LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi...

45
` LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DINAS KESEHATAN

Transcript of LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi...

Page 1: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

`

LAPORAN KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DINAS KESEHATAN

Page 2: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

atas rahmat dan Karunianya, kami dapat menyelesaikan penyusuan Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Kesehatan Tahun 2018. LKjIP Dinas

Kesehatan Tahun 2018 merupakan bentuk komitmen nyata Dinas Kesehatan

dalam mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP) sebagai mana diamanatkan dalam PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah yang diatur kemudian

dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah dan secara teknis diatur dalam Peraturan Menteri

PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah

LKj IP adalah wujud pertanggungjawabn pejabat publik kepada

masyarakat tentang kinerja lembaga pemerintah selama satu tahun anggaran.

Kinerja Dinas Kesehatan telah diukur, dievaluasi, dianalisis dan dijabarkan

dalam bentuk LKj Dinas Kesehatan. Tujuan penyusunan LKj IP adalah untuk

menggambarkan penerapan Rencana Strategis (Renstra) dalam pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, serta

keberhasilan capaian sasaran saat ini untuk percepatan dalam meningkatkan

kulitas capaian kinerja yang diharapkan pada tahun yang akan datang. Melalui

penyusunan LKj IP juga dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip

good governance, yaitu dalam rangka terwujudnya transparansi dan

akuntabilitas di lingukungan pemerintah .Demikian LKj IP ini kami susun

semoga dapat digunakan sebagai bahan bagi pihak-pihak yang berkepentingan

khususnya untuk peningkatan kinerja di masa mendatang.

Blora, Februari 2019

Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA

SEKRETARIS

LILIK HERNANTO, SKM M.Kes

NIP: 196208081985031019

Page 3: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

B A B I PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih (good governance)

merupakan prasyarat untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan

mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Untuk penyelenggaraan

pemerintahan yang bersih dan akuntabel, dikembangkan suatu sistem

pertanggungjawaban penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas

korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Undang-undang Nomor 28 Tahun

1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas KKN

menyatakan akuntabilitas sebagai salah satu asas umum dalam

penyelenggaraan negara. Azas akuntabilitas ini menentukan bahwa setiap

kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang

kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan yang berlaku. Laporan kinerja merupakan bentuk

akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada

setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Penyusunan laporan

kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara

memadai hasil analisis terhadap engukuran kinerja. Laporan Kinerja Dinas

Kesehatan merupakan tolok ukur keberhasilan dalam pelaksanaan program

kebijakan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Informasi yang

diharapkan dari Laporan Kinerja adalah penyelenggaraan pemerintahan

yang dilakukan secara efesien, efektif dan responsif terhadap masyarakat,

sehingga menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang

berkepentingan serta dapat menjaga kepercayaan masyarakat terhadap

eksistensi suatu lembaga.

1.2. Landasan Hukum

1. Undang – Undang No 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih bebas dari Nepotisme Undang-undang Nomor 17

Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

Page 4: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

5. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang

perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;

7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 09 Tahun 2007, tentang Pedoman Umum

Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi

Pemerintah

8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 09 Tahun 2007, tentang Pedoman Umum

Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi

Pemerintah

9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas

laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

1.3. GAMBARAN UMUM ORGANISASI

Dasar pembentukan Dinas kesehatan Kabupaten Blora adalah Peraturan

Daerah Kabupaten Blora Nomor 11 Tahun 2017 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Blora . Dan berdasarkan Peraturan

Bupati Blora Nomor 56 Tahun 2017 menyebutkan bahwa Dinas Kesehatan

mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah

berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan di bidang

kesehatan.

Dinas Kesehatan mempunyai fungsi:

a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan

tugas dan fungsinya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Blora dipimpin oleh seorang kepala dinas

dengan membawahi seorang sekretaris, 3 (tiga) kepala bidang.

Page 5: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

Susunan organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari:

I. Sekretariat, membawahkan:

1. Subbagian Program dan Keuangan; dan

2. Subbagian Umum dan Kepegawaian;

II. Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahkan:

1. Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan;

2. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi; dan

3. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan

Olahraga;

III. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,

membawahkan:

1. Seksi Surveilans dan Imunisasi;

2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;

3. Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa; dan

IV. Bidang Pelayanan dan Sumberdaya Kesehatan, embawahkan:

1. Seksi Pelayanan Kesehatan;

2. Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan; dan

3. Seksi Sumber Daya Kesehatan;

V. UPT;

VI. Kelompok Jabatan Fungsional.

Page 6: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Blora

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA

KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SUBBAGIAN

PROGRAM

SUBBAGIAN

KEUANGAN

SUBBAGIAN

UMUM DAN

KEPEGAWAIAN

SEKRETARIAT

 BIDANG

KESEHATAN MASYARAKAT

SEKSI PROMOSI KESEHATAN

DAN PEMBERDAYAAN

SEKSI KESEHATAN

KELUARGA DAN GIZI

SEKSI KESEHATAN

LINGKUNGAN, KESEHATAN

KERJA DAN OLAHRAGA

SEKSI PENCEGAHAN DAN

PEMBERANTASAN PENYAKIT

MENULAR

SEKSI PENCEGAHAN,

PENGENDALIAN PENYAKIT

TIDAK MENULAR DAN

KESEHATAN JIWA

 

SEKSI SURVEILANS DAN

IMUNISASI 

BIDANG

SUMBERDAYA KESEHATAN

SEKSI SARANA, PRASARANA

DAN PEMBIAYAAN

KESEHATAN

SEKSI FARMASI, MAKANAN,

MINUMAN, ALAT KESEHATAN

DAN PERBEKALAN

KESEHATAN

SEKSI SUMBERDAYA

KESEHATAN

UPTD

BIDANG PELAYANAN

KESEHATAN

SEKSI PELAYANAN

KESEHATAN PRIMER DAN

TRADISIONAL

SEKSI PELAYANAN

KESEHATAN RUJUKAN

SEKSI PERIJINAN

PENINGKATAN MUTU DAN

KESEHATAN

  BIDANG PENCEGAHAN DAN

PEMBERANTASAN PENYAKIT

Berdasarkan pada tugas pokok dan funsi Dinas Kesehatan dimaksud, maka

Dinas Kesehatan secara umum memiliki Fungsi strategis yaitu

1. Melaksanakan tugas teknis operasional di bidang kesehatan yang meliputi

pengembangan dan pembinaan pelayanan kesehatan, pencegahan

pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan, kesehatan

keluarga, pelayanan kefarmasian dan pengawasan makanan dan minuman

serta pembinaan program berdasarkan kebijakan Bupati Blora.

2. Pelaksanan tugas teknis fungsional di bidang kesehatan berdasarkan

kebijakan Gubernur Provinsi Jawa Tengah.

3. Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan yang meliputi

kepegawaian, keuangan, umum dan perlengkapan.

SUBBGIAN

PROGRAM DAN

KEUANGAN

BIDANG KESEHATAN

MASYARAKAT

SEKSI PROMOSI DAN

PEMBERDAYAANKESEHAT

AN

SEKSI KESEHATAN KELUARGA

DAN GIZI

SEKSI KESEHATAN

LINGKUNGAN, KESEHATAN

KERJA DAN OLAHRAGA

BIDANG PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN PENYAKIT

SEKSI SURVEILANS

DAN IMUNISASI

SEKSI PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN PENYAKIT

MENULAR

SEKSI PENCGAHAN,

PENAGGULANGAN PENYAKIT

TIDAK MENULAR DAN KESWA

BIDANG PELAYANAN DAN

SUMBERDAYA KESEHATAN

SEKSI PELAYANAN KESEHATAN

SEKSI FARMALKES

DAN PERBEKALAN KESEHATAN

SEKSI SUMBERDAYA

KESEHATAN

Page 7: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

1.4. Analisis Aspek Strategis

Aspek strategis adalah aspek yang mendukung dan merupakan sumber daya

dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan menuju perwujudan visi dan misi

Dinas kesehatan Blora , aspek-aspek tersebut antara lain:

1.4.1 Aspek Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai Dinas Kesehatan beserta UPT 26 Puskesmas dan UPT

Gudang Farmasi dan Upt Laboraturium pada Tahun 2018 sebanyak 781

orang, yang terdiri dari tenaga kesehatan dan non kesehatan,

selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN DIKLAT STRUKTURAL PADA DINAS

KESEHATAN TAHUN 2018

DIKLAT STRUKTURAL

ESELON

JML GOL. II.B III.A III.B IV.A IV.B V.A V.B -

SEPALA/ADUM/DIKLAT PIM TK.IV

0 0 2 14 0 0 0 3 19

SEPADYA/SPAMA/DIKLAT PIM TK. III

1 1 0 0 0 0 0 1 3

Total 1 1 2 14 0 0 0 4 22

JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN PENDIDIKAN FORMAL PADA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018

PENDIDIKAN FORMAL

JML GOL.

GOLONGAN

GOL I GOL II GOL III GOL IV

I/c I/d II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c

Sekolah Dasar 7 1 0 4 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0

SLTP 8 1 1 0 0 5 0 0 0 0 0 1 0 0

SLTA 99 1 1 12 3 16 5 7 30 12 12 0 0 0

Diploma I 15 0 0 0 0 1 4 3 1 3 3 0 0 0

Diploma III/Sarjana Muda

425 0 0 3 0 190 37 81 31 24 59 0 0 0

Diploma IV 81 0 0 2 0 0 0 17 20 9 20 13 0 0

S-1/Sarjana 97 0 0 1 0 2 1 5 12 20 40 15 1 0

S-2/Pasca Sarjana

49 0 0 0 0 0 0 0 2 7 19 19 1 1

Total 781 3 2 22 3 214 47 114 97 75 153 48 2 1

Page 8: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN ESELON DAN GOLONGAN PADA DINAS KESEHATAN

TAHUN 2018

ESELON JML GOL.

GOLONGAN

GOL III GOL IV

III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b

II.b 1 0 0 0 0 0 0

III.a 1 0 0 0 0 0 1

III.b 3 0 0 0 0 3 0

IV.a 39 0 0 1 21 17 0

IV.b 26 0 1 20 5 0 0

Total 70 0 1 21 26 20 1

JUMLAH PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN BERDASARKAN JENIS KETENAGAANNYA

TAHUN 2018

JUMLAH TENAGA KONTRAK YANG ADA DI DINAS KESEHATAN KAB BLORA TAHUN 2018

NO PENDIDIKAN JUMLAH

1 S1 SKM 2

NO TENAGA KESEHATAN SATUAN TAHUN

2014 2015 2016 2017 2018

1 DOKTER UMUM ORANG 92 92 108 102 86

2 DOKTER SPESIALIS ORANG 46 46 54 52 42

3 DOKTER GIGI ORANG 19 19 23 21 22

4 PERAWAT ORANG 554 554 694 560 792

5 BIDAN ORANG 181 181 241 183 676

6 AHLI KES.MASY ORANG 15 15 10 15 37

7 AHLI PENYEH.LINGK. ORANG 23 23 19 23 20

8 APOTEKER ORANG 54 54 21 55 95

9 AHLI GIZI ORANG 43 43 40 44 48

10 ANALIS LAB ORANG 53 53 52 53 79

11 BIDAN DESA ORANG 280 280 295 284 192

Page 9: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

2 S1 KEPERAWATAN 2

3 S1 PSIKOLOGI 1

4 S1 HUKUM 1

5 S1 EKONOMI MANAJEMEN 1

6 S1 AKUNTANSI 2

7 S1 PROF APOTEKER 2

8 S1 KEDOKTERAN 5

9 D4 KEBIDANAN 3

10 D3 AKUNTANSI 1

11 D3 ANALIS KESEHATAN 2

12 D3 KEPERAWATAN 29

13 D3 KEBIDANAN 4

14 D3 KEPERAWATAN GIGI 2

15 D3 KESEHATAN LINGKUNGAN 1

16 D3 GIZI 2

17 D3 ADMINISTRASI NIAGA 1

18 D3 INFORMASI MANAJEMEN 1

19 SPK 2

20 SPRG 1

21 SMF 1

22 SMA/SMEA/STM/SLTA 51

23 SMP/SLTP 6

24 SD 6

JUMLAH 129

1.4.2 Aspek Sarana Pelayanan Kesehatan

Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Blora Tahun 2010-2018

NO SATUAN TAHUN

2014 2015 2016 2017 2018

1 POSYANDU UNIT 1280 1280 1280 1289 1298

2 POLINDES/PKD UNIT 204 204 207 207 203

Page 10: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

3 PUSKESMAS

-INDUK UNIT 26 26 26 26 26

-PEMBANTU UNIT 57 58 58 58

-KELILING UNIT 32 36 36 37

4 POLIKLINIK UNIT 21 21 21 22

5 RSU DAERAH

- TYPE C UNIT 2 2 2 2 2

- TYPE D UNIT 0 0 0 0 0

6 RSU SWASTA (TYPE D) UNIT 3 3 2 3 3

7 KLINIK/PRAKTEK DOKTER UNIT 326 407 410 415

8 LABORATORIUM KESEHATAN

- PEMERINTAH UNIT 1 1 1 1 1

- SWASTA UNIT 6 6 6 6 6

Aset di Dinas Kesehatan Kab Blora meliputi sebagai berikut : NO

Urut Nama Bidang Barang

Jumlah

Barang Jumlah Harga (Rp)

Akumulasi

Penyusutan

Beban Tahun

Berjalan Total Akumulasi Nilai Buku

1 3 4 5 6 7 8 9

1 GOLONGAN TANAH 45 7.568.120.200,00 - - - 7.568.120.200,00

A. TANAH 45 7.568.120.200,00 - - - 7.568.120.200,00

2 GOLONGAN PERALATAN DAN MESIN 16455 88.655.637.472,10 36.131.613.227,57 10.507.176.560,53 46.638.789.788,10 42.016.847.684,00

A. ALAT - ALAT BESAR 11 98.550.000,00 27.141.833,33 12.232.285,71 39.374.119,05 59.175.880,95

1 ALAT-ALAT BESAR DARAT 2 42.080.000,00 10.169.333,33 4.208.000,00 14.377.333,33 27.702.666,67

B. ALAT - ALAT ANGKUTAN 263 16.170.333.193,00 8.118.640.726,88 1.181.544.406,50 9.300.185.133,38 6.870.148.059,62

C.

