KESIAPAN BAWASLU DALAM PENGAWASAN PEMILU...

24
1 KESIAPAN BAWASLU DALAM PENGAWASAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI NASIONAL DALAM RANGKA PEMANTAPAN PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 Sentul International Convention Center Bogor, 4 Juni 2014 Institusi Penyelenggaraan Pemilu KPU Bawaslu DKPP

Transcript of KESIAPAN BAWASLU DALAM PENGAWASAN PEMILU...

1

KESIAPAN BAWASLU DALAM PENGAWASAN

PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI NASIONAL DALAM RANGKA PEMANTAPAN PELAKSANAAN

PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

Sentul International Convention Center Bogor, 4 Juni 2014

Institusi Penyelenggaraan Pemilu

KPU

Bawaslu

DKPP

2

BAWASLU (TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN)

TUGAS:

• mengawasi persiapan penyelenggaraan Pemilu

• mengawasi pelaksanaan tahapan penyelenggaraan Pemilu

• memantau atas pelaksanaan tindak lanjut penanganan pelanggaran pidana Pemilu oleh instansi yang berwenang;

• mengawasi atas pelaksanaan putusan pelanggaran Pemilu;

WEWENANG:

• menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu;

• mengkaji laporan , temuan, dan merekomendasikan;

• Menyelesaikan sengketa Pemilu.

KEWAJIBAN:

a. bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;

b. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Pengawas Pemilu pada semua tingkatan;

c. menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu;

d. menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Presiden, DPR, dan KPU sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan/atau berdasarkan kebutuhan; dan

e. melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan.

[Undang-Undang No. 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu]

Lanjutan: Tugas, wewenang dan kewajiban

3

BAGAIMANA BAWASLU MENJALANKAN TUGAS PENGAWASAN

PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN?

1. Bawaslu memberdayakan Pengawas Pemilu di setiap jenjang

Bawaslu (tingkat pusat);

Bawaslu Provinsi;

Panwaslu Kabupaten/Kota;

Panwaslu Kecamatan;

Pengawas Pemilu Lapangan; dan

Pengawas Pemilu Luar Negeri.

4

2. Bawaslu Melakukan pengawasan secara Aktif

Definisi Pengawasan Pemilu:

“kegiatan mengamati, mengkaji, memeriksa, dan menilai proses penyelenggaraan Pemilu sesuai peraturan perundang-undangan.”(Pasal 1 angka 23 Peraturan Bawaslu No. 13 Tahun 2012

tentang Tata Cara Pengawasan Pemilu)

Pengawasan Pemilu dilaksanakan dengan strategi:

a. Pencegahan; dan

b. Penindakan. [Pasal 9 ayat (1) Peraturan Bawaslu No. 13 Tahun 2012]

Lanjutan : Melakukan pengawasan secara Aktif

Pencegahan dilakukan dengan tindakan langkah-langkah, dan upaya optimal mencegah secara dini terhadap potensi pelanggaran dan/atau indikasi awal pelanggaran.

2.a. Pencegahan

5

Mekanisme Pencegahan:

Identifikasi Potensi Rawan Pelanggaran

• setiap tahapan Pemilu; dan

• Non-tahapan Pemilu.

Tindakan Pencegahan

• penguatan koordinasi antar lembaga dalam mencegah terjadinya pelanggaran;

• peningkatan kerjasama antar lembaga; • peningkatan transparansi dan

akuntabilitas pelaksanaan Pemilu; • pelaksanaan sosialisasi ketentuan

peraturan perundang-undangan terkait Pemilu;

• Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu (Kurang lebih 6 ribu relawan) dan

• kegiatan-kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Lanjutan : Melakukan pengawasan secara Aktif

2.b. Penindakan

Memproses hasil pengawasan yang berupa temuan pelanggaran melalui tindakan yang sesuai dengan Peraturan Bawaslu tentang Tata Cara Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran.

Lanjutan : Melakukan pengawasan secara Aktif

6

3. Bawaslu Menjalankan Tugas Penanganan Pelanggaran

Penanganan Pelanggaran digambarkan sebagai: “serangkaian proses yang meliputi penerusan temuan, penerimaan laporan, pengumpulan alat bukti, klarifikasi, pengkajian, dan/atau pemberian rekomendasi, serta penerusan hasil kajian atas temuan/laporan kepada instansi yang berwenang untuk ditindaklanjuti.”

