LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi...

58

Transcript of LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi...

Page 1: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Page 2: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

TA 2019

Kantor KesehatanPelabuhan Kelas II Semarang ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha

Esa, atas berkah dan rahmatNya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah Tahun 2019 pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Semarang tepat pada waktunya.

Penyusunan Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Semarang Tahun 2019 disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan

fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan

anggaran. Laporan kinerja juga merupakan sarana pengendalian dan penilaian

kinerja dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih

dan melayani serta sebagai umpan balik dalam perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan pada tahun berikutnya.

Kami menyadari laporan ini masih belum sempurna, oleh sebab itu kami

mengharapkan tanggapan, saran maupun kritik sebagai bahan perbaikan pada

masa-masa mendatang. Diharapkan laporan ini dapat meningkatkan berbagai kinerja

yang dilaksanakan pada institusi kami.

Semarang, 6 Januari 2020

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang

dr. Ariyanti, MM NIP 196906072001122002

Page 3: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG iii

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang Tahun 2019 merupakan perwujudan

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

II Semarang kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta seluruh

stakeholder yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan pembangunan

kesehatan khususnya di bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang telah

dapat merealisasikan program dan kegiatan Tahun 2019 untuk mencapai sasaran sebagaimana

tercantum dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Persentase keberhasilan sebesar

214,97% dari target yang telah ditentukan. Capaian ini lebih besar bila dibandingkan tahun sebelumnya

yaitu sebesar 136,73%. Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang ikut menyumbang capaian target

dalam Rencana Strategi (renstra) dan Rencana Aksi Direktorat Jenderal P2P khususnya pada target

berikut ini :

1. Persentase Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian

luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah

terjadinya KLB dengan capaian indikator sebesar 160,26%.

2. Persentase Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

dengan capaian indikator sebesar 300%.

3. Persentase Menurunnya penyakit menular langsung dengan capaian indikator sebesar

100,75%.

4. Persentase Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dengan capaian indikator sebesar 298,88%.

Hal ini didukung dengan sumber daya anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Semarang yang bersumber dari Rupiah Murni dan Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar

Rp28.462.639.000,-. Dari total anggaran yang disediakan terserap sebanyak 93,03% atau sebesar

Rp26.478.052.083,-.

Keberhasilan yang telah dicapai tahun 2019 merupakan acuan untuk melanjutkan pelaksanaan

program dan kegiatan yang telah dicanangkan pada periode berikutnya dan sekaligus menjadi

barometer agar kegiatan-kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan

efisien. Sedangkan segala kekurangan dan hal-hal yang menghambat tercapainya target dan rencana

kegiatan diharapkan dapat dicari solusi serta diselesaikan dengan mengedepankan profesionalisme

dan kekeluargaan di Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang.

Demikian Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang, untuk menjadi kajian dan

telaahan bersama. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan-

Nya.

Page 4: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 1

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang merupakan Unit Pelaksana Teknis

(UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan RI yang berada dan bertanggung jawab

langsung kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

2348/Menkes/Per/XI/2011 tanggal 22 November 2011 tentang Perubahan Atas Permenkes

Nomor 356/Menkes/Per/2008 tanggal 14 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Kesehatan Pelabuhan. Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang yang

berkedudukan di Pelabuhan Laut Tanjung Emas Semarang sebagai kantor induk, memiliki

9 wilayah kerja, yaitu :

1. Bandara Ahmad Yani Semarang

2. Bandara Adi Sumarmo Surakarta

3. Pelabuhan Laut Tegal

4. Pelabuhan Laut Pekalongan

5. Pelabuhan Laut Batang

6. Pelabuhan Laut Jepara

7. Pelabuhan Laut Juwana

8. Pelabuhan Laut Rembang

9. Pelabuhan Laut Karimunjawa

Dari seluruh wilayah kerja tersebut di atas, dapat kami sampaikan :

1. Luas daerah perimeter dan buffer area masing-masing sebagai berikut :

LOKASI PERIMETER BUFFER

Pelabuhan Laut Tanjung Emas Semarang 11,24 Ha 136,36 Ha

Bandara Ahmad Yani Semarang 12,00 Ha 24,00 Ha

Bandara Adi Sumarmo Surakarta 8,50 Ha 12,00 Ha

Pelabuhan Laut Pekalongan 2,50 Ha 8,00 Ha

Pelabuhan Laut Tegal 5,03 Ha 12,00 Ha

Pelabuhan Laut Jepara 4,30 Ha 4,00 Ha

Pelabuhan Laut Juwana 2,50 Ha 3,50 Ha

Pelabuhan Laut Rembang 2,50 Ha 4,50 Ha

Pelabuhan Laut Karimunjawa 2,00 Ha 3,50 Ha

Pelabuhan Laut Batang 2,50 Ha 5,50 Ha

Tabel 1.1. Luas Daerah Perimeter dan Buffer KKP Kelas II Semarang

Page 5: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 2

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Pelabuhan laut Karimunjawa pada Tahun 2019 masih dalam tahap perintisan dan

melakukan kegiatan sosialisasi sehingga realisasi kegiatan sesuai TUPOKSI belum

sepenuhnya dapat dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh belum memadainya SDM, sarana

dan prasarana serta dukungan dana, sehingga pelabuhan laut tersebut masih merupakan

wilker binaan.

2. Jarak KKP induk dengan wilayah kerja sebagai berikut :

a. Bandara Ahmad Yani Semarang : ± 7 Km

b. Bandara Adisumarmo Surakarta : ± 90 Km

c. Pelabuhan Laut Tegal : ± 150 Km

d. Pelabuhan Laut Batang : ± 100 Km

e. Pelabuhan Laut Pekalongan : ± 125 Km

f. Pelabuhan Laut Jepara : ± 70 Km

g. Pelabuhan Laut Juwana : ± 100 Km

h. Pelabuhan Laut Rembang : ± 120 Km

i. Pelabuhan Laut Karimunjawa : ± 140 Km

3. Peta wilayah kerja KKP Kelas II Semarang:

Gambar 1.1. Peta Wilayah Kerja KKP Kelas II Semarang

Page 6: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 3

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang tahun 2019

merupakan bentuk pertanggungjawaban secara tertulis yang memuat keberhasilan

maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2019 yang harus

dipertanggungjawabkan oleh Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang kepada

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI.

C. VISI DAN MISI

Visi, misi, sasaran strategis, arah kebijakan dan strategi untuk mencapai target

kinerja tahun 2019 di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang termuat

dalam Rencana Aksi Kegiatan (RAK) 2015-2019 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Semarang.

Visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang adalah Tangguh dan Prima.

Dalam upaya mendukung program Nawa Cita Presiden Indonesia dan sesuai dengan visi

Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang, maka telah disusun misi Kantor Kesehatan

Pelabuhan Semarang sebagai berikut :

1. Memelihara dan menghasilkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan

memadai;

2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, masyarakat di pelabuhan dan

lingkungan SEHAT pelabuhan/bandara, kapal laut/pesawat terbang;

3. Mendorong kemandirian masyarakat pelabuhan dan bandara untuk hidup sehat;

4. Meningkatkan dan mengembangkan SDM yang professional;

5. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya.

D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

1. Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah :

Melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit potensial wabah,

surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan,

pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit

baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan

pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat

negara.

2. Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah :

Untuk mengimplementasikan tugas pokok tersebut Kantor Kesehatan

Pelabuhan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan kekarantinaan

Page 7: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 4

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan

c. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas

batas darat negara.

d. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan

penyakit yang muncul kembali.

e. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia.

f. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang

berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional.

g. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian

Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk

penyelenggaraan kesehatan haji.

h. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan

pelabuhan/bandara dan lintas batas darat.

i. Pelaksanaan pemberian sertifikasi kesehatan Obat, Makanan, Kosmetika dan Alat

Kesehatan (OMKA) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan

OMKA impor.

j. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya

k. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan,

bandara dan lintas batas darat.

l. Pelaksanaan jaringan informasi dan teknologi bidang kesehatan pelabuhan /

bandara dan lintas batas darat.

m. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan pelabuhan / bandara

dan lintas batas darat.

n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans

kesehatan pelabuhan.

o. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan pelabuhan / bandara dan lintas

batas darat.

p. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.

E. STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

2348/Menkes/Per/XI/2011 tanggal 22 November 2011 tentang Perubahan Atas

Permenkes Nomor 356/Menkes/Per/2008 tanggal 14 April 2008 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang

merupakan kelas II dengan struktur organisasi sbb :

Page 8: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 5

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II

PERMENKES RI NOMOR: 2348/MENKES/PER/XI/2011

TANGGAL 22 NOPEMBER 2011

Gambar 1.2. Bagan Struktur Organisasi KKP Kelas II Semarang

F. ISU STRATEGIS

Dalam pelaksanaan tugasnya Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang pada

Tahun 2019 mengangkat isu strategis antara lain:

1. Kewaspadaan dini terhadap masuknya new emerging diseases dan re-emerging

diseases serta masalah-masalah kesehatan lainnya yang dapat mengakibatkan

Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD) seperti Ebola,

Zika, H1N1, Hanta virus, Mers-CoV, Yellow Fever, Lassa Fever dan Nipah Virus. Pada

tahun 2019 tercatat pernah terjadi kasus meningitis pada jemaah haji jalur ONH plus,

outbreak polio dari Philipina (serotipe V1) dan Malaysia (serotipe V1 dan V2) serta

outbreak WUHAN Pneumonia dari China (2019-nCoV). Dalam rangka cegah tangkal

masuk dan keluarnya penyakit-penyakit tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Semarang telah melakukan langkah-langkah strategis yaitu dengan melaksanakan

surveilans epidemiologi rutin dalam rangka peningkatan sistem kewaspadaan dini

terhadap kemungkinan masuk/keluarnya KKMMD.

2. Penguatan sistem kekarantinaan kesehatan terkait dengan diterbitkannya Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2019 tentang Karantina Kesehatan. Langkah-langkah yang

dilakukan dengan melakukan penguatan jejaring kemitraan guna memperkuat sistem

KEPALA

SUB.BAG. TU

SEKSI

PENGENDALIAN

KARANTINA&SE

SURV.

SEKSI

PENGENDALIAN

RISIKO LINGKUNGAN

SEKSI

UPAYA KES. &

LINTAS WILAYAH

BANDARA A. YANI

PLB

TEGAL

PLB

PEKA LONGAN

PLB TG. EMAS

PLB

JEPARA

PLB

JUWANA

PLB

REMBANG

PLB BATANG

G

KELOMPOK

JABATAN

WILAYAH KERJA

INSTALASI

Page 9: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 6

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

kekarantinaan kesehatan di seluruh wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Semarang.

G. SUMBER DAYA

Untuk mencapai peningkatan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Semarang didukung oleh Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Anggaran.

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang pada

Tahun 2019 sebanyak 83 pegawai, dengan rincian sbb:

a. Menurut Jabatan :

1. Jabatan Struktural

2. Jabatan Fungsional Tertentu

3. Jabatan Fungsional Umum

=

=

=

3 orang

37 orang

43 orang

b. Menurut Golongan:

1. Golongan II

2. Golongan III

3. Golongan IV

=

=

=

9 orang

68 orang

6 orang

c. Menurut Pendidikan:

1. SD

2. SLTP

3. SLTA

4. D3

5. D4

6. S1

7. S2 Kesehatan

=

=

=

=

=

=

=

1

0

1

20

2

30

29

Page 10: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 7

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Komposisi SDM Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang digambarkan pada grafik

berikut :

Grafik 1.1. Kualifikasi Jabatan KKP Semarang Tahun 2019

Berdasarkan grafik diatas diperoleh informasi bahwa komposisi jabatan di

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang terdiri dari 3% Struktural; 37 %

Jabatan Fungsional Tertentu dan komposisi terbesar adalah Jabatan Fungsional

Umum yaitu sebanyak 43%.