ALAT - ALAT BENGKEL DAN ALAT

UKUR 175 1.685.902.186,00 213.455.702,27 138.889.981,37 352.345.683,63 1.333.556.502,37

D. ALAT - ALAT PERTANIAN 161 1.727.941.282,00 107.054.485,38 355.361.279,88 462.415.765,25 1.265.525.516,75

E.

ALAT - ALAT KANTOR DAN RUMAH

TANGGA 10013 26.896.760.868,00 9.464.449.881,66 4.428.102.952,31 13.892.552.833,97 13.004.208.034,03

1 ALAT KANTOR 1125 3.717.798.358,00 1.068.514.871,70 615.291.203,53 1.683.806.075,23 2.033.992.282,77

2 ALAT RUMAH TANGGA 7015 13.158.532.929,00 4.657.008.214,33 1.916.154.838,18 6.573.163.052,52 6.585.369.876,48

3 KOMPUTER 1451 8.661.995.115,00 3.475.098.569,90 1.658.264.450,73 5.133.363.020,63 3.528.632.094,38

4

MEJA DAN KURSI KERJA/RAPAT

PEJABAT 422 1.358.434.466,00 263.828.225,73 238.392.459,87 502.220.685,60 856.213.780,40

F.

ALAT - ALAT STUDIO DAN ALAT

KOMUNIKASI 191 973.190.850,00 246.468.913,33 108.214.665,00 354.683.578,33 618.507.271,67

1 ALAT STUDIO 79 418.129.700,00 146.338.920,00 53.536.661,67 199.875.581,67 218.254.118,33

2 ALAT KOMUNIKASI 101 480.144.150,00 85.708.685,00 48.186.386,67 133.895.071,67 346.249.078,33

3 PERALATAN PEMANCAR 11 74.917.000,00 14.421.308,33 6.491.616,67 20.912.925,00 54.004.075,00

G. ALAT - ALAT KEDOKTERAN 5060 26.093.148.465,60 13.288.451.749,96 2.729.023.939,51 16.017.475.689,47 10.075.672.776,14

1 ALAT KEDOKTERAN 4999 25.890.066.865,60 13.191.400.158,29 2.706.168.219,51 15.897.568.377,80 9.992.498.487,80

2 ALAT KESEHATAN 61 203.081.600,00 97.051.591,67 22.855.720,00 119.907.311,67 83.174.288,33

2 ALAT PERAGA/PRAKTEK SEKOLAH 30 231.537.275,00 3.914.337,24 16.961.423,96 20.875.761,20 210.661.513,80

3

GOLONGAN GEDUNG DAN

BANGUNAN 287 107.966.393.953,00 8.425.428.682,78 1.782.003.804,24 10.207.432.487,02 97.758.961.465,97

A. BANGUNAN GEDUNG 287 107.966.393.953,00 8.425.428.682,78 1.782.003.804,24 10.207.432.487,02 97.758.961.465,97

4

GOLONGAN JALAN, IRIGASI DAN

JARINGAN 143 715.412.300,00 112.481.630,51 24.555.122,75 137.036.753,26 578.375.546,74

A. BANGUNAN AIR 4 74.605.600,00 30.992.955,89 5.804.942,33 36.797.898,22 37.807.701,78

B. INSTALASI 21 78.214.900,00 12.813.997,40 2.003.156,53 14.817.153,92 63.397.746,08

C. JARINGAN 118 562.591.800,00 68.674.677,22 16.747.023,89 85.421.701,11 477.170.098,89

5 GOLONGAN ASET TETAP LAINNYA 675 34.869.850,00 - - - 34.869.850,00

6

GOLONGAN KONSTRUKSI DALAM

PENGERJAAN 0 - - - - -

TOTAL 0 204.940.433.775,10 44.669.523.540,86 12.313.735.487,52 56.983.259.028,38 147.957.174.746,71

Page 11: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

1.4.3 Aspek Pembiayaan Kesehatan

Perbandingan Anggaran Dinas Kesehatan dari Tahun 2015 - 2018 adalah sebagai

berukut :

SUMBER DANA 2015 2016 2017 2018

APBD KAB BLORA 22.240.104.500 35.045.039.394 39.935.853.000 46.100.000.000

APBD PROP JATENG 10.000.000.000 1.900.000.000

APBN 30.028.853.700 65.103.480.227 36.392.733.000 40.669.187.000

BLUD PUSKESMAS 36.950.000.000 43.424.557.518

JUMLAH 62.268.958.200 102.048.519.621 113.278.586.000 130.193.744.518

1.4.4. Aspek Wilayah

Kabupaten Blora secara geografis terletak di antara 111o 16’ s/d 111o

338’ Bujur Timur dan diantara 6o 528’ s/d 7o 248’ Lintang Selatan, jarak

terjauh dari barat ke timur sepanjang 87 km dan utara ke selatan sejauh 58

Km. Secara administratif Kabupaten Blora terletak di ujung paling timur

provinsi Jawa Tengah bersama Kabupaten Rembang.

Luas wilayah Kabupaten Blora 182.058,797 hektar, Kabupaten Blora

memiliki 16 Kecamatan yaitu Kecamatan Jati, Kecamatan Randublatung,

SUMBER DANA JUMLAH

APBD 46.500.000.000

BLUD 43.424.557.518

DAK DASAR 16.956.000.000

DAK FARMASI 5.543.967.000

BOK 14.665.666.000

Kegiatan Jaminan Persalinan

(DAK Non Fisik Jampersal )

1.988.805.000

Pendistribusian obat dan elogistik (DAK NON

FISIK)

146.410.000

Kegiatan Peralatan Pendukung Imunisasi (DAK) 968.339.000

TOTAL ANGGARAN DKK 2018 130.193.744.518

Page 12: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

Kecamatan Kradenan, Kecamatan Kedungtuban, Kecamatan Cepu,

Kecamatan Sambong, Kecamatan Jiken, Kecamatan Bogorejo, Kecamatan

Jepon, Kecamatan Blora, Kecamatan Banjarejo, Kecamatan Tunjungan,

Kecamatan Japah, Kecamatan Ngawen, Kecamatan Kunduran, dan

Kecamatan Todanan. Kabupaten Blora memiliki 271 Desa, 24 Kelurahan,

1.125 dusun, 1.206 rukun warga (RW) dan 5.462 rukun tetangga (RT).

Kecamatan yang memiliki luas wilayah terluas di Kabupaten Blora adalah

Kecamatan Radublatung dengan luas 21.113,097 ha dan disusul Kecamatan

Jati dengan luas 18.362,049 ha.

1.4.5. Aspek Permasalahan Kesehatan

Adapun permasalahan utama Dinas Kesehatan yang harus

diselesaikan dalam rangka memberikan pelayanan di bidang Kesehatan

Kabupaten Blora, secara singkat dapat di rinci sebagai berikut :

1. Angka kematian bayi yang cenderung masih fluktuatif, terkadang

mengalami penurunan, tidak jarang juga justru mengalami

peningkatan.

2. Kejadian balita gizi buruk di tahun 2018 memang sudah mengalami

penurunan yang cukup signifikan, namun bukan berarti tidak lagi

menjadi permasalahan, justru perlu untuk diwaspadai agar tidak

mengalami peningkatan kembali, mengingat juga prevalensi gizi buruk

menjadi indikator penting dalam pencapaian target SDG’s.

3. Peningkatan sejumlah kasus kejadian penyakit menular yang dapat

menyebabkan kematian dan resiko kecacatan perlu mendapatkan

perhatian serius, seperti HIV/AIDS, TB Paru, DBD, kusta dan penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

4. Tren penyakit yang berkembang akhir-akhir ini adalah semakin

tingginya angka kejadian penyakit tidak menular yang dapat

menyebabkan kematian dan resiko kecacatan, seperti kanker (Leukimia,

Thalasemia, Kanker Serviks, Kanker Payudara), jantung koroner, gagal

ginjal, diabetes mellitus dan hipertensi. Kebanyakan disebabkan karena

perilaku masyarakat yang mengabaikan kesehatan.

5. Implementasi kebijakan baru dari pemerintah pusat untuk

melaksanakan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) perlu penataan

kembali, utamanya menyangkut produk hukum yang mengatur secara

teknis yang belum tersusun hingga saat ini.

Page 13: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

6. Perlunya peningkatan infrastruktur kesehatan, mengingat dengan

adanya program SJSN antusiasme masyarakat untuk mencari

pelayanan kesehatan yang berkualitas dan pprofesional meningkat,

sehingga pelayanan yang terbaik dan memuaskan melalui sarana dan

prasarana memadai menjadi tuntutan utama saat ini.

7. Masih adanya beberapa wilayah dengan kualitas sanitasi lingkungan

yang sangat buruk, sehingga membutuhkan sosialisasi dan fasilitasi

pola hidup sehat.

8. Masih terbatasnya kuantitas, kualitas dan kompetensi sumber daya

manusia kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan dan jaringannya

sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, sehingga

pelaksanaan program dan kegiatan belum berjalan maksimal.

Diperlukan penyusunan formasi berbasis beban kerja dan standarisasi

kompetensi.

9. Belum optimalnya profesionalisme dan kedisiplinan petugas kesehatan

juga menjadi hal penting yang harus mendapat perhatian serius, karena

keluhan masyarakat saat ini adalah ketidaktepatan jam kerja,

lambatnya pelayanan, petugas yang kurang ramah serta prosedur

administrasi pelayanan kesehatan yang rumit. Diperlukan adanya

peningkatan kompetensi dan pelatihan-pelatihan terkait pemenuhan

alat medis modern, peningkatan motivasi kerja, empati serta

pengabdian sebagai tenaga kesehatan.

10. Belum optimalnya sistem perencanaan dan penganggaran berbasis

kinerja. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya dukungan

data dan informasi kesehatan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan kebijakan, kurangnya sarana prasarana IT yang terpadu

dan dapat mewadahi informasi sesuai perkembangan teknologi

informasi, serta belum adanya masterplan (blueprint) sistem informasi.

Optimalisasi Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dirasakan akan sangat

membantu dalam proses perencanaan dan penganggaran berbasis

kinerja.

11. Kurangnya jalinan kerjasama kemitraan untuk menyelesaikan

masalah kesehatan yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh Dinas

Kesehatan. Kemitraan untuk pemberdayaan masyarakat, penelitian dan

pengembangan pembangunan kesehatan, profesionalisme SDM

kesehatan, pengembangan teknologi informasi dan teknologi kedokteran

dengan institusi, akademisi dan teknis bidang kesehatan harus dapat

Page 14: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

terjalin dengan baik, sehingga pembangunan kesehatan dapat

mengikuti perkembangan dan dinamika permasalahan kesehatan di

masyarakat.

1.5 Sistematika Laporan

Sistematika penyusunan Laporan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan :

1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum

1.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan

1.4 Analisis Aspek Strategis

1.5 Sistematika Penyusunan

BAB II Perencanaan Kinerja

2.1. Rencana Strategis

2.1.1 Visi dan Misi

2.1.2 Tujuan dan Sasaran

2.1.3 Kebijakan dan Program

2.2. Rencana Kerja

2.2.1 Program Kegiatan

2.2.2 Perjanjian Kinerja

BAB. III Akuntabilitas Kinerja

3.1. Pengukuran Kinerja

3.1.1 Metode Pengukuran Kinerja

3.1.2 Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran

3.2. Evaluasi Kinerja Dan Analisis Kinerja Tahun 2015

3.2.1 Pengukuran Kinerja Kegiatan

3.2.2 Evaluasi Kinerja

3.2.3 Realisasi Anggaran

3.3. Program dan Kegiatan Bersumber APBD II

3.4. Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber APBD I

3.5. Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber APBN

BAB. IV Penutup

Page 15: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

BAB II.

