LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN 2018 ...€¦ · Pengawasan Pemilu merupakan...
Transcript of LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN 2018 ...€¦ · Pengawasan Pemilu merupakan...
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 1
BAWASLU P R O V I N S I S U M A T E R A B A R A T
Jl. Pramuka Nomor 11, Padang Telp. 0751-7055301 / 7055304 Fax. 0751-7055302 Website : sumbar.bawaslu.go.id
PADANG, JANUARI 2019
LAPORAN KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH (LKIP) TAHUN 2018 BADAN
PENGAWAS PEMILU PROVINSI
SUMATERA BARAT
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 2
PENGANTAR
Pengawasan Pemilu merupakan kehendakyang didasari perhatian luhur demi Pemilu
berkualitas. Kontribusi utama pengawasan Pemilu, selain untuk mendorong terwujudnya
pelaksanaan Pemilu yang berkualitas secara teknis, juga merupakan bagian yang penting bagi
keberlanjutan demokratisasi di Indonesia.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sumatera Barat memiliki peran strategis
dalam mewujudkan proses dan hasil Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil (luber dan jurdil) di Wilayah Provinsi Sumatera Barat. Sebagai lembaga yang
bertanggung jawab dalam melakukan pencegahan dan penindakan, Bawaslu menjadi kunci
atas berlangsungnya tahapan Pemilu yang berintegritas. Dalam menjalan tugas pokok dan
fungsinya, Bawaslu Provinsi Sumatera Barat terus meningkatkan strategi kelembagaan dalam
merespon tantangan kedepan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga, sebagai Lembaga yang menggunakan
anggaran Negara dalam melaksanakan program dan kegiatan Pengawasan yang dilakukan
serta untuk mengedepankan keterbukaan akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan maka
perlu disusun Laporan Kinerje Instansi Pemerintah (LKIP).
LKIP Bawaslu merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban Bawaslu Provinsi
Sumatera Barat atas pelaksanaan tugas dan fungsinya, serta perwujudan kewajiban suatu
instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.
Ketua
Bawaslu Provinsi Sumatera Barat
SURYA EFITRIMEN
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemilihan Umum merupakan sarana Pelaksanaan Kedaulatan Rakyat yang
dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Hal ini sesuai dengan
prinsip demokrasi “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”, seperti yang diamanatkan
dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal 1 ayat 2. Melalui Pemilu
diharapkan proses politik yang berlangsung akan melahirkan suatu pemerintahan yang sah,
demokratis dan benar-benar mewakili kepentingan masyarakat pemilih.
Badan Pengawas Pemilihan Umum Bawaslu Provinsi Sumatera Barat adalah salah
satu lembaga penyelenggara Pemilu yang mandiri dan bebas dari pengaruh berbagai pihak
manapun terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Pelaksanaan tugas dan
kewenangan Bawaslu diatur di dalam Undang-Undang No. 7 tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum.
Pelaksanaan program dan kegiatan Bawaslu Provinsi Sumatera Barat dalam rangka
pelaksanaan fungsi dan pencapaian kinerja dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 90 tahun 2010 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga. Sebagai lembaga yang
menggunakan anggaran Negara dalam melaksanakan program dan kegiatannya serta untuk
tetap mengedepankan sistem keterbukaan, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan,
maka disusunlah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP).
LKIP Bawaslu merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban Bawaslu Provinsi
Sumatera Barat atas pelaksanaan tugas dan fungsinya, serta perwujudan kewajiban suatu
instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik. LKIP ini memberikan penjelasan
pencapaian kinerja Bawaslu Provinsi Sumatera Barat selama Tahun Anggaran 2018.
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 4
1.2 Kedudukan, Tugas, Wewenang dan Kewajiban
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum pasal
1, 97, 99 dan 100, berikut adalah Kedudukan, Tugas, Wewenang, dan Kewajiban dari
Bawaslu Provinsi:
1. Kedudukan
Pada pasal 1 angka 18 menyebutkan bahwa Badan Pengawas Pemilu Provinsi yang
selanjutnya disebut Bawaslu Provinsi adalah Badan yang mengawasi
Penyelenggaraan Pemilu di wilayah Provinsi.
2. Tugas Bawaslu Provinsi adalah:
a. melakukan pecegahan dan penindakan di wilayah provinis terhadap :
1) Pelanggaran Pemilu; dan
2) Sengketa proses Pemilu.
b. mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi,
terdiri atas :
1) Pelaksanaan verifikasi partai politik calon peseta Pemilu;
2) Pemutakhiran data pemilih, penetapan daftar pemilih sementara dan daftar
pemilih tetap;
3) Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara pencalonan
anggota DPRD provinsi;
4) Penetapan calon anggota DPD dan calon anggota DPRD provinsi;
5) Pelaksanaan kampanye dan dana kampanye;
6) Pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya;
7) Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu;
8) Penghitungan suara di wilayah kerjanya;
9) Pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan sertifikat hasil
penghitungan suara dari TPS ke PPK;
10) Rekapitulasi suara dari semua kabupaten/kota yang dilakukan oleh KPU
Provinsi;
11) Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan
Pemilu susulan; dan
12) Penetapan hasil Pemilu anggota DPRD provinsi;
c. mencegah terjadinya praktik politik uang di wilayah provinsi;
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 5
d.mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan
kampanye sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini;
e. mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan di wilayah provinsi yang terdiri dari :
1) Putusan DKPP;
2) Putusan pengadilan mengenai pelanggaran dan sengketa Pemilu;
3) Putusan/keputusan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota;
4) Keputusan KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota; dan
5) Keputusan pejabat yang berwenang atas pelanggaran netralitas semua pihak
yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini;
f. mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta melaksanakan penyusutannya
berdasarkan jadwal retensi arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
g. mengawasi pelaksanaan sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi;
h. mengevaluasi pengawasan Pemilu di wilayah provinsi; dan
i. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kewenangan Bawaslu Provinsi adalah:
Sedangkan untuk KewenanganBawaslu Provinsi Pada pasal 99, Bawaslu memiliki
kewenangan sebagai berikut ini:
a. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran
terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
Pemilu;
b. Memeriksa dan mengkaji pelanggaran Pemilu di Wilayah provinsi setra
merekomendasikan hasil pemeriksaan dan pengkajiannya kepada pihak-pihak yanh
diatri dalam Undang-Undang ini;
c. Menerima, memeriksa, memediasi atau mengajudikasi, dan memutus penyelesaian
sengketa proses Pemilu di wilayah provinsi;
d. Merekomendasikan hasil pengawasan di wilayah provinsi terhadap pelanggaran
netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye
sebagimana diatur dalam Undang-undang ini;
e. Mengambil alih sementara tugas, wewenang, dan kewajiban Bawaslu
Kabupaten/Kota setelah mendapatkan pertimbangan Bawaslu apabila Bawaslu
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 6
Kabupaten/Kota berhalangan sementara akibat dikenai sanksi atau akibat lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. Meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak yang berkaitan dalam
rangka pencegahan dan penindakkan pelanggaran Pemilu dan sengketa proses
Pemilu di wilayah provinsi;
g. Mengoreksi rekomendasi Bawaslu Kabupaten/Kota setelah mendapatkan
pertimbangan Bawaslu apabila terdapat hal yang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
h. Melaksanakan wewenang lain sesui dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4. Kewajiban Bawaslu Provinsi adalah:
a. Bersikap asil dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;
b. Melalukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pengawasan
Pemilu pada tingkatan di bawahnya;
c. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu sesuai dengan tahapan
Pemilu secara periodik dan/atau berdasarkan kebutuhan;
d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu berkaitan dengan dugaan
pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Provinsi yang mengakibatkan terganggunya
penyelenggaraan tahapn Pemilu di tingkat provinsi;
e. Mengawasi pemutakhiran dan pemeliharaan data pemilih secara berkelanjutan
yang dilakukan oleh KPU Provinsi dengan memperhatikan data kependudukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
f. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Dalam menjalankan tugas, pokok dan fungsi, Bawaslu Provinsi Sumatera Barat
dibantu oleh Sekretariat Bawaslu Provinsi, Sekretariat Bawaslu Provinsi dipimpin oleh
Kepala Sekretariat yang bertanggung jawab kepada Bawaslu Provinsi.