Grafik 1.2. Kualifikasi Golongan Pegawai KKP Semarang Tahun 2019

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa komposisi pegawai di Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang di dominasi oleh golongan III yaitu sebesar

68%.

3%

37%43%

Persentase Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan

Struktural JFT JFU

9%

68%

6%

Persentase Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

Golongan II Golongan III Golongan IV

Page 11: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 8

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Grafik 1.3. Kualifikasi Pendidikan Pegawai KKP Semarang Tahun 2019

Dilihat dari jenjang pendidikan diatas maka tingkat pendidikan pegawai di

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang hanya terpaut sedikit antara S1

(36,14%) dan S2 (34,94%).

H. SISTEMATIKA

Pada dasarnya laporan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang

tahun 2019 ini menjelaskan pencapaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang

Tahun 2019. Capaian kinerja tersebut dibandingkan juga dengan kinerja tahun

sebelumnya sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian

kinerja terhadap rencana kinerja memungkinkan diidentifikasinya sejumlah celah kinerja

bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Dengan kerangka pikir seperti itu,

sistematika penyajian laporan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang

adalah sebagai berikut :

Bab I (Pendahuluan), menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan

penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang

serta sistimatika penyajian laporan.

Bab II (Perencanaan Kinerja), menjelaskan tentang ringkasan / ikhtisar perjanjian

kinerja tahun 2019.

Bab III (Akuntabilitas Kinerja), menjelaskan tentang pengukuran kinerja, capaian

kinerja tahun 2019, analisis akuntabilitas kinerja dan realisasi anggaran serta

sumberdaya manusia yang digunakan dalam rangka pencapaian kinerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan Semarang selama Tahun 2019.

Bab IV (Penutup), berisi kesimpulan atas laporan kinerja tahun 2019

1,20% 0% 1,20%

24%

2,40%

36,14%

34,94%

Persentase Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan

SD SLTP SLTA DIII DIV S1 S2

Page 12: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 10

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator

kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran

strategis. Perencanaan kinerja memuat indikator kinerja kegiatan. Untuk mencapai sasaran

kegiatan diperlukan berbagai upaya kegiatan yang dilakukan sebagaimana tertera dalam

Perjanjian kinerja Tahun 2019 dan sesuai Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015-2019 yang

mengacu pada Rencana Aksi Program PP dan PL di Pintu Masuk Negara serta Rencana

Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015-2019. Kegiatan untuk mencapai sasaran

tersebut yaitu:

A. Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar

biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk

mencegah terjadinya KLB

1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah

layanan KKP

3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit

4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus

5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan

7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi

B. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

1. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer

area

C. Menurunnya penyakit menular langsung

1. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung

D. Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

1. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

2. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P

3. Jumlah pengadaan sarana prasarana

Page 13: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 11

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Adapun perencanaan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang

sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015-2019 adalah

sebagai berikut :

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

1 Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB

1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

Sertifikat 17.790 18.302 17.408 18.416 12.000

2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP

% 100 100 100 100 100

3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit

Sertifikat 1.416 1.328 1.444 1.421 1.450

4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus

Layanan 4 4 4 12 12

5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

Pelabuhan/bandar

a 1 1 2

6

6

6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan

Sertifikat 43.765 59.586 62.870

66.635

69.900

7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi

Bandara - - - 1 2

2 Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area

Bandara - - - 1 2

3 Menurunnya penyakit menular langsung

9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung

Orang - - - 995 1.200

4 Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

Dokumen 8 8 8 40 40

11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P

Jenis - - - 3 4

12. Jumlah pengadaan sarana prasarana

Unit - - - 47 43

Tabel 2.1. Indikator Kinerja KKP Kelas II Semarang Tahun 2015-2019

Page 14: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 12

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA

Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan

tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target melalui indikator kinerja

yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh

mana realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas II Semarang dalam kurun waktu Januari – Desember 2019.

Tahun 2019 merupakan tahun keempat pelaksanaan dari Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan Tahun 2015–2019. Akan tetapi, seiring dengan adanya perubahan

Rencana Aksi Program Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit maka Rencana

Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang menyesuaikan dengan

RAP revisi. Terdapat perbedaan dalam penentuan sasaran dan indikator yang telah

disusun dalam Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang

Tahun 2015-2019.

Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah membandingkan realisasi

dengan target capaian indikator sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan

pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh

informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam

perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/kegiatan

yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-

pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka

mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Renstra dan

Penetapan Kinerja.

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas II Semarang dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur dalam kurun

waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator

Kantor Kesehatan Pelabuhan yang telah ditetapkan. Sasaran Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas II Semarang dan indikatornya adalah sebagai berikut :

Page 15: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 13

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

A. Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar

biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk

mencegah terjadinya KLB

1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di

wilayah layanan KKP

3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit

4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus

5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan

dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi

wabah

6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan

7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi

B. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

1. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan

buffer area

C. Menurunnya penyakit menular langsung

1. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung

D. Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

1. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

2. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P

3. Jumlah pengadaan sarana prasarana

Capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang Tahun 2019 dapat dilihat

pada tabel berikut :

Page 16: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 14

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI PERSENTASE

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB

1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

12.000 sertifikat

15.336 sertifikat

127,8%

2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP

100% 100%

100%

3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit

1.450 sertifikat

1.715 sertifikat

118,28%

4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus

12 layanan 13 layanan

108,33%

5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

6 pelabuhan/

bandara

6 pelabuhan/

bandara

100%

6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan

69.900 sertifikat

117.041 sertifikat

167,44%

7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi

2 bandara 8

pealabuhan/bandara

400%

2 Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area

2 bandara 6

pelabuhan/bandara

300%

3 Menurunnya penyakit menular langsung

9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung

1.200 orang 1.209 orang

100,75%

4 Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

40 dokumen 44

dokumen

110%

11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P 4 jenis 27 jenis

675%

12. Jumlah pengadaan sarana prasarana

43 unit 48 unit

111,63%

TOTAL CAPAIAN KINERJA 214,97%

Tabel 3.1. Capaian Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang TA 2019

Page 17: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 15

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

1. JUMLAH ALAT ANGKUT SESUAI DENGAN STANDAR KEKARANTINAAN

KESEHATAN

a. Pengertian

1) PHQC adalah sertifikat izin kesehatan berlayar yang diberikan kepada kapal

yang akan keluar dari suatu Pelabuhan. Dokumen PHQC diberikan kepada

semua kapal yang akan keluar/meninggalkan suatu Pelabuhan oleh petugas

KKP.

2) SSCEC (Ship Sanitation Control Exemption Certifcate) adalah sertifikat yang

dikeluarkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan karena alat angkut yang

diperiksa bebas dari tindakan sanitasi (deratisasi, desinfeksi, desinseksi,

dekontaminasi).

3) SSCC (Ship Sanitation Control Certificate) adalah sertifikat yang dikeluarkan

oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan karena alat angkut yang diperiksa telah

dilakukan tindakan sanitasi (deratisasi, desinfeksi, desinseksi, dekontaminasi).

b. Definisi Operasional

Jumlah pemeriksaan alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan Kesehatan

dalam periode satu tahun

c. Rumus/Cara Perhitungan

Akumulasi jumlah hasil sertifikat PHQC, SSCEC, SSCC dalam satu tahun

d. Capaian Indikator

Capaian indikator jumlah alat angkut sesuai standar kekarantinaan kesehatan

pada Tahun 2019 ditargetkan sebanyak 12.000 dokumen dan tercapai 15.336

dokumen (127,8%). Pencapaian target ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan

sesama KKP Kelas II lainnya yaitu KKP Mataram (98,98%) dan KKP Probolinggo

(103,08%). Capaian indikator KKP Semarang masih diatas standar yang

ditentukan dalam dokumen rencana aksi program Ditjen P2P yaitu sebesar 95%.

Alokasi anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp1.749.200.000,- dengan

realisasi anggaran sebesar Rp1.726.130.000,- atau sekitar 98,68%.

Perbandingan capaian indikator ini dengan tahun sebelumnya terlihat pada tabel

berikut :

Page 18: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 16

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

BULAN 2018 2019

PHQC SSCEC PHQC SSCEC SSCC

Januari 628 108 903 176 4

Februari 1092 310 1074 257 3

Maret 1287 305 1100 231 4

April 1305 339 1022 199 2

Mei 1077 211 744 95 5

Juni 754 103 1012 259 1

Juli 1519 313 1065 256 2

Agustus 1156 202 949 207 2

September 1281 315 1207 343 1

Oktober 1234 277 1095 236 4

November 1181 235 1216 268 4

Desember 1027 148 1167 221 2

Sub Total 13.541 2.866 12.554 2.748 34

TOTAL 16.407 15.336

Tabel 3.2. Akumulasi jumlah hasil sertifikat PHQC, SSCEC, SSCC

Dari tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa dokumen kekarantinaan

kesehatan tahun 2019 terjadi penurunan jika dibandingkan tahun 2018. Bila

dibandingkan capaian selama tahun 2014-2019 disajikan dala grafik berikut :

Grafik 3.1. Perbandingan Jumlah alat angkut sesuai standar

kekarantinaan tahun 2014-2019

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa capaian dokumen alat angkut

sesuai standar kekarantinaan pada tahun 2018 dan 2019 mengalami penurunan.

Hal ini dikarenakan oleh beberapa hal, yaitu sebagai berikut :

16110 16920 16920 1740818416

12000

20054 17802 18271 18124

1643315336

0

5000

10000

15000

20000

25000

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Grafik Perbandingan Jumlah Alat Angkut Sesuai Standar Kekarantinaan Tahun 2014-2019

target Capaian

Page 19: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 17

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

1. Terbitnya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Nomor 2/PERMEN-KP/2015 tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkap

Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) di Wilayah Pengelolaan

Perikanan Negara Republik Indonesia. Peraturan ini melarang penggunaan

cantrang sebagai alat penangkap ikan, dimana cantrang termasuk dalam

kategori trawls. Sebagian besar kapal ikan yang beroperasional di wilayah kerja

KKP Semarang adalah kapal ikan dengan alat penangkap ikan jenis cantrang.

Akibat larangan penggunaan cantrang tersebut, banyak kapal cantrang di

wilayah kerja KKP Semarang yang tidak beroperasi sehingga mengakibatkan

penurunan jumlah kapal yang melaut.

2. Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menyediakan langkah penanganan

sebagai tindak lanjut larangan penggunaan cantrang. Untuk kapal di bawah 10

GT, pemerintah mengganti alat tangkap cantrang semuanya dengan alat

tangkap ramah lingkungan Gillnet, bubu lipat untuk ikan dan rajungan, trammel

net, rawai dasar dan Handline. Untuk kapal 10-30 GT, pemerintah membantu

fasilitas permodalan dari bank. Sedangkan untuk kapal di atas 30 GT,

pemerintah menyediakan WPP (Wilayah Pengelolaan Penangkapan) di Timur

dan Barat yaitu Laut Arafura dan Natuna, yang dulunya dikuasai asing secara

ilegal. Menurut informasi yang dikumpulkan dari para nelayan yang berada di

wilker KKP Semarang, pergantian alat cantrang menjadi alat tangkap yang

ramah lingkungan membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama,

sehingga pada proses pergantian tersebut nelayan belum bisa beroperasi dan

untuk kapal di atas 30 GT harus berpindah operasionalnya di Timur dan Barat

yaitu Laut Arafura dan Natuna, sehingga mengakibatkan penurunan jumlah

kapal yang melaut di wilayah kerja KKP Semarang.