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis

Rencana stratejik sebagaimana yang tertuang Pedoman Penyusunan

Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu

proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun

waktu satu sampai lima tahun secara sistematis dan berkesinambungan

dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau

yang mungkin timbul. Suatu rencana strategis setidaknya memuat visi,

misi, tujuan, sasaran, stratejik (kebijakan dan program) serta ukuran

keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya

Rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Blora merupakan suatu

perencanaan startegis yang disusun dan dirumuskan setiap lima tahun

yang menggambarkan visi, misi, tujuan, saran, program dan kegiatan

Dinas Kesehatan yang mengedepankan isu-isu lokal dan merupakan

rencana yang terarah, efektif dan berkesinambungan sehingga dapat

diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas dan

anggaran pembiayaan yang ada.

2.1.1 VISI DAN MISI

Visi adalah rumusan keadaan masa depan yang dicapai dengan

mendasarkan pada situasi dan kondisi yang ada. Visi pembangunan

jangka menengah Kabupaten Blora tahun 2016-2021 adalah sebagai

berikut.

“Terwujudnya Masyarakat Blora yangLebih Sejahtera dan

Bermartabat”

Visi tersebut merupakan kelanjutan dari visi sebelumnya dengan

melanjutkan misi dan program yang belum tercapai secara

optimal.Berdasarkan Visi tersebut, diharapkan seluruh elemen

masyarakat Blora (termasuk di dalamnya unsur pemerintah daerah)

lebih mengoptimalkan seluruh kapasitas yang dimilikinya untuk

mewujudkan masyarakat Blora yang sejahtera dan bermartabat.

Penjelasan Visi tersebut adalah sebagai berikut :

Page 16: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

1. Masyarakat yang sejahtera, mengandung maksud bahwa seluruh

masyarakat Kabupaten Blora telah mampu memenuhi kebutuhan

dasarnya meliputi sandang , pangan, papan, pendidikan dan

kesehatan secara layak dan berkeadilan. Kondisi ini ditandai

tingginya pendapatan per Kapita penduduk, pemerataan pendidikan

bagi masyarakat, tingginya derajat kesehatan masyarakat,

menurunnya jumlah penduduk miskin, terciptanya iklim investasi,

meningkatnya jumlah lapangan kerja di berbagai sektor usaha,

ketersediaan infrastruktur dasar dan terciptanya kelestarian

lingkungan hidup.

2. Bermartabat mengandung maksud bahwa masyarakat Blora memiliki

harga diri yang tercermin melalui akhlak mulia dan berbudaya.

Berakhlak mulia dalam arti memperoleh kemajuan pada dimensi

mental-spiritual, keagaamaan dan kebudayaan yang ditandai dengan

terbentuknya masyarakat yang bermoral dan berkarakter, sebagai

wujud kesejahteraan masyarakat secara lahir dan batin. Berbudaya

dalam arti menjujung tinggi nilai-nilai kebudayaan termasuk

didalamnya hukum kearifan lokal sebagai cerminan harkat dan

martabat manusia. Berbudaya merupakan aktifitas terus-menerus

dalam menumbuhkembangkan kualitas yang ditandai dengan

terwujudnya budaya profesionalisme, daya saing, etos kerja dan

menghormati hukum. Kebudayaan sebagai sebuah bidang kehidupan

menjadi elemen penting menuju masyarakat yang sejahtera.

MISI

Sesuai dengan visi Terwujudnya Masyarakat Blora yang Lebih

Sejahtera dan Bermartabat”, maka ditetapkan misi sebagai bentuk upaya

untuk mewujudkan visi, yaitu sebagai berikut:

1. Mewujudkan pemerintah yang efektif bersih KKN, dan demokratis,

melaksanakan reformasi birokrasi dalam rangka peningkatan pelayanan

publik.

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat dan

memaksimalkan pemanfaatan sumber daya daerah yang ramah

lingkungan dan berkesinambungan.

3. Meningkatkan iklim kondusif dan kerjasama dengan pihak-pihak

berkepentingan serta menciptakan lapangan kerja dan pengembangan

inventasi

Page 17: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

4. Meningkatkan Kualitas sumber daya manusia, kualitas pelayanan

bidang pendidikan, kesehatan, sosial dasar, pemberdayaan masyarakat

dan lainnya serta memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan

kearifan lokal.

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana publik.

6. Mewujudkan dan mendorong tersusunnya kebijakan daerah yang

berpihak pada masyarakat miskin (Pro Poor), pro job, prow growth, pro

environment dan pro gender

7. Mewujudkan penegakan supremasi hukum dan Hak Asasi Manusia

(HAM).

Visi tersebut ditetapkan dengan pertimbangan bahwa Sektor

kesehatan merupakan sektor penting yang diperlukan untuk mencapai Visi

Kabupaten Blora dan menjalankan misinya. Visi tidak akan terwujud

apabila kondisi penduduk Kabupaten Blora tidak sehat. Oleh karena itu

sektor kesehatan perlu direncanakan sebaik - baiknya agar berbagai

hambatan dan kendala sektor kesehatan dapat diatasi. Pengembangan

kebijakan pembangunan kesehatan sangat penting mengingat

penyelenggaraan pembangunan kesehatan pada saat ini semakin kompleks

sejalan dengan permasalahan, perkembangan demokrasi, desentralisasi

dan tuntutan globalisasi yang semakin meningkat.

Kesehatan merupakan sektor yang kompleks dengan banyak pelaku

di lembaga pemerintah, masyarakat, dan kelompok swasta. Dalam upaya

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mewujudkan

pembangunan berwawasan kesehatan di Kabupaten Blora, terdapat

beberapa pelaku antara lain:

(1) Pelaku dalam Stewardship mencakup Lembaga yang berfungsi

sebagai penetap kebijakan dan regulator dalam sistem kesehatan di

Kabupaten Blora. Disamping itu ada Lembaga dan Unit Pemerintah non

Dinas Kesehatan yang terkait dengan sektor Kesehatan sebagai pemangku

kepentingan atau SKPD Lain yang terkait sektor kesehatan;

(2) Pelaku dalam Financing (Sumber Pendanaan Kesehatan) adalah :

Departemen Kesehatan dan berbagai Departemen teknis terkait kesehatan

yang memberikan Anggaran Pemerintah Pusat; Pemerintah Daerah

Propinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Blora ; Masyarakat dan

Swasta yang memberikan kontribusi;

(3) Pelaku dalam Pelayanan Kesehatan (Healthcare Delivery),

mencakup Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta; Lembaga Pelayanan

Page 18: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

Kesehatan non Rumah Sakit milik Pemerintah; Lembaga Pelayanan

Kesehatan non - Rumah Sakit milik Swasta; Lembaga Pelayanan kesehatan

penunjang lainnya : Apotik/Toko Obat, Klinik, Praktek dokter bersama,

Rumah Bersalin, laboratorium, praktek komplementer. Disamping itu

terdapat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kesehatan dan Organisasi

Profesi serta

(4) Pelaku dalam Resource Generation adalah berbagai Lembaga

Pendidikan Tenaga Kesehatan Pemerintah dan Swasta.

Selanjutnya, untuk dapat menjalankan peran secara optimal maka

sektor kesehatan perlu menggunakan konsep good governance secara baik.

Dalam konsep good governance, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora

memiliki 3 peran kunci, yakni sebagai: (1) sebagai regulator, Dinas

Kesehatan Kabupaten Blora harus menjadi pioner, lokomotif, penggerak,

institusi paling utama, yang terbaik dan paling tahu tentang kesehatan,

sebagai panutan, cakap, mampu, proaktif dan wasit yang adil dalam sistem

pelayanan kesehatan di wilayahnya, harus menyediakan aturan-aturan

dasar yang tujuannya adalah untuk menjamin bahwa sistem bisa berjalan

secara fair dan melindungi masyarakat untuk mencapai status kesehatan

masyarakat yang optimal; (2) sebagai pemberi dana, Pemerintah Kabupaten

Blora melalui Dinas Kesehatan harus menjamin bahwa layanan kesehatan

yang diperlukan oleh masyarakat dapat diakses oleh seluruh masyarakat,

sehingga jika terjadi barier ekonomi dari kelompok masyarakat yang

miskin,

maka Dinas Kesehatan Kabupaten Blora harus menjadi ujung tombak dan

bertanggung jawab menyediakan dana dan atau membuat sistem supaya

pelayanan kesehatan dapat diakses oleh penduduk miskin dengan kualitas

yang baik; (3) sebagai pelaksana, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Blora

harus menjadi motivator, leader, penggerak dan institusi yang menjadi

tumpuan pemerintah Kabupaten Blora dalam rangka menyediakan layanan

kesehatan bagi masyarakat yang bermutu, kompetens, cakap dan

bertanggung jawab melalui Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) yaitu

(Puskesmas; Gudang Farmasi, Laboratorium Kesehatan) , dan

Puskesmas`Pembantu ; Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) serta pelayanan

rujukan di Badan Rumah Sakit Daerah Blora dan Cepu.

Page 19: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS

Indikator Kinerja Kesehatan yang Mengacu pada RPJMD 2016 - 2021

Indikator Kinerja

Satuan Kondisi Awal

Target Akhir

2015 2018 2018 2019 2020 2021 RPJMD

Angka Kematian Bayi

(AKB)

per 1000 KH

14,1 10,2 10 9,5 9 8,5 8,5

Angka Kematian

Balita

per 1000

KH 16,2 12 11,5 10,5 10 9,5 9,5

Kasus

Kematian Ibu kasus 15 13 12 11 10 9 9

Presentase

Gizi Buruk % 0,13 0,11 0,09 0,07 0,05 0,04 0,04

2.1.2 TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan visi dan misi serta

didasarkan pada isu-isu dan analisis stratejik yang menunjukan suatu

kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang. berdasarkan Visi , Misi dan

faktor–faktor kunci keberhasilan (Critical Succes Factor).

Tujuan yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Blora secara

umum adalah terwujudnya institusi yang mampu menggerakkan

pembangunan bidang kesehatan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat

dalam rangka meningkatkan status kesehatan, pembiayaan kesehatan dan

pelayanan yang bermutu.

Adapun tujuan khusus yang akan dicapai adalah :

Tujuan Meningkatnya Kesehatan Masyarakat

Indikator sasaran :

1. Prosentase pelayanan kesehatan ibu

2. Prosentase pelayanan gizi Masyarakat

3. Prosentase desa siaga aktif

4. Prosentase Tenaga kesehatan sesuai standart

5. Prosentase Pelayanan kesehatan dasar

Page 20: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

Sasaran Stategis Dinas Kesehatan Kabupaten Blora adalah sebagai berikut

1 Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat

1. Cakupan pelayanan antenatal pada ibu hamil

2. Cakupan pelayanan persalinan sesuai standart

3. Cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir

4. Cakupan pelayanan jaminan kesehatan

5. Cakupan screning kesehatan anak usia pendidikan dasar

2 Meningkatnya Pengendalian Penyakit

1. Persentase rumah tangga yang memenuhi kualitas kesehatan

lingkungan

2. Cakupan penemuan kasus TB

3. Cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan

4. Cakupan Desa dengan UCI

5. Cakuapan pelayanan kesehata orang dengan resiko terinfeksi

HIV

3 Meningkatnya akses dan mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan

1. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yang

terakreditasi

2. Persentase prasarana puskesmas yang sesuai standart

3. Persentase sarana puskesmas yang sesuai standart

4 Meningkatnya mutu ketersediaan farmasi

1. Persentase ketersediaan obat di Puskesmas

2. Persentase ketersediaan vaksin di Puskesmas

5 Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga

Kesehatan

1. Jumlah SDM Kesehatan yang kompetens sesuai dengan fungsinya

6 Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi

1. Persentase fasiltas pelayanan kesehatan primer yang melaporkan

data kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat waktu dengan

tehnologi

2. Persentase fasiltas pelayanan kesehatan rujukan yang

melaporkan data kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat

waktu dengan tehnologi

7 Peningkatan pelayanan kesehatan perorangan

1. Cakupan Srening kesehatan pada usia produktif

2. Cakupan pelayanan kesehatan Lansia

3. Cakupan pelayanan hipertensi

4. Cakupan pelayanan kesehatan pada penderita Diabetes Militus

5. Cakupan Pelayanan kesehatan pada Orang Dengan ganguan Jiwa

8 Meningkatnya kualitas pelayanan publik aparatur Dinas Kesehatan

1. Prosentase atas kecukupan layanan administrasi perkantoran

Page 21: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

9 Meningkatnya efektivitas dan efisiensi serta akuntabilitas kinerja aparatur

1. Prosentase atas kecukupan layanan sarana dan prasarana aparatur

2. Prosentase dokumen perencanaan, keuangan dan pelaporan

terselesaikan tepat waktu

2.2. Rencana Kerja

Kinerja ataupun performance dari organisasi adalah gambaran mengenai

tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan organisasi sebagai penjabaran

dari visi, misi, yang mengindikasikan tingkat keberhasilan pelaksanaan

kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Konsep-

konsep pengukuran kinerja organisasi (key performance indicators)

telah berkembang sejalan dengan semangat perubahan untuk memperbaiki

kinerja organisasi. Semangat perubahan dimaksud adalah pola orientasi

manajemen dari pola yang berorientasi pada masukan (input) kepada pola

yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output, outcomes

dan benefit). Rencana kinerja merupakan penggalan dari suatu

perencanaan strategis dalam waktu satu tahun. Indikator Kinerja Utama

Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :

2.2.1 Program Kegiatan

Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu guna

mencapai sasaran dan tujuan. Program kesehatan tahun 2018 mengacu

pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta perubahannya

Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2007. Sinkronisasi program kesehatan

tersebut sesuai dengan Renstra Dinas kesehatan tahun 2017 -2021 dan

merupakan kegiatan lanjutan dari tahun sebelumnya. Program-program

kesehatan yang ada dalam Permendagri 13 Tahun 2006 meliputi:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.