Sekretariat Bawaslu Provinsi Sumatera Barat mempunyai tugas memberikan
dukungan administratif dan teknis operasional kepada Bawaslu Provinsi Sumatera Barat,
dalam menjalankan tugasnya, Sekretariat Bawaslu Provinsi menyelenggarakan fungsi :
➢ Koordinasi pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan Sekretariat Bawaslu
Provinsi Sumatera Barat
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 7
➢ Pemberian dukungan administratif kepada Bawaslu Provinsi Sumatera Barat
➢ Pelaksanaan perencanaan dan pengawasan internal, administrasi kepegawaian,
ketatausahaan, perlengkapan dan kerumahtanggaan, dan keuangan di lingkungan
Bawaslu Provinsi Sumatera Barat.
1.3 Struktur Organisasi
1.3.1 Sumber Daya Manusia Bawaslu Provinsi Sumatera Barat
Dalam menjankan tugas dan fungsi Pengawasan, Bawaslu Provinsi Sumatera Barat
memiliki personil sebanyak 39 Orang yang terdiri dari 5 orang Ketua dan Anggota, 4 orang
Pejabat Struktural yang terdiri dari Kepala Sekretariat dan 3 orang Kasubag, 1 orang Pejabat
fungsiolan, dan 29 orang Pegawai Non PNS
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 8
1.3.2 Struktur Organisasi Bawaslu Provinsi Sumatera Barat
STRUKTUR BAWASLU PROVINSI SUMATERA BARAT
BAWASLU PROVINSI SUMATERA BARAT
Anggota/Koordiv
Hukum dan Datin
Anggota/Koordiv.
Pencegahan dan
Hubal
Ketua/Koordiv.
Organisasi dan
SDM
Anggota/Koordiv
Penyelesaian
Sengketa
Anggota/Koordiv.
Penindakan
Pelanggaran
Nurhaida Yetti
Vifner
Surya Efitrimen
Alni
Elly Yanti
KEPALA SEKRETARIAT
Karnalis Kamaruddin, SH, M.Si
Kepala
Sub.Bagian
ADM
Kepala Sub.
Bagian TP3
Kepala Sub.
Bagian Hukum,
Humas, Hubal
Kelompok Jabatan Fungsional
Mafral,
SE
Drs.Andi
Bastian,
M.Si
Nurelida, A.Md
BAWASLU
KABUPATEN/KOTA
Pleno
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 9
Ketua, Anggota dan Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi Sumatera Barat
SURYA EFITRIMEN, S.Pt, MH
Ketua Bawaslu Provinsi Sumbar
Koordinator Divisi SDM & Organisasi
VIFNER, SH, MH
Anggota Bawaslu Provinsi Sumatera Barat
Koordinator Divisi Pengawasan, Humas, Hubal
ALNI, SH, M.Kn
Anggota Bawaslu Provinsi Sumatera Barat
Koordinator Divisi Penyelesaian Sengketa
ELLY YANTI, SH
Anggota Bawaslu Provinsi Sumatera Barat
Koordinator Divisi Penindakan
NURHAIDA YETTI, SH, MH
Anggota Bawaslu Provinsi Sumatera Barat
Koordinator Divisi Hukum dan Datin
KARNALIS KAMARUDDIN, SH, M.Si
Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi Sumbar
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 10
Sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 2 Tahun
2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretari Jenderal Badan Pengawas
Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemiliha Umum Provinsi,
Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan
Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan
Sekretariat Bawaslu Provinsi Sumatera Barat terdiri dari 3 Sub Bagian : 1.
Subbagian Administrasi, 2. Subbagian Teknis Penyelenggaraan Pemilu, 3.
Subbagian Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Antar Lembaga.
1. Subbagian Adiministrasi, mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
program dan anggaran, pengelolaan keuangan, tata usaha, pembinaan dan
pengelolaan urusan rumah tangga, perlengkapan, keamanan dalam, pelaksanaan
urusan suber daya manusia, tata laksana dan organisasi, protokoler, serta
koordinasi pelaksanaan pengawasan internal;
2. Subbagian Teknis Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu, mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan fasilitasi teknis dan supervisi pengawasan Pemilu,
teknis sosialisasi dan pengawasan partisipatif, penanganan temuan dan laporan
pelanggaran, penyelesaian sengketa Pemilu, dan pemeriksaan berkas pengaduan
pelanggaran kode etik;
3. Subbagian Hukum, Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga, mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan kajian hukum, bantuan hukum, hubungan
masyarakat, dan kerjasama antar lembaga.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan LKIP Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Sumatera
Barat Tahun 2018 adalah sebagai berikut :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV PENUTUP
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 11
BAB II
PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KERJA
Bawaslu sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangannya sebagai lembaga pengawas
Pemilu dituntut untuk menghasilkan Pemilu yang demokratis, berkualitas dan bermartabat.
Oleh karena itu dalam proses pelaksanaannya, Pemilu harus berjalan transparan, akuntabel,
kredibel, partisipatif dan hasilnya dapat diterima oleh semua pihak. Untuk itu, disusun visi,
misi, tujuan dan sasaran strategis Bawaslu yang harus dicapai melalui pelaksanaan kegiatan
utama atau teknis yang bersifat substansi dan kegiatan pendukung yang bersifat fasilitasi.
2.1 Visi dan Misi Bawaslu
a. Visi dan Misi
Dalam Peraturan Bawaslu Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Badan
Pengawas Pemilihan Umum Tahun 2015 – 2019, Bawaslu memiliki Visi yang menunjukkan
jati diri dan fungsi Bawaslu dalam menyelenggarakan Pemilu, yaitu “Terwujudnya Bawaslu
sebagai Lembaga Pengawal Terpercaya dalam Penyelenggaraan Pemilu Demokratis,
Bermartabat, dan Berkualitas”.
Dalam pernyataan visi Bawaslu tersebut terdapat beberapa kata kunci, yaitu pengawal
terpercaya, demokratis, bermartabat dan berkulitas. Makna ringkas dari setiap kata tersebut
adalah sebagai berikut:
Pengawal : Berada di garda terdepan bersama masyarakat dalam mengawasi
penyelenggaraan pemilu;
Terpercaya : Melakukan pengawasan dalam bentuk pencegahan dan
penindakan, serta penyelesaian sengketa secara profesional,
berintegritas, netral, transparan, akuntabel, kredibel, dan
partisipatif sesuai asas dan prinsip umum penyelenggaraan pemilu
demokratis;
Demokratis : Melaksanakan pengawasan pemilu secara efektif dan efisien
berdasarkan asas langsung, umum, bebas, dan rahasia, serta jujur,
adil, dan kompetitif yang taat hukum, bertanggung jawab
(accountable), terpercaya (credible), dan melibatkan masyarakat
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 12
(participation);
Bermartabat : Melakukan pengawasan penyelenggaraan pemilu berupa
pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian sengketa sesuai
prinsip-prinsip moral sosial yang tinggi, seperti berani, tegas,
bertanggung jawab, jujur, adil dan bijaksana;
Berkualitas : Pemilu yang memiliki legitimasi baik proses maupun hasil yang
ditentukan oleh kinerja pengawasan yang dapat diukur tingkat
keberhasilannya (aspects of performance), strategi pengawasan
yang dapat mencegah potensi, indikasi awal pelanggaran, dan
penanganan dugaan pelanggaran secara cepat dan tepat(aspects of
design),serta pengawasan dilakukan berdasarkan peraturan hukum
yang berlaku (aspects of conformance)
Untuk menjabarkan Visi tersebut, Bawaslu menyusun Misi yang akan dilaksanakan
oleh seluruh satuan kerja selama periode 2015-2019. Adapun Misi Bawaslu adalah :
1. Membangun aparatur dan kelembagaan pengawas Pemilu yang kuat, mandiri dan solid.
Agar pengawasan Pemilu dapat dilaksanakan sesuai dengan amanat Undang-Undang,
maka diperlukan aparatur dan kelembagaan pengawas Pemilu yang kuat, mandiri dan
solid. Misi pertama sangat penting dan strategis karena merupakan pondasi utama dalam
mendukung pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan Bawaslu dalam pengawasan
penyelenggaraan Pemilu. Misi ini merupakan kunci pertama dan utama untuk memasuki
pelaksanaan pengawasan.
2. Mengembangkan pola dan metode pengawasan yang efektif dan efisien.
Pola dan metode pengawasan sangat diperlukan karena merupakan dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengawasan Pemilu untuk memastikan semua
tugas, fungsi dan kewenangan pengawasan Bawaslu dapat berjalan efisien dan efektif.
Tahapan ini tidak akan berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh suatu sistem
control dan manajemen, serta teknologi yang berskala luas, terstruktur, sistematis dan
integratif.
3. Memperkuat sistem kontrol nasional dalam satu manajemen pengawasan yang
terstruktur, sistematis, dan integratif berbasis teknologi.
Misi ini merupakan salah satu misi penting untuk mengetahui kinerja pengawasan
Pemilu mengalami peningkatan yang indikatornya adalah cepat, akurat dan transparan.
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 13
4. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan peserta Pemilu, serta meningkatkan sinergi
kelembagaan dalam pengawasan pemilu partisipatif.
konsisten menjalankan misi pertama, kedua dan ketiga diharapkan Bawaslu dapat
memberikan kontribusi dalam perumusan kebijakan Pemilu ke depan. Dengan demikian,
secara tidak langsung Bawaslu berperan sebagai lembaga “think tank” pertama, utama
dan strategis dalam perumusan kebijakan Pemilu.
Peran Bawaslu sebagai “think tank” pertama, utama, dan strategis sangat penting untuk
dua hal, yaitu secara internal akan meningkatkan citra Bawaslu, dan secara eksternal
akan meningkatkan citra pemerintahan, dimana keduanya merupakan bagian dari proses
pembangunan citra kelembagaan Negara dalam memperkuat kapabilitas simbolik sistem
politik Indonesia.
5. Meningkatkan kepercayaan publik atas kualitas kinerja pengawasan berupa pencegahan
dan penindakan, serta penyelesaian sengketa secara cepat, akurat dan transparan.
Apabila misi keempat terlaksana dengan baik maka secara langsung atau tidak langsung
kepercayaan publik akan tumbuh dengan sendirinya seiring dengan meningkatnya
kualitas kinerja pengawasan, yang indikatornya adalah cepat, akurat dan transparan.
Citra itu juga menjadi modal dasar untuk melaksanakan misi kelima, yaitu meningkatkan
keterlibatan masyarakat dan peserta Pemilu serta meningkatkan sinergi kelembagaan
dalam pengawasan Pemilu partisipatif.
6. Membangun Bawaslu sebagai pusat pembelajaran pengawasan Pemilu baik bagi pihak
dari dalam negeri maupun luar negeri.
Kepercayaan publik terhadap kualitas kinerja pengawasan Bawaslu merupakan prasyarat
untuk meningkatkan pengawasan partisipatif, yaitu pengawasan yang melibatkan
masyarakat, peserta Pemilu dan lembaga lain. Apabila Bawaslu dapat menjadi lembaga
pengawal terpercaya, maka misi keenam Bawaslu sangat mudah dilakukan, yaitu
menjadikan Bawaslu sebagai pusat pembelajaran pengawasan Pemilu baik bagi pihak
dari dalam negeri negeri maupun pihak dari luar negeri.
b. Tujuan dan Sasaran Strategis
Dalam rangka mencapai Visi dan pelaksanaan Misi Bawaslu maka dirumuskan ke
dalam bentuk yang lebih terarah berupa perumusan tujuan organisasi. Tujuan organisasi
merupakan implementasi dari pernyataan Misi yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu 5
(lima) tahun. Tujuan utama Bawaslu dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan yaitu
“meningkatkan kualitas dan efektifitas serta integritas kinerja pengawasan”.
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 14
Selain itu perlu disusun Sasaran Strategis yang berdasarkan hasil identifikasi potensi
dan permasalahan yang dihadapi oleh Penyelenggara Pemilu. Adapun Sasaran Strategis
Bawaslu yang akan dicapai pada tahun 2018 adalah:
a) Meningkatnya kualitas pencegahan pelanggaran Pilkada.
b) Meningkatnya kualitas penindakan pelanggaran Pilkada.
c) Meningkatnya kualitas penyelesaian sengketa Pilkada
d) Mendorong partisipatif masyarakat sipil dalam pengawasan Pilkada.
Tujuan dan Sasaran Kinerja
Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan
akuntabilitas kinerja, maka Bawaslu perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU).
Gambaran target kinerja Bawaslu 2015-2019 menunjukkan tingkat sasaran kinerja spesifik
yang akan dicapai sesuai dengan program dan kegiatan pada periode 2015-2019. Indikator
kinerja ditetapkan secara spesifik untuk mengukur pencapaian kinerja berkaitan dengan
informasi kinerja: output, outcome dan impact.
Berdasarkan penjabaran Visi, Misi, dan Tujuan Renstra Bawaslu 2015-2019, Bawaslu
memiliki 2 program yang digunakan untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan Bawaslu 2015-
2019.
Program Strategis Bawaslu
Tujuan Sasaran Strategis Program
Meningkatkan kualitas
pengawasan pemilu dan
integritas penyelenggara
pemilu
Meningkatnya partisipasi
masyarakat, stakeholder, pemilih
pemula dalam pengawasan pemilu
1. Pengawas
Penyelenggaraan
Pemilu
Meningkatnya integritas
penyelenggaraan pemilu
2.2 Rencana Kinerja Bawaslu Tahun 2018
Rencana Strategis Bawaslu 2015 – 2019 yang memuat program pembangunan jangka
menengah kemudian diturunkan dalam rencana kegiatan (action plan) tahunan Untuk
mewujudkan capaian masing-masing indikator kinerja utama dari setiap sasaran strategis
Bawaslu, maka perlu disusun kegiatan tahunan untuk tahun 2018 yang terdiri dari kegiatan
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 15
kesekretariatan Bawaslu maupun kegiatan penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan
internal serta kegiatan penyelenggaraan dukungan pengawasan Pemilu, pembentukan
peraturan perundang-undangan dan penanganan pelanggaran Pemilu, dan penyelenggaraan
dukungan penegakan kode etik penyelenggaraan Pemilu. Rincian kegiatan pada masing-
masing indikator kinerja kegiatan adalah sebagai berikut:
Rencana Kinerja Tahunan Bawaslu Tahun 2018
Indikator Kinerja Kegiatan
Persentase Peningkatan Jumlah
Keterlibatan Stakeholder dalam
Pengawasan Pilkada
1. Sosialisasi Pengawasan Partisipatif di Kabupaten/Kota
yang melaksanakan Pilkada dengan melibatkan
Stakeholder, tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh
Adat, Perguruan tinggi, Pemilih Pemula, Organisasi
Pemuda dan Media Massa
Menurunnya Jumlah Pelanggaran Pilkada 2. Mengedapankan fungsi Pencegahan dengan melakukan
Rapat Koordinasi dengan sesama penyelenggara
Pemilu/Pemilihan, melakukan Sosialisasi Pengawasan
Partisipatif
Persentase Peningkatan Jumlah
Rekomendasi Pelanggaran Pilkada yang
ditindaklanjuti
3. Supervisi ke Jajaran Panwas Kabupaten/Kota yang
melaksanakan Pilkada dalam rangka Pembinaan Sumbar
Daya Manusia
Persentase Jumlah Layanan Laporan dan
Temuan Pelanggaran yang ditangani
sesuai Ketentuan
4. Jelajah Pengawasan
Persentase tindak lanjut penyelesaian
Sengketa
5. Rapat Koordinasi Sentra Penegakan Hukum Terpadu
Persentase Penyelesaian yang dilayani
dengan baik
6. Rapat Kerja Teknis Pengawasan setiap Tahapan Pilkada
7. Rapat Kerja Teknis Penanganan Pelanggaran Pilkada
8. Rapat Kerja Teknis Penyelesaian Sengketa Pilkada
2.3 Perjanjian Kinerja Bawaslu Tahun 2018
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 16
akuntabel serta berorientasi pada hasil dan mencapai target kinerja.
Secara rinci, Indikator Kinerja Umum Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi
Sumatera Barat adalah sebagai berikut:
PERJANJIAN KINERJA 2018
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI SUMATERA BARAT
No Sasaran
Strategis
Indikator Kinerja Target
2018
Program Anggaran
1 Meningkatnya
Kualitas
Pencegahan
Indikasi Potensi
Pelanggaran
Pilkada di
Wilayah Sumatera
Barat
Persentase
peningkatan jumlah
keterlibatan
stakeholder dalam
pengawasan Pilkada
5 %
1. Program
Pengawasan
Penyelenggar
an Pemilu
Rp. 166.681.799.000
Menurunnya Jumlah
Pelanggaran Pilkada
10 %
2 Meningkatkan
kualitas
penindakan
pelanggaran
Pilkada di
Wilayah Sumatera
Barat
Persentase
Peningkatan Jumlah
Rekomendasi
Pelanggaran Pilkada
yang Ditindaklanjuti
5 %
Persentase Jumlah
Layanan Laporan
dan Temuan
Pelanggaran yang
ditangani sesuai
Ketentuan
100 %
3 Meningkatnya
Kualitas
Persentase Tindak
lanjut Penyelesaian 100 %
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 17
Penyelesaian
Sengketa Pilkada
di Wilayah
Sumatera Barat
Sengketa
Persentasi
Penyelesaian yang
dilayani dengan
baik
92 %
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Capaian Kinerja Organisasi
Kinerja Bawaslu tahun 2017 pada dasarnya merupakan bagian dari suatu proses atau
kegiatan untuk mencapai sasaran Renstra 2015-2019. Dengan demikian, pencapaian kinerja
per satuan kegiatan di tahun 2017 merupakan bagian dari pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan dalam Renstra 2015-2019.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu)
Provinsi Sumatera Barat tahun 2018 dilakukan dengan cara membandingkan antara rencana
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 18
kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasi yang telah dicapai. Perbedaan antara yang
diperoleh merupakan indikasi keberhasilan atau ketidakberhasilan terhadap sebuah sasaran.
Keberhasilan atau ketidakberhasilan sasaran merupakan upaya untuk melakukan
peningkatan atau perbaikan yang diperlukan di masa yang akan datang untuk mewujudkan
Bawaslu sebagai lembaga pengawal terpercaya, bermartabat dan berkualitas.
3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja
Evaluasi dan analisis capaian kinerja dilakukan untuk setiap capaian sasaran strategis
yang telah ditetapkan. Masing-masing sasaran tersebut akan diuraikan beserta permasalahan
yang terkait dengan capaiannya. Berikut ini adalah evaluasi dan analisis capaian kinerja tahun
2018:
NO SASARAN STRATEGIS RATA-RATA CAPAIAN
1 Meningkatnya kualitas pencegahan dan
pelanggaran Pilkada 100 %
2 Meningkatnya Kualitas Penanganan
Pelanggaran Pilkada 100 %
3 Meningkatknya penyelesaian sengketa
Pilkada 100 %
Sasaran 1 : Menigkatnya kualitas pencegahan dan pelanggaran Pilkada
Peningkatan kualitas pencegahan pelanggaran menjadi sasara pertama dari kineja dan
program-program kerja Bawaslu Provinsi Sumatera Barat, sesuai dengan yang diamanatkan
oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Peningkatan kualitas pencegahan pelanggaran Pilkada merupakan salah satu sasaran
strategis yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Pemilihan Umum.
Dalam sasaran strategis ini terdapat 2 (dua) indikator yaitu Persentase peningkatan
jumlah keterlibatan stakeholder dalam pengawasan Pilkada dan Menurunnya jumlah
Pelanggaran Pilkada dengan rincian sebagai berikut :
No Indikator Target Realisasi Capaian
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 19
1
Persentase peningkatan jumlah
keterlibatan stakeholder dalam
pengawasan Pilkada
5 % 28 % 100 %
2 Menurunnya jumlah Pelanggaran
Pilkada 10 % 20 % 100 %
Indikator 1 : Persentase Peningkatan Jumlah Keterlibatan Stakeholder dalam Pengawasan
Pilkada
Pelibatan Stakeholder dalam pengawasan Pilkada menjadi salah satu indikator
meningkat tidaknya kualitas pencegahan, jika dibandingkan Pelibatan Stakeholder di Pilkada
2015 dengan Pilkada 2017 adanya peningkatan jumlah Stakeholder yang terlibat
Pelibatan Stakeholder
2017 2018
UNSUR PEMERINTAH
Bupati dan Wakil Bupati/Walikota dan
Wakil Walikota Walikota dan Wakil Walikota
Kesbangpol Kesbangpol
Kepolisian Kepolisian
Kejaksaan Kejaksaan
Satpol PP Satpol PP
KPU Kabupaten/Kota KPU Kota
ASN di tingkat Kecamatan, Kelurahan ANS Kecamatan
Kepala Desa
Wali Nagari
Kelurahan
PARTAI POLITIK
DPW/DPD Golkar DPW/DPD Golkar
DPW/DPD Gerindra DPW/DPD Gerindra
DPW/DPD Hanura DPW/DPD Hanura
DPW/DPD Demokrat DPW/DPD Demokrat
DPW/DPD PAN DPW/DPD PAN
DPW/DPD PPP DPW/DPD PPP
DPW/DPD PKB DPW/DPD PKB
DPW/DPD PKS DPW/DPD PKS
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 20
DPW/DPD PDIP DPW/DPD PDIP
DPW/DPD Nasdem DPW/DPD Nasdem
DPW/DPD PBB DPW/DPD PBB
DPW/DPD PKPI DPW/DPD PKPI
DPW/DPD PSI
DPW/DPD Berkarya
DPW/DPD Perindo
DPW/DPD Garuda
OKP, TOKOH MASYARAKAT, TOKOH AGAMA, TOKOH ADAT
Pemuda Pancasila Pemuda Pancasila
KNPI KNPI
HMI HMI
Pemuda Muhammadiyah Pemuda Muhammadiyah
Nahdatul Ulama Nahdatul Ulama
Muhammadiyah Muhammadiyah
LKAAM LKAAM
LIMPAPEH LIMPAPEH
Bundo Kanduang Bundo Kanduang
Karang Taruna Asyiah
PKK Kohati
Koalisi Perempuan Indonesia
Kaukus Perempuan
Karang Taruna
PKK
PMII
Perkumpulan Penyandang Disabilitas
Persatuan Tuna Rungu (Pertuni)
MEDIA MASSA
Harian Umum Padang Ekspres Harian Umum Padang Ekspres
Harian Umum Haluan Harian Umum Haluan
Harian Umum Singgalang Harian Umum Singgalang
Padang TV Padang TV
TVRI TVRI
RRI RRI
Antara Antara
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 21
Metro TV Metro TV
Klassi FM Klassi FM
Indosiar Indosiar
Padang.today Padang.today
Harian Rakyat Sumbar Harian Rakyat Sumbar
CNN Idonesia CNN Idonesia
MNS grup MNS grup
Surat Kabar Poligobat Padang Media
MAHASISWA DAN PEMILIH PEMULA
Universitas Andalas Universitas Andalas
Universitas Negeri Padang Universitas Negeri Padang
Perwakilan SMA/SMK Perwakilan SMA/SMK
STIE Payakumbuh STIE Pariaman
STAI Payakumbuh STIE Padang Panjang
UNP Fakultas Petambangan Sawahlunto
ISI Padang Panjang
Universitas Islam Negeri (Imam Bonjol)
Universitas Eka Sakti
Dari data diatas stakeholder yang ikut berpartisipasi pada Pilkada 2017 sebanyak 50
pada Pilkada Tahun 2018 terdapat penambahan 18 Stakeholder.
Persentase Peningkatan
Jumlah Keterlibatan Stakeholder
Dalam Pengawasan Pilkada
∑Stakeholder 2018-∑Stakeholder 2017 x 100%
∑Stakeholder 2017
₌ 78 -50 x 100%
100
₌28 %
Berdasarkan data diatas terdapat peningkatan keterlibatan stakeholder dalam
pengawasan pilkada sebesar 5%, dan akan ditingkatkan lagi untuk pelaksanaan Pemilu dan
Pemilihan ditahun tahun mendatang karena peran strategis dari Stakholder begitu terasa
dalam pengembangan Pengawasan Partisipatif.
Indikator Target Realisasi Capaian
Persentase peningkatan jumlah 5 % 28 % 100 %
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 22
keterlibatan stakeholder dalam
pengawasan Pilkada
Sesuai dengan target pencapaian yang terdapat diperjanjian kinerja, terkait dengan
persentase peningkatan jumlah keterlibatan Stakeholder pada Tahun 2018 telah mencapai 5
% dengan capaian realisasi 100 %, dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mendukung
tercapainya sasaran yang ditargetkan, kegiatan-kegiatan tersebut adalah :
NO KEGIATAN
1 Rapat Koordinasi dengan Stakeholder
2 Rapat Koordinasi dengan Stakeholder di Kabupaten/Kota
3 Sosialisasi Pengawasan Partisipatif
4 Media Gathering dengan Media Massa Cetak dan Elektronik
5 Cofee morning dengan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, OKP
6 FGD Pengawasan Partisipatif
7 Pojok Pengawasan
8 Lapau Pengawasan Partisipatif
9 Deklarasi Anti Hoax, Money Politik, dan Politisisasi Sara
Indikator 2 : Menurunnya jumlah Pelanggaran
Pelanggaran Pilkada dapat berasal dari temuan dan laporan dugaan pelanggaran,
temuan alaha hasil pengawasan Pengawas Pemilu sedangkan laporan dugaan pelanggaran
adalah laporan yang disampaikan oleh pelapor yang berasal dari masyarakat, pasangan calon,
tim kampanye kepada Pengawas tentang dugaan pelanggaran Pilkada.
Indikator yang digunakan untuk mengukur putcome dari pengawasan khusunya upaya
pencegahan yang dilakukan Pengawas Pilkada, dimana untuk pelanggaran tahun 2017 adalah
pelanggaran yang terjadi pada tahapan Pilkada pada Tahun 2017sedangkan Pelanggaran
Tahun 2018 merupakan Pelanggaran pada Tahapan Pilkada 2018 :
No Kabupaten/Kota Total Pelanggaran
2017 2018
1 Kabupaten Kep. Mentawai 7 -
2 Kota Payakumbuh 14 -
3 Kota Padang - 11
4 Kota Pariaman - 5
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 23
5 Kota Padang Panjang - 12
6 Kota Sawahlunto - 7
Total 21/2 Kab Ko 35/4 Kab Ko
Data pelanggaran yang terjadi pada tahun 2017 adalah data pelanggaran tahapan
Pemilihan dan tahapan Pemilihan Bupati/Walikota di 2 kabupaten/kota yaitu Kabupaten
Kepulauan Mentawai dan Kota Payakumbuh, sedangkan data pelanggaran yang terjadi pada
tahun 2018 adalah merupakan data pelanggaran tahapan Pemilihan Walikota Kota Padang,
Kota Pariaman, Kota Padang Panjang, dan Kota Sawahunto pada Tahapan Pemilihan Kepala
Daerah dari Tahun 2017 hingga 2018.
Adanya penurunan jumlah pelanggaran jika dilihat dari data pada tabel diatas, pada
pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2017 terdapat 2 (dua) Daerah yang
melaksanakan Pemilihan yaitunya Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Kota Payakumbuh
total terjadi 21 pelanggaran sedangkan pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Tahun
2018 di Kota Padang, Kota Pariaman, Kota Padang Panjang dan Kota Sawahlunto terjadi 35
pelanggaran, jika kita lihat terjadi rataan pelanggaran berjumlah 8 pelanggaran per Daerah,
dan terjadi penurunan jumlah pelanggaran jika dibandingkan dengan pelanggaran yang terjadi
pada Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2017 yaitunya 10 Pelanggaran per Daerah.
KETERANGAN
2017 2018
Rata-Rata
Pelanggaran
Pilkada
10 Pelanggaran/
Daeah Pilkada
8 Pelanggaran/
Daerah Pilkada
Berikut adalah perhitungan rata – rata pelanggaran Pilkada 2017 dan 2018:
a. Rata – rata pelanggaran Pilkada 2017:
Rata – Rata
Pelanggaran =
∑ Pelanggaran Tahapan
Pilkada 2017
Pilkada 2015 ∑ Daerah yang melaksanakan Pilkada 2017
= 21 Pelanggaran
2 Daerah
= 10 Pelanggaran/ Daerah
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 24
b. Rata – rata pelanggaran Pilkada 2018:
Rata – Rata
Pelanggaran =
∑ Pelanggaran Tahapan
Pilkada 2018
Pilkada 2015 ∑ Daerah yang melaksanakan Pilkada 2018
= 35 Pelanggaran
4 Daerah
= 8 Pelanggaran/ Daerah
Realisasi
Penurunan = (Pelanggaran tahapan Pilkada 2017 – Pelanggaran Pilkada 2018) x 100% Pelanggaran Pilkada ∑ rata – rata Pelanggaran Pilkada 2017 = ( 10 - 8) x 100%
10
= 20 %
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Menurunnya Jumlah
Pelanggaran Pilkada 10 % 20 % 100 %
Sasaran 2 : Meningkatnya kualitas penindakan pelanggaran
No Indikator Target Realisasi Capaian
1
Persentase Peningatan Jumlah
Rekomendasi Pelanggaran
Pilkada yang ditindaklanjuti
5% 46 % 100 %
2
Persentase Jumlah Layanan
laporan dan Temuan Pelanggaran
yang ditangani sesuai ketentuan
100% 100% 100%
Indikator 1 : Persentase Penngkatan jumlah rekomendasi pelanggaran yang ditindaklanjuti
Penindakan Pelanggaran merupakan salah satu tugas pokok dari Pengawas Pemilu
selain pencegahan dan pengawasan, jika tidak bisa dicegah akan dilakukan proses penindakan
pelanggaran, maka dari itu tugas penindakan merupakan juga merupakan bagian penting,
meningkatnnya jumlah rekomendasi pelanggaran yang ditindaklanjuti dan pelayanan yang
baik sesuai dengan ketentuan atas laporan dan temuan pelanggaran.
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 25
Dalam meningkatkan kualitas penindakan pelanggaran dan penyelesaian sengketa
pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah, Bawaslu Provinsi Sumatera Barat melakukan
upaya-upaya peningkatan kapasitas dan kualitas dari jajaran Pengawas khusunya jajaran
Pengawas tingkat Kabupaten/Kota, beberapa hal yang dilakukan sebagai berikut :
1. Bimbingan Teknis bagi Pengawas Pemilihan tingkat Kota;
2. Rapat Koordinasi dengan sesama penyelenggara pemilu dalam hal ini Panwas
Pimilihan dan KPU Kota;
3. Rapat Koordinasi dengan Kepolisian dan Kejaksaan yang tergabung didalam Sentra
Penegakan Hukum Terpadu (sentra gakkumdu);
4. Rapat Kerja Teknis bagi Panwas Pemilihan pada setiap Tahapan penyelenggaraan
Pemilihan yang diselenggarakan;
5. Supervisi dan Monitoring yang dilakukan oleh Bawaslu Provinsi Sumatera Barat
dalam hal pelaksanaan tugas-tugas jajaran Pengawas ditingkat Kabupaten/Kota.
Indikator ini mengukur outcome pengawasan khususnya terhadap rekomendasi yang
dikeluarkan oleh Pengawas Pemilu dan ditindaklanjuti oleh pihak eksternal (KPU,
Kepolisian, Kejaksaan) dan juga DKPP dari sisi pelanggaran kode etik, cara mengukurnya
persentase pelanggaran yang ditindaklanjuti pada tahun tahapan penyelenggaraan dikurangi
persentase pelanggaran yang ditindaklanjuti pada tahun penyelenggaraan sebelumnya.
Temuan/laporan 2018 Tindaklanjut
Keterangan jumlah Keterangan Jumlah
Temuan 13 Administrasi 2
Laporan 22
Pidana 2
Kode etik 2
Pelanggaran lainnya 10
Jumlah Total 35 Total 16
Realisasi 46 %
Persentase realisasi rekomendasi Bawaslu Provinsi Sumatera Barat yang
ditindaklanjuti oleh pihak lain (KPU, Kepolisian, Kejaksaan ataupun DKPP) sebesar 46 %.
Rekomendasi yang telah dikeluarkan oleh Bawaslu kepada instansi lain (KPU, Kepolisian,
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 26
Kejaksaan dan DKPP) merupakan kewenangan sepenuhnya instansi tersebut untuk
menindaklanjuti atau tidak. Hal tersebut menjadi salah satu hambatan Bawaslu karena
Bawaslu tidak memiliki kewenangan untuk memutuskan suatu pelanggaran dan hanya
mengeluarkan produk penanganan pelanggaran berupa rekomendasi yang kerap dinilai tidak
mengikat. Berikut ini adalah perbandingan rekomendasi Bawaslu yang ditindaklanjuti oleh
pihak lain pada tahun 2018, adalah sebagai berikut :
Keterangan Tahun 2017 Tahun 2018
Jumlah rekomendasi pelanganggaran
yang ditindaklanjuti oleh pihak yang
berwenang
5 16
Jumlah seluruh rekomendasi terkait
pelanggaran pada tahapan Pilkada 25 35
Realisasi 20% 46 %
Indikator 2 : Persentase Jumlah Layanan Laporan dan Temuan yang ditangani sesuai
ketentuan
Indikator ini mengukur bagaimana layanan temuan dan laporan yang ditangani yang
sesuai dengan ketentuan oleh Pengawas Pemilu, dalam menangani laporan dan temuan
pelangaran mengacu kepada Peraturan Bawaslu Nomor 2 tahun 2015 tentang perubahan atas
peraturan Bawaslu Nomor 11 tahun 2014 tengtang Pengawasan pemilu.
Cara menghitung capaian indikator ini yaitu jumlah layanan laporan dan temuan
pelanggaran yang ditangani sesuai dengan ketentuan dbandingkan jumlah laporan dan temuan
pelanggaran yang diterima oleh Bawaslu dikalikan 100%.
Realisasi persentase jumlah layanan laporan dan temuan pelanggaran yang ditangani
sesuai dengan ketentua adalah :
Jumlah Pelanggaran yang
ditangani
Jumlah Pelanggaran yang
diterima Realisasi
35 Pelanggaran 35 Pelanggaran 100 %
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 27
Kegiatan yang menunjang tercapainya target 100 % dalam hal Layanan dan Temuan
Pelanggaran yang ditangani sesuai Ketentuan :
1. Rapat Koordinasi, Rapat Kerja Teknis dan Bimbingan Teknis baik melibatkan internal
maupun melibatkan lembaga terkait;
2. Supervisi dan Monitoring Penindakan Pelanggaran.
Sasaran 3 : Menigkatnya kualitas Penyelesaian Sengketa
Salah satu kewenangan Bawaslu adalah penyelesaian sengketa, penyelesaian sengketa
adalah sengketa antar Peserta Pemilu dan sengketa antar Peserta Pemilu dengan Penyelengara
Pemilu akibat dari dikuarkannya Putusan KPU.
Tata cara penyelesaian sengketa untuk Pemiliha Kepala daerah Tahun 2018 diatur
didalam Peraturan Bawaslu Nomor 8 Tahun 2015, jangka waktu penyelesaian sengketa
adalah 12 (dua belas) hari sejak diterimanya laporan.
Ada dua indikator yang digunakan untuk mengukur tercapainya atau tidaknya sasaran
ketiga yaitu meningkatnya kualitas Penyelesaian Sengketa ini :
No Indikator Target Realisasi Capaian
1 Persentase tindaklanjut
penyelesaian sengketa 100% 100 % 100 %
2
Persentase Penyelesaian
Sengketa yang dilayani dengan
baik
92% 92 % 100%
Indikator 1 : Persentase tindaklanjut penyelesaian sengketa
Pada Pemilihan Kepala Daerah tahun 2018, berdasarkan Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2015 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2015 tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota, Pengawas Pemilihan mempunyai kewenangan
menyelesaikan sengketa Pemilihan. Dengan adanya kewenangan baru tersebut, penyelesaian
sengketa tidak terpusat di Bawaslu Provinsi, namun demikian dengan kewenangan baru
tersebut, Panwas Pemilihan dituntut untuk menguasai tata cara penyelesaian sengketa
tersebut.
Bawaslu Provinsi Sumatera Barat menyadari bahwa dengan adanya kewenangan
baru bagi Pengawas tingkat Kabupaten/Kota memungkinkan terjadinya kesalahan prosedur
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 28
dalam menyelesaikan sengketa, dengan begitu upaya yang dilakukan Bawaslu Provinsi
Sumatera Barat adalah dengan meningkatkan kualitas jajaran Pengawas dengan instensnya
melakukan Rapat Koordinasi dan juga melakukan Supervisi dan Monitoring serta melakukan
pendampingan terhadap Panwas yang menyelesaikan sengketa.
Pada Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2017 di Kabupaten Kepulauan Mentawai
dan Kota Payakumbuh, tidak adanya proses penyelesaian sengketa yang diselesaikan, hal ini
karena tidak adanya pengajuan permohonan penyelesaian sengketa, sementara pada
Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2018 dari 4 (empat) Daerah yang melaksanakan Pemilihan
Kepala Daerah yaitu Kota Padang, Kota Pariaman, Kota Padang Panjang dan Kota
Sawahlunto, hanya ada 1 (satu) permohonan penyelesaian sengketa proses Pemilihan yang
terjadi di Kota Padang.
No. Kabupaten/Kota
Permohonan
Sengketa yang di
terima
Permohonan
Sengketa yang
ditindaklanjuti
1 Kota Padang 1 1
2 Kota Pariaman 0 0
3 Kota Padang Panjang 0 0
4 Kota Sawahlunto 0 0
Jumlah
Persentase Tindaklanjut
Penyelesaian Sengketa
∑Permohonan Sengketa yang ditindaklanjuti x 100%
∑Permohonan Sengketa yang diterima
₌ 1 Permohonan yang ditindaklanjuti x 100%
1 Permohonan yang diterima
₌ 100 %
Indikator 2 : Persentase Penyelesaian Sengketa yang dilayani dengan Baik
Indikator ini mengukur secara langsung kinerja Bawaslu dalam penyelesaian sengketa.
Cara menghitung capaian indikator ini adalah dengan metode survei yang diberikan kepada
pemohon sengketa selaku responden dari kuesioner yang diberikan. Permohonan penyelesaian sengketa proses pemilihan pada Pemilihan Kepala Daerah
Tahun 2018 yang disampaikan ke Pengawas Pemilu hanya 1 (satu) permohonan yang di
ajukan oleh Bakal Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Kota Padang dari jalur
Perseorangan atas nama Letkol (Purn) Samsuar Syam, S.Sos – Misliza, sehingga capaian
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 29
realisasi yang dicapai untuk indikator Persentase Sengketa yang Dilayani Dengan Baik pada
tahun 2018 mencapai 100% dari target yang ditetapkan sebelumnya
3.3 Realisasi Keuangan
Realisasi keuangan tidak lepas dari pelaksanaan kegiatan yang telah direcanakan,
adapun pelaksanaan kegiatan Tahun 2018 Bawaslu Provinsi Sumatera Barat yang telah
dilaksanakan sebagai berikut :
Realisasi keuangan Bawaslu Provinsi Sumatera Barat ditargetkan mencapai 100%,
berdasarkan realisasi sampai dengan akhir tahun 2018 yang juga termasuk didalamnya
anggaran Panwaslu Kabupaten/Kota realisasi keuangan mencapai 81,05 %
Keterangan Target Realisasi % Capaian
Persentase Penyerapan DIPA
TA 2018 100% 81,05 % 81,05 %
Capaian realisasi keuangan Bawaslu tahun 2018 per sasaran adalah sebagai berikut:
No Sasaran Anggaran
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Capaian
(%)
1 Meningkatnya kualitas
pengawasan pemilu dan
integritas penyelenggaraan
pemilu untuk mewujudkan
pemilu yang demokratis
sebagai bagian dari konsolidasi
demokrasi
Rp. 166.681.799.000 Rp.135.092.238.683 81,05 %
TOTAL Rp. 166.681.799.000 Rp.135.092.238.683 81,05 %
Capaian realisasi keuangan Bawaslu Tahun 2018 per Sasaran adalah sebagai berikut :
NO SASARAN STRATEGIS Anggaran Realisasi Capaian
1
Meningkatnya kualitas
pencegahan dan pelanggaran
Pilkada
9. 257.644.000 8.644.694.298 93 %
2
Meningkatnya Kualitas
Penanganan Pelanggaran
Pilkada
2.422.290.000 646.894.000 26 %
3 Meningkatknya penyelesaian
sengketa Pilkada 3.936.188.000 2.546.525.779 64 %
LKIP 2018 BAWASLU SUMBAR 30
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan yang terkait
dengan Akuntabilitas Kinerja Bawaslu Provinsi Sumatera Barat pada Tahun 2018, sebagai
berikut:
1. Secara umum pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pengawas Pemilihan Umum
Provinsi Sumatera Barat tentang Pengawas Pemilu yang diamanatkan oleh Undang-
Undang telah dapat diselenggarakan dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan capaian
rata-rata indikator sasaran sebesar 100% dan Realisasi Anggaran yang telah mencapai
rata-rata indikator sebesar 81,05 %
2. Pelaksanaan program dan kegiatan Bawaslu tahun 2017 telah efektif dan efisien.
3. Bawaslu telah berupaya secara optimal melaksanakan kewajibannya dalam
meningkatkan pengawasan Pilkada sebagaimana yang telah dipersyaratkan pada UU RI
No. 8 Tahun 2015 dan 10 Tahun 2016 Tentang Perubahan kedua Atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Peraturan Pemerintah Pengganti UU
Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi
Undang-Undang.
4.2 Rencana Kedepan sesuai dengan perjanjian kinerja Tahun 2019
Beberapa item yang direncanakan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas SDM Pengawas Pemilu yang beritegritas;
2. Meningkatkan kualitas pencegahan Pengawasan Pemilu;
3. Meningkatkan Partisipasi keterlibatan masyarakat dalam hal pelaporan pelanggaran
Pemilu;
4. Menurunkan jumlah Pelanggaran Pemilu dan Pemilihan.