kusta dapat ditemukan secara dini dalam keadaan tidak terjadi
kecacatan. Sehingga mempercepat pengobatan untuk menghindari
kecacatan akibat penyakit kusta. Semoga kedepannya penderita kusta
semakin menurun dan tingkat kesembuhan penderita kusta semakin
tinggi.
13) Keberhasilan pengobatan TB BTA + (Sukses Rate)
Angka penemuan pasien baru TB BTA positif adalah penemuan
pasien TB melalui pemeriksaan dahak sewaktu pagi dan sewaktu (SPS)
dan diobati di unit pelayanan kesehatan dalam suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Perhitungan Persentase ini jumlah pasien baru TB
BTA positif yang ditemukan dan diobati dalam satu wilayah selama satu
tahun dibagi dengan jumlah perkiraan pasien baru TB BTA positif dalam
satu wilayah dalam kurun waktu satu tahun.
63,64
7580
0102030405060708090
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 44
Pada tahun 2014 Penemuan Baru TB BTA Positif dari target yang
ditetapkan (100%) realisasi mencapai (100%) dengan capaian kinerja
(100%) sedangkan 2015 Target (100%) realisasinya sebanyak (100%)
sedangkan pada tahun 2016 dengan indikator Keberhasilan Pengobatan
TB BTA Positif (Sukses Rate) dari target 83% realisasinya adalah
sebanyak 83% sedangkan pada tahun 2017, target yang ditentukan 84%
dan realisasinya sebesar 84%.
Gambar 3.17 Keberhasilan Pengobatan TB BTA + (Sukses Rate)Tahun 2014 – 2017
Kendala yang sering dirasa pada program ini masih kurangnya
promosi tentang penyakit TB, kemudian penemuan kasus ini tidak ada
operasional sehingga kasus yang didapat hanya bersifat pasif dan
kekurangan tenaga laboratorium untuk pemeriksaan (SDM). Sehingga
masyarakat tidak melakukan pengobatan secara tuntas. Misal saja pasien
dari wilayah kerja Puskesmas Teluk Kepayang melakukan pemeriksaan
laboratorium di Laboratorium Puskesmas Perawatan Lasung dan hasilnya
positif. Seharusnya pasien melanjutkan pengobatan di Puskesmas Teluk
Kepayang dengan menujukkan hasil pemeriksaan tetapi yang terjadi
pasien tidak melanjutkan pengobatan baik di Puskesmas Teluk Kepayang
maupun di Puskesmas Perawatan Lasung.
14) Persentase kasus HIV yg diobati
Perkembangan penyakit HIV/AIDS Kabupaten Tanah Bumbu
cenderung semakin meningkat dan menjadi penyumbang terbesar di
Kalimantan Selatan sehingga Prevalensi HIV/ AIDS dalam Revisi RPJMD
100 100
83 84
0
20
40
60
80
100
120
2014 2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 45
dijadikan sebagai salah satu indikator kinerja Mandiri. Pola penyebaran
penyakit ini bervariasi, angka morbiditas dan mortalitas diantara
penduduk usia produktif terus meningkat dan membawa persoalan
kesehatan masyarakat yang serius dan berimplikasi pada aspek lain
seperti sosial budaya dan ekonomi.
Prevalensi tahun 2015 sebesar 0,014% dari target 0,5% dengan
kasus HIV sebanyak 27 kasus dan AIDS 18 kasus dan yang ARV
sebanyak 5 orang dengan kematian berjumlah 3 orang, 1 orang laki-laki
dan 2 orang perempuan. Sedangkan tahun 2016 dari target 25% yaitu 6
orang yang diobati realisasinya sebanyak 73,9% dari 23 penderita ada 17
orang yang diobati. Ini jauh melebihi target yang ditetapkan dikarenakan
peningkatan penderita HIV yang diobati dengan adanya dukungan
pendekatan akses layanan dimana ARV sudah dapat di akses di Rumah
Sakit dr. H. Andi Abdurrahman Noor Kabupaten Tanah Bumbu. Dan untuk
tahun 2017 target ditetapkan 35% realisasinya 61,5% dengan kasus
HIV/AIDS 39 kasus dan yang ARV sebanyak 24 kasus.
Gambar 3.18 Persentase Kasus HIV yang diobat Tahun 2015 – 2017
Ini menunjukkan Angka prevalensi kita masih rendah, meskipun
demikian kita akan terus berupaya menekan penyebaran penyakit ini di
wilayah kita. Presentase kasus HIV positif yang mengakses pengobatan
dengan ARV masih sangat rendah disebabkan setelah mengetahui status
HIV positif penderita tidak lagi dapat dihubungi dan kebanyakan pindah ke
daerah lain sebelum dilakukan pemeriksaaan CD4. Bagi Penderita yang
akan mendapat terapi ARV sebelumnya dicoba terlebih dahulu dengan
terapi Kotri untuk melihat kepatuhan penderita minum obat. Upaya kita
kedepan adalah mengupayakan memudahkan penderita posistif untuk
15
73,961,5
0
20
40
60
80
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 46
mengakses pengobatan ARV di RS dr. Andi Abdurahman Noor, walaupun
sementara ini masih mengakses ke RS Ansari Saleh Banjarmasin.
15) Persentase Puskesmas melaksanakan pemeriksaan dan tatalaksana
pnemonia melalui program MTBS
Presentase puskesmas melaksanakan pemeriksaan dan
tatalaksana pnemonia melalui program MTBS di tahun 2016 ini
ditargetkan sebesar 92,86% dengan realisasinya sebesar 78,5% dari 14
puskesmas yang melaksanakan pemeriksaan dan tatalaksana pnemonia
melalui program MTBS hanya 11 Puskesmas, ada 3 puskesmas yang
tidak melaksanakan dikarenakan pelaksanaan belum terlatih dan adanya
mutasi. Sedangkan untuk tahun 2017 ini, target sebesar 100% dengan
realisasinya sebesar 100%.
Gambar 3.19 Persentase Puskesmas melaksanakan pemeriksaandan tatalaksana pnemonia melalui program MTBS Tahun 2015 – 2017
Hal ini disebab karena seluruh Puskesmas sudah mengikuti
pelatihan sehingga sudah dapat melaksanakan pemeriksaan dan
tatalaksana pneumonia melalui program MTBS.
16) Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu
Presentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM
terpadu pada tahun 2016 ditargetkan ada 2 (dua) puskesmas dari 14
puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu dengan
persentase target sebesar 14,29% realisasi sebesar 14,29% dengan
75,9 78,5
100
0
20
40
60
80
100
120
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 47
capaian target 100%. Sedangkan tahun 2017 target sebesar 21,43%
realisasi sebesar 14,29% dengan capaian target 66,68%.
Gambar 3.20 Persentase Puskesmas melaksanakan pengendalianPTM terpadu Tahun 2015 – 2017
Ini belum mencapai target yang diinginkan dan capaian tahun ini
masih sama dengan tahun kemarin. Puskesmas yang telah
melaksanakan pengendalian PTM terpadu baru 2 (dua) Puskesmas yaitu
Puskesmas Perawatan Lasung dan Puskesmas Sebamban 1. Hal ini
disebabkan karena ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM)
Kesehatan yang mengikuti diklat pengendalian PTM terpadu.
Rencananya pada tahun 2018, pengendalian PTM terpadu akan
dilaksanakan di seluruh Puskesmas.
17) Persentase kebijakan Kawasan Tanpa Asap Rokok di sekolah
Kebijakan Kawasan Tanpa Asap Rokok di Sekolah adalah program
terobosan baru yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu. Tahun 2016 ditargetkan 5,12% dengan realisasi 10,4% dengan
perhitungan jumlah sekolah yang menerapkan kawasan tanpa rokok
dibagi dengan seluruh sekolah yang ada. Dari 316 sekolah yang ada
sebanyak 33 sekolah yang menerapkan kawasan tanpa rokok disekolah.
Sedangkan tahun 2017, ditargetkan 10,13% dengan realisasi 10,76%.
0
14,29 14,29
02468
10121416
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 48
Gambar 3.21 Persentase Kebijakan Kawasan Tanpa Asap Rokokdi Sekolah Tahun 2015 – 2017
Hal ini jauh melampaui dari target yang ditetapkan yaitu sebanyak
19 sekolah, ada peningkatan kebijakan kawasan tanpa asap rokok
disekolah, perhatian pemerintah daerah terhadap KTR di buktikan dengan
terbitnya Perda Kawasan Bebas Rokok.
18) Persentase desa yang melaksanakan pelayanan Posbindu PTM
Persentase desa yang melaksanakan Pelayanan Posbindu PTM
dengan perhitungan desa yang melaksanakan pelayanan Posbindu PTM
dibagi dengan seluruh desa yang ada. Pada tahun 2016 ditetapkan target
sebesar 10,07% dengan realisasi 29,5% ada sebanyak 44 desa dari 149
desa yang melaksanakan pelayanan Posbindu PTM. Hal ini jauh dari
target yang ditetapkan yaitu sebanyak 20 desa. Sedangkan tahun 2017
ditetapkan target sebesar 20,13% dengan realisasi 87,25%. Sebanyak
130 desa yang melaksanakan pelayanan Posbindu PTM dari total 149
desa yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu.