2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

4. Kerja dan Keuangan

5. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

6. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

7. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Page 22: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

8. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

9. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

10. Program Pengawasan Obat dan Makanan

11. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana

Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya

12. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

13. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

14. Program Peningkatan dan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak.

15. Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

16. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

17. Program pengembangan Lingkungan Sehat

18. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

19. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

20. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

2.2.2 Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah lembar/ dokumen yang berisikan

penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang

lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator

kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan

kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu

berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja

yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun

bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat

kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang

diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun

sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.

Tujuan disusunnya Perjanjian Kinerja adalah :

1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk

meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur.

2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.

3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran

organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi.

4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan

supervisi atas perkembangan/ kemajuan kinerja penerima amanah.

5. Sebagai dasar dalam Perjanjian sasaran kinerja pegawai.

Perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 dijabarkan

pada Rencana Kinerja Tahun 2018 meliputi kegiatan-kegiatan guna mencapai

sasaran sesuai dengan program kegiatan dan indikator keberhasilan

Page 23: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

pencapaiannya dalam rangka mewujudkan managamen pemerintahan yang

efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil. Adapun Dinas

Kesehatan Kabupaten Blora yang merupakan ikhtisar rencana kinerja yang

akan dicapai sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi dan menjadi dasar

penilaian dan evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun anggaran 2018

dijabarkan pada lampiran Perjanjian Kinerja setelah APBD Perubahan yang

tercantum pada Lampiran 1.

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA

SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN

TAHUNAN

Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat

Cakupan pelayanan antenatal pada ibu hamil 100 %

Cakupan pelayanan persalinan sesuai standart 100 %

Cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir 100 %

Cakupan pelayanan jaminan kesehatan 85 %

Cakupan screning kesehatan anak usia pendidikan dasar 100 %

Meningkatnya Pengendalian Penyakit

Persentase rumah tangga yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan

73 %

Cakupan penemuan kasus TB 100 %

Cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan 92 %

Cakupan Desa dengan UCI 100 %

Cakuapan pelayanan kesehata orang dengan resiko terinfeksi HIV 100 %

Meningkatnya akses dan mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yang terakreditasi

100 %

Persentase prasarana puskesmas yang sesuai standart 80 %

Persentase sarana puskesmas yang sesuai standart 80 %

Meningkatnya mutu ketersediaan farmasi

Persentase ketersediaan obat di Puskesmas 100 %

Persentase ketersediaan vaksin di Puskesmas 100 %

Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga Kesehatan

Jumlah SDM Kesehatan yang kompetens sesuai dengan fungsinya 90 %

Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi

Persentase fasiltas pelayanan kesehatan primer yang melaporkan data kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat waktu dengan tehnologi

100 %

Persentase fasiltas pelayanan kesehatan rujukan yang melaporkan data kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat waktu dengan tehnologi

100 %

Peningkatan pelayanan kesehatan Cakupan Srening kesehatan pada usia produktif 100 %

Page 24: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

perorangan

Cakupan pelayanan kesehatan Lansia 100 %

Cakupan pelayanan hipertensi 100 %

Cakupan pelayanan kesehatan pada penderita Diabetes Militus 100 %

Cakupan Pelayanan kesehatan pada Orang Dengan ganguan Jiwa 100 %

PROGRAM ANGGARAN

PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN 1.117.500.000

PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT 4.854.795.500

PROGRAM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN 188.000.000

PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT 500.000.000

PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 722.875.000

PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT 285.700.000

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT

MENULAR 1.979.374.000

PROGRAM STANDARISASI PELAYANAN KESEHATAN 341.700.000

PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PENDUDUK MISKIN 189.500.000

PROGRAM PENGADAAN, PENINGKATAN DAN PERBAIKAN SARANA

DAN PRASARANA PUSKESMAS/PUSKESMAS PEMBANTU DAN JARINGANNYA

16.932.054.805

PROGRAM KEMITRAAN PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN 11.700.000.000

PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA 535.000.000

PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA 124.400.000

PROGRAM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KESEHATAN MAKANAN

50.000.000

PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN IBU MELAHIRKAN DAN ANAK

397.750.000

PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN BLUD KESEHATAN 44.879.702.360

PROGRAM BIDANG KESEHATAN BERSUMBER DARI PEMERINTAH

PUSAT DAN PEMERINTAH PROVINSI, BESERTA DANA

PENDAMPINGNYA

41.288.731.000

PROGRAM DBH CUKAI HASIL TEMBAKAU BIDANG KESEHATAN 400.000.000

Page 25: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

BAB III.

AKUNTABILITAS KINERJA

Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan kewajiban suatu instansi

pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan

pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan tujuan dan sasaran-sasaran

yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Esensi

pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perubahan

dengan menggunakan program/kegiatan dan sumber daya anggaran untuk

mencapai rumusan perubahan pada level keluaran, hasil maupun dampak.

Pendekatan pembangunan berbasis kinerja sejalan dengan prinsip good

governance dengan pilarnya akuntabilitas yang akan menunjukkan pemenuhan

tugas dan mandat suatu instansi dalam pelayanan publik yang bisa langsung

dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pengendalian dan pertanggungjawaban

program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas

kinerja pemerintah daerah kepada publik telah tercapai. Pengukuran kinerja

dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran untuk

menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator

kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan

yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Alat ukur yang digunakan untuk

ukuran keberhasilan atau kegagalan capaian kinerja adalah Indikator Kinerja

Utama (IKU). IKU merupakan acuan untuk mengukur keberhasilan dan

kegagalan capaian kinerja prioritas program yang bersifat strategis. IKU

ditetapkan secara mandiri oleh instansi pemerintah dan SKPD di lingkungannya.

Kriteria yang dipergunakan dalam penilaian kinerja organisasi pemerintah

menggunakan skala nilai peringkat kinerja dikutip dari Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yang juga dipakai dalam penyusunan laporan

kinerja ini.

Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja

NO Interval Nilai Realisasi

Kinerja Kriteria Penilaian Kinerja Kode

1 > 91 Sangat Baik

2 75,1 - 90 Tinggi

3 65,1 - 75,0 Sedang

4 50,1 - 65,0 Rendah

5 < 50,0 Sangat Rendah Sumber : Permendagri No. 54 Tahun 2010, diolah

Page 26: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

Nilai realisasi kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi

sebagai berikut:

a. Apabila semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian rencana tingkat

capaian yang semakin baik, digunakan rumus sebagai berikut:

Persentase capaian = Realisasi

Rencana x 100 %

b. Apabila Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian

rencana ingkat capaian, digunakan rumus sebagai berikut

Persentase capaian = Rencana – (Realisasi-Rencana) x 100 %

Rencana

Dalam rangka pengembangan Sistem AKIP pada tahap pengukuran dan evaluasi

atas kinerja, beberapa kegiatan ditetapkan indikator kinerja outcomes yang lebih

tinggi (ultimate outcomes) serta disajikan perbandingan dengan capaian kinerja

pada tahun sebelumnya. Penghitungan nilai realisasi kinerja ini telah dilakukan

pada Sistem AKIP secara elektronik (e-sakip).

Capaian Kinerja Organisasi

1. Pengkuran Kinerja

Pengukuran kinerja d Dinas Kesehatan yang dilakukan untuk mengetahui

capaian kinerja ternyata masih terkendala oleh beberapa hal antara lain, belum

optimalnya sasaran yang selaras dengan kegiatan dan program, belum tepatnya

perumusan indikator kinerja sebagai tolok ukur untuk mengetahui capaian

kinerja yang sebenarnya, belum adanya mekanism epengumpulan data kinerja

serta beberapa indikator belum dapat menyajikan penentuan target secara tepat.

Gambaran keberhasilan Dinas Kesehatan Kabupaten Blora dalam mencapai

sasaran,direpresentasikan oleh capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang

tertuang dalam Penetapan kinerja tahun 2018. Hasil pengukuran kinerja yang

telah diperjanjikan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Sasaran strategis, Indikator kinerja, target, realisasinya dan capaian kinerja

dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 27: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

Meningkatkan pelayanan

kesehatan masyarakat

Cakupan pelayanan antenatal

pada ibu hamil

100 98,74 % 99

Cakupan pelayanan persalinan

sesuai standart

100 99,99 % 100

Cakupan pelayanan kesehatan

bayi baru lahir

100 99,77 % 100

Cakupan pelayanan jaminan

kesehatan

73 % 86

Cakupan screning kesehatan

anak usia pendidikan dasar

100 100 % 100

Meningkatnya

Pengendalian Penyakit

Persentase rumah tangga yang

memenuhi kualitas kesehatan

lingkungan

73 73,1 % 100

Cakupan penemuan kasus TB 100 108,2 % 108

Cakupan TTU yang memenuhi

syarat kesehatan

92 92,1 % 100

Cakupan Desa dengan UCI 100 100 % 100

Cakuapan pelayanan kesehata

orang dengan resiko terinfeksi

100 160 % 160

Meningkatnya akses dan

mutu Fasilitas Pelayanan

Kesehatan

Jumlah kecamatan yang

memiliki minimal 1 Puskesmas

yang terakreditasi

100 100 % 100

Persentase prasarana

puskesmas yang sesuai standart

80 70 % 88

Persentase sarana puskesmas

yang sesuai standart

80 74 % 93

Meningkatnya mutu

ketersediaan farmasi

Persentase ketersediaan obat di

Puskesmas

100 71,65 % 72

Persentase ketersediaan vaksin

di Puskesmas

100 85 % 85

Meningkatnya Jumlah,

Jenis, Kualitas dan

Pemerataan Tenaga

Kesehatan

Jumlah SDM Kesehatan yang

kompetens sesuai dengan

fungsinya

90 95 % 106

Meningkatkan sistem

informasi kesehatan

integrasi

Persentase fasiltas pelayanan

kesehatan primer yang

melaporkan data kesehatan

prioritas secara lengkap dan

tepat waktu dengan tehnologi

100 100 % 100

Persentase fasiltas pelayanan

kesehatan rujukan yang

melaporkan data kesehatan

prioritas secara lengkap dan

tepat waktu dengan tehnologi

100

94,3 97

107 114

81 93

84 87

100 100

83 83

91

SASARAN INDIKATOR KINERJATARGET CAPAIAN

TAHUNAN

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

REALISASI CAPAIAN

100 % 100

Peningkatan pelayanan

kesehatan perorangan

Cakupan Srening kesehatan

pada usia produktif

100 % 67

Cakupan pelayanan kesehatan

Lansia

100 66,92 % 67

Cakupan pelayanan hipertensi 100 97,5 % 98

Cakupan pelayanan kesehatan

pada penderita Diabetes Militus

100 63,4 % 63

Cakupan Pelayanan kesehatan

pada Orang Dengan ganguan

100 117,7 % 118

85

Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis 1

Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis 2

Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis 3

Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis 4

Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis 5

Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis 6

Rata-rata capaian kinerja 96

67,23

Page 28: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

Secara rata-rata capaian kinerja sasaran strategis berdasarkan indikator

kinerja tahun 2018 Dinas Kesehatan adalah 96,00 % (cukup berhasil/cukup

baik) Adapun keberhasilan atau hambatan yang terjadi diuraikan dalam

analisis hasil pengukuran kinerja .

