LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …

264
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN TAHUN 2020 Realisasi Kerja dan Anggaran Capaian Kerja Organisasi Realisasi Anggaran Evaluasi Internal Optimalisasi Penganggaran Berbasis Kinerja

Transcript of LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …

Page 1: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …

LAKIN DJPb 2020 i

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

TAHUN 2020

Realisasi Kerja dan AnggaranCapaian Kerja Organisasi

Realisasi Anggaran Evaluasi Internal

Optimalisasi Penganggaran Berbasis Kinerja

LAKIN DJPb 2020 i

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas pelaksanaan tugas

dan fungsi masing-masing unit di lingkungan

pemerintahan sekaligus menyelaraskan antara aspek

perencanaan penganggaran dan akuntabilitas telah

dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Upaya

mengaitkan aspek penganggaran dan aspek akuntabilitas ini

dimaksudkan untuk mengarah kepada penerapan konsep

anggaran berbasis kinerja secara utuh sebagai salah satu

pendekatan dalam Sistem penganggaran sebagaimana

diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara Salah satu implementasi atas azas penyelenggaraan pemerintahan yang

baik sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 setiap instansi

pemerintah diwajibkan menyusun Laporan Kinerja (LAKIN) sebagai pertanggungjawaban atas

pencapaian tujuansasaran strategis instansi Dikaitkan dengan pendekatan penganggaran berbasis

kinerja setiap unit penyelenggara negara harus dapat mempertanggungjawabkan berbagai kinerja yang

telah diraih dikaitkan dengan penyediaan anggaran yang dialokasikan serta pencapaian visi misi

organisasi dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan

Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) sebagai salah satu unit eselon I di lingkungan

Kementerian Keuangan berkewajiban untuk menyusun laporan pertanggungjawaban kinerja yang

berisi berbagai capaian kinerja yang telah dilaksanakan dalam tahun 2020 sebagai bentuk keterbukaan

informasi dan pertanggungjawaban atas pencapaian kinerja dan pelaksanaan programkegiatan DJPb

Di samping itu melalui LAKIN yang disusun diharapkan dapat tercipta transparansi dan

akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi DJPb yang bertanggung jawab untuk merumuskan serta

melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perbendaharaan negara LAKIN DJPb

Tahun 2020 diharapkan secara eksternal dapat digunakan sebagai media pertanggungjawaban kinerja

kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan secara internal dapat digunakan oleh seluruh jajaran

pegawai DJPb untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja seiring dengan bertambahnya tantangan

dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dimasa yang akan datang

Jakarta Februari 2021

Direktur Jenderal Perbendaharaan

ii LAKIN DJPb 2020

Ringkasan Eksekutif

Tahun 2020 merupakan awal tahun kedua masa Kabinet Indonesia Maju periode

tahun 2020-2024 yang memiliki visi ldquoTerwujudnya indonesia maju yang berdaulat

mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royongrdquo dan merupakan periode

terakhir dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) tahun

2005-2025 Pencapaian visi Kabinet Kerja tersebut dapat terwujud apabila

segenap jajaran pemerintahan menjalankan tugas dan fungsinya secara tepat dan

optimal yang direfleksikan dari pencapaian kinerja dalam mendukung agenda

prioritas nasional

Dalam rangka mendukung visi Kabinet Indonesia Maju tersebut Kementerian

Keuangan mengemban tugas strategis sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor

28 Tahun 2015 tentang Kementerian Keuangan yaitu sebagai pengelola fiskal yang

berwenang dalam penyusunan kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro

Dalam melaksanakan tugas pengelolaan keuangan negara tersebut Kementerian

Keuangan dituntut untuk melaksanakannya dengan prudent transparan

akuntabel efektif dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme

Sebagai bagian dari Kementerian Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan No 217PMK012018 DJPb memiliki tugas untuk menyelenggarakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelaksanaan anggaran

pengelolaan kas dan investasi pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan

Umum (BLU) dan akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

DJPb telah menetapkan visi yaitu ldquoMenjadi Pengelola Perbendaharaan Negara

yang Unggul di Tingkat Dunia dalam rangka mendukung Visi Kementerian

Keuangan ldquoMenjadi Pengelola Keuangan Negara untuk Mewujudkan Perekonomian

Indonesia yang Produktif Kompetitif Inklusif dan Berkeadilanrdquo Untuk

mewujudkan visi tersebut DJPb menjalankan misi yang meliputi

1) Mewujudkan pengelolaan kas negara yang prudent efisien dan optimal

2) Mendukung kinerja pelaksanaan APBN yang efisien efektif dan akuntabel

3) Mewujudkan akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yang

akuntabel transparan andal dan tepat waktu

4) Mewujudkan tata kelola investasi pemerintah yang modern inklusif dan

berkelanjutan

5) Mewujudkan layanan dan tata kelola keuangan Badan Layanan Umum yang

inovatif dan modern

6) Mewujudkan tata kelola sumber daya proses bisnis dan sistem teknologi

informasi perbendaharaan yang modern efektif dan adaptif

LAKIN DJPb 2020 iii

iv LAKIN DJPb 2020

Dalam mendukung pencapaian prioritas nasional

serta mewujudkan visi dan misi organisasi DJPb

telah menyusun kegiatan prioritas dan Rencana

Strategis (Renstra) DJPb Tahun 2020-2024

Renstra memuat lima tujuan DJPb yaitu

( 1 ) Pengelolaan kas negara yang prudent dan

optimal (2) Pelaksanaan dan pertanggung-

jawaban pelaksanaan APBN yang andal dan

akuntabel 3) Tata kelola investasi pemerintah

dan tata kelola keuangan Badan Layanan Umum

yang inovatif dan modern (4) Sistem

perbendaharaan dan teknologi informasi yang

andal modern dan sesuai best practice

(5) Pemberdayaan dan integrasi seluruh sumber

daya organisasi secara modern dan optimal

Untuk mencapai visi dan misi serta tujuan

yang telah ditetapkan DJPb menjabarkan

sasaran-sasaran strategis sebagai rincian atas

tujuan tersebut Setiap sasaran tersebut

disertai dengan ukuran sebagai alat untuk

mengetahui pencapaian sasaran dimaksud

Pada tahun 2020 ditetapkan 11 sasaran

strategis dan 26 indikator kinerja utama (IKU)

dengan 2 sub IKU beserta targetnya

Pada pelaksanaan APBN Tahun 2020 Pandemi

COVID-19 yang merenggut banyak korban jiwa

telah mengganggu aktivitas ekonomi dan

membawa implikasi besar bagi perekonomian

sebagian besar negara-negara di seluruh dunia

tidak terkecuali di Indonesia Respon kebijakan

keuangan negara dan fiskal dibutuhkan untuk

menghadapi risiko pandemi COVID-19 Respon

tersebut berupa strategi-strategi yang

dirumuskan untuk mengantisipasi dampak

yang ditimbulkan oleh COVID-19 pada aspek

pengelolaan fiskal dan perekonomian di bidang

perbendaharaan serta langkah-langkah di

bidang perbendaharaan yang mengarah pada

upaya recovery perekonomian nasional pada

periode tahun 2020 sampai dengan tahun

2024 untuk mendukung strategi dalam rangka

antisipasi dampak covid-19 dan pemulihan

ekonomi nasional ditetapkan penyesuaian

kebijakan pengelolaan kinerja tahun 2020

seperti relaksasi target kinerja dan adendum

target kinerja dan pengembangan mekanisme

kerja dan sistem pendukung berbasis IT yang

mendukung kinerja tetap optimal di masa

pandemi Covid-19

Berdasarkan evaluasi kinerja tahun 2020

secara keseluruhan kinerja DJPb sudah baik

di mana Nilai Kinerja Organisasi (NKO) adalah

sebesar 11310 meningkat dari NKO DJPb tahun

2019 sebesar 10966 Dari 26 Indikator Kinerja

Utama (IKU) DJPb tahun 2020 seluruhnya telah

berstatus hijau (memenuhi targetekspektasi)

Adapun rincian capaian untuk setiap IKU pada

tahun 2020 adalah sebagai berikut

1) Indeks opini BPK atas LKPP terealisasi

sebesar 4 (target 4 (WTP)

2) Indeks efektivitas investasi pemerintah

terealisasi sebesar 45 (target 4 dari skala

5)

3) Indeks optimalisasi kas terhadap bunga

utang terealisasi sebesar 35 (target 3 dari

skala 4)

4) Indeks kepuasan pengguna layanan

terealisasi sebesar 464 (target 4 dari skala

5)

5) Indeks efektivitas peraturan

perbendaharaan terealisasi sebesar 4

(target 3 dari skala 4)

6) Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi

terealisasi sebesar 9085 (target 87)

7) Persentase implementasi jabatan fungsional

bidang perbendaharaan terealisasi sebesar

7903 (target 75)

8) Deviasi proyeksi perencanaan kas

pemerintah pusat terealisasi sebesar 260

(target 475)

9) Indeks pengendalian biaya atas SILPA

terealisasi sebesar 375 (target 3 skala 4)

LAKIN DJPb 2020 v

10) Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL

terealisasi sebesar 9219 (target 88)

11) Tingkat implementasi redesign sistem

penganggaran terealisasi sebesar 100

(target 100)

12) Persentase pencapaian target pendapatan

BLU terealisasi sebesar 13936 (target

100)

13) Indeks efektivitas pelaksanaan tugas khusus

terealisasi sebesar 11143 (target 100)

14) Rata-rata indeks opini BPK atas LK KL dan

LK BUN terealisasi sebesar 395 (target 36

dari skala 4)

15) Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan

LK BUN yang telah ditindaklanjuti terealisasi

sebesar 9699 (target 89)

16) Persentase pemenuhan standar soft dan

hard competency terealisasi sebesar 9878

(target 93)

17) Persentase penyelesaian delayering

terealisasi sebesar 100 (target 93)

18) Persentase efisiensi belanja birokrasi

terealisasi sebesar 2992 (target 10)

19) Indeks integritas organisasi terealisasi

sebesar 10531 (target 9719)

20)Persentase penyelesaian program RBTK

terealisasi sebesar 9572 (target 85)

21) Tingkat implementasi learning organisastion

terealisasi sebesar 9764 (target 75)

22)Persentase kualitas pelaksanaan anggaran

terealisasi sebesar 9616 (target 95)

23)Indeks kualitas pelaporan keuangan BA 15

terealisasi sebesar 96 (target 85)

24)Indeks efektivitas komunikasi publik arget

terealisasi sebesar 366 (target indeks 35

dari Skala 4)

25)Indeks kualitas pengelolaan sistem TIK

terealisasi sebesar 15828(target 100)

26)Persentase tingkat implementasi Aplikasi

SAKTI terealisasi sebesar 100 dari target

100

Pada sisi pengelolaan anggaran DJPb telah

merealisasikan penyerapan DIPA TA 2020

untuk semua jenis belanja sebesar 9703

yaitu Rp32413 T dari total pagu sebesar Rp

33405 T Kualitas pemanfaatan anggaran

tidak direfleksikan dengan sekedar menyerap

pagu anggaran tetapi juga memperhitungkan

juga ketercapaian keluaran riil konsistensi

dengan perencanaan serta upaya efisiensi

dalam penyerapannya Selain itu

pemanfaatan anggaran yang berkualitas

harus memberikan dampak yang dapat

dirasakan manfaatnya bagi masyarakat luas

DJPb juga telah menghasilkan berbagai

capaian membanggakan selama tahun 2020

antara lain

1) Perolehan opini WTP dari BPK atas LKPP

Tahun 2019 sebagai perolehan opini WTP ke

-empat kalinya

2) Penghargaan Top Digital Implementation atas

Aplikasi Pengelolaan APBN DJPb

3) Medali Emas Top Ranking Performance Awards

(TRPA) tahun 2020 tingkat Asia Pasifik atas

layanan Hai DJPb

4) Penghargaan Top 3 Pengelola Pengaduan

Pelayanan Publik dalam Kompetisi Inovasi

Pelayanan Publik Tahun 2020

5) Penghargaan Wilayah Bebas Korupsi Untuk

57 Kantor Vertikal Dan Wilayah Birokrasi

Bersih Melayani 9 Kantor Vertikal dari

Kemenpan-RB

6) Surveillance Audit untuk seluruh KPPN dengan

hasil telah diadopsi dan di-implementasikan

ISO 90012015 dengan baik

7) Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Tahun

2020 Tertinggi dari Universitas Padjajaran

8) Kategori informatif PPID Tingkat I lingkup

Kementerian Keuangan

9) Peringkat Pertama Indeks Persepsi Integritas

(IPI) Tahun 2020

vi LAKIN DJPb 2020

10) Nilai Piloting Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan APBN melalui Platform Pembayaran

Pemerintah (SSC-Gaji)

11) Otomasi Maksimum Pencairan (MP) PNBP Terpusat

12) Optimalisasi penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Dalam Negeri dan Pengaturan KKP

untuk Bagian Anggaran BUN

13) Uji Coba Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Luar Negeri

14) Proses Bisnis Layanan Non Tatap Muka dalam masa Pandemi COVID-19

15) Kick off meeting ujicoba Penyetoran Pajak ke Kas Negara yang terintegrasi dengan pencairan

dana belanja daerah atau yang lebih dikenal sebagai SP2D Online

16) Penyaluran Subsidi BungaSubsidi Margin Bagi UMKM Dalam Rangka Program Pemulihan Ekonomi

Nasional (PEN)

17) Launching inovasi aplikasi pengelolaan kinerja DJPb (Intense)

18) dan berbagai kinerja membanggakan lainnya

Andin Hadiyanto

Direktur Jenderal Perbendaharaan

lsquorsquoDirektorat Jenderal Perbendaharaan terus

mengedepankan reformasi birokrasi menjalankan tata

kelola organisasi anggaran dan SDM dengan penuh

integritas dan terus mengupayakan cara-cara terbaik

untuk meningkatkan layananrdquo

LAKIN DJPb 2020 vii

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

viii LAKIN DJPb 2020

Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

DAFTAR

ISI Kata Pengantar

Ringkasan Eksekutif

Daftar Isi

i

Ii

vii

I Pendahuluan

Latar Belakang

Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi

Peran Strategis

Sistematika Laporan

03

03

04

07

11

II Perencanaan Kinerja

Rencana Strategis

Rencana Kerja dan Rencana Kerja dan Anggaran

Perjanjian Kinerja

15

15

19

31

LAKIN DJPb 2020 ix

III Akuntabilitas Kinerja

Capaian Kinerja Organisasi

Realisasi Agenda Prioritas

Realisasi Anggaran

Kinerja Lainnya

51

51

136

141

149

IV Inisiatif Peningkatan Kinerja DJPb

Tindak lanjut atas evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP)

Revitalisasi Manajemen Kinerja DJPb

183

183

187

V Penutup

Penutup

Lampiran

197

197

199

x LAKIN DJPb 2020

DAFTAR TABEL

2A1

2A2

2B1

2B2

2B3

2B4

2C1

2C2

2C3

3A1

3A2

3A3

3A4

3A5

3A6

3A7

3A8

3A9

3A10

3A11

3A12

3A13

3A14

3A15

3A16

3A17

3A18

3A19

3A20

3A21

3A22

3A23

3A24

3A25

3A26

Target Kinerja DJPb pada Renstra

Target Kinerja DJPb pada tingkat Kementerian Keuangan tahun 2020-2024

Sasaran Pendukung Pencapaian Prioritas Nasional Tahun 2020 Lingkup DJPb

Renja DJPb Tahun 2020

Alokasi Anggaran DJPb Tahun 2016 sd2020 Per Jenis Belanja

Kerangka Pendanaan untuk Kegiata Prioritas DJPb 2020

Target Indikator Kinerja Utama Kemenkeu-One DJPb 2020

Pendanaan Per Kegiatan untuk Mendukung Pencapaian Sasaran Strategis 2020

Adendum Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJPb 2020

NKO DJPb Berdasarkan Perspektif

Capaian IKU Kemenkeu-One DJPb Tahun 2020

Capaian IKU pada Sasaran Strategis

Indeks pengukuran LKPP dan LK BUN

Capaian IKU indeks opini BPK atas LKPP dan LKBUN

Penilaian LKPP dan LK BUN tahun 2006 sd 2019

Realisasi IKU tahun 2017 sd 2020

Rincian opini LKKL dan LKBUN

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 2

Jumlah Layanan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Jenis Layanan per Kota DJPb

Jenis Layanan dan karakteristik DJPb tahun 2020

Demografi Responden SKPL DJPb 2020

Rincian Skor Indeks Kepuasan atas 11 Aspek Layanan yang Diteliti Tahun 2020

Capaian IKU Indeks kepuasan pengguna layanan Tahun 2020

Perbandingan Capaian IKU Indeks kepuasan pengguna layanan (IKPL) 2012 sd 2020

Perbandingan Realisasi IKU IKPL atas layanan DJPb sd 2020 dengan Renstra 2015-2020

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 3

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 4

Capaian IKU Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi Tahun 2020

Perbandingan Realisasi IKU Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi Tahun 2015-2020

Capaian IKU Persentase implementasi jabatan fungsional di bidang perbendaharaan

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 5

Realisasi Deviasi Proyeksi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat Pada Tahun 2020

Realisasi IKU Deviasi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat Tahun 2020 per Triwulan

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 6

17

18

21

22

29

30

35

36

44

51

51

52

53

54

54

55

55

63

64

64

66

66

67

68

68

68

73

76

78

78

81

82

84

85

88

LAKIN DJPb 2020 xi

3A27

3A28

3A29

3A30

3A31

3A32

3C1

3C2

3C3

3C4

4B1

4B2

4B3

4B4

4B5

4B6

4B7

4B8

4B9

4B10

4B11

4B12

4B13

4B14

4B15

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 7

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 8

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 9

Capaian IKU Persentase penyelesaian program RBTK tahun 2020

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 10

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 11

Realisasi DIPA DJPb (Non BLU) TA 2016 sd 2020 per Jenis Belanja

Realisasi DIPA DJPb dan BLU BPDPKS dan PIP TA 2017 sd 2020

Realisasi DIPA DJPb TA 2020 per Jenis Kegiatan

Perbandingan Realisasi DIPA DJPb TA 2019 dan 2020 per Jenis Kegiatan

Kriteria Penilaian Unsur Pertama Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kedua Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur KetIga Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Keempat Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kelima Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Keenam Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Ketujuh Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kedelapan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kesembilan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kesebelas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kedua Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Ketiga Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Keempat Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kelima Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Ketujuh Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

102

105

108

120

123

131

141

142

143

144

187

188

188

189

189

190

190

191

191

192

192

192

193

193

194

DAFTAR GRAFIK

1B1

2B1

Statistika SDM

Perkembangan alokasi anggaran DJPb tahun 2016 sd 2020

6

30

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

A Latar Belakang

B Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi

C Peran Strategis

D Sistematika Laporan

3 LAKIN DJPb 2020

D irektorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 35

36 dan 37 Tahun 2004 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302KMK2004 yang secara

hukum meleburkan unit-unit pengelola fungsi perbendaharaan menjadi satu unit Berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234PMK012015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Keuangan DJPb mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

pelaksanaan anggaran pengelolaan kas dan investasi pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan

Umum (BLU) dan akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan DJPb dituntut untuk melaksanakan tugas tersebut dengan pruden transparan

akuntabel efektif dan efisien sesuai prinsip good governance sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi Kolusi

dan Nepotisme

Gedung Prijadi Praptosuhardjo I (DJPb)

A Latar Belakang

Salah satu azas penyelenggaraan good governance

yang tercantum dalam UU No 28 Tahun 1999

adalah azas akuntabilitas yang menentukan

bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari

kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau

rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi

sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku Akuntabilitas

tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk

penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN)

LAKIN DJPb Tahun 2020 disusun sebagai salah

satu bentuk pertanggungjawaban DJPb dalam

melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun

2020 dalam rangka melaksanakan misi dan

mencapai visi DJPb dan sekaligus sebagai alat

kendali dan pemacu peningkatan kinerja setiap

unit di lingkungan DJPb serta sebagai salah

satu alat untuk mendapatkan masukan dari

stakeholders demi perbaikan kinerja DJPb

P E N D A H U L U A N

LAKIN DJPb 2020 4

Selain untuk memenuhi prinsip akuntabilitas

LAKIN juga merupakan amanat Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah

B Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217

PMK012018 yang terakhir diubah dengan PMK

Nomor 229PMK012019 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Keuangan DJPb adalah

organisasi eselon I di bawah Kementerian

Keuangan yang mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang pelaksanaan anggaran

pengelolaan kas dan Investasi pembinaan

pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum

(BLU) dan akuntansi dan pelaporan keuangan

pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan Dalam melaksanakan

tugasnya DJPb menyelenggarakan fungsi

1 Perumusan kebijakan di bidang pelaksanaan

anggaran pengelolaan kas dan investasi

pembinaan pengelolaan keuangan BLU serta

akuntansi dan pelaporan keuangan

pemerintah

2 Pelaksanaan kebijakan di bidang

pelaksanaan anggaran pengelolaan kas dan

investasi pembinaan pengelolaan keuangan

BLU serta akuntansi dan pelaporan

keuangan pemerintah

3 Penyusunan norma standar prosedur dan

kriteria di bidang pelaksanaan anggaran

pengelolaan kas dan investasi pembinaan

pengelolaan keuangan BLU serta akuntansi

dan pelaporan keuangan pemerintah

4 Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di

bidang pelaksanaan anggaran pengelolaan

kas dan investasi pembinaan pengelolaan

keuangan BLU serta akuntansi dan

pelaporan keuangan pemerintah

5 Pelaksanaan pemantauan evaluasi dan

pelaporan di bidang pelaksanaan anggaran

pengelolaan kas dan Investasi pembinaan

pengelolaan keuangan BLU serta akuntansi

dan pelaporan keuangan pemerintah

6 Pelaksanaan administrasi DJPb

7 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh

Menteri Keuangan

Berdasarkan perumusan fungsi tersebut DJPb

telah membentuk unit-unit eselon II di tingkat

pusat dan daerah Unit-unit tersebut telah lahir

dan disusun sesuai dengan tuntutan reformasi

birokrasi yang berbasis pada pelayanan yang

efisien efektif dan terfokus Struktur organisasi

DJPb sesuai Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 217PMK012018 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Keuangan dan Nomor

262PMK012016 tentang Organisasi Dan Tata

Kerja Instansi Vertikal DJPb adalah sebagai

berikut

1 Sekretariat Direktorat Jenderal

2 Direktorat Pelaksanaan Anggaran

3 Direktorat Pengelolaan Kas Negara

4 Direktorat Sistem Manajemen Investasi

5 Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum

6 Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keu-

angan

7 Direktorat Sistem Perbendaharaan

8 Direktorat Sistem Informasi dan Teknologi

Perbendaharaan

9 Tenaga Pengkaji Bidang Perbendaharaan

10 34 Kantor Wilayah (Kanwil) DJPb

11 182 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN)

5 LAKIN DJPb 2020

Gam

bar

Str

ukt

ur

Org

anis

asi D

JPb

Perubahan struktur organisasi tanpa didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) memadai tidak akan

membawa ke arah pencapaian misi yang dicita-citakan Jumlah SDM DJPb yang besar dan tersebar di

seluruh Indonesia tentunya menjadi tantangan tersendiri sehingga diperlukan perhatian khusus

dalam pengelolaan SDM serta peningkatan kualitas dan kompetensi yang dibutuhkan Pengelolaan

SDM ditujukan pada terwujudnya SDM yang berkomitmen pada integritas moralitas profesionalitas

dan kesejahteraan SDM DJPb per 31 Desember 2020 adalah sejumlah 7140 orang dengan statistik

sebagaimana ditunjukkan pada grafik berikut

LAKIN DJPb 2020 6

Grafik 1B1 Statistika SDM

7 LAKIN DJPb 2020

C Peran Strategis

Sebagai sebuah organisasi yang dapat dikategorikan sebagai sebuah holding type organization karena

memiliki kantor vertikal cukup banyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia ditambah dengan

jumlah pegawai ribuan orang serta memberikan pelayanan langsung kepada stakeholders DJPb memiliki

peran strategis dalam pengelolaan keuangan negara khususnya di bidang pelaksanaan anggaran

pengelolaan kas dan investasi pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum dan akuntansi

dan pelaporan keuangan pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Peran strategis DJPb terkait dengan pelayanan publik antara lain

1 Alokasi belanja negara yang tepat sasaran tepat waktu efektif efisien dan akuntabel

2 Tata kelola yang yang tertib transparan dan akuntabel dalam pelaksanaan belanja negara

3 Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintahan Daerah

4 Terciptanya tata kelola organisasi yang sesuai peraturan perundang-undangan

Gambar Sebaran Unit dan SDM DJPb

LAKIN DJPb 2020 8

Peran DJPb Dalam Mendukung Pelaksanaan

Arah Kebijakan Nasional

Kementerian Keuangan mendukung seluruh

Agenda Pembangunan dari 7 Agenda

Pembangunan dimaksud melalui beberapa

strategi yang akan dilaksanakan dalam rangka

mencapai sasaran pada setiap agenda Dalam

hal ini DJPb khususnya mendukung Agenda

Pembangunan 1 dan 3 yang secara lebih detail

dukungan tersebut adalah sebagai berikut

Agenda Pembangunan 1 Memperkuat Ketahanan

Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas

dan Berkeadilan

Kementerian Keuangan dalam Agenda

Pembangunan 1 RPJMN tahun 2020-2024

diamanatkan dapat berkontribusi dalam

mendukung arah kebijakan pembangunan

nasional yaitu (1) pemenuhan kebutuhan energi

dengan mengutamakan peningkatan energi

baru terbarukan (EBT) 2) penguatan

kewirausahaan usaha mikro kecil dan

menengah (UMKM) dan koperasi (3) peningkatan

nilai tambah lapangan kerja dan investasi di

sektor riil dan industrialisasi (4) peningkatan

ekspor bernilai tambah tinggi dan penguatan

Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan (5)

penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing

ekonomi Dalam hal ini DJPb menjalankan arah

kebijakan sebagai berikut

9 LAKIN DJPb 2020

1 Arah kebijakan 2 Penguatan kewirausahaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan

koperasi yang dilaksanakan dengan strategi meningkatkan kapasitas usaha dan akses pembiayaan

bagi wirausaha melalui penyediaan insentif fiskal yang berorientasi ekspor dan penyediaan skema

pembiayaan bagi wirausaha dan UMKM termasuk modal awal usaha serta pendampingan

mengakses kredit pembiayaan Pada DJPb implementasi strategi tersebut dilaksanakan oleh

Direktorat Sistem Manajemen Investasi dan Pusat Investasi Pemerintah

2 Arah kebijakan 5 Penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi yang dilaksanakan dengan

strategi reformasi fiskal melalui penyempurnaan regulasi PNBP peningkatan kepatuhan dan

intensifikasi pengawasan PNBP peningkatan PNBP dari pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) dan

kinerja Badan Layanan Umum (BLU) serta pengembangan layanan berbasis digital untuk

meningkatkan PNBP Pada DJPb implementasi strategi tersebut dilaksanakan oleh Direktorat

Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Agenda Pembangunan 3 Meningkatkan SDM Berkualitas dan Berdaya Saing

Kementerian Keuangan dalam Agenda Pembangunan 3 RPJMN tahun 2020-2024 diamanatkan dapat

berkontribusi dalam mendukung arah kebijakan pembangunan nasional yaitu (1) Memperkuat

pelaksanaan perlindungan sosial (2) Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan

semesta (3) Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas (4) Mengentaskan kemiskinan

(5) Meningkatkan produktivitas dan daya saing Dalam hal ini DJPb menjalankan arah kebijakan 4

Mengentaskan kemiskinan yang dilaksanakan dengan strategi akselerasi penguatan ekonomi keluarga

melalui fasilitasi pendanaan ultra mikro bagi individu atau kelompok usaha produktif dari keluarga

miskin dan rentan Pada DJPb implementasi strategi tersebut dilaksanakan oleh Direktorat Sistem

Manajemen Investasi

Seluruh fungsi dalam DJPb saling bersinergi dan terintegrasi penuh baik antar direktorat maupun

bagian yang ada di dalamnya Sebagai suatu organisasi terbuka DJPb berinteraksi dan menyelaraskan

diri dengan lingkungan eksternal seperti teknologi ekonomi undang-undang dan faktor sosial

kemasyarakatan serta selalu berusaha menggunakan teknologi yang tepat guna dan menjadi organisasi

pembelajar yang menuntut seluruh elemen di dalamnya untuk selalu mengembangkan diri sesuai

kerangka budaya organisasi yaitu profesional disiplin akuntabel pelayanan prima dan inovatif

Segenap elemen organisasi senantiasa berpikir dengan langkah-langkah yang sistematis dan terencana

memiliki role model dalam hal berpikir mengenai kemajuan organisasi melalui keteladanan para

pimpinan organisasi serta pandangan dan harapan pimpinan terhadap organisasi ke depan

Dengan dukungan pimpinan terkait manajerial organisasi dalam melaksanakan tugas sehari-hari fungsi

-fungsi treasury akan berkembang untuk mengikuti tuntutan stakeholders Konsep keterpaduan telah

diperluas dari sekedar untuk kepentingan salah satu fungsi secara sempit menjadi lebih komprehensif

dan menyentuh fungsi-fungsi lain di dalam organisasi Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan

kemudahan dalam penyelesaian tugas-tugas keseharian yang sebelumnya dilaksanakan secara manual

dan mampu meningkatkan peran atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terkait fungsi

distribusi stabilisasi dan alokasi dalam menciptakan kondisi fiskal negara yang sehat dan

berkesinambungan

LAKIN DJPb 2020 10

Berbagai isu strategis yang terjadi sepanjang tahun 2020 telah menjadi perhatian DJPb dan disikapi

dalam wujud perumusan dan penyesuian implementasi kebijakan untuk mewujudkan tercapainya visi DJPb

antara lain penyesuaian proses bisnis layanan tanpa tatap muka pengembangan SAKTI Web

penyesuian mekanisme pola kerja pegawai di masa pandemi piloting pembayaran dalam rangka

pelaksanaan APBN melalui Platform Pembayaran Pemerintah Optimalisasi penggunaan Kartu Kredit

Pemerintah (KKP) di Dalam Negeri dan Pengaturan KKP untuk Bagian Anggaran BUN uji coba

penggunaan KKP di luar negeri penyaluran subsidi bungasubsidi margin bagi UMKM dalam rangka

program pemulihan ekonomi nasional pembukaan Rekening Khusus (Reksus) Pinjaman dan Hibah Luar

Negeri di Bank Umum dan lain-lain

1 Pandemi Corona Virus Desease 2019 (Covid-

19) yang melanda berbagai negara di belahan

dunia telah menyebabkan pelaksanaan pokok

dan fungsi tidak berjalan secara normal

2 Slimplifikasi pelaksanaan anggaran melalui

peningkatan sistem informasi dan proses

bisnis di bidang perbendaharaan pada era

industri 40

3 Upaya menjaga opini BPK Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP) atas hasil pemeriksaan

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

Tahun 2019

4 Penguatan manajemen investasi pemerintah

untuk meningkatkan manfaat investasi

5 Perbaikan strategi komunikasi publik

6 Peningkatan akurasi perencanaan kas

pemerintah pusat

7 Implementasi penuh Kartu Kredit Pemerintah

(KKP)

8 Implementasi SAKTI

9 Upaya implementasi jabatan fungsional di

bidang perbendaharaan

10 Implementasi delayering

11 Peningkatan kualitas penyaluran UMi DAK

Fisik dan Dana Desa

12 Surveillance audit unit DJPb yang telah

mendapatkan Standar Mutu Manajemen

(SMM) ISO 90012015

13 Peningkatan soft dan hard competency

pegawai

Terdapat beberapa isu strategis DJPb pada tahun 2020 antara lain

11 LAKIN DJPb 2020

D Sistematika Laporan

Sistematika penyajian LAKIN DJPb Tahun 2020 adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi dengan penekanan kepada aspek strategis

organisasi serta permasalahan utama (strategic issues) yang sedang dihadapi organisasi

Bab II Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasanikhtisar perjanjian kinerja tahun bersangkutan yang dimulai

dengan penjelasan Renstra DJPb Tahun 2020-2024 khususnya untuk tahun 2020 dilanjutkan

dengan penjelasan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan penjelasan

penetapanperjanjian kinerja tahun 2020 termasuk adendum kontrak kinerja

Bab III Akuntabilitas Kinerja

A Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran

strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi

B Realisasi Anggaran Prioritas

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah

digunakan oleh DJPB untuk mendukung agenda prioritas nasional yang termaktub dalam RKP

tahun 2020

C Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah

digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja

D Kinerja Lain-Lain

Pada sub bab ini diuraikan kinerja lainnya DJPb pada tahun yang bersangkutan meliputi

kinerja dalam inovasi manajemenpelayanan inisiatif pemberantasan korupsi penghargaan

dan capaian lainnya

Bab IV Inisiatif Peningkatan Kinerja DJPb

Pada bab ini diuraikan inisiatif yang telah dilakukan DJPb dalam meningkatkan kinerjanya yang dimulai

dari penjelasan tindak lanjut atas evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) DJPb dan

dilanjutkan dengan penjelasan revitalisasi manajemen kinerja DJPb

Bab V Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa

mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya

Lampiran

Lampiran LAKIN DJPb Tahun 2020 meliputi Perjanjian Kinerja DJPb Tahun 2020 Rencana

Kinerja Tahunan (RKT) DJPb Tahun 2020 Formulir Pengukuran Kinerja DJPb Tahun 2020 dan

Informasi Kinerja dan Anggaran DJPb Tahun 2020

LAKIN DJPb 2020 12

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

A Rencana Strategis

B Renjcan Kerja (Renja) dan Rencana Kerja

dan Anggaran

C Perjanjian Kinerja

15 LAKIN DJPb 2020

A Rencana Strategis

P E R E N C A N A A N K I N E R J A

Dalam rangka mendukung visi Kementerian Keuangan ldquoMenjadi Pengelola Keuangan Negara untuk

Mewujudkan Perekonomian Indonesia yang Produktif Kompetitif Inklusif dan Berkeadilanrdquo Visi DJPb

tahun 2020-2024 yaitu

ldquoMenjadi Pengelola Perbendaharaan Negara yang Unggul di Tingkat Duniardquo

Pada Misi Kementerian Keuangan tahun 2020-2024 DJPb mendukung misi nomor 3 (Memastikan

belanja negara yang berkeadilan efektif efisien dan produktif) dan nomor 4 (Mengelola neraca

keuangan pusat yang inovatif dengan risiko minimum) Dukungan tersebut diwujudkan melalui

1 Mewujudkan pengelolaan kas negara yang prudent efisien dan optimal

2 Mendukung kinerja pelaksanaan APBN yang efisien efektif dan akuntabel

3 Mewujudkan akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yang akuntabel transparan andal dan

tepat waktu

4 Mewujudkan tata kelola investasi pemerintah yang modern inklusif dan berkelanjutan

5 Mewujudkan layanan dan tata kelola keuangan Badan Layanan Umum yang inovatif dan modern

6 Mewujudkan tata kelola sumber daya proses bisnis dan sistem teknologi informasi

perbendaharaan yang modern efektif dan adaptif

Sebagai pengelola APBN di bidang Perbendaharaan DJPb berfokus untuk mewujudkan fungsi

perbendaharaan yang memiliki kinerja tinggi dan sesuai dengan best practices transparan dan

akuntabel Dengan pengelolaan fiskal yang baik diharapkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan

dan berkelanjutan yang menjadi cita-cita bangsa dapat terwujud

Dalam pelaksanaan Agenda Pembangunan Nasional yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 DJPb berperan dalam pelaksanaan Agenda

Pembangunan 1 (AP1) Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan

berkeadilan dan Agenda Pembangunan 3 (AP3) Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas

dan berdaya saing Dalam hal ini DJPb terlibat dalam arah kebijakan nasional dalam pelaksanaan AP1

Hal Arti

Pengelola perbendaharaan negara

DJPb mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan negara sesuai Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Unggul Memiliki makna utama atau terbaik dalam kualitas kinerja

Di tingkat dunia Kualitas kinerja yang dihasilkan DJPb memiliki kualitas setara

dengan kualitas kinerja dengan pengelola perbendaharaan di negara

lainnya yang telah sesuai dengan best practices

LAKIN DJPb 2020 16

yaitu (1) penguatan kewirausahaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan koperasi (2)

penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi Sementara itu dalam pelaksanaan AP3 DJPb

terlibat pada arah kebijakan nasional mengentaskan kemiskinan

Dalam rangka mendukung visi dan misi Kementerian Keuangan DJPb menjalankan arah kebijakan

Kementerian Keuangan tahun 2020-2024 yaitu

1 Pengelolaan belanja negara yang berkualitas

2 Pengelolaan perbendaharaan kekayaan negara dan pembiayaan yang akuntabel dan produktif

dengan risiko yang terkendali

3 Birokrasi dan layanan publik yang agile efektif dan efisien

Di samping itu dalam rangka mewujudkan visi dan misi DJPb dalam mendukung visi dan misi

Kementerian Keuangan ditetapkan lima tujuan DJPb Tahun 2020-2024 yaitu

1 Pengelolaan kas negara yang prudent dan optimal

2 Pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang andal dan akuntabel

3 Tata kelola investasi pemerintah dan tata kelola keuangan Badan Layanan Umum yang inovatif dan

modern

4 Sistem perbendaharaan dan teknologi informasi yang andal modern dan sesuai best practice

5 Pemberdayaan dan integrasi seluruh sumber daya organisasi secara modern dan optimal

Sebagaimana tertuang dalam Renstra DJPb Tahun 2020-2024 Dalam rangka mendukung pencapaian lima

tujuan DJPb telah menetapkan sembilan sasaran strategis yang merupakan kondisi yang diinginkan

untuk dicapai oleh DJPb selama tahun 2020-2024 yaitu

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan Pengelolaan kas negara yang prudent dan optimal

adalah Pengelolaan kas secara aman efektif dan optimal

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan Pelaksanaan dan pertanggungjawaban

pelaksanaan APBN yang efektif yaitu

a Pelaksanaan APBN yang efektif efisien dan akuntabel

b Akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yang akuntabel transparan andal dan tepat

waktu

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan Tata kelola investasi pemerintah dan tata kelola

keuangan Badan Layanan Umum yang inovatif dan modern yaitu

a Pelaksanaan tata kelola investasi pemerintah yang modern dan mendukung inklusi keuangan

berkelanjutan

b Peningkatan produktivitas dan pelayanan BLU kepada masyarakat

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan Sistem perbendaharaan dan teknologi informasi

yang andal modern dan sesuai best practice yaitu

a Regulasi dan proses bisnis perbendaharaan yang andal mutakhir dan akuntabel

b Sistem teknologi informasi perbendaharaan yang terintegrasi fleksibel dan ramah pengguna

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan Pemberdayaan dan integrasi seluruh sumber daya

organisasi secara modern dan optimal yaitu

a Pengelolaan organisasi dan SDM yang efektif modern dan berintegritas

b Pengelolaan aset dan keuangan yang modern efisien dan akuntabel

17 LAKIN DJPb 2020

No Tujuan

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Target UIC

2020 1 2 3 4 9

1 Pengelolaan kas negara yang prudent dan optimal

Pengelolaan kas secara aman efektif dan optimal

Deviasi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat

475 Dit PKN

2 Pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang andal dan akuntabel

Pelaksanaan APBN yang efektif efisien dan akuntabel

Nilai kinerja pengelolaan penyaluran Dana Transfer ke Daerah (yang menjadi kewenangan DJPb)

80 Dit PA

Akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yang akuntabel transparan andal dan tepat waktu

Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah ditindaklanjuti

89 Dit APK

3 Tata kelola investasi pemerintah dan tata kelola keuangan BLU yang inovatif dan modern

Pelaksanaan tata kelola investasi pemerintah yang modern dan mendukung inklusi keuangan yang berkelanjutan

Persentase pencapaian target penerimaan pokok dan bunga pinjaman

100 Dit SMI

Peningkatan produktivitas dan pelayanan BLU kepada masyarakat

Persentase pencapaian target pendapatan BLU

100 Dit PPK BLU

Persentase BLU yang kinerjanya baik

93

4 Sistem perbendaharaan dan teknologi informasi yang andal modern dan sesuai best practices

Regulasi dan proses bisnis perbendaharaan yang andal muta-khir dan akuntabel

Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan

3 (skala 4)

Dit SP

Persentase implementasi jabatan fungsional di bidang perbendaharaan negara

75

Sistem teknologi informasi perbendaharaan yang andal dan modern

Tingkat downtime sistem TIK 01 Dit SITP

5 Pemberdayaan dan integrasi seluruh sumber daya organisasi secara modern dan optimal

Pengelolaan organisasi dan SDM yang efektif modern dan berintegritas

Indeks kepuasan pengguna layanan

4 (skala 5)

Sekretariat DJPb

Persentase penyelesaian

delayering 100

Persentase pemenuhan soft dan hard competency

93

Tingkat implementasi learning

organization 75

Indeks integritas Organisasi 90 (skala 100)

Pengelolaan aset dan keuangan yang modern efisien dan akuntabel

Persentase kualitas pelaksanaan anggaran

95

Tingkat kualitas pengelolaan BMN

100

Tabel 2A1 Target Kinerja DJPb pada Renstra DJPb

LAKIN DJPb 2020 18

No Tujuan

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Target UIC

2020 1 2 3 4 9

1 Pengelolaan Perbendaharaan dan Kekayaan Negara yang Akuntabel dan Produktif dengan Risiko yang Terkendali

Pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran belanja pemerintah yang efektif efisien dan akuntabel

Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang

3 (skala 4)

Dit PKN dan DJPPR

Indeks opini BPK atas LKPP dan LK BUN

4 (skala 4)

Dit APK dan Itjen

Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL

88 Dit PA

Persentase instansi Pemerintah Pusat (KL) yang mendapatkan opini WTP

91 Dit APK

Pengelolaan kekayaan negara yang lebih efisien dan efektif serta memberi manfaat finansial

Indeks efektivitas investasi pemerintah

4 (skala 5)

Dit SMI DJKN dan DJPPR

2 Birokrasi dan Layanan Publik yang Agile Efektif dan Efisien

Sistem informasi yang andal dan terintegrasi

Persentase penyelesaian proyek strategis TIK

85 Dit SITP dan Unit Eselon I

terkait

Pelaksanaan tugas khusus yang optimal

Indeks efektivitas pelaksanaan tugas khusus

100 BPDPKS PIP dan BPDLH

Sementara target kinerja DJPb tahun 2020 dalam rangka mendukung Renstra Kementerian Keuangan

adalah

Tabel 2A2 Target Kinerja DJPb pada Tingkat Kementerian tahun 2020-2024

19 LAKIN DJPb 2020

B Rencana Kerja ( Renja) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

1 Rencana Kerja ( Renja)

Dalam kerangka penguatan perencanaan pembangunan seperti diamanatkan pada Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran

Pembangunan Nasional Bappenas menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2020 dengan

pendekatan penganggaran berbasis program (money follows program) dan pendekatan Tematik

Holistik Integratif dan Spasial (THIS) Dokumen RKP tahun 2020 memuat hasil evaluasi pencapaian

Prioritas Nasional (PN) RKP 2018 rancangan kerangka ekonomi makro arah pengembangan wilayah

pendanaan pembangunan prioritas pembangunan nasional pembangunan bidang serta kaidah

pelaksanaan Tema pembangunan tahun 2020 adalah Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk

Pertumbuhan Berkualitasrdquo yang ditujukan untuk menjaga keberlanjutan pencapaian hasil-hasil

pembangunan RPJMN 2015-2019 dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya dalam rangka

pelaksanaan RPJMN 2020-2024

Sebagai implementasi penguatan perencanaan pembangunan dalam penyusunan RKP tahun 2020

dilakukan beberapa hal yaitu

(1) Menjaga konsistensi jumlah Prioritas Nasional (PN) dan Program Prioritas (PP) sama dengan RKP

2019 sebanyak 5 PN dan 25 PP

(2) Memastikan konsistensi perencanaan dan penganggaran PN PP dan Kegiatan Prioritas (KP)

(3) Menjadikan konsep pengembangan wilayah menjadi basis dalam penyusunan PP dan KP serta

(4) Mengintegrasikan sumber-sumber pendanaan yang mencakup belanja KementerianLembaga (K

L) belanja non-KL belanja transfer ke daerah pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN) sumber

pembiayaan lainnya seperti melalui pemanfaatan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha

(KPBU) dan Pembiayaan Investasi Non-APBN (PINA) serta upaya pemanfaatan potensi investasi

melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Penjabaran rencana pembangunan dokumen RKP tahun 2020 dapat dikelompokkan ke dalam prioritas

pembangunan nasional dan pembangunan bidang Prioritas pembangunan nasional secara lebih rinci

dijabarkan ke dalam PN PP dan KP dengan menjaga ketepatan hierarki sasaran dan ketepatan

indikator sasaran di setiap tingkatan kinerja Hal ini penting untuk penajaman substansi perencanaan

dan penganggaran yang terintegrasi dalam rangka memastikan tercapainya sasaran dan target

pembangunan serta dapat terlaksananya evaluasi dan pengendalian pencapaian sasaran PN secara

efektif Penjabaran RKP tahun 2020 ke dalam 5 (lima) PN meliputi

(1) Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan

(2) Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah

(3) Nilai TambahSektor Riil Industrialisasi dan Kesempatan Kerja

(4) Ketahanan Pangan Air Energi dan Lingkungan Hidup serta

(5) Stabilitas Pertahanan dan Keamanan Sasaran prioritas pembangunan yang menjadi fokus pada

tahun 2020 diharapkan dapat tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan

LAKIN DJPb 2020 20

Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Kementerian Keuangan dan DJPb Tahun 2020 telah dilakukan pada

tahun 2019 sejalan dengan informasi Bappenas terkait rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP)

Tahun 2020 Renja memuat kebijakan program dan kegiatan yang meliputi kegiatan pokok serta

kegiatan pendukung untuk mencapai sasaran hasil sesuai program induk Renja dirinci menurut

indikator keluaran pada tahun rencana prakiraan sasaran tahun berikutnya lokasi pagu indikatif

sebagai indikasi pagu anggaran serta cara pelaksanaannya

Proses penyusunan Renja diawali dengan arahan dari Sekretariat Jenderal pada Forum Sekretaris

(Forses) terkait perencanaan penganggaran Tahun 2020 yang ditindaklanjuti dengan dilaksanakannya

Resource Forum dalam bentuk Bilateral Meeting Resource Forum merupakan sarana koordinasi antara

fungsi pengelola sumber daya dan fungsi teknis yang diinisiasi oleh fungsi perencanaan kinerja dan

anggaran di lingkungan Kementerian Keuangan Resource Forum dilaksanakan dalam rangka penetapan

target kinerja dan anggaran untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan sesuai sasaran

strategis Kementerian Keuangan Pelaksanaan Resource Forum diatur dalam Surat Edaran Menteri

Keuangan Nomor SE-6MK12016 tentang Tata Cara Pelaksanaanu Resource Forum Dalam Rangka

Penyusunan Rencana Kerja Kementerian Keuangan Resource Forum bersifat terbuka dua arah

berbasis bukti dan berorientasi pada perbaikan ke depan serta fokus pada pencapaian outputs dan

outcomes Kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh unit eselon I sebagai bahan dalam pelaksanaan

Bilateral Meeting dan Trilateral Meeting

Tujuan dilakukannya Resource Forum adalah untuk meningkatkan kualitas penyusunan Renja dalam

mengimplementasikan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) lingkup Kementerian Keuangan Di samping

itu kegiatan ini juga bertujuan untuk mewujudkan komitmen koordinasi dan rasa memiliki (sense of

ownership) dalam proses perencanaan anggaran dengan melibatkan semua sumber daya organisasi

(resource) Sejalan dengan hal tersebut penyelenggaraan Resource Forum diselaraskan dengan struktur

rencana kerja berdasarkan logic model penataan Arsitektur Dan Informasi Kinerja (ADIK) sehingga

pelaksanaan pembahasan difokuskan pada outcome output aktivitas input serta indikator

kesuksesan dari suatu output dan outcome Resource Forum mengacu pada perspektif pencapaian

tahun lalu proyeksi pelaksanaan anggaran tahun berjalan dan usulan rencana kerja serta inisiatif

strategis tahun yang akan datang

Dalam hal dukungan untuk Prioritas Nasional dalam RKP Tahun 2020 DJPb memiliki peran penting

dalam mendukung pencapaian Prioritas Nasional ke-1 Pembangunan Manusia dan Pengentasan

Kemiskinan dan Prioritas Nasional ke-3 Nilai TambahSektor Riil Industrialisasi dan Kesempatan Kerja

Peran DJPb dalam prioritas nasional ditunjukkan sebagaimana pada Tabel 2B1

21 LAKIN DJPb 2020

Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas Sasaran PN Proyek Prioritas

Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan

Pengentasan Kemiskinan

Akselerasi Penguatan Ekonomi Keluarga

Sasaran PN Meningkatnya cakupan penduduk miskin dan rentan yang dapat mengakses dana ultra mikro

Proyek PN Pemberian Modal Usaha

Proyek KL Mendukung PN 1 Penguatan Proses Bisnis dan

Kelembagaan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)

2 Usaha Ultra Mikro yang terfasilitasipembiayaan Ultra Mikro

Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi

Reformasi fiskal Sasaran PN Terlaksananya reformasi fiskal

Nilai TambahSektor Riil Industrialisasi dan Kesempatan Kerja Proyek PN

Pembaruan sistem inti administrasi perpajakan (core tax administration system)

Proyek KL Mendukung PN 1 Satker yang Mengimplementasikan

SAKTI 2 HardwareSoftware untuk

Peningkatan Kapasitas Layanan SPAN SAKTI dan MPN

Tabel 2B1 Sasaran Pendukung Pencapaian Prioritas Nasional Tahun 2020 Lingkup DJPb

LAKIN DJPb 2020 22

Kode Program Kegiatan

Output

Nama Program KegiatanIndikator Vol Target

Pagu

0150809 Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara 814654068400000

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88

Indeks opini BPK atas LKPP 4

Indeks Likuiditas Kas Negara 3

1698 Penyelenggaraan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

1893480600000

Indeks Penyelesaian UU PP APBN Secara Tepat Waktu 4

lndeks Penyelesaian LKPP (Unaudited) dan LK- BUN Secara Tepat Waktu

3

001 Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Negara 6 929728700000

Persentase Penyelesaian Rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah Ditindaklanjuti

89

006 Statistik Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics)

3 48930500000

Indeks Penyelesaian Penyusunan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics) secara tepat waktu

3

002 PeraturanPedoman Terkait Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

5 188555500000

Persentase Penyelesaian RPMKRKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMKRKMK

70

Persentase penyusunan modul Sistem Akuntansi Instansi dan BUN

100

003 Sistem Informasi Keuangan Republik Indonesia (SIKRI) 1 164673000000

Persentase Penyelesaian Pengembangan SIKRI 100

005 Pedoman terkait Standar Akuntansi Pemerintahan 5 506121900000

Nilai Efektivitas Edukasi dan Komunikasi 85

Persentase Kajian SAP di Lingkungan Pemerintah Pusat dan Daerah

100

994 Layanan Perkantoran 1 51188700000

Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95

951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 4282300000

Persentase Kualitas Pemenuhan BMN 92

1699 Pembinaan Pelaksanaan Anggaran 916573700000

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran Kementerian Lembaga

88

Persentase Implementasi Kebijakan dalam rangka pening-katan efisiensi dan efektivitas Pelaksanaan Anggaran

100

001 Peraturan bidang Pelaksanaan Anggaran 5 157425900000

Persentase Penyelesaian RPMK RKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMK RKMK

70

Adapun rincian Renja DJPb Tahun 2020 secara garis besar dapat ditunjukkan pada Tabel 2B2

Tabel 2B2 Rencana Kerja (Renja) DJPb Tahun 2020

23 LAKIN DJPb 2020

004 Layanan Pelaksanaan Anggaran 533 265092500000

Persentase Ketepatan Waktu Penyelesaian Revisi DIPA Kewenangan DJPb

100

Nilai Kinerja Penyaluran Dana DAK Fisik dan Dana Desa 75

1700 Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

860105700000

Persentase BLU yang Kinerjanya Baik 93

Persentase pencapaian target pendapatan BLU 100

001 Peraturan dan Ketetapan Terkait Pengelolaan Keuangan BLU 35

221993700000

Persentase Penyelesaian RPMK RKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMK RKMK

70

Persentase penyelesaian RKMK penetapan BLU secara tepat waktu

90

Persentase penyelesaian RPMK penetapan tarif BLU secara tepat waktu

80

Persentase penyelesaian RKMK penetapan remunerasi BLU secara tepat waktu

80

002 Satker Badan Layanan Umum yang dibina 218 600780000000

Indeks Kepuasan Publik atas Layanan Dit Pembinaan PK BLU

415

Indeks efektifitas edukasi dan komunikasi 85

Persentase penyelesaian rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi yang ditindaklanjuti BLU 75

003 Dokumen UAR dan UAT Sistem Aplikasi dan Informasi

2 37332000000

Persentase Tingkat Implementasi Aplikasi BIOS 75

1701 Peningkatan Pengelolaan Kas Negara 987531900000

Indeks Efektifitas Pengelolaan Arus Kas 31

Indeks Kualitas Optimalisasi Kas 31 002 Peraturan dan Petunjuk Teknis Terkait dengan

Peningkatan Pengelolaan Kas Negara 5 8230200000

Persentase Penyelesaian RPMK RKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMK RKMK

70

003 Perjanjian Kerjasama dalam rangka Pengelolaan Kas Negara

4 51438200000

Indeks kepatuhan Bank Operasional dan BankPos Persepsi dalam melaksanakan Kontrak

325

007 Remunerasi dari Pengelolaan Kas Negara 5 Triliun 710016400000

Jumlah Penerimaan dari Pengelolaan Kas 5

Persentase Akurasi Data Rekening Pemerintah Pusat 90

Indeks efektivitas pengelolaan kas pinjaman dan hibah 33

Kode Program Kegiatan

Output

Nama Program KegiatanIndikator Vol Target Pagu

003 Kajian Pelaksanaan Anggaran 10 494055300000

Indeks ketepatan waktu penyusunan reviu pelaksanaan anggaran spending review dan laporan khatulistiwa (KFR Gabungan)

35

Nilai efektivitas edukasi dan komunikasi terkait pelaksanaan anggaran

90

Indeks Ketepatan Waktu Penyelesaian Kajian Monev Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa

3

LAKIN DJPb 2020 24

1702 Manajemen lnvestasi dan Penerusan Pinjaman 1654693600000

Persentase pencapaian target penerimaan pokok dan bunga pinjaman

100

Indeks Kualitas LK BA 99904 4 001 Rekomendasi Terkait Manajemen Investasi 41 748978700000

Persentase penyaluran dana di bidang investasi subsidi dan pembiayaan secara optimal

95

lndeks Pemanfaatan SIKP oleh Stakeholder 4

002 Proses Bisnis dan Kelembagaan Pembiayaan Ultra Mikro

334 632843600000

Tingkat Efektivitas pembinaan terhadap BLU Pengelola Dana

80

003 Peraturan Terkait Sistem Manajemen lnvestasi 4 86586000000

Persentase Penyelesaian RPMK RKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMK RKMK

78

Indeks Kepatuhan Stakeholder 360

004 Layanan Penyaluran Penagihan dan Setelmen Investasi

242 32922300000

Persentase Penyaluran Dana di Bidang lnvestasi Subsidi dan Pembiayaan Secara Optimal

90

Persentase jumlah tagihan yang dikirimkan kepada debitur secara tepat waktu

100

951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 22354200000

Persentase Pengelolaan BMN yang optimal 92

970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 12089100000

Nilai Kualitas Pengelolaan Kinerja Berbasis SFO 83

Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 77

Nilai Kualitas Laporan Keuangan Tingkat UAKPA dan UAKPB

81

994 Layanan Perkantoran 1 118919700000

01 Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95

Kode Program Kegiatan

Output

Nama Program KegiatanIndikator Vol Target

Pagu

009 Laporan Keuangan Kuasa BUN terkait Pengelolaan Kas 6 17456600000

Indeks kualitas laporan keuangan Kuasa BUN Pusat 4 Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LKBUN

yang telah ditindaklanjuti 89

011 79 49123500000

Indeks Validitas Data Transaksi Penerimaan Negara 3 Indeks kepatuhan Bank Operasional dan BankPos

Persepsi dalam melaksanakan kontrak 325

951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 26237400000 Persentase Pengelolaan BMN yang optimal 92

970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 10622800000

Nilai Kualitas Pengelolaan Kinerja Berbasis SFO 83

Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 77

Nilai Kualitas Laporan Keuangan Tingkat UAKPA dan UAKPB

81

994 Layanan Perkantoran 1 114406800000

Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95

25 LAKIN DJPb 2020

003 Layanan Pembayaran Program Jaminan Sosial PFK SiLPA dan Penanganan Bantuan Hukum

33 150231900000

Persentase kinerja pembayaran dana program jaminan sosial selisih harga beras Bulog dan dana PFK

85

lndeks Kualitas Laporan Keuangan BA 99999 (Transaksi Khusus)

4

Persentase Penanganan Perkara Hukum Keuangan Negara

95

004 Pejabat Fungsional yang Dibina untuk Pengendalian Mutu Kompetensi

2500 182758000000

Persentase Implementasi Jabatan Fungsional Bidang Perbendaharaan

5

Nilai efektivitas edukasi dan komunikasi 85 005 Pengelola Perbendaharaan dan Pejabat Fungsional

Perbendaharaan yang tersertifikasi 9550 622527000000

Persentase peserta diklat teknis di bidang pembinaan teknis dan analisis perbendaharaan negara yang lulus diklat

90

Persentase Pengelola Perbendaharaan KL yang lulus uji kompetensi

90

1704 Pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan

18132899700000

Persentase Tingkat lmplementasi Aplikasi SAKTl 100 Persentase Penyelesaian Program Transformasi Digital 80

001 Sistem lnformasi dan Teknologi Perbendaharaan 12 663937600000

Persentase tingkat penyempurnaan aplikasi perbendaharaan

100

Persentase implementasi DIGIT 80 Persentase keberhasilan switch over sistem TIK pada

DC DRC 80

002 Satker Yang Mengimplementasikan SAKTI 20000 2886436200000

Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi 85

Indeks kepuasan publik atas layanan SITP 452 004 Hardware Software untuk Peningkatan Kapasitas

Layanan SPAN SAKTI dan MPN 3 10701661800000

Persentase tingkat penyempurnaan aplikasi perbendaharaan (SPAN SAKTI dan MPN)

90

Persentase downtime sistem TIK 010

Kode Program Kegiatan

Output

Nama Program KegiatanIndikator Vol Target

Pagu

1703 Harmonisasi dan Penyusunan Regulasi serta Proses Bisnis Perbendaharaan

1597063600000

Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan 3

Indeks kepuasan Publik atas layanan Direktorat Sistem Perbendaharaan

452

001 Peraturan Bidang Perbendaharaan 7 158805900000

Persentase penyelesaian peraturan dan permasalahan proses bisnis perbendaharaan

97

lndeks Ketepatan Waktu Penyelesaian Harmonisasi Peraturan

35

002 Rekomendasi Penyempurnaan Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Pembinaan Hukum Keuangan Negara

28 482740800000

Presentase Penyelesaian Program Transformasi Digital

80

Persentase pencapaian kerja sama keuangan internasional

50

Persentase penyelesaian kajian sistem perbendaharaan

100

LAKIN DJPb 2020 26

994 Layanan Perkantoran 1 131070100000

Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95

1705 Penyelenggaraan Kuasa Bendahara Umum Negara 45407724900000

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88

Nilai LK Kuasa BUN KPPN yang Berkualitas 94

002 Layanan Perbendaharaan Kuasa BUN di Daerah 25265 2979581500000

Persentase Penyelesaian SP2D secara tepat waktu 9940

Indeks Kepuasan Satker terhadap Layanan KPPN 453

Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi 86

003 Laporan Keuangan Tingkat Kuasa BUN Daerah 1440 1125264200000

Persentase Penyampaian LPJ Bendahara Mitra Kerja KPPN Secara Andal dan Tepat Waktu

975

Persentase Rekonsiliasi Tingkat UAKPA secara Tepat Waktu dan Andal

981

951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 180 10741166500000

Persentase Pengelolaan BMN yang Optimal 92

970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 180 1661469400000

Nilai Kualitas Pengelolaan Kinerja Berbasis SFO 83

Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 77

Nilai Kualitas Laporan Keuangan Tingkat UAKPA dan UAKPB

81

994 Layanan Perkantoran 180 28900243300000

Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95

1706 Pembinaan Pelaksanaan Perbendaharaan di Wilayah 20134026800000

Nilai Kualitas LK BUN Tingkat Kanwil 94

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88

Nilai Kualitas Laporan Kajian Fiskal Regional Kanwil 89

Persentase Rekonsiliasi Tingkat UAKPA secara tepat waktu dan andal

981

Nilai Kualitas Laporan Goverment Finance Statistic (GFS) Tingkat Wilayah

77

Nilai Kualitas Laporan RPA Kanwil 89

Nilai Rata-Rata Kinerja Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa pada KPPN

75

Kode Program Kegiatan

Output

Nama Program KegiatanIndikator Vol Target

Pagu

003 Layanan Manajemen Operasional SPAN 1 3749794000000

Persentase Downtime Sistem TIK 010

Indeks Kualitas Pelaksanaan Pembinaan dan Monitoring Pinjaman dan Kredit Program

78

Persentase revisi dokumen pelaksanaan anggaran satker yang diselesaikan tepat waktu

100

Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi 86

31 LAKIN DJPb 2020

C Perjanjian Kinerja

1 Perjanjian Kinerja DJPb Tahun 2020

Penetapan kinerja DJPb tahun 2020 dalam wujud Kontrak Kinerja Direktur Jenderal Perbendaharaan

dengan Menteri Keuangan dijabarkan dalam 11 (sebelas) Sasaran Strategis dan 26 (dua puluh enam)

Indikator Kinerja Utama (IKU) Sasaran Strategis dan IKU tersebut terangkum dalam Peta Strategi DJPb

tahun 2020 sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2C1

Gambar Peta Strategis DJPb Tahun 2020

Peta Strategi yang telah disusun tersebut dapat dilihat berdasarkan 4 (empat) perspektif yaitu

Stakeholders Perspective

Perspektif ini mencakup sasaran strategis yang ingin diwujudkan organisasi untuk memenuhi harapan

sehingga dinilai berhasil dari sudut pandang stakeholder (pemangku kepentingan) Stakeholder adalah

pihak internal dan eksternal yang secara langsung atau tidak langsung memiliki kepentingan atas output

atau outcome dari suatu organisasi tetapi tidak menggunakan layanan organisasi secara langsung

Customer Perspective

Perspektif ini mencakup sasaran strategis yang ingin diwujudkan organisasi untuk memenuhi harapan

customer (pengguna layanan) danatau harapan organisasi terhadap customer Customer merupakan

pihak luar yang terkait langsung dengan pelayanan suatu organisasi

Internal Process Perspective

Perspektif ini mencakup sasaran strategis yang ingin diwujudkan melalui rangkaian proses yang dikelola

organisasi dalam memberikan layanan dan menciptakan nilai bagi stakeholder dan customer (value chain)

LAKIN DJPb 2020 32

Learning and Growth Perspective

Perspektif ini mencakup sasaran strategis berupa kondisi ideal atas sumber daya internal organisasi yang

ingin diwujudkan atau yang seharusnya dimiliki oleh organisasi untuk menjalankan proses bisnis guna

menghasilkan output atau outcome organisasi yang sesuai dengan harapan customer dan stakeholder

Sebelas sasaran strategis yang telah ditetapkan untuk setiap perspektif untuk tahun 2020 dapat

dijelaskan sebagai berikut

A) Stakeholders perspecitve terdiri atas 1 (satu) sasaran strategis yaitu

1 Pengelola perbendaharaan dan pembiayaan yang akuntabel dan produktif dengan risiko terkendali

Pengelolaan perbendaharaan artinya Ditjen Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara termasuk investasi sesuai Undang-Undang

Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pengelolaan perbendaharaan yang dilaksanakan

oleh Ditjen Perbendaharaan juga untuk mendukung pengelolaan pembiayaan dalam rangka mencukupi

kebutuhan kas dalam pelaksanaan anggaran

Pelaksanaan tugas pengelolaan perbendaharaan negara sebagaimana tersebut di atas wajib dikelola

secara akuntabel yaitu tertib taat pada peraturan perundang-undangan transparan dan bertanggung

jawab Selain itu pengelolaan perbendaharaan juga diharapkan dilakukan secara produktif yaitu dapat

menjadi nilai tambah dalam membangun pondasi kokoh atas fundamental ekonomi negara Indonesia

Namun demikian pengelolaan perbendaharaan dan risiko tersebut harus dilakukan dengan

mengutamakan prinsip kehati-hatian efektif dan efisien

B) Customer perspective terdiri atas 1 (satu) sasaran strategis yaitu

2 Birokrasi dan layanan publik yang agile efektif dan efisien

Sebagaimana undang undang tentang Pelayanan Publik setiap institusi penyelenggara negara dibentuk

semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik Pelayanan publik adalah serangkaian kegiatan dalam

rangka memenuhi kebutuhan pelayanaan sesuai peraturan atas barangjasapelayanan adminsitratif

yang disediakan oleh penyelenggara negara

Dalam rangka mendapatkan penyelenggara negara yang mampu melayani masyarakat dan mampu

meletakkan pondasi yang diperlukan bangsa untuk memenangkan persaingan global diperlukan

birokrasi yang agile efisien dan efektif yaitu yang fleksibel lincah dan cepat dalam merespon

perubahan serta mampu menggunakan sumber daya yang tersedia dengan seminimal mungkin untuk

mendapatkan targetoutput yang telah ditetapkan secara optimal

C) Internal process perspective terdiri atas 6 (enam) sasaran strategis yaitu

Kebijakan adalah konsep besar yang menjadi dasar dan pemberi arah dalam pelaksanaan dan

pengembangan Sistem Perbendaharaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

33 LAKIN DJPb 2020

Optimal adalah sesuai dengan kebutuhan implementatif dan tidak saling bertentangan Formulasi

kebijakan yang optimal mengandung makna bahwa perumusan konsep besar yang menjadi dasar dan

pemberi arah dalam pelaksanaan dan pengembangan Sistem Perbendaharaan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan sudah sesuai dalam menghasilkan outputoutcome sesuai tujuan

4 Komunikasi edukasi dan standardisasi yang berkesinambungan

Komunikasi dan edukasi merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman stakeholders atas

peraturan dan kebijakan di bidang perbendaharaan untuk memperkuat implementasi peraturan dan

kebijakan dalam rangka mendorong tercapainya tujuan organisasi Standardisasi bertujuan untuk

mewujudkan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola perbendaharaan melalui

peningkatan kompetensi pengelola perbendaharaan berdasarkan kualifikasi kompetensi yang

dipersyaratkan dalam rangka mendukung terwujudnya pengelolaan APBN yang semakin berkualitas di

seluruh KementerianLembaga sehingga dapat menghasilkan output dan outcome yang maksimal sesuai

dengan tugas dan fungsi masing-masing Standardisasi pengelola perbendaharaan dimaksud

dilaksanakan melalui program pengembangan kapasitas uji kompetensi sertifikasi kompetensi dan

pengembangan profesi jabatan fungsional di bidang perbendaharaan Dalam rangka memenuhi tuntutan

perkembangan tata kelola keuangan yang bersifat dinamis dibutuhkan strategi komunikasi edukasi

dan standardisasi yang kontinu tidak tambal sulam serta berorientasi pada usaha membuat satker

mampu menguasai secara menyeluruh aspek filosofi sampai aspek teknis pengelolaan perbendaharaan

5 Pengelolaan kas dan pembiayaan yang pruden dan optimal

Pengelolaan kas dan pembiayaan yang optimal artinya dapat memanfaatkan kas yang ada sesuai

dengan kebutuhan memanfaatkan idle cash dengan hasil yang maksimal meminimalisir cost dengan

mempertimbangkan biaya dan manfaat dimana manfaat yang diperoleh lebih besar dibandingkan

dengan biaya yang harus dikeluarkan Sedangkan pruden dalam pengelolaan kas dan pembiayaan

negara berarti kemampuan dalam mengelola kas negara dengan mempertimbangkan prinsip

kehati-hatian

6 Monev perbendaharaan yang optimal

Dalam rangka memastikan proses pengelolaan perbendaharaan dapat dilakukan sesuai dengan

ketentuan dan dapat mencapaia output yang telah ditetapkan perlu dilakukan langkah-langkah

strategis secara komprehensif atas pelaksanaan anggaran kepada Internal DJPb maupun para

Stakeholder Langkah-langkah strategis tersebut disusun dan dievaluasi secara periodik dan terukur

sehingga secara langsung dapat berdampak terhadap peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran

internal DJPb maupun KementerianLembaga

7 Pelaksanaan tugas khusus (special mission) yang optimal

Pelaksanaan special mission merupakan tugas khusus diluar core business di bidang pelaksanaan

anggaran yang dibebankan kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan Dalam pelaksanaan tugas

tersebut seluruh sumber daya Ditjen Perbendaharaan diharapkan dapat bekerja secara optimal Optimal

memiliki makna bahwa Ditjen Perbendaharaan mampu melaksanakan tugas special mission tersebut

sesuai peraturan yang ada serta dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan

LAKIN DJPb 2020 34

8 Akuntansi dan pelaporan keuangan negara yang akuntabel transparan dan tepat waktu

Akuntabilitas dan transparansi pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara diwujudkan dengan

penyusunan laporan keuangan oleh Pemerintah Pusat Penyusunan laporan keuangan Pemerintah

harus disusun secara profesional dan modern Kualitas laporan keuangan Pemerintah dapat

diidentifikasi dari ketepatan waktu penyelesaian LKPP penyelesaian rekomendasi BPK serta opini

audit yang baik dari BPK

D) Learning and growth perspective terdiri atas 3 (tiga) sasaran strategis yaitu

9 Organisasi dan SDM yang optimal

Organisasi yang optimal adalah organisasi yang mampu mewadahi dan memfasilitasi kegiatan-

kegiatan dalam rangka mencapai tujuan Dengan demikian organisasi beserta proses bisnis di

dalamnya akan bersifat dinamis dan fleksibel sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan dinamika

transformasi kelembagaan Kementerian Keuangan SDM yang optimal adalah SDM yang memiliki

kepemimpinan yang tepat mengetahui apa yang akan dilakukan untuk semua informasi yang diterima

dan kompetensi yang dibutuhkan untuk keberhasilan organisasi serta melakukan pekerjaan dengan

penuh semangat efektif efisien dan produktif sesuai dengan proses kerja yang benar agar mencapai

hasil kerja yang optimal

10 Pengelolaan keuangan yang otpimal

Pengelolaan anggaran meliputi perencanaan pelaksanaan dan monitoring anggaran selama satu

tahun anggaran yang selanjutnya dipertanggungjawabkan kepada stakeholder Dana yang tersedia

dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA) harus dikelola sesuai rencana yang telah ditetapkan

dan dapat dipertanggungjawabkan

Pelaksanaan anggaran menggunakan prinsip hemat efisien dan tidak mewah dengan tetap memenuhi

output sebagaimana telah direncanakan dalam DIPA Kualitas pertanggungjawaban pelaksanaan

anggaran selama satu tahun tercermin dari opini yang diberikan oleh BPK

11 Sistem Informasi perbendaharaan yang andal dan modern

Kementerian Keuangan sebagai institusi negara yang mengelola APBN perlu menyampaikan informasi

terkait kebijakan tujuan dan program pengelolaan keuangan dan kekayaan negara kepada masyarakat

luas melalui kampanye komunikasi yang efektif tepat sasaran dan berdampak terhadap peningkatan

pengetahuan dukungan dan partisipasi publik

Sistem manajemen informasi yang andal akan terwujud dengan adanya pengelolaan layanan TIK yang

andal yaitu dengan ketersediaan sistem TIK penyediaan dan pemenuhan layanan TIK serta

penyelesaian gangguan layanan TIK kepada pengguna layanan TIK sesuai ketentuan yang disepakati

pada Katalog Layanan TIK SLA dan atau Business Impact Analysis (BIA)

35 LAKIN DJPb 2020

Pada tahun 2020 11 (sebelas) Sasaran Strategis tersebut terdiri atas 26 (dua puluh enam) Indikator

Kinerja Utama (IKU) serta 2 (dua) sub IKU yang masing-masing ditargetkan pada Kontrak (Perjanjian)

Kinerja Tahun 2020 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2C1

Tabel 2C1 Target Indikator Kinerja Utama (IKU) Kemenkeu-One DJPb Tahun 2020

1 Pengelola perbendaharaan dan pembiayaan yang akuntabel dan produktif dengan risiko terkendali

1a-CP Indeks opini BPK atas LKPP 4 (WTP)

1b-N Indeks efektivitas investasi pemerintah 325 (Skala 4)

1c-CP Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang

3 (skala 4)

2 Birokrasi dan layanan publik yang agile efektif dan efisien

2a-CP Indeks kepuasan pengguna layanan 4 (skala 5)

3 Perumusan kebijakan yang optimal

3a-N Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan

3 (skala 4)

4 Komunikasi edukasi dan standardisasi yang berkesinambungan

4a-N Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi 87

4b-N Persentase implementasi jabatan fungsional bidang perbendaharaan

75

5 Pengelolaan kas yang pruden dan optimal

5a-N Deviasi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat

475

5b-CP Indeks pengendalian biaya atas SILPA 3 (skala 4)

6 Monev perbendaharaan yang optimal

6a-CP Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL 88

6b-CP Tingkat implementasi redesign sistem penganggaran

100

6c-N Persentase pencapaian target pendapatan BLU

100

7 Pelaksanaan tugas khusus (special mission) yang optimal

7a-CP Indeks efektivitas pelaksanaan tugas khusus

100

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

8 Akuntansi dan pelaporan

keuangan negara yang

akuntabel transparan dan

tepat waktu

8a-N Rata-rata indeks opini BPK atas LK KL

dan LK BUN

36

8b-N Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah ditindaklanjuti

9 Organisasi dan SDM yang optimal

9a-N Persentase pemenuhan standar soft dan

hard competency 9b-CP Persentase penyelesaian delayering

9c-CP Persentase efisiensi belanja birokrasi

9d-CP Indeks integritas organisasi

9d1-CP Tingkat pemenuhan kriteria ZI WBK

9d2-CP Indeks persepsi integritas

9e-CP Persentase penyelesaian program RBTK

9f-CP Tingkat implementasi learning organisastion

10 Pengelolaan keuangan yang optimal

10a-N Persentase kualitas pelaksanaan anggaran 95

10b-CP Indeks kualitas pelaporan keuangan BA 15

11 11a-CP Indeks efektivitas komunikasi publik

11b-CP Indeks kualitas pengelolaan sistem TIK

11c-N Persentase tingkat implementasi SAKTI

LAKIN DJPb 2020 36

No Kegiatan Anggaran

1 Penyelenggaraan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran Rp

2 Pembinaan pelaksanaan anggaran Rp

3 Pembinaan pengelolaan keuangan badan layanan umum Rp

4 Peningkatan pengelolaan kas negara Rp

5 Manajemen investasi dan penerusan pinjaman Rp

6 Harmonisasi dan penyusunan regulasi serta proses bisnis perbendaharaan

Rp

7 Pengembangan sistem informasi dan teknologi perbendaharaan

Rp

8 Penyelenggaraan kuasa bendahara umum negara Rp

9 Pembinaan pelaksanaan perbendaharaan di wilayah Rp

10 Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya DJPb Rp

11 Pengelolaan dana bergulir usaha mikro Rp

12 Penghimpunan pengelolaan dan penyaluran dana perkebunan kelapa sawit

Rp

Rp Jumlah

Ket Pagu sesuai pagu yang dicantumkan dalam Kontrak Kinerja Dirjen Perbendaharaan Tahun

2020 (sesuai Pagu DIPA Awal)

Pada kontrak kinerja tahun 2020 terdapat inisiatif strategis Pengadaan Hardware dan Software untuk

Peningkatan Kapasitas Layanan IT DJPb untuk mendukung sasaran strategis

Peningkatan

Kapasitas Server SAKTI dan Renewal Lisensi untuk SPAN dan MPN IS ini didukung pendanaan

sebesar Rp 10701661800000

Sebagaimana disepakati dalam Kontrak (Perjanjian) Kinerja DJPb Tahun 2020 dalam upaya mencapai 11

(sebelas) sasaran strategis tersebut DJPb didukung pendanaan yang dibagi ke 12 (dua belas) jenis

kegiatan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2C3 Adapun rincian pendanaan dan kinerja lebih lanjut

diuraikan pada Lampiran IV LAKIN ini

Tabel 2C2 Pendanaan per Kegiatan untuk Mendukung Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2020

37 LAKIN DJPb 2020

2 Refinement Kontrak Kinerja 2020

Dalam rangka menjamin tercapainya Sasaran Strategis yang lebih optimal DJPb melakukan

penyempurnaan IKU tahun 2020 Penyempurnaan yang dilakukan di antaranya melalui perubahan

uang lingkup IKU penetapan IKU baru mempertahankan IKU lama yang menunjang pencapaian

sasaran strategis 2020 dan penghapusan IKU dengan rincian penjelasan sebagai berikut

A Perubahan ruang lingkup IKU

1 Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan

Aspek Efektivitas peraturan perbendaharaan merupakan penyelesaian peraturan

perbendaharaan sesuai dengan ketentuan dan kaidah-kaidah dalam penyusunan peraturan

serta uji dampak terhadap implementasi peraturan perbendaharaan yang dilakukan dengan

Metode ROCCIPI Penukuran IKU ini ada tahun sebelumnya diukur dari 2 komponen yaitu

Indeks Penyelesaian RPMK

Indeks Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI

Untuk tahun 2020 ditambahkan 1 (satu) komponen pengukuran yaitu Indeks Tindak lanjut Uji

Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI Target tahun 2020 ditetapkan tetap indeks 3 (skala 4)

2 Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL

Dalam rangka memonitor perkembangan upaya peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran KL

diperlukan suatu alat penilaian kualitaskinerja yang sekaligus dapat berperan sebagai katalis

perubahan perilaku dan pola pikir satkerKL dalam pelaksanaan anggaran

Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran secara

kuantitatif yang dapat terwakili oleh aspek dan variabel sebagai berikut

1 Aspek Kesesuaian dengan perencanaan Variabel Frekuensi Revisi DIPA (REV) Deviasi Hala-

man III DIPA (HAL3) Pagu Minus (MIN)

2 Aspek Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Variabel Retur SP2D (RTR) Realisasi Anggaran

(REAL) Penyelesaian Tagihan (TAG) Konfirmasi Capaian Output (CAPOUT)

3 Aspek Efisiensi Pelaksanaan Kegiatan Variabel Penerbitan SPM secara benar (SPM) Deviasi

RenkasRPD Harian (RPD)

4 Aspek Kepatuhan terhadap regulasi Variabel Ketepatan Waktu Data Kontrak (KTR)

Pertanggungjawaban UP (PUP) Penyampaian LPJ (LPJ) Dispensasi SPM (DSPM)

IKU Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL merupakan cascading indirect dari Kemenkeu-Wide

Pada level Kemenkeu-Wide IKU tersebut diukur berdasarkan 3 (tiga) komponen yaitu

1) IKPA DJPb 2) SMART DJA 3) Penilaian Kinerja daerah DJPK

Pada level Kemenkeu-One DJPb IKU tersebut hanya diukur berdasarkan nilai IKPA Pada 2020

terdapat reformulasi perhitungan IKPA (penambahan indikator konfirmasi capaian output

perubahan bobot penyesuaian perhitungan untuk revisi-UPTUP-hal III) sehingga target tahun

2020 ditetapkan tetap 88

LAKIN DJPb 2020 38

3 Persentase pemenuhan standar soft dan hard competency

IKU tersebut merupakan cascading dari Kemenkeu-Wide dan merupakan IKU lama pada Kontrak

Kinerja Kemenkeu-Wide maupun Kemenkeu-One DJPb Khusus untuk DJPb terdapat reformulasi

pengukuran IKU tersebut dengan menambahkan nilai standar hard competency sehingga IKU

tersebut diukur berdasarkan 2 (dua) komponen yaitu

1 Soft competency pegawai dengan target 95

2 Hard competency pegawai dengan target 91

Pemenuhan soft competency pejabatpegawai DJPb diukur berdasarkan Standar Kompetensi Jabatan

(indeks kesesuaian minimal 78)

a SKJ (Standar Kompetensi Jabatan) adalah Jenis dan level kompetensi yang menjadi syarat

keberhasilan pelaksanaan tugas suatu jabatan

b Job Person Match adalah Indeks kesesuaian antara kompetensi pejabat dengan SKJ

Target IKU Tahun 2020 adalah 93

B Penetapan IKU Baru

1 Indeks efektivitas investasi pemerintah

diukur berdasarkan data yang diperoleh melalui monitoring dan evaluasi terhadap penyaluran

investasi Untuk mengukur tingkat efektifitas investasi pemerintah tersebut dilakukan pengukuran

dengan menggunakan dua variabel sebagai berikut

1 Penyaluran Investasi yang terdiri dari

A Deviasi rencana penarikan dana ( membandingkan antara realisasi dengan perencanaan

halaman III DIPA)

B Tingkat penyerapan dana (membandingkan antara realisasi DIPA dengan Komitmen

Penyaluran)

2 Ketepatan Sasaran yang diukur berdasarkan hasil survei atas pencapaian sasaran investasi

BUMN investasi PemdaBUMD dan Penyaluran UMi

Target awal tahun 2020 adalah indeks 325 (skala 4) kemudian di-addendum menjadi indek 4 dari

skala 5

Penyaluran dana investasi pemerintah berupa

penyaluran dana ke Pusat Investasi Pemerintah

(PIP) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan

(LPDP) penyaluran dana penerusan pinjaman

(SLA) dari Ditjen Perbendaharaan ke Pengguna

Dana (selaku debitur atas penerusan pinjaman)

penyaluran subsidi dan kredit program (tidak

termasuk KUR) Persentase ketepatan sasaran

39 LAKIN DJPb 2020

2 Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang

Rasio Optimalisasi Kas terhadap Bunga Utang adalah perbandingan antara penerimaan optimalisasi

kas atau return on investment (RoI) oleh DJPb dengan cost of fund atas utang yang diterbitkan oleh

DJPPR pada tahun berkenaan Hasil DJPb adalah return on investment dari pengelolaan atas

penempatan saldo kas pada Bank Indonesia dan hasil dari optimalisasi melalui pengelolaan

Treasury Dealing Room berupa penempatan uang pada bank umum pemerintah serta transaksi

reverse repo SBN dan Treasury otional Pooling (TNP) Biaya Bunga merupakan biaya bunga atas

penerbitan (issuance) utang pada tahun berkenaan (tidak memperhitungkan biaya bunga dari utang-

utang pada tahun-tahun sebelumnya) Target IKU tahun 2020 adalah 3 dari Skala 4

Target rasio minimal yang harus dicapai adalah 02 dengan rentang rasio yaitu

1 Lebih besar dari 02 merupakan kategori kriteria sangat baik

2 Lebih dari 015 sd 02 merupakan kategori kriteria baik

3 Lebih dari 01 sd 015 merupakan kategori kriteria

cukup

4 Kurang dari 01 merupakan kategori kriteria kurang

3 Indeks pengendalian biaya atas SILPA

IKU tersebut merupakan IKU baru di level Kemenkeu-Wide dan Kemenkeu-One DJPb tahun 2020

IKU merupakan tindak lanjut atas arahan Menteri Keuangan pada forum DKO Level Kemenkeu untuk

dilakukan pengukuran terhadap opportunity cost terkait jumlah kas idle berupa SILPA yang

disimpan di BI dengan return yang lebih rendah dari cost of fund jika dilakukan penerbitan bondrdquo

Biaya SiLPA merupakan biaya oportunitas atas

sisa lebih pembiayaan anggaran dalam periode

tertentu Biaya SiLPA dihitung dengan

menggunakan pendekatan perhitungan nominal

SiLPA dikalikan dengan selisih rata-rata

tertimbang yield utang tunai dikurangi dengan

rata-rata tertimbang optimalisasi Kas SiLPA

yang terkendali adalah jumlah SiLPA akumulasi

bulanan yang cost of fund-nya paling minimal

Cost of SiLPA yang paling minimal adalah

sebesar biaya kelebihan penerbitan utang

dikurangi dengan remunerasi hasil optimalisasi

idle cash Biaya kelebihan penerbitan utang

adalah jumlah utang yang diterbitkan dikurangi

dengan jumlah utang yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan kas bulanan

Rata-rata tertimbang yield (weighted average

yield) utang tunai diperoleh dari perhitungan

rata-rata tertimbang dari yield atau biaya

efektif utang tunai baru (SBN dan pinjaman

Program) yg ditarik atau diterbitkan pada tahun

berjalan Rata-rata tertimbang remunerasi

optimalisasi kas diperoleh dari perhitungan rata

-rata tertimbang atas optimalisasi kas melalui

penempatan uang pada Bank Indonesia dan

remunerasi pengelolaan berupa penempatan

uang pada bank umum pemerintah serta

transaksi reporeverse repo SBN

Rentang kendali biaya atas SiLPA yang harus

dijaga tersebut yaitu

1 Kurang dari Rp200 miliar dengan indeks 4

atau kriteria sangat baik

2 Lebih dari Rp200 miliar sd Rp250 miliar

dinyatakan dengan indeks 3 atau kriteria baik

3 Lebih dari Rp250 miliar sd Rp300 miliar

dinyatakan dengan indeks 2 atau kriteria

cukup

4 Lebih dari Rp300 miliar dinyatakan dengan

indeks 1 atau kriteria kurang

Target IKU tahun 2020 adalah indek 3 (skala 4)

LAKIN DJPb 2020 40

4 Tingkat implementasi redesign sistem penganggaran

IKU tersebut merupakan IKU baru di level Kemenkeu-Wide maupun Kemenkeu-One DJPb tahun

2020 IKU tersebut merupakan cascading indirect dari Kemenkeu-Wide (diturunkan kepada DJPb

DJA dan Setjen) IKU ini Mengukur keberhasilan atas implementasi redesign system penganggaran

yang diterapkan di Kementerian Keuangan TA 2020 dan perluasannya di seluruh KL TA 2021

Desain penganggaran yang digunakan oleh pemerintah saat ini mempunya beberapa kelemahan

seperti program belanja pusat dan daerah saat ini tidak sinkron sehingga capaian kinerjanya tidak

optimal Selain itu program yang digunakan dalam dokumen Perencanaan dan dokumen pengang-

garan berbeda sehingga sulit dikonsolidasikan Terkait dengan rumusan targetsasaran kinerja

pembangunan dari sebuah programkegiatan tidak terlihat secara langsung (normatif) Dari sisi

Informasi kinerja pembangunan yang tertuang dalam dokumen perencanaan penganggaran juga

masih sulit dipahami oleh publik Oleh karena itu perlu dilakukan perancangan desain penganggaran

baru yang diimplementasikan di seluruh kementerianlembaga agar kualitas dan capaian kinerja

penganggarannya dapat lebih optimal Dasar acuan desain anggaran yang baru adalah Visi misi

Presiden dan Fokus Prioritas Pembangunan 2020 ndash 2024 (5 fokus) 7 Agenda Pembangunan yang

dijabarkan dalam RPJMN 2020 ndash 2024 serta Tusi KL yang baru sesuai rumusan dalam Kabinet

Indonesia Maju dan Undang‐Undang Sektoral Terkait

Pelaksanaan persiapan dan implementasi desain anggaran yang baru berada pada kewenangan unit

eselon I DJA DJPb dan Sekretariat Jenderal Untuk DJPb persiapan dan implementasi desain

penganggaran meliputi

1 Persentase penyesuaian peraturan

Output Penyesuaian peraturan tergantung dari arahan pimpinanbterkait kedalaman penyusunan

desain anggaran yang baru Apabila dari arahan tersebut berimplikasi tidak perlu diubahnya

peraturan maka capaian komponen ini na

2 Persentase penyesuaian aplikasi

Output Penyesuaian aplikasi SAKTI CW SPAN Satu Anggaran

Target yang ditetapkan untuk tahun 2020 adalah 100

5 Indeks efektivitas pelaksanaan tugas khusus

Pelaksanaan special mission merupakan tugas khusus diluar core business di bidang pelaksanaan

anggaran yang dibebankan kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan Dalam pelaksanaan tugas

tersebut seluruh sumber daya Ditjen Perbendaharaan diharapkan dapat bekerja secara optimal

Optimal memiliki makna bahwa DJPb mampu melaksanakan tugas special mission tersebut sesuai

peraturan yang ada serta dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan Indeks efektivitas pelaksa-

naan tugas khusus dihitung berdasarkan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Satuan Kerja BLU lingkup

Ditjen Pebendaharaan yaitu NKO dari unit sebagai berikut

1 Satker Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS)

2 Satker Pusat Investasi Pemerintah (PIP)

3 Satker Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH)BPDPKS

Target yang ditetapkan untuk tahun 2020 adalah 100

41 LAKIN DJPb 2020

6 Indeks efisiensi belanja birokrasi

IKU ini merupakan cascading dari Kemenkeu-Wide Merupakan IKU baru di tahun 2020 dan

merupakan mandatory yang diinisiasi oleh Setjen Kemenkeu IKU ini mengukur penghematan atas

penerapan office automation terhadap anggaran belanja Target yang ditetapkan untuk tahun 2020

adalah 10 Pelaksanaan office automation diharapkan dapat mengurangi belanja birokrasi Efisiensi

belanja birokrasi ditunjukkan oleh realisasi belanja yang lebih kecil dari DIPA untuk suatu output

yang sama atau peningkatan capaian output untuk realisasi anggaran yang sama dengan DIPA

Output yang diukur pada IKU berdasarkan output pada dokumen RKA-KL Capaian Keluaran

Kegiatan (pada level Unit Eselon 2 ke bawah) menggunakan keluaran kegiatan dan indikator keluaran

kegiatan Capaian Keluaran Program (pada level Unit Eselon 1) menggunakan indikator keluaran

program DIPA dan realisasi anggaran yang diukur adalah sesuai nilai pada lingkup masing-masing

Jenis belanja yang diukur pada setiap output meliputi

(i) Belanja bahan percetakan dan konsumsi

(ii) Belanja perjalanan dinas dalam negeri kecuali dalam rangka pelantikan mutasi diklat dan

bantuan evaluasi non lokal dalam rangka pemberian dana dukungan pemulihan kepada pegawai

yang terkena dampak bencana alam

(iii) RDK dan konsinyering

7 Persentase penyelesaian delayering

Sebagaimana pidato Presiden Republik Indonesia pada Sidang Paripurna MPR RI tanggal 20 Oktober

2019 dalam rangka meningkatkan daya saing investasi untuk menciptakan lapangan kerja perlu

dilakukan pemotongan prosedur yang panjang dan penyederhanaan birokrasi menjadi hanya 2 (dua)

level dan menggantimengalihkan jabatan tersebut dengan jabatan fungsional yang berbasis pada

keahlianketerampilan dan kompetensi tertentu Penyederhanaan birokrasi tersebut dimaksudkan

untuk menciptakan birokrasi yang lebih dinamis agile dan profesional dalam upaya peningkatan

efektivitas dan efisiensi untuk mendukung kinerja pelayanan pemerintah kepada publik Selanjutnya

melalui Surat Edaran Nomor 384 tahun 2019 tentang Langkah Strategis dan Konkret Penyederhanaan

Birokrasi Kementerian PAN dan RB menyampaikan kriteria dan langkah-langkah strategis dan

konkret dalam rangka percepatan pengalihan jabatan struktural menjadi jabatan fungsional Dalam

rangka menindaklanjuti arah kebijakan tersebut pada tahun 2020 Kementerian Keuangan melakukan

penyederhanaan birokrasi (delayering) melalui transisi penggunaan jabatan fungsional secara selektif

sesuai arahan kebijakan nasional

Indeks Implementasi Penyelesaian Penyederhanaan Birokrasi (Delayering) Kemenkeu mengukur

penyelesaian proses implementasi delayering di lingkungan Kementerian Keuangan pada tahun 2020

dan terdiri dari 3 (tiga) sub-IKU

a Indeks Penyelesaian PembentukanPenyempurnaan Jabatan Fungsional dalam rangka Delayering

b Persentase penyelesaian Penataan Organisasi Kementerian Keuangan dalam rangka Delayering

c Persentase Alih Jabatan Struktural ke Jabatan Fungsional dalam rangka Delayering

Adapun IKU mandatory dari Kementerian Keuangan untuk Ditjen Perbendaharaan adalah Sub IKU A

yaitu melalui penyempurnaan Jabatan Fungsional Analis Perbendaharaan Negara Target yang

ditetapkan untuk IKU ini adalah 100

LAKIN DJPb 2020 42

8 Persentase penyelesaian program RBTK

Transformasi Digital merupakan bagian dari Misi Kemenkeu yang sesuai dengan perkembangan

industri 40 dan perkembangan ekonomi digital yang pesat beberapa tahun mendatang Kementerian

Keuangan perlu memperkuat program Reformasi dan Transformasi Kelembagaan yang berfokus pada

tema digital Untuk mewujudkan komitmen transformasi digital Kementerian Keuangan tersebut

dalam Leadersrsquo Offsite Meeting (LOM) pada Desember 2020 telah ditetapkan 15 (lima belas) Inisiatif

Strategis Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan (IS RBTK) yaitu

IKU ini meruapakan IKU baru di tahun 2020 dan cascading dari Kemenkeu-Wide IKU tersebut

mengukur pencapaian IS RBTK masing-masing unit eselon I Target untuk tahun 2020 adalah 85

9 Tingkat implementasi learning organisation

IKU tersebut merupakan mandatory IKU Kemenkeu-Wide ke seluruh Kemenkeu-One Kementerian

Keuangan yang diinisiasi oleh BPPK Tingkat Implementasi learning organisation merupakan nilai yang

merepresentasikan tingkat implementasi unit kerja di lingkungan Kementerian Keuangan sebagai

learning organisation Learning organisation (organisasi pembelajar) adalah organisasi yang secara terus

menerus dan terencana memfasilitasi anggotanya agar mampu terus menerus berkembang dan

mentransformasi diri baik secara kolektif maupun individual dalam usaha mencapai hasil yang lebih

baik dan sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan bersama antara organisasi dan individu di da-

lamnya (KEP-140PP2017) Target IKU yang ditetapkan untuk tahun 2020 adalah 75 Metode pengukuran

menggunakan metode yang dikembangkan dari konsep Enterprise Learning System Assessment yang merupakan

salah satu komponen strategi Kemenkeu corporate university Tingkat learning organisation dapat ditinjau dari

input proses dan output pembelajaran yang dapat dilakukan dengan komponen penilaian terdiri dari

1 Strategic fit and management

commitment

2 Learning function organiza-

tion

3 Learning spaces

4 Learning solutions

5 Leaders as teachers

6 Learners

7 Learning Culture

8 Feedback

9 Learning value chain

10 Learners performance

Digital Transformation Initiatives Unit in Charge

1 The New Thinking of Working Setjen

2 Satu Data SLDK Setjen

3 Layanan Digital Kemenkeu Setjen

4 e-Kemenkeu Setjen

5 Organisasi dan SDM Setjen

6 Modern e-Learning BPPK Setjen

7 Unified Revenue Account Management DJP DJBC Setjen

8 Joint Program Otimaliasi Penerimaan DJP DJBC DJA DJPK BPPK LNSW DJKN

9 Core Tax System DJP

10 Pengelolaan Aset Negara DJKN

11 Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran DJPB

12 Penyediaan Data Transaksi Pemda DJPK

13 Pengintegrasian Informasi Keuangan PemerintahPusat dan Pemda

DJPB

14 Integrasi Probis Perencanaan dan Penganggaran DJA DJPB BKF

15 Pengelolaan Dana Pensiun DJA DJKN

43 LAKIN DJPb 2020

C Mempertahankan IKU Lama

Terdapat IKU di tahun 2019 yang tetap dipertahankan dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJPb

tahun 2020 IKU tersebut dipertahankan karena menunjang pencapaian sasaran strategis dan masih

urgen untuk dilaksanakan IKU tersebut antara lain

1 Rata-rata indeks opini BPK atas LK KL dan LK BUN

Laporan Keuangan KLdan BUN merupakan unsur pembentuk LKPP Opini BPK atas masing-masing

LKKL dan LKBUN akan berkontribusi terhadap opini BPK atas LKPP Dengan mengetahui

perkembangan opini BPK atas LKKL dan LKBUN maka dapat diketahui peningkatan transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara Poin Indeks LKKL dan Poin Index LKBUN adalah indeks

untuk mengetahui apakah capaian untuk Indikator Opini WTP dan WDP meningkat dari yang

ditargetkan

Pada tahun 2019 capaian IKU tersebut telah melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 393 dari

target 36 Namun target tahun 2020 tetap mempertimbangkan berbagai tantangan terkait

pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran di tahun 2020 antara lain karena LK Tahun 2019 ada

perbaikan revaluasi BMN secara menyeluruh mulai dari tingkat satker sedangkan waktu

perbaikannya hanya sekitar 4 bulan sehingga dikhawatirkan kualitas opininya tidak bisa meningkat

dari tahun lalu

2 Persentase tingkat implementasi SAKTI

IKU ini merupakan IKU lama di level Kemenkeu-One DJPb yang ditujukan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan implementasi Aplikasi SAKTI tahun 2020 pada seluruh Satker KL yang ditetapkan

dalam PMK Implementasi SAKTI Tahun 2020 IKU yang merupakan Prioritas Nasional ini ditargetkan

sebesar 100 sama dengan targetnya tahun 2019 dan 2018 Namun demikian dibandingkan

implementasi pada tahun sebelumnya coverage implementasi SAKTI tahun 2020 diperluas

Satkernya sebagaimana ditetapkan pada KMK

D Penghapusan IKU

Di tahun 2020 terdapat beberapa IKU yang dihapus dari kontrak kinerja Kemenkeu-One DJPb dengan

berbagai pertimbangan antara lain urgensi kegiatan IKU yang dipandang tidak sesuai lagi ada di

level Kemenkeu-One tingkat effort pencapaian IKU dan jumlah IKU yang telah ada dalam kontrak

kineerja Kemenkeu-One tahun 2020 IKU tersebut antara lain (1) Indeks Likuiditas Kas Negara (2)

Persentase rekonsiliasi tingkat UAKPA secara tepat waktu dan andal (3) Persentase pencapaian

target penerimaan pokok dan bunga pinjaman (4) Persentase pos penempatan talent pada jabatan

target

3 Adendum Kontrak Kinerja

Sebagai tanggap darurat atas kondisi pandemic Covid-19 yang melanda dan menindaklanjuti arahan

Menteri Keuangan dalam Rapat DKO Kinerja dan Risiki Kemenkeu-Wide-One Triwulan I 2020 dilakukan

perubahanadendum IKU pada kontrak kinerja Kemenkeu-One DJPb Tahun 2020 Adendum tersebut

meliputi perubahan wording IKU penambahan SubIKU trajectory IKU dan target IKU Perubahan

dilakukan dalam rangka relaksasi IKU dii masa pandemi covid penyelarasan IKU agar lebih dapat

meng-capture program pemulihan ekonomi nasional

LAKIN DJPb 2020 44

Sebelum Menjadi

Indikator Kinerja Utama

Target Kode IKU

Indikator Kinerja Uta-

ma

Target

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

Indeks kualitas pengelolaan sistem TIK

- - - 100 11b-CP Indeks kualitas pengelolaan sistem TIK

100 100 100 100

11b1-CP Tingkat downtime Sistem TIK

100 (010)

100 (010)

100 (010)

100 (010)

11b2-CP Tingkat penyelesaian proyek strategis TIK Kemenkeu

- - - 100

(85)

C Perubahan target danatau trajectory

Kode IKU

IKU Sebelum Menjadi

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

1b-N Indeks efektivitas investasi pemerintah

- 325 - 325 (skala 4)

- 4 - 4 (skala 5)

4b-N Persentase implementasi jafung bidang perbendaharaan

- 40 - 75 - 25 - 75

6a-CP Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL

88 88 88 88 - - 88 88

9a-N Persentase pemenu-han standar soft dan hard competency

- 93 - 93 - - - 93

9c-CP Persentase efisiensi belanja birokrasi

10 10 10 10 - - - 10

11a-CP Indeks efektivitas komunikasi publik

- 29 - 29 - - - 35 (skala 4)

B Penambahan subIKU dan perubahan trajectory

Kode IKU

Indikator Kinerja Utama

Sebelum Menjadi 7a-CP Indeks pelaksanaan tugas khusus Indeks efektivitas pelaksanaan tugas khusus

Tabel 2C3 PerubahanAdendum Kontrak KInerja Kemenkeu-One Tahun 2020

45 LAKIN DJPb 2020

4 Metode Penghitungan Nilai Kinerja

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK012014 DJPb melakukan evaluasi secara

berkala atas perencanaan kinerja yang ditetapkan Salah satu output-nya adalah Nilai Kinerja Organisasi

(NKO) yang diperoleh melalui penghitungan dengan menggunakan data target dan realisasi IKU yang

tersedia Dengan membandingkan antara data target dan realisasi akan diperoleh indeks capaian IKU

Penghitungan indeks capaian IKU perlu memperhitungkan jenis polarisasi IKU yang berlaku yaitu

maximize minimize dan stabilize Ketentuan penetapan indeks capaian IKU adalah

a Angka maksimum adalah 120

b Angka minimum adalah 0

c Ketentuan IKU maximize dan minimize yang realisasinya tidak memungkinkan melebihi target

1) Indeks capaian dapat dikonversi menjadi 120 dengan ketentuan

IKU mengukur kualitas waktu atau biaya

Jumlah IKU yang dapat dikonversi tersebut adalah maksimal 20 dari total IKU dalam

kontrak kinerja (1 IKU dari 5 IKU dan berlaku kelipatannya)

Memprioritaskan IKU cascading peta strategi (CP) kemudian IKU cascading non peta (C) di

atas IKU non-cascading (N) dalam pemilihan IKU yang dikonversi

2) Penghitungan indeks capaiannya ditetapkan sebagai berikut

Apabila realisasi IKU sama dengan target di mana target yang ditetapkan merupakan target

maksimal yang dapat dicapai indeks capaian IKU tersebut dikonversi menjadi 120

Apabila realisasi IKU tidak memenuhi target indeks capaian IKU tersebut tidak dilakukan

konversi (menggunakan rumus perhitungan polarisasi)

d Formula penghitungan indeks capaian IKU untuk setiap jenis polarisasi adalah berbeda

sebagaimana penjelasan berikut

Polarisasi Maximize

Pada polarisasi maximize kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang lebih tinggi

dari target dengan formula sebagai berikut

Apabila IKU dengan polarisasi maximize memiliki target minus (target lt 0) formula yang

digunakan adalah sebagai berikut

Polarisasi Minimize

Pada polarisasi minimize kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang lebih kecil

dari target dengan formula sebagai berikut

Apabila indeks capaian IKU kurang dari 0 atau menghasilkan angka minus indeks capaian yang

diakui adalah 0 Apabila IKU minimize memiliki target 0 indeks capaian IKU dihitung dengan

menggunakan bantuan skala konversi dan formula yang digunakan sebagai berikut

LAKIN DJPb 2020 46

Polarisasi Stabilize

Pada polarisasi stabilize kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang berada dalam

suatu rentang tertentu dibandingkan target dengan formula

Keterangan

In = Indeks capaian

In-1 = Indeks capaian dibawahnya

In+1 = Indeks capaian di atasnya

Ca = Capaian awal = Realisasi target x 100

Cn = Capaian dengan ketentuan

Apabila Realisasi gt Target Cn = 100 ndash (Ca ndash 100) di mana Ca maksimum adalah 200

Apabila Realisasi lt Target Cn = Ca di mana Cn-1= Capaian dibawah Cn dan Cn+1 =

Capaian di atas Cn

e Perhitungan Nilai Kinerja Organisasi (NKO)

Untuk mendapatkan NKO perhitungan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut

1 Perhitungan Indeks Capaian IKU

Perhitungan indeks capaian IKU dilakungan dengan membandingan antara realisasi dengan target

berdasarkan formula penghitungan indeks capaian IKU untuk setiap jenis polarisasi

sebagaimana telah dijelaskan pada poin (d) di atas

2 Perhitungan Nilai Sasaran Strategis

Perhitungan nilai sasaran strategis (NSS) dilaksanakan dengan mengkonsolidasikan seluruh

indeks capaian IKU dalam suatu SS dengan memperhitungkan bobot tertimbang IKU Bobot IKU

mencerminkan tingkat kualitas dan validitas IKU Perhitungan NSS adalah sebagai berikut

Perhitungan Bobot Tertimbang IKU

Bobot tertimbang IKU dihitung dengan formula sebagai berikut

NSS dihitung dengan formula sebagai berikut

Perhitungan Nilai Perspektif

Perhitungan Nilai Perspektif (Np) merupakan rata-rata NSS dalam satu perspektif dengan

formula sebagai berikut

47 LAKIN DJPb 2020

Perhitungan NKO

Perhitungan NKO dilaksanakan dengan menjumlahkan Np berdasarkan bobot perspektif DJPb

memiiki empat perspektif dengan bobot yaitu stakeholder perspective sebesar 25

customer perspective sebesar 15 internal process perspective sebesar 30 dan learning

and growth perspective sebesar 30 Dengan bobot tersebut NKO dihitung dengan formula

sebagai berikut

E Adapun status indeks capaian dan NKO adalah sebagai berikut

1) Hijau (100 le X le 120 memenuhi ekspektasi)

2) Kuning (80 le X lt 100 belum memenuhi ekspektasi)

3) Merah (X lt 80 tidak memenuhi ekspektasi)

LAKIN DJPb 2020 48

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

A Capaian Kinerja Organisasi

B Realisasi Agenda Prioritas

C Realisasi Anggaran

D Kinerja Lainnya

ϱϭgtltEWďϮϬϮϬ

ūƲƄǿƤǿǢŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч ƤƐƲūǢơŀч $b śч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ţūƲƄŀƲч ŜŀǢŀч ưūưśŀƲţƐƲƄƤŀƲч ŀƲǷŀǢŀч ǷŀǢƄūǷч

ЋǢūƲŜŀƲŀЌчţŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчRƲţƐƤŀǷƼǢчdƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋRdiquestЌчǟŀţŀчǪūǷƐŀǟчǟūǢǪǟūƤǷƐƃϯч$ŀǢƐчƋŀǪƐƧчǟūƲƄƤǿǢŀƲчƤƐƲūǢơŀч

ǷūǢǪūśǿǷϰчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǷŀчśŀƋȗŀчŜŀǟŀƐŀƲчrƐƧŀƐчdƐƲūǢơŀчǢƄŀƲƐǪŀǪƐчЋrdЌч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢч

͵͵ͷϰ͵ʹϯчrƐƧŀƐчǷūǢǪūśǿǷчśūǢŀǪŀƧчţŀǢƐчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀчǟŀţŀчǪūǷƐŀǟчǟūǢǪǟūƤǷƐƃчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀч

cedilŀśūƧчͷϯ͵ϯч

cedilŀśūƧчͷϯ͵чrƐƧŀƐчdƐƲūǢơŀч$b śчͶʹͶʹчūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ūǢǪǟūƤǷƐƃ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǟŀţŀч cedilŀśūƧч ͷϯ͵ϰч ǪūƧǿǢǿƋч

ǟūǢǪǟūƤǷƐƃч ưūƲţŀǟŀǷч ч ƲƐƧŀƐч ч ţƐч ŀǷŀǪч ͵ʹʹч ţūƲƄŀƲч ƲƐƧŀƐч

ǷūǢǷƐƲƄƄƐч ǷūǢţŀǟŀǷч ǟŀţŀч ]atildesup1shyEgravefrac14Oslash VOslashUumlOtildeatildemacroacuteϯч rƐƧŀƐч

dƐƲūǢơŀч$b śч ǪūŜŀǢŀч ƤūǪūƧǿǢǿƋŀƲч ǪūśūǪŀǢч ͵͵ͷϰ͵ʹч ǷŀƋǿƲч

ͶʹͶʹчưūƲƄŀƧŀưƐчǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽч

Ћ͵ʹͽϰͺͺЌϯч rƐƧŀƐч ƤƐƲūǢơŀч $b śч ţŀǢƐч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͷч ǪŀưǟŀƐч

ţūƲƄŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽч ţŀǟŀǷч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǟŀţŀч FǢŀɯƤчч ţƐч

śŀȗŀƋчƐƲƐϯч ţƐч

ǪŀưǟƐƲƄϰчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͷчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲч

ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͻϰчrdч$b śч ǷūǢǿǪчưūƲƄŀƧŀưƐч

ǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчţŀǢƐч ǷŀƋǿƲчƤūч ǷŀƋǿƲϰчǷūǷŀǟƐч

ưūƲǿǢǿƲчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼϰчţŀƲчƤūưśŀƧƐч

ưūƲƐƲƄƤŀǷч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽч ţŀƲч ͶʹͶʹϯч

laquoūƧŀưŀч ǷŀƋǿƲ чͶʹͶʹϰ ţŀǢƐчͶͺчRdiquestч$b śϰчч

Semua RdiquestчǷūƧŀƋчśūǢǪǷŀǷǿǪчƋƐơŀǿчЋưūưūƲǿƋƐчǷŀǢƄūǷЌϯчŀǟŀƐŀƲчţŀǢƐчͶͺчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀч

cedilŀśūƧчͷϯͶϯ

cedilŀśūƧчͷϯͶчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчdūưūƲƤūǿ-Űĩϑ$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ

poundlaquo cedilROuml cedil rRfR

Ͷҗ ͵͵ͺϰͻͻ

͵җ ͵͵ͺϰʹʹ

ͷʹҗ ͵͵ͷϰʹͼ

ͷʹҗ ͵ʹͼϰͺ͵

rRfRчdRrpoundbчpoundFrRlaquolaquoR ͵͵ͷϰ͵ʹ

dƼţūчlaquolaquoϼRdiquest

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчϼчRƲţƐƤŀǷƼǢчdƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋśƼśƼǷЌ cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ rƐƧŀƐ

ȗŀƧ ţţ ȗŀƧ ţţ ȗŀƧ ţţ laquoƵthornŢĩʼnźťġĩƠϑ ĩƠƨƝĩĚƵŎǔĩϑЋͶҗЌ ͵͵ͻϰͺͷ ͵͵ͺϰͻͻ

͵ ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчŀƤǿƲǷŀśūƧчţŀƲчǟǢƼţǿƤǷƐƃчţūƲƄŀƲчǢƐǪƐƤƼчǷūǢƤūƲţŀƧƐ

͵͵ͻϰͺͷ ͵͵ͺϰͻͻ

͵ŀ- RƲţūƤǪчǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfd ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵ś-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƐƲȖūǪǷŀǪƐчǟūưūǢƐƲǷŀƋ ͷϰͶ ͷϰͻ ϰ ͵͵ϰͷͼ ͵͵Ͷϰʹ ͵Ŝ- RƲţūƤǪчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчśǿƲƄŀчǿǷŀƲƄ ͷ ͷ ͷϰ ͷϰ ͵͵ͺϰͺͻ ͵͵ͺϰͺͻ ƽƨƵźŮĩƠϑ ĩƠƨƝĩĚƵŎǔĩϑЋ͵җЌ ͵͵ͺϰʹʹ ͵͵ͺϰʹʹ

Ͷ ƐǢƼƤǢŀǪƐчţŀƲчƧŀȝŀƲŀƲчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄчŀƄƐƧūϰūƃūƤǷƐƃϰчţŀƲчūƃƐǪƐūƲ ͵͵ͺϰʹʹ ͵͵ͺϰʹʹ Ͷŀ- RƲţūƤǪчƤūǟǿŀǪŀƲчǟǿśƧƐƤчŀǷŀǪчƧŀȝŀƲŀƲч$b ś ϰͺ ϰͺ ͵͵ͺϰʹʹ ͵͵ͺϰʹʹ RŰƵĩƠŰthornťϑ ƠźĚĩƨƨϑ ĩƠƨƝĩĚƵŎǔĩϑЋͷʹҗЌ ͵͵ͷϰʹͼ ͵͵ͷϰ͵ͺ

ͷ ūǢǿưǿǪŀƲчƤūśƐơŀƤŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͷŀ-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчǟūǢŀǷǿǢŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲ ͷ ͷ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ dƼưǿƲƐƤŀǪƐϰчūţǿƤŀǪƐϰчţŀƲчǪǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчśūǢƤūǪƐƲŀưśǿƲƄŀƲ ͵ʹϰͽʹ ͵ʹϰͽʹ

ŀ-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчūţǿƤŀǪƐчţŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐ ͼͻ ͼͻ ͽʹϰͼ ͽʹϰͼ ͵ʹϰͷ ͵ʹϰͷ

ś-r ūǢǪūƲǷŀǪūчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчơŀśŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲ

ͻҗ ͻҗ ͻͽϰʹͷҗ ͻͽϰʹͷҗ ͵ʹϰͷͻ ͵ʹϰͷͻ

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤŀǪчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчǟǢǿţūƲчţŀƲчƼǟǷƐưŀƧ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ŀ-r $ūȖƐŀǪƐчǟǢƼȝūƤǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǟǿǪŀǷ ϰͻҗ ϰͻҗ Ͷϰͺʹҗ Ͷϰͺʹҗ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ś- RƲţūƤǪчǟūƲƄūƲţŀƧƐŀƲчśƐŀȝŀчŀǷŀǪчlaquoRf ͷ ͷ ͷϰͻ ͷϰͻ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ

ͺ pƼƲūȖч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ ͵ʹͽϰʹ ͵ʹͽϰʹ ͺŀ- rƐƧŀƐчƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчdϼf ͼͼ ͼͼ ͽͶϰ͵ͽ ͽͶϰ͵ͽ ͵ʹϰͻͺ ͵ʹϰͻͺ ͺś- cedilƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǢūţūǪƐƄƲчǪƐǪǷūưчǟūƲƄŀƲƄƄŀǢŀƲ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ

gtltEWďϮϬϮϬϱϮ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯͶϰчrdч$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūƧǿưчŀţţūƲţǿưчƤƼƲǷǢŀƤчƤƐƲūǢơŀч

ŀţŀƧŀƋч ͵͵ͷϰч ͼϰч ǪūţŀƲƄƤŀƲч rdч $b śч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǪūǷūƧŀƋч ŀţţūƲţǿưч ƤƼƲǷǢŀƤч ƤƐƲūǢơŀч ŀţŀƧŀƋч ͵͵ͷϰ͵ʹϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐч ǪūƧǿǢǿƋч Rdiquestч$b śч ЋͶͺч RdiquestЌч ǷūƧŀƋчưūƲŜŀǟŀƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūƲǷǿƤŀƲϯч ūƲơūƧŀǪŀƲчŜŀǟŀƐŀƲч

RdiquestчǿƲǷǿƤчǪūǷƐŀǟчǪŀǪŀǢŀƲчǪǷǢŀǷūƄƐǪчŀţŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

laquoūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ȖƐǪƐч $b śϰч ĩŰłĩťźťthornϑ ĩƠęĩŰġthornʼnthornƠthornthornŰϑ rĩłthornƠthornϑ ŀǢǷƐƲȝŀч $b śч

ưūưǟǿƲȝŀƐчǷǿƄŀǪчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчţŀƲчǟūǢǷŀƲƄƄǿƲƄȭŀȗŀśŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲч

ƲūƄŀǢŀчǪūǪǿŀƐчiquestƲţŀƲƄ-iquestƲţŀƲƄчrƼϯч͵чǷŀƋǿƲчͶʹʹчǷūƲǷŀƲƄч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчrūƄŀǢŀϯч

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчȝŀƲƄчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƼƧūƋч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчơǿƄŀч

ǿƲǷǿƤчưūƲţǿƤǿƲƄчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчưūƲŜǿƤǿǟƐчƤūśǿǷǿƋŀƲч

ƤŀǪч ţŀƧŀưч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲϯч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч

ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ƲūƄŀǢŀч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀч ǷūǢǪūśǿǷч ţƐч ŀǷŀǪч ȗŀơƐśч ţƐƤūƧƼƧŀч ǪūŜŀǢŀч

ŀƤǿƲǷŀśūƧϰч ȝŀƐǷǿч ǷūǢǷƐśϰч ǷŀŀǷч ǟŀţŀч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ǟūǢǿƲţŀƲƄ-ǿƲţŀƲƄŀƲϰч ǷǢŀƲǪǟŀǢŀƲϰч

ţŀƲч śūǢǷŀƲƄƄǿƲƄч ơŀȗŀśϯч laquoūƧŀƐƲч ƐǷǿϰч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ơǿƄŀч ţƐƋŀǢŀǟƤŀƲч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǪūŜŀǢŀч

ǟǢƼţǿƤǷƐƃϰч ȝŀƐǷǿч ţŀǟŀǷч ưūƲơŀţƐч ƲƐƧŀƐч ǷŀưśŀƋч ţŀƧŀưч ưūưśŀƲƄǿƲч ǟƼƲţŀǪƐч ƤƼƤƼƋч ŀǷŀǪч ƃǿƲţŀưūƲǷŀƧч

ūƤƼƲƼưƐч ƲūƄŀǢŀч RƲţƼƲūǪƐŀϯч rŀưǿƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţŀƲч ǢƐǪƐƤƼч ǷūǢǪūśǿǷч ƋŀǢǿǪч

ţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчưūƲƄǿǷŀưŀƤŀƲчǟǢƐƲǪƐǟчƤūƋŀǷƐ-ƋŀǷƐŀƲϰчūƃūƤǷƐƃϰчţŀƲчūɯǪƐūƲϯч

dƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋRdiquestЌϰчȝŀƲƄчưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͷϯ

cedilŀśūƧϯчͷϯͷчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч͵

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч͵

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч

ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч

ţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲч

ȝŀƲƄчŀƤǿƲǷŀśūƧчţŀƲч

ǟǢƼţǿƤǷƐƃчţūƲƄŀƲч

ǢƐǪƐƤƼчǷūǢƤūƲţŀƧƐ

dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ͵ŀ- RƲţūƤǪчǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfd ͵Ͷʹϰʹʹ ͵ś-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƐƲȖūǪǷŀǪƐчǟūưūǢƐƲǷŀƋ чЋǪƤŀƧŀчЌ ϰ ͵͵Ͷϰʹ ͵Ŝ- RƲţūƤǪчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчśǿƲƄŀчǿǷŀƲƄ ͷ ͷϰʹ ͵͵ͺϰͺͻ

laquolaquoч͵ϱч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчŀƤǿƲǷŀśūƧчţŀƲчǟǢƼţǿƤǷƐƃчţūƲƄŀƲчǢƐǪƐƤƼчǷūǢƤūƲţŀƧƐ

dƼţūчlaquolaquoϼRdiquest

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчϼчRƲţƐƤŀǷƼǢчdƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋśƼśƼǷЌ cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ rƐƧŀƐ

ȗŀƧ ţţ ȗŀƧ ţţ ȗŀƧ ţţ ͺŜ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчǷŀǢƄūǷчǟūƲţŀǟŀǷŀƲчfiquest ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ͷͽϰͷͺҗ ͵ͷͽϰͷͺҗ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͻ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǪǟūŜƐŀƧчưƐǪǪƐƼƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ ͵͵͵ϰͷ ͵͵͵ϰͷ

ͻŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷǿƄŀǪчƤƋǿǪǿǪ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵͵͵ϰͷ ͵͵͵ϰͷ ͵͵͵ϰͷ ͵͵͵ϰͷ ͼ ƤǿƲǷŀƲǪƐчţŀƲчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчƲūƄŀǢŀчȝŀƲƄчŀƤǿƲǷŀśūƧϰчǷǢŀƲǪǟŀǢŀƲчţŀƲчǷūǟŀǷчȗŀƤǷǿ ͵ʹͽϰ͵ ͵ʹͽϰ͵

ͼŀ-r poundŀǷŀ-ǢŀǷŀчƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfdчdϼfчţŀƲчfdчiquestr ͷϰͺ ͷϰͺ ͷϰͽ ͷϰͽ ͵ʹͽϰͻͶ ͵ʹͽϰͻͶ

ͼś- ūǢǪūƲǷŀǪūчǢūƤƼưūƲţŀǪƐч dчŀǷŀǪчfd чţŀƲчfdчiquestrчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐ

ͼͽҗ ͼͽҗ ͽͺϰͽͽҗ ͽͺϰͽͽҗ ͵ʹͼϰͽͼ ͵ʹͼϰͽͼ

fĩthornƠŰϑthornŰġϑFƠźǕƵʼnϑ ĩƠƨƝĩĚƵŎǔĩϑЋͷʹҗЌ ͵͵ʹϰͷͷ ͵ʹͼϰͺ͵ ͽ ǢƄŀƲƐǪŀǪƐччţŀƲчlaquo$pчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ ͵͵ʹϰͻ ͵͵ʹϰͻ

ͽŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūưūƲǿƋŀƲчǪǷŀƲţŀǢчǪƼƃǷчţŀƲчƋŀǢţчŜƼưǟūǷūƲŜȝ ͽͷҗ ͽͷҗ ͽͼϰͻͼҗ ͽͼϰͻͼҗ ͵ʹͺϰͶͶ ͵ʹͺϰͶͶ ͽś- ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчţūƧŀȝūǢƐƲƄ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͽŜ- ūǢǪūƲǷŀǪūчūƃƐǪƐūƲǪƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͶͽϰͽͶҗ ͶͽϰͽͶҗ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͽţ- RƲţūƤǪчƐƲǷūƄǢƐǷŀǪчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐ ͽͻϰ͵ͽ ͽͻϰ͵ͽ ͵ʹϰͷ͵ ͵ʹϰͷ͵ ͵ʹͼϰͷ ͵ʹͼϰͷ ͽū- ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟǢƼƄǢŀưчpoundcedild ͼҗ ͼҗ ͽϰͻͶҗ ͽϰͻͶҗ ͵͵Ͷϰͺ͵ ͵͵Ͷϰͺ͵ ͽƃ- cedilƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчƧūŀǢƲƐƲƄчƼǢƄŀƲƐǪŀǷƐƼƲ ͻ ͻ ͽͻϰͺ ͽͻϰͺ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵ʹ ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ ͵ʹͻϰʹͼ ͵ʹͺϰͼͼ

͵ʹŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲ ͽҗ ͽҗ ͽͺϰ͵ͺҗ ͽͺϰ͵ͺҗ ͵ʹ͵ϰͶͶ ͵ʹ͵ϰͶͶ ͵ʹś- RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчч͵ ͼ ͼ ͽͺϰʹʹ ͽͺϰʹʹ ͵͵Ͷϰͽ ͵͵Ͷϰͽ

͵͵ dƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄчūƃūƤǷƐƃчţŀƲчǪƐǪǷūưчƐƲƃƼǢưŀǪƐчȝŀƲƄчŀƲţŀƧ ͵͵ͷϰͷͷ ͵ʹͼϰ͵ͽ ͵͵ŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤ Ͷϰͽ ͷϰ ͷϰͺͺ ͷϰͺͺ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵ʹϰͻ ͵͵ś- RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRd ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ͼϰͶͼ ͵ͼϰͶͼ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵͵Ŝ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǟƧƐƤŀǪƐчlaquodcedilR ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ

rRfRчdRrpoundbчpoundFrRlaquolaquoRчЋrdЌч$b śчcedilMiquestrчͶʹͶʹ ͵͵ͷϰͼ ͵͵ͷϰ͵ʹ

53 LAKIN DJPb 2020

Uraian mengenai IKU tersebut adalah sebagai berikut

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) bertujuan menyediakan informasi

mengenai sumber alokasi dan penggunaan daya keuangan negara serta posisi

keuangan pemerintah Dengan mengetahui opini Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) atas LKPP dapat diketahui tingkat transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara

sehingga dapat dijadikan pedoman bagi para pengguna untuk kepentingan ekonomi sosial dan politik

Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks Opini BPK atas LKPP dan LKBUN bertujuan menjamin akuntabilitas

dan transparansi pertanggungjawaban keuangan negara

Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai

kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan Dengan mengetahui opini BPK

atas LKPP dan LK BUN dapat diketahui tingkat transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan

negara sehingga dapat dijadikan pedoman bagi para pengguna untuk kepentingan ekonomi sosial dan

politik Opini BPK didasarkan pada 4 (empat) kriteria yaitu

1 Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

2 Kecukupan pengungkapan sesuai dengan pengungkapan yang diatur SAP

3 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

4 Efektivitas sistem pengendalian intern

Untuk mengetahui tingkat pemenuhan realisasi terhadap targetnya indeks pengukuran LKPP dan LK

BUN tersebut menggunakan skala pengukuran 1 sampai 4 dengan keterangan sebagai berikut

Tabel 3A4 Indeks pengukuran LKPP dan LK BUN

Indeks opini tersebut dapat diperoleh dengan sumber data dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK

atas LKPP Tahun 2019 (pemeriksaan dilakukan tahun 2020) Melalui nilai indeks tersebut (realisasi

capaian) dapat diketahui apakah capaian untuk IKU tersebut pada tahun 2020 telah memenuhi target

yang telah ditetapkan Terkait dengan pengukuran IKU tersebut tahun 2020 polarisasi data ditetapkan

menggunakan maximize (semakin tinggi realisasi terhadap target semakin baik capaian kinerjanya)

Dalam hal ini semakin sedikit temuan BPK atas LKPP semakin tinggi nilai indeks opininya sehingga

diharapkan laporan keuangan yang dibuat semakin transparan dan akuntabel Indeks opini BPK atas

LKPP dilaporkan pada triwulan II tahun 2020 dengan jenis konsolidasi periode menggunakan take last

known value (realisasi yang digunakan adalah angka periode terakhir)

1a-CP BPK atas LKPP

Indeks Keterangan

100 Tidak Wajar (TWAdverse)

200 Tidak Memberikan Pendapat (TMPDisclaimer)

300 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan 4 permasalahan (temuan) atau lebih

325 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan 3 permasalahan (temuan)

350 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan 2 permasalahan (temuan)

375 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan 1 permasalahan (temuan)

390 Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan (WTP DPP)

400 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

gtltEWďϮϬϮϬϱϰ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀч ǷūƧŀƋч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ţŀƧŀưч dƼƲǷǢŀƤч dƐƲūǢơŀч ŀƲǷŀǢŀч

pūƲǷūǢƐч dūǿŀƲƄŀƲч ţŀƲч ǢūǪƐţūƲч poundūǟǿśƧƐƤч RƲţƼƲūǪƐŀч ŀţŀƧŀƋч ƐƲţūƤǪч ч ȝŀƲƄч ưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲч ǟƐƲƐч dч

timesŀơŀǢчcedilŀƲǟŀч ūƲƄūŜǿŀƧƐŀƲчЋtimescedil ЌччţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţūчǟūƧŀǟƼǢŀƲчǷŀƋǿƲŀƲϯчcedilŀǢƄūǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪŀưŀчţūƲƄŀƲч

ǷŀǢƄūǷч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲч ǪūśūƧǿưƲȝŀч Ћtimescedil Ќч ưūƲƄƐƲƄŀǷч ƤǿŀƧƐǷŀǪч ƧŀǟƼǢŀƲч

ƤūǿŀƲƄŀƲч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ǪūƲŀƲǷƐŀǪŀч ţƐƋŀǢŀǟƤŀƲч ǿƲǷǿƤч ưūƲȝŀơƐƤŀƲч ƐƲƃƼǢưŀǪƐч ƤūǿŀƲƄŀƲч Ƥūǟŀţŀч ǪūǷƐŀǟч

ǟūưŀƲƄƤǿчƤūǟūƲǷƐƲƄŀƲчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǪūŜŀǢŀчȗŀơŀǢчţŀƲчǷƐţŀƤчǷūǢţŀǟŀǷчƤūǪŀƧŀƋŀƲчǟūƲȝŀơƐŀƲчȝŀƲƄчưŀǷūǢƐŀƧϯ

poundūƲŜŀƲŀч laquoǷǢŀǷūƄƐǪч ЋpoundūƲǪǷǢŀЌч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶ -ʹͶʹͶчưūƲūƲǷǿƤŀƲч ǷŀǢƄūǷч Rdiquestч ƐƲţūƤǪч

ơǿưƧŀƋчfd-dfчţŀƲчfd-iquestrчȝŀƲƄчŀƲţŀƧчţūƲƄŀƲчƼǟƐƲƐчŀǿţƐǷчȝŀƲƄчśŀƐƤţƐчưŀƲŀч ơǿưƧŀƋчȝŀƲƄчţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч

ưūǢǿǟŀƤŀƲчơǿưƧŀƋчƲƐƧŀƐчƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐчǿƲǷǿƤчǪūƧǿǢǿƋчdūưūƲǷūǢƐŀƲчrūƄŀǢŀϼfūưśŀƄŀчЋdϼfЌчţŀƲчiquestrчţƐśŀƄƐч

ơǿưƧŀƋчǿƲƐǷчdϼfчţŀƲчiquestrчǷūǢǪūśǿǷϰчȝŀƐǷǿчţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲчǪūśūǪŀǢччǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯчpūƲƄƐƲƄŀǷчfddfчţŀƲч

fdiquestrч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǿƲǪǿǢч ǟūưśūƲǷǿƤч fd ϰч ǷŀǢƄūǷч ǷūǢǪūśǿǷч ţŀǟŀǷч ţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲч ţūƲƄŀƲч ǷŀǢƄūǷч ţŀƲч

ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч RƲţūƤǪч ƼǟƐƲƐч dч ŀǷŀǪч fd ϯч cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ȝŀƲƄч Ǫŀưŀч ţūƲƄŀƲч poundūƲǪǷǢŀч ǷūǢǪūśǿǷч ơǿƄŀч

ţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲŜŀƲŀч ūưśŀƲƄǿƲŀƲчbŀƲƄƤŀчpūƲūƲƄŀƋчЋpound bprЌϰчȝŀƐǷǿччǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч

ūśūǢŀǟŀч ǷƐƲţŀƤŀƲч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲч ƤǿŀƧƐǷŀǪч fd ч cedilŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽϰч

ŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ pūƲȝǿǪǿƲчfd чţūƲƄŀƲчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчlaquoƐǪǷūưчcedilūǢƐƲǷūƄǢŀǪƐчfd чFͶчưūƧŀƧǿƐчlaquo r

Ͷϯ pūƲȝūưǟǿǢƲŀƤŀƲчǪƐǪǷūưчţŀƲчǟǢƼǪūǪчśƐǪƲƐǪч ūƧŀǟƼǢŀƲчdūǿŀƲƄŀƲ

ͷϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчǟūưśƐƲŀŀƲчţŀƲчǟūƲţŀưǟƐƲƄŀƲчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчfddf

ϯ pūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчpoundŀǟƐưчśūǢơūƲơŀƲƄчǷƐƲƄƤŀǷчdūưūƲƤūǿчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчȖŀƧƐţŀǪƐчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчfd чcedilчͶʹ͵ͽ

ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчpoundūƤƼƲǪƐƧƐŀǪƐчǷūǢƤŀƐǷчpoundūȖŀƧǿŀǪƐчǪūǷчŀƲǷŀǢŀчdϼfϰч$bdrϰчţŀƲч$b

ͺϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчcedilǢƐǟŀǢǷƐǷчŀƲǷŀǢŀчdϼfϰчdūưūƲƤūǿϰчţŀƲч dчpoundRчǪūŜŀǢŀчƼƲƧƐƲūчǷŀƲƄƄŀƧчͶͷчpŀǢūǷчǪϯţϯч͵ͺчǟǢƐƧч

ͶʹͶʹч

ͻϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǪūŜŀǢŀчƐƲǷūƲǪƐƃчţūƲƄŀƲчcedilƐưчǿţƐǷƼǢч dчŀǷŀǪчcedilūưǿŀƲчfd чcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͽ

ͼϯ dƼƼǢţƐƲŀǪƐчţūƲƄŀƲчǟŀǢŀчiquestRч ч ǷūƤŀƐǷчcedilƐƲţŀƤчfŀƲơǿǷчpoundƐǪƐƤƼчǿţƐǷчcedilчͶʹ͵ͽчţŀƲчcedilƐƲţŀƤчfŀƲơǿǷчcedilūưǿŀƲч

cedilŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϯ

ͽϯ pūƲƄƼǟǷƐưŀƧƤŀƲч ƃŀǪƐƧƐǷŀǪч ǷūƤƲƼƧƼƄƐч ţŀƧŀưч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǟūƤūǢơŀŀƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ǟūƲŜūƄŀƋŀƲч

ǟūƲȝūśŀǢŀƲчǟŀƲţūưƐчƼȖƐţ-͵ͽ

poundūŀƧƐǪŀǪƐч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀǷŀǪч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǢƐчfŀǟƼǢŀƲчMŀǪƐƧч ūưūǢƐƤǪŀŀƲч ЋfM Ќч

dчpoundRчŀǷŀǪчfd ч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчrƼưƼǢч ͵ͽϼfM ϼUumlOumlϼʹͺϼͶʹͶʹч ǷŀƲƄƄŀƧч ͵чbǿƲƐчͶʹͶʹϰчŀţŀƧŀƋч RƲţūƤǪччȝŀƲƄч

ưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲч ƼǟƐƲƐчtimesŀơŀǢч cedilŀƲǟŀч ūƲƄūŜǿŀƧƐŀƲч Ћtimescedil Ќϯч $ūƲƄŀƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǟŀţŀч

ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǷūƧŀƋч ưūưūƲǿƋƐч ǷŀǢƄūǷч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǟŀţŀч dƼƲǷǢŀƤч dƐƲūǢơŀч dūưūƲǷūǢƐŀƲч

dūǿŀƲƄŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀśūƧчͷϯчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfd чţŀƲчfdiquestr

ūǢƤūưśŀƲƄŀƲчƼǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfd чǷŀƋǿƲчͶʹʹͺчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчͶʹ͵ͽчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀśūƧчͷϯͺч ūƲƐƧŀƐŀƲчfd чţŀƲчfdчiquestrчǷŀƋǿƲчͶʹʹͺчǪϯţϯчͶʹ͵ͽ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ - чЋtimescedil Ќ чЋtimescedil Ќ - чЋtimescedil Ќ - чЋtimescedil Ќ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - чЋtimescedil Ќ чЋtimescedil Ќ - чЋtimescedil Ќ - чЋtimescedil Ќ ŀǟŀƐŀƲ - ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ - ͵Ͷʹ - ͵Ͷʹ

Ͷʹʹͺ Ͷʹʹͻ Ͷʹʹͼ Ͷʹʹͽ Ͷʹ͵ʹ Ͷʹ͵͵ Ͷʹ͵Ͷ Ͷʹ͵ͷ Ͷʹ͵ Ͷʹ͵ Ͷʹ͵ͺ Ͷʹ͵ͻ Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͽ

cedilp cedilp cedilp times$ times$ times$ times$ times$ times$ times$ timescedil timescedil timescedil timescedil

cedilMiquestrчfd ч

55 LAKIN DJPb 2020

Ditunjukkan pada tabel tersebut bahwa selama 3 (tiga) tahun berturut-turut sejak tahun 2006 sampai

dengan 2008 mendapatkan opini Tidak Memberikan Pendapat (disclaimer) dan dalam kurun waktu 2009

-2015 LKPP mendapatkan opini WDP namun sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 LKPP untuk

keempat kalinya mendapat opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

Dalam hal pemenuhan target IKU sebagaimana ditetapkan pada Kontrak Kinerja Kementerian Keuangan

setiap tahunnya Renstra Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019 dan 2020-2024 dan RJPMN Tahun

2015-2019 dan 2020-2024 perbandingan capaian IKU tersebut dari tahun 2017 hingga 2020 ditunjukkan

sebagai berikut

Tabel 3A7 Realisasi IKU tahun 2017 sd 2020

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel tersebut untuk tahun 2020 realisasi IKU Indeks opini BPK atas

LKPP telah memenuhi target yang telah ditetapkan baik pada Kontrak Kinerja Kementerian Keuangan

Tahun 2020 maupun pada Renstra Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024 (untuk tahun 2020) dan

RPJMN Tahun 2020-2024 (untuk tahun 2020) Ditunjukkan pula bahwa realisasi IKU tersebut sejak tahun

2017 juga telah memenuhi target yang ditetapkan Secara keseluruhan melalui LHP BPK atas LKPP

Tahun 2019 ditunjukkan pada pemeriksaan atas setiap diLKBUN dan LKKL diketahui bahwa

1 84 LKKL dan 1 LKBUN (97 LK entitas yang diperiksa) memperoleh WTP

2 2 LKKL (2 LK entitas yang diperiksa) memperoleh opini WDP

3 1 LKKL (1 LK entitas yang diperiksa) mendapatkan opini TMP

Meskipun masih terdapat opini WDP dan TMP pada 3 entitas yang diperiksa (KL) hal tersebut tidak

berpengaruh secara material pada LKPP Tahun 2019 Satu LKKL tahun 2019 yang mendapatkan opini

TMP yaitu Badan Keamanan Laut Republik Indonesia Rincian jumlah LKKL dan LKBUN yang

mendapatkan opini WTP WDP TMP dan TW dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2019 dapat

ditunjukkan sebagai berikut

Tabel 3A8 Rincian opini LKKL dan LKBUN

TARGETREALISASI TAHUN IKU

2017 2018 2019 2020 IKU Indeks jumlah LK-KL dan LK-BUN yang andal dengan opini audit yang baik Target IKU pada RPJMN 2015-2019 dan 2020-2024 35 36 36 36 Target IKU pada Renstra Kemenkeu 2015-2019 dan 2020-2024

35 36 36 36

IKU Indeks opini BPK atas LKPP Target IKU pada Kontrak Kinerja (KK) Kementerian Keuangan

4 (WTP) 4 (WTP) 4 (WTP) 4 (WTP)

Realisasi IKU 4 (WTP) 4 (WTP) 4 (WTP) 4 (WTP)

TAHUN LKKL dan LKBUN

Opini 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2019

WTP 69

(KL 62 BUN 7)

65 (KL 65)

62 (KL 62)

56 (KL 56)

74 (KL 73 BUN 1)

80 (KL 79 BUN 1)

82 (KL81 BUN 1)

85 (KL 84 BUN 1)

85 (KL 84 BUN 1)

WDP 22

(KL 21 BUN 1)

19 (KL 18 BUN 1)

18 (KL 17 BUN 1)

26 (KL 25 BUN 1)

8 (KL 8)

6 (KL6)

4 (KL 4)

4 (KL 4)

2 (KL 2)

TMP 3 (KL 3)

3 (KL 3)

7 (KL 7)

4 (KL 4)

6 (KL 6)

2 (KL 2)

1 (KL 1)

1 (KL 1)

1 (KL 1)

TW 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LAKIN DJPb 2020 56

Secara grafik perkembangan jumlah LKKL dan LKBUN (LK) untuk setiap jenis opini dari laporan tahun

2010 sampai dengan tahun 2020 ditunjukkan sebagai berikut

Sebagaimana ditunjukkan pada Grafik tersebut diketahui sebagai berikut

1 Sejak LKKL dan LKBUN (LK) tahun 2010 sampai dengan tahun 2019 jumlah LK yang mendapatkan

opini WTP selalu menjadi yang tertinggi dibandingkan LK yang mendapatkan opini WDP dan TMP

2 Jumlah LK beropini WTP tahun 2019 (85 LK) merupakan prosentase tertinggi dibandingkan jumlah

LK beropini WTP tahun-tahun sebelumnya

3 Jumlah LK beropini WDP tahun 2019 (2 LK) menurun (turun 50) dari jumlah LK beropini WDP

tahun 2018 (4 LK)

4 Jumlah LK beropini TMP tahun 2019 (1 LK) sama dengan jumlah LK beropini TMP tahun 2018 (1 LK)

Dengan demikian secara umum terdapat peningkatan atas kualitas LKKL dan LKBUN tahun 2019

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sebagaimana dicerminkan dari opini BPK atas setiap laporan

tersebut BPK menilai Pemerintah telah menindaklanjuti rekomendasi permasalahan yang ada pada

Tahun 2019 Pemerintah telah menyelesaikan TDK (Transaksi dalam Konfirmasi) dengan membangun

single database melalui e-rekon dan sistem penyusunan LKPP yang lebih baik sehingga pada LKPP

Tahun 2018 dan 2019 tidak terdapat TDK BPK berpendapat LKPP Tahun 2019 secara umum telah

menyajikan secara wajar untuk seluruh aspek yang material sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemeritahan (SAP) Namun demikian masih terdapat beberapa temuan dalam hal Sistem

Pengendalian Intern dan Kepatuhan terhadap Perundang-undangan yang rekomendasinya akan

ditindaklanjuti oleh pemerintah tetapi dijelaskan oleh BPK bahwa temuan tersebut tidak berpengaruh

langsung terhadap kewajaran LKPP Tahun 2019 Beberapa temuan dimaksud dalam hal Sistem

Pengendalian Intern dan Kepatuhan dimaksud adalah sebagai berikut

A Temuan Sistem Pengendalian Intern (SPI)

53 67 69 65 6256

7479 82 85

29

18 22 19 1825

8 64

22 2 3 3 7 4 6 2 1 1

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Tahun Laporan

WTP WDP TMP TW

No Uraian temuan Siklus

1

Terdapat Penggunaan Rekening Pribadi untuk Pengelolaan Dana yang Bersumber dari APBN Saldo Kas Tidak Sesuai dengan Fisik Sisa Kas Terlambat Belum Disetor dan Penggunaan Kas yang Tidak Dilengkapi Dokumen Pertanggungjawaban pada 34 KementerianLembaga

Aset

2 Terdapat Ketidaksesuaian Pencatatan Persediaan dengan Ketentuan pada 53 KementerianLembaga

3 Kelemahan Sistem Pengendalian Intern dalam Penatausahaan Piutang Perpajakan pada DJP serta Pengelolaan dan Penatausahaan Piutang pada DJBC Belum Optimal

4 Penghapusan Piutang Negara atas Pemberian Pinjaman yang Seharusnya Menjadi Kewenangan Presiden Dilaksanakan Tidak Sesuai Ketentuan

5 Pengelolaan Piutang BUN yang Berasal dari Pinjaman Dana Antisipasi Penanganan Luapan Lumpur Sidoarjo kepada Lapindo Brantas Inc dan PT Minarak Lapindo Jaya Belum Memadai

57 LAKIN DJPb 2020

No Uraian temuan Siklus

6

Penyajian Akun-Akun LKPP Tahun 2019 terkait Penyertaan Modal Pemerintah pada PT Asabri (Persero) dan Nilai Akumulasi Iuran Pensiun yang dikelola PT Asabri (Persero) Belum didukung Laporan Keuangan PT Asabri (Persero) Tahun 2019 (Audited) dan Kewajiban Pemerintah Selaku Pemegang Saham Pengendali PT Asabri (Persero) Sebagaimana Diatur UU Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian Belum DiukurDiestimasi

Aset

7

Akun-Akun terkait Investasi Permanen PMN LKPP 2019 (Audited) Belum didukung Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Tahun 2019 (Audited) dan Kewajiban Pemerintah Selaku Pemegang Saham Pengendali PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Sebagaimana Diatur UU Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian Belum Diukur Diestimasi dan Dilaporkan

8 Terdapat Pencatatan Ganda atas Aset Sebesar Rp147 Triliun yang Diakui Sebagai Aset Tetap pada LK PTNBH Universitas Indonesia Tahun 2019 dan Persediaan pada LK Kemenristekdikti Tahun 2019

9 Proses PMN atas Pengembalian Aset BPYBDS Jaringan Gas dan SPBG dari PT Pertamina (Persero) kepada Kementerian ESDM sebesar Rp368 Triliun Berlarut-larut

10 Penyajian Hasil Perbaikan Penilaian Kembali BMN Tahun 2017-2018 pada LKPP Audited Tahun 2019 Tidak Akurat

11 Pengendalian atas Pengelolaan Aset Tetap pada 77KementerianLembaga Belum Memadai Berdampak AdanyaSaldo BMN yang Tidak Akurat serta Penatausahaan danPencatatan Aset Tetap yang Tidak Sesuai Ketentuan

12

Hasil Identifikasi Pemerintah atas Akun-Akun terkait Transaksi Konsesi Jasa Berdasarkan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pengaturan Konsesi Jasa Belum Didukung denganPernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) dan Dokumen Sumber yang Memadai

13 Pengendalian atas Pengelolaan Aset Tak Berwujud pada 32 KementerianLembaga Belum Memadai Berdampak Adanya Saldo BMN yang Tidak Akurat serta Penatausahaan dan Pencatatan Aset Tak Berwujud yang Tidak Sesuai Ketentuan

14 Pengendalian atas Pencatatan Aset Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Belum Memadai

15 Pengelolaan DJKN atas Aset yang Berasal dari Pengelolaan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Belum Memadai

16

Pengungkapan Kewajiban Jangka Panjang atas Program Pensiun pada LKPP Tahun 2019 Sebesar Rp287676 Triliun belum didukung Standar Akuntansi dan Perhitungan Aktuariayang Akurat serta Terdapat Potensi Kewajiban Pemerintah atas Unfunded Past Service Liability (UPSL) Tunjangan Hari Tua(THT) PT Asabri (Persero) yang Belum Ditagihkan

Kewajiban 17 Barang Milik Negara Sebagai Underlying Asset Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Belum Mencerminkan Nilai Wajar Aset SBSN Termutakhir dan Berpotensi Tidak Mencukupi Nilai SBSN yang Diterbitkan

18 Kewajiban Pemerintah Kepada PT Pertamina (Persero) atas FeePenjualan Migas Bagian Negara Belum Dapat Diukur Dengan Andal

19 Pencatatan Saldo dan Mutasi Utang Kelebihan Pembayaran Pajak Masih Belum Akurat

20

Penyajian Aset yang Berasal dari Realisasi Belanja dengan Tujuan untuk Diserahkan Kepada Masyarakat sebesar Rp4420 Triliun pada 34 KL Tidak Seragam serta Terdapat Permasalahan Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Realisasi Belanja dengan Tujuan untuk Diserahkan Kepada Masyarakat yang tidak Sesuai Ketentuan

Belanja

21 Kebijakan Penyelesaian Kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Listrik Belum Didukung dengan Mekanisme Penganggaran yang Memadai

22 Pemanfaatan Sisa Anggaran Belanja Subsidi untuk Penyelesaian Kurang Bayar Subsidi Belum Optimal

23 Pengalokasian Dana Alokasi Umum Tambahan pada APBN TA 2019 Sebesar Rp650 Triliun Tidak Selaras dengan UU Nomor 33 Tahun 2004

24 Perhitungan Alokasi Transfer Daerah pada 11 BidangSubbidang DAK Fisik Belum Didukung Dokumentasi dan Penjelasan yang Memadai dari KL Teknis

25 Pengelolaan Dana Desa Belum Sepenuhnya Sesuai dengan Ketentuan dan Belum Dilaksanakan secara Memadai

26 Skema Pengalokasian Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pengadaan Tanah PSN pada Pos Pembiayaan Masih Sama Dengan TA 2018 Mengakibatkan LKPP Tahun 2019 Belum Menggambarkan Informasi Belanja dan Defisit Sesungguhnya

Pembiayaan

LAKIN DJPb 2020 58

B Temuan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan

Tantangan yang dihadapi dalam pencapaian target IKU tersebut antara lain

1 Kompleksitas permasalahan di lapangan yang memerlukan dukungan sumber daya pembinaan

secara optimal

2 Kondisi aktual atas terjadinya pandemi COVID-19 menjadi salah satu tantangan dalam pelaksanaan

pembinaan KL dan BUN

Pada tahun 2021 menimbang pencapaian IKU tersebut pada tahun 2020 yang telah memenuhi target

yang ditetapkan dan telah mencapai indeks opini BPK tertinggi atas LKPP upaya yang akan dilakukan

pada tahun 2021 terutama diarahkan pada upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas

LKPP Secara berkelanjutan akan dilakukan pembinaan secara intensif kepada Kementerian Negara

Lembaga dengan bimbingan teknis dan penyuluhan akuntansi serta monitoring atas tindak lanjut

temuan pemeriksaan BPK atas LKPP tahun 2019 Di samping itu rekomendasi rencana aksi yang akan

dilakukan pada tahun 2021 yaitu

1 Melaksanakan bimbingan akuntansi dan pelaporan keuangan secara berkelanjutan melalui sarana

virtual

2 Pendampingan penyelesaian temuan LKKL tahun 2020

Penyaluran APBN sebagai investasi pemerintah dan pembiayaan

lainnya yang dilaksanakan secara optimal akan menopang

pengelolaan investasi pemerintah secara berkelanjutan dan dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi Saat ini bentuk penyaluran investasi pemerintah berupa penyaluran

dana ke Pusat Investasi Pemerintah (PIP) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) penyaluran dana

penerusan pinjaman (SLA) dari DJPb ke Pengguna Dana (selaku debitur atas penerusan pinjaman) serta

penyaluran subsidi dan kredit program (tidak termasuk KUR) Untuk mengukur tingkat efektivitas investasi

pemerintah tersebut disusun IKU Indeks Efektivitas Investasi Pemerintah yang pengukurannya menggunakan

dua variabel sebagai berikut

1 Penyaluran Investasi yang terdiri dari

a Deviasi rencana penarikan dana (membandingkan antara realisasi dengan perencanaan halaman III

DIPA)

b Tingkat penyerapan dana (membandingkan antara realisasi DIPA dengan Komitmen Penyaluran)

Temuan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan No Uraian temuan Siklus

1 DJP Belum Menerbitkan Surat Tagihan Pajak atas Kekurangan Setor Sebesar Rp1264 Triliun dan Keterlambatan Penyetoran Pajak dengan Sanksi Sebesar Rp269 Triliun dan USD405 Juta

Pendapatan

2

Pemberian Fasilitas Transaksi Impor yang Dibebaskan danatau Tidak Dipungut PPN dan PPh-nya pada DJP Terindikasi Bukan Merupakan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis dan Terdapat Potensi Kekurangan Penetapan Penerimaan Negara dari Pendapatan Bea MasukBea Masuk Anti Dumping dan PDRI pada DJBC

3

Direktorat Jenderal Pajak Tidak Segera Memproses Pembayaran Restitusi Pajak yang Telah Terbit Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP) senilai Rp1162 Triliun dan Terindikasi Belum Menerbitkan SKPKPP senilai Rp7286 Miliar dan USD5791 Ribu serta Terlambat Menerbitkan SKPKPP senilai Rp607 Miliar

4 Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada 40 KL Minimal Sebesar Rp70964 Miliar serta Pengelolaan Piutang pada 16 KL Sebesar Rp178 Triliun Belum Sesuai Ketentuan

5 Penganggaran Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Belanja pada 85 KL Minimal Sebesar Rp1065 Triliun dan USD2940 Juta Tidak Sesuai Ketentuan

Belanja

1b-N Indeks Efektivitas

Investasi Pemerintah

59 LAKIN DJPb 2020

2 Ketepatan Sasaran yang diukur berdasarkan hasil survei atas pencapaian sasaran investasi BUMN

investasi PemdaBUMD dan Penyaluran UMi

N=Penyaluran Investasi + Ketepatan Sasaran

(N = Indeks Efektivitas Investasi Pemerintah)

N=(Devx40)+(Realx60)+(Investasi BUMN+Investasi PemdaBUMD)x80)+(Penyaluran UMix20)

Penyaluran Investasi = (XN x 50)+(YN x 40)+(ZN x 10)

Keterangan

XN = Nilai Kualitas Penyaluran Dana Penerusan Pinjaman (BUN BA 99903)

YN = Nilai Kualitas Penyaluran Dana Investasi Pemerintah (BUN BA 99904)

ZN = Nilai Kualitas Penyaluran Dana Kredit Program (BA 99907)

Ketepatan Sasaran

Accumulated Disbursement berdasarkan tagihan (invoice) bukan SP3

Penyaluran Kredit Ultra Mikro (UMi)

Nilai Keekonomian Debitur (NKD) = Nilai Keekonomian Pribadi

(NKP) (Max 70) + Nilai Keekonomian Usaha (NKU) (Max 30)

Nilai Rata-Rata Keekonomian Debitur (NKD) Kredit Ultra Mikro

dinyatakan baik apabila mencapai nilai minimal 45

Kriteria indeks yang digunakan untuk pengukuran realisasi IKU

tersebut sebagai berikut

Target Proyek Fisik BUMN 10

Target Proyek Fisik Pemda 1

Kategori Progress Variant Konversi

PV ge 1 (On and above Schedule) 1

03 lt PV le 1 (Behind Schedule) 07

PV le 03 (At Risk) 03

Indeks Pencapaian IKU Tingkat Efektivitas ()

4 (Sangat efektif) 76 le X le 100

3 (efektif) 51 le X le 75

2 (kurang efektif) 26 le X le 50

1 (tidak efektif) 0-25

Indeks Capaian IKU Efektivitas ()

4 95leXlt100

375 90leXlt95

35 85leXlt90

325 80leXlt85

3 75leXlt80

275 70leXlt75

25 65leXlt70

225 60leXlt65

2 40ltXlt60

1 lt40

gtltEWďϮϬϮϬϲϬ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǪūśūǪŀǢч RƲţūƤǪчч ЋǪƤŀƧŀч Ќϰч ч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ǷŀǢƄūǷч ȝŀƲƄч ŀţŀчţŀƧŀưч

poundūƲŜŀƲŀчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

dūƄƐŀǷŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч

ţŀƲȝŀчǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽчưūưśǿŀǷчd rчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчưƼƲūȖчţŀǷŀчǪūŜŀǢŀчƧūƧǿŀǪŀϯчlaquoǿǢȖūƐч

ƧŀǟŀƲƄŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǟūƲƄǿƤǿǢŀƲчrƐƧŀƐчdūūƤƼƲƼưƐŀƲч$ūśƐǷǿǢчŀƤƋƐǢƲȝŀчţƐƄŀƲǷƐƤŀƲчţūƲƄŀƲчǪǿǢȖūƐчơŀǢŀƤч

ơŀǿƋч ţūƲƄŀƲчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲч ǷūƧūǟƼƲч Ƥūǟŀţŀч ţūśƐǷǿǢч ǟŀţŀч śǿƧŀƲч bǿƲƐч ǪŀưǟŀƐч ţūƲƄŀƲч bǿƧƐч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϯч

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲчdŀơƐŀƲчiquestơƐч$ŀưǟŀƤчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƼƧūƋч$ƐǷϯчlaquopRϰч$b śчŀǷŀǪчţŀǷŀчƋŀǪƐƧчǪǿǢȖūƐчrd$ч

ȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǢūƤŀưчd rϰчţƐǟūǢƼƧūƋчǪƤƼǢчūƲţƧƐƲūчǪūśūǪŀǢчͽϰʹͷчǿƲǷǿƤч͵ͶͻчǢūǪǟƼƲţūƲчȝŀƲƄчśūǢƋŀǪƐƧчţƐЙ

ǪǿǢȖūƐчŀǷŀǿчưūƲƐƲƄƤŀǷчǪūśūǪŀǢч͵ϰͶ͵чţŀǢƐчţŀǷŀчśŀǪūƧƐƲūчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐ

ūƲȝŀƧǿǢŀƲчRƲȖūǪǷŀǪƐ

laquoŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчcedilǢƐȗǿƧŀƲчROumlϰчǟǢƼƄǢūǪǪчǟūƲȝŀƧǿǢŀƲчţŀƲŀччiquestrчͽͽͽϯʹͷϰчͽͽͽϯʹчţŀƲчͽͽͽϯʹͻчţŀǟŀǷчţƐơūƧŀǪЙ

ƤŀƲчǪūǟūǢǷƐчţŀƧŀưчǷŀśūƧчśūǢƐƤǿǷϱ

dūǷūǟŀǷŀƲчlaquoŀǪŀǢŀƲ

laquoŀưǟŀƐч ţūƲƄŀƲч ǷǢƐȗǿƧŀƲч ROumlч ͶʹͶʹчưŀǪƐƋч ǷūǢţŀǟŀǷч ͵ʹч ǢƼȝūƤч ūƲūǢǿǪŀƲч ƐƲơŀưŀƲч cedilч frчţūƲƄŀƲч ƤūǷЙ

ūǢŀƲƄŀƲчͶчǟǢƼȝūƤчŀśƼȖūчǪŜƋūţǿƧūчЋ Oumlч͵ЌчţŀƲчͼчǟǢƼȝūƤчśūƋƐƲţчǪŜƋūţǿƧūчЋ OumlчʹϰͻЌчţūƲƄŀƲчǢūǢŀǷŀчǟǢƼƄǢūǪǪч

ɯǪƐƤчǿƲǷǿƤч͵ʹч ǢƼȝūƤчǪūśūǪŀǢчͽͼϰͶҗϯч ŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǷūǢţŀǟŀǷччǟǢƼȝūƤчȝŀƲƄчǪǿţŀƋчǪūƧūǪŀƐчȝŀƐǷǿч fcedilч

ŀƲƄƤŀƧŀƲч laquoǿǪǿϰч ǢƼȝūƤч cedilǢŀƲǪưƐǪƐч R cedil$ч Rч ţŀƲч RRϰч ǪūǢǷŀч cedilǢŀƲǪưƐǪƐч ŀŜƤŀƄūч ͷϰч ǪūƋƐƲƄƄŀч ŜŀǟŀƐŀƲч RdiquestƲȝŀч

ŀţŀƧŀƋчͼϰͽʹҗϯч

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲч$ŀǷŀчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчǟūǢчͷ͵ч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹϰчǟūƲŀǢƐƤŀƲчǟƐƲơŀưŀƲчŀǷŀǪчR -ͻ͵чbRчndashчƼƲǪǷǢǿŜǷƐƼƲч

ƼƃчbŀƤŀǢǷŀчpŀǪǪчpoundŀǟƐţчcedilǢŀƲǪƐǷч ǢƼơūŜǷч ƋŀǪūчRRчǟūǢчͷ͵ч$ūǪūưśūǢчͶʹͶ͵чǪūśūǪŀǢчͽ͵ϰͽ͵җчţŀǢƐчŀƧƼƤŀǪƐч ŀƄǿч

$R ч cedilч ͶʹͶʹϰч ŀǷŀǿч ǪūśūǪŀǢч poundǟϯͶͷʹϯ͵͵ʹϯͺϯͻͼͷч ţŀƲч ǷƼǷŀƧч ţƐǪśǿǢǪūưūƲǷч ǪŀưǟŀƐч ţūƲƄŀƲч ƋƐƲƄƄŀч ͷ͵ч

$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋч ч чͺϯͻͶͼϯͺͻͼϯʹͼ͵ϯͼʹϺчţŀǢƐч ǷƼǷŀƧчǟŀƄǿчͺϯͽ͵ͺϯͶͻϯ͵ʹʹϯʹʹʹч Ћ Oumlч ͵ϰͶͻͻчȝŀƐǷǿчƼƲчŀƲţч

ŀśƼȖūчţūƲƄŀƲчƤƼƲȖūǢǪƐчч͵ЌчǪūţŀƲƄƤŀƲчǟǢƼƄǢūǪǪчɯǪƐƤƲȝŀчŀţŀƧŀƋч͵ʹʹҗϯч

rƼ чiquestr poundūŀƧƐǪŀǪƐ ūǢǪūƲǷŀǪū

͵ч

ͽͽͽϯʹͷ Ͷ͵ϯʹ͵ϯͼͶϯͺͽͽϯʹʹʹ ͵ʹʹҗчЋţŀǢƐчǷƼǷŀƧчǟŀƄǿЌ

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчţŀƲŀчśūǢƄǿƧƐǢчiquestpdpчiquestpƐ Ͷ͵ϯʹ͵ϯͼͶϯͺͽͽϯʹʹʹ ͵ʹʹҗ

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч$ r - ʹҗ

Ͷч

ͽͽͽϯʹ ͷϯͺͻͷϯʹʹϯͺʹϯͼͼͼϯͶ͵ ͽϰͻҗчЋţŀǢƐчǷƼǷŀƧчǟŀƄǿЌ

cedilч fr Ͷϯ͵ͶʹϯͽʹͻϯʹͶͶϯʹϰͽͼ ͽͼϰʹҗ

cedilч ūǢǷŀưƐƲŀ ͼϯͶʹϯͽͻͷϯʹͽϰ͵ʹ ͶϰͺͶҗ

cedilчlaquopR ͵ϯͶͶͻϯͻͺϯʹʹʹϯʹʹʹϰ-- ͵ʹʹҗ

ūưǟǢƼȖч$dRчbŀƤŀǢǷŀ Ͷͷͽϯ͵͵ʹϯͺϯͻͼϰ͵ͷ ͽ͵ϰͽ͵җ

ͽͽͽϯʹͻ ͺϯ͵ͷϯʹʹϯͻͺͼϯͽʹͽ ͽϰ͵җчЋţŀǢƐчǷƼǷŀƧчǟŀƄǿЌ

laquoǿśǪƐţƐчśǿƲƄŀчdǢūţƐǷч ǢƼƄǢŀưчrƼƲч r ͶϯͺͽͻϯͷʹϯͶʹ͵ ͻϰͼ͵җ

laquoǿśǪƐţƐчǿƲƄŀчrƼƲчdiquestpoundч ǢƼƄǢŀưч r ͺϯͷͺʹϯͼʹͷϯͺͷϯͻʹͼ ͽϰͺҗ

ͷч

ϲϭgtltEWďϮϬϮϬ

ŀǟŀƐŀƲчRdiquestчRƲţūƤǪчƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчRƲȖūǪǷŀǪƐч ūưūǢƐƲǷŀƋчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчч ŀǟŀƐŀƲчǪϯţϯчlaquoūưūǪǷūǢчRϱ ūƲȝŀƧǿǢŀƲϱчͻϰʹҗчȜч͵ʹчҗччͻϰҗ dƼưƐǷưūƲч ūưśŀȝŀǢŀƲϱчЋͻͼϰͷͽҗѾ͵ʹʹҗЌϼͶччͼͽϰ͵ͽҗчȜчͽʹҗччͼʹϰͶͼҗ rƐƧŀƐчRdiquestччͼͻϰͻͼҗчЋRƲţūƤǪчЌϯ ŀǟŀƐŀƲчǪϯţϯчlaquoūưūǪǷūǢчRRϱ ūƲȝŀƧǿǢŀƲϱчͽͽϰͶҗчȜч͵ʹчҗччͽϰͽҗϯч dƼưƐǷưūƲч ūưśŀȝŀǢŀƲϱчЋͼϰͽҗѾ͵ʹʹҗЌϼͶччͽͶϰҗчȜчͻʹҗччͺϰͻ͵җϯч rƐƧŀƐчrd$чЋͽϰʹͷϼʹЌϺ͵ʹʹҗчч͵ͶͷϰͶҗчȜчͶʹҗччͶϰͺҗ rƐƧŀƐчRdiquestччͽͽϰͶͺҗчЋRƲţūƤǪчЌ ŀǟŀƐŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϱч ЋrƐƧŀƐчRdiquestчlaquoūưūǪǷūǢчRчѾчrƐƧŀƐчRdiquestчlaquoūưūǪǷūǢчRRЌϼͶччЋͼͻϰͻͼҗѾͽͽϰͶͺҗЌϼͶччͽͷϰͶҗчЋRƲţūƤǪчϰЌ

RdiquestчRƲţūƤǪчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчśǿƲƄŀчǿǷŀƲƄчŀţŀƧŀƋчRdiquestчdūЙ

ưūƲƤūǿ-wmacrϑ ȝŀƲƄч śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤч ưūƲƄǿƤǿǢч ƤūưŀưǟǿŀƲч iquestrч

ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūưƐƲƐưŀƧƤŀƲч śƐŀȝŀч śǿƲƄŀч ŀǷŀǪч ǟūƲūǢśƐǷŀƲч ǪǿǢŀǷч

ǿǷŀƲƄϯчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчśŀǢǿчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǪūśŀƄŀƐчƐƲţƐƤŀǷƼǢчƤƐƲūǢơŀчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūЙ

ƄƐǪч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţŀƲч ūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчƤǿƲǷŀśūƧчţŀƲч ǢƼţǿƤǷƐƃчţūƲƄŀƲчpoundƐǪƐƤƼчcedilūǢƤūƲЙ

ţŀƧƐϯч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţŀƲч ǟūưśƐŀȝŀŀƲч ȝŀƲƄч ŀƤǿƲǷŀśūƧч śūǢŀǢǷƐч ǪūƧǿǢǿƋч ƤūƄƐŀǷŀƲч ȝŀƲƄч ţƐƧЙ

ŀƤǿƤŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчƋŀǢǿǪчţŀǟŀǷчţƐǟūǢǷŀƲƄƄǿƲƄȭŀȗŀśЙ

ƤŀƲчƤūǟŀţŀчǟŀǢŀчǪǷŀƤūƋƼƧţūǢǪϯчcedilƐţŀƤчƋŀƲȝŀчƐǷǿϰчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчţƐưŀƤǪǿţчǟǢƼţǿƤǷƐƃчȝŀƐǷǿчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƋŀЙ

ǢǿǪчưūưśūǢƐƤŀƲчƲƐƧŀƐчǷŀưśŀƋϰчƤƋǿǪǿǪƲȝŀчǷūǢƋŀţŀǟчǟūƲūǢƐưŀŀƲчƲūƄŀǢŀчţŀƲчưūƲƄǿǢŀƲƄƐчśƐŀȝŀчȝŀƲƄчƋŀЙ

ǢǿǪч ţƐƤūƧǿŀǢƤŀƲч ƼƧūƋч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ţŀƧŀưчǿǟŀȝŀч ǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч ǷŀǢƄūǷч ƼǿǷǟǿǷϼƼǿǷŜƼưūч ȝŀƲƄч ţƐǢūƲŜŀƲŀƤŀƲч

ƲŀưǿƲчţūƲƄŀƲчǷūǷŀǟчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǪūŜŀǢŀчŜūǢưŀǷчţŀƲчƋŀǷƐ-ƋŀǷƐчǪūƋƐƲƄƄŀчǢƐǪƐƤƼчţŀǟŀǷчţƐƤūƲţŀƧƐƤŀƲϯ

poundŀǪƐƼчǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчdŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчǿƲƄŀчiquestǷŀƲƄчŀţŀƧŀƋчǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчŀƲǷŀǢŀчǟūƲūǢƐưŀŀƲчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤŀǪч

ŀǷŀǿчOslashatildeccedilOslashAcircEgraveAcircmacrAcircoacuteUumlatildeAacuteAcircatildeЋpoundƼRЌчƼƧūƋч$b śчţūƲƄŀƲчŜƼǪǷчƼƃчƃǿƲţчŀǷŀǪчǿǷŀƲƄчȝŀƲƄчţƐǷūǢśƐǷƤŀƲчƼƧūƋч$b poundч

ǟŀţŀчǷŀƋǿƲчśūǢƤūƲŀŀƲϯчMŀǪƐƧч$b śчŀţŀƧŀƋчOslashatildeccedilOslashAcircEgraveAcircmacrAcircoacuteUumlatildeAacuteAcircatildeţŀǢƐчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчŀǷŀǪчǟūƲūưǟŀǷŀƲчǪŀƧţƼч

ƤŀǪчǟŀţŀчŀƲƤчRƲţƼƲūǪƐŀчţŀƲчƋŀǪƐƧчţŀǢƐчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчưūƧŀƧǿƐчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчdOslashUumlccedilOslashoumlfrac14macrAcirccopyYEgraveEgraveAacuteśūǢǿǟŀч

ǟūƲūưǟŀǷŀƲч ǿŀƲƄч ǟŀţŀч śŀƲƤч ǿưǿưч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ǪūǢǷŀч ǷǢŀƲǪŀƤǪƐч ǢūȖūǢǪūч ǢūǟƼч laquorϯч laquoūţŀƲƄƤŀƲч Ɛŀȝŀч

ǿƲƄŀчưūǢǿǟŀƤŀƲч śƐŀȝŀч śǿƲƄŀч ŀǷŀǪч ǟūƲūǢśƐǷŀƲч ЋUumlUumlccedilAcircЌч ǿǷŀƲƄч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч śūǢƤūƲŀŀƲч ЋǷƐţŀƤчưūưЙ

ǟūǢƋƐǷǿƲƄƤŀƲчśƐŀȝŀчśǿƲƄŀчţŀǢƐчǿǷŀƲƄ-ǿǷŀƲƄчǟŀţŀчǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀЌϯ

EƼǢưǿƧŀчţŀǢƐчpoundŀǪƐƼчǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчdŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчǿƲƄŀчiquestǷŀƲƄчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

MŀǪƐƧчţŀǢƐчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчǢŀǪƐƼчǷūǢǪūśǿǷчƤūưǿţƐŀƲчţƐƐƲţūƤǪŀǪƐчţūƲƄŀƲчƤŀǷūƄƼǢƐчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчRƲţūƤǪчͷчЋǪƤŀƧŀчЌϯчRdiquestчţƐƋƐǷǿƲƄчoacuteOslashcopyчǪūŜŀǢŀчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲϰчţūƲƄŀƲч

ǪǿưśūǢч ţŀǷŀч śūǢŀǪŀƧч ţŀǢƐч ţŀǷŀч ǟūƲūǢƐưŀŀƲч ƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐч ƤŀǪч ţŀƲч ţŀǷŀч śƐŀȝŀч śǿƲƄŀч ǟūƲūǢśƐǷŀƲч ǿǷŀƲƄϯч

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹччǷūƧŀƋчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶ -ʹͶʹͶϯч

͵Ŝ- RƲţūƤǪчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤŀǪч

ǷūǢƋŀţŀǟчśǿƲƄŀчǿǷŀƲƄ

ĂƐŝůWďхх ŝĂLJĂƵŶŐĂфф

сϬϮ

RƲţūƤǪ iquestǢŀƐŀƲ dǢƐǷūǢƐŀ ͵ poundŀǪƐƼччʹϰͶ laquoŀƲƄŀǷчśŀƐƤ Ͷ ʹϰ͵ччpoundŀǪƐƼччʹϰͶ ŀƐƤ ͷ ʹϰ͵ччpoundŀǪƐƼччʹϰ͵ ǿƤǿǟ poundŀǪƐƼччʹϰ͵ dǿǢŀƲƄ

LAKIN DJPb 2020 62

Selama tahun 2020 perhitungan indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang adalah sebagai beri-

kut

Pada triwulan terakhir tahun 2020 beberapa hal yang menjadi akar masalah pencapaian IKU tersebut

antara lain

1 Treasury Dealing Room (TDR) DJPb fokus untuk melaksanakan penempatan dana dalam rangka

program PEN sehingga potensi imbal hasil (return) belum dapat dimaksimalkan Hal ini karena

untuk mendukung program pemulihan ekonomi nasional

2 Strategi pembiayaan dengan menerbitkan SBN baik secara reguler maupun private placement

sebagai dampak dari peningkatan defisit APBN menjadi 634 sehingga Pembiayaan Utang Netto

meningkat sekitar Rp1163 triliun menyebabkan adanya peningkatan bunga hutang pada triwulan IV

2020

Hal tersebut mengakibatkan isu-isu utama antara lain

1 Kondisi penerimaan remunerasi dari Bank Indonesia pada triwulan IV lebih kecil dibandingkan

triwulan III karena jumlah saldo kas pemerintah yang mengendap di BI berkurang akibat adanya

realisasi belanja pemerintah pada akhir tahun 2020

2 Dengan adanya penempatan uang negara dalam rangka PEN remunerasi dari pengelolaan TDR naik

secara signifikan

3 Bunga utang pada bulan triwulan IV meningkat karena jatuh tempo pembayaran bunga sebagai

akibat dari penerbitan utang yang mulai ekspansif sejak bulan Maret

Hal tersebut di atas mengakibatkan implikasi sebagai berikut

1 Beban bunga pada triwulan IV lebih besar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya mengingat

adanya jatuh tempo pembayaran kupon yang diterbitkan pada triwulan I dan II serta kondisi pasar

yang masih volatile

2 Penerimaan remunerasi TDR sebagai akibat dari penempatan pada bank umum mitra dan

perluasan counterparty pada bank Syariah dan BPD dalam rangka PEN pada triwulan IV meningkat

Bulan Hasil Optimalisasi

Kas DJPb Bunga Utang DJPPR

Rasio Hasil DJPb terhadap Bunga

Utang Realisasi

Bulan Triwulan Indeks Target Capaian 1 53757522861400 86621247710000 062

0736 400 300 12000 2 61928021026800 53016498580000 117 3 62383079557200 148530000000000 042 4 58259134029500 665900000000000 009

0186 300 300 10000 5 90921082585600 536600000000000 017 6 76594816072100 255000000000000 030 7 62763694904800 145890000000000 043

0313 400 300 12000 8 59715852118600 218840000000000 027 9 68940269015300 293900000000000 023 10 48632216047600 648267228724900 008

0194 300 300 10000 11 50496297847000 131830000000000 038 12 41590444313000 333660000000000 012

Indeks Optimalisasi Kas terhadap Bunga Utang 350 300 11667

ϲϯgtltEWďϮϬϮϬ

cedilūǢƤŀƐǷч ǢūưǿƲūǢŀǪƐч ŀǷŀǪч ƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐч ƤŀǪч ţƐч ŀƲƤч RƲţƼƲūǪƐŀϰч ƋŀƧч ǷūǢǪūśǿǷч ǪŀƲƄŀǷч ţƐǟūƲƄŀǢǿƋƐч ƼƧūƋч

ǟūƲǿǢǿƲŀƲчR-ͻϑoumlUuml ʞYoacuteOslashUumlʟYOtildeEgraveYatildeǪūƧŀưŀч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч ūƲǿǢǿƲŀƲчRч ͻ-ġthornǛϑΕpoundĩǔĩƠƨĩΖϑpoundĩƝźϑpoundthornƵĩϑ

ȝŀƲƄчưūƲơŀţƐч ǷƐƲƄƤŀǷчśǿƲƄŀч ŀŜǿŀƲчǟūƲūưǟŀǷŀƲчǿŀƲƄчţƐч ŀƲƤч RƲţƼƲūǪƐŀч ǪūŜŀǢŀч ƼǷƼưŀǷƐǪчưūƲǿǢǿƲƤŀƲч

ǢūưǿƲūǢŀǪƐч ȝŀƲƄч ţƐǟūǢƼƧūƋч ǟūưūǢƐƲǷŀƋϯч laquoūǷūƧŀƋч ǪǷŀśƐƧч ǪūśūǪŀǢч ͺҗч ţŀǢƐч śǿƧŀƲч bǿƧƐч Ͷʹ͵ͽϰч Rч ͻ-ġthornǛϑ

ΕpoundĩǔĩƠƨĩΖϑYOtildeEgraveYatildeƼƧūƋчŀƲƤчRƲţƼƲūǪƐŀчţƐǷǿǢǿƲƤŀƲчǪūśūǪŀǢчͶчUumlmacrUumlOtildeEgravemacrAcircatildeǪūŜŀǢŀчśūǢŀƲƄǪǿǢ-ŀƲƄǪǿǢчǪŀưЙ

ǟŀƐчưūƲơŀţƐчͷϰͻҗчţƐчśǿƧŀƲчrƼȖūưśūǢчͶʹͶʹϯчcedilūƲǷǿчƋŀƧчǷūǢǪūśǿǷчǪŀƲƄŀǷчưūưǟūƲƄŀǢǿƋƐчơǿưƧŀƋчǢūưǿƲūǢЙ

ŀǪƐчȝŀƲƄчţƐǷūǢƐưŀчǟūưūǢƐƲǷŀƋϯ

dƼƲţƐǪƐчƤŀǪчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūŜŀǢŀчǿưǿưчśūǢŀţŀчǟŀţŀчƧūȖūƧчŀưŀƲϰчƲŀưǿƲчţūưƐƤƐŀƲчǷūǢЙ

ţŀǟŀǷч ǷŀƲǷŀƲƄŀƲч ȝŀƲƄч ƋŀǢǿǪч ţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲϰч ȝŀƐǷǿч ŀţŀƲȝŀчAacutemacrUumlAacuteatildeshy Uumlshy ǷūǢƤŀƐǷч ǟǢƼȝūƤǪƐч ǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч

śūƧŀƲơŀч rчţŀƲчƼȖƐţ-͵ͽчЋ FчţŀƲчr FЌчţūƲƄŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчǷūǢơŀţƐчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯ

rŀưǿƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ţūƲƄŀƲч ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ȝŀƲƄч śŀƐƤч ŀƲǷŀǢŀч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţŀƲч $ƐǷơūƲч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч

iquestǷŀƲƄϰч RƤǿчǷūǢǪūśǿǷчǷūǷŀǟчţŀǟŀǷчǷūǢŜŀǟŀƐчţūƲƄŀƲч ƐƲţūƤǪчͷϰʹчţŀǢƐч ǷŀǢƄūǷчͷϰʹʹϯчcedilƐƲţŀƤŀƲ-ǷƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄч

ǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǿƲǷǿƤчưūƲƄŀǷŀǪƐчŀƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐưŀƤǪǿţчţƐчŀǷŀǪчŀţŀƧŀƋϱ

͵ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчūȖŀƧǿŀǪƐчŀǷŀǪчǟūƲūưǟŀǷŀƲчţŀƲŀчǟŀţŀчśŀƲƤчǿưǿưчưƐǷǢŀчǟūƲūưǟŀǷŀƲϲ

Ͷϯ pūƲȝǿǪǿƲч ǪƤūưŀчǟǢƼȝūƤǪƐч ȝŀƲƄч ƧūśƐƋч ǢūŀƧƐǪǷƐǪч ǪūƧŀưŀч cedilǢƐȗǿƧŀƲч ROumlч ǿƲǷǿƤчưūƲơŀƄŀч ƤūǷŀƋŀƲŀƲч ǪŀƧţƼч

ƤŀǪчǟūưūǢƐƲǷŀƋϯ

ͷϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчśūǢƤŀƧŀчţūƲƄŀƲчŀƲƄƄƼǷŀчcedilƐưч Rrϯ

ŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵ϰчţƐƋŀǢŀǟƤŀƲч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţŀǟŀǷчǷūǢǿǪчưūƧŀƤǿƤŀƲчƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчǪūŜŀǢŀч ƐƲǷūƲǪƐƃч

ţūƲƄŀƲч$b poundчǿƲǷǿƤчưūưƐƲƐưŀƧƤŀƲчEgraveUumlatildeEgraveumlumlccedilAcircǟūưūǢƐƲǷŀƋϯ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ǿƲţŀƲƄч ǿƲţŀƲƄч ǷūƲǷŀƲƄч ūƧŀȝŀƲŀƲч ǿśƧƐƤϰч ǪūǷƐŀǟч ƐƲǪǷƐǷǿǪƐч

ǟūƲȝūƧūƲƄƄŀǢŀчƲūƄŀǢŀчţƐśūƲǷǿƤчǪūưŀǷŀ-ưŀǷŀчǿƲǷǿƤчƤūƄƐŀǷŀƲчǟūƧŀȝŀƲŀƲчǟǿśƧƐƤϯч

ūƧŀȝŀƲŀƲч ǟǿśƧƐƤч ŀţŀƧŀƋч ǪūǢŀƲƄƤŀƐŀƲч ƤūƄƐŀǷŀƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūưūƲǿƋƐч

ƤūśǿǷǿƋŀƲчǟūƧŀȝŀƲŀŀƲчǪūǪǿŀƐчǟūǢŀǷǿǢŀƲчŀǷŀǪчśŀǢŀƲƄϼơŀǪŀϼǟūƧŀȝŀƲŀƲчŀţưƐƲǪƐǷǢŀǷƐƃч

ȝŀƲƄчţƐǪūţƐŀƤŀƲчƼƧūƋчǟūƲȝūƧūƲƄƄŀǢŀчƲūƄŀǢŀϯ

$ŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūƲţŀǟŀǷƤŀƲч ǟūƲȝūƧūƲƄƄŀǢŀч ƲūƄŀǢŀч ȝŀƲƄч ưŀưǟǿч ưūƧŀȝŀƲƐч ưŀǪȝŀǢŀƤŀǷч ţŀƲч ưŀưǟǿч

ưūƧūǷŀƤƤŀƲч ǟƼƲţŀǪƐч ȝŀƲƄч ţƐǟūǢƧǿƤŀƲч śŀƲƄǪŀч ǿƲǷǿƤч ưūưūƲŀƲƄƤŀƲч ǟūǢǪŀƐƲƄŀƲч ƄƧƼśŀƧϰч ţƐǟūǢƧǿƤŀƲч

śƐǢƼƤǢŀǪƐч ȝŀƲƄч ŀƄƐƧūϰч ūɯǪƐūƲϰч ţŀƲч ūƃūƤǷƐƃϰч ȝŀƐǷǿч ȝŀƲƄч ɰūƤǪƐśūƧϰч ƧƐƲŜŀƋч ţŀƲч ŜūǟŀǷч ţŀƧŀưч ưūǢūǪǟƼƲч

ǟūǢǿśŀƋŀƲϰчǪūǢǷŀчưŀưǟǿчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчǪǿưśūǢчţŀȝŀчȝŀƲƄч ǷūǢǪūţƐŀчţūƲƄŀƲчǪūưƐƲƐưŀƧчưǿƲƄƤƐƲчǿƲǷǿƤч

ưūƲţŀǟŀǷƤŀƲчǷŀǢƄūǷϼƼǿǷǟǿǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǪūŜŀǢŀчƼǟǷƐưŀƧϯ

MŀǪƐƧчǪǿǢȖūƐчȝŀƲƄчǟƼǪƐǷƐƃчŀƤŀƲчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчŜƐǷǢŀчdūưūƲƤūǿчǟŀţŀчǿưǿưƲȝŀчţŀƲч$b śчǟŀţŀчƤƋǿǪǿǪƲȝŀϯч

ūƲƄƄǿƲŀч ƧŀȝŀƲŀƲч ǟŀţŀч $b śч ǷūǢţƐǢƐч ŀǷŀǪч dūưūƲǷūǢƐŀƲч rūƄŀǢŀϼfūưśŀƄŀч Ћdϼf-laquoŀǷƤūǢЌϰч iquestprϼiquestp$ϰч

ūưţŀϰчŀƲƤϼ ƼǪϰчiquestƲƐǷчūǪūƧƼƲчRчdūưūƲƤūǿϯч

dƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋRdiquestЌϰчȝŀƲƄч

ǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͽ

cedilŀśūƧчͷϯͽчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͶ

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͶ

ƐǢƼƤǢŀǪƐчţŀƲч

ƧŀȝŀƲŀƲчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄч

copymacrfrac14ϰчūƃūƤǷƐƃчţŀƲч

ūɯǪƐūƲ

laquolaquoчͶϱчƐǢƼƤǢŀǪƐчţŀƲчƧŀȝŀƲŀƲчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄчcopymacrfrac14ϰчūƃūƤǷƐƃчţŀƲчūɯǪƐūƲ dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ Ͷŀ- RƲţūƤǪчƤūǟǿŀǪŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀчƧŀȝŀƲŀƲ ϰͺ ͵͵ͺϰʹʹ

LAKIN DJPb 2020 64

Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks kepuasan pengguna layanan

merupakan salah satu IKU Kemenkeu-One DJPb tahun 2020 yang juga

menjadi IKU Kemenkeu-Wide tahun 2020 (indirect cascading) IKU

tersebut merupakan hasil rewording atas IKU yang semula bernama IKU Indeks kepuasan publik atas

layanan DJPb IKU ini disusun untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna layanan terhadap layanan

DJPb dan merupakan nilai kepuasan pengguna layanan atas layanan unggulan DJPb terhadap pihak

eksternal

IKU ini diukur atas layanan unggulan yang diberikan oleh DJPb yang diperoleh melalui survei kepuasan

pengguna layanan yang dilakukan secara independen yang dikoordinasikan oleh Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan Sekretariat Jenderal Kemenkeu Riset dengan instrumen survei tersebut bertujuan

untuk mengevaluasi kinerja layanan Kemenkeu secara umum di tingkat kementerian dan

dan kepuasan pengguna yang mencakup tahun

2020 dan perbandingan dengan tahun-tahun sebelumnya

Hasil implementasi peningkatan kualitas pelayanan pada DJPb sebagai bagian dari Reformasi Birokrasi

di Kementerian Keuangan tercermin antara lain melalui hasil Survei Kepuasan Pengguna Layanan

(SKPL) Kementerian Keuangan pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang meningkat secara

konsisten sejak tahun 2014 dan selalu berada di atas target kinerja serta di atas rata-rata capaian

Kementerian Keuangan Selain itu Direktorat Jenderal Perbendaharaan juga berhasil meraih indeks

kepuasan pengguna layanan tertinggi selama 6 (enam) tahun berturut-turut yaitu tahun 2014ndash2019

untuk unit eselon I Kementerian Keuangan yang memiliki kantor vertikal Pada tahun 2014 indeks

kepuasan pengguna layanan Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah 423 (dari target sebesar

405) Pada tahun 2015 meningkat menjadi 432 (dari target sebesar 406) Di tahun 2016 indeksnya

meningkat kembali menjadi 440 (dari target 409) Serta di tahun 2017 indeks kepuasan pengguna

layanan Direktorat Jenderal Perbendaharaan tetap terjaga peningkatannya menjadi 456 (dari target

sebesar 412) Kemudian pada tahun 2018 Direktorat Jenderal Perbendaharaan meraih indeks

kepuasan pengguna layanan sebesar 472 dari target sebesar 452 dan pada tahun 2019 dengan

indeks kepuasan pengguna layanan sebesar 476 dari target sebesar 459

Pelayanan prima merupakan faktor penting dalam dunia birokrasi modern Pelaksanaan reformasi

birokrasi yang didasarkan pada tiga pilar yakni Organisasi Proses Bisnis dan SDM Direktorat Jenderal

Perbendaharaan yang merupakan bagian dari organisasi Kementerian Keuangan berupaya

meningkatkan kualitas layanan melalui berbagai terobosan inovatif antara lain pengembangan

sumberdaya manusia pembangunan fasilitas kantor pelayanan modern dan penetapan standar-

standar pelayanan yang terukur Guna memahami sejauh mana program pelayanan Direktorat

Jenderal Perbendaharaan saat ini dapat memuaskan para pengguna layanan dan membangun

kepercayaan publik maka diperlukan proses evaluasi dari waktu ke waktu mengenai tingkat

kepuasan pengguna layanan terhadap sepuluh aspek layanan dari 11 aspek layanan sebagaimana

diatur dalam UU Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik Kesepuluh aspek tersebut adalah

1 Keterbukaankemudahan akses informasi layanan

2 Informasi Layanan

3 Kesesuaian Prosedur dengan Ketentuan yang Ditetapkan

4 Sikap Pegawai

5 Kemampuan dan Keterampilan Pegawai

2a-CP

65 LAKIN DJPb 2020

6 Pengenaan sanksidenda atas pelanggaran terhadap ketentuan layanan (syarat prosedur)

7 Lingkungan Pendukung

8 Akses terhadap Layanan

9 Waktu Penyelesaian Layanan

10 Keamanan Lingkungan dan Layanan

Aspek yang tidak dievaluasi dalam Survei Kepuasan Pengguna Layanan (SKPL) Direktorat Jenderal

Perbendaharaan 2020 yakni pembayaran biaya sesuai aturanketentuan Hal ini dikarenakan pada SKPL

2020 tidak terdapat karakteristik aspek layanan tersebut dalam pelayanan Direktorat Jenderal

Perbendaharaan Guna mengukur respon masyarakat terkait inovasi pelayanan yang diberikan

Kementerian Keuangan dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan yakni berupa pelayanan digital (E-

Service) dalam merespon tuntutan pelayanan publik yang dinamis Pada SKPL 2020 pengukuran

kualitas layanan Kementerian Keuangan dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan ditambahkan empat

aspek layanan terkait layanan digital (E-Service) Oleh karena itu selain sembilan aspek layanan

tersebut di atas evaluasi tingkat kepuasan pengguna layanan tahun 2020 diperluas menjadi 14 aspek

layanan Keempat aspek layanan berkaitan dengan pelayanan E-Service yang ditambahkan di tahun

2020 yakni

1 Efficiency Ease of use and Accessibility

2 Reliability

3 Customer Support

4 Security

Unit Ruang Lingkup Survei

Pertama survei ini dilakukan pada 3 jenis layanan di Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Kementerian Keuangan yang dilakukan secara serentak bersama sama pada jenis layanan di 10 unit

eselon I dan satu unit non-eselon lainnya di kementerian Keuangan Adapun ketiga jenis layanan yang

disurvei untuk DJPb tersaji pada tabel 3A10

Kedua survei dilakukan terhadap pihak pihak eksternal pengguna layanan Direktorat Jenderal

Perbendaharaan Kementerian Keuangan yakni pada Kementerian atau Lembaga Pemerintahan Pusat

maupun Daerah

Tabel 3A10 Jumlah Layanan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb)

SKPL 2020 dilaksanakan serentak di enam kota Tabel 3A11 berikut ini memaparkan jenis layanan yang

tersedia di 6 kota yang menjadi wilayah SKPL 2020 DJPb

Tabel 3A11 Jenis Layanan per Kota DJPb

Keterangan ABN= Ambon BPN = Balikpapan JKT= Jakarta MDN = Medan MKS = Makassar SUB = Surabaya

Unit Eselon Jumlah Layanan Jenis Layanan

DJPb 3 1 Penerbitan SP2D Belanja Non Pegawai pada KPPN 2 Pelayanan Rekonsiliasi Tingkat KPPN melalui e-Rekon dan LK 3 Pelayanan Revisi DIPA pada Kanwil

No Jenis Layanan ABN BPN JKT MDN MKS SUB 1 Penerbitan SP2D Belanja Non Pegawai pada KPPN radic radic radic radic radic radic

2 Pelayanan Rekonsiliasi Tingkat KPPN melalui e-Rekon LK

radic radic radic radic radic radic

3 Pelayanan Revisi DIPA pada Kanwil radic radic radic radic radic radic

LAKIN DJPb 2020 66

Berdasarkan Tabel 3A11 SKPL 2020 terhadap ketiga layanan DJPb dilakukan di keenam kota

yaitu Ambon Balikpapan Jakarta Medan Makassar dan Surabaya Hal tersebut menunjukan bahwa

ketiga layanan DJPb (DJPb 1 DJPb 2 dan DJPb 3) dilakukan di masing-masing kantor DJPb yang berada

di keenam kota tersebut

Tabel 3A12 Jenis Layanan dan karakteristik DJPb tahun 2020

Berdasarkan tabel 3A12 ketiga layanan DJPb dibedakan kedalam lima karakteristik yaitu layanan

berbiaya layanan daring layanan luring layanan menerapkan sanksi dan layanan yang menerapkan

denda Layanan Penerbitan SP2D Belanja Non Pegawai pada KPPN (layanan DJPb1) merupakan layanan

yang tidak berbiaya dilakukan secara daring dilakukan secara luring menerapkan sanksi dan tidak

menerapkan denda Karakteristik Pelayanan Rekonsiliasi Tingkat KPPN melalui e-Rekon LK (layanan

DJPb2) merupakan layanan yang tidak berbiaya dapat dilakukan secara daring dan luring layanan yang

menerapkan sanksi berupa pengembalian berkas serta layanan yang tidak menerapkan denda

Sedangkan karakteristik Pelayanan Revisi DIPA pada Kanwil merupakan layanan yang tidak berbiaya

dilakukan secara daring tidak dilakukan secara luring tidak menerapkan sanksi dan tidak menerapkan

denda

Aspek demografi responden SKPL 2020 Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) meliputi jenis

kelamin usia latar belakang pendidikan rentang waktu penggunaan layanan cara memperoleh layanan

sumber informasi layanan dan frekuensi menggunakan layanan dalam satu tahun terakhir (Tabel 3A13)

Table 3A13 Demografi Responden SKPL DJPb 2020

Tabel berikut menunjukan profil

demografi responden SKPL DJPb

2020 Penjelasan demografi dibagi

ke dalam jenis kelamin usia latar

belakang pendidikan dan status

responden

Jumlah responden SKPL 2020

Direktorat Jenderal

Perbendaharaan (DJPb) adalah

sebanyak 596 orang ( 1729 dari

total 3445 responden) jumlah

tersebut lebih banyak daripada

jumlah responden pada SKPL DJPb

2018 yakni sebesar 267 responden

Dari total 596 orang responden

(Tabel 61) dapat ditarik kesimpulan responden SKPL DJPb 2020 sebagian besar adalah perempuan

yakni sebanyak 5369 dibandingkan dengan laki-laki (4631) Jika dilihat dari kelompok usia maka

mayoritas responden berada pada usia 31-40 tahun yaitu sebanyak 5386 diikuti dengan kelompok

usia 41-50 tahun sebanyak 2248

Jenis Layanan Karakteristik Layanan

Berbiaya Daring Luring Sanksi Denda

1 Penerbitan SP2D Belanja Non Pegawai pada KPPN Tidak Ya Ya Tidak Tidak

2 Pelayanan Rekonsiliasi Tingkat KPPN melalui e-Rekon LK

Tidak Ya Ya Ya Tidak

3 Pelayanan Revisi DIPA pada Kanwil Tidak Ya Tidak Tidak Tidak

Aspek Demografi Jumlah Persentase Jenis Kelamin

Laki-Laki 276 4631 Perempuan 320 5369

Usia 21-30 tahun 1 017 31 ndash 40 tahun 97 1628 41 ndash 50 tahun 321 5386 51 ndash 60 tahun 43 721

Latar Belakang Pendidikan SMA ke bawah 3 050 SMA dan sederajat 98 1644 Diploma (D1-D3) 111 1862 Sarjana (S1 dan D4) 307 5151 Pascasarjana (S2 dan S3) 77 1292

Status Responden Individu (WNI maupun non WNI) 0 0 Perusahaan Nasional 0 0 Perusahaan Asing 0 0 Pemerintah Daerah 71 1191 Perusahaan BUMN 0 0 KementerianLembaga Pemerintah Pusat 525 8809

ϲϳgtltEWďϮϬϮϬ

$ƐƧƐƋŀǷчţŀǢƐчƧŀǷŀǢчśūƧŀƤŀƲƄчǟūƲţƐţƐƤŀƲϰчǢūǪǟƼƲţūƲчlaquod fч$b śчͶʹͶʹчǷūǢƄƼƧƼƲƄчưūưƐƧƐƤƐчǟūƲţƐţƐƤŀƲчȝŀƲƄч

ǷƐƲƄƄƐϯчlaquoūśŀƲȝŀƤч͵ϰ͵җчśūǢơūƲơŀƲƄчǟūƲţƐţƐƤŀƲчǷūǢŀƤƋƐǢчlaquo͵ϼ$ϰчţŀƲчǪūśŀƲȝŀƤч͵ͼҗчśūǢơūƲơŀƲƄчǟūƲţƐţƐƤŀƲч

ǷūǢŀƤƋƐǢч$͵ϼ$ͷϯчlaquoūƧŀƐƲчƐǷǿϰч ǢūǪǟƼƲţūƲч ƧŀǷŀǢчśūƧŀƤŀƲƄчǟūƲţƐţƐƤŀƲчǟŀǪŜŀǪŀǢơŀƲŀчǪūśŀƲȝŀƤч ͵ͶϰͶͽҗϰчlaquopч

ţŀƲч ǪūţūǢŀơŀǷч ǪūśŀƲȝŀƤч ͵ͺϰҗч ǪūǢǷŀч ʹϰʹҗч laquopч ƤūśŀȗŀƋϯч ч MŀƧч ǷūǢǪūśǿǷч ưūƲǿƲơǿƤŀƲч ǟūƲţƐţƐƤŀƲч

ǢūǪǟƼƲţūƲч śūǢŀǪŀƧч ţŀǢƐч ưūƲūƲƄŀƋч ƋƐƲƄƄŀч ǷƐƲƄƄƐϰч ţƐч ưŀƲŀч ǢūǪǟƼƲţūƲч $b śч ţƐŀƲƄƄŀǟч ưŀưǟǿч

ưūưŀƋŀưƐчţŀƲчưūƲơŀȗŀśчǟūǢǷŀƲȝŀŀƲчţŀƧŀưчƤǿūǪƐƼƲūǢчlaquod fчͶʹͶʹϯчūǢţŀǪŀǢƤŀƲчƤūƧƼưǟƼƤч ƧūưśŀƄŀч

ŀǪŀƧч ǢūǪǟƼƲţūƲч $b śч ǷūǢţƐǢƐч ţŀǢƐч ƤūưūƲǷūǢƐŀƲч ŀǷŀǿч ƧūưśŀƄŀч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ǟǿǪŀǷч ţŀƲч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч

ţŀūǢŀƋϯч poundūǪǟƼƲţūƲч ȝŀƲƄч śūǢŀǪŀƧч ţŀǢƐч ƤūưūƲǷūǢƐŀƲϼч ƧūưśŀƄŀч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ǟǿǪŀǷч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ơǿưƧŀƋч

ȝŀƲƄчǟŀƧƐƲƄч ǷƐƲƄƄƐч ȝŀƤƲƐч ǪūśŀƲȝŀƤчͼͼϰʹͽҗчǪƐǪŀƲȝŀчśūǢŀǪŀƧчǟūưūǢƐƲǷŀƋчţŀūǢŀƋч ͵͵ϰͽ͵җϰч ǷƐţŀƤчŀţŀчȝŀƲƄч

śūǢŀǪŀƧч ţŀǢƐч ƐƲţƐȖƐţǿч ЋtimesrRч ưŀǿǟǿƲч ƲƼƲч timesrRЌϰч ǟūǢǿǪŀƋŀŀƲч ƲŀǪƐƼƲŀƧϰч ǟūǢǿǪŀƋŀŀƲч iquestprϰч ţŀƲч

ǟūǢǿǪŀƋŀŀƲчŀǪƐƲƄϯ

$ŀƧŀưчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчRdiquestϰчţƐƄǿƲŀƤŀƲчǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐчţŀǷŀчAacuteotildemacrAacutemacruacuteϑЋǪūưŀƤƐƲчǷƐƲƄƄƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƋŀţŀǟчǷŀǢƄūǷϰч

ǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌϰчǟūǢƐƼţūчǷŀƋǿƲŀƲϰчţŀƲч ơūƲƐǪчƤƼƲǪƼƧƐţŀǪƐч ǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчƵthornŢĩϑ

ťthornƨƵϑŢŰźǕŰϑǔthornťƽĩϑЋǢūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчţƐƄǿƲŀƤŀƲчŀţŀƧŀƋчŀƲƄƤŀчǟūǢƐƼţūчǷūǢŀƤƋƐǢЌϯ

cedilŀǢƄūǷч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчưŀƲţŀǷƼǢƐчţŀǢƐчlaquoūǷơūƲчdūưūƲƤūǿчŀţŀƧŀƋч

ǪūśūǪŀǢч ч ţūƲƄŀƲч ǟūǢƐƼţūч ǟūƧŀǟƼǢŀƲч ǷŀƋǿƲŀƲϯч cedilŀǢƄūǷч ǷūǢǪūśǿǷчưūƲǿǢǿƲчţƐśŀƲţƐƲƄŀƲчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷч

ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчǪūśūǪŀǢчϰͺͷϰчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼчϰͶϰчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͻчǪūśūǪŀǢчϰ͵ͶϰчţŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪūśūǪŀǢчϰʹͽϯчcedilŀǢƄūǷч

RdiquestчǪūśūǪŀǢччǷūǢǪūśǿǷчǪŀưŀчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǟŀţŀчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчţŀƲч

poundūƲǪǷǢŀчdūưūƲƤūǿч ŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

MŀǪƐƧч ǪǿǢȖūƐч ưūƲǿƲơǿƤƤŀƲч śŀƋȗŀч $b śчưūưƐƧƐƤƐч ƐƲţūƤǪч ƤūǟǿŀǪŀƲч ȝŀƲƄч ƧūśƐƋч ǷƐƲƄƄƐч ЋϰͺЌч ţŀǢƐǟŀţŀч

ƐƲţūƤǪчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчǪūƧǿǢǿƋчǿƲƐǷчūǪūƧƼƲчRчdūưūƲƤūǿчЋϰͷЌϯчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǪūśūǪŀǢчϰͺчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹч

ǷūǢǪūśǿǷч ǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐч ǷŀǢƄūǷч RdiquestчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчśŀƐƤчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчưŀǿǟǿƲчǟŀţŀч

poundūƲǪǷǢŀчǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч laquoūƧǿǢǿƋч ŀǪǟūƤч ƧŀȝŀƲŀƲч ȝŀƲƄч

ч ƧŀȝŀƲŀƲч $b śч ȝŀƲƄч ţƐǷūƧƐǷƐч ţŀƧŀưч ǢƐǪūǷч ǷūǢǪūśǿǷч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч

ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵чpoundƐƲŜƐŀƲчlaquoƤƼǢчRƲţūƤǪчdūǟǿŀǪŀƲчfŀȝŀƲŀƲч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ

rƼ būƲƐǪчfŀȝŀƲŀƲ

RƲţūƤǪ Ͷʹ͵ͽ ͶʹͶʹ

͵ ūƲūǢśƐǷŀƲчlaquo Ͷ$чśūƧŀƲơŀчƲƼƲ-ǟūƄŀȗŀƐчǟŀţŀчd r ϰͼ͵ ϰͺͼ Ͷ ūƧŀȝŀƲŀƲчǢūƤƼƲǪƐƧƐŀǪƐчǷƐƲƄƤŀǷчd rчưūƧŀƧǿƐчū-poundūƤƼƲчţŀƲчfd ϰͼ͵ ϰͺ ͷ ūƧŀȝŀƲŀƲчǢūȖƐǪƐч$R чǟŀţŀчdŀƲȗƐƧ ϰͺͺ ϰͻ

poundŀǷŀ-ǢŀǷŀ ϰͻͺ ϰͺ

gtltEWďϮϬϮϬϲϴ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ǷūƧŀƋч ţƐǿǢŀƐƤŀƲч ǪūśūƧǿưƲȝŀϰчưūƧŀƧǿƐч ǪǿǢȖūƐч ƤūǟǿŀǪŀƲч ǟūƲƄƄǿƲŀч ƧŀȝŀƲŀƲч ǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷч

ţƐƤūǷŀƋǿƐч śŀƋȗŀч ǷŀǢƄūǷч Rdiquestч RŰġĩŢƨϑ ŢĩƝƽthornƨthornŰϑ ƝĩŰłłƽŰthornϑ ťthornǛthornŰthornŰϑ ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţŀǟŀǷч ţƐǟūƲǿƋƐч ţūƲƄŀƲч

ŜŀǟŀƐŀƲчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵чŀǟŀƐŀƲчRdiquestчRƲţūƤǪчƤūǟǿŀǪŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀчƧŀȝŀƲŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ϰчƲƐƧŀƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲŀƲчRdiquestчǪūśūǪŀǢчϰͺчǷūǢǪūśǿǷчưūƧŀưǟŀǿƐч

ǷŀǢƄūǷчRdiquestчǪūśūǪŀǢччЋţūƲƄŀƲчƲƐƧŀƐчŜŀǟŀƐŀƲч͵͵ͺЌчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчdūưūƲƤūǿ-Űĩϑ

$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯ

ŀǟŀƐŀƲч RdiquestчǪūśūǪŀǢчϰͺчǷūǢǪūśǿǷч ƧūśƐƋчǢūƲţŀƋчţŀǢƐчŜŀǟŀƐŀƲч RdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼчţŀƲчͶʹ͵ͽϯч ūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч

ŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūǷƐŀǟчǷŀƋǿƲƲȝŀчǪūơŀƤчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͶчǪϯţчͶʹͶʹчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀч

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͺϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͺч ūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчRƲţūƤǪчƤūǟǿŀǪŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀчƧŀȝŀƲŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͶчǪϯţϯчͶʹͶʹ

$ŀǢƐчǷŀśūƧчͷϯ͵ͺϰчţŀǟŀǷчţƐƤūǷŀƋǿƐчśŀƋȗŀчǢūŀƧƐǪŀǪƐчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͷчưūƲƐƲƄƤŀǷчʹϰʹч

ǟƼƐƲч ţŀǢƐч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵Ͷϰч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵чưūƲƐƲƄƤŀǷч ʹϰ͵ч ǟƼƐƲч ţŀǢƐч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͷϰч ƐƲţūƤǪч

ǷŀƋǿƲчͶʹ͵чưūƲƐƲƄƤŀǷчʹϰʹͽчǟƼƐƲчţŀǢƐч ƐƲţūƤǪчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ϰч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͺчưūƲƐƲƄƤŀǷч ʹϰʹͼч ǟƼƐƲч ţŀǢƐч

ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ϰч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͻчưūƲƐƲƄƤŀǷч ʹϰ͵ чǟƼƐƲчţŀǢƐчƐƲţūƤǪчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺϰчƐƲţūƤǪчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼч

ưūƲƐƲƄƤŀǷчʹϰ͵ͺчǟƼƐƲчţŀǢƐч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч

чϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹ͵чǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐч ƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǟūǢƐƼţūчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчţŀƲч

poundūƲǪǷǢŀчdūưūƲƤūǿч ŀƋǿƲчͶʹ͵-ͶʹͶʹчţūƲƄŀƲчǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ͻϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͻч ūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчRƲţūƤǪчƤūǟǿŀǪŀƲчǟǿśƧƐƤчŀǷŀǪчƧŀȝŀƲŀƲч$b śчǪϯţϯчͶʹͶʹчţūƲƄŀƲчpoundūƲǪǷǢŀчͶʹ͵-ͶʹͶʹ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀч ŀśūƧчͷϯ͵ͻϰчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчǷūǢǿǪчưūƲƐƲƄƤŀǷчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчƤūчǷŀƋǿƲчǟŀţŀч

poundūƲǪǷǢŀч $b śч ţŀƲч poundūƲǪǷǢŀч dūưūƲƤūǿч cedilŀƋǿƲч Ͷʹ͵-Ͷʹ͵ͽϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч RƲţūƤǪч ƤūǟǿŀǪŀƲч ǟǿśƧƐƤч ŀǷŀǪч

ƧŀȝŀƲŀƲч $b śч ЋȝŀƲƄч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǢūȗƼǢţƐƲƄч ţŀǢƐч Rdiquestч RƲţūƤǪч ƤūǟǿŀǪŀƲч ǟūƲƄƄǿƲŀчƧŀȝŀƲŀƲЌчưūƧŀưǟŀǿƐч

ǷŀǢƄūǷчǷūǢǪūśǿǷчţūƲƄŀƲчơǿƄŀчưūƲǿƲơǿƤƤŀƲчǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчţŀǢƐч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ч Ǫϯţϯч Ͷʹ͵ͽϯч rŀưǿƲч ǟŀţŀч ͶʹͶʹϰч

ǷūǢơŀţƐчǟūƲǿǢǿƲŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчưūƲơŀţƐчϰͺϯ

$ŀǢƐч ͵ʹчūǪūƧƼƲч Rч ƧƐƲƄƤǿǟчdūưūƲƤūǿчţƐǷŀưśŀƋч ūƲƄūƧƼƧŀч ƼǢǷŀƧч RƲţƼƲūǪƐŀчrŀǷƐƼƲŀƧчlaquoƐƲƄƧūчtimesƐƲţƼȗч Ћ -

RrlaquotimesЌϰчǟŀţŀчƋŀǪƐƧчǪǿǢȖūƐчƤūǟǿŀǪŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀчƧŀȝŀƲŀƲϰч$b śчưūƲţŀǟŀǷƤŀƲчƲƐƧŀƐчǷūǢǷƐƲƄƄƐчśūǢǪŀưŀч$b poundч

ЋϰͺЌч ţŀƲч ƧūśƐƋч ǷƐƲƄƄƐч ţŀǢƐч ƲƐƧŀƐч ǢŀǷŀ-ǢŀǷŀч dūưūƲƤūǿч ЋϰͷЌч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀч

ţƐǷƐƲƄƤŀǷƤŀƲчƧŀƄƐчţƐчưŀǪŀчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţŀǷŀƲƄϯ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ - - - - -

poundūŀƧƐǪŀǪƐ - - - - - ϰͺ ϰͺ ŀǟŀƐŀƲ - - - - - ͵͵ͺϰʹʹ ͵͵ͺϰʹʹ

iquestǢŀƐŀƲ Ͷʹ͵Ͷ Ͷʹ͵ͷ Ͷʹ͵ Ͷʹ͵ Ͷʹ͵ͺ Ͷʹ͵ͻ Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͽ ͶʹͶʹ RƲţūƤǪчcedilŀǢƄūǷ ϰ͵ ϰ͵ ϰʹ ϰʹͺ ϰʹͽ ϰ͵Ͷ ϰͶ ϰͺͷ

RƲţūƤǪчpoundūŀƧƐǪŀǪƐ ϰʹ ϰʹͽ ϰͶͷ ϰͷͶ ϰ ϰͺ ϰͻͶ ϰͻͺ ϰͺ

ūǢǿśŀƋŀƲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐ Ѿчʹϰʹͽ Ѿʹϰ͵ͺ Ѿʹϰʹ

Ѿчʹϰ͵ Ѿчʹϰʹͼ Ѿчʹϰ͵ͺ -ʹϰ͵Ͷ

cedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчcedilŀƋǿƲŀƲ poundūƲǪǷǢŀч$b ś poundūƲǪǷǢŀчdūưūƲƤūǿ dūǷūǢŀƲƄŀƲ ͶʹͶʹ ϰͺ poundūƲǪǷǢŀчͶʹͶʹ-ͶʹͶ Ͷʹ͵ͽ ϰͻͺ ϰ͵ͼ ϰ͵ͼ Ͷʹ͵ͼ ϰͻͶ ϰ͵ ϰ͵ Ͷʹ͵ͻ ϰͺ ϰ͵Ͷ ϰ͵Ͷ Ͷʹ͵ͺ ϰ ϰʹͽ ϰʹͽ Ͷʹ͵ ϰͷͶ ϰʹͺ ϰʹͺ

poundūƲǪǷǢŀчͶʹ͵-Ͷʹ͵ͽЌч

69 LAKIN DJPb 2020

Tabel indeks kepuasan publik atas layanan kemenkeu tahun 2020

1 Berdasarkan tujuan riset dan hasil analisis maka berikut ini simpulan hasil Survei Kepuasan

Pengguna Layanan Kementerian Keuangan 2020 eselon 1 Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Indeks Kepuasan Pengguna Layanan (IKPL) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dengan

detail sebagai berikut

a IKPL DJPb secara agregat dalam kategori baik dengan skor indeks 2020 sebesar 464 yang

mendekati nilai maksimal skala likert 1-5 Begitu juga dengan IKPL DJPb per jenis layanan

seluruhnya mendekati nilai sempurna skala likert 1-5 yaitu layanan penerbitan SP2D belanja

non-pegawai pada KPPN sebesar 468 pelayanan rekonsiliasi tingkat KPPN melalui e-Rekon dan

LK sebesar 465 dan pelayanan revisi DIPA pada Kanwil sebesar 457

b Terkait perbandingan dengan IKPL agregat Kementerian Keuangan baik IKPL DJPb secara

agregat Maupun DJPb per jenis layanan nilai IKPL nya berada di atas nilai agregat IKPL

Kementerian Keuangan (432) Gap antara IKPL agregat DJPb dengan Kementerian Keuangan

adalah sebesar 032 Secara layanan spesifik gap antara IKPL agregat Kementerian Keuangan

dengan IKPL layanan penerbitan SP2D belanja non-pegawai pada KPPN adalah sebesar 036 gap

antara IKPL agregat Kementerian Keuangan dengan IKPL pelayanan rekonsiliasi tingkat KPPN

melalui e-Rekon dan LK adalah sebesar 033 dan gap antara IKPL agregat Kementerian

Keuangan dengan IKPL pelayanan revisi DIPA pada Kanwil adalah sebesar 025 Gap IKPL tahun

2020 pun lebih besar dibandingkan dengan gap IKPL tahun 2019 Hal ini dapat diartikan bahwa

peningkatan kinerja layanan di DJPb pada tahun 2020 lebih tinggi daripada peningkatan kinerja

DJPb di tahun 2019 jika dibandingkan dengan Kementrian Keuangan secara keseluruhan

c Dilihat dari IKPL masing-masing kota secara keseluruhan IKPL per kota DJPb relatif sudah baik

karena mendekati sempurna berdasarkan skala likert 1-5 selain itu nilai IKPL keenam kota

berada di atas nilai IKPL agregat Kementerian Keuangan yaitu IKPL DJPb Kota Jakarta sebesar

470 IKPL DJPb Kota Surabaya sebesar 451 IKPL DJPb Kota Medan sebesar 458 IKPL DJPb

Kota Makassar sebesar 465 IKPL DJPb Kota Balikpapan sebesar 472 dan IKPL DJPb Kota

Ambon sebesar 468 Namun demikian jika IKPL Kota dibandingkan dengan IKPL agregat DJPb

maka IKPL Kota Jakarta Kota Makassar Kota Balikpapan dan Kota Ambon berada di atas IKPL

agregat DJPb sedangkan IKPL Kota Surabaya dan IKPL Kota Medan berada di bawah IKPL

agregat DJPb

d Ditinjau dari jenis layanan per kota seluruh IKPL setiap jenis layanan DJPb di keenam kota

bernilai di atas dari IKPL Kementerian Keuangan IKPL DJPb Kota Jakarta bernilai 474 untuk

jenis layanan 1 464 untuk layanan 2 dan 472 untuk layanan 3 IKPL DJPb Kota Surabaya

bernilai 454 untuk layanan 1 448 untuk layanan 2 dan 449 untuk layanan 3 IKPL Kota Medan

No Unit Target Realisasi 1 DJA 4 425 2 DJP 4 41 3 DJBC 4 462 4 DJPB 4 464 5 DJKN 4 413 6 DJPK 4 441 7 DJPPR 4 464 8 LNSW 4 41 9 Setjen 375 405 10 Itjen 4 436 11 BPPK 4 441

LAKIN DJPb 2020 70

sebesar 467 untuk layanan 1 473 untuk layanan 2 dan 435 untuk layanan 3 IKPL Kota

Makassar 468 untuk layanan 1 465 untuk layanan 2 dan 463 untuk layanan 3 IKPL Kota

Balikpapan 480 untuk layanan 1 480 untuk layanan 2 dan 460 untuk layanan 3 IKPL Kota

Ambon 450 untuk layanan 1 488 untuk layanan 2 dan 466 untuk layanan 3 Untuk layanan di

kota Jakarta semua jenis layanan berada pada kinerja baik karena tidak ada IKPL layanan yang

berada di bawah IKPL agregat DJPb Namun demikian beberapa layanan di luar Kota Jakarta

masih perlu meningkatkan kinerja layanannya Misalnya untuk IKPL layanan Kota Surabaya

masih perlu meningkatkan kinerja layanan 2 dan layanan 3 sedangkan di Kota Medan dan

Makassar layanan yang masih perlu ditingkatkan adalah pada layanan 3 Kota Balikpapan masih

perlu meningkatkan layanan 2 Terakhir layanan di Kota Ambon yang perlu ditingkatkan adalah

layanan 1 Peningkatan tersebut terkait dengan upaya untuk menyesuaikan peningkatan IKPL

layanan di Kota-kota dengan IKPL agregat DJPb Jika dilihat dari gap layanan di tahun 2020 yang

semuanya bernilai positif artinya semua layanan di tahun 2020 telah melampaui IKPL agregat

Kementerian Keuangan Hal ini menujukkan peningkatan yang lebih baik dibandingkan dengan

tahun 2019 dimana di tahun 2019 masih terdapat beberapa layanan yang kinerjanya masih

berada di bawah IKPL agregat Kementerian Keuangan

2 Berdasarkan analisis ekspektasi-kepuasan aspek-aspek pelayanan yang dikelompokan berdasarkan

dengan matriks ekspektasi-kepuasan kesimpulan dari hasil analisis tersebut adalah

a Pada layanan penerbitan SP2D belanja non-pegawai pada KPPN aspek layanan yang perlu

dipertahankan adalah aspek keterbukaankemudahan akses informasi akses terhadap layanan

waktu penyelesaian layanan sikap pegawai kemampuan dan keterampilan pegawai lingkungan

pendukung dan keamanan lingkungan Sedangkan aspek layanan yang diprioritaskan untuk

ditingkatkan adalah informasi layanan dan kemampuan dan keterampilan pegawai

b Pada layanan rekonsiliasi tingkat KPPN melalui e-Rekon dan LK aspek layanan yang perlu

dipertahankan adalah akses terhadap layanan waktu penyelesaian layanan kemampuan dan

keterampilan pegawai lingkungan pendukung keamanan lingkungan dan E-service-security

Sedangkan aspek layanan yang diprioritaskan untuk ditingkatkan performanya adalah E-Service

-Efficiency-Ease of Use

c Pada layanan revisi DIPA pada Kanwil aspek layanan yang perlu dipertahankan adalah akses

terhadap layanan kesesuaian prosedur dan E-service-security Sedangkan aspek layanan yang

diprioritaskan untuk ditingkatkan performanya adalah E-Service -Efficiency-Ease of Use dan E-

Service-Reliability

3 Hubungan keterkaitan antara kinerja kualitas aspek-aspek layanan dan tingkat kepuasan

stakeholders DJPb menunjukkan bahwa kualitas pelayanan menunjukan pengaruh positif terhadap

kepuasan pengguna layanan Dimana kepuasan pengguna layanan DJPb akan meningkat seiring

dengan peningkatan kualitas pelayanan SP2D belanja non pegawai pada KPPN pelayanan

rekonsiliasi tingkat KPPN melalui endashRekon dan LK dan pelayanan revisi DIPA pada Kanwil Selain

itu pengaruh aspek-aspek pelayanan terhadap kualitas pelayanan semua signifikan dan positif

Artinya kualitas pelayanan akan meningkat searah dengan peningkatan kinerja keempat belas aspek

layanan Dimana setiap aspek pada masing-masing pelayanan juga ditentukan oleh kontribusi

indikator masing-masing aspek pelayanan

a Pada layanan penerbitan SP2D belanja non-pegawai pada KPPN aspek layanan yang

paling berpengarupada perubahan variasi kualitas pelayanan adalah informasi layanan e-service-

71 LAKIN DJPb 2020

efficiency-ease of use accessibility dan e-service reliability Sedangkan tiga aspek yang pengaruhnya

relatif rendah pada variasi perubahan kualitas layanan adalah aspek kesesuaian prosedur

dengan ketentuan yang ditetapkan lingkungan pendukung dan aspek keamanan lingkungan

b Pada pelayanan rekonsiliasi tingkat KPPN melalui e-Rekon dan LK aspek layanan yang paling

berpengaruh pada perubahan variasi kualitas pelayanan adalah informasi layanan e-service-

efficiency-ease of use accessibility dan e-service reliability Sedangkan tiga aspek layanan memiliki

peran relatif lemah terhadap variasi perubahan kualitas layanan adalah aspek kesesuaian

prosedur aspek lingkungan pendukung dan aspek keamanan lingkungan

c Pada layanan revisi DIPA pada Kanwil aspek layanan yang paling berpengaruh pada perubahan

variasi kualitas pelayanan adalah aspek informasi layanan e-service reliability dan e-sevice

security Sedangkan tiga aspek yang memiliki peran relatif lemah terhadap variasi perubahan

kualitas layanan adalah aspek kesesuaian prosedur dengan ketentuan yang ditetapkan aspek

lingkungan pendukung dan aspek keamanan lingkungan

Secara keseluruhan ketiga layanan DJPb yang disurvei pada SKPL2020 sudah berada dalam kategori

baik (di atas nilai 4) Hal ini menandakan bahwa pengguna layanan DJPb sudah puas dengan ketiga

layanan DJPb Kepuasan penggunaan layanan juga ditunjukkan dengan tingginya peningkatan kualitas

layanan di tahun 2020 dibandingkan dengan kualitas layanan di tahun 2019 Namun demikian upaya

perbaikan terus-menerus menjadi tantangan bagi DJPb agar pelayanan dapat menjadi lebih baik dan

mendukung reformasi birokrasi yang sudah digagas Hal ini sejalan dengan prinsip perbaikan terus

menerus ala Jepang yang dinamakan dengan Kaizen concept of Improvement Untuk itu beberapa

rekomendasi yang dapat diberikan untuk meningkatkan kualitas masing-masing layanan di DJPb yang

disurvei pada SKPL 2020 ini adalah sebagai berikut

1 Layanan penerbitan SP2D belanja non-pegawai pada KPPN

Rekomendasi untuk meningkatkan kualitas layanan penerbitan SP2D belanja non-pegawai pada

KPPN berasal dari tiga aspek yang memiliki pengaruh paling besar Beberapa hal yang dapat

dilakukan adalah

a Meningkatkan kualitas informasi layanan dengan melakukan

1) Meningkatkan kelengkapan informasi layanan terkait persyaratan yang harus dipenuhi untuk

memperoleh layanan

2) Meningkatkan kelengkapan informasi layanan terkait petunjuk pengisian dokumen layanan

3) Meningkatkan kelengkapan Informasi layanan terkait standar hasil layanan

b Meningkatkan kualitas E-service efficiency- ease of use dengan melakukan

1) Meningkatkan kelengkapan dan kemudahan pemahaman struktur situsaplikasi layanan

2) Meningkatkan kemudahan pengelolaan situs aplikasi layanan daring

3) Meningkatkan akurasi informasi layanan daring

c Mempertahankan kualitas e-service reliability dengan melakukan

1) Memastikan kecepatan situsaplikasi dalam melayani berdasarkan permintaan

2) Memastikan ketepatan waktu pelayanan situsaplikasi layanan daring

3) Memastikan keterbaruan situs atau aplikasi sesuai perkembangan layanan

2 Layanan rekonsiliasi tingkat KPPN melalui e-Rekon dan LK

Rekomendasi untuk meningkatkan kualitas layanan rekonsiliasi tingkat KPPN melalui e-Rekon dan

LK berasal dari tiga aspek yang memiliki pengaruh paling besar Beberapa hal yang dapat dilakukan

LAKIN DJPb 2020 72

a Meningkatkan kualitas informasi layanan dengan melakukan

1) Meningkatkan kelengkapan informasi layanan terkait persyaratan yang harus dipenuhi untuk

memperoleh layanan

2) Meningkatakan kelengkapan informasi layanan terkait petunjuk pengisian dokumen layanan

3) Meningkatkan kemudahan bahasa yang digunakan untuk dipahami pengguna layanan

b Meningkatkan kualitas E-service-efficiency-ease of use dengan melakukan

1) Meningkatkan kelengkapan dan kemudahan pemahaman struktur situsaplikasi layanan

daring

2) Meningkatkan pemenuhan kebutuhan pengguna layanan oleh situsaplikasi layanan daring

3) Meningkatkan akurasi informasi layanan daring

c Mempertahankan kualitas e-service reliability dengan melakukan

1) Memastikan kecepatan pelayanan situs aplikasi layanan daring berdasarkan permintaan

yang masuk

2) Memastikan ketepatan waktu pelayanan situsaplikasi layanan daring

3) Memastikan kecepatan akses situsaplikasi layanan daring

4) Memastikan konektivilitaskompatibilitas situs layanan daring dengan mesin penjelajah

(browser) yang digunakan pengguna layanan dan

5) Memastikan pembaharuan situsaplikasi layanan daring selalu sesuai perkembangan layanan

3 Layanan revisi DIPA pada Kanwil

Beberapa rekomendasi disampaikan dari SKPL 2020 ini untuk meningkatkan kualitas layanan revisi

DIPA pada Kanwil khususnya berasal dari tiga aspek yang memiliki pengaruh paling besar

Beberapa rekomendasi tersebut adalah

a Meningkatkan kualitas informasi layanan dengan melakukan

1) Meningkatkan kelengkapan informasi layanan terkait petunjuk pengisian dokumen layanan

2) Meningkatkan kelengkapan informasi layanan terkait standar waktu proses layanan

3) Meningkatkan tentang kelengkapan informasi layanan terkait standar waktu proses layanan

b Mempertahankan kualitas e-service reliability dengan melakukan

1) Memastikan kecepatan pelayanan situsaplikasi layanan daring berdasarkan permintaan yang

masuk

2) Memastikan ketepatan waktu pelayanan situsaplikasi layanan daring

3) Memastikan konektivitaskompatibilitas situs layanan daring dengan mesin penjelajah

(browser) yang digunakan pengguna layanan

c Mempertahankan kualitas e-service security dengan melakukan

1) Memastikan ketersediaan jaminan keamanan data pribadi pengguna layanan untuk proses

autentikasi

2) Memastikan kerahasiaan penyimpanan data yang diberikan oleh pengguna layanan di situs

layanan oleh sistem

3) Memastikan kesesuaian penggunaan data yang diberikan oleh penguna di situs aplikasi

Kebijakan adalah konsep besar yang menjadi dasar dan pemberi arah dalam

pelaksanaan dan pengembangan Sistem Perbendaharaan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan

Sasaran Strategis 3

Perumusan

kebijakan yang

optimal

ϳϯgtltEWďϮϬϮϬ

ǟǷƐưŀƧч ŀţŀƧŀƋч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ƤūśǿǷǿƋŀƲϰч ƐưǟƧūưūƲǷŀǷƐƃϰч ţŀƲч ǷƐţŀƤч ǪŀƧƐƲƄч śūǢǷūƲǷŀƲƄŀƲϯч EƼǢưǿƧŀǪƐч

ƤūśƐơŀƤŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧчưūƲƄŀƲţǿƲƄчưŀƤƲŀчśŀƋȗŀчǟūǢǿưǿǪŀƲчƤƼƲǪūǟчśūǪŀǢчȝŀƲƄчưūƲơŀţƐчţŀǪŀǢчţŀƲч

ǟūưśūǢƐчŀǢŀƋчţŀƧŀưчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчţŀƲчǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲчlaquoƐǪǷūưч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчǿƲǷǿƤчưūƲŜŀǟŀƐчǷǿơǿŀƲч

ȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǪǿţŀƋчǪūǪǿŀƐчţŀƧŀưчưūƲƄƋŀǪƐƧƤŀƲчƼǿǷǟǿǷϼƼǿǷŜƼưūчǪūǪǿŀƐчǷǿơǿŀƲϯ

чdƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯ͵ͼϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͼчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͷ

Rdiquestч RƲţūƤǪч ūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчưūǢǿǟŀƤŀƲч

ǪŀƧŀƋч ǪŀǷǿч Rdiquestч dūưūƲƤūǿ-Ʋūч $b śϰч śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤч

ưūƲƄǿƤǿǢчǟūǢŀǷǿǢŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчȝŀƲƄчţƐƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐƤŀƲч

ūƃūƤǷƐƃчţŀƲчưūƲţǿƤǿƲƄчǷūǢȗǿơǿţƲȝŀчƄƼƼţчƄƼȖūǢƲŀƲŜūчţƐчśƐţŀƲƄчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчƲūƄŀǢŀϯ

ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ǪūǪǿŀƐч

ţūƲƄŀƲч ƤūǷūƲǷǿŀƲч ţŀƲч ƤŀƐţŀƋ-ƤŀƐţŀƋч ţŀƧŀưч ǟūƲȝǿǪǿƲŀƲч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ǪūǢǷŀч ǿơƐч ţŀưǟŀƤч ǷūǢƋŀţŀǟч

ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ǟūǢŀǷǿǢŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ȝŀƲƄчţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчpūǷƼţūчpoundR Rϯч RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч

ǟūǢŀǷǿǢŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţƐǿƤǿǢчţūƲƄŀƲчͷчЋǷƐƄŀЌчƤƼưǟƼƲūƲчȝŀƐǷǿч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pdчЋƼśƼǷчʹҗЌϰчiquestơƐч

$ŀưǟŀƤчţūƲƄŀƲчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчpūǷƼţūчpoundR Rч ЋƼśƼǷчͷʹҗЌϰчţŀƲчcedilƐƲţŀƤчfŀƲơǿǷчiquestơƐч$ŀưǟŀƤчpūǷƼţūч

poundR RчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчЋƼśƼǷчͶʹҗЌϯч

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчRƲţūƤǪчͷчЋǪƤŀƧŀчЌϰчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчŀţŀчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śч

cedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯчEƼǢưǿƧŀчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчRdiquestчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱϱч

ϯ RƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pdч

ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч pound pdч ŀţŀƧŀƋч ǟǢƼǪūǪч ǟūƲȝǿǪǿƲŀƲч pound pdч ƼƧūƋч ǿƲƐǷч ūǪūƧƼƲч RϼRRч ƤƼƲǪūǟǷƼǢч ǪŀưǟŀƐч

ţūƲƄŀƲчţƐǿƲţŀƲƄƤŀƲчƼƧūƋчdūưūƲǷūǢƐŀƲчMǿƤǿưчţŀƲчMpϯч RƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pdчŀţŀƧŀƋч ūǢǪūƲЙ

ǷŀǪūчbǿưƧŀƋчpound pdчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчȗŀƤǷǿчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчţūƲƄŀƲч

bǿưƧŀƋчpound pdчȝŀƲƄчţƐǿǪǿƧƤŀƲϯчtimesŀƤǷǿчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pdчŀţŀƧŀƋчͻчЋǷǿơǿƋчǟǿƧǿƋчƧƐưŀЌчƋŀǢƐчƤūǢơŀчǷūǢƋƐЙ

ǷǿƲƄчǪūơŀƤчśūǢƤŀǪчpound pdчţƐǷūǢƐưŀчţŀǢƐчǿƲƐǷчǟūưǢŀƤŀǢǪŀчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчţƐǿƲţŀƲƄƤŀƲчƼƧūƋчdūưūƲǷūǢƐŀƲч

MǿƤǿưчţŀƲчMpϯ

$ŀƧŀưч ưūƲƄƋƐǷǿƲƄч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч pound pdч ǿƲǷǿƤч ţƐƤƼƲȖūǢǪƐч ưūƲơŀţƐч RƲţūƤǪч ŀǟŀƐŀƲч ưŀƤŀч

ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч pound pdч ŀţŀƧŀƋч bǿưƧŀƋч pound pdч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч ţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲч ǪūǪǿŀƐч śŀǷŀǪчȗŀƤǷǿч ţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲч

ţūƲƄŀƲчbǿưƧŀƋчpound pdчȝŀƲƄчţƐǿǪǿƧƤŀƲϰчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

ሻݑݏݑݕܭܯሻȀሺσݑݐݓݏݐݑݏݏݐݐݕܭܯൌሺσݔ

RƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч pound pdчưūưƐƧƐƤƐч śƼśƼǷч ǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч ǪūśūǪŀǢч ʹҗϯч $ūƲƄŀƲч ǢŀƲƄūч ƐƲţūƤǪч ǪūśŀƄŀƐч

śūǢƐƤǿǷϱ

RƲţūƤǪч͵чччʹччȜччͷʹҗчpound pdчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчśŀǷŀǪчȗŀƤǷǿчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pd

RƲţūƤǪчͶччͷʹҗччȜччҗчpound pdчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчśŀǷŀǪчȗŀƤǷǿчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pd

RƲţūƤǪчͷччҗччȜччͼҗчpound pdчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчśŀǷŀǪчȗŀƤǷǿчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pd

RƲţūƤǪчччͼҗччȜчч͵ʹʹҗчpound pdчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчśŀǷŀǪчȗŀƤǷǿчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pd

laquolaquoчͷϱч ūǢǿưǿǪŀƲчƤūśƐơŀƤŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧч dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ͷŀ-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчǟūǢŀǷǿǢŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲ ͷчЋǪƤŀƧŀчЌ ͵Ͷʹ

ŀǟŀƐŀƲчRdiquestччЋғЋЋчRƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pdчȜчʹҗЌЌчѾчЋRƲţūƤǪчiquestơƐч$ŀưǟŀƤчȜчͷʹҗЌчѾчЋRƲţūƤǪчǷƐƲơǿǷчǿơƐчţŀưǟŀƤчȜчͶʹҗЌЌ

ͷŀ-r

LAKIN DJPb 2020 74

Pada tahun 2020 telah diselesaikan 52 PMK yang terdiri dari 8 (delapan) RPMK Program Perencanaan

39 (tiga puluh sembilan) RPMK Kumulatif Terbuka dan 5 (lima) RPMK Izin Prinsip sebelum batas waktu

yang ditetapkan (batas waktu 75 HK setelah pengajuan)

B Indeks Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI

Indeks Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI mengukur indikator sebagai berikut

Indeks Uji Dampak Menggunakan Metode ROCCIPI memiliki bobot perhitungan sebesar 30

Range indeks sebagai berikut

Indeks 1 = 20le x le 40 (tidak efektif)

Indeks 2 = 40 lt x le 60 (kurang efektif)

Indeks 3 = 60 lt x le 85 (efektif)

Indeks 4 = 85 lt x le 100 (sangat efektif)

Pelaksanaan Penilaian Uji Dampak dilaksanakan oleh Bagian OTL Setditjen Perbendaharaan

dengan nilai rata-rata 9574 dengan rincian sebagai berikut

Dengan nilai rata-rata 9574 memperoleh nilai indeks 4

C Indeks Tindak lanjut Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI

Berdasarkan hasil uji dampak peraturan yang dilaksanakan pada tahun 2019 terdapat beberapa

rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti oleh unit eselon II lingkup Kantor Pusat DJPb selaku inisiator

peraturan yang menjadi sampel uji dampak tersebut

Indeks Tindak Lanjut Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI memiliki bobot perhitungan sebesar

20 Dengan range indeks sebagai berikut

Indeks 1 = 0 le x le 30 rekomendasi uji dampak diselesaikan oleh unit terkait

Indeks 2 = 30 le x le 50 rekomendasi uji dampak diselesaikan oleh unit terkait

Indeks 3 = 50 le x le 80 rekomendasi uji dampak diselesaikan oleh unit terkait

Rule Norma-norma yang dituangkan dalam PMK telah selaras dengan peraturan pe-rundang-undangan lainnya jelas dan dapat dimengerti kewenangan jelas dan terukur dan implementatif

Opportunity Munculnya ekternalisasi dampak positif atau negatif atas PMK

Capacity Ketersediaan waktu SDM anggaran saran dan prasarana dan mekanisme im-plementasi atas PMK

Communication Uji publikfeed back dari pemangku kepentingan atas PMK

Interest Aspek keuntungankerugianpeluangrisiko dalam hal melaksanaan atau tidak melaksanakan yang telah diatur dalam PMK

Process Kejelasan deskripsi tusi mekanismeproses bisnis alat bantu tatalaksana yang diatur dalam PMK

Ideology Pelaksanaan Monev social pressure dan sanksi moral

No Peraturan Yang Dinilai

UIC Peraturan

Desk Evaluation

Kuesioner Pemrakarsa

Kuisioner Stakeholders Nilai

Akhir Nilai

Proporsi (50) Nilai

Proporsi (25) Nilai

Proporsi (25)

1 PMK 271PMK052014 Dit APK 100 50 93 2325 9632 2408 9733

2 PMK 95PMK052018 Dit SMI 100 50 100 25 9372 2343 9840

3 PMK 196PMK052018 Dit PA 92 46 92 23 9228 2307 9207

4 PMK 183PMK052019 Dit PKN 100 50 9189 2297 8876 2219 9516

Rata-rata 9574

75 LAKIN DJPb 2020

Indeks 4 = 80 le x le 100 rekomendasi uji dampak diselesaikan oleh unit terkait

Indeks tindak lanjut Tindak lanjut Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI memperoleh indeks sebesar

4 dengan uji dampak PMK di Tahun 2019 sebagai berikut

Perhitungan akhir Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan diperoleh hasil sebagai berikut

Dalam pencapaian Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan tidak terlepas dari beberapa isu

diantaranya

1 Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan diukur dengan 3 (tiga) komponen

a Penyelesaian RPMK

b Uji Dampak dengan menggunakan Metode ROCCIPI

c Tindak Lanjut Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI

2 Adanya potensi beberapa RPMK tidak dapat diselesaikan sesuai target yang ditetapkan

3 Pemahaman publik terhadap perubahan peraturan dan proses bisnis perbendaharaan masih

beragam

Atas hal tersebut dapat berimplikasi pada kemungkinan penyelesaian RPMK tidak sesuai dengan target

waktu yang telah ditetapkan sehingga kebijakan pemerintah tidak dapat segera dilaksanakan

Komunikasi publiksosialisasi yang belum optimal maupun pengaturan belum komprehensif karena

adanya kebutuhan regulasi yang mendesak masih menjadi kendala dalam pencapaian kerja Perlu

dilakukan upaya perbaikan dengan melakukan rencana aksi di tahun 2021 diantaranya

1 Berkoordinasi dengan direktorat teknis untuk menindaklanjuti masukan dari stakeholders sebelum

menetapkan kebijakan

No UIC Tindak Lanjut

Nilai Tindak Lanjut Materi Yang

Sesuai

Ketepatan Sasaran

Bukti Dukung

Nilai Total

1 Dit PA

Telah dilaksanakan penyampaian informasi imple-mentasi PMK 195PMK052018 melalui surat Insta-gram sebagai strakom juknis sosialisasi monev su-pervisi dan pembinaan kepada stakeholders (KL atau pihak lain instansi vertikal)

v v v 100

2 Dit PKN

Telah dilaksanakan penyampaian sosialisasi pena-tausahaan penerimaan dan pengeluaran negara kepa-da stakeholders (KL atau pihak lain instansi vertikal)

v v v 100

3 Dit APK

Telah dilaksanakan penyampaian sosialisasi pena-tausahaan penerimaan dan pengeluaran negara kepa-da stakeholders (KL atau pihak lain instansi vertikal)

v v v 100

4 Dit SP

Telah diselesaikan harmonisasi terhadap 8 (delapan) RPMK Program Perencanaan 35 (tiga puluh lima) RPMK Kumulatif Terbuka dan 5 (lima) RPMK Izin Prin-sip yang telah disesuaikan dengan kaidah legal draft-ing pedoman tata naskah serta kosakata yang baku

v v v 100

Persentase Penyelesaian Nilai

Indeks range

Bobot Indeks Capaian IKU (indeks range capaian x bobot)

100 4 50 2

9574 4 30 12

100 4 20 08

Indeks Capaian IKU 4

gtltEWďϮϬϮϬϳϲ

͵ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƋŀţŀǟч ūǢŀǷǿǢŀƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчŀƄŀǢчţŀǟŀǷчţƐǷūǢƐưŀчţŀƲчţƐǟŀƋŀưƐчǪǷŀƤūЙ

ƋƼƧţūǢǪϯ

Ͷϯ $ƐǢūƤǷƼǢŀǷч ϰч$ƐǢūƤǷƼǢŀǷч drϰч$ƐǢūƤǷƼǢŀǷчlaquopRчţŀƲч$ƐǢūƤǷƼǢŀǷч dчưūƲƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐчƋŀǪƐƧчpoundR RчcedilŀЙ

ƋǿƲчͶʹͶʹϯ

dƼưǿƲƐƤŀǪƐч ţŀƲч ūţǿƤŀǪƐч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǿǟŀȝŀч ǿƲǷǿƤч ưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲч ǟūưŀƋŀưŀƲч

ǪǷŀƤūƋƼƧţūǢǪч ŀǷŀǪч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ţŀƲч ƤūśƐơŀƤŀƲч ţƐч śƐţŀƲƄч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ǿƲǷǿƤч

ưūưǟūǢƤǿŀǷч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ţŀƲч ƤūśƐơŀƤŀƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūƲţƼǢƼƲƄч

ǷūǢŜŀǟŀƐƲȝŀчǷǿơǿŀƲчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐϯч

laquoǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐч śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤч ưūȗǿơǿţƤŀƲч ǟǢƼƃūǪƐƼƲŀƧƐǪưūч laquoǿưśūǢч $ŀȝŀч

pŀƲǿǪƐŀч Ћlaquo$pЌч ǟūƲƄūƧƼƧŀч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ưūƧŀƧǿƐч ǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲч ƤƼưǟūǷūƲǪƐч

ǟūƲƄūƧƼƧŀч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч śūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ƤǿŀƧƐɯƤŀǪƐч ƤƼưǟūǷūƲǪƐч ȝŀƲƄч ţƐǟūǢǪȝŀǢŀǷƤŀƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч

ưūƲţǿƤǿƲƄчǷūǢȗǿơǿţƲȝŀчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч rчȝŀƲƄчǪūưŀƤƐƲчśūǢƤǿŀƧƐǷŀǪчţƐчǪūƧǿǢǿƋчdūưūƲǷūǢƐŀƲϼfūưśŀƄŀч

ǪūƋƐƲƄƄŀч ţŀǟŀǷч ưūƲƄƋŀǪƐƧƤŀƲч ƼǿǷǟǿǷч ţŀƲч ƼǿǷŜƼưūч ȝŀƲƄч ưŀƤǪƐưŀƧч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ǷǿƄŀǪч ţŀƲч ƃǿƲƄǪƐч

ưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄϯч laquoǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐч ǟūƲƄūƧƼƧŀч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţƐưŀƤǪǿţч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ưūƧŀƧǿƐч ǟǢƼƄǢŀưч

ǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲч ƤŀǟŀǪƐǷŀǪϰч ǿơƐч ƤƼưǟūǷūƲǪƐϰч ǪūǢǷƐɯƤŀǪƐч ƤƼưǟūǷūƲǪƐϰч ţŀƲч ǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲч ǟǢƼƃūǪƐч ơŀśŀǷŀƲч

ƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţƐчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϯ

$ŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūưūƲǿƋƐч ǷǿƲǷǿǷŀƲч ǟūǢƤūưśŀƲƄŀƲч ǷŀǷŀч ƤūƧƼƧŀч ƤūǿŀƲƄŀƲч ȝŀƲƄч śūǢǪƐƃŀǷч ţƐƲŀưƐǪϰч

ţƐśǿǷǿƋƤŀƲч ǪǷǢŀǷūƄƐч ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐϰч ūţǿƤŀǪƐϰч ţŀƲч ǪǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄч ƤƼƲǷƐƲǿϰч ǷƐţŀƤч ǷŀưśŀƧч ǪǿƧŀưч ǪūǢǷŀч

śūǢƼǢƐūƲǷŀǪƐчǟŀţŀчǿǪŀƋŀчưūưśǿŀǷчǪŀǷƤūǢчưŀưǟǿчưūƲƄǿŀǪŀƐчǪūŜŀǢŀчưūƲȝūƧǿǢǿƋчŀǪǟūƤчɯƧƼǪƼɯчǪŀưǟŀƐч

ţūƲƄŀƲчŀǪǟūƤчǷūƤƲƐǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϯч

ч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯ͵ͽϯч

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͽчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч

ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ūţǿƤŀǪƐч ţŀƲч ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчưūǢǿǟŀƤŀƲч śūƲǷǿƤч ǟūƲƄǿƤǿǢŀƲч

ǷƐƲƄƤŀǷч ƤūśūǢƋŀǪƐƧŀƲч ǟūǪūǢǷŀч ǟūƧŀǷƐƋŀƲϼǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐϼocircEgraveOslashsup1UumlshyEgraveOtildeϑ ţŀƧŀưч

ƋŀƧч ǟūưŀƋŀưŀƲч ǪǿśǪǷŀƲǪƐϼưŀǷūǢƐϯч cedilƐƲƄƤŀǷч ǟūưŀƋŀưŀƲч ưūǢǿǟŀƤŀƲч

ǷƐƲƄƤŀǷчţŀȝŀчǷŀƲƄƤŀǟчǟūǪūǢǷŀчǷūǢƋŀţŀǟчǪūƄŀƧŀчưŀǷūǢƐчȝŀƲƄчţƐśūǢƐƤŀƲчǟŀţŀчǟūƧŀǷƐƋŀƲчǷūƤƲƐǪчЋśƐưśƐƲƄŀƲч

ǷūƤƲƐǪчŀǷŀǿчȝŀƲƄчţƐǟūǢǪŀưŀƤŀƲчţūƲƄŀƲчƐǷǿЌϯ

cedilƼƧƼƤчǿƤǿǢчƋŀǪƐƧчǟūƧŀǷƐƋŀƲч ǷūƤƲƐǪчţƐţŀǪŀǢƤŀƲчǟŀţŀчǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчǟūưŀƋŀưŀƲчǟūǪūǢǷŀчŀǷŀǪчưŀǷūǢƐч ȝŀƲƄч

ţƐśūǢƐƤŀƲчţŀƧŀưчǟūƧŀǷƐƋŀƲчǿƲǷǿƤчǪŀǷǿчǟūǢƐƼţūϯчpoundǿŀƲƄч ƧƐƲƄƤǿǟчǟūƧŀǷƐƋŀƲчǷūƤƲƐǪчưūƧƐǟǿǷƐчǟūƧŀǷƐƋŀƲчȝŀƲƄч

ţƐǪūƧūƲƄƄŀǢŀƤŀƲчţƐчƧƐƲƄƤǿǟч$b śчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

middot laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐϼƐưǷūƤчǷūǢƤŀƐǷчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲϲ

middot laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐϼƐưǷūƤчǷūǢƤŀƐǷчŀƤǿƲǷŀƲǪƐчţŀƲчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲϯ

iquestƲǷǿƤчśƐưǷūƤчţƐǿƤǿǢчţūƲƄŀƲчƝźƨƵϑƵĩƨƵϰчǪūưūƲǷŀǢŀчǿƲǷǿƤчǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчţƐǿƤǿǢчţūƲƄŀƲчƤǿūǪƐƼƲūǢϯчbƐƤŀчǟŀţŀч

ǪŀǷǿчǟūǢƐƼţūчǟūƧŀǟƼǢŀƲчЋǷǢƐȗǿƧŀƲЌчǷūǢţŀǟŀǷчƤūƄƐŀǷŀƲчśƐưǷūƤчţŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчǪƼǪƐŀƧƐŀǪƐϰчǷƼǷŀƧчƲƐƧŀƐчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч

ūţǿƤŀǪƐчţŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţƐśƼśƼǷччƋŀǪƐƧчƝźƨϑƵĩƨчͺʹҗϰчƋŀǪƐƧчƤǿūǪƐƼƲūǢчʹҗϯ

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч

dƼưǿƲƐƤŀǪƐϰч

ūţǿƤŀǪƐчţŀƲч

ǪǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐчȝŀƲƄч

śūǢƤūǪƐƲŀưśǿƲƄŀƲ

laquolaquoчϱчdƼưǿƲƐƤŀǪƐϰчūţǿƤŀǪƐчţŀƲчǪǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчśūǢƤūǪƐƲŀưśǿƲƄŀƲч

dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ŀ-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчūţǿƤŀǪƐчţŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐ ͼͻ ͽʹϰͼ ͵ʹϰͷ ś-r ūǢǪūƲǷŀǪūчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчơŀśŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲ ͻҗ ͻͽϰʹͷҗ ͵ʹϰͷͻ

ŀ-r

77 LAKIN DJPb 2020

Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi bertujuan untuk mengukur

peningkatan pemahamanpengetahuan stakeholders terhadap kebijakan di bidang perbendaharaan

negara dan menjadi umpan balik dalam mengukur tingkat efektivitas pelatihan teknis perbendaharaan

IKU tersebut mengalami refinement untuk tahun 2018 yaitu pada lingkup kebijakan yang diukur

pemahamannya di mana semula terbatas pada kebijakan akuntansi akrual pada tahun 2018 diperluas

menjadi kebijakan terkait bidang perbendaharaan negara Dalam hal ini pada tahun 2018 dilakukan

selain oleh Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (APK) juga oleh Direktorat Pelaksanaan

Anggaran (PA)

Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi didapatkan dari rata-rata tingkat efektivitas setiap kegiatan

pelatihansosialisasiworkshop yang berasal dari nilai kuesionerprepost-test kepada peserta dengan

keterangan indeks sebagai berikut

Dalam perhitungan IKU tersebut digunakan perhitungan polarisasi data maximize (semakin tinggi

realisasi terhadap target semakin baik capaian kinerjanya) periode pelaporan semesteran dan jenis

konsolidasi periode menggunakan average (realisasi yang digunakan adalah angka rata-rata dalam

periode bersangkutan)

Target IKU tersebut untuk tahun 2020 adalah sebesar 87 (skala 100) baik untuk target tahunan

maupun target semesteran sebagaimana ditentukan dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJPb

tahun 2020 Target tersebut meningkat dibandingkan target tahun- tahun sebelumnya (2019 86 2018

85 2016-2017 80 2015 75) Mengingat realsasi tahun 2019 IKU tersebut adalah 9043 besar target

tahun 2020 masih challenging dan sesuai dengan Renstra DJPb dan Renstra Kemenkeu Tahun 2020-

2024 serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Tahun 2020-2024 sebesar 90 (sangat

efektif)

Penilaian terhadap tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi Direktorat PA dihitung berdasarkan

hasil evaluasi terhadap Bimbingan Teknis Pelaksanaan Anggaran kepada Satker KL maupun Kanwil

DJPb danatau KPPN yang diselenggarakan oleh Direktorat PA dapat melalui kegiatan FGD bimtek

dan sosialisasi Pada Tahun Anggaran 2019 kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan terkait dengan

layanan yang diberikan oleh Direktorat PA yaitu terkait implementasi Kartu Kredit Pemerintah (KKP)

peningkatan kualitas KFR pelatihan bagi analis keuangan dan bisnis pemerintah dan evaluasi

pelaksanaan anggaran (EPA)

Semester I

1 Kegiatan Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I Tahun 2020 sesuai dengan Undangan

Direktur PA Nomor S-38PB22020 tanggal 19 Februari 2020 hal Undangan Kegiatan EPA Triwulan I

2020

2 Kegiatan Bimtek Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa tahun 2020 sesuai dengan Nota Dinas

Direktur Pelaksanaan Anggaran nomor ND-154PB22020 tanggal 15 Februari 2020

gtltEWďϮϬϮϬϳϴ

ͷϯ dūƄƐŀǷŀƲч чcedilǢƐȗǿƧŀƲч RRч cedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчiquestƲţŀƲƄŀƲч$ƐǢūƤǷǿǢч чrƼưƼǢчlaquo-ͽʹϼ ϯͶϼͶʹͶʹч

ǷŀƲƄƄŀƧч͵͵чpūƐчͶʹͶʹчƋŀƧчiquestƲţŀƲƄŀƲчdūƄƐŀǷŀƲч чcedilǢƐȗǿƧŀƲчRRϯ

ϯ laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчpƼƲƐǷƼǢƐƲƄчţŀƲчdƼƲɯǢưŀǪƐчŀǟŀƐŀƲчIccedilatildeOtildeccedilatildeчǪūǪǿŀƐчrƼǷŀч$ƐƲŀǪч$ƐǢūƤǷǿǢч чrƼưƼǢчr$-͵ͼϼ

ϯͶϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͽчbǿƲƐчͶʹͶʹϯ

ϯ laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчƤūǟŀţŀчlaquoŀǷǿŀƲчdūǢơŀчǟŀţŀчͶчȗƐƧŀȝŀƋчЋdŀƲȗƐƧч$b śч ǢƼȖƐƲǪƐчdūǟǿƧŀǿţŀƲчpoundƐŀǿчţŀƲчdŀƲȗƐƧч

$b śч ǢƼȖƐƲǪƐчŜūƋЌϯ

ͺϯ EF$чIAcircfrac14macrAcircч ūưţŀчǟŀţŀчśūśūǢŀǟŀчǟǢƼȖƐƲǪƐϯ

ͻϯ ūƲȝǿƧǿƋŀƲчlaquoRчcedilƐƲƄƤŀǷчdŀƲȗƐƧч$b śчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧчͶ-ͶчbǿƲƐчͶʹͶʹϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǪūưūǪǷūǢчRчͶʹͶʹчч ͽʹϰͺͼϯ

laquoūưūǪǷūǢчRR

͵ϯ dūƄƐŀǷŀƲч ч cedilǢƐȗǿƧŀƲч RRRч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǪūǪǿŀƐч iquestƲţŀƲƄŀƲч $ƐǢūƤǷǿǢч ч rƼưƼǢч iquestr$-͵ͽϼ ϯͶϼͶʹͶʹч

ǷŀƲƄƄŀƧчͶʹчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹчƋŀƧчiquestƲţŀƲƄŀƲч чśǿƧŀƲчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹϯ

Ͷϯ dūƄƐŀǷŀƲч ч cedilǢƐȗǿƧŀƲч ROumlч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǪūǪǿŀƐч iquestƲţŀƲƄŀƲч $ƐǢūƤǷǿǢч ч rƼưƼǢч iquestr$-Ͷͷͼϼ ϯͶϼͶʹͶʹч

ǷŀƲƄƄŀƧчͶͷчrƼȖūưśūǢчͶʹͶʹчƋŀƧчiquestƲţŀƲƄŀƲч чśǿƧŀƲчrƼȖūưśūǢчͶʹͶʹϯ

ͷϯ pūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчIAcircfrac14macrAcircdOslashmacrAcircmacrAcirccopyndashOslashatildemacroacuteccedilUumlmacrAcircUumlUumlVOslashUumlAcircatildeatildemacrEgraveAcircUumlocircmacratildeshyVEgraveocircOslashVEgravemacrAcircatildeǪūǪǿŀƐчlaquocedilч$ƐǢūƤǷǿǢч чrƼЙ

ưƼǢчlaquocedil-Ͷͻʹϼ ϯͶϼͶʹͶʹϯ

ϯ laquoǿśţƐǷчlaquoчǷūƧŀƋчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчlaquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчƤūǟŀţŀчlaquoŀǷǿŀƲчdūǢơŀчǟŀţŀчͷчȗƐƧŀȝŀƋчЋdŀƲȗƐƧч$b śч

ǢƼȖƐƲǪƐчdūǟǿƧŀǿţŀƲчpoundƐŀǿчţŀƲчdŀƲȗƐƧч$b śч ǢƼȖƐƲǪƐчŜūƋЌчţŀƲч чdŀƲȗƐƧч$b śч ǢƼȖƐƲǪƐч bŀȗŀчcedilūƲƄŀƋч

ǟŀţŀчśǿƧŀƲч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹϯ

ϯ laquoǿśţƐǷчRiquestrчǷūƧŀƋчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲч ūƲȝǿƧǿƋŀƲчlaquoRчcedilƐƲƄƤŀǷчdŀƲȗƐƧч$b śчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧчͶ-

ͶчbǿƲƐчͶʹͶʹϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǪūưūǪǷūǢчRRчͶʹͶʹчч ͽ͵ϰʹͶϯ

laquoūŜŀǢŀч ƤūǪūƧǿǢǿƋŀƲч ǟŀţŀч $b śч ţŀǟŀǷч ţƐƋƐǷǿƲƄч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч ͽʹϰͼϯч

$ūƲƄŀƲчţūưƐƤƐŀƲϰчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ͽϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͽчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчRƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчūţǿƤŀǪƐчţŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǟŀţŀч cedilŀśūƧч ͷϯͼŀϯ͵ч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч

ǪūśūǪŀǢчͽ͵ϰͽϰчţūƲƄŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчͽʹϰͺͼчǿƲǷǿƤчǪūưūǪǷūǢчRчţŀƲчͽ͵ϰʹͶчǿƲǷǿƤчǪūưūǪǷūǢчRRϯч poundūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢǪūśǿǷч

ǷūƧŀƋч ưūƧŀưǟŀǿƐч ǷŀǢƄūǷч ǷŀƋǿƲŀƲч ţŀƲч ǪūưūǪǷūǢŀƲч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ţŀƧŀưч dƼƲǷǢŀƤч dƐƲūǢơŀч

dūưūƲƤūǿ-IAcircϑ$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчЋǪūśūǪŀǢчͼͻЌϯ

rƐƧŀƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчţŀǟŀǷчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчţūƲƄŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲч

ǪūśūƧǿưƲȝŀϰчȝŀƐǷǿчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵чǪϯţϯчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯͶʹϯ

cedilŀśūƧчͷϯͶʹч ūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчRƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчūţǿƤŀǪƐчţŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵чǪϯţϯчͶʹͶʹ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǟŀţŀч cedilŀśūƧч

ͷϯͼŀϯͶϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчţŀǢƐч ͼͶϰͼ͵чţƐч ǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵ч ưūƲǿǢǿƲч ưūƲơŀţƐч ͼͶϰͻͶч ţƐч ǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵ͺϰчưūƲƐƲƄƤŀǷчưūƲơŀţƐчͼͷϰͼчţƐчǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵ͻϰчţŀƲчǷūǢǿǪчưūƲƐƲƄƤŀǷч

ͽʹϰͼчţƐч

ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ ч

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ - ͼͻ ͼͻ - ͼͻ ͼͻ ͼͻ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - ͽʹϰͺͼ ͽʹϰͺͼ - ͽʹϰͼ ŀǟŀƐŀƲ - ͵ʹϰͶͷ ͵ʹϰͶͷ - ͵ʹϰͶͷ ͵ʹϰͺͶ ͵ʹϰͷ

cedilŀƋǿƲ cedilŀǢƄūǷчRdiquest poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquest

ͶʹͶʹ ͼͻчЋǪŀƲƄŀǷчūƃūƤǷƐƃЌ ͽʹϰͼ

Ͷʹ͵ͽ ͼͺчЋǪŀƲƄŀǷчūƃūƤǷƐƃЌ ͽʹϰͷ

Ͷʹ͵ͼ ͼчЋǪŀƲƄŀǷчūƃūƤǷƐƃЌ ͼͻϰͼͺ

Ͷʹ͵ͻ ͼʹчЋūƃūƤǷƐƃЌ ͼͷϰͼ

Ͷʹ͵ͺ ͼʹчЋūƃūƤǷƐƃЌ ͼͶϰͻͶ

Ͷʹ͵ ͻчЋūƃūƤǷƐƃЌ ͼͶϰͼ͵

79 LAKIN DJPb 2020

Jabatan fungsional di bidang perbendaharaan telah

dibentuk dengan terbitnya payung hukum sebagai beri-

kut

a Permenpan RB Nomor 51 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Pembina Teknis Perbendaharaan

Negara

b Permenpan RB Nomor 52 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Analis Perbendaharaan Negara

c Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Analis Pengelolaan Keuangan

APBN dan

d Permenpan RB Nomor 54 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Pranata Keuangan APBN

Implementasi jabatan fungsional bidang perbendaharaan adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk

mengimplementasikan jabatan fungsional pada DJPb dan KementerianLembaga sebagaimana 4 (empatj

Permenpan RB tersebut di atas yang meliputi penyusunan dan penetapan regulasi pelaksanaan jabatan

fungsional pengembangan sistem informasiaplikasi penyesuaianinpassing Formula penghitungan ca-

paia IKU sebagai berikut

4b-N Persentase implementasi jabatan

fungsional bidang perbendaharaan

Realisasi IKU =

(sum capaian penyelesaian regulasi) + (sum capaian penyelesaian aplikasi) + (sum capaian penyelesaian formasi) + (sum capaian penerbitan rekomendasi pengangkatan melalui inpassing) + (sum capaian pengangkatan melalui inpassing)

No Komponen Pengukuran Bobot Keterangan

A Penyelesaian Regulasi 15

1 Penyampaian draft pera-turan kepada Dir SP

2 Target regulasi berjumlah 4 peraturan Penyampaian berupa draft peraturan danatau presentasi kepada Dir SP

2

Pembahasan draft peraturan pada tingkat Eselon IEselon II bersama dengan stakehold-ers terkait

3

Target regulasi berjumlah 4 peraturan

3

Penyampaian draft pera-turan kepada Menteri Keu-angan melalui Biro HukumDirjen Perbendahraan me-lalui Sekretariat DJPb

5 Target regulasi berjumlah 4 peraturan Penyampaian berupa nota dinas penyampaian draft peraturan

4 Penetapan Regulasi 5

Target regulasi berjumlah 4 peraturan

B Penyelesaian Aplikasi 15

5 Penyelesaian Aplikasi e-Jafung modul penilaian ang-ka kredit

3 Pengembangan Aplikasi dapat berupa pemusatan pengem-bangan aplikasi

6 UAT modul penilaian angka kredit 3 Pelaksanaan kegiatan User Acceptance Test (UAT) ke sampel

unit pengguna

7 Tindak lanjutPerbaikan modul penilaian angka kredit pasca UAT

5 Tindak lanjutperbaikan pasca UAT berupa penyusunan daftar perbaikan penyelesaian perbaikan dan pengujian hasil perbaikan aplikasi

8 Deployment modul peneilaian angka kredit ke

5 Modul penilaian angka kredit terpasang di server production

LAKIN DJPb 2020 80

No Komponen Pengukuran Bobot Keterangan

C Penyelesaian Formasi 30

9 Penerbitan rekomendasi for-masi oleh DSP 20

10 Penetapan formasi oleh Ke-menpan RB 10

D Penerbitan rekomendasi pengangkatan melalui inpassing

30

11

Penerbitan rekomendasi pengangkatan melalui inpassing oleh instansi Pem-bina

30 Rekomendasi inpassing merupakan rekomendasi pengangkatan melalui inpassing dari instansi Pembina Tar-get calon jafung yang mendapatkan rekomendasi inpassing adalah 2500 orang Maksimal capaian komponen ini adalah 30

E Pengangkatan melalui inpassing

10

12 Pengangkatan melalui inpassing

10 Target calon jafung yang diangkat melalui inpassing adalah 500 orang Maksimal capaian komponen ini adalah 10

Capaian IKU tahun 2020 adalah sebagai berikut

1 Penyelesaian regulasi teknis

a) Sebanyak 8 draft regulasi telah ditetapkan dari target 4 draft yaitu 4 draft RKMK Informasi Jab-

atan [APN PTPN APKAPBN dan PKAPBN] 2 draft Perdirjen Perubahan Pedoman Seleksi Inpassing

[JF APNPTPN dan JF APKAPBNPKAPBN) serta 2 draft Pedoman Penilaian dan Penetapan Angka

Kredit [JF APNPTPN dan JF APKAPBNPKAPBNJ

b) Capaian penyelesaian regulasi adalah [84] x bobot maksimal 15 = 15

2 Penyelesaian Aplikasi pendukung

a) Aplikasi e-Jafung modul pengangkatan pengajuan dan penilaian angka kredit telah selesai sd

tahap deployment pada server production sehingga telah siap digunakan untuk memfasilitasi

pengajuan dan penilaian angka kredit jabatan fungsional bidang perbendaharaan

b) Capaian penyelesaian aplikasi pendukung adalah 15 [tercapai sd tahap deployment pada server

production)

3 Penyelesaian formasi

a) Telah diterbitkan rekomendasi formasi bagi 56 KL dari 56 KL yang mengajukan Sehingga ca-

paian komponen penerbitan rekomendasi formasi adalah [5656] x bobot 20 = 20

b) Telah ditetapkan formasi oleh KemenPAN-RB bagi 29 KL dari 56 KL yang telah diterbitkan rek-

omendasi formasi oleh DSP Sehingga capaian komponen penetapan formasi adalah [2956] x

bobot 10 = 518

c) Dengan demikian capaian penyelesaian formasi adalah 2518

4 Penyelesaian rekomendasi pengangkatan melalui inpassing

a) Telah diterbitkan rekomendasi pengangkatan melalui inpassing bagi 1170 calon pejafung dengan

rincian ]F terbuka sebanyak 747 orang dan JF tertutup sebanyak 423 orang

ϴϭgtltEWďϮϬϮϬ

śЌ ŀǟŀƐŀƲчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчǟūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲчưūƧŀƧǿƐч ƐƲǟŀǪǪƐƲƄчŀţŀƧŀƋч Џ͵ϯ͵ͻʹϼǷŀǢƄūǷчͶϯʹʹʹАчȜч

śƼśƼǷчͷʹҗчч͵ͻϰҗϯ

ϯ ūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲчưūƧŀƧǿƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄϱ

ŀЌ bǿưƧŀƋчŜŀƧƼƲчǟūơŀƃǿƲƄчȝŀƲƄчţƐŀƲƄƤŀǷчưūƧŀƧǿƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчǪūśŀƲȝŀƤчfŀǟƼǢŀƲчdƐƲūǢơŀч$ƐǢŀƤǷƼǢŀǷчlaquoƐǪЙ

Ƿŀưч ŀǢśŀƲţŀƋŀǢŀŀƲчcedilŀƋǿƲчͶ$Ͷ$чǢчͽчlaquoƐƲūǢƄƐч ϯчƲūǢƄƐчϯчRƲƼȖŀǪƐчͷ͵чƼǢŀƲƄчţūƲƄŀƲчǢƐƲŜƐŀƲчbEчǷūǢЙ

śǿƤŀчǪūśŀƲȝŀƤччƼǢŀƲƄчţŀƲчbEчǷūǢǷǿǷǿǟчǪūśŀƲȝŀƤчͶͻ͵чƼǢŀƲƄϯ

śЌ ŀǟŀƐŀƲчǟūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲчưūƧŀƧǿƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчŀţŀƧŀƋчЏͷ͵ϼǷŀǢƄūǷчʹʹАчUumlчśƼśƼǷч͵ʹҗччͺϰͷʹҗϯ

ͺϯ bǿưƧŀƋчŜŀƧƼƲϼǟūơŀśŀǷчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчǟūǢчͷ͵ч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹϰчưūƧƐǟǿǷƐϱч

$ūƲƄŀƲчţūưƐƤƐŀƲϰчŜŀǟŀƐŀƲчǪϯţϯчcentчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчЏ͵җѾ͵җѾͶϰ͵ͼҗѾ͵ͻϰҗѾͺϰͷʹҗЌччͻͽϯʹͷҗϯ

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ǟūƲơūƧŀǪŀƲч ǷūǢǪūśǿǷч ţƐч ŀǷŀǪϰч ưŀƤŀч ŜŀǟŀƐŀƲч ǿƲǷǿƤч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ơŀśŀǷŀƲч

ƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţƐчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϱ

cedilŀśūƧчͷϯͶʹчŀǟŀƐŀƲчRdiquestча ūǢǪūƲǷŀǪūчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчơŀśŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţƐчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲачǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ

pūǪƤƐǟǿƲч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŜŀǟŀƐŀƲч ƤƐƲūǢơŀч ưūƧūśƐƋƐч ǷŀǢƄūǷч ȝŀƲƄч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲϰч ǷūǷŀǟƐч ưūƲƄŀƧŀưƐч

ǟūƲǿǢǿƲŀƲч Ͷʹϰͽͻҗч ţŀǢƐч ŜŀǟŀƐŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽч ȝŀƐǷǿч ǪūśūǪŀǢч ͵ʹʹҗϯч ŀǟŀƐŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽϰч ƋŀƲȝŀч ţƐǿƤǿǢч

ţūƲƄŀƲчͷчЋǷƐƄŀАчŀǪǟūƤчȝŀƐǷǿϱчŀǟŀƐŀƲчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчţŀƲчǟūƲūǷŀǟŀƲчǢūƄǿƧŀǪƐчǷūƤƲƐǪч ЏśƼśƼǷчʹҗАϰчŀǟŀƐŀƲч

ǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǪƐǪǷūưчƐƲƃƼǢưŀǪƐчū-bŀƃǿƲƄчЏśƼśƼǷчͶҗАϰчţŀƲчŀǟŀƐŀƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƐƲǟŀǪǪƐƲƄччЏūưǟŀǷЌчơŀśЙ

ŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчЏśƼśƼǷчͶҗАϯ

ƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчȝŀƲƄчţŀǟŀǷчţƐƐţūƲǷƐɯƤŀǪƐчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчƤǿǢŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧƲȝŀч

ƤūƄƐŀǷŀƲчdϼfчţŀƧŀưчưūƲȝǿǪǿƲч ƃƼǢưŀǪƐчţŀƲчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǟǢƼǪūǪч ƐƲǟŀǪǪƐƲƄч ơŀśŀǷŀƲч ƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчśƐţŀƲƄч

ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчǷūǢƤŀƐǷчŀţŀƲȝŀчǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽϯч

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчŀƲǷŀǢŀчRŀƐƲϱ

͵ϯ pūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǪūƧūƤǪƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчbEч d rчţŀƲч d rчưūƧŀƧǿƐч rF-Ͷϼ ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶ͵чbŀƲǿЙ

ŀǢƐчͶʹͶʹϯ

Ͷϯ pūưśūƲǷǿƤч RчEƼǢưŀǪƐч ţŀƲч RƲǟŀǪǪƐƲƄчdϼfчǟŀţŀчlaquoǿśţƐǷчlaquo d чţūƲƄŀƲчdūǟǿǷǿǪŀƲч$ƐǢūƤǷǿǢчlaquoƐǪǷūưч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчrƼưƼǢчd ͷϼ ϯͻϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶͼчbŀƲǿŀǢƐчͶʹͶʹчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤƼƼǢţƐЙ

ƲŀǪƐчţūƲƄŀƲчdϼfϯ

ͷϯ pūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǟǢƼǪūǪчǪūƧūƤǪƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчbEч rчţŀƲч cedil rчśūǢǪŀưŀчlaquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷч$b śчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчr$

-ͷͺϼ ϯ͵ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͷʹчbŀƲǿŀǢƐчͶʹͶʹϯ

rƼ rŀưŀчdϼf

bǿưƧŀƋчŜŀƧƼƲϼǟūơŀśŀǷчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчǟūǢчͷ͵ч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹ

$ƐǿǪǿƧƤŀƲчƃƼǢưŀǪƐчƼƧūƋч

dϼf

ūƲūǷŀǟŀƲчǢūƤƼưūƲţŀǪƐч

ƃƼǢưŀǪƐ

ūƲūǷŀǟŀƲчƃƼǢưŀǪƐ

ūƲūǷŀǟŀƲчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчǟūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲч

ưūƧŀƧǿƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄ

ūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲчưūƧŀƧǿƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄ

͵ bpfчbEчcedilpoundЙiquestd

ͽϯͶͻͽ ͻϯͷͷ ͵ͽϯͼͷͺ ͻͻ

Ͷ bpfчbEчcedilpoundЙcediliquestcediliquest

ͺͷ ͺͷ ͺͷ Ͷͷ Ͷͻ͵

ͷ biquestpfM ͽϯͽ͵ͷ ͻϯͽͺͼ ͵ͽϯʹͺ ͵ϯ͵ͻʹ ͷ͵

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ

cedilŀǢƄūǷ - Ͷҗ Ͷҗ - Ͷҗ ͻҗ ͻҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - ͵ϰͽ͵җ ͵ϰͽ͵җ - ͵ϰͽ͵җ ŀǟŀƐŀƲ - ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ - ͵Ͷʹ ͵ʹϰͷͻ ͵ʹϰͷͻ

gtltEWďϮϬϮϬϴϮ

ϯ pūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч śƐưǷūƤч ǪƐǪǷūưч ƐƲƃƼǢưŀǪƐч ƐƲǟŀǪǪƐƲƄч ţŀƲч ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ǟūǢưŀǪŀƧŀƋŀƲч ƐƲǟŀǪǪƐƲƄч ơŀśŀǷŀƲч

ƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧч śƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţūƲƄŀƲчǟūǢȗŀƤƐƧŀƲчǟūơŀśŀǷϼǟūƄŀȗŀƐчdŀƲȗƐƧч$b śчţŀƲчd rчǪūЙ

ƧǿǢǿƋчRƲţƼƲūǪƐŀчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧчͶͺчţŀƲчͶͽчbǿƲƐчͶʹͶʹчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчiquestr$͵ϼ ϯͻϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶчbǿƲƐч

ͶʹͶʹϯ

ϯ pūƲȝūƧūƲƄƄŀǢŀƤŀƲчpoundŀƤƼǢчƤǪūƧūǢŀǪƐч ūƲȝǿǪǿƲŀƲчEƼǢưŀǪƐчbEч d rчţŀƲч d rчţūƲƄŀƲчdϼfчǟŀţŀч

ǷŀƲƄƄŀƧч͵ͶчǪϯţϯч͵чƄǿǪǷǿǪчͶʹͶʹчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчiquestr$-ͶͶϼ ϯͻϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧч͵ʹчƄǿǪǷǿǪчͶʹͶʹϯчͶϯчͷϯчϯчϯ

poundūƤƼưūƲţŀǪƐчǢūƲŜŀƲŀчŀƤǪƐчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵ϱ

͵ϯ pūƲƄǿưǿưƤŀƲчǟūưśǿƤŀŀƲчǟūƲţŀƃǷŀǢŀƲч ǪūƧūƤǪƐч ƐƲǟŀǪǪƐƲƄч bEчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţƐчưŀǪŀчǟūǢЙ

ǟŀƲơŀƲƄŀƲчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵ϯ

Ͷϯ pūƲȝūƧūƲƄƄŀǢŀƤŀƲчǿơƐчƤƼưǟūǷūƲǪƐчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǪūƧūƤǪƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчbEчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţƐчưŀǪŀч

ǟūǢǟŀƲơŀƲƄŀƲчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵ϯч

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤŀǪчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧчŀǢǷƐƲȝŀчţŀǟŀǷчưūưŀƲƃŀŀǷƤŀƲчƤŀǪч

ȝŀƲƄч ŀţŀч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲчƤūśǿǷǿƋŀƲϰчưūưŀƲƃŀŀǷƤŀƲч ƐţƧūч ŜŀǪƋч ţūƲƄŀƲч ƋŀǪƐƧч ȝŀƲƄч

ưŀƤǪƐưŀƧϰч ưūưƐƲƐưŀƧƐǪƐǢч ŜƼǪǷч ţūƲƄŀƲч ưūưǟūǢǷƐưśŀƲƄƤŀƲч śƐŀȝŀч ţŀƲч ưŀƲƃŀŀǷϰч

ţƐưŀƲŀчưŀƲƃŀŀǷчȝŀƲƄчţƐǟūǢƼƧūƋчƧūśƐƋчśūǪŀǢчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчţūƲƄŀƲчśƐŀȝŀчȝŀƲƄчƋŀǢǿǪч

ţƐƤūƧǿŀǢƤŀƲϯч laquoūţŀƲƄƤŀƲч ǟǢǿţūƲч ţŀƧŀưч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ƤŀǪч ţŀƲч ǟūưśƐŀȝŀŀƲч ƲūƄŀǢŀч

śūǢŀǢǷƐч ƤūưŀưǟǿŀƲч ţŀƧŀưч ưūƲƄūƧƼƧŀч ƤŀǪч ƲūƄŀǢŀч ţūƲƄŀƲч ưūưǟūǢǷƐưśŀƲƄƤŀƲч

ǟǢƐƲǪƐǟчƤūƋŀǷƐ-ƋŀǷƐŀƲϯ

ч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͶ͵ϯ

cedilŀśūƧчͷϯͶ͵чŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч

Rdiquestч$ūȖƐŀǪƐч ǢƼȝūƤǪƐч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчdŀǪч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷчŀţŀЙ

ƧŀƋч Rdiquestч ȝŀƲƄч śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤчưūưŀǪǷƐƤŀƲч iquestrчưūƲƄūǷŀƋǿƐч

ǢūƲŜŀƲŀч ǟūƲūǢƐưŀŀƲϼǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч ƤŀǪч ţŀƧŀưч ǪǿŀǷǿч ǟūǢƐƼţūч

ǷūǢǷūƲǷǿчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǟūƲƄŀưśƐƧŀƲчƤūǟǿǷǿǪŀƲчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤŀǪϯч ŀţŀчŀȗŀƧƲȝŀчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчǪŀЙ

ƧŀƋч ǪŀǷǿч Rdiquestч dūưūƲƤūǿ-timesƐţūч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲϰч ȝŀƲƄч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǢūɯƲūưūƲǷч ţŀǢƐч Rdiquestч ƤǿǢŀǪƐч

ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ǟǿǪŀǷϰч ȝŀƲƄч ưūƲƄǿƤǿǢч ŀƤǿǢŀǪƐч ţŀǢƐч ǢūƲŜŀƲŀч ǟūƲūǢƐưŀŀƲч ƤŀǪч ţŀƲч ǢūƲŜŀƲŀч

ǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч ƤŀǪϯч ŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч Rdiquestч ƐƲƐчưūƲơŀţƐч Rdiquestч dūưūƲƤūǿ-Ʋūч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϰч ȝŀƲƄч

ơǿƄŀчţƐưŀƲţŀǷƼǢƐƤŀƲчƤūчǪūƧǿǢǿƋчǿƲƐǷчūǪūƧƼƲчRчǷūǢƤŀƐǷчЋ$ƐǷơūƲч ŀơŀƤϰч$ƐǷơūƲчūŀчţŀƲчǿƤŀƐϰч$ƐǷơūƲчƲƄƄŀǢŀƲϰч

$ƐǷơūƲч ūǢƐưśŀƲƄŀƲчdūǿŀƲƄŀƲϰч$ƐǷơūƲч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ūưśƐŀȝŀŀƲчţŀƲчpoundƐǪƐƤƼϰч$ƐǷơūƲчdūƤŀȝŀŀƲчrūƄŀǢŀϰчţŀƲч

$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ǪūśŀƄŀƐч ƤƼƼǢţƐƲŀǷƼǢƲȝŀЌϯч MŀƧч ǷūǢǪūśǿǷч śūǢǷǿơǿŀƲч ŀƄŀǢч ǷƐƲƄƤŀǷч ŀƤǿǢŀǪƐч

ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪч ƧūśƐƋчśŀƐƤчţŀǢƐч ǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϰчƤŀǢūƲŀчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪчȝŀƲƄчŀƤǿǢŀǷчŀƤŀƲч

ưūưśŀƲǷǿч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ƧƐƤǿƐţƐǷŀǪч ȝŀƲƄч ƧūśƐƋч śŀƐƤч ţŀƧŀưч ƋŀƧч ǟūƲȝūţƐŀŀƲч ƤŀǪч ǿƲǷǿƤч ưūƲȝūƧūǪŀƐƤŀƲч

ƤūȗŀơƐśŀƲчǟūưūǢƐƲǷŀƋϯ

$ūȖƐŀǪƐч ǟǢƼȝūƤǪƐч ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲч ƤŀǪч ŀţŀƧŀƋч ǪūƧƐǪƐƋч ŀƲǷŀǢŀч ǟǢƼȝūƤǪƐч ţūƲƄŀƲч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄч ưūǢǿǟŀƤŀƲч

ƄŀśǿƲƄŀƲч ţŀǢƐч ǟūƲūǢƐưŀŀƲч ţŀƲч ǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲϯч ūƲūǢƐưŀŀƲч ưūƧƐǟǿǷƐч ǟūƲūǢƐưŀŀƲч ǟūǢǟŀơŀƤŀƲч ǷūǢưŀǪǿƤч

ǟūƲūǢƐưŀŀƲч MчưƐƄŀǪϰчţŀƲчśūŀϼŜǿƤŀƐϰчǟūƲūǢƐưŀŀƲч r ϰчMƐśŀƋчţŀƲчǟūƲūǢƐưŀŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲϯч ūƲƄūЙ

ƧǿŀǢŀƲчưūƧƐǟǿǷƐчśūƧŀƲơŀчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǟǿǪŀǷчƲƼƲчǿǷŀƲƄчţŀƲчƲƼƲчǪǿśǪƐţƐϰчśūƧŀƲơŀчƤūȗŀơƐśŀƲчlaquorчţŀƲчǟƐƲЙ

ơŀưŀƲ чƧǿŀǢ чƲūƄūǢƐ чśūƧŀƲơŀч ǪǿśǪƐţƐч ūƲūǢƄƐч ţŀƲч ƲƼƲчūƲūǢƄƐϰч śūƧŀƲơŀ чǷǢŀƲǪƃūǢч Ƥūч ţŀūǢŀƋч ţŀƲч ţŀƲŀч ţūǪŀϰч

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤŀǪч

ţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲч

ȝŀƲƄчǟǢǿţūƲчţŀƲч

ƼǟǷƐưŀƧч

laquolaquoчϱч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤŀǪчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчǟǢǿţūƲчţŀƲчƼǟǷƐưŀƧч

dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ŀ-r $ūȖƐŀǪƐчǟǢƼȝūƤǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǟǿǪŀǷ ϰͻҗ Ͷϰͺʹҗ ͵Ͷʹ ś- RƲţūƤǪчǟūƲƄūƲţŀƧƐŀƲчśƐŀȝŀчŀǷŀǪчlaquoRf ͷ ͷϰͻ ͵Ͷʹ

ŀ-r $ūȖƐŀǪƐчǟǢƼȝūƤǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲч

ƤŀǪчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǟǿǪŀǷ

83 LAKIN DJPb 2020

serta pengeluaran pembiayaan Data proyeksi yang dimaksud bukan merupakan data yang terdapat pa-

da target APBNP namun merupakan proyeksi riil terhadap pendapatanbelanjapembiayaan yang dapat

direalisasikan

Dalam satu bulan Komite ALM dapat melakukan rapat paling kurang 1 (satu) kali Berdasarkan kepu-

tusan rapat Komite ALM yang dituangkan dalam pokok-pokok keputusan rapat Komite ALM yang

disusun oleh Sekretariat ALM tim teknis ALM menyusun proyeksi penerimaan dan pengeluaran

Proyeksi penerimaan dan pengeluaran ini yang menjadi dasar perhitungan IKU

Yang dimaksud penerimaan kas adalah

1 Rencana penerimaan kas adalah rencana penerimaan kas (cash inflows) yang berasal dari pendapa-

tan negara dan hibah pembiayaan

2 Realisasi penerimaan kas adalah realisasi penerimaan kas (cash inflows) yang berasal dari pendapa-

tan negara dan hibah pembiayaan

Perencanaan penerimaan kas dinyatakan akurat apabila standard deviasi antara realisasi penerimaan

kas dan rencana penerimaan kas dalam suatu waktu tertentu le 5

Yang dimaksud pengeluaran kas adalah

1 Rencana pengeluaran kas adalah rencana pengeluaran kas (cash outflows) yang berasal dari belanja

negara dan pembiayaan

2 Realisasi pengeluaran kas adalah realisasi pengeluaran kas (cash outflows) yang berasal dari belanja

negara dan pembiayaan

Perencanaan pengeluaran kas dinyatakan akurat apabila perbedaan antara realisasi pengeluaran kas

dan rencana pengeluaran kas dalam suatu waktu tertentu le dari 5

Deviasi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat tahun 2020 didapatkan dengan merata-rata deviasi

proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat triwulanan selama tahun 2020 Deviasi penerimaan kas

bulanan dan triwulanan deviasi pengeluaran kas bulanan dan triwulanan dan deviasi perencanaan kas

triwulanan diformulasikan sebagai berikut

Perhitungan polarisasi data menggunakan minimize (semakin rendah realisasi terhadap target semakin

baik capaian kinerjanya) periode pelaporan (trajectory) triwulanan dan jenis konsolidasi periode

menggunakan average (realisasi yang digunakan adalah angka rata-rata dari seluruh periode bersangku-

tan dalam setahun)

Formula Persentase Deviasi Akurasi Rencana Penerimaan Kas

Deviasi akurasi pen-erimaan kas triwulan

(m) =

Proyeksi penerimaan kas triwulan m - Realisasi penerimaan kas triwulan m x100 Proyeksi penerimaan kas triwulan m

Formula Persentase Deviasi Akurasi Rencana Pengeluaran Kas

Deviasi akurasi pengeluaran kas triwulan (m) =

Proyeksi pengeluaran kas triwulan m - Realisasi pengeluaran kas triwulan m x100 Proyeksi pengeluaran kas triwulan m

Formula Persentase Deviasi Akurasi Perencanaan Kas

Deviasi Akurasi Perencanaan Kas =

Persentase Deviasi Akurasi Rencana Penerimaan Kas + Persentase Deviasi Akurasi Rencana Pengeluaran Kas

2

gtltEWďϮϬϮϬϴϰ

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчdūưūƲƤūǿ-чƲūч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀЙ

ƋŀǢŀŀƲч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч ǪūśūǪŀǢч ϰͻҗϯч $ūưƐƤƐŀƲч ƋŀƧƲȝŀч ţūƲƄŀƲч ǷŀǢƄūǷч ǟŀţŀч poundūƲŜŀч laquoǷǢŀǷūƄƐǪч

ЋpoundūƲǪǷǢŀЌч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶ -ʹͶʹͶϰч ơǿƄŀч ţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч ǪūśūǪŀǢч ϰͻҗч ţŀƲч śūǢǷŀƋŀǟч

ţƐƤǿǢŀƲƄƐч ǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчϰͶҗчţƐч ǷŀƋǿƲчͶʹͶϯч ūǢƧǿчţƐƤūǷŀƋǿƐчśŀƋȗŀчţūȖƐŀǪƐчţŀǟŀǷчţƐǷūƲǷǿƤŀƲчţŀǢƐч

ƲƐƧŀƐчŀƤǿǢŀǪƐчǷūǢǪūśǿǷϰчţŀƧŀưчƋŀƧчƐƲƐчţūȖƐŀǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪчŀţŀƧŀƋчϰͻҗϰчȝŀƐǷǿч͵ʹʹҗчЋŀǷŀǿч͵ЌчţƐƤǿЙ

ǢŀƲƄƐчͽϰͶҗϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчţūȖƐŀǪƐчǟǢƼȝūƤǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǟǿǪŀǷчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчͶϰͶ͵җч

ǿƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчRϰчʹϰҗчǿƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRϰчͷϰͻͷҗчǿƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRRϰчţŀƲчͷϰͽ͵җчǿƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlϯч$ŀǢƐч

ţŀǷŀчǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǟūǢƼƧūƋчƲƐƧŀƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷŀƋǿƲŀƲчǪūśūǪŀǢчͶϰͺʹҗчǪūЙ

ƋƐƲƄƄŀчưūƲƄƐƲţƐƤŀǪƐƤŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчȝŀƲƄч ƧūśƐƋчśŀƐƤчţŀǢƐч ǷŀǢƄūǷч ǷŀƋǿƲŀƲч Rdiquestч ЋϰͻҗЌчţŀƲч ơǿƄŀч ǷǢŀơūŜǷƼǢȝч

ǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋчţƐǷūƲǷǿƤŀƲϯчrƐƧŀƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷūǢǪūśǿǷчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǢƐч ǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч ȝŀƲƄчţŀǟŀǷчţƐЙ

ǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀśūƧчͷϯͶͶчpoundūŀƧƐǪŀǪƐч$ūȖƐŀǪƐч ǢƼȝūƤǪƐч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчdŀǪч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷч ŀţŀчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹч

cedilƋчͶʹͶʹ Ͷϰͺʹҗ

ϴϱgtltEWďϮϬϮϬ

$ūȖƐŀǪƐч ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲч ƤŀǪч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷч cedilǢƐȗǿƧŀƲч ROumlч ǪŀưǟŀƐч ţūƲƄŀƲч ǢǿƲч ţŀǷŀч Rч ŜŜƼǿƲǷч ǷŀƲƄƄŀƧч ч

bŀƲǿŀǢƐчͶʹͶ͵чśūǢŀţŀчǟŀţŀчƲƐƧŀƐчϰͷͻҗϯчƲƄƤŀчǷūǢǪūśǿǷчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǢƐчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчţūȖƐŀǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчǟūƲЙ

ūǢƐưŀŀƲч ţŀƲч ǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч ƤŀǪч śǿƧŀƲч ƤǷƼśūǢч Ǫϯţϯч $ūǪūưśūǢч ͶʹͶʹч śūǢǷǿǢǿǷ-ǷǿǢǿǷч ǪūśūǪŀǢч ͵ϰʹҗч ţŀƲч

ͻϰͶҗϯч$ūƲƄŀƲчţūưƐƤƐŀƲϰчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestч$ūȖƐŀǪƐч ǢƼȝūƤǪƐч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчdŀǪч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹч

ţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчǷŀśūƧчţŀƲчƄǢŀɯƤчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀśūƧчͷϯͶͷчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestч$ūȖƐŀǪƐч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчdŀǪч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчǟūǢчcedilǢƐȗǿƧŀƲ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч ǪūśūǪŀǢч ϰͻҗϯч Rdiquestч ţƐƋƐǷǿƲƄч ŀȖūǢŀƄūч ǪūŜŀǢŀч ǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲϰч

ţūƲƄŀƲчǪǿưśūǢчţŀǷŀчśūǢŀǪŀƧчţŀǢƐчţŀǷŀчǟǢƼȝūƤǪƐчȝŀƲƄчţƐǪŀưǟŀƐƤŀƲчǷƐưч RrчǷƐŀǟчśǿƧŀƲчţŀƲчţŀǷŀчǢūŀƧƐǪŀǪƐч

ǟūƲūǢƐưŀŀƲчţŀƲчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲчRчŜŜƼǿƲǷчśǿƤǿчưūǢŀƋчǷƐŀǟчśǿƧŀƲϯч ŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчǷūǢŀƤƋƐǢчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчśūЙ

śūǢŀǟŀчƋŀƧчȝŀƲƄчưūƲơŀţƐчŀƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ laquoƐǪƐч ūƲƄūƧǿŀǢŀƲϱчǷūǢţŀǟŀǷчƤūƲţŀƧŀчţŀƧŀưчưūưǟǢƼȝūƤǪƐчǟƼƧŀчǟūƲȝūǢŀǟŀƲчūƧŀƲơŀчrūƄŀǢŀϰчƤƋǿǪǿǪƲȝŀч

ūƧŀƲơŀчdfϰчƤŀǢūƲŀчưƐƲƐưƲȝŀчƐƲƃƼǢưŀǪƐчȝŀƲƄчţƐǟūǢƼƧūƋчƼƧūƋчǷƐưч RrчǷūǢƤŀƐǷчǟƼƧŀчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч rч

ţƐчưŀǪŀч ŀƲţūưƐчƼȖƐţ-͵ͽчţŀƲчŀţŀƲȝŀч ƤūśƐơŀƤŀƲч ǢūƧŀƤǪŀǪƐчpoundūƲŜŀƲŀч ūƲŀǢƐƤŀƲч$ŀƲŀчMŀǢƐŀƲч Ћpound $MЌч

ţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчŀƤǪūƧūǢŀǪƐчǟūǢŜūǟŀǷŀƲчǟūƲȝūǢŀǟŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчţŀƲчǟūǢǷǿưśǿƋŀƲчūƤƼƲƼưƐϯ

Ͷϯ laquoƐǪƐч ūƲūǢƐưŀŀƲϱч ǢƼȝūƤǪƐч ǟūƲūǢƐưŀŀƲч rчŜūƲţūǢǿƲƄч ƧūśƐƋчśŀƐƤч ǪūƋƐƲƄƄŀчǪūŜŀǢŀч ǷƼǷŀƧч ǷŀǢƄūǷч Rdiquestч

ǢūƲƤŀǪчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч rчţŀǟŀǷчţƐŜŀǟŀƐчţūƲƄŀƲчśŀƐƤϯ

MŀƧчǷūǢǪūśǿǷчưūƲƄŀƤƐśŀǷƤŀƲчƐǪǿ-ƐǪǿчǿǷŀưŀϰчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ ţŀч ǷǢŀţūч Ƽɬч ŀƲǷŀǢŀч ǿǟŀȝŀч ǿƲǷǿƤч ưūƲƄŀƤǪūƧūǢŀǪƐч śūƧŀƲơŀч ƲūƄŀǢŀч ưūƧŀƧǿƐч ǟūưśūǢƐŀƲч ɰūƤǪƐśƐǷƐǷŀǪч

pound $MчţūƲƄŀƲчǷƐƲƄƤŀǷчţūȖƐŀǪƐчpoundūƲƤŀǪчŀƤƐśŀǷчǷƐţŀƤчŀţŀƲȝŀчpound $Mϯ

Ͷϯ cedilƐţŀƤч ŀţŀƲȝŀчpound $MчǟŀţŀчưŀǪŀч ŀƲţūưƐчƼȖƐţ-͵ͽчưūƲȝūśŀśƤŀƲчcedilƐưч RrчţŀƲч$ƐǢūƤǷƼǢŀǷч drчƤūЙ

ƋƐƧŀƲƄŀƲчǪŀǷǿчǷƼƼƧчǿƲǷǿƤчưūưǟǢƼȝūƤǪƐчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч rчţūƲƄŀƲчƧūśƐƋчŀƤǿǢŀǷϯ

ͷϯ $ŀƧŀưчǿǟŀȝŀчǿƲǷǿƤчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчŀƤǿǢŀǪƐчǟǢƼȝūƤǪƐч ūƲƄūƧǿŀǢŀƲчrūƄŀǢŀчţƐчưŀǪŀчƤūśƐơŀƤŀƲчɰūƤǪƐśƐƧƐЙ

ǷŀǪч pound $Mϰч cedilƐưч Rrч ţŀƲч $ƐǢūƤǷƼǢŀǷч drч ǷūƧŀƋч ưūƧŀƤǿƤŀƲч śūǪǷч ūɬƼǢǷч ţūƲƄŀƲч ưūƲƄƄŀƧƐч ƐƲƃƼǢưŀǪƐч

ǢūƲŜŀƲŀчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч rчưūƧŀƧǿƐчd rчţŀƲчǪŀǷƤūǢчưƐǷǢŀчƤūǢơŀƲȝŀчţŀƲчưūƲţūǷūƤǪƐчlaquo pчȝŀƲƄчưŀǪǿƤч

ưūƧŀƧǿƐчŀǟƧƐƤŀǪƐчpчlaquo rϯ

ϯ laquoƐǪƐч ūƲūǢƐưŀŀƲч ŜūƲţūǢǿƲƄч ƧūśƐƋч śŀƐƤч ƤŀǢūƲŀч ǷƐưч Rrч ūƲūǢƐưŀŀƲч ǪūŜŀǢŀч śūǢƤŀƧŀч ưūƲƄǿǟţŀǷūч

ǟǢƼȝūƤǪƐчǟūƲūǢƐưŀŀƲчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲчǟūǢƤūưśŀƲƄŀƲчƐƲţƐƤŀǷƼǢчūƤƼƲƼưƐчţŀƲчƋŀǪƐƧчưƼƲƐǷƼǢƐƲƄϯ

MŀƧчǷūǢǪūśǿǷчţƐчŀǷŀǪчưūƲƄŀƤƐśŀǷƤŀƲчƐưǟƧƐƤŀǪƐчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

͵ϯ cedilƐƲƄƤŀǷч$ūȖƐŀǪƐчpoundūƲƤŀǪчlaquoƐǪƐч ūƲƄūƧǿŀǢŀƲч rчśūǢŀţŀчţƐчƧūȖūƧчͻϰͶҗϯ

Ͷϯ cedilƐƲƄƤŀǷч$ūȖƐŀǪƐчpoundūƲƤŀǪчǪƐǪƐч ūƲūǢƐưŀŀƲч rчśūǢƤƐǪŀǢчţƐчƧūȖūƧч͵ϰʹҗϯ

rŀưǿƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ţūƲƄŀƲч ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ȝŀƲƄч śŀƐƤч ŀƲǷŀǢŀч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţūƲƄŀƲч cedilƐưч Rrч ǪūǢǷŀч

dūưūƲǷūǢƐŀƲϼfūưśŀƄŀчưūƧŀƧǿƐч d rϰч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǷūǷŀǟчţŀǟŀǷч ǷūǢŜŀǟŀƐч ţūƲƄŀƲч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǪūśūǪŀǢчţŀǢƐч

ǷŀǢƄūǷчͷϰͽ͵җчţŀǢƐчǷŀǢƄūǷчǪūśūǪŀǢчϰͻҗчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlϯчlaquoūţŀƲƄƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲŀƲчǪūśūǪŀǢчͶϰͺʹҗчţŀǢƐч

ǷŀǢƄūǷчǪūśūǪŀǢчϰͻҗϯчcedilƐƲţŀƤŀƲǷƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǿƲǷǿƤчưūƲƄŀǷŀǪƐчŀƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐưŀЙ

ƲŀчţƐưŀƤǪǿţчţƐчŀǷŀǪчŀţŀƧŀƋϱ

͵ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчȝŀƲƄчƐƲǷūƲǪƐƃчţūƲƄŀƲчǟŀǢŀчdūǟŀƧŀчd rчǷūǢǿǷŀưŀчƧƐƲƄƤǿǟчdŀƲȗƐƧч$b śч ǢƼȖƐƲǪƐч

bŀƤŀǢǷŀчţūƲƄŀƲчśūǢśŀƄŀƐчưūţƐŀчţŀƲчƃƼǢǿưϯ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ ϰͻҗ ϰͻҗ ϰͻҗ ϰͻҗ ϰͻҗ ϰͻҗ ϰͻҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ͶϰͶ͵җ ʹϰҗ ͵ϰͷͼҗ ͷϰͻͷҗ Ͷϰ͵ͺҗ ŀǟŀƐŀƲ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵͵ͻϰͺͽ ͵Ͷʹ

LAKIN DJPb 2020 86

2 Melakukan koordinasi yang intensif dan proaktif dengan anggota Tim CPIN baik menggunakan fo-

rum formal seperti forum rapat CPIN mingguan dan secara informal melalui jaringan pribadi

(whatsappteleponemail)

3 Melakukan pemantauan peneleaahan dan reviu proyeksi dan realisasi APBN secara harian

Pada tahun 2021 diharapkan Ditjen Perbendaharaan dapat terus melakukan koordinasi secara intensif

dengan stakeholder baik Tim CPIN dan KementerianLembaga (melalui KPPN) serta dapat menyusun

kebijakan ataupun sarana yang dapat mengoptimalkan skema RPDH dan RPD Harian tanpa mengurangi

urgensi percepatan penyerapan pengeluaran-pengeluaran terkait penanggualan Covid- 19 dan program

pemulihan ekonomi nasional Hal ini dilakukan agar deviasi perencanaan kas pemerintah dapat turun

dan seminimal mungkin

IKU Kemenkeu-Wide yang dilaksanakan pada tahun 2020 tersebut

berada pada Sasaran Strategis Pengelolaan Kas Pembiayaan dan

Risiko Keuangan Negara yang Optimal Sebagai fund manager penge-

lolaan kas harus dilakukan secara optimal dan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudent)

baik itu dari sumber dana yang berasal dari Dalam Negeri maupun PinjamanHibah LuarDalam Negeri

agar terhindar dari hal-hal yang dapat mengakibatkan kerugian terhadap negara Pengelolaan kas yang

optimal berarti pengelolaan dilakukan dengan menjaga kondisi kas dalam kondisi yang tidak kelebihan

dan tidak kekurangan Kedua hal tersebut diharapkan dapat menghindarkan terjadinya cash mismatch

dan dapat menjamin ketersediaan kas secara akurat dan tepat waktu untuk membiayai pengeluaran

negara serta optimalisasi terhadap idle cash

IKU pengendalian biaya atas SILPA ini bertujuan untuk mengukur potensi biaya yang diakibatkan

adanya pengelolaan kas negara yang menganggur (Idle cash) melalui perhitungan rata-rata SiLPA per

periode tertentu Definisi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) adalah selisih lebih realisasi pem-

biayaan anggaran atas realisasi defisit anggaran yang terjadi dalam satu periode pelaporan Sedangkan

Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SiKPA) adalah selisih kurang realisasi pembiayaan anggaran atas

realisasi defisit anggaran yang terjadi dalam satu periode pelaporan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

(SiLPA) atau Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SiKPA) diukur dengan menjumlahkan Surplus Defisit

APBN dengan Pembiayaan Netto Target IKU tahun 2020 sebesar Indeks 3 (skala 4) ditetapkan sesuai

dengan Renstra DJPb tahun 2020-2024

Biaya SiLPA merupakan biaya oportunitas atas sisa lebih pembiayaan anggaran dalam periode

tertentu Biaya SiLPA dihitung dengan menggunakan pendekatan perhitungan nominal SiLPA dikalikan

dengan selisih rata-rata tertimbang yield utang tunai dikurangi dengan rata-rata tertimbang optimal-

isasi Kas SiLPA yang terkendali adalah jumlah SiLPA akumulasi bulanan yang cost of fund-nya paling

minimal Cost of SiLPA yang paling minimal adalah sebesar biaya kelebihan penerbitan utang dikurangi

dengan remunerasi hasil optimalisasi idle cash Biaya kelebihan penerbitan utang adalah jumlah utang

yang diterbitkan dikurangi dengan jumlah utang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kas

bu-lanan Rata-rata tertimbang yield (weighted average yield) utang tunai diperoleh dari perhitungan

rata-rata tertimbang dari yield atau biaya efektif utang tunai baru (SBN dan pinjaman Program) yg

ditarik atau diterbitkan pada tahun berjalan Rata-rata tertimbang remunerasi (weighted average

remun) optimalisasi kas diperoleh dari perhitungan rata-rata tertimbang atas optimalisasi kas melalui

penempatan uang pada Bank Indonesia dan remunerasi pengelolaan Treasury Dealing Room berupa

5b-CP Indeks pengendalian

biaya atas SILPA

87 LAKIN DJPb 2020

penempatan uang pada bank umum pemerintah serta transaksi reporeverse repo SBN

Rentang kendali biaya atas SiLPA yang harus dijaga tersebut yaitu 1 Kurang dari Rp200 miliar dengan indeks 4 atau kriteria sangat baik

2 Lebih dari Rp200 miliar sd Rp250 miliar dinyatakan dengan indeks 3 atau kriteria baik

3 Lebih dari Rp250 miliar sd Rp300 miliar dinyatakan dengan indeks 2 atau kriteria cukup

4 Lebih dari Rp300 miliar dinyatakan dengan indeks 1 atau kriteria kurang

Indeks level Cost of SiLPA tersebut dapet dijelaskan pada tabel berikut

Indeks Pengendalian Biaya atas SiLPA diukur dengan formula sebagai berikut

Selama tahun 2020 perhitungan Biaya atas SiLPA (miliar) adalah sebagai berikut

Berdasarkan Cost of SiLPA yang telah diperoleh dari perhitungan di atas diindeksasi sebagai berikut

Isu utama yang terjadi pada

triwulan IV tahun 2020 adalah

1 Pada triwulan IV SiLPA

bulanan masih cukup tinggi

karena penyerapan belanja

pemerintah belum dapat

terealisasi 100 sesuai dengan

proyeksi yang telah ditetapkan

2 Namun demikian WAY bunga

utang cenderung menurun

berkisar di angka 480-541

sedangkan WA remunerasi DJPb

cenderung stabil berkisar di angka 438-463 sehingga biaya atas SiLPA dapat dijaga

Indeks Kriteria Treshold

4 Sangat Baik Cost of SiLPA lt Rp200 M

3 Baik Rp200 M lt Cost of SiLPA lt Rp250 M

2 Cukup Rp250 M lt Cost of SiLPA lt Rp 300 M

1 Kurang Cost of SiLPA gt Rp300 M

Bulan Triwulan SiLPA Bulanan (miliar)

WAY Utang WAY Remunerasi DJPb

Biaya atas SiLPA (miliar)

Bulanan Triwulanan 1

1 3206368 468 402 1748

9684 2 5012947 605 415 7936 3 -223000 548 379 000 4

2 14737300 708 685 2825

24744 5 17642700 756 694 9114 6 15841794 712 615 12805 7

3 17279620 595 578 2585

12092 8 16729650 620 578 5892 9 6850000 576 513 3614 10

4 9898443 480 463 1479

17341 11 15436581 541 438 13293 12 16790360 456 438 2569

Biaya SILPA per periode =

Rata-rata SiLPA per periode x

(Weighted Average Yield ndash Weighted Average Optimalisasi Kas) (12periode)

Bulan Triwulan Realisasi (Indeks)

Bulanan Triwulanan Target Capaian () 1 1 400

400 300 12000 2 300 3 400 4 2 400

300 300 10000 5 200 6 100 7 3 400

400 300 12000 8 400 9 400 10 4 400

400 300 12000 11 400 12 400 Indeks tahun

2020 350 375 300 12000

gtltEWďϮϬϮϬϴϴ

MŀƧчǷūǢǪūśǿǷчţƐчŀǷŀǪчưūƲƄƐưǟƧƐƤŀǪƐƤŀƲчƐŀȝŀчlaquoƐf чǟūǢчǟūǢƐƼţūчǷūǢơŀƄŀчǟŀţŀчƤƐǪŀǢŀƲчƤǿǢŀƲƄчţŀǢƐчͶʹʹч

pƐƧƐŀǢϯ

ƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчţŀǢƐчƐǪǿчǿǷŀưŀчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǪŀưǟŀƐƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

͵ϯ ūƲǿǢǿƲŀƲч śƐŀȝŀч laquoƐf ч śūǢŀƲƄǪǿǢ-ŀƲƄǪǿǢч ǷūǢơŀţƐч ǪūơŀƤч ǷǢƐȗǿƧŀƲч RRRϰч ƋŀƧч ƐƲƐч ƤŀǢūƲŀч ţƐƧŀƤǿƤŀƲƲȝŀч

ǟūǢŜūǟŀǷŀƲчǟūƲȝūǢŀǟŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRRчţŀƲчROumlϯчƧūƋчƤŀǢūƲŀƲȝŀϰчưūǪƤƐǟǿƲчǷūǢţŀǟŀǷчlaquoƐf ч

ǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlϰчƲŀưǿƲчlaquoƐf чǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчţŀǟŀǷчǷūǢơŀƄŀчśūǢƤƐǪŀǢчǟŀţŀчŀƲƄƤŀчpoundǟͽͼчǷǢƐƧƐǿƲчǪϯţϯчpoundǟ͵ͺͻч

ǷǢƐƧƐǿƲϯ

ͶϯǿƲƄŀч ǿǷŀƲƄч ưŀǪƐƋч śūǢƤƐǪŀǢч ǟŀţŀч ŀƲƄƤŀч ϰͼʹҗ-ϰ͵җϰч ƲŀưǿƲч ǟŀţŀч ǷǢƐȗǿƧŀƲч ROumlϰч timesч ǢūưǿƲūǢŀǪƐч

śūǢŀţŀчţƐƤƐǪŀǢŀƲчŀƲƄƤŀчϰͷͼҗ-ϰͺͷҗϯ

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчŀƄŀǢч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷч ǷūǢūŀƧƐǪŀǪƐчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчȝŀƲƄчţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч

ŀţŀƧŀƋчţūƲƄŀƲчưūƲȝǿǪǿƲчǪƤūưŀчǟǢƼȝūƤǪƐчȝŀƲƄчƧūśƐƋчǢūŀƧƐǪǷƐǪчǪūƧŀưŀчcedilǢƐȗǿƧŀƲчROumlчǪūƋƐƲƄƄŀчlaquoƐf чţŀǟŀǷч

ţƐơŀƄŀчǟŀţŀчƧūȖūƧчȝŀƲƄчǢūƲţŀƋϯ

ŀţŀч ǷŀƋǿƲч ţūǟŀƲϰч ǢūƲŜŀƲŀч ŀƤǪƐч ȝŀƲƄч ţƐǢūƤƼưūƲţŀǪƐƤŀƲч ǿƲǷǿƤчccedilAcircmacratilde macrAcirc shyOslashcopy Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ŀţŀƧŀƋч

ưūƧŀƤǿƤŀƲчdƼƼǢţƐƲŀǪƐч ȝŀƲƄч ƐƲǷūƲǪƐƃч ţūƲƄŀƲч$b poundчţŀƲчiquestƲƐǷч ǪūƧƼƲч Rч ǷūƤƲƐǪч ţŀƧŀưч ƃƼǢǿưч Rrч ţŀƲч

fpϯчMŀƧчǷūǢǪūśǿǷчţƐǢūƲŜŀƲŀƤŀƲчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчRчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵ϯ

$ŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūưŀǪǷƐƤŀƲч ǟǢƼǪūǪч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţŀǟŀǷч

ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ƤūǷūƲǷǿŀƲч ţŀƲч ţŀǟŀǷчưūƲŜŀǟŀƐŀч ƼǿǷǟǿǷч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч

ţƐǷūǷŀǟƤŀƲϰч ǟūǢƧǿч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ƧŀƲƄƤŀƋ-ƧŀƲƄƤŀƋч ǪǷǢŀǷūƄƐǪч ǪūŜŀǢŀч ƤƼưǟǢūƋūƲǪƐƃч

ŀǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчƤūǟŀţŀчRƲǷūǢƲŀƧч$b śчưŀǿǟǿƲчǟŀǢŀчlaquoǷŀƤūƋƼƧţūǢϯ

fŀƲƄƤŀƋ-ƧŀƲƄƤŀƋчǪǷǢŀǷūƄƐǪчǷūǢǪūśǿǷчţƐǪǿǪǿƲчţŀƲчţƐūȖŀƧǿŀǪƐчǪūŜŀǢŀчǟūǢƐƼţƐƤчţŀƲч

ǷūǢǿƤǿǢϰч ǪūƋƐƲƄƄŀч ǪūŜŀǢŀч ƧŀƲƄǪǿƲƄч ţŀǟŀǷч śūǢţŀưǟŀƤч ǷūǢƋŀţŀǟч ǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲч ƤǿŀƧƐǷŀǪч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч

ŀƲƄƄŀǢŀƲчƐƲǷūǢƲŀƧч$b śчưŀǿǟǿƲчdūưūƲǷūǢƐŀƲϼfūưśŀƄŀϯ

cedilŀśūƧчͷϯͶчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч

rƐƧŀƐчdƐƲūǢơŀч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчdϼfчưūǢǿǟŀƤŀƲчǪŀƧŀƋчǪŀǷǿч

Rdiquestч dūưūƲƤūǿ-wmacrч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϯч Rdiquestч

ƐƲƐч ơǿƄŀч ưūƲơŀţƐч Rdiquestч dūưūƲƤūǿ-IAcircч $ƐǢūƤǷƼǢŀǷч būƲţūǢŀƧч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϯч Rdiquestч ƐƲƐч ţƐǪǿǪǿƲч ǿƲǷǿƤч ưūƲƄǿƤǿǢч ƤǿŀƧƐǷŀǪч

ƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчǪūŜŀǢŀчƤǿŀƲǷƐǷŀǷƐƃϰчȝŀƲƄчţŀǟŀǷчǷūǢȗŀƤƐƧƐчƼƧūƋчŀǪǟūƤчƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч

ŀƲƄƄŀǢŀƲч ȝŀƲƄч ưūƧƐǟǿǷƐϱч Ћ͵Ќч ƤūǪūǪǿŀƐŀƲч ŀƲǷŀǢŀч ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲч ţūƲƄŀƲч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲϰч ЋͶЌч

ūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƤūƄƐŀǷŀƲϰч ЋͷЌч ūɯǪƐūƲǪƐч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƤūƄƐŀǷŀƲч ţŀƲч ЋЌч ƤūǟŀǷǿƋŀƲч ǷūǢƋŀţŀǟч

ǢūƄǿƧŀǪƐϯч Rdiquestч ƐƲƐч ţƐǪǿǪǿƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūưƼƲƐǷƼǢч ǟūǢƤūưśŀƲƄŀƲч ǿǟŀȝŀч ǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲч ƤǿŀƧƐǷŀǪч

ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲϯч laquoūƧŀƐƲч ƐǷǿϰч Rdiquestч ƐƲƐч śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤч ưūƲƄūǷŀƋǿƐч ƤƐƲūǢơŀч ǪŀǷǿŀƲч ƤūǢơŀч

dūưūƲǷūǢƐŀƲч rūƄŀǢŀϼfūưśŀƄŀч ţŀƧŀưч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ǪūŜŀǢŀч ƼǟǷƐưŀƧч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀч

ǷūǢŜŀƲǷǿưчţŀƧŀưчţƼƤǿưūƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲϯч

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͺ

pƼƲūȖч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч

ȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ

laquolaquoчͺϱчpƼƲūȖч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ͺŀ- rƐƧŀƐчƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчdϼf ͼͼ ͽͶϰ͵ͽ ͵ʹϰͻͺ ͺś- cedilƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчOslashUumlmacrcopyAcircǪƐǪǷūưчǟūƲƄŀƲƄƄŀǢŀƲ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹ ͺŜ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчǷŀǢƄūǷчǟūƲţŀǟŀǷŀƲчfiquest ͵ʹʹҗ ͵ͷͽϰͷͺҗ ͵Ͷʹ

ͺŀ- rƐƧŀƐчƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч

ŀƲƄƄŀǢŀƲчdϼf

89 LAKIN DJPb 2020

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL didapatkan dengan menggabungkan 4 (empat) aspek dengan 13

(tiga belas) indikator sebagai berikut

1 Kesesuaian dengan Perencanaan dengan variabel sebagai berikut

a Revisi DIPA (bobot nilai 5)

Revisi DIPA adalah perubahan rincian anggaran yang telah ditetapkan berdasarkan APBN dan te-

lah disahkan dalam DIPA Revisi DIPA dilakukan oleh Satuan Kerja KL dalam rangka menyesuaikan

alokasi anggaran dengan kebutuhan Revisi DIPA merupakan salah satu sarana atau fasilitas untuk

menyesuaikan alokasi anggaran yang direncanakan sejak tahun lalu dengan perubahan kondisi saat

ini Revisi DIPA diharapkan mampu meningkatkan anggaran yang dapat diserap sesuai dengan target

yang telah direncanakan

Disisi lain tingginya frekuensi revisi DIPA dapat menghambat penyerapan anggaran karena menc-

erminkan adanya ketidaksesuaian ketersediaan anggaran dan kebutuhan dalam pelaksanaan ang-

garan yang berpengaruh pada tertundanya kegiatan yang telah rencanakan danatau efektivitas

pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan Semakin besar frekuensi revisi menunjukkan bahwa

perencanaan pelaksanaan kegiatan Satker dimaksud masih kurang matang sehingga dapat berdam-

pak pada rendahnya penyerapan anggaran Selain itu seringnya revisi dilakukan oleh suatu Satker

menunjukkan bahwa koordinasi antara perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Satker tersebut be-

lum optimal dan berdampak pada terhambatnya penyerapan anggaran Sehingga revisi DIPA harus

dikendalikan agar pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dan

berjalan secara optimal

Indikator Revisi DIPA dihitung dengan membandingkan jumlah revisi DIPA dalam kewenangan pagu

anggaran tetap dengan target revisi dalam satu kali dalam satu triwulan yang menurut Perdirjen

Perbendaharaan Nomor Per-03PB2018 adalah satu kali per triwulan Nilai indikator Revisi DIPA

dapat ditunjukan pada formulasi sebagai berikut

Rasio revisi DIPA triwulanan =

b Deviasi Halaman III DIPA (bobot nilai 5)

Halaman III DIPA memuat rencana penarikan dan penerimaan dana dari suatu Satker dalam satu

tahun yang dijabarkan secara bulanan yang menjadi alat dalam pengelolaan kas Secara kumulatif

rencana penarikan dana dapat menjadi acuan perencanaan manajemen kas Pemerintah Pelaksanaan

kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan direncanakan akan berdampak pada terbentuknya pola

penyerapan yang teratur dan dapat memberikan kepastian waktu dan jumlah penarikan dana se-

hingga perencanaan kas dapat dirumuskan dengan baik

Deviasi halaman III DIPA mengukur tingkat perbedaan antara perencanaan penarikan dana terhadap

realisasi setiap bulannya Besar kecilnya nilai deviasi Hal III DIPA menggambarkan tingkat keakuratan

KL dalam merencanakan pelaksanaan kegiatannya Rendahnya nilai deviasi Hal III DIPA menunjukan

bahwa rencana kegiatan KL terlaksana sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan Se-

baliknya apabila nilai deviasi Hal III DIPA tinggi menunjukan tidak terlaksananya kegiatan satuan ker-

ja KL sebagaimana rencana waktu yang telah ditetapkan

LAKIN DJPb 2020 90

Nilai Indikator Halaman III DIPA dihitung dalam dua tahap sebagai berikut

Deviasi Halaman III DIPA bulan ke-n

Selanjutnya dihitung nilai IKPA Deviasi Hal III DIPA bulan ke-n

IKPA DevDIPAn =

c Pagu Minus (bobot nilai 5)

Prinsip pengeluaran negara atas dana APBN yaitu bahwa kegiatan belanja tidak dapat dilaksanakan

jika alokasi dana tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA Namun khusus untuk Belanja

Pegawai berupa Gaji dan Tunjangan yang melekat pada Gaji dapat dilakukan melampaui pagu yang

tertuang dalam DIPA sebelum dilakukan revisi DIPA terlebih dahulu sehingga dimungkinkan realisasi

Belanja Gaji dan Tunjangan yang melekat pada Gaji melewati pagu (pagu minus)

Apabila diperkirakan akan terjadi pagu minus KPA dapat segera melakukan revisi pergeseran untuk

menghindari pagu minus tersebut sebelum tahun anggaran berakhir Adanya pagu minus sampai

dengan akhir tahun anggaran dapat mengindikasikan perencanaan anggaran pada satker tersebut

belum dilakukan secara optimal Indikator pagu minus hanya dipergunakan pada pengukuran kinerja

pelaksanaan anggaran triwulan IV Formulanya sebagai berikut

Nilai IKPA Pagu Minus = 100 ndash Rasio Pagu Minus di mana

Rasio pagu minus =

2 Kepatuhan Terhadap Regulasi dengan indikator sebagai berikut

a Indikator Pengelolaan UP dan TUP (bobot nilai 8)

Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190PMK052012 jo PMK 178PMK052018 tentang

Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara prinsip

dalam pembayaran adalah dengan mekanisme pembayaran secara langsung (LS) kepada penyedia

barangjasa atau Bendahara Pengeluaranpihak lainnya yang berhak menerima pembayaran Namun

apabila pembayaran secara LS tersebut tidak dapat dilakukan maka pembayaran tagihan kepada

penerima hak dilakukan dengan Uang Persediaan (UP) maupun Tambahan Uang Persediaan (TUP)

Pada awal tahun anggaran Kuasa Pengguna Anggaran mengajukan permintaan kebutuhan UP

kepada KPPN sebesar kebutuhan operasional Satker dalam satu bulan UP tersebut merupakan uang

muka kerja dari Kuasa BUN (KPPN) kepada Bendahara Pengeluaran yang dapat dimintakan

penggantiannya (revolving) Revolving GUP dapat dilakukan ketika UP telah digunakan sebesar 50

Pengelolaan UP suatu satuan kerja dapat dijadikan sebagai salah satu parameter kesesuaian

besarnya UP yang dikelola oleh satuan kerja dengan norma waktu pengajuan GUP selama satu bulan

Hal ini sejalan dengan program pengurangan outstanding UP sehingga idle cash pada bendahara akan

semakin berkurang

Sementara itu Satker juga dapat mengajukan permohonan TUP apabila terdapat kebutuhan pem-

bayaran mendesak yang melebihi besaran UP biasa Apabila permohonan disetujui maka sebagaima-

na pertanggungjawaban UP dalam jangka 1 bulan setelah TUP diterima Satker harus memper-

tanggungjawabkannya ke KPPN

91 LAKIN DJPb 2020

Selain itu Indikator Pengelolaan UP dan TUP juga mempertimbangkan sisa dana UP dan TUP yang

belum disetor pada akhir tahun (31 Desember) sebagai penalti nilai kinerja (mengubah status tepat

waktu menjadi terlambat untuk pertanggungjawaban UP dan TUP terakhir) Formulanya adalah se-

bagai berikut

b Indikator Penyampaian LPJ Bendahara (bobot nilai 5)

Bendahara Pengeluaran merupakan pejabat perbendaharaan yang secara fungsional bertanggung

jawab kepada Kuasa BUN dan secara pribadi bertanggung jawab atas seluruh uangsurat berharga

yang dikelolanya dalam rangka pelaksanaan APBN Bendahara Pengeluaran wajib menyusun Laporan

Pertanggungjawaban (LPJ) setiap bulan atas uangsurat berharga yang dikelolanya LPJ tersebut

disusun berdasarkan pembukuan Bendahara yang telah direkonsiliasi dengan Unit Akuntansi Kuasa

Pengguna Anggaran (UAKPA) LPJ yang disusun oleh Bendahara Pengeluaran yang benar tersebut

disampaikan kepada KPPN setiap bulannya paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya LPJ tersebut

akan diverifikasi kebenarannya oleh KPPN

Tingkat ketepatan waktu penyampaian LPJ Bendahara suatu Satker dapat dijadikan sebagai salah

satu indikator kinerja pelaksanaan APBN Satker karena dapat menunjukkan tingkat kepatuhan

pelaksanaan penatausahaan transaksi-transaksi APBN yang melalui Bendahara Bendahara

Pengeluaran Formulanya sebagai berikut

c Indikator Penyampaian Data Kontrak (bobot nilai 15)

Data kontrak diperlukan untuk memastikan komitmen yang telah dibuat pemerintah telah dica-

dangkan dan tersedia dananya sehingga dapat dibayarkan pada saat Satker mengajukan permintaan

pembayarannya Data Kontrak yang memuat ringkasan mengenai kontrakperikatan yang dilakukan

oleh Satker dengan pihak ketiga wajib dilaporkan kepada KPPN paling lambat lima hari kerja

setelah kontrakperikatan tersebut ditandatangani Kewajiban Satker tersebut diatur dalam Pera-

turan Menteri Keuangan Nomor 190PMK052012 jo PMK 178PMK052018 tentang Tata Cara Pem-

bayaran dalam rangka Pelaksanaan APBN

Data kontrak diperlukan untuk memastikan komitmen yang telah dibuat pemerintah telah dica-

dangkan dan tersedia dananya sehingga dapat dibayarkan pada saat Satker mengajukan permintaan

pembayarannya Semakin meningkatnya frekuensi ketepatan waktu penyampaian data kontrak dari

Satker ke KPPN akan mendorong kinerja pelaksanaan APBN yang semakin baik Data kontrak yang

digunakan dalam perhitungan IKPA adalah data tanggal verifikasi oleh KPPN Formulanya sebagai

berikut

LAKIN DJPb 2020 92

c Indikator Dispensasi SPM (bobot nilai 5)

Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan APBN pada saat menjelang akhir tahun anggaran telah diatur

batas waktu penyampaian SPM ke KPPN sesuai dengan masing-masing jenis SPM dan tahapan

penyelesaian pekerjaan Pembagian batas waktu tersebut terutama ditujukan untuk kelancaran

penyelesaian pembayaran dan optimalisasi penyediaan kas Kepatuhan satuan kerja terhadap jadwal

penyampaian SPM tersebut menunjukkan bahwa perencanaan pelaksanaan kegiatan dan

perencanaan penarikan dana dilakukan secara efektif dan efisien sehingga mendukung kelancaran

pelaksanaan APBN khususnya menjelang berakhirnya suatu tahun anggaran

Terdapat kekhususan terhadap pelaksanaan pekerjaan dalam penanganan bencana alam adanya

kondisi kahar (force majeur) dan pemilihan kepala daerah serentak satker dapat mengajukan

dispensasipengajuan SPM diluar jadwal yang telah ditentukan Namun terdapat juga kondisi tertentu

berdasarkan surat pernyataan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang menyebabkan satker

menyampaikan dispensasi pengajuan SPM Adanya pengajuan karena kondisi tertentu tersebut dapat

mengindikasikan kurang disiplinnya suatu

satker mematuhi ketentuan-ketentuan

pelaksanaan APBN

Capaian IKPA Indikator Dipensasi SPM dihi-

tung berdasarkan kategori jumlah SPM yang

mendapatkan dispensasi yakni

3 Efektifivitas Pelaksanaan Kegiatan dengan indikator sebagai berikut

a Indikator Penyelesaian Tagihan (bobot nilai 12)

Time frame penyelesaian tagihan atas beban APBN berdasarkan PMK 190 adalah 17 hari kerja yang

dibagi dalam empat tahap yaitu 5 hari kerja untuk proses antara BAST sampai dengan tagihan dari

pihak ketiga disampaikan kepada satker 5 hari kerja untuk proses dari tagihan pihak ketiga menjadi

SPP 5 hari kerja untuk proses dari SPP menjadi SPM untuk disampaikan ke KPPN dan 2 hari kerja

untuk proses dari SPM menjadi SP2D Tagihan tepat waktu adalah jika SP2D telah terbit 17 hari kerja

sejak tanggal BAST Jika lebih dari 17 hari kerja maka dinyatakan terlambat Tim e fram e penyelesaian

tagihan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu parameter kinerja pelaksanaan anggaran Se-

makin tinggi frekuensi penyelesaian tagihan suatu Satker melebihi jangka waktu total tujuh belas hari

kerja maka mengindikasikan rendahnya kualitas kinerja pelaksanaan anggaran Satker tersebut For-

mulanya sebagai

berikut

b Indikator Penyerapan Anggaran (bobot nilai 15)

Anggaran yang dialokasikan pada Satker merupakan instrumen untuk mendukung pelaksanaan

tugas dan fungsinya masing-masing Sebagai salah satu indikator kinerja pelaksanaan angaran ting-

kat realisasi penyerapan anggaran memang masih menjadi rujukan utama pengukuran kinerja

pelaksanaan anggaran mengingat sampai dengan saat ini realisasi penyerapan anggaran masih

menjadi fokus perhatian belanja pemerintah dan mencerminkan progress pelaksanaan kegiatan pada

KL

Subkriteria Nilai 0 SPM 100

1 - 5 SPM 95 6 - 10 SPM 90 11 - 20 SPM 85 gt 20 SPM 80

93 LAKIN DJPb 2020

Setiap dana yang dialokasikan harus digunakan secara optimal agar belanja pemerintah dapat

memberikan manfaat Penyerapan anggaran yang optimal bukan hanya memperhatikan persentase

realisasi melainkan juga pada periodewaktu realisasi anggaran tersebut Realisasi anggaran yang

bertumpu di akhir tahun berdampak pada berkurangnya multiplier effect atas belanja pemerintah

pada tahun anggaran berkenaan Target penyerapan anggaran Triwulan 1 = 15 Triwulan 2 = 40

Triwulan 3 = 60 dan Triwulan 4 = 90 Formulanya dihitung dalam dua tahap sebagai berikut

Nilai Kinerja Penyerapan Anggaran Triwu-

lanan (NKPAn)

Setelah memperoleh NKPAn maka Nilai IKPA Penyerapan Anggaran

dapat dihitung dengan formula berikut

c Indikator Retur SP2D (bobot nilai 5)

Retur SP2D adalah penolakanpengembalian atas pemindahbukuan danatau transfer pencairan

APBN dari BankKantor Pos Penerima kepada BankKantor Pos Pengirim Retur SP2D mengakibat-

kan adanya utang negara kepada pihak ketiga dan terlambatnya manfaat yang diterima pihak yang

berhak mendapatkan pembayaran

Penyebab retur SP2D antara lain kesalahanperbedaan namanomor rekening pada SP2D dengan

data perbankan Selain itu kesalahan dalam penulisan nama bank penerima rekening tidak aktif

tutuppasif juga sering menjadi penyebab retur Pada prinsipnya retur terjadi sebagai akibat

lemahnya verifikasi data supplier dan tidak akuratnya penginputan data rekening yang dilakukan

oleh Satker ke dalam data supplier Formulanya se-

bagai berikut

4 Efisiensi Pelaksanaan Kegiatan dengan indikator sebagai berikut

a Indikator Renkas (bobot nilai 5)

KPA menyampaikan Rencana Penarikan Dana (RPD) Harian untuk semua jenis SPM yang nilainya

masuk dalam klasifikasi transaksi besar sebagai informasi kepada Bendahara Umum Negara atau

Kuasa Bendahara Umum Negara dengan tujuan pengelolaan likuiditas kas negara berdasarkan Per-

aturan Menteri Keuangan Nomor 197PMK052017 RenkasRPD harian wajib disampaikan ke KPPN

5 hari kerja sebelum SPM diajukan ke KPPN untuk transaksi dengan nilai kotor lebih dari 1 milyar

10 hari kerja sebelum SPM diajukan ke KPPN untuk transaksi 500 milyar atau lebih Dan 15 hari ker-

ja sebelum SPM diajukan ke KPPN untuk transaksi 1 triliun atau lebih

Ketepatan waktu penyampaian RPD Harian merupakan salah satu parameter kinerja pelaksanaan

anggaran suatu satker karena di satu sisi mendukung tata kelola manajemen kas yang efektif bagi

Bendahara Umum Negara dan di sisi lain menunjukkan perencanaan kegiatan dan perencanaan

penarikan dana pada satker

tersebut telah disusun secara

matang Formulanya sebagai

berikut

LAKIN DJPb 2020 94

b Indikator Kesalahan SPM (bobot nilai 5)

Satker KL mengajukan tagihan atas beban APBN dengan menerbitkan SPM yang disampaikan ke

KPPN KPPN melakukan verifikasi terhadap SPM tersebut untuk diterbitkan SP2D yang menjadi da-

sar pembayaran kepada pihak ketiga Jika terdapat berkas SPM yang tidak lengkap danatau kesala-

han ADK SPM maka SPM yang diajukan Satker ditolak oleh KPPN sehingga harus diperbaiki terlebih

dahulu oleh Satker agar dapat dilakukan pembayaran kepada pihak ketiga Kesalahan tersebut me-

nyebabkan tertundanya pembayaran kepada pihak ketiga yang akhirnya berdampak pada tingkat

realisasi anggaran

Formulanya sebagai

berikut

Dengan kategori rasio sebagai berikut

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL tahun 2020 kemudian dihitung sebagai berikut

IKU tersebut pada tahun 2020 mempunyai target 88 dengan periode pelaporan triwulanan

Perhitungan polarisasi data menggunakan maximize (semakin tinggi realisasi terhadap target maka

semakin baik capaian kinerjanya) dan jenis konsolidasi periode menggunakan average (realisasi yang

digunakan adalah angka rata-rata dalam periode bersangkutan) Target tersebut lebih tinggi dari

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Keuangan tahun 2015-2019 untuk tahun 2019

sebagaimana diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-239PB2015

tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perbendaharaan Tahun 2015-2019

Realisasi IKU Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL Tahun 2020 adalah 9219 Nilai tersebut

diperoleh dari rata-rata nilai kinerja pelaksanaan anggaran tahun 2020 secara triwulanan yaitu pada

periode triwulan III dan IV dikarenakan pada periode triwulan I dan II tahun 2020 dilaksanakan

relaksasi perhitungan IKPA Capaian pada periode triwulan III dan Triwulan IV masing-masing adalah

sebesar 9413 untuk Triwulan III dan sebesar 9025 untuk triwulan IV Penjelasan detail capaian IKU

IKPA di Tahun 2020 dapat diuraikan sebagai berikut

1) Triwulan I dan II

Sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-258PB2020 tanggal 23 Maret

2020 hal Kebijakan Relaksasi Penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Tahun 2020

pada Aplikasi OM-SPAN dinyatakan bahwa sehubungan dengan langkah antisipatif terhadap

penyesuaian kebijakan pelaksanaan anggaran belanja KL akibat kondisi kahar (forcemajeure) yang

disebabkan oleh risiko penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) maka dalam rangka

men-dukung kebijakan refocusing kegiatan dan realokasi anggaran KL untuk percepatan

penanganan COVID-19 maka penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) tahun 2020

pada Aplikasi OMSPAN tidak dilakukan sampai dengan batas waktu yang akan diatur lebih lanjut

Subkriteria Nilai 0 100

gt000 - 150 95

gt 150 - 300 90

gt 300 - 500 85

gt 500 80

Nilai Kinerja Pelaksanaan = IKPA = [5 (REV) + 5 (HAL3) + 5 (RTR) + 15 (REAL) + 12 (TAG) + 5 (SPM)

+ 5 (RPD) + 15 (KTR) + 8 (PUP) + 5 (LPJ) + 5 (DSPM) + 5 (MIN)] x 100

ϵϱgtltEWďϮϬϮϬ

Sehubungan dengan hal tersebut maka perhitungan IKU Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran IKPA

untuk periode triwulan I dan II tahun 2020 dinyatakan NA

ͶЌ cedilǢƐȗǿƧŀƲчRRRчţŀƲчcedilǢƐȗǿƧŀƲчROuml

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲчlaquoǿǢŀǷч$ƐǢơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчrƼưƼǢчlaquo-ͺ͵ϼ ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧч͵ͻчbǿƧƐчͶʹͶʹчƋŀƧч

ūƲƐƧŀƐŀƲчRd чdϼfчcedilǢƐȗǿƧŀƲчRRRчţŀƲчROumlчǟŀţŀчǟƧƐƤŀǪƐчplaquo rϰчưŀƤŀчǟŀţŀчǟūǢƐƼţūчcedilǢƐȗǿƧŀƲчRRRчţŀƲчROumlч

ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчRdiquestчrƐƧŀƐчdƐƲūǢơŀч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчdϼfчţūƲƄŀƲчͶчƐƲţƐƤŀǷƼǢч

ȝŀƲƄчưŀǪƐƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǢūƧŀƤǪŀǪƐчȝŀƐǷǿчpoundūȖƐǪƐч$R чţŀƲч$ūȖƐŀǪƐчMŀƧŀưŀƲчRRRч$R ϯчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǿƲǷǿƤч

ƤūţǿŀчcedilǢƐȗǿƧŀƲчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱч

ŀЌ cedilǢƐȗǿƧŀƲчRRR

śЌ cedilǢƐȗǿƧŀƲчROuml

$ūƲƄŀƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч rƐƧŀƐч dƐƲūǢơŀч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƲƄƄŀǢŀƲч dϼfч ǷūƧŀƋч ưūưūƲǿƋƐч ǷŀǢƄūǷч

ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч ūưūƲǿƋŀƲч

ǷŀǢƄūǷчǷūǢǪūśǿǷчǪūŜŀǢŀчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷч rϼ rϼ rϼ ͼͼ ͼͼ ͼͼ ͼͼ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - - - ͽϰ͵ͷ ͽϰ͵ͷ ͽʹϰͶ ͽͶϰ͵ͽ ŀǟŀƐŀƲ - - - ͵ʹͺϰͽͻ ͵ʹͺϰͽͻ ͵ʹͶϰͺ ͵ʹϰͻͺ

rƼ ǪǟūƤ RƲţƐƤŀǷƼǢ rƐƧŀƐ ƼśƼǷ rƐƧŀƐ

͵ϯ dūǪūǪǿŀƐŀƲчţūƲƄŀƲчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲ

poundūȖƐǪƐч$R чЋpoundOumlЌ $ūȖƐŀǪƐчMŀƧŀưŀƲчRRRч$R чЋMfͷЌ ŀƄǿчpƐƲǿǪчЋpRrЌ

͵ʹʹ ͼͻϰͽͼ ͽͽϰ͵ͷ

җ җ җ

- -

ϰͽͺ

Ͷϯ ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀЙƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲ

poundūǷǿǢчlaquo Ͷ$чЋpoundcedilpoundЌ ūƲȝūǢŀǟŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋpoundfЌ ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчcedilŀƄƐƋŀƲчЋcedilFЌ dƼƲɯǢưŀǪƐчŀǟŀƐŀƲчǿǷǟǿǷчЋdЌ

ͽͽϰͺʹ ͽͽϰͼ ͽͻϰʹͼ ͽͻϰͷͷ

җ ͵җ ͵Ͷҗ ͵ʹҗ

ϰͽͼ ͵ϰͽͶ ͵͵ϰͺ ͽϰͻͷ

ͷϯ ɯǪƐūƲǪƐч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчdūƄƐŀǷŀƲ

ūƲƄūưśŀƧƐŀƲϼdūǪŀƧŀƋŀƲчlaquo pчЋlaquo pЌ poundūƲƤŀǪчЋpound $Ќ

ͼʹϰʹʹ ͽͻϰͺʹ

җ җ

͵Ͷϰʹͽ ϰͼͼ

ϯ dūǟŀǷǿƋŀƲчǷūǢƋŀţŀǟчǢūƄǿƧŀǪƐ

$ŀǷŀчdƼƲǷǢŀƤчЋdcedilpoundЌ ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчiquest чЋ iquest Ќ poundūƤƼƲчf bчЋf bЌ $ƐǪǟūƲǪŀǪƐч ūƲȝŀưǟŀƐŀƲчlaquo pчЋ$ laquopЌ

ͼʹϰͻ ͽϰͷͺ ͽͽϰͶʹ ͵ʹʹ

͵җ ͼҗ җ җ

͵Ͷϰʹͽ ͻϰ ϰͽͺ

biquestpfM ͽϰ͵ͷ

rƼ ǪǟūƤ RƲţƐƤŀǷƼǢ rƐƧŀƐ ƼśƼǷ rƐƧŀƐ

͵ϯ dūǪūǪǿŀƐŀƲчţūƲƄŀƲчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲ

poundūȖƐǪƐч$R чЋpoundOumlЌ $ūȖƐŀǪƐчMŀƧŀưŀƲчRRRч$R чЋMfͷЌ ŀƄǿчpƐƲǿǪчЋpRrЌ

͵ʹʹ ͼͷϰͷ ͽͽϰ͵

җ җ җ

- -

ϰͽͼ

Ͷϯ ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀЙƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲ

poundūǷǿǢчlaquo Ͷ$чЋpoundcedilpoundЌ ūƲȝūǢŀǟŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋpoundfЌ ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчcedilŀƄƐƋŀƲчЋcedilFЌ dƼƲɯǢưŀǪƐчŀǟŀƐŀƲчǿǷǟǿǷчЋdЌ

ͽͽϰͺͺ ͵ʹʹ ͽͼϰͺͼ ͺϰʹͶ

җ ͵җ ͵Ͷҗ ͵ʹҗ

ϰͽͼ ͵

͵͵ϰͼ ͺϰʹ

ͷϯ ɯǪƐūƲǪƐч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчdūƄƐŀǷŀƲ

ūƲƄūưśŀƧƐŀƲϼdūǪŀƧŀƋŀƲчlaquo pчЋlaquo pЌ poundūƲƤŀǪчЋpound $Ќ

ͼϰʹʹ ͽͻϰͺ

җ җ

ϰͶ ϰͼͼ

ϯ dūǟŀǷǿƋŀƲчǷūǢƋŀţŀǟчǢūƄǿƧŀǪƐ

$ŀǷŀчdƼƲǷǢŀƤчЋdcedilpoundЌ ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчiquest чЋ iquest Ќ poundūƤƼƲчf bчЋf bЌ $ƐǪǟūƲǪŀǪƐч ūƲȝŀưǟŀƐŀƲчlaquo pчЋ$ laquopЌ

ͼϰͼͷ ͽϰͷ ͺͻϰͷ͵ ͵ʹʹ

͵җ ͼҗ җ җ

͵Ͷϰͼͻ ͻϰ ͷϰͷͻ

biquestpfM ͽʹϰͶ

LAKIN DJPb 2020 96

Berdasarkan tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa selain telah memenuhi target tahunannya pada

tahun 2020 capaian IKU tersebut juga telah memenuhi target triwulanannya Perbandingan

realisasi IKU tersebut dengan realisasi tahun 2016 sampai dengan 2020 dapat ditunjukkan sebagai

berikut

Dibandingkan dengan target yang tercantum dalam Renstra Kementerian Keuangan Tahun 2015-

2019 dan RPJMN Tahun 2015-2019 maka pemenuhan target IKU kinerja pelaksanaan anggaran KL

untuk lima tahun terakhir dapat ditunjukkan sebagai berikut

Dari tabel tersebut ditunjukkan bahwa realisasi IKU tersebut dari tahun 2016 sampai dengan tahun

2020 selalu memenuhi target yang ditetapkan pada Kontrak Kinerja maupun Renstra

Meskipun target IKU tercapai terdapat beberapa hal dianggap membuat capaian IKU tersebut

kurang optimal dan menjadi tantangan di antaranya

1) Pola penyerapan anggaran yang kurang proporsional dan menumpuk di akhir tahun terutama

terkait dengan kebijakan refocusing dan realokasi anggaran serta pembatalanpenundaan

pelaksanaan programkegiatan karena dampak Covid-19

2) PengembalianKesalahan SPM yang masih banyak yang sebagian besar disebabkan oleh pe-

nolakan karena kesalahan pada data supplier

3) Rendahnya akurasi satker KL dalam merencanakan penggunaan dana yang menyebabkan nilai

deviasi halaman III DIPA menurun kondisi ini berdampak pada manajemen kas pemerintah yang

tidak optimal

4) Rendahnya pengunggahan data capaian output disebabkan oleh masih terfokusnya perhatian

stakeholder (satker KL) pada proses penyelesaian pekerjaankegiatan pertanggungjawaban bel-

anja pada akhir tahun

Dengan demikian dapat diidentifikasi sebagai akar permasalahan dalam optimalisasi pencapaian

kinerja pelaksanaan anggaran antara lain

1) Perubahan kebijakan pelaksanaan programkegiatan KementerianLembaga

Tahun Q1 Q2 Smt1 Q3 Sd Q3 Q4 Y 2016 7860 8514 8187 8022 8132 9050 8362 2017 8665 8537 8601 8381 8528 9247 8708 2018 8730 8628 8679 8873 8744 8893 8781 2019 9565 9420 9493 9483 9489 9596 9516 2020 - - - 9413 9413 9025 9219

TARGETREALISASI TAHUN IKU

2016 2017 2018 2019 2020

IKU Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL

Target IKU pada Renstra Kemenkeu 2015-2019 75 75 80 80 -

Target IKU pada Renstra DJPb 2015-2019 75 75 80 80 -

Target IKU pada Renstra Kemenkeu 2020-2024 - - - - 802

Target IKU pada Renstra DJPb 2020-2024 - - - - 88

Target IKU pada Kontrak Kinerja (KK) DJPb 75 75 80 88 88

Realisasi IKU 8362 8708 8781 9516 9219

97 LAKIN DJPb 2020

2) Kepatuhanketertibandisiplin satker yang masih rendah dalam menginput data supplier dengan

benar dan valid berdasarkan data dukung (Rekening Koran dan atau NPWP)

3) Tidak konsistennya KL dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan

4) Fokus perhatian stakeholder (satker KL) masih berada pada proses penyelesaian pekerjaan

kegiatan pertanggungjawaban belanja pada akhir tahun

Tindakan-tindakan yang telah dilaksanakan untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam

pencapaian IKU tersebut yaitu

1) Menerbitkan dan menyampaikan surat langkah-langkah strategis peningkatan kualitas kinerja

pelaksanaan anggaran Tahun 2019 kepada KL Kanwil dan KPPN terdiri dari

a) Surat Menkeu Nomor S-837MK052019 tanggal 22 Nov 2019 hal Langkah-langkah Strategis

Pelaksanaan Anggaran KL TA 2020

b) Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-1827PB2019 tanggal 3 Des 2019 hal Tindak Lanjut

Langkah-langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran KL TA 2020 dan

c) Nota Dinas Dirjen Perbendaharaan Nomor ND-984PB2019 tgl 4 Des 2019 hal Petunjuk Teknis

Langkah-langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran KL TA 2020 pada Kanwil DJPb dan KPPN

2) Melaksanakan kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran (EPA) setiap triwulan (sebelum pandemi)

dan secara bulanan mulai bulan Agustus untuk mengawal pelaksanaan Program PC-PEN dengan

rincian sebagai berikut

a) Bulan Desember 2019 dan Januari 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor UND-422

PB22019 tanggal 23 Des 2019 hal Undangan Kegiatan EPA Triwulan IV Tahun 2019

b) Bulan Maret 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor S-38PB22020 tanggal 19 Feb

2020 hal Undangan Kegiatan EPA Triwulan I 2020

c) Bulan Mei 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor S-90PB22020 tanggal 11 Mei

2020 hal Undangan Kegiatan EPA Triwulan II

d) Bulan Agustus 2020 sesuai undangan Direktur PA UND-161PB22020 tanggal 5 Agust 2020 hal

Undangan Kegiatan EPA Bulan Agustus (Triwulan III) Tahun 2020

e) Bulan September 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor UND-195PB22020 tang-

gal 20 Sep 2020 hal Undangan EPA Triwulan III (September 2020)

f) Bulan Oktober 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor UND-217PB22020 tanggal

20 Okt 2020 hal Undangan EPA bulan Oktober 2020

g) Bulan November 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor UND-238PB22020 tang-

gal 23 November 2020 hal Undangan EPA bulan November 2020

3 Pengembangan aplikasi OM SPAN untuk mendukung monitoring dan perhitungan capaian IKPA

secara otomatis sesuai reformulasi IKPA berdasarkan PER-4PB2020 maupun relaksasi dan

reaktivasi penilaian untuk mendukung akselerasi penyerapan anggaran PC-PEN

4 Penyempurnaan tools monev pelaksanaan anggaran pada aplikasi Monitoring dan Evaluasi Budget

Execution (MEBE) untuk memonitor perkembangan realisasi anggaran dan mendukung

pelaksanaan kegiatan EPA secara rutin

Rekomendasi rencana aksi terkait pencapaian IKU tersebut pada tahun 2021 antara lain

1 Melaksanakan EPA Bulanan dengan mengundang KL untuk memastikan langkah-langkah

strate-gis berjalan dengan optimal terutama Program Pemulihan Ekonomi Nasional

2 Melaksanakan Spending Review untuk evaluasi dalam rangka perbaikan kebijakan dan alokasi

anggaran tahun 2019 (pada bulan Januari 2019)

LAKIN DJPb 2020 98

Dalam rangka untuk memperbaiki kualitas perencanaan dan

penganggaran pada awal tahun 2020 Bappenas bekerja

sama dengan Kementerian Keuangan melaksanakan

reformasi di bidang perencanaan dan penganggaran negara yang bertujuan untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan dari kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya diantaranya

1 Ketidaksinkronan Program pada belanja pusat dan daerah sehingga pencapaian kinerjanya tidak opti-

mal

2 Perbedaaan Program yang digunakan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran sehingga sulit

dikonsolidasikan

3 Rumusan nomenklatur Program dan Outcome dari sebuah program tidak terlihat dan bersifat norma-

tive

4 Publik sulit memahami informasi kinerja pembangunan yang tertuang dalam dokumen perencanaan

dan penganggaran

5 Penerapan konsep ADIK (Arsitektur dan Informasi Kinerja) tidak menghasilkan peningkatan kualitas

rumusan output dan berkurangnya jumlah Output sebaliknya karena setiap satker harus men-

gusulkan output-nya untuk menunjukan keberadaannya maka banyak dihasilkan output-output keci

yang tidak riil dan bukan merupakan produk final yang diterima oleh masyarakat

Untuk itu maka disusun Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP) yang diharapkan dapat

mengatasi kelemahan dari kebijakan dan sistem perencanaan dan penganggaran yang telah

diimplementasikan sebelumnya khususnya untuk rumusan kegiatan dan keluaran

Tujuan RSPP KementerianLembaga diantaranya adalah untuk

1 Mewujudkan implementasi kebijakan money follow program

2 Memperkuat penerapan anggaran berbasis kinerja

3 Mengurangi terjadinya tumpang tindih program dan kegiatan antar KL

4 Meningkatkan keselarasan rumusan program dan kegiatan antara dokumen perencanaan dan doku-

men penganggaraan

5 Menyusun informasi kinerja perencanaan dan penganggaran yang mudah dipahami oleh publik

6 Menerapkan konsep value for money dalam proses perencanaan dan penganggaran serta pelaksa-

naannya

7 Meningkatkan integrasi belanja antar KL dan belanja Pusat-Daerah

8 Mewujudkan keterkaitan dan keselarasan antara Visi Misi Presiden Fokus pembangunan 7 Agenda

Pembangunan Tugas dan Fungsi KL dan Daerah

9 Mewujudkan keselarasan rumusan nomenklatur program kegiatan keluaranoutput kegiatan yang

mencerminkan ldquoreal workrdquo

Menindaklanjuti rencana kebijakan Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran tersebut

Kementerian Keuangan menyiapkan kebijakan pelaksanaan dan sistem informasi perencanaan dan

penganggarannya yang dalam pelaksanaannya melibatkan beberapa unit eselon I di lingkungan

Kemenkeu yaitu Ditjen Anggaran Ditjen perbendaharaan Setjen Kemenkeu dan Inspektorat Jenderal

IKU Tingkat implementasi redesign sistem penganggaran bertujuan untuk memastikan redesign

penganggaran lingkup Kemenkeu maupun KL dapat dilaksanakan secara tepat waktu Untuk DJPb IKU

ini mengukur ketercapaian atas komponen sebagai berikut

6b-CP Tingkat implementasi redesign

sistem penganggaran

99 LAKIN DJPb 2020

Persentase penyesuaian peraturan

Output Penyesuaian peraturan tergantung dari arahan pimpinanbterkait kedalaman penyusunan desain

anggaran yang baru Apabila dari arahan tersebut berimplikasi tidak perlu diubahnya peraturan maka

capaian komponen ini NA

Persentase penyesuaian aplikasi

Output Penyesuaian aplikasi SAKTI CW SPAN Satu Anggaran

Formula IKU

Tingkat implementasi = (Nilai 1 times 40) + (Nilai 2 times 60)

Target IKU Tingkat implementasi redesign sistem penganggaran untuk tahun 2020 pada Kontrak Kinerja

Kemenkeu-One DJPb sebesar 100 Realisasi capaian IKU ini di tahun 2020 sebesar 100 dan dicapai

pada triwulan II tahun 2020

Pengembangan Sistem Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran melalui Aplikasi SAKTI

Sistem informasi aplikasi untuk penerapan RSPP dilakukan melalui pengembangan pada Aplikasi

SAKTI Modul Penganggaran yang dilaksanakan oleh Direktorat SITP Ditjen Perbendaharaan Pengem-

bangan dimulai dengan penyusunan desainrancangan arsitektur penganggaran sebagai berikut

Serta penyusunan timeline penyelesaian pengembangan Aplikasi SAKTI sebagai bagian dari implementasi

RSPP tahun 2020 sebagai berikut

LAKIN DJPb 2020 100

Pemenuhan atas milestone implementasi RSPP tahun 2020 dibahas secara mingguan dalam ldquoWeekly

Meeting RSPP dan Implementasi SAKTI Tahun 2020rdquo yang dipimpin langsung oleh Staf Ahli Bidang OBTI

dan Staf Khusus Bidang Sistem Informasi dan TI yang dihadiri pula oleh Staf Ahli Bidang Pengeluaran

Negara serta perwakilan dari masing-masing unit eselon I yang terkait (DJPb DJA Itjen Pusintek dan

CTO)

Untuk menyelaraskan dengan jadwal siklus penyusunan APBN TA 2021 serta untuk menjalin sinergi

dengan unit eselon I terkait lain di lingkup Kemenkeu maka jadwal pengembangan RSPP menyesuaikan

dengan timeline penyusunan APBN tahun 2020 sebagai berikut

Sebagai pedoman untuk pelaksanaan RSPP telah diterbitkan Surat Edaran Bersama Menteri PPN

Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan NoS-122MK22020 tanggal 24 Juni 2020 hal Pedoman

Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran yang digunakan sebagai panduan dalam penyusunan

dan penelaahan Renja KL dan RKA KL mulai tahun anggaran 2021

No Uraian Kegiatan Waktu

1 Penetapan Daftar Program TA 2021 dan Pagu Indikatif TA 2021 8 Mei 2020

2 Koordinasi dan Konsolidasi RSP secara continue dalam ldquoWeekly Meeting SAKTIrdquo Struktur Anggaran Sistem IT dll

April-Juni 2020

3 Trilateral Meeting dalam rangka Penelaahan Rancangan Renja KL dan Pagu Ang-garan menggunakan Struktur AnggaranNomenklatur hasil RSP

M I ndash II Juni 2020

4 Perumusan draf SuratSurat Edaran Bersama Dirjen Anggaran dan Deputi Penda-naan Pembangunan tentang Pedoman penyusunan KRO dan RO

9 Juni 2020

5 Penetapan SuratSurat Edaran Bersama tentang panduan penyusunan KRORO da-lam rangka Penyusunan Renja KL TA 2021

M III Juni 2020

6 Trilateral Meeting Lanjutan dalam rangka Penelaahan Rancangan Renja KL dan Pa-gu Anggaran menggunakan Struktur AnggaranNomenklatur hasil RSP

M II ndash III 2020

7 Pengalokasian anggaran menurut program (sesuai daftar program hasil RSP) dalam rangka penyusunan rancangan Pagu Anggaran KL

M IV Juni 2020

8 Surat Bersama Menkeu dan Menteri PPN kepada KL tentang Pagu Anggaran (Menggunakan Daftar Program Tahun 2021 Hasil RSP)

M I Juli 2020

9 Penetapan PMK tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKAKL dan Penyusu-nan Penelaahan Pengesahan dan Pelaksanaan DIPA Tahun 2021 (Mengakomodir RSP)

M I Juli 2020

10 Penetapan PMK tentang Standar Biaya Keluaran TA 2021 (Mengakomodir RSP) M II Juli 2020

11 Penyusunan RKA-KL berdasarkan RKP dan Surat Bersama Menteri PPN dan Men-keu Renja-KL serta Daftar Program Tahun 2021 dan KRORO hasil RSP

M II ndash III Juli 2020

12 Penelaahan RKA-KL yang telah disusun dengan menggunakan struktur anggarannomenklatur hasil RSP

M III - M IV Juli 2020

13 Penyusunan RUU APBN beserta NK RAPBN 2019 (mengatur dan mengakomodir hasil RSP)

Mei ndash M III Okt 2020

14 Penetapan UU APBN (Pasal 12 ayat (1) PP 902010) M IV Okt 2020

15 Penyampaian kesepakatan hasil Pembahasan RUU APBN kepada menteripimpinan lembaga untuk menjadi Alokasi Anggaran

M I Nov 2020

101 LAKIN DJPb 2020

Pada akhir periode triwulan II tahun 2020 kegiatan pengembangan RSPP melalui Aplikasi SAKTI Modul

Penganggaran telah menyelesaikan Fitur RSPP dan KPJM yang siap digunakan di SAKTI production

dan siap untuk digunakan pada awal bulan Juli 2020

Dimulainya RSPP ditandai dengan diterbitkannya surat Dirjen Anggaran Nomor S-1090AG2020 tang-

gal 3 Juli 2020 tentang Pelaksanaan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran KK TA 2021 yang

meminta kepada seluruh pimpinan KementerianLembaga agar dalam penyusunan RKA-KL TA 2021

dan perhitungan KPJM menggunakan Aplikasi SAKTI yang telah menerapkan rumusan sesuai Redesain

Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP)

Disamping itu sebagai dampak dimplementasikannya RSPP telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan se-

bagai berikut ini diantaranya

1 Melaksanakan kegiatan Refreshment SosialisasiTraining Redesain Sistem Penganggaran melalui SAK-

TI kepada seluruh direktorat teknis di lingkup DJA Sekretaris DJA (Puslay Anggaran) dan DitPA

DJPb pada tgl 18 Juni 2020

2 Melaksanakan kegiatan Sosialisasi RSPP kepada Kementerian Lembaga yang dilaksanakan oleh

DJA pada tgl 25 Juni 2020

3 Melakukan integrasi SatuDJA dengan Aplikasi SAKTI yang telah digunakan untuk Penelaahan RKA-

KL TA 2021 secara online melalui Forum Penelaahan RKA-KL Online pada Aplikasi SAKTI

4 Melaksanakan pengembangan Modul Admin Modul Anggaran Modul Pelaksanaan dan Modul

Pelaporan pada Aplikasi SAKTI sebagai dampak dari RSPP yang telah diselesaikan 100 per tgl 12

Oktober 2020

5 Penyusunan Laporan Hasil Evaluasi Pengembangan dan Keamanan SAKTI Web untuk Modul Admin

dan Modul Anggaran oleh Inspektorat VII Itjen dan disampaikan kepada Direktorat SITP pada tgl 8

September 2020

6 Menyelesaikan pengembangan Custom Web-SPAN oleh DJA sebagai dampak implementasi RSPP

7 Menyelesaikan pengembangan pada Aplikasi SAS oleh Direktorat SITPDJPb sebagai dampak imple-

mentasi RSPP

Persentase Pencapaian Target Pendapatan BLU sebagaimana

dimaksud adalah Persentase Pendapatan Negara Bukan Pajak

(PNBP) yang diperoleh BLU dari jasa layanan yang diberikan

kepada masyarakat hibah terikattidak terikat dan hasil kerjasama BLU dengan pihak lain danatau

hasil usaha lainnya yang tercapai sesuai dengan target dalam UU APBN tahun 2020

Formula IKU

Tujuan IKU adalah Mengetahui sejauh mana BLU dapat melakukan optimalisasi terhadap sumber daya

yang dimiliki dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang danjasa

dengan tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan

pada prinsip efisiensi dan produktivitas serta praktik bisnis yang sehat

Target Pendapatan BLU disesuaikan dengan Perpres nomor 72 tahun 2020 tentang perubahan atas

perpres nomor 54 tahun 2020 tentang perubahan postur dan rincian APBN TA 2020

6c-N Persentase pencapaian

target pendapatan BLU

Ʃ Pendapatan BLU (jasa layanan + hibah + kerjasama) x 100

Ʃ (Target Pendapatan BLU dalam UU APBN 2020)

gtltEWďϮϬϮϬϭϬϮ

dūƲŀƐƤŀƲч ǟūƲţŀǟŀǷŀƲч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽч ŀƤƐśŀǷч ǟūƲţŀǟŀǷŀƲч ǟūǢƤūśǿƲŀƲч ƤūƧŀǟŀч

ǪŀȗƐǷчţŀƲчśūǢǷŀưśŀƋƲȝŀчơǿưƧŀƋчfiquestϯ

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǪǟūŜƐŀƧчưƐǪǪƐƼƲчưūǢǿǟŀƤŀƲч ǷǿƄŀǪч ƤƋǿǪǿǪчţƐƧǿŀǢч ŜƼǢūчśǿǪƐƲūǪǪчţƐч

śƐţŀƲƄчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчȝŀƲƄчţƐśūśŀƲƤŀƲчƤūǟŀţŀч$ƐǢūƤǷƼǢŀǷчbūƲţūǢŀƧч ūǢЙ

śūƲţŀƋŀǢŀŀƲϯч $ŀƧŀưч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ǷūǢǪūśǿǷч ǪūƧǿǢǿƋч ǪǿưśūǢч ţŀȝŀч $ƐǷơūƲч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţƐƋŀǢŀǟƤŀƲчţŀǟŀǷчśūƤūǢơŀчǪūŜŀǢŀчƼǟǷƐưŀƧϯ

ǟǷƐưŀƧчưūưƐƧƐƤƐчưŀƤƲŀчśŀƋȗŀч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчưŀưǟǿчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǷǿƄŀǪчǪǟūŜƐŀƧчưƐǪǪƐƼƲч

ǷūǢǪūśǿǷчǪūǪǿŀƐчǟūǢŀǷǿǢŀƲчȝŀƲƄчŀţŀчǪūǢǷŀчţŀǟŀǷчưūƲŜŀǟŀƐчǪŀǪŀǢŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲϯ

ч dƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͶϯч

cedilŀśūƧчͷϯͶчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͻ

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ƤƋǿǪǿǪч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǷǿƄŀǪч ƤƋǿǪǿǪч ţƐƧǿŀǢч

ŜƼǢūч śǿǪƐƲūǪǪч ţƐч śƐţŀƲƄч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ȝŀƲƄч ţƐśūЙ

śŀƲƤŀƲч Ƥūǟŀţŀч $ƐǢūƤǷƼǢŀǷч būƲţūǢŀƧч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϯч $ŀƧŀưч

ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ǷūǢǪūśǿǷч ǪūƧǿǢǿƋч ǪǿưśūǢч ţŀȝŀч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţƐƋŀǢŀǟƤŀƲч ţŀǟŀǷч śūƤūǢơŀч

ǪūŜŀǢŀчƼǟǷƐưŀƧϯчǟǷƐưŀƧчưūưƐƧƐƤƐчưŀƤƲŀчśŀƋȗŀч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчưŀưǟǿчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǷǿƄŀǪч

ǪǟūŜƐŀƧчưƐǪǪƐƼƲчǷūǢǪūśǿǷчǪūǪǿŀƐчǟūǢŀǷǿǢŀƲчȝŀƲƄчŀţŀчǪūǢǷŀчţŀǟŀǷчưūƲŜŀǟŀƐчǪŀǪŀǢŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟЙ

ƤŀƲϯ

RdiquestчRƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷǿƄŀǪчƤƋǿǪǿǪчţƐǪǿǪǿƲчǿƲǷǿƤчưūưƼƲƐǷƼǢчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷǿƄŀǪчlaquoŀǷƤūǢч

fiquestч ţƐч ƧƐƲƄƤǿǟч $b śϯч ч Rdiquestч RƲţūƤǪч ūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ƤƋǿǪǿǪч ţƐƋƐǷǿƲƄч śūǢţŀǪŀǢƤŀƲч rƐƧŀƐч

dƐƲūǢơŀчǢƄŀƲƐǪŀǪƐчЋrdЌчlaquoŀǷǿŀƲчdūǢơŀчfiquestчƧƐƲƄƤǿǟч$ƐǷơūƲч ūśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϰчȝŀƐǷǿчrdчţŀǢƐчǿƲƐǷчǪūśŀƄŀƐч

śūǢƐƤǿǷϱ

͵ϯ laquoŀǷƤūǢчŀţŀƲч ūƲƄūƧƼƧŀч$ŀƲŀч ūǢƤūśǿƲŀƲчdūƧŀǟŀчlaquoŀȗƐǷчЋ $ dlaquoЌ

Ͷϯ laquoŀǷƤūǢч ǿǪŀǷчRƲȖūǪǷŀǪƐч ūưūǢƐƲǷŀƋчЋ R Ќ

ͷϯ laquoŀǷƤūǢчŀţŀƲч ūƲƄūƧƼƧŀч$ŀƲŀчfƐƲƄƤǿƲƄŀƲчMƐţǿǟ

EƼǢưǿƧŀчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчRdiquestчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϱ

poundūŀƧƐǪŀǪƐччЋrdчǪŀǷƤūǢч $ dlaquoчȜчͷͷϰͷͷҗЌчѾччЋrdчlaquoŀǷƤūǢч R чȜчͷͷϰͷͷҗЌчѾччЋrdчlaquoŀǷƤūǢч R чȜчͷͷϰͷͷҗЌ

poundǿưǟǿƲ ūƲţŀǟŀǷŀƲ

dūǪūƋŀǷŀƲ ͵ͻϯͷ͵ϯͽ͵͵ϯͷϯͺͷ ūƲţƐţƐƤŀƲ Ͷ͵ϯͽͻϯͺͺͺϯͽ͵ϯͻͻͷ ūƲƄūƧƼƧŀч$ŀƲŀ ͺ͵ͽϯͺ͵ϯͽʹϯ͵ͷ͵ ūƲƄūƧƼƧŀчdŀȗŀǪŀƲ ϯʹͶϯͷͼϯͻͻͶϯͼͷ ŀǢŀƲƄϼbŀǪŀчfŀƐƲƲȝŀ ͶϯͺͶͼϯͽϯͷʹͷϯͷͻͺ

cedilƼǷŀƧ ͺͽϯͺͼʹϯ͵ͷϯ͵ͷϯͻͽ

cedilŀǢƄūǷ ʹϯʹʹʹϯͶͼʹϯ͵ͼͶϯʹʹʹ

ūǢǪūƲǷŀǪū ͵ͷͽϰͷͺҗ

bǿưƧŀƋчfiquest

Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͽ ͶʹͶʹ

Ͷ͵ͻ Ͷͷͺ Ͷͷ

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͻ

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчUumlOtildemacrfrac14

AacutemacrUumlUumlmacrEgraveAcircȝŀƲƄч

ƼǟǷƐưŀƧч

laquolaquoчͻϱч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчUumlOtildemacrfrac14AacutemacrUumlUumlmacrEgraveAcircȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ

dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ

ͻŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷǿƄŀǪчƤƋǿǪǿǪч ͵ʹʹ ͵͵͵ϰͷ ͵͵͵ϰͷ

ͻŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч

ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷǿƄŀǪчƤƋǿǪǿǪч

ϭϬϯgtltEWďϮϬϮϬ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ͵ʹʹҗч ǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ǷŀǢƄūǷч Rdiquestч ȝŀƲƄч ǷūǢŜŀƲǷǿưч ţŀƧŀưч

poundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǟŀţŀчǪϯţϯчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчŀţŀƧŀƋϱч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǷūƧŀƋчưūƧŀưǟŀǿƐчţŀǢƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲϰчƲŀưǿƲчǷūǢţŀǟŀǷчśūśūǢŀǟŀчƐǪǿчţŀЙ

ƧŀưчǿǟŀȝŀчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷϰчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ ŀţŀчlaquoŀǷƤūǢч $ dlaquo

ŀϯ ŀţŀч ǷŀƲƄƄŀƧч ͵ч bŀƲǿŀǢƐч ͶʹͶʹч ǟǿƲƄǿǷŀƲч ŀǷŀǪч ūƤǪǟƼǢч dūƧŀǟŀч laquoŀȗƐǷϰч Oslashccedil Vfrac14Aacute Imacrfrac14 Ћ Ќч ţŀƲч

ǢƼţǿƤчcedilǿǢǿƲŀƲƲȝŀчǷūƧŀƋчţƐƤūƲŀƤŀƲчƤūưśŀƧƐϰчţūƲƄŀƲчcedilƼǷŀƧч ǿƲƄǿǷŀƲчbŀƲǿŀǢƐчǪϼţч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹч

ŀţŀƧŀƋчpoundǟϯчͶ чʹϯͶͻʹϯͺͺ ϯ͵ͻͻϯ͵ ͷʹϰ-

śϯ ūǢţŀǪŀǢƤŀƲчǷŀǢƄūǷч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчpoundǟчͺϯͽͼ͵ϯʹ ʹ ϯʹʹʹʹϯʹʹʹϰ-чưŀƤŀчǪŀưǟŀƐчśǿƧŀƲч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹч

ǢūŀƧƐǪŀǪƐчǟūƲūǢƐưŀŀƲчţŀǢƐчǟǿƲƄǿǷŀƲчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢччͶͽʹ

Ŝϯ poundūƲŜŀƲŀч ŀţŀƲȝŀч ǟūǢǿśŀƋŀƲч cedilŀǢƐƃч fŀȝŀƲŀƲч iquestưǿưч ŀţŀƲч ūƲƄūƧƼƧŀч $ŀƲŀч ūǢƤūśǿƲŀƲч ч dūƧŀǟŀч

laquoŀȗƐǷчǟŀţŀчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲϰчţŀƧŀưчǟǢƼǪūǪчpound pdϯ

ţϯ cedilūƧŀƋч ţƐǷūǢƐưŀч ǟŀţŀч poundūƤūƲƐƲƄч $ dlaquoч ŀǷŀǪч ƤƼǢūƤǪƐч ǟūƲţŀǟŀǷŀƲч ţŀƲŀч $ dlaquoч ǟŀţŀч $bч

ǪūśŀƲȝŀƤчͺͷчśƐƧƧƐƲƄчǪūƲƐƧŀƐчpoundǟϯч͵ͽϯʹͺͶϯͺ͵ϯͷͶͷϰ-ϯ

ūϯ ūǪŀǢŀƲчǷŀǢƐƃчǟǿƲƄǿǷŀƲчūƤǪǟƼǢчƤūƧŀǟŀчǪŀȗƐǷчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲчƋŀǢƄŀчǢūƃūǢūƲǪƐчdūưūƲǷūǢƐЙ

ŀƲч ūǢţŀƄŀƲƄŀƲчţūƲƄŀƲчŜǿǷчƼɬчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчǟǿƲƄǿǷŀƲчǷŀǢƐƃчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчǷŀƲƄƄŀƧчǟūƲūǢśƐǷŀƲч

ūưśūǢƐǷŀƋǿŀƲчƤǪǟƼǢчŀǢŀƲƄчЋ Ќϯ

ƃϯ ūƲƄūƲŀŀƲчǷŀǢƐƃчśŀǢǿчǷūǢǪūśǿǷчưǿƧŀƐчśūǢƧŀƤǿчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧч͵ʹч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹчŀǷŀǿчͻчƋŀǢƐчǪūǷūƧŀƋч

ţƐǿƲţŀƲƄƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧчͷч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹϯ

Ƅϯ $ŀǢƐчƋŀǪƐƧчǢūƤƼƲǪƐƧƐŀǪƐчƋŀǢƐŀƲчǟŀţŀчǿƧŀƲчrƼȖūưśūǢч-ч$ūǪūưśūǢчţƐƤūǷŀƋǿƐчśŀƋȗŀчǷūǢţŀǟŀǷччǟǿƲЙ

ƄǿǷŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƲȝŀǷŀƤŀƲч R$чЋǷūƧŀƋчǷūǢśƐǷчƲƼчrcedil fЌчǟŀţŀчŀǟƧƐƤŀǪƐчч-macrfrac14frac14macrAcirccopy=oacuteoumlƲŀưǿƲчţŀƲŀч

ǟǿƲƄǿǷŀƲч ǷūǢǪūśǿǷч ǷƐţŀƤч ţƐǷūǢƐưŀч ЋǟūƲŀưśŀƋŀƲЌч ǟŀţŀч ǢūƤūƲƐƲƄч $ dlaquoч ţƐч poundRч ǪūƲƐƧŀƐч poundǟч

͵ϯʹͽͶϯʹϯʹʹʹчϰ-чЋͷчśƐƧƧƐƲƄЌϯ

Ƌϯ ǷŀǪчƤūơŀţƐŀƲчǷūǢǪūśǿǷчǷūƧŀƋчţƐǪŀưǟŀƐƤŀƲчlaquoǿǢŀǷч ūƲŀƄƐƋŀƲч ūưśŀȝŀǢŀƲчţŀƲŀчǟǿƲƄǿǷŀƲчƤūǟŀţŀч

ŀƲƤчpoundRчưūƧŀƧǿƐчlaquoǿǢŀǷчrƼưƼǢϱчlaquo Ʋϱ͵ϼ$dlaquoϯͷϼͶʹͶʹчţŀƲчlaquo ƲϱͶϼ$dlaquoϯͷϼͶʹͶʹϯ

Ɛϯ ŀƲƤч poundRч ǷūƧŀƋчưūƲƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐч laquoǿǢŀǷч ūƲŀƄƐƋŀƲч ţŀǢƐч $ dlaquoч ţūƲƄŀƲчưūƧŀƤǿƤŀƲч ƤƼǢūƤǪƐч ţŀƲч

ǷūƧŀƋчưūƲƄƤǢūţƐǷƤŀƲчţŀƲŀчǟǿƲƄǿǷŀƲчǪūƲƐƧŀƐчpoundǟч͵ϯʹͽͶϯʹϯʹʹʹчϰ-чЋͷчśƐƧƧƐƲƄЌчǷūǢǪūśǿǷчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧч

͵ͼϼ͵ͶϼͶʹͶʹϯ

Ͷϯ ŀţŀчlaquoŀǷƤūǢч R

ŀϯ RdiquestчƐƲƐчưūǢǿǟŀƤŀƲчǪŀƧŀƋчǪŀǷǿчŀƧŀǷчǿƲǷǿƤчưūƲƄǿƤǿǢчƼǿǷŜƼưūǪчŀǷŀǪччǟūưśƐŀȝŀŀƲчiquestpƐϯч ŀţŀчȗŀƤЙ

ǷǿчǪǿǢȖūȝчŀȗŀƧчǪūśŀƄŀƐчśŀǪūƧƐƲūчţƐǟūǢƼƧūƋчƋŀǪƐƧчͺϰϯчbƐƤŀчǟŀţŀчǪǿǢȖūȝчǪūƧŀƲơǿǷƲȝŀϼūƲţƧƐƲūчţƐЙ

ǟūǢƼƧūƋчƲƐƧŀƐчǷǿǢǿƲчưŀƤŀчśūǢŀǢǷƐчǟūưśƐŀȝŀŀƲчiquestpƐчƼƧūƋч R чǷƐţŀƤчśūǢưŀƲƃŀŀǷϯч

śϯ ţŀƲȝŀч ǟŀƲţūưƐч ŜƼȖƐţч ǪūưǿƧŀч ţƐǟǢūţƐƤǪƐч ŀƤŀƲч ưūƲƄŀƧŀưƐч ǟūƲǿǢǿƲŀƲϯч rŀưǿƲч ƐƲƼȖŀǪƐ-ƐƲƼȖŀǪƐч

ǟūƲţŀưǟƐƲƄŀƲч ǪūŜŀǢŀч ţŀǢƐƲƄϰч ǟūƧŀǷƐƋŀƲч ǟūưŀǪŀǪŀƲч ǪūŜŀǢŀч ƼƲч ƧƐƲūϰч ƤūśƐơŀƤŀƲч ǢūƧŀƤǪŀǪƐϰч

ǟūưśūǢƐŀƲчưŀǪŀч ǷūƲƄƄŀƲƄϰч ţŀƲч ŀţŀƲȝŀч ǟǢƼƄǢŀưч ǪǿśǪƐţƐч śǿƲƄŀϰчưŀƤŀч ǟūƧŀƤǿч ǿǪŀƋŀч iquestpƐч ȝŀƲƄч

ǷūǢƤūƲŀчţŀưǟŀƤчǟŀƲţūưƐϰчưǿƧŀƐчśƐǪŀчśŀƲƄƤƐǷчţŀƲчśūǢǿǪŀƋŀчƤūưśŀƧƐϯ

rŀưŀчiquestƲƐǷ rd ƼśƼǷ rRƧŀƐ $ dlaquo ͵͵Ͷϰ ͷͷϰͷͷҗ ͷͻϰͼ

R ͵͵͵ϰʹͷ ͷͷϰͷͷҗ ͷͻϰʹ͵

$fM ͵͵ʹϰͼ͵ ͷͷϰͷͷҗ ͷͺϰͽͷ

poundūŀƧƐǪŀǪƐ ͵͵͵ϰͷ

RƲţūƤǪчŀǟŀƐŀƲ ͵͵͵ϰͷ

LAKIN DJPb 2020 104

c berdasarkan hasil survey keekonomian debitur endline semester I tahun 2020 diperoleh hasil

capaian NKD sebesar 4903 berarti terjadi peningkatan

d Namun meskipun meningkat dampak dari pandemic COVID terlihat dari penurunan nilai

kekonomian usaha dari 851 menjadi 838 khususnya indikator omset usaha dan tenaga kerja

Sedangkan nilai keekonomian pribadi masih menunjukkan peningkatan dari 3931 menjadi 4065

sehingga secara total NKD masih menunjukkan peningkatan

Identifikasi terhadap akar permasalahan yang menyebabkan terjadinya isu permasalahan tersebut diat-

as antara lain

1 Naiknya harga jual minyak kedelai di pasar Rotterdam

2 Besaran Selisih Kurang HIP Solar dengan HIP Biodiesel exclude Ongkos Angkut dan Ppn

3 Bencana pandemi Covid-19

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dan menunjang pencapaian IKU telah dilaksanakan

berbagai kegiatan antara lain

1 Rekonsiliasi pembayaran pungutan ekspor dengan data pemberitahuan pabean ekspor Kelapa Sawit

Crude Palm Oil (CPO) dan Produk Turunannya baik dilakukan secara manual maupun dengan

menggunakan Sistem e-Billing Levy

2 Melakukan Sosialisasi Perubahan Tarif Pungutan Ekspor Kelapa Sawit Crude Palm Oil (CPO) dan Produk

Turunannya (Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191PMK052020)

3 Telah disampaikan kembali Permohonan Konfirmasi Kebenaran Data Kurang Bayar Pungutan Ekspor

Kelapa Sawit Crude Palm Oil (CPO) dan Produk Turunannya periode Januari sd Juni 2020 (semester

I) kepada Ditjen Bea Cukai hasil Rekonsiliasi tersebut telah kami lakukan Validasi ulang dan telah

dilakukan pemeriksaan oleh Tim Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Nilai Pungutan Yang diterima

BPDPKS berdasaran perhitungan Besaran tonase kurs dan pengenaan tarif pungutan terhadap ekspor

kelapa sawit Crude Palm Oil (CPO) danatau produk turunannya sesuai PMK 1362019 dan PMK

572020

4 Telah diselesaikannya pengembangan sistem e-Billing Levy dalam rangka penyempurnaan sistem pem-

bayaran pungutan ekspor Kelapa Sawit Crude Palm Oil (CPO) dan Produk Turunannya

5 Memantau kelancaran arus data pada Sistem e-Billing Levy dan melakukan Koordinasi dengan pihak

pengembang (vendor) Perbankan (Bank Pengumpul) dan DJBC serta Pusintek

6 Telah dilakukan training of trainers kepada petugas KPPN yang akan melakukan survey keekonomian

debitur

7 Telah disampaikan surat kepada Penyalur terkait strategi pendampingan dalam masa COVID-19

8 Telah dilakukan penyempurnaan aplikasi monev yang digunakan oleh KPPN untuk melakukan survey

langsung kepada debitur

9 Telah dilakukan penyesuaian kuesioner survey untuk dapat dilakukan survey jarak jauh

10 Telah dilakukan FGD membahas preliminary result survey keekonomian debitur dengan melibatkan

lembaga penelitian al LIPI UKM Center UI SMERU MMI

ϭϬϱgtltEWďϮϬϮϬ

ч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͶͺϯч

cedilŀśūƧчͷϯͶͺчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͼ

fŀǟƼǢŀƲчdūǿŀƲƄŀƲч ЋfdЌч ţƐǪǿǪǿƲч ǿƲǷǿƤчưūƲȝūţƐŀƤŀƲч ƐƲƃƼǢưŀǪƐч

ȝŀƲƄч ǢūƧūȖŀƲчưūƲƄūƲŀƐч ǟƼǪƐǪƐч ƤūǿŀƲƄŀƲчţŀƲч ǪūƧǿǢǿƋч ǷǢŀƲǪŀƤǪƐч

ȝŀƲƄч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ƼƧūƋч dfч ţŀƲч iquestrч ǪūƧŀưŀч ǪŀǷǿч ǟūǢƐƼţūч

ǟūƧŀǟƼǢŀƲϯч fdч dfч ţŀƲч fdч iquestrч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǿƲǪǿǢч ǟūưśūƲǷǿƤч fŀǟƼǢŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷч

Ћfd ЌϯчǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄчfdчdϼfчţŀƲчfdчiquestrчŀƤŀƲчśūǢƤƼƲǷǢƐśǿǪƐчǷūǢƋŀţŀǟчƼǟƐƲƐч dчŀǷŀǪч

fd ϯч $ūƲƄŀƲчưūƲƄūǷŀƋǿƐч ǟūǢƤūưśŀƲƄŀƲч ƼǟƐƲƐч dч ŀǷŀǪч fdч dfч ţŀƲч fdч iquestrϰч ưŀƤŀч ţŀǟŀǷч ţƐƤūǷŀƋǿƐч

ǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲч ǷǢŀƲǪǟŀǢŀƲǪƐч ţŀƲч ŀƤǿƲǷŀśƐƧƐǷŀǪч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ƤūǿŀƲƄŀƲч ƲūƄŀǢŀϯч EƼǢưǿƧŀч Rdiquestч śūǢǿǟŀч ƼƐƲч

ƐƲţūƤǪчfdчdfчţŀƲчǟƼƐƲчƐƲţūƤǪчfdчiquestrчǿƲǷǿƤчưūƲƄūǷŀƋǿƐчŀǟŀƤŀƋчŜŀǟŀƐŀƲчǿƲǷǿƤчƐƲţƐƤŀǷƼǢчƼǟƐƲƐчtimescedil чţŀƲч

times$ чưūƲƐƲƄƤŀǷчţŀǢƐчȝŀƲƄчţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲϯ

cedilŀǢƄūǷчRƲţūƤǪчǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfdчdfчţŀƲчfdчiquestrчǟŀţŀчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчͷϰͺчţūƲƄŀƲчǢƐƲŜƐŀƲчͷч

dfчϼiquestrчưūưǟūǢƼƧūƋчƼǟƐƲƐчtimescedil чţŀƲчͷчdfϼiquestrчưūưǟūǢƼƧūƋчƼǟƐƲƐчtimes$ ϯчǟƐƲƐчfddfчţŀƲчfdiquestrчǟŀţŀч

cedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчȝŀƲƄчưūưǟūǢƼƧūƋчƼǟƐƲƐчtimescedil чŀţŀƧŀƋчǪūśŀƲȝŀƤчͼчdfϼiquestrчưūƲƐƲƄƤŀǷчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼчȝŀƐǷǿч

ǪūśŀƲȝŀƤчͼ͵чdfϯчlaquoūţŀƲƄƤŀƲчdfчȝŀƲƄчưūƲţŀǟŀǷƤŀƲчƼǟƐƲƐчtimes$ чưūƲǿǢǿƲчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼчȝŀƐǷǿчǪūưǿƧŀчч

dfчưūƲơŀţƐчͶчdfϯчlaquoūưūƲǷŀǢŀчdfчȝŀƲƄчưūƲţŀǟŀǷƤŀƲчƼǟƐƲƐчcedilp чţƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчǪŀưŀчţūƲƄŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼч

ȝŀƐǷǿч͵чdfϯчǟƐƲƐчtimescedil чưūưƐƧƐƤƐчƐƲţūƤǪчƲƐƧŀƐчϰчƼǟƐƲƐчtimes$ чưūưƐƧƐƤƐчƐƲţūƤǪчƲƐƧŀƐчͷϰчţŀƲчƼǟƐƲƐчtimescedil чưūưƐƧƐƤƐч

ƐƲţūƤǪч ƲƐƧŀƐч Ͷϯч laquoūƋƐƲƄƄŀч śūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ƋŀǪƐƧч ǟūưūǢƐƤǪŀŀƲч dч ǷūǢǪūśǿǷϰч ưŀƤŀч ŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч Шч RƲţūƤǪч

bǿưƧŀƋчfdчdfчţŀƲчfdчiquestrчȝŀƲƄчŀƲţŀƧчţūƲƄŀƲчƼǟƐƲƐчŀǿţƐǷчȝŀƲƄчŀƐƤЩчŀţŀƧŀƋчͷϰͽϯч

ŀţŀчƼǟƐƲƐчfddfчǿţƐǷūţчͶʹͶʹϰчǷūǢţŀǟŀǷч͵ͼчdϼfчȝŀƲƄчưūƲƄŀƧŀưƐчƤūƲŀƐƤŀƲчƼǟƐƲƐчȝŀƐǷǿϱ

cedilūǢţŀǟŀǷч͵чЋǪŀǷǿЌчdϼfчȝŀƲƄчưūưǟūǢƼƧūƋчƼǟƐƲƐчcedilp чǪūƧŀưŀччЋūưǟŀǷЌчǷŀƋǿƲчśūǢǷǿǢǿǷ-ǷǿǢǿǷϰчȝŀƐǷǿчŀţŀƲч

dūưŀƲŀƲчfŀǿǷϯ

ŀϯ $ŀǢƐчƼǟƐƲƐчtimes$ чƲŀƐƤчưūƲơŀţƐчtimescedil ϱ

͵Ќ dūưūƲǷūǢƐŀƲч ūƤūǢơŀŀƲчiquestưǿưчţŀƲч ūǢǿưŀƋŀƲчpoundŀƤȝŀǷϲ

ͶЌ dūưūƲǷūǢƐŀƲч ūưǿţŀчţŀƲчƧŀƋǢŀƄŀ

ͷЌ dƼưƐǪƐч ūưśūǢŀƲǷŀǪŀƲчdƼǢǿǟǪƐϲ

laquoūƧŀƐƲчƐǷǿϰчǷūǢţŀǟŀǷч͵чЋǪŀǷǿЌчdϼfчȝŀƲƄчưūƲƄŀƧŀưƐчǟūƲǿǢǿƲŀƲчƼǟƐƲƐϰчYacuteŀƐǷǿϱ

ŀϯ $ŀǢƐчƼǟƐƲƐчtimescedil чǷǿǢǿƲчưūƲơŀţƐчtimes$ ϱ

͵Ќ ŀţŀƲчlaquoƐśūǢчţŀƲчlaquoŀƲţƐчrūƄŀǢŀ

laquolaquoчͼϱчƤǿƲǷŀƲǪƐчţŀƲчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчƲūƄŀǢŀчȝŀƲƄчŀƤǿƲǷŀśūƧϰчǷǢŀƲǪǟŀǢŀƲчţŀƲчǷūǟŀǷчȗŀƤǷǿ

dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ

ͼś- ūǢǪūƲǷŀǪūчǢūƤƼưūƲţŀǪƐч dчŀǷŀǪчfd чţŀƲчfdчiquestrчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐ ͼͽҗ ͽͺϰͽͽҗ ͵ʹͼϰͽͼ

ͼŀ-r poundŀǷŀ-ǢŀǷŀчƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfdчdϼfчţŀƲчfdчiquestr ͷϰͺ ͷϰͽ ͵ʹͽϰͻͶ

ͼŀ-r poundŀǷŀ-ǢŀǷŀчƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐч dч

ŀǷŀǪчfdчdϼfчţŀƲчfdчiquestr

Akuntabilitas dan transparansi pertanggungjawaban pengelolaan keuangan

negara diwujudkan dengan penyusunan laporan keuangan oleh Pemerintah

Pusat Penyusunan laporan keuangan Pemerintah harus disusun secara

profesional dan modern Kualitas laporan keuangan Pemerintah dapat

diidentifikasi dari ketepatan waktu penyelesaian LKPP penyelesaian

rekomendasi BPK serta opini audit yang baik dari BPK

Sasaran Strategis 8

Akuntansi dan pelaporan

keuangan negara yang

akuntabel transparan

dan tepat waktu

LAKIN DJPb 2020 106

Informasi tentang target realisasi dan capaian IKU jumlah LK-KL dan LK-BUN yang andal dengan opini

audit yang baik tahun 2016 sd 2020 disajikan pada tabel di bawah ini

Target Realisasi dan Capaian IKU Indeks Jumlah LK-KL dan LK-BUN yang Andal dengan Opini Audit yang Baik Tahun 2016 sd2020

Capaian IKU Indeks Jumlah LK-KL dan LK-BUN yang andal dengan opini audit yang baik tahun 2016

sd2020 mengalami kenaikan dari tahun ke tahun Pada tahun 2020 capaiannya mencapai 10972 atau

melampaui target yang telah ditetapkan Langkah yang ditempuh dalam rangka pencapaian target

adalah

a Melakukan bimbingan akuntansi dalam penyusunan LKKLLKBUN sepanjang tahun 2020

b Melakukan pendampingan penyusunan LKKLLKBUN di tingkat Pusat serta mengoptimalkan

pembinaan dengan melibatkan unit vertikal DJPBN (KPPN dan Kanwil DJPBN) dalam pendampingan

penyusunan LK UAKPA (Satker) dan LK UAPPAW periode unaudited TA 2019 sehingga permasalahan

penyusunan LK dapat terdeteksi lebih dini

c Melakukan pendampingan pada saat Rekonsiliasi Tiga Pihak antara Kementerian Keuangan

Kementerian NegaraLembaga dan BPK pada tanggal 23-24 Maret 2020 serta 30-31 Maret dan 1-3

April 2020 secara virtual melalui aplikasi video conference

d Melakukan monitoring dan pendampingan untuk penyelesaian temuan LK-KL tahun 2019 dengan

membentuk Tim Task Force Penyelesaian Permasalahan Penyebab Opini non WTP yang terdiri dari

Kementerian Keuangan serta KL dengan Opini non WTP

e Menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah pada

tanggal 23-25 September 2020 yang diselenggarakan secara virtual untuk meningkatkan akuntabili-

tas pengelolaan keuangan negara dalam rangka penanganan pandemi covid serta untuk mendorong

penyelesaian tindak lanjut rekomendasi dan temuan dari BPK

IKU ini merupakan persentase atas jumlah tindak

lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan

(TP) BPK atas LKPP dan LK BUN yang harus

diselesaikan sebagaimana rekomendasi BPK Setiap KL dan Pengguna Anggaran BUN diwajibkan

melaksanakan tindak lanjut dan menyampaikan laporan pelaksanaan Tindak Lanjut atas rekomendasi

terkait TP BPK tersebut setiap akhir bulan Maret Juli dan November Pada akhir Maret dan September

2020 BPK akan menyampaikan Pemantauan Tindak Lanjut

Sesuai ketentuan BPK akan menyampaikan jumlah rekomendasi yang selesai dari seluruh rekomen-

dasi BPK sd Tahun 2019 yang outstanding (belum selesai) Pemerintah tetap wajib melanjutkan

penyelesaian tindak lanjut atas rekomendasi BPK sd Tahun 2019 yang outstanding Pemerintah

menyampaikan laporan progres penyelesaian Tindak Lanjut Rekomendasi pada bulan Agustus dan bu-

lan November 2020 Dalam laporan tersebut Pemerintah menyampaikan jumlah rekomendasi yang

Tahun Target Realisasi Nilai

2016 35 36 10297

2017 35 377 10777

2018 36 389 10806

2019 36 393 10917

2020 36 395 10972

8b-CP Persentase rekomendasi BPK atas LKPP

dan LK BUN yang telah ditindaklanjuti

107 LAKIN DJPb 2020

diusulkan selesai dari jumlah seluruh rekomendasi yang outstanding (belum selesai) Jumlah rekomen-

dasi yang diusulkan selesai dibandingkan dengan jumlah outstanding rekomendasi menunjukkan capaian

masing-masing unit pada akhir tahun 2020

Direktorat Jenderal Perbendaharaan cq Direktorat APK merupakan koordinator penyelesaian

rekomendasi atas LKPP dan LKBUN Direktorat APK menyusuan laporan monitoring penyelesaian

rekomendasi BPK atas LKPP dan LKBUN untuk disampaikan oleh Pemerintah kepada BPK Direktorat

APK telah melakukan berbagai upaya untuk mempercepat penyelesaian tindak lanjut atas rekomendasi

BPK antara lain berkoordinasi dengan seluruh Unit In Charge (UIC) sehingga target 89 dapat tercapai

Beberapa upaya strategis yang telah dilakukan selama Tahun 2020 antara lain

a Meminta kepada seluruh UIC atas LKPP dan LKBUN agar secara komprehensif menyelesaikan

rekomendasi BPK atas LKPP dan LKBUN dan melaporkannya secara berkala

b Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala atas progres penyelesaian rekomendasi BPK atas

LKPP dan LKBUN oleh masing-masing UIC

c Melakukan komunikasi dan pembahasan secara berkala dengan Tim Auditor BPK untuk memastikan

bahwa tidak lanjut telah dijalankan sesuai dengan rekomendasi

d Mengeskalasi permasalahan yang kompleks kepada level yang lebih tinggi agar mendapatkan

dukungan serta arahan untuk penyelesaiannya baik di internal Pemerintah maupun antara

Pemerintah dengan BPK

e Mengusulkan dan menyepakati dengan BPK agar Rekomendasi yang sifatnya berulang selama

beberapa tahun dapat diusulkan selesai untuk dapat dipantau penyelesaiannya di Pemantauan

Tindak Lanjut (PTL) LKPP dan LKBUN Tahun terakhir

f Mengusulkan dan menyepakati dengan BPK agar Rekomendasi yang samaganda antara LKPP dengan

LKBUN dapat diusulkan selesai untuk dipantau penyelesaiannya di PTL LKBUN

Realisasi capaian IKU Kemenkeu-One Tahun 2020 adalah 9699 dari target sebesar 89 Realisasi

target tersebut terdiri dari

Capaian penyelesaian tindak lanjut rekomendasi BPK atas LKPP sebesar 9744

Capaian penyelesaian tindak lanjut rekomendasi BPK atas LKBUN sebesar 9655

Penjelasan Capaian IKU ini pada tahun 2020 adalah sebagai berikut

a Rekomendasi BPK atas LKPP

Perhitungan capaian Tahun 2020 khusus yang menjadi tanggung jawab Ditjen Perbendaharaan adalah

sebagai berikut

b Rekomendasi BPK atas LKBUN

Perhitungan capaian Tahun 2020 khusus yang menjadi tanggung jawab Ditjen Perbendaharaan adalah

sebagai berikut

Rekomendasi LKPP dinyatakan selesai oleh BPK 12 rekomendasi

Rekomendasi LKPP yang diusulkan selesai 26 rekomendasi

Outstanding rekomendasi LKPP sd 2020 39 rekomendasi

Capaian IKU (a+b)c 9744

gtltEWďϮϬϮϬϭϬϴ

bŀţƐчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчƐƲƐчǿƲǷǿƤчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчϱчЋͽͻϰҗчѾчͽͺϰҗЌчϱчͶччͽͺϰͽͽҗ

fŀƲƄƤŀƋчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūưǟǿƋчǿƲǷǿƤчţŀǟŀǷчưūƲŜŀǟŀƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчŀţŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

ŀϯ pūƲȝŀưǟŀƐƤŀƲч ƧŀǟƼǢŀƲч ưƼƲƐǷƼǢƐƲƄч ǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǢūƤƼưūƲţŀǪƐч ǪūǢǷŀч ţƼƤǿưūƲч ǟūƲţǿƤǿƲƄч Ƥūч dч

ǟŀţŀчśǿƧŀƲчbŀƲǿŀǢƐчͶʹͶʹ

śϯ pūƧŀƤǿƤŀƲч ūưśŀƋŀǪŀƲчǟǢƼƄǢūǪчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǷƐƲţŀƤчƧŀƲơǿǷчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчţūƲƄŀƲчiquestRчǷūǢƤŀƐǷчƧƐƲƄƤǿǟч

dūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲϯ

Ŝϯ pūƲȝŀưǟŀƐƤŀƲч ƧŀǟƼǢŀƲчưƼƲƐǷƼǢƐƲƄчǟǢƼƄǢūǪчǷƐƲţŀƤч ƧŀƲơǿǷч ǷūǢƋŀţŀǟчǢūƤƼưūƲţŀǪƐч dчǟŀţŀчfM чŀǷŀǪч

fdiquestrчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчţŀƲчǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϯ

ţϯ pūƲȝŀưǟŀƐƤŀƲчơŀȗŀśŀƲϼǟūƲơūƧŀǪŀƲчǷƐƲţŀƤчƧŀƲơǿǷчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчţŀƧŀưчfM чfd чͺʹчƋŀǢƐчǪūǷūƧŀƋчfM ч

ţƐǷūǢƐưŀϯ

ǢƄŀƲƐǪŀǪƐч ч ȝŀƲƄч ƼǟǷƐưŀƧч ŀţŀƧŀƋч ƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄч ưŀưǟǿч ưūȗŀţŀƋƐч ţŀƲч

ưūưƃŀǪƐƧƐǷŀǪƐчƤūƄƐŀǷŀƲ-ƤūƄƐŀǷŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчưūƲŜŀǟŀƐчǷǿơǿŀƲϯч$ūƲƄŀƲчţūưƐƤƐŀƲч

ƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐчśūǪūǢǷŀчǟǢƼǪūǪчśƐǪƲƐǪчţƐчţŀƧŀưƲȝŀчŀƤŀƲчśūǢǪƐƃŀǷчţƐƲŀưƐǪчţŀƲчɰūƤǪƐśūƧч

ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ǷǿƲǷǿǷŀƲч ƤūśǿǷǿƋŀƲч ţŀƲч ţƐƲŀưƐƤŀч ǷǢŀƲǪƃƼǢưŀǪƐч ƤūƧūưśŀƄŀŀƲч

dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲϯч laquo$pч ȝŀƲƄч ƼǟǷƐưŀƧч ŀţŀƧŀƋч laquo$pч ȝŀƲƄч ưūưƐƧƐƤƐч ƤūǟūưƐưǟƐƲŀƲч ȝŀƲƄч ǷūǟŀǷϰч

ưūƲƄūǷŀƋǿƐч ŀǟŀч ȝŀƲƄч ŀƤŀƲч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǿƲǷǿƤч Ǫūưǿŀч ƐƲƃƼǢưŀǪƐч ȝŀƲƄч ţƐǷūǢƐưŀч ţŀƲч ƤƼưǟūǷūƲǪƐч ȝŀƲƄч

ţƐśǿǷǿƋƤŀƲчǿƲǷǿƤчƤūśūǢƋŀǪƐƧŀƲчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐчǪūǢǷŀчưūƧŀƤǿƤŀƲчǟūƤūǢơŀŀƲчţūƲƄŀƲчǟūƲǿƋчǪūưŀƲƄŀǷϰчūƃūƤǷƐƃϰч

ūɯǪƐūƲчţŀƲчǟǢƼţǿƤǷƐƃϰчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчǟǢƼǪūǪчƤūǢơŀчȝŀƲƄчśūƲŀǢчŀƄŀǢчưūƲŜŀǟŀƐчƋŀǪƐƧчƤūǢơŀчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧϯ

ч dƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͶͻϯч

cedilŀśūƧчͷϯͶͻчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͽ

RƲţƐƤŀǷƼǢч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌч ūǢǪūƲǷŀǪūч ǟūưūƲǿƋŀƲч

ǪǷŀƲţŀǢч UumlEgraveumlatilde ţŀƲч shyOslash EgraveAacuteOtildeatildeAcircouml śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤч ưūЙ

ưŀǪǷƐƤŀƲчǷūǢǪūţƐŀƲȝŀчǟūơŀśŀǷчţŀƲчǟūƄŀȗŀƐчȝŀƲƄчưūưǟǿЙ

ƲȝŀƐч ƤƼưǟūǷūƲǪƐч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчţŀƲчưūƲƄŀưŀƲƤŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчţŀƲч ƤūƤŀȝŀŀƲчƲūƄŀǢŀϯч Rdiquestч

ǷūǢǪūśǿǷчưūǢǿǟŀƤŀƲчRdiquestчOslashumlmacrAcircAacuteAcircatildeǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчţŀǢƐчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчơǿưƧŀƋчǟūơŀśŀǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчưūЙ

ưūƲǿƋƐчǪǷŀƲţŀǢчƤƼưǟūǷūƲǪƐч ơŀśŀǷŀƲƲȝŀчţūƲƄŀƲчǟūǢǿśŀƋŀƲчocircEgraveOslashmacrAcirccopyчţŀƲчǟūƲŀưśŀƋŀƲчƲƐƧŀƐчshyOslashEgraveAacuteOtildeʣ

atildeAcircoumlǪūśŀƄŀƐчţŀǪŀǢчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲʒ

bǿưƧŀƋчǢūƤƼưūƲţŀǪƐч dчȝŀƲƄчǪǿţŀƋчţƐƲȝŀǷŀƤŀƲчǪūǪǿŀƐ ϱ ͶчǢūƤƼưūƲţŀǪƐ

bǿưƧŀƋчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчƼǿǷǪǷŀƲţƐƲƄ ϱ ͵ͼчǢūƤƼưūƲţŀǪƐ

bǿưƧŀƋчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчȝŀƲƄчţƐǿǪǿƧƤŀƲчǪūǪǿŀƐ ϱ ͵чǢūƤƼưūƲţŀǪƐ

bǿưƧŀƋчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчśŀǢǿчǟŀţŀчfM чǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼ ϱ ͵͵чǢūƤƼưūƲţŀǪƐ

ŀǟŀƐŀƲчRdiquestччЋͶѾ͵ЌϼЋͷ͵Ѿ͵͵Ќ ϱ ͽͺϰҗ

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͽ

ǢƄŀƲƐǪŀǪƐччţŀƲчlaquo$pч

ȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧч

laquolaquoчͽϱчǢƄŀƲƐǪŀǪƐччţŀƲчlaquo$pчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧч dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ

ͽƃ- cedilƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчfrac14OslashAcircmacrAcirccopyEgraveOslashcopyAcircmacrUumlatildemacrEgraveAcirc ͻ ͽͻϰͺ ͵Ͷʹ ͽū- ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟǢƼƄǢŀưчpoundcedild ͼҗ ͽϰͻͶ ͵͵Ͷϰͺ͵

ͽŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūưūƲǿƋŀƲчǪǷŀƲţŀǢчUumlEgraveumlatildeAcircshyOslashEgraveAacuteOtildeatildeAcircouml ͽͷҗ ͽͼϰͻͼҗ ͵ʹͺϰͶͶ ͽś- ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчfrac14oumlOslashmacrAcirccopy ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹ ͽŜ- ūǢǪūƲǷŀǪūчūɯǪƐūƲǪƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐ ͵ʹҗ ͶͽϰͽͶҗ ͵Ͷʹ ͽţ- RƲţūƤǪчƐƲǷūƄǢƐǷŀǪчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐ ͽͻϰ͵ͽ ͵ʹϰͷ͵ ͵ʹͼϰͷ

ͽŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūưūƲǿƋŀƲчǪǷŀƲţŀǢч

UumlEgraveumlatildeţŀƲчshyOslashEgraveAacuteOtildeatildeAcircouml

109 LAKIN DJPb 2020

Pemenuhan standar soft dan hard competency pegawai diukur berdasarkan dua komponen yaitu

1 Soft Competency pegawai dengan target 95

2 Hard Competency pegawai dengan target 91

Pemenuhan soft competency bagi setiap pejabat DJPb diukur menggunakan Job Person Match (JPM) yaitu

indeks kesesuaian antara kompetensi pejabat dengan Standar Kompetensi Jabatan (SKJ) SKJ adalah

jenis dan level kompetensi yang menjadi syarat keberhasilan pelaksanaan tugas suatu jabatan Soft com-

petency dinyatakan memenuhi jika memiliki nilai JPM minimal 78 JPM dapat dihitung dengan formula

sebagai berikut

Data JPM Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dan Pejabat Administrator setiap unit eselon I disediakan

oleh Biro SDM Sekretariat Jenderal Kemenkeu sementara data JPM eselon Pejabat Pengawas dise-

diakan oleh Bagian Sumber Daya Manusia unit eselon I masing-masing Perhitungan capaian komponen

soft competency

Adapun nilai hard competency pegawai diukur melalui tes secara online yang terdiri atas beberapa soal

untuk diselesaikan Untuk tahun 2019 nilai hard competency dinyatakan baik apabila para pegawai mam-

pu mencapai nilai minimal 77 Perhitungan capaian komponen hard competency adalah sebagai berikut

Formula perhitungan IKU Persentase pemenuhan standar soft dan hard competency ditunjukkan sebagai

berikut

Perhitungan polarisasi data IKU tersebut menggunakan maximize (semakin tinggi realisasi terhadap tar-

get semakin baik capaian kinerjanya) periode pelaporan semesteran dan jenis konsolidasi periode

menggunakan take last known value (realisasi yang digunakan adalah angka terakhir periode terakhir)

Target IKU Persentase pemenuhan standar soft dan hard competency tersebut untuk tahun 2020 adalah

93 sebagaimana ditentukan dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJPb dan Two Setditjen Perbenda-

haraan tahun 2020 Target tersebut meningkat dari target tahun 2019 (92) dan juga mengalami pening-

katan dari sisi persyaratan pemenuhan JPM dari sebelumnya 74 menjadi 78

Pada tahun 2020 jumlah pejabat di lingkungan DJPb yang telah memenuhi standar JPM minimal 78

sebanyak 1581 pejabat dari 1613 total pejabat yang telah mengikuti assessment center (9802)

sementara dari hasil test online hard competency secara keseluruhan yang diikuti oleh 4534 pegawai yang

mengikuti test sebanyak 4513 pegawai telah memenuhi nilai ambang batas ge77(9954) dan 21 pegawai

yang belum mencapai target nilai kelulusan 77 (046) Dari informasi tersebut nilai realisasi IKU

Persentase pemenuhan standar soft dan hard competency tahun 2020 dapat diperoleh dengan perhitungan

sebagaimana ditunjukkan sebagai berikut

Realisasi soft competency Realisasi hard competency Realisasi IKU Sudah AC JPM ge 78 Ikut Tes Nilai ge 77

1613 1581 9802 4534 4513 9954 9878

gtltEWďϮϬϮϬϭϭϬ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчȝŀƐǷǿчǪūśūǪŀǢчͽͼϰͻͼҗϰчǷūƧŀƋчưūƧūśƐƋƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲч

ЋͽͷҗЌчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчǷŀśūƧчśūǢƐƤǿǷϱч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчͽͼϰͻͼҗчǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐчǷŀǢƄūǷч

ȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчЋͽͷҗЌϯччpoundūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчͽͼϰͻͼҗч

ǷūǢǪūśǿǷчưūƲƐƲƄƤŀǷчţƐśŀƲţƐƲƄч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчǪūśūǪŀǢчͽͻϰͻͷҗϰчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǷŀǢƄūǷч

ţŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐƲȝŀчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǢūƲŜŀƲŀчơŀƲƄƤŀчưūƲūƲƄŀƋч$b śч

ȝŀƲƄч ţƐǷǿŀƲƄƤŀƲч ţŀƧŀưч poundūƲǪǷǢŀч $b śч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹ-ͶʹͶч ţūƲƄŀƲч ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǪūśŀƄŀƐч

śūǢƐƤǿǷϯч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲϰчƲƐƧŀƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲŀƲчRdiquestчưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄчǷūƧŀƋчưūƧŀưǟŀǿƐчǷŀǢƄūǷчǷŀƋǿƲŀƲч

ȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śϯч

cedilŀǢƄūǷчǟūưūƲǿƋŀƲчǪǷŀƲţŀǢчUumlEgraveumlatildeEgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlǷūǢŜŀǟŀƐчţŀƲч ūǢǪūƲǷūŀǪūчǷƐƲƄƤŀǷчƤūƧǿƧǿǪŀƲчǟūƄŀȗŀƐчȝŀƲƄч

ưūƲƄƐƤǿǷƐч ǷūǪч shyOslash EgraveAacuteOtildeatildeAcircouml śūƧǿưчưūƲŜŀǟŀƐч ͵ʹʹҗϯч dūƄƐŀǷŀƲч Oslash-UumlUumlUumlUumlAacuteAcircatilde AcircatildeOslashч śŀƄƐч ǟūơŀśŀǷч

ȝŀƲƄч ưūưƐƧƐƤƐч b pч ч ͻͼҗч śŀǢǿч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ǟŀţŀч ǷǢƐȗǿƧŀƲч ƤūūưǟŀǷч ǪūŜŀǢŀч ȖƐǢǷǿŀƧч śūǢƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч

ţūƲƄŀƲчƐǢƼчlaquo$pчţŀƲч ǿǪƐƲǷūƤчţŀƲчcedilūǢţŀǟŀǷчśūśūǢŀǟŀчǟūƄŀȗŀƐчȝŀƲƄчưūƲƄŀśŀƐƤŀƲϑǿƲǷǿƤчưūƲƄƐƤǿǷƐч

ǷūǪчshyOslashEgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlţŀƲчǷƐţŀƤчưūưŀƲƃŀŀǷƤŀƲчͷчЋǷƐƄŀЌчƤūǪūưǟŀǷŀƲчǿƲǷǿƤчưūƧŀƤǿƤŀƲчǟūǢśŀƐƤŀƲчƲƐƧŀƐϯ

$ŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчśūśūǢŀǟŀчǷƐƲţŀƤŀƲчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ ūƲȝŀưǟŀƐŀƲчiquestǪǿƧŀƲч ūǪūǢǷŀчY-UumlUumlUumlUumlAacuteAcircatilde AcircatildeOslash ūơŀśŀǷч ƐưǟƐƲŀƲчcedilƐƲƄƄƐч ǢŀǷŀưŀчţŀƲч ūơŀśŀǷч

ţưƐƲƐǪǷǢŀǷƼǢчƤūчƐǢƼчlaquoǿưśūǢч$ŀȝŀчpŀƲǿǪƐŀчưūƧŀƧǿƐчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчlaquoūƤǢūǷŀǢƐǪч$b śчƲƼưƼǢчr$-ͽͼϼ

ϯ͵ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧч͵ͻчpŀǢūǷчͶʹͶʹϲ

Ͷϯ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчY-UumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeAcircatildeOslashśŀƄƐч ūơŀśŀǷч ƐưǟƐƲŀƲчcedilƐƲƄƄƐч ǢŀǷŀưŀϰч ūơŀśŀǷчţưƐƲƐǪЙ

ǷǢŀǷƼǢчţŀƲч ūơŀśŀǷч ūƲƄŀȗŀǪчưūƧŀƧǿƐчIAcircfrac14macrAcircUumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeAcircatildeOslashǟŀţŀчśǿƧŀƲчlaquoūǟǷūưśūǢчǪϯţϯчrƼȖūưЙ

śūǢчͶʹͶʹϲ

ͷϯ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчIAcircfrac14macrAcirc=OslashUumlshymacrOtildeoacutefrac14EgraveOtildeAacuteAcircatildeVOslashEgravecopyOslashAacuteśŀƄƐчǟūơŀśŀǷчȝŀƲƄчưūưƐƧƐƤƐчb pччͻͼҗч

ǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧч͵чndashч͵ͺчbǿƧƐчͶʹͶʹϲ

ϯ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчEgraveshymacrAcirccopyчţŀƲчEgraveccedilAcircUumlfrac14macrAcirccopyǪūśŀƄŀƐчAacuteAcircatildeEgraveOslashoumlчƐƲƐǪƐŀǷƐƃчǪǷǢŀǷūƄƐǪчţŀƧŀưчưūƲŜŀǟŀƐчRdiquestчshyOslash

EgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlϑǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчlaquoūƤǢūǷŀǢƐǪч$b śчƲƼưƼǢчr$-ͺʹͶϼ ϯ͵ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧч͵ͻчEūśǢǿŀǢƐч

ͶʹͶʹϲ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ - ͽͷҗ ͽͷҗ - ͽͷҗ ͽͷҗ ͽͷҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - ͼͷϰ͵͵җ ͼͷϰ͵͵җ - ͼͷϰ͵͵җ ͽͼϰͻͼҗ ͽͼϰͻͼҗ ŀǟŀƐŀƲ - ͼͽϰͷͻ ͼͽϰͷͻ - ͼͽϰͷͻ ͵ʹͺϰͶͶ ͵ʹͺϰͶͶ

cedilŀǢƄūǷϼчǢūŀƧƐǪŀǪƐ Ͷʹ͵ͺ Ͷʹ͵ͻ Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͽ ͶʹͶʹ cedilŀǢƄūǷчdd ͼͽҗ ͽʹҗ ͽҗ ͽͶҗ ͽͷҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ͽͼϰͶ͵җ ͽϰͼҗ ͽͺϰ͵җ ͽͻϰͻͷҗ ͽͼϰͻͼҗ

cedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчcedilŀƋǿƲŀƲ poundūƲǪǷǢŀч$b ś ͶʹͶʹ ͽͼϰͻͼҗ ͽͷҗ Ͷʹ͵ͽ ͽͻϰͻͷҗ ͽʹҗ Ͷʹ͵ͼ ͽͺϰ͵җ ͽʹҗ Ͷʹ͵ͻ ͽϰͼҗ ͼͼҗ Ͷʹ͵ͺ ͽͼϰͶ͵җ ͼͼҗ

ϭϭϭgtltEWďϮϬϮϬ

ϯ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷūǪч shyOslash EgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlśūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ƲƼǷŀч ţƐƲŀǪч laquoūƤǢūǷŀǢƐǪч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ƲƼưƼǢч

Ͷͺϼ ϯ͵ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧч͵ͶчƄǿǪǷǿǪчͶʹͶʹϲ

ͺϯ ūƲȝǿǪǿƲŀƲчƧŀǟƼǢŀƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷūǪчshyOslashEgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчdūǟŀƧŀчŀƄƐŀƲчlaquoǿưЙ

śūǢч$ŀȝŀчpŀƲǿǪƐŀчƲƼưƼǢчr$-͵ͻͽϼ ϯ͵ͶϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͷʹч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹϯ

laquoūƋǿśǿƲƄŀƲчţūƲƄŀƲчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷϰчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчǢūƲŜŀƲŀчŀƤǪƐчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟŀţŀчǷŀЙ

ƋǿƲчͶʹͶ͵чŀţŀƧŀƋч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчOslash-UumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeAcircatildeOslashśŀƄƐч ūơŀśŀǷчcedilƐƲƄƄƐч ǢŀǷŀưŀϰч ūơŀśŀǷчţưƐƲƐǪǷǢŀǷƼǢϰч

ţŀƲч ūơŀśŀǷч ūƲƄŀȗŀǪчţŀƲчpūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчǷŀǢƄūǷчƲƐƧŀƐчƤūƧǿƧǿǪŀƲчshyOslashEgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlţŀǢƐчͻͻчưūƲơŀţƐчͻͼϯч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ǟƐţŀǷƼч ǢūǪƐţūƲч poundūǟǿśƧƐƤч RƲţƼƲūǪƐŀч ǟŀţŀч laquoƐţŀƲƄч

ŀǢƐǟǿǢƲŀчp poundчpoundRчǷŀƲƄƄŀƧчͶʹчƤǷƼśūǢчͶʹ͵ͽϰчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчưūƲƐƲƄЙ

ƤŀǷƤŀƲч ţŀȝŀч ǪŀƐƲƄч ƐƲȖūǪǷŀǪƐч ǿƲǷǿƤч ưūƲŜƐǟǷŀƤŀƲч ƧŀǟŀƲƄŀƲч ƤūǢơŀϰч

ǟūǢƧǿч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǟūưƼǷƼƲƄŀƲч ǟǢƼǪūţǿǢч ȝŀƲƄч ǟŀƲơŀƲƄч ţŀƲч ǟūƲȝūţūǢƋŀƲŀŀƲч śƐǢƼƤǢŀǪƐч ưūƲơŀţƐч ƋŀƲȝŀч Ͷч

ЋţǿŀЌчƧūȖūƧчţŀƲчưūƲƄƄŀƲǷƐϼưūƲƄŀƧƐƋƤŀƲчơŀśŀǷŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţūƲƄŀƲчơŀśŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчȝŀƲƄчśūǢśŀǪƐǪчǟŀţŀч

ƤūŀƋƧƐŀƲϼƤūǷūǢŀưǟƐƧŀƲчţŀƲчƤƼưǟūǷūƲǪƐчǷūǢǷūƲǷǿϯч ūƲȝūţūǢƋŀƲŀŀƲчśƐǢƼƤǢŀǪƐчǷūǢǪūśǿǷчţƐưŀƤǪǿţƤŀƲчǿƲǷǿƤч

ưūƲŜƐǟǷŀƤŀƲчśƐǢƼƤǢŀǪƐч ȝŀƲƄч ƧūśƐƋчţƐƲŀưƐǪϰч ŀƄƐƧūϰчţŀƲчǟǢƼƃūǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчǿǟŀȝŀчǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч

ţŀƲчūɯǪƐūƲǪƐчǿƲǷǿƤчưūƲţǿƤǿƲƄчƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀȝŀƲŀƲчǟūưūǢƐƲǷŀƋчƤūǟŀţŀчǟǿśƧƐƤϯчlaquoūƧŀƲơǿǷƲȝŀϰчưūƧŀƧǿƐчlaquoǿǢŀǷч

ţŀǢŀƲчrƼưƼǢчͷͼч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽч ǷūƲǷŀƲƄчfŀƲƄƤŀƋчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчţŀƲчdƼƲƤǢūǷч ūƲȝūţūǢƋŀƲŀŀƲчƐǢƼƤǢŀǪƐϰчdūЙ

ưūƲǷūǢƐŀƲч rчţŀƲчpoundчưūƲȝŀưǟŀƐƤŀƲчƤǢƐǷūǢƐŀчţŀƲчƧŀƲƄƤŀƋ-ƧŀƲƄƤŀƋчǪǷǢŀǷūƄƐǪчţŀƲчƤƼƲƤǢūǷчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч

ǟūǢŜūǟŀǷŀƲч ǟūƲƄŀƧƐƋŀƲч ơŀśŀǷŀƲч ǪǷǢǿƤǷǿǢŀƧч ưūƲơŀţƐч ơŀśŀǷŀƲч ƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧϯч $ŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūƲƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐч

ŀǢŀƋчƤūśƐơŀƤŀƲчǷūǢǪūśǿǷϰчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчưūƧŀƤǿƤŀƲчǟūƲȝūţūǢƋŀƲŀŀƲчśƐǢƼƤǢŀǪƐч

ЋţūƧŀȝūǢƐƲƄЌчưūƧŀƧǿƐчǷǢŀƲǪƐǪƐчǟūƲƄƄǿƲŀŀƲчơŀśŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчǪūŜŀǢŀчǪūƧūƤǷƐƃчǪūǪǿŀƐчŀǢŀƋŀƲчƤūśƐơŀƤŀƲчƲŀЙ

ǪƐƼƲŀƧϯч RƲţūƤǪч RưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ūƲȝūţūǢƋŀƲŀŀƲчƐǢƼƤǢŀǪƐч Ћ$ūƧŀȝūǢƐƲƄЌчdūưūƲƤūǿчưūƲƄǿƤǿǢч

ǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǟǢƼǪūǪч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ţūƧŀȝūǢƐƲƄч ţƐч ƧƐƲƄƤǿƲƄŀƲч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч

ţŀƲчǷūǢţƐǢƐчţŀǢƐчͷчЋǷƐƄŀЌчǪǿś-Rdiquestϯ

͵ϯ RƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ūưśūƲǷǿƤŀƲϼ ūƲȝūưǟǿǢƲŀŀƲчbŀśŀǷŀƲчEǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч$ūƧŀȝūǢƐƲƄϯ

Ͷϯ ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ūƲŀǷŀŀƲчǢƄŀƲƐǪŀǪƐчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч$ūƧŀȝūǢƐƲƄϯ

ͷϯ ūǢǪūƲǷŀǪūчƧƐƋчbŀśŀǷŀƲчlaquoǷǢǿƤǷǿǢŀƧчƤūчbŀśŀǷŀƲчEǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч$ūƧŀȝūǢƐƲƄϯч

RƲţūƤǪŀǪƐчǟūǢчǪǿś-Rdiquestϱ

͵ϯ RƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ūưśūƲǷǿƤŀƲϼ ūƲȝūưǟǿǢƲŀŀƲчbŀśŀǷŀƲчEǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчţūƧŀȝūǢƐƲƄϱ

Ͷϯ ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ūƲŀǷŀŀƲчǢƄŀƲƐǪŀǪƐчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч$ūƧŀȝūǢƐƲƄϱ

ƤǪǟƼǪūчrŀǪƤŀƋчƤŀţūưƐǪ ϱчʹҗ iquestơƐч ūǷƐƤчţŀƲч ūƲƄƼƧŀƋŀƲчūśŀƲчdūǢơŀ ϱчͶʹҗ OumlŀƧƐţŀǪƐчƲƄƤŀчdǢūţƐǷ ϱчͶʹҗ EƐƲŀƧƐǪŀǪƐчưŀǷūǢƐчǪǿśǪǷŀƲǷƐƃч ūǢưūƲч rpound ϱчͶʹҗ ūƲūǷŀǟŀƲч ūǢưūƲ rpound ϱчͶʹҗ

ǷƼǷŀƧ ϱч͵Ͷʹҗ

ūưśŀƋŀǪŀƲчRƲǷūǢƲŀƧ ϱчʹҗ iquestǪǿƧŀƲч чƤūчdūưūƲ rpound ϱчͶʹҗ ūưśŀƋŀǪŀƲчţūƲƄŀƲчdūưūƲч rpound ϱчͶʹҗ ūǢǪūǷǿơǿŀƲчdūưūƲ rpound ϱчͶʹҗ MŀǢưƼƲƐǪŀǪƐчţūƲƄŀƲчdūưūƲdiquestpMp ϱч͵ʹҗ ūƲūǷŀǟŀƲчpound pd ϱч͵ʹҗ

ǷƼǷŀƧ ϱч͵Ͷʹҗ

ͽś- ūǢǪūƲǷŀǪūч

ǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчfrac14oumlOslashmacrAcirccopy

gtltEWďϮϬϮϬϭϭϮ

ͷϯ ūǢǪūƲǷŀǪūчƧƐƋчbŀśŀǷŀƲчlaquoǷǢǿƤǷǿǢŀƧчƤūчbŀśŀǷŀƲчEǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч$ūƧŀȝūǢƐƲƄϱ

EƼǢưǿƧŀϱчpoundŀǷŀ-ǢŀǷŀч ūǢǪūƲǷŀǪūчRưǟƧūưūƲǷŀǪƐч$ūƧŀȝūǢƐƲƄч

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢч͵ʹʹҗϰчţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲчţŀƲчRdiquestчƐƲƐч

ưūǢǿǟŀƤŀƲчRdiquestчśŀǢǿчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ-

ͶʹͶчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋч͵ʹʹҗϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчţƐţŀǟŀǷƤŀƲчţūƲƄŀƲчưūƲƄǿƤǿǢчţŀǢƐчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчǟūǢǪūƲǷŀǪūчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчţūƧŀȝūǢƐƲƄч

ţūƲƄŀƲчśƼśƼśƼǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūƲǷǿƤŀƲϯч ŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчţƐŜŀǟŀƐчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲч

ROumlчŀţŀƧŀƋч͵ʹʹҗϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчȝŀƐǷǿчǪūśūǪŀǢч͵ʹʹҗϰч ǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐч ǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄч ǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲч

Ћ͵ʹʹҗЌϯч ŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄч ţƐŜŀǟŀƐч ǟŀţŀч cedilǢƐȗǿƧŀƲч Rч ǷƐţŀƤч ţŀǟŀǷч ǷūǢŜŀǟŀƐϰч ƲŀưǿƲч ǟŀţŀч

ǷǢƐȗǿƧŀƲчRRчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчǷŀǢƄūǷчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢŜŀǟŀƐчţŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчǷūǢǪūśǿǷчǷūƧŀƋчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲч

ǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţƐчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчȝŀƐǷǿч͵ʹʹҗϯч

ŀǟŀƐŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱч

pūƲƄƐƲƄŀǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчśŀǢǿчţƐǷūǢŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǪūưūƲǷŀǢŀчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͺч

Ǫϯţϯч Ͷʹ͵ͽч ǷƐţŀƤч ţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч ţŀƲч ǷƐţŀƤч ŀţŀч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷϰч ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч

ţūƲƄŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹ͵ͽчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǿƤŀƲϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestчǟŀţŀч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺч Ǫϯţϯч ͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ƧƐưŀч ǷŀƋǿƲϯчpūƲƄƐƲƄŀǷч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч

śŀǢǿчţƐǷūǢŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчƲŀưǿƲчţūưƐƤƐŀƲϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪŀưŀчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷϑpoundūƲǪǷǢŀч

$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǿơƐчǟūǷƐƤчśūśŀƲчƤūǢơŀчţŀƲчƲƼǢưŀчȗŀƤǷǿчưūƲǿƲƄƄǿчǟūƲūǷŀǟŀƲчơŀţȗŀƧчţŀǢƐчǟƐƋŀƤчdūưūƲч rч

poundчţŀƲчlaquoūśūƧǿưчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǿơƐчǟūǷƐƤчǷūǢţŀǟŀǷчǟūǢǿśŀƋŀƲчơǿưƧŀƋчśǿǷƐǢчƤūƄƐŀǷŀƲчţūƲƄŀƲчǿǪǿƧŀƲчŀȗŀƧч

ƤŀǢūƲŀч ŀţŀƲȝŀч ǢūȖƐǿч ţŀǢƐч pūƲ rpoundч ǪūƋƐƲƄƄŀч ǷūǢţŀǟŀǷч ǟūǢśŀƐƤŀƲч śŀƐƤч śūǢǿǟŀч ǪƐưǟƧƐɯƤŀǪƐϰч

ǟūƲŀưśŀƋŀƲϰчţŀƲчǢūȗƼǢţƐƲƄчǪǿśчǿƲǪǿǢчţŀƲчśǿǷƐǢчƤūƄƐŀǷŀƲϰчţŀǢƐчȝŀƲƄчơǿưƧŀƋƲȝŀчǪūưǿƧŀчͻчЋǷǿơǿƋЌчǿƲǪǿǢϰч

чЋūưǟŀǷчǟǿƧǿƋчƧƐưŀЌчǪǿśчǿƲǪǿǢчţŀƲчͶͶͺчЋţǿŀчǢŀǷǿǪчţǿŀчǟǿƧǿƋчūƲŀưЌчśūǢǿśŀƋчưūƲơŀţƐчͻчЋǷǿơǿƋЌчǿƲǪǿǢϰч

ͷͶч ЋǷƐƄŀч ǟǿƧǿƋч ţǿŀЌч Ǫǿśч ǿƲǪǿǢϰч ţŀƲч Ͷͽͷч Ћţǿŀч ǢŀǷǿǪч ǪūưśƐƧŀƲч ǟǿƧǿƋч ǷƐƄŀЌч śǿǷƐǢч ƤūƄƐŀǷŀƲϰч ţŀƲч ţŀƲȝŀч

ǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽчȝŀƲƄчưūƲȝūśŀśƤŀƲчǿơƐчǟūǷƐƤчǷƐţŀƤчưūưǿƲƄƤƐƲƤŀƲчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǷŀǷŀǟϯ

ǢƼǪūǪч ǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲч bEч rч ưūƧƐśŀǷƤŀƲч śŀƲȝŀƤч ǟƐƋŀƤч ưǿƧŀƐч ţŀǢƐч ǟūưƐƧƐƤч ǟǢƼǪūǪч śƐǪƲƐǪч ЋưŀǪƐƲƄ-

ưŀǪƐƲƄч ǿƲƐǷч ƤūǢơŀч $b śЌϰч laquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷч Ŝϯǡϯч ŀƄƐŀƲч cedilfч ǪūśŀƄŀƐч ǟūǢǿưǿǪч ƤūśƐơŀƤŀƲч ƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐϰч $ƐǷϯч laquo ч

ǪūśŀƄŀƐч ǟūưśƐƲŀч ǷūƤƲƐǪч bEч rϰч ƐǢƼч ǢƄŀƲǷŀч ǪūśŀƄŀƐч ǪǿǟūǢȖƐǪƼǢч ǟǢƼǪūǪч ǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲϰч ţŀƲч

dūưūƲ rpoundчǪūƧŀƤǿчǿƲƐǷчȝŀƲƄчưūƲƄūǪŀƋƤŀƲϯч

ūưūǷŀŀƲчbŀśŀǷŀƲчlaquoǷǢǿƤǷǿǢŀƧчƤūчbŀśŀǷŀƲчEǿƲƄǪƐƼƲŀƧ ϱчʹҗ iquestǪǿƧŀƲчŀƧƐƋчơŀśŀǷŀƲчƤūчdūưūƲч rpound ϱчʹҗ ūǢǪūǷǿơǿŀƲчdūưūƲч rpound ϱчͶʹҗ ūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲчưūƧŀƧǿƐчRƲǟŀǪǪƐƲƄчdƋǿǪǿǪ ϱчͶʹҗ

ǷƼǷŀƧ ϱч͵Ͷʹҗ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ ʹҗ ͺʹҗ ͺʹҗ ͼʹҗ ͼʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - ͺʹҗ ͺʹҗ ͼʹҗ ͼʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ŀǟŀƐŀƲ - ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ

ϭϭϯgtltEWďϮϬϮϬ

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчcedilūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǿơƐчǟūǷƐƤч

śūśŀƲч ƤūǢơŀч bEч rч ȝŀƲƄч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ǪūŜŀǢŀч ţŀǢƐƲƄч ưūƧŀƧǿƐч ŀǟƧƐƤŀǪƐч dūưūƲƤūǿч EƼǢưч

ЋƃƼǢưǪϯƤūưūƲƤūǿϯƄƼϯƐţЌчȝŀƲƄчţƐƐƤǿǷƐчƼƧūƋчǢūǪǟƼƲţūƲчţŀǢƐчdŀƲǷƼǢч ǿǪŀǷчţŀƲчRƲǪǷŀƲǪƐчOumlūǢǷƐƤŀƧч$b śчǟŀţŀч

ǷŀƲƄƄŀƧчͶͼ-ͶͽчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹϰчţūƲƄŀƲчǪūǢŀƲƄƤŀƐŀƲчƧŀƲƄƤŀƋ-ƧŀƲƄƤŀƋчưūƧƐǟǿǷƐϱ

͵ϯ laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчǿơƐчǟūǷƐƤчśūśŀƲчƤūǢơŀчţŀƲчƲƼǢưŀчȗŀƤǷǿчśūǢśŀǪƐǪчtimesūśчƼƧūƋчƐǢƼчǢƄŀƲǷŀчǷŀƲƄƄŀƧччƄǿǪǷǿǪч

ͶʹͶʹчǪūǪǿŀƐчiquestƲţŀƲƄŀƲчdŀśƐǢƼчǢƄŀƲǷŀчƲƼưƼǢϱчiquestr$-͵ͷϼlaquobϯͶϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͷʹчbǿƧƐчͶʹͶʹϲ

Ͷϯ laquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹчǪūǪǿŀƐчǿƲţŀƲƄŀƲч$ƐǢϯчlaquo чƲƼưƼǢϱчiquestr$-Ͷͽͼϼ ϯͻϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹϲ

ͷϯ dƐŜƤчɬчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǿơƐчǟūǷƐƤчśūśŀƲчƤūǢơŀчţŀƲчƲƼǢưŀчȗŀƤǷǿчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧчͶͼчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹчǪūǪǿŀƐч

r$ч$ƐǢчlaquo чƲƼưƼǢϱчr$-͵ͷͻϼ ϯͻϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹϲ

ϯ ūƲȝŀưǟŀƐŀƲчƋŀǪƐƧчǟūƲƄƼƧŀƋŀƲчţŀǷŀчǿơƐч ǟūǷƐƤч ǪūǪǿŀƐчr$чdŀśƐǢƼчǢƄŀƲǷŀчƲƼưƼǢϱчr$-͵ͷϼlaquobϯͶϼͶʹͶʹч

ǷŀƲƄƄŀƧчͷʹчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹϯ

poundūƤƼưūƲţŀǪƐчǢūƲŜŀƲŀчŀƤǪƐчǷūǢƤŀƐǷчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵чŀţŀƧŀƋч

pūƧŀƤǿƤŀƲчȖŀƧƐţŀǪƐчśūśŀƲчƤūǢơŀчţŀƲчƲƼǢưŀчȗŀƤǷǿчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǟūƲūƲǷǿŀƲчŀƲƄƤŀчƤǢūţƐǷчbEч rϰчţŀƧŀưч

ƋŀƧч ƐƲƐч ţƐǟūǢƧǿƤŀƲч ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ŀƲǷŀǢŀч laquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷч $b śϰч $ƐǷϯч laquo ч ţŀƲч ǪūƧǿǢǿƋч ǿƲƐǷч ƤūǢơŀч $b śч ǪūśŀƄŀƐч

ǟūưƐƧƐƤчǟǢƼǪūǪчśƐǪƲƐǪϯч

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч Egraveumlumlmacr ccedilatildeEgraveAacuteatildemacrEgraveAcirc ţƐƋŀǢŀǟƤŀƲч ţŀǟŀǷч ưūƲƄǿǢŀƲƄƐч śūƧŀƲơŀч

śƐǢƼƤǢŀǪƐϯч ɯǪƐūƲǪƐч śūƧŀƲơŀч śƐǢƼƤǢŀǪƐч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ƼƧūƋч ǟūƲǿǢǿƲŀƲч

ǟūǢǪūƲǷŀǪūч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч śūƧŀƲơŀч ǟūǢч ǪŀǷǿŀƲч ƼǿǷǟǿǷч ǟŀţŀч ǪǿŀǷǿч ǷǢƐȗǿƧŀƲч

ţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲч ǷǢƐȗǿƧŀƲч ȝŀƲƄч Ǫŀưŀчǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ǪūśūƧǿưƲȝŀϯч poundǿŀƲƄч ƧƐƲƄƤǿǟч śūƧŀƲơŀч ȝŀƲƄч ţƐǿƤǿǢч ŀţŀƧŀƋч

śūƧŀƲơŀчȝŀƲƄчŀţŀчśŀƐƤчţƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчţŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯчǟŀśƐƧŀчƼǿǷǟǿǷчǷūǢǪūśǿǷчǷūǢūŀƧƐǪŀǪƐчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲч

ȝŀƲƄчśūǢśūţŀϰчưƐǪŀƧƲȝŀчǟŀţŀчcent͵чͶʹ͵ͽчţŀƲчcentͷчͶʹͶʹϰчưŀƤŀчūɯǪƐūƲǪƐчǷūǢǪūśǿǷчţƐƋƐǷǿƲƄчǟŀţŀчǟūǢƐƼţūчcentͷϯч

ǟŀśƐƧŀч ǷūǢơŀţƐч ǟūƲƄƋūưŀǷŀƲч ţŀƲч ǢǿǟƐŀƋч ȝŀƲƄч ţƐƋūưŀǷч ţƐƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐƤŀƲч ƤūưśŀƧƐϰч ƲƐƧŀƐч ǢǿǟƐŀƋч ȝŀƲƄч

ţƐƋūưŀǷчǷūǢǪūśǿǷчǷūǷŀǟчţƐŀƲƄƄŀǟчǪūśŀƄŀƐчǟūƲƄƋūưŀǷŀƲϯчǿǷǟǿǷчǷūǢǪūśǿǷчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲчƼǿǷǟǿǷчǟŀţŀчpoundd-

dϼfϯ

būƲƐǪчśūƧŀƲơŀчȝŀƲƄчţƐǿƤǿǢчƼƧūƋчRdiquestчƐƲƐчưūƧƐǟǿǷƐϱчЋƐЌчśūƧŀƲơŀчśŀƋŀƲчǟūǢŜūǷŀƤŀƲчţŀƲчƤƼƲǪǿưǪƐϲчЋƐƐЌчśūƧŀƲơŀч

ǟūǢơŀƧŀƲŀƲч ţƐƲŀǪч ţŀƧŀưч ƲūƄūǢƐч ƤūŜǿŀƧƐч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ǟūƧŀƲǷƐƤŀƲϰчưǿǷŀǪƐϰч ţƐƤƧŀǷϰч ţŀƲч śŀƲǷǿŀƲч ūȖŀƧǿŀǪƐч

ƲƼƲч ƧƼƤŀƧч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ǟūưśūǢƐŀƲч ţŀƲŀч ţǿƤǿƲƄŀƲч ǟūưǿƧƐƋŀƲч Ƥūǟŀţŀч ǟūƄŀȗŀƐч ȝŀƲƄч ǷūǢƤūƲŀч ţŀưǟŀƤч

śūƲŜŀƲŀчŀƧŀưчЋƐƐƐЌчpound$dчţŀƲчƤƼƲǪƐƲȝūǢƐƲƄϯч ūǢƐƼţūчǟūƧŀǟƼǢŀƲчRdiquestчŀţŀƧŀƋчǷǢƐȗǿƧŀƲчţŀƲчoumlOslash-EgraveAcirc-oumlOslashЋȝƼȝЌч

ţƐưŀƲŀчţŀǷŀчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчǪŀŀǷч ƐƲƐчţŀƲчţƐчǷŀƋǿƲчśūǢơŀƧŀƲчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчţūƲƄŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲчȝŀƲƄч

Ǫŀưŀч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ǪūśūƧǿưƲȝŀϯч ǟŀśƐƧŀч ǟūǢǪūƲǷŀǪūч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч śūǢơŀƧŀƲч ƧūśƐƋч ǷƐƲƄƄƐч

ţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲчȝŀƲƄчǪŀưŀчţƐчǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϰчưŀƤŀчƐƲţūƤǪчŜŀǟŀƐŀƲчŀţŀƧŀƋч ϯʹ

EƼǢưǿƧŀчϱч

ƐŀȝŀчlaquoŀǷǿŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͽччpoundūŀƧƐǪŀǪƐчŀƲƄƄŀǢŀƲчͶʹ͵ͽчϼчǿǷǟǿǷчͶʹ͵ͽ

ƐŀȝŀчlaquoŀǷǿŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹччpoundūŀƧƐǪŀǪƐчŀƲƄƄŀǢŀƲчͶʹͶʹчϼчǿǷǟǿǷчͶʹͶʹ

җчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчɯǪƐūƲǪƐччƐŀȝŀчǪŀǷǿŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽч-чƐŀȝŀчǪŀǷǿŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ

ƐŀȝŀчǪŀǷǿŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋч ǪūśūǪŀǢч ͵ʹҗϰч ţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţƐƤч ŜŀǟŀƐŀƲч ǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲч ţŀƲч Rdiquestч ƐƲƐч

ưūǢǿǟŀƤŀƲч Rdiquestч śŀǢǿч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţŀƲч ǷƐţŀƤч ŀţŀч ǷŀǢƄūǷч ȝŀƲƄч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǟŀţŀчpoundūƲǪǷǢŀч laquoūǷţƐǷơūƲч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчϯчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪŀƲƄŀǷчǷūǢƄŀƲǷǿƲƄчţūƲƄŀƲч

ŜŀǟŀƐŀƲчƤūƧǿŀǢŀƲчţŀƲчǪŀƧţƼч ǢūŀƧƐǪŀǪƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐϯч ŀţŀч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄчţƐŜŀǟŀƐчŀţŀƧŀƋч

ͶͽϰͽͶҗϯччpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǪūśūǪŀǢчͶͽϰͽͶҗчǷūƧŀƋчưūƧūśƐƋƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţƐчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчȝŀƐǷǿч͵ʹҗϯч

ͽŜ- ūǢǪūƲǷŀǪūчūɯǪƐūƲǪƐч

śūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐ

gtltEWďϮϬϮϬϭϭϰ

ŀǟŀƐŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϯч

pūƲƄƐƲƄŀǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчśŀǢǿчţƐǷūǢŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǪūưūƲǷŀǢŀчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͺч

Ǫϯţϯч Ͷʹ͵ͽч ǷƐţŀƤч ţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч ţŀƲч ǷƐţŀƤч ŀţŀч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷϰч ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч

ţūƲƄŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͺч Ǫϯţϯч Ͷʹ͵ͽч ǷƐţŀƤч ţŀǟŀǷч ţƐƧŀƤǿƤŀƲϯч ч poundūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͺч Ǫϯţϯч ͶʹͶʹчưūƲŜЙ

ūǢưƐƲƤŀƲч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ƧƐưŀч ǷŀƋǿƲϯч pūƲƄƐƲƄŀǷч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч śŀǢǿч ţƐǷūǢŀǟƤŀƲч ǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ƲŀưǿƲч

ţūưƐƤƐŀƲϰчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷƐţŀƤчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчǷŀǢƄūǷϑpoundūƲǪǷǢŀч$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчEgraveumlumlmacrccedilatildeEgraveAacuteatildemacrEgraveAcircţƐƋŀǢŀǟƤŀƲчţŀǟŀǷчưūƲƄǿǢŀƲƄƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐϯчɯǪƐūƲǪƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐч

ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчƼƧūƋчǢūŀƧƐǪŀǪƐчśūƧŀƲơŀчȝŀƲƄчƧūśƐƋчƤūŜƐƧчţŀǢƐч$R чǿƲǷǿƤчǪǿŀǷǿчƼǿǷǟǿǷчȝŀƲƄчǪŀưŀчŀǷŀǿчǟūƲƐƲƄЙ

ƤŀǷŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч ƼǿǷǟǿǷч ǿƲǷǿƤч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ȝŀƲƄч ǪŀưŀчţūƲƄŀƲч$R ϯч ŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч RƲţūƤǪч ɯǪƐūƲǪƐч

ūƧŀƲơŀчƐǢƼƤǢŀǪƐчǪŀƲƄŀǷчǷūǢƄŀƲǷǿƲƄчţūƲƄŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчƤūƧǿŀǢŀƲчţŀƲчǪŀƧţƼчǢūŀƧƐǪŀǪƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐϯчŀЙ

ǟŀƐŀƲч ƤūƧǿŀǢŀƲч ƤūưǿƲƄƤƐƲŀƲч ŀƤŀƲч ţŀǟŀǷч ǷūǢǟūƲƄŀǢǿƋч ţūƲƄŀƲч ƤƼƲţƐǪƐч ǟŀƲţūưƐŜч OumlR$-͵ͽϰч ǪūţŀƲƄƤŀƲч

śūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐчǪūśŀƄƐŀƲчśūǪŀǢчǪǿţŀƋчţƐǟƼǷƼƲƄчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲч ūǢǟǢūǪчrƼưƼǢччcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч

$ūƲƄŀƲчŀţŀƲȝŀчǷŀǢƄūǷч͵ʹҗчśūǢŀǢǷƐчƋŀǢǿǪчƧūśƐƋчưūƲƄƋūưŀǷчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐчȝŀƲƄчǪţƋчţƐǟƼǷƼƲƄчǪūśūǪŀǢч

ƤǿǢŀƲƄчƧūśƐƋч͵ʹҗчƤūưśŀƧƐчǿƲǷǿƤчưūƲŜŀǟŀƐчƼǿǷǟǿǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţƐчţŀƧŀưч$R ϯчlaquoūƧŀƐƲч ƐǷǿϰчśūǢǿǟŀȝŀч

ŀƄŀǢчŜŀǟŀƐŀƲчƼǿǷǟǿǷчţŀƲчƐƲţƐƤŀǷƼǢчśƐǪŀчưūƧūśƐƋƐчǷŀǢƄūǷϯчRdiquestчRƲţūƤǪчɯǪƐūƲǪƐчūƧŀƲơŀчƐǢƼƤǢŀǪƐчśŀǢǿчţŀǟŀǷч

ţƐǿƤǿǢчţƐŀƤƋƐǢчǷŀƋǿƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчţŀƲчǪŀƲƄŀǷчśūǢƄŀƲǷǿƲƄчǟŀţŀчƤƐƲūǢơŀчŀƲƄƄŀǢŀƲчǪūƧǿǢǿƋчǪŀǷƤūǢч$b śчϯ

ūśūǢŀǟŀчŀƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчRdiquestчRƲţūƤǪчɯǪƐūƲǪƐчūƧŀƲơŀчƐǢƼƤǢŀǪƐϱ

͵ϯ EƼǢưǿƧŀч Rdiquestч RƲţūƤǪч ɯǪƐūƲǪƐч ƐǢƼƤǢŀǪƐч śūƧǿưч ţƐǷūƲǷǿƤŀƲч ţƐŀȗŀƧч ǟūƲŀƲţŀǷŀƲƄŀƲŀƲч ƤƼƲǷǢŀƤч ţŀƲч

śŀƋƤŀƲчưūƲƄŀƧŀưƐчǟūǢǿśŀƋŀƲчǟŀţŀчǪŀŀǷчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчţƐчǷǢƐȗǿƧŀƲчRϯ

Ͷϯ ţŀƲȝŀч ǟūưƼǷƼƲƄŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ǷūǢưŀǪǿƤч śūƧŀƲơŀч śƐǢƼƤǢŀǪƐч ǪūƋƐƲƄƄŀч ǪūŜŀǢŀч ŀƧŀưƐч ǪǿţŀƋч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч

ūɯǪƐūƲǪƐϰч ƲŀưǿƲч ǷŀǢƄūǷч ǷƐţŀƤч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǟūƲȝūǪǿŀƐŀƲч ǪūƋŀǢǿǪƲȝŀч ƧūśƐƋч ǢūƲţŀƋч ƤŀǢūƲŀч ǟŀƄǿч śūƧŀƲơŀч

śƐǢƼƤǢŀǪƐчȝŀƲƄчţƐƋūưŀǷчǪǿţŀƋчǷǿǢǿƲϯ

ͷϯ ŀƲţūưƐч ƼȖƐţ-͵ͽч ưūƲȝūśŀśƤŀƲч śŀƲȝŀƤч ƤūƄƐŀǷŀƲч ȝŀƲƄч ǷūǢǷǿƲţŀч ŀǷŀǿч ǷƐţŀƤч ǷūǢƧŀƤǪŀƲŀч ǪūƋƐƲƄƄŀч

ţƐƤƋŀȗŀǷƐǢƤŀƲчŀƤŀƲчưūưūƲƄŀǢǿƋƐчŜŀǟŀƐŀƲчƼǿǷǟǿǷчţƐŀƤƋƐǢчǷŀƋǿƲчŀƲƄƄŀǢŀƲϯ

ϯ ŀǟŀƐŀƲчǪŀƲƄŀǷчǷūǢƄŀƲǷǿƲƄчţŀǢƐчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀчŀƲƄƄŀǢŀƲчưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄчǪŀǷƤūǢϯ

ϯ Rdiquestч RƲţūƤǪч ɯǪƐūƲǪƐч ūƧŀƲơŀч ƐǢƼƤǢŀǪƐч ţƐơŀţƐƤŀƲч Rlaquoч Ƥūч ǪūƧǿǢǿƋч ǿƲƐǷч ȖūǢǷƐƤŀƧч $b śч ǟŀţŀч ǟūǢǷūƲƄŀƋŀƲч

cedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯ

ͺϯ ŀǢǿч ţƐǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐƤŀƲч Ƥūч ǪŀǷƤūǢ-ǪŀǷƤūǢч ƧƐƲƄƤǿǟч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţƐч ǷƐȗǿƧŀƲч ROumlч ͶʹͶʹч ƤŀǢūƲŀч

ưūƲǿƲƄƄǿчƤūǟŀǪǷƐŀƲч ƃƼǢưǿƧŀчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲƲȝŀч ЋǷūǢưŀǪǿƤчŜƼƲǷƼƋчƤūǢǷŀǪчƤūǢơŀчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчȝŀƲƄчśŀǢǿч

ţƐǷūǢƐưŀчǟŀţŀчǿƧŀƲчƤǷƼśūǢчͶʹͶʹЌϯ

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчȝŀƐǷǿϱ

͵ϯ ŀţŀчǪŀŀǷчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲϰчưūƲơŀƄŀчơǿưƧŀƋчǿǪǿƧŀƲч ŀƄǿчūƧŀƲơŀчƐǢƼƤǢŀǪƐчŀƄŀǢчǷƐţŀƤчưūƲƄŀƧŀưƐч

ƤūƲŀƐƤŀƲчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϯ

Ͷϯ pūưśǿŀǷчƤūśƐơŀƤŀƲчţŀƧŀưчǿǪǿƧŀƲчǢūȖƐǪƐч$R ϼ dчǪŀǷƤūǢ-ǪŀǷƤūǢчƧƐƲƄƤǿǟч$b śчǷƐţŀƤчưūƲŀưśŀƋчǟŀƄǿч

śūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐϯ

ͷϯ pūưśǿŀǷчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчlaquoūƤǢūǷŀǢƐǪч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчƲƼưƼǢчϱчͶͻͽͷϼ ϯ͵ϼͶʹ͵ͽчǷƄƧчͷчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹ͵ͽч

ƋŀƧчcedilƐƲţŀƤчfŀƲơǿǷчIAcircEgraveAcircIAcircBatildemacrAcirccopyūƧŀƲơŀчƐǢƼƤǢŀǪƐϯ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͵ʹҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ rϼ rϼ rϼ rϼ rϼ ͶͽϰͽͶҗ ͶͽϰͽͶҗ ŀǟŀƐŀƲ - - - - - ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ

115 LAKIN DJPb 2020

4 Membuat nota dinas Sekretaris Ditjen Perbendaharaan nomor ND-480PB12019 hal penyeleng-

garaan rakorraker pembebanan biaya full cost dan pengadaan toolkit di lingkungan DJPb

5 Mengkoordinasikan dengan pengelola kinerja terkait formula dan rencana cascading serta pencan-

tuman dalam inisiatif strategis Kontrak Kinerja di seluruh satker Instansi Vertikal

6 Mengusulkan akan perhitungan capaian IKU Indeks Efisiensi Belanja Birokrasi dilakukan di triwulan

IV setelah semua output dapat dihitung realisasi atau capaiannya

7 Mengusulkan agar IKU Efisiensi Birokrasi dapat di cascading ke seluruh satker DJPB melalui nota

dinas Kabag Keuangan ND-477PB132020 tgl 15 Juni 2020

8 Mengusulkan Efisiensi Birokrasi untuk dapat menjadi Inisiatif Srategis bagi unit kerja Kanwil DJPb

dan KPPN melalui nota dinas Kabag Keuangan ND-515PB132020 tgl 01 Juli 2020

9 Membuat nota dinas Sekretaris DJPb mengenai penjelasan atas IS ldquoEfisiensi Birokrasi dalam

Pelaksanaan Kegiatanrdquo untuk seluruh Kanwil DJPb dan KPPN nomor ND-2087PB12020 tanggal 9

Juli 2020

10 Melakukan sosialisasi kepada satker lingkup DJPb melalui aplikasi zoom pada bulan November

2020 sesuai surat undangan Sekretaris Ditjen Perbendaharaan nomor UND-180PB12020 tanggal

6 November 2020 hal undangan kegiatan webinar peningkatan kierja pelaksanaan anggaran (IKU

PKPA IKPA Aplikasi SMART dan IKU Efisiens Belanja Birokrasi) TA 2020

11 Menerbitkan Nota dinas Sekretaris DJPb nomor ND-590PB12021 tanggal 6 Januari 2021 hal

perhitungan IKU PKPA sd Triwulan IV TA 2020 dan IS Persentase Efisiensi Belanja Birokrai TA

2020 nomor ND-590PB12021 tanggal 6 Januari 2021

12 Memberikan konsultasi dan penjelasan IKU dan IS Efisiensi Birokrasi kepada satker-satker lingkup

DJPb melalui WAG

Rekomendasi rencana aksi terkait pencapaian IKU tersebut yang akan dilakukan pada tahun 2021 ada-

lah Melakukan monitoring pagu belanja dan realisasi birokrasi satker-satker lingkup DJPb dan Men-

dampingi satker-satker dalam mengisi capaian pada template perhitungan IS Efisiensi Birokrasi

Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks integritas organisasi bertujuan

untuk untuk meningkatkan budaya integritas Kementerian Keuangan

IKU ini mengukur integritas organisasi dalam pemenuhan kriteria ZI

WBK dan persepsi publik dan internal atas integritas Kemenkeu berdasarkan penilaian Itjen IKU ini

terdiri atas 2 (dua) sub IKU yaitu

1 Sub-IKU ldquoTingkat pemenuhan unit kerja terhadap kriteria ZI WBKrdquo sesuai standar KemenPAN-RB

2 Sub-IKU rdquo Indeks Persepsi Integritasrdquo sesuai standar KPK

Kedua Sub-IKU tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

Sub-IKU Tingkat pemenuhan unit kerja terhadap kriteria ZI WBK bertujuan untuk menjadikan Pilot

Project perwujudan Good Governance pada unit kerja di lingkungan Kemenkeu dan mendorong ter-

wujudnya pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (result oriented government) Salah satu

upaya strategis dalam pencegahan korupsi adalah dengan membangun Wilayah Bebas dari Korupsi ndash

Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBKWBBM) yang berbasis integritas di lingkungan KL dan

Pemda Pencapaian WBKWBBM merupakan tujuan utama dari pembangunan Zona Integritas (ZI) pada

KL dengan menggunakan parameter dan instrumen sebagaimana PermenPAN-RB 52 2014 tentang

Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Ber-

sih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah

9d-CP Indeks integritas

organisasi

LAKIN DJPb 2020 116

Menindaklanjuti PermenPAN-RB 522014 ditetapkan KMK 4262017 tentang Pedoman Pembangunan

dan Penilaian ZI Menuju WBK di Lingkungan Kementerian Keuangan mengatur mekanisme penetapan

unit kerja di lingkungan Kemenkeu yang memenuhi kriteria WBK dengan memberi predikat ZI menuju

WBK

Predikat ZI menuju WBK adalah predikat yang diberikan kepada unit kerja yang memenuhi sebagian

besar manajemen perubahan penataan tata laksana penataan sistem manajemen SDM penguatan

pengawasan dan penguatan akuntabilitas kinerja Dalam penilaiannya ditetapkan minimal nilai Kom-

ponen Pengungkit dan Komponen Hasil yaitu 75 indikator terwujudnya pemerintah yang bersih dan

bebas KKN dengan nilai minimal 18 yang terdiri dari sub komponen survei persepsi anti korupsi mini-

mal 135 dan sub komponen persentasi TLHP minimal 35

Sub-IKU Indeks persepsi integritas bertujuan untuk menilai tingkat integritas di lingkungan Kemenkeu

berdasarkan persepsi dan pengalaman dari pegawai (responden internal) dan pengguna layanan Ke-

menkeu (responden eksternal) Pengukuran dilakukan atas hasil survei yang dilakukan kepada seluruh

pejabatpegawai dan sampling pengguna layanan pada seluruh unit sampel yang telah ditentukan

survei dibatasi atas kejadian peristiwapersepsi selama tahun berjalan Metodologi yang dilakukan

untuk penilaian

indeks persepsi integritas baik internal dan eskternal melalui survei FGD dan penilaian lapangan

(interview observasi dan reviu dokumen)

