LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi...
Transcript of LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018 · 2019. 8. 22. · tugas pokok dan fungsi...
`
LAPORAN KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2018
PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DINAS KESEHATAN
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
atas rahmat dan Karunianya, kami dapat menyelesaikan penyusuan Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Kesehatan Tahun 2018. LKjIP Dinas
Kesehatan Tahun 2018 merupakan bentuk komitmen nyata Dinas Kesehatan
dalam mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) sebagai mana diamanatkan dalam PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah yang diatur kemudian
dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan secara teknis diatur dalam Peraturan Menteri
PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
LKj IP adalah wujud pertanggungjawabn pejabat publik kepada
masyarakat tentang kinerja lembaga pemerintah selama satu tahun anggaran.
Kinerja Dinas Kesehatan telah diukur, dievaluasi, dianalisis dan dijabarkan
dalam bentuk LKj Dinas Kesehatan. Tujuan penyusunan LKj IP adalah untuk
menggambarkan penerapan Rencana Strategis (Renstra) dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi organisasi di masing-masing perangkat daerah, serta
keberhasilan capaian sasaran saat ini untuk percepatan dalam meningkatkan
kulitas capaian kinerja yang diharapkan pada tahun yang akan datang. Melalui
penyusunan LKj IP juga dapat memberikan gambaran penerapan prinsip-prinsip
good governance, yaitu dalam rangka terwujudnya transparansi dan
akuntabilitas di lingukungan pemerintah .Demikian LKj IP ini kami susun
semoga dapat digunakan sebagai bahan bagi pihak-pihak yang berkepentingan
khususnya untuk peningkatan kinerja di masa mendatang.
Blora, Februari 2019
Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA
SEKRETARIS
LILIK HERNANTO, SKM M.Kes
NIP: 196208081985031019
B A B I PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih (good governance)
merupakan prasyarat untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan
mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Untuk penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan akuntabel, dikembangkan suatu sistem
pertanggungjawaban penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Undang-undang Nomor 28 Tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas KKN
menyatakan akuntabilitas sebagai salah satu asas umum dalam
penyelenggaraan negara. Azas akuntabilitas ini menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku. Laporan kinerja merupakan bentuk
akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada
setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Penyusunan laporan
kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara
memadai hasil analisis terhadap engukuran kinerja. Laporan Kinerja Dinas
Kesehatan merupakan tolok ukur keberhasilan dalam pelaksanaan program
kebijakan dan pengembangan kesehatan masyarakat. Informasi yang
diharapkan dari Laporan Kinerja adalah penyelenggaraan pemerintahan
yang dilakukan secara efesien, efektif dan responsif terhadap masyarakat,
sehingga menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang
berkepentingan serta dapat menjaga kepercayaan masyarakat terhadap
eksistensi suatu lembaga.
1.2. Landasan Hukum
1. Undang – Undang No 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih bebas dari Nepotisme Undang-undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
5. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 09 Tahun 2007, tentang Pedoman Umum
Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi
Pemerintah
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 09 Tahun 2007, tentang Pedoman Umum
Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi
Pemerintah
9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
1.3. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
Dasar pembentukan Dinas kesehatan Kabupaten Blora adalah Peraturan
Daerah Kabupaten Blora Nomor 11 Tahun 2017 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Blora . Dan berdasarkan Peraturan
Bupati Blora Nomor 56 Tahun 2017 menyebutkan bahwa Dinas Kesehatan
mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan di bidang
kesehatan.
Dinas Kesehatan mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan
tugas dan fungsinya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Blora dipimpin oleh seorang kepala dinas
dengan membawahi seorang sekretaris, 3 (tiga) kepala bidang.
Susunan organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari:
I. Sekretariat, membawahkan:
1. Subbagian Program dan Keuangan; dan
2. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
II. Bidang Kesehatan Masyarakat, membawahkan:
1. Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan;
2. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi; dan
3. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan
Olahraga;
III. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
membawahkan:
1. Seksi Surveilans dan Imunisasi;
2. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;
3. Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa; dan
IV. Bidang Pelayanan dan Sumberdaya Kesehatan, embawahkan:
1. Seksi Pelayanan Kesehatan;
2. Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman, Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan; dan
3. Seksi Sumber Daya Kesehatan;
V. UPT;
VI. Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA
KEPALA DINAS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUBBAGIAN
PROGRAM
SUBBAGIAN
KEUANGAN
SUBBAGIAN
UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
SEKRETARIAT
BIDANG
KESEHATAN MASYARAKAT
SEKSI PROMOSI KESEHATAN
DAN PEMBERDAYAAN
SEKSI KESEHATAN
KELUARGA DAN GIZI
SEKSI KESEHATAN
LINGKUNGAN, KESEHATAN
KERJA DAN OLAHRAGA
SEKSI PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN PENYAKIT
MENULAR
SEKSI PENCEGAHAN,
PENGENDALIAN PENYAKIT
TIDAK MENULAR DAN
KESEHATAN JIWA
SEKSI SURVEILANS DAN
IMUNISASI
BIDANG
SUMBERDAYA KESEHATAN
SEKSI SARANA, PRASARANA
DAN PEMBIAYAAN
KESEHATAN
SEKSI FARMASI, MAKANAN,
MINUMAN, ALAT KESEHATAN
DAN PERBEKALAN
KESEHATAN
SEKSI SUMBERDAYA
KESEHATAN
UPTD
BIDANG PELAYANAN
KESEHATAN
SEKSI PELAYANAN
KESEHATAN PRIMER DAN
TRADISIONAL
SEKSI PELAYANAN
KESEHATAN RUJUKAN
SEKSI PERIJINAN
PENINGKATAN MUTU DAN
KESEHATAN
BIDANG PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN PENYAKIT
Berdasarkan pada tugas pokok dan funsi Dinas Kesehatan dimaksud, maka
Dinas Kesehatan secara umum memiliki Fungsi strategis yaitu
1. Melaksanakan tugas teknis operasional di bidang kesehatan yang meliputi
pengembangan dan pembinaan pelayanan kesehatan, pencegahan
pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan, kesehatan
keluarga, pelayanan kefarmasian dan pengawasan makanan dan minuman
serta pembinaan program berdasarkan kebijakan Bupati Blora.
2. Pelaksanan tugas teknis fungsional di bidang kesehatan berdasarkan
kebijakan Gubernur Provinsi Jawa Tengah.
3. Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan yang meliputi
kepegawaian, keuangan, umum dan perlengkapan.
SUBBGIAN
PROGRAM DAN
KEUANGAN
BIDANG KESEHATAN
MASYARAKAT
SEKSI PROMOSI DAN
PEMBERDAYAANKESEHAT
AN
SEKSI KESEHATAN KELUARGA
DAN GIZI
SEKSI KESEHATAN
LINGKUNGAN, KESEHATAN
KERJA DAN OLAHRAGA
BIDANG PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
SEKSI SURVEILANS
DAN IMUNISASI
SEKSI PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
MENULAR
SEKSI PENCGAHAN,
PENAGGULANGAN PENYAKIT
TIDAK MENULAR DAN KESWA
BIDANG PELAYANAN DAN
SUMBERDAYA KESEHATAN
SEKSI PELAYANAN KESEHATAN
SEKSI FARMALKES
DAN PERBEKALAN KESEHATAN
SEKSI SUMBERDAYA
KESEHATAN
1.4. Analisis Aspek Strategis
Aspek strategis adalah aspek yang mendukung dan merupakan sumber daya
dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan menuju perwujudan visi dan misi
Dinas kesehatan Blora , aspek-aspek tersebut antara lain:
1.4.1 Aspek Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai Dinas Kesehatan beserta UPT 26 Puskesmas dan UPT
Gudang Farmasi dan Upt Laboraturium pada Tahun 2018 sebanyak 781
orang, yang terdiri dari tenaga kesehatan dan non kesehatan,
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN DIKLAT STRUKTURAL PADA DINAS
KESEHATAN TAHUN 2018
DIKLAT STRUKTURAL
ESELON
JML GOL. II.B III.A III.B IV.A IV.B V.A V.B -
SEPALA/ADUM/DIKLAT PIM TK.IV
0 0 2 14 0 0 0 3 19
SEPADYA/SPAMA/DIKLAT PIM TK. III
1 1 0 0 0 0 0 1 3
Total 1 1 2 14 0 0 0 4 22
JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN PENDIDIKAN FORMAL PADA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018
PENDIDIKAN FORMAL
JML GOL.
GOLONGAN
GOL I GOL II GOL III GOL IV
I/c I/d II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c
Sekolah Dasar 7 1 0 4 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
SLTP 8 1 1 0 0 5 0 0 0 0 0 1 0 0
SLTA 99 1 1 12 3 16 5 7 30 12 12 0 0 0
Diploma I 15 0 0 0 0 1 4 3 1 3 3 0 0 0
Diploma III/Sarjana Muda
425 0 0 3 0 190 37 81 31 24 59 0 0 0
Diploma IV 81 0 0 2 0 0 0 17 20 9 20 13 0 0
S-1/Sarjana 97 0 0 1 0 2 1 5 12 20 40 15 1 0
S-2/Pasca Sarjana
49 0 0 0 0 0 0 0 2 7 19 19 1 1
Total 781 3 2 22 3 214 47 114 97 75 153 48 2 1
JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN ESELON DAN GOLONGAN PADA DINAS KESEHATAN
TAHUN 2018
ESELON JML GOL.
GOLONGAN
GOL III GOL IV
III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b
II.b 1 0 0 0 0 0 0
III.a 1 0 0 0 0 0 1
III.b 3 0 0 0 0 3 0
IV.a 39 0 0 1 21 17 0
IV.b 26 0 1 20 5 0 0
Total 70 0 1 21 26 20 1
JUMLAH PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN BERDASARKAN JENIS KETENAGAANNYA
TAHUN 2018
JUMLAH TENAGA KONTRAK YANG ADA DI DINAS KESEHATAN KAB BLORA TAHUN 2018
NO PENDIDIKAN JUMLAH
1 S1 SKM 2
NO TENAGA KESEHATAN SATUAN TAHUN
2014 2015 2016 2017 2018
1 DOKTER UMUM ORANG 92 92 108 102 86
2 DOKTER SPESIALIS ORANG 46 46 54 52 42
3 DOKTER GIGI ORANG 19 19 23 21 22
4 PERAWAT ORANG 554 554 694 560 792
5 BIDAN ORANG 181 181 241 183 676
6 AHLI KES.MASY ORANG 15 15 10 15 37
7 AHLI PENYEH.LINGK. ORANG 23 23 19 23 20
8 APOTEKER ORANG 54 54 21 55 95
9 AHLI GIZI ORANG 43 43 40 44 48
10 ANALIS LAB ORANG 53 53 52 53 79
11 BIDAN DESA ORANG 280 280 295 284 192
2 S1 KEPERAWATAN 2
3 S1 PSIKOLOGI 1
4 S1 HUKUM 1
5 S1 EKONOMI MANAJEMEN 1
6 S1 AKUNTANSI 2
7 S1 PROF APOTEKER 2
8 S1 KEDOKTERAN 5
9 D4 KEBIDANAN 3
10 D3 AKUNTANSI 1
11 D3 ANALIS KESEHATAN 2
12 D3 KEPERAWATAN 29
13 D3 KEBIDANAN 4
14 D3 KEPERAWATAN GIGI 2
15 D3 KESEHATAN LINGKUNGAN 1
16 D3 GIZI 2
17 D3 ADMINISTRASI NIAGA 1
18 D3 INFORMASI MANAJEMEN 1
19 SPK 2
20 SPRG 1
21 SMF 1
22 SMA/SMEA/STM/SLTA 51
23 SMP/SLTP 6
24 SD 6
JUMLAH 129
1.4.2 Aspek Sarana Pelayanan Kesehatan
Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Blora Tahun 2010-2018
NO SATUAN TAHUN
2014 2015 2016 2017 2018
1 POSYANDU UNIT 1280 1280 1280 1289 1298
2 POLINDES/PKD UNIT 204 204 207 207 203
3 PUSKESMAS
-INDUK UNIT 26 26 26 26 26
-PEMBANTU UNIT 57 58 58 58
-KELILING UNIT 32 36 36 37
4 POLIKLINIK UNIT 21 21 21 22
5 RSU DAERAH
- TYPE C UNIT 2 2 2 2 2
- TYPE D UNIT 0 0 0 0 0
6 RSU SWASTA (TYPE D) UNIT 3 3 2 3 3
7 KLINIK/PRAKTEK DOKTER UNIT 326 407 410 415
8 LABORATORIUM KESEHATAN
- PEMERINTAH UNIT 1 1 1 1 1
- SWASTA UNIT 6 6 6 6 6
Aset di Dinas Kesehatan Kab Blora meliputi sebagai berikut : NO
Urut Nama Bidang Barang
Jumlah
Barang Jumlah Harga (Rp)
Akumulasi
Penyusutan
Beban Tahun
Berjalan Total Akumulasi Nilai Buku
1 3 4 5 6 7 8 9
1 GOLONGAN TANAH 45 7.568.120.200,00 - - - 7.568.120.200,00
A. TANAH 45 7.568.120.200,00 - - - 7.568.120.200,00
2 GOLONGAN PERALATAN DAN MESIN 16455 88.655.637.472,10 36.131.613.227,57 10.507.176.560,53 46.638.789.788,10 42.016.847.684,00
A. ALAT - ALAT BESAR 11 98.550.000,00 27.141.833,33 12.232.285,71 39.374.119,05 59.175.880,95
1 ALAT-ALAT BESAR DARAT 2 42.080.000,00 10.169.333,33 4.208.000,00 14.377.333,33 27.702.666,67
B. ALAT - ALAT ANGKUTAN 263 16.170.333.193,00 8.118.640.726,88 1.181.544.406,50 9.300.185.133,38 6.870.148.059,62
C.