Gambar 3.22 Persentase desa yang melaksanakan pelayananPosbindu PTM Tahun 2015 – 2017
0
10,4 10,76
02468
1012
2015 2016 2017
13,42
29,5
87,25
0
20
40
60
80
100
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 49
19) Persentase perempuan 30-50 tahun yang dideteksi kanker serviks dan
payudara
Persentase perempuan 30-50 tahun yang terdeteksi kanker servik
dan payudara tahun 2016 ditargetkan 5,01% jumlah wanita usia subur
414 wus dan sasaran sebanyak 8.269 realisasi 5,9% yaitu 488 wus dan
sasaran 8.269 dengan perhitungan jumlah wus (Wanita usia subur) yang
diperiksa dibagi sasaran wus. Sedangkan tahun 2017 ditargetkan 15%
dengan sasaran jumlah wanita usia subur 7.554 orang dan realisasi
sebanyak 6.562 orang dengan persentase 85,87%.
Gambar 3.23 Persentase Perempuan 30-50 Tahun yang di deteksiKanker Serviks dan Payudara Tahun 2015 – 2017
Peningkatan capaian yang sangat signifikan ini disebabkan karena
kegiatan yang diprioritaskan oleh pemimpin daerah. Dimana penyuluhan
tentang penyakit kanker serviks dan pemeriksaan deteksi dini yang
disampaikan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas melalui majelis ta’lim
yang tersebar di seluruh desa di Kabupaten Tanah Bumbu. Selain itu
dukungan lintas sektor dalam hal ini PKK Kabupaten Tanah Bumbu untuk
memberikan informasi dan ajakan kepada masyarakat untuk
memeriksakan secara dini.
20) Persentase anak usia 0-11 bulan mendapat imunisasi dasar lengkap
Presentase anak usia 0-11 bulan mendapat imunisasi dasar
lengkap ditargetkan di tahun 2016 sebesar 85% sebanyak 6.178 anak
usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi lengkap dari 7.268 anak. Yang
ada realisasi sebesar 36% anak usia 0-11 bulan yang mendapat
sebanyak 2.632 dari 7.268 anak yang ada. Hal ini masih jauh dari target
yang ditetapkan ditahun 2016 yaitu sebanyak 6.178 anak usia 0-11 yang
0,61 5,9
85,87
020406080
100
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 50
dapat imunisasi lengkap dikarenakan masih rendahnya dukungan
pemangku kebijakan dalam mengerakkan peran serta masyarakat,
pencatatan dan pelaporan program masih kurang baik. Sedangkan tahun
2017 target yang ditetapkan 88% dan realisasinya 94,0%.
Gambar 3.24 Persentase Anak Usia 0-11 bulan Mendapat ImunisasiDasar Lengkap Tahun 2015 – 2017
Tenaga kesehatan di Puskesmas sangat gencar melakukan pendekatan
ke masyarakat untuk membawa bayinya mendapatkan imunisasi. Kasus
KLB Difteri yang terjadi diakhir tahun 2017 membawa pengaruh positif
terhadap pencapaian target imunisasi dasar lengkap karena ketakutan
masyarakat akan bahaya penyakit difteri jika tidak mengimunisasi secara
lengkap bayi mereka.
21) Persentase Sinyal Kewaspadaan dini yang direspon
Presentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon pada tahun
2016 ditargetkan 85,11% sebanyak 158 sinyal kewaspadaan dini yang
direspon dari 185 sinyal kewaspadaan dini yang muncul pada periode
yang sama dengan realisasi sebesar 85,11% dengan capaian kinerja
100% pada tahun ini. Sedangkan tahun 2017 ditargetkan 86% dan
realisasinya sebanyak 86% dengan 186 sinyal kewaspadaan dini dari 186
total semua sinyal kewaspadaan dini yang muncul.
82,96
36
94
0
20
40
60
80
100
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 51
Gambar 3.25 Persentase Sinyal Kewaspadaan Dini yang di responTahun 2015 – 2017
Semuanya direspon dengan klarifikasi kasus dengan kasus yang
berpotensi KLB (Kejadian Luar Biasa) ditindak lanjuti dengan penyelidikan
epidemologi.
22) Persentase persalinan difasiltas kesehatan
Persalinan di fasilitas kesehatan merupakan upaya untuk menjamin
keselamatan ibu, bayi yang dilahirkan serta tenaga penolong persalinan.
Selain itu juga untuk mempermudah proses penanganan
kegawatdaruratan medis. Diharapkan semua persalinan dilakukan
difasilitas kesehatan yang tentunya harus memadai. Hal ini untuk
mencegah terjadinya kematian ibu dan bayi. Tahun 2016 persalinan di
fasilitas kesehatan telah mencapai 61,4% dari 50% yang ditargetkan.
Sedangkan tahun 2017 realisasi 70,6% dari 60% yang ditargetkan.
Gambar 3.26 Persentase Persalinan di Fasilitas Kesehatan Tahun2015 – 2017
80
85,1186
76788082848688
2015 2016 2017
45,5
61,470,6
0
20
40
60
80
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 52
Faktor pendukung dalam keberhasilan pencapaian target kinerja
persentase persalinan di fasilitas kesehatan tahun 2017 ini antara lain
sebagai berikut :
a. Dukungan regulasi pelayanan KIA oleh Pemerintah Daerah
b. Dukungan lintas program dan lintas sektor serta organisasi profesi
dalam pelayanan KIA
Sedangkan yang menjadi penghambat tidak bisa tercapainya
100% antara lain :
a. Tingkat pendidikan ibu yang masih rendah
b. Dukungan keluarga yang masih rendah
23) Persentase desa yang memiliki posyandu lansia
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut, di dapat dari perhitungan
jumlah Posyandu Posyandu Lansia yang ada dan Aktif di desa dibagi
dengan jumlah desa yang ada, target sampai dengan 2016 diharapkan
sebanyak 60% (90 desa) dari 149 desa diharapkan telah ada posyandu
lansia yang aktif yang memberikan pelayanan kesehatan pada penduduk
Usia Lanjut. Pada Tahun 2014, dari target (55 %) atau 80 desa, baru
(9%) yang memilki posyandu lansia yang aktif sedangkan tahun 2016
target (60%) realisasinya sebesar (63,1%) 95 desa. Hal ini melebihi target
yang ditetapkan karena peranan lintas sektor sangat berperan dalam
program dan kegiatan ini. Tahun 2017 target yang ditetapkan 97 desa
(65%) dan yang terealisasi 125 desa dengan persentase 83,89%.
Gambar 3.27 Persentase Desa yang Memiliki Posyandu LansiaTahun 2015 – 2017
63,1 63,1
83,89
0
20
40
60
80
100
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 53
1) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
a. Kegiatan Pertolongan Persalinan Bagi Ibu dari Kurang Mampu
b. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Bidan
c. Kegiatan Jaminan Persalinan
d. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah
2) Program Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular
a. Kegiatan Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
b. Kegiatan Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular
c. Kegiatan Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/Epidemik
Malaria
d. Kegiatan Peningkatan Imunisasi
e. Kegiatan Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan
Penanggulangan Wabah
f. Kegiatan Pelayanan Vaksinasi Bagi Anak Sekolah
g. Kegiatan Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular TB Paru
h. Kegiatan Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/Epidemik
Filariasis
3) Program Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Kegiatan Screening/Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (PTM)
b. Kegiatan Peningkatan Komunitas Edukasi dan Informasi Penyakit
Tidak menular
SASARAN 3 Meningkatnya Status Gizi Masyarakat
Tabel 3.6 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 3
No Indikator Target%
Realisasi%
CapaianKinerja( % )
Kategori
1 Persentase D/S Balita 57 62,16 100 Sangatberhasil
2 Persentase Balita GiziBuruk Mendapat 100 100 100 Sangat
berhasil
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 54
Perawatan
3Persentase Balita < 6bulan Mendapat ASIEksklusif
48,24 35,1 72,76 Cukupberhasil
4
Persentase RumahTangga yangmengkosumsi garamberyodium
94 99,8 100 Sangatberhasil
5 Persentase Anak Balitadapat Vit. A ( Proyeksi) 75 75 100 Sangat
berhasil
6 Persentase Bumil dapatTTD minimal 90 tablet 68 71,4 100 Sangat
berhasil
7 Persentase ibu nifasmendapatkan vit A 69 72 100 Sangat
berhasil
8 Persentase bayi baru lahirmendapat IMD 25 72,5 100 Sangat
berhasil
9 Persentase BBLR 2,5 2,72 91,91 Sangatberhasil
10 Persentase balita yangmempunyai buku KIA 78 72,9 93,46 Sangat
berhasil
11 Persentase balitaditimbang naik BB nya 84 80 95,24 Sangat
berhasil
12Persentase balitaditimbang tidak naik BBnya
6,80 5,28 100 Sangatberhasil
13 Persentase balita 2T 0,95 1,22 77,87 CukupBerhasil
14 Persentase balita BGM 0,95 0,78 100 Sangatberhasil
15 Persentase ibu hamilanemia 35 27 100 Sangat
berhasil
16 Persentase KunjunganNeonatal 1 ( KN 1) 74,5 80,43 100 Sangat
berhasil
17 Persentase bumil KEK 6,0 6,1 98,36 Sangatberhasil
1) Persentase D/S
Persentase pelayanan anak balita adalah anak balita (12 – 59
bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan. Jumlah
cakupan ini didapat dari jumlah anak balita yang memperoleh pelayanan
pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali dibagi jumlah seluruh anak
balita disatu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 55
Pada tahun 2016, presentase ini tidak mencapai target yaitu hanya
sebesar (52,48%) dari (59,7%) target yang ditetapkan. Sedangkan tahun
2017 realisasi sebesar 62,16% dari target 57%. Dengan perhitungan
sasaran balita 39.001 orang dan jumlah balita yang memperoleh
pelayanan pemantauan pertumbuhan sebanyak 24.242 orang.