Penilaian dilakukan melalui kuesioner survei Atas hasil survei yang diterima dilakukan FGD untuk

mengkonfirmasi hasil survei dan penilaian lapangan berupa wawancara pengguna layanan secara

langsung dan pengumpulan dokumen terkait integritas dan kualitas layanan pada unit sampel yang

didatangi Dari hasil FGD dan penilaian lapangan dan didukung dokumen informasi terkait pelang-

garan integritas dari IBI dilakukan kalibrasi nilai hasil survei yang dilakukan oleh tim penilai dari Itjen

hasil kalibrasi ini yang menjadi nilai (indeks) persepsi integritas

Penilaian persepsi integritas dilakukan pada triwulan III sampai dengan IV tahun berjalan dengan

pelaporan capaian paling lambat tanggal 31 Desember Unit yang dilakukan pengukuran adalah unit

sampel dari seluruh unit eselon I di lingkungan Kemenkeu Penentuan sampel disepakati bersama

oleh tim survei dengan Unit Kepatuhan Internal tiap-tiap unit eselon I yang bersangkutan Dari setiap

unit sampel ditentukan responden internal (pegawai yang bekerja di unit sampel dengan status PNS

danatau non-PNS) dan responden eksternal (pengguna layanan di setiap unit sampel seperti

masyarakat KL lain atau unit eselon I lain di Kemenkeu)

Hasil penilaian yang digunakan dalam perhitungan IKU merupakan hasil dari pelaksanaan survei

yang telah disesuaikan dengan hasil pelaksanaan FGD dan penilaian lapangan Penyesuaian dilakukan

oleh tim penilai Itjen dengan metode mengkonversikan informasi kualitatif pada catatan hasil FGD

dan penilaian lapangan menjadi informasi kuantitatif Seluruh kegiatan penilaian persepsi integritas

dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kemenkeu dengan supervisi oleh KPK

Komponen dalam perhitungan IKU Indeks integritas organisasi dengan formula sebagai berikut

Capaian IKU = (50 x capaian tingkat pemenuhan ZI WBK) + (50 x capaian persepsi integritas)

ϭϭϳgtltEWďϮϬϮϬ

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчͽͻϰ͵ͽҗϰчţūƲƄŀƲчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчȝŀƲƄчţƐţŀǟŀǷчţŀǢƐчţǿŀч

ƤƼưǟƼƲūƲчȝŀƐǷǿчŜŀǟŀƐŀƲчǷƐƲƄƤŀǷчǟūưūƲǿƋŀƲчccedilRчtimesdчţŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчǟūǢǪūǟǪƐчƐƲǷūƄǢƐǷŀǪϯ

ūƧŀǟƼǢŀƲчRdiquestчƐƲƐчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǷŀƋǿƲŀƲϰчǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐчţŀǷŀчAacuteotildemacrAacutemacruacuteчЋǪūưŀƤƐƲчǷƐƲƄƄƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƋŀţŀǟчǷŀǢƄūǷϰч

ǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌϰчƤƼƲǪƼƧƐţŀǪƐчǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчatildesup1frac14Uumlatildesup1AcircEgraveocircAcircoacutefrac14ccedilЋǢūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄч

ţƐƄǿƲŀƤŀƲчŀţŀƧŀƋчŀƲƄƤŀчǟūǢƐƼţūчǷūǢŀƤƋƐǢЌϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчţƐţŀǟŀǷчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчƐƲƐчǪūśūǪŀǢч͵ʹϰͷ͵чƋŀǪƐƧчǷūǢǪūśǿǷчţƐţŀǟŀǷƤŀƲчţŀǢƐчƲƐƧŀƐчŜŀǟŀƐŀƲч

ǷƐƲƄƤŀǷчǟūưūƲǿƋŀƲчccedilRчtimesdчǪūśūǪŀǢч͵͵ϰͼϰч ơǿưƧŀƋчǿƲƐǷчƤūǢơŀч$b śчȝŀƲƄчưūƲţŀǟŀǷƤŀƲчǟǢūţƐƤŀǷчǷƐƲƄƤŀǷч

ƲŀǪƐƼƲŀƧчtimesdчǪūśŀƲȝŀƤчͽϰчǟǢūţƐƤŀǷчtimespчǪūśŀƲȝŀƤчͶͻчţŀƲчƲƐƧŀƐчŜŀǟŀƐŀƲчǟūǢǪūǟǪƐч ƐƲǷūƄǢƐǷŀǪчǪūśūǪŀǢч

ͽϰͻͺϯччpūưǟūǢƋŀǷƐƤŀƲчƋŀƧчţƐчŀǷŀǪϰчţƐǟūǢƼƧūƋчƲƐƧŀƐчŀƤƋƐǢчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢч͵ʹϰͷ͵ϰчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчưūЙ

ưūƲǿƋƐчǷŀǢƄūǷƲȝŀчǪūśūǪŀǢчͽͻϰ͵ͽчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷч

ūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчţŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǪūƧŀưŀчƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǢūƲŜŀƲŀчơŀƲƄƤŀчưūƲūƲƄŀƋч

$b śчȝŀƲƄчţƐǷǿŀƲƄƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶ -ʹͶʹͶϯч ŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчRdiquestчƐƲƐчǷƐţŀƤчţƐǷūǷŀǟƤŀƲч

ţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶчǪūƋƐƲƄƄŀчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲϯ

RǪǿчǷūǢƤŀƐǷчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчȝŀƐǷǿчŀţŀƲȝŀчǟūƲǿǢǿƲŀƲчƧŀȝŀƲŀƲчśŀƐƤчţƐчdŀƲǷƼǢч

ǿǪŀǷϰч dŀƲȗƐƧϰчưŀǿǟǿƲч d rч ǪūśŀƄŀƐч ţŀưǟŀƤч OumlR$-͵ͽч ǪūƋƐƲƄƄŀч rƐƧŀƐч ūǢǪūǟǪƐч RƲǷūƄǢƐǷŀǪчưūƲƄŀƧŀưƐч

ǟūƲǿǢǿƲŀƲϯ

ƤŀǢч ưŀǪŀƧŀƋч ȝŀƲƄч ţŀǟŀǷч ţƐƐţūƲǷƐɯƤŀǪƐч ţŀƧŀưч ǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ŀţŀƧŀƋч ŀţŀƲȝŀч ƤūśƐơŀƤŀƲ-

ƤūśƐơŀƤŀƲчţŀƲчƧŀȝŀƲŀƲчǪŀŀǷчǟūƲţūưƐчưūƲƐưśǿƧƤŀƲчǟūǢǪūǟǪƐчƤǿǢŀƲƄчśŀƄǿǪчǟŀţŀчưƐǷǢŀчƤūǢơŀчƐƲǷūǢƲŀƧчţŀƲч

ūƤǪǷūǢƲŀƧϯ

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ cedilūƧŀƋчţƐŀţŀƤŀƲчƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчţūƲƄŀƲчRƲǪǟūƤǷƼǢŀǷчRRRчǿƲǷǿƤчưūưśŀƋŀǪчƋŀǪƐƧчlaquo Rϲ

Ͷϯ ūưśŀƋŀǪŀƲчƋŀǪƐƧчlaquo RчǟŀţŀчpoundŀǟƐưǪǿǪϲ

ͷϯ cedilūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчǿƲƐǷчƤūǢơŀчccedilR-timesdϼtimespчţƐчǷƐƲƄƤŀǷчiquestƲƐǷчǪūƧƼƲчRчţŀƲчưūƲƄŀȗŀƧчǿƲƐǷчƤūǢơŀч

ǟŀţŀчǪŀŀǷчǟūƲƐƧŀƐŀƲчţƐчǷƐƲƄƤŀǷчƤūưūƲǷūǢƐŀƲчЋcedil dЌϯчūǢţŀǪŀǢƤŀƲчƋŀǪƐƧчţŀǢƐчcedil dϰчͼͺчǿƲƐǷчƤūǢơŀчǷūƧŀƋчưūЙ

ưūƲǿƋƐчƤǢƐǷūǢƐŀчǿƲǷǿƤчţƐǿǪǿƧƤŀƲчưūƲƄƐƤǿǷƐчǟūƲƐƧŀƐŀƲчccedilR-timesdϼtimespчǷƐƲƄƤŀǷчƲŀǪƐƼƲŀƧчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϲ

ϯ cedilūƧŀƋч ţƐǷūǢśƐǷƤŀƲч ƲƼǷŀч ţƐƲŀǪч laquoūǷţƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч rƼϯч r$-Ͷͺͺʹϼ ϯ͵ϼͶʹͶʹч ǷūǢƤŀƐǷч ǟūǢǪƐŀǟŀƲч

ǟūƲƐƧŀƐŀƲчƲŀǪƐƼƲŀƧчţŀƲчǟūǢǪƐŀǟŀƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǪǿǢȖūƐчccedilR-timesdϼtimespϲ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷчdd - - - - - ͽͻϰ͵ͽ ͽͻϰ͵ͽ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - - - - - ͵ʹϰͷ͵ ͵ʹϰͷ͵ ŀǟŀƐŀƲ - - - - - ͵ʹͼϰͷ ͵ʹͼϰͷ

cedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestч

dūǷūǢŀƲƄŀƲ laquoǿśчRdiquestч͵ laquoǿśчRdiquestчͶ

ͶʹͶʹ ͵ʹϰͷ͵ pūƲƄƐƲƄŀǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчśŀǢǿчţƐǷūǢŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчǪūśŀƄŀƐ

ƄŀśǿƲƄŀƲчlaquoǿś-RdiquestчţǿŀчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϰ

ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţūчǪūśūƧǿưƲȝŀчưūưśŀƲţƐƲƄƤŀƲчƤūţǿŀ

Ǫǿś-RdiquestчǷūǢǪūśǿǷϯ

laquoǿś-Rdiquestч͵ϱчcedilƐƲƄƤŀǷчǟūưūƲǿƋŀƲчccedilRчtimesd

Ͷʹ͵ͽ ͵͵Ͷϰͻ͵ Ͷʹ͵ͼ ͵͵ͶϰͶͻ ͽ͵ϰͺͽ Ͷʹ͵ͻ - ͼͺϰ͵ͺ

Ͷʹ͵ͺ - -

LAKIN DJPb 2020 118

5 Telah dilakukan asistensi kepada unit kerja peserta WBKWBBM terkait bahan paparan video profil

persiapan video conference dan evaluasi lapangan

6 Bagian KI secara intensif telah melakukan komunikasi dengan Biro OrgantaKemenpan-RB terkait

pelaksanaan video Conferenceevaluasi lapangan yang diikuti oleh peserta WBKWBBM

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan pada tahun 2021 antara lain

1 Penguatan peran UKI dalam pemantauan kode etik disiplin dan proses bisnis strategis

2 Penguatan integritas dengan internalisasi antikorupsi gratifikasi dan fraud bersinergi dengan

penyuluh antikorupsi

3 Menghimbau kepada seluruh unit kerja untuk menjaga kualitas layanan dengan tetap memperhatikan

kondisi tanggap bencana COVID-19

4 Melakukan asistensi terhadap unit kerja peserta WBKWBBM 2021

5 Melakukan koordinasi yang intensif dengan berbagai pihak (Kemenpan-RB Biro Organta dan unit

kerja peserta WBKWBBM) dalam pelaksanaan penilaian WBKWBBM

Pelaksanaan Inisiatif Strategis Transformasi Kelembagaan Ke-

menterian Keuangan pada tahun 2020 ditetapkan melalui KMK

No 125KMK012020 Indikator Kinerja Utama [IKU) Persentase

Penyelesaian inisiatif RBTK bertujuan untuk memonitor dan memastikan implementasi inisiatif transfor-

masi digital terlaksana sesuai dengan perencanaan baik dari sisi waktu dan kualitas Ditjen Perbenda-

haraan menjadi Pengelola Utama [Initiative Owner] atas implementasi IS 11 dan IS 13 dengan capaian

yang dapat dijelaskan sebagai berikut

a IS 11 Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran melalui Penggunaan Teknologi Digital [Shared Service dan

Government Platform)

1) Platform Pembayaran Pemerintah

Platform Pembayaran Pemerintah merupakan perwujudan pelaksanaan shared service untuk

pelaksanaan anggaran Platform Pembayaran Pemerintha menyediakan jasa administrasi keuangan

secara full digital melalui Kerjasama system elektronik dengan berbagai system pendukung yang

dipergunakan satuan kerja pemerintah Untuk tahap awal piloting dilaksanakan pada satker lingkup

Ditjen Perbendaharaan dan Kantor Pusat Sekjen Kemenkeu untuk layanan pembayaran gaji jasa

listrik dengan PT PIN dan telekomunikasi dengan PT Telkom Capaian pada 2020 sebagai berikut

Telah dibentuk Tim Pengelola Platform Pembayaran Pemerintah [Adhoc] berdasarkan Kepdirjen

NoKEP130PB2020

Telah ditetapkan PMK 204PMK052020 tanggal 17 Desember 2020 tentang Piloting Pembayaran

dalam rangka Pelaksanaan APBN melalui Platform Pembayaran Pemerintah

Telah ditetapkan MoU DJPb dengan PT PLN [Persero] (23122020) Nota kesepahamanMoU DJPb

dengan PT Telkom sedang dalam proses penyusunan

Telah dilakukan Integration Testing dan UAT dengan TELKOM (29122020) dan PLN (30122020)

Telah berhasil dilakukan pembayaran gaji bulan Januari 2020 menggunakan Platform Pembayaran

Pemerintah[23122020)

2) Kartu Kredit Pemerintah

Kartu Kredit Pemerintah merupakan program pendukung pelaksanaan ISRBTK Simplifikasi Pelaksa-

naan Anggaran KKP diharapkan mengurangi beban administrasi satker untuk bertransaksi sekaligus

mengurangi penggunaan uang kas tunai Capaian pada 2020 sebagai berikut

9e-CP Persentase penyelesaian

program RBTK

119 LAKIN DJPb 2020

Telah dilakukan sosialisasi edukasi kepada seluruh Kanwil DJPb dan KPPN melalui video confer-

ence terkait implementasi KKP Lanjutan (942020)

Telah disusun laporan pemantauan dan evaluasi penggunaan KKP tahun2019

Berdasarkan PMK No 231PMK03 2019 mulai tanggal 1 April 2020 Bendahara Satker KL tidak

wajib memungut memotong danatau menyetor PPh Pasal 22 dan PPN atau PPN dan PPnBM

atas penggunaan KKP

Telah dilakukan survei ketersediaan mesin EDC kepada Satker mitra kerja

Telah ditetapkan PER-19PB2020 tanggal 30 September 2020 tentang Uji Coba Mekanisme Pem-

bayaran dan Penggunaan KKP Atas Beban BA BUN

Sedang dikembangkandisesuaikan aplikasi Satker [SAS-Modul Silabi dan Aplikasi SAKTI) dalam

rangka implementasi KKP Satker BA BUN Untuk satker biasa modul KKP sudah implementasi

b IS 13 Pengintegrasian Informasi Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk Men-

dukung Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan Negara Dalam IS 13 milestone 2020 yaitu Pen-

gusulan SIKRI sebagai platform integrasi keuangan Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah

dengan capaian utama yaitu penyusunan rancangan Blueprint integrasi informasi keuangan

Pemerintah Pusat dan pemda Detil capaian IS 13 selama Tahun 2020 sebagai berikut

Penetapan KMK No 5MK52020 tentang Pembentukan Tim SIKRI Tahun 2020

Simulasi Data Transaksi Keuangan pemda yang dikompilasi SIKD menjadi laporan keuangan oleh

DJPK sesuai UND15PB72020

Pembahasan dalam rapat Dit APK DJPb PMO DJPb Dit ESI DJPK dan PMO DJPK untuk memba-

has dan menyeleraskan interkoneksi antar kedua sistem pada tanggal 3 Desember 2020

Penyusunan rancangan blueprint dan BDAT SIKRI setelah melalui pembahasan dengan pihak

terkait Rancangan Blueprint dan BDAT SIKRl telah disampaikan kepada Direktur Jenderal Per-

bendaharaan melalui nota dinas nomor 1147PB62020 tanggal 30 Desember 2020

Pembahasan RPP BAS Daerah dengan stakeholder terkait

Pelatihan capacity building [SDM] analisis data teknologi dan infrastruktur pendukung dengan

mengajak Dit SITP yang bekerja sama dengan Brainmatic dengan topik Training Systems Analysis

and Design with UML

Selain itu DJPb menjadi Unit Pendukung atas 1S1 dan IS14 dengan penjelasan sebagai berikut

a IS 14 Integrasi Proses Bisnis Perencanaan dan Penganggaran

Target milestone 2020 telah diselesaikan melalui integrasi dashboard IKPA dan EKA yang

disajikan pada aplikasi SMART dan OMSPAN melalui metode pertukaran data [data interchange)

secara host to host

Informasi integrasi dashboard tersebut telah disampaikan para Kepala Kanwil dan KPPN untuk

selanjutnya disosialisasikan kepada mitra kerjanya melalui ND-766PB22020 tanggal 24 Sep-

tember 2020 hal integrasi Data IKPA pada Aplikasi OMSPAN dengan EKA pada Aplikasi SMART

dalam rangka Monev Kinerja Anggaran

Modul Anggaran SAKTI Satker sudah dimplementasikan dan sudah dilaporkan pada Weekly SAKTI

bulan November 2020

gtltEWďϮϬϮϬϭϮϬ

śϯ Rlaquoчϻ͵ϰч ūƲƄǿŀǷŀƲчǿţŀȝŀчǢƄŀƲƐǪŀǪƐчdūưūƲƤūǿϱчcedilƋūчrūȗчcedilƋƐƲƤƐƲƄчƼƃчtimesƼǢƤƐƲƄϰ

͵Ќ ч ūƲȝūưǟǿǢƲŀŀƲчţŀƲчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчRƲǷūƄǢƐǷȝчEǢŀưūȗƼǢƤч

middot cedilūǢţŀǟŀǷчʹчǟūƄŀȗŀƐч$b śчȝŀƲƄчưūƲƄƐƤǿǷƐчǟǢƼǪūǪчlaquoūǢǷƐɯƤŀǪƐч ūƲȝǿƧǿƋчƲǷƐчdƼǢǿǟǪƐч Ћlaquo dЌч

ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯ

middot cedilūǢţŀǟŀǷч͵ͼчǟūƄŀȗŀƐч$b śчȝŀƲƄчưūưūƲǿƋƐчǟūǢǪȝŀǢŀǷŀƲчlaquo dчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч

middot cedilūǢţŀǟŀǷч͵ч ūƄŀȗŀƐч$b śчȝŀƲƄчƧǿƧǿǪчŀǪǪūǪǪưūƲǷчlaquo dчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯ

middot $ƐǢūƤǷǿǢчbūƲţūǢŀƧч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчưūƲŀƲţŀǷŀƲƄŀƲƐчţŀƲчưūƲūǷŀǟƤŀƲчd -Ͷͷϼ ϼͶʹͶʹчǷūƲЙ

ǷŀƲƄч ūǷǿƲơǿƤчcedilūƤƲƐǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчdūǢŀƲƄƤŀч ūƲƄǿŀǷŀƲчRƲǷūƄǢƐǷŀǪч$b śϯ

middot cedilƐưч ǷūƧŀƋч ưūƧŀƤǿƤŀƲч ǪƐƲƤǢƼƲƐǪŀǪƐч ƤƼƲǪūǟч REч ţūƲƄŀƲч FƼȖūǢƲŀƲŜūч EǢŀưūȗƼǢƤч ЏFEЌч ţūƲƄŀƲч

RƲǪǟūƤǷƼǢŀǷчͻчţŀƲчcedilчЏƄǿǪǷǿǪчͶʹͶʹАϯ

ͶЌ RưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǟūƲчlaquoǟŀŜūч

middot ūƲǿƲơǿƤŀƲчǿƲƐǷчǟƐƧƼǷƐƲƄч$ƐǷϯч dчfiquestϯ

middot ūƲūǢśƐǷŀƲчǟūǷǿƲơǿƤчǷūƤƲƐǪчtimesчǿƲǷǿƤчǟūƲƄŀţŀŀƲϼǢūƲƼȖŀǪƐчƤŀƲǷƼǢϯ

middot ūƲūǷŀǟŀƲчdūǷūƲǷǿŀƲчlaquoǷŀƲţŀǢч ūǢŀƧŀǷŀƲчţŀƲчpūǪƐƲϯч

middot ūƲȝǿǪǿƲŀƲч iquestǟţŀǷƐƲƄч ǿƤǿч ŀƲţǿŀƲϲч laquoǷŀƲţŀǢч $ūǪŀƐƲч ţŀƲч fŀȝƼǿǷч FūţǿƲƄч RƲǪǷŀƲǪƐч OumlūǢǷƐƤŀƧч

ЏţŀƧŀưчǟǢƼǪūǪЌϯ

middot $b śч ǷūƧŀƋч śūǢƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ţūƲƄŀƲчpoundƼưŀţŀƲчlaquoūǷơūƲч ǿƲǷǿƤчưūȗǿơǿţƤŀƲч ǪŀǷūƧƧƐǷūч ƼɭŜūчǟŀţŀч

d rчƼƄƼǢϯч$ƐǟūǢƤƐǢŀƤŀƲчŀƤƋƐǢчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪƐŀǟчǿƲǷǿƤчţƐƄǿƲŀƤŀƲϯ

middot laquoŀǷūƧƧƐǷūч ɭŜūч ţƐч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶ͵ч $b śчưūǢūƲŜŀƲŀƤŀƲч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ǟŀţŀч d rч ūƤŀǪƐϰч d rч

laquoǿǢŀƤŀǢǷŀϰчd rчpŀƧŀƲƄчţŀƲчd rчdƧŀǷūƲϯчlaquoŀŀǷчƐƲƐчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчūȖŀƧǿŀǪƐчǟƼǷūƲǪƐчţŀƲчǟūưЙ

ŀƲƃŀŀǷŀƲчǢǿŀƲƄŀƲчǿƲǷǿƤчţƐǿǪǿƧƤŀƲϯч

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч ǪūśūǪŀǢч ͼҗч ţūƲƄŀƲч ǟūǢƐƼţūч ǟūƧŀǟƼǢŀƲч ǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲϯч

ūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч ǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐч ţŀǷŀчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчưŀȜƐưƐȧūч ЋǪūưŀƤƐƲч ǷƐƲƄƄƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷūǢƋŀţŀǟч ǷŀǢƄūǷч ưŀƤŀч

ǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌчţŀƲч ơūƲƐǪчƤƼƲǪƼƧƐţŀǪƐчǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчǷŀƤūч ƧŀǪǷчƤƲƼȗƲчȖŀƧǿūч

ЋǢūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчţƐƄǿƲŀƤŀƲчŀţŀƧŀƋчŀƲƄƤŀчǟūǢƐƼţūчǷūǢŀƤƋƐǢЌϯчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǪūśǿǷчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǢƐчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀч

ǟūǢǪūƲǷŀǪūчŜŀǟŀƐŀƲчƐƲƐǪƐŀǷƐƃчśŀƐƤчǪūśŀƄŀƐчǟūƲƄūƧƼƧŀчǿǷŀưŀчưŀǿǟǿƲчǪūśŀƄŀƐчǟūƲţǿƤǿƲƄϯ

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ţŀǷŀч ţŀǢƐч ūƲǷǢŀƧч cedilǢŀƲǪƃƼǢưŀǷƐƼƲч ɭŜūч ЋcedilЌч dūưūƲƤūǿϰч ȝŀƲƄчưūƲơŀţƐч ţŀǪŀǢч ŜŀǟŀƐŀƲч

RdiquestчǷūǢǪūśǿǷϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟǢƼƄǢŀưчpoundcedildчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчǿƲǷǿƤч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀЙ

ƋŀǢŀŀƲчǪūśūǪŀǢчͽϰͻͶҗчŀǷŀǿч͵͵ͶϰͷͺҗчţŀǢƐчǷŀǢƄūǷϯчlaquoūŜŀǢŀчƤūǪūƧǿǢǿƋŀƲϰчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǟŀţŀчǷŀƋǿƲч

ͶʹͶʹчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀśūƧчͷϯͶͼчŀǟŀƐŀƲчRdiquestча ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟǢƼƄǢŀưчpoundcedildачǷŀƋǿƲчͶʹͶʹч

cedilūǢţŀǟŀǷчśūśūǢŀǟŀчƐǪǿчǷūǢƤŀƐǷчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ ūǢǿśŀƋŀƲчţƐƄƐǷŀƧчţƐчƧƐƲƄƤǿƲƄŀƲч$b чśūǢţŀưǟŀƤчƧǿŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐϰчǟǢƼǪūǪчśƐǪƲƐǪчţŀƲчƧūƄŀƧƐЙ

ǷŀǪчţƼƤǿưūƲчƤūǿŀƲƄŀƲϯ

Ͷϯ ūƲƄūưśŀƲƄŀƲчŀǟƧƐƤŀǪƐчţŀƲчǢūƄǿƧŀǪƐчǷūǢƤŀƐǷчǟƧŀǷƃƼǢưчśūǢơŀƧŀƲчśūǢǪŀưŀŀƲчЋƐǷūǢŀǪƐЌ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷчdd ͼϰͺͷҗ Ͷ͵ϰͼͺҗ Ͷ͵ϰͼͺҗ ͷͼϰͼͷҗ ͷͼϰͼͷҗ ͼҗ ͼҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ͵ϰͺҗ Ͷͽϰͻͺҗ Ͷͽϰͻͺҗ ϰͻͷҗ ϰͻͷҗ ͽϰͻͶҗ ͽϰͻͶҗ ŀǟŀƐŀƲ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵͵Ͷϰͺ͵ ͵͵Ͷϰͺ͵

121 LAKIN DJPb 2020

3 Penyelarasan pengembangan SIKRI dengan pengembangan SIKD memerlukan interkoneksi dengan

data SIKD di DJPK

Akar masalah yang dapat diidentifikasi dalam pencapaian IKU tersebut antara lain

1 Regulasi selesai pada akhir tahun penyesuaian aplikasi dan pembayaran hanya memiliki jeda waktu

sangat pendek

2 Pengembangan SIKD berbasis transaksi masih berjalan sehingga belum dapat dilakukan inter-

koneksi ke data SIKD dari DJPK (IS 13]

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan pada tahun 2021

1 Melakukan monitoring dan mengawal para initiative owner untuk mencapai target rencana

timeframe KMK ISRBK Tahun 2020

2 Melaksanakan piloting untuk transaksi pembayaran common ekspense

3 Melakukan komunikasi intensif dengan DJPK untuk mempercepat pemberian akses langsung ke

data SIKD

4 Monitoring implementasi IS 14

Tingkat Implementasi learning organization merupakan nilai

yang merepresentasikan tingkat implementasi unit kerja di

lingkungan Kementerian Keuangan sebagai learning organiza-

tion Learning organization (organisasi pembelajar) adalah organisasi yang secara terus menerus dan

terencana memfasilitasi anggotanya agar mampu terus menerus berkembang dan mentransformasi

diri baik secara kolektif maupun individual dalam usaha mencapai hasil yang lebih baik dan sesuai

dengan kebutuhan yang dirasakan bersama antara organisasi dan individu di dalamnya (KEP-140

PP2017)

Tingkat implementasi learning organization menggunakan metode pengukuran yang dikembangkan dari

konsep Enterprise Learning System Assessment yang merupakan salah satu komponen dalam penera-

pan strategi Kemenkeu corporate university

Tingkat learning organisation dapat ditinjau dari input proses dan output pembelajaran yang dapat

dilakukan dengan komponen penilaian terdiri dari

1 Strategic fit and management commitment

2 Learning function organization

3 Learning spaces

4 Learning solutions

5 Leaders as teachers

6 Learners

7 Learning Culture

8 Feedback

9 Learning value chain

10 Learners performance

Pengukuran IKU ini menggunakan metode penilaian self assesment dan survei

a Penilaian Dilakukan oleh komite (BPPK) dengan menggunakan data yang dimiliki olh Sekretariat

BPPK dan Pusdiklat

9f-CP Tingkat implementasi

learning organization

gtltEWďϮϬϮϬϭϮϮ

śϯ laquoūƧƃч ǪǪūǪưūƲǷϱч $ƐƧŀƤǿƤŀƲч ƼƧūƋч ǿƲƐǷч ȝŀƲƄчưūưśƐţŀƲƄƐч ǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲч ǟūƄŀȗŀƐч ţƐч ǪūǷƐŀǟч ǪūƧƼƲч Rч

ţŀƲϼŀǷŀǿчǿƲƐǷчǪŀưǟūƧчţūƲƄŀƲчţŀǷŀчȝŀƲƄчţƐưƐƧƐƤƐчǪūƲţƐǢƐчţŀƲчƤūǢǷŀǪчƤūǢơŀчţŀǢƐч d

Ŝϯ laquoǿǢȖūƐϱ

͵ϯ cedilƐưч ǪǿǢȖūƐч ǿƲǷǿƤч ǟūƲƐƧŀƐŀƲч ƧūȖūƧч ǿƲƐǷч ūǪūƧƼƲч Rч ŀţŀƧŀƋч ǷƐưч ǪǿǢȖūƐч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ȝŀƲƄч

ţƐƤƼƼǢţƐƲŀǪƐƤŀƲчƼƧūƋч dϲ

Ͷϯ iquestƲƐǷчȝŀƲƄчţƐơŀţƐƤŀƲчǪŀưǟūƧчǟŀţŀчưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄчǿƲƐǷчūǪūƧƼƲчRчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчƼƧūƋчǷƐưчǪǿǢȖūȝϲ

ͷϯ poundūǪǟƼƲţūƲчǪǿǢȖūƐчŀţŀƧŀƋчǪūƧǿǢǿƋчǟūƄŀȗŀƐчǟŀţŀчlaquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷчiquestƲƐǷччǪūƧƼƲчRчţŀƲчiquestƲƐǷчdūǢơŀчȝŀƲƄчưūƲЙ

ơŀţƐчlaquoŀưǟūƧϯ

EƼǢưǿƧŀчRdiquestчϱч

cedilƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчƧūŀǢƲƐƲƄчƼǢƄŀƲƐǪŀǷƐƼƲчччʹҗчMŀǪƐƧч ūƲƐƧŀƐŀƲчѾчͷʹҗччMŀǪƐƧчlaquoūƧƃчǪǪūǪưūƲǷчѾчͷʹҗч

ūǢǪūǟǪƐчlaquoǿǢȖūƐч

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчͻϯч ūƧŀǟƼǢŀƲчRdiquestчƐƲƐчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǷŀƋǿƲŀƲϰчǟƼƧŀǢЙ

ƐǪŀǪƐчţŀǷŀчAacuteotildemacrAacutemacruacuteЋǪūưŀƤƐƲчǷƐƲƄƄƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƋŀţŀǟчǷŀǢƄūǷϰчǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌϰчƤƼƲǪƼƧƐЙ

ţŀǪƐчǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчatildesup1 frac14Uumlatilde sup1AcircEgraveocircAcircoacutefrac14ccedil ЋǢūŀƧƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄчţƐƄǿƲŀƤŀƲчŀţŀƧŀƋчŀƲƄƤŀчǟūǢƐƼţūч ǷūǢŀЙ

ƤƋƐǢЌϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчţƐţŀǟŀǷчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчƐƲƐчǪūśūǪŀǢчͽͻϰͺчŀƲƄƤŀчǷūǢǪūśǿǷчţƐţŀǟŀǷчţŀǢƐч ūƲƄǿƤǿǢŀƲчǷƐƲƄЙ

ƤŀǷч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч frac14OslashAcircmacrAcirccopy EgraveOslashcopyAcircmacruacuteatildemacrEgraveAcirc ЋfЌч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǷūƧŀƋч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ţūƲƄŀƲч ưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲч ǷƐƄŀч

ưūǷƼţūч ǟūƲƄǿƤǿǢŀƲϰч ȝŀƐǷǿч ǪǿǢȖūƐϰчUumlfrac14uml UumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeţŀƲч ǟūƲƐƧŀƐŀƲч ƼƧūƋч dƼưƐǷūч ūƲƐƧŀƐч fч ţūƲƄŀƲч ƋŀǪƐƧч

ƲƐƧŀƐчͽͻϰͺчЋţƐŀǷŀǪчƲƐƧŀƐчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчdūưūƲƤūǿчǪūśūǪŀǢчͽͷϰ͵ͼЌчƋŀƧчƐƲƐчưūưśǿŀǷчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчfrac14OslashAcircʣ

macrAcirccopyEgraveOslashcopyAcircmacruacuteatildemacrEgraveAcirc$b śчţƐŀǟǢūǪƐŀǪƐчţūƲƄŀƲчśŀƐƤчƼƧūƋчdƼưƐǷūч ūƲƐƧŀƐчfϯч

pūưǟūǢƋŀǷƐƤŀƲчƋŀƧчţƐчŀǷŀǪϰчţƐǟūǢƼƧūƋчƲƐƧŀƐчŀƤƋƐǢч RdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчͽͻϰͺϰчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐч

ǷŀǢƄūǷƲȝŀчǪūśūǪŀǢчͻчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷч

pūƲƄƐƲƄŀǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчśŀǢǿчţƐǷūǢŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǪūưūƲǷŀǢŀчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͺч

Ǫϯţϯч Ͷʹ͵ͽч ǷƐţŀƤч ţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч ţŀƲч ǷƐţŀƤч ŀţŀч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷϰч ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч

ţūƲƄŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹ͵ͽчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǿƤŀƲϯчpoundūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲч

ǢūŀƧƐǪŀǪƐчǪūƧŀưŀчƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǢūƲŜŀƲŀчơŀƲƄƤŀчưūƲūƲƄŀƋч$b śчȝŀƲƄчţƐǷǿŀƲƄƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀЙ

ƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчƧūśƐƋчǷƐƲƄƄƐчţŀǢƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀϑpoundūƲǪǷǢŀч$b śчǷŀƋǿƲч

ͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

RǪǿчǷūǢƤŀƐǷчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчȝŀƐǷǿч ūƲƄǿƤǿǢŀƲчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчfrac14OslashAcircmacrAcirccopy

EgraveOslashcopyAcircmacruacuteatildemacrEgraveAcircϑЋfЌчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчǷƐƄŀчưūǷƼţūчǟūƲƄǿƤǿǢŀƲϰчȝŀƐǷǿчǪǿǢЙ

ȖūƐϰчUumlfrac14umlUumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeţŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчƼƧūƋчdƼưƐǷūч ūƲƐƧŀƐчfчţūƲƄŀƲчƋŀǪƐƧчƲƐƧŀƐчͽͻϰͺчЋţƐŀǷŀǪчƲƐƧŀƐчǢŀǷŀ-чǢŀǷŀч

dūưūƲƤūǿчǪūśūǪŀǢчͽͷϰ͵ͼЌчưūưśǿŀǷчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчƧūŀǢƲƐƲƄчƼǢƄŀƲƐȧŀǷƐƼƲч$b śчţƐŀǟǢūǪƐŀǪƐчţūƲƄŀƲч

śŀƐƤчƼƧūƋчdƼưƐǷūч ūƲƐƧŀƐчfϯ

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ ūǢƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ţūƲƄŀƲч dч ǷūǢƤŀƐǷч ǷūƤƲƐǪч ǟūƲƄǿƤǿǢŀƲч ţŀƲч ǟūƲūƲǷǿŀƲч ȗŀƤǷǿч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч

ǟūƲƄǿƤǿǢŀƲϲ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷчdd - - - - - ͻ ͻ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - - - - - ͽͻϰͺ ͽͻϰͺ ŀǟŀƐŀƲ - - - - - ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ

ϭϮϯgtltEWďϮϬϮϬ

Ͷϯ pūƲƄƐƤǿǷƐч 0AcircmacrUumlmacrUumlmacr =OslashAcircmacrAcirccopy AcirccopycopyAacuteAcircatilde (EgraveOslashccedilAacuteưūƧŀƧǿƐч EgraveEgraveAacute BatildemacrAcirccopy ȝŀƲƄч ţƐŀţŀƤŀƲч ƼƧūƋч laquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷч

dчǪūśŀƄŀƐчǪŀǢŀƲŀчǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчcedilƐƲƄƤŀǷчRưǟƧūưūƲǷŀǪƐч=OslashAcircmacrAcirccopyIOslashcopyAcircmacrUumlatildemacrEgraveAcircţƐчfƐƲƄƤǿƲƄŀƲч dūưūƲЙ

ǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲϲ

ͷϯ pūưǟūǢǪƐŀǟƤŀƲчǟūưūǷŀŀƲчƤūǢǷŀǪчƤūǢơŀчśŀƄƐчǿƲƐǷчƤūǢơŀчȝŀƲƄчŀƤŀƲчưūƲơŀţƐчƼśȝūƤчǪǿǢȖūȝϲ

ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƤŀƐǷчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǟūƲƄǿƤǿǢŀƲч=OslashAcircmacrAcirccopyEgraveOslashcopyAcircmacrUumlatildemacrEgraveAcircƤūǟŀţŀчǿƲƐǷϼчƼśȝūƤчǪǿǢЙ

Ȗūȝϲ

ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲϑUumlfrac14umlUumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeţŀƲчǟūƲţŀưǟƐƲƄŀƲϑUumlfrac14umlUumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeǟŀţŀчǿƲƐǷoacuteOslashatildemacrfrac14ʒ

poundūƤƼưūƲţŀǪƐчǢūƲŜŀƲŀчŀƤǪƐчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵чưūƧŀƤǿƤŀƲчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчǪƐǪǷūưчȝŀƲƄч

ưūƲţǿƤǿƲƄчǟūưŀƲǷŀǿŀƲчƤūƧūƲƄƤŀǟŀƲчţƼƤǿưūƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƤǷƐȖƐǷŀǪчfчǿƲƐǷч ǪŀưǟūƧчţŀƲчlaquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчч

ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч=OslashAcircmacrAcirccopyIOslashcopyAcircmacruacuteatildemacrEgraveAcircţŀƲчǪƐǪǷūưчǟūƲţǿƤǿƲƄчǟūưŀƲǷŀǿŀƲчŀƤǷƐȖƐǷŀǪчfчƧƐƲƄƤǿǟч$b śϯ

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ưūƧƐǟǿǷƐч ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲϰч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲϰч ţŀƲч ưƼƲƐǷƼǢƐƲƄч

ŀƲƄƄŀǢŀƲч ǪūƧŀưŀч ǪŀǷǿч ǷŀƋǿƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ȝŀƲƄч ǪūƧŀƲơǿǷƲȝŀч ţƐǟūǢǷŀƲƄƄǿƲƄȭŀȗŀśƤŀƲч

Ƥūǟŀţŀч ǪǷŀƤūƋƼƧţūǢϯч$ŀƲŀч ȝŀƲƄч ǷūǢǪūţƐŀчţŀƧŀưчţƼƤǿưūƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲч

Ћ$R Ќϰч ƋŀǢǿǪч ţƐƤūƧƼƧŀч ǪūǪǿŀƐч ǢūƲŜŀƲŀч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ţŀƲч ţŀǟŀǷч

ţƐǟūǢǷŀƲƄƄǿƲƄȭŀȗŀśƤŀƲϯч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲч ǟǢƐƲǪƐǟч ƋūưŀǷϰч

ūɯǪƐūƲϰчţŀƲчǷƐţŀƤчưūȗŀƋчţūƲƄŀƲчǷūǷŀǟчưūưūƲǿƋƐчƼǿǷǟǿǷчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчǷūƧŀƋчţƐǢūƲŜŀƲŀƤŀƲчţŀƧŀưч$R ϯч

dǿŀƧƐǷŀǪч ǟūǢǷŀƲƄƄǿƲƄȭŀȗŀśŀƲч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ǪūƧŀưŀч ǪŀǷǿч ǷŀƋǿƲϰч ǷūǢŜūǢưƐƲч ţŀǢƐч ƼǟƐƲƐч ȝŀƲƄч

ţƐśūǢƐƤŀƲчƼƧūƋч dϯчч

ч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͶͽϯч

cedilŀśūƧчͷϯͶͽчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч͵ʹ

Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч ƤǿŀƧƐǷŀǪч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ţƐǷūǢŀǟƤŀƲч ǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵чţūƲƄŀƲчƲŀưŀч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч ūƲȝūǢŀǟŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчţŀƲч ūƲЙ

ŜŀǟŀƐŀƲчIccedilatildeOtildeccedilatilde frac14Acirccedilϰч ţūƲƄŀƲч ǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч ȝŀƲƄч ƤūưǿţƐŀƲч ţƐǿśŀƋч

ţūƲƄŀƲчlaquoǿǢŀǷчţŀǢŀƲч ЋlaquoЌчpūƲǷūǢƐч dūǿŀƲƄŀƲчrƼϯч laquo-ͷͶϼpdϯ͵ϼͶʹ͵ч ǷŀƲƄƄŀƧч ͷʹч$ūǪūưśūǢч Ͷʹ͵ч ǷūƲǷŀƲƄч

cedilŀǷŀчŀǢŀч ūƲƄǿƤǿǢŀƲчRƲţƐƤŀǷƼǢчdƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀч ūƲȝūǢŀǟŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчţŀƲч ūƲŜŀǟŀƐŀƲчǿǷǟǿǷчūƧŀƲơŀчţƐч

fƐƲƄƤǿƲƄŀƲч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ȝŀƲƄч ưūƲŜŀśǿǷч laquo-ͻϼpdϯ͵ϼͶʹ͵ч ǷŀƲƄƄŀƧч ͻч pŀǢūǷч Ͷʹ͵ϰч ţūƲƄŀƲч

ưūƲŀưśŀƋƤŀƲчǿƲǪǿǢчūɯǪƐūƲǪƐϰчǪūƧŀƐƲчǟūƲȝūǢŀǟŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчţŀƲчEgraveccedilatildeOtildeccedilatildeчЋŜŀǟŀƐŀƲчƤūƧǿŀǢŀƲЌϯч ŀţŀчǟūƲūǷŀЙ

ǟŀƲчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчţŀƲчͶʹ͵ͻϰч ǟūƲƄƋƐǷǿƲƄŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷчưŀǪƐƋчţƐƄǿƲŀƤŀƲчţūƲƄŀƲчǟūǢǿЙ

śŀƋŀƲчƲƼưūƲƤƧŀǷǿǢчưūƲơŀţƐч ūǢǪūƲǷŀǪūчdǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲϯч

$ŀƧŀưч ǟūǢơŀƧŀƲŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͻч ЋǷǢƐȗǿƧŀƲч ROumlЌч ǷūǢţŀǟŀǷч ǟūǢǿśŀƋŀƲч ưūǷƼţūч ǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷϰч

ţūƲƄŀƲч ŀţŀƲȝŀч ǟūƲūǷŀǟŀƲч laquo-ͷϼpdϯ͵ϼͶʹ͵ͻч ǷŀƲƄƄŀƧч ͶͺчƤǷƼśūǢч Ͷʹ͵ͻч ǷūƲǷŀƲƄч cedilŀǷŀчŀǢŀч ūƲƄƋƐǷǿƲƄŀƲч

RƲţƐƤŀǷƼǢч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ūǢǪūƲǷŀǪūч dǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƲƄƄŀǢŀƲч ţƐч fƐƲƄƤǿƲƄŀƲч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿЙ

ŀƲƄŀƲϰчţūƲƄŀƲчŀţŀƲȝŀчǟūǢśūţŀŀƲчǟŀţŀчƼśơūƤчţŀƧŀưчǿƲǪǿǢчȝŀƲƄчţƐǿƤǿǢϰчưūǷƼţūчţŀƲчǟūưśƼśƼǷŀƲϰчǪūǢǷŀч

ŀţŀƲȝŀчǟūƲŀưśŀƋŀƲчǿƲǪǿǢчƤƼƲǪƐǪǷūƲǪƐч ЋǿƲǪǿǢчȝŀƲƄчţƐǷŀưśŀƋƤŀƲчǿƲǷǿƤчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчưǿƧŀƐч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼЌϯч

laquoūƧŀƐƲч ƐǷǿϰч ǟŀţŀч ǷǢƐȗǿƧŀƲч RRч Ͷʹ͵ͼϰч ǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч ƤǿŀƧƐǷŀǪч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ơǿƄŀч

ditŀưśŀƋƤŀƲ чǿƲǪǿǢч RƲţƐƤŀǷƼǢч dƐƲūǢơŀч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƲƄƄŀǢŀƲч ЋRd Ќч $b śч ţūƲƄŀƲч ǟǢƼǟƼǢǪƐч śƼśƼǷϰч

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч͵ ʹ

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч

dūǿŀƲƄŀƲчȝŀƲƄч

laquolaquoч͵ʹϱч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧч dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ͵ʹŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲ ͽҗ ͽͺϰ͵ͺ ͵ʹ͵ϰͶͶ ͵ʹś- RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчч͵ ͼ ͽͺ ͵͵Ͷϰͽ

͵ʹŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪч

gtltEWďϮϬϮϬϭϮϰ

ȝŀƐǷǿч ŜŀǟŀƐŀƲч laquo-ͷϼpdϯʹ͵ϼͶʹ͵ͻч ţƐśƼśƼǷч ͽʹҗч ţŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч Rd ч$b śч ţƐśƼśƼǷч ͵ʹҗϯч $ŀƲч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵ͽчƤūưśŀƧƐчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟūƲȝūưǟǿǢƲŀŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчưūƧŀƧǿƐчǟūƲūǷŀǟŀƲчǷŀǷŀчŜŀǢŀчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲƲȝŀчǟŀЙ

ţŀчlaquo-Ͷϼpdϯ͵ϼͶʹ͵ͽϰчţūƲƄŀƲчưūƲƐưśŀƲƄϱч

͵ϯ ǿƲǷǿƤчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲч ǪūǢǷŀчǟūǢśŀƐƤŀƲч ǷŀǷŀч ƤūƧƼƧŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄЙ

ƄŀǢŀƲчţƐчƧƐƲƄƤǿƲƄŀƲчdūưūƲƤūǿϲ

Ͷϯ ǿƲǷǿƤчưūƲƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐчRpdчrƼưƼǢчͷͺϼRpdϯʹ͵ϼͶʹ͵ͻчǷūƲǷŀƲƄчFūǢŀƤŀƲчɯǪƐūƲǪƐчǪūśŀƄŀƐчśŀƄƐŀƲчƐưǟƧūЙ

ưūƲǷŀǪƐчǟūƲƄǿŀǷŀƲчśǿţŀȝŀчdūưūƲƤūǿϰчpūƲǷūǢƐчdūǿŀƲƄŀƲчưūưśūǢƐƤŀƲчŀǢŀƋŀƲчŀƄŀǢчdūưūƲƤūǿчưūƲЙ

ơŀţƐчǟǢƐưūчưƼȖūǢчǷŀǷŀчƤūƧƼƧŀчŀƲƄƄŀǢŀƲчȝŀƲƄчūƃūƤǷƐƃϰчūɯǪƐūƲϰчţŀƲчŀƤǿƲǷŀśūƧϲ

ͷϯ ǿƲǷǿƤчưūƲȝūƧŀǢŀǪƤŀƲч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчȖŀƧǿŀǪƐч dƐƲūǢơŀч ƲƄƄŀǢŀƲч ţŀƧŀưч ŀǟƧƐƤŀǪƐч laquoƐǪǷūưч

pƼƲƐǷƼǢƐƲƄчdƐƲūǢơŀчcedilūǢǟŀţǿчЋlaquoppoundcedilЌчǪūǢǷŀчưƼƲƐǷƼǢƐƲƄчţŀƲчūȖŀƧǿŀǪƐчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчśūƧŀƲơŀчdϼ

fчưūƧŀƧǿƐчRd чţŀƧŀưчŀǟƧƐƤŀǪƐчƲƧƐƲūчpƼƲƐǷƼǢƐƲƄчlaquo rϯ

$ŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǟūƲƄƋƐǷǿƲƄŀƲчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчdǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀЙ

ƋŀǢŀŀƲчưūƲƄŀŜǿчǟŀţŀчlaquoǿǢŀǷчţŀǢŀƲчpūƲǷūǢƐчdūǿŀƲƄŀƲчƲƼưƼǢчϱчlaquo-ͼϼpdϯ͵ϼͶʹͶʹчȝŀƲƄчưūƲƄƄŀƲǷƐƤŀƲчlaquo

-Ͷϼpdϯ͵ϼͶʹͶʹϯч ūǢţŀǪŀǢƤŀƲч laquo-ͼϼpdϯ͵ϼͶʹͶʹϰч ŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч dǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƲƄƄŀǢŀƲч

ǿƲǷǿƤч ǟūǢƐƼţūч cedilǢƐȗǿƧŀƲч Rч Ǫϼţч RRRч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţƐǟūǢƼƧūƋч ţŀǢƐч ƲƐƧŀƐч ч ŜŀǟŀƐŀƲч Rd ч ǟŀţŀч plaquo rϰч ǪūЙ

ţŀƲƄƤŀƲчǟŀţŀчcedilǢƐȗǿƧŀƲчROumlчţƐƋƐǷǿƲƄчţŀǢƐчʹҗчŜŀǟŀƐŀƲчƲƐƧŀƐчRd чţŀƲчͺʹҗчŜŀǟŀƐŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀчţŀǢƐч

ŀǟƧƐƤŀǪƐчlaquoppoundcedilϯч

cedilŀǢƄūǷч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчͽҗϯч ūƧŀǟƼǢŀƲч Rdiquestч ƐƲƐчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲϰч

ǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐч ţŀǷŀчAacuteotildemacrAacutemacruacuteч ЋǪūưŀƤƐƲч ǷƐƲƄƄƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷūǢƋŀţŀǟч ǷŀǢƄūǷϰч ǪūưŀƤƐƲч śŀƐƤч ŜŀǟŀƐŀƲч ƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌϰч

ƤƼƲǪƼƧƐţŀǪƐчǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчoacuteOslashcopyчЋǢŀǷŀ-ǢŀǷŀЌϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчͽͺϰ͵ͺҗϯчǿƲǷǿƤчǢūŀƧƐǪŀǪƐч

ǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲчśƐǪŀчţƐơūƧŀǪƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱч

͵ϯ iquestƲǷǿƤчcedilǢƐȗǿƧŀƲчRчţŀƲчcedilǢƐȗǿƧŀƲчRRчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчŀţŀƧŀƋчrϼчƤŀǢūƲŀч ŀƲţūưƐчƄƧƼśŀƧчOumlR$-˿ϑatildefrac14shyAacuteʣ

Acircoumlsup1AcircǷūǢǷǿƲţŀƲȝŀчƤūƄƐŀǷŀƲчţŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчŀƲƄƄŀǢŀƲчǪūƧǿǢǿƋчǪŀǷǿŀƲчƤūǢơŀϰчǪūƋƐƲƄƄŀчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲч

laquoǿǢŀǷч $ƐǢūƤǷǿǢч būƲţūǢŀƧч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч rƼưƼǢч laquo-Ͷͼϼ ϼͶʹͶʹч ǷŀƲƄƄŀƧч Ͷͷч pŀǢūǷч ͶʹͶʹч ƋŀƧч dūЙ

śƐơŀƤŀƲчpoundūƧŀƤǪŀǪƐч ūƲƐƧŀƐŀƲч RƲţƐƤŀǷƼǢч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲч ЋRd ЌчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчǟŀţŀчŀǟƧƐƤŀǪƐчp-

laquo rϰчţƐǪūśǿǷƤŀƲчśŀƋȗŀчǟūƲƐƧŀƐŀƲчRƲţƐƤŀǷƼǢчdƐƲūǢơŀч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋRd ЌчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчǟŀţŀч

ǟƧƐƤŀǪƐчp-laquo rчǷƐţŀƤчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчśŀǷŀǪчȗŀƤǷǿчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţƐŀǷǿǢчƧūśƐƋчƧŀƲơǿǷϯчMŀƧчƐƲƐч

ţƐơūƧŀǪƤŀƲчǟŀţŀчrƼǷŀчţƐƲŀǪчdūǟŀƧŀчƐǢƼч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчţŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчrƼưƼǢчr$-ͼʹϼlaquobϯ͵ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄЙ

ƄŀƧчͼчbǿƧƐчͶʹͶʹчƋŀƧч ūǢưƐƲǷŀŀƲч$ŀǷŀчŀǟŀƐŀƲчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчdǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋ d Ќч

cedilǢƐȗǿƧŀƲчRRчͶʹͶʹϰчśŀƋȗŀчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestч d чcedilǢƐȗǿƧŀƲчRчţŀƲчRRчţƐǷǿƧƐǪчrϼϯ

Ͷϯ iquestƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRRчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчŀţŀƧŀƋчͽͼϰͶҗчƲƐƧŀƐчƐƲƐчţƐţŀǟŀǷчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчdūǟŀƧŀчƐǢƼч

ūǢūƲŜŀƲŀŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ƲƼưƼǢч r$-ͽͻϼlaquobϯ͵ϼͶʹͶʹч ǷŀƲƄƄŀƧч ͵Ͷч ƄǿǪǷǿǪч ͶʹͶʹч ƋŀƧч ūƲȝŀưǟŀƐŀƲч

ūƲƐƧŀƐŀƲч Rd ч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţƐǪŀưǟŀƐƤŀƲч śŀƋȗŀч ǟūƲƐƧŀƐŀƲч Rd ч cedil-RRRч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǷŀƲǟŀч ưūưǟūǢƋƐЙ

ǷǿƲƄƤŀƲч ƤƼưǟƼƲūƲчpoundūȖƐǪƐч $R ч ţŀƲч$ūȖƐŀǪƐч MŀƧŀưŀƲч RRRч $R ϰч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀчưūƲţƼǢƼƲƄч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч

ŀƲƄƄŀǢŀƲчǿƲǷǿƤчǟūƲŀƲƄŀƲŀƲчţŀưǟŀƤчOumlR$-͵ͽϯ

ͷϯ iquestƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчŀţŀƧŀƋчͽͺϰ͵ͺчƲƐƧŀƐч ƐƲƐчţƐţŀǟŀǷчţŀǢƐчƋŀǪƐƧчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчƲƐƧŀƐч Rd чͽͼϰͻч

ţŀƲчƲƐƧŀƐчlaquoppoundcedilчͽϰͺͶч ƐƲƐчǪūǿǪŀƐчȝŀƲƄчţƐŀưŀƲŀƋƤŀƲчlaquo-ͼϼpdϯ͵ϼͶʹͶʹчŜŀǟŀƐŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲч ROumlчţƐƋƐǷǿƲƄч

ţŀǢƐчʹҗчŜŀǟŀƐŀƲчƲƐƧŀƐчRd чţŀƲчͺʹҗчŜŀǟŀƐŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀчţŀǢƐчŀǟƧƐƤŀǪƐчlaquoppoundcedilϯч

ϭϮϱgtltEWďϮϬϮϬ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчȝŀƐǷǿчǪūśūǪŀǢчͽͺϰ͵ͺҗϰчǷūƧŀƋчưūƧūśƐƋƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲч

ЋͽҗЌчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчͽͺϰ͵ͺҗч ǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐч ǷŀǢƄūǷч

ȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчЋͽҗЌϯчiquestƲǷǿƤччŜŀǟŀƐŀƲчǟūǢƐƼţƐƤчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчRч

ţŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRчǢūŀƧƐǪŀǪƐчrϼчƐƲƐчţƐƤŀǢūƲŀƤŀƲчǟŀƲţūưƐчƄƧƼśŀƧчOumlR$-͵ͽчǷūƧŀƋчưūƲȝūśŀśƤŀƲчǷūǢǷǿƲţŀƲȝŀч

ƤūƄƐŀǷŀƲчţŀƲч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ǪūƧǿǢǿƋч ǪŀǷǿŀƲч ƤūǢơŀϰч ǪūƋƐƲƄƄŀчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲчlaquoǿǢŀǷч$ƐǢūƤǷǿǢч būƲţūǢŀƧч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчrƼưƼǢчlaquo-Ͷͼϼ ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶͷчpŀǢūǷчͶʹͶʹчƋŀƧчdūśƐơŀƤŀƲчpoundūƧŀƤǪŀǪƐч ūƲƐƧŀƐŀƲчRƲţƐЙ

ƤŀǷƼǢч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋRd ЌчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч

ūǢƤūưśŀƲƄŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчţŀǢƐчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчţŀǟŀǷчţƐƤūǷŀƋǿƐчţŀǢƐчǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчȝŀƲƄч

ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϯч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчţƐчŀǷŀǪϰчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹч

ưūƲǿǢǿƲчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷч ǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀчśŀƋƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲч RчţŀƲч

cedilǢƐȗǿƧŀƲчRRчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчŀţŀƧŀƋчrϼϰчƤƋǿǪǿǪчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчƐƲƐчưūǢǿǟŀƤŀƲчţŀưǟŀƤчǟŀƲţūưƐƤчOumlR$-

͵ͽч ȝŀƲƄч ưūưśǿŀǷч ƤūśƐơŀƤŀƲч ǪŀƲƄŀǷч ŜūǟŀǷч śūǢǿśŀƋч ưūƲƄƐƤǿǷƐч ǟūǢƤūưśŀƲƄŀƲч ţŀưǟŀƤч ǟūƲȝūśŀǢŀƲч

OumlR$-͵ͽϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǪūƧŀưŀчƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǢūƲŜŀƲŀчơŀƲƄƤŀчưūƲūƲЙ

ƄŀƋч$b śчȝŀƲƄчţƐǷǿŀƲƄƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶ -ʹͶʹͶчţūƲƄŀƲчǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчȝŀƲƄчţƐǷǿƲơǿƤЙ

ƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϯ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчţƐчŀǷŀǪϰчƲƐƧŀƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷūƧŀƋчưūƧŀưǟŀǿƐчǷŀǢƄūǷчǷŀƋǿƲŀƲч

ȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

RǪǿчǿǷŀưŀчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч RdiquestчǟūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲч$b śчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰч

ȝŀƐǷǿϱ

͵ϯ ūƲƄƋƐǷǿƲƄŀƲч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч dǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƲƄƄŀǢŀƲч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч cedilϯϯч ͶʹͶʹч

ưūƲƄŀŜǿчǟŀţŀчlaquoǿǢŀǷчţŀǢŀƲчpūƲǷūǢƐчdūǿŀƲƄŀƲчƲƼưƼǢчϱчlaquo-ͼϼpdϯ͵ϼͶʹͶʹчȝŀƲƄчưūƲƄƄŀƲǷƐƤŀƲчlaquo-Ͷϼ

pdϯ͵ϼͶʹͶʹϲ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ ͽҗ ͽҗ ͽҗ ͽҗ ͽҗ ͽҗ ͽҗ

poundūŀƧƐǪŀǪƐ rϼ rϼ rϼ ͽͼϰͶҗ ͽͼϰͶҗ ͽͺϰ͵ͺҗ ͽͺϰ͵ͺҗ ŀǟŀƐŀƲ - - - ͵ʹͷϰ͵ ͵ʹͷϰ͵ ͵ʹ͵ϰͶͶ ͵ʹ͵ϰͶͶ

RdiquestчcedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐ

cent͵ centͶ laquoưǷϯ͵ centͷ laquoţϯчcentͷ cent Yacute Ͷʹ͵ͺ ͵ͽϰͻͽҗ ͷͻϰͻҗ ͷͻϰͻҗ ͺͼϰͻͷҗ ͺͼϰͻͷҗ ͽͻϰͺͽҗ ͽͻϰͺͽҗ Ͷʹ͵ͻ Ͷϰͻͼҗ ͺϰͻͷҗ ͺϰͻͷҗ ͻͷϰ͵ͺҗ ͻͷϰ͵ͺҗ ͵ʹͶϰʹ͵җ ͵ʹͶϰʹ͵җ Ͷʹ͵ͼ ͷʹϰͽͼҗ ͵ϰͷҗ ͵ϰͷҗ ͺͽϰͷͷҗ ͺͽϰͷͷҗ ͽͻϰͷͷҗ ͽͻϰͷͷҗ Ͷʹ͵ͽ ͽϰͼͺҗ ͽϰͺͼҗ ͽϰͻͻҗ ͽͺϰͺͺҗ ͽͺϰʹͻҗ ͵ʹʹϰʹͺҗ ͽͻϰʹͺҗ ͶʹͶʹ rϼ rϼ rϼ ͽͼϰͶҗ ͽͼϰͶҗ ͽͺϰ͵ͺҗ ͽͺϰ͵ͺҗ

cedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquest poundūƲǪǷǢŀч$b ś ͶʹͶʹ ͽͺϰ͵ͺҗ ͽҗ Ͷʹ͵ͽ ͽͻϰʹͺҗ ͽҗ Ͷʹ͵ͼ ͽͻϰͷͷҗ ͽҗ Ͷʹ͵ͻ ͵ʹ͵ϰʹͷҗ ͽҗ Ͷʹ͵ͺ ͽͻϰͺͽҗ ͽҗ

LAKIN DJPb 2020 126

2 Berdasarkan SE-8MK12020 capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran untuk peri-

ode Triwulan I sd III Tahun 2020 diperoleh dari nilai capaian IKPA pada OMSPAN sedangkan pada

Triwulan IV dihitung dari 40 capaian nilai IKPA dan 60 capaian penilaian kinerja dari aplikasi

SMART

3 Pandemi global COVID-19 telah menyebabkan tertundanya kegiatan dan realisasi anggaran seluruh

satuan kerja sehingga berdasarkan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-258PB2020

tanggal 23 Maret 2020 hal Kebijakan Relaksasi Penilaian Indikator Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Ta-

hun 2020 pada aplikasi OM-SPAN disebutkan bahwa penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Ang-

garan (IKPA) Tahun 2020 pada Aplikasi OM-SPAN tidak dilakukan sampai dengan batas waktu yang

akan diatur lebih lanjut

Akar masalah yang dapat diidentifikasi dalam pencapaian IKU tersebut yaitu

1 Sesuai SE Menteri Keuangan Nomor SE-8MK12020 terdapat perubahan cara perhitungan IKU

PKPA yang mengikuti perhitungan IKPA sehingga bobot persentase Deviasi RPD lebih kecil dan

menurunkan resiko capaian IKU PKPA

2 Sesuai Nota Dinas Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan nomor ND-3661SJ12020 ND-384

SJ12020 dan ND-805SJ12020 capaian IKU PKPA pada Triwulan I dan II 2020 tidak dihitung dan

diisi NA

3 Walaupun penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Tahun 2020 pada Aplikasi OM-

SPAN tidak dilakukan pada Triwulan I dan II Satker masih dapat memantau capaian masing-masing

indikator pada IKPA dan satker-satker tetap diminta mengantisipasi dan melakukan langkah-

langkah peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran sejak awal tahun

4 Sesuai Nota dinas Kepala Biro Perencanaan Keuangan nomor ND-894SJ12020 tanggal 27 Juli

2020 hal Evaluasi Kinerja Anggaran Semester I dan Pelaksanaan Anggaran Semester II lingkup Bagi-

an Anggaran 015 Kementerian Keuangan disebutkan bahwa sejalan dengan kebijakan penilaian kem-

bali IKPA maka relaksasi perhitungan IKU PKPA dicabut dan dilakukan penilaian kembali dengan

berpedoman pada SE-8MK12020

5 Selanjutnya sesuai dengan nota dinas Kepala Biro Perencanaan Keuangan nomor ND-974SJ12020

tanggal 12 Agustus 2020 hal Penyampaian Penilaian IKPA Tahun 2020 disampaikan bahwa tidak dil-

akukan penilaian untuk indikator IKPA berupa Revisi DIPA dan Deviasi Halaman III DIPA

6 Terdapat capaian komponen IKPA yang belum optimal seperti data kontrak kesalahan SPM

Penyelesaian Tagihan Konfirmasi Capaian Output retur SP2D dan Rekon LPJ Bendahara

7 Tingginya capaian realisasi anggaran Rupiah Murni yang mencapai 9942 sehingga mempengaruhi

nilai efisiensi pada Nilai Evaluasi Kinerja Anggaran di SMART Dimana antara penyerapan dan

efisiensi adalah hal yang kontraproduktif penyerapan terlalu tinggi maka efisiensi akan rendah

dan apabila penyerapan rendah dengan capaian output tercapai maka efisiensi akan tinggi

Tindakan yang telah dilaksanakan dalam pemenuhan IKU tersebut pada tahun 2020 yaitu

1 Nota dinas Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor ND-973PB2019 tanggal 29 November 2019

hal penyampaian RKAKL TA 2020 dan percepatan pelaksanaan anggaran TA 2020 satker-satker

lingkup DJPb

2 Melakukan revisi RPD pada halaman III DIPA satker KP-DJPb pada tanggal 31 Januari dan 27 Febru-

ari 2020

127 LAKIN DJPb 2020

3 Telah diterbitkan nota dinas Sekretaris Ditjen nomor ND-1113PB12020 tanggal 27 Maret 2020 hal

penyampaian SE-8MK12020 tentang Tata Cara Perhitungan IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan

Anggaran di Lingkungan Kementeerian Keuangan

4 Telah diterbitkan nota dinas Sekretaris Ditjen nomor ND-1145PB12020 tanggal 31 Maret 2020 hal

Permintaan Data Capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran dan Capaian Output Periode

Triwulan I 2020 disertai dengan aplikasi excel terkait cara perhitungan IKU PKPA untuk Direktorat

5 Membuat IKU terkait pengisian aplikasi SMART pada setiap satker pada kontrak kinerja tahun 2020

6 Menerbitkan nota dinas Sekretaris DJPb hal penjelasan atas perhitungan IKU PKPA Triwulan II TA

2020 untuk Kanwil DJPb dan KPPN nomor ND-2087PB12020 tanggal 9 Juli 2020

7 Melakukan realokasi anggaran untuk kegiatan yang lebih produktif

8 Melakukan koordinasi dan asistensi informal terkait IKPA melalui media online seperti mengingatkan

beberapa kebijakan IKPAIKU PKPA

9 Menerbitkan nota dinas Sekretaris Ditjen nomor ND-3056PB12020 tanggal 06 Oktober 2020 hal

Permintaan Data Capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran dan Capaian Output Periode

Triwulan III 2020 disertai dengan aplikasi excel terkait cara perhitungan IKU PKPA untuk Direktorat

10 Menerbitkan nota dinas Sekretaris DJPb hal perhitungan IKU PKPA Triwulan III TA 2020 untuk

Kanwil DJPb dan KPPN nomor ND-3070PB12020 tanggal 9 Juli 2020

11 Melakukan webinar sosialisasi IKU PKPA kepada seluruh satker melalui aplikasi Zoom sesuai surat

undangan Sekretaris Ditjen Perbendaharaan nomor UND-180PB12020 tanggal 6 November 2020

hal undangan kegiatan webinar peningkatan kierja pelaksanaan anggaran (IKU PKPA IKPA Aplikasi

SMART dan IKU Efisiensi Birokrasi) TA 2020

12 Telah diterbitkan nota dinas Sekretaris Ditjen nomor ND-61PB12021 tanggal 06 Januari 2021 hal

Permintaan Data Capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran dan Capaian Output Periode

Triwulan IV 2020 disertai dengan aplikasi excel terkait cara perhitungan IKU PKPA untuk Direktorat

13 Menerbitkan nota dinas Sekretaris DJPb nomor ND-590PB12021 tanggal 6 Januari 2021 hal perhi-

tungan IKU PKPA sd Triwulan IV TA 2020 dan IS Persentase Efisiensi Belanja Birokrai TA 2020 no-

mor ND-590PB12021 tanggal 6 Januari 2021

14 Monitoring pengisian aplikasi SMART

15 Pemberian pendampingan pengisian aplikasi SMART melalui forum WAG dan melakukan verifikasi

pengisian dan approval pengisian dari satker2 lingkup DJPb

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan untuk pemenuhan kualitas pelaksanaan anggaran DJPb

di tahun 2021 yaitu

1 Meminta dan mengingatkan satker untuk melakukan revisi halaman 3 DIPA pada setiap triwulan

sesuai batas waktu yang ditentukan

2 Meminta satker disiplin dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan RPD yang telah direncanakan

3 Meminta satker untuk mengisi aplikasi SMART secara rutin setiap bulan

4 Tetap melakukan langkah-langkah strategis peningkatan nilai IKPA walaupun ada kebijakan

relaksasi

5 Evaluasi atas capaian nilai IKPA dan SMART kantor vertikal triwulanan II sd IV

6 Penyampaian peringkat capaian realisasi anggaran SMART IKPA pada seluruh satker berikut pem-

berian penghargaan satker yang berprestasi

7 Memonitor realisasi satker BLU dan menjaga revisi penambahan dananya

8 Verifikasi dan pendampingan pengisian SMART ke satker-satker lingkup DJPb

LAKIN DJPb 2020 128

Sesuai Undang-undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Ta-

hun 2004 Pasal 55 ayat (1) Menteri Keuangan selaku pengelola

fiskal menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

untuk disampaikan kepada Presiden dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN

LKPP merupakan konsolidasi seluruh Laporan Keuangan KL Kementerian Keuangan sebagai salah satu

KL menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang terdiri dari laporan realisasi anggaran

neraca laporan operasional laporan perubahan ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

DJPb sebagai unit eselon I lingkup Kementerian Keuangan wajib menyusun dan menyampaikan laporan

keuangan kepada Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan untuk dikonsolidasikan menjadi Laporan

Keuangan Kementerian Keuangan dan Memenuhi amanat Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 Pasal

20 bahwa BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan Temuan-temuan pemeriksaan

yang oleh BPK dinyatakan selesai ditindaklanjuti adalah temuan-temuan pemeriksaan yang saran

rekomendasinya telah ditindaklanjuti secara nyata dan tuntas oleh pihak entitas yang diperiksa sehing-

ga diharapkan dapat memperbaiki pengelolaan dan tanggung jawab keuangan pada entitas yang ber-

sangkutan

Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks kualitas laporan keuangan BA 015 bertujuan untuk

meningkatkan kualitas penyusunan Laporan Keuangan (LK) BA 15 pada DJPb Kualitas laporan keuangan

adalah kualitas penyusunan laporan keuangan Kementerian Keuangan (BA 15) Penentuan kualitas

laporan keuangan pada unit eselon II yang bertanggung jawab atas penyusunan LK BA 15 mengacu pada

jumlah pengecualian yang didasarkan pada hasil audit BPK terhadap LK BA 15

Formula Indeks kualitas Laporan Keuangan dibagi per semester yaitu

Formula semester I Indeks Opini BPK atas LK BA 015 x 70

Formula semester II (Indeks Opini BPK atas LK BA 015 x 70) + ((AB) x 30)

dikonversi dalam indeks 1 sd 100 sebagai berikut

A Jumlah Indeks penyelesaian tindak lanjut rekomendasi BPK atas Laporan Keuangan BA 015 sd LK

TA 2019 (atas tindak lanjut yang masih dalam proses)

B Jumlah outstanding TL rekomendasi BPK atas Laporan Keuangan BA 015 sd LK Tahun 2018 (sd

tahun 2019) dan jumlah rekomendasi BPK atas LK BA 015 TA 2019 (diterima tahun 2020)

IKU tersebut mulai dilaksanakan pada tahun 2020 sebagai reformulasi pengukuran capaian IKU Indeks

kualitas laporan keuangan BA015 Reformulasi tersebut menimbang peningkatan kualitas IKU Setditjen

Perbendaharaan

100 = WTP

95 = WDP dengan 1-3 pengecualian

95 = WDP dengan 4-6 pengecualian

85 = WDP dengan 7-9 pengecualian

80 = WDP dengan 10-12 pengecualian

75 = WDP dengan gt12 pengecualian

50 = Tidak Wajar

25 = Tidak Menyatakan Pendapat

10b-CP Indeks kualitas pelaporan

keuangan BA 15

ϭϮϵgtltEWďϮϬϮϬ

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчRƲţūƤǪчdǿŀƧƐǷŀǪчfŀǟƼǢŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчϯчʹ͵чŀţŀƧŀƋчƋŀǪƐƧчǟūƲƐƧŀƐŀƲϼƼǟƐƲƐчȝŀƲƄчţƐśūǢƐƤŀƲчƼƧūƋч

ŀţŀƲч ūưūǢƐƤǪŀчdūǿŀƲƄŀƲчЋ dЌчŀǷŀǪчƋŀǪƐƧчǟūưūǢƐƤǪŀŀƲчfŀǟƼǢŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчccedilmacratildecedilчͶʹ͵ͽчţūƲƄŀƲч

ǷŀǢƄūǷчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǪūśūǪŀǢчͻʹчǿƲǷǿƤчǪūưūǪǷūǢчRчţŀƲчǪūśūǪŀǢчͼчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчǪūưūǪǷūǢчRRϯчcedilŀǢƄūǷчRdiquestч

ǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчdūưūƲƤūǿ-ƵǕźч laquoūǷţƐǷơūƲч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϯч ūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч ǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐч ţŀǷŀч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲч AacuteotildemacrAacutemacruacuteч

ЋǪūưŀƤƐƲчǷƐƲƄƄƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƋŀţŀǟчǷŀǢƄūǷϰчǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌчţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţūчǟūƧŀǟƼǢŀƲч

ǪūưūǪǷūǢŀƲϯч

iquestƲǷǿƤчưūƲţǿƤǿƲƄчǷŀǢƄūǷчƤǿŀƧƐǷŀǪчƼǟƐƲƐчtimescedil чţŀǟŀǷчţƐơūƧŀǪƤŀƲчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷчϱ

laquoūưūǪǷūǢчRϱ

EƼǢưǿƧŀǪƐч ūƲƄǿƤǿǢŀƲч ƤƐƲūǢơŀч ƐƲţūƤч ƤǿŀƧƐǷŀǪч ƧŀǟƼǢŀƲч ƤūǿŀƲƄŀƲч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ǟūǢч ǪūưūǪǷūǢϰч ǿƲǷǿƤч

ǪūưūǪǷūǢч Rч ţūƲƄŀƲч ƃƼǢưǿƧŀч ЋƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐч Uumlч ͻʹҗЌϯч ŀǟŀƐŀƲч ǪūưūǪǷūǢч Rч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋч ͻʹч ч Ћ͵ʹʹч Uumlч

ͻʹҗЌϯчRƲţūƤǪчƼǟƐƲƐчtimescedil чǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчlaquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷчbūƲţūǢŀƧчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчƲƼưƼǢч

r$-ͼϼlaquobϼͶʹͶʹчMŀƧч ūƲȝŀưǟŀƐŀƲчǟǢūǪƐŀǪƐϰчưūƲȝŀǷŀƤŀƲчśŀƋȗŀчfŀǟƼǢŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчcedilŀƋǿƲŀƲччʹ͵ч

cedilч Ͷʹ͵ͽч ưūƲţŀǟŀǷƤŀƲч ƼǟƐƲƐч ţŀǢƐч d-poundRч ȝŀƐǷǿч timesŀơŀǢч cedilŀƲǟŀч ūƲƄūŜǿŀƧƐŀƲч ȝŀƲƄч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч

ǪǷŀƲţŀǢчǷūǢǷƐƲƄƄƐчţŀƧŀưчŀƤǿƲǷŀƲǪƐчţŀƲчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчǟūưūǢƐƲǷŀƋϯч

laquoūưūǪǷūǢчRRϱ

ūǢƐƼţūч ǪūưūǪǷūǢч RRч ǟūƲƄƋƐǷǿƲƄŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч ƤƐƲūǢơŀч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ƄŀśǿƲƄŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч ǟūǢƐƼţūч ǪūưūǪǷūǢч Rч

ţŀƲчRRчţūƲƄŀƲчƃƼǢưǿƧŀчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱч

ЋRƲţūƤǪчǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfdччʹ͵чȜчͻʹҗчЌчѾчЋчЋϼЌчȜчͷʹҗчЌϯ

ŀǟŀƐŀƲчlaquoūưūǪǷūǢчRRчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчЋ͵ʹʹчUumlчͻʹҗЌчѾчЋ͵ͼϯʹϼͶ͵чUumlчͷʹҗЌччЋͻʹҗЌчѾчЋͶͺҗЌччͽͺҗч

$ūƲƄŀƲчţūưƐƤƐŀƲϰчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūƲǷǿƤŀƲчţŀƧŀưчƤƼƲǷǢŀƤчƤƐƲūǢơŀч

dūưūƲƤūǿ-EgraveAcircч$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчǷŀśūƧчśūǢƐƤǿǷϯч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ţƐч ŀǷŀǪϰч ƲƐƧŀƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷŀƋǿƲŀƲч Rdiquestч ЋȝŀƲƄч ƐƲƃƼǢưŀǪƐƲȝŀч ţƐǟūǢƼƧūƋч ǟŀţŀч

ǷǢƐȗǿƧŀƲч RRϼчǪūưūǪǷūǢч RчţŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲч ROumlϼчǪūưūǪǷūǢч RRч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹЌчǪūśūǪŀǢчͻʹчǟŀţŀчǪūưūǪǷūǢч RчţŀƲчͽͺч

ǟŀţŀчǪūưūǪǷūǢчRRчǷūǢǪūśǿǷчưūưūƲǿƋƐчǷŀǢƄūǷчRdiquestƲȝŀчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчdūưūƲƤūǿ-

EgraveAcircч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǪūƧŀưŀчƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǟūǢǷŀưŀчǢūƲŜŀƲŀчơŀƲƄƤŀч

ưūƲūƲƄŀƋч $b śч ȝŀƲƄч ţƐǷǿŀƲƄƤŀƲч ţŀƧŀưч poundūƲǪǷǢŀч $b śч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹ-ͶʹͶч ţūƲƄŀƲч ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч ǪūЙ

śŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчǷŀśūƧчśūǢƐƤǿǷϯч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчţƐчŀǷŀǪϰчƲƐƧŀƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹ͵ͽчưŀǪƐƲƄ

-ưŀǪƐƲƄчǷūƧŀƋчưūƧŀưǟŀǿƐчǷŀǢƄūǷчǷŀƋǿƲŀƲчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵-Ͷʹ͵ͽчƲŀưǿƲч

ǟŀţŀчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǷŀǢƄūǷчǷƐţŀƤчţƐǷūǷŀǟƤŀƲϯч

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ - ͻʹ ͻʹ - ͻʹ ͼ ͼ

poundūŀƧƐǪŀǪƐ - ͻʹ ͻʹ - ͻʹ ͽͺ ͽͺ ŀǟŀƐŀƲ - ͵ʹʹ ͵ʹʹ - ͵ʹʹ ͵͵Ͷϰͽ ͵͵Ͷϰͽ

cedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquest poundūƲǪǷǢŀч$b śчͶʹͶʹ-ͶʹͶ dūǷūǢŀƲƄŀƲ ͶʹͶʹ ͽͺ cedilƐţŀƤчţƐǷūǷŀǟƤŀƲ RdiquestϑRŰġĩŢƨϑŢƽthornťŎƵthornƨϑťthornƝźƠthornŰϑŢĩƽthornŰłthornŰϑ

ŮĩƠƽƝthornŢthornŰϑƝthornġthornϑƵthornʼnƽŰϑ˾˾ϑŮĩŰłthornťthornŮŎϑƠĩŁźƠŮƽťthornƨŎϑƝĩŰłƽŢƽƠthornŰϑĚthornƝthornŎthornŰϑġŎęthornŰġŎŰłŢthornŰϑƵthornʼnƽŰϑƨĩęĩťƽŮŰǛthorn

Ͷʹ͵ͽ Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͻ Ͷʹ͵ͺ

LAKIN DJPb 2020 130

Permasalahan yang terjadi terkait pencapaian target kinerja kualitas Laporan Keuangan

1 Tantangan penyelesaian rekomendasi BPK dalam masa pandemi COVID-19

2 Perputaran pegawai penyusun LK yang cukup dinamis

3 Tantangan revaluasi aset dan perubahan batas minimum kapitalisasi (PMK No 181PMK062016)

Dalam rangka mendukung untuk mendapatkan kualitas LK tingkat wilayah yang akuntabel Bagian Keu-

angan melaksanakan kegiatan

1 Pelaksanaan penyusunan Laporan Keuangan tingkat wilayah TA 2019 unaudited pada tanggal 27 Jan-

uari-9 Februari 2020 di Jakarta

2 Monitoring data Laporan Keuangan satker melalui aplikasi e-rekon dan monsakti secara periodik

(mingguan-bulanan) Tindak Lanjut Hasil evaluasi MONSAKTI sampai dengan bulan Mei 2020 sesuai

nota dinas Sekretarsi DJPb ND-1735PB12020 tanggal 9 Juni 2020

3 Penyampaian Tindak lanjut atas rekomendasi hasil pemeriksaan BPK RI atas LK BA 015 TA 2019 ssuai

ND-2795PB12020 tanggal 15 September 2020

4 Penyampaian tanggapan atas konsep LHP LK BA 015 Tahun 2019 sesuai ND-1587PB12020 tanggal

20 Mei 2020

5 Penyampaian pemutakhiran data temuan BPK per semester I tahun 2020 DJPb sesuai ND-1979

PB12020 tanggal 30 Juni 2020

6 Penyampaian tanggapan atas konsep temuan pemeriksaan BPK sesuai ND-1387PB12020 tanggal 24

April 2020

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan tahun 2020 antara lain

1 Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia yang menguasai bidang Akuntansi

2 Melakukan Pembinaan Sosialisasi dan SanksiTeguran tertulis

3 Koordinasi dengan pihak terkait dalam penyelesaian rekomendasi BPK

Untuk mendukung peningkatan kualitas kinerja layanan pada instansi vertikal

diperlukan adanya pembinaan kepada kantor wilayah danatau kantor pelayanan

di lingkungan Ditjen Perbendaharaan Pembinaan tersebut dilakukan secara

periodik untuk menjamin semua kantor vertikal dapat berjalan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku

Selain itu sebagai institusi negara yang mengelola APBN perlu menyampaikan

informasi terkait kebijakan tujuan dan program pengelolaan keuangan dan kekayaan negara kepada

masyarakat luas melalui kampanye komunikasi yang efektif tepat sasaran dan berdampak terhadap

peningkatan pengetahuan dukungan dan partisipasi publik

Pembinaan dilakukan secara berjenjang dari unit yang lebih tinggi ke unit lebih rendah dengan

memperhatikan siklus pembinaan yang efektif yaitu tersedianya pedoman pembinaan yang

terstandarisasi proses pembinaan dan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pembinaan

Kinerja Utama (IKU)

yang pencapaiannya ditabulasikan dalam Tabel 3A32

Sasaran Strategis 11

Komunikasi publik

yang efektif dan

sistem informasi

yang andal

ϭϯϭgtltEWďϮϬϮϬ

cedilŀśūƧчͷϯͷʹчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч͵͵

dƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤчŀţŀƧŀƋчǟūǢǷǿƤŀǢŀƲчǟūǪŀƲчţūƲƄŀƲчǪūơǿưƧŀƋчƼǢŀƲƄч

ȝŀƲƄч śūǢŀţŀч ţŀƧŀưч ǪūśǿŀƋч ƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐч ŀǷŀǿч ȝŀƲƄч ţƐч ƧǿŀǢч ƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐϰч

ǪūŜŀǢŀчǷŀǷŀǟчưǿƤŀчŀǷŀǿчưūƧŀƧǿƐчưūţƐŀϯчrŀưǿƲчţŀƧŀưчśŀƄƐŀƲчƐƲƐчȝŀƲƄч

ŀƤŀƲчţƐśŀƋŀǪчƋŀƲȝŀƧŀƋчǷŀǷŀǟчưǿƤŀчţƐчŀƲǷŀǢŀчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐчţŀƲчƧƐƲƄƤǿƲƄŀƲчūƤǪǷūǢƲŀƧƲȝŀϯч

ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчdƼưǿƲƐƤŀǪƐч ǿśƧƐƤчţƐǿƤǿǢчưūƧŀƧǿƐчƐƲţūƤǪчŀǷŀǪчśūśūǢŀǟŀчƤƼưǟƼƲūƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчϱ

͵ϯ ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƤūƄƐŀǷŀƲϼƼɮƐƲūчūȖūƲǷϲ

Ͷϯ ƤǪǟƼǪǿǢчţƐчưūţƐŀчưŀǪǪŀϲ

ͷϯ ƤǪǟƼǪǿǢчţƐчưūţƐŀчǪƼŜƐŀƧϯ

pūǷƼţūчǟūƲƄǿƤǿǢŀƲчϱ

͵ϯчƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƤūƄƐŀǷŀƲϼƼɮƐƲūчūȖūƲǷ

$ƐǿƤǿǢчưūƧŀƧǿƐчǪǿǢȖūƐчţūƲƄŀƲчƤǿūǪƐƼƲūǢчƤūǟŀţŀчǟǿśƧƐƤчǟūǪūǢǷŀчƤūƄƐŀǷŀƲ

ͶϯчƤǪǟƼǪǿǢчţƐчưūţƐŀчưŀǪǪŀ

$ƐǿƤǿǢчśūǢţŀǪŀǢчǟŀţŀчţŀǷŀчưƼƲƐǷƼǢƐƲƄчưūţƐŀчưŀǪǪŀчţūƲƄŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчǷƐưчǟŀƲūƧчŀƋƧƐ

ͷϯчƤǪǟƼǪǿǢчţƐчưūţƐŀчǪƼŜƐŀƧ

$ƐǿƤǿǢчśūǢţŀǪŀǢчǟŀţŀчţŀǷŀчưƼƲƐǷƼǢƐƲƄчưūţƐŀчǪƼǪƐŀƧчţūƲƄŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчǷƐưчǟŀƲūƧчŀƋƧƐ

laquoƤŀƧŀчǟūƲƄǿƤǿǢŀƲчƐƲţūƤǪчŀţŀƧŀƋч͵-͵ʹʹчЋƤƼƲȖūǢǪƐчǪƤŀƧŀч͵-Ќ

śơūƤч ǟūƲūƧƐǷƐŀƲч ƐƲƐч ŀţŀƧŀƋч dŀưǟŀƲȝūч ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐч ǟǿśƧƐƤч ǟǢƐƼǢƐǷŀǪч ţŀǢƐч ưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄч ǿƲƐǷч ǪūƧƼƲч Rч

ţūƲƄŀƲчǟŀǢŀưūǷūǢчϱ

͵ϯ pūƲơŀƲƄƤŀǿчǟǿśƧƐƤчūƤǪǷūǢƲŀƧ

Ͷϯ pūưƐƧƐƤƐчǪƤŀƧŀчţŀƲчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчȝŀƲƄчśūǪŀǢ

ͷϯ laquoūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчŀƄūƲţŀ-ǪūǷǷƐƲƄчlaquoǷǢŀǷūƄƐчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчͶʹͶʹ

dŀưǟŀƲȝūч ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐч ǟǿśƧƐƤч ǟǢƐƼǢƐǷŀǪч ţŀǢƐч ưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄч ǿƲƐǷч ǪūƧƼƲч Rч ȝŀƲƄч ŀƤŀƲч ţƐǿƤǿǢч ūƃūƤǷƐȖƐЙ

ǷŀǪƲȝŀчϱ

͵ϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчưƲƐśǿǪчfŀȗϼdūǟŀǷǿƋŀƲч ŀơŀƤϺ

Ͷϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчFūưǟǿǢчpoundƼƤƼƤчRƧūƄŀƧчЋ$bЌ

ͷϯ dŀưǟŀƲȝūчfƐǷūǢŀǪƐчlaquorчpoundƐǷūƧчЋ$b poundЌ

ϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчbŀƄŀчǪūǷчrūƄŀǢŀчЋ$bdrЌ

ϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐч ƐƧƼǷƐƲƄчlaquodcedilRчЋ$b śЌ

ͺϯ dŀưǟŀƲȝūчfƐǷūǢŀǪƐч rч-чƧƐưǟƐŀţūч rчЋ$bЌ

ͻϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐч ūưŀƲƃŀŀǷŀƲч$ŀƲŀч$ūǪŀчЋ$b dЌ

ͼϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчRƲǪūƲǷƐƃчEƐǪƤŀƧчǿƲǷǿƤч$ǿƲƐŀчiquestǪŀƋŀчЋdEЌ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчţƐǷūƲǷǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчƃƼǢưǿƧŀчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱчbǿưƧŀƋчƤūƄƐŀǷŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄчţƐЙ

ǪǿǢȖūƐ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч RƲţūƤǪч ūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐч ǟǿśƧƐƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч ǪūśūǪŀǢч ͷϰч ЋǪƤŀƧŀч Ќϰч ţūƲƄŀƲч

ǟūƧŀǟƼǢŀƲч Rdiquestч ƐƲƐч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǪūưūǪǷūǢŀƲϰч ǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐч ţŀǷŀчAacuteotildemacrAacutemacruacute ЋǪūưŀƤƐƲч ǷƐƲƄƄƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷūǢƋŀţŀǟч

ǷŀǢƄūǷϰчǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌϰчƤƼƲǪƼƧƐţŀǪƐчǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчoacuteOslashcopyчЋǢŀǷŀ-ǢŀǷŀЌϯч

laquolaquoч͵͵ϱчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄчūƃūƤǷƐƃчţŀƲчǪƐǪǷūưчƐƲƃƼǢưŀǪƐчȝŀƲƄчŀƲţŀƧч dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ͵͵ŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤ ͷϰ ͷϰͺͺ ͵ʹϰͻ ͵͵ś- RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRd ͵ʹʹ ͵ͼϰͶͼ ͵Ͷʹ ͵͵Ŝ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǟƧƐƤŀǪƐчlaquodcedilR ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹ

͵͵ŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч

ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤ

LAKIN DJPb 2020 132

Pada tahun 2020 realisasi capaian IKU Indeks efektivitas komunikasi publik adalah sebesar 366

Mengingat IKU tersebut baru diterapkan untuk tahun 2020 sementara pada Kontrak Kinerja Tahun

2016 sd 2019 tidak ditargetkan dan tidak ada realisasi IKU tersebut perbandingan capaian IKU

tersebut dengan tahun 2016 sd 2019 tidak dapat dilakukan Realisasi IKU tahun 2016 sd 2020

mencerminkan realisasi selama lima tahun rencana jangka menengah DJPb yang dituangkan dalam

Renstra DJPb Tahun 2020-2024 Pada tahun 2020 IKU ini tidak ditetapkan dalam Renstra DJPb Tahun

2020-2024 sehingga tidak dapat dibandingkan

Isu utama dalam pencapaian IKU Indeks efektivitas komunikasi publik Pemerintah merancang dan

menjalankan sejumlah program untuk merespons pandemi Covid-19 Program-program tersebut seba-

gian terangkum dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Sejumlah program dalam PEN

merupakan Tusi DJPb salah satunya penyaluran program bantuan sosial (bansos) yang terus dit-

ambah dan diperluas untuk membantu masyarakat bertahan dan bangkit kembali dari dampak pan-

demik Implikasi Ditjen Perbendaharaan mengelola sejumlah isu terkait bansos khususnya dalam hal

akuntabilitas penyaluran kepada masyarakat

Akar permasalahan dalam pencapaian IKU tersebut adalah Perkembangan isu terkait realisasi

bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Sembako (KS) dalam penanganan

dampak pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi ekspos pada media eksternal DJPb sehingga

tidak dapat diprediksi walaupun dapat dimitigasi dan Media mengangkat topik tidak selalu sesuai

dengan sudut pandang yang sudah diupayakan untuk disajikan melalui publikasi

Tindakan yang telah dilaksanakan dalam pencapaian IKU tersebut antara lain

1 Koordinasi dengan Dit PA dan Biro KLI terkait pemenuhan feed up bahanbakal konten pub-

likasi pada media sosial Kemenkeu RI

2 Posting secara berkala realisasi belanja APBN terkait penanganan dampak pandemi covdi-19

terhadap masyakarat yang didalamnya mencakup realisasi PKHKs

3 Melakukan monitoring berita khususnya PKH dan KS pada media eksternal

4 Melakukan pengukuran engagement pada media sosial DJPb dan pengukuran efektifitas

komunikasi pada setiap event yang menghadirkan narasumber dari DJPb dengan tema yang

relevan oleh Biro KLI

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan dalam pencapaian IKU tersebut antara lain

1 Peningkatan kualitas penyusunan konten media sosial agar lebih jelas transparan dan sesuai fakta

2 Peningkatan kualitas komunikasi dan layanan informasi serta layanankinerja kepada stakeholder

masyarakat

3 Koordinasi dan pendalaman materi publikasi sebelum melakukan komunikasi kepada publik

melalui media massa

4 Menyajikan informasi yang memiliki nilai berita tinggi dan lebih dalam (sensitif) Dapat

dipertimbangkan untuk kolaborasi dengan unit lain yang isutopiknya tengah hangat dibahasdicari

oleh media massa

ϭϯϯgtltEWďϮϬϮϬ

RdiquestчƐƲƐчǷūǢţƐǢƐчţŀǢƐчͶчƤƼưǟƼƲūƲчȝŀƤƲƐчϱч͵ЌчcedilƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacute]macrUumlʣ

atildeAacuteчcedilRdчţŀƲчͶЌч ūǢǪūƲǷŀǪūч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǢƼȝūƤчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчcedilRdϯ

cedilǿơǿŀƲчţŀǢƐчRdiquestчƐƲƐчŀţŀƧŀƋчǿƲǷǿƤчưūƲƄǿƤǿǢчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRdчưūƧŀƧǿƐчƤūǷūǢǪūţƐŀŀƲчǪƐǪЙ

ǷūưчƧŀȝŀƲŀƲчcedilRdчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчƤūǷūǢǪūţƐŀŀƲчƧŀȝŀƲŀƲчcedilRdчţūƲƄŀƲчǷƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacuteчȝŀƲƄч

ǪūưƐƲƐưŀƧчưǿƲƄƤƐƲϰчţŀƲчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟǢƼȝūƤчǪǷǢŀǷūƄƐǪчcedilRdчȝŀƲƄчǷūǢţŀǟŀǷчţŀƧŀưчRlaquoчpoundcedildчưŀǿǟǿƲчȝŀƲƄч

ǷƐţŀƤчǷūǢţŀǟŀǷчţŀƧŀưчRlaquoчpoundcedildϯ

RǪǿчiquestǷŀưŀчȝŀƲƄчưǿƲŜǿƧчǷūǢƤŀƐǷчţūƲƄŀƲчƐƲţƐƤŀǷƼǢчƤƐƲūǢơŀчǿƲƐǷчƐƲƐчŀţŀƧŀƋчϱч

͵Ќ ūƲƄǿƤǿǢŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчŀǷŀǪчRdiquestчRƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRdчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчŜŀǟŀƐŀƲч

ƤƼưǟƼƲūƲчЋǪǿśчRdiquestЌчϱч͵ЌчcedilƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacute]macrUumlatildeAacutecedilRdч$b śчЋBmacrAcircmacrAacutemacruacuteϰчǷŀǢƄūǷчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲʹϰ͵җЌϲчţŀƲϰч

ͶЌч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǢƼȝūƤчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчcedilRdч$b śчЋBotildemacrAacutemacruacuteϰчǷŀǢƄūǷчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲͼҗЌϯч

ͶЌ laquoŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţūчcedilǢƐȗǿƧŀƲч ROumlчͶʹͶʹϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐчǿƲǷǿƤч Rdiquestч RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưч

cedilRdчŀţŀƧŀƋч͵ͼϰͶͼчţŀǢƐчǷŀǢƄūǷч͵ʹʹϯ

ͷЌ ƲƄƤŀчŜŀǟŀƐŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǢƐчƋŀǪƐƧч ǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчŜŀǟŀƐŀƲчƤƼưǟƼƲūƲчcedilƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacute]macrUumlatildeAacute

cedilRdч$b śч͵ͽͼϰͽчţŀƲчŜŀǟŀƐŀƲч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǢƼȝūƤчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчcedilRdч$b śч͵͵ͻϰͺϯ

Ќ iquestƲǷǿƤчƤƼưǟƼƲūƲчcedilƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacute]macrUumlatildeAacutecedilRdч$b śϰчŜŀǟŀƐŀƲчǷƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacuteчǪϯţϯчǟūǢƐƼţūчcedilǢƐȗǿƧŀƲч

ROumlчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчʹϰʹʹ͵͵җϯчlaquoūơŀƤчǟūǢƐƼţūчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRRчndashчROumlчͶʹͶʹϰчǪūƧǿǢǿƋчlaquoƐǪǷūưчcedilRdч$b śчЋlaquo rϰчp rч

Fͷϰчplaquo rϰчlaquodcedilRчţŀƲчūpoundūƤƼƲӅfdЌчǷƐţŀƤчŀţŀчȝŀƲƄчưūƲƄŀƧŀưƐчEgraveocircAcircatildemacrAacuteϯ

Ќ iquestƲǷǿƤчƤƼưǟƼƲūƲч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǢƼȝūƤчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчcedilRdч$b śϰч ǪϯţϯчǟūǢƐƼţūчcedilǢƐȗǿƧŀƲч ROumlч ͶʹͶʹϰч ǪūƧǿǢǿƋч

ǷŀǢƄūǷчǷŀƋŀǟŀƲчǟǢƼȝūƤчǷūƧŀƋчǷūǢŜŀǟŀƐч͵ʹʹҗчǪūƧǿǢǿƋƲȝŀϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчdǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRdчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчϱч

ūƲƄǿƤǿǢŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч ŀǷŀǪч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч ǷƐƲƄƤŀǷч

ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǟƧƐƤŀǪƐчlaquodcedilRчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчţƐţŀǪŀǢƤŀƲчƤūǟŀţŀч

ŜŀǟŀƐŀƲч ŀǷŀǪч ͺч ЋūƲŀưЌч dūƄƐŀǷŀƲч iquestǷŀưŀϰч ȝŀƐǷǿч ϱч ͵Ќч cedilǢŀƐƲƐƲƄч

ţŀƲч ūƧŀǷƐƋŀƲч laquodcedilRϲч ͶЌч ūƲƄūưśŀƲƄŀƲч ǟƧƐƤŀǪƐч laquodcedilRϲч ͷЌч

ūưśǿŀǷŀƲч ţŀƲч ūƲȝūśŀǢŀƲч pūţƐŀч dƼưǿƲƐƤŀǪƐϲч Ќч ūƲȝǿǪǿƲŀƲч ūǢŀǷǿǢŀƲϲч Ќч ǟūǢŀǪƐƼƲŀƧч ǟƧƐƤŀǪƐч

laquodcedilRϲчţŀƲчͺЌч$ǿƤǿƲƄŀƲчRƲƃǢŀǪǷǢǿƤǷǿǢϯ

ŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǪūƧǿǢǿƋчǷŀǢƄūǷчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчŀǷŀǪчͺчЋūƲŀưЌчƤūƄƐŀǷŀƲчǿǷŀưŀчȝŀƲƄчơŀǷǿƋчǷūưǟƼчţƐчŀƤƋƐǢч

ǟūǢƐƼţūччǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǷūƧŀƋч͵ʹʹчҗчǷūǢŜŀǟŀƐчǪūƧǿǢǿƋƲȝŀччǪūǪǿŀƐчǷŀǢƄūǷϯч

rŀưǿƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ǪūƋǿśǿƲƄŀƲч ţūƲƄŀƲч ǟūǢǿśŀƋŀƲч ǪǷǢŀǷūƄƐч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч laquodcedilRч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч ȝŀƲƄч

ǪūưǿƧŀч ǢǿŀƲƄч ƧƐƲƄƤǿǟч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐƲȝŀчYEgravefrac14frac14EgraveccedilatildelaquodcedilRчtimesūśϰч ţƐǢǿśŀƋчưūƲơŀţƐчVmacrfrac14EgraveatildemacrAcirccopyч laquodcedilRчw Ћ(ccedilfrac14frac14

BEgraveccedilfrac14ЌчcedilŀƋŀǟчOumlϰчȝŀƐǷǿчţūƲƄŀƲчǟūǢƧǿŀǪŀƲчǟūǪūǢǷŀчţŀǢƐчdϼfчśŀǢǿчȝŀƲƄчưūƲƄƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐƤŀƲчlaquoŀƤǷƐчw

(ccedilfrac14frac14BEgraveccedilfrac14ЋȝŀƐǷǿчpŀƋƤŀưŀƋчdƼƲǪǷƐǷǿǪƐϰчdƼưƐǪƐчYacuteǿţƐǪƐŀƧϰчţŀƲч$ poundЌϰчȝŀƲƄчśūǢţŀưǟŀƤчǷūǢƋŀţŀǟчͶчЋţǿŀЌч

Aacutemacrfrac14UumlatildeEgraveAcircч ƤūƄƐŀǷŀƲч ȝŀƲƄч ţƐǷǿƲţŀч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ţƐч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч ȝŀƐǷǿч ϱч cedilƼcedilϼiquestcedilч YEgravefrac14frac14Egraveccedilatilde laquodcedilRϰч ţŀƲч

ūƲȝǿǪǿƲŀƲчpoundŀƲŜŀƲƄŀƲч pdчRưǟƧūưūƲǷŀǪƐчYEgravefrac14frac14EgraveccedilatildelaquodcedilRϯч

͵͵ś- RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪч

ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRd

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ͽϰͻͶ ͵͵͵ϰͶʹ ͵͵͵ϰͶʹ ͵͵ͺϰʹ ͵͵ͺϰʹ ͵ͼϰͶͼ ͵ͼϰͶͼ ŀǟŀƐŀƲ ͽϰͻͶ ͵͵͵ϰͶʹ ͵͵͵ϰͶʹ ͵͵ͺϰʹ ͵͵ͺϰʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ

͵͵Ŝ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǟƧƐƤŀǪƐчlaquodcedilR

LAKIN DJPb 2020 134

Selanjutnya dalam rangka untuk menyukseskan implementasi Rollout SAKTI Web Full Module tahun 2021

dengan rincian peserta dari 10 KL yang telah ikut Piloting SAKTI Web Full Module dan 77 KL yang baru

mengimplementasikan SAKTI Web untuk Modul Admin dan Modul Penganggaran terdapat beberapa hal

yang perlu mendapat perhatian yaitu

1) Kesiapan infrastruktur (kualitas internet dan hardware) dan kesiapan pengguna (budayakompetensi

teknis aplikasi) satker KL

2) Kesiapan kehandalan dan keamanan infrastruktur (hardware aplikasi) DJPb dan jaringan Kemenkeu

yang akan diakses secara serentak oleh pengguna satker KL dengan jumlah kurang lebih 250000

pengguna

3) Penyelenggaraan trainingpelatihan dengan metode online oleh Dit SITP untuk satker KL pengguna

pertama kali SAKTI Web perlu diimbangi dengan training offline oleh trainer SAKTI yang berada di unit

-unit vertikal DJPb atau dengan melibatkan BPPKBDK yang berada di seluruh Indonesia

Pemahamaan pengguna SAKTI pada satker KL atas dampak Implementasi RSPP terhadap modul

pelaksanaan sd pelaporan SAKTI baik yang telah mengimplementasikan SAKTI Web maupun belum

Terbatasnya jumlah resources di Dit SITP yang telah terlibat dalam menangani persiapan dan imple-

mentasi SAKTI sejak tahun 2011 sd saat ini Jumlah SDM yang terbatas tersebut sebagian besar terli-

bat mulai dari penyusunan kebijakan pengembangan sistem narasumber training pendamping satker

KL penyedia layanan pengguna operasional sistem hingga penyusunan rencana pengadaan dan

pengelolaan infrastruktur

Dampak psikologis (kejenuhan dan kelelahan) dari resources di Dit SITP yang terlibat dalam mengawal

pengadaan pengembangan dan implementasi SAKTI sejak tahun 2011 sd tahun 2020 (kurang lebih 9

tahun) yang tidak mengalami pergantian

Tindak lanjut hasil Audit fungsionalitas dan keamanan sistem SAKTI yang dilaksanakan oleh Inspektorat

VII ITJEN pada akhir tahun 2020

Belum ditetapkan strategi penerapan perlindungan keamanan informasi melalui One Time Password

(OTP) untuk seluruh satker KL peserta Rollout SAKTI

Tindakan yang telah dilaksanakan pada tahun 2020

1 Refreshment Training SAKTI Manajerial Tahun 2020 telah dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2020

dengan peserta Kabid SKKI Kanwil dan Kepala KPPN (telah 100)

2 EUT SAKTI Web Full Module untuk User SAKTI 7 satker dari 3 KL peserta Piloting V dengan materi

terdiri dari Modul Non Bendahara (tgl 2- 6 November 2020) Modul Bendahara (tgl 9-13 November

2020) Modul Persediaan (tgl 16 - 20 November 2020) Modul Piutang GLP Pelaporan (tgl 23 - 27 No-

vember 2020) (telah 100)

3 Penyebaran media publikasi dan komunikasi SAKTI untuk periode Semester II dalam bentuk flyer

SAKTI Web flyer PANDU SAKTI flyer OTP (one time password) SAKTI) Pembuatan 43 video tutorial Modul

Pelaksanaan dan Pelaporan yang dipublikasikan melalui channel Youtube SAKTI dan App Android dan

iOS PANDU SAKTI (telah 100)

4 Penetapan Exit Criteria Piloting SAKTI melalui Kepdirjen Perbendaharaan NoKEP-305PB2020 tgl 30

Desember 2020 tentang Penetapan Exit Criteria Piloting SAKTI (telah 100)

135 LAKIN DJPb 2020

5 Penetapan Rancangan KMK Piloting SAKTI Tahap V melalui KMK No537KMK052020 tgl 25 No-

vember 2020 tentang Pelaksanaan Piloting SAKTI Tahap V

6 Pendampingan persiapan Gaji Januari 2021 (untuk pengguna SAKTI Web Piloting Tahap V) telah dil-

akukan pada tanggal 2-5 Desember 2020 (telah 100)

7 Penyelesaian penyediaan akses internet satker KL oleh BLU BAKTI berdasarkan surat Direktur

Layanan TI Masyarakat dan Pemerintah No704KOMINFOBAKTI314PR0113112020 tgl 16 Novem-

ber 2020 tentang Penyampaian Progres Pembangunan Akses Internet Usulan Kemenkeu status in-

stalasi internet oleh BLU BAKTI dari usulan target Kemenkeu sebanyak 751 site seluruhnya telah

terpasang BTS dan on air (telah 100)

Rekomendasi rencana aksi

1 Penyusunan Strategi Implementasi Rollout SAKTI tahun 2021

2 Penyusunan Strategi Implementasi One Time Password (OTP) pada satker KL Rollout SAKTI tahun

2021

Memperkuat peran kantor vertical DJPb dalam implementasi SAKTI tahun 2021 melalui pengawalan

khusus terhadap fungsi change management training dan incident management (layer 0) pengguna sistem

dengan pembentukan Task Forces implementasi SAKTI

gtltEWďϮϬϮϬϭϯϲ

ч $ŀƧŀưчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчpoundūƲŜŀƲŀчdūǢơŀч ūưūǢƐƲǷŀƋчЋpoundd ЌчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчŀǟǟūƲŀǪчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчǟūƲţūƤŀǷŀƲч

ưƼƲūȝч ƃƼƧƧƼȗч ǟǢƼƄǢŀưч ǪūǢǷŀч ţūƄŀƲч ǟūƲţūƤŀǷŀƲч cedilūưŀǷƐƤϰч MƼƧƐǪǷƐƤϰч RƲǷūƄǢŀǷƐƃϰч ţŀƲч laquoǟŀǪƐŀƧч ЋcedilMRlaquoЌч dūЙ

śƐơŀƤŀƲчpƼƲūȝч ƃƼƧƧƼȗǪч ǟǢƼƄǢŀưчưūưŀǪǷƐƤŀƲч śŀƋȗŀч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ţƐŀƧƼƤŀǪƐƤŀƲчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ǟǢƼƄǢŀưч ȝŀƲƄч

śūƲŀǢ-śūƲŀǢчśūǢưŀƲƃŀŀǷчƤūǟŀţŀч ǢŀƤȝŀǷчśǿƤŀƲчǪūƤūţŀǢчǿƲǷǿƤчǟūưśƐŀȝŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ƃǿƲƄǪƐчdϼfчȝŀƲƄчśūǢЙ

ǪŀƲƄƤǿǷŀƲϯч MŀƧч ƐƲƐч ưūƲƄƐǪȝŀǢŀǷƤŀƲч śŀƋȗŀч ǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч ǟǢƐƼǢƐǷŀǪч ǟūưśŀƲƄǿƲŀƲч ƲŀǪƐƼƲŀƧч ưūưūǢƧǿƤŀƲч

ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчţŀǢƐчǪūƧǿǢǿƋчǟūưŀƲƄƤǿчƤūǟūƲǷƐƲƄŀƲϰчưūƧŀƧǿƐчǟūƲƄƐƲǷūƄǢŀǪƐŀƲчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчƲŀǪƐƼƲŀƧϼǟǢƼƄǢŀưчǟǢƐЙ

ƼǢƐǷŀǪϼƤūƄƐŀǷŀƲчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчȝŀƲƄчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчţūƲƄŀƲчśūǢśŀǪƐǪчƤūȗƐƧŀȝŀƋŀƲϯчlaquoūƋǿśǿƲƄŀƲчţūƲƄŀƲчƋŀƧчǷūǢЙ

ǪūśǿǷϰчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчǟǢƼƄǢŀưчţŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчǟūưśŀƲƄǿƲŀƲчƲŀǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчpoundd чcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчśūǢЙ

ǟūƲƄŀǢǿƋчţŀƧŀưчǟūƲūƲǷǿŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчǟŀţŀчǪūƧǿǢǿƋчdϼfϰчǷūǢưŀǪǿƤчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲϯчcedilūǢЙ

ţŀǟŀǷччЋƧƐưŀЌч ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧчЋ rЌчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчpoundd чcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчȝŀƐǷǿϱ

͵ϯ ūưśŀƲƄǿƲŀƲчưŀƲǿǪƐŀчţŀƲчǟūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲϲ

Ͷϯ RƲƃǢŀǪǷǢǿƤǷǿǢчţŀƲчǟūưūǢŀǷŀŀƲчȗƐƧŀȝŀƋϲ

ͷϯ rƐƧŀƐчǷŀưśŀƋчǪūƤǷƼǢчǢƐƐƧϰчƐƲţǿǪǷǢƐŀƧƐǪŀǪƐϰчţŀƲчƤūǪūưǟŀǷŀƲчƤūǢơŀϲ

ϯ dūǷŀƋŀƲŀƲчǟŀƲƄŀƲϰчŀƐǢϰчūƲūǢƄƐчţŀƲчƧƐƲƄƤǿƲƄŀƲчƋƐţǿǟϲ

ϯ laquoǷŀśƐƧƐǷŀǪчǟūǢǷŀƋŀƲŀƲчţŀƲчƤūŀưŀƲŀƲϯ

laquoūǷƐŀǟч rчţƐưŀƤǪǿţчţƐǷūǢơūưŀƋƤŀƲчƧūśƐƋчƧŀƲơǿǷчţŀƧŀưч ǢƼƄǢŀư- ǢƼƄǢŀưч ǢƐƼǢƐǷŀǪчЋ ЌϰчȝŀƲƄчǪūƧŀƲơǿǷƲȝŀч

ţƐţūǷƐƧƤŀƲч ƤūưśŀƧƐч Ƥūч ţŀƧŀưч dūƄƐŀǷŀƲ-dūƄƐŀǷŀƲч ǢƐƼǢƐǷŀǪч Ћd Ќч ǿƲǷǿƤч ƤūưǿţƐŀƲч ţƐūȖŀƧǿŀǪƐч ŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀч

ţŀƧŀưчǪŀǪŀǢŀƲчȝŀƲƄчǷūǢǿƤǿǢϯч$b śчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчưūưƐƧƐƤƐчǪŀǪŀǢŀƲчȝŀƲƄчưūƲţǿƤǿƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчţǿŀч

ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϰчȝŀƐǷǿϱ

͵ϯч ūưśŀƲƄǿƲŀƲчưŀƲǿǪƐŀчţŀƲчǟūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲϲ

ͷϯчrƐƧŀƐчǷŀưśŀƋчǪūƤǷƼǢчǢƐƐƧϰчƐƲţǿǪǷǢƐŀƧƐǪŀǪƐϰчţŀƲчƤūǪūưǟŀǷŀƲчƤūǢơŀϯ

$ŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч ūưśŀƲƄǿƲŀƲчưŀƲǿǪƐŀчţŀƲчǟūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲϰч$b śчśūǢǟūǢŀƲчţŀƧŀưчǟūƧŀƤǪŀЙ

ƲŀŀƲчǟǢƼƄǢŀưчǟǢƐƼǢƐǷŀǪч ūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲϯчlaquoūưūƲǷŀǢŀчƐǷǿϰчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчrƐƧŀƐчǷŀưśŀƋчǪūƤǷƼǢч

ǢǢƐƧϰчƐƲţǿǪǷǢƐŀƧƐǪŀǪƐϰчţŀƲчƤūǪūưǟŀǷŀƲчƤūǢơŀϰч$b śчśūǢǟūǢŀƲчţŀƧŀưчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǟǢƼƄǢŀưчǟǢƐƼǢƐǷŀǪч ūǢǷǿưЙ

śǿơŀƲчǟƐƧŀǢчǟūǢǷǿưśǿƋŀƲчţŀƲчţŀȝŀчǪŀƐƲƄчūƤƼƲƼưƐϯчiquestƲǷǿƤчǪūǷƐŀǟчǟǢƼƄǢŀưчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчǷūǢǪūśǿǷϰчţƐơŀśŀǢƤŀƲч

ƤūчţŀƧŀưчƤūƄƐŀǷŀƲчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчśūǪūǢǷŀчǪŀǪŀǢŀƲƲȝŀϯч ūƲơūƧŀǪŀƲчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчǪūǷƐŀǟчǪŀǪŀǢŀƲчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋч

ǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱч

͵ϯ ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱч ūưśŀƲƄǿƲŀƲчpŀƲǿǪƐŀчţŀƲч ūƲƄūƲǷŀǪŀƲчdūưƐǪƤƐƲŀƲ

ǢƼƄǢŀưч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱч ūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲ

dūƄƐŀǷŀƲч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱчƤǪūƧūǢŀǪƐчǟūƲƄǿŀǷŀƲчūƤƼƲƼưƐчƤūƧǿŀǢƄŀ

ǢƼȝūƤч ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱч ūưśūǢƐŀƲчưƼţŀƧчǿǪŀƋŀ

ǢƼȝūƤч dϼfч pūƲţǿƤǿƲƄч ǢƐƼǢƐǷŀǪч rŀǪƐƼƲŀƧϱч ūƲƄǿŀǷŀƲч ǟǢƼǪūǪч śƐǪƲƐǪч ţŀƲч ƤūƧūưśŀƄŀŀƲч iquestƧǷǢŀч pƐƤǢƼч

ЋiquestpƐЌ

ǿǷǟǿǷϱчͷͷчUumlatildesup1shyEgravefrac14Oslash

ŀƄǿчŀƲƄƄŀǢŀƲϱчpoundǟͷϯͻͽͻϯʹͷʹϯʹʹʹϲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐϱчpoundǟͷϯͶ͵ͺϯ͵ͻϯͺͷчЋͼϰͻʹҗЌч

poundƐǪƐƤƼϱ

ŀЌ ūǢŀǷǿǢŀƲϼƤūśƐơŀƤŀƲчǷƐţŀƤчǷūǢǪūƧūǪŀƐƤŀƲчţūƲƄŀƲчǷūǟŀǷчȗŀƤǷǿϯ

śЌ ŀƄǿчŀƲƄƄŀǢŀƲчǿƲǷǿƤчƤūƄƐŀǷŀƲчȝŀƲƄчưūƲţǿƤǿƲƄчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟūǢŀǷǿǢŀƲϼƤūśƐơŀƤŀƲч

ƤǿǢŀƲƄϯ

ŜЌ ǢƐǪƐƤƼчǟūƲȝŀưǟŀƐŀƲчƧŀǟƼǢŀƲчƋŀǪƐƧчǪǿǢȖūȝчȝŀƲƄчǷƐţŀƤчǷūǟŀǷчȗŀƤǷǿ

ţЌ ǢƐǪƐƤƼчǷƐţŀƤчūɯǪƐūƲчǪǿǢȖūȝчţūƲƄŀƲчƤǿūǪƐƼƲūǢчǟŀƲţǿŀƲчUumlccedilOslashoacuteoumlEgraveAcircUumlmacratilde

ϭϯϳgtltEWďϮϬϮϬ

ūЌ ǢƐǪƐƤƼч ƼǟūǢŀǪƐƼƲŀƧч ưƐǪŀƧч ǟūǷǿƄŀǪч ǪǿǢȖūȝч ţƐч d rч ƤǿǢŀƲƄч ưūưŀƋŀưƐч ǷŀǷŀŜŀǢŀч ǪǿǢȖūȝч ţūƲƄŀƲч

ưūǷƼţūчEgraveAcircfrac14macrAcirc

dūƲţŀƧŀ

ŀЌ ]ccedilOslashoacutemacr0AcircOtildeatildeshy0AcircatildeOslashoacutemacrocircţūƲƄŀƲчƤǿūǪƐƼƲūǢчppRчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчưūǷƼţūчEgraveAcircUumlmacratildeǷūǷŀǟƐчƋŀǢǿǪч

ưūưŀǷǿƋƐчǟǢƼƤūǪ

śЌ laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчţŀƲчǟūƧŀǷƐƋŀƲчǷūǢƤŀƐǷчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчưƼƲūȖч ūưśƐŀȝŀŀƲчiquestpƐчśūƧǿưчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǪūŜŀǢŀч

ǷŀǷŀǟчưǿƤŀ

ŜЌ ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчŀƲǷŀǢŀчƐƲǪǷŀƲǪƐчȖūǢǷƐƤŀƧчţūƲƄŀƲч Rч ūƲȝŀƧǿǢчǷūǢƋŀưśŀǷчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲ

ţЌ ŀƲƄƄŀǢŀƲчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчţƐưŀƤǪƐưŀƧƤŀƲϰчƤŀǢūƲŀчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲчǿƲǷǿƤчƤūƄƐŀǷŀƲчǟūƲȝūǪǿŀƐŀƲчŀƤƐśŀǷч ŀƲţūưƐч

OumlR$-͵ͽчśūƧǿưчţƐǪƐŀǟƤŀƲчưŀǷŀчŀƲƄƄŀǢŀƲƲȝŀ

pƐǷƐƄŀǪƐчǢƐǪƐƤƼϱ

ŀЌ laquoūƧŀƧǿчưūưŀǷǿƋƐчǟǢƼƤūǪчţŀƧŀưчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчBEgraveAcircoacutemacrAcircOtildeatildeshymacrAcircatildeOslashoacutemacrocirc

śЌ pūƧŀƤǿƤŀƲчǢūȖƐǪƐчŀƲƄƄŀǢŀƲ

ŜЌ pūƲƄūưśŀƲƄƤŀƲчlaquoRd чiquestpƐчǿƲǷǿƤчưūưƃŀǪƐƧƐǷŀǪƐчǟūǢūƤŀưŀƲчţŀƲчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƋŀǪƐƧчǪǿǢȖūƐчơŀǢŀƤчơŀǿƋ

ţЌ ǟūƲȝūǪǿŀƐŀƲчƤǿūǪƐƼƲūǢчǪǿǢȖūƐчŀƄŀǢчǪǿǢȖūƐчơŀǢŀƤчơŀǿƋчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǪūŜŀǢŀчƧūśƐƋчūɯǪƐūƲ

ūЌ ŀǪƐǪǷūƲǪƐчţŀƲчśƐưśƐƲƄŀƲчǟŀţŀчƐƲǪǷŀƲǪƐчȖūǢǷƐƤŀƧчưūƧŀƧǿƐчƄǢǿǟчtimes

iquestǟŀȝŀ-ǿǟŀȝŀчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲϱ

ŀЌ MŀǪƐƧчpƼƲūȖч0AcircOtildeatildeshymacrAcircatildeOslashoacutemacrocircǷūƧŀƋчţƐƧŀǟƼǢƤŀƲ

śЌ ƧŀǟƼǢŀƲчưƼƲūȖч ǟūưśƐŀȝŀŀƲч iquestpƐч ǷūƧŀƋч ţƐǪŀưǟŀƐƤŀƲч d rч Ƥūǟŀţŀч dŀƲȗƐƧч $b śч ǿƲǷǿƤч ţƐŀƲŀƧƐǪƐǪч

ţŀƲчţƐǢūƤŀǟч

ŜЌ ƤūưǿƲƄƤƐƲŀƲч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐч ţŀƲч śƐưśƐƲƄŀƲч ǷūƤƲƐǪч ưūƧŀƧǿƐч ŀǟƧƐƤŀǪƐч ccedilƼƼưч

śūǢƧƐǪūǪūƲǪƐ

poundūƲŜŀƲŀчǷƐƲţŀƤчƧŀƲơǿǷϱ

ŀЌ pūƧŀƤǿƤŀƲчBEgraveAcircoacute0AcircOtildeatildeshy0AcircatildeOslashoacutemacrocircţŀƲчƧŀǟƼǢŀƲчǷūƧŀƋчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲ

śЌ pūƧŀƤǿƤŀƲчȗūśƐƲŀǢчVOslashfrac14macrAacutemacrAcircOslashoumlYUumlccedilfrac14atildeiquestơƐч$ŀưǟŀƤ

Ͷϯ ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱч ūưśŀƲƄǿƲŀƲчưŀƲǿǪƐŀчţŀƲчǟūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲ

ǢƼƄǢŀưч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱч ūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲ

dūƄƐŀǷŀƲч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱчƤǪūƧūǢŀǪƐчǟūƲƄǿŀǷŀƲчūƤƼƲƼưƐчƤūƧǿŀǢƄŀ

ǢƼȝūƤч ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱч ūưśūǢƐŀƲчưƼţŀƧчǿǪŀƋŀ

ǢƼȝūƤчdϼfчpūƲţǿƤǿƲƄч ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱчiquestǪŀƋŀчiquestƧǷǢŀчpƐƤǢƼчȝŀƲƄчǷūǢƃŀǪƐƧƐǷŀǪƐчǟūưśƐŀȝŀŀƲчiquestƧǷǢŀчpƐƤǢƼ

ǿǷǟǿǷϱч͵ϯͺ͵ϯʹʹʹчƲŀǪŀśŀƋчǿǪŀƋŀчưƐƤǢƼ

ŀƄǿчŀƲƄƄŀǢŀƲϱчpoundǟϯʹͶϯͺͽͽϯʹʹʹϲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐϱчpoundǟͷϯͶͺͺϯͷͼͽϯͼͺчЋͺϰʹ͵җЌчч

poundƐǪƐƤƼϱ

poundūƲţŀƋƲȝŀчţŀȝŀчǪūǢŀǟчǟūưśƐŀȝŀŀƲчǿƧǷǢŀчưƐƤǢƼчƼƧūƋч ūƲȝŀƧǿǢ

dūƲţŀƧŀчţŀƲчţŀưǟŀƤчǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽϱ

ŀЌ ţŀƲȝŀчǟŀƲţūưƐчƼȖƐţ-͵ͽчưūƲƄŀƤƐśŀǷƤŀƲчǷūǢƋūƲǷƐƲȝŀчƤūƄƐŀǷŀƲчȝŀƲƄчśūǢǪƐƃŀǷчǟūƲƄǿưǟǿƧŀƲчưŀǪǪŀч

ţŀƧŀưчơǿưƧŀƋчśŀƲȝŀƤчǪūǟūǢǷƐчƤūƄƐŀǷŀƲчǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчǟūưśƐŀȝŀŀƲчiquestpƐϰчƤūƄƐŀǷŀƲчǟūƧŀǷƐƋŀƲчưŀƲŀơūưūƲч

ƤūƧūưśŀƄŀŀƲч ūƲȝŀƧǿǢϼfƐƲƤŀƄūϰч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǟūƧŀǷƐƋŀƲч EgraveccedilAcircatilde IumlumlmacrOslashϰч ţŀƲч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǟūƧŀǷƐƋŀƲч

ƤūȗƐǢŀǿǪŀƋŀŀƲчţūśƐǷǿǢϯч$ūưƐƤƐŀƲчơǿƄŀчƤūƄƐŀǷŀƲчǟūǢơŀƧŀƲŀƲчţƐƲŀǪчƤūчƧǿŀǢчƲūƄūǢƐчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǪǷǿţƐч

LAKIN DJPb 2020 138

30 September 2020

b) Belanja untuk kegiatan yang dibatasi akibat pandemi Covid-19 menjadi rendah realisasinya

namun demikian capaian output per 30 September 2020 sudah melebihi target yang ditetapkan

Sehingga pelaksanaan program Prioritas Nasional pada akhir Semester II Tahun 2020 ditujukan

untuk meningkatkan capaian debitur yang lebih banyak lagi melebihi target yang ditetapkan

Mitigasi risiko

a) Koordinasi berupa rapat melalui video conference dengan Penyalur dengan pihak Pemeritah

Daerah maupun dengan Pihak Lain dalam menyikapi dampak pandemi COVID-19 terhadap

Pembiayaan UMi dan strategi-strategi sebagai solusi

b) Mengeluarkan kebijakan tentang relaksasi pembayaran angsuran pokok dan pemberian masa

tenggang (grace period) pada bulan Juni 2020 yang masih berjalan hingga akhir tahun dan

mensosialisaikan kepada seluruh mitra dan stakeholder sehingga memastikan program dapat

diterima sampai kepada debitur (end user)

c) Melaksanakan koordinasi antara Direktorat terkait dan unit pengawasan intern dalam hal

memitigasi risiko dalam pelaksanaan pemberian kebijakan relaksasi

d) Penguatan pembinaan dan pengawasan atasan atas berjalannya proses bisnis penyediaan dan

pemeliharaan sarana dan prasarana secara rutin dalam hal memitigasi risiko operasional

Upaya-upaya pencapaian

Melanjutkan kegiatan yang dilakukan secara online melalui webinar untuk mengganti kegiatan

pengumpulan massa dalam jumlah banyak

Rencana tindak lanjut

a) Menginstensifkan terus kegiatan yang dapat dilakukan secara online

b) Dalam hal kondisi sudah memungkinkan nanti maka kegiatan yang melibatkan para account

officer Linkage dan para debitur menjadi prioritas untuk dilakukan dengan menjaga protokol

kesehatan yang ditetapkan agar kondisi usaha para debitur semakin baik dan program Pemulihan

Ekonomi Nasional dapat tercapai

3 Prioritas Nasional Nilai tambah sektor riil industrialisasi dan kesempatan kerja

Program Prioritas Penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi

Kegiatan Prioritas Reformasi fiskal

Proyek Prioritas Nasional Pembaruan sistem inti administrasi perpajakan (core tax administration

system)

Proyek KL Mendukung Prioritas Nasional Satker yang mengimplementasikan SAKTI

Output 20000 satker

Pagu anggaran Rp8540000000 Realisasi Rp8018789000 (9386)

Risiko

a) SAKTI web modul penganggaran ditunjuk menjadi sistem untuk implementasi Redesain Sistem

Perencanaan dan Pengganggaran (RSPP) untuk TA 2021 Proses pembahasan RSPP dengan seluruh

KL Sehingga proses sosialiasi bimbingan teknis serta internalisasi SAKTI web menunggu perlu

adanya penyesuaian pada aplikasi SAKTI dan perlu melakukan pelatihan dan sosialiasi kembali ke

Satker

ϭϯϵgtltEWďϮϬϮϬ

śЌ ūƲƄƄǿƲŀŀƲч laquodcedilRч ţŀƧŀưч ǟūƲȝǿǪǿƲŀƲч poundddfч ǷūǢǷǿǷŀưŀч ţŀƧŀưч ǟǢƼǪūǪч ǟūưśǿŀǷŀƲч $dч ȝŀƲƄч

ưūưśǿǷǿƋƤŀƲчƤŀǟŀǪƐǷŀǪчǪūǢȖūǢчȝŀƲƄчśūǪŀǢϯ

ŜЌ $ƐƤŀǢūƲŀƤŀƲч ǟūƲƄƄǿƲŀŀƲч laquodcedilRч ǿƲǷǿƤч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч poundūţūǪŀƐƲч laquoƐǪǷūưч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲч ţŀƲч

ūƲƄƄŀƲƄƄŀǢŀƲчЋpoundlaquo ЌчǿƲǷǿƤчcedilчͶʹͶ͵чƋŀƧчȝŀƲƄчśŀǢǿчưŀƤŀчǷūǢţŀǟŀǷчƤūưǿƲƄƤƐƲŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀчŀƤŀƲч

ưūƄŀƧŀưƐчƤūƲţŀƧŀчţŀƧŀưчǟūƲƄƄǿƲŀŀƲчŀǟƧƐƤŀǪƐϯ

ţЌ ţŀƲȝŀч ǟǢƼǪūǪч ưƐƄǢŀǪƐч dϼfч ǟūƲƄƄǿƲŀч laquodcedilRч ȖūǢǪƐч ţūƤǷƼǟч Ƥūч laquodcedilRч w (ccedilfrac14frac14 AacuteEgraveccedilfrac14 ǪūƋƐƲƄƄŀч

ţƐǟūǢƧǿƤŀƲчǟūƲȝūǪǿŀƐŀƲчƼƧūƋчƼǟūǢŀǷƼǢ

dūƲţŀƧŀчţŀƲчţŀưǟŀƤчǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽϱ

$ūƲƄŀƲчƼȖƐţ-͵ͽϰчǪūƧǿǢǿƋчƤūƄƐŀǷŀƲчȝŀƲƄчśūǢǪƐƃŀǷчǷŀǷŀǟчưǿƤŀчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǿƤŀƲϰчƼƧūƋчƤŀǢūƲŀч ƐǷǿч

ǪūƧǿǢǿƋч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐϰч śƐưśƐƲƄŀƲч ǷūƤƲƐǪч ЋǷǢŀƐƲƐƲƄЌϰч ţŀƲч ƐƲǷūǢƲŀƧƐǪŀǪƐч laquodcedilRч ţƐƧŀƤǿƤŀƲчưūƧŀƧǿƐч

oacutemacrEgrave EgraveAcircumlOslashAcircϯч ūǪūǢǷŀч ǟŀţŀч śūśūǢŀǟŀч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǷūǢǪūśǿǷч ŀţŀƧŀƋч ǪūƧǿǢǿƋчd rч ţŀƲч ƤŀƲȗƐƧч $ƐǷơūƲч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϰчţŀƲчlaquoūƧǿǢǿƋчdūưūƲǷūǢƐŀƲчƧūưśŀƄŀϯч

pƐǷƐƄŀǪƐчǢƐǪƐƤƼϱ

ŀЌ pūưŀǪǷƐƤŀƲчśŀƋȗŀчǟƐƋŀƤчƤūǷƐƄŀϼǟǢƼǪūǪчǟūǢǿśŀƋŀƲчŀǟƧƐƤŀǪƐчśūǢơŀƧŀƲчţūƲƄŀƲчśŀƐƤϰчǪūǷūƧŀƋчǪūưǿŀч

ǟǢƼǪūǪч ţƐƧūȗŀǷƐч ţŀƲч ǢūǪƐƤƼ-ǢūǪƐƤƼч ţƐŀǷŀǪч ţŀǟŀǷч ţƐǷŀƲƄƄǿƧŀƲƄƐϰч ţŀƧŀưч ƋŀƧч ưūưƐǷƐƄŀǪƐч ǢƐǪƐƤƼч

ƤūƄŀƄŀƧŀƲчǟǢƼǪūǪчǟūǢǿśŀƋŀƲчŀǟƧƐƤŀǪƐϼǟūƲŀưśŀƋŀƲчɯǷǿǢϯ

śЌ ūƲƄŀȗŀƧŀƲчǟǢƼǪūǪчǟūưśǿŀǷŀƲч$dчƼƧūƋчǷƐưчǷūƤƲƐǪчlaquodcedilRчţƐŀưŀƲŀчŀţŀчǟūǢƧŀƤǿƤŀƲчƤƋǿǪǿǪчǿƲǷǿƤч

ǟūưśǿŀǷŀƲч$dчţūƲƄŀƲчơǿưƧŀƋчǪŀǷƤūǢчȝŀƲƄчśŀƲȝŀƤϯ

ŜЌ ūƲȝƐŀǟŀƲч ŜƼƲǷŀŜǷч ŜūƲǷūǢч MRч $b śч ţŀƧŀưч ưūưśŀƲǷǿч ǿǪūǢч ţŀƧŀưч ưūƲŀƲƄŀƲƐч ƤūƲţŀƧŀч ȝŀƲƄч

ţƐƋŀţŀǟƐчţŀƧŀưчǟǢƼǪūǪчǟūƲƄƄǿƲŀŀƲчlaquodcedilRчǿƲǷǿƤчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчpoundūţūǪŀƐƲчlaquoƐǪǷūưч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчţŀƲч

ūƲƄƄŀƲƄƄŀǢŀƲчЋpoundlaquo ЌчǿƲǷǿƤчcedilчͶʹͶ͵

ţЌ pūƲȝƐŀǟƤŀƲч]OslashoacuteOslashfrac14EgraveccedilǪūśŀƄŀƐчǪŀǢŀƲŀчǟūƧŀǷƐƋŀƲчlaquodcedilRчw(ccedilfrac14frac14BEgraveccedilfrac14ƤūǟŀţŀчƼǟūǢŀǷƼǢ

iquestǟŀȝŀ-ǿǟŀȝŀчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲϱ

ŀЌ $ƐƧŀƤǿƤŀƲƲȝŀч sup1macrsup1 Egraveumluml AacuteatildemacrAcirccopy ţŀƲч ocircsup1frac14ouml AacuteatildemacrAcirccopy IOtildeOslashatildemacrEgraveAcircfrac14 ]ccedilOtildeOtildeEgraveOslashatilde laquodcedilRч ǪūǷūƧŀƋч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч

ǟūƲƄŀţŀŀƲ

śЌ pūƧŀƤǿƤŀƲч ocircsup1frac14ouml AacuteatildemacrAcirccopy ǷūǢƤŀƐǷч laquodcedilRч ŀƄŀǢч ǪūƄŀƧŀч ǟūǢưŀǪŀƧŀƋŀƲч ȝŀƲƄч ţƐƋŀţŀǟƐч ǪūƄūǢŀч

ǷūǢǪūƧūǪŀƐƤŀƲ

ŜЌ pūƧŀƤǿƤŀƲчǟūǢǪƐŀǟŀƲчƐƲǷūƄǢŀǪƐчlaquoŀǷǿ$bчţŀƲчlaquodcedilR

ţЌ pūƧŀƤǿƤŀƲч ǟūƲƄŀȗŀƧŀƲч ǟǢƼǪūǪч ūƲȝǿǪǿƲŀƲч ţŀƲч ūƲūƧŀŀƋŀƲч poundddfч ͶʹͶ͵ч ǷūǢǷǿǷŀưŀч ǷūǢƤŀƐǷч

ǟūǢƃƼǢưŀчlaquodcedilR

ūЌ pūƧŀƤǿƤŀƲчǟūƲţŀưǟƐƲƄŀƲчǷūǢƋŀţŀǟчdϼfчǟūƲƄƄǿƲŀчlaquodcedilRчw(ccedilfrac14frac14BEgraveccedilfrac14

poundūƲŜŀƲŀчǷƐƲţŀƤчƧŀƲơǿǷϱ

ŀЌ ūƲţŀưǟƐƲƄŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀŀƲчlaquoŀƤǷƐчȗūśчưƼţǿƧчǟūƲƄŀƲƄƄŀǢŀƲчţŀƧŀưчǟǢƼǪūǪчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲч rчcedilч

ͶʹͶ͵ϯ

śЌ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчƼǟūǢŀǷƐƼƲŀƧчǪǿǟǟƼǢǷчlaquodcedilRϯ

ŜЌ ūǢǪƐŀǟŀƲч RưǟƧūưūƲǷŀǪƐч laquoŀƤǷƐчw umlccedilfrac14frac14 AacuteEgraveccedilfrac14 ЋǷŀưśŀƋŀƲч ͻчưƼţǿƧчȗūśЌчưūƲȝǿǪǿƧч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч

ŀǷŀǪчţǿŀчưƼţǿƧчȗūśчǪūśūƧǿưƲȝŀчЋŀţưƐƲчţŀƲчǟūƲƄŀƲƄƄŀǢŀƲЌчƤūǟŀţŀчǪŀǷǿŀƲчƤūǢơŀчȝŀƲƄчţƐǷǿƲơǿƤϯ

ţЌ ūƲȝƐŀǟŀƲчǢūȖƐǪƐчǢūƄǿƧŀǪƐчlaquodcedilRчǿƲǷǿƤчưūƲƄŀƤƼưƼţƐǢчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчlaquodcedilRчȗūśчƃǿƧƧчưƼţǿƧϯ

ūЌ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчtccedilfrac14AcircOslashmacrfrac14macratildeoumldUumlatildeBEgraveccedilfrac14ţƐчlaquodcedilRчȗūśчȝŀƲƄчśūǢƃǿƲƄǪƐчǿƲǷǿƤчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчƤūŀưŀƲŀƲч

ŀǟƧƐƤŀǪƐϯ

ƃЌ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчpƐƄǢŀǪƐчţŀǷŀчţŀǢƐчlaquodcedilRч$Uumlsup1atildeEgraveOtildeчƤūчlaquodcedilRчtimesūś

gtltEWďϮϬϮϬϭϰϬ

ƄЌ ūƲţŀưǟƐƲƄŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀŀƲчlaquodcedilRчwǿƲǷǿƤчǟūƲƄŀơǿŀƲчFŀơƐчbŀƲǿŀǢƐчͶʹͶ͵

ϯ ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱчrƐƧŀƐчǷŀưśŀƋчǪūƤǷƼǢчǢƐƐƧϰчƐƲţǿǪǷǢƐŀƧƐǪŀǪƐϰчţŀƲчƤūǪūưǟŀǷŀƲчƤūǢơŀ

ǢƼƄǢŀưч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱч ūƲƄǿŀǷŀƲчǟƐƧŀǢчǟūǢǷǿưśǿƋŀƲчţŀƲчţŀȝŀчǪŀƐƲƄчūƤƼƲƼưƐ

dūƄƐŀǷŀƲч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱчpoundūƃƼǢưŀǪƐчɯǪƤŀƧ

ǢƼȝūƤч ǢƐƼǢƐǷŀǪч rŀǪƐƼƲŀƧϱч ūưśŀǢǿŀƲч ǪƐǪǷūưч ƐƲǷƐч ŀţưƐƲƐǪǷǢŀǪƐч ǟūǢǟŀơŀƤŀƲч ЋEgraveOslash atildeotilde AacutemacrAcircmacrUumlatildeOslashatildemacrEgraveAcirc

UumloumlUumlatildeAacuteЌ

ǢƼȝūƤчdϼfчpūƲţǿƤǿƲƄч ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱчOslashocircOslashʘ]EgraveumlatildeocircOslashǿƲǷǿƤчǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчƤŀǟŀǪƐǷŀǪчƧŀȝŀƲŀƲч

laquo rϰчlaquodcedilRϰчţŀƲчp r

ǿǷǟǿǷϱчͷчǪƐǪǷūưч

ŀƄǿчŀƲƄƄŀǢŀƲϱчpoundǟ͵ʹϯͽͶͽϯͶ͵ͽϯʹʹʹϲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐϱчpoundǟ͵ʹϯͷͽͶϯ͵ͶϯʹʹчЋͽͽϰͽҗЌч

poundƐǪƐƤƼϱч

ŀЌ ǢƼǪūǪчǟūƲƄŀţŀŀƲчśūǢưŀǪŀƧŀƋϼƄŀƄŀƧчŀǷŀǿчǷƐţŀƤчǷūǟŀǷчȗŀƤǷǿϯ

śЌ dǿǢŀƲƄƲȝŀчlaquo$pчǿƲǷǿƤчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǟǢƼȝūƤϯ

ŜЌ cedilƐţŀƤчŀţŀƲȝŀϼƤūƧūƲƄƤŀǟŀƲчǟūǢŀƧŀǷŀƲϼUumlOtildeOslashOtildeOslashatildeȝŀƲƄчţƐśǿǷǿƋƤŀƲчţƐчǟŀǪŀǢŀƲϯ

ţЌ dūƄŀƄŀƧŀƲчǟūưŀǪŀƲƄŀƲϼƐƲǪǷŀƧŀǪƐϯ

dūƲţŀƧŀчţŀƲчţŀưǟŀƤчǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽ

$ŀưǟŀƤчƼȖƐţ-͵ͽчưūưśǿŀǷчƤƼƲţƐǪƐчǟūǢūƤƼƲƼưƐŀƲч ǷƐţŀƤчưūƲūƲǷǿчǪūǟūǢǷƐч ƤūǟŀǪǷƐŀƲчƤūǷūǢǪūţƐŀŀƲч

śŀǢŀƲƄϰчǟūǢǿśŀƋŀƲчƋŀǢƄŀчŀƤƐśŀǷчɰǿƤǷǿŀǪƐчưŀǷŀчǿŀƲƄϯчlaquoūƧŀƐƲчƐǷǿϰчǟǢƼǪūǪчǟūƲƄŀţŀŀƲчţŀƲчƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч

ǷƐţŀƤчśƐǪŀчţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчǷŀǷŀǟчưǿƤŀϰчǪūưǿŀƲȝŀчţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчưūǷƼţūчȖƐţūƼчŜƼƲƃūǢūƲŜūϯ

pƐǷƐƄŀǪƐчǢƐǪƐƤƼ

ưūƧŀƤǿƤŀƲч ǟǢƼǪūǪч ǟūƲƄŀţŀŀƲч ţūƲƄŀƲч ưūǷƼţūч ƧūƧŀƲƄч ŜūǟŀǷϰч ưūƲơŀƄŀч ŀƄŀǢч ǟǢƼǪūǪч ǟūƲƄŀţŀŀƲч

śūǢơŀƧŀƲчţūƲƄŀƲчśŀƐƤϰчţŀƧŀưчƋŀƧчưūưƐǷƐƄŀǪƐчǢƐǪƐƤƼчǟǢƼǪūǪчǟūƲƄŀţŀŀƲчśūǢưŀǪŀƧŀƋ

iquestǟŀȝŀ-ǿǟŀȝŀчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲϱ

ūƲƄŀţŀŀƲч ūǢŀƲƄƤŀǷч ЋOslashocircOslashʘUumlEgraveumlatildeocircOslashʟ ǪūǟūǢǷƐч =OtildeatildeEgraveOtilde ]Otildemacrfrac14 VccedilOslashOtildeEgraveUumlϰч =macrUumlAcircUumlmacr OtildeOtildeAacuteAcirc laquodcedilRч

ǪǿţŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчǢūƲŜŀƲŀ

poundūƲŜŀƲŀчǷƐƲţŀƤчƧŀƲơǿǷ

pūƧŀƤǿƤŀƲчǟǢƼǪūǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǟūƤūǢơŀŀƲчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчǟūǢŀƲƄƤŀǷчǷūǢǟŀǪŀƲƄчŀǷŀǿчǟƼȗūǢчƼƲϯч

ϭϰϭgtltEWďϮϬϮϬ

͵ϯ poundūŀƧƐǪŀǪƐч$R ч$b śч ŀƋǿƲчƲƄƄŀǢŀƲчͶʹͶʹ

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲчţŀǷŀчţŀǢƐчEgraveAcircfrac14macrAcircAacuteEgraveAcircmacratildeEgraveOslashmacrAcirccopylaquo rчЋpчlaquo rЌчǟūǢч͵чbŀƲǿŀǢƐчͶʹͶ͵ϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǟūƲȝūǢŀǟŀƲч$R ч

$b śчЋƲƼƲчfiquestЌчcedilŀƋǿƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋcedilЌчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчpoundǟϯ͵͵ϯͽʹͼϯͽͼ͵ϯ͵ͼͽчŀǷŀǿчưūƲŜŀǟŀƐчͽͽϰͶҗч

ţŀǢƐч ǷƼǷŀƧч ǟŀƄǿч ǪūśūǪŀǢч poundǟϯ͵ͷͽϯ͵͵ʹϯͼ͵ϯʹʹʹϯч ūƲȝūǢŀǟŀƲч $R ч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ƐƲƐч ưūƲƐƲƄƤŀǷч ţƐśŀƲţƐƲƄч

ǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀчȝŀƲƄчưūƲŜŀǟŀƐчͽͼϰͺͼҗчЋƲŀƐƤчʹϰͻҗЌϯчч ūƲȝūǢŀǟŀƲчǷūǢǪūśǿǷчǷƐţŀƤчưūưǟūǢƋƐǷǿƲƄƤŀƲч

ǟūƲȝūǢŀǟŀƲчţŀǢƐчƤūƄƐŀǷŀƲчȝŀƲƄчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƼƧūƋчfiquestчŀţŀƲч ūƲƄūƧƼƧŀч$ŀƲŀч ūǢƤūśǿƲŀƲчdūƧŀǟŀчlaquoŀȗƐǷч

Ћ $ dlaquoЌϰч fiquestч ǿǪŀǷч RƲȖūǪǷŀǪƐч ūưūǢƐƲǷŀƋч Ћ R Ќч ţŀƲч fiquestч ŀţŀƲч ūƲƄūƧƼƧŀч $ŀƲŀч fƐƲƄƤǿƲƄŀƲч MƐţǿǟч

Ћ $fMЌчưūƲƄƐƲƄŀǷчƤūƄƐŀǷŀƲчǷūǢǪūśǿǷчǷƐţŀƤчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƧŀƲƄǪǿƲƄчƼƧūƋч$b śч

R чţŀƲч $fMчǪūśūǪŀǢчͼͻϰͺ͵җчţŀǢƐч

ǟƼǢǪƐчǪūƧǿǢǿƋчǟŀƄǿчpoundǟͷͷϯʹϯͺͷͺϯʹϯʹʹʹЌчǪūƋƐƲƄƄŀчŀƤŀƲчưūƲţƐǪǷƼǢǪƐчƤƐƲūǢơŀчţŀƲчǷƐţŀƤчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲч

ƤƐƲūǢơŀчǢƐƐƧч$b śчơƐƤŀчǷǿǢǿǷчţƐǟūǢƋƐǷǿƲƄƤŀƲϯ

laquoūƧǿǢǿƋч ƤūƄƐŀǷŀƲч $b śч ţŀǟŀǷч ţƐƄƼƧƼƲƄƤŀƲч ưūƲơŀţƐч ͷч ЋǷƐƄŀЌч ơūƲƐǪч śūƧŀƲơŀϯч iquestƲǷǿƤч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǟūǢч ơūƲƐǪч

śūƧŀƲơŀчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐчśūƧŀƲơŀчǟūƄŀȗŀƐчưūƲŜŀǟŀƐчǪūśūǪŀǢчpoundǟͶϯͽͽϯͼʹ͵ϯͼͼͻчЋͽͽϰ͵җчţŀǢƐч

ǟŀƄǿчǪūśūǪŀǢчpoundǟͶͻϯͷϯͼͺϯʹʹʹЌϰчśūƧŀƲơŀчśŀǢŀƲƄчưūƲŜŀǟŀƐчǪūśūǪŀǢчpoundǟͷϯͷͶϯͻͼͶϯ͵ʹϯͷ͵чЋͽͽϰͶҗчţŀǢƐч

ǟŀƄǿч ǪūśūǪŀǢчpoundǟͷϯͷϯͷ͵ϯͼͺͻϯʹʹʹЌϰч ţŀƲчśūƧŀƲơŀчưƼţŀƧч ǪūśūǪŀǢчpoundǟͶͺϯ͵ͺͻϯʹͻͷϯͻͻ͵ч ЋͽͽϰͶͶҗчţŀǢƐч ǟŀƄǿч

ǪūśūǪŀǢчpoundǟͶͺͻϯͶ͵ϯͼͼϯʹʹʹЌϯчţŀǟǿƲчǢƐƲŜƐŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǟūǢчơūƲƐǪчśūƧŀƲơŀчǪūƧŀưŀчǟūǢƐƼţūчͶʹ͵ͺndashͶʹͶʹчţŀǟŀǷч

ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ϯч

cedilŀśūƧчͷϯ͵чpoundūŀƧƐǪŀǪƐч$R ч$b śчЋrƼƲчfiquestЌчcedilчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчǟūǢчbūƲƐǪчūƧŀƲơŀч

ч

ưūƲƐƲƄƤŀǷчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчЋͽϰʹҗЌчƤūч

ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͻч Ћͽͻϰʹ͵җϲч ƲŀƐƤч ͵ϰͽͻҗЌϰч

ưūƲǿǢǿƲч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͼч Ћͽͺϰͽͷҗϲч

ǷǿǢǿƲч ʹϰʹͼҗЌϰч ưūƲƐƲƄƤŀǷч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵ͽчЋͽͼϰͺͼҗϲчƲŀƐƤч͵ϰͻҗЌчţŀƲч

Ͷʹ͵ͺчч Ͷʹ͵ͻ

ŀƄǿчЋpoundǟЌ poundūŀƧƐǪŀǪƐчЋpoundǟЌ җ ŀƄǿчЋpoundǟЌ poundūŀƧƐǪŀǪƐчЋpoundǟЌ җ

ūƧŀƲơŀч ūƄŀȗŀƐ

ͼͽϯͶ͵ϯʹͷϯʹʹʹ ͺϯͺͺϯͶϯʹʹʹ ͽͼϰ͵Ͷ

ūƧŀƲơŀчŀǢŀƲƄ

͵ϯʹʹ͵ϯʹͷͺϯͻϯʹʹʹ ͵ϯ͵͵͵ϯͶͷͽϯͺϯʹʹʹ ͽͺϰͶ

ūƧŀƲơŀчpƼţŀƧ

ʹϯͻϯͺ͵ʹϯʹʹʹ ͵ʹͺϯͻͼͺϯ͵͵ϯʹʹʹ ͽͽϰ͵

cedilƼǷŀƧ ͵ϯͺʹϯͼͷϯʹͼϯʹʹʹ ͵ϯͻͼͷϯͽͶϯͽ͵ϯʹʹʹ ͽͻϰʹ͵

būƲƐǪчūƧŀƲơŀ

Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͽ

ŀƄǿчЋpoundǟЌ poundūŀƧƐǪŀǪƐчЋpoundǟЌ җ ŀƄǿчЋpoundǟЌ poundūŀƧƐǪŀǪƐчЋpoundǟЌ җ

ūƧŀƲơŀч ūƄŀȗŀƐ

ͺϯͷͼͷϯͽͷͼϯʹʹʹ ͻϯʹͺͽϯͷϯʹʹʹ ͽͽϰͺͽ

ūƧŀƲơŀчŀǢŀƲƄ

ͻʹ͵ϯʹͼϯͼͺͷϯʹʹʹ ͺͻͺϯͺͼͻϯʹͽϯʹʹʹ ͽͻϰͺͺ

ūƧŀƲơŀчpƼţŀƧ

ͷͽͽϯ͵ͽ͵ϯͷͻϯʹʹʹ Ͷͽϯͺͷͺϯʹͼϯʹʹʹ ͽͽϰ͵Ͷ

cedilƼǷŀƧ ͵ϯͺͺϯͺͺʹϯ͵ͻϯʹʹʹ ͵ϯ͵ͼϯͷͽͶϯͶϯʹʹʹ ͽͼϰͺͼ

būƲƐǪчūƧŀƲơŀ

būƲƐǪчūƧŀƲơŀ

ͶʹͶʹ

ŀƄǿчЋpoundǟЌ poundūŀƧƐǪŀǪƐчЋpoundǟЌ җ

ūƧŀƲơŀч ūƄŀȗŀƐ

Ͷͻϯͷϯͼͺϯʹʹʹ

ūƧŀƲơŀчŀǢŀƲƄ

ͷϯͷϯͷ͵ϯͼͺͻϯʹʹʹ

ūƧŀƲơŀчpƼţŀƧ

ͶͺͻϯͶ͵ϯͼͼϯʹʹʹ

cedilƼǷŀƧ ϯ͵ͷͽϯ͵͵ʹϯͼ͵ϯʹʹʹ

LAKIN DJPb 2020 142

meningkat kembali pada tahun 2020 (9942 naik 074) Peningkatan dari tahun 2016 ke tahun 2017

menurun pada tahun 2018 dan kembali meningkat pada tahun 2019 dan 2020 ditunjukkan pada persentase

penyerapan belanja barang Persentase penyerapan belanja pegawai terus meningkat dari tahun 2016 ke

tahun 2019 namun turun pada tahun 2020 sementara persentase penyerapan belanja modal meningkat

dari tahun 2016 ke 2017 dan 2018 tetapi menurun pada tahun 2019 dan kemudian meningkat pada tahun

2020

Dengan demikian persentase penyerapan secara keseluruhan pada tahun 2020 DJPb (non BLU)

ditunjukkan meningkat dari tahun 2019 meskipun menurun pada penyerapan belanja pegawai

Persentase penyerapan tertinggi pada tahun 2017 dan 2018 ada pada belanja modal pada tahun 2016 dan

2019 persentase penyerapan tertinggi ada pada belanja modal sementara pada tahun 2020 persentase

penyerapan tertinggi ada pada belanja pegawai Persentase penyerapan terendah selama tahun 2016

sampai dengan tahun 2019 adalah pada belanja barang sementara pada tahun 2020 persentase

penyerapan terendah adalah belanja modal

Adapun penyerapan dari kegiatan yang dilaksanakan BLU pada tahun 2017 sd 2020 dapat ditunjukkan

pada Tabel 3C2 Pada tahun 2017 sd 2019 terdapat BLU BPDPKS dan PIP namun sejak tahun 2020

terdapat satu unit baru yaitu BLU BPDLH Diketahui bahwa penyerapan anggaran BPDPKS PIP dan

BPDLH secara keseluruhan pada tahun 2020 adalah sebesar 9669 meningkat dari penyerapan tahun

2019 (5290) Ditunjukkan juga bahwa penyerapan tertinggi BLU pada tahun 2020 ada pada belanja

barang yaitu 9669 meningkat dari penyerapan belanja barang pada tahun 2019 (5290) Demikian

juga penyerapan belanja barang BLU pada tahun 2020 (8661) meningkat dari tahun 2019 (7238)

Tabel 3C2 Realisasi DIPA DJPb dan BLU BPDPKS dan PIP TA 2017 sd 2020

BLU BPDPKS+PIP DJPb + BLU BPDPKS+PIP

2017 2017

Jenis Belanja

Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Pagu (Rp) Realisasi (Rp)

Belanja Pegawai

- - - 565446524000

Belanja 11413668477000 12524908033000

Belanja Modal

4222500000 111009011000

Total 11417890977000 13201383568000

2018 2018

Jenis Belanja

Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Pagu (Rp) Realisasi (Rp)

Belanja Pegawai

294480000 - 0 546678418000

Belanja 11032055677000 11733140540000

Belanja Modal

1196880000 400388254000

Total 11033547037000 12680207212000

143 LAKIN DJPb 2020

BLU BPDPKS+PIP DJPb + BLU BPDPKS+PIP

2019 2019

Jenis Belanja

Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Pagu (Rp) Realisasi (Rp)

Belanja Pegawai

- - - 547069345000

Belanja Barang

11050035763000 11726722822000

Belanja Modal

1964237000 296600285000

Total 11052000000000 12570392452000 5843

2020 2020

Jenis Belanja

Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Pagu (Rp) Realisasi (Rp)

Belanja Pegawai

- - 0 527543486000 524959801887 9951

Belanja Barang

29260851658000 282933353817392 9669 32605167525000 31618135922923 9697

Belanja Modal

5673546000 4913731600 8661 272925034000 270080805371 9896

Total 29266525204000 28298267548992 9669 33405636045000 32413176530181 9703

Tabel 3C2 juga menunjukkan bahwa penyerapan anggaran penjumlahan DJPb dan BLU (BPDPKS PIP

dan BPDLH) pada tahun 2020 adalah sebesar 9703 meningkat dari penyerapan tahun 2019 (5843)

Ditunjukkan juga penyerapan tertinggi pada tahun 2017 2019 dan 2020 ada pada belanja pegawai

sementara pada tahun 2018 ada pada belanja modal Penyerapan terendah pada tahun 2017 sd 2020

ada pada belanja barang

2 Perbandingan Pagu DIPA dan Realisasi DIPA DJPb TA 2020 per Kegiatan

Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) DJPb sebagaimana pada tahun anggaran (TA) 2019

pada TA 2020 DJPb melaksanakan 10 (sepuluh) kegiatan Selain itu terdapat 3 (tiga) kegiatan yang

masing-masing dilaksanakan oleh PIP BPDPKS dan BPDLH Adapun realisasi DIPA atas 13 (tiga belas)

kegiatan tersebut pada TA 2020 ditunjukkan pada Tabel 3C3

Tabel 3C3 Realisasi DIPA DJPb TA 2020 per Jenis Kegiatan

Kode Program Kegiatan Pagu Revisi (Rp) Realisasi (Rp) 08 Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara

1698 Penyelenggaraan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

9859

1699 Pembinaan Pelaksanaan Anggaran dan Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

3107365000 3074824644 9895

1700 Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

3593186000 3500116355 9741

1701 Peningkatan Pengelolaan Kas Negara 5439824000 5270882938 9689

1702 Manajemen investasi dan Penerusan Pinjaman 7711854000 7088618222 9192

1703 Pembinaan Sistem dan Dukungan Teknis Perbendaharaan

4874382000 4632974000 9505

1704 Pengembangan Sistem Perbendaharaan 153374388000 151886030590 9903

1705 Penyelenggaraan Kuasa Bendahara Umum Negara 365667997000 356197801317 9741

1706 Pembinaan Pelaksanaan Perbendaharaan di Wilayah

155350371000 149670601583 9634

LAKIN DJPb 2020 144

Kode Program Kegiatan Pagu Revisi (Rp) Realisasi (Rp) 08 Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara

1707 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perbendaharaan

649613007000 643356027995 9904

DJPb (Non BLU) 4139110841000 4114908981189 9942 1730 Pengelolaan Dana Bergulir Usaha Mikro 9235

4298 Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup 5383 5739 Penghimpunan Pengelolaan dan Penyaluran

Dana Perkebunan Kelapa Sawit 9701

BLU (PIP dan BPDPKS) 29266525204000 28298267548992 9669 DJPb + BLU (PIP dan BPDPKS) 9703

Sumber data OM SPAN 15 Januari 2021

Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3C3 pagu anggaran terbesar (9575 porsi dari jumlah seluruh

pagu DJPb dan BLU) terdapat pada kegiatan Penghimpunan Pengelolaan dan Penyaluran Dana

Perkebunan Kelapa Sawit Namun demikian kegiatan tersebut tidak dilaksanakan langsung oleh DJPb

tetapi dilaksanakan oleh BPDPKS Seluruh kegiatan tersebut masing-masing memiliki persentase

penyerapan lebih dari 90 kecuali kegiatan Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup (4298) yaitu 5383

Dari 10 (sepuluh) kegiatan yang dilaksanakan langsung oleh DJPb penyerapan belanja tertinggi adalah

pada kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perbendaharaan (9904)

sementara penyerapan belanja terendah adalah pada kegiatan Manajemen investasi dan Penerusan

Pinjaman (9192) Realisasi DIPA DJPb Tahun 2020 per kegiatan tersebut dapat dibandingkan dengan

tahun sebelumnya (2019) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3C4

Tabel 3C4 Perbandingan Realisasi DIPA DJPb TA 2019 dan 2020 per Jenis Kegiatan

Kode Kegiatan

Pagu Revisi (Rp) Realisasi (Rp) Pagu Revisi (Rp) Realisasi (Rp) NaikTurun 2019 2020

1698 9928 9859 -069

1699 9700 3107365000 3074824644 9895 195

1700 9689 3593186000 3500116355 9741 052

1701 9710 5439824000 5270882938 9689 -021

1702 9695 7711854000 7088618222 9192 -503

1703 9731 4874382000 4632974000 9505 -226

1704 9908 153374388000 151886030590 9903 -005

1705 9860 365667997000 356197801317 9741 -119

1706 9879 155350371000 149670601583 9634 -245

1707 9868 649613007000 643356027995 9904 036

DJPb 9868 4139110841000 4114908981189 9942 074

1730 5134 9235 4101

4298 - - - 5383 5383

5739 5291 9701 4410

BLU 5290 29266525204000 28298267548992 9669 4379

DJPb amp BLU

5843 9703 3860

145 LAKIN DJPb 2020

Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3C4 terdapat kegiatan baik yang mengalami peningkatan

maupun penurunan persentase penyerapan Tiga dari Sepuluh kegiatan yang dilaksanakan DJPb yang

mengalami peningkatan yaitu kegiatan Pembinaan Pelaksanaan Anggaran dan Pengesahan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (1699 naik 195) kegiatan Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum (1700 naik 052) dan kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen

Perbendaharaan (1707 naik 036) Selain itu tiga kegiatan yang dilakukan oleh BLU BPDPKS PIP dan

BPDLH mengalami peningkatan persentase penyerapan Secara keseluruhan persentase peningkatan

penyerapan tertinggi DJPb (non BLU) dari tahun 2019 ke tahun 2020 adalah pada kegiatan Pembinaan

Pelaksanaan Anggaran dan Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (1699 naik 195) Secara

agregat untuk keseluruhan penyerapan anggaran kegiatan DJPb (non BLU) tahun 2020 meningkat

074 dibandingkan tahun 2019 sementara penyerapan anggaran seluruh kegiatan DJPb dan BLU

meningkat 3860 dibandingkan tahun 2019

3 Analisis Efisiensi Belanja Birokrasi atas Sumber Daya

PMK Nomor 214PMK022017 tentang Pengukuran Dan Evaluasi

Kinerja Anggaran Atas Pelaksanaan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian NegaraLembaga pen-

gukuran efisensi dilakukan dengan membandingkan penjumlahan dari selisih antara perkalian pagu

anggaran keluaran dengan capaian keluaran dan realisasi anggaran keluaran dengan penjumlahan dari

perkalian pagu anggaran keluaran dengan capaian keluaran Capaian efisiensi tersebut dapat dilihat

pada halaman website monevanggarankemenkeugoid (SMART-DJA) Berdasarkan dashboard kinerja

penganggaran pada situs tersebut capaian efisiensi untuk level Eselon I Direktorat Jenderal Per-

bendaharaan adalah 1494 dari nilai maksimal 20

Selain hal tersebut Kementerian Keuangan telah melaksanaan office automation sebagai upaya untuk

mengurangi belanja birokrasi Efisiensi atas belanja birokrasi ditunjukkan oleh realisasi belanja yang

lebih kecil untuk pencapaian suatu output yang sama atau peningkatan capaian output dengan real-

isasi anggaran yang sama Untuk mengukur capaian efisiensi atas belanja birokrasi tersebut maka pa-

da Kontrak Kinerja tahun 2020 terdapat Indikator Kinerja Utama Persentase Efisiensi atas Belanja

Birokrasi

Pagu dan realisasi anggaran yang diukur dalam perhitungan efisiensi belanja birokrasi adalah pagu dan

realisasi anggaran sesuai nilai DIPA dan realisasi pada masing-masing satuan kerja untuk belanja se-

bagai berikut

a) belanja bahan percetakan dan konsumsi

b) belanja perjalanan dinas dalam negeri kecuali dalam rangka pelantikan mutasi diklat dan bantuan

evaluasi non lokal dalam rangka pemberian dana dukungan pemulihan kepada pegawai yang terke-

na dampak bencana alam

c) RDK dan konsinyering

Apabila didetailkan belanja birokrasi dihitung atas sembilan akun belanja birokrasi pada output yang

terdapat belanja birokrasi meliputi

LAKIN DJPb 2020 146

Berdasarkan data pagu-realisasi dan data capaian ouput maka diperoleh hasil persentase efisiensi

belanja birokrasi TA 2020 pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah sebesar 2992 dengan

rincian perhitungan sebagai berikut

No Belanja Birokrasi Akun

1 Belanja bahan percetakan dan konsumsi 521211

2 Belanja barang persediaan konsumsi (ATK dan percetakan) 521811

3 Belanja barang BLU (meliputi ATK Konsumsi dan Persediaan) 525112

4 Belanja perjalanan dinas biasa 524111

5 Belanja perjalanan tetap 524112

6 Belanja perjalanan dinas dalam kota 524113

7 RDK dan paket meeting dalam kota 524114

8 Belanja paket meeting luar kota 524119

9 Belanja Perjalanan Dinas BLU 525115

No Keluaran Program

Capaian Kinerja

Program (CKP)

CKP Eselon

I Pagu Anggaran Birokrasi (PAK)

Realisasi Ang-garan Birokrasi

(RAK)

PAKCKP-RAK (Pembilang)

PAKCKP (Penyebut) Efisiensi

1

Layanan Pelaksa-naan Anggaran

Yang Tepat Waktu Efektif Dan Akunt-

abel

11798 11407 29437938000 26998423345 34731777001 7733353656 2992

2

Layanan Pelaksa-naan Bun Dan

Kuasa Bun Yang Profesional Efisien

Dan Efektif

11346 - 47716352000 43532217155 54139873804 10607656649 -

3

Laporan Per-tanggungjawaban Keuangan Negara Yang Akuntabel Transparan Dan

Tepat Waktu

10954 - 5024918000 4935974771 5504521876 568547105

4

Layanan Pen-dukung Sistem Perbendaharaan

Yang Andal Profe-sional Dan Modern

10954 9060225000 8046329170 9924979217 1878650047

5

Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit Yang Efisien Dan Efektif Serta Pengelolaan Dana

Bergulir Usaha Mikro Yang Mudah

dan Cepat

12000 28872170000 12245918716 34646604000 22400685284

6 Layanan Internal Unit Eselon I 11428 18809155000 16686070868 21494177011 4808106143

147 LAKIN DJPb 2020

4 Keterkaitan Antara kinerja dan anggaran

Keterkaitan antara pelaksanaan kinerja dan alokasi anggaran DJPb tahun 2020 dapat ditunjukkan melalui tabel sebagai berikut

LAKIN DJPb 2020 148

Halaman ini sengaja dikosongkan

149 LAKIN DJPb 2020

Selain 11 (sebelas) Sasaran Strategis (SS) yang diterapkan oleh DJPb dengan capaian sebagaimana

diuraikan sebelumnya DJPb juga menghasilkan kinerja-kinerja lain selama tahun 2020 yang tidak

masuk dalam Kontrak Kinerja DJPb tetapi terkait dengan tugas dan fungsi DJPb Kinerja lain-lain

tersebut adalah sebagai berikut

1 Inovasi ManajemenPelayanan

a Simplifikasi Dan Modernisasi Proses Bisnis MekanismeTata Cara Pelaksanaan Anggaran

Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan anggaran yang lebih efektif efisien dan akuntabel serta

menjawab tuntutan kebutuhan penyelesaian permasalahan anggaran yang muncul dengan

mempertimbangkan perkembangan teknologi informasi dan memperhatikan best practice

internasional dilakukan upaya simplifikasi dan modernisasi proses bisnismekanismetata cara

pelaksanaan anggaran Pada Tahun 2020 programkegiatan simplifikasi dan modernisasi yang

dilakukan berupa

i) Piloting Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan APBN melalui Platform Pembayaran Pemerintah

(SSC-Gaji)

Agar pembayaran untuk pelaksanaan APBN dapat dilaksanakan secara efektif efisien transparan

dan akuntabel dilakukan penyederhanaan dan modernisasi terhadap tata cara pembayaran dalam

pelaksanaan APBN melalui optimalisasi pemanfatan teknologi informasi berupa Platform

Pembayaran Pemerintah (PPP) PPP merupakan interkoneksi system antara core system dengan

pendukung system mitra dan system monitoring dalam rangka pelaksanaan pembayaran

pemerintah PPP tersebut mengakomodasi transaksi belanja dalam kanal elektronik (digitalisasi) dan

meningkatkan secara signifikan kecepatan siklus pembayaran sekaligus menghemat tenaga

administratif Selain berdampak pada efisiensi proses serta sumber daya penerapan PPP juga

memberi manfaat untuk mewujudkan economics of scale serta tracking penggunaan sumber daya

Building block Platform Pembayaran Pemerintah

D Kinerja Lainnya DJPb

LAKIN DJPb 2020 150

Sesuai PMK No204PMK052020 Piloting pembayaran melalui PPP akan dilaksanakan untuk belanja

pegawai belanja operasional belanja pengadaan sederhana belanja perjalanan dinas dan belanja

bantuan social dan belanja bantuan pemerintah secara bertahap mulai Tahun 2020 sampai 2023

Pada akhir tahun 2020 implementasi PPP dilaksanakan untuk jenis belanja pegawai terutama untuk

pembayaran gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji untuk bulan Januari 2021 yang pengajuan

pembayarannnya disampaikan ke KPPN pada bulan Desember 2020 Pelaksanaan Piloting PPP untuk

pembayaran gaji tersebut dilakukan berdasarkan Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-25PB2020

tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Belanja Pegawai dan Belanja Operasional Dalam Piloting

Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Melalui Platform

Pembayaran Pemerintah Sebagai piloting telah dilaksanakan Simulasi Transaksi Perdana Penerbitan

SPP dan SPM untuk Pembayaran Gaji pada Platform Pembayaran Pemerintah untuk Satker DJPb dan

Sekjen Kemenkeu pada tanggal 23 Desember 2020

II Otomasi Maksimum Pencairan (MP) PNBP Terpusat

Otomasi MP PNBP Terpusat merupakan proses penetapan Maksimum Pencairan PNBP yang dilakukan

dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi yang disebut dengan aplikasi

Modul Maksimum Pencairan Penerimaan Negara Bukan Pajak Penerapan otomasi MP PNBP dilakukan

dengan tujuan

1 Mewujudkan mekanisme pelaksanaan anggaran belanja PNBP yang efisien dan efektif

2 Time amp cost saving melalui simplifikasi proses bisnis administrasi pengajuan dan persetujuan

3 Mempercepat kegiatan dan belanja Satker melalui penggunaan PNBP secara langsung sehingga

output kegiatan lebih optimal

4 Mengeliminasi penumpukan pekerjaan pada akhir tahun dan

5 Meningkatkan pelayanan Satker kepada masyarakat

Proses Bisnis MP PNBP Secara Elektronik

Landasan hukum bagi implementasi Otomasi MP PNBP tersebut adalah Perdirjen Perbendaharaan

Nomor Per- 21Pb2020 tanggal 27 Oktober 2017 Tentang Mekanisme Penetapan Maksimum

Pencairan Penerimaan Negara Bukan Pajak Secara Elektronik Pada tahun 2020 penyelesaian

implementasi otomasi PNBP dilakukan secara bertahap melalui 3 tahap kegiatan yaitu

151 LAKIN DJPb 2020

1 Piloting Tahap I diikuti oleh Sekretariat Jenderal Kementerian ATRBPN dan Dirjen Hubla

Kemenhub sesuai dengan Kepdirjen Perbendaharaan Nomor KEP-262PB2020 tanggal 17 Novem-

ber 2020

2 Piloting Tahap II diikuti oleh Ditjen Bimas Islam Ditjen Perhubungan Udara dan Ditjen

Perhubungan Darat sesuai Kepdirjen Perbendaharaan Nomor KEP-274PB2020 tanggal 30 No-

vember 2020 dan

3 Launching Modul Otomasi MP PNBP untuk satker PNBP terpusat yang dilakukan berbarengan

dengan Sosialisasi Per-21PB2020 yang digunakan sebagai payung hukum implementasi modul

pada Tanggal 30 November 2020

iii Optimalisasi penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Dalam Negeri dan Pengaturan KKP

untuk Bagian Anggaran BUN

Dalam rangka optimalisasi penggunaan KKP dalam sistem pembayaran atas pelaksanaan APBN da-

lam negeri Direktorat Jenderal Perbendaharaan telah bersinergi dengan Direktorat Jenderal Pajak

dalam menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-231PMK032019 tentang Tata Cara

Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan

Pengusaha Kena Pajak serta Pemotongan danatau terdapat peningkatan jumlah transaksi sebesar

828 pada tahun 2020 meskipun di tengah kondisi pandemi COVID Pemungutan Penyetoran dan

Pelaporan Pajak bagi Instansi Pemerintah Dalam PMK ini diatur ketentuan mengenai kebijakan

pengecualian terhadap Bendahara Pengeluaran sebagai Wajib PungutWajib PotongWajib Setor PPh

Pasal 22 dan PPN atau PPN dan PPnBM apabila dilakukan pembayaran dengan KKP atas Belanja

Instansi Pemerintah Pusat Terbitnya aturan pengecualian pemungutan PPh Pasal 22 dan PPN atau

PPN dan PPnBM mendorong adanya peningkatan transaksi KKP pada tahun 2020 Tercatat total

transaksi selama Januari sd November 2020 meningkat menjadi sebesar Rp5295 miliar Jika

dibandingkan dengan total transaksi KKP pada tahun 2019 yaitu sebesar Rp2896 miliar

Mekanisme penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

Selanjutnya dalam rangka perluasan penggunaan KKP di Dalam Negeri telah diterbitkan Peraturan

Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-19PB2020 tentang Uji Coba Mekanisme Pembayaran dan

Penggunaan KKP atas Beban BA BUN Dalam rangka menindaklanjuti Perdirjen tersebut telah

dilaksanakan rapat koordinasi dengan tiga Satker BA BUN yaitu Satuan Kerja Khusus Pelaksana

Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan

Pelabuhan Bebas Batam dan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja serta dengan Kantor

LAKIN DJPb 2020 152

Wilayah Ditjen Perbendaharaan dan KPPN terkait Berdasarkan hasil koordinasi ketiga Satker BA BUN

sebagaimana dimaksud telah siap untuk mengikuti uji coba atau piloting pembayaran dan

penggunaan KKP yang pelaksanaannya akan dilakukan pada Tahun Anggaran 2021

iv Uji Coba Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Luar Negeri

KKP merupakan alat pembayaran menggunakan kartu untuk melakukan pembayaran belanja barang

dan modal yang dapat dibebankan pada APBN di mana kewajiban pembayaran terlebih dulu

dipenuhi oleh bank penerbit selanjutnya satker berkewajiban melunasi pada waktu yang disepakati

dengan pelunasan sekaligus Uji coba KKP di Luar Negeri adalah penggunaan KKP oleh Satker

perwakilan RI di Luar Negeri yaitu Kedutaan Besar RI atau Konsulat Jenderal RI

Penggunaan KKP oleh Satker perwakilan RI di Luar Negeri memiliki beberapa tujuan diantaranya

1 Mendukung pengelolaan likuiditas keuangan negara dengan instrumen keuangan modern

2 Meminimalisasi transaksi pembayaran dengan uang tunai

3 Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan anggaran di LN dan

4 Memastikan seluruh transaksi pembayaran di luar negeri dapat dilaksanakan tanpa bergantung pada

ketersediaan UP

Uji Coba pembayaran dengan menggunakan KKP dimulai pada tahun 2020 dengan 30 (tiga puluh)

kantor Perwakilan Indonesia ditetapkan sebagai pelaksana uji coba dan ditargetkan sebanyak 15 (lima

belas) Perwakilan Indonesia berhasil menggunakan KKP Sebagai payung hukum pelaksanaan uji coba

tersebut Direktur Jenderal Perbendaharaan menerbitkan Peraturan Direktur Jenderal (Perdirjen)

Perbendaharaan Nomor PER-03PB2020 tentang Uji Coba Pembayaran dan Penggunaan Kartu Kredit

Pemerintah pada Satuan Kerja Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri dan menerbitkan Kepu-

tusan Direktur Jenderal (Kepdirjen) Perbendaharaan Nomor KEP-83PB2020 tentang Pelaksanaan Uji

Coba Pembayaran dan Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah pada Satuan Kerja Perwakilan Republik

Indonesia di Luar Negeri

Peta Sebaran Satker Perwakilan RI Peserta Uji Coba KKP di Luar Negeri

153 LAKIN DJPb 2020

b Penyaluran Dana Transfer Ke Daerah Dan

Dana Desa Tahun 2020

Pada Tahun Anggaran 2020 penyaluran TKDD

yang dilakukan pada Direktorat Jenderal

Perbendaharaan yang sebelumnya terdiri dari

penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana

Desa bertambah dengan penyaluran Dana

Alokasi Nonfisik Bantuan operasional Sekolah

(Dana BOS) Hal tersebut sesuai dengan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor

9PMK072020 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Keuangan Nomor

48PMK072019 Tentang Pengelolaan Dana

Alokasi Khusus Nonfisik

Penyaluran DAK Fisik Dana Desa dan Dana BOS

yang dilakukan oleh seluruh KPPN bertujuan

untuk (i) mendekatkan pelayanan Kementerian

Keuangan terhadap Pemerintah Daerah melalui

173 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN) yang tersebar di seluruh Indonesia (ii)

meningkatkan efisiensi koordinasi dan konsultasi

antara Pemerintah Daerah dengan Kementerian

Keuangan dan (iii) meningkatkan efektivitas

monitoring dan evaluasi serta analisis kinerja

pelaksanaan anggaran pusat dan daerah

Dampak dari pandemi Covid-19 membuat

Kementerian Keuangan membuat berbagai

macam kebijakan-kebijakan dalam pelaksanaan

penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa yang

bertujuan agar dampak dari pandemi Covid-19

yang dirasakan oleh masyarakat dapat ditangani

dengan baik Kebijakan-kebijakan tersebut

antara lain penggunaan Dana Desa untuk

keperluan BLT Desa penggunaan DAK Fisik

Bidang Kesehatan untuk penanganan Covid-19

serta program Cadangan DAK Fisik yang

diarahkan untuk kegiatan-kegiatan yang dapat

menyerap tenaga kerja

Regulasi-regulasi yang dikeluarkan tersebut

mampu di-deliver dengan baik oleh KPPN dan

dikoordinasikan dengan Pemda Hal ini

berdampak positif dalam penyaluran TKDD

sepanjang tahun 2020 Sampai dengan tanggal 31

Desember 2020 realisasi penyaluran TKDD

melalui KPPN sebagai berikut realisasi

penyaluran DAK Fisik adalah sebesar Rp5018 T

atau 9329 dari pagu sebesar 5378 T Dana

Desa disalurkan sebesar Rp711 T atau 9987

dari pagu sebesar Rp7119 T dan Dana BOS

disalurkan sebesar Rp5159 T atau 9650 dari

pagu sebesar Rp5345 T

Kinerja penyaluran TKDD pada tahun 2020 ini

apabila dibandingkan dengan 3 (tiga) tahun

sebelumnya merupakan penyaluran yang terting-

gi Hal ini mengindikasikan bahwa ditengah

situasi pandemi Covid-19 kinerja KPPN dalam

mengawal TKDD tetap berjalan dengan baik dan

maksimal Diharapkan dengan semakin cepat-

nya TKKD disalurkan kepada Pemda dan Sekolah

proses pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan

di daerah yang didukung dari

pendanaan DAK Fisik Dana Desa dan BOS dapat

segera dilaksanakan dan memberikan dampak

positif bagi kesejahteraan masyarakat

Skema Penyaluran Dana DAK Fisik Dana Desa dan BOS

Melalui KPPN

LAKIN DJPb 2020 154

Selanjutnya dalam rangka meningkatkan kualitas

penyaluran DAK Fisik Tahun 2020 telah

dilakukan beberapa upaya antara lain (i)

pengalokasian dana melalui mekanisme proposal

based (ii) penerapan prinsip penyaluran dana

berbasis kinerja (iii) penetapan reviu yang

dilakukan oleh Inspektorat Daerah sebagai

persyaratan penyaluran (iv) pelaksanaan

sosialisasi kepada Pemda bimtek kepada KPPN

dan (v) pemantauan dan Evaluasi Penyaluran

DAK Fisik secara berjenjang dari KPPN Kanwil

Ditjen Perbendaharaan dan DitPA

Sementara itu dalam rangka meningkatkan

kualitas penyaluran Dana Desa telah dilakukan

beberapa upayadiantaranya (i) penyempurnaan

formulasi pengalokasian Dana Desa (ii) penyalu-

ran yang berdasarkan kinerja dan memberikan

kesempatan penyaluran lebih cepat bagi desa

yang berkinerja baik (iii) pemantauan dan

Evaluasi Penyaluran Dana Desa secara berjenjang

dari KPPN Kanwil DJPb dan Direktorat Pelaksa-

naan Anggaran Dari sisi proses bisnis untuk

mengurangi kesalahan dalam pelaksanaan

penyaluran DAK Fisik Dana Desa dan Dana BOS

maka mulai tahun 2020 telah dilakukan

interkoneksi antara aplikasi OMSPAN dengan

aplikasi SAKTI sehingga dalam proses

pembuatan SPPSPM yang dilakukan oleh KPA

Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa telah

dilakukan otomatisasi

c Pembukaan Rekening Khusus (Reksus)

Pinjaman dan Hibah Luar Negeri di Bank Umum

Pada tahun 2020 Pemerintah membuka Rekening

Khusus (Reksus) untuk mengelola dana yang

berasal dari Pinjaman danatau Hibah Luar Negeri

(PHLN) di empat bank umum milik Pemerintah

yakni BTN BRI BNI dan Bank Mandiri

Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS)

dengan BTN dilaksanakan pada bulan April 2020

sementara penandatanganan PKS dengan BRI

BNI dan Bank Mandiri dilaksanakan pada bulan

Juli 2020 Sebelumnya seluruh Reksus PHLN

dikelola di Bank Indonesia Pembukaan Reksus

PHLN di bank umum berpedoman kepada PMK

Nomor 195PMK052019 tentang Tata Cara

Penarikan Pinjaman danatau Hibah Luar Negeri

dan aturan turunannya yakni Peraturan Direktur

Jenderal (Perdirjen) Perbendaharaan Nomor 6

PB2020 Reksus PHLN di Bank Umum

diperuntukkan menampung dana yang bersumber

dari pinjaman atau hibah program yang dalam

Perjanjian PHLN disebutkan akan dilaksanakan

menggunakan mekanisme pinjaman atau hibah

proyek dengan mensyaratkan ketercapaian

Disbursement Linked Indicators (DLI) dan seluruh

transaksi yang membebani Reksus PHLN di Bank

Umum harus dalam mata uang Rupiah

Terbitnya PMK Nomor 195PMK052019 dan

Perdirjen Perbendaharaan Nomor 6PB2020

merupakan respon Pemerintah atas skema baru

pembiayaan yang ditawarkan oleh Pemberi PHLN

yaitu pinjaman program yang berorientasi hasil

dan penarikan dana pinjamannya berdasarkan

capaian target indikator (Disbursement Link Result)

yang telah disepakati dan ditetapkan dalam

Perjanjian PHLN Skema pinjaman baru ini

memiliki karakteristik yang merupakan kombinasi

antara pinjaman tunai dan pinjaman kegiatan

proyek Di satu sisi pinjaman ini memiliki

indikator-indikator penarikan pinjaman

(Disbursement Link Indicator ) yang menyerupai

policy matrix pada pinjaman tunai Di sisi lain

pinjaman ini memberikan fasilitas advance

financing (sebesar 25-30 dari total nilai

pinjaman) yang menyerupai inisial deposit

pinjaman kegiatan dengan mekanisme penarikan

Reksus Selain itu tidak adanya kewajiban untuk

155 LAKIN DJPb 2020

melakukan pertanggungjawaban atas advance

financing secara periodik serta adanya fleksibilitas

yang diberikan oleh Pemberi PHLN untuk

menggunakanmengelola dana advance financing

tersebut dapat memberikan kesempatan kepada

pemerintah untuk melakukan optimalisasi dana

dimaksud Pembukaan Reksus PHLN di Bank

Umum akan meningkatkan efisiensi pengelolaan

dana PHLN Pemerintah karena Bank Umum

menawarkan tingkat jasa giro yang lebih tinggi

dari Bank Indonesia sehingga diharapkan dapat

mengurangi cost of fund dari Pinjaman Luar

Negeri Di samping itu keuntungan lainnya dari

Reksus di Bank Umum adalah SP2D-Reksus yang

diterbitkan tidak dibebankan kepada Rekening

BUN melainkan langsung membebani Reksus

PHLN terkait Dengan demikian Pemerintah tidak

perlu menyediakan dana rupiah dari Rekening Kas

Umum Negara sebagai uang muka untuk

pembiayaan kegiatan yang didanai dari PHLN

D Inovasi SAKATO KPPN Padang yang Meraih

Posisi Top 12 pada Kompetisi Inovasi

Kementerian Keuangan 2020

Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Sekretariat

Jenderal Kementerian Keuangan secara rutin

menyelenggarakan Kompe-

tisi Inovasi Kementerian

Keuangan (KIKK) untuk

menjaring dan meningkat-

kan semangat berinovasi

bagi unit-unit di lingkup

Kementerian Keuangan

dalam rangka meningkat-

kan kualitas pelayanan

kepada masyarakat Untuk

tahun 2020 KIKK resmi

di-launching para tanggal 29 September 2020

dengan mengangkat tema ldquoGelorakan Semangat

Inovasi untuk Membangun Negerirdquo

Menindaklanjuti launching tersebut Kepala Biro

Organisasi dan Ketatalaksanaan Kementerian

Keuangan menerbitkan Nota Dinas nomor ND-

1412SJ2020 tanggal 1 Oktober 2020 Sekretaris

DJPb menanggapi Nota DInas tersebut dengan

menerbitkan Nota Dinas nomor ND-3374

PB12020 tanggal 27 Oktober 2020 yang isinya

mengajukan inovasi-inovasi unggulan di lingkup

DJPb yang akan diikutsetakan dalam KIKK 2020

salah satunya adalah inovasi Sistem Aplikasi

Kabar Antrean dan Tolakan (SAKATO) dari KPPN

Padang sebagai unit inovator

e Proses Bisnis Layanan Non Tatap Muka dalam masa Pandemi COVID-19

Dalam rangka mencegah penyebaran wabah Corona Virus Disease 2019 (COVID-

19) sejak ditetapkannya COVID-19 sebagai pandemi Direktorat Jenderal

Perbendaharaan telah melakukan penyesuaian terhadap proses bisnis

pemberian layanan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) kepada

stakeholders Hal ini tertuang dalam Surat Edaran Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor SE-25PB2020 tentang Tindak Lanjut Surat Edaran

Menteri Keuangan Nomor SE-5MK12020 tentang Panduan Tindak Lanjut

Terkait Pencegahan Penyebaran Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) Di Lingkungan Kementerian

Keuangan dan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-31PB2020 tentang

Mekanisme Pengiriman Dokumen Tagihan Secara Elektronik Pada Masa Keadaan Darurat Corona Virus

Disease 2019 (COVID-19) Sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal tersebut pelayanan terhadap

stakeholder pada KPPN dilakukan tanpa tatap muka secara langsung Pelayanan tanpa tatap muka ini

dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang telah dikembangkan oleh Direktorat

Jenderal Perbendaharaan Pelayanan tanpa tatap muka yang dilakukan oleh KPPN antara lain sebagai

berikut

LAKIN DJPb 2020 156

1 Penyampaian Dokumen Surat Perintah Membayar (SPM) atau dokumen yang

dipersamakan melalui Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)

Layanan ini digunakan oleh Satuan Kerja (Satker) yang telah menggunakan

SAKTI Satker pengguna SAKTI menyampaikan Arsip Data Komputer (ADK) dan

scan hardcopy SPM atau yang dipersamakan menggunakan aplikasi SAKTI yang

terkoneksi dengan portal SPAN Selanjutnya SPM dimaksud diproses pada

KPPN sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2 Penyampaian ADK dan Dokumen Pendukung SPM pada Satker Akses Langsung Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) Layanan ini digunakan oleh Satker yang memiliki hak

akses langsung SPAN yaitu Satker Bendahara Umum Negara (BUN) Satker yang mengakses

langsung SPAN menyampaikan scan hardcopy SPM (bertanda tangan) melalui SPAN Selanjutnya

SPM dimaksud diproses pada KPPN sesuai dengan ketentuan yang berlaku

3 Penyampaian Dokumen SPM atau dokumen yang dipersamakan melalui e-SPM

Layanan ini digunakan oleh Satker yang belum menggunakan aplikasi SAKTI (Satker

pengguna aplikasi SAS) Satker pengguna aplikasi SAS menyampakan ADK dan scan

hardcopy Dokumen SPM atau dokumen yang dipersamakan melalui aplikasi e-SPM

Selanjutnya SPM dimaksud diproses pada KPPN sesuai dengan ketentuan yang

berlaku

f dan pegawai

Sebagai salah satu instansi pemerintah lingkup Kementerian Keuangan yang peduli terhadap

pengelolaan SDM yang modern tanggap terhadap kemajuan teknologi serta adaptif terhadap

perkembangan zaman Ditjen Perbendaharaan memandang penting untuk melaksanakan program

pemberian penghargaan kepada para pegawai yang memiliki integritas dan kinerja tinggi Pemberian

penghargaan bagi pegawai bertujuan untuk

1 meningkatkan motivasi PNS dalam melaksanakan pekerjaan

2 meningkatkan prestasi kerja PNS

3 mempertahankan PNS yang berkinerja tinggi

4 menciptakan rasa keadilan bagi PNS yang berprestasi dan berkinerja tinggi dan

5 memberikan rasa aman dan perlindungan bagi PNS

Guna memenuhi amanat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 627KMK012018 tentang Penghargaan

Bagi PNS di Lingkungan Kementerian Keuangan Ditjen Perbendaharaan telah mengadopsi dan

mengimplementasikan program pemberian penghargaan bagi para pegawai Pemilihan pegawai

berprestasi dan pegawai teladan Ditjen Perbendaharaan merupakan suatu bentuk pengakuan kepada

pegawai yang memiliki inovasi prestasi yang membanggakan kedisiplinan produktivitas kerja dan

integritas yang sangat tinggi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari Secara umum implementasi

pemilihan pegawai berprestasi dan pegawai teladan berdasarkan amanah dari Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 627KMK012018 tentang Penghargaan Bagi PNS di Lingkungan Kementerian

Keuangan Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada bulan April sd Juli 2019 dengan metode

pengusulan secara berjenjang dari unit terkecil hingga tingkat unit eselon I Berdasarkan mekanisme

yang telah ditetapkan terdapat 32 nominasi pegawai berprestasi dan 36 nominasi pegawai teladan

yang telah memenuhi kriteria dan diusulkan oleh unit eselon II ketingkat pusat Atas usulan tersebut

157 LAKIN DJPb 2020

g Pemanfaatan Inovasi IT terintegrasi dalam Pengelolaan SDM

Pengelolaan SDM harus didasarkan pada data yang cepat tepat dan akurat dengan mengoptimalkan

sistem teknologi informasi Sistem teknologi informasi harus dipersiapkan sedemikian rupa sesuai

dengan siklus pengelolaan SDM sehingga dapat mengakomodasi proses pelayanan dan inovasi yang

dilakukan oleh organisasi Oleh karena itu Ditjen Perbendaharaan telah mengembangkan sistem

informasi terintegrasi yang mempermudah pengelolaan dan pengambilan kebijakan terkait SDM

1 Aplikasi PbnOpen

Aplikasi PbnOpen adalah aplikasi Induk untuk mengelola data dan berbagai layanan SDM di lingkungan

Ditjen Perbendaharaan Aplikasi yang telah dikembangkan dari tahun 2010 ini dapat diakses oleh para

pegawai dengan menggunakan jaringan internal Kementerian Keuangan Pada aplikasi dimaksud

pengelola SDM di kantor pusat dan kantor vertikal dapat memperoleh informasi berbagai data yang

diperlukan guna pengambilan kebijakan dan dalam berbagai keputusan untuk mendukung kinerja

organisasi Kewenangan akses informasi SDM dibatasi oleh level dan kewenangan tiap pengelola SDM

sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing Dengan Human Resources Information

System yang dikembangkan oleh Ditjen Perbendaharaan pengelolaan SDM dan layanan yang diberikan

dapat lebih cepat dengan otomasi sistem layanan less paper dan penyajian data yang lengkap

2 Aplikasi Mutasi

Aplikasi mutasi adalah aplikasi yang digunakan dalam pengelolaan manajemen karier Fungsi utama

aplikasi ini adalah untuk mendukung proses penyusunan mutasi pegawai di lingkungan DJPb dengan

berbagai elemen pendukung untuk memudahkan program Tour of Duty dan Tour of Area pegawai

Aplikasi ini dibangun sejak 2015 dan hingga saat ini masih terus digunakan dan dikembangkan

kemudian dilakukan seleksi administrasi penilaian esai oleh tim penilai seleksi wawancara bagi

kandidat pegawai teladan serta penilaian rekam jejak dan integritas Atas proses penilaian tersebut

kemudian telah ditetapkan tiga orang pegawai berprestasi dan satu orang pegawai teladan yang

ditetapkan sebagai pegawai berprestasi dan pegawai teladan Ditjen Perbendaharaan tahun 2019 yang

kemudian diajukan ke tingkat Kementerian Keuangan sebagai perwakilan dari Ditjen Perbendaharaan

dan pegawai

LAKIN DJPb 2020 158

3 Aplikasi Training

Aplikasi Training adalah aplikasi yang digunakan untuk pengelolaan pelatihan dan pengembangan

pegawai Aplikasi ini menjembatani kepentingan Setditjen Perbendaharaan Kantor WilayahDirektorat

dan KPPN lingkup Ditjen Perbendaharaan serta BPPK dalam penyampaian informasi dan penyeleng-

garaan pendidikan dan pelatihan Dengan adanya aplikasi dimaksud pengelolaan pengembangan

kompetensi pendidikan bergelar maupun non-gelar dapat berjalan dengan efektif dan menjadi sinergi

antara Ditjen Perbendaharaan dan BPPK selaku penyelenggara pelatihan di lingkungan Kementerian

Keuangan Selain itu aplikasi dimaksud merupakan wadah pengelolaan program Coaching and

Counseling Re-Entry pegawai tugas belajar pengelolaan jam pelatihan dalam mendukung IKU pemenu-

han pengembangan kompetensi serta program OJT pegawai baru

4 Aplikasi Grading

Aplikasi Grading adalah aplikasi yang digunakan untuk pengelolaan peringkat dan jabatan pelaksana

Aplikasi ini dibangun sejak tahun 2016 dan diluncurkan ke seluruh unit Ditjen Perbendaharaan pada

tahun 2018 Pengelolaan jabatan dan peringkat bagi pelaksana dalam aplikasi ini mencakup penyajian

informasi jabatan dan peringkat pegawai sampai dengan proses penyusunan surat keputusan

penetapan jabatan dan peringkat bagi pelaksana Aplikasi dimaksud mendapatkan penghargaan dari

Kementerian Keuangan dikarenakan memudahkan penyusunan surat keputusan bagi seluruh unit kerja

dengan berbagai ketentuan yang mengatur pelaksanaan pemeringkatan jabatan pelaksana

5 Aplikasi Ruilslag

Sesuai dengan namanya aplikasi Ruilslag adalah aplikasi yang digunakan untuk pengelolaan mutasi

dengan mekanisme ruilslag Aplikasi ini dibangun sejak tahun 2017 dan berhasil diluncurkan ke seluruh

unit Ditjen Perbendaharaan pada tahun 2019 Aplikasi ini memfasilitasi pengelola SDM dalam

menyelenggarakan program ruilslag pegawai yang memungkinkan pegawai untuk bekerja sesuai dengan

unit kerja atau daerah yang menjadi preferensinya

g Launching Inovasi Aplikasi Pengelolaan Kinerja Organisasi (Intense DJPb)

Pada tahun 2020 Direktorat Jenderal Perbendaharaan meluncurkan inovasi aplikasi Integrated

Treasury Performance System DJPb (Intense) untuk pengelolaan kinerja organisasi unit kerja di

Lingkungan DJPb Latar belakang disusunnya aplikasi intense antara lain (1) Untuk meningkatkan

akuntabilitas dan kualitas pengelolaan kinerja organisasi (2) Aplikasi pengelolaan kinerja yang ada

(e-Performance) belum mampu secara spesifik mengukur kinerja organisasi masih berbasis individu

pegawai (3) Kebutuhan untuk pengelolaan data pengelolaan kinerja yang memiliki keterkaitan antar

level sehingga terbentuk data konsolidasi perhitungan Nilai Kinerja Organisasi secara akurat dan

otomatis (4) Kebutuhan tools monitoring kinerja organisasi secara berjenjang dan real time

159 LAKIN DJPb 2020

Sebelum penerapan aplikasi intense terdapat

beberapa permasalahan terkait pengelolaan

kinerja organisasi antara lain

1 Unit kerja kesulitan untuk menghitung

nilai kinerja organisasi (NKO) khususnya

apabila pejabat pemilik peta tidak

menjabat 1 (satu) tahun periode perhi-

tungan Perhitungan NKO harus dilakukan

secara manual

2 Aplikasi existing tidak terdapat keterkaitan

antar level dalam pembentukan data

kinerja sehingga kurang mendukung

validitas dan akuntabilitas capaian Dalam

sistem pengelolaa kinerja terdapat metode

cascading dimana para pemilik peta

menurunkan IKU organisasi kepada level di

bawahnya Hal ini belum tercover pada

aplikasi existing sehingga data nilai kinerja

organisasi tidak dapat terbentuk secara

otomatis walaupun unit di level bawah

telah meng-input capaian

Aplikasi Intense DJPb

Manfaat yang didapat unit kerja setelah penerapan aplikasi intense antara lain

1 Perhitungan NKO dapat dilakukan secara berjenjang dan otomatis sehingga diharapkap dapat

meningkatkan validitas dan akuntabilitas kinerja unit

2 Terdapat tools yang membantu pengelola kinerja organisasi dalam menyusun bahan dialog kinerja

organisasi

3 Pelaksanaan monitoring kinerja unit dapat dilakukan secara berjenjang dan realtime

g Kick off meeting ujicoba Penyetoran Pajak ke Kas Negara yang terintegrasi dengan pencairan dana

belanja daerah atau yang lebih dikenal sebagai SP2D Online

Aplikasi Integrated Treasury Performance System (INTENSE) merupakan sistem yang dibangun dengan

tujuan untuk mengelola data pengelolaan kinerja yang memiliki keterkaitan antar level sehingga

terbentuk data konsolidasi perhitungan Nilai Kinerja Organisasi secara akurat dan otomatis sebagaimana

diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan nomor 467MK12014 tentang Pengelolaan Kinerja di

Lingkungan Kementerian Keuangan Pada tahap implementasi awal aplikasi ini digunakan oleh Pemilik

Peta Strategi para penanggung jawab kinerja yang berada satu level di bawah pejabat Pemilik Peta

Strategi dan manajer kinerja pada masing-masing unit kerja di lingkungan DJPb Ruang lingkup Aplikasi

Integrated Treasury Performance System (INTENSE) meliputi pengelolaan data kinerja level Pemilik Peta

Strategi pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dan diselaraskan secara berjenjang kepada

seluruh unit penanggung jawabnya yang meliputi Sekretariat DJPb Direktorat lingkup Kantor Pusat

Kanwil DJPb dan KPPN yang tersebar di seluruh Indonesia

LAKIN DJPb 2020 160

APBN sebagai alat membangun bangsa dan mensejahterakan rakyat harus diupayakan semaksimal

mungkin dicukupi dari penerimaan negara baru apabila masih terjadi kekurangan maka akan dilakukan

pembiayaan Hal tersebut disampaikan Dirjen Perbendaharaan Andin Hadiyanto saat menyampaikan

arahan dalam acara kick off meeting ujicoba Penyetoran Pajak ke Kas Negara yang terintegrasi dengan

pencairan dana belanja daerah atau yang lebih dikenal sebagai SP2D Online hari ini di Jakarta (2901)

ldquoDengan jumlah Belanja Negara dalam Postur APBN 2020 sebesar 25404 triliun yang terdiri dari Belanja

Pemerintah Pusat sebesar 16835 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa berjumlah 8569 triliun

jumlah belanja negara tersebut dibiayai dari pendapatan negara sebesar 22332 triliun dimana

penerimaan perpajakan menyumbang 835 persen dari total pendapatan negarardquo ungkap Dirjen

Perbendaharaan Dengan kondisi inilah membuat Kementerian Keuangan dalam hal ini Ditjen

Perbendaharaan dan Ditjen Pajak memiliki perhatian penting untuk mengelola penerimaan negara

terutama penerimaan perpajakan Menurut Dirjen Perbendaharaan penyetoran SP2D Online merupakan

upaya modernisasi sistem penerimaan negara yang memenuhi tiga tuntutan modernisasi sistem

penerimaan negara yaitu Pertama dari sisi ketepatan waktu Melalui SP2D Online penyetoran pajak

dilakukan bersamaan dengan proses pencairan dana atau timbulnya kewajiban perpajakan sehingga

kepatuhan perpajakan pemerintah daerah dapat terpenuhi Kedua kemudahan bagi penyetor Menyetor

penerimaan negara harus dibuat mudah semudah membeli pulsa Melalui SP2D Online penyetoran

pajak yang dilakukan oleh Kuasa BUD cukup melalui sistem elektronik yang terintegrasi antara sistem

keuangan pemda sistem perbankan billing pajak dan sistem penerimaan negara (MPN) tidak perlu lagi

harus datang ke teller untuk menyetorkan pajak atas potongan belanja daerah Ketiga adaptasi

perubahan teknologi informasi Pengembangan penyetoran pajak yang terintegrasi dengan pencairan

dana belanja daerah telah mengadaptasi perubahan teknologi informasi Kanal yang digunakan untuk

penyetoran pajak atas potongan belanja daerah menggunakan kanal internet banking atau Cash

Managment System Sehingga revolusi sistem penerimaan negara yang dicanangkan sejak MPN-G2 tahun

2015 untuk merubah pola penyetoran secara signifikan dari melalui teller menjadi melalui kanal

elektronik akan dapat terwujud

Sementara itu Dirjen Perbendaharaan menyampaikan bahwa SP2D Online telah diimplementasikan oleh

Bank DKI sejak bulan Februari 2019 yang sampai dengan bulan Desember 2019 sebanyak 511228

transaksi dengan nominal sebesar Rp 325 triliun ldquoKemudian menyusul Bank Sumut telah mengimple-

mentasikannya sejak bulan November 2019 yang sampai dengan 31 Desember 2019 jumlah transaksi

penyetoran pajak atas Belanja Daerah melalui sistem SP2D online Bank Sumut sebanyak 12080

transaksi dengan nominal sebesar Rp 20256 miliar ldquo jelas Dirjen Perbendaharaan Diharapkan melalui

SP2D online Penyetoran Pajak ke Kas Negara yang Terintegrasi dengan Pencairan Dana Belanja Daerah

akan memberikan manfaat lebih dari sisi akselerasi penerimaan negara dan peningkatan kanal

elektronik namun juga memberikan manfaat bagi Bank Persepsi termasuk pemerintah daerah Bagi Bank

Persepsi melalui penyetoran pajak ke kas negara yang terintegrasi dengan pencairan dana belanja

daerah akan menciptakan ekosistem pada bank persepsi proses end to end pembayaran dan

penyetoran pajak berada pada satu sistem perbankan Sementara itu bagi pemerintah daerah

implementasi penyetoran pajak ke kas negara yang terintegrasi dengan pencairan dana belanja daerah

akan memberikan manfaat dari sisi pencairan belanja daerah akan lebih cepat realtime dan online

serta menghindari keterlambatan penyetoran pajak

161 LAKIN DJPb 2020

h Penyempurnaan Tata Kelola Dana Lingkungan Hidup

Sejak di launching pada tanggal 9 Oktober

2019 Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup

(BPDLH) telah berperan sebagai pengelola

seluruh dana yang terkait lingkungan hidup

baik di bidang kehutanan energi dan sumber

daya mineral perdagangan karbon jasa

lingkungan industri transportasi pertanian

kelautan dan perikanan serta bidang lainnya

baik yang berasal dari APBN maupun Non APBN

di dalam negeri maupun luar negeri

Sebelumnya anggaran tersebut tersebar di beberapa Kementerian dan Lembaga (KL) dengan

beragam program yang tersebar pula di beberapa KL yang berbeda BPDLH secara sistematis

menghimpun pendanaan perlindungan lingkungan serta penyalurannya Pendanaan di BPDLH ini

bersumber baik dari dana publik dan swasta di dalam negeri maupun di luar negeri termasuk

dukungan bilateral lembaga internasional swasta maupun filantropi Orientasi penyalurannya

mencakup kegiatan small grant green investment dan capacity building bagi masyarakat dan juga bagi

aparat

Proses terbentuknya BPDLH ini bukanlah proses dari nol tetapi terdapat proses melanjutkan layanan

BLU Pusat P2H yang telah berjalan selama 11 (sebelas tahun) yang sudah dimulai sejak tahun 2008

Saldo awal dana pokok BLU Pusat P2H sebesar 21 triliun rupiah dan dengan komitmen kumulatif

sebesar 22 triliun rupiah sehingga diperlukan penambahan dana kelolaan baru dan Fasilitas Dana

Bergulir (FDB) secara kumulatif adalah 11 triliun rupiah dan sisa sebesar 939 juta rupiah akan

disalurkan sesuai kinerja debitur FDB ini telah dirasakan di 27 Provinsi di Indonesia dengan berbagai

jenis pembiayaan yang diberikan kepada lebih dari 24000 penerima Berdasarkan capaian tersebut

diatas layanan BLU Pusat P2H tetap berjalan meskipun telah berintegrasi ke dalam BPDLH masa

transisi disiapkan dengan cermat dan dilakukan secara bertahap serta diminta agar semua pihak yang

terlibat ikut mengawal proses transisi ini Dalam rangka meningkatkan tata Kelola penghimpunan

pemupukan dan penyaluran dana yang dilakukan oleh Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup dapat

dilaksanakan dengan tata kelola yang baik maka telah disusun beberapa ketentuan teknis mengenai

tata cara pengelolaan dana lingkungan hidup salah satunya melalui pengesahan Peraturan Menteri

Keuangan Tentang Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup dengan ditetapkannya PMK No124

PMK052020 tentang Tata Cara Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup

i Penyempurnaan Tata Kelola Investasi Pemerintah

Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia meskipun tertinggi nilainya dibandingkan negara-negara

ASEAN di tahun 2020 namun masih bergantung pada konsumsi pemerintah dan rumah tangga yang

komposisinya mancapai 6613 Sementara Investasi hanya menyumbang 3384 Demikian pula

Indonesia belum memiliki tata kelola pengaturan investasi pemerintah dan lembaga yang melakukan

eksekusi investasi (SWF) sebagaimana negara lain Aset milik BUMN relatif tinggi tapi belum likuid yang

bisa mendorong peningkatan investasi potensi leveraging dari aset yang bisa disekuritisasi (misal PLTU dan

LAKIN DJPb 2020 162

Jalan Tol) melalui skema-skema investasi misal dengan kerjasama investasi atau penerbitan Kontrak

Investasi Kolektif Efek Beragunan Aset (KIK EBA) serta potensi dana dalam lingkup keuangan negara

dapat diarahkan untuk tujuan investasi pemerintah dana yang relatif besar ini belum ditempatkan

pada instrumen keuangan yang dapat mendorong pembangunan infrastruktur nasional

Dalam rangka memenuhi implementasi Investasi Pemerintah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 63

Tahun 2019 secara lebih optimal telah dilaksanakan pengaturan pengelolaan Investasi Pemerintah

yang meliputi kewenangan regulasi kewenangan supervisi dan kewenangan operasional Pembagian

kewenangan ini merupakan salah satu upaya pemerintah membentuk tata Kelola investasi pemerintah

sesuai best practices Sehingga dapat dihasilkan pengelolaan investasi pemerintah secara optimal dan

berkesinambungan sehingga tercapai manfaat ekonomi manfaat sosial dan manfaat lainnya dapat

tercapai secara optimal dalam rangka meningkatkan ekonomi Indonesia di masa mendatang menjadi

High Income Country dimana saat ini masih tergolong ke dalam Upper Middle-Income Country

Menteri Keuangan bersama beberapa pihak lainnya selaku Komite Investasi Pemerintah (KIP) dalam

menilai investasi yang akan dilakukan melalui Operator Investasi Pemerintah (OIP) baik yang

berbentuk satuan kerja Badan Layanan Umum (BLU) ataupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan

atau Badan Hukum Lainnya (BHL) Demikian pula Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara

memiliki kewenangan untuk melaksanakan investasi pemerintah Penyempurnaan tata Kelola ini telah

ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan PMK No53PMK052020 tentang Tata Cara Investasi

Pemerintah sebagai peraturan teknis PP 63 Tahun 2019 tentang Investasi Pemerintah

2 Inisiatif Pemberantasan Korupsi

a Peringkat Pertama Indeks Persepsi Integritas (IPI) Tahun

2020

Dalam rangka meningkatkan kepercayaan publik terhadap

pengelolaan keuangan Negara Kementerian Keuangan

berupaya memperkuat integritas pegawai dan organisasi

untuk membangnun budaya organisasi yang terpercaya

Komitmen tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-974KMK012016

tentang implementasi inisiatif strategis program reformasi birokrasi dan transformasi kelembagaan

Kementerian Keuangan yaitu inisiatif ldquoPenguatan Budaya Organisasirdquo yang salah satu tujuannya

meningkatkan indeks persepsi integritas Dalam rangka mengukur budaya integritas tersebut sejak

163 LAKIN DJPb 2020

dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan pada tahun 2017 Inspektorat Jenderal

bekerjasama dengan Unit Kepatuhan Internal (UKI) melaksanakan SPI secara mandiri menggunakan

metodologi SPI yang diadopsi dari Integrity Assessment KPK

Pengukuran IPI mencakup dua komponen utama yaitu eksternal dan internal Penilaian komponen

internal mencakup penilaian atas budaya organisasi antikorupsi sistem antikorupsi integritas

pengelolaan SDM dan integritas pengelolaan anggaran pada penyedia layanan Penilaian komponen

eksternal mencakup penilaian atas transparansi layanan publik akuntabilitas penanganan laporan

korupsi dan akuntabilitas pegawai yang diambil dari persepsi pengguna layanan Pengukuran NPI

dilakukan dengan pengumpulan data-data penilaian dengan teknik survei observarsi dan forum group

discussion (FGD) DJPb sebagai salah satu unit Eselon I di Kementerian Keuangan melakukan berbagai

inisiatif dalam mendorong penguatan budaya organisasi dengan peningkatan integritas dan

peningkatan integritas dan peningkatan budaya antikorupsi DJPb melakukan bermacam upaya untuk

menciptakan lingkungan yang bebas dari korupsi Upaya-upaya tersebut telah terbukti dan diakui oleh

para stakeholders baik dari sisi internal maupun eksternal Keberhasilan DJPb dalam menciptakan

lingkungan yang bebas korupsi terlihat dari pengukuran IPI yang telah dilaksanakan secara mandiri

oleh Inspektorat Jenderal Kemenkeu

Sejak pengukuran IPI pada tahun 2017 sampai dengan pengukuran IPI tahun 2020 DJPb selalu

menempati peringkat pertama di lingkup Kementerian Keuangan Pada tahun 2017 IPI DJPb sebesar

8616 pada tahun 2018 menjadi 9169 pada tahun 2019 menjadi 9559 dan pada tahun 2020 meraih

9474 IPI yang tinggi tersebut menunjukkan bahwa DJPb telah berhasil menciptakan lingkungan yang

bebas korupsi dengan melaksanakan tugas dengan transparan dan akuntabel

b Penghargaan Wilayah Bebas Korupsi Untuk 57 Kantor Vertikal Dan Wilayah Birokrasi Bersih

Melayani 9 Kantor Vertikal Dari Kemenpan-RB

DJPb meraih penghargaan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan

Melayani (WBBM) oleh Kementerian PAN RB melalui sejumlah kantor vertikal DJPb yang tersebar di

seluruh wilayah Indonesia Reformasi birokrasi merupakan suatu keniscayaan untuk melakukan

perubahan reformasi birokrasi merupakan pilar utama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik

bersih dan akuntabel Indonesia dengan birokrasi yang kapabel dan pelayanan publik yang prima

Menjadi unit kerja yang berpredikat WBK-WBBM tidaklah mudah namun hal ini sebanding dengan

hasil yang diberikan kepada masyarakat

ldquoKeberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi harus didukung dengan upaya yang serius dalam

menciptakan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM Keberhasilan reformasi birokrasi sangat

ditentukan oleh SDM yang unggul dan berintegritas yang sangat dibutuhkan sebagai agen perubahan

untuk kemajuanrdquo Hal tersebut di sampaikan Wakil Presiden RI Marsquoruf Amin dalam Penganugerahan

predikat WBK dan WBBM kepada instansi KementerianLembaga Pemda di Jakarta Senin (2112)

ldquoUkuran dari suatu Integritas berdasarkan UU no 5 tahun 2014 tentang ASN 1 Kejujuran pegang kuat

sebagai suatu nilai dasar dan filosofi yang harus dimiliki diyakini dan diimplementasikan dalam

setiap tugas 2 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan tunjukkan komitmen untuk

patuh didukung sikap moral dan tanggung jawab 3 Kemampuan bekerjasama tingkatkan kerja

kolaboratif dan profesionalisme untuk menghasilkan kinerja terbaik 4Pengabdian kepada masyarakat

LAKIN DJPb 2020 164

bangsa dan negara berikan layanan yang terbaik dan utamakan kepentingan umum di atas kepent-

ingan pribadi atau kelompokrdquo pesan Marsquoruf Amin

Apresiasi dan penganugerahan Unit peraih WBK dan WBBM dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi

Zoom di hadiri oleh Wakil Presiden Marsquoruf Amin Kemenpan RB Tjahjo Kumolo dan para penerima WBK

dan WBBM Khusus Direktorat Jenderal Perbendaharaan total penerima 57 kantor vertikal DJPb

mendapatkan predikat WBK dan 9 kantor vertikal DJPb mendapatkan predikat WBBM Meskipun

penerima anugerah WBK dan WBBM dari Ditjen Perbendaharaan menghadiri acara penganugerahan

melalui o nline dan menerima penghargaan secara virtual namun tidak mengurangi makna dari

semangat dan komitmen unit kerja untuk tetap mendukung program pemerintah dalam reformasi

birokrasi dengan mewujudkan wilayah kerjanya bebas dari korupsi serta Wilayah birokrasi yang bersih

dan melayani

Pada tahun 2020 Kemenkeu mengusulkan 280 unit kerja untuk mendapatkan predikat WBK (227 unit)

dan WBBM (53 unit) di tingkat nasional oleh KemenPAN-RB Dari jumlah tersebutDJPb mengusulkan

59 unit kerja untuk penilaian WBK dan 27 unit kerja untuk penilaian WBBM Berdasarkan hasil evaluasi

Zona Integritas tahun 2020 oleh KemenPAN-RB Unit kerja di lingkungan Kemenkeu mendapatkan

apresiasi dan penganugerahan Zona Integritas Menuju WBKWBBM dari KemenPAN-RB sebanyak 189

unit kerja berpredikat WBK dan 25 Unit kerja berpredikat WBBM Dari jumlah tersebut DJPb

memberikan kontribusi di Kemenkeu yaitu 57 unit kerja berpredikat WBK dan 9 unit kerja berpredikat

WBBM Dalam penilaian WBBM dari 27 unit kerja DJPb yang mengikuti penilaian predikat WBBM tahun

2020 terdapat 9 Unit Kerja yang berhasil mendapatkan apresiasi dan penganugerahan Zona Integritas

WBBM dari KemenPanRB (tanggal 21 Desember 2020) yaitu Kanwil DJPb Provinsi Jawa Barat KPPN

Pekanbaru KPPN Lahat KPPN Bandung II KPPN Surakarta KPPN Yogyakarta KPPN Madiun KPPN

Pelaihari dan KPPN Singaraja Predikat WBBM merupakan predikat tertinggi di dalam penilaian Zona

Integritas yang dievaluasi oleh KemenPAN-RB sehingga merupakan prestasi dan capaian yang luar

biasa bagi unit kerja yang mendapatkannya Tren positif tersebut menunjukkan adanya komitmen yang

kuat dari pimpinan instansi pemerintah dan seluruh jajaran birokrasi untuk melakukan perubahan ke

arah yang lebih baik lebih bersih serta mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat yang

berkualitas Hal ini akan berdampak pada program reformasi birokrasi yang secara nyata dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat

Akumulasi Capaian Predikat WBKWBBM DJPb sd Tahun 2020

Tahun WBK WBBM

2013 KPPN Malang KPPN Malang

2014 KPPN Semarang II KPPN Bangko KPPN Semarang II

2015 KPPN Amlapura -

2016 KPPN Kuningan KPPN Amlapura

2017 KPPN Padang KPPN Kotamobagu KPPN Yogyakarta

KPPN Kuningan

2018 1 Kanwil dan 17 KPPN KPPN Kotamobagu

2019 2 Kanwil dan 64 KPPN KPPN Jakarta V KPPN Sukabumi KPPN Pontianak KPPN Ternate KPPN Tanjungpandan KPPN Padang

2020 2 Kanwil dan 55 KPPN Kanwil DJPb Provinsi Jawa Barat KPPN Pekanbaru KPPN Lahat KPPN Bandung II KPPN Surakarta KPPN Yogyakarta KPPN Madiun KPPN Pelaihari KPPN Singaraja

165 LAKIN DJPb 2020

Data unit kerja yang belum membangun WBKWBBM lingkup Kemenkeu

c Penyelenggaraan Town Hall Meeting Integrity Framework DJPb

Efektivitas organisasi dalam mencegah mendeteksi dan menindak hal-hal yang mencederai nilai-nilai

integritas sangat tergantung pada komitmen seluruh elemennya Sebagai salah satu Unit Eselon I di

lingkungan Kemeterian Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan berkomitmen menjaga dan

memperbaiki penerapan budaya integritas melalui pelaksanaan tugas kepatuhan internal dan

pengembangan pedomannya Hal tersebut diungkapkan oleh Dirjen Perbendaharaan Andin Hadiyanto

saat membuka Town Hall Meeting Kerangka Penguatan Integritas DJPb 2020 yang diselenggarakan di

Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan di Jakarta dan diikuti secara daring oleh para pegawai Ditjen

Perbendaharaan dari tempat bertugas masing-masing Rabu (1612)

Kita telah menyusun Perdirjen No PER-30PB2019 ditindaklanjuti Kepdirjen No KEP-253PB2020

tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kerangka Penguatan Integritas Sampai saat ini belum ada unit

eselon I lain yang telah menyusun penguatan integritas dalam satu pedoman utuh lengkap dan

sistematis mencakup tiga alur bagian yaitu sisi pencegahan deteksi dan respons Pedoman DJPb

disusun secara komprehensif mengacu kepada konsep internasional dan sesuai best practices

Terpenting selanjutnya bagaimana mengimplementasikan pedoman ini menjadi acuan dalam

menjalankan tugas dan fungsi DJPb secara optimal dan menyeluruh jelas Dirjen Perbendaharaan

dalam Town Hall Meeting yang mengangkat tema ldquoIntegrity Framework Wujud Komitmen Insan

Perbendaharaan dalam Menjalankan Tugas dan Fungsirdquo ini

No Eselon I

2013 ndash 2020

TPN Analisis

WBK WBBM Total Jumlah Unit Kerja Selisih Belum

1 Setjen 8 1 9 21 12 5714 2 DJA 2 0 2 9 7 7778 3 DJP 112 12 124 405 281 6938 4 DJBC 68 6 74 146 72 4932 5 DJPb 129 20 149 227 78 3436 6 DJKN 41 8 49 111 62 5586 7 DJPK 3 1 4 5 1 2000 8 DJPPR 3 0 3 9 6 6667 9 Itjen 0 0 0 9 9 10000 10 BKF 0 0 0 7 7 10000 11 BPPK 6 0 6 20 14 7000 12 INSW 0 0 0 1 1 10000

Total 372 48 420 970 550 5561

Tabel 3D4 Data unit kerja yang belum membangun WBKWBBM lingkup Kemenkeu

LAKIN DJPb 2020 166

Pedoman Penguatan Integritas DJPb mengintegrasikan berbagai ketentuan sehingga dapat lebih

optimal dalam mewujudkan penyelenggaraan birokrasi yang bersih dan bebas dari korupsi kolusi dan

nepotisme (KKN) meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan kebijakan yang memenuhi

prinsip keadilan menciptakan budaya organisasi yang sehat dan menjunjung tinggi profesionalisme

integritas dan sesuai kode etik serta meningkatkan kepercayaan publik bahwa DJPb zero tolerance

terhadap korupsi dan pelanggaran integritas lainnya Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan

Sumiyati sebagai narasumber kegiatan Town Hall Meeting juga menyampaikan apresiasi atas

penyusunan pedoman tersebut

ldquoSaya benar-benar mengapresiasi apa yang dilakukan dan komitmen untuk terus membangun dan

memperbaiki integritas Ditjen Perbendaharaan Kami berharap ini disepakati kemudian diinternalisasi

dijalankan betul dan dievaluasi untuk terus dilakukan penyempurnaan Kepada Unit Kepatuhan

Internal yang ada di unit Eselon I lain apabila serius akan memperbaiki integritas yang dikelola

silakan me-replicate apa yang dilakukan Ditjen Perbendaharaan ungkap Irjen Selain itu Irjen juga

mengingatkan perlunya menjaga integritas dalam suasana pandemi Diharapkan meskipun menerapkan

flexible working space pegawai tetap disiplin dan menjaga profesionalisme dalam bertugas walaupun

secara fisik tidak ada yang mengawasi Pastikan mematuhi aturan Jika menemui kesulitan hubungi

helpdesk yang pasti siap membantu Tidak ada toleransi bagi yang menciderai integritas harus kita

jaga rumah bersama ini Di akhir tahun ini tolong langkah-langkah DJPb untuk mengamankan APBN

2020 agar benar-benar dilaksanakan dengan baik dan tetap jaga protokol kesehatan tegasnya

Dalam kegiatan tersebut juga disampaikan paparan dari 10 Kepala Kanwil DJPb terkait petunjuk teknis

pelaksanaan Kerangka Penguatan Integritas DJPb sebagai bagian produk dalam tahap pengokohan

Saya minta Kakanwil meningkatkan komitmen dan

semangat para pegawai untuk terus menjaga integritas

dan kualitas pelayanan prima kepada stakeholder yang

berpedoman pada kerangka penguatan integritas

sekaligus menjadi role model Adapun Kantor Pusat

DJPb perlu berkoordinasi secara intensif dengan Itjen

terkait sinergi pengembangan kerangka penguatan

integritas yang lebih luas di lingkungan Kementerian

Keuangan serta dengan BPPK terkait pembelajaran

yang lebih efektif dan berkelanjutan atas kerangka

penguatan integritas ini pesan Dirjen Perbendaharaan

d Akselerasi Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK di Lingkungan DJPb

Sejak tahun 2013 DJPb terus memiliki komitmen yang kuat dalam mengikuti penilaian Zona Integritas

Upaya yang terbaik dalam rangka meningkatkan unit kerja di DJPb secara masif untuk mengikuti

penilaian pembangunan ZI adalah melalui program akselerasi Program ini merupakan program

unggulan yang dimiliki DJPb sejak tahun 2017 sebagai tindak lanjut atas arahan Ibu Menteri Keuangan

agar seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Keuangan berpredikat WBK Program ini merupakan

pra penilaian unit kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di internal DJPb yang

memiliki extra effort yang sangat besar Diharapan dengan terlaksananya program ini akan

mempercepat pembangunan zona integritas internal DJPb serta sebagai upaya untuk mempersiapkan

Ditjen Perbendaharaan kembali meraih penghargaan dalam ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik

Tahun 2020 Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Pengaduan (SIPANDU) milik Ditjen Perbendaharaan

terpilih dalam Top 3 Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik Thun 2020 pada kategori Unit Pengelola

unit kerja yang akan mengikuti penilaian WBK tingkat nasional Adanya kesiapan yang paripurna dari sisi

komitmen dan kapasitas pimpinan dan pegawai kesiapan infrastruktur dan dukungan stakeholder

merupakan area utama yang dapat disiapkan dalam penilaian aksselerasi Dengan adanya program ini

target utamanya adalah unit kerja memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan sumber daya internal

dan lingkungan eksternal dalam menguatkan opersiapan penilaian WBK tingkat nasional Program ini

terbukti efektif untuk mendukung pencapaian DJPb sebagai salah satu unit eselon I di lingkungan

Kementerian Keuangan yang secara jumlah dan proporsi saat ini menjadi unit terbanyak memperoleh

WBK dan WBBM

Akselerasi pembangunan Zona Integritas menuju predikat WBK dan WBBM tahun 2020 memasuki tahun

keempat dengan jumlah unit kerja yang diusulkan untuk mengikuti akselerasi sebanyak 15 Kanwil DJPb

dan 32 KPPN Sebagai bentuk evaluasi terhadap 15 Kanwil DJPb dan 32 KPPN yang melaksanakan

akselerasi pembangunan ZI menuju WBK telah dilakukan penilaian secara internal oleh Setditjen

Perbendaharaan Penilaian menimbang pemenuhan kriteria di mana perolehan nilai parameter

pengungkit dan parameter hasil paling kurang 75 dengan nilai setiap parameter komponen pengungkit

paling kurang 60 Dari hasil penilaian tersebut setelah ditelaah oleh Inspektorat Jendeal Kemenkeu

diperoleh 39 unit kerja yang terdiri atas 12 Kanwil DJPb dan 27 KPPN yang memenuhi kriteria akselerasi

pembangunan ZI di lingkungan DJPb tahun 2020 yaitu sebagai berikut

3 Penghargaan

a Penghargaan Top 3 Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik

Tahun 2020

No Unit No Unit No Unit 1 Kanwil DJPb Prov Sum-

bar 15

KPPN Tangerang 29

KPPN Blitar

2 Kanwil DJPb Prov Riau 16 KPPN Khusus Investasi 30 KPPN Pamekasan

3 Kanwil DJPb Prov Sum-sel

17 KPPN Khusus Penerimaan

31 KPPN Kotabaru

4 Kanwil DJPb Prov Babel

18 KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah

32 KPPN Bima

5 Kanwil DJPb Prov DKI Jakarta

19 KPPN Purwokerto

33 KPPN Pare-Pare

6 Kanwil DJPb Prov Kalbar 20 KPPN Sragen 34 KPPN Kendari

7 Kanwil DJPb Prov Kaltim 21 KPPN Pati 35 KPPN Majene

8 Kanwil DJPb Prov Bali 22 KPPN Kudus 36 KPPN Serui

9 Kanwil DJPb Prov NTB 23 KPPN Purworejo 37 KPPN Nabire

10 Kanwil DJPb Prov Sulsel 24 KPPN Surabaya I 38 KPPN Manokwari

11 Kanwil DJPb Prov Sulut 25 KPPN Surabaya II 39 KPPN Sorong

12 Kanwil DJPb Prov Goron-talo

26 KPPN Jember

13 KPPN Sibolga 27 KPPN Bondowoso

14 KPPN Gunung Sitoli 28 KPPN Sidoarjo

167 LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020 168

Pelayanan terbaik Penghargaan tersebut diterima Sekretaris

Ditjen Perbendaharaan RM Wiwieng Handayaningsih secara

langsung dari Ketua Ombudsman RI yang didampingi oleh

Deputi II Kantor Staf Presiden Ketua Tim Evaluasi Pelayanan

Publik dan Chief of Party USAID CEGAH di Gedung Tribrata

Jakarta Rabu (2511)