PELAPOR

PENGAWAS PEMILU

ANGGOTA PANWASLU

KAJIAN

•Pemberkasan •Pengumpulan alat bukti, melalui permintaan keterangan (klarifikasi), permintaan data, dsb.

PLENO

Pengumuman di Form A-7 KWK:

• Bukan Pelanggaran • Pelanggaran Administrasi • Pelanggaran Pidana

Laporan

Pelanggaran

Temuan

Pelanggaran (Hasil Pengawasan)

7

Keterangan : Berdasarkan laporan hasil penanganan pelanggaran sd 20 Mei 2014

Penerimaan Bukan Pelanggaran

Tindaklanjut (Rekomendasi)

Temuan Laporan Pelanggaran Administrasi

Pelanggaran Pidana

Pelanggaran Kode Etik

7.478 2.075 2.033 7.292 186 38

Total = 9.553

Rekap Data Pelanggaran Pemilu Anggota DPR,DPD dan DPRD Tahun 2014

Keterangan : Berdasarkan Laporan Hasil Penanganan Pelanggaran sd 20 Mei

Jumlah Pelanggaran Administrasi Per tahapan Pemilu Anggota DPR,DPD,dan DPRD Tahun 2014

Tahapan

Pelanggaran Administrasi

Jumlah Pelanggaran

Administrasi

%

(dari Total

Pelanggaran

Administrasi =

7.296)

Kampanye 4.581 62,26%

Pemungutan dan

Penghitungan Suara 992 13,59%

Pemutakhiran Data Pemilih 935 12,81%

Pencalonan (Pendaftaran) 426 5,83%

Rekapitulasi Perolehan Hasil 250 3,43%

8

Keterangan : Berdasarkan Laporan Hasil Penanganan Pelanggaran sd 20 Mei 2014

Penanganan Pelanggaran Administrasi Pemilu Anggota DPR,DPD dan DPRD Tahun 2014

TAHAPAN PEMILU

PENANGANAN PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILU

DITERUSKAN KE KPU

DITINDAKLANJUTI KPU (DARI T/L YANG DITERUSKAN)

TIDAK DITINDAKLANJUTI

KPU (DARI T/L YANG DITERUSKAN)

Non Tahapan 9 9

100% 0

0%

Pemutakhiran Data Pemilih

935

881

924,22%

54

5,77%

Pencalonan

426 390

91,54% 36

8,45%

Masa Kampanye 4.581 4.076

88,97%

505

11,02%

Masa Tenang 103 96

93,20% 7

6,79%

Pemungutan Suara 992 932

93,95% 60

6,05% Rekapitulasi Perolehan

Suara 250

235 94%

15 6%

TOTAL

7.296 (79,24% dari T/L yang

diterima oleh Pengawas Pemilu sebesar 9.207)

6.619 (90,72% dari laporan yang

diteruskan ke KPU)

677 9,28%

(dari laporan yang diteruskan)

Jumlah Pelanggaran Pidana Per Tahapan

Pemilu Anggota DPR,DPD dan DPRD Tahun 2014

Tahapan Pemilu

PELANGGARAN PIDANA

Jumlah Pelanggaran

Pidana

%

(dari Total Pelanggaran

Pidana = 186)

Kampanye 71 38,17%

Pemungutan dan

Penghitungan Suara 54 29,03%

Rekapitulasi Perolehan

Hasil Suara 24 12,90%

Masa Tenang 21 11,29%

9

TREND PELANGGARAN KODE ETIK (38 KASUS)

PEMILU ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD TAHUN 2014

a. Permasalahan Pemutakhiran DPT oleh KPU/jajaran;

b. Dalam tahapan Pencalonan, KPU/jajaran tidak cermat dalam melakukan

verifikasi administrasi dan verifikasi faktual Bakal Calon Anggota DPRD;

c. KPU/jajaran tidak memproses Dokumen Pencalonan Bakal Calon

Anggota DPRD terkait dengan Model BB-5;

d. KPU/jajaran tidak melaksanakan rekomendasi Pengawas Pemilu terkait

dengan Calon Anggota DPRD;

e. Penyelenggara Pemilu masuk dalam Daftar Calon Tetap;

f. Penyelenggara Pemilu turut serta dalam Kampanye Pemilu;

g. Perubahan Perolehan Suara oleh Penyelenggara Pemilu;

h. Penyelenggara Pemilu tidak melaksanakan Pemungutan dan

Penghitungan Suara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

POLA PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU PRESIDEN /WAKIL PRESIDEN

Pelapor Adalah Warga Negara Indonesia atau Pemantau Pemilu atau Pasangan Calon Presiden/Wakil Presiden dan atau Tim Kampanye

Pelapor wajib mengisi dan menandatanggani Formulir Penerimaan Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu dan menyertakan KTP atau kartu identitas lain

10

Lanjutan: Pola Penanganan Dugaan Pelanggaran

Syarat Laporan:

Syarat formal: a.Pihak yang berhak

melaporkan; b.Waktu pelaporan tidak

melebihi ketentuan batas waktu;

c.Keabsahan laporan pelanggaran yang mencakup: • Kesesuaian tandatangan

dalam formulir laporan pelanggaran dengan kartu identitas; dan

• Tanggal dan waktu

Syarat material: a.identitas Pelapor; b.nama dan alamat terlapor; c.peristiwa dan uraian

kejadian; d.waktu dan tempat kejadian; e.saksi-saksi yang mengetahui

peristiwa tersebut; f. barang bukti yang mungkin

diperoleh atau diketahui; dan g.cara mendapatkan barang

bukti yang diserahkan

Laporan disampaikan kepada Pengawas Pemilu paling lama 3 (tiga) hari sejak terjadinya peristiwa

Lanjutan: Pola Penanganan Dugaan Pelanggaran

Pengawas Pemilu menangani laporan paling lambat 3 (tiga) hari dan dapat diperpanjang 5 (lima) hari setelah menerima laporan.

11

Tindaklanjut penangganan dugaan pelanggaran Pemilu dapat diteruskan kepada:

• KPU jika pelanggaran administrasi. • Kepolisian jika pelanggaran pidana. • DKPP jika pelanggaran kode etik. • Bawaslu akan menanggani jika Sengketa Pemilu.

Lanjutan: Pola Penanganan Dugaan Pelanggaran

POLA PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA PEMILU

12

Pemilu Legislatif

Pemilu Presiden

Pemilu Kada

PELAPOR

-Warga Masyarakat -Pemantau; dan -Calon Ang Legislatif/ Tim Kampanye

-Warga Masyarakat -Pemantau; dan -Paslon Pres dan Wapres/ Tim Kampanye

-Warga Masyarakat -Pemantau; dan -Paslon Kada/ Tim Kampanye

Pemilu Legislatif

Pemilu Presiden

Pemilu Kada

Batasan Waktu Pelaporan Dugaan

Pelanggaran

7 Hari

Sejak diketahui dan/atau

ditemukannya pelanggaran

3 Hari

Sejak terjadinya peristiwa

7 Hari

Sejak terjadinya pelanggaran

13

KETERANGAN PEMILU LEGISLATIF

PEMILU PRES DAN WAPRES

PEMILU KADA

Batas Waktu Penanganan Pengawas

Pemilu

3 + 2 Hari 3 + 2 Hari 7 + 7 Hari

Batas Waktu di Kepolisian

14 Hari 14 Hari KUHAP

Batas Waktu di Kejaksaan

5 Hari 5 Hari KUHAP

Batas Waktu di Pengadilan

7 Hari 7 Hari KUHAP

PROSES PELAPORAN PELANGGARAN PEMILU LEGISLATIF

PELAPOR

BA/ PANWASLU

POLRI

ADMIN KPU

PIDANA

-WNI (HAK PILIH)

-PEMANTAU -PESERTA PEMILU

GAR PEMILU

SIDIK

JPU PN

TUNTUT

SANKSI ADMIN

Ps. 266

-BA/PANWASLU -JAKSA -PENYIDIK

SENTRA GAKKUMDU

7 Hari

5 hr

14 hr 5 hr 7 hr

P-19 = 3 hr Perbaikan 3 hr

SIDANG

14

PROSES PELAPORAN PELANGGARAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

PELAPOR

BA/ PANWASLU

POLRI

ADMIN KPU

PIDANA

-WNI (HAK PILIH)

-PEMANTAU -PESERTA PEMILU

GAR PEMILU

SIDIK

JPU PN

TUNTUT

SANKSI ADMIN

Ps. 266

-BA/PANWASLU -JAKSA -PENYIDIK

SENTRA GAKKUMDU

3 Hari

5 hr

14 hr 5 hr 7 hr

P-19 = 3 hr Perbaikan 3 hr

SIDANG

PELAPOR

PANWASLU

ANGGOTA PANWASLU

LAPORAN

TEMUAN

KAJIAN

•Pemberkasan

•Klarifikasi

•Pengumpulan alat bukti

PLENO

Pengumuman di Form A-7 KWK:

•Bukan Pelanggaran

•Pelanggaran Administrasi

•Pelanggaran Pidana

PP No.6 Thn 2005 & Perbawaslu No.2 Thn 2012

7 Hr

7 Hr

7 Hr

15

Tindak Lanjut Penanganan Pelanggaran PEMILU KADA

PANWASLU

POLRI

ADMIN KPU

PIDANA

PELANGGARAN PEMILU

SIDIK

JPU PN

TUNTUT

SANKSI ADMIN

Berlaku KUHAP

SIDANG

Tindak Pidana Pemilu yang sering terjadi

Memberi/menjanjikan uang (money politics)

Pemalsuan tanda tangan dukungan calon atau keterangan

palsu

Penggunaan fasilitas negara untuk kampanye;

Penyalahgunaan Jabatan;

Kampanye terselubung (di luar jadwal yang ditetapkan);

Black campaign;

Ketidaknetralan Pejabat/PNS;

Mencoblos lebih dari satu kali;

Penggelembungan maupun pengurangan suara;

Perusakan alat peraga/atribut kampanye.

16

Data Tindak Pidana Pemilu 2010

TAHAPAN

PEMILU

LAPORAN/ TEMUAN TINDAK PIDANA

PEMILU

DITERUSKAN KE KEPOLISIAN

DIHENTIKAN KEPOLISIAN

Pemutakhiran

Data Pemilih

4 4 ( 100 % dari

laporan/temuan)

4 ( 100 % dari

laporan/temuan)

Pencalonan 71 60

(84,51 % dari laporan/temuan)

20 (28.17 % dari

laporan/temuan)

Masa Kampanye/Masa Tenang

377 344 (91,25 % dari

laporan/temuan)

113 (29,97 % dari

laporan/temuan)

Pemungutan dan Penghitungan Suara

128 124 ( 96,88 % dari

laporan/temuan)

31 (24,22 % dari

laporan/temuan)

TOTAL 580 532 168

Data Tindak Pidana Pemilu 2011

Tahapan Pemilu Diteruskan Ke Kepolisian

Dihentikan Kepolisian

Kepolisian meneruskan ke

Kejaksaan

Non-Tahapan dan Pemutakhiran Data Pemilih

12 9 (75%)

1 (8,33%)

Pencalonan 23 7 (30,4%)

1 (4,34%)

Kampanye 118 48 (40,67%)

8 (6,77%)

Masa Tenang 123 69 (56,09%)

2 (1,62%)

Pemungutan dan Penghitungan

68 44 (64,70%)

4 (5,88%)

Rekapitulasi 28 1 (3,57%)

0

TOTAL 372 178 (47,85%)

16 (4,30%)

17

Pelanggaran Pidana Pemilu Kada Tahun 2012

NO KETERANGAN DITERIMA PANWASLU

DITERUSKAN KE KEPOL

DIHENTIKAN KEPOL

DITERUSKAN KE

KEJAKSAAN

DIHENTIKAN KE

KEJAKSAAN

DILIMPAHKAN KE PN

PUTUSAN PN

1 Pemutakhiran DPT

2 0 0 (0%)

0 0 0 0

2 Pencalonan 35 8 (22,86%)

8 (100%)

0 0 0 0

3 Kampanye 58 20 (34,48%)

12 (60%)

8 (40%)

7 (87,5%)

1 (12,5)

1 (100%)

4 Masa Tenang 37 6 (16,22)

6 (100%)

0 0 0 0

5 Pemungutan dan

Penghitungan Suara

65 11 (16,92%)

1 (9,09%)

4 (36,36%)

0 4 (100%)

4 (100%)