ALAT - ALAT BENGKEL DAN ALAT
UKUR 175 1.685.902.186,00 213.455.702,27 138.889.981,37 352.345.683,63 1.333.556.502,37
D. ALAT - ALAT PERTANIAN 161 1.727.941.282,00 107.054.485,38 355.361.279,88 462.415.765,25 1.265.525.516,75
E.
ALAT - ALAT KANTOR DAN RUMAH
TANGGA 10013 26.896.760.868,00 9.464.449.881,66 4.428.102.952,31 13.892.552.833,97 13.004.208.034,03
1 ALAT KANTOR 1125 3.717.798.358,00 1.068.514.871,70 615.291.203,53 1.683.806.075,23 2.033.992.282,77
2 ALAT RUMAH TANGGA 7015 13.158.532.929,00 4.657.008.214,33 1.916.154.838,18 6.573.163.052,52 6.585.369.876,48
3 KOMPUTER 1451 8.661.995.115,00 3.475.098.569,90 1.658.264.450,73 5.133.363.020,63 3.528.632.094,38
4
MEJA DAN KURSI KERJA/RAPAT
PEJABAT 422 1.358.434.466,00 263.828.225,73 238.392.459,87 502.220.685,60 856.213.780,40
F.
ALAT - ALAT STUDIO DAN ALAT
KOMUNIKASI 191 973.190.850,00 246.468.913,33 108.214.665,00 354.683.578,33 618.507.271,67
1 ALAT STUDIO 79 418.129.700,00 146.338.920,00 53.536.661,67 199.875.581,67 218.254.118,33
2 ALAT KOMUNIKASI 101 480.144.150,00 85.708.685,00 48.186.386,67 133.895.071,67 346.249.078,33
3 PERALATAN PEMANCAR 11 74.917.000,00 14.421.308,33 6.491.616,67 20.912.925,00 54.004.075,00
G. ALAT - ALAT KEDOKTERAN 5060 26.093.148.465,60 13.288.451.749,96 2.729.023.939,51 16.017.475.689,47 10.075.672.776,14
1 ALAT KEDOKTERAN 4999 25.890.066.865,60 13.191.400.158,29 2.706.168.219,51 15.897.568.377,80 9.992.498.487,80
2 ALAT KESEHATAN 61 203.081.600,00 97.051.591,67 22.855.720,00 119.907.311,67 83.174.288,33
2 ALAT PERAGA/PRAKTEK SEKOLAH 30 231.537.275,00 3.914.337,24 16.961.423,96 20.875.761,20 210.661.513,80
3
GOLONGAN GEDUNG DAN
BANGUNAN 287 107.966.393.953,00 8.425.428.682,78 1.782.003.804,24 10.207.432.487,02 97.758.961.465,97
A. BANGUNAN GEDUNG 287 107.966.393.953,00 8.425.428.682,78 1.782.003.804,24 10.207.432.487,02 97.758.961.465,97
4
GOLONGAN JALAN, IRIGASI DAN
JARINGAN 143 715.412.300,00 112.481.630,51 24.555.122,75 137.036.753,26 578.375.546,74
A. BANGUNAN AIR 4 74.605.600,00 30.992.955,89 5.804.942,33 36.797.898,22 37.807.701,78
B. INSTALASI 21 78.214.900,00 12.813.997,40 2.003.156,53 14.817.153,92 63.397.746,08
C. JARINGAN 118 562.591.800,00 68.674.677,22 16.747.023,89 85.421.701,11 477.170.098,89
5 GOLONGAN ASET TETAP LAINNYA 675 34.869.850,00 - - - 34.869.850,00
6
GOLONGAN KONSTRUKSI DALAM
PENGERJAAN 0 - - - - -
TOTAL 0 204.940.433.775,10 44.669.523.540,86 12.313.735.487,52 56.983.259.028,38 147.957.174.746,71
1.4.3 Aspek Pembiayaan Kesehatan
Perbandingan Anggaran Dinas Kesehatan dari Tahun 2015 - 2018 adalah sebagai
berukut :
SUMBER DANA 2015 2016 2017 2018
APBD KAB BLORA 22.240.104.500 35.045.039.394 39.935.853.000 46.100.000.000
APBD PROP JATENG 10.000.000.000 1.900.000.000
APBN 30.028.853.700 65.103.480.227 36.392.733.000 40.669.187.000
BLUD PUSKESMAS 36.950.000.000 43.424.557.518
JUMLAH 62.268.958.200 102.048.519.621 113.278.586.000 130.193.744.518
1.4.4. Aspek Wilayah
Kabupaten Blora secara geografis terletak di antara 111o 16’ s/d 111o
338’ Bujur Timur dan diantara 6o 528’ s/d 7o 248’ Lintang Selatan, jarak
terjauh dari barat ke timur sepanjang 87 km dan utara ke selatan sejauh 58
Km. Secara administratif Kabupaten Blora terletak di ujung paling timur
provinsi Jawa Tengah bersama Kabupaten Rembang.
Luas wilayah Kabupaten Blora 182.058,797 hektar, Kabupaten Blora
memiliki 16 Kecamatan yaitu Kecamatan Jati, Kecamatan Randublatung,
SUMBER DANA JUMLAH
APBD 46.500.000.000
BLUD 43.424.557.518
DAK DASAR 16.956.000.000
DAK FARMASI 5.543.967.000
BOK 14.665.666.000
Kegiatan Jaminan Persalinan
(DAK Non Fisik Jampersal )
1.988.805.000
Pendistribusian obat dan elogistik (DAK NON
FISIK)
146.410.000
Kegiatan Peralatan Pendukung Imunisasi (DAK) 968.339.000
TOTAL ANGGARAN DKK 2018 130.193.744.518
Kecamatan Kradenan, Kecamatan Kedungtuban, Kecamatan Cepu,
Kecamatan Sambong, Kecamatan Jiken, Kecamatan Bogorejo, Kecamatan
Jepon, Kecamatan Blora, Kecamatan Banjarejo, Kecamatan Tunjungan,
Kecamatan Japah, Kecamatan Ngawen, Kecamatan Kunduran, dan
Kecamatan Todanan. Kabupaten Blora memiliki 271 Desa, 24 Kelurahan,
1.125 dusun, 1.206 rukun warga (RW) dan 5.462 rukun tetangga (RT).
Kecamatan yang memiliki luas wilayah terluas di Kabupaten Blora adalah
Kecamatan Radublatung dengan luas 21.113,097 ha dan disusul Kecamatan
Jati dengan luas 18.362,049 ha.
1.4.5. Aspek Permasalahan Kesehatan
Adapun permasalahan utama Dinas Kesehatan yang harus
diselesaikan dalam rangka memberikan pelayanan di bidang Kesehatan
Kabupaten Blora, secara singkat dapat di rinci sebagai berikut :
1. Angka kematian bayi yang cenderung masih fluktuatif, terkadang
mengalami penurunan, tidak jarang juga justru mengalami
peningkatan.
2. Kejadian balita gizi buruk di tahun 2018 memang sudah mengalami
penurunan yang cukup signifikan, namun bukan berarti tidak lagi
menjadi permasalahan, justru perlu untuk diwaspadai agar tidak
mengalami peningkatan kembali, mengingat juga prevalensi gizi buruk
menjadi indikator penting dalam pencapaian target SDG’s.
3. Peningkatan sejumlah kasus kejadian penyakit menular yang dapat
menyebabkan kematian dan resiko kecacatan perlu mendapatkan
perhatian serius, seperti HIV/AIDS, TB Paru, DBD, kusta dan penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
4. Tren penyakit yang berkembang akhir-akhir ini adalah semakin
tingginya angka kejadian penyakit tidak menular yang dapat
menyebabkan kematian dan resiko kecacatan, seperti kanker (Leukimia,
Thalasemia, Kanker Serviks, Kanker Payudara), jantung koroner, gagal
ginjal, diabetes mellitus dan hipertensi. Kebanyakan disebabkan karena
perilaku masyarakat yang mengabaikan kesehatan.
5. Implementasi kebijakan baru dari pemerintah pusat untuk
melaksanakan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) perlu penataan
kembali, utamanya menyangkut produk hukum yang mengatur secara
teknis yang belum tersusun hingga saat ini.
6. Perlunya peningkatan infrastruktur kesehatan, mengingat dengan
adanya program SJSN antusiasme masyarakat untuk mencari
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan pprofesional meningkat,
sehingga pelayanan yang terbaik dan memuaskan melalui sarana dan
prasarana memadai menjadi tuntutan utama saat ini.
7. Masih adanya beberapa wilayah dengan kualitas sanitasi lingkungan
yang sangat buruk, sehingga membutuhkan sosialisasi dan fasilitasi
pola hidup sehat.
8. Masih terbatasnya kuantitas, kualitas dan kompetensi sumber daya
manusia kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan dan jaringannya
sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, sehingga
pelaksanaan program dan kegiatan belum berjalan maksimal.
Diperlukan penyusunan formasi berbasis beban kerja dan standarisasi
kompetensi.
9. Belum optimalnya profesionalisme dan kedisiplinan petugas kesehatan
juga menjadi hal penting yang harus mendapat perhatian serius, karena
keluhan masyarakat saat ini adalah ketidaktepatan jam kerja,
lambatnya pelayanan, petugas yang kurang ramah serta prosedur
administrasi pelayanan kesehatan yang rumit. Diperlukan adanya
peningkatan kompetensi dan pelatihan-pelatihan terkait pemenuhan
alat medis modern, peningkatan motivasi kerja, empati serta
pengabdian sebagai tenaga kesehatan.
10. Belum optimalnya sistem perencanaan dan penganggaran berbasis
kinerja. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya dukungan
data dan informasi kesehatan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan, kurangnya sarana prasarana IT yang terpadu
dan dapat mewadahi informasi sesuai perkembangan teknologi
informasi, serta belum adanya masterplan (blueprint) sistem informasi.
Optimalisasi Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dirasakan akan sangat
membantu dalam proses perencanaan dan penganggaran berbasis
kinerja.
11. Kurangnya jalinan kerjasama kemitraan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh Dinas
Kesehatan. Kemitraan untuk pemberdayaan masyarakat, penelitian dan
pengembangan pembangunan kesehatan, profesionalisme SDM
kesehatan, pengembangan teknologi informasi dan teknologi kedokteran
dengan institusi, akademisi dan teknis bidang kesehatan harus dapat
terjalin dengan baik, sehingga pembangunan kesehatan dapat
mengikuti perkembangan dan dinamika permasalahan kesehatan di
masyarakat.
1.5 Sistematika Laporan
Sistematika penyusunan Laporan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan :
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan
1.4 Analisis Aspek Strategis
1.5 Sistematika Penyusunan
BAB II Perencanaan Kinerja
2.1. Rencana Strategis
2.1.1 Visi dan Misi
2.1.2 Tujuan dan Sasaran
2.1.3 Kebijakan dan Program
2.2. Rencana Kerja
2.2.1 Program Kegiatan
2.2.2 Perjanjian Kinerja
BAB. III Akuntabilitas Kinerja
3.1. Pengukuran Kinerja
3.1.1 Metode Pengukuran Kinerja
3.1.2 Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran
3.2. Evaluasi Kinerja Dan Analisis Kinerja Tahun 2015
3.2.1 Pengukuran Kinerja Kegiatan
3.2.2 Evaluasi Kinerja
3.2.3 Realisasi Anggaran
3.3. Program dan Kegiatan Bersumber APBD II
3.4. Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber APBD I
3.5. Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber APBN
BAB. IV Penutup
BAB II.
PERENCANAAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis
Rencana stratejik sebagaimana yang tertuang Pedoman Penyusunan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu
proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun
waktu satu sampai lima tahun secara sistematis dan berkesinambungan
dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau
yang mungkin timbul. Suatu rencana strategis setidaknya memuat visi,
misi, tujuan, sasaran, stratejik (kebijakan dan program) serta ukuran
keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya
Rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Blora merupakan suatu
perencanaan startegis yang disusun dan dirumuskan setiap lima tahun
yang menggambarkan visi, misi, tujuan, saran, program dan kegiatan
Dinas Kesehatan yang mengedepankan isu-isu lokal dan merupakan
rencana yang terarah, efektif dan berkesinambungan sehingga dapat
diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas dan
anggaran pembiayaan yang ada.
2.1.1 VISI DAN MISI
Visi adalah rumusan keadaan masa depan yang dicapai dengan
mendasarkan pada situasi dan kondisi yang ada. Visi pembangunan
jangka menengah Kabupaten Blora tahun 2016-2021 adalah sebagai
berikut.
“Terwujudnya Masyarakat Blora yangLebih Sejahtera dan
Bermartabat”
Visi tersebut merupakan kelanjutan dari visi sebelumnya dengan
melanjutkan misi dan program yang belum tercapai secara
optimal.Berdasarkan Visi tersebut, diharapkan seluruh elemen
masyarakat Blora (termasuk di dalamnya unsur pemerintah daerah)
lebih mengoptimalkan seluruh kapasitas yang dimilikinya untuk
mewujudkan masyarakat Blora yang sejahtera dan bermartabat.
Penjelasan Visi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat yang sejahtera, mengandung maksud bahwa seluruh
masyarakat Kabupaten Blora telah mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya meliputi sandang , pangan, papan, pendidikan dan
kesehatan secara layak dan berkeadilan. Kondisi ini ditandai
tingginya pendapatan per Kapita penduduk, pemerataan pendidikan
bagi masyarakat, tingginya derajat kesehatan masyarakat,
menurunnya jumlah penduduk miskin, terciptanya iklim investasi,
meningkatnya jumlah lapangan kerja di berbagai sektor usaha,
ketersediaan infrastruktur dasar dan terciptanya kelestarian
lingkungan hidup.
2. Bermartabat mengandung maksud bahwa masyarakat Blora memiliki
harga diri yang tercermin melalui akhlak mulia dan berbudaya.
Berakhlak mulia dalam arti memperoleh kemajuan pada dimensi
mental-spiritual, keagaamaan dan kebudayaan yang ditandai dengan
terbentuknya masyarakat yang bermoral dan berkarakter, sebagai
wujud kesejahteraan masyarakat secara lahir dan batin. Berbudaya
dalam arti menjujung tinggi nilai-nilai kebudayaan termasuk
didalamnya hukum kearifan lokal sebagai cerminan harkat dan
martabat manusia. Berbudaya merupakan aktifitas terus-menerus
dalam menumbuhkembangkan kualitas yang ditandai dengan
terwujudnya budaya profesionalisme, daya saing, etos kerja dan
menghormati hukum. Kebudayaan sebagai sebuah bidang kehidupan
menjadi elemen penting menuju masyarakat yang sejahtera.
MISI
Sesuai dengan visi Terwujudnya Masyarakat Blora yang Lebih
Sejahtera dan Bermartabat”, maka ditetapkan misi sebagai bentuk upaya
untuk mewujudkan visi, yaitu sebagai berikut:
1. Mewujudkan pemerintah yang efektif bersih KKN, dan demokratis,
melaksanakan reformasi birokrasi dalam rangka peningkatan pelayanan
publik.
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat dan
memaksimalkan pemanfaatan sumber daya daerah yang ramah
lingkungan dan berkesinambungan.
3. Meningkatkan iklim kondusif dan kerjasama dengan pihak-pihak
berkepentingan serta menciptakan lapangan kerja dan pengembangan
inventasi
4. Meningkatkan Kualitas sumber daya manusia, kualitas pelayanan
bidang pendidikan, kesehatan, sosial dasar, pemberdayaan masyarakat
dan lainnya serta memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
kearifan lokal.
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana publik.
6. Mewujudkan dan mendorong tersusunnya kebijakan daerah yang
berpihak pada masyarakat miskin (Pro Poor), pro job, prow growth, pro
environment dan pro gender
7. Mewujudkan penegakan supremasi hukum dan Hak Asasi Manusia
(HAM).
Visi tersebut ditetapkan dengan pertimbangan bahwa Sektor
kesehatan merupakan sektor penting yang diperlukan untuk mencapai Visi
Kabupaten Blora dan menjalankan misinya. Visi tidak akan terwujud
apabila kondisi penduduk Kabupaten Blora tidak sehat. Oleh karena itu
sektor kesehatan perlu direncanakan sebaik - baiknya agar berbagai
hambatan dan kendala sektor kesehatan dapat diatasi. Pengembangan
kebijakan pembangunan kesehatan sangat penting mengingat
penyelenggaraan pembangunan kesehatan pada saat ini semakin kompleks
sejalan dengan permasalahan, perkembangan demokrasi, desentralisasi
dan tuntutan globalisasi yang semakin meningkat.
Kesehatan merupakan sektor yang kompleks dengan banyak pelaku
di lembaga pemerintah, masyarakat, dan kelompok swasta. Dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mewujudkan
pembangunan berwawasan kesehatan di Kabupaten Blora, terdapat
beberapa pelaku antara lain:
(1) Pelaku dalam Stewardship mencakup Lembaga yang berfungsi
sebagai penetap kebijakan dan regulator dalam sistem kesehatan di
Kabupaten Blora. Disamping itu ada Lembaga dan Unit Pemerintah non
Dinas Kesehatan yang terkait dengan sektor Kesehatan sebagai pemangku
kepentingan atau SKPD Lain yang terkait sektor kesehatan;
(2) Pelaku dalam Financing (Sumber Pendanaan Kesehatan) adalah :
Departemen Kesehatan dan berbagai Departemen teknis terkait kesehatan
yang memberikan Anggaran Pemerintah Pusat; Pemerintah Daerah
Propinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Blora ; Masyarakat dan
Swasta yang memberikan kontribusi;
(3) Pelaku dalam Pelayanan Kesehatan (Healthcare Delivery),
mencakup Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta; Lembaga Pelayanan
Kesehatan non Rumah Sakit milik Pemerintah; Lembaga Pelayanan
Kesehatan non - Rumah Sakit milik Swasta; Lembaga Pelayanan kesehatan
penunjang lainnya : Apotik/Toko Obat, Klinik, Praktek dokter bersama,
Rumah Bersalin, laboratorium, praktek komplementer. Disamping itu
terdapat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kesehatan dan Organisasi
Profesi serta
(4) Pelaku dalam Resource Generation adalah berbagai Lembaga
Pendidikan Tenaga Kesehatan Pemerintah dan Swasta.
Selanjutnya, untuk dapat menjalankan peran secara optimal maka
sektor kesehatan perlu menggunakan konsep good governance secara baik.
Dalam konsep good governance, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
memiliki 3 peran kunci, yakni sebagai: (1) sebagai regulator, Dinas
Kesehatan Kabupaten Blora harus menjadi pioner, lokomotif, penggerak,
institusi paling utama, yang terbaik dan paling tahu tentang kesehatan,
sebagai panutan, cakap, mampu, proaktif dan wasit yang adil dalam sistem
pelayanan kesehatan di wilayahnya, harus menyediakan aturan-aturan
dasar yang tujuannya adalah untuk menjamin bahwa sistem bisa berjalan
secara fair dan melindungi masyarakat untuk mencapai status kesehatan
masyarakat yang optimal; (2) sebagai pemberi dana, Pemerintah Kabupaten
Blora melalui Dinas Kesehatan harus menjamin bahwa layanan kesehatan
yang diperlukan oleh masyarakat dapat diakses oleh seluruh masyarakat,
sehingga jika terjadi barier ekonomi dari kelompok masyarakat yang
miskin,
maka Dinas Kesehatan Kabupaten Blora harus menjadi ujung tombak dan
bertanggung jawab menyediakan dana dan atau membuat sistem supaya
pelayanan kesehatan dapat diakses oleh penduduk miskin dengan kualitas
yang baik; (3) sebagai pelaksana, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Blora
harus menjadi motivator, leader, penggerak dan institusi yang menjadi
tumpuan pemerintah Kabupaten Blora dalam rangka menyediakan layanan
kesehatan bagi masyarakat yang bermutu, kompetens, cakap dan
bertanggung jawab melalui Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) yaitu
(Puskesmas; Gudang Farmasi, Laboratorium Kesehatan) , dan
Puskesmas`Pembantu ; Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) serta pelayanan
rujukan di Badan Rumah Sakit Daerah Blora dan Cepu.
INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS
Indikator Kinerja Kesehatan yang Mengacu pada RPJMD 2016 - 2021
Indikator Kinerja
Satuan Kondisi Awal
Target Akhir
2015 2018 2018 2019 2020 2021 RPJMD
Angka Kematian Bayi
(AKB)
per 1000 KH
14,1 10,2 10 9,5 9 8,5 8,5
Angka Kematian
Balita
per 1000
KH 16,2 12 11,5 10,5 10 9,5 9,5
Kasus
Kematian Ibu kasus 15 13 12 11 10 9 9
Presentase
Gizi Buruk % 0,13 0,11 0,09 0,07 0,05 0,04 0,04
2.1.2 TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan visi dan misi serta
didasarkan pada isu-isu dan analisis stratejik yang menunjukan suatu
kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang. berdasarkan Visi , Misi dan
faktor–faktor kunci keberhasilan (Critical Succes Factor).
Tujuan yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Blora secara
umum adalah terwujudnya institusi yang mampu menggerakkan
pembangunan bidang kesehatan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat
dalam rangka meningkatkan status kesehatan, pembiayaan kesehatan dan
pelayanan yang bermutu.
Adapun tujuan khusus yang akan dicapai adalah :
Tujuan Meningkatnya Kesehatan Masyarakat
Indikator sasaran :
1. Prosentase pelayanan kesehatan ibu
2. Prosentase pelayanan gizi Masyarakat
3. Prosentase desa siaga aktif
4. Prosentase Tenaga kesehatan sesuai standart
5. Prosentase Pelayanan kesehatan dasar
Sasaran Stategis Dinas Kesehatan Kabupaten Blora adalah sebagai berikut
1 Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
1. Cakupan pelayanan antenatal pada ibu hamil
2. Cakupan pelayanan persalinan sesuai standart
3. Cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
4. Cakupan pelayanan jaminan kesehatan
5. Cakupan screning kesehatan anak usia pendidikan dasar
2 Meningkatnya Pengendalian Penyakit
1. Persentase rumah tangga yang memenuhi kualitas kesehatan
lingkungan
2. Cakupan penemuan kasus TB
3. Cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan
4. Cakupan Desa dengan UCI
5. Cakuapan pelayanan kesehata orang dengan resiko terinfeksi
HIV
3 Meningkatnya akses dan mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan
1. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yang
terakreditasi
2. Persentase prasarana puskesmas yang sesuai standart
3. Persentase sarana puskesmas yang sesuai standart
4 Meningkatnya mutu ketersediaan farmasi
1. Persentase ketersediaan obat di Puskesmas
2. Persentase ketersediaan vaksin di Puskesmas
5 Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga
Kesehatan
1. Jumlah SDM Kesehatan yang kompetens sesuai dengan fungsinya
6 Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi
1. Persentase fasiltas pelayanan kesehatan primer yang melaporkan
data kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat waktu dengan
tehnologi
2. Persentase fasiltas pelayanan kesehatan rujukan yang
melaporkan data kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat
waktu dengan tehnologi
7 Peningkatan pelayanan kesehatan perorangan
1. Cakupan Srening kesehatan pada usia produktif
2. Cakupan pelayanan kesehatan Lansia
3. Cakupan pelayanan hipertensi
4. Cakupan pelayanan kesehatan pada penderita Diabetes Militus
5. Cakupan Pelayanan kesehatan pada Orang Dengan ganguan Jiwa
8 Meningkatnya kualitas pelayanan publik aparatur Dinas Kesehatan
1. Prosentase atas kecukupan layanan administrasi perkantoran
9 Meningkatnya efektivitas dan efisiensi serta akuntabilitas kinerja aparatur
1. Prosentase atas kecukupan layanan sarana dan prasarana aparatur
2. Prosentase dokumen perencanaan, keuangan dan pelaporan
terselesaikan tepat waktu
2.2. Rencana Kerja
Kinerja ataupun performance dari organisasi adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan organisasi sebagai penjabaran
dari visi, misi, yang mengindikasikan tingkat keberhasilan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Konsep-
konsep pengukuran kinerja organisasi (key performance indicators)
telah berkembang sejalan dengan semangat perubahan untuk memperbaiki
kinerja organisasi. Semangat perubahan dimaksud adalah pola orientasi
manajemen dari pola yang berorientasi pada masukan (input) kepada pola
yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output, outcomes
dan benefit). Rencana kinerja merupakan penggalan dari suatu
perencanaan strategis dalam waktu satu tahun. Indikator Kinerja Utama
Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :
2.2.1 Program Kegiatan
Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu guna
mencapai sasaran dan tujuan. Program kesehatan tahun 2018 mengacu
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta perubahannya
Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2007. Sinkronisasi program kesehatan
tersebut sesuai dengan Renstra Dinas kesehatan tahun 2017 -2021 dan
merupakan kegiatan lanjutan dari tahun sebelumnya. Program-program
kesehatan yang ada dalam Permendagri 13 Tahun 2006 meliputi:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
4. Kerja dan Keuangan
5. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
6. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
7. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
8. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
9. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
10. Program Pengawasan Obat dan Makanan
11. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
12. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
13. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
14. Program Peningkatan dan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak.
15. Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
16. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
17. Program pengembangan Lingkungan Sehat
18. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
19. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
20. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
2.2.2 Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah lembar/ dokumen yang berisikan
penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang
lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator
kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan
kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu
berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja
yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun
bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat
kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang
diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun
sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Tujuan disusunnya Perjanjian Kinerja adalah :
1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk
meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur.
2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi.
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan
supervisi atas perkembangan/ kemajuan kinerja penerima amanah.
5. Sebagai dasar dalam Perjanjian sasaran kinerja pegawai.
Perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2018 dijabarkan
pada Rencana Kinerja Tahun 2018 meliputi kegiatan-kegiatan guna mencapai
sasaran sesuai dengan program kegiatan dan indikator keberhasilan
pencapaiannya dalam rangka mewujudkan managamen pemerintahan yang
efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi kepada hasil. Adapun Dinas
Kesehatan Kabupaten Blora yang merupakan ikhtisar rencana kinerja yang
akan dicapai sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi dan menjadi dasar
penilaian dan evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun anggaran 2018
dijabarkan pada lampiran Perjanjian Kinerja setelah APBD Perubahan yang
tercantum pada Lampiran 1.
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN
TAHUNAN
Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
Cakupan pelayanan antenatal pada ibu hamil 100 %
Cakupan pelayanan persalinan sesuai standart 100 %
Cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir 100 %
Cakupan pelayanan jaminan kesehatan 85 %
Cakupan screning kesehatan anak usia pendidikan dasar 100 %
Meningkatnya Pengendalian Penyakit
Persentase rumah tangga yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan
73 %
Cakupan penemuan kasus TB 100 %
Cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan 92 %
Cakupan Desa dengan UCI 100 %
Cakuapan pelayanan kesehata orang dengan resiko terinfeksi HIV 100 %
Meningkatnya akses dan mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yang terakreditasi
100 %
Persentase prasarana puskesmas yang sesuai standart 80 %
Persentase sarana puskesmas yang sesuai standart 80 %
Meningkatnya mutu ketersediaan farmasi
Persentase ketersediaan obat di Puskesmas 100 %
Persentase ketersediaan vaksin di Puskesmas 100 %
Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga Kesehatan
Jumlah SDM Kesehatan yang kompetens sesuai dengan fungsinya 90 %
Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi
Persentase fasiltas pelayanan kesehatan primer yang melaporkan data kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat waktu dengan tehnologi
100 %
Persentase fasiltas pelayanan kesehatan rujukan yang melaporkan data kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat waktu dengan tehnologi
100 %
Peningkatan pelayanan kesehatan Cakupan Srening kesehatan pada usia produktif 100 %
perorangan
Cakupan pelayanan kesehatan Lansia 100 %
Cakupan pelayanan hipertensi 100 %
Cakupan pelayanan kesehatan pada penderita Diabetes Militus 100 %
Cakupan Pelayanan kesehatan pada Orang Dengan ganguan Jiwa 100 %
PROGRAM ANGGARAN
PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN 1.117.500.000
PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT 4.854.795.500
PROGRAM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN 188.000.000
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT 500.000.000
PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 722.875.000
PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT 285.700.000
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT
MENULAR 1.979.374.000
PROGRAM STANDARISASI PELAYANAN KESEHATAN 341.700.000
PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PENDUDUK MISKIN 189.500.000
PROGRAM PENGADAAN, PENINGKATAN DAN PERBAIKAN SARANA
DAN PRASARANA PUSKESMAS/PUSKESMAS PEMBANTU DAN JARINGANNYA
16.932.054.805
PROGRAM KEMITRAAN PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN 11.700.000.000
PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA 535.000.000
PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA 124.400.000
PROGRAM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KESEHATAN MAKANAN
50.000.000
PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN IBU MELAHIRKAN DAN ANAK
397.750.000
PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN BLUD KESEHATAN 44.879.702.360
PROGRAM BIDANG KESEHATAN BERSUMBER DARI PEMERINTAH
PUSAT DAN PEMERINTAH PROVINSI, BESERTA DANA
PENDAMPINGNYA
41.288.731.000
PROGRAM DBH CUKAI HASIL TEMBAKAU BIDANG KESEHATAN 400.000.000
BAB III.
AKUNTABILITAS KINERJA
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan tujuan dan sasaran-sasaran
yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Esensi
pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk mendorong perubahan
dengan menggunakan program/kegiatan dan sumber daya anggaran untuk
mencapai rumusan perubahan pada level keluaran, hasil maupun dampak.
Pendekatan pembangunan berbasis kinerja sejalan dengan prinsip good
governance dengan pilarnya akuntabilitas yang akan menunjukkan pemenuhan
tugas dan mandat suatu instansi dalam pelayanan publik yang bisa langsung
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pengendalian dan pertanggungjawaban
program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas
kinerja pemerintah daerah kepada publik telah tercapai. Pengukuran kinerja
dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada level sasaran untuk
menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator
kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja tahunan
yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Alat ukur yang digunakan untuk
ukuran keberhasilan atau kegagalan capaian kinerja adalah Indikator Kinerja
Utama (IKU). IKU merupakan acuan untuk mengukur keberhasilan dan
kegagalan capaian kinerja prioritas program yang bersifat strategis. IKU
ditetapkan secara mandiri oleh instansi pemerintah dan SKPD di lingkungannya.
Kriteria yang dipergunakan dalam penilaian kinerja organisasi pemerintah
menggunakan skala nilai peringkat kinerja dikutip dari Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yang juga dipakai dalam penyusunan laporan
kinerja ini.
Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja
NO Interval Nilai Realisasi
Kinerja Kriteria Penilaian Kinerja Kode
1 > 91 Sangat Baik
2 75,1 - 90 Tinggi
3 65,1 - 75,0 Sedang
4 50,1 - 65,0 Rendah
5 < 50,0 Sangat Rendah Sumber : Permendagri No. 54 Tahun 2010, diolah
Nilai realisasi kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan realisasi
sebagai berikut:
a. Apabila semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian rencana tingkat
capaian yang semakin baik, digunakan rumus sebagai berikut:
Persentase capaian = Realisasi
Rencana x 100 %
b. Apabila Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian
rencana ingkat capaian, digunakan rumus sebagai berikut
Persentase capaian = Rencana – (Realisasi-Rencana) x 100 %
Rencana
Dalam rangka pengembangan Sistem AKIP pada tahap pengukuran dan evaluasi
atas kinerja, beberapa kegiatan ditetapkan indikator kinerja outcomes yang lebih
tinggi (ultimate outcomes) serta disajikan perbandingan dengan capaian kinerja
pada tahun sebelumnya. Penghitungan nilai realisasi kinerja ini telah dilakukan
pada Sistem AKIP secara elektronik (e-sakip).
Capaian Kinerja Organisasi
1. Pengkuran Kinerja
Pengukuran kinerja d Dinas Kesehatan yang dilakukan untuk mengetahui
capaian kinerja ternyata masih terkendala oleh beberapa hal antara lain, belum
optimalnya sasaran yang selaras dengan kegiatan dan program, belum tepatnya
perumusan indikator kinerja sebagai tolok ukur untuk mengetahui capaian
kinerja yang sebenarnya, belum adanya mekanism epengumpulan data kinerja
serta beberapa indikator belum dapat menyajikan penentuan target secara tepat.
Gambaran keberhasilan Dinas Kesehatan Kabupaten Blora dalam mencapai
sasaran,direpresentasikan oleh capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang
tertuang dalam Penetapan kinerja tahun 2018. Hasil pengukuran kinerja yang
telah diperjanjikan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2018 adalah sebagai berikut:
Sasaran strategis, Indikator kinerja, target, realisasinya dan capaian kinerja
dapat digambarkan sebagai berikut :
Meningkatkan pelayanan
kesehatan masyarakat
Cakupan pelayanan antenatal
pada ibu hamil
100 98,74 % 99
Cakupan pelayanan persalinan
sesuai standart
100 99,99 % 100
Cakupan pelayanan kesehatan
bayi baru lahir
100 99,77 % 100
Cakupan pelayanan jaminan
kesehatan
73 % 86
Cakupan screning kesehatan
anak usia pendidikan dasar
100 100 % 100
Meningkatnya
Pengendalian Penyakit
Persentase rumah tangga yang
memenuhi kualitas kesehatan
lingkungan
73 73,1 % 100
Cakupan penemuan kasus TB 100 108,2 % 108
Cakupan TTU yang memenuhi
syarat kesehatan
92 92,1 % 100
Cakupan Desa dengan UCI 100 100 % 100
Cakuapan pelayanan kesehata
orang dengan resiko terinfeksi
100 160 % 160
Meningkatnya akses dan
mutu Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Jumlah kecamatan yang
memiliki minimal 1 Puskesmas
yang terakreditasi
100 100 % 100
Persentase prasarana
puskesmas yang sesuai standart
80 70 % 88
Persentase sarana puskesmas
yang sesuai standart
80 74 % 93
Meningkatnya mutu
ketersediaan farmasi
Persentase ketersediaan obat di
Puskesmas
100 71,65 % 72
Persentase ketersediaan vaksin
di Puskesmas
100 85 % 85
Meningkatnya Jumlah,
Jenis, Kualitas dan
Pemerataan Tenaga
Kesehatan
Jumlah SDM Kesehatan yang
kompetens sesuai dengan
fungsinya
90 95 % 106
Meningkatkan sistem
informasi kesehatan
integrasi
Persentase fasiltas pelayanan
kesehatan primer yang
melaporkan data kesehatan
prioritas secara lengkap dan
tepat waktu dengan tehnologi
100 100 % 100
Persentase fasiltas pelayanan
kesehatan rujukan yang
melaporkan data kesehatan
prioritas secara lengkap dan
tepat waktu dengan tehnologi
100
94,3 97
107 114
81 93
84 87
100 100
83 83
91
SASARAN INDIKATOR KINERJATARGET CAPAIAN
TAHUNAN
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
REALISASI CAPAIAN
100 % 100
Peningkatan pelayanan
kesehatan perorangan
Cakupan Srening kesehatan
pada usia produktif
100 % 67
Cakupan pelayanan kesehatan
Lansia
100 66,92 % 67
Cakupan pelayanan hipertensi 100 97,5 % 98
Cakupan pelayanan kesehatan
pada penderita Diabetes Militus
100 63,4 % 63
Cakupan Pelayanan kesehatan
pada Orang Dengan ganguan
100 117,7 % 118
85
Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis 1
Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis 2
Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis 3
Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis 4
Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis 5
Rata-rata capaian kinerja sasaran strategis 6
Rata-rata capaian kinerja 96
67,23
Secara rata-rata capaian kinerja sasaran strategis berdasarkan indikator
kinerja tahun 2018 Dinas Kesehatan adalah 96,00 % (cukup berhasil/cukup
baik) Adapun keberhasilan atau hambatan yang terjadi diuraikan dalam
analisis hasil pengukuran kinerja .