Ditjen Perbendaharaan berhasil mendapat penghargaaan ini

setelah bersaing dengan 202 unit pada kategori Unit

Pelayanan Kompetisi Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik

2020 merupakan ajang pemberian penghargaan kepada

instansi dengan pengelolaan pengaduan pelayanan publik di

Indonesia yang digelar oleh Kementerian PANRB bersama

Ombudsman RI dan Kantor Staf Presiden (KSP) serta

didukung oleh United States Agency for International

Development (USAID) CEGAH

Kompetisi inovasi pelayanan publik pada tahun 2020 ini menekankan kepada pencapaian Sustainable

Development Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan yang merupakan agenda PBB yang diadopsi

melalui Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Presiden RI Marsquoruf Amin dalam

sambutannya Wakil Presiden RI Marsquoruf Amin mendorong setiap unit pelayanan untuk melahirkan

terobosan inovasi dalam rangka penyedarhanaan proses bisnis terkait dengan pelayanan publik

mendorong implementasi inovasi terbaik untuk dapat diadopsi dan diadaptasi dalam skala nasional

dan memanfaatkan kanal-kanal informasi yang ada untuk diseminasi informasi pelayanan publik dan

media pasrtisipasi aktif masyarakat ldquoReformasi birokrasi yang kita inginkan harus dapat terwujud

secara menyeluruh dari hulu ke hilir sebagai ujungnya adalah peningkatan kualitas pelayanan publik

sesuai dengan harapan masyarakat melalui birokrasi yang lincah cepat mengambil keputusan dan

lebih melayanirdquo tegasnya

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Menpan RB Tjahjo Kumolo yang mengungkapkan

pemberian penghargaan merupakan salah satu strategi untuk merangsang KementerianLembaga dan

daerah untuk menciptakan partisipasi publik meningkatkan kualitas pelayanan publik dan

menumbuhkan informasi pada berbagai sektor pemerintah Kemenpan RB juga bekerja sama dengan

Kementerian Keuangan dalam melakukan penilaian sehingga penerima penghargaan akan

mendapatkan insentif tambahan Kegiatan dengan agenda penyerahan penghargaan Top Invoasi

Pelayanan Publik Apresiasi Inovasi Pelayanan Publik Penanganan Covid-19 dan Top Kompetisi Pengelola

Pengaduan Pelayanan publik Tahun 2020 tersebut dihadiri oleh Wakil Presiden RI (Virtual) Menteri PANRB Kepala

Staf Presiden Para Menteri Kabinet Indonesia Maju Ketua Ombudsman RI Duta Besar Jerman dan sejumlah

Kepala Daerah

b Penghargaan Top Digital Implementation atas Aplikasi Pengelolaan APBN DJPb

Ditjen Perbendaharaan meraih penghargaan Top Digital Implementation 2020 on Institution Sector Level

Stars 4 dari majalah It Works Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan Saiful

Islam mewakili Dirjen Perbendaharaan menerima penghargaan tersebut di Jakarta pada tanggal 22

169 LAKIN DJPb 2020

Desember 2020 Penghargaan tersebut diperoleh

berdasarkan keberhasilan DJPb dalam memanfaatkan

teknologi informasi dalam pengelolaan APBN melalui

implementasi 3 (tiga) aplikasi utama (SPAN SAKTI dan MPN-

G3) DJPb yang memiliki dampak besar buat masyarakat

1 Dari sisi pendapatan MPN-G3 berkontribusi terhadap

settlement penerimaan negara baik pajak maupun bukan

pajak

2 Dari sisi pengeluaran SPAN yang sudah di-launch dari 2015 membantu Menteri Keuangan dalam

pelaksanaan pengelolaan keuangan Negara

3 Dari sisi pengelolaan keuangan negara tingkat satuan kerja SAKTI yang saat ini sudah implementasi

piloting tahap 5 telah membantu Kementerian dan Lembaga dalam proses pengelolaan keuangan

negara

Di samping itu penilaian juga mempertimbangkan sisi keamanan informasi DJPb yang selalu disiapkan

serta peran HAI-DJPb dan HAI-CSO yang selalu siaga dalam memberikan layanan kepada pengguna

Dalam kesempatan tersebut Direktur SITP juga mendapatkan penghargaan sebagai salah satu Top

Leader on Digital Implementation 2020 Dalam ajang penghargaan ini panitia penyelenggara tidak hanya

memberikan penghargaan namun juga mengungkapkan sejumlah tantangan kepada DJPb untuk dapat

meningkatkan kinerja implementasi teknologi digital yang sudah diterapkan Termasuk perlunya

pemerintah pusat menggunakan sistem informasi yang terinterkoneksi dengan pemerintah daerah

c Medali Emas Top Ranking Performance Awards (TRPA) tahun 2020 tingkat Asia Pasifik atas layanan

Hai DJPb

Layanan contact center HAI-DJPb telah berdiri sejak tahun 2016 yang

melayani konsultasi atas berbagai permasalahan terkait

perbendaharaan Setelah 4 (empat) tahun beroperasi HAI-DJPb juga

telah terdaftar sebagai anggota asosiasi contact center dan secara

aktif turut berpartisipasi dalam pelaksanaan lomba contact center

tingkat nasional maupun internasional Pada tahun 2020 HAI-DJPb

mewakili Direktorat Jenderal Perbendaharaan telah mengikuti 2

(dua) ajang kompetisi di bidang penyelenggaraan contact center

yaitu

1 Lomba The Best Contact Center Indonesia (TBCCI) tahun 2020 yang

diselenggarakan oleh Indonesia Contact Center Association

2 Lomba Top Ranking Performance Awards (TRPA) tahun 2020 tingkat Asia Pasifik yang diselenggarakan

oleh Contact Center World

Atas keikutsertaan HAI-DJPb dalam kedua ajang tersebut HAI-DJPb memperoleh beberapa medali

kemenangan diantaranya

1 Medali Emas untuk kategori Korporat ndash The Best Technology Innovation dengan presenter M Ali

Hanafiah pada ajang TBCCI

LAKIN DJPb 2020 170

1 Medali Perak untuk kategori Individu ndash Best of the Best Back

Office Agent dengan peserta M Aditya Bakry pada ajang

TBCCI

2 Medali Perak untuk kategori Individu ndash Back Office Agent

dengan peserta Haekal B Yusuf pada ajang TBCCI

3 Medali Perak untuk kategori Individu ndash IT Support dengan

peserta Ahmad Sahrizal pada ajang TBCCI

4 Medali Emas untuk kategori The Best Public Services Center ndash

Government dengan presenter M Ali Hanafiah pada ajang TRPA

Atas Medali Emas yang diperoleh di ajang Top Ranking Performance Awards (TRPA) tahun 2020 tingkat Asia

Pasifik HAI-DJPb berkesempatan untuk melanjutkan capaiannya di tingkat dunia pada ajang Top

Ranking Performers Awards tahun 2020 ndash World Finals yang direncanakanakan diselenggarakan pada

bulan Februari 2021 dimana HAI-DJPb akan bersaing dengan juara dari wilayah Amerika wilayah

EropaTimur Tengah dan Afrika Pencapaian tersebut tidak terlepas dari dukungan seluruh pimpinan

Ditjen Perbendaharaan dan juga seluruh agent HAI-DJPb di kantor pusat maupun CSO KPPN melalui

pemanfaatan aplikasi HAI-CSO Melalui keberhasilan ini kami berharap agar HAI-DJPb dapat senantiasa

memberikan layanan terbaiknya kepada pengguna serta mampu mempersembahkan lebih banyak

penghargaan bagi Direkotrat Jenderal Perbendaharaan di masa-masa yang akan datang

d Kantor Wilayah Terbaik Kemenkeu dan Kantor Pelayanan Terbaik Kemenkeu Tahun 2020

Lingkungan Kementerian Keuangan Tahun 2020 ditetapkan Kanwil DJPb Provinsi Bali sebagai Kantor

Wilayah Terbaik Ketiga Sebagai pelaksanaan amanat Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-

49KMK012019 tentang Pedoman Penilaian Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Terbaik di Lingkungan

Kementerian Keuangan dilakukan penilaian kinerja kepada seluruh KPPN di lingkungan DJPb Pada

tahun 2020 terdapat 35 KPPN yang diusulkan oleh 34 Kanwil untuk mengikuti kegiatan Penilaian Kantor

Pelayanan Terbaik (KPT) Tingkat DJPb Setelah melalui tahapan penilaian Tim Penilai melakukan sidang

pleno untuk menetapkan 3 (tiga) Besar KPPN yang akan ikut Penilaian Kantor Pelayanan Terbaik Tingkat

Kemenkeu Tahun 2020 melalui Kepdirjen Nomor KEP-133PB2020 dengan hasil sebagai berikut

(1) KPPN Tanjung Pinang (2) KPPN Ketapang dan (3) KPPN Tanjung Pandan

Penilaian Kantor Wilayah Terbaik tingkat Kementerian

Keuangan berpedoman pada Keputusan Menteri Keuangan

Nomor KMK-49KMK012019 tentang Pedoman Penilaian

Kantor Pelayanan dan Kantor Wilayah Terbaik di Lingkungan

Kementerian Keuangan Penilaian Kanwil Terbaik dilakukan

terhadap 1 (satu) kanwil yang mewakili setiap unit Eselon I

yang memiliki kantor pelayanan di daerah Berdasarkan Nota

Dinas Sekretaris DJPb Nomor ND-1771PB12020 tanggal 11

Juni 2020 DJPb mengusulkan Kanwil DJPb Provinsi Bali untuk

mengikuti Kegiatan Penilaian Kanwil Terbaik Kemenkeu Tahun

2020 Setelah dilakukan penilaian sesuai dengan KMK Nomor

KMK- 488 KMK01 2020 tentang Kantor Wilayah Terbaik di

171 LAKIN DJPb 2020

1 KPPN Malang

2 KPPN Banda Aceh

3 KPPN Dumai

4 KPPN Purwakarta

5 KPPN Surakarta

6 KPPN Tarakan

7 KPPN Tanjung Redeb

8 KPPN Selong

9 KPPN Makassar I

10 KPPN Selong

Selanjutnya melalui Nota Dinas Sekretaris DJPb Nomor ND-1769PB12020 tanggal 11 Juni 2020

disampaikan usulan 3 KPPN dimaksud untuk mengikuti Penilaian Kantor Pelayanan Terbaik (KPT)

Tingkat Kemenkeu Tahun 2020 Setelah dilakukan penilaian sesuai dengan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor KMK-489KMK012020 tentang Kantor Pelayanan Terbaik di Lingkungan Kementerian

Keuangan Tahun 2020 ditetapkan urutan pemenan sebagai berikut

1 KPPN Ketapang Peringkat Pertama

2 KPPN Tanjung Pandan Peringkat Kedua

3 KPPN Tanjung Pinang Peringkat Ketiga

Adapun kegiatan penilaian Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Terbaik di Lingkungan Kementerian

Keuangan tahun 2020 seluruhnya dilaksanakan secara daring dengan berpedoman pada Nota Dinas

Kepala Biro Organta Nomor ND-335SJ22020 tanggal 19 Maret 2020 berkenaan dengan penetapan

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemi oleh WHO dan dengan ditetapkannya Surat

Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-5MK12020

d Surveilance Audit ISO 9001 2015 untuk Seluruh KPPN

Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pada unit-unit

pelayanan di lingkungan DJPb serta sebagai pengakuan atas

pelayanan publik terbaik yang memenuhi standar pelayanan in-

ternasional pada tahun 2018 DJPb telah berhasil menerapkan

sertifikasi ISO 90012015 pada seluruh KPPN dan unit layanan

HAI-DJPb Sesuai dengan peraturan penerapan sertifikasi ISO

dimaksud KPPN dan unit layanan HAI-DJPb yang telah mendapatkan sertifikat wajib dilakukan sur-

veillance audit atau audit pengawasan setiap tahunnya oleh Badan Sertifikasi untuk

memastikan unit bersangkutan konsisten dan masih menerapkan sistem manajemen mutu sesuai

standar ISO 90012015 Selanjutnya sesuai nota dinas Sekretaris DJPb Nomor ND-2276PB12020

tanggal 27 Juli 2020 telah ditetapkan 10 (sepuluh) KPPN sampel yang akan dilakukan surveillance au-

dit oleh pihak provider pada tahun 2020 yakni

Adapun kegiatan surveillance audit telah dilaksanakan pada tanggal 5 sd 9 Oktober 2020 oleh Badan

Sertifikasi TUV Rheinland Berdasarkan hasil audit dimaksud tidak ada temuan yang bersifat mayor

maupun minor sehingga KPPN dan unit layanan HAI DJPb tetap berhak memperoleh sertifikat Sistem

Manajemen Mutu (SMM) ISO 90012015 dan diakui telah memiliki dan mengimplementasikan sistem

manajemen mutu berstandar internasional Hasil surveillance audit pada 10 sampel KPPN tersebut

dan unit layanan HAI-DJPb menunjukkan seluruhnya lulus yang mengindikasikan bahwa seluruhnya

telah mengadopsi dan mengimplementasikan dengan baik sistem manajemen mutu standar ISO

90012015 dan dapat mempertahankan Sertifikat SMM ISO 90012015

LAKIN DJPb 2020 172

e Piagam Penghargaan Penyusunan Laporan Keuangan BA 015 TA 2019 dengan Capaian Standar

Tertinggi

Sebagai salah satu unit Eselon I di lingkungan Kementerian

Keuangan selaku Pengguna Anggaran Bagian Anggaran 015

Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas

untuk mengakuntansikan transaksi keuangan dan menyusun

laporan keuangan dari seluruh satuan kerja lingkup Ditjen

Perbendaharaan Satuan kerja lingkup Ditjen

Perbendaharaan berjumlah 221 satuan kerja terdiri dari 216

satuan kerja instansi vertikal yaitu Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN dan 5 satuan kerja pusat

yaitu satuan kerja Kantor Pusat Ditjen Perbendaharan Komite Standar Akuntansi Pusat (KSAP) Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) dan biasa dan 2 satuan kerja Badan Layanan Umum (BLU)

yaitu Pusat Inventasi Pemerintah dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit

Tahun 2019 Kementerian Keuangan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan

Pemeriksa Keuangan Opini tersebut merupakan capaian standar tertinggi dalam pemeriksaan dan

merupkan opini yang ke-11 kali secara berturut-turut diperoleh Kementerian Keuangan Direktorat

Jenderal Perbendaharaan sebagai salah satu Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan

berkontribusi terhadap capaian opini tersebut Jumlah satuan kerja Kementerian Keuangan tahun 2019

sebanyak 997 satuan kerja sehingga Ditjen Perbendaharan secara jumlah satuan kerja berkontribusi

sebesar 22 sedangkan pagu anggaran jumlah pagu anggaran Kementerian Keuangan tahun 2019

sekitar Rp45 Triliun sedangkan jumlah pagu anggaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan berjumlah

sekitar Rp12 Triliun sehingga berdasarkan pagu anggaran kontribusi Direktorat Jenderal Perbendaraan

sekitar 27 terhadap laporan keuangan Kementerian Keuangan

f Indeks Kepuasan Pengguna Layanan kategori Sangat Baik Tahun 2020 dari Universitas Padjajaran

Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak aspek kehidupan termasuk pelayanan publik Namun masa-masa

penuh tantangan ini justru dapat dijadikan sebagai momentum untuk melakukan lompatan kemajuan misalnya

dengan memanfaatkan teknologi digital Dengan sejumlah penyesuaian DJPb tetap memberikan layanan secara

optimal untuk para pemangku kepentingan Akuntabilitas ketepatan dan pencegahan penyebaran wabah tetap

menjadi perhatian dalam memberikan pelayanan khususnya dalam rangka pengelolaan pelaksanaan anggaran

Terlebih program-program pemerintah sebagai respons atas dampak pandemi juga menuntut kecepatan dan ke-

mampuan adaptasi yang tinggi

Di tengah kondisi yang menantang ini DJPb ternyata tetap

mampu mempertahankan indeks kepuasan pengguna

layanan Kemenkeu RI yaitu berupa skor IKPL (Indeks Kepua-

san Pengguna Layanan) DJPb yang masuk dalam

kategori sangat baik dengan indeks tahun 2020 sebesar 464

yang mendekati nilai maksimal yaitu 5 (skala likert 1-5)

Begitu juga dengan IKPL DJPb per jenis layanan seluruhnya

mendekati nilai sempurna Terdapat 3 (tiga) Jenis layanan

yang dilakukan survei antara lain Layanan revisi DIPA Kanwil

DJPb layanan e-rekon LK KPPN dan layanan penerbitan

SP2D Non Belanja Pegawai KPPN Survei dilakukan oleh Laboratorium Manajemen dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Padjajaran dengan objek survei pengguna layanan pada KPPN dan Kantor Wilayah DJPb di wilayah

Medan Jakarta Surabaya Balikpapan Makassar dan Ambon

173 LAKIN DJPb 2020

g Kategori informatif PPID Tingkat I lingkup Kementerian Keuangan

Informasi mengenai APBN dan pengelolaan keuangan negara menjadi kebutuhan bagi masyarakat

maupun pemangku kepentingan lain sebagai wujud dari pelaksanaan prinsip transparansi dan

akuntabilitas Pada era keterbukaan ini di lingkup Kemenkeu termasuk DJPb telah tersedia saluran

layanan informasi publik bagi khalayak yang memerlukan dengan melalui prosedur mekanisme

permohonan informasi publik kepada Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)

Mitra Perbendaharaan yang membutuhkan layanan informasi melalui PPID Tk I DJPb dapat mengajukan

permohonan informasi melalui

1 website wwwdjpbkemenkeugoid

2 website wwwe-ppidkemenkeugoid

3 website wwwhaikemenkeugoid

4 aplikasi mobile PPID

5 datang langsung ke layanan informasi PPID DJPb

Keterbukaan informasi merupakan bagian dari amanat dari UUD 1945 yang menyebutkan bahwa setiap

orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan

lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari memperoleh memiliki dan menyimpan informasi

dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia Paradigma baru dalam memahami

Keterbukaan Informasi adalah akses informasi sebagai instrumen untuk membantu warga miskin keluar

dari kemiskinan karena studi yang di lakukan oleh bank dunia memperlihatkan bahwa Keterbukaan

Informasi membuat publik mempunyai banyak pilihan dengan berbagai program program yang

transparan Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komisi Informasi Pusat RI Gede Narayana dalam

kegiatan Webinar Keterbukaan Informasi Publik Kamis (68) secara daring (online)

PPID DJPb untuk tahun 2020 memperoleh penghargaan sebagai salah satu dari empat PPID Tingkat I

lingkup Kemenkeu yang memiliki Kategori Informatif berdasar hasil Monitoring dan Evaluasi

Keterbukaan Informasi Publik yang dilakukan oleh Kemenkeu bersama Komisi Informasi Pusat (KIP)

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Wakil Menteri Keuangan kepada PPID Tk I DJPb (online) dalam

Webinar Keterbukaan Informasi Publik tersebut Dalam kesempatan rangkaian agenda webinar

tersebut tiga PPID Tk I lainnya yang memperoleh PPID Kategori Informatif yaitu PPID Tk I DJBC PPID

Tk I DJP dan PPID Tk I DJPPR

LAKIN DJPb 2020 174

4 Capaian Lainnya Tahun 2020

a Opini Wajar Tanpa Pengecualian Atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Dari BPK RI untuk

Ke-empat kalinya

Di tengah upaya Pemerintah melakukan penanganan pandemi Covid-19 Pemerintah berhasil

mempertahankan Opini WTP atas LKPP tahun 2019 Badan Pemeriksa Keuangan kembali

memberikan Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

(LKPP) Tahun 2019 yang merupakan laporan pertanggunggjawaban Pemerintah atas pelaksanaan

APBN tahun anggaran 2019 Opini WTP atas LKPP Tahun 2019 ini tercantum dalam Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) yang disampaikan BPK kepada Menteri Keuangan sebagai wakil Pemerintah

Pusat dalam penyusunan laporan keuangan Menteri Keuangan menerima LHP tersebut setelah

BPK menyampaikan secara resmi LHP dimaksud kepada DPR DPD dan Presiden Opini WTP atas

LKPP Tahun 2019 menunjukkan bahwa pertanggungjawaban Pemerintah atas pelaksanaan APBN

TA 2019 dinilai sangat baik oleh BPK dan diharapkan dapat lebih meningkatkan kepercayaan

masyarakat kepada Pemerintah serta kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya

Opini WTP tahun ini adalah Opini WTP keempat

kali yang diterima Pemerintah Pusat dari BPK

Upaya Pemerintah untuk meraih dan

mempertahankan Opini WTP dilakukan melalui

berbagai langkah perbaikan dan peningkatan

kualitas serta efektifitas pengelolaan keuangan

negara Langkah tersebut dilakukan antara lain

melalui perbaikan dan penyempurnaan regulasi

dan tata kelola pengembangan dan optimalisasi

penggunaan sistem dan teknologi informasi

peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

pengelola keuangan optimalisasi nilai kualitas

dan pemanfaatan aset Barang milik Nega-ra

(BMN) dan optimalisasi peran Aparat Pengawas

Intern Pemerintah (APIP) mulai dari tahapan

perencanaan penganggaran pelaksa-naan hingga

tahapan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN

Opini WTP yang diraih Pemerintah tahun ini

menjadi spesial karena pemeriksaan dan

penyelesaian laporan keuangan dilakukan di

tengah pandemi Covid-19 Upaya penanganan

pandemi berupa Pembatasan Sosial Berskala

Besar tidak hanya berdampak kepada Pemerintah

selaku entitas yang diperiksa (auditee) melainkan

juga kepada BPK selaku pemeriksa laporan

keuangan (auditor) Penyesuaian pola kerja

menjadi Work From Home (WFH) dan pembatasan

pertemuan tatap muka (physical distancing)

mewarnai proses pemeriksaan dan penyelesaian

LKPP Namun demikian berbagai dinamika yang

terjadi tidak mengurangi semangat untuk

penyelesaian seluruh rangkaian pemeriksaan

maupun penyelesaian LKPP Sebaliknya justru hal

ini menjadi pendorong untuk tetap bisa

menyajikan LKPP yang andal dan berkualitas

Gambar Presiden

Jokowi saat menerima

Opini WTP atas LKPP

2020 dari Kepala BPK RI

175 LAKIN DJPb 2020

Dengan tetap diraihnya Opini WTP Pemerintah semakin percaya diri untuk terus berupaya secara

optimal memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menggunakan APBN secara efektif untuk

mencapai target pembangunan serta menjadikan bangsa Indonesia lebih bermartabat adil dan

makmur

b Penyaluran Subsidi BungaSubsidi Margin Bagi UMKM Dalam Rangka Program Pemulihan Ekonomi

Nasional (PEN)

para pelaku usaha dari sektor riil dalam menjalankan usahanya yang terdampak pandemi COVID-19

Relaksasi berupa subsidi bunga kredit diberikan selama 6 bulan dengan besaran yang disesuaikan

dengan skala usaha UMKM Melalui Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK 65PMK052020 tentang

Tata Cara Pemberian Subsidi BungaSubsidi Margin Untuk KreditPembiayaan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah Dalam Rangka Mendukung Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional pemerintah

sekali lagi hadir dan mengambil langkah cepat dan nyata dalam upaya membuat pelaku UMKM dapat

terus bertahan

Tahun 2020 pemerintah telah mengalokasikan dana subsidi bunga KUR sebesar Rp497 triliun dan

sampai dengan Desember 2020 telah terealisasi sebesar Rp488 triliun yang disalurkan oleh 34 lembaga

Penyalur Sedangkan KUR Supermikro yaitu kredit yang ditujukan kepada pekerja yang terkena PHK dan

ibu rumah tangga produktif telah ditargetkan penyaluran sebesar Rp113 triliun dan telah terealisasi

sebesar Rp769 triliun pada 16 lembaga keuangan Sementara itu Subsidi Bunga Non KUR sampai

dengan Desember 2020 telah terealisasi sebesar Rp384 triliun dari pagu sebesar Rp 305 Triliun

Subsidi Bunga Non KUR ini telah disalurkan oleh 867 Lembaga penyalur yang terdiri atas 4 Bank

Himbara 22 Bank Umum Nasional 19 BPD+ 4 Unit Usaha Syariah 10 Perusahaan Pembiayaan 812 BPR

S Realisasi pencairan Subsidi Bunga Non KUR melalui PT Pegadaian adalah sebesar Rp 422 Miliar

untuk lebih dari 16 juta debitur dan Realisasi pencairan melalui PT Permodalan Nasional Madani (PNM)

sebesar Rp 122 Triliun untuk lebih dari 51 juta debitur dan realisasi sebesar Rp 2539 Miliar melalui 12

koperasi mitra BLU PIP

Sejak Covid-19 melanda di belahan dunia termasuk

Indonesia perekonomian mulai terdampak secara masif

dan signifikan Untuk itu pemerintah berupaya merespon

cepat untuk penyelamatan sekaligus antisipasi dampak

yang lebih besar Salah satu sektor yang paling rentan

terdampak adalah UMKM sehingga pemerintah

mempersiapkan skema dukungan kepada UMKM dalam

bentuk subsidi bunga kredit Subsidi bunga yang diberikan

kepada UMKM merupakan salah satu instrumen kebijakan

dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk

mendukung dari sisi supply side (penawaran) Program ini

merupakan langkah Pemerintah dalam melindungi

mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ekonomi

LAKIN DJPb 2020 176

c Menerima kunjungan Delegasi Accountant Generalrsquos Departement Of Malaysia

Modernisasi sistem penerimaan negara adalah mandat yang tidak dapat dinegosiasikan Hal tersebut

disampaikan oleh Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan Saiful Islam saat menerima

delegasi study visit dari Accountant Generalrsquos Departement of Malaysia yang ingin belajar dari

pengalaman Direktorat Jenderal Perbendaharaan dalam pengelolaan keuangan negara khususnya

tentang sistem penerimaan negara berbasis teknologi di ruangan Treasury Premiere Service Jakarta

(2402) Direktorat Jenderal Perbendaharaan dijadikan lokasi tujuan study visit karena dianggap sudah

dapat mengaplikasikan sistem penerimaan negara secara elektronik dengan baik menggunakan Modul

Penerimaan Negara Generasi ke-3 (MPN G3) ldquoKami ingin belajar dari yang terbaikrdquo ucap Norzairin

Senior Assistant Director Accountant Generalrsquos Departement of Malaysia

Seperti diketahui perjalanan Modul Penerimaan Negara (MPN) telah melalui berbagai tahapan mulai

dari MPN generasi pertama (MPN G1) di tahun 2006 dimana sistem pendapatan pemerintah tersebut

masih dalam tahap manual dan belum terintegrasi MPN G1 selanjutnya digantikan dengan MPN

Generasi ke-2 (MPN G2) di ahun 2015 yang dirancang untuk menjadi sistem terpusat dan terintegrasi

serta akan bekerja dengan baik bersama dengan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)

MPN G2 kini berkembang menjadi MPN Generasi Ke-3 (MPN G3) yang di luncurkan tahun 2019 MPN G3

menawarkan sistem pendapatan pemerintah yang lebih andal kuat dan modern dengan penambahan

saluran pembayaran dari berbagai instrumen

Kepada peserta study visit Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan mengatakan

bahwa reformasi bukanlah hal yang mudah Keberhasilan Indonesia mereformasi sistem manajemen

keuangannya saat ini tidak lepas dari dukungan kuat pemangku kebijakan tim yang berdedikasi dan

profesional kolaborasi dengan para pemangku kepentingan serta manajemen perubahan yang kuat

ldquoReformasi bukanlah pekerjaan mudah ini adalah perjalanan yang panjang dan membutuhkan tujuh

belas tahun bagi kami untuk menjadi seperti sekarang ini Kami telah melewati berbagai tantangan

keengganan bahkan penolakanrdquo ungkap Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan

Direktur SiTP saat menerima kunjungan Delegasi Accountant Generalrsquos Departement Of Malaysia

177 LAKIN DJPb 2020

d Optimalisasi Pelaksanaan Pembinaan Serta Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran

Belanja KL Untuk Pengawalan Pelaksanaan APBN Dan Capaian Output Belanja Prioritas Nasional

Tahun 2020

Sebagai implementasi atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 195PMK052018 tentang Monitoring

dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian NegaraLembaga dilaksanakan upaya

pengawalan dan peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran melalui penyusunan spending review (SR)

perumusan langkah-langkah strategis pelaksanaan anggaran Tahun 2020 reviu pelaksanaan anggaran

dan evaluasi pelaksanaan anggaran Pada Tahun 2020 kegiatan-kegiatan tersebut difokuskan pada

program prioritas nasional yang menjadi perhatian pemerintah dan presiden termasuk untuk

mengawal belanja belanja priotitas KL yang sebagian besar digunakan dalam rangka penanggulangan

pandemi Covid-19

Dalam rangka mendorong peningkatan Value for Money khususnya pada Belanja Pemerintah yang

dilaksanakan oleh KL telah dilaksanakan SR tahun 2020 yang meliputi 2 aspek yaitu review efisiensi

dan review efektivitas Hasil review disampaikan untuk kebutuhan eksternal dan internal DJPb Untuk

eksternal hasil review disampaikan kepada DJA untuk masukan perbaikan penganggaran periode

selanjutnya Untuk keperluan internal DJPb review efisiensi diarahkan untuk (1) Monitoring dan

memastikan pelaksanaan kegiatan dan monitoring penyerapan belanja (2) Penyediaan alokasi belanja

dan kecukupan kas dan (3) Memastikan value for Money Belanja (Kualitas Belanja) Pada SR 2020

aspek efektivitas dilakukan dengan melihat keterkaitan antara realisasi belanja dengan capaian

output belanja untuk menilai apakah belanja Pemerintah disalurkan secara tepat waktu tepat jumlah

dan tepat penerima sehingga dampakmanfaat dari belanja tersebut dapat dirasakan masyarakat secara

optimal

Dalam Spending Review Efektivitas analisis dilakukan tidak hanya dari sisi penyaluran atau

administrasi pengelolaan keuangan namun spesifik berbasis output belanja KL dan mengaitkan

dengan berbagai sasarantarget yang ada selaras dengan concern berbagai pihak untuk mengetahui

bagaimana capaian output dan outcome program pemerintah

Dalam beberapa tahun terakhir DJPb telah secara khusus melihat pentingnya monitoring atas capaian

output dan secara aktif mendorong penataan kembali strukturnomenklatur program kegiatan output

belanja yang lebih mencerminkan realisasi belanja dan mendukung implementasi penganggaran ber-

basis kinerja Concern tersebut pertama kali disampaikan kepada Menteri Keuangan dalam penyam-

paian hasil SR Efektivitas 2018 dan diangkat kembali pada Rapim BA 015 Kemenkeu di awal tahun 2019

dan Rapim Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) di akhir tahun 2019 Sebagai hasilnya Kementerian

Keuangan telah menginisiasi dan menyusun Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP)

yang secara masif merubah struktur belanja dalam upaya peningkatan keselarasan perencanaan-

penganggaran dan peningkatan kualitas belanja Selanjutnya dengan implementasi RSPP di tahun 2021

DJPb akan lebih siap dalam mengawal implementasi RSPP menggunakan hasil-hasil review beberapa

tahun terakhir

Dengan semangat koordinasi DJPb telah bersinergi secara intensif dengan DJA untuk menyamakan

perspektif review baik dari sisi obyek jenis dan evaluasi belanja yang dibutuhkan Hal ini dilakukan

dalam rangka mengoptimalkan manfaat hasil review sekaligus meningkatkan sinergi antar tahapan baik

LAKIN DJPb 2020 178

tahapan perencanaan tahapan penganggaran dan tahapan pelaksanaan anggaran Untuk SR Efektivitas

2020 evaluasi dilakukan atas eksekusi belanja selama tahun anggaran berlangsung di tahapan

pelaksanaan anggaran tentunya bermanfaat sebagai feedback untuk perbaikan perencanaan dan

penganggaran periode selanjutnya DJPb menyampaikan hasil Review Efektivitas ini kepada DJA sebagai

salah satu masukan untuk Evaluasi Kinerja Anggaran yang selanjutnya digunakan dalam mempersiapkan

perumusan Arah Kebijakan Sasaran Tema dan Prioritas Nasional 2021 Sementara itu SR Efisiensi

dilakukan dengan review atas angka kebutuhan ideal belanja KL DJPb menyampaikan hasil Spending

Review atas aspek efektivitas kepada DJA sebagai salah satu masukan untuk kebutuhan tinjau ulang

(review) angka dasar dalam rangka penyusunan pagu indikatif Kementerian NegaraLembaga (KL)

Review Efisiensi dilakukan terhadap 4 kelompok output yaitu output cadangan operasional generik

dan teknis Selanjutnya DJPb menggunakan hasil review efisiensi tersebut untuk mendorong Satker

dalam efisiensi belanjanya

Selain melalui SR dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas belanja (spending better) dan

mewujudkan percepatan pelaksanaan programkegiatan pada tahun 2020 sebelum tahun anggaran

dimulai diterbitkan Surat Menteri Keuangan S-837MK052019 hal Langkah-langkah Strategis

Pelaksanaan Anggaran (LLSPA) KL Tahun Anggaran 2020 Terdapat beberapa poin penting yang menjadi

penekanan dalam langkah-langkah strategis tersebut yaitu (1) Pelaksanaan reviu atas DIPA dan

pengajuan usulan revisi DIPA di awal tahun terutama bagi KL yang mengalami perubahan sehubungan

dengan pembentukan Kabinet Indonesia Maju (2) Peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran dan

(3) Peningkatan kinerja pelaksanaan anggaran berdasarkan penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan

Anggaran (IKPA) Dalam rangka memastikan langkah-langkah strategis pelaksanaan anggaran

dilaksanakan dan dijalankan KL secara optimal secara periodik dilakukan kegiatan penyusunan Reviu

Pelaksanaan Anggaran dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dengan melibatkan pihak KL melalui one on

one meeting

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut telah disiapkan tools evaluasi berupa Indikator Kuali-

tas Pelaksanaan Anggaran (IKPA) sesuai PER-4PB2020 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Indikator

Kinerja Pelaksanaan Anggaran Belanja KL Sesuai ketentuan tersebut mulai tahun 2020 pengukuran

IKPA telah disempurnakan dan diperluas menjadi 13 indikator dengan menambahkan konfirmasi

capaian output Untuk kemudahan perhitungan IKPA dilakukan dan ditampilkan secara otomatis pada

aplikasi Online Monitoring SPAN (OMSPAN) Bahkan sebagai bagian dari upaya perbaikan sistem monev

kinerja anggaran melalui implementasi Single Budget Monitoring System sebagai Single Source Of Truth untuk

monitoring yang juga merupakan salah satu milestone dalam IS RBTK 14 (Integrasi Proses Bisnis

Perencanaan dan Penganggaran) dilakukan proses integrasi data penilaian Indikator Kualitas

Pelaksanaan Anggaran (IKPA) dan Evaluasi Kinerja Anggaran (EKA) melalui melalui pertukaran data (data

interchange) antara aplikasi OMSPAN DJPb dan SMART DJA

Di tengah Tahun 2020 saat situasi pandemi Covid-19 mulai hadir diterbitkan beberapa kebijakan

pelaksanaan anggaran sebagai respon dalam rangka membantu pelaksanaan penanganan pandemi

Covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional (PC-PEN) Beberapa kebijakan yang diterbitkan

tersebut bersifat relaksasi terhadap mekanisme pelaksanaan anggaran dan pembayaran yang berlaku

secara umum dan diharapkan dapat mengakselerasi pelaksanaan anggaran seperti

179 LAKIN DJPb 2020

1 Simplifikasi mekanismeproses pelaksanaan komitmen dan alokasi belanja berupa kebijakan yang

mengatur bahwa dalam rangka PC-PEN PAKPA dapat melakukan perikatan walaupun dana tidak

tersediacukup tersedia dalam DIPA

2 Simplifikasi mekanismeproses pelaksanaan pembayaran APBN berupa kebijakan yang mengatur

bahwa (1) pembayaran dapat dilakukan sebelum barangjasa diterima setelah rekanan menyam-

paikan jaminan (2) mekanisme pembayaran dapat dilakukan dengan mekanisme LS atau TUP (3)

relaksasi pembayaran TUP untuk keperluan operasional dan Nonoperasional serta dapat

dipergunakan untuk pembayaran pekerjaan kontraktual

3 Kemudahan penyampaian SPM ke KPPN untuk percepatan pencairan dana berupa penyampaian

SPM secara elektronik melalui e-SPM serta pengaturan batas dan persyaratan penyampaian spm

yang lebih longgar

Bahkan untuk mengawal pelaksanaan program PC-PEN secara lebih optimal maka pelaksanaan

kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran (Monev PA) KL dilakukan secara lebih intensif

melalui

1 Pemantauan secara harianregular melalui koordinasi dengan KL pengelola belanja PEN

2 Penyusunan laporan rutin progress pelaksanaan belanja PEN dan penanganan Covid (2 kali per

minggu)

3 Melakukan one-on-one meeting dengan KL (EPA) secara bulanan dalam rangka mendorong

akselerasi belanja dan debottlenecking pelaksanaan belanja PEN Sejak Agustus 2020 bahkan EPA

dilakukan secara bulanan

4 Melakukan survey atas pelaksanaan program PEN seperti (i) Survei bansos Program Keluarga

Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) serta (ii) Survei insentif tenaga Kesehatan

Melalui sarana monev PA KL tersebut di atas dibahas capaian kinerja pelaksanaan anggaran yang

diukur dengan menggunakan IKPA isu-isu strategis pelaksanaan anggaran tantanganpermasalahan

teknis yang teridentifikasi dan dihadapi KL dalam rangka pelaksanaan programkegiatan maupun

optimalisasi penyerapan anggaran serta pencapaian target outputnya

Berbagai upaya yang dilakukan sepanjang tahun 2020 memberikan hasil yang positif terhadap kualitas

pelaksanaan anggaran belanja KL Meskipun di tahun 2020 dihadapi berbagai ketidakpastian akibat

pandemi Covid-19 yang berakibat pada pembatasan sosial yang menghambat berbagai kegiatan

keterbatasan resource dan perubahan alokasi keuangan yang menyertainya realisasi belanja dan

capaian output KL tetap dapat tercapai dengan cukup baik Hal tersebut turut berkontribusi pada

upaya menahan laju penurunan pertumbuhan ekonomi serta percepatan pemulihan ekonomi sebagai

dampak pandemi Covid-19

LAKIN DJPb 2020 180

Halaman ini sengaja dikosongkan

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

A Tindak Lanjut atas Evaluasi APIP

B Revitalisasi Manajemen Kinerja DJPb

183 LAKIN DJPb 2020

Implementasi SAKIP DJPb pada tahun-tahun sebelumnya telah dievaluasi setiap tahunnya oleh

Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Keuangan dan hasilnya dituangkan dalam Laporan Hasil

Evaluasi Implementasi SAKIP Di dalam laporan tersebut terdapat beberapa rekomendasi yang perlu

ditindaklanjuti DJPb dalam rangka melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas dalam

implementasi SAKIP di Lingkungan DJPb Beberapa rekomendasi Itjen atas implementasi SAKIP DJPb

tahun 2019 dan tindak lanjutnya adalah sebagai berikut

1 Menyusun mekanisme untuk mengidentifikasi pejabat yang berprestasi dengan memenuhi target

kinerja dan yang tidak mencapai target kinerja Atas pejabat yang tidak mencapai target kinerja agar

dapat diusulkan untuk mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian

khususnya yang terkait dengan pencapaian target kinerjanya

Melalui ND-3730PB12020 DJPb telah menyampaikan masukan atas rancangan Surat Edaran

mengenai Pelaksanaan Pembinaan Kinerja di lingkungan kementerian Keuangan kepada Biro SDM

Setjen

Pada point penjelasan atas Sasaran Bimbingan Kinerja dan Konseling Kinerja ditujukan

kepada pegawai Kementerian Keuangan yang memiliki Target Kinerja DJPb memberikan

masukan agar sasaran bimbingan kinerja dan konseling kinerja agar lebih spesifik karena tidak

semua pegawai memerlukan konseling kinerja Misalnya spesifik diutamakan terhadap para

pegawai yang memiliki kinerja kurang optimal (tidak mencapai target atau Nilai Perilaku rendah)

Untuk mendapatkan sasaran yang lebih spesifik sebagaimana tersebut di atas perlu

ditambahkan ketentuan terkait mekanisme bagi unit kerja untuk melakukan identifikasi status

kinerja para pegawai (berprestasi atau kinerja kurang optimal atau lainnya)

Usulan pengadaan mekanisme dimaksud mengingat Keputusan Menteri Keuangan 590

KMK012016 tentang Pedoman Dialog Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan dan SE

tersebut disusun oleh Setjen untuk menyempurnakan pengaturan e-performance amp modul

Dialog Kinerja Individu (DKI) yang menginduk ke HRIS yang seharusnya diatur terpusat untuk

Kemenkeu

Adapun berdasarkan informasi Biro SDM Setjen SE dimaksud saat ini dalam proses penetapan

Untuk DJPb sendiri telah diupayakan penyampaian panduan langkah-langkah peningkatan kualitas

pengelolaan kinerja melalui ND-2036PB12020 yang di antaranya (prinsip SFO No 4 Kondisi No 6)

dengan action plan

1) Penugasan pengembangan kompetensi melalui bimtek atau diklat didasarkan antara lain pada

analisis kebutuhan diklat dan pencapaian kinerja pegawai

2) Melakukan peningkatan kompetensi dasar terhadap pegawai yang kualitasnya masih kurang

2 Terus berupaya melakukan upaya inovasi dan reformasi untuk dapat mencapai peningkatan IKU

melebih 110 dari IKU tahun sebelumnya

Dalam hal ini DJPb telah menyusun langkah-langkah peningkatan kualitas pengelolaan kinerja Ditjen

Perbendaharaan tahun 2020

LAKIN DJPb 2020 184

Selanjutnya dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan kinerja pada seluruh unit lingkup Ditjen

Perbendaharaan telah diminta kepada seluruh pimpinan unit lingkup DJPb untuk melaksanakan

langkah-langkah sebagai berikut

a Memimpin secara aktif dalam merumuskan eksekusi dan monitoring strategikinerja di unit kerja

masing-masing

b Meningkatkan intensitas dan inovasi proses internalisasi visi Misi peta strategi IKU inisiatif

startegis dan nilai-nilai organisasi kepada internal seluruh pegawai maupun pihak eksternal

c Memonitor dan mengevaluasi secara rutin progress implementasi langkah-langkah peningkatan

kualitas pengelolaan kinerja di unit kerja masing-masing

Selain itu dalam rangka meningkatkan kualitas capaian IKU setiap periode laporan telah diterbitkan

panduan kepada seluruh unit secara triwulan berupa Nota Dinas perihal Pengelolaan Kinerja Periode

Triwulan berkenaan

3 Menyusun rencana launching dan penerapan aplikasi INTENSE Dalam hal kebijakan WFH dan kondisi

pandemi covid-19 masih berlanjut seyogyanya DJPb dapat mengkonsepkan kegiatan launching secara

virtual

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan akuntabilitas pengelolaan kinerja organisasi di lingkungan

DJPb telah diimplementasikan Aplikasi Integrated Treasury Performance System Direktorat Jenderal

Perbendaharaan (Aplikasi Intense DJPb)

Aplikasi tersebut dibangun dengan tujuan untuk mengelola data pengelolaan kinerja yang memiliki

keterkaitan secara berjenjang antar level unit sehingga terbentuk data konsolidasi perhitungan Nilai

Kinerja Organisasi secara akurat dan otomatis sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri

Keuangan nomor 467MK12014 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan

Aplikasi (INTENSE) DJPb ini di launching pada bulan Agustus 2020 sebagaimana ND Sekretaris Ditjen

Perbendaharaan Nomor ND-2375PB12020 tgl 5 Agustus 2020 hal Pelaksanaan Implementasi

Aplikasi Integrated Treasury Performance System (INTENSE) DJPb

4 Menyusun mekanisme monitoring target kinerja bagi eselon III dan IV serta mendokumentasikan hasil

monitoring dan tindak lanjutnya

Dalam rangka menunjang pencapaian target kinerja dan meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja di

lingkungan DJPb telah disusun mekanisme monitoring target kinerja untuk Kemenkeu-Three sd

Four Mekanisme monitoring target kinerja bagi eselon III dan IV telah disampaikan seluruh unit DJPb

melalui Nota Dinas Sekretaris Nomor ND-3915PB12020

Hal tersebut sejalan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK012014 tentang

Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan bahwa seluruh unit kerja di lingkungan

Kementerian Keuangan termasuk DJPb melaksanakan monitoring atas kemajuan capaian kinerja

secara triwulanan

185 LAKIN DJPb 2020

5 Menyusun mekanisme reviu IKU secara internal yang sekurangnya mengatur tentang periode

pelaksanaan reviu PIC terkait dan proses dokumentasi hasil reviu

Dalam rangka meningkatkan kualitas IKU khususnya tahun 2021 telah disampaikan mekanisme reviu

IKU Kantor Pusat DJPb dan Kantor Vertikal DJPb untuk menunjang pencapaian target kinerja dan

meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja di lingkungan DJPb

Hal tersebut sejalan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK012014 tentang

Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan bahwa seluruh unit kerja di lingkungan

Kementerian Keuangan termasuk DJPb melaksanakan monitoring atas kemajuan capaian kinerja

secara triwulanan

6 Berkoordinasi dengan Biro Perencanaan dan Keuangan Setjen Kemenkeu untuk membahas action

plan dalam rangka menyelaraskan struktur dan timeline proses penganggaran dengan penyusunan

kinerja

Sebagaimana Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK12014 tentang Pengelolaan Kinerja di

Lingkungan Kementerian Keuangan bahwa untuk mengaktualkan sasaran strategis organisasi

diperlukan adanya continuously improvement terhadap penyusunan kontrak kinerja melalui

penyempurnaan Kontrak Kinerja

Dengan demikian Kontrak Kinerja lingkup DJPb setiap tahun perlu dilakukan penyesuaian agar lebih

adaptif terhadap perkembangan proses bisnis dan isu-isu strategis organisasi DJPb yang akan

diimplementasikan pada tahun berkenaan

Dalam rangka menselaraskan sasaran yang ditetapkan dalam dokumen rencana kinerja tahunan

dapat diidentifikasi dengan kegiatan dan anggaran DJPb telah menyusun draft Kontrak Kinerja

Kemenkeu-One DJPb berdasarkan hasil masukan dari unit eselon II lingkup DJPb serta mengacu

pada dokumen Renstra Kemenkeu tahun 2020-2024 Renstra DJPb tahun 2020-2024 dan hasil

pembahasan draft Kontrak Kinerja Kemenkeu-Wide maupun Renja DJPb Tahun 2021

Selanjutnya terkait penyelarasan timeline proses penganggaran dan penyusunan Kontrak Kinerja

telah disampaikan kepada Biro Cankeu Setjen Kemenkeu melalui Nota Dinas Setditjen nomor ND-

3877PB12020 hal Penyampaian Draft Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJPb Tahun 2021

Selain itu koordinasi dengan Biro Cankeu Setjen dilakukan melalui pembahasan dalam rapat-rapat

terkait pembahasan refinement Kontrak Kinerja 2021 termasuk di antaranya membahas keselarasan

Kontrak Kinerja Renstra dan Renja yang melibatkan seluruh unit Eselon I lingkup Kemenkeu

7 Mengidentifikasi seluruh SS dan IKU pada tahun (Y) yang digunakan sebagai referensi penyusunan

Renja tahun (Y+1) dan memastikan bahwa atas SS atau IKU dimaksud telah dapat dikaitkan dengan

Renja

a Dalam penyusunan Rencana Kerja dan RKA-KL satker-satker lingkup DJPb telah mengacu pada

Sasaran Strategis dan IKU pada Renstra serta dari awal sudah melibatkan pengelola kinerja dan

pengelola keuangan

b Penyampaian Renja sesuai Pagu Alokasi Anggaran disampaikan kepada pengelola kinerja sebagai

bahan rujukan untuk penyusunan perjanjian kinerja dan refinement IKU

LAKIN DJPb 2020 186

c Ikut serta dalam melakukan refinement IKU dengan pengelola kinerja

8 Melakukan upaya inovasi dan reformasi serta upaya pembentukan zona bebas korupsi dan

meningkatkan inisiatif pencegahanpemberantasan korupsi untuk menciptakan kondisi bebas korupsi

di lingkungan DJPb yang diakui masyarakat

Dalam hal ini telah terdapat upaya DJPb yang terbukti atau diakui dalam inisiatif pemberantasan

korupsi pada lingkungan kerja DJPb yang ditunjukkan pada capaian unsur antikorupsi dalam Survei

Penilaian Integritas (SPI) yang mengalami kenaikan terus selama 3 tahun (dari indeks 7622 pada

tahun 2017 9051 pada tahun 2018 dan 9661 pada tahun 2019)

Survei Penilaian Integritas (SPI) dilakukan oleh Itjen bekerja sama dengan UKI dalam rangka

mengukur budaya integritas unit di lingkungan Kemenkeu menggunakan metodologi SPI yang

diadopsi dari Integrity Assessment KPK Melalui penilaian integritas dari pihak eksternal dan internal

didapatkan gambaran objektif dan terukur mengenai integritas organisasi di lingkungan Kemenkeu

yang dapat memberikan feedback perbaikan dalam penguatan budaya integritas yang lebih terarah

dan komprehensif

Selain itu salah satu terobosaninovasi DJPb dalam rangka memperkokoh integritas seluruh pegawai

sebagai pengembangan lebih lanjut pembangunan zona integritas dan menjabarkan nilai integritas

sesuai amanat dari nilai-nilai Kementerian Keuangan serta pencapaian Roadmap SDM 2019-2030

maka DJPb telah mengembangkan Integrity Framework (Kerangka Penguatan Integritas) Integrity

framework merupakan quickwins DJPb 2019 yang telah ditetapkan melalui Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor PER-30PB2019 tanggal 31 Desember 2019 tentang Kerangka Penguatan

Integritas Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Tujuan kerangka penguatan integritas DJPb yaitu

a Pedoman bagi seluruh pejabat pegawai dan para pemangku kepentingan dalam menjalankan

tugas dan fungsinya agar terhindar dari korupsi dan pelanggaran integritas lainnya

b Memberikan arah dan panduan bagi organisasi dalam mengimplementasikan gerakan antikorupsi

di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

c Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan kebijakan yang memenuhi prinsip keadilan

dan berdasarkan kepentingan organisasi

d Membangun kesadaran dan komitmen pimpinan dan seluruh pegawai dalam upaya penguatan

integritas serta menjadikan integritas sebagai pedoman hidup

e Menciptakan budaya organisasi yang sehat yang menjunjung tinggi profesionalisme integritas dan

sesuai kode etik yang telah ditetapkan

f Mewujudkan penyelenggaraan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang

bersih dan bebas dari korupsi kolusi dan nepotisme

Meningkatkan kepercayaan publik terhadap Direktorat Jenderal Perbendaharaan bahwa Direktorat

Jenderal Perbendaharaan zero tolerance terhadap korupsi dan pelanggaran integritas lainnya

187 LAKIN DJPb 2020

Sebagaimana amanat Menteri Keuangan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK012014

tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan bahwa seluruh unit eselon I di

lingkungan Kementerian Keuangan perlu mendorong peningkatan implementasi pengelolaan kinerja

secara berkelanjutan Sebagai salah satu langkah untuk mendorong komitmen pimpinan unit dan seluruh

pegawai terhadap peningkatan kualitas pengelolaan kinerja serta bentuk apresiasi atas kontribusi

peningkatan kualitas pengelolaan kinerja di lingkungan DJPb Manajer Kinerja Organisasi DJPb

melaksanakan penilaian terhadap implementasi pengelolaan kinerja di masing-masing unit kerja di

lingkungan DJPb

Penilaian implementasi pengelolaan kinerja tersebut difokuskan terhadap hasil capaian kinerja yang

telah direalisasikan serta pemenuhan unsur-unsur peningkatan kualitas pengelolaan kinerja berlandaskan

Strategy Focused Organization (SFO) Penilaian tersebut dilaksanakan terhadap 2 (dua) parameter

sebagai berikut

1 Nilai kuantitatif pemenuhan unsur-unsur peningkatan kualitas pengelolaan kinerja (bobot 70)

dengan rincian sebagai berikut

a Pemenuhan pelaksanaan prinsip SFO (bobot 70) yang terdiri atas pemenuhan prinsip I (30)

prinsip II (10) prinsip III (10) prinsip IV (25) dan prinsip V (25)

b Pemenuhan dokumen pendukung (bobot 5)

c Prestasi unit kerja (bobot 5)

d Kualitas laporan capaian IKU (bobot 15)

e Kualitas penyajian laporan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja (bobot 5)

2 Nilai Kinerja Organisasi (NKO) tahun 2019 (bobot 30)

Nilai kuantitatif pemenuhan unsur-unsur peningkatan kualitas pengelolaan kinerja dinilai berdasarkan 17

(tujuh belas) action plan unsur-unsur peningkatan kualitas pengelolaan kinerja yaitu

1 Menyusun strategi organisasi berdasarkan tools STEP SWOT dan TOWS

Unsur ini dinilai dalam rangka mendorong komitmen pimpinan untuk memimpin dan menginisiasi

secara langsung penyusunanidentifikasi strategi organisasi dalam rangka mencapai visi misi dan

tujuan organisasi Kriteria pemenuhan action plan tersebut dalah sebagai berikut

Tabel 4B1 Kriteria Penilaian Unsur Pertama Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

NILAI KRITERIA

100 Telah disusun strategi organisasi serta memenuhi kriteria berdasarkan tools STEP SWOT dan TOWS

80 Telah disusun strategi organisasi tetapi yang memenuhi kriteria hanya berdasarkan tools STEP dan SWOT

60 Telah disusun strategi organisasi tetapi yang memenuhi kriteria hanya berdasarkan tools STEP

40 Telah disusun strategi organisasi tetapi belum memenuhi kriteria berdasarkan tools STEP SWOT dan TOWS

0 Belum disusun strategi organisasi

LAKIN DJPb 2020 188

2 Melaksanakan dan menghadiri rapat untuk membahas Peta Strategi IKU Inisiatif Strategis

Penetapan target dan Manual IKU-nya

Unsur ini dinilai dalam rangka mendorong komitmen pimpinan terhadap pengelolaan kinerja di

masing-masing unit salah satunya dengan kehadiran kepala kantor dalam memimpin rapat untuk

membahas draft template Peta Strategi IKU Manual IKU perumusan Inisiatif Strategis yang memadai

di masing-masing unit Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B2 Kriteria Penilaian Unsur Kedua Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

3 Melaksanakan dan menghadiri DKO secara rutin untuk membahas isu-isu strategis organisasi dan

mengevaluasi capaian IKU proyeksi capaian dan merumuskan langkah tindak lanjutnya

Action plan ini dalam rangka mendorong komitmen pimpinan terhadap pengelolaan kinerja di masing-

masing unit salah satunya melalui kehadiran kepala kantor untuk memimpin DKO monitoring dan

evaluasi capaian IKU secara periodik serta langkah-langkah yang harus dilaksanakan pada periode

mendatang dalam rangka mengoptimalkan pencapaian target IKU

Sebagaimana Keputusan Menteri Keuangan Nomor 590KMK012016 tentang Pedoman Dialog Kinerja

di Lingkungan Kementerian Keuangan dokumen kelengkapan Dialog Kinerja Organisasi adalah

sebagai berikut

a Kerangka Acuan Dialog Kinerja (KADK)

b efektivitas waktu Dialog Kinerja

c Kuesioner umpan balik pelaksanaan Dialog Kinerja

d Risalah Rapat (Notula) Dialog Kinerja

e Matriks Tindak Lanjut Dialog Kinerja

Tabel 4b3 Kriteria Penilaian Unsur Ketiga Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

NILAI KRITERIA

100 Telah dilaksanakan rapat pembahasan dan dihadiri oleh kepala kantor Rapat tersebut telah didukung dokumentasi secara memadai yaitu nota dinasundangan daftar hadir notulen dan dokumentasi foto

75 Telah dilaksanakan rapat pembahasan dan dihadiri oleh kepala kantor tetapi rapat tersebut tidak didukung dokumentasi secara memadai

50 Telah dilaksanakan rapat pembahasan tetapi tidak dihadiri oleh kepala kantor Rapat tersebut telah didukung dokumentasi secara memadai

25 Telah dilaksanakan rapat pembahasan tetapi tidak dihadiri oleh kepala kantor serta tidak didukung dokumentasi secara memadai

0 Rapat pembahasan tidak dilaksanakan

NILAI KRITERIA

100

Telah dilaksanakan DKO secara rutin minimal satu bulan sekali dan selalu dihadiri oleh kepala kantor DKO tersebut selalu didukung dokumentasi secara memadai yaitu nota dinasundangan daftar hadir dokumen kelengkapan DKO sebagaimana 590KMK012016 dan dokumentasi foto

90 Telah dilaksanakan DKO secara rutin minimal satu bulan sekali dan selalu dihadiri oleh kepala kantor Namun DKO tersebut tidak selalu didukung dokumentasi secara memadai

80 Telah dilaksanakan DKO secara rutin minimal satu bulan sekali namun tidak selalu dihadiri oleh kepala kantor DKO tersebut selalu didukung dokumentasi secara memadai

70 Telah dilaksanakan DKO secara rutin minimal satu bulan sekali namun tidak selalu dihadiri oleh kepala kantor dan tidak selalu didukung dokumentasi secara memadai

60 Telah dilaksanakan DKO secara Triwulanan dan selalu dihadiri oleh kepala kantor DKO tersebut selalu didukung dokumentasi secara memadai

50 Telah dilaksanakan DKO secara Triwulanan dan selalu dihadiri oleh kepala kantor Namun DKO tersebut tidak selalu didukung dokumentasi secara memadai

40 Telah dilaksanakan DKO secara Triwulanan namun tidak selalu dihadiri oleh kepala kantor DKO tersebut selalu didukung dokumentasi secara memadai

189 LAKIN DJPb 2020

4 Memberikan pemahaman terhadap strategi organisasi

Unsur ini dinilai dalam rangka mendorong komitmen pimpinan terhadap pengelolaan kinerja di

masing-masing unit melalui keterlibatan langsung dalam menginternalisasi dan memberikan

pemahaman Visi Misi Peta Strategi dan IKU kepada seluruh pegawai dan stakeholders

Kegiatan pemberian pemahaman strategi organisasi dimaksud dapat dilaksanakan dalam berbagai

bentuk yaitu GKMCoffee MorningCapacity BuildingSosialisasi baik kepada pihak internal maupun

eksternal Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B4 Kriteria Penilaian Unsur Keempat Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

5 Penyusunan Inisiatif Strategis

Dalam rangka mendukung capaian target IKU yang telah ditetapkan khususnya terhadap IKU yang

pencapaiannya memerlukan extra effort maka dalam Kontrak Kinerja Pemilik Peta Strategi perlu

dicantumkan suatu Inisiatif Strategi Inisiatif Strategi yang disusun harus memenuhi kriteria antara

lain merupakan terobosan yang berpengaruh signifikan terhadap pencapaian strategi organisasi

dan periode waktu penyelesaian yang spesifik

plan ini dinilai dengan mengukur kesesuaian penyusunan Inisiatif Strategis berdasarkan kriteria

dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK012014 tentang Pengelolaan Kinerja di

Lingkungan Kementerian Keuangan Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B5 Kriteria Penilaian Unsur Kelima Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

NILAI KRITERIA

100 Pimpinan telah melaksanakan internalisasisosialisasi strategi organisasi kepada seluruh pegawai dan kepada stakeholders dan dibuktikan dengan Undangan Daftar Hadir Notulensi dan Foto Kegiatan

75 Pimpinan telah melaksanakan internalisasisosialisasi strategi organisasi kepada stakeholders tetapi tidak dilaksanakan kepada para pegawai Dibuktikan dengan Undangan Daftar Hadir Notulensi dan Foto Kegiatan

50 Pimpinan telah melaksanakan internalisasisosialisasi strategi organisasi kepada para pegawai tetapi tidak dilaksanakan kepada para stakeholders Dibuktikan dengan Undangan Daftar Hadir Notulensi dan Foto Kegiatan

0 Tidak pernah dilakukan internalisasisosialsasi strategi organisasi kepada seluruh pegawai maupun kepada stakeholders

NILAI KRITERIA

100 Jika telah menyusun Inisiatif Strategis dan memenuhi kriteria penyusunan Inisiatif Strategis

75 Jika telah menyusun Inisiatif Strategis tetapi hanya sebagian yang memenuhi kriteria penyusunan Inisiatif Strategis

50 Jika telah menyusun Inisiatif Strategis tetapi Inisiatif Strategis yang disusun tidak memenuhi kriteria penyusunan Inisiatif Strategis

0 Tidak menyusun Inisiatif Strategis

NILAI KRITERIA

30 Telah dilaksanakan DKO secara Triwulanan namun tidak selalu dihadiri oleh kepala kantor dan tidak selalu didukung dokumentasi secara memadai

20 Telah dilaksanakan DKO namun tidak secara rutin minimal Triwulanan DKO tersebut selalu didukung dokumentasi secara memadai

10 Telah dilaksanakan DKO namun tidak secara rutin minimal Triwulanan dan tidak selalu didukung dokumentasi secara memadai

0 Tidak pernah dilaksanakan DKO

LAKIN DJPb 2020 190

6 Melakukan evaluasi terhadap pelayanan unit pendukung (Bagian UmumSubbag Umum) melalui survei

kepuasan pegawai

Dalam rangka menyelaraskan strategi antara unit teknis dan unit pendukung perlu dilakukan

evaluasi pelayanan unit pendukung melalui survei kepuasan pegawai Pelaksanaan evaluasi

dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner yang mengacu pada Kepdirjen Perbendaharaan tentang

Pedoman Pembinaan dan Supervisi KPPN

Action plan ini dinilai berdasarkan pelaksanaan survei terhadap seluruh pegawai di masing-masing

unit Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B6 Kriteria Penilaian Unsur Keenam Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

7 Memberikan apresiasi terhadap pencapaian target IKU

Action plan ini menilai inisiatif yang telah dilaksanakan oleh unit dalam memberikan apresiasi terhadap

para pegawai dengan pencapaian IKU yang optimal Bentuk apresiasi dapat berupa kebijakan yang

bersifat financial maupun non-financial yaitu

a Pemilihan program ldquothe best employeerdquo yang salah satu kriterianya berdasarkan NKPNPKP

b Nota Dinas apresiasi kepada pejabatpegawai yang mencapai target IKU atau melaksanakan Inisiatif

Strategis sesuai target

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B7 Kriteria Penilaian Unsur Ketujuh Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

8 Internalisasi Visi Misi Peta Strategi IKU Unit dan pengelolaan kinerja kepada pegawai melalui

berbagai media

Action plan ini dinilai berdasarkan pelaksanaan internalisasi strategi organisasi dan pengelolaan kinerja

kepada seluruh pegawai dalam berbagai media yaitu

a Banner poster atau pamflet Visi Misi Peta Strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman

pengelolaan kinerja dipasang di tempat strategis

b Booklet atau leaflet Visi Misi Peta Strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman pengelolaan

kinerja dibagikan kepada seluruh pegawai

c Materi Visi Misi Peta Strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman pengelolaan kinerja

ditayangkan pada website Kanwil DJPbKPPN

NILAI KRITERIA

100 Jika terdapat Nota Dinas apresiasi serta program the best employee dilaksanakan secara triwulanan

85 Jika terdapat Nota Dinas apresiasi serta program the best employee dilaksanakan secara semesteran atau hanya dilaksanakan program the best employee secara triwulanan

65 Jika terdapat Nota Dinas apresiasi serta program the best employee dilaksanakan secara tahunan atau hanya dilaksanakan program the best employee secara semesteran

45 Jika hanya dilaksanakan program the best employee secara tahunan 25 Jika hanya dilaksanakan Nota Dinas apresiasi 0 Tidak dilaksanakan

NILAI KRITERIA

100 Telah dilaksanakan survei kepuasan pegawai dan disertai bukti-bukti pendukung (rekapitulasi hasil surveipenjelasan hasil surveilembar pengisian survei)

50 Survei kepuasan pegawai dilaporkan telah dilaksanakan namun tidak disertai bukti-bukti pendukung

0 Tidak dilaksanakan

191 LAKIN DJPb 2020

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B8 Kriteria Penilaian Unsur Kedelapan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

9 Penyelenggaraan bimbingan teknis peningkatan kompetensi dasar kepada para pegawai

Action plan ini dinilai berdasarkan pelaksanaan bimbingan teknisGKM secara intensif kepada para

pegawai khususnya kepada pegawai yang kualitasnya masih perlu ditingkatkan Adapun tema materi

bimbingan teknisGKM dapat berupa

a BimtekGKM terkait materi Ms Word Ms Excel Ms Powerpoint pengetahuan dasar perbendaharaan

b Practical training kompetensi dasar antar pegawai dalam satu seksi atau lintas seksi

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B9 Kriteria Penilaian Unsur Kesembilan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

10 Tingkat partisipasi para pegawai dalam mengunggah dokumen pengelolaan kinerja pada Aplikasi

Fitur Upload Dokumen Pengelolaan Kinerja

Action Plan ini bertujuan untuk mengukur compliance para pegawai pada satu unit kerja dalam

mengunggah dokumen pengelolaan kinerja pada Aplikasi Fitur Upload Dokumen Pengelolaan Kinerja

Kriteria penilaian action Plan ini dinilai berdasarkan persentase jumlah pegawai yang ikut

berpartisipasi dalam mengunggah dokumen pengelolaan kinerja pada satu unit kerja Semakin

banyak jumlah pegawai yang mengunggah dokumen pengelolaan kinerja pada Aplikasi Fitur Upload

Dokumen Pengelolaan Kinerja maka nilai pada action Plan ini akan semakin tinggi

Misalnya 81 dari seluruh pegawai pada unit kerja tersebut telah mengunggah dokumen

pengelolaan kinerja pada Aplikasi Fitur Upload Dokumen Pengelolaan Kinerja maka nilai pada action

Plan ini untuk unit tersebut adalah sebesar 81

11 Reviu Renstra

Action Plan ini dinilai berdasarkan compliance masing-masing unit kerja dalam menyusun reviu Renstra

Tahun 2015-2019

NILAI KRITERIA

100 Jika visi misi peta strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman pengelolaan kinerja diinternalisasikan kepada para pegawai melalui berbagai bentuk media di atas

75 ika visi misi peta strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman pengelolaan kinerja diinternalisasikan hanya melalui 2 dari 3 media di atas

50 Jika visi misi peta strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman pengelolaan kinerja diinternalisasikan hanya melalui salah satu media di atas

0 Tidak dilaksanakan internalisasi

NILAI KRITERIA

100 Jika telah dilaksanakan bimbingan teknisGKMpractical training peningkatan kompetensi dasar kepada para pegawai lebih dari 1 (satu) kali dan dibuktikan dengan Undangan Daftar Hadir notulenlaporan kegiatan dan Foto Kegiatan

75 Jika telah dilaksanakan bimbingan teknisGKMpractical training peningkatan kompetensi dasar kepada para pegawai 1 (satu) kali dan dibuktikan dengan Undangan Daftar Hadir notulenlaporan kegiatan dan Foto Kegiatan

0 Tidak dilaksanakan bimbingan teknisGKMpractical training

LAKIN DJPb 2020 192

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B10 Kriteria Penilaian Unsur Kesebelas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

12 Pembinaan kepada KPPN dalam Pengelolaan Kinerja (Khusus Kanwil)

Action Plan ini dinilai berdasarkan pelaksanaan pembinaan yang dilakukan oleh pengelola kinerja

Kanwil terhadap pengelolaan kinerja KPPN di wilayah kerjanya Kegiatan pembinaan Kanwil terhadap

pengelolaan kinerja KPPN diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut

a Melakukan evaluasi atas pengelolaan kinerja pada KPPN

b Melakukan sosialisasiasistensi kepada KPPN baik secara on the spot di KPPN maupun dengan

mengundang pengelola kinerja KPPN ke Kanwil

c Menyebarkan kuesioner survei evaluasi pembinaan Kanwil ke KPPN

Kriteria pemenuhan action Plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B11 Kriteria Penilaian Unsur Kedua Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

13 Tingkat Partisipasi

Kategori ini dinilai berdasarkan peran serta setiap unit lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan

dalam peningkatan kualitas pengelolaan kinerja Direktorat Jenderal Perbendaharaan berupa

a Memberi masukan secara tertulis atas reviu draft Peta Strategi IKU target IKU dan manual IKU pada

saat refinement Kontrak Kinerja

b Menyampaikan usulan IKU tambahan beserta manual IKUnya

c Memberi usulan perbaikan konstruktif secara tertulis pada saat pelaksanaan pengelolaan kinerja

misalnya tanggapan atas evaluasi pelaksanaan IKU tahun 2020

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B12 Kriteria Penilaian Unsur Ketiga Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

NILAI KRITERIA

100 Jika telah disusun reviu Renstra Tahun 2015-2019 0 Jika reviu Renstra Tahun 2015-2019 tidak disusun

NILAI KRITERIA

100 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis lebih dari 2 (dua) kali dalam setahun serta menyampaikan usulan IKU tambahan

90 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis 2 (dua) kali dalam setahun serta menyampaikan usulan IKU tambahan

80 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis lebih dari 2 (dua) kali dalam setahun namun tidak menyampaikan usulan IKU tambahan

70 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis 1 (satu) kali dalam setahun serta menyampaikan usulan IKU tambahan

NILAI KRITERIA

100 Jika seluruh kegiatan pembinaan pengelolaan kinerja KPPN sebagaimana tersebut di atas dilaksanakan

90 Jika pembinaan pengelolaan kinerja kepada KPPN dilakukan dalam bentuk sosialisasiasistensi dan dalam bentuk evaluasi

80 Jika pembinaan pengelolaan kinerja kepada KPPN dilakukan dalam bentuk evaluasi serta penyebaran kuesioner survei ke KPPN

70 Jika pembinaan pengelolaan kinerja kepada KPPN dilakukan dalam bentuk sosialisasiasistensi serta penyebaran kuesioner survei ke KPPN

60 Jika pembinaan pengelolaan kinerja kepada KPPN hanya dilakukan dalam bentuk evaluasi

50 Jika pembinaan pengelolaan kinerja kepada KPPN hanya dilakukan dalam bentuk sosialisasiasistensi serta penyebaran kuesioner survei ke KPPN

0 Tidak dilaksanakan pembinaan pengelolaan kinerja KPPN

193 LAKIN DJPb 2020

14 Pemenuhan Dokumen Pendukung Pengelolaan Kinerja

Dokumen pendukung terdiri dari dokumen perencanaan strategis dokumen perencanaan kegiatan

dokumen eksekusi strategi dan dokumen tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi

Action Plan ini dinilai berdasarkan pemenuhan dokumen pendukung pengelolaan kinerja sebagai

berikut

a Dokumen Rencana Kerja Tahunan (RKT) beserta bukti dukung rapat pembahasan (undangan

rapat absensi notulen rapat)

b Dokumen RKAKLPOK beserta bukti dukung rapat pembahasan (undangan rapat absensi notulen

rapat)

c Dokumen kalender kegiatan

d Dokumen laporan pelaksanaan kegiatan

e Matriks Tindak Lanjut (MTL)

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B13 Kriteria Penilaian Unsur Keempat Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

15 Prestasi unit kerja

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B14 Kriteria Penilaian Unsur Kelima Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

16 Kualitas Laporan Capaian IKU

Kriteria ini menilai kualitas laporan capaian IKU yang telah disampaikan secara triwulanan

Kualitas laporan capaian IKU diukur berdasarkan kesesuaian laporan dengan format IIAA (Issues

Implication Accountability Action Plan)

NILAI KRITERIA

100 Jika unit kerja tersebut mendapatkan lebih dari 2 penghargaan setingkat unit eselon I DJPb atau mendapatkan minimal 1 penghargaan setingkat kementerian

80 Jika unit kerja tersebut mendapatkan 2 penghargaan setingkat unit eselon I DJPb

60 Jika unit kerja tersebut mendapatkan 1 penghargaan setingkat unit eselon I DJPb

0 Jika unit kerja tersebut tidak mendapat penghargaan setingkat unit eselon I atau setingkat kementerian

NILAI KRITERIA

60 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis 2 (dua) kali dalam setahun dan tidak menyampaikan usulan IKU tambahan atau Tidak pernah menyampaikan surat masukan secara tertulis namun menyampaikan usulan IKU tambahan

50 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis 1 (satu) kali dalam setahun

0 Tidak pernah menyampaikan surat masukan secara konstruktif

NILAI KRITERIA 100 Jika memenuhi semua data dukung dokumen perencanaan dan eksekusi strategi 80 Jika memenuhi empat dari lima data dukung dokumen perencanaan dan eksekusi strategi

60 Jika memenuhi tiga dari lima data dukung dokumen perencanaan dan eksekusi strategi 40 Jika memenuhi dua dari lima data dukung dokumen perencanaan dan eksekusi strategi 20 Jika memenuhi satu dari lima data dukung dokumen perencanaan dan eksekusi strategi

0 Tidak membuat data dukung sebagai bukti pemenuhan perencanaan dan eksekusi strategi

LAKIN DJPb 2020 194

Kriteria penilaian action plan ini dinilai berdasarkan persentase jumlah IKU Pemilik Peta Strategi

pada Laporan Capaian Kinerja (LCK) yang secara substansi telah memenuhi kriteria sistematika

laporan dengan format IIAA Semakin banyak jumlah IKU yang memenuhi kriteria laporan dengan

format IIAA maka nilai pada action plan ini akan semakin tinggi

Misalnya 19 IKU dari total 19 (100) IKU Kepala KPPN sebagai Pemilik Peta Strategi telah memenuhi

kriteria Laporan Capaian Kinerja (LCK) maka nilai pada action plan ini untuk unit tersebut adalah

sebesar 100

17 Kualitas Laporan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria ini menilai kualitas laporan peningkatan kualitas pengelolaan kinerja yang telah disampaikan

secara triwulanan Kualitas laporan peningkatan kualitas pengelolaan kinerja diukur berdasarkan

parameter sebagai berikut

a Laporan disusun secara informatif disertai penjelasan berupa narasi yang komprehensif

b Laporan beserta bukti dukung disampaikan dalam bentuk aplikasi e-book yang memenuhi

unsur

Kualitas penyajian laporan dengan penilaian sebagai berikut

Tabel 4B15 Kriteria Penilaian Unsur Ketujuh Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Nilai Kinerja Organisasi (NKO) unit tahun tersebut (bobot 30)

Kategori ini dimaksudkan untuk menilai strategi pengelolaan kinerja yang telah dijalankan oleh setiap

unit di lingkungan DJPb dalam rangka mencapai target IKU yang telah ditetapkan pada Kontrak Kinerja

Kualitas strategi pencapaian IKU tersebut tercermin dari NKO yang dicapai oleh setiap unit pada suatu

tahun Semakin tinggi NKO dapat diindikasikan bahwa upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh setiap

unit dalam rangka mencapai target IKU juga semakin berkualitas Kategori Nilai NKO mempunyai bobot

30 terhadap total keseluruhan penilaian pengelolaan kinerja di lingkungan DJPb

NILAI KRITERIA

100 Jika laporan yang disampaikan sesuai dengan format dan informatif serta disampaikan dalam bentuk aplikasi e-book

80 Jika laporan yang disampaikan sesuai dengan format dan informatif tetapi tidak disampaikan dalam bentuk aplikasi e-book

70 Jika laporan yang disampaikan sesuai dengan format tetapi tidak informatif serta disampaikan dalam bentuk aplikasi e-book

50 Jika laporan yang disampaikan sesuai dengan format tetapi tidak informatif serta tidak disampaikan dalam bentuk aplikasi e-book

0 Jika laporan tidak disampaikan

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

A Penutup

B Lampiran

197 LAKIN DJPb 2020

Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Tahun 2020 merupakan bentuk

pertanggungjawaban pencapaian visi misi DJPb dalam tahun anggaran 2020 dan disusun berdasarkan

perjanjian kinerja tahunan yang ditetapkan pada awal tahun anggaran sekaligus sebagai perwujudan

pelaksanaan Peraturan Presiden No 29 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi No 53 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

DJPb merupakan salah satu unit eselon I di lingkungan Kemenkeu yang ditinjau dari tugas dan

fungsinya memiliki variasi tugas yang beragam Hal ini mengingat bahwa sebagai hasil reorganisasi di

lingkungan Kementerian Keuangan yang merupakan bagian dari pelaksanaan reformasi manajemen

keuangan negara DJPb merupakan gabungan dari beberapa tugas dan fungsi yang beragam

Keberagaman tugas dan fungsi tersebut menjadikan DJPb memiliki peran yang strategis terhadap

keberhasilan pencapaian tugas Kemenkeu secara keseluruhan DJPb memiliki peran strategis mengingat

bahwa dari keseluruhan siklus APBN DJPb memegang peran yang dinamis berkaitan dengan penyiapan

penyelesaian dokumen pelaksanaan anggaran pengelolaan kas manajemen investasi pembinaan

pengelolaan keuangan BLU sistem perbendaharaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN

Pencapaian kinerja DJPb tahun 2020 telah sesuai dengan yang diharapkan di mana seluruh IKU telah

mencapai target yang ditentukan Kinerja DJPb tahun 2020 yang dapat dinilai sebagai sebuah prestasi

antara lain

1 Nilai Kinerja Organisasi (NKO) DJPb yang diukur berdasarkan pengelolaan klinerja berbasis balance

scorecard (BSC) mencapai 11310 di mana 26 IKU seluruhnya telah mencapai target yang ditetapkan

2 Di samping itu terdapat pula keberhasilan dan terobosan yang cukup signifikan dan

membanggakan dilakukan DJPb pada tahun 2020 yaitu

a) Perolehan opini WTP dari BPK atas LKPP Tahun 2019 sebagai perolehan opini WTP ke-empat

kalinya

b) Penghargaan Top Digital Implementation atas Aplikasi Pengelolaan APBN DJPb

c) Medali Emas Top Ranking Performance Awards (TRPA) tahun 2020 tingkat Asia Pasifik atas

layanan Hai DJPb

d) Penghargaan Top 3 Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan

Publik Tahun 2020

e) Penghargaan Wilayah Bebas Korupsi Untuk 57 Kantor Vertikal Dan Wilayah Birokrasi Bersih

Melayani 9 Kantor Vertikal dari Kemenpan-RB

f) Surveillance Audit untuk seluruh KPPN dengan hasil telah diadopsi dan diimplementasikannya

ISO 90012015 dengan baik

g) Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Tahun 2020 Tertinggi dari Universitas Padjajaran

h) Kategori informatif PPID Tingkat I lingkup Kementerian Keuangan

i) Peringkat Pertama Indeks Persepsi Integritas (IPI)Tahun 2020

j) Piloting Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan APBN melalui Platform Pembayaran

Pemerintah (SSC-Gaji)

A Penutup

P E N U T U P

LAKIN DJPb 2020 198

k) Otomasi Maksimum Pencairan (MP) PNBP Terpusat

l) Optimalisasi penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Dalam Negeri dan Pengaturan KKP

untuk Bagian Anggaran BUN

m) Uji Coba Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Luar Negeri

n) Proses Bisnis Layanan Non Tatap Muka dalam masa Pandemi COVID-19

o) Kick off meeting ujicoba Penyetoran Pajak ke Kas Negara yang terintegrasi dengan pencairan da-

na belanja daerah atau yang lebih dikenal sebagai SP2D Online

p) Penyaluran Subsidi BungaSubsidi Margin Bagi UMKM Dalam Rangka Program Pemulihan

Ekonomi Nasional (PEN)

q) Launching inovasi aplikasi pengelolaan kinerja DJPb (Intense)

r) dan berbagai kinerja membanggakan lainnya

Meskipun seluruh IKU DJPb telah terealisasi dan tercapai targetnya DJPb secara berkelanjutan

berusaha mengatasi segala permasalahan yang terdapat pada pencapaian setiap IKU dan terus

meningkatkan kinerjanya secara optimal baik kinerja utama maupun kinerja-kinerja lainnya Upaya

yang akan dilakukan DJPb guna meningkatkan kinerjanya di masa mendatang antara lain

1) Menyusun LKPP Tahun 2020 mitigasi permasalahan LK KL 2020 dan melanjutkan pembinaan

secara intensif dan periodik terhadap KL terutama yang masih memperoleh opini WDP dan TMP

2) Melakukan koordinasi untuk menindaklanjuti masukan stakeholders sebelum penetapan kebijakan

3) Meningkatkan kinerja pelaksanaan anggaran KL melalui pelaksanaan Evaluasi Pelaksanaan

Anggaran menggiatkan dialog kinerja dan monitoring proyeksi dan realisasi belanja melalui tools

Budget Execution Brief

4) Meningkatkan akurasi perencanaan kas pemerintah pusat melalui pengembangan dashboard

perencanaan kas (business intelligence)

5) Simplifikasi proses pembayaran belanja negara melalui pengembangan dan implementasi Platform

Pembayaran Pemerintah

6) Pengintegrasian informasi keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melalui

pengembangan dan implementasi Sistem Informasi Keuangan Republik Indonesia (SIKRI)

7) Integrasi pengelolaan perbendaharaan antara Kuasa Pengguna Anggaran dan Kuasa BUN melalui

penggunaan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) secara full implemented oleh

seluruh satuan kerja

8) Pengembangan dan implementasi secara bertahap jabatan fungsional Analis Perbendaharaan

Negara dan Pembina Teknis Perbendaharaan Negara

9) Pengalihan jabatan administrasi ke dalam jabatan fungsional (delayering) secara bertahap

10) Penguatan fungsi pembinaan pada Kantor Wilayah melalui transformasi layanan off-site perbenda-

haraan

11) Meningkatkan kinerja pelaksanaan special mission melalui menimbang realisasi penerimaan pokok

dan bunga pinjaman dalam penetapan target dan DIPA penguatan peran Dewan Pengawas BLU

serta meningkatkan koordinasi dalam perbaikan kinerja BLU

12) Penguatan fungsi strategi komunikasi dan kerja sama kelembagaan

13) Peningkatan jumlah unit kerja DJPb yang menerapkan pembangunan zona integritas

14) Implementasi The New Thinking of Working dan modernisasi tata kelola manajemen perkantoran pada

seluruh unit DJPb

199 LAKIN DJPb 2020

15) Mempercepat pembahasan RUU P2 APBN dengan DPR melalui koordinasi intensif dengan pihak

terkait

16) Meningkatkan kualitas SDM DJPb yang fit for purpose melalui pelaksanaan program pengembangan

kompetisi mandiri pengusulan dan penjadwalan reassessment menyusun bank soal kompetensi

pengembangan dan evaluasi talent serta manajemen talenta secara selektif

17) Meningkatkan kompetensi SDM di bidang akuntansi dan rapat koordinasi tindak lanjut temuan BPK

18) Meningkatkan kualitas pelaksanaan anggaran dengan mendorong Satker merevisi berkala halaman

III DIPA mematuhi RPD mengisi rutin aplikasi SMART dan melakukan langkah strategis peningkatan

IKPA

B Lampiran

Lampiran LAKIN ini meliputi Perjanjian Kinerja Tahun 2020 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2020

Formulir Pengukuran Kinerja (FPK) Tahun 2020 dan Informasi Kinerja dan Anggaran DJPb Tahun 2020

LAKIN DJPb 2020 200

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

a) Perjanjian Kinerja Tahun 2020

b) Adendum Kontrak Kinerja Tahun 2020

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

Rencana Kerja Tahunan

Tahun 2020

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

Formulir Pengukuran Kinerja

Tahun 2020

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

Informasi Kinerja dan Anggaran DJPb

Tahun Anggaran 2020

RENCANA KERJA DAN ANGGAFtAN KEMENTERIAN NEGARALEMBAGA

FORMULIR 2 RENCANA ANGGARAN TINGKAT UNIT ORGANISASI

A KEMENTERIAN NEGARALEMBAGA (015)KEMENTERIAN KEUANGAN

B UNIT ORGANISASI (08)Ditjen Perbendaharaan

C MISI 01 Mencapai tingkat kepatuhan pajak bea dan cukai yang tinggi melalui pelayanan prima dan penegakan hukum yang ketat

02 Menerapkan kebijakan fiskal yang prudent

03 MengeIola neraca keuangan pusat dengan risiko minimum

04 Memastikan dana pendapatan didistribusikan secara efisien dan efektif

05 Menarik dan mempertahankan talent terbaik di kelasnya dengan menawarkan proposisi nilai pegawai yang kompetitif

a SASARAN STRATEGIS YANG DIDUKUNG Terjaganya Kesinambungan Fiskal

E RINCIAN KINERJA PROGRAM

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

PROGRAM

015080 9

Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara 8146540684

SASARAN PROGRAM

Peningkatan kualitas pengelolaan perbendaharaan

INDIKATOR SASARAN PROGRAM

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai

Indeks opini BPK atas LKPP 4 indeks 4 indeks 4 indeks 4 indeks

Indeks Likuiditas Kas Negara 3 indeks 3 indeks 3 indeks 3 indeks

OUTPUT PROGRAM

Layanan Pelaksanaan Anggaran Yang Tepat Waktu Efektif Dan Akuntabel

INDIKATOR OUTPUT PROGRAM Persentase capaian kontrak kinerja Menteri Keuangan dengan Pimpinan BLU

90 Persentase

90 Persentase

90 Persentase

90 Persentase

Indeks kepuasan pengguna layanan 463 Indeks 463 Indeks 463 Indeks 463 Indeks

E RINCIAN KINERJA PROGRAM

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT PROGRAM

Layanan Pelaksanaan Bun Dan Kuasa Bun Yang Profesional Efisien Dan Efektif

INDIKATOR OUTPUT PROGRAM Deviasi Akurasi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat

5 Persentase 5 Persentase 5 Persentase 5 Persentase

Persentase Pencapaian Target Penerimaan Pokok dan Bunga Pinjaman

100 Persentase

100 Persentase

100 Persentase

100 Persentase

OUTPUT PROGRAM

Layanan Pendukung Sistem Perbendaharaan Yang Andal Profesional Dan Modern

INDIKATOR OUTPUT PROGRAM Indeks Efektivitas Peraturan Perbendaharaan

3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks

Persentase Tingkat Implementasi Aplikasi SAKTI

100 Persentase

100 Persentase

100 Persentase

100 Persentase

OUTPUT PROGRAM

Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit Yang Efisien Dan Efektif Serta Pengelolaan

INDIKATOR OUTPUT PROGRAM

Persentase Pelaksanaan Tugas Khusus 89 Persentase

89 Persentase

89 Persentase

89 Persentase

OUTPUT PROGRAM

Output Internal Unit Eselon I

INDIKATOR OUTPUT PROGRAM Persentase Proses Penempatan Talent pada Jabatan Target

80 Persentase

80 Persentase

80 Persentase

80 Persentase

Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran

95 Persentase

95 Persentase

95 Persentase

95 Persentase

Indeks Integritas Organisasi 95 lndeks 95 Indeks 95 Indeks 95 Indeks

OUTPUT PROGRAM

Layanan Penyaluran Dana Bergulir yang Terjangkau

RUMUSAN KEGIATAN

1698 Penyelenggaraan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

18934806

1699 Pembinaan Pelaksanaan Anggaran 9165737

E RINCIAN KINERJA PROGRAM

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RUMUSAN KEGIATAN

1700 Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

8601057

1701 Peningkatan Pengelolaan Kas Negara 9875319

1702 Manajemen lnvestasi dan Penerusan Pinjaman

16546936

1703 Harmonisasi dan Penyusunan Regulasi serta Proses Bisnis Perbendaharaan

15970636

1704 Pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan

181328997

1705 Penyelenggaraan Kuasa Bendahara Umum Negara

456355759

1706 Pembinaan Pelaksanaan Perbendaharaan di Wilayah

201780922

1707 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perbendaharaan

820580515

1730 Pengelolaan Dana Bergulir Usaha Mikro 43001573

5739 Penghimpunan Pengelolaan dan Penyaluran Dana Perkebunan Kelapa

6364398427

F RINCIAN BIAYA

JUMLAH BIAYA PROGRAM MENURUT ALOKASI TAHUN 2020

1 2

1 KELOMPOK BIAYA

NON_OPERASIONAL 6937020596

OPERASIONAL 1209520088

2 JENIS BELANJA

BELANJA PEGAWAI 654374352

BELANJA HIBAH 0

BELANJA BARANG 7176145120

BELANJA BANTUAN SOSIAL 0

BEBAN PENYESUAIAN 0

BELANJA PEMBAYARAN KEWAJIBAN UTANG 0

BELANJA SUBSIDI 0

BELANJA MODAL 316021212

BELANJA LAIN-LAIN 0

F RINCIAN BIAYA

JUMLAH BIAYA PROGRAM MENURUT ALOKASI TAHUN 2020

1 2

3 SUMBER DANA

RUPIAH MURNI(RM) 1

1739140684

HIBAH DALAM NEGERI(HDN) 0

PINJAMAN DALAM NEGERI(PDN) 0

PINJAMAN LUAR NEGERI(PLN) 0

HIBAH LUAR NEGERI(HLN) 0

SBSN(SBSN) 0

BADAN LAYANAN UMUM(BLU) 6407400000

PNBP(PNP) 0

RUPIAH MURNI PENDAMPING(RMP) 0

G RINCIAN RENCANA PENDAPATAN

KODE URAIAN SUMBER PENDAPATAN

RIBUAN RUPIAH

2019 2020

1 2 3 4 5

1701 Peningkatan Pengelolaan Kas Negara a Peroaiakan 0

200000

200000

0

0

200000

200000

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

1705 Penyelenggaraan Kuasa Bendahara U mum Negara a Perpajakan 0

1169700

1169700

0

0

1169700

1169700

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

1706 Pembinaan Pelaksanaan Perbendaharaan di VVilayah a Perpajakan 0

389800

389800

0

0

369800

369800

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

1707 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perbendaharaan a Peroaiakan 0

6715900

6715900

0

0

6715900

6715900

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

1730 Pengelolaan Dana Bergulir Usaha Mikro a Peroaiakan 0

132923779

132923779

0

0

143700000

143700000

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

5739 Penghimpunan Pengelolaan dan Penyaluran Dana Perkebunan Kelapa a Peroaiakan 0

13538000000

13538000000

0

0

7381000000

7381000000

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

0 0 a Perbajakan b PNBP 13679399179 7533155400

JUMLAH 1 Umum 13679399179 7533155400

2 Fungsional 0 0

Jakarta07102019

Direktur Jenderal Perbendaharaan

ANDI HADIYANTO 16

NIP196506091990121001

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARALEMBAGA

FORMULIR 3 RENCANA ANGGARAN KEGIATAN

A KEMENTERIAN NEGARAJLEMBAGA (015)KEMENTERIAN KEUANGAN

B UNIT ORGANISASI (08)Ditjen Perbendaharaan

C MISI (0150809)Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara

D SASARAN PROGRAM YANG DIDUKUNG (01)Peningkatan kualitas pengelolaan perbendaharaan

F RINCIAN KINERJA KEGIATAN

KODE

URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RINGS(

01 PELAYANAN UMUM 8103539111

SUB FUNGSI

0101 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL SERTA 1739140684

KEGIATAN

1698 Penyelenggaraan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

18934 806

BASARAMSEGATAN

Terwujudnya Pertanggungjawaban Keuangan Negara yang Akuntabel Transparan dan Tepat Waktu

INDIKATOR KEGIATAN

- Indeks Penyelesaian UU PP APBN Secara Tepat Waktu

4 I naeks 4 Indeks 4 Indeks 4 Indeks

- Indeks Penyelesaian LKPP (Unaudited) dan LK-BUN Secara Tepat Waktu

3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks

OUTP_ULKEGIATAN

1698001 Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Negara 6 Laporan 9297287

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian Rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah Ditindaklanjuti 89 Persentase 89 Persentase 89 Persentase 89 Persentase

SUB OUTPUT

001 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 8078117

SILBSALTEUS

002 Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LK BUN)

1219170

KO DE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

1698002 PeraturanPedoman Terkait Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

5 Peraturan Pedoman

1885555

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyusunan modul Sistem Akuntansi Instansi dan BUN

70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase

SUB OUTPUT

001 PeraturanPedoman Sistem Akuntansi Pusat Berbasis Akrual dan Pedoman Implementasi SAP

1885555

OUTPUT KEGIATAN

1698003 Sistem informasi Keuangan Republik Indonesia (SIKRI)

1 Sistem 1646730

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian Pengembangan SIKRI 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1646730

alflEtELKEGIATAN

1698005 Pedoman terkait Standar Akuntansi Pemerintahan 5 Pedoman 5061219

iNDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kajian SAP di Lingkungan Pemerintah Pusat dan Daerah

85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Suboutput 5061219

011171 IT KFPILTAN

1698006 Statistik Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics)

3 Laporan 489305

JNDIKATOR OUTPUT KEGIATAR

- Indeks Penyelesaian Penyusunan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah (Government 3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 489305

OUTPUT KEGIATAN

1698951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 2 Layanan 42823

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 42823

CHUBUT li FRAME

1698994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 511887

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 511887

KAMAN

1699 Pembinaan Pelaksanaan Anggaran 9165737

SASARMLKEGATAN

Terwujudnya Pelaksanaan APBN yang efisien dan efektif

INDIEAMEUSEGJAIAti

- Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran Kementerian Lembaga

88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai

- Persentase Implementasi Kebijakan dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas Pelaksanaan 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

OUTPUT KEGIATAN

1699001 Peraturan bidang Pelaksanaan Anggaran 5 Peraturan 1574259

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian RPMKRKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMKRKMK 70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1574 259

OUTPUT KEGIATAN

1699003 Kajian Pelaksanaan Anggaran 10 Kajian 4940553

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Nilai efektivitas edukasi dan komunikasi terkait pelaksanaan anggaran

90 Nilai 90 Nilai 90 Nilai 90 Mai

SUB OUTPUT

001 Reviu Pelaksanaan Anggaran 849368

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

002 Spending Review 430 380

SUB OUTPUT

003 Kajian Evaluasi Pelaksanaan Anggaran 2386975

SUB OUTPUT

004 Kajian Monitoring dan Evaluasi Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa

962150

SUB OUTPUT

005 Kajian Fiskal Regional Gabungan (Laporan Khatulistiwa)

311980

OUTPUT KEGIATAN

1699004 Layanan Pelaksanaan Anggaran 533 Stakeholder

2650925

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Ketepatan Waktu Penyelesaian Revisi DIPA Kewenangan DJPb

75 Persentase 75 Persentase 75 Persentase 79 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 2650925

KEGIATAN

1700 Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

8601057

SASARAKEEGIAIAN

Terwujudnya Pengelolaan Keuangan BLU yang Efektif dan Efisien untuk Mendorong Peningkatan

liNDEAMEAFmdashGIATAN

- Persentase BLU yang Kinerjanya Balk 93 Persentase 93 Persentase 93 Persentase 93 Persentase

- Persentase pencapaian target pendapatan BLU 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

OUTPUT KEGIATAN

1700001 Peraturan dan Ketetapan Terkait Pengelolaan Keuangan BLU

35 Peraturan Ketetapan

2219937

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyelesaian RPMK penetapan tarif BLU secara tepat waktu

90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase 90 Persertase

SUB OUTPUT

001 Peraturan dan Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLU 2002257

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

002 Penetapan Satker Tanf Layanan dan Remunerasi Satker BLU

217680

OUTPUT KEGIAIAN

1700002 Satker Badan Layanan Umum yang dibina 218 Satker 6007800

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyelesaian rekomendasi hashl monitoring dan evaluasi yang ditindaklanjuti BLU 85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase

SUB OUTPUT

001 tanpa sub output 6007800

ni LIE a KFRATAN

1700003 Dokumen UR dan UAT Sistem Aplikasi dan Informasi (OA)

2 Dokumen 373320

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Tingkat Implementasi Aplikasi BIOS 75 Persentase 75 Persentase 75 Persentase 75 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 373320

KEGIATAN

1701 Peningkatan Pengelolaan Kas Negara 9875319

SASARANJSEGIAIAN

Terwujudnya Pengelolaan Kas Negara yang Pruden dan Optimal untuk Mewujudkan APBN yang

ThipthAMBAFGMLIAN

- Indeks Efektifitas Pengelolaan Arus Kas 31 Indeks 31 Indeks 31 Indeks 31 Indeks

- Indeks Kualitas Optimalisasi Kas 31 Indeks 31 Indeks 31 Indeks 31 Indeks

OUTPUT KEGIATAN

1701002 Peraturan dan Petunjuk Teknis Terkait dengan Peningkatan Pengelolaan Kas Negara

5 Peraturan 82302

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian RPMKRKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMKRKMK 70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 82302

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

1701003 Perjanjian Kerjasama dalam rangka Pengelolaan Kas Negara

4 Dokumen 514382

iNDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Indeks kepatuhan Bank Operasional dan BankPas Persepsi dalam melaksanakan Kontrak 325 Indeks 325 Indeks 325 Indeks 325 Indeks

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 514382

OUTPUT KEGIATAN

1701007 Remunerasi dad Pengelolaan Kas Negara 5 Triliun 7100164

IND KATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Akurasi Data Reken ng Pemerintah Pusat

90 Triliun 97 Trikun 90 Tnien 90 Triliun

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 7 100 194

OUTPUT KEGIATAN

1701009 Laporan Keuangan Kuasa BUN terkait Pengelolaan Kas

6 Laporan 174566

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LKBUN yang telah ditindaklanjuti

89 Persentase 89 Persentase 89 Persentase 89 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 174566

aUMULIFmdashGIATAN

1701011 Layanan Pengelolaan Penerimaan Negara 79 BankPos Persepsi

491235

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Indeks Validitas Data Transaksi Penerimaan Negate

325 Indeks 325 Indeks 325 Indeks 3 25 Indeks

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 491235

glum LT KFriams

1701951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 262374

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 262374

OUTPUT KEGIATAN

1701970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan 106228

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 83 Nilai 83 Nilai 83 Nilai 83 Nilai

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 106228

OUTPUT KEGIATAN

1701994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 1144068

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1144068

KEGIATAN

1702 Manajemen Investasi dan Penerusan Pinjaman 16546936

sasARAtoltFri

Terwujudnya Pengelolaan Investasi Pemerintah yang Pruden Berdaya Guna dan Tepat Sasaran

1NDIKATOR KEGIATAN

- Persentase Pencapaian Target Penerimaan Pokok dan Bunga Pinjaman

100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

- Indeks Kualitas LK BA 99904 4 Indeks 4 Indeks 4 Indeks 4 Indeks

OUTPUT KEGIATAN

1702001 Rekomendasi Terkait Manajemen lnvestasi 41 Rekomendasi

7489787

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyaluran Dana Di Bidang Investasi Subsidi dan Pembiayaan Secara Optimal 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Rekomendasi Terkait Investasi Pemerintah 6293347

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

002 Rekomendasi Terkait Kredit Program 1196440

OUTPUT KEGIATAN

1702002 Proses Bisnis dan Kelembagaan Pembayaran Ultra MR) (Umi)

334 Stakeholder

6328436

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Tingkat Efektivitas pembinaan terhadap BLU Pengelola Dana (PIP)

80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 6328436

OUTPUT KEGIATAN

1702003 Peraturan Terkait Sistem Manajemen Investasi 4 Peraturan 865860

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian RPMKRKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMKRKMK 78 Persentase 78 Persentase 78 Persentase 78 Persentase

SUB OUTPUT

001 Peraturan Terkait Sistem Manajemen Investasi 865860

OUTPUT KEGIATAN

1702004 Layanan Penyaluran Penagihan Dan Setelmen Investasi

242 Stakeholder

329223

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase jumlah tagihan yang dikirimkan kepada debitur secara tepat waktu

90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase

El OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 329223

OUTPUT KEGIATAN

1702951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 223542

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 223542

KO DE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

1702 970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan 120891

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Mai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 83 Nila 83 Nilai 83 Nlia 83 Nilai

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 20 891

Sli LIP1LLK931ATAN

1702994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 1189197

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1 189197

KEGIATAN

1703 Harmonisasi dan Penyusunan Regulasi serta Proses Bisnis Perbendaharaan

15970636

CASARAN_KFAJATAN

Terwujudnya Regulasi dan Proses Bisnis Perbendaharaan yang andal mutakhir dan Akuntabel

1NDIKATOR KEGIATAN

- lndeks efektivitas peraturan perbendaharaan 3 Indeks 3 Indeks 3 lndeks 3 lndeks

- lndeks kepuasan Publik atas layanan Direktorat Sistem Perbendaharaan

452 lndeks 452 lndeks 452 lndeks 452 lndeks

OUTPUT_KEGATAN

1703 001 Peraturan Bidang Perbendaharaan 7 Peraturan 1588059

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- lndeks Ketepatan Waktu Penyelesaian Harmonisasi Peraturan

97 Persentase 97 Persentase Pe[sentase 97 Persentase

SUB OUTPUT

001 Peraturan terkait Pelaksanaan Anggaran 1036042

SUB OUTPUT

002 Peraturan di Bidang Pembayaran Program Jaminan Sosial PFK SiLPA dan Kebijakan TOP

83790

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

003 Peraturan Jabatan Fungsional di Bidang Perbendaharaan

468227

OUIPILLKEGJAIAN

1703002 Rekomendasi Penyempurnaan Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Pembinaan Hukum Keuangan

28 Rekomendasi

4827408

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyelesaian kajian sistem perbendaharaan

80 Persentase 80 Persentase BC Persentase 80 Persentase

SUB OUTPUT

001 Rekomendasi Penyempumaan Proses Bisnis 334980

SUB OUTPUT

003 Rekomendasi Implementasi Peraturan di Bidang Perbendaharaan

564239

SUB OUTPUT

005 Rekomendasi Penyelesaian Perrnasalahan Hukum Keuangan Negara

659603

SUB OUTPUT

006 Rekomendasi Terkait Transformasi Kelembagaan 2 271 61

SUB OUTPUT

007 Rekomendasi Penyempumaan dan Pengembangan Sistem Perbendaharaan

797 262

SIIR OUTPUT

008 Rekomendasi Hubungan Kerjasama Kelembagaan 200163

01117PALLISFS3191AN

1703003 Layanan Pembayaran Program Jaminan Sosial PFK SiLPA dan Penanganan Bantuan Hukum

33 Stakeholder 1502319

JNOIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase kinerja pembayaran dana program jaminan sosial selisih harga beras Bulog dan dana 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Layanan Pembayaran Program Jaminan Sosial PFK SiLPA

999779

SUB OUTPUT

002 Layanan Penanganan Perkara Hukum Keuangan Negara

502540

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

1703004 Pejabat Fungsional yang Dibina untuk Pengendalian Mutu Kompetensi

2500 Orang 1827580

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase lmplementasi Jabatan Fungsional Bidang Perbendaharaan

85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1827580

OUTPUT KEGIATAN

1703005 Pengelola Perbendaharaan dan Pejabat Fungsional Perbendaharaan yang tersertifikasi

9550 Orang 6225270

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase peserta diktat teknis di bidang pembinaan teknis dan analisis perbendaharaan 90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase

SUB OUTPUT

001 Pejabat Fungsional Perbendaharaan BUN yang tersertifikasi

1974960

SUB OUTPUT

002 Pengelola Perbendaharaan KL yang Tersertifikasi 4250310

KEGIATAN

1704 Pengembangan Sistem lnformasi dan Teknologi Perbendaharaan

181328997

SABABANAEGJATAti

Terwujudnya Sistem Teknologi Informasi Perbendaharaan Negara yang Andal dan Modem

iNDIKATOR KEGIATAN

- Persentase Tingkat Implementasi Aplikasi SAKTI 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

- Persentase Penyelesaian Program Transformasi Digital

80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase

CLUIELT_KEGIATAN

1704001 Sistem lnformasi dan Teknologi Perbendaharaan 12 Sistem 6639376

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase keberhasilan switch over sistem TIK pada DC DRC

80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase

SIIR OUTPUT

001 Sistem Aplikasi BUN 575280

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

002 Sisters Aplikasi Satker 3690568

SUB OUTPUT

003 Sistem Aplikasi Lainnya 2373528

OUTPUT KEGIATAN

1704002 Satker Yang Mengimplementasikan SAKTI 20000 Satker 28864362

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Indeks Kepuasan Publik atas Layanan SITP 85 Indeks 85 Indeks 85 Indeks 85 Indeks

SUB OUTPUT

001 tanpa suboutput 28864362

al TPA IT_KFGAIAN

1704003 Layanan Manajemen Operasional SPAN 1 Sistem 37497940

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Downtime Sistem TIK 010 Persentase 010 Persentase 010 Persentase 010 Persentase

SUB OUTPUT

001 tanpa sub output 37497940

OUTPUT KEGIATAN

1704004 Hardware Software untuk Peningkatan Kapasitas Layanan SPAN SAKTI dan MPN

3 Sistem 107016618

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Tingkat Penyempumaan Aplikasi Perbendaharaan (SPAN SAKTI dan MPN)

90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase

SUB OUTPUT

001 tanpa suboutput 107016618

OUTPUT KEGIATAN

1704994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 1310701

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 tanpa sub output 1310701

KO DE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KEGIATAN

1705 Penyelenggaraan Kuasa Bendahara Umum Negara 456355759

SASARANAKEGIATAN

Terwujudnya Penyaluran Dana APBN yang Tepat Waktu dan Akuntabel

INDIAAIORKEGIAIAN

- Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai 88 Nita

- Nilai LK Kuasa BUN KPPN yang Berkualltas 94 Nilai 94 Nilai 94 Nilai 94 Nilai

MIMI IT_KFGJAIAN

1705002 Layanan Perbendaharaan Kuasa BUN di Daerah 25887 Stakeholder

30036346

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian SP2D secara tepat waktu

994 Persentase 994 Persentase 994 Persentase 994 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 30036346

01 UNIT KFRIAIAN

1705003 Laporan Keuangan Tingkat Kuasa BUN Daerah 1440 Laporan 11445466

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyampaian LPJ Bendahara Mitra Kerja KPPN secara Andal dan Tepat Waktu

981 Persentase 981 Persentase 981 Persentase 981 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 11445466

OUTPUT KEGIATAN

1705951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 108033877

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Pemenuhan BMN Sesuat dengan Standar

95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 108033877

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Di ITRI ILK FAIATAN

1705970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 180 Layanan 16604264

JNDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 83 Nilai 83 Nilai 83 Nilai 83 Nilai

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 16604264

ft 1171 ITAFGJAIAN

1705994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 290235806

JNDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 290235806

ISEGJATAN

1706 Pembinaan Pelaksanaan Perbendaharaan di Wilayah 201780922

SASARAN_KEGIATAN

Terwujudnya Pengelolaan Perbendaharaan di Wlayah yang Efisien Efektif Transparan dan Akuntabel

INDIKAIDRISEGIAIAN

- Nilai Kualitas LK BUN Tingkat Kanwil 94 Nilai 94 Nilai 94 Nilai 94 Nilai

- Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai

- Nilai Kualitas Laporan Kajian Fiskal Regional Kanwil

89 Nilai 89 Nilai 89 Nilai 89 Nilai

QUIELLIJSEGIAIAN

1706003 Laporan Keuangan BUN Tingkat Mayan dan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wlayah 340 Laporan 8376780

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Rekonsiliasi Tingkat UAKPA secara tepat waktu dan andal

981 Persentase 981 Persentase 981 Persentase 981 Persentase

SUB OUTPUT

001 Laporan Keuangan BUN Tingkat Wilayah 4300460

SUB OUTPUT

002 Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wlayah

4076320

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

1706004 Hasil KajianTelaahAnalisa Pelaksanaan Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah

810 Dokumen 11482330

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Nilai Rata-Rata Kinerja Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa pada KPPN

89 Nilai 89 Nilai 89 Nilai 89 Nilai

SUB OUTPUT

001 Hasil KajianffelaahAnalisa Pelaksanaan Anggaran Pemerintah Pusat

5685392

SUB OUTPUT

002 Hasil KajianfTelaahAnallsa Pelaksanaan Anggaran Pemerintah Daerah

5796938

OUTPUT KEGIATAN

1706005 Hasil Pembinaan Perbendaharaan di VVilayah 519 Laporan 11272872

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Rata-Rata Nilai laporan Hasil Pembinaan dan Supervisi KPPN

88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 11272872

alLIELII_ISEGIAIAN

1706009 Dokumen Hasil Layanan Pelaksanaan Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah

6066 Dokumen 6 435 282

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase revisi dokumen pelaksanaan anggaran satker yang diselesaikan tepat waktu

86 Persen 86 Persen 86 Persen 86 Persen

SUB OUTPUT

001 Dokumen Hasil Layanan Pelaksanaan Anggaran Pusat

5476764

SUB OUTPUT

002 Dokumen Hasil Layanan Pelaksanaan Anggaran Daerah

958518

OUTPUT KEGIATAN

1706951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 52391284

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Pemenuhan BMN Sesuai dengan Standar

95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 52391264

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

01 LIPS LI KFCJATAN

1706970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 34 Layanan 12585022

JNDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 83 NiFar 83 NIlai 83 Nilai 83 Nilai

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 12585022

OUTPUT KEGIATAN

1706994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 99237352

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 99237352

KM1M

1707 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perbendaharaan

820580515

SASARAKAMATAtil

Memberikan dukungan Sumber Daya kepada seluruh instansi DJPb untuk meningkatkan kualitas pelayanan

JNDIKATOR KEGIATAN

- Persentase Unit Kerja dengan Komposisi SDM Ideal

87 Persentase 87 Dersewase 87 Persentase 87 Persentase

- Indeks Kualitas Laporan Keuangan BA 15 4 Indeks 4 ndeks 4 Indeks 4 Indeks

- Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Ditjen Perbendaharaan 90 Nilai 90 Nilai 90 Nilai 90 Nilai

- Indeks kepuasan pegawai terhadap layanan kesekretariatan

455 Indeks 455 Indeks 455 Indeks 455 Indeks

0 LIPS LI KFSAATAN

1707002 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 5 Layanan 79850165

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Pemenuhan Standar Soft and Hard Competency

92 Persentase 92 Persentase 92 Persentase 92 Persentase

SUB OUTPUT

001 Layanan Manajemen Kebijakan dan Organisasi 9646992

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

002 Layanan Manajemen Sumber Daya Manusla 23143822

SUB OUTPUT

003 Layanan Manajemen Keuangan 34250146

SUB OUTPUT

004 Layanan Umum Rumah Tangga Kehumasan dan Pengelolaan Aset

9657824

SUB OUTPUT

005 Layanan Hukum dan Kepatuhan Internal 3151381

OUTPUT KEGIATAN

1707951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 44880587

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 85 8erse5tase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 44880587

OUTPUT KEGIATAN

1707994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 695849763

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Realisasi penyediaan layanan operasional dan pemeliharaan kantor = xx

95 Persenase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 695849763

SUB FUNDS

0103 PELAYANAN UMUM 6364398427

KEGIATAN

5739 Penghimpunan Pengelolaan dan Penyaluran Dana Perkebunan Kelapa Sawit

6364398427

SACARAN_KMATAN

Terwujudnya penghimpunan pengelolaan dan penyaluran dana perkebunan kelapa sawit yang

1NDIKATOR KEGIATAN

- Deviasi Target Harga CPO 15 Persentase 15 Persentase 15 Persentase 15 Persentase

KO DE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

- Persentase Pendapatan Dana yang Sesuai RBA 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persenlase

0111P1 a KFGJAIAN

5739001 Dana Penerimaan Pungutan dan Pengelolaan

Perkebunan Kelapa Sawit 7381 Millar 11 863679

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase lmbal Hash l Dana Kelolaan 7 Persentase 7 Persentase 7 Persentase 7 Persentase

SUB OUTPUT

001 Dana Pungutan Sawit 5 950 454

SUB OUTPUT

002 Dana Pengelolaan Sawit 5913225

OUTRULKEGATAN

5739002 Volume Penyaluran Selisih Harga Biodiesel 7000000 Kilo Liter

4355306432

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Volume Biodiesel yang disubsidi (Target 65 jute KL)

100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 4355306432

OUTPUT KEGIATAN

5739003 Layanan Dukungan Manajemen 1 Layanan 17832461

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 tanpa sub output 17832461

OUTPUT KEGIATAN

5739004 Kajian penelitian dan pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit

92 Riset 124482304

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Jumlah riset yang dikelola 25 Riset 25 Riset 25 Riset 25 Riset

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 124482304

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

5739005 Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Yang Diremajakan 100000 Ha 1357363654

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyelesaian penyaluran dana replanting

100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1357363654

OUTPUT KEGIATAN

5739006 Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa SawIt yang Berkualitas

150 Kegiatan 94016964

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase pengelolaan program pengembangan SDM Sawit

100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 94016964

SUTPILLKEGIATAN

5739007 Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit 150 Paket 200000000

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyelesaian program pemenuhan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit

100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 200000000

OUTPUT KEGIATAN

5739008 Promosi dan Kernitraan Sawit 60 Stakeholder 100000000

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase persepsi positif dan i media massa terhadap sawit Indonesia

45 Persentase 45 Persentase 45 Persentase 45 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 100000000

OUTPUT KEGIATAN

5739951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 1494175

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1494175

OUTPUT KEGIATAN

5739994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 102038758

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 102038758

EUNGSI

04 EKONOMI 43001573

SUB FUNGSI

0401 PERDAGANGAN PENGEMBANGAN USAHA KOPERASI DAN UKM

43001573

KEGIATAN

1730 Pengelolaan Dana Bergulir Usaha Mikro 43001573

SASARAL15911A1Ati

Terwujudnya lnklusi Keuangan bagi Usaha Mikro

INDIEATIMSEGIAIM1

- Persentase Penyaluran Dana Bergulir Usaha Mikro 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase

- Persentase Nasabah Pembiayaan Ultra Mikro 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

OUTPUT KEGIATAN

1730001 Usaha Mikro yang Terfasilitasi Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)

1641000 Usaha Mikro

16761698

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase pengembalian pokok pinjaman penyalur pembiayaan ultra mikro

80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 16761698

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

atimuLKEGJATAN

1730 002 Layanan Dukungan Manajemen 1 Layanan 6561387

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 6561387

OUTPUT KEGIATAN

1730 951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 1675932

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1675932

OUTPUT KEGIATAN

1730994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 18002556

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 18002556

F RINCIAN BIAYA

JUMLAH BIAYA KEGIATAN MENURUT ALOKASI ANGGARAN 2020

1 2

1 KELOMPOK BIAYA

NON_OPERASIONAL 6937020596

OPERASIONAL 1209520088

2 JENIS BELANJA

BELANJA PEGAWAI 654374352

BELANJA HIBAH 0

BELANJA BARANG 7176145120

F RINCIAN BIAYA

JUMLAH BIAYA KEGIATAN MENURUT ALOKASI

ANGGARAN 2020 1 2

BELANJA BANTUAN SOSIAL 0

BEBAN PENYESUAIAN 0

BELANJA PEMBAYARAN KEWAJIBAN UTANG 0

BELANJA SUBSIDI 0

BELANJA MODAL 316021212

BELANJA LAIN-LAIN 0

3 SUMBER DANA

RUPIAH MURNI(RM) 1739140684

HIBAH DALAM NEGERI(HDN) 0

PINJAMAN DALAM NEGERI(PDN) 0

PINJAMAN LUAR NEGERI(PLN) 0

HIBAH LUAR NEGERI(HLN) 0

SBSN(SBSN) 0

BADAN LAYANAN UMUM(BLU) 6407400000

PNBP(PNP) 0

RUPIAH MURNI PENDAMPING(RMP) 0

Jakarta07102019

Direktur Jenderal Perbendaharaan

ANDIN HADIYANTO 11

NIP196506091990121001

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

Target

Setelah

Adendum

Y Y TVK RVK

Indeks Opini BPK atas

LKPP

4 (WTP) 4 (WTP) 4 1698 Penyelenggaraan

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan Anggaran

Laporan 6 6 Dit APK 9297287000 5207813000 5200623100 -

Indeks efektivitas

investasi pemerintah

325

(skala 4)

4

(Skala 5)

45 1702 Manajemen lnvestasi

dan Penerusan

Pinjaman

Rekomendasi 41 41 Dit SMI 7489787000 2132058000 2085085300

Indeks optimalisasi kas

terhadap bunga utang

3 3 35 1701 Peningkatan

Pengelolaan Kas

Negara

Triliun 5 5 Dit PKN 7100164000 3659327000 3626337843

Birokrasi dan

layanan publik yang

agileefektif dan

efisien

Indeks kepuasan

pengguna layanan

4

(skala 5)

4

(skala 5)

464 1705 Penyelenggaraan Kuasa

Bendahara Umum

Negara

Stakeholder 25265 2755860 Set DJPb Kanwil

dan KPPN

29795815000 12261190000 10638562146 TVK diturunkan menjadi 25063 stakeholder

Perumusan

kebijakan yang

optimal

Indeks efektivitas

peraturan

perbendaharaan

3

(skala 4)

3

(skala 4)

4 1703 Harmonisasi dan

Penyusunan Regulasi

serta Proses Bisnis

Perbendaharaan

Peraturan 7 5 Direktorat SP 15970636000 223099000 179923500 TVK diturunkan menjadi 5 peraturan

1699 Pembinaan

Pelaksanaan Anggaran

Kajian 10 10 Direktorat PA 4940553000 1248595000 1233010735

1698 Penyelenggaraan

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan Anggaran

Pedoman 5 5 Direktorat APK 5061219000 2940254000 2904541891

Persentase implementasi

jabatan fungsional bidang

perbendaharaan

75 75 7903 1703 Harmonisasi dan

Penyusunan Regulasi

serta Proses Bisnis

Perbendaharaan

Orang 2500 2000 Direktorat SP 1827580000 160046000 143399750 TVK diturunkan menjadi 2000 orang

Deviasi proyeksi

perencanaan kas

pemerintah pusat

475 475 260 1701 Peningkatan

Pengelolaan Kas

Negara

Triliun 5 5 Direktorat PKN 7100164000 3659327000 3626337843

Indeks pengendalian

biaya atas SILPA

3

(skala 4)

3

(skala 4)

375 1701 Peningkatan

Pengelolaan Kas

Negara

Triliun 5 5 Direktorat PKN 7100164000 3659327000 3626337843

Nilai kinerja pelaksanaan

anggaran KL

88 88 9219 1699 Pembinaan

Pelaksanaan Anggaran

Kajian 10 10 Direktorat PA 4940553000 1248595000 1233010735

Tingkat implementasi

redesign sistem

penganggaran

100 100 100 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Persentase pencapaian

target pendapatan BLU

100 100 13936 1700 Pembinaan Pengelolaan

Keuangan Badan

Layanan Umum

Satker 218 218 Direktorat PPK-

BLU

6007800000 2351132000 2301137750

1730 Pengelolaan Dana

Bergulir Usaha Mikro

Usaha Mikro 1641 k 3231 279 k PIP 16761698000 5024699000 3266389585

5739 Penghimpunan

Pengelolaan dan

Penyaluran Dana

Perkebunan Kelapa

Sawit

Miliar 6981 2127368 BPDP Kelapa

Sawit

11863679000 11863679000 182421893 TVK dinaikkan menjadi 7381

Rata-rata indeks opini

BPK atas LK KL dan LK

BUN

36 36 395 1698 Penyelenggaraan

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan Anggaran

Laporan 6 6 Direktorat APK 9297287000 5207813000 5200623100

Persentase rekomendasi

BPK atas LKPP dan LK

BUN yang telah

ditindaklanjuti

89 89 9699 1698 Penyelenggaraan

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan Anggaran

Laporan 6 6 Direktorat APK 9297287000 5207813000 5200623100

T-Output R-Output

87

100

Indeks efektivitas edukasi

dan komunikasi

Indeks efektivitas

pelaksanaan tugas

khusus

Akuntansi dan

pelaporan keuangan

negara yang

akuntabel

transparan dan

tepat waktu

Pelaksanaan tugas

khusus (special

mission) yang

optimal

Sasaran Indikator KegiatanKodeTarget

87

100

Realisasi Y

MATRIKS REALISASI RENCANA AKSI DJPb TAHUN 2020

9085

11143

Sat Output

Pengelolaan

perbendaharaan

dan pembiayaan

yang akuntabel dan

produktif dengan

risiko terkendali

Monev

Perbendaharaan

yang optimal

Komunikasi

edukasi dan

standardisasi yang

berkesinambungan

Pengelolaan kas

dan pembiayaan

yang pruden dan

optimal

Penanggung

JawabAnggaran Awal KeteranganReal Anggaran Anggaran Rev

Target

Setelah

Adendum

Y Y TVK RVK

T-Output R-OutputSasaran Indikator KegiatanKode

TargetRealisasi Y Sat Output

Penanggung

JawabAnggaran Awal KeteranganReal Anggaran Anggaran Rev

Persentase pemenuhan

standar soft dan hard

competency

93 93 9878 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Persentase penyelesaian

delayering

100 100 100 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Persentase efisiensi

belanja birokrasi

10 10 2992 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Indeks integritas

organisasi

9719 9719 10531 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Persentase penyelesaian

program RBTK

85 85 9572 1703 Harmonisasi dan

Penyusunan Regulasi

serta Proses Bisnis

Perbendaharaan

Rekomendasi 28 28 Direktorat SP 4827408000 1390138000 1310039020

Tingkat implementasi

learning organisation

75 75 9764 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396645999 18238020000 16299772799

Persentase kualitas

pelaksanaan anggaran

95 95 9616 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Indeks kualitas pelaporan

keuangan BA 15

85 85 96 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Indeks efektivitas

komunikasi publik

29

(skala 4)

35

(skala 4)

366 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Indeks kualitas

pengelolaan sistem TIK

100 100 15828 1704 Pengembangan Sistem

Informasi dan Teknologi

Perbendaharaan

Sistem 3 3 Direktorat SITP 107016618000 105929219000 105929199426

Persentase tingkat

implementasi SAKTI

100 100 100 1704 Pengembangan Sistem

Informasi dan Teknologi

Perbendaharaan

Satker 20000 20000 Direktorat SITP 28864362000 8543747000 8012289000

Komunikasi publik

yang efektif dan

Sistem informasi

yang andal

Pengelolaan

Keuangan yang

optimal

Organisasi

dan SDM yang

optimal

  • Lampiran 1 Perjanjian Kinerjapdf
    • 5A Addendum KK DJPb 2020_1 (1)pdf
      • NPSCN001(8)pdf (p1)
      • NPSCN002(7)pdf (p2)
          • Lampiran IVpdf
            • ND-823_PB_2019 Lampiran 1 Formulir 2 RKAKL DJPbpdf
              • 00000001
              • 00000002
              • 00000003
              • 00000004
              • 00000005
                • ND-823_PB_2019 Lampiran 2 Formulir 3 RKAKL DJPbpdf
                  • 00000001
                  • 00000002
                  • 00000003
                  • 00000004
                  • 00000005
                  • 00000006
                  • 00000007
                  • 00000008
                  • 00000009
                  • 00000010
                  • 00000011
                  • 00000012
                  • 00000013
                  • 00000014
                  • 00000015
                  • 00000016
                  • 00000017
                  • 00000018
                  • 00000019
                  • 00000020
                  • 00000021
                  • 00000022
Page 2: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …

LAKIN DJPb 2020 i

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas pelaksanaan tugas

dan fungsi masing-masing unit di lingkungan

pemerintahan sekaligus menyelaraskan antara aspek

perencanaan penganggaran dan akuntabilitas telah

dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Upaya

mengaitkan aspek penganggaran dan aspek akuntabilitas ini

dimaksudkan untuk mengarah kepada penerapan konsep

anggaran berbasis kinerja secara utuh sebagai salah satu

pendekatan dalam Sistem penganggaran sebagaimana

diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara Salah satu implementasi atas azas penyelenggaraan pemerintahan yang

baik sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 setiap instansi

pemerintah diwajibkan menyusun Laporan Kinerja (LAKIN) sebagai pertanggungjawaban atas

pencapaian tujuansasaran strategis instansi Dikaitkan dengan pendekatan penganggaran berbasis

kinerja setiap unit penyelenggara negara harus dapat mempertanggungjawabkan berbagai kinerja yang

telah diraih dikaitkan dengan penyediaan anggaran yang dialokasikan serta pencapaian visi misi

organisasi dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan

Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) sebagai salah satu unit eselon I di lingkungan

Kementerian Keuangan berkewajiban untuk menyusun laporan pertanggungjawaban kinerja yang

berisi berbagai capaian kinerja yang telah dilaksanakan dalam tahun 2020 sebagai bentuk keterbukaan

informasi dan pertanggungjawaban atas pencapaian kinerja dan pelaksanaan programkegiatan DJPb

Di samping itu melalui LAKIN yang disusun diharapkan dapat tercipta transparansi dan

akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi DJPb yang bertanggung jawab untuk merumuskan serta

melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perbendaharaan negara LAKIN DJPb

Tahun 2020 diharapkan secara eksternal dapat digunakan sebagai media pertanggungjawaban kinerja

kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan secara internal dapat digunakan oleh seluruh jajaran

pegawai DJPb untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja seiring dengan bertambahnya tantangan

dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dimasa yang akan datang

Jakarta Februari 2021

Direktur Jenderal Perbendaharaan

ii LAKIN DJPb 2020

Ringkasan Eksekutif

Tahun 2020 merupakan awal tahun kedua masa Kabinet Indonesia Maju periode

tahun 2020-2024 yang memiliki visi ldquoTerwujudnya indonesia maju yang berdaulat

mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royongrdquo dan merupakan periode

terakhir dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) tahun

2005-2025 Pencapaian visi Kabinet Kerja tersebut dapat terwujud apabila

segenap jajaran pemerintahan menjalankan tugas dan fungsinya secara tepat dan

optimal yang direfleksikan dari pencapaian kinerja dalam mendukung agenda

prioritas nasional

Dalam rangka mendukung visi Kabinet Indonesia Maju tersebut Kementerian

Keuangan mengemban tugas strategis sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor

28 Tahun 2015 tentang Kementerian Keuangan yaitu sebagai pengelola fiskal yang

berwenang dalam penyusunan kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro

Dalam melaksanakan tugas pengelolaan keuangan negara tersebut Kementerian

Keuangan dituntut untuk melaksanakannya dengan prudent transparan

akuntabel efektif dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme

Sebagai bagian dari Kementerian Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan No 217PMK012018 DJPb memiliki tugas untuk menyelenggarakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelaksanaan anggaran

pengelolaan kas dan investasi pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan

Umum (BLU) dan akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

DJPb telah menetapkan visi yaitu ldquoMenjadi Pengelola Perbendaharaan Negara

yang Unggul di Tingkat Dunia dalam rangka mendukung Visi Kementerian

Keuangan ldquoMenjadi Pengelola Keuangan Negara untuk Mewujudkan Perekonomian

Indonesia yang Produktif Kompetitif Inklusif dan Berkeadilanrdquo Untuk

mewujudkan visi tersebut DJPb menjalankan misi yang meliputi

1) Mewujudkan pengelolaan kas negara yang prudent efisien dan optimal

2) Mendukung kinerja pelaksanaan APBN yang efisien efektif dan akuntabel

3) Mewujudkan akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yang

akuntabel transparan andal dan tepat waktu

4) Mewujudkan tata kelola investasi pemerintah yang modern inklusif dan

berkelanjutan

5) Mewujudkan layanan dan tata kelola keuangan Badan Layanan Umum yang

inovatif dan modern

6) Mewujudkan tata kelola sumber daya proses bisnis dan sistem teknologi

informasi perbendaharaan yang modern efektif dan adaptif

LAKIN DJPb 2020 iii

iv LAKIN DJPb 2020

Dalam mendukung pencapaian prioritas nasional

serta mewujudkan visi dan misi organisasi DJPb

telah menyusun kegiatan prioritas dan Rencana

Strategis (Renstra) DJPb Tahun 2020-2024

Renstra memuat lima tujuan DJPb yaitu

( 1 ) Pengelolaan kas negara yang prudent dan

optimal (2) Pelaksanaan dan pertanggung-

jawaban pelaksanaan APBN yang andal dan

akuntabel 3) Tata kelola investasi pemerintah

dan tata kelola keuangan Badan Layanan Umum

yang inovatif dan modern (4) Sistem

perbendaharaan dan teknologi informasi yang

andal modern dan sesuai best practice

(5) Pemberdayaan dan integrasi seluruh sumber

daya organisasi secara modern dan optimal

Untuk mencapai visi dan misi serta tujuan

yang telah ditetapkan DJPb menjabarkan

sasaran-sasaran strategis sebagai rincian atas

tujuan tersebut Setiap sasaran tersebut

disertai dengan ukuran sebagai alat untuk

mengetahui pencapaian sasaran dimaksud

Pada tahun 2020 ditetapkan 11 sasaran

strategis dan 26 indikator kinerja utama (IKU)

dengan 2 sub IKU beserta targetnya

Pada pelaksanaan APBN Tahun 2020 Pandemi

COVID-19 yang merenggut banyak korban jiwa

telah mengganggu aktivitas ekonomi dan

membawa implikasi besar bagi perekonomian

sebagian besar negara-negara di seluruh dunia

tidak terkecuali di Indonesia Respon kebijakan

keuangan negara dan fiskal dibutuhkan untuk

menghadapi risiko pandemi COVID-19 Respon

tersebut berupa strategi-strategi yang

dirumuskan untuk mengantisipasi dampak

yang ditimbulkan oleh COVID-19 pada aspek

pengelolaan fiskal dan perekonomian di bidang

perbendaharaan serta langkah-langkah di

bidang perbendaharaan yang mengarah pada

upaya recovery perekonomian nasional pada

periode tahun 2020 sampai dengan tahun

2024 untuk mendukung strategi dalam rangka

antisipasi dampak covid-19 dan pemulihan

ekonomi nasional ditetapkan penyesuaian

kebijakan pengelolaan kinerja tahun 2020

seperti relaksasi target kinerja dan adendum

target kinerja dan pengembangan mekanisme

kerja dan sistem pendukung berbasis IT yang

mendukung kinerja tetap optimal di masa

pandemi Covid-19

Berdasarkan evaluasi kinerja tahun 2020

secara keseluruhan kinerja DJPb sudah baik

di mana Nilai Kinerja Organisasi (NKO) adalah

sebesar 11310 meningkat dari NKO DJPb tahun

2019 sebesar 10966 Dari 26 Indikator Kinerja

Utama (IKU) DJPb tahun 2020 seluruhnya telah

berstatus hijau (memenuhi targetekspektasi)

Adapun rincian capaian untuk setiap IKU pada

tahun 2020 adalah sebagai berikut

1) Indeks opini BPK atas LKPP terealisasi

sebesar 4 (target 4 (WTP)

2) Indeks efektivitas investasi pemerintah

terealisasi sebesar 45 (target 4 dari skala

5)

3) Indeks optimalisasi kas terhadap bunga

utang terealisasi sebesar 35 (target 3 dari

skala 4)

4) Indeks kepuasan pengguna layanan

terealisasi sebesar 464 (target 4 dari skala

5)

5) Indeks efektivitas peraturan

perbendaharaan terealisasi sebesar 4

(target 3 dari skala 4)

6) Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi

terealisasi sebesar 9085 (target 87)

7) Persentase implementasi jabatan fungsional

bidang perbendaharaan terealisasi sebesar

7903 (target 75)

8) Deviasi proyeksi perencanaan kas

pemerintah pusat terealisasi sebesar 260

(target 475)

9) Indeks pengendalian biaya atas SILPA

terealisasi sebesar 375 (target 3 skala 4)

LAKIN DJPb 2020 v

10) Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL

terealisasi sebesar 9219 (target 88)

11) Tingkat implementasi redesign sistem

penganggaran terealisasi sebesar 100

(target 100)

12) Persentase pencapaian target pendapatan

BLU terealisasi sebesar 13936 (target

100)

13) Indeks efektivitas pelaksanaan tugas khusus

terealisasi sebesar 11143 (target 100)

14) Rata-rata indeks opini BPK atas LK KL dan

LK BUN terealisasi sebesar 395 (target 36

dari skala 4)

15) Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan

LK BUN yang telah ditindaklanjuti terealisasi

sebesar 9699 (target 89)

16) Persentase pemenuhan standar soft dan

hard competency terealisasi sebesar 9878

(target 93)

17) Persentase penyelesaian delayering

terealisasi sebesar 100 (target 93)

18) Persentase efisiensi belanja birokrasi

terealisasi sebesar 2992 (target 10)

19) Indeks integritas organisasi terealisasi

sebesar 10531 (target 9719)

20)Persentase penyelesaian program RBTK

terealisasi sebesar 9572 (target 85)

21) Tingkat implementasi learning organisastion

terealisasi sebesar 9764 (target 75)

22)Persentase kualitas pelaksanaan anggaran

terealisasi sebesar 9616 (target 95)

23)Indeks kualitas pelaporan keuangan BA 15

terealisasi sebesar 96 (target 85)

24)Indeks efektivitas komunikasi publik arget

terealisasi sebesar 366 (target indeks 35

dari Skala 4)

25)Indeks kualitas pengelolaan sistem TIK

terealisasi sebesar 15828(target 100)

26)Persentase tingkat implementasi Aplikasi

SAKTI terealisasi sebesar 100 dari target

100

Pada sisi pengelolaan anggaran DJPb telah

merealisasikan penyerapan DIPA TA 2020

untuk semua jenis belanja sebesar 9703

yaitu Rp32413 T dari total pagu sebesar Rp

33405 T Kualitas pemanfaatan anggaran

tidak direfleksikan dengan sekedar menyerap

pagu anggaran tetapi juga memperhitungkan

juga ketercapaian keluaran riil konsistensi

dengan perencanaan serta upaya efisiensi

dalam penyerapannya Selain itu

pemanfaatan anggaran yang berkualitas

harus memberikan dampak yang dapat

dirasakan manfaatnya bagi masyarakat luas

DJPb juga telah menghasilkan berbagai

capaian membanggakan selama tahun 2020

antara lain

1) Perolehan opini WTP dari BPK atas LKPP

Tahun 2019 sebagai perolehan opini WTP ke

-empat kalinya

2) Penghargaan Top Digital Implementation atas

Aplikasi Pengelolaan APBN DJPb

3) Medali Emas Top Ranking Performance Awards

(TRPA) tahun 2020 tingkat Asia Pasifik atas

layanan Hai DJPb

4) Penghargaan Top 3 Pengelola Pengaduan

Pelayanan Publik dalam Kompetisi Inovasi

Pelayanan Publik Tahun 2020

5) Penghargaan Wilayah Bebas Korupsi Untuk

57 Kantor Vertikal Dan Wilayah Birokrasi

Bersih Melayani 9 Kantor Vertikal dari

Kemenpan-RB

6) Surveillance Audit untuk seluruh KPPN dengan

hasil telah diadopsi dan di-implementasikan

ISO 90012015 dengan baik

7) Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Tahun

2020 Tertinggi dari Universitas Padjajaran

8) Kategori informatif PPID Tingkat I lingkup

Kementerian Keuangan

9) Peringkat Pertama Indeks Persepsi Integritas

(IPI) Tahun 2020

vi LAKIN DJPb 2020

10) Nilai Piloting Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan APBN melalui Platform Pembayaran

Pemerintah (SSC-Gaji)

11) Otomasi Maksimum Pencairan (MP) PNBP Terpusat

12) Optimalisasi penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Dalam Negeri dan Pengaturan KKP

untuk Bagian Anggaran BUN

13) Uji Coba Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Luar Negeri

14) Proses Bisnis Layanan Non Tatap Muka dalam masa Pandemi COVID-19

15) Kick off meeting ujicoba Penyetoran Pajak ke Kas Negara yang terintegrasi dengan pencairan

dana belanja daerah atau yang lebih dikenal sebagai SP2D Online

16) Penyaluran Subsidi BungaSubsidi Margin Bagi UMKM Dalam Rangka Program Pemulihan Ekonomi

Nasional (PEN)

17) Launching inovasi aplikasi pengelolaan kinerja DJPb (Intense)

18) dan berbagai kinerja membanggakan lainnya

Andin Hadiyanto

Direktur Jenderal Perbendaharaan

lsquorsquoDirektorat Jenderal Perbendaharaan terus

mengedepankan reformasi birokrasi menjalankan tata

kelola organisasi anggaran dan SDM dengan penuh

integritas dan terus mengupayakan cara-cara terbaik

untuk meningkatkan layananrdquo

LAKIN DJPb 2020 vii

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

viii LAKIN DJPb 2020

Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

DAFTAR

ISI Kata Pengantar

Ringkasan Eksekutif

Daftar Isi

i

Ii

vii

I Pendahuluan

Latar Belakang

Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi

Peran Strategis

Sistematika Laporan

03

03

04

07

11

II Perencanaan Kinerja

Rencana Strategis

Rencana Kerja dan Rencana Kerja dan Anggaran

Perjanjian Kinerja

15

15

19

31

LAKIN DJPb 2020 ix

III Akuntabilitas Kinerja

Capaian Kinerja Organisasi

Realisasi Agenda Prioritas

Realisasi Anggaran

Kinerja Lainnya

51

51

136

141

149

IV Inisiatif Peningkatan Kinerja DJPb

Tindak lanjut atas evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP)

Revitalisasi Manajemen Kinerja DJPb

183

183

187

V Penutup

Penutup

Lampiran

197

197

199

x LAKIN DJPb 2020

DAFTAR TABEL

2A1

2A2

2B1

2B2

2B3

2B4

2C1

2C2

2C3

3A1

3A2

3A3

3A4

3A5

3A6

3A7

3A8

3A9

3A10

3A11

3A12

3A13

3A14

3A15

3A16

3A17

3A18

3A19

3A20

3A21

3A22

3A23

3A24

3A25

3A26

Target Kinerja DJPb pada Renstra

Target Kinerja DJPb pada tingkat Kementerian Keuangan tahun 2020-2024

Sasaran Pendukung Pencapaian Prioritas Nasional Tahun 2020 Lingkup DJPb

Renja DJPb Tahun 2020

Alokasi Anggaran DJPb Tahun 2016 sd2020 Per Jenis Belanja

Kerangka Pendanaan untuk Kegiata Prioritas DJPb 2020

Target Indikator Kinerja Utama Kemenkeu-One DJPb 2020

Pendanaan Per Kegiatan untuk Mendukung Pencapaian Sasaran Strategis 2020

Adendum Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJPb 2020

NKO DJPb Berdasarkan Perspektif

Capaian IKU Kemenkeu-One DJPb Tahun 2020

Capaian IKU pada Sasaran Strategis

Indeks pengukuran LKPP dan LK BUN

Capaian IKU indeks opini BPK atas LKPP dan LKBUN

Penilaian LKPP dan LK BUN tahun 2006 sd 2019

Realisasi IKU tahun 2017 sd 2020

Rincian opini LKKL dan LKBUN

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 2

Jumlah Layanan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Jenis Layanan per Kota DJPb

Jenis Layanan dan karakteristik DJPb tahun 2020

Demografi Responden SKPL DJPb 2020

Rincian Skor Indeks Kepuasan atas 11 Aspek Layanan yang Diteliti Tahun 2020

Capaian IKU Indeks kepuasan pengguna layanan Tahun 2020

Perbandingan Capaian IKU Indeks kepuasan pengguna layanan (IKPL) 2012 sd 2020

Perbandingan Realisasi IKU IKPL atas layanan DJPb sd 2020 dengan Renstra 2015-2020

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 3

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 4

Capaian IKU Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi Tahun 2020

Perbandingan Realisasi IKU Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi Tahun 2015-2020

Capaian IKU Persentase implementasi jabatan fungsional di bidang perbendaharaan

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 5

Realisasi Deviasi Proyeksi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat Pada Tahun 2020

Realisasi IKU Deviasi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat Tahun 2020 per Triwulan

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 6

17

18

21

22

29

30

35

36

44

51

51

52

53

54

54

55

55

63

64

64

66

66

67

68

68

68

73

76

78

78

81

82

84

85

88

LAKIN DJPb 2020 xi

3A27

3A28

3A29

3A30

3A31

3A32

3C1

3C2

3C3

3C4

4B1

4B2

4B3

4B4

4B5

4B6

4B7

4B8

4B9

4B10

4B11

4B12

4B13

4B14

4B15

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 7

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 8

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 9

Capaian IKU Persentase penyelesaian program RBTK tahun 2020

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 10

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 11

Realisasi DIPA DJPb (Non BLU) TA 2016 sd 2020 per Jenis Belanja

Realisasi DIPA DJPb dan BLU BPDPKS dan PIP TA 2017 sd 2020

Realisasi DIPA DJPb TA 2020 per Jenis Kegiatan

Perbandingan Realisasi DIPA DJPb TA 2019 dan 2020 per Jenis Kegiatan

Kriteria Penilaian Unsur Pertama Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kedua Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur KetIga Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Keempat Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kelima Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Keenam Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Ketujuh Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kedelapan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kesembilan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kesebelas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kedua Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Ketiga Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Keempat Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kelima Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Ketujuh Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

102

105

108

120

123

131

141

142

143

144

187

188

188

189

189

190

190

191

191

192

192

192

193

193

194

DAFTAR GRAFIK

1B1

2B1

Statistika SDM

Perkembangan alokasi anggaran DJPb tahun 2016 sd 2020

6

30

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

A Latar Belakang

B Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi

C Peran Strategis

D Sistematika Laporan

3 LAKIN DJPb 2020

D irektorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 35

36 dan 37 Tahun 2004 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302KMK2004 yang secara

hukum meleburkan unit-unit pengelola fungsi perbendaharaan menjadi satu unit Berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234PMK012015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Keuangan DJPb mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

pelaksanaan anggaran pengelolaan kas dan investasi pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan

Umum (BLU) dan akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan DJPb dituntut untuk melaksanakan tugas tersebut dengan pruden transparan

akuntabel efektif dan efisien sesuai prinsip good governance sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi Kolusi

dan Nepotisme

Gedung Prijadi Praptosuhardjo I (DJPb)

A Latar Belakang

Salah satu azas penyelenggaraan good governance

yang tercantum dalam UU No 28 Tahun 1999

adalah azas akuntabilitas yang menentukan

bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari

kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau

rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi

sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku Akuntabilitas

tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk

penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN)

LAKIN DJPb Tahun 2020 disusun sebagai salah

satu bentuk pertanggungjawaban DJPb dalam

melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun

2020 dalam rangka melaksanakan misi dan

mencapai visi DJPb dan sekaligus sebagai alat

kendali dan pemacu peningkatan kinerja setiap

unit di lingkungan DJPb serta sebagai salah

satu alat untuk mendapatkan masukan dari

stakeholders demi perbaikan kinerja DJPb

P E N D A H U L U A N

LAKIN DJPb 2020 4

Selain untuk memenuhi prinsip akuntabilitas

LAKIN juga merupakan amanat Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah

B Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217

PMK012018 yang terakhir diubah dengan PMK

Nomor 229PMK012019 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Keuangan DJPb adalah

organisasi eselon I di bawah Kementerian

Keuangan yang mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang pelaksanaan anggaran

pengelolaan kas dan Investasi pembinaan

pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum

(BLU) dan akuntansi dan pelaporan keuangan

pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan Dalam melaksanakan

tugasnya DJPb menyelenggarakan fungsi

1 Perumusan kebijakan di bidang pelaksanaan

anggaran pengelolaan kas dan investasi

pembinaan pengelolaan keuangan BLU serta

akuntansi dan pelaporan keuangan

pemerintah

2 Pelaksanaan kebijakan di bidang

pelaksanaan anggaran pengelolaan kas dan

investasi pembinaan pengelolaan keuangan

BLU serta akuntansi dan pelaporan

keuangan pemerintah

3 Penyusunan norma standar prosedur dan

kriteria di bidang pelaksanaan anggaran

pengelolaan kas dan investasi pembinaan

pengelolaan keuangan BLU serta akuntansi

dan pelaporan keuangan pemerintah

4 Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di

bidang pelaksanaan anggaran pengelolaan

kas dan investasi pembinaan pengelolaan

keuangan BLU serta akuntansi dan

pelaporan keuangan pemerintah

5 Pelaksanaan pemantauan evaluasi dan

pelaporan di bidang pelaksanaan anggaran

pengelolaan kas dan Investasi pembinaan

pengelolaan keuangan BLU serta akuntansi

dan pelaporan keuangan pemerintah

6 Pelaksanaan administrasi DJPb

7 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh

Menteri Keuangan

Berdasarkan perumusan fungsi tersebut DJPb

telah membentuk unit-unit eselon II di tingkat

pusat dan daerah Unit-unit tersebut telah lahir

dan disusun sesuai dengan tuntutan reformasi

birokrasi yang berbasis pada pelayanan yang

efisien efektif dan terfokus Struktur organisasi

DJPb sesuai Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 217PMK012018 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Keuangan dan Nomor

262PMK012016 tentang Organisasi Dan Tata

Kerja Instansi Vertikal DJPb adalah sebagai

berikut

1 Sekretariat Direktorat Jenderal

2 Direktorat Pelaksanaan Anggaran

3 Direktorat Pengelolaan Kas Negara

4 Direktorat Sistem Manajemen Investasi

5 Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum

6 Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keu-

angan

7 Direktorat Sistem Perbendaharaan

8 Direktorat Sistem Informasi dan Teknologi

Perbendaharaan

9 Tenaga Pengkaji Bidang Perbendaharaan

10 34 Kantor Wilayah (Kanwil) DJPb

11 182 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN)

5 LAKIN DJPb 2020

Gam

bar

Str

ukt

ur

Org

anis

asi D

JPb

Perubahan struktur organisasi tanpa didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) memadai tidak akan

membawa ke arah pencapaian misi yang dicita-citakan Jumlah SDM DJPb yang besar dan tersebar di

seluruh Indonesia tentunya menjadi tantangan tersendiri sehingga diperlukan perhatian khusus

dalam pengelolaan SDM serta peningkatan kualitas dan kompetensi yang dibutuhkan Pengelolaan

SDM ditujukan pada terwujudnya SDM yang berkomitmen pada integritas moralitas profesionalitas

dan kesejahteraan SDM DJPb per 31 Desember 2020 adalah sejumlah 7140 orang dengan statistik

sebagaimana ditunjukkan pada grafik berikut

LAKIN DJPb 2020 6

Grafik 1B1 Statistika SDM

7 LAKIN DJPb 2020

C Peran Strategis

Sebagai sebuah organisasi yang dapat dikategorikan sebagai sebuah holding type organization karena

memiliki kantor vertikal cukup banyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia ditambah dengan

jumlah pegawai ribuan orang serta memberikan pelayanan langsung kepada stakeholders DJPb memiliki

peran strategis dalam pengelolaan keuangan negara khususnya di bidang pelaksanaan anggaran

pengelolaan kas dan investasi pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum dan akuntansi

dan pelaporan keuangan pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Peran strategis DJPb terkait dengan pelayanan publik antara lain

1 Alokasi belanja negara yang tepat sasaran tepat waktu efektif efisien dan akuntabel

2 Tata kelola yang yang tertib transparan dan akuntabel dalam pelaksanaan belanja negara

3 Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintahan Daerah

4 Terciptanya tata kelola organisasi yang sesuai peraturan perundang-undangan

Gambar Sebaran Unit dan SDM DJPb

LAKIN DJPb 2020 8

Peran DJPb Dalam Mendukung Pelaksanaan

Arah Kebijakan Nasional

Kementerian Keuangan mendukung seluruh

Agenda Pembangunan dari 7 Agenda

Pembangunan dimaksud melalui beberapa

strategi yang akan dilaksanakan dalam rangka

mencapai sasaran pada setiap agenda Dalam

hal ini DJPb khususnya mendukung Agenda

Pembangunan 1 dan 3 yang secara lebih detail

dukungan tersebut adalah sebagai berikut

Agenda Pembangunan 1 Memperkuat Ketahanan

Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas

dan Berkeadilan

Kementerian Keuangan dalam Agenda

Pembangunan 1 RPJMN tahun 2020-2024

diamanatkan dapat berkontribusi dalam

mendukung arah kebijakan pembangunan

nasional yaitu (1) pemenuhan kebutuhan energi

dengan mengutamakan peningkatan energi

baru terbarukan (EBT) 2) penguatan

kewirausahaan usaha mikro kecil dan

menengah (UMKM) dan koperasi (3) peningkatan

nilai tambah lapangan kerja dan investasi di

sektor riil dan industrialisasi (4) peningkatan

ekspor bernilai tambah tinggi dan penguatan

Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan (5)

penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing

ekonomi Dalam hal ini DJPb menjalankan arah

kebijakan sebagai berikut

9 LAKIN DJPb 2020

1 Arah kebijakan 2 Penguatan kewirausahaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan

koperasi yang dilaksanakan dengan strategi meningkatkan kapasitas usaha dan akses pembiayaan

bagi wirausaha melalui penyediaan insentif fiskal yang berorientasi ekspor dan penyediaan skema

pembiayaan bagi wirausaha dan UMKM termasuk modal awal usaha serta pendampingan

mengakses kredit pembiayaan Pada DJPb implementasi strategi tersebut dilaksanakan oleh

Direktorat Sistem Manajemen Investasi dan Pusat Investasi Pemerintah

2 Arah kebijakan 5 Penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi yang dilaksanakan dengan

strategi reformasi fiskal melalui penyempurnaan regulasi PNBP peningkatan kepatuhan dan

intensifikasi pengawasan PNBP peningkatan PNBP dari pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) dan

kinerja Badan Layanan Umum (BLU) serta pengembangan layanan berbasis digital untuk

meningkatkan PNBP Pada DJPb implementasi strategi tersebut dilaksanakan oleh Direktorat

Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Agenda Pembangunan 3 Meningkatkan SDM Berkualitas dan Berdaya Saing

Kementerian Keuangan dalam Agenda Pembangunan 3 RPJMN tahun 2020-2024 diamanatkan dapat

berkontribusi dalam mendukung arah kebijakan pembangunan nasional yaitu (1) Memperkuat

pelaksanaan perlindungan sosial (2) Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan

semesta (3) Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas (4) Mengentaskan kemiskinan

(5) Meningkatkan produktivitas dan daya saing Dalam hal ini DJPb menjalankan arah kebijakan 4

Mengentaskan kemiskinan yang dilaksanakan dengan strategi akselerasi penguatan ekonomi keluarga

melalui fasilitasi pendanaan ultra mikro bagi individu atau kelompok usaha produktif dari keluarga

miskin dan rentan Pada DJPb implementasi strategi tersebut dilaksanakan oleh Direktorat Sistem

Manajemen Investasi

Seluruh fungsi dalam DJPb saling bersinergi dan terintegrasi penuh baik antar direktorat maupun

bagian yang ada di dalamnya Sebagai suatu organisasi terbuka DJPb berinteraksi dan menyelaraskan

diri dengan lingkungan eksternal seperti teknologi ekonomi undang-undang dan faktor sosial

kemasyarakatan serta selalu berusaha menggunakan teknologi yang tepat guna dan menjadi organisasi

pembelajar yang menuntut seluruh elemen di dalamnya untuk selalu mengembangkan diri sesuai

kerangka budaya organisasi yaitu profesional disiplin akuntabel pelayanan prima dan inovatif

Segenap elemen organisasi senantiasa berpikir dengan langkah-langkah yang sistematis dan terencana

memiliki role model dalam hal berpikir mengenai kemajuan organisasi melalui keteladanan para

pimpinan organisasi serta pandangan dan harapan pimpinan terhadap organisasi ke depan

Dengan dukungan pimpinan terkait manajerial organisasi dalam melaksanakan tugas sehari-hari fungsi

-fungsi treasury akan berkembang untuk mengikuti tuntutan stakeholders Konsep keterpaduan telah

diperluas dari sekedar untuk kepentingan salah satu fungsi secara sempit menjadi lebih komprehensif

dan menyentuh fungsi-fungsi lain di dalam organisasi Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan

kemudahan dalam penyelesaian tugas-tugas keseharian yang sebelumnya dilaksanakan secara manual

dan mampu meningkatkan peran atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terkait fungsi

distribusi stabilisasi dan alokasi dalam menciptakan kondisi fiskal negara yang sehat dan

berkesinambungan

LAKIN DJPb 2020 10

Berbagai isu strategis yang terjadi sepanjang tahun 2020 telah menjadi perhatian DJPb dan disikapi

dalam wujud perumusan dan penyesuian implementasi kebijakan untuk mewujudkan tercapainya visi DJPb

antara lain penyesuaian proses bisnis layanan tanpa tatap muka pengembangan SAKTI Web

penyesuian mekanisme pola kerja pegawai di masa pandemi piloting pembayaran dalam rangka

pelaksanaan APBN melalui Platform Pembayaran Pemerintah Optimalisasi penggunaan Kartu Kredit

Pemerintah (KKP) di Dalam Negeri dan Pengaturan KKP untuk Bagian Anggaran BUN uji coba

penggunaan KKP di luar negeri penyaluran subsidi bungasubsidi margin bagi UMKM dalam rangka

program pemulihan ekonomi nasional pembukaan Rekening Khusus (Reksus) Pinjaman dan Hibah Luar

Negeri di Bank Umum dan lain-lain

1 Pandemi Corona Virus Desease 2019 (Covid-

19) yang melanda berbagai negara di belahan

dunia telah menyebabkan pelaksanaan pokok

dan fungsi tidak berjalan secara normal

2 Slimplifikasi pelaksanaan anggaran melalui

peningkatan sistem informasi dan proses

bisnis di bidang perbendaharaan pada era

industri 40

3 Upaya menjaga opini BPK Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP) atas hasil pemeriksaan

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

Tahun 2019

4 Penguatan manajemen investasi pemerintah

untuk meningkatkan manfaat investasi

5 Perbaikan strategi komunikasi publik

6 Peningkatan akurasi perencanaan kas

pemerintah pusat

7 Implementasi penuh Kartu Kredit Pemerintah

(KKP)

8 Implementasi SAKTI

9 Upaya implementasi jabatan fungsional di

bidang perbendaharaan

10 Implementasi delayering

11 Peningkatan kualitas penyaluran UMi DAK

Fisik dan Dana Desa

12 Surveillance audit unit DJPb yang telah

mendapatkan Standar Mutu Manajemen

(SMM) ISO 90012015

13 Peningkatan soft dan hard competency

pegawai

Terdapat beberapa isu strategis DJPb pada tahun 2020 antara lain

11 LAKIN DJPb 2020

D Sistematika Laporan

Sistematika penyajian LAKIN DJPb Tahun 2020 adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi dengan penekanan kepada aspek strategis

organisasi serta permasalahan utama (strategic issues) yang sedang dihadapi organisasi

Bab II Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasanikhtisar perjanjian kinerja tahun bersangkutan yang dimulai

dengan penjelasan Renstra DJPb Tahun 2020-2024 khususnya untuk tahun 2020 dilanjutkan

dengan penjelasan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan penjelasan

penetapanperjanjian kinerja tahun 2020 termasuk adendum kontrak kinerja

Bab III Akuntabilitas Kinerja

A Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran

strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi

B Realisasi Anggaran Prioritas

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah

digunakan oleh DJPB untuk mendukung agenda prioritas nasional yang termaktub dalam RKP

tahun 2020

C Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah

digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja

D Kinerja Lain-Lain

Pada sub bab ini diuraikan kinerja lainnya DJPb pada tahun yang bersangkutan meliputi

kinerja dalam inovasi manajemenpelayanan inisiatif pemberantasan korupsi penghargaan

dan capaian lainnya

Bab IV Inisiatif Peningkatan Kinerja DJPb

Pada bab ini diuraikan inisiatif yang telah dilakukan DJPb dalam meningkatkan kinerjanya yang dimulai

dari penjelasan tindak lanjut atas evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) DJPb dan

dilanjutkan dengan penjelasan revitalisasi manajemen kinerja DJPb

Bab V Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa

mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya

Lampiran

Lampiran LAKIN DJPb Tahun 2020 meliputi Perjanjian Kinerja DJPb Tahun 2020 Rencana

Kinerja Tahunan (RKT) DJPb Tahun 2020 Formulir Pengukuran Kinerja DJPb Tahun 2020 dan

Informasi Kinerja dan Anggaran DJPb Tahun 2020

LAKIN DJPb 2020 12

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

A Rencana Strategis

B Renjcan Kerja (Renja) dan Rencana Kerja

dan Anggaran

C Perjanjian Kinerja

15 LAKIN DJPb 2020

A Rencana Strategis

P E R E N C A N A A N K I N E R J A

Dalam rangka mendukung visi Kementerian Keuangan ldquoMenjadi Pengelola Keuangan Negara untuk

Mewujudkan Perekonomian Indonesia yang Produktif Kompetitif Inklusif dan Berkeadilanrdquo Visi DJPb

tahun 2020-2024 yaitu

ldquoMenjadi Pengelola Perbendaharaan Negara yang Unggul di Tingkat Duniardquo

Pada Misi Kementerian Keuangan tahun 2020-2024 DJPb mendukung misi nomor 3 (Memastikan

belanja negara yang berkeadilan efektif efisien dan produktif) dan nomor 4 (Mengelola neraca

keuangan pusat yang inovatif dengan risiko minimum) Dukungan tersebut diwujudkan melalui

1 Mewujudkan pengelolaan kas negara yang prudent efisien dan optimal

2 Mendukung kinerja pelaksanaan APBN yang efisien efektif dan akuntabel

3 Mewujudkan akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yang akuntabel transparan andal dan

tepat waktu

4 Mewujudkan tata kelola investasi pemerintah yang modern inklusif dan berkelanjutan

5 Mewujudkan layanan dan tata kelola keuangan Badan Layanan Umum yang inovatif dan modern

6 Mewujudkan tata kelola sumber daya proses bisnis dan sistem teknologi informasi

perbendaharaan yang modern efektif dan adaptif

Sebagai pengelola APBN di bidang Perbendaharaan DJPb berfokus untuk mewujudkan fungsi

perbendaharaan yang memiliki kinerja tinggi dan sesuai dengan best practices transparan dan

akuntabel Dengan pengelolaan fiskal yang baik diharapkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan

dan berkelanjutan yang menjadi cita-cita bangsa dapat terwujud

Dalam pelaksanaan Agenda Pembangunan Nasional yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 DJPb berperan dalam pelaksanaan Agenda

Pembangunan 1 (AP1) Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan

berkeadilan dan Agenda Pembangunan 3 (AP3) Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas

dan berdaya saing Dalam hal ini DJPb terlibat dalam arah kebijakan nasional dalam pelaksanaan AP1

Hal Arti

Pengelola perbendaharaan negara

DJPb mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan negara sesuai Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Unggul Memiliki makna utama atau terbaik dalam kualitas kinerja

Di tingkat dunia Kualitas kinerja yang dihasilkan DJPb memiliki kualitas setara

dengan kualitas kinerja dengan pengelola perbendaharaan di negara

lainnya yang telah sesuai dengan best practices

LAKIN DJPb 2020 16

yaitu (1) penguatan kewirausahaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan koperasi (2)

penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi Sementara itu dalam pelaksanaan AP3 DJPb

terlibat pada arah kebijakan nasional mengentaskan kemiskinan

Dalam rangka mendukung visi dan misi Kementerian Keuangan DJPb menjalankan arah kebijakan

Kementerian Keuangan tahun 2020-2024 yaitu

1 Pengelolaan belanja negara yang berkualitas

2 Pengelolaan perbendaharaan kekayaan negara dan pembiayaan yang akuntabel dan produktif

dengan risiko yang terkendali

3 Birokrasi dan layanan publik yang agile efektif dan efisien

Di samping itu dalam rangka mewujudkan visi dan misi DJPb dalam mendukung visi dan misi

Kementerian Keuangan ditetapkan lima tujuan DJPb Tahun 2020-2024 yaitu

1 Pengelolaan kas negara yang prudent dan optimal

2 Pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang andal dan akuntabel

3 Tata kelola investasi pemerintah dan tata kelola keuangan Badan Layanan Umum yang inovatif dan

modern

4 Sistem perbendaharaan dan teknologi informasi yang andal modern dan sesuai best practice

5 Pemberdayaan dan integrasi seluruh sumber daya organisasi secara modern dan optimal

Sebagaimana tertuang dalam Renstra DJPb Tahun 2020-2024 Dalam rangka mendukung pencapaian lima

tujuan DJPb telah menetapkan sembilan sasaran strategis yang merupakan kondisi yang diinginkan

untuk dicapai oleh DJPb selama tahun 2020-2024 yaitu

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan Pengelolaan kas negara yang prudent dan optimal

adalah Pengelolaan kas secara aman efektif dan optimal

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan Pelaksanaan dan pertanggungjawaban

pelaksanaan APBN yang efektif yaitu

a Pelaksanaan APBN yang efektif efisien dan akuntabel

b Akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yang akuntabel transparan andal dan tepat

waktu

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan Tata kelola investasi pemerintah dan tata kelola

keuangan Badan Layanan Umum yang inovatif dan modern yaitu

a Pelaksanaan tata kelola investasi pemerintah yang modern dan mendukung inklusi keuangan

berkelanjutan

b Peningkatan produktivitas dan pelayanan BLU kepada masyarakat

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan Sistem perbendaharaan dan teknologi informasi

yang andal modern dan sesuai best practice yaitu

a Regulasi dan proses bisnis perbendaharaan yang andal mutakhir dan akuntabel

b Sistem teknologi informasi perbendaharaan yang terintegrasi fleksibel dan ramah pengguna

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan Pemberdayaan dan integrasi seluruh sumber daya

organisasi secara modern dan optimal yaitu

a Pengelolaan organisasi dan SDM yang efektif modern dan berintegritas

b Pengelolaan aset dan keuangan yang modern efisien dan akuntabel

17 LAKIN DJPb 2020

No Tujuan

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Target UIC

2020 1 2 3 4 9

1 Pengelolaan kas negara yang prudent dan optimal

Pengelolaan kas secara aman efektif dan optimal

Deviasi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat

475 Dit PKN

2 Pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang andal dan akuntabel

Pelaksanaan APBN yang efektif efisien dan akuntabel

Nilai kinerja pengelolaan penyaluran Dana Transfer ke Daerah (yang menjadi kewenangan DJPb)

80 Dit PA

Akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yang akuntabel transparan andal dan tepat waktu

Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah ditindaklanjuti

89 Dit APK

3 Tata kelola investasi pemerintah dan tata kelola keuangan BLU yang inovatif dan modern

Pelaksanaan tata kelola investasi pemerintah yang modern dan mendukung inklusi keuangan yang berkelanjutan

Persentase pencapaian target penerimaan pokok dan bunga pinjaman

100 Dit SMI

Peningkatan produktivitas dan pelayanan BLU kepada masyarakat

Persentase pencapaian target pendapatan BLU

100 Dit PPK BLU

Persentase BLU yang kinerjanya baik

93

4 Sistem perbendaharaan dan teknologi informasi yang andal modern dan sesuai best practices

Regulasi dan proses bisnis perbendaharaan yang andal muta-khir dan akuntabel

Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan

3 (skala 4)

Dit SP

Persentase implementasi jabatan fungsional di bidang perbendaharaan negara

75

Sistem teknologi informasi perbendaharaan yang andal dan modern

Tingkat downtime sistem TIK 01 Dit SITP

5 Pemberdayaan dan integrasi seluruh sumber daya organisasi secara modern dan optimal

Pengelolaan organisasi dan SDM yang efektif modern dan berintegritas

Indeks kepuasan pengguna layanan

4 (skala 5)

Sekretariat DJPb

Persentase penyelesaian

delayering 100

Persentase pemenuhan soft dan hard competency

93

Tingkat implementasi learning

organization 75

Indeks integritas Organisasi 90 (skala 100)

Pengelolaan aset dan keuangan yang modern efisien dan akuntabel

Persentase kualitas pelaksanaan anggaran

95

Tingkat kualitas pengelolaan BMN

100

Tabel 2A1 Target Kinerja DJPb pada Renstra DJPb

LAKIN DJPb 2020 18

No Tujuan

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Target UIC

2020 1 2 3 4 9

1 Pengelolaan Perbendaharaan dan Kekayaan Negara yang Akuntabel dan Produktif dengan Risiko yang Terkendali

Pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran belanja pemerintah yang efektif efisien dan akuntabel

Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang

3 (skala 4)

Dit PKN dan DJPPR

Indeks opini BPK atas LKPP dan LK BUN

4 (skala 4)

Dit APK dan Itjen

Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL

88 Dit PA

Persentase instansi Pemerintah Pusat (KL) yang mendapatkan opini WTP

91 Dit APK

Pengelolaan kekayaan negara yang lebih efisien dan efektif serta memberi manfaat finansial

Indeks efektivitas investasi pemerintah

4 (skala 5)

Dit SMI DJKN dan DJPPR

2 Birokrasi dan Layanan Publik yang Agile Efektif dan Efisien

Sistem informasi yang andal dan terintegrasi

Persentase penyelesaian proyek strategis TIK

85 Dit SITP dan Unit Eselon I

terkait

Pelaksanaan tugas khusus yang optimal

Indeks efektivitas pelaksanaan tugas khusus

100 BPDPKS PIP dan BPDLH

Sementara target kinerja DJPb tahun 2020 dalam rangka mendukung Renstra Kementerian Keuangan

adalah

Tabel 2A2 Target Kinerja DJPb pada Tingkat Kementerian tahun 2020-2024

19 LAKIN DJPb 2020

B Rencana Kerja ( Renja) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

1 Rencana Kerja ( Renja)

Dalam kerangka penguatan perencanaan pembangunan seperti diamanatkan pada Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran

Pembangunan Nasional Bappenas menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2020 dengan

pendekatan penganggaran berbasis program (money follows program) dan pendekatan Tematik

Holistik Integratif dan Spasial (THIS) Dokumen RKP tahun 2020 memuat hasil evaluasi pencapaian

Prioritas Nasional (PN) RKP 2018 rancangan kerangka ekonomi makro arah pengembangan wilayah

pendanaan pembangunan prioritas pembangunan nasional pembangunan bidang serta kaidah

pelaksanaan Tema pembangunan tahun 2020 adalah Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk

Pertumbuhan Berkualitasrdquo yang ditujukan untuk menjaga keberlanjutan pencapaian hasil-hasil

pembangunan RPJMN 2015-2019 dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya dalam rangka

pelaksanaan RPJMN 2020-2024

Sebagai implementasi penguatan perencanaan pembangunan dalam penyusunan RKP tahun 2020

dilakukan beberapa hal yaitu

(1) Menjaga konsistensi jumlah Prioritas Nasional (PN) dan Program Prioritas (PP) sama dengan RKP

2019 sebanyak 5 PN dan 25 PP

(2) Memastikan konsistensi perencanaan dan penganggaran PN PP dan Kegiatan Prioritas (KP)

(3) Menjadikan konsep pengembangan wilayah menjadi basis dalam penyusunan PP dan KP serta

(4) Mengintegrasikan sumber-sumber pendanaan yang mencakup belanja KementerianLembaga (K

L) belanja non-KL belanja transfer ke daerah pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN) sumber

pembiayaan lainnya seperti melalui pemanfaatan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha

(KPBU) dan Pembiayaan Investasi Non-APBN (PINA) serta upaya pemanfaatan potensi investasi

melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Penjabaran rencana pembangunan dokumen RKP tahun 2020 dapat dikelompokkan ke dalam prioritas

pembangunan nasional dan pembangunan bidang Prioritas pembangunan nasional secara lebih rinci

dijabarkan ke dalam PN PP dan KP dengan menjaga ketepatan hierarki sasaran dan ketepatan

indikator sasaran di setiap tingkatan kinerja Hal ini penting untuk penajaman substansi perencanaan

dan penganggaran yang terintegrasi dalam rangka memastikan tercapainya sasaran dan target

pembangunan serta dapat terlaksananya evaluasi dan pengendalian pencapaian sasaran PN secara

efektif Penjabaran RKP tahun 2020 ke dalam 5 (lima) PN meliputi

(1) Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan

(2) Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah

(3) Nilai TambahSektor Riil Industrialisasi dan Kesempatan Kerja

(4) Ketahanan Pangan Air Energi dan Lingkungan Hidup serta

(5) Stabilitas Pertahanan dan Keamanan Sasaran prioritas pembangunan yang menjadi fokus pada

tahun 2020 diharapkan dapat tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan

LAKIN DJPb 2020 20

Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Kementerian Keuangan dan DJPb Tahun 2020 telah dilakukan pada

tahun 2019 sejalan dengan informasi Bappenas terkait rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP)

Tahun 2020 Renja memuat kebijakan program dan kegiatan yang meliputi kegiatan pokok serta

kegiatan pendukung untuk mencapai sasaran hasil sesuai program induk Renja dirinci menurut

indikator keluaran pada tahun rencana prakiraan sasaran tahun berikutnya lokasi pagu indikatif

sebagai indikasi pagu anggaran serta cara pelaksanaannya

Proses penyusunan Renja diawali dengan arahan dari Sekretariat Jenderal pada Forum Sekretaris

(Forses) terkait perencanaan penganggaran Tahun 2020 yang ditindaklanjuti dengan dilaksanakannya

Resource Forum dalam bentuk Bilateral Meeting Resource Forum merupakan sarana koordinasi antara

fungsi pengelola sumber daya dan fungsi teknis yang diinisiasi oleh fungsi perencanaan kinerja dan

anggaran di lingkungan Kementerian Keuangan Resource Forum dilaksanakan dalam rangka penetapan

target kinerja dan anggaran untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan sesuai sasaran

strategis Kementerian Keuangan Pelaksanaan Resource Forum diatur dalam Surat Edaran Menteri

Keuangan Nomor SE-6MK12016 tentang Tata Cara Pelaksanaanu Resource Forum Dalam Rangka

Penyusunan Rencana Kerja Kementerian Keuangan Resource Forum bersifat terbuka dua arah

berbasis bukti dan berorientasi pada perbaikan ke depan serta fokus pada pencapaian outputs dan

outcomes Kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh unit eselon I sebagai bahan dalam pelaksanaan

Bilateral Meeting dan Trilateral Meeting

Tujuan dilakukannya Resource Forum adalah untuk meningkatkan kualitas penyusunan Renja dalam

mengimplementasikan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) lingkup Kementerian Keuangan Di samping

itu kegiatan ini juga bertujuan untuk mewujudkan komitmen koordinasi dan rasa memiliki (sense of

ownership) dalam proses perencanaan anggaran dengan melibatkan semua sumber daya organisasi

(resource) Sejalan dengan hal tersebut penyelenggaraan Resource Forum diselaraskan dengan struktur

rencana kerja berdasarkan logic model penataan Arsitektur Dan Informasi Kinerja (ADIK) sehingga

pelaksanaan pembahasan difokuskan pada outcome output aktivitas input serta indikator

kesuksesan dari suatu output dan outcome Resource Forum mengacu pada perspektif pencapaian

tahun lalu proyeksi pelaksanaan anggaran tahun berjalan dan usulan rencana kerja serta inisiatif

strategis tahun yang akan datang

Dalam hal dukungan untuk Prioritas Nasional dalam RKP Tahun 2020 DJPb memiliki peran penting

dalam mendukung pencapaian Prioritas Nasional ke-1 Pembangunan Manusia dan Pengentasan

Kemiskinan dan Prioritas Nasional ke-3 Nilai TambahSektor Riil Industrialisasi dan Kesempatan Kerja

Peran DJPb dalam prioritas nasional ditunjukkan sebagaimana pada Tabel 2B1

21 LAKIN DJPb 2020

Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas Sasaran PN Proyek Prioritas

Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan

Pengentasan Kemiskinan

Akselerasi Penguatan Ekonomi Keluarga

Sasaran PN Meningkatnya cakupan penduduk miskin dan rentan yang dapat mengakses dana ultra mikro

Proyek PN Pemberian Modal Usaha

Proyek KL Mendukung PN 1 Penguatan Proses Bisnis dan

Kelembagaan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)

2 Usaha Ultra Mikro yang terfasilitasipembiayaan Ultra Mikro

Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi

Reformasi fiskal Sasaran PN Terlaksananya reformasi fiskal

Nilai TambahSektor Riil Industrialisasi dan Kesempatan Kerja Proyek PN

Pembaruan sistem inti administrasi perpajakan (core tax administration system)

Proyek KL Mendukung PN 1 Satker yang Mengimplementasikan

SAKTI 2 HardwareSoftware untuk

Peningkatan Kapasitas Layanan SPAN SAKTI dan MPN

Tabel 2B1 Sasaran Pendukung Pencapaian Prioritas Nasional Tahun 2020 Lingkup DJPb

LAKIN DJPb 2020 22

Kode Program Kegiatan

Output

Nama Program KegiatanIndikator Vol Target

Pagu

0150809 Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara 814654068400000

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88

Indeks opini BPK atas LKPP 4

Indeks Likuiditas Kas Negara 3

1698 Penyelenggaraan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

1893480600000

Indeks Penyelesaian UU PP APBN Secara Tepat Waktu 4

lndeks Penyelesaian LKPP (Unaudited) dan LK- BUN Secara Tepat Waktu

3

001 Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Negara 6 929728700000

Persentase Penyelesaian Rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah Ditindaklanjuti

89

006 Statistik Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics)

3 48930500000

Indeks Penyelesaian Penyusunan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics) secara tepat waktu

3

002 PeraturanPedoman Terkait Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

5 188555500000

Persentase Penyelesaian RPMKRKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMKRKMK

70

Persentase penyusunan modul Sistem Akuntansi Instansi dan BUN

100

003 Sistem Informasi Keuangan Republik Indonesia (SIKRI) 1 164673000000

Persentase Penyelesaian Pengembangan SIKRI 100

005 Pedoman terkait Standar Akuntansi Pemerintahan 5 506121900000

Nilai Efektivitas Edukasi dan Komunikasi 85

Persentase Kajian SAP di Lingkungan Pemerintah Pusat dan Daerah

100

994 Layanan Perkantoran 1 51188700000

Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95

951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 4282300000

Persentase Kualitas Pemenuhan BMN 92

1699 Pembinaan Pelaksanaan Anggaran 916573700000

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran Kementerian Lembaga

88

Persentase Implementasi Kebijakan dalam rangka pening-katan efisiensi dan efektivitas Pelaksanaan Anggaran

100

001 Peraturan bidang Pelaksanaan Anggaran 5 157425900000

Persentase Penyelesaian RPMK RKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMK RKMK

70

Adapun rincian Renja DJPb Tahun 2020 secara garis besar dapat ditunjukkan pada Tabel 2B2

Tabel 2B2 Rencana Kerja (Renja) DJPb Tahun 2020

23 LAKIN DJPb 2020

004 Layanan Pelaksanaan Anggaran 533 265092500000

Persentase Ketepatan Waktu Penyelesaian Revisi DIPA Kewenangan DJPb

100

Nilai Kinerja Penyaluran Dana DAK Fisik dan Dana Desa 75

1700 Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

860105700000

Persentase BLU yang Kinerjanya Baik 93

Persentase pencapaian target pendapatan BLU 100

001 Peraturan dan Ketetapan Terkait Pengelolaan Keuangan BLU 35

221993700000

Persentase Penyelesaian RPMK RKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMK RKMK

70

Persentase penyelesaian RKMK penetapan BLU secara tepat waktu

90

Persentase penyelesaian RPMK penetapan tarif BLU secara tepat waktu

80

Persentase penyelesaian RKMK penetapan remunerasi BLU secara tepat waktu

80

002 Satker Badan Layanan Umum yang dibina 218 600780000000

Indeks Kepuasan Publik atas Layanan Dit Pembinaan PK BLU

415

Indeks efektifitas edukasi dan komunikasi 85

Persentase penyelesaian rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi yang ditindaklanjuti BLU 75

003 Dokumen UAR dan UAT Sistem Aplikasi dan Informasi

2 37332000000

Persentase Tingkat Implementasi Aplikasi BIOS 75

1701 Peningkatan Pengelolaan Kas Negara 987531900000

Indeks Efektifitas Pengelolaan Arus Kas 31

Indeks Kualitas Optimalisasi Kas 31 002 Peraturan dan Petunjuk Teknis Terkait dengan

Peningkatan Pengelolaan Kas Negara 5 8230200000

Persentase Penyelesaian RPMK RKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMK RKMK

70

003 Perjanjian Kerjasama dalam rangka Pengelolaan Kas Negara

4 51438200000

Indeks kepatuhan Bank Operasional dan BankPos Persepsi dalam melaksanakan Kontrak

325

007 Remunerasi dari Pengelolaan Kas Negara 5 Triliun 710016400000

Jumlah Penerimaan dari Pengelolaan Kas 5

Persentase Akurasi Data Rekening Pemerintah Pusat 90

Indeks efektivitas pengelolaan kas pinjaman dan hibah 33

Kode Program Kegiatan

Output

Nama Program KegiatanIndikator Vol Target Pagu

003 Kajian Pelaksanaan Anggaran 10 494055300000

Indeks ketepatan waktu penyusunan reviu pelaksanaan anggaran spending review dan laporan khatulistiwa (KFR Gabungan)

35

Nilai efektivitas edukasi dan komunikasi terkait pelaksanaan anggaran

90

Indeks Ketepatan Waktu Penyelesaian Kajian Monev Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa

3

LAKIN DJPb 2020 24

1702 Manajemen lnvestasi dan Penerusan Pinjaman 1654693600000

Persentase pencapaian target penerimaan pokok dan bunga pinjaman

100

Indeks Kualitas LK BA 99904 4 001 Rekomendasi Terkait Manajemen Investasi 41 748978700000

Persentase penyaluran dana di bidang investasi subsidi dan pembiayaan secara optimal

95

lndeks Pemanfaatan SIKP oleh Stakeholder 4

002 Proses Bisnis dan Kelembagaan Pembiayaan Ultra Mikro

334 632843600000

Tingkat Efektivitas pembinaan terhadap BLU Pengelola Dana

80

003 Peraturan Terkait Sistem Manajemen lnvestasi 4 86586000000

Persentase Penyelesaian RPMK RKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMK RKMK

78

Indeks Kepatuhan Stakeholder 360

004 Layanan Penyaluran Penagihan dan Setelmen Investasi

242 32922300000

Persentase Penyaluran Dana di Bidang lnvestasi Subsidi dan Pembiayaan Secara Optimal

90

Persentase jumlah tagihan yang dikirimkan kepada debitur secara tepat waktu

100

951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 22354200000

Persentase Pengelolaan BMN yang optimal 92

970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 12089100000

Nilai Kualitas Pengelolaan Kinerja Berbasis SFO 83

Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 77

Nilai Kualitas Laporan Keuangan Tingkat UAKPA dan UAKPB

81

994 Layanan Perkantoran 1 118919700000

01 Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95

Kode Program Kegiatan

Output

Nama Program KegiatanIndikator Vol Target

Pagu

009 Laporan Keuangan Kuasa BUN terkait Pengelolaan Kas 6 17456600000

Indeks kualitas laporan keuangan Kuasa BUN Pusat 4 Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LKBUN

yang telah ditindaklanjuti 89

011 79 49123500000

Indeks Validitas Data Transaksi Penerimaan Negara 3 Indeks kepatuhan Bank Operasional dan BankPos

Persepsi dalam melaksanakan kontrak 325

951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 26237400000 Persentase Pengelolaan BMN yang optimal 92

970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 10622800000

Nilai Kualitas Pengelolaan Kinerja Berbasis SFO 83

Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 77

Nilai Kualitas Laporan Keuangan Tingkat UAKPA dan UAKPB

81

994 Layanan Perkantoran 1 114406800000

Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95

25 LAKIN DJPb 2020

003 Layanan Pembayaran Program Jaminan Sosial PFK SiLPA dan Penanganan Bantuan Hukum

33 150231900000

Persentase kinerja pembayaran dana program jaminan sosial selisih harga beras Bulog dan dana PFK

85

lndeks Kualitas Laporan Keuangan BA 99999 (Transaksi Khusus)

4

Persentase Penanganan Perkara Hukum Keuangan Negara

95

004 Pejabat Fungsional yang Dibina untuk Pengendalian Mutu Kompetensi

2500 182758000000

Persentase Implementasi Jabatan Fungsional Bidang Perbendaharaan

5

Nilai efektivitas edukasi dan komunikasi 85 005 Pengelola Perbendaharaan dan Pejabat Fungsional

Perbendaharaan yang tersertifikasi 9550 622527000000

Persentase peserta diklat teknis di bidang pembinaan teknis dan analisis perbendaharaan negara yang lulus diklat

90

Persentase Pengelola Perbendaharaan KL yang lulus uji kompetensi

90

1704 Pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan

18132899700000

Persentase Tingkat lmplementasi Aplikasi SAKTl 100 Persentase Penyelesaian Program Transformasi Digital 80

001 Sistem lnformasi dan Teknologi Perbendaharaan 12 663937600000

Persentase tingkat penyempurnaan aplikasi perbendaharaan

100

Persentase implementasi DIGIT 80 Persentase keberhasilan switch over sistem TIK pada

DC DRC 80

002 Satker Yang Mengimplementasikan SAKTI 20000 2886436200000

Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi 85

Indeks kepuasan publik atas layanan SITP 452 004 Hardware Software untuk Peningkatan Kapasitas

Layanan SPAN SAKTI dan MPN 3 10701661800000

Persentase tingkat penyempurnaan aplikasi perbendaharaan (SPAN SAKTI dan MPN)

90

Persentase downtime sistem TIK 010

Kode Program Kegiatan

Output

Nama Program KegiatanIndikator Vol Target

Pagu

1703 Harmonisasi dan Penyusunan Regulasi serta Proses Bisnis Perbendaharaan

1597063600000

Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan 3

Indeks kepuasan Publik atas layanan Direktorat Sistem Perbendaharaan

452

001 Peraturan Bidang Perbendaharaan 7 158805900000

Persentase penyelesaian peraturan dan permasalahan proses bisnis perbendaharaan

97

lndeks Ketepatan Waktu Penyelesaian Harmonisasi Peraturan

35

002 Rekomendasi Penyempurnaan Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Pembinaan Hukum Keuangan Negara

28 482740800000

Presentase Penyelesaian Program Transformasi Digital

80

Persentase pencapaian kerja sama keuangan internasional

50

Persentase penyelesaian kajian sistem perbendaharaan

100

LAKIN DJPb 2020 26

994 Layanan Perkantoran 1 131070100000

Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95

1705 Penyelenggaraan Kuasa Bendahara Umum Negara 45407724900000

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88

Nilai LK Kuasa BUN KPPN yang Berkualitas 94

002 Layanan Perbendaharaan Kuasa BUN di Daerah 25265 2979581500000

Persentase Penyelesaian SP2D secara tepat waktu 9940

Indeks Kepuasan Satker terhadap Layanan KPPN 453

Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi 86

003 Laporan Keuangan Tingkat Kuasa BUN Daerah 1440 1125264200000

Persentase Penyampaian LPJ Bendahara Mitra Kerja KPPN Secara Andal dan Tepat Waktu

975

Persentase Rekonsiliasi Tingkat UAKPA secara Tepat Waktu dan Andal

981

951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 180 10741166500000

Persentase Pengelolaan BMN yang Optimal 92

970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 180 1661469400000

Nilai Kualitas Pengelolaan Kinerja Berbasis SFO 83

Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 77

Nilai Kualitas Laporan Keuangan Tingkat UAKPA dan UAKPB

81

994 Layanan Perkantoran 180 28900243300000

Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95

1706 Pembinaan Pelaksanaan Perbendaharaan di Wilayah 20134026800000

Nilai Kualitas LK BUN Tingkat Kanwil 94

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88

Nilai Kualitas Laporan Kajian Fiskal Regional Kanwil 89

Persentase Rekonsiliasi Tingkat UAKPA secara tepat waktu dan andal

981

Nilai Kualitas Laporan Goverment Finance Statistic (GFS) Tingkat Wilayah

77

Nilai Kualitas Laporan RPA Kanwil 89

Nilai Rata-Rata Kinerja Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa pada KPPN

75

Kode Program Kegiatan

Output

Nama Program KegiatanIndikator Vol Target

Pagu

003 Layanan Manajemen Operasional SPAN 1 3749794000000

Persentase Downtime Sistem TIK 010

Indeks Kualitas Pelaksanaan Pembinaan dan Monitoring Pinjaman dan Kredit Program

78

Persentase revisi dokumen pelaksanaan anggaran satker yang diselesaikan tepat waktu

100

Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi 86

31 LAKIN DJPb 2020

C Perjanjian Kinerja

1 Perjanjian Kinerja DJPb Tahun 2020

Penetapan kinerja DJPb tahun 2020 dalam wujud Kontrak Kinerja Direktur Jenderal Perbendaharaan

dengan Menteri Keuangan dijabarkan dalam 11 (sebelas) Sasaran Strategis dan 26 (dua puluh enam)

Indikator Kinerja Utama (IKU) Sasaran Strategis dan IKU tersebut terangkum dalam Peta Strategi DJPb

tahun 2020 sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2C1

Gambar Peta Strategis DJPb Tahun 2020

Peta Strategi yang telah disusun tersebut dapat dilihat berdasarkan 4 (empat) perspektif yaitu

Stakeholders Perspective

Perspektif ini mencakup sasaran strategis yang ingin diwujudkan organisasi untuk memenuhi harapan

sehingga dinilai berhasil dari sudut pandang stakeholder (pemangku kepentingan) Stakeholder adalah

pihak internal dan eksternal yang secara langsung atau tidak langsung memiliki kepentingan atas output

atau outcome dari suatu organisasi tetapi tidak menggunakan layanan organisasi secara langsung

Customer Perspective

Perspektif ini mencakup sasaran strategis yang ingin diwujudkan organisasi untuk memenuhi harapan

customer (pengguna layanan) danatau harapan organisasi terhadap customer Customer merupakan

pihak luar yang terkait langsung dengan pelayanan suatu organisasi

Internal Process Perspective

Perspektif ini mencakup sasaran strategis yang ingin diwujudkan melalui rangkaian proses yang dikelola

organisasi dalam memberikan layanan dan menciptakan nilai bagi stakeholder dan customer (value chain)

LAKIN DJPb 2020 32

Learning and Growth Perspective

Perspektif ini mencakup sasaran strategis berupa kondisi ideal atas sumber daya internal organisasi yang

ingin diwujudkan atau yang seharusnya dimiliki oleh organisasi untuk menjalankan proses bisnis guna

menghasilkan output atau outcome organisasi yang sesuai dengan harapan customer dan stakeholder

Sebelas sasaran strategis yang telah ditetapkan untuk setiap perspektif untuk tahun 2020 dapat

dijelaskan sebagai berikut

A) Stakeholders perspecitve terdiri atas 1 (satu) sasaran strategis yaitu

1 Pengelola perbendaharaan dan pembiayaan yang akuntabel dan produktif dengan risiko terkendali

Pengelolaan perbendaharaan artinya Ditjen Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara termasuk investasi sesuai Undang-Undang

Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pengelolaan perbendaharaan yang dilaksanakan

oleh Ditjen Perbendaharaan juga untuk mendukung pengelolaan pembiayaan dalam rangka mencukupi

kebutuhan kas dalam pelaksanaan anggaran

Pelaksanaan tugas pengelolaan perbendaharaan negara sebagaimana tersebut di atas wajib dikelola

secara akuntabel yaitu tertib taat pada peraturan perundang-undangan transparan dan bertanggung

jawab Selain itu pengelolaan perbendaharaan juga diharapkan dilakukan secara produktif yaitu dapat

menjadi nilai tambah dalam membangun pondasi kokoh atas fundamental ekonomi negara Indonesia

Namun demikian pengelolaan perbendaharaan dan risiko tersebut harus dilakukan dengan

mengutamakan prinsip kehati-hatian efektif dan efisien

B) Customer perspective terdiri atas 1 (satu) sasaran strategis yaitu

2 Birokrasi dan layanan publik yang agile efektif dan efisien

Sebagaimana undang undang tentang Pelayanan Publik setiap institusi penyelenggara negara dibentuk

semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik Pelayanan publik adalah serangkaian kegiatan dalam

rangka memenuhi kebutuhan pelayanaan sesuai peraturan atas barangjasapelayanan adminsitratif

yang disediakan oleh penyelenggara negara

Dalam rangka mendapatkan penyelenggara negara yang mampu melayani masyarakat dan mampu

meletakkan pondasi yang diperlukan bangsa untuk memenangkan persaingan global diperlukan

birokrasi yang agile efisien dan efektif yaitu yang fleksibel lincah dan cepat dalam merespon

perubahan serta mampu menggunakan sumber daya yang tersedia dengan seminimal mungkin untuk

mendapatkan targetoutput yang telah ditetapkan secara optimal

C) Internal process perspective terdiri atas 6 (enam) sasaran strategis yaitu

Kebijakan adalah konsep besar yang menjadi dasar dan pemberi arah dalam pelaksanaan dan

pengembangan Sistem Perbendaharaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

33 LAKIN DJPb 2020

Optimal adalah sesuai dengan kebutuhan implementatif dan tidak saling bertentangan Formulasi

kebijakan yang optimal mengandung makna bahwa perumusan konsep besar yang menjadi dasar dan

pemberi arah dalam pelaksanaan dan pengembangan Sistem Perbendaharaan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan sudah sesuai dalam menghasilkan outputoutcome sesuai tujuan

4 Komunikasi edukasi dan standardisasi yang berkesinambungan

Komunikasi dan edukasi merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman stakeholders atas

peraturan dan kebijakan di bidang perbendaharaan untuk memperkuat implementasi peraturan dan

kebijakan dalam rangka mendorong tercapainya tujuan organisasi Standardisasi bertujuan untuk

mewujudkan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola perbendaharaan melalui

peningkatan kompetensi pengelola perbendaharaan berdasarkan kualifikasi kompetensi yang

dipersyaratkan dalam rangka mendukung terwujudnya pengelolaan APBN yang semakin berkualitas di

seluruh KementerianLembaga sehingga dapat menghasilkan output dan outcome yang maksimal sesuai

dengan tugas dan fungsi masing-masing Standardisasi pengelola perbendaharaan dimaksud

dilaksanakan melalui program pengembangan kapasitas uji kompetensi sertifikasi kompetensi dan

pengembangan profesi jabatan fungsional di bidang perbendaharaan Dalam rangka memenuhi tuntutan

perkembangan tata kelola keuangan yang bersifat dinamis dibutuhkan strategi komunikasi edukasi

dan standardisasi yang kontinu tidak tambal sulam serta berorientasi pada usaha membuat satker

mampu menguasai secara menyeluruh aspek filosofi sampai aspek teknis pengelolaan perbendaharaan

5 Pengelolaan kas dan pembiayaan yang pruden dan optimal

Pengelolaan kas dan pembiayaan yang optimal artinya dapat memanfaatkan kas yang ada sesuai

dengan kebutuhan memanfaatkan idle cash dengan hasil yang maksimal meminimalisir cost dengan

mempertimbangkan biaya dan manfaat dimana manfaat yang diperoleh lebih besar dibandingkan

dengan biaya yang harus dikeluarkan Sedangkan pruden dalam pengelolaan kas dan pembiayaan

negara berarti kemampuan dalam mengelola kas negara dengan mempertimbangkan prinsip

kehati-hatian

6 Monev perbendaharaan yang optimal

Dalam rangka memastikan proses pengelolaan perbendaharaan dapat dilakukan sesuai dengan

ketentuan dan dapat mencapaia output yang telah ditetapkan perlu dilakukan langkah-langkah

strategis secara komprehensif atas pelaksanaan anggaran kepada Internal DJPb maupun para

Stakeholder Langkah-langkah strategis tersebut disusun dan dievaluasi secara periodik dan terukur

sehingga secara langsung dapat berdampak terhadap peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran

internal DJPb maupun KementerianLembaga

7 Pelaksanaan tugas khusus (special mission) yang optimal

Pelaksanaan special mission merupakan tugas khusus diluar core business di bidang pelaksanaan

anggaran yang dibebankan kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan Dalam pelaksanaan tugas

tersebut seluruh sumber daya Ditjen Perbendaharaan diharapkan dapat bekerja secara optimal Optimal

memiliki makna bahwa Ditjen Perbendaharaan mampu melaksanakan tugas special mission tersebut

sesuai peraturan yang ada serta dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan

LAKIN DJPb 2020 34

8 Akuntansi dan pelaporan keuangan negara yang akuntabel transparan dan tepat waktu

Akuntabilitas dan transparansi pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara diwujudkan dengan

penyusunan laporan keuangan oleh Pemerintah Pusat Penyusunan laporan keuangan Pemerintah

harus disusun secara profesional dan modern Kualitas laporan keuangan Pemerintah dapat

diidentifikasi dari ketepatan waktu penyelesaian LKPP penyelesaian rekomendasi BPK serta opini

audit yang baik dari BPK

D) Learning and growth perspective terdiri atas 3 (tiga) sasaran strategis yaitu

9 Organisasi dan SDM yang optimal

Organisasi yang optimal adalah organisasi yang mampu mewadahi dan memfasilitasi kegiatan-

kegiatan dalam rangka mencapai tujuan Dengan demikian organisasi beserta proses bisnis di

dalamnya akan bersifat dinamis dan fleksibel sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan dinamika

transformasi kelembagaan Kementerian Keuangan SDM yang optimal adalah SDM yang memiliki

kepemimpinan yang tepat mengetahui apa yang akan dilakukan untuk semua informasi yang diterima

dan kompetensi yang dibutuhkan untuk keberhasilan organisasi serta melakukan pekerjaan dengan

penuh semangat efektif efisien dan produktif sesuai dengan proses kerja yang benar agar mencapai

hasil kerja yang optimal

10 Pengelolaan keuangan yang otpimal

Pengelolaan anggaran meliputi perencanaan pelaksanaan dan monitoring anggaran selama satu

tahun anggaran yang selanjutnya dipertanggungjawabkan kepada stakeholder Dana yang tersedia

dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA) harus dikelola sesuai rencana yang telah ditetapkan

dan dapat dipertanggungjawabkan

Pelaksanaan anggaran menggunakan prinsip hemat efisien dan tidak mewah dengan tetap memenuhi

output sebagaimana telah direncanakan dalam DIPA Kualitas pertanggungjawaban pelaksanaan

anggaran selama satu tahun tercermin dari opini yang diberikan oleh BPK

11 Sistem Informasi perbendaharaan yang andal dan modern

Kementerian Keuangan sebagai institusi negara yang mengelola APBN perlu menyampaikan informasi

terkait kebijakan tujuan dan program pengelolaan keuangan dan kekayaan negara kepada masyarakat

luas melalui kampanye komunikasi yang efektif tepat sasaran dan berdampak terhadap peningkatan

pengetahuan dukungan dan partisipasi publik

Sistem manajemen informasi yang andal akan terwujud dengan adanya pengelolaan layanan TIK yang

andal yaitu dengan ketersediaan sistem TIK penyediaan dan pemenuhan layanan TIK serta

penyelesaian gangguan layanan TIK kepada pengguna layanan TIK sesuai ketentuan yang disepakati

pada Katalog Layanan TIK SLA dan atau Business Impact Analysis (BIA)

35 LAKIN DJPb 2020

Pada tahun 2020 11 (sebelas) Sasaran Strategis tersebut terdiri atas 26 (dua puluh enam) Indikator

Kinerja Utama (IKU) serta 2 (dua) sub IKU yang masing-masing ditargetkan pada Kontrak (Perjanjian)

Kinerja Tahun 2020 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2C1

Tabel 2C1 Target Indikator Kinerja Utama (IKU) Kemenkeu-One DJPb Tahun 2020

1 Pengelola perbendaharaan dan pembiayaan yang akuntabel dan produktif dengan risiko terkendali

1a-CP Indeks opini BPK atas LKPP 4 (WTP)

1b-N Indeks efektivitas investasi pemerintah 325 (Skala 4)

1c-CP Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang

3 (skala 4)

2 Birokrasi dan layanan publik yang agile efektif dan efisien

2a-CP Indeks kepuasan pengguna layanan 4 (skala 5)

3 Perumusan kebijakan yang optimal

3a-N Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan

3 (skala 4)

4 Komunikasi edukasi dan standardisasi yang berkesinambungan

4a-N Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi 87

4b-N Persentase implementasi jabatan fungsional bidang perbendaharaan

75

5 Pengelolaan kas yang pruden dan optimal

5a-N Deviasi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat

475

5b-CP Indeks pengendalian biaya atas SILPA 3 (skala 4)

6 Monev perbendaharaan yang optimal

6a-CP Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL 88

6b-CP Tingkat implementasi redesign sistem penganggaran

100

6c-N Persentase pencapaian target pendapatan BLU

100

7 Pelaksanaan tugas khusus (special mission) yang optimal

7a-CP Indeks efektivitas pelaksanaan tugas khusus

100

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

8 Akuntansi dan pelaporan

keuangan negara yang

akuntabel transparan dan

tepat waktu

8a-N Rata-rata indeks opini BPK atas LK KL

dan LK BUN

36

8b-N Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah ditindaklanjuti

9 Organisasi dan SDM yang optimal

9a-N Persentase pemenuhan standar soft dan

hard competency 9b-CP Persentase penyelesaian delayering

9c-CP Persentase efisiensi belanja birokrasi

9d-CP Indeks integritas organisasi

9d1-CP Tingkat pemenuhan kriteria ZI WBK

9d2-CP Indeks persepsi integritas

9e-CP Persentase penyelesaian program RBTK

9f-CP Tingkat implementasi learning organisastion

10 Pengelolaan keuangan yang optimal

10a-N Persentase kualitas pelaksanaan anggaran 95

10b-CP Indeks kualitas pelaporan keuangan BA 15

11 11a-CP Indeks efektivitas komunikasi publik

11b-CP Indeks kualitas pengelolaan sistem TIK

11c-N Persentase tingkat implementasi SAKTI

LAKIN DJPb 2020 36

No Kegiatan Anggaran

1 Penyelenggaraan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran Rp

2 Pembinaan pelaksanaan anggaran Rp

3 Pembinaan pengelolaan keuangan badan layanan umum Rp

4 Peningkatan pengelolaan kas negara Rp

5 Manajemen investasi dan penerusan pinjaman Rp

6 Harmonisasi dan penyusunan regulasi serta proses bisnis perbendaharaan

Rp

7 Pengembangan sistem informasi dan teknologi perbendaharaan

Rp

8 Penyelenggaraan kuasa bendahara umum negara Rp

9 Pembinaan pelaksanaan perbendaharaan di wilayah Rp

10 Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya DJPb Rp

11 Pengelolaan dana bergulir usaha mikro Rp

12 Penghimpunan pengelolaan dan penyaluran dana perkebunan kelapa sawit

Rp

Rp Jumlah

Ket Pagu sesuai pagu yang dicantumkan dalam Kontrak Kinerja Dirjen Perbendaharaan Tahun

2020 (sesuai Pagu DIPA Awal)

Pada kontrak kinerja tahun 2020 terdapat inisiatif strategis Pengadaan Hardware dan Software untuk

Peningkatan Kapasitas Layanan IT DJPb untuk mendukung sasaran strategis

Peningkatan

Kapasitas Server SAKTI dan Renewal Lisensi untuk SPAN dan MPN IS ini didukung pendanaan

sebesar Rp 10701661800000

Sebagaimana disepakati dalam Kontrak (Perjanjian) Kinerja DJPb Tahun 2020 dalam upaya mencapai 11

(sebelas) sasaran strategis tersebut DJPb didukung pendanaan yang dibagi ke 12 (dua belas) jenis

kegiatan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2C3 Adapun rincian pendanaan dan kinerja lebih lanjut

diuraikan pada Lampiran IV LAKIN ini

Tabel 2C2 Pendanaan per Kegiatan untuk Mendukung Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2020

37 LAKIN DJPb 2020

2 Refinement Kontrak Kinerja 2020

Dalam rangka menjamin tercapainya Sasaran Strategis yang lebih optimal DJPb melakukan

penyempurnaan IKU tahun 2020 Penyempurnaan yang dilakukan di antaranya melalui perubahan

uang lingkup IKU penetapan IKU baru mempertahankan IKU lama yang menunjang pencapaian

sasaran strategis 2020 dan penghapusan IKU dengan rincian penjelasan sebagai berikut

A Perubahan ruang lingkup IKU

1 Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan

Aspek Efektivitas peraturan perbendaharaan merupakan penyelesaian peraturan

perbendaharaan sesuai dengan ketentuan dan kaidah-kaidah dalam penyusunan peraturan

serta uji dampak terhadap implementasi peraturan perbendaharaan yang dilakukan dengan

Metode ROCCIPI Penukuran IKU ini ada tahun sebelumnya diukur dari 2 komponen yaitu

Indeks Penyelesaian RPMK

Indeks Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI

Untuk tahun 2020 ditambahkan 1 (satu) komponen pengukuran yaitu Indeks Tindak lanjut Uji

Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI Target tahun 2020 ditetapkan tetap indeks 3 (skala 4)

2 Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL

Dalam rangka memonitor perkembangan upaya peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran KL

diperlukan suatu alat penilaian kualitaskinerja yang sekaligus dapat berperan sebagai katalis

perubahan perilaku dan pola pikir satkerKL dalam pelaksanaan anggaran

Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran secara

kuantitatif yang dapat terwakili oleh aspek dan variabel sebagai berikut

1 Aspek Kesesuaian dengan perencanaan Variabel Frekuensi Revisi DIPA (REV) Deviasi Hala-

man III DIPA (HAL3) Pagu Minus (MIN)

2 Aspek Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Variabel Retur SP2D (RTR) Realisasi Anggaran

(REAL) Penyelesaian Tagihan (TAG) Konfirmasi Capaian Output (CAPOUT)

3 Aspek Efisiensi Pelaksanaan Kegiatan Variabel Penerbitan SPM secara benar (SPM) Deviasi

RenkasRPD Harian (RPD)

4 Aspek Kepatuhan terhadap regulasi Variabel Ketepatan Waktu Data Kontrak (KTR)

Pertanggungjawaban UP (PUP) Penyampaian LPJ (LPJ) Dispensasi SPM (DSPM)

IKU Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL merupakan cascading indirect dari Kemenkeu-Wide

Pada level Kemenkeu-Wide IKU tersebut diukur berdasarkan 3 (tiga) komponen yaitu

1) IKPA DJPb 2) SMART DJA 3) Penilaian Kinerja daerah DJPK

Pada level Kemenkeu-One DJPb IKU tersebut hanya diukur berdasarkan nilai IKPA Pada 2020

terdapat reformulasi perhitungan IKPA (penambahan indikator konfirmasi capaian output

perubahan bobot penyesuaian perhitungan untuk revisi-UPTUP-hal III) sehingga target tahun

2020 ditetapkan tetap 88

LAKIN DJPb 2020 38

3 Persentase pemenuhan standar soft dan hard competency

IKU tersebut merupakan cascading dari Kemenkeu-Wide dan merupakan IKU lama pada Kontrak

Kinerja Kemenkeu-Wide maupun Kemenkeu-One DJPb Khusus untuk DJPb terdapat reformulasi

pengukuran IKU tersebut dengan menambahkan nilai standar hard competency sehingga IKU

tersebut diukur berdasarkan 2 (dua) komponen yaitu

1 Soft competency pegawai dengan target 95

2 Hard competency pegawai dengan target 91

Pemenuhan soft competency pejabatpegawai DJPb diukur berdasarkan Standar Kompetensi Jabatan

(indeks kesesuaian minimal 78)

a SKJ (Standar Kompetensi Jabatan) adalah Jenis dan level kompetensi yang menjadi syarat

keberhasilan pelaksanaan tugas suatu jabatan

b Job Person Match adalah Indeks kesesuaian antara kompetensi pejabat dengan SKJ

Target IKU Tahun 2020 adalah 93

B Penetapan IKU Baru

1 Indeks efektivitas investasi pemerintah

diukur berdasarkan data yang diperoleh melalui monitoring dan evaluasi terhadap penyaluran

investasi Untuk mengukur tingkat efektifitas investasi pemerintah tersebut dilakukan pengukuran

dengan menggunakan dua variabel sebagai berikut

1 Penyaluran Investasi yang terdiri dari

A Deviasi rencana penarikan dana ( membandingkan antara realisasi dengan perencanaan

halaman III DIPA)

B Tingkat penyerapan dana (membandingkan antara realisasi DIPA dengan Komitmen

Penyaluran)

2 Ketepatan Sasaran yang diukur berdasarkan hasil survei atas pencapaian sasaran investasi

BUMN investasi PemdaBUMD dan Penyaluran UMi

Target awal tahun 2020 adalah indeks 325 (skala 4) kemudian di-addendum menjadi indek 4 dari

skala 5

Penyaluran dana investasi pemerintah berupa

penyaluran dana ke Pusat Investasi Pemerintah

(PIP) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan

(LPDP) penyaluran dana penerusan pinjaman

(SLA) dari Ditjen Perbendaharaan ke Pengguna

Dana (selaku debitur atas penerusan pinjaman)

penyaluran subsidi dan kredit program (tidak

termasuk KUR) Persentase ketepatan sasaran

39 LAKIN DJPb 2020

2 Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang

Rasio Optimalisasi Kas terhadap Bunga Utang adalah perbandingan antara penerimaan optimalisasi

kas atau return on investment (RoI) oleh DJPb dengan cost of fund atas utang yang diterbitkan oleh

DJPPR pada tahun berkenaan Hasil DJPb adalah return on investment dari pengelolaan atas

penempatan saldo kas pada Bank Indonesia dan hasil dari optimalisasi melalui pengelolaan

Treasury Dealing Room berupa penempatan uang pada bank umum pemerintah serta transaksi

reverse repo SBN dan Treasury otional Pooling (TNP) Biaya Bunga merupakan biaya bunga atas

penerbitan (issuance) utang pada tahun berkenaan (tidak memperhitungkan biaya bunga dari utang-

utang pada tahun-tahun sebelumnya) Target IKU tahun 2020 adalah 3 dari Skala 4

Target rasio minimal yang harus dicapai adalah 02 dengan rentang rasio yaitu

1 Lebih besar dari 02 merupakan kategori kriteria sangat baik

2 Lebih dari 015 sd 02 merupakan kategori kriteria baik

3 Lebih dari 01 sd 015 merupakan kategori kriteria

cukup

4 Kurang dari 01 merupakan kategori kriteria kurang

3 Indeks pengendalian biaya atas SILPA

IKU tersebut merupakan IKU baru di level Kemenkeu-Wide dan Kemenkeu-One DJPb tahun 2020

IKU merupakan tindak lanjut atas arahan Menteri Keuangan pada forum DKO Level Kemenkeu untuk

dilakukan pengukuran terhadap opportunity cost terkait jumlah kas idle berupa SILPA yang

disimpan di BI dengan return yang lebih rendah dari cost of fund jika dilakukan penerbitan bondrdquo

Biaya SiLPA merupakan biaya oportunitas atas

sisa lebih pembiayaan anggaran dalam periode

tertentu Biaya SiLPA dihitung dengan

menggunakan pendekatan perhitungan nominal

SiLPA dikalikan dengan selisih rata-rata

tertimbang yield utang tunai dikurangi dengan

rata-rata tertimbang optimalisasi Kas SiLPA

yang terkendali adalah jumlah SiLPA akumulasi

bulanan yang cost of fund-nya paling minimal

Cost of SiLPA yang paling minimal adalah

sebesar biaya kelebihan penerbitan utang

dikurangi dengan remunerasi hasil optimalisasi

idle cash Biaya kelebihan penerbitan utang

adalah jumlah utang yang diterbitkan dikurangi

dengan jumlah utang yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan kas bulanan

Rata-rata tertimbang yield (weighted average

yield) utang tunai diperoleh dari perhitungan

rata-rata tertimbang dari yield atau biaya

efektif utang tunai baru (SBN dan pinjaman

Program) yg ditarik atau diterbitkan pada tahun

berjalan Rata-rata tertimbang remunerasi

optimalisasi kas diperoleh dari perhitungan rata

-rata tertimbang atas optimalisasi kas melalui

penempatan uang pada Bank Indonesia dan

remunerasi pengelolaan berupa penempatan

uang pada bank umum pemerintah serta

transaksi reporeverse repo SBN

Rentang kendali biaya atas SiLPA yang harus

dijaga tersebut yaitu

1 Kurang dari Rp200 miliar dengan indeks 4

atau kriteria sangat baik

2 Lebih dari Rp200 miliar sd Rp250 miliar

dinyatakan dengan indeks 3 atau kriteria baik

3 Lebih dari Rp250 miliar sd Rp300 miliar

dinyatakan dengan indeks 2 atau kriteria

cukup

4 Lebih dari Rp300 miliar dinyatakan dengan

indeks 1 atau kriteria kurang

Target IKU tahun 2020 adalah indek 3 (skala 4)

LAKIN DJPb 2020 40

4 Tingkat implementasi redesign sistem penganggaran

IKU tersebut merupakan IKU baru di level Kemenkeu-Wide maupun Kemenkeu-One DJPb tahun

2020 IKU tersebut merupakan cascading indirect dari Kemenkeu-Wide (diturunkan kepada DJPb

DJA dan Setjen) IKU ini Mengukur keberhasilan atas implementasi redesign system penganggaran

yang diterapkan di Kementerian Keuangan TA 2020 dan perluasannya di seluruh KL TA 2021

Desain penganggaran yang digunakan oleh pemerintah saat ini mempunya beberapa kelemahan

seperti program belanja pusat dan daerah saat ini tidak sinkron sehingga capaian kinerjanya tidak

optimal Selain itu program yang digunakan dalam dokumen Perencanaan dan dokumen pengang-

garan berbeda sehingga sulit dikonsolidasikan Terkait dengan rumusan targetsasaran kinerja

pembangunan dari sebuah programkegiatan tidak terlihat secara langsung (normatif) Dari sisi

Informasi kinerja pembangunan yang tertuang dalam dokumen perencanaan penganggaran juga

masih sulit dipahami oleh publik Oleh karena itu perlu dilakukan perancangan desain penganggaran

baru yang diimplementasikan di seluruh kementerianlembaga agar kualitas dan capaian kinerja

penganggarannya dapat lebih optimal Dasar acuan desain anggaran yang baru adalah Visi misi

Presiden dan Fokus Prioritas Pembangunan 2020 ndash 2024 (5 fokus) 7 Agenda Pembangunan yang

dijabarkan dalam RPJMN 2020 ndash 2024 serta Tusi KL yang baru sesuai rumusan dalam Kabinet

Indonesia Maju dan Undang‐Undang Sektoral Terkait

Pelaksanaan persiapan dan implementasi desain anggaran yang baru berada pada kewenangan unit

eselon I DJA DJPb dan Sekretariat Jenderal Untuk DJPb persiapan dan implementasi desain

penganggaran meliputi

1 Persentase penyesuaian peraturan

Output Penyesuaian peraturan tergantung dari arahan pimpinanbterkait kedalaman penyusunan

desain anggaran yang baru Apabila dari arahan tersebut berimplikasi tidak perlu diubahnya

peraturan maka capaian komponen ini na

2 Persentase penyesuaian aplikasi

Output Penyesuaian aplikasi SAKTI CW SPAN Satu Anggaran

Target yang ditetapkan untuk tahun 2020 adalah 100

5 Indeks efektivitas pelaksanaan tugas khusus

Pelaksanaan special mission merupakan tugas khusus diluar core business di bidang pelaksanaan

anggaran yang dibebankan kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan Dalam pelaksanaan tugas

tersebut seluruh sumber daya Ditjen Perbendaharaan diharapkan dapat bekerja secara optimal

Optimal memiliki makna bahwa DJPb mampu melaksanakan tugas special mission tersebut sesuai

peraturan yang ada serta dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan Indeks efektivitas pelaksa-

naan tugas khusus dihitung berdasarkan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Satuan Kerja BLU lingkup

Ditjen Pebendaharaan yaitu NKO dari unit sebagai berikut

1 Satker Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS)

2 Satker Pusat Investasi Pemerintah (PIP)

3 Satker Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH)BPDPKS

Target yang ditetapkan untuk tahun 2020 adalah 100

41 LAKIN DJPb 2020

6 Indeks efisiensi belanja birokrasi

IKU ini merupakan cascading dari Kemenkeu-Wide Merupakan IKU baru di tahun 2020 dan

merupakan mandatory yang diinisiasi oleh Setjen Kemenkeu IKU ini mengukur penghematan atas

penerapan office automation terhadap anggaran belanja Target yang ditetapkan untuk tahun 2020

adalah 10 Pelaksanaan office automation diharapkan dapat mengurangi belanja birokrasi Efisiensi

belanja birokrasi ditunjukkan oleh realisasi belanja yang lebih kecil dari DIPA untuk suatu output

yang sama atau peningkatan capaian output untuk realisasi anggaran yang sama dengan DIPA

Output yang diukur pada IKU berdasarkan output pada dokumen RKA-KL Capaian Keluaran

Kegiatan (pada level Unit Eselon 2 ke bawah) menggunakan keluaran kegiatan dan indikator keluaran

kegiatan Capaian Keluaran Program (pada level Unit Eselon 1) menggunakan indikator keluaran

program DIPA dan realisasi anggaran yang diukur adalah sesuai nilai pada lingkup masing-masing

Jenis belanja yang diukur pada setiap output meliputi

(i) Belanja bahan percetakan dan konsumsi

(ii) Belanja perjalanan dinas dalam negeri kecuali dalam rangka pelantikan mutasi diklat dan

bantuan evaluasi non lokal dalam rangka pemberian dana dukungan pemulihan kepada pegawai

yang terkena dampak bencana alam

(iii) RDK dan konsinyering

7 Persentase penyelesaian delayering

Sebagaimana pidato Presiden Republik Indonesia pada Sidang Paripurna MPR RI tanggal 20 Oktober

2019 dalam rangka meningkatkan daya saing investasi untuk menciptakan lapangan kerja perlu

dilakukan pemotongan prosedur yang panjang dan penyederhanaan birokrasi menjadi hanya 2 (dua)

level dan menggantimengalihkan jabatan tersebut dengan jabatan fungsional yang berbasis pada

keahlianketerampilan dan kompetensi tertentu Penyederhanaan birokrasi tersebut dimaksudkan

untuk menciptakan birokrasi yang lebih dinamis agile dan profesional dalam upaya peningkatan

efektivitas dan efisiensi untuk mendukung kinerja pelayanan pemerintah kepada publik Selanjutnya

melalui Surat Edaran Nomor 384 tahun 2019 tentang Langkah Strategis dan Konkret Penyederhanaan

Birokrasi Kementerian PAN dan RB menyampaikan kriteria dan langkah-langkah strategis dan

konkret dalam rangka percepatan pengalihan jabatan struktural menjadi jabatan fungsional Dalam

rangka menindaklanjuti arah kebijakan tersebut pada tahun 2020 Kementerian Keuangan melakukan

penyederhanaan birokrasi (delayering) melalui transisi penggunaan jabatan fungsional secara selektif

sesuai arahan kebijakan nasional

Indeks Implementasi Penyelesaian Penyederhanaan Birokrasi (Delayering) Kemenkeu mengukur

penyelesaian proses implementasi delayering di lingkungan Kementerian Keuangan pada tahun 2020

dan terdiri dari 3 (tiga) sub-IKU

a Indeks Penyelesaian PembentukanPenyempurnaan Jabatan Fungsional dalam rangka Delayering

b Persentase penyelesaian Penataan Organisasi Kementerian Keuangan dalam rangka Delayering

c Persentase Alih Jabatan Struktural ke Jabatan Fungsional dalam rangka Delayering

Adapun IKU mandatory dari Kementerian Keuangan untuk Ditjen Perbendaharaan adalah Sub IKU A

yaitu melalui penyempurnaan Jabatan Fungsional Analis Perbendaharaan Negara Target yang

ditetapkan untuk IKU ini adalah 100

LAKIN DJPb 2020 42

8 Persentase penyelesaian program RBTK

Transformasi Digital merupakan bagian dari Misi Kemenkeu yang sesuai dengan perkembangan

industri 40 dan perkembangan ekonomi digital yang pesat beberapa tahun mendatang Kementerian

Keuangan perlu memperkuat program Reformasi dan Transformasi Kelembagaan yang berfokus pada

tema digital Untuk mewujudkan komitmen transformasi digital Kementerian Keuangan tersebut

dalam Leadersrsquo Offsite Meeting (LOM) pada Desember 2020 telah ditetapkan 15 (lima belas) Inisiatif

Strategis Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan (IS RBTK) yaitu

IKU ini meruapakan IKU baru di tahun 2020 dan cascading dari Kemenkeu-Wide IKU tersebut

mengukur pencapaian IS RBTK masing-masing unit eselon I Target untuk tahun 2020 adalah 85

9 Tingkat implementasi learning organisation

IKU tersebut merupakan mandatory IKU Kemenkeu-Wide ke seluruh Kemenkeu-One Kementerian

Keuangan yang diinisiasi oleh BPPK Tingkat Implementasi learning organisation merupakan nilai yang

merepresentasikan tingkat implementasi unit kerja di lingkungan Kementerian Keuangan sebagai

learning organisation Learning organisation (organisasi pembelajar) adalah organisasi yang secara terus

menerus dan terencana memfasilitasi anggotanya agar mampu terus menerus berkembang dan

mentransformasi diri baik secara kolektif maupun individual dalam usaha mencapai hasil yang lebih

baik dan sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan bersama antara organisasi dan individu di da-

lamnya (KEP-140PP2017) Target IKU yang ditetapkan untuk tahun 2020 adalah 75 Metode pengukuran

menggunakan metode yang dikembangkan dari konsep Enterprise Learning System Assessment yang merupakan

salah satu komponen strategi Kemenkeu corporate university Tingkat learning organisation dapat ditinjau dari

input proses dan output pembelajaran yang dapat dilakukan dengan komponen penilaian terdiri dari

1 Strategic fit and management

commitment

2 Learning function organiza-

tion

3 Learning spaces

4 Learning solutions

5 Leaders as teachers

6 Learners

7 Learning Culture

8 Feedback

9 Learning value chain

10 Learners performance

Digital Transformation Initiatives Unit in Charge

1 The New Thinking of Working Setjen

2 Satu Data SLDK Setjen

3 Layanan Digital Kemenkeu Setjen

4 e-Kemenkeu Setjen

5 Organisasi dan SDM Setjen

6 Modern e-Learning BPPK Setjen

7 Unified Revenue Account Management DJP DJBC Setjen

8 Joint Program Otimaliasi Penerimaan DJP DJBC DJA DJPK BPPK LNSW DJKN

9 Core Tax System DJP

10 Pengelolaan Aset Negara DJKN

11 Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran DJPB

12 Penyediaan Data Transaksi Pemda DJPK

13 Pengintegrasian Informasi Keuangan PemerintahPusat dan Pemda

DJPB

14 Integrasi Probis Perencanaan dan Penganggaran DJA DJPB BKF

15 Pengelolaan Dana Pensiun DJA DJKN

43 LAKIN DJPb 2020

C Mempertahankan IKU Lama

Terdapat IKU di tahun 2019 yang tetap dipertahankan dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJPb

tahun 2020 IKU tersebut dipertahankan karena menunjang pencapaian sasaran strategis dan masih

urgen untuk dilaksanakan IKU tersebut antara lain

1 Rata-rata indeks opini BPK atas LK KL dan LK BUN

Laporan Keuangan KLdan BUN merupakan unsur pembentuk LKPP Opini BPK atas masing-masing

LKKL dan LKBUN akan berkontribusi terhadap opini BPK atas LKPP Dengan mengetahui

perkembangan opini BPK atas LKKL dan LKBUN maka dapat diketahui peningkatan transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara Poin Indeks LKKL dan Poin Index LKBUN adalah indeks

untuk mengetahui apakah capaian untuk Indikator Opini WTP dan WDP meningkat dari yang

ditargetkan

Pada tahun 2019 capaian IKU tersebut telah melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 393 dari

target 36 Namun target tahun 2020 tetap mempertimbangkan berbagai tantangan terkait

pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran di tahun 2020 antara lain karena LK Tahun 2019 ada

perbaikan revaluasi BMN secara menyeluruh mulai dari tingkat satker sedangkan waktu

perbaikannya hanya sekitar 4 bulan sehingga dikhawatirkan kualitas opininya tidak bisa meningkat

dari tahun lalu

2 Persentase tingkat implementasi SAKTI

IKU ini merupakan IKU lama di level Kemenkeu-One DJPb yang ditujukan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan implementasi Aplikasi SAKTI tahun 2020 pada seluruh Satker KL yang ditetapkan

dalam PMK Implementasi SAKTI Tahun 2020 IKU yang merupakan Prioritas Nasional ini ditargetkan

sebesar 100 sama dengan targetnya tahun 2019 dan 2018 Namun demikian dibandingkan

implementasi pada tahun sebelumnya coverage implementasi SAKTI tahun 2020 diperluas

Satkernya sebagaimana ditetapkan pada KMK

D Penghapusan IKU

Di tahun 2020 terdapat beberapa IKU yang dihapus dari kontrak kinerja Kemenkeu-One DJPb dengan

berbagai pertimbangan antara lain urgensi kegiatan IKU yang dipandang tidak sesuai lagi ada di

level Kemenkeu-One tingkat effort pencapaian IKU dan jumlah IKU yang telah ada dalam kontrak

kineerja Kemenkeu-One tahun 2020 IKU tersebut antara lain (1) Indeks Likuiditas Kas Negara (2)

Persentase rekonsiliasi tingkat UAKPA secara tepat waktu dan andal (3) Persentase pencapaian

target penerimaan pokok dan bunga pinjaman (4) Persentase pos penempatan talent pada jabatan

target

3 Adendum Kontrak Kinerja

Sebagai tanggap darurat atas kondisi pandemic Covid-19 yang melanda dan menindaklanjuti arahan

Menteri Keuangan dalam Rapat DKO Kinerja dan Risiki Kemenkeu-Wide-One Triwulan I 2020 dilakukan

perubahanadendum IKU pada kontrak kinerja Kemenkeu-One DJPb Tahun 2020 Adendum tersebut

meliputi perubahan wording IKU penambahan SubIKU trajectory IKU dan target IKU Perubahan

dilakukan dalam rangka relaksasi IKU dii masa pandemi covid penyelarasan IKU agar lebih dapat

meng-capture program pemulihan ekonomi nasional

LAKIN DJPb 2020 44

Sebelum Menjadi

Indikator Kinerja Utama

Target Kode IKU

Indikator Kinerja Uta-

ma

Target

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

Indeks kualitas pengelolaan sistem TIK

- - - 100 11b-CP Indeks kualitas pengelolaan sistem TIK

100 100 100 100

11b1-CP Tingkat downtime Sistem TIK

100 (010)

100 (010)

100 (010)

100 (010)

11b2-CP Tingkat penyelesaian proyek strategis TIK Kemenkeu

- - - 100

(85)

C Perubahan target danatau trajectory

Kode IKU

IKU Sebelum Menjadi

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

1b-N Indeks efektivitas investasi pemerintah

- 325 - 325 (skala 4)

- 4 - 4 (skala 5)

4b-N Persentase implementasi jafung bidang perbendaharaan

- 40 - 75 - 25 - 75

6a-CP Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL

88 88 88 88 - - 88 88

9a-N Persentase pemenu-han standar soft dan hard competency

- 93 - 93 - - - 93

9c-CP Persentase efisiensi belanja birokrasi

10 10 10 10 - - - 10

11a-CP Indeks efektivitas komunikasi publik

- 29 - 29 - - - 35 (skala 4)

B Penambahan subIKU dan perubahan trajectory

Kode IKU

Indikator Kinerja Utama

Sebelum Menjadi 7a-CP Indeks pelaksanaan tugas khusus Indeks efektivitas pelaksanaan tugas khusus

Tabel 2C3 PerubahanAdendum Kontrak KInerja Kemenkeu-One Tahun 2020

45 LAKIN DJPb 2020

4 Metode Penghitungan Nilai Kinerja

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK012014 DJPb melakukan evaluasi secara

berkala atas perencanaan kinerja yang ditetapkan Salah satu output-nya adalah Nilai Kinerja Organisasi

(NKO) yang diperoleh melalui penghitungan dengan menggunakan data target dan realisasi IKU yang

tersedia Dengan membandingkan antara data target dan realisasi akan diperoleh indeks capaian IKU

Penghitungan indeks capaian IKU perlu memperhitungkan jenis polarisasi IKU yang berlaku yaitu

maximize minimize dan stabilize Ketentuan penetapan indeks capaian IKU adalah

a Angka maksimum adalah 120

b Angka minimum adalah 0

c Ketentuan IKU maximize dan minimize yang realisasinya tidak memungkinkan melebihi target

1) Indeks capaian dapat dikonversi menjadi 120 dengan ketentuan

IKU mengukur kualitas waktu atau biaya

Jumlah IKU yang dapat dikonversi tersebut adalah maksimal 20 dari total IKU dalam

kontrak kinerja (1 IKU dari 5 IKU dan berlaku kelipatannya)

Memprioritaskan IKU cascading peta strategi (CP) kemudian IKU cascading non peta (C) di

atas IKU non-cascading (N) dalam pemilihan IKU yang dikonversi

2) Penghitungan indeks capaiannya ditetapkan sebagai berikut

Apabila realisasi IKU sama dengan target di mana target yang ditetapkan merupakan target

maksimal yang dapat dicapai indeks capaian IKU tersebut dikonversi menjadi 120

Apabila realisasi IKU tidak memenuhi target indeks capaian IKU tersebut tidak dilakukan

konversi (menggunakan rumus perhitungan polarisasi)

d Formula penghitungan indeks capaian IKU untuk setiap jenis polarisasi adalah berbeda

sebagaimana penjelasan berikut

Polarisasi Maximize

Pada polarisasi maximize kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang lebih tinggi

dari target dengan formula sebagai berikut

Apabila IKU dengan polarisasi maximize memiliki target minus (target lt 0) formula yang

digunakan adalah sebagai berikut

Polarisasi Minimize

Pada polarisasi minimize kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang lebih kecil

dari target dengan formula sebagai berikut

Apabila indeks capaian IKU kurang dari 0 atau menghasilkan angka minus indeks capaian yang

diakui adalah 0 Apabila IKU minimize memiliki target 0 indeks capaian IKU dihitung dengan

menggunakan bantuan skala konversi dan formula yang digunakan sebagai berikut

LAKIN DJPb 2020 46

Polarisasi Stabilize

Pada polarisasi stabilize kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang berada dalam

suatu rentang tertentu dibandingkan target dengan formula

Keterangan

In = Indeks capaian

In-1 = Indeks capaian dibawahnya

In+1 = Indeks capaian di atasnya

Ca = Capaian awal = Realisasi target x 100

Cn = Capaian dengan ketentuan

Apabila Realisasi gt Target Cn = 100 ndash (Ca ndash 100) di mana Ca maksimum adalah 200

Apabila Realisasi lt Target Cn = Ca di mana Cn-1= Capaian dibawah Cn dan Cn+1 =

Capaian di atas Cn

e Perhitungan Nilai Kinerja Organisasi (NKO)

Untuk mendapatkan NKO perhitungan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut

1 Perhitungan Indeks Capaian IKU

Perhitungan indeks capaian IKU dilakungan dengan membandingan antara realisasi dengan target

berdasarkan formula penghitungan indeks capaian IKU untuk setiap jenis polarisasi

sebagaimana telah dijelaskan pada poin (d) di atas

2 Perhitungan Nilai Sasaran Strategis

Perhitungan nilai sasaran strategis (NSS) dilaksanakan dengan mengkonsolidasikan seluruh

indeks capaian IKU dalam suatu SS dengan memperhitungkan bobot tertimbang IKU Bobot IKU

mencerminkan tingkat kualitas dan validitas IKU Perhitungan NSS adalah sebagai berikut

Perhitungan Bobot Tertimbang IKU

Bobot tertimbang IKU dihitung dengan formula sebagai berikut

NSS dihitung dengan formula sebagai berikut

Perhitungan Nilai Perspektif

Perhitungan Nilai Perspektif (Np) merupakan rata-rata NSS dalam satu perspektif dengan

formula sebagai berikut

47 LAKIN DJPb 2020

Perhitungan NKO

Perhitungan NKO dilaksanakan dengan menjumlahkan Np berdasarkan bobot perspektif DJPb

memiiki empat perspektif dengan bobot yaitu stakeholder perspective sebesar 25

customer perspective sebesar 15 internal process perspective sebesar 30 dan learning

and growth perspective sebesar 30 Dengan bobot tersebut NKO dihitung dengan formula

sebagai berikut

E Adapun status indeks capaian dan NKO adalah sebagai berikut

1) Hijau (100 le X le 120 memenuhi ekspektasi)

2) Kuning (80 le X lt 100 belum memenuhi ekspektasi)

3) Merah (X lt 80 tidak memenuhi ekspektasi)

LAKIN DJPb 2020 48

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

A Capaian Kinerja Organisasi

B Realisasi Agenda Prioritas

C Realisasi Anggaran

D Kinerja Lainnya

ϱϭgtltEWďϮϬϮϬ

ūƲƄǿƤǿǢŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч ƤƐƲūǢơŀч $b śч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ţūƲƄŀƲч ŜŀǢŀч ưūưśŀƲţƐƲƄƤŀƲч ŀƲǷŀǢŀч ǷŀǢƄūǷч

ЋǢūƲŜŀƲŀЌчţŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчRƲţƐƤŀǷƼǢчdƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋRdiquestЌчǟŀţŀчǪūǷƐŀǟчǟūǢǪǟūƤǷƐƃϯч$ŀǢƐчƋŀǪƐƧчǟūƲƄƤǿǢŀƲчƤƐƲūǢơŀч

ǷūǢǪūśǿǷϰчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǷŀчśŀƋȗŀчŜŀǟŀƐŀƲчrƐƧŀƐчdƐƲūǢơŀчǢƄŀƲƐǪŀǪƐчЋrdЌч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢч

͵͵ͷϰ͵ʹϯчrƐƧŀƐчǷūǢǪūśǿǷчśūǢŀǪŀƧчţŀǢƐчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀчǟŀţŀчǪūǷƐŀǟчǟūǢǪǟūƤǷƐƃчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀч

cedilŀśūƧчͷϯ͵ϯч

cedilŀśūƧчͷϯ͵чrƐƧŀƐчdƐƲūǢơŀч$b śчͶʹͶʹчūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ūǢǪǟūƤǷƐƃ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǟŀţŀч cedilŀśūƧч ͷϯ͵ϰч ǪūƧǿǢǿƋч

ǟūǢǪǟūƤǷƐƃч ưūƲţŀǟŀǷч ч ƲƐƧŀƐч ч ţƐч ŀǷŀǪч ͵ʹʹч ţūƲƄŀƲч ƲƐƧŀƐч

ǷūǢǷƐƲƄƄƐч ǷūǢţŀǟŀǷч ǟŀţŀч ]atildesup1shyEgravefrac14Oslash VOslashUumlOtildeatildemacroacuteϯч rƐƧŀƐч

dƐƲūǢơŀч$b śч ǪūŜŀǢŀч ƤūǪūƧǿǢǿƋŀƲч ǪūśūǪŀǢч ͵͵ͷϰ͵ʹч ǷŀƋǿƲч

ͶʹͶʹчưūƲƄŀƧŀưƐчǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽч

Ћ͵ʹͽϰͺͺЌϯч rƐƧŀƐч ƤƐƲūǢơŀч $b śч ţŀǢƐч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͷч ǪŀưǟŀƐч

ţūƲƄŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽч ţŀǟŀǷч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǟŀţŀч FǢŀɯƤчч ţƐч

śŀȗŀƋчƐƲƐϯч ţƐч

ǪŀưǟƐƲƄϰчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͷчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲч

ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͻϰчrdч$b śч ǷūǢǿǪчưūƲƄŀƧŀưƐч

ǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчţŀǢƐч ǷŀƋǿƲчƤūч ǷŀƋǿƲϰчǷūǷŀǟƐч

ưūƲǿǢǿƲчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼϰчţŀƲчƤūưśŀƧƐч

ưūƲƐƲƄƤŀǷч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽч ţŀƲч ͶʹͶʹϯч

laquoūƧŀưŀч ǷŀƋǿƲ чͶʹͶʹϰ ţŀǢƐчͶͺчRdiquestч$b śϰчч

Semua RdiquestчǷūƧŀƋчśūǢǪǷŀǷǿǪчƋƐơŀǿчЋưūưūƲǿƋƐчǷŀǢƄūǷЌϯчŀǟŀƐŀƲчţŀǢƐчͶͺчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀч

cedilŀśūƧчͷϯͶϯ

cedilŀśūƧчͷϯͶчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчdūưūƲƤūǿ-Űĩϑ$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ

poundlaquo cedilROuml cedil rRfR

Ͷҗ ͵͵ͺϰͻͻ

͵җ ͵͵ͺϰʹʹ

ͷʹҗ ͵͵ͷϰʹͼ

ͷʹҗ ͵ʹͼϰͺ͵

rRfRчdRrpoundbчpoundFrRlaquolaquoR ͵͵ͷϰ͵ʹ

dƼţūчlaquolaquoϼRdiquest

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчϼчRƲţƐƤŀǷƼǢчdƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋśƼśƼǷЌ cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ rƐƧŀƐ

ȗŀƧ ţţ ȗŀƧ ţţ ȗŀƧ ţţ laquoƵthornŢĩʼnźťġĩƠϑ ĩƠƨƝĩĚƵŎǔĩϑЋͶҗЌ ͵͵ͻϰͺͷ ͵͵ͺϰͻͻ

͵ ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчŀƤǿƲǷŀśūƧчţŀƲчǟǢƼţǿƤǷƐƃчţūƲƄŀƲчǢƐǪƐƤƼчǷūǢƤūƲţŀƧƐ

͵͵ͻϰͺͷ ͵͵ͺϰͻͻ

͵ŀ- RƲţūƤǪчǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfd ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵ś-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƐƲȖūǪǷŀǪƐчǟūưūǢƐƲǷŀƋ ͷϰͶ ͷϰͻ ϰ ͵͵ϰͷͼ ͵͵Ͷϰʹ ͵Ŝ- RƲţūƤǪчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчśǿƲƄŀчǿǷŀƲƄ ͷ ͷ ͷϰ ͷϰ ͵͵ͺϰͺͻ ͵͵ͺϰͺͻ ƽƨƵźŮĩƠϑ ĩƠƨƝĩĚƵŎǔĩϑЋ͵җЌ ͵͵ͺϰʹʹ ͵͵ͺϰʹʹ

Ͷ ƐǢƼƤǢŀǪƐчţŀƲчƧŀȝŀƲŀƲчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄчŀƄƐƧūϰūƃūƤǷƐƃϰчţŀƲчūƃƐǪƐūƲ ͵͵ͺϰʹʹ ͵͵ͺϰʹʹ Ͷŀ- RƲţūƤǪчƤūǟǿŀǪŀƲчǟǿśƧƐƤчŀǷŀǪчƧŀȝŀƲŀƲч$b ś ϰͺ ϰͺ ͵͵ͺϰʹʹ ͵͵ͺϰʹʹ RŰƵĩƠŰthornťϑ ƠźĚĩƨƨϑ ĩƠƨƝĩĚƵŎǔĩϑЋͷʹҗЌ ͵͵ͷϰʹͼ ͵͵ͷϰ͵ͺ

ͷ ūǢǿưǿǪŀƲчƤūśƐơŀƤŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͷŀ-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчǟūǢŀǷǿǢŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲ ͷ ͷ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ dƼưǿƲƐƤŀǪƐϰчūţǿƤŀǪƐϰчţŀƲчǪǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчśūǢƤūǪƐƲŀưśǿƲƄŀƲ ͵ʹϰͽʹ ͵ʹϰͽʹ

ŀ-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчūţǿƤŀǪƐчţŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐ ͼͻ ͼͻ ͽʹϰͼ ͽʹϰͼ ͵ʹϰͷ ͵ʹϰͷ

ś-r ūǢǪūƲǷŀǪūчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчơŀśŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲ

ͻҗ ͻҗ ͻͽϰʹͷҗ ͻͽϰʹͷҗ ͵ʹϰͷͻ ͵ʹϰͷͻ

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤŀǪчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчǟǢǿţūƲчţŀƲчƼǟǷƐưŀƧ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ŀ-r $ūȖƐŀǪƐчǟǢƼȝūƤǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǟǿǪŀǷ ϰͻҗ ϰͻҗ Ͷϰͺʹҗ Ͷϰͺʹҗ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ś- RƲţūƤǪчǟūƲƄūƲţŀƧƐŀƲчśƐŀȝŀчŀǷŀǪчlaquoRf ͷ ͷ ͷϰͻ ͷϰͻ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ

ͺ pƼƲūȖч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ ͵ʹͽϰʹ ͵ʹͽϰʹ ͺŀ- rƐƧŀƐчƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчdϼf ͼͼ ͼͼ ͽͶϰ͵ͽ ͽͶϰ͵ͽ ͵ʹϰͻͺ ͵ʹϰͻͺ ͺś- cedilƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǢūţūǪƐƄƲчǪƐǪǷūưчǟūƲƄŀƲƄƄŀǢŀƲ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ

gtltEWďϮϬϮϬϱϮ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯͶϰчrdч$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūƧǿưчŀţţūƲţǿưчƤƼƲǷǢŀƤчƤƐƲūǢơŀч

ŀţŀƧŀƋч ͵͵ͷϰч ͼϰч ǪūţŀƲƄƤŀƲч rdч $b śч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǪūǷūƧŀƋч ŀţţūƲţǿưч ƤƼƲǷǢŀƤч ƤƐƲūǢơŀч ŀţŀƧŀƋч ͵͵ͷϰ͵ʹϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐч ǪūƧǿǢǿƋч Rdiquestч$b śч ЋͶͺч RdiquestЌч ǷūƧŀƋчưūƲŜŀǟŀƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūƲǷǿƤŀƲϯч ūƲơūƧŀǪŀƲчŜŀǟŀƐŀƲч

RdiquestчǿƲǷǿƤчǪūǷƐŀǟчǪŀǪŀǢŀƲчǪǷǢŀǷūƄƐǪчŀţŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

laquoūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ȖƐǪƐч $b śϰч ĩŰłĩťźťthornϑ ĩƠęĩŰġthornʼnthornƠthornthornŰϑ rĩłthornƠthornϑ ŀǢǷƐƲȝŀч $b śч

ưūưǟǿƲȝŀƐчǷǿƄŀǪчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчţŀƲчǟūǢǷŀƲƄƄǿƲƄȭŀȗŀśŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲч

ƲūƄŀǢŀчǪūǪǿŀƐчiquestƲţŀƲƄ-iquestƲţŀƲƄчrƼϯч͵чǷŀƋǿƲчͶʹʹчǷūƲǷŀƲƄч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчrūƄŀǢŀϯч

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчȝŀƲƄчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƼƧūƋч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчơǿƄŀч

ǿƲǷǿƤчưūƲţǿƤǿƲƄчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчưūƲŜǿƤǿǟƐчƤūśǿǷǿƋŀƲч

ƤŀǪч ţŀƧŀưч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲϯч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч

ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ƲūƄŀǢŀч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀч ǷūǢǪūśǿǷч ţƐч ŀǷŀǪч ȗŀơƐśч ţƐƤūƧƼƧŀч ǪūŜŀǢŀч

ŀƤǿƲǷŀśūƧϰч ȝŀƐǷǿч ǷūǢǷƐśϰч ǷŀŀǷч ǟŀţŀч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ǟūǢǿƲţŀƲƄ-ǿƲţŀƲƄŀƲϰч ǷǢŀƲǪǟŀǢŀƲϰч

ţŀƲч śūǢǷŀƲƄƄǿƲƄч ơŀȗŀśϯч laquoūƧŀƐƲч ƐǷǿϰч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ơǿƄŀч ţƐƋŀǢŀǟƤŀƲч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǪūŜŀǢŀч

ǟǢƼţǿƤǷƐƃϰч ȝŀƐǷǿч ţŀǟŀǷч ưūƲơŀţƐч ƲƐƧŀƐч ǷŀưśŀƋч ţŀƧŀưч ưūưśŀƲƄǿƲч ǟƼƲţŀǪƐч ƤƼƤƼƋч ŀǷŀǪч ƃǿƲţŀưūƲǷŀƧч

ūƤƼƲƼưƐч ƲūƄŀǢŀч RƲţƼƲūǪƐŀϯч rŀưǿƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţŀƲч ǢƐǪƐƤƼч ǷūǢǪūśǿǷч ƋŀǢǿǪч

ţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчưūƲƄǿǷŀưŀƤŀƲчǟǢƐƲǪƐǟчƤūƋŀǷƐ-ƋŀǷƐŀƲϰчūƃūƤǷƐƃϰчţŀƲчūɯǪƐūƲϯч

dƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋRdiquestЌϰчȝŀƲƄчưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͷϯ

cedilŀśūƧϯчͷϯͷчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч͵

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч͵

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч

ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч

ţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲч

ȝŀƲƄчŀƤǿƲǷŀśūƧчţŀƲч

ǟǢƼţǿƤǷƐƃчţūƲƄŀƲч

ǢƐǪƐƤƼчǷūǢƤūƲţŀƧƐ

dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ͵ŀ- RƲţūƤǪчǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfd ͵Ͷʹϰʹʹ ͵ś-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƐƲȖūǪǷŀǪƐчǟūưūǢƐƲǷŀƋ чЋǪƤŀƧŀчЌ ϰ ͵͵Ͷϰʹ ͵Ŝ- RƲţūƤǪчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчśǿƲƄŀчǿǷŀƲƄ ͷ ͷϰʹ ͵͵ͺϰͺͻ

laquolaquoч͵ϱч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчŀƤǿƲǷŀśūƧчţŀƲчǟǢƼţǿƤǷƐƃчţūƲƄŀƲчǢƐǪƐƤƼчǷūǢƤūƲţŀƧƐ

dƼţūчlaquolaquoϼRdiquest

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчϼчRƲţƐƤŀǷƼǢчdƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋśƼśƼǷЌ cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ rƐƧŀƐ

ȗŀƧ ţţ ȗŀƧ ţţ ȗŀƧ ţţ ͺŜ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчǷŀǢƄūǷчǟūƲţŀǟŀǷŀƲчfiquest ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ͷͽϰͷͺҗ ͵ͷͽϰͷͺҗ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͻ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǪǟūŜƐŀƧчưƐǪǪƐƼƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ ͵͵͵ϰͷ ͵͵͵ϰͷ

ͻŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷǿƄŀǪчƤƋǿǪǿǪ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵͵͵ϰͷ ͵͵͵ϰͷ ͵͵͵ϰͷ ͵͵͵ϰͷ ͼ ƤǿƲǷŀƲǪƐчţŀƲчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчƲūƄŀǢŀчȝŀƲƄчŀƤǿƲǷŀśūƧϰчǷǢŀƲǪǟŀǢŀƲчţŀƲчǷūǟŀǷчȗŀƤǷǿ ͵ʹͽϰ͵ ͵ʹͽϰ͵

ͼŀ-r poundŀǷŀ-ǢŀǷŀчƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfdчdϼfчţŀƲчfdчiquestr ͷϰͺ ͷϰͺ ͷϰͽ ͷϰͽ ͵ʹͽϰͻͶ ͵ʹͽϰͻͶ

ͼś- ūǢǪūƲǷŀǪūчǢūƤƼưūƲţŀǪƐч dчŀǷŀǪчfd чţŀƲчfdчiquestrчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐ

ͼͽҗ ͼͽҗ ͽͺϰͽͽҗ ͽͺϰͽͽҗ ͵ʹͼϰͽͼ ͵ʹͼϰͽͼ

fĩthornƠŰϑthornŰġϑFƠźǕƵʼnϑ ĩƠƨƝĩĚƵŎǔĩϑЋͷʹҗЌ ͵͵ʹϰͷͷ ͵ʹͼϰͺ͵ ͽ ǢƄŀƲƐǪŀǪƐччţŀƲчlaquo$pчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ ͵͵ʹϰͻ ͵͵ʹϰͻ

ͽŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūưūƲǿƋŀƲчǪǷŀƲţŀǢчǪƼƃǷчţŀƲчƋŀǢţчŜƼưǟūǷūƲŜȝ ͽͷҗ ͽͷҗ ͽͼϰͻͼҗ ͽͼϰͻͼҗ ͵ʹͺϰͶͶ ͵ʹͺϰͶͶ ͽś- ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчţūƧŀȝūǢƐƲƄ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͽŜ- ūǢǪūƲǷŀǪūчūƃƐǪƐūƲǪƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͶͽϰͽͶҗ ͶͽϰͽͶҗ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͽţ- RƲţūƤǪчƐƲǷūƄǢƐǷŀǪчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐ ͽͻϰ͵ͽ ͽͻϰ͵ͽ ͵ʹϰͷ͵ ͵ʹϰͷ͵ ͵ʹͼϰͷ ͵ʹͼϰͷ ͽū- ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟǢƼƄǢŀưчpoundcedild ͼҗ ͼҗ ͽϰͻͶҗ ͽϰͻͶҗ ͵͵Ͷϰͺ͵ ͵͵Ͷϰͺ͵ ͽƃ- cedilƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчƧūŀǢƲƐƲƄчƼǢƄŀƲƐǪŀǷƐƼƲ ͻ ͻ ͽͻϰͺ ͽͻϰͺ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵ʹ ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ ͵ʹͻϰʹͼ ͵ʹͺϰͼͼ

͵ʹŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲ ͽҗ ͽҗ ͽͺϰ͵ͺҗ ͽͺϰ͵ͺҗ ͵ʹ͵ϰͶͶ ͵ʹ͵ϰͶͶ ͵ʹś- RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчч͵ ͼ ͼ ͽͺϰʹʹ ͽͺϰʹʹ ͵͵Ͷϰͽ ͵͵Ͷϰͽ

͵͵ dƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄчūƃūƤǷƐƃчţŀƲчǪƐǪǷūưчƐƲƃƼǢưŀǪƐчȝŀƲƄчŀƲţŀƧ ͵͵ͷϰͷͷ ͵ʹͼϰ͵ͽ ͵͵ŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤ Ͷϰͽ ͷϰ ͷϰͺͺ ͷϰͺͺ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵ʹϰͻ ͵͵ś- RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRd ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ͼϰͶͼ ͵ͼϰͶͼ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵͵Ŝ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǟƧƐƤŀǪƐчlaquodcedilR ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ

rRfRчdRrpoundbчpoundFrRlaquolaquoRчЋrdЌч$b śчcedilMiquestrчͶʹͶʹ ͵͵ͷϰͼ ͵͵ͷϰ͵ʹ

53 LAKIN DJPb 2020

Uraian mengenai IKU tersebut adalah sebagai berikut

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) bertujuan menyediakan informasi

mengenai sumber alokasi dan penggunaan daya keuangan negara serta posisi

keuangan pemerintah Dengan mengetahui opini Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) atas LKPP dapat diketahui tingkat transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara

sehingga dapat dijadikan pedoman bagi para pengguna untuk kepentingan ekonomi sosial dan politik

Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks Opini BPK atas LKPP dan LKBUN bertujuan menjamin akuntabilitas

dan transparansi pertanggungjawaban keuangan negara

Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai

kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan Dengan mengetahui opini BPK

atas LKPP dan LK BUN dapat diketahui tingkat transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan

negara sehingga dapat dijadikan pedoman bagi para pengguna untuk kepentingan ekonomi sosial dan

politik Opini BPK didasarkan pada 4 (empat) kriteria yaitu

1 Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

2 Kecukupan pengungkapan sesuai dengan pengungkapan yang diatur SAP

3 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

4 Efektivitas sistem pengendalian intern

Untuk mengetahui tingkat pemenuhan realisasi terhadap targetnya indeks pengukuran LKPP dan LK

BUN tersebut menggunakan skala pengukuran 1 sampai 4 dengan keterangan sebagai berikut

Tabel 3A4 Indeks pengukuran LKPP dan LK BUN

Indeks opini tersebut dapat diperoleh dengan sumber data dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK

atas LKPP Tahun 2019 (pemeriksaan dilakukan tahun 2020) Melalui nilai indeks tersebut (realisasi

capaian) dapat diketahui apakah capaian untuk IKU tersebut pada tahun 2020 telah memenuhi target

yang telah ditetapkan Terkait dengan pengukuran IKU tersebut tahun 2020 polarisasi data ditetapkan

menggunakan maximize (semakin tinggi realisasi terhadap target semakin baik capaian kinerjanya)

Dalam hal ini semakin sedikit temuan BPK atas LKPP semakin tinggi nilai indeks opininya sehingga

diharapkan laporan keuangan yang dibuat semakin transparan dan akuntabel Indeks opini BPK atas

LKPP dilaporkan pada triwulan II tahun 2020 dengan jenis konsolidasi periode menggunakan take last

known value (realisasi yang digunakan adalah angka periode terakhir)

1a-CP BPK atas LKPP

Indeks Keterangan

100 Tidak Wajar (TWAdverse)

200 Tidak Memberikan Pendapat (TMPDisclaimer)

300 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan 4 permasalahan (temuan) atau lebih

325 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan 3 permasalahan (temuan)

350 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan 2 permasalahan (temuan)

375 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan 1 permasalahan (temuan)

390 Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan (WTP DPP)

400 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

gtltEWďϮϬϮϬϱϰ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀч ǷūƧŀƋч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ţŀƧŀưч dƼƲǷǢŀƤч dƐƲūǢơŀч ŀƲǷŀǢŀч

pūƲǷūǢƐч dūǿŀƲƄŀƲч ţŀƲч ǢūǪƐţūƲч poundūǟǿśƧƐƤч RƲţƼƲūǪƐŀч ŀţŀƧŀƋч ƐƲţūƤǪч ч ȝŀƲƄч ưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲч ǟƐƲƐч dч

timesŀơŀǢчcedilŀƲǟŀч ūƲƄūŜǿŀƧƐŀƲчЋtimescedil ЌччţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţūчǟūƧŀǟƼǢŀƲчǷŀƋǿƲŀƲϯчcedilŀǢƄūǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪŀưŀчţūƲƄŀƲч

ǷŀǢƄūǷч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲч ǪūśūƧǿưƲȝŀч Ћtimescedil Ќч ưūƲƄƐƲƄŀǷч ƤǿŀƧƐǷŀǪч ƧŀǟƼǢŀƲч

ƤūǿŀƲƄŀƲч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ǪūƲŀƲǷƐŀǪŀч ţƐƋŀǢŀǟƤŀƲч ǿƲǷǿƤч ưūƲȝŀơƐƤŀƲч ƐƲƃƼǢưŀǪƐч ƤūǿŀƲƄŀƲч Ƥūǟŀţŀч ǪūǷƐŀǟч

ǟūưŀƲƄƤǿчƤūǟūƲǷƐƲƄŀƲчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǪūŜŀǢŀчȗŀơŀǢчţŀƲчǷƐţŀƤчǷūǢţŀǟŀǷчƤūǪŀƧŀƋŀƲчǟūƲȝŀơƐŀƲчȝŀƲƄчưŀǷūǢƐŀƧϯ

poundūƲŜŀƲŀч laquoǷǢŀǷūƄƐǪч ЋpoundūƲǪǷǢŀЌч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶ -ʹͶʹͶчưūƲūƲǷǿƤŀƲч ǷŀǢƄūǷч Rdiquestч ƐƲţūƤǪч

ơǿưƧŀƋчfd-dfчţŀƲчfd-iquestrчȝŀƲƄчŀƲţŀƧчţūƲƄŀƲчƼǟƐƲƐчŀǿţƐǷчȝŀƲƄчśŀƐƤţƐчưŀƲŀч ơǿưƧŀƋчȝŀƲƄчţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч

ưūǢǿǟŀƤŀƲчơǿưƧŀƋчƲƐƧŀƐчƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐчǿƲǷǿƤчǪūƧǿǢǿƋчdūưūƲǷūǢƐŀƲчrūƄŀǢŀϼfūưśŀƄŀчЋdϼfЌчţŀƲчiquestrчţƐśŀƄƐч

ơǿưƧŀƋчǿƲƐǷчdϼfчţŀƲчiquestrчǷūǢǪūśǿǷϰчȝŀƐǷǿчţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲчǪūśūǪŀǢччǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯчpūƲƄƐƲƄŀǷчfddfчţŀƲч

fdiquestrч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǿƲǪǿǢч ǟūưśūƲǷǿƤч fd ϰч ǷŀǢƄūǷч ǷūǢǪūśǿǷч ţŀǟŀǷч ţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲч ţūƲƄŀƲч ǷŀǢƄūǷч ţŀƲч

ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч RƲţūƤǪч ƼǟƐƲƐч dч ŀǷŀǪч fd ϯч cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ȝŀƲƄч Ǫŀưŀч ţūƲƄŀƲч poundūƲǪǷǢŀч ǷūǢǪūśǿǷч ơǿƄŀч

ţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲŜŀƲŀч ūưśŀƲƄǿƲŀƲчbŀƲƄƤŀчpūƲūƲƄŀƋчЋpound bprЌϰчȝŀƐǷǿччǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч

ūśūǢŀǟŀч ǷƐƲţŀƤŀƲч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲч ƤǿŀƧƐǷŀǪч fd ч cedilŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽϰч

ŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ pūƲȝǿǪǿƲчfd чţūƲƄŀƲчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчlaquoƐǪǷūưчcedilūǢƐƲǷūƄǢŀǪƐчfd чFͶчưūƧŀƧǿƐчlaquo r

Ͷϯ pūƲȝūưǟǿǢƲŀƤŀƲчǪƐǪǷūưчţŀƲчǟǢƼǪūǪчśƐǪƲƐǪч ūƧŀǟƼǢŀƲчdūǿŀƲƄŀƲ

ͷϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчǟūưśƐƲŀŀƲчţŀƲчǟūƲţŀưǟƐƲƄŀƲчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчfddf

ϯ pūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчpoundŀǟƐưчśūǢơūƲơŀƲƄчǷƐƲƄƤŀǷчdūưūƲƤūǿчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчȖŀƧƐţŀǪƐчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчfd чcedilчͶʹ͵ͽ

ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчpoundūƤƼƲǪƐƧƐŀǪƐчǷūǢƤŀƐǷчpoundūȖŀƧǿŀǪƐчǪūǷчŀƲǷŀǢŀчdϼfϰч$bdrϰчţŀƲч$b

ͺϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчcedilǢƐǟŀǢǷƐǷчŀƲǷŀǢŀчdϼfϰчdūưūƲƤūǿϰчţŀƲч dчpoundRчǪūŜŀǢŀчƼƲƧƐƲūчǷŀƲƄƄŀƧчͶͷчpŀǢūǷчǪϯţϯч͵ͺчǟǢƐƧч

ͶʹͶʹч

ͻϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǪūŜŀǢŀчƐƲǷūƲǪƐƃчţūƲƄŀƲчcedilƐưчǿţƐǷƼǢч dчŀǷŀǪчcedilūưǿŀƲчfd чcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͽ

ͼϯ dƼƼǢţƐƲŀǪƐчţūƲƄŀƲчǟŀǢŀчiquestRч ч ǷūƤŀƐǷчcedilƐƲţŀƤчfŀƲơǿǷчpoundƐǪƐƤƼчǿţƐǷчcedilчͶʹ͵ͽчţŀƲчcedilƐƲţŀƤчfŀƲơǿǷчcedilūưǿŀƲч

cedilŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϯ

ͽϯ pūƲƄƼǟǷƐưŀƧƤŀƲч ƃŀǪƐƧƐǷŀǪч ǷūƤƲƼƧƼƄƐч ţŀƧŀưч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǟūƤūǢơŀŀƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ǟūƲŜūƄŀƋŀƲч

ǟūƲȝūśŀǢŀƲчǟŀƲţūưƐчƼȖƐţ-͵ͽ

poundūŀƧƐǪŀǪƐч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀǷŀǪч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǢƐчfŀǟƼǢŀƲчMŀǪƐƧч ūưūǢƐƤǪŀŀƲч ЋfM Ќч

dчpoundRчŀǷŀǪчfd ч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчrƼưƼǢч ͵ͽϼfM ϼUumlOumlϼʹͺϼͶʹͶʹч ǷŀƲƄƄŀƧч ͵чbǿƲƐчͶʹͶʹϰчŀţŀƧŀƋч RƲţūƤǪччȝŀƲƄч

ưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲч ƼǟƐƲƐчtimesŀơŀǢч cedilŀƲǟŀч ūƲƄūŜǿŀƧƐŀƲч Ћtimescedil Ќϯч $ūƲƄŀƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǟŀţŀч

ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǷūƧŀƋч ưūưūƲǿƋƐч ǷŀǢƄūǷч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǟŀţŀч dƼƲǷǢŀƤч dƐƲūǢơŀч dūưūƲǷūǢƐŀƲч

dūǿŀƲƄŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀśūƧчͷϯчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfd чţŀƲчfdiquestr

ūǢƤūưśŀƲƄŀƲчƼǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfd чǷŀƋǿƲчͶʹʹͺчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчͶʹ͵ͽчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀśūƧчͷϯͺч ūƲƐƧŀƐŀƲчfd чţŀƲчfdчiquestrчǷŀƋǿƲчͶʹʹͺчǪϯţϯчͶʹ͵ͽ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ - чЋtimescedil Ќ чЋtimescedil Ќ - чЋtimescedil Ќ - чЋtimescedil Ќ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - чЋtimescedil Ќ чЋtimescedil Ќ - чЋtimescedil Ќ - чЋtimescedil Ќ ŀǟŀƐŀƲ - ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ - ͵Ͷʹ - ͵Ͷʹ

Ͷʹʹͺ Ͷʹʹͻ Ͷʹʹͼ Ͷʹʹͽ Ͷʹ͵ʹ Ͷʹ͵͵ Ͷʹ͵Ͷ Ͷʹ͵ͷ Ͷʹ͵ Ͷʹ͵ Ͷʹ͵ͺ Ͷʹ͵ͻ Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͽ

cedilp cedilp cedilp times$ times$ times$ times$ times$ times$ times$ timescedil timescedil timescedil timescedil

cedilMiquestrчfd ч

55 LAKIN DJPb 2020

Ditunjukkan pada tabel tersebut bahwa selama 3 (tiga) tahun berturut-turut sejak tahun 2006 sampai

dengan 2008 mendapatkan opini Tidak Memberikan Pendapat (disclaimer) dan dalam kurun waktu 2009

-2015 LKPP mendapatkan opini WDP namun sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 LKPP untuk

keempat kalinya mendapat opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

Dalam hal pemenuhan target IKU sebagaimana ditetapkan pada Kontrak Kinerja Kementerian Keuangan

setiap tahunnya Renstra Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019 dan 2020-2024 dan RJPMN Tahun

2015-2019 dan 2020-2024 perbandingan capaian IKU tersebut dari tahun 2017 hingga 2020 ditunjukkan

sebagai berikut

Tabel 3A7 Realisasi IKU tahun 2017 sd 2020

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel tersebut untuk tahun 2020 realisasi IKU Indeks opini BPK atas

LKPP telah memenuhi target yang telah ditetapkan baik pada Kontrak Kinerja Kementerian Keuangan

Tahun 2020 maupun pada Renstra Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024 (untuk tahun 2020) dan

RPJMN Tahun 2020-2024 (untuk tahun 2020) Ditunjukkan pula bahwa realisasi IKU tersebut sejak tahun

2017 juga telah memenuhi target yang ditetapkan Secara keseluruhan melalui LHP BPK atas LKPP

Tahun 2019 ditunjukkan pada pemeriksaan atas setiap diLKBUN dan LKKL diketahui bahwa

1 84 LKKL dan 1 LKBUN (97 LK entitas yang diperiksa) memperoleh WTP

2 2 LKKL (2 LK entitas yang diperiksa) memperoleh opini WDP

3 1 LKKL (1 LK entitas yang diperiksa) mendapatkan opini TMP

Meskipun masih terdapat opini WDP dan TMP pada 3 entitas yang diperiksa (KL) hal tersebut tidak

berpengaruh secara material pada LKPP Tahun 2019 Satu LKKL tahun 2019 yang mendapatkan opini

TMP yaitu Badan Keamanan Laut Republik Indonesia Rincian jumlah LKKL dan LKBUN yang

mendapatkan opini WTP WDP TMP dan TW dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2019 dapat

ditunjukkan sebagai berikut

Tabel 3A8 Rincian opini LKKL dan LKBUN

TARGETREALISASI TAHUN IKU

2017 2018 2019 2020 IKU Indeks jumlah LK-KL dan LK-BUN yang andal dengan opini audit yang baik Target IKU pada RPJMN 2015-2019 dan 2020-2024 35 36 36 36 Target IKU pada Renstra Kemenkeu 2015-2019 dan 2020-2024

35 36 36 36

IKU Indeks opini BPK atas LKPP Target IKU pada Kontrak Kinerja (KK) Kementerian Keuangan

4 (WTP) 4 (WTP) 4 (WTP) 4 (WTP)

Realisasi IKU 4 (WTP) 4 (WTP) 4 (WTP) 4 (WTP)

TAHUN LKKL dan LKBUN

Opini 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2019

WTP 69

(KL 62 BUN 7)

65 (KL 65)

62 (KL 62)

56 (KL 56)

74 (KL 73 BUN 1)

80 (KL 79 BUN 1)

82 (KL81 BUN 1)

85 (KL 84 BUN 1)

85 (KL 84 BUN 1)

WDP 22

(KL 21 BUN 1)

19 (KL 18 BUN 1)

18 (KL 17 BUN 1)

26 (KL 25 BUN 1)

8 (KL 8)

6 (KL6)

4 (KL 4)

4 (KL 4)

2 (KL 2)

TMP 3 (KL 3)

3 (KL 3)

7 (KL 7)

4 (KL 4)

6 (KL 6)

2 (KL 2)

1 (KL 1)

1 (KL 1)

1 (KL 1)

TW 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LAKIN DJPb 2020 56

Secara grafik perkembangan jumlah LKKL dan LKBUN (LK) untuk setiap jenis opini dari laporan tahun

2010 sampai dengan tahun 2020 ditunjukkan sebagai berikut

Sebagaimana ditunjukkan pada Grafik tersebut diketahui sebagai berikut

1 Sejak LKKL dan LKBUN (LK) tahun 2010 sampai dengan tahun 2019 jumlah LK yang mendapatkan

opini WTP selalu menjadi yang tertinggi dibandingkan LK yang mendapatkan opini WDP dan TMP

2 Jumlah LK beropini WTP tahun 2019 (85 LK) merupakan prosentase tertinggi dibandingkan jumlah

LK beropini WTP tahun-tahun sebelumnya

3 Jumlah LK beropini WDP tahun 2019 (2 LK) menurun (turun 50) dari jumlah LK beropini WDP

tahun 2018 (4 LK)

4 Jumlah LK beropini TMP tahun 2019 (1 LK) sama dengan jumlah LK beropini TMP tahun 2018 (1 LK)

Dengan demikian secara umum terdapat peningkatan atas kualitas LKKL dan LKBUN tahun 2019

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sebagaimana dicerminkan dari opini BPK atas setiap laporan

tersebut BPK menilai Pemerintah telah menindaklanjuti rekomendasi permasalahan yang ada pada

Tahun 2019 Pemerintah telah menyelesaikan TDK (Transaksi dalam Konfirmasi) dengan membangun

single database melalui e-rekon dan sistem penyusunan LKPP yang lebih baik sehingga pada LKPP

Tahun 2018 dan 2019 tidak terdapat TDK BPK berpendapat LKPP Tahun 2019 secara umum telah

menyajikan secara wajar untuk seluruh aspek yang material sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemeritahan (SAP) Namun demikian masih terdapat beberapa temuan dalam hal Sistem

Pengendalian Intern dan Kepatuhan terhadap Perundang-undangan yang rekomendasinya akan

ditindaklanjuti oleh pemerintah tetapi dijelaskan oleh BPK bahwa temuan tersebut tidak berpengaruh

langsung terhadap kewajaran LKPP Tahun 2019 Beberapa temuan dimaksud dalam hal Sistem

Pengendalian Intern dan Kepatuhan dimaksud adalah sebagai berikut

A Temuan Sistem Pengendalian Intern (SPI)

53 67 69 65 6256

7479 82 85

29

18 22 19 1825

8 64

22 2 3 3 7 4 6 2 1 1

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Tahun Laporan

WTP WDP TMP TW

No Uraian temuan Siklus

1

Terdapat Penggunaan Rekening Pribadi untuk Pengelolaan Dana yang Bersumber dari APBN Saldo Kas Tidak Sesuai dengan Fisik Sisa Kas Terlambat Belum Disetor dan Penggunaan Kas yang Tidak Dilengkapi Dokumen Pertanggungjawaban pada 34 KementerianLembaga

Aset

2 Terdapat Ketidaksesuaian Pencatatan Persediaan dengan Ketentuan pada 53 KementerianLembaga

3 Kelemahan Sistem Pengendalian Intern dalam Penatausahaan Piutang Perpajakan pada DJP serta Pengelolaan dan Penatausahaan Piutang pada DJBC Belum Optimal

4 Penghapusan Piutang Negara atas Pemberian Pinjaman yang Seharusnya Menjadi Kewenangan Presiden Dilaksanakan Tidak Sesuai Ketentuan

5 Pengelolaan Piutang BUN yang Berasal dari Pinjaman Dana Antisipasi Penanganan Luapan Lumpur Sidoarjo kepada Lapindo Brantas Inc dan PT Minarak Lapindo Jaya Belum Memadai

57 LAKIN DJPb 2020

No Uraian temuan Siklus

6

Penyajian Akun-Akun LKPP Tahun 2019 terkait Penyertaan Modal Pemerintah pada PT Asabri (Persero) dan Nilai Akumulasi Iuran Pensiun yang dikelola PT Asabri (Persero) Belum didukung Laporan Keuangan PT Asabri (Persero) Tahun 2019 (Audited) dan Kewajiban Pemerintah Selaku Pemegang Saham Pengendali PT Asabri (Persero) Sebagaimana Diatur UU Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian Belum DiukurDiestimasi

Aset

7

Akun-Akun terkait Investasi Permanen PMN LKPP 2019 (Audited) Belum didukung Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Tahun 2019 (Audited) dan Kewajiban Pemerintah Selaku Pemegang Saham Pengendali PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Sebagaimana Diatur UU Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian Belum Diukur Diestimasi dan Dilaporkan

8 Terdapat Pencatatan Ganda atas Aset Sebesar Rp147 Triliun yang Diakui Sebagai Aset Tetap pada LK PTNBH Universitas Indonesia Tahun 2019 dan Persediaan pada LK Kemenristekdikti Tahun 2019

9 Proses PMN atas Pengembalian Aset BPYBDS Jaringan Gas dan SPBG dari PT Pertamina (Persero) kepada Kementerian ESDM sebesar Rp368 Triliun Berlarut-larut

10 Penyajian Hasil Perbaikan Penilaian Kembali BMN Tahun 2017-2018 pada LKPP Audited Tahun 2019 Tidak Akurat

11 Pengendalian atas Pengelolaan Aset Tetap pada 77KementerianLembaga Belum Memadai Berdampak AdanyaSaldo BMN yang Tidak Akurat serta Penatausahaan danPencatatan Aset Tetap yang Tidak Sesuai Ketentuan

12

Hasil Identifikasi Pemerintah atas Akun-Akun terkait Transaksi Konsesi Jasa Berdasarkan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pengaturan Konsesi Jasa Belum Didukung denganPernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) dan Dokumen Sumber yang Memadai

13 Pengendalian atas Pengelolaan Aset Tak Berwujud pada 32 KementerianLembaga Belum Memadai Berdampak Adanya Saldo BMN yang Tidak Akurat serta Penatausahaan dan Pencatatan Aset Tak Berwujud yang Tidak Sesuai Ketentuan

14 Pengendalian atas Pencatatan Aset Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Belum Memadai

15 Pengelolaan DJKN atas Aset yang Berasal dari Pengelolaan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Belum Memadai

16

Pengungkapan Kewajiban Jangka Panjang atas Program Pensiun pada LKPP Tahun 2019 Sebesar Rp287676 Triliun belum didukung Standar Akuntansi dan Perhitungan Aktuariayang Akurat serta Terdapat Potensi Kewajiban Pemerintah atas Unfunded Past Service Liability (UPSL) Tunjangan Hari Tua(THT) PT Asabri (Persero) yang Belum Ditagihkan

Kewajiban 17 Barang Milik Negara Sebagai Underlying Asset Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Belum Mencerminkan Nilai Wajar Aset SBSN Termutakhir dan Berpotensi Tidak Mencukupi Nilai SBSN yang Diterbitkan

18 Kewajiban Pemerintah Kepada PT Pertamina (Persero) atas FeePenjualan Migas Bagian Negara Belum Dapat Diukur Dengan Andal

19 Pencatatan Saldo dan Mutasi Utang Kelebihan Pembayaran Pajak Masih Belum Akurat

20

Penyajian Aset yang Berasal dari Realisasi Belanja dengan Tujuan untuk Diserahkan Kepada Masyarakat sebesar Rp4420 Triliun pada 34 KL Tidak Seragam serta Terdapat Permasalahan Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Realisasi Belanja dengan Tujuan untuk Diserahkan Kepada Masyarakat yang tidak Sesuai Ketentuan

Belanja

21 Kebijakan Penyelesaian Kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Listrik Belum Didukung dengan Mekanisme Penganggaran yang Memadai

22 Pemanfaatan Sisa Anggaran Belanja Subsidi untuk Penyelesaian Kurang Bayar Subsidi Belum Optimal

23 Pengalokasian Dana Alokasi Umum Tambahan pada APBN TA 2019 Sebesar Rp650 Triliun Tidak Selaras dengan UU Nomor 33 Tahun 2004

24 Perhitungan Alokasi Transfer Daerah pada 11 BidangSubbidang DAK Fisik Belum Didukung Dokumentasi dan Penjelasan yang Memadai dari KL Teknis

25 Pengelolaan Dana Desa Belum Sepenuhnya Sesuai dengan Ketentuan dan Belum Dilaksanakan secara Memadai

26 Skema Pengalokasian Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pengadaan Tanah PSN pada Pos Pembiayaan Masih Sama Dengan TA 2018 Mengakibatkan LKPP Tahun 2019 Belum Menggambarkan Informasi Belanja dan Defisit Sesungguhnya

Pembiayaan

LAKIN DJPb 2020 58

B Temuan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan

Tantangan yang dihadapi dalam pencapaian target IKU tersebut antara lain

1 Kompleksitas permasalahan di lapangan yang memerlukan dukungan sumber daya pembinaan

secara optimal

2 Kondisi aktual atas terjadinya pandemi COVID-19 menjadi salah satu tantangan dalam pelaksanaan

pembinaan KL dan BUN

Pada tahun 2021 menimbang pencapaian IKU tersebut pada tahun 2020 yang telah memenuhi target

yang ditetapkan dan telah mencapai indeks opini BPK tertinggi atas LKPP upaya yang akan dilakukan

pada tahun 2021 terutama diarahkan pada upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas

LKPP Secara berkelanjutan akan dilakukan pembinaan secara intensif kepada Kementerian Negara

Lembaga dengan bimbingan teknis dan penyuluhan akuntansi serta monitoring atas tindak lanjut

temuan pemeriksaan BPK atas LKPP tahun 2019 Di samping itu rekomendasi rencana aksi yang akan

dilakukan pada tahun 2021 yaitu

1 Melaksanakan bimbingan akuntansi dan pelaporan keuangan secara berkelanjutan melalui sarana

virtual

2 Pendampingan penyelesaian temuan LKKL tahun 2020

Penyaluran APBN sebagai investasi pemerintah dan pembiayaan

lainnya yang dilaksanakan secara optimal akan menopang

pengelolaan investasi pemerintah secara berkelanjutan dan dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi Saat ini bentuk penyaluran investasi pemerintah berupa penyaluran

dana ke Pusat Investasi Pemerintah (PIP) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) penyaluran dana

penerusan pinjaman (SLA) dari DJPb ke Pengguna Dana (selaku debitur atas penerusan pinjaman) serta

penyaluran subsidi dan kredit program (tidak termasuk KUR) Untuk mengukur tingkat efektivitas investasi

pemerintah tersebut disusun IKU Indeks Efektivitas Investasi Pemerintah yang pengukurannya menggunakan

dua variabel sebagai berikut

1 Penyaluran Investasi yang terdiri dari

a Deviasi rencana penarikan dana (membandingkan antara realisasi dengan perencanaan halaman III

DIPA)

b Tingkat penyerapan dana (membandingkan antara realisasi DIPA dengan Komitmen Penyaluran)

Temuan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan No Uraian temuan Siklus

1 DJP Belum Menerbitkan Surat Tagihan Pajak atas Kekurangan Setor Sebesar Rp1264 Triliun dan Keterlambatan Penyetoran Pajak dengan Sanksi Sebesar Rp269 Triliun dan USD405 Juta

Pendapatan

2

Pemberian Fasilitas Transaksi Impor yang Dibebaskan danatau Tidak Dipungut PPN dan PPh-nya pada DJP Terindikasi Bukan Merupakan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis dan Terdapat Potensi Kekurangan Penetapan Penerimaan Negara dari Pendapatan Bea MasukBea Masuk Anti Dumping dan PDRI pada DJBC

3

Direktorat Jenderal Pajak Tidak Segera Memproses Pembayaran Restitusi Pajak yang Telah Terbit Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP) senilai Rp1162 Triliun dan Terindikasi Belum Menerbitkan SKPKPP senilai Rp7286 Miliar dan USD5791 Ribu serta Terlambat Menerbitkan SKPKPP senilai Rp607 Miliar

4 Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada 40 KL Minimal Sebesar Rp70964 Miliar serta Pengelolaan Piutang pada 16 KL Sebesar Rp178 Triliun Belum Sesuai Ketentuan

5 Penganggaran Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Belanja pada 85 KL Minimal Sebesar Rp1065 Triliun dan USD2940 Juta Tidak Sesuai Ketentuan

Belanja

1b-N Indeks Efektivitas

Investasi Pemerintah

59 LAKIN DJPb 2020

2 Ketepatan Sasaran yang diukur berdasarkan hasil survei atas pencapaian sasaran investasi BUMN

investasi PemdaBUMD dan Penyaluran UMi

N=Penyaluran Investasi + Ketepatan Sasaran

(N = Indeks Efektivitas Investasi Pemerintah)

N=(Devx40)+(Realx60)+(Investasi BUMN+Investasi PemdaBUMD)x80)+(Penyaluran UMix20)

Penyaluran Investasi = (XN x 50)+(YN x 40)+(ZN x 10)

Keterangan

XN = Nilai Kualitas Penyaluran Dana Penerusan Pinjaman (BUN BA 99903)

YN = Nilai Kualitas Penyaluran Dana Investasi Pemerintah (BUN BA 99904)

ZN = Nilai Kualitas Penyaluran Dana Kredit Program (BA 99907)

Ketepatan Sasaran

Accumulated Disbursement berdasarkan tagihan (invoice) bukan SP3

Penyaluran Kredit Ultra Mikro (UMi)

Nilai Keekonomian Debitur (NKD) = Nilai Keekonomian Pribadi

(NKP) (Max 70) + Nilai Keekonomian Usaha (NKU) (Max 30)

Nilai Rata-Rata Keekonomian Debitur (NKD) Kredit Ultra Mikro

dinyatakan baik apabila mencapai nilai minimal 45

Kriteria indeks yang digunakan untuk pengukuran realisasi IKU

tersebut sebagai berikut

Target Proyek Fisik BUMN 10

Target Proyek Fisik Pemda 1

Kategori Progress Variant Konversi

PV ge 1 (On and above Schedule) 1

03 lt PV le 1 (Behind Schedule) 07

PV le 03 (At Risk) 03

Indeks Pencapaian IKU Tingkat Efektivitas ()

4 (Sangat efektif) 76 le X le 100

3 (efektif) 51 le X le 75

2 (kurang efektif) 26 le X le 50

1 (tidak efektif) 0-25

Indeks Capaian IKU Efektivitas ()

4 95leXlt100

375 90leXlt95

35 85leXlt90

325 80leXlt85

3 75leXlt80

275 70leXlt75

25 65leXlt70

225 60leXlt65

2 40ltXlt60

1 lt40

gtltEWďϮϬϮϬϲϬ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǪūśūǪŀǢч RƲţūƤǪчч ЋǪƤŀƧŀч Ќϰч ч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ǷŀǢƄūǷч ȝŀƲƄч ŀţŀчţŀƧŀưч

poundūƲŜŀƲŀчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

dūƄƐŀǷŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч

ţŀƲȝŀчǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽчưūưśǿŀǷчd rчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчưƼƲūȖчţŀǷŀчǪūŜŀǢŀчƧūƧǿŀǪŀϯчlaquoǿǢȖūƐч

ƧŀǟŀƲƄŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǟūƲƄǿƤǿǢŀƲчrƐƧŀƐчdūūƤƼƲƼưƐŀƲч$ūśƐǷǿǢчŀƤƋƐǢƲȝŀчţƐƄŀƲǷƐƤŀƲчţūƲƄŀƲчǪǿǢȖūƐчơŀǢŀƤч

ơŀǿƋч ţūƲƄŀƲчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲч ǷūƧūǟƼƲч Ƥūǟŀţŀч ţūśƐǷǿǢч ǟŀţŀч śǿƧŀƲч bǿƲƐч ǪŀưǟŀƐч ţūƲƄŀƲч bǿƧƐч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϯч

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲчdŀơƐŀƲчiquestơƐч$ŀưǟŀƤчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƼƧūƋч$ƐǷϯчlaquopRϰч$b śчŀǷŀǪчţŀǷŀчƋŀǪƐƧчǪǿǢȖūƐчrd$ч

ȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǢūƤŀưчd rϰчţƐǟūǢƼƧūƋчǪƤƼǢчūƲţƧƐƲūчǪūśūǪŀǢчͽϰʹͷчǿƲǷǿƤч͵ͶͻчǢūǪǟƼƲţūƲчȝŀƲƄчśūǢƋŀǪƐƧчţƐЙ

ǪǿǢȖūƐчŀǷŀǿчưūƲƐƲƄƤŀǷчǪūśūǪŀǢч͵ϰͶ͵чţŀǢƐчţŀǷŀчśŀǪūƧƐƲūчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐ

ūƲȝŀƧǿǢŀƲчRƲȖūǪǷŀǪƐ

laquoŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчcedilǢƐȗǿƧŀƲчROumlϰчǟǢƼƄǢūǪǪчǟūƲȝŀƧǿǢŀƲчţŀƲŀччiquestrчͽͽͽϯʹͷϰчͽͽͽϯʹчţŀƲчͽͽͽϯʹͻчţŀǟŀǷчţƐơūƧŀǪЙ

ƤŀƲчǪūǟūǢǷƐчţŀƧŀưчǷŀśūƧчśūǢƐƤǿǷϱ

dūǷūǟŀǷŀƲчlaquoŀǪŀǢŀƲ

laquoŀưǟŀƐч ţūƲƄŀƲч ǷǢƐȗǿƧŀƲч ROumlч ͶʹͶʹчưŀǪƐƋч ǷūǢţŀǟŀǷч ͵ʹч ǢƼȝūƤч ūƲūǢǿǪŀƲч ƐƲơŀưŀƲч cedilч frчţūƲƄŀƲч ƤūǷЙ

ūǢŀƲƄŀƲчͶчǟǢƼȝūƤчŀśƼȖūчǪŜƋūţǿƧūчЋ Oumlч͵ЌчţŀƲчͼчǟǢƼȝūƤчśūƋƐƲţчǪŜƋūţǿƧūчЋ OumlчʹϰͻЌчţūƲƄŀƲчǢūǢŀǷŀчǟǢƼƄǢūǪǪч

ɯǪƐƤчǿƲǷǿƤч͵ʹч ǢƼȝūƤчǪūśūǪŀǢчͽͼϰͶҗϯч ŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǷūǢţŀǟŀǷччǟǢƼȝūƤчȝŀƲƄчǪǿţŀƋчǪūƧūǪŀƐчȝŀƐǷǿч fcedilч

ŀƲƄƤŀƧŀƲч laquoǿǪǿϰч ǢƼȝūƤч cedilǢŀƲǪưƐǪƐч R cedil$ч Rч ţŀƲч RRϰч ǪūǢǷŀч cedilǢŀƲǪưƐǪƐч ŀŜƤŀƄūч ͷϰч ǪūƋƐƲƄƄŀч ŜŀǟŀƐŀƲч RdiquestƲȝŀч

ŀţŀƧŀƋчͼϰͽʹҗϯч

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲч$ŀǷŀчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчǟūǢчͷ͵ч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹϰчǟūƲŀǢƐƤŀƲчǟƐƲơŀưŀƲчŀǷŀǪчR -ͻ͵чbRчndashчƼƲǪǷǢǿŜǷƐƼƲч

ƼƃчbŀƤŀǢǷŀчpŀǪǪчpoundŀǟƐţчcedilǢŀƲǪƐǷч ǢƼơūŜǷч ƋŀǪūчRRчǟūǢчͷ͵ч$ūǪūưśūǢчͶʹͶ͵чǪūśūǪŀǢчͽ͵ϰͽ͵җчţŀǢƐчŀƧƼƤŀǪƐч ŀƄǿч

$R ч cedilч ͶʹͶʹϰч ŀǷŀǿч ǪūśūǪŀǢч poundǟϯͶͷʹϯ͵͵ʹϯͺϯͻͼͷч ţŀƲч ǷƼǷŀƧч ţƐǪśǿǢǪūưūƲǷч ǪŀưǟŀƐч ţūƲƄŀƲч ƋƐƲƄƄŀч ͷ͵ч

$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋч ч чͺϯͻͶͼϯͺͻͼϯʹͼ͵ϯͼʹϺчţŀǢƐч ǷƼǷŀƧчǟŀƄǿчͺϯͽ͵ͺϯͶͻϯ͵ʹʹϯʹʹʹч Ћ Oumlч ͵ϰͶͻͻчȝŀƐǷǿчƼƲчŀƲţч

ŀśƼȖūчţūƲƄŀƲчƤƼƲȖūǢǪƐчч͵ЌчǪūţŀƲƄƤŀƲчǟǢƼƄǢūǪǪчɯǪƐƤƲȝŀчŀţŀƧŀƋч͵ʹʹҗϯч

rƼ чiquestr poundūŀƧƐǪŀǪƐ ūǢǪūƲǷŀǪū

͵ч

ͽͽͽϯʹͷ Ͷ͵ϯʹ͵ϯͼͶϯͺͽͽϯʹʹʹ ͵ʹʹҗчЋţŀǢƐчǷƼǷŀƧчǟŀƄǿЌ

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчţŀƲŀчśūǢƄǿƧƐǢчiquestpdpчiquestpƐ Ͷ͵ϯʹ͵ϯͼͶϯͺͽͽϯʹʹʹ ͵ʹʹҗ

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч$ r - ʹҗ

Ͷч

ͽͽͽϯʹ ͷϯͺͻͷϯʹʹϯͺʹϯͼͼͼϯͶ͵ ͽϰͻҗчЋţŀǢƐчǷƼǷŀƧчǟŀƄǿЌ

cedilч fr Ͷϯ͵ͶʹϯͽʹͻϯʹͶͶϯʹϰͽͼ ͽͼϰʹҗ

cedilч ūǢǷŀưƐƲŀ ͼϯͶʹϯͽͻͷϯʹͽϰ͵ʹ ͶϰͺͶҗ

cedilчlaquopR ͵ϯͶͶͻϯͻͺϯʹʹʹϯʹʹʹϰ-- ͵ʹʹҗ

ūưǟǢƼȖч$dRчbŀƤŀǢǷŀ Ͷͷͽϯ͵͵ʹϯͺϯͻͼϰ͵ͷ ͽ͵ϰͽ͵җ

ͽͽͽϯʹͻ ͺϯ͵ͷϯʹʹϯͻͺͼϯͽʹͽ ͽϰ͵җчЋţŀǢƐчǷƼǷŀƧчǟŀƄǿЌ

laquoǿśǪƐţƐчśǿƲƄŀчdǢūţƐǷч ǢƼƄǢŀưчrƼƲч r ͶϯͺͽͻϯͷʹϯͶʹ͵ ͻϰͼ͵җ

laquoǿśǪƐţƐчǿƲƄŀчrƼƲчdiquestpoundч ǢƼƄǢŀưч r ͺϯͷͺʹϯͼʹͷϯͺͷϯͻʹͼ ͽϰͺҗ

ͷч

ϲϭgtltEWďϮϬϮϬ

ŀǟŀƐŀƲчRdiquestчRƲţūƤǪчƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчRƲȖūǪǷŀǪƐч ūưūǢƐƲǷŀƋчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчч ŀǟŀƐŀƲчǪϯţϯчlaquoūưūǪǷūǢчRϱ ūƲȝŀƧǿǢŀƲϱчͻϰʹҗчȜч͵ʹчҗччͻϰҗ dƼưƐǷưūƲч ūưśŀȝŀǢŀƲϱчЋͻͼϰͷͽҗѾ͵ʹʹҗЌϼͶччͼͽϰ͵ͽҗчȜчͽʹҗччͼʹϰͶͼҗ rƐƧŀƐчRdiquestччͼͻϰͻͼҗчЋRƲţūƤǪчЌϯ ŀǟŀƐŀƲчǪϯţϯчlaquoūưūǪǷūǢчRRϱ ūƲȝŀƧǿǢŀƲϱчͽͽϰͶҗчȜч͵ʹчҗччͽϰͽҗϯч dƼưƐǷưūƲч ūưśŀȝŀǢŀƲϱчЋͼϰͽҗѾ͵ʹʹҗЌϼͶччͽͶϰҗчȜчͻʹҗччͺϰͻ͵җϯч rƐƧŀƐчrd$чЋͽϰʹͷϼʹЌϺ͵ʹʹҗчч͵ͶͷϰͶҗчȜчͶʹҗччͶϰͺҗ rƐƧŀƐчRdiquestччͽͽϰͶͺҗчЋRƲţūƤǪчЌ ŀǟŀƐŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϱч ЋrƐƧŀƐчRdiquestчlaquoūưūǪǷūǢчRчѾчrƐƧŀƐчRdiquestчlaquoūưūǪǷūǢчRRЌϼͶччЋͼͻϰͻͼҗѾͽͽϰͶͺҗЌϼͶччͽͷϰͶҗчЋRƲţūƤǪчϰЌ

RdiquestчRƲţūƤǪчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчśǿƲƄŀчǿǷŀƲƄчŀţŀƧŀƋчRdiquestчdūЙ

ưūƲƤūǿ-wmacrϑ ȝŀƲƄч śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤч ưūƲƄǿƤǿǢч ƤūưŀưǟǿŀƲч iquestrч

ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūưƐƲƐưŀƧƤŀƲч śƐŀȝŀч śǿƲƄŀч ŀǷŀǪч ǟūƲūǢśƐǷŀƲч ǪǿǢŀǷч

ǿǷŀƲƄϯчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчśŀǢǿчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǪūśŀƄŀƐчƐƲţƐƤŀǷƼǢчƤƐƲūǢơŀчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūЙ

ƄƐǪч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţŀƲч ūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчƤǿƲǷŀśūƧчţŀƲч ǢƼţǿƤǷƐƃчţūƲƄŀƲчpoundƐǪƐƤƼчcedilūǢƤūƲЙ

ţŀƧƐϯч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţŀƲч ǟūưśƐŀȝŀŀƲч ȝŀƲƄч ŀƤǿƲǷŀśūƧч śūǢŀǢǷƐч ǪūƧǿǢǿƋч ƤūƄƐŀǷŀƲч ȝŀƲƄч ţƐƧЙ

ŀƤǿƤŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчƋŀǢǿǪчţŀǟŀǷчţƐǟūǢǷŀƲƄƄǿƲƄȭŀȗŀśЙ

ƤŀƲчƤūǟŀţŀчǟŀǢŀчǪǷŀƤūƋƼƧţūǢǪϯчcedilƐţŀƤчƋŀƲȝŀчƐǷǿϰчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчţƐưŀƤǪǿţчǟǢƼţǿƤǷƐƃчȝŀƐǷǿчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƋŀЙ

ǢǿǪчưūưśūǢƐƤŀƲчƲƐƧŀƐчǷŀưśŀƋϰчƤƋǿǪǿǪƲȝŀчǷūǢƋŀţŀǟчǟūƲūǢƐưŀŀƲчƲūƄŀǢŀчţŀƲчưūƲƄǿǢŀƲƄƐчśƐŀȝŀчȝŀƲƄчƋŀЙ

ǢǿǪч ţƐƤūƧǿŀǢƤŀƲч ƼƧūƋч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ţŀƧŀưчǿǟŀȝŀч ǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч ǷŀǢƄūǷч ƼǿǷǟǿǷϼƼǿǷŜƼưūч ȝŀƲƄч ţƐǢūƲŜŀƲŀƤŀƲч

ƲŀưǿƲчţūƲƄŀƲчǷūǷŀǟчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǪūŜŀǢŀчŜūǢưŀǷчţŀƲчƋŀǷƐ-ƋŀǷƐчǪūƋƐƲƄƄŀчǢƐǪƐƤƼчţŀǟŀǷчţƐƤūƲţŀƧƐƤŀƲϯ

poundŀǪƐƼчǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчdŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчǿƲƄŀчiquestǷŀƲƄчŀţŀƧŀƋчǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчŀƲǷŀǢŀчǟūƲūǢƐưŀŀƲчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤŀǪч

ŀǷŀǿчOslashatildeccedilOslashAcircEgraveAcircmacrAcircoacuteUumlatildeAacuteAcircatildeЋpoundƼRЌчƼƧūƋч$b śчţūƲƄŀƲчŜƼǪǷчƼƃчƃǿƲţчŀǷŀǪчǿǷŀƲƄчȝŀƲƄчţƐǷūǢśƐǷƤŀƲчƼƧūƋч$b poundч

ǟŀţŀчǷŀƋǿƲчśūǢƤūƲŀŀƲϯчMŀǪƐƧч$b śчŀţŀƧŀƋчOslashatildeccedilOslashAcircEgraveAcircmacrAcircoacuteUumlatildeAacuteAcircatildeţŀǢƐчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчŀǷŀǪчǟūƲūưǟŀǷŀƲчǪŀƧţƼч

ƤŀǪчǟŀţŀчŀƲƤчRƲţƼƲūǪƐŀчţŀƲчƋŀǪƐƧчţŀǢƐчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчưūƧŀƧǿƐчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчdOslashUumlccedilOslashoumlfrac14macrAcirccopyYEgraveEgraveAacuteśūǢǿǟŀч

ǟūƲūưǟŀǷŀƲч ǿŀƲƄч ǟŀţŀч śŀƲƤч ǿưǿưч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ǪūǢǷŀч ǷǢŀƲǪŀƤǪƐч ǢūȖūǢǪūч ǢūǟƼч laquorϯч laquoūţŀƲƄƤŀƲч Ɛŀȝŀч

ǿƲƄŀчưūǢǿǟŀƤŀƲч śƐŀȝŀч śǿƲƄŀч ŀǷŀǪч ǟūƲūǢśƐǷŀƲч ЋUumlUumlccedilAcircЌч ǿǷŀƲƄч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч śūǢƤūƲŀŀƲч ЋǷƐţŀƤчưūưЙ

ǟūǢƋƐǷǿƲƄƤŀƲчśƐŀȝŀчśǿƲƄŀчţŀǢƐчǿǷŀƲƄ-ǿǷŀƲƄчǟŀţŀчǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀЌϯ

EƼǢưǿƧŀчţŀǢƐчpoundŀǪƐƼчǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчdŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчǿƲƄŀчiquestǷŀƲƄчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

MŀǪƐƧчţŀǢƐчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчǢŀǪƐƼчǷūǢǪūśǿǷчƤūưǿţƐŀƲчţƐƐƲţūƤǪŀǪƐчţūƲƄŀƲчƤŀǷūƄƼǢƐчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчRƲţūƤǪчͷчЋǪƤŀƧŀчЌϯчRdiquestчţƐƋƐǷǿƲƄчoacuteOslashcopyчǪūŜŀǢŀчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲϰчţūƲƄŀƲч

ǪǿưśūǢч ţŀǷŀч śūǢŀǪŀƧч ţŀǢƐч ţŀǷŀч ǟūƲūǢƐưŀŀƲч ƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐч ƤŀǪч ţŀƲч ţŀǷŀч śƐŀȝŀч śǿƲƄŀч ǟūƲūǢśƐǷŀƲч ǿǷŀƲƄϯч

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹччǷūƧŀƋчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶ -ʹͶʹͶϯч

͵Ŝ- RƲţūƤǪчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤŀǪч

ǷūǢƋŀţŀǟчśǿƲƄŀчǿǷŀƲƄ

ĂƐŝůWďхх ŝĂLJĂƵŶŐĂфф

сϬϮ

RƲţūƤǪ iquestǢŀƐŀƲ dǢƐǷūǢƐŀ ͵ poundŀǪƐƼччʹϰͶ laquoŀƲƄŀǷчśŀƐƤ Ͷ ʹϰ͵ччpoundŀǪƐƼччʹϰͶ ŀƐƤ ͷ ʹϰ͵ччpoundŀǪƐƼччʹϰ͵ ǿƤǿǟ poundŀǪƐƼччʹϰ͵ dǿǢŀƲƄ

LAKIN DJPb 2020 62

Selama tahun 2020 perhitungan indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang adalah sebagai beri-

kut

Pada triwulan terakhir tahun 2020 beberapa hal yang menjadi akar masalah pencapaian IKU tersebut

antara lain

1 Treasury Dealing Room (TDR) DJPb fokus untuk melaksanakan penempatan dana dalam rangka

program PEN sehingga potensi imbal hasil (return) belum dapat dimaksimalkan Hal ini karena

untuk mendukung program pemulihan ekonomi nasional

2 Strategi pembiayaan dengan menerbitkan SBN baik secara reguler maupun private placement

sebagai dampak dari peningkatan defisit APBN menjadi 634 sehingga Pembiayaan Utang Netto

meningkat sekitar Rp1163 triliun menyebabkan adanya peningkatan bunga hutang pada triwulan IV

2020

Hal tersebut mengakibatkan isu-isu utama antara lain

1 Kondisi penerimaan remunerasi dari Bank Indonesia pada triwulan IV lebih kecil dibandingkan

triwulan III karena jumlah saldo kas pemerintah yang mengendap di BI berkurang akibat adanya

realisasi belanja pemerintah pada akhir tahun 2020

2 Dengan adanya penempatan uang negara dalam rangka PEN remunerasi dari pengelolaan TDR naik

secara signifikan

3 Bunga utang pada bulan triwulan IV meningkat karena jatuh tempo pembayaran bunga sebagai

akibat dari penerbitan utang yang mulai ekspansif sejak bulan Maret

Hal tersebut di atas mengakibatkan implikasi sebagai berikut

1 Beban bunga pada triwulan IV lebih besar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya mengingat

adanya jatuh tempo pembayaran kupon yang diterbitkan pada triwulan I dan II serta kondisi pasar

yang masih volatile

2 Penerimaan remunerasi TDR sebagai akibat dari penempatan pada bank umum mitra dan

perluasan counterparty pada bank Syariah dan BPD dalam rangka PEN pada triwulan IV meningkat

Bulan Hasil Optimalisasi

Kas DJPb Bunga Utang DJPPR

Rasio Hasil DJPb terhadap Bunga

Utang Realisasi

Bulan Triwulan Indeks Target Capaian 1 53757522861400 86621247710000 062

0736 400 300 12000 2 61928021026800 53016498580000 117 3 62383079557200 148530000000000 042 4 58259134029500 665900000000000 009

0186 300 300 10000 5 90921082585600 536600000000000 017 6 76594816072100 255000000000000 030 7 62763694904800 145890000000000 043

0313 400 300 12000 8 59715852118600 218840000000000 027 9 68940269015300 293900000000000 023 10 48632216047600 648267228724900 008

0194 300 300 10000 11 50496297847000 131830000000000 038 12 41590444313000 333660000000000 012

Indeks Optimalisasi Kas terhadap Bunga Utang 350 300 11667

ϲϯgtltEWďϮϬϮϬ

cedilūǢƤŀƐǷч ǢūưǿƲūǢŀǪƐч ŀǷŀǪч ƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐч ƤŀǪч ţƐч ŀƲƤч RƲţƼƲūǪƐŀϰч ƋŀƧч ǷūǢǪūśǿǷч ǪŀƲƄŀǷч ţƐǟūƲƄŀǢǿƋƐч ƼƧūƋч

ǟūƲǿǢǿƲŀƲчR-ͻϑoumlUuml ʞYoacuteOslashUumlʟYOtildeEgraveYatildeǪūƧŀưŀч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч ūƲǿǢǿƲŀƲчRч ͻ-ġthornǛϑΕpoundĩǔĩƠƨĩΖϑpoundĩƝźϑpoundthornƵĩϑ

ȝŀƲƄчưūƲơŀţƐч ǷƐƲƄƤŀǷчśǿƲƄŀч ŀŜǿŀƲчǟūƲūưǟŀǷŀƲчǿŀƲƄчţƐч ŀƲƤч RƲţƼƲūǪƐŀч ǪūŜŀǢŀч ƼǷƼưŀǷƐǪчưūƲǿǢǿƲƤŀƲч

ǢūưǿƲūǢŀǪƐч ȝŀƲƄч ţƐǟūǢƼƧūƋч ǟūưūǢƐƲǷŀƋϯч laquoūǷūƧŀƋч ǪǷŀśƐƧч ǪūśūǪŀǢч ͺҗч ţŀǢƐч śǿƧŀƲч bǿƧƐч Ͷʹ͵ͽϰч Rч ͻ-ġthornǛϑ

ΕpoundĩǔĩƠƨĩΖϑYOtildeEgraveYatildeƼƧūƋчŀƲƤчRƲţƼƲūǪƐŀчţƐǷǿǢǿƲƤŀƲчǪūśūǪŀǢчͶчUumlmacrUumlOtildeEgravemacrAcircatildeǪūŜŀǢŀчśūǢŀƲƄǪǿǢ-ŀƲƄǪǿǢчǪŀưЙ

ǟŀƐчưūƲơŀţƐчͷϰͻҗчţƐчśǿƧŀƲчrƼȖūưśūǢчͶʹͶʹϯчcedilūƲǷǿчƋŀƧчǷūǢǪūśǿǷчǪŀƲƄŀǷчưūưǟūƲƄŀǢǿƋƐчơǿưƧŀƋчǢūưǿƲūǢЙ

ŀǪƐчȝŀƲƄчţƐǷūǢƐưŀчǟūưūǢƐƲǷŀƋϯ

dƼƲţƐǪƐчƤŀǪчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūŜŀǢŀчǿưǿưчśūǢŀţŀчǟŀţŀчƧūȖūƧчŀưŀƲϰчƲŀưǿƲчţūưƐƤƐŀƲчǷūǢЙ

ţŀǟŀǷч ǷŀƲǷŀƲƄŀƲч ȝŀƲƄч ƋŀǢǿǪч ţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲϰч ȝŀƐǷǿч ŀţŀƲȝŀчAacutemacrUumlAacuteatildeshy Uumlshy ǷūǢƤŀƐǷч ǟǢƼȝūƤǪƐч ǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч

śūƧŀƲơŀч rчţŀƲчƼȖƐţ-͵ͽчЋ FчţŀƲчr FЌчţūƲƄŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчǷūǢơŀţƐчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯ

rŀưǿƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ţūƲƄŀƲч ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ȝŀƲƄч śŀƐƤч ŀƲǷŀǢŀч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţŀƲч $ƐǷơūƲч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч

iquestǷŀƲƄϰч RƤǿчǷūǢǪūśǿǷчǷūǷŀǟчţŀǟŀǷчǷūǢŜŀǟŀƐчţūƲƄŀƲч ƐƲţūƤǪчͷϰʹчţŀǢƐч ǷŀǢƄūǷчͷϰʹʹϯчcedilƐƲţŀƤŀƲ-ǷƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄч

ǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǿƲǷǿƤчưūƲƄŀǷŀǪƐчŀƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐưŀƤǪǿţчţƐчŀǷŀǪчŀţŀƧŀƋϱ

͵ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчūȖŀƧǿŀǪƐчŀǷŀǪчǟūƲūưǟŀǷŀƲчţŀƲŀчǟŀţŀчśŀƲƤчǿưǿưчưƐǷǢŀчǟūƲūưǟŀǷŀƲϲ

Ͷϯ pūƲȝǿǪǿƲч ǪƤūưŀчǟǢƼȝūƤǪƐч ȝŀƲƄч ƧūśƐƋч ǢūŀƧƐǪǷƐǪч ǪūƧŀưŀч cedilǢƐȗǿƧŀƲч ROumlч ǿƲǷǿƤчưūƲơŀƄŀч ƤūǷŀƋŀƲŀƲч ǪŀƧţƼч

ƤŀǪчǟūưūǢƐƲǷŀƋϯ

ͷϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчśūǢƤŀƧŀчţūƲƄŀƲчŀƲƄƄƼǷŀчcedilƐưч Rrϯ

ŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵ϰчţƐƋŀǢŀǟƤŀƲч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţŀǟŀǷчǷūǢǿǪчưūƧŀƤǿƤŀƲчƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчǪūŜŀǢŀч ƐƲǷūƲǪƐƃч

ţūƲƄŀƲч$b poundчǿƲǷǿƤчưūưƐƲƐưŀƧƤŀƲчEgraveUumlatildeEgraveumlumlccedilAcircǟūưūǢƐƲǷŀƋϯ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ǿƲţŀƲƄч ǿƲţŀƲƄч ǷūƲǷŀƲƄч ūƧŀȝŀƲŀƲч ǿśƧƐƤϰч ǪūǷƐŀǟч ƐƲǪǷƐǷǿǪƐч

ǟūƲȝūƧūƲƄƄŀǢŀчƲūƄŀǢŀчţƐśūƲǷǿƤчǪūưŀǷŀ-ưŀǷŀчǿƲǷǿƤчƤūƄƐŀǷŀƲчǟūƧŀȝŀƲŀƲчǟǿśƧƐƤϯч

ūƧŀȝŀƲŀƲч ǟǿśƧƐƤч ŀţŀƧŀƋч ǪūǢŀƲƄƤŀƐŀƲч ƤūƄƐŀǷŀƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūưūƲǿƋƐч

ƤūśǿǷǿƋŀƲчǟūƧŀȝŀƲŀŀƲчǪūǪǿŀƐчǟūǢŀǷǿǢŀƲчŀǷŀǪчśŀǢŀƲƄϼơŀǪŀϼǟūƧŀȝŀƲŀƲчŀţưƐƲǪƐǷǢŀǷƐƃч

ȝŀƲƄчţƐǪūţƐŀƤŀƲчƼƧūƋчǟūƲȝūƧūƲƄƄŀǢŀчƲūƄŀǢŀϯ

$ŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūƲţŀǟŀǷƤŀƲч ǟūƲȝūƧūƲƄƄŀǢŀч ƲūƄŀǢŀч ȝŀƲƄч ưŀưǟǿч ưūƧŀȝŀƲƐч ưŀǪȝŀǢŀƤŀǷч ţŀƲч ưŀưǟǿч

ưūƧūǷŀƤƤŀƲч ǟƼƲţŀǪƐч ȝŀƲƄч ţƐǟūǢƧǿƤŀƲч śŀƲƄǪŀч ǿƲǷǿƤч ưūưūƲŀƲƄƤŀƲч ǟūǢǪŀƐƲƄŀƲч ƄƧƼśŀƧϰч ţƐǟūǢƧǿƤŀƲч

śƐǢƼƤǢŀǪƐч ȝŀƲƄч ŀƄƐƧūϰч ūɯǪƐūƲϰч ţŀƲч ūƃūƤǷƐƃϰч ȝŀƐǷǿч ȝŀƲƄч ɰūƤǪƐśūƧϰч ƧƐƲŜŀƋч ţŀƲч ŜūǟŀǷч ţŀƧŀưч ưūǢūǪǟƼƲч

ǟūǢǿśŀƋŀƲϰчǪūǢǷŀчưŀưǟǿчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчǪǿưśūǢчţŀȝŀчȝŀƲƄч ǷūǢǪūţƐŀчţūƲƄŀƲчǪūưƐƲƐưŀƧчưǿƲƄƤƐƲчǿƲǷǿƤч

ưūƲţŀǟŀǷƤŀƲчǷŀǢƄūǷϼƼǿǷǟǿǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǪūŜŀǢŀчƼǟǷƐưŀƧϯ

MŀǪƐƧчǪǿǢȖūƐчȝŀƲƄчǟƼǪƐǷƐƃчŀƤŀƲчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчŜƐǷǢŀчdūưūƲƤūǿчǟŀţŀчǿưǿưƲȝŀчţŀƲч$b śчǟŀţŀчƤƋǿǪǿǪƲȝŀϯч

ūƲƄƄǿƲŀч ƧŀȝŀƲŀƲч ǟŀţŀч $b śч ǷūǢţƐǢƐч ŀǷŀǪч dūưūƲǷūǢƐŀƲч rūƄŀǢŀϼfūưśŀƄŀч Ћdϼf-laquoŀǷƤūǢЌϰч iquestprϼiquestp$ϰч

ūưţŀϰчŀƲƤϼ ƼǪϰчiquestƲƐǷчūǪūƧƼƲчRчdūưūƲƤūǿϯч

dƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋRdiquestЌϰчȝŀƲƄч

ǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͽ

cedilŀśūƧчͷϯͽчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͶ

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͶ

ƐǢƼƤǢŀǪƐчţŀƲч

ƧŀȝŀƲŀƲчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄч

copymacrfrac14ϰчūƃūƤǷƐƃчţŀƲч

ūɯǪƐūƲ

laquolaquoчͶϱчƐǢƼƤǢŀǪƐчţŀƲчƧŀȝŀƲŀƲчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄчcopymacrfrac14ϰчūƃūƤǷƐƃчţŀƲчūɯǪƐūƲ dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ Ͷŀ- RƲţūƤǪчƤūǟǿŀǪŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀчƧŀȝŀƲŀƲ ϰͺ ͵͵ͺϰʹʹ

LAKIN DJPb 2020 64

Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks kepuasan pengguna layanan

merupakan salah satu IKU Kemenkeu-One DJPb tahun 2020 yang juga

menjadi IKU Kemenkeu-Wide tahun 2020 (indirect cascading) IKU

tersebut merupakan hasil rewording atas IKU yang semula bernama IKU Indeks kepuasan publik atas

layanan DJPb IKU ini disusun untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna layanan terhadap layanan

DJPb dan merupakan nilai kepuasan pengguna layanan atas layanan unggulan DJPb terhadap pihak

eksternal

IKU ini diukur atas layanan unggulan yang diberikan oleh DJPb yang diperoleh melalui survei kepuasan

pengguna layanan yang dilakukan secara independen yang dikoordinasikan oleh Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan Sekretariat Jenderal Kemenkeu Riset dengan instrumen survei tersebut bertujuan

untuk mengevaluasi kinerja layanan Kemenkeu secara umum di tingkat kementerian dan

dan kepuasan pengguna yang mencakup tahun

2020 dan perbandingan dengan tahun-tahun sebelumnya

Hasil implementasi peningkatan kualitas pelayanan pada DJPb sebagai bagian dari Reformasi Birokrasi

di Kementerian Keuangan tercermin antara lain melalui hasil Survei Kepuasan Pengguna Layanan

(SKPL) Kementerian Keuangan pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang meningkat secara

konsisten sejak tahun 2014 dan selalu berada di atas target kinerja serta di atas rata-rata capaian

Kementerian Keuangan Selain itu Direktorat Jenderal Perbendaharaan juga berhasil meraih indeks

kepuasan pengguna layanan tertinggi selama 6 (enam) tahun berturut-turut yaitu tahun 2014ndash2019

untuk unit eselon I Kementerian Keuangan yang memiliki kantor vertikal Pada tahun 2014 indeks

kepuasan pengguna layanan Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah 423 (dari target sebesar

405) Pada tahun 2015 meningkat menjadi 432 (dari target sebesar 406) Di tahun 2016 indeksnya

meningkat kembali menjadi 440 (dari target 409) Serta di tahun 2017 indeks kepuasan pengguna

layanan Direktorat Jenderal Perbendaharaan tetap terjaga peningkatannya menjadi 456 (dari target

sebesar 412) Kemudian pada tahun 2018 Direktorat Jenderal Perbendaharaan meraih indeks

kepuasan pengguna layanan sebesar 472 dari target sebesar 452 dan pada tahun 2019 dengan

indeks kepuasan pengguna layanan sebesar 476 dari target sebesar 459

Pelayanan prima merupakan faktor penting dalam dunia birokrasi modern Pelaksanaan reformasi

birokrasi yang didasarkan pada tiga pilar yakni Organisasi Proses Bisnis dan SDM Direktorat Jenderal

Perbendaharaan yang merupakan bagian dari organisasi Kementerian Keuangan berupaya

meningkatkan kualitas layanan melalui berbagai terobosan inovatif antara lain pengembangan

sumberdaya manusia pembangunan fasilitas kantor pelayanan modern dan penetapan standar-

standar pelayanan yang terukur Guna memahami sejauh mana program pelayanan Direktorat

Jenderal Perbendaharaan saat ini dapat memuaskan para pengguna layanan dan membangun

kepercayaan publik maka diperlukan proses evaluasi dari waktu ke waktu mengenai tingkat

kepuasan pengguna layanan terhadap sepuluh aspek layanan dari 11 aspek layanan sebagaimana

diatur dalam UU Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik Kesepuluh aspek tersebut adalah

1 Keterbukaankemudahan akses informasi layanan

2 Informasi Layanan

3 Kesesuaian Prosedur dengan Ketentuan yang Ditetapkan

4 Sikap Pegawai

5 Kemampuan dan Keterampilan Pegawai

2a-CP

65 LAKIN DJPb 2020

6 Pengenaan sanksidenda atas pelanggaran terhadap ketentuan layanan (syarat prosedur)

7 Lingkungan Pendukung

8 Akses terhadap Layanan

9 Waktu Penyelesaian Layanan

10 Keamanan Lingkungan dan Layanan

Aspek yang tidak dievaluasi dalam Survei Kepuasan Pengguna Layanan (SKPL) Direktorat Jenderal

Perbendaharaan 2020 yakni pembayaran biaya sesuai aturanketentuan Hal ini dikarenakan pada SKPL

2020 tidak terdapat karakteristik aspek layanan tersebut dalam pelayanan Direktorat Jenderal

Perbendaharaan Guna mengukur respon masyarakat terkait inovasi pelayanan yang diberikan

Kementerian Keuangan dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan yakni berupa pelayanan digital (E-

Service) dalam merespon tuntutan pelayanan publik yang dinamis Pada SKPL 2020 pengukuran

kualitas layanan Kementerian Keuangan dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan ditambahkan empat

aspek layanan terkait layanan digital (E-Service) Oleh karena itu selain sembilan aspek layanan

tersebut di atas evaluasi tingkat kepuasan pengguna layanan tahun 2020 diperluas menjadi 14 aspek

layanan Keempat aspek layanan berkaitan dengan pelayanan E-Service yang ditambahkan di tahun

2020 yakni

1 Efficiency Ease of use and Accessibility

2 Reliability

3 Customer Support

4 Security

Unit Ruang Lingkup Survei

Pertama survei ini dilakukan pada 3 jenis layanan di Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Kementerian Keuangan yang dilakukan secara serentak bersama sama pada jenis layanan di 10 unit

eselon I dan satu unit non-eselon lainnya di kementerian Keuangan Adapun ketiga jenis layanan yang

disurvei untuk DJPb tersaji pada tabel 3A10

Kedua survei dilakukan terhadap pihak pihak eksternal pengguna layanan Direktorat Jenderal

Perbendaharaan Kementerian Keuangan yakni pada Kementerian atau Lembaga Pemerintahan Pusat

maupun Daerah

Tabel 3A10 Jumlah Layanan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb)

SKPL 2020 dilaksanakan serentak di enam kota Tabel 3A11 berikut ini memaparkan jenis layanan yang

tersedia di 6 kota yang menjadi wilayah SKPL 2020 DJPb

Tabel 3A11 Jenis Layanan per Kota DJPb

Keterangan ABN= Ambon BPN = Balikpapan JKT= Jakarta MDN = Medan MKS = Makassar SUB = Surabaya

Unit Eselon Jumlah Layanan Jenis Layanan

DJPb 3 1 Penerbitan SP2D Belanja Non Pegawai pada KPPN 2 Pelayanan Rekonsiliasi Tingkat KPPN melalui e-Rekon dan LK 3 Pelayanan Revisi DIPA pada Kanwil

No Jenis Layanan ABN BPN JKT MDN MKS SUB 1 Penerbitan SP2D Belanja Non Pegawai pada KPPN radic radic radic radic radic radic

2 Pelayanan Rekonsiliasi Tingkat KPPN melalui e-Rekon LK

radic radic radic radic radic radic

3 Pelayanan Revisi DIPA pada Kanwil radic radic radic radic radic radic

LAKIN DJPb 2020 66

Berdasarkan Tabel 3A11 SKPL 2020 terhadap ketiga layanan DJPb dilakukan di keenam kota

yaitu Ambon Balikpapan Jakarta Medan Makassar dan Surabaya Hal tersebut menunjukan bahwa

ketiga layanan DJPb (DJPb 1 DJPb 2 dan DJPb 3) dilakukan di masing-masing kantor DJPb yang berada

di keenam kota tersebut

Tabel 3A12 Jenis Layanan dan karakteristik DJPb tahun 2020

Berdasarkan tabel 3A12 ketiga layanan DJPb dibedakan kedalam lima karakteristik yaitu layanan

berbiaya layanan daring layanan luring layanan menerapkan sanksi dan layanan yang menerapkan

denda Layanan Penerbitan SP2D Belanja Non Pegawai pada KPPN (layanan DJPb1) merupakan layanan

yang tidak berbiaya dilakukan secara daring dilakukan secara luring menerapkan sanksi dan tidak

menerapkan denda Karakteristik Pelayanan Rekonsiliasi Tingkat KPPN melalui e-Rekon LK (layanan

DJPb2) merupakan layanan yang tidak berbiaya dapat dilakukan secara daring dan luring layanan yang

menerapkan sanksi berupa pengembalian berkas serta layanan yang tidak menerapkan denda

Sedangkan karakteristik Pelayanan Revisi DIPA pada Kanwil merupakan layanan yang tidak berbiaya

dilakukan secara daring tidak dilakukan secara luring tidak menerapkan sanksi dan tidak menerapkan

denda

Aspek demografi responden SKPL 2020 Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) meliputi jenis

kelamin usia latar belakang pendidikan rentang waktu penggunaan layanan cara memperoleh layanan

sumber informasi layanan dan frekuensi menggunakan layanan dalam satu tahun terakhir (Tabel 3A13)

Table 3A13 Demografi Responden SKPL DJPb 2020

Tabel berikut menunjukan profil

demografi responden SKPL DJPb

2020 Penjelasan demografi dibagi

ke dalam jenis kelamin usia latar

belakang pendidikan dan status

responden

Jumlah responden SKPL 2020

Direktorat Jenderal

Perbendaharaan (DJPb) adalah

sebanyak 596 orang ( 1729 dari

total 3445 responden) jumlah

tersebut lebih banyak daripada

jumlah responden pada SKPL DJPb

2018 yakni sebesar 267 responden

Dari total 596 orang responden

(Tabel 61) dapat ditarik kesimpulan responden SKPL DJPb 2020 sebagian besar adalah perempuan

yakni sebanyak 5369 dibandingkan dengan laki-laki (4631) Jika dilihat dari kelompok usia maka

mayoritas responden berada pada usia 31-40 tahun yaitu sebanyak 5386 diikuti dengan kelompok

usia 41-50 tahun sebanyak 2248

Jenis Layanan Karakteristik Layanan

Berbiaya Daring Luring Sanksi Denda

1 Penerbitan SP2D Belanja Non Pegawai pada KPPN Tidak Ya Ya Tidak Tidak

2 Pelayanan Rekonsiliasi Tingkat KPPN melalui e-Rekon LK

Tidak Ya Ya Ya Tidak

3 Pelayanan Revisi DIPA pada Kanwil Tidak Ya Tidak Tidak Tidak

Aspek Demografi Jumlah Persentase Jenis Kelamin

Laki-Laki 276 4631 Perempuan 320 5369

Usia 21-30 tahun 1 017 31 ndash 40 tahun 97 1628 41 ndash 50 tahun 321 5386 51 ndash 60 tahun 43 721

Latar Belakang Pendidikan SMA ke bawah 3 050 SMA dan sederajat 98 1644 Diploma (D1-D3) 111 1862 Sarjana (S1 dan D4) 307 5151 Pascasarjana (S2 dan S3) 77 1292

Status Responden Individu (WNI maupun non WNI) 0 0 Perusahaan Nasional 0 0 Perusahaan Asing 0 0 Pemerintah Daerah 71 1191 Perusahaan BUMN 0 0 KementerianLembaga Pemerintah Pusat 525 8809

ϲϳgtltEWďϮϬϮϬ

$ƐƧƐƋŀǷчţŀǢƐчƧŀǷŀǢчśūƧŀƤŀƲƄчǟūƲţƐţƐƤŀƲϰчǢūǪǟƼƲţūƲчlaquod fч$b śчͶʹͶʹчǷūǢƄƼƧƼƲƄчưūưƐƧƐƤƐчǟūƲţƐţƐƤŀƲчȝŀƲƄч

ǷƐƲƄƄƐϯчlaquoūśŀƲȝŀƤч͵ϰ͵җчśūǢơūƲơŀƲƄчǟūƲţƐţƐƤŀƲчǷūǢŀƤƋƐǢчlaquo͵ϼ$ϰчţŀƲчǪūśŀƲȝŀƤч͵ͼҗчśūǢơūƲơŀƲƄчǟūƲţƐţƐƤŀƲч

ǷūǢŀƤƋƐǢч$͵ϼ$ͷϯчlaquoūƧŀƐƲчƐǷǿϰч ǢūǪǟƼƲţūƲч ƧŀǷŀǢчśūƧŀƤŀƲƄчǟūƲţƐţƐƤŀƲчǟŀǪŜŀǪŀǢơŀƲŀчǪūśŀƲȝŀƤч ͵ͶϰͶͽҗϰчlaquopч

ţŀƲч ǪūţūǢŀơŀǷч ǪūśŀƲȝŀƤч ͵ͺϰҗч ǪūǢǷŀч ʹϰʹҗч laquopч ƤūśŀȗŀƋϯч ч MŀƧч ǷūǢǪūśǿǷч ưūƲǿƲơǿƤŀƲч ǟūƲţƐţƐƤŀƲч

ǢūǪǟƼƲţūƲч śūǢŀǪŀƧч ţŀǢƐч ưūƲūƲƄŀƋч ƋƐƲƄƄŀч ǷƐƲƄƄƐϰч ţƐч ưŀƲŀч ǢūǪǟƼƲţūƲч $b śч ţƐŀƲƄƄŀǟч ưŀưǟǿч

ưūưŀƋŀưƐчţŀƲчưūƲơŀȗŀśчǟūǢǷŀƲȝŀŀƲчţŀƧŀưчƤǿūǪƐƼƲūǢчlaquod fчͶʹͶʹϯчūǢţŀǪŀǢƤŀƲчƤūƧƼưǟƼƤч ƧūưśŀƄŀч

ŀǪŀƧч ǢūǪǟƼƲţūƲч $b śч ǷūǢţƐǢƐч ţŀǢƐч ƤūưūƲǷūǢƐŀƲч ŀǷŀǿч ƧūưśŀƄŀч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ǟǿǪŀǷч ţŀƲч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч

ţŀūǢŀƋϯч poundūǪǟƼƲţūƲч ȝŀƲƄч śūǢŀǪŀƧч ţŀǢƐч ƤūưūƲǷūǢƐŀƲϼч ƧūưśŀƄŀч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ǟǿǪŀǷч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ơǿưƧŀƋч

ȝŀƲƄчǟŀƧƐƲƄч ǷƐƲƄƄƐч ȝŀƤƲƐч ǪūśŀƲȝŀƤчͼͼϰʹͽҗчǪƐǪŀƲȝŀчśūǢŀǪŀƧчǟūưūǢƐƲǷŀƋчţŀūǢŀƋч ͵͵ϰͽ͵җϰч ǷƐţŀƤчŀţŀчȝŀƲƄч

śūǢŀǪŀƧч ţŀǢƐч ƐƲţƐȖƐţǿч ЋtimesrRч ưŀǿǟǿƲч ƲƼƲч timesrRЌϰч ǟūǢǿǪŀƋŀŀƲч ƲŀǪƐƼƲŀƧϰч ǟūǢǿǪŀƋŀŀƲч iquestprϰч ţŀƲч

ǟūǢǿǪŀƋŀŀƲчŀǪƐƲƄϯ

$ŀƧŀưчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчRdiquestϰчţƐƄǿƲŀƤŀƲчǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐчţŀǷŀчAacuteotildemacrAacutemacruacuteϑЋǪūưŀƤƐƲчǷƐƲƄƄƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƋŀţŀǟчǷŀǢƄūǷϰч

ǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌϰчǟūǢƐƼţūчǷŀƋǿƲŀƲϰчţŀƲч ơūƲƐǪчƤƼƲǪƼƧƐţŀǪƐч ǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчƵthornŢĩϑ

ťthornƨƵϑŢŰźǕŰϑǔthornťƽĩϑЋǢūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчţƐƄǿƲŀƤŀƲчŀţŀƧŀƋчŀƲƄƤŀчǟūǢƐƼţūчǷūǢŀƤƋƐǢЌϯ

cedilŀǢƄūǷч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчưŀƲţŀǷƼǢƐчţŀǢƐчlaquoūǷơūƲчdūưūƲƤūǿчŀţŀƧŀƋч

ǪūśūǪŀǢч ч ţūƲƄŀƲч ǟūǢƐƼţūч ǟūƧŀǟƼǢŀƲч ǷŀƋǿƲŀƲϯч cedilŀǢƄūǷч ǷūǢǪūśǿǷчưūƲǿǢǿƲчţƐśŀƲţƐƲƄŀƲчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷч

ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчǪūśūǪŀǢчϰͺͷϰчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼчϰͶϰчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͻчǪūśūǪŀǢчϰ͵ͶϰчţŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪūśūǪŀǢчϰʹͽϯчcedilŀǢƄūǷч

RdiquestчǪūśūǪŀǢччǷūǢǪūśǿǷчǪŀưŀчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǟŀţŀчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчţŀƲч

poundūƲǪǷǢŀчdūưūƲƤūǿч ŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

MŀǪƐƧч ǪǿǢȖūƐч ưūƲǿƲơǿƤƤŀƲч śŀƋȗŀч $b śчưūưƐƧƐƤƐч ƐƲţūƤǪч ƤūǟǿŀǪŀƲч ȝŀƲƄч ƧūśƐƋч ǷƐƲƄƄƐч ЋϰͺЌч ţŀǢƐǟŀţŀч

ƐƲţūƤǪчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчǪūƧǿǢǿƋчǿƲƐǷчūǪūƧƼƲчRчdūưūƲƤūǿчЋϰͷЌϯчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǪūśūǪŀǢчϰͺчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹч

ǷūǢǪūśǿǷч ǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐч ǷŀǢƄūǷч RdiquestчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчśŀƐƤчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчưŀǿǟǿƲчǟŀţŀч

poundūƲǪǷǢŀчǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч laquoūƧǿǢǿƋч ŀǪǟūƤч ƧŀȝŀƲŀƲч ȝŀƲƄч

ч ƧŀȝŀƲŀƲч $b śч ȝŀƲƄч ţƐǷūƧƐǷƐч ţŀƧŀưч ǢƐǪūǷч ǷūǢǪūśǿǷч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч

ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵чpoundƐƲŜƐŀƲчlaquoƤƼǢчRƲţūƤǪчdūǟǿŀǪŀƲчfŀȝŀƲŀƲч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ

rƼ būƲƐǪчfŀȝŀƲŀƲ

RƲţūƤǪ Ͷʹ͵ͽ ͶʹͶʹ

͵ ūƲūǢśƐǷŀƲчlaquo Ͷ$чśūƧŀƲơŀчƲƼƲ-ǟūƄŀȗŀƐчǟŀţŀчd r ϰͼ͵ ϰͺͼ Ͷ ūƧŀȝŀƲŀƲчǢūƤƼƲǪƐƧƐŀǪƐчǷƐƲƄƤŀǷчd rчưūƧŀƧǿƐчū-poundūƤƼƲчţŀƲчfd ϰͼ͵ ϰͺ ͷ ūƧŀȝŀƲŀƲчǢūȖƐǪƐч$R чǟŀţŀчdŀƲȗƐƧ ϰͺͺ ϰͻ

poundŀǷŀ-ǢŀǷŀ ϰͻͺ ϰͺ

gtltEWďϮϬϮϬϲϴ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ǷūƧŀƋч ţƐǿǢŀƐƤŀƲч ǪūśūƧǿưƲȝŀϰчưūƧŀƧǿƐч ǪǿǢȖūƐч ƤūǟǿŀǪŀƲч ǟūƲƄƄǿƲŀч ƧŀȝŀƲŀƲч ǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷч

ţƐƤūǷŀƋǿƐч śŀƋȗŀч ǷŀǢƄūǷч Rdiquestч RŰġĩŢƨϑ ŢĩƝƽthornƨthornŰϑ ƝĩŰłłƽŰthornϑ ťthornǛthornŰthornŰϑ ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţŀǟŀǷч ţƐǟūƲǿƋƐч ţūƲƄŀƲч

ŜŀǟŀƐŀƲчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵чŀǟŀƐŀƲчRdiquestчRƲţūƤǪчƤūǟǿŀǪŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀчƧŀȝŀƲŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ϰчƲƐƧŀƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲŀƲчRdiquestчǪūśūǪŀǢчϰͺчǷūǢǪūśǿǷчưūƧŀưǟŀǿƐч

ǷŀǢƄūǷчRdiquestчǪūśūǪŀǢччЋţūƲƄŀƲчƲƐƧŀƐчŜŀǟŀƐŀƲч͵͵ͺЌчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчdūưūƲƤūǿ-Űĩϑ

$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯ

ŀǟŀƐŀƲч RdiquestчǪūśūǪŀǢчϰͺчǷūǢǪūśǿǷч ƧūśƐƋчǢūƲţŀƋчţŀǢƐчŜŀǟŀƐŀƲч RdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼчţŀƲчͶʹ͵ͽϯч ūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч

ŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūǷƐŀǟчǷŀƋǿƲƲȝŀчǪūơŀƤчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͶчǪϯţчͶʹͶʹчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀч

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͺϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͺч ūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчRƲţūƤǪчƤūǟǿŀǪŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀчƧŀȝŀƲŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͶчǪϯţϯчͶʹͶʹ

$ŀǢƐчǷŀśūƧчͷϯ͵ͺϰчţŀǟŀǷчţƐƤūǷŀƋǿƐчśŀƋȗŀчǢūŀƧƐǪŀǪƐчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͷчưūƲƐƲƄƤŀǷчʹϰʹч

ǟƼƐƲч ţŀǢƐч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵Ͷϰч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵чưūƲƐƲƄƤŀǷч ʹϰ͵ч ǟƼƐƲч ţŀǢƐч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͷϰч ƐƲţūƤǪч

ǷŀƋǿƲчͶʹ͵чưūƲƐƲƄƤŀǷчʹϰʹͽчǟƼƐƲчţŀǢƐч ƐƲţūƤǪчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ϰч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͺчưūƲƐƲƄƤŀǷч ʹϰʹͼч ǟƼƐƲч ţŀǢƐч

ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ϰч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͻчưūƲƐƲƄƤŀǷч ʹϰ͵ чǟƼƐƲчţŀǢƐчƐƲţūƤǪчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺϰчƐƲţūƤǪчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼч

ưūƲƐƲƄƤŀǷчʹϰ͵ͺчǟƼƐƲчţŀǢƐч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч

чϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹ͵чǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐч ƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǟūǢƐƼţūчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчţŀƲч

poundūƲǪǷǢŀчdūưūƲƤūǿч ŀƋǿƲчͶʹ͵-ͶʹͶʹчţūƲƄŀƲчǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ͻϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͻч ūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчRƲţūƤǪчƤūǟǿŀǪŀƲчǟǿśƧƐƤчŀǷŀǪчƧŀȝŀƲŀƲч$b śчǪϯţϯчͶʹͶʹчţūƲƄŀƲчpoundūƲǪǷǢŀчͶʹ͵-ͶʹͶʹ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀч ŀśūƧчͷϯ͵ͻϰчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчǷūǢǿǪчưūƲƐƲƄƤŀǷчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчƤūчǷŀƋǿƲчǟŀţŀч

poundūƲǪǷǢŀч $b śч ţŀƲч poundūƲǪǷǢŀч dūưūƲƤūǿч cedilŀƋǿƲч Ͷʹ͵-Ͷʹ͵ͽϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч RƲţūƤǪч ƤūǟǿŀǪŀƲч ǟǿśƧƐƤч ŀǷŀǪч

ƧŀȝŀƲŀƲч $b śч ЋȝŀƲƄч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǢūȗƼǢţƐƲƄч ţŀǢƐч Rdiquestч RƲţūƤǪч ƤūǟǿŀǪŀƲч ǟūƲƄƄǿƲŀчƧŀȝŀƲŀƲЌчưūƧŀưǟŀǿƐч

ǷŀǢƄūǷчǷūǢǪūśǿǷчţūƲƄŀƲчơǿƄŀчưūƲǿƲơǿƤƤŀƲчǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчţŀǢƐч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ч Ǫϯţϯч Ͷʹ͵ͽϯч rŀưǿƲч ǟŀţŀч ͶʹͶʹϰч

ǷūǢơŀţƐчǟūƲǿǢǿƲŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчưūƲơŀţƐчϰͺϯ

$ŀǢƐч ͵ʹчūǪūƧƼƲч Rч ƧƐƲƄƤǿǟчdūưūƲƤūǿчţƐǷŀưśŀƋч ūƲƄūƧƼƧŀч ƼǢǷŀƧч RƲţƼƲūǪƐŀчrŀǷƐƼƲŀƧчlaquoƐƲƄƧūчtimesƐƲţƼȗч Ћ -

RrlaquotimesЌϰчǟŀţŀчƋŀǪƐƧчǪǿǢȖūƐчƤūǟǿŀǪŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀчƧŀȝŀƲŀƲϰч$b śчưūƲţŀǟŀǷƤŀƲчƲƐƧŀƐчǷūǢǷƐƲƄƄƐчśūǢǪŀưŀч$b poundч

ЋϰͺЌч ţŀƲч ƧūśƐƋч ǷƐƲƄƄƐч ţŀǢƐч ƲƐƧŀƐч ǢŀǷŀ-ǢŀǷŀч dūưūƲƤūǿч ЋϰͷЌч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀч

ţƐǷƐƲƄƤŀǷƤŀƲчƧŀƄƐчţƐчưŀǪŀчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţŀǷŀƲƄϯ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ - - - - -

poundūŀƧƐǪŀǪƐ - - - - - ϰͺ ϰͺ ŀǟŀƐŀƲ - - - - - ͵͵ͺϰʹʹ ͵͵ͺϰʹʹ

iquestǢŀƐŀƲ Ͷʹ͵Ͷ Ͷʹ͵ͷ Ͷʹ͵ Ͷʹ͵ Ͷʹ͵ͺ Ͷʹ͵ͻ Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͽ ͶʹͶʹ RƲţūƤǪчcedilŀǢƄūǷ ϰ͵ ϰ͵ ϰʹ ϰʹͺ ϰʹͽ ϰ͵Ͷ ϰͶ ϰͺͷ

RƲţūƤǪчpoundūŀƧƐǪŀǪƐ ϰʹ ϰʹͽ ϰͶͷ ϰͷͶ ϰ ϰͺ ϰͻͶ ϰͻͺ ϰͺ

ūǢǿśŀƋŀƲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐ Ѿчʹϰʹͽ Ѿʹϰ͵ͺ Ѿʹϰʹ

Ѿчʹϰ͵ Ѿчʹϰʹͼ Ѿчʹϰ͵ͺ -ʹϰ͵Ͷ

cedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчcedilŀƋǿƲŀƲ poundūƲǪǷǢŀч$b ś poundūƲǪǷǢŀчdūưūƲƤūǿ dūǷūǢŀƲƄŀƲ ͶʹͶʹ ϰͺ poundūƲǪǷǢŀчͶʹͶʹ-ͶʹͶ Ͷʹ͵ͽ ϰͻͺ ϰ͵ͼ ϰ͵ͼ Ͷʹ͵ͼ ϰͻͶ ϰ͵ ϰ͵ Ͷʹ͵ͻ ϰͺ ϰ͵Ͷ ϰ͵Ͷ Ͷʹ͵ͺ ϰ ϰʹͽ ϰʹͽ Ͷʹ͵ ϰͷͶ ϰʹͺ ϰʹͺ

poundūƲǪǷǢŀчͶʹ͵-Ͷʹ͵ͽЌч

69 LAKIN DJPb 2020

Tabel indeks kepuasan publik atas layanan kemenkeu tahun 2020

1 Berdasarkan tujuan riset dan hasil analisis maka berikut ini simpulan hasil Survei Kepuasan

Pengguna Layanan Kementerian Keuangan 2020 eselon 1 Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Indeks Kepuasan Pengguna Layanan (IKPL) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dengan

detail sebagai berikut

a IKPL DJPb secara agregat dalam kategori baik dengan skor indeks 2020 sebesar 464 yang

mendekati nilai maksimal skala likert 1-5 Begitu juga dengan IKPL DJPb per jenis layanan

seluruhnya mendekati nilai sempurna skala likert 1-5 yaitu layanan penerbitan SP2D belanja

non-pegawai pada KPPN sebesar 468 pelayanan rekonsiliasi tingkat KPPN melalui e-Rekon dan

LK sebesar 465 dan pelayanan revisi DIPA pada Kanwil sebesar 457

b Terkait perbandingan dengan IKPL agregat Kementerian Keuangan baik IKPL DJPb secara

agregat Maupun DJPb per jenis layanan nilai IKPL nya berada di atas nilai agregat IKPL

Kementerian Keuangan (432) Gap antara IKPL agregat DJPb dengan Kementerian Keuangan

adalah sebesar 032 Secara layanan spesifik gap antara IKPL agregat Kementerian Keuangan

dengan IKPL layanan penerbitan SP2D belanja non-pegawai pada KPPN adalah sebesar 036 gap

antara IKPL agregat Kementerian Keuangan dengan IKPL pelayanan rekonsiliasi tingkat KPPN

melalui e-Rekon dan LK adalah sebesar 033 dan gap antara IKPL agregat Kementerian

Keuangan dengan IKPL pelayanan revisi DIPA pada Kanwil adalah sebesar 025 Gap IKPL tahun

2020 pun lebih besar dibandingkan dengan gap IKPL tahun 2019 Hal ini dapat diartikan bahwa

peningkatan kinerja layanan di DJPb pada tahun 2020 lebih tinggi daripada peningkatan kinerja

DJPb di tahun 2019 jika dibandingkan dengan Kementrian Keuangan secara keseluruhan

c Dilihat dari IKPL masing-masing kota secara keseluruhan IKPL per kota DJPb relatif sudah baik

karena mendekati sempurna berdasarkan skala likert 1-5 selain itu nilai IKPL keenam kota

berada di atas nilai IKPL agregat Kementerian Keuangan yaitu IKPL DJPb Kota Jakarta sebesar

470 IKPL DJPb Kota Surabaya sebesar 451 IKPL DJPb Kota Medan sebesar 458 IKPL DJPb

Kota Makassar sebesar 465 IKPL DJPb Kota Balikpapan sebesar 472 dan IKPL DJPb Kota

Ambon sebesar 468 Namun demikian jika IKPL Kota dibandingkan dengan IKPL agregat DJPb

maka IKPL Kota Jakarta Kota Makassar Kota Balikpapan dan Kota Ambon berada di atas IKPL

agregat DJPb sedangkan IKPL Kota Surabaya dan IKPL Kota Medan berada di bawah IKPL

agregat DJPb

d Ditinjau dari jenis layanan per kota seluruh IKPL setiap jenis layanan DJPb di keenam kota

bernilai di atas dari IKPL Kementerian Keuangan IKPL DJPb Kota Jakarta bernilai 474 untuk

jenis layanan 1 464 untuk layanan 2 dan 472 untuk layanan 3 IKPL DJPb Kota Surabaya

bernilai 454 untuk layanan 1 448 untuk layanan 2 dan 449 untuk layanan 3 IKPL Kota Medan

No Unit Target Realisasi 1 DJA 4 425 2 DJP 4 41 3 DJBC 4 462 4 DJPB 4 464 5 DJKN 4 413 6 DJPK 4 441 7 DJPPR 4 464 8 LNSW 4 41 9 Setjen 375 405 10 Itjen 4 436 11 BPPK 4 441

LAKIN DJPb 2020 70

sebesar 467 untuk layanan 1 473 untuk layanan 2 dan 435 untuk layanan 3 IKPL Kota

Makassar 468 untuk layanan 1 465 untuk layanan 2 dan 463 untuk layanan 3 IKPL Kota

Balikpapan 480 untuk layanan 1 480 untuk layanan 2 dan 460 untuk layanan 3 IKPL Kota

Ambon 450 untuk layanan 1 488 untuk layanan 2 dan 466 untuk layanan 3 Untuk layanan di

kota Jakarta semua jenis layanan berada pada kinerja baik karena tidak ada IKPL layanan yang

berada di bawah IKPL agregat DJPb Namun demikian beberapa layanan di luar Kota Jakarta

masih perlu meningkatkan kinerja layanannya Misalnya untuk IKPL layanan Kota Surabaya

masih perlu meningkatkan kinerja layanan 2 dan layanan 3 sedangkan di Kota Medan dan

Makassar layanan yang masih perlu ditingkatkan adalah pada layanan 3 Kota Balikpapan masih

perlu meningkatkan layanan 2 Terakhir layanan di Kota Ambon yang perlu ditingkatkan adalah

layanan 1 Peningkatan tersebut terkait dengan upaya untuk menyesuaikan peningkatan IKPL

layanan di Kota-kota dengan IKPL agregat DJPb Jika dilihat dari gap layanan di tahun 2020 yang

semuanya bernilai positif artinya semua layanan di tahun 2020 telah melampaui IKPL agregat

Kementerian Keuangan Hal ini menujukkan peningkatan yang lebih baik dibandingkan dengan

tahun 2019 dimana di tahun 2019 masih terdapat beberapa layanan yang kinerjanya masih

berada di bawah IKPL agregat Kementerian Keuangan

2 Berdasarkan analisis ekspektasi-kepuasan aspek-aspek pelayanan yang dikelompokan berdasarkan

dengan matriks ekspektasi-kepuasan kesimpulan dari hasil analisis tersebut adalah

a Pada layanan penerbitan SP2D belanja non-pegawai pada KPPN aspek layanan yang perlu

dipertahankan adalah aspek keterbukaankemudahan akses informasi akses terhadap layanan

waktu penyelesaian layanan sikap pegawai kemampuan dan keterampilan pegawai lingkungan

pendukung dan keamanan lingkungan Sedangkan aspek layanan yang diprioritaskan untuk

ditingkatkan adalah informasi layanan dan kemampuan dan keterampilan pegawai

b Pada layanan rekonsiliasi tingkat KPPN melalui e-Rekon dan LK aspek layanan yang perlu

dipertahankan adalah akses terhadap layanan waktu penyelesaian layanan kemampuan dan

keterampilan pegawai lingkungan pendukung keamanan lingkungan dan E-service-security

Sedangkan aspek layanan yang diprioritaskan untuk ditingkatkan performanya adalah E-Service

-Efficiency-Ease of Use

c Pada layanan revisi DIPA pada Kanwil aspek layanan yang perlu dipertahankan adalah akses

terhadap layanan kesesuaian prosedur dan E-service-security Sedangkan aspek layanan yang

diprioritaskan untuk ditingkatkan performanya adalah E-Service -Efficiency-Ease of Use dan E-

Service-Reliability

3 Hubungan keterkaitan antara kinerja kualitas aspek-aspek layanan dan tingkat kepuasan

stakeholders DJPb menunjukkan bahwa kualitas pelayanan menunjukan pengaruh positif terhadap

kepuasan pengguna layanan Dimana kepuasan pengguna layanan DJPb akan meningkat seiring

dengan peningkatan kualitas pelayanan SP2D belanja non pegawai pada KPPN pelayanan

rekonsiliasi tingkat KPPN melalui endashRekon dan LK dan pelayanan revisi DIPA pada Kanwil Selain

itu pengaruh aspek-aspek pelayanan terhadap kualitas pelayanan semua signifikan dan positif

Artinya kualitas pelayanan akan meningkat searah dengan peningkatan kinerja keempat belas aspek

layanan Dimana setiap aspek pada masing-masing pelayanan juga ditentukan oleh kontribusi

indikator masing-masing aspek pelayanan

a Pada layanan penerbitan SP2D belanja non-pegawai pada KPPN aspek layanan yang

paling berpengarupada perubahan variasi kualitas pelayanan adalah informasi layanan e-service-

71 LAKIN DJPb 2020

efficiency-ease of use accessibility dan e-service reliability Sedangkan tiga aspek yang pengaruhnya

relatif rendah pada variasi perubahan kualitas layanan adalah aspek kesesuaian prosedur

dengan ketentuan yang ditetapkan lingkungan pendukung dan aspek keamanan lingkungan

b Pada pelayanan rekonsiliasi tingkat KPPN melalui e-Rekon dan LK aspek layanan yang paling

berpengaruh pada perubahan variasi kualitas pelayanan adalah informasi layanan e-service-

efficiency-ease of use accessibility dan e-service reliability Sedangkan tiga aspek layanan memiliki

peran relatif lemah terhadap variasi perubahan kualitas layanan adalah aspek kesesuaian

prosedur aspek lingkungan pendukung dan aspek keamanan lingkungan

c Pada layanan revisi DIPA pada Kanwil aspek layanan yang paling berpengaruh pada perubahan

variasi kualitas pelayanan adalah aspek informasi layanan e-service reliability dan e-sevice

security Sedangkan tiga aspek yang memiliki peran relatif lemah terhadap variasi perubahan

kualitas layanan adalah aspek kesesuaian prosedur dengan ketentuan yang ditetapkan aspek

lingkungan pendukung dan aspek keamanan lingkungan

Secara keseluruhan ketiga layanan DJPb yang disurvei pada SKPL2020 sudah berada dalam kategori

baik (di atas nilai 4) Hal ini menandakan bahwa pengguna layanan DJPb sudah puas dengan ketiga

layanan DJPb Kepuasan penggunaan layanan juga ditunjukkan dengan tingginya peningkatan kualitas

layanan di tahun 2020 dibandingkan dengan kualitas layanan di tahun 2019 Namun demikian upaya

perbaikan terus-menerus menjadi tantangan bagi DJPb agar pelayanan dapat menjadi lebih baik dan

mendukung reformasi birokrasi yang sudah digagas Hal ini sejalan dengan prinsip perbaikan terus

menerus ala Jepang yang dinamakan dengan Kaizen concept of Improvement Untuk itu beberapa

rekomendasi yang dapat diberikan untuk meningkatkan kualitas masing-masing layanan di DJPb yang

disurvei pada SKPL 2020 ini adalah sebagai berikut

1 Layanan penerbitan SP2D belanja non-pegawai pada KPPN

Rekomendasi untuk meningkatkan kualitas layanan penerbitan SP2D belanja non-pegawai pada

KPPN berasal dari tiga aspek yang memiliki pengaruh paling besar Beberapa hal yang dapat

dilakukan adalah

a Meningkatkan kualitas informasi layanan dengan melakukan

1) Meningkatkan kelengkapan informasi layanan terkait persyaratan yang harus dipenuhi untuk

memperoleh layanan

2) Meningkatkan kelengkapan informasi layanan terkait petunjuk pengisian dokumen layanan

3) Meningkatkan kelengkapan Informasi layanan terkait standar hasil layanan

b Meningkatkan kualitas E-service efficiency- ease of use dengan melakukan

1) Meningkatkan kelengkapan dan kemudahan pemahaman struktur situsaplikasi layanan

2) Meningkatkan kemudahan pengelolaan situs aplikasi layanan daring

3) Meningkatkan akurasi informasi layanan daring

c Mempertahankan kualitas e-service reliability dengan melakukan

1) Memastikan kecepatan situsaplikasi dalam melayani berdasarkan permintaan

2) Memastikan ketepatan waktu pelayanan situsaplikasi layanan daring

3) Memastikan keterbaruan situs atau aplikasi sesuai perkembangan layanan

2 Layanan rekonsiliasi tingkat KPPN melalui e-Rekon dan LK

Rekomendasi untuk meningkatkan kualitas layanan rekonsiliasi tingkat KPPN melalui e-Rekon dan

LK berasal dari tiga aspek yang memiliki pengaruh paling besar Beberapa hal yang dapat dilakukan

LAKIN DJPb 2020 72

a Meningkatkan kualitas informasi layanan dengan melakukan

1) Meningkatkan kelengkapan informasi layanan terkait persyaratan yang harus dipenuhi untuk

memperoleh layanan

2) Meningkatakan kelengkapan informasi layanan terkait petunjuk pengisian dokumen layanan

3) Meningkatkan kemudahan bahasa yang digunakan untuk dipahami pengguna layanan

b Meningkatkan kualitas E-service-efficiency-ease of use dengan melakukan

1) Meningkatkan kelengkapan dan kemudahan pemahaman struktur situsaplikasi layanan

daring

2) Meningkatkan pemenuhan kebutuhan pengguna layanan oleh situsaplikasi layanan daring

3) Meningkatkan akurasi informasi layanan daring

c Mempertahankan kualitas e-service reliability dengan melakukan

1) Memastikan kecepatan pelayanan situs aplikasi layanan daring berdasarkan permintaan

yang masuk

2) Memastikan ketepatan waktu pelayanan situsaplikasi layanan daring

3) Memastikan kecepatan akses situsaplikasi layanan daring

4) Memastikan konektivilitaskompatibilitas situs layanan daring dengan mesin penjelajah

(browser) yang digunakan pengguna layanan dan

5) Memastikan pembaharuan situsaplikasi layanan daring selalu sesuai perkembangan layanan

3 Layanan revisi DIPA pada Kanwil

Beberapa rekomendasi disampaikan dari SKPL 2020 ini untuk meningkatkan kualitas layanan revisi

DIPA pada Kanwil khususnya berasal dari tiga aspek yang memiliki pengaruh paling besar

Beberapa rekomendasi tersebut adalah

a Meningkatkan kualitas informasi layanan dengan melakukan

1) Meningkatkan kelengkapan informasi layanan terkait petunjuk pengisian dokumen layanan

2) Meningkatkan kelengkapan informasi layanan terkait standar waktu proses layanan

3) Meningkatkan tentang kelengkapan informasi layanan terkait standar waktu proses layanan

b Mempertahankan kualitas e-service reliability dengan melakukan

1) Memastikan kecepatan pelayanan situsaplikasi layanan daring berdasarkan permintaan yang

masuk

2) Memastikan ketepatan waktu pelayanan situsaplikasi layanan daring

3) Memastikan konektivitaskompatibilitas situs layanan daring dengan mesin penjelajah

(browser) yang digunakan pengguna layanan

c Mempertahankan kualitas e-service security dengan melakukan

1) Memastikan ketersediaan jaminan keamanan data pribadi pengguna layanan untuk proses

autentikasi

2) Memastikan kerahasiaan penyimpanan data yang diberikan oleh pengguna layanan di situs

layanan oleh sistem

3) Memastikan kesesuaian penggunaan data yang diberikan oleh penguna di situs aplikasi

Kebijakan adalah konsep besar yang menjadi dasar dan pemberi arah dalam

pelaksanaan dan pengembangan Sistem Perbendaharaan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan

Sasaran Strategis 3

Perumusan

kebijakan yang

optimal

ϳϯgtltEWďϮϬϮϬ

ǟǷƐưŀƧч ŀţŀƧŀƋч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ƤūśǿǷǿƋŀƲϰч ƐưǟƧūưūƲǷŀǷƐƃϰч ţŀƲч ǷƐţŀƤч ǪŀƧƐƲƄч śūǢǷūƲǷŀƲƄŀƲϯч EƼǢưǿƧŀǪƐч

ƤūśƐơŀƤŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧчưūƲƄŀƲţǿƲƄчưŀƤƲŀчśŀƋȗŀчǟūǢǿưǿǪŀƲчƤƼƲǪūǟчśūǪŀǢчȝŀƲƄчưūƲơŀţƐчţŀǪŀǢчţŀƲч

ǟūưśūǢƐчŀǢŀƋчţŀƧŀưчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчţŀƲчǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲчlaquoƐǪǷūưч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчǿƲǷǿƤчưūƲŜŀǟŀƐчǷǿơǿŀƲч

ȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǪǿţŀƋчǪūǪǿŀƐчţŀƧŀưчưūƲƄƋŀǪƐƧƤŀƲчƼǿǷǟǿǷϼƼǿǷŜƼưūчǪūǪǿŀƐчǷǿơǿŀƲϯ

чdƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯ͵ͼϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͼчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͷ

Rdiquestч RƲţūƤǪч ūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчưūǢǿǟŀƤŀƲч

ǪŀƧŀƋч ǪŀǷǿч Rdiquestч dūưūƲƤūǿ-Ʋūч $b śϰч śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤч

ưūƲƄǿƤǿǢчǟūǢŀǷǿǢŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчȝŀƲƄчţƐƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐƤŀƲч

ūƃūƤǷƐƃчţŀƲчưūƲţǿƤǿƲƄчǷūǢȗǿơǿţƲȝŀчƄƼƼţчƄƼȖūǢƲŀƲŜūчţƐчśƐţŀƲƄчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчƲūƄŀǢŀϯ

ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ǪūǪǿŀƐч

ţūƲƄŀƲч ƤūǷūƲǷǿŀƲч ţŀƲч ƤŀƐţŀƋ-ƤŀƐţŀƋч ţŀƧŀưч ǟūƲȝǿǪǿƲŀƲч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ǪūǢǷŀч ǿơƐч ţŀưǟŀƤч ǷūǢƋŀţŀǟч

ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ǟūǢŀǷǿǢŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ȝŀƲƄчţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчpūǷƼţūчpoundR Rϯч RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч

ǟūǢŀǷǿǢŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţƐǿƤǿǢчţūƲƄŀƲчͷчЋǷƐƄŀЌчƤƼưǟƼƲūƲчȝŀƐǷǿч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pdчЋƼśƼǷчʹҗЌϰчiquestơƐч

$ŀưǟŀƤчţūƲƄŀƲчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчpūǷƼţūчpoundR Rч ЋƼśƼǷчͷʹҗЌϰчţŀƲчcedilƐƲţŀƤчfŀƲơǿǷчiquestơƐч$ŀưǟŀƤчpūǷƼţūч

poundR RчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчЋƼśƼǷчͶʹҗЌϯч

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчRƲţūƤǪчͷчЋǪƤŀƧŀчЌϰчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчŀţŀчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śч

cedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯчEƼǢưǿƧŀчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчRdiquestчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱϱч

ϯ RƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pdч

ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч pound pdч ŀţŀƧŀƋч ǟǢƼǪūǪч ǟūƲȝǿǪǿƲŀƲч pound pdч ƼƧūƋч ǿƲƐǷч ūǪūƧƼƲч RϼRRч ƤƼƲǪūǟǷƼǢч ǪŀưǟŀƐч

ţūƲƄŀƲчţƐǿƲţŀƲƄƤŀƲчƼƧūƋчdūưūƲǷūǢƐŀƲчMǿƤǿưчţŀƲчMpϯч RƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pdчŀţŀƧŀƋч ūǢǪūƲЙ

ǷŀǪūчbǿưƧŀƋчpound pdчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчȗŀƤǷǿчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчţūƲƄŀƲч

bǿưƧŀƋчpound pdчȝŀƲƄчţƐǿǪǿƧƤŀƲϯчtimesŀƤǷǿчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pdчŀţŀƧŀƋчͻчЋǷǿơǿƋчǟǿƧǿƋчƧƐưŀЌчƋŀǢƐчƤūǢơŀчǷūǢƋƐЙ

ǷǿƲƄчǪūơŀƤчśūǢƤŀǪчpound pdчţƐǷūǢƐưŀчţŀǢƐчǿƲƐǷчǟūưǢŀƤŀǢǪŀчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчţƐǿƲţŀƲƄƤŀƲчƼƧūƋчdūưūƲǷūǢƐŀƲч

MǿƤǿưчţŀƲчMpϯ

$ŀƧŀưч ưūƲƄƋƐǷǿƲƄч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч pound pdч ǿƲǷǿƤч ţƐƤƼƲȖūǢǪƐч ưūƲơŀţƐч RƲţūƤǪч ŀǟŀƐŀƲч ưŀƤŀч

ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч pound pdч ŀţŀƧŀƋч bǿưƧŀƋч pound pdч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч ţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲч ǪūǪǿŀƐч śŀǷŀǪчȗŀƤǷǿч ţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲч

ţūƲƄŀƲчbǿưƧŀƋчpound pdчȝŀƲƄчţƐǿǪǿƧƤŀƲϰчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

ሻݑݏݑݕܭܯሻȀሺσݑݐݓݏݐݑݏݏݐݐݕܭܯൌሺσݔ

RƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч pound pdчưūưƐƧƐƤƐч śƼśƼǷч ǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч ǪūśūǪŀǢч ʹҗϯч $ūƲƄŀƲч ǢŀƲƄūч ƐƲţūƤǪч ǪūśŀƄŀƐч

śūǢƐƤǿǷϱ

RƲţūƤǪч͵чччʹччȜччͷʹҗчpound pdчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчśŀǷŀǪчȗŀƤǷǿчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pd

RƲţūƤǪчͶччͷʹҗччȜччҗчpound pdчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчśŀǷŀǪчȗŀƤǷǿчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pd

RƲţūƤǪчͷччҗччȜччͼҗчpound pdчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчśŀǷŀǪчȗŀƤǷǿчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pd

RƲţūƤǪчччͼҗччȜчч͵ʹʹҗчpound pdчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчśŀǷŀǪчȗŀƤǷǿчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pd

laquolaquoчͷϱч ūǢǿưǿǪŀƲчƤūśƐơŀƤŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧч dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ͷŀ-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчǟūǢŀǷǿǢŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲ ͷчЋǪƤŀƧŀчЌ ͵Ͷʹ

ŀǟŀƐŀƲчRdiquestччЋғЋЋчRƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pdчȜчʹҗЌЌчѾчЋRƲţūƤǪчiquestơƐч$ŀưǟŀƤчȜчͷʹҗЌчѾчЋRƲţūƤǪчǷƐƲơǿǷчǿơƐчţŀưǟŀƤчȜчͶʹҗЌЌ

ͷŀ-r

LAKIN DJPb 2020 74

Pada tahun 2020 telah diselesaikan 52 PMK yang terdiri dari 8 (delapan) RPMK Program Perencanaan

39 (tiga puluh sembilan) RPMK Kumulatif Terbuka dan 5 (lima) RPMK Izin Prinsip sebelum batas waktu

yang ditetapkan (batas waktu 75 HK setelah pengajuan)

B Indeks Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI

Indeks Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI mengukur indikator sebagai berikut

Indeks Uji Dampak Menggunakan Metode ROCCIPI memiliki bobot perhitungan sebesar 30

Range indeks sebagai berikut

Indeks 1 = 20le x le 40 (tidak efektif)

Indeks 2 = 40 lt x le 60 (kurang efektif)

Indeks 3 = 60 lt x le 85 (efektif)

Indeks 4 = 85 lt x le 100 (sangat efektif)

Pelaksanaan Penilaian Uji Dampak dilaksanakan oleh Bagian OTL Setditjen Perbendaharaan

dengan nilai rata-rata 9574 dengan rincian sebagai berikut

Dengan nilai rata-rata 9574 memperoleh nilai indeks 4

C Indeks Tindak lanjut Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI

Berdasarkan hasil uji dampak peraturan yang dilaksanakan pada tahun 2019 terdapat beberapa

rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti oleh unit eselon II lingkup Kantor Pusat DJPb selaku inisiator

peraturan yang menjadi sampel uji dampak tersebut

Indeks Tindak Lanjut Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI memiliki bobot perhitungan sebesar

20 Dengan range indeks sebagai berikut

Indeks 1 = 0 le x le 30 rekomendasi uji dampak diselesaikan oleh unit terkait

Indeks 2 = 30 le x le 50 rekomendasi uji dampak diselesaikan oleh unit terkait

Indeks 3 = 50 le x le 80 rekomendasi uji dampak diselesaikan oleh unit terkait

Rule Norma-norma yang dituangkan dalam PMK telah selaras dengan peraturan pe-rundang-undangan lainnya jelas dan dapat dimengerti kewenangan jelas dan terukur dan implementatif

Opportunity Munculnya ekternalisasi dampak positif atau negatif atas PMK

Capacity Ketersediaan waktu SDM anggaran saran dan prasarana dan mekanisme im-plementasi atas PMK

Communication Uji publikfeed back dari pemangku kepentingan atas PMK

Interest Aspek keuntungankerugianpeluangrisiko dalam hal melaksanaan atau tidak melaksanakan yang telah diatur dalam PMK

Process Kejelasan deskripsi tusi mekanismeproses bisnis alat bantu tatalaksana yang diatur dalam PMK

Ideology Pelaksanaan Monev social pressure dan sanksi moral

No Peraturan Yang Dinilai

UIC Peraturan

Desk Evaluation

Kuesioner Pemrakarsa

Kuisioner Stakeholders Nilai

Akhir Nilai

Proporsi (50) Nilai

Proporsi (25) Nilai

Proporsi (25)

1 PMK 271PMK052014 Dit APK 100 50 93 2325 9632 2408 9733

2 PMK 95PMK052018 Dit SMI 100 50 100 25 9372 2343 9840

3 PMK 196PMK052018 Dit PA 92 46 92 23 9228 2307 9207

4 PMK 183PMK052019 Dit PKN 100 50 9189 2297 8876 2219 9516

Rata-rata 9574

75 LAKIN DJPb 2020

Indeks 4 = 80 le x le 100 rekomendasi uji dampak diselesaikan oleh unit terkait

Indeks tindak lanjut Tindak lanjut Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI memperoleh indeks sebesar

4 dengan uji dampak PMK di Tahun 2019 sebagai berikut

Perhitungan akhir Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan diperoleh hasil sebagai berikut

Dalam pencapaian Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan tidak terlepas dari beberapa isu

diantaranya

1 Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan diukur dengan 3 (tiga) komponen

a Penyelesaian RPMK

b Uji Dampak dengan menggunakan Metode ROCCIPI

c Tindak Lanjut Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI

2 Adanya potensi beberapa RPMK tidak dapat diselesaikan sesuai target yang ditetapkan

3 Pemahaman publik terhadap perubahan peraturan dan proses bisnis perbendaharaan masih

beragam

Atas hal tersebut dapat berimplikasi pada kemungkinan penyelesaian RPMK tidak sesuai dengan target

waktu yang telah ditetapkan sehingga kebijakan pemerintah tidak dapat segera dilaksanakan

Komunikasi publiksosialisasi yang belum optimal maupun pengaturan belum komprehensif karena

adanya kebutuhan regulasi yang mendesak masih menjadi kendala dalam pencapaian kerja Perlu

dilakukan upaya perbaikan dengan melakukan rencana aksi di tahun 2021 diantaranya

1 Berkoordinasi dengan direktorat teknis untuk menindaklanjuti masukan dari stakeholders sebelum

menetapkan kebijakan

No UIC Tindak Lanjut

Nilai Tindak Lanjut Materi Yang

Sesuai

Ketepatan Sasaran

Bukti Dukung

Nilai Total

1 Dit PA

Telah dilaksanakan penyampaian informasi imple-mentasi PMK 195PMK052018 melalui surat Insta-gram sebagai strakom juknis sosialisasi monev su-pervisi dan pembinaan kepada stakeholders (KL atau pihak lain instansi vertikal)

v v v 100

2 Dit PKN

Telah dilaksanakan penyampaian sosialisasi pena-tausahaan penerimaan dan pengeluaran negara kepa-da stakeholders (KL atau pihak lain instansi vertikal)

v v v 100

3 Dit APK

Telah dilaksanakan penyampaian sosialisasi pena-tausahaan penerimaan dan pengeluaran negara kepa-da stakeholders (KL atau pihak lain instansi vertikal)

v v v 100

4 Dit SP

Telah diselesaikan harmonisasi terhadap 8 (delapan) RPMK Program Perencanaan 35 (tiga puluh lima) RPMK Kumulatif Terbuka dan 5 (lima) RPMK Izin Prin-sip yang telah disesuaikan dengan kaidah legal draft-ing pedoman tata naskah serta kosakata yang baku

v v v 100

Persentase Penyelesaian Nilai

Indeks range

Bobot Indeks Capaian IKU (indeks range capaian x bobot)

100 4 50 2

9574 4 30 12

100 4 20 08

Indeks Capaian IKU 4

gtltEWďϮϬϮϬϳϲ

͵ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƋŀţŀǟч ūǢŀǷǿǢŀƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчŀƄŀǢчţŀǟŀǷчţƐǷūǢƐưŀчţŀƲчţƐǟŀƋŀưƐчǪǷŀƤūЙ

ƋƼƧţūǢǪϯ

Ͷϯ $ƐǢūƤǷƼǢŀǷч ϰч$ƐǢūƤǷƼǢŀǷч drϰч$ƐǢūƤǷƼǢŀǷчlaquopRчţŀƲч$ƐǢūƤǷƼǢŀǷч dчưūƲƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐчƋŀǪƐƧчpoundR RчcedilŀЙ

ƋǿƲчͶʹͶʹϯ

dƼưǿƲƐƤŀǪƐч ţŀƲч ūţǿƤŀǪƐч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǿǟŀȝŀч ǿƲǷǿƤч ưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲч ǟūưŀƋŀưŀƲч

ǪǷŀƤūƋƼƧţūǢǪч ŀǷŀǪч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ţŀƲч ƤūśƐơŀƤŀƲч ţƐч śƐţŀƲƄч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ǿƲǷǿƤч

ưūưǟūǢƤǿŀǷч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ţŀƲч ƤūśƐơŀƤŀƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūƲţƼǢƼƲƄч

ǷūǢŜŀǟŀƐƲȝŀчǷǿơǿŀƲчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐϯч

laquoǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐч śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤч ưūȗǿơǿţƤŀƲч ǟǢƼƃūǪƐƼƲŀƧƐǪưūч laquoǿưśūǢч $ŀȝŀч

pŀƲǿǪƐŀч Ћlaquo$pЌч ǟūƲƄūƧƼƧŀч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ưūƧŀƧǿƐч ǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲч ƤƼưǟūǷūƲǪƐч

ǟūƲƄūƧƼƧŀч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч śūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ƤǿŀƧƐɯƤŀǪƐч ƤƼưǟūǷūƲǪƐч ȝŀƲƄч ţƐǟūǢǪȝŀǢŀǷƤŀƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч

ưūƲţǿƤǿƲƄчǷūǢȗǿơǿţƲȝŀчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч rчȝŀƲƄчǪūưŀƤƐƲчśūǢƤǿŀƧƐǷŀǪчţƐчǪūƧǿǢǿƋчdūưūƲǷūǢƐŀƲϼfūưśŀƄŀч

ǪūƋƐƲƄƄŀч ţŀǟŀǷч ưūƲƄƋŀǪƐƧƤŀƲч ƼǿǷǟǿǷч ţŀƲч ƼǿǷŜƼưūч ȝŀƲƄч ưŀƤǪƐưŀƧч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ǷǿƄŀǪч ţŀƲч ƃǿƲƄǪƐч

ưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄϯч laquoǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐч ǟūƲƄūƧƼƧŀч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţƐưŀƤǪǿţч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ưūƧŀƧǿƐч ǟǢƼƄǢŀưч

ǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲч ƤŀǟŀǪƐǷŀǪϰч ǿơƐч ƤƼưǟūǷūƲǪƐϰч ǪūǢǷƐɯƤŀǪƐч ƤƼưǟūǷūƲǪƐϰч ţŀƲч ǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲч ǟǢƼƃūǪƐч ơŀśŀǷŀƲч

ƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţƐчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϯ

$ŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūưūƲǿƋƐч ǷǿƲǷǿǷŀƲч ǟūǢƤūưśŀƲƄŀƲч ǷŀǷŀч ƤūƧƼƧŀч ƤūǿŀƲƄŀƲч ȝŀƲƄч śūǢǪƐƃŀǷч ţƐƲŀưƐǪϰч

ţƐśǿǷǿƋƤŀƲч ǪǷǢŀǷūƄƐч ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐϰч ūţǿƤŀǪƐϰч ţŀƲч ǪǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄч ƤƼƲǷƐƲǿϰч ǷƐţŀƤч ǷŀưśŀƧч ǪǿƧŀưч ǪūǢǷŀч

śūǢƼǢƐūƲǷŀǪƐчǟŀţŀчǿǪŀƋŀчưūưśǿŀǷчǪŀǷƤūǢчưŀưǟǿчưūƲƄǿŀǪŀƐчǪūŜŀǢŀчưūƲȝūƧǿǢǿƋчŀǪǟūƤчɯƧƼǪƼɯчǪŀưǟŀƐч

ţūƲƄŀƲчŀǪǟūƤчǷūƤƲƐǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϯч

ч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯ͵ͽϯч

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͽчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч

ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ūţǿƤŀǪƐч ţŀƲч ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчưūǢǿǟŀƤŀƲч śūƲǷǿƤч ǟūƲƄǿƤǿǢŀƲч

ǷƐƲƄƤŀǷч ƤūśūǢƋŀǪƐƧŀƲч ǟūǪūǢǷŀч ǟūƧŀǷƐƋŀƲϼǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐϼocircEgraveOslashsup1UumlshyEgraveOtildeϑ ţŀƧŀưч

ƋŀƧч ǟūưŀƋŀưŀƲч ǪǿśǪǷŀƲǪƐϼưŀǷūǢƐϯч cedilƐƲƄƤŀǷч ǟūưŀƋŀưŀƲч ưūǢǿǟŀƤŀƲч

ǷƐƲƄƤŀǷчţŀȝŀчǷŀƲƄƤŀǟчǟūǪūǢǷŀчǷūǢƋŀţŀǟчǪūƄŀƧŀчưŀǷūǢƐчȝŀƲƄчţƐśūǢƐƤŀƲчǟŀţŀчǟūƧŀǷƐƋŀƲчǷūƤƲƐǪчЋśƐưśƐƲƄŀƲч

ǷūƤƲƐǪчŀǷŀǿчȝŀƲƄчţƐǟūǢǪŀưŀƤŀƲчţūƲƄŀƲчƐǷǿЌϯ

cedilƼƧƼƤчǿƤǿǢчƋŀǪƐƧчǟūƧŀǷƐƋŀƲч ǷūƤƲƐǪчţƐţŀǪŀǢƤŀƲчǟŀţŀчǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчǟūưŀƋŀưŀƲчǟūǪūǢǷŀчŀǷŀǪчưŀǷūǢƐч ȝŀƲƄч

ţƐśūǢƐƤŀƲчţŀƧŀưчǟūƧŀǷƐƋŀƲчǿƲǷǿƤчǪŀǷǿчǟūǢƐƼţūϯчpoundǿŀƲƄч ƧƐƲƄƤǿǟчǟūƧŀǷƐƋŀƲчǷūƤƲƐǪчưūƧƐǟǿǷƐчǟūƧŀǷƐƋŀƲчȝŀƲƄч

ţƐǪūƧūƲƄƄŀǢŀƤŀƲчţƐчƧƐƲƄƤǿǟч$b śчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

middot laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐϼƐưǷūƤчǷūǢƤŀƐǷчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲϲ

middot laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐϼƐưǷūƤчǷūǢƤŀƐǷчŀƤǿƲǷŀƲǪƐчţŀƲчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲϯ

iquestƲǷǿƤчśƐưǷūƤчţƐǿƤǿǢчţūƲƄŀƲчƝźƨƵϑƵĩƨƵϰчǪūưūƲǷŀǢŀчǿƲǷǿƤчǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчţƐǿƤǿǢчţūƲƄŀƲчƤǿūǪƐƼƲūǢϯчbƐƤŀчǟŀţŀч

ǪŀǷǿчǟūǢƐƼţūчǟūƧŀǟƼǢŀƲчЋǷǢƐȗǿƧŀƲЌчǷūǢţŀǟŀǷчƤūƄƐŀǷŀƲчśƐưǷūƤчţŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчǪƼǪƐŀƧƐŀǪƐϰчǷƼǷŀƧчƲƐƧŀƐчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч

ūţǿƤŀǪƐчţŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţƐśƼśƼǷччƋŀǪƐƧчƝźƨϑƵĩƨчͺʹҗϰчƋŀǪƐƧчƤǿūǪƐƼƲūǢчʹҗϯ

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч

dƼưǿƲƐƤŀǪƐϰч

ūţǿƤŀǪƐчţŀƲч

ǪǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐчȝŀƲƄч

śūǢƤūǪƐƲŀưśǿƲƄŀƲ

laquolaquoчϱчdƼưǿƲƐƤŀǪƐϰчūţǿƤŀǪƐчţŀƲчǪǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчśūǢƤūǪƐƲŀưśǿƲƄŀƲч

dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ŀ-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчūţǿƤŀǪƐчţŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐ ͼͻ ͽʹϰͼ ͵ʹϰͷ ś-r ūǢǪūƲǷŀǪūчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчơŀśŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲ ͻҗ ͻͽϰʹͷҗ ͵ʹϰͷͻ

ŀ-r

77 LAKIN DJPb 2020

Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi bertujuan untuk mengukur

peningkatan pemahamanpengetahuan stakeholders terhadap kebijakan di bidang perbendaharaan

negara dan menjadi umpan balik dalam mengukur tingkat efektivitas pelatihan teknis perbendaharaan

IKU tersebut mengalami refinement untuk tahun 2018 yaitu pada lingkup kebijakan yang diukur

pemahamannya di mana semula terbatas pada kebijakan akuntansi akrual pada tahun 2018 diperluas

menjadi kebijakan terkait bidang perbendaharaan negara Dalam hal ini pada tahun 2018 dilakukan

selain oleh Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (APK) juga oleh Direktorat Pelaksanaan

Anggaran (PA)

Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi didapatkan dari rata-rata tingkat efektivitas setiap kegiatan

pelatihansosialisasiworkshop yang berasal dari nilai kuesionerprepost-test kepada peserta dengan

keterangan indeks sebagai berikut

Dalam perhitungan IKU tersebut digunakan perhitungan polarisasi data maximize (semakin tinggi

realisasi terhadap target semakin baik capaian kinerjanya) periode pelaporan semesteran dan jenis

konsolidasi periode menggunakan average (realisasi yang digunakan adalah angka rata-rata dalam

periode bersangkutan)

Target IKU tersebut untuk tahun 2020 adalah sebesar 87 (skala 100) baik untuk target tahunan

maupun target semesteran sebagaimana ditentukan dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJPb

tahun 2020 Target tersebut meningkat dibandingkan target tahun- tahun sebelumnya (2019 86 2018

85 2016-2017 80 2015 75) Mengingat realsasi tahun 2019 IKU tersebut adalah 9043 besar target

tahun 2020 masih challenging dan sesuai dengan Renstra DJPb dan Renstra Kemenkeu Tahun 2020-

2024 serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Tahun 2020-2024 sebesar 90 (sangat

efektif)

Penilaian terhadap tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi Direktorat PA dihitung berdasarkan

hasil evaluasi terhadap Bimbingan Teknis Pelaksanaan Anggaran kepada Satker KL maupun Kanwil

DJPb danatau KPPN yang diselenggarakan oleh Direktorat PA dapat melalui kegiatan FGD bimtek

dan sosialisasi Pada Tahun Anggaran 2019 kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan terkait dengan

layanan yang diberikan oleh Direktorat PA yaitu terkait implementasi Kartu Kredit Pemerintah (KKP)

peningkatan kualitas KFR pelatihan bagi analis keuangan dan bisnis pemerintah dan evaluasi

pelaksanaan anggaran (EPA)

Semester I

1 Kegiatan Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I Tahun 2020 sesuai dengan Undangan

Direktur PA Nomor S-38PB22020 tanggal 19 Februari 2020 hal Undangan Kegiatan EPA Triwulan I

2020

2 Kegiatan Bimtek Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa tahun 2020 sesuai dengan Nota Dinas

Direktur Pelaksanaan Anggaran nomor ND-154PB22020 tanggal 15 Februari 2020

gtltEWďϮϬϮϬϳϴ

ͷϯ dūƄƐŀǷŀƲч чcedilǢƐȗǿƧŀƲч RRч cedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчiquestƲţŀƲƄŀƲч$ƐǢūƤǷǿǢч чrƼưƼǢчlaquo-ͽʹϼ ϯͶϼͶʹͶʹч

ǷŀƲƄƄŀƧч͵͵чpūƐчͶʹͶʹчƋŀƧчiquestƲţŀƲƄŀƲчdūƄƐŀǷŀƲч чcedilǢƐȗǿƧŀƲчRRϯ

ϯ laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчpƼƲƐǷƼǢƐƲƄчţŀƲчdƼƲɯǢưŀǪƐчŀǟŀƐŀƲчIccedilatildeOtildeccedilatildeчǪūǪǿŀƐчrƼǷŀч$ƐƲŀǪч$ƐǢūƤǷǿǢч чrƼưƼǢчr$-͵ͼϼ

ϯͶϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͽчbǿƲƐчͶʹͶʹϯ

ϯ laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчƤūǟŀţŀчlaquoŀǷǿŀƲчdūǢơŀчǟŀţŀчͶчȗƐƧŀȝŀƋчЋdŀƲȗƐƧч$b śч ǢƼȖƐƲǪƐчdūǟǿƧŀǿţŀƲчpoundƐŀǿчţŀƲчdŀƲȗƐƧч

$b śч ǢƼȖƐƲǪƐчŜūƋЌϯ

ͺϯ EF$чIAcircfrac14macrAcircч ūưţŀчǟŀţŀчśūśūǢŀǟŀчǟǢƼȖƐƲǪƐϯ

ͻϯ ūƲȝǿƧǿƋŀƲчlaquoRчcedilƐƲƄƤŀǷчdŀƲȗƐƧч$b śчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧчͶ-ͶчbǿƲƐчͶʹͶʹϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǪūưūǪǷūǢчRчͶʹͶʹчч ͽʹϰͺͼϯ

laquoūưūǪǷūǢчRR

͵ϯ dūƄƐŀǷŀƲч ч cedilǢƐȗǿƧŀƲч RRRч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǪūǪǿŀƐч iquestƲţŀƲƄŀƲч $ƐǢūƤǷǿǢч ч rƼưƼǢч iquestr$-͵ͽϼ ϯͶϼͶʹͶʹч

ǷŀƲƄƄŀƧчͶʹчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹчƋŀƧчiquestƲţŀƲƄŀƲч чśǿƧŀƲчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹϯ

Ͷϯ dūƄƐŀǷŀƲч ч cedilǢƐȗǿƧŀƲч ROumlч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǪūǪǿŀƐч iquestƲţŀƲƄŀƲч $ƐǢūƤǷǿǢч ч rƼưƼǢч iquestr$-Ͷͷͼϼ ϯͶϼͶʹͶʹч

ǷŀƲƄƄŀƧчͶͷчrƼȖūưśūǢчͶʹͶʹчƋŀƧчiquestƲţŀƲƄŀƲч чśǿƧŀƲчrƼȖūưśūǢчͶʹͶʹϯ

ͷϯ pūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчIAcircfrac14macrAcircdOslashmacrAcircmacrAcirccopyndashOslashatildemacroacuteccedilUumlmacrAcircUumlUumlVOslashUumlAcircatildeatildemacrEgraveAcircUumlocircmacratildeshyVEgraveocircOslashVEgravemacrAcircatildeǪūǪǿŀƐчlaquocedilч$ƐǢūƤǷǿǢч чrƼЙ

ưƼǢчlaquocedil-Ͷͻʹϼ ϯͶϼͶʹͶʹϯ

ϯ laquoǿśţƐǷчlaquoчǷūƧŀƋчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчlaquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчƤūǟŀţŀчlaquoŀǷǿŀƲчdūǢơŀчǟŀţŀчͷчȗƐƧŀȝŀƋчЋdŀƲȗƐƧч$b śч

ǢƼȖƐƲǪƐчdūǟǿƧŀǿţŀƲчpoundƐŀǿчţŀƲчdŀƲȗƐƧч$b śч ǢƼȖƐƲǪƐчŜūƋЌчţŀƲч чdŀƲȗƐƧч$b śч ǢƼȖƐƲǪƐч bŀȗŀчcedilūƲƄŀƋч

ǟŀţŀчśǿƧŀƲч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹϯ

ϯ laquoǿśţƐǷчRiquestrчǷūƧŀƋчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲч ūƲȝǿƧǿƋŀƲчlaquoRчcedilƐƲƄƤŀǷчdŀƲȗƐƧч$b śчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧчͶ-

ͶчbǿƲƐчͶʹͶʹϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǪūưūǪǷūǢчRRчͶʹͶʹчч ͽ͵ϰʹͶϯ

laquoūŜŀǢŀч ƤūǪūƧǿǢǿƋŀƲч ǟŀţŀч $b śч ţŀǟŀǷч ţƐƋƐǷǿƲƄч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч ͽʹϰͼϯч

$ūƲƄŀƲчţūưƐƤƐŀƲϰчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ͽϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͽчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчRƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчūţǿƤŀǪƐчţŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǟŀţŀч cedilŀśūƧч ͷϯͼŀϯ͵ч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч

ǪūśūǪŀǢчͽ͵ϰͽϰчţūƲƄŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчͽʹϰͺͼчǿƲǷǿƤчǪūưūǪǷūǢчRчţŀƲчͽ͵ϰʹͶчǿƲǷǿƤчǪūưūǪǷūǢчRRϯч poundūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢǪūśǿǷч

ǷūƧŀƋч ưūƧŀưǟŀǿƐч ǷŀǢƄūǷч ǷŀƋǿƲŀƲч ţŀƲч ǪūưūǪǷūǢŀƲч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ţŀƧŀưч dƼƲǷǢŀƤч dƐƲūǢơŀч

dūưūƲƤūǿ-IAcircϑ$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчЋǪūśūǪŀǢчͼͻЌϯ

rƐƧŀƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчţŀǟŀǷчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчţūƲƄŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲч

ǪūśūƧǿưƲȝŀϰчȝŀƐǷǿчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵чǪϯţϯчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯͶʹϯ

cedilŀśūƧчͷϯͶʹч ūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчRƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчūţǿƤŀǪƐчţŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵чǪϯţϯчͶʹͶʹ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǟŀţŀч cedilŀśūƧч

ͷϯͼŀϯͶϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчţŀǢƐч ͼͶϰͼ͵чţƐч ǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵ч ưūƲǿǢǿƲч ưūƲơŀţƐч ͼͶϰͻͶч ţƐч ǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵ͺϰчưūƲƐƲƄƤŀǷчưūƲơŀţƐчͼͷϰͼчţƐчǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵ͻϰчţŀƲчǷūǢǿǪчưūƲƐƲƄƤŀǷч

ͽʹϰͼчţƐч

ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ ч

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ - ͼͻ ͼͻ - ͼͻ ͼͻ ͼͻ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - ͽʹϰͺͼ ͽʹϰͺͼ - ͽʹϰͼ ŀǟŀƐŀƲ - ͵ʹϰͶͷ ͵ʹϰͶͷ - ͵ʹϰͶͷ ͵ʹϰͺͶ ͵ʹϰͷ

cedilŀƋǿƲ cedilŀǢƄūǷчRdiquest poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquest

ͶʹͶʹ ͼͻчЋǪŀƲƄŀǷчūƃūƤǷƐƃЌ ͽʹϰͼ

Ͷʹ͵ͽ ͼͺчЋǪŀƲƄŀǷчūƃūƤǷƐƃЌ ͽʹϰͷ

Ͷʹ͵ͼ ͼчЋǪŀƲƄŀǷчūƃūƤǷƐƃЌ ͼͻϰͼͺ

Ͷʹ͵ͻ ͼʹчЋūƃūƤǷƐƃЌ ͼͷϰͼ

Ͷʹ͵ͺ ͼʹчЋūƃūƤǷƐƃЌ ͼͶϰͻͶ

Ͷʹ͵ ͻчЋūƃūƤǷƐƃЌ ͼͶϰͼ͵

79 LAKIN DJPb 2020

Jabatan fungsional di bidang perbendaharaan telah

dibentuk dengan terbitnya payung hukum sebagai beri-

kut

a Permenpan RB Nomor 51 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Pembina Teknis Perbendaharaan

Negara

b Permenpan RB Nomor 52 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Analis Perbendaharaan Negara

c Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Analis Pengelolaan Keuangan

APBN dan

d Permenpan RB Nomor 54 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Pranata Keuangan APBN

Implementasi jabatan fungsional bidang perbendaharaan adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk

mengimplementasikan jabatan fungsional pada DJPb dan KementerianLembaga sebagaimana 4 (empatj

Permenpan RB tersebut di atas yang meliputi penyusunan dan penetapan regulasi pelaksanaan jabatan

fungsional pengembangan sistem informasiaplikasi penyesuaianinpassing Formula penghitungan ca-

paia IKU sebagai berikut

4b-N Persentase implementasi jabatan

fungsional bidang perbendaharaan

Realisasi IKU =

(sum capaian penyelesaian regulasi) + (sum capaian penyelesaian aplikasi) + (sum capaian penyelesaian formasi) + (sum capaian penerbitan rekomendasi pengangkatan melalui inpassing) + (sum capaian pengangkatan melalui inpassing)

No Komponen Pengukuran Bobot Keterangan

A Penyelesaian Regulasi 15

1 Penyampaian draft pera-turan kepada Dir SP

2 Target regulasi berjumlah 4 peraturan Penyampaian berupa draft peraturan danatau presentasi kepada Dir SP

2

Pembahasan draft peraturan pada tingkat Eselon IEselon II bersama dengan stakehold-ers terkait

3

Target regulasi berjumlah 4 peraturan

3

Penyampaian draft pera-turan kepada Menteri Keu-angan melalui Biro HukumDirjen Perbendahraan me-lalui Sekretariat DJPb

5 Target regulasi berjumlah 4 peraturan Penyampaian berupa nota dinas penyampaian draft peraturan

4 Penetapan Regulasi 5

Target regulasi berjumlah 4 peraturan

B Penyelesaian Aplikasi 15

5 Penyelesaian Aplikasi e-Jafung modul penilaian ang-ka kredit

3 Pengembangan Aplikasi dapat berupa pemusatan pengem-bangan aplikasi

6 UAT modul penilaian angka kredit 3 Pelaksanaan kegiatan User Acceptance Test (UAT) ke sampel

unit pengguna

7 Tindak lanjutPerbaikan modul penilaian angka kredit pasca UAT

5 Tindak lanjutperbaikan pasca UAT berupa penyusunan daftar perbaikan penyelesaian perbaikan dan pengujian hasil perbaikan aplikasi

8 Deployment modul peneilaian angka kredit ke

5 Modul penilaian angka kredit terpasang di server production

LAKIN DJPb 2020 80

No Komponen Pengukuran Bobot Keterangan

C Penyelesaian Formasi 30

9 Penerbitan rekomendasi for-masi oleh DSP 20

10 Penetapan formasi oleh Ke-menpan RB 10

D Penerbitan rekomendasi pengangkatan melalui inpassing

30

11

Penerbitan rekomendasi pengangkatan melalui inpassing oleh instansi Pem-bina

30 Rekomendasi inpassing merupakan rekomendasi pengangkatan melalui inpassing dari instansi Pembina Tar-get calon jafung yang mendapatkan rekomendasi inpassing adalah 2500 orang Maksimal capaian komponen ini adalah 30

E Pengangkatan melalui inpassing

10

12 Pengangkatan melalui inpassing

10 Target calon jafung yang diangkat melalui inpassing adalah 500 orang Maksimal capaian komponen ini adalah 10

Capaian IKU tahun 2020 adalah sebagai berikut

1 Penyelesaian regulasi teknis

a) Sebanyak 8 draft regulasi telah ditetapkan dari target 4 draft yaitu 4 draft RKMK Informasi Jab-

atan [APN PTPN APKAPBN dan PKAPBN] 2 draft Perdirjen Perubahan Pedoman Seleksi Inpassing

[JF APNPTPN dan JF APKAPBNPKAPBN) serta 2 draft Pedoman Penilaian dan Penetapan Angka

Kredit [JF APNPTPN dan JF APKAPBNPKAPBNJ

b) Capaian penyelesaian regulasi adalah [84] x bobot maksimal 15 = 15

2 Penyelesaian Aplikasi pendukung

a) Aplikasi e-Jafung modul pengangkatan pengajuan dan penilaian angka kredit telah selesai sd

tahap deployment pada server production sehingga telah siap digunakan untuk memfasilitasi

pengajuan dan penilaian angka kredit jabatan fungsional bidang perbendaharaan

b) Capaian penyelesaian aplikasi pendukung adalah 15 [tercapai sd tahap deployment pada server

production)

3 Penyelesaian formasi

a) Telah diterbitkan rekomendasi formasi bagi 56 KL dari 56 KL yang mengajukan Sehingga ca-

paian komponen penerbitan rekomendasi formasi adalah [5656] x bobot 20 = 20

b) Telah ditetapkan formasi oleh KemenPAN-RB bagi 29 KL dari 56 KL yang telah diterbitkan rek-

omendasi formasi oleh DSP Sehingga capaian komponen penetapan formasi adalah [2956] x

bobot 10 = 518

c) Dengan demikian capaian penyelesaian formasi adalah 2518

4 Penyelesaian rekomendasi pengangkatan melalui inpassing

a) Telah diterbitkan rekomendasi pengangkatan melalui inpassing bagi 1170 calon pejafung dengan

rincian ]F terbuka sebanyak 747 orang dan JF tertutup sebanyak 423 orang

ϴϭgtltEWďϮϬϮϬ

śЌ ŀǟŀƐŀƲчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчǟūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲчưūƧŀƧǿƐч ƐƲǟŀǪǪƐƲƄчŀţŀƧŀƋч Џ͵ϯ͵ͻʹϼǷŀǢƄūǷчͶϯʹʹʹАчȜч

śƼśƼǷчͷʹҗчч͵ͻϰҗϯ

ϯ ūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲчưūƧŀƧǿƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄϱ

ŀЌ bǿưƧŀƋчŜŀƧƼƲчǟūơŀƃǿƲƄчȝŀƲƄчţƐŀƲƄƤŀǷчưūƧŀƧǿƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчǪūśŀƲȝŀƤчfŀǟƼǢŀƲчdƐƲūǢơŀч$ƐǢŀƤǷƼǢŀǷчlaquoƐǪЙ

Ƿŀưч ŀǢśŀƲţŀƋŀǢŀŀƲчcedilŀƋǿƲчͶ$Ͷ$чǢчͽчlaquoƐƲūǢƄƐч ϯчƲūǢƄƐчϯчRƲƼȖŀǪƐчͷ͵чƼǢŀƲƄчţūƲƄŀƲчǢƐƲŜƐŀƲчbEчǷūǢЙ

śǿƤŀчǪūśŀƲȝŀƤччƼǢŀƲƄчţŀƲчbEчǷūǢǷǿǷǿǟчǪūśŀƲȝŀƤчͶͻ͵чƼǢŀƲƄϯ

śЌ ŀǟŀƐŀƲчǟūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲчưūƧŀƧǿƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчŀţŀƧŀƋчЏͷ͵ϼǷŀǢƄūǷчʹʹАчUumlчśƼśƼǷч͵ʹҗччͺϰͷʹҗϯ

ͺϯ bǿưƧŀƋчŜŀƧƼƲϼǟūơŀśŀǷчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчǟūǢчͷ͵ч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹϰчưūƧƐǟǿǷƐϱч

$ūƲƄŀƲчţūưƐƤƐŀƲϰчŜŀǟŀƐŀƲчǪϯţϯчcentчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчЏ͵җѾ͵җѾͶϰ͵ͼҗѾ͵ͻϰҗѾͺϰͷʹҗЌччͻͽϯʹͷҗϯ

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ǟūƲơūƧŀǪŀƲч ǷūǢǪūśǿǷч ţƐч ŀǷŀǪϰч ưŀƤŀч ŜŀǟŀƐŀƲч ǿƲǷǿƤч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ơŀśŀǷŀƲч

ƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţƐчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϱ

cedilŀśūƧчͷϯͶʹчŀǟŀƐŀƲчRdiquestча ūǢǪūƲǷŀǪūчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчơŀśŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţƐчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲачǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ

pūǪƤƐǟǿƲч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŜŀǟŀƐŀƲч ƤƐƲūǢơŀч ưūƧūśƐƋƐч ǷŀǢƄūǷч ȝŀƲƄч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲϰч ǷūǷŀǟƐч ưūƲƄŀƧŀưƐч

ǟūƲǿǢǿƲŀƲч Ͷʹϰͽͻҗч ţŀǢƐч ŜŀǟŀƐŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽч ȝŀƐǷǿч ǪūśūǪŀǢч ͵ʹʹҗϯч ŀǟŀƐŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽϰч ƋŀƲȝŀч ţƐǿƤǿǢч

ţūƲƄŀƲчͷчЋǷƐƄŀАчŀǪǟūƤчȝŀƐǷǿϱчŀǟŀƐŀƲчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчţŀƲчǟūƲūǷŀǟŀƲчǢūƄǿƧŀǪƐчǷūƤƲƐǪч ЏśƼśƼǷчʹҗАϰчŀǟŀƐŀƲч

ǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǪƐǪǷūưчƐƲƃƼǢưŀǪƐчū-bŀƃǿƲƄчЏśƼśƼǷчͶҗАϰчţŀƲчŀǟŀƐŀƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƐƲǟŀǪǪƐƲƄччЏūưǟŀǷЌчơŀśЙ

ŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчЏśƼśƼǷчͶҗАϯ

ƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчȝŀƲƄчţŀǟŀǷчţƐƐţūƲǷƐɯƤŀǪƐчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчƤǿǢŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧƲȝŀч

ƤūƄƐŀǷŀƲчdϼfчţŀƧŀưчưūƲȝǿǪǿƲч ƃƼǢưŀǪƐчţŀƲчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǟǢƼǪūǪч ƐƲǟŀǪǪƐƲƄч ơŀśŀǷŀƲч ƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчśƐţŀƲƄч

ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчǷūǢƤŀƐǷчŀţŀƲȝŀчǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽϯч

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчŀƲǷŀǢŀчRŀƐƲϱ

͵ϯ pūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǪūƧūƤǪƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчbEч d rчţŀƲч d rчưūƧŀƧǿƐч rF-Ͷϼ ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶ͵чbŀƲǿЙ

ŀǢƐчͶʹͶʹϯ

Ͷϯ pūưśūƲǷǿƤч RчEƼǢưŀǪƐч ţŀƲч RƲǟŀǪǪƐƲƄчdϼfчǟŀţŀчlaquoǿśţƐǷчlaquo d чţūƲƄŀƲчdūǟǿǷǿǪŀƲч$ƐǢūƤǷǿǢчlaquoƐǪǷūưч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчrƼưƼǢчd ͷϼ ϯͻϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶͼчbŀƲǿŀǢƐчͶʹͶʹчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤƼƼǢţƐЙ

ƲŀǪƐчţūƲƄŀƲчdϼfϯ

ͷϯ pūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǟǢƼǪūǪчǪūƧūƤǪƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчbEч rчţŀƲч cedil rчśūǢǪŀưŀчlaquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷч$b śчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчr$

-ͷͺϼ ϯ͵ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͷʹчbŀƲǿŀǢƐчͶʹͶʹϯ

rƼ rŀưŀчdϼf

bǿưƧŀƋчŜŀƧƼƲϼǟūơŀśŀǷчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчǟūǢчͷ͵ч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹ

$ƐǿǪǿƧƤŀƲчƃƼǢưŀǪƐчƼƧūƋч

dϼf

ūƲūǷŀǟŀƲчǢūƤƼưūƲţŀǪƐч

ƃƼǢưŀǪƐ

ūƲūǷŀǟŀƲчƃƼǢưŀǪƐ

ūƲūǷŀǟŀƲчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчǟūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲч

ưūƧŀƧǿƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄ

ūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲчưūƧŀƧǿƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄ

͵ bpfчbEчcedilpoundЙiquestd

ͽϯͶͻͽ ͻϯͷͷ ͵ͽϯͼͷͺ ͻͻ

Ͷ bpfчbEчcedilpoundЙcediliquestcediliquest

ͺͷ ͺͷ ͺͷ Ͷͷ Ͷͻ͵

ͷ biquestpfM ͽϯͽ͵ͷ ͻϯͽͺͼ ͵ͽϯʹͺ ͵ϯ͵ͻʹ ͷ͵

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ

cedilŀǢƄūǷ - Ͷҗ Ͷҗ - Ͷҗ ͻҗ ͻҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - ͵ϰͽ͵җ ͵ϰͽ͵җ - ͵ϰͽ͵җ ŀǟŀƐŀƲ - ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ - ͵Ͷʹ ͵ʹϰͷͻ ͵ʹϰͷͻ

gtltEWďϮϬϮϬϴϮ

ϯ pūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч śƐưǷūƤч ǪƐǪǷūưч ƐƲƃƼǢưŀǪƐч ƐƲǟŀǪǪƐƲƄч ţŀƲч ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ǟūǢưŀǪŀƧŀƋŀƲч ƐƲǟŀǪǪƐƲƄч ơŀśŀǷŀƲч

ƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧч śƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţūƲƄŀƲчǟūǢȗŀƤƐƧŀƲчǟūơŀśŀǷϼǟūƄŀȗŀƐчdŀƲȗƐƧч$b śчţŀƲчd rчǪūЙ

ƧǿǢǿƋчRƲţƼƲūǪƐŀчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧчͶͺчţŀƲчͶͽчbǿƲƐчͶʹͶʹчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчiquestr$͵ϼ ϯͻϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶчbǿƲƐч

ͶʹͶʹϯ

ϯ pūƲȝūƧūƲƄƄŀǢŀƤŀƲчpoundŀƤƼǢчƤǪūƧūǢŀǪƐч ūƲȝǿǪǿƲŀƲчEƼǢưŀǪƐчbEч d rчţŀƲч d rчţūƲƄŀƲчdϼfчǟŀţŀч

ǷŀƲƄƄŀƧч͵ͶчǪϯţϯч͵чƄǿǪǷǿǪчͶʹͶʹчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчiquestr$-ͶͶϼ ϯͻϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧч͵ʹчƄǿǪǷǿǪчͶʹͶʹϯчͶϯчͷϯчϯчϯ

poundūƤƼưūƲţŀǪƐчǢūƲŜŀƲŀчŀƤǪƐчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵ϱ

͵ϯ pūƲƄǿưǿưƤŀƲчǟūưśǿƤŀŀƲчǟūƲţŀƃǷŀǢŀƲч ǪūƧūƤǪƐч ƐƲǟŀǪǪƐƲƄч bEчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţƐчưŀǪŀчǟūǢЙ

ǟŀƲơŀƲƄŀƲчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵ϯ

Ͷϯ pūƲȝūƧūƲƄƄŀǢŀƤŀƲчǿơƐчƤƼưǟūǷūƲǪƐчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǪūƧūƤǪƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчbEчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţƐчưŀǪŀч

ǟūǢǟŀƲơŀƲƄŀƲчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵ϯч

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤŀǪчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧчŀǢǷƐƲȝŀчţŀǟŀǷчưūưŀƲƃŀŀǷƤŀƲчƤŀǪч

ȝŀƲƄч ŀţŀч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲчƤūśǿǷǿƋŀƲϰчưūưŀƲƃŀŀǷƤŀƲч ƐţƧūч ŜŀǪƋч ţūƲƄŀƲч ƋŀǪƐƧч ȝŀƲƄч

ưŀƤǪƐưŀƧϰч ưūưƐƲƐưŀƧƐǪƐǢч ŜƼǪǷч ţūƲƄŀƲч ưūưǟūǢǷƐưśŀƲƄƤŀƲч śƐŀȝŀч ţŀƲч ưŀƲƃŀŀǷϰч

ţƐưŀƲŀчưŀƲƃŀŀǷчȝŀƲƄчţƐǟūǢƼƧūƋчƧūśƐƋчśūǪŀǢчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчţūƲƄŀƲчśƐŀȝŀчȝŀƲƄчƋŀǢǿǪч

ţƐƤūƧǿŀǢƤŀƲϯч laquoūţŀƲƄƤŀƲч ǟǢǿţūƲч ţŀƧŀưч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ƤŀǪч ţŀƲч ǟūưśƐŀȝŀŀƲч ƲūƄŀǢŀч

śūǢŀǢǷƐч ƤūưŀưǟǿŀƲч ţŀƧŀưч ưūƲƄūƧƼƧŀч ƤŀǪч ƲūƄŀǢŀч ţūƲƄŀƲч ưūưǟūǢǷƐưśŀƲƄƤŀƲч

ǟǢƐƲǪƐǟчƤūƋŀǷƐ-ƋŀǷƐŀƲϯ

ч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͶ͵ϯ

cedilŀśūƧчͷϯͶ͵чŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч

Rdiquestч$ūȖƐŀǪƐч ǢƼȝūƤǪƐч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчdŀǪч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷчŀţŀЙ

ƧŀƋч Rdiquestч ȝŀƲƄч śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤчưūưŀǪǷƐƤŀƲч iquestrчưūƲƄūǷŀƋǿƐч

ǢūƲŜŀƲŀч ǟūƲūǢƐưŀŀƲϼǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч ƤŀǪч ţŀƧŀưч ǪǿŀǷǿч ǟūǢƐƼţūч

ǷūǢǷūƲǷǿчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǟūƲƄŀưśƐƧŀƲчƤūǟǿǷǿǪŀƲчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤŀǪϯч ŀţŀчŀȗŀƧƲȝŀчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчǪŀЙ

ƧŀƋч ǪŀǷǿч Rdiquestч dūưūƲƤūǿ-timesƐţūч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲϰч ȝŀƲƄч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǢūɯƲūưūƲǷч ţŀǢƐч Rdiquestч ƤǿǢŀǪƐч

ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ǟǿǪŀǷϰч ȝŀƲƄч ưūƲƄǿƤǿǢч ŀƤǿǢŀǪƐч ţŀǢƐч ǢūƲŜŀƲŀч ǟūƲūǢƐưŀŀƲч ƤŀǪч ţŀƲч ǢūƲŜŀƲŀч

ǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч ƤŀǪϯч ŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч Rdiquestч ƐƲƐчưūƲơŀţƐч Rdiquestч dūưūƲƤūǿ-Ʋūч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϰч ȝŀƲƄч

ơǿƄŀчţƐưŀƲţŀǷƼǢƐƤŀƲчƤūчǪūƧǿǢǿƋчǿƲƐǷчūǪūƧƼƲчRчǷūǢƤŀƐǷчЋ$ƐǷơūƲч ŀơŀƤϰч$ƐǷơūƲчūŀчţŀƲчǿƤŀƐϰч$ƐǷơūƲчƲƄƄŀǢŀƲϰч

$ƐǷơūƲч ūǢƐưśŀƲƄŀƲчdūǿŀƲƄŀƲϰч$ƐǷơūƲч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ūưśƐŀȝŀŀƲчţŀƲчpoundƐǪƐƤƼϰч$ƐǷơūƲчdūƤŀȝŀŀƲчrūƄŀǢŀϰчţŀƲч

$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ǪūśŀƄŀƐч ƤƼƼǢţƐƲŀǷƼǢƲȝŀЌϯч MŀƧч ǷūǢǪūśǿǷч śūǢǷǿơǿŀƲч ŀƄŀǢч ǷƐƲƄƤŀǷч ŀƤǿǢŀǪƐч

ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪч ƧūśƐƋчśŀƐƤчţŀǢƐч ǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϰчƤŀǢūƲŀчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪчȝŀƲƄчŀƤǿǢŀǷчŀƤŀƲч

ưūưśŀƲǷǿч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ƧƐƤǿƐţƐǷŀǪч ȝŀƲƄч ƧūśƐƋч śŀƐƤч ţŀƧŀưч ƋŀƧч ǟūƲȝūţƐŀŀƲч ƤŀǪч ǿƲǷǿƤч ưūƲȝūƧūǪŀƐƤŀƲч

ƤūȗŀơƐśŀƲчǟūưūǢƐƲǷŀƋϯ

$ūȖƐŀǪƐч ǟǢƼȝūƤǪƐч ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲч ƤŀǪч ŀţŀƧŀƋч ǪūƧƐǪƐƋч ŀƲǷŀǢŀч ǟǢƼȝūƤǪƐч ţūƲƄŀƲч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄч ưūǢǿǟŀƤŀƲч

ƄŀśǿƲƄŀƲч ţŀǢƐч ǟūƲūǢƐưŀŀƲч ţŀƲч ǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲϯч ūƲūǢƐưŀŀƲч ưūƧƐǟǿǷƐч ǟūƲūǢƐưŀŀƲч ǟūǢǟŀơŀƤŀƲч ǷūǢưŀǪǿƤч

ǟūƲūǢƐưŀŀƲч MчưƐƄŀǪϰчţŀƲчśūŀϼŜǿƤŀƐϰчǟūƲūǢƐưŀŀƲч r ϰчMƐśŀƋчţŀƲчǟūƲūǢƐưŀŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲϯч ūƲƄūЙ

ƧǿŀǢŀƲчưūƧƐǟǿǷƐчśūƧŀƲơŀчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǟǿǪŀǷчƲƼƲчǿǷŀƲƄчţŀƲчƲƼƲчǪǿśǪƐţƐϰчśūƧŀƲơŀчƤūȗŀơƐśŀƲчlaquorчţŀƲчǟƐƲЙ

ơŀưŀƲ чƧǿŀǢ чƲūƄūǢƐ чśūƧŀƲơŀч ǪǿśǪƐţƐч ūƲūǢƄƐч ţŀƲч ƲƼƲчūƲūǢƄƐϰч śūƧŀƲơŀ чǷǢŀƲǪƃūǢч Ƥūч ţŀūǢŀƋч ţŀƲч ţŀƲŀч ţūǪŀϰч

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤŀǪч

ţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲч

ȝŀƲƄчǟǢǿţūƲчţŀƲч

ƼǟǷƐưŀƧч

laquolaquoчϱч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤŀǪчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчǟǢǿţūƲчţŀƲчƼǟǷƐưŀƧч

dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ŀ-r $ūȖƐŀǪƐчǟǢƼȝūƤǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǟǿǪŀǷ ϰͻҗ Ͷϰͺʹҗ ͵Ͷʹ ś- RƲţūƤǪчǟūƲƄūƲţŀƧƐŀƲчśƐŀȝŀчŀǷŀǪчlaquoRf ͷ ͷϰͻ ͵Ͷʹ

ŀ-r $ūȖƐŀǪƐчǟǢƼȝūƤǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲч

ƤŀǪчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǟǿǪŀǷ

83 LAKIN DJPb 2020

serta pengeluaran pembiayaan Data proyeksi yang dimaksud bukan merupakan data yang terdapat pa-

da target APBNP namun merupakan proyeksi riil terhadap pendapatanbelanjapembiayaan yang dapat

direalisasikan

Dalam satu bulan Komite ALM dapat melakukan rapat paling kurang 1 (satu) kali Berdasarkan kepu-

tusan rapat Komite ALM yang dituangkan dalam pokok-pokok keputusan rapat Komite ALM yang

disusun oleh Sekretariat ALM tim teknis ALM menyusun proyeksi penerimaan dan pengeluaran

Proyeksi penerimaan dan pengeluaran ini yang menjadi dasar perhitungan IKU

Yang dimaksud penerimaan kas adalah

1 Rencana penerimaan kas adalah rencana penerimaan kas (cash inflows) yang berasal dari pendapa-

tan negara dan hibah pembiayaan

2 Realisasi penerimaan kas adalah realisasi penerimaan kas (cash inflows) yang berasal dari pendapa-

tan negara dan hibah pembiayaan

Perencanaan penerimaan kas dinyatakan akurat apabila standard deviasi antara realisasi penerimaan

kas dan rencana penerimaan kas dalam suatu waktu tertentu le 5

Yang dimaksud pengeluaran kas adalah

1 Rencana pengeluaran kas adalah rencana pengeluaran kas (cash outflows) yang berasal dari belanja

negara dan pembiayaan

2 Realisasi pengeluaran kas adalah realisasi pengeluaran kas (cash outflows) yang berasal dari belanja

negara dan pembiayaan

Perencanaan pengeluaran kas dinyatakan akurat apabila perbedaan antara realisasi pengeluaran kas

dan rencana pengeluaran kas dalam suatu waktu tertentu le dari 5

Deviasi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat tahun 2020 didapatkan dengan merata-rata deviasi

proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat triwulanan selama tahun 2020 Deviasi penerimaan kas

bulanan dan triwulanan deviasi pengeluaran kas bulanan dan triwulanan dan deviasi perencanaan kas

triwulanan diformulasikan sebagai berikut

Perhitungan polarisasi data menggunakan minimize (semakin rendah realisasi terhadap target semakin

baik capaian kinerjanya) periode pelaporan (trajectory) triwulanan dan jenis konsolidasi periode

menggunakan average (realisasi yang digunakan adalah angka rata-rata dari seluruh periode bersangku-

tan dalam setahun)

Formula Persentase Deviasi Akurasi Rencana Penerimaan Kas

Deviasi akurasi pen-erimaan kas triwulan

(m) =

Proyeksi penerimaan kas triwulan m - Realisasi penerimaan kas triwulan m x100 Proyeksi penerimaan kas triwulan m

Formula Persentase Deviasi Akurasi Rencana Pengeluaran Kas

Deviasi akurasi pengeluaran kas triwulan (m) =

Proyeksi pengeluaran kas triwulan m - Realisasi pengeluaran kas triwulan m x100 Proyeksi pengeluaran kas triwulan m

Formula Persentase Deviasi Akurasi Perencanaan Kas

Deviasi Akurasi Perencanaan Kas =

Persentase Deviasi Akurasi Rencana Penerimaan Kas + Persentase Deviasi Akurasi Rencana Pengeluaran Kas

2

gtltEWďϮϬϮϬϴϰ

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчdūưūƲƤūǿ-чƲūч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀЙ

ƋŀǢŀŀƲч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч ǪūśūǪŀǢч ϰͻҗϯч $ūưƐƤƐŀƲч ƋŀƧƲȝŀч ţūƲƄŀƲч ǷŀǢƄūǷч ǟŀţŀч poundūƲŜŀч laquoǷǢŀǷūƄƐǪч

ЋpoundūƲǪǷǢŀЌч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶ -ʹͶʹͶϰч ơǿƄŀч ţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч ǪūśūǪŀǢч ϰͻҗч ţŀƲч śūǢǷŀƋŀǟч

ţƐƤǿǢŀƲƄƐч ǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчϰͶҗчţƐч ǷŀƋǿƲчͶʹͶϯч ūǢƧǿчţƐƤūǷŀƋǿƐчśŀƋȗŀчţūȖƐŀǪƐчţŀǟŀǷчţƐǷūƲǷǿƤŀƲчţŀǢƐч

ƲƐƧŀƐчŀƤǿǢŀǪƐчǷūǢǪūśǿǷϰчţŀƧŀưчƋŀƧчƐƲƐчţūȖƐŀǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪчŀţŀƧŀƋчϰͻҗϰчȝŀƐǷǿч͵ʹʹҗчЋŀǷŀǿч͵ЌчţƐƤǿЙ

ǢŀƲƄƐчͽϰͶҗϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчţūȖƐŀǪƐчǟǢƼȝūƤǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǟǿǪŀǷчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчͶϰͶ͵җч

ǿƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчRϰчʹϰҗчǿƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRϰчͷϰͻͷҗчǿƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRRϰчţŀƲчͷϰͽ͵җчǿƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlϯч$ŀǢƐч

ţŀǷŀчǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǟūǢƼƧūƋчƲƐƧŀƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷŀƋǿƲŀƲчǪūśūǪŀǢчͶϰͺʹҗчǪūЙ

ƋƐƲƄƄŀчưūƲƄƐƲţƐƤŀǪƐƤŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчȝŀƲƄч ƧūśƐƋчśŀƐƤчţŀǢƐч ǷŀǢƄūǷч ǷŀƋǿƲŀƲч Rdiquestч ЋϰͻҗЌчţŀƲч ơǿƄŀч ǷǢŀơūŜǷƼǢȝч

ǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋчţƐǷūƲǷǿƤŀƲϯчrƐƧŀƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷūǢǪūśǿǷчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǢƐч ǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч ȝŀƲƄчţŀǟŀǷчţƐЙ

ǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀśūƧчͷϯͶͶчpoundūŀƧƐǪŀǪƐч$ūȖƐŀǪƐч ǢƼȝūƤǪƐч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчdŀǪч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷч ŀţŀчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹч

cedilƋчͶʹͶʹ Ͷϰͺʹҗ

ϴϱgtltEWďϮϬϮϬ

$ūȖƐŀǪƐч ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲч ƤŀǪч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷч cedilǢƐȗǿƧŀƲч ROumlч ǪŀưǟŀƐч ţūƲƄŀƲч ǢǿƲч ţŀǷŀч Rч ŜŜƼǿƲǷч ǷŀƲƄƄŀƧч ч

bŀƲǿŀǢƐчͶʹͶ͵чśūǢŀţŀчǟŀţŀчƲƐƧŀƐчϰͷͻҗϯчƲƄƤŀчǷūǢǪūśǿǷчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǢƐчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчţūȖƐŀǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчǟūƲЙ

ūǢƐưŀŀƲч ţŀƲч ǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч ƤŀǪч śǿƧŀƲч ƤǷƼśūǢч Ǫϯţϯч $ūǪūưśūǢч ͶʹͶʹч śūǢǷǿǢǿǷ-ǷǿǢǿǷч ǪūśūǪŀǢч ͵ϰʹҗч ţŀƲч

ͻϰͶҗϯч$ūƲƄŀƲчţūưƐƤƐŀƲϰчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestч$ūȖƐŀǪƐч ǢƼȝūƤǪƐч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчdŀǪч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹч

ţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчǷŀśūƧчţŀƲчƄǢŀɯƤчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀśūƧчͷϯͶͷчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestч$ūȖƐŀǪƐч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчdŀǪч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчǟūǢчcedilǢƐȗǿƧŀƲ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч ǪūśūǪŀǢч ϰͻҗϯч Rdiquestч ţƐƋƐǷǿƲƄч ŀȖūǢŀƄūч ǪūŜŀǢŀч ǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲϰч

ţūƲƄŀƲчǪǿưśūǢчţŀǷŀчśūǢŀǪŀƧчţŀǢƐчţŀǷŀчǟǢƼȝūƤǪƐчȝŀƲƄчţƐǪŀưǟŀƐƤŀƲчǷƐưч RrчǷƐŀǟчśǿƧŀƲчţŀƲчţŀǷŀчǢūŀƧƐǪŀǪƐч

ǟūƲūǢƐưŀŀƲчţŀƲчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲчRчŜŜƼǿƲǷчśǿƤǿчưūǢŀƋчǷƐŀǟчśǿƧŀƲϯч ŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчǷūǢŀƤƋƐǢчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчśūЙ

śūǢŀǟŀчƋŀƧчȝŀƲƄчưūƲơŀţƐчŀƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ laquoƐǪƐч ūƲƄūƧǿŀǢŀƲϱчǷūǢţŀǟŀǷчƤūƲţŀƧŀчţŀƧŀưчưūưǟǢƼȝūƤǪƐчǟƼƧŀчǟūƲȝūǢŀǟŀƲчūƧŀƲơŀчrūƄŀǢŀϰчƤƋǿǪǿǪƲȝŀч

ūƧŀƲơŀчdfϰчƤŀǢūƲŀчưƐƲƐưƲȝŀчƐƲƃƼǢưŀǪƐчȝŀƲƄчţƐǟūǢƼƧūƋчƼƧūƋчǷƐưч RrчǷūǢƤŀƐǷчǟƼƧŀчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч rч

ţƐчưŀǪŀч ŀƲţūưƐчƼȖƐţ-͵ͽчţŀƲчŀţŀƲȝŀч ƤūśƐơŀƤŀƲч ǢūƧŀƤǪŀǪƐчpoundūƲŜŀƲŀч ūƲŀǢƐƤŀƲч$ŀƲŀчMŀǢƐŀƲч Ћpound $MЌч

ţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчŀƤǪūƧūǢŀǪƐчǟūǢŜūǟŀǷŀƲчǟūƲȝūǢŀǟŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчţŀƲчǟūǢǷǿưśǿƋŀƲчūƤƼƲƼưƐϯ

Ͷϯ laquoƐǪƐч ūƲūǢƐưŀŀƲϱч ǢƼȝūƤǪƐч ǟūƲūǢƐưŀŀƲч rчŜūƲţūǢǿƲƄч ƧūśƐƋчśŀƐƤч ǪūƋƐƲƄƄŀчǪūŜŀǢŀч ǷƼǷŀƧч ǷŀǢƄūǷч Rdiquestч

ǢūƲƤŀǪчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч rчţŀǟŀǷчţƐŜŀǟŀƐчţūƲƄŀƲчśŀƐƤϯ

MŀƧчǷūǢǪūśǿǷчưūƲƄŀƤƐśŀǷƤŀƲчƐǪǿ-ƐǪǿчǿǷŀưŀϰчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ ţŀч ǷǢŀţūч Ƽɬч ŀƲǷŀǢŀч ǿǟŀȝŀч ǿƲǷǿƤч ưūƲƄŀƤǪūƧūǢŀǪƐч śūƧŀƲơŀч ƲūƄŀǢŀч ưūƧŀƧǿƐч ǟūưśūǢƐŀƲч ɰūƤǪƐśƐǷƐǷŀǪч

pound $MчţūƲƄŀƲчǷƐƲƄƤŀǷчţūȖƐŀǪƐчpoundūƲƤŀǪчŀƤƐśŀǷчǷƐţŀƤчŀţŀƲȝŀчpound $Mϯ

Ͷϯ cedilƐţŀƤч ŀţŀƲȝŀчpound $MчǟŀţŀчưŀǪŀч ŀƲţūưƐчƼȖƐţ-͵ͽчưūƲȝūśŀśƤŀƲчcedilƐưч RrчţŀƲч$ƐǢūƤǷƼǢŀǷч drчƤūЙ

ƋƐƧŀƲƄŀƲчǪŀǷǿчǷƼƼƧчǿƲǷǿƤчưūưǟǢƼȝūƤǪƐчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч rчţūƲƄŀƲчƧūśƐƋчŀƤǿǢŀǷϯ

ͷϯ $ŀƧŀưчǿǟŀȝŀчǿƲǷǿƤчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчŀƤǿǢŀǪƐчǟǢƼȝūƤǪƐч ūƲƄūƧǿŀǢŀƲчrūƄŀǢŀчţƐчưŀǪŀчƤūśƐơŀƤŀƲчɰūƤǪƐśƐƧƐЙ

ǷŀǪч pound $Mϰч cedilƐưч Rrч ţŀƲч $ƐǢūƤǷƼǢŀǷч drч ǷūƧŀƋч ưūƧŀƤǿƤŀƲч śūǪǷч ūɬƼǢǷч ţūƲƄŀƲч ưūƲƄƄŀƧƐч ƐƲƃƼǢưŀǪƐч

ǢūƲŜŀƲŀчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч rчưūƧŀƧǿƐчd rчţŀƲчǪŀǷƤūǢчưƐǷǢŀчƤūǢơŀƲȝŀчţŀƲчưūƲţūǷūƤǪƐчlaquo pчȝŀƲƄчưŀǪǿƤч

ưūƧŀƧǿƐчŀǟƧƐƤŀǪƐчpчlaquo rϯ

ϯ laquoƐǪƐч ūƲūǢƐưŀŀƲч ŜūƲţūǢǿƲƄч ƧūśƐƋч śŀƐƤч ƤŀǢūƲŀч ǷƐưч Rrч ūƲūǢƐưŀŀƲч ǪūŜŀǢŀч śūǢƤŀƧŀч ưūƲƄǿǟţŀǷūч

ǟǢƼȝūƤǪƐчǟūƲūǢƐưŀŀƲчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲчǟūǢƤūưśŀƲƄŀƲчƐƲţƐƤŀǷƼǢчūƤƼƲƼưƐчţŀƲчƋŀǪƐƧчưƼƲƐǷƼǢƐƲƄϯ

MŀƧчǷūǢǪūśǿǷчţƐчŀǷŀǪчưūƲƄŀƤƐśŀǷƤŀƲчƐưǟƧƐƤŀǪƐчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

͵ϯ cedilƐƲƄƤŀǷч$ūȖƐŀǪƐчpoundūƲƤŀǪчlaquoƐǪƐч ūƲƄūƧǿŀǢŀƲч rчśūǢŀţŀчţƐчƧūȖūƧчͻϰͶҗϯ

Ͷϯ cedilƐƲƄƤŀǷч$ūȖƐŀǪƐчpoundūƲƤŀǪчǪƐǪƐч ūƲūǢƐưŀŀƲч rчśūǢƤƐǪŀǢчţƐчƧūȖūƧч͵ϰʹҗϯ

rŀưǿƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ţūƲƄŀƲч ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ȝŀƲƄч śŀƐƤч ŀƲǷŀǢŀч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţūƲƄŀƲч cedilƐưч Rrч ǪūǢǷŀч

dūưūƲǷūǢƐŀƲϼfūưśŀƄŀчưūƧŀƧǿƐч d rϰч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǷūǷŀǟчţŀǟŀǷч ǷūǢŜŀǟŀƐч ţūƲƄŀƲч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǪūśūǪŀǢчţŀǢƐч

ǷŀǢƄūǷчͷϰͽ͵җчţŀǢƐчǷŀǢƄūǷчǪūśūǪŀǢчϰͻҗчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlϯчlaquoūţŀƲƄƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲŀƲчǪūśūǪŀǢчͶϰͺʹҗчţŀǢƐч

ǷŀǢƄūǷчǪūśūǪŀǢчϰͻҗϯчcedilƐƲţŀƤŀƲǷƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǿƲǷǿƤчưūƲƄŀǷŀǪƐчŀƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐưŀЙ

ƲŀчţƐưŀƤǪǿţчţƐчŀǷŀǪчŀţŀƧŀƋϱ

͵ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчȝŀƲƄчƐƲǷūƲǪƐƃчţūƲƄŀƲчǟŀǢŀчdūǟŀƧŀчd rчǷūǢǿǷŀưŀчƧƐƲƄƤǿǟчdŀƲȗƐƧч$b śч ǢƼȖƐƲǪƐч

bŀƤŀǢǷŀчţūƲƄŀƲчśūǢśŀƄŀƐчưūţƐŀчţŀƲчƃƼǢǿưϯ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ ϰͻҗ ϰͻҗ ϰͻҗ ϰͻҗ ϰͻҗ ϰͻҗ ϰͻҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ͶϰͶ͵җ ʹϰҗ ͵ϰͷͼҗ ͷϰͻͷҗ Ͷϰ͵ͺҗ ŀǟŀƐŀƲ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵͵ͻϰͺͽ ͵Ͷʹ

LAKIN DJPb 2020 86

2 Melakukan koordinasi yang intensif dan proaktif dengan anggota Tim CPIN baik menggunakan fo-

rum formal seperti forum rapat CPIN mingguan dan secara informal melalui jaringan pribadi

(whatsappteleponemail)

3 Melakukan pemantauan peneleaahan dan reviu proyeksi dan realisasi APBN secara harian

Pada tahun 2021 diharapkan Ditjen Perbendaharaan dapat terus melakukan koordinasi secara intensif

dengan stakeholder baik Tim CPIN dan KementerianLembaga (melalui KPPN) serta dapat menyusun

kebijakan ataupun sarana yang dapat mengoptimalkan skema RPDH dan RPD Harian tanpa mengurangi

urgensi percepatan penyerapan pengeluaran-pengeluaran terkait penanggualan Covid- 19 dan program

pemulihan ekonomi nasional Hal ini dilakukan agar deviasi perencanaan kas pemerintah dapat turun

dan seminimal mungkin

IKU Kemenkeu-Wide yang dilaksanakan pada tahun 2020 tersebut

berada pada Sasaran Strategis Pengelolaan Kas Pembiayaan dan

Risiko Keuangan Negara yang Optimal Sebagai fund manager penge-

lolaan kas harus dilakukan secara optimal dan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudent)

baik itu dari sumber dana yang berasal dari Dalam Negeri maupun PinjamanHibah LuarDalam Negeri

agar terhindar dari hal-hal yang dapat mengakibatkan kerugian terhadap negara Pengelolaan kas yang

optimal berarti pengelolaan dilakukan dengan menjaga kondisi kas dalam kondisi yang tidak kelebihan

dan tidak kekurangan Kedua hal tersebut diharapkan dapat menghindarkan terjadinya cash mismatch

dan dapat menjamin ketersediaan kas secara akurat dan tepat waktu untuk membiayai pengeluaran

negara serta optimalisasi terhadap idle cash

IKU pengendalian biaya atas SILPA ini bertujuan untuk mengukur potensi biaya yang diakibatkan

adanya pengelolaan kas negara yang menganggur (Idle cash) melalui perhitungan rata-rata SiLPA per

periode tertentu Definisi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) adalah selisih lebih realisasi pem-

biayaan anggaran atas realisasi defisit anggaran yang terjadi dalam satu periode pelaporan Sedangkan

Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SiKPA) adalah selisih kurang realisasi pembiayaan anggaran atas

realisasi defisit anggaran yang terjadi dalam satu periode pelaporan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

(SiLPA) atau Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SiKPA) diukur dengan menjumlahkan Surplus Defisit

APBN dengan Pembiayaan Netto Target IKU tahun 2020 sebesar Indeks 3 (skala 4) ditetapkan sesuai

dengan Renstra DJPb tahun 2020-2024

Biaya SiLPA merupakan biaya oportunitas atas sisa lebih pembiayaan anggaran dalam periode

tertentu Biaya SiLPA dihitung dengan menggunakan pendekatan perhitungan nominal SiLPA dikalikan

dengan selisih rata-rata tertimbang yield utang tunai dikurangi dengan rata-rata tertimbang optimal-

isasi Kas SiLPA yang terkendali adalah jumlah SiLPA akumulasi bulanan yang cost of fund-nya paling

minimal Cost of SiLPA yang paling minimal adalah sebesar biaya kelebihan penerbitan utang dikurangi

dengan remunerasi hasil optimalisasi idle cash Biaya kelebihan penerbitan utang adalah jumlah utang

yang diterbitkan dikurangi dengan jumlah utang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kas

bu-lanan Rata-rata tertimbang yield (weighted average yield) utang tunai diperoleh dari perhitungan

rata-rata tertimbang dari yield atau biaya efektif utang tunai baru (SBN dan pinjaman Program) yg

ditarik atau diterbitkan pada tahun berjalan Rata-rata tertimbang remunerasi (weighted average

remun) optimalisasi kas diperoleh dari perhitungan rata-rata tertimbang atas optimalisasi kas melalui

penempatan uang pada Bank Indonesia dan remunerasi pengelolaan Treasury Dealing Room berupa

5b-CP Indeks pengendalian

biaya atas SILPA

87 LAKIN DJPb 2020

penempatan uang pada bank umum pemerintah serta transaksi reporeverse repo SBN

Rentang kendali biaya atas SiLPA yang harus dijaga tersebut yaitu 1 Kurang dari Rp200 miliar dengan indeks 4 atau kriteria sangat baik

2 Lebih dari Rp200 miliar sd Rp250 miliar dinyatakan dengan indeks 3 atau kriteria baik

3 Lebih dari Rp250 miliar sd Rp300 miliar dinyatakan dengan indeks 2 atau kriteria cukup

4 Lebih dari Rp300 miliar dinyatakan dengan indeks 1 atau kriteria kurang

Indeks level Cost of SiLPA tersebut dapet dijelaskan pada tabel berikut

Indeks Pengendalian Biaya atas SiLPA diukur dengan formula sebagai berikut

Selama tahun 2020 perhitungan Biaya atas SiLPA (miliar) adalah sebagai berikut

Berdasarkan Cost of SiLPA yang telah diperoleh dari perhitungan di atas diindeksasi sebagai berikut

Isu utama yang terjadi pada

triwulan IV tahun 2020 adalah

1 Pada triwulan IV SiLPA

bulanan masih cukup tinggi

karena penyerapan belanja

pemerintah belum dapat

terealisasi 100 sesuai dengan

proyeksi yang telah ditetapkan

2 Namun demikian WAY bunga

utang cenderung menurun

berkisar di angka 480-541

sedangkan WA remunerasi DJPb

cenderung stabil berkisar di angka 438-463 sehingga biaya atas SiLPA dapat dijaga

Indeks Kriteria Treshold

4 Sangat Baik Cost of SiLPA lt Rp200 M

3 Baik Rp200 M lt Cost of SiLPA lt Rp250 M

2 Cukup Rp250 M lt Cost of SiLPA lt Rp 300 M

1 Kurang Cost of SiLPA gt Rp300 M

Bulan Triwulan SiLPA Bulanan (miliar)

WAY Utang WAY Remunerasi DJPb

Biaya atas SiLPA (miliar)

Bulanan Triwulanan 1

1 3206368 468 402 1748

9684 2 5012947 605 415 7936 3 -223000 548 379 000 4

2 14737300 708 685 2825

24744 5 17642700 756 694 9114 6 15841794 712 615 12805 7

3 17279620 595 578 2585

12092 8 16729650 620 578 5892 9 6850000 576 513 3614 10

4 9898443 480 463 1479

17341 11 15436581 541 438 13293 12 16790360 456 438 2569

Biaya SILPA per periode =

Rata-rata SiLPA per periode x

(Weighted Average Yield ndash Weighted Average Optimalisasi Kas) (12periode)

Bulan Triwulan Realisasi (Indeks)

Bulanan Triwulanan Target Capaian () 1 1 400

400 300 12000 2 300 3 400 4 2 400

300 300 10000 5 200 6 100 7 3 400

400 300 12000 8 400 9 400 10 4 400

400 300 12000 11 400 12 400 Indeks tahun

2020 350 375 300 12000

gtltEWďϮϬϮϬϴϴ

MŀƧчǷūǢǪūśǿǷчţƐчŀǷŀǪчưūƲƄƐưǟƧƐƤŀǪƐƤŀƲчƐŀȝŀчlaquoƐf чǟūǢчǟūǢƐƼţūчǷūǢơŀƄŀчǟŀţŀчƤƐǪŀǢŀƲчƤǿǢŀƲƄчţŀǢƐчͶʹʹч

pƐƧƐŀǢϯ

ƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчţŀǢƐчƐǪǿчǿǷŀưŀчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǪŀưǟŀƐƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

͵ϯ ūƲǿǢǿƲŀƲч śƐŀȝŀч laquoƐf ч śūǢŀƲƄǪǿǢ-ŀƲƄǪǿǢч ǷūǢơŀţƐч ǪūơŀƤч ǷǢƐȗǿƧŀƲч RRRϰч ƋŀƧч ƐƲƐч ƤŀǢūƲŀч ţƐƧŀƤǿƤŀƲƲȝŀч

ǟūǢŜūǟŀǷŀƲчǟūƲȝūǢŀǟŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRRчţŀƲчROumlϯчƧūƋчƤŀǢūƲŀƲȝŀϰчưūǪƤƐǟǿƲчǷūǢţŀǟŀǷчlaquoƐf ч

ǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlϰчƲŀưǿƲчlaquoƐf чǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчţŀǟŀǷчǷūǢơŀƄŀчśūǢƤƐǪŀǢчǟŀţŀчŀƲƄƤŀчpoundǟͽͼчǷǢƐƧƐǿƲчǪϯţϯчpoundǟ͵ͺͻч

ǷǢƐƧƐǿƲϯ

ͶϯǿƲƄŀч ǿǷŀƲƄч ưŀǪƐƋч śūǢƤƐǪŀǢч ǟŀţŀч ŀƲƄƤŀч ϰͼʹҗ-ϰ͵җϰч ƲŀưǿƲч ǟŀţŀч ǷǢƐȗǿƧŀƲч ROumlϰч timesч ǢūưǿƲūǢŀǪƐч

śūǢŀţŀчţƐƤƐǪŀǢŀƲчŀƲƄƤŀчϰͷͼҗ-ϰͺͷҗϯ

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчŀƄŀǢч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷч ǷūǢūŀƧƐǪŀǪƐчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчȝŀƲƄчţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч

ŀţŀƧŀƋчţūƲƄŀƲчưūƲȝǿǪǿƲчǪƤūưŀчǟǢƼȝūƤǪƐчȝŀƲƄчƧūśƐƋчǢūŀƧƐǪǷƐǪчǪūƧŀưŀчcedilǢƐȗǿƧŀƲчROumlчǪūƋƐƲƄƄŀчlaquoƐf чţŀǟŀǷч

ţƐơŀƄŀчǟŀţŀчƧūȖūƧчȝŀƲƄчǢūƲţŀƋϯ

ŀţŀч ǷŀƋǿƲч ţūǟŀƲϰч ǢūƲŜŀƲŀч ŀƤǪƐч ȝŀƲƄч ţƐǢūƤƼưūƲţŀǪƐƤŀƲч ǿƲǷǿƤчccedilAcircmacratilde macrAcirc shyOslashcopy Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ŀţŀƧŀƋч

ưūƧŀƤǿƤŀƲчdƼƼǢţƐƲŀǪƐч ȝŀƲƄч ƐƲǷūƲǪƐƃч ţūƲƄŀƲч$b poundчţŀƲчiquestƲƐǷч ǪūƧƼƲч Rч ǷūƤƲƐǪч ţŀƧŀưч ƃƼǢǿưч Rrч ţŀƲч

fpϯчMŀƧчǷūǢǪūśǿǷчţƐǢūƲŜŀƲŀƤŀƲчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчRчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵ϯ

$ŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūưŀǪǷƐƤŀƲч ǟǢƼǪūǪч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţŀǟŀǷч

ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ƤūǷūƲǷǿŀƲч ţŀƲч ţŀǟŀǷчưūƲŜŀǟŀƐŀч ƼǿǷǟǿǷч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч

ţƐǷūǷŀǟƤŀƲϰч ǟūǢƧǿч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ƧŀƲƄƤŀƋ-ƧŀƲƄƤŀƋч ǪǷǢŀǷūƄƐǪч ǪūŜŀǢŀч ƤƼưǟǢūƋūƲǪƐƃч

ŀǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчƤūǟŀţŀчRƲǷūǢƲŀƧч$b śчưŀǿǟǿƲчǟŀǢŀчlaquoǷŀƤūƋƼƧţūǢϯ

fŀƲƄƤŀƋ-ƧŀƲƄƤŀƋчǪǷǢŀǷūƄƐǪчǷūǢǪūśǿǷчţƐǪǿǪǿƲчţŀƲчţƐūȖŀƧǿŀǪƐчǪūŜŀǢŀчǟūǢƐƼţƐƤчţŀƲч

ǷūǢǿƤǿǢϰч ǪūƋƐƲƄƄŀч ǪūŜŀǢŀч ƧŀƲƄǪǿƲƄч ţŀǟŀǷч śūǢţŀưǟŀƤч ǷūǢƋŀţŀǟч ǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲч ƤǿŀƧƐǷŀǪч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч

ŀƲƄƄŀǢŀƲчƐƲǷūǢƲŀƧч$b śчưŀǿǟǿƲчdūưūƲǷūǢƐŀƲϼfūưśŀƄŀϯ

cedilŀśūƧчͷϯͶчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч

rƐƧŀƐчdƐƲūǢơŀч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчdϼfчưūǢǿǟŀƤŀƲчǪŀƧŀƋчǪŀǷǿч

Rdiquestч dūưūƲƤūǿ-wmacrч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϯч Rdiquestч

ƐƲƐч ơǿƄŀч ưūƲơŀţƐч Rdiquestч dūưūƲƤūǿ-IAcircч $ƐǢūƤǷƼǢŀǷч būƲţūǢŀƧч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϯч Rdiquestч ƐƲƐч ţƐǪǿǪǿƲч ǿƲǷǿƤч ưūƲƄǿƤǿǢч ƤǿŀƧƐǷŀǪч

ƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчǪūŜŀǢŀчƤǿŀƲǷƐǷŀǷƐƃϰчȝŀƲƄчţŀǟŀǷчǷūǢȗŀƤƐƧƐчƼƧūƋчŀǪǟūƤчƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч

ŀƲƄƄŀǢŀƲч ȝŀƲƄч ưūƧƐǟǿǷƐϱч Ћ͵Ќч ƤūǪūǪǿŀƐŀƲч ŀƲǷŀǢŀч ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲч ţūƲƄŀƲч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲϰч ЋͶЌч

ūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƤūƄƐŀǷŀƲϰч ЋͷЌч ūɯǪƐūƲǪƐч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƤūƄƐŀǷŀƲч ţŀƲч ЋЌч ƤūǟŀǷǿƋŀƲч ǷūǢƋŀţŀǟч

ǢūƄǿƧŀǪƐϯч Rdiquestч ƐƲƐч ţƐǪǿǪǿƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūưƼƲƐǷƼǢч ǟūǢƤūưśŀƲƄŀƲч ǿǟŀȝŀч ǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲч ƤǿŀƧƐǷŀǪч

ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲϯч laquoūƧŀƐƲч ƐǷǿϰч Rdiquestч ƐƲƐч śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤч ưūƲƄūǷŀƋǿƐч ƤƐƲūǢơŀч ǪŀǷǿŀƲч ƤūǢơŀч

dūưūƲǷūǢƐŀƲч rūƄŀǢŀϼfūưśŀƄŀч ţŀƧŀưч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ǪūŜŀǢŀч ƼǟǷƐưŀƧч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀч

ǷūǢŜŀƲǷǿưчţŀƧŀưчţƼƤǿưūƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲϯч

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͺ

pƼƲūȖч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч

ȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ

laquolaquoчͺϱчpƼƲūȖч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ͺŀ- rƐƧŀƐчƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчdϼf ͼͼ ͽͶϰ͵ͽ ͵ʹϰͻͺ ͺś- cedilƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчOslashUumlmacrcopyAcircǪƐǪǷūưчǟūƲƄŀƲƄƄŀǢŀƲ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹ ͺŜ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчǷŀǢƄūǷчǟūƲţŀǟŀǷŀƲчfiquest ͵ʹʹҗ ͵ͷͽϰͷͺҗ ͵Ͷʹ

ͺŀ- rƐƧŀƐчƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч

ŀƲƄƄŀǢŀƲчdϼf

89 LAKIN DJPb 2020

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL didapatkan dengan menggabungkan 4 (empat) aspek dengan 13

(tiga belas) indikator sebagai berikut

1 Kesesuaian dengan Perencanaan dengan variabel sebagai berikut

a Revisi DIPA (bobot nilai 5)

Revisi DIPA adalah perubahan rincian anggaran yang telah ditetapkan berdasarkan APBN dan te-

lah disahkan dalam DIPA Revisi DIPA dilakukan oleh Satuan Kerja KL dalam rangka menyesuaikan

alokasi anggaran dengan kebutuhan Revisi DIPA merupakan salah satu sarana atau fasilitas untuk

menyesuaikan alokasi anggaran yang direncanakan sejak tahun lalu dengan perubahan kondisi saat

ini Revisi DIPA diharapkan mampu meningkatkan anggaran yang dapat diserap sesuai dengan target

yang telah direncanakan

Disisi lain tingginya frekuensi revisi DIPA dapat menghambat penyerapan anggaran karena menc-

erminkan adanya ketidaksesuaian ketersediaan anggaran dan kebutuhan dalam pelaksanaan ang-

garan yang berpengaruh pada tertundanya kegiatan yang telah rencanakan danatau efektivitas

pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan Semakin besar frekuensi revisi menunjukkan bahwa

perencanaan pelaksanaan kegiatan Satker dimaksud masih kurang matang sehingga dapat berdam-

pak pada rendahnya penyerapan anggaran Selain itu seringnya revisi dilakukan oleh suatu Satker

menunjukkan bahwa koordinasi antara perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Satker tersebut be-

lum optimal dan berdampak pada terhambatnya penyerapan anggaran Sehingga revisi DIPA harus

dikendalikan agar pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dan

berjalan secara optimal

Indikator Revisi DIPA dihitung dengan membandingkan jumlah revisi DIPA dalam kewenangan pagu

anggaran tetap dengan target revisi dalam satu kali dalam satu triwulan yang menurut Perdirjen

Perbendaharaan Nomor Per-03PB2018 adalah satu kali per triwulan Nilai indikator Revisi DIPA

dapat ditunjukan pada formulasi sebagai berikut

Rasio revisi DIPA triwulanan =

b Deviasi Halaman III DIPA (bobot nilai 5)

Halaman III DIPA memuat rencana penarikan dan penerimaan dana dari suatu Satker dalam satu

tahun yang dijabarkan secara bulanan yang menjadi alat dalam pengelolaan kas Secara kumulatif

rencana penarikan dana dapat menjadi acuan perencanaan manajemen kas Pemerintah Pelaksanaan

kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan direncanakan akan berdampak pada terbentuknya pola

penyerapan yang teratur dan dapat memberikan kepastian waktu dan jumlah penarikan dana se-

hingga perencanaan kas dapat dirumuskan dengan baik

Deviasi halaman III DIPA mengukur tingkat perbedaan antara perencanaan penarikan dana terhadap

realisasi setiap bulannya Besar kecilnya nilai deviasi Hal III DIPA menggambarkan tingkat keakuratan

KL dalam merencanakan pelaksanaan kegiatannya Rendahnya nilai deviasi Hal III DIPA menunjukan

bahwa rencana kegiatan KL terlaksana sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan Se-

baliknya apabila nilai deviasi Hal III DIPA tinggi menunjukan tidak terlaksananya kegiatan satuan ker-

ja KL sebagaimana rencana waktu yang telah ditetapkan

LAKIN DJPb 2020 90

Nilai Indikator Halaman III DIPA dihitung dalam dua tahap sebagai berikut

Deviasi Halaman III DIPA bulan ke-n

Selanjutnya dihitung nilai IKPA Deviasi Hal III DIPA bulan ke-n

IKPA DevDIPAn =

c Pagu Minus (bobot nilai 5)

Prinsip pengeluaran negara atas dana APBN yaitu bahwa kegiatan belanja tidak dapat dilaksanakan

jika alokasi dana tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA Namun khusus untuk Belanja

Pegawai berupa Gaji dan Tunjangan yang melekat pada Gaji dapat dilakukan melampaui pagu yang

tertuang dalam DIPA sebelum dilakukan revisi DIPA terlebih dahulu sehingga dimungkinkan realisasi

Belanja Gaji dan Tunjangan yang melekat pada Gaji melewati pagu (pagu minus)

Apabila diperkirakan akan terjadi pagu minus KPA dapat segera melakukan revisi pergeseran untuk

menghindari pagu minus tersebut sebelum tahun anggaran berakhir Adanya pagu minus sampai

dengan akhir tahun anggaran dapat mengindikasikan perencanaan anggaran pada satker tersebut

belum dilakukan secara optimal Indikator pagu minus hanya dipergunakan pada pengukuran kinerja

pelaksanaan anggaran triwulan IV Formulanya sebagai berikut

Nilai IKPA Pagu Minus = 100 ndash Rasio Pagu Minus di mana

Rasio pagu minus =

2 Kepatuhan Terhadap Regulasi dengan indikator sebagai berikut

a Indikator Pengelolaan UP dan TUP (bobot nilai 8)

Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190PMK052012 jo PMK 178PMK052018 tentang

Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara prinsip

dalam pembayaran adalah dengan mekanisme pembayaran secara langsung (LS) kepada penyedia

barangjasa atau Bendahara Pengeluaranpihak lainnya yang berhak menerima pembayaran Namun

apabila pembayaran secara LS tersebut tidak dapat dilakukan maka pembayaran tagihan kepada

penerima hak dilakukan dengan Uang Persediaan (UP) maupun Tambahan Uang Persediaan (TUP)

Pada awal tahun anggaran Kuasa Pengguna Anggaran mengajukan permintaan kebutuhan UP

kepada KPPN sebesar kebutuhan operasional Satker dalam satu bulan UP tersebut merupakan uang

muka kerja dari Kuasa BUN (KPPN) kepada Bendahara Pengeluaran yang dapat dimintakan

penggantiannya (revolving) Revolving GUP dapat dilakukan ketika UP telah digunakan sebesar 50

Pengelolaan UP suatu satuan kerja dapat dijadikan sebagai salah satu parameter kesesuaian

besarnya UP yang dikelola oleh satuan kerja dengan norma waktu pengajuan GUP selama satu bulan

Hal ini sejalan dengan program pengurangan outstanding UP sehingga idle cash pada bendahara akan

semakin berkurang

Sementara itu Satker juga dapat mengajukan permohonan TUP apabila terdapat kebutuhan pem-

bayaran mendesak yang melebihi besaran UP biasa Apabila permohonan disetujui maka sebagaima-

na pertanggungjawaban UP dalam jangka 1 bulan setelah TUP diterima Satker harus memper-

tanggungjawabkannya ke KPPN

91 LAKIN DJPb 2020

Selain itu Indikator Pengelolaan UP dan TUP juga mempertimbangkan sisa dana UP dan TUP yang

belum disetor pada akhir tahun (31 Desember) sebagai penalti nilai kinerja (mengubah status tepat

waktu menjadi terlambat untuk pertanggungjawaban UP dan TUP terakhir) Formulanya adalah se-

bagai berikut

b Indikator Penyampaian LPJ Bendahara (bobot nilai 5)

Bendahara Pengeluaran merupakan pejabat perbendaharaan yang secara fungsional bertanggung

jawab kepada Kuasa BUN dan secara pribadi bertanggung jawab atas seluruh uangsurat berharga

yang dikelolanya dalam rangka pelaksanaan APBN Bendahara Pengeluaran wajib menyusun Laporan

Pertanggungjawaban (LPJ) setiap bulan atas uangsurat berharga yang dikelolanya LPJ tersebut

disusun berdasarkan pembukuan Bendahara yang telah direkonsiliasi dengan Unit Akuntansi Kuasa

Pengguna Anggaran (UAKPA) LPJ yang disusun oleh Bendahara Pengeluaran yang benar tersebut

disampaikan kepada KPPN setiap bulannya paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya LPJ tersebut

akan diverifikasi kebenarannya oleh KPPN

Tingkat ketepatan waktu penyampaian LPJ Bendahara suatu Satker dapat dijadikan sebagai salah

satu indikator kinerja pelaksanaan APBN Satker karena dapat menunjukkan tingkat kepatuhan

pelaksanaan penatausahaan transaksi-transaksi APBN yang melalui Bendahara Bendahara

Pengeluaran Formulanya sebagai berikut

c Indikator Penyampaian Data Kontrak (bobot nilai 15)

Data kontrak diperlukan untuk memastikan komitmen yang telah dibuat pemerintah telah dica-

dangkan dan tersedia dananya sehingga dapat dibayarkan pada saat Satker mengajukan permintaan

pembayarannya Data Kontrak yang memuat ringkasan mengenai kontrakperikatan yang dilakukan

oleh Satker dengan pihak ketiga wajib dilaporkan kepada KPPN paling lambat lima hari kerja

setelah kontrakperikatan tersebut ditandatangani Kewajiban Satker tersebut diatur dalam Pera-

turan Menteri Keuangan Nomor 190PMK052012 jo PMK 178PMK052018 tentang Tata Cara Pem-

bayaran dalam rangka Pelaksanaan APBN

Data kontrak diperlukan untuk memastikan komitmen yang telah dibuat pemerintah telah dica-

dangkan dan tersedia dananya sehingga dapat dibayarkan pada saat Satker mengajukan permintaan

pembayarannya Semakin meningkatnya frekuensi ketepatan waktu penyampaian data kontrak dari

Satker ke KPPN akan mendorong kinerja pelaksanaan APBN yang semakin baik Data kontrak yang

digunakan dalam perhitungan IKPA adalah data tanggal verifikasi oleh KPPN Formulanya sebagai

berikut

LAKIN DJPb 2020 92

c Indikator Dispensasi SPM (bobot nilai 5)

Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan APBN pada saat menjelang akhir tahun anggaran telah diatur

batas waktu penyampaian SPM ke KPPN sesuai dengan masing-masing jenis SPM dan tahapan

penyelesaian pekerjaan Pembagian batas waktu tersebut terutama ditujukan untuk kelancaran

penyelesaian pembayaran dan optimalisasi penyediaan kas Kepatuhan satuan kerja terhadap jadwal

penyampaian SPM tersebut menunjukkan bahwa perencanaan pelaksanaan kegiatan dan

perencanaan penarikan dana dilakukan secara efektif dan efisien sehingga mendukung kelancaran

pelaksanaan APBN khususnya menjelang berakhirnya suatu tahun anggaran

Terdapat kekhususan terhadap pelaksanaan pekerjaan dalam penanganan bencana alam adanya

kondisi kahar (force majeur) dan pemilihan kepala daerah serentak satker dapat mengajukan

dispensasipengajuan SPM diluar jadwal yang telah ditentukan Namun terdapat juga kondisi tertentu

berdasarkan surat pernyataan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang menyebabkan satker

menyampaikan dispensasi pengajuan SPM Adanya pengajuan karena kondisi tertentu tersebut dapat

mengindikasikan kurang disiplinnya suatu

satker mematuhi ketentuan-ketentuan

pelaksanaan APBN

Capaian IKPA Indikator Dipensasi SPM dihi-

tung berdasarkan kategori jumlah SPM yang

mendapatkan dispensasi yakni

3 Efektifivitas Pelaksanaan Kegiatan dengan indikator sebagai berikut

a Indikator Penyelesaian Tagihan (bobot nilai 12)

Time frame penyelesaian tagihan atas beban APBN berdasarkan PMK 190 adalah 17 hari kerja yang

dibagi dalam empat tahap yaitu 5 hari kerja untuk proses antara BAST sampai dengan tagihan dari

pihak ketiga disampaikan kepada satker 5 hari kerja untuk proses dari tagihan pihak ketiga menjadi

SPP 5 hari kerja untuk proses dari SPP menjadi SPM untuk disampaikan ke KPPN dan 2 hari kerja

untuk proses dari SPM menjadi SP2D Tagihan tepat waktu adalah jika SP2D telah terbit 17 hari kerja

sejak tanggal BAST Jika lebih dari 17 hari kerja maka dinyatakan terlambat Tim e fram e penyelesaian

tagihan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu parameter kinerja pelaksanaan anggaran Se-

makin tinggi frekuensi penyelesaian tagihan suatu Satker melebihi jangka waktu total tujuh belas hari

kerja maka mengindikasikan rendahnya kualitas kinerja pelaksanaan anggaran Satker tersebut For-

mulanya sebagai

berikut

b Indikator Penyerapan Anggaran (bobot nilai 15)

Anggaran yang dialokasikan pada Satker merupakan instrumen untuk mendukung pelaksanaan

tugas dan fungsinya masing-masing Sebagai salah satu indikator kinerja pelaksanaan angaran ting-

kat realisasi penyerapan anggaran memang masih menjadi rujukan utama pengukuran kinerja

pelaksanaan anggaran mengingat sampai dengan saat ini realisasi penyerapan anggaran masih

menjadi fokus perhatian belanja pemerintah dan mencerminkan progress pelaksanaan kegiatan pada

KL

Subkriteria Nilai 0 SPM 100

1 - 5 SPM 95 6 - 10 SPM 90 11 - 20 SPM 85 gt 20 SPM 80

93 LAKIN DJPb 2020

Setiap dana yang dialokasikan harus digunakan secara optimal agar belanja pemerintah dapat

memberikan manfaat Penyerapan anggaran yang optimal bukan hanya memperhatikan persentase

realisasi melainkan juga pada periodewaktu realisasi anggaran tersebut Realisasi anggaran yang

bertumpu di akhir tahun berdampak pada berkurangnya multiplier effect atas belanja pemerintah

pada tahun anggaran berkenaan Target penyerapan anggaran Triwulan 1 = 15 Triwulan 2 = 40

Triwulan 3 = 60 dan Triwulan 4 = 90 Formulanya dihitung dalam dua tahap sebagai berikut

Nilai Kinerja Penyerapan Anggaran Triwu-

lanan (NKPAn)

Setelah memperoleh NKPAn maka Nilai IKPA Penyerapan Anggaran

dapat dihitung dengan formula berikut

c Indikator Retur SP2D (bobot nilai 5)

Retur SP2D adalah penolakanpengembalian atas pemindahbukuan danatau transfer pencairan

APBN dari BankKantor Pos Penerima kepada BankKantor Pos Pengirim Retur SP2D mengakibat-

kan adanya utang negara kepada pihak ketiga dan terlambatnya manfaat yang diterima pihak yang

berhak mendapatkan pembayaran

Penyebab retur SP2D antara lain kesalahanperbedaan namanomor rekening pada SP2D dengan

data perbankan Selain itu kesalahan dalam penulisan nama bank penerima rekening tidak aktif

tutuppasif juga sering menjadi penyebab retur Pada prinsipnya retur terjadi sebagai akibat

lemahnya verifikasi data supplier dan tidak akuratnya penginputan data rekening yang dilakukan

oleh Satker ke dalam data supplier Formulanya se-

bagai berikut

4 Efisiensi Pelaksanaan Kegiatan dengan indikator sebagai berikut

a Indikator Renkas (bobot nilai 5)

KPA menyampaikan Rencana Penarikan Dana (RPD) Harian untuk semua jenis SPM yang nilainya

masuk dalam klasifikasi transaksi besar sebagai informasi kepada Bendahara Umum Negara atau

Kuasa Bendahara Umum Negara dengan tujuan pengelolaan likuiditas kas negara berdasarkan Per-

aturan Menteri Keuangan Nomor 197PMK052017 RenkasRPD harian wajib disampaikan ke KPPN

5 hari kerja sebelum SPM diajukan ke KPPN untuk transaksi dengan nilai kotor lebih dari 1 milyar

10 hari kerja sebelum SPM diajukan ke KPPN untuk transaksi 500 milyar atau lebih Dan 15 hari ker-

ja sebelum SPM diajukan ke KPPN untuk transaksi 1 triliun atau lebih

Ketepatan waktu penyampaian RPD Harian merupakan salah satu parameter kinerja pelaksanaan

anggaran suatu satker karena di satu sisi mendukung tata kelola manajemen kas yang efektif bagi

Bendahara Umum Negara dan di sisi lain menunjukkan perencanaan kegiatan dan perencanaan

penarikan dana pada satker

tersebut telah disusun secara

matang Formulanya sebagai

berikut

LAKIN DJPb 2020 94

b Indikator Kesalahan SPM (bobot nilai 5)

Satker KL mengajukan tagihan atas beban APBN dengan menerbitkan SPM yang disampaikan ke

KPPN KPPN melakukan verifikasi terhadap SPM tersebut untuk diterbitkan SP2D yang menjadi da-

sar pembayaran kepada pihak ketiga Jika terdapat berkas SPM yang tidak lengkap danatau kesala-

han ADK SPM maka SPM yang diajukan Satker ditolak oleh KPPN sehingga harus diperbaiki terlebih

dahulu oleh Satker agar dapat dilakukan pembayaran kepada pihak ketiga Kesalahan tersebut me-

nyebabkan tertundanya pembayaran kepada pihak ketiga yang akhirnya berdampak pada tingkat

realisasi anggaran

Formulanya sebagai

berikut

Dengan kategori rasio sebagai berikut

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL tahun 2020 kemudian dihitung sebagai berikut

IKU tersebut pada tahun 2020 mempunyai target 88 dengan periode pelaporan triwulanan

Perhitungan polarisasi data menggunakan maximize (semakin tinggi realisasi terhadap target maka

semakin baik capaian kinerjanya) dan jenis konsolidasi periode menggunakan average (realisasi yang

digunakan adalah angka rata-rata dalam periode bersangkutan) Target tersebut lebih tinggi dari

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Keuangan tahun 2015-2019 untuk tahun 2019

sebagaimana diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-239PB2015

tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perbendaharaan Tahun 2015-2019

Realisasi IKU Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL Tahun 2020 adalah 9219 Nilai tersebut

diperoleh dari rata-rata nilai kinerja pelaksanaan anggaran tahun 2020 secara triwulanan yaitu pada

periode triwulan III dan IV dikarenakan pada periode triwulan I dan II tahun 2020 dilaksanakan

relaksasi perhitungan IKPA Capaian pada periode triwulan III dan Triwulan IV masing-masing adalah

sebesar 9413 untuk Triwulan III dan sebesar 9025 untuk triwulan IV Penjelasan detail capaian IKU

IKPA di Tahun 2020 dapat diuraikan sebagai berikut

1) Triwulan I dan II

Sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-258PB2020 tanggal 23 Maret