3. Adanya perubahan ukuran kapal sehingga pemilik kapal harus mengurus

perijinan kapal dan dokumen kapal lainnya. Selama masa pengurusan

dokumen tersebut, kapal tidak bisa melakukan operasional.

4. Adanya pendangkalan alur pelayaran di sebagian wilayah kerja KKP Semarang

sehingga kapal mengalihkan alur pelayarannya.

5. Cuaca ekstrim menyebabkan banyak kapal menunda bahkan membatalkan

keberangkatan.

Pada tahun 2019 tidak ada anggaran yang tersedia untuk mengakomodir kegiatan

pemeriksaan alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan.

Page 20: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 18

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

e. Analisis Pencapaian Keberhasilan

1) Setiap kapal yang akan keluar dari Pelabuhan di wilayah KKP Semarang

wajib memperoleh sertifikat ijin kesehatan PHQC.

2) SSCEC diberikan kepada setiap kapal yang sudah habis masa berlakunya

dan telah diperiksa bebas dari tindakan sanitasi.

3) SSCC diberikan kepada kapal yang telah dilakukan tindakan sanitasi sesuai

rekomendasi dalam pemeriksaan sanitasi.

f. Kebijakan dan Upaya yang Dilakukan

1) Pemeriksaan keberangkatan kapal dilakukan terhadap kapal yang berangkat

ke luar negeri maupun kapal line interinsulair, bertujuan untuk memastikan

keabsahan semua dokumen kesehatan kapal, juga untuk memastikan bahwa

kondisi kapal, ABK maupun penumpang, dan barang bawaan tidak membawa

faktor risiko PHEIC yang menularkan penyakit di pelabuhan tujuan

2) Penerbitan SSCEC tidak hanya memeriksa keberadaan tanda-tanda kehidupan

tikus saja, tetapi juga memeriksa vektor penyakit menular lainnya, sanitasi

kapal, stok obat-obatan, dan lain-lainnya. Masa berlaku sertifikat tersebut 6

bulan dan dapat diperpanjang setelah masa berlaku habis. SSCEC diberikan

kepada setiap kapal yang sudah habis masa berlakunya dan telah diperiksa

bebas dari tindakan sanitasi

3) SSCEC dinyatakan tidak berlaku apabila :

- Ditemukan faktor risiko kesehatan masyarakat

- Berganti nama

- Masa berlaku berakhir,

- Berubah bendera,

- Sertifikat dicoret, dihapus, atau dinyatakan rusak; dan/atau

- Keterangan dalam sertifikat tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

g. Masalah yang Dihadapi

1) Portal https://kespel.kemkes.go.id down dalam waktu yang sangat lama

sehingga menghambat penerbitan dokumen online.

2) Adanya kebijakan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan tentang

pelarangan penggunaan kapal cantrang dan pengalihan wilayah pengelolaan

penangkapan ke Laut Arafura dan Natuna sehingga mengurangi jumlah kapal

yang melaut dan berlabuh di wilayah kerja KKP Semarang.

Page 21: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 19

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

h. Usul Pemecahan Masalah

Memanfaatkan menu generate dokumen untuk penerbitan dokumen

kesehatan pada saat aplikasi sedang down.

2. PERSENTASE RESPON SINYAL KEWASPADAAN DINI (SKD), KLB DAN

BENCANA DI WILAYAH LAYANAN KKP

a. Pengertian

1) Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB adalah kewaspadaan terhadap penyakit

berpotensi KLB beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan

menerapkan teknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untuk

meningkatkan sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya dan tindakan

penanggulangan KLB yangcepat dan tepat.

2) Peringatan kewaspadaan dini KLB adalah pemberian informasi adanya

ancaman KLB pada suatu daerah dalam periode waktu tertentu.

3) Deteksi dini KLB adalah kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya KLB

dengan cara melakukan intensifikasi pemantauan secara terus menerus dan

sistematis terhadap perkembangan penyakit berpotensi KLB dan perubahan

kondisi rentan KLB agar dapat mengetahui secara dini terjadinya KLB.

4) Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian

kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis.

b. Definisi Operasional

Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam

dibandingkan dengan jumlah SKD KLB dalam periode satu tahun.

c. Rumus/Cara Perhitungan

Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam

dibagi jumlah SKD KLB dikali 100%.

d. Capaian Indikator

Capaian indikator ini dapat terserap 100%. Hal ini juga terjadi pada KKP

Kelas II lainnya yaitu KKP Mataram (100%) dan KKP Probolinggo (100%). Target

capaian program ini di pusat adalah sebesar 80%. Respon sinyal kewaspadaan

dini, KLB dan bencana di wilayah layanan KKP Semarang pada tahun 2019

sebanyak dua kasus dan dapat direspon kurang dari 24 jam. Anggaran untuk

kegiatan ini adalah sebesar Rp11.436.000,- dengan serapan anggaran 99,20%

atau sebesar Rp. 11.345.000,-

Kasus pertama terjadi pada tanggal 23 Maret 2019, seorang anak buah

kapal (ABK) meninggal di kapal MV. GL. Kaihou berbendera Panama yang

Page 22: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 20

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

melintas di perairan sekitar Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Dalam kapal

tersebut terdapat ABK sebanyak 21 orang berkebangsaan Filipina, membawa

1.229 sapi dan rute pelayaran kapal dari Pelabuhan Fremantle Australia ke

Pelabuhan Honla, Vietnam. Pada saat itu langsung ditindaklanjuti dan direspon

oleh petugas KKP Semarang untuk dilakukan verifikasi dan investigasi kasus. Dari

hasil investigasi petugas KKP, autopsi serta penegakan laboratorium dari RSUP

Dr. Kariadi dapat disimpulkan bahwa penyebab kematian dari ABK yang

meninggal di kapal tersebut belum bisa dipastikan, namun langkah kewaspadaan

tetap dilaksanakan oleh petugas KKP Semarang untuk menangani kasus sesuai

informasi awal yang didapatkan di lapangan (yang mengarah ke suspect antraks).

Kasus kedua, tanggal 28 Agustus 2019, Tim Surveilans Epidemiologi (SE)

KKP Semarang mendapatkan pesan dari petugas KKP Kelas I Jakarta tentang

temuan kasus MERSCo-V dalam investigasi pada jamaah haji ONH plus

menggunakan pesawat Saudi Arabian Airlines. Tim SE segera melaporkan

informasi tersebut ke struktural KKP Semarang dan Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Tengah. Setelah itu dibentuk Tim PE (Penyelidikan Epidemiologi) verifikasi

rumor kasus MERSCo-V yang terdiri dari KKP Semarang, Dinas Kesehatan

Kabupaten Karanganyar dan Puskesmas Karanganyar, tim segera melakukan PE.

Dari verifikasi PE didapatkan hasil bahwa kondisi pasien tidak ada tanda

perburukan ke arah gagal nafas sebagai salah satu tanda MERSCo-V. Tim masih

melakukan pengawasan sampai 14 hari dan menginformasikan kepada keluarga

atau orang yang punya riwayat kontak, jika mengalami gejala untuk segera

melapor ke fasyankes (puskesmas) terdekat dalam rangka kewaspadaan dini

terhadap penyakit MERSCo-V.

e. Analisis Pencapaian Keberhasilan

Respon sinyal kewaspadaan dini di wilayah KKP Semarang dapat dilakukan

dengan cepat karena sudah ada jejaring serta komunikasi yang baik antara KKP,

Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, rumah sakit rujukan,

serta lintas sektor di lingkungan pelabuhan/bandara.

f. Kebijakan dan Upaya yang Dilakukan

1) Refreshing TGC petugas KKP di Lingkungan Bandara/pelabuhan

2) Penyelidikan dan investigasi kasus potensial KLB

g. Masalah yang Dihadapi

Tidak ada permasalahan dalam pelaksanaan ini karena sudah ada jejaring lintas

sektor yang cukup baik.

Page 23: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 21

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

h. Usul Pemecahan Masalah

Terus meningkatkan jejaring lintas sektor, utamanya dengan Dinas Kesehatan

Provinsi dan Dinas Kesehatan Kab/Kota di wilayah Jawa Tengah.

3. JUMLAH DETEKSI DINI DALAM RANGKA CEGAH TANGKAL MASUK DAN

KELUARNYA PENYAKIT

a. Pengertian

1) COP adalah sertifikat izin bebas karantina yang diberikan kepada kapal yang

datang dari luar negeri dan atau daerah terjangkit

2) Pengawasan Kekarantinaan Kesehatan adalah kegiatan pemeriksaan

dokumen karantina kesehatan dan faktor risiko kesehatan masyarakat terhadap

kedatangan alat angkut, orang beserta barang bawaan/muatan oleh pejabat

karantina kesehatan

3) HPAGD adalah dokumen yang berisi pernyataan dari crew yang bertugas dari

pesawat yang menerangkan bahwa nama-nama yang tersebut dalam gendec

tersebut benar active crew (ada nama, nomer paspor, tanggal lahir dan

kewarganegaraan) dan mereka benar dalam kondisi sehat ketika memasuki

suatu negara, dan pesawat dalam kondisi tidak membawa penyakit, yang

ditandatangani oleh Authorized Agent di negara tujuan atau PIC penerbangan

tersebut.

4) Surveilans aktif adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung

untuk mempelajari penyakit tertentu dalam waktu yang relatif singkat dan

dilakukan oleh petugas kesehatan secara teratur satu bulan sekali untuk

mencatat ada atau tidaknya kasus baru penyakit tertentu.

b. Definisi Operasional

Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di pelabuhan dan di klinik layanan lainnya

dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit dalam periode satu

tahun.

c. Rumus/Cara Perhitungan

Akumulasi jumlah sertifikat COP, HPAGD dan hasil pemeriksaan surveilans rutin

di klinik layanan lainnya dalam satu tahun.

d. Capaian Indikator

Akumulasi jumlah sertifikat COP, Gendec dan hasil pemeriksaan surveilans

rutin di klinik layanan lainnya pada tahun 2019 adalah sebanyak 1.727 sertifikat,

dari target 1.450 sertifikat (119,1%). Apabila dibandingkan dengan KKP Mataram

(184,09%), dan KKP Probolinggo (140,08%), capaian KKP Semarang masih lebih

Page 24: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 22

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

rendah. Angka ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2018 karena adanya

peningkatan jumlah pesawat yang datang dari luar negeri di Bandara Internasional

Jenderal Ahmad Yani Semarang dan Bandara Adisumarmo Surakarta. Jumlah

deteksi dini dalam rangka cegah tangkal penyakit dapat dilihat pada tabel dan

grafik dibawah ini :

BULAN 2018 2019

COP GENDEC SE AKTIF COP GENDEC SE AKTIF

Januari 35 94 9 26 90 9

Februari 29 76 9 31 81 9

Maret 40 86 9 42 98 9

April 46 83 9 38 88 9

Mei 40 80 9 35 87 9

Juni 40 69 9 26 69 9

Juli 43 116 9 32 149 9

Agustus 31 128 9 36 130 9

September 33 148 9 31 129 9

Oktober 32 79 9 28 106 9

November 32 96 9 30 105 9

Desember 25 93 9 26 104 9

Sub Total 426 1148 108 381 1.236 108

TOTAL 1.682 1.727

Tabel 3.3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal penyakit

Adapun perbandingan jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal penyakit

dari tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut :

Grafik 3.2. Perbandingan jumlah deteksi dini cegah tangkal masuk dan keluarnya

penyakit tahun 2014-2019

2032015250 15250

1444 1421 1450

39645

15947 16048

1670 16821727

0

10000

20000

30000

40000

50000

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Grafik Perbandingan Jumlah Deteksi Dini dalam rangka Cegah Tangkal Masuk dan Keluarnya

Penyakit Tahun 2014-2019

target Capaian

Page 25: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 23

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Berdasarkan grafik tersebut, diketahui bahwa terdapat penurunan capaian jumlah

deteksi dini masuk dan keluarnya penyakit sejak tahun 2017. Hal ini dikarenakan

terdapat perubahan definisi operasional, yang semula memperhitungkan jumlah

orang berubah menjadi jumlah dokumen.