TARGET KINERJA UTAMA (IKU) BIDANG KESEHATAN SESUAI RPJMD KAB BLORA 2018
Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Satuan TARGET
Meningkatnya Kesehatan Masyarakat
Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat
Angka Kematian Bayi (AKB)
per 1000 KH
10,2
Angka Kematian Balita
per 1000 KH
12
Kasus Kematian
Ibu
per
1,000,000 KH
115
Presentase Gizi Buruk
% 0,11
2. Analisis Hasil Pengukuran Kinerja
Analisis atas realisasi dan capaian setiap indikator kinerja bertujuan untuk
mengetahui keberhasilan dan kendala yang dijumpai, sehingga dapat
diupayakan langkah-langkah perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di
tahun berikutnya. Analisis tersebut dilakukan dengan menganalisis atas
perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi baik terhadap penyebab
terjadinya gap maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan
dilakukan. Uraian hasil analisis atas realisasi dan capaian setiap indikator
kinerja untuk mengetahui kemajuan dan kendala pencapaian sasaran
strategis Dinas Kesehatan pada tahun 2018 adalah sebagai berikut :
1. Sasaran Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
NO SASARAN RENCANA
STRATEGIS
INDIKATOR SASARAN 2017 2018
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 Cakupan pelayanan
antenatal pada ibu hamil
100 97,45 97,45 100 98,74 98,74
Cakupan pelayanan
persalinan sesuai standart
100 99,99 99,99 100 99,99 99,99
Cakupan pelayanan
kesehatan bayi baru lahir
100 100 100 100 99,77 99,77
Cakupan pelayanan jaminan
kesehatan
80 65 81,25 73 85,88
Cakupan screning
kesehatan anak usia
pendidikan dasar
100 100 100 100 100 100,00
Rata rata 96 92 96 97 94 97
Meningkatkan pelayanan
kesehatan masyarakat
85
Capaian kinerja sasaran strategis meningkatkan pelayanan kesehatan
masyarakat adalah 97 %, maka capaian kinerja tersebut masuk dalam
kategori penilaian kinerja tinggi . Dari target yang ditetapkan 97 % dan
capainan kienerjanya 94 % . Mengalami peningkatan dibanding tahun 2017
yaitu 96 %. hal ini terutama dipengaruhi oleh cakupan pelayanan jaminan
kesehatan. Pada tahun 2018 dari jumlah penduduk Kabupaten Blora
sejumlah 904.623 jiwa jumlah yang memiliki penjaminan kesehatan adalah
661.321 jiwa atau sekitar 73%. Jumlah tersebut dibiayai dari APBN, APBD
Propinsi Jawa Tengah, APBD Kab Blora, mandiri. Capaian kinerja sasaran
strategis tersebut diukur dari realisasi kinerja indikator dibandingkan dengan
target yang ditetapkan,dimana realisasi kinerja tahun 2018 sebesar 90.96 %
masih dibawah target yang ditetapkan sebesar 96 %, hal ini disebabkan
beberapa hal, yaitu
1. Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil minimal 4 kali selama
kehamilan dengan jadwal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada
trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga yang dilakukan oleh
Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan baik yang
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta yang
memiliki Surat Tanda Register (STR). Capaian indikator ini belum mencapai
target oleh karena ada beberapa ibu hamil yang belum masuk terimester III,
ibu hamil pindah, ibu hamil abortus / partus imaturus.
2. Pelayanan persalinan sesuai standar adalah persalinan yang dilakukan
oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis Kebidanan yang
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan Pemerintah maupun Swasta yang
memiliki Surat Tanda Register (STR) baik persalinan normal dan atau
persalinan dengan komplikasi. Cakupan belum memenuhi target oleh
karena ada 1 (satu) ibu bersalin yang di tolong non tenaga kesehatan
karena bayi sudah lahir di rumah sebelum sempat di bawa ke fasilitas
kesehatan terdekat.
3. Pelayanan kesehatan bayi adalah cakupan bayi yang mendapatkan
pelayanan paripuma minimal 3x yaitu: l kali pada 6 s/d 48 jam, l kali pada
umur 3 -7 hari, dan lx pada umur 8-28 hari sesuai standar di wilayah
puskesmas dalam kurun waktu . Cakupan ini belum memenuhi target oleh
karena ada beberapa bayi baru lahir yang belum masuk masa KN Lengkap,
bayi meninggal sebelum masa KN lengkap, dan bayi pindah domisili ke luar
wilayah mengikuti perpindahan orang tuanya.
Dalam upaya mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi - tingginya,
sebagaimana tujuan pembangunan kesehatan, maka pemerintah sejak tanggal 1
Januari 2014 telah menerapkan Jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh
rakyatnya secara bertahap hingga 1 Januari 2019. Jaminan kesehatan ini
merupakan pola pembiayaan yang bersifat wajib, artinya pada tanggal 1 Januari
2019 seluruh masyarakat Indonesia (tanpa terkecuali) harus telah menjadi
peserta. Melalui penerapan Jaminan Kesehatan Nasional ini, diharapkan tidak
ada lagi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat miskin yang tidak berobat
ke fasilitas pelayanan kesehatan di kala sakit karena tidak memiliki biaya.Di
kabupaten Blora telah mengeluarkan program Jamkesda yang terintegrasi BPJS.
Pada tahun 2018 jumlah masyarakat miskin yang telah memiliki kartu BPJS
adalah sebagai berikut : 661.321 kartu
Faktor -faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran
adalah:
1. Adanya bantuan iuran oleh pemerintah kepada warga miskin, rentan
miskin, keluarga pamong, kader dan perangkat desa
2. Adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya Jaminan Kesehatan
Hambatan/ masalah:
1. Keterbatasan pemerintah dalam memberikan bantuan iuran Jamkes
2. Kesadaran sebagian masyarakat akan pentingnya Jamkes masih
rendah
3. Masih kurangnya pengetahuan aturan tentang pemanfaatan Jaminan
Kesehatan, sehingga apabila sakit baru mencari kartu Jaminan
Kesehatan
4. Masih adanya pendataan salah sasaran : warga miskin yang belum
masuk SK miskin/rentan miskin dan warga mampu yang tapi
mendapat kartu jaminan kesehatan warga miskin.
Strategi/upaya pemecahan:
1. Melakukan rapat koordinasi tentang pendataan warga miskin yang
sesuai sasaran
2. Melakukan koordinasi dan sosialisasi tentang Jaminan Kesehatan
5. Skrining kesehatan siswa sekolah pendidikan dasar adalah skrining
kesehatan terpadu yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan sasaran
siswa pada sekolah pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar/MI dan Sekolah
Menengah Pertama / MTS di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
setahun. Cakupan ini telah memenuhi target dengan upaya skrining di
sekolah, kunjungan rumah maupun sweepping bagi anak sekolah yang
tidak masuk sekolah saat skrining dilakukan.
Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh
Kembang Anak merupakan acuan bagi tenaga kesehatan yang bekerja
pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar/primer, kelompok profesi,
tenaga pendidik, petugas lapangan Keluarga Berencana, petugas sosial
yang terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak,
organisasi profesi dan pemangku kepentingan terkait pertumbuhan,
perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang anak Pemantauan
pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang anak
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan di taman kanak-
kanak. Pemantauan pertumbuhan dilakukan pada anak usia 0 (nol)
sampai 72 (tujuh puluh dua) bulan melalui penimbangan berat badan
setiap bulan dan pengukuran tinggi badan setiap 3 (tiga) bulan serta
pengukuran lingkar kepala sesuai jadwal. Pemantauan perkembangan
dilakukan setiap 3 (tiga) bulan pada anak usia 0 (nol) sampai 12 bulan dan
setiap 6 (enam) bulan pada anak usia 12 (dua belas) sampai 72 bulan.
Pemantauan gangguan tumbuh kembang anak dilakukan sesuaijadwal
umur skrining. Dibawah ini adalah cakupan pemeriksaan anak usia dini
di kabupaten Blora pada tahun 2018,
Untuk mencapai sasaran meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat telah tersedia
anggaran dari APBD Kabupaten Blora dengan rincian sebagai berikut :
PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK
BALITA 535.000.000 512.404.800 96
98
82
PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA 124.400.000 118.996.200 96
100
60
PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN IBU MELAHIRKAN
DAN ANAK 397.750.000 395.290.000 99
99
Penyuluhan kesehatan anak balita 466.000.000 455.584.800
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 69.000.000 56.820.000
Pelayanan kesehatan 110.800.000 110.791.200
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 13.600.000 8.205.000
Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga kurang
mampu 273.000.000 271.300.000
Perawatan secara berkala bagi ibu hamil dari keluarga
kurang mampu 50.000.000 49.940.000
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 74.750.000 74.050.000
Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup
sehat
150.000.000 148.496.000
Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat 185.000.000 182.310.000
Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan - -
Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan 73.600.000 71.505.000
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 35.000.000 34.730.000
Peningkatan Upaya Kesehatan Kerja
100
99
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT 500.000.000 493.441.000 99
99
99
97
99
100
PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 722.875.000 706.144.936 98
100
100
96
56.400.000 56.400.000
Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi 86.130.000 86.130.000
Pemberian tambahan makanan dan vitamin 180.320.000 180.272.818
Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia, gizi
buruk, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang
vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya
328.340.000 315.807.118
Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga
sadar gizi 96.755.000 93.055.000
Peningkatan gizi lebih 10.500.000 10.250.000
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan
SASARAN PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
Meningkatkan pelayanan kesehatan
masyarakat
96
98
99 20.830.000 20.630.000
2. Sasaran Meningkatnya Pengendalian Penyakit
NO SASARAN RENCANA
STRATEGIS
INDIKATOR SASARAN 2017 2018
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
2 Persentase rumah tangga
yang memenuhi kualitas
kesehatan lingkungan
71 70 99 73 73,1 100,14
Cakupan penemuan kasus
TB
70 95 136 100 108,2 108,20
Cakupan TTU yang
memenuhi syarat
kesehatan
91,5 85 93 92 92,1 100,11
Cakupan Desa dengan UCI 100 100 100 100 100 100,00
Cakuapan pelayanan
kesehata orang dengan
resiko terinfeksi HIV
100 100 100 100 160 160,31
Meningkatnya
Pengendalian Penyakit
Rata rata 87 90 105 93 107 114
Capaian kinerja sasaran strategis meningkatkan Pengendalian Penyakit
adalah 114 %, maka capaian kinerja tersebut masuk dalam kategori
penilaian kinerja sangat tinggi . Dari 5 indikator kinerja yang ada semua
sudah melebihi target yang telah ditetapkan.
Strategi operasional pencapaian cakupan tinggi dan merata berupa
pencapaian Universal Child Immunization (UCI) yang berdasarkan
indikator cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL)yang meliputi HB0 1 kali,
BCG 1 kali, DPT-HB-Hib 3 kali, Polio 4 kali dan campak 1 kali pada
bayi usia 1 tahun dengan cakupan minimal 85 persen dari jumlah
sasaran bayi di desa. Pencapaian UCI desa di Kabupaten Blora dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir. Tahun 2015 mencapai 100 persen dan bertahan sampai dengan
tahun 2018 dengan capaian 100 persen.
Upaya untuk mencapai target imunisasi dasar lengkap pada bayi antara
lain denga :
- Menyusun Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) imunisasi secara
rutin (bulanan, tribulanan) dikarenakan banyak petugas imunisasi
yang merangkap dengan tugas lain.
- Melaksanakan sweeping atau kunjungan rumah untuk melengkapi
status imunisasi pada daerah-daerah yang cakupan
imunisasinya masih rendah, pada umumnya disebabkan
keterbatasan sumber daya atau tenaga banyak yang merangkap dengan
tugas lain.
Faktor - faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian
sasaran adalah:
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan
immunisasi kepada bayi agar mendapatkan kekebalan tubuh dengan
baik.
2. Adanya pembinaan kepada petugas imunisasi untuk meningkatkan
aspek cakupan pelayanan imunisasi kepada sasaran baik
petugas Puskesmas maupun layanan Swasta.
3. Ketersediaan vaksin secara berkualitas dan memadahi baik pada
sarana pelayanan kesehatan di pemerintah maupun swasta
4. Kemudahan akses mendapatkan pelayanan imunisasi di seluruh
pelayanan secara gratis dan dijamin oleh penjamin pembiayaan
kesehatan (Jamkesda, BPJS)
5. Vaksin di layanan tidak pernah mengalami kekosongan,
atau kekurangan vaksin
Hambatan/masalah:
1. Masih ada sebagian kecil kelompok masyarakat tertentu
yang menolak untuk di immunisasi.
2. Mobilitas sasaran imunisasi yang cukup tinggi sehingga
potensial tidak terlayani secara standar.
Strategi/upaya pemecahan:
1. Pendekatan kepada tokoh masyarakat tertentu yang masih
menolak imunisasi oleh tim Dinas Kesehatan dan lintas sektoral
2. Berkoordinasi dan komunikasi dengan petugas Puskesmas
dan Swasta setiap ada permasalahan imunisasi.
3. Monev imunisasi ke Puskesmas dan Layanan Swasta.
4. Sweeping bagi bayi yang jadual imunisasinya terlewatkan.
5. Melakukan pemetaan sasaran imunisasi yang lebih baik.
6. Berkoordinasi dengan bidan desa agar mengingatkan
sasaran sasaran yang belum melakukan imunisasi.
Anggaran yang tersedia untuk mencapai sararan tersebut adalah sebagai
berikut :
Penyemprotan/fogging sarang nyamuk 290.000.000 254.826.939
Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging 180.000.000 179.709.200
Pengadaan vaksin penyakit menular 50.000.000 -
Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah 157.500.000 131.777.067
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular
185.000.000 180.575.666
Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik 305.299.000 298.491.310
Peningkatan imunisasi 242.600.000
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
PENYAKIT MENULAR 3.232.713.000 1.750.552.694 54
88
100
-
84
98
98
99
82
82
90
PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT 322.850.000 165.500.000
239.293.980
Peningkatan survelliance epidemilogi dan penanggulangan
wabah
178.275.000 146.620.832
Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
pencegahan dan pemberantasan penyakit
25.000.000 20.563.000
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 5.000.000 4.520.000
Pengkajian pengembangan lingkungan sehat 28.200.000 22.600.000
Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat 85.200.000 85.200.000
Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat 70.000.000
SASARAN PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
Meningkatnya Pengendalian
Penyakit
51
80
100
-
83
-
96
-
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 69.450.000 57.700.000
Percepatan Sanitasi Pemukiman ( PPSP ) 70.000.000 -
Kegiatan Peralatan Pendukung Imunisasi (DAK) 968.339.000 930.527.310
3. Sasaran Meningkatnya akses dan mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan
NO SASARAN RENCANA
STRATEGIS
INDIKATOR SASARAN 2017 2018
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
3 Prosentase kecamatan yang
memiliki minimal 1
Puskesmas yang
terakreditasi
100 100 100 100 100 100,00
Persentase prasarana
puskesmas yang sesuai
standart
70 70 100 80 70 87,50
Persentase sarana
puskesmas yang sesuai
standart
70 70 100 80 74 92,50
Meningkatnya akses dan
mutu Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Rata rata 80 80 100 87 81 93
Capaian kinerja sasaran strategis meningkatkan Pengendalian Penyakit
adalah 93 %, maka capaian kinerja tersebut masuk dalam kategori penilaian
kinerja sangat tinggi . Dari 3 indikator kinerja ada , 1 indikator nilai
kinerjanya sangat tinggi , 2 indikator nilai kinerjanya tinggi.
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 bahwa setiap
Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga
tahun sekali. Akreditasi merupakan salah satu persyaratan kredensial
sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama
dengan BPJS, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan
Kesehatan Nasional Pasal 6 ayat (2).
Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan
mutu, kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem
manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan
pelayanan dan program, serta penerapan manajemen risiko, dan bukan
sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat akreditasi.
Pada tahun 2018 di Kabupaten Blora mentargetkan 14 Puskesmas
terakreditasi Nasional. Hasil yang diperoleh bahwa 14 Puskesmas tersebut
telah terakreditasi. Puskesmas tersebut adalah :
No. Nama Kemampuan
Penyelenggaraan Tahun Penilaian Status Akreditasi
1 DOPLANG Rawat Inap 2016 DASAR
2 MENDEN Rawat Inap 2016 MADYA
3 KEDUNGTUBAN Non Rawat Inap 2016 MADYA
4 CEPU Non Rawat Inap 2016 UTAMA
5 SAMBONG Non Rawat Inap 2016 UTAMA
6 JIKEN Rawat Inap 2016 DASAR
7 BLORA Non Rawat Inap 2016 MADYA
8 MEDANG Non Rawat Inap 2016 MADYA
9 BANJAREJO Rawat Inap 2016 DASAR
10 NGAWEN Rawat Inap 2016 MADYA
11 KUNDURAN Rawat Inap 2016 UTAMA
12 TODANAN Rawat Inap 2016 UTAMA
13 RADULAWANG Non Rawat Inap 2018 MADYA
14 RANDUBLATUNG Rawat Inap 2018 MADYA
15 KUTUKAN Non Rawat Inap 2018 MADYA
16 KETUWAN Non Rawat Inap 2018 MADYA
17 NGROTO Non Rawat Inap 2018 DASAR
18 KAPUAN Non Rawat Inap 2018 MADYA
19 BOGOREJO Non Rawat Inap 2018 MADYA
20 JEPON Non Rawat Inap 2018 MADYA
21 PULEDAGEL Non Rawat Inap 2018 DASAR
22 TUNJUNGAN Non Rawat Inap 2018 MADYA
23 JAPAH Rawat Inap 2018 MADYA
24 ROWOBUNGKUL Rawat Inap 2018 MADYA
25 SONOKIDUL Non Rawat Inap 2018 MADYA
26 GONDORIYO Non Rawat Inap 2018 MADYA
Faktor -faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran
adalah :
1. Adanya regulasi dari Kementrian Kesehatan yang dituangkan
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014
tentang Puskesmas, bahwa puskesmas wajib terakreditasi.
2. Adanya komitmen dari Pemerintah Kabupaten Sleman dalam
menerapkan sistem manjemen mutu akreditasi puskesmas.
Dukungan tersebut diberikan dalam bentuk finansial
untuk melaksankan kegiatan akreditasi puskesmas.
3. Adanya komitmen dari Jajaran Dinas Kesehatan untuk
menerapkan sistem manjemen mutu akreditasi puskesmas.
Dukungan tersebut diberikan dalam bentuk finansial secara
berjenjang yang dituangkan dalam Dokumen pelaksanaan
anggaran. Pendampingan mulai dari sosialisi, penyusunan
dokumen, pra survey, sampai pada kegiatan survei akreditasi
puskesmas.
Hambatan/masalah:
1. Tingkat kepatuhan puskesmas yang belum konsisten terhadap
standar pelayanan.
2. Adanya fluktuasi komitmen dalam penerapan sistem manajemen
mutu di puskesmas.
Strategi/upaya pemecahan:
1. Melakukan review penggalangan komitmen penerapan
sistem manajemen mutu.
2. Melakukan pembinaan ke puskesmas dalam rangka maintenance
akreditasi puskesmas.
3. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Propinsi
Jateng , untuk perencanan kegiatan survei akreditasi puskesmas.
Anggaran yang tersedia untuk mencapai sararan tersebut adalah sebagai
berikut :
Penyusunan standar pelayanan kesehatan 98.000.000 76.540.000
Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan 145.000.000 131.760.000
Pelayanan akreditasi dan perijinan 98.700.000 97.590.000
Pembangunan puskesmas 5.828.000.000 3.644.014.400
Pembangunan puskesmas pembantu 3.487.000.000 3.026.338.000
Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas 6.023.254.805 6.020.591.895
Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana
puskesmas
1.543.800.000 1.526.130.000
Pemeliharaan rutin/berkala bangunan puskesmas kelil ing 50.000.000 49.811.000
Penyediaan sarana dan
SASARAN PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
Meningkatnya akses dan mutu
Fasilitas Pelayanan KesehatanPROGRAM STANDARISASI PELAYANAN KESEHATAN 341.700.000 305.890.000 90
78
91
99
PROGRAM PENGADAAN, PENINGKATAN DAN PERBAIKAN
SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS/PUSKESMAS
PEMBANTU DAN JARINGANNYA
16.932.054.805 14.266.885.295 84
63
87
100
99
100
98 prasarana pelayanan dasar
kesehatan (DAK)
16.956.000.000 16.625.936.490
4. Sasaran Meningkatnya mutu ketersediaan farmasi
NO SASARAN RENCANA
STRATEGIS
INDIKATOR SASARAN 2017 2018
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
4 Persentase ketersediaan
obat di Puskesmas
100 100 100 100 71,65 71,65
Persentase ketersediaan
vaksin di Puskesmas
100 100 100 100 85 85,00
Meningkatnya mutu
ketersediaan farmasi
Rata rata 100 100 100 100 78 78
Capaian kinerja sasaran strategis meningkatkan Pengendalian Penyakit
adalah 78 %, maka capaian kinerja tersebut masuk dalam kategori penilaian
kinerja tinggi . Dari 2 indikator kinerja yang ada , 2 indikator nilai
kinerjanya tinggi . Walaupun lebih rendah dari tahun sebelumnya .
Tujuan utama pengelolaan obat Kabupaten adalah tersedianya obat yang
berkualitas baik, tersebar secara merata, jenis dan jumlah sesuai dengan
kebutuhan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat. Ruang lingkup
pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK) mencakup
perencanaan dan pengadaan, penyimpanan, distribusi, pencatatan dan
pelaporan serta supervisi dan evaluasi. Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten
merupakan satuan kerja pemerintahan daerah Kabupaten yang bertanggung
jawab menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang kesehatan di
Kabupaten. Walaupun realisasi target ketersediaan obat sudah tercapai
tetapi ketersediaan obat dan vaksin tersebut belum terdistribusi merata
antar daerah.
Ketersediaan Obat menyatakan bahwa penetuan jumlah dan jenis obat
sesuai kebutuhan dapat meningkatkan ketersediaan obat essensial dan
mengurangi jumlah obat yang mengalami kadaluarsa. Untuk mencapai
capaian ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan diwujudkan dengan
kegiatan sebagai berikut :
Anggaran yang tersedia untuk mencapai sararan tersebut adalah sebagai
berikut :
SASARAN PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
Meningkatnya mutu ketersediaan
farmasiPROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN 1.117.500.000 1.015.469.267 91
90
100
PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN 1.117.500.000 1.015.469.267 91
90
100
PROGRAM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN 188.000.000 181.470.000 97
96
100
98
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan 1.000.000.000 898.494.267
Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah
sakit 117.500.000 116.975.000
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan 1.000.000.000 898.494.267
Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah
sakit 117.500.000 116.975.000
Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan
berbahaya 159.800.000 153.270.000
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 28.200.000 28.200.000
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan farmasi (DAK) 5.543.967.000 5.449.519.945
5. Sasaran Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga Kesehatan
NO SASARAN RENCANA
STRATEGIS
INDIKATOR SASARAN 2017 2018
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
5 Jumlah SDM Kesehatan
yang kompetens sesuai
dengan fungsinya
90 95 105,56 Meningkatnya Jumlah,
Jenis, Kualitas dan
Pemerataan Tenaga
Kesehatan
Capaian kinerja sasaran strategis meningkatkan Pengendalian Penyakit
adalah 105.56 %, maka capaian kinerja tersebut masuk dalam kategori
penilaian kinerja sangat tinggi . Anggaran yang tersedia untuk mencapai
sararan tersebut adalah sebagai berikut :
SASARAN PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas
dan Pemerataan Tenaga Kesehatan
PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA
APARATUR 1.176.935.000 1.052.890.000 89
97
100
40
PROGRAM PENINGKATAN KELANCARAN PELAYANAN DAN
ADMINISTRASI UMUM 3.070.380.000 2.618.668.000 85
85
Pendidikan dan pelatihan formal 958.000.000 930.642.000
Sosialisasi peraturan perundang-undangan 58.935.000 58.935.000
Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-
undangan
160.000.000 63.313.000
Penyediaan honorarium tenaga kontrak daerah 3.070.380.000 2.618.668.000
6. Sasaran Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi
NO SASARAN RENCANA
STRATEGIS
INDIKATOR SASARAN 2017 2018
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
6 Persentase fasiltas
pelayanan kesehatan
primer yang melaporkan
data kesehatan prioritas
secara lengkap dan tepat
waktu dengan tehnologi
100 90 90 100 100 100,00
Persentase fasiltas
pelayanan kesehatan
rujukan yang melaporkan
data kesehatan prioritas
secara lengkap dan tepat
waktu dengan tehnologi
100 90 90 100 100 100,00
Meningkatkan sistem
informasi kesehatan
integrasi
Rata rata 100 90 90 100 100 100
Capaian kinerja sasaran strategis meningkatkan Pengendalian Penyakit
adalah 100 %, maka capaian kinerja tersebut masuk dalam kategori
penilaian kinerja sangat tinggi . Dari 2 indikator kinerja ada , 2 indikator nilai
kinerjanya sangat tinggi Anggaran yang tersedia untuk mencapai sararan
tersebut adalah sebagai berikut :
SASARAN PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
Meningkatkan sistem informasi
kesehatan integrasiMonitoring, evaluasi, dan pelaporan
90.000.000 88.340.000
Pembinaan, pengelolaan dan pengawasan fasilitas
kesehatan rujukan di kabupaten
309.000.000 306.827.000
98
99
7. Peningkatan pelayanan kesehatan perorangan
NO SASARAN RENCANA
STRATEGIS
INDIKATOR SASARAN 2017 2018
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
7 Cakupan Srening kesehatan
pada usia produktif
100 42,9 42,9 100 67,23
Cakupan pelayanan
kesehatan Lansia
100 22,6 22,6 100 66,92 66,92
Cakupan pelayanan
hipertensi
100 78,8 78,8 100 97,5 97,50
Cakupan pelayanan
kesehatan pada penderita
Diabetes Militus
100 32,5 32,5 100 63,4 63,40
Cakupan Pelayanan
kesehatan pada Orang
Dengan ganguan Jiwa
100 100 100 100 117,7 117,70
Peningkatan pelayanan
kesehatan perorangan 67,23
Rata rata 80 47 47 80 69 69
Capaian kinerja sasaran strategis meningkatkan Pengendalian Penyakit
adalah 69 %, maka capaian kinerja tersebut masuk dalam kategori penilaian
kinerja rendah . Dari 5 indikator kinerja ada , 2 indikator nilai kinerjanya
sangat tinggi , 3 indikator nilai kinerjanya rendah.
Anggaran yang tersedia untuk mencapai sararan tersebut adalah sebagai
berikut :
SASARAN PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI %
Peningkatan pelayanan kesehatan
peroranganPROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PENDUDUK MISKIN 189.500.000 179.848.000 95
100
76
98
PROGRAM KEMITRAAN PENINGKATAN PELAYANAN
KESEHATAN 11.700.000.000 11.526.196.745 99
100
68
86
Pelayanan Sunatan Massal 150.000.000 149.864.000
Pelayanan Kesehatan Rujukan PPK3 39.500.000 29.984.000
Pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular 300.000.000 294.174.700
Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat 11.200.000.000 11.185.491.000
Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Rujukan Lanjutan dan
Jaminan Kesehatan Bagi Pasien Kurang Mampu
500.000.000 340.705.745
Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan akibat dampak
rokok 400.000.000 342.197.000
1. Cakupan skrining pelayanan kesehatan pada usia produktif, pada tahun
2018 keberhasilannya masih rendah (67,23 %) dibandingkan tahun 2017
dengan cakupan 42,9%. Capaian skrining tersebut rendah karena masih
adanya perbedaan dalam penentuan sasaran. Sehingga mempengaruhi hasil
yang diperoleh dalam penghitungan hasil capaian. Demikian juga untuk
capaian Hipertensi sebesar 97,5% pada tahun 2018 dan 78,78% di tahun
2017. Untuk Diabetes Melitus tahun 2018 sebesar 63,4% dan tahun 2017
capaiannya sebesar 32,46%
2. Hasil cakupan skrining tersebut mempengaruhi capaian SPM hipertensi dan
SPM Diabetes mellitus. Untuk meningkatkan capaian SPM kedepannya akan
dilakukan penghitungan sasaran sesuai dengan jumlah penduduk. Untuk
Diabetus mellitus cakupannya rendah karena anggaran yang tersedia belum
mencukupi untuk pembelian reagen . Anggaran yang tersedia dari APBD
sebesar Rp. 300.000.000,- ( Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Tidak Menular ) dan Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan Akibat
Dampak Rokok sebesar Rp. 400.000.000,-. Untuk peningkatan cakupan SPM
yang sudah dilakukan adalah dengan pembentukan posbindu, minimal satu
desa satu posbindu, dan pelatihan kader posbindu dimasyarakat. Kedepannya
untuk meningkatkan cakupan SPM akan dilakukan peningkatan
pemanfaatan Posbindu bagi masyarakat sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan skrining usia produktif, dan pembentukan jejaring pelayanan
dan pelaporan PTM bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Swasta. Serta
pengadaan posbindu kit untuk desa di Kab. Blora.
Kegiatan Skrining kesehatan di kegiatan Posbindu
KEBERHASILAN BIDANG KESEHATAN 2018
1. PENCAPAIAN PRESTASI YANG DIPEROLEH DINAS KESEHATAN KAB BLORA TAHUN 2018
2. WULAN ANJANI TENAGA KESEHATAN TELADAN DI PUSKESMAS TINGKAT NASIONAL KATEGORI BIDAN
3. PERINGKAT 4 PENULISAN MAKALAH TERBAIK PADA PENGANUGRAHAN TENAGA KESEHATAN TELADAN TINGKAT NASIONAL ATAS NAMA WULAN ANJANI
4. PAKARTI UTAMA I TINGKAT NASIONAL PELAKSANAAN TERBAIK POSYANDU KATEGORI KABUPATEN KEPADA DESA JIWOREJO, JIKEN, BLORA
5. PERINGKAT I DOKTER GIGI DI PUSKESMAS TELADAN TINGKAT JAWA TENGAH ATAS NAMA Drg DIAN PURWANTI
6. PERINGKAT III DOKTER PUSKESMAS TELADAN TINGKAT JAWA TENGAH ATAS NAMA Dr. DEWI ASMARA
7. PERINGKAT V FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA BERPRESTASI TINGKAT JAWA TENGAH ATAS PUSKESMAS TODANAN
8. PELAKSANA TERBAIK PHBS TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH PERINGKAT III KATEGORI DESA KEPADA DESA BRABOWAN, SAMBONG
9. JUARA I DUTA LINGKUNGAN SEHAT STBM TINGKAT JAWA TENGAH ATAS NAMA SUWIKNYO KATEGORI NATURAL LEADER
10. PENGHARGAAN KEPADA BUPATI BLORA ATAS 100 % PUSKESMAS TELAH TERAKREDITASI DARI KEMENTRIAN KESEHATAN RI
11. PERINGKAT I BAYAR PAJAK KATEGORI KATERING TINGKAT KAB BLORA
2. Realisasi Anggaran
1. PENDAPATAN
Selain melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pelaksana
kegiatan pembangunan di bidang kesehatan, Dinas Kesehatan juga
mempunyai tugas mengelola pendapatan sebagai hasil dari retribusi
pelayanan kesehatan, sehingga dalam realisasi anggaran perlu
dilaporkan kaitannya dalam pendapatan retribusi pelayanan kesehatan
sebagai pendapatan daerah
Penjualan Obat-obatan dan hasil Farmasi
Retibusi Pemakaian Kekayaan Daerah
- Retribusi Sewa Rumah Dinas 40.000.000 36.120.000
Puskesmas Blora 2.395.000.000 2.595.298.178
Puskesmas Medang 831.000.000 783.267.176
Puskesmas Banjarejo 3.400.000.000 3.133.208.632
Puskesmas Cepu 2.513.000.000 1.871.074.398
Puskesmas Tunjungan 1.350.000.000 1.515.311.524
Puskesmas Rowobungkul 914.000.000 915.782.895
Puskesmas Jepon 1.200.000.000 1.175.507.350
Puskesmas Puledagel 491.000.000 495.898.240
Puskesmas Bogorejo 1.402.000.000
NO %
1 96,0
96,0
2
90,3
90,3
3 104,1
104,1
108,4
94,3
92,2
74,5
112,2
100,2
98,0
101,0
99,7
94,6
112,3
100,7
95,7
105,5
116,7
97,5
1.398.364.450
Puskesmas Jiken 1.600.000.000 1.512.913.777
Puskesmas Doplang 1.638.000.000 1.840.026.862
Puskesmas Sambong 1.200.000.000 1.208.030.525
Puskesmas Ngroto 520.000.000 497.771.597
Puskesmas Kapuan 650.000.000 685.530.120
Puskesmas Kedungtuban 1.850.000.000 2.158.794.305
Puskesmas Ketuwan 735.000.000 716.819.761
Puskesmas Menden 2.668.000.000 2.479.965.677
Puskesmas Randublatung 2.872.000.000 3.176.104.389
Puskesmas Kutukan 1.168.000.000 1.246.350.840
Puskesmas Randulawang 598.000.000
93,0
110,6
106,7
79,4
88,0
107,7
158,3
65,2
113,0
112,7
104,0
JENIS PENDAPATAN TARGET REALISASI
Retribusi Pel. Kesehatan
Retribusi Jasa Usaha
40.000.000 36.120.000
Lain2 Pendapatan Asli Daerah yg
sah 39.450.000.000 41.066.945.886
Pendapatan Blud 39.450.000.000 41.066.945.886
JUMLAH 39.740.000.000 41.343.028.886
250.000.000 239.963.000
475.009.960
Puskesmas Sonokidul 611.000.000 537.409.161
Puskesmas Kunduran 2.680.000.000 2.886.163.368
Puskesmas Todanan 2.306.000.000 3.649.690.087
Puskesmas Gondoriyo 502.000.000 327.065.264
Puskesmas Japah 1.467.000.000 1.657.191.708
Puskesmas Ngawen 1.889.000.000 2.128.395.642
250.000.000 239.963.000
2. BELANJA DAERAH
Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas
Kesehatan Kabupaten Blora pada tahun anggaran 2018, Dinas Kesehatan di
dukung dengan Anggaran bersumber dari APBD Kab Blora, APBN yang terdiri
dari DAK bidang kesehatan, Tugas pembantuan dari Dirjen Pembinaan Upaya
kesehatan, Dirjen kesehatan Ibu dan Anak juga anggaran Dana Bagi Hasil
Cukai Hasil Tembakau( DBHCHT), anggaran BPJS .
Pagu anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Blora tahun 2018 adalah sebesar
Rp. 98.053.631.799,- dengan rincian sumber dana dan penyerapan anggaran
sebagai berikut :
%6 2.582.500 43,0 166.933.139 93,8 15.899.200 85,0 218.275.000 99,4 16.658.150 51,0 151.985.100 84,4 45.576.560 59,5 Penyediaan jasa surat menyurat APBD 6.000.000 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik APBD 178.000.000 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional APBD 18.700.000 Penyediaan jasa administrasi keuangan APBD 219.600.000 Penyediaan jasa kebersihan kantor APBD 32.661.000 Penyediaan alat tulis kantor APBD 180.110.500 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan APBD 76.630.000 Penyediaan komponen instalasi l istrik/penerangan bangunan kantor APBD 12.405.000 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor APBD 501.500.000 Penyediaan 12.405.000 100,0 437.266.590 87,2 10.765.000 59,8 87.311.300 99,6 268.530.107 100,0 67.010.627 59,0 91,6 bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan APBD 18.000.000 Penyediaan makanan dan minuman APBD 87.620.000 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah APBD 268.650.000 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah APBD 113.650.000 Pengadaan perlengkapan gedung kantor APBD 50.000.000 Pengadaan mebeler APBD 115.525.000 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor APBD 250.000.000 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional APBD 130.045.000 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor APBD 25.090.000 Pemeliharaan rutin/berkala instalasi air, - - 114.928.448 99,5 249.027.900 99,6 122.536.919 94,2 19.352.000 77,1 204.641.750 99,8 150,0 131.685.695 99,3 l istrik, dan telepon APBD 205.000.000 Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu APBD 132.567.000 Pendidikan dan pelatihan formal APBD 958.000.000 Sosialisasi peraturan perundang-undangan APBD 58.935.000 Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan APBD 160.000.000 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD APBD 51.100.000 Penyusunan laporan keuangan semesteran SKPD APBD 11.064.000 Penyusunan laporan keuangan akhir tahun SKPD APBD 25.000.000 Penyusunan rencana strategis, rencana kinerja, dan penetapan kinerja SKPD APBD 89,5 930.642.000 97,1 58.935.000 100,0 63.313.000 39,6 80,4 31.980.000 62,6 11.064.000 100,0 24.230.000 96,9 01 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 1.713.526.500 1.501.198.273 02 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR 775.660.000 710.487.017 03 PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR 132.567.000 198.821.599 05 PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR 1.176.935.000 1.052.890.000 06 PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN 117.224.000 94.234.000 09 PROGRAM PENINGKATAN KELANCARAN PELAYANAN DAN ADMINISTRASI UMUM 3.070.380.000 26.960.000 89,7 85,3 2.618.668.000 85,3 90,9 898.494.267 89,8 116.975.000 99,6 - 91,7 76.910.000 30.060.000 Penyediaan honorarium tenaga kontrak daerah APBD 3.070.380.000 APBDPengadaan obat dan perbekalan kesehatan APBD 1.000.000.000 Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit APBD 117.500.000 Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan APBD 88.000.000 Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan APBD 25.000.000 Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan APBD 60.000.000 Penyelenggaraan penyehatan lingkungan APBD 285.745.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 90.000.000 Pelayanan Kesehatan gratis di puskesmas APBD 300.000.000 Penyediaan operasional 87,4 20.094.000 80,4 59.655.450 99,4 285.745.000 100,0 88.340.000 98,2 92.938.000 31,0 2.381.488.587 97,7 159.182.692 84,7 dan pemeliharaan Laboratorium Kesehatan APBD 2.438.440.500 Penyediaan operasional dan pemeliharaan Gudang Farmasi APBD 188.000.000 Pelayanan Kesehatan Tradisional APBD 74.000.000 Peningkatan kapasitas pengelolaan jaminan kesehatan APBD - Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah Dan Remaja APBD 109.455.000 Kegiatan penyediaan biaya pendampingan pelayanan kesehatan APBD 100.000.000 Upaya Kesehatan olahraga APBD 71.130.000 Pembinaan, pengelolaan dan pengawasan fasil itas kesehatan rujukan di kabupaten APBD 309.000.000 Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya APBD 73.941.000 99,9 - 104.370.000 95,4 79.480.000 79,5 65.130.000 91,6 306.827.000 99,3 96,5 153.270.000 95,9 28.200.000 100,0 98,7 148.496.000 99,0 182.310.000 98,5 - 71.505.000 97,2 34.730.000 99,2 159.800.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 28.200.000 Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat APBD 150.000.000 Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat APBD 185.000.000 Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan APBD - Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan APBD 73.600.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 35.000.000 Peningkatan Upaya Kesehatan Kerja APBD 56.400.000 Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi APBD 56.400.000 100,0 97,7 86.130.000 100,0 180.272.818 100,0 315.807.118 96,2 93.055.000 96,2 10.250.000 97,6 20.630.000 99,0 86.130.000 Pemberian tambahan makanan dan vitamin APBD 180.320.000 Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia, gizi buruk, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya APBD 328.340.000 Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi APBD 96.755.000 Peningkatan gizi lebih APBD 10.500.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 20.830.000 Pengkajian pengembangan lingkungan sehat APBD 28.200.000 Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat APBD 85.200.000 Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat APBD 2.618.668.000 15 PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN 1.117.500.000 1.015.469.267 16 PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT 4.138.770.500 3.794.101.729 17 PROGRAM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN 188.000.000 181.470.000 19 PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 500.000.000 493.441.000 20 PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 722.875.000 706.144.936 21 PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT 322.850.000 165.500.000 22 PROGRAM PENCEGAHAN 51,3 22.600.000 80,1 85.200.000 100,0 - - 57.700.000 83,1 - - 91,2 254.826.939 87,9 179.709.200 99,8 - - 131.777.067 83,7 180.575.666 97,6 298.491.310 97,8 70.000.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 69.450.000 Percepatan Sanitasi Pemukiman ( PPSP ) APBD 70.000.000 Penyemprotan/fogging sarang nyamuk APBD 290.000.000 Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging APBD 180.000.000 Pengadaan vaksin penyakit menular APBD 50.000.000 Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah APBD 157.500.000 Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular APBD 185.000.000 Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik APBD 305.299.000 Peningkatan imunisasi APBD 242.600.000 Peningkatan survelliance epidemilogi dan penanggulangan wabah APBD 239.293.980 98,6 146.620.832 82,2 20.563.000 82,3 4.520.000 90,4 294.174.700 98,1 89,5 76.540.000 78,1 131.760.000 90,9 178.275.000 Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit APBD 25.000.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 5.000.000 Pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular APBD 300.000.000 Penyusunan standar pelayanan kesehatan APBD 98.000.000 Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan APBD 145.000.000 Pelayanan akreditasi dan perijinan APBD 98.700.000 Pelayanan Sunatan Massal APBD 150.000.000 Pelayanan Kesehatan Rujukan PPK3 APBD 39.500.000 Pembangunan puskesmas APBD 97.590.000 98,9 94,9 149.864.000 99,9 29.984.000 75,9 84,3 3.644.014.400 62,5 3.026.338.000 86,8 6.020.591.895 100,0 1.526.130.000 DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR 1.918.674.000 1.750.552.694 23 PROGRAM STANDARISASI PELAYANAN KESEHATAN 341.700.000 305.890.000 24 PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN PENDUDUK MISKIN 189.500.000 179.848.000 25 PROGRAM PENGADAAN, PENINGKATAN DAN PERBAIKAN SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS/PUSKESMAS PEMBANTU DAN JARINGANNYA 16.932.054.805 14.266.885.295 28 PROGRAM KEMITRAAN PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN 11.700.000.000 11.526.196.745 29 PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA 535.000.000 512.404.800 30 PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN 98,9 49.811.000 99,6 98,5 11.185.491.000 99,9 340.705.745 68,1 95,8 455.584.800 97,8 56.820.000 82,3 95,7 110.791.200 100,0 5.828.000.000 Pembangunan puskesmas pembantu APBD 3.487.000.000 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas APBD 6.023.254.805 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas APBD 1.543.800.000 Pemeliharaan rutin/berkala bangunan puskesmas kelil ing APBD 50.000.000 Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat APBD 11.200.000.000 Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Rujukan Lanjutan dan Jaminan Kesehatan Bagi Pasien Kurang Mampu APBD 500.000.000 Penyuluhan kesehatan anak balita APBD 466.000.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 69.000.000 Pelayanan kesehatan APBD 110.800.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 8.205.000 60,3 - - - 99,4 271.300.000 99,4 49.940.000 99,9 74.050.000 99,1 13.600.000 Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil produksi rumah tangga APBD 50.000.000 Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan keluarga kurang mampu APBD 273.000.000 Perawatan secara berkala bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu APBD 50.000.000 Monitoring, evaluasi, dan pelaporan APBD 74.750.000 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Blora BLUD 3.064.655.223 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Medang BLUD 900.326.592 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Banjarejo BLUD 4.176.513.892 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Tunjungan BLUD 89,8 2.952.956.691 96,4 812.001.498 90,2 3.353.088.933 80,3 1.464.541.432 99,0 846.400.200 85,6 1.259.763.369 99,8 400.830.703 79,4 1.304.027.221 1.479.876.698 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Rowobungkul BLUD 988.451.360 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Jepon BLUD 1.262.169.091 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Puledagel BLUD 504.565.523 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Bogorejo BLUD 1.447.384.457 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Jiken BLUD 1.861.260.470 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Cepu BLUD 2.545.160.856 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Sambong BLUD 1.286.612.513 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Ngroto BLUD 561.815.200 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Kapuan BLUD 90,1 1.417.893.714 76,2 1.754.924.295 69,0 1.169.276.004 90,9 506.045.405 90,1 684.181.334 92,3 2.114.327.179 99,1 712.598.716 91,3 2.523.805.263 741.181.665 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Kedungtuban BLUD 2.133.237.764 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Ketuwan BLUD 780.414.977 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Menden BLUD 2.621.979.418 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Randublatung BLUD 3.248.509.058 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Kutukan BLUD 1.250.606.880 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Randulawang BLUD 629.160.100 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Doplang BLUD 1.748.691.002 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Sonokidul BLUD 709.449.673 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Kunduran BLUD 2.825.617.367 96,3 2.931.209.889 90,2 1.076.612.635 86,1 550.536.505 87,5 1.738.703.519 99,4 504.128.419 71,1 2.701.235.602 95,6 3.697.459.332 96,2 340.804.263 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Todanan BLUD 3.843.934.310 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Gondoriyo BLUD 520.401.704 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Japah BLUD 1.624.933.055 Pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD puskesmas Ngawen BLUD 2.122.793.512 Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan dasar kesehatan (DAK) APBN 16.956.000.000 Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan farmasi (DAK) APBN 5.543.967.000 Managemen BOK Kabupaten APBN 834.698.000 Bantuan Oparesional Kesehatan Puskesmas Banjarejo APBN 683.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Blora APBN 700.968.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Bogorejo APBN 65,5 1.538.921.847 94,7 1.947.744.679 91,8 94,2 16.822.872.295 99,2 5.449.519.945 98,3 822.164.125 98,5 683.400.000 100,0 700.968.000 100,0 532.419.900 99,7 513.400.000 100,0 483.331.000 96,0 441.122.000 99,5 553.400.000 100,0 509.700.000 95,6 528.521.300 99,1 438.400.000 533.800.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Cepu APBN 513.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Doplang APBN 503.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Gondoriyo APBN 443.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Japah APBN 553.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Jepon APBN 533.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Jiken APBN 533.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Kapuan APBN 438.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Kedungtuban APBN 553.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Ketuwan APBN 413.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Kunduran APBN 100,0 553.400.000 100,0 411.389.600 99,5 673.400.000 100,0 437.850.000 98,7 502.720.000 99,9 562.171.000 99,8 613.400.000 100,0 443.400.000 673.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Kutukan APBN 443.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Medang APBN 503.400.000 APBN 563.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Ngawen APBN 613.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Ngroto APBN 443.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Puledagel APBN 493.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Randublatung APBN 573.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Randulawang APBN 433.000.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Rowobungkul APBN 473.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Sambong APBN 100,0 493.400.000 100,0 372.171.400 64,9 326.500.510 75,4 473.400.000 100,0 553.400.000 100,0 433.100.000 99,9 661.400.000 99,7 LANSIA 124.400.000 118.996.200 31 PROGRAM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KESEHATAN MAKANAN 50.000.000 - 32 PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN IBU MELAHIRKAN DAN ANAK 397.750.000 395.290.000 33 PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN BLUD KESEHATAN 44.879.702.360 40.304.018.647 34 PROGRAM BIDANG KESEHATAN BERSUMBER DARI PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH PROVINSI, BESERTA DANA PENDAMPINGNYA 41.288.731.000 38.889.389.178 35 PROGRAM DBH CUKAI HASIL TEMBAKAU BIDANG KESEHATAN
NO URUSAN/ BIDANG URUSAN PEMERINTAH DAERAH DAN PROGRAM/ KEGIATAN SUMBER DANA ANGGARAN REALISASI
562.800.000 99,9 1.296.028.625 43,1 109.712.168 74,9 930.527.310 96,1 - 85,5 342.197.000 85,5 91,2
1 2 3 4 5
132.733.800.165 121.029.860.380 400.000.000 342.197.000 JUMLAH 553.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Sonokidul APBN 433.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Todanan APBN 663.400.000 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Tunjungan APBN 563.400.000 Kegiatan Jaminan Persalinan ( DAK Non Fisik Jampersal ) APBN 3.008.349.000 Pendistribusian obat dan elogistik (DAK NON FISIK) APBN 146.410.000 Kegiatan Peralatan Pendukung Imunisasi (DAK) APBN 968.339.000 Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan akibat dampak rokok DBHCHT 400.000.000 1234567891011121314151617181920212223242526 Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Menden
SUMBER ANGGARAN PAGU REALISASI %
APBD KAB BLORA
34.130.098.870
31.058.657.724
91
APBD PROP JATENG
-
-
APBN :
DAK DASAR
16.438.125.000
14.895.907.272
91
DAK FARMASI
4.489.000.000
2.924.659.198
65
DAK BOK
12.149.658.000
12.014.768.070
99
DAK AKREDITASI
1.293.551.000
1.226.541.230
95
DAK JAMPERSAL
1.048.622.000
344.280.917
33
Pendistribusian obat dan elogistik (DAK NON FISIK)
173.777.000
60.433.548
35
DBHCHT
800.000.000
776.153.100
97
BLUD PUSKESMAS
39.878.070.674
34.752.230.740
87
SISA DAK 2016
1.501.887.825 0 -
111.902.790.369
98.053.631.799
88
BAB IV. PENUTUP
A. Tinjauan Umum Capaian Kinerja Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Blora sebagai SKPD teknis yang
mempunyai tugas pokok menyusun kebijakan, mengkoordinasikan dan
melaksanakan urusan pemerintah di bidang kesehatan mempunyai fungsi
untuk memberikan pelayanan di bidang kesehatan pada masyarakat. Agar
pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut berjalan secara optimal maka
diperlukan pengelolaan SDM, sumber dana dan sarana secara efektif dan
efisien mungkin .
Dengan memperhatiakan uraian dan beberapa data tersebut di
atas, maka dapat dikatakan bahwa Dinas kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya dapat dikatakan berhasil, karena semua target sasaran yang telah
ditetapkan dicapai dengan ketegori ( Amat Baik/ Baik/).
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pelaksanaan program
kerja tahun anggaran 2018 adalah sebagai berikut
1. Dari program/kegiatan yang dilaksanakan menghasilkan pencapaian
sasaran jangka pendek yang telah ditetapkan.
2. Untuk dapat mencapai sasaran jangka menengah dan panjang, perlu
dilaksanakan kegiatan yang lebih fokus pada pencapaian sasaran dan
berkelanjutan.
3. Pencapaian kinerja kegiatan dari masing-masing indikator kegiatan secara
umum menunjukkan kinerja yang baik, 18 indikator sangat baik, 1
indikator kinerjanya tinggi dan 3 indikator sangat rendah
4. Hambatan yang ditemukan dalam pencapaian sasaran, antara lain
keterbatasan kemampuan sumber daya dalam manajemen
program/kegiatan, baik dalam hal pencatatan/pelaporan maupun
pelaksanaan program/kegiatan, padahal terdapat indikator sasaran yang
harus dipenuhi dari kegiatan yang tidak terlaksana tersebut.
B. Strategi Untuk Peningkatan Kinerja di Masa Datang
Strategi yang diperlukan guna meningkatkan kinerja Dinas
kesehatan di masa mendatang antara lain :
1. Perencanaan program hendaknya dilakukan secara menyeluruh, sehingga
program dan kegiatan yang dihasilkan dapat lebih mendukung pada
pencapaian sasaran, tujuan dan visi, misi.
2. Peningkatan peran serta sektor terkait dan masyarakat sebagai dukungan
pelaksanaan program dan kegiatan
3. Peningkatan kualitas sumber daya kesehatan melalui pendidikan,
pelatihan, maupun pembinaan langsung pada masing-masing pemegang
program di Puskesmas
4. Efisiensi dan efektivitas program sebaiknya menjadi perhatian bersama
sehingga dalam penganggaran dapat dilaksanakan lebih proporsional.
Demikian laporan akuntabilitas kinerja Instansi pemerintah Tahun
2018 untuk SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Blora , semoga dapat
menjadi bahan pertimbangan/evaluasi untuk kegiatan/ kinerja yang akan
datang
Sekian dan terima kasih
Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA
SEKRETARIS
LILIK HERNANTO , SKM. M.Kes NIP. 19620808 198503 1 019