2020 hal Kebijakan Relaksasi Penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Tahun 2020

pada Aplikasi OM-SPAN dinyatakan bahwa sehubungan dengan langkah antisipatif terhadap

penyesuaian kebijakan pelaksanaan anggaran belanja KL akibat kondisi kahar (forcemajeure) yang

disebabkan oleh risiko penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) maka dalam rangka

men-dukung kebijakan refocusing kegiatan dan realokasi anggaran KL untuk percepatan

penanganan COVID-19 maka penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) tahun 2020

pada Aplikasi OMSPAN tidak dilakukan sampai dengan batas waktu yang akan diatur lebih lanjut

Subkriteria Nilai 0 100

gt000 - 150 95

gt 150 - 300 90

gt 300 - 500 85

gt 500 80

Nilai Kinerja Pelaksanaan = IKPA = [5 (REV) + 5 (HAL3) + 5 (RTR) + 15 (REAL) + 12 (TAG) + 5 (SPM)

+ 5 (RPD) + 15 (KTR) + 8 (PUP) + 5 (LPJ) + 5 (DSPM) + 5 (MIN)] x 100

ϵϱgtltEWďϮϬϮϬ

Sehubungan dengan hal tersebut maka perhitungan IKU Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran IKPA

untuk periode triwulan I dan II tahun 2020 dinyatakan NA

ͶЌ cedilǢƐȗǿƧŀƲчRRRчţŀƲчcedilǢƐȗǿƧŀƲчROuml

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲчlaquoǿǢŀǷч$ƐǢơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчrƼưƼǢчlaquo-ͺ͵ϼ ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧч͵ͻчbǿƧƐчͶʹͶʹчƋŀƧч

ūƲƐƧŀƐŀƲчRd чdϼfчcedilǢƐȗǿƧŀƲчRRRчţŀƲчROumlчǟŀţŀчǟƧƐƤŀǪƐчplaquo rϰчưŀƤŀчǟŀţŀчǟūǢƐƼţūчcedilǢƐȗǿƧŀƲчRRRчţŀƲчROumlч

ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчRdiquestчrƐƧŀƐчdƐƲūǢơŀч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчdϼfчţūƲƄŀƲчͶчƐƲţƐƤŀǷƼǢч

ȝŀƲƄчưŀǪƐƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǢūƧŀƤǪŀǪƐчȝŀƐǷǿчpoundūȖƐǪƐч$R чţŀƲч$ūȖƐŀǪƐчMŀƧŀưŀƲчRRRч$R ϯчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǿƲǷǿƤч

ƤūţǿŀчcedilǢƐȗǿƧŀƲчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱч

ŀЌ cedilǢƐȗǿƧŀƲчRRR

śЌ cedilǢƐȗǿƧŀƲчROuml

$ūƲƄŀƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч rƐƧŀƐч dƐƲūǢơŀч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƲƄƄŀǢŀƲч dϼfч ǷūƧŀƋч ưūưūƲǿƋƐч ǷŀǢƄūǷч

ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч ūưūƲǿƋŀƲч

ǷŀǢƄūǷчǷūǢǪūśǿǷчǪūŜŀǢŀчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷч rϼ rϼ rϼ ͼͼ ͼͼ ͼͼ ͼͼ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - - - ͽϰ͵ͷ ͽϰ͵ͷ ͽʹϰͶ ͽͶϰ͵ͽ ŀǟŀƐŀƲ - - - ͵ʹͺϰͽͻ ͵ʹͺϰͽͻ ͵ʹͶϰͺ ͵ʹϰͻͺ

rƼ ǪǟūƤ RƲţƐƤŀǷƼǢ rƐƧŀƐ ƼśƼǷ rƐƧŀƐ

͵ϯ dūǪūǪǿŀƐŀƲчţūƲƄŀƲчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲ

poundūȖƐǪƐч$R чЋpoundOumlЌ $ūȖƐŀǪƐчMŀƧŀưŀƲчRRRч$R чЋMfͷЌ ŀƄǿчpƐƲǿǪчЋpRrЌ

͵ʹʹ ͼͻϰͽͼ ͽͽϰ͵ͷ

җ җ җ

- -

ϰͽͺ

Ͷϯ ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀЙƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲ

poundūǷǿǢчlaquo Ͷ$чЋpoundcedilpoundЌ ūƲȝūǢŀǟŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋpoundfЌ ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчcedilŀƄƐƋŀƲчЋcedilFЌ dƼƲɯǢưŀǪƐчŀǟŀƐŀƲчǿǷǟǿǷчЋdЌ

ͽͽϰͺʹ ͽͽϰͼ ͽͻϰʹͼ ͽͻϰͷͷ

җ ͵җ ͵Ͷҗ ͵ʹҗ

ϰͽͼ ͵ϰͽͶ ͵͵ϰͺ ͽϰͻͷ

ͷϯ ɯǪƐūƲǪƐч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчdūƄƐŀǷŀƲ

ūƲƄūưśŀƧƐŀƲϼdūǪŀƧŀƋŀƲчlaquo pчЋlaquo pЌ poundūƲƤŀǪчЋpound $Ќ

ͼʹϰʹʹ ͽͻϰͺʹ

җ җ

͵Ͷϰʹͽ ϰͼͼ

ϯ dūǟŀǷǿƋŀƲчǷūǢƋŀţŀǟчǢūƄǿƧŀǪƐ

$ŀǷŀчdƼƲǷǢŀƤчЋdcedilpoundЌ ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчiquest чЋ iquest Ќ poundūƤƼƲчf bчЋf bЌ $ƐǪǟūƲǪŀǪƐч ūƲȝŀưǟŀƐŀƲчlaquo pчЋ$ laquopЌ

ͼʹϰͻ ͽϰͷͺ ͽͽϰͶʹ ͵ʹʹ

͵җ ͼҗ җ җ

͵Ͷϰʹͽ ͻϰ ϰͽͺ

biquestpfM ͽϰ͵ͷ

rƼ ǪǟūƤ RƲţƐƤŀǷƼǢ rƐƧŀƐ ƼśƼǷ rƐƧŀƐ

͵ϯ dūǪūǪǿŀƐŀƲчţūƲƄŀƲчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲ

poundūȖƐǪƐч$R чЋpoundOumlЌ $ūȖƐŀǪƐчMŀƧŀưŀƲчRRRч$R чЋMfͷЌ ŀƄǿчpƐƲǿǪчЋpRrЌ

͵ʹʹ ͼͷϰͷ ͽͽϰ͵

җ җ җ

- -

ϰͽͼ

Ͷϯ ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀЙƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲ

poundūǷǿǢчlaquo Ͷ$чЋpoundcedilpoundЌ ūƲȝūǢŀǟŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋpoundfЌ ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчcedilŀƄƐƋŀƲчЋcedilFЌ dƼƲɯǢưŀǪƐчŀǟŀƐŀƲчǿǷǟǿǷчЋdЌ

ͽͽϰͺͺ ͵ʹʹ ͽͼϰͺͼ ͺϰʹͶ

җ ͵җ ͵Ͷҗ ͵ʹҗ

ϰͽͼ ͵

͵͵ϰͼ ͺϰʹ

ͷϯ ɯǪƐūƲǪƐч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчdūƄƐŀǷŀƲ

ūƲƄūưśŀƧƐŀƲϼdūǪŀƧŀƋŀƲчlaquo pчЋlaquo pЌ poundūƲƤŀǪчЋpound $Ќ

ͼϰʹʹ ͽͻϰͺ

җ җ

ϰͶ ϰͼͼ

ϯ dūǟŀǷǿƋŀƲчǷūǢƋŀţŀǟчǢūƄǿƧŀǪƐ

$ŀǷŀчdƼƲǷǢŀƤчЋdcedilpoundЌ ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчiquest чЋ iquest Ќ poundūƤƼƲчf bчЋf bЌ $ƐǪǟūƲǪŀǪƐч ūƲȝŀưǟŀƐŀƲчlaquo pчЋ$ laquopЌ

ͼϰͼͷ ͽϰͷ ͺͻϰͷ͵ ͵ʹʹ

͵җ ͼҗ җ җ

͵Ͷϰͼͻ ͻϰ ͷϰͷͻ

biquestpfM ͽʹϰͶ

LAKIN DJPb 2020 96

Berdasarkan tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa selain telah memenuhi target tahunannya pada

tahun 2020 capaian IKU tersebut juga telah memenuhi target triwulanannya Perbandingan

realisasi IKU tersebut dengan realisasi tahun 2016 sampai dengan 2020 dapat ditunjukkan sebagai

berikut

Dibandingkan dengan target yang tercantum dalam Renstra Kementerian Keuangan Tahun 2015-

2019 dan RPJMN Tahun 2015-2019 maka pemenuhan target IKU kinerja pelaksanaan anggaran KL

untuk lima tahun terakhir dapat ditunjukkan sebagai berikut

Dari tabel tersebut ditunjukkan bahwa realisasi IKU tersebut dari tahun 2016 sampai dengan tahun

2020 selalu memenuhi target yang ditetapkan pada Kontrak Kinerja maupun Renstra

Meskipun target IKU tercapai terdapat beberapa hal dianggap membuat capaian IKU tersebut

kurang optimal dan menjadi tantangan di antaranya

1) Pola penyerapan anggaran yang kurang proporsional dan menumpuk di akhir tahun terutama

terkait dengan kebijakan refocusing dan realokasi anggaran serta pembatalanpenundaan

pelaksanaan programkegiatan karena dampak Covid-19

2) PengembalianKesalahan SPM yang masih banyak yang sebagian besar disebabkan oleh pe-

nolakan karena kesalahan pada data supplier

3) Rendahnya akurasi satker KL dalam merencanakan penggunaan dana yang menyebabkan nilai

deviasi halaman III DIPA menurun kondisi ini berdampak pada manajemen kas pemerintah yang

tidak optimal

4) Rendahnya pengunggahan data capaian output disebabkan oleh masih terfokusnya perhatian

stakeholder (satker KL) pada proses penyelesaian pekerjaankegiatan pertanggungjawaban bel-

anja pada akhir tahun

Dengan demikian dapat diidentifikasi sebagai akar permasalahan dalam optimalisasi pencapaian

kinerja pelaksanaan anggaran antara lain

1) Perubahan kebijakan pelaksanaan programkegiatan KementerianLembaga

Tahun Q1 Q2 Smt1 Q3 Sd Q3 Q4 Y 2016 7860 8514 8187 8022 8132 9050 8362 2017 8665 8537 8601 8381 8528 9247 8708 2018 8730 8628 8679 8873 8744 8893 8781 2019 9565 9420 9493 9483 9489 9596 9516 2020 - - - 9413 9413 9025 9219

TARGETREALISASI TAHUN IKU

2016 2017 2018 2019 2020

IKU Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL

Target IKU pada Renstra Kemenkeu 2015-2019 75 75 80 80 -

Target IKU pada Renstra DJPb 2015-2019 75 75 80 80 -

Target IKU pada Renstra Kemenkeu 2020-2024 - - - - 802

Target IKU pada Renstra DJPb 2020-2024 - - - - 88

Target IKU pada Kontrak Kinerja (KK) DJPb 75 75 80 88 88

Realisasi IKU 8362 8708 8781 9516 9219

97 LAKIN DJPb 2020

2) Kepatuhanketertibandisiplin satker yang masih rendah dalam menginput data supplier dengan

benar dan valid berdasarkan data dukung (Rekening Koran dan atau NPWP)

3) Tidak konsistennya KL dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan

4) Fokus perhatian stakeholder (satker KL) masih berada pada proses penyelesaian pekerjaan

kegiatan pertanggungjawaban belanja pada akhir tahun

Tindakan-tindakan yang telah dilaksanakan untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam

pencapaian IKU tersebut yaitu

1) Menerbitkan dan menyampaikan surat langkah-langkah strategis peningkatan kualitas kinerja

pelaksanaan anggaran Tahun 2019 kepada KL Kanwil dan KPPN terdiri dari

a) Surat Menkeu Nomor S-837MK052019 tanggal 22 Nov 2019 hal Langkah-langkah Strategis

Pelaksanaan Anggaran KL TA 2020

b) Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-1827PB2019 tanggal 3 Des 2019 hal Tindak Lanjut

Langkah-langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran KL TA 2020 dan

c) Nota Dinas Dirjen Perbendaharaan Nomor ND-984PB2019 tgl 4 Des 2019 hal Petunjuk Teknis

Langkah-langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran KL TA 2020 pada Kanwil DJPb dan KPPN

2) Melaksanakan kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran (EPA) setiap triwulan (sebelum pandemi)

dan secara bulanan mulai bulan Agustus untuk mengawal pelaksanaan Program PC-PEN dengan

rincian sebagai berikut

a) Bulan Desember 2019 dan Januari 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor UND-422

PB22019 tanggal 23 Des 2019 hal Undangan Kegiatan EPA Triwulan IV Tahun 2019

b) Bulan Maret 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor S-38PB22020 tanggal 19 Feb

2020 hal Undangan Kegiatan EPA Triwulan I 2020

c) Bulan Mei 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor S-90PB22020 tanggal 11 Mei

2020 hal Undangan Kegiatan EPA Triwulan II

d) Bulan Agustus 2020 sesuai undangan Direktur PA UND-161PB22020 tanggal 5 Agust 2020 hal

Undangan Kegiatan EPA Bulan Agustus (Triwulan III) Tahun 2020

e) Bulan September 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor UND-195PB22020 tang-

gal 20 Sep 2020 hal Undangan EPA Triwulan III (September 2020)

f) Bulan Oktober 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor UND-217PB22020 tanggal

20 Okt 2020 hal Undangan EPA bulan Oktober 2020

g) Bulan November 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor UND-238PB22020 tang-

gal 23 November 2020 hal Undangan EPA bulan November 2020

3 Pengembangan aplikasi OM SPAN untuk mendukung monitoring dan perhitungan capaian IKPA

secara otomatis sesuai reformulasi IKPA berdasarkan PER-4PB2020 maupun relaksasi dan

reaktivasi penilaian untuk mendukung akselerasi penyerapan anggaran PC-PEN

4 Penyempurnaan tools monev pelaksanaan anggaran pada aplikasi Monitoring dan Evaluasi Budget

Execution (MEBE) untuk memonitor perkembangan realisasi anggaran dan mendukung

pelaksanaan kegiatan EPA secara rutin

Rekomendasi rencana aksi terkait pencapaian IKU tersebut pada tahun 2021 antara lain

1 Melaksanakan EPA Bulanan dengan mengundang KL untuk memastikan langkah-langkah

strate-gis berjalan dengan optimal terutama Program Pemulihan Ekonomi Nasional

2 Melaksanakan Spending Review untuk evaluasi dalam rangka perbaikan kebijakan dan alokasi

anggaran tahun 2019 (pada bulan Januari 2019)

LAKIN DJPb 2020 98

Dalam rangka untuk memperbaiki kualitas perencanaan dan

penganggaran pada awal tahun 2020 Bappenas bekerja

sama dengan Kementerian Keuangan melaksanakan

reformasi di bidang perencanaan dan penganggaran negara yang bertujuan untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan dari kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya diantaranya

1 Ketidaksinkronan Program pada belanja pusat dan daerah sehingga pencapaian kinerjanya tidak opti-

mal

2 Perbedaaan Program yang digunakan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran sehingga sulit

dikonsolidasikan

3 Rumusan nomenklatur Program dan Outcome dari sebuah program tidak terlihat dan bersifat norma-

tive

4 Publik sulit memahami informasi kinerja pembangunan yang tertuang dalam dokumen perencanaan

dan penganggaran

5 Penerapan konsep ADIK (Arsitektur dan Informasi Kinerja) tidak menghasilkan peningkatan kualitas

rumusan output dan berkurangnya jumlah Output sebaliknya karena setiap satker harus men-

gusulkan output-nya untuk menunjukan keberadaannya maka banyak dihasilkan output-output keci

yang tidak riil dan bukan merupakan produk final yang diterima oleh masyarakat

Untuk itu maka disusun Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP) yang diharapkan dapat

mengatasi kelemahan dari kebijakan dan sistem perencanaan dan penganggaran yang telah

diimplementasikan sebelumnya khususnya untuk rumusan kegiatan dan keluaran

Tujuan RSPP KementerianLembaga diantaranya adalah untuk

1 Mewujudkan implementasi kebijakan money follow program

2 Memperkuat penerapan anggaran berbasis kinerja

3 Mengurangi terjadinya tumpang tindih program dan kegiatan antar KL

4 Meningkatkan keselarasan rumusan program dan kegiatan antara dokumen perencanaan dan doku-

men penganggaraan

5 Menyusun informasi kinerja perencanaan dan penganggaran yang mudah dipahami oleh publik

6 Menerapkan konsep value for money dalam proses perencanaan dan penganggaran serta pelaksa-

naannya

7 Meningkatkan integrasi belanja antar KL dan belanja Pusat-Daerah

8 Mewujudkan keterkaitan dan keselarasan antara Visi Misi Presiden Fokus pembangunan 7 Agenda

Pembangunan Tugas dan Fungsi KL dan Daerah

9 Mewujudkan keselarasan rumusan nomenklatur program kegiatan keluaranoutput kegiatan yang

mencerminkan ldquoreal workrdquo

Menindaklanjuti rencana kebijakan Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran tersebut

Kementerian Keuangan menyiapkan kebijakan pelaksanaan dan sistem informasi perencanaan dan

penganggarannya yang dalam pelaksanaannya melibatkan beberapa unit eselon I di lingkungan

Kemenkeu yaitu Ditjen Anggaran Ditjen perbendaharaan Setjen Kemenkeu dan Inspektorat Jenderal

IKU Tingkat implementasi redesign sistem penganggaran bertujuan untuk memastikan redesign

penganggaran lingkup Kemenkeu maupun KL dapat dilaksanakan secara tepat waktu Untuk DJPb IKU

ini mengukur ketercapaian atas komponen sebagai berikut

6b-CP Tingkat implementasi redesign

sistem penganggaran

99 LAKIN DJPb 2020

Persentase penyesuaian peraturan

Output Penyesuaian peraturan tergantung dari arahan pimpinanbterkait kedalaman penyusunan desain

anggaran yang baru Apabila dari arahan tersebut berimplikasi tidak perlu diubahnya peraturan maka

capaian komponen ini NA

Persentase penyesuaian aplikasi

Output Penyesuaian aplikasi SAKTI CW SPAN Satu Anggaran

Formula IKU

Tingkat implementasi = (Nilai 1 times 40) + (Nilai 2 times 60)

Target IKU Tingkat implementasi redesign sistem penganggaran untuk tahun 2020 pada Kontrak Kinerja

Kemenkeu-One DJPb sebesar 100 Realisasi capaian IKU ini di tahun 2020 sebesar 100 dan dicapai

pada triwulan II tahun 2020

Pengembangan Sistem Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran melalui Aplikasi SAKTI

Sistem informasi aplikasi untuk penerapan RSPP dilakukan melalui pengembangan pada Aplikasi

SAKTI Modul Penganggaran yang dilaksanakan oleh Direktorat SITP Ditjen Perbendaharaan Pengem-

bangan dimulai dengan penyusunan desainrancangan arsitektur penganggaran sebagai berikut

Serta penyusunan timeline penyelesaian pengembangan Aplikasi SAKTI sebagai bagian dari implementasi

RSPP tahun 2020 sebagai berikut

LAKIN DJPb 2020 100

Pemenuhan atas milestone implementasi RSPP tahun 2020 dibahas secara mingguan dalam ldquoWeekly

Meeting RSPP dan Implementasi SAKTI Tahun 2020rdquo yang dipimpin langsung oleh Staf Ahli Bidang OBTI

dan Staf Khusus Bidang Sistem Informasi dan TI yang dihadiri pula oleh Staf Ahli Bidang Pengeluaran

Negara serta perwakilan dari masing-masing unit eselon I yang terkait (DJPb DJA Itjen Pusintek dan

CTO)

Untuk menyelaraskan dengan jadwal siklus penyusunan APBN TA 2021 serta untuk menjalin sinergi

dengan unit eselon I terkait lain di lingkup Kemenkeu maka jadwal pengembangan RSPP menyesuaikan

dengan timeline penyusunan APBN tahun 2020 sebagai berikut

Sebagai pedoman untuk pelaksanaan RSPP telah diterbitkan Surat Edaran Bersama Menteri PPN

Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan NoS-122MK22020 tanggal 24 Juni 2020 hal Pedoman

Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran yang digunakan sebagai panduan dalam penyusunan

dan penelaahan Renja KL dan RKA KL mulai tahun anggaran 2021

No Uraian Kegiatan Waktu

1 Penetapan Daftar Program TA 2021 dan Pagu Indikatif TA 2021 8 Mei 2020

2 Koordinasi dan Konsolidasi RSP secara continue dalam ldquoWeekly Meeting SAKTIrdquo Struktur Anggaran Sistem IT dll

April-Juni 2020

3 Trilateral Meeting dalam rangka Penelaahan Rancangan Renja KL dan Pagu Ang-garan menggunakan Struktur AnggaranNomenklatur hasil RSP

M I ndash II Juni 2020

4 Perumusan draf SuratSurat Edaran Bersama Dirjen Anggaran dan Deputi Penda-naan Pembangunan tentang Pedoman penyusunan KRO dan RO

9 Juni 2020

5 Penetapan SuratSurat Edaran Bersama tentang panduan penyusunan KRORO da-lam rangka Penyusunan Renja KL TA 2021

M III Juni 2020

6 Trilateral Meeting Lanjutan dalam rangka Penelaahan Rancangan Renja KL dan Pa-gu Anggaran menggunakan Struktur AnggaranNomenklatur hasil RSP

M II ndash III 2020

7 Pengalokasian anggaran menurut program (sesuai daftar program hasil RSP) dalam rangka penyusunan rancangan Pagu Anggaran KL

M IV Juni 2020

8 Surat Bersama Menkeu dan Menteri PPN kepada KL tentang Pagu Anggaran (Menggunakan Daftar Program Tahun 2021 Hasil RSP)

M I Juli 2020

9 Penetapan PMK tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKAKL dan Penyusu-nan Penelaahan Pengesahan dan Pelaksanaan DIPA Tahun 2021 (Mengakomodir RSP)

M I Juli 2020

10 Penetapan PMK tentang Standar Biaya Keluaran TA 2021 (Mengakomodir RSP) M II Juli 2020

11 Penyusunan RKA-KL berdasarkan RKP dan Surat Bersama Menteri PPN dan Men-keu Renja-KL serta Daftar Program Tahun 2021 dan KRORO hasil RSP

M II ndash III Juli 2020

12 Penelaahan RKA-KL yang telah disusun dengan menggunakan struktur anggarannomenklatur hasil RSP

M III - M IV Juli 2020

13 Penyusunan RUU APBN beserta NK RAPBN 2019 (mengatur dan mengakomodir hasil RSP)

Mei ndash M III Okt 2020

14 Penetapan UU APBN (Pasal 12 ayat (1) PP 902010) M IV Okt 2020

15 Penyampaian kesepakatan hasil Pembahasan RUU APBN kepada menteripimpinan lembaga untuk menjadi Alokasi Anggaran

M I Nov 2020

101 LAKIN DJPb 2020

Pada akhir periode triwulan II tahun 2020 kegiatan pengembangan RSPP melalui Aplikasi SAKTI Modul

Penganggaran telah menyelesaikan Fitur RSPP dan KPJM yang siap digunakan di SAKTI production

dan siap untuk digunakan pada awal bulan Juli 2020

Dimulainya RSPP ditandai dengan diterbitkannya surat Dirjen Anggaran Nomor S-1090AG2020 tang-

gal 3 Juli 2020 tentang Pelaksanaan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran KK TA 2021 yang

meminta kepada seluruh pimpinan KementerianLembaga agar dalam penyusunan RKA-KL TA 2021

dan perhitungan KPJM menggunakan Aplikasi SAKTI yang telah menerapkan rumusan sesuai Redesain

Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP)

Disamping itu sebagai dampak dimplementasikannya RSPP telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan se-

bagai berikut ini diantaranya

1 Melaksanakan kegiatan Refreshment SosialisasiTraining Redesain Sistem Penganggaran melalui SAK-

TI kepada seluruh direktorat teknis di lingkup DJA Sekretaris DJA (Puslay Anggaran) dan DitPA

DJPb pada tgl 18 Juni 2020

2 Melaksanakan kegiatan Sosialisasi RSPP kepada Kementerian Lembaga yang dilaksanakan oleh

DJA pada tgl 25 Juni 2020

3 Melakukan integrasi SatuDJA dengan Aplikasi SAKTI yang telah digunakan untuk Penelaahan RKA-

KL TA 2021 secara online melalui Forum Penelaahan RKA-KL Online pada Aplikasi SAKTI

4 Melaksanakan pengembangan Modul Admin Modul Anggaran Modul Pelaksanaan dan Modul

Pelaporan pada Aplikasi SAKTI sebagai dampak dari RSPP yang telah diselesaikan 100 per tgl 12

Oktober 2020

5 Penyusunan Laporan Hasil Evaluasi Pengembangan dan Keamanan SAKTI Web untuk Modul Admin

dan Modul Anggaran oleh Inspektorat VII Itjen dan disampaikan kepada Direktorat SITP pada tgl 8

September 2020

6 Menyelesaikan pengembangan Custom Web-SPAN oleh DJA sebagai dampak implementasi RSPP

7 Menyelesaikan pengembangan pada Aplikasi SAS oleh Direktorat SITPDJPb sebagai dampak imple-

mentasi RSPP

Persentase Pencapaian Target Pendapatan BLU sebagaimana

dimaksud adalah Persentase Pendapatan Negara Bukan Pajak

(PNBP) yang diperoleh BLU dari jasa layanan yang diberikan

kepada masyarakat hibah terikattidak terikat dan hasil kerjasama BLU dengan pihak lain danatau

hasil usaha lainnya yang tercapai sesuai dengan target dalam UU APBN tahun 2020

Formula IKU

Tujuan IKU adalah Mengetahui sejauh mana BLU dapat melakukan optimalisasi terhadap sumber daya

yang dimiliki dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang danjasa

dengan tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan

pada prinsip efisiensi dan produktivitas serta praktik bisnis yang sehat

Target Pendapatan BLU disesuaikan dengan Perpres nomor 72 tahun 2020 tentang perubahan atas

perpres nomor 54 tahun 2020 tentang perubahan postur dan rincian APBN TA 2020

6c-N Persentase pencapaian

target pendapatan BLU

Ʃ Pendapatan BLU (jasa layanan + hibah + kerjasama) x 100

Ʃ (Target Pendapatan BLU dalam UU APBN 2020)

gtltEWďϮϬϮϬϭϬϮ

dūƲŀƐƤŀƲч ǟūƲţŀǟŀǷŀƲч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽч ŀƤƐśŀǷч ǟūƲţŀǟŀǷŀƲч ǟūǢƤūśǿƲŀƲч ƤūƧŀǟŀч

ǪŀȗƐǷчţŀƲчśūǢǷŀưśŀƋƲȝŀчơǿưƧŀƋчfiquestϯ

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǪǟūŜƐŀƧчưƐǪǪƐƼƲчưūǢǿǟŀƤŀƲч ǷǿƄŀǪч ƤƋǿǪǿǪчţƐƧǿŀǢч ŜƼǢūчśǿǪƐƲūǪǪчţƐч

śƐţŀƲƄчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчȝŀƲƄчţƐśūśŀƲƤŀƲчƤūǟŀţŀч$ƐǢūƤǷƼǢŀǷчbūƲţūǢŀƧч ūǢЙ

śūƲţŀƋŀǢŀŀƲϯч $ŀƧŀưч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ǷūǢǪūśǿǷч ǪūƧǿǢǿƋч ǪǿưśūǢч ţŀȝŀч $ƐǷơūƲч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţƐƋŀǢŀǟƤŀƲчţŀǟŀǷчśūƤūǢơŀчǪūŜŀǢŀчƼǟǷƐưŀƧϯ

ǟǷƐưŀƧчưūưƐƧƐƤƐчưŀƤƲŀчśŀƋȗŀч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчưŀưǟǿчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǷǿƄŀǪчǪǟūŜƐŀƧчưƐǪǪƐƼƲч

ǷūǢǪūśǿǷчǪūǪǿŀƐчǟūǢŀǷǿǢŀƲчȝŀƲƄчŀţŀчǪūǢǷŀчţŀǟŀǷчưūƲŜŀǟŀƐчǪŀǪŀǢŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲϯ

ч dƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͶϯч

cedilŀśūƧчͷϯͶчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͻ

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ƤƋǿǪǿǪч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǷǿƄŀǪч ƤƋǿǪǿǪч ţƐƧǿŀǢч

ŜƼǢūч śǿǪƐƲūǪǪч ţƐч śƐţŀƲƄч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ȝŀƲƄч ţƐśūЙ

śŀƲƤŀƲч Ƥūǟŀţŀч $ƐǢūƤǷƼǢŀǷч būƲţūǢŀƧч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϯч $ŀƧŀưч

ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ǷūǢǪūśǿǷч ǪūƧǿǢǿƋч ǪǿưśūǢч ţŀȝŀч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţƐƋŀǢŀǟƤŀƲч ţŀǟŀǷч śūƤūǢơŀч

ǪūŜŀǢŀчƼǟǷƐưŀƧϯчǟǷƐưŀƧчưūưƐƧƐƤƐчưŀƤƲŀчśŀƋȗŀч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчưŀưǟǿчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǷǿƄŀǪч

ǪǟūŜƐŀƧчưƐǪǪƐƼƲчǷūǢǪūśǿǷчǪūǪǿŀƐчǟūǢŀǷǿǢŀƲчȝŀƲƄчŀţŀчǪūǢǷŀчţŀǟŀǷчưūƲŜŀǟŀƐчǪŀǪŀǢŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟЙ

ƤŀƲϯ

RdiquestчRƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷǿƄŀǪчƤƋǿǪǿǪчţƐǪǿǪǿƲчǿƲǷǿƤчưūưƼƲƐǷƼǢчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷǿƄŀǪчlaquoŀǷƤūǢч

fiquestч ţƐч ƧƐƲƄƤǿǟч $b śϯч ч Rdiquestч RƲţūƤǪч ūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ƤƋǿǪǿǪч ţƐƋƐǷǿƲƄч śūǢţŀǪŀǢƤŀƲч rƐƧŀƐч

dƐƲūǢơŀчǢƄŀƲƐǪŀǪƐчЋrdЌчlaquoŀǷǿŀƲчdūǢơŀчfiquestчƧƐƲƄƤǿǟч$ƐǷơūƲч ūśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϰчȝŀƐǷǿчrdчţŀǢƐчǿƲƐǷчǪūśŀƄŀƐч

śūǢƐƤǿǷϱ

͵ϯ laquoŀǷƤūǢчŀţŀƲч ūƲƄūƧƼƧŀч$ŀƲŀч ūǢƤūśǿƲŀƲчdūƧŀǟŀчlaquoŀȗƐǷчЋ $ dlaquoЌ

Ͷϯ laquoŀǷƤūǢч ǿǪŀǷчRƲȖūǪǷŀǪƐч ūưūǢƐƲǷŀƋчЋ R Ќ

ͷϯ laquoŀǷƤūǢчŀţŀƲч ūƲƄūƧƼƧŀч$ŀƲŀчfƐƲƄƤǿƲƄŀƲчMƐţǿǟ

EƼǢưǿƧŀчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчRdiquestчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϱ

poundūŀƧƐǪŀǪƐччЋrdчǪŀǷƤūǢч $ dlaquoчȜчͷͷϰͷͷҗЌчѾччЋrdчlaquoŀǷƤūǢч R чȜчͷͷϰͷͷҗЌчѾччЋrdчlaquoŀǷƤūǢч R чȜчͷͷϰͷͷҗЌ

poundǿưǟǿƲ ūƲţŀǟŀǷŀƲ

dūǪūƋŀǷŀƲ ͵ͻϯͷ͵ϯͽ͵͵ϯͷϯͺͷ ūƲţƐţƐƤŀƲ Ͷ͵ϯͽͻϯͺͺͺϯͽ͵ϯͻͻͷ ūƲƄūƧƼƧŀч$ŀƲŀ ͺ͵ͽϯͺ͵ϯͽʹϯ͵ͷ͵ ūƲƄūƧƼƧŀчdŀȗŀǪŀƲ ϯʹͶϯͷͼϯͻͻͶϯͼͷ ŀǢŀƲƄϼbŀǪŀчfŀƐƲƲȝŀ ͶϯͺͶͼϯͽϯͷʹͷϯͷͻͺ

cedilƼǷŀƧ ͺͽϯͺͼʹϯ͵ͷϯ͵ͷϯͻͽ

cedilŀǢƄūǷ ʹϯʹʹʹϯͶͼʹϯ͵ͼͶϯʹʹʹ

ūǢǪūƲǷŀǪū ͵ͷͽϰͷͺҗ

bǿưƧŀƋчfiquest

Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͽ ͶʹͶʹ

Ͷ͵ͻ Ͷͷͺ Ͷͷ

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͻ

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчUumlOtildemacrfrac14

AacutemacrUumlUumlmacrEgraveAcircȝŀƲƄч

ƼǟǷƐưŀƧч

laquolaquoчͻϱч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчUumlOtildemacrfrac14AacutemacrUumlUumlmacrEgraveAcircȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ

dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ

ͻŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷǿƄŀǪчƤƋǿǪǿǪч ͵ʹʹ ͵͵͵ϰͷ ͵͵͵ϰͷ

ͻŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч

ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷǿƄŀǪчƤƋǿǪǿǪч

ϭϬϯgtltEWďϮϬϮϬ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ͵ʹʹҗч ǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ǷŀǢƄūǷч Rdiquestч ȝŀƲƄч ǷūǢŜŀƲǷǿưч ţŀƧŀưч

poundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǟŀţŀчǪϯţϯчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчŀţŀƧŀƋϱч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǷūƧŀƋчưūƧŀưǟŀǿƐчţŀǢƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲϰчƲŀưǿƲчǷūǢţŀǟŀǷчśūśūǢŀǟŀчƐǪǿчţŀЙ

ƧŀưчǿǟŀȝŀчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷϰчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ ŀţŀчlaquoŀǷƤūǢч $ dlaquo

ŀϯ ŀţŀч ǷŀƲƄƄŀƧч ͵ч bŀƲǿŀǢƐч ͶʹͶʹч ǟǿƲƄǿǷŀƲч ŀǷŀǪч ūƤǪǟƼǢч dūƧŀǟŀч laquoŀȗƐǷϰч Oslashccedil Vfrac14Aacute Imacrfrac14 Ћ Ќч ţŀƲч

ǢƼţǿƤчcedilǿǢǿƲŀƲƲȝŀчǷūƧŀƋчţƐƤūƲŀƤŀƲчƤūưśŀƧƐϰчţūƲƄŀƲчcedilƼǷŀƧч ǿƲƄǿǷŀƲчbŀƲǿŀǢƐчǪϼţч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹч

ŀţŀƧŀƋчpoundǟϯчͶ чʹϯͶͻʹϯͺͺ ϯ͵ͻͻϯ͵ ͷʹϰ-

śϯ ūǢţŀǪŀǢƤŀƲчǷŀǢƄūǷч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчpoundǟчͺϯͽͼ͵ϯʹ ʹ ϯʹʹʹʹϯʹʹʹϰ-чưŀƤŀчǪŀưǟŀƐчśǿƧŀƲч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹч

ǢūŀƧƐǪŀǪƐчǟūƲūǢƐưŀŀƲчţŀǢƐчǟǿƲƄǿǷŀƲчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢччͶͽʹ

Ŝϯ poundūƲŜŀƲŀч ŀţŀƲȝŀч ǟūǢǿśŀƋŀƲч cedilŀǢƐƃч fŀȝŀƲŀƲч iquestưǿưч ŀţŀƲч ūƲƄūƧƼƧŀч $ŀƲŀч ūǢƤūśǿƲŀƲч ч dūƧŀǟŀч

laquoŀȗƐǷчǟŀţŀчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲϰчţŀƧŀưчǟǢƼǪūǪчpound pdϯ

ţϯ cedilūƧŀƋч ţƐǷūǢƐưŀч ǟŀţŀч poundūƤūƲƐƲƄч $ dlaquoч ŀǷŀǪч ƤƼǢūƤǪƐч ǟūƲţŀǟŀǷŀƲч ţŀƲŀч $ dlaquoч ǟŀţŀч $bч

ǪūśŀƲȝŀƤчͺͷчśƐƧƧƐƲƄчǪūƲƐƧŀƐчpoundǟϯч͵ͽϯʹͺͶϯͺ͵ϯͷͶͷϰ-ϯ

ūϯ ūǪŀǢŀƲчǷŀǢƐƃчǟǿƲƄǿǷŀƲчūƤǪǟƼǢчƤūƧŀǟŀчǪŀȗƐǷчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲчƋŀǢƄŀчǢūƃūǢūƲǪƐчdūưūƲǷūǢƐЙ

ŀƲч ūǢţŀƄŀƲƄŀƲчţūƲƄŀƲчŜǿǷчƼɬчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчǟǿƲƄǿǷŀƲчǷŀǢƐƃчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчǷŀƲƄƄŀƧчǟūƲūǢśƐǷŀƲч

ūưśūǢƐǷŀƋǿŀƲчƤǪǟƼǢчŀǢŀƲƄчЋ Ќϯ

ƃϯ ūƲƄūƲŀŀƲчǷŀǢƐƃчśŀǢǿчǷūǢǪūśǿǷчưǿƧŀƐчśūǢƧŀƤǿчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧч͵ʹч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹчŀǷŀǿчͻчƋŀǢƐчǪūǷūƧŀƋч

ţƐǿƲţŀƲƄƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧчͷч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹϯ

Ƅϯ $ŀǢƐчƋŀǪƐƧчǢūƤƼƲǪƐƧƐŀǪƐчƋŀǢƐŀƲчǟŀţŀчǿƧŀƲчrƼȖūưśūǢч-ч$ūǪūưśūǢчţƐƤūǷŀƋǿƐчśŀƋȗŀчǷūǢţŀǟŀǷччǟǿƲЙ

ƄǿǷŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƲȝŀǷŀƤŀƲч R$чЋǷūƧŀƋчǷūǢśƐǷчƲƼчrcedil fЌчǟŀţŀчŀǟƧƐƤŀǪƐчч-macrfrac14frac14macrAcirccopy=oacuteoumlƲŀưǿƲчţŀƲŀч

ǟǿƲƄǿǷŀƲч ǷūǢǪūśǿǷч ǷƐţŀƤч ţƐǷūǢƐưŀч ЋǟūƲŀưśŀƋŀƲЌч ǟŀţŀч ǢūƤūƲƐƲƄч $ dlaquoч ţƐч poundRч ǪūƲƐƧŀƐч poundǟч

͵ϯʹͽͶϯʹϯʹʹʹчϰ-чЋͷчśƐƧƧƐƲƄЌϯ

Ƌϯ ǷŀǪчƤūơŀţƐŀƲчǷūǢǪūśǿǷчǷūƧŀƋчţƐǪŀưǟŀƐƤŀƲчlaquoǿǢŀǷч ūƲŀƄƐƋŀƲч ūưśŀȝŀǢŀƲчţŀƲŀчǟǿƲƄǿǷŀƲчƤūǟŀţŀч

ŀƲƤчpoundRчưūƧŀƧǿƐчlaquoǿǢŀǷчrƼưƼǢϱчlaquo Ʋϱ͵ϼ$dlaquoϯͷϼͶʹͶʹчţŀƲчlaquo ƲϱͶϼ$dlaquoϯͷϼͶʹͶʹϯ

Ɛϯ ŀƲƤч poundRч ǷūƧŀƋчưūƲƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐч laquoǿǢŀǷч ūƲŀƄƐƋŀƲч ţŀǢƐч $ dlaquoч ţūƲƄŀƲчưūƧŀƤǿƤŀƲч ƤƼǢūƤǪƐч ţŀƲч

ǷūƧŀƋчưūƲƄƤǢūţƐǷƤŀƲчţŀƲŀчǟǿƲƄǿǷŀƲчǪūƲƐƧŀƐчpoundǟч͵ϯʹͽͶϯʹϯʹʹʹчϰ-чЋͷчśƐƧƧƐƲƄЌчǷūǢǪūśǿǷчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧч

͵ͼϼ͵ͶϼͶʹͶʹϯ

Ͷϯ ŀţŀчlaquoŀǷƤūǢч R

ŀϯ RdiquestчƐƲƐчưūǢǿǟŀƤŀƲчǪŀƧŀƋчǪŀǷǿчŀƧŀǷчǿƲǷǿƤчưūƲƄǿƤǿǢчƼǿǷŜƼưūǪчŀǷŀǪччǟūưśƐŀȝŀŀƲчiquestpƐϯч ŀţŀчȗŀƤЙ

ǷǿчǪǿǢȖūȝчŀȗŀƧчǪūśŀƄŀƐчśŀǪūƧƐƲūчţƐǟūǢƼƧūƋчƋŀǪƐƧчͺϰϯчbƐƤŀчǟŀţŀчǪǿǢȖūȝчǪūƧŀƲơǿǷƲȝŀϼūƲţƧƐƲūчţƐЙ

ǟūǢƼƧūƋчƲƐƧŀƐчǷǿǢǿƲчưŀƤŀчśūǢŀǢǷƐчǟūưśƐŀȝŀŀƲчiquestpƐчƼƧūƋч R чǷƐţŀƤчśūǢưŀƲƃŀŀǷϯч

śϯ ţŀƲȝŀч ǟŀƲţūưƐч ŜƼȖƐţч ǪūưǿƧŀч ţƐǟǢūţƐƤǪƐч ŀƤŀƲч ưūƲƄŀƧŀưƐч ǟūƲǿǢǿƲŀƲϯч rŀưǿƲч ƐƲƼȖŀǪƐ-ƐƲƼȖŀǪƐч

ǟūƲţŀưǟƐƲƄŀƲч ǪūŜŀǢŀч ţŀǢƐƲƄϰч ǟūƧŀǷƐƋŀƲч ǟūưŀǪŀǪŀƲч ǪūŜŀǢŀч ƼƲч ƧƐƲūϰч ƤūśƐơŀƤŀƲч ǢūƧŀƤǪŀǪƐϰч

ǟūưśūǢƐŀƲчưŀǪŀч ǷūƲƄƄŀƲƄϰч ţŀƲч ŀţŀƲȝŀч ǟǢƼƄǢŀưч ǪǿśǪƐţƐч śǿƲƄŀϰчưŀƤŀч ǟūƧŀƤǿч ǿǪŀƋŀч iquestpƐч ȝŀƲƄч

ǷūǢƤūƲŀчţŀưǟŀƤчǟŀƲţūưƐϰчưǿƧŀƐчśƐǪŀчśŀƲƄƤƐǷчţŀƲчśūǢǿǪŀƋŀчƤūưśŀƧƐϯ

rŀưŀчiquestƲƐǷ rd ƼśƼǷ rRƧŀƐ $ dlaquo ͵͵Ͷϰ ͷͷϰͷͷҗ ͷͻϰͼ

R ͵͵͵ϰʹͷ ͷͷϰͷͷҗ ͷͻϰʹ͵

$fM ͵͵ʹϰͼ͵ ͷͷϰͷͷҗ ͷͺϰͽͷ

poundūŀƧƐǪŀǪƐ ͵͵͵ϰͷ

RƲţūƤǪчŀǟŀƐŀƲ ͵͵͵ϰͷ

LAKIN DJPb 2020 104

c berdasarkan hasil survey keekonomian debitur endline semester I tahun 2020 diperoleh hasil

capaian NKD sebesar 4903 berarti terjadi peningkatan

d Namun meskipun meningkat dampak dari pandemic COVID terlihat dari penurunan nilai

kekonomian usaha dari 851 menjadi 838 khususnya indikator omset usaha dan tenaga kerja

Sedangkan nilai keekonomian pribadi masih menunjukkan peningkatan dari 3931 menjadi 4065

sehingga secara total NKD masih menunjukkan peningkatan

Identifikasi terhadap akar permasalahan yang menyebabkan terjadinya isu permasalahan tersebut diat-

as antara lain

1 Naiknya harga jual minyak kedelai di pasar Rotterdam

2 Besaran Selisih Kurang HIP Solar dengan HIP Biodiesel exclude Ongkos Angkut dan Ppn

3 Bencana pandemi Covid-19

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dan menunjang pencapaian IKU telah dilaksanakan

berbagai kegiatan antara lain

1 Rekonsiliasi pembayaran pungutan ekspor dengan data pemberitahuan pabean ekspor Kelapa Sawit

Crude Palm Oil (CPO) dan Produk Turunannya baik dilakukan secara manual maupun dengan

menggunakan Sistem e-Billing Levy

2 Melakukan Sosialisasi Perubahan Tarif Pungutan Ekspor Kelapa Sawit Crude Palm Oil (CPO) dan Produk

Turunannya (Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191PMK052020)

3 Telah disampaikan kembali Permohonan Konfirmasi Kebenaran Data Kurang Bayar Pungutan Ekspor

Kelapa Sawit Crude Palm Oil (CPO) dan Produk Turunannya periode Januari sd Juni 2020 (semester

I) kepada Ditjen Bea Cukai hasil Rekonsiliasi tersebut telah kami lakukan Validasi ulang dan telah

dilakukan pemeriksaan oleh Tim Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Nilai Pungutan Yang diterima

BPDPKS berdasaran perhitungan Besaran tonase kurs dan pengenaan tarif pungutan terhadap ekspor

kelapa sawit Crude Palm Oil (CPO) danatau produk turunannya sesuai PMK 1362019 dan PMK

572020

4 Telah diselesaikannya pengembangan sistem e-Billing Levy dalam rangka penyempurnaan sistem pem-

bayaran pungutan ekspor Kelapa Sawit Crude Palm Oil (CPO) dan Produk Turunannya

5 Memantau kelancaran arus data pada Sistem e-Billing Levy dan melakukan Koordinasi dengan pihak

pengembang (vendor) Perbankan (Bank Pengumpul) dan DJBC serta Pusintek

6 Telah dilakukan training of trainers kepada petugas KPPN yang akan melakukan survey keekonomian

debitur

7 Telah disampaikan surat kepada Penyalur terkait strategi pendampingan dalam masa COVID-19

8 Telah dilakukan penyempurnaan aplikasi monev yang digunakan oleh KPPN untuk melakukan survey

langsung kepada debitur

9 Telah dilakukan penyesuaian kuesioner survey untuk dapat dilakukan survey jarak jauh

10 Telah dilakukan FGD membahas preliminary result survey keekonomian debitur dengan melibatkan

lembaga penelitian al LIPI UKM Center UI SMERU MMI

ϭϬϱgtltEWďϮϬϮϬ

ч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͶͺϯч

cedilŀśūƧчͷϯͶͺчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͼ

fŀǟƼǢŀƲчdūǿŀƲƄŀƲч ЋfdЌч ţƐǪǿǪǿƲч ǿƲǷǿƤчưūƲȝūţƐŀƤŀƲч ƐƲƃƼǢưŀǪƐч

ȝŀƲƄч ǢūƧūȖŀƲчưūƲƄūƲŀƐч ǟƼǪƐǪƐч ƤūǿŀƲƄŀƲчţŀƲч ǪūƧǿǢǿƋч ǷǢŀƲǪŀƤǪƐч

ȝŀƲƄч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ƼƧūƋч dfч ţŀƲч iquestrч ǪūƧŀưŀч ǪŀǷǿч ǟūǢƐƼţūч

ǟūƧŀǟƼǢŀƲϯч fdч dfч ţŀƲч fdч iquestrч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǿƲǪǿǢч ǟūưśūƲǷǿƤч fŀǟƼǢŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷч

Ћfd ЌϯчǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄчfdчdϼfчţŀƲчfdчiquestrчŀƤŀƲчśūǢƤƼƲǷǢƐśǿǪƐчǷūǢƋŀţŀǟчƼǟƐƲƐч dчŀǷŀǪч

fd ϯч $ūƲƄŀƲчưūƲƄūǷŀƋǿƐч ǟūǢƤūưśŀƲƄŀƲч ƼǟƐƲƐч dч ŀǷŀǪч fdч dfч ţŀƲч fdч iquestrϰч ưŀƤŀч ţŀǟŀǷч ţƐƤūǷŀƋǿƐч

ǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲч ǷǢŀƲǪǟŀǢŀƲǪƐч ţŀƲч ŀƤǿƲǷŀśƐƧƐǷŀǪч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ƤūǿŀƲƄŀƲч ƲūƄŀǢŀϯч EƼǢưǿƧŀч Rdiquestч śūǢǿǟŀч ƼƐƲч

ƐƲţūƤǪчfdчdfчţŀƲчǟƼƐƲчƐƲţūƤǪчfdчiquestrчǿƲǷǿƤчưūƲƄūǷŀƋǿƐчŀǟŀƤŀƋчŜŀǟŀƐŀƲчǿƲǷǿƤчƐƲţƐƤŀǷƼǢчƼǟƐƲƐчtimescedil чţŀƲч

times$ чưūƲƐƲƄƤŀǷчţŀǢƐчȝŀƲƄчţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲϯ

cedilŀǢƄūǷчRƲţūƤǪчǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfdчdfчţŀƲчfdчiquestrчǟŀţŀчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчͷϰͺчţūƲƄŀƲчǢƐƲŜƐŀƲчͷч

dfчϼiquestrчưūưǟūǢƼƧūƋчƼǟƐƲƐчtimescedil чţŀƲчͷчdfϼiquestrчưūưǟūǢƼƧūƋчƼǟƐƲƐчtimes$ ϯчǟƐƲƐчfddfчţŀƲчfdiquestrчǟŀţŀч

cedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчȝŀƲƄчưūưǟūǢƼƧūƋчƼǟƐƲƐчtimescedil чŀţŀƧŀƋчǪūśŀƲȝŀƤчͼчdfϼiquestrчưūƲƐƲƄƤŀǷчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼчȝŀƐǷǿч

ǪūśŀƲȝŀƤчͼ͵чdfϯчlaquoūţŀƲƄƤŀƲчdfчȝŀƲƄчưūƲţŀǟŀǷƤŀƲчƼǟƐƲƐчtimes$ чưūƲǿǢǿƲчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼчȝŀƐǷǿчǪūưǿƧŀчч

dfчưūƲơŀţƐчͶчdfϯчlaquoūưūƲǷŀǢŀчdfчȝŀƲƄчưūƲţŀǟŀǷƤŀƲчƼǟƐƲƐчcedilp чţƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчǪŀưŀчţūƲƄŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼч

ȝŀƐǷǿч͵чdfϯчǟƐƲƐчtimescedil чưūưƐƧƐƤƐчƐƲţūƤǪчƲƐƧŀƐчϰчƼǟƐƲƐчtimes$ чưūưƐƧƐƤƐчƐƲţūƤǪчƲƐƧŀƐчͷϰчţŀƲчƼǟƐƲƐчtimescedil чưūưƐƧƐƤƐч

ƐƲţūƤǪч ƲƐƧŀƐч Ͷϯч laquoūƋƐƲƄƄŀч śūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ƋŀǪƐƧч ǟūưūǢƐƤǪŀŀƲч dч ǷūǢǪūśǿǷϰч ưŀƤŀч ŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч Шч RƲţūƤǪч

bǿưƧŀƋчfdчdfчţŀƲчfdчiquestrчȝŀƲƄчŀƲţŀƧчţūƲƄŀƲчƼǟƐƲƐчŀǿţƐǷчȝŀƲƄчŀƐƤЩчŀţŀƧŀƋчͷϰͽϯч

ŀţŀчƼǟƐƲƐчfddfчǿţƐǷūţчͶʹͶʹϰчǷūǢţŀǟŀǷч͵ͼчdϼfчȝŀƲƄчưūƲƄŀƧŀưƐчƤūƲŀƐƤŀƲчƼǟƐƲƐчȝŀƐǷǿϱ

cedilūǢţŀǟŀǷч͵чЋǪŀǷǿЌчdϼfчȝŀƲƄчưūưǟūǢƼƧūƋчƼǟƐƲƐчcedilp чǪūƧŀưŀччЋūưǟŀǷЌчǷŀƋǿƲчśūǢǷǿǢǿǷ-ǷǿǢǿǷϰчȝŀƐǷǿчŀţŀƲч

dūưŀƲŀƲчfŀǿǷϯ

ŀϯ $ŀǢƐчƼǟƐƲƐчtimes$ чƲŀƐƤчưūƲơŀţƐчtimescedil ϱ

͵Ќ dūưūƲǷūǢƐŀƲч ūƤūǢơŀŀƲчiquestưǿưчţŀƲч ūǢǿưŀƋŀƲчpoundŀƤȝŀǷϲ

ͶЌ dūưūƲǷūǢƐŀƲч ūưǿţŀчţŀƲчƧŀƋǢŀƄŀ

ͷЌ dƼưƐǪƐч ūưśūǢŀƲǷŀǪŀƲчdƼǢǿǟǪƐϲ

laquoūƧŀƐƲчƐǷǿϰчǷūǢţŀǟŀǷч͵чЋǪŀǷǿЌчdϼfчȝŀƲƄчưūƲƄŀƧŀưƐчǟūƲǿǢǿƲŀƲчƼǟƐƲƐϰчYacuteŀƐǷǿϱ

ŀϯ $ŀǢƐчƼǟƐƲƐчtimescedil чǷǿǢǿƲчưūƲơŀţƐчtimes$ ϱ

͵Ќ ŀţŀƲчlaquoƐśūǢчţŀƲчlaquoŀƲţƐчrūƄŀǢŀ

laquolaquoчͼϱчƤǿƲǷŀƲǪƐчţŀƲчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчƲūƄŀǢŀчȝŀƲƄчŀƤǿƲǷŀśūƧϰчǷǢŀƲǪǟŀǢŀƲчţŀƲчǷūǟŀǷчȗŀƤǷǿ

dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ

ͼś- ūǢǪūƲǷŀǪūчǢūƤƼưūƲţŀǪƐч dчŀǷŀǪчfd чţŀƲчfdчiquestrчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐ ͼͽҗ ͽͺϰͽͽҗ ͵ʹͼϰͽͼ

ͼŀ-r poundŀǷŀ-ǢŀǷŀчƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfdчdϼfчţŀƲчfdчiquestr ͷϰͺ ͷϰͽ ͵ʹͽϰͻͶ

ͼŀ-r poundŀǷŀ-ǢŀǷŀчƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐч dч

ŀǷŀǪчfdчdϼfчţŀƲчfdчiquestr

Akuntabilitas dan transparansi pertanggungjawaban pengelolaan keuangan

negara diwujudkan dengan penyusunan laporan keuangan oleh Pemerintah

Pusat Penyusunan laporan keuangan Pemerintah harus disusun secara

profesional dan modern Kualitas laporan keuangan Pemerintah dapat

diidentifikasi dari ketepatan waktu penyelesaian LKPP penyelesaian

rekomendasi BPK serta opini audit yang baik dari BPK

Sasaran Strategis 8

Akuntansi dan pelaporan

keuangan negara yang

akuntabel transparan

dan tepat waktu

LAKIN DJPb 2020 106

Informasi tentang target realisasi dan capaian IKU jumlah LK-KL dan LK-BUN yang andal dengan opini

audit yang baik tahun 2016 sd 2020 disajikan pada tabel di bawah ini

Target Realisasi dan Capaian IKU Indeks Jumlah LK-KL dan LK-BUN yang Andal dengan Opini Audit yang Baik Tahun 2016 sd2020

Capaian IKU Indeks Jumlah LK-KL dan LK-BUN yang andal dengan opini audit yang baik tahun 2016

sd2020 mengalami kenaikan dari tahun ke tahun Pada tahun 2020 capaiannya mencapai 10972 atau

melampaui target yang telah ditetapkan Langkah yang ditempuh dalam rangka pencapaian target

adalah

a Melakukan bimbingan akuntansi dalam penyusunan LKKLLKBUN sepanjang tahun 2020

b Melakukan pendampingan penyusunan LKKLLKBUN di tingkat Pusat serta mengoptimalkan

pembinaan dengan melibatkan unit vertikal DJPBN (KPPN dan Kanwil DJPBN) dalam pendampingan

penyusunan LK UAKPA (Satker) dan LK UAPPAW periode unaudited TA 2019 sehingga permasalahan

penyusunan LK dapat terdeteksi lebih dini

c Melakukan pendampingan pada saat Rekonsiliasi Tiga Pihak antara Kementerian Keuangan

Kementerian NegaraLembaga dan BPK pada tanggal 23-24 Maret 2020 serta 30-31 Maret dan 1-3

April 2020 secara virtual melalui aplikasi video conference

d Melakukan monitoring dan pendampingan untuk penyelesaian temuan LK-KL tahun 2019 dengan

membentuk Tim Task Force Penyelesaian Permasalahan Penyebab Opini non WTP yang terdiri dari

Kementerian Keuangan serta KL dengan Opini non WTP

e Menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah pada

tanggal 23-25 September 2020 yang diselenggarakan secara virtual untuk meningkatkan akuntabili-

tas pengelolaan keuangan negara dalam rangka penanganan pandemi covid serta untuk mendorong

penyelesaian tindak lanjut rekomendasi dan temuan dari BPK

IKU ini merupakan persentase atas jumlah tindak

lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan

(TP) BPK atas LKPP dan LK BUN yang harus

diselesaikan sebagaimana rekomendasi BPK Setiap KL dan Pengguna Anggaran BUN diwajibkan

melaksanakan tindak lanjut dan menyampaikan laporan pelaksanaan Tindak Lanjut atas rekomendasi

terkait TP BPK tersebut setiap akhir bulan Maret Juli dan November Pada akhir Maret dan September

2020 BPK akan menyampaikan Pemantauan Tindak Lanjut

Sesuai ketentuan BPK akan menyampaikan jumlah rekomendasi yang selesai dari seluruh rekomen-

dasi BPK sd Tahun 2019 yang outstanding (belum selesai) Pemerintah tetap wajib melanjutkan

penyelesaian tindak lanjut atas rekomendasi BPK sd Tahun 2019 yang outstanding Pemerintah

menyampaikan laporan progres penyelesaian Tindak Lanjut Rekomendasi pada bulan Agustus dan bu-

lan November 2020 Dalam laporan tersebut Pemerintah menyampaikan jumlah rekomendasi yang

Tahun Target Realisasi Nilai

2016 35 36 10297

2017 35 377 10777

2018 36 389 10806

2019 36 393 10917

2020 36 395 10972

8b-CP Persentase rekomendasi BPK atas LKPP

dan LK BUN yang telah ditindaklanjuti

107 LAKIN DJPb 2020

diusulkan selesai dari jumlah seluruh rekomendasi yang outstanding (belum selesai) Jumlah rekomen-

dasi yang diusulkan selesai dibandingkan dengan jumlah outstanding rekomendasi menunjukkan capaian

masing-masing unit pada akhir tahun 2020

Direktorat Jenderal Perbendaharaan cq Direktorat APK merupakan koordinator penyelesaian

rekomendasi atas LKPP dan LKBUN Direktorat APK menyusuan laporan monitoring penyelesaian

rekomendasi BPK atas LKPP dan LKBUN untuk disampaikan oleh Pemerintah kepada BPK Direktorat

APK telah melakukan berbagai upaya untuk mempercepat penyelesaian tindak lanjut atas rekomendasi

BPK antara lain berkoordinasi dengan seluruh Unit In Charge (UIC) sehingga target 89 dapat tercapai

Beberapa upaya strategis yang telah dilakukan selama Tahun 2020 antara lain

a Meminta kepada seluruh UIC atas LKPP dan LKBUN agar secara komprehensif menyelesaikan

rekomendasi BPK atas LKPP dan LKBUN dan melaporkannya secara berkala

b Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala atas progres penyelesaian rekomendasi BPK atas

LKPP dan LKBUN oleh masing-masing UIC

c Melakukan komunikasi dan pembahasan secara berkala dengan Tim Auditor BPK untuk memastikan

bahwa tidak lanjut telah dijalankan sesuai dengan rekomendasi

d Mengeskalasi permasalahan yang kompleks kepada level yang lebih tinggi agar mendapatkan

dukungan serta arahan untuk penyelesaiannya baik di internal Pemerintah maupun antara

Pemerintah dengan BPK

e Mengusulkan dan menyepakati dengan BPK agar Rekomendasi yang sifatnya berulang selama

beberapa tahun dapat diusulkan selesai untuk dapat dipantau penyelesaiannya di Pemantauan

Tindak Lanjut (PTL) LKPP dan LKBUN Tahun terakhir

f Mengusulkan dan menyepakati dengan BPK agar Rekomendasi yang samaganda antara LKPP dengan

LKBUN dapat diusulkan selesai untuk dipantau penyelesaiannya di PTL LKBUN

Realisasi capaian IKU Kemenkeu-One Tahun 2020 adalah 9699 dari target sebesar 89 Realisasi

target tersebut terdiri dari

Capaian penyelesaian tindak lanjut rekomendasi BPK atas LKPP sebesar 9744

Capaian penyelesaian tindak lanjut rekomendasi BPK atas LKBUN sebesar 9655

Penjelasan Capaian IKU ini pada tahun 2020 adalah sebagai berikut

a Rekomendasi BPK atas LKPP

Perhitungan capaian Tahun 2020 khusus yang menjadi tanggung jawab Ditjen Perbendaharaan adalah

sebagai berikut

b Rekomendasi BPK atas LKBUN

Perhitungan capaian Tahun 2020 khusus yang menjadi tanggung jawab Ditjen Perbendaharaan adalah

sebagai berikut

Rekomendasi LKPP dinyatakan selesai oleh BPK 12 rekomendasi

Rekomendasi LKPP yang diusulkan selesai 26 rekomendasi

Outstanding rekomendasi LKPP sd 2020 39 rekomendasi

Capaian IKU (a+b)c 9744

gtltEWďϮϬϮϬϭϬϴ

bŀţƐчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчƐƲƐчǿƲǷǿƤчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчϱчЋͽͻϰҗчѾчͽͺϰҗЌчϱчͶччͽͺϰͽͽҗ

fŀƲƄƤŀƋчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūưǟǿƋчǿƲǷǿƤчţŀǟŀǷчưūƲŜŀǟŀƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчŀţŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

ŀϯ pūƲȝŀưǟŀƐƤŀƲч ƧŀǟƼǢŀƲч ưƼƲƐǷƼǢƐƲƄч ǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǢūƤƼưūƲţŀǪƐч ǪūǢǷŀч ţƼƤǿưūƲч ǟūƲţǿƤǿƲƄч Ƥūч dч

ǟŀţŀчśǿƧŀƲчbŀƲǿŀǢƐчͶʹͶʹ

śϯ pūƧŀƤǿƤŀƲч ūưśŀƋŀǪŀƲчǟǢƼƄǢūǪчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǷƐƲţŀƤчƧŀƲơǿǷчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчţūƲƄŀƲчiquestRчǷūǢƤŀƐǷчƧƐƲƄƤǿǟч

dūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲϯ

Ŝϯ pūƲȝŀưǟŀƐƤŀƲч ƧŀǟƼǢŀƲчưƼƲƐǷƼǢƐƲƄчǟǢƼƄǢūǪчǷƐƲţŀƤч ƧŀƲơǿǷч ǷūǢƋŀţŀǟчǢūƤƼưūƲţŀǪƐч dчǟŀţŀчfM чŀǷŀǪч

fdiquestrчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчţŀƲчǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϯ

ţϯ pūƲȝŀưǟŀƐƤŀƲчơŀȗŀśŀƲϼǟūƲơūƧŀǪŀƲчǷƐƲţŀƤчƧŀƲơǿǷчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчţŀƧŀưчfM чfd чͺʹчƋŀǢƐчǪūǷūƧŀƋчfM ч

ţƐǷūǢƐưŀϯ

ǢƄŀƲƐǪŀǪƐч ч ȝŀƲƄч ƼǟǷƐưŀƧч ŀţŀƧŀƋч ƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄч ưŀưǟǿч ưūȗŀţŀƋƐч ţŀƲч

ưūưƃŀǪƐƧƐǷŀǪƐчƤūƄƐŀǷŀƲ-ƤūƄƐŀǷŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчưūƲŜŀǟŀƐчǷǿơǿŀƲϯч$ūƲƄŀƲчţūưƐƤƐŀƲч

ƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐчśūǪūǢǷŀчǟǢƼǪūǪчśƐǪƲƐǪчţƐчţŀƧŀưƲȝŀчŀƤŀƲчśūǢǪƐƃŀǷчţƐƲŀưƐǪчţŀƲчɰūƤǪƐśūƧч

ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ǷǿƲǷǿǷŀƲч ƤūśǿǷǿƋŀƲч ţŀƲч ţƐƲŀưƐƤŀч ǷǢŀƲǪƃƼǢưŀǪƐч ƤūƧūưśŀƄŀŀƲч

dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲϯч laquo$pч ȝŀƲƄч ƼǟǷƐưŀƧч ŀţŀƧŀƋч laquo$pч ȝŀƲƄч ưūưƐƧƐƤƐч ƤūǟūưƐưǟƐƲŀƲч ȝŀƲƄч ǷūǟŀǷϰч

ưūƲƄūǷŀƋǿƐч ŀǟŀч ȝŀƲƄч ŀƤŀƲч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǿƲǷǿƤч Ǫūưǿŀч ƐƲƃƼǢưŀǪƐч ȝŀƲƄч ţƐǷūǢƐưŀч ţŀƲч ƤƼưǟūǷūƲǪƐч ȝŀƲƄч

ţƐśǿǷǿƋƤŀƲчǿƲǷǿƤчƤūśūǢƋŀǪƐƧŀƲчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐчǪūǢǷŀчưūƧŀƤǿƤŀƲчǟūƤūǢơŀŀƲчţūƲƄŀƲчǟūƲǿƋчǪūưŀƲƄŀǷϰчūƃūƤǷƐƃϰч

ūɯǪƐūƲчţŀƲчǟǢƼţǿƤǷƐƃϰчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчǟǢƼǪūǪчƤūǢơŀчȝŀƲƄчśūƲŀǢчŀƄŀǢчưūƲŜŀǟŀƐчƋŀǪƐƧчƤūǢơŀчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧϯ

ч dƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͶͻϯч

cedilŀśūƧчͷϯͶͻчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͽ

RƲţƐƤŀǷƼǢч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌч ūǢǪūƲǷŀǪūч ǟūưūƲǿƋŀƲч

ǪǷŀƲţŀǢч UumlEgraveumlatilde ţŀƲч shyOslash EgraveAacuteOtildeatildeAcircouml śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤч ưūЙ

ưŀǪǷƐƤŀƲчǷūǢǪūţƐŀƲȝŀчǟūơŀśŀǷчţŀƲчǟūƄŀȗŀƐчȝŀƲƄчưūưǟǿЙ

ƲȝŀƐч ƤƼưǟūǷūƲǪƐч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчţŀƲчưūƲƄŀưŀƲƤŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчţŀƲч ƤūƤŀȝŀŀƲчƲūƄŀǢŀϯч Rdiquestч

ǷūǢǪūśǿǷчưūǢǿǟŀƤŀƲчRdiquestчOslashumlmacrAcircAacuteAcircatildeǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчţŀǢƐчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчơǿưƧŀƋчǟūơŀśŀǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчưūЙ

ưūƲǿƋƐчǪǷŀƲţŀǢчƤƼưǟūǷūƲǪƐч ơŀśŀǷŀƲƲȝŀчţūƲƄŀƲчǟūǢǿśŀƋŀƲчocircEgraveOslashmacrAcirccopyчţŀƲчǟūƲŀưśŀƋŀƲчƲƐƧŀƐчshyOslashEgraveAacuteOtildeʣ

atildeAcircoumlǪūśŀƄŀƐчţŀǪŀǢчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲʒ

bǿưƧŀƋчǢūƤƼưūƲţŀǪƐч dчȝŀƲƄчǪǿţŀƋчţƐƲȝŀǷŀƤŀƲчǪūǪǿŀƐ ϱ ͶчǢūƤƼưūƲţŀǪƐ

bǿưƧŀƋчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчƼǿǷǪǷŀƲţƐƲƄ ϱ ͵ͼчǢūƤƼưūƲţŀǪƐ

bǿưƧŀƋчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчȝŀƲƄчţƐǿǪǿƧƤŀƲчǪūǪǿŀƐ ϱ ͵чǢūƤƼưūƲţŀǪƐ

bǿưƧŀƋчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчśŀǢǿчǟŀţŀчfM чǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼ ϱ ͵͵чǢūƤƼưūƲţŀǪƐ

ŀǟŀƐŀƲчRdiquestччЋͶѾ͵ЌϼЋͷ͵Ѿ͵͵Ќ ϱ ͽͺϰҗ

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͽ

ǢƄŀƲƐǪŀǪƐччţŀƲчlaquo$pч

ȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧч

laquolaquoчͽϱчǢƄŀƲƐǪŀǪƐччţŀƲчlaquo$pчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧч dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ

ͽƃ- cedilƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчfrac14OslashAcircmacrAcirccopyEgraveOslashcopyAcircmacrUumlatildemacrEgraveAcirc ͻ ͽͻϰͺ ͵Ͷʹ ͽū- ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟǢƼƄǢŀưчpoundcedild ͼҗ ͽϰͻͶ ͵͵Ͷϰͺ͵

ͽŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūưūƲǿƋŀƲчǪǷŀƲţŀǢчUumlEgraveumlatildeAcircshyOslashEgraveAacuteOtildeatildeAcircouml ͽͷҗ ͽͼϰͻͼҗ ͵ʹͺϰͶͶ ͽś- ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчfrac14oumlOslashmacrAcirccopy ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹ ͽŜ- ūǢǪūƲǷŀǪūчūɯǪƐūƲǪƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐ ͵ʹҗ ͶͽϰͽͶҗ ͵Ͷʹ ͽţ- RƲţūƤǪчƐƲǷūƄǢƐǷŀǪчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐ ͽͻϰ͵ͽ ͵ʹϰͷ͵ ͵ʹͼϰͷ

ͽŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūưūƲǿƋŀƲчǪǷŀƲţŀǢч

UumlEgraveumlatildeţŀƲчshyOslashEgraveAacuteOtildeatildeAcircouml

109 LAKIN DJPb 2020

Pemenuhan standar soft dan hard competency pegawai diukur berdasarkan dua komponen yaitu

1 Soft Competency pegawai dengan target 95

2 Hard Competency pegawai dengan target 91

Pemenuhan soft competency bagi setiap pejabat DJPb diukur menggunakan Job Person Match (JPM) yaitu

indeks kesesuaian antara kompetensi pejabat dengan Standar Kompetensi Jabatan (SKJ) SKJ adalah

jenis dan level kompetensi yang menjadi syarat keberhasilan pelaksanaan tugas suatu jabatan Soft com-

petency dinyatakan memenuhi jika memiliki nilai JPM minimal 78 JPM dapat dihitung dengan formula

sebagai berikut

Data JPM Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dan Pejabat Administrator setiap unit eselon I disediakan

oleh Biro SDM Sekretariat Jenderal Kemenkeu sementara data JPM eselon Pejabat Pengawas dise-

diakan oleh Bagian Sumber Daya Manusia unit eselon I masing-masing Perhitungan capaian komponen

soft competency

Adapun nilai hard competency pegawai diukur melalui tes secara online yang terdiri atas beberapa soal

untuk diselesaikan Untuk tahun 2019 nilai hard competency dinyatakan baik apabila para pegawai mam-

pu mencapai nilai minimal 77 Perhitungan capaian komponen hard competency adalah sebagai berikut

Formula perhitungan IKU Persentase pemenuhan standar soft dan hard competency ditunjukkan sebagai

berikut

Perhitungan polarisasi data IKU tersebut menggunakan maximize (semakin tinggi realisasi terhadap tar-

get semakin baik capaian kinerjanya) periode pelaporan semesteran dan jenis konsolidasi periode

menggunakan take last known value (realisasi yang digunakan adalah angka terakhir periode terakhir)

Target IKU Persentase pemenuhan standar soft dan hard competency tersebut untuk tahun 2020 adalah

93 sebagaimana ditentukan dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJPb dan Two Setditjen Perbenda-

haraan tahun 2020 Target tersebut meningkat dari target tahun 2019 (92) dan juga mengalami pening-

katan dari sisi persyaratan pemenuhan JPM dari sebelumnya 74 menjadi 78

Pada tahun 2020 jumlah pejabat di lingkungan DJPb yang telah memenuhi standar JPM minimal 78

sebanyak 1581 pejabat dari 1613 total pejabat yang telah mengikuti assessment center (9802)

sementara dari hasil test online hard competency secara keseluruhan yang diikuti oleh 4534 pegawai yang

mengikuti test sebanyak 4513 pegawai telah memenuhi nilai ambang batas ge77(9954) dan 21 pegawai

yang belum mencapai target nilai kelulusan 77 (046) Dari informasi tersebut nilai realisasi IKU

Persentase pemenuhan standar soft dan hard competency tahun 2020 dapat diperoleh dengan perhitungan

sebagaimana ditunjukkan sebagai berikut

Realisasi soft competency Realisasi hard competency Realisasi IKU Sudah AC JPM ge 78 Ikut Tes Nilai ge 77

1613 1581 9802 4534 4513 9954 9878

gtltEWďϮϬϮϬϭϭϬ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчȝŀƐǷǿчǪūśūǪŀǢчͽͼϰͻͼҗϰчǷūƧŀƋчưūƧūśƐƋƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲч

ЋͽͷҗЌчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчǷŀśūƧчśūǢƐƤǿǷϱч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчͽͼϰͻͼҗчǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐчǷŀǢƄūǷч

ȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчЋͽͷҗЌϯччpoundūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчͽͼϰͻͼҗч

ǷūǢǪūśǿǷчưūƲƐƲƄƤŀǷчţƐśŀƲţƐƲƄч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчǪūśūǪŀǢчͽͻϰͻͷҗϰчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǷŀǢƄūǷч

ţŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐƲȝŀчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǢūƲŜŀƲŀчơŀƲƄƤŀчưūƲūƲƄŀƋч$b śч

ȝŀƲƄч ţƐǷǿŀƲƄƤŀƲч ţŀƧŀưч poundūƲǪǷǢŀч $b śч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹ-ͶʹͶч ţūƲƄŀƲч ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǪūśŀƄŀƐч

śūǢƐƤǿǷϯч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲϰчƲƐƧŀƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲŀƲчRdiquestчưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄчǷūƧŀƋчưūƧŀưǟŀǿƐчǷŀǢƄūǷчǷŀƋǿƲŀƲч

ȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śϯч

cedilŀǢƄūǷчǟūưūƲǿƋŀƲчǪǷŀƲţŀǢчUumlEgraveumlatildeEgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlǷūǢŜŀǟŀƐчţŀƲч ūǢǪūƲǷūŀǪūчǷƐƲƄƤŀǷчƤūƧǿƧǿǪŀƲчǟūƄŀȗŀƐчȝŀƲƄч

ưūƲƄƐƤǿǷƐч ǷūǪч shyOslash EgraveAacuteOtildeatildeAcircouml śūƧǿưчưūƲŜŀǟŀƐч ͵ʹʹҗϯч dūƄƐŀǷŀƲч Oslash-UumlUumlUumlUumlAacuteAcircatilde AcircatildeOslashч śŀƄƐч ǟūơŀśŀǷч

ȝŀƲƄч ưūưƐƧƐƤƐч b pч ч ͻͼҗч śŀǢǿч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ǟŀţŀч ǷǢƐȗǿƧŀƲч ƤūūưǟŀǷч ǪūŜŀǢŀч ȖƐǢǷǿŀƧч śūǢƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч

ţūƲƄŀƲчƐǢƼчlaquo$pчţŀƲч ǿǪƐƲǷūƤчţŀƲчcedilūǢţŀǟŀǷчśūśūǢŀǟŀчǟūƄŀȗŀƐчȝŀƲƄчưūƲƄŀśŀƐƤŀƲϑǿƲǷǿƤчưūƲƄƐƤǿǷƐч

ǷūǪчshyOslashEgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlţŀƲчǷƐţŀƤчưūưŀƲƃŀŀǷƤŀƲчͷчЋǷƐƄŀЌчƤūǪūưǟŀǷŀƲчǿƲǷǿƤчưūƧŀƤǿƤŀƲчǟūǢśŀƐƤŀƲчƲƐƧŀƐϯ

$ŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчśūśūǢŀǟŀчǷƐƲţŀƤŀƲчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ ūƲȝŀưǟŀƐŀƲчiquestǪǿƧŀƲч ūǪūǢǷŀчY-UumlUumlUumlUumlAacuteAcircatilde AcircatildeOslash ūơŀśŀǷч ƐưǟƐƲŀƲчcedilƐƲƄƄƐч ǢŀǷŀưŀчţŀƲч ūơŀśŀǷч

ţưƐƲƐǪǷǢŀǷƼǢчƤūчƐǢƼчlaquoǿưśūǢч$ŀȝŀчpŀƲǿǪƐŀчưūƧŀƧǿƐчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчlaquoūƤǢūǷŀǢƐǪч$b śчƲƼưƼǢчr$-ͽͼϼ

ϯ͵ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧч͵ͻчpŀǢūǷчͶʹͶʹϲ

Ͷϯ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчY-UumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeAcircatildeOslashśŀƄƐч ūơŀśŀǷч ƐưǟƐƲŀƲчcedilƐƲƄƄƐч ǢŀǷŀưŀϰч ūơŀśŀǷчţưƐƲƐǪЙ

ǷǢŀǷƼǢчţŀƲч ūơŀśŀǷч ūƲƄŀȗŀǪчưūƧŀƧǿƐчIAcircfrac14macrAcircUumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeAcircatildeOslashǟŀţŀчśǿƧŀƲчlaquoūǟǷūưśūǢчǪϯţϯчrƼȖūưЙ

śūǢчͶʹͶʹϲ

ͷϯ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчIAcircfrac14macrAcirc=OslashUumlshymacrOtildeoacutefrac14EgraveOtildeAacuteAcircatildeVOslashEgravecopyOslashAacuteśŀƄƐчǟūơŀśŀǷчȝŀƲƄчưūưƐƧƐƤƐчb pччͻͼҗч

ǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧч͵чndashч͵ͺчbǿƧƐчͶʹͶʹϲ

ϯ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчEgraveshymacrAcirccopyчţŀƲчEgraveccedilAcircUumlfrac14macrAcirccopyǪūśŀƄŀƐчAacuteAcircatildeEgraveOslashoumlчƐƲƐǪƐŀǷƐƃчǪǷǢŀǷūƄƐǪчţŀƧŀưчưūƲŜŀǟŀƐчRdiquestчshyOslash

EgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlϑǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчlaquoūƤǢūǷŀǢƐǪч$b śчƲƼưƼǢчr$-ͺʹͶϼ ϯ͵ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧч͵ͻчEūśǢǿŀǢƐч

ͶʹͶʹϲ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ - ͽͷҗ ͽͷҗ - ͽͷҗ ͽͷҗ ͽͷҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - ͼͷϰ͵͵җ ͼͷϰ͵͵җ - ͼͷϰ͵͵җ ͽͼϰͻͼҗ ͽͼϰͻͼҗ ŀǟŀƐŀƲ - ͼͽϰͷͻ ͼͽϰͷͻ - ͼͽϰͷͻ ͵ʹͺϰͶͶ ͵ʹͺϰͶͶ

cedilŀǢƄūǷϼчǢūŀƧƐǪŀǪƐ Ͷʹ͵ͺ Ͷʹ͵ͻ Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͽ ͶʹͶʹ cedilŀǢƄūǷчdd ͼͽҗ ͽʹҗ ͽҗ ͽͶҗ ͽͷҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ͽͼϰͶ͵җ ͽϰͼҗ ͽͺϰ͵җ ͽͻϰͻͷҗ ͽͼϰͻͼҗ

cedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчcedilŀƋǿƲŀƲ poundūƲǪǷǢŀч$b ś ͶʹͶʹ ͽͼϰͻͼҗ ͽͷҗ Ͷʹ͵ͽ ͽͻϰͻͷҗ ͽʹҗ Ͷʹ͵ͼ ͽͺϰ͵җ ͽʹҗ Ͷʹ͵ͻ ͽϰͼҗ ͼͼҗ Ͷʹ͵ͺ ͽͼϰͶ͵җ ͼͼҗ

ϭϭϭgtltEWďϮϬϮϬ

ϯ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷūǪч shyOslash EgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlśūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ƲƼǷŀч ţƐƲŀǪч laquoūƤǢūǷŀǢƐǪч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ƲƼưƼǢч

Ͷͺϼ ϯ͵ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧч͵ͶчƄǿǪǷǿǪчͶʹͶʹϲ

ͺϯ ūƲȝǿǪǿƲŀƲчƧŀǟƼǢŀƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷūǪчshyOslashEgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчdūǟŀƧŀчŀƄƐŀƲчlaquoǿưЙ

śūǢч$ŀȝŀчpŀƲǿǪƐŀчƲƼưƼǢчr$-͵ͻͽϼ ϯ͵ͶϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͷʹч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹϯ

laquoūƋǿśǿƲƄŀƲчţūƲƄŀƲчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷϰчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчǢūƲŜŀƲŀчŀƤǪƐчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟŀţŀчǷŀЙ

ƋǿƲчͶʹͶ͵чŀţŀƧŀƋч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчOslash-UumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeAcircatildeOslashśŀƄƐч ūơŀśŀǷчcedilƐƲƄƄƐч ǢŀǷŀưŀϰч ūơŀśŀǷчţưƐƲƐǪǷǢŀǷƼǢϰч

ţŀƲч ūơŀśŀǷч ūƲƄŀȗŀǪчţŀƲчpūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчǷŀǢƄūǷчƲƐƧŀƐчƤūƧǿƧǿǪŀƲчshyOslashEgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlţŀǢƐчͻͻчưūƲơŀţƐчͻͼϯч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ǟƐţŀǷƼч ǢūǪƐţūƲч poundūǟǿśƧƐƤч RƲţƼƲūǪƐŀч ǟŀţŀч laquoƐţŀƲƄч

ŀǢƐǟǿǢƲŀчp poundчpoundRчǷŀƲƄƄŀƧчͶʹчƤǷƼśūǢчͶʹ͵ͽϰчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчưūƲƐƲƄЙ

ƤŀǷƤŀƲч ţŀȝŀч ǪŀƐƲƄч ƐƲȖūǪǷŀǪƐч ǿƲǷǿƤч ưūƲŜƐǟǷŀƤŀƲч ƧŀǟŀƲƄŀƲч ƤūǢơŀϰч

ǟūǢƧǿч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǟūưƼǷƼƲƄŀƲч ǟǢƼǪūţǿǢч ȝŀƲƄч ǟŀƲơŀƲƄч ţŀƲч ǟūƲȝūţūǢƋŀƲŀŀƲч śƐǢƼƤǢŀǪƐч ưūƲơŀţƐч ƋŀƲȝŀч Ͷч

ЋţǿŀЌчƧūȖūƧчţŀƲчưūƲƄƄŀƲǷƐϼưūƲƄŀƧƐƋƤŀƲчơŀśŀǷŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţūƲƄŀƲчơŀśŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчȝŀƲƄчśūǢśŀǪƐǪчǟŀţŀч

ƤūŀƋƧƐŀƲϼƤūǷūǢŀưǟƐƧŀƲчţŀƲчƤƼưǟūǷūƲǪƐчǷūǢǷūƲǷǿϯч ūƲȝūţūǢƋŀƲŀŀƲчśƐǢƼƤǢŀǪƐчǷūǢǪūśǿǷчţƐưŀƤǪǿţƤŀƲчǿƲǷǿƤч

ưūƲŜƐǟǷŀƤŀƲчśƐǢƼƤǢŀǪƐч ȝŀƲƄч ƧūśƐƋчţƐƲŀưƐǪϰч ŀƄƐƧūϰчţŀƲчǟǢƼƃūǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчǿǟŀȝŀчǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч

ţŀƲчūɯǪƐūƲǪƐчǿƲǷǿƤчưūƲţǿƤǿƲƄчƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀȝŀƲŀƲчǟūưūǢƐƲǷŀƋчƤūǟŀţŀчǟǿśƧƐƤϯчlaquoūƧŀƲơǿǷƲȝŀϰчưūƧŀƧǿƐчlaquoǿǢŀǷч

ţŀǢŀƲчrƼưƼǢчͷͼч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽч ǷūƲǷŀƲƄчfŀƲƄƤŀƋчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчţŀƲчdƼƲƤǢūǷч ūƲȝūţūǢƋŀƲŀŀƲчƐǢƼƤǢŀǪƐϰчdūЙ

ưūƲǷūǢƐŀƲч rчţŀƲчpoundчưūƲȝŀưǟŀƐƤŀƲчƤǢƐǷūǢƐŀчţŀƲчƧŀƲƄƤŀƋ-ƧŀƲƄƤŀƋчǪǷǢŀǷūƄƐǪчţŀƲчƤƼƲƤǢūǷчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч

ǟūǢŜūǟŀǷŀƲч ǟūƲƄŀƧƐƋŀƲч ơŀśŀǷŀƲч ǪǷǢǿƤǷǿǢŀƧч ưūƲơŀţƐч ơŀśŀǷŀƲч ƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧϯч $ŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūƲƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐч

ŀǢŀƋчƤūśƐơŀƤŀƲчǷūǢǪūśǿǷϰчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчưūƧŀƤǿƤŀƲчǟūƲȝūţūǢƋŀƲŀŀƲчśƐǢƼƤǢŀǪƐч

ЋţūƧŀȝūǢƐƲƄЌчưūƧŀƧǿƐчǷǢŀƲǪƐǪƐчǟūƲƄƄǿƲŀŀƲчơŀśŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчǪūŜŀǢŀчǪūƧūƤǷƐƃчǪūǪǿŀƐчŀǢŀƋŀƲчƤūśƐơŀƤŀƲчƲŀЙ

ǪƐƼƲŀƧϯч RƲţūƤǪч RưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ūƲȝūţūǢƋŀƲŀŀƲчƐǢƼƤǢŀǪƐч Ћ$ūƧŀȝūǢƐƲƄЌчdūưūƲƤūǿчưūƲƄǿƤǿǢч

ǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǟǢƼǪūǪч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ţūƧŀȝūǢƐƲƄч ţƐч ƧƐƲƄƤǿƲƄŀƲч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч

ţŀƲчǷūǢţƐǢƐчţŀǢƐчͷчЋǷƐƄŀЌчǪǿś-Rdiquestϯ

͵ϯ RƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ūưśūƲǷǿƤŀƲϼ ūƲȝūưǟǿǢƲŀŀƲчbŀśŀǷŀƲчEǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч$ūƧŀȝūǢƐƲƄϯ

Ͷϯ ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ūƲŀǷŀŀƲчǢƄŀƲƐǪŀǪƐчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч$ūƧŀȝūǢƐƲƄϯ

ͷϯ ūǢǪūƲǷŀǪūчƧƐƋчbŀśŀǷŀƲчlaquoǷǢǿƤǷǿǢŀƧчƤūчbŀśŀǷŀƲчEǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч$ūƧŀȝūǢƐƲƄϯч

RƲţūƤǪŀǪƐчǟūǢчǪǿś-Rdiquestϱ

͵ϯ RƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ūưśūƲǷǿƤŀƲϼ ūƲȝūưǟǿǢƲŀŀƲчbŀśŀǷŀƲчEǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчţūƧŀȝūǢƐƲƄϱ

Ͷϯ ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ūƲŀǷŀŀƲчǢƄŀƲƐǪŀǪƐчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч$ūƧŀȝūǢƐƲƄϱ

ƤǪǟƼǪūчrŀǪƤŀƋчƤŀţūưƐǪ ϱчʹҗ iquestơƐч ūǷƐƤчţŀƲч ūƲƄƼƧŀƋŀƲчūśŀƲчdūǢơŀ ϱчͶʹҗ OumlŀƧƐţŀǪƐчƲƄƤŀчdǢūţƐǷ ϱчͶʹҗ EƐƲŀƧƐǪŀǪƐчưŀǷūǢƐчǪǿśǪǷŀƲǷƐƃч ūǢưūƲч rpound ϱчͶʹҗ ūƲūǷŀǟŀƲч ūǢưūƲ rpound ϱчͶʹҗ

ǷƼǷŀƧ ϱч͵Ͷʹҗ

ūưśŀƋŀǪŀƲчRƲǷūǢƲŀƧ ϱчʹҗ iquestǪǿƧŀƲч чƤūчdūưūƲ rpound ϱчͶʹҗ ūưśŀƋŀǪŀƲчţūƲƄŀƲчdūưūƲч rpound ϱчͶʹҗ ūǢǪūǷǿơǿŀƲчdūưūƲ rpound ϱчͶʹҗ MŀǢưƼƲƐǪŀǪƐчţūƲƄŀƲчdūưūƲdiquestpMp ϱч͵ʹҗ ūƲūǷŀǟŀƲчpound pd ϱч͵ʹҗ

ǷƼǷŀƧ ϱч͵Ͷʹҗ

ͽś- ūǢǪūƲǷŀǪūч

ǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчfrac14oumlOslashmacrAcirccopy

gtltEWďϮϬϮϬϭϭϮ

ͷϯ ūǢǪūƲǷŀǪūчƧƐƋчbŀśŀǷŀƲчlaquoǷǢǿƤǷǿǢŀƧчƤūчbŀśŀǷŀƲчEǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч$ūƧŀȝūǢƐƲƄϱ

EƼǢưǿƧŀϱчpoundŀǷŀ-ǢŀǷŀч ūǢǪūƲǷŀǪūчRưǟƧūưūƲǷŀǪƐч$ūƧŀȝūǢƐƲƄч

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢч͵ʹʹҗϰчţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲчţŀƲчRdiquestчƐƲƐч

ưūǢǿǟŀƤŀƲчRdiquestчśŀǢǿчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ-

ͶʹͶчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋч͵ʹʹҗϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчţƐţŀǟŀǷƤŀƲчţūƲƄŀƲчưūƲƄǿƤǿǢчţŀǢƐчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчǟūǢǪūƲǷŀǪūчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчţūƧŀȝūǢƐƲƄч

ţūƲƄŀƲчśƼśƼśƼǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūƲǷǿƤŀƲϯч ŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчţƐŜŀǟŀƐчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲч

ROumlчŀţŀƧŀƋч͵ʹʹҗϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчȝŀƐǷǿчǪūśūǪŀǢч͵ʹʹҗϰч ǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐч ǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄч ǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲч

Ћ͵ʹʹҗЌϯч ŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄч ţƐŜŀǟŀƐч ǟŀţŀч cedilǢƐȗǿƧŀƲч Rч ǷƐţŀƤч ţŀǟŀǷч ǷūǢŜŀǟŀƐϰч ƲŀưǿƲч ǟŀţŀч

ǷǢƐȗǿƧŀƲчRRчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчǷŀǢƄūǷчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢŜŀǟŀƐчţŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчǷūǢǪūśǿǷчǷūƧŀƋчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲч

ǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţƐчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчȝŀƐǷǿч͵ʹʹҗϯч

ŀǟŀƐŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱч

pūƲƄƐƲƄŀǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчśŀǢǿчţƐǷūǢŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǪūưūƲǷŀǢŀчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͺч

Ǫϯţϯч Ͷʹ͵ͽч ǷƐţŀƤч ţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч ţŀƲч ǷƐţŀƤч ŀţŀч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷϰч ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч

ţūƲƄŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹ͵ͽчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǿƤŀƲϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestчǟŀţŀч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺч Ǫϯţϯч ͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ƧƐưŀч ǷŀƋǿƲϯчpūƲƄƐƲƄŀǷч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч

śŀǢǿчţƐǷūǢŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчƲŀưǿƲчţūưƐƤƐŀƲϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪŀưŀчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷϑpoundūƲǪǷǢŀч

$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǿơƐчǟūǷƐƤчśūśŀƲчƤūǢơŀчţŀƲчƲƼǢưŀчȗŀƤǷǿчưūƲǿƲƄƄǿчǟūƲūǷŀǟŀƲчơŀţȗŀƧчţŀǢƐчǟƐƋŀƤчdūưūƲч rч

poundчţŀƲчlaquoūśūƧǿưчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǿơƐчǟūǷƐƤчǷūǢţŀǟŀǷчǟūǢǿśŀƋŀƲчơǿưƧŀƋчśǿǷƐǢчƤūƄƐŀǷŀƲчţūƲƄŀƲчǿǪǿƧŀƲчŀȗŀƧч

ƤŀǢūƲŀч ŀţŀƲȝŀч ǢūȖƐǿч ţŀǢƐч pūƲ rpoundч ǪūƋƐƲƄƄŀч ǷūǢţŀǟŀǷч ǟūǢśŀƐƤŀƲч śŀƐƤч śūǢǿǟŀч ǪƐưǟƧƐɯƤŀǪƐϰч

ǟūƲŀưśŀƋŀƲϰчţŀƲчǢūȗƼǢţƐƲƄчǪǿśчǿƲǪǿǢчţŀƲчśǿǷƐǢчƤūƄƐŀǷŀƲϰчţŀǢƐчȝŀƲƄчơǿưƧŀƋƲȝŀчǪūưǿƧŀчͻчЋǷǿơǿƋЌчǿƲǪǿǢϰч

чЋūưǟŀǷчǟǿƧǿƋчƧƐưŀЌчǪǿśчǿƲǪǿǢчţŀƲчͶͶͺчЋţǿŀчǢŀǷǿǪчţǿŀчǟǿƧǿƋчūƲŀưЌчśūǢǿśŀƋчưūƲơŀţƐчͻчЋǷǿơǿƋЌчǿƲǪǿǢϰч

ͷͶч ЋǷƐƄŀч ǟǿƧǿƋч ţǿŀЌч Ǫǿśч ǿƲǪǿǢϰч ţŀƲч Ͷͽͷч Ћţǿŀч ǢŀǷǿǪч ǪūưśƐƧŀƲч ǟǿƧǿƋч ǷƐƄŀЌч śǿǷƐǢч ƤūƄƐŀǷŀƲϰч ţŀƲч ţŀƲȝŀч

ǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽчȝŀƲƄчưūƲȝūśŀśƤŀƲчǿơƐчǟūǷƐƤчǷƐţŀƤчưūưǿƲƄƤƐƲƤŀƲчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǷŀǷŀǟϯ

ǢƼǪūǪч ǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲч bEч rч ưūƧƐśŀǷƤŀƲч śŀƲȝŀƤч ǟƐƋŀƤч ưǿƧŀƐч ţŀǢƐч ǟūưƐƧƐƤч ǟǢƼǪūǪч śƐǪƲƐǪч ЋưŀǪƐƲƄ-

ưŀǪƐƲƄч ǿƲƐǷч ƤūǢơŀч $b śЌϰч laquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷч Ŝϯǡϯч ŀƄƐŀƲч cedilfч ǪūśŀƄŀƐч ǟūǢǿưǿǪч ƤūśƐơŀƤŀƲч ƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐϰч $ƐǷϯч laquo ч

ǪūśŀƄŀƐч ǟūưśƐƲŀч ǷūƤƲƐǪч bEч rϰч ƐǢƼч ǢƄŀƲǷŀч ǪūśŀƄŀƐч ǪǿǟūǢȖƐǪƼǢч ǟǢƼǪūǪч ǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲϰч ţŀƲч

dūưūƲ rpoundчǪūƧŀƤǿчǿƲƐǷчȝŀƲƄчưūƲƄūǪŀƋƤŀƲϯч

ūưūǷŀŀƲчbŀśŀǷŀƲчlaquoǷǢǿƤǷǿǢŀƧчƤūчbŀśŀǷŀƲчEǿƲƄǪƐƼƲŀƧ ϱчʹҗ iquestǪǿƧŀƲчŀƧƐƋчơŀśŀǷŀƲчƤūчdūưūƲч rpound ϱчʹҗ ūǢǪūǷǿơǿŀƲчdūưūƲч rpound ϱчͶʹҗ ūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲчưūƧŀƧǿƐчRƲǟŀǪǪƐƲƄчdƋǿǪǿǪ ϱчͶʹҗ

ǷƼǷŀƧ ϱч͵Ͷʹҗ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ ʹҗ ͺʹҗ ͺʹҗ ͼʹҗ ͼʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - ͺʹҗ ͺʹҗ ͼʹҗ ͼʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ŀǟŀƐŀƲ - ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ

ϭϭϯgtltEWďϮϬϮϬ

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчcedilūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǿơƐчǟūǷƐƤч

śūśŀƲч ƤūǢơŀч bEч rч ȝŀƲƄч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ǪūŜŀǢŀч ţŀǢƐƲƄч ưūƧŀƧǿƐч ŀǟƧƐƤŀǪƐч dūưūƲƤūǿч EƼǢưч

ЋƃƼǢưǪϯƤūưūƲƤūǿϯƄƼϯƐţЌчȝŀƲƄчţƐƐƤǿǷƐчƼƧūƋчǢūǪǟƼƲţūƲчţŀǢƐчdŀƲǷƼǢч ǿǪŀǷчţŀƲчRƲǪǷŀƲǪƐчOumlūǢǷƐƤŀƧч$b śчǟŀţŀч

ǷŀƲƄƄŀƧчͶͼ-ͶͽчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹϰчţūƲƄŀƲчǪūǢŀƲƄƤŀƐŀƲчƧŀƲƄƤŀƋ-ƧŀƲƄƤŀƋчưūƧƐǟǿǷƐϱ

͵ϯ laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчǿơƐчǟūǷƐƤчśūśŀƲчƤūǢơŀчţŀƲчƲƼǢưŀчȗŀƤǷǿчśūǢśŀǪƐǪчtimesūśчƼƧūƋчƐǢƼчǢƄŀƲǷŀчǷŀƲƄƄŀƧччƄǿǪǷǿǪч

ͶʹͶʹчǪūǪǿŀƐчiquestƲţŀƲƄŀƲчdŀśƐǢƼчǢƄŀƲǷŀчƲƼưƼǢϱчiquestr$-͵ͷϼlaquobϯͶϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͷʹчbǿƧƐчͶʹͶʹϲ

Ͷϯ laquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹчǪūǪǿŀƐчǿƲţŀƲƄŀƲч$ƐǢϯчlaquo чƲƼưƼǢϱчiquestr$-Ͷͽͼϼ ϯͻϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹϲ

ͷϯ dƐŜƤчɬчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǿơƐчǟūǷƐƤчśūśŀƲчƤūǢơŀчţŀƲчƲƼǢưŀчȗŀƤǷǿчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧчͶͼчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹчǪūǪǿŀƐч

r$ч$ƐǢчlaquo чƲƼưƼǢϱчr$-͵ͷͻϼ ϯͻϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹϲ

ϯ ūƲȝŀưǟŀƐŀƲчƋŀǪƐƧчǟūƲƄƼƧŀƋŀƲчţŀǷŀчǿơƐч ǟūǷƐƤч ǪūǪǿŀƐчr$чdŀśƐǢƼчǢƄŀƲǷŀчƲƼưƼǢϱчr$-͵ͷϼlaquobϯͶϼͶʹͶʹч

ǷŀƲƄƄŀƧчͷʹчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹϯ

poundūƤƼưūƲţŀǪƐчǢūƲŜŀƲŀчŀƤǪƐчǷūǢƤŀƐǷчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵чŀţŀƧŀƋч

pūƧŀƤǿƤŀƲчȖŀƧƐţŀǪƐчśūśŀƲчƤūǢơŀчţŀƲчƲƼǢưŀчȗŀƤǷǿчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǟūƲūƲǷǿŀƲчŀƲƄƤŀчƤǢūţƐǷчbEч rϰчţŀƧŀưч

ƋŀƧч ƐƲƐч ţƐǟūǢƧǿƤŀƲч ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ŀƲǷŀǢŀч laquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷч $b śϰч $ƐǷϯч laquo ч ţŀƲч ǪūƧǿǢǿƋч ǿƲƐǷч ƤūǢơŀч $b śч ǪūśŀƄŀƐч

ǟūưƐƧƐƤчǟǢƼǪūǪчśƐǪƲƐǪϯч

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч Egraveumlumlmacr ccedilatildeEgraveAacuteatildemacrEgraveAcirc ţƐƋŀǢŀǟƤŀƲч ţŀǟŀǷч ưūƲƄǿǢŀƲƄƐч śūƧŀƲơŀч

śƐǢƼƤǢŀǪƐϯч ɯǪƐūƲǪƐч śūƧŀƲơŀч śƐǢƼƤǢŀǪƐч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ƼƧūƋч ǟūƲǿǢǿƲŀƲч

ǟūǢǪūƲǷŀǪūч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч śūƧŀƲơŀч ǟūǢч ǪŀǷǿŀƲч ƼǿǷǟǿǷч ǟŀţŀч ǪǿŀǷǿч ǷǢƐȗǿƧŀƲч

ţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲч ǷǢƐȗǿƧŀƲч ȝŀƲƄч Ǫŀưŀчǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ǪūśūƧǿưƲȝŀϯч poundǿŀƲƄч ƧƐƲƄƤǿǟч śūƧŀƲơŀч ȝŀƲƄч ţƐǿƤǿǢч ŀţŀƧŀƋч

śūƧŀƲơŀчȝŀƲƄчŀţŀчśŀƐƤчţƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчţŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯчǟŀśƐƧŀчƼǿǷǟǿǷчǷūǢǪūśǿǷчǷūǢūŀƧƐǪŀǪƐчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲч

ȝŀƲƄчśūǢśūţŀϰчưƐǪŀƧƲȝŀчǟŀţŀчcent͵чͶʹ͵ͽчţŀƲчcentͷчͶʹͶʹϰчưŀƤŀчūɯǪƐūƲǪƐчǷūǢǪūśǿǷчţƐƋƐǷǿƲƄчǟŀţŀчǟūǢƐƼţūчcentͷϯч

ǟŀśƐƧŀч ǷūǢơŀţƐч ǟūƲƄƋūưŀǷŀƲч ţŀƲч ǢǿǟƐŀƋч ȝŀƲƄч ţƐƋūưŀǷч ţƐƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐƤŀƲч ƤūưśŀƧƐϰч ƲƐƧŀƐч ǢǿǟƐŀƋч ȝŀƲƄч

ţƐƋūưŀǷчǷūǢǪūśǿǷчǷūǷŀǟчţƐŀƲƄƄŀǟчǪūśŀƄŀƐчǟūƲƄƋūưŀǷŀƲϯчǿǷǟǿǷчǷūǢǪūśǿǷчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲчƼǿǷǟǿǷчǟŀţŀчpoundd-

dϼfϯ

būƲƐǪчśūƧŀƲơŀчȝŀƲƄчţƐǿƤǿǢчƼƧūƋчRdiquestчƐƲƐчưūƧƐǟǿǷƐϱчЋƐЌчśūƧŀƲơŀчśŀƋŀƲчǟūǢŜūǷŀƤŀƲчţŀƲчƤƼƲǪǿưǪƐϲчЋƐƐЌчśūƧŀƲơŀч

ǟūǢơŀƧŀƲŀƲч ţƐƲŀǪч ţŀƧŀưч ƲūƄūǢƐч ƤūŜǿŀƧƐч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ǟūƧŀƲǷƐƤŀƲϰчưǿǷŀǪƐϰч ţƐƤƧŀǷϰч ţŀƲч śŀƲǷǿŀƲч ūȖŀƧǿŀǪƐч

ƲƼƲч ƧƼƤŀƧч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ǟūưśūǢƐŀƲч ţŀƲŀч ţǿƤǿƲƄŀƲч ǟūưǿƧƐƋŀƲч Ƥūǟŀţŀч ǟūƄŀȗŀƐч ȝŀƲƄч ǷūǢƤūƲŀч ţŀưǟŀƤч

śūƲŜŀƲŀчŀƧŀưчЋƐƐƐЌчpound$dчţŀƲчƤƼƲǪƐƲȝūǢƐƲƄϯч ūǢƐƼţūчǟūƧŀǟƼǢŀƲчRdiquestчŀţŀƧŀƋчǷǢƐȗǿƧŀƲчţŀƲчoumlOslash-EgraveAcirc-oumlOslashЋȝƼȝЌч

ţƐưŀƲŀчţŀǷŀчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчǪŀŀǷч ƐƲƐчţŀƲчţƐчǷŀƋǿƲчśūǢơŀƧŀƲчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчţūƲƄŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲчȝŀƲƄч

Ǫŀưŀч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ǪūśūƧǿưƲȝŀϯч ǟŀśƐƧŀч ǟūǢǪūƲǷŀǪūч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч śūǢơŀƧŀƲч ƧūśƐƋч ǷƐƲƄƄƐч

ţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲчȝŀƲƄчǪŀưŀчţƐчǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϰчưŀƤŀчƐƲţūƤǪчŜŀǟŀƐŀƲчŀţŀƧŀƋч ϯʹ

EƼǢưǿƧŀчϱч

ƐŀȝŀчlaquoŀǷǿŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͽччpoundūŀƧƐǪŀǪƐчŀƲƄƄŀǢŀƲчͶʹ͵ͽчϼчǿǷǟǿǷчͶʹ͵ͽ

ƐŀȝŀчlaquoŀǷǿŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹччpoundūŀƧƐǪŀǪƐчŀƲƄƄŀǢŀƲчͶʹͶʹчϼчǿǷǟǿǷчͶʹͶʹ

җчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчɯǪƐūƲǪƐччƐŀȝŀчǪŀǷǿŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽч-чƐŀȝŀчǪŀǷǿŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ

ƐŀȝŀчǪŀǷǿŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋч ǪūśūǪŀǢч ͵ʹҗϰч ţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţƐƤч ŜŀǟŀƐŀƲч ǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲч ţŀƲч Rdiquestч ƐƲƐч

ưūǢǿǟŀƤŀƲч Rdiquestч śŀǢǿч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţŀƲч ǷƐţŀƤч ŀţŀч ǷŀǢƄūǷч ȝŀƲƄч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǟŀţŀчpoundūƲǪǷǢŀч laquoūǷţƐǷơūƲч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчϯчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪŀƲƄŀǷчǷūǢƄŀƲǷǿƲƄчţūƲƄŀƲч

ŜŀǟŀƐŀƲчƤūƧǿŀǢŀƲчţŀƲчǪŀƧţƼч ǢūŀƧƐǪŀǪƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐϯч ŀţŀч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄчţƐŜŀǟŀƐчŀţŀƧŀƋч

ͶͽϰͽͶҗϯччpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǪūśūǪŀǢчͶͽϰͽͶҗчǷūƧŀƋчưūƧūśƐƋƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţƐчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчȝŀƐǷǿч͵ʹҗϯч

ͽŜ- ūǢǪūƲǷŀǪūчūɯǪƐūƲǪƐч

śūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐ

gtltEWďϮϬϮϬϭϭϰ

ŀǟŀƐŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϯч

pūƲƄƐƲƄŀǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчśŀǢǿчţƐǷūǢŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǪūưūƲǷŀǢŀчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͺч

Ǫϯţϯч Ͷʹ͵ͽч ǷƐţŀƤч ţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч ţŀƲч ǷƐţŀƤч ŀţŀч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷϰч ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч

ţūƲƄŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͺч Ǫϯţϯч Ͷʹ͵ͽч ǷƐţŀƤч ţŀǟŀǷч ţƐƧŀƤǿƤŀƲϯч ч poundūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͺч Ǫϯţϯч ͶʹͶʹчưūƲŜЙ

ūǢưƐƲƤŀƲч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ƧƐưŀч ǷŀƋǿƲϯч pūƲƄƐƲƄŀǷч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч śŀǢǿч ţƐǷūǢŀǟƤŀƲч ǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ƲŀưǿƲч

ţūưƐƤƐŀƲϰчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷƐţŀƤчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчǷŀǢƄūǷϑpoundūƲǪǷǢŀч$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчEgraveumlumlmacrccedilatildeEgraveAacuteatildemacrEgraveAcircţƐƋŀǢŀǟƤŀƲчţŀǟŀǷчưūƲƄǿǢŀƲƄƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐϯчɯǪƐūƲǪƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐч

ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчƼƧūƋчǢūŀƧƐǪŀǪƐчśūƧŀƲơŀчȝŀƲƄчƧūśƐƋчƤūŜƐƧчţŀǢƐч$R чǿƲǷǿƤчǪǿŀǷǿчƼǿǷǟǿǷчȝŀƲƄчǪŀưŀчŀǷŀǿчǟūƲƐƲƄЙ

ƤŀǷŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч ƼǿǷǟǿǷч ǿƲǷǿƤч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ȝŀƲƄч ǪŀưŀчţūƲƄŀƲч$R ϯч ŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч RƲţūƤǪч ɯǪƐūƲǪƐч

ūƧŀƲơŀчƐǢƼƤǢŀǪƐчǪŀƲƄŀǷчǷūǢƄŀƲǷǿƲƄчţūƲƄŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчƤūƧǿŀǢŀƲчţŀƲчǪŀƧţƼчǢūŀƧƐǪŀǪƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐϯчŀЙ

ǟŀƐŀƲч ƤūƧǿŀǢŀƲч ƤūưǿƲƄƤƐƲŀƲч ŀƤŀƲч ţŀǟŀǷч ǷūǢǟūƲƄŀǢǿƋч ţūƲƄŀƲч ƤƼƲţƐǪƐч ǟŀƲţūưƐŜч OumlR$-͵ͽϰч ǪūţŀƲƄƤŀƲч

śūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐчǪūśŀƄƐŀƲчśūǪŀǢчǪǿţŀƋчţƐǟƼǷƼƲƄчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲч ūǢǟǢūǪчrƼưƼǢччcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч

$ūƲƄŀƲчŀţŀƲȝŀчǷŀǢƄūǷч͵ʹҗчśūǢŀǢǷƐчƋŀǢǿǪчƧūśƐƋчưūƲƄƋūưŀǷчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐчȝŀƲƄчǪţƋчţƐǟƼǷƼƲƄчǪūśūǪŀǢч

ƤǿǢŀƲƄчƧūśƐƋч͵ʹҗчƤūưśŀƧƐчǿƲǷǿƤчưūƲŜŀǟŀƐчƼǿǷǟǿǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţƐчţŀƧŀưч$R ϯчlaquoūƧŀƐƲч ƐǷǿϰчśūǢǿǟŀȝŀч

ŀƄŀǢчŜŀǟŀƐŀƲчƼǿǷǟǿǷчţŀƲчƐƲţƐƤŀǷƼǢчśƐǪŀчưūƧūśƐƋƐчǷŀǢƄūǷϯчRdiquestчRƲţūƤǪчɯǪƐūƲǪƐчūƧŀƲơŀчƐǢƼƤǢŀǪƐчśŀǢǿчţŀǟŀǷч

ţƐǿƤǿǢчţƐŀƤƋƐǢчǷŀƋǿƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчţŀƲчǪŀƲƄŀǷчśūǢƄŀƲǷǿƲƄчǟŀţŀчƤƐƲūǢơŀчŀƲƄƄŀǢŀƲчǪūƧǿǢǿƋчǪŀǷƤūǢч$b śчϯ

ūśūǢŀǟŀчŀƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчRdiquestчRƲţūƤǪчɯǪƐūƲǪƐчūƧŀƲơŀчƐǢƼƤǢŀǪƐϱ

͵ϯ EƼǢưǿƧŀч Rdiquestч RƲţūƤǪч ɯǪƐūƲǪƐч ƐǢƼƤǢŀǪƐч śūƧǿưч ţƐǷūƲǷǿƤŀƲч ţƐŀȗŀƧч ǟūƲŀƲţŀǷŀƲƄŀƲŀƲч ƤƼƲǷǢŀƤч ţŀƲч

śŀƋƤŀƲчưūƲƄŀƧŀưƐчǟūǢǿśŀƋŀƲчǟŀţŀчǪŀŀǷчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчţƐчǷǢƐȗǿƧŀƲчRϯ

Ͷϯ ţŀƲȝŀч ǟūưƼǷƼƲƄŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ǷūǢưŀǪǿƤч śūƧŀƲơŀч śƐǢƼƤǢŀǪƐч ǪūƋƐƲƄƄŀч ǪūŜŀǢŀч ŀƧŀưƐч ǪǿţŀƋч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч

ūɯǪƐūƲǪƐϰч ƲŀưǿƲч ǷŀǢƄūǷч ǷƐţŀƤч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǟūƲȝūǪǿŀƐŀƲч ǪūƋŀǢǿǪƲȝŀч ƧūśƐƋч ǢūƲţŀƋч ƤŀǢūƲŀч ǟŀƄǿч śūƧŀƲơŀч

śƐǢƼƤǢŀǪƐчȝŀƲƄчţƐƋūưŀǷчǪǿţŀƋчǷǿǢǿƲϯ

ͷϯ ŀƲţūưƐч ƼȖƐţ-͵ͽч ưūƲȝūśŀśƤŀƲч śŀƲȝŀƤч ƤūƄƐŀǷŀƲч ȝŀƲƄч ǷūǢǷǿƲţŀч ŀǷŀǿч ǷƐţŀƤч ǷūǢƧŀƤǪŀƲŀч ǪūƋƐƲƄƄŀч

ţƐƤƋŀȗŀǷƐǢƤŀƲчŀƤŀƲчưūưūƲƄŀǢǿƋƐчŜŀǟŀƐŀƲчƼǿǷǟǿǷчţƐŀƤƋƐǢчǷŀƋǿƲчŀƲƄƄŀǢŀƲϯ

ϯ ŀǟŀƐŀƲчǪŀƲƄŀǷчǷūǢƄŀƲǷǿƲƄчţŀǢƐчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀчŀƲƄƄŀǢŀƲчưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄчǪŀǷƤūǢϯ

ϯ Rdiquestч RƲţūƤǪч ɯǪƐūƲǪƐч ūƧŀƲơŀч ƐǢƼƤǢŀǪƐч ţƐơŀţƐƤŀƲч Rlaquoч Ƥūч ǪūƧǿǢǿƋч ǿƲƐǷч ȖūǢǷƐƤŀƧч $b śч ǟŀţŀч ǟūǢǷūƲƄŀƋŀƲч

cedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯ

ͺϯ ŀǢǿч ţƐǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐƤŀƲч Ƥūч ǪŀǷƤūǢ-ǪŀǷƤūǢч ƧƐƲƄƤǿǟч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţƐч ǷƐȗǿƧŀƲч ROumlч ͶʹͶʹч ƤŀǢūƲŀч

ưūƲǿƲƄƄǿчƤūǟŀǪǷƐŀƲч ƃƼǢưǿƧŀчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲƲȝŀч ЋǷūǢưŀǪǿƤчŜƼƲǷƼƋчƤūǢǷŀǪчƤūǢơŀчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчȝŀƲƄчśŀǢǿч

ţƐǷūǢƐưŀчǟŀţŀчǿƧŀƲчƤǷƼśūǢчͶʹͶʹЌϯ

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчȝŀƐǷǿϱ

͵ϯ ŀţŀчǪŀŀǷчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲϰчưūƲơŀƄŀчơǿưƧŀƋчǿǪǿƧŀƲч ŀƄǿчūƧŀƲơŀчƐǢƼƤǢŀǪƐчŀƄŀǢчǷƐţŀƤчưūƲƄŀƧŀưƐч

ƤūƲŀƐƤŀƲчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϯ

Ͷϯ pūưśǿŀǷчƤūśƐơŀƤŀƲчţŀƧŀưчǿǪǿƧŀƲчǢūȖƐǪƐч$R ϼ dчǪŀǷƤūǢ-ǪŀǷƤūǢчƧƐƲƄƤǿǟч$b śчǷƐţŀƤчưūƲŀưśŀƋчǟŀƄǿч

śūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐϯ

ͷϯ pūưśǿŀǷчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчlaquoūƤǢūǷŀǢƐǪч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчƲƼưƼǢчϱчͶͻͽͷϼ ϯ͵ϼͶʹ͵ͽчǷƄƧчͷчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹ͵ͽч

ƋŀƧчcedilƐƲţŀƤчfŀƲơǿǷчIAcircEgraveAcircIAcircBatildemacrAcirccopyūƧŀƲơŀчƐǢƼƤǢŀǪƐϯ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͵ʹҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ rϼ rϼ rϼ rϼ rϼ ͶͽϰͽͶҗ ͶͽϰͽͶҗ ŀǟŀƐŀƲ - - - - - ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ

115 LAKIN DJPb 2020

4 Membuat nota dinas Sekretaris Ditjen Perbendaharaan nomor ND-480PB12019 hal penyeleng-

garaan rakorraker pembebanan biaya full cost dan pengadaan toolkit di lingkungan DJPb

5 Mengkoordinasikan dengan pengelola kinerja terkait formula dan rencana cascading serta pencan-

tuman dalam inisiatif strategis Kontrak Kinerja di seluruh satker Instansi Vertikal

6 Mengusulkan akan perhitungan capaian IKU Indeks Efisiensi Belanja Birokrasi dilakukan di triwulan

IV setelah semua output dapat dihitung realisasi atau capaiannya

7 Mengusulkan agar IKU Efisiensi Birokrasi dapat di cascading ke seluruh satker DJPB melalui nota

dinas Kabag Keuangan ND-477PB132020 tgl 15 Juni 2020

8 Mengusulkan Efisiensi Birokrasi untuk dapat menjadi Inisiatif Srategis bagi unit kerja Kanwil DJPb

dan KPPN melalui nota dinas Kabag Keuangan ND-515PB132020 tgl 01 Juli 2020

9 Membuat nota dinas Sekretaris DJPb mengenai penjelasan atas IS ldquoEfisiensi Birokrasi dalam

Pelaksanaan Kegiatanrdquo untuk seluruh Kanwil DJPb dan KPPN nomor ND-2087PB12020 tanggal 9

Juli 2020

10 Melakukan sosialisasi kepada satker lingkup DJPb melalui aplikasi zoom pada bulan November

2020 sesuai surat undangan Sekretaris Ditjen Perbendaharaan nomor UND-180PB12020 tanggal

6 November 2020 hal undangan kegiatan webinar peningkatan kierja pelaksanaan anggaran (IKU

PKPA IKPA Aplikasi SMART dan IKU Efisiens Belanja Birokrasi) TA 2020

11 Menerbitkan Nota dinas Sekretaris DJPb nomor ND-590PB12021 tanggal 6 Januari 2021 hal

perhitungan IKU PKPA sd Triwulan IV TA 2020 dan IS Persentase Efisiensi Belanja Birokrai TA

2020 nomor ND-590PB12021 tanggal 6 Januari 2021

12 Memberikan konsultasi dan penjelasan IKU dan IS Efisiensi Birokrasi kepada satker-satker lingkup

DJPb melalui WAG

Rekomendasi rencana aksi terkait pencapaian IKU tersebut yang akan dilakukan pada tahun 2021 ada-

lah Melakukan monitoring pagu belanja dan realisasi birokrasi satker-satker lingkup DJPb dan Men-

dampingi satker-satker dalam mengisi capaian pada template perhitungan IS Efisiensi Birokrasi

Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks integritas organisasi bertujuan

untuk untuk meningkatkan budaya integritas Kementerian Keuangan

IKU ini mengukur integritas organisasi dalam pemenuhan kriteria ZI

WBK dan persepsi publik dan internal atas integritas Kemenkeu berdasarkan penilaian Itjen IKU ini

terdiri atas 2 (dua) sub IKU yaitu

1 Sub-IKU ldquoTingkat pemenuhan unit kerja terhadap kriteria ZI WBKrdquo sesuai standar KemenPAN-RB

2 Sub-IKU rdquo Indeks Persepsi Integritasrdquo sesuai standar KPK

Kedua Sub-IKU tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

Sub-IKU Tingkat pemenuhan unit kerja terhadap kriteria ZI WBK bertujuan untuk menjadikan Pilot

Project perwujudan Good Governance pada unit kerja di lingkungan Kemenkeu dan mendorong ter-

wujudnya pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (result oriented government) Salah satu

upaya strategis dalam pencegahan korupsi adalah dengan membangun Wilayah Bebas dari Korupsi ndash

Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBKWBBM) yang berbasis integritas di lingkungan KL dan

Pemda Pencapaian WBKWBBM merupakan tujuan utama dari pembangunan Zona Integritas (ZI) pada

KL dengan menggunakan parameter dan instrumen sebagaimana PermenPAN-RB 52 2014 tentang

Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Ber-

sih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah

9d-CP Indeks integritas

organisasi

LAKIN DJPb 2020 116

Menindaklanjuti PermenPAN-RB 522014 ditetapkan KMK 4262017 tentang Pedoman Pembangunan

dan Penilaian ZI Menuju WBK di Lingkungan Kementerian Keuangan mengatur mekanisme penetapan

unit kerja di lingkungan Kemenkeu yang memenuhi kriteria WBK dengan memberi predikat ZI menuju

WBK

Predikat ZI menuju WBK adalah predikat yang diberikan kepada unit kerja yang memenuhi sebagian

besar manajemen perubahan penataan tata laksana penataan sistem manajemen SDM penguatan

pengawasan dan penguatan akuntabilitas kinerja Dalam penilaiannya ditetapkan minimal nilai Kom-

ponen Pengungkit dan Komponen Hasil yaitu 75 indikator terwujudnya pemerintah yang bersih dan

bebas KKN dengan nilai minimal 18 yang terdiri dari sub komponen survei persepsi anti korupsi mini-

mal 135 dan sub komponen persentasi TLHP minimal 35

Sub-IKU Indeks persepsi integritas bertujuan untuk menilai tingkat integritas di lingkungan Kemenkeu

berdasarkan persepsi dan pengalaman dari pegawai (responden internal) dan pengguna layanan Ke-

menkeu (responden eksternal) Pengukuran dilakukan atas hasil survei yang dilakukan kepada seluruh

pejabatpegawai dan sampling pengguna layanan pada seluruh unit sampel yang telah ditentukan

survei dibatasi atas kejadian peristiwapersepsi selama tahun berjalan Metodologi yang dilakukan

untuk penilaian

indeks persepsi integritas baik internal dan eskternal melalui survei FGD dan penilaian lapangan

(interview observasi dan reviu dokumen)

Penilaian dilakukan melalui kuesioner survei Atas hasil survei yang diterima dilakukan FGD untuk

mengkonfirmasi hasil survei dan penilaian lapangan berupa wawancara pengguna layanan secara

langsung dan pengumpulan dokumen terkait integritas dan kualitas layanan pada unit sampel yang

didatangi Dari hasil FGD dan penilaian lapangan dan didukung dokumen informasi terkait pelang-

garan integritas dari IBI dilakukan kalibrasi nilai hasil survei yang dilakukan oleh tim penilai dari Itjen

hasil kalibrasi ini yang menjadi nilai (indeks) persepsi integritas

Penilaian persepsi integritas dilakukan pada triwulan III sampai dengan IV tahun berjalan dengan

pelaporan capaian paling lambat tanggal 31 Desember Unit yang dilakukan pengukuran adalah unit

sampel dari seluruh unit eselon I di lingkungan Kemenkeu Penentuan sampel disepakati bersama

oleh tim survei dengan Unit Kepatuhan Internal tiap-tiap unit eselon I yang bersangkutan Dari setiap

unit sampel ditentukan responden internal (pegawai yang bekerja di unit sampel dengan status PNS

danatau non-PNS) dan responden eksternal (pengguna layanan di setiap unit sampel seperti

masyarakat KL lain atau unit eselon I lain di Kemenkeu)

Hasil penilaian yang digunakan dalam perhitungan IKU merupakan hasil dari pelaksanaan survei

yang telah disesuaikan dengan hasil pelaksanaan FGD dan penilaian lapangan Penyesuaian dilakukan

oleh tim penilai Itjen dengan metode mengkonversikan informasi kualitatif pada catatan hasil FGD

dan penilaian lapangan menjadi informasi kuantitatif Seluruh kegiatan penilaian persepsi integritas

dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kemenkeu dengan supervisi oleh KPK

Komponen dalam perhitungan IKU Indeks integritas organisasi dengan formula sebagai berikut

Capaian IKU = (50 x capaian tingkat pemenuhan ZI WBK) + (50 x capaian persepsi integritas)

ϭϭϳgtltEWďϮϬϮϬ

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчͽͻϰ͵ͽҗϰчţūƲƄŀƲчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчȝŀƲƄчţƐţŀǟŀǷчţŀǢƐчţǿŀч

ƤƼưǟƼƲūƲчȝŀƐǷǿчŜŀǟŀƐŀƲчǷƐƲƄƤŀǷчǟūưūƲǿƋŀƲчccedilRчtimesdчţŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчǟūǢǪūǟǪƐчƐƲǷūƄǢƐǷŀǪϯ

ūƧŀǟƼǢŀƲчRdiquestчƐƲƐчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǷŀƋǿƲŀƲϰчǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐчţŀǷŀчAacuteotildemacrAacutemacruacuteчЋǪūưŀƤƐƲчǷƐƲƄƄƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƋŀţŀǟчǷŀǢƄūǷϰч

ǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌϰчƤƼƲǪƼƧƐţŀǪƐчǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчatildesup1frac14Uumlatildesup1AcircEgraveocircAcircoacutefrac14ccedilЋǢūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄч

ţƐƄǿƲŀƤŀƲчŀţŀƧŀƋчŀƲƄƤŀчǟūǢƐƼţūчǷūǢŀƤƋƐǢЌϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчţƐţŀǟŀǷчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчƐƲƐчǪūśūǪŀǢч͵ʹϰͷ͵чƋŀǪƐƧчǷūǢǪūśǿǷчţƐţŀǟŀǷƤŀƲчţŀǢƐчƲƐƧŀƐчŜŀǟŀƐŀƲч

ǷƐƲƄƤŀǷчǟūưūƲǿƋŀƲчccedilRчtimesdчǪūśūǪŀǢч͵͵ϰͼϰч ơǿưƧŀƋчǿƲƐǷчƤūǢơŀч$b śчȝŀƲƄчưūƲţŀǟŀǷƤŀƲчǟǢūţƐƤŀǷчǷƐƲƄƤŀǷч

ƲŀǪƐƼƲŀƧчtimesdчǪūśŀƲȝŀƤчͽϰчǟǢūţƐƤŀǷчtimespчǪūśŀƲȝŀƤчͶͻчţŀƲчƲƐƧŀƐчŜŀǟŀƐŀƲчǟūǢǪūǟǪƐч ƐƲǷūƄǢƐǷŀǪчǪūśūǪŀǢч

ͽϰͻͺϯччpūưǟūǢƋŀǷƐƤŀƲчƋŀƧчţƐчŀǷŀǪϰчţƐǟūǢƼƧūƋчƲƐƧŀƐчŀƤƋƐǢчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢч͵ʹϰͷ͵ϰчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчưūЙ

ưūƲǿƋƐчǷŀǢƄūǷƲȝŀчǪūśūǪŀǢчͽͻϰ͵ͽчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷч

ūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчţŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǪūƧŀưŀчƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǢūƲŜŀƲŀчơŀƲƄƤŀчưūƲūƲƄŀƋч

$b śчȝŀƲƄчţƐǷǿŀƲƄƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶ -ʹͶʹͶϯч ŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчRdiquestчƐƲƐчǷƐţŀƤчţƐǷūǷŀǟƤŀƲч

ţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶчǪūƋƐƲƄƄŀчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲϯ

RǪǿчǷūǢƤŀƐǷчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчȝŀƐǷǿчŀţŀƲȝŀчǟūƲǿǢǿƲŀƲчƧŀȝŀƲŀƲчśŀƐƤчţƐчdŀƲǷƼǢч

ǿǪŀǷϰч dŀƲȗƐƧϰчưŀǿǟǿƲч d rч ǪūśŀƄŀƐч ţŀưǟŀƤч OumlR$-͵ͽч ǪūƋƐƲƄƄŀч rƐƧŀƐч ūǢǪūǟǪƐч RƲǷūƄǢƐǷŀǪчưūƲƄŀƧŀưƐч

ǟūƲǿǢǿƲŀƲϯ

ƤŀǢч ưŀǪŀƧŀƋч ȝŀƲƄч ţŀǟŀǷч ţƐƐţūƲǷƐɯƤŀǪƐч ţŀƧŀưч ǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ŀţŀƧŀƋч ŀţŀƲȝŀч ƤūśƐơŀƤŀƲ-

ƤūśƐơŀƤŀƲчţŀƲчƧŀȝŀƲŀƲчǪŀŀǷчǟūƲţūưƐчưūƲƐưśǿƧƤŀƲчǟūǢǪūǟǪƐчƤǿǢŀƲƄчśŀƄǿǪчǟŀţŀчưƐǷǢŀчƤūǢơŀчƐƲǷūǢƲŀƧчţŀƲч

ūƤǪǷūǢƲŀƧϯ

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ cedilūƧŀƋчţƐŀţŀƤŀƲчƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчţūƲƄŀƲчRƲǪǟūƤǷƼǢŀǷчRRRчǿƲǷǿƤчưūưśŀƋŀǪчƋŀǪƐƧчlaquo Rϲ

Ͷϯ ūưśŀƋŀǪŀƲчƋŀǪƐƧчlaquo RчǟŀţŀчpoundŀǟƐưǪǿǪϲ

ͷϯ cedilūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчǿƲƐǷчƤūǢơŀчccedilR-timesdϼtimespчţƐчǷƐƲƄƤŀǷчiquestƲƐǷчǪūƧƼƲчRчţŀƲчưūƲƄŀȗŀƧчǿƲƐǷчƤūǢơŀч

ǟŀţŀчǪŀŀǷчǟūƲƐƧŀƐŀƲчţƐчǷƐƲƄƤŀǷчƤūưūƲǷūǢƐŀƲчЋcedil dЌϯчūǢţŀǪŀǢƤŀƲчƋŀǪƐƧчţŀǢƐчcedil dϰчͼͺчǿƲƐǷчƤūǢơŀчǷūƧŀƋчưūЙ

ưūƲǿƋƐчƤǢƐǷūǢƐŀчǿƲǷǿƤчţƐǿǪǿƧƤŀƲчưūƲƄƐƤǿǷƐчǟūƲƐƧŀƐŀƲчccedilR-timesdϼtimespчǷƐƲƄƤŀǷчƲŀǪƐƼƲŀƧчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϲ

ϯ cedilūƧŀƋч ţƐǷūǢśƐǷƤŀƲч ƲƼǷŀч ţƐƲŀǪч laquoūǷţƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч rƼϯч r$-Ͷͺͺʹϼ ϯ͵ϼͶʹͶʹч ǷūǢƤŀƐǷч ǟūǢǪƐŀǟŀƲч

ǟūƲƐƧŀƐŀƲчƲŀǪƐƼƲŀƧчţŀƲчǟūǢǪƐŀǟŀƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǪǿǢȖūƐчccedilR-timesdϼtimespϲ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷчdd - - - - - ͽͻϰ͵ͽ ͽͻϰ͵ͽ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - - - - - ͵ʹϰͷ͵ ͵ʹϰͷ͵ ŀǟŀƐŀƲ - - - - - ͵ʹͼϰͷ ͵ʹͼϰͷ

cedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestч

dūǷūǢŀƲƄŀƲ laquoǿśчRdiquestч͵ laquoǿśчRdiquestчͶ

ͶʹͶʹ ͵ʹϰͷ͵ pūƲƄƐƲƄŀǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчśŀǢǿчţƐǷūǢŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчǪūśŀƄŀƐ

ƄŀśǿƲƄŀƲчlaquoǿś-RdiquestчţǿŀчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϰ

ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţūчǪūśūƧǿưƲȝŀчưūưśŀƲţƐƲƄƤŀƲчƤūţǿŀ

Ǫǿś-RdiquestчǷūǢǪūśǿǷϯ

laquoǿś-Rdiquestч͵ϱчcedilƐƲƄƤŀǷчǟūưūƲǿƋŀƲчccedilRчtimesd

Ͷʹ͵ͽ ͵͵Ͷϰͻ͵ Ͷʹ͵ͼ ͵͵ͶϰͶͻ ͽ͵ϰͺͽ Ͷʹ͵ͻ - ͼͺϰ͵ͺ

Ͷʹ͵ͺ - -

LAKIN DJPb 2020 118

5 Telah dilakukan asistensi kepada unit kerja peserta WBKWBBM terkait bahan paparan video profil

persiapan video conference dan evaluasi lapangan

6 Bagian KI secara intensif telah melakukan komunikasi dengan Biro OrgantaKemenpan-RB terkait

pelaksanaan video Conferenceevaluasi lapangan yang diikuti oleh peserta WBKWBBM

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan pada tahun 2021 antara lain

1 Penguatan peran UKI dalam pemantauan kode etik disiplin dan proses bisnis strategis

2 Penguatan integritas dengan internalisasi antikorupsi gratifikasi dan fraud bersinergi dengan

penyuluh antikorupsi

3 Menghimbau kepada seluruh unit kerja untuk menjaga kualitas layanan dengan tetap memperhatikan

kondisi tanggap bencana COVID-19

4 Melakukan asistensi terhadap unit kerja peserta WBKWBBM 2021

5 Melakukan koordinasi yang intensif dengan berbagai pihak (Kemenpan-RB Biro Organta dan unit

kerja peserta WBKWBBM) dalam pelaksanaan penilaian WBKWBBM

Pelaksanaan Inisiatif Strategis Transformasi Kelembagaan Ke-

menterian Keuangan pada tahun 2020 ditetapkan melalui KMK

No 125KMK012020 Indikator Kinerja Utama [IKU) Persentase

Penyelesaian inisiatif RBTK bertujuan untuk memonitor dan memastikan implementasi inisiatif transfor-

masi digital terlaksana sesuai dengan perencanaan baik dari sisi waktu dan kualitas Ditjen Perbenda-

haraan menjadi Pengelola Utama [Initiative Owner] atas implementasi IS 11 dan IS 13 dengan capaian

yang dapat dijelaskan sebagai berikut

a IS 11 Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran melalui Penggunaan Teknologi Digital [Shared Service dan

Government Platform)

1) Platform Pembayaran Pemerintah

Platform Pembayaran Pemerintah merupakan perwujudan pelaksanaan shared service untuk

pelaksanaan anggaran Platform Pembayaran Pemerintha menyediakan jasa administrasi keuangan

secara full digital melalui Kerjasama system elektronik dengan berbagai system pendukung yang

dipergunakan satuan kerja pemerintah Untuk tahap awal piloting dilaksanakan pada satker lingkup

Ditjen Perbendaharaan dan Kantor Pusat Sekjen Kemenkeu untuk layanan pembayaran gaji jasa

listrik dengan PT PIN dan telekomunikasi dengan PT Telkom Capaian pada 2020 sebagai berikut

Telah dibentuk Tim Pengelola Platform Pembayaran Pemerintah [Adhoc] berdasarkan Kepdirjen

NoKEP130PB2020

Telah ditetapkan PMK 204PMK052020 tanggal 17 Desember 2020 tentang Piloting Pembayaran

dalam rangka Pelaksanaan APBN melalui Platform Pembayaran Pemerintah

Telah ditetapkan MoU DJPb dengan PT PLN [Persero] (23122020) Nota kesepahamanMoU DJPb

dengan PT Telkom sedang dalam proses penyusunan

Telah dilakukan Integration Testing dan UAT dengan TELKOM (29122020) dan PLN (30122020)

Telah berhasil dilakukan pembayaran gaji bulan Januari 2020 menggunakan Platform Pembayaran

Pemerintah[23122020)

2) Kartu Kredit Pemerintah

Kartu Kredit Pemerintah merupakan program pendukung pelaksanaan ISRBTK Simplifikasi Pelaksa-

naan Anggaran KKP diharapkan mengurangi beban administrasi satker untuk bertransaksi sekaligus

mengurangi penggunaan uang kas tunai Capaian pada 2020 sebagai berikut

9e-CP Persentase penyelesaian

program RBTK

119 LAKIN DJPb 2020

Telah dilakukan sosialisasi edukasi kepada seluruh Kanwil DJPb dan KPPN melalui video confer-

ence terkait implementasi KKP Lanjutan (942020)

Telah disusun laporan pemantauan dan evaluasi penggunaan KKP tahun2019

Berdasarkan PMK No 231PMK03 2019 mulai tanggal 1 April 2020 Bendahara Satker KL tidak

wajib memungut memotong danatau menyetor PPh Pasal 22 dan PPN atau PPN dan PPnBM

atas penggunaan KKP

Telah dilakukan survei ketersediaan mesin EDC kepada Satker mitra kerja

Telah ditetapkan PER-19PB2020 tanggal 30 September 2020 tentang Uji Coba Mekanisme Pem-

bayaran dan Penggunaan KKP Atas Beban BA BUN

Sedang dikembangkandisesuaikan aplikasi Satker [SAS-Modul Silabi dan Aplikasi SAKTI) dalam

rangka implementasi KKP Satker BA BUN Untuk satker biasa modul KKP sudah implementasi

b IS 13 Pengintegrasian Informasi Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk Men-

dukung Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan Negara Dalam IS 13 milestone 2020 yaitu Pen-

gusulan SIKRI sebagai platform integrasi keuangan Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah

dengan capaian utama yaitu penyusunan rancangan Blueprint integrasi informasi keuangan

Pemerintah Pusat dan pemda Detil capaian IS 13 selama Tahun 2020 sebagai berikut

Penetapan KMK No 5MK52020 tentang Pembentukan Tim SIKRI Tahun 2020

Simulasi Data Transaksi Keuangan pemda yang dikompilasi SIKD menjadi laporan keuangan oleh

DJPK sesuai UND15PB72020

Pembahasan dalam rapat Dit APK DJPb PMO DJPb Dit ESI DJPK dan PMO DJPK untuk memba-

has dan menyeleraskan interkoneksi antar kedua sistem pada tanggal 3 Desember 2020

Penyusunan rancangan blueprint dan BDAT SIKRI setelah melalui pembahasan dengan pihak

terkait Rancangan Blueprint dan BDAT SIKRl telah disampaikan kepada Direktur Jenderal Per-

bendaharaan melalui nota dinas nomor 1147PB62020 tanggal 30 Desember 2020

Pembahasan RPP BAS Daerah dengan stakeholder terkait

Pelatihan capacity building [SDM] analisis data teknologi dan infrastruktur pendukung dengan

mengajak Dit SITP yang bekerja sama dengan Brainmatic dengan topik Training Systems Analysis

and Design with UML

Selain itu DJPb menjadi Unit Pendukung atas 1S1 dan IS14 dengan penjelasan sebagai berikut

a IS 14 Integrasi Proses Bisnis Perencanaan dan Penganggaran

Target milestone 2020 telah diselesaikan melalui integrasi dashboard IKPA dan EKA yang

disajikan pada aplikasi SMART dan OMSPAN melalui metode pertukaran data [data interchange)

secara host to host

Informasi integrasi dashboard tersebut telah disampaikan para Kepala Kanwil dan KPPN untuk

selanjutnya disosialisasikan kepada mitra kerjanya melalui ND-766PB22020 tanggal 24 Sep-

tember 2020 hal integrasi Data IKPA pada Aplikasi OMSPAN dengan EKA pada Aplikasi SMART

dalam rangka Monev Kinerja Anggaran

Modul Anggaran SAKTI Satker sudah dimplementasikan dan sudah dilaporkan pada Weekly SAKTI

bulan November 2020

gtltEWďϮϬϮϬϭϮϬ

śϯ Rlaquoчϻ͵ϰч ūƲƄǿŀǷŀƲчǿţŀȝŀчǢƄŀƲƐǪŀǪƐчdūưūƲƤūǿϱчcedilƋūчrūȗчcedilƋƐƲƤƐƲƄчƼƃчtimesƼǢƤƐƲƄϰ

͵Ќ ч ūƲȝūưǟǿǢƲŀŀƲчţŀƲчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчRƲǷūƄǢƐǷȝчEǢŀưūȗƼǢƤч

middot cedilūǢţŀǟŀǷчʹчǟūƄŀȗŀƐч$b śчȝŀƲƄчưūƲƄƐƤǿǷƐчǟǢƼǪūǪчlaquoūǢǷƐɯƤŀǪƐч ūƲȝǿƧǿƋчƲǷƐчdƼǢǿǟǪƐч Ћlaquo dЌч

ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯ

middot cedilūǢţŀǟŀǷч͵ͼчǟūƄŀȗŀƐч$b śчȝŀƲƄчưūưūƲǿƋƐчǟūǢǪȝŀǢŀǷŀƲчlaquo dчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч

middot cedilūǢţŀǟŀǷч͵ч ūƄŀȗŀƐч$b śчȝŀƲƄчƧǿƧǿǪчŀǪǪūǪǪưūƲǷчlaquo dчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯ

middot $ƐǢūƤǷǿǢчbūƲţūǢŀƧч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчưūƲŀƲţŀǷŀƲƄŀƲƐчţŀƲчưūƲūǷŀǟƤŀƲчd -Ͷͷϼ ϼͶʹͶʹчǷūƲЙ

ǷŀƲƄч ūǷǿƲơǿƤчcedilūƤƲƐǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчdūǢŀƲƄƤŀч ūƲƄǿŀǷŀƲчRƲǷūƄǢƐǷŀǪч$b śϯ

middot cedilƐưч ǷūƧŀƋч ưūƧŀƤǿƤŀƲч ǪƐƲƤǢƼƲƐǪŀǪƐч ƤƼƲǪūǟч REч ţūƲƄŀƲч FƼȖūǢƲŀƲŜūч EǢŀưūȗƼǢƤч ЏFEЌч ţūƲƄŀƲч

RƲǪǟūƤǷƼǢŀǷчͻчţŀƲчcedilчЏƄǿǪǷǿǪчͶʹͶʹАϯ

ͶЌ RưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǟūƲчlaquoǟŀŜūч

middot ūƲǿƲơǿƤŀƲчǿƲƐǷчǟƐƧƼǷƐƲƄч$ƐǷϯч dчfiquestϯ

middot ūƲūǢśƐǷŀƲчǟūǷǿƲơǿƤчǷūƤƲƐǪчtimesчǿƲǷǿƤчǟūƲƄŀţŀŀƲϼǢūƲƼȖŀǪƐчƤŀƲǷƼǢϯ

middot ūƲūǷŀǟŀƲчdūǷūƲǷǿŀƲчlaquoǷŀƲţŀǢч ūǢŀƧŀǷŀƲчţŀƲчpūǪƐƲϯч

middot ūƲȝǿǪǿƲŀƲч iquestǟţŀǷƐƲƄч ǿƤǿч ŀƲţǿŀƲϲч laquoǷŀƲţŀǢч $ūǪŀƐƲч ţŀƲч fŀȝƼǿǷч FūţǿƲƄч RƲǪǷŀƲǪƐч OumlūǢǷƐƤŀƧч

ЏţŀƧŀưчǟǢƼǪūǪЌϯ

middot $b śч ǷūƧŀƋч śūǢƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ţūƲƄŀƲчpoundƼưŀţŀƲчlaquoūǷơūƲч ǿƲǷǿƤчưūȗǿơǿţƤŀƲч ǪŀǷūƧƧƐǷūч ƼɭŜūчǟŀţŀч

d rчƼƄƼǢϯч$ƐǟūǢƤƐǢŀƤŀƲчŀƤƋƐǢчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪƐŀǟчǿƲǷǿƤчţƐƄǿƲŀƤŀƲϯ

middot laquoŀǷūƧƧƐǷūч ɭŜūч ţƐч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶ͵ч $b śчưūǢūƲŜŀƲŀƤŀƲч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ǟŀţŀч d rч ūƤŀǪƐϰч d rч

laquoǿǢŀƤŀǢǷŀϰчd rчpŀƧŀƲƄчţŀƲчd rчdƧŀǷūƲϯчlaquoŀŀǷчƐƲƐчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчūȖŀƧǿŀǪƐчǟƼǷūƲǪƐчţŀƲчǟūưЙ

ŀƲƃŀŀǷŀƲчǢǿŀƲƄŀƲчǿƲǷǿƤчţƐǿǪǿƧƤŀƲϯч

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч ǪūśūǪŀǢч ͼҗч ţūƲƄŀƲч ǟūǢƐƼţūч ǟūƧŀǟƼǢŀƲч ǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲϯч

ūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч ǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐч ţŀǷŀчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчưŀȜƐưƐȧūч ЋǪūưŀƤƐƲч ǷƐƲƄƄƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷūǢƋŀţŀǟч ǷŀǢƄūǷч ưŀƤŀч

ǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌчţŀƲч ơūƲƐǪчƤƼƲǪƼƧƐţŀǪƐчǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчǷŀƤūч ƧŀǪǷчƤƲƼȗƲчȖŀƧǿūч

ЋǢūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчţƐƄǿƲŀƤŀƲчŀţŀƧŀƋчŀƲƄƤŀчǟūǢƐƼţūчǷūǢŀƤƋƐǢЌϯчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǪūśǿǷчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǢƐчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀч

ǟūǢǪūƲǷŀǪūчŜŀǟŀƐŀƲчƐƲƐǪƐŀǷƐƃчśŀƐƤчǪūśŀƄŀƐчǟūƲƄūƧƼƧŀчǿǷŀưŀчưŀǿǟǿƲчǪūśŀƄŀƐчǟūƲţǿƤǿƲƄϯ

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ţŀǷŀч ţŀǢƐч ūƲǷǢŀƧч cedilǢŀƲǪƃƼǢưŀǷƐƼƲч ɭŜūч ЋcedilЌч dūưūƲƤūǿϰч ȝŀƲƄчưūƲơŀţƐч ţŀǪŀǢч ŜŀǟŀƐŀƲч

RdiquestчǷūǢǪūśǿǷϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟǢƼƄǢŀưчpoundcedildчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчǿƲǷǿƤч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀЙ

ƋŀǢŀŀƲчǪūśūǪŀǢчͽϰͻͶҗчŀǷŀǿч͵͵ͶϰͷͺҗчţŀǢƐчǷŀǢƄūǷϯчlaquoūŜŀǢŀчƤūǪūƧǿǢǿƋŀƲϰчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǟŀţŀчǷŀƋǿƲч

ͶʹͶʹчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀśūƧчͷϯͶͼчŀǟŀƐŀƲчRdiquestча ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟǢƼƄǢŀưчpoundcedildачǷŀƋǿƲчͶʹͶʹч

cedilūǢţŀǟŀǷчśūśūǢŀǟŀчƐǪǿчǷūǢƤŀƐǷчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ ūǢǿśŀƋŀƲчţƐƄƐǷŀƧчţƐчƧƐƲƄƤǿƲƄŀƲч$b чśūǢţŀưǟŀƤчƧǿŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐϰчǟǢƼǪūǪчśƐǪƲƐǪчţŀƲчƧūƄŀƧƐЙ

ǷŀǪчţƼƤǿưūƲчƤūǿŀƲƄŀƲϯ

Ͷϯ ūƲƄūưśŀƲƄŀƲчŀǟƧƐƤŀǪƐчţŀƲчǢūƄǿƧŀǪƐчǷūǢƤŀƐǷчǟƧŀǷƃƼǢưчśūǢơŀƧŀƲчśūǢǪŀưŀŀƲчЋƐǷūǢŀǪƐЌ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷчdd ͼϰͺͷҗ Ͷ͵ϰͼͺҗ Ͷ͵ϰͼͺҗ ͷͼϰͼͷҗ ͷͼϰͼͷҗ ͼҗ ͼҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ͵ϰͺҗ Ͷͽϰͻͺҗ Ͷͽϰͻͺҗ ϰͻͷҗ ϰͻͷҗ ͽϰͻͶҗ ͽϰͻͶҗ ŀǟŀƐŀƲ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵͵Ͷϰͺ͵ ͵͵Ͷϰͺ͵

121 LAKIN DJPb 2020

3 Penyelarasan pengembangan SIKRI dengan pengembangan SIKD memerlukan interkoneksi dengan

data SIKD di DJPK

Akar masalah yang dapat diidentifikasi dalam pencapaian IKU tersebut antara lain

1 Regulasi selesai pada akhir tahun penyesuaian aplikasi dan pembayaran hanya memiliki jeda waktu

sangat pendek

2 Pengembangan SIKD berbasis transaksi masih berjalan sehingga belum dapat dilakukan inter-

koneksi ke data SIKD dari DJPK (IS 13]

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan pada tahun 2021

1 Melakukan monitoring dan mengawal para initiative owner untuk mencapai target rencana

timeframe KMK ISRBK Tahun 2020

2 Melaksanakan piloting untuk transaksi pembayaran common ekspense

3 Melakukan komunikasi intensif dengan DJPK untuk mempercepat pemberian akses langsung ke

data SIKD

4 Monitoring implementasi IS 14

Tingkat Implementasi learning organization merupakan nilai

yang merepresentasikan tingkat implementasi unit kerja di

lingkungan Kementerian Keuangan sebagai learning organiza-

tion Learning organization (organisasi pembelajar) adalah organisasi yang secara terus menerus dan

terencana memfasilitasi anggotanya agar mampu terus menerus berkembang dan mentransformasi

diri baik secara kolektif maupun individual dalam usaha mencapai hasil yang lebih baik dan sesuai

dengan kebutuhan yang dirasakan bersama antara organisasi dan individu di dalamnya (KEP-140

PP2017)

Tingkat implementasi learning organization menggunakan metode pengukuran yang dikembangkan dari

konsep Enterprise Learning System Assessment yang merupakan salah satu komponen dalam penera-

pan strategi Kemenkeu corporate university

Tingkat learning organisation dapat ditinjau dari input proses dan output pembelajaran yang dapat

dilakukan dengan komponen penilaian terdiri dari

1 Strategic fit and management commitment

2 Learning function organization

3 Learning spaces

4 Learning solutions

5 Leaders as teachers

6 Learners

7 Learning Culture

8 Feedback

9 Learning value chain

10 Learners performance

Pengukuran IKU ini menggunakan metode penilaian self assesment dan survei

a Penilaian Dilakukan oleh komite (BPPK) dengan menggunakan data yang dimiliki olh Sekretariat

BPPK dan Pusdiklat

9f-CP Tingkat implementasi

learning organization

gtltEWďϮϬϮϬϭϮϮ

śϯ laquoūƧƃч ǪǪūǪưūƲǷϱч $ƐƧŀƤǿƤŀƲч ƼƧūƋч ǿƲƐǷч ȝŀƲƄчưūưśƐţŀƲƄƐч ǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲч ǟūƄŀȗŀƐч ţƐч ǪūǷƐŀǟч ǪūƧƼƲч Rч

ţŀƲϼŀǷŀǿчǿƲƐǷчǪŀưǟūƧчţūƲƄŀƲчţŀǷŀчȝŀƲƄчţƐưƐƧƐƤƐчǪūƲţƐǢƐчţŀƲчƤūǢǷŀǪчƤūǢơŀчţŀǢƐч d

Ŝϯ laquoǿǢȖūƐϱ

͵ϯ cedilƐưч ǪǿǢȖūƐч ǿƲǷǿƤч ǟūƲƐƧŀƐŀƲч ƧūȖūƧч ǿƲƐǷч ūǪūƧƼƲч Rч ŀţŀƧŀƋч ǷƐưч ǪǿǢȖūƐч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ȝŀƲƄч

ţƐƤƼƼǢţƐƲŀǪƐƤŀƲчƼƧūƋч dϲ

Ͷϯ iquestƲƐǷчȝŀƲƄчţƐơŀţƐƤŀƲчǪŀưǟūƧчǟŀţŀчưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄчǿƲƐǷчūǪūƧƼƲчRчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчƼƧūƋчǷƐưчǪǿǢȖūȝϲ

ͷϯ poundūǪǟƼƲţūƲчǪǿǢȖūƐчŀţŀƧŀƋчǪūƧǿǢǿƋчǟūƄŀȗŀƐчǟŀţŀчlaquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷчiquestƲƐǷччǪūƧƼƲчRчţŀƲчiquestƲƐǷчdūǢơŀчȝŀƲƄчưūƲЙ

ơŀţƐчlaquoŀưǟūƧϯ

EƼǢưǿƧŀчRdiquestчϱч

cedilƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчƧūŀǢƲƐƲƄчƼǢƄŀƲƐǪŀǷƐƼƲчччʹҗчMŀǪƐƧч ūƲƐƧŀƐŀƲчѾчͷʹҗччMŀǪƐƧчlaquoūƧƃчǪǪūǪưūƲǷчѾчͷʹҗч

ūǢǪūǟǪƐчlaquoǿǢȖūƐч

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчͻϯч ūƧŀǟƼǢŀƲчRdiquestчƐƲƐчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǷŀƋǿƲŀƲϰчǟƼƧŀǢЙ

ƐǪŀǪƐчţŀǷŀчAacuteotildemacrAacutemacruacuteЋǪūưŀƤƐƲчǷƐƲƄƄƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƋŀţŀǟчǷŀǢƄūǷϰчǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌϰчƤƼƲǪƼƧƐЙ

ţŀǪƐчǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчatildesup1 frac14Uumlatilde sup1AcircEgraveocircAcircoacutefrac14ccedil ЋǢūŀƧƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄчţƐƄǿƲŀƤŀƲчŀţŀƧŀƋчŀƲƄƤŀчǟūǢƐƼţūч ǷūǢŀЙ

ƤƋƐǢЌϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчţƐţŀǟŀǷчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчƐƲƐчǪūśūǪŀǢчͽͻϰͺчŀƲƄƤŀчǷūǢǪūśǿǷчţƐţŀǟŀǷчţŀǢƐч ūƲƄǿƤǿǢŀƲчǷƐƲƄЙ

ƤŀǷч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч frac14OslashAcircmacrAcirccopy EgraveOslashcopyAcircmacruacuteatildemacrEgraveAcirc ЋfЌч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǷūƧŀƋч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ţūƲƄŀƲч ưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲч ǷƐƄŀч

ưūǷƼţūч ǟūƲƄǿƤǿǢŀƲϰч ȝŀƐǷǿч ǪǿǢȖūƐϰчUumlfrac14uml UumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeţŀƲч ǟūƲƐƧŀƐŀƲч ƼƧūƋч dƼưƐǷūч ūƲƐƧŀƐч fч ţūƲƄŀƲч ƋŀǪƐƧч

ƲƐƧŀƐчͽͻϰͺчЋţƐŀǷŀǪчƲƐƧŀƐчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчdūưūƲƤūǿчǪūśūǪŀǢчͽͷϰ͵ͼЌчƋŀƧчƐƲƐчưūưśǿŀǷчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчfrac14OslashAcircʣ

macrAcirccopyEgraveOslashcopyAcircmacruacuteatildemacrEgraveAcirc$b śчţƐŀǟǢūǪƐŀǪƐчţūƲƄŀƲчśŀƐƤчƼƧūƋчdƼưƐǷūч ūƲƐƧŀƐчfϯч

pūưǟūǢƋŀǷƐƤŀƲчƋŀƧчţƐчŀǷŀǪϰчţƐǟūǢƼƧūƋчƲƐƧŀƐчŀƤƋƐǢч RdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчͽͻϰͺϰчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐч

ǷŀǢƄūǷƲȝŀчǪūśūǪŀǢчͻчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷч

pūƲƄƐƲƄŀǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчśŀǢǿчţƐǷūǢŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǪūưūƲǷŀǢŀчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͺч

Ǫϯţϯч Ͷʹ͵ͽч ǷƐţŀƤч ţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч ţŀƲч ǷƐţŀƤч ŀţŀч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷϰч ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч

ţūƲƄŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹ͵ͽчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǿƤŀƲϯчpoundūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲч

ǢūŀƧƐǪŀǪƐчǪūƧŀưŀчƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǢūƲŜŀƲŀчơŀƲƄƤŀчưūƲūƲƄŀƋч$b śчȝŀƲƄчţƐǷǿŀƲƄƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀЙ

ƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчƧūśƐƋчǷƐƲƄƄƐчţŀǢƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀϑpoundūƲǪǷǢŀч$b śчǷŀƋǿƲч

ͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

RǪǿчǷūǢƤŀƐǷчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчȝŀƐǷǿч ūƲƄǿƤǿǢŀƲчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчfrac14OslashAcircmacrAcirccopy

EgraveOslashcopyAcircmacruacuteatildemacrEgraveAcircϑЋfЌчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчǷƐƄŀчưūǷƼţūчǟūƲƄǿƤǿǢŀƲϰчȝŀƐǷǿчǪǿǢЙ

ȖūƐϰчUumlfrac14umlUumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeţŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчƼƧūƋчdƼưƐǷūч ūƲƐƧŀƐчfчţūƲƄŀƲчƋŀǪƐƧчƲƐƧŀƐчͽͻϰͺчЋţƐŀǷŀǪчƲƐƧŀƐчǢŀǷŀ-чǢŀǷŀч

dūưūƲƤūǿчǪūśūǪŀǢчͽͷϰ͵ͼЌчưūưśǿŀǷчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчƧūŀǢƲƐƲƄчƼǢƄŀƲƐȧŀǷƐƼƲч$b śчţƐŀǟǢūǪƐŀǪƐчţūƲƄŀƲч

śŀƐƤчƼƧūƋчdƼưƐǷūч ūƲƐƧŀƐчfϯ

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ ūǢƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ţūƲƄŀƲч dч ǷūǢƤŀƐǷч ǷūƤƲƐǪч ǟūƲƄǿƤǿǢŀƲч ţŀƲч ǟūƲūƲǷǿŀƲч ȗŀƤǷǿч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч

ǟūƲƄǿƤǿǢŀƲϲ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷчdd - - - - - ͻ ͻ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - - - - - ͽͻϰͺ ͽͻϰͺ ŀǟŀƐŀƲ - - - - - ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ

ϭϮϯgtltEWďϮϬϮϬ

Ͷϯ pūƲƄƐƤǿǷƐч 0AcircmacrUumlmacrUumlmacr =OslashAcircmacrAcirccopy AcirccopycopyAacuteAcircatilde (EgraveOslashccedilAacuteưūƧŀƧǿƐч EgraveEgraveAacute BatildemacrAcirccopy ȝŀƲƄч ţƐŀţŀƤŀƲч ƼƧūƋч laquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷч

dчǪūśŀƄŀƐчǪŀǢŀƲŀчǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчcedilƐƲƄƤŀǷчRưǟƧūưūƲǷŀǪƐч=OslashAcircmacrAcirccopyIOslashcopyAcircmacrUumlatildemacrEgraveAcircţƐчfƐƲƄƤǿƲƄŀƲч dūưūƲЙ

ǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲϲ

ͷϯ pūưǟūǢǪƐŀǟƤŀƲчǟūưūǷŀŀƲчƤūǢǷŀǪчƤūǢơŀчśŀƄƐчǿƲƐǷчƤūǢơŀчȝŀƲƄчŀƤŀƲчưūƲơŀţƐчƼśȝūƤчǪǿǢȖūȝϲ

ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƤŀƐǷчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǟūƲƄǿƤǿǢŀƲч=OslashAcircmacrAcirccopyEgraveOslashcopyAcircmacrUumlatildemacrEgraveAcircƤūǟŀţŀчǿƲƐǷϼчƼśȝūƤчǪǿǢЙ

Ȗūȝϲ

ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲϑUumlfrac14umlUumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeţŀƲчǟūƲţŀưǟƐƲƄŀƲϑUumlfrac14umlUumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeǟŀţŀчǿƲƐǷoacuteOslashatildemacrfrac14ʒ

poundūƤƼưūƲţŀǪƐчǢūƲŜŀƲŀчŀƤǪƐчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵чưūƧŀƤǿƤŀƲчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчǪƐǪǷūưчȝŀƲƄч

ưūƲţǿƤǿƲƄчǟūưŀƲǷŀǿŀƲчƤūƧūƲƄƤŀǟŀƲчţƼƤǿưūƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƤǷƐȖƐǷŀǪчfчǿƲƐǷч ǪŀưǟūƧчţŀƲчlaquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчч

ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч=OslashAcircmacrAcirccopyIOslashcopyAcircmacruacuteatildemacrEgraveAcircţŀƲчǪƐǪǷūưчǟūƲţǿƤǿƲƄчǟūưŀƲǷŀǿŀƲчŀƤǷƐȖƐǷŀǪчfчƧƐƲƄƤǿǟч$b śϯ

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ưūƧƐǟǿǷƐч ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲϰч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲϰч ţŀƲч ưƼƲƐǷƼǢƐƲƄч

ŀƲƄƄŀǢŀƲч ǪūƧŀưŀч ǪŀǷǿч ǷŀƋǿƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ȝŀƲƄч ǪūƧŀƲơǿǷƲȝŀч ţƐǟūǢǷŀƲƄƄǿƲƄȭŀȗŀśƤŀƲч

Ƥūǟŀţŀч ǪǷŀƤūƋƼƧţūǢϯч$ŀƲŀч ȝŀƲƄч ǷūǢǪūţƐŀчţŀƧŀưчţƼƤǿưūƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲч

Ћ$R Ќϰч ƋŀǢǿǪч ţƐƤūƧƼƧŀч ǪūǪǿŀƐч ǢūƲŜŀƲŀч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ţŀƲч ţŀǟŀǷч

ţƐǟūǢǷŀƲƄƄǿƲƄȭŀȗŀśƤŀƲϯч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲч ǟǢƐƲǪƐǟч ƋūưŀǷϰч

ūɯǪƐūƲϰчţŀƲчǷƐţŀƤчưūȗŀƋчţūƲƄŀƲчǷūǷŀǟчưūưūƲǿƋƐчƼǿǷǟǿǷчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчǷūƧŀƋчţƐǢūƲŜŀƲŀƤŀƲчţŀƧŀưч$R ϯч

dǿŀƧƐǷŀǪч ǟūǢǷŀƲƄƄǿƲƄȭŀȗŀśŀƲч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ǪūƧŀưŀч ǪŀǷǿч ǷŀƋǿƲϰч ǷūǢŜūǢưƐƲч ţŀǢƐч ƼǟƐƲƐч ȝŀƲƄч

ţƐśūǢƐƤŀƲчƼƧūƋч dϯчч

ч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͶͽϯч

cedilŀśūƧчͷϯͶͽчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч͵ʹ

Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч ƤǿŀƧƐǷŀǪч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ţƐǷūǢŀǟƤŀƲч ǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵чţūƲƄŀƲчƲŀưŀч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч ūƲȝūǢŀǟŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчţŀƲч ūƲЙ

ŜŀǟŀƐŀƲчIccedilatildeOtildeccedilatilde frac14Acirccedilϰч ţūƲƄŀƲч ǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч ȝŀƲƄч ƤūưǿţƐŀƲч ţƐǿśŀƋч

ţūƲƄŀƲчlaquoǿǢŀǷчţŀǢŀƲч ЋlaquoЌчpūƲǷūǢƐч dūǿŀƲƄŀƲчrƼϯч laquo-ͷͶϼpdϯ͵ϼͶʹ͵ч ǷŀƲƄƄŀƧч ͷʹч$ūǪūưśūǢч Ͷʹ͵ч ǷūƲǷŀƲƄч

cedilŀǷŀчŀǢŀч ūƲƄǿƤǿǢŀƲчRƲţƐƤŀǷƼǢчdƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀч ūƲȝūǢŀǟŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчţŀƲч ūƲŜŀǟŀƐŀƲчǿǷǟǿǷчūƧŀƲơŀчţƐч

fƐƲƄƤǿƲƄŀƲч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ȝŀƲƄч ưūƲŜŀśǿǷч laquo-ͻϼpdϯ͵ϼͶʹ͵ч ǷŀƲƄƄŀƧч ͻч pŀǢūǷч Ͷʹ͵ϰч ţūƲƄŀƲч

ưūƲŀưśŀƋƤŀƲчǿƲǪǿǢчūɯǪƐūƲǪƐϰчǪūƧŀƐƲчǟūƲȝūǢŀǟŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчţŀƲчEgraveccedilatildeOtildeccedilatildeчЋŜŀǟŀƐŀƲчƤūƧǿŀǢŀƲЌϯч ŀţŀчǟūƲūǷŀЙ

ǟŀƲчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчţŀƲчͶʹ͵ͻϰч ǟūƲƄƋƐǷǿƲƄŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷчưŀǪƐƋчţƐƄǿƲŀƤŀƲчţūƲƄŀƲчǟūǢǿЙ

śŀƋŀƲчƲƼưūƲƤƧŀǷǿǢчưūƲơŀţƐч ūǢǪūƲǷŀǪūчdǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲϯч

$ŀƧŀưч ǟūǢơŀƧŀƲŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͻч ЋǷǢƐȗǿƧŀƲч ROumlЌч ǷūǢţŀǟŀǷч ǟūǢǿśŀƋŀƲч ưūǷƼţūч ǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷϰч

ţūƲƄŀƲч ŀţŀƲȝŀч ǟūƲūǷŀǟŀƲч laquo-ͷϼpdϯ͵ϼͶʹ͵ͻч ǷŀƲƄƄŀƧч ͶͺчƤǷƼśūǢч Ͷʹ͵ͻч ǷūƲǷŀƲƄч cedilŀǷŀчŀǢŀч ūƲƄƋƐǷǿƲƄŀƲч

RƲţƐƤŀǷƼǢч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ūǢǪūƲǷŀǪūч dǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƲƄƄŀǢŀƲч ţƐч fƐƲƄƤǿƲƄŀƲч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿЙ

ŀƲƄŀƲϰчţūƲƄŀƲчŀţŀƲȝŀчǟūǢśūţŀŀƲчǟŀţŀчƼśơūƤчţŀƧŀưчǿƲǪǿǢчȝŀƲƄчţƐǿƤǿǢϰчưūǷƼţūчţŀƲчǟūưśƼśƼǷŀƲϰчǪūǢǷŀч

ŀţŀƲȝŀчǟūƲŀưśŀƋŀƲчǿƲǪǿǢчƤƼƲǪƐǪǷūƲǪƐч ЋǿƲǪǿǢчȝŀƲƄчţƐǷŀưśŀƋƤŀƲчǿƲǷǿƤчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчưǿƧŀƐч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼЌϯч

laquoūƧŀƐƲч ƐǷǿϰч ǟŀţŀч ǷǢƐȗǿƧŀƲч RRч Ͷʹ͵ͼϰч ǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч ƤǿŀƧƐǷŀǪч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ơǿƄŀч

ditŀưśŀƋƤŀƲ чǿƲǪǿǢч RƲţƐƤŀǷƼǢч dƐƲūǢơŀч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƲƄƄŀǢŀƲч ЋRd Ќч $b śч ţūƲƄŀƲч ǟǢƼǟƼǢǪƐч śƼśƼǷϰч

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч͵ ʹ

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч

dūǿŀƲƄŀƲчȝŀƲƄч

laquolaquoч͵ʹϱч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧч dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ͵ʹŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲ ͽҗ ͽͺϰ͵ͺ ͵ʹ͵ϰͶͶ ͵ʹś- RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчч͵ ͼ ͽͺ ͵͵Ͷϰͽ

͵ʹŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪч

gtltEWďϮϬϮϬϭϮϰ

ȝŀƐǷǿч ŜŀǟŀƐŀƲч laquo-ͷϼpdϯʹ͵ϼͶʹ͵ͻч ţƐśƼśƼǷч ͽʹҗч ţŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч Rd ч$b śч ţƐśƼśƼǷч ͵ʹҗϯч $ŀƲч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵ͽчƤūưśŀƧƐчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟūƲȝūưǟǿǢƲŀŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчưūƧŀƧǿƐчǟūƲūǷŀǟŀƲчǷŀǷŀчŜŀǢŀчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲƲȝŀчǟŀЙ

ţŀчlaquo-Ͷϼpdϯ͵ϼͶʹ͵ͽϰчţūƲƄŀƲчưūƲƐưśŀƲƄϱч

͵ϯ ǿƲǷǿƤчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲч ǪūǢǷŀчǟūǢśŀƐƤŀƲч ǷŀǷŀч ƤūƧƼƧŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄЙ

ƄŀǢŀƲчţƐчƧƐƲƄƤǿƲƄŀƲчdūưūƲƤūǿϲ

Ͷϯ ǿƲǷǿƤчưūƲƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐчRpdчrƼưƼǢчͷͺϼRpdϯʹ͵ϼͶʹ͵ͻчǷūƲǷŀƲƄчFūǢŀƤŀƲчɯǪƐūƲǪƐчǪūśŀƄŀƐчśŀƄƐŀƲчƐưǟƧūЙ

ưūƲǷŀǪƐчǟūƲƄǿŀǷŀƲчśǿţŀȝŀчdūưūƲƤūǿϰчpūƲǷūǢƐчdūǿŀƲƄŀƲчưūưśūǢƐƤŀƲчŀǢŀƋŀƲчŀƄŀǢчdūưūƲƤūǿчưūƲЙ

ơŀţƐчǟǢƐưūчưƼȖūǢчǷŀǷŀчƤūƧƼƧŀчŀƲƄƄŀǢŀƲчȝŀƲƄчūƃūƤǷƐƃϰчūɯǪƐūƲϰчţŀƲчŀƤǿƲǷŀśūƧϲ

ͷϯ ǿƲǷǿƤчưūƲȝūƧŀǢŀǪƤŀƲч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчȖŀƧǿŀǪƐч dƐƲūǢơŀч ƲƄƄŀǢŀƲч ţŀƧŀưч ŀǟƧƐƤŀǪƐч laquoƐǪǷūưч

pƼƲƐǷƼǢƐƲƄчdƐƲūǢơŀчcedilūǢǟŀţǿчЋlaquoppoundcedilЌчǪūǢǷŀчưƼƲƐǷƼǢƐƲƄчţŀƲчūȖŀƧǿŀǪƐчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчśūƧŀƲơŀчdϼ

fчưūƧŀƧǿƐчRd чţŀƧŀưчŀǟƧƐƤŀǪƐчƲƧƐƲūчpƼƲƐǷƼǢƐƲƄчlaquo rϯ

$ŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǟūƲƄƋƐǷǿƲƄŀƲчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчdǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀЙ

ƋŀǢŀŀƲчưūƲƄŀŜǿчǟŀţŀчlaquoǿǢŀǷчţŀǢŀƲчpūƲǷūǢƐчdūǿŀƲƄŀƲчƲƼưƼǢчϱчlaquo-ͼϼpdϯ͵ϼͶʹͶʹчȝŀƲƄчưūƲƄƄŀƲǷƐƤŀƲчlaquo

-Ͷϼpdϯ͵ϼͶʹͶʹϯч ūǢţŀǪŀǢƤŀƲч laquo-ͼϼpdϯ͵ϼͶʹͶʹϰч ŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч dǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƲƄƄŀǢŀƲч

ǿƲǷǿƤч ǟūǢƐƼţūч cedilǢƐȗǿƧŀƲч Rч Ǫϼţч RRRч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţƐǟūǢƼƧūƋч ţŀǢƐч ƲƐƧŀƐч ч ŜŀǟŀƐŀƲч Rd ч ǟŀţŀч plaquo rϰч ǪūЙ

ţŀƲƄƤŀƲчǟŀţŀчcedilǢƐȗǿƧŀƲчROumlчţƐƋƐǷǿƲƄчţŀǢƐчʹҗчŜŀǟŀƐŀƲчƲƐƧŀƐчRd чţŀƲчͺʹҗчŜŀǟŀƐŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀчţŀǢƐч

ŀǟƧƐƤŀǪƐчlaquoppoundcedilϯч

cedilŀǢƄūǷч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчͽҗϯч ūƧŀǟƼǢŀƲч Rdiquestч ƐƲƐчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲϰч

ǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐч ţŀǷŀчAacuteotildemacrAacutemacruacuteч ЋǪūưŀƤƐƲч ǷƐƲƄƄƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷūǢƋŀţŀǟч ǷŀǢƄūǷϰч ǪūưŀƤƐƲч śŀƐƤч ŜŀǟŀƐŀƲч ƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌϰч

ƤƼƲǪƼƧƐţŀǪƐчǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчoacuteOslashcopyчЋǢŀǷŀ-ǢŀǷŀЌϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчͽͺϰ͵ͺҗϯчǿƲǷǿƤчǢūŀƧƐǪŀǪƐч

ǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲчśƐǪŀчţƐơūƧŀǪƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱч

͵ϯ iquestƲǷǿƤчcedilǢƐȗǿƧŀƲчRчţŀƲчcedilǢƐȗǿƧŀƲчRRчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчŀţŀƧŀƋчrϼчƤŀǢūƲŀч ŀƲţūưƐчƄƧƼśŀƧчOumlR$-˿ϑatildefrac14shyAacuteʣ

Acircoumlsup1AcircǷūǢǷǿƲţŀƲȝŀчƤūƄƐŀǷŀƲчţŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчŀƲƄƄŀǢŀƲчǪūƧǿǢǿƋчǪŀǷǿŀƲчƤūǢơŀϰчǪūƋƐƲƄƄŀчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲч

laquoǿǢŀǷч $ƐǢūƤǷǿǢч būƲţūǢŀƧч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч rƼưƼǢч laquo-Ͷͼϼ ϼͶʹͶʹч ǷŀƲƄƄŀƧч Ͷͷч pŀǢūǷч ͶʹͶʹч ƋŀƧч dūЙ

śƐơŀƤŀƲчpoundūƧŀƤǪŀǪƐч ūƲƐƧŀƐŀƲч RƲţƐƤŀǷƼǢч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲч ЋRd ЌчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчǟŀţŀчŀǟƧƐƤŀǪƐчp-

laquo rϰчţƐǪūśǿǷƤŀƲчśŀƋȗŀчǟūƲƐƧŀƐŀƲчRƲţƐƤŀǷƼǢчdƐƲūǢơŀч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋRd ЌчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчǟŀţŀч

ǟƧƐƤŀǪƐчp-laquo rчǷƐţŀƤчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчśŀǷŀǪчȗŀƤǷǿчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţƐŀǷǿǢчƧūśƐƋчƧŀƲơǿǷϯчMŀƧчƐƲƐч

ţƐơūƧŀǪƤŀƲчǟŀţŀчrƼǷŀчţƐƲŀǪчdūǟŀƧŀчƐǢƼч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчţŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчrƼưƼǢчr$-ͼʹϼlaquobϯ͵ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄЙ

ƄŀƧчͼчbǿƧƐчͶʹͶʹчƋŀƧч ūǢưƐƲǷŀŀƲч$ŀǷŀчŀǟŀƐŀƲчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчdǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋ d Ќч

cedilǢƐȗǿƧŀƲчRRчͶʹͶʹϰчśŀƋȗŀчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestч d чcedilǢƐȗǿƧŀƲчRчţŀƲчRRчţƐǷǿƧƐǪчrϼϯ

Ͷϯ iquestƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRRчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчŀţŀƧŀƋчͽͼϰͶҗчƲƐƧŀƐчƐƲƐчţƐţŀǟŀǷчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчdūǟŀƧŀчƐǢƼч

ūǢūƲŜŀƲŀŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ƲƼưƼǢч r$-ͽͻϼlaquobϯ͵ϼͶʹͶʹч ǷŀƲƄƄŀƧч ͵Ͷч ƄǿǪǷǿǪч ͶʹͶʹч ƋŀƧч ūƲȝŀưǟŀƐŀƲч

ūƲƐƧŀƐŀƲч Rd ч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţƐǪŀưǟŀƐƤŀƲч śŀƋȗŀч ǟūƲƐƧŀƐŀƲч Rd ч cedil-RRRч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǷŀƲǟŀч ưūưǟūǢƋƐЙ

ǷǿƲƄƤŀƲч ƤƼưǟƼƲūƲчpoundūȖƐǪƐч $R ч ţŀƲч$ūȖƐŀǪƐч MŀƧŀưŀƲч RRRч $R ϰч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀчưūƲţƼǢƼƲƄч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч

ŀƲƄƄŀǢŀƲчǿƲǷǿƤчǟūƲŀƲƄŀƲŀƲчţŀưǟŀƤчOumlR$-͵ͽϯ

ͷϯ iquestƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчŀţŀƧŀƋчͽͺϰ͵ͺчƲƐƧŀƐч ƐƲƐчţƐţŀǟŀǷчţŀǢƐчƋŀǪƐƧчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчƲƐƧŀƐч Rd чͽͼϰͻч

ţŀƲчƲƐƧŀƐчlaquoppoundcedilчͽϰͺͶч ƐƲƐчǪūǿǪŀƐчȝŀƲƄчţƐŀưŀƲŀƋƤŀƲчlaquo-ͼϼpdϯ͵ϼͶʹͶʹчŜŀǟŀƐŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲч ROumlчţƐƋƐǷǿƲƄч

ţŀǢƐчʹҗчŜŀǟŀƐŀƲчƲƐƧŀƐчRd чţŀƲчͺʹҗчŜŀǟŀƐŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀчţŀǢƐчŀǟƧƐƤŀǪƐчlaquoppoundcedilϯч

ϭϮϱgtltEWďϮϬϮϬ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчȝŀƐǷǿчǪūśūǪŀǢчͽͺϰ͵ͺҗϰчǷūƧŀƋчưūƧūśƐƋƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲч

ЋͽҗЌчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчͽͺϰ͵ͺҗч ǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐч ǷŀǢƄūǷч

ȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчЋͽҗЌϯчiquestƲǷǿƤччŜŀǟŀƐŀƲчǟūǢƐƼţƐƤчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчRч

ţŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRчǢūŀƧƐǪŀǪƐчrϼчƐƲƐчţƐƤŀǢūƲŀƤŀƲчǟŀƲţūưƐчƄƧƼśŀƧчOumlR$-͵ͽчǷūƧŀƋчưūƲȝūśŀśƤŀƲчǷūǢǷǿƲţŀƲȝŀч

ƤūƄƐŀǷŀƲчţŀƲч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ǪūƧǿǢǿƋч ǪŀǷǿŀƲч ƤūǢơŀϰч ǪūƋƐƲƄƄŀчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲчlaquoǿǢŀǷч$ƐǢūƤǷǿǢч būƲţūǢŀƧч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчrƼưƼǢчlaquo-Ͷͼϼ ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶͷчpŀǢūǷчͶʹͶʹчƋŀƧчdūśƐơŀƤŀƲчpoundūƧŀƤǪŀǪƐч ūƲƐƧŀƐŀƲчRƲţƐЙ

ƤŀǷƼǢч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋRd ЌчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч

ūǢƤūưśŀƲƄŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчţŀǢƐчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчţŀǟŀǷчţƐƤūǷŀƋǿƐчţŀǢƐчǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчȝŀƲƄч

ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϯч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчţƐчŀǷŀǪϰчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹч

ưūƲǿǢǿƲчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷч ǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀчśŀƋƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲч RчţŀƲч

cedilǢƐȗǿƧŀƲчRRчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчŀţŀƧŀƋчrϼϰчƤƋǿǪǿǪчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчƐƲƐчưūǢǿǟŀƤŀƲчţŀưǟŀƤчǟŀƲţūưƐƤчOumlR$-

͵ͽч ȝŀƲƄч ưūưśǿŀǷч ƤūśƐơŀƤŀƲч ǪŀƲƄŀǷч ŜūǟŀǷч śūǢǿśŀƋч ưūƲƄƐƤǿǷƐч ǟūǢƤūưśŀƲƄŀƲч ţŀưǟŀƤч ǟūƲȝūśŀǢŀƲч

OumlR$-͵ͽϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǪūƧŀưŀчƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǢūƲŜŀƲŀчơŀƲƄƤŀчưūƲūƲЙ

ƄŀƋч$b śчȝŀƲƄчţƐǷǿŀƲƄƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶ -ʹͶʹͶчţūƲƄŀƲчǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчȝŀƲƄчţƐǷǿƲơǿƤЙ

ƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϯ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчţƐчŀǷŀǪϰчƲƐƧŀƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷūƧŀƋчưūƧŀưǟŀǿƐчǷŀǢƄūǷчǷŀƋǿƲŀƲч

ȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

RǪǿчǿǷŀưŀчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч RdiquestчǟūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲч$b śчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰч

ȝŀƐǷǿϱ

͵ϯ ūƲƄƋƐǷǿƲƄŀƲч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч dǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƲƄƄŀǢŀƲч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч cedilϯϯч ͶʹͶʹч

ưūƲƄŀŜǿчǟŀţŀчlaquoǿǢŀǷчţŀǢŀƲчpūƲǷūǢƐчdūǿŀƲƄŀƲчƲƼưƼǢчϱчlaquo-ͼϼpdϯ͵ϼͶʹͶʹчȝŀƲƄчưūƲƄƄŀƲǷƐƤŀƲчlaquo-Ͷϼ

pdϯ͵ϼͶʹͶʹϲ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ ͽҗ ͽҗ ͽҗ ͽҗ ͽҗ ͽҗ ͽҗ

poundūŀƧƐǪŀǪƐ rϼ rϼ rϼ ͽͼϰͶҗ ͽͼϰͶҗ ͽͺϰ͵ͺҗ ͽͺϰ͵ͺҗ ŀǟŀƐŀƲ - - - ͵ʹͷϰ͵ ͵ʹͷϰ͵ ͵ʹ͵ϰͶͶ ͵ʹ͵ϰͶͶ

RdiquestчcedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐ

cent͵ centͶ laquoưǷϯ͵ centͷ laquoţϯчcentͷ cent Yacute Ͷʹ͵ͺ ͵ͽϰͻͽҗ ͷͻϰͻҗ ͷͻϰͻҗ ͺͼϰͻͷҗ ͺͼϰͻͷҗ ͽͻϰͺͽҗ ͽͻϰͺͽҗ Ͷʹ͵ͻ Ͷϰͻͼҗ ͺϰͻͷҗ ͺϰͻͷҗ ͻͷϰ͵ͺҗ ͻͷϰ͵ͺҗ ͵ʹͶϰʹ͵җ ͵ʹͶϰʹ͵җ Ͷʹ͵ͼ ͷʹϰͽͼҗ ͵ϰͷҗ ͵ϰͷҗ ͺͽϰͷͷҗ ͺͽϰͷͷҗ ͽͻϰͷͷҗ ͽͻϰͷͷҗ Ͷʹ͵ͽ ͽϰͼͺҗ ͽϰͺͼҗ ͽϰͻͻҗ ͽͺϰͺͺҗ ͽͺϰʹͻҗ ͵ʹʹϰʹͺҗ ͽͻϰʹͺҗ ͶʹͶʹ rϼ rϼ rϼ ͽͼϰͶҗ ͽͼϰͶҗ ͽͺϰ͵ͺҗ ͽͺϰ͵ͺҗ

cedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquest poundūƲǪǷǢŀч$b ś ͶʹͶʹ ͽͺϰ͵ͺҗ ͽҗ Ͷʹ͵ͽ ͽͻϰʹͺҗ ͽҗ Ͷʹ͵ͼ ͽͻϰͷͷҗ ͽҗ Ͷʹ͵ͻ ͵ʹ͵ϰʹͷҗ ͽҗ Ͷʹ͵ͺ ͽͻϰͺͽҗ ͽҗ

LAKIN DJPb 2020 126

2 Berdasarkan SE-8MK12020 capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran untuk peri-

ode Triwulan I sd III Tahun 2020 diperoleh dari nilai capaian IKPA pada OMSPAN sedangkan pada

Triwulan IV dihitung dari 40 capaian nilai IKPA dan 60 capaian penilaian kinerja dari aplikasi

SMART

3 Pandemi global COVID-19 telah menyebabkan tertundanya kegiatan dan realisasi anggaran seluruh

satuan kerja sehingga berdasarkan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-258PB2020

tanggal 23 Maret 2020 hal Kebijakan Relaksasi Penilaian Indikator Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Ta-

hun 2020 pada aplikasi OM-SPAN disebutkan bahwa penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Ang-

garan (IKPA) Tahun 2020 pada Aplikasi OM-SPAN tidak dilakukan sampai dengan batas waktu yang

akan diatur lebih lanjut

Akar masalah yang dapat diidentifikasi dalam pencapaian IKU tersebut yaitu

1 Sesuai SE Menteri Keuangan Nomor SE-8MK12020 terdapat perubahan cara perhitungan IKU

PKPA yang mengikuti perhitungan IKPA sehingga bobot persentase Deviasi RPD lebih kecil dan

menurunkan resiko capaian IKU PKPA

2 Sesuai Nota Dinas Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan nomor ND-3661SJ12020 ND-384

SJ12020 dan ND-805SJ12020 capaian IKU PKPA pada Triwulan I dan II 2020 tidak dihitung dan

diisi NA

3 Walaupun penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Tahun 2020 pada Aplikasi OM-

SPAN tidak dilakukan pada Triwulan I dan II Satker masih dapat memantau capaian masing-masing

indikator pada IKPA dan satker-satker tetap diminta mengantisipasi dan melakukan langkah-

langkah peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran sejak awal tahun

4 Sesuai Nota dinas Kepala Biro Perencanaan Keuangan nomor ND-894SJ12020 tanggal 27 Juli

2020 hal Evaluasi Kinerja Anggaran Semester I dan Pelaksanaan Anggaran Semester II lingkup Bagi-

an Anggaran 015 Kementerian Keuangan disebutkan bahwa sejalan dengan kebijakan penilaian kem-

bali IKPA maka relaksasi perhitungan IKU PKPA dicabut dan dilakukan penilaian kembali dengan

berpedoman pada SE-8MK12020

5 Selanjutnya sesuai dengan nota dinas Kepala Biro Perencanaan Keuangan nomor ND-974SJ12020

tanggal 12 Agustus 2020 hal Penyampaian Penilaian IKPA Tahun 2020 disampaikan bahwa tidak dil-

akukan penilaian untuk indikator IKPA berupa Revisi DIPA dan Deviasi Halaman III DIPA

6 Terdapat capaian komponen IKPA yang belum optimal seperti data kontrak kesalahan SPM

Penyelesaian Tagihan Konfirmasi Capaian Output retur SP2D dan Rekon LPJ Bendahara

7 Tingginya capaian realisasi anggaran Rupiah Murni yang mencapai 9942 sehingga mempengaruhi

nilai efisiensi pada Nilai Evaluasi Kinerja Anggaran di SMART Dimana antara penyerapan dan

efisiensi adalah hal yang kontraproduktif penyerapan terlalu tinggi maka efisiensi akan rendah

dan apabila penyerapan rendah dengan capaian output tercapai maka efisiensi akan tinggi

Tindakan yang telah dilaksanakan dalam pemenuhan IKU tersebut pada tahun 2020 yaitu

1 Nota dinas Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor ND-973PB2019 tanggal 29 November 2019

hal penyampaian RKAKL TA 2020 dan percepatan pelaksanaan anggaran TA 2020 satker-satker

lingkup DJPb

2 Melakukan revisi RPD pada halaman III DIPA satker KP-DJPb pada tanggal 31 Januari dan 27 Febru-

ari 2020

127 LAKIN DJPb 2020

3 Telah diterbitkan nota dinas Sekretaris Ditjen nomor ND-1113PB12020 tanggal 27 Maret 2020 hal

penyampaian SE-8MK12020 tentang Tata Cara Perhitungan IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan

Anggaran di Lingkungan Kementeerian Keuangan

4 Telah diterbitkan nota dinas Sekretaris Ditjen nomor ND-1145PB12020 tanggal 31 Maret 2020 hal

Permintaan Data Capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran dan Capaian Output Periode

Triwulan I 2020 disertai dengan aplikasi excel terkait cara perhitungan IKU PKPA untuk Direktorat

5 Membuat IKU terkait pengisian aplikasi SMART pada setiap satker pada kontrak kinerja tahun 2020

6 Menerbitkan nota dinas Sekretaris DJPb hal penjelasan atas perhitungan IKU PKPA Triwulan II TA

2020 untuk Kanwil DJPb dan KPPN nomor ND-2087PB12020 tanggal 9 Juli 2020

7 Melakukan realokasi anggaran untuk kegiatan yang lebih produktif

8 Melakukan koordinasi dan asistensi informal terkait IKPA melalui media online seperti mengingatkan

beberapa kebijakan IKPAIKU PKPA

9 Menerbitkan nota dinas Sekretaris Ditjen nomor ND-3056PB12020 tanggal 06 Oktober 2020 hal

Permintaan Data Capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran dan Capaian Output Periode

Triwulan III 2020 disertai dengan aplikasi excel terkait cara perhitungan IKU PKPA untuk Direktorat

10 Menerbitkan nota dinas Sekretaris DJPb hal perhitungan IKU PKPA Triwulan III TA 2020 untuk

Kanwil DJPb dan KPPN nomor ND-3070PB12020 tanggal 9 Juli 2020

11 Melakukan webinar sosialisasi IKU PKPA kepada seluruh satker melalui aplikasi Zoom sesuai surat

undangan Sekretaris Ditjen Perbendaharaan nomor UND-180PB12020 tanggal 6 November 2020

hal undangan kegiatan webinar peningkatan kierja pelaksanaan anggaran (IKU PKPA IKPA Aplikasi

SMART dan IKU Efisiensi Birokrasi) TA 2020

12 Telah diterbitkan nota dinas Sekretaris Ditjen nomor ND-61PB12021 tanggal 06 Januari 2021 hal

Permintaan Data Capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran dan Capaian Output Periode

Triwulan IV 2020 disertai dengan aplikasi excel terkait cara perhitungan IKU PKPA untuk Direktorat

13 Menerbitkan nota dinas Sekretaris DJPb nomor ND-590PB12021 tanggal 6 Januari 2021 hal perhi-

tungan IKU PKPA sd Triwulan IV TA 2020 dan IS Persentase Efisiensi Belanja Birokrai TA 2020 no-

mor ND-590PB12021 tanggal 6 Januari 2021

14 Monitoring pengisian aplikasi SMART

15 Pemberian pendampingan pengisian aplikasi SMART melalui forum WAG dan melakukan verifikasi

pengisian dan approval pengisian dari satker2 lingkup DJPb

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan untuk pemenuhan kualitas pelaksanaan anggaran DJPb

di tahun 2021 yaitu

1 Meminta dan mengingatkan satker untuk melakukan revisi halaman 3 DIPA pada setiap triwulan

sesuai batas waktu yang ditentukan

2 Meminta satker disiplin dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan RPD yang telah direncanakan

3 Meminta satker untuk mengisi aplikasi SMART secara rutin setiap bulan

4 Tetap melakukan langkah-langkah strategis peningkatan nilai IKPA walaupun ada kebijakan

relaksasi

5 Evaluasi atas capaian nilai IKPA dan SMART kantor vertikal triwulanan II sd IV

6 Penyampaian peringkat capaian realisasi anggaran SMART IKPA pada seluruh satker berikut pem-

berian penghargaan satker yang berprestasi

7 Memonitor realisasi satker BLU dan menjaga revisi penambahan dananya

8 Verifikasi dan pendampingan pengisian SMART ke satker-satker lingkup DJPb

LAKIN DJPb 2020 128

Sesuai Undang-undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Ta-

hun 2004 Pasal 55 ayat (1) Menteri Keuangan selaku pengelola

fiskal menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

untuk disampaikan kepada Presiden dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN

LKPP merupakan konsolidasi seluruh Laporan Keuangan KL Kementerian Keuangan sebagai salah satu

KL menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang terdiri dari laporan realisasi anggaran

neraca laporan operasional laporan perubahan ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

DJPb sebagai unit eselon I lingkup Kementerian Keuangan wajib menyusun dan menyampaikan laporan

keuangan kepada Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan untuk dikonsolidasikan menjadi Laporan

Keuangan Kementerian Keuangan dan Memenuhi amanat Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 Pasal

20 bahwa BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan Temuan-temuan pemeriksaan

yang oleh BPK dinyatakan selesai ditindaklanjuti adalah temuan-temuan pemeriksaan yang saran

rekomendasinya telah ditindaklanjuti secara nyata dan tuntas oleh pihak entitas yang diperiksa sehing-

ga diharapkan dapat memperbaiki pengelolaan dan tanggung jawab keuangan pada entitas yang ber-

sangkutan

Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks kualitas laporan keuangan BA 015 bertujuan untuk

meningkatkan kualitas penyusunan Laporan Keuangan (LK) BA 15 pada DJPb Kualitas laporan keuangan

adalah kualitas penyusunan laporan keuangan Kementerian Keuangan (BA 15) Penentuan kualitas

laporan keuangan pada unit eselon II yang bertanggung jawab atas penyusunan LK BA 15 mengacu pada

jumlah pengecualian yang didasarkan pada hasil audit BPK terhadap LK BA 15

Formula Indeks kualitas Laporan Keuangan dibagi per semester yaitu

Formula semester I Indeks Opini BPK atas LK BA 015 x 70

Formula semester II (Indeks Opini BPK atas LK BA 015 x 70) + ((AB) x 30)

dikonversi dalam indeks 1 sd 100 sebagai berikut

A Jumlah Indeks penyelesaian tindak lanjut rekomendasi BPK atas Laporan Keuangan BA 015 sd LK

TA 2019 (atas tindak lanjut yang masih dalam proses)

B Jumlah outstanding TL rekomendasi BPK atas Laporan Keuangan BA 015 sd LK Tahun 2018 (sd

tahun 2019) dan jumlah rekomendasi BPK atas LK BA 015 TA 2019 (diterima tahun 2020)

IKU tersebut mulai dilaksanakan pada tahun 2020 sebagai reformulasi pengukuran capaian IKU Indeks

kualitas laporan keuangan BA015 Reformulasi tersebut menimbang peningkatan kualitas IKU Setditjen

Perbendaharaan

100 = WTP

95 = WDP dengan 1-3 pengecualian

95 = WDP dengan 4-6 pengecualian

85 = WDP dengan 7-9 pengecualian

80 = WDP dengan 10-12 pengecualian

75 = WDP dengan gt12 pengecualian

50 = Tidak Wajar

25 = Tidak Menyatakan Pendapat

10b-CP Indeks kualitas pelaporan

keuangan BA 15

ϭϮϵgtltEWďϮϬϮϬ

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчRƲţūƤǪчdǿŀƧƐǷŀǪчfŀǟƼǢŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчϯчʹ͵чŀţŀƧŀƋчƋŀǪƐƧчǟūƲƐƧŀƐŀƲϼƼǟƐƲƐчȝŀƲƄчţƐśūǢƐƤŀƲчƼƧūƋч

ŀţŀƲч ūưūǢƐƤǪŀчdūǿŀƲƄŀƲчЋ dЌчŀǷŀǪчƋŀǪƐƧчǟūưūǢƐƤǪŀŀƲчfŀǟƼǢŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчccedilmacratildecedilчͶʹ͵ͽчţūƲƄŀƲч

ǷŀǢƄūǷчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǪūśūǪŀǢчͻʹчǿƲǷǿƤчǪūưūǪǷūǢчRчţŀƲчǪūśūǪŀǢчͼчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчǪūưūǪǷūǢчRRϯчcedilŀǢƄūǷчRdiquestч

ǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчdūưūƲƤūǿ-ƵǕźч laquoūǷţƐǷơūƲч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϯч ūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч ǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐч ţŀǷŀч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲч AacuteotildemacrAacutemacruacuteч

ЋǪūưŀƤƐƲчǷƐƲƄƄƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƋŀţŀǟчǷŀǢƄūǷϰчǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌчţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţūчǟūƧŀǟƼǢŀƲч

ǪūưūǪǷūǢŀƲϯч

iquestƲǷǿƤчưūƲţǿƤǿƲƄчǷŀǢƄūǷчƤǿŀƧƐǷŀǪчƼǟƐƲƐчtimescedil чţŀǟŀǷчţƐơūƧŀǪƤŀƲчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷчϱ

laquoūưūǪǷūǢчRϱ

EƼǢưǿƧŀǪƐч ūƲƄǿƤǿǢŀƲч ƤƐƲūǢơŀч ƐƲţūƤч ƤǿŀƧƐǷŀǪч ƧŀǟƼǢŀƲч ƤūǿŀƲƄŀƲч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ǟūǢч ǪūưūǪǷūǢϰч ǿƲǷǿƤч

ǪūưūǪǷūǢч Rч ţūƲƄŀƲч ƃƼǢưǿƧŀч ЋƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐч Uumlч ͻʹҗЌϯч ŀǟŀƐŀƲч ǪūưūǪǷūǢч Rч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋч ͻʹч ч Ћ͵ʹʹч Uumlч

ͻʹҗЌϯчRƲţūƤǪчƼǟƐƲƐчtimescedil чǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчlaquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷчbūƲţūǢŀƧчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчƲƼưƼǢч

r$-ͼϼlaquobϼͶʹͶʹчMŀƧч ūƲȝŀưǟŀƐŀƲчǟǢūǪƐŀǪƐϰчưūƲȝŀǷŀƤŀƲчśŀƋȗŀчfŀǟƼǢŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчcedilŀƋǿƲŀƲччʹ͵ч

cedilч Ͷʹ͵ͽч ưūƲţŀǟŀǷƤŀƲч ƼǟƐƲƐч ţŀǢƐч d-poundRч ȝŀƐǷǿч timesŀơŀǢч cedilŀƲǟŀч ūƲƄūŜǿŀƧƐŀƲч ȝŀƲƄч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч

ǪǷŀƲţŀǢчǷūǢǷƐƲƄƄƐчţŀƧŀưчŀƤǿƲǷŀƲǪƐчţŀƲчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчǟūưūǢƐƲǷŀƋϯч

laquoūưūǪǷūǢчRRϱ

ūǢƐƼţūч ǪūưūǪǷūǢч RRч ǟūƲƄƋƐǷǿƲƄŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч ƤƐƲūǢơŀч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ƄŀśǿƲƄŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч ǟūǢƐƼţūч ǪūưūǪǷūǢч Rч

ţŀƲчRRчţūƲƄŀƲчƃƼǢưǿƧŀчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱч

ЋRƲţūƤǪчǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfdччʹ͵чȜчͻʹҗчЌчѾчЋчЋϼЌчȜчͷʹҗчЌϯ

ŀǟŀƐŀƲчlaquoūưūǪǷūǢчRRчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчЋ͵ʹʹчUumlчͻʹҗЌчѾчЋ͵ͼϯʹϼͶ͵чUumlчͷʹҗЌччЋͻʹҗЌчѾчЋͶͺҗЌччͽͺҗч

$ūƲƄŀƲчţūưƐƤƐŀƲϰчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūƲǷǿƤŀƲчţŀƧŀưчƤƼƲǷǢŀƤчƤƐƲūǢơŀч

dūưūƲƤūǿ-EgraveAcircч$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчǷŀśūƧчśūǢƐƤǿǷϯч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ţƐч ŀǷŀǪϰч ƲƐƧŀƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷŀƋǿƲŀƲч Rdiquestч ЋȝŀƲƄч ƐƲƃƼǢưŀǪƐƲȝŀч ţƐǟūǢƼƧūƋч ǟŀţŀч

ǷǢƐȗǿƧŀƲч RRϼчǪūưūǪǷūǢч RчţŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲч ROumlϼчǪūưūǪǷūǢч RRч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹЌчǪūśūǪŀǢчͻʹчǟŀţŀчǪūưūǪǷūǢч RчţŀƲчͽͺч

ǟŀţŀчǪūưūǪǷūǢчRRчǷūǢǪūśǿǷчưūưūƲǿƋƐчǷŀǢƄūǷчRdiquestƲȝŀчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчdūưūƲƤūǿ-

EgraveAcircч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǪūƧŀưŀчƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǟūǢǷŀưŀчǢūƲŜŀƲŀчơŀƲƄƤŀч

ưūƲūƲƄŀƋч $b śч ȝŀƲƄч ţƐǷǿŀƲƄƤŀƲч ţŀƧŀưч poundūƲǪǷǢŀч $b śч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹ-ͶʹͶч ţūƲƄŀƲч ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч ǪūЙ

śŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчǷŀśūƧчśūǢƐƤǿǷϯч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчţƐчŀǷŀǪϰчƲƐƧŀƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹ͵ͽчưŀǪƐƲƄ

-ưŀǪƐƲƄчǷūƧŀƋчưūƧŀưǟŀǿƐчǷŀǢƄūǷчǷŀƋǿƲŀƲчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵-Ͷʹ͵ͽчƲŀưǿƲч

ǟŀţŀчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǷŀǢƄūǷчǷƐţŀƤчţƐǷūǷŀǟƤŀƲϯч

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ - ͻʹ ͻʹ - ͻʹ ͼ ͼ

poundūŀƧƐǪŀǪƐ - ͻʹ ͻʹ - ͻʹ ͽͺ ͽͺ ŀǟŀƐŀƲ - ͵ʹʹ ͵ʹʹ - ͵ʹʹ ͵͵Ͷϰͽ ͵͵Ͷϰͽ

cedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquest poundūƲǪǷǢŀч$b śчͶʹͶʹ-ͶʹͶ dūǷūǢŀƲƄŀƲ ͶʹͶʹ ͽͺ cedilƐţŀƤчţƐǷūǷŀǟƤŀƲ RdiquestϑRŰġĩŢƨϑŢƽthornťŎƵthornƨϑťthornƝźƠthornŰϑŢĩƽthornŰłthornŰϑ

ŮĩƠƽƝthornŢthornŰϑƝthornġthornϑƵthornʼnƽŰϑ˾˾ϑŮĩŰłthornťthornŮŎϑƠĩŁźƠŮƽťthornƨŎϑƝĩŰłƽŢƽƠthornŰϑĚthornƝthornŎthornŰϑġŎęthornŰġŎŰłŢthornŰϑƵthornʼnƽŰϑƨĩęĩťƽŮŰǛthorn

Ͷʹ͵ͽ Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͻ Ͷʹ͵ͺ

LAKIN DJPb 2020 130

Permasalahan yang terjadi terkait pencapaian target kinerja kualitas Laporan Keuangan

1 Tantangan penyelesaian rekomendasi BPK dalam masa pandemi COVID-19

2 Perputaran pegawai penyusun LK yang cukup dinamis

3 Tantangan revaluasi aset dan perubahan batas minimum kapitalisasi (PMK No 181PMK062016)

Dalam rangka mendukung untuk mendapatkan kualitas LK tingkat wilayah yang akuntabel Bagian Keu-

angan melaksanakan kegiatan

1 Pelaksanaan penyusunan Laporan Keuangan tingkat wilayah TA 2019 unaudited pada tanggal 27 Jan-

uari-9 Februari 2020 di Jakarta

2 Monitoring data Laporan Keuangan satker melalui aplikasi e-rekon dan monsakti secara periodik

(mingguan-bulanan) Tindak Lanjut Hasil evaluasi MONSAKTI sampai dengan bulan Mei 2020 sesuai

nota dinas Sekretarsi DJPb ND-1735PB12020 tanggal 9 Juni 2020

3 Penyampaian Tindak lanjut atas rekomendasi hasil pemeriksaan BPK RI atas LK BA 015 TA 2019 ssuai

ND-2795PB12020 tanggal 15 September 2020

4 Penyampaian tanggapan atas konsep LHP LK BA 015 Tahun 2019 sesuai ND-1587PB12020 tanggal

20 Mei 2020

5 Penyampaian pemutakhiran data temuan BPK per semester I tahun 2020 DJPb sesuai ND-1979

PB12020 tanggal 30 Juni 2020

6 Penyampaian tanggapan atas konsep temuan pemeriksaan BPK sesuai ND-1387PB12020 tanggal 24

April 2020

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan tahun 2020 antara lain

1 Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia yang menguasai bidang Akuntansi

2 Melakukan Pembinaan Sosialisasi dan SanksiTeguran tertulis

3 Koordinasi dengan pihak terkait dalam penyelesaian rekomendasi BPK

Untuk mendukung peningkatan kualitas kinerja layanan pada instansi vertikal

diperlukan adanya pembinaan kepada kantor wilayah danatau kantor pelayanan

di lingkungan Ditjen Perbendaharaan Pembinaan tersebut dilakukan secara

periodik untuk menjamin semua kantor vertikal dapat berjalan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku

Selain itu sebagai institusi negara yang mengelola APBN perlu menyampaikan

informasi terkait kebijakan tujuan dan program pengelolaan keuangan dan kekayaan negara kepada

masyarakat luas melalui kampanye komunikasi yang efektif tepat sasaran dan berdampak terhadap

peningkatan pengetahuan dukungan dan partisipasi publik

Pembinaan dilakukan secara berjenjang dari unit yang lebih tinggi ke unit lebih rendah dengan

memperhatikan siklus pembinaan yang efektif yaitu tersedianya pedoman pembinaan yang

terstandarisasi proses pembinaan dan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pembinaan

Kinerja Utama (IKU)

yang pencapaiannya ditabulasikan dalam Tabel 3A32

Sasaran Strategis 11

Komunikasi publik

yang efektif dan

sistem informasi

yang andal

ϭϯϭgtltEWďϮϬϮϬ

cedilŀśūƧчͷϯͷʹчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч͵͵

dƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤчŀţŀƧŀƋчǟūǢǷǿƤŀǢŀƲчǟūǪŀƲчţūƲƄŀƲчǪūơǿưƧŀƋчƼǢŀƲƄч

ȝŀƲƄч śūǢŀţŀч ţŀƧŀưч ǪūśǿŀƋч ƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐч ŀǷŀǿч ȝŀƲƄч ţƐч ƧǿŀǢч ƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐϰч

ǪūŜŀǢŀчǷŀǷŀǟчưǿƤŀчŀǷŀǿчưūƧŀƧǿƐчưūţƐŀϯчrŀưǿƲчţŀƧŀưчśŀƄƐŀƲчƐƲƐчȝŀƲƄч

ŀƤŀƲчţƐśŀƋŀǪчƋŀƲȝŀƧŀƋчǷŀǷŀǟчưǿƤŀчţƐчŀƲǷŀǢŀчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐчţŀƲчƧƐƲƄƤǿƲƄŀƲчūƤǪǷūǢƲŀƧƲȝŀϯч

ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчdƼưǿƲƐƤŀǪƐч ǿśƧƐƤчţƐǿƤǿǢчưūƧŀƧǿƐчƐƲţūƤǪчŀǷŀǪчśūśūǢŀǟŀчƤƼưǟƼƲūƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчϱ

͵ϯ ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƤūƄƐŀǷŀƲϼƼɮƐƲūчūȖūƲǷϲ

Ͷϯ ƤǪǟƼǪǿǢчţƐчưūţƐŀчưŀǪǪŀϲ

ͷϯ ƤǪǟƼǪǿǢчţƐчưūţƐŀчǪƼŜƐŀƧϯ

pūǷƼţūчǟūƲƄǿƤǿǢŀƲчϱ

͵ϯчƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƤūƄƐŀǷŀƲϼƼɮƐƲūчūȖūƲǷ

$ƐǿƤǿǢчưūƧŀƧǿƐчǪǿǢȖūƐчţūƲƄŀƲчƤǿūǪƐƼƲūǢчƤūǟŀţŀчǟǿśƧƐƤчǟūǪūǢǷŀчƤūƄƐŀǷŀƲ

ͶϯчƤǪǟƼǪǿǢчţƐчưūţƐŀчưŀǪǪŀ

$ƐǿƤǿǢчśūǢţŀǪŀǢчǟŀţŀчţŀǷŀчưƼƲƐǷƼǢƐƲƄчưūţƐŀчưŀǪǪŀчţūƲƄŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчǷƐưчǟŀƲūƧчŀƋƧƐ

ͷϯчƤǪǟƼǪǿǢчţƐчưūţƐŀчǪƼŜƐŀƧ

$ƐǿƤǿǢчśūǢţŀǪŀǢчǟŀţŀчţŀǷŀчưƼƲƐǷƼǢƐƲƄчưūţƐŀчǪƼǪƐŀƧчţūƲƄŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчǷƐưчǟŀƲūƧчŀƋƧƐ

laquoƤŀƧŀчǟūƲƄǿƤǿǢŀƲчƐƲţūƤǪчŀţŀƧŀƋч͵-͵ʹʹчЋƤƼƲȖūǢǪƐчǪƤŀƧŀч͵-Ќ

śơūƤч ǟūƲūƧƐǷƐŀƲч ƐƲƐч ŀţŀƧŀƋч dŀưǟŀƲȝūч ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐч ǟǿśƧƐƤч ǟǢƐƼǢƐǷŀǪч ţŀǢƐч ưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄч ǿƲƐǷч ǪūƧƼƲч Rч

ţūƲƄŀƲчǟŀǢŀưūǷūǢчϱ

͵ϯ pūƲơŀƲƄƤŀǿчǟǿśƧƐƤчūƤǪǷūǢƲŀƧ

Ͷϯ pūưƐƧƐƤƐчǪƤŀƧŀчţŀƲчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчȝŀƲƄчśūǪŀǢ

ͷϯ laquoūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчŀƄūƲţŀ-ǪūǷǷƐƲƄчlaquoǷǢŀǷūƄƐчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчͶʹͶʹ

dŀưǟŀƲȝūч ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐч ǟǿśƧƐƤч ǟǢƐƼǢƐǷŀǪч ţŀǢƐч ưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄч ǿƲƐǷч ǪūƧƼƲч Rч ȝŀƲƄч ŀƤŀƲч ţƐǿƤǿǢч ūƃūƤǷƐȖƐЙ

ǷŀǪƲȝŀчϱ

͵ϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчưƲƐśǿǪчfŀȗϼdūǟŀǷǿƋŀƲч ŀơŀƤϺ

Ͷϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчFūưǟǿǢчpoundƼƤƼƤчRƧūƄŀƧчЋ$bЌ

ͷϯ dŀưǟŀƲȝūчfƐǷūǢŀǪƐчlaquorчpoundƐǷūƧчЋ$b poundЌ

ϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчbŀƄŀчǪūǷчrūƄŀǢŀчЋ$bdrЌ

ϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐч ƐƧƼǷƐƲƄчlaquodcedilRчЋ$b śЌ

ͺϯ dŀưǟŀƲȝūчfƐǷūǢŀǪƐч rч-чƧƐưǟƐŀţūч rчЋ$bЌ

ͻϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐч ūưŀƲƃŀŀǷŀƲч$ŀƲŀч$ūǪŀчЋ$b dЌ

ͼϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчRƲǪūƲǷƐƃчEƐǪƤŀƧчǿƲǷǿƤч$ǿƲƐŀчiquestǪŀƋŀчЋdEЌ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчţƐǷūƲǷǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчƃƼǢưǿƧŀчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱчbǿưƧŀƋчƤūƄƐŀǷŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄчţƐЙ

ǪǿǢȖūƐ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч RƲţūƤǪч ūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐч ǟǿśƧƐƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч ǪūśūǪŀǢч ͷϰч ЋǪƤŀƧŀч Ќϰч ţūƲƄŀƲч

ǟūƧŀǟƼǢŀƲч Rdiquestч ƐƲƐч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǪūưūǪǷūǢŀƲϰч ǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐч ţŀǷŀчAacuteotildemacrAacutemacruacute ЋǪūưŀƤƐƲч ǷƐƲƄƄƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷūǢƋŀţŀǟч

ǷŀǢƄūǷϰчǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌϰчƤƼƲǪƼƧƐţŀǪƐчǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчoacuteOslashcopyчЋǢŀǷŀ-ǢŀǷŀЌϯч

laquolaquoч͵͵ϱчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄчūƃūƤǷƐƃчţŀƲчǪƐǪǷūưчƐƲƃƼǢưŀǪƐчȝŀƲƄчŀƲţŀƧч dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ͵͵ŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤ ͷϰ ͷϰͺͺ ͵ʹϰͻ ͵͵ś- RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRd ͵ʹʹ ͵ͼϰͶͼ ͵Ͷʹ ͵͵Ŝ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǟƧƐƤŀǪƐчlaquodcedilR ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹ

͵͵ŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч

ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤ

LAKIN DJPb 2020 132

Pada tahun 2020 realisasi capaian IKU Indeks efektivitas komunikasi publik adalah sebesar 366

Mengingat IKU tersebut baru diterapkan untuk tahun 2020 sementara pada Kontrak Kinerja Tahun

2016 sd 2019 tidak ditargetkan dan tidak ada realisasi IKU tersebut perbandingan capaian IKU

tersebut dengan tahun 2016 sd 2019 tidak dapat dilakukan Realisasi IKU tahun 2016 sd 2020

mencerminkan realisasi selama lima tahun rencana jangka menengah DJPb yang dituangkan dalam

Renstra DJPb Tahun 2020-2024 Pada tahun 2020 IKU ini tidak ditetapkan dalam Renstra DJPb Tahun

2020-2024 sehingga tidak dapat dibandingkan

Isu utama dalam pencapaian IKU Indeks efektivitas komunikasi publik Pemerintah merancang dan

menjalankan sejumlah program untuk merespons pandemi Covid-19 Program-program tersebut seba-

gian terangkum dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Sejumlah program dalam PEN

merupakan Tusi DJPb salah satunya penyaluran program bantuan sosial (bansos) yang terus dit-

ambah dan diperluas untuk membantu masyarakat bertahan dan bangkit kembali dari dampak pan-

demik Implikasi Ditjen Perbendaharaan mengelola sejumlah isu terkait bansos khususnya dalam hal

akuntabilitas penyaluran kepada masyarakat

Akar permasalahan dalam pencapaian IKU tersebut adalah Perkembangan isu terkait realisasi

bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Sembako (KS) dalam penanganan

dampak pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi ekspos pada media eksternal DJPb sehingga

tidak dapat diprediksi walaupun dapat dimitigasi dan Media mengangkat topik tidak selalu sesuai

dengan sudut pandang yang sudah diupayakan untuk disajikan melalui publikasi

Tindakan yang telah dilaksanakan dalam pencapaian IKU tersebut antara lain

1 Koordinasi dengan Dit PA dan Biro KLI terkait pemenuhan feed up bahanbakal konten pub-

likasi pada media sosial Kemenkeu RI

2 Posting secara berkala realisasi belanja APBN terkait penanganan dampak pandemi covdi-19

terhadap masyakarat yang didalamnya mencakup realisasi PKHKs

3 Melakukan monitoring berita khususnya PKH dan KS pada media eksternal

4 Melakukan pengukuran engagement pada media sosial DJPb dan pengukuran efektifitas

komunikasi pada setiap event yang menghadirkan narasumber dari DJPb dengan tema yang

relevan oleh Biro KLI

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan dalam pencapaian IKU tersebut antara lain

1 Peningkatan kualitas penyusunan konten media sosial agar lebih jelas transparan dan sesuai fakta

2 Peningkatan kualitas komunikasi dan layanan informasi serta layanankinerja kepada stakeholder

masyarakat

3 Koordinasi dan pendalaman materi publikasi sebelum melakukan komunikasi kepada publik

melalui media massa

4 Menyajikan informasi yang memiliki nilai berita tinggi dan lebih dalam (sensitif) Dapat

dipertimbangkan untuk kolaborasi dengan unit lain yang isutopiknya tengah hangat dibahasdicari

oleh media massa

ϭϯϯgtltEWďϮϬϮϬ

RdiquestчƐƲƐчǷūǢţƐǢƐчţŀǢƐчͶчƤƼưǟƼƲūƲчȝŀƤƲƐчϱч͵ЌчcedilƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacute]macrUumlʣ

atildeAacuteчcedilRdчţŀƲчͶЌч ūǢǪūƲǷŀǪūч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǢƼȝūƤчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчcedilRdϯ

cedilǿơǿŀƲчţŀǢƐчRdiquestчƐƲƐчŀţŀƧŀƋчǿƲǷǿƤчưūƲƄǿƤǿǢчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRdчưūƧŀƧǿƐчƤūǷūǢǪūţƐŀŀƲчǪƐǪЙ

ǷūưчƧŀȝŀƲŀƲчcedilRdчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчƤūǷūǢǪūţƐŀŀƲчƧŀȝŀƲŀƲчcedilRdчţūƲƄŀƲчǷƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacuteчȝŀƲƄч

ǪūưƐƲƐưŀƧчưǿƲƄƤƐƲϰчţŀƲчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟǢƼȝūƤчǪǷǢŀǷūƄƐǪчcedilRdчȝŀƲƄчǷūǢţŀǟŀǷчţŀƧŀưчRlaquoчpoundcedildчưŀǿǟǿƲчȝŀƲƄч

ǷƐţŀƤчǷūǢţŀǟŀǷчţŀƧŀưчRlaquoчpoundcedildϯ

RǪǿчiquestǷŀưŀчȝŀƲƄчưǿƲŜǿƧчǷūǢƤŀƐǷчţūƲƄŀƲчƐƲţƐƤŀǷƼǢчƤƐƲūǢơŀчǿƲƐǷчƐƲƐчŀţŀƧŀƋчϱч

͵Ќ ūƲƄǿƤǿǢŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчŀǷŀǪчRdiquestчRƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRdчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчŜŀǟŀƐŀƲч

ƤƼưǟƼƲūƲчЋǪǿśчRdiquestЌчϱч͵ЌчcedilƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacute]macrUumlatildeAacutecedilRdч$b śчЋBmacrAcircmacrAacutemacruacuteϰчǷŀǢƄūǷчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲʹϰ͵җЌϲчţŀƲϰч

ͶЌч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǢƼȝūƤчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчcedilRdч$b śчЋBotildemacrAacutemacruacuteϰчǷŀǢƄūǷчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲͼҗЌϯч

ͶЌ laquoŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţūчcedilǢƐȗǿƧŀƲч ROumlчͶʹͶʹϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐчǿƲǷǿƤч Rdiquestч RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưч

cedilRdчŀţŀƧŀƋч͵ͼϰͶͼчţŀǢƐчǷŀǢƄūǷч͵ʹʹϯ

ͷЌ ƲƄƤŀчŜŀǟŀƐŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǢƐчƋŀǪƐƧч ǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчŜŀǟŀƐŀƲчƤƼưǟƼƲūƲчcedilƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacute]macrUumlatildeAacute

cedilRdч$b śч͵ͽͼϰͽчţŀƲчŜŀǟŀƐŀƲч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǢƼȝūƤчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчcedilRdч$b śч͵͵ͻϰͺϯ

Ќ iquestƲǷǿƤчƤƼưǟƼƲūƲчcedilƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacute]macrUumlatildeAacutecedilRdч$b śϰчŜŀǟŀƐŀƲчǷƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacuteчǪϯţϯчǟūǢƐƼţūчcedilǢƐȗǿƧŀƲч

ROumlчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчʹϰʹʹ͵͵җϯчlaquoūơŀƤчǟūǢƐƼţūчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRRчndashчROumlчͶʹͶʹϰчǪūƧǿǢǿƋчlaquoƐǪǷūưчcedilRdч$b śчЋlaquo rϰчp rч

Fͷϰчplaquo rϰчlaquodcedilRчţŀƲчūpoundūƤƼƲӅfdЌчǷƐţŀƤчŀţŀчȝŀƲƄчưūƲƄŀƧŀưƐчEgraveocircAcircatildemacrAacuteϯ

Ќ iquestƲǷǿƤчƤƼưǟƼƲūƲч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǢƼȝūƤчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчcedilRdч$b śϰч ǪϯţϯчǟūǢƐƼţūчcedilǢƐȗǿƧŀƲч ROumlч ͶʹͶʹϰч ǪūƧǿǢǿƋч

ǷŀǢƄūǷчǷŀƋŀǟŀƲчǟǢƼȝūƤчǷūƧŀƋчǷūǢŜŀǟŀƐч͵ʹʹҗчǪūƧǿǢǿƋƲȝŀϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчdǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRdчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчϱч

ūƲƄǿƤǿǢŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч ŀǷŀǪч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч ǷƐƲƄƤŀǷч

ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǟƧƐƤŀǪƐчlaquodcedilRчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчţƐţŀǪŀǢƤŀƲчƤūǟŀţŀч

ŜŀǟŀƐŀƲч ŀǷŀǪч ͺч ЋūƲŀưЌч dūƄƐŀǷŀƲч iquestǷŀưŀϰч ȝŀƐǷǿч ϱч ͵Ќч cedilǢŀƐƲƐƲƄч

ţŀƲч ūƧŀǷƐƋŀƲч laquodcedilRϲч ͶЌч ūƲƄūưśŀƲƄŀƲч ǟƧƐƤŀǪƐч laquodcedilRϲч ͷЌч

ūưśǿŀǷŀƲч ţŀƲч ūƲȝūśŀǢŀƲч pūţƐŀч dƼưǿƲƐƤŀǪƐϲч Ќч ūƲȝǿǪǿƲŀƲч ūǢŀǷǿǢŀƲϲч Ќч ǟūǢŀǪƐƼƲŀƧч ǟƧƐƤŀǪƐч

laquodcedilRϲчţŀƲчͺЌч$ǿƤǿƲƄŀƲчRƲƃǢŀǪǷǢǿƤǷǿǢϯ

ŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǪūƧǿǢǿƋчǷŀǢƄūǷчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчŀǷŀǪчͺчЋūƲŀưЌчƤūƄƐŀǷŀƲчǿǷŀưŀчȝŀƲƄчơŀǷǿƋчǷūưǟƼчţƐчŀƤƋƐǢч

ǟūǢƐƼţūччǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǷūƧŀƋч͵ʹʹчҗчǷūǢŜŀǟŀƐчǪūƧǿǢǿƋƲȝŀччǪūǪǿŀƐчǷŀǢƄūǷϯч

rŀưǿƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ǪūƋǿśǿƲƄŀƲч ţūƲƄŀƲч ǟūǢǿśŀƋŀƲч ǪǷǢŀǷūƄƐч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч laquodcedilRч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч ȝŀƲƄч

ǪūưǿƧŀч ǢǿŀƲƄч ƧƐƲƄƤǿǟч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐƲȝŀчYEgravefrac14frac14EgraveccedilatildelaquodcedilRчtimesūśϰч ţƐǢǿśŀƋчưūƲơŀţƐчVmacrfrac14EgraveatildemacrAcirccopyч laquodcedilRчw Ћ(ccedilfrac14frac14

BEgraveccedilfrac14ЌчcedilŀƋŀǟчOumlϰчȝŀƐǷǿчţūƲƄŀƲчǟūǢƧǿŀǪŀƲчǟūǪūǢǷŀчţŀǢƐчdϼfчśŀǢǿчȝŀƲƄчưūƲƄƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐƤŀƲчlaquoŀƤǷƐчw

(ccedilfrac14frac14BEgraveccedilfrac14ЋȝŀƐǷǿчpŀƋƤŀưŀƋчdƼƲǪǷƐǷǿǪƐϰчdƼưƐǪƐчYacuteǿţƐǪƐŀƧϰчţŀƲч$ poundЌϰчȝŀƲƄчśūǢţŀưǟŀƤчǷūǢƋŀţŀǟчͶчЋţǿŀЌч

Aacutemacrfrac14UumlatildeEgraveAcircч ƤūƄƐŀǷŀƲч ȝŀƲƄч ţƐǷǿƲţŀч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ţƐч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч ȝŀƐǷǿч ϱч cedilƼcedilϼiquestcedilч YEgravefrac14frac14Egraveccedilatilde laquodcedilRϰч ţŀƲч

ūƲȝǿǪǿƲŀƲчpoundŀƲŜŀƲƄŀƲч pdчRưǟƧūưūƲǷŀǪƐчYEgravefrac14frac14EgraveccedilatildelaquodcedilRϯч

͵͵ś- RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪч

ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRd

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ͽϰͻͶ ͵͵͵ϰͶʹ ͵͵͵ϰͶʹ ͵͵ͺϰʹ ͵͵ͺϰʹ ͵ͼϰͶͼ ͵ͼϰͶͼ ŀǟŀƐŀƲ ͽϰͻͶ ͵͵͵ϰͶʹ ͵͵͵ϰͶʹ ͵͵ͺϰʹ ͵͵ͺϰʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ

͵͵Ŝ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǟƧƐƤŀǪƐчlaquodcedilR

LAKIN DJPb 2020 134

Selanjutnya dalam rangka untuk menyukseskan implementasi Rollout SAKTI Web Full Module tahun 2021

dengan rincian peserta dari 10 KL yang telah ikut Piloting SAKTI Web Full Module dan 77 KL yang baru

mengimplementasikan SAKTI Web untuk Modul Admin dan Modul Penganggaran terdapat beberapa hal

yang perlu mendapat perhatian yaitu

1) Kesiapan infrastruktur (kualitas internet dan hardware) dan kesiapan pengguna (budayakompetensi

teknis aplikasi) satker KL

2) Kesiapan kehandalan dan keamanan infrastruktur (hardware aplikasi) DJPb dan jaringan Kemenkeu

yang akan diakses secara serentak oleh pengguna satker KL dengan jumlah kurang lebih 250000

pengguna

3) Penyelenggaraan trainingpelatihan dengan metode online oleh Dit SITP untuk satker KL pengguna

pertama kali SAKTI Web perlu diimbangi dengan training offline oleh trainer SAKTI yang berada di unit

-unit vertikal DJPb atau dengan melibatkan BPPKBDK yang berada di seluruh Indonesia

Pemahamaan pengguna SAKTI pada satker KL atas dampak Implementasi RSPP terhadap modul

pelaksanaan sd pelaporan SAKTI baik yang telah mengimplementasikan SAKTI Web maupun belum

Terbatasnya jumlah resources di Dit SITP yang telah terlibat dalam menangani persiapan dan imple-

mentasi SAKTI sejak tahun 2011 sd saat ini Jumlah SDM yang terbatas tersebut sebagian besar terli-

bat mulai dari penyusunan kebijakan pengembangan sistem narasumber training pendamping satker

KL penyedia layanan pengguna operasional sistem hingga penyusunan rencana pengadaan dan

pengelolaan infrastruktur

Dampak psikologis (kejenuhan dan kelelahan) dari resources di Dit SITP yang terlibat dalam mengawal

pengadaan pengembangan dan implementasi SAKTI sejak tahun 2011 sd tahun 2020 (kurang lebih 9

tahun) yang tidak mengalami pergantian

Tindak lanjut hasil Audit fungsionalitas dan keamanan sistem SAKTI yang dilaksanakan oleh Inspektorat

VII ITJEN pada akhir tahun 2020

Belum ditetapkan strategi penerapan perlindungan keamanan informasi melalui One Time Password

(OTP) untuk seluruh satker KL peserta Rollout SAKTI

Tindakan yang telah dilaksanakan pada tahun 2020

1 Refreshment Training SAKTI Manajerial Tahun 2020 telah dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2020

dengan peserta Kabid SKKI Kanwil dan Kepala KPPN (telah 100)

2 EUT SAKTI Web Full Module untuk User SAKTI 7 satker dari 3 KL peserta Piloting V dengan materi

terdiri dari Modul Non Bendahara (tgl 2- 6 November 2020) Modul Bendahara (tgl 9-13 November

2020) Modul Persediaan (tgl 16 - 20 November 2020) Modul Piutang GLP Pelaporan (tgl 23 - 27 No-

vember 2020) (telah 100)