6 Rekapitulasi Hasil Perolehan

Suara

27 4 (14,81%)

3 (75,00%)

0 0 0 0

TOTAL 224 49 (21,88)

30 (61,22%)

12 (24,49%)

7 (58,33%)

5 (41,67%)

5 (100%)

* Keterangan : Berdasarkan Laporan Hasil Penanganan Pelanggaran sd 20 Mei 2014

Penanganan Pelanggaran Pidana Pemilu Anggota DPR,DPD dan DPRD Tahun 2014

TAHAPAN

PEMILU

PENANGANAN PELANGGARAN PIDANA PEMILU

DITERUSKAN

KE

KEPOLISIAN

DIHENTIKAN

KEPOLISIAN

DITINDAKLANJUTI

DARI KEPOLISIAN

KE KEJAKSAAN

DIHENTIKAN

KEJAKSAAN

DILIMPAHKAN

KE PN

PUTUSAN

PN

(Dari T/lditeruskan ke

kepolisian)

(Dari t/lditeruskan ke

kepolisian)

(Dari t/l diteruskan

ke kejaksaan)

(Dari t/l diterima

kejaksaan)

(Dari t/l

dilimpahkan

Ke pn)

Non Tahapan 1

1

Pemutakhiran

Data Pemilih 7

5

2

2

0

0

Pencalonan

8 6

2

1

1

1

Masa Kampanye 71 60 11

0

7

6

Masa Tenang 21 19 2 2 2

Pungut dan

Hitung 54 46

8 8 3

Rekapitulasi Hasil 24 24

TOTAL

186

86,55%

dari T/L yang

diterima oleh

Pengawas

Pemilu sebesar

302

161

86,55%

dari T/L yang

diteruskan ke

Kepolisian)

25

13,44%

dari T/L yang

diteruskan ke

Kepolisian)

3

12%

dari T/L yang

diteruskan ke

Kejaksaan)

18

72%

dari T/L yang

diterima di

Kejaksaan)

12

66,67%

Dari T/L

dilimpahkan ke PN)

18

Mengapa?...:

1. Tingkat Tindak Pidana yang diteruskan ke kepolisian cukup rendah/tidak maksimal?

2. Tingkat Tindak Pidana yang dihentikan kepolisian begitu tinggi?

Pemilu Kada Pemilu Legislatif Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

Undang-Undang yang mengatur

UU No. 32 Tahun 2004 ttg Pemerintahan Daerah [PP Nomor 6 Tahun 2005 yang telah diubah tiga kali terakhir dengan PP Nomor 49 Tahun 2008 ]

UU No. 8 Tahun 2012 ttg Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD

UU No. 42 Tahun 2008 ttg Pemilu Presiden [sedang proses usulan revisi]

Daluwarsa Pelaporan

7 hari sejak terjadinya peristiwa

3 hari sejak terjadinya peristiwa

3 hari sejak terjadinya peristiwa

Proses di Pengawas Pemilu

7 hari + 7 hari 3 hari + 2 hari 3 hari + 2 hari

Proses di Penyidik

mengikuti KUHAP (UU No.8 Thn 1981)

14 hari 14 hari

19

“Banyak Laporan dan Temuan yang tidak dapat diproses karena alat bukti tidak lengkap, serta karena keterbatasan wewenang Pengawas Pemilu”

Pasal183 KUHAP: “Bukti awal yang cukup sekurang kurangnya 2 alat bukti” Pasal184 ayat (1) KUHAP, alat bukti yang sah adalah :

Keterangan Saksi ; Keterangan Ahli ; Surat ; Petunjuk ; Keterangan terdakwa/tersangka/terlapor; dan Unus Testis Nullus Testis (satu saksi bukan saksi, minimal 2 saksi dengan nilai 1 alat bukti).

Pengawas Pemilu tidak berwenang untuk melakukan

paksaan terhadap pelapor, terlapor, dan saksi untuk

dimintai keterangan

Pengawas Pemilu hanya berwenang mengundang

pelapor, terlapor, atau saksi dalam rangka untuk

diminta klarifikasinya tanpa adanya “daya paksa”.

20

Pengawas Pemilu tidak memiliki kewenangan

untuk menyita alat bukti yang ada di tangan

pelapor, terlapor, ataupun saksi

Pengawas Pemilu tidak memiliki kewenangan

untuk menggeledah tempat dan/atau badan.

21

Pengawas Pemilu bersinergi dengan Kepolisian dan Kejaksaan dalam forum Sentra Gakkumdu untuk menangani laporan/temuan tindak pidana Pemilu secara terpadu, dalam rangkaian proses:

a. Temuan/Penerimaan laporan tindak pidana Pemilu;

b. Pengumpulan alat bukti: dibantu unsur penyidik POLRI;

c. Pengkajian;

d. Penerusan laporan hingga proses penuntutan dan peradilan.

Pengalaman Sentra Gakkumdu Pemilu Legislatif 2009

Pengalaman Sentra Gakkumdu Pemilukada pada beberapa daerah

upaya koordinasi pembentukan MoU Sentra Gakkumdu Nasional untuk Pemilukada, Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden (berlangsung sejak 2010)

Amanat Pasal 267 UU No. 8 Tahun 2012: “Untuk menyamakan pemahaman dan pola penanganan tindak pidana Pemilu, Bawaslu, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Agung Republik Indonesia membentuk sentra penegakan hukum terpadu.”

Pembahasan Rancangan Kesepakatan Bersama antara Bawaslu, Kepolisian

dan Kejaksaan

Nota Kesepakatan Bersama No. 01/NKB/BAWASLU/I/2013, No. B/02/I/2013,

No. KEP-005/A/JA/01/2013 tentang Sentra Gakkumdu tertanggal 16 Januari 2013

SOP Sentra Gakkumdu 8 Mei 2013

22

I. Tingkat Pusat

Pembina:

a. Ketua Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia;

b. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan

c. Jaksa Agung Republik Indonesia.

Ketua:

a. Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran;

b. Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan

c. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum.

II. Tingkat Provinsi

Pembina :

a. Ketua Badan Pengawas Pemilu Provinsi;

b. Kepala Kepolisian Daerah; dan

c. Kepala Kejaksaan Tinggi.

Ketua:

a. Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran;

b. Direktur Reserse dan Kriminal Umum; dan

c. Asisten Tindak Pidana Umum.

[Pasal 5 Nota Kesepakatan Sentra Gakkumdu]

III. Tingkat Kabupaten/Kota

Pembina:

a. Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota;

b. Kepala Kepolisian Resort; dan

c. Kepala Kejaksaan Negeri.

Ketua:

a. Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran;

b. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal; dan

c. Kepala Seksi Tindak Pidana Umum.

[Pasal 5 ayat (3) Nota Kesepakatan Sentra Gakkumdu]

23

Penerimaan dan Pengkajian oleh Pengawas

Pemilu

Pembahasan dalam Forum

Sentra Gakkumdu

Tindak Lanjut Rekomendasi

Pengawas Pemilu menerima laporan/temuan dugaan pelanggaran yang diduga mengandung unsur Tindak Pidana Pemilu (dituangkan dalam Formulir). Pengawas Pemilu segera berkoordinasi dan menyampaikan laporan/temuan tersebut kepada Sentra Gakkumdu paling lama 24 jam terhitung sejak diterimanya laporan/temuan.

Pelaksanaan pembahasan Sentra Gakkumdu dengan dipimpin oleh Anggota Sentra Gakkumdu yang berasal dari unsur Pengawas Pemilu. Peserta rapat memberikan saran dan pendapat terhadap syarat formil dan materiil, pasal yang diterapkan, dan pemenuhan unsur tindak pidana.

Disusun rekomendasi yang berdasarkan pada kesimpulan pembahasan rapat Sentra Gakkumdu, yang menentukan: a. apakah suatu laporan

/temuan merupakan tindak pidana Pemilu atau bukan? atau

b. apakah laporan/temuan tersebut masih perlu dilengkapi dengan syarat formil/syarat materiil?

• menyamakan pemahaman dan pola penanganan Tindak Pidana Pemilu secara terpadu dan terkoordinasi

• Meningkatkan kerja sama dan sinergi dalam Sentra Gakkumdu

• Tercapainya penegakan hukum Tindak Pidana Pemilu secara cepat dan sederhana, serta tidak memihak.

• Kepercayaan masyarakat terhadap proses dan hasil Pemilu.

• Kuatnya Integritas dan Legitimasi Pemilu.