TARGET KINERJA UTAMA (IKU) BIDANG KESEHATAN SESUAI RPJMD KAB BLORA 2018

Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan TARGET

Meningkatnya Kesehatan Masyarakat

Meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat

Angka Kematian Bayi (AKB)

per 1000 KH

10,2

Angka Kematian Balita

per 1000 KH

12

Kasus Kematian

Ibu

per

1,000,000 KH

115

Presentase Gizi Buruk

% 0,11

2. Analisis Hasil Pengukuran Kinerja

Analisis atas realisasi dan capaian setiap indikator kinerja bertujuan untuk

mengetahui keberhasilan dan kendala yang dijumpai, sehingga dapat

diupayakan langkah-langkah perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di

tahun berikutnya. Analisis tersebut dilakukan dengan menganalisis atas

perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi baik terhadap penyebab

terjadinya gap maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan

dilakukan. Uraian hasil analisis atas realisasi dan capaian setiap indikator

kinerja untuk mengetahui kemajuan dan kendala pencapaian sasaran

strategis Dinas Kesehatan pada tahun 2018 adalah sebagai berikut :

Page 29: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

1. Sasaran Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat

NO SASARAN RENCANA

STRATEGIS

INDIKATOR SASARAN 2017 2018

TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %

1 Cakupan pelayanan

antenatal pada ibu hamil

100 97,45 97,45 100 98,74 98,74

Cakupan pelayanan

persalinan sesuai standart

100 99,99 99,99 100 99,99 99,99

Cakupan pelayanan

kesehatan bayi baru lahir

100 100 100 100 99,77 99,77

Cakupan pelayanan jaminan

kesehatan

80 65 81,25 73 85,88

Cakupan screning

kesehatan anak usia

pendidikan dasar

100 100 100 100 100 100,00

Rata rata 96 92 96 97 94 97

Meningkatkan pelayanan

kesehatan masyarakat

85

Capaian kinerja sasaran strategis meningkatkan pelayanan kesehatan

masyarakat adalah 97 %, maka capaian kinerja tersebut masuk dalam

kategori penilaian kinerja tinggi . Dari target yang ditetapkan 97 % dan

capainan kienerjanya 94 % . Mengalami peningkatan dibanding tahun 2017

yaitu 96 %. hal ini terutama dipengaruhi oleh cakupan pelayanan jaminan

kesehatan. Pada tahun 2018 dari jumlah penduduk Kabupaten Blora

sejumlah 904.623 jiwa jumlah yang memiliki penjaminan kesehatan adalah

661.321 jiwa atau sekitar 73%. Jumlah tersebut dibiayai dari APBN, APBD

Propinsi Jawa Tengah, APBD Kab Blora, mandiri. Capaian kinerja sasaran

strategis tersebut diukur dari realisasi kinerja indikator dibandingkan dengan

target yang ditetapkan,dimana realisasi kinerja tahun 2018 sebesar 90.96 %

masih dibawah target yang ditetapkan sebesar 96 %, hal ini disebabkan

beberapa hal, yaitu

1. Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil minimal 4 kali selama

kehamilan dengan jadwal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada

trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang dilakukan oleh

Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan baik yang

bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta yang

memiliki Surat Tanda Register (STR). Capaian indikator ini belum mencapai

target oleh karena ada beberapa ibu hamil yang belum masuk terimester III,

ibu hamil pindah, ibu hamil abortus / partus imaturus.

2. Pelayanan persalinan sesuai standar adalah persalinan yang dilakukan

oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan yang

bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan Pemerintah maupun Swasta yang

memiliki Surat Tanda Register (STR) baik persalinan normal dan atau

persalinan dengan komplikasi. Cakupan belum memenuhi target oleh

karena ada 1 (satu) ibu bersalin yang di tolong non tenaga kesehatan

karena bayi sudah lahir di rumah sebelum sempat di bawa ke fasilitas

kesehatan terdekat.

3. Pelayanan kesehatan bayi adalah cakupan bayi yang mendapatkan

pelayanan paripuma minimal 3x yaitu: l kali pada 6 s/d 48 jam, l kali pada

umur 3 -7 hari, dan lx pada umur 8-28 hari sesuai standar di wilayah

Page 30: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

puskesmas dalam kurun waktu . Cakupan ini belum memenuhi target oleh

karena ada beberapa bayi baru lahir yang belum masuk masa KN Lengkap,

bayi meninggal sebelum masa KN lengkap, dan bayi pindah domisili ke luar

wilayah mengikuti perpindahan orang tuanya.

Dalam upaya mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi - tingginya,

sebagaimana tujuan pembangunan kesehatan, maka pemerintah sejak tanggal 1

Januari 2014 telah menerapkan Jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh

rakyatnya secara bertahap hingga 1 Januari 2019. Jaminan kesehatan ini

merupakan pola pembiayaan yang bersifat wajib, artinya pada tanggal 1 Januari

2019 seluruh masyarakat Indonesia (tanpa terkecuali) harus telah menjadi

peserta. Melalui penerapan Jaminan Kesehatan Nasional ini, diharapkan tidak

ada lagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat miskin yang tidak berobat

ke fasilitas pelayanan kesehatan di kala sakit karena tidak memiliki biaya.Di

kabupaten Blora telah mengeluarkan program Jamkesda yang terintegrasi BPJS.

Pada tahun 2018 jumlah masyarakat miskin yang telah memiliki kartu BPJS

adalah sebagai berikut : 661.321 kartu

Faktor -faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran

adalah:

1. Adanya bantuan iuran oleh pemerintah kepada warga miskin, rentan

miskin, keluarga pamong, kader dan perangkat desa

2. Adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya Jaminan Kesehatan

Hambatan/ masalah:

1. Keterbatasan pemerintah dalam memberikan bantuan iuran Jamkes

2. Kesadaran sebagian masyarakat akan pentingnya Jamkes masih

rendah

3. Masih kurangnya pengetahuan aturan tentang pemanfaatan Jaminan

Kesehatan, sehingga apabila sakit baru mencari kartu Jaminan

Kesehatan

4. Masih adanya pendataan salah sasaran : warga miskin yang belum

masuk SK miskin/rentan miskin dan warga mampu yang tapi

mendapat kartu jaminan kesehatan warga miskin.

Strategi/upaya pemecahan:

1. Melakukan rapat koordinasi tentang pendataan warga miskin yang

sesuai sasaran

2. Melakukan koordinasi dan sosialisasi tentang Jaminan Kesehatan

5. Skrining kesehatan siswa sekolah pendidikan dasar adalah skrining

kesehatan terpadu yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan sasaran

siswa pada sekolah pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar/MI dan Sekolah

Page 31: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

Menengah Pertama / MTS di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu

setahun. Cakupan ini telah memenuhi target dengan upaya skrining di

sekolah, kunjungan rumah maupun sweepping bagi anak sekolah yang

tidak masuk sekolah saat skrining dilakukan.

Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh

Kembang Anak merupakan acuan bagi tenaga kesehatan yang bekerja

pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar/primer, kelompok profesi,

tenaga pendidik, petugas lapangan Keluarga Berencana, petugas sosial

yang terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak,

organisasi profesi dan pemangku kepentingan terkait pertumbuhan,

perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang anak Pemantauan

pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang anak

dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan di taman kanak-

kanak. Pemantauan pertumbuhan dilakukan pada anak usia 0 (nol)

sampai 72 (tujuh puluh dua) bulan melalui penimbangan berat badan

setiap bulan dan pengukuran tinggi badan setiap 3 (tiga) bulan serta

pengukuran lingkar kepala sesuai jadwal. Pemantauan perkembangan

dilakukan setiap 3 (tiga) bulan pada anak usia 0 (nol) sampai 12 bulan dan

setiap 6 (enam) bulan pada anak usia 12 (dua belas) sampai 72 bulan.

Pemantauan gangguan tumbuh kembang anak dilakukan sesuaijadwal

umur skrining. Dibawah ini adalah cakupan pemeriksaan anak usia dini

di kabupaten Blora pada tahun 2018,

Page 32: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

Untuk mencapai sasaran meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat telah tersedia

anggaran dari APBD Kabupaten Blora dengan rincian sebagai berikut :

PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK

BALITA 535.000.000 512.404.800 96

98

82

PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA 124.400.000 118.996.200 96

100

60

PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN IBU MELAHIRKAN

DAN ANAK 397.750.000 395.290.000 99

99

Penyuluhan kesehatan anak balita 466.000.000 455.584.800

Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 69.000.000 56.820.000

Pelayanan kesehatan 110.800.000 110.791.200

Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 13.600.000 8.205.000

Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga kurang

mampu 273.000.000 271.300.000

Perawatan secara berkala bagi ibu hamil dari keluarga

kurang mampu 50.000.000 49.940.000

Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 74.750.000 74.050.000

Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup

sehat

150.000.000 148.496.000

Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat 185.000.000 182.310.000

Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan - -

Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan 73.600.000 71.505.000

Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 35.000.000 34.730.000

Peningkatan Upaya Kesehatan Kerja

100

99

PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT 500.000.000 493.441.000 99

99

99

97

99

100

PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 722.875.000 706.144.936 98

100

100

96

56.400.000 56.400.000

Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi 86.130.000 86.130.000

Pemberian tambahan makanan dan vitamin 180.320.000 180.272.818

Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia, gizi

buruk, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang

vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya

328.340.000 315.807.118

Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga

sadar gizi 96.755.000 93.055.000

Peningkatan gizi lebih 10.500.000 10.250.000

Monitoring, evaluasi, dan pelaporan

SASARAN PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %

Meningkatkan pelayanan kesehatan

masyarakat

96

98

99 20.830.000 20.630.000

2. Sasaran Meningkatnya Pengendalian Penyakit

NO SASARAN RENCANA

STRATEGIS

INDIKATOR SASARAN 2017 2018

TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %

2 Persentase rumah tangga

yang memenuhi kualitas

kesehatan lingkungan

71 70 99 73 73,1 100,14

Cakupan penemuan kasus

TB

70 95 136 100 108,2 108,20

Cakupan TTU yang

memenuhi syarat

kesehatan

91,5 85 93 92 92,1 100,11

Cakupan Desa dengan UCI 100 100 100 100 100 100,00

Cakuapan pelayanan

kesehata orang dengan

resiko terinfeksi HIV

100 100 100 100 160 160,31

Meningkatnya

Pengendalian Penyakit

Rata rata 87 90 105 93 107 114

Capaian kinerja sasaran strategis meningkatkan Pengendalian Penyakit

adalah 114 %, maka capaian kinerja tersebut masuk dalam kategori

penilaian kinerja sangat tinggi . Dari 5 indikator kinerja yang ada semua

sudah melebihi target yang telah ditetapkan.

Strategi operasional pencapaian cakupan tinggi dan merata berupa

pencapaian Universal Child Immunization (UCI) yang berdasarkan

indikator cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL)yang meliputi HB0 1 kali,

Page 33: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

BCG 1 kali, DPT-HB-Hib 3 kali, Polio 4 kali dan campak 1 kali pada

bayi usia 1 tahun dengan cakupan minimal 85 persen dari jumlah

sasaran bayi di desa. Pencapaian UCI desa di Kabupaten Blora dari

tahun ke tahun mengalami peningkatan dalam kurun waktu 5 tahun

terakhir. Tahun 2015 mencapai 100 persen dan bertahan sampai dengan

tahun 2018 dengan capaian 100 persen.

Upaya untuk mencapai target imunisasi dasar lengkap pada bayi antara

lain denga :

- Menyusun Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) imunisasi secara

rutin (bulanan, tribulanan) dikarenakan banyak petugas imunisasi

yang merangkap dengan tugas lain.

- Melaksanakan sweeping atau kunjungan rumah untuk melengkapi

status imunisasi pada daerah-daerah yang cakupan

imunisasinya masih rendah, pada umumnya disebabkan

keterbatasan sumber daya atau tenaga banyak yang merangkap dengan

tugas lain.

Faktor - faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian

sasaran adalah:

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan

immunisasi kepada bayi agar mendapatkan kekebalan tubuh dengan

baik.

2. Adanya pembinaan kepada petugas imunisasi untuk meningkatkan

aspek cakupan pelayanan imunisasi kepada sasaran baik

petugas Puskesmas maupun layanan Swasta.

3. Ketersediaan vaksin secara berkualitas dan memadahi baik pada

sarana pelayanan kesehatan di pemerintah maupun swasta

4. Kemudahan akses mendapatkan pelayanan imunisasi di seluruh

pelayanan secara gratis dan dijamin oleh penjamin pembiayaan

kesehatan (Jamkesda, BPJS)

5. Vaksin di layanan tidak pernah mengalami kekosongan,

atau kekurangan vaksin

Hambatan/masalah:

1. Masih ada sebagian kecil kelompok masyarakat tertentu

yang menolak untuk di immunisasi.

2. Mobilitas sasaran imunisasi yang cukup tinggi sehingga

potensial tidak terlayani secara standar.

Page 34: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

Strategi/upaya pemecahan:

1. Pendekatan kepada tokoh masyarakat tertentu yang masih

menolak imunisasi oleh tim Dinas Kesehatan dan lintas sektoral

2. Berkoordinasi dan komunikasi dengan petugas Puskesmas

dan Swasta setiap ada permasalahan imunisasi.

3. Monev imunisasi ke Puskesmas dan Layanan Swasta.

4. Sweeping bagi bayi yang jadual imunisasinya terlewatkan.

5. Melakukan pemetaan sasaran imunisasi yang lebih baik.

6. Berkoordinasi dengan bidan desa agar mengingatkan

sasaran sasaran yang belum melakukan imunisasi.

Anggaran yang tersedia untuk mencapai sararan tersebut adalah sebagai

berikut :

Penyemprotan/fogging sarang nyamuk 290.000.000 254.826.939

Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging 180.000.000 179.709.200

Pengadaan vaksin penyakit menular 50.000.000 -

Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah 157.500.000 131.777.067

Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit

menular

185.000.000 180.575.666

Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik 305.299.000 298.491.310

Peningkatan imunisasi 242.600.000

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

PENYAKIT MENULAR 3.232.713.000 1.750.552.694 54

88

100

-

84

98

98

99

82

82

90

PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT 322.850.000 165.500.000

239.293.980

Peningkatan survelliance epidemilogi dan penanggulangan

wabah

178.275.000 146.620.832

Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)

pencegahan dan pemberantasan penyakit

25.000.000 20.563.000

Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 5.000.000 4.520.000

Pengkajian pengembangan lingkungan sehat 28.200.000 22.600.000

Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat 85.200.000 85.200.000

Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat 70.000.000

SASARAN PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %

Meningkatnya Pengendalian

Penyakit

51

80

100

-

83

-

96

-

Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 69.450.000 57.700.000

Percepatan Sanitasi Pemukiman ( PPSP ) 70.000.000 -

Kegiatan Peralatan Pendukung Imunisasi (DAK) 968.339.000 930.527.310

3. Sasaran Meningkatnya akses dan mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan

NO SASARAN RENCANA

STRATEGIS

INDIKATOR SASARAN 2017 2018

TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %

3 Prosentase kecamatan yang

memiliki minimal 1

Puskesmas yang

terakreditasi

100 100 100 100 100 100,00

Persentase prasarana

puskesmas yang sesuai

standart

70 70 100 80 70 87,50

Persentase sarana

puskesmas yang sesuai

standart

70 70 100 80 74 92,50

Meningkatnya akses dan

mutu Fasilitas Pelayanan

Kesehatan

Rata rata 80 80 100 87 81 93

Capaian kinerja sasaran strategis meningkatkan Pengendalian Penyakit

adalah 93 %, maka capaian kinerja tersebut masuk dalam kategori penilaian

Page 35: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

kinerja sangat tinggi . Dari 3 indikator kinerja ada , 1 indikator nilai

kinerjanya sangat tinggi , 2 indikator nilai kinerjanya tinggi.

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 bahwa setiap

Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga

tahun sekali. Akreditasi merupakan salah satu persyaratan kredensial

sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama

dengan BPJS, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan

Kesehatan Nasional Pasal 6 ayat (2).

Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan

mutu, kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem

manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan

pelayanan dan program, serta penerapan manajemen risiko, dan bukan

sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.

Pada tahun 2018 di Kabupaten Blora mentargetkan 14 Puskesmas

terakreditasi Nasional. Hasil yang diperoleh bahwa 14 Puskesmas tersebut

telah terakreditasi. Puskesmas tersebut adalah :

No. Nama Kemampuan

Penyelenggaraan Tahun Penilaian Status Akreditasi

1 DOPLANG Rawat Inap 2016 DASAR

2 MENDEN Rawat Inap 2016 MADYA

3 KEDUNGTUBAN Non Rawat Inap 2016 MADYA

4 CEPU Non Rawat Inap 2016 UTAMA

5 SAMBONG Non Rawat Inap 2016 UTAMA

6 JIKEN Rawat Inap 2016 DASAR

7 BLORA Non Rawat Inap 2016 MADYA

8 MEDANG Non Rawat Inap 2016 MADYA

9 BANJAREJO Rawat Inap 2016 DASAR

10 NGAWEN Rawat Inap 2016 MADYA

11 KUNDURAN Rawat Inap 2016 UTAMA

12 TODANAN Rawat Inap 2016 UTAMA

13 RADULAWANG Non Rawat Inap 2018 MADYA

14 RANDUBLATUNG Rawat Inap 2018 MADYA

15 KUTUKAN Non Rawat Inap 2018 MADYA

16 KETUWAN Non Rawat Inap 2018 MADYA

17 NGROTO Non Rawat Inap 2018 DASAR

18 KAPUAN Non Rawat Inap 2018 MADYA

19 BOGOREJO Non Rawat Inap 2018 MADYA

20 JEPON Non Rawat Inap 2018 MADYA

21 PULEDAGEL Non Rawat Inap 2018 DASAR

Page 36: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

22 TUNJUNGAN Non Rawat Inap 2018 MADYA

23 JAPAH Rawat Inap 2018 MADYA

24 ROWOBUNGKUL Rawat Inap 2018 MADYA

25 SONOKIDUL Non Rawat Inap 2018 MADYA

26 GONDORIYO Non Rawat Inap 2018 MADYA

Faktor -faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran

adalah :

1. Adanya regulasi dari Kementrian Kesehatan yang dituangkan

dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014

tentang Puskesmas, bahwa puskesmas wajib terakreditasi.

2. Adanya komitmen dari Pemerintah Kabupaten Sleman dalam

menerapkan sistem manjemen mutu akreditasi puskesmas.

Dukungan tersebut diberikan dalam bentuk finansial

untuk melaksankan kegiatan akreditasi puskesmas.

3. Adanya komitmen dari Jajaran Dinas Kesehatan untuk

menerapkan sistem manjemen mutu akreditasi puskesmas.

Dukungan tersebut diberikan dalam bentuk finansial secara

berjenjang yang dituangkan dalam Dokumen pelaksanaan

anggaran. Pendampingan mulai dari sosialisi, penyusunan

dokumen, pra survey, sampai pada kegiatan survei akreditasi

puskesmas.

Hambatan/masalah:

1. Tingkat kepatuhan puskesmas yang belum konsisten terhadap

standar pelayanan.

2. Adanya fluktuasi komitmen dalam penerapan sistem manajemen

mutu di puskesmas.

Strategi/upaya pemecahan:

1. Melakukan review penggalangan komitmen penerapan

sistem manajemen mutu.

2. Melakukan pembinaan ke puskesmas dalam rangka maintenance

akreditasi puskesmas.

3. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Propinsi

Jateng , untuk perencanan kegiatan survei akreditasi puskesmas.

Page 37: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

Anggaran yang tersedia untuk mencapai sararan tersebut adalah sebagai

berikut :

Penyusunan standar pelayanan kesehatan 98.000.000 76.540.000

Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan 145.000.000 131.760.000

Pelayanan akreditasi dan perijinan 98.700.000 97.590.000

Pembangunan puskesmas 5.828.000.000 3.644.014.400

Pembangunan puskesmas pembantu 3.487.000.000 3.026.338.000

Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas 6.023.254.805 6.020.591.895

Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana

puskesmas

1.543.800.000 1.526.130.000

Pemeliharaan rutin/berkala bangunan puskesmas kelil ing 50.000.000 49.811.000

Penyediaan sarana dan

SASARAN PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %

Meningkatnya akses dan mutu

Fasilitas Pelayanan KesehatanPROGRAM STANDARISASI PELAYANAN KESEHATAN 341.700.000 305.890.000 90

78

91

99

PROGRAM PENGADAAN, PENINGKATAN DAN PERBAIKAN

SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS/PUSKESMAS

PEMBANTU DAN JARINGANNYA

16.932.054.805 14.266.885.295 84

63

87

100

99

100

98 prasarana pelayanan dasar

kesehatan (DAK)

16.956.000.000 16.625.936.490

4. Sasaran Meningkatnya mutu ketersediaan farmasi

NO SASARAN RENCANA

STRATEGIS

INDIKATOR SASARAN 2017 2018

TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %

4 Persentase ketersediaan

obat di Puskesmas

100 100 100 100 71,65 71,65

Persentase ketersediaan

vaksin di Puskesmas

100 100 100 100 85 85,00

Meningkatnya mutu

ketersediaan farmasi

Rata rata 100 100 100 100 78 78

Capaian kinerja sasaran strategis meningkatkan Pengendalian Penyakit

adalah 78 %, maka capaian kinerja tersebut masuk dalam kategori penilaian

kinerja tinggi . Dari 2 indikator kinerja yang ada , 2 indikator nilai

kinerjanya tinggi . Walaupun lebih rendah dari tahun sebelumnya .

Tujuan utama pengelolaan obat Kabupaten adalah tersedianya obat yang

berkualitas baik, tersebar secara merata, jenis dan jumlah sesuai dengan

kebutuhan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat. Ruang lingkup

pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK) mencakup

perencanaan dan pengadaan, penyimpanan, distribusi, pencatatan dan

pelaporan serta supervisi dan evaluasi. Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten

merupakan satuan kerja pemerintahan daerah Kabupaten yang bertanggung

jawab menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang kesehatan di

Kabupaten. Walaupun realisasi target ketersediaan obat sudah tercapai

tetapi ketersediaan obat dan vaksin tersebut belum terdistribusi merata

antar daerah.

Ketersediaan Obat menyatakan bahwa penetuan jumlah dan jenis obat

sesuai kebutuhan dapat meningkatkan ketersediaan obat essensial dan

mengurangi jumlah obat yang mengalami kadaluarsa. Untuk mencapai

capaian ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan diwujudkan dengan

kegiatan sebagai berikut :

Page 38: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

Anggaran yang tersedia untuk mencapai sararan tersebut adalah sebagai

berikut :

SASARAN PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %

Meningkatnya mutu ketersediaan

farmasiPROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN 1.117.500.000 1.015.469.267 91

90

100

PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN 1.117.500.000 1.015.469.267 91

90

100

PROGRAM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN 188.000.000 181.470.000 97

96

100

98

Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan 1.000.000.000 898.494.267

Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah

sakit 117.500.000 116.975.000

Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan 1.000.000.000 898.494.267

Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah

sakit 117.500.000 116.975.000

Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan

berbahaya 159.800.000 153.270.000

Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 28.200.000 28.200.000

Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan farmasi (DAK) 5.543.967.000 5.449.519.945

5. Sasaran Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga Kesehatan

NO SASARAN RENCANA

STRATEGIS

INDIKATOR SASARAN 2017 2018

TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %

5 Jumlah SDM Kesehatan

yang kompetens sesuai

dengan fungsinya

90 95 105,56 Meningkatnya Jumlah,

Jenis, Kualitas dan

Pemerataan Tenaga

Kesehatan

Capaian kinerja sasaran strategis meningkatkan Pengendalian Penyakit

adalah 105.56 %, maka capaian kinerja tersebut masuk dalam kategori

penilaian kinerja sangat tinggi . Anggaran yang tersedia untuk mencapai

sararan tersebut adalah sebagai berikut :

SASARAN PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %

Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas

dan Pemerataan Tenaga Kesehatan

PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA

APARATUR 1.176.935.000 1.052.890.000 89

97

100

40

PROGRAM PENINGKATAN KELANCARAN PELAYANAN DAN

ADMINISTRASI UMUM 3.070.380.000 2.618.668.000 85

85

Pendidikan dan pelatihan formal 958.000.000 930.642.000

Sosialisasi peraturan perundang-undangan 58.935.000 58.935.000

Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-

undangan

160.000.000 63.313.000

Penyediaan honorarium tenaga kontrak daerah 3.070.380.000 2.618.668.000

6. Sasaran Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi

NO SASARAN RENCANA

STRATEGIS

INDIKATOR SASARAN 2017 2018

TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %

6 Persentase fasiltas

pelayanan kesehatan

primer yang melaporkan

data kesehatan prioritas

secara lengkap dan tepat

waktu dengan tehnologi

100 90 90 100 100 100,00

Persentase fasiltas

pelayanan kesehatan

rujukan yang melaporkan

data kesehatan prioritas

secara lengkap dan tepat

waktu dengan tehnologi

100 90 90 100 100 100,00

Meningkatkan sistem

informasi kesehatan

integrasi

Rata rata 100 90 90 100 100 100

Capaian kinerja sasaran strategis meningkatkan Pengendalian Penyakit

adalah 100 %, maka capaian kinerja tersebut masuk dalam kategori

penilaian kinerja sangat tinggi . Dari 2 indikator kinerja ada , 2 indikator nilai

Page 39: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

kinerjanya sangat tinggi Anggaran yang tersedia untuk mencapai sararan

tersebut adalah sebagai berikut :

SASARAN PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %

Meningkatkan sistem informasi

kesehatan integrasiMonitoring, evaluasi, dan pelaporan

90.000.000 88.340.000

Pembinaan, pengelolaan dan pengawasan fasilitas

kesehatan rujukan di kabupaten

309.000.000 306.827.000

98

99

7. Peningkatan pelayanan kesehatan perorangan

NO SASARAN RENCANA

STRATEGIS

INDIKATOR SASARAN 2017 2018

TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %

7 Cakupan Srening kesehatan

pada usia produktif

100 42,9 42,9 100 67,23

Cakupan pelayanan

kesehatan Lansia

100 22,6 22,6 100 66,92 66,92

Cakupan pelayanan

hipertensi

100 78,8 78,8 100 97,5 97,50

Cakupan pelayanan

kesehatan pada penderita

Diabetes Militus

100 32,5 32,5 100 63,4 63,40

Cakupan Pelayanan

kesehatan pada Orang

Dengan ganguan Jiwa

100 100 100 100 117,7 117,70

Peningkatan pelayanan

kesehatan perorangan 67,23

Rata rata 80 47 47 80 69 69

Capaian kinerja sasaran strategis meningkatkan Pengendalian Penyakit

adalah 69 %, maka capaian kinerja tersebut masuk dalam kategori penilaian

kinerja rendah . Dari 5 indikator kinerja ada , 2 indikator nilai kinerjanya

sangat tinggi , 3 indikator nilai kinerjanya rendah.

Anggaran yang tersedia untuk mencapai sararan tersebut adalah sebagai

berikut :

SASARAN PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %

Peningkatan pelayanan kesehatan

peroranganPROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PENDUDUK MISKIN 189.500.000 179.848.000 95

100

76

98

PROGRAM KEMITRAAN PENINGKATAN PELAYANAN

KESEHATAN 11.700.000.000 11.526.196.745 99

100

68

86

Pelayanan Sunatan Massal 150.000.000 149.864.000

Pelayanan Kesehatan Rujukan PPK3 39.500.000 29.984.000

Pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular 300.000.000 294.174.700

Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat 11.200.000.000 11.185.491.000

Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Rujukan Lanjutan dan

Jaminan Kesehatan Bagi Pasien Kurang Mampu

500.000.000 340.705.745

Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan akibat dampak

rokok 400.000.000 342.197.000

1. Cakupan skrining pelayanan kesehatan pada usia produktif, pada tahun

2018 keberhasilannya masih rendah (67,23 %) dibandingkan tahun 2017

dengan cakupan 42,9%. Capaian skrining tersebut rendah karena masih

adanya perbedaan dalam penentuan sasaran. Sehingga mempengaruhi hasil

yang diperoleh dalam penghitungan hasil capaian. Demikian juga untuk

capaian Hipertensi sebesar 97,5% pada tahun 2018 dan 78,78% di tahun

2017. Untuk Diabetes Melitus tahun 2018 sebesar 63,4% dan tahun 2017

capaiannya sebesar 32,46%

2. Hasil cakupan skrining tersebut mempengaruhi capaian SPM hipertensi dan

SPM Diabetes mellitus. Untuk meningkatkan capaian SPM kedepannya akan

dilakukan penghitungan sasaran sesuai dengan jumlah penduduk. Untuk

Page 40: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

Diabetus mellitus cakupannya rendah karena anggaran yang tersedia belum

mencukupi untuk pembelian reagen . Anggaran yang tersedia dari APBD

sebesar Rp. 300.000.000,- ( Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan

Penyakit Tidak Menular ) dan Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan Akibat

Dampak Rokok sebesar Rp. 400.000.000,-. Untuk peningkatan cakupan SPM

yang sudah dilakukan adalah dengan pembentukan posbindu, minimal satu

desa satu posbindu, dan pelatihan kader posbindu dimasyarakat. Kedepannya

untuk meningkatkan cakupan SPM akan dilakukan peningkatan

pemanfaatan Posbindu bagi masyarakat sebagai salah satu upaya untuk

meningkatkan skrining usia produktif, dan pembentukan jejaring pelayanan

dan pelaporan PTM bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Swasta. Serta

pengadaan posbindu kit untuk desa di Kab. Blora.

Kegiatan Skrining kesehatan di kegiatan Posbindu

KEBERHASILAN BIDANG KESEHATAN 2018

1. PENCAPAIAN PRESTASI YANG DIPEROLEH DINAS KESEHATAN KAB BLORA TAHUN 2018

2. WULAN ANJANI TENAGA KESEHATAN TELADAN DI PUSKESMAS TINGKAT NASIONAL KATEGORI BIDAN

3. PERINGKAT 4 PENULISAN MAKALAH TERBAIK PADA PENGANUGRAHAN TENAGA KESEHATAN TELADAN TINGKAT NASIONAL ATAS NAMA WULAN ANJANI

4. PAKARTI UTAMA I TINGKAT NASIONAL PELAKSANAAN TERBAIK POSYANDU KATEGORI KABUPATEN KEPADA DESA JIWOREJO, JIKEN, BLORA

5. PERINGKAT I DOKTER GIGI DI PUSKESMAS TELADAN TINGKAT JAWA TENGAH ATAS NAMA Drg DIAN PURWANTI

6. PERINGKAT III DOKTER PUSKESMAS TELADAN TINGKAT JAWA TENGAH ATAS NAMA Dr. DEWI ASMARA

Page 41: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

7. PERINGKAT V FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA BERPRESTASI TINGKAT JAWA TENGAH ATAS PUSKESMAS TODANAN

8. PELAKSANA TERBAIK PHBS TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH PERINGKAT III KATEGORI DESA KEPADA DESA BRABOWAN, SAMBONG

9. JUARA I DUTA LINGKUNGAN SEHAT STBM TINGKAT JAWA TENGAH ATAS NAMA SUWIKNYO KATEGORI NATURAL LEADER

10. PENGHARGAAN KEPADA BUPATI BLORA ATAS 100 % PUSKESMAS TELAH TERAKREDITASI DARI KEMENTRIAN KESEHATAN RI

11. PERINGKAT I BAYAR PAJAK KATEGORI KATERING TINGKAT KAB BLORA

2. Realisasi Anggaran

1. PENDAPATAN

Selain melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pelaksana

kegiatan pembangunan di bidang kesehatan, Dinas Kesehatan juga

mempunyai tugas mengelola pendapatan sebagai hasil dari retribusi

pelayanan kesehatan, sehingga dalam realisasi anggaran perlu

dilaporkan kaitannya dalam pendapatan retribusi pelayanan kesehatan

sebagai pendapatan daerah

Page 42: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

Penjualan Obat-obatan dan hasil Farmasi

Retibusi Pemakaian Kekayaan Daerah

- Retribusi Sewa Rumah Dinas 40.000.000 36.120.000

Puskesmas Blora 2.395.000.000 2.595.298.178

Puskesmas Medang 831.000.000 783.267.176

Puskesmas Banjarejo 3.400.000.000 3.133.208.632

Puskesmas Cepu 2.513.000.000 1.871.074.398

Puskesmas Tunjungan 1.350.000.000 1.515.311.524

Puskesmas Rowobungkul 914.000.000 915.782.895

Puskesmas Jepon 1.200.000.000 1.175.507.350

Puskesmas Puledagel 491.000.000 495.898.240

Puskesmas Bogorejo 1.402.000.000

NO %

1 96,0

96,0

2

90,3

90,3

3 104,1

104,1

108,4

94,3

92,2

74,5

112,2

100,2

98,0

101,0

99,7

94,6

112,3

100,7

95,7

105,5

116,7

97,5

1.398.364.450

Puskesmas Jiken 1.600.000.000 1.512.913.777

Puskesmas Doplang 1.638.000.000 1.840.026.862

Puskesmas Sambong 1.200.000.000 1.208.030.525

Puskesmas Ngroto 520.000.000 497.771.597

Puskesmas Kapuan 650.000.000 685.530.120

Puskesmas Kedungtuban 1.850.000.000 2.158.794.305

Puskesmas Ketuwan 735.000.000 716.819.761

Puskesmas Menden 2.668.000.000 2.479.965.677

Puskesmas Randublatung 2.872.000.000 3.176.104.389

Puskesmas Kutukan 1.168.000.000 1.246.350.840

Puskesmas Randulawang 598.000.000

93,0

110,6

106,7

79,4

88,0

107,7

158,3

65,2

113,0

112,7

104,0

JENIS PENDAPATAN TARGET REALISASI

Retribusi Pel. Kesehatan

Retribusi Jasa Usaha

40.000.000 36.120.000

Lain2 Pendapatan Asli Daerah yg

sah 39.450.000.000 41.066.945.886

Pendapatan Blud 39.450.000.000 41.066.945.886

JUMLAH 39.740.000.000 41.343.028.886

250.000.000 239.963.000

475.009.960

Puskesmas Sonokidul 611.000.000 537.409.161

Puskesmas Kunduran 2.680.000.000 2.886.163.368

Puskesmas Todanan 2.306.000.000 3.649.690.087

Puskesmas Gondoriyo 502.000.000 327.065.264

Puskesmas Japah 1.467.000.000 1.657.191.708

Puskesmas Ngawen 1.889.000.000 2.128.395.642

250.000.000 239.963.000

2. BELANJA DAERAH

Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas

Kesehatan Kabupaten Blora pada tahun anggaran 2018, Dinas Kesehatan di

dukung dengan Anggaran bersumber dari APBD Kab Blora, APBN yang terdiri

dari DAK bidang kesehatan, Tugas pembantuan dari Dirjen Pembinaan Upaya

kesehatan, Dirjen kesehatan Ibu dan Anak juga anggaran Dana Bagi Hasil

Cukai Hasil Tembakau( DBHCHT), anggaran BPJS .

Pagu anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Blora tahun 2018 adalah sebesar

Rp. 98.053.631.799,- dengan rincian sumber dana dan penyerapan anggaran

sebagai berikut :