Penerbitan COP, Gendec dan Surveilans Rutin merupakan deteksi dini dalam

rangka mencegah, melindungi, mengendalikan dan memberikan respon

kesehatan terhadap penyebaran penyakit antar negara tanpa pembatasan

perjalanan dan perdagangan yang tidak perlu.

Alokasi anggaran kegiatan ini sebesar Rp32.400.000,- dan terealisasi sebesar

Rp32.400.000,- atau sebesar 100% dari pagu anggaran.

e. Analisis Pencapaian Keberhasilan

1) Pengawasan kekarantinaan kesehatan merupakan kegiatan pemeriksaan

dokumen karantina kesehatan dan faktor risiko kesehatan masyarakat terhadap

kedatangan alat angkut, orang beserta barang bawaan/muatan.

2) Surveilans aktif dilakukan di 9 wilayah kerja KKP Semarang berdasarkan data

sarana kesehatan dilakukan untuk mengetahui trend/kecenderungan jenis

penyakit yang ada di masing-masing wilayah kerja baik perimeter dan buffer

area.

f. Kebijakan dan Upaya yang Dilakukan

1) COP diberikan kepada kapal yang datang dari luar negeri dan atau daerah

terjangkit setelah dilakukan pemeriksaan kekarantinaan kesehatan berupa

pemeriksaan dokumen karantina kesehatan, pemeriksaan faktor risiko

kesehatan masyarakat dan pemeriksaan kesehatan terhadap orang

2) Pengawasan dan pemeriksaan dokumen HPAGD dilakukan pada pesawat dari

luar negeri dan atau negara terjangkit untuk kemudian diterbitkan Certificate of

Pratique yang menyatakan bahwa pesawat dinyatakan bebas karantina.

3) Surveilance aktif dalam rangka pelaporan simkespel

g. Masalah yang Dihadapi

Dokumen COP tidak dapat diberikan pada saat boarding kapal dikarenakan semua

dokumen diterbitkan secara online.

h. Usul Pemecahan Masalah

Penerbitan COP dilakukan di kantor setelah dilakukan pemeriksaan kekarantinaan

kesehatan.

Page 26: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 24

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

4. JUMLAH PELAYANAN KESEHATAN PADA SITUASI KHUSUS

a. Pengertian

1) Kesehatan pada situasi khusus adalah upaya kesehatan yang dilakukan untuk

meningkatkan kesehatan fisik dan mental guna menyesuaikan diri terhadap

lingkungan yang berubah secara bermakna, baik lingkungan darat, udara

angkasa maupun air.

2) Posko Kesehatan adalah pos komando pelayanan kesehatan

3) Posko Arus Mudik Lebaran adalah upaya kesehatan yang dilakukan untuk

meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada saat arus mudik dan arus balik

lebaran

4) Posko Natal adalah upaya kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan

kesehatan fisik dan mental pada saat arus mudik dan arus balik Natal.

5) Posko Tahun Baru adalah upaya kesehatan yang dilakukan untuk

meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada saat arus mudik dan arus balik

liburan tahun baru.

6) Pelayanan Kesehatan Embarkasi Haji adalah Pelayanan dan pemeriksaan

kesehatan akhir pada pemberangkatan jamaah haji.

7) Pelayanan Kesehatan Debarkasi Haji adalah Pelayanan dan pemeriksaan

kesehatan pada pemulangan jamaah haji.

8) Pengendalian faktor risiko pada situasi khusus perlu didukung sumber daya

yang memadai dan sistem surveilans yang baik. Sistem surveilans ini akan

menghasilkan data dan informasi yang akurat dan update sebagai dasar

penentuan kebijakan, strategi dan program. Sehubungan dengan pentingnya

data tersebut (khususnya data kesehatan jamaah haji) maka diperlukan suatu

pencatatan yang melingkupi data jamaah haji, riwayat penyakit dan kondisi

kesehatan dari calon jamaah haji

b. Definisi Operasional

Jumlah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada saat situasi khusus tertentu

seperti lebaran, natal, tahun baru dan lain - lain dalam periode satu tahun.

c. Rumus/cara perhitungan

Akumulasi jumlah posko yang melakukan pelayanan kesehatan pada saat lebaran,

natal, tahun baru dan lainnya dalam satu tahun.

d. Capaian indikator

Capaian indikator jumlah posko yang melakukan pelayanan kesehatan pada

situasi khusus sebesar 108,3% dari target kegiatan 12 posko terealisasi sebanyak

Page 27: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 25

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

13 posko. Capaian ini lebih tinggi dari KKP Kelas II Mataram (100%) dan KKP

Kelas II Probolingo (100%).

Grafik 3.3. Perbandingan pelayanan kesehatan pada situasi khusus tahun

2014-2019

Penanganan kesehatan pada situasi matra merupakan implementasi tupoksi KKP

yang berhubungan dengan pengamatan penyakit karantina, penyakit menular

potensial wabah, pelayanan kesehatan terbatas serta fasilitasi dan advokasi

kesehatan matra dalam hal ini yaitu kesiapsiagaan kesehatan arus mudik/balik

lebaran, embarkasi dan debarkasi haji, posko natal dan posko tahun baru di

pelabuhan laut dan bandara.

Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp.2.322.808.000,-

yang terealisasi sebesar Rp. 2.283.757.116,- (98%) dari pagu anggaran.

e. Analisis Pencapaian Keberhasilan

Perencanaan, persiapan sarana dan prasarana merupakan kunci keberhasilan

kegiatan. Perencanaan anggaran yang diperlukan bahkan dimulai prosesnya

dalam rentang waktu satu tahun sebelumnya. Sarana dan prasarana baik fisik

maupun non fisik (seperti kerjasama lintas sektor) di tahun berikutnya harus lebih

baik lagi pelaksanaannya. Analisa kegiatan tahun sebelumnya dapat dijadikan

prediksi dalam pengelolaan perencanaan.

Di tahun 2018 pada saat pelaksanaan posko natal dilakukan model pencatatan

menggunakan google form. Jadi pengisian laporan dan pencatatan pasien

menggunakan form online yang harus diisi oleh petugas.

10

4 4

12 12 12

10

4 4

12

1413

0

2

4

6

8

10

12

14

16

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Grafik Perbandingan Pelayanan Kesehatan Pada Situasi Khusus Tahun 2014-2019

target Capaian

Page 28: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 26

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

f. Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan

1) Persiapan pelaksanaan posko, embarkasi dan debarkasi haji

2) Penanganan Kesehatan

a. Arus Mudik dan Balik Lebaran

b. Embarkasi dan Debarkasi Haji

c. Posko Natal

3) Pemantauan Posko

g. Masalah yang dihadapi

Pencatatan diagnosa penyakit pada posko kesehatan belum menggunakan

pencatatan berdasarkan kode ICD X seperti pada embarkasi dan debarkasi haji.

Pembagian jenis penyakit berdasarkan format dari pusat menggunakan

penggolongan diagnose yang sudah ditentukan.

Permasalahan tempat di Tanjung Emas di waktu tertentu timbul banjir rob. Pada

saat posko natal dan tahun baru lantai ditinggikan kembali. Area depan posko dan

di dalam ruangan posko terdapat beda ketinggian lantai, dengan cor besi yang

terlihat. Sehingga petugas harus lebih berhati-hati.

h. Usul Pemecahan masalah

Penggunaan kode ICD X dalam pencatatan diagnosa penyakit dalam kegiatan

posko kesehatan atau penggolongan diagnose yang lebih baku.

5. JUMLAH PELABUHAN/BANDARA/PLBD YANG MEMPUNYAI KEBIJAKAN

KESIAPSIAGAAN DALAM PENANGGULANGAN KEDARURATAN KESEHATAN

MASYARAKAT YANG BERPOTENSI WABAH

a. Pengertian

1) Dokumen rencana kontinjensi penanggulangan kedaruratan kesehatan

masyarakat adalah sebuah dokumen yang berisi

rencana/mekanisme/kesepakatan bersama dalam melaksanakan kegiatan

rencana kontinjensi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang

diawali dengan table top exercise / simulasi.

2) Kedaruratan Kesehatan Masyarakat adalah kejadian kesehatan masyarakat

yang bersifat luar biasa dengan ditandai penyebaran penyakit menular dan/atau

kejadian yang disebabkan oleh radiasi nuklir, pencemaran biologi, dan

kontaminasi kimia (NUBIKA), dan pangan yang menimbulkan bahaya

kesehatan dan berpotensi menyebar lintas wilayah atau lintas negara.

Page 29: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 27

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

b. Definisi Operasional

Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan

berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan

masyarakat yang berpotensi wabah.

c. Rumus/Cara Perhitungan

Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan

berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan

masyarakat yang berpotensi wabah

d. Capaian Indikator

Capaian indikator ini adalah 100%, dari target 6 pelabuhan/bandara tercapai 6

pelabuhan/bandara. Capaian ini juga terjadi pada KKP Mataram (100%) dan KKP

Probolinggo (100%). Kegiatan pada tahun 2019 adalah review dokumen renkon

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, jadi tidak dihasilkan dokumen

renkon baru. Dengan demikian realisasi dokumen renkon yang dihasilkan pada

periode tahun 2014 sampai tahun 2019 sebanyak 6 (enam) dokumen renkon

sebagai upaya mencegah keluar masuknya penyakit menular berpotensi wabah

termasuk kejadian PHEIC di Point Of Entry (POE). Adapun secara rinci dapat

terlihat pada grafik berikut :

Grafik 3.4. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan

kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat

yang berpotensi wabah tahun 2014-2019

1 1 1

56 6

1 1 1

56 6

0

2

4

6

8

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Grafik Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang Mempunyai Kebijakan Kesiapsiagaan dalam

Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Berpotensi Wabah Tahun 2014-2019

Target Capaian

Page 30: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 28

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Grafik 3.5. Jumlah Dokumen Renkon KKP Semarang Tahun 2019

Indikator ini telah melebihi target yang telah ditentukan oleh pusat yaitu sebesar

82%. Anggaran yang diperlukan pada Review Dokumen Renkon Bandara

Internasional Ahmad Yani Semarang pada tahun 2019 adalah Rp40.060.000,- dan

terealisasi sebesar Rp. 39.104.200,- atau 97,61% dari pagu anggaran.

e. Analisis Pencapaian Keberhasilan

Komitmen perencanaan dan pencapaian Perjanjian Kinerja tiap tahun merupakan

faktor utama dalam pelaksanaan sosialisasi dan atau penyusunan dokumen

Renkon di wilayah KKP Semarang.

f. Kebijakan dan Upaya yang Dilakukan

Review Dokumen Renkon Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang.

g. Masalah yang Dihadapi

Belum optimalnya prosedur dan kriteria dalam mendukung kegiatan kekarantinaan

di pintu masuk negara.

h. Usul Pemecahan Masalah

Peningkatan jejaring kerja melalui komunikasi dan koordinasi dengan lintas sektor.

6. JUMLAH SERTIFIKAT/SURAT IJIN LAYANAN KESEHATAN LINTAS WILAYAH

YANG DITERBITKAN

a. Pengertian

1) Pelayanan vaksin internasional adalah upaya untuk memberikan kekebalan

kepada orang terhadap suatu penyakit karantina/potensial wabah tertentu, yang

akan bepergian ke negara/daerah endemis atau negara yang mensyaratkan

vaksinasi tertentu.

1 1 1 1 1 1

Ahmad Yani (2014) Tanjung Emas(2014)

Adisumarmo(2016)

Tegal (2017) Jepara (2017) Jepara danKarimunjawa

(2018)

Dokumen RenkonKKP Semarang sampai Tahun 2019

Jumlah Dokumen Renkon

Page 31: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 29

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

2) ICV (International Certificate of Vaccination adalah Sertifikat Vaksinasi

Internasional adalah sertifikat yang diberikan setelah dilakukan tindakan vaksinasi

Internasional.

3) Klinik/RS pelaksana pelayanan vaksinasi internasional dan penerbit ICV adalah

klinik/RS yang sudah disutujui oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan setempat untuk

melakukan pelayanan vaksinasi internasional dan penerbit ICV sesuai Perdirjen

No. SR.03.04/II/2745/2018.

4) Surat izin angkut orang sakit adalah Surat keterangan yang diterbitkan kepada

seseorang yang telah dilakukan pemeriksaan fisik dan administrasi untuk

kemudian diberikan izin angkut orang sakit untuk melakukan perjalanan dengan

pesawat udara atau kapal ataupun izin keluar dari bandara/pelabuhan.

5) Surat izin jenazah adalah surat izin yang dikeluarkan oleh Kantor Kesehatan

Pelabuhan yang menerangkan bahwa jenazah yang masuk maupun keluar dari

Pelabuhan/Bandara bebas dari penyakit karantina sehingga jenazah tersebut

dapat dibawa keluar dari Pelabuhan/Bandara tersebut.

6) Surat keterangan layak terbang adalah surat izin yang dikeluarkan oleh Kantor

Kesehatan Pelabuhan yang menerangkan bahwa ibu hamil, bayi dan orang sakit

yang akan berangkat layak terbang.

b. Definisi Operasional

Jumlah sertifikat/surat izin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan

berdasarkan permintaan/permohonan yang diterima dalam periode satu tahun.

c. Rumus/cara perhitungan :

Akumulasi jumlah sertifikat izin laik terbang, sertifikat izin angkut orang sakit, sertifikat

izin angkut jenazah, jumlah penerbitan/legalisasi ICV dalam satu tahun.

d. Capaian indikator :

Jumlah sertifikat/surat izin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan

berdasarkan permintaan/permohonan yang diterima selama tahun 2019 adalah

sebanyak 90.987 sertifikat dari jumlah yang ditargetkan sebesar 69.900 (130,17%).

Capaian ini lebih tinggi dari capaian dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II KKP

Probolinggo (115,95%) dan lebih rendah dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Mataram Mataram (160,15%). Alokasi anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar

Rp.53.300.000,-, terealisasi Rp.51.826.000,- (97,23%).

Page 32: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 30

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Grafik 3.6. Perbandingan Jumlah Penerbitan ICV Tahun 2018 – 2019

Grafik diatas memperlihatkan selama dua tahun penurunan jumlah penerbitan

ICV terjadi pada bulan Juni dan Juli secara signifikan, hal ini dikarenakan bulan

tersebut adalah masa persiapan menjelang bulan haji, dengan masa embarkasi haji

mulai tanggal 05 Juli 2019 dan berakhir pada tanggal 05 Agustus 2019 dan debarkasi

haji tanggal 17 Agustus 2019 dan berakhir pada tanggal 16 September 2019.

Kebijakan pemerintah Arab Saudi menutup kegiatan umroh di tanah suci sehingga

pelayanan vaksinasi mengalami penurunan. Jumlah penerbitan pada bulan Oktober,

November, Desember pada tahun 2018 lebih rendah dibanding tahun 2019. Secara

umum jumlah penerbitan dokumen ICV tahun 2019 mengalami peningkatan

dibanding tahun 2018.

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

11064

8436 8795

6339

2372

615

1638

3049

5761

11009

88588023

6234 62766933

4074

5679

19172719

7218

12086 12312

1069410125

Perbandingan Penerbitan ICV dari KKP Semarang Tahun 2018 dan 2019

2018 2019

Page 33: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 31

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Grafik 3.7. Perbandingan Jumlah Penerbitan ICV KKP Semarang dengan

Klinik/RS Tahun 2019

Grafik diatas menunjukkan pelayanan vaksinasi yang sebelumnya hanya

berada di KKP, mulai bulan Maret terlihat menyebar di klinik/RS. Pelayanan di klinik

dan RS terus mengalami peningkatan seiring dengan jumlah klinik/RS yang mendapat

persetujuan pelayanan dari KKP Semarang. Di bulan Desember, dengan jumlah

klinik/RS sebanyak 30 terlihat peningkatan jumlah penerbitan lebih tinggi dari

penerbitan di KKP. Jangkauan klinik/RS menyebar di Jawa Tengah sehingga

mempermudah akses pelayanan bagi masyarakat.

0

2000

4000

6000

8000

10000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

6234 62766802

3164

5112

15331071

1914

2903

4598

32662873

131910 567 384

1648

5304

9183

7714 7428 7252

Perbandingan Penerbitan ICV KKP Smg dengan Klinik/RS dari KKP Smg Tahun 2019

KKP Smg Klinik/RS dari KKP Smg

Page 34: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 32

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Grafik 3.8. Perbandingan Jumlah Penerbitan ICV KKP Semarang dengan

Klinik/RS Tahun 2019

Grafik diatas memperlihatkan secara umum jumlah penerbitan di tahun 2018 lebih

tinggi dibandingkan penerbitan di KKP dan di klinik/RS. Walaupun secara total

penerbitan di tahun 2019 oleh KKP dan klinik/RS lebih tinggi dibanding tahun 2018.

Grafik 3.9. Perbandingan Jumlah Penerbitan Ijin Angkut Orang Sakit

Tahun 2018 - 2019

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

11064

84368795

6339

2372

615

1638

3049

5761

11009

8858

8023

6234 62766802

3164

5112

15331071

1914

2903

4598

32662873

131

910567 384

1648

5304

9183

7714 7428 7252

Perbandingan Penerbitan ICV KKP Smg Th 2018, 2019 dengan Klinik/RS dari KKP Smg Th 2019

KKP Smg 2018 KKP Smg 2019 Klinik/RS dari KKP Smg 2019

0

10

20

30

40

50

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

2 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 00 0 1 0 0

47

1 1 1 0 0 0

Perbandingan Penerbitan Ijin Angkut Orang SakitKKP Semarang Tahun 2018 - 2019

2018 2019

Page 35: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 33

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Berdasarkan grafik diatas diperoleh informasi bahwa penerbitan surat izin angkut orang

sakit selama Tahun 2018 dan 2019 fluktuatif, sesuai dengan permintaan konsumen. Di

bulan Juni angkanya sangat tinggi karena ada pelayanan embarkasi haji.

Grafik 3.10. Perbandingan Jumlah Penerbitan Ijin Angkut Jenazah

Tahun 2018 dan 2019

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa jumlah penerbitan surat izin angkut

jenazah selama Tahun 2018 dan 2019 bervariasi per bulannya. Jumlah penerbitan

dokumen ini terjadi secara fluktuatif sepanjang tahun. Hal ini dikarenakan penerbitan

dokumen ini bergantung pada faktor eksternal. Secara umum di tahun 2019 mengalami

penurunan dibanding tahun 2018.

Apabila dibandingkan dari tahun ke tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

0

10

20

30

40

50

60

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

32

3941

46

3432

41

50

34

46

43

53

50

39

48

23 2324

3840

31

41

36

41

Perbandingan Penerbitan Ijin Angkut JenazahKKP Semarang Tahun 2018 dan 2019

2018 2019

Page 36: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 34

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Grafik 3.11. Perbandingan surat izin layanan kesehatan lintas wilayah tahun

2014-2019

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa surat izin layanan kesehatan lintas wilayah

yang diterbitkan tahun 2014-2019 mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan adanya

peningkatan pelaku perjalanan sehingga mempengaruhi jumlah permintaan dokumen

kesehatan, peningkatan jumlah jamaah umroh serta adanya kemudahan akses dalam

melaksanakan vaksinasi meningitis.

e. Analisis Pencapaian Keberhasilan

1) Dengan perluasan pelayanan vaksinasi internasional di klinik/RS memberikan

dampak pada kemudahan akses layanan bagi masyarakat

2) Permintaan ijin pelayanan dari klinik/RS juga terus meningkat hingga bulan

desember mencapai 30 klinik/RS yang sudah memperoleh ijin layanan

3) Perbaikan pelayanan harus meliputi semua aspek, tidak terbatas di KKP saja. Dari

distribusi dan ketersediaan vaksin dari pusat ke induk serta dari induk ke wilker

harus lancar. Perbaikan penyimpanan vaksin melalui cold room di induk dan cold

chain di wilker pelayanan vaksin, termasuk pemantauan suhunya. Yang selama ini

ketersediaan, distribusi vaksin, distribusi ICV, rantai dingin sudah berjalan dengan

baik di KKP, mulai tahun ini jangkauan pemantauan sampai ke klinik/RS. Standar

pelayanan vaksin dan penerbitan ICV dibuat standar sehingga masyarakat tidak

dirugikan.

f. Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan

Melakukan Pelayanan vaksinasi internasional (Meningitis, Yellow Fever, Polio),

penerbitan Sertifikat ICV, surat izin orang sakit, surat ijin jenazah dan layak terbang

sesuai prosedur yang ditetapkan.

40000 40212 40214

62870 66635 69900

42596 4266058408

7282380206

90987

0

20000

40000

60000

80000

100000

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Grafik Sertifikat/Surat Izin Layanan Kesehatan Lintas Wilayah yang Diterbitkan Tahun 2014-2019

Target Capaian

Page 37: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 35

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Pemberian ijin bagi klinik/RS sesuai prosedur (Perdirjen) melalui pembagian tim kecil

verifikator ke klinik/RS. Verifikator melakukan penelitian berkas dan kunjungan

lapangan agar standar yang diberikan tetap bermutu

g. Masalah yang dihadapi

1) Masih ada klinik/RS dalam pengajuan berkas perijinan tidak memperhatikan detail

standar dari Perdirjen.

2) Pengembangan aplikasi Sinkarkes dalam menghadapi permasalahan dilapangan

agak tersendat. Misalnya permasalahan pencatatan stok logistik vaksin di

username KKP dan stok logistik ICV di KKP dan klinik/RS masih terdapat

perbedaan angka di aplikasi dan stok di tempat.

h. Usul pemecahan masalah

1) Memberikan pemahaman pada saat pengajuan

2) Melaporkan kendala di lapangan dan mengusulkan saran perbaikan.

7. JUMLAH PELABUHAN/BANDARA/PLBD YANG MEMENUHI SYARAT-SYARAT

SANITASI

a. Pengertian

1) Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan

batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan

pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun

penumpang, dan/atau bongkar muat barang berupa terminal dan tempat berlabuh

kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan

kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar

moda transport

2) Bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas

tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas

landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan

intra dan antar moda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan

dan keamanan penerbangan serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

3) Pos lintas batas darat adalah pintu masuk orang, barang, dan alat angkut melalui

darat di suatu negara.

4) Sanitasi adalah upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang

memenuhi syarat kesehatan, Sanitasi juga merupakan suatu usaha kesehatan

masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan teknik terhadap berbagai

faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat

kesehatan manusia.

Page 38: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 36

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

5) Sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah suatu kegiatan yang

menekankan pada pengawasan dan pengendalian / kontrol pada faktor lingkungan

manusia seperti: Penyediaan air menjamin air yang digunakan oleh manusia bersih

dan sehat, Tempat – tempat umum yang baik (Pembuangan kotoran manusia, air

buangan dan sampah. Individu dan masyarakat terbiasa hidup sehat dan bersih.,

Kondisi udara bebas dari bahan-bahan yang berbahaya dari kehidupan

manusia.Pabrik-pabrik, kantor-kantor dan sebagainya bebas dari bahaya-bahaya

kepada masyarakat sekitar serta Tempat pengelollan makanan yang menjamin

makanan tersebut aman, bersih dan sehat.

b. Definisi Operasional

Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memiliki sanitasi tempat-tempat umum dengan

kriteria baik, TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih

memenuhi syarat kesehatan

c. Cara perhitungan :

Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai TTU dengan kriteria

baik, TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih

memenuhi syarat kesehatan.

Rumus :

Jumlah pemeriksaan TTU,TPM,SAB dengan hasil baik

Jumlah pemeriksan TTU,TPM,SAB yang diperiksa dalam satu tahun x 100 %

Kriteria penilaiannya adalah :

1. Pelabuhan Sehat jika akumulasi persentase hasil pemeriksaan TTU, TPM, dan

SAB dengan hasil pemeriksaan BAIK ≥ 75 % dari sampel yang diperiksa.

2. Pelabuhan Tidak Sehat jika akumulasi persentase hasil pemeriksaan TTU, TPM,

dan SAB dengan hasil pemeriksaan BAIK < 75 % dari sampel yang diperiksa.

d. Capaian indikator

Hasil perhitungan wilayah kerja pelabuhan dan bandara dengan kriteria hasil

pemeriksaan TTU, TPM, dan SAB di KKP Kelas II Semarang tahun 2019 adalah

sebagai berikut :

Page 39: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 37

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Tabel 3.3. Hasil Kegiatan Pengawasan Sanitasi Lingkungan di Wilayah

Pelabuhan/Bandara KKP Kelas II Semarang Tahun 2019

Target jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi pada

tahun 2019 adalah 2 pelabuhan/bandara. Dari tabel di atas dapat dilihat untuk realisasi

jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi adalah

sebanyak 9 pelabuhan/bandara, tercapai 450 %.

Perbandingan realisasi dengan satker lain sebagai berikut :

No Nama Satker Target 2019 Realisasi 2019 Persentase (%)

1 KKP Kelas II Semarang 2 9 450

2 KKP Kelas II Mataram 9 9 100

3 KKP Kelas II Probolinggo 6 6 100

Tabel 3.4. Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD

yang Memenuhi Syarat Sanitasi Dengan Satker Lain Tahun 2019

Dari tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa urutan target tertinggi adalah KKP

Kelas II Semarang, KKP Kelas II Mataram, dan KKP Kelas II Probolinggo.

Sumber dana dari DIPA KKP Kelas II Semarang Tahun 2019 dengan alokasi sebesar

Rp. 136.915.000 dengan realisasi sebesar Rp. 135.015.272 atau 98,61 %. Adapun

grafik capaian kegiatan ini dari tahun ke tahun dapat dilihat pada grafik berikut :

Page 40: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 38

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Grafik 3.12. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat sanitasi

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa tahun 2018 adalah tahun dengan capaian

kegiatan terendah. Hal ini dikarenakan adanya perbedaaan definisi operasional yang

menyebabkan adanya perbedaan cara perhitungan. Kondisi ini kemudian diperbaiki

pada tahun 2019 sehingga berhasil mencapai target yang diharapkan.

e. Analisis Pencapaian Keberhasilan

1. Pemeriksaan sampel air di pelabuhan/bandara di laboratorium rujukan bertujuan

untuk mendapatkan gambaran kualitas air bersih secara fisik, kimia dan mikrobiologi

pada sumber air bersih yang dimanfaatkan masyarakat pelabuhan/bandara. Apabila

ditemukan hasil yang tidak memenuhi standar yang dipersyaratkan maka akan

dterbitkan rekomendasi tindakan perbaikan untuk memperbaiki kualitas air bersih di

pelabuhan/bandara.

2. Pemeriksaan sampel makanan di pelabuhan/bandara di laboratorium rujukan pada

uji petik di beberapa Tempat Pengelolaan Pangan (TPP) di pelabuhan/bandara

untuk mengetahui kualitas secara mikrobiologi pada sampel makanan/minuman

selain hasil pemeriksaan organoleptik yang telah dilakukan. Apabila ditemukan hasil

yang tidak sesuai dengan standar/regulasi yang berlaku maka akan dilakukan

tindakan pembinaan terhadap pemilik TPP di pelabuhan/bandara untuk

memperbaiki proses pengelolaan pangan agar terjamin kualitas dan kebersihannya.

3. Pelaksanaan kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan dengan melibatkan pengelola

pelabuhan (Pelindo III) sehingga sebagai pihak pengelola juga mengetahui kondisi

sanitasi di lapangan, dan apabila ditemukan hal yang kurang sesuai dengan

regulasi/standar yang berlaku dapat segera didiskusikan tentang upaya perbaikan

yang dilakukan.

9 9 9 9

1

2

9 9 9 9

1

9

0

2

4

6

8

10

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Grafik Jumlah Pelabuhan/bandara/PLBD yang Memenuhi Syarat-Syarat Sanitasi Tahun 2014-2019

Target Capaian

Page 41: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 39

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

f. Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan

1) Pendataan faktor risiko kesehatan lingkungan di wilayah Pelabuhan, Bandara dan

alat angkut

2) Pembinaan pelabuhan dan bandara sehat

3) Penyusunan rencana kerja dibidang Penyehatan Lingkungann m

4) Melaksanakan peningkatan jejaring kerja dalam rangka program penyehatan

lingkungan

5) Pengambilan sampel makanan dan air bersih secara rutin di area Pelabuhan

6) Pengiriman sampel ke laboratorium rujukan

7) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan

g. Masalah yang dihadapi

1) Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini sangat bergantung pada komitmen lintas

sektor di Lingkungan Pelabuhan / Bandara dalam melaksanakan penyehatan

kawasan di Lingkungan Pelabuhan / Bandara.

2) Perilaku pengunjung/penumpang kapal/pesawat untuk menjaga kebersihan dan

sanitasi masih perlu ditingkatkan.

3) Perilaku pemilik/penjamah TPM di pelabuhan dalam mengelola

makanan/minuman perlu waktu untuk merubah.

4) KKP Semarang tidak memiliki kewenangan untuk memberikan punishment

terhadap pengelola TPM di Pelabuhan/Bandara yang tidak menghiraukan

sanitasi.karena sifatnya hanya sebagai pembinaan.

h. Usul Pemecahan masalah

1) Memaksimalkan advokasi lintas sektor, pemilik TPM yang ada di

pelabuhan/bandara

2) Membuat himbauan dan aturan tegas untuk penjamah makanan dalam rangka

perubahan perilaku pengelolaan TPM

3) Mengadakan pelatihan hygiene sanitasi bagi penjamah makanan yang belum

pernah mengikuti pelatihan hygiene sanitasi.

8. JUMLAH PELABUHAN/BANDARA/PLBD BEBAS VEKTOR PADA WILAYAH

PERIMETER DAN BUFFER AREA

a. Pengertian

1) Pengendalian vektor dan binatang pengganggu lainnya adalah serangkaian

kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan wilayah pelabuhan/bandara dan alat

Page 42: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 40

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

angkut yang bebas faktor risiko terhadap vektor dan binatang pengganggu lainnya

yang dapat menjadi penyebab atau perantara penularan penyakit.

2) Kegiatan dalam rangka menciptakan luas wilayah bebas vektor dan binatang

pengganggu lainnya adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk

menciptakan luas wilayah bebas vektor dan binatang pengganggu lainnya yang

meliputi kegiatan pemetaan, survey vektor dan pengendalian vektor

(insektisida,larvasidasi dan fogging).

b. Definisi Operasional :

Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian vektor di wilayah

parameter dan buffer

c. Cara perhitungan :

Akumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai indeks pinjal ≤ 1, House

Indeks (HI) perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan

kecoa rendah, dan kepadatan lalat < 6 dalam 1 tahun

Rumus :

Jumlah pelabuhan dan bandara bebas vektor

Target dalam satu tahun X 100

Pelabuhan bebas vektor akan tercapai jika memenuhi kriteria dengan nilai indeks pinjal

≤ 1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoa

rendah, dan kepadatan lalat < 6

d. Capaian indikator

Capaian indikator jumlah Pelabuhan/Bandara Wilayah Perimeter dan Buffer Area

Bebas Vektor tercapai 300%. Target yang telah ditetapkan adalah 2

pelabuhan/bandara tercapai 8 pelabuhan/bandara. Hal ini sesuai dengan target

indikator yang tertuang dalam Rencana Aksi Program Ditjen P2P yaitu sebesar 100%.

Capaian 100% diperoleh KKP Mataram dan KKP Probolinggo.

Alokasi anggaran yang disediakan untuk mendukung tercapainya pelabuhan/bandara

wilayah perimeter dan buffer area bebas vektor di pelabuhan/bandara adalah sebesar

Rp. 541.704.000 dengan realisasi sebesar Rp. 521.050.368.atau 96,18 %.

Adapun capaian kegiatan untuk indikator ini selama tahun 2014-2019 dapat dilihat

pada grafik berikut :

Page 43: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 41

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Grafik 3.13. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah

perimeter dan buffer area tahun 2014-2019

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa tahun 2018 adalah tahun dengan capaian

kegiatan terendah. Hal ini dikarenakan adanya perbedaaan definisi operasional yang

menyebabkan adanya perbedaan cara perhitungan. Kondisi ini kemudian diperbaiki

pada tahun 2019 sehingga berhasil mencapai target yang diharapkan.

e. Analisis Pencapaian Keberhasilan

1. Kerja sama dan partisipasi lintas sektor/lintas program di bidang pengawasan dan

pengendalian vektor di wilayah pelabuhan/bandara sudah berjalan dengan baik.

Sebagai contohnya adalah adanya rapat persiapan pelaksanaan posko di

pelabuhan penumpang dan bandara yang di dalamnya terdapat koordinasi dengan

lintas sektor tentang upaya pengendalian vektor untuk meminimalisir keberadaan

vektor yang dapat menularkan penyakit pada saat situasi khusus (arus mudik/balik

lebaran dan nataru)

2. Sarana dan prasarana kegiatan pengendalian vektor berfungsi dan terpelihara

dengan baik. Pengadaan alat dan bahan sudah terlaksana sesuai kebutuhan

kegiatan pengendalian vektor dan sudah didistribusikan ke seluruh wilayah kerja

sehingga mendukung kelancaran kegiatan pengendalian vektor.

3. Peran serta dan partisipasi aktif kader kesehatan pelabuhan dalam upaya

pengendalian vektor khususnya di wilayah buffer pelabuhan/bandara.

4. Respon dan dukungan pengelola pelabuhan/bandara terhadap upaya

pengendalian vektor di wilayah perimeter sangat baik. Apabila setelah dilakukan

pemeriksaan (survey vektor) dan hasilnya tidak baik maka akan segera

9 9 9 9

1

2

9 9 9 9

1

6

0

2

4

6

8

10

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Grafik Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD Bebas Vektor pada Wilayah Perimeter dan Buffer Area Tahun 2014-2019

Target Capaian

Page 44: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 42

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

ditindaklanjuti dengan pengendalian vektor yang sesuai dan dilakukan survey

kembali untuk memastikan tidak ditemukan keberadaan vektor lagi.

5. Kesadaran masyarakat di wilayah buffer area mengalami peningkatan dengan

adanya transfer informasi tentang pengendalian vektor dari kader kesehatan

pelabuhan. Pada tahun 2019 terdapat kegiatan Pertemuan Sosialisasi

Pengendalian Vektor di Pelabuhan/Bandara dengan peserta kader kesehatan

pelabuhan di wilayah kerja KKP Kelas II Semarang baik pelabuhan Tanjung Emas

dan Bandara Ahmad Yani dan stake holder wilayah pelabuhan/bandara, dengan

materi tentang pengendalian vektor, yang pada akhirnya wawasan dan informasi

yang didapatkan disebarluaskan kepada masyarakat di sekitar pelabuhan/bandara

melalui pertemuan RT, Dharma Wanita, Posyandu, dan forum yang lain. Tentunya

dengan penyebarluasan informasi tersebut peningkatan kesadaran dan

pengetahuan masyarakat pelabuhan/bandara akan mengalami peningkatan.

6. Kegiatan refreshing materi tentang teknis pengendalian vektor bagi petugas di

kantor induk dan wilayah kerja melalui kegiatan koordinasi dan wilker yang

bertujuan untuk mengasah keterampilan teknis pegoperasian alat, penggunaan

bahan, prosedur keselamatan, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan

pengendalian vektor di lapangan baik di kantor induk dan wilayah kerja terlaksana

sesuai dengan prosedur yang ditetapkan

7. Peningkatan Kompetensi SDM melalui keikutsertaan dalam kursus, seminar,

workshop dan pelatihan yang berhubungan dengan pengendalian vektor bagi

petugas kantor induk dan wilayah kerja yang dilanjutkan dengan kegiatan sharing

informasi dengan petugas di kantor induk dan wilayah kerja lainnya tentang apa

yang sudah didapatkan setelah mengikuti kegiatan pelatihan,workshop,kursus dan

seminar tentang pengendalian vektor

f. Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan

1) Pemetaan wilayah di Pelabuhan/Bandara

2) Melakukan metode success trap

3) Melakukan identifikasi vektor dan binatang pengganggu yang tertangkap

4) Pemeriksaan kehidupan vektor dan binatang pengganggu di Kapal

5) Pengendalian vektor dan binatang pengganggu

6) Pemberantasan vektor dan binatang pengganggu

7) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pengendalian vektor dan penyakit

zoonotic ke wilayah kerja

8) Melakukan koordinasi ke lintas program dan lintas program

9) Melakukan bimbingan teknis dan keuangan

Page 45: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 43

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

10) Penyusunan rencana tindak lanjut kegiatan

11) Mengikuti pelatihan entomology guna peningkatan SDM

g. Masalah yang dihadapi

1) Kurangnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan

2) Lingkungan Wilayah Pelabuhan sering banjir dan kondisi sanitasi kurang baik

3) Kurangnya pengetahuan kader kesehatan pelabuhan tentang pengaruh kondisi

sanitasi lingkungan terhadap kesehatan

4) Rumah sasaran kegiatan yang dalam keadaan tertutup

5) Vektor dan Binatang pengganggu yang akan diidentifikasi mati sebelum diambil

akibat perlakuan dari masyarakat

6) Sarana prasarana (mesin fogging) kurang memadai jumlah dan kondisinya

h. Usul Pemecahan masalah

1) Penyuluhan pada masyarakat tentang kesehatan lingkungan perumahan

2) Sosialisasi kepada kader kesehatan pelabuhan agar disampaikan pada

Masyarakat

3) Kerjasama yang lebih baik dengan kader kesehatan pelabuhan setempat dan lintas

sektor tekait mengenai program dan kegiatan yang akan dilakukan

4) Perlu pengadaan mesin fogging baru dan pemeliharaan rutin terhadap mesin

fogging yang ada.

9. JUMLAH ORANG YANG MELAKUKAN SKRINING PENYAKIT MENULAR

LANGSUNG

a. Pengertian

Skrining (screening) adalah deteksi dini dari suatu penyakit atau usaha untuk

mengidentifikasi penyakit atau kelainan secara klinis belum jelas dengan

menggunakan test, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara

cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat tetapi sesunguhnya

menderita suatu kelainan.

b. Definisi Operasional

Jumlah orang yang melaksanakan skrining penyakit menular meliputi penyakit TB,

HIV/AIDS dan lainnya

c. Rumus/Cara Perhitungan

Akumulasi jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular meliputi penyakit

TB, HIV/AIDS dan lainnya dalam satu tahun

Page 46: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 44

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

d. Capaian Indikator

Jumlah orang yang melaksanakan skrining penyakit menular pada tahun 2019

sebanyak 1.209 orang meliputi pemeriksaan TB, HIV/AIDS dan pemeriksaan penyakit

menular pada jamaah haji. Angka ini melebihi target yang ditentukan, yaitu sebesar

1.209 orang dari target 1.200 orang (100,75%). Jumlah ini meningkat apabila

dibandingkan tahun 2018 karena pada tahun 2019 jumlah pemeriksaan HIV/AIDS

meningkat dan dilakukan skrining penyakit menular pada pemeriksaan akhir jamaah

haji.

BULAN

2018 2019

TB HIV/AIDS MALARIA TB HIV/AIDS PEMERIKSAAN

HAJI

Januari 0 0 0 0 0 0

Februari 0 81 0 0 154 0

Maret 0 45 0 200 160 0

April 0 139 0 200 0 0

Mei 0 0 0 0 0 0

Juni 0 0 50 0 0 0

Juli 105 35 150 0 0 301

Agustus 170 0 0 0 0 8

September 0 0 0 0 0 0

Oktober 0 0 0 100 86 0

November 300 0 0 0 0 0

Desember 100 0 0 0 0 0

Sub Total 675 300 200 500 400 309

TOTAL 1.175 1.209

Tabel 3.5. Jumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular tahun

2018-2019

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa capaian tahun 2019 lebih tinggi daripada

tahun 2018. Apabila dibandingkan dengan sesama KKP Kelas II lainnya, capaian KKP

Kelas II Semarang lebih rendah dibanding KKP Mataram (154,5%) dan KKP

Probolinggo (127,88%). Anggaran yang diperlukan pada kegiatan Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Menular Langsung pada tahun 2019 sebesar Rp.

150.527.150,- atau 98,07% dari pagu anggaran.

Adapun perbandingan capaian indikator ini dari tahun ke tahun dapat dilihat pada

grafik berikut :

Page 47: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 45

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Grafik 3.14. jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung

tahun 2014-2019

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa jumlah orang yang melakukan skrining

penyakit menular langsung paling banyak adalah pada tahun 2016 yaitu sebanyak

1233 orang. Hal ini dikarenakan adanya dukungan anggaran dan kerjasama yang baik

dengan komisi penanggulangan AIDS (KPA) Kota Semarang.

e. Analisis Pencapaian Keberhasilan

1) Deteksi dini terduga TB dilakukan pada pemeriksaan akhir embarkasi haji dan

dilakukan di beberapa wilayah kerja dan bekerja sama dengan Puskesmas

setempat.

2) Mobile VCT dilakukan di melalui pengambilan sampel darah terhadap populasi

berisiko di wilayah pelabuhan, termasuk diantaranya ABK.

3) Pemeriksaan malaria untuk mencegah penularan malaria yang bersumber dari

kasus luar wilayah, dilakukan pada penumpang kapal dari Kalimantan dan

Indonesia Timur yang merupakan daerah endemis malaria.

f. Kebijakan dan Upaya yang Dilakukan

1) Sosialisasi dan edukasi dalam rangka deteksi dini terduga TB

2) Persiapan, koordinasi dan monitoring pelaksanaan deteksi dini terduga TB

3) Deteksi Dini Terduga TB

4) Pelaksanaan mobile VCT ke wilker

5) Sosialisasi dan Edukasi serta KIE pada populasi berisiko dalam rangka deteksi

dini HIV

6) Kegiatan VCT Mobile

550 600

800

500

995

1200

767

669

1233

551

1175

1209

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Grafik Jumlah Orang yang Melakukan Skrining Penyakit Menular Langsung Tahun 2014-2019

Target Capaian

Page 48: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 46

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

7) Survei Demam Massal Malaria (Mass Fever Survey) penumpang di pelabuhan dan

bandara

8) Surveilans Migrasi di Pelabuhan dan bandara, termasuk Malaria Cross Border

g. Masalah yang Dihadapi

Tidak ada anggaran untuk pengadaan RDT untuk pemeriksaan HIV/AIDS, syphilis dan

malaria.

h. Usul Pemecahan Masalah

Koordinasi dengan Dinkes Kota Semarang dan Dinkes Provinsi Jawa Tengah untuk

ketersediaan HIV/AIDS, syphilis dan malaria.

10. JUMLAH DOKUMEN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TUGAS TEKNIS LAINNYA

a. Pengertian

Dokumen dukungan manajemen adalah kumpulan tulisan yang berisi

pertanggungjawaban kinerja selama satu tahun serta kegiatan-kegiatan yang

dilakukan untuk menunjang berjalannya program Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

II Semarang.

b. Definisi Operasional :

Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada Program Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit sebanyak 11 jenis Dokumen antara lain RKAKL/DIPA,

Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN, LAKIP, Profil, Proposal PNBP,

Dokumen Kepegawaian, e monev DJA, e monev Bappenas, LEB dalam periode satu

tahun

c. Rumus/cara perhitungan :

Akumulasi Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada Program Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit.

d. Capaian indikator

Capaian indikator jumlah dokumen dukungan manajemen adalah sebanyak 44

dokumen dari target 40 dokumen (110%), yang terdiri dari :

Page 49: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 47

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

No Dokumen Jumlah

1 RKAKL/DIPA 5

2 Laporan Tahunan 1

3 Laporan Keuangan 2

4 Laporan BMN 2

5 Laporan Kinerja 1

6 Profil 1

7 Proposal PNBP 2

8 Dokumen Kepegawaian 2

9 e monev DJA 12

10 e monev Bappenas 4

11 LEB 12

Jumlah dokumen 44

Tabel 3.6. Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen

Alokasi anggaran untuk indikator dukungan manajemen adalah sebesar

Rp788.769.000,- terealisasi sebesar Rp740.485.923,-atau sebesar 93,88%.

Capaian indikator ini telah mencapai target yang telah ditentukan dalam dokumen

Rencana Aksi Program yaitu sebesar 100%. Bila dibandingkan dengan KKP Kelas II

lainnya nilainya masih setara (KKP Tarakan 100%, KKP Probolinggo 100%, dan KKP

Mataram 105%).

Adapun perbandingan capaian kegiatan ini dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 3.15. jumlah dokumen dukungan manajemen tahun 2014-2019

16 16

40 40 40 40

16 16

40 40 4044

0

10

20

30

40

50

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Grafik Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya Tahun 2014-2019

Target Capaian

Page 50: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 48

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa capaian tahun 2019 adalah yang paling

tinggi. Hal ini dikarenakan pada tahun 2019 terdapat revisi DIPA dan POK sebanyak

5 kali yang dikarenakan adanya penambahan alokasi belanja mengikat.

e. Analisis Pencapaian Keberhasilan

Dokumen dukungan manajemen merupakan dokumen rutin yang wajib disusun

setiap tahunnya sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban atas penggunaan

anggaran maupun pelaksanaan kegiatan.

f. Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan

Melaksanakan apa yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan dan anggaran

serta Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang.

g. Masalah yang dihadapi

Selama tahun 2019 tidak ditemukan permasalahan yang bermakna. Hal ini

dikarenakan adanya komunikasi yang baik dengan lintas program maupun lintas

sektor terkait.

h. Usul Pemecahan masalah

Tetap bekerja menurut aturan dan prosedur yang ditetapkan serta membangun

komunikasi yang baik dengan lintas program maupun lintas sektor terkait.

11. JUMLAH PENINGKATAN KAPASITAS SDM BIDANG P2P

a. Pengertian

Suatu proses yang didesain untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

teknis, ataupun meningkatkan kinerja pegawai, khususnya di bidang pencegahan dan

pengendalian penyakit.

b. Definisi Operasional :

Jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM KKP

Semarang dalam kurun waktu satu tahun

c. Rumus/cara perhitungan :

Akumulasi Jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM

KKP Semarang dalam kurun waktu satu tahun

d. Capaian indikator

Capaian indikator jumlah peningkatan kapasitas SDM adalah dari target 4 jenis

tercapai sebanyak 27 jenis, atau sebesar 675% dari yang ditargetkan. Capaian

indikator ini telah memenuhi target yang telah tertuang dalam dokumen rencana aksi

pemerintah, yaitu sebesar 100%. Angka ini bila dibandingkan dengan nilai capaian

KKP Probolinggo (100%) dan KKP Mataram (146,32%) masih terhitung lebih tinggi.

Page 51: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 49

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Alokasi anggaran untuk indikator ini adalah sebesar Rp77.428.000,- terealisasi

sebesar Rp76.021.000,- atau sebesar 98,18%. Capaian kegiatan ini dari tahun ke

tahun dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 3.16. jumlah peningkatan kapasitas SDM tahun 2014-2019

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa jumlah peningkatan kapasitas SDM tahun

2014-2019 paling banyak terjadi padatahun 2019. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya

undangan pelatihan, adanya tuntutan jabatan yang mengharuskan pelatihan dan

semakin baikny dokumentasi kegiatan pelatihan di KKP Semarang.

e. Analisis Pencapaian Keberhasilan

Peningkatan kapasitas SDM bidang P2P dilaksanakan berdasarkan informasi dari

instansi penyelenggara pelatihan yang disesuaikan dengan analisis kebutuhan

pelatihan menurut skala prioritas.

f. Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan

Menyusun analisis kebutuhan pelatihan berdasar skala prioritas dan melakukan

evaluasi pasca pelatihan.

g. Masalah yang dihadapi

Adanya keterbatasan anggaran untuk kegiatan peningkatan kapasitas SDM dan

terbatasnya jumlah penyelenggaraan pelatihan teknis program P2P.

h. Usul Pemecahan masalah

Mengirimkan SDM untuk mengikuti pelatihan teknis pada lembaga penyelenggara

diklat yang bersedia menanggung biaya selama pelatihan berlangsung dan

menyusun alokasi anggaran peningkatan kapasitas SDM pada tahun 2020.

2 2 3 3 3 43 2 3 3

6

27

0

5

10

15

20

25

30

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Grafik Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Bidang P2P Tahun 2014-2019

Target Capaian

Page 52: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 50

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

12. JUMLAH PENGADAAN SARANA PRASARANA

a. Pengertian

Kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan kebutuhan perlengkapan perkantoran

untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan kantor.

b. Definisi Operasional :

Jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang perkantoran,

kendaraan dalam satu tahun

c. Rumus/cara perhitungan :

Akumulasi jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang

perkantoran, kendaraan dalam satu tahun

d. Capaian indikator

Capaian indikator jumlah pengadaan sarana prasarana adalah sebanyak 43 unit

pengadaan atau sebesar 111,63% dari yang ditargetkan 48 unit pengadaan, meliputi

pengadaan mebelair gudang, mebelair gedung wilker pelabuhan Batang, pengadaan

alat kesehatan, pengadaan alat pengolah data, pengadaan ISP, pengadaan

peralatan lingkungan, pengadaan VPN induk dan wilker.

Capaian ini telah memenuhi target yang telah ditentukan dalam dokumen rencana

aksi program Ditjen P2P yaitu sebesar 64%. Capaian KKP Semarang masih

tergolong tinggi apabila dibandingkan dengan KKP Mataram (142,86%) dan KKP

Probolinggo (100%).

Alokasi anggaran untuk indikator ini adalah sebesar Rp908.184.700,- terealisasi

sebesar Rp836.638.810,- atau sebesar 92,12%.

Capaian kegiatan ini dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut :

Grafik 3.17. Jumlah pengadaan sarana prasarana tahun 2014-2019

236

106 107

7

47 43

236

108 108

8

6848

0

50

100

150

200

250

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Grafik Jumlah Pengadaan Sarana Prasarana Tahun 2014-2019

Target Capaian

Page 53: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 51

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa jumlah pengadaan sarana dan prasarana

paling tinggi terjadi pada tahun 2014. Hal ini dikarenakan pada tahun 2014 Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang khususnya di kantor induk baru saja

menempati kantor baru.

e. Analisis Pencapaian Keberhasilan

Pengadaan barang dan jasa yang ditargetkan pada Tahun 2019 telah dilaksanakan

dan dimanfaatkan pada tahun 2019.

f. Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan

Melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa sesuai jadwal yang ditetapkan

serta sesuai dengan prosedur pengadaan barang dan jasa instansi pemerintah.

g. Masalah yang dihadapi

1) Terdapat penggantian pejabat pembuat SPM karena purna tugas di bulan

November 2019 sehingga proses pencairan sedikit mengalami kendala.

2) Pagu anggaran tahun 2019 tidak dapat mencukupi spesifikasi yang direncanakan

sebelumnya, hal ini disebabkan karena dokumen penawaran saat melakukan

perencanaan menggunakan standar Tahun 2018 sehingga spesifikasi barang

harus diturunkan untuk mencapai target jumlah yang diinginkan.

h. Usul Pemecahan masalah

Merencanakan lebih baik harga saat proses perencanaan dengan menambah

estimasi kenaikan tahun yang akan datang.

B. REALISASI ANGGARAN

(berisi realisasi anggaran per program/kegiatan dan realisasi anggaran per indikator)

Dalam rangka mendukung kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Semarang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya perlu adanya dukungan

sumber daya anggaran. Anggaran yang tersedia di KKP Semarang bersumber dari

APBN dan PNBP.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas II Semarang pada Tahun 2019 sebesar Rp28.462.639.000,- sedangkan realisasi

penggunaan anggaran tersebut hingga akhir tahun anggaran sebesar

RP26.478.052.083,- atau sebesar 93,03%.

Page 54: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 52

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Target pendapatan negara bukan pajak Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang

pada Tahun 2019 adalah sebesar Rp13.064.450.000,- dengan realisasi PNBP sebesar

Rp17.602.539.151,- atau 134,74%.

C. EFISIENSI SUMBER DAYA

Keberhasilan dalam pencapaian target masing-masing indikator kinerja tahun 2019 disertai

dengan perbaikan kinerja dan efisiensi sumber daya, antara lain sebagai berikut :

1) Efisiensi Sumber daya Manuasia

- Pemanfaatan teknologi informasi SIMPONI dalam hal proses pembayaran

memangkas satu proses pelayanan dan menghilangkan fungsi kasir di

pelayanan. Hal ini menyebabkan pelayanan lebih cepat dan lebih aman serta

mengurangi jumlah petugas di depan.

- Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan pada situasi khusus, dibutuhkan

tenaga kesehatan, medis dan paramedis dalam jumlah besar sementara

ketersediaan tenaga kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Semarang sangat terbatas. Jumlah tenaga yang ada harus berbagi antara

menjalankan tugas rutin dan bekerja pada pelayanan kesehatan situasi

khusus. Oleh karena itu, KKP Kelas II Semarang bekerjasama dengan

stakeholder terkait, khususnya dalam penyediaan sumber daya manusia,

berupa bantuan tenaga kesehatan dari Puskesmas Bandarharjo, Angkasa

Pura, Pelindo III, Dinas Kesehatan terdekat dan mitra kerja lainnya.

2) Efisiensi Sarana dan Prasarana

- Kegiatan pemeriksaan pendahuluan asrama haji memerlukan peralatan

laboratorium lingkungan (chlorin difuser) yang tidak dimiliki oleh Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang. Oleh karena itu, pada saat

pelaksanaannya melibatkan B/BTKL-PP Yogyakarta dan Balai Laboratorium

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah sehingga kebutuhan peralatan pemeriksaan

terpenuhi.

- Pada saat kegiatan pelayanan kesehatan jamaah haji, alat yang diperlukan

untuk pemeriksaan BTA tidak dimiliki oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

II Semarang. Dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan Balai Laboratorium

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah untuk penyediaan alat tersebut. Sehingga

Page 55: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 53

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

dapat menghemat sarana dan prasarana serta anggaran untuk

pengadaannya.

- Pada Tahun 2019 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang telah

melaksanakan penghapusan kendaraan roda empat sebanyak 4 buah dan

belum ada penambahan kendaraan operasional baru. Meskipun pemanfaatan

kendaraan dinas berkurang tetapi operasional kinerja KKP Kelas II Semarang

tetap berjalan.

- Ketersediaan ambulans KKP Kelas II Semarang sangat terbatas, sedangkan

kegiatan pelayanan kesehatan pada situasi khusus membutuhkan ambulans

untuk operasional. Oleh karena itu, KKP Kelas II Semarang bekerjasama

dengan stakeholder terkait, khususnya dalam penyediaan ambulans, seperti

Puskesmas Bandarharjo, Angkasa Pura, Pelindo III, Dinas Kesehatan terdekat

dan mitra kerja lainnya.

Page 56: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 54

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2019

3) Efisiensi Anggaran

- Dalam pencapaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang

diperoleh realisasi kinerja sebesar 133,95% dan realisasi anggaran sebesar

95,55% sehingga terdapat efisiensi anggaran sebesar 38,4%.

- Kegiatan pelayanan kesehatan pada masa embarkasi dan debarkasi

membutuhkan petugas dalam satu kali pelayanan sebanyak 75 orang, tetapi

kekuatan anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang tahun

2019 hanya cukup untuk 50 orang saja. Kekurangan jumlah anggaran tersebut

dimintakan kepada anggaran Kementerian Agama. Sehingga didapatkan

efisiensi anggaran untuk 25 orang.

Page 57: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 47

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2018

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang pada Tahun 2019 memiliki 12

indikator kinerja.

2. Realisasi laporan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang Tahun 2019

adalah sebesar 133,95%. Lebih tinggi dari capaian kinerja tahun 2018 sebesar

133,52%.

3. Dari 12 indikator kinerja, semuanya berhasil mencapai target yang telah ditetapkan..

4. Sasaran strategis Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang meliputi :

a. Persentase meningkatnya Kabupaten/kota yang melakukan pemantauan kasus

penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon

penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB dengan

capaian indikator sebesar 159,9%

b. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

dengan capaian indikator sebesar 300%.

c. Persentase Menurunnya penyakit menular langsung dengan capaian indikator

sebesar 100,75%.

d. Persentase Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dengan capaian

indikator sebesar 298,88%.

5. Dalam pelaksanaan tugasnya, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang

mendapat dukungan anggaran sebesar Rp28.462.639.000,- yang bersumber dari

rupiah murni dan pendapatan negara bukan pajak. Realisasi pemanfaatan anggaran

yang ada adalah sebesar Rp26.478.052.083,- (93,03%).

B. REKOMENDASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT

1. Dalam rangka mengantisipasi adanya persaingan bebas yang tidak sehat akibat

pelayanan vaksinasi dan penerbitan ICV oleh rumah sakit/klinik (persaingan harga,

pengurangan dosis dan penerbitan ICV palsu) perlu adanya regulasi yang mengatur

tentang jumlah rumah sakit/klinik yang melayani vaksinasi di tiap kota/kab/provinsi.

2. Perlu adanya pengadaan sarana dan prasarana untuk pengendalian vektor yang

berupa mesin fogging hal ini dikarenakan jumlahnya masih terbatas dan kondisinya

belum memadai.

Page 58: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH · Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 48

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2018