LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK...

109
LAPORAN KINERJA KEMENKO PMK TAHUN 2019 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Transcript of LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK...

Page 1: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

LAPORAN KINERJAKEMENKO PMKTAHUN 2019

KEMENTERIAN KOORDINATOR

BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAANREPUBLIK INDONESIA

Page 2: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

iLaporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019PB

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORANKINERJA

2019

Page 3: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

iiiLaporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019ii

Page 4: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

iiiLaporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019ii

PERNYATAAN TELAH DIREVIU

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

TAHUN ANGGARAN 2019

Kami telah mereviu Laporan Kinerja Kementerian Koordinator Bidang

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan untuk Tahun Anggaran 2019 sesuai

Pedoman Reviu atas Laporan Kinerja. Substansi yang dimuat menjadi tanggung

jawab manajemen Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan.

Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas laporan kinerja telah

disajikan secara akurat, andal, dan valid.

Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan

perbedaan dalam meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam laporan

kinerja ini.

Jakarta, Februari 2020Inspektur

Gunarso Djoko Santoso

Page 5: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

vLaporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019iv

MUHADJIR EFFENDYMenteri Koordinator Bidang

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Page 6: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

vLaporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019iv

Kata Pengantar

PUJI SYUKUR kita panjatkan ke Hadirat Tuhan

Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,

Laporan Kinerja Kementerian Koordinator

Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

(Kemenko PMK) Tahun 2019 dapat disusun.

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

merupakan upaya, kebijakan, program, dan

kegiatan yang diarahkan untuk meningkatkan

kualitas hidup manusia Indonesia yang sejahtera,

maju, berkarakter Pancasila, dan bermartabat.

Untuk mendukung hal tersebut, Kemenko

PMK telah melaksanakan berbagai program

sebagaimana tercantum dalam Rencana Kinerja

Kemenko PMK tahun 2019.

Pencapaian Program/kegiatan tersebut

diukur melalui pencapaian target Indikator

Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan.

Laporan Kinerja Tahun 2019 merupakan wujud

akuntabilitas dan transparansi pengelolaan

kinerja, yang di dalamnya menguraikan target,

realisasi, dan evaluasi kinerja dan penggunaan

anggaran pada Tahun 2019.

Akhir kata, masukan dan saran perbaikan yang

bersifat membangun sangat kami harapkan.

Semoga Laporan Kinerja ini bermanfaat untuk

kemajuan kita bersama.

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamu’alaikum Warahamatullahi Wabarakatuh,

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

MUHADJIR EFFENDY

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Page 7: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

viiLaporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019vi

Muhadjir Effendy

Menko PMK Pada Rapat Koordinasi Nasional Gerakan Nasional Revolusi Mental

di Ballroom Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta

Page 8: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

viiLaporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019vi

LAPORAN KINERJA Kementerian Koordinator

Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

(Kemenko PMK) merupakan tindak lanjut dari

Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014

tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, dan PermenPANRB Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu

atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

sebagai bentuk akuntabilitas pelaksanaan tugas

Kemenko PMK atas target dan penggunaan

anggaran tahun 2019.

Pencapaian Kinerja Kemenko PMK tahun 2019

mengacu pada Sasaran Strategis yang telah

ditetapkan pada Perjanjian Kinerja tahun

2019. Pencapaian tersebut dilakukan melalui

Program Koordinasi Pengembangan Kebijakan

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya di lingkungan Kemenko

PMK. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja

Kemenko PMK tahun 2019 ditunjukkan dalam

Tabel 1.

TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya kualitas koordinasi, sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan.

Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan untuk mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar.

Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan untuk mendukung kemantapan pemberdayaan.

1. Tingkat capaian K/L terhadap target Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Bidang Pendidikan.

2. Tingkat capaian K/L terhadap target Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Bidang Kesehatan.

3. Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan dalam mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar.

4. Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar

5. Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan dalam mendukung kemantapan pemberdayaan.

6. Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukung kemantapan pemberdayaan

RingkasanEksekutif

SS1

SS2

T1

Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan yang diarahkan pada pembangunan karakter bangsa untuk mendukung kemantapan gotong royong.

7. Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan yang diarahkan pada pembangunan karakter bangsa dalam mendukung kemantapan gotong royong.

8. Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukung kemantapan gotong royong

SS3

Tabel 1. Sasaran Strategis Kemenko PMK

Page 9: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

ixLaporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019viii

Berdasarkan analisis capaian kinerja yang telah

dilakukan, beberapa kesimpulan yang dapat

diambil adalah:

1. Sasaran Strategis “Meningkatnya kualitas

koordinasi dan sinkronisasi perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan kebijakan,

serta pengendalian pelaksanaan kebijakan

pembangunan manusia dan kebudayaan

untuk mendukung kemantapan pelayanan

dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar”

diukur oleh 4 Indikator Kinerja Utama (IKU).

Target IKU-1 – Tingkat Capaian K/L terhadap

Target Indikator IPM Bidang Pendidikan,

IKU-2 – Tingkat Capaian K/L terhadap

Target Indikator IPM Bidang Kesehatan

masing-masing dapat tercapai 100%, IKU-3

– Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan

atas Efektivitas dan Efisiensi Koordinasi

dan Sinkronisasi Perumusan, Penetapan,

dan Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan dalam Mendukung

Kemantapan Pelayanan Dasar dan Pemenuhan

Kebutuhan Dasar capaiannya melebihi target

yang telah ditetapkan sebesar 5,18, yaitu

sebesar 5,24 atau 101,16%, sedangkan IKU-4 –

Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang

mendukung kemantapan pelayanan dasar

dan pemenuhan kebutuhan dasar.

2. Capaian Sasaran Strategis “Meningkatnya

kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumus-

an, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan,

serta pengendalian pelaksanaan kebijakan

pembangunan manusia dan kebudayaan untuk

mendukung kemantapan pemberdayaan”

yang diukur melalui IKU-5 Indeks Kepuasan

Pemangku Kepentingan atas Efektivitas

dan Efisiensi Koordinasi dan Sinkronisasi

Perumusan, Penetapan, dan Pelaksanaan

Kebijakan Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan dalam Mendukung Kemantapan

Pemberdayaan dapat melampaui target yang

telah ditetapkan sebesar 5,20, yaitu 5,23 dari

target 5,20 atau 101,3%, sedangkan IKU-6 –

Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang

mendukung kemantapan pemberdayaan.

3. Capaian Sasaran Strategis “Meningkatnya

kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan kebijakan,

serta pengendalian pelaksanaan kebijakan

pembangunan manusia dan kebudayaan

yang diarahkan pada pembangunan karakter

bangsa dalam mendukung kemantapan

pembangunan karakter” yang diukur

oleh 2 IKU. IKU-7 – Indeks Kepuasan

Pemangku Kepentingan atas Efektivitas

dan Efisiensi Koordinasi dan Sinkronisasi

Perumusan, Penetapan, dan Pelaksanaan

Kebijakan Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan dalam Mendukung Kemantapan

Pembangunan Karakter, melampaui target

yang telah ditetapkan sebesar 5,18, yaitu

sebesar 5,21 atau 101,2%. Sedangkan IKU-8 –

Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang

mendukung kemantapan gotong royong.

4. Realisasi anggaran Kemenko PMK tahun

2019 adalah sebesar 81,87% dari pagu

Rp342.898.144.000,00.

Page 10: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

ixLaporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019viii

Menko PMK Bersama Peraih Medali Emas Indonesia Pada Cabang Olahraga

Angkat Besi SEA Games 2019 di Filipina

Page 11: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

xiLaporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019x

Menko PMK melakukan kunjungan kerja untuk memantau pengaruh gagal bayar BPJS Kesehatan

terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Kota Malang, Jawa Timur

Page 12: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

xiLaporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019x

DaftarIsi

Pernyataan Telah Direviu iii

Kata Pengantar v

Ringkasan Eksekutif vii

Daftar Isi xi

Daftar Tabel xii

Daftar Gambar xiii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Maksud dan Tujuan 2

1.3 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi 2

1.4 Sumber Daya Manusia 4

1.5 Sistematika Penyajian 4

Bab II Perencanaan Kinerja

2.1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 7

2.2 Rencana Strategis Kemenko PMK Tahun 2015-2019 9

2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 14

2.4 Rencana Aksi Kemenko PMK Tahun 2019 14

Bab III Akuntabilitas Kinerja

3.1 Pengukuran Kinerja 19

3.2 Capaian Kinerja 21

3.2.1 Sasaran Strategis 1 (SS1) 22

3.2.2 Sasaran Strategis 2 (SS2) 57

3.2.3 Sasaran Strategis 3 (SS3) 73

3.3 Realisasi Anggaran Tahun 2018 86

Bab IV Penutup 89

Lampiran 91

Page 13: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

xiiiLaporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019xii

Tabel 2.1 Keterkaitan Nawacita dengan Agenda Pembangunan Kemenko PMK 10

Tabel 2.2 Visi dan Misi Kemenko PMK 2015-2019 11

Tabel 2.3 Tujuan dan Sasaran Strategis Kemenko PMK 12

Tabel 2.4 Perjanjian Kinerja Kemenko PMK Tahun 2019 15

Tabel 2.5 Rencana Aksi Triwulanan Kemenko PMK Tahun 2019 16

Tabel 3.1 Rentang Nilai Kategori Pencapaian 20

Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22

Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23

Tabel 3.4 Indikator Pendidikan 2010-2019 26

Tabel 3.5 Capaian Target Indikator IPM Bidang Pendidikan hingga 2019 27

Tabel 3.6 Variabel Indikator Pendidikan oleh K/L 27

Tabel 3.7 Sasaran Siswa dan Anggaran BOS Reguler Kemdikbud Tahun 2018-2019 31

Tabel 3.8 Sasaran Siswa dan Anggaran BOS Reguler Kemenag Tahun 2018-2019 32

Tabel 3.9 Penerima Beasiswa Perguruan Tinggi dari Tahun 2014-2019 33

Tabel 3.10 Target dan Realisasi Sekolah Menerapkan K13 Tahun 2018-2019 34

Tabel 3.11 Komposisi dan Jumlah Guru di Indonesia 35

Tabel 3.12 Sasaran Pembangunan Kesehatan 36

Tabel 3.13 Indikator Kesehatan oleh K/L di Bawah Koordinasi Kemenko PMK 38

Tabel 3.14 Meningkatnya Kesehatan Masyarakat 39

Tabel 3.15 Realisasi Penurunan Stunting Tahun 2018-2019 40

Tabel 3.16 Realisasi Jumlah Kabupaten/Kota Dengan Minimal 1 RSUD Terakreditasi 41

Tabel 3.17 Jumlah Kampung KB dan Kampung KB Percontohan 42

Tabel 3.18 Target dan Capaian Program Keluarga Harapan 45

Tabel 3.19 Realisasi Program Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)

dan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) 46

Tabel 3.20 Kebijakan/Regulasi Bidang PMK yang Mendukung Kemantapan

Pelayanan Dasar dan Pemenuhan Kebutuhan Dasar 51

Tabel 3.21 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis II 57

Tabel 3.22 Pengurangan Desa Tertinggal dan Peningkatan Desa Mandiri Tahun 2019 61

Tabel 3.23 Capaian Indikator Pemberdayaan Pemuda Tahun 2018 dan 2019 65

Tabel 3.24 Kebijakan/Regulasi Bidang PMK yang Mendukung Kemantapan Pemberdayaan 68

Tabel 3.25 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 3 73

Tabel 3.26 Capaian Realisasi Kepesertaan JKN 75

Tabel 3.27 Realisasi Kepesertaan JKN Tahun 2019 75

Tabel 3.28 Capaian RPJMN 2015-2019 Bidang Olahraga 82

Tabel 3.29 Kebijakan/Regulasi Bidang PMK yang Mendukung Kemantapan Gotong Royong 83

Tabel 3.30 Realisasi Anggaran Kemenko PMK Tahun 2019 86

Tabel 3.31 Perbandingan Realisasi Anggaran Kemenko PMK Antara Tahun 2018 dan Tahun 2019 86

DaftarTabel

Page 14: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

xiiiLaporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019xii

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kemenko PMK 3

Gambar 1.2 Komposisi Sumber Daya Manusia Kemenko PMK

Berdasarkan (i) Jenjang Pendidikan, (ii) Jenis Kelamin, dan (iii) Unit Kerja 4

Gambar 2.1. Hubungan antara Agenda Pembangunan Nasional dan Renstra Kemenko PMK

Tahun 2015-2019 11

Gambar 3.1 Tren IPM Indonesia Tahun 2010-2019 25

Gambar 3.2 Target dan Capaian Siswa Penerima Manfaat PIP Kemdikbud Tahun 2017-2019 29

Gambar 3.3 Target dan Capaian Siswa Penerima Manfaat PIP Kemenag Tahun 2017-2019 30

Gambar 3.4 Capaian Transformasi BPNT 47

Gambar 3.5 Prevalensi Kekerasan Terhadap Anak 48

Gambar 3.6 Indeks Kepuasan Pelayanan Jemaah Haji (IKJH) dan

Indeks Kepuasan Pelayanan Haji di Indonesia (IKPHDI) 49

Gambar 3.7 Indeks Pembangunan Gender Indonesia 2010-2018 50

Gambar 3.8 Perkembangan Jumlah SMK Tahun 2012-2019 59

Gambar 3.9 Capaian Program Vokasi Industri Sampai dengan Tahun 2019 60

Gambar 3.10 Capaian Output Dana Desa Tahun 2015–2019 62

Gambar 3.11 Perkembangan Jumlah BUM Desa Tahun 2014-2019 63

Gambar 3.12 Capaian Indeks Risiko Bencana sampai 2018 64

Gambar 3.13 Indeks Pemberdayaan Gender Indonesia Tahun 2010-2018 65

Gambar 3.14 Pemanfaatan BANTU LU Tahun 2019 67

Gambar 3.15 Lima Program GNRM 76

Gambar 3.16 Indeks Dimensi Penyusun ICRM Indonesia, 2018 77

Gambar 3.17 Indeks Capaian Revolusi Mental (ICRM) menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2018 78

Gambar 3.18 Grafik Perkembangan PPK Tahun 2016-2019 79

Gambar 3.19 Indeks Pembangunan Kebudayaan Tahun 2018 80

DaftarGambar

Page 15: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

PBLaporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019xiv

Menko PMK dalam peringatan Hari Wayang Dunia Ke-5 dan Hari Wayang Nasional Tahun 2019

di Pendhapa Ageng, Institut Seni Indonesia

Page 16: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

1Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019PB

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dinamika atau perubahan politik dunia pada

era globalisasi telah menciptakan kompetisi

antar masyarakat atau warga dunia baik

dalam bentuk kompetisi sumber daya manusia

maupun sumber daya alam. Kondisi tersebut

memberikan konsekuensi logis perlunya suatu

bangsa meningkatkan kualifikasi dan mutunya

secara terus-menerus. Pada sisi lain, kompetisi

juga mempermudah perubahan nilai-nilai asli

(genuine) suatu bangsa sebagai percepatan dan

kemudahan pertukaran nilai-nilai antar bangsa.

Perubahan nilai dan kebudayaan yang tidak

diantisipasi akan berdampak negatif terhadap

upaya dan usaha suatu bangsa dalam mencapai

tujuan nasionalnya.

Kehadiran Kementerian Koordinator Bidang

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

dalam Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK

diharapkan agar pembangunan nasional di bidang

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mampu

merespons tantangan-tantangan baru dalam

rangka meningkatkan kualitas pelayanan dasar

dan pemenuhan kebutuhan dasar, kapabilitas

pemberdayaan, dan nilai karakter manusia

Indonesia dalam mendukung kemantapan gotong

royong. Hal ini sejalan dengan misi Presiden,

yaitu mewujudkan kualitas hidup manusia

Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera,

mewujudkan bangsa yang berdaya saing, dan

mewujudkan masyarakat yang berkepribadian

dalam kebudayaan.

Tugas Kementerian Koordinator Bidang Pem-

bangunan Manusia dan Kebudayaan meliputi

beberapa bidang koordinasi, yaitu Kerawanan

Sosial dan Dampak Bencana, Penanggulangan

Kemiskinan dan Perlindungan Sosial, Peningkatan

Kesehatan, Pendidikan dan Agama, Kebudayaan,

Perlindungan Perempuan dan Anak, serta

Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Kawasan.

Luasnya cakupan substansi yang diemban

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan berimplikasi pada

perlunya instrumen Koordinasi, Sinkronisasi,

dan Pengendalian yang baik dan terukur, agar

kebijakan yang dihasilkan dapat berjalan dengan

optimal, bersinergi, tepat sasaran, dan tidak

terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaannya,

sehingga mendukung tercapainya tujuan yang

diinginkan sesuai Visi Pemerintahan Jokowi-JK,

yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,

Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong Royong.”

Page 17: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

3Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 20192

1.2. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Laporan Kinerja Kementerian

Koordinator Bidang Pembangunan Manusia

dan Kebudayaan tahun 2019 dimaksudkan

sebagai bentuk pertanggungjawaban Menteri

Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan kepada Presiden atas pelaksanaan

program/kegiatan dan pengelolaan anggaran

dalam rangka mencapai Visi dan Misi yang telah

ditetapkan. Penyusunan Laporan ini ditujukan

untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian

sasaran dan kinerja Kementerian Koordinator

Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

tahun 2019.

1.3. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

Tugas dan fungsi Kementerian Koordinator

Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

(Kemenko PMK) diatur dalam Peraturan Presiden

Nomor 9 Tahun 2015 tentang Kementerian

Koordinator Bidang Pembangunan Manusia

dan Kebudayaan. Menurut Perpres ini, Kemenko

PMK mempunyai tugas membantu Presiden

untuk melaksanakan koordinasi, sinkronisasi,

dan pengendalian urusan kementerian dalam

penyelenggaraan pemerintahan di bidang

pembangunan manusia dan kebudayaan.

Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut,

Kemenko PMK menyelenggarakan fungsi sebagai

berikut:

1. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan kebijakan

Kementerian/Lembaga yang terkait dengan

isu di bidang pembangunan manusia dan

kebudayaan;

2. Pengendalian pelaksanaan kebijakan

Kementerian/Lembaga yang terkait dengan

isu di bidang pembangunan dan kebudayaan;

3. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan,

dan pemberian dukungan administrasi

kepada seluruh unsur organisasi di

lingkungan Kementerian Koordinator Bidang

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan;

4. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara

yang menjadi tanggung jawab Kementerian

Koordinator Bidang Pembangunan Manusia

dan Kebudayaan;

5. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di

lingkungan Kementerian Koordinator Bidang

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; dan

6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh

Presiden.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,

Kemenko PMK mengoordinasikan Kementerian/

Lembaga (K/L) yang terkait dengan kebijakan

pembangunan manusia dan kebudayaan

meliputi:

1. Kementerian Agama;

2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

3. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi;

4. Kementerian Kesehatan;

5. Kementerian Sosial;

6. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi;

7. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak;

8. Kementerian Pemuda dan Olahraga;

9. Instansi lain yang dianggap perlu.

Lebih lanjut mengenai organisasi dan pelaksanaan

tugas Kemenko PMK diatur dalam Peraturan

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan (Permenko PMK)

Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Berdasarkan Pasal 5 Permenko PMK No. 1 Tahun

2015, Organisasi Kemenko PMK ditunjukkan

seperti pada Gambar 1.1.

Page 18: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

3Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 20192

KE

ME

NT

ER

IAN

KO

OR

DIN

ATO

RB

IDA

NG

PE

MB

AN

GU

NA

N M

AN

US

IA D

AN

KE

BU

DA

YAA

NR

EP

UB

LIK

IN

DO

NE

SIA

BIRO

PE

REN

CAN

AAN

D

AN K

ERJA

SAM

A

BIRO

PE

REN

CAN

AAN

D

AN K

ERJA

SAM

A

BIRO

HU

KUM

, IN

FORM

ASI,

DAN

PE

RSID

ANGA

N

BIRO

HU

KUM

, IN

FORM

ASI,

DAN

PE

RSID

ANGA

NBI

RO U

MU

MBI

RO U

MU

MIN

SPEK

TORA

TIN

SPEK

TORA

T

DEP

UTI

BI

DAN

G KO

ORD

INAS

I PE

ND

IDIK

AN D

AN A

GAM

A

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

ND

IDIK

AN M

ENEN

GAH

D

AN K

ETER

AMPI

LAN

BE

KERJ

A

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

ND

IDIK

AN M

ENEN

GAH

D

AN K

ETER

AMPI

LAN

BE

KERJ

A

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

ND

IDIK

AN A

NAK

USI

A D

INI,

PEN

DID

IKAN

DAS

AR,

DAN

PEN

DID

IKAN

M

ASYA

RAKA

T

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

ND

IDIK

AN A

NAK

USI

A D

INI,

PEN

DID

IKAN

DAS

AR,

DAN

PEN

DID

IKAN

M

ASYA

RAKA

TAS

ISTE

N D

EPU

TI

PEN

DID

IKAN

TIN

GGI

, DAN

PE

MAN

FAAT

AN IL

MU

PE

NG

ETAH

UAN

DAN

TE

KNO

LOGI

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

ND

IDIK

AN T

ING

GI, D

AN

PEM

ANFA

ATAN

ILM

U

PEN

GET

AHU

AN D

AN

TEKN

OLO

GI

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MBE

RDAY

AAN

DAN

KE

RUKU

NAN

UM

AT

BERA

GAM

A

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MBE

RDAY

AAN

DAN

KE

RUKU

NAN

UM

AT

BERA

GAM

A

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MBE

RDAY

AAN

UM

AT

BERA

GAM

A, P

END

IDIK

AN

AGAM

A, D

AN

KEAG

AMAA

N

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MBE

RDAY

AAN

UM

AT

BERA

GAM

A, P

END

IDIK

AN

AGAM

A, D

AN

KEAG

AMAA

N

DEP

UTI

BIDA

NG

KOO

RDIN

ASI

PEN

ING

KATA

N

KESE

HAT

AN

ASIS

TEN

DEP

UTI

KE

TAHA

NAN

GIZ

I, KE

SEH

ATAN

IBU

DAN

AN

AK, D

AN K

ESEH

ATAN

LI

NGK

UN

GAN

ASIS

TEN

DEP

UTI

KE

TAHA

NAN

GIZ

I, KE

SEH

ATAN

IBU

DAN

AN

AK, D

AN K

ESEH

ATAN

LI

NGK

UN

GAN

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

NCE

GAH

AN D

AN

PEN

ANGG

ULA

NGA

N

PEN

YAKI

T

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

NCE

GAH

AN D

AN

PEN

ANGG

ULA

NGA

N

PEN

YAKI

T

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

LAYA

NAN

KES

EHAT

ANAS

ISTE

N D

EPU

TI

PELA

YAN

AN K

ESEH

ATAN

ASIS

TEN

DEP

UTI

KE

PEN

DU

DU

KAN

DAN

KE

LUAR

GA

BERE

NCA

NA

ASIS

TEN

DEP

UTI

KE

PEN

DU

DU

KAN

DAN

KE

LUAR

GA

BERE

NCA

NA

DEP

UTI

BIDA

NG

KOO

RDIN

ASI

PEN

ANGG

ULA

NGA

N

KEM

ISKI

NAN

DAN

PE

RLIN

DUN

GAN

SO

SIAL

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

NAN

GAN

AN

KEM

ISKI

NAN

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

NAN

GAN

AN

KEM

ISKI

NAN

ASIS

TEN

DEP

UTI

KO

MPE

NSA

SI S

OSI

ALAS

ISTE

N D

EPU

TI

KOM

PEN

SASI

SO

SIAL

ASIS

TEN

DEP

UTI

JAM

INAN

SO

SIAL

ASIS

TEN

DEP

UTI

JAM

INAN

SO

SIAL

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MBE

RDAY

AAN

D

ISAB

ILIT

AS D

AN L

ANJU

T U

SIA

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MBE

RDAY

AAN

D

ISAB

ILIT

AS D

AN L

ANJU

T U

SIA

DEP

UTI

BIDA

NG

KOO

RDIN

ASI

KERA

WAN

AN S

OSI

AL D

AN

DAM

PAK

BEN

CAN

A

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

NG

URA

NG

AN R

ISIK

O

BEN

CAN

A

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

NG

URA

NG

AN R

ISIK

O

BEN

CAN

A

ASIS

TEN

DEP

UTI

TAN

GGAP

CEP

AT

BEN

CAN

A

ASIS

TEN

DEP

UTI

TAN

GGAP

CEP

AT

BEN

CAN

A

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

NAN

GAN

AN P

ASCA

BE

NCA

NA

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

NAN

GAN

AN P

ASCA

BE

NCA

NA

ASIS

TEN

DEP

UTI

KON

FLIK

SO

SIAL

ASIS

TEN

DEP

UTI

KON

FLIK

SO

SIAL

ASIS

TEN

DEP

UTI

KE

PEM

UD

AAN

ASIS

TEN

DEP

UTI

KE

PEM

UD

AAN

ASIS

TEN

DEP

UTI

NIL

AI D

AN K

REAT

IVIT

AS

BUDA

YA

ASIS

TEN

DEP

UTI

NIL

AI D

AN K

REAT

IVIT

AS

BUDA

YA

ASIS

TEN

DEP

UTI

WAR

ISAN

BU

DAY

AAS

ISTE

N D

EPU

TIW

ARIS

AN B

UD

AYA

ASIS

TEN

DEP

UTI

KE

OLA

HRAG

AAN

ASIS

TEN

DEP

UTI

KE

OLA

HRAG

AAN

ASIS

TEN

DEP

UTI

KE

TAHA

NAN

DAN

KE

SEJA

HTER

AAN

KE

LUAR

GA

ASIS

TEN

DEP

UTI

KE

TAHA

NAN

DAN

KE

SEJA

HTER

AAN

KE

LUAR

GA

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MBE

RDAY

AAN

PE

REM

PUAN

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MBE

RDAY

AAN

PE

REM

PUAN

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MEN

UH

AN H

AK D

AN

PERL

INDU

NG

AN

PERE

MPU

AN

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MEN

UH

AN H

AK D

AN

PERL

INDU

NG

AN

PERE

MPU

AN

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MEN

UH

AN H

AK D

AN

PERL

INDU

NG

AN A

NAK

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MEN

UH

AN H

AK D

AN

PERL

INDU

NG

AN A

NAK

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MBE

RDAY

AAN

M

ASYA

RAKA

T

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MBE

RDAY

AAN

M

ASYA

RAKA

T

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MBE

RDAY

AAN

DES

AAS

ISTE

N D

EPU

TI

PEM

BERD

AYAA

N D

ESA

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MBE

RDAY

AAN

KA

WAS

AN P

ERD

ESAA

N

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MBE

RDAY

AAN

KA

WAS

AN P

ERD

ESAA

N

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MBE

RDAY

AAN

KA

WAS

AN S

TRAT

EGIS

DAN

KH

USU

S

ASIS

TEN

DEP

UTI

PE

MBE

RDAY

AAN

KA

WAS

AN S

TRAT

EGIS

DAN

KH

USU

S

SEKR

ETAR

IAT

KEM

ENKO

PM

K1.

STAF

AHLI

BIDA

NG

POLI

TIK,

HU

KUM

,KEA

MAN

AN,D

ANH

AKAS

ASIM

ANU

SIA

2.ST

AFAH

LIBI

DAN

GM

ULT

IKU

LTU

RALI

SME,

REST

ORA

SISO

SIAL

,DAN

JATI

DIR

IBAN

GSA

3.ST

AFAH

LIBI

DAN

GU

SAH

AM

IKRO

KECI

L,DA

NM

ENEN

GAH

,EKO

NO

MIK

REAT

IF,D

ANKE

TEN

AGAK

ERJA

AN4.

STAF

AHLI

BIDA

NG

SUST

AIN

ABLE

DEV

ELO

PMEN

TGO

ALS

PASC

A20

155.

STAF

AHLI

BIDA

NG

KEPE

ND

UD

UKA

N

DEP

UTI

BIDA

NG

KOO

RDIN

ASI

KEBU

DAY

AAN

DEP

UTI

BIDA

NG

KOO

RDIN

ASI

PERL

INDU

NG

AN

PERE

MPU

AN D

AN A

NAK

DEP

UTI

BIDA

NG

KOO

RDIN

ASI

PEM

BERD

AYAA

N

MAS

YARA

KAT,

DES

A D

AN

KAW

ASAN

Gam

bar

1.1

. Str

ukt

ur

Org

anis

asi K

emen

ko P

MK

Page 19: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

5Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 20194

1.4. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia berperan penting dalam

melaksanakan tugas dan fungsi Kemenko PMK.

Sampai dengan akhir Desember 2019, jumlah

pegawai di Kemenko PMK sebanyak 402 orang

Aparatur Sipil Negara (ASN). Komposisi pegawai

Kemenko PMK menurut jenis kelamin adalah pria

242 orang dan wanita 160 orang. Sedangkan

komposisi Kemenko PMK menurut Tingkat

Pendidikan terdiri dari S-3 tercatat 11 orang,

S-2 tercatat 139 orang, S-1/D-4 sebanyak 191

orang, dan di bawah S-1/D-4 sebanyak 61 orang.

Komposisi pegawai Kemenko PMK diperlihatkan

pada Gambar 1.2.

1.5. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja ini menyampaikan capaian

kinerja Kemenko PMK tahun 2019 sesuai dengan

Rencana Strategis Kemenko PMK tahun 2015-

2019. Analisis Capaian Kinerja diperbandingkan

dengan Perjanjian Kinerja sebagai tolok ukur

keberhasilan organisasi, dan identifikasi sejumlah

celah kinerja sebagai perbaikan kinerja di masa

mendatang.

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Kemenko

PMK tahun 2019 adalah sebagai berikut:

1. Ringkasan Eksekutif, memaparkan secara

singkat capaian Kemenko PMK sesuai sasaran

yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja TA

2019;

2. BAB I Pendahuluan, menjelaskan latar

belakang penyusunan laporan, maksud dan

tujuan, tugas, fungsi, dan struktur organisasi,

serta sumber daya manusia;

Gambar 1.2. Komposisi Sumber Daya Manusia Kemenko PMK Berdasarkan (i) Jenjang Pendidikan, (ii) Jenis Kelamin, dan (iii) Unit Kerja

(i) Berdasarkan Jenjang Pendidikan (ii) Berdasarkan Jenis Kelamin

61

191

139

11

<S1/D4

Sarjana (S1/D4)

Magister (S2)

0 50 100 150

Jen

jan

g P

end

idik

an, [

-]

Orang, [-]

200 250

Doktor (S3)

(iii) Berdasarkan Unit Kerja

242160

Wanita

Pria

34

25

133

34

40

41

28

36

31

Un

it K

erja

, [-]

Orang, [-]

Sekretariat Dewan Jaminan Sosial Nasional

Sekretariat Kemenko PMK

Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, dan Kawasan

Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan

Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan

Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan dan Perlindungan Sosial

Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana

0 20 40 60 80 120100 140

Kemenko PMK 402 orang

Jumlah Pegawai

Page 20: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

5Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 20194

3. BAB II Perencanaan Kinerja, menjelaskan

tentang RPJMN 2015-2019, Renstra Kemenko

PMK 2015-2019, serta Perjanjian Kinerja

Kemenko PMK Tahun 2019;

4. BAB III Akuntabilitas Kinerja, berisi uraian

tentang pengendalian, pengukuran, dan

sistem akuntabilitas kinerja, capaian kinerja,

dan realisasi anggaran termasuk di dalamnya

menjelaskan keberhasilan dan kegagalan

serta permasalahan dan upaya tindak

lanjutnya;

5. BAB IV Penutup, berisi kesimpulan

menyeluruh dan upaya perbaikan.

Page 21: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

7Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 20196

Menko PMK mengunjungi Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta

Page 22: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

7Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 20196

BAB IIPERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019

Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) ketiga periode 2015-

2019 adalah bagian dari tahapan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

2005-2025, dengan tujuan “Memantapkan

pembangunan secara menyeluruh dengan me-

nekankan pembangunan keunggulan kom-petitif

perekonomian yang berbasis sumber daya alam

(SDA) yang tersedia, sumber daya manusia

(SDM) yang berkualitas, serta kemampuan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).”

Visi pembangunan nasional sebagaimana

termuat dalam RPJMN 2015-2019 adalah

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri,

dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong

Royong.” Upaya untuk mewujudkan visi tersebut

adalah melalui tujuh Misi Pembangunan, yaitu:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu

menjaga kedaulatan wilayah, menopang

kemandirian ekonomi dengan mengamankan

sumber daya maritim, dan mencerminkan

kepribadian Indonesia sebagai negara

kepulauan;

2. Mewujudkan masyarakat maju, seimbang,

dan demokratis berlandaskan negara hukum;

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif

dan memperkuat jati diri sebagai negara

maritim;

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia

yang tinggi, maju, dan sejahtera;

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara

maritim yang mandiri, maju, kuat, dan

berbasiskan kepentingan nasional;

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian

dalam kebudayaan.

Secara umum strategi pembangunan nasional

menggariskan hal-hal sebagai berikut:

1. Norma pembangunan yang diterapkan:

a. Membangun untuk meningkatkan kualitas

hidup manusia dan masyarakat;

b. Setiap upaya meningkatkan kesejahtera-

an, kemakmuran, produktivitas tidak

boleh menciptakan ketimpangan yang

semakin melebar yang dapat merusak

keseimbangan pembangunan;

c. Perhatian khusus kepada peningkatan

produktivitas rakyat lapisan menengah ke

bawah tanpa menghalangi, menghambat,

Page 23: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

9Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 20198

mengecilkan dan mengurangi keleluasaan

pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi

agen pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan

untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi

yang berkelanjutan;

d. Aktivitas pembangunan tidak boleh

merusak, menurunkan daya dukung ling-

kungan dan mengganggu keseimbangan

ekosistem.

2. Tiga Dimensi Pembangunan:

a. Dimensi pembangunan manusia dan

masyarakat, untuk meningkatkan kuali-

tas manusia dan masyarakat yang

menghasilkan manusia-manusia Indonesia

unggul dengan meningkatkan kecerdasan

otak dan kesehatan fisik melalui

pendidikan, kesehatan, dan perbaikan

gizi. Pembangunan mental dan karakter

menjadi salah satu prioritas utama

pembangunan, tidak hanya di birokrasi

tetapi juga pada seluruh komponen

masyarakat;

b. Dimensi pembangunan sektor unggulan

dengan prioritas pada kedaulatan pangan,

kedaulatan energi dan ketenagalistrikan,

kemaritiman dan kelautan, pariwisata,

serta industri;

c. Dimensi pemerataan dan kewilayahan,

pembangunan untuk masyarakat di

seluruh wilayah dengan prioritas pada

wilayah desa, pinggiran, dan luar Jawa

(kawasan timur).

3. Kondisi sosial, politik, hukum, dan keamanan

yang stabil diperlukan sebagai prasyarat

pembangunan yang berkualitas.

4. Quick wins (pembangunan yang dapat

segera dilihat hasilnya). Pembangunan

merupakan proses yang terus-menerus dan

membutuhkan waktu yang lama. Karena

itu dibutuhkan output cepat yang dapat

dijadikan contoh dan acuan masyarakat

tentang arah pembangunan yang sedang

berjalan, sekaligus untuk meningkatkan

motivasi dan partisipasi masyarakat.

Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan

perubahan menuju Indonesia yang berdaulat

secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi,

dan berkepribadian dalam kebudayaan, di-

rumuskan sembilan agenda prioritas yang

disebut NAWA CITA, yaitu:

1. Menghadirkan kembali negara untuk

melindungi segenap bangsa dan memberikan

rasa aman kepada seluruh warga negara;

2. Membuat pemerintah selalu hadir dengan

membangun tata kelola pemerintahan yang

bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya;

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan

memperkuat daerah-daerah dan desa dalam

kerangka negara kesatuan;

4. Memperkuat kehadiran negara dalam

melakukan reformasi sistem dan penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan

terpercaya;

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan

masyarakat Indonesia;

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya

saing di pasar internasional sehingga bangsa

Indonesia bisa maju dan bangkit bersama

bangsa-bangsa Asia lainnya;

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan

menggerakkan sektor-sektor strategis eko-

nomi domestik;

8. Melakukan revolusi karakter bangsa;

9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat

restorasi sosial Indonesia;

Mengacu pada tantangan yang akan dihadapi

bangsa Indonesia ke depan, maka arah kebijakan

umum pembangunan nasional 2015-2019 adalah:

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang

inklusif dan berkelanjutan;

Page 24: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

9Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 20198

2. Meningkatkan pengelolaan dan nilai tambah

SDA yang berkelanjutan;

3. Mempercepat pembangunan infrastruktur

untuk pertumbuhan dan pemerataan;

4. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup,

mitigasi bencana alam, dan penanganan

perubahan iklim;

5. Penyiapan landasan pembangunan yang

kokoh;

6. Meningkatkan kualitas SDM dan kesejahteraan

rakyat yang berkeadilan. SDM yang berkualitas

tercermin dari meningkatnya akses

pendidikan yang berkualitas pada semua

jenjang pendidikan dengan memberikan

perhatian lebih pada penduduk miskin dan

daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T);

meningkatnya kompetensi siswa Indonesia

dalam bidang Matematika, Sains, dan Literasi;

meningkatnya akses dan kualitas pelayanan

kesehatan, terutama kepada para ibu, anak,

remaja, dan lanjut usia (lansia); meningkatnya

pelayanan gizi masyarakat yang berkualitas,

meningkatnya efektivitas pencegahan dan

pengendalian penyakit dan penyehatan

lingkungan, serta berkembangnya jaminan

kesehatan;

7. Mengembangkan dan memeratakan pem-

bangunan daerah. Pembangunan daerah

diarahkan untuk menjaga momentum

pertumbuhan wilayah Jawa, Bali, dan

Sumatera bersamaan dengan meningkatkan

kinerja pusat-pusat pertumbuhan wilayah

di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,

Maluku, dan Papua; menjamin pemenuhan

pelayanan dasar di seluruh wilayah bagi

seluruh lapisan masyarakat; mempercepat

pembangunan daerah tertinggal dan

kawasan perbatasan; membangun kawasan

perkotaan dan perdesaan; mempercepat

penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah; dan

mengoptimalkan pelaksanaan desentralisasi

dan otonomi daerah.

2.2. Rencana Strategis Kemenko PMK Tahun 2015-2019

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan dalam menyusun

Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 mengacu

kepada dokumen RPJMN 2015-2019. Sembilan

Agenda Pembangunan Nasional (Nawacita)

dalam RPJMN 2015-2019 terkait langsung dengan

bidang pembangunan manusia dan kebudayaan.

Keterkaitan antara agenda pembangunan

nasional dan Agenda Koordinasi Kemenko PMK

dijelaskan dalam Tabel 2.1.

Selain agenda pembangunan nasional dalam

RPJMN 2015-2019, sasaran dan arah kebijakan

nasional pun diselaraskan dengan sasaran dan

arah kebijakan yang tertuang dalam Renstra

Kemenko PMK 2015-2019, penyelarasan dilakukan

dengan membatasi ruang lingkupnya, sehingga

hanya fokus pada bidang pembangunan

manusia dan kebudayaan. Hubungan agenda

pembangunan, sasaran pembangunan dan arah

kebijakan nasional dengan Renstra Kemenko

PMK dapat ditunjukkan pada Gambar 2.1.

Secara rinci Renstra Kemenko PMK tahun 2015-

2019 mulai dari Visi-Misi sampai dengan sasaran

serta indikator sebagai alat ukuran keberhasilan

Kemenko PMK dijelaskan sebagai berikut:

Visi dan Misi Kemenko PMK

Visi Kemenko PMK tahun 2015-2019 adalah

“Menjadi Koordinator Pembangunan Manusia

dan Kebudayaan Untuk Mewujudkan Indonesia

yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian

Berdasarkan Gotong Royong.”

Page 25: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

11Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201910

No. NAWACITA SASARAN AGENDA PEMBANGUNANKEMENKO PMK

ARAH KEBIJAKAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warganya.

Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demo- kratis, dan terpercaya.

Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan memperkuat daerah- daerah dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan.

Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.

Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Melakukan revolusi karakter bangsa.

Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia

• Meningkatkan kualitas perlindungan WNI dan Badan Hukum

Indonesia di luar negeri;• Melindungi hak dan

keselamatan pekerja migran;

• Memperkuat peran Indonesia dalam kerjasama global dan regional.

Meningkatkan Kualitas Hidup dan Peran Perempuan

• Meningkatkan Pembangunan Kawasan Perbatasan;• Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (IPM, SPM,

Kemiskinan).

Tersedianya Sistem Perlindungan.

Kualitas Hidup: Ibu-Anak, Pendidikan, Kesehatan, dan Pemenuhan Gizi.

Daya Saing.

Penanggulangan Bencana dan Pengurangan Risiko Bencana.

Kualitas Pendidikan, Wawasan Kebangsaan.

Terbangunnya Modal Sosial, Penguatan Lembaga Budaya, Kerukunan Beragama.

• Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di luar negeri;• Membekali Pekerja Migran dengan Pengetahuan, Pendidikan dan Keahlian;• Penguatan diplomasi inklusif Indonesia di ASEAN untuk mewujudkan kawasan yang

aman, stabil, dan sejahtera sesuai kepentingan nasional.

Meningkatkan kualitas hidup, peran politik, dan pengarusutamaan gender.

Meningkatkan Pembangunan Kawasan Perbatasan, Kesejahteraan Masyarakat, SDM, serta penguatan keberdayaan masyarakat.

Memperkuat sistem perlindungan anak dan perempuan dari berbagai tindak kekerasan, termasuk tindak pidana perdagangan orang (TPPO), dengan melakukan berbagai upaya pencegahan dan penindakan.

Penguatan kebijakan keluarga berencana dan sejahtera, Penguatan kebijakan pemenuhan hak pendidikan, akses, mutu dan peran masyarakat dalam pendidikan, Pemenuhan pelayanan kesehatan kelompok masyarakat, mutu pelayanan, gizi, dan pemerataan kualitas pelayanan dasar.

Peningkatan penelitian, pengembangan, pelayanan, perekayasaan teknologi, penguatan sumber daya Informasi dan pengetahuan, peningkatan mutu SDM Iptek, dan penciptaan taman-taman sains dan teknologi nasional.

Mengurangi risiko bencana dan meningkatkan ketangguhan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menghadapi bencana

Pengembangan pendidikan kewarganegaraan, pendidikan agama, penguatan budaya produksi dan inovasi.

Penguatan dan pengembangan: pendidikan kebhinnekaan dan pekerti, modal dan kelembagaan sosial, kepatuhan hukum, budaya lokal, kerukunan antaragama, peran kepemudaan serta kesetiakawanan sosial.

• Meningkatkan perlindungan dan pemajuan hak-hak

pekerja migran di luar negeri;• Pencegahan dan penanganan

tindak pidana perdagangan orang (TPPO);

• Peningkatan peran serta Indonesia di ASEAN;

• Pemberdayaan pekerja migran dan Keluarganya.

Meningkatkan Peranan dan Keterwakilan Perempuan dalam Politik dan Pembangunan.

• Peletakan dasar-dasar dimulainya Desentralisasi Asimetris;

• Penanggulangan kemiskinan dan Pengurangan ketimpangan

antarkelompok ekonomi masyarakat

Melindungi Anak, Perempuan, dan Kelompok Marjinal.

• Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana;• Pembangunan Pendidikan

khususnya Pelaksanaan Program Indonesia Pintar (PIP);• Pembangunan Kesehatan,

khususnya Pelaksanaan Program Indonesia Sehat.

Peningkatan Kapasitas Inovasi dan Teknologi.

Pengelolaan bencana.

• Gerakan Nasional Revolusi Mental.

• Pembangunan Pendidikan Karakter Bangsa

• Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial

Indonesia;• Peningkatan kualitas pemahaman dan Pengamalan ajaran agama.

Tabel 2.1. Keterkaitan Nawacita dengan Agenda Pembangunan Kemenko PMK

Sumber: Renstra Kemenko PMK 2015-2019

Page 26: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

11Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201910

Gambar 2.1. Hubungan antara Agenda Pembangunan Nasional dan Renstra Kemenko PMK Tahun 2015-2019

VISI & MISIPRESIDEN/WAPRES

AGENDAPEMBANGUNAN

NASIONAL/NAWACITA

SASARANPEMBANGUNAN

NASIONAL

AGENDAKEBIJAKAN &

STRATEGI NASIONAL

13 SUB AGENDAPMK

SASARAN STRATEGIS

KEMENKO PMK

ARAH KEBIJAKAN &STRATEGI

KEMENKO PMK

5 FOKUSKOORDINASI-

SINKRONISASI-PENGENDALIAN

BIDANG PMK

SASARAN SUBAGENDA PMK

PEMBANGUNAN

NASIONAL

RENSTRA KEMENKO PMK 2015-2019

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Kemenko

PMK menetapkan misi sebagai berikut:

1. Mengoordinasikan dan menyinkronisasikan

perumusan, penetapan, dan pelaksanaan

kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan

kebijakan pembangunan manusia dan

manusia dan kebudayaan; dan

2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan.

Keterkaitan Visi dan Misi Kemenko PMK 2015-

2019 ditunjukkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Visi dan Misi Kemenko PMK 2015-2019

Menjadi Koordinator

Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan untuk Mewujudkan

Indonesia yang Berdaulat, Mandiri,

dan Berkepribadian berdasarkan

Gotong Royong.

1. Mengoordinasikan dan menyinkronisasikan

perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan

serta pengendalian pelaksanaan kebijakan

pembangunan manusia dan kebudayaan.

2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan.

VISI MISI

Tujuan dan Sasaran Strategis Kemenko PMK

Tujuan ditetapkan untuk memberikan arah pada

perumusan sasaran, kebijakan, program dan

kegiatan dalam rangka merealisasikan misi

Kemenko PMK. Sedangkan Sasaran Strategis

merupakan penjabaran dari tujuan Kemenko

PMK yang menggambarkan sesuatu yang

akan dicapai melalui serangkaian kebijakan,

program, dan kegiatan prioritas dalam upaya

pencapaian visi dan misi Kemenko PMK dalam

rumusan yang spesifik, terukur, dapat dicapai,

relevan dan berjangka waktu. Tujuan dan

Sasaran Strategis Kemenko PMK ditunjukkan

Tabel 2.3.

Page 27: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

13Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201912

T1 Meningkatnya

kualitas koordinasi,

sinkronisasi

perumusan,

penetapan, dan

pelaksanaan

kebijakan, serta

pengendalian

pelaksanaan

kebijakan

pembangunan

manusia dan

kebudayaan.

SS1 Meningkatnya kualitas koordinasi

dan sinkronisasi perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan

kebijakan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan

pembangunan manusia dan

kebudayaan untuk mendukung

kemantapan pelayanan dasar dan

pemenuhan kebutuhan dasar.

SS2 Meningkatnya kualitas koordinasi

dan sinkronisasi perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan

kebijakan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan

pembangunan manusia dan

kebudayaan untuk mendukung

kemantapan pemberdayaan.

SS3 Meningkatnya kualitas koordinasi

dan sinkronisasi perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan

kebijakan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan

pembangunan manusia dan

kebudayaan yang diarahkan pada

pembangunan karakter bangsa

untuk mendukung kemantapan

gotong royong.

Tabel 2.3. Tujuan dan Sasaran Strategis Kemenko PMK

TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR SASARAN STRATEGIS

1. Tingkat capaian K/L terhadap target Indikator Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) di Bidang Pendidikan.

2. Tingkat capaian K/L terhadap target Indikator Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) di Bidang Kesehatan.

3. Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas

dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan

kebudayaan dalam mendukung kemantapan pelayanan

dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar.

4. Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukung

kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan

dasar

5. Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas

dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan,

penetapan dan pelaksanaan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan

kebudayaan dalam mendukung kemantapan pemberdayaan.

6. Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukung

kemantapan pemberdayaan

7. Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas

dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan,

penetapan dan pelaksanaan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan

kebudayaan yang diarahkan pada pembangunan karakter

bangsa dalam mendukung kemantapan gotong royong.

8. Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukung

kemantapan gotong royong

Arah Kebijakan Dan Strategi Kemenko PMK

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran

strategis sebagaimana tercantum pada Tabel 2.3,

Kemenko PMK menetapkan arah kebijakan dan

strategi sebagai berikut:

1. Untuk mencapai sasaran strategis

“Meningkatnya kualitas koordinasi dan

sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan pembangunan

manusia dan kebudayaan untuk mendukung

kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan

kebutuhan dasar”, ditetapkan arah kebijakan

“Peningkatan peran koordinasi, sinkronisasi,

dan pengendalian untuk perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan pembangunan

manusia dan kebudayaan pemenuhan

kebutuhan dasar dan pelayanan dasar,’’

dengan strategi:

a. Meningkatkan komunikasi kelembagaan

serta keterlibatan kementerian/lembaga

(K/L) dalam perumusan, penetapan,

dan pelaksanaan kebijakan pemenuhan

kebutuhan dasar serta pelayanan dasar

masyarakat;

b. Meningkatkan keterlibatan dan kualitas

Page 28: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

13Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201912

pengendalian dengan K/L dalam

kebijakan pemenuhan kebutuhan dasar

dan pelayanan dasar masyarakat.

2. Untuk mencapai sasaran strategis

“Meningkatnya kualitas koordinasi dan

sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan pembangunan

manusia dan kebudayaan untuk mendukung

kemantapan pemberdayaan”, ditetapkan arah

kebijakan “Peningkatan peran koordinasi,

sinkronisasi, pengendalian untuk perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan pembangunan

manusia dan kebudayaan pemberdayaan

masyarakat, perempuan, dan generasi muda’’

dengan strategi:

a. Meningkatkan komunikasi kelembagaan

serta keterlibatan K/L dalam perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan kebijakan

Pemberdayaan Masyarakat (ibu dan

keluarga), Perempuan, dan Generasi

muda;

b. Meningkatkan Keterlibatan dan kualitas

pengendalian dengan K/L dalam

kebijakan Pemberdayaan Masyarakat (ibu

dan keluarga), Perempuan, dan Generasi

muda.

3. Untuk mencapai sasaran strategis

“Meningkatnya kualitas koordinasi dan

sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan pembangunan

manusia dan kebudayaan yang diarahkan

pada pembangunan karakter bangsa untuk

mendukung Kemantapan Pembangunan

Karakter”, ditetapkan arah kebijakan

“Peningkatan peran koordinasi, sinkronisasi,

dan pengendalian untuk perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan pembangunan

manusia dan kebudayaan khususnya

penguatan kesetiakawanan sosial dan

kebudayaan”, dengan strategi:

a. Meningkatkan komunikasi kelembagaan

serta keterlibatan K/L dalam pelaksanaan

perumusan, penetapan, dan pelaksanaan

kebijakan untuk memperkuat

kesetiakawanan sosial, peran lembaga

sosial, serta partisipasi masyarakat

dalam penemuan dan pemanfaatan ilmu

pengetahuan dan teknologi;

b. Meningkatkan keterlibatan serta kualitas

pengendalian dengan K/L dalam

kebijakan penguatan kesetiakawanan

sosial, peran lembaga sosial, serta

partisipasi masyarakat dalam penemuan

dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

4. Untuk mencapai sasaran “Meningkatnya

efektivitas manajemen organisasi Kemenko

PMK”, ditetapkan arah kebijakan “Memperkuat

sistem tata kelola organisasi”, dengan strategi

melanjutkan dan memperkuat penerapan

prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.

5. Untuk mencapai sasaran “Meningkatnya

akuntabilitas pelaksanaan anggaran pada

Kemenko PMK”, ditetapkan arah kebijakan

“Penguatan manajemen anggaran untuk

mendukung keseluruhan kegiatan Kemenko

PMK”, dengan strategi:

a. Meningkatkan mutu perencanaan dan

penganggaran;

b. Meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan

akuntabilitas pelaksanaan kegiatan dan

penggunaan anggaran;

c. Memperkuat sistem pengawasan internal.

Kebijakan dan strategi tersebut selanjutnya

dituangkan dalam Program Teknis dan Program

Generik Koordinasi Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan yang akan dijalankan dalam kurun

waktu tahun 2015-2019, yaitu:

1. Program Teknis: Program Koordinasi

Pengembangan Kebijakan Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan. Program ini

Page 29: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

15Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201914

memayungi berbagai kegiatan koordinasi

yang dilaksanakan unit kerja Deputi yang

melaksanakan tiga proses bisnis Kemenko

PMK yaitu koordinasi, sinkronisasi, dan

pengendalian kepada K/L terkait;

2. Program Generik: Program Dukungan

Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis lainnya Kemenko PMK. Program ini

memayungi kegiatan-kegiatan yang bersifat

pelayanan internal untuk mendukung

pelaksanaan program teknis dan administrasi

Kemenko PMK.

2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2019

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan menetapkan

Perjanjian Kinerja yang merupakan komitmen

yang merepresentasikan tekad dan janji untuk

mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam

waktu satu tahun dengan mempertimbangkan

sumber daya yang dikelola.

Tujuan ditetapkan Perjanjian Kinerja antara

lain: meningkatkan akuntabilitas, transparansi,

dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata

komitmen antara penerima amanah dengan

pemberi amanah; sebagai dasar penilaian

keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan

sasaran organisasi; menciptakan tolok ukur

kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;

dan sebagai dasar pemberian reward atau

penghargaan dan punishment atau sanksi.

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan telah menetapkan

Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2019 secara

berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas,

dan fungsinya berbasis pada Renstra Kemenko

PMK tahun 2015-2019. Perjanjian Kinerja ini

merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas

kinerja pada tahun 2019.

Sebagaimana tertera pada Perjanjian Kinerja

Tahun 2019, terdapat tiga Sasaran Strategis

dan delapan Indikator Kinerja Utama yang

dijadikan ukuran keberhasilan terhadap kinerja

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan pada tahun 2019. Tabel

2.4 menjabarkan Sasaran Strategis dan Indikator

Kinerja Utama serta target Kemenko PMK Tahun

2019 sebagaimana tertuang pada Perjanjian

Kinerja Tahun 2019.

2.4. Rencana Aksi Kemenko PMK Tahun 2019

Dalam rangka monitoring pencapaian

target kinerja yang telah ditetapkan dalam

Perjanjian Kinerja Kemenko PMK Tahun 2019,

perlu ditetapkan rencana aksi sebagaimana

diperlihatkan pada Tabel 2.5. Dalam rencana aksi

tersebut terdapat ‘target kinerja antara’ yang

digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan

monitoring terhadap pencapaian target kinerja

sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkan. Pada

Laporan Kinerja Kemenko PMK Tahun 2019 ini,

akan disampaikan pencapaian kinerja selama

tahun 2019.

Page 30: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

15Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201914

Tabel 2.4. Perjanjian Kinerja Kemenko PMK Tahun 2019

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Meningkatnya kualitas koordinasi dan

sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan serta

pengendalian pelaksanaan kebijakan

pembangunan manusia dan

kebudayaan untuk mendukung

kemantapan pelayanan dasar dan

pemenuhan kebutuhan dasar

Meningkatnya kualitas koordinasi dan

sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan serta

pengendalian pelaksanaan kebijakan

pembangunan manusia dan kebudayaan

untuk mendukung kemantapan

pemberdayaan

Meningkatnya kualitas koordinasi dan

sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan serta

pengendalian pelaksanaan kebijakan

pembangunan manusia dan kebudayaan

yang diarahkan pada pembangunan

karakter bangsa untuk mendukung

kemantapan gotong royong

Tingkat capaian K/L terhadap target Indikator IPM di Bidang Pendidikan

Tingkat capaian K/L terhadap target Indikator IPM di Bidang Kesehatan

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi

koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan,

serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan

kebudayaan dalam mendukung kemantapan pelayanan dasar dan

pemenuhan kebutuhan dasar

Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukung kemantapan

pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi

koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan,

serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan

kebudayaan dalam mendukung kemantapan pemberdayaan

Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukung kemantapan

pemberdayaan

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi

koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan,

serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan

kebudayaan yang diarahkan pada pembangunan karakter bangsa dalam

mendukung kemantapan gotong royong

Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukung kemantapan

gotong royong

100%

100%

5,18

(Skala 6)

15

5,20

(Skala 6)

10

5,18

(Skala 6)

10

Page 31: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

17Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201916

INDIKATOR KINERJA

DEFINISI INDIKATOR

RINCIANTARGET AKHIR

TARGET AKHIR

RENCANA AKSI

Triwulan IV

Triwulan III

Triwulan II

Triwulan I

No.

Tingkat capaian K/L terhadap target Indikator IPM di Bidang Pendidikan

Tingkat capaian K/L terhadap target Indikator IPM di Bidang Kesehatan

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan dalam mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar

Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan

Tingkat capaian K/L terhadap indikator IPM di Bidang Pendidikan selama 1 tahun anggaran

Tingkat capaian K/L terhadap indikator IPM di Bidang Kesehatan selama 1 tahun anggaran

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan dalam mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar yang dihasilkan selama 1 tahun anggaran

Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar yang dihasilkan selama 5 tahun

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan

Membandingkan total capaian K/L yang mendukung IPM Bidang Pendidikan dengan total K/L yang mendukung IPM bidang Pendidikan tahun 2018

Membandingkan total capaian K/L yang mendukung IPM Bidang Kesehatan dengan total K/L yang mendukung IPM bidang Kesehatan tahun 2018

Hasil Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan dalam mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar yang dihasilkan setiap triwulan

Jumlah minimal Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang dihasilkan selama 5 tahun dalam rangka mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar dan diukur secara triwulanan

Hasil Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan dalam mendukung kemantapan

100%

100%

5,18(Skala 6)

15

5,20(Skala 6)

-

-

5,18(Skala 6)

3

5,20(Skala 6)

-

-

5,18(Skala 6)

4

5,20(Skala 6)

-

-

5,18(Skala 6)

4

5,20(Skala 6)

100%

100%

5,18(Skala 6)

4

5,20(Skala 6)

1.

2.

3.

4.

5.

Tabel 2.5. Rencana Aksi Triwulanan Kemenko PMK Tahun 2019

Page 32: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

17Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201916

INDIKATOR KINERJA

DEFINISI INDIKATOR

RINCIANTARGET AKHIR

TARGET AKHIR

RENCANA AKSI

Triwulan IV

Triwulan III

Triwulan II

Triwulan I

No.

manusia dan kebudayaan dalam mendukung kemantapan pemberdayaan

Jumlah Kebijakan/ Regulasi bidang PMK yang mendukung kemantapan pemberdayaan

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan yang diarahkan pada pembangunan karakter bangsa dalam mendukung kemantapan gotong royong

Jumlah Kebijakan/ Regulasi bidang PMK yang diarahkan pada pembangunan karakter bangsa dalam mendukung kemantapan gotong royong

pembangunan manusia dan kebudayaan dalam mendukung kemantapan pemberdayaan yang dihasilkan selama 1 tahun anggaran

Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukung kemantapan pemberdayaan yang dihasilkan selama 5 tahun

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan yang diarahkan pada pembangunan karakter bangsa dalam mendukung kemantapan gotong royong yang dihasilkan selama 1 tahun anggaran

Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang diarahkan pada pembangunan karakter bangsa dalam mendukung kemantapan gotong royong

pemberdayaan yang dihasilkan selama 1 tahun anggaran setiap triwulan

Jumlah minimal Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang dihasilkan selama 5 tahun dalam rangka mendukung kemantapan pemberdayaan dan diukur secara triwulanan

Hasil Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan efisiensi sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan yang diarahkan pada pembangunan karakter bangsa dalam mendukung kemantapan gotong royong yang dihasilkan selama 1 tahun anggaran dan diukur secara triwulanan

Jumlah minimal Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang dihasilkan selama 5 tahun yang diarahkan pada pembangunan karakter bangsa dalam mendukung kemantapan pemberdayaan dan diukur secara triwulanan

10

5,18(Skala 6)

10

2

5,18(Skala 6)

2

2

5,18(Skala 6)

2

3

5,18(Skala 6)

3

3

5,18(Skala 6)

3

6.

7.

8.

(Lanjutan Tabel 2.5)

Page 33: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

19Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201918

Menko PMK melakukan kunjungan Rumah Sakit Aisyiyah di kawasan Klojen Kota Malang, Jawa Timur

Page 34: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

19Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201918

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pengukuran Kinerja

PENGUKURAN KINERJA merupakan salah

satu alat ukur untuk mendorong terciptanya

akuntabilitas kinerja. Pengukuran kinerja akan

menunjukkan seberapa besar kinerja manajerial

yang dicapai, seberapa bagus kinerja finansial

organisasi, dan kinerja lainnya yang menjadi

dasar penilaian akuntabilitas. Pengukuran

kinerja yang dinyata-kan dengan persen realisasi

dilakukan dengan cara membandingkan antara

capaian dan target yang telah ditetapkan yang

dirumuskan melalui persamaan sebagai berikut:

Dengan membandingkan antara capaian dan

target, maka dapat diketahui persentase realisasi

pada masing-masing indikator kinerja utama

(IKU). Dengan diketahui capaian kinerja, maka

dapat dianalisis faktor penyebab keberhasilan

dan ketidakberhasilan, yang selanjutnya dapat

dipetakan kekurangan dan kelemahan realisasi

dan rencana kegiatan, kemudian ditetapkan

strategi untuk meningkatkan kinerja pada masa

yang akan datang.

Untuk mengukur capaian kinerja masing-masing

IKU telah ditetapkan formula berdasarkan

tingkat realisasi pada komponen indikator

kinerja di tingkat unit utama (IKP). Analisis

capaian masing-masing IKU disampaikan secara

rinci dengan mendefinisikan alasan penetapan

masing-masing IKU; cara mengukurnya; capaian

kinerja yang membandingkan tidak hanya antara

capaian kinerja dan target, tetapi perbandingan

dengan tahun sebelumnya, trend kinerja selama

4 tahun terakhir dan pada akhir periode Renstra

Page 35: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

21Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201920

yang disertai dengan data pendukung berupa

tabel, foto/gambar, grafik, dan data pendukung

lainnya.

Pengukuran IKU Kemenko PMK yang telah

ditetapkan pada Perjanjian Kinerja tahun 2019

menggunakan satuan ukur masing-masing, yaitu:

1. Persentase, [%]

Pengukuran IKU yang dinyatakan dalam

persentase didasarkan pada nilai ter-

timbang antara output yang dibagi dengan

kuantitas subyek yang menjadi sasaran

program/kegiatan, yaitu realisasi jumlah

capaian Kementerian/Lembaga atas sasaran

strategis yang dilaksanakan. Jenis IKU yang

dimaksud dalam Laporan Kinerja ini adalah

IKU-1 dan IKU-2. Pada Perjanjian Kinerja,

besarnya target IKU-1 dan IKU-2 ini adalah

masing-masing 100%. Pengukuran persen

realisasi atas target dua IKU ini menggunakan

kriteria sebagai berikut: Misalnya K/L yang

akan diukur sebanyak 4 K/L. Keberhasilan

atas IKU-IKU ini jika empat K/L mencapai

target sasaran strategis, agar capaiannya

minimal 100%. Keberhasilan masing-masing

K/L didasarkan pada persentase capaian

atas sejumlah indikator yang telah ditetapkan

K/L pada Perjanjian Kinerjanya yang besaran

pencapaiannya dinyatakan dengan nilai

minimal 80% atau berada pada kategori Baik

sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel

3.1. Demikian pula, setiap indikator yang

ditetapkan K/L dinyatakan tercapai apabila

persentase capaiannya minimal 80% atau

berada pada kategori Baik.

Tabel 3.1. Rentang Nilai Kategori Pencapaian

KATEGORINo. RENTANG NILAI STATUS

1. Sangat Baik > 100

2. Baik 80-99,99

3. Cukup 50-79,99

4. Kurang < 49,99Tidak Tercapai

Tercapai

Capaian sangat baik (≥100%) akan

menggambarkan bahwa pemanfaatan input

dan proses telah dilakukan secara maksimal,

sehingga menghasilkan tingkat kemajuan

yang sesuai dengan harapan di mana

keluarannya sangat memadai. Bila capaiannya

baik (80-99,99%) akan menggambarkan

bahwa pemanfaatan input dan proses belum

dilakukan secara maksimal, namun demikian

tetap menghasilkan kemajuan yang sesuai

dengan harapan di mana keluarannya berada

pada tingkat memadai. Bila tidak tercapai

(<80), baik kategori cukup (50-79,99) maupun

kurang (<50%) akan menggambarkan tingkat

kemajuan yang tidak memadai, karena tidak

sesuai dengan harapan. Pada kondisi ini input

dan proses tidak dimanfaatkan secara baik

yang berakibat keluarannya berada pada

tingkat yang tidak memadai.

2. Indeks, tanpa satuan atau [-]

Pengukuran IKU yang dinyatakan dalam

satuan indeks diambil dari data primer,

misalkan data hasil survei eksternal yang

dilakukan mitra Kemenko PMK. Jenis IKU yang

dimaksud dalam Laporan Kinerja ini adalah

IKU-3, IKU-5, dan IKU-7. Pada Perjanjian

Kinerja, besarnya target IKU-3, IKU-5, dan

IKU-7 ini adalah masing-masing 5,18, 5,20,

dan 5,18, semua dalam skala 6. Pengukuran

indeks atas target tiga IKU ini menggunakan

tahapan sebagai berikut:

- Menghitung rata-rata realisasi masing-

masing Komponen

Page 36: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

21Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201920

- Menghitung rata-rata Harapan masing-

masing Komponen.

- Menghitung jumlah rata-rata Harapan

seluruh Komponen.

- Menghitung bobot seluruh Komponen

dari pembagian antara rata-rata Harapan

masing-masing Komponen dengan jumlah

rata-rata seluruh Komponen.

- Menghitung Indeks berdasarkan Jumlah

rata-rata realisasi setiap Komponen dikali

Bobot setiap Komponen.

3. Jumlah kebijakan, [kebijakan]

Pengukuran IKU yang berdasarkan jumlah

dilakukan dengan membandingkan capaian

terhadap target Kebijakan/Regulasi bidang

PMK yang mendukung trimantap, yaitu

mantap pelayanan dasar dan pemenuhan

kebutuhan dasar, mantap pemberdayaan,

dan mantap pembangunan karakter. IKU yang

dinyatakan dengan satuan ini adalah IKU-4,

IKU-6, dan IKU-8.

3.2. Capaian Kinerja

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan telah merumuskan

tiga sasaran strategis (SS) dan delapan Indikator

Kinerja Utama agar pemangku kepentingan

mudah mengukur dan menganalisis keberhasilan

kinerja Kemenko PMK.

Capaian IKU Kemenko PMK merupakan tolok

ukur capaian tugas pokok dan fungsi yang

menjadi tanggung jawab Kemenko PMK. IKU

ditetapkan dengan mengacu kepada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2015-2019 dan Renstra Kemenko PMK

2015-2019 hasil reviu yang ditetapkan dengan

Permenko PMK No. 3 Tahun 2018.

Page 37: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

23Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201922

Realisasi pencapaian sasaran strategis

Kementerian Koordinasi Pembangunan Manusia

dan Kebudayaan tahun 2019 tergambarkan pada

capaian Indikator Kinerja Utama sebagaimana

ditunjukkan pada Tabel 3.2. Analisis capaian

kinerja Kemenko PMK akan dilakukan pada

setiap pernyataan kinerja Sasaran Strategis dan

Indikator Kinerja Utama.

Tabel 3.2. Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIANREALISASI

[%]

Meningkatnya kualitas koordinasi

dan sinkronisasi perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan

kebijakan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan pembangunan

manusia dan kebudayaan untuk

mendukung kemantapan pelayanan

dasar dan pemenuhan kebutuhan

dasar.

Meningkatnya kualitas koordinasi

dan sinkronisasi perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan

kebijakan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan pembangunan

manusia dan kebudayaan untuk

mendukung kemantapan

pemberdayaan.

Meningkatnya kualitas koordinasi

dan sinkronisasi perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan

kebijakan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan pembangunan

manusia dan kebudayaan yang

diarahkan pada pembangunan

karakter bangsa dalam mendukung

kemantapan gotong royong.

Tingkat capaian K/L terhadap target Indikator IPM

di Bidang Pendidikan, [%]

Tingkat capaian K/L terhadap target Indikator IPM

di Bidang Kesehatan, [%]

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas

efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi

perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta

pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangun-

an manusia dan kebudayaan dalam mendukung

kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan

kebutuhan dasar, [-]

Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang

mendukung kemantapan pelayanan dasar dan

pemenuhan kebutuhan dasar, [Kebijakan]

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas

efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi

perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta

pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangun-

an manusia dan kebudayaan dalam mendukung

kemantapan pemberdayaan, [-]

Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang

mendukung kemantapan pemberdayaan,

[Kebijakan]

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas

efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi

perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta

pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan

manusia dan kebudayaan yang diarahkan pada

pembangunan karakter bangsa dalam mendukung

Kemantapan gotong royong, [-]

Jumlah kebijakan/regulasi bidang PMK yang

diarahkan pada pemangunan karakter bangsa

dalam mendukung kemantapan gotong royong,

[Kebijakan]

100

100

5,18

(Skala 6)

15

5,20

(Skala 6)

10

5,18

(Skala 6)

10

100

100

5,24

15

5,23

10

5,21

10

100

100

101,16

100

100,58

100

100,58

100

Page 38: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

23Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201922

SS-1

3.2.1. Sasaran Strategis I

Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan untuk mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar.

Pencapaian kinerja Sasaran Strategis 1 –

“Meningkatnya kualitas koordinasi dan

sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan pembangunan

manusia dan kebudayaan untuk mendukung

kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan

kebutuhan dasar”, diukur oleh empat Indikator

Kinerja Utama (IKU) seperti ditunjukkan pada

Tabel 3.3.

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIANREALISASI

[%]

Meningkatnya kualitas

koordinasi dan sinkronisasi

perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan, serta

pengendalian pelaksanaan

kebijakan pembangunan

manusia dan kebudayaan

untuk mendukung

kemantapan pelayanan dasar

dan pemenuhan kebutuhan

dasar.

Tingkat capaian K/L terhadap target Indikator IPM

di Bidang Pendidikan, [%]

Tingkat capaian K/L terhadap target Indikator IPM

di Bidang Kesehatan, [%]

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas

efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi

perumusan, penetapan, dan pelaksanaan, serta

pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangun-

an manusia dan kebudayaan dalam mendukung

kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan

kebutuhan dasar, [-]

Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang

mendukung kemantapan pelayanan dasar dan

pemenuhan kebutuhan dasar, [kebijakan]

100

100

5,18

(Skala 6)

15

100

100

5,24

(Skala 6)

15

100

100

101,16

100

Tabel 3.3. Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1

Page 39: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

25Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201924

Pembangunan manusia didefinisikan sebagai

proses perluasan pilihan bagi penduduk

(enlarging people choice). Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) merupakan indikator penting

untuk mengukur keberhasilan dalam upaya mem-

bangun kualitas hidup manusia (masyarakat/

penduduk). IPM menjelaskan bagaimana pen-

duduk dapat mengakses hasil pembangunan

dalam memperoleh pendapatan, kesehatan,

pendidikan, dan sebagainya.

IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur

panjang dan hidup sehat (a long and healthy

life), pengetahuan (knowledge), dan standar

hidup layak (decent standard of living). Umur

panjang dan hidup sehat digambarkan oleh

Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH), yaitu

jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai

oleh bayi yang baru lahir untuk bertahan

hidup, dengan asumsi bahwa pola angka

kematian menurut umur pada saat kelahiran

sama sepanjang usia bayi. Pengetahuan diukur

melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah

dan Harapan Lama Sekolah. Rata-rata Lama

Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya (tahun)

penduduk usia 25 tahun ke atas yang telah atau

sedang menjalani pendidikan formal. Harapan

Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai

lamanya (tahun) sekolah formal yang diharap-

kan akan dirasakan oleh anak pada umur

tertentu (7 tahun) di masa mendatang. Standar

hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran

per kapita disesuaikan, yang ditentukan dari nilai

pengeluaran per kapita dan paritas daya beli

(purchasing power parity).

IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik

indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan

indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks

ini dilakukan dengan melakukan standarisasi

dengan nilai minimum dan maksimum masing-

masing komponen indeks.

IPM merupakan indikator yang digunakan

untuk melihat perkembangan pembangunan

dalam jangka panjang. IPM Indonesia secara

nasional pada tahun 2019 mencapai 71,92 atau

mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya

sebesar 71,39. IPM Indonesia terus mengalami

peningkatan selama periode 2010 hingga 2019.

Secara nasional, seperti terlihat pada Gambar

3.1, dalam sepuluh tahun terakhir IPM Indonesia

naik 5,39 poin dari 66,53 pada 2010 menjadi

71,92 pada 2019 atau selama periode 2015-

2019 naik 2,37 poin dari 69,55 menjadi 71,92.

Hal ini menunjukkan bahwa secara nasional

penduduk semakin mudah mengakses hasil-hasil

pembangunan untuk memperoleh penghasilan,

kesehatan, dan pendidikan. Namun, disparitas

di tingkat Kabupaten/Kota menjadi persoalan

utama mengingat rendahnya IPM di beberapa

daerah di Indonesia dikarenakan timpangnya

pembangunan antar wilayah. Oleh karena itu,

program pemerintah daerah harus sejalan

dengan target pembangunan pemerintah

pusat.

Page 40: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

25Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201924

IKU-1 Tingkat Capaian K/L terhadap Target Indikator IPM Bidang Pendidikan

66,53 67,09

67,7068,31

68,90

2010 2011 2012 2013 2014

69,55

2015

70,18

2016

70,81

2017

71,39

2018

71,92

2019

Tahun, [-]

IPM

, [%

]

63,00

64,00

65,00

66,00

67,00

68,00

69,00

70,00

71,00

72,00

73,00

Sumber: BPS. 2019

Gambar 3.1. Tren IPM Indonesia Tahun 2010-2019

Berikut program dan kegiatan lintas sektor hasil

KSP Kemenko PMK dalam peningkatan capaian

IPM secara rinci berdasarkan urutan IKU yang

ditetapkan.

Target akhir dari IKU-1 – Tingkat Capaian K/L

terhadap Target Indikator IPM Bidang Pendidikan,

seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.3, adalah

100% dari jumlah seluruh K/L di bawah koordinasi

Kemenko PMK yang memiliki indikator IPM

bidang pendidikan. Untuk mencapai target

pada indikator IPM bidang Pendidikan, Kemenko

PMK melaksanakan koordinasi, sinkronisasi,

dan pengendalian dengan K/L terkait seperti

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

Kementerian Agama, Kementerian Riset,

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, serta Badan

Tenaga Nuklir Nasional dengan merujuk pada

sasaran makro pada pendidikan yang ditetapkan

pada RPJMN 2015-2019 seperti diperlihatkan

pada Tabel 3.4.

Page 41: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

27Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201926

Tabel 3.4. Indikator Pendidikan 2010-2019

INDIKATOR 20192015 20172013 20182014 2016201220112010

Sumber: BPS-RI, Susenas 1994-2019Keterangan: *) Pendidikan nonformal yang dicakup adalah paket A setara SD/MI, paket B setara SMP/MTs dan paket C setara SM/SMK/MA.

99,17

95,43

71,92

23,28

107,36

90,20

79,94

25,13

97,58

79,35

60,70

18,85

99,24

95,51

72,36

25,21

107,46

90,57

83,98

97,64

79,40

60,84

3,96

12,66

25,13

22,31

35,95

18,57

55,61

37,43

19,26

73,31

46,79

3,70

4,10

0,76

9,92

99,11

95,23

71,82

24,29

108,48

91,23

80,11

25,12

97,48

78,75

60,53

18,59

99,22

95,36

71,99

27,92

108,61

91,52

80,68

97,58

78,84

60,67

4,38

13,64

25,63

21,24

35,11

21,67

55,38

38,61

22,25

74,20

48,35

3,93

4,34

0,86

10,60

PARTISIPASI PENDIDIKAN FORMALAngka Partisipasi Sekolah (APS) 7-12 tahun 97,97 97,53 97,94 98,34 98,83 98,59 98,98 99,08

Angka Partisipasi Sekolah (APS) 13-15 tahun 86,11 87,79 89,61 90,62 94,32 94,59 94,79 94,98

Angka Partisipasi Sekolah (APS) 16-18 tahun 55,83 57,69 61,30 63,64 70,13 70,32 70,68 71,20

Angka Partisipasi Sekolah (APS) 19-24 tahun 13,67 14,47 15,94 20,04 22,74 22,79 23,80 24,67

Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI 111,63 102,42 104,23 107,63 108,78 109,94 109,20 108,43

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs 80,35 89,37 89,29 85,69 88,43 90,63 89,98 90,00

Angka Partisipasi Kasar (APK) SM/MA 62,53 64,10 68,45 66,27 73,95 77,39 80,44 82,25

Angka Partisipasi Kasar (APK) PT 16,35 18,06 18,85 23,06 25,76 20,89 23,44 25,00

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI 94,72 90,98 92,47 95,52 96,37 96,20 96,71 97,14

Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs 67,62 68,22 70,82 73,73 77,43 77,45 77,89 78,30

Angka Partisipasi Murni (APM) SM/MA 45,48 47,93 51,77 54,12 59,24 59,46 59,85 60,19

Angka Partisipasi Murni (APM) PT 11,01 12,56 13,48 18,08 20,18 17,34 17,91 18,62

PARTISIPASI PENDIDIKAN FORMAL DAN NON FORMAL*)

Angka Partisipasi Sekolah (APS) 7-12 tahun 98,02 97,62 98,02 98,42 98,92 99,09 99,09 99,14

Angka Partisipasi Sekolah (APS) 13-15 tahun 86,24 87,99 89,76 90,81 94,44 94,72 94,88 95,08

Angka Partisipasi Sekolah (APS) 16-18 tahun 56,01 57,95 61,49 63,84 70,31 70,61 70,83 71,42

Angka Partisipasi Sekolah (APS) 19-24 tahun 13,77 14,82 16,05 20,14 22,82 22,95 23,93 24,77

Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 111,68 102,57 104,33 107,71 108,88 110,5 109,31 108,50

Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 80,59 89,83 89,49 85,96 88,63 91,17 90,12 90,23

Angka Partisipasi Kasar (APK) SM/MA/Paket C 62,85 64,90 68,80 66,61 74,26 78,02 80,89 82,84

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 94,76 91,07 92,54 95,59 96,45 96,70 96,82 97,19

Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 67,73 68,35 70,93 73,88 77,53 77,82 77,95 78,40

Angka Partisipasi Murni (APM) SM/MA/Paket C 45,59 48,07 51,88 54,25 59,35 59,71 59,95 60,37

PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN PENDUDUK 15 TAHUN KE ATAS

Tidak/belum sekolah 7,28 6,73 6,11 5,77 5,47 5,90 3,90 2,91

Tidak tamat SD 12,74 15,08 14,30 14,13 13,67 12,62 12,27 11,43

SD/sederajat 29,72 28,48 28,09 28,18 27,41 27,79 33,08 27,83

SMP/sederajat 20,57 20,21 20,59 20,51 20,82 21,44 16,49 21,84

SM +/sederajat 29,69 29,50 30,91 31,41 32,64 32,25 34,27 36,00

PARTISIPASI PRA SEKOLAH (SEDANG)

Usia 3-4 tahun 19,41 15,95 18,20 18,02 19,46 22,34 20,66 19,24

Usia 5-6 tahun 27,19 33,40 35,54 37,18 39,25 47,51 48,00 49,39

Usia 3-6 tahun 23,22 24,50 26,72 27,55 32,68 35,28 34,69 34,36

PARTISIPASI PRA SEKOLAH (PERNAH + SEDANG)

Usia 3-4 tahun 22,59 19,70 22,09 22,20 23,83 24,01 22,16 20,41

Usia 5-6 tahun 53,38 54,61 57,38 59,83 62,67 71,70 71,46 71,82

Usia 3-6 tahun 37,68 36,81 39,43 40,92 46,92 48,52 47,45 46,20

BUTA HURUF

Angka Buta Huruf 10 tahun + 6,34 6,80 6,28 5,46 4,39 4,27 4,19 4,08

Angka Buta Huruf 15 tahun + 7,09 7,56 7,03 6,08 4,88 4,78 4,62 4,50

Angka Buta Huruf 15-44 tahun 1,71 2,31 2,03 1,61 1,24 1,10 1,00 0,94

Angka Buta Huruf 45 tahun + 18,25 18,15 17,17 15,15 12,25 11,89 11,47 11,08

Sesuai arahan Presiden, target di sektor pen-

didikan bukan hanya pemerataan terhadap

akses pendidikan, tetapi juga pemerataan yang

berkualitas. Sektor pendidikan memberikan

kontribusi atas peningkatan IPM yang dapat

dilihat melalui rata-rata lama sekolah dan

harapan lama sekolah seperti diperlihatkan pada

Tabel 3.5.

Page 42: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

27Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201926

Tabel 3.5. Capaian Target Indikator IPM Bidang Pendidikan hingga 2019

No. INDIKATOR2014

(Baseline)CAPAIAN

2015 2016 2017 2018 2019

1. Rata-rata lama sekolah, [Tahun] 8,20 8,25 8,50 8,10 8,17 8,34

2. Harapan lama sekolah, [Tahun] 9,41 n/a 12,72 12,85 12,91 12,95

Sumber: BPS-RI, Susenas 1994-2019

Tabel 3.6. Variabel Indikator Pendidikan oleh K/L

KEMENTERIAN/LEMBAGA CAPAIAN2017

No. TARGET2018

CAPAIAN2018 STATUSREALISASI

[%]

Dalam perkembangannya, sebagaimana diper-

lihatkan pada Tabel 3.5, pendidikan di Indonesia

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal

ini menunjukkan bertambah baiknya tingkat

Pendidikan penduduk Indonesia.

Terkait capaian IKU-1, telah ditetapkan K/L di

bawah koordinasi Kemenko PMK untuk proses

pencapaian variabel-variabel pendukung dimensi

dari indikator Pendidikan seperti terlihat pada

Tabel 3.6.

Sumber: BPS-RI, Susenas 1994-2019

I. KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN TINGGI1. APK Perguruan Tinggi, [%] 33,37 32,05 34,58 107,89 Tercapai

2. Jumlah PT Berakreditasi A (Unggul), [PT] 64 80 85 106,25 Tercapai

3. Persentase Dosen berkualifikasi S3, [%] 16,08 14,86 16,41 110,44 Tercapai

4. Persentase Program Studi terakreditasi minimal B, [%] 50,80 44 54,80 124,55 Tercapai

Rata-rata 112,28 Tercapai

II. KEMENTERIAN AGAMA5. APK/RA, [%] 9,00 9,08 7,88 86,78 Tercapai

6. APK MI/Ula, [%] 13,28 13,69 11,41 83,35 Tercapai

7. APM MI/Ula, [%] 12,03 12,36 10,50 84,95 Tercapai

8. APK MTs/Wutsha, [%] 24,33 24,61 20,80 84,52 Tercapai

9. APM Mts/Wutsha, [%] 18,96 19,23 16,45 85,54 Tercapai

10. APK MA/Ulya, [%] 10,42 11,01 9,09 82,56 Tercapai

11. APM MA/Ulya, [%] 8,53 9,03 7,42 82,17 Tercapai

12. APK PTK/Ma’had Aly, [%] 3,69 4,01 3,55 88,53 Tercapai

Rata-rata 84,80 Tercapai

III. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN13. APK PAUD Usia 3 – 6 tahun, [%] 74,28 75,10 75,13 100,04 Tercapai

14. APK SD/SD LB/Paket A, [%] 92,14 99,92 90,44 90,51 Tercapai

15. APM SD/SDLB, [%] 80,95 84,52 79,79 94,40 Tercapai

16. APK SMP/SMPLB/Paket B, [%] 77,78 83,61 76,98 92,07 Tercapai

17. APM SMP/SMPLB, [%] 57,81 73,70 56,11 76,13 Tidak

Tercapai

18. APK SMA/SMK/SMLB/Paket C, [%] 75,90 84,09 78,15 92,94 Tercapai

19. APM SMA/SMK/SMLB, [%] 54,59 71,12 57,69 81,12 Tercapai

20. Persentase SD/SDLB Berakreditasi minimal B, [%] 76,34 78,00 80,21 102,83 Tercapai

21. Persentase SMP/SMPLB Berakreditasi minimal, B [%] 67,92 75,00 70,96 94,61 Tercapai

22. Persentase SMA/SMLB Berakreditasi minimal B, [%] 73,09 83,41 75,93 91,03 Tercapai

23. Persentase Paket Keahlian SMK Berakreditasi minimal B, [%] 64,81 61,63 70,03 113,63 Tercapai

Rata-rata 93,57 Tercapai

IV. BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL24. Persentase serapan lulusan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir

di dunia kerja, [%] 86,30 85 85,42 100,5 Tercapai

Rata-rata 100,5

Rata-rata Pencapaian K/L 97,79 Tercapai

Page 43: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

29Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201928

Tabel 3.6 memperlihatkan bahwa dari 24 variabel

pendukung IPM bidang pendidikan pada 4

K/L, ternyata 4 variabel yang dipakai oleh

Kementerian Riset, teknologi, dan Pendidikan

Tinggi (Kemenristekdikti) semuanya mencapai

target atau realisasinya 112,28% (Baik sekali).

Demikian juga dengan Badan Tenaga Nuklir

Nasional (Batan) semua variabelnya mencapai

100,5%. Untuk Kementerian Agama dari 8 variabel

pendukung IPM semuanya berada pada nilai 80-

99,99% atau realisasi capaian rata- ratanya 84,80%

(Baik). Sedangkan untuk Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan dari 11 variabel pendukung IPM

yang dipakai, ternyata terdapat 1 variabel yang

tidak tercapai (<80%), 3 variabel tercapai 100%,

dan sisanya tercapai pada nilai 80-99,99%. Rata-

rata realisasi capaian Kemdikbud 93,57.

Meskipun demikian, berdasarkan ketentuan

pada Pengukuran Kinerja sebagaimana dijelaskan

pada Bagian 3.1, Kategori rata-rata capaian 4 K/L

yang mendukung IPM bidang Pendidikan yang

ditetapkan Kemenko PMK, seluruhnya mencapai

target atau realisasinya 97,79% (Baik).

Realisasi pencapaian ini telah sejalan dengan

peningkatan nilai IPM Indonesia dari tahun ke tahun

sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.

Keberhasilan pencapaian K/L dalam memenuhi

target IPM bidang pendidikan di antaranya

disebabkan peran Kemenko PMK yang secara

intensif mengoordinasikan, menyinkronisasikan,

dan mengendalikan pelaksanaan kebijakan,

program, dan kegiatan yang terkait. Berbagai

Program/kegiatan yang telah dilakukan untuk

mendukung pencapaian ini di antaranya:

1. Program Indonesia Pintar

Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan

salah satu program prioritas Presiden untuk

memberikan jaminan Pendidikan yang layak

bagi seluruh anak usia sekolah di Indonesia.

Sasaran penerima manfaat PIP adalah peserta

didik dari keluarga prasejahtera yang ditandai

dengan kepesertaan Program Keluarga

Harapan (PKH), anak yatim piatu, korban

bencana, dan peserta didik yang diusulkan

oleh sekolah. Penerima manfaat PIP ditandai

dengan kepemilikan Kartu Indonesia Pintar

(KIP). Besaran biaya yang diterima pemegang

KIP adalah Rp450.000,00/siswa/tahun untuk

jenjang SD/MI; Rp750.000,00/siswa/tahun

untuk jenjang SMP/MTs; dan Rp1.000.000,00/

siswa/tahun untuk jenjang SMA/SMK/MA.

Sejak peluncurannya pada tahun 2015, program

ini terus berkembang untuk menjawab kendala-

kendala yang terjadi dalam implementasinya.

Kendala-kendala ini terkait dengan pendataan,

penyaluran, pencairan hingga pemanfaatan

dana PIP yang diterimakan pada siswa. Pada

tahun 2017, pemerintah meluncurkan KIP

ATM untuk mempermudah pencairan oleh

siswa, terutama bagi siswa yang rumah atau

sekolahnya jauh dari bank penyalur. Penyaluran

manfaat melalui KIP ATM ini merupakan

terobosan yang efektif diterapkan di daerah-

daerah perkotaan. Sedangkan untuk daerah

tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dan daerah

yang aksesnya masih sulit, pencairan manfaat

PIP masih dilakukan dengan menyediakan

layanan bank keliling yang datang ke sekolah

untuk melayani pencairan manfaat PIP.

Secara umum, program ini efektif membantu

siswa penerima manfaat untuk memenuhi

kebutuhan personalnya. Beban orang tua siswa

juga berkurang karena satuan pendidikan telah

menerima dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS), sehingga kebutuhan operasional

pendidikan siswa di sekolah sudah terpenuhi.

Dengan demikian, dana PIP yang mereka

terima dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk

memenuhi kebutuhan pendidikan lain yang

bersifat personal, misalnya buku tulis, sepatu,

seragam, dan lain-lain.

Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.2

dan Gambar 3.3, Penyaluran manfaat PIP telah

Page 44: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

29Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201928

memenuhi target dari tahun ke tahun. Realisasi

capaian PIP tahun 2019 mencapai 100,07%

(rata-rata dari KIP yang dikelola Kemdikbud

(101,46%) dan Kemenag 98,67%). Hal ini

dimungkinkan mengingat penyaluran dan

pencairan PIP kepada siswa penerima manfaat

pada tahun 2019 masih terkendala oleh proses

pemadanan data pokok pendidikan (Dapodik)

di Kemendikbud dan Kemenag dengan basis

data terpadu (BDT) Program Keluarga Harapan

(PKH) di Kementerian Sosial (Kemensos)

yang belum sempurna. Meskipun demikian,

capaian realisasi tahun 2018 ini masih lebih

baik sebesar 104,31% (rata-rata dari KIP yang

dikelola Kemdikbud (101,64%) dan Kemenag

(98,96%).

10.360.614

4.369.968

1.375.458

1.879.617

10.360.308

4.369.968

1.367.559

1.829.167

10.360.614

4.369.968

1.367.559

1.829.167

10.362.746

4.485.492

1.520.422

1.879.627

10.379.253

4.751.246

1.516.701

2.052.176

10.364.266

4.562.347

1.464.712

2.007.074

- 2.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000 10.000.000 12.000.000

SD

SMP

SMA

SMK

SD

SMP

SMA

SMK

SD

SMP

SMA

SMK

2017

2018

2019

Tahu

n da

n Sa

tuan

Pen

didi

kan,

[-]

Jumlah Siswa, [Orang]

Realisasi Siswa Sasaran Siswa

Realisasi Tahun 2017102,63%

Realisasi Tahun 2019101,46%

Realisasi Tahun 2018104,31%

Gambar 3.2. Target dan Capaian Siswa Penerima Manfaat PIP Kemdikbud Tahun 2017-2019

Sumber: Kemendikbud, 2019

Tah

un

dan

Sat

uan

Pen

did

ikan

, [-]

Jumlah Siswa, [Orang]

RealisasiSiswa

SasaranSiswa

Page 45: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

31Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201930

Hal ini disebabkan pada tahun 2018 serah

terima data BDT-PKH Kemensos ke Dapodik

PIP Kemdikbud dan Kemenag masih dilakukan

secara offline serta mekanisme feedback hasil

pemadanan data dari Dapodik-PIP Kemdikbud

dan Kemenag ke BDT-PKH Kemensos dan

sebaliknya masih belum tersedia. Mengingat

hal ini, maka pada rapat koordinasi di Kemenko

PMK telah direkomendasikan agar disusun

strategi pemadanan data dan pengintegrasian

PKH-PIP melalui payung hukum berupa

Instruksi Presiden.

2. Bantuan Operasional Sekolah

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) me-

rupakan program bantuan pemerintah pusat

untuk penyelenggaraan kegiatan operasional

sekolah nonpersonalia. Pada tahun 2019, dana

BOS dimanfaatkan untuk dukungan kegiatan

pengembangan perpustakaan, penerimaan

peserta didik baru (PPDB), pembelajaran

dan ekstrakurikuler, evaluasi pembelajaran,

pengelolaan sekolah, pengembangan pro-

fesi guru dan tenaga kependidikan serta

pengembangan manajemen sekolah, lang-

Gambar 3.3. Target dan Capaian Siswa Penerima Manfaat PIP Kemenag Tahun 2017-2019

719.675

696.454

377.297

648.506

691.808

377.405

884.746

942.392

378.447

690.059

659.599

359.765

646.732

691.703

361.351

878.093

929.540

368.591

- 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000

MI/Sederajat

MTs/Sederajat

MA/Sederajat

MI/Sederajat

MTs/Sederajat

MA/Sederajat

MI/Sederajat

MTs/Sederajat

MA/Sederajat

2017

2018

2019

Tahu

n da

n Sa

tuan

Pen

didi

kan,

[-]

Jumlah Siswa, [Orang]

Realisasi Siswa Sasaran Siswa

Realisasi Tahun 201795,32%

Realisasi Tahun 201998,67%

Realisasi Tahun 201898,96%

Realisasi Tahun 201998,67%

Realisasi Tahun 201898,96%

Realisasi Tahun 201795,32%

Tah

un

dan

Sat

uan

Pen

did

ikan

, [-]

Jumlah Siswa, [Orang]

RealisasiSiswa

SasaranSiswa

Sumber: Kemenag, 2019

Page 46: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

31Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201930

Tabel 3.7. Sasaran Siswa dan Anggaran BOS Reguler KemdikbudTahun 2018-2019

SATUAN PENDIDIKANJUMLAH SISWAJUMLAH SISWA

20192018

ANGGARANANGGARAN

SD 25.925.487 19.658.549.320 25.566.067 19.482.850.000

SMP 10.564.760 9.874.143.760 10.454.733 9.816.590.600

SMA 4.868.654 6.372.199.280 5.041.622 6.495.328.440

SMK 5.209.146 6.578.138.520 5.068.393 8.555.655.520

SLB 134.089 312.261.440 133.258 326.670.760

TOTAL 46.702.136 42.795.292.320 43.264.073 44.677.095.320

Sumber: Kemendikbud, 2019

ganan daya dan jasa, pemeliharaan/perawatan

sarana dan prasarana sekolah, pembayaran

honor, dan pembelian/perawatan alat multi-

media pembelajaran.

Besaran dana BOS yang diterima oleh

sekolah berbeda-beda bergantung pada

jumlah pe-serta didik pada sekolah tersebut.

Besaran satuan biaya dana BOS tahun 2019

adalah Rp800.000,00/siswa/tahun untuk

jenjang SD, Rp1.000.000,00/siswa/tahun

untuk jenjang SMP, Rp1.400.000,00/siswa/

tahun untuk jenjang SMA, Rp1.600.000,00/

siswa/tahun untuk jenjang SMK, dan

Rp2.000.000,00/siswa/tahun untuk jenjang

SDLB/SMPLB/SMALB/SLB. Dibandingkan

tahun 2018, terdapat peningkatan besaran

satuan biaya untuk jenjang SMK sebesar

Rp200.000,00/ siswa/tahun. Peningkatan

ini merupakan bentuk perhatian pemerintah

pada sekolah kejuruan untuk peningkatan

soft skill dan hard skill peserta didik sesuai

dengan minat, bakat, dan keterampilannya.

Dengan perhatian yang lebih besar ini,

diharapkan SMK dapat meningkatkan

kompetensi lulusannya hingga dapat

menciptakan lulusan yang siap kerja dan siap

menciptakan lapangan kerja, sehingga pada

akhirnya dapat memutus rantai kemiskinan.

Tabel 3.7 memperlihatkan bahwa dibanding-

kan tahun 2018, maka penyaluran dana BOS

reguler yang dikelola Kemendikbud tahun 2019

mengalami peningkatan dari Rp 42,7 triliun

menjadi Rp 44,6 triliun, padahal jumlah siswa

yang menjadi sasaran penerima dana BOS

mengalami penurunan dari 46,7 juta siswa

pada tahun 2018 menjadi 43,2 juta siswa.

Hal ini dimungkinkan mengingat adanya

peningkatan anggaran pada jenjang SMK

dikarenakan adanya peningkatan satuan

biaya meskipun jumlah peserta didik di

SMK mengalami penurunan. Peningkatan

anggaran juga terjadi di jenjang SMA

disebabkan adanya peningkatan jumlah

peserta didik yang terdaftar. Sedangkan

pada jenjang SD dan SMP, penyaluran

dana BOS cenderung menurun. Hal ini

disebabkan oleh kemungkinan adanya

anak usia SD dan SMP yang sebelumnya

terdaftar juga pada madrasah atau home

schooling.

Page 47: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

33Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201932

Tabel 3.8. Sasaran Siswa dan Anggaran BOS Reguler KemenagTahun 2018-2019

SATUAN PENDIDIKANJUMLAH SISWAJUMLAH SISWA

20192018

ANGGARANANGGARAN

MA/sederajat 1.517.279 2.124.159.716 1.527.448 2.134.121.688

MTs/sederajat 3.397.351 3.397.351.098 3.476.817 3.480.214.787

MI/sederajat 3.907.110 3.125.688.296 3.924.344 3.140.207.900

TOTAL 8.821.740 8.647.199.110 8.928.609 8.754.544.375

Sumber: Kemenag, 2019

Sedangkan Tabel 3.8 memperlihatkan bahwa

penyaluran dana BOS reguler yang dikelola

Kemenag tahun 2019 mengalami peningkatan

dibandingkan tahun sebelumnya, dari Rp8,6

triliun menjadi Rp8,7 triliun. Peningkatan ini

sejalan dengan jumlah peserta didik yang

menjadi sasaran penerima dana BOS.

3. Beasiswa Pendidikan Tinggi

Dalam rangka mendukung pembangunan

manusia dan meningkatkan kualitas SDM,

Pemerintah juga memberikan bantuan berupa

beasiswa dan bantuan biaya hidup bagi

mahasiswa pada jenjang pendidikan tinggi.

Pemerintah menyediakan program beasiswa

Bidikmisi, program beasiswa Afirmasi Pen-

didikan Tinggi (Adik), dan program beasiswa

Peningkatan Prestasi Akademik (PPA).

Beasiswa Bidikmisi adalah bantuan biaya

pendidikan dari pemerintah bagi calon

mahasiswa tidak mampu secara ekonomi

dan memiliki potensi akademik yang baik

untuk menempuh pendidikan di perguruan

tinggi negeri maupun swasta, pada program

studi unggulan sampai lulus tepat waktu.

Mekanisme seleksi penerima Beasiswa ini

sudah diintegrasikan dengan PIP. Sasaran

program beasiswa ini adalah lulusan satuan

pendidikan SMA/SMK/MA/MAK atau bentuk

lain yang sederajat yang akan lulus pada

tahun tersebut atau sudah lulus satu tahun

sebelumnya yang tidak mampu secara

ekonomi dan memiliki potensi akademik

yang baik. Besaran beasiswa Bidikmisi tahun

2019 adalah Rp6,6 juta/semester, lebih tinggi

dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp6,3

juta/semester, dan bahkan tahun 2017 yang

sebesar Rp6 juta/semester. Beasiswa ini telah

menyediakan bantuan biaya penyelenggaraan

pendidikan (SPP) yang dikelola perguruan

tinggi, maksimal sebesar Rp2,4 juta dan

bantuan biaya hidup yang diserahkan kepada

mahasiswa sebesar Rp4,2 juta.

Beasiswa ADik adalah program khusus

(afirmasi) bagi pelajar dari Papua, Papua

Barat, dan daerah 3T untuk melanjutkan ke

perguruan tinggi terpilih di luar Papua di

Indonesia. Beasiswa ini telah menyediakan

biaya pendidikan, biaya hidup, dan Pembinaan

atau pembimbingan belajar secara khusus,

supaya mahasiswa peserta program beasiswa

ADik dapat menyelesaikan pendidikan tinggi

dengan tuntas dengan hasil yang baik di

Perguruan Tinggi terbaik. Program ADik

merupakan bentuk keberpihakan pemerintah

untuk membantu perguruan tinggi dalam

mencari dan menjaring calon mahasiswa

dari daerah Papua dan Papua Barat serta

daerah 3T. Total kuota program ADik tahun

2019 untuk wilayah 3T dan anak TKI sebesar

Page 48: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

33Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201932

800 beasiswa yang ditujukan bagi penerima

dari kabupaten/kota 3T, penerima program

Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) 3T,

serta Anak TKI berlokasi di daerah perbatasan

NKRI, sedangkan untuk wilayah Papua dan

Papua Barat sebesar 1.000 beasiswa yang

ditujukan bagi penerima dari Papua, Papua

Barat, Wilayah 3T Papua dan Papua Barat,

serta Penerima Program ADEM. Total kuota

ini lebih sedikit dibandingkan tahun 2018

yang sebesar 2.000 orang yang terdiri dari

ADik Papua: 375 orang, ADik Papua Barat:

225 orang, ADik-ADEM: 400 orang, ADik

3T-Papua/Papua Barat: 100 orang, ADik 3T

(65 Kab./Kota): 800 orang, dan ADik TKI:

100 orang. Beasiswa ini telah menyediakan

bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan

(SPP) yang dikelola perguruan tinggi,

maksimal sebesar Rp2,4 juta per semester

dan bantuan biaya hidup yang dibayarkan ke

rekening penerima sebesar minimal Rp6 juta

per semester (ketetapan bantuan biaya hidup

melalui SK Rektor).

Beasiswa PPA merupakan program beasiswa

dari pemerintah bagi mahasiswa berprestasi

di perguruan tinggi negeri dan swasta. Bea-

siswa PPA sepenuhnya merupakan bentuk

penghargaan atau dukungan dana terhadap

mahasiswa yang berprestasi tanpa melihat

latar belakang ekonomi mahasiswa. Beasiswa

PPA diterima oleh mahasiswa selama yang

bersangkutan masih dapat mempertahankan

prestasi. Besar beasiswa adalah Rp2,4 juta/

semester/mahasiswa.

Tabel 3.9. Penerima Beasiswa Perguruan Tinggi dari Tahun 2017-2019

SATUAN PENDIDIKAN 201920182017

Bidikmisi Kemristekdikti, [Mahasiswa] 339.348 367.133 381.789

Bidikmisi Kemenag, [Mahasiswa] 25.972 32.622 39.550

ADik Kemristekdikti, [Mahasiswa] 1.562 2.000 1.800

PPA Kemristekdikti, [Mahasiswa] 129.943 129.999 130.000

PPA Kemenag, [Mahasiswa] 4.400 3.512 7.544

Sumber: Kemristekdikti dan Kemenag, 2019

Tabel 3.9 memperlihatkan bahwa capaian

program beasiswa pendidikan tinggi tahun

2019 mengalami peningkatan dibandingkan

dengan capaian pada tahun 2018.

Peningkatan yang paling signifikan adalah

pada program Bidikmisi. Pada Tahun 2018

jumlah penerima Bidikmisi yang dikelola

Kemristekdikti sebanyak 367.133 mahasiswa

dan pada tahun 2019 meningkat menjadi

sebanyak 381.789 mahasiswa, sedangkan

bidikmisi yang dikelola Kemenag meningkat

dari 32.622. Pada tahun 2018 menjadi 39.550

mahasiswa pada tahun 2019. Peningkatan

ini terjadi pula pada program beasiswa

PPA, namun mengalami penurunan pada

program beasiswa ADik. Capaian program

beasiswa pendidikan tinggi tersebut sangat

mendukung pencapaian sasaran RPJMN

2015-2019 dalam peningkatan akses, kualitas,

dan relevansi pendidikan tinggi. Program

beasiswa pendidikan tinggi dilaksanakan

dalam rangka mengatasi permasalahan pokok

dalam layanan pendidikan tinggi khususnya

akses yang belum merata antara kelompok

masyarakat kaya dan miskin. Kendala finansial

menjadi masalah bagi lulusan-lulusan sekolah

Page 49: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

35Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201934

menengah dari keluarga miskin untuk me-

lanjutkan ke perguruan tinggi.

4. Penguatan Kurikulum

Kurikulum merupakan perangkat pembelajar-

an yang dikeluarkan oleh sebuah lembaga

(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

yang harus menjadi pedoman dalam pe-

laksanaan proses belajar-mengajar di

sekolah-sekolah. Kurikulum di Indonesia telah

mengalami beberapa kali perubahan, terakhir

adalah Kurikulum 2013 atau lebih dikenal

dengan istilah K13.

Melalui K13 pemerintah bertekad untuk

menciptakan generasi yang lebih baik

dan berkualitas, baik dalam penguasaan

pengetahuan, keterampilan, maupun karakter,

sehingga mampu memperbaiki citra bangsa

Indonesia yang bermartabat. Oleh karena

itu¸ K13 didesain dengan empat aspek,

yaitu pengetahuan, keterampilan, sosial, dan

spiritual yang masing-masing berisi tujuan,

isi, metode, dan evaluasi.

Dibandingkan dengan kurikulum-kurikulum

sebelumnya, paradigma pembelajaran

ber-dasarkan K13 tidak lagi terpusat pada

guru, melainkan kepada siswa (student

centered). Paradigma ini mempengaruhi

relasi guru-murid, metode, pendekatan, dan

model pembelajaran yang diterapkan di

ruang kelas. Guru adalah mitra siswa dalam

menyerap ilmu pengetahuan. Guru bukan lagi

bank ilmu, melainkan inspirator kehidupan

bagi siswa.

Tabel 3.10. Target dan Realisasi Sekolah Menerapkan K13 Tahun 2018-2019

SATUAN PENDIDIKANREALISASI [%]CAPAIANTARGET

s.d. 2019s.d. 2018

CAPAINTARGETNo.

Sumber: Kemendikbud, 2019

Tabel 3.10 memperlihatkan bahwa sampai

tahun 2019 penguatan K13 pada satuan

pendidikan mencapai 218.635 sekolah dari

target 220.088 sekolah, atau realisasinya

99,34%. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan

dengan capaian tahun 2018 sebesar 76.159

sekolah. Dibandingkan target RPJMN 2015-

2019 sebesar 100%, maka capaian sampai

tahun 2019 hanya 99,34%. Ketidakberhasilan

pencapaian ini dimungkinkan mengingat

penguatan K13 di satuan pendidikan harus

disertai dengan adanya pelatihan pada semua

guru dan sekolah. Keterbatasan frekuensi

Pelatihan dan jumlah peserta pelatihan

menyebabkan penuntasan penerapan K13.

5. Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas

Guru

Sejalan dengan tuntutan global dan kebutuhan

akan pentingnya peningkatan kualitas hidup

manusia Indonesia pada masa kini dan akan

datang, Pemerintah berkomitmen untuk

meningkatkan mutu pendidikan nasional. Hal

itu diwujudkan dengan dilahirkannya UU No.

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan UU No. 14 Tahun 2005 tentang

1. SD, [Sekolah] - 54.671 149.018 148.494 99,65

2. SMP, [Sekolah] 37,196 14.272 40.576 40.115 98,96

3. SMA, [Sekolah] 12,911 4.048 13.939 13.770 98,79

4. SMK, [Sekolah] 11,384 3.168 14.296 14.027 98,12

5. SLB, [Sekolah] 4,036 - 2.252 2.229 98,67

TOTAL 76.159 220.088 218.635 99,34

Page 50: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

35Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201934

Guru dan Dosen. Bergulirnya kedua UU

tersebut telah berimplikasi pada pola

perubahan paradigma baru tentang eksistensi

guru sebagai pendidik profesional.

Minimal ada kriteria yang harus dipenuhi

sebagai pendidik profesional, yaitu (1)

berkualifikasi S-1 (Sarjana) atau D-IV, (2)

memiliki empat kompetensi minimal, mulai

dari penguasaan bahan ajar, teaching

skill, kemampuan berkomunikasi, hingga

performance pribadi yang memiliki karakter

positif; dan (3) memiliki sertifikat pendidik

sebagai legalitas seseorang diberikan

kewenangan melakukan proses pendidikan di

sekolah/madrasah.

Berdasarkan aturan tersebut, terwujud guru

Indonesia yang berkualitas dengan kadar

kemampuan dan kinerja yang diunggulkan,

serta peningkatan kesejahteraan dalam

bentuk tunjangan sertifikasi guru yang dapat

menopang hajat hidup sehari-hari. Selain

tuntutan undang-undang, sertifikasi juga

menjadi penilaian apakah seseorang layak

disebut pendidik profesional.

Tabel 3.11. Komposisi dan Jumlah Guru di Indonesia

STATUSNon SertifikatSertifikatNon Sertifikat

201920182017

SertifikatNon SertifikatSertifikat

PNS, [orang] 1.222.964 380.843 1.174.377 308.888 1.146.699 245.168

Non PNS, [orang] 305.416 1.083.802 217.778 1.316.253 227.541 1.391.137

JUMLAH, [orang] 1.428.380 1.464.645 1.392.155 1.625.141 1.374.240 1.636.305

TOTAL, [orang] 2.893.025 3.017.296 3.010.545

I. BERDASARKAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT PENGAJAR

STATUS<S1/D4≥S1/D4<S1/D4

201920182017

≥S1/D4<S1/D4≥S1/D4

Sumber: Kemendikbud, 2019

PNS, [orang] 1.302.045 201.762 1.301.292 181.973 1.338.549 53.318

Non PNS, [orang] 792.777 596.441 1.189.845 344.186 1.415.360 203.318

JUMLAH, [orang] 2.094.822 798.203 2.491.137 526.159 2.753.909 256.636

TOTAL, [orang] 2.893.025 3.017.296 3.010.545

II. BERDASARKAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN

Tabel 3.11 memperlihatkan bahwa jumlah guru

di Indonesia pada tahun 2019 mengalami

penurunan dibandingkan tahun sebelumnya

dari 3.017.296 menjadi 3.010.545 orang.

Penurunan ini lebih banyak disebabkan

oleh banyaknya guru yang memasuki masa

pensiun. Berdasarkan jumlah guru tahun

2019 tersebut, ternyata guru dengan tingkat

pendidikan minimal S1/D4 hanya berjumlah

2.753.909 guru atau sekitar 91,48% saja.

Sisanya masih berpendidikan di bawah S1/

D4. Jumlah ini jauh lebih baik dibandingkan

tahun-tahun sebelumnya di mana guru

yang berpendidikan minimal S1/D4 hanya

berjumlah 2.491.137 guru atau sekitar 82,56%

dari jumlah guru yang ada pada tahun 2018

dan 2.094.822 guru atau sekitar 72,41% dari

jumlah guru yang ada pada tahun 2017. Hal

ini menunjukkan bahwa pemerintah terus

berusaha melalui program penyetaraan

untuk menuntaskan guru-guru yang masih

berpendidikan di bawah S1/D4 agar sesuai

Page 51: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

37Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201936

dengan amanat UU No. 14 tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen.

Secara bertahap pemerintah juga berupaya

menyelesaikan isu terhadap peningkatan ke-

sejahteraan guru, di antaranya dengan mem-

berikan tunjangan sertifikasi kepada guru yang

telah memiliki Sertifikat Pengajar sebesar gaji

pokoknya. Sebagaimana terlihat pada Tabel

3.11, saat ini jumlah guru yang telah memiliki

sertifikat pengajar sebanyak 1.374.240 orang

terdiri dari 1.146.699 berstatus PNS dan 227.541

non PNS. Jumlah guru yang bersertifikat

mengalami penurunan dibandingkan tahun-

tahun sebelumnya yang berjumlah 1.392.155

pada tahun 2018 dan 1.428.380 pada tahun

2017. Penurunan ini lebih banyak disebabkan

banyaknya guru yang memasuki masa pensiun.

Sebenarnya pemerintah telah memberikan

kesempatan kepada guru-guru yang belum

memiliki sertifikat pengajar untuk mengikuti

pendidikan dan pelatihan di Lembaga Pen-

didikan Tenaga Kependidikan (LPTK) agar

lulus uji kompetensi. Namun jumlah guru yang

mengikuti masih lebih sedikit dibandingkan

dengan jumlah guru yang memasuki masa

pensiun.

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

guru, pemerintah juga tetap memberikan

tunjangan profesi kepada guru yang berstatus

bukan PNS namun telah bersertifikat.

Besarnya disesuaikan dengan penyetaraan

status kepangkatan, golongan, dan jabatan

fungsional guru melalui proses inpassing.

Tunjangan profesi bagi guru bukan PNS

diberikan oleh Direktorat Jenderal Guru dan

Tenaga Kependidikan melalui direktorat teknis.

Sementara itu, tambahan penghasilan berupa

pemberian insentif juga diberikan kepada guru

bukan PNS yang belum bersertifikat. Tujuan

pemberian insentif ini untuk memotivasi

guru agar terus meningkatkan kompetensi

dan kinerjanya secara profesional dalam

melaksanakan tugas di sekolah.

IKU-2 Tingkat Capaian K/L Terhadap Target Indikator IPMBidang Kesehatan

Target akhir dari IKU-2 – “Tingkat capaian K/L

terhadap target indikator IPM bidang kesehatan”,

seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.3, adalah

sebesar 100% dari jumlah seluruh K/L di bawah

koordinasi Kemenko PMK yang memiliki indikator

IPM bidang kesehatan. Indikator untuk mengukur

IPM pada dimensi kesehatan adalah Angka

Harapan Hidup (AHH).

Untuk mencapai target pada indikator IPM

bidang Kesehatan, Kemenko PMK melaksanakan

koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian dengan

K/L terkait, seperti Kementerian Kesehatan,

Kementerian Sosial, BKKBN, dan BPOM

dengan merujuk pada sasaran pembangunan

kesehatan pada RPJMN 2015-2019 sebagaimana

diperlihatkan pada Tabel 3.12.

Page 52: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

37Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201936

No. 20162014

(Capaian)(Baseline)

2017

(Capaian)

2018

(Capaian)

2019

(Target)INDIKATOR

Tabel 3.12. Sasaran Pembangunan Kesehatan

Terkait capaian IKU-2, telah ditetapkan empat

K/L di bawah Koordinasi Kemenko PMK untuk

proses pencapaian variabel-variabel pendukung

dimensi umur panjang dan hidup sehat dari

indikator kesehatan sebagaimana terlihat pada

Tabel 3.13.

I. KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

1. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk, [%/tahun] 1,49 1,49 1,49 1,49 1,19

2. Angka kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR), [Orang] 2,60 2,326 2,38 2,38 2,3

II. MENINGKATNYA STATUS KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT

1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran, [Orang] 346 306 n.a n.a 306

2. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 32 28 24 n/a 24

(Infant Mortality Rate/IMR), [Orang] (SDKI 2017)

3. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) 19,6 3,4 17,8 17,7 17

pada anak balita, [%] (PSG 2017) (Riskesdas 2018)

4. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) 32,9 29,6 29,6 30,8 28

anak balita, [%] (PSG 2017) (Riskesdas 2018)

III. MENINGKATNYA PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR

1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk, [Orang] 297 271 254 321 245

2. Prevalensi HIV pada populasi dewasa, [%] 0,43 <0,5 0,33 0,33 <0,5

3. Jumlah Kab/kota mencapai eliminasi malaria, [Kab/Kota] 212 245 266 285 300

4. Prevalensi tekanan darah tinggi, [%] 25,8 25,8 32,40 34,14 23,4

5. Prevalensi kegemukan dan obesitas pada 15,4 15,4 20,70 21,84 15,4

penduduk usia 18+ tahun, [%]

6. Prevalensi merokok penduduk usia 15-19 tahun, [%] 7,2 6,4 8,8 9,13 5,4

IV. MENINGKATNYA PEMERATAAN DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

1. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas 0 1,312 3.447 5,385 5,600

yang tersertifikasi dan terakreditasi, [Kecamatan]

2. Jumlah Kabupaten/kota yang memiliki minimal 1 RSUD 10 201 331 440 481

yang tersertifikasi dan terakreditasi nasional, [Kab/Kota]

3. Persentase Kabupaten/kota yang mencapai 80 persen 71,2 80,2 85,4 91,30 95

imunisasi dasar lengkap pada bayi, [%]

V. MENINGKATNYA PERLINDUNGAN FINANSIAL, PEMERATAAN DAN MUTU PELAYANAN, SERTA KETERSEDIAAN,

PENYEBARAN DAN MUTU OBAT DAN SUMBER DAYA KESEHATAN

1. Kepesertaan SJSN kesehatan, [%] 51,8 67,9 72,97 82 Min 95

2. Jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis 1,015 1,618 2.641 4.046 5,6

tenaga kesehatan, [Puskesmas]

3. Persentase RSU kabupaten/kota kelas C 25 45,22 54,22 61,63 60

yang memiliki 7 dokter spesialis, [%]

4. Persentase ketersediaan obat/vaksin di Puskesmas, [%] 75,5 81,57 89,3 92,8 90,0

5. Persentase obat yang memenuhi syarat, [%] 92 96,29 97,1 98,49 94

Page 53: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

39Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201938

Tabel 3.13. Indikator Kesehatan oleh K/L di Bawah Koordinasi Kemenko PMK

INDIKATOR2017 2018

CAPAIAN TARGET CAPAIANNo. STATUS

REALISASI[%]

Keterangan: *) Indikator Persentase penurunan penduduk miskin merupakan penyempurnaan dari indikator tahun sebelumnya, yaitu Persentase (%) keluarga miskin dan rentan serta PMKS lainnya yang meningkat kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan dasar, Persentase (%) keluarga miskin dan rentan serta PMKS lainnya yang meman-faatkan akses layanan dasar serta Persentase (%) keluarga miskin dan rentan serta PMKS lainnya yang memanfaatkan akses layanan keuangan inklusif.

I. KEMENTERIAN KESEHATAN

1. Persentase persalinan di fasilitas kesehatan [%] 82,79 82 98,64 120,29 Tercapai

2. Persentase ibu hamil kurang energi kronik, [%] 14,8 19,7 17,3 87,82 Tercapai

3. Persentase Kab/Kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan, [%] 53,89 35 57,8 165,14 Tercapai

4. Penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) 31 30 39,4 131,33 Tercapai

tertentu, [%]

5. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas 3,447 4.900 5.385 109,90 Tercapai

yang terakreditasi, [Puskesmas]

6. Jumlah kab/kota yang memiliki minimal 1 RSUD 331 434 440 101,38 Tercapai

yang terakreditasi, [RSUD]

7. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas, [%] 85 90 92,83 103,14 Tercapai

8. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan, 2,641 4.200 4.029 95,93 Tercapai

[Puskesmas]

9. Persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar 54,22 50 61,63 123,26 Tercapai

dan 3 dokter spesialis penunjang, [%]

10. Persentase kementerian lain yang mendukung pembangunan 41,17 40 44,11 110,28 Tercapai

kesehatan, [%]

11. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan 9 12 12 100 Tercapai

sumber dayanya untuk mendukung kesehatan, [Ormas]

Rata-rata 113,50 Tercapai

II. BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

12. Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) 2,40 2,31 2,38 103,03 Tercapai

per 1,000 WUS (15-49 Tahun), [-]

13. Persentase pemakaian kontrasepsi 57,6 61,1 57 93,29 Tercapai

(contraceptive prevalence rate/CPR) [%]

14. Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need), [%] 17,5 10,14 12,4 122,29 Tercapai

Rata-rata 106,20 Tercapai

III. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

15. Persentase makanan yang memenuhi syarat, [%] 99,18 93,5 98,16 104,98 Tercapai

16. Persentase makanan yang memenuhi syarat, [%] 92,40 89,6 86,91 97,00 Tercapai

Rata-rata 100,99

IV. KEMENTERIAN SOSIAL

18. Persentase Penurunan Penduduk Miskin*, [%] - 0,8 1,58 197,50 Tercapai

Rata-rata 197,50 Tercapai

Rata-rata Pencapaian K/L 129,55

Page 54: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

39Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201938

Pada Tabel 3.13 terlihat bahwa semua variabel

pendukung IPM bidang Kesehatan pada 4 K/L,

terealisasi capaiannya. Kementerian Kesehatan,

dari 11 variabel yang mendukung, 8 variabel

di antaranya tercapai dengan realisasi di atas

100% (Baik Sekali), sedangkan 3 variabel ber-

predikat Baik (realisasi berada di antara nilai 80-

99,99%). Demikian juga halnya dengan Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

dan Badan Pengawas Obat dan Makanan, dari total

5 variabel yang mendukung indikator kesehatan, 3

variabel di antaranya realisasi capaiannya melebihi

100% (Baik Sekali), sementara masing-masing

1 variabel lainnya terealisasi Baik (80-99,99%).

Selanjutnya, capaian 1 variabel pada Kementerian

Sosial melebihi target yang telah ditentukan atau

realisasinya di atas 100% (Baik sekali).

Realisasi pencapaian 129,55% ini telah sejalan

dengan peningkatan nilai IPM Indonesia dari

tahun ke tahun sebagaimana yang telah dijelaskan

sebelumnya. Keberhasilan semua pencapaian ini

disebabkan peran Kemenko PMK yang secara

aktif mengoordinasikan, menyinkronisasikan, dan

mengendalikan pelaksanaan kebijakan, program

dan kegiatan yang terkait dengan IPM. Beberapa

pelaksanaan kebijakan yang dikoordinasikan oleh

Kemenko PMK, di antaranya:

1. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan

Stunting

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)

adalah gerakan yang bertujuan untuk me-

masyarakatkan budaya hidup sehat serta

meninggalkan kebiasaan dan perilaku

masyarakat yang kurang sehat. Aksi Germas

di antaranya aktivitas fisik, tidak merokok,

tidak mengonsumsi minuman beralkohol,

mengonsumsi buah dan sayuran, melakukan

pemeriksaan secara berkala, menjaga ke-

bersihan lingkungan, dan menggunakan

jamban. Gerakan ini melibatkan seluruh lapisan

masyarakat dan harus dimulai dari keluarga.

Tujuan dalam Germas adalah perubahan

perilaku masyarakat menuju hidup sehat,

sehingga pada akhirnya berdampak pada

meningkatnya kesehatan masyarakat. Dengan

kondisi sehat, maka produktivitas masyarakat

meningkat.

Dalam upaya meningkatkan derajat ke-

sehatan masyarakat yang ditandai dengan

menurunnya angka kematian ibu, angka

kematian bayi, prevalensi kekurangan gizi

dan prevalensi stunting, indikator yang

digunakan dalam mengukur capaian kinerja

di antaranya persentase persalinan di fasilitas

kesehatan, persentase ibu hamil kurang energi

kronik (KEK), dan persentase kab./kota yang

memenuhi kualitas kesehatan lingkungan.

Capaian atas ketiga indikator peningkatan

kesehatan masyarakat tersebut diperlihatkan

pada Tabel 3.14.

Berdasarkan Tabel 3.14, derajat kesehatan

masyarakat meningkat dengan baik. Hal

ini terlihat dari keberhasilan kenaikan per-

sentase persalinan di fasilitas kesehatan

yang mencapai 98,64% dari target 82% atau

realisasinya 120,29%, kenaikan persentase ibu

hamil kurang energi kronik yang mencapai

17,3% dari target penurunan sebesar 19,7% atau

Tabel 3.14. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat

No. INDIKATOR KINERJA REALISASI[%]

CAPAIANTARGET

1. Persentase persalinan di fasilitas kesehatan 82,0 98,64 120,29

2. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) 19,7 17,30 113,87

3. Persentase kab/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan 35,0 57,80 165,14

Sumber: Riskesdas, 2019

Page 55: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

41Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201940

realisasinya 113,87%, dan persentase Kab./Kota

yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan

yang mencapai 57,8%, lebih tinggi dari target

yang ditetapkan sebesar 35% atau realisasinya

165,14%. Keberhasilan pencapaian ketiga

indikator ini sejalan dengan adanya penurunan

angka kematian ibu, angka kematian bayi,

prevalensi kekurangan gizi, dan prevalensi

stunting sebagaimana diperlihatkan pada Tabel

3.15. Keberhasilan ini pun menggambarkan

bahwa upaya pemerintah dengan berbagai

program yang dijalankannya, khususnya di

bidang kesehatan telah menunjukkan hasil

yang baik. Tentunya keberhasilan ini pun tak

terlepas dari kerja sama antarpemangku

kepentingan, khususnya pemerintah, politisi,

dan partisipasi masyarakat. Salah satu program

yang mendorong keberhasilan pencapaian

indikator-indikator ini adalah program Kelas

Ibu Hamil di kebanyakan Puskesmas. Melalui

program ini diharapkan terjadi peningkatan

pengetahuan, perubahan sikap, dan perilaku

ibu dalam hal kehamilan. Dalam kegiatan

ini pengetahuan tentang gizi dan konseling

diberikan kepada ibu hamil terutama ibu

hamil yang berisiko. Pada tahun 2017, sebesar

92,98% puskesmas sudah melaksanakan kelas

ibu hamil dan meningkat menjadi 95,03%

di tahun 2018. Sehingga dapat diasumsikan

bahwa semakin banyak ibu hamil yang

meningkat pengetahuan gizinya. Selain itu juga

diselenggarakan kegiatan pelayanan antenatal

di puskesmas di mana ibu hamil mendapatkan

pelayanan antenatal minimal 4 kali.

Tabel 3.15. Realisasi Penurunan Stunting Tahun 2018-2019

INDIKATORREALISASI [%]REALISASI [%] CAPAIAN

2019**)2018*)

CAPAIAN TARGETTARGET

Stunting, [%] 28 30,8 90,91 28 27,67 101,19

Keterangan: *) Riskesdas 2018, **) Riset Studi Status Gizi Balita di Indonesia, 2019

Dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

diharapkan pula dapat mengurangi angka

stunting (tengkes) di Indonesia. Menurut

WHO, stunting adalah gangguan tumbuh

kembang anak yang disebabkan kekurangan

asupan gizi, terserang infeksi, dan/atau

stimulasi yang tak memadai. Berdasarkan

hasil Riset Studi Status Gizi Balita tahun

2019, seperti ditunjukkan pada Tabel 3.15,

jumlah penderita stunting di Indonesia telah

mencapai angka 27,67%, melebihi target yang

ditetapkan tahun 2019 sebesar 28%, atau

realisasinya mencapai 101,19%. Capaian ini

melebihi capaian tahun 2018 sebesar 30,8%

(berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar

tahun 2018) dan bahkan dari target RPJMN

2015-2019 sebesar 28%. Keberhasilan ini

dimungkinkan mengingat pemerintah beserta

para pemangku kepentingan telah mengambil

langkah-langkah yang komprehensif melalui

program-program pemenuhan kebutuhan

gizi ibu sejak hamil, pemberian ASI eksklusif

sampai bayi berusia 6 bulan, pendampingan

ASI eksklusif dengan MPASI sehat, terus

memantau tumbuh kembang anak, serta

selalu menjaga kebersihan lingkungan. Pada

akhir tahun 2019, pemerintah bertekad untuk

terus menurunkan stunting hingga mencapai

angka 14%, sehingga diperlukan kerja keras

dari semua pemangku kebijakan untuk bekerja

bersama-sama secara bertahap dan terencana

menurunkan stunting setiap tahunnya.

Page 56: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

41Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201940

2. Pelayanan Kesehatan

Menurut UU No. 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan, yang dimaksud dengan pelayanan

kesehatan adalah setiap upaya yang di-

selenggarakan sendiri atau bersama-sama

dalam suatu organisasi untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit, serta memulihkan

kesehatan perorangan, keluarga, kelompok,

ataupun masyarakat. Pelayanan Kesehatan

dilaksanakan pada fasilitas pelayanan ke-

sehatan, baik milik pemerintah, pemerintah

daerah, maupun swasta.

Dalam upaya memberikan akses dan mutu

pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan

menjamin pelayanan kesehatan yang diberikan

telah sesuai dengan standar pelayanan

minimal (SPM) kesehatan, maka ditetapkan

indikator keberhasilan pelayanan kesehatan,

di antaranya indikator jumlah kab./kota yang

memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi

dan indikator jumlah puskesmas yang memiliki

minimal 5 jenis tenaga kesehatan. Target dan

capaian kedua indikator ini ditunjukkan pada

Tabel 3.16.

Berdasarkan Tabel 3.16, maka pada tahun

Tabel 3.16. Realisasi Jumlah Kabupaten/Kota Dengan Minimal 1 RSUD Terakreditasi

INDIKATOR REALI-SASI[%]

REALI-SASI[%]

REALI-SASI[%]

CAPAI-AN

CAPAI-AN

CAPAI-AN TARGETTARGETTARGET

201920182017

Jumlah kab/kota yang memiliki 287 331 115,33 434 440 101,38 481 475 98,75

minimal 1 RSUD yang

terakreditasi, [Kab./Kota]

Jumlah Puskesmas yang 3.000 2.641 88,03 4.200 4.029 95,93 5.600 4.339 77,48

memiliki minimal 5 jenis tenaga

kesehatan, [Puskesmas]

2019 capaian indikator jumlah kab./kota yang

memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi

hanya 475 dari target 481 kab/kota atau

realisasinya 98,75%. Dibandingkan dengan

capaian tahun-tahun sebelumnya, seperti

tahun 2018 sebesar 440 dan 2017 sebesar

331 kab/kota, maka capaian tahun 2019

masih lebih baik. Namun, target RPJMN 2015-

2019 sebesar 481 kab/kota tidak terpenuhi.

Ketidakberhasilan pencapaian ini lebih banyak

disebabkan oleh adanya permasalahan teknis

dan pemenuhan persyaratan akreditasi pada

RSUD, di antaranya kepemilikan izin IPAL,

ketersediaan dan kualifikasi SDM tenaga

khususnya dokter spesialis, dan pimpinan

RSUD yang bukan tenaga medis. Adapun

Kabupaten yang belum memiliki RSUD

terakreditasi adalah: Kab Wakatobi, Kab.

Buton Selatan, Kab. Muna Barat, Kab. Konawe

di Provinsi Sulawesi Tenggara; Kab. Morowali

Utara di Provinsi Sulawesi Tengah, dan Kab.

Sumba Tengah Di Provinsi NTT.

Sedangkan capaian indikator jumlah

puskesmas yang memiliki minimal 5 jenis

tenaga kesehatan, maka dari target tahun

2019 sebesar 5.600 puskesmas hanya tercapai

4.339 Puskesmas, atau realisasinya sebesar

77,48%. Meskipun dari sisi persentase terlihat

realisasinya lebih rendah, namun capaian

berdasarkan angka telah menunjukkan

peningkatan dari tahun 2018 yang hanya

mencapai 4.029 dan bahkan tahun 2017 yang

hanya 2.641 puskesmas. Bila dibandingkan

Page 57: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

43Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201942

dengan target RPJMN 2015-2019 sebesar

5.600 puskesmas (dengan baseline 0

puskesmas tahun 2014), maka capaiannya

mencapai 77,48%. Faktor yang menyebabkan

tidak tercapainya target di tahun 2019 dan

target RPJMN 2015-2019, di antaranya karena

intervensi dari Pemerintah Pusat untuk

pemenuhan 5 jenis tenaga kesehatan melalui

Program Nusantara Sehat Berbasis Tim dan

Nusantara Sehat individu hanya dilakukan di

Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan,

kemampuan fiskal daerah bervariasi, sehingga

kemampuan serapan tenaga kesehatan daerah

berbeda-beda, serta kurangnya partisipasi/

komitmen Pemda dalam penyediaan fasilitas,

distribusi, monitoring dan evaluasi tenaga

kesehatan.

3. Kampung KB

Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat

RW atau dusun yang memiliki kriteria

tertentu yang memadukan antara program

Kependudukan, Keluarga Berencana, dan

Pembangunan Keluarga (KKBPK) dengan

pembangunan sektor terkait (pemukiman,

sosial ekonomi, kesehatan, pendidikan,

pemberdayaan perempuan, dan perlindungan

anak) yang dilaksanakan secara sistemik dan

sistematis. Kampung KB yang dicanangkan

pertama kali oleh Presiden Joko Widodo di

kabupaten Cirebon Jawa Barat pada tanggal

14 Januari 2016 diharapkan mampu menjadi

episentrum program KKBPK di tingkat

desa dalam rangka mengakselerasi capaian

pembangunan di desa dan meningkatkan

Tabel 3.17. Jumlah Kampung KB dan Kampung KB Percontohan

INDIKATORREALISASI [%]REALISASI [%] CAPAIAN

20192018

CAPAIAN TARGETTARGET

Jumlah Kampung KB, 6.727 5.779 85,91 14.401 15.585 108,22[Kampung KB]

Jumlah Kampung KB Percontohan, - - - 514 510 99,22[Kampung KB]

Sumber: Binda Lini Lapangan BKKBN, 2018

kesejahteraan rakyat di daerah terluar, ter-

tinggal, perbatasan dan kepulauan, serta

daerah perkotaan yang kumuh dan miskin.

Sebagaimana terlihat pada Tabel 3.17, pada

tahun 2019 jumlah kampung KB yang ter-

bentuk di seluruh Indonesia sebanyak 15.585.

Capaian ini lebih tinggi dari target yang

ditetapkan sebanyak 14.401 kampung KB atau

realisasinya mencapai 108,22%. Capaian ini

tentunya jauh melampaui dari capaian tahun

2018 yaitu sebesar 85,91%.

Sedangkan indikator kampung KB Percontohan

yang berhasil dibentuk pada tahun 2019 adalah

510 kampung KB, terdiri dari 35 Kampung KB

Percontohan provinsi dan 475 Kampung KB

Percontohan Kabupaten/Kota. Capaian ini

hanya 99,22% dari target tahun 2019 sebesar

514 Kampung KB Percontohan.

Kunci keberhasilan pembentukan kampung

KB tentunya tak terlepas dari peran

Kemenko PMK dalam mengoordinasikan dan

mengolaborasi semua pemangku kepentingan

sehingga mampu menumbuhkembangkan

komitmen yang kuat dari para pemangku

kebijakan di semua tingkatan, integrasi lintas

sektor, optimalisasi fasilitas dan dukungan

mitra kerja, semangat dan dedikasi pengelola

kampung KB, termasuk petugas lini lapangan,

serta partisipasi masyarakat.

Page 58: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

43Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201942

Pada saat ini telah disusun draf Rancangan

Instruksi Presiden tentang Optimalisasi

Penyelenggaraan Kampung KB yang telah

melalui pembahasan dengan melibatkan

kementerian/lembaga terkait. Draf tersebut

telah disampaikan kepada Sekretariat Kabinet

untuk ditindaklanjuti dengan ketentuan yang

berlaku.

Salah satu contoh kampung KB adalah

Kampung KB Calincing yang berada di Dusun

Calingcing, Desa Karangpaningal, Kecamatan

Panawangan, Kabupaten Ciamis, Jawa

Barat. Di kampung KB ini terdapat beberapa

kegiatan yang sudah berjalan dan dapat

dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Di

antaranya: (1) Bidang Agama, meningkatnya

kesadaran masyarakat di bidang keagamaan,

seperti Pengajian, shalat berjamaah di masjid,

dan dibentuknya Ikatan Remaja Masjid. (2)

Bidang Sosial Budaya, yaitu adanya sosialisasi

bahasa Ibu kepada masyarakat. (3) bidang

Perlindungan, yaitu adanya fasilitasi dari Dinas

Catatan Sipil untuk pembuatan akta kelahiran,

KK dan perekaman KTP secara masal. Selain

itu, dilakukan pendataan bagi masyarakat

kurang mampu yang belum mempunyai Kartu

Indonesia Sehat (KIS) . (4) Bidang Cinta Kasih

yaitu dengan dibuatnya kawasan kampung

ramah anak oleh Dinas Pengendalian

Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan

Perempuan, dan Perlindungan Anak. (5)

Bidang Pendidikan, telah adanya Sudut baca

di kampung KB dan telah mendapat bantuan

buku-buku bacaan dari Dinas Perpustakaan

dan kearsipan Daerah Kabupaten Ciamis,

serta dilakukan pendataan bagi anak-anak

usia sekolah yang kurang mampu yang belum

mempunyai KIP (Kartu Indonesia Pintar). (6)

Bidang Reproduksi yaitu telah dilaksanakannya

sosialisasi kesehatan Reproduksi kepada

remaja oleh Dinas KB dan Dinas Kesehatan

serta dibentuknya Pusat Informasi dan

Konseling Remaja (PIK-R) di Kampung KB. (7)

Bidang Ekonomi yaitu dibentuknya kelompok

UPPKS dan Kelompok Wanita Tani. (8) Bidang

Lingkungan, yaitu dilakukan pemanfaatan

pekarangan rumah, Pengelolaan sampah

dimulai dengan pemisahan sampah organik

dan anorganik serta dibuatnya Bank sampah

yang dikelola oleh remaja pengurus PIK-R di

kampung KB. Dalam meningkatkan kegiatan di

kampung KB, peran serta masyarakat sangat

diperlukan untuk kesinambungan kegiatan

dan tercapainya cita-cita kampung KB sebagai

upaya untuk meningkatkan kualitas hidup

masyarakat terutama di daerah pinggiran dan

terpencil.

Page 59: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

45Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201944

IKU-3 Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan atas

Efektivitas dan Efisiensi koordinasi dan sinkronisasi

perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan,

serta pengendalian pelaksanaan kebijakan

pembangunan manusia dan kebudayaan dalam

mendukung kemantapan pelayanan dasar dan

pemenuhan kebutuhan dasar

Berdasarkan Perjanjian Kinerja Kemenko

PMK Tahun 2019, target dari Indikator Kinerja

Utama (IKU-3) - “Indeks Kepuasan Pemangku

Kepentingan (IKS-L) atas efektivitas dan efisien-

si koordinasi dan sinkronisasi perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia

dan kebudayaan dalam mendukung kemantapan

pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan

dasar (IKS-L)”, seperti yang ditunjukkan

pada Tabel 3.3, adalah 5,18 (skala 6). IKU-3

ini merupakan indeks tingkat kepuasan K/L

atas KSP yang dilakukan Kemenko PMK dalam

mendukung kemantapan pelayanan dan

pemenuhan kebutuhan dasar yang diperoleh

berdasarkan hasil survei eksternal yang dilakukan

oleh mitra independen. Yang diukur dalam

survei eksternal adalah (i) kebijakan, program/

kegiatan, dan manfaat KSP, (ii) persiapan, sarana

dan prasarana, pelaksanaan, dan kompetensi

kepemimpinan rapat, serta (iii) perumusan,

monitoring dan evaluasi, serta tindak lanjut

hasil rapat.

Survei eksternal ini menggunakan metode pen-

cacahan indepth interview dan self enumeration

dengan pendampingan penuh. Metode Indepth

interview dilakukan ketika petugas pencacah atau

enumerator dapat diberikan kesempatan oleh

responden untuk melakukan wawancara langsung

dan probbing untuk menggali semua informasi dari

responden. Sedangkan metode self enumeration

dengan pendampingan penuh dilakukan ketika

responden ingin melakukan sendiri kuesioner yang

dilakukan oleh enumerator, maka enumerator

berkewajiban memberikan penjelasan kepada

responden setiap pertanyaan yang ada pada

kuesioner sebelum dilakukan pengisian.

Hasil survei berupa data hasil analisis deskriptif

dari data sampel yang diperoleh. Berdasarkan

hasil survei eksternal, capaian IKS-L Kemenko

PMK diperoleh nilai 5,24. Berarti realisasi terhadap

indikator ini lebih dari 100%, atau tepatnya

101,16%. Pencapaian IKU-3 ini menandakan bahwa

persepsi pemangku kepentingan terhadap

efektivitas dan efisiensi koordinasi, sinkronisasi,

dan pengendalian (KSP) program/kegiatan

yang mendukung kemantapan pelayanan yang

dilakukan oleh Kemenko PMK telah berhasil

sesuai target.

Capaian IKS-L tahun 2019 ini mengalami pening-

katan dibandingkan dengan capaian IKS-L tahun

2018 yang sebesar 5,13. Hal ini memperlihatkan

bahwa persepsi pemangku kepentingan yang

semakin baik terhadap efektivitas dan efisiensi

koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian (KSP)

program/kegiatan yang mendukung kemantapan

pelayanan yang dilakukan oleh Kemenko PMK.

Kepuasan pemangku kepentingan atas efek-

tivitas dan efisiensi koordinasi, sinkronisasi, dan

pengendalian yang dilakukan Kemenko PMK di

antaranya terhadap kebijakan/program/kegiatan

penanggulangan kemiskinan dan perlindungan

sosial, penanganan bencana, prevalensi

kekerasan terhadap anak, pelayanan ibadah haji,

Page 60: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

45Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201944

dan pembangunan gender yang akan dijelaskan

berikut ini.

1. Penanggulangan Kemiskinan dan Perlindung-

an Sosial

a. Program Keluarga Harapan

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah

pemberian bantuan bersyarat kepada

masyarakat prasejahtera, berdasarkan Data

Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang

sebelumnya bernama Basis Data Terpadu

(BDT). Sejak tahun 2018 pelaksanaan PKH

menjadi salah satu isu strategis yang penting,

di mana para keluarga penerima bantuan

sosial (Bansos) adalah masyarakat miskin

yang terdaftar pada DTKS atau 11% terbawah

dalam DTKS. Dari tahun 2014, keluarga

penerima manfaat [KPM] terus bertambah.

Hal ini menunjukkan kepedulian dan

keseriusan pemerintah dalam program

pengentasan kemiskinan. Seperti tahun 2018,

penyaluran PKH tahun 2019 dengan target

10 juta KPM. Adapun capaian PKH tahun

2019 sebagai-mana terlihat pada Tabel 3.18

sebesar 9.841.270 KPM atau realisasinya

sebesar 98,41% lebih kecil dibandingkan

realisasi tahun 2018. Hal ini disebabkan

adanya peningkatan komponen lansia yang

semula 2,1 juta jiwa menjadi 3,1 juta jiwa,

sehingga anggaran bansos hanya dapat

disalurkan kepada 9,8 juta KPM, dengan

serapan anggaran seluruhnya mencapai 100%

atau sebesar Rp32,6 triliun.

Tabel 3.18. Target dan Capaian Program Keluarga Harapan

TAHUN 20192016 20182015 20172014

Target, [KPM] 3.000.000 3.500.000 6.000.000 6.000.000 10.000.000 10.000.000

Capaian, [KPM] 2.797.773 3.510.054 5.981.528 6.228.810 10.000.232 9.841.270

Realisasi, [%] 93,26 100,29 99,69 103.81 100,00 98,41

Keberhasilan capaian PKH hingga tahun 2019,

tak terlepas dari peran Kemenko PMK dalam

mengoordinasikan kementerian/lembaga/

daerah mulai dari proses perumusan dan

penetapan kebijakan hingga pengendalian

pelaksanaan kebijakan penyaluran PKH,

seperti Kementerian Sosial dalam perencana-

an dan penganggaran penyaluran PKH sesuai

kebutuhan, Kementerian Dalam Negeri untuk

mengoptimalkan peran Pemerintah Daerah

dalam mendukung penyaluran (Himpunan

Bank Milik Negara) PKH. Di samping itu Bank

Indonesia sebagai pembina Bank-Bank BUMN

dalam mendukung kesiapan infrastruktur

bank, baik pada saat pembukaan rekening

bank bagi calon penerima bansos PKH dan

pengurusan kartu KKS yang telah rusak/hilang

maupun pada proses penerimaan manfaat

dan konsultasi bantuan.

b. Program Rumah Tidak Layak Huni dan

Peningkatan Sarana Lingkungan bagi

Masyarakat Kurang Mampu dan Rentan

Rumah memiliki fungsi yang sangat besar

bagi individu dan keluarga, tidak saja

mencakup aspek fisik, tetapi juga mental

dan sosial. Untuk menunjang fungsi rumah

sebagai tempat tinggal yang baik, pemerintah

memberikan bantuan sosial berupa biaya

perbaikan rumah dan peningkatan sarana

lingkungan kepada penduduk kurang mampu

dan rentan agar dapat memiliki rumah yang

layak huni, memberikan kenyamanan, dan

secara sosial dapat menjaga privasi setiap

anggota keluarganya.

Sebagaimana terlihat pada Tabel 3.19, saat ini

program bantuan perbaikan rumah ditangani

oleh dua kementerian, yaitu Kementerian Sosial

dengan Program Rumah Tidak Layak Huni

Page 61: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

47Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201946

Tabel 3.19. Realisasi Program Peningkatan Kualitas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)

PROGRAMREALISASI

[%]CAPAIAN

UNITTARGET

UNITREALISASI

[%]CAPAIAN

UNITTARGET

UNITREALISASI

[%]CAPAIAN

UNITTARGET

UNIT

RPJMN 2015-201920192018

RTLH, [Rumah] 10.775 10.736 99,64 18.000 18.000 100 74.706

BSPS, [Rumah] 203.300 201.304 99,01 242.000 241.687 99,87 873.953

Berdasarkan Tabel 3.19, pada tahun 2019

capaian program RTLH sesuai dengan target

yang ditetapkan sebesar 18.000 rumah,

atau realisasinya 100%, sedangkan capaian

program BSPS hanya 241.687 dari target

242.000 rumah, atau realisasinya 99,87%.

Capaian kedua program ini masih lebih

baik dibandingkan dengan tahun 2018. Hal

ini disebabkan pada tahun 2018 ini telah

terjadi bencana gempa bumi di Provinsi

NTB (297 unit terdampak) dan gempa

di Provinsi Sulawesi Tengah (1.760 unit

terdampak), selain itu program BSPS pada

tahun 2018 terjadi perubahan mekanisme

pelaksanaannya menjadi padat karya. Namun

demikian, jika dilihat dari target RPJMN 2015-

2019 sebesar 1.750.000 rumah (250.000

unit pembangunan baru dan 1.500.000 unit

peningkatan kualitas), maka hingga tahun

2019 kedua program ini hanya mampu

menjangkau 948.659 rumah atau terealisasi

54,21%. Berarti, kedua pro-gram ini masih

belum mampu menjangkau/memenuhi

rumah layak huni yang dibutuhkan oleh

masyarakat tidak mampu dan rentan. Hal

ini dimungkinkan mengingat keterbatasan

anggaran yang tersedia dan mengingat

program penanganan rumah tidak layak

huni merupakan program yang sifatnya

stimulan yang masih memerlukan dukungan

keswadayaan dari masyarakat miskin yang

mendapatkan program tersebut. Meskipun

demikian, dari segala keterbatasan masih ada

catatan keberhasilan terutama atas penyaluran

bantuan terkait penanganan rumah tidak

layak huni yang tidak terlepas dari sinergi

antara pemerintah pusat dan pemerintah

daerah baik di Provinsi, Kabupaten/Kota,

maupun perangkat Kelurahan/Desa. Hal ini

dikarenakan proses pengusulan dilakukan

di level Kelurahan/Desa yang kemudian

pemerintah kabupaten/kota memastikan

bahwa individu/kelompok calon penerima

bantuan yang diusulkan masuk ke dalam

Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),

sehingga memudahkan proses verifikasi

dan validasi yang nantinya dilakukan oleh

pemerintah pusat baik melalui Kementerian

Sosial maupun Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat untuk menetapkan

penerima bantuan.

Sepanjang tahun RPJMN 2015-2019, telah

ada upaya untuk menggunakan sumber

pembiayaan lain di luar APBN seperti APBD,

dana desa, CSR, dan program lain yang

menyasar pada penanganan rumah tidak

layak huni. Kedepannya terutama untuk

RPJMN 2020-2024, diperlukan perbaikan

pendataan perbaikan rumah yang dananya

berasal dari non-APBN sehingga terlihat

progres penanganan rumah tidak layak huni

(RTLH) dan Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat dengan Program

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

(BSPS). Kemenko PMK mengoordinasikan

dua kementerian ini dan K/L lainnya dalam

perumusan dan penetapan kebijakan program,

serta mengendalikan pelaksanaan program

agar tetap sasaran.

Page 62: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

47Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201946

2016 2017 2018 2019

SUBSIDIRASTRA15,5 juta RTSPM

BANSOSRASTRA5,6 juta KPM

BANSOSRASTRA0 juta KPM

BPNT10 juta KPM

BPNT15,6 juta KPM

10.169.160 KPM 12.694.334 KPM

Juni (Tahap I)

15.085.385 KPM

September (Tahap II)

SUBSIDIRASTRA14,3 juta RTSPM

BPNT1,2 juta KPM

1.202.312 KPM

BANSOSRASTRA3 juta KPM

BPNT12,6 juta KPM

Gambar 3.4. Capaian Transformasi BPNT

secara keseluruhan. Untuk tindak lanjut, upaya

mensosialisasikan pentingnya pendanaan

lain untuk program penanganan rumah tidak

layak huni harus terus ditingkatkan dan bila

memungkinkan dapat dibuatkan payung

hukum baik di level pusat maupun daerah

sehingga target di dalam RPJMN selanjutnya

dapat tercapai dan terdata dengan baik.

c. Bantuan Sosial Pangan (Rastra dan BPNT)

Dalam rangka terlaksananya ketepatan sasaran

penerima bantuan program pemerintah, maka

dilakukan transformasi dari subsidi barang

menjadi bantuan sosial langsung kepada

individu/keluarga/kelompok masyarakat pe-

nerima manfaat yang terdapat dalam BDT

(sekarang berubah nama menjadi DTKS).

Transformasi Bansos Rastra menjadi BPNT

telah dilaksanakan sejak tahun 2017 di 44 kota

dan diperluas secara bertahap menjadi 219

kabupaten/kota pada tahun 2018. Kemudian

pada tahun 2019 perluasan dilakukan dua

tahap. Tahap pertama dilakukan pada bulan

Juni 2019 di 93 kabupaten. Selebihnya ber-

jumlah 202 kabupaten merupakan tahap

terakhir perluasan transformasi BPNT pada

bulan September 2019. Sampai dengan akhir

2019, dari target 15.600.000 KPM, capaian

penyaluran BPNT berjumlah 15.085.385 KPM,

atau terealisasi 96,70%. Ketidakberhasilan

hingga realisasi 100% disebabkan status

pelaksanaan di wilayah perluasan tahap II

tahun 2019 masih dalam proses distribusi

Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) ke KPM

dan pendistribusian mesin EDC offline dan

pembangunan VSAT untuk wilayah blankspot.

Hal lainnya permasalahan data yang terjadi

di banyak kabupaten di Provinsi Papua dan

Papua Barat, yaitu dengan tingkat validitas

yang rendah sehingga menyebabkan tinggi-

nya gagal buka rekening kolektif (burekol),

mayoritas memiliki kondisi geografis yang

sulit (jarak distrik yang berjauhan), dan

kondisi sinyal yang blankspot, serta terdapat

3 kabupaten yang belum memiliki cabang

Himbara, yakni Kabupaten Yalimo, Puncak,

dan Nduga.

Secara pelaksanaan tugas dan fungsi

Kemenko PMK dalam Koordinasi, Sinkronisasi,

dan Pengendalian pada pelaksanaan Program

BPNT sudah berjalan dengan baik, hanya

saja diakui masih terdapat beberapa catatan

sebagai upaya evaluasi demi terwujudnya

perbaikan dan keberhasilan kebijakan pro-

gram. Pada tahun 2020 akan dilakukan

pengembangan program BPNT menjadi

Program Sembako. Nilai bantuan pada

Program Sembako meningkat Rp40.000,00

dari besaran manfaat Rp110.000,00 menjadi

Rp150.000,00. Pada Program Sembako, KPM

diperbolehkan untuk membeli komoditas

bernutrisi yang mencakup sumber karbohidrat,

protein (hewani dan nabati), serta vitamin

dan mineral. Program ini bertujuan untuk

menurunkan angka kemiskinan sekaligus

menurunkan angka stunting di Indonesia.

Page 63: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

49Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201948

2. Percepatan Penanganan Bencana

Kejadian bencana alam mengakibatkan

banyak korban jiwa dan kerugian harta

benda serta kerusakan infrastruktur yang

mengganggu kesejahteraan rakyat yang

telah direncanakan dan dibangun. Beberapa

kejadian bencana besar sepanjang tahun

2019 seperti: Bencana Banjir Bandang Sentani

Papua, Bencana Banjir Konawe Utara, Bencana

Gempa Bumi Maluku. Kemenko PMK bersama

BNPB, Kemensos, Kemenkes, KemenPUPR,

Kemendikbud dan Pemda di masing-masing

lokasi kejadian bencana telah melakukan

KSP untuk memastikan penanganan bencana

yang cepat meliputi: penanganan darurat

bencana, pemenuhan kebutuhan dasar

korban melalui pemberian bantuan sosial,

layanan kesehatan, layanan pendidikan, dan

penyusunan rencana aksi rehabilitasi dan

rekonstruksi. Dukungan Kemenko PMK juga

mengoordinasikan penetapan lokasi lahan

pembangunan hunian sementara, penetapan

data penerima manfaat, pemberian jaminan

hidup, santunan ahli waris, dan pemberian

Dana Tunggu Hunian (DTH) bagi masyarakat

terdampak bencana.

Terkait dengan percepatan penanganan

pascabencana Gempa Bumi Provinsi NTB

2018, Kemenko PMK melakukan KSP untuk

mendorong percepatan pembangunan

rumah masyarakat terdampak. Sampai akhir

tahun 2019, pembangunan rumah rusak

berat, sedang, dan ringan telah dibangun

124.772 unit rumah (56,8%) dari target

222.530 unit rumah, saat ini penyelesaian

pembangunan rumah berjalan sekitar 63.127

unit rumah. Tahap awal serah terima kunci

rumah sebanyak 40.000 unit pada tanggal

10 Oktober 2019 oleh Menko PMK kepada

masyarakat terdampak bencana.

3. Prevalensi Kekerasan Terhadap Anak

Kekerasan terhadap anak adalah tindak

kekerasan secara fisik, seksual, penganiayaan

emosional, atau pengabaian terhadap anak.

Pelaku kekerasan terhadap anak umumnya

adalah orang-orang terdekat, seperti orang

tua kandung, ayah/ibu tiri, kerabat, guru,

dan teman. Untuk memberikan perlindungan

terhadap anak, pemerintah mengembangkan

mekanisme pelaporan tindak kekerasan.

Terdapat dua metode pelaporan, yaitu

pengumpulan data secara langsung terhadap

tindak kekerasan yang terjadi dan pengukur-

an prevalensi tindak kekerasan. Prevalensi

tindak kekerasan terhadap anak adalah jumlah

keseluruhan tindak kekerasan yang terjadi

terhadap anak pada suatu waktu tertentu di

suatu wilayah. Pemerintah telah melakukan dua

kali pengukuran prevalensi kekerasan terhadap

anak, yaitu Survei Kekerasan terhadap Anak

(SKtA 2013) dan Survei Nasional Pengalaman

Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR 2018).

Hasil SNPHAR 2018 yang diluncurkan

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak, menunjukkan prevalensi

kekerasan terhadap anak yang mencakup

kekerasan fisik, kekerasan seksual dan

kekerasan emosional di Indonesia sebagai

berikut :

Gambar 3.5. Prevalensi Kekerasan Terhadap AnakSumber: Stratifikasi SNPHAR, 2018

1 DARI 3 ANAK LAKI-LAKI MENGALAMI KEKERAS FISIK

1 DARI 5 ANAK PEREMPUAN MENGALAMI KEKERAS FISIK

3 DARI 5ANAK PEREMPUANMENGALAMIKEKERASAN EMOSIONAL

1 DARI 2ANAK LAKI-LAKIMENGALAMIKEKERASAN EMOSIONAL

1 DARI 17ANAK LAKI-LAKIMENGALAMIKEKERASAN SEKSUAL

1 DARI 11ANAK PEREMPUANMENGALAMIKEKERASAN SEKSUAL

Page 64: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

49Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201948

Dapat disimpulkan bahwa 2 dari 3 anak dan

remaja perempuan dan laki-laki di Indonesia

pernah mengalami kekerasan sepanjang

hidupnya. Prevalensi kekerasan terhadap anak

hasil SNPHAR Tahun 2018 menunjukkan lebih

tinggi dari survei kekerasan terhadap anak

yang dilakukan pada tahun 2013 (anak laki-laki

38,62% dan anak perempuan sebesar 20,48%).

Terdapat tiga kemungkinan meningkatnya

nilai tersebut, yaitu: (1) peningkatan tindak

kekerasan terhadap anak. Hal ini didukung

oleh hasil laporan Komisi Perlindungan Anak

Indonesia dan monitoring data kekerasan

terhadap anak yang dilakukan Kemenko

PMK melalui monitoring media elektronik;

(2) peningkatan kesadaran masyarakat untuk

melaporkan tindak kekerasan terhadap anak,

sehingga jumlah yang dilaporkan meningkat;

dan (3) terdapat perbedaan metode peng-

ukuran yang dilakukan pada Survei KtA 2013

dan SNPHAR 2018. Namun hingga laporan ini

dibuat belum ada konfirmasi yang pasti dari

BPS, Kementerian Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak, serta Kementerian

Sosial.

4. Pelayanan Ibadah Haji

Menurut UU No. 8 tahun 2019 tentang

Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Ibadah Haji

merupakan rukun Islam kelima yang wajib

dilaksanakan oleh setiap orang Islam yang

mampu, baik secara fisik, mental, spiritual,

sosial, maupun finansial dan sekali dalam

seumur hidup. Pelaksanaan Ibadah Haji me-

rupakan rangkaian ibadah keagamaan yang

telah dijamin dalam Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh

karena itu, negara bertanggung jawab atas

penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana

diamanatkan dalam Pasal 29 ayat (2) Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945.

Pemerintah Indonesia berupaya agar pelak-

sanaan ibadah haji semakin baik dari waktu

ke waktu. Pada musim haji 2019, Indonesia

mendapatkan kuota sebesar 231.000 orang

terdiri dari 214.000 jemaah haji reguler dan

17.000 jemaah khusus. Kuota ini lebih tinggi

dibanding tahun 2018 yang sebesar 221.000

orang dan tahun 2015-2017 yang masing-

masing sebesar 168.000 orang. Peningkatan

jumlah kuota Indonesia sejak tahun 2017

merupakan wujud apresiasi dari Pemerintah

Arab Saudi atas kesuksesan pemerintah

Indonesia dalam penyelenggaraan ibadah haji.

Keberhasilan peningkatan kuota haji Indonesia

tahun 2019 diikuti juga dengan kenaikan

Gambar 3.6. Indeks Kepuasan Pelayanan Jemaah Haji (IKJH) dan Indeks Kepuasan Pelayanan Haji di Indonesia (IKPHDI)

Sumber: Kemenag, 2019

Ind

eks

Kep

uas

an, [

%]

Tahun, [-]

89

88

87

86

85

84

83

82

81

80

792015

82,67

83,8384,25

84,46

85,23

87,21

88,44

85,91

2016 2017 2018 2019

IKP

HD

IIK

JH

Page 65: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

51Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201950

Indeks Kepuasan Pelayanan Jemaah Haji

(IKJH) dan Indeks Kepuasan Pelayanan Haji

di Indonesia (IKPHDI). Sebagaimana terlihat

pada Gambar 3.6, IKJH dan IKPHDI tahun 2019

masing-masing sebesar 88,44 dan 85,91 lebih

tinggi dibandingkan dengan tahun 2018 yang

masing-masing sebesar 85,23 dan 87,21.

5. Pembangunan Gender

Pembangunan gender ditujukan untuk

mewujudkan kesetaraan gender dalam pem-

bangunan, yaitu pembangunan yang lebih

adil dan merata bagi seluruh penduduk

Indonesia baik laki-laki maupun perempuan.

Indeks Pembangunan Gender (IPG) merupa-

kan indikator untuk mengevaluasi hasil

pembangunan dari perspektif gender.

Angka IPG menggambarkan kesenjangan

pembangunan manusia antara laki-laki dan

perempuan, yang ditinjau dari angka harapan

hidup, harapan lama sekolah serta rata-rata

lama sekolah, dan juga prakiraan pendapatan

menuju kesetaraan.

Berdasarkan data BPS, capaian IPG pada

tahun 2018 sebesar 90,99%, meningkat

0,03 dari tahun sebelumnya yang sebesar

90,96. Meski belum signifikan, capaian ini

masih meneruskan tren positif sejak tahun

2016 yang selalu meningkat, sesuai dengan

target Rencana Kerja Pemerintah Tahun

2019. Peningkatan IPG antara lain didukung

oleh pencapaian kesetaraan gender dibidang

kesehatan, di mana Angka Harapan Hidup

Perempuan (73,19) lebih besar dari Angka

Harapan Hidup Laki-Laki (69,30). Upaya yang

perlu ditingkatkan yaitu dari indikator standar

hidup layak, mengingat gap pengeluaran per

Kapita antara laki-laki Rp15.546,00/orang/

tahun dan perempuan Rp9.042,00/orang/

tahun cukup signifikan.

Gambar 3.7. Indeks Pembangunan Gender Indonesia 2010-2018

Sumber: BPS, 2019

IPG

, [%

]

Tahun, [-]

91

90,5

90

89,5

89

88,5

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

89,4289,52

90,0790,19

90,34

91,03

90,8290,96 90,99

Page 66: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

51Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201950

IKU-4 Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukung kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar

Berdasarkan Perjanjian Kinerja Kemenko PMK

Tahun 2019, target dari Indikator Kinerja Utama

(IKU-4) - “Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang

PMK yang mendukung kemantapan pelayanan

dasar dan pemenuhan kebutuhan dasar”, seperti

yang ditunjukkan Tabel 3.3 adalah 15 kebijakan.

IKU-4 merupakan IKU hasil rekomendasi Tim

Evaluator Reformasi Birokrasi KemenPAN-RB

tahun 2018 yang kemudian dijadikan dasar reviu

atas Rencana Strategis Kemenko PMK tahun

2019. Dengan demikian, IKU-4 ini merupakan IKU

yang pertama kali dijadikan Perjanjian Kinerja

Kemenko PMK.

Capaian terhadap IKU-4 sebagaimana diperlihat-

kan pada Tabel 3.20 adalah 15 kebijakan. Berarti,

realisasi capaian IKU-4 adalah 100%. Keberhasilan

atas realisasi IKU-4 ini lebih banyak disebabkan oleh

peran Kemenko PMK dalam mengoordinasikan dan

menyinkronisasikan perumusan dan penetapan

kebijakan bidang pembangunan manusia dan

kebudayaan dengan kementerian/lembaga

lain. Kebijakan yang akan disusun didasarkan

pada proses penyusunan bertahap (cascading),

berjenjang mulai dari analis kebijakan dalam

penyediaan data, lalu dirumuskan oleh Pejabat

Eselon IV menjadi bahan draf usulan rekomendasi

kebijakan yang kemudian oleh pejabat Eselon III

dirumuskan menjadi Draf Usulan Rekomendasi

Kebijakan. Selanjutnya, Pejabat Eselon II akan

mensintesis menjadi Usulan Rekomendasi

Kebijakan. Pejabat Eselon I akan memperluas

cakupan usulan rekomendasi kebijakan ini

sehingga menjadi rekomendasi Kebijakan yang

kemudian pada akhirnya Menteri Koordinator

merumuskannya dan menetapkan-nya menjadi

Kebijakan. Melalui perjalanan panjang penyusunan

kebijakan dan keterlibatan para analis kebijakan

secara berjenjang (cascading) diharapkan dapat

menghasilkan sebuah kebijakan yang berkualitas.

Tabel 3.20. Kebijakan/Regulasi Bidang PMK yang Mendukung Kemantapan Pelayanan Dasar dan Pemenuhan Kebutuhan Dasar

No. KEBIJAKAN/REGULASI

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Pesantren

2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2019 Tentang Statuta Universitas Islam Internasional Indonesia

3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2019 Tentang Perguruan Tinggi Keagamaan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal

5. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Revitalisasi SMK

6. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai

7. Keputusan Menteri Sosial Nomor 144/HUK/2018 tentang Penetapan Perubahan Jumlah Penerimaan Manfaat

Bantuan Pangan Non Tunai di 197 Kabupaten/Kota

8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.7 Th. 2018 Tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

9. Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Program Keluarga Harapan

10. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 11 Tahun 2018 Tentang Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai

11. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja

12. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 3 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan

Penelitian dan Pengembangan Dalam Penyelenggaraan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga

13. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2019 tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah Mendeteksi, dan

Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia

14. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Tenaga Kesehatan

15. Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2019 tentang Pendayagunaan Dokter Spesialis

Page 67: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

53Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201952

Penjelasan lebih rinci mengenai kebijakan/regulasi

bidang PMK dalam mendukung kemantapan

pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan

dasar yang dikoordinasikan oleh Kemenko PMK

yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019

Tentang Pesantren

UU Pesantren mengatur mengenai penyeleng-

garaan fungsi pendidikan, fungsi dakwah,

dan fungsi pemberdayaan masyarakat.

Melalui UU Pesantren, penyelenggaraan

Pendidikan Pesantren diakui sebagai bagian

dari penyelenggaraan pendidikan nasional.

UU Pesantren memberikan landasan hukum

bagi rekognisi terhadap peran Pesantren

dalam membentuk, mendirikan, membangun,

dan menjaga Negara Kesatuan Republik

Indonesia, tradisi, nilai dan norma, varian dan

aktivitas, profesionalisme pendidik dan tenaga

kependidikan, serta proses dan metodologi

penjaminan mutu. UU Pesantren ini juga

menjadi landasan hukum afirmasi atas jaminan

kesetaraan tingkat mutu lulusan, kemudahan

akses bagi lulusan, dan independensi

penyelenggaraan Pesantren, serta landasan

hukum bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah untuk memberikan fasilitasi dalam

pengembangan Pesantren.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun

2019 Tentang Statuta Universitas Islam

Internasional Indonesia

Statuta Universitas Islam Internasional

Indonesia (UIII) memiliki kewenangan seperti

menentukan arah kebijakan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat, merancang

kurikulum pendidikan, dan wewenang untuk

membuka, menyelenggarakan dan menutup

Program Studi. Dalam hal otonomi keilmuan,

Civitas Akademika UIII memiliki otonomi

dalam menemukan, mengembangkan, meng-

ungkapkan, dan/atau mempertahankan

kebenaran ilmiah menurut kaidah, metode

keilmuan, dan budaya akademik pada

suatu cabang ilmu pengetahuan dan/atau

teknologi. Berdasarkan kerangka berpikir

di atas, Peraturan Pemerintah ini dirancang

dan ditetapkan untuk mengatur tugas dan

wewenang serta pelaksanaan otonomi

perguruan tinggi di UIII dalam menjalankan

pengelolaan perguruan tinggi.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2019

Tentang Perguruan Tinggi Keagamaan

Misi utama Pendidikan Tinggi Keagamaan

adalah mencari, menemukan, menyebarluas-

kan, dan menjunjung tinggi kebenaran.

Agar misi tersebut dapat diwujudkan, maka

perguruan tinggi sebagai penyelenggara

Pendidikan Tinggi harus bebas dari pengaruh,

tekanan, dan kontaminasi apapun, seperti

kekuatan politik dan/atau kekuatan ekonomi,

sehingga Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu

pendidikan, penelitian, dan pengabdian

kepada masyarakat dapat dilaksanakan

berdasarkan kebebasan akademik dan

otonomi keilmuan. Tugas utama negara di

dalam penyelenggaraan Pendidikan Tinggi

adalah menjamin mutu Pendidikan Tinggi

sehingga kepentingan masyarakat tidak

dirugikan. Sedangkan tugas utama negara

dalam pengelolaan perguruan tinggi adalah

untuk menjamin agar otonomi perguruan tinggi

dapat diwujudkan. Berdasarkan kerangka

berpikir di atas, Peraturan Pemerintah ini

dirancang dan ditetapkan untuk mengatur

tugas dan wewenang serta pelaksanaan tugas

negara tersebut oleh Pemerintah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018

Tentang Standar Pelayanan Minimal

Sesuai dengan amanat undang-undang

tersebut, pemenuhan SPM pendidikan anak

usia dini dan pendidikan dasar dalam PP

ini menjadi tanggung jawab pemerintah

Page 68: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

53Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201952

kabupaten/kota. Dari hasil koordinasi di

beberapa daerah, PP No. 2 Tahun 2018

tentang SPM ini, ternyata belum tersosialisasi

dengan baik di beberapa kabupaten/ kota

sehingga kegiatan untuk mendukung SPM

Bidang Pendidikan ini belum dimasukkan

dalam anggaran pendidikan daerah tingkat

kabupaten/kota. Hal ini mengakibatkan target

100% layanan dasar wajib untuk pendidikan

dasar masih belum terpenuhi di daerah-daerah

tersebut. Untuk itu, koordinasi, sosialisasi,

monitoring dan evaluasi pada implementasi PP

ini harus lebih ditingkatkan oleh kementerian-

kementerian terkait, di antaranya Kemendikbud,

Kemendagri dan Kemenko PMK.

5. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor

9 Tahun 2016 Tentang Revitalisasi SMK

Selama ini rendahnya keterserapan lulusan

SMK di pasar kerja, sering dikaitkan dengan

ketidaksesuaian antara perkembangan

Pendidikan Kejuruan dan kebutuhan serta

standar dunia industri. Dari berbagai aspek

pendidikan kejuruan tidak selaras dengan

dunia industri. Kehadiran Inpres No. 9 Tahun

2016 tentang Revitalisasi SMK bertujuan

untuk menyempurnakan dan menyelaraskan

keberadaan SMK agar sesuai dengan

kompetensi kebutuhan pengguna lulusan

(link and match). Diharapkan melalui Inpres

No. 9 tahun 2016 dapat diciptakan generasi

penduduk usia produktif yang siap kerja

dan memiliki kompetensi keterampilan atau

keahlian yang siap pakai dan dibutuhkan oleh

perusahaan dan dunia industri. Pemerintah

telah menetapkan lima area revitalisasi

yang terdiri atas kurikulum, guru dan tenaga

kependidikan, kerja sama dengan Dunia

Usaha/Industri, sertifikasi dan akreditasi, serta

sarana prasarana, dan kelembagaan, dengan

harapan dapat diwujudkannya sumber

daya manusia yang unggul di setiap bidang.

Konsep link and match menitikberatkan pada

keselarasan dan relevansi antara SMK dengan

perkembangan pasar kerja dan dunia industri.

6. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017

tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara

Non Tunai

Penyaluran Bantuan Sosial secara nontunai

dilaksanakan terhadap Bantuan Sosial yang

selama ini diberikan dalam bentuk uang. Melalui

PP ini, penyaluran bantuan sosial nontunai

didasarkan pada penetapan Pemberi Bantuan

Sosial dalam rangka program penanggulangan

kemiskinan yang meliputi perlindungan

sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial,

rehabilitasi sosial, dan pelayanan dasar.

Penerima bantuan sosial meliputi seseorang,

keluarga, kelompok atau masyarakat miskin,

tidak mampu, dan/atau rentan terhadap risiko

sosial. Oleh karena itu, penyaluran bantuan

sosial ini perlu dilakukan secara efisien agar

dapat diterima tepat sasaran. Penyaluran

bantuan sosial yang efisien dapat mendukung

peningkatan manfaat bagi penerima bantuan

serta berkontribusi terhadap peningkatan

keuangan inklusif.

7. Keputusan Menteri Sosial Nomor 144/

HUK/2018 tentang Penetapan Perubahan

Jumlah Penerimaan Manfaat Bantuan Pangan

Non Tunai di 197 Kabupaten/Kota

Keputusan Menteri Sosial ini dikeluarkan

dalam rangka menetapkan perubahan jumlah

keluarga penerima manfaat bantuan pangan

nontunai di 197 kabupaten/kota. Berdasarkan

Data Terpadu Program Penanganan Fakir

Miskin dan Orang Tidak Mampu yang

semula 8.953.459 keluarga berubah menjadi

9.031.870 keluarga. Jumlah keluarga penerima

manfaat Bantuan Pangan Non Tunai di 197

kabupaten/kota dipergunakan sebagai acuan

bagi pemerintah dalam pelaksanaan program

Bantuan Pangan Non Tunai.

Page 69: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

55Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201954

8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat RI Nomor 7 Tahun 2018

Tentang Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya

Peraturan Menteri PUPR tentang Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) ini

mengatur pemberian bantuan Pemerintah

bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk

mendorong dan meningkatkan keswadayaan

dalam peningkatan kualitas rumah dan

pembangunan rumah baru beserta prasarana,

sarana, dan utilitas umum. Penerima BSPS ini

adalah masyarakat baik yang memiliki rumah

dengan kondisi tidak layak huni maupun

masyarakat yang berpenghasilan rendah.

9. Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2018

Tentang Program Keluarga Harapan

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah pro-

gram pemberian bantuan sosial bersyarat

kepada keluarga miskin dan rentan melalui

peningkatan aksesibilitas terhadap layanan ke-

sehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.

10. Peraturan Menteri Sosial Nomor 11 Tahun

2018 Tentang Penyaluran Bantuan Pangan

Non Tunai.

Peraturan Menteri Sosial ini merupakan

peraturan yang merinci mengenai bantuan

sosial nontunai, khususnya Bantuan Pangan

Non Tunai (BPNT). Peraturan tersebut

mengacu pada Perpres Nomor 63 Tahun

2017 dan pedoman umum BPNT, di mana

penyusunan Perpres dan pedoman umum

tersebut dikoordinasikan oleh Kemenko PMK

selaku ketua tim pengendali penyaluran

bantuan sosial non tunai. Penerbitan

Permensos mengenai penyaluran BPNT

memberikan kepastian hukum terhadap

pelaksanaan teknis di daerah. Pelaksanaan

BPNT memberikan dampak lain di antaranya

penerima bantuan sosial pangan dapat

memanfaatkan bantuannya untuk membeli

kebutuhan pangan seperti beras dan telur

sehingga kecukupan gizi keluarga penerima

manfaat meningkat.

11. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2019

Tentang Kesehatan Kerja

Pekerja merupakan aset berharga dalam

pembangunan perekonomian bangsa

yang wajib mendapatkan perlindungan

keselamatan dan Kesehatan Kerja. Menurut PP

ini, pelaksanaan keselamatan dan kesehatan

kerja bertujuan memberikan perlindungan

bagi Pekerja agar sehat, produktif, dan

terhindar dari kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja. Produktivitas kerja dapat

terwujud apabila Pekerja berada dalam kondisi

sehat dan bugar untuk bekerja serta merasa

aman dan terlindungi sebelum, saat, dan

setelah bekerja. Oleh karena itu, dalam rangka

memberikan perlindungan kepada Pekerja

dan setiap orang selain Pekerja yang berada

di tempat kerja, pemerintah pusat, pemerintah

daerah, dan masyarakat bertanggung

jawab dalam penyelenggaraan kesehatan

kerja melalui upaya pencegahan penyakit,

peningkatan kesehatan, penanganan penyakit,

dan pemulihan kesehatan, yang dilaksanakan

sesuai dengan standar Kesehatan Kerja.

12. Peraturan Kepala Badan Kependudukan

dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 3

Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Penelitian

dan Pengembangan dalam Penyelenggaraan

Kependudukan, Keluarga Berencana, dan

Pembangunan Keluarga

Kependudukan, Keluarga Berencana, dan

Pembangunan Keluarga (KKBPK) merupakan

program teknis pemerintah yang dimiliki oleh

BKKBN. Dalam mengambil suatu kebijakan

mengenai KKBPK, pemerintah melakukan

penelitian serta pengembangan dalam

penyelenggaraan kependudukan. Salah

satunya adalah program Keluarga Berencana

Page 70: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

55Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201954

dan Pembangunan Keluarga, yang merupakan

upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia

ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui

promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai

dengan hak reproduksi untuk mewujudkan

keluarga yang berkualitas, juga upaya

mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup

dalam lingkungan yang sehat.

13. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2019

tentang Peningkatan Kemampuan Dalam

Mencegah Mendeteksi, dan Merespons

Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan

Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia

Instruksi Presiden ini ditetapkan guna

meningkatkan kapasitas Kementerian/Lem-

baga yang berada di bawah koordinasinya

dalam upaya mencegah, mendeteksi, dan

merespons berbagai kejadian yang berpotensi

menyebabkan kedaruratan kesehatan masya-

rakat dan bencana nonalam. Sesuai dengan

tugas dan fungsinya, Kemenko PMK melakukan

koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian

bagi Kementerian/Lembaga di bawah koor-

dinasinya. Melalui Inpres ini diharapkan dapat

disusun pedoman peningkatan sinergi, kerja

sama, dan kolaborasi dalam perencanaan,

penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi

kebijakan, serta membangun kerangka kerja

sama internasional dalam rangka meningkat-

kan kemampuan mencegah, mendeteksi, dan

merespons ancaman kedaruratan kesehatan

masyarakat dunia melalui koordinasi dengan

Kementerian Luar Negeri.

14. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2019

Tentang Pengelolaan Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan memiliki peran strategis

dalam mewujudkan pembangunan kesehatan.

Hal ini dimungkinkan mengingat kesehatan

merupakan hak asasi manusia dan salah satu

unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan.

Menurut PP ini, tenaga kesehatan yang

memadai secara kuantitas, kualitas, aman, dan

terjangkau juga merupakan hak bagi seluruh

rakyat Indonesia. Untuk itu, pemerintah pusat

dan pemerintah daerah mempunyai kewajiban

menjamin kualitas, kuantitas, dan pemerataan

Tenaga Kesehatan, yang dilakukan melalui

perencanaan, pengadaan, pendayagunaan,

serta pembinaan dan pengawasan terhadap

Tenaga Kesehatan.

Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan

secara nasional disesuaikan dengan kebutuhan

berdasarkan masalah kesehatan, kebutuhan

pengembangan program pembangunan ke-

sehatan, dan ketersediaan tenaga kesehatan

tersebut. Pengadaan tenaga kesehatan dilaku-

kan sesuai dengan perencanaan kebutuhan

dan diselenggarakan melalui pendidikan

tinggi bidang kesehatan, baik oleh pemerintah

pusat maupun masyarakat. Pendayagunaan

tenaga kesehatan meliputi penyebaran tenaga

kesehatan yang merata, pemanfaatan tenaga

kesehatan, dan pengembangan tenaga

kesehatan, termasuk peningkatan karier. Pem-

binaan dan pengawasan tenaga kesehatan

terutama ditujukan untuk meningkatkan

kualitas tenaga Kesehatan sesuai dengan

kompetensi yang diharapkan dalam men-

dukung penyelenggaraan pelayanan kesehat-

an bagi seluruh penduduk Indonesia.

15. Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2019

tentang Pendayagunaan Dokter Spesialis

Pelayanan kesehatan termasuk pelayanan

kesehatan spesialistik merupakan tanggung

jawab pemerintah dan masyarakat. Menurut

PP ini, pemenuhan pelayanan kesehatan

spesialistik dilakukan melalui pemerataan

dokter spesialis di seluruh wilayah Indonesia

dalam bentuk pendayagunaan dokter spesialis

di rumah sakit pemerintah pusat, daerah, dan

rumah sakit yang ditetapkan oleh pemerintah.

Page 71: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

57Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201956

Menko PMK Menjadi Keynote Speaker pada Scaling Up Nutrition (SUN) Annual Meeting 2019 di Jakarta

Page 72: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

57Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201956

SS-2

3.2.2. Sasaran Strategis II

Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan untuk mendukung kemantapan pemberdayaan

Pencapaian kinerja untuk Sasaran Strategis

2 (SS-2) “meningkatnya kualitas koordinasi

dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia

dan kebudayaan untuk mendukung kemantapan

pemberdayaan” diukur oleh dua indikator kinerja

utama (IKU), yaitu IKU-5 – Indeks kepuasan

pemangku kepentingan atas efektivitas dan

efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan,

penetapan, dan pelaksanaan kebijakan,

serta pengendalian pelaksanaan kebijakan

pembangunan manusia dan kebudayaan dalam

mendukung kemantapan pemberdayaan dan

IKU-6 – Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK

yang mendukung kemantapan pemberdayaan.

Pengukuran kinerja untuk SS-2 diperlihatkan

pada Tabel 3.21.

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET CAPAIANREALISASI

[%]

Meningkatnya kualitas

koordinasi dan sinkronisasi

perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan serta

pengendalian pelaksanaan

kebijakan pembangunan manusia

dan kebudayaan untuk

mendukung kemantapan

pemberdayaan

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas

efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi

perumusan, penetapan dan pelaksanaan, serta

pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangun-

an manusia dan kebudayaan dalam mendukung

kemantapan pemberdayaan

Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang

mendukung kemantapan pemberdayaan

5,20 5,23 100,58

(Skala 6)

10 10 100

Tabel 3.21. Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis II

Berdasarkan Perjanjian Kinerja Kemenko

PMK Tahun 2019, target akhir dari IKU-5

“Indeks kepuasan pemangku kepentingan

atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan

sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia

dan kebudayaan dalam mendukung kemantapan

pemberdayaan (IKS-B) adalah angka indeks

5,20 (skala 6). IKU-5 ini merupakan indeks

tingkat kepuasan K/L atas KSP yang dilakukan

Kemenko PMK dalam mendukung kemantapan

pemberdayaan yang diperoleh berdasarkan

hasil survei eksternal yang dilakukan oleh mitra

independen. Sedangkan target akhir dari IKU-6

– Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang

mendukung kemantapan pemberdayaan adalah

10 kebijakan. IKU-6 ini merupakan kebijakan yang

dihasilkan Kementerian/ Lembaga hasil koordinasi

dan sinkronisasi yang dilakukan Kemenko PMK.

Page 73: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

59Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201958

IKU-5 Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan atas Efektivitas dan Efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan dalam mendukung kemantapan Pemberdayaan

Berdasarkan Perjanjian Kinerja Kemenko

PMK Tahun 2019, target akhir dari IKU-5

“Indeks kepuasan pemangku kepentingan

atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan

sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia

dan kebudayaan dalam mendukung kemantapan

pemberdayaan (IKS-B) adalah angka indeks

5,20 (skala 6). IKU-5 ini merupakan indeks

tingkat kepuasan K/L atas KSP yang dilakukan

Kemenko PMK yang mendukung kemantapan

pemberdayaan yang diperoleh berdasarkan

hasil survei eksternal yang dilakukan oleh mitra

independen. Sama seperti halnya IKU-3, maka

yang diukur dalam survei eksternal adalah (i)

kebijakan, program/kegiatan, dan manfaat KSP,

(ii) persiapan, sarana dan prasarana, pelaksana-

an, dan kompetensi kepemimpinan rapat,

serta (iii) perumusan, monitoring dan evaluasi,

serta tindak lanjut hasil rapat. Survei eksternal

ini menggunakan metode indepth interview

dan self enumeration dengan pendampingan

penuh. Metode Indepth interview dilakukan

ketika petugas pencacah atau enumerator

dapat diberikan kesempatan oleh responden

untuk melakukan wawancara langsung dan

probbing untuk menggali semua informasi dari

responden. Sedangkan metode self enumeration

dengan pendampingan penuh dilakukan

ketika responden ingin melakukan sendiri

kuesioner yang dilakukan oleh enumerator,

maka enumerator berkewajiban memberikan

penjelasan kepada responden setiap pertanyaan

yang ada pada kuesioner sebelum dilakukan

pengisian.

Berdasarkan hasil survei eksternal, capaian

IKS-B Kemenko PMK, seperti yang ditunjukkan

Tabel 3.21, adalah 5,23 atau realisasinya

mencapai 100,58%. Pencapaian IKU-5 ini

mengindikasikan bahwa persepsi pemangku

kepentingan terhadap efektivitas dan efisiensi

koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian

(KSP) program/kegiatan yang mendukung

kemantapan pemberdayaan yang dilakukan

oleh Kemenko PMK telah melampaui target

yang telah ditentukan.

Capaian IKS-B tahun 2019 ini mengalami

peningkatan dibandingkan dengan capaian

IKS-B tahun 2018 yang sebesar 5,18. Hal ini

memperlihatkan bahwa persepsi pemangku

kepentingan yang semakin baik terhadap

efektivitas dan efisiensi koordinasi, sinkronisasi,

dan pengendalian (KSP) program/kegiatan

yang mendukung kemantapan pelayanan yang

dilakukan oleh Kemenko PMK. Bahkan, capaian

IKS-B tahun 2019 telah mencapai predikat

‘Sangat Memuaskan’, predikat tertinggi dari

nilai persepsi. Bila dibandingkan dengan target

IKS-B dalam Renstra Kemenko PMK tahun 2019

yang sebesar 5,20 (sangat memuaskan), maka

nilai IKS-B tahun 2019 telah mencapai target.

Kedepannya, predikat ‘Sangat Memuaskan’ ini

harus dipertahankan. Tentunya, diperlukan kerja

keras agar pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi,

dan pengendalian program/kegiatan yang

Page 74: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

59Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201958

mendukung kemantapan pemberdayaan oleh

Kemenko PMK dapat diapresiasi para pemangku

kepentingan dan hasil predikat ‘Sangat Memuas-

kan’ tetap diberikan.

Kepuasan pemangku kepentingan atas efek-

tivitas dan efisiensi koordinasi, sinkronisasi, dan

pengendalian yang dilakukan Kemenko PMK di

antaranya terhadap program/kegiatan revitali-

sasi vokasional, penguatan perguruan tinggi

dan riset, pembangunan desa, pengurangan

risiko bencana, pemberdayaan gender, dan

pemberdayaan pemuda.

1. Revitalisasi Kejuruan dan Vokasional

Kebutuhan dan tantangan dunia kerja yang

semakin kompleks menuntut tenaga kerjanya

untuk mampu berkompetisi dengan bekal

kompetensi yang profesional. Salah satu

terobosan yang dilakukan pemerintah

untuk mengatasi tantangan di atas adalah

merevitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK), Balai Latihan Kerja (BLK), dan

Politeknik yang tersebar di seluruh Indonesia.

Instruksi Presiden No. 9 tahun 2016 tentang

Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan

dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya

Saing Sumber Daya Manusia Indonesia telah

mengamanatkan para Menteri Kabinet Kerja,

Kepala Badan Nasional Sertifikasi Profesi, dan

para Gubernur untuk mengambil langkah-

langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas,

fungsi, dan kewenangan masing-masing

untuk merevitalisasi SMK guna meningkatkan

kualitas dan daya saing sumber daya manusia

Indonesia dan sekaligus menyusun peta

kebutuhan tenaga kerja bagi lulusan SMK

sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-

masing dengan berpedoman pada peta jalan

pengembangan SMK.

Gambar 3.8 memperlihatkan bahwa saat ini

jumlah SMK di Indonesia telah mencapai

14.157 sekolah. Salah satu wujud implementasi

dari Inpres No. 9 tahun 2016 adalah Nota

Kesepahaman Lima Menteri tentang

Pengembangan Pendidikan Kejuruan dan

Vokasi Berbasis Kompetensi yang dapat

menerapkan link and match dengan Industri.

Nota Kesepahaman ini merupakan bentuk

komitmen bersama dari seluruh pemangku

kepentingan, khususnya kementerian ter-

kait untuk mendorong dan memfasilitasi

terwujudnya link and match pendidikan

dengan industri, dalam rangka mewujudkan

pembangunan kompetensi sumber daya

manusia (SDM) Indonesia yang sesuai dengan

kebutuhan dunia kerja saat ini, sekaligus untuk

mendorong pertumbuhan industri nasional

yang berkelanjutan.

Gambar 3.8. Perkembangan Jumlah SMK Tahun 2012-2019

16.000

12.000

6.000

14.000

8.000

10.000

4.000

2.000

0

Negeri

Swasta

Sumber: Kemendikbud, 2019

9.171

3.250

2014 2017

8.643

2.083

2013 20162015 2018 2019

11.726

12.421 12.659

9.339 9.80210.191 10.305 10.576

3.320 3.434 3.519 3.551 3.581

13.236 13.710 13.856 14.157

SM

K, [

seko

lah

]

Tahun, [-]

Page 75: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

61Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201960

Link and match antara industri dan SMK

merupakan salah satu bentuk perwujudan

dari upaya meningkatkan kemampuan

lulusan SMK melalui pemagangan dan

bantuan peralatan minimal dari industri

untuk SMK. Terlihat pada Gambar 3.9,

sampai dengan Tahun 2019, total sebanyak

4.987 perjanjian kerja sama (2.228 tahun

2017, 923 tahun 2018, dan 1.836 tahun 2019)

telah ditandatangani pada pelaksanaan

program Pendidikan Vokasi Industri, dengan

melibatkan 1.032 industri (449 tahun 2017,

195 tahun 2018, dan 388 tahun 2019) dan

2.612 SMK (1.265 tahun 2017, 502 tahun

2018, dan 845 tahun 2019). Peningkatan

jumlah perjanjian kerja sama antara SMK dan

dunia industri dari tahun 2017 hingga saat

ini menunjukkan keefektifan implementasi

Inpres No. 9 tahun 2016. Jumlah industri

yang ambil bagian dalam peningkatan

mutu SMK juga mengalami peningkatan

yang cukup signifikan. Hal ini dimungkinkan

mengingat hubungan mutualisme yang

akan diperoleh kedua belah pihak (SMK dan

Dunia Industri) ketika perjanjian kerja sama

tersebut diimplementasikan.

449195

388

1265

502

845

2228

923

1836

0

500

1000

1500

2000

2500

2017 2018 2019

Tahun, [-]

Jum

lah

In

du

stri

, SM

K, P

erja

njia

n K

erja

sam

a

INDUSTRI SMK Perjanjian Kerjasama

Sumber: Kemendikbud, 2019

Gambar 3.9. Capaian Program Vokasi Industri Sampai Dengan Tahun 2019

Di samping SMK dan BLK, Kemenko PMK

juga melakukan koordinasi dalam rangka

revitalisasi pendidikan tinggi vokasi, khusus-

nya politeknik agar program Link and

Match antara pendidikan tinggi vokasi

dan pasar tenaga kerja dapat ditingkatkan

sehingga bisa menaikkan kompetensi lulusan

politeknik. Strategi utama dalam program

revitalisasi pendidikan tinggi vokasi ini adalah

mewujudkan pendidikan tinggi vokasi yang

link and match dengan kebutuhan industri.

2. Penguatan Riset dan Perguruan Tinggi

Kemenko PMK mengoordinasikan

Kementerian/Lembaga terkait untuk terus

berupaya melakukan penguatan riset dan

pendidikan tinggi. Upaya Penguatan riset

dan perguruan tinggi dilakukan melalui

optimalisasi kelembagaan Lembaga Pengelola

Dana Pendidikan (LPDP), penguatan STP

(Science and Techno Park) atau KST (Kawasan

Sains dan Teknologi), dan penguatan riset.

Page 76: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

61Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201960

RPJMN 2014-2019 telah menetapkan target

pembangunan sebanyak 100 STP yang akan

dibangun oleh 7 Kementerian/Lembaga,

yaitu Kementerian Ristekdikti, Kementerian

Pertanian, Kementerian Kelautan dan

Perikanan, Kementerian Perindustrian, BPPT,

LIPI, dan BATAN. Kementerian/Lembaga

melakukan evaluasi mandiri terkait target

Pem-bangunan STP. Strategi kebijakan yang

dilakukan adalah menetapkan 22 STP yang

menjadi target agar pembangunan STP dapat

berjalan sesuai rencana pada tahun 2019.

Pemilihan 22 STP oleh Kementerian/Lembaga

terkait didasarkan pada besarnya potensi

pembangunan (kematangan perencanaan,

visi, dan misi kelembagaan), serta sumber

daya anggaran dan tenaga yang telah tersedia.

Selain itu Pemerintah Daerah didorong untuk

berkomitmen dalam membangun STP di

daerahnya.

STP yang sudah mature di Kemenristekdikti

adalah: Pemda (Solo Techno Park), Universitas

(MSTP Jepara, ITS Science Park, UGM Science

Park, ITB Science Park, IPB Science Park, UI

Science Park), Litbang (STP Kopi dan Kakao

Jember, STP PPKS Medan). STP mature di

K/L lainnya, yaitu: Kementerian Pertanian

(STP Sukamandi), Kementerian Perindustrian

(Bandung Technopark dan Batam Tech-

nopark), BPPT (Puspiptek Serpong, Cimahi

Technopark, Bantaeng Technopark), BATAN

(STP Pasar Jumat), dan LIPI (STP Cibinong).

Dukungan sumber daya manusia dan anggaran

menjadi salah satu penentu faktor keberhasilan

STP. Selain itu, komitmen seluruh pemangku

kepentingan sangat diperlukan agar dapat

mengantarkan program STP pada puncak

kesuksesan. Sinergi antar Kementerian/

Lembaga dalam membangun suatu STP

diharapkan dapat mempercepat sebuah STP

mencapai tahap mature atau ideal.

3. Pembangunan Desa

Peningkatan 2.000 Desa Berkembang Menjadi

Desa Mandiri dan Pengentasan 5.000 Desa

Tertinggal Menjadi Desa Berkembang

Target dan tujuan pembangunan Desa pun

telah diamanatkan RPJMN 2015-2019 secara

konkret, yaitu mencapai peningkatan jumlah

desa mandiri sebanyak 2.000 desa, dan

pengurangan desa tertinggal sebanyak 5.000

Desa. Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan

oleh Kementerian PPN/Bappenas terhadap

target yang diamanatkan dalam RPJMN untuk

meningkatkan jumlah desa mandiri sebanyak

2.000 desa, dan pengurangan desa tertinggal

sebanyak 5.000 desa telah tercapai, bahkan

melebihi dari target yang ditetapkan. Secara

rinci perkembangan target desa dalam RPJMN

dapat dilihat dalam Tabel 3.22.

Tabel 3.22. Pengurangan Desa Tertinggal dan Peningkatan Desa Mandiri Tahun 2019

INDIKATOR REALISASI [%]2014 (baseline)

CAPAIANTARGET

Pengurangan desa tertinggal * 5.000 6.518 130,36menjadi desa berkembang [Desa]

Peningkatan desa berkembang * 2.000 2.665 133,25menjadi desa mandiri, [Desa]

Sumber: Kementerian Desa, PDTT, 2019

Keberhasilan peningkatan status desa, ter-

utama dalam pencapaian pengurangan desa

tertinggal dan peningkatan desa mandiri

dari target RPJMN 2015-2019 yang melebihi

100% dimungkinkan mengingat keberhasilan

beberapa program yang digulirkan pemerintah

sejak berlakunya UU No. 6 Tahun 2014 tentang

Desa, di antaranya:

Page 77: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

63Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201962

a. Dana Desa

Sejak tahun 2015 hingga 2019 telah dialokasi-

kan dana desa sebesar Rp238 triliun. Selama

ini dana desa tersebut telah digunakan untuk

mendukung pembangunan di 74.957 Desa.

Dana ini dari tahun ke tahun semakin mening-

kat, dimulai tahun 2015 sebesar Rp20,7 triliun

dan sebesar Rp 70 triliun untuk tahun 2019.

Beberapa kegiatan telah dilaksanakan dengan

melakukan: (i) penguatan perencanaan desa

yang diintegrasikan dengan perencanaan desa

dengan target pembangunan daerah; (ii) pem-

bangunan Sistem Informasi Desa (SID); (iii)

pengembangan ekonomi masyarakat desa;

(iv) pembangunan sarana-prasarana fisik se-

bagai upaya membuka dan mengembang-

kan akses desa, termasuk ketahanan pangan

dan permukiman; dan (v) penguatan dan

pengembangan budaya kolektif serta promosi

budaya lokal desa. Capaian output pemanfaat-

an dana desa selama kurun waktu 2015-2019,

telah digunakan untuk menunjang aktivitas

ekonomi masyarakat dan meningkatkan kualitas

hidup masyarakat sebagaimana terlihat pada

Gambar 3.10.

Berdasarkan Gambar 3.10, maka kegiatan

MENUNJANG AKTIVITASEKONOMI MASYARAKAT

MENINGKATKAN KUALITASHIDUP MASYARAKAT DESA

Sumber Kementerian Desa, PDTT

Gambar 3.10. Capaian Output Dana Desa Tahun 2015–2019

pembangunan Desa lebih banyak ditujukan

untuk kegiatan infrastruktur dibandingkan

dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Kondisi ini disebabkan perencanaan yang

dilakukan Desa belum sepenuhnya mem-

perhatikan potensi, masalah, dan keterlibatan

masyarakat Desa.

b. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Peningkatan jumlah Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) dari tahun ke tahun memberikan

dampak dan membantu perekonomian

masyarakat di desa. Jumlah BUMDes telah

meningkat dari 1.022 pada tahun 2014 menjadi

45.944 pada tahun 2019. Berbagai kegiatan

dan jenis usaha yang dijalankan oleh BUMDes

dan mayoritas pada bidang usaha jasa seperti

warung desa, simpan pinjam, pasar desa, dan

perdagangan. Perkembangan BUMDes ini telah

meningkatkan omset 1,16 triliun/tahun dan laba

bersih 121 miliar/tahun.

Page 78: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

63Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201962

Gambar 3.11. Perkembangan Jumlah BUM Desa Tahun 2014-2019

JUMLAH BUMDESMENINGKAT SETIAP

TAHUN

PADA 2018 SEKITAR 61% DESA TELAH

MEMILIKI BUMDESA

TENAGA KERJA YANGTERSERAP 1.074.754

ORANG

OMZET BUMDESRp 1,16 TRILIUN PER

TAHUN, DENGAN LABA BERSIH Rp 121 Miliar

PER TAHUN

BU

M D

esa,

[b

uah

]

0

20.000

10.000

30.000

40.000

5.000

25.000

15.000

35.000

45.000

50.000

1.022

11.945

18.446

39.149

45.549 45.862

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Tahun, [-]

c. Padat Karya Tunai Desa (PKTD)

Sejak awal tahun 2018, Padat Karya Tunai Desa

(PKTD) menjadi kebijakan Pemerintah Pusat

dalam melaksanakan Dana Desa. Sampai

dengan 2019, Dana Desa yang dianggarkan

untuk kegiatan PKTD sebesar Rp39,40 triliun

dan total dana yang terealisasi sebesar

Rp37,90 triliun (96,19%). Dana yang terealisasi

tersebut digunakan untuk 353.223 jenis

kegiatan dan mampu menyerap 10.368.538

orang tenaga kerja atau 80.333.187 Hari

Orang Kerja (HOK) dengan upah sebesar Rp

11,29 triliun. Tenaga kerja yang melaksanakan

dan mendapat manfaat dari kegiatan

PKTD ini terdiri dari Rumah Tangga Miskin

(RTM) sebanyak 4.627.502 orang (44,63%),

penganggur sebanyak 2.002.438 orang

(19,31%), setengah penganggur 1.962.828

orang (18,93%), yang mempunyai anak

stunting/gizi buruk sebanyak 59.296 orang

(0,57%), lainnya sebanyak 1.716.474 orang

(16,55%).

HOK yang direncanakan sebesar 30% masih

belum dapat tercapai disebabkan adanya

berbagai kendala/hambatan, seperti: (i) tidak

semua kegiatan yang direncanakan dapat

dilakukan PKTD. Kalaupun bisa, maka HOK

tidak dapat terpenuhi 30%, (ii) tidak semua

Desa, tersedia tenaga kerja sesuai dengan

yang dipersyaratkan, (iii) kurangnya sosialisasi

ke masyarakat Desa, (iv) adanya kebiasaan di

Desa bahwa kegiatan yang sifatnya fisik hanya

dapat dilakukan laki-laki.

Kegiatan Dana Desa, BUMDes, dan PKTD ini

telah mendorong pembangunan desa lebih

baik dan berkontribusi dalam meningkatkan

status desa sesuai dengan target yang telah

ditetapkan dalam RPJMN 2015–2019. Melihat

perkembangan Desa yang dapat dicapai dalam

target RPJMN 2015–2019 tersebut di atas,

maka pemerintah menargetkan pengurangan

desa tertinggal menjadi desa berkembang

sebesar 10.000 desa dan peningkatan desa

berkembang menjadi desa mandiri sebanyak

5.000 desa dalam RPJMN Tahun 2020-2024.

4. Pengurangan Risiko Bencana

Sesuai dengan agenda pembangunan

nasional, sasaran prioritas penurunan

indeks risiko bencana diarahkan pada 136

kabupaten/kota yang merupakan daerah

pusat pertumbuhan ekonomi nasional yang

mempunyai indeks risiko bencana yang

tinggi dan sedang. Pemerintah juga telah

Page 79: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

65Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201964

menetapkan target yang harus dicapai pada

tahun 2019, yaitu penurunan Indeks Risiko

Bencana sebesar 30%.

Capaian penurunan Indeks Risiko Bencana

pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dari

2015 sampai dengan 2018 adalah sebesar

19,51%. Pada tahun 2019 dilakukan percepatan

upaya maksimal dari semua pihak terkait

baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,

maupun masyarakat untuk mencapai target

yang sudah ditetapkan.

2015 2016 2017 2018

169,4

149143

136,4

Gambar 3.12. Capaian Indeks Risiko Bencana sampai 2018

0

20

40

60

80

100

120

120

140

160

180

12,45%

4,37%

2,7%

Tahun, [-]

Ind

eks

Ris

iko

Ben

can

a, [

Kab

./K

ota

]

Peningkatan kapasitas masyarakat dalam

penanggulangan bencana dilakukan bersama

K/L teknis melalui edukasi dan literasi

kebencanaan untuk segmentasi masyarakat

rentan, seperti kalangan perempuan, anak,

kaum disabilitas, dan pelajar. Selain itu, juga

dilakukan dengan peningkatan ketangguhan

masyarakat berbasis komunitas dalam

program-program desa tangguh bencana.

Peningkatan kapasitas pemerintah dan

pemerintah daerah dilakukan melalui

peningkatan kapasitas kelembagaan BPBD.

RPJMN 2015-2019, telah menetapkan target

pembentukan minimal 5.000 Desa Tangguh

Bencana (Destana) sampai dengan akhir

2019. Kemenko PMK telah melakukan KSP

terkait Pembentukan dan pengembangan

Desa Tangguh Bencana. Hingga tahun 2019,

jumlah Destana telah melampaui target

yakni sejumlah 5.077 desa. Dengan rincian

1.179 Destana BPBD; 626 Destana BNPB; 735

Kampung Siaga Bencana (KSB) Kemensos;

2.345 Program Kampung Iklim (Proklim)

KLHK; 67 Desa Mandiri Pangan (Demapan)

Kementan; 84 Program Kawasan Pesisir

Tangguh (PKPT) KKP; 102 Daerah Tangguh

Bencana (DTB) Kemendesa PDTT; 108

Destana NGO Internasional; 106 Destana

NGO Nasional; 125 desa Pengurangan Risiko

Terpadu Berbasis Masyarakat (Pertama) PMI;

40 desa KKN Pengurangan Risiko Bencana

FPT-PRB; 17 desa Citarum Harum Kemenko

PMK.

5. Pemberdayaan Gender

Pemberdayaan gender bertujuan untuk

mendorong perempuan agar dapat berperan

Page 80: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

65Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201964

serta dalam kehidupan ekonomi dan politik.

Perlu adanya keseimbangan antara perem-

puan dan laki-laki dalam mengakses dan

mengontrol sumber daya, berpartisipasi

dalam pengambilan keputusan dan proses

pembangunan, serta mendapatkan manfaat

dari kebijakan dan program pembangunan.

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) meng-

ukur peranan perempuan dalam ekonomi,

politik, dan pengambilan keputusan. IDG

merupakan indeks komposit yang dihitung

berdasarkan partisipasi perempuan di par-

lemen, perempuan dalam angkatan kerja,

perempuan pekerja profesional, pejabat tinggi

dan manajer, serta upah pekerja perempuan

di sektor non-pertanian.

Gambar 3.13. Indeks Pemberdayaan Gender Indonesia Tahun 2010-2018

IDG

, [%

]

66

67

68

69

70

71

72

73

2010

68,15

69,14

70,0770,46

70,6870,83

71,39

71,74 72,10

2012 2015 20172011 20142013 2016 2018

Tahun, [-]

Sumber: BPS, 2019

Gambar 3.13 memperlihatkan bahwa IDG

pada tahun 2018 sebesar 72,10, meningkat

0,36 poin dari tahun 2017, yakni 71,74 dan

meningkat 0,50 poin dibandingkan tahun

2016, yakni 71,39. Pertumbuhan IDG pada

periode 2016-2018 tidak secepat periode

sebelumnya yang mencapai 0,56 dan 0,79

poin. Meskipun belum sesuai harapan, angka

tersebut menunjukkan peningkatan peran

aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi

dan politik. Pemerintah akan terus berupaya

meningkatkan pemahaman, komitmen, dan

keterampilan para pelaku pembangunan

dalam pengintegrasian perspektif gender

dalam setiap tahapan pembangunan.

6. Pemberdayaan Pemuda

Terdapat dua indikator utama bidang

kepemudaan yang menjadi prioritas dalam

RPJMN 2015-2019 dan secara intensif

dikoordinasikan, disinkronisasikan dan di-

kendalikan oleh Kemenko PMK. Kedua indi-

kator tersebut beserta target dan realisasinya

tahun 2018 dan 2019 terlihat pada Tabel 3.23.

Tabel 3.23. Capaian Indikator Pemberdayaan Pemuda Tahun 2018 dan 2019

INDIKATORRealiasi [%] Realiasi [%]Capaian CapaianTarget Target

2018 2019

Pemuda kader yang difasilitasi dalam 6.000 6.417 107 3.000 3.910 130peningkatan wawasan hukum dan bahaya destruktif

Pemuda kader yang difasilitasi dalam 4.000 4.050 101 5.000 7.200 144pengembangan kewirausahaan pemuda

Page 81: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

67Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201966

Indikator Pemuda kader yang difasilitasi

dalam peningkatan wawasan hukum dan

bahaya destruktif dicapai melalui program

Pelatihan Kader Pemuda Anti Narkoba. Pada

Tahun 2019 telah dilatih 3.910 Pemuda Anti

Narkoba. Bila dibandingkan dengan target

dalam RKP Tahun 2019 (3.000 orang),

capaian untuk Indikator ini sebesar 130%.

Namun bila dibandingkan dengan capaian

tahun 2018, terjadi penurunan jumlah Kader

Pemuda Anti Narkoba yang dilatih, yaitu

dari 6.417 tahun 2018 menjadi 3.910 tahun

2019. Penurunan jumlah pemuda yang

dilatih menjadi Kader Pemuda Anti Narkoba

Tahun 2019 disebabkan perubahan durasi

pelatihan (dari 3 hari 2 malam tahun 2018,

menjadi 4 hari 3 malam tahun 2019). Durasi

pelatihan tahun 2019 relatif lebih lama

dibandingkan tahun 2018 yang berakibat

pada bertambahnya biaya kegiatan, namun

kualitas kegiatan menjadi meningkat.

Sedangkan untuk indikator Pemuda kader

yang difasilitasi dalam pengembangan

kewirausahaan pemuda terjadi peningkatan

capaian dari 4.050 orang tahun 2018

menjadi 7.200 orang tahun 2019. Indikator

ini pada tahun 2019 dilaksanakan

melalui kegiatan perkuliahan tentang

kewirausahaan. Kegiatan ini terlaksana atas

kerja sama dengan 20 Perguruan Tinggi di

Jabodetabek dengan peserta 5.100 orang.

Kegiatan lainnya melalui Penumbuhan

minat kewirausahaan bagi 2.100 pemuda

melalui workshop di Kabupaten Tegal,

Wajo, Pandeglang, Mandalika, dan Kota

Semarang. Capaian tahun 2019 ini telah

melebihi target yang ditetapkan tahun 2019

sebanyak 5.000 orang. Dengan demikian,

realisasi untuk indikator Pemuda kader

yang difasilitasi dalam pengembangan

kewirausahaan pemuda Tahun 2019

sebesar 144%.

7. Pemberdayaan Disabilitas dan Lansia

a. Pemberdayaan Disabilitas

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016

tentang penyandang disabilitas menempatkan

perlindungan sosial sebagai salah satu

komponen dari kesejahteraan sosial. Undang-

Undang ini menegaskan bahwa pemerintah baik

pusat maupun daerah wajib menyelenggarakan

penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan

hak-hak penyandang disabilitas.

Pada tahun 2019 dari target mengoordinasikan

dan menyinkronisasikan penyusunan 11

peraturan pelaksana yang dimandatkan

dalam UU No. 8 Tahun 2016 tentang

Penyandang Disabilitas, tiga di antaranya

telah diundangkan, yaitu PP No. 52 tahun

2019 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan

bagi Penyandang Disabilitas, PP No. 70 tahun

2019 tentang Pemenuhan Hak Penyandang

Disabilitas, dan revisi Permensos No. 21 tahun

2017 tentang Kartu Penyandang Disabilitas.

Sedangkan delapan peraturan perundang-

undangan lainnya masih dalam proses. Fokus

kebijakan yang disusun melalui regulasi

turunan Undang-Undang Penyandang

Disabilitas adalah mengatur mekanisme

koordinasi lintas kementerian dalam

rangka pemberdayaan dan peningkatan

kesejahteraan sosial bagi penyandang

disabilitas yang meliputi rehabilitasi sosial,

jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan

perlindungan sosial.

Capaian lainnya selama tahun 2019 adalah

program Asistensi Sosial Penyandang

Disabilitas (ASPD) melalui penyaluran

manfaat kepada 24.498 Penerima Manfaat

(PM), dengan besaran Rp300.000,00/bulan/

PM, dengan total sebesar Rp80,993 miliar.

Sementara terdapat 2 PM yang gagal salur,

dikarenakan data tidak valid sehingga tidak

dapat membuka rekening.

Page 82: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

67Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201966

b. Pemberdayaan Lansia

Tantangan pemerintah pada lansia adalah

menjamin keberadaan lansia bisa tetap sehat,

aktif, dan mandiri. Program Perlindungan

Sosial, di antaranya diberikan kepada lansia

yang jenis pekerjaannya rentan, berisiko

(precarious dan vulnerable work) dan cen-

derung tidak formal dan tidak memiliki

jaminan sosial, serta lansia yang menjadi

bagian kelompok masyarakat minoritas dan

marginal (miskin, transgender, masyarakat

adat dan disabilitas).

Selama tahun 2019 program Asistensi Sosial

Lanjut Usia (ASLU) telah bertransformasi

menjadi ‘Bantu LU’ dengan adanya

perubahan sasaran menjadi lanjut usia tidak

potensial dan pemanfaatan bantuan. ‘Bantu

LU’ telah disalurkan kepada 30.000 PM,

besaran Rp200.000,00/bulan/PM, dengan

total sebesar Rp73,781 miliar, yang meliputi

bantuan dalam hal layanan kesehatan, layanan

publik, dan penambahan gizi lanjut usia.

Gambar 3.14. Pemanfaatan BANTU LU Tahun 2019

IKU-6 Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukung kemantapan pemberdayaan

Berdasarkan Perjanjian Kinerja Kemenko PMK

Tahun 2019, target dari Indikator Kinerja Utama

(IKU-6) – “Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK

yang mendukung kemantapan pemberdayaan”,

seperti yang ditunjukkan Tabel 3.21, adalah 10

kebijakan. Sama seperti IKU-4, maka IKU-6 pun

merupakan hasil rekomendasi dari Tim Evaluator

Reformasi Birokrasi KemenPAN-RB tahun

2018 yang kemudian dijadikan dasar reviu atas

Rencana Strategis Kemenko PMK tahun 2019.

Tentunya, IKU-6 ini merupakan IKU yang pertama

kali dijadikan Perjanjian Kinerja Kemenko PMK,

sehingga tidak bisa dibandingkan dengan tahun-

tahun sebelumnya.

Bantuan diberikan dalam bentuk

BANTU LU merupakantransformasi dari AsistensiLanjut Usia Terlantar (ASLUT)

Page 83: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

69Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201968

Sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 3.20,

maka pada tahun 2019, capaian IKU-6 adalah 10

kebijakan. Berarti, realisasi capaian IKU-6 adalah

100%. Keberhasilan atas realisasi IKU-6 ini lebih

banyak disebabkan oleh peran Kemenko PMK

dalam mengoordinasikan dan menyinkronisasi-

kan perumusan dan penetapan kebijakan bidang

pembangunan manusia dan kebudayaan dengan

kementerian/lembaga lain. Kebijakan yang akan

disusun didasarkan pada proses penyusunan

bertahap (cascading), berjenjang mulai dari

analis kebijakan dalam penyediaan data, lalu

dirumuskan oleh Pejabat Eselon IV menjadi

bahan draf usulan rekomendasi kebijakan yang

kemudian oleh pejabat Eselon III dirumuskan

menjadi Draf Usulan Rekomendasi Kebijakan.

Selanjutnya, Pejabat Eselon II akan mensintesis

menjadi Usulan Rekomendasi Kebijakan. Pejabat

Eselon I akan memperluas cakupan usulan

rekomendasi kebijakan ini sehingga menjadi

rekomendasi Kebijakan yang kemudian pada

akhirnya Menteri Koordinator merumuskannya

dan menetapkannya menjadi Kebijakan. Melalui

perjalanan panjang penyusunan kebijakan

dan keterlibatan para analis kebijakan secara

berjenjang (cascading) diharapkan dapat

menghasilkan sebuah kebijakan yang berkualitas.

Kebijakan yang telah dikoordinasikan dalam

mendukung pencapaian Jumlah Kebijakan/

Regulasi bidang PMK yang mendukung

kemantapan pemberdayaan terlihat pada

Tabel 3.24.

No. KEBIJAKAN/REGULASI

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

Tentang Perlindungan Anak

2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan

3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2019 Tentang Syarat dan Tata Cara Penunjukan Wali.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Koordinasi Perlindungan Anak

5. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2017 Tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan keluarga

6. Surat Keputusan Bupati tentang RPKP/Masterplan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN)

7. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Penghasilan Tetap Perangkat Desa

8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019 Tentang Pengembangan Taman Bumi (Geopark)

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43

Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60

Tahun 2014 Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari APBN;

Tabel 3.24. Kebijakan/Regulasi Bidang PMK yang Mendukung Kemantapan Pemberdayaan

Penjelasan lebih rinci mengenai kebijakan/

regulasi bidang PMK dalam mendukung

kemantapan pemberdayaan yang dikoordinasi

oleh Kemenko PMK yang telah dihasilkan adalah

sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016

Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun

2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang

Anak sebagai generasi penerus bangsa

memiliki peran penting dalam pembangunan

nasional. Oleh karena itu, anak wajib

mendapatkan perlindungan dari negara

sesuai dengan ketentuan UUD 1945 yang

menyatakan bahwa anak berhak atas

Page 84: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

69Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201968

perlindungan dari kekerasan. Pesatnya

arus globalisasi dan dampak negatif dari

perkembangan di bidang teknologi informasi

dan komunikasi, memunculkan fenomena baru

kekerasan seksual terhadap anak. Kekerasan

seksual terhadap anak merupakan kejahatan

serius (serious crimes) yang semakin

meningkat dari waktu ke waktu dan secara

signifikan mengancam dan membahayakan

jiwa anak, merusak kehidupan pribadi dan

tumbuh kembang anak, serta mengganggu

rasa kenyamanan, ketentraman, keamanan,

dan ketertiban masyarakat. Kehadiran UU

ini diharapkan dapat mengatasi fenomena

kekerasan seksual terhadap anak, memberi

efek jera terhadap pelaku, dan mencegah

terjadinya kekerasan seksual terhadap anak.

Melalui UU ini, kekerasan terhadap anak

akan mendapatkan tambahan pidana pokok

berupa pidana mati dan pidana seumur hidup,

serta pidana tambahan berupa pengumuman

identitas pelaku. Selain itu, pelaku akan

mendapatkan hukuman kebiri kimia, pe-

masangan alat pendeteksi elektronik, dan

rehabilitasi.

2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019

Tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Undang-Undang ini menjangkau batas usia

untuk melakukan perkawinan, perbaikan

norma sebelumnya dengan menaikkan batas

minimal umur perkawinan bagi wanita. Dalam

hal ini batas minimal umur perkawinan bagi

wanita disamakan dengan batas minimal

umur perkawinan bagi pria, yaitu 19 tahun.

Batas usia dimaksud dinilai telah matang

jiwa raganya untuk dapat melangsungkan

perkawinan agar dapat mewujudkan tujuan

perkawinan secara baik tanpa berakhir pada

perceraian dan mendapat keturunan yang

sehat dan berkualitas. Diharapkan dengan

kenaikan batas umur yang lebih tinggi dari

16 tahun bagi wanita untuk kawin akan

mengakibatkan laju kelahiran yang lebih

rendah dan menurunkan risiko kematian ibu

dan anak. Selain itu juga dapat terpenuhinya

hak-hak anak sehingga mengoptimalkan

tumbuh kembang anak termasuk

pendampingan orang tua serta memberikan

akses anak terhadap pendidikan setinggi

mungkin.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2019

Tentang Syarat dan Tata Cara Penunjukan

Wali

Peraturan Pemerintah ini bertujuan untuk

melindungi hak dan memenuhi kebutuhan

dasar Anak serta mengelola harta Anak

agar dapat menjamin tumbuh kembang

dan kepentingan terbaik bagi Anak. Dalam

keadaan tertentu di mana fungsi Orang

Tua sebagai tumpuan tumbuh kembang

anak tidak lagi dapat memenuhi hak-hak

Anak, maka kepentingan Anak terabaikan.

Penyebab terabaikannya kepentingan Anak

yaitu bersumber pada Orang Tua yang tidak

cakap melakukan perbuatan hukum atau tidak

diketahui tempat tinggal atau keberadaannya,

sehingga untuk kelangsungan hidup, tumbuh

kembang, dan perlindungan Anak perlu

menunjuk Wali yang berasal dari Keluarga

Anak, Saudara, orang lain, atau badan hukum

yang ditetapkan oleh Pengadilan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun

2019 Tentang Penyelenggaraan Koordinasi

Perlindungan Anak

Menurut Peraturan Pemerintah ini anak adalah

sumber daya manusia yang diharapkan

mampu bertanggung jawab dalam keber-

langsungan bangsa dan negara. Oleh karena

itu, pemerintah perlu menyelenggarakan

Perlindungan Anak secara terkoordinasi agar

dapat terlaksana secara efektif, efisien, dan

terpadu guna mewujudkan kesejahteraan Anak

serta memberikan jaminan terhadap pemenuhan

Hak Anak dan Perlindungan Khusus Anak

Page 85: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

71Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201970

dalam situasi dan kondisi tertentu. Koordinasi

penyelenggaraan Perlindungan Anak diper-

lukan mengingat kegiatan Perlindungan

Anak merupakan kegiatan lintas sektoral

yang melibatkan banyak lembaga terkait.

Penyelenggaraan Koordinasi Perlindungan

Anak bertujuan untuk meningkatkan upaya

pemenuhan Hak Anak dan Perlindungan

Khusus Anak serta meningkatkan hubungan

kerja yang sinergi dan harmonis dalam

pemenuhan Hak Anak dan Perlindungan Khusus

Anak; dan memperoleh data dan informasi

penyelenggaraan Perlindungan Anak.

5. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2017

Tentang Gerakan Pemberdayaan dan

Kesejahteraan keluarga

Menurut Peraturan Pemerintah ini Gerakan

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

(Gerakan PKK) adalah gerakan dalam

pembangunan masyarakat untuk masyarakat,

menuju terwujudnya Keluarga yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat,

sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan

keadilan gender, serta kesadaran hukum dan

lingkungan.

6. Surat Keputusan Bupati tentang RPKP/

Masterplan Kawasan Perdesaan Prioritas

Nasional (KPPN)

Pembangunan Kawasan Perdesaan adalah

pembangunan kawasan perdesaan yang

dilakukan atas prakarsa masyarakat, meliputi

penyusunan rencana tata ruang Kawasan

Perdesaan secara partisipatif, pengembangan

pusat pertumbuhan antar Desa secara

terpadu, penguatan kapasitas masyarakat,

kelembagaan dan kemitraan ekonomi, dan

pembangunan infrastruktur antar perdesaan

yang dilakukan melalui mekanisme tahapan,

persiapan, perencanaan, penetapan, pe-

laksanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan

serta pengendalian dan pengawasan.

Kehadiran Surat Keputusan Bupati ini untuk

memastikan pelaksanaan pembangunan

kawasan perdesaan yang menjadi prioritas

nasional di sebuah kabupaten.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019

Tentang Penghasilan Tetap Perangkat Desa

Peraturan pemerintah ini dibuat dalam rangka

meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan

penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Melalui

PP ini diharapkan kesejahteraan kepala Desa,

sekretaris Desa, dan perangkat Desa lainnya

diperhatikan dan dijamin pemerintah melalui

penyesuaian penghasilan tetap kepala

Desa, sekretaris Desa, dan perangkat Desa

lainnya, sehingga pelayanan terhadap warga

masyarakat berjalan efektif dan efisien.

8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2019

Tentang Pengembangan Taman Bumi

Peraturan Presiden ini bertujuan untuk

melakukan tata kelola Pengembangan Geopark

guna mewujudkan pelestarian (geoheritage),

keanekaragaman hayati (biodiversity), dan

keragaman budaya (cultural diversity) yang

dilakukan bersama-sama melalui tiga pilar,

meliputi upaya konservasi, edukasi, dan

pembangunan perekonomian bagi masyarakat

secara berkelanjutan.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun

2015 Tentang Perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang

Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 Tahun

2014 Tentang Desa

Perubahan terhadap Peraturan Pemerintah

Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa dimaksudkan untuk

menyempurnakan beberapa ketentuan dalam

Peraturan Pemerintah tersebut, khususnya

untuk lebih memperkuat kedudukan Desa

sebagai kesatuan masyarakat hukum dalam

Page 86: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

71Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201970

penyelenggaraan pemerintahan Desa,

pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan

kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan

masyarakat Desa. Penyempurnaan Peraturan

Pemerintah ini sekaligus diarahkan untuk

memperkuat keserasian dan sinergi dalam

pelaksanaan peraturan dan kebijakan

mengenai Desa.

Sejalan dengan hal tersebut Peraturan

Pemerintah ini memuat penyempurna-

an pengaturan mengenai pembagian

kewenangan antara kementerian yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan

di bidang pemerintahan dalam negeri dan

kementerian yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang pembangunan desa,

pembangunan kawasan perdesaan, dan

pemberdayaan masyarakat desa, penghasilan

tetap kepala Desa dan perangkat Desa,

tata cara musyawarah Desa, belanja Desa,

keuangan dan kekayaan Desa, kerja sama Desa,

Badan Usaha Milik Desa, serta perencanaan

pembangunan Desa dan kawasan perdesaan.

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016

Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang

Dana Desa Yang Bersumber Dari APBN

Peraturan Pemerintah ini dimaksudkan

untuk meningkatkan efektivitas dan

efisiensi penggunaan Dana Desa melalui

perbaikan tahapan penyaluran Dana Desa.

Percepatan penyaluran Dana Desa harus

tetap memperhatikan aspek akuntabilitas.

Oleh karena itu, penyaluran Dana Desa

akan dilakukan berdasarkan kinerja atas

penyaluran dan penggunaan Dana Desa

tahap sebelumnya. Mekanisme pelaporan

Dana Desa akan lebih dipertajam sehingga

pelaporan tersebut dibuat sejalan dengan

Dana Desa yang telah disalurkan.

Page 87: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

73Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201972

Menko PMK pada Peringatan Hari Ibu Ke-91, di Semarang

Page 88: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

73Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201972

SS-3

3.2.3. Sasaran Strategis III

Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi

perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan,

serta pengendalian pelaksanaan kebijakan

pembangunan manusia dan kebudayaan yang

diarahkan pada pembangunan karakter bangsa

untuk mendukung kemantapan gotong royong

Pencapaian kinerja untuk Sasaran Strategis

3 (SS-3) – “meningkatnya kualitas koordinasi

dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan pembangunan

manusia dan kebudayaan untuk mendukung

Kemantapan Pembangunan Karakter” diukur

oleh dua indikator kinerja utama (IKU), yaitu

IKU-7 – Indeks kepuasan pemangku kepentingan

atas efektivitas dan efisiensi koordinasi dan

sinkronisasi perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian

pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia

dan kebudayaan dalam mendukung Kemantapan

Pembangunan Karakter dan IKU-8 – Jumlah

kebijakan/regulasi bidang PMK yang diarahkan

pada pembangunan karakter bangsa dalam

mendukung kemantapan pembangunan karakter.

Pengukuran kinerja untuk SS-3 diperlihatkan

pada Tabel 3.25

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET CAPAIANREALISASI

[%]

Meningkatnya kualitas

koordinasi dan sinkronisasi

perumusan, penetapan, dan

pelaksanaan kebijakan serta

pengendalian pelaksanaan

kebijakan pembangunan

manusia dan kebudayaan yang

diarahkan pada pembangunan

karakter bangsa untuk

mendukung Kemantapan

Pembangunan Karakter

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas

efektivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi

perumusan, penetapan dan pelaksanaan, serta

pengendalian pelaksanaan kebijakan

pembangunan manusia dan kebudayaan yang

diarahkan pada pembangunan karakter bangsa

dalam mendukung kemantapan gotong royong

Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang

mendukung kemantapan gotong royong

5,18 5,21 100,58

(Skala 6)

10 10 100

Tabel 3.25. Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 3

Page 89: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

75Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201974

Berdasarkan Perjanjian Kinerja Kemenko PMK

Tahun 2019, target akhir dari IKU-7 “Indeks

kepuasan pemangku kepentingan atas efek-

tivitas dan efisiensi koordinasi dan sinkronisasi

perumusan, penetapan, dan pelaksanaan ke-

bijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijak-

an pembangunan manusia dan kebudayaan

dalam mendukung Kemantapan Pembangunan

Karakter (IKS-K) adalah angka indeks 5,18 (skala

6). IKU-7 ini merupakan indeks tingkat kepuasan

K/L atas KSP yang dilakukan Kemenko PMK

yang diarahkan pada pembangunan karakter

bangsa untuk mendukung kemantapan gotong-

royong yang diperoleh berdasarkan hasil survei

eksternal yang dilakukan oleh mitra independen.

Sama seperti halnya IKU-3 dan IKU-5, maka

yang diukur dalam survei eksternal adalah (i)

kebijakan, program/kegiatan, dan manfaat KSP,

(ii) persiapan, sarana dan prasarana, pelaksanaan,

dan kompetensi kepemimpinan rapat, serta

(iii) perumusan, monitoring dan evaluasi, serta

tindak lanjut hasil rapat. Survei eksternal ini

menggunakan metode indepth interview dan

self enumeration dengan pendampingan penuh.

Metode Indepth interview dilakukan ketika

petugas pencacah atau enumerator dapat

diberikan kesempatan oleh responden untuk

melakukan wawancara langsung dan probbing

untuk menggali semua informasi dari responden.

Sedangkan metode self enumeration dengan

pendampingan penuh dilakukan ketika responden

ingin melakukan sendiri kuesioner yang dilakukan

oleh enumerator, maka enumerator berkewajiban

memberikan penjelasan kepada responden setiap

pertanyaan yang ada pada kuesioner sebelum

dilakukan pengisian.

Berdasarkan hasil survei eksternal, capaian IKS-K

Kemenko PMK adalah 5,21. Berarti, realisasi

capaian terhadap target indikator ini adalah

100,58%. Pencapaian IKU-7 ini menandakan

bahwa persepsi pemangku kepentingan terhadap

efektivitas dan efisiensi koordinasi, sinkronisasi,

dan pengendalian (KSP) program/kegiatan yang

diarahkan pada pembangunan karakter yang

mendukung kemantapan gotong royong yang

dilakukan oleh Kemenko PMK telah berhasil

mencapai target.

Capaian IKS-K tahun 2019 ini mengalami

peningkatan dibandingkan dengan capaian

IKS-K tahun 2018 yang sebesar 5,11. Hal ini

memperlihatkan bahwa persepsi pemangku

kepentingan yang semakin baik terhadap

efektivitas dan efisiensi koordinasi, sinkronisasi,

dan pengendalian (KSP) program/kegiatan yang

mendukung kemantapan gotong royong yang

dilakukan oleh Kemenko PMK. Bahkan, capaian

IKS-K tahun 2019 telah mencapai predikat

‘Sangat Memuaskan’, predikat tertinggi dari

nilai persepsi. Bila dibandingkan dengan target

IKS-K dalam Renstra Kemenko PMK tahun 2019

yang sebesar 5,18 (sangat memuaskan), maka

nilai IKS-B tahun 2019 telah mencapai target.

Kedepannya, predikat ‘Sangat Memuaskan’ ini

harus dipertahankan. Tentunya, diperlukan kerja

keras agar pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi,

dan pengendalian program/kegiatan yang

diarahkan pada pembangunan karakter bangsa

dalam mendukung kemantapan gotong royong

oleh Kemenko PMK dapat diapresiasi para

pemangku kepentingan dan hasil predikat

‘Sangat Memuaskan’ tetap diberikan.

IKU-7 Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan atas Efektivitas dan Efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan yang diarahkan pada pembangunan karakter bangsa dalam mendukung kemantapan Gotong Royong

Page 90: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

75Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201974

Kepuasan pemangku kepentingan atas

efektivitas dan efisiensi koordinasi, sinkronisasi,

dan pengendalian yang dilakukan Kemenko

PMK di antaranya terhadap kebijakan/ program/

kegiatan Jaminan Kesehatan Nasional, Revolusi

Mental, penguatan pendidikan karakter

dan Pancasila, Pemajuan kebudayaan, dan

Keolahragaan.

1. Jaminan Kesehatan Nasional

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

merupakan program strategis nasional dalam

menjamin pemenuhan kebutuhan dasar

rakyat. Rakyat yang sehat merupakan modal

dasar dalam membangun masyarakat yang

sejahtera, maju, dan berkebudayaan. Program

JKN diselenggarakan berdasarkan prinsip

asuransi sosial dan prinsip ekuitas dengan

tujuan menjamin agar peserta memperoleh

manfaat pemeliharaan kesehatan dan

perlindungan dalam memenuhi kebutuhan

dasar kesehatan.

Tabel 3.26. Capaian Realisasi Kepesertaan JKN

PROGRAM%REALISASI

[106 Jiwa]TARGET

[106 Jiwa] %REALISASI[106 Jiwa]

TARGET[106 Jiwa] %REALISASI

[106 Jiwa]TARGET

[106 Jiwa]

RPJMN 2015-2019TAHUN 2019TAHUN 2018

JKN 251,7 215,7 85,70 254,8 223,3 87,64 254,8 223,3 87,64

Tabel 3.26 menunjukkan bahwa pada tahun

2019 kepesertaan JKN mencapai 223,3

juta jiwa atau sebesar 87,6% dari target

yang ditetapkan sebesar 254,8 juta jiwa.

Kepesertaan JKN tahun 2019 ini di antaranya

merupakan peserta Penerima Bantuan Iuran

(PBI) seperti yang ditunjukkan Tabel 3.27.

Jika dibandingkan tahun 2018 yang sebesar

215,7 juta jiwa, maka capaian tahun 2019

telah mengalami peningkatan. Capaian tahun

2019 masih lebih rendah dari target RPJMN

2015-2019 yang sebesar 254,8 juta jiwa atau

realisasinya 87,64%.

Tabel 3.27. Realisasi Kepesertaan JKN Tahun 2019

No. SEGMEN PESERTA JUMLAH, [Jiwa]

1 PBI APBN 96.516.666

2 PPU 53.529.136

3 PBPU 30.248.656

4 BP 5.012.085

5 PBI APBD 38.842.476

JUMLAH 223.334.804

Belum optimalnya pencapaian atas target

kepesertaan JKN sesuai target RPJMN 2015-

2019 dimungkinkan mengingat beberapa

permasalahan yang masih dihadapi, seperti:

(1) masih adanya Badan Usaha (BU) yang

belum tertib (tidak mendaftarkan semua

pekerja dan mendaftarkan di bawah upah yang

diterima pekerja) mendaftarkan pekerjanya

dalam program JKN; (2) tingkat keaktifan

peserta Pekerja Bukan Penerima Upah/PBPU

(informal/mandiri) hanya mencapai 53,7%;

serta terdapat 27,443 juta data peserta

bermasalah yang sampai dengan saat ini

terus dilakukan pembersihan data (cleansing)

Page 91: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

77Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201976

bersama K/L terkait (Kemendagri, Kemensos,

Kemenkes, BPKP, dan BPJS Kesehatan).

Dalam upaya meningkatkan kepatuhan

pemberi kerja dan mendorong kepesertaan

dalam program JKN, Kemenko PMK bersama

K/L sedang menginisiasi penerbitan Instruksi

Presiden kepada Pimpinan K/L untuk

mempersyaratkan kepesertaan jaminan sosial

dalam pemberian pelayanan publik.

2. Revolusi Mental

Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)

tahun 2015-2019 dilaksanakan berdasarkan

Inpres No. 12 tahun 2016, di mana Kemenko

PMK diberi tugas untuk melakukan koordinasi,

sinkronisasi, serta pengendalian pelaksanaan

GNRM. Selama lima tahun pelaksanaan, GNRM

sudah membawa perubahan yang positif dan

nyata untuk bangsa Indonesia.

Revolusi Mental memiliki tiga tujuan. Pertama,

untuk membangkitkan kesadaran dan

membangun sikap optimistik dalam menatap

masa depan Indonesia sebagai negara dengan

kekuatan besar untuk berprestasi tinggi dan

produktif sehingga menjadi bangsa yang

maju dan modern. Kedua, untuk mengubah

cara pandang, cara pikir, sikap, perilaku, dan

cara kerja yang berorientasi pada kemajuan

dan kemodernan sehingga Indonesia menjadi

bangsa yang besar dan berdaya saing sehingga

mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa

lain. Ketiga, untuk mewujudkan Indonesia

yang berdaulat dalam politik, berdikari

dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam

kebudayaan melalui pembentukan manusia

Indonesia baru yang unggul.

GerakanIndonesiaBersatu

GerakanIndonesiaMelayani

GerakanIndonesia

Bersih

GerakanIndonesia

Tertib

GerakanIndonesia

Mandiri

Konsistensi cara pandang Pemerintah yang berorientasi pada pemenuhan hak sosial warga negara terhadappelayanan dasar secara merata dan tanpa diskriminasi

Peningkatan fasilitas pe-layanan publik dengan terus berkomitmen dalam pemban-gunan fasilitas Mal Pelayanan Publik sebagai perluasan dari Pelayanan Terpadau Satu Pintu

Pembangunan infrastruktur yangmemungkinkan terjadinya perubahanberkesinambungan di bidang sosial dan ekonomi

Konsistensi cara kerja Pemerintahdengan pendekatan pembangunan yangberfokus terhadap kepentingan publik

Sosialisasi dan implementasi GNRM Kepada Masyarakat

Gambar 3.15. Lima Program GNRM

Page 92: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

77Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201976

Gambar 3.16. Indeks Dimensi Penyusun ICRM Indonesia, 2018

Melalui Program Strategi Penguatan pusat-

pusat perubahan gerakan Revolusi Mental,

Gerakan Nasional Revolusi Mental fokus pada

lima program besar, yaitu Gerakan Indonesia

Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan

Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri,

dan Gerakan Indonesia Bersatu.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan

penguatan pusat-pusat perubahan revolusi

mental melalui lima gerakan tersebut,

diperlukan data dan informasi yang dapat

menjadi ukuran dan monitor, sejauh mana

nilai-nilai dalam lima gerakan telah menjadi

bagian dalam kehidupan bangsa. Dalam

hal ini, Kemenko PMK bekerja sama dengan

BPS, menyusun suatu Indeks Capaian

Revolusi Mental (ICRM) yang dimaksudkan

untuk memberikan gambaran atau capaian

revolusi mental ditinjau dari persepsi

masyarakat atas kondisi sekitarnya dan

apresiasi masyarakat yang mendukung

tumbuhnya lima dimensi gerakan revolusi

mental.

Pada Gambar 3.16, terlihat capaian ICRM

Indonesia pada tahun 2018 sebesar 67,01,

artinya masih butuh usaha keras di antara

para pelaku perubahan dalam mempraktikkan

dan membudayakan nilai-nilai tujuan revolusi

mental. Capaian tertinggi terletak pada Gerakan

Indonesia Melayani yang baru mencapai angka

78,90%. Artinya sebanyak 78,90% masyarakat

setuju bahwa negara telah hadir melindungi

kepentingan warganya melalui implementasi

nyata pelayanan publik yang cepat, tidak

bertele-tele, jelas dari segi biaya, dan tanggap

terhadap keluhan masyarakat. Dimensi dengan

capaian terendah adalah Dimensi Gerakan

Indonesia Mandiri, yang baru mencapai

47,25%. Artinya, apresiasi masyarakat dalam

mendukung kemajuan Gerakan Indonesia

Mandiri melalui capaian setiap indikator

penyusunnya baru mencapai 47,25%.

65,42

78,90

47,25

75,5067,99

Gerakan Indonesabersatu

Gerakan IndonesaMelayani

Gerakan IndonesaBersih Gerakan Indonesa

Tertib

ICRM, [%]

Gerakan IndonesaMandiri

Page 93: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

79Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201978

Secara rata-rata, dari 34 provinsi yang

tersebar di penjuru Indonesia, terdapat 15

provinsi yang menghasilkan nilai ICRM di atas

angka nasional, sedangkan sisanya berada

di bawah angka nasional. Bali merupakan

provinsi dengan ICRM tertinggi, yaitu

80,03%. Sedangkan ICRM terendah adalah

Papua, yaitu 54,11%, seperti yang ditunjukkan

pada Gambar 3.17.

54,1

1

57,8

0

59,6

6

60,1

8

61,2

7

61,3

0

61,3

6

62,1

4

62,2

0

62,8

2

63,8

7

64,2

8

64,7

0

64,7

6

65,1

5

65,3

7

65,4

5

66,1

3

66,5

0

67,0

1

67,8

5

68,5

1

68,5

5

68,9

5

69,0

0

69,0

5

70,1

2

71,2

4

71,5

9

72,1

5

72,8

5

74,2

3

75,2

7

78,0

4

80,0

3

ICRM

, [%

]

PROVINSI, [-]

Gambar 3.17. Indeks Capaian Revolusi Mental (ICRM) menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2018

Sumber: BPS Indeks Capaian Revolusi Mental, 2018

3. Penguatan Pendidikan Karakter dan

Pancasila

Salah satu Nawacita Presiden Joko Widodo

adalah memperkuat pendidikan karakter

bangsa. Menindaklanjuti hal tersebut Kemenko

PMK melakukan fungsi KSP atas program

pendidikan karakter siswa melalui program

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

dan Pendidikan Pancasila. Pembentukan

karakter ditanamkan melalui empat aspek,

yaitu olah pikir, olah hati, olah rasa/karsa,

dan olah raga. PPK bertujuan menanamkan

nilai-nilai pembentukan karakter bangsa

secara masif dan efektif melalui lembaga

pendidikan dengan prioritas nilai-nilai

tertentu yang menjadi fokus pembelajaran,

pemahaman, pengertian, dan praktik. Nilai-

nilai tersebut diharapkan dapat mengubah

perilaku, cara berpikir, dan cara bertindak.

PPK memfokuskan pada penguatan lima

nilai utama, yaitu religius, nasionalis, gotong

royong, mandiri, dan integritas. PPK dilakukan

secara menyeluruh dan sistematis mulai dari

PAUD, SD, SMP, SMA/SMK.

Nilai-nilai PPK ini sebenarnya merupakan

turunan dari tiga nilai utama GNRM, yaitu

Integritas, Etos Kerja, dan Gotong Royong.

Revolusi Mental inilah yang kemudian menjadi

dasar penguatan pendidikan karakter dan

pendidikan Pancasila. Hal ini sesuai dengan

amanat Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang

Penguatan Pendidikan Karakter, di mana PPK

ini didefinisikan sebagai gerakan pendidikan

di bawah tanggung jawab satuan pendidikan

untuk memperkuat karakter peserta didik

melalui harmonisasi olah hati, olah rasa,

olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan

dan kerja sama antara satuan pendidikan,

keluarga, dan masyarakat sebagai bagian

Page 94: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

79Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201978

dari GNRM. Terlihat pada Gambar 3.18, PPK

ditargetkan untuk diterapkan di 218.989

sekolah. Untuk jumlahnya meningkat pesat

dari awal program ini dimulai pada 2016 yang

hanya dilaksanakan di 542 sekolah. Melonjak

menjadi 64.213 sekolah di 2017, sementara

pada 2018 jumlahnya mencapai 188.646

sekolah.

Gambar 3.18. Grafik Perkembangan PPK Tahun 2016-2019

25000

20000

10000

15000

5000

0

Sebelum Perpres Setelah Perpres No.87 Tahun 2017

2016

542

218.989

2017 2018 2019+

Total Sekolah:

218,989 Sekolah

PPK telah tersosialisasi setelah

terbitnya Perpres 87/2017 tentang

PPK melalui kegiatan sosialisasi, Surat

Edaran, Permendikbud dan metode

pengimbasan.

Sasaran PPK:

Peserta Didik, Guru, Kepala Sekolah,

KomiteSekolah, Pengawas, Dinas

Kependidikan Provinsi Kabupaten/kota

dan seluruh UPT kemendikbud

di daerah.

64.213

188.646

4. Pemajuan Kebudayaan

Dalam upaya implementasi Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan

Kebudayaan oleh Kementerian/Lembaga

dan stakeholders terkait, Kemenko PMK

bersama dengan Kemdikbud, Bappenas,

dan BPS melaksanakan peluncuran Indeks

Pembangunan Kebudayaan (IPK). Indeks

Pembangunan Kebudayaan ini diperlukan

untuk mengukur capaian pembangunan

kebudayaan sesuai dengan amanat Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang

Pemajuan Kebudayaan.

Penyusunan IPK mengacu pada kerangka

pengukuran kebudayaan yang disusun

UNESCO yaitu Culture Development

Indicators (CDIs), serta menyesuaikan

dengan dinamika dan kebutuhan

pembangunan kebudayaan di tingkat

nasional dan daerah. Terdapat 31 indikator

penyusun indeks tersebut yang dirangkum

dalam tujuh dimensi pengukuran, di

antaranya Ekonomi Budaya, Pendidikan,

Ketahanan Sosial Budaya, Warisan Budaya,

Ekspresi Budaya, Budaya Literasi, dan

Gender. Adapun metode dan sumber data

dikembangkan untuk menghitung angka

Indeks Pembangunan Kebudayaan secara

nasional dari 34 provinsi di Indonesia.

Indeks Pemajuan Kebudayaan sendiri

bukan menilai mengenai nilai budaya

daerah, melainkan mengukur capaian

pembangunan kebudayaan di daerah.

PP

K, [

seko

lah

]

Tahun, [-]

Page 95: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

81Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201980

30,55

69,67

36,5741,11

72,84

55,03

54,97

Pendidikan

Gender

Budaya Literasi

Ekspresi Budaya

Warisan Budaya

Ketahanan SosialBudaya

Ekonomi Budaya

IPK, [%]

Gambar 3.19. Indeks Pembangunan Kebudayaan Tahun 2018

Pada tahun 2019, Indeks Pembangunan

Kebudayaan yang dihitung berdasarkan

data yang ada di tahun 2018 menunjukkan

angka 53,74. Dari 7 dimensi yang diukur,

dimensi ketahanan sosial budaya memiliki

nilai yang paling tinggi dengan angka 72,84,

sedangkan dimensi IPK yang terendah

adalah dimensi ekonomi budaya di angka

30,55. Berdasarkan hasil penghitungan di

provinsi, Provinsi DI Yogyakarta memiliki

IPK paling tinggi sebesar 73,79 dan provinsi

paling rendah adalah Provinsi Papua

sebesar 46,25. Dari total 34 provinsi, sejumlah

21 provinsi memiliki Indeks Pembangunan

Kebudayaan di bawah angka nasional.

Upaya pemajuan kebudayaan Indonesia tidak

hanya dilakukan di dalam negeri, melainkan

juga digaungkan di luar negeri. Situs

Warisan Budaya Tambang Batubara Ombilin

Sawahlunto telah ditetapkan sebagai Warisan

Dunia pada Sidang Komite Warisan Dunia

ke-32 yang berlangsung di Baku, Azerbaijan,

pada 30 Juni-10 Juli 2019. Penetapan ini

merupakan perwujudan dari diplomasi

kebudayaan Indonesia dan dilakukan

bersama-sama dengan Kemdikbud.

5. Keolahragaan

a. PON XX PAPUA 2020

Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah pesta

olahraga nasional di Indonesia yang diadakan

setiap empat tahun sekali dan diikuti seluruh

provinsi di Indonesia, Pekan Olahraga

Nasional ini sebagai wadah bagi para atlet

untuk menampilkan kemampuannya agar

bisa menjadi yang terbaik dan bertujuan

untuk memelihara persatuan dan kesatuan

bangsa, menjaring bibit atlet potensial dan

meningkatkan prestasi olahraga.

Rapat Anggota Tahunan (RAT) Komite

Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tahun

2014 yang dihadiri sebanyak 94 peserta, 34

KONI Pengurus Provinsi dan 60 Pengurus

Besar/Pengurus Pusat, dalam rapat tersebut

Page 96: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

81Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201980

melalui mekanisme pemungutan suara,

Papua terpilih sebagai tuan rumah untuk PON

dan PEPARNAS Tahun 2020 mengalahkan

Bali, Sumatra Utara, Jawa Tengah, Sulawesi

Selatan dan Aceh. Penetapan Papua sebagai

tuan rumah diperkuat dengan penetapan

melalui Surat Keputusan (SK) Menpora No.

0110 tahun 2014 tertanggal 2 April 2014.

Dalam mendukung penyelenggaraan Pekan

Olahraga Nasional XX dan Pekan Paralimpik

Nasional XVI Tahun 2020, Presiden

Republik Indonesia mengeluarkan Inpres

No. 10 Tahun 2017 untuk menginstruksikan

kepada Kementerian dan Lembaga serta

Gubernur, Walikota, dan Bupati terkait untuk

mengambil langkah-langkah pembangunan

dan langkah-langkah yang diperlukan sesuai

tugas, fungsi dan kewenangan masing-

masing secara terkoordinasi dan terintegrasi

untuk mendukung penyelenggaraan PON

XX dan Peparnas XVI Tahun 2020 di Provinsi

Papua sesuai dengan Master Plan yang

sudah ditetapkan. Secara khusus Presiden

menginstruksikan kepada Menko PMK untuk

mengoordinasikan perencanaan, persiapan,

dan pelaksanaan penyelenggaraan PON XX

dan PEPARNAS XVI Tahun 2020 di Provinsi

Papua. Selain itu, untuk mengakomodasi

K/L yang belum masuk dalam Inpres 10

tahun 2017 telah disiapkan rancangan Inpres

percepatan dukungan penyelenggaraan PON

XX dan Peparnas XVI.

b. SEA Games 2019 Filipina

Terkait dengan capaian lainnya di tahun 2019,

Kemenko PMK juga telah melaksanakan KSP

Persiapan Kontingen Indonesia mengikuti

Sea Games Filipina 2019. SEA Games ke-30

Filipina Tahun 2019, diselenggarakan pada

30 November – 12 Desember 2019, di empat

kluster terpisah, yaitu: Metro Manila, Subic,

Clark City, dan Southern Luzon, dengan

mempertandingkan 56 cabang olahraga dan

memperebutkan 650 medali emas.

Indonesia mengirimkan kontingen yang

berkekuatan 841 atlet dan 462 official yang

bertanding di 52 cabang olahraga, dengan

target 54 medali emas dan dapat memperbaiki

peringkat dari Sea Games sebelumnya yaitu

peringkat 5 SEA Games Kuala Lumpur 2017.

Pada saat pelepasan kontingen, Presiden

Republik Indonesia menargetkan Indonesia

dapat duduk pada peringkat kedua. Secara

realistis target untuk dapat duduk diperingkat

kedua akan sulit dicapai mengingat Indonesia

mengirimkan kontingen yang terdiri dari 60%

atlet muda, yang menjadikan SEA Games

sebagai sasaran antara untuk Asian Games

dan Olimpiade. Di samping itu, penentuan

cabang olahraga dan nomor pertandingan

dalam penyelenggaraan SEA Games

sangat didominasi oleh potensi tuan rumah

mendapatkan medali sebanyak mungkin,

sehingga banyak terdapat cabang olahraga

dan nomor pertandingan yang memang tidak

biasa dan tidak dimiliki oleh Indonesia. Hasil

akhir SEA Games 2019, Indonesia berhasil

melampaui target 54 Medali Emas dengan

berhasil meraih 72 Medali Emas dan berada

pada peringkat 4 besar.

Page 97: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

83Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201982

Tabel 3.28. Capaian RPJMN 2015-2019 Bidang Olahraga

INDIKATORNo. CAPAIAN2019

CAPAIAN2018

CAPAIAN2017

BASELINE 2014

SASARAN2019

1. Budaya olahraga Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat

• Meningkatnya persentase penduduk 26,9 27,61 (2015) 31,33 35,0 35,0*) berusia 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga [%]

• Peserta olahraga massal, petualang, 8.000 8.000 14.000 8.000 8.000*) tantangan dan wisata [orang/tahun]

2. Prestasi Olahraga Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat

• Peringkat pada Asian Games 17 - 4 4) 4)

• Peringkat pada Asian Para Games (PG 9 - 5 4) 4)

• Peringkat pada SEA Games 5 1) 5 4) 4 1) 4

• Peringkat pada ASEAN 2 1 4) 1 (Juara Umum) Pelaksanaan

Para Games (PG) 2020

• Olahragawan andalan yang dibina 2.000 1.320 1.453 2.000 2.000

[orang/tahun]

• Bibit olahragawan yang difasilitasi 16.000 12.400 16.400 16.000 16.000

dalam Pemanduan Bakat Cabang

Olahraga Unggulan [orang/tahun]

• Olahragawan yang difasilitasi dalam 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000

pengembangan olahragawan

berbakat [orang/tahun]

• Jumlah PPLP/PPLM yang memenuhi n.a n.a n.a* 30 30

standar [unit]

• Penghargaan kepada olahragawan dan

tenaga keolahragaan yang berprestasi

(Emas/Perak/Perunggu) 2)

4/5/11

(Asian

Games 2014)

9/11/18

(Asian PG

2014)

38/63/90

(SEA Games

2017)

126/75/50

(Asean PG

2017)

31/24/43

(Asian Games

2018)

37/47/51

(Asian PG

2018)

60/63/90 1) 3)

(SEA Games

2019)

4) (Asean

PG 2019)

4/5/11

(Asian

Games 2014)

9/11/18

(Asian PG

2014)

Keterangan: 1) Perbaikan Target, 2) Indikator Baru, 3) Prediksi Sesuai Target Peringkat, 4) Tidak ada even pada tahun dimaksud

Perjanjian Kinerja Kemenko PMK Tahun

2019, target dari Indikator Kinerja Utama

(IKU-8) – “Jumlah kebijakan/regulasi bidang

PMK yang diarahkan pada pembangunan

karakter untuk mendukung kemantapan

gotong royong” adalah 10 kebijakan. Sama

seperti IKU-4 dan IKU-6, maka IKU-8 ini

pun merupakan hasil rekomendasi dari Tim

Evaluator Reformasi Birokrasi KemenPAN-

RB tahun 2018 yang kemudian dijadikan

dasar reviu atas Rencana Strategis

Kemenko PMK tahun 2019. Tentunya, IKU-

IKU-8 Jumlah kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukungkemantapan gotong royong

Page 98: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

83Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201982

8 ini merupakan IKU yang pertama kali

dijadikan Perjanjian Kinerja Kemenko PMK,

sehingga tidak bisa dibandingkan dengan

tahun-tahun sebelumnya.

Sebagaimana diperlihatkan pada Tabel

3.29, maka pada tahun 2019, capaian IKU-

8 adalah 10 kebijakan. Berarti, realisasi

capaian IKU-6 adalah 100%. Keberhasilan

atas realisasi IKU-8 ini lebih banyak

disebabkan oleh peran Kemenko PMK

dalam mengoordinasikan dan menyin-

kronisasikan perumusan dan penetapan

kebijakan bidang pembangunan manusia

dan kebudayaan dengan kementerian/

lembaga lain. Kebijakan yang akan disusun

didasarkan pada proses penyusunan

bertahap (cascading), berjenjang mulai

dari analis kebijakan dalam penyediaan

data, lalu dirumuskan oleh Pejabat Eselon

IV menjadi bahan draf usulan rekomendasi

kebijakan yang kemudian oleh pejabat

Eselon III dirumuskan menjadi Draf Usulan

Rekomendasi Kebijakan. Selanjutnya, Pejabat

Eselon II akan mensintesis menjadi Usulan

Rekomendasi Kebijakan. Pejabat Eselon I akan

memperluas cakupan usulan rekomendasi

kebijakan ini sehingga menjadi rekomendasi

Kebijakan yang kemudian pada akhirnya

Menteri Koordinator merumuskannya dan

menetapkannya menjadi Kebijakan. Melalui

perjalanan panjang penyusunan kebijakan

dan keterlibatan para analis kebijakan

secara berjenjang (cascading) diharapkan

dapat menghasilkan sebuah kebijakan yang

berkualitas.

Kebijakan yang telah dikoordinasikan dalam

mendukung pencapaian Jumlah Kebijakan/

Regulasi bidang PMK yang mendukung

kemantapan pemberdayaan terlihat pada

Tabel 3.29.

No. KEBIJAKAN/REGULASI

1. Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2019 Tentang Penguatan Dan Pengembangan Sistem Informasi Gempa Bumi

dan Peringatan Dini Tsunami

2. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pri

oritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019

3. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 26 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pelaksanaan Penanganan Konflik Sosial

di Bidang Sosial

4. Surat Keputusan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM RI Nomor 77 Tahun 2016 Tentang Tim Koordinasi

Kementerian/Lembaga dalam Penanggulangan Terorisme

5. Peraturan Menteri Sosial Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Prosedur dan Mekanisme Penyaluran Cadangan Beras

Pemerintah Untuk Penanggulangan Keadaan Darurat Bencana Dan Kerawanan Pangan Pasca Bencana

6. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Dukungan Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018

7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan

8. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2018 Tentang Tata Cara Penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah dan

Strategi kebudayaan.

9. Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2018 Tentang Hari Wayang Nasional

10. Peraturan Presiden Nomor 142 Tahun 2018 Tentang Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional

Tahun 2018 – 2025

Tabel 3.29. Kebijakan/Regulasi Bidang PMK Yang Mendukung Kemantapan Gotong Royong

Page 99: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

85Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201984

Penjelasan lebih rinci mengenai kebijakan/

regulasi bidang PMK dalam mendukung

kemantapan pemberdayaan yang dikoordinasi

oleh Kemenko PMK yang telah dihasilkan

adalah sebagai berikut:

1. Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2019

Tentang Penguatan Dan Pengembangan

Sistem Informasi Gempa Bumi dan Peringatan

Dini Tsunami

Sebagai upaya peningkatan keselamatan jiwa

dan mengurangi kerugian materiil masyarakat

dari bencana gempa bumi dan tsunami, telah

disiapkan Perpres Nomor 93 tahun 2019

tentang Penguatan dan Pengembangan

Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami.

Regulasi ini penting untuk mewujudkan

kemandirian dan kehandalan dalam mengelola

pemanfaatan sistem informasi secara

sinergi antar institusi melalui penguatan

peran Kementerian dan Lembaga dalam

peningkatan sistem dan layanan informasi

gempa bumi dan tsunami.

2. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI Nomor

16 Tahun 2018 Tentang Prioritas Penggunaan

Dana Desa Tahun 2019

Sebagai salah satu sumber pendapatan

Desa, pemanfaatan/penggunaan Dana

Desa, menjadi wajib berdasarkan daftar

kewenangan Desa, hak asal-usul dan

kewenangan lokal berskala Desa. Dana Desa

diprioritaskan untuk pembangunan dan

pemberdayaan masyarakat. Penggunaan dana

desa dan diatur dengan Peraturan Menteri

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2018 Tentang

Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019.

Berdasarkan pasal 5 dan pasal 10 Permendesa

ini, dana desa dapat digunakan untuk

pencegahan, penanganan dan pemulihan

pascakonflik. Untuk itu Permendesa ini untuk

menindaklanjuti URK Penanggulangan Konflik

Sosial, URK Optimalisasi Peran Kelembagaan

Penyelesaian Konflik dan URK Pemulihan

Pascakonflik.

3. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 26

Tahun 2017 Tentang Pedoman Pelaksanaan

Penanganan Konflik Sosial di Bidang Sosial

Dalam Peraturan Menteri Sosial ini, terdapat

Bab II Pencegahan Konflik Sosial Pasal 3 s.d

Pasal 12 yang memuat beberapa hal terkait

koordinasi, kewenangan, dan program

pencegahan konflik sosial. Dengan adanya

Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia

Nomor 26 Tahun 2017 tersebut, Kementerian/

Lembaga dan Pemerintah daerah dapat

menyusun program-program terkait dengan

pencegahan konflik sosial, misal pembentukan

forum keserasian sosial, penguatan pranata

sosial, forum dialog, sarasehan, dan lain-lain.

4. Surat Keputusan Menteri Koordinator Politik,

Hukum, dan HAM RI Nomor 77 Tahun 2016

Tentang Tim Koordinasi Kementerian/

Lembaga dalam Penanggulangan Terorisme

SK Menkopolhukam Nomor 77 tahun 2016

merupakan salah satu output tugas dan

fungsi Kemenko PMK terkait tanggung

jawab untuk melakukan sinkronisasi

program Kementerian/Lembaga, dan

terkait penanggulangan terorisme. Dengan

terbitnya SK Menkopolhukam ini, Kemenko

PMK mengoordinasikan Kementerian/

Lembaga dalam rangka mendukung

Satgas penanggulangan terorisme di

wilayah NTB, Sulteng, dan Jawa Timur. SK

Menkopolhukam Nomor 77 tahun 2016

tentang Tim Koordinasi Kementerian/

Lembaga dalam Penanggulangan Terorisme

ini disusun untuk menindaklanjuti URK

Penanggulangan Konflik Sosial. Dengan

adanya Satgas Penanggulangan Terorisme

melalui SK Menkopolhukam tersebut, upaya

penanggulangan terorisme diharapkan bisa

berjalan secara optimal.

Page 100: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

85Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201984

5. Peraturan Menteri Sosial Nomor 22 Tahun

2019 Tentang Prosedur dan Mekanisme

Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah

Untuk Penanggulangan Keadaan Darurat

Bencana Dan Kerawanan Pangan Pasca

Bencana

Permensos ini mengatur prosedur dan

mekanisme penyaluran CBP (Cadangan Beras

Pemerintah) untuk penanggulangan keadaan

darurat bencana dan kerawanan pangan

pascabencana dengan tahapan penyaluran:

penetapan status darurat bencana oleh

pemda serta penunjukkan instansi dinas sosial

provinsi/kabupaten/kota sebagai penyedia

data penerima bantuan dan penyalur beras

bantuan sosial.

6. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2016

Tentang Dukungan Penyelenggaraan Asian

Games XVIII Tahun 2018

Instruksi Presiden ini dimaksudkan untuk

memperlancar penyelenggaraan dan sukses

prestasi Indonesia dalam Asian Games

XVIII Tahun 2018. Dampaknya Inpres ini

adalah suksesnya Indonesia dalam prestasi,

penyelenggaraan, dan juga administrasi.

7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017

Tentang Pemajuan Kebudayaan

Pemajuan Kebudayaan merupakan upaya

meningkatkan ketahanan budaya dan

kontribusi budaya Indonesia di tengah

peradaban dunia melalui Perlindungan,

Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan

Kebudayaan. Pemajuan Kebudayaan bertujuan

untuk mengembangkan nilai-nilai luhur budaya

bangsa, memperkaya keberagaman budaya,

memperteguh jati diri bangsa, memperteguh

persatuan dan kesatuan bangsa, mencerdaskan

kehidupan bangsa, meningkatkan citra

bangsa, mewujudkan masyarakat madani,

meningkatkan kesejahteraan rakyat,

melestarikan warisan budaya bangsa,

dan mempengaruhi arah perkembangan

peradaban dunia, sehingga Kebudayaan

menjadi haluan pembangunan nasional.

Perwujudan dari Undang-Undang Nomor 5

Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan

salah satunya adalah Pekan Kebudayaan

Nasional (PKN) dalam rangka melestarikan

dan menggiatkan kegiatan kebudayaan

tingkat nasional dan Indeks Peluncuran

Kebudayaan (IPK) dalam mengukur capaian

pembangunan kebudayaan.

8. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2018

Tentang Tata Cara Penyusunan Pokok Pikiran

Kebudayaan Daerah dan Strategi kebudayaan

Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah merupakan

dokumen yang memuat kondisi faktual dan

permasalahan yang dihadapi daerah dalam

upaya Pemajuan Kebudayaan beserta usulan

penyelesaiannya. Peraturan Presiden ini

mengatur tata cara penyusunan Pokok Pikiran

Kebudayaan Daerah kabupaten/kota, tata

cara penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan

Daerah provinsi, tata cara penyusunan Strategi

Kebudayaan, pemantauan dan evaluasi, dan

pendanaan.

9. Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2018

Tentang Hari Wayang Nasional

Wayang Indonesia telah tumbuh dan

berkembang menjadi aset budaya nasional

yang memiliki nilai sangat berharga dalam

pembentukan karakter dan jati diri bangsa

Indonesia. United Nations Educational,

Scientific and Cultural Organization (UNESCO)

telah mengukuhkan wayang Indonesia ke

dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda

Warisan Manusia (Representatiue List of the

Intangible Cultural Heritage of Humanity).

Penghargaan ini merupakan pengakuan

internasional yang mampu meningkatkan citra

positif dan martabat bangsa Indonesia serta

menumbuhkan kebanggaan dan kecintaan

terhadap wayang Indonesia. Dalam rangka

meningkatkan kesadaran dan kecintaan

Page 101: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

87Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201986

masyarakat terhadap upaya pemajuan wayang

Indonesia, Pemerintah menetapkan tanggal 7

November sebagai Hari Wayang Nasional.

10. Peraturan Presiden Nomor 142 Tahun 2018

Tentang Rencana Induk Pengembangan

Ekonomi Kreatif Nasional Tahun 2018 – 2025

Meningkatkan daya saing bangsa dan

kontribusi usaha Ekonomi Kreatif dalam

perekonomian nasional merupakan peran

penting pemerintah, sehingga diperlukan

kerangka strategis pengembangan Ekonomi

Kreatif nasional dalam jangka panjang yang

menjadi pedoman bagi Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah secara terintegrasi dan

kolaboratif. Oleh karena itu, perlu didukung

dengan kreativitas sumber daya manusia dan

inovasi dalam penumbuhan usaha kreatif yang

dituangkan dalam bentuk Rencana Induk

Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional

(Rindekraf) yang selaras dengan perencana-

an pembangunan nasional. Rindekraf ini

memuat prinsip pengembangan Ekonomi

Kreatif nasional, visi dan misi, tujuan dan

ruang lingkup, dan arah kebijakan, sasaran,

strategi, dan pemangku kepentingan.

3.3. Realisasi Anggaran Tahun 2019

Pada Tahun 2019 Kemenko PMK mendapat-

kan alokasi anggaran sebesar

Rp342.898.144.000,00. Anggaran tersebut

digunakan untuk mendukung pelaksanaan

tugas Kemenko PMK yang dilakukan melalui

program koordinasi pengembangan kebijakan

pembangunan manusia dan kebudayaan

dan program dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya. Kedua

program tersebut menyerap anggaran sebesar

Rp280.747.806.049,00 atau realisasinya

sebesar 81,87% dengan rincian seperti terlihat

pada Tabel 3.30.

KODE DAN URAIAN PROGRAM

Tabel 3.30. Realisasi Anggaran Kemenko PMK Tahun 2019

PAGU [Rp]

CAPAIAN[Rp]

REALISASI[Rp]

01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan 152.349.144.000 141.906.562.753 93,15 Tugas Teknis Lainnya Kemenko PMK

06 Program Koordinasi Pengembangan Kebijakan 190.549.000.000 138.841.243.296 72,86 Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

TOTAL 342.898.144.000 280.747.806.049 81,87

Penyerapan anggaran Kemenko PMK yang

masih di bawah 90% di antaranya disebab-

kan, oleh: (1) adanya kebijakan di internal

organisasi untuk melakukan penghematan,

seperti perjalanan dinas menggunakan kelas

ekonomi, baik dalam maupun luar negeri

untuk semua pejabat dan staf, (2) kebijakan

untuk melakukan penghematan pada ke-

giatan monitoring dan evaluasi mengingat

telah efektifnya penggunaan media informasi

dan komunikasi di lingkungan Kemenko PMK,

dan, (3) adanya efisiensi anggaran pengada-

an barang/jasa dari pokok anggaran pada

DIPA Kemenko PMK.

Page 102: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

87Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201986

TAHUN PAGU CAPAIAN [%]REALISASI

2018 382.103.310.000 269.130.210.078 70,43

2019 342.898.144.000 280.747.806.049 81,87

Tabel 3.31. Perbandingan Realisasi Anggaran Kemenko PMK Antara Tahun 2018 dan Tahun 2019

Bila dibandingkan dengan serapan anggaran

pada tahun 2018, secara nominal serapan

tahun 2019 lebih besar sebagaimana terlihat

pada Tabel 3.31. Namun, karena pagu DIPA

tahun 2019 lebih kecil daripada pagu DIPA

tahun 2018, secara persentase realisasi

pada TA 2019 menjadi lebih besar. Bila

dibandingkan terhadap penyerapan anggaran

secara nasional, yang sebesar 93,9% dari

total Pagu APBN 2019, maka penyerapan

anggaran Kemenko PMK terlihat lebih rendah.

Hal ini dimungkinkan mengingat beberapa

kegiatan yang tidak bisa terlaksana akibat

gagal pengadaan barang/jasa dan adanya

efisiensi dari proses pengadaan barang/

jasa pada beberapa kegiatan. Meskipun

penyerapan anggaran lebih rendah dari 90%,

namun secara keseluruhan Sasaran Strategis

Kemenko PMK dan target Indikator Kinerja

Utama dapat tercapai dengan baik.

Page 103: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

89Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201988

Menko PMK memimpin upacara puncak Ekspedisi Bakti Pemuda PMK utk NKRI di RINDAM IV/

Diponegoro Magelang, Jateng.

Page 104: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

89Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201988

BAB IVP E N U T U P

SEPANJANG TAHUN 2019, Kemenko PMK

yang mempunyai tugas membantu Presiden

untuk melaksanakan koordinasi, sinkronisasi,

dan pengendalian (KSP) urusan kementerian

dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang

pembangunan manusia dan kebudayaan, telah

melaksanakan berbagai kegiatan di bidang

pembangunan manusia dan kebudayaan, melalui

Program Koordinasi Pengembangan Kebijakan

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya di lingkungan Kemenko

PMK yang didasarkan pada tiga Sasaran Strategis

dan lima Indikator Kinerja Utama yang telah

ditetapkan dalam perjanjian kinerja 2019.

Berbagai upaya untuk mencapai target yang

telah ditetapkan dalam rangka peningkatan

pembangunan manusia dan kebudayaan

tersebut dilakukan melalui proses KSP dalam

proses perencanaan dan pelaksanaan program

dan kegiatan di bidang pembangunan manusia

dan kebudayaan dengan kementerian/lembaga

terkait.

Dari hasil evaluasi kinerja capaian Kemenko PMK

selama tahun 2019 secara umum, seluruh target

kinerja yang telah ditetapkan dalam perjanjian

kinerja 2019 dapat tercapai dengan baik. Seluruh

data dan informasi, serta kendala yang dihadapi

tahun 2019 menjadi masukan dan perbaikan

dalam menyusun rencana program/kegiatan di

tahun selanjutnya.

Guna meningkatkan kinerja Kemenko PMK di

tahun 2020, langkah-langkah rencana tindak

lanjut yang akan dilakukan antara lain:

1. Memaksimalkan fungsi Koordinasi, Sinkronisa-

si, dan Pengendalian (KSP) terhadap program-

program prioritas bidang pembangunan

manusia dan kebudayaan;

2. Melakukan reviu terhadap Renstra Kemenko

PMK 2015-2019;

3. Penetapan Perjanjian Kinerja Kemenko PMK

tahun 2020 dan seterusnya akan dilaksanakan

dengan lebih memperhatikan keberhasilan

kementerian secara berjenjang (cascading)

sampai tingkat Staf.

4. Perlunya proses bisnis yang menetapkan

mekanisme kerja Kemenko PMK dengan

Kementerian/Lembaga agar hasil pem-

bangunan nasional lebih terarah dan tepat

sasaran.

Demikian laporan kinerja ini disusun sebagai

laporan akuntabilitas Kementerian Koordinator

Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

selama tahun 2019.

Page 105: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

91Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201990

Menko PMK menyerahkan beasiswa pendidikan dalam proses pembangunan SMK ‘Aisyiyah Insan Utama Kota

Prabumulih, Sumatera Selatan

Page 106: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

91Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201990

LAMPIRANLAMPIRAN 1

Perjanjian Kinerja Kementerian Koordinator Bidang

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Page 107: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

93Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201992

MENTERI KOORDINATORBIDANG PEMBANGUNAN MANSUIA DAN KEBUDAYAAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi kepada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Puan MaharaniJabatan : Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Pada tahun 2019 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran pernjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Jakarta, Januari 2019

Menteri Koordinator BidangPembangunan Manusia dan Kebudayaan,

Puan Maharani

Page 108: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

93Laporan Kinerja KEMENKO PMK 2019Laporan Kinerja KEMENKO PMK 201992

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Kementerian : Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan KebudayaanTahun Anggaran : 2019

Sasaran Strategis TargetIndikator Kinerja

Meningkatnya kualitaskoordinasi dan sinkronisasiperumusan, penetapan, danpelaksanaan kebijakan sertapengendalian pelaksanaankebijakan pembangunanmanusia dan kebudayaanuntuk mendukungkemantapan pelayanan dasardan pemenuhan kebutuhandasarMeningkatnya kualitaskoordinasi dan sinkronisasiperumusan, penetapan, danpelaksanaan kebijakan sertapengendalian pelaksanaankebijakan pembangunanmanusia dan kebudayaanuntuk mendukungkemantapan pemberdayaanMeningkatnya kualitaskoordinasi dan sinkronisasiperumusan, penetapan, danpelaksanaan kebijakan sertapengendalian pelaksanaankebijakan pembangunanmanusia dan kebudayaan yangdiarahkan pada pembangunankarakter bangsa untukmendukung kemantapangotong royong

(1) (3)(2)Tingkat capaian K/L terhadap target Indikator IPM di Bidang 100%PendidikanTingkat capaian K/L terhadap target Indikator IPM di Bidang 100%KesehatanIndeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan 5,18efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, (Skala 6)dan pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakanpembangunan manusia dan kebudayaan dalam mendukungkemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasarJumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukung 15kemantapan pelayanan dasar dan pemenuhan kebutuhan dasarIndeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan 5,20efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan (Skala 6)pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakanpembangunan manusia dan kebudayaan dalam mendukungkemantapan pemberdayaanJumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukung 10kemantapan pemberdayaan

Indeks kepuasan Pemangku Kepentingan atas efektivitas dan 5,18efisiensi koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan dan (Skala 6) pelaksanaan, serta pengendalian pelaksanaan kebijakanpembangunan manusia dan kebudayaan yang diarahkan padapembangunan karakter bangsa dalam mendukung kemantapangotong royong

Jumlah Kebijakan/Regulasi bidang PMK yang mendukung 10kemantapan gotong royong

Program Anggaran (Rp)Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 152.349.114.000,-Kemenko PMKKoordinasi Pengembangan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Kebudayaan 190.549.000.000,-Jumlah Anggaran T.A. 2019 342.898.144.000,-

Jakarta, Januari 2019Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,

Puan Maharani

Page 109: LAPORAN KINERJA - Kemenko PMK...Tabel 3.2 Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Strategis Kemenko PMK Tahun 2019 22 Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis 1 23 Tabel 3.4 Indikator

KEMENTERIAN KOORDINATORBIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA

Jl. Medan Merdeka Barat No.3Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110

(021) 346 0111 www.kemenkopmk.go.id