3 Penyebaran media publikasi dan komunikasi SAKTI untuk periode Semester II dalam bentuk flyer

SAKTI Web flyer PANDU SAKTI flyer OTP (one time password) SAKTI) Pembuatan 43 video tutorial Modul

Pelaksanaan dan Pelaporan yang dipublikasikan melalui channel Youtube SAKTI dan App Android dan

iOS PANDU SAKTI (telah 100)

4 Penetapan Exit Criteria Piloting SAKTI melalui Kepdirjen Perbendaharaan NoKEP-305PB2020 tgl 30

Desember 2020 tentang Penetapan Exit Criteria Piloting SAKTI (telah 100)

135 LAKIN DJPb 2020

5 Penetapan Rancangan KMK Piloting SAKTI Tahap V melalui KMK No537KMK052020 tgl 25 No-

vember 2020 tentang Pelaksanaan Piloting SAKTI Tahap V

6 Pendampingan persiapan Gaji Januari 2021 (untuk pengguna SAKTI Web Piloting Tahap V) telah dil-

akukan pada tanggal 2-5 Desember 2020 (telah 100)

7 Penyelesaian penyediaan akses internet satker KL oleh BLU BAKTI berdasarkan surat Direktur

Layanan TI Masyarakat dan Pemerintah No704KOMINFOBAKTI314PR0113112020 tgl 16 Novem-

ber 2020 tentang Penyampaian Progres Pembangunan Akses Internet Usulan Kemenkeu status in-

stalasi internet oleh BLU BAKTI dari usulan target Kemenkeu sebanyak 751 site seluruhnya telah

terpasang BTS dan on air (telah 100)

Rekomendasi rencana aksi

1 Penyusunan Strategi Implementasi Rollout SAKTI tahun 2021

2 Penyusunan Strategi Implementasi One Time Password (OTP) pada satker KL Rollout SAKTI tahun

2021

Memperkuat peran kantor vertical DJPb dalam implementasi SAKTI tahun 2021 melalui pengawalan

khusus terhadap fungsi change management training dan incident management (layer 0) pengguna sistem

dengan pembentukan Task Forces implementasi SAKTI

gtltEWďϮϬϮϬϭϯϲ

ч $ŀƧŀưчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчpoundūƲŜŀƲŀчdūǢơŀч ūưūǢƐƲǷŀƋчЋpoundd ЌчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчŀǟǟūƲŀǪчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчǟūƲţūƤŀǷŀƲч

ưƼƲūȝч ƃƼƧƧƼȗч ǟǢƼƄǢŀưч ǪūǢǷŀч ţūƄŀƲч ǟūƲţūƤŀǷŀƲч cedilūưŀǷƐƤϰч MƼƧƐǪǷƐƤϰч RƲǷūƄǢŀǷƐƃϰч ţŀƲч laquoǟŀǪƐŀƧч ЋcedilMRlaquoЌч dūЙ

śƐơŀƤŀƲчpƼƲūȝч ƃƼƧƧƼȗǪч ǟǢƼƄǢŀưчưūưŀǪǷƐƤŀƲч śŀƋȗŀч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ţƐŀƧƼƤŀǪƐƤŀƲчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ǟǢƼƄǢŀưч ȝŀƲƄч

śūƲŀǢ-śūƲŀǢчśūǢưŀƲƃŀŀǷчƤūǟŀţŀч ǢŀƤȝŀǷчśǿƤŀƲчǪūƤūţŀǢчǿƲǷǿƤчǟūưśƐŀȝŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ƃǿƲƄǪƐчdϼfчȝŀƲƄчśūǢЙ

ǪŀƲƄƤǿǷŀƲϯч MŀƧч ƐƲƐч ưūƲƄƐǪȝŀǢŀǷƤŀƲч śŀƋȗŀч ǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч ǟǢƐƼǢƐǷŀǪч ǟūưśŀƲƄǿƲŀƲч ƲŀǪƐƼƲŀƧч ưūưūǢƧǿƤŀƲч

ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчţŀǢƐчǪūƧǿǢǿƋчǟūưŀƲƄƤǿчƤūǟūƲǷƐƲƄŀƲϰчưūƧŀƧǿƐчǟūƲƄƐƲǷūƄǢŀǪƐŀƲчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчƲŀǪƐƼƲŀƧϼǟǢƼƄǢŀưчǟǢƐЙ

ƼǢƐǷŀǪϼƤūƄƐŀǷŀƲчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчȝŀƲƄчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчţūƲƄŀƲчśūǢśŀǪƐǪчƤūȗƐƧŀȝŀƋŀƲϯчlaquoūƋǿśǿƲƄŀƲчţūƲƄŀƲчƋŀƧчǷūǢЙ

ǪūśǿǷϰчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчǟǢƼƄǢŀưчţŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчǟūưśŀƲƄǿƲŀƲчƲŀǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчpoundd чcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчśūǢЙ

ǟūƲƄŀǢǿƋчţŀƧŀưчǟūƲūƲǷǿŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчǟŀţŀчǪūƧǿǢǿƋчdϼfϰчǷūǢưŀǪǿƤчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲϯчcedilūǢЙ

ţŀǟŀǷччЋƧƐưŀЌч ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧчЋ rЌчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчpoundd чcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчȝŀƐǷǿϱ

͵ϯ ūưśŀƲƄǿƲŀƲчưŀƲǿǪƐŀчţŀƲчǟūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲϲ

Ͷϯ RƲƃǢŀǪǷǢǿƤǷǿǢчţŀƲчǟūưūǢŀǷŀŀƲчȗƐƧŀȝŀƋϲ

ͷϯ rƐƧŀƐчǷŀưśŀƋчǪūƤǷƼǢчǢƐƐƧϰчƐƲţǿǪǷǢƐŀƧƐǪŀǪƐϰчţŀƲчƤūǪūưǟŀǷŀƲчƤūǢơŀϲ

ϯ dūǷŀƋŀƲŀƲчǟŀƲƄŀƲϰчŀƐǢϰчūƲūǢƄƐчţŀƲчƧƐƲƄƤǿƲƄŀƲчƋƐţǿǟϲ

ϯ laquoǷŀśƐƧƐǷŀǪчǟūǢǷŀƋŀƲŀƲчţŀƲчƤūŀưŀƲŀƲϯ

laquoūǷƐŀǟч rчţƐưŀƤǪǿţчţƐǷūǢơūưŀƋƤŀƲчƧūśƐƋчƧŀƲơǿǷчţŀƧŀưч ǢƼƄǢŀư- ǢƼƄǢŀưч ǢƐƼǢƐǷŀǪчЋ ЌϰчȝŀƲƄчǪūƧŀƲơǿǷƲȝŀч

ţƐţūǷƐƧƤŀƲч ƤūưśŀƧƐч Ƥūч ţŀƧŀưч dūƄƐŀǷŀƲ-dūƄƐŀǷŀƲч ǢƐƼǢƐǷŀǪч Ћd Ќч ǿƲǷǿƤч ƤūưǿţƐŀƲч ţƐūȖŀƧǿŀǪƐч ŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀч

ţŀƧŀưчǪŀǪŀǢŀƲчȝŀƲƄчǷūǢǿƤǿǢϯч$b śчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчưūưƐƧƐƤƐчǪŀǪŀǢŀƲчȝŀƲƄчưūƲţǿƤǿƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчţǿŀч

ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϰчȝŀƐǷǿϱ

͵ϯч ūưśŀƲƄǿƲŀƲчưŀƲǿǪƐŀчţŀƲчǟūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲϲ

ͷϯчrƐƧŀƐчǷŀưśŀƋчǪūƤǷƼǢчǢƐƐƧϰчƐƲţǿǪǷǢƐŀƧƐǪŀǪƐϰчţŀƲчƤūǪūưǟŀǷŀƲчƤūǢơŀϯ

$ŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч ūưśŀƲƄǿƲŀƲчưŀƲǿǪƐŀчţŀƲчǟūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲϰч$b śчśūǢǟūǢŀƲчţŀƧŀưчǟūƧŀƤǪŀЙ

ƲŀŀƲчǟǢƼƄǢŀưчǟǢƐƼǢƐǷŀǪч ūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲϯчlaquoūưūƲǷŀǢŀчƐǷǿϰчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчrƐƧŀƐчǷŀưśŀƋчǪūƤǷƼǢч

ǢǢƐƧϰчƐƲţǿǪǷǢƐŀƧƐǪŀǪƐϰчţŀƲчƤūǪūưǟŀǷŀƲчƤūǢơŀϰч$b śчśūǢǟūǢŀƲчţŀƧŀưчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǟǢƼƄǢŀưчǟǢƐƼǢƐǷŀǪч ūǢǷǿưЙ

śǿơŀƲчǟƐƧŀǢчǟūǢǷǿưśǿƋŀƲчţŀƲчţŀȝŀчǪŀƐƲƄчūƤƼƲƼưƐϯчiquestƲǷǿƤчǪūǷƐŀǟчǟǢƼƄǢŀưчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчǷūǢǪūśǿǷϰчţƐơŀśŀǢƤŀƲч

ƤūчţŀƧŀưчƤūƄƐŀǷŀƲчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчśūǪūǢǷŀчǪŀǪŀǢŀƲƲȝŀϯч ūƲơūƧŀǪŀƲчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчǪūǷƐŀǟчǪŀǪŀǢŀƲчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋч

ǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱч

͵ϯ ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱч ūưśŀƲƄǿƲŀƲчpŀƲǿǪƐŀчţŀƲч ūƲƄūƲǷŀǪŀƲчdūưƐǪƤƐƲŀƲ

ǢƼƄǢŀưч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱч ūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲ

dūƄƐŀǷŀƲч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱчƤǪūƧūǢŀǪƐчǟūƲƄǿŀǷŀƲчūƤƼƲƼưƐчƤūƧǿŀǢƄŀ

ǢƼȝūƤч ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱч ūưśūǢƐŀƲчưƼţŀƧчǿǪŀƋŀ

ǢƼȝūƤч dϼfч pūƲţǿƤǿƲƄч ǢƐƼǢƐǷŀǪч rŀǪƐƼƲŀƧϱч ūƲƄǿŀǷŀƲч ǟǢƼǪūǪч śƐǪƲƐǪч ţŀƲч ƤūƧūưśŀƄŀŀƲч iquestƧǷǢŀч pƐƤǢƼч

ЋiquestpƐЌ

ǿǷǟǿǷϱчͷͷчUumlatildesup1shyEgravefrac14Oslash

ŀƄǿчŀƲƄƄŀǢŀƲϱчpoundǟͷϯͻͽͻϯʹͷʹϯʹʹʹϲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐϱчpoundǟͷϯͶ͵ͺϯ͵ͻϯͺͷчЋͼϰͻʹҗЌч

poundƐǪƐƤƼϱ

ŀЌ ūǢŀǷǿǢŀƲϼƤūśƐơŀƤŀƲчǷƐţŀƤчǷūǢǪūƧūǪŀƐƤŀƲчţūƲƄŀƲчǷūǟŀǷчȗŀƤǷǿϯ

śЌ ŀƄǿчŀƲƄƄŀǢŀƲчǿƲǷǿƤчƤūƄƐŀǷŀƲчȝŀƲƄчưūƲţǿƤǿƲƄчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟūǢŀǷǿǢŀƲϼƤūśƐơŀƤŀƲч

ƤǿǢŀƲƄϯ

ŜЌ ǢƐǪƐƤƼчǟūƲȝŀưǟŀƐŀƲчƧŀǟƼǢŀƲчƋŀǪƐƧчǪǿǢȖūȝчȝŀƲƄчǷƐţŀƤчǷūǟŀǷчȗŀƤǷǿ

ţЌ ǢƐǪƐƤƼчǷƐţŀƤчūɯǪƐūƲчǪǿǢȖūȝчţūƲƄŀƲчƤǿūǪƐƼƲūǢчǟŀƲţǿŀƲчUumlccedilOslashoacuteoumlEgraveAcircUumlmacratilde

ϭϯϳgtltEWďϮϬϮϬ

ūЌ ǢƐǪƐƤƼч ƼǟūǢŀǪƐƼƲŀƧч ưƐǪŀƧч ǟūǷǿƄŀǪч ǪǿǢȖūȝч ţƐч d rч ƤǿǢŀƲƄч ưūưŀƋŀưƐч ǷŀǷŀŜŀǢŀч ǪǿǢȖūȝч ţūƲƄŀƲч

ưūǷƼţūчEgraveAcircfrac14macrAcirc

dūƲţŀƧŀ

ŀЌ ]ccedilOslashoacutemacr0AcircOtildeatildeshy0AcircatildeOslashoacutemacrocircţūƲƄŀƲчƤǿūǪƐƼƲūǢчppRчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчưūǷƼţūчEgraveAcircUumlmacratildeǷūǷŀǟƐчƋŀǢǿǪч

ưūưŀǷǿƋƐчǟǢƼƤūǪ

śЌ laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчţŀƲчǟūƧŀǷƐƋŀƲчǷūǢƤŀƐǷчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчưƼƲūȖч ūưśƐŀȝŀŀƲчiquestpƐчśūƧǿưчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǪūŜŀǢŀч

ǷŀǷŀǟчưǿƤŀ

ŜЌ ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчŀƲǷŀǢŀчƐƲǪǷŀƲǪƐчȖūǢǷƐƤŀƧчţūƲƄŀƲч Rч ūƲȝŀƧǿǢчǷūǢƋŀưśŀǷчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲ

ţЌ ŀƲƄƄŀǢŀƲчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчţƐưŀƤǪƐưŀƧƤŀƲϰчƤŀǢūƲŀчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲчǿƲǷǿƤчƤūƄƐŀǷŀƲчǟūƲȝūǪǿŀƐŀƲчŀƤƐśŀǷч ŀƲţūưƐч

OumlR$-͵ͽчśūƧǿưчţƐǪƐŀǟƤŀƲчưŀǷŀчŀƲƄƄŀǢŀƲƲȝŀ

pƐǷƐƄŀǪƐчǢƐǪƐƤƼϱ

ŀЌ laquoūƧŀƧǿчưūưŀǷǿƋƐчǟǢƼƤūǪчţŀƧŀưчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчBEgraveAcircoacutemacrAcircOtildeatildeshymacrAcircatildeOslashoacutemacrocirc

śЌ pūƧŀƤǿƤŀƲчǢūȖƐǪƐчŀƲƄƄŀǢŀƲ

ŜЌ pūƲƄūưśŀƲƄƤŀƲчlaquoRd чiquestpƐчǿƲǷǿƤчưūưƃŀǪƐƧƐǷŀǪƐчǟūǢūƤŀưŀƲчţŀƲчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƋŀǪƐƧчǪǿǢȖūƐчơŀǢŀƤчơŀǿƋ

ţЌ ǟūƲȝūǪǿŀƐŀƲчƤǿūǪƐƼƲūǢчǪǿǢȖūƐчŀƄŀǢчǪǿǢȖūƐчơŀǢŀƤчơŀǿƋчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǪūŜŀǢŀчƧūśƐƋчūɯǪƐūƲ

ūЌ ŀǪƐǪǷūƲǪƐчţŀƲчśƐưśƐƲƄŀƲчǟŀţŀчƐƲǪǷŀƲǪƐчȖūǢǷƐƤŀƧчưūƧŀƧǿƐчƄǢǿǟчtimes

iquestǟŀȝŀ-ǿǟŀȝŀчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲϱ

ŀЌ MŀǪƐƧчpƼƲūȖч0AcircOtildeatildeshymacrAcircatildeOslashoacutemacrocircǷūƧŀƋчţƐƧŀǟƼǢƤŀƲ

śЌ ƧŀǟƼǢŀƲчưƼƲūȖч ǟūưśƐŀȝŀŀƲч iquestpƐч ǷūƧŀƋч ţƐǪŀưǟŀƐƤŀƲч d rч Ƥūǟŀţŀч dŀƲȗƐƧч $b śч ǿƲǷǿƤч ţƐŀƲŀƧƐǪƐǪч

ţŀƲчţƐǢūƤŀǟч

ŜЌ ƤūưǿƲƄƤƐƲŀƲч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐч ţŀƲч śƐưśƐƲƄŀƲч ǷūƤƲƐǪч ưūƧŀƧǿƐч ŀǟƧƐƤŀǪƐч ccedilƼƼưч

śūǢƧƐǪūǪūƲǪƐ

poundūƲŜŀƲŀчǷƐƲţŀƤчƧŀƲơǿǷϱ

ŀЌ pūƧŀƤǿƤŀƲчBEgraveAcircoacute0AcircOtildeatildeshy0AcircatildeOslashoacutemacrocircţŀƲчƧŀǟƼǢŀƲчǷūƧŀƋчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲ

śЌ pūƧŀƤǿƤŀƲчȗūśƐƲŀǢчVOslashfrac14macrAacutemacrAcircOslashoumlYUumlccedilfrac14atildeiquestơƐч$ŀưǟŀƤ

Ͷϯ ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱч ūưśŀƲƄǿƲŀƲчưŀƲǿǪƐŀчţŀƲчǟūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲ

ǢƼƄǢŀưч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱч ūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲ

dūƄƐŀǷŀƲч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱчƤǪūƧūǢŀǪƐчǟūƲƄǿŀǷŀƲчūƤƼƲƼưƐчƤūƧǿŀǢƄŀ

ǢƼȝūƤч ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱч ūưśūǢƐŀƲчưƼţŀƧчǿǪŀƋŀ

ǢƼȝūƤчdϼfчpūƲţǿƤǿƲƄч ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱчiquestǪŀƋŀчiquestƧǷǢŀчpƐƤǢƼчȝŀƲƄчǷūǢƃŀǪƐƧƐǷŀǪƐчǟūưśƐŀȝŀŀƲчiquestƧǷǢŀчpƐƤǢƼ

ǿǷǟǿǷϱч͵ϯͺ͵ϯʹʹʹчƲŀǪŀśŀƋчǿǪŀƋŀчưƐƤǢƼ

ŀƄǿчŀƲƄƄŀǢŀƲϱчpoundǟϯʹͶϯͺͽͽϯʹʹʹϲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐϱчpoundǟͷϯͶͺͺϯͷͼͽϯͼͺчЋͺϰʹ͵җЌчч

poundƐǪƐƤƼϱ

poundūƲţŀƋƲȝŀчţŀȝŀчǪūǢŀǟчǟūưśƐŀȝŀŀƲчǿƧǷǢŀчưƐƤǢƼчƼƧūƋч ūƲȝŀƧǿǢ

dūƲţŀƧŀчţŀƲчţŀưǟŀƤчǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽϱ

ŀЌ ţŀƲȝŀчǟŀƲţūưƐчƼȖƐţ-͵ͽчưūƲƄŀƤƐśŀǷƤŀƲчǷūǢƋūƲǷƐƲȝŀчƤūƄƐŀǷŀƲчȝŀƲƄчśūǢǪƐƃŀǷчǟūƲƄǿưǟǿƧŀƲчưŀǪǪŀч

ţŀƧŀưчơǿưƧŀƋчśŀƲȝŀƤчǪūǟūǢǷƐчƤūƄƐŀǷŀƲчǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчǟūưśƐŀȝŀŀƲчiquestpƐϰчƤūƄƐŀǷŀƲчǟūƧŀǷƐƋŀƲчưŀƲŀơūưūƲч

ƤūƧūưśŀƄŀŀƲч ūƲȝŀƧǿǢϼfƐƲƤŀƄūϰч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǟūƧŀǷƐƋŀƲч EgraveccedilAcircatilde IumlumlmacrOslashϰч ţŀƲч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǟūƧŀǷƐƋŀƲч

ƤūȗƐǢŀǿǪŀƋŀŀƲчţūśƐǷǿǢϯч$ūưƐƤƐŀƲчơǿƄŀчƤūƄƐŀǷŀƲчǟūǢơŀƧŀƲŀƲчţƐƲŀǪчƤūчƧǿŀǢчƲūƄūǢƐчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǪǷǿţƐч

LAKIN DJPb 2020 138

30 September 2020

b) Belanja untuk kegiatan yang dibatasi akibat pandemi Covid-19 menjadi rendah realisasinya

namun demikian capaian output per 30 September 2020 sudah melebihi target yang ditetapkan

Sehingga pelaksanaan program Prioritas Nasional pada akhir Semester II Tahun 2020 ditujukan

untuk meningkatkan capaian debitur yang lebih banyak lagi melebihi target yang ditetapkan

Mitigasi risiko

a) Koordinasi berupa rapat melalui video conference dengan Penyalur dengan pihak Pemeritah

Daerah maupun dengan Pihak Lain dalam menyikapi dampak pandemi COVID-19 terhadap

Pembiayaan UMi dan strategi-strategi sebagai solusi

b) Mengeluarkan kebijakan tentang relaksasi pembayaran angsuran pokok dan pemberian masa

tenggang (grace period) pada bulan Juni 2020 yang masih berjalan hingga akhir tahun dan

mensosialisaikan kepada seluruh mitra dan stakeholder sehingga memastikan program dapat

diterima sampai kepada debitur (end user)

c) Melaksanakan koordinasi antara Direktorat terkait dan unit pengawasan intern dalam hal

memitigasi risiko dalam pelaksanaan pemberian kebijakan relaksasi

d) Penguatan pembinaan dan pengawasan atasan atas berjalannya proses bisnis penyediaan dan

pemeliharaan sarana dan prasarana secara rutin dalam hal memitigasi risiko operasional

Upaya-upaya pencapaian

Melanjutkan kegiatan yang dilakukan secara online melalui webinar untuk mengganti kegiatan

pengumpulan massa dalam jumlah banyak

Rencana tindak lanjut

a) Menginstensifkan terus kegiatan yang dapat dilakukan secara online

b) Dalam hal kondisi sudah memungkinkan nanti maka kegiatan yang melibatkan para account

officer Linkage dan para debitur menjadi prioritas untuk dilakukan dengan menjaga protokol

kesehatan yang ditetapkan agar kondisi usaha para debitur semakin baik dan program Pemulihan

Ekonomi Nasional dapat tercapai

3 Prioritas Nasional Nilai tambah sektor riil industrialisasi dan kesempatan kerja

Program Prioritas Penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi

Kegiatan Prioritas Reformasi fiskal

Proyek Prioritas Nasional Pembaruan sistem inti administrasi perpajakan (core tax administration

system)

Proyek KL Mendukung Prioritas Nasional Satker yang mengimplementasikan SAKTI

Output 20000 satker

Pagu anggaran Rp8540000000 Realisasi Rp8018789000 (9386)

Risiko

a) SAKTI web modul penganggaran ditunjuk menjadi sistem untuk implementasi Redesain Sistem

Perencanaan dan Pengganggaran (RSPP) untuk TA 2021 Proses pembahasan RSPP dengan seluruh

KL Sehingga proses sosialiasi bimbingan teknis serta internalisasi SAKTI web menunggu perlu

adanya penyesuaian pada aplikasi SAKTI dan perlu melakukan pelatihan dan sosialiasi kembali ke

Satker

ϭϯϵgtltEWďϮϬϮϬ

śЌ ūƲƄƄǿƲŀŀƲч laquodcedilRч ţŀƧŀưч ǟūƲȝǿǪǿƲŀƲч poundddfч ǷūǢǷǿǷŀưŀч ţŀƧŀưч ǟǢƼǪūǪч ǟūưśǿŀǷŀƲч $dч ȝŀƲƄч

ưūưśǿǷǿƋƤŀƲчƤŀǟŀǪƐǷŀǪчǪūǢȖūǢчȝŀƲƄчśūǪŀǢϯ

ŜЌ $ƐƤŀǢūƲŀƤŀƲч ǟūƲƄƄǿƲŀŀƲч laquodcedilRч ǿƲǷǿƤч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч poundūţūǪŀƐƲч laquoƐǪǷūưч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲч ţŀƲч

ūƲƄƄŀƲƄƄŀǢŀƲчЋpoundlaquo ЌчǿƲǷǿƤчcedilчͶʹͶ͵чƋŀƧчȝŀƲƄчśŀǢǿчưŀƤŀчǷūǢţŀǟŀǷчƤūưǿƲƄƤƐƲŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀчŀƤŀƲч

ưūƄŀƧŀưƐчƤūƲţŀƧŀчţŀƧŀưчǟūƲƄƄǿƲŀŀƲчŀǟƧƐƤŀǪƐϯ

ţЌ ţŀƲȝŀч ǟǢƼǪūǪч ưƐƄǢŀǪƐч dϼfч ǟūƲƄƄǿƲŀч laquodcedilRч ȖūǢǪƐч ţūƤǷƼǟч Ƥūч laquodcedilRч w (ccedilfrac14frac14 AacuteEgraveccedilfrac14 ǪūƋƐƲƄƄŀч

ţƐǟūǢƧǿƤŀƲчǟūƲȝūǪǿŀƐŀƲчƼƧūƋчƼǟūǢŀǷƼǢ

dūƲţŀƧŀчţŀƲчţŀưǟŀƤчǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽϱ

$ūƲƄŀƲчƼȖƐţ-͵ͽϰчǪūƧǿǢǿƋчƤūƄƐŀǷŀƲчȝŀƲƄчśūǢǪƐƃŀǷчǷŀǷŀǟчưǿƤŀчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǿƤŀƲϰчƼƧūƋчƤŀǢūƲŀч ƐǷǿч

ǪūƧǿǢǿƋч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐϰч śƐưśƐƲƄŀƲч ǷūƤƲƐǪч ЋǷǢŀƐƲƐƲƄЌϰч ţŀƲч ƐƲǷūǢƲŀƧƐǪŀǪƐч laquodcedilRч ţƐƧŀƤǿƤŀƲчưūƧŀƧǿƐч

oacutemacrEgrave EgraveAcircumlOslashAcircϯч ūǪūǢǷŀч ǟŀţŀч śūśūǢŀǟŀч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǷūǢǪūśǿǷч ŀţŀƧŀƋч ǪūƧǿǢǿƋчd rч ţŀƲч ƤŀƲȗƐƧч $ƐǷơūƲч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϰчţŀƲчlaquoūƧǿǢǿƋчdūưūƲǷūǢƐŀƲчƧūưśŀƄŀϯч

pƐǷƐƄŀǪƐчǢƐǪƐƤƼϱ

ŀЌ pūưŀǪǷƐƤŀƲчśŀƋȗŀчǟƐƋŀƤчƤūǷƐƄŀϼǟǢƼǪūǪчǟūǢǿśŀƋŀƲчŀǟƧƐƤŀǪƐчśūǢơŀƧŀƲчţūƲƄŀƲчśŀƐƤϰчǪūǷūƧŀƋчǪūưǿŀч

ǟǢƼǪūǪч ţƐƧūȗŀǷƐч ţŀƲч ǢūǪƐƤƼ-ǢūǪƐƤƼч ţƐŀǷŀǪч ţŀǟŀǷч ţƐǷŀƲƄƄǿƧŀƲƄƐϰч ţŀƧŀưч ƋŀƧч ưūưƐǷƐƄŀǪƐч ǢƐǪƐƤƼч

ƤūƄŀƄŀƧŀƲчǟǢƼǪūǪчǟūǢǿśŀƋŀƲчŀǟƧƐƤŀǪƐϼǟūƲŀưśŀƋŀƲчɯǷǿǢϯ

śЌ ūƲƄŀȗŀƧŀƲчǟǢƼǪūǪчǟūưśǿŀǷŀƲч$dчƼƧūƋчǷƐưчǷūƤƲƐǪчlaquodcedilRчţƐŀưŀƲŀчŀţŀчǟūǢƧŀƤǿƤŀƲчƤƋǿǪǿǪчǿƲǷǿƤч

ǟūưśǿŀǷŀƲч$dчţūƲƄŀƲчơǿưƧŀƋчǪŀǷƤūǢчȝŀƲƄчśŀƲȝŀƤϯ

ŜЌ ūƲȝƐŀǟŀƲч ŜƼƲǷŀŜǷч ŜūƲǷūǢч MRч $b śч ţŀƧŀưч ưūưśŀƲǷǿч ǿǪūǢч ţŀƧŀưч ưūƲŀƲƄŀƲƐч ƤūƲţŀƧŀч ȝŀƲƄч

ţƐƋŀţŀǟƐчţŀƧŀưчǟǢƼǪūǪчǟūƲƄƄǿƲŀŀƲчlaquodcedilRчǿƲǷǿƤчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчpoundūţūǪŀƐƲчlaquoƐǪǷūưч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчţŀƲч

ūƲƄƄŀƲƄƄŀǢŀƲчЋpoundlaquo ЌчǿƲǷǿƤчcedilчͶʹͶ͵

ţЌ pūƲȝƐŀǟƤŀƲч]OslashoacuteOslashfrac14EgraveccedilǪūśŀƄŀƐчǪŀǢŀƲŀчǟūƧŀǷƐƋŀƲчlaquodcedilRчw(ccedilfrac14frac14BEgraveccedilfrac14ƤūǟŀţŀчƼǟūǢŀǷƼǢ

iquestǟŀȝŀ-ǿǟŀȝŀчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲϱ

ŀЌ $ƐƧŀƤǿƤŀƲƲȝŀч sup1macrsup1 Egraveumluml AacuteatildemacrAcirccopy ţŀƲч ocircsup1frac14ouml AacuteatildemacrAcirccopy IOtildeOslashatildemacrEgraveAcircfrac14 ]ccedilOtildeOtildeEgraveOslashatilde laquodcedilRч ǪūǷūƧŀƋч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч

ǟūƲƄŀţŀŀƲ

śЌ pūƧŀƤǿƤŀƲч ocircsup1frac14ouml AacuteatildemacrAcirccopy ǷūǢƤŀƐǷч laquodcedilRч ŀƄŀǢч ǪūƄŀƧŀч ǟūǢưŀǪŀƧŀƋŀƲч ȝŀƲƄч ţƐƋŀţŀǟƐч ǪūƄūǢŀч

ǷūǢǪūƧūǪŀƐƤŀƲ

ŜЌ pūƧŀƤǿƤŀƲчǟūǢǪƐŀǟŀƲчƐƲǷūƄǢŀǪƐчlaquoŀǷǿ$bчţŀƲчlaquodcedilR

ţЌ pūƧŀƤǿƤŀƲч ǟūƲƄŀȗŀƧŀƲч ǟǢƼǪūǪч ūƲȝǿǪǿƲŀƲч ţŀƲч ūƲūƧŀŀƋŀƲч poundddfч ͶʹͶ͵ч ǷūǢǷǿǷŀưŀч ǷūǢƤŀƐǷч

ǟūǢƃƼǢưŀчlaquodcedilR

ūЌ pūƧŀƤǿƤŀƲчǟūƲţŀưǟƐƲƄŀƲчǷūǢƋŀţŀǟчdϼfчǟūƲƄƄǿƲŀчlaquodcedilRчw(ccedilfrac14frac14BEgraveccedilfrac14

poundūƲŜŀƲŀчǷƐƲţŀƤчƧŀƲơǿǷϱ

ŀЌ ūƲţŀưǟƐƲƄŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀŀƲчlaquoŀƤǷƐчȗūśчưƼţǿƧчǟūƲƄŀƲƄƄŀǢŀƲчţŀƧŀưчǟǢƼǪūǪчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲч rчcedilч

ͶʹͶ͵ϯ

śЌ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчƼǟūǢŀǷƐƼƲŀƧчǪǿǟǟƼǢǷчlaquodcedilRϯ

ŜЌ ūǢǪƐŀǟŀƲч RưǟƧūưūƲǷŀǪƐч laquoŀƤǷƐчw umlccedilfrac14frac14 AacuteEgraveccedilfrac14 ЋǷŀưśŀƋŀƲч ͻчưƼţǿƧчȗūśЌчưūƲȝǿǪǿƧч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч

ŀǷŀǪчţǿŀчưƼţǿƧчȗūśчǪūśūƧǿưƲȝŀчЋŀţưƐƲчţŀƲчǟūƲƄŀƲƄƄŀǢŀƲЌчƤūǟŀţŀчǪŀǷǿŀƲчƤūǢơŀчȝŀƲƄчţƐǷǿƲơǿƤϯ

ţЌ ūƲȝƐŀǟŀƲчǢūȖƐǪƐчǢūƄǿƧŀǪƐчlaquodcedilRчǿƲǷǿƤчưūƲƄŀƤƼưƼţƐǢчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчlaquodcedilRчȗūśчƃǿƧƧчưƼţǿƧϯ

ūЌ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчtccedilfrac14AcircOslashmacrfrac14macratildeoumldUumlatildeBEgraveccedilfrac14ţƐчlaquodcedilRчȗūśчȝŀƲƄчśūǢƃǿƲƄǪƐчǿƲǷǿƤчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчƤūŀưŀƲŀƲч

ŀǟƧƐƤŀǪƐϯ

ƃЌ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчpƐƄǢŀǪƐчţŀǷŀчţŀǢƐчlaquodcedilRч$Uumlsup1atildeEgraveOtildeчƤūчlaquodcedilRчtimesūś

gtltEWďϮϬϮϬϭϰϬ

ƄЌ ūƲţŀưǟƐƲƄŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀŀƲчlaquodcedilRчwǿƲǷǿƤчǟūƲƄŀơǿŀƲчFŀơƐчbŀƲǿŀǢƐчͶʹͶ͵

ϯ ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱчrƐƧŀƐчǷŀưśŀƋчǪūƤǷƼǢчǢƐƐƧϰчƐƲţǿǪǷǢƐŀƧƐǪŀǪƐϰчţŀƲчƤūǪūưǟŀǷŀƲчƤūǢơŀ

ǢƼƄǢŀưч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱч ūƲƄǿŀǷŀƲчǟƐƧŀǢчǟūǢǷǿưśǿƋŀƲчţŀƲчţŀȝŀчǪŀƐƲƄчūƤƼƲƼưƐ

dūƄƐŀǷŀƲч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱчpoundūƃƼǢưŀǪƐчɯǪƤŀƧ

ǢƼȝūƤч ǢƐƼǢƐǷŀǪч rŀǪƐƼƲŀƧϱч ūưśŀǢǿŀƲч ǪƐǪǷūưч ƐƲǷƐч ŀţưƐƲƐǪǷǢŀǪƐч ǟūǢǟŀơŀƤŀƲч ЋEgraveOslash atildeotilde AacutemacrAcircmacrUumlatildeOslashatildemacrEgraveAcirc

UumloumlUumlatildeAacuteЌ

ǢƼȝūƤчdϼfчpūƲţǿƤǿƲƄч ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱчOslashocircOslashʘ]EgraveumlatildeocircOslashǿƲǷǿƤчǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчƤŀǟŀǪƐǷŀǪчƧŀȝŀƲŀƲч

laquo rϰчlaquodcedilRϰчţŀƲчp r

ǿǷǟǿǷϱчͷчǪƐǪǷūưч

ŀƄǿчŀƲƄƄŀǢŀƲϱчpoundǟ͵ʹϯͽͶͽϯͶ͵ͽϯʹʹʹϲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐϱчpoundǟ͵ʹϯͷͽͶϯ͵ͶϯʹʹчЋͽͽϰͽҗЌч

poundƐǪƐƤƼϱч

ŀЌ ǢƼǪūǪчǟūƲƄŀţŀŀƲчśūǢưŀǪŀƧŀƋϼƄŀƄŀƧчŀǷŀǿчǷƐţŀƤчǷūǟŀǷчȗŀƤǷǿϯ

śЌ dǿǢŀƲƄƲȝŀчlaquo$pчǿƲǷǿƤчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǟǢƼȝūƤϯ

ŜЌ cedilƐţŀƤчŀţŀƲȝŀϼƤūƧūƲƄƤŀǟŀƲчǟūǢŀƧŀǷŀƲϼUumlOtildeOslashOtildeOslashatildeȝŀƲƄчţƐśǿǷǿƋƤŀƲчţƐчǟŀǪŀǢŀƲϯ

ţЌ dūƄŀƄŀƧŀƲчǟūưŀǪŀƲƄŀƲϼƐƲǪǷŀƧŀǪƐϯ

dūƲţŀƧŀчţŀƲчţŀưǟŀƤчǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽ

$ŀưǟŀƤчƼȖƐţ-͵ͽчưūưśǿŀǷчƤƼƲţƐǪƐчǟūǢūƤƼƲƼưƐŀƲч ǷƐţŀƤчưūƲūƲǷǿчǪūǟūǢǷƐч ƤūǟŀǪǷƐŀƲчƤūǷūǢǪūţƐŀŀƲч

śŀǢŀƲƄϰчǟūǢǿśŀƋŀƲчƋŀǢƄŀчŀƤƐśŀǷчɰǿƤǷǿŀǪƐчưŀǷŀчǿŀƲƄϯчlaquoūƧŀƐƲчƐǷǿϰчǟǢƼǪūǪчǟūƲƄŀţŀŀƲчţŀƲчƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч

ǷƐţŀƤчśƐǪŀчţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчǷŀǷŀǟчưǿƤŀϰчǪūưǿŀƲȝŀчţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчưūǷƼţūчȖƐţūƼчŜƼƲƃūǢūƲŜūϯ

pƐǷƐƄŀǪƐчǢƐǪƐƤƼ

ưūƧŀƤǿƤŀƲч ǟǢƼǪūǪч ǟūƲƄŀţŀŀƲч ţūƲƄŀƲч ưūǷƼţūч ƧūƧŀƲƄч ŜūǟŀǷϰч ưūƲơŀƄŀч ŀƄŀǢч ǟǢƼǪūǪч ǟūƲƄŀţŀŀƲч

śūǢơŀƧŀƲчţūƲƄŀƲчśŀƐƤϰчţŀƧŀưчƋŀƧчưūưƐǷƐƄŀǪƐчǢƐǪƐƤƼчǟǢƼǪūǪчǟūƲƄŀţŀŀƲчśūǢưŀǪŀƧŀƋ

iquestǟŀȝŀ-ǿǟŀȝŀчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲϱ

ūƲƄŀţŀŀƲч ūǢŀƲƄƤŀǷч ЋOslashocircOslashʘUumlEgraveumlatildeocircOslashʟ ǪūǟūǢǷƐч =OtildeatildeEgraveOtilde ]Otildemacrfrac14 VccedilOslashOtildeEgraveUumlϰч =macrUumlAcircUumlmacr OtildeOtildeAacuteAcirc laquodcedilRч

ǪǿţŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчǢūƲŜŀƲŀ

poundūƲŜŀƲŀчǷƐƲţŀƤчƧŀƲơǿǷ

pūƧŀƤǿƤŀƲчǟǢƼǪūǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǟūƤūǢơŀŀƲчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчǟūǢŀƲƄƤŀǷчǷūǢǟŀǪŀƲƄчŀǷŀǿчǟƼȗūǢчƼƲϯч

ϭϰϭgtltEWďϮϬϮϬ

͵ϯ poundūŀƧƐǪŀǪƐч$R ч$b śч ŀƋǿƲчƲƄƄŀǢŀƲчͶʹͶʹ

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲчţŀǷŀчţŀǢƐчEgraveAcircfrac14macrAcircAacuteEgraveAcircmacratildeEgraveOslashmacrAcirccopylaquo rчЋpчlaquo rЌчǟūǢч͵чbŀƲǿŀǢƐчͶʹͶ͵ϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǟūƲȝūǢŀǟŀƲч$R ч

$b śчЋƲƼƲчfiquestЌчcedilŀƋǿƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋcedilЌчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчpoundǟϯ͵͵ϯͽʹͼϯͽͼ͵ϯ͵ͼͽчŀǷŀǿчưūƲŜŀǟŀƐчͽͽϰͶҗч

ţŀǢƐч ǷƼǷŀƧч ǟŀƄǿч ǪūśūǪŀǢч poundǟϯ͵ͷͽϯ͵͵ʹϯͼ͵ϯʹʹʹϯч ūƲȝūǢŀǟŀƲч $R ч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ƐƲƐч ưūƲƐƲƄƤŀǷч ţƐśŀƲţƐƲƄч

ǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀчȝŀƲƄчưūƲŜŀǟŀƐчͽͼϰͺͼҗчЋƲŀƐƤчʹϰͻҗЌϯчч ūƲȝūǢŀǟŀƲчǷūǢǪūśǿǷчǷƐţŀƤчưūưǟūǢƋƐǷǿƲƄƤŀƲч

ǟūƲȝūǢŀǟŀƲчţŀǢƐчƤūƄƐŀǷŀƲчȝŀƲƄчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƼƧūƋчfiquestчŀţŀƲч ūƲƄūƧƼƧŀч$ŀƲŀч ūǢƤūśǿƲŀƲчdūƧŀǟŀчlaquoŀȗƐǷч

Ћ $ dlaquoЌϰч fiquestч ǿǪŀǷч RƲȖūǪǷŀǪƐч ūưūǢƐƲǷŀƋч Ћ R Ќч ţŀƲч fiquestч ŀţŀƲч ūƲƄūƧƼƧŀч $ŀƲŀч fƐƲƄƤǿƲƄŀƲч MƐţǿǟч

Ћ $fMЌчưūƲƄƐƲƄŀǷчƤūƄƐŀǷŀƲчǷūǢǪūśǿǷчǷƐţŀƤчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƧŀƲƄǪǿƲƄчƼƧūƋч$b śч

R чţŀƲч $fMчǪūśūǪŀǢчͼͻϰͺ͵җчţŀǢƐч

ǟƼǢǪƐчǪūƧǿǢǿƋчǟŀƄǿчpoundǟͷͷϯʹϯͺͷͺϯʹϯʹʹʹЌчǪūƋƐƲƄƄŀчŀƤŀƲчưūƲţƐǪǷƼǢǪƐчƤƐƲūǢơŀчţŀƲчǷƐţŀƤчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲч

ƤƐƲūǢơŀчǢƐƐƧч$b śчơƐƤŀчǷǿǢǿǷчţƐǟūǢƋƐǷǿƲƄƤŀƲϯ

laquoūƧǿǢǿƋч ƤūƄƐŀǷŀƲч $b śч ţŀǟŀǷч ţƐƄƼƧƼƲƄƤŀƲч ưūƲơŀţƐч ͷч ЋǷƐƄŀЌч ơūƲƐǪч śūƧŀƲơŀϯч iquestƲǷǿƤч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǟūǢч ơūƲƐǪч

śūƧŀƲơŀчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐчśūƧŀƲơŀчǟūƄŀȗŀƐчưūƲŜŀǟŀƐчǪūśūǪŀǢчpoundǟͶϯͽͽϯͼʹ͵ϯͼͼͻчЋͽͽϰ͵җчţŀǢƐч

ǟŀƄǿчǪūśūǪŀǢчpoundǟͶͻϯͷϯͼͺϯʹʹʹЌϰчśūƧŀƲơŀчśŀǢŀƲƄчưūƲŜŀǟŀƐчǪūśūǪŀǢчpoundǟͷϯͷͶϯͻͼͶϯ͵ʹϯͷ͵чЋͽͽϰͶҗчţŀǢƐч

ǟŀƄǿч ǪūśūǪŀǢчpoundǟͷϯͷϯͷ͵ϯͼͺͻϯʹʹʹЌϰч ţŀƲчśūƧŀƲơŀчưƼţŀƧч ǪūśūǪŀǢчpoundǟͶͺϯ͵ͺͻϯʹͻͷϯͻͻ͵ч ЋͽͽϰͶͶҗчţŀǢƐч ǟŀƄǿч

ǪūśūǪŀǢчpoundǟͶͺͻϯͶ͵ϯͼͼϯʹʹʹЌϯчţŀǟǿƲчǢƐƲŜƐŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǟūǢчơūƲƐǪчśūƧŀƲơŀчǪūƧŀưŀчǟūǢƐƼţūчͶʹ͵ͺndashͶʹͶʹчţŀǟŀǷч

ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ϯч

cedilŀśūƧчͷϯ͵чpoundūŀƧƐǪŀǪƐч$R ч$b śчЋrƼƲчfiquestЌчcedilчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчǟūǢчbūƲƐǪчūƧŀƲơŀч

ч

ưūƲƐƲƄƤŀǷчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчЋͽϰʹҗЌчƤūч

ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͻч Ћͽͻϰʹ͵җϲч ƲŀƐƤч ͵ϰͽͻҗЌϰч

ưūƲǿǢǿƲч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͼч Ћͽͺϰͽͷҗϲч

ǷǿǢǿƲч ʹϰʹͼҗЌϰч ưūƲƐƲƄƤŀǷч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵ͽчЋͽͼϰͺͼҗϲчƲŀƐƤч͵ϰͻҗЌчţŀƲч

Ͷʹ͵ͺчч Ͷʹ͵ͻ

ŀƄǿчЋpoundǟЌ poundūŀƧƐǪŀǪƐчЋpoundǟЌ җ ŀƄǿчЋpoundǟЌ poundūŀƧƐǪŀǪƐчЋpoundǟЌ җ

ūƧŀƲơŀч ūƄŀȗŀƐ

ͼͽϯͶ͵ϯʹͷϯʹʹʹ ͺϯͺͺϯͶϯʹʹʹ ͽͼϰ͵Ͷ

ūƧŀƲơŀчŀǢŀƲƄ

͵ϯʹʹ͵ϯʹͷͺϯͻϯʹʹʹ ͵ϯ͵͵͵ϯͶͷͽϯͺϯʹʹʹ ͽͺϰͶ

ūƧŀƲơŀчpƼţŀƧ

ʹϯͻϯͺ͵ʹϯʹʹʹ ͵ʹͺϯͻͼͺϯ͵͵ϯʹʹʹ ͽͽϰ͵

cedilƼǷŀƧ ͵ϯͺʹϯͼͷϯʹͼϯʹʹʹ ͵ϯͻͼͷϯͽͶϯͽ͵ϯʹʹʹ ͽͻϰʹ͵

būƲƐǪчūƧŀƲơŀ

Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͽ

ŀƄǿчЋpoundǟЌ poundūŀƧƐǪŀǪƐчЋpoundǟЌ җ ŀƄǿчЋpoundǟЌ poundūŀƧƐǪŀǪƐчЋpoundǟЌ җ

ūƧŀƲơŀч ūƄŀȗŀƐ

ͺϯͷͼͷϯͽͷͼϯʹʹʹ ͻϯʹͺͽϯͷϯʹʹʹ ͽͽϰͺͽ

ūƧŀƲơŀчŀǢŀƲƄ

ͻʹ͵ϯʹͼϯͼͺͷϯʹʹʹ ͺͻͺϯͺͼͻϯʹͽϯʹʹʹ ͽͻϰͺͺ

ūƧŀƲơŀчpƼţŀƧ

ͷͽͽϯ͵ͽ͵ϯͷͻϯʹʹʹ Ͷͽϯͺͷͺϯʹͼϯʹʹʹ ͽͽϰ͵Ͷ

cedilƼǷŀƧ ͵ϯͺͺϯͺͺʹϯ͵ͻϯʹʹʹ ͵ϯ͵ͼϯͷͽͶϯͶϯʹʹʹ ͽͼϰͺͼ

būƲƐǪчūƧŀƲơŀ

būƲƐǪчūƧŀƲơŀ

ͶʹͶʹ

ŀƄǿчЋpoundǟЌ poundūŀƧƐǪŀǪƐчЋpoundǟЌ җ

ūƧŀƲơŀч ūƄŀȗŀƐ

Ͷͻϯͷϯͼͺϯʹʹʹ

ūƧŀƲơŀчŀǢŀƲƄ

ͷϯͷϯͷ͵ϯͼͺͻϯʹʹʹ

ūƧŀƲơŀчpƼţŀƧ

ͶͺͻϯͶ͵ϯͼͼϯʹʹʹ

cedilƼǷŀƧ ϯ͵ͷͽϯ͵͵ʹϯͼ͵ϯʹʹʹ

LAKIN DJPb 2020 142

meningkat kembali pada tahun 2020 (9942 naik 074) Peningkatan dari tahun 2016 ke tahun 2017

menurun pada tahun 2018 dan kembali meningkat pada tahun 2019 dan 2020 ditunjukkan pada persentase

penyerapan belanja barang Persentase penyerapan belanja pegawai terus meningkat dari tahun 2016 ke

tahun 2019 namun turun pada tahun 2020 sementara persentase penyerapan belanja modal meningkat

dari tahun 2016 ke 2017 dan 2018 tetapi menurun pada tahun 2019 dan kemudian meningkat pada tahun

2020

Dengan demikian persentase penyerapan secara keseluruhan pada tahun 2020 DJPb (non BLU)

ditunjukkan meningkat dari tahun 2019 meskipun menurun pada penyerapan belanja pegawai

Persentase penyerapan tertinggi pada tahun 2017 dan 2018 ada pada belanja modal pada tahun 2016 dan

2019 persentase penyerapan tertinggi ada pada belanja modal sementara pada tahun 2020 persentase

penyerapan tertinggi ada pada belanja pegawai Persentase penyerapan terendah selama tahun 2016

sampai dengan tahun 2019 adalah pada belanja barang sementara pada tahun 2020 persentase

penyerapan terendah adalah belanja modal

Adapun penyerapan dari kegiatan yang dilaksanakan BLU pada tahun 2017 sd 2020 dapat ditunjukkan

pada Tabel 3C2 Pada tahun 2017 sd 2019 terdapat BLU BPDPKS dan PIP namun sejak tahun 2020

terdapat satu unit baru yaitu BLU BPDLH Diketahui bahwa penyerapan anggaran BPDPKS PIP dan

BPDLH secara keseluruhan pada tahun 2020 adalah sebesar 9669 meningkat dari penyerapan tahun

2019 (5290) Ditunjukkan juga bahwa penyerapan tertinggi BLU pada tahun 2020 ada pada belanja

barang yaitu 9669 meningkat dari penyerapan belanja barang pada tahun 2019 (5290) Demikian

juga penyerapan belanja barang BLU pada tahun 2020 (8661) meningkat dari tahun 2019 (7238)

Tabel 3C2 Realisasi DIPA DJPb dan BLU BPDPKS dan PIP TA 2017 sd 2020

BLU BPDPKS+PIP DJPb + BLU BPDPKS+PIP

2017 2017

Jenis Belanja

Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Pagu (Rp) Realisasi (Rp)

Belanja Pegawai

- - - 565446524000

Belanja 11413668477000 12524908033000

Belanja Modal

4222500000 111009011000

Total 11417890977000 13201383568000

2018 2018

Jenis Belanja

Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Pagu (Rp) Realisasi (Rp)

Belanja Pegawai

294480000 - 0 546678418000

Belanja 11032055677000 11733140540000

Belanja Modal

1196880000 400388254000

Total 11033547037000 12680207212000

143 LAKIN DJPb 2020

BLU BPDPKS+PIP DJPb + BLU BPDPKS+PIP

2019 2019

Jenis Belanja

Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Pagu (Rp) Realisasi (Rp)

Belanja Pegawai

- - - 547069345000

Belanja Barang

11050035763000 11726722822000

Belanja Modal

1964237000 296600285000

Total 11052000000000 12570392452000 5843

2020 2020

Jenis Belanja

Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Pagu (Rp) Realisasi (Rp)

Belanja Pegawai

- - 0 527543486000 524959801887 9951

Belanja Barang

29260851658000 282933353817392 9669 32605167525000 31618135922923 9697

Belanja Modal

5673546000 4913731600 8661 272925034000 270080805371 9896

Total 29266525204000 28298267548992 9669 33405636045000 32413176530181 9703

Tabel 3C2 juga menunjukkan bahwa penyerapan anggaran penjumlahan DJPb dan BLU (BPDPKS PIP

dan BPDLH) pada tahun 2020 adalah sebesar 9703 meningkat dari penyerapan tahun 2019 (5843)

Ditunjukkan juga penyerapan tertinggi pada tahun 2017 2019 dan 2020 ada pada belanja pegawai

sementara pada tahun 2018 ada pada belanja modal Penyerapan terendah pada tahun 2017 sd 2020

ada pada belanja barang

2 Perbandingan Pagu DIPA dan Realisasi DIPA DJPb TA 2020 per Kegiatan

Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) DJPb sebagaimana pada tahun anggaran (TA) 2019

pada TA 2020 DJPb melaksanakan 10 (sepuluh) kegiatan Selain itu terdapat 3 (tiga) kegiatan yang

masing-masing dilaksanakan oleh PIP BPDPKS dan BPDLH Adapun realisasi DIPA atas 13 (tiga belas)

kegiatan tersebut pada TA 2020 ditunjukkan pada Tabel 3C3

Tabel 3C3 Realisasi DIPA DJPb TA 2020 per Jenis Kegiatan

Kode Program Kegiatan Pagu Revisi (Rp) Realisasi (Rp) 08 Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara

1698 Penyelenggaraan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

9859

1699 Pembinaan Pelaksanaan Anggaran dan Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

3107365000 3074824644 9895

1700 Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

3593186000 3500116355 9741

1701 Peningkatan Pengelolaan Kas Negara 5439824000 5270882938 9689

1702 Manajemen investasi dan Penerusan Pinjaman 7711854000 7088618222 9192

1703 Pembinaan Sistem dan Dukungan Teknis Perbendaharaan

4874382000 4632974000 9505

1704 Pengembangan Sistem Perbendaharaan 153374388000 151886030590 9903

1705 Penyelenggaraan Kuasa Bendahara Umum Negara 365667997000 356197801317 9741

1706 Pembinaan Pelaksanaan Perbendaharaan di Wilayah

155350371000 149670601583 9634

LAKIN DJPb 2020 144

Kode Program Kegiatan Pagu Revisi (Rp) Realisasi (Rp) 08 Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara

1707 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perbendaharaan

649613007000 643356027995 9904

DJPb (Non BLU) 4139110841000 4114908981189 9942 1730 Pengelolaan Dana Bergulir Usaha Mikro 9235

4298 Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup 5383 5739 Penghimpunan Pengelolaan dan Penyaluran

Dana Perkebunan Kelapa Sawit 9701

BLU (PIP dan BPDPKS) 29266525204000 28298267548992 9669 DJPb + BLU (PIP dan BPDPKS) 9703

Sumber data OM SPAN 15 Januari 2021

Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3C3 pagu anggaran terbesar (9575 porsi dari jumlah seluruh

pagu DJPb dan BLU) terdapat pada kegiatan Penghimpunan Pengelolaan dan Penyaluran Dana

Perkebunan Kelapa Sawit Namun demikian kegiatan tersebut tidak dilaksanakan langsung oleh DJPb

tetapi dilaksanakan oleh BPDPKS Seluruh kegiatan tersebut masing-masing memiliki persentase

penyerapan lebih dari 90 kecuali kegiatan Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup (4298) yaitu 5383

Dari 10 (sepuluh) kegiatan yang dilaksanakan langsung oleh DJPb penyerapan belanja tertinggi adalah

pada kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perbendaharaan (9904)

sementara penyerapan belanja terendah adalah pada kegiatan Manajemen investasi dan Penerusan

Pinjaman (9192) Realisasi DIPA DJPb Tahun 2020 per kegiatan tersebut dapat dibandingkan dengan

tahun sebelumnya (2019) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3C4

Tabel 3C4 Perbandingan Realisasi DIPA DJPb TA 2019 dan 2020 per Jenis Kegiatan

Kode Kegiatan

Pagu Revisi (Rp) Realisasi (Rp) Pagu Revisi (Rp) Realisasi (Rp) NaikTurun 2019 2020

1698 9928 9859 -069

1699 9700 3107365000 3074824644 9895 195

1700 9689 3593186000 3500116355 9741 052

1701 9710 5439824000 5270882938 9689 -021

1702 9695 7711854000 7088618222 9192 -503

1703 9731 4874382000 4632974000 9505 -226

1704 9908 153374388000 151886030590 9903 -005

1705 9860 365667997000 356197801317 9741 -119

1706 9879 155350371000 149670601583 9634 -245

1707 9868 649613007000 643356027995 9904 036

DJPb 9868 4139110841000 4114908981189 9942 074

1730 5134 9235 4101

4298 - - - 5383 5383

5739 5291 9701 4410

BLU 5290 29266525204000 28298267548992 9669 4379

DJPb amp BLU

5843 9703 3860

145 LAKIN DJPb 2020

Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3C4 terdapat kegiatan baik yang mengalami peningkatan

maupun penurunan persentase penyerapan Tiga dari Sepuluh kegiatan yang dilaksanakan DJPb yang

mengalami peningkatan yaitu kegiatan Pembinaan Pelaksanaan Anggaran dan Pengesahan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (1699 naik 195) kegiatan Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum (1700 naik 052) dan kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen

Perbendaharaan (1707 naik 036) Selain itu tiga kegiatan yang dilakukan oleh BLU BPDPKS PIP dan

BPDLH mengalami peningkatan persentase penyerapan Secara keseluruhan persentase peningkatan

penyerapan tertinggi DJPb (non BLU) dari tahun 2019 ke tahun 2020 adalah pada kegiatan Pembinaan

Pelaksanaan Anggaran dan Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (1699 naik 195) Secara

agregat untuk keseluruhan penyerapan anggaran kegiatan DJPb (non BLU) tahun 2020 meningkat

074 dibandingkan tahun 2019 sementara penyerapan anggaran seluruh kegiatan DJPb dan BLU

meningkat 3860 dibandingkan tahun 2019

3 Analisis Efisiensi Belanja Birokrasi atas Sumber Daya

PMK Nomor 214PMK022017 tentang Pengukuran Dan Evaluasi

Kinerja Anggaran Atas Pelaksanaan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian NegaraLembaga pen-

gukuran efisensi dilakukan dengan membandingkan penjumlahan dari selisih antara perkalian pagu

anggaran keluaran dengan capaian keluaran dan realisasi anggaran keluaran dengan penjumlahan dari

perkalian pagu anggaran keluaran dengan capaian keluaran Capaian efisiensi tersebut dapat dilihat

pada halaman website monevanggarankemenkeugoid (SMART-DJA) Berdasarkan dashboard kinerja

penganggaran pada situs tersebut capaian efisiensi untuk level Eselon I Direktorat Jenderal Per-

bendaharaan adalah 1494 dari nilai maksimal 20

Selain hal tersebut Kementerian Keuangan telah melaksanaan office automation sebagai upaya untuk

mengurangi belanja birokrasi Efisiensi atas belanja birokrasi ditunjukkan oleh realisasi belanja yang

lebih kecil untuk pencapaian suatu output yang sama atau peningkatan capaian output dengan real-

isasi anggaran yang sama Untuk mengukur capaian efisiensi atas belanja birokrasi tersebut maka pa-

da Kontrak Kinerja tahun 2020 terdapat Indikator Kinerja Utama Persentase Efisiensi atas Belanja

Birokrasi

Pagu dan realisasi anggaran yang diukur dalam perhitungan efisiensi belanja birokrasi adalah pagu dan

realisasi anggaran sesuai nilai DIPA dan realisasi pada masing-masing satuan kerja untuk belanja se-

bagai berikut

a) belanja bahan percetakan dan konsumsi

b) belanja perjalanan dinas dalam negeri kecuali dalam rangka pelantikan mutasi diklat dan bantuan

evaluasi non lokal dalam rangka pemberian dana dukungan pemulihan kepada pegawai yang terke-

na dampak bencana alam

c) RDK dan konsinyering

Apabila didetailkan belanja birokrasi dihitung atas sembilan akun belanja birokrasi pada output yang

terdapat belanja birokrasi meliputi

LAKIN DJPb 2020 146

Berdasarkan data pagu-realisasi dan data capaian ouput maka diperoleh hasil persentase efisiensi

belanja birokrasi TA 2020 pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah sebesar 2992 dengan

rincian perhitungan sebagai berikut

No Belanja Birokrasi Akun

1 Belanja bahan percetakan dan konsumsi 521211

2 Belanja barang persediaan konsumsi (ATK dan percetakan) 521811

3 Belanja barang BLU (meliputi ATK Konsumsi dan Persediaan) 525112

4 Belanja perjalanan dinas biasa 524111

5 Belanja perjalanan tetap 524112

6 Belanja perjalanan dinas dalam kota 524113

7 RDK dan paket meeting dalam kota 524114

8 Belanja paket meeting luar kota 524119

9 Belanja Perjalanan Dinas BLU 525115

No Keluaran Program

Capaian Kinerja

Program (CKP)

CKP Eselon

I Pagu Anggaran Birokrasi (PAK)

Realisasi Ang-garan Birokrasi

(RAK)

PAKCKP-RAK (Pembilang)

PAKCKP (Penyebut) Efisiensi

1

Layanan Pelaksa-naan Anggaran

Yang Tepat Waktu Efektif Dan Akunt-

abel

11798 11407 29437938000 26998423345 34731777001 7733353656 2992

2

Layanan Pelaksa-naan Bun Dan

Kuasa Bun Yang Profesional Efisien

Dan Efektif

11346 - 47716352000 43532217155 54139873804 10607656649 -

3

Laporan Per-tanggungjawaban Keuangan Negara Yang Akuntabel Transparan Dan

Tepat Waktu

10954 - 5024918000 4935974771 5504521876 568547105

4

Layanan Pen-dukung Sistem Perbendaharaan

Yang Andal Profe-sional Dan Modern

10954 9060225000 8046329170 9924979217 1878650047

5

Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit Yang Efisien Dan Efektif Serta Pengelolaan Dana

Bergulir Usaha Mikro Yang Mudah

dan Cepat

12000 28872170000 12245918716 34646604000 22400685284

6 Layanan Internal Unit Eselon I 11428 18809155000 16686070868 21494177011 4808106143

147 LAKIN DJPb 2020

4 Keterkaitan Antara kinerja dan anggaran

Keterkaitan antara pelaksanaan kinerja dan alokasi anggaran DJPb tahun 2020 dapat ditunjukkan melalui tabel sebagai berikut

LAKIN DJPb 2020 148

Halaman ini sengaja dikosongkan

149 LAKIN DJPb 2020

Selain 11 (sebelas) Sasaran Strategis (SS) yang diterapkan oleh DJPb dengan capaian sebagaimana

diuraikan sebelumnya DJPb juga menghasilkan kinerja-kinerja lain selama tahun 2020 yang tidak

masuk dalam Kontrak Kinerja DJPb tetapi terkait dengan tugas dan fungsi DJPb Kinerja lain-lain

tersebut adalah sebagai berikut

1 Inovasi ManajemenPelayanan

a Simplifikasi Dan Modernisasi Proses Bisnis MekanismeTata Cara Pelaksanaan Anggaran

Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan anggaran yang lebih efektif efisien dan akuntabel serta

menjawab tuntutan kebutuhan penyelesaian permasalahan anggaran yang muncul dengan

mempertimbangkan perkembangan teknologi informasi dan memperhatikan best practice

internasional dilakukan upaya simplifikasi dan modernisasi proses bisnismekanismetata cara

pelaksanaan anggaran Pada Tahun 2020 programkegiatan simplifikasi dan modernisasi yang

dilakukan berupa

i) Piloting Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan APBN melalui Platform Pembayaran Pemerintah

(SSC-Gaji)

Agar pembayaran untuk pelaksanaan APBN dapat dilaksanakan secara efektif efisien transparan

dan akuntabel dilakukan penyederhanaan dan modernisasi terhadap tata cara pembayaran dalam

pelaksanaan APBN melalui optimalisasi pemanfatan teknologi informasi berupa Platform

Pembayaran Pemerintah (PPP) PPP merupakan interkoneksi system antara core system dengan

pendukung system mitra dan system monitoring dalam rangka pelaksanaan pembayaran

pemerintah PPP tersebut mengakomodasi transaksi belanja dalam kanal elektronik (digitalisasi) dan

meningkatkan secara signifikan kecepatan siklus pembayaran sekaligus menghemat tenaga

administratif Selain berdampak pada efisiensi proses serta sumber daya penerapan PPP juga

memberi manfaat untuk mewujudkan economics of scale serta tracking penggunaan sumber daya

Building block Platform Pembayaran Pemerintah

D Kinerja Lainnya DJPb

LAKIN DJPb 2020 150

Sesuai PMK No204PMK052020 Piloting pembayaran melalui PPP akan dilaksanakan untuk belanja

pegawai belanja operasional belanja pengadaan sederhana belanja perjalanan dinas dan belanja

bantuan social dan belanja bantuan pemerintah secara bertahap mulai Tahun 2020 sampai 2023

Pada akhir tahun 2020 implementasi PPP dilaksanakan untuk jenis belanja pegawai terutama untuk

pembayaran gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji untuk bulan Januari 2021 yang pengajuan

pembayarannnya disampaikan ke KPPN pada bulan Desember 2020 Pelaksanaan Piloting PPP untuk

pembayaran gaji tersebut dilakukan berdasarkan Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-25PB2020

tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Belanja Pegawai dan Belanja Operasional Dalam Piloting

Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Melalui Platform

Pembayaran Pemerintah Sebagai piloting telah dilaksanakan Simulasi Transaksi Perdana Penerbitan

SPP dan SPM untuk Pembayaran Gaji pada Platform Pembayaran Pemerintah untuk Satker DJPb dan

Sekjen Kemenkeu pada tanggal 23 Desember 2020

II Otomasi Maksimum Pencairan (MP) PNBP Terpusat

Otomasi MP PNBP Terpusat merupakan proses penetapan Maksimum Pencairan PNBP yang dilakukan

dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi yang disebut dengan aplikasi

Modul Maksimum Pencairan Penerimaan Negara Bukan Pajak Penerapan otomasi MP PNBP dilakukan

dengan tujuan

1 Mewujudkan mekanisme pelaksanaan anggaran belanja PNBP yang efisien dan efektif

2 Time amp cost saving melalui simplifikasi proses bisnis administrasi pengajuan dan persetujuan

3 Mempercepat kegiatan dan belanja Satker melalui penggunaan PNBP secara langsung sehingga

output kegiatan lebih optimal

4 Mengeliminasi penumpukan pekerjaan pada akhir tahun dan

5 Meningkatkan pelayanan Satker kepada masyarakat

Proses Bisnis MP PNBP Secara Elektronik

Landasan hukum bagi implementasi Otomasi MP PNBP tersebut adalah Perdirjen Perbendaharaan

Nomor Per- 21Pb2020 tanggal 27 Oktober 2017 Tentang Mekanisme Penetapan Maksimum

Pencairan Penerimaan Negara Bukan Pajak Secara Elektronik Pada tahun 2020 penyelesaian

implementasi otomasi PNBP dilakukan secara bertahap melalui 3 tahap kegiatan yaitu

151 LAKIN DJPb 2020

1 Piloting Tahap I diikuti oleh Sekretariat Jenderal Kementerian ATRBPN dan Dirjen Hubla

Kemenhub sesuai dengan Kepdirjen Perbendaharaan Nomor KEP-262PB2020 tanggal 17 Novem-

ber 2020

2 Piloting Tahap II diikuti oleh Ditjen Bimas Islam Ditjen Perhubungan Udara dan Ditjen

Perhubungan Darat sesuai Kepdirjen Perbendaharaan Nomor KEP-274PB2020 tanggal 30 No-

vember 2020 dan

3 Launching Modul Otomasi MP PNBP untuk satker PNBP terpusat yang dilakukan berbarengan

dengan Sosialisasi Per-21PB2020 yang digunakan sebagai payung hukum implementasi modul

pada Tanggal 30 November 2020

iii Optimalisasi penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Dalam Negeri dan Pengaturan KKP

untuk Bagian Anggaran BUN

Dalam rangka optimalisasi penggunaan KKP dalam sistem pembayaran atas pelaksanaan APBN da-

lam negeri Direktorat Jenderal Perbendaharaan telah bersinergi dengan Direktorat Jenderal Pajak

dalam menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-231PMK032019 tentang Tata Cara

Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan

Pengusaha Kena Pajak serta Pemotongan danatau terdapat peningkatan jumlah transaksi sebesar

828 pada tahun 2020 meskipun di tengah kondisi pandemi COVID Pemungutan Penyetoran dan

Pelaporan Pajak bagi Instansi Pemerintah Dalam PMK ini diatur ketentuan mengenai kebijakan

pengecualian terhadap Bendahara Pengeluaran sebagai Wajib PungutWajib PotongWajib Setor PPh

Pasal 22 dan PPN atau PPN dan PPnBM apabila dilakukan pembayaran dengan KKP atas Belanja

Instansi Pemerintah Pusat Terbitnya aturan pengecualian pemungutan PPh Pasal 22 dan PPN atau

PPN dan PPnBM mendorong adanya peningkatan transaksi KKP pada tahun 2020 Tercatat total

transaksi selama Januari sd November 2020 meningkat menjadi sebesar Rp5295 miliar Jika

dibandingkan dengan total transaksi KKP pada tahun 2019 yaitu sebesar Rp2896 miliar

Mekanisme penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

Selanjutnya dalam rangka perluasan penggunaan KKP di Dalam Negeri telah diterbitkan Peraturan

Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-19PB2020 tentang Uji Coba Mekanisme Pembayaran dan

Penggunaan KKP atas Beban BA BUN Dalam rangka menindaklanjuti Perdirjen tersebut telah

dilaksanakan rapat koordinasi dengan tiga Satker BA BUN yaitu Satuan Kerja Khusus Pelaksana

Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan

Pelabuhan Bebas Batam dan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja serta dengan Kantor

LAKIN DJPb 2020 152

Wilayah Ditjen Perbendaharaan dan KPPN terkait Berdasarkan hasil koordinasi ketiga Satker BA BUN

sebagaimana dimaksud telah siap untuk mengikuti uji coba atau piloting pembayaran dan

penggunaan KKP yang pelaksanaannya akan dilakukan pada Tahun Anggaran 2021

iv Uji Coba Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Luar Negeri

KKP merupakan alat pembayaran menggunakan kartu untuk melakukan pembayaran belanja barang

dan modal yang dapat dibebankan pada APBN di mana kewajiban pembayaran terlebih dulu

dipenuhi oleh bank penerbit selanjutnya satker berkewajiban melunasi pada waktu yang disepakati

dengan pelunasan sekaligus Uji coba KKP di Luar Negeri adalah penggunaan KKP oleh Satker

perwakilan RI di Luar Negeri yaitu Kedutaan Besar RI atau Konsulat Jenderal RI

Penggunaan KKP oleh Satker perwakilan RI di Luar Negeri memiliki beberapa tujuan diantaranya

1 Mendukung pengelolaan likuiditas keuangan negara dengan instrumen keuangan modern

2 Meminimalisasi transaksi pembayaran dengan uang tunai

3 Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan anggaran di LN dan

4 Memastikan seluruh transaksi pembayaran di luar negeri dapat dilaksanakan tanpa bergantung pada

ketersediaan UP

Uji Coba pembayaran dengan menggunakan KKP dimulai pada tahun 2020 dengan 30 (tiga puluh)

kantor Perwakilan Indonesia ditetapkan sebagai pelaksana uji coba dan ditargetkan sebanyak 15 (lima

belas) Perwakilan Indonesia berhasil menggunakan KKP Sebagai payung hukum pelaksanaan uji coba

tersebut Direktur Jenderal Perbendaharaan menerbitkan Peraturan Direktur Jenderal (Perdirjen)

Perbendaharaan Nomor PER-03PB2020 tentang Uji Coba Pembayaran dan Penggunaan Kartu Kredit

Pemerintah pada Satuan Kerja Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri dan menerbitkan Kepu-

tusan Direktur Jenderal (Kepdirjen) Perbendaharaan Nomor KEP-83PB2020 tentang Pelaksanaan Uji

Coba Pembayaran dan Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah pada Satuan Kerja Perwakilan Republik

Indonesia di Luar Negeri

Peta Sebaran Satker Perwakilan RI Peserta Uji Coba KKP di Luar Negeri

153 LAKIN DJPb 2020

b Penyaluran Dana Transfer Ke Daerah Dan

Dana Desa Tahun 2020

Pada Tahun Anggaran 2020 penyaluran TKDD

yang dilakukan pada Direktorat Jenderal

Perbendaharaan yang sebelumnya terdiri dari

penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana

Desa bertambah dengan penyaluran Dana

Alokasi Nonfisik Bantuan operasional Sekolah

(Dana BOS) Hal tersebut sesuai dengan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor

9PMK072020 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Keuangan Nomor

48PMK072019 Tentang Pengelolaan Dana

Alokasi Khusus Nonfisik

Penyaluran DAK Fisik Dana Desa dan Dana BOS

yang dilakukan oleh seluruh KPPN bertujuan

untuk (i) mendekatkan pelayanan Kementerian

Keuangan terhadap Pemerintah Daerah melalui

173 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN) yang tersebar di seluruh Indonesia (ii)

meningkatkan efisiensi koordinasi dan konsultasi

antara Pemerintah Daerah dengan Kementerian

Keuangan dan (iii) meningkatkan efektivitas

monitoring dan evaluasi serta analisis kinerja

pelaksanaan anggaran pusat dan daerah

Dampak dari pandemi Covid-19 membuat

Kementerian Keuangan membuat berbagai

macam kebijakan-kebijakan dalam pelaksanaan

penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa yang

bertujuan agar dampak dari pandemi Covid-19

yang dirasakan oleh masyarakat dapat ditangani

dengan baik Kebijakan-kebijakan tersebut

antara lain penggunaan Dana Desa untuk

keperluan BLT Desa penggunaan DAK Fisik

Bidang Kesehatan untuk penanganan Covid-19

serta program Cadangan DAK Fisik yang

diarahkan untuk kegiatan-kegiatan yang dapat

menyerap tenaga kerja

Regulasi-regulasi yang dikeluarkan tersebut

mampu di-deliver dengan baik oleh KPPN dan

dikoordinasikan dengan Pemda Hal ini

berdampak positif dalam penyaluran TKDD

sepanjang tahun 2020 Sampai dengan tanggal 31

Desember 2020 realisasi penyaluran TKDD

melalui KPPN sebagai berikut realisasi

penyaluran DAK Fisik adalah sebesar Rp5018 T

atau 9329 dari pagu sebesar 5378 T Dana

Desa disalurkan sebesar Rp711 T atau 9987

dari pagu sebesar Rp7119 T dan Dana BOS

disalurkan sebesar Rp5159 T atau 9650 dari

pagu sebesar Rp5345 T

Kinerja penyaluran TKDD pada tahun 2020 ini

apabila dibandingkan dengan 3 (tiga) tahun

sebelumnya merupakan penyaluran yang terting-

gi Hal ini mengindikasikan bahwa ditengah

situasi pandemi Covid-19 kinerja KPPN dalam

mengawal TKDD tetap berjalan dengan baik dan

maksimal Diharapkan dengan semakin cepat-

nya TKKD disalurkan kepada Pemda dan Sekolah

proses pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan

di daerah yang didukung dari

pendanaan DAK Fisik Dana Desa dan BOS dapat

segera dilaksanakan dan memberikan dampak

positif bagi kesejahteraan masyarakat

Skema Penyaluran Dana DAK Fisik Dana Desa dan BOS

Melalui KPPN

LAKIN DJPb 2020 154

Selanjutnya dalam rangka meningkatkan kualitas

penyaluran DAK Fisik Tahun 2020 telah

dilakukan beberapa upaya antara lain (i)

pengalokasian dana melalui mekanisme proposal

based (ii) penerapan prinsip penyaluran dana

berbasis kinerja (iii) penetapan reviu yang

dilakukan oleh Inspektorat Daerah sebagai

persyaratan penyaluran (iv) pelaksanaan

sosialisasi kepada Pemda bimtek kepada KPPN

dan (v) pemantauan dan Evaluasi Penyaluran

DAK Fisik secara berjenjang dari KPPN Kanwil

Ditjen Perbendaharaan dan DitPA

Sementara itu dalam rangka meningkatkan

kualitas penyaluran Dana Desa telah dilakukan

beberapa upayadiantaranya (i) penyempurnaan

formulasi pengalokasian Dana Desa (ii) penyalu-

ran yang berdasarkan kinerja dan memberikan

kesempatan penyaluran lebih cepat bagi desa

yang berkinerja baik (iii) pemantauan dan

Evaluasi Penyaluran Dana Desa secara berjenjang

dari KPPN Kanwil DJPb dan Direktorat Pelaksa-

naan Anggaran Dari sisi proses bisnis untuk

mengurangi kesalahan dalam pelaksanaan

penyaluran DAK Fisik Dana Desa dan Dana BOS

maka mulai tahun 2020 telah dilakukan

interkoneksi antara aplikasi OMSPAN dengan

aplikasi SAKTI sehingga dalam proses

pembuatan SPPSPM yang dilakukan oleh KPA

Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa telah

dilakukan otomatisasi

c Pembukaan Rekening Khusus (Reksus)

Pinjaman dan Hibah Luar Negeri di Bank Umum

Pada tahun 2020 Pemerintah membuka Rekening

Khusus (Reksus) untuk mengelola dana yang

berasal dari Pinjaman danatau Hibah Luar Negeri

(PHLN) di empat bank umum milik Pemerintah

yakni BTN BRI BNI dan Bank Mandiri

Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS)

dengan BTN dilaksanakan pada bulan April 2020

sementara penandatanganan PKS dengan BRI

BNI dan Bank Mandiri dilaksanakan pada bulan

Juli 2020 Sebelumnya seluruh Reksus PHLN

dikelola di Bank Indonesia Pembukaan Reksus

PHLN di bank umum berpedoman kepada PMK

Nomor 195PMK052019 tentang Tata Cara

Penarikan Pinjaman danatau Hibah Luar Negeri

dan aturan turunannya yakni Peraturan Direktur

Jenderal (Perdirjen) Perbendaharaan Nomor 6

PB2020 Reksus PHLN di Bank Umum

diperuntukkan menampung dana yang bersumber

dari pinjaman atau hibah program yang dalam

Perjanjian PHLN disebutkan akan dilaksanakan

menggunakan mekanisme pinjaman atau hibah

proyek dengan mensyaratkan ketercapaian

Disbursement Linked Indicators (DLI) dan seluruh

transaksi yang membebani Reksus PHLN di Bank

Umum harus dalam mata uang Rupiah

Terbitnya PMK Nomor 195PMK052019 dan

Perdirjen Perbendaharaan Nomor 6PB2020

merupakan respon Pemerintah atas skema baru

pembiayaan yang ditawarkan oleh Pemberi PHLN

yaitu pinjaman program yang berorientasi hasil

dan penarikan dana pinjamannya berdasarkan

capaian target indikator (Disbursement Link Result)

yang telah disepakati dan ditetapkan dalam

Perjanjian PHLN Skema pinjaman baru ini

memiliki karakteristik yang merupakan kombinasi

antara pinjaman tunai dan pinjaman kegiatan

proyek Di satu sisi pinjaman ini memiliki

indikator-indikator penarikan pinjaman

(Disbursement Link Indicator ) yang menyerupai

policy matrix pada pinjaman tunai Di sisi lain

pinjaman ini memberikan fasilitas advance

financing (sebesar 25-30 dari total nilai

pinjaman) yang menyerupai inisial deposit

pinjaman kegiatan dengan mekanisme penarikan

Reksus Selain itu tidak adanya kewajiban untuk

155 LAKIN DJPb 2020

melakukan pertanggungjawaban atas advance

financing secara periodik serta adanya fleksibilitas

yang diberikan oleh Pemberi PHLN untuk

menggunakanmengelola dana advance financing

tersebut dapat memberikan kesempatan kepada

pemerintah untuk melakukan optimalisasi dana

dimaksud Pembukaan Reksus PHLN di Bank

Umum akan meningkatkan efisiensi pengelolaan

dana PHLN Pemerintah karena Bank Umum

menawarkan tingkat jasa giro yang lebih tinggi

dari Bank Indonesia sehingga diharapkan dapat

mengurangi cost of fund dari Pinjaman Luar

Negeri Di samping itu keuntungan lainnya dari

Reksus di Bank Umum adalah SP2D-Reksus yang

diterbitkan tidak dibebankan kepada Rekening

BUN melainkan langsung membebani Reksus

PHLN terkait Dengan demikian Pemerintah tidak

perlu menyediakan dana rupiah dari Rekening Kas

Umum Negara sebagai uang muka untuk

pembiayaan kegiatan yang didanai dari PHLN

D Inovasi SAKATO KPPN Padang yang Meraih

Posisi Top 12 pada Kompetisi Inovasi

Kementerian Keuangan 2020

Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Sekretariat

Jenderal Kementerian Keuangan secara rutin

menyelenggarakan Kompe-

tisi Inovasi Kementerian

Keuangan (KIKK) untuk

menjaring dan meningkat-

kan semangat berinovasi

bagi unit-unit di lingkup

Kementerian Keuangan

dalam rangka meningkat-

kan kualitas pelayanan

kepada masyarakat Untuk

tahun 2020 KIKK resmi

di-launching para tanggal 29 September 2020

dengan mengangkat tema ldquoGelorakan Semangat

Inovasi untuk Membangun Negerirdquo

Menindaklanjuti launching tersebut Kepala Biro

Organisasi dan Ketatalaksanaan Kementerian

Keuangan menerbitkan Nota Dinas nomor ND-

1412SJ2020 tanggal 1 Oktober 2020 Sekretaris

DJPb menanggapi Nota DInas tersebut dengan

menerbitkan Nota Dinas nomor ND-3374

PB12020 tanggal 27 Oktober 2020 yang isinya

mengajukan inovasi-inovasi unggulan di lingkup

DJPb yang akan diikutsetakan dalam KIKK 2020

salah satunya adalah inovasi Sistem Aplikasi

Kabar Antrean dan Tolakan (SAKATO) dari KPPN

Padang sebagai unit inovator

e Proses Bisnis Layanan Non Tatap Muka dalam masa Pandemi COVID-19

Dalam rangka mencegah penyebaran wabah Corona Virus Disease 2019 (COVID-

19) sejak ditetapkannya COVID-19 sebagai pandemi Direktorat Jenderal

Perbendaharaan telah melakukan penyesuaian terhadap proses bisnis

pemberian layanan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) kepada

stakeholders Hal ini tertuang dalam Surat Edaran Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor SE-25PB2020 tentang Tindak Lanjut Surat Edaran

Menteri Keuangan Nomor SE-5MK12020 tentang Panduan Tindak Lanjut

Terkait Pencegahan Penyebaran Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) Di Lingkungan Kementerian

Keuangan dan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-31PB2020 tentang

Mekanisme Pengiriman Dokumen Tagihan Secara Elektronik Pada Masa Keadaan Darurat Corona Virus

Disease 2019 (COVID-19) Sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal tersebut pelayanan terhadap

stakeholder pada KPPN dilakukan tanpa tatap muka secara langsung Pelayanan tanpa tatap muka ini

dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang telah dikembangkan oleh Direktorat

Jenderal Perbendaharaan Pelayanan tanpa tatap muka yang dilakukan oleh KPPN antara lain sebagai

berikut

LAKIN DJPb 2020 156

1 Penyampaian Dokumen Surat Perintah Membayar (SPM) atau dokumen yang

dipersamakan melalui Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)

Layanan ini digunakan oleh Satuan Kerja (Satker) yang telah menggunakan

SAKTI Satker pengguna SAKTI menyampaikan Arsip Data Komputer (ADK) dan

scan hardcopy SPM atau yang dipersamakan menggunakan aplikasi SAKTI yang

terkoneksi dengan portal SPAN Selanjutnya SPM dimaksud diproses pada

KPPN sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2 Penyampaian ADK dan Dokumen Pendukung SPM pada Satker Akses Langsung Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) Layanan ini digunakan oleh Satker yang memiliki hak

akses langsung SPAN yaitu Satker Bendahara Umum Negara (BUN) Satker yang mengakses

langsung SPAN menyampaikan scan hardcopy SPM (bertanda tangan) melalui SPAN Selanjutnya

SPM dimaksud diproses pada KPPN sesuai dengan ketentuan yang berlaku

3 Penyampaian Dokumen SPM atau dokumen yang dipersamakan melalui e-SPM

Layanan ini digunakan oleh Satker yang belum menggunakan aplikasi SAKTI (Satker

pengguna aplikasi SAS) Satker pengguna aplikasi SAS menyampakan ADK dan scan

hardcopy Dokumen SPM atau dokumen yang dipersamakan melalui aplikasi e-SPM

Selanjutnya SPM dimaksud diproses pada KPPN sesuai dengan ketentuan yang

berlaku

f dan pegawai

Sebagai salah satu instansi pemerintah lingkup Kementerian Keuangan yang peduli terhadap

pengelolaan SDM yang modern tanggap terhadap kemajuan teknologi serta adaptif terhadap

perkembangan zaman Ditjen Perbendaharaan memandang penting untuk melaksanakan program

pemberian penghargaan kepada para pegawai yang memiliki integritas dan kinerja tinggi Pemberian

penghargaan bagi pegawai bertujuan untuk

1 meningkatkan motivasi PNS dalam melaksanakan pekerjaan

2 meningkatkan prestasi kerja PNS

3 mempertahankan PNS yang berkinerja tinggi

4 menciptakan rasa keadilan bagi PNS yang berprestasi dan berkinerja tinggi dan

5 memberikan rasa aman dan perlindungan bagi PNS

Guna memenuhi amanat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 627KMK012018 tentang Penghargaan

Bagi PNS di Lingkungan Kementerian Keuangan Ditjen Perbendaharaan telah mengadopsi dan

mengimplementasikan program pemberian penghargaan bagi para pegawai Pemilihan pegawai

berprestasi dan pegawai teladan Ditjen Perbendaharaan merupakan suatu bentuk pengakuan kepada

pegawai yang memiliki inovasi prestasi yang membanggakan kedisiplinan produktivitas kerja dan

integritas yang sangat tinggi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari Secara umum implementasi

pemilihan pegawai berprestasi dan pegawai teladan berdasarkan amanah dari Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 627KMK012018 tentang Penghargaan Bagi PNS di Lingkungan Kementerian

Keuangan Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada bulan April sd Juli 2019 dengan metode

pengusulan secara berjenjang dari unit terkecil hingga tingkat unit eselon I Berdasarkan mekanisme

yang telah ditetapkan terdapat 32 nominasi pegawai berprestasi dan 36 nominasi pegawai teladan

yang telah memenuhi kriteria dan diusulkan oleh unit eselon II ketingkat pusat Atas usulan tersebut

157 LAKIN DJPb 2020

g Pemanfaatan Inovasi IT terintegrasi dalam Pengelolaan SDM

Pengelolaan SDM harus didasarkan pada data yang cepat tepat dan akurat dengan mengoptimalkan

sistem teknologi informasi Sistem teknologi informasi harus dipersiapkan sedemikian rupa sesuai

dengan siklus pengelolaan SDM sehingga dapat mengakomodasi proses pelayanan dan inovasi yang

dilakukan oleh organisasi Oleh karena itu Ditjen Perbendaharaan telah mengembangkan sistem

informasi terintegrasi yang mempermudah pengelolaan dan pengambilan kebijakan terkait SDM

1 Aplikasi PbnOpen

Aplikasi PbnOpen adalah aplikasi Induk untuk mengelola data dan berbagai layanan SDM di lingkungan

Ditjen Perbendaharaan Aplikasi yang telah dikembangkan dari tahun 2010 ini dapat diakses oleh para

pegawai dengan menggunakan jaringan internal Kementerian Keuangan Pada aplikasi dimaksud

pengelola SDM di kantor pusat dan kantor vertikal dapat memperoleh informasi berbagai data yang

diperlukan guna pengambilan kebijakan dan dalam berbagai keputusan untuk mendukung kinerja

organisasi Kewenangan akses informasi SDM dibatasi oleh level dan kewenangan tiap pengelola SDM

sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing Dengan Human Resources Information

System yang dikembangkan oleh Ditjen Perbendaharaan pengelolaan SDM dan layanan yang diberikan

dapat lebih cepat dengan otomasi sistem layanan less paper dan penyajian data yang lengkap

2 Aplikasi Mutasi

Aplikasi mutasi adalah aplikasi yang digunakan dalam pengelolaan manajemen karier Fungsi utama

aplikasi ini adalah untuk mendukung proses penyusunan mutasi pegawai di lingkungan DJPb dengan

berbagai elemen pendukung untuk memudahkan program Tour of Duty dan Tour of Area pegawai

Aplikasi ini dibangun sejak 2015 dan hingga saat ini masih terus digunakan dan dikembangkan

kemudian dilakukan seleksi administrasi penilaian esai oleh tim penilai seleksi wawancara bagi

kandidat pegawai teladan serta penilaian rekam jejak dan integritas Atas proses penilaian tersebut

kemudian telah ditetapkan tiga orang pegawai berprestasi dan satu orang pegawai teladan yang

ditetapkan sebagai pegawai berprestasi dan pegawai teladan Ditjen Perbendaharaan tahun 2019 yang

kemudian diajukan ke tingkat Kementerian Keuangan sebagai perwakilan dari Ditjen Perbendaharaan

dan pegawai

LAKIN DJPb 2020 158

3 Aplikasi Training

Aplikasi Training adalah aplikasi yang digunakan untuk pengelolaan pelatihan dan pengembangan

pegawai Aplikasi ini menjembatani kepentingan Setditjen Perbendaharaan Kantor WilayahDirektorat

dan KPPN lingkup Ditjen Perbendaharaan serta BPPK dalam penyampaian informasi dan penyeleng-

garaan pendidikan dan pelatihan Dengan adanya aplikasi dimaksud pengelolaan pengembangan

kompetensi pendidikan bergelar maupun non-gelar dapat berjalan dengan efektif dan menjadi sinergi

antara Ditjen Perbendaharaan dan BPPK selaku penyelenggara pelatihan di lingkungan Kementerian

Keuangan Selain itu aplikasi dimaksud merupakan wadah pengelolaan program Coaching and

Counseling Re-Entry pegawai tugas belajar pengelolaan jam pelatihan dalam mendukung IKU pemenu-

han pengembangan kompetensi serta program OJT pegawai baru

4 Aplikasi Grading

Aplikasi Grading adalah aplikasi yang digunakan untuk pengelolaan peringkat dan jabatan pelaksana

Aplikasi ini dibangun sejak tahun 2016 dan diluncurkan ke seluruh unit Ditjen Perbendaharaan pada

tahun 2018 Pengelolaan jabatan dan peringkat bagi pelaksana dalam aplikasi ini mencakup penyajian

informasi jabatan dan peringkat pegawai sampai dengan proses penyusunan surat keputusan

penetapan jabatan dan peringkat bagi pelaksana Aplikasi dimaksud mendapatkan penghargaan dari

Kementerian Keuangan dikarenakan memudahkan penyusunan surat keputusan bagi seluruh unit kerja

dengan berbagai ketentuan yang mengatur pelaksanaan pemeringkatan jabatan pelaksana

5 Aplikasi Ruilslag

Sesuai dengan namanya aplikasi Ruilslag adalah aplikasi yang digunakan untuk pengelolaan mutasi

dengan mekanisme ruilslag Aplikasi ini dibangun sejak tahun 2017 dan berhasil diluncurkan ke seluruh

unit Ditjen Perbendaharaan pada tahun 2019 Aplikasi ini memfasilitasi pengelola SDM dalam

menyelenggarakan program ruilslag pegawai yang memungkinkan pegawai untuk bekerja sesuai dengan

unit kerja atau daerah yang menjadi preferensinya

g Launching Inovasi Aplikasi Pengelolaan Kinerja Organisasi (Intense DJPb)

Pada tahun 2020 Direktorat Jenderal Perbendaharaan meluncurkan inovasi aplikasi Integrated

Treasury Performance System DJPb (Intense) untuk pengelolaan kinerja organisasi unit kerja di

Lingkungan DJPb Latar belakang disusunnya aplikasi intense antara lain (1) Untuk meningkatkan

akuntabilitas dan kualitas pengelolaan kinerja organisasi (2) Aplikasi pengelolaan kinerja yang ada

(e-Performance) belum mampu secara spesifik mengukur kinerja organisasi masih berbasis individu

pegawai (3) Kebutuhan untuk pengelolaan data pengelolaan kinerja yang memiliki keterkaitan antar

level sehingga terbentuk data konsolidasi perhitungan Nilai Kinerja Organisasi secara akurat dan

otomatis (4) Kebutuhan tools monitoring kinerja organisasi secara berjenjang dan real time

159 LAKIN DJPb 2020

Sebelum penerapan aplikasi intense terdapat

beberapa permasalahan terkait pengelolaan

kinerja organisasi antara lain

1 Unit kerja kesulitan untuk menghitung

nilai kinerja organisasi (NKO) khususnya

apabila pejabat pemilik peta tidak

menjabat 1 (satu) tahun periode perhi-

tungan Perhitungan NKO harus dilakukan

secara manual

2 Aplikasi existing tidak terdapat keterkaitan

antar level dalam pembentukan data

kinerja sehingga kurang mendukung

validitas dan akuntabilitas capaian Dalam

sistem pengelolaa kinerja terdapat metode

cascading dimana para pemilik peta

menurunkan IKU organisasi kepada level di

bawahnya Hal ini belum tercover pada

aplikasi existing sehingga data nilai kinerja

organisasi tidak dapat terbentuk secara

otomatis walaupun unit di level bawah

telah meng-input capaian

Aplikasi Intense DJPb

Manfaat yang didapat unit kerja setelah penerapan aplikasi intense antara lain

1 Perhitungan NKO dapat dilakukan secara berjenjang dan otomatis sehingga diharapkap dapat

meningkatkan validitas dan akuntabilitas kinerja unit

2 Terdapat tools yang membantu pengelola kinerja organisasi dalam menyusun bahan dialog kinerja

organisasi

3 Pelaksanaan monitoring kinerja unit dapat dilakukan secara berjenjang dan realtime

g Kick off meeting ujicoba Penyetoran Pajak ke Kas Negara yang terintegrasi dengan pencairan dana

belanja daerah atau yang lebih dikenal sebagai SP2D Online

Aplikasi Integrated Treasury Performance System (INTENSE) merupakan sistem yang dibangun dengan

tujuan untuk mengelola data pengelolaan kinerja yang memiliki keterkaitan antar level sehingga

terbentuk data konsolidasi perhitungan Nilai Kinerja Organisasi secara akurat dan otomatis sebagaimana

diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan nomor 467MK12014 tentang Pengelolaan Kinerja di

Lingkungan Kementerian Keuangan Pada tahap implementasi awal aplikasi ini digunakan oleh Pemilik

Peta Strategi para penanggung jawab kinerja yang berada satu level di bawah pejabat Pemilik Peta

Strategi dan manajer kinerja pada masing-masing unit kerja di lingkungan DJPb Ruang lingkup Aplikasi

Integrated Treasury Performance System (INTENSE) meliputi pengelolaan data kinerja level Pemilik Peta

Strategi pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dan diselaraskan secara berjenjang kepada

seluruh unit penanggung jawabnya yang meliputi Sekretariat DJPb Direktorat lingkup Kantor Pusat

Kanwil DJPb dan KPPN yang tersebar di seluruh Indonesia

LAKIN DJPb 2020 160

APBN sebagai alat membangun bangsa dan mensejahterakan rakyat harus diupayakan semaksimal

mungkin dicukupi dari penerimaan negara baru apabila masih terjadi kekurangan maka akan dilakukan

pembiayaan Hal tersebut disampaikan Dirjen Perbendaharaan Andin Hadiyanto saat menyampaikan

arahan dalam acara kick off meeting ujicoba Penyetoran Pajak ke Kas Negara yang terintegrasi dengan

pencairan dana belanja daerah atau yang lebih dikenal sebagai SP2D Online hari ini di Jakarta (2901)

ldquoDengan jumlah Belanja Negara dalam Postur APBN 2020 sebesar 25404 triliun yang terdiri dari Belanja

Pemerintah Pusat sebesar 16835 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa berjumlah 8569 triliun

jumlah belanja negara tersebut dibiayai dari pendapatan negara sebesar 22332 triliun dimana

penerimaan perpajakan menyumbang 835 persen dari total pendapatan negarardquo ungkap Dirjen

Perbendaharaan Dengan kondisi inilah membuat Kementerian Keuangan dalam hal ini Ditjen

Perbendaharaan dan Ditjen Pajak memiliki perhatian penting untuk mengelola penerimaan negara

terutama penerimaan perpajakan Menurut Dirjen Perbendaharaan penyetoran SP2D Online merupakan

upaya modernisasi sistem penerimaan negara yang memenuhi tiga tuntutan modernisasi sistem

penerimaan negara yaitu Pertama dari sisi ketepatan waktu Melalui SP2D Online penyetoran pajak

dilakukan bersamaan dengan proses pencairan dana atau timbulnya kewajiban perpajakan sehingga

kepatuhan perpajakan pemerintah daerah dapat terpenuhi Kedua kemudahan bagi penyetor Menyetor

penerimaan negara harus dibuat mudah semudah membeli pulsa Melalui SP2D Online penyetoran

pajak yang dilakukan oleh Kuasa BUD cukup melalui sistem elektronik yang terintegrasi antara sistem

keuangan pemda sistem perbankan billing pajak dan sistem penerimaan negara (MPN) tidak perlu lagi

harus datang ke teller untuk menyetorkan pajak atas potongan belanja daerah Ketiga adaptasi

perubahan teknologi informasi Pengembangan penyetoran pajak yang terintegrasi dengan pencairan

dana belanja daerah telah mengadaptasi perubahan teknologi informasi Kanal yang digunakan untuk

penyetoran pajak atas potongan belanja daerah menggunakan kanal internet banking atau Cash

Managment System Sehingga revolusi sistem penerimaan negara yang dicanangkan sejak MPN-G2 tahun

2015 untuk merubah pola penyetoran secara signifikan dari melalui teller menjadi melalui kanal

elektronik akan dapat terwujud

Sementara itu Dirjen Perbendaharaan menyampaikan bahwa SP2D Online telah diimplementasikan oleh

Bank DKI sejak bulan Februari 2019 yang sampai dengan bulan Desember 2019 sebanyak 511228

transaksi dengan nominal sebesar Rp 325 triliun ldquoKemudian menyusul Bank Sumut telah mengimple-

mentasikannya sejak bulan November 2019 yang sampai dengan 31 Desember 2019 jumlah transaksi

penyetoran pajak atas Belanja Daerah melalui sistem SP2D online Bank Sumut sebanyak 12080

transaksi dengan nominal sebesar Rp 20256 miliar ldquo jelas Dirjen Perbendaharaan Diharapkan melalui

SP2D online Penyetoran Pajak ke Kas Negara yang Terintegrasi dengan Pencairan Dana Belanja Daerah

akan memberikan manfaat lebih dari sisi akselerasi penerimaan negara dan peningkatan kanal

elektronik namun juga memberikan manfaat bagi Bank Persepsi termasuk pemerintah daerah Bagi Bank

Persepsi melalui penyetoran pajak ke kas negara yang terintegrasi dengan pencairan dana belanja

daerah akan menciptakan ekosistem pada bank persepsi proses end to end pembayaran dan

penyetoran pajak berada pada satu sistem perbankan Sementara itu bagi pemerintah daerah

implementasi penyetoran pajak ke kas negara yang terintegrasi dengan pencairan dana belanja daerah

akan memberikan manfaat dari sisi pencairan belanja daerah akan lebih cepat realtime dan online

serta menghindari keterlambatan penyetoran pajak

161 LAKIN DJPb 2020

h Penyempurnaan Tata Kelola Dana Lingkungan Hidup

Sejak di launching pada tanggal 9 Oktober

2019 Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup

(BPDLH) telah berperan sebagai pengelola

seluruh dana yang terkait lingkungan hidup

baik di bidang kehutanan energi dan sumber

daya mineral perdagangan karbon jasa

lingkungan industri transportasi pertanian

kelautan dan perikanan serta bidang lainnya

baik yang berasal dari APBN maupun Non APBN

di dalam negeri maupun luar negeri

Sebelumnya anggaran tersebut tersebar di beberapa Kementerian dan Lembaga (KL) dengan

beragam program yang tersebar pula di beberapa KL yang berbeda BPDLH secara sistematis

menghimpun pendanaan perlindungan lingkungan serta penyalurannya Pendanaan di BPDLH ini

bersumber baik dari dana publik dan swasta di dalam negeri maupun di luar negeri termasuk

dukungan bilateral lembaga internasional swasta maupun filantropi Orientasi penyalurannya

mencakup kegiatan small grant green investment dan capacity building bagi masyarakat dan juga bagi

aparat

Proses terbentuknya BPDLH ini bukanlah proses dari nol tetapi terdapat proses melanjutkan layanan

BLU Pusat P2H yang telah berjalan selama 11 (sebelas tahun) yang sudah dimulai sejak tahun 2008

Saldo awal dana pokok BLU Pusat P2H sebesar 21 triliun rupiah dan dengan komitmen kumulatif

sebesar 22 triliun rupiah sehingga diperlukan penambahan dana kelolaan baru dan Fasilitas Dana

Bergulir (FDB) secara kumulatif adalah 11 triliun rupiah dan sisa sebesar 939 juta rupiah akan

disalurkan sesuai kinerja debitur FDB ini telah dirasakan di 27 Provinsi di Indonesia dengan berbagai

jenis pembiayaan yang diberikan kepada lebih dari 24000 penerima Berdasarkan capaian tersebut

diatas layanan BLU Pusat P2H tetap berjalan meskipun telah berintegrasi ke dalam BPDLH masa

transisi disiapkan dengan cermat dan dilakukan secara bertahap serta diminta agar semua pihak yang

terlibat ikut mengawal proses transisi ini Dalam rangka meningkatkan tata Kelola penghimpunan

pemupukan dan penyaluran dana yang dilakukan oleh Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup dapat

dilaksanakan dengan tata kelola yang baik maka telah disusun beberapa ketentuan teknis mengenai

tata cara pengelolaan dana lingkungan hidup salah satunya melalui pengesahan Peraturan Menteri

Keuangan Tentang Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup dengan ditetapkannya PMK No124

PMK052020 tentang Tata Cara Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup

i Penyempurnaan Tata Kelola Investasi Pemerintah

Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia meskipun tertinggi nilainya dibandingkan negara-negara

ASEAN di tahun 2020 namun masih bergantung pada konsumsi pemerintah dan rumah tangga yang

komposisinya mancapai 6613 Sementara Investasi hanya menyumbang 3384 Demikian pula

Indonesia belum memiliki tata kelola pengaturan investasi pemerintah dan lembaga yang melakukan

eksekusi investasi (SWF) sebagaimana negara lain Aset milik BUMN relatif tinggi tapi belum likuid yang

bisa mendorong peningkatan investasi potensi leveraging dari aset yang bisa disekuritisasi (misal PLTU dan

LAKIN DJPb 2020 162

Jalan Tol) melalui skema-skema investasi misal dengan kerjasama investasi atau penerbitan Kontrak

Investasi Kolektif Efek Beragunan Aset (KIK EBA) serta potensi dana dalam lingkup keuangan negara

dapat diarahkan untuk tujuan investasi pemerintah dana yang relatif besar ini belum ditempatkan

pada instrumen keuangan yang dapat mendorong pembangunan infrastruktur nasional

Dalam rangka memenuhi implementasi Investasi Pemerintah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 63

Tahun 2019 secara lebih optimal telah dilaksanakan pengaturan pengelolaan Investasi Pemerintah

yang meliputi kewenangan regulasi kewenangan supervisi dan kewenangan operasional Pembagian

kewenangan ini merupakan salah satu upaya pemerintah membentuk tata Kelola investasi pemerintah

sesuai best practices Sehingga dapat dihasilkan pengelolaan investasi pemerintah secara optimal dan

berkesinambungan sehingga tercapai manfaat ekonomi manfaat sosial dan manfaat lainnya dapat

tercapai secara optimal dalam rangka meningkatkan ekonomi Indonesia di masa mendatang menjadi

High Income Country dimana saat ini masih tergolong ke dalam Upper Middle-Income Country

Menteri Keuangan bersama beberapa pihak lainnya selaku Komite Investasi Pemerintah (KIP) dalam

menilai investasi yang akan dilakukan melalui Operator Investasi Pemerintah (OIP) baik yang

berbentuk satuan kerja Badan Layanan Umum (BLU) ataupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan

atau Badan Hukum Lainnya (BHL) Demikian pula Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara

memiliki kewenangan untuk melaksanakan investasi pemerintah Penyempurnaan tata Kelola ini telah

ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan PMK No53PMK052020 tentang Tata Cara Investasi

Pemerintah sebagai peraturan teknis PP 63 Tahun 2019 tentang Investasi Pemerintah

2 Inisiatif Pemberantasan Korupsi

a Peringkat Pertama Indeks Persepsi Integritas (IPI) Tahun

2020

Dalam rangka meningkatkan kepercayaan publik terhadap

pengelolaan keuangan Negara Kementerian Keuangan

berupaya memperkuat integritas pegawai dan organisasi

untuk membangnun budaya organisasi yang terpercaya

Komitmen tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-974KMK012016

tentang implementasi inisiatif strategis program reformasi birokrasi dan transformasi kelembagaan

Kementerian Keuangan yaitu inisiatif ldquoPenguatan Budaya Organisasirdquo yang salah satu tujuannya

meningkatkan indeks persepsi integritas Dalam rangka mengukur budaya integritas tersebut sejak

163 LAKIN DJPb 2020

dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan pada tahun 2017 Inspektorat Jenderal

bekerjasama dengan Unit Kepatuhan Internal (UKI) melaksanakan SPI secara mandiri menggunakan

metodologi SPI yang diadopsi dari Integrity Assessment KPK

Pengukuran IPI mencakup dua komponen utama yaitu eksternal dan internal Penilaian komponen

internal mencakup penilaian atas budaya organisasi antikorupsi sistem antikorupsi integritas

pengelolaan SDM dan integritas pengelolaan anggaran pada penyedia layanan Penilaian komponen

eksternal mencakup penilaian atas transparansi layanan publik akuntabilitas penanganan laporan

korupsi dan akuntabilitas pegawai yang diambil dari persepsi pengguna layanan Pengukuran NPI

dilakukan dengan pengumpulan data-data penilaian dengan teknik survei observarsi dan forum group

discussion (FGD) DJPb sebagai salah satu unit Eselon I di Kementerian Keuangan melakukan berbagai

inisiatif dalam mendorong penguatan budaya organisasi dengan peningkatan integritas dan

peningkatan integritas dan peningkatan budaya antikorupsi DJPb melakukan bermacam upaya untuk

menciptakan lingkungan yang bebas dari korupsi Upaya-upaya tersebut telah terbukti dan diakui oleh

para stakeholders baik dari sisi internal maupun eksternal Keberhasilan DJPb dalam menciptakan

lingkungan yang bebas korupsi terlihat dari pengukuran IPI yang telah dilaksanakan secara mandiri

oleh Inspektorat Jenderal Kemenkeu

Sejak pengukuran IPI pada tahun 2017 sampai dengan pengukuran IPI tahun 2020 DJPb selalu

menempati peringkat pertama di lingkup Kementerian Keuangan Pada tahun 2017 IPI DJPb sebesar

8616 pada tahun 2018 menjadi 9169 pada tahun 2019 menjadi 9559 dan pada tahun 2020 meraih

9474 IPI yang tinggi tersebut menunjukkan bahwa DJPb telah berhasil menciptakan lingkungan yang

bebas korupsi dengan melaksanakan tugas dengan transparan dan akuntabel

b Penghargaan Wilayah Bebas Korupsi Untuk 57 Kantor Vertikal Dan Wilayah Birokrasi Bersih

Melayani 9 Kantor Vertikal Dari Kemenpan-RB

DJPb meraih penghargaan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan

Melayani (WBBM) oleh Kementerian PAN RB melalui sejumlah kantor vertikal DJPb yang tersebar di

seluruh wilayah Indonesia Reformasi birokrasi merupakan suatu keniscayaan untuk melakukan

perubahan reformasi birokrasi merupakan pilar utama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik

bersih dan akuntabel Indonesia dengan birokrasi yang kapabel dan pelayanan publik yang prima

Menjadi unit kerja yang berpredikat WBK-WBBM tidaklah mudah namun hal ini sebanding dengan

hasil yang diberikan kepada masyarakat

ldquoKeberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi harus didukung dengan upaya yang serius dalam

menciptakan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM Keberhasilan reformasi birokrasi sangat

ditentukan oleh SDM yang unggul dan berintegritas yang sangat dibutuhkan sebagai agen perubahan

untuk kemajuanrdquo Hal tersebut di sampaikan Wakil Presiden RI Marsquoruf Amin dalam Penganugerahan

predikat WBK dan WBBM kepada instansi KementerianLembaga Pemda di Jakarta Senin (2112)

ldquoUkuran dari suatu Integritas berdasarkan UU no 5 tahun 2014 tentang ASN 1 Kejujuran pegang kuat

sebagai suatu nilai dasar dan filosofi yang harus dimiliki diyakini dan diimplementasikan dalam

setiap tugas 2 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan tunjukkan komitmen untuk

patuh didukung sikap moral dan tanggung jawab 3 Kemampuan bekerjasama tingkatkan kerja

kolaboratif dan profesionalisme untuk menghasilkan kinerja terbaik 4Pengabdian kepada masyarakat

LAKIN DJPb 2020 164

bangsa dan negara berikan layanan yang terbaik dan utamakan kepentingan umum di atas kepent-

ingan pribadi atau kelompokrdquo pesan Marsquoruf Amin

Apresiasi dan penganugerahan Unit peraih WBK dan WBBM dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi

Zoom di hadiri oleh Wakil Presiden Marsquoruf Amin Kemenpan RB Tjahjo Kumolo dan para penerima WBK

dan WBBM Khusus Direktorat Jenderal Perbendaharaan total penerima 57 kantor vertikal DJPb

mendapatkan predikat WBK dan 9 kantor vertikal DJPb mendapatkan predikat WBBM Meskipun

penerima anugerah WBK dan WBBM dari Ditjen Perbendaharaan menghadiri acara penganugerahan

melalui o nline dan menerima penghargaan secara virtual namun tidak mengurangi makna dari

semangat dan komitmen unit kerja untuk tetap mendukung program pemerintah dalam reformasi

birokrasi dengan mewujudkan wilayah kerjanya bebas dari korupsi serta Wilayah birokrasi yang bersih

dan melayani

Pada tahun 2020 Kemenkeu mengusulkan 280 unit kerja untuk mendapatkan predikat WBK (227 unit)

dan WBBM (53 unit) di tingkat nasional oleh KemenPAN-RB Dari jumlah tersebutDJPb mengusulkan

59 unit kerja untuk penilaian WBK dan 27 unit kerja untuk penilaian WBBM Berdasarkan hasil evaluasi

Zona Integritas tahun 2020 oleh KemenPAN-RB Unit kerja di lingkungan Kemenkeu mendapatkan

apresiasi dan penganugerahan Zona Integritas Menuju WBKWBBM dari KemenPAN-RB sebanyak 189

unit kerja berpredikat WBK dan 25 Unit kerja berpredikat WBBM Dari jumlah tersebut DJPb

memberikan kontribusi di Kemenkeu yaitu 57 unit kerja berpredikat WBK dan 9 unit kerja berpredikat

WBBM Dalam penilaian WBBM dari 27 unit kerja DJPb yang mengikuti penilaian predikat WBBM tahun

2020 terdapat 9 Unit Kerja yang berhasil mendapatkan apresiasi dan penganugerahan Zona Integritas

WBBM dari KemenPanRB (tanggal 21 Desember 2020) yaitu Kanwil DJPb Provinsi Jawa Barat KPPN

Pekanbaru KPPN Lahat KPPN Bandung II KPPN Surakarta KPPN Yogyakarta KPPN Madiun KPPN

Pelaihari dan KPPN Singaraja Predikat WBBM merupakan predikat tertinggi di dalam penilaian Zona

Integritas yang dievaluasi oleh KemenPAN-RB sehingga merupakan prestasi dan capaian yang luar

biasa bagi unit kerja yang mendapatkannya Tren positif tersebut menunjukkan adanya komitmen yang

kuat dari pimpinan instansi pemerintah dan seluruh jajaran birokrasi untuk melakukan perubahan ke

arah yang lebih baik lebih bersih serta mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat yang

berkualitas Hal ini akan berdampak pada program reformasi birokrasi yang secara nyata dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat

Akumulasi Capaian Predikat WBKWBBM DJPb sd Tahun 2020

Tahun WBK WBBM

2013 KPPN Malang KPPN Malang

2014 KPPN Semarang II KPPN Bangko KPPN Semarang II

2015 KPPN Amlapura -

2016 KPPN Kuningan KPPN Amlapura

2017 KPPN Padang KPPN Kotamobagu KPPN Yogyakarta

KPPN Kuningan

2018 1 Kanwil dan 17 KPPN KPPN Kotamobagu

2019 2 Kanwil dan 64 KPPN KPPN Jakarta V KPPN Sukabumi KPPN Pontianak KPPN Ternate KPPN Tanjungpandan KPPN Padang

2020 2 Kanwil dan 55 KPPN Kanwil DJPb Provinsi Jawa Barat KPPN Pekanbaru KPPN Lahat KPPN Bandung II KPPN Surakarta KPPN Yogyakarta KPPN Madiun KPPN Pelaihari KPPN Singaraja

165 LAKIN DJPb 2020

Data unit kerja yang belum membangun WBKWBBM lingkup Kemenkeu

c Penyelenggaraan Town Hall Meeting Integrity Framework DJPb

Efektivitas organisasi dalam mencegah mendeteksi dan menindak hal-hal yang mencederai nilai-nilai

integritas sangat tergantung pada komitmen seluruh elemennya Sebagai salah satu Unit Eselon I di

lingkungan Kemeterian Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan berkomitmen menjaga dan

memperbaiki penerapan budaya integritas melalui pelaksanaan tugas kepatuhan internal dan

pengembangan pedomannya Hal tersebut diungkapkan oleh Dirjen Perbendaharaan Andin Hadiyanto

saat membuka Town Hall Meeting Kerangka Penguatan Integritas DJPb 2020 yang diselenggarakan di

Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan di Jakarta dan diikuti secara daring oleh para pegawai Ditjen

Perbendaharaan dari tempat bertugas masing-masing Rabu (1612)

Kita telah menyusun Perdirjen No PER-30PB2019 ditindaklanjuti Kepdirjen No KEP-253PB2020

tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kerangka Penguatan Integritas Sampai saat ini belum ada unit

eselon I lain yang telah menyusun penguatan integritas dalam satu pedoman utuh lengkap dan

sistematis mencakup tiga alur bagian yaitu sisi pencegahan deteksi dan respons Pedoman DJPb

disusun secara komprehensif mengacu kepada konsep internasional dan sesuai best practices

Terpenting selanjutnya bagaimana mengimplementasikan pedoman ini menjadi acuan dalam

menjalankan tugas dan fungsi DJPb secara optimal dan menyeluruh jelas Dirjen Perbendaharaan

dalam Town Hall Meeting yang mengangkat tema ldquoIntegrity Framework Wujud Komitmen Insan

Perbendaharaan dalam Menjalankan Tugas dan Fungsirdquo ini

No Eselon I

2013 ndash 2020

TPN Analisis

WBK WBBM Total Jumlah Unit Kerja Selisih Belum

1 Setjen 8 1 9 21 12 5714 2 DJA 2 0 2 9 7 7778 3 DJP 112 12 124 405 281 6938 4 DJBC 68 6 74 146 72 4932 5 DJPb 129 20 149 227 78 3436 6 DJKN 41 8 49 111 62 5586 7 DJPK 3 1 4 5 1 2000 8 DJPPR 3 0 3 9 6 6667 9 Itjen 0 0 0 9 9 10000 10 BKF 0 0 0 7 7 10000 11 BPPK 6 0 6 20 14 7000 12 INSW 0 0 0 1 1 10000

Total 372 48 420 970 550 5561

Tabel 3D4 Data unit kerja yang belum membangun WBKWBBM lingkup Kemenkeu

LAKIN DJPb 2020 166

Pedoman Penguatan Integritas DJPb mengintegrasikan berbagai ketentuan sehingga dapat lebih

optimal dalam mewujudkan penyelenggaraan birokrasi yang bersih dan bebas dari korupsi kolusi dan

nepotisme (KKN) meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan kebijakan yang memenuhi

prinsip keadilan menciptakan budaya organisasi yang sehat dan menjunjung tinggi profesionalisme

integritas dan sesuai kode etik serta meningkatkan kepercayaan publik bahwa DJPb zero tolerance

terhadap korupsi dan pelanggaran integritas lainnya Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan

Sumiyati sebagai narasumber kegiatan Town Hall Meeting juga menyampaikan apresiasi atas

penyusunan pedoman tersebut

ldquoSaya benar-benar mengapresiasi apa yang dilakukan dan komitmen untuk terus membangun dan

memperbaiki integritas Ditjen Perbendaharaan Kami berharap ini disepakati kemudian diinternalisasi

dijalankan betul dan dievaluasi untuk terus dilakukan penyempurnaan Kepada Unit Kepatuhan

Internal yang ada di unit Eselon I lain apabila serius akan memperbaiki integritas yang dikelola

silakan me-replicate apa yang dilakukan Ditjen Perbendaharaan ungkap Irjen Selain itu Irjen juga

mengingatkan perlunya menjaga integritas dalam suasana pandemi Diharapkan meskipun menerapkan

flexible working space pegawai tetap disiplin dan menjaga profesionalisme dalam bertugas walaupun

secara fisik tidak ada yang mengawasi Pastikan mematuhi aturan Jika menemui kesulitan hubungi

helpdesk yang pasti siap membantu Tidak ada toleransi bagi yang menciderai integritas harus kita

jaga rumah bersama ini Di akhir tahun ini tolong langkah-langkah DJPb untuk mengamankan APBN

2020 agar benar-benar dilaksanakan dengan baik dan tetap jaga protokol kesehatan tegasnya

Dalam kegiatan tersebut juga disampaikan paparan dari 10 Kepala Kanwil DJPb terkait petunjuk teknis

pelaksanaan Kerangka Penguatan Integritas DJPb sebagai bagian produk dalam tahap pengokohan

Saya minta Kakanwil meningkatkan komitmen dan

semangat para pegawai untuk terus menjaga integritas

dan kualitas pelayanan prima kepada stakeholder yang

berpedoman pada kerangka penguatan integritas

sekaligus menjadi role model Adapun Kantor Pusat

DJPb perlu berkoordinasi secara intensif dengan Itjen

terkait sinergi pengembangan kerangka penguatan

integritas yang lebih luas di lingkungan Kementerian

Keuangan serta dengan BPPK terkait pembelajaran

yang lebih efektif dan berkelanjutan atas kerangka

penguatan integritas ini pesan Dirjen Perbendaharaan

d Akselerasi Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK di Lingkungan DJPb

Sejak tahun 2013 DJPb terus memiliki komitmen yang kuat dalam mengikuti penilaian Zona Integritas

Upaya yang terbaik dalam rangka meningkatkan unit kerja di DJPb secara masif untuk mengikuti

penilaian pembangunan ZI adalah melalui program akselerasi Program ini merupakan program

unggulan yang dimiliki DJPb sejak tahun 2017 sebagai tindak lanjut atas arahan Ibu Menteri Keuangan

agar seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Keuangan berpredikat WBK Program ini merupakan

pra penilaian unit kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di internal DJPb yang

memiliki extra effort yang sangat besar Diharapan dengan terlaksananya program ini akan

mempercepat pembangunan zona integritas internal DJPb serta sebagai upaya untuk mempersiapkan

Ditjen Perbendaharaan kembali meraih penghargaan dalam ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik

Tahun 2020 Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Pengaduan (SIPANDU) milik Ditjen Perbendaharaan

terpilih dalam Top 3 Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik Thun 2020 pada kategori Unit Pengelola

unit kerja yang akan mengikuti penilaian WBK tingkat nasional Adanya kesiapan yang paripurna dari sisi

komitmen dan kapasitas pimpinan dan pegawai kesiapan infrastruktur dan dukungan stakeholder

merupakan area utama yang dapat disiapkan dalam penilaian aksselerasi Dengan adanya program ini

target utamanya adalah unit kerja memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan sumber daya internal

dan lingkungan eksternal dalam menguatkan opersiapan penilaian WBK tingkat nasional Program ini

terbukti efektif untuk mendukung pencapaian DJPb sebagai salah satu unit eselon I di lingkungan

Kementerian Keuangan yang secara jumlah dan proporsi saat ini menjadi unit terbanyak memperoleh

WBK dan WBBM

Akselerasi pembangunan Zona Integritas menuju predikat WBK dan WBBM tahun 2020 memasuki tahun

keempat dengan jumlah unit kerja yang diusulkan untuk mengikuti akselerasi sebanyak 15 Kanwil DJPb

dan 32 KPPN Sebagai bentuk evaluasi terhadap 15 Kanwil DJPb dan 32 KPPN yang melaksanakan

akselerasi pembangunan ZI menuju WBK telah dilakukan penilaian secara internal oleh Setditjen

Perbendaharaan Penilaian menimbang pemenuhan kriteria di mana perolehan nilai parameter

pengungkit dan parameter hasil paling kurang 75 dengan nilai setiap parameter komponen pengungkit

paling kurang 60 Dari hasil penilaian tersebut setelah ditelaah oleh Inspektorat Jendeal Kemenkeu

diperoleh 39 unit kerja yang terdiri atas 12 Kanwil DJPb dan 27 KPPN yang memenuhi kriteria akselerasi

pembangunan ZI di lingkungan DJPb tahun 2020 yaitu sebagai berikut

3 Penghargaan

a Penghargaan Top 3 Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik

Tahun 2020

No Unit No Unit No Unit 1 Kanwil DJPb Prov Sum-

bar 15

KPPN Tangerang 29

KPPN Blitar

2 Kanwil DJPb Prov Riau 16 KPPN Khusus Investasi 30 KPPN Pamekasan

3 Kanwil DJPb Prov Sum-sel

17 KPPN Khusus Penerimaan

31 KPPN Kotabaru

4 Kanwil DJPb Prov Babel

18 KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah

32 KPPN Bima

5 Kanwil DJPb Prov DKI Jakarta

19 KPPN Purwokerto

33 KPPN Pare-Pare

6 Kanwil DJPb Prov Kalbar 20 KPPN Sragen 34 KPPN Kendari

7 Kanwil DJPb Prov Kaltim 21 KPPN Pati 35 KPPN Majene

8 Kanwil DJPb Prov Bali 22 KPPN Kudus 36 KPPN Serui

9 Kanwil DJPb Prov NTB 23 KPPN Purworejo 37 KPPN Nabire

10 Kanwil DJPb Prov Sulsel 24 KPPN Surabaya I 38 KPPN Manokwari

11 Kanwil DJPb Prov Sulut 25 KPPN Surabaya II 39 KPPN Sorong

12 Kanwil DJPb Prov Goron-talo

26 KPPN Jember

13 KPPN Sibolga 27 KPPN Bondowoso

14 KPPN Gunung Sitoli 28 KPPN Sidoarjo

167 LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020 168

Pelayanan terbaik Penghargaan tersebut diterima Sekretaris

Ditjen Perbendaharaan RM Wiwieng Handayaningsih secara

langsung dari Ketua Ombudsman RI yang didampingi oleh

Deputi II Kantor Staf Presiden Ketua Tim Evaluasi Pelayanan

Publik dan Chief of Party USAID CEGAH di Gedung Tribrata

Jakarta Rabu (2511)

Ditjen Perbendaharaan berhasil mendapat penghargaaan ini

setelah bersaing dengan 202 unit pada kategori Unit

Pelayanan Kompetisi Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik

2020 merupakan ajang pemberian penghargaan kepada

instansi dengan pengelolaan pengaduan pelayanan publik di

Indonesia yang digelar oleh Kementerian PANRB bersama

Ombudsman RI dan Kantor Staf Presiden (KSP) serta

didukung oleh United States Agency for International

Development (USAID) CEGAH

Kompetisi inovasi pelayanan publik pada tahun 2020 ini menekankan kepada pencapaian Sustainable

Development Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan yang merupakan agenda PBB yang diadopsi

melalui Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Presiden RI Marsquoruf Amin dalam

sambutannya Wakil Presiden RI Marsquoruf Amin mendorong setiap unit pelayanan untuk melahirkan

terobosan inovasi dalam rangka penyedarhanaan proses bisnis terkait dengan pelayanan publik

mendorong implementasi inovasi terbaik untuk dapat diadopsi dan diadaptasi dalam skala nasional

dan memanfaatkan kanal-kanal informasi yang ada untuk diseminasi informasi pelayanan publik dan

media pasrtisipasi aktif masyarakat ldquoReformasi birokrasi yang kita inginkan harus dapat terwujud

secara menyeluruh dari hulu ke hilir sebagai ujungnya adalah peningkatan kualitas pelayanan publik

sesuai dengan harapan masyarakat melalui birokrasi yang lincah cepat mengambil keputusan dan

lebih melayanirdquo tegasnya

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Menpan RB Tjahjo Kumolo yang mengungkapkan

pemberian penghargaan merupakan salah satu strategi untuk merangsang KementerianLembaga dan

daerah untuk menciptakan partisipasi publik meningkatkan kualitas pelayanan publik dan

menumbuhkan informasi pada berbagai sektor pemerintah Kemenpan RB juga bekerja sama dengan

Kementerian Keuangan dalam melakukan penilaian sehingga penerima penghargaan akan

mendapatkan insentif tambahan Kegiatan dengan agenda penyerahan penghargaan Top Invoasi

Pelayanan Publik Apresiasi Inovasi Pelayanan Publik Penanganan Covid-19 dan Top Kompetisi Pengelola

Pengaduan Pelayanan publik Tahun 2020 tersebut dihadiri oleh Wakil Presiden RI (Virtual) Menteri PANRB Kepala

Staf Presiden Para Menteri Kabinet Indonesia Maju Ketua Ombudsman RI Duta Besar Jerman dan sejumlah

Kepala Daerah

b Penghargaan Top Digital Implementation atas Aplikasi Pengelolaan APBN DJPb

Ditjen Perbendaharaan meraih penghargaan Top Digital Implementation 2020 on Institution Sector Level

Stars 4 dari majalah It Works Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan Saiful

Islam mewakili Dirjen Perbendaharaan menerima penghargaan tersebut di Jakarta pada tanggal 22

169 LAKIN DJPb 2020

Desember 2020 Penghargaan tersebut diperoleh

berdasarkan keberhasilan DJPb dalam memanfaatkan

teknologi informasi dalam pengelolaan APBN melalui

implementasi 3 (tiga) aplikasi utama (SPAN SAKTI dan MPN-

G3) DJPb yang memiliki dampak besar buat masyarakat

1 Dari sisi pendapatan MPN-G3 berkontribusi terhadap

settlement penerimaan negara baik pajak maupun bukan

pajak

2 Dari sisi pengeluaran SPAN yang sudah di-launch dari 2015 membantu Menteri Keuangan dalam

pelaksanaan pengelolaan keuangan Negara

3 Dari sisi pengelolaan keuangan negara tingkat satuan kerja SAKTI yang saat ini sudah implementasi

piloting tahap 5 telah membantu Kementerian dan Lembaga dalam proses pengelolaan keuangan

negara

Di samping itu penilaian juga mempertimbangkan sisi keamanan informasi DJPb yang selalu disiapkan

serta peran HAI-DJPb dan HAI-CSO yang selalu siaga dalam memberikan layanan kepada pengguna

Dalam kesempatan tersebut Direktur SITP juga mendapatkan penghargaan sebagai salah satu Top

Leader on Digital Implementation 2020 Dalam ajang penghargaan ini panitia penyelenggara tidak hanya

memberikan penghargaan namun juga mengungkapkan sejumlah tantangan kepada DJPb untuk dapat

meningkatkan kinerja implementasi teknologi digital yang sudah diterapkan Termasuk perlunya

pemerintah pusat menggunakan sistem informasi yang terinterkoneksi dengan pemerintah daerah

c Medali Emas Top Ranking Performance Awards (TRPA) tahun 2020 tingkat Asia Pasifik atas layanan

Hai DJPb

Layanan contact center HAI-DJPb telah berdiri sejak tahun 2016 yang

melayani konsultasi atas berbagai permasalahan terkait

perbendaharaan Setelah 4 (empat) tahun beroperasi HAI-DJPb juga

telah terdaftar sebagai anggota asosiasi contact center dan secara

aktif turut berpartisipasi dalam pelaksanaan lomba contact center

tingkat nasional maupun internasional Pada tahun 2020 HAI-DJPb

mewakili Direktorat Jenderal Perbendaharaan telah mengikuti 2

(dua) ajang kompetisi di bidang penyelenggaraan contact center

yaitu

1 Lomba The Best Contact Center Indonesia (TBCCI) tahun 2020 yang

diselenggarakan oleh Indonesia Contact Center Association

2 Lomba Top Ranking Performance Awards (TRPA) tahun 2020 tingkat Asia Pasifik yang diselenggarakan

oleh Contact Center World

Atas keikutsertaan HAI-DJPb dalam kedua ajang tersebut HAI-DJPb memperoleh beberapa medali

kemenangan diantaranya

1 Medali Emas untuk kategori Korporat ndash The Best Technology Innovation dengan presenter M Ali

Hanafiah pada ajang TBCCI

LAKIN DJPb 2020 170

1 Medali Perak untuk kategori Individu ndash Best of the Best Back

Office Agent dengan peserta M Aditya Bakry pada ajang

TBCCI

2 Medali Perak untuk kategori Individu ndash Back Office Agent

dengan peserta Haekal B Yusuf pada ajang TBCCI

3 Medali Perak untuk kategori Individu ndash IT Support dengan

peserta Ahmad Sahrizal pada ajang TBCCI

4 Medali Emas untuk kategori The Best Public Services Center ndash

Government dengan presenter M Ali Hanafiah pada ajang TRPA

Atas Medali Emas yang diperoleh di ajang Top Ranking Performance Awards (TRPA) tahun 2020 tingkat Asia

Pasifik HAI-DJPb berkesempatan untuk melanjutkan capaiannya di tingkat dunia pada ajang Top

Ranking Performers Awards tahun 2020 ndash World Finals yang direncanakanakan diselenggarakan pada

bulan Februari 2021 dimana HAI-DJPb akan bersaing dengan juara dari wilayah Amerika wilayah

EropaTimur Tengah dan Afrika Pencapaian tersebut tidak terlepas dari dukungan seluruh pimpinan

Ditjen Perbendaharaan dan juga seluruh agent HAI-DJPb di kantor pusat maupun CSO KPPN melalui

pemanfaatan aplikasi HAI-CSO Melalui keberhasilan ini kami berharap agar HAI-DJPb dapat senantiasa

memberikan layanan terbaiknya kepada pengguna serta mampu mempersembahkan lebih banyak

penghargaan bagi Direkotrat Jenderal Perbendaharaan di masa-masa yang akan datang

d Kantor Wilayah Terbaik Kemenkeu dan Kantor Pelayanan Terbaik Kemenkeu Tahun 2020

Lingkungan Kementerian Keuangan Tahun 2020 ditetapkan Kanwil DJPb Provinsi Bali sebagai Kantor

Wilayah Terbaik Ketiga Sebagai pelaksanaan amanat Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-

49KMK012019 tentang Pedoman Penilaian Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Terbaik di Lingkungan

Kementerian Keuangan dilakukan penilaian kinerja kepada seluruh KPPN di lingkungan DJPb Pada

tahun 2020 terdapat 35 KPPN yang diusulkan oleh 34 Kanwil untuk mengikuti kegiatan Penilaian Kantor

Pelayanan Terbaik (KPT) Tingkat DJPb Setelah melalui tahapan penilaian Tim Penilai melakukan sidang

pleno untuk menetapkan 3 (tiga) Besar KPPN yang akan ikut Penilaian Kantor Pelayanan Terbaik Tingkat

Kemenkeu Tahun 2020 melalui Kepdirjen Nomor KEP-133PB2020 dengan hasil sebagai berikut

(1) KPPN Tanjung Pinang (2) KPPN Ketapang dan (3) KPPN Tanjung Pandan

Penilaian Kantor Wilayah Terbaik tingkat Kementerian

Keuangan berpedoman pada Keputusan Menteri Keuangan

Nomor KMK-49KMK012019 tentang Pedoman Penilaian

Kantor Pelayanan dan Kantor Wilayah Terbaik di Lingkungan

Kementerian Keuangan Penilaian Kanwil Terbaik dilakukan

terhadap 1 (satu) kanwil yang mewakili setiap unit Eselon I

yang memiliki kantor pelayanan di daerah Berdasarkan Nota

Dinas Sekretaris DJPb Nomor ND-1771PB12020 tanggal 11

Juni 2020 DJPb mengusulkan Kanwil DJPb Provinsi Bali untuk

mengikuti Kegiatan Penilaian Kanwil Terbaik Kemenkeu Tahun

2020 Setelah dilakukan penilaian sesuai dengan KMK Nomor

KMK- 488 KMK01 2020 tentang Kantor Wilayah Terbaik di

171 LAKIN DJPb 2020

1 KPPN Malang

2 KPPN Banda Aceh

3 KPPN Dumai

4 KPPN Purwakarta

5 KPPN Surakarta

6 KPPN Tarakan

7 KPPN Tanjung Redeb

8 KPPN Selong

9 KPPN Makassar I

10 KPPN Selong

Selanjutnya melalui Nota Dinas Sekretaris DJPb Nomor ND-1769PB12020 tanggal 11 Juni 2020

disampaikan usulan 3 KPPN dimaksud untuk mengikuti Penilaian Kantor Pelayanan Terbaik (KPT)

Tingkat Kemenkeu Tahun 2020 Setelah dilakukan penilaian sesuai dengan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor KMK-489KMK012020 tentang Kantor Pelayanan Terbaik di Lingkungan Kementerian

Keuangan Tahun 2020 ditetapkan urutan pemenan sebagai berikut

1 KPPN Ketapang Peringkat Pertama

2 KPPN Tanjung Pandan Peringkat Kedua

3 KPPN Tanjung Pinang Peringkat Ketiga

Adapun kegiatan penilaian Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Terbaik di Lingkungan Kementerian

Keuangan tahun 2020 seluruhnya dilaksanakan secara daring dengan berpedoman pada Nota Dinas

Kepala Biro Organta Nomor ND-335SJ22020 tanggal 19 Maret 2020 berkenaan dengan penetapan

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemi oleh WHO dan dengan ditetapkannya Surat

Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-5MK12020

d Surveilance Audit ISO 9001 2015 untuk Seluruh KPPN

Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pada unit-unit

pelayanan di lingkungan DJPb serta sebagai pengakuan atas

pelayanan publik terbaik yang memenuhi standar pelayanan in-

ternasional pada tahun 2018 DJPb telah berhasil menerapkan

sertifikasi ISO 90012015 pada seluruh KPPN dan unit layanan

HAI-DJPb Sesuai dengan peraturan penerapan sertifikasi ISO

dimaksud KPPN dan unit layanan HAI-DJPb yang telah mendapatkan sertifikat wajib dilakukan sur-

veillance audit atau audit pengawasan setiap tahunnya oleh Badan Sertifikasi untuk

memastikan unit bersangkutan konsisten dan masih menerapkan sistem manajemen mutu sesuai

standar ISO 90012015 Selanjutnya sesuai nota dinas Sekretaris DJPb Nomor ND-2276PB12020

tanggal 27 Juli 2020 telah ditetapkan 10 (sepuluh) KPPN sampel yang akan dilakukan surveillance au-

dit oleh pihak provider pada tahun 2020 yakni

Adapun kegiatan surveillance audit telah dilaksanakan pada tanggal 5 sd 9 Oktober 2020 oleh Badan

Sertifikasi TUV Rheinland Berdasarkan hasil audit dimaksud tidak ada temuan yang bersifat mayor

maupun minor sehingga KPPN dan unit layanan HAI DJPb tetap berhak memperoleh sertifikat Sistem

Manajemen Mutu (SMM) ISO 90012015 dan diakui telah memiliki dan mengimplementasikan sistem

manajemen mutu berstandar internasional Hasil surveillance audit pada 10 sampel KPPN tersebut

dan unit layanan HAI-DJPb menunjukkan seluruhnya lulus yang mengindikasikan bahwa seluruhnya

telah mengadopsi dan mengimplementasikan dengan baik sistem manajemen mutu standar ISO

90012015 dan dapat mempertahankan Sertifikat SMM ISO 90012015

LAKIN DJPb 2020 172

e Piagam Penghargaan Penyusunan Laporan Keuangan BA 015 TA 2019 dengan Capaian Standar

Tertinggi

Sebagai salah satu unit Eselon I di lingkungan Kementerian

Keuangan selaku Pengguna Anggaran Bagian Anggaran 015

Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas

untuk mengakuntansikan transaksi keuangan dan menyusun

laporan keuangan dari seluruh satuan kerja lingkup Ditjen

Perbendaharaan Satuan kerja lingkup Ditjen

Perbendaharaan berjumlah 221 satuan kerja terdiri dari 216

satuan kerja instansi vertikal yaitu Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN dan 5 satuan kerja pusat

yaitu satuan kerja Kantor Pusat Ditjen Perbendaharan Komite Standar Akuntansi Pusat (KSAP) Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) dan biasa dan 2 satuan kerja Badan Layanan Umum (BLU)

yaitu Pusat Inventasi Pemerintah dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit

Tahun 2019 Kementerian Keuangan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan

Pemeriksa Keuangan Opini tersebut merupakan capaian standar tertinggi dalam pemeriksaan dan

merupkan opini yang ke-11 kali secara berturut-turut diperoleh Kementerian Keuangan Direktorat

Jenderal Perbendaharaan sebagai salah satu Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan

berkontribusi terhadap capaian opini tersebut Jumlah satuan kerja Kementerian Keuangan tahun 2019

sebanyak 997 satuan kerja sehingga Ditjen Perbendaharan secara jumlah satuan kerja berkontribusi

sebesar 22 sedangkan pagu anggaran jumlah pagu anggaran Kementerian Keuangan tahun 2019

sekitar Rp45 Triliun sedangkan jumlah pagu anggaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan berjumlah

sekitar Rp12 Triliun sehingga berdasarkan pagu anggaran kontribusi Direktorat Jenderal Perbendaraan

sekitar 27 terhadap laporan keuangan Kementerian Keuangan

f Indeks Kepuasan Pengguna Layanan kategori Sangat Baik Tahun 2020 dari Universitas Padjajaran

Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak aspek kehidupan termasuk pelayanan publik Namun masa-masa

penuh tantangan ini justru dapat dijadikan sebagai momentum untuk melakukan lompatan kemajuan misalnya

dengan memanfaatkan teknologi digital Dengan sejumlah penyesuaian DJPb tetap memberikan layanan secara

optimal untuk para pemangku kepentingan Akuntabilitas ketepatan dan pencegahan penyebaran wabah tetap

menjadi perhatian dalam memberikan pelayanan khususnya dalam rangka pengelolaan pelaksanaan anggaran

Terlebih program-program pemerintah sebagai respons atas dampak pandemi juga menuntut kecepatan dan ke-

mampuan adaptasi yang tinggi

Di tengah kondisi yang menantang ini DJPb ternyata tetap

mampu mempertahankan indeks kepuasan pengguna

layanan Kemenkeu RI yaitu berupa skor IKPL (Indeks Kepua-

san Pengguna Layanan) DJPb yang masuk dalam

kategori sangat baik dengan indeks tahun 2020 sebesar 464

yang mendekati nilai maksimal yaitu 5 (skala likert 1-5)

Begitu juga dengan IKPL DJPb per jenis layanan seluruhnya

mendekati nilai sempurna Terdapat 3 (tiga) Jenis layanan

yang dilakukan survei antara lain Layanan revisi DIPA Kanwil

DJPb layanan e-rekon LK KPPN dan layanan penerbitan

SP2D Non Belanja Pegawai KPPN Survei dilakukan oleh Laboratorium Manajemen dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Padjajaran dengan objek survei pengguna layanan pada KPPN dan Kantor Wilayah DJPb di wilayah

Medan Jakarta Surabaya Balikpapan Makassar dan Ambon

173 LAKIN DJPb 2020

g Kategori informatif PPID Tingkat I lingkup Kementerian Keuangan

Informasi mengenai APBN dan pengelolaan keuangan negara menjadi kebutuhan bagi masyarakat

maupun pemangku kepentingan lain sebagai wujud dari pelaksanaan prinsip transparansi dan

akuntabilitas Pada era keterbukaan ini di lingkup Kemenkeu termasuk DJPb telah tersedia saluran

layanan informasi publik bagi khalayak yang memerlukan dengan melalui prosedur mekanisme

permohonan informasi publik kepada Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)

Mitra Perbendaharaan yang membutuhkan layanan informasi melalui PPID Tk I DJPb dapat mengajukan

permohonan informasi melalui

1 website wwwdjpbkemenkeugoid

2 website wwwe-ppidkemenkeugoid

3 website wwwhaikemenkeugoid

4 aplikasi mobile PPID

5 datang langsung ke layanan informasi PPID DJPb

Keterbukaan informasi merupakan bagian dari amanat dari UUD 1945 yang menyebutkan bahwa setiap

orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan

lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari memperoleh memiliki dan menyimpan informasi

dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia Paradigma baru dalam memahami

Keterbukaan Informasi adalah akses informasi sebagai instrumen untuk membantu warga miskin keluar

dari kemiskinan karena studi yang di lakukan oleh bank dunia memperlihatkan bahwa Keterbukaan

Informasi membuat publik mempunyai banyak pilihan dengan berbagai program program yang

transparan Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komisi Informasi Pusat RI Gede Narayana dalam

kegiatan Webinar Keterbukaan Informasi Publik Kamis (68) secara daring (online)

PPID DJPb untuk tahun 2020 memperoleh penghargaan sebagai salah satu dari empat PPID Tingkat I

lingkup Kemenkeu yang memiliki Kategori Informatif berdasar hasil Monitoring dan Evaluasi

Keterbukaan Informasi Publik yang dilakukan oleh Kemenkeu bersama Komisi Informasi Pusat (KIP)

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Wakil Menteri Keuangan kepada PPID Tk I DJPb (online) dalam

Webinar Keterbukaan Informasi Publik tersebut Dalam kesempatan rangkaian agenda webinar

tersebut tiga PPID Tk I lainnya yang memperoleh PPID Kategori Informatif yaitu PPID Tk I DJBC PPID

Tk I DJP dan PPID Tk I DJPPR

LAKIN DJPb 2020 174

4 Capaian Lainnya Tahun 2020

a Opini Wajar Tanpa Pengecualian Atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Dari BPK RI untuk

Ke-empat kalinya

Di tengah upaya Pemerintah melakukan penanganan pandemi Covid-19 Pemerintah berhasil

mempertahankan Opini WTP atas LKPP tahun 2019 Badan Pemeriksa Keuangan kembali

memberikan Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

(LKPP) Tahun 2019 yang merupakan laporan pertanggunggjawaban Pemerintah atas pelaksanaan

APBN tahun anggaran 2019 Opini WTP atas LKPP Tahun 2019 ini tercantum dalam Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) yang disampaikan BPK kepada Menteri Keuangan sebagai wakil Pemerintah

Pusat dalam penyusunan laporan keuangan Menteri Keuangan menerima LHP tersebut setelah

BPK menyampaikan secara resmi LHP dimaksud kepada DPR DPD dan Presiden Opini WTP atas

LKPP Tahun 2019 menunjukkan bahwa pertanggungjawaban Pemerintah atas pelaksanaan APBN

TA 2019 dinilai sangat baik oleh BPK dan diharapkan dapat lebih meningkatkan kepercayaan

masyarakat kepada Pemerintah serta kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya

Opini WTP tahun ini adalah Opini WTP keempat

kali yang diterima Pemerintah Pusat dari BPK

Upaya Pemerintah untuk meraih dan

mempertahankan Opini WTP dilakukan melalui

berbagai langkah perbaikan dan peningkatan

kualitas serta efektifitas pengelolaan keuangan

negara Langkah tersebut dilakukan antara lain

melalui perbaikan dan penyempurnaan regulasi

dan tata kelola pengembangan dan optimalisasi

penggunaan sistem dan teknologi informasi

peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

pengelola keuangan optimalisasi nilai kualitas

dan pemanfaatan aset Barang milik Nega-ra

(BMN) dan optimalisasi peran Aparat Pengawas

Intern Pemerintah (APIP) mulai dari tahapan

perencanaan penganggaran pelaksa-naan hingga

tahapan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN

Opini WTP yang diraih Pemerintah tahun ini

menjadi spesial karena pemeriksaan dan

penyelesaian laporan keuangan dilakukan di

tengah pandemi Covid-19 Upaya penanganan

pandemi berupa Pembatasan Sosial Berskala

Besar tidak hanya berdampak kepada Pemerintah

selaku entitas yang diperiksa (auditee) melainkan

juga kepada BPK selaku pemeriksa laporan

keuangan (auditor) Penyesuaian pola kerja

menjadi Work From Home (WFH) dan pembatasan

pertemuan tatap muka (physical distancing)

mewarnai proses pemeriksaan dan penyelesaian

LKPP Namun demikian berbagai dinamika yang

terjadi tidak mengurangi semangat untuk

penyelesaian seluruh rangkaian pemeriksaan

maupun penyelesaian LKPP Sebaliknya justru hal

ini menjadi pendorong untuk tetap bisa

menyajikan LKPP yang andal dan berkualitas

Gambar Presiden

Jokowi saat menerima

Opini WTP atas LKPP

2020 dari Kepala BPK RI

175 LAKIN DJPb 2020

Dengan tetap diraihnya Opini WTP Pemerintah semakin percaya diri untuk terus berupaya secara

optimal memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menggunakan APBN secara efektif untuk

mencapai target pembangunan serta menjadikan bangsa Indonesia lebih bermartabat adil dan

makmur

b Penyaluran Subsidi BungaSubsidi Margin Bagi UMKM Dalam Rangka Program Pemulihan Ekonomi

Nasional (PEN)

para pelaku usaha dari sektor riil dalam menjalankan usahanya yang terdampak pandemi COVID-19

Relaksasi berupa subsidi bunga kredit diberikan selama 6 bulan dengan besaran yang disesuaikan

dengan skala usaha UMKM Melalui Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK 65PMK052020 tentang

Tata Cara Pemberian Subsidi BungaSubsidi Margin Untuk KreditPembiayaan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah Dalam Rangka Mendukung Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional pemerintah

sekali lagi hadir dan mengambil langkah cepat dan nyata dalam upaya membuat pelaku UMKM dapat

terus bertahan

Tahun 2020 pemerintah telah mengalokasikan dana subsidi bunga KUR sebesar Rp497 triliun dan

sampai dengan Desember 2020 telah terealisasi sebesar Rp488 triliun yang disalurkan oleh 34 lembaga

Penyalur Sedangkan KUR Supermikro yaitu kredit yang ditujukan kepada pekerja yang terkena PHK dan

ibu rumah tangga produktif telah ditargetkan penyaluran sebesar Rp113 triliun dan telah terealisasi

sebesar Rp769 triliun pada 16 lembaga keuangan Sementara itu Subsidi Bunga Non KUR sampai

dengan Desember 2020 telah terealisasi sebesar Rp384 triliun dari pagu sebesar Rp 305 Triliun

Subsidi Bunga Non KUR ini telah disalurkan oleh 867 Lembaga penyalur yang terdiri atas 4 Bank

Himbara 22 Bank Umum Nasional 19 BPD+ 4 Unit Usaha Syariah 10 Perusahaan Pembiayaan 812 BPR

S Realisasi pencairan Subsidi Bunga Non KUR melalui PT Pegadaian adalah sebesar Rp 422 Miliar

untuk lebih dari 16 juta debitur dan Realisasi pencairan melalui PT Permodalan Nasional Madani (PNM)

sebesar Rp 122 Triliun untuk lebih dari 51 juta debitur dan realisasi sebesar Rp 2539 Miliar melalui 12

koperasi mitra BLU PIP

Sejak Covid-19 melanda di belahan dunia termasuk

Indonesia perekonomian mulai terdampak secara masif

dan signifikan Untuk itu pemerintah berupaya merespon

cepat untuk penyelamatan sekaligus antisipasi dampak

yang lebih besar Salah satu sektor yang paling rentan

terdampak adalah UMKM sehingga pemerintah

mempersiapkan skema dukungan kepada UMKM dalam

bentuk subsidi bunga kredit Subsidi bunga yang diberikan

kepada UMKM merupakan salah satu instrumen kebijakan

dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk

mendukung dari sisi supply side (penawaran) Program ini

merupakan langkah Pemerintah dalam melindungi

mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ekonomi

LAKIN DJPb 2020 176

c Menerima kunjungan Delegasi Accountant Generalrsquos Departement Of Malaysia

Modernisasi sistem penerimaan negara adalah mandat yang tidak dapat dinegosiasikan Hal tersebut

disampaikan oleh Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan Saiful Islam saat menerima

delegasi study visit dari Accountant Generalrsquos Departement of Malaysia yang ingin belajar dari

pengalaman Direktorat Jenderal Perbendaharaan dalam pengelolaan keuangan negara khususnya

tentang sistem penerimaan negara berbasis teknologi di ruangan Treasury Premiere Service Jakarta

(2402) Direktorat Jenderal Perbendaharaan dijadikan lokasi tujuan study visit karena dianggap sudah

dapat mengaplikasikan sistem penerimaan negara secara elektronik dengan baik menggunakan Modul

Penerimaan Negara Generasi ke-3 (MPN G3) ldquoKami ingin belajar dari yang terbaikrdquo ucap Norzairin

Senior Assistant Director Accountant Generalrsquos Departement of Malaysia

Seperti diketahui perjalanan Modul Penerimaan Negara (MPN) telah melalui berbagai tahapan mulai

dari MPN generasi pertama (MPN G1) di tahun 2006 dimana sistem pendapatan pemerintah tersebut

masih dalam tahap manual dan belum terintegrasi MPN G1 selanjutnya digantikan dengan MPN

Generasi ke-2 (MPN G2) di ahun 2015 yang dirancang untuk menjadi sistem terpusat dan terintegrasi

serta akan bekerja dengan baik bersama dengan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)

MPN G2 kini berkembang menjadi MPN Generasi Ke-3 (MPN G3) yang di luncurkan tahun 2019 MPN G3

menawarkan sistem pendapatan pemerintah yang lebih andal kuat dan modern dengan penambahan

saluran pembayaran dari berbagai instrumen

Kepada peserta study visit Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan mengatakan

bahwa reformasi bukanlah hal yang mudah Keberhasilan Indonesia mereformasi sistem manajemen

keuangannya saat ini tidak lepas dari dukungan kuat pemangku kebijakan tim yang berdedikasi dan

profesional kolaborasi dengan para pemangku kepentingan serta manajemen perubahan yang kuat

ldquoReformasi bukanlah pekerjaan mudah ini adalah perjalanan yang panjang dan membutuhkan tujuh

belas tahun bagi kami untuk menjadi seperti sekarang ini Kami telah melewati berbagai tantangan

keengganan bahkan penolakanrdquo ungkap Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan

Direktur SiTP saat menerima kunjungan Delegasi Accountant Generalrsquos Departement Of Malaysia

177 LAKIN DJPb 2020

d Optimalisasi Pelaksanaan Pembinaan Serta Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran

Belanja KL Untuk Pengawalan Pelaksanaan APBN Dan Capaian Output Belanja Prioritas Nasional

Tahun 2020

Sebagai implementasi atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 195PMK052018 tentang Monitoring

dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian NegaraLembaga dilaksanakan upaya

pengawalan dan peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran melalui penyusunan spending review (SR)

perumusan langkah-langkah strategis pelaksanaan anggaran Tahun 2020 reviu pelaksanaan anggaran

dan evaluasi pelaksanaan anggaran Pada Tahun 2020 kegiatan-kegiatan tersebut difokuskan pada

program prioritas nasional yang menjadi perhatian pemerintah dan presiden termasuk untuk

mengawal belanja belanja priotitas KL yang sebagian besar digunakan dalam rangka penanggulangan

pandemi Covid-19

Dalam rangka mendorong peningkatan Value for Money khususnya pada Belanja Pemerintah yang

dilaksanakan oleh KL telah dilaksanakan SR tahun 2020 yang meliputi 2 aspek yaitu review efisiensi

dan review efektivitas Hasil review disampaikan untuk kebutuhan eksternal dan internal DJPb Untuk

eksternal hasil review disampaikan kepada DJA untuk masukan perbaikan penganggaran periode

selanjutnya Untuk keperluan internal DJPb review efisiensi diarahkan untuk (1) Monitoring dan

memastikan pelaksanaan kegiatan dan monitoring penyerapan belanja (2) Penyediaan alokasi belanja

dan kecukupan kas dan (3) Memastikan value for Money Belanja (Kualitas Belanja) Pada SR 2020

aspek efektivitas dilakukan dengan melihat keterkaitan antara realisasi belanja dengan capaian

output belanja untuk menilai apakah belanja Pemerintah disalurkan secara tepat waktu tepat jumlah

dan tepat penerima sehingga dampakmanfaat dari belanja tersebut dapat dirasakan masyarakat secara

optimal

Dalam Spending Review Efektivitas analisis dilakukan tidak hanya dari sisi penyaluran atau

administrasi pengelolaan keuangan namun spesifik berbasis output belanja KL dan mengaitkan

dengan berbagai sasarantarget yang ada selaras dengan concern berbagai pihak untuk mengetahui

bagaimana capaian output dan outcome program pemerintah

Dalam beberapa tahun terakhir DJPb telah secara khusus melihat pentingnya monitoring atas capaian

output dan secara aktif mendorong penataan kembali strukturnomenklatur program kegiatan output

belanja yang lebih mencerminkan realisasi belanja dan mendukung implementasi penganggaran ber-

basis kinerja Concern tersebut pertama kali disampaikan kepada Menteri Keuangan dalam penyam-

paian hasil SR Efektivitas 2018 dan diangkat kembali pada Rapim BA 015 Kemenkeu di awal tahun 2019

dan Rapim Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) di akhir tahun 2019 Sebagai hasilnya Kementerian

Keuangan telah menginisiasi dan menyusun Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP)

yang secara masif merubah struktur belanja dalam upaya peningkatan keselarasan perencanaan-

penganggaran dan peningkatan kualitas belanja Selanjutnya dengan implementasi RSPP di tahun 2021

DJPb akan lebih siap dalam mengawal implementasi RSPP menggunakan hasil-hasil review beberapa

tahun terakhir

Dengan semangat koordinasi DJPb telah bersinergi secara intensif dengan DJA untuk menyamakan

perspektif review baik dari sisi obyek jenis dan evaluasi belanja yang dibutuhkan Hal ini dilakukan

dalam rangka mengoptimalkan manfaat hasil review sekaligus meningkatkan sinergi antar tahapan baik

LAKIN DJPb 2020 178

tahapan perencanaan tahapan penganggaran dan tahapan pelaksanaan anggaran Untuk SR Efektivitas

2020 evaluasi dilakukan atas eksekusi belanja selama tahun anggaran berlangsung di tahapan

pelaksanaan anggaran tentunya bermanfaat sebagai feedback untuk perbaikan perencanaan dan

penganggaran periode selanjutnya DJPb menyampaikan hasil Review Efektivitas ini kepada DJA sebagai

salah satu masukan untuk Evaluasi Kinerja Anggaran yang selanjutnya digunakan dalam mempersiapkan

perumusan Arah Kebijakan Sasaran Tema dan Prioritas Nasional 2021 Sementara itu SR Efisiensi

dilakukan dengan review atas angka kebutuhan ideal belanja KL DJPb menyampaikan hasil Spending

Review atas aspek efektivitas kepada DJA sebagai salah satu masukan untuk kebutuhan tinjau ulang

(review) angka dasar dalam rangka penyusunan pagu indikatif Kementerian NegaraLembaga (KL)

Review Efisiensi dilakukan terhadap 4 kelompok output yaitu output cadangan operasional generik

dan teknis Selanjutnya DJPb menggunakan hasil review efisiensi tersebut untuk mendorong Satker

dalam efisiensi belanjanya

Selain melalui SR dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas belanja (spending better) dan

mewujudkan percepatan pelaksanaan programkegiatan pada tahun 2020 sebelum tahun anggaran

dimulai diterbitkan Surat Menteri Keuangan S-837MK052019 hal Langkah-langkah Strategis

Pelaksanaan Anggaran (LLSPA) KL Tahun Anggaran 2020 Terdapat beberapa poin penting yang menjadi

penekanan dalam langkah-langkah strategis tersebut yaitu (1) Pelaksanaan reviu atas DIPA dan

pengajuan usulan revisi DIPA di awal tahun terutama bagi KL yang mengalami perubahan sehubungan

dengan pembentukan Kabinet Indonesia Maju (2) Peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran dan

(3) Peningkatan kinerja pelaksanaan anggaran berdasarkan penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan

Anggaran (IKPA) Dalam rangka memastikan langkah-langkah strategis pelaksanaan anggaran

dilaksanakan dan dijalankan KL secara optimal secara periodik dilakukan kegiatan penyusunan Reviu

Pelaksanaan Anggaran dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dengan melibatkan pihak KL melalui one on

one meeting

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut telah disiapkan tools evaluasi berupa Indikator Kuali-

tas Pelaksanaan Anggaran (IKPA) sesuai PER-4PB2020 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Indikator

Kinerja Pelaksanaan Anggaran Belanja KL Sesuai ketentuan tersebut mulai tahun 2020 pengukuran

IKPA telah disempurnakan dan diperluas menjadi 13 indikator dengan menambahkan konfirmasi

capaian output Untuk kemudahan perhitungan IKPA dilakukan dan ditampilkan secara otomatis pada

aplikasi Online Monitoring SPAN (OMSPAN) Bahkan sebagai bagian dari upaya perbaikan sistem monev

kinerja anggaran melalui implementasi Single Budget Monitoring System sebagai Single Source Of Truth untuk

monitoring yang juga merupakan salah satu milestone dalam IS RBTK 14 (Integrasi Proses Bisnis

Perencanaan dan Penganggaran) dilakukan proses integrasi data penilaian Indikator Kualitas

Pelaksanaan Anggaran (IKPA) dan Evaluasi Kinerja Anggaran (EKA) melalui melalui pertukaran data (data

interchange) antara aplikasi OMSPAN DJPb dan SMART DJA

Di tengah Tahun 2020 saat situasi pandemi Covid-19 mulai hadir diterbitkan beberapa kebijakan

pelaksanaan anggaran sebagai respon dalam rangka membantu pelaksanaan penanganan pandemi

Covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional (PC-PEN) Beberapa kebijakan yang diterbitkan

tersebut bersifat relaksasi terhadap mekanisme pelaksanaan anggaran dan pembayaran yang berlaku

secara umum dan diharapkan dapat mengakselerasi pelaksanaan anggaran seperti

179 LAKIN DJPb 2020

1 Simplifikasi mekanismeproses pelaksanaan komitmen dan alokasi belanja berupa kebijakan yang

mengatur bahwa dalam rangka PC-PEN PAKPA dapat melakukan perikatan walaupun dana tidak

tersediacukup tersedia dalam DIPA

2 Simplifikasi mekanismeproses pelaksanaan pembayaran APBN berupa kebijakan yang mengatur

bahwa (1) pembayaran dapat dilakukan sebelum barangjasa diterima setelah rekanan menyam-

paikan jaminan (2) mekanisme pembayaran dapat dilakukan dengan mekanisme LS atau TUP (3)

relaksasi pembayaran TUP untuk keperluan operasional dan Nonoperasional serta dapat

dipergunakan untuk pembayaran pekerjaan kontraktual

3 Kemudahan penyampaian SPM ke KPPN untuk percepatan pencairan dana berupa penyampaian

SPM secara elektronik melalui e-SPM serta pengaturan batas dan persyaratan penyampaian spm

yang lebih longgar

Bahkan untuk mengawal pelaksanaan program PC-PEN secara lebih optimal maka pelaksanaan

kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran (Monev PA) KL dilakukan secara lebih intensif

melalui

1 Pemantauan secara harianregular melalui koordinasi dengan KL pengelola belanja PEN

2 Penyusunan laporan rutin progress pelaksanaan belanja PEN dan penanganan Covid (2 kali per

minggu)

3 Melakukan one-on-one meeting dengan KL (EPA) secara bulanan dalam rangka mendorong

akselerasi belanja dan debottlenecking pelaksanaan belanja PEN Sejak Agustus 2020 bahkan EPA

dilakukan secara bulanan

4 Melakukan survey atas pelaksanaan program PEN seperti (i) Survei bansos Program Keluarga

Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) serta (ii) Survei insentif tenaga Kesehatan

Melalui sarana monev PA KL tersebut di atas dibahas capaian kinerja pelaksanaan anggaran yang

diukur dengan menggunakan IKPA isu-isu strategis pelaksanaan anggaran tantanganpermasalahan

teknis yang teridentifikasi dan dihadapi KL dalam rangka pelaksanaan programkegiatan maupun

optimalisasi penyerapan anggaran serta pencapaian target outputnya

Berbagai upaya yang dilakukan sepanjang tahun 2020 memberikan hasil yang positif terhadap kualitas

pelaksanaan anggaran belanja KL Meskipun di tahun 2020 dihadapi berbagai ketidakpastian akibat

pandemi Covid-19 yang berakibat pada pembatasan sosial yang menghambat berbagai kegiatan

keterbatasan resource dan perubahan alokasi keuangan yang menyertainya realisasi belanja dan

capaian output KL tetap dapat tercapai dengan cukup baik Hal tersebut turut berkontribusi pada

upaya menahan laju penurunan pertumbuhan ekonomi serta percepatan pemulihan ekonomi sebagai

dampak pandemi Covid-19

LAKIN DJPb 2020 180

Halaman ini sengaja dikosongkan

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

A Tindak Lanjut atas Evaluasi APIP

B Revitalisasi Manajemen Kinerja DJPb

183 LAKIN DJPb 2020

Implementasi SAKIP DJPb pada tahun-tahun sebelumnya telah dievaluasi setiap tahunnya oleh

Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Keuangan dan hasilnya dituangkan dalam Laporan Hasil

Evaluasi Implementasi SAKIP Di dalam laporan tersebut terdapat beberapa rekomendasi yang perlu

ditindaklanjuti DJPb dalam rangka melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas dalam

implementasi SAKIP di Lingkungan DJPb Beberapa rekomendasi Itjen atas implementasi SAKIP DJPb

tahun 2019 dan tindak lanjutnya adalah sebagai berikut

1 Menyusun mekanisme untuk mengidentifikasi pejabat yang berprestasi dengan memenuhi target

kinerja dan yang tidak mencapai target kinerja Atas pejabat yang tidak mencapai target kinerja agar

dapat diusulkan untuk mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian

khususnya yang terkait dengan pencapaian target kinerjanya

Melalui ND-3730PB12020 DJPb telah menyampaikan masukan atas rancangan Surat Edaran

mengenai Pelaksanaan Pembinaan Kinerja di lingkungan kementerian Keuangan kepada Biro SDM

Setjen

Pada point penjelasan atas Sasaran Bimbingan Kinerja dan Konseling Kinerja ditujukan

kepada pegawai Kementerian Keuangan yang memiliki Target Kinerja DJPb memberikan

masukan agar sasaran bimbingan kinerja dan konseling kinerja agar lebih spesifik karena tidak

semua pegawai memerlukan konseling kinerja Misalnya spesifik diutamakan terhadap para

pegawai yang memiliki kinerja kurang optimal (tidak mencapai target atau Nilai Perilaku rendah)

Untuk mendapatkan sasaran yang lebih spesifik sebagaimana tersebut di atas perlu

ditambahkan ketentuan terkait mekanisme bagi unit kerja untuk melakukan identifikasi status

kinerja para pegawai (berprestasi atau kinerja kurang optimal atau lainnya)

Usulan pengadaan mekanisme dimaksud mengingat Keputusan Menteri Keuangan 590

KMK012016 tentang Pedoman Dialog Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan dan SE

tersebut disusun oleh Setjen untuk menyempurnakan pengaturan e-performance amp modul

Dialog Kinerja Individu (DKI) yang menginduk ke HRIS yang seharusnya diatur terpusat untuk

Kemenkeu

Adapun berdasarkan informasi Biro SDM Setjen SE dimaksud saat ini dalam proses penetapan

Untuk DJPb sendiri telah diupayakan penyampaian panduan langkah-langkah peningkatan kualitas

pengelolaan kinerja melalui ND-2036PB12020 yang di antaranya (prinsip SFO No 4 Kondisi No 6)

dengan action plan

1) Penugasan pengembangan kompetensi melalui bimtek atau diklat didasarkan antara lain pada

analisis kebutuhan diklat dan pencapaian kinerja pegawai

2) Melakukan peningkatan kompetensi dasar terhadap pegawai yang kualitasnya masih kurang

2 Terus berupaya melakukan upaya inovasi dan reformasi untuk dapat mencapai peningkatan IKU

melebih 110 dari IKU tahun sebelumnya

Dalam hal ini DJPb telah menyusun langkah-langkah peningkatan kualitas pengelolaan kinerja Ditjen

Perbendaharaan tahun 2020

LAKIN DJPb 2020 184

Selanjutnya dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan kinerja pada seluruh unit lingkup Ditjen

Perbendaharaan telah diminta kepada seluruh pimpinan unit lingkup DJPb untuk melaksanakan

langkah-langkah sebagai berikut

a Memimpin secara aktif dalam merumuskan eksekusi dan monitoring strategikinerja di unit kerja

masing-masing

b Meningkatkan intensitas dan inovasi proses internalisasi visi Misi peta strategi IKU inisiatif

startegis dan nilai-nilai organisasi kepada internal seluruh pegawai maupun pihak eksternal

c Memonitor dan mengevaluasi secara rutin progress implementasi langkah-langkah peningkatan

kualitas pengelolaan kinerja di unit kerja masing-masing

Selain itu dalam rangka meningkatkan kualitas capaian IKU setiap periode laporan telah diterbitkan

panduan kepada seluruh unit secara triwulan berupa Nota Dinas perihal Pengelolaan Kinerja Periode

Triwulan berkenaan

3 Menyusun rencana launching dan penerapan aplikasi INTENSE Dalam hal kebijakan WFH dan kondisi

pandemi covid-19 masih berlanjut seyogyanya DJPb dapat mengkonsepkan kegiatan launching secara

virtual

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan akuntabilitas pengelolaan kinerja organisasi di lingkungan

DJPb telah diimplementasikan Aplikasi Integrated Treasury Performance System Direktorat Jenderal

Perbendaharaan (Aplikasi Intense DJPb)

Aplikasi tersebut dibangun dengan tujuan untuk mengelola data pengelolaan kinerja yang memiliki

keterkaitan secara berjenjang antar level unit sehingga terbentuk data konsolidasi perhitungan Nilai

Kinerja Organisasi secara akurat dan otomatis sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri

Keuangan nomor 467MK12014 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan

Aplikasi (INTENSE) DJPb ini di launching pada bulan Agustus 2020 sebagaimana ND Sekretaris Ditjen

Perbendaharaan Nomor ND-2375PB12020 tgl 5 Agustus 2020 hal Pelaksanaan Implementasi

Aplikasi Integrated Treasury Performance System (INTENSE) DJPb

4 Menyusun mekanisme monitoring target kinerja bagi eselon III dan IV serta mendokumentasikan hasil

monitoring dan tindak lanjutnya

Dalam rangka menunjang pencapaian target kinerja dan meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja di

lingkungan DJPb telah disusun mekanisme monitoring target kinerja untuk Kemenkeu-Three sd

Four Mekanisme monitoring target kinerja bagi eselon III dan IV telah disampaikan seluruh unit DJPb

melalui Nota Dinas Sekretaris Nomor ND-3915PB12020

Hal tersebut sejalan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK012014 tentang

Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan bahwa seluruh unit kerja di lingkungan

Kementerian Keuangan termasuk DJPb melaksanakan monitoring atas kemajuan capaian kinerja

secara triwulanan

185 LAKIN DJPb 2020

5 Menyusun mekanisme reviu IKU secara internal yang sekurangnya mengatur tentang periode

pelaksanaan reviu PIC terkait dan proses dokumentasi hasil reviu

Dalam rangka meningkatkan kualitas IKU khususnya tahun 2021 telah disampaikan mekanisme reviu

IKU Kantor Pusat DJPb dan Kantor Vertikal DJPb untuk menunjang pencapaian target kinerja dan

meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja di lingkungan DJPb

Hal tersebut sejalan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK012014 tentang

Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan bahwa seluruh unit kerja di lingkungan

Kementerian Keuangan termasuk DJPb melaksanakan monitoring atas kemajuan capaian kinerja

secara triwulanan

6 Berkoordinasi dengan Biro Perencanaan dan Keuangan Setjen Kemenkeu untuk membahas action

plan dalam rangka menyelaraskan struktur dan timeline proses penganggaran dengan penyusunan

kinerja

Sebagaimana Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK12014 tentang Pengelolaan Kinerja di

Lingkungan Kementerian Keuangan bahwa untuk mengaktualkan sasaran strategis organisasi

diperlukan adanya continuously improvement terhadap penyusunan kontrak kinerja melalui

penyempurnaan Kontrak Kinerja

Dengan demikian Kontrak Kinerja lingkup DJPb setiap tahun perlu dilakukan penyesuaian agar lebih

adaptif terhadap perkembangan proses bisnis dan isu-isu strategis organisasi DJPb yang akan

diimplementasikan pada tahun berkenaan

Dalam rangka menselaraskan sasaran yang ditetapkan dalam dokumen rencana kinerja tahunan

dapat diidentifikasi dengan kegiatan dan anggaran DJPb telah menyusun draft Kontrak Kinerja

Kemenkeu-One DJPb berdasarkan hasil masukan dari unit eselon II lingkup DJPb serta mengacu

pada dokumen Renstra Kemenkeu tahun 2020-2024 Renstra DJPb tahun 2020-2024 dan hasil

pembahasan draft Kontrak Kinerja Kemenkeu-Wide maupun Renja DJPb Tahun 2021

Selanjutnya terkait penyelarasan timeline proses penganggaran dan penyusunan Kontrak Kinerja

telah disampaikan kepada Biro Cankeu Setjen Kemenkeu melalui Nota Dinas Setditjen nomor ND-

3877PB12020 hal Penyampaian Draft Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJPb Tahun 2021

Selain itu koordinasi dengan Biro Cankeu Setjen dilakukan melalui pembahasan dalam rapat-rapat

terkait pembahasan refinement Kontrak Kinerja 2021 termasuk di antaranya membahas keselarasan

Kontrak Kinerja Renstra dan Renja yang melibatkan seluruh unit Eselon I lingkup Kemenkeu

7 Mengidentifikasi seluruh SS dan IKU pada tahun (Y) yang digunakan sebagai referensi penyusunan

Renja tahun (Y+1) dan memastikan bahwa atas SS atau IKU dimaksud telah dapat dikaitkan dengan

Renja

a Dalam penyusunan Rencana Kerja dan RKA-KL satker-satker lingkup DJPb telah mengacu pada

Sasaran Strategis dan IKU pada Renstra serta dari awal sudah melibatkan pengelola kinerja dan

pengelola keuangan

b Penyampaian Renja sesuai Pagu Alokasi Anggaran disampaikan kepada pengelola kinerja sebagai

bahan rujukan untuk penyusunan perjanjian kinerja dan refinement IKU

LAKIN DJPb 2020 186

c Ikut serta dalam melakukan refinement IKU dengan pengelola kinerja

8 Melakukan upaya inovasi dan reformasi serta upaya pembentukan zona bebas korupsi dan

meningkatkan inisiatif pencegahanpemberantasan korupsi untuk menciptakan kondisi bebas korupsi

di lingkungan DJPb yang diakui masyarakat

Dalam hal ini telah terdapat upaya DJPb yang terbukti atau diakui dalam inisiatif pemberantasan

korupsi pada lingkungan kerja DJPb yang ditunjukkan pada capaian unsur antikorupsi dalam Survei

Penilaian Integritas (SPI) yang mengalami kenaikan terus selama 3 tahun (dari indeks 7622 pada

tahun 2017 9051 pada tahun 2018 dan 9661 pada tahun 2019)

Survei Penilaian Integritas (SPI) dilakukan oleh Itjen bekerja sama dengan UKI dalam rangka

mengukur budaya integritas unit di lingkungan Kemenkeu menggunakan metodologi SPI yang

diadopsi dari Integrity Assessment KPK Melalui penilaian integritas dari pihak eksternal dan internal

didapatkan gambaran objektif dan terukur mengenai integritas organisasi di lingkungan Kemenkeu

yang dapat memberikan feedback perbaikan dalam penguatan budaya integritas yang lebih terarah

dan komprehensif

Selain itu salah satu terobosaninovasi DJPb dalam rangka memperkokoh integritas seluruh pegawai

sebagai pengembangan lebih lanjut pembangunan zona integritas dan menjabarkan nilai integritas

sesuai amanat dari nilai-nilai Kementerian Keuangan serta pencapaian Roadmap SDM 2019-2030

maka DJPb telah mengembangkan Integrity Framework (Kerangka Penguatan Integritas) Integrity

framework merupakan quickwins DJPb 2019 yang telah ditetapkan melalui Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor PER-30PB2019 tanggal 31 Desember 2019 tentang Kerangka Penguatan

Integritas Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Tujuan kerangka penguatan integritas DJPb yaitu

a Pedoman bagi seluruh pejabat pegawai dan para pemangku kepentingan dalam menjalankan

tugas dan fungsinya agar terhindar dari korupsi dan pelanggaran integritas lainnya

b Memberikan arah dan panduan bagi organisasi dalam mengimplementasikan gerakan antikorupsi

di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

c Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan kebijakan yang memenuhi prinsip keadilan

dan berdasarkan kepentingan organisasi

d Membangun kesadaran dan komitmen pimpinan dan seluruh pegawai dalam upaya penguatan

integritas serta menjadikan integritas sebagai pedoman hidup

e Menciptakan budaya organisasi yang sehat yang menjunjung tinggi profesionalisme integritas dan

sesuai kode etik yang telah ditetapkan

f Mewujudkan penyelenggaraan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang

bersih dan bebas dari korupsi kolusi dan nepotisme

Meningkatkan kepercayaan publik terhadap Direktorat Jenderal Perbendaharaan bahwa Direktorat

Jenderal Perbendaharaan zero tolerance terhadap korupsi dan pelanggaran integritas lainnya

187 LAKIN DJPb 2020

Sebagaimana amanat Menteri Keuangan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK012014

tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan bahwa seluruh unit eselon I di

lingkungan Kementerian Keuangan perlu mendorong peningkatan implementasi pengelolaan kinerja

secara berkelanjutan Sebagai salah satu langkah untuk mendorong komitmen pimpinan unit dan seluruh

pegawai terhadap peningkatan kualitas pengelolaan kinerja serta bentuk apresiasi atas kontribusi

peningkatan kualitas pengelolaan kinerja di lingkungan DJPb Manajer Kinerja Organisasi DJPb

melaksanakan penilaian terhadap implementasi pengelolaan kinerja di masing-masing unit kerja di

lingkungan DJPb

Penilaian implementasi pengelolaan kinerja tersebut difokuskan terhadap hasil capaian kinerja yang

telah direalisasikan serta pemenuhan unsur-unsur peningkatan kualitas pengelolaan kinerja berlandaskan

Strategy Focused Organization (SFO) Penilaian tersebut dilaksanakan terhadap 2 (dua) parameter

sebagai berikut

1 Nilai kuantitatif pemenuhan unsur-unsur peningkatan kualitas pengelolaan kinerja (bobot 70)

dengan rincian sebagai berikut

a Pemenuhan pelaksanaan prinsip SFO (bobot 70) yang terdiri atas pemenuhan prinsip I (30)

prinsip II (10) prinsip III (10) prinsip IV (25) dan prinsip V (25)

b Pemenuhan dokumen pendukung (bobot 5)

c Prestasi unit kerja (bobot 5)

d Kualitas laporan capaian IKU (bobot 15)

e Kualitas penyajian laporan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja (bobot 5)

2 Nilai Kinerja Organisasi (NKO) tahun 2019 (bobot 30)

Nilai kuantitatif pemenuhan unsur-unsur peningkatan kualitas pengelolaan kinerja dinilai berdasarkan 17

(tujuh belas) action plan unsur-unsur peningkatan kualitas pengelolaan kinerja yaitu

1 Menyusun strategi organisasi berdasarkan tools STEP SWOT dan TOWS

Unsur ini dinilai dalam rangka mendorong komitmen pimpinan untuk memimpin dan menginisiasi

secara langsung penyusunanidentifikasi strategi organisasi dalam rangka mencapai visi misi dan

tujuan organisasi Kriteria pemenuhan action plan tersebut dalah sebagai berikut

Tabel 4B1 Kriteria Penilaian Unsur Pertama Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

NILAI KRITERIA

100 Telah disusun strategi organisasi serta memenuhi kriteria berdasarkan tools STEP SWOT dan TOWS

80 Telah disusun strategi organisasi tetapi yang memenuhi kriteria hanya berdasarkan tools STEP dan SWOT

60 Telah disusun strategi organisasi tetapi yang memenuhi kriteria hanya berdasarkan tools STEP

40 Telah disusun strategi organisasi tetapi belum memenuhi kriteria berdasarkan tools STEP SWOT dan TOWS

0 Belum disusun strategi organisasi

LAKIN DJPb 2020 188

2 Melaksanakan dan menghadiri rapat untuk membahas Peta Strategi IKU Inisiatif Strategis

Penetapan target dan Manual IKU-nya

Unsur ini dinilai dalam rangka mendorong komitmen pimpinan terhadap pengelolaan kinerja di

masing-masing unit salah satunya dengan kehadiran kepala kantor dalam memimpin rapat untuk

membahas draft template Peta Strategi IKU Manual IKU perumusan Inisiatif Strategis yang memadai

di masing-masing unit Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B2 Kriteria Penilaian Unsur Kedua Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

3 Melaksanakan dan menghadiri DKO secara rutin untuk membahas isu-isu strategis organisasi dan

mengevaluasi capaian IKU proyeksi capaian dan merumuskan langkah tindak lanjutnya

Action plan ini dalam rangka mendorong komitmen pimpinan terhadap pengelolaan kinerja di masing-

masing unit salah satunya melalui kehadiran kepala kantor untuk memimpin DKO monitoring dan

evaluasi capaian IKU secara periodik serta langkah-langkah yang harus dilaksanakan pada periode

mendatang dalam rangka mengoptimalkan pencapaian target IKU

Sebagaimana Keputusan Menteri Keuangan Nomor 590KMK012016 tentang Pedoman Dialog Kinerja

di Lingkungan Kementerian Keuangan dokumen kelengkapan Dialog Kinerja Organisasi adalah

sebagai berikut

a Kerangka Acuan Dialog Kinerja (KADK)

b efektivitas waktu Dialog Kinerja

c Kuesioner umpan balik pelaksanaan Dialog Kinerja

d Risalah Rapat (Notula) Dialog Kinerja

e Matriks Tindak Lanjut Dialog Kinerja

Tabel 4b3 Kriteria Penilaian Unsur Ketiga Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

NILAI KRITERIA

100 Telah dilaksanakan rapat pembahasan dan dihadiri oleh kepala kantor Rapat tersebut telah didukung dokumentasi secara memadai yaitu nota dinasundangan daftar hadir notulen dan dokumentasi foto

75 Telah dilaksanakan rapat pembahasan dan dihadiri oleh kepala kantor tetapi rapat tersebut tidak didukung dokumentasi secara memadai

50 Telah dilaksanakan rapat pembahasan tetapi tidak dihadiri oleh kepala kantor Rapat tersebut telah didukung dokumentasi secara memadai

25 Telah dilaksanakan rapat pembahasan tetapi tidak dihadiri oleh kepala kantor serta tidak didukung dokumentasi secara memadai

0 Rapat pembahasan tidak dilaksanakan

NILAI KRITERIA

100

Telah dilaksanakan DKO secara rutin minimal satu bulan sekali dan selalu dihadiri oleh kepala kantor DKO tersebut selalu didukung dokumentasi secara memadai yaitu nota dinasundangan daftar hadir dokumen kelengkapan DKO sebagaimana 590KMK012016 dan dokumentasi foto

90 Telah dilaksanakan DKO secara rutin minimal satu bulan sekali dan selalu dihadiri oleh kepala kantor Namun DKO tersebut tidak selalu didukung dokumentasi secara memadai

80 Telah dilaksanakan DKO secara rutin minimal satu bulan sekali namun tidak selalu dihadiri oleh kepala kantor DKO tersebut selalu didukung dokumentasi secara memadai

70 Telah dilaksanakan DKO secara rutin minimal satu bulan sekali namun tidak selalu dihadiri oleh kepala kantor dan tidak selalu didukung dokumentasi secara memadai

60 Telah dilaksanakan DKO secara Triwulanan dan selalu dihadiri oleh kepala kantor DKO tersebut selalu didukung dokumentasi secara memadai

50 Telah dilaksanakan DKO secara Triwulanan dan selalu dihadiri oleh kepala kantor Namun DKO tersebut tidak selalu didukung dokumentasi secara memadai

40 Telah dilaksanakan DKO secara Triwulanan namun tidak selalu dihadiri oleh kepala kantor DKO tersebut selalu didukung dokumentasi secara memadai

189 LAKIN DJPb 2020

4 Memberikan pemahaman terhadap strategi organisasi

Unsur ini dinilai dalam rangka mendorong komitmen pimpinan terhadap pengelolaan kinerja di

masing-masing unit melalui keterlibatan langsung dalam menginternalisasi dan memberikan

pemahaman Visi Misi Peta Strategi dan IKU kepada seluruh pegawai dan stakeholders

Kegiatan pemberian pemahaman strategi organisasi dimaksud dapat dilaksanakan dalam berbagai

bentuk yaitu GKMCoffee MorningCapacity BuildingSosialisasi baik kepada pihak internal maupun

eksternal Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B4 Kriteria Penilaian Unsur Keempat Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

5 Penyusunan Inisiatif Strategis

Dalam rangka mendukung capaian target IKU yang telah ditetapkan khususnya terhadap IKU yang

pencapaiannya memerlukan extra effort maka dalam Kontrak Kinerja Pemilik Peta Strategi perlu

dicantumkan suatu Inisiatif Strategi Inisiatif Strategi yang disusun harus memenuhi kriteria antara

lain merupakan terobosan yang berpengaruh signifikan terhadap pencapaian strategi organisasi

dan periode waktu penyelesaian yang spesifik

plan ini dinilai dengan mengukur kesesuaian penyusunan Inisiatif Strategis berdasarkan kriteria

dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK012014 tentang Pengelolaan Kinerja di

Lingkungan Kementerian Keuangan Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B5 Kriteria Penilaian Unsur Kelima Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

NILAI KRITERIA

100 Pimpinan telah melaksanakan internalisasisosialisasi strategi organisasi kepada seluruh pegawai dan kepada stakeholders dan dibuktikan dengan Undangan Daftar Hadir Notulensi dan Foto Kegiatan

75 Pimpinan telah melaksanakan internalisasisosialisasi strategi organisasi kepada stakeholders tetapi tidak dilaksanakan kepada para pegawai Dibuktikan dengan Undangan Daftar Hadir Notulensi dan Foto Kegiatan

50 Pimpinan telah melaksanakan internalisasisosialisasi strategi organisasi kepada para pegawai tetapi tidak dilaksanakan kepada para stakeholders Dibuktikan dengan Undangan Daftar Hadir Notulensi dan Foto Kegiatan

0 Tidak pernah dilakukan internalisasisosialsasi strategi organisasi kepada seluruh pegawai maupun kepada stakeholders

NILAI KRITERIA

100 Jika telah menyusun Inisiatif Strategis dan memenuhi kriteria penyusunan Inisiatif Strategis

75 Jika telah menyusun Inisiatif Strategis tetapi hanya sebagian yang memenuhi kriteria penyusunan Inisiatif Strategis

50 Jika telah menyusun Inisiatif Strategis tetapi Inisiatif Strategis yang disusun tidak memenuhi kriteria penyusunan Inisiatif Strategis

0 Tidak menyusun Inisiatif Strategis

NILAI KRITERIA

30 Telah dilaksanakan DKO secara Triwulanan namun tidak selalu dihadiri oleh kepala kantor dan tidak selalu didukung dokumentasi secara memadai

20 Telah dilaksanakan DKO namun tidak secara rutin minimal Triwulanan DKO tersebut selalu didukung dokumentasi secara memadai

10 Telah dilaksanakan DKO namun tidak secara rutin minimal Triwulanan dan tidak selalu didukung dokumentasi secara memadai

0 Tidak pernah dilaksanakan DKO

LAKIN DJPb 2020 190

6 Melakukan evaluasi terhadap pelayanan unit pendukung (Bagian UmumSubbag Umum) melalui survei

kepuasan pegawai

Dalam rangka menyelaraskan strategi antara unit teknis dan unit pendukung perlu dilakukan

evaluasi pelayanan unit pendukung melalui survei kepuasan pegawai Pelaksanaan evaluasi

dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner yang mengacu pada Kepdirjen Perbendaharaan tentang

Pedoman Pembinaan dan Supervisi KPPN

Action plan ini dinilai berdasarkan pelaksanaan survei terhadap seluruh pegawai di masing-masing

unit Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B6 Kriteria Penilaian Unsur Keenam Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

7 Memberikan apresiasi terhadap pencapaian target IKU

Action plan ini menilai inisiatif yang telah dilaksanakan oleh unit dalam memberikan apresiasi terhadap

para pegawai dengan pencapaian IKU yang optimal Bentuk apresiasi dapat berupa kebijakan yang

bersifat financial maupun non-financial yaitu

a Pemilihan program ldquothe best employeerdquo yang salah satu kriterianya berdasarkan NKPNPKP

b Nota Dinas apresiasi kepada pejabatpegawai yang mencapai target IKU atau melaksanakan Inisiatif

Strategis sesuai target

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B7 Kriteria Penilaian Unsur Ketujuh Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

8 Internalisasi Visi Misi Peta Strategi IKU Unit dan pengelolaan kinerja kepada pegawai melalui

berbagai media

Action plan ini dinilai berdasarkan pelaksanaan internalisasi strategi organisasi dan pengelolaan kinerja

kepada seluruh pegawai dalam berbagai media yaitu

a Banner poster atau pamflet Visi Misi Peta Strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman

pengelolaan kinerja dipasang di tempat strategis

b Booklet atau leaflet Visi Misi Peta Strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman pengelolaan

kinerja dibagikan kepada seluruh pegawai

c Materi Visi Misi Peta Strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman pengelolaan kinerja

ditayangkan pada website Kanwil DJPbKPPN

NILAI KRITERIA

100 Jika terdapat Nota Dinas apresiasi serta program the best employee dilaksanakan secara triwulanan

85 Jika terdapat Nota Dinas apresiasi serta program the best employee dilaksanakan secara semesteran atau hanya dilaksanakan program the best employee secara triwulanan

65 Jika terdapat Nota Dinas apresiasi serta program the best employee dilaksanakan secara tahunan atau hanya dilaksanakan program the best employee secara semesteran

45 Jika hanya dilaksanakan program the best employee secara tahunan 25 Jika hanya dilaksanakan Nota Dinas apresiasi 0 Tidak dilaksanakan

NILAI KRITERIA

100 Telah dilaksanakan survei kepuasan pegawai dan disertai bukti-bukti pendukung (rekapitulasi hasil surveipenjelasan hasil surveilembar pengisian survei)

50 Survei kepuasan pegawai dilaporkan telah dilaksanakan namun tidak disertai bukti-bukti pendukung

0 Tidak dilaksanakan

191 LAKIN DJPb 2020

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B8 Kriteria Penilaian Unsur Kedelapan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

9 Penyelenggaraan bimbingan teknis peningkatan kompetensi dasar kepada para pegawai

Action plan ini dinilai berdasarkan pelaksanaan bimbingan teknisGKM secara intensif kepada para

pegawai khususnya kepada pegawai yang kualitasnya masih perlu ditingkatkan Adapun tema materi

bimbingan teknisGKM dapat berupa

a BimtekGKM terkait materi Ms Word Ms Excel Ms Powerpoint pengetahuan dasar perbendaharaan

b Practical training kompetensi dasar antar pegawai dalam satu seksi atau lintas seksi

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B9 Kriteria Penilaian Unsur Kesembilan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

10 Tingkat partisipasi para pegawai dalam mengunggah dokumen pengelolaan kinerja pada Aplikasi

Fitur Upload Dokumen Pengelolaan Kinerja

Action Plan ini bertujuan untuk mengukur compliance para pegawai pada satu unit kerja dalam

mengunggah dokumen pengelolaan kinerja pada Aplikasi Fitur Upload Dokumen Pengelolaan Kinerja

Kriteria penilaian action Plan ini dinilai berdasarkan persentase jumlah pegawai yang ikut

berpartisipasi dalam mengunggah dokumen pengelolaan kinerja pada satu unit kerja Semakin

banyak jumlah pegawai yang mengunggah dokumen pengelolaan kinerja pada Aplikasi Fitur Upload

Dokumen Pengelolaan Kinerja maka nilai pada action Plan ini akan semakin tinggi

Misalnya 81 dari seluruh pegawai pada unit kerja tersebut telah mengunggah dokumen

pengelolaan kinerja pada Aplikasi Fitur Upload Dokumen Pengelolaan Kinerja maka nilai pada action

Plan ini untuk unit tersebut adalah sebesar 81

11 Reviu Renstra

Action Plan ini dinilai berdasarkan compliance masing-masing unit kerja dalam menyusun reviu Renstra

Tahun 2015-2019

NILAI KRITERIA

100 Jika visi misi peta strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman pengelolaan kinerja diinternalisasikan kepada para pegawai melalui berbagai bentuk media di atas

75 ika visi misi peta strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman pengelolaan kinerja diinternalisasikan hanya melalui 2 dari 3 media di atas

50 Jika visi misi peta strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman pengelolaan kinerja diinternalisasikan hanya melalui salah satu media di atas

0 Tidak dilaksanakan internalisasi

NILAI KRITERIA

100 Jika telah dilaksanakan bimbingan teknisGKMpractical training peningkatan kompetensi dasar kepada para pegawai lebih dari 1 (satu) kali dan dibuktikan dengan Undangan Daftar Hadir notulenlaporan kegiatan dan Foto Kegiatan

75 Jika telah dilaksanakan bimbingan teknisGKMpractical training peningkatan kompetensi dasar kepada para pegawai 1 (satu) kali dan dibuktikan dengan Undangan Daftar Hadir notulenlaporan kegiatan dan Foto Kegiatan

0 Tidak dilaksanakan bimbingan teknisGKMpractical training

LAKIN DJPb 2020 192

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B10 Kriteria Penilaian Unsur Kesebelas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

12 Pembinaan kepada KPPN dalam Pengelolaan Kinerja (Khusus Kanwil)

Action Plan ini dinilai berdasarkan pelaksanaan pembinaan yang dilakukan oleh pengelola kinerja

Kanwil terhadap pengelolaan kinerja KPPN di wilayah kerjanya Kegiatan pembinaan Kanwil terhadap

pengelolaan kinerja KPPN diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut

a Melakukan evaluasi atas pengelolaan kinerja pada KPPN

b Melakukan sosialisasiasistensi kepada KPPN baik secara on the spot di KPPN maupun dengan

mengundang pengelola kinerja KPPN ke Kanwil

c Menyebarkan kuesioner survei evaluasi pembinaan Kanwil ke KPPN

Kriteria pemenuhan action Plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B11 Kriteria Penilaian Unsur Kedua Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

13 Tingkat Partisipasi

Kategori ini dinilai berdasarkan peran serta setiap unit lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan

dalam peningkatan kualitas pengelolaan kinerja Direktorat Jenderal Perbendaharaan berupa

a Memberi masukan secara tertulis atas reviu draft Peta Strategi IKU target IKU dan manual IKU pada

saat refinement Kontrak Kinerja

b Menyampaikan usulan IKU tambahan beserta manual IKUnya

c Memberi usulan perbaikan konstruktif secara tertulis pada saat pelaksanaan pengelolaan kinerja

misalnya tanggapan atas evaluasi pelaksanaan IKU tahun 2020

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B12 Kriteria Penilaian Unsur Ketiga Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

NILAI KRITERIA

100 Jika telah disusun reviu Renstra Tahun 2015-2019 0 Jika reviu Renstra Tahun 2015-2019 tidak disusun

NILAI KRITERIA

100 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis lebih dari 2 (dua) kali dalam setahun serta menyampaikan usulan IKU tambahan

90 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis 2 (dua) kali dalam setahun serta menyampaikan usulan IKU tambahan

80 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis lebih dari 2 (dua) kali dalam setahun namun tidak menyampaikan usulan IKU tambahan

70 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis 1 (satu) kali dalam setahun serta menyampaikan usulan IKU tambahan

NILAI KRITERIA

100 Jika seluruh kegiatan pembinaan pengelolaan kinerja KPPN sebagaimana tersebut di atas dilaksanakan

90 Jika pembinaan pengelolaan kinerja kepada KPPN dilakukan dalam bentuk sosialisasiasistensi dan dalam bentuk evaluasi

80 Jika pembinaan pengelolaan kinerja kepada KPPN dilakukan dalam bentuk evaluasi serta penyebaran kuesioner survei ke KPPN

70 Jika pembinaan pengelolaan kinerja kepada KPPN dilakukan dalam bentuk sosialisasiasistensi serta penyebaran kuesioner survei ke KPPN

60 Jika pembinaan pengelolaan kinerja kepada KPPN hanya dilakukan dalam bentuk evaluasi

50 Jika pembinaan pengelolaan kinerja kepada KPPN hanya dilakukan dalam bentuk sosialisasiasistensi serta penyebaran kuesioner survei ke KPPN

0 Tidak dilaksanakan pembinaan pengelolaan kinerja KPPN

193 LAKIN DJPb 2020

14 Pemenuhan Dokumen Pendukung Pengelolaan Kinerja

Dokumen pendukung terdiri dari dokumen perencanaan strategis dokumen perencanaan kegiatan

dokumen eksekusi strategi dan dokumen tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi

Action Plan ini dinilai berdasarkan pemenuhan dokumen pendukung pengelolaan kinerja sebagai

berikut

a Dokumen Rencana Kerja Tahunan (RKT) beserta bukti dukung rapat pembahasan (undangan

rapat absensi notulen rapat)

b Dokumen RKAKLPOK beserta bukti dukung rapat pembahasan (undangan rapat absensi notulen

rapat)

c Dokumen kalender kegiatan

d Dokumen laporan pelaksanaan kegiatan

e Matriks Tindak Lanjut (MTL)

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B13 Kriteria Penilaian Unsur Keempat Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

15 Prestasi unit kerja

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B14 Kriteria Penilaian Unsur Kelima Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

16 Kualitas Laporan Capaian IKU

Kriteria ini menilai kualitas laporan capaian IKU yang telah disampaikan secara triwulanan

Kualitas laporan capaian IKU diukur berdasarkan kesesuaian laporan dengan format IIAA (Issues

Implication Accountability Action Plan)

NILAI KRITERIA

100 Jika unit kerja tersebut mendapatkan lebih dari 2 penghargaan setingkat unit eselon I DJPb atau mendapatkan minimal 1 penghargaan setingkat kementerian

80 Jika unit kerja tersebut mendapatkan 2 penghargaan setingkat unit eselon I DJPb

60 Jika unit kerja tersebut mendapatkan 1 penghargaan setingkat unit eselon I DJPb

0 Jika unit kerja tersebut tidak mendapat penghargaan setingkat unit eselon I atau setingkat kementerian

NILAI KRITERIA

60 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis 2 (dua) kali dalam setahun dan tidak menyampaikan usulan IKU tambahan atau Tidak pernah menyampaikan surat masukan secara tertulis namun menyampaikan usulan IKU tambahan

50 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis 1 (satu) kali dalam setahun

0 Tidak pernah menyampaikan surat masukan secara konstruktif

NILAI KRITERIA 100 Jika memenuhi semua data dukung dokumen perencanaan dan eksekusi strategi 80 Jika memenuhi empat dari lima data dukung dokumen perencanaan dan eksekusi strategi

60 Jika memenuhi tiga dari lima data dukung dokumen perencanaan dan eksekusi strategi 40 Jika memenuhi dua dari lima data dukung dokumen perencanaan dan eksekusi strategi 20 Jika memenuhi satu dari lima data dukung dokumen perencanaan dan eksekusi strategi

0 Tidak membuat data dukung sebagai bukti pemenuhan perencanaan dan eksekusi strategi

LAKIN DJPb 2020 194

Kriteria penilaian action plan ini dinilai berdasarkan persentase jumlah IKU Pemilik Peta Strategi

pada Laporan Capaian Kinerja (LCK) yang secara substansi telah memenuhi kriteria sistematika

laporan dengan format IIAA Semakin banyak jumlah IKU yang memenuhi kriteria laporan dengan

format IIAA maka nilai pada action plan ini akan semakin tinggi

Misalnya 19 IKU dari total 19 (100) IKU Kepala KPPN sebagai Pemilik Peta Strategi telah memenuhi

kriteria Laporan Capaian Kinerja (LCK) maka nilai pada action plan ini untuk unit tersebut adalah

sebesar 100

17 Kualitas Laporan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria ini menilai kualitas laporan peningkatan kualitas pengelolaan kinerja yang telah disampaikan

secara triwulanan Kualitas laporan peningkatan kualitas pengelolaan kinerja diukur berdasarkan

parameter sebagai berikut

a Laporan disusun secara informatif disertai penjelasan berupa narasi yang komprehensif

b Laporan beserta bukti dukung disampaikan dalam bentuk aplikasi e-book yang memenuhi

unsur

Kualitas penyajian laporan dengan penilaian sebagai berikut

Tabel 4B15 Kriteria Penilaian Unsur Ketujuh Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Nilai Kinerja Organisasi (NKO) unit tahun tersebut (bobot 30)

Kategori ini dimaksudkan untuk menilai strategi pengelolaan kinerja yang telah dijalankan oleh setiap

unit di lingkungan DJPb dalam rangka mencapai target IKU yang telah ditetapkan pada Kontrak Kinerja

Kualitas strategi pencapaian IKU tersebut tercermin dari NKO yang dicapai oleh setiap unit pada suatu

tahun Semakin tinggi NKO dapat diindikasikan bahwa upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh setiap

unit dalam rangka mencapai target IKU juga semakin berkualitas Kategori Nilai NKO mempunyai bobot

30 terhadap total keseluruhan penilaian pengelolaan kinerja di lingkungan DJPb

NILAI KRITERIA

100 Jika laporan yang disampaikan sesuai dengan format dan informatif serta disampaikan dalam bentuk aplikasi e-book

80 Jika laporan yang disampaikan sesuai dengan format dan informatif tetapi tidak disampaikan dalam bentuk aplikasi e-book

70 Jika laporan yang disampaikan sesuai dengan format tetapi tidak informatif serta disampaikan dalam bentuk aplikasi e-book

50 Jika laporan yang disampaikan sesuai dengan format tetapi tidak informatif serta tidak disampaikan dalam bentuk aplikasi e-book

0 Jika laporan tidak disampaikan

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

A Penutup

B Lampiran

197 LAKIN DJPb 2020

Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Tahun 2020 merupakan bentuk

pertanggungjawaban pencapaian visi misi DJPb dalam tahun anggaran 2020 dan disusun berdasarkan

perjanjian kinerja tahunan yang ditetapkan pada awal tahun anggaran sekaligus sebagai perwujudan

pelaksanaan Peraturan Presiden No 29 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi No 53 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

DJPb merupakan salah satu unit eselon I di lingkungan Kemenkeu yang ditinjau dari tugas dan

fungsinya memiliki variasi tugas yang beragam Hal ini mengingat bahwa sebagai hasil reorganisasi di

lingkungan Kementerian Keuangan yang merupakan bagian dari pelaksanaan reformasi manajemen

keuangan negara DJPb merupakan gabungan dari beberapa tugas dan fungsi yang beragam

Keberagaman tugas dan fungsi tersebut menjadikan DJPb memiliki peran yang strategis terhadap

keberhasilan pencapaian tugas Kemenkeu secara keseluruhan DJPb memiliki peran strategis mengingat

bahwa dari keseluruhan siklus APBN DJPb memegang peran yang dinamis berkaitan dengan penyiapan

penyelesaian dokumen pelaksanaan anggaran pengelolaan kas manajemen investasi pembinaan

pengelolaan keuangan BLU sistem perbendaharaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN

Pencapaian kinerja DJPb tahun 2020 telah sesuai dengan yang diharapkan di mana seluruh IKU telah

mencapai target yang ditentukan Kinerja DJPb tahun 2020 yang dapat dinilai sebagai sebuah prestasi

antara lain

1 Nilai Kinerja Organisasi (NKO) DJPb yang diukur berdasarkan pengelolaan klinerja berbasis balance

scorecard (BSC) mencapai 11310 di mana 26 IKU seluruhnya telah mencapai target yang ditetapkan

2 Di samping itu terdapat pula keberhasilan dan terobosan yang cukup signifikan dan

membanggakan dilakukan DJPb pada tahun 2020 yaitu

a) Perolehan opini WTP dari BPK atas LKPP Tahun 2019 sebagai perolehan opini WTP ke-empat

kalinya

b) Penghargaan Top Digital Implementation atas Aplikasi Pengelolaan APBN DJPb

c) Medali Emas Top Ranking Performance Awards (TRPA) tahun 2020 tingkat Asia Pasifik atas

layanan Hai DJPb

d) Penghargaan Top 3 Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan

Publik Tahun 2020

e) Penghargaan Wilayah Bebas Korupsi Untuk 57 Kantor Vertikal Dan Wilayah Birokrasi Bersih

Melayani 9 Kantor Vertikal dari Kemenpan-RB

f) Surveillance Audit untuk seluruh KPPN dengan hasil telah diadopsi dan diimplementasikannya

ISO 90012015 dengan baik

g) Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Tahun 2020 Tertinggi dari Universitas Padjajaran

h) Kategori informatif PPID Tingkat I lingkup Kementerian Keuangan

i) Peringkat Pertama Indeks Persepsi Integritas (IPI)Tahun 2020

j) Piloting Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan APBN melalui Platform Pembayaran

Pemerintah (SSC-Gaji)

A Penutup

P E N U T U P

LAKIN DJPb 2020 198

k) Otomasi Maksimum Pencairan (MP) PNBP Terpusat

l) Optimalisasi penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Dalam Negeri dan Pengaturan KKP

untuk Bagian Anggaran BUN

m) Uji Coba Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Luar Negeri

n) Proses Bisnis Layanan Non Tatap Muka dalam masa Pandemi COVID-19

o) Kick off meeting ujicoba Penyetoran Pajak ke Kas Negara yang terintegrasi dengan pencairan da-

na belanja daerah atau yang lebih dikenal sebagai SP2D Online

p) Penyaluran Subsidi BungaSubsidi Margin Bagi UMKM Dalam Rangka Program Pemulihan

Ekonomi Nasional (PEN)

q) Launching inovasi aplikasi pengelolaan kinerja DJPb (Intense)

r) dan berbagai kinerja membanggakan lainnya

Meskipun seluruh IKU DJPb telah terealisasi dan tercapai targetnya DJPb secara berkelanjutan

berusaha mengatasi segala permasalahan yang terdapat pada pencapaian setiap IKU dan terus

meningkatkan kinerjanya secara optimal baik kinerja utama maupun kinerja-kinerja lainnya Upaya

yang akan dilakukan DJPb guna meningkatkan kinerjanya di masa mendatang antara lain

1) Menyusun LKPP Tahun 2020 mitigasi permasalahan LK KL 2020 dan melanjutkan pembinaan

secara intensif dan periodik terhadap KL terutama yang masih memperoleh opini WDP dan TMP

2) Melakukan koordinasi untuk menindaklanjuti masukan stakeholders sebelum penetapan kebijakan

3) Meningkatkan kinerja pelaksanaan anggaran KL melalui pelaksanaan Evaluasi Pelaksanaan

Anggaran menggiatkan dialog kinerja dan monitoring proyeksi dan realisasi belanja melalui tools

Budget Execution Brief

4) Meningkatkan akurasi perencanaan kas pemerintah pusat melalui pengembangan dashboard

perencanaan kas (business intelligence)

5) Simplifikasi proses pembayaran belanja negara melalui pengembangan dan implementasi Platform

Pembayaran Pemerintah

6) Pengintegrasian informasi keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melalui

pengembangan dan implementasi Sistem Informasi Keuangan Republik Indonesia (SIKRI)

7) Integrasi pengelolaan perbendaharaan antara Kuasa Pengguna Anggaran dan Kuasa BUN melalui

penggunaan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) secara full implemented oleh

seluruh satuan kerja

8) Pengembangan dan implementasi secara bertahap jabatan fungsional Analis Perbendaharaan

Negara dan Pembina Teknis Perbendaharaan Negara

9) Pengalihan jabatan administrasi ke dalam jabatan fungsional (delayering) secara bertahap

10) Penguatan fungsi pembinaan pada Kantor Wilayah melalui transformasi layanan off-site perbenda-

haraan

11) Meningkatkan kinerja pelaksanaan special mission melalui menimbang realisasi penerimaan pokok

dan bunga pinjaman dalam penetapan target dan DIPA penguatan peran Dewan Pengawas BLU

serta meningkatkan koordinasi dalam perbaikan kinerja BLU

12) Penguatan fungsi strategi komunikasi dan kerja sama kelembagaan

13) Peningkatan jumlah unit kerja DJPb yang menerapkan pembangunan zona integritas

14) Implementasi The New Thinking of Working dan modernisasi tata kelola manajemen perkantoran pada

seluruh unit DJPb

199 LAKIN DJPb 2020

15) Mempercepat pembahasan RUU P2 APBN dengan DPR melalui koordinasi intensif dengan pihak

terkait

16) Meningkatkan kualitas SDM DJPb yang fit for purpose melalui pelaksanaan program pengembangan

kompetisi mandiri pengusulan dan penjadwalan reassessment menyusun bank soal kompetensi

pengembangan dan evaluasi talent serta manajemen talenta secara selektif

17) Meningkatkan kompetensi SDM di bidang akuntansi dan rapat koordinasi tindak lanjut temuan BPK

18) Meningkatkan kualitas pelaksanaan anggaran dengan mendorong Satker merevisi berkala halaman

III DIPA mematuhi RPD mengisi rutin aplikasi SMART dan melakukan langkah strategis peningkatan

IKPA

B Lampiran

Lampiran LAKIN ini meliputi Perjanjian Kinerja Tahun 2020 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2020

Formulir Pengukuran Kinerja (FPK) Tahun 2020 dan Informasi Kinerja dan Anggaran DJPb Tahun 2020

LAKIN DJPb 2020 200

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

a) Perjanjian Kinerja Tahun 2020

b) Adendum Kontrak Kinerja Tahun 2020

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

Rencana Kerja Tahunan

Tahun 2020

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

Formulir Pengukuran Kinerja

Tahun 2020

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

Informasi Kinerja dan Anggaran DJPb

Tahun Anggaran 2020

RENCANA KERJA DAN ANGGAFtAN KEMENTERIAN NEGARALEMBAGA

FORMULIR 2 RENCANA ANGGARAN TINGKAT UNIT ORGANISASI

A KEMENTERIAN NEGARALEMBAGA (015)KEMENTERIAN KEUANGAN

B UNIT ORGANISASI (08)Ditjen Perbendaharaan

C MISI 01 Mencapai tingkat kepatuhan pajak bea dan cukai yang tinggi melalui pelayanan prima dan penegakan hukum yang ketat

02 Menerapkan kebijakan fiskal yang prudent

03 MengeIola neraca keuangan pusat dengan risiko minimum

04 Memastikan dana pendapatan didistribusikan secara efisien dan efektif

05 Menarik dan mempertahankan talent terbaik di kelasnya dengan menawarkan proposisi nilai pegawai yang kompetitif

a SASARAN STRATEGIS YANG DIDUKUNG Terjaganya Kesinambungan Fiskal

E RINCIAN KINERJA PROGRAM

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

PROGRAM

015080 9

Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara 8146540684

SASARAN PROGRAM

Peningkatan kualitas pengelolaan perbendaharaan

INDIKATOR SASARAN PROGRAM

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai

Indeks opini BPK atas LKPP 4 indeks 4 indeks 4 indeks 4 indeks

Indeks Likuiditas Kas Negara 3 indeks 3 indeks 3 indeks 3 indeks

OUTPUT PROGRAM

Layanan Pelaksanaan Anggaran Yang Tepat Waktu Efektif Dan Akuntabel

INDIKATOR OUTPUT PROGRAM Persentase capaian kontrak kinerja Menteri Keuangan dengan Pimpinan BLU

90 Persentase

90 Persentase

90 Persentase

90 Persentase

Indeks kepuasan pengguna layanan 463 Indeks 463 Indeks 463 Indeks 463 Indeks

E RINCIAN KINERJA PROGRAM

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT PROGRAM

Layanan Pelaksanaan Bun Dan Kuasa Bun Yang Profesional Efisien Dan Efektif

INDIKATOR OUTPUT PROGRAM Deviasi Akurasi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat

5 Persentase 5 Persentase 5 Persentase 5 Persentase

Persentase Pencapaian Target Penerimaan Pokok dan Bunga Pinjaman

100 Persentase

100 Persentase

100 Persentase

100 Persentase

OUTPUT PROGRAM

Layanan Pendukung Sistem Perbendaharaan Yang Andal Profesional Dan Modern

INDIKATOR OUTPUT PROGRAM Indeks Efektivitas Peraturan Perbendaharaan

3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks

Persentase Tingkat Implementasi Aplikasi SAKTI

100 Persentase

100 Persentase

100 Persentase

100 Persentase

OUTPUT PROGRAM

Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit Yang Efisien Dan Efektif Serta Pengelolaan

INDIKATOR OUTPUT PROGRAM

Persentase Pelaksanaan Tugas Khusus 89 Persentase

89 Persentase

89 Persentase

89 Persentase

OUTPUT PROGRAM

Output Internal Unit Eselon I

INDIKATOR OUTPUT PROGRAM Persentase Proses Penempatan Talent pada Jabatan Target

80 Persentase

80 Persentase

80 Persentase

80 Persentase

Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran

95 Persentase

95 Persentase

95 Persentase

95 Persentase

Indeks Integritas Organisasi 95 lndeks 95 Indeks 95 Indeks 95 Indeks

OUTPUT PROGRAM

Layanan Penyaluran Dana Bergulir yang Terjangkau

RUMUSAN KEGIATAN

1698 Penyelenggaraan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

18934806

1699 Pembinaan Pelaksanaan Anggaran 9165737

E RINCIAN KINERJA PROGRAM

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RUMUSAN KEGIATAN

1700 Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

8601057

1701 Peningkatan Pengelolaan Kas Negara 9875319

1702 Manajemen lnvestasi dan Penerusan Pinjaman

16546936

1703 Harmonisasi dan Penyusunan Regulasi serta Proses Bisnis Perbendaharaan

15970636

1704 Pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan

181328997

1705 Penyelenggaraan Kuasa Bendahara Umum Negara

456355759

1706 Pembinaan Pelaksanaan Perbendaharaan di Wilayah

201780922

1707 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perbendaharaan

820580515

1730 Pengelolaan Dana Bergulir Usaha Mikro 43001573

5739 Penghimpunan Pengelolaan dan Penyaluran Dana Perkebunan Kelapa

6364398427

F RINCIAN BIAYA

JUMLAH BIAYA PROGRAM MENURUT ALOKASI TAHUN 2020

1 2

1 KELOMPOK BIAYA

NON_OPERASIONAL 6937020596

OPERASIONAL 1209520088

2 JENIS BELANJA

BELANJA PEGAWAI 654374352

BELANJA HIBAH 0

BELANJA BARANG 7176145120

BELANJA BANTUAN SOSIAL 0

BEBAN PENYESUAIAN 0

BELANJA PEMBAYARAN KEWAJIBAN UTANG 0

BELANJA SUBSIDI 0

BELANJA MODAL 316021212

BELANJA LAIN-LAIN 0

F RINCIAN BIAYA

JUMLAH BIAYA PROGRAM MENURUT ALOKASI TAHUN 2020

1 2

3 SUMBER DANA

RUPIAH MURNI(RM) 1

1739140684

HIBAH DALAM NEGERI(HDN) 0

PINJAMAN DALAM NEGERI(PDN) 0

PINJAMAN LUAR NEGERI(PLN) 0

HIBAH LUAR NEGERI(HLN) 0

SBSN(SBSN) 0

BADAN LAYANAN UMUM(BLU) 6407400000

PNBP(PNP) 0

RUPIAH MURNI PENDAMPING(RMP) 0

G RINCIAN RENCANA PENDAPATAN

KODE URAIAN SUMBER PENDAPATAN

RIBUAN RUPIAH

2019 2020

1 2 3 4 5

1701 Peningkatan Pengelolaan Kas Negara a Peroaiakan 0

200000

200000

0

0

200000

200000

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

1705 Penyelenggaraan Kuasa Bendahara U mum Negara a Perpajakan 0

1169700

1169700

0

0

1169700

1169700

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

1706 Pembinaan Pelaksanaan Perbendaharaan di VVilayah a Perpajakan 0

389800

389800

0

0

369800

369800

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

1707 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perbendaharaan a Peroaiakan 0

6715900

6715900

0

0

6715900

6715900

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

1730 Pengelolaan Dana Bergulir Usaha Mikro a Peroaiakan 0

132923779

132923779

0

0

143700000

143700000

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

5739 Penghimpunan Pengelolaan dan Penyaluran Dana Perkebunan Kelapa a Peroaiakan 0

13538000000

13538000000

0

0

7381000000

7381000000

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

0 0 a Perbajakan b PNBP 13679399179 7533155400

JUMLAH 1 Umum 13679399179 7533155400

2 Fungsional 0 0

Jakarta07102019

Direktur Jenderal Perbendaharaan

ANDI HADIYANTO 16

NIP196506091990121001

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARALEMBAGA

FORMULIR 3 RENCANA ANGGARAN KEGIATAN

A KEMENTERIAN NEGARAJLEMBAGA (015)KEMENTERIAN KEUANGAN

B UNIT ORGANISASI (08)Ditjen Perbendaharaan

C MISI (0150809)Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara

D SASARAN PROGRAM YANG DIDUKUNG (01)Peningkatan kualitas pengelolaan perbendaharaan

F RINCIAN KINERJA KEGIATAN

KODE

URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RINGS(

01 PELAYANAN UMUM 8103539111

SUB FUNGSI

0101 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL SERTA 1739140684

KEGIATAN

1698 Penyelenggaraan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

18934 806

BASARAMSEGATAN

Terwujudnya Pertanggungjawaban Keuangan Negara yang Akuntabel Transparan dan Tepat Waktu

INDIKATOR KEGIATAN

- Indeks Penyelesaian UU PP APBN Secara Tepat Waktu

4 I naeks 4 Indeks 4 Indeks 4 Indeks

- Indeks Penyelesaian LKPP (Unaudited) dan LK-BUN Secara Tepat Waktu

3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks

OUTP_ULKEGIATAN

1698001 Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Negara 6 Laporan 9297287

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian Rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah Ditindaklanjuti 89 Persentase 89 Persentase 89 Persentase 89 Persentase

SUB OUTPUT

001 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 8078117

SILBSALTEUS

002 Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LK BUN)

1219170

KO DE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

1698002 PeraturanPedoman Terkait Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

5 Peraturan Pedoman

1885555

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyusunan modul Sistem Akuntansi Instansi dan BUN

70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase

SUB OUTPUT

001 PeraturanPedoman Sistem Akuntansi Pusat Berbasis Akrual dan Pedoman Implementasi SAP

1885555

OUTPUT KEGIATAN

1698003 Sistem informasi Keuangan Republik Indonesia (SIKRI)

1 Sistem 1646730

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian Pengembangan SIKRI 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1646730

alflEtELKEGIATAN

1698005 Pedoman terkait Standar Akuntansi Pemerintahan 5 Pedoman 5061219

iNDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kajian SAP di Lingkungan Pemerintah Pusat dan Daerah

85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Suboutput 5061219

011171 IT KFPILTAN

1698006 Statistik Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics)

3 Laporan 489305

JNDIKATOR OUTPUT KEGIATAR

- Indeks Penyelesaian Penyusunan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah (Government 3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 489305

OUTPUT KEGIATAN

1698951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 2 Layanan 42823

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 42823

CHUBUT li FRAME

1698994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 511887

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 511887

KAMAN

1699 Pembinaan Pelaksanaan Anggaran 9165737

SASARMLKEGATAN

Terwujudnya Pelaksanaan APBN yang efisien dan efektif

INDIEAMEUSEGJAIAti

- Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran Kementerian Lembaga

88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai

- Persentase Implementasi Kebijakan dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas Pelaksanaan 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

OUTPUT KEGIATAN

1699001 Peraturan bidang Pelaksanaan Anggaran 5 Peraturan 1574259

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian RPMKRKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMKRKMK 70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1574 259

OUTPUT KEGIATAN

1699003 Kajian Pelaksanaan Anggaran 10 Kajian 4940553

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Nilai efektivitas edukasi dan komunikasi terkait pelaksanaan anggaran

90 Nilai 90 Nilai 90 Nilai 90 Mai

SUB OUTPUT

001 Reviu Pelaksanaan Anggaran 849368

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

002 Spending Review 430 380

SUB OUTPUT

003 Kajian Evaluasi Pelaksanaan Anggaran 2386975

SUB OUTPUT

004 Kajian Monitoring dan Evaluasi Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa

962150

SUB OUTPUT

005 Kajian Fiskal Regional Gabungan (Laporan Khatulistiwa)

311980

OUTPUT KEGIATAN

1699004 Layanan Pelaksanaan Anggaran 533 Stakeholder

2650925

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Ketepatan Waktu Penyelesaian Revisi DIPA Kewenangan DJPb

75 Persentase 75 Persentase 75 Persentase 79 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 2650925

KEGIATAN

1700 Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

8601057

SASARAKEEGIAIAN

Terwujudnya Pengelolaan Keuangan BLU yang Efektif dan Efisien untuk Mendorong Peningkatan

liNDEAMEAFmdashGIATAN

- Persentase BLU yang Kinerjanya Balk 93 Persentase 93 Persentase 93 Persentase 93 Persentase

- Persentase pencapaian target pendapatan BLU 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

OUTPUT KEGIATAN

1700001 Peraturan dan Ketetapan Terkait Pengelolaan Keuangan BLU

35 Peraturan Ketetapan

2219937

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyelesaian RPMK penetapan tarif BLU secara tepat waktu

90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase 90 Persertase

SUB OUTPUT

001 Peraturan dan Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLU 2002257

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

002 Penetapan Satker Tanf Layanan dan Remunerasi Satker BLU

217680

OUTPUT KEGIAIAN

1700002 Satker Badan Layanan Umum yang dibina 218 Satker 6007800

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyelesaian rekomendasi hashl monitoring dan evaluasi yang ditindaklanjuti BLU 85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase

SUB OUTPUT

001 tanpa sub output 6007800

ni LIE a KFRATAN

1700003 Dokumen UR dan UAT Sistem Aplikasi dan Informasi (OA)

2 Dokumen 373320

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Tingkat Implementasi Aplikasi BIOS 75 Persentase 75 Persentase 75 Persentase 75 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 373320

KEGIATAN

1701 Peningkatan Pengelolaan Kas Negara 9875319

SASARANJSEGIAIAN

Terwujudnya Pengelolaan Kas Negara yang Pruden dan Optimal untuk Mewujudkan APBN yang

ThipthAMBAFGMLIAN

- Indeks Efektifitas Pengelolaan Arus Kas 31 Indeks 31 Indeks 31 Indeks 31 Indeks

- Indeks Kualitas Optimalisasi Kas 31 Indeks 31 Indeks 31 Indeks 31 Indeks

OUTPUT KEGIATAN

1701002 Peraturan dan Petunjuk Teknis Terkait dengan Peningkatan Pengelolaan Kas Negara

5 Peraturan 82302

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian RPMKRKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMKRKMK 70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 82302

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

1701003 Perjanjian Kerjasama dalam rangka Pengelolaan Kas Negara

4 Dokumen 514382

iNDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Indeks kepatuhan Bank Operasional dan BankPas Persepsi dalam melaksanakan Kontrak 325 Indeks 325 Indeks 325 Indeks 325 Indeks

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 514382

OUTPUT KEGIATAN

1701007 Remunerasi dad Pengelolaan Kas Negara 5 Triliun 7100164

IND KATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Akurasi Data Reken ng Pemerintah Pusat

90 Triliun 97 Trikun 90 Tnien 90 Triliun

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 7 100 194

OUTPUT KEGIATAN

1701009 Laporan Keuangan Kuasa BUN terkait Pengelolaan Kas

6 Laporan 174566

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LKBUN yang telah ditindaklanjuti

89 Persentase 89 Persentase 89 Persentase 89 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 174566

aUMULIFmdashGIATAN

1701011 Layanan Pengelolaan Penerimaan Negara 79 BankPos Persepsi

491235

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Indeks Validitas Data Transaksi Penerimaan Negate

325 Indeks 325 Indeks 325 Indeks 3 25 Indeks

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 491235

glum LT KFriams

1701951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 262374

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 262374

OUTPUT KEGIATAN

1701970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan 106228

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 83 Nilai 83 Nilai 83 Nilai 83 Nilai

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 106228

OUTPUT KEGIATAN

1701994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 1144068

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1144068

KEGIATAN

1702 Manajemen Investasi dan Penerusan Pinjaman 16546936

sasARAtoltFri

Terwujudnya Pengelolaan Investasi Pemerintah yang Pruden Berdaya Guna dan Tepat Sasaran

1NDIKATOR KEGIATAN

- Persentase Pencapaian Target Penerimaan Pokok dan Bunga Pinjaman

100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

- Indeks Kualitas LK BA 99904 4 Indeks 4 Indeks 4 Indeks 4 Indeks

OUTPUT KEGIATAN

1702001 Rekomendasi Terkait Manajemen lnvestasi 41 Rekomendasi

7489787

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyaluran Dana Di Bidang Investasi Subsidi dan Pembiayaan Secara Optimal 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Rekomendasi Terkait Investasi Pemerintah 6293347

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

002 Rekomendasi Terkait Kredit Program 1196440

OUTPUT KEGIATAN

1702002 Proses Bisnis dan Kelembagaan Pembayaran Ultra MR) (Umi)

334 Stakeholder

6328436

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Tingkat Efektivitas pembinaan terhadap BLU Pengelola Dana (PIP)

80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 6328436

OUTPUT KEGIATAN

1702003 Peraturan Terkait Sistem Manajemen Investasi 4 Peraturan 865860

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian RPMKRKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMKRKMK 78 Persentase 78 Persentase 78 Persentase 78 Persentase

SUB OUTPUT

001 Peraturan Terkait Sistem Manajemen Investasi 865860

OUTPUT KEGIATAN

1702004 Layanan Penyaluran Penagihan Dan Setelmen Investasi

242 Stakeholder

329223

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase jumlah tagihan yang dikirimkan kepada debitur secara tepat waktu

90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase

El OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 329223

OUTPUT KEGIATAN

1702951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 223542

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 223542

KO DE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

1702 970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan 120891

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Mai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 83 Nila 83 Nilai 83 Nlia 83 Nilai

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 20 891

Sli LIP1LLK931ATAN

1702994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 1189197

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1 189197

KEGIATAN

1703 Harmonisasi dan Penyusunan Regulasi serta Proses Bisnis Perbendaharaan

15970636

CASARAN_KFAJATAN

Terwujudnya Regulasi dan Proses Bisnis Perbendaharaan yang andal mutakhir dan Akuntabel

1NDIKATOR KEGIATAN

- lndeks efektivitas peraturan perbendaharaan 3 Indeks 3 Indeks 3 lndeks 3 lndeks

- lndeks kepuasan Publik atas layanan Direktorat Sistem Perbendaharaan

452 lndeks 452 lndeks 452 lndeks 452 lndeks

OUTPUT_KEGATAN

1703 001 Peraturan Bidang Perbendaharaan 7 Peraturan 1588059

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- lndeks Ketepatan Waktu Penyelesaian Harmonisasi Peraturan

97 Persentase 97 Persentase Pe[sentase 97 Persentase

SUB OUTPUT

001 Peraturan terkait Pelaksanaan Anggaran 1036042

SUB OUTPUT

002 Peraturan di Bidang Pembayaran Program Jaminan Sosial PFK SiLPA dan Kebijakan TOP

83790

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

003 Peraturan Jabatan Fungsional di Bidang Perbendaharaan

468227

OUIPILLKEGJAIAN

1703002 Rekomendasi Penyempurnaan Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Pembinaan Hukum Keuangan

28 Rekomendasi

4827408

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyelesaian kajian sistem perbendaharaan

80 Persentase 80 Persentase BC Persentase 80 Persentase

SUB OUTPUT

001 Rekomendasi Penyempumaan Proses Bisnis 334980

SUB OUTPUT

003 Rekomendasi Implementasi Peraturan di Bidang Perbendaharaan

564239

SUB OUTPUT

005 Rekomendasi Penyelesaian Perrnasalahan Hukum Keuangan Negara

659603

SUB OUTPUT

006 Rekomendasi Terkait Transformasi Kelembagaan 2 271 61

SUB OUTPUT

007 Rekomendasi Penyempumaan dan Pengembangan Sistem Perbendaharaan

797 262

SIIR OUTPUT

008 Rekomendasi Hubungan Kerjasama Kelembagaan 200163

01117PALLISFS3191AN

1703003 Layanan Pembayaran Program Jaminan Sosial PFK SiLPA dan Penanganan Bantuan Hukum

33 Stakeholder 1502319

JNOIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase kinerja pembayaran dana program jaminan sosial selisih harga beras Bulog dan dana 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Layanan Pembayaran Program Jaminan Sosial PFK SiLPA

999779

SUB OUTPUT

002 Layanan Penanganan Perkara Hukum Keuangan Negara

502540

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

1703004 Pejabat Fungsional yang Dibina untuk Pengendalian Mutu Kompetensi

2500 Orang 1827580

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase lmplementasi Jabatan Fungsional Bidang Perbendaharaan

85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1827580

OUTPUT KEGIATAN

1703005 Pengelola Perbendaharaan dan Pejabat Fungsional Perbendaharaan yang tersertifikasi

9550 Orang 6225270

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase peserta diktat teknis di bidang pembinaan teknis dan analisis perbendaharaan 90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase

SUB OUTPUT

001 Pejabat Fungsional Perbendaharaan BUN yang tersertifikasi

1974960

SUB OUTPUT

002 Pengelola Perbendaharaan KL yang Tersertifikasi 4250310

KEGIATAN

1704 Pengembangan Sistem lnformasi dan Teknologi Perbendaharaan

181328997

SABABANAEGJATAti

Terwujudnya Sistem Teknologi Informasi Perbendaharaan Negara yang Andal dan Modem

iNDIKATOR KEGIATAN

- Persentase Tingkat Implementasi Aplikasi SAKTI 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

- Persentase Penyelesaian Program Transformasi Digital

80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase

CLUIELT_KEGIATAN

1704001 Sistem lnformasi dan Teknologi Perbendaharaan 12 Sistem 6639376

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase keberhasilan switch over sistem TIK pada DC DRC

80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase

SIIR OUTPUT

001 Sistem Aplikasi BUN 575280

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

002 Sisters Aplikasi Satker 3690568

SUB OUTPUT

003 Sistem Aplikasi Lainnya 2373528

OUTPUT KEGIATAN

1704002 Satker Yang Mengimplementasikan SAKTI 20000 Satker 28864362

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Indeks Kepuasan Publik atas Layanan SITP 85 Indeks 85 Indeks 85 Indeks 85 Indeks