Page 43: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

%6 2.582.500 43,0 166.933.139 93,8 15.899.200 85,0 218.275.000 99,4 16.658.150 51,0 151.985.100 84,4 45.576.560 59,5 Penyediaan jasa surat menyurat APBD 6.000.000 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik APBD 178.000.000 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional APBD 18.700.000 Penyediaan jasa administrasi keuangan APBD 219.600.000 Penyediaan jasa kebersihan kantor APBD 32.661.000 Penyediaan alat tulis kantor APBD 180.110.500 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan APBD 76.630.000 Penyediaan komponen instalasi l istrik/penerangan bangunan kantor APBD 12.405.000 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor APBD 501.500.000 Penyediaan 12.405.000 100,0 437.266.590 87,2 10.765.000 59,8 87.311.300 99,6 268.530.107 100,0 67.010.627 59,0 91,6 bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan APBD 18.000.000 Penyediaan makanan dan minuman APBD 87.620.000 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah APBD 268.650.000 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah APBD 113.650.000 Pengadaan perlengkapan gedung kantor APBD 50.000.000 Pengadaan mebeler APBD 115.525.000 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor APBD 250.000.000 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional APBD 130.045.000 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor APBD 25.090.000 Pemeliharaan rutin/berkala instalasi air, - - 114.928.448 99,5 249.027.900 99,6 122.536.919 94,2 19.352.000 77,1 204.641.750 99,8 150,0 131.685.695 99,3 l istrik, dan telepon APBD 205.000.000 Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu APBD 132.567.000 Pendidikan dan pelatihan formal APBD 958.000.000 Sosialisasi peraturan perundang-undangan APBD 58.935.000 Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan APBD 160.000.000 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD APBD 51.100.000 Penyusunan laporan keuangan semesteran SKPD APBD 11.064.000 Penyusunan laporan keuangan akhir tahun SKPD APBD 25.000.000 Penyusunan rencana strategis, rencana kinerja, dan penetapan kinerja SKPD APBD 89,5 930.642.000 97,1 58.935.000 100,0 63.313.000 39,6 80,4 31.980.000 62,6 11.064.000 100,0 24.230.000 96,9 01 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 1.713.526.500 1.501.198.273 02 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR 775.660.000 710.487.017 03 PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR 132.567.000 198.821.599 05 PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR 1.176.935.000 1.052.890.000 06 PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN 117.224.000 94.234.000 09 PROGRAM PENINGKATAN KELANCARAN PELAYANAN DAN ADMINISTRASI UMUM 3.070.380.000 26.960.000 89,7 85,3 2.618.668.000 85,3 90,9 898.494.267 89,8 116.975.000 99,6 - 91,7 76.910.000 30.060.000 Penyediaan honorarium tenaga kontrak daerah APBD 3.070.380.000 APBDPengadaan obat dan perbekalan kesehatan APBD 1.000.000.000 Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit APBD 117.500.000 Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan APBD 88.000.000 Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan APBD 25.000.000 Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan APBD 60.000.000 Penyelenggaraan penyehatan lingkungan APBD 285.745.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 90.000.000 Pelayanan Kesehatan gratis di puskesmas APBD 300.000.000 Penyediaan operasional 87,4 20.094.000 80,4 59.655.450 99,4 285.745.000 100,0 88.340.000 98,2 92.938.000 31,0 2.381.488.587 97,7 159.182.692 84,7 dan pemeliharaan Laboratorium Kesehatan APBD 2.438.440.500 Penyediaan operasional dan pemeliharaan Gudang Farmasi APBD 188.000.000 Pelayanan Kesehatan Tradisional APBD 74.000.000 Peningkatan kapasitas pengelolaan jaminan kesehatan APBD - Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah Dan Remaja APBD 109.455.000 Kegiatan penyediaan biaya pendampingan pelayanan kesehatan APBD 100.000.000 Upaya Kesehatan olahraga APBD 71.130.000 Pembinaan, pengelolaan dan pengawasan fasil itas kesehatan rujukan di kabupaten APBD 309.000.000 Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya APBD 73.941.000 99,9 - 104.370.000 95,4 79.480.000 79,5 65.130.000 91,6 306.827.000 99,3 96,5 153.270.000 95,9 28.200.000 100,0 98,7 148.496.000 99,0 182.310.000 98,5 - 71.505.000 97,2 34.730.000 99,2 159.800.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 28.200.000 Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat APBD 150.000.000 Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat APBD 185.000.000 Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan APBD - Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan APBD 73.600.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 35.000.000 Peningkatan Upaya Kesehatan Kerja APBD 56.400.000 Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi APBD 56.400.000 100,0 97,7 86.130.000 100,0 180.272.818 100,0 315.807.118 96,2 93.055.000 96,2 10.250.000 97,6 20.630.000 99,0 86.130.000 Pemberian tambahan makanan dan vitamin APBD 180.320.000 Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia, gizi buruk, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya APBD 328.340.000 Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi APBD 96.755.000 Peningkatan gizi lebih APBD 10.500.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 20.830.000 Pengkajian pengembangan lingkungan sehat APBD 28.200.000 Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat APBD 85.200.000 Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat APBD 2.618.668.000 15 PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN 1.117.500.000 1.015.469.267 16 PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT 4.138.770.500 3.794.101.729 17 PROGRAM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN 188.000.000 181.470.000 19 PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 500.000.000 493.441.000 20 PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 722.875.000 706.144.936 21 PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT 322.850.000 165.500.000 22 PROGRAM PENCEGAHAN 51,3 22.600.000 80,1 85.200.000 100,0 - - 57.700.000 83,1 - - 91,2 254.826.939 87,9 179.709.200 99,8 - - 131.777.067 83,7 180.575.666 97,6 298.491.310 97,8 70.000.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 69.450.000 Percepatan Sanitasi Pemukiman ( PPSP ) APBD 70.000.000 Penyemprotan/fogging sarang nyamuk APBD 290.000.000 Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging APBD 180.000.000 Pengadaan vaksin penyakit menular APBD 50.000.000 Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah APBD 157.500.000 Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular APBD 185.000.000 Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik APBD 305.299.000 Peningkatan imunisasi APBD 242.600.000 Peningkatan survelliance epidemilogi dan penanggulangan wabah APBD 239.293.980 98,6 146.620.832 82,2 20.563.000 82,3 4.520.000 90,4 294.174.700 98,1 89,5 76.540.000 78,1 131.760.000 90,9 178.275.000 Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit APBD 25.000.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 5.000.000 Pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular APBD 300.000.000 Penyusunan standar pelayanan kesehatan APBD 98.000.000 Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan APBD 145.000.000 Pelayanan akreditasi dan perijinan APBD 98.700.000 Pelayanan Sunatan Massal APBD 150.000.000 Pelayanan Kesehatan Rujukan PPK3 APBD 39.500.000 Pembangunan puskesmas APBD 97.590.000 98,9 94,9 149.864.000 99,9 29.984.000 75,9 84,3 3.644.014.400 62,5 3.026.338.000 86,8 6.020.591.895 100,0 1.526.130.000 DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR 1.918.674.000 1.750.552.694 23 PROGRAM STANDARISASI PELAYANAN KESEHATAN 341.700.000 305.890.000 24 PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PENDUDUK MISKIN 189.500.000 179.848.000 25 PROGRAM PENGADAAN, PENINGKATAN DAN PERBAIKAN SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS/PUSKESMAS PEMBANTU DAN JARINGANNYA 16.932.054.805 14.266.885.295 28 PROGRAM KEMITRAAN PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN 11.700.000.000 11.526.196.745 29 PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA 535.000.000 512.404.800 30 PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN 98,9 49.811.000 99,6 98,5 11.185.491.000 99,9 340.705.745 68,1 95,8 455.584.800 97,8 56.820.000 82,3 95,7 110.791.200 100,0 5.828.000.000 Pembangunan puskesmas pembantu APBD 3.487.000.000 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas APBD 6.023.254.805 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas APBD 1.543.800.000 Pemeliharaan rutin/berkala bangunan puskesmas kelil ing APBD 50.000.000 Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat APBD 11.200.000.000 Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Rujukan Lanjutan dan Jaminan Kesehatan Bagi Pasien Kurang Mampu APBD 500.000.000 Penyuluhan kesehatan anak balita APBD 466.000.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 69.000.000 Pelayanan kesehatan APBD 110.800.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 8.205.000 60,3 - - - 99,4 271.300.000 99,4 49.940.000 99,9 74.050.000 99,1 13.600.000 Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil produksi rumah tangga APBD 50.000.000 Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga kurang mampu APBD 273.000.000 Perawatan secara berkala bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu APBD 50.000.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 74.750.000 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Blora BLUD 3.064.655.223 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Medang BLUD 900.326.592 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Banjarejo BLUD 4.176.513.892 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Tunjungan BLUD 89,8 2.952.956.691 96,4 812.001.498 90,2 3.353.088.933 80,3 1.464.541.432 99,0 846.400.200 85,6 1.259.763.369 99,8 400.830.703 79,4 1.304.027.221 1.479.876.698 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Rowobungkul BLUD 988.451.360 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Jepon BLUD 1.262.169.091 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Puledagel BLUD 504.565.523 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Bogorejo BLUD 1.447.384.457 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Jiken BLUD 1.861.260.470 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Cepu BLUD 2.545.160.856 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Sambong BLUD 1.286.612.513 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Ngroto BLUD 561.815.200 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Kapuan BLUD 90,1 1.417.893.714 76,2 1.754.924.295 69,0 1.169.276.004 90,9 506.045.405 90,1 684.181.334 92,3 2.114.327.179 99,1 712.598.716 91,3 2.523.805.263 741.181.665 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Kedungtuban BLUD 2.133.237.764 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Ketuwan BLUD 780.414.977 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Menden BLUD 2.621.979.418 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Randublatung BLUD 3.248.509.058 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Kutukan BLUD 1.250.606.880 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Randulawang BLUD 629.160.100 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Doplang BLUD 1.748.691.002 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Sonokidul BLUD 709.449.673 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Kunduran BLUD 2.825.617.367 96,3 2.931.209.889 90,2 1.076.612.635 86,1 550.536.505 87,5 1.738.703.519 99,4 504.128.419 71,1 2.701.235.602 95,6 3.697.459.332 96,2 340.804.263 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Todanan BLUD 3.843.934.310 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Gondoriyo BLUD 520.401.704 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Japah BLUD 1.624.933.055 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Ngawen BLUD 2.122.793.512 Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan dasar kesehatan (DAK) APBN 16.956.000.000 Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan farmasi (DAK) APBN 5.543.967.000 Managemen BOK Kabupaten APBN 834.698.000 Bantuan Oparesional Kesehatan Puskesmas Banjarejo APBN 683.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Blora APBN 700.968.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Bogorejo APBN 65,5 1.538.921.847 94,7 1.947.744.679 91,8 94,2 16.822.872.295 99,2 5.449.519.945 98,3 822.164.125 98,5 683.400.000 100,0 700.968.000 100,0 532.419.900 99,7 513.400.000 100,0 483.331.000 96,0 441.122.000 99,5 553.400.000 100,0 509.700.000 95,6 528.521.300 99,1 438.400.000 533.800.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Cepu APBN 513.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Doplang APBN 503.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Gondoriyo APBN 443.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Japah APBN 553.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Jepon APBN 533.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Jiken APBN 533.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Kapuan APBN 438.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Kedungtuban APBN 553.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Ketuwan APBN 413.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Kunduran APBN 100,0 553.400.000 100,0 411.389.600 99,5 673.400.000 100,0 437.850.000 98,7 502.720.000 99,9 562.171.000 99,8 613.400.000 100,0 443.400.000 673.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Kutukan APBN 443.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Medang APBN 503.400.000 APBN 563.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Ngawen APBN 613.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Ngroto APBN 443.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Puledagel APBN 493.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Randublatung APBN 573.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Randulawang APBN 433.000.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Rowobungkul APBN 473.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Sambong APBN 100,0 493.400.000 100,0 372.171.400 64,9 326.500.510 75,4 473.400.000 100,0 553.400.000 100,0 433.100.000 99,9 661.400.000 99,7 LANSIA 124.400.000 118.996.200 31 PROGRAM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KESEHATAN MAKANAN 50.000.000 - 32 PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN IBU MELAHIRKAN DAN ANAK 397.750.000 395.290.000 33 PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN BLUD KESEHATAN 44.879.702.360 40.304.018.647 34 PROGRAM BIDANG KESEHATAN BERSUMBER DARI PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH PROVINSI, BESERTA DANA PENDAMPINGNYA 41.288.731.000 38.889.389.178 35 PROGRAM DBH CUKAI HASIL TEMBAKAU BIDANG KESEHATAN

NO URUSAN/ BIDANG URUSAN PEMERINTAH DAERAH DAN PROGRAM/ KEGIATAN SUMBER DANA ANGGARAN REALISASI

562.800.000 99,9 1.296.028.625 43,1 109.712.168 74,9 930.527.310 96,1 - 85,5 342.197.000 85,5 91,2

1 2 3 4 5

132.733.800.165 121.029.860.380 400.000.000 342.197.000 JUMLAH 553.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Sonokidul APBN 433.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Todanan APBN 663.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Tunjungan APBN 563.400.000 Kegiatan Jaminan Persalinan ( DAK Non Fisik Jampersal ) APBN 3.008.349.000 Pendistribusian obat dan elogistik (DAK NON FISIK) APBN 146.410.000 Kegiatan Peralatan Pendukung Imunisasi (DAK) APBN 968.339.000 Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan akibat dampak rokok DBHCHT 400.000.000 1234567891011121314151617181920212223242526 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Menden

SUMBER ANGGARAN PAGU REALISASI %

APBD KAB BLORA

34.130.098.870

31.058.657.724

91

APBD PROP JATENG

-

-

APBN :

DAK DASAR

16.438.125.000

14.895.907.272

91

DAK FARMASI

4.489.000.000

2.924.659.198

65

DAK BOK

12.149.658.000

12.014.768.070

99

DAK AKREDITASI

1.293.551.000

1.226.541.230

95

DAK JAMPERSAL

1.048.622.000

344.280.917

33

Pendistribusian obat dan elogistik (DAK NON FISIK)

173.777.000

60.433.548

35

DBHCHT

800.000.000

776.153.100

97

BLUD PUSKESMAS

39.878.070.674

34.752.230.740

87

SISA DAK 2016

1.501.887.825 0 -

111.902.790.369

98.053.631.799

88

Page 44: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

BAB IV. PENUTUP

A. Tinjauan Umum Capaian Kinerja Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan Kabupaten Blora sebagai SKPD teknis yang

mempunyai tugas pokok menyusun kebijakan, mengkoordinasikan dan

melaksanakan urusan pemerintah di bidang kesehatan mempunyai fungsi

untuk memberikan pelayanan di bidang kesehatan pada masyarakat. Agar

pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut berjalan secara optimal maka

diperlukan pengelolaan SDM, sumber dana dan sarana secara efektif dan

efisien mungkin .

Dengan memperhatiakan uraian dan beberapa data tersebut di

atas, maka dapat dikatakan bahwa Dinas kesehatan dalam melaksanakan

tugasnya dapat dikatakan berhasil, karena semua target sasaran yang telah

ditetapkan dicapai dengan ketegori ( Amat Baik/ Baik/).

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pelaksanaan program

kerja tahun anggaran 2018 adalah sebagai berikut

1. Dari program/kegiatan yang dilaksanakan menghasilkan pencapaian

sasaran jangka pendek yang telah ditetapkan.

2. Untuk dapat mencapai sasaran jangka menengah dan panjang, perlu

dilaksanakan kegiatan yang lebih fokus pada pencapaian sasaran dan

berkelanjutan.

3. Pencapaian kinerja kegiatan dari masing-masing indikator kegiatan secara

umum menunjukkan kinerja yang baik, 18 indikator sangat baik, 1

indikator kinerjanya tinggi dan 3 indikator sangat rendah

4. Hambatan yang ditemukan dalam pencapaian sasaran, antara lain

keterbatasan kemampuan sumber daya dalam manajemen

program/kegiatan, baik dalam hal pencatatan/pelaporan maupun

pelaksanaan program/kegiatan, padahal terdapat indikator sasaran yang

harus dipenuhi dari kegiatan yang tidak terlaksana tersebut.

B. Strategi Untuk Peningkatan Kinerja di Masa Datang

Strategi yang diperlukan guna meningkatkan kinerja Dinas

kesehatan di masa mendatang antara lain :

1. Perencanaan program hendaknya dilakukan secara menyeluruh, sehingga

program dan kegiatan yang dihasilkan dapat lebih mendukung pada

pencapaian sasaran, tujuan dan visi, misi.

2. Peningkatan peran serta sektor terkait dan masyarakat sebagai dukungan

pelaksanaan program dan kegiatan

Page 45: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, ... Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan

3. Peningkatan kualitas sumber daya kesehatan melalui pendidikan,

pelatihan, maupun pembinaan langsung pada masing-masing pemegang

program di Puskesmas

4. Efisiensi dan efektivitas program sebaiknya menjadi perhatian bersama

sehingga dalam penganggaran dapat dilaksanakan lebih proporsional.

Demikian laporan akuntabilitas kinerja Instansi pemerintah Tahun

2018 untuk SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Blora , semoga dapat

menjadi bahan pertimbangan/evaluasi untuk kegiatan/ kinerja yang akan

datang

Sekian dan terima kasih

Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA

SEKRETARIS

LILIK HERNANTO , SKM. M.Kes NIP. 19620808 198503 1 019