Gambar 3.28 Persentase D/S Tahun 2015 – 2017
Persentase pelayanan anak balita mengalami peningkatan ditahun
2017 ini. Persentase pelayanan anak balita merupakan wujud dari
partisipasi masyarakat, yaitu kemauan keluarga anak balita untuk
menimbangkan anaknya (12-59 bln) ke Posyandu. Kemauan ke
Posyandu menyangkut motivasi. Apabila motivasi ibu-ibu membawa
balitanya ke Posyandu tinggi untuk mengetahui Pertumbuhan balitanya,
maka kegiatan ini akan sustainable hingga balita berumur 60 bulan.
Tapi kalau motivasinya lain, misalnya hanya untuk mendapatkan
imunisasi saja, maka setelah selesai mendapatkan imunisasi ibu-ibu akan
berhenti membawa balitanya ke Posyandu. Hal inilah yang harus
dirubah, baik cara pemberian pelayanan nakes di posyandu maupun
pemahaman masyarakat terhadap posyandu. Selain itu mungkin juga
disebabkan oleh makin meningkatnya pencarian pelayanan kesehatan ke
dokter atau bidan praktek mandiri, sehinga tidak tercatat/ termonitor di
posyandu. Selain beberapa hal di atas, ada kemungkinan masyarakat
yang kurang memperhatikan kesehatannya. Upaya pencegahan/
pemeliharaan kesehatan kurang diperhatikan. Masyarakat hanya kontak
dengan nakes apabila sudah sakit.
2) Persentase Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi
badan (TB) dengan Z-score < -3 dan atau dengan tanda –tanda klinis
56,452,48
62,16
4550556065
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 56
(marasmus, kwashiorkor dan marasmus –kwasiorkor). Presentase balita
gizi buruk dihitung dengan perhitungan jumlah balita gizi buruk mendapat
perawatan di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh balita gizi buruk yng
ditemukan disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Pada tahun
2016 terdapat 3 kasus Gizi Buruk diwilayah kerja Puskesmas Perawatan
Pagatan Kecamatan kusan hilir sebanyak 2 kasus dan Puskesmas Teluk
Kepayang 1 kasus. Tahun 2014 tidak terdapat kasus gizi buruk di
Kabupaten Tanah Bumbu sedangkan di tahun 2013 terdapat 3 kasus gizi
buruk yang semua ditangani sesuai standar, kasus ini terjadi di wilayah
kerja Puskesmas Satui dan Batulicin 1 dan tahun 2012 kasus gizi buruk
(5 kasus). Dan pada tahun 2017 ini terjadi 2 kasus gizi buruk dengan
seluruh kasus gizi buruk mendapatkan pelayanan kesehatan (capaian
kinerja 100%).
Ini diharapkan kasus gizi buruk tidak terjadi lagi di tahun berikutnya
karena Masalah ini perlu penanganan yang cepat, terutama pelacakan
terhadap Balita tersebut dan mengidentifikasi masalah dan penyebab
terjadinya gizi buruk. Masalah yang sering dihadapi dalam penanganan
Balita Gizi Buruk adalah ketidakmauan orang tua Balita untuk merawat
anaknya di Rumah Sakit atau Puskesmas Perawatan. Hal ini karena
alasan bahwa anak-anaknya yang tinggal di rumah tidak ada yang
mengurus dan juga tidak adanya dana bagi keluarga yang menunggu di
Rumah Sakit. Selain itu kalau orang tua di Rumah Sakit, mereka tidak
bisa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka sehari-
hari.
3) Persentase Balita < 6 bulan Mendapat ASI Eksklusif
Air Susu Ibu atau ASI adalah makanan terbaik bagi bayi dan balita.
Pemberian ASI Ekslusif adalah pemberian ASI kepada bayi 0 sampai
dengan 6 bulan tanpa di campur dengan makanan apapun. Presentase
pemberian ibu memberikan ASI Ekslusif dihitung dari jumlah ibu
menyusui secara ekslusif dibagi dengan ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan.
Pada tahun 2015, Pemberian ASI eksklusif Rata-Rata Per
Puskesmas Tahun 2015 masih dibawah Target yang diharapkan (70%)
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 57
realisasi hanya (39,85%) sedangkan 2016 target (75%) realisasi sebesar
(48,13%). Sedangkan pada tahun 2017 target 48,24% dan realisasi
35,1%.
Gambar 3.29 Persentase Balita < 6 bulan Mendapat ASI EksklusifTahun 2015 – 2017
Di duga karena banyak masyarakat yang masih belum
mengetahui manfaat Asi Eksklusif untuk bayinya, juga kecendrungan ibu
memberikan susu formula kepada bayinya dengan berbagai alasan
seperti air susu yang tidak keluar, bekerja pasca cuti sehingga
memberikan ASI dicampur dengan susu formula pada bayi mereka,
promosi susu formula dari produsen begitu “dahsyat” baik di media cetak
maupun di media elektronik.
Perlu strategi dan langkah-langkah untuk bisa “mendongkrak”
Presentase pemberian ASI Ekslusif ini antara lain dengan memperkuat
lintas sektoral salah satunya melalui pemberdayaan masyarakat dengan
penguatan di KADARZI.
Demikian halnya untuk ibu-ibu yang bekerja, ASI bisa diperah dan
disimpan di lemari pendingin dan diberi pada bayi saat ibu bekerja, dan
penggalakan pojok ASI di tempat-tempat kerja.
4) Persentase Rumah Tangga yang mengkosumsi garam beryodium
Ketersediaan garam beryodium dimasyarakat dan kesadaran
masyarakat untuk mengkonsumsi garam beryodium. Pada tahun 2017,
persentase Rumah Tangga yang mengkonsumsi garam beryodium
terealisasi sebesar 99,8% dengan target sebesar 94%.
39,8548,13
35,1
0102030405060
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 58
Gambar 3.30 Persentase Rumah Tangga yang Mengkonsumsi GaramBeryodium Tahun 2015 – 2017
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi garam
beryodium sudah semakin membaik sehingga pencapaian target dapat
terealisasi dengan baik.
5) Persentase Anak Balita dapat Vit. A
Persentase balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun
(biasa diberi pada bulan Februari dan Agustus), diperoleh dari hitungan
persentase jumlah balita yang mendapat kapsul vitamin A sebanyak dua
kali dalam setahun dibagi dengan jumlah seluruh sasaran balita yang di
wilayah kerja pada tahun yang sama.
Pada tahun 2015, dari target (90%) angka pencapaian hanya
sebesar (77%) masih kurang (12 %) sedangkan di tahun 2016 dari
target (95%) realisasinya hanya sebesar (74,77%) angka capaian
kinerjanya hanya sebesar (78,70%). Tahun 2017, dari target 75%
realisasinya 75%. Capaian kinerja yang berhasil diraih yaitu 100%.
Gambar 3.31 Persentase Anak Balita Dapat Vit A Tahun 2015 – 2017
93,7595,64
99,8
9092949698
100102
2015 2016 2017
77
74,7 75
73
74
75
76
77
78
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 59
Persentase balita mendapat vitamin A walaupun sudah mencapai
target tetapi belum optimal, diduga sebagian keluarga balita belum
sepenuhnya mengerti pentingnya vitamin A bagi kesehatan anaknya,
demikian juga dengan petugas yang masih belum optimal “ jemput bola “
untuk melaksanakan sweeping balita yang belum diberi vitamin A,
diharapkan peran kader sebagai perpanjangan tangan bisa lenih proaktif
lagi untuk ikut menjaring dan memberikan vitamin A.
Hal lain yang masih perlu diperhatikan adalah pencatatan
pelaporan dari kegiatan pemberian Vitamin A juga belum optimal
sehingga kemungkinan balita yang sudah mendapat vitamin A tidak
terlaporkan.
6) Persentase Bumil dapat TTD minimal 90 tablet
Persentase Bumil dapat TTD minimal 90 tablet pada tahun 2016
ditargetkan sebesar 67,6% dengan realisasi sebesar 58,42%. Sedangkan
tahun 2017 target yang ditetapkan sebesar 68% dan realisasi 71,4%.
Gambar 3.32 Persentase Bumil dapat TTD Minimal 90 TabletTahun 2015 – 2017
Tablet tambah darah mengandung zat besi yang sangat penting
untuk kesehatan ibu hamil. Masalah seperti anemia bisa dicegah karena
itulah yang bisa menyebabkan pendarahan saat persalinan.
Kepatuhan ibu sangat berperan dalam meningkatkan kadar Hb.
Kepatuhan tersebut meliputi ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi,
ketepatan cara mengonsumsi dan keteraturan frekuensi mengonsumsi
tablet Fe. Banyak ibu hamil tidak patuh dalam mengonsumsi tablet Fe,
seperti tidak atau lupa mengonsumsi tablet Fe dan adanya kebiasaan
67,458,42
71,4
0
20
40
60
80
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 60
mengonsumsi kopi atau teh secara bersamaan pada waktu makan
menurunkan penyerapan tablet Fe dalam tubuh yang berakibat manfaat
tablet Fe menjadi berkurang. Kepatuhan dalam mengonsumsi tablet Fe
adalah ketataan ibu hamil dalam melaksanakan anjuran atau perintah dari
petugas kesehatan, setiap ibu hamil mendapatkan minimal 90 tablet Fe
dan akan bermanfaat apabila diminum secara terur dan rutin setiap hari
selama kehamilan. Ketidakpatuhan ibu dalam mengonsumsi tablet Fe
dapat memberikan peluang atau dampak lebih besar untuk terkena
anemia.
Untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil ini, pemerintah
melalui kementerian kesehatan telah mendistribusikan tablet zat besi ke
pusat-pusat pelayanan antenatal, seperti posyandu, polindes, poskesdes,
poskeskel, puskesmas dan melibatkan tenaga kesehatan seperti bidan,
perawat, kader posyandu. Sesuai dengan Pedoman Pelayanan Antenatal
yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar
7) Persentase ibu nifas mendapatkan vit A
Rendahnya persentase ibu nifas mendapatkan vit A berhubungan
dengan kunjungan neonatus pertama (KN1). Persentase KN1 hanya
sebesar 53,9% yang dicapai pada tahun 2016 sedangkan tahun 2017
realisasi 72% dari target 69%.
Gambar 3.33 Persentase Ibu Nifas Mendapatkan Vit ATahun 2015 – 2017
Diketahui bahwa setelah masa persalinan, organ genital baik
dalam maupun luar akan kembali seperti semula seperti layaknya
sebelum masa kehamilan. Untuk itu perlu asupan vitamin seperti vitamin
68,14
53,9
72
0
20
40
60
80
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 61
A yang berguna untuk segera mengembalikan kondisi organ genital ini
lebih cepat. Selain itu, suplementasi vitamin A juga penting bagi
kesehatannya untuk masa menyusui bayi.
Keberhasilan dalam pencapaian target salah satunya kerna
pemahaman dan pengetahuan ibu nifas akan pentingnya mengkonsumsi
Vit A dimasa nifas. Selain itu tenaga kesehatan baik yang ada di
Puskesmas maupun di desa berperan aktif dalam memberikan
pemahaman kepada ibu-ibu nifas.
8) Persentase bayi baru lahir mendapat IMD
Pesentase bayi baru lahir mendapat IMD, pada tahun 2016 sudah
melebihi target yang ditetapkan 21%, realisasinya sebesar 27,56%.
Sedangkan pada tahun 2017, realisasi sebesar 72,5% dari target 25%.
Gambar 3.34 Persentase Bayi Baru Lahir Mendapat IMDTahun 2015 – 2017
ASI telah terbukti berperan penting sebagai sumber makanan
utama dan perlindungan bayi baru lahir dari berbagai penyakit. Proses
menyusui ini sebenarnya dapat dimulai dan dikuatkan dengan inisiasi
menyusui dini (IMD). Sayang, belum banyak orang yang memahami
pentingnya prosedur ini untuk bayi.
Inisiasi menyusui dini dapat berhasil diterapkan jika ibu yang
menjalani proses persalinan telah siap secara fisik dan mental. Proses ini
juga hanya akan berhasil jika sang ibu percaya diri dan didukung penuh
oleh semua pihak di sekitarnya, fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan yang menjalankan proses persalinan, dan keluarga.
17,6627,56
72,5
0
20
40
60
80
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 62
9) Persentase BBLR
Berat badan bayi lahir rendah (BBLR) merupakan gambaran dari
keadaan Gizi ibu hamil. Semakin tingginya BBLR bearti keadaan Gizi ibu
hamil semakin buruk. Pada tahun 2017 ini, realisasi yang berhasil dicapai
sebesar 2,72% dari target yang ditetapkan 2,50%.
Gambar 3.35 Persentase BBLR Tahun 2015 – 2017
Terpenuhinya zat gizi bagi pertumbuhan janin tergantung pada
konsumsi zat gizi, status gizi dan kesehatan ibu hamil. Selain faktor gizi,
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan juga
dipengaruhi oleh factor psikososial ibu hamil.
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan dengan meningkatkan
program seperti penyuluhan bagi ibu hamil tentang pentingnya
pemenuhan kebutuhan gizi pada masa kehamilan dan/atau janin yang
merupakan modal dasar bagi tumbuh kembang anak pada usia
selanjutnya dan yang paling penting adalah penanganan pada bayi yang
BBLR seluruhnya untuk menghindari gangguan-gangguan tindak lanjut
dari adanya BBLR ditahun-tahun pertumbuhan dan perkembangan bayi
selanjutnya.
10) Persentase balita yang mempunyai buku KIA
Pada tahun 2017 target yang ditetapkan adalah 78% dan realisasi
yang dicapai sebesar 72,9%. Itu artinya masih belum mencapai target
dikarenakan persentase balita yang mempunyai buku KIA tergantung
pada tingkat kunjungan K1. Semakin rendah K1 semakin rendah juga
Persentase balita yang mempunyai buku KIA begitu juga sebaliknya.
2,78
6,61
2,72
0
2
4
6
8
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 63
11) Persentase balita ditimbang naik BB nya
Pada tahun 2017, realisasi yang dicapai sebesar 80% dari target
yang ada sebesar 84%.
Gambar 3.36 Persentase Balita di Timbang Naik Berat BadannyaTahun 2015 – 2017
Persentase balita ditimbang naik berat badannya mengalami
kenaikan pada tahun 2017 walaupun hanya 0,44%. Ini menjadi pekerjaan
berat untuk tenaga kesehatan untuk lebih gencar lagi memberikan
penyuluhan dan pemahaman kepada keluarga bayi untuk membawa
bayinya ke Posyandu dan memberikan makanan yang bergizi seimbang.
12) Persentase balita ditimbang tidak naik BB nya
Semakin rendah persentase balita yang tidak naik berat badannya
maka semakin baik pertumbuhan balita yang diharapkan juga berkorelasi
dengan status gizinya. Capaian persentase balita ditimbang tidak naik BB
nya tahun 2017 adalah 5,28% dari target sebesar 6,80%. Capaian ini
lebih rendah dari target yang ditetapkan, hal ini berarti pertumbuhan balita
di Tanah Bumbu juga baik.
Gambar 3.37 Persentase Balita di Timbang Tidak Naik Berat BadanTahun 2015 – 2017
83,81
79,56 80
767880828486
2015 2016 2017
7,01 6,495,28
0
2
4
6
8
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 64
13) Persentase balita 2T
Persentase balita 2T adalah persentase balita 2 bulan berturut-
turut tidak naik berat badannya. Balita yang 2 kali berturut-turut tidak naik
berat badannya harus segera dilakukan intervensi agar tidak jatuh ke Gizi
Buruk. Pada tahun 2017 realisasi yang dicapai 1,22% dari target 0,95%
Gambar 3.38 Persentase Balita 2T Tahun 2015 – 2017
Ada beberapa penyebab anak sulit menambah berat badan meski
sudah berusaha diberikan asupan yang cukup. Penyebab ini perlu kita
cermati sehingga usaha kita memberikan nutrisi terbaik tidak sia-sia.
a. Sakit yang tak tertangani/tak terdeteksi
b. Anak pilih-pilih makanan
c. Turun drastis karena diare
d. Suasana rumah/meja makan kurang menyenangkan
14) Persentase balita BGM
Balita BGM adalah balita gizi buruk berdasarkan indikator BB/U.
Balita BGM merupakan pintu gerbang menuju gizi buruk. Balita BGM
terjadi dalam kurun waktu yang panjang. Sebagian besar BGM terjadi
karena tidak terpantaunya pertumbuhan balita atau tidak teraturnya balita
ditimbang di posyandu. Tahun 2016 persentase balita BGM di bawah
target yang ditetapkan. Dan untuk tahun 2017 persentase balita BGM
dengan nilai 0,78% dari target 0,95%.
1
0,63
1,22
0
0,5
1
1,5
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 65
Gambar 3.39 Persentase Balita BGM Tahun 2015 – 2017
15) Persentase ibu hamil anemia
Kehamilan seorang ibu harus dipersiapkan sebaik mungkin agar
ibu dan janin yang dikandungnya sehat dan nantinya bayi yang dilahirkan
juga sehat. Ibu hamil yang anemia dapat berdampak buruk bagi
kesehatan ibu saat melahirkan dan janin yang dikandungnya. Ibu hamil
yang anemia dapat menyebabkan BBLR dan kematian ibu saat
melahirkan. Hal ini harus dicegah. Tahun 2016 ibu hamil sebesar 17,8%,
masih lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 38%. Sedangkan
tahun 2017 target sebesar 35% dan realisasi sebesar 27%.
Gambar 3.40 Persentase Ibu Hamil Anemia Tahun 2015 – 2017
Penyebab anemia yang biasa terjadi pada ibu hamil biasanya
dikarenakan beberapa hal. Berikut di antara sebab-sebab seorang ibu
hamil terkena anemia.
a. Pola makan ibu hamil yang terganggu diakibatkan rasa mual yang
sering terjadi selama proses kehamilan;
b. Rendahnya cadangan zat besi pada ibu hamil diakibatkan menstruasi
atau proses persalinan sebelumnya;
1
1,57
0,78
0
0,5
1
1,5
2
2015 2016 2017
0
17,8
27
05
1015202530
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 66
c. Kebutuhan zat besi yang semakin meningkat seiring dengan
pertumbuhan janin;
d. Asupan zat besi yang dikonsumsi oleh ibu hamil kurang banyak.
16) Persentase Kunjungan Neonatal 1 (KN 1)
Kunjungan neonatal 1 (KN 1), merupakan kujungan kepada bayi
baru lahir 6 jam pertama. Kunjungan ini penting sekali dilakukan untuk
memastikan kesehatan ibu dan bayi. Bayi yang baru lahir rentan sekali
terhadap penyakit ataupun faktor lain pasca persalinan, untuk itu perlu
sekali mendapat perhatian/ perawatan yang baik. Rendahnya KN 1 dapat
berakibat kesehatan bayi dan dampaknya pada kematian bayi yang
tinggi. Pada tahun 2016 capaian KN 1 sebesar 94,91%, jauh di atas
target yang ditetapkan sebesar 74%. Sedangkan pada tahun 2017 ini,
realisasi sebesar 80,43% dengan target 74,5%.
Gambar 3.41 Persentase Kunjungan Neonatal 1 (KN1)Tahun 2015 – 2017
Mencapai target yang ditetapkan tetapi persentase lebih rendah
dari tahun sebelumnya. Kita berharap tahun depan bisa mengalami
peningkatan sehingga persentasenya juga semakin baik.
17) Persentase bumil KEK
Anak yang sehat dihasilkan dari ibu hamil yang sehat. Kesehatan
ibu hamil sangat penting karena ibu hamil akan mencetak generasi
penerus bangsa. Tahun 2016 kita telah berhasil menekan jumlah ibu
hamil yang KEK menjadi 1,78%, jauh di bawah target yang ditetapkan,
yaitu sebesar 6,1%. Sedangkan tahun 2017 realisasinya 0,61 % dari
target 6,0%.
73,51
94,9180,43
0
20
40
60
80
100
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 67
Gambar 3.42 Persentase Bumil KEK Tahun 2015 – 2017
Kepedulian ibu hamil terhadap kesehatannya masih rendah. Ini
disebabkan karena faktor sosial, ekonomi dan budaya. Peran serta
tenaga kesehatan harus lebih ditingkatkan lagi dan peran kader di desa
juga lebih diberdayakan lagi.
1) Program Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Kegiatan Pemberian tambahan makanan dan vitamin
b. Kegiatan Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia
Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang
Vitamin A, dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya
2) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
a. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
SASARAN 4 Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Remaja
Tabel 3.7 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 4
NO IndikatorTarget
%
Realisasi
%
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1 Persentase puskesmasyang menyelenggarakankegiatan kesehatan remaja
100 100 100 Sangatberhasil
1) Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan
remaja
6,16
1,780,610
2
4
6
8
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 68
Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan
kesehatan remaja pada tahun 2016 ditargetkan sebesar 35,17% yaitu 5
puskesmas dari 14 puskesmas dengan realiasi 35,17% capaian kinerja
100%. Sedangkan pada tahun 2017 ditargetkan 42,86% dengan realisasi
100% dengan 14 Puskesmas.
Gambar 3.43 Persentase Puskesmas yang MenyelenggarakanKegiatan Kesehatan Remaja Tahun 2015 – 2017
Faktor pendukung tercapainya seluruh Puskesmas
menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja yaitu diadakannya
sosialisasi PKPR melalui kegiatan orientasi tenaga kesehatan,
Pembiayaan kegiatan PKPR di luar gedung didukung oleh pendanaan
BOK, Jumlah Puskesmas PKPR di Kabupaten Tanah Bumbu berjumlah 1
Puskesmas (PKM Karang Bintang)
1) Program Perbaikan Gizi Masyarakat
a. Kegiatan Pemberian tambahan makanan dan vitamin
b. Kegiatan Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia
Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang
Vitamin A, dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya
2) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
a. Kegiatan pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
3) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
a. Kegiatan Pelayanan kesehatan anak sekolah
28,57 35,17
100
0
50
100
150
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 69
SASARAN 5 Meningkatnya Promosi Kesehatan dan Upaya KesehatanBersumberdaya Kesehatan
Tabel 3.8 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 5
NO Indikator Target%
Realisasi%
CapaianKinerja
(%)Kategori
1Persentase puskesmasyang melakukanpenjaringan kesehatanuntuk peserta didik kelas I
85,7 92,36 100 Sangatberhasil
2Persentase puskesmasyang melakukanpenjaringan kesehatanuntuk peserta didik kelasVII dan X
57,1 91,41 100 Sangatberhasil
3 Persentase PHBS diTatanan Rumah Tangga 51,16 48,7 95,19 Sangat
berhasil
4 Persentase Sekolah yangmendapat PromosiKesehatan
12,15 15,81 100 Sangatberhasil
1) Persentase puskesmas yang melakukan penjaringan kesehatan untuk
peserta didik kelas I
Penjaringan kesehatan merupakan serangkaian kegatan pengisian
kuesioner oleh peserta didik, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang oleh tenagga kesehatan bersama-sama kader kesehatan di
sekolah dan guru sekolah yang bermaksud untuk memilah anak yang
sehat dan anak yang tidak sehat. Tujuannya adalah meningkatkan derajat
kesehatan peserta didik secara optimal, terdeteksinya secara dini
masalah kesehatan, tertanganinya masalah kesehatan, dan tersedianya
data/informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik serta
untuk perencanaan dan evaluasi program UKS.
Pada tahun 2016 penjaringan yang telah dilaksanakan pada siswa
SD kelas 1 telah melampaui target yang ditetapkan, yaitu sebesar 85,7%
dari 78,6% yang ditetapkan. Sedangkan tahun 2017 target yang
ditetapkan 85,7% dan realisasinya 92,36%.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 70
Gambar 3.44 Persentase Puskesmas yang Melakukan PenjaringanKesehatan Untuk Peserta Didik Kelas 1 Tahun 2015 – 2017
Faktor pendukung tercapainya realisasi kinerja antara lain
tersedianya biaya operasional pelaksanaan penjaringan kesehatan yang
didukung oleh dana BOK dan APBD II DPA Dinas Kesehatan TA 2017
serta adanya dukungan dari TP UKS.
2) Persentase puskesmas yang melakukan penjaringan kesehatan untuk
peserta didik kelas VII dan X
Penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X
merupakan program baru dari kesehatan, sehingga banyak puskesmas
yang belum melaksanakan. Tahun 2016 puskesmas yang telah
melaksanakan hanya sebesar 42,9% dari 50% yang ditetapkan.
Sedangkan tahun 2017 ini Puskesmas yang melaksanakan sebesar
91,41% dari target 57,1%.
Gambar 3.45 Persentase Puskesmas yang Melakukan PenjaringanKesehatan Untuk Peserta Didik Kelas VII dan X Tahun 2015 – 2017
7285,7 92,36
0
20
40
60
80
100
2015 2016 2017
34,942,9
91,41
0
20
40
60
80
100
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 71
Faktor pendukung : Pembiayaan operasional dibiayai dana BOK dan
APBD II TA 2017 Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu serta
dukungan dari TP UKS.
Faktor penghambat : Sosialisasi indikator pelaksanaan penjaringan
kesehatan kelas 10 merupakan indikator yang baru, tidak seperti hal nya
kelas 1 yang merupakan indikator lama.
3) Persentase PHBS di Tatanan Rumah Tangga
Persentase PHBS di Tatanan Rumah Tangga dengan perhitungan
jumlah rumah tangga yang berPHBS dibagi jumlah seluruh rumah tangga
yang ada. Pada tahun 2016 target sebesar 42,13% realisasinya sebesar
0% karena ditahun ini anggaran untuk kegiatan dihapus sehingga
pelaksanaan tidak bisa berjalan. Sedangkan untuk tahun 2017 realisasi
sebesar 48,7% dari target 51,16% dikarenakan anggaran untuk pemetaan
PHBS tidak ada sehingga kegiatan tidak dapat dilaksanakan.
4) Persentase Sekolah yang mendapat Promosi Kesehatan
Persentase sekolah yang mendapat promosi kesehatan pada
tahun 2016 ditargetkan sebesar 6,18% yaitu 29 sekolah yang akan
mendapat promosi kesehatan dengan realisasi sebesar 8,44%.
Sedangkan untuk tahun 2017 realisasi yaitu 52 sekolah dari 329 sekolah
dengan persentase 15,81% dari yang ditargetkan 12,15%.
Gambar 3.46 Persentase Sekolah yang Mendapat PromosiKesehatan Tahun 2015 – 2017
Hal ini melebihi target yang ditetapkan karena peran aktif sekolah
yang mulai sadar bahwa pentingnya kesehatan disekolah peran serta
0
8,4
15,81
0
5
10
15
20
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 72
kepala sekolah, guru dan murid sekolah, dukungan lintas sektor seperti
Kesejahteraan Rakyat, Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama sudah
cukup baik, namun perlu ditingkatkan dalam hal penganggaran dan
kebijakan mengenai sekolah sehat, hal lain pembinaan oleh petugas
kesehatan di Puskesmas cukup baik, namun tidak merata kesemua
sekolah binaan puskesmas karena hanya berfokus kesekolah yang
pernah ikut lomba di tahun-tahun sebelumnya. Mudah-mudahan
kedepannya akan lebih baik lagi agar bisa meningkatkan target capaian
yang diinginkan.
1) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a. Kegiatan Pengembangan Media Promosi dan Informasi Dan
Sadar Hidup Sehat
b. Kegiatan peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan
c. Kegiatan penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
d. Kegiatan Saka Bhakti Husada
e. Kegiatan Lomba-Lomba Bidang Kesehatan
SASARAN 6 Meningkatnya Kualitas Lingkungan dan Permukiman
Tabel 3.9 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 6
NO Indikator Target%
Realisasi%
CapaianKinerja
(%)Kategori
1 Persentase desa yangmelakukan STBM 27 72,48 100 Sangat
berhasil
2Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) yangmemenuhi syaratkesehatan
55 54,13 98,42 Sangatberhasil
3Persentase TempatPengolahanMakanan(TPM) yangmemenuhi SyaratKesehatan
17 20,52 100 Sangatberhasil
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 73
4Persentase RS yangmelakukan pengelolaanLimbah medis sesuaiStandar
30 30 100 Sangatberhasil
5
Persentase daerahpotensial ygmelakasanakan strategiadaptasi dampakkesehatan akibatperubahan iklim
13 13 100 Sangatberhasil
6 Persentase Kab/Kota ygmenyelenggarakan tatanankawasan sehat
30 20 66,67 CukupBerhasil
7 Frekuensi pembinaanpenyehatan lingkungan kePuskesmas
100 100 100 Sangatberhasil
8 Persentase Sarana Airbersih yang dilakukanpengawasan
59 51 86,44 Berhasil
9 Persentase Sarana Airminum dan yang dilakukanpengawasan
27 27 100 Sangatberhasil
1) Persentase desa yang melakukan STBM
Persentase desa yang melakukan STBM ditahun 2016 adalah
sebesar 24% sebanyak 36 desa yang melakukan STBM dari 149 desa
yang ada realisasi sebanyak 36 desa dari 149 desa. Sedangkan pada
tahun 2017 realisasi sebesar 72,48% sebanyak 108 Desa dari 149 desa
yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu.
Gambar 3.47 Persentase Desa yang Melakukan STBMTahun 2015 – 2017
23 24
72,48
0
20
40
60
80
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 74
Hal ini disebabkan karena peran serta lintas sektor, keaktifan dan
kepedulian aparatur desa terutama masyarakat tentang kesehatan
lingkungan disekitar. Selain itu, pada tahun 2017 ini dilaksanakan
deklarasi ODF (Stop Buang Air Besar Sembarangan) dimana
mempengaruhi pencapaian target desa yang melaksanakan STBM.
Peran serta kader STBM di desa yang aktif menyampaikan himbauan dan
ajakan kepada masyarakat akan pentingnya meningkatkan kualitas
lingkungan tempat tinggal juga sangat mempengaruhi pencapaian
tersebut. Perubahan perilaku dari masyarakat sadar kesehatan
lingkungan yang signifikan dan peran sanitarian puskesmas di masing-
masing wilayah dengan melaksanakan pembinaan secara terus-menerus.
2) Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat
Kesehatan
Persentase Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
kesehatan di tahun 2016 ditargetkan sebesar 52% dengan 90 TTU dari
172 yang ada, realisasinya sebesar 52% capaian kinerja 100% dengan
90 TTU yang targetkan semua sudah dilaksanakan pembinaan dan
pengawasan. Sedangkan pada tahun 2017 ini realisasi yang dicapai
adalah 54,13% dengan 249 TTU dari 460 TTU dan target persentasenya
55%.
Gambar 3.48 Persentase TTU yang Memenuhi Syarat KesehatanTahun 2015 – 2017
Kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi tempat-tempat
umu menyebabkan kenaikan persentase tempat-tempat umum yang
memenuhi syarat kesehatan walaupun belum mencapai target yang
50
52
54,13
46
48
50
52
54
56
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 75
ditetapkan. Adapun faktor lain yang mendukung tercapainya kegiatan ini
terakomodir oleh APBD II, penjadwalan kegiatan pengawasan tempat-
tempat umum secara berkala baik oleh Dinas Kesehatan maupun oleh
Puskesmas di wilayah kerja masing-masing. Diharapkan kedepannya
tenaga sanitarian lebih meningkatkan pengawasannya dan tenaga
promosi kesehatan lebih rutin lagi untuk memberikan penyuluhan kepada
masyarakat tentang pentingnya sanitasi lingkungan (tempat-tempat
umum).
3) Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM) yang memenuhi Syarat
Kesehatan
Persentase Tempat Pengolahan Makanan(TPM) yang memenuhi
Syarat Kesehatan pada tahun 2016 target sebesar 15% dari 2.020 TPM
yang memenuhi syarat kesehatan adalah sebanyak 300 TPM yaitu 15%
dengan capaian kinerja 100%. Dan untuk tahun 2017 ini, target yang
ditetapkan sebesar 17% realisasinya 20,52% dengan 441 TPM dari total
2.149 TPM.
Gambar 3.49 Persentase TPM yang Memenuhi Syarat KesehatanTahun 2015 – 2017
Persentase TPM yang memenuhi syarat dapat tercapai bahkan
melampaui target yang ditetapkan dikarenakan adanya pembuatan laik
sehat Tempat Pengolahan Makanan jika masyarakat memiliki pengolahan
makanan. Kedepannya akan dilakukan pengawasan yang lebih intensif
terhadap tempat pengolahan makanan baik yang telah memenuhi syarat
lebih-lebih untuk tempat pengolahan makanan yang belum memenuhi
syarat kesehatan.
1215
20,52
0
5
10
15
20
25
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 76
4) Persentase RS yang melakukan pengelolaan Limbah medis sesuai
Standar
Persentase RS yang melakukan pengelolaan Limbah medis sesuai
Standar pada tahun 2016 target sebesar 20% realisasinya sebesar 20%
dengan capaian kinerja 100%. Sedangkan untuk tahun 2017 target 30%
dan realisasinya 30%.
Gambar 3.50 Persentase RS yang Melakukan Pengelolaan LimbahMedis Sesuai Standar Tahun 2015 – 2017
Hal ini tentunya sudah sangat baik dan diharapkan kedepannya
akan terus ditingkatkan lagi laporan Rumah Sakit tentang pemeriksaan
dan infeksi limbah medis cair dan padat ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanah Bumbu.
5) Persentase daerah potensial yg melaksanakan strategi adaptasi dampak
kesehatan akibat perubahan iklim
Daerah potensial yg melaksanakan strategi adaptasi dampak
kesehatan akibat perubahan iklim. Pada tahun 2016 ditargetkan sebesar
10% yaitu 15 desa yang rawan bencana dari 149 desa seluruhnya
sedangkan realisasinya adalah sebesar 10% atau 15 desa yang
melaksanakan strategi adaptasi dampak kesehatan akibat perubahan
iklim dengan capaian kinerja sebesar 100% ditahun 2016. Sedangkan
pada tahun 2017 ini, target 13% yaitu 20 desa dan realisasinya 13%
dengan 20 desa dari total 149 desa.
10
20
30
0
10
20
30
40
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 77
Gambar 3.51 Persentase Daerah Potensial yang MelaksanakanStrategi Adaptasi Dampak Kesehatan Akibat Perubahan Iklim
Tahun 2015 – 2017
6) Persentase Kab/Kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat
Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat
pada tahun 2016 target 20% yaitu 2 dari 10 kecamatan yang ditargetkan
realisasinya sebesar 20% atau 2 kecamatan dari 10 kecamatan yang ada
dengan capaian kinerja 100% yang sudah melaksakan 2 Kecamatan yaitu
Simpang Empat dan Angsana. Tahun 2017 realisasi 20% yaitu 2 dari 10
Kecamatan sementara target yang ditentukan adalah 30%.
Gambar 3.52 Persentase Kab/Kota yang Menyelenggarakan TatananKawasan Sehat Tahun 2015 – 2017
Pada tahun 2017 ini Kecamatan yang melaksanakan tatanan
kawasan sehat tidak mengalami peningkatan dikarenakan kurangnya
dukungan dari lintas sektor untuk mewujudkan Kecamatan dengan
tatanan kawasan sehat tersebut. Diharapkan kedepan Dinas Kesehatan
melalui Puskesmas dapat meningkatkan koordinasi lintas sektor untuk
mendukung tercapainya target yang ditetapkan.
7
10
13
0
5
10
15
2015 2016 2017
10
20 20
0
5
10
15
20
25
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 78
7) Frekuensi pembinaan penyehatan lingkungan ke Puskesmas
Frekuensi pembinaan penyehatan lingkungan ke Puskesmas
ditahun 2016 ditargetkan sebesar 100% atau 14 puskesmas dengan
realisasinya sebesar 100% dengan capaian kinerjanya 100%. Begitu juga
untuk tahun 2017, target yang ditetapkan 100% yaitu 14 Puskesmas dan
realisasinya juga 100% (14 Puskesmas). Hal ini tidak terlepas dari
pembinaan terus menerus secara berkala ke puskesmas tentang program
Pengembangan Lingkungan Sehat serta peran aktif petugas kesling
(sanitarian) yang ada untuk melakukan pembinaan penyehatan
lingkungan ke puskesmas.
8) Persentase Sarana Air bersih yang dilakukan pengawasan
Persentase Sarana Air bersih yang dilakukan pengawasan pada
tahun 2016 realisasinya sebesar 39% yaitu 18.088 akses yang telah
dilakukan pengawasan dari total seluruh akses sebesar 46.221 akses
sarana air besih. Target 39% dengan capaian kinerja sebesar 100%.
Sedangkan tahun 2017 target 59% dan realisasi 51%.
Gambar 3.53 Persentase Sarana Air Bersih Yang DilakukanPengawasan Tahun 2015 – 2017
Hal ini tidak terlepas dari Infeksi Sanitasi oleh Sanitarian
Puskesmas dan hasil laporan bulanan yang di laporkan setiap bulannya
ke Dinas Kesehatan sehingga pencapaian Akses Sarana Air Bersih yang
dilakukan pengawasan bisa berjalan maksimal.
9) Persentase Sarana Air minum yang dilakukan pengawasan
Persentase Sarana Air minum yang dilakukan pengawasan pada
tahun 2016 ditargetkan sebesar 24% dengan realisasi sebesar 24%
20
39
51
0102030405060
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 79
dengan capaian kinerja 100% yaitu dari 275 sarana Air Minum ada 65
yang telah dilakukan pengawasan. Tahun 2017 realisasi 27% dari target
27%.
Gambar 3.54 Persentase Sarana Air Minum Yang DilakukanPengawasan Tahun 2015 – 2017
Pengawasan dan pembinaan ke penjual DAM dan pembuatan Laik
Sehat bagi pemilik Depat Air Minum sudah sangat maksimal dilakukan
oleh Dinas Kesehatan.
1) Program Lingkungan bersih dan Sehat
a. Kegiatan Pengembangan Lingkungan : Pemeriksaan Air PDAM,
Pemeriksaan Air SGL, Pemeriksaan Air Pamsimas, Pemeriksaan
Air TTU.
b. Kegiatan Penyuluhan Lingkungan Sehat : Jumlah Rumah
Tangga/Desa yang Mendapat Penyuluhan Kasus Penyakit
Menular Berbasis Lingkungan
c. Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman :
Jumlah Desa yang Mendapat Pembangunan Percepatan Sanitasi
Permukiman.
2024 27
0
10
20
30
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 80
SASARAN 7 Terlayaninya Masyarakat yang mendapatkan PembiayaanKesehatan Secara Menyeluruh.
Tabel 3.10Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 7
NO IndikatorTarget
%
Realisasi
%
Capaian
Kinerja
(%)
Kategori
1Persentase PelayananKesehatan RujukanPasien MasyarakatMiskin
100 100 100 SangatBerhasil
1) Persentase Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin /Kurang Mampu
Persentase Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin /Kurang
Mampu pada tahun 2016 ditargetkan 100% dengan realisasi 100%.
Begitu juga pada tahun 2017 ini, ditargetkan 100% dan realisasi 100%.
Pelayanan kesehatan di Kabupaten Tanah Bumbu diberikan secara
merata kepada masyarakat. Karena setiap warga Kabupaten Tanah
Bumbu yang berobat menggunakan KTP (Kartu Tanda Penduduk) atau
KK (Kartu Keluarga) dan bersedia ditempatkan dikelas 3 jika
mendapatkan rawat inap maka semua biaya akan ditanggung oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Bumbu. Selain pelayanan
kesehatan dasar maupun rujukan ke RSUD dr. H. Andi Andurrahman
Noor, pelayanan kesehatan rujukan ke luar daerah (RS yang
berkerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu) juga akan
ditanggung oleh daerah. Jumlah kunjungan pada tahun 2017 Masyarakat
Miskin/Kurang Mampu sebanyak 123.050 jiwa.
1) Program Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
a. Kegiatan Kemitraan Pengobatan Lanjutan Bagi Pasien Rujukan
dengan kegiatan ini maka terlayaninya Pasien Rujukan.
b. Kegiatan Kemitraan Pengobatan bagi Pasien Kurang Mampu
dengan kegiatan ini adalah Persentase Pasien Kurang Mampu
yang Mendapatkan Pengobatan.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 81
SASARAN 8Pengawasan keamanan terhadap kemanfaatan dan mutusediaan farmasi alat kesehatan dan makanan
Tabel 3.11 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 8
NO Indikator Target%
Realisasi%
CapaianKinerja
(%)Kategori
1 Persentase Apotek danToko Obat yang memilikinomor Registrasi
75,58 75,58 100 SangatBerhasil
2Persentase PanganIndustri Rumah Tangga(PIRT) yang memilikinomor Registrasi
47,06 47,06 100 SangatBerhasil
1) Persentase Apotek dan Toko Obat yang memiliki nomor Registrasi
Persentase Apotek dan Toko Obat yang memiliki nomor Registrasi target
42,86% realisasinya sebanyak 42,86% yaitu sebanyak 102 Apotek dan
Toko Obat dari 238 Toko Obat yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu.
dengan. Pada Tahun 2014 dari 80% target yang ditetapkan terealisai
hanya 65% sedangkan pada tahun 2016 ini realisasi sudah mencapai
(100%) dari (100%) target yang ditetapkan. Tahun 2017 target yang
ditentukan 75,58% realisasinya 100%.
Gambar 3.55 Persentase Apotek dan Toko Obat yang MemilikiNomor Registrasi Tahun 2015 – 2017
62,79
100 100
020406080
100120
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 82
2) Persentase Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) yang memiliki nomor
Registrasi
Persentase Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) yang memiliki
nomor Registrasi yang memiliki nomer registrasi target 42,86%
realisasinya sebanyak 42,86% yaitu sebanyak 102 PIRT dari 238 PIRT
yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu. dengan. Pada Tahun 2014 dari
80% target yang ditetapkan terealisai hanya 65% sedangkan pada tahun
2016 ini realisasi sudah mencapai (100%) dari (100%) target yang
ditetapkan. Dan untuk tahun 2017 realisasi sebesar 100% dari target
47,06%.
Gambar 3.56 Persentase Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) yangMemiliki Nomor Registrasi Tahun 2015 – 2017
Untuk dalam menjaga kestabilan pengawasan dan pengendalian
kesehatan makanan maka kami akan lebih meoptimalkan pelayanan
pengawasan perlu adanya Laboratorium Kesehatan yang khusus untuk
semua yang bberhubungan dengan kesehatan makanan serta
Laboratorium lainnya karena tuntutan fenomena semakin menjamurnya
restoran, warung-warung makan, serta industri makanan yang ada di
Kabupaten Tanah Bumbu.
1) Program Pengawasan Obat dan Makanan
a. Kegiatan Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan
berbahaya kegiatan ini adalah Sosialisasi Peningkatan Pengawasan
Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya.
2) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
38,66
100 100
020406080
100120
2015 2016 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 83
a. Kegiatan pengadaan obat dan perbekalan kesehatan : Belanja obat-
obatan, belanja bahan kimia dan pertemuan perencananan obat
Puskesmas
b. Kegiatan peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan :
pencetakan kartu stok obat, pertemuan pengelolaan obat dan
penditribusian obat ke Puskesmas.
c. Kegiatan peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan
kesehatan : Pertemuan penggunaan obat rasional di sarana
pelayanan kesehatan dasar.
E. Realisasi Anggaran
No. Program/Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
1 Program Pelayanan AdministrasiPerkantoran
2 Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik 135,600,000.00 84,611,341.00 62.40%
3 Penyediaan jasa jaminanpemeliharaan kesehatan PNS 1,212,135,000.00 1,036,479,263.00 85.51%
4Penyediaan jasa pemeliharaan danperizinan kendaraandinas/operasional
167,500,000.00 147,445,700.00 88.03%
5 Penyediaan jasa administrasikeuangan 2,085,710,000.00 980,902,000.00 47.03%
6 Penyediaan jasa perbaikan peralatankerja 6,700,000.00 6,100,000.00 91.04%
7 Penyediaan alat tulis kantor 80,525,300.00 79,287,300.00 98.46%
8 Penyediaan barang cetakan danpenggandaan 21,058,750.00 20,372,750.00 96.74%
9 Penyediaan peralatan danperlengkapan kantor 0.00 0.00 0.00%
10 Penyediaan bahan bacaan danperaturan perundang-undangan 4,800,000.00 3,345,000.00 69.69%
11 Penyediaan makanan dan minuman 55,500,000.00 55,484,000.00 99.97%
12 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasike luar daerah 140,550,000.00 87,612,330.00 62.34%
13 Penyediaan jasa tenaga Non PNS 11,496,945,000.00 10,137,472,830.00 88.18%
14 Rapat - Rapat Koordinasi DalamDaerah *) 474,600,000.00 468,450,000.00 98.70%
15 Program Peningkatan Sarana danPrasarana Aparatur
16 Pembangunan rumah dinas 9,962,550.00 0.00 0.00%
17 Pembangunan gedung kantor 994,924,000.00 789,140,000.00 79.32%
18 pengadaan Kendaraandinas/operasional 436,490,000.00 411,650,000.00 94.31%
19 Pengadaan peralatan gedung kantor 500,177,000.00 456,347,194.00 91.24%
20 Pemeliharaan rutin/berkala gedungkantor 524,552,000.00 493,321,000.00 94.05%
21 Program Peningkatan DisiplinAparatur
22 Pengadaan pakaian khusus hari-hari 283,340,050.00 283,340,050.00 100.00%
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 84
tertentu
23 Program Peningkatan KapasitasSumber Daya Aparatur
24 Pendidikan dan pelatihan formal 21,500,000.00 19,447,500.00 90.45%
25 Penilaian Jabatan Fungsional*) 12,900,000.00 12,900,000.00 100.00%
26 Program Obat dan PembekalanKesehatan
27 Pengadaaan Obat dan PerbekalanKesehatan 7,319,797,042.00 6,851,504,316.00 93.60%
28 Peningkatan pemerataan obat danperbekalan kesehatan 14,200,000.00 14,200,000.00 100.00%
29 Peningkatan Mutu Penggunaan Obatdan Perbekalan Kesehatan 5,950,000.00 5,825,000.00 97.90%
30 Program Upaya KesehatanMasyarakat
31 Pemeliharaan dan pemulihankesehatan 129,920,000.00 129,000,000.00 99.29%
32 Monitoring, evaluasi dan pelaporan 20,894,000.00 18,994,000.00 90.91%
33 Bantuan Operasional Kesehatan*) 7,437,329,888.00 7,214,669,618.00 97.01%
34 Screening / Deteksi dini penyakit tidakmenular 157,000,000.00 90,000,000.00 57.32%
35 Peningkatan komunitas edukasi daninformasi (KIE) penyakit tidak menular 18,110,000.00 17,010,000.00 93.93%
36 Program Pengawasan Obat danMakanan
37 Peningkatan pengawasan keamanpangan dan bahan berbahaya 10,800,000.00 10,050,000.00 93.06%
38 Program Promosi Kesehatan danPemberdayaan masyarakat
39 Pengembangan media promosi daninformasi sadar hidup sehat 136,825,000.00 123,595,000.00 90.33%
40 Penyuluhan masyarakat pola hidupsehat 75,714,000.00 56,354,000.00 74.43%
41 Peningkatan pemanfaatan saranakesehatan 28,187,500.00 24,377,500.00 86.48%
42Pengembangan kapasitas petugasdan kader untuk menurunkan Angkakematian ibu, bayi dan anak
86,300,000.00 75,930,000.00 87.98%
43 Pengembangan danPenyelenggaraan Desa Siaga *) 14,594,250.00 12,625,000.00 86.51%
44 Saka Bhakti Husada *) 498,040,000.00 390,317,252.00 78.37%
45 Lomba - lomba bidang kesehatan *) 174,270,000.00 161,570,000.00 92.71%
46 Program Perbaikan GiziMasyarakat
47 Pemberian tambahan makanan danvitamin 40,500,000.00 31,200,000.00 77.04%
48
Penanggulangan Kurang EnergiProtein (KEP), Anemia Gizi Besi,Gangguan Akibat kurang Yodium(GAKY), Kurang Vitamin A, danKekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya
3,000,000.00 0.00 0.00%
49 Program PengembanganLingkungan Sehat
50 Pengkajian pengembanganlingkungan sehat 53,540,000.00 47,687,400.00 89.07%
51 Penyuluhan menciptakan lingkungansehat 20,760,000.00 20,160,000.00 97.11%
52 Percepatan Pembangunan SanitasiPermukiman *) 107,260,000.00 106,610,000.00 99.39%
53 Program Pencegahan danPenanggulangan Penyakit Menular
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 85
54 Penyemprotan/fogging sarangnyamuk 59,010,000.00 8,518,000.00 14.43%
55 Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging 0.00 0.00 0.00%
56 Pelayanan vaksinasi bagi balita dananak 0.00 0.00 0.00%
57 Pelayanan pencegahan danpenanggulangan penyakit menular 10,625,000.00 10,475,000.00 98.59%
58 Pencegahan penularan penyakitEndemik/Epidemik malaria 38,300,000.00 37,100,000.00 96.87%
59 Peningkatan imuniasasi 88,730,000.00 85,930,000.00 96.84%
60 Peningkatan survellance Epidemiologidan penanggulangan wabah 36,310,000.00 23,260,000.00 64.06%
61Pelayanan Pencegahan danPenanggulangan Penyakit memularTB paru *)
104,720,000.00 104,720,000.00 100.00%
62 Pencegahan penularan penyakitEndemik/Epidemik filaria 7,800,000.00 7,800,000.00 100.00%
63 Program Standarisasi PelayananKesehatan
64 Peningkatan Mutu PelayananKesehatan*) 115,360,000.00 92,268,115.00 79.98%
65 Akreditasi dan Registrasi Tenaga danSarana Pelayanan Kesehatan 809,840,000.00 773,670,000.00 95.53%
66 Pembangunan dan PengembanganSistem Informasi Kesehatan*) 298,800,000.00 297,760,000.00 99.65%
67 Program Pelayanan KesehatanPenduduk Miskin
68 Pelayanan sunatan masal 135,750,000.00 97,246,000.00 71.64%
69
Program Pengadaan, Peningkatandan Perbaikan Sarana danPrasarana Puskesmas/PuskesmasPembantu dan Jaringannya
70 Pembangunan puskesmas 18,255,097,100.00 14,723,162,700.00 80.65%
71 Pembangunan puskesmas pembantu 17,875,000.00 17,600,000.00 98.46%
72 Pengadaan sarana dan prasaranapuskesmas 2,239,807,781.00 2,153,599,352.00 96.15%
73 Pemeliharaan rutin/berkala saranadan prasarana puskesmas keliling 445,800,000.00 300,319,950.00 67.37%
74 Rehabilitasi sedang/berat puskesmas 177,860,000.00 177,860,000.00 100.00%
75 Pembangunan IPAL Puskesmas *) 1,302,600,000.00 5,500,000.00 0.42%
76
Program pengadaan, peningkatansarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata
77 Pembangunan rumah sakit 757,898,000.00 446,038,000.00 58.85%
78 Program Kemitraan PeningkatanPelayanan Kesehatan
79 Kemitraan peningkatan kualitasdokter dan paramedis 133,400,000.00 110,071,000.00 82.51%
80 Kemitraan pengobatan lanjutan bagipasien rujukan 1,803,280,000.00 1,239,996,100.00 68.76%
81 Kemitraan pengobatan bagi pasienkurang mampu 42,631,501,682.00 42,427,270,011.00 99.52%
82Pelayanan Kesehatan FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP)PKM Lasung*)
321,682,530.00 271,725,922.00 84.47%
83Pelayanan Kesehatan FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP)PKM Teluk Kepayang*)
200,860,900.00 150,914,209.00 75.13%
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 86
84Pelayanan Kesehatan FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP)PKM Pagatan*)
1,003,180,000.00 876,463,716.00 87.37%
85Pelayanan Kesehatan FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP)PKM Mantewe*)
661,542,000.00 558,256,498.00 84.39%
86Pelayanan Kesehatan FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP)PKM Satui*)
1,103,343,950.00 990,070,372.00 89.73%
87Pelayanan Kesehatan FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP)PKM Darul Azhar*)
356,025,037.00 320,242,718.00 89.95%
88Pelayanan Kesehatan FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP)PKM Sebamban I*)
744,739,825.00 617,829,991.00 82.96%
89Pelayanan Kesehatan FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP)PKM Giri Mulya*)
338,400,000.00 310,832,358.00 91.85%
90Pelayanan Kesehatan FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP)PKM Pulau Tanjung*)
109,175,500.00 103,750,440.00 95.03%
91Pelayanan Kesehatan FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP)PKM Sebamban II*)
692,406,400.00 532,387,486.00 76.89%
92Pelayanan Kesehatan FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP)PKM Batulicin*)
653,760,520.00 560,314,308.00 85.71%
93Pelayanan Kesehatan FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP)PKM Batulicin I*)
312,113,820.00 303,695,627.00 97.30%
94Pelayanan Kesehatan FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP)PKM Karang Bintang*)
399,744,100.00 339,918,872.00 85.03%
95Pelayanan Kesehatan FasilitasKesehatan Tingkat Pertama (FKTP)PKM Simpang Empat*)
908,283,117.00 889,007,722.00 97.88%
96 Program Pengawasan danPengendalian Kesehatan Makanan
97 Pengawasan keamanan dankesehatan makanan hasil industri 8,320,000.00 6,070,000.00 72.96%
98Pengawasan dan pengendaliankeamanan dan kesehatan makananhasil produksi rumah tangga
4,500,000.00 2,820,000.00 62.67%
99 Program Peningkatan KeselamatanIbu Melahirkan dan Anak
100 Pertolongan persalinan bagi ibu darikeluarga kurang mampu 1,001,950,000.00 874,050,000.00 87.23%
101 Peningkatan kapasitas bidan*) 268,000,000.00 219,000,000.00 81.72%
102 Pelayanan kesehatan ibu dan anak*) 59,816,500.00 31,620,500.00 52.86%
103 Jaminan Persalinan*) 4,012,488,940.00 1,723,540,052.00 42.95%
104 Pelayanan kesehatan anak sekolah 62,850,000.00 20,550,000.00 32.70%Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 87
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari seluruh uraian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa secara umum Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu telah memperlihatkan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan
dalam rencana strategisnya. Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari
pelaksanaan program kerja anggaran 2017 adalah sebagai berikut :
1. Pencapaian kinerja dari masing-masing indikator secara umum
menunjukkan kinerja yang baik.
2. Dari 61 indikator sasaran yang telah ditetapkan, pencapaian kinerja dari
indikator sasaran tersebut sebanyak 54 indikator termasuk dalam kategori
sangat berhasil, dalam kategori cukup berhasil sebanyak 4 indikator dan
indikator yang masuk kategori kurang berhasil sebanyak 3 indikator.
3. Hambatan yang ditemukan dalam pencapaian sasaran antara lain
keterbatasan kemampuan sumber daya dalam manajemen
program/kegiatan, baik dalam hal Perencanaan dan Penganggaran
(Planning and Budgeting), pencatatan/pelaporan, monitoring dan
evaluasi, maupun dalam pelaksanaan program dankegiatan, padahal
beberapa indikator sasaran yang harus dipenuhi dari kegiatan yang tidak
terlaksana tersebut.
4. Masih kurangnya koordinasi lintas program, lintas sektoral dalam
pemberdayaan masyarakat.
B. SARAN
Berdasarkan hasil analisa dari capaian kinerja, selanjutnya dapat
dirumuskan beberapa langkah penting sebagai upaya peningkatan kinerja
pada tahun berikutnya, antara lain :
1. Meningkatkan kualitas perencanaan yang lebih efektif dan efisien dalam
pencapaian program kerja untuk meningkatkan pencapaian realisasi
kinerja dan anggaran.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2017 88
2. Peningkatan peran serta sektor terkait dan masyarakat sebagai dukungan
pelaksanaan program dan kegiatan.
3. Peningkatan sumber daya kesehatan melalui pendidikan, pelatihan baik
bagi tenaga yang ada di Dinas Kesehatan dan UPTD nya, dan
pembinaan langsung pada masing-masing pemegang program di
Puskesmas.
4. Diharapkan tahun–tahun berikutnya efisiensi dan efektifitas program dan
kegiatan sebaiknya menjadi perhatian bersama sehingga dalam
penganggaran dapat dilaksanakan lebih proporsional.
5. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini diharapkan dapat digunakan sebagai
alat komunikasi pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja dimasa
yang akan datang.
KEPALA DINAS KESEHATANKABUPATEN TANAH BUMBU,
Dr. H. M. DAMRAH, Sos., M. SiNIP. 19690101 199101 1 006