SUB OUTPUT

001 tanpa suboutput 28864362

al TPA IT_KFGAIAN

1704003 Layanan Manajemen Operasional SPAN 1 Sistem 37497940

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Downtime Sistem TIK 010 Persentase 010 Persentase 010 Persentase 010 Persentase

SUB OUTPUT

001 tanpa sub output 37497940

OUTPUT KEGIATAN

1704004 Hardware Software untuk Peningkatan Kapasitas Layanan SPAN SAKTI dan MPN

3 Sistem 107016618

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Tingkat Penyempumaan Aplikasi Perbendaharaan (SPAN SAKTI dan MPN)

90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase

SUB OUTPUT

001 tanpa suboutput 107016618

OUTPUT KEGIATAN

1704994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 1310701

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 tanpa sub output 1310701

KO DE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KEGIATAN

1705 Penyelenggaraan Kuasa Bendahara Umum Negara 456355759

SASARANAKEGIATAN

Terwujudnya Penyaluran Dana APBN yang Tepat Waktu dan Akuntabel

INDIAAIORKEGIAIAN

- Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai 88 Nita

- Nilai LK Kuasa BUN KPPN yang Berkualltas 94 Nilai 94 Nilai 94 Nilai 94 Nilai

MIMI IT_KFGJAIAN

1705002 Layanan Perbendaharaan Kuasa BUN di Daerah 25887 Stakeholder

30036346

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian SP2D secara tepat waktu

994 Persentase 994 Persentase 994 Persentase 994 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 30036346

01 UNIT KFRIAIAN

1705003 Laporan Keuangan Tingkat Kuasa BUN Daerah 1440 Laporan 11445466

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyampaian LPJ Bendahara Mitra Kerja KPPN secara Andal dan Tepat Waktu

981 Persentase 981 Persentase 981 Persentase 981 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 11445466

OUTPUT KEGIATAN

1705951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 108033877

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Pemenuhan BMN Sesuat dengan Standar

95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 108033877

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Di ITRI ILK FAIATAN

1705970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 180 Layanan 16604264

JNDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 83 Nilai 83 Nilai 83 Nilai 83 Nilai

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 16604264

ft 1171 ITAFGJAIAN

1705994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 290235806

JNDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 290235806

ISEGJATAN

1706 Pembinaan Pelaksanaan Perbendaharaan di Wilayah 201780922

SASARAN_KEGIATAN

Terwujudnya Pengelolaan Perbendaharaan di Wlayah yang Efisien Efektif Transparan dan Akuntabel

INDIKAIDRISEGIAIAN

- Nilai Kualitas LK BUN Tingkat Kanwil 94 Nilai 94 Nilai 94 Nilai 94 Nilai

- Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai

- Nilai Kualitas Laporan Kajian Fiskal Regional Kanwil

89 Nilai 89 Nilai 89 Nilai 89 Nilai

QUIELLIJSEGIAIAN

1706003 Laporan Keuangan BUN Tingkat Mayan dan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wlayah 340 Laporan 8376780

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Rekonsiliasi Tingkat UAKPA secara tepat waktu dan andal

981 Persentase 981 Persentase 981 Persentase 981 Persentase

SUB OUTPUT

001 Laporan Keuangan BUN Tingkat Wilayah 4300460

SUB OUTPUT

002 Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wlayah

4076320

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

1706004 Hasil KajianTelaahAnalisa Pelaksanaan Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah

810 Dokumen 11482330

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Nilai Rata-Rata Kinerja Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa pada KPPN

89 Nilai 89 Nilai 89 Nilai 89 Nilai

SUB OUTPUT

001 Hasil KajianffelaahAnalisa Pelaksanaan Anggaran Pemerintah Pusat

5685392

SUB OUTPUT

002 Hasil KajianfTelaahAnallsa Pelaksanaan Anggaran Pemerintah Daerah

5796938

OUTPUT KEGIATAN

1706005 Hasil Pembinaan Perbendaharaan di VVilayah 519 Laporan 11272872

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Rata-Rata Nilai laporan Hasil Pembinaan dan Supervisi KPPN

88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 11272872

alLIELII_ISEGIAIAN

1706009 Dokumen Hasil Layanan Pelaksanaan Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah

6066 Dokumen 6 435 282

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase revisi dokumen pelaksanaan anggaran satker yang diselesaikan tepat waktu

86 Persen 86 Persen 86 Persen 86 Persen

SUB OUTPUT

001 Dokumen Hasil Layanan Pelaksanaan Anggaran Pusat

5476764

SUB OUTPUT

002 Dokumen Hasil Layanan Pelaksanaan Anggaran Daerah

958518

OUTPUT KEGIATAN

1706951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 52391284

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Pemenuhan BMN Sesuai dengan Standar

95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 52391264

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

01 LIPS LI KFCJATAN

1706970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 34 Layanan 12585022

JNDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 83 NiFar 83 NIlai 83 Nilai 83 Nilai

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 12585022

OUTPUT KEGIATAN

1706994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 99237352

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 99237352

KM1M

1707 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perbendaharaan

820580515

SASARAKAMATAtil

Memberikan dukungan Sumber Daya kepada seluruh instansi DJPb untuk meningkatkan kualitas pelayanan

JNDIKATOR KEGIATAN

- Persentase Unit Kerja dengan Komposisi SDM Ideal

87 Persentase 87 Dersewase 87 Persentase 87 Persentase

- Indeks Kualitas Laporan Keuangan BA 15 4 Indeks 4 ndeks 4 Indeks 4 Indeks

- Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Ditjen Perbendaharaan 90 Nilai 90 Nilai 90 Nilai 90 Nilai

- Indeks kepuasan pegawai terhadap layanan kesekretariatan

455 Indeks 455 Indeks 455 Indeks 455 Indeks

0 LIPS LI KFSAATAN

1707002 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 5 Layanan 79850165

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Pemenuhan Standar Soft and Hard Competency

92 Persentase 92 Persentase 92 Persentase 92 Persentase

SUB OUTPUT

001 Layanan Manajemen Kebijakan dan Organisasi 9646992

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

002 Layanan Manajemen Sumber Daya Manusla 23143822

SUB OUTPUT

003 Layanan Manajemen Keuangan 34250146

SUB OUTPUT

004 Layanan Umum Rumah Tangga Kehumasan dan Pengelolaan Aset

9657824

SUB OUTPUT

005 Layanan Hukum dan Kepatuhan Internal 3151381

OUTPUT KEGIATAN

1707951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 44880587

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 85 8erse5tase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 44880587

OUTPUT KEGIATAN

1707994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 695849763

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Realisasi penyediaan layanan operasional dan pemeliharaan kantor = xx

95 Persenase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 695849763

SUB FUNDS

0103 PELAYANAN UMUM 6364398427

KEGIATAN

5739 Penghimpunan Pengelolaan dan Penyaluran Dana Perkebunan Kelapa Sawit

6364398427

SACARAN_KMATAN

Terwujudnya penghimpunan pengelolaan dan penyaluran dana perkebunan kelapa sawit yang

1NDIKATOR KEGIATAN

- Deviasi Target Harga CPO 15 Persentase 15 Persentase 15 Persentase 15 Persentase

KO DE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

- Persentase Pendapatan Dana yang Sesuai RBA 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persenlase

0111P1 a KFGJAIAN

5739001 Dana Penerimaan Pungutan dan Pengelolaan

Perkebunan Kelapa Sawit 7381 Millar 11 863679

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase lmbal Hash l Dana Kelolaan 7 Persentase 7 Persentase 7 Persentase 7 Persentase

SUB OUTPUT

001 Dana Pungutan Sawit 5 950 454

SUB OUTPUT

002 Dana Pengelolaan Sawit 5913225

OUTRULKEGATAN

5739002 Volume Penyaluran Selisih Harga Biodiesel 7000000 Kilo Liter

4355306432

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Volume Biodiesel yang disubsidi (Target 65 jute KL)

100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 4355306432

OUTPUT KEGIATAN

5739003 Layanan Dukungan Manajemen 1 Layanan 17832461

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 tanpa sub output 17832461

OUTPUT KEGIATAN

5739004 Kajian penelitian dan pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit

92 Riset 124482304

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Jumlah riset yang dikelola 25 Riset 25 Riset 25 Riset 25 Riset

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 124482304

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

5739005 Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Yang Diremajakan 100000 Ha 1357363654

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyelesaian penyaluran dana replanting

100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1357363654

OUTPUT KEGIATAN

5739006 Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa SawIt yang Berkualitas

150 Kegiatan 94016964

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase pengelolaan program pengembangan SDM Sawit

100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 94016964

SUTPILLKEGIATAN

5739007 Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit 150 Paket 200000000

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyelesaian program pemenuhan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit

100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 200000000

OUTPUT KEGIATAN

5739008 Promosi dan Kernitraan Sawit 60 Stakeholder 100000000

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase persepsi positif dan i media massa terhadap sawit Indonesia

45 Persentase 45 Persentase 45 Persentase 45 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 100000000

OUTPUT KEGIATAN

5739951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 1494175

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1494175

OUTPUT KEGIATAN

5739994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 102038758

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 102038758

EUNGSI

04 EKONOMI 43001573

SUB FUNGSI

0401 PERDAGANGAN PENGEMBANGAN USAHA KOPERASI DAN UKM

43001573

KEGIATAN

1730 Pengelolaan Dana Bergulir Usaha Mikro 43001573

SASARAL15911A1Ati

Terwujudnya lnklusi Keuangan bagi Usaha Mikro

INDIEATIMSEGIAIM1

- Persentase Penyaluran Dana Bergulir Usaha Mikro 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase

- Persentase Nasabah Pembiayaan Ultra Mikro 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

OUTPUT KEGIATAN

1730001 Usaha Mikro yang Terfasilitasi Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)

1641000 Usaha Mikro

16761698

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase pengembalian pokok pinjaman penyalur pembiayaan ultra mikro

80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 16761698

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

atimuLKEGJATAN

1730 002 Layanan Dukungan Manajemen 1 Layanan 6561387

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 6561387

OUTPUT KEGIATAN

1730 951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 1675932

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1675932

OUTPUT KEGIATAN

1730994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 18002556

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 18002556

F RINCIAN BIAYA

JUMLAH BIAYA KEGIATAN MENURUT ALOKASI ANGGARAN 2020

1 2

1 KELOMPOK BIAYA

NON_OPERASIONAL 6937020596

OPERASIONAL 1209520088

2 JENIS BELANJA

BELANJA PEGAWAI 654374352

BELANJA HIBAH 0

BELANJA BARANG 7176145120

F RINCIAN BIAYA

JUMLAH BIAYA KEGIATAN MENURUT ALOKASI

ANGGARAN 2020 1 2

BELANJA BANTUAN SOSIAL 0

BEBAN PENYESUAIAN 0

BELANJA PEMBAYARAN KEWAJIBAN UTANG 0

BELANJA SUBSIDI 0

BELANJA MODAL 316021212

BELANJA LAIN-LAIN 0

3 SUMBER DANA

RUPIAH MURNI(RM) 1739140684

HIBAH DALAM NEGERI(HDN) 0

PINJAMAN DALAM NEGERI(PDN) 0

PINJAMAN LUAR NEGERI(PLN) 0

HIBAH LUAR NEGERI(HLN) 0

SBSN(SBSN) 0

BADAN LAYANAN UMUM(BLU) 6407400000

PNBP(PNP) 0

RUPIAH MURNI PENDAMPING(RMP) 0

Jakarta07102019

Direktur Jenderal Perbendaharaan

ANDIN HADIYANTO 11

NIP196506091990121001

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

Target

Setelah

Adendum

Y Y TVK RVK

Indeks Opini BPK atas

LKPP

4 (WTP) 4 (WTP) 4 1698 Penyelenggaraan

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan Anggaran

Laporan 6 6 Dit APK 9297287000 5207813000 5200623100 -

Indeks efektivitas

investasi pemerintah

325

(skala 4)

4

(Skala 5)

45 1702 Manajemen lnvestasi

dan Penerusan

Pinjaman

Rekomendasi 41 41 Dit SMI 7489787000 2132058000 2085085300

Indeks optimalisasi kas

terhadap bunga utang

3 3 35 1701 Peningkatan

Pengelolaan Kas

Negara

Triliun 5 5 Dit PKN 7100164000 3659327000 3626337843

Birokrasi dan

layanan publik yang

agileefektif dan

efisien

Indeks kepuasan

pengguna layanan

4

(skala 5)

4

(skala 5)

464 1705 Penyelenggaraan Kuasa

Bendahara Umum

Negara

Stakeholder 25265 2755860 Set DJPb Kanwil

dan KPPN

29795815000 12261190000 10638562146 TVK diturunkan menjadi 25063 stakeholder

Perumusan

kebijakan yang

optimal

Indeks efektivitas

peraturan

perbendaharaan

3

(skala 4)

3

(skala 4)

4 1703 Harmonisasi dan

Penyusunan Regulasi

serta Proses Bisnis

Perbendaharaan

Peraturan 7 5 Direktorat SP 15970636000 223099000 179923500 TVK diturunkan menjadi 5 peraturan

1699 Pembinaan

Pelaksanaan Anggaran

Kajian 10 10 Direktorat PA 4940553000 1248595000 1233010735

1698 Penyelenggaraan

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan Anggaran

Pedoman 5 5 Direktorat APK 5061219000 2940254000 2904541891

Persentase implementasi

jabatan fungsional bidang

perbendaharaan

75 75 7903 1703 Harmonisasi dan

Penyusunan Regulasi

serta Proses Bisnis

Perbendaharaan

Orang 2500 2000 Direktorat SP 1827580000 160046000 143399750 TVK diturunkan menjadi 2000 orang

Deviasi proyeksi

perencanaan kas

pemerintah pusat

475 475 260 1701 Peningkatan

Pengelolaan Kas

Negara

Triliun 5 5 Direktorat PKN 7100164000 3659327000 3626337843

Indeks pengendalian

biaya atas SILPA

3

(skala 4)

3

(skala 4)

375 1701 Peningkatan

Pengelolaan Kas

Negara

Triliun 5 5 Direktorat PKN 7100164000 3659327000 3626337843

Nilai kinerja pelaksanaan

anggaran KL

88 88 9219 1699 Pembinaan

Pelaksanaan Anggaran

Kajian 10 10 Direktorat PA 4940553000 1248595000 1233010735

Tingkat implementasi

redesign sistem

penganggaran

100 100 100 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Persentase pencapaian

target pendapatan BLU

100 100 13936 1700 Pembinaan Pengelolaan

Keuangan Badan

Layanan Umum

Satker 218 218 Direktorat PPK-

BLU

6007800000 2351132000 2301137750

1730 Pengelolaan Dana

Bergulir Usaha Mikro

Usaha Mikro 1641 k 3231 279 k PIP 16761698000 5024699000 3266389585

5739 Penghimpunan

Pengelolaan dan

Penyaluran Dana

Perkebunan Kelapa

Sawit

Miliar 6981 2127368 BPDP Kelapa

Sawit

11863679000 11863679000 182421893 TVK dinaikkan menjadi 7381

Rata-rata indeks opini

BPK atas LK KL dan LK

BUN

36 36 395 1698 Penyelenggaraan

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan Anggaran

Laporan 6 6 Direktorat APK 9297287000 5207813000 5200623100

Persentase rekomendasi

BPK atas LKPP dan LK

BUN yang telah

ditindaklanjuti

89 89 9699 1698 Penyelenggaraan

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan Anggaran

Laporan 6 6 Direktorat APK 9297287000 5207813000 5200623100

T-Output R-Output

87

100

Indeks efektivitas edukasi

dan komunikasi

Indeks efektivitas

pelaksanaan tugas

khusus

Akuntansi dan

pelaporan keuangan

negara yang

akuntabel

transparan dan

tepat waktu

Pelaksanaan tugas

khusus (special

mission) yang

optimal

Sasaran Indikator KegiatanKodeTarget

87

100

Realisasi Y

MATRIKS REALISASI RENCANA AKSI DJPb TAHUN 2020

9085

11143

Sat Output

Pengelolaan

perbendaharaan

dan pembiayaan

yang akuntabel dan

produktif dengan

risiko terkendali

Monev

Perbendaharaan

yang optimal

Komunikasi

edukasi dan

standardisasi yang

berkesinambungan

Pengelolaan kas

dan pembiayaan

yang pruden dan

optimal

Penanggung

JawabAnggaran Awal KeteranganReal Anggaran Anggaran Rev

Target

Setelah

Adendum

Y Y TVK RVK

T-Output R-OutputSasaran Indikator KegiatanKode

TargetRealisasi Y Sat Output

Penanggung

JawabAnggaran Awal KeteranganReal Anggaran Anggaran Rev

Persentase pemenuhan

standar soft dan hard

competency

93 93 9878 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Persentase penyelesaian

delayering

100 100 100 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Persentase efisiensi

belanja birokrasi

10 10 2992 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Indeks integritas

organisasi

9719 9719 10531 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Persentase penyelesaian

program RBTK

85 85 9572 1703 Harmonisasi dan

Penyusunan Regulasi

serta Proses Bisnis

Perbendaharaan

Rekomendasi 28 28 Direktorat SP 4827408000 1390138000 1310039020

Tingkat implementasi

learning organisation

75 75 9764 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396645999 18238020000 16299772799

Persentase kualitas

pelaksanaan anggaran

95 95 9616 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Indeks kualitas pelaporan

keuangan BA 15

85 85 96 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Indeks efektivitas

komunikasi publik

29

(skala 4)

35

(skala 4)

366 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Indeks kualitas

pengelolaan sistem TIK

100 100 15828 1704 Pengembangan Sistem

Informasi dan Teknologi

Perbendaharaan

Sistem 3 3 Direktorat SITP 107016618000 105929219000 105929199426

Persentase tingkat

implementasi SAKTI

100 100 100 1704 Pengembangan Sistem

Informasi dan Teknologi

Perbendaharaan

Satker 20000 20000 Direktorat SITP 28864362000 8543747000 8012289000

Komunikasi publik

yang efektif dan

Sistem informasi

yang andal

Pengelolaan

Keuangan yang

optimal

Organisasi

dan SDM yang

optimal

  • Lampiran 1 Perjanjian Kinerjapdf
    • 5A Addendum KK DJPb 2020_1 (1)pdf
      • NPSCN001(8)pdf (p1)
      • NPSCN002(7)pdf (p2)
          • Lampiran IVpdf
            • ND-823_PB_2019 Lampiran 1 Formulir 2 RKAKL DJPbpdf
              • 00000001
              • 00000002
              • 00000003
              • 00000004
              • 00000005
                • ND-823_PB_2019 Lampiran 2 Formulir 3 RKAKL DJPbpdf
                  • 00000001
                  • 00000002
                  • 00000003
                  • 00000004
                  • 00000005
                  • 00000006
                  • 00000007
                  • 00000008
                  • 00000009
                  • 00000010
                  • 00000011
                  • 00000012
                  • 00000013
                  • 00000014
                  • 00000015
                  • 00000016
                  • 00000017
                  • 00000018
                  • 00000019
                  • 00000020
                  • 00000021
                  • 00000022
Page 3: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …

ii LAKIN DJPb 2020

Ringkasan Eksekutif

Tahun 2020 merupakan awal tahun kedua masa Kabinet Indonesia Maju periode

tahun 2020-2024 yang memiliki visi ldquoTerwujudnya indonesia maju yang berdaulat

mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royongrdquo dan merupakan periode

terakhir dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) tahun

2005-2025 Pencapaian visi Kabinet Kerja tersebut dapat terwujud apabila

segenap jajaran pemerintahan menjalankan tugas dan fungsinya secara tepat dan

optimal yang direfleksikan dari pencapaian kinerja dalam mendukung agenda

prioritas nasional

Dalam rangka mendukung visi Kabinet Indonesia Maju tersebut Kementerian

Keuangan mengemban tugas strategis sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor

28 Tahun 2015 tentang Kementerian Keuangan yaitu sebagai pengelola fiskal yang

berwenang dalam penyusunan kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro

Dalam melaksanakan tugas pengelolaan keuangan negara tersebut Kementerian

Keuangan dituntut untuk melaksanakannya dengan prudent transparan

akuntabel efektif dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme

Sebagai bagian dari Kementerian Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan No 217PMK012018 DJPb memiliki tugas untuk menyelenggarakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelaksanaan anggaran

pengelolaan kas dan investasi pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan

Umum (BLU) dan akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

DJPb telah menetapkan visi yaitu ldquoMenjadi Pengelola Perbendaharaan Negara

yang Unggul di Tingkat Dunia dalam rangka mendukung Visi Kementerian

Keuangan ldquoMenjadi Pengelola Keuangan Negara untuk Mewujudkan Perekonomian

Indonesia yang Produktif Kompetitif Inklusif dan Berkeadilanrdquo Untuk

mewujudkan visi tersebut DJPb menjalankan misi yang meliputi

1) Mewujudkan pengelolaan kas negara yang prudent efisien dan optimal

2) Mendukung kinerja pelaksanaan APBN yang efisien efektif dan akuntabel

3) Mewujudkan akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yang

akuntabel transparan andal dan tepat waktu

4) Mewujudkan tata kelola investasi pemerintah yang modern inklusif dan

berkelanjutan

5) Mewujudkan layanan dan tata kelola keuangan Badan Layanan Umum yang

inovatif dan modern

6) Mewujudkan tata kelola sumber daya proses bisnis dan sistem teknologi

informasi perbendaharaan yang modern efektif dan adaptif

LAKIN DJPb 2020 iii

iv LAKIN DJPb 2020

Dalam mendukung pencapaian prioritas nasional

serta mewujudkan visi dan misi organisasi DJPb

telah menyusun kegiatan prioritas dan Rencana

Strategis (Renstra) DJPb Tahun 2020-2024

Renstra memuat lima tujuan DJPb yaitu

( 1 ) Pengelolaan kas negara yang prudent dan

optimal (2) Pelaksanaan dan pertanggung-

jawaban pelaksanaan APBN yang andal dan

akuntabel 3) Tata kelola investasi pemerintah

dan tata kelola keuangan Badan Layanan Umum

yang inovatif dan modern (4) Sistem

perbendaharaan dan teknologi informasi yang

andal modern dan sesuai best practice

(5) Pemberdayaan dan integrasi seluruh sumber

daya organisasi secara modern dan optimal

Untuk mencapai visi dan misi serta tujuan

yang telah ditetapkan DJPb menjabarkan

sasaran-sasaran strategis sebagai rincian atas

tujuan tersebut Setiap sasaran tersebut

disertai dengan ukuran sebagai alat untuk

mengetahui pencapaian sasaran dimaksud

Pada tahun 2020 ditetapkan 11 sasaran

strategis dan 26 indikator kinerja utama (IKU)

dengan 2 sub IKU beserta targetnya

Pada pelaksanaan APBN Tahun 2020 Pandemi

COVID-19 yang merenggut banyak korban jiwa

telah mengganggu aktivitas ekonomi dan

membawa implikasi besar bagi perekonomian

sebagian besar negara-negara di seluruh dunia

tidak terkecuali di Indonesia Respon kebijakan

keuangan negara dan fiskal dibutuhkan untuk

menghadapi risiko pandemi COVID-19 Respon

tersebut berupa strategi-strategi yang

dirumuskan untuk mengantisipasi dampak

yang ditimbulkan oleh COVID-19 pada aspek

pengelolaan fiskal dan perekonomian di bidang

perbendaharaan serta langkah-langkah di

bidang perbendaharaan yang mengarah pada

upaya recovery perekonomian nasional pada

periode tahun 2020 sampai dengan tahun

2024 untuk mendukung strategi dalam rangka

antisipasi dampak covid-19 dan pemulihan

ekonomi nasional ditetapkan penyesuaian

kebijakan pengelolaan kinerja tahun 2020

seperti relaksasi target kinerja dan adendum

target kinerja dan pengembangan mekanisme

kerja dan sistem pendukung berbasis IT yang

mendukung kinerja tetap optimal di masa

pandemi Covid-19

Berdasarkan evaluasi kinerja tahun 2020

secara keseluruhan kinerja DJPb sudah baik

di mana Nilai Kinerja Organisasi (NKO) adalah

sebesar 11310 meningkat dari NKO DJPb tahun

2019 sebesar 10966 Dari 26 Indikator Kinerja

Utama (IKU) DJPb tahun 2020 seluruhnya telah

berstatus hijau (memenuhi targetekspektasi)

Adapun rincian capaian untuk setiap IKU pada

tahun 2020 adalah sebagai berikut

1) Indeks opini BPK atas LKPP terealisasi

sebesar 4 (target 4 (WTP)

2) Indeks efektivitas investasi pemerintah

terealisasi sebesar 45 (target 4 dari skala

5)

3) Indeks optimalisasi kas terhadap bunga

utang terealisasi sebesar 35 (target 3 dari

skala 4)

4) Indeks kepuasan pengguna layanan

terealisasi sebesar 464 (target 4 dari skala

5)

5) Indeks efektivitas peraturan

perbendaharaan terealisasi sebesar 4

(target 3 dari skala 4)

6) Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi

terealisasi sebesar 9085 (target 87)

7) Persentase implementasi jabatan fungsional

bidang perbendaharaan terealisasi sebesar

7903 (target 75)

8) Deviasi proyeksi perencanaan kas

pemerintah pusat terealisasi sebesar 260

(target 475)

9) Indeks pengendalian biaya atas SILPA

terealisasi sebesar 375 (target 3 skala 4)

LAKIN DJPb 2020 v

10) Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL

terealisasi sebesar 9219 (target 88)

11) Tingkat implementasi redesign sistem

penganggaran terealisasi sebesar 100

(target 100)

12) Persentase pencapaian target pendapatan

BLU terealisasi sebesar 13936 (target

100)

13) Indeks efektivitas pelaksanaan tugas khusus

terealisasi sebesar 11143 (target 100)

14) Rata-rata indeks opini BPK atas LK KL dan

LK BUN terealisasi sebesar 395 (target 36

dari skala 4)

15) Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan

LK BUN yang telah ditindaklanjuti terealisasi

sebesar 9699 (target 89)

16) Persentase pemenuhan standar soft dan

hard competency terealisasi sebesar 9878

(target 93)

17) Persentase penyelesaian delayering

terealisasi sebesar 100 (target 93)

18) Persentase efisiensi belanja birokrasi

terealisasi sebesar 2992 (target 10)

19) Indeks integritas organisasi terealisasi

sebesar 10531 (target 9719)

20)Persentase penyelesaian program RBTK

terealisasi sebesar 9572 (target 85)

21) Tingkat implementasi learning organisastion

terealisasi sebesar 9764 (target 75)

22)Persentase kualitas pelaksanaan anggaran

terealisasi sebesar 9616 (target 95)

23)Indeks kualitas pelaporan keuangan BA 15

terealisasi sebesar 96 (target 85)

24)Indeks efektivitas komunikasi publik arget

terealisasi sebesar 366 (target indeks 35

dari Skala 4)

25)Indeks kualitas pengelolaan sistem TIK

terealisasi sebesar 15828(target 100)

26)Persentase tingkat implementasi Aplikasi

SAKTI terealisasi sebesar 100 dari target

100

Pada sisi pengelolaan anggaran DJPb telah

merealisasikan penyerapan DIPA TA 2020

untuk semua jenis belanja sebesar 9703

yaitu Rp32413 T dari total pagu sebesar Rp

33405 T Kualitas pemanfaatan anggaran

tidak direfleksikan dengan sekedar menyerap

pagu anggaran tetapi juga memperhitungkan

juga ketercapaian keluaran riil konsistensi

dengan perencanaan serta upaya efisiensi

dalam penyerapannya Selain itu

pemanfaatan anggaran yang berkualitas

harus memberikan dampak yang dapat

dirasakan manfaatnya bagi masyarakat luas

DJPb juga telah menghasilkan berbagai

capaian membanggakan selama tahun 2020

antara lain

1) Perolehan opini WTP dari BPK atas LKPP

Tahun 2019 sebagai perolehan opini WTP ke

-empat kalinya

2) Penghargaan Top Digital Implementation atas

Aplikasi Pengelolaan APBN DJPb

3) Medali Emas Top Ranking Performance Awards

(TRPA) tahun 2020 tingkat Asia Pasifik atas

layanan Hai DJPb

4) Penghargaan Top 3 Pengelola Pengaduan

Pelayanan Publik dalam Kompetisi Inovasi

Pelayanan Publik Tahun 2020

5) Penghargaan Wilayah Bebas Korupsi Untuk

57 Kantor Vertikal Dan Wilayah Birokrasi

Bersih Melayani 9 Kantor Vertikal dari

Kemenpan-RB

6) Surveillance Audit untuk seluruh KPPN dengan

hasil telah diadopsi dan di-implementasikan

ISO 90012015 dengan baik

7) Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Tahun

2020 Tertinggi dari Universitas Padjajaran

8) Kategori informatif PPID Tingkat I lingkup

Kementerian Keuangan

9) Peringkat Pertama Indeks Persepsi Integritas

(IPI) Tahun 2020

vi LAKIN DJPb 2020

10) Nilai Piloting Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan APBN melalui Platform Pembayaran

Pemerintah (SSC-Gaji)

11) Otomasi Maksimum Pencairan (MP) PNBP Terpusat

12) Optimalisasi penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Dalam Negeri dan Pengaturan KKP

untuk Bagian Anggaran BUN

13) Uji Coba Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Luar Negeri

14) Proses Bisnis Layanan Non Tatap Muka dalam masa Pandemi COVID-19

15) Kick off meeting ujicoba Penyetoran Pajak ke Kas Negara yang terintegrasi dengan pencairan

dana belanja daerah atau yang lebih dikenal sebagai SP2D Online

16) Penyaluran Subsidi BungaSubsidi Margin Bagi UMKM Dalam Rangka Program Pemulihan Ekonomi

Nasional (PEN)

17) Launching inovasi aplikasi pengelolaan kinerja DJPb (Intense)

18) dan berbagai kinerja membanggakan lainnya

Andin Hadiyanto

Direktur Jenderal Perbendaharaan

lsquorsquoDirektorat Jenderal Perbendaharaan terus

mengedepankan reformasi birokrasi menjalankan tata

kelola organisasi anggaran dan SDM dengan penuh

integritas dan terus mengupayakan cara-cara terbaik

untuk meningkatkan layananrdquo

LAKIN DJPb 2020 vii

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

viii LAKIN DJPb 2020

Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

DAFTAR

ISI Kata Pengantar

Ringkasan Eksekutif

Daftar Isi

i

Ii

vii

I Pendahuluan

Latar Belakang

Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi

Peran Strategis

Sistematika Laporan

03

03

04

07

11

II Perencanaan Kinerja

Rencana Strategis

Rencana Kerja dan Rencana Kerja dan Anggaran

Perjanjian Kinerja

15

15

19

31

LAKIN DJPb 2020 ix

III Akuntabilitas Kinerja

Capaian Kinerja Organisasi

Realisasi Agenda Prioritas

Realisasi Anggaran

Kinerja Lainnya

51

51

136

141

149

IV Inisiatif Peningkatan Kinerja DJPb

Tindak lanjut atas evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP)

Revitalisasi Manajemen Kinerja DJPb

183

183

187

V Penutup

Penutup

Lampiran

197

197

199

x LAKIN DJPb 2020

DAFTAR TABEL

2A1

2A2

2B1

2B2

2B3

2B4

2C1

2C2

2C3

3A1

3A2

3A3

3A4

3A5

3A6

3A7

3A8

3A9

3A10

3A11

3A12

3A13

3A14

3A15

3A16

3A17

3A18

3A19

3A20

3A21

3A22

3A23

3A24

3A25

3A26

Target Kinerja DJPb pada Renstra

Target Kinerja DJPb pada tingkat Kementerian Keuangan tahun 2020-2024

Sasaran Pendukung Pencapaian Prioritas Nasional Tahun 2020 Lingkup DJPb

Renja DJPb Tahun 2020

Alokasi Anggaran DJPb Tahun 2016 sd2020 Per Jenis Belanja

Kerangka Pendanaan untuk Kegiata Prioritas DJPb 2020

Target Indikator Kinerja Utama Kemenkeu-One DJPb 2020

Pendanaan Per Kegiatan untuk Mendukung Pencapaian Sasaran Strategis 2020

Adendum Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJPb 2020

NKO DJPb Berdasarkan Perspektif

Capaian IKU Kemenkeu-One DJPb Tahun 2020

Capaian IKU pada Sasaran Strategis

Indeks pengukuran LKPP dan LK BUN

Capaian IKU indeks opini BPK atas LKPP dan LKBUN

Penilaian LKPP dan LK BUN tahun 2006 sd 2019

Realisasi IKU tahun 2017 sd 2020

Rincian opini LKKL dan LKBUN

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 2

Jumlah Layanan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Jenis Layanan per Kota DJPb

Jenis Layanan dan karakteristik DJPb tahun 2020

Demografi Responden SKPL DJPb 2020

Rincian Skor Indeks Kepuasan atas 11 Aspek Layanan yang Diteliti Tahun 2020

Capaian IKU Indeks kepuasan pengguna layanan Tahun 2020

Perbandingan Capaian IKU Indeks kepuasan pengguna layanan (IKPL) 2012 sd 2020

Perbandingan Realisasi IKU IKPL atas layanan DJPb sd 2020 dengan Renstra 2015-2020

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 3

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 4

Capaian IKU Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi Tahun 2020

Perbandingan Realisasi IKU Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi Tahun 2015-2020

Capaian IKU Persentase implementasi jabatan fungsional di bidang perbendaharaan

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 5

Realisasi Deviasi Proyeksi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat Pada Tahun 2020

Realisasi IKU Deviasi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat Tahun 2020 per Triwulan

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 6

17

18

21

22

29

30

35

36

44

51

51

52

53

54

54

55

55

63

64

64

66

66

67

68

68

68

73

76

78

78

81

82

84

85

88

LAKIN DJPb 2020 xi

3A27

3A28

3A29

3A30

3A31

3A32

3C1

3C2

3C3

3C4

4B1

4B2

4B3

4B4

4B5

4B6

4B7

4B8

4B9

4B10

4B11

4B12

4B13

4B14

4B15

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 7

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 8

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 9

Capaian IKU Persentase penyelesaian program RBTK tahun 2020

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 10

Capaian IKU pada Sasaran Strategis 11

Realisasi DIPA DJPb (Non BLU) TA 2016 sd 2020 per Jenis Belanja

Realisasi DIPA DJPb dan BLU BPDPKS dan PIP TA 2017 sd 2020

Realisasi DIPA DJPb TA 2020 per Jenis Kegiatan

Perbandingan Realisasi DIPA DJPb TA 2019 dan 2020 per Jenis Kegiatan

Kriteria Penilaian Unsur Pertama Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kedua Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur KetIga Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Keempat Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kelima Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Keenam Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Ketujuh Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kedelapan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kesembilan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kesebelas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kedua Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Ketiga Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Keempat Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Kelima Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria Penilaian Unsur Ketujuh Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

102

105

108

120

123

131

141

142

143

144

187

188

188

189

189

190

190

191

191

192

192

192

193

193

194

DAFTAR GRAFIK

1B1

2B1

Statistika SDM

Perkembangan alokasi anggaran DJPb tahun 2016 sd 2020

6

30

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

A Latar Belakang

B Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi

C Peran Strategis

D Sistematika Laporan

3 LAKIN DJPb 2020

D irektorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 35

36 dan 37 Tahun 2004 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302KMK2004 yang secara

hukum meleburkan unit-unit pengelola fungsi perbendaharaan menjadi satu unit Berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234PMK012015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Keuangan DJPb mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

pelaksanaan anggaran pengelolaan kas dan investasi pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan

Umum (BLU) dan akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan DJPb dituntut untuk melaksanakan tugas tersebut dengan pruden transparan

akuntabel efektif dan efisien sesuai prinsip good governance sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi Kolusi

dan Nepotisme

Gedung Prijadi Praptosuhardjo I (DJPb)

A Latar Belakang

Salah satu azas penyelenggaraan good governance

yang tercantum dalam UU No 28 Tahun 1999

adalah azas akuntabilitas yang menentukan

bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari

kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau

rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi

sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku Akuntabilitas

tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk

penyusunan Laporan Kinerja (LAKIN)

LAKIN DJPb Tahun 2020 disusun sebagai salah

satu bentuk pertanggungjawaban DJPb dalam

melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun

2020 dalam rangka melaksanakan misi dan

mencapai visi DJPb dan sekaligus sebagai alat

kendali dan pemacu peningkatan kinerja setiap

unit di lingkungan DJPb serta sebagai salah

satu alat untuk mendapatkan masukan dari

stakeholders demi perbaikan kinerja DJPb

P E N D A H U L U A N

LAKIN DJPb 2020 4

Selain untuk memenuhi prinsip akuntabilitas

LAKIN juga merupakan amanat Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah

B Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217

PMK012018 yang terakhir diubah dengan PMK

Nomor 229PMK012019 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Keuangan DJPb adalah

organisasi eselon I di bawah Kementerian

Keuangan yang mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang pelaksanaan anggaran

pengelolaan kas dan Investasi pembinaan

pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum

(BLU) dan akuntansi dan pelaporan keuangan

pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan Dalam melaksanakan

tugasnya DJPb menyelenggarakan fungsi

1 Perumusan kebijakan di bidang pelaksanaan

anggaran pengelolaan kas dan investasi

pembinaan pengelolaan keuangan BLU serta

akuntansi dan pelaporan keuangan

pemerintah

2 Pelaksanaan kebijakan di bidang

pelaksanaan anggaran pengelolaan kas dan

investasi pembinaan pengelolaan keuangan

BLU serta akuntansi dan pelaporan

keuangan pemerintah

3 Penyusunan norma standar prosedur dan

kriteria di bidang pelaksanaan anggaran

pengelolaan kas dan investasi pembinaan

pengelolaan keuangan BLU serta akuntansi

dan pelaporan keuangan pemerintah

4 Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di

bidang pelaksanaan anggaran pengelolaan

kas dan investasi pembinaan pengelolaan

keuangan BLU serta akuntansi dan

pelaporan keuangan pemerintah

5 Pelaksanaan pemantauan evaluasi dan

pelaporan di bidang pelaksanaan anggaran

pengelolaan kas dan Investasi pembinaan

pengelolaan keuangan BLU serta akuntansi

dan pelaporan keuangan pemerintah

6 Pelaksanaan administrasi DJPb

7 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh

Menteri Keuangan

Berdasarkan perumusan fungsi tersebut DJPb

telah membentuk unit-unit eselon II di tingkat

pusat dan daerah Unit-unit tersebut telah lahir

dan disusun sesuai dengan tuntutan reformasi

birokrasi yang berbasis pada pelayanan yang

efisien efektif dan terfokus Struktur organisasi

DJPb sesuai Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 217PMK012018 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Keuangan dan Nomor

262PMK012016 tentang Organisasi Dan Tata

Kerja Instansi Vertikal DJPb adalah sebagai

berikut

1 Sekretariat Direktorat Jenderal

2 Direktorat Pelaksanaan Anggaran

3 Direktorat Pengelolaan Kas Negara

4 Direktorat Sistem Manajemen Investasi

5 Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum

6 Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keu-

angan

7 Direktorat Sistem Perbendaharaan

8 Direktorat Sistem Informasi dan Teknologi

Perbendaharaan

9 Tenaga Pengkaji Bidang Perbendaharaan

10 34 Kantor Wilayah (Kanwil) DJPb

11 182 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN)

5 LAKIN DJPb 2020

Gam

bar

Str

ukt

ur

Org

anis

asi D

JPb

Perubahan struktur organisasi tanpa didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) memadai tidak akan

membawa ke arah pencapaian misi yang dicita-citakan Jumlah SDM DJPb yang besar dan tersebar di

seluruh Indonesia tentunya menjadi tantangan tersendiri sehingga diperlukan perhatian khusus

dalam pengelolaan SDM serta peningkatan kualitas dan kompetensi yang dibutuhkan Pengelolaan

SDM ditujukan pada terwujudnya SDM yang berkomitmen pada integritas moralitas profesionalitas

dan kesejahteraan SDM DJPb per 31 Desember 2020 adalah sejumlah 7140 orang dengan statistik

sebagaimana ditunjukkan pada grafik berikut

LAKIN DJPb 2020 6

Grafik 1B1 Statistika SDM

7 LAKIN DJPb 2020

C Peran Strategis

Sebagai sebuah organisasi yang dapat dikategorikan sebagai sebuah holding type organization karena

memiliki kantor vertikal cukup banyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia ditambah dengan

jumlah pegawai ribuan orang serta memberikan pelayanan langsung kepada stakeholders DJPb memiliki

peran strategis dalam pengelolaan keuangan negara khususnya di bidang pelaksanaan anggaran

pengelolaan kas dan investasi pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum dan akuntansi

dan pelaporan keuangan pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Peran strategis DJPb terkait dengan pelayanan publik antara lain

1 Alokasi belanja negara yang tepat sasaran tepat waktu efektif efisien dan akuntabel

2 Tata kelola yang yang tertib transparan dan akuntabel dalam pelaksanaan belanja negara

3 Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintahan Daerah

4 Terciptanya tata kelola organisasi yang sesuai peraturan perundang-undangan

Gambar Sebaran Unit dan SDM DJPb

LAKIN DJPb 2020 8

Peran DJPb Dalam Mendukung Pelaksanaan

Arah Kebijakan Nasional

Kementerian Keuangan mendukung seluruh

Agenda Pembangunan dari 7 Agenda

Pembangunan dimaksud melalui beberapa

strategi yang akan dilaksanakan dalam rangka

mencapai sasaran pada setiap agenda Dalam

hal ini DJPb khususnya mendukung Agenda

Pembangunan 1 dan 3 yang secara lebih detail

dukungan tersebut adalah sebagai berikut

Agenda Pembangunan 1 Memperkuat Ketahanan

Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas

dan Berkeadilan

Kementerian Keuangan dalam Agenda

Pembangunan 1 RPJMN tahun 2020-2024

diamanatkan dapat berkontribusi dalam

mendukung arah kebijakan pembangunan

nasional yaitu (1) pemenuhan kebutuhan energi

dengan mengutamakan peningkatan energi

baru terbarukan (EBT) 2) penguatan

kewirausahaan usaha mikro kecil dan

menengah (UMKM) dan koperasi (3) peningkatan

nilai tambah lapangan kerja dan investasi di

sektor riil dan industrialisasi (4) peningkatan

ekspor bernilai tambah tinggi dan penguatan

Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan (5)

penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing

ekonomi Dalam hal ini DJPb menjalankan arah

kebijakan sebagai berikut

9 LAKIN DJPb 2020

1 Arah kebijakan 2 Penguatan kewirausahaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan

koperasi yang dilaksanakan dengan strategi meningkatkan kapasitas usaha dan akses pembiayaan

bagi wirausaha melalui penyediaan insentif fiskal yang berorientasi ekspor dan penyediaan skema

pembiayaan bagi wirausaha dan UMKM termasuk modal awal usaha serta pendampingan

mengakses kredit pembiayaan Pada DJPb implementasi strategi tersebut dilaksanakan oleh

Direktorat Sistem Manajemen Investasi dan Pusat Investasi Pemerintah

2 Arah kebijakan 5 Penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi yang dilaksanakan dengan

strategi reformasi fiskal melalui penyempurnaan regulasi PNBP peningkatan kepatuhan dan

intensifikasi pengawasan PNBP peningkatan PNBP dari pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) dan

kinerja Badan Layanan Umum (BLU) serta pengembangan layanan berbasis digital untuk

meningkatkan PNBP Pada DJPb implementasi strategi tersebut dilaksanakan oleh Direktorat

Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Agenda Pembangunan 3 Meningkatkan SDM Berkualitas dan Berdaya Saing

Kementerian Keuangan dalam Agenda Pembangunan 3 RPJMN tahun 2020-2024 diamanatkan dapat

berkontribusi dalam mendukung arah kebijakan pembangunan nasional yaitu (1) Memperkuat

pelaksanaan perlindungan sosial (2) Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan

semesta (3) Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas (4) Mengentaskan kemiskinan

(5) Meningkatkan produktivitas dan daya saing Dalam hal ini DJPb menjalankan arah kebijakan 4

Mengentaskan kemiskinan yang dilaksanakan dengan strategi akselerasi penguatan ekonomi keluarga

melalui fasilitasi pendanaan ultra mikro bagi individu atau kelompok usaha produktif dari keluarga

miskin dan rentan Pada DJPb implementasi strategi tersebut dilaksanakan oleh Direktorat Sistem

Manajemen Investasi

Seluruh fungsi dalam DJPb saling bersinergi dan terintegrasi penuh baik antar direktorat maupun

bagian yang ada di dalamnya Sebagai suatu organisasi terbuka DJPb berinteraksi dan menyelaraskan

diri dengan lingkungan eksternal seperti teknologi ekonomi undang-undang dan faktor sosial

kemasyarakatan serta selalu berusaha menggunakan teknologi yang tepat guna dan menjadi organisasi

pembelajar yang menuntut seluruh elemen di dalamnya untuk selalu mengembangkan diri sesuai

kerangka budaya organisasi yaitu profesional disiplin akuntabel pelayanan prima dan inovatif

Segenap elemen organisasi senantiasa berpikir dengan langkah-langkah yang sistematis dan terencana

memiliki role model dalam hal berpikir mengenai kemajuan organisasi melalui keteladanan para

pimpinan organisasi serta pandangan dan harapan pimpinan terhadap organisasi ke depan

Dengan dukungan pimpinan terkait manajerial organisasi dalam melaksanakan tugas sehari-hari fungsi

-fungsi treasury akan berkembang untuk mengikuti tuntutan stakeholders Konsep keterpaduan telah

diperluas dari sekedar untuk kepentingan salah satu fungsi secara sempit menjadi lebih komprehensif

dan menyentuh fungsi-fungsi lain di dalam organisasi Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan

kemudahan dalam penyelesaian tugas-tugas keseharian yang sebelumnya dilaksanakan secara manual

dan mampu meningkatkan peran atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terkait fungsi

distribusi stabilisasi dan alokasi dalam menciptakan kondisi fiskal negara yang sehat dan

berkesinambungan

LAKIN DJPb 2020 10

Berbagai isu strategis yang terjadi sepanjang tahun 2020 telah menjadi perhatian DJPb dan disikapi

dalam wujud perumusan dan penyesuian implementasi kebijakan untuk mewujudkan tercapainya visi DJPb

antara lain penyesuaian proses bisnis layanan tanpa tatap muka pengembangan SAKTI Web

penyesuian mekanisme pola kerja pegawai di masa pandemi piloting pembayaran dalam rangka

pelaksanaan APBN melalui Platform Pembayaran Pemerintah Optimalisasi penggunaan Kartu Kredit

Pemerintah (KKP) di Dalam Negeri dan Pengaturan KKP untuk Bagian Anggaran BUN uji coba

penggunaan KKP di luar negeri penyaluran subsidi bungasubsidi margin bagi UMKM dalam rangka

program pemulihan ekonomi nasional pembukaan Rekening Khusus (Reksus) Pinjaman dan Hibah Luar

Negeri di Bank Umum dan lain-lain

1 Pandemi Corona Virus Desease 2019 (Covid-

19) yang melanda berbagai negara di belahan

dunia telah menyebabkan pelaksanaan pokok

dan fungsi tidak berjalan secara normal

2 Slimplifikasi pelaksanaan anggaran melalui

peningkatan sistem informasi dan proses

bisnis di bidang perbendaharaan pada era

industri 40

3 Upaya menjaga opini BPK Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP) atas hasil pemeriksaan

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

Tahun 2019

4 Penguatan manajemen investasi pemerintah

untuk meningkatkan manfaat investasi

5 Perbaikan strategi komunikasi publik

6 Peningkatan akurasi perencanaan kas

pemerintah pusat

7 Implementasi penuh Kartu Kredit Pemerintah

(KKP)

8 Implementasi SAKTI

9 Upaya implementasi jabatan fungsional di

bidang perbendaharaan

10 Implementasi delayering

11 Peningkatan kualitas penyaluran UMi DAK

Fisik dan Dana Desa

12 Surveillance audit unit DJPb yang telah

mendapatkan Standar Mutu Manajemen

(SMM) ISO 90012015

13 Peningkatan soft dan hard competency

pegawai

Terdapat beberapa isu strategis DJPb pada tahun 2020 antara lain

11 LAKIN DJPb 2020

D Sistematika Laporan

Sistematika penyajian LAKIN DJPb Tahun 2020 adalah sebagai berikut

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi dengan penekanan kepada aspek strategis

organisasi serta permasalahan utama (strategic issues) yang sedang dihadapi organisasi

Bab II Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasanikhtisar perjanjian kinerja tahun bersangkutan yang dimulai

dengan penjelasan Renstra DJPb Tahun 2020-2024 khususnya untuk tahun 2020 dilanjutkan

dengan penjelasan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan penjelasan

penetapanperjanjian kinerja tahun 2020 termasuk adendum kontrak kinerja

Bab III Akuntabilitas Kinerja

A Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran

strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi

B Realisasi Anggaran Prioritas

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah

digunakan oleh DJPB untuk mendukung agenda prioritas nasional yang termaktub dalam RKP

tahun 2020

C Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah

digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja

D Kinerja Lain-Lain

Pada sub bab ini diuraikan kinerja lainnya DJPb pada tahun yang bersangkutan meliputi

kinerja dalam inovasi manajemenpelayanan inisiatif pemberantasan korupsi penghargaan

dan capaian lainnya

Bab IV Inisiatif Peningkatan Kinerja DJPb

Pada bab ini diuraikan inisiatif yang telah dilakukan DJPb dalam meningkatkan kinerjanya yang dimulai

dari penjelasan tindak lanjut atas evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) DJPb dan

dilanjutkan dengan penjelasan revitalisasi manajemen kinerja DJPb

Bab V Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa

mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya

Lampiran

Lampiran LAKIN DJPb Tahun 2020 meliputi Perjanjian Kinerja DJPb Tahun 2020 Rencana

Kinerja Tahunan (RKT) DJPb Tahun 2020 Formulir Pengukuran Kinerja DJPb Tahun 2020 dan

Informasi Kinerja dan Anggaran DJPb Tahun 2020

LAKIN DJPb 2020 12

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

A Rencana Strategis

B Renjcan Kerja (Renja) dan Rencana Kerja

dan Anggaran

C Perjanjian Kinerja

15 LAKIN DJPb 2020

A Rencana Strategis

P E R E N C A N A A N K I N E R J A

Dalam rangka mendukung visi Kementerian Keuangan ldquoMenjadi Pengelola Keuangan Negara untuk

Mewujudkan Perekonomian Indonesia yang Produktif Kompetitif Inklusif dan Berkeadilanrdquo Visi DJPb

tahun 2020-2024 yaitu

ldquoMenjadi Pengelola Perbendaharaan Negara yang Unggul di Tingkat Duniardquo

Pada Misi Kementerian Keuangan tahun 2020-2024 DJPb mendukung misi nomor 3 (Memastikan

belanja negara yang berkeadilan efektif efisien dan produktif) dan nomor 4 (Mengelola neraca

keuangan pusat yang inovatif dengan risiko minimum) Dukungan tersebut diwujudkan melalui

1 Mewujudkan pengelolaan kas negara yang prudent efisien dan optimal

2 Mendukung kinerja pelaksanaan APBN yang efisien efektif dan akuntabel

3 Mewujudkan akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yang akuntabel transparan andal dan

tepat waktu

4 Mewujudkan tata kelola investasi pemerintah yang modern inklusif dan berkelanjutan

5 Mewujudkan layanan dan tata kelola keuangan Badan Layanan Umum yang inovatif dan modern

6 Mewujudkan tata kelola sumber daya proses bisnis dan sistem teknologi informasi

perbendaharaan yang modern efektif dan adaptif

Sebagai pengelola APBN di bidang Perbendaharaan DJPb berfokus untuk mewujudkan fungsi

perbendaharaan yang memiliki kinerja tinggi dan sesuai dengan best practices transparan dan

akuntabel Dengan pengelolaan fiskal yang baik diharapkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan

dan berkelanjutan yang menjadi cita-cita bangsa dapat terwujud

Dalam pelaksanaan Agenda Pembangunan Nasional yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 DJPb berperan dalam pelaksanaan Agenda

Pembangunan 1 (AP1) Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan

berkeadilan dan Agenda Pembangunan 3 (AP3) Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas

dan berdaya saing Dalam hal ini DJPb terlibat dalam arah kebijakan nasional dalam pelaksanaan AP1

Hal Arti

Pengelola perbendaharaan negara

DJPb mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan negara sesuai Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Unggul Memiliki makna utama atau terbaik dalam kualitas kinerja

Di tingkat dunia Kualitas kinerja yang dihasilkan DJPb memiliki kualitas setara

dengan kualitas kinerja dengan pengelola perbendaharaan di negara

lainnya yang telah sesuai dengan best practices

LAKIN DJPb 2020 16

yaitu (1) penguatan kewirausahaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan koperasi (2)

penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi Sementara itu dalam pelaksanaan AP3 DJPb

terlibat pada arah kebijakan nasional mengentaskan kemiskinan

Dalam rangka mendukung visi dan misi Kementerian Keuangan DJPb menjalankan arah kebijakan

Kementerian Keuangan tahun 2020-2024 yaitu

1 Pengelolaan belanja negara yang berkualitas

2 Pengelolaan perbendaharaan kekayaan negara dan pembiayaan yang akuntabel dan produktif

dengan risiko yang terkendali

3 Birokrasi dan layanan publik yang agile efektif dan efisien

Di samping itu dalam rangka mewujudkan visi dan misi DJPb dalam mendukung visi dan misi

Kementerian Keuangan ditetapkan lima tujuan DJPb Tahun 2020-2024 yaitu

1 Pengelolaan kas negara yang prudent dan optimal

2 Pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang andal dan akuntabel

3 Tata kelola investasi pemerintah dan tata kelola keuangan Badan Layanan Umum yang inovatif dan

modern

4 Sistem perbendaharaan dan teknologi informasi yang andal modern dan sesuai best practice

5 Pemberdayaan dan integrasi seluruh sumber daya organisasi secara modern dan optimal

Sebagaimana tertuang dalam Renstra DJPb Tahun 2020-2024 Dalam rangka mendukung pencapaian lima

tujuan DJPb telah menetapkan sembilan sasaran strategis yang merupakan kondisi yang diinginkan

untuk dicapai oleh DJPb selama tahun 2020-2024 yaitu

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan Pengelolaan kas negara yang prudent dan optimal

adalah Pengelolaan kas secara aman efektif dan optimal

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan Pelaksanaan dan pertanggungjawaban

pelaksanaan APBN yang efektif yaitu

a Pelaksanaan APBN yang efektif efisien dan akuntabel

b Akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yang akuntabel transparan andal dan tepat

waktu

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan Tata kelola investasi pemerintah dan tata kelola

keuangan Badan Layanan Umum yang inovatif dan modern yaitu

a Pelaksanaan tata kelola investasi pemerintah yang modern dan mendukung inklusi keuangan

berkelanjutan

b Peningkatan produktivitas dan pelayanan BLU kepada masyarakat

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan Sistem perbendaharaan dan teknologi informasi

yang andal modern dan sesuai best practice yaitu

a Regulasi dan proses bisnis perbendaharaan yang andal mutakhir dan akuntabel

b Sistem teknologi informasi perbendaharaan yang terintegrasi fleksibel dan ramah pengguna

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan Pemberdayaan dan integrasi seluruh sumber daya

organisasi secara modern dan optimal yaitu

a Pengelolaan organisasi dan SDM yang efektif modern dan berintegritas

b Pengelolaan aset dan keuangan yang modern efisien dan akuntabel

17 LAKIN DJPb 2020

No Tujuan

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Target UIC

2020 1 2 3 4 9

1 Pengelolaan kas negara yang prudent dan optimal

Pengelolaan kas secara aman efektif dan optimal

Deviasi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat

475 Dit PKN

2 Pelaksanaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang andal dan akuntabel

Pelaksanaan APBN yang efektif efisien dan akuntabel

Nilai kinerja pengelolaan penyaluran Dana Transfer ke Daerah (yang menjadi kewenangan DJPb)

80 Dit PA

Akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yang akuntabel transparan andal dan tepat waktu

Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah ditindaklanjuti

89 Dit APK

3 Tata kelola investasi pemerintah dan tata kelola keuangan BLU yang inovatif dan modern

Pelaksanaan tata kelola investasi pemerintah yang modern dan mendukung inklusi keuangan yang berkelanjutan

Persentase pencapaian target penerimaan pokok dan bunga pinjaman

100 Dit SMI

Peningkatan produktivitas dan pelayanan BLU kepada masyarakat

Persentase pencapaian target pendapatan BLU

100 Dit PPK BLU

Persentase BLU yang kinerjanya baik

93

4 Sistem perbendaharaan dan teknologi informasi yang andal modern dan sesuai best practices

Regulasi dan proses bisnis perbendaharaan yang andal muta-khir dan akuntabel

Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan

3 (skala 4)

Dit SP

Persentase implementasi jabatan fungsional di bidang perbendaharaan negara

75

Sistem teknologi informasi perbendaharaan yang andal dan modern

Tingkat downtime sistem TIK 01 Dit SITP

5 Pemberdayaan dan integrasi seluruh sumber daya organisasi secara modern dan optimal

Pengelolaan organisasi dan SDM yang efektif modern dan berintegritas

Indeks kepuasan pengguna layanan

4 (skala 5)

Sekretariat DJPb

Persentase penyelesaian

delayering 100

Persentase pemenuhan soft dan hard competency

93

Tingkat implementasi learning

organization 75

Indeks integritas Organisasi 90 (skala 100)

Pengelolaan aset dan keuangan yang modern efisien dan akuntabel

Persentase kualitas pelaksanaan anggaran

95

Tingkat kualitas pengelolaan BMN

100

Tabel 2A1 Target Kinerja DJPb pada Renstra DJPb

LAKIN DJPb 2020 18

No Tujuan

Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Target UIC

2020 1 2 3 4 9

1 Pengelolaan Perbendaharaan dan Kekayaan Negara yang Akuntabel dan Produktif dengan Risiko yang Terkendali

Pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran belanja pemerintah yang efektif efisien dan akuntabel

Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang

3 (skala 4)

Dit PKN dan DJPPR

Indeks opini BPK atas LKPP dan LK BUN

4 (skala 4)

Dit APK dan Itjen

Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL

88 Dit PA

Persentase instansi Pemerintah Pusat (KL) yang mendapatkan opini WTP

91 Dit APK

Pengelolaan kekayaan negara yang lebih efisien dan efektif serta memberi manfaat finansial

Indeks efektivitas investasi pemerintah

4 (skala 5)

Dit SMI DJKN dan DJPPR

2 Birokrasi dan Layanan Publik yang Agile Efektif dan Efisien

Sistem informasi yang andal dan terintegrasi

Persentase penyelesaian proyek strategis TIK

85 Dit SITP dan Unit Eselon I

terkait

Pelaksanaan tugas khusus yang optimal

Indeks efektivitas pelaksanaan tugas khusus

100 BPDPKS PIP dan BPDLH

Sementara target kinerja DJPb tahun 2020 dalam rangka mendukung Renstra Kementerian Keuangan

adalah

Tabel 2A2 Target Kinerja DJPb pada Tingkat Kementerian tahun 2020-2024

19 LAKIN DJPb 2020

B Rencana Kerja ( Renja) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

1 Rencana Kerja ( Renja)

Dalam kerangka penguatan perencanaan pembangunan seperti diamanatkan pada Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran

Pembangunan Nasional Bappenas menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2020 dengan

pendekatan penganggaran berbasis program (money follows program) dan pendekatan Tematik

Holistik Integratif dan Spasial (THIS) Dokumen RKP tahun 2020 memuat hasil evaluasi pencapaian

Prioritas Nasional (PN) RKP 2018 rancangan kerangka ekonomi makro arah pengembangan wilayah

pendanaan pembangunan prioritas pembangunan nasional pembangunan bidang serta kaidah

pelaksanaan Tema pembangunan tahun 2020 adalah Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk

Pertumbuhan Berkualitasrdquo yang ditujukan untuk menjaga keberlanjutan pencapaian hasil-hasil

pembangunan RPJMN 2015-2019 dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya dalam rangka

pelaksanaan RPJMN 2020-2024

Sebagai implementasi penguatan perencanaan pembangunan dalam penyusunan RKP tahun 2020

dilakukan beberapa hal yaitu

(1) Menjaga konsistensi jumlah Prioritas Nasional (PN) dan Program Prioritas (PP) sama dengan RKP

2019 sebanyak 5 PN dan 25 PP

(2) Memastikan konsistensi perencanaan dan penganggaran PN PP dan Kegiatan Prioritas (KP)

(3) Menjadikan konsep pengembangan wilayah menjadi basis dalam penyusunan PP dan KP serta

(4) Mengintegrasikan sumber-sumber pendanaan yang mencakup belanja KementerianLembaga (K

L) belanja non-KL belanja transfer ke daerah pinjaman dan hibah luar negeri (PHLN) sumber

pembiayaan lainnya seperti melalui pemanfaatan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha

(KPBU) dan Pembiayaan Investasi Non-APBN (PINA) serta upaya pemanfaatan potensi investasi

melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Penjabaran rencana pembangunan dokumen RKP tahun 2020 dapat dikelompokkan ke dalam prioritas

pembangunan nasional dan pembangunan bidang Prioritas pembangunan nasional secara lebih rinci

dijabarkan ke dalam PN PP dan KP dengan menjaga ketepatan hierarki sasaran dan ketepatan

indikator sasaran di setiap tingkatan kinerja Hal ini penting untuk penajaman substansi perencanaan

dan penganggaran yang terintegrasi dalam rangka memastikan tercapainya sasaran dan target

pembangunan serta dapat terlaksananya evaluasi dan pengendalian pencapaian sasaran PN secara

efektif Penjabaran RKP tahun 2020 ke dalam 5 (lima) PN meliputi

(1) Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan

(2) Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah

(3) Nilai TambahSektor Riil Industrialisasi dan Kesempatan Kerja

(4) Ketahanan Pangan Air Energi dan Lingkungan Hidup serta

(5) Stabilitas Pertahanan dan Keamanan Sasaran prioritas pembangunan yang menjadi fokus pada

tahun 2020 diharapkan dapat tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan

LAKIN DJPb 2020 20

Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Kementerian Keuangan dan DJPb Tahun 2020 telah dilakukan pada

tahun 2019 sejalan dengan informasi Bappenas terkait rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP)

Tahun 2020 Renja memuat kebijakan program dan kegiatan yang meliputi kegiatan pokok serta

kegiatan pendukung untuk mencapai sasaran hasil sesuai program induk Renja dirinci menurut

indikator keluaran pada tahun rencana prakiraan sasaran tahun berikutnya lokasi pagu indikatif

sebagai indikasi pagu anggaran serta cara pelaksanaannya

Proses penyusunan Renja diawali dengan arahan dari Sekretariat Jenderal pada Forum Sekretaris

(Forses) terkait perencanaan penganggaran Tahun 2020 yang ditindaklanjuti dengan dilaksanakannya

Resource Forum dalam bentuk Bilateral Meeting Resource Forum merupakan sarana koordinasi antara

fungsi pengelola sumber daya dan fungsi teknis yang diinisiasi oleh fungsi perencanaan kinerja dan

anggaran di lingkungan Kementerian Keuangan Resource Forum dilaksanakan dalam rangka penetapan

target kinerja dan anggaran untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan sesuai sasaran

strategis Kementerian Keuangan Pelaksanaan Resource Forum diatur dalam Surat Edaran Menteri

Keuangan Nomor SE-6MK12016 tentang Tata Cara Pelaksanaanu Resource Forum Dalam Rangka

Penyusunan Rencana Kerja Kementerian Keuangan Resource Forum bersifat terbuka dua arah

berbasis bukti dan berorientasi pada perbaikan ke depan serta fokus pada pencapaian outputs dan

outcomes Kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh unit eselon I sebagai bahan dalam pelaksanaan

Bilateral Meeting dan Trilateral Meeting

Tujuan dilakukannya Resource Forum adalah untuk meningkatkan kualitas penyusunan Renja dalam

mengimplementasikan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) lingkup Kementerian Keuangan Di samping

itu kegiatan ini juga bertujuan untuk mewujudkan komitmen koordinasi dan rasa memiliki (sense of

ownership) dalam proses perencanaan anggaran dengan melibatkan semua sumber daya organisasi

(resource) Sejalan dengan hal tersebut penyelenggaraan Resource Forum diselaraskan dengan struktur

rencana kerja berdasarkan logic model penataan Arsitektur Dan Informasi Kinerja (ADIK) sehingga

pelaksanaan pembahasan difokuskan pada outcome output aktivitas input serta indikator

kesuksesan dari suatu output dan outcome Resource Forum mengacu pada perspektif pencapaian

tahun lalu proyeksi pelaksanaan anggaran tahun berjalan dan usulan rencana kerja serta inisiatif

strategis tahun yang akan datang

Dalam hal dukungan untuk Prioritas Nasional dalam RKP Tahun 2020 DJPb memiliki peran penting

dalam mendukung pencapaian Prioritas Nasional ke-1 Pembangunan Manusia dan Pengentasan

Kemiskinan dan Prioritas Nasional ke-3 Nilai TambahSektor Riil Industrialisasi dan Kesempatan Kerja

Peran DJPb dalam prioritas nasional ditunjukkan sebagaimana pada Tabel 2B1

21 LAKIN DJPb 2020

Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas Sasaran PN Proyek Prioritas

Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan

Pengentasan Kemiskinan

Akselerasi Penguatan Ekonomi Keluarga

Sasaran PN Meningkatnya cakupan penduduk miskin dan rentan yang dapat mengakses dana ultra mikro

Proyek PN Pemberian Modal Usaha

Proyek KL Mendukung PN 1 Penguatan Proses Bisnis dan

Kelembagaan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)

2 Usaha Ultra Mikro yang terfasilitasipembiayaan Ultra Mikro

Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi

Reformasi fiskal Sasaran PN Terlaksananya reformasi fiskal

Nilai TambahSektor Riil Industrialisasi dan Kesempatan Kerja Proyek PN

Pembaruan sistem inti administrasi perpajakan (core tax administration system)

Proyek KL Mendukung PN 1 Satker yang Mengimplementasikan

SAKTI 2 HardwareSoftware untuk

Peningkatan Kapasitas Layanan SPAN SAKTI dan MPN

Tabel 2B1 Sasaran Pendukung Pencapaian Prioritas Nasional Tahun 2020 Lingkup DJPb

LAKIN DJPb 2020 22

Kode Program Kegiatan

Output

Nama Program KegiatanIndikator Vol Target

Pagu

0150809 Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara 814654068400000

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88

Indeks opini BPK atas LKPP 4

Indeks Likuiditas Kas Negara 3

1698 Penyelenggaraan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

1893480600000

Indeks Penyelesaian UU PP APBN Secara Tepat Waktu 4

lndeks Penyelesaian LKPP (Unaudited) dan LK- BUN Secara Tepat Waktu

3

001 Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Negara 6 929728700000

Persentase Penyelesaian Rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah Ditindaklanjuti

89

006 Statistik Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics)

3 48930500000

Indeks Penyelesaian Penyusunan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics) secara tepat waktu

3

002 PeraturanPedoman Terkait Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

5 188555500000

Persentase Penyelesaian RPMKRKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMKRKMK

70

Persentase penyusunan modul Sistem Akuntansi Instansi dan BUN

100

003 Sistem Informasi Keuangan Republik Indonesia (SIKRI) 1 164673000000

Persentase Penyelesaian Pengembangan SIKRI 100

005 Pedoman terkait Standar Akuntansi Pemerintahan 5 506121900000

Nilai Efektivitas Edukasi dan Komunikasi 85

Persentase Kajian SAP di Lingkungan Pemerintah Pusat dan Daerah

100

994 Layanan Perkantoran 1 51188700000

Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95

951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 4282300000

Persentase Kualitas Pemenuhan BMN 92

1699 Pembinaan Pelaksanaan Anggaran 916573700000

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran Kementerian Lembaga

88

Persentase Implementasi Kebijakan dalam rangka pening-katan efisiensi dan efektivitas Pelaksanaan Anggaran

100

001 Peraturan bidang Pelaksanaan Anggaran 5 157425900000

Persentase Penyelesaian RPMK RKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMK RKMK

70

Adapun rincian Renja DJPb Tahun 2020 secara garis besar dapat ditunjukkan pada Tabel 2B2

Tabel 2B2 Rencana Kerja (Renja) DJPb Tahun 2020

23 LAKIN DJPb 2020

004 Layanan Pelaksanaan Anggaran 533 265092500000

Persentase Ketepatan Waktu Penyelesaian Revisi DIPA Kewenangan DJPb

100

Nilai Kinerja Penyaluran Dana DAK Fisik dan Dana Desa 75

1700 Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

860105700000

Persentase BLU yang Kinerjanya Baik 93

Persentase pencapaian target pendapatan BLU 100

001 Peraturan dan Ketetapan Terkait Pengelolaan Keuangan BLU 35

221993700000

Persentase Penyelesaian RPMK RKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMK RKMK

70

Persentase penyelesaian RKMK penetapan BLU secara tepat waktu

90

Persentase penyelesaian RPMK penetapan tarif BLU secara tepat waktu

80

Persentase penyelesaian RKMK penetapan remunerasi BLU secara tepat waktu

80

002 Satker Badan Layanan Umum yang dibina 218 600780000000

Indeks Kepuasan Publik atas Layanan Dit Pembinaan PK BLU

415

Indeks efektifitas edukasi dan komunikasi 85

Persentase penyelesaian rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi yang ditindaklanjuti BLU 75

003 Dokumen UAR dan UAT Sistem Aplikasi dan Informasi

2 37332000000

Persentase Tingkat Implementasi Aplikasi BIOS 75

1701 Peningkatan Pengelolaan Kas Negara 987531900000

Indeks Efektifitas Pengelolaan Arus Kas 31

Indeks Kualitas Optimalisasi Kas 31 002 Peraturan dan Petunjuk Teknis Terkait dengan

Peningkatan Pengelolaan Kas Negara 5 8230200000

Persentase Penyelesaian RPMK RKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMK RKMK

70

003 Perjanjian Kerjasama dalam rangka Pengelolaan Kas Negara

4 51438200000

Indeks kepatuhan Bank Operasional dan BankPos Persepsi dalam melaksanakan Kontrak

325

007 Remunerasi dari Pengelolaan Kas Negara 5 Triliun 710016400000

Jumlah Penerimaan dari Pengelolaan Kas 5

Persentase Akurasi Data Rekening Pemerintah Pusat 90

Indeks efektivitas pengelolaan kas pinjaman dan hibah 33

Kode Program Kegiatan

Output

Nama Program KegiatanIndikator Vol Target Pagu

003 Kajian Pelaksanaan Anggaran 10 494055300000

Indeks ketepatan waktu penyusunan reviu pelaksanaan anggaran spending review dan laporan khatulistiwa (KFR Gabungan)

35

Nilai efektivitas edukasi dan komunikasi terkait pelaksanaan anggaran

90

Indeks Ketepatan Waktu Penyelesaian Kajian Monev Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa

3

LAKIN DJPb 2020 24

1702 Manajemen lnvestasi dan Penerusan Pinjaman 1654693600000

Persentase pencapaian target penerimaan pokok dan bunga pinjaman

100

Indeks Kualitas LK BA 99904 4 001 Rekomendasi Terkait Manajemen Investasi 41 748978700000

Persentase penyaluran dana di bidang investasi subsidi dan pembiayaan secara optimal

95

lndeks Pemanfaatan SIKP oleh Stakeholder 4

002 Proses Bisnis dan Kelembagaan Pembiayaan Ultra Mikro

334 632843600000

Tingkat Efektivitas pembinaan terhadap BLU Pengelola Dana

80

003 Peraturan Terkait Sistem Manajemen lnvestasi 4 86586000000

Persentase Penyelesaian RPMK RKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMK RKMK

78

Indeks Kepatuhan Stakeholder 360

004 Layanan Penyaluran Penagihan dan Setelmen Investasi

242 32922300000

Persentase Penyaluran Dana di Bidang lnvestasi Subsidi dan Pembiayaan Secara Optimal

90

Persentase jumlah tagihan yang dikirimkan kepada debitur secara tepat waktu

100

951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 22354200000

Persentase Pengelolaan BMN yang optimal 92

970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 12089100000

Nilai Kualitas Pengelolaan Kinerja Berbasis SFO 83

Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 77

Nilai Kualitas Laporan Keuangan Tingkat UAKPA dan UAKPB

81

994 Layanan Perkantoran 1 118919700000

01 Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95

Kode Program Kegiatan

Output

Nama Program KegiatanIndikator Vol Target

Pagu

009 Laporan Keuangan Kuasa BUN terkait Pengelolaan Kas 6 17456600000

Indeks kualitas laporan keuangan Kuasa BUN Pusat 4 Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LKBUN

yang telah ditindaklanjuti 89

011 79 49123500000

Indeks Validitas Data Transaksi Penerimaan Negara 3 Indeks kepatuhan Bank Operasional dan BankPos

Persepsi dalam melaksanakan kontrak 325

951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 26237400000 Persentase Pengelolaan BMN yang optimal 92

970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 10622800000

Nilai Kualitas Pengelolaan Kinerja Berbasis SFO 83

Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 77

Nilai Kualitas Laporan Keuangan Tingkat UAKPA dan UAKPB

81

994 Layanan Perkantoran 1 114406800000

Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95

25 LAKIN DJPb 2020

003 Layanan Pembayaran Program Jaminan Sosial PFK SiLPA dan Penanganan Bantuan Hukum

33 150231900000

Persentase kinerja pembayaran dana program jaminan sosial selisih harga beras Bulog dan dana PFK

85

lndeks Kualitas Laporan Keuangan BA 99999 (Transaksi Khusus)

4

Persentase Penanganan Perkara Hukum Keuangan Negara

95

004 Pejabat Fungsional yang Dibina untuk Pengendalian Mutu Kompetensi

2500 182758000000

Persentase Implementasi Jabatan Fungsional Bidang Perbendaharaan

5

Nilai efektivitas edukasi dan komunikasi 85 005 Pengelola Perbendaharaan dan Pejabat Fungsional

Perbendaharaan yang tersertifikasi 9550 622527000000

Persentase peserta diklat teknis di bidang pembinaan teknis dan analisis perbendaharaan negara yang lulus diklat

90

Persentase Pengelola Perbendaharaan KL yang lulus uji kompetensi

90

1704 Pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan

18132899700000

Persentase Tingkat lmplementasi Aplikasi SAKTl 100 Persentase Penyelesaian Program Transformasi Digital 80

001 Sistem lnformasi dan Teknologi Perbendaharaan 12 663937600000

Persentase tingkat penyempurnaan aplikasi perbendaharaan

100

Persentase implementasi DIGIT 80 Persentase keberhasilan switch over sistem TIK pada

DC DRC 80

002 Satker Yang Mengimplementasikan SAKTI 20000 2886436200000

Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi 85

Indeks kepuasan publik atas layanan SITP 452 004 Hardware Software untuk Peningkatan Kapasitas

Layanan SPAN SAKTI dan MPN 3 10701661800000

Persentase tingkat penyempurnaan aplikasi perbendaharaan (SPAN SAKTI dan MPN)

90

Persentase downtime sistem TIK 010

Kode Program Kegiatan

Output

Nama Program KegiatanIndikator Vol Target

Pagu

1703 Harmonisasi dan Penyusunan Regulasi serta Proses Bisnis Perbendaharaan

1597063600000

Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan 3

Indeks kepuasan Publik atas layanan Direktorat Sistem Perbendaharaan

452

001 Peraturan Bidang Perbendaharaan 7 158805900000

Persentase penyelesaian peraturan dan permasalahan proses bisnis perbendaharaan

97

lndeks Ketepatan Waktu Penyelesaian Harmonisasi Peraturan

35

002 Rekomendasi Penyempurnaan Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Pembinaan Hukum Keuangan Negara

28 482740800000

Presentase Penyelesaian Program Transformasi Digital

80

Persentase pencapaian kerja sama keuangan internasional

50

Persentase penyelesaian kajian sistem perbendaharaan

100

LAKIN DJPb 2020 26

994 Layanan Perkantoran 1 131070100000

Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95

1705 Penyelenggaraan Kuasa Bendahara Umum Negara 45407724900000

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88

Nilai LK Kuasa BUN KPPN yang Berkualitas 94

002 Layanan Perbendaharaan Kuasa BUN di Daerah 25265 2979581500000

Persentase Penyelesaian SP2D secara tepat waktu 9940

Indeks Kepuasan Satker terhadap Layanan KPPN 453

Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi 86

003 Laporan Keuangan Tingkat Kuasa BUN Daerah 1440 1125264200000

Persentase Penyampaian LPJ Bendahara Mitra Kerja KPPN Secara Andal dan Tepat Waktu

975

Persentase Rekonsiliasi Tingkat UAKPA secara Tepat Waktu dan Andal

981

951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 180 10741166500000

Persentase Pengelolaan BMN yang Optimal 92

970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 180 1661469400000

Nilai Kualitas Pengelolaan Kinerja Berbasis SFO 83

Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 77

Nilai Kualitas Laporan Keuangan Tingkat UAKPA dan UAKPB

81

994 Layanan Perkantoran 180 28900243300000

Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95

1706 Pembinaan Pelaksanaan Perbendaharaan di Wilayah 20134026800000

Nilai Kualitas LK BUN Tingkat Kanwil 94

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88

Nilai Kualitas Laporan Kajian Fiskal Regional Kanwil 89

Persentase Rekonsiliasi Tingkat UAKPA secara tepat waktu dan andal

981

Nilai Kualitas Laporan Goverment Finance Statistic (GFS) Tingkat Wilayah

77

Nilai Kualitas Laporan RPA Kanwil 89

Nilai Rata-Rata Kinerja Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa pada KPPN

75

Kode Program Kegiatan

Output

Nama Program KegiatanIndikator Vol Target

Pagu

003 Layanan Manajemen Operasional SPAN 1 3749794000000

Persentase Downtime Sistem TIK 010

Indeks Kualitas Pelaksanaan Pembinaan dan Monitoring Pinjaman dan Kredit Program

78

Persentase revisi dokumen pelaksanaan anggaran satker yang diselesaikan tepat waktu

100

Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi 86

31 LAKIN DJPb 2020

C Perjanjian Kinerja

1 Perjanjian Kinerja DJPb Tahun 2020

Penetapan kinerja DJPb tahun 2020 dalam wujud Kontrak Kinerja Direktur Jenderal Perbendaharaan

dengan Menteri Keuangan dijabarkan dalam 11 (sebelas) Sasaran Strategis dan 26 (dua puluh enam)

Indikator Kinerja Utama (IKU) Sasaran Strategis dan IKU tersebut terangkum dalam Peta Strategi DJPb

tahun 2020 sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2C1

Gambar Peta Strategis DJPb Tahun 2020

Peta Strategi yang telah disusun tersebut dapat dilihat berdasarkan 4 (empat) perspektif yaitu

Stakeholders Perspective

Perspektif ini mencakup sasaran strategis yang ingin diwujudkan organisasi untuk memenuhi harapan

sehingga dinilai berhasil dari sudut pandang stakeholder (pemangku kepentingan) Stakeholder adalah

pihak internal dan eksternal yang secara langsung atau tidak langsung memiliki kepentingan atas output

atau outcome dari suatu organisasi tetapi tidak menggunakan layanan organisasi secara langsung

Customer Perspective

Perspektif ini mencakup sasaran strategis yang ingin diwujudkan organisasi untuk memenuhi harapan

customer (pengguna layanan) danatau harapan organisasi terhadap customer Customer merupakan

pihak luar yang terkait langsung dengan pelayanan suatu organisasi

Internal Process Perspective

Perspektif ini mencakup sasaran strategis yang ingin diwujudkan melalui rangkaian proses yang dikelola

organisasi dalam memberikan layanan dan menciptakan nilai bagi stakeholder dan customer (value chain)

LAKIN DJPb 2020 32

Learning and Growth Perspective

Perspektif ini mencakup sasaran strategis berupa kondisi ideal atas sumber daya internal organisasi yang

ingin diwujudkan atau yang seharusnya dimiliki oleh organisasi untuk menjalankan proses bisnis guna

menghasilkan output atau outcome organisasi yang sesuai dengan harapan customer dan stakeholder

Sebelas sasaran strategis yang telah ditetapkan untuk setiap perspektif untuk tahun 2020 dapat

dijelaskan sebagai berikut

A) Stakeholders perspecitve terdiri atas 1 (satu) sasaran strategis yaitu

1 Pengelola perbendaharaan dan pembiayaan yang akuntabel dan produktif dengan risiko terkendali

Pengelolaan perbendaharaan artinya Ditjen Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara termasuk investasi sesuai Undang-Undang

Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pengelolaan perbendaharaan yang dilaksanakan

oleh Ditjen Perbendaharaan juga untuk mendukung pengelolaan pembiayaan dalam rangka mencukupi

kebutuhan kas dalam pelaksanaan anggaran

Pelaksanaan tugas pengelolaan perbendaharaan negara sebagaimana tersebut di atas wajib dikelola

secara akuntabel yaitu tertib taat pada peraturan perundang-undangan transparan dan bertanggung

jawab Selain itu pengelolaan perbendaharaan juga diharapkan dilakukan secara produktif yaitu dapat

menjadi nilai tambah dalam membangun pondasi kokoh atas fundamental ekonomi negara Indonesia

Namun demikian pengelolaan perbendaharaan dan risiko tersebut harus dilakukan dengan

mengutamakan prinsip kehati-hatian efektif dan efisien

B) Customer perspective terdiri atas 1 (satu) sasaran strategis yaitu

2 Birokrasi dan layanan publik yang agile efektif dan efisien

Sebagaimana undang undang tentang Pelayanan Publik setiap institusi penyelenggara negara dibentuk

semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik Pelayanan publik adalah serangkaian kegiatan dalam

rangka memenuhi kebutuhan pelayanaan sesuai peraturan atas barangjasapelayanan adminsitratif

yang disediakan oleh penyelenggara negara

Dalam rangka mendapatkan penyelenggara negara yang mampu melayani masyarakat dan mampu

meletakkan pondasi yang diperlukan bangsa untuk memenangkan persaingan global diperlukan

birokrasi yang agile efisien dan efektif yaitu yang fleksibel lincah dan cepat dalam merespon

perubahan serta mampu menggunakan sumber daya yang tersedia dengan seminimal mungkin untuk

mendapatkan targetoutput yang telah ditetapkan secara optimal

C) Internal process perspective terdiri atas 6 (enam) sasaran strategis yaitu

Kebijakan adalah konsep besar yang menjadi dasar dan pemberi arah dalam pelaksanaan dan

pengembangan Sistem Perbendaharaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

33 LAKIN DJPb 2020

Optimal adalah sesuai dengan kebutuhan implementatif dan tidak saling bertentangan Formulasi

kebijakan yang optimal mengandung makna bahwa perumusan konsep besar yang menjadi dasar dan

pemberi arah dalam pelaksanaan dan pengembangan Sistem Perbendaharaan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan sudah sesuai dalam menghasilkan outputoutcome sesuai tujuan

4 Komunikasi edukasi dan standardisasi yang berkesinambungan

Komunikasi dan edukasi merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman stakeholders atas

peraturan dan kebijakan di bidang perbendaharaan untuk memperkuat implementasi peraturan dan

kebijakan dalam rangka mendorong tercapainya tujuan organisasi Standardisasi bertujuan untuk

mewujudkan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola perbendaharaan melalui

peningkatan kompetensi pengelola perbendaharaan berdasarkan kualifikasi kompetensi yang

dipersyaratkan dalam rangka mendukung terwujudnya pengelolaan APBN yang semakin berkualitas di

seluruh KementerianLembaga sehingga dapat menghasilkan output dan outcome yang maksimal sesuai

dengan tugas dan fungsi masing-masing Standardisasi pengelola perbendaharaan dimaksud

dilaksanakan melalui program pengembangan kapasitas uji kompetensi sertifikasi kompetensi dan

pengembangan profesi jabatan fungsional di bidang perbendaharaan Dalam rangka memenuhi tuntutan

perkembangan tata kelola keuangan yang bersifat dinamis dibutuhkan strategi komunikasi edukasi

dan standardisasi yang kontinu tidak tambal sulam serta berorientasi pada usaha membuat satker

mampu menguasai secara menyeluruh aspek filosofi sampai aspek teknis pengelolaan perbendaharaan

5 Pengelolaan kas dan pembiayaan yang pruden dan optimal

Pengelolaan kas dan pembiayaan yang optimal artinya dapat memanfaatkan kas yang ada sesuai

dengan kebutuhan memanfaatkan idle cash dengan hasil yang maksimal meminimalisir cost dengan

mempertimbangkan biaya dan manfaat dimana manfaat yang diperoleh lebih besar dibandingkan

dengan biaya yang harus dikeluarkan Sedangkan pruden dalam pengelolaan kas dan pembiayaan

negara berarti kemampuan dalam mengelola kas negara dengan mempertimbangkan prinsip

kehati-hatian

6 Monev perbendaharaan yang optimal

Dalam rangka memastikan proses pengelolaan perbendaharaan dapat dilakukan sesuai dengan

ketentuan dan dapat mencapaia output yang telah ditetapkan perlu dilakukan langkah-langkah

strategis secara komprehensif atas pelaksanaan anggaran kepada Internal DJPb maupun para

Stakeholder Langkah-langkah strategis tersebut disusun dan dievaluasi secara periodik dan terukur

sehingga secara langsung dapat berdampak terhadap peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran

internal DJPb maupun KementerianLembaga

7 Pelaksanaan tugas khusus (special mission) yang optimal

Pelaksanaan special mission merupakan tugas khusus diluar core business di bidang pelaksanaan

anggaran yang dibebankan kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan Dalam pelaksanaan tugas

tersebut seluruh sumber daya Ditjen Perbendaharaan diharapkan dapat bekerja secara optimal Optimal

memiliki makna bahwa Ditjen Perbendaharaan mampu melaksanakan tugas special mission tersebut

sesuai peraturan yang ada serta dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan

LAKIN DJPb 2020 34

8 Akuntansi dan pelaporan keuangan negara yang akuntabel transparan dan tepat waktu

Akuntabilitas dan transparansi pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara diwujudkan dengan

penyusunan laporan keuangan oleh Pemerintah Pusat Penyusunan laporan keuangan Pemerintah

harus disusun secara profesional dan modern Kualitas laporan keuangan Pemerintah dapat

diidentifikasi dari ketepatan waktu penyelesaian LKPP penyelesaian rekomendasi BPK serta opini

audit yang baik dari BPK

D) Learning and growth perspective terdiri atas 3 (tiga) sasaran strategis yaitu

9 Organisasi dan SDM yang optimal

Organisasi yang optimal adalah organisasi yang mampu mewadahi dan memfasilitasi kegiatan-

kegiatan dalam rangka mencapai tujuan Dengan demikian organisasi beserta proses bisnis di

dalamnya akan bersifat dinamis dan fleksibel sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan dinamika

transformasi kelembagaan Kementerian Keuangan SDM yang optimal adalah SDM yang memiliki

kepemimpinan yang tepat mengetahui apa yang akan dilakukan untuk semua informasi yang diterima

dan kompetensi yang dibutuhkan untuk keberhasilan organisasi serta melakukan pekerjaan dengan

penuh semangat efektif efisien dan produktif sesuai dengan proses kerja yang benar agar mencapai

hasil kerja yang optimal

10 Pengelolaan keuangan yang otpimal

Pengelolaan anggaran meliputi perencanaan pelaksanaan dan monitoring anggaran selama satu

tahun anggaran yang selanjutnya dipertanggungjawabkan kepada stakeholder Dana yang tersedia

dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA) harus dikelola sesuai rencana yang telah ditetapkan

dan dapat dipertanggungjawabkan

Pelaksanaan anggaran menggunakan prinsip hemat efisien dan tidak mewah dengan tetap memenuhi

output sebagaimana telah direncanakan dalam DIPA Kualitas pertanggungjawaban pelaksanaan

anggaran selama satu tahun tercermin dari opini yang diberikan oleh BPK

11 Sistem Informasi perbendaharaan yang andal dan modern

Kementerian Keuangan sebagai institusi negara yang mengelola APBN perlu menyampaikan informasi

terkait kebijakan tujuan dan program pengelolaan keuangan dan kekayaan negara kepada masyarakat

luas melalui kampanye komunikasi yang efektif tepat sasaran dan berdampak terhadap peningkatan

pengetahuan dukungan dan partisipasi publik

Sistem manajemen informasi yang andal akan terwujud dengan adanya pengelolaan layanan TIK yang

andal yaitu dengan ketersediaan sistem TIK penyediaan dan pemenuhan layanan TIK serta

penyelesaian gangguan layanan TIK kepada pengguna layanan TIK sesuai ketentuan yang disepakati

pada Katalog Layanan TIK SLA dan atau Business Impact Analysis (BIA)

35 LAKIN DJPb 2020

Pada tahun 2020 11 (sebelas) Sasaran Strategis tersebut terdiri atas 26 (dua puluh enam) Indikator

Kinerja Utama (IKU) serta 2 (dua) sub IKU yang masing-masing ditargetkan pada Kontrak (Perjanjian)

Kinerja Tahun 2020 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2C1

Tabel 2C1 Target Indikator Kinerja Utama (IKU) Kemenkeu-One DJPb Tahun 2020

1 Pengelola perbendaharaan dan pembiayaan yang akuntabel dan produktif dengan risiko terkendali

1a-CP Indeks opini BPK atas LKPP 4 (WTP)

1b-N Indeks efektivitas investasi pemerintah 325 (Skala 4)

1c-CP Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang

3 (skala 4)

2 Birokrasi dan layanan publik yang agile efektif dan efisien

2a-CP Indeks kepuasan pengguna layanan 4 (skala 5)

3 Perumusan kebijakan yang optimal

3a-N Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan

3 (skala 4)

4 Komunikasi edukasi dan standardisasi yang berkesinambungan

4a-N Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi 87

4b-N Persentase implementasi jabatan fungsional bidang perbendaharaan

75

5 Pengelolaan kas yang pruden dan optimal

5a-N Deviasi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat

475

5b-CP Indeks pengendalian biaya atas SILPA 3 (skala 4)

6 Monev perbendaharaan yang optimal

6a-CP Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL 88

6b-CP Tingkat implementasi redesign sistem penganggaran

100

6c-N Persentase pencapaian target pendapatan BLU

100

7 Pelaksanaan tugas khusus (special mission) yang optimal

7a-CP Indeks efektivitas pelaksanaan tugas khusus

100

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

8 Akuntansi dan pelaporan

keuangan negara yang

akuntabel transparan dan

tepat waktu

8a-N Rata-rata indeks opini BPK atas LK KL

dan LK BUN

36

8b-N Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah ditindaklanjuti

9 Organisasi dan SDM yang optimal

9a-N Persentase pemenuhan standar soft dan

hard competency 9b-CP Persentase penyelesaian delayering

9c-CP Persentase efisiensi belanja birokrasi

9d-CP Indeks integritas organisasi

9d1-CP Tingkat pemenuhan kriteria ZI WBK

9d2-CP Indeks persepsi integritas

9e-CP Persentase penyelesaian program RBTK

9f-CP Tingkat implementasi learning organisastion

10 Pengelolaan keuangan yang optimal

10a-N Persentase kualitas pelaksanaan anggaran 95

10b-CP Indeks kualitas pelaporan keuangan BA 15

11 11a-CP Indeks efektivitas komunikasi publik

11b-CP Indeks kualitas pengelolaan sistem TIK

11c-N Persentase tingkat implementasi SAKTI

LAKIN DJPb 2020 36

No Kegiatan Anggaran

1 Penyelenggaraan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran Rp

2 Pembinaan pelaksanaan anggaran Rp

3 Pembinaan pengelolaan keuangan badan layanan umum Rp

4 Peningkatan pengelolaan kas negara Rp

5 Manajemen investasi dan penerusan pinjaman Rp

6 Harmonisasi dan penyusunan regulasi serta proses bisnis perbendaharaan

Rp

7 Pengembangan sistem informasi dan teknologi perbendaharaan

Rp

8 Penyelenggaraan kuasa bendahara umum negara Rp

9 Pembinaan pelaksanaan perbendaharaan di wilayah Rp

10 Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya DJPb Rp

11 Pengelolaan dana bergulir usaha mikro Rp

12 Penghimpunan pengelolaan dan penyaluran dana perkebunan kelapa sawit

Rp

Rp Jumlah

Ket Pagu sesuai pagu yang dicantumkan dalam Kontrak Kinerja Dirjen Perbendaharaan Tahun

2020 (sesuai Pagu DIPA Awal)

Pada kontrak kinerja tahun 2020 terdapat inisiatif strategis Pengadaan Hardware dan Software untuk

Peningkatan Kapasitas Layanan IT DJPb untuk mendukung sasaran strategis

Peningkatan

Kapasitas Server SAKTI dan Renewal Lisensi untuk SPAN dan MPN IS ini didukung pendanaan

sebesar Rp 10701661800000

Sebagaimana disepakati dalam Kontrak (Perjanjian) Kinerja DJPb Tahun 2020 dalam upaya mencapai 11

(sebelas) sasaran strategis tersebut DJPb didukung pendanaan yang dibagi ke 12 (dua belas) jenis

kegiatan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2C3 Adapun rincian pendanaan dan kinerja lebih lanjut

diuraikan pada Lampiran IV LAKIN ini

Tabel 2C2 Pendanaan per Kegiatan untuk Mendukung Pencapaian Sasaran Strategis Tahun 2020

37 LAKIN DJPb 2020

2 Refinement Kontrak Kinerja 2020

Dalam rangka menjamin tercapainya Sasaran Strategis yang lebih optimal DJPb melakukan

penyempurnaan IKU tahun 2020 Penyempurnaan yang dilakukan di antaranya melalui perubahan

uang lingkup IKU penetapan IKU baru mempertahankan IKU lama yang menunjang pencapaian

sasaran strategis 2020 dan penghapusan IKU dengan rincian penjelasan sebagai berikut

A Perubahan ruang lingkup IKU

1 Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan

Aspek Efektivitas peraturan perbendaharaan merupakan penyelesaian peraturan

perbendaharaan sesuai dengan ketentuan dan kaidah-kaidah dalam penyusunan peraturan

serta uji dampak terhadap implementasi peraturan perbendaharaan yang dilakukan dengan

Metode ROCCIPI Penukuran IKU ini ada tahun sebelumnya diukur dari 2 komponen yaitu

Indeks Penyelesaian RPMK

Indeks Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI

Untuk tahun 2020 ditambahkan 1 (satu) komponen pengukuran yaitu Indeks Tindak lanjut Uji

Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI Target tahun 2020 ditetapkan tetap indeks 3 (skala 4)

2 Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL

Dalam rangka memonitor perkembangan upaya peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran KL

diperlukan suatu alat penilaian kualitaskinerja yang sekaligus dapat berperan sebagai katalis

perubahan perilaku dan pola pikir satkerKL dalam pelaksanaan anggaran

Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran secara

kuantitatif yang dapat terwakili oleh aspek dan variabel sebagai berikut

1 Aspek Kesesuaian dengan perencanaan Variabel Frekuensi Revisi DIPA (REV) Deviasi Hala-

man III DIPA (HAL3) Pagu Minus (MIN)

2 Aspek Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Variabel Retur SP2D (RTR) Realisasi Anggaran

(REAL) Penyelesaian Tagihan (TAG) Konfirmasi Capaian Output (CAPOUT)

3 Aspek Efisiensi Pelaksanaan Kegiatan Variabel Penerbitan SPM secara benar (SPM) Deviasi

RenkasRPD Harian (RPD)

4 Aspek Kepatuhan terhadap regulasi Variabel Ketepatan Waktu Data Kontrak (KTR)

Pertanggungjawaban UP (PUP) Penyampaian LPJ (LPJ) Dispensasi SPM (DSPM)

IKU Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL merupakan cascading indirect dari Kemenkeu-Wide

Pada level Kemenkeu-Wide IKU tersebut diukur berdasarkan 3 (tiga) komponen yaitu

1) IKPA DJPb 2) SMART DJA 3) Penilaian Kinerja daerah DJPK

Pada level Kemenkeu-One DJPb IKU tersebut hanya diukur berdasarkan nilai IKPA Pada 2020

terdapat reformulasi perhitungan IKPA (penambahan indikator konfirmasi capaian output

perubahan bobot penyesuaian perhitungan untuk revisi-UPTUP-hal III) sehingga target tahun

2020 ditetapkan tetap 88

LAKIN DJPb 2020 38

3 Persentase pemenuhan standar soft dan hard competency

IKU tersebut merupakan cascading dari Kemenkeu-Wide dan merupakan IKU lama pada Kontrak

Kinerja Kemenkeu-Wide maupun Kemenkeu-One DJPb Khusus untuk DJPb terdapat reformulasi

pengukuran IKU tersebut dengan menambahkan nilai standar hard competency sehingga IKU

tersebut diukur berdasarkan 2 (dua) komponen yaitu

1 Soft competency pegawai dengan target 95

2 Hard competency pegawai dengan target 91

Pemenuhan soft competency pejabatpegawai DJPb diukur berdasarkan Standar Kompetensi Jabatan

(indeks kesesuaian minimal 78)

a SKJ (Standar Kompetensi Jabatan) adalah Jenis dan level kompetensi yang menjadi syarat

keberhasilan pelaksanaan tugas suatu jabatan

b Job Person Match adalah Indeks kesesuaian antara kompetensi pejabat dengan SKJ

Target IKU Tahun 2020 adalah 93

B Penetapan IKU Baru

1 Indeks efektivitas investasi pemerintah

diukur berdasarkan data yang diperoleh melalui monitoring dan evaluasi terhadap penyaluran

investasi Untuk mengukur tingkat efektifitas investasi pemerintah tersebut dilakukan pengukuran

dengan menggunakan dua variabel sebagai berikut

1 Penyaluran Investasi yang terdiri dari

A Deviasi rencana penarikan dana ( membandingkan antara realisasi dengan perencanaan

halaman III DIPA)

B Tingkat penyerapan dana (membandingkan antara realisasi DIPA dengan Komitmen

Penyaluran)

2 Ketepatan Sasaran yang diukur berdasarkan hasil survei atas pencapaian sasaran investasi

BUMN investasi PemdaBUMD dan Penyaluran UMi

Target awal tahun 2020 adalah indeks 325 (skala 4) kemudian di-addendum menjadi indek 4 dari

skala 5

Penyaluran dana investasi pemerintah berupa

penyaluran dana ke Pusat Investasi Pemerintah

(PIP) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan

(LPDP) penyaluran dana penerusan pinjaman

(SLA) dari Ditjen Perbendaharaan ke Pengguna

Dana (selaku debitur atas penerusan pinjaman)

penyaluran subsidi dan kredit program (tidak

termasuk KUR) Persentase ketepatan sasaran

39 LAKIN DJPb 2020

2 Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang

Rasio Optimalisasi Kas terhadap Bunga Utang adalah perbandingan antara penerimaan optimalisasi

kas atau return on investment (RoI) oleh DJPb dengan cost of fund atas utang yang diterbitkan oleh

DJPPR pada tahun berkenaan Hasil DJPb adalah return on investment dari pengelolaan atas

penempatan saldo kas pada Bank Indonesia dan hasil dari optimalisasi melalui pengelolaan

Treasury Dealing Room berupa penempatan uang pada bank umum pemerintah serta transaksi

reverse repo SBN dan Treasury otional Pooling (TNP) Biaya Bunga merupakan biaya bunga atas

penerbitan (issuance) utang pada tahun berkenaan (tidak memperhitungkan biaya bunga dari utang-

utang pada tahun-tahun sebelumnya) Target IKU tahun 2020 adalah 3 dari Skala 4

Target rasio minimal yang harus dicapai adalah 02 dengan rentang rasio yaitu

1 Lebih besar dari 02 merupakan kategori kriteria sangat baik

2 Lebih dari 015 sd 02 merupakan kategori kriteria baik

3 Lebih dari 01 sd 015 merupakan kategori kriteria

cukup

4 Kurang dari 01 merupakan kategori kriteria kurang

3 Indeks pengendalian biaya atas SILPA

IKU tersebut merupakan IKU baru di level Kemenkeu-Wide dan Kemenkeu-One DJPb tahun 2020

IKU merupakan tindak lanjut atas arahan Menteri Keuangan pada forum DKO Level Kemenkeu untuk

dilakukan pengukuran terhadap opportunity cost terkait jumlah kas idle berupa SILPA yang

disimpan di BI dengan return yang lebih rendah dari cost of fund jika dilakukan penerbitan bondrdquo

Biaya SiLPA merupakan biaya oportunitas atas

sisa lebih pembiayaan anggaran dalam periode

tertentu Biaya SiLPA dihitung dengan

menggunakan pendekatan perhitungan nominal

SiLPA dikalikan dengan selisih rata-rata

tertimbang yield utang tunai dikurangi dengan

rata-rata tertimbang optimalisasi Kas SiLPA

yang terkendali adalah jumlah SiLPA akumulasi

bulanan yang cost of fund-nya paling minimal

Cost of SiLPA yang paling minimal adalah

sebesar biaya kelebihan penerbitan utang

dikurangi dengan remunerasi hasil optimalisasi

idle cash Biaya kelebihan penerbitan utang

adalah jumlah utang yang diterbitkan dikurangi

dengan jumlah utang yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan kas bulanan

Rata-rata tertimbang yield (weighted average

yield) utang tunai diperoleh dari perhitungan

rata-rata tertimbang dari yield atau biaya

efektif utang tunai baru (SBN dan pinjaman

Program) yg ditarik atau diterbitkan pada tahun

berjalan Rata-rata tertimbang remunerasi

optimalisasi kas diperoleh dari perhitungan rata

-rata tertimbang atas optimalisasi kas melalui

penempatan uang pada Bank Indonesia dan

remunerasi pengelolaan berupa penempatan

uang pada bank umum pemerintah serta

transaksi reporeverse repo SBN

Rentang kendali biaya atas SiLPA yang harus

dijaga tersebut yaitu

1 Kurang dari Rp200 miliar dengan indeks 4

atau kriteria sangat baik

2 Lebih dari Rp200 miliar sd Rp250 miliar

dinyatakan dengan indeks 3 atau kriteria baik

3 Lebih dari Rp250 miliar sd Rp300 miliar

dinyatakan dengan indeks 2 atau kriteria

cukup

4 Lebih dari Rp300 miliar dinyatakan dengan

indeks 1 atau kriteria kurang

Target IKU tahun 2020 adalah indek 3 (skala 4)

LAKIN DJPb 2020 40

4 Tingkat implementasi redesign sistem penganggaran

IKU tersebut merupakan IKU baru di level Kemenkeu-Wide maupun Kemenkeu-One DJPb tahun

2020 IKU tersebut merupakan cascading indirect dari Kemenkeu-Wide (diturunkan kepada DJPb

DJA dan Setjen) IKU ini Mengukur keberhasilan atas implementasi redesign system penganggaran

yang diterapkan di Kementerian Keuangan TA 2020 dan perluasannya di seluruh KL TA 2021

Desain penganggaran yang digunakan oleh pemerintah saat ini mempunya beberapa kelemahan

seperti program belanja pusat dan daerah saat ini tidak sinkron sehingga capaian kinerjanya tidak

optimal Selain itu program yang digunakan dalam dokumen Perencanaan dan dokumen pengang-

garan berbeda sehingga sulit dikonsolidasikan Terkait dengan rumusan targetsasaran kinerja

pembangunan dari sebuah programkegiatan tidak terlihat secara langsung (normatif) Dari sisi

Informasi kinerja pembangunan yang tertuang dalam dokumen perencanaan penganggaran juga

masih sulit dipahami oleh publik Oleh karena itu perlu dilakukan perancangan desain penganggaran

baru yang diimplementasikan di seluruh kementerianlembaga agar kualitas dan capaian kinerja

penganggarannya dapat lebih optimal Dasar acuan desain anggaran yang baru adalah Visi misi

Presiden dan Fokus Prioritas Pembangunan 2020 ndash 2024 (5 fokus) 7 Agenda Pembangunan yang

dijabarkan dalam RPJMN 2020 ndash 2024 serta Tusi KL yang baru sesuai rumusan dalam Kabinet

Indonesia Maju dan Undang‐Undang Sektoral Terkait

Pelaksanaan persiapan dan implementasi desain anggaran yang baru berada pada kewenangan unit

eselon I DJA DJPb dan Sekretariat Jenderal Untuk DJPb persiapan dan implementasi desain

penganggaran meliputi

1 Persentase penyesuaian peraturan

Output Penyesuaian peraturan tergantung dari arahan pimpinanbterkait kedalaman penyusunan

desain anggaran yang baru Apabila dari arahan tersebut berimplikasi tidak perlu diubahnya

peraturan maka capaian komponen ini na

2 Persentase penyesuaian aplikasi

Output Penyesuaian aplikasi SAKTI CW SPAN Satu Anggaran

Target yang ditetapkan untuk tahun 2020 adalah 100

5 Indeks efektivitas pelaksanaan tugas khusus

Pelaksanaan special mission merupakan tugas khusus diluar core business di bidang pelaksanaan

anggaran yang dibebankan kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan Dalam pelaksanaan tugas

tersebut seluruh sumber daya Ditjen Perbendaharaan diharapkan dapat bekerja secara optimal

Optimal memiliki makna bahwa DJPb mampu melaksanakan tugas special mission tersebut sesuai

peraturan yang ada serta dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan Indeks efektivitas pelaksa-

naan tugas khusus dihitung berdasarkan Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Satuan Kerja BLU lingkup

Ditjen Pebendaharaan yaitu NKO dari unit sebagai berikut

1 Satker Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS)

2 Satker Pusat Investasi Pemerintah (PIP)

3 Satker Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH)BPDPKS

Target yang ditetapkan untuk tahun 2020 adalah 100

41 LAKIN DJPb 2020

6 Indeks efisiensi belanja birokrasi

IKU ini merupakan cascading dari Kemenkeu-Wide Merupakan IKU baru di tahun 2020 dan

merupakan mandatory yang diinisiasi oleh Setjen Kemenkeu IKU ini mengukur penghematan atas

penerapan office automation terhadap anggaran belanja Target yang ditetapkan untuk tahun 2020

adalah 10 Pelaksanaan office automation diharapkan dapat mengurangi belanja birokrasi Efisiensi

belanja birokrasi ditunjukkan oleh realisasi belanja yang lebih kecil dari DIPA untuk suatu output

yang sama atau peningkatan capaian output untuk realisasi anggaran yang sama dengan DIPA

Output yang diukur pada IKU berdasarkan output pada dokumen RKA-KL Capaian Keluaran

Kegiatan (pada level Unit Eselon 2 ke bawah) menggunakan keluaran kegiatan dan indikator keluaran

kegiatan Capaian Keluaran Program (pada level Unit Eselon 1) menggunakan indikator keluaran

program DIPA dan realisasi anggaran yang diukur adalah sesuai nilai pada lingkup masing-masing

Jenis belanja yang diukur pada setiap output meliputi

(i) Belanja bahan percetakan dan konsumsi

(ii) Belanja perjalanan dinas dalam negeri kecuali dalam rangka pelantikan mutasi diklat dan

bantuan evaluasi non lokal dalam rangka pemberian dana dukungan pemulihan kepada pegawai

yang terkena dampak bencana alam

(iii) RDK dan konsinyering

7 Persentase penyelesaian delayering

Sebagaimana pidato Presiden Republik Indonesia pada Sidang Paripurna MPR RI tanggal 20 Oktober

2019 dalam rangka meningkatkan daya saing investasi untuk menciptakan lapangan kerja perlu

dilakukan pemotongan prosedur yang panjang dan penyederhanaan birokrasi menjadi hanya 2 (dua)

level dan menggantimengalihkan jabatan tersebut dengan jabatan fungsional yang berbasis pada

keahlianketerampilan dan kompetensi tertentu Penyederhanaan birokrasi tersebut dimaksudkan

untuk menciptakan birokrasi yang lebih dinamis agile dan profesional dalam upaya peningkatan

efektivitas dan efisiensi untuk mendukung kinerja pelayanan pemerintah kepada publik Selanjutnya

melalui Surat Edaran Nomor 384 tahun 2019 tentang Langkah Strategis dan Konkret Penyederhanaan

Birokrasi Kementerian PAN dan RB menyampaikan kriteria dan langkah-langkah strategis dan

konkret dalam rangka percepatan pengalihan jabatan struktural menjadi jabatan fungsional Dalam

rangka menindaklanjuti arah kebijakan tersebut pada tahun 2020 Kementerian Keuangan melakukan

penyederhanaan birokrasi (delayering) melalui transisi penggunaan jabatan fungsional secara selektif

sesuai arahan kebijakan nasional

Indeks Implementasi Penyelesaian Penyederhanaan Birokrasi (Delayering) Kemenkeu mengukur

penyelesaian proses implementasi delayering di lingkungan Kementerian Keuangan pada tahun 2020

dan terdiri dari 3 (tiga) sub-IKU

a Indeks Penyelesaian PembentukanPenyempurnaan Jabatan Fungsional dalam rangka Delayering

b Persentase penyelesaian Penataan Organisasi Kementerian Keuangan dalam rangka Delayering

c Persentase Alih Jabatan Struktural ke Jabatan Fungsional dalam rangka Delayering

Adapun IKU mandatory dari Kementerian Keuangan untuk Ditjen Perbendaharaan adalah Sub IKU A

yaitu melalui penyempurnaan Jabatan Fungsional Analis Perbendaharaan Negara Target yang

ditetapkan untuk IKU ini adalah 100

LAKIN DJPb 2020 42

8 Persentase penyelesaian program RBTK

Transformasi Digital merupakan bagian dari Misi Kemenkeu yang sesuai dengan perkembangan

industri 40 dan perkembangan ekonomi digital yang pesat beberapa tahun mendatang Kementerian

Keuangan perlu memperkuat program Reformasi dan Transformasi Kelembagaan yang berfokus pada

tema digital Untuk mewujudkan komitmen transformasi digital Kementerian Keuangan tersebut

dalam Leadersrsquo Offsite Meeting (LOM) pada Desember 2020 telah ditetapkan 15 (lima belas) Inisiatif

Strategis Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan (IS RBTK) yaitu

IKU ini meruapakan IKU baru di tahun 2020 dan cascading dari Kemenkeu-Wide IKU tersebut

mengukur pencapaian IS RBTK masing-masing unit eselon I Target untuk tahun 2020 adalah 85

9 Tingkat implementasi learning organisation

IKU tersebut merupakan mandatory IKU Kemenkeu-Wide ke seluruh Kemenkeu-One Kementerian

Keuangan yang diinisiasi oleh BPPK Tingkat Implementasi learning organisation merupakan nilai yang

merepresentasikan tingkat implementasi unit kerja di lingkungan Kementerian Keuangan sebagai

learning organisation Learning organisation (organisasi pembelajar) adalah organisasi yang secara terus

menerus dan terencana memfasilitasi anggotanya agar mampu terus menerus berkembang dan

mentransformasi diri baik secara kolektif maupun individual dalam usaha mencapai hasil yang lebih

baik dan sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan bersama antara organisasi dan individu di da-

lamnya (KEP-140PP2017) Target IKU yang ditetapkan untuk tahun 2020 adalah 75 Metode pengukuran

menggunakan metode yang dikembangkan dari konsep Enterprise Learning System Assessment yang merupakan

salah satu komponen strategi Kemenkeu corporate university Tingkat learning organisation dapat ditinjau dari

input proses dan output pembelajaran yang dapat dilakukan dengan komponen penilaian terdiri dari

1 Strategic fit and management

commitment

2 Learning function organiza-

tion

3 Learning spaces

4 Learning solutions

5 Leaders as teachers

6 Learners

7 Learning Culture

8 Feedback

9 Learning value chain

10 Learners performance

Digital Transformation Initiatives Unit in Charge

1 The New Thinking of Working Setjen

2 Satu Data SLDK Setjen

3 Layanan Digital Kemenkeu Setjen

4 e-Kemenkeu Setjen

5 Organisasi dan SDM Setjen

6 Modern e-Learning BPPK Setjen

7 Unified Revenue Account Management DJP DJBC Setjen

8 Joint Program Otimaliasi Penerimaan DJP DJBC DJA DJPK BPPK LNSW DJKN

9 Core Tax System DJP

10 Pengelolaan Aset Negara DJKN

11 Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran DJPB

12 Penyediaan Data Transaksi Pemda DJPK

13 Pengintegrasian Informasi Keuangan PemerintahPusat dan Pemda

DJPB

14 Integrasi Probis Perencanaan dan Penganggaran DJA DJPB BKF

15 Pengelolaan Dana Pensiun DJA DJKN

43 LAKIN DJPb 2020

C Mempertahankan IKU Lama

Terdapat IKU di tahun 2019 yang tetap dipertahankan dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJPb

tahun 2020 IKU tersebut dipertahankan karena menunjang pencapaian sasaran strategis dan masih

urgen untuk dilaksanakan IKU tersebut antara lain

1 Rata-rata indeks opini BPK atas LK KL dan LK BUN

Laporan Keuangan KLdan BUN merupakan unsur pembentuk LKPP Opini BPK atas masing-masing

LKKL dan LKBUN akan berkontribusi terhadap opini BPK atas LKPP Dengan mengetahui

perkembangan opini BPK atas LKKL dan LKBUN maka dapat diketahui peningkatan transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara Poin Indeks LKKL dan Poin Index LKBUN adalah indeks

untuk mengetahui apakah capaian untuk Indikator Opini WTP dan WDP meningkat dari yang

ditargetkan

Pada tahun 2019 capaian IKU tersebut telah melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar 393 dari

target 36 Namun target tahun 2020 tetap mempertimbangkan berbagai tantangan terkait

pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran di tahun 2020 antara lain karena LK Tahun 2019 ada

perbaikan revaluasi BMN secara menyeluruh mulai dari tingkat satker sedangkan waktu

perbaikannya hanya sekitar 4 bulan sehingga dikhawatirkan kualitas opininya tidak bisa meningkat

dari tahun lalu

2 Persentase tingkat implementasi SAKTI

IKU ini merupakan IKU lama di level Kemenkeu-One DJPb yang ditujukan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan implementasi Aplikasi SAKTI tahun 2020 pada seluruh Satker KL yang ditetapkan

dalam PMK Implementasi SAKTI Tahun 2020 IKU yang merupakan Prioritas Nasional ini ditargetkan

sebesar 100 sama dengan targetnya tahun 2019 dan 2018 Namun demikian dibandingkan

implementasi pada tahun sebelumnya coverage implementasi SAKTI tahun 2020 diperluas

Satkernya sebagaimana ditetapkan pada KMK

D Penghapusan IKU

Di tahun 2020 terdapat beberapa IKU yang dihapus dari kontrak kinerja Kemenkeu-One DJPb dengan

berbagai pertimbangan antara lain urgensi kegiatan IKU yang dipandang tidak sesuai lagi ada di

level Kemenkeu-One tingkat effort pencapaian IKU dan jumlah IKU yang telah ada dalam kontrak

kineerja Kemenkeu-One tahun 2020 IKU tersebut antara lain (1) Indeks Likuiditas Kas Negara (2)

Persentase rekonsiliasi tingkat UAKPA secara tepat waktu dan andal (3) Persentase pencapaian

target penerimaan pokok dan bunga pinjaman (4) Persentase pos penempatan talent pada jabatan

target

3 Adendum Kontrak Kinerja

Sebagai tanggap darurat atas kondisi pandemic Covid-19 yang melanda dan menindaklanjuti arahan

Menteri Keuangan dalam Rapat DKO Kinerja dan Risiki Kemenkeu-Wide-One Triwulan I 2020 dilakukan

perubahanadendum IKU pada kontrak kinerja Kemenkeu-One DJPb Tahun 2020 Adendum tersebut

meliputi perubahan wording IKU penambahan SubIKU trajectory IKU dan target IKU Perubahan

dilakukan dalam rangka relaksasi IKU dii masa pandemi covid penyelarasan IKU agar lebih dapat

meng-capture program pemulihan ekonomi nasional

LAKIN DJPb 2020 44

Sebelum Menjadi

Indikator Kinerja Utama

Target Kode IKU

Indikator Kinerja Uta-

ma

Target

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

Indeks kualitas pengelolaan sistem TIK

- - - 100 11b-CP Indeks kualitas pengelolaan sistem TIK

100 100 100 100

11b1-CP Tingkat downtime Sistem TIK

100 (010)

100 (010)

100 (010)

100 (010)

11b2-CP Tingkat penyelesaian proyek strategis TIK Kemenkeu

- - - 100

(85)

C Perubahan target danatau trajectory

Kode IKU

IKU Sebelum Menjadi

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

1b-N Indeks efektivitas investasi pemerintah

- 325 - 325 (skala 4)

- 4 - 4 (skala 5)

4b-N Persentase implementasi jafung bidang perbendaharaan

- 40 - 75 - 25 - 75

6a-CP Nilai kinerja pelaksanaan anggaran KL

88 88 88 88 - - 88 88

9a-N Persentase pemenu-han standar soft dan hard competency

- 93 - 93 - - - 93

9c-CP Persentase efisiensi belanja birokrasi

10 10 10 10 - - - 10

11a-CP Indeks efektivitas komunikasi publik

- 29 - 29 - - - 35 (skala 4)

B Penambahan subIKU dan perubahan trajectory

Kode IKU

Indikator Kinerja Utama

Sebelum Menjadi 7a-CP Indeks pelaksanaan tugas khusus Indeks efektivitas pelaksanaan tugas khusus

Tabel 2C3 PerubahanAdendum Kontrak KInerja Kemenkeu-One Tahun 2020

45 LAKIN DJPb 2020

4 Metode Penghitungan Nilai Kinerja

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK012014 DJPb melakukan evaluasi secara

berkala atas perencanaan kinerja yang ditetapkan Salah satu output-nya adalah Nilai Kinerja Organisasi

(NKO) yang diperoleh melalui penghitungan dengan menggunakan data target dan realisasi IKU yang

tersedia Dengan membandingkan antara data target dan realisasi akan diperoleh indeks capaian IKU

Penghitungan indeks capaian IKU perlu memperhitungkan jenis polarisasi IKU yang berlaku yaitu

maximize minimize dan stabilize Ketentuan penetapan indeks capaian IKU adalah

a Angka maksimum adalah 120

b Angka minimum adalah 0

c Ketentuan IKU maximize dan minimize yang realisasinya tidak memungkinkan melebihi target

1) Indeks capaian dapat dikonversi menjadi 120 dengan ketentuan

IKU mengukur kualitas waktu atau biaya

Jumlah IKU yang dapat dikonversi tersebut adalah maksimal 20 dari total IKU dalam

kontrak kinerja (1 IKU dari 5 IKU dan berlaku kelipatannya)

Memprioritaskan IKU cascading peta strategi (CP) kemudian IKU cascading non peta (C) di

atas IKU non-cascading (N) dalam pemilihan IKU yang dikonversi

2) Penghitungan indeks capaiannya ditetapkan sebagai berikut

Apabila realisasi IKU sama dengan target di mana target yang ditetapkan merupakan target

maksimal yang dapat dicapai indeks capaian IKU tersebut dikonversi menjadi 120

Apabila realisasi IKU tidak memenuhi target indeks capaian IKU tersebut tidak dilakukan

konversi (menggunakan rumus perhitungan polarisasi)

d Formula penghitungan indeks capaian IKU untuk setiap jenis polarisasi adalah berbeda

sebagaimana penjelasan berikut

Polarisasi Maximize

Pada polarisasi maximize kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang lebih tinggi

dari target dengan formula sebagai berikut

Apabila IKU dengan polarisasi maximize memiliki target minus (target lt 0) formula yang

digunakan adalah sebagai berikut

Polarisasi Minimize

Pada polarisasi minimize kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang lebih kecil

dari target dengan formula sebagai berikut

Apabila indeks capaian IKU kurang dari 0 atau menghasilkan angka minus indeks capaian yang

diakui adalah 0 Apabila IKU minimize memiliki target 0 indeks capaian IKU dihitung dengan

menggunakan bantuan skala konversi dan formula yang digunakan sebagai berikut

LAKIN DJPb 2020 46

Polarisasi Stabilize

Pada polarisasi stabilize kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang berada dalam

suatu rentang tertentu dibandingkan target dengan formula

Keterangan

In = Indeks capaian

In-1 = Indeks capaian dibawahnya

In+1 = Indeks capaian di atasnya

Ca = Capaian awal = Realisasi target x 100

Cn = Capaian dengan ketentuan

Apabila Realisasi gt Target Cn = 100 ndash (Ca ndash 100) di mana Ca maksimum adalah 200

Apabila Realisasi lt Target Cn = Ca di mana Cn-1= Capaian dibawah Cn dan Cn+1 =

Capaian di atas Cn

e Perhitungan Nilai Kinerja Organisasi (NKO)

Untuk mendapatkan NKO perhitungan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut

1 Perhitungan Indeks Capaian IKU

Perhitungan indeks capaian IKU dilakungan dengan membandingan antara realisasi dengan target

berdasarkan formula penghitungan indeks capaian IKU untuk setiap jenis polarisasi

sebagaimana telah dijelaskan pada poin (d) di atas

2 Perhitungan Nilai Sasaran Strategis

Perhitungan nilai sasaran strategis (NSS) dilaksanakan dengan mengkonsolidasikan seluruh

indeks capaian IKU dalam suatu SS dengan memperhitungkan bobot tertimbang IKU Bobot IKU

mencerminkan tingkat kualitas dan validitas IKU Perhitungan NSS adalah sebagai berikut

Perhitungan Bobot Tertimbang IKU

Bobot tertimbang IKU dihitung dengan formula sebagai berikut

NSS dihitung dengan formula sebagai berikut

Perhitungan Nilai Perspektif

Perhitungan Nilai Perspektif (Np) merupakan rata-rata NSS dalam satu perspektif dengan

formula sebagai berikut

47 LAKIN DJPb 2020

Perhitungan NKO

Perhitungan NKO dilaksanakan dengan menjumlahkan Np berdasarkan bobot perspektif DJPb

memiiki empat perspektif dengan bobot yaitu stakeholder perspective sebesar 25

customer perspective sebesar 15 internal process perspective sebesar 30 dan learning

and growth perspective sebesar 30 Dengan bobot tersebut NKO dihitung dengan formula

sebagai berikut

E Adapun status indeks capaian dan NKO adalah sebagai berikut

1) Hijau (100 le X le 120 memenuhi ekspektasi)

2) Kuning (80 le X lt 100 belum memenuhi ekspektasi)

3) Merah (X lt 80 tidak memenuhi ekspektasi)

LAKIN DJPb 2020 48

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

A Capaian Kinerja Organisasi

B Realisasi Agenda Prioritas

C Realisasi Anggaran

D Kinerja Lainnya

ϱϭgtltEWďϮϬϮϬ

ūƲƄǿƤǿǢŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч ƤƐƲūǢơŀч $b śч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ţūƲƄŀƲч ŜŀǢŀч ưūưśŀƲţƐƲƄƤŀƲч ŀƲǷŀǢŀч ǷŀǢƄūǷч

ЋǢūƲŜŀƲŀЌчţŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчRƲţƐƤŀǷƼǢчdƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋRdiquestЌчǟŀţŀчǪūǷƐŀǟчǟūǢǪǟūƤǷƐƃϯч$ŀǢƐчƋŀǪƐƧчǟūƲƄƤǿǢŀƲчƤƐƲūǢơŀч

ǷūǢǪūśǿǷϰчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǷŀчśŀƋȗŀчŜŀǟŀƐŀƲчrƐƧŀƐчdƐƲūǢơŀчǢƄŀƲƐǪŀǪƐчЋrdЌч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢч

͵͵ͷϰ͵ʹϯчrƐƧŀƐчǷūǢǪūśǿǷчśūǢŀǪŀƧчţŀǢƐчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀчǟŀţŀчǪūǷƐŀǟчǟūǢǪǟūƤǷƐƃчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀч

cedilŀśūƧчͷϯ͵ϯч

cedilŀśūƧчͷϯ͵чrƐƧŀƐчdƐƲūǢơŀч$b śчͶʹͶʹчūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ūǢǪǟūƤǷƐƃ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǟŀţŀч cedilŀśūƧч ͷϯ͵ϰч ǪūƧǿǢǿƋч

ǟūǢǪǟūƤǷƐƃч ưūƲţŀǟŀǷч ч ƲƐƧŀƐч ч ţƐч ŀǷŀǪч ͵ʹʹч ţūƲƄŀƲч ƲƐƧŀƐч

ǷūǢǷƐƲƄƄƐч ǷūǢţŀǟŀǷч ǟŀţŀч ]atildesup1shyEgravefrac14Oslash VOslashUumlOtildeatildemacroacuteϯч rƐƧŀƐч

dƐƲūǢơŀч$b śч ǪūŜŀǢŀч ƤūǪūƧǿǢǿƋŀƲч ǪūśūǪŀǢч ͵͵ͷϰ͵ʹч ǷŀƋǿƲч

ͶʹͶʹчưūƲƄŀƧŀưƐчǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽч

Ћ͵ʹͽϰͺͺЌϯч rƐƧŀƐч ƤƐƲūǢơŀч $b śч ţŀǢƐч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͷч ǪŀưǟŀƐч

ţūƲƄŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽч ţŀǟŀǷч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǟŀţŀч FǢŀɯƤчч ţƐч

śŀȗŀƋчƐƲƐϯч ţƐч

ǪŀưǟƐƲƄϰчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͷчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲч

ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͻϰчrdч$b śч ǷūǢǿǪчưūƲƄŀƧŀưƐч

ǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчţŀǢƐч ǷŀƋǿƲчƤūч ǷŀƋǿƲϰчǷūǷŀǟƐч

ưūƲǿǢǿƲчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼϰчţŀƲчƤūưśŀƧƐч

ưūƲƐƲƄƤŀǷч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽч ţŀƲч ͶʹͶʹϯч

laquoūƧŀưŀч ǷŀƋǿƲ чͶʹͶʹϰ ţŀǢƐчͶͺчRdiquestч$b śϰчч

Semua RdiquestчǷūƧŀƋчśūǢǪǷŀǷǿǪчƋƐơŀǿчЋưūưūƲǿƋƐчǷŀǢƄūǷЌϯчŀǟŀƐŀƲчţŀǢƐчͶͺчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀч

cedilŀśūƧчͷϯͶϯ

cedilŀśūƧчͷϯͶчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчdūưūƲƤūǿ-Űĩϑ$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ

poundlaquo cedilROuml cedil rRfR

Ͷҗ ͵͵ͺϰͻͻ

͵җ ͵͵ͺϰʹʹ

ͷʹҗ ͵͵ͷϰʹͼ

ͷʹҗ ͵ʹͼϰͺ͵

rRfRчdRrpoundbчpoundFrRlaquolaquoR ͵͵ͷϰ͵ʹ

dƼţūчlaquolaquoϼRdiquest

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчϼчRƲţƐƤŀǷƼǢчdƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋśƼśƼǷЌ cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ rƐƧŀƐ

ȗŀƧ ţţ ȗŀƧ ţţ ȗŀƧ ţţ laquoƵthornŢĩʼnźťġĩƠϑ ĩƠƨƝĩĚƵŎǔĩϑЋͶҗЌ ͵͵ͻϰͺͷ ͵͵ͺϰͻͻ

͵ ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчŀƤǿƲǷŀśūƧчţŀƲчǟǢƼţǿƤǷƐƃчţūƲƄŀƲчǢƐǪƐƤƼчǷūǢƤūƲţŀƧƐ

͵͵ͻϰͺͷ ͵͵ͺϰͻͻ

͵ŀ- RƲţūƤǪчǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfd ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵ś-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƐƲȖūǪǷŀǪƐчǟūưūǢƐƲǷŀƋ ͷϰͶ ͷϰͻ ϰ ͵͵ϰͷͼ ͵͵Ͷϰʹ ͵Ŝ- RƲţūƤǪчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчśǿƲƄŀчǿǷŀƲƄ ͷ ͷ ͷϰ ͷϰ ͵͵ͺϰͺͻ ͵͵ͺϰͺͻ ƽƨƵźŮĩƠϑ ĩƠƨƝĩĚƵŎǔĩϑЋ͵җЌ ͵͵ͺϰʹʹ ͵͵ͺϰʹʹ

Ͷ ƐǢƼƤǢŀǪƐчţŀƲчƧŀȝŀƲŀƲчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄчŀƄƐƧūϰūƃūƤǷƐƃϰчţŀƲчūƃƐǪƐūƲ ͵͵ͺϰʹʹ ͵͵ͺϰʹʹ Ͷŀ- RƲţūƤǪчƤūǟǿŀǪŀƲчǟǿśƧƐƤчŀǷŀǪчƧŀȝŀƲŀƲч$b ś ϰͺ ϰͺ ͵͵ͺϰʹʹ ͵͵ͺϰʹʹ RŰƵĩƠŰthornťϑ ƠźĚĩƨƨϑ ĩƠƨƝĩĚƵŎǔĩϑЋͷʹҗЌ ͵͵ͷϰʹͼ ͵͵ͷϰ͵ͺ

ͷ ūǢǿưǿǪŀƲчƤūśƐơŀƤŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͷŀ-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчǟūǢŀǷǿǢŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲ ͷ ͷ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ dƼưǿƲƐƤŀǪƐϰчūţǿƤŀǪƐϰчţŀƲчǪǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчśūǢƤūǪƐƲŀưśǿƲƄŀƲ ͵ʹϰͽʹ ͵ʹϰͽʹ

ŀ-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчūţǿƤŀǪƐчţŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐ ͼͻ ͼͻ ͽʹϰͼ ͽʹϰͼ ͵ʹϰͷ ͵ʹϰͷ

ś-r ūǢǪūƲǷŀǪūчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчơŀśŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲ

ͻҗ ͻҗ ͻͽϰʹͷҗ ͻͽϰʹͷҗ ͵ʹϰͷͻ ͵ʹϰͷͻ

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤŀǪчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчǟǢǿţūƲчţŀƲчƼǟǷƐưŀƧ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ŀ-r $ūȖƐŀǪƐчǟǢƼȝūƤǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǟǿǪŀǷ ϰͻҗ ϰͻҗ Ͷϰͺʹҗ Ͷϰͺʹҗ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ś- RƲţūƤǪчǟūƲƄūƲţŀƧƐŀƲчśƐŀȝŀчŀǷŀǪчlaquoRf ͷ ͷ ͷϰͻ ͷϰͻ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ

ͺ pƼƲūȖч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ ͵ʹͽϰʹ ͵ʹͽϰʹ ͺŀ- rƐƧŀƐчƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчdϼf ͼͼ ͼͼ ͽͶϰ͵ͽ ͽͶϰ͵ͽ ͵ʹϰͻͺ ͵ʹϰͻͺ ͺś- cedilƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǢūţūǪƐƄƲчǪƐǪǷūưчǟūƲƄŀƲƄƄŀǢŀƲ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ

gtltEWďϮϬϮϬϱϮ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯͶϰчrdч$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūƧǿưчŀţţūƲţǿưчƤƼƲǷǢŀƤчƤƐƲūǢơŀч

ŀţŀƧŀƋч ͵͵ͷϰч ͼϰч ǪūţŀƲƄƤŀƲч rdч $b śч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǪūǷūƧŀƋч ŀţţūƲţǿưч ƤƼƲǷǢŀƤч ƤƐƲūǢơŀч ŀţŀƧŀƋч ͵͵ͷϰ͵ʹϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐч ǪūƧǿǢǿƋч Rdiquestч$b śч ЋͶͺч RdiquestЌч ǷūƧŀƋчưūƲŜŀǟŀƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūƲǷǿƤŀƲϯч ūƲơūƧŀǪŀƲчŜŀǟŀƐŀƲч

RdiquestчǿƲǷǿƤчǪūǷƐŀǟчǪŀǪŀǢŀƲчǪǷǢŀǷūƄƐǪчŀţŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

laquoūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ȖƐǪƐч $b śϰч ĩŰłĩťźťthornϑ ĩƠęĩŰġthornʼnthornƠthornthornŰϑ rĩłthornƠthornϑ ŀǢǷƐƲȝŀч $b śч

ưūưǟǿƲȝŀƐчǷǿƄŀǪчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчţŀƲчǟūǢǷŀƲƄƄǿƲƄȭŀȗŀśŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲч

ƲūƄŀǢŀчǪūǪǿŀƐчiquestƲţŀƲƄ-iquestƲţŀƲƄчrƼϯч͵чǷŀƋǿƲчͶʹʹчǷūƲǷŀƲƄч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчrūƄŀǢŀϯч

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчȝŀƲƄчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƼƧūƋч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчơǿƄŀч

ǿƲǷǿƤчưūƲţǿƤǿƲƄчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчưūƲŜǿƤǿǟƐчƤūśǿǷǿƋŀƲч

ƤŀǪч ţŀƧŀưч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲϯч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч

ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ƲūƄŀǢŀч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀч ǷūǢǪūśǿǷч ţƐч ŀǷŀǪч ȗŀơƐśч ţƐƤūƧƼƧŀч ǪūŜŀǢŀч

ŀƤǿƲǷŀśūƧϰч ȝŀƐǷǿч ǷūǢǷƐśϰч ǷŀŀǷч ǟŀţŀч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ǟūǢǿƲţŀƲƄ-ǿƲţŀƲƄŀƲϰч ǷǢŀƲǪǟŀǢŀƲϰч

ţŀƲч śūǢǷŀƲƄƄǿƲƄч ơŀȗŀśϯч laquoūƧŀƐƲч ƐǷǿϰч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ơǿƄŀч ţƐƋŀǢŀǟƤŀƲч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǪūŜŀǢŀч

ǟǢƼţǿƤǷƐƃϰч ȝŀƐǷǿч ţŀǟŀǷч ưūƲơŀţƐч ƲƐƧŀƐч ǷŀưśŀƋч ţŀƧŀưч ưūưśŀƲƄǿƲч ǟƼƲţŀǪƐч ƤƼƤƼƋч ŀǷŀǪч ƃǿƲţŀưūƲǷŀƧч

ūƤƼƲƼưƐч ƲūƄŀǢŀч RƲţƼƲūǪƐŀϯч rŀưǿƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţŀƲч ǢƐǪƐƤƼч ǷūǢǪūśǿǷч ƋŀǢǿǪч

ţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчưūƲƄǿǷŀưŀƤŀƲчǟǢƐƲǪƐǟчƤūƋŀǷƐ-ƋŀǷƐŀƲϰчūƃūƤǷƐƃϰчţŀƲчūɯǪƐūƲϯч

dƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋRdiquestЌϰчȝŀƲƄчưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͷϯ

cedilŀśūƧϯчͷϯͷчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч͵

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч͵

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч

ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч

ţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲч

ȝŀƲƄчŀƤǿƲǷŀśūƧчţŀƲч

ǟǢƼţǿƤǷƐƃчţūƲƄŀƲч

ǢƐǪƐƤƼчǷūǢƤūƲţŀƧƐ

dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ͵ŀ- RƲţūƤǪчǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfd ͵Ͷʹϰʹʹ ͵ś-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƐƲȖūǪǷŀǪƐчǟūưūǢƐƲǷŀƋ чЋǪƤŀƧŀчЌ ϰ ͵͵Ͷϰʹ ͵Ŝ- RƲţūƤǪчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчśǿƲƄŀчǿǷŀƲƄ ͷ ͷϰʹ ͵͵ͺϰͺͻ

laquolaquoч͵ϱч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчŀƤǿƲǷŀśūƧчţŀƲчǟǢƼţǿƤǷƐƃчţūƲƄŀƲчǢƐǪƐƤƼчǷūǢƤūƲţŀƧƐ

dƼţūчlaquolaquoϼRdiquest

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчϼчRƲţƐƤŀǷƼǢчdƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋśƼśƼǷЌ cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ rƐƧŀƐ

ȗŀƧ ţţ ȗŀƧ ţţ ȗŀƧ ţţ ͺŜ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчǷŀǢƄūǷчǟūƲţŀǟŀǷŀƲчfiquest ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ͷͽϰͷͺҗ ͵ͷͽϰͷͺҗ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͻ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǪǟūŜƐŀƧчưƐǪǪƐƼƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ ͵͵͵ϰͷ ͵͵͵ϰͷ

ͻŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷǿƄŀǪчƤƋǿǪǿǪ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵͵͵ϰͷ ͵͵͵ϰͷ ͵͵͵ϰͷ ͵͵͵ϰͷ ͼ ƤǿƲǷŀƲǪƐчţŀƲчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчƲūƄŀǢŀчȝŀƲƄчŀƤǿƲǷŀśūƧϰчǷǢŀƲǪǟŀǢŀƲчţŀƲчǷūǟŀǷчȗŀƤǷǿ ͵ʹͽϰ͵ ͵ʹͽϰ͵

ͼŀ-r poundŀǷŀ-ǢŀǷŀчƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfdчdϼfчţŀƲчfdчiquestr ͷϰͺ ͷϰͺ ͷϰͽ ͷϰͽ ͵ʹͽϰͻͶ ͵ʹͽϰͻͶ

ͼś- ūǢǪūƲǷŀǪūчǢūƤƼưūƲţŀǪƐч dчŀǷŀǪчfd чţŀƲчfdчiquestrчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐ

ͼͽҗ ͼͽҗ ͽͺϰͽͽҗ ͽͺϰͽͽҗ ͵ʹͼϰͽͼ ͵ʹͼϰͽͼ

fĩthornƠŰϑthornŰġϑFƠźǕƵʼnϑ ĩƠƨƝĩĚƵŎǔĩϑЋͷʹҗЌ ͵͵ʹϰͷͷ ͵ʹͼϰͺ͵ ͽ ǢƄŀƲƐǪŀǪƐччţŀƲчlaquo$pчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ ͵͵ʹϰͻ ͵͵ʹϰͻ

ͽŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūưūƲǿƋŀƲчǪǷŀƲţŀǢчǪƼƃǷчţŀƲчƋŀǢţчŜƼưǟūǷūƲŜȝ ͽͷҗ ͽͷҗ ͽͼϰͻͼҗ ͽͼϰͻͼҗ ͵ʹͺϰͶͶ ͵ʹͺϰͶͶ ͽś- ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчţūƧŀȝūǢƐƲƄ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͽŜ- ūǢǪūƲǷŀǪūчūƃƐǪƐūƲǪƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͶͽϰͽͶҗ ͶͽϰͽͶҗ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͽţ- RƲţūƤǪчƐƲǷūƄǢƐǷŀǪчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐ ͽͻϰ͵ͽ ͽͻϰ͵ͽ ͵ʹϰͷ͵ ͵ʹϰͷ͵ ͵ʹͼϰͷ ͵ʹͼϰͷ ͽū- ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟǢƼƄǢŀưчpoundcedild ͼҗ ͼҗ ͽϰͻͶҗ ͽϰͻͶҗ ͵͵Ͷϰͺ͵ ͵͵Ͷϰͺ͵ ͽƃ- cedilƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчƧūŀǢƲƐƲƄчƼǢƄŀƲƐǪŀǷƐƼƲ ͻ ͻ ͽͻϰͺ ͽͻϰͺ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵ʹ ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ ͵ʹͻϰʹͼ ͵ʹͺϰͼͼ

͵ʹŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲ ͽҗ ͽҗ ͽͺϰ͵ͺҗ ͽͺϰ͵ͺҗ ͵ʹ͵ϰͶͶ ͵ʹ͵ϰͶͶ ͵ʹś- RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчч͵ ͼ ͼ ͽͺϰʹʹ ͽͺϰʹʹ ͵͵Ͷϰͽ ͵͵Ͷϰͽ

͵͵ dƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄчūƃūƤǷƐƃчţŀƲчǪƐǪǷūưчƐƲƃƼǢưŀǪƐчȝŀƲƄчŀƲţŀƧ ͵͵ͷϰͷͷ ͵ʹͼϰ͵ͽ ͵͵ŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤ Ͷϰͽ ͷϰ ͷϰͺͺ ͷϰͺͺ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵ʹϰͻ ͵͵ś- RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRd ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ͼϰͶͼ ͵ͼϰͶͼ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ ͵͵Ŝ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǟƧƐƤŀǪƐчlaquodcedilR ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ

rRfRчdRrpoundbчpoundFrRlaquolaquoRчЋrdЌч$b śчcedilMiquestrчͶʹͶʹ ͵͵ͷϰͼ ͵͵ͷϰ͵ʹ

53 LAKIN DJPb 2020

Uraian mengenai IKU tersebut adalah sebagai berikut

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) bertujuan menyediakan informasi

mengenai sumber alokasi dan penggunaan daya keuangan negara serta posisi

keuangan pemerintah Dengan mengetahui opini Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) atas LKPP dapat diketahui tingkat transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara

sehingga dapat dijadikan pedoman bagi para pengguna untuk kepentingan ekonomi sosial dan politik

Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks Opini BPK atas LKPP dan LKBUN bertujuan menjamin akuntabilitas

dan transparansi pertanggungjawaban keuangan negara

Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai

kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan Dengan mengetahui opini BPK

atas LKPP dan LK BUN dapat diketahui tingkat transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan

negara sehingga dapat dijadikan pedoman bagi para pengguna untuk kepentingan ekonomi sosial dan

politik Opini BPK didasarkan pada 4 (empat) kriteria yaitu

1 Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

2 Kecukupan pengungkapan sesuai dengan pengungkapan yang diatur SAP

3 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

4 Efektivitas sistem pengendalian intern

Untuk mengetahui tingkat pemenuhan realisasi terhadap targetnya indeks pengukuran LKPP dan LK

BUN tersebut menggunakan skala pengukuran 1 sampai 4 dengan keterangan sebagai berikut

Tabel 3A4 Indeks pengukuran LKPP dan LK BUN

Indeks opini tersebut dapat diperoleh dengan sumber data dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK

atas LKPP Tahun 2019 (pemeriksaan dilakukan tahun 2020) Melalui nilai indeks tersebut (realisasi

capaian) dapat diketahui apakah capaian untuk IKU tersebut pada tahun 2020 telah memenuhi target

yang telah ditetapkan Terkait dengan pengukuran IKU tersebut tahun 2020 polarisasi data ditetapkan

menggunakan maximize (semakin tinggi realisasi terhadap target semakin baik capaian kinerjanya)

Dalam hal ini semakin sedikit temuan BPK atas LKPP semakin tinggi nilai indeks opininya sehingga

diharapkan laporan keuangan yang dibuat semakin transparan dan akuntabel Indeks opini BPK atas

LKPP dilaporkan pada triwulan II tahun 2020 dengan jenis konsolidasi periode menggunakan take last

known value (realisasi yang digunakan adalah angka periode terakhir)

1a-CP BPK atas LKPP

Indeks Keterangan

100 Tidak Wajar (TWAdverse)

200 Tidak Memberikan Pendapat (TMPDisclaimer)

300 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan 4 permasalahan (temuan) atau lebih

325 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan 3 permasalahan (temuan)

350 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan 2 permasalahan (temuan)

375 Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dengan 1 permasalahan (temuan)

390 Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan (WTP DPP)

400 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

gtltEWďϮϬϮϬϱϰ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀч ǷūƧŀƋч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ţŀƧŀưч dƼƲǷǢŀƤч dƐƲūǢơŀч ŀƲǷŀǢŀч

pūƲǷūǢƐч dūǿŀƲƄŀƲч ţŀƲч ǢūǪƐţūƲч poundūǟǿśƧƐƤч RƲţƼƲūǪƐŀч ŀţŀƧŀƋч ƐƲţūƤǪч ч ȝŀƲƄч ưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲч ǟƐƲƐч dч

timesŀơŀǢчcedilŀƲǟŀч ūƲƄūŜǿŀƧƐŀƲчЋtimescedil ЌччţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţūчǟūƧŀǟƼǢŀƲчǷŀƋǿƲŀƲϯчcedilŀǢƄūǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪŀưŀчţūƲƄŀƲч

ǷŀǢƄūǷч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲч ǪūśūƧǿưƲȝŀч Ћtimescedil Ќч ưūƲƄƐƲƄŀǷч ƤǿŀƧƐǷŀǪч ƧŀǟƼǢŀƲч

ƤūǿŀƲƄŀƲч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ǪūƲŀƲǷƐŀǪŀч ţƐƋŀǢŀǟƤŀƲч ǿƲǷǿƤч ưūƲȝŀơƐƤŀƲч ƐƲƃƼǢưŀǪƐч ƤūǿŀƲƄŀƲч Ƥūǟŀţŀч ǪūǷƐŀǟч

ǟūưŀƲƄƤǿчƤūǟūƲǷƐƲƄŀƲчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǪūŜŀǢŀчȗŀơŀǢчţŀƲчǷƐţŀƤчǷūǢţŀǟŀǷчƤūǪŀƧŀƋŀƲчǟūƲȝŀơƐŀƲчȝŀƲƄчưŀǷūǢƐŀƧϯ

poundūƲŜŀƲŀч laquoǷǢŀǷūƄƐǪч ЋpoundūƲǪǷǢŀЌч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶ -ʹͶʹͶчưūƲūƲǷǿƤŀƲч ǷŀǢƄūǷч Rdiquestч ƐƲţūƤǪч

ơǿưƧŀƋчfd-dfчţŀƲчfd-iquestrчȝŀƲƄчŀƲţŀƧчţūƲƄŀƲчƼǟƐƲƐчŀǿţƐǷчȝŀƲƄчśŀƐƤţƐчưŀƲŀч ơǿưƧŀƋчȝŀƲƄчţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч

ưūǢǿǟŀƤŀƲчơǿưƧŀƋчƲƐƧŀƐчƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐчǿƲǷǿƤчǪūƧǿǢǿƋчdūưūƲǷūǢƐŀƲчrūƄŀǢŀϼfūưśŀƄŀчЋdϼfЌчţŀƲчiquestrчţƐśŀƄƐч

ơǿưƧŀƋчǿƲƐǷчdϼfчţŀƲчiquestrчǷūǢǪūśǿǷϰчȝŀƐǷǿчţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲчǪūśūǪŀǢччǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯчpūƲƄƐƲƄŀǷчfddfчţŀƲч

fdiquestrч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǿƲǪǿǢч ǟūưśūƲǷǿƤч fd ϰч ǷŀǢƄūǷч ǷūǢǪūśǿǷч ţŀǟŀǷч ţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲч ţūƲƄŀƲч ǷŀǢƄūǷч ţŀƲч

ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч RƲţūƤǪч ƼǟƐƲƐч dч ŀǷŀǪч fd ϯч cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ȝŀƲƄч Ǫŀưŀч ţūƲƄŀƲч poundūƲǪǷǢŀч ǷūǢǪūśǿǷч ơǿƄŀч

ţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲŜŀƲŀч ūưśŀƲƄǿƲŀƲчbŀƲƄƤŀчpūƲūƲƄŀƋчЋpound bprЌϰчȝŀƐǷǿччǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч

ūśūǢŀǟŀч ǷƐƲţŀƤŀƲч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲч ƤǿŀƧƐǷŀǪч fd ч cedilŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽϰч

ŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ pūƲȝǿǪǿƲчfd чţūƲƄŀƲчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчlaquoƐǪǷūưчcedilūǢƐƲǷūƄǢŀǪƐчfd чFͶчưūƧŀƧǿƐчlaquo r

Ͷϯ pūƲȝūưǟǿǢƲŀƤŀƲчǪƐǪǷūưчţŀƲчǟǢƼǪūǪчśƐǪƲƐǪч ūƧŀǟƼǢŀƲчdūǿŀƲƄŀƲ

ͷϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчǟūưśƐƲŀŀƲчţŀƲчǟūƲţŀưǟƐƲƄŀƲчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчfddf

ϯ pūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчpoundŀǟƐưчśūǢơūƲơŀƲƄчǷƐƲƄƤŀǷчdūưūƲƤūǿчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчȖŀƧƐţŀǪƐчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчfd чcedilчͶʹ͵ͽ

ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчpoundūƤƼƲǪƐƧƐŀǪƐчǷūǢƤŀƐǷчpoundūȖŀƧǿŀǪƐчǪūǷчŀƲǷŀǢŀчdϼfϰч$bdrϰчţŀƲч$b

ͺϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчcedilǢƐǟŀǢǷƐǷчŀƲǷŀǢŀчdϼfϰчdūưūƲƤūǿϰчţŀƲч dчpoundRчǪūŜŀǢŀчƼƲƧƐƲūчǷŀƲƄƄŀƧчͶͷчpŀǢūǷчǪϯţϯч͵ͺчǟǢƐƧч

ͶʹͶʹч

ͻϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǪūŜŀǢŀчƐƲǷūƲǪƐƃчţūƲƄŀƲчcedilƐưчǿţƐǷƼǢч dчŀǷŀǪчcedilūưǿŀƲчfd чcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͽ

ͼϯ dƼƼǢţƐƲŀǪƐчţūƲƄŀƲчǟŀǢŀчiquestRч ч ǷūƤŀƐǷчcedilƐƲţŀƤчfŀƲơǿǷчpoundƐǪƐƤƼчǿţƐǷчcedilчͶʹ͵ͽчţŀƲчcedilƐƲţŀƤчfŀƲơǿǷчcedilūưǿŀƲч

cedilŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϯ

ͽϯ pūƲƄƼǟǷƐưŀƧƤŀƲч ƃŀǪƐƧƐǷŀǪч ǷūƤƲƼƧƼƄƐч ţŀƧŀưч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǟūƤūǢơŀŀƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ǟūƲŜūƄŀƋŀƲч

ǟūƲȝūśŀǢŀƲчǟŀƲţūưƐчƼȖƐţ-͵ͽ

poundūŀƧƐǪŀǪƐч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀǷŀǪч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǢƐчfŀǟƼǢŀƲчMŀǪƐƧч ūưūǢƐƤǪŀŀƲч ЋfM Ќч

dчpoundRчŀǷŀǪчfd ч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчrƼưƼǢч ͵ͽϼfM ϼUumlOumlϼʹͺϼͶʹͶʹч ǷŀƲƄƄŀƧч ͵чbǿƲƐчͶʹͶʹϰчŀţŀƧŀƋч RƲţūƤǪччȝŀƲƄч

ưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲч ƼǟƐƲƐчtimesŀơŀǢч cedilŀƲǟŀч ūƲƄūŜǿŀƧƐŀƲч Ћtimescedil Ќϯч $ūƲƄŀƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǟŀţŀч

ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǷūƧŀƋч ưūưūƲǿƋƐч ǷŀǢƄūǷч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǟŀţŀч dƼƲǷǢŀƤч dƐƲūǢơŀч dūưūƲǷūǢƐŀƲч

dūǿŀƲƄŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀśūƧчͷϯчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfd чţŀƲчfdiquestr

ūǢƤūưśŀƲƄŀƲчƼǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfd чǷŀƋǿƲчͶʹʹͺчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчͶʹ͵ͽчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀśūƧчͷϯͺч ūƲƐƧŀƐŀƲчfd чţŀƲчfdчiquestrчǷŀƋǿƲчͶʹʹͺчǪϯţϯчͶʹ͵ͽ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ - чЋtimescedil Ќ чЋtimescedil Ќ - чЋtimescedil Ќ - чЋtimescedil Ќ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - чЋtimescedil Ќ чЋtimescedil Ќ - чЋtimescedil Ќ - чЋtimescedil Ќ ŀǟŀƐŀƲ - ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ - ͵Ͷʹ - ͵Ͷʹ

Ͷʹʹͺ Ͷʹʹͻ Ͷʹʹͼ Ͷʹʹͽ Ͷʹ͵ʹ Ͷʹ͵͵ Ͷʹ͵Ͷ Ͷʹ͵ͷ Ͷʹ͵ Ͷʹ͵ Ͷʹ͵ͺ Ͷʹ͵ͻ Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͽ

cedilp cedilp cedilp times$ times$ times$ times$ times$ times$ times$ timescedil timescedil timescedil timescedil

cedilMiquestrчfd ч

55 LAKIN DJPb 2020

Ditunjukkan pada tabel tersebut bahwa selama 3 (tiga) tahun berturut-turut sejak tahun 2006 sampai

dengan 2008 mendapatkan opini Tidak Memberikan Pendapat (disclaimer) dan dalam kurun waktu 2009

-2015 LKPP mendapatkan opini WDP namun sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 LKPP untuk

keempat kalinya mendapat opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

Dalam hal pemenuhan target IKU sebagaimana ditetapkan pada Kontrak Kinerja Kementerian Keuangan

setiap tahunnya Renstra Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019 dan 2020-2024 dan RJPMN Tahun

2015-2019 dan 2020-2024 perbandingan capaian IKU tersebut dari tahun 2017 hingga 2020 ditunjukkan

sebagai berikut

Tabel 3A7 Realisasi IKU tahun 2017 sd 2020

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel tersebut untuk tahun 2020 realisasi IKU Indeks opini BPK atas

LKPP telah memenuhi target yang telah ditetapkan baik pada Kontrak Kinerja Kementerian Keuangan

Tahun 2020 maupun pada Renstra Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024 (untuk tahun 2020) dan

RPJMN Tahun 2020-2024 (untuk tahun 2020) Ditunjukkan pula bahwa realisasi IKU tersebut sejak tahun

2017 juga telah memenuhi target yang ditetapkan Secara keseluruhan melalui LHP BPK atas LKPP

Tahun 2019 ditunjukkan pada pemeriksaan atas setiap diLKBUN dan LKKL diketahui bahwa

1 84 LKKL dan 1 LKBUN (97 LK entitas yang diperiksa) memperoleh WTP

2 2 LKKL (2 LK entitas yang diperiksa) memperoleh opini WDP

3 1 LKKL (1 LK entitas yang diperiksa) mendapatkan opini TMP

Meskipun masih terdapat opini WDP dan TMP pada 3 entitas yang diperiksa (KL) hal tersebut tidak

berpengaruh secara material pada LKPP Tahun 2019 Satu LKKL tahun 2019 yang mendapatkan opini

TMP yaitu Badan Keamanan Laut Republik Indonesia Rincian jumlah LKKL dan LKBUN yang

mendapatkan opini WTP WDP TMP dan TW dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2019 dapat

ditunjukkan sebagai berikut

Tabel 3A8 Rincian opini LKKL dan LKBUN

TARGETREALISASI TAHUN IKU

2017 2018 2019 2020 IKU Indeks jumlah LK-KL dan LK-BUN yang andal dengan opini audit yang baik Target IKU pada RPJMN 2015-2019 dan 2020-2024 35 36 36 36 Target IKU pada Renstra Kemenkeu 2015-2019 dan 2020-2024

35 36 36 36

IKU Indeks opini BPK atas LKPP Target IKU pada Kontrak Kinerja (KK) Kementerian Keuangan

4 (WTP) 4 (WTP) 4 (WTP) 4 (WTP)

Realisasi IKU 4 (WTP) 4 (WTP) 4 (WTP) 4 (WTP)

TAHUN LKKL dan LKBUN

Opini 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2019

WTP 69

(KL 62 BUN 7)

65 (KL 65)

62 (KL 62)

56 (KL 56)

74 (KL 73 BUN 1)

80 (KL 79 BUN 1)

82 (KL81 BUN 1)

85 (KL 84 BUN 1)

85 (KL 84 BUN 1)

WDP 22

(KL 21 BUN 1)

19 (KL 18 BUN 1)

18 (KL 17 BUN 1)

26 (KL 25 BUN 1)

8 (KL 8)

6 (KL6)

4 (KL 4)

4 (KL 4)

2 (KL 2)

TMP 3 (KL 3)

3 (KL 3)

7 (KL 7)

4 (KL 4)

6 (KL 6)

2 (KL 2)

1 (KL 1)

1 (KL 1)

1 (KL 1)

TW 0 0 0 0 0 0 0 0 0

LAKIN DJPb 2020 56

Secara grafik perkembangan jumlah LKKL dan LKBUN (LK) untuk setiap jenis opini dari laporan tahun

2010 sampai dengan tahun 2020 ditunjukkan sebagai berikut

Sebagaimana ditunjukkan pada Grafik tersebut diketahui sebagai berikut

1 Sejak LKKL dan LKBUN (LK) tahun 2010 sampai dengan tahun 2019 jumlah LK yang mendapatkan

opini WTP selalu menjadi yang tertinggi dibandingkan LK yang mendapatkan opini WDP dan TMP

2 Jumlah LK beropini WTP tahun 2019 (85 LK) merupakan prosentase tertinggi dibandingkan jumlah

LK beropini WTP tahun-tahun sebelumnya

3 Jumlah LK beropini WDP tahun 2019 (2 LK) menurun (turun 50) dari jumlah LK beropini WDP

tahun 2018 (4 LK)

4 Jumlah LK beropini TMP tahun 2019 (1 LK) sama dengan jumlah LK beropini TMP tahun 2018 (1 LK)

Dengan demikian secara umum terdapat peningkatan atas kualitas LKKL dan LKBUN tahun 2019

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sebagaimana dicerminkan dari opini BPK atas setiap laporan

tersebut BPK menilai Pemerintah telah menindaklanjuti rekomendasi permasalahan yang ada pada

Tahun 2019 Pemerintah telah menyelesaikan TDK (Transaksi dalam Konfirmasi) dengan membangun

single database melalui e-rekon dan sistem penyusunan LKPP yang lebih baik sehingga pada LKPP

Tahun 2018 dan 2019 tidak terdapat TDK BPK berpendapat LKPP Tahun 2019 secara umum telah

menyajikan secara wajar untuk seluruh aspek yang material sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemeritahan (SAP) Namun demikian masih terdapat beberapa temuan dalam hal Sistem

Pengendalian Intern dan Kepatuhan terhadap Perundang-undangan yang rekomendasinya akan

ditindaklanjuti oleh pemerintah tetapi dijelaskan oleh BPK bahwa temuan tersebut tidak berpengaruh

langsung terhadap kewajaran LKPP Tahun 2019 Beberapa temuan dimaksud dalam hal Sistem

Pengendalian Intern dan Kepatuhan dimaksud adalah sebagai berikut

A Temuan Sistem Pengendalian Intern (SPI)

53 67 69 65 6256

7479 82 85

29

18 22 19 1825

8 64

22 2 3 3 7 4 6 2 1 1

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Tahun Laporan

WTP WDP TMP TW

No Uraian temuan Siklus

1

Terdapat Penggunaan Rekening Pribadi untuk Pengelolaan Dana yang Bersumber dari APBN Saldo Kas Tidak Sesuai dengan Fisik Sisa Kas Terlambat Belum Disetor dan Penggunaan Kas yang Tidak Dilengkapi Dokumen Pertanggungjawaban pada 34 KementerianLembaga

Aset

2 Terdapat Ketidaksesuaian Pencatatan Persediaan dengan Ketentuan pada 53 KementerianLembaga

3 Kelemahan Sistem Pengendalian Intern dalam Penatausahaan Piutang Perpajakan pada DJP serta Pengelolaan dan Penatausahaan Piutang pada DJBC Belum Optimal

4 Penghapusan Piutang Negara atas Pemberian Pinjaman yang Seharusnya Menjadi Kewenangan Presiden Dilaksanakan Tidak Sesuai Ketentuan

5 Pengelolaan Piutang BUN yang Berasal dari Pinjaman Dana Antisipasi Penanganan Luapan Lumpur Sidoarjo kepada Lapindo Brantas Inc dan PT Minarak Lapindo Jaya Belum Memadai

57 LAKIN DJPb 2020

No Uraian temuan Siklus

6

Penyajian Akun-Akun LKPP Tahun 2019 terkait Penyertaan Modal Pemerintah pada PT Asabri (Persero) dan Nilai Akumulasi Iuran Pensiun yang dikelola PT Asabri (Persero) Belum didukung Laporan Keuangan PT Asabri (Persero) Tahun 2019 (Audited) dan Kewajiban Pemerintah Selaku Pemegang Saham Pengendali PT Asabri (Persero) Sebagaimana Diatur UU Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian Belum DiukurDiestimasi

Aset

7

Akun-Akun terkait Investasi Permanen PMN LKPP 2019 (Audited) Belum didukung Laporan Keuangan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Tahun 2019 (Audited) dan Kewajiban Pemerintah Selaku Pemegang Saham Pengendali PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Sebagaimana Diatur UU Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian Belum Diukur Diestimasi dan Dilaporkan

8 Terdapat Pencatatan Ganda atas Aset Sebesar Rp147 Triliun yang Diakui Sebagai Aset Tetap pada LK PTNBH Universitas Indonesia Tahun 2019 dan Persediaan pada LK Kemenristekdikti Tahun 2019

9 Proses PMN atas Pengembalian Aset BPYBDS Jaringan Gas dan SPBG dari PT Pertamina (Persero) kepada Kementerian ESDM sebesar Rp368 Triliun Berlarut-larut

10 Penyajian Hasil Perbaikan Penilaian Kembali BMN Tahun 2017-2018 pada LKPP Audited Tahun 2019 Tidak Akurat

11 Pengendalian atas Pengelolaan Aset Tetap pada 77KementerianLembaga Belum Memadai Berdampak AdanyaSaldo BMN yang Tidak Akurat serta Penatausahaan danPencatatan Aset Tetap yang Tidak Sesuai Ketentuan

12

Hasil Identifikasi Pemerintah atas Akun-Akun terkait Transaksi Konsesi Jasa Berdasarkan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pengaturan Konsesi Jasa Belum Didukung denganPernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) dan Dokumen Sumber yang Memadai

13 Pengendalian atas Pengelolaan Aset Tak Berwujud pada 32 KementerianLembaga Belum Memadai Berdampak Adanya Saldo BMN yang Tidak Akurat serta Penatausahaan dan Pencatatan Aset Tak Berwujud yang Tidak Sesuai Ketentuan

14 Pengendalian atas Pencatatan Aset Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Belum Memadai

15 Pengelolaan DJKN atas Aset yang Berasal dari Pengelolaan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Belum Memadai

16

Pengungkapan Kewajiban Jangka Panjang atas Program Pensiun pada LKPP Tahun 2019 Sebesar Rp287676 Triliun belum didukung Standar Akuntansi dan Perhitungan Aktuariayang Akurat serta Terdapat Potensi Kewajiban Pemerintah atas Unfunded Past Service Liability (UPSL) Tunjangan Hari Tua(THT) PT Asabri (Persero) yang Belum Ditagihkan

Kewajiban 17 Barang Milik Negara Sebagai Underlying Asset Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Belum Mencerminkan Nilai Wajar Aset SBSN Termutakhir dan Berpotensi Tidak Mencukupi Nilai SBSN yang Diterbitkan

18 Kewajiban Pemerintah Kepada PT Pertamina (Persero) atas FeePenjualan Migas Bagian Negara Belum Dapat Diukur Dengan Andal

19 Pencatatan Saldo dan Mutasi Utang Kelebihan Pembayaran Pajak Masih Belum Akurat

20

Penyajian Aset yang Berasal dari Realisasi Belanja dengan Tujuan untuk Diserahkan Kepada Masyarakat sebesar Rp4420 Triliun pada 34 KL Tidak Seragam serta Terdapat Permasalahan Penatausahaan dan Pertanggungjawaban Realisasi Belanja dengan Tujuan untuk Diserahkan Kepada Masyarakat yang tidak Sesuai Ketentuan

Belanja

21 Kebijakan Penyelesaian Kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Listrik Belum Didukung dengan Mekanisme Penganggaran yang Memadai

22 Pemanfaatan Sisa Anggaran Belanja Subsidi untuk Penyelesaian Kurang Bayar Subsidi Belum Optimal

23 Pengalokasian Dana Alokasi Umum Tambahan pada APBN TA 2019 Sebesar Rp650 Triliun Tidak Selaras dengan UU Nomor 33 Tahun 2004

24 Perhitungan Alokasi Transfer Daerah pada 11 BidangSubbidang DAK Fisik Belum Didukung Dokumentasi dan Penjelasan yang Memadai dari KL Teknis

25 Pengelolaan Dana Desa Belum Sepenuhnya Sesuai dengan Ketentuan dan Belum Dilaksanakan secara Memadai

26 Skema Pengalokasian Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pengadaan Tanah PSN pada Pos Pembiayaan Masih Sama Dengan TA 2018 Mengakibatkan LKPP Tahun 2019 Belum Menggambarkan Informasi Belanja dan Defisit Sesungguhnya

Pembiayaan

LAKIN DJPb 2020 58

B Temuan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan

Tantangan yang dihadapi dalam pencapaian target IKU tersebut antara lain

1 Kompleksitas permasalahan di lapangan yang memerlukan dukungan sumber daya pembinaan

secara optimal

2 Kondisi aktual atas terjadinya pandemi COVID-19 menjadi salah satu tantangan dalam pelaksanaan

pembinaan KL dan BUN

Pada tahun 2021 menimbang pencapaian IKU tersebut pada tahun 2020 yang telah memenuhi target

yang ditetapkan dan telah mencapai indeks opini BPK tertinggi atas LKPP upaya yang akan dilakukan

pada tahun 2021 terutama diarahkan pada upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas

LKPP Secara berkelanjutan akan dilakukan pembinaan secara intensif kepada Kementerian Negara

Lembaga dengan bimbingan teknis dan penyuluhan akuntansi serta monitoring atas tindak lanjut

temuan pemeriksaan BPK atas LKPP tahun 2019 Di samping itu rekomendasi rencana aksi yang akan

dilakukan pada tahun 2021 yaitu

1 Melaksanakan bimbingan akuntansi dan pelaporan keuangan secara berkelanjutan melalui sarana

virtual

2 Pendampingan penyelesaian temuan LKKL tahun 2020

Penyaluran APBN sebagai investasi pemerintah dan pembiayaan

lainnya yang dilaksanakan secara optimal akan menopang

pengelolaan investasi pemerintah secara berkelanjutan dan dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi Saat ini bentuk penyaluran investasi pemerintah berupa penyaluran

dana ke Pusat Investasi Pemerintah (PIP) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) penyaluran dana

penerusan pinjaman (SLA) dari DJPb ke Pengguna Dana (selaku debitur atas penerusan pinjaman) serta

penyaluran subsidi dan kredit program (tidak termasuk KUR) Untuk mengukur tingkat efektivitas investasi

pemerintah tersebut disusun IKU Indeks Efektivitas Investasi Pemerintah yang pengukurannya menggunakan

dua variabel sebagai berikut

1 Penyaluran Investasi yang terdiri dari

a Deviasi rencana penarikan dana (membandingkan antara realisasi dengan perencanaan halaman III

DIPA)

b Tingkat penyerapan dana (membandingkan antara realisasi DIPA dengan Komitmen Penyaluran)

Temuan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan No Uraian temuan Siklus

1 DJP Belum Menerbitkan Surat Tagihan Pajak atas Kekurangan Setor Sebesar Rp1264 Triliun dan Keterlambatan Penyetoran Pajak dengan Sanksi Sebesar Rp269 Triliun dan USD405 Juta

Pendapatan

2

Pemberian Fasilitas Transaksi Impor yang Dibebaskan danatau Tidak Dipungut PPN dan PPh-nya pada DJP Terindikasi Bukan Merupakan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis dan Terdapat Potensi Kekurangan Penetapan Penerimaan Negara dari Pendapatan Bea MasukBea Masuk Anti Dumping dan PDRI pada DJBC

3

Direktorat Jenderal Pajak Tidak Segera Memproses Pembayaran Restitusi Pajak yang Telah Terbit Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP) senilai Rp1162 Triliun dan Terindikasi Belum Menerbitkan SKPKPP senilai Rp7286 Miliar dan USD5791 Ribu serta Terlambat Menerbitkan SKPKPP senilai Rp607 Miliar

4 Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada 40 KL Minimal Sebesar Rp70964 Miliar serta Pengelolaan Piutang pada 16 KL Sebesar Rp178 Triliun Belum Sesuai Ketentuan

5 Penganggaran Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Belanja pada 85 KL Minimal Sebesar Rp1065 Triliun dan USD2940 Juta Tidak Sesuai Ketentuan

Belanja

1b-N Indeks Efektivitas

Investasi Pemerintah

59 LAKIN DJPb 2020

2 Ketepatan Sasaran yang diukur berdasarkan hasil survei atas pencapaian sasaran investasi BUMN

investasi PemdaBUMD dan Penyaluran UMi

N=Penyaluran Investasi + Ketepatan Sasaran

(N = Indeks Efektivitas Investasi Pemerintah)

N=(Devx40)+(Realx60)+(Investasi BUMN+Investasi PemdaBUMD)x80)+(Penyaluran UMix20)

Penyaluran Investasi = (XN x 50)+(YN x 40)+(ZN x 10)

Keterangan

XN = Nilai Kualitas Penyaluran Dana Penerusan Pinjaman (BUN BA 99903)

YN = Nilai Kualitas Penyaluran Dana Investasi Pemerintah (BUN BA 99904)

ZN = Nilai Kualitas Penyaluran Dana Kredit Program (BA 99907)

Ketepatan Sasaran

Accumulated Disbursement berdasarkan tagihan (invoice) bukan SP3

Penyaluran Kredit Ultra Mikro (UMi)

Nilai Keekonomian Debitur (NKD) = Nilai Keekonomian Pribadi

(NKP) (Max 70) + Nilai Keekonomian Usaha (NKU) (Max 30)

Nilai Rata-Rata Keekonomian Debitur (NKD) Kredit Ultra Mikro

dinyatakan baik apabila mencapai nilai minimal 45

Kriteria indeks yang digunakan untuk pengukuran realisasi IKU

tersebut sebagai berikut

Target Proyek Fisik BUMN 10

Target Proyek Fisik Pemda 1

Kategori Progress Variant Konversi

PV ge 1 (On and above Schedule) 1

03 lt PV le 1 (Behind Schedule) 07

PV le 03 (At Risk) 03

Indeks Pencapaian IKU Tingkat Efektivitas ()

4 (Sangat efektif) 76 le X le 100

3 (efektif) 51 le X le 75

2 (kurang efektif) 26 le X le 50

1 (tidak efektif) 0-25

Indeks Capaian IKU Efektivitas ()

4 95leXlt100

375 90leXlt95

35 85leXlt90

325 80leXlt85

3 75leXlt80

275 70leXlt75

25 65leXlt70

225 60leXlt65

2 40ltXlt60

1 lt40

gtltEWďϮϬϮϬϲϬ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǪūśūǪŀǢч RƲţūƤǪчч ЋǪƤŀƧŀч Ќϰч ч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ǷŀǢƄūǷч ȝŀƲƄч ŀţŀчţŀƧŀưч

poundūƲŜŀƲŀчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

dūƄƐŀǷŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч

ţŀƲȝŀчǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽчưūưśǿŀǷчd rчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчưƼƲūȖчţŀǷŀчǪūŜŀǢŀчƧūƧǿŀǪŀϯчlaquoǿǢȖūƐч

ƧŀǟŀƲƄŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǟūƲƄǿƤǿǢŀƲчrƐƧŀƐчdūūƤƼƲƼưƐŀƲч$ūśƐǷǿǢчŀƤƋƐǢƲȝŀчţƐƄŀƲǷƐƤŀƲчţūƲƄŀƲчǪǿǢȖūƐчơŀǢŀƤч

ơŀǿƋч ţūƲƄŀƲчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲч ǷūƧūǟƼƲч Ƥūǟŀţŀч ţūśƐǷǿǢч ǟŀţŀч śǿƧŀƲч bǿƲƐч ǪŀưǟŀƐч ţūƲƄŀƲч bǿƧƐч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϯч

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲчdŀơƐŀƲчiquestơƐч$ŀưǟŀƤчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƼƧūƋч$ƐǷϯчlaquopRϰч$b śчŀǷŀǪчţŀǷŀчƋŀǪƐƧчǪǿǢȖūƐчrd$ч

ȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǢūƤŀưчd rϰчţƐǟūǢƼƧūƋчǪƤƼǢчūƲţƧƐƲūчǪūśūǪŀǢчͽϰʹͷчǿƲǷǿƤч͵ͶͻчǢūǪǟƼƲţūƲчȝŀƲƄчśūǢƋŀǪƐƧчţƐЙ

ǪǿǢȖūƐчŀǷŀǿчưūƲƐƲƄƤŀǷчǪūśūǪŀǢч͵ϰͶ͵чţŀǢƐчţŀǷŀчśŀǪūƧƐƲūчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐ

ūƲȝŀƧǿǢŀƲчRƲȖūǪǷŀǪƐ

laquoŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчcedilǢƐȗǿƧŀƲчROumlϰчǟǢƼƄǢūǪǪчǟūƲȝŀƧǿǢŀƲчţŀƲŀччiquestrчͽͽͽϯʹͷϰчͽͽͽϯʹчţŀƲчͽͽͽϯʹͻчţŀǟŀǷчţƐơūƧŀǪЙ

ƤŀƲчǪūǟūǢǷƐчţŀƧŀưчǷŀśūƧчśūǢƐƤǿǷϱ

dūǷūǟŀǷŀƲчlaquoŀǪŀǢŀƲ

laquoŀưǟŀƐч ţūƲƄŀƲч ǷǢƐȗǿƧŀƲч ROumlч ͶʹͶʹчưŀǪƐƋч ǷūǢţŀǟŀǷч ͵ʹч ǢƼȝūƤч ūƲūǢǿǪŀƲч ƐƲơŀưŀƲч cedilч frчţūƲƄŀƲч ƤūǷЙ

ūǢŀƲƄŀƲчͶчǟǢƼȝūƤчŀśƼȖūчǪŜƋūţǿƧūчЋ Oumlч͵ЌчţŀƲчͼчǟǢƼȝūƤчśūƋƐƲţчǪŜƋūţǿƧūчЋ OumlчʹϰͻЌчţūƲƄŀƲчǢūǢŀǷŀчǟǢƼƄǢūǪǪч

ɯǪƐƤчǿƲǷǿƤч͵ʹч ǢƼȝūƤчǪūśūǪŀǢчͽͼϰͶҗϯч ŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǷūǢţŀǟŀǷччǟǢƼȝūƤчȝŀƲƄчǪǿţŀƋчǪūƧūǪŀƐчȝŀƐǷǿч fcedilч

ŀƲƄƤŀƧŀƲч laquoǿǪǿϰч ǢƼȝūƤч cedilǢŀƲǪưƐǪƐч R cedil$ч Rч ţŀƲч RRϰч ǪūǢǷŀч cedilǢŀƲǪưƐǪƐч ŀŜƤŀƄūч ͷϰч ǪūƋƐƲƄƄŀч ŜŀǟŀƐŀƲч RdiquestƲȝŀч

ŀţŀƧŀƋчͼϰͽʹҗϯч

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲч$ŀǷŀчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчǟūǢчͷ͵ч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹϰчǟūƲŀǢƐƤŀƲчǟƐƲơŀưŀƲчŀǷŀǪчR -ͻ͵чbRчndashчƼƲǪǷǢǿŜǷƐƼƲч

ƼƃчbŀƤŀǢǷŀчpŀǪǪчpoundŀǟƐţчcedilǢŀƲǪƐǷч ǢƼơūŜǷч ƋŀǪūчRRчǟūǢчͷ͵ч$ūǪūưśūǢчͶʹͶ͵чǪūśūǪŀǢчͽ͵ϰͽ͵җчţŀǢƐчŀƧƼƤŀǪƐч ŀƄǿч

$R ч cedilч ͶʹͶʹϰч ŀǷŀǿч ǪūśūǪŀǢч poundǟϯͶͷʹϯ͵͵ʹϯͺϯͻͼͷч ţŀƲч ǷƼǷŀƧч ţƐǪśǿǢǪūưūƲǷч ǪŀưǟŀƐч ţūƲƄŀƲч ƋƐƲƄƄŀч ͷ͵ч

$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋч ч чͺϯͻͶͼϯͺͻͼϯʹͼ͵ϯͼʹϺчţŀǢƐч ǷƼǷŀƧчǟŀƄǿчͺϯͽ͵ͺϯͶͻϯ͵ʹʹϯʹʹʹч Ћ Oumlч ͵ϰͶͻͻчȝŀƐǷǿчƼƲчŀƲţч

ŀśƼȖūчţūƲƄŀƲчƤƼƲȖūǢǪƐчч͵ЌчǪūţŀƲƄƤŀƲчǟǢƼƄǢūǪǪчɯǪƐƤƲȝŀчŀţŀƧŀƋч͵ʹʹҗϯч

rƼ чiquestr poundūŀƧƐǪŀǪƐ ūǢǪūƲǷŀǪū

͵ч

ͽͽͽϯʹͷ Ͷ͵ϯʹ͵ϯͼͶϯͺͽͽϯʹʹʹ ͵ʹʹҗчЋţŀǢƐчǷƼǷŀƧчǟŀƄǿЌ

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчţŀƲŀчśūǢƄǿƧƐǢчiquestpdpчiquestpƐ Ͷ͵ϯʹ͵ϯͼͶϯͺͽͽϯʹʹʹ ͵ʹʹҗ

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч$ r - ʹҗ

Ͷч

ͽͽͽϯʹ ͷϯͺͻͷϯʹʹϯͺʹϯͼͼͼϯͶ͵ ͽϰͻҗчЋţŀǢƐчǷƼǷŀƧчǟŀƄǿЌ

cedilч fr Ͷϯ͵ͶʹϯͽʹͻϯʹͶͶϯʹϰͽͼ ͽͼϰʹҗ

cedilч ūǢǷŀưƐƲŀ ͼϯͶʹϯͽͻͷϯʹͽϰ͵ʹ ͶϰͺͶҗ

cedilчlaquopR ͵ϯͶͶͻϯͻͺϯʹʹʹϯʹʹʹϰ-- ͵ʹʹҗ

ūưǟǢƼȖч$dRчbŀƤŀǢǷŀ Ͷͷͽϯ͵͵ʹϯͺϯͻͼϰ͵ͷ ͽ͵ϰͽ͵җ

ͽͽͽϯʹͻ ͺϯ͵ͷϯʹʹϯͻͺͼϯͽʹͽ ͽϰ͵җчЋţŀǢƐчǷƼǷŀƧчǟŀƄǿЌ

laquoǿśǪƐţƐчśǿƲƄŀчdǢūţƐǷч ǢƼƄǢŀưчrƼƲч r ͶϯͺͽͻϯͷʹϯͶʹ͵ ͻϰͼ͵җ

laquoǿśǪƐţƐчǿƲƄŀчrƼƲчdiquestpoundч ǢƼƄǢŀưч r ͺϯͷͺʹϯͼʹͷϯͺͷϯͻʹͼ ͽϰͺҗ

ͷч

ϲϭgtltEWďϮϬϮϬ

ŀǟŀƐŀƲчRdiquestчRƲţūƤǪчƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчRƲȖūǪǷŀǪƐч ūưūǢƐƲǷŀƋчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчч ŀǟŀƐŀƲчǪϯţϯчlaquoūưūǪǷūǢчRϱ ūƲȝŀƧǿǢŀƲϱчͻϰʹҗчȜч͵ʹчҗччͻϰҗ dƼưƐǷưūƲч ūưśŀȝŀǢŀƲϱчЋͻͼϰͷͽҗѾ͵ʹʹҗЌϼͶччͼͽϰ͵ͽҗчȜчͽʹҗччͼʹϰͶͼҗ rƐƧŀƐчRdiquestччͼͻϰͻͼҗчЋRƲţūƤǪчЌϯ ŀǟŀƐŀƲчǪϯţϯчlaquoūưūǪǷūǢчRRϱ ūƲȝŀƧǿǢŀƲϱчͽͽϰͶҗчȜч͵ʹчҗччͽϰͽҗϯч dƼưƐǷưūƲч ūưśŀȝŀǢŀƲϱчЋͼϰͽҗѾ͵ʹʹҗЌϼͶччͽͶϰҗчȜчͻʹҗччͺϰͻ͵җϯч rƐƧŀƐчrd$чЋͽϰʹͷϼʹЌϺ͵ʹʹҗчч͵ͶͷϰͶҗчȜчͶʹҗччͶϰͺҗ rƐƧŀƐчRdiquestччͽͽϰͶͺҗчЋRƲţūƤǪчЌ ŀǟŀƐŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϱч ЋrƐƧŀƐчRdiquestчlaquoūưūǪǷūǢчRчѾчrƐƧŀƐчRdiquestчlaquoūưūǪǷūǢчRRЌϼͶччЋͼͻϰͻͼҗѾͽͽϰͶͺҗЌϼͶччͽͷϰͶҗчЋRƲţūƤǪчϰЌ

RdiquestчRƲţūƤǪчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчśǿƲƄŀчǿǷŀƲƄчŀţŀƧŀƋчRdiquestчdūЙ

ưūƲƤūǿ-wmacrϑ ȝŀƲƄч śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤч ưūƲƄǿƤǿǢч ƤūưŀưǟǿŀƲч iquestrч

ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūưƐƲƐưŀƧƤŀƲч śƐŀȝŀч śǿƲƄŀч ŀǷŀǪч ǟūƲūǢśƐǷŀƲч ǪǿǢŀǷч

ǿǷŀƲƄϯчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчśŀǢǿчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǪūśŀƄŀƐчƐƲţƐƤŀǷƼǢчƤƐƲūǢơŀчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūЙ

ƄƐǪч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţŀƲч ūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчƤǿƲǷŀśūƧчţŀƲч ǢƼţǿƤǷƐƃчţūƲƄŀƲчpoundƐǪƐƤƼчcedilūǢƤūƲЙ

ţŀƧƐϯч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţŀƲч ǟūưśƐŀȝŀŀƲч ȝŀƲƄч ŀƤǿƲǷŀśūƧч śūǢŀǢǷƐч ǪūƧǿǢǿƋч ƤūƄƐŀǷŀƲч ȝŀƲƄч ţƐƧЙ

ŀƤǿƤŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчƋŀǢǿǪчţŀǟŀǷчţƐǟūǢǷŀƲƄƄǿƲƄȭŀȗŀśЙ

ƤŀƲчƤūǟŀţŀчǟŀǢŀчǪǷŀƤūƋƼƧţūǢǪϯчcedilƐţŀƤчƋŀƲȝŀчƐǷǿϰчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчţƐưŀƤǪǿţчǟǢƼţǿƤǷƐƃчȝŀƐǷǿчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƋŀЙ

ǢǿǪчưūưśūǢƐƤŀƲчƲƐƧŀƐчǷŀưśŀƋϰчƤƋǿǪǿǪƲȝŀчǷūǢƋŀţŀǟчǟūƲūǢƐưŀŀƲчƲūƄŀǢŀчţŀƲчưūƲƄǿǢŀƲƄƐчśƐŀȝŀчȝŀƲƄчƋŀЙ

ǢǿǪч ţƐƤūƧǿŀǢƤŀƲч ƼƧūƋч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ţŀƧŀưчǿǟŀȝŀч ǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч ǷŀǢƄūǷч ƼǿǷǟǿǷϼƼǿǷŜƼưūч ȝŀƲƄч ţƐǢūƲŜŀƲŀƤŀƲч

ƲŀưǿƲчţūƲƄŀƲчǷūǷŀǟчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǪūŜŀǢŀчŜūǢưŀǷчţŀƲчƋŀǷƐ-ƋŀǷƐчǪūƋƐƲƄƄŀчǢƐǪƐƤƼчţŀǟŀǷчţƐƤūƲţŀƧƐƤŀƲϯ

poundŀǪƐƼчǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчdŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчǿƲƄŀчiquestǷŀƲƄчŀţŀƧŀƋчǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчŀƲǷŀǢŀчǟūƲūǢƐưŀŀƲчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤŀǪч

ŀǷŀǿчOslashatildeccedilOslashAcircEgraveAcircmacrAcircoacuteUumlatildeAacuteAcircatildeЋpoundƼRЌчƼƧūƋч$b śчţūƲƄŀƲчŜƼǪǷчƼƃчƃǿƲţчŀǷŀǪчǿǷŀƲƄчȝŀƲƄчţƐǷūǢśƐǷƤŀƲчƼƧūƋч$b poundч

ǟŀţŀчǷŀƋǿƲчśūǢƤūƲŀŀƲϯчMŀǪƐƧч$b śчŀţŀƧŀƋчOslashatildeccedilOslashAcircEgraveAcircmacrAcircoacuteUumlatildeAacuteAcircatildeţŀǢƐчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчŀǷŀǪчǟūƲūưǟŀǷŀƲчǪŀƧţƼч

ƤŀǪчǟŀţŀчŀƲƤчRƲţƼƲūǪƐŀчţŀƲчƋŀǪƐƧчţŀǢƐчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчưūƧŀƧǿƐчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчdOslashUumlccedilOslashoumlfrac14macrAcirccopyYEgraveEgraveAacuteśūǢǿǟŀч

ǟūƲūưǟŀǷŀƲч ǿŀƲƄч ǟŀţŀч śŀƲƤч ǿưǿưч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ǪūǢǷŀч ǷǢŀƲǪŀƤǪƐч ǢūȖūǢǪūч ǢūǟƼч laquorϯч laquoūţŀƲƄƤŀƲч Ɛŀȝŀч

ǿƲƄŀчưūǢǿǟŀƤŀƲч śƐŀȝŀч śǿƲƄŀч ŀǷŀǪч ǟūƲūǢśƐǷŀƲч ЋUumlUumlccedilAcircЌч ǿǷŀƲƄч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч śūǢƤūƲŀŀƲч ЋǷƐţŀƤчưūưЙ

ǟūǢƋƐǷǿƲƄƤŀƲчśƐŀȝŀчśǿƲƄŀчţŀǢƐчǿǷŀƲƄ-ǿǷŀƲƄчǟŀţŀчǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀЌϯ

EƼǢưǿƧŀчţŀǢƐчpoundŀǪƐƼчǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчdŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчǿƲƄŀчiquestǷŀƲƄчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

MŀǪƐƧчţŀǢƐчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчǢŀǪƐƼчǷūǢǪūśǿǷчƤūưǿţƐŀƲчţƐƐƲţūƤǪŀǪƐчţūƲƄŀƲчƤŀǷūƄƼǢƐчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчRƲţūƤǪчͷчЋǪƤŀƧŀчЌϯчRdiquestчţƐƋƐǷǿƲƄчoacuteOslashcopyчǪūŜŀǢŀчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲϰчţūƲƄŀƲч

ǪǿưśūǢч ţŀǷŀч śūǢŀǪŀƧч ţŀǢƐч ţŀǷŀч ǟūƲūǢƐưŀŀƲч ƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐч ƤŀǪч ţŀƲч ţŀǷŀч śƐŀȝŀч śǿƲƄŀч ǟūƲūǢśƐǷŀƲч ǿǷŀƲƄϯч

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹччǷūƧŀƋчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶ -ʹͶʹͶϯч

͵Ŝ- RƲţūƤǪчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤŀǪч

ǷūǢƋŀţŀǟчśǿƲƄŀчǿǷŀƲƄ

ĂƐŝůWďхх ŝĂLJĂƵŶŐĂфф

сϬϮ

RƲţūƤǪ iquestǢŀƐŀƲ dǢƐǷūǢƐŀ ͵ poundŀǪƐƼччʹϰͶ laquoŀƲƄŀǷчśŀƐƤ Ͷ ʹϰ͵ччpoundŀǪƐƼччʹϰͶ ŀƐƤ ͷ ʹϰ͵ччpoundŀǪƐƼччʹϰ͵ ǿƤǿǟ poundŀǪƐƼччʹϰ͵ dǿǢŀƲƄ

LAKIN DJPb 2020 62

Selama tahun 2020 perhitungan indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang adalah sebagai beri-

kut

Pada triwulan terakhir tahun 2020 beberapa hal yang menjadi akar masalah pencapaian IKU tersebut

antara lain

1 Treasury Dealing Room (TDR) DJPb fokus untuk melaksanakan penempatan dana dalam rangka

program PEN sehingga potensi imbal hasil (return) belum dapat dimaksimalkan Hal ini karena

untuk mendukung program pemulihan ekonomi nasional

2 Strategi pembiayaan dengan menerbitkan SBN baik secara reguler maupun private placement

sebagai dampak dari peningkatan defisit APBN menjadi 634 sehingga Pembiayaan Utang Netto

meningkat sekitar Rp1163 triliun menyebabkan adanya peningkatan bunga hutang pada triwulan IV

2020

Hal tersebut mengakibatkan isu-isu utama antara lain

1 Kondisi penerimaan remunerasi dari Bank Indonesia pada triwulan IV lebih kecil dibandingkan

triwulan III karena jumlah saldo kas pemerintah yang mengendap di BI berkurang akibat adanya

realisasi belanja pemerintah pada akhir tahun 2020

2 Dengan adanya penempatan uang negara dalam rangka PEN remunerasi dari pengelolaan TDR naik

secara signifikan

3 Bunga utang pada bulan triwulan IV meningkat karena jatuh tempo pembayaran bunga sebagai

akibat dari penerbitan utang yang mulai ekspansif sejak bulan Maret

Hal tersebut di atas mengakibatkan implikasi sebagai berikut

1 Beban bunga pada triwulan IV lebih besar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya mengingat

adanya jatuh tempo pembayaran kupon yang diterbitkan pada triwulan I dan II serta kondisi pasar

yang masih volatile

2 Penerimaan remunerasi TDR sebagai akibat dari penempatan pada bank umum mitra dan

perluasan counterparty pada bank Syariah dan BPD dalam rangka PEN pada triwulan IV meningkat

Bulan Hasil Optimalisasi

Kas DJPb Bunga Utang DJPPR

Rasio Hasil DJPb terhadap Bunga

Utang Realisasi

Bulan Triwulan Indeks Target Capaian 1 53757522861400 86621247710000 062

0736 400 300 12000 2 61928021026800 53016498580000 117 3 62383079557200 148530000000000 042 4 58259134029500 665900000000000 009

0186 300 300 10000 5 90921082585600 536600000000000 017 6 76594816072100 255000000000000 030 7 62763694904800 145890000000000 043

0313 400 300 12000 8 59715852118600 218840000000000 027 9 68940269015300 293900000000000 023 10 48632216047600 648267228724900 008

0194 300 300 10000 11 50496297847000 131830000000000 038 12 41590444313000 333660000000000 012

Indeks Optimalisasi Kas terhadap Bunga Utang 350 300 11667

ϲϯgtltEWďϮϬϮϬ

cedilūǢƤŀƐǷч ǢūưǿƲūǢŀǪƐч ŀǷŀǪч ƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐч ƤŀǪч ţƐч ŀƲƤч RƲţƼƲūǪƐŀϰч ƋŀƧч ǷūǢǪūśǿǷч ǪŀƲƄŀǷч ţƐǟūƲƄŀǢǿƋƐч ƼƧūƋч

ǟūƲǿǢǿƲŀƲчR-ͻϑoumlUuml ʞYoacuteOslashUumlʟYOtildeEgraveYatildeǪūƧŀưŀч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч ūƲǿǢǿƲŀƲчRч ͻ-ġthornǛϑΕpoundĩǔĩƠƨĩΖϑpoundĩƝźϑpoundthornƵĩϑ

ȝŀƲƄчưūƲơŀţƐч ǷƐƲƄƤŀǷчśǿƲƄŀч ŀŜǿŀƲчǟūƲūưǟŀǷŀƲчǿŀƲƄчţƐч ŀƲƤч RƲţƼƲūǪƐŀч ǪūŜŀǢŀч ƼǷƼưŀǷƐǪчưūƲǿǢǿƲƤŀƲч

ǢūưǿƲūǢŀǪƐч ȝŀƲƄч ţƐǟūǢƼƧūƋч ǟūưūǢƐƲǷŀƋϯч laquoūǷūƧŀƋч ǪǷŀśƐƧч ǪūśūǪŀǢч ͺҗч ţŀǢƐч śǿƧŀƲч bǿƧƐч Ͷʹ͵ͽϰч Rч ͻ-ġthornǛϑ

ΕpoundĩǔĩƠƨĩΖϑYOtildeEgraveYatildeƼƧūƋчŀƲƤчRƲţƼƲūǪƐŀчţƐǷǿǢǿƲƤŀƲчǪūśūǪŀǢчͶчUumlmacrUumlOtildeEgravemacrAcircatildeǪūŜŀǢŀчśūǢŀƲƄǪǿǢ-ŀƲƄǪǿǢчǪŀưЙ

ǟŀƐчưūƲơŀţƐчͷϰͻҗчţƐчśǿƧŀƲчrƼȖūưśūǢчͶʹͶʹϯчcedilūƲǷǿчƋŀƧчǷūǢǪūśǿǷчǪŀƲƄŀǷчưūưǟūƲƄŀǢǿƋƐчơǿưƧŀƋчǢūưǿƲūǢЙ

ŀǪƐчȝŀƲƄчţƐǷūǢƐưŀчǟūưūǢƐƲǷŀƋϯ

dƼƲţƐǪƐчƤŀǪчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūŜŀǢŀчǿưǿưчśūǢŀţŀчǟŀţŀчƧūȖūƧчŀưŀƲϰчƲŀưǿƲчţūưƐƤƐŀƲчǷūǢЙ

ţŀǟŀǷч ǷŀƲǷŀƲƄŀƲч ȝŀƲƄч ƋŀǢǿǪч ţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲϰч ȝŀƐǷǿч ŀţŀƲȝŀчAacutemacrUumlAacuteatildeshy Uumlshy ǷūǢƤŀƐǷч ǟǢƼȝūƤǪƐч ǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч

śūƧŀƲơŀч rчţŀƲчƼȖƐţ-͵ͽчЋ FчţŀƲчr FЌчţūƲƄŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчǷūǢơŀţƐчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯ

rŀưǿƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ţūƲƄŀƲч ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ȝŀƲƄч śŀƐƤч ŀƲǷŀǢŀч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţŀƲч $ƐǷơūƲч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч

iquestǷŀƲƄϰч RƤǿчǷūǢǪūśǿǷчǷūǷŀǟчţŀǟŀǷчǷūǢŜŀǟŀƐчţūƲƄŀƲч ƐƲţūƤǪчͷϰʹчţŀǢƐч ǷŀǢƄūǷчͷϰʹʹϯчcedilƐƲţŀƤŀƲ-ǷƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄч

ǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǿƲǷǿƤчưūƲƄŀǷŀǪƐчŀƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐưŀƤǪǿţчţƐчŀǷŀǪчŀţŀƧŀƋϱ

͵ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчūȖŀƧǿŀǪƐчŀǷŀǪчǟūƲūưǟŀǷŀƲчţŀƲŀчǟŀţŀчśŀƲƤчǿưǿưчưƐǷǢŀчǟūƲūưǟŀǷŀƲϲ

Ͷϯ pūƲȝǿǪǿƲч ǪƤūưŀчǟǢƼȝūƤǪƐч ȝŀƲƄч ƧūśƐƋч ǢūŀƧƐǪǷƐǪч ǪūƧŀưŀч cedilǢƐȗǿƧŀƲч ROumlч ǿƲǷǿƤчưūƲơŀƄŀч ƤūǷŀƋŀƲŀƲч ǪŀƧţƼч

ƤŀǪчǟūưūǢƐƲǷŀƋϯ

ͷϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчśūǢƤŀƧŀчţūƲƄŀƲчŀƲƄƄƼǷŀчcedilƐưч Rrϯ

ŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵ϰчţƐƋŀǢŀǟƤŀƲч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţŀǟŀǷчǷūǢǿǪчưūƧŀƤǿƤŀƲчƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчǪūŜŀǢŀч ƐƲǷūƲǪƐƃч

ţūƲƄŀƲч$b poundчǿƲǷǿƤчưūưƐƲƐưŀƧƤŀƲчEgraveUumlatildeEgraveumlumlccedilAcircǟūưūǢƐƲǷŀƋϯ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ǿƲţŀƲƄч ǿƲţŀƲƄч ǷūƲǷŀƲƄч ūƧŀȝŀƲŀƲч ǿśƧƐƤϰч ǪūǷƐŀǟч ƐƲǪǷƐǷǿǪƐч

ǟūƲȝūƧūƲƄƄŀǢŀчƲūƄŀǢŀчţƐśūƲǷǿƤчǪūưŀǷŀ-ưŀǷŀчǿƲǷǿƤчƤūƄƐŀǷŀƲчǟūƧŀȝŀƲŀƲчǟǿśƧƐƤϯч

ūƧŀȝŀƲŀƲч ǟǿśƧƐƤч ŀţŀƧŀƋч ǪūǢŀƲƄƤŀƐŀƲч ƤūƄƐŀǷŀƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūưūƲǿƋƐч

ƤūśǿǷǿƋŀƲчǟūƧŀȝŀƲŀŀƲчǪūǪǿŀƐчǟūǢŀǷǿǢŀƲчŀǷŀǪчśŀǢŀƲƄϼơŀǪŀϼǟūƧŀȝŀƲŀƲчŀţưƐƲǪƐǷǢŀǷƐƃч

ȝŀƲƄчţƐǪūţƐŀƤŀƲчƼƧūƋчǟūƲȝūƧūƲƄƄŀǢŀчƲūƄŀǢŀϯ

$ŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūƲţŀǟŀǷƤŀƲч ǟūƲȝūƧūƲƄƄŀǢŀч ƲūƄŀǢŀч ȝŀƲƄч ưŀưǟǿч ưūƧŀȝŀƲƐч ưŀǪȝŀǢŀƤŀǷч ţŀƲч ưŀưǟǿч

ưūƧūǷŀƤƤŀƲч ǟƼƲţŀǪƐч ȝŀƲƄч ţƐǟūǢƧǿƤŀƲч śŀƲƄǪŀч ǿƲǷǿƤч ưūưūƲŀƲƄƤŀƲч ǟūǢǪŀƐƲƄŀƲч ƄƧƼśŀƧϰч ţƐǟūǢƧǿƤŀƲч

śƐǢƼƤǢŀǪƐч ȝŀƲƄч ŀƄƐƧūϰч ūɯǪƐūƲϰч ţŀƲч ūƃūƤǷƐƃϰч ȝŀƐǷǿч ȝŀƲƄч ɰūƤǪƐśūƧϰч ƧƐƲŜŀƋч ţŀƲч ŜūǟŀǷч ţŀƧŀưч ưūǢūǪǟƼƲч

ǟūǢǿśŀƋŀƲϰчǪūǢǷŀчưŀưǟǿчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчǪǿưśūǢчţŀȝŀчȝŀƲƄч ǷūǢǪūţƐŀчţūƲƄŀƲчǪūưƐƲƐưŀƧчưǿƲƄƤƐƲчǿƲǷǿƤч

ưūƲţŀǟŀǷƤŀƲчǷŀǢƄūǷϼƼǿǷǟǿǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǪūŜŀǢŀчƼǟǷƐưŀƧϯ

MŀǪƐƧчǪǿǢȖūƐчȝŀƲƄчǟƼǪƐǷƐƃчŀƤŀƲчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчŜƐǷǢŀчdūưūƲƤūǿчǟŀţŀчǿưǿưƲȝŀчţŀƲч$b śчǟŀţŀчƤƋǿǪǿǪƲȝŀϯч

ūƲƄƄǿƲŀч ƧŀȝŀƲŀƲч ǟŀţŀч $b śч ǷūǢţƐǢƐч ŀǷŀǪч dūưūƲǷūǢƐŀƲч rūƄŀǢŀϼfūưśŀƄŀч Ћdϼf-laquoŀǷƤūǢЌϰч iquestprϼiquestp$ϰч

ūưţŀϰчŀƲƤϼ ƼǪϰчiquestƲƐǷчūǪūƧƼƲчRчdūưūƲƤūǿϯч

dƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋRdiquestЌϰчȝŀƲƄч

ǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͽ

cedilŀśūƧчͷϯͽчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͶ

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͶ

ƐǢƼƤǢŀǪƐчţŀƲч

ƧŀȝŀƲŀƲчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄч

copymacrfrac14ϰчūƃūƤǷƐƃчţŀƲч

ūɯǪƐūƲ

laquolaquoчͶϱчƐǢƼƤǢŀǪƐчţŀƲчƧŀȝŀƲŀƲчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄчcopymacrfrac14ϰчūƃūƤǷƐƃчţŀƲчūɯǪƐūƲ dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ Ͷŀ- RƲţūƤǪчƤūǟǿŀǪŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀчƧŀȝŀƲŀƲ ϰͺ ͵͵ͺϰʹʹ

LAKIN DJPb 2020 64

Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks kepuasan pengguna layanan

merupakan salah satu IKU Kemenkeu-One DJPb tahun 2020 yang juga

menjadi IKU Kemenkeu-Wide tahun 2020 (indirect cascading) IKU

tersebut merupakan hasil rewording atas IKU yang semula bernama IKU Indeks kepuasan publik atas

layanan DJPb IKU ini disusun untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna layanan terhadap layanan

DJPb dan merupakan nilai kepuasan pengguna layanan atas layanan unggulan DJPb terhadap pihak

eksternal

IKU ini diukur atas layanan unggulan yang diberikan oleh DJPb yang diperoleh melalui survei kepuasan

pengguna layanan yang dilakukan secara independen yang dikoordinasikan oleh Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan Sekretariat Jenderal Kemenkeu Riset dengan instrumen survei tersebut bertujuan

untuk mengevaluasi kinerja layanan Kemenkeu secara umum di tingkat kementerian dan

dan kepuasan pengguna yang mencakup tahun

2020 dan perbandingan dengan tahun-tahun sebelumnya

Hasil implementasi peningkatan kualitas pelayanan pada DJPb sebagai bagian dari Reformasi Birokrasi

di Kementerian Keuangan tercermin antara lain melalui hasil Survei Kepuasan Pengguna Layanan

(SKPL) Kementerian Keuangan pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang meningkat secara

konsisten sejak tahun 2014 dan selalu berada di atas target kinerja serta di atas rata-rata capaian

Kementerian Keuangan Selain itu Direktorat Jenderal Perbendaharaan juga berhasil meraih indeks

kepuasan pengguna layanan tertinggi selama 6 (enam) tahun berturut-turut yaitu tahun 2014ndash2019

untuk unit eselon I Kementerian Keuangan yang memiliki kantor vertikal Pada tahun 2014 indeks

kepuasan pengguna layanan Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah 423 (dari target sebesar

405) Pada tahun 2015 meningkat menjadi 432 (dari target sebesar 406) Di tahun 2016 indeksnya

meningkat kembali menjadi 440 (dari target 409) Serta di tahun 2017 indeks kepuasan pengguna

layanan Direktorat Jenderal Perbendaharaan tetap terjaga peningkatannya menjadi 456 (dari target

sebesar 412) Kemudian pada tahun 2018 Direktorat Jenderal Perbendaharaan meraih indeks

kepuasan pengguna layanan sebesar 472 dari target sebesar 452 dan pada tahun 2019 dengan

indeks kepuasan pengguna layanan sebesar 476 dari target sebesar 459

Pelayanan prima merupakan faktor penting dalam dunia birokrasi modern Pelaksanaan reformasi

birokrasi yang didasarkan pada tiga pilar yakni Organisasi Proses Bisnis dan SDM Direktorat Jenderal

Perbendaharaan yang merupakan bagian dari organisasi Kementerian Keuangan berupaya

meningkatkan kualitas layanan melalui berbagai terobosan inovatif antara lain pengembangan

sumberdaya manusia pembangunan fasilitas kantor pelayanan modern dan penetapan standar-

standar pelayanan yang terukur Guna memahami sejauh mana program pelayanan Direktorat

Jenderal Perbendaharaan saat ini dapat memuaskan para pengguna layanan dan membangun

kepercayaan publik maka diperlukan proses evaluasi dari waktu ke waktu mengenai tingkat

kepuasan pengguna layanan terhadap sepuluh aspek layanan dari 11 aspek layanan sebagaimana

diatur dalam UU Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik Kesepuluh aspek tersebut adalah

1 Keterbukaankemudahan akses informasi layanan

2 Informasi Layanan

3 Kesesuaian Prosedur dengan Ketentuan yang Ditetapkan

4 Sikap Pegawai

5 Kemampuan dan Keterampilan Pegawai

2a-CP

65 LAKIN DJPb 2020

6 Pengenaan sanksidenda atas pelanggaran terhadap ketentuan layanan (syarat prosedur)

7 Lingkungan Pendukung

8 Akses terhadap Layanan

9 Waktu Penyelesaian Layanan

10 Keamanan Lingkungan dan Layanan

Aspek yang tidak dievaluasi dalam Survei Kepuasan Pengguna Layanan (SKPL) Direktorat Jenderal

Perbendaharaan 2020 yakni pembayaran biaya sesuai aturanketentuan Hal ini dikarenakan pada SKPL

2020 tidak terdapat karakteristik aspek layanan tersebut dalam pelayanan Direktorat Jenderal

Perbendaharaan Guna mengukur respon masyarakat terkait inovasi pelayanan yang diberikan

Kementerian Keuangan dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan yakni berupa pelayanan digital (E-

Service) dalam merespon tuntutan pelayanan publik yang dinamis Pada SKPL 2020 pengukuran

kualitas layanan Kementerian Keuangan dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan ditambahkan empat

aspek layanan terkait layanan digital (E-Service) Oleh karena itu selain sembilan aspek layanan

tersebut di atas evaluasi tingkat kepuasan pengguna layanan tahun 2020 diperluas menjadi 14 aspek

layanan Keempat aspek layanan berkaitan dengan pelayanan E-Service yang ditambahkan di tahun

2020 yakni

1 Efficiency Ease of use and Accessibility

2 Reliability

3 Customer Support

4 Security

Unit Ruang Lingkup Survei

Pertama survei ini dilakukan pada 3 jenis layanan di Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Kementerian Keuangan yang dilakukan secara serentak bersama sama pada jenis layanan di 10 unit

eselon I dan satu unit non-eselon lainnya di kementerian Keuangan Adapun ketiga jenis layanan yang

disurvei untuk DJPb tersaji pada tabel 3A10

Kedua survei dilakukan terhadap pihak pihak eksternal pengguna layanan Direktorat Jenderal

Perbendaharaan Kementerian Keuangan yakni pada Kementerian atau Lembaga Pemerintahan Pusat

maupun Daerah

Tabel 3A10 Jumlah Layanan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb)

SKPL 2020 dilaksanakan serentak di enam kota Tabel 3A11 berikut ini memaparkan jenis layanan yang

tersedia di 6 kota yang menjadi wilayah SKPL 2020 DJPb

Tabel 3A11 Jenis Layanan per Kota DJPb

Keterangan ABN= Ambon BPN = Balikpapan JKT= Jakarta MDN = Medan MKS = Makassar SUB = Surabaya

Unit Eselon Jumlah Layanan Jenis Layanan

DJPb 3 1 Penerbitan SP2D Belanja Non Pegawai pada KPPN 2 Pelayanan Rekonsiliasi Tingkat KPPN melalui e-Rekon dan LK 3 Pelayanan Revisi DIPA pada Kanwil

No Jenis Layanan ABN BPN JKT MDN MKS SUB 1 Penerbitan SP2D Belanja Non Pegawai pada KPPN radic radic radic radic radic radic

2 Pelayanan Rekonsiliasi Tingkat KPPN melalui e-Rekon LK

radic radic radic radic radic radic

3 Pelayanan Revisi DIPA pada Kanwil radic radic radic radic radic radic

LAKIN DJPb 2020 66

Berdasarkan Tabel 3A11 SKPL 2020 terhadap ketiga layanan DJPb dilakukan di keenam kota

yaitu Ambon Balikpapan Jakarta Medan Makassar dan Surabaya Hal tersebut menunjukan bahwa

ketiga layanan DJPb (DJPb 1 DJPb 2 dan DJPb 3) dilakukan di masing-masing kantor DJPb yang berada

di keenam kota tersebut

Tabel 3A12 Jenis Layanan dan karakteristik DJPb tahun 2020

Berdasarkan tabel 3A12 ketiga layanan DJPb dibedakan kedalam lima karakteristik yaitu layanan

berbiaya layanan daring layanan luring layanan menerapkan sanksi dan layanan yang menerapkan

denda Layanan Penerbitan SP2D Belanja Non Pegawai pada KPPN (layanan DJPb1) merupakan layanan

yang tidak berbiaya dilakukan secara daring dilakukan secara luring menerapkan sanksi dan tidak

menerapkan denda Karakteristik Pelayanan Rekonsiliasi Tingkat KPPN melalui e-Rekon LK (layanan

DJPb2) merupakan layanan yang tidak berbiaya dapat dilakukan secara daring dan luring layanan yang

menerapkan sanksi berupa pengembalian berkas serta layanan yang tidak menerapkan denda

Sedangkan karakteristik Pelayanan Revisi DIPA pada Kanwil merupakan layanan yang tidak berbiaya

dilakukan secara daring tidak dilakukan secara luring tidak menerapkan sanksi dan tidak menerapkan

denda

Aspek demografi responden SKPL 2020 Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) meliputi jenis

kelamin usia latar belakang pendidikan rentang waktu penggunaan layanan cara memperoleh layanan

sumber informasi layanan dan frekuensi menggunakan layanan dalam satu tahun terakhir (Tabel 3A13)

Table 3A13 Demografi Responden SKPL DJPb 2020

Tabel berikut menunjukan profil

demografi responden SKPL DJPb

2020 Penjelasan demografi dibagi

ke dalam jenis kelamin usia latar

belakang pendidikan dan status

responden

Jumlah responden SKPL 2020

Direktorat Jenderal

Perbendaharaan (DJPb) adalah

sebanyak 596 orang ( 1729 dari

total 3445 responden) jumlah

tersebut lebih banyak daripada

jumlah responden pada SKPL DJPb

2018 yakni sebesar 267 responden

Dari total 596 orang responden

(Tabel 61) dapat ditarik kesimpulan responden SKPL DJPb 2020 sebagian besar adalah perempuan

yakni sebanyak 5369 dibandingkan dengan laki-laki (4631) Jika dilihat dari kelompok usia maka

mayoritas responden berada pada usia 31-40 tahun yaitu sebanyak 5386 diikuti dengan kelompok

usia 41-50 tahun sebanyak 2248

Jenis Layanan Karakteristik Layanan

Berbiaya Daring Luring Sanksi Denda

1 Penerbitan SP2D Belanja Non Pegawai pada KPPN Tidak Ya Ya Tidak Tidak

2 Pelayanan Rekonsiliasi Tingkat KPPN melalui e-Rekon LK

Tidak Ya Ya Ya Tidak

3 Pelayanan Revisi DIPA pada Kanwil Tidak Ya Tidak Tidak Tidak

Aspek Demografi Jumlah Persentase Jenis Kelamin

Laki-Laki 276 4631 Perempuan 320 5369

Usia 21-30 tahun 1 017 31 ndash 40 tahun 97 1628 41 ndash 50 tahun 321 5386 51 ndash 60 tahun 43 721

Latar Belakang Pendidikan SMA ke bawah 3 050 SMA dan sederajat 98 1644 Diploma (D1-D3) 111 1862 Sarjana (S1 dan D4) 307 5151 Pascasarjana (S2 dan S3) 77 1292

Status Responden Individu (WNI maupun non WNI) 0 0 Perusahaan Nasional 0 0 Perusahaan Asing 0 0 Pemerintah Daerah 71 1191 Perusahaan BUMN 0 0 KementerianLembaga Pemerintah Pusat 525 8809

ϲϳgtltEWďϮϬϮϬ

$ƐƧƐƋŀǷчţŀǢƐчƧŀǷŀǢчśūƧŀƤŀƲƄчǟūƲţƐţƐƤŀƲϰчǢūǪǟƼƲţūƲчlaquod fч$b śчͶʹͶʹчǷūǢƄƼƧƼƲƄчưūưƐƧƐƤƐчǟūƲţƐţƐƤŀƲчȝŀƲƄч

ǷƐƲƄƄƐϯчlaquoūśŀƲȝŀƤч͵ϰ͵җчśūǢơūƲơŀƲƄчǟūƲţƐţƐƤŀƲчǷūǢŀƤƋƐǢчlaquo͵ϼ$ϰчţŀƲчǪūśŀƲȝŀƤч͵ͼҗчśūǢơūƲơŀƲƄчǟūƲţƐţƐƤŀƲч

ǷūǢŀƤƋƐǢч$͵ϼ$ͷϯчlaquoūƧŀƐƲчƐǷǿϰч ǢūǪǟƼƲţūƲч ƧŀǷŀǢчśūƧŀƤŀƲƄчǟūƲţƐţƐƤŀƲчǟŀǪŜŀǪŀǢơŀƲŀчǪūśŀƲȝŀƤч ͵ͶϰͶͽҗϰчlaquopч

ţŀƲч ǪūţūǢŀơŀǷч ǪūśŀƲȝŀƤч ͵ͺϰҗч ǪūǢǷŀч ʹϰʹҗч laquopч ƤūśŀȗŀƋϯч ч MŀƧч ǷūǢǪūśǿǷч ưūƲǿƲơǿƤŀƲч ǟūƲţƐţƐƤŀƲч

ǢūǪǟƼƲţūƲч śūǢŀǪŀƧч ţŀǢƐч ưūƲūƲƄŀƋч ƋƐƲƄƄŀч ǷƐƲƄƄƐϰч ţƐч ưŀƲŀч ǢūǪǟƼƲţūƲч $b śч ţƐŀƲƄƄŀǟч ưŀưǟǿч

ưūưŀƋŀưƐчţŀƲчưūƲơŀȗŀśчǟūǢǷŀƲȝŀŀƲчţŀƧŀưчƤǿūǪƐƼƲūǢчlaquod fчͶʹͶʹϯчūǢţŀǪŀǢƤŀƲчƤūƧƼưǟƼƤч ƧūưśŀƄŀч

ŀǪŀƧч ǢūǪǟƼƲţūƲч $b śч ǷūǢţƐǢƐч ţŀǢƐч ƤūưūƲǷūǢƐŀƲч ŀǷŀǿч ƧūưśŀƄŀч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ǟǿǪŀǷч ţŀƲч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч

ţŀūǢŀƋϯч poundūǪǟƼƲţūƲч ȝŀƲƄч śūǢŀǪŀƧч ţŀǢƐч ƤūưūƲǷūǢƐŀƲϼч ƧūưśŀƄŀч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ǟǿǪŀǷч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ơǿưƧŀƋч

ȝŀƲƄчǟŀƧƐƲƄч ǷƐƲƄƄƐч ȝŀƤƲƐч ǪūśŀƲȝŀƤчͼͼϰʹͽҗчǪƐǪŀƲȝŀчśūǢŀǪŀƧчǟūưūǢƐƲǷŀƋчţŀūǢŀƋч ͵͵ϰͽ͵җϰч ǷƐţŀƤчŀţŀчȝŀƲƄч

śūǢŀǪŀƧч ţŀǢƐч ƐƲţƐȖƐţǿч ЋtimesrRч ưŀǿǟǿƲч ƲƼƲч timesrRЌϰч ǟūǢǿǪŀƋŀŀƲч ƲŀǪƐƼƲŀƧϰч ǟūǢǿǪŀƋŀŀƲч iquestprϰч ţŀƲч

ǟūǢǿǪŀƋŀŀƲчŀǪƐƲƄϯ

$ŀƧŀưчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчRdiquestϰчţƐƄǿƲŀƤŀƲчǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐчţŀǷŀчAacuteotildemacrAacutemacruacuteϑЋǪūưŀƤƐƲчǷƐƲƄƄƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƋŀţŀǟчǷŀǢƄūǷϰч

ǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌϰчǟūǢƐƼţūчǷŀƋǿƲŀƲϰчţŀƲч ơūƲƐǪчƤƼƲǪƼƧƐţŀǪƐч ǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчƵthornŢĩϑ

ťthornƨƵϑŢŰźǕŰϑǔthornťƽĩϑЋǢūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчţƐƄǿƲŀƤŀƲчŀţŀƧŀƋчŀƲƄƤŀчǟūǢƐƼţūчǷūǢŀƤƋƐǢЌϯ

cedilŀǢƄūǷч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчưŀƲţŀǷƼǢƐчţŀǢƐчlaquoūǷơūƲчdūưūƲƤūǿчŀţŀƧŀƋч

ǪūśūǪŀǢч ч ţūƲƄŀƲч ǟūǢƐƼţūч ǟūƧŀǟƼǢŀƲч ǷŀƋǿƲŀƲϯч cedilŀǢƄūǷч ǷūǢǪūśǿǷчưūƲǿǢǿƲчţƐśŀƲţƐƲƄŀƲчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷч

ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчǪūśūǪŀǢчϰͺͷϰчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼчϰͶϰчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͻчǪūśūǪŀǢчϰ͵ͶϰчţŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪūśūǪŀǢчϰʹͽϯчcedilŀǢƄūǷч

RdiquestчǪūśūǪŀǢччǷūǢǪūśǿǷчǪŀưŀчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǟŀţŀчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчţŀƲч

poundūƲǪǷǢŀчdūưūƲƤūǿч ŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

MŀǪƐƧч ǪǿǢȖūƐч ưūƲǿƲơǿƤƤŀƲч śŀƋȗŀч $b śчưūưƐƧƐƤƐч ƐƲţūƤǪч ƤūǟǿŀǪŀƲч ȝŀƲƄч ƧūśƐƋч ǷƐƲƄƄƐч ЋϰͺЌч ţŀǢƐǟŀţŀч

ƐƲţūƤǪчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчǪūƧǿǢǿƋчǿƲƐǷчūǪūƧƼƲчRчdūưūƲƤūǿчЋϰͷЌϯчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǪūśūǪŀǢчϰͺчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹч

ǷūǢǪūśǿǷч ǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐч ǷŀǢƄūǷч RdiquestчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчśŀƐƤчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчưŀǿǟǿƲчǟŀţŀч

poundūƲǪǷǢŀчǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч laquoūƧǿǢǿƋч ŀǪǟūƤч ƧŀȝŀƲŀƲч ȝŀƲƄч

ч ƧŀȝŀƲŀƲч $b śч ȝŀƲƄч ţƐǷūƧƐǷƐч ţŀƧŀưч ǢƐǪūǷч ǷūǢǪūśǿǷч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч

ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵чpoundƐƲŜƐŀƲчlaquoƤƼǢчRƲţūƤǪчdūǟǿŀǪŀƲчfŀȝŀƲŀƲч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ

rƼ būƲƐǪчfŀȝŀƲŀƲ

RƲţūƤǪ Ͷʹ͵ͽ ͶʹͶʹ

͵ ūƲūǢśƐǷŀƲчlaquo Ͷ$чśūƧŀƲơŀчƲƼƲ-ǟūƄŀȗŀƐчǟŀţŀчd r ϰͼ͵ ϰͺͼ Ͷ ūƧŀȝŀƲŀƲчǢūƤƼƲǪƐƧƐŀǪƐчǷƐƲƄƤŀǷчd rчưūƧŀƧǿƐчū-poundūƤƼƲчţŀƲчfd ϰͼ͵ ϰͺ ͷ ūƧŀȝŀƲŀƲчǢūȖƐǪƐч$R чǟŀţŀчdŀƲȗƐƧ ϰͺͺ ϰͻ

poundŀǷŀ-ǢŀǷŀ ϰͻͺ ϰͺ

gtltEWďϮϬϮϬϲϴ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ǷūƧŀƋч ţƐǿǢŀƐƤŀƲч ǪūśūƧǿưƲȝŀϰчưūƧŀƧǿƐч ǪǿǢȖūƐч ƤūǟǿŀǪŀƲч ǟūƲƄƄǿƲŀч ƧŀȝŀƲŀƲч ǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷч

ţƐƤūǷŀƋǿƐч śŀƋȗŀч ǷŀǢƄūǷч Rdiquestч RŰġĩŢƨϑ ŢĩƝƽthornƨthornŰϑ ƝĩŰłłƽŰthornϑ ťthornǛthornŰthornŰϑ ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţŀǟŀǷч ţƐǟūƲǿƋƐч ţūƲƄŀƲч

ŜŀǟŀƐŀƲчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵чŀǟŀƐŀƲчRdiquestчRƲţūƤǪчƤūǟǿŀǪŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀчƧŀȝŀƲŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ϰчƲƐƧŀƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲŀƲчRdiquestчǪūśūǪŀǢчϰͺчǷūǢǪūśǿǷчưūƧŀưǟŀǿƐч

ǷŀǢƄūǷчRdiquestчǪūśūǪŀǢччЋţūƲƄŀƲчƲƐƧŀƐчŜŀǟŀƐŀƲч͵͵ͺЌчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчdūưūƲƤūǿ-Űĩϑ

$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯ

ŀǟŀƐŀƲч RdiquestчǪūśūǪŀǢчϰͺчǷūǢǪūśǿǷч ƧūśƐƋчǢūƲţŀƋчţŀǢƐчŜŀǟŀƐŀƲч RdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼчţŀƲчͶʹ͵ͽϯч ūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч

ŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūǷƐŀǟчǷŀƋǿƲƲȝŀчǪūơŀƤчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͶчǪϯţчͶʹͶʹчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀч

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͺϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͺч ūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчRƲţūƤǪчƤūǟǿŀǪŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀчƧŀȝŀƲŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͶчǪϯţϯчͶʹͶʹ

$ŀǢƐчǷŀśūƧчͷϯ͵ͺϰчţŀǟŀǷчţƐƤūǷŀƋǿƐчśŀƋȗŀчǢūŀƧƐǪŀǪƐчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͷчưūƲƐƲƄƤŀǷчʹϰʹч

ǟƼƐƲч ţŀǢƐч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵Ͷϰч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵чưūƲƐƲƄƤŀǷч ʹϰ͵ч ǟƼƐƲч ţŀǢƐч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͷϰч ƐƲţūƤǪч

ǷŀƋǿƲчͶʹ͵чưūƲƐƲƄƤŀǷчʹϰʹͽчǟƼƐƲчţŀǢƐч ƐƲţūƤǪчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ϰч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͺчưūƲƐƲƄƤŀǷч ʹϰʹͼч ǟƼƐƲч ţŀǢƐч

ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ϰч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͻчưūƲƐƲƄƤŀǷч ʹϰ͵ чǟƼƐƲчţŀǢƐчƐƲţūƤǪчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺϰчƐƲţūƤǪчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼч

ưūƲƐƲƄƤŀǷчʹϰ͵ͺчǟƼƐƲчţŀǢƐч ƐƲţūƤǪч ǷŀƋǿƲч

чϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹ͵чǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐч ƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǟūǢƐƼţūчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчţŀƲч

poundūƲǪǷǢŀчdūưūƲƤūǿч ŀƋǿƲчͶʹ͵-ͶʹͶʹчţūƲƄŀƲчǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ͻϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͻч ūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчRƲţūƤǪчƤūǟǿŀǪŀƲчǟǿśƧƐƤчŀǷŀǪчƧŀȝŀƲŀƲч$b śчǪϯţϯчͶʹͶʹчţūƲƄŀƲчpoundūƲǪǷǢŀчͶʹ͵-ͶʹͶʹ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀч ŀśūƧчͷϯ͵ͻϰчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчǷūǢǿǪчưūƲƐƲƄƤŀǷчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчƤūчǷŀƋǿƲчǟŀţŀч

poundūƲǪǷǢŀч $b śч ţŀƲч poundūƲǪǷǢŀч dūưūƲƤūǿч cedilŀƋǿƲч Ͷʹ͵-Ͷʹ͵ͽϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч RƲţūƤǪч ƤūǟǿŀǪŀƲч ǟǿśƧƐƤч ŀǷŀǪч

ƧŀȝŀƲŀƲч $b śч ЋȝŀƲƄч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǢūȗƼǢţƐƲƄч ţŀǢƐч Rdiquestч RƲţūƤǪч ƤūǟǿŀǪŀƲч ǟūƲƄƄǿƲŀчƧŀȝŀƲŀƲЌчưūƧŀưǟŀǿƐч

ǷŀǢƄūǷчǷūǢǪūśǿǷчţūƲƄŀƲчơǿƄŀчưūƲǿƲơǿƤƤŀƲчǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчţŀǢƐч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ч Ǫϯţϯч Ͷʹ͵ͽϯч rŀưǿƲч ǟŀţŀч ͶʹͶʹϰч

ǷūǢơŀţƐчǟūƲǿǢǿƲŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчưūƲơŀţƐчϰͺϯ

$ŀǢƐч ͵ʹчūǪūƧƼƲч Rч ƧƐƲƄƤǿǟчdūưūƲƤūǿчţƐǷŀưśŀƋч ūƲƄūƧƼƧŀч ƼǢǷŀƧч RƲţƼƲūǪƐŀчrŀǷƐƼƲŀƧчlaquoƐƲƄƧūчtimesƐƲţƼȗч Ћ -

RrlaquotimesЌϰчǟŀţŀчƋŀǪƐƧчǪǿǢȖūƐчƤūǟǿŀǪŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀчƧŀȝŀƲŀƲϰч$b śчưūƲţŀǟŀǷƤŀƲчƲƐƧŀƐчǷūǢǷƐƲƄƄƐчśūǢǪŀưŀч$b poundч

ЋϰͺЌч ţŀƲч ƧūśƐƋч ǷƐƲƄƄƐч ţŀǢƐч ƲƐƧŀƐч ǢŀǷŀ-ǢŀǷŀч dūưūƲƤūǿч ЋϰͷЌч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀч

ţƐǷƐƲƄƤŀǷƤŀƲчƧŀƄƐчţƐчưŀǪŀчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţŀǷŀƲƄϯ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ - - - - -

poundūŀƧƐǪŀǪƐ - - - - - ϰͺ ϰͺ ŀǟŀƐŀƲ - - - - - ͵͵ͺϰʹʹ ͵͵ͺϰʹʹ

iquestǢŀƐŀƲ Ͷʹ͵Ͷ Ͷʹ͵ͷ Ͷʹ͵ Ͷʹ͵ Ͷʹ͵ͺ Ͷʹ͵ͻ Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͽ ͶʹͶʹ RƲţūƤǪчcedilŀǢƄūǷ ϰ͵ ϰ͵ ϰʹ ϰʹͺ ϰʹͽ ϰ͵Ͷ ϰͶ ϰͺͷ

RƲţūƤǪчpoundūŀƧƐǪŀǪƐ ϰʹ ϰʹͽ ϰͶͷ ϰͷͶ ϰ ϰͺ ϰͻͶ ϰͻͺ ϰͺ

ūǢǿśŀƋŀƲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐ Ѿчʹϰʹͽ Ѿʹϰ͵ͺ Ѿʹϰʹ

Ѿчʹϰ͵ Ѿчʹϰʹͼ Ѿчʹϰ͵ͺ -ʹϰ͵Ͷ

cedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчcedilŀƋǿƲŀƲ poundūƲǪǷǢŀч$b ś poundūƲǪǷǢŀчdūưūƲƤūǿ dūǷūǢŀƲƄŀƲ ͶʹͶʹ ϰͺ poundūƲǪǷǢŀчͶʹͶʹ-ͶʹͶ Ͷʹ͵ͽ ϰͻͺ ϰ͵ͼ ϰ͵ͼ Ͷʹ͵ͼ ϰͻͶ ϰ͵ ϰ͵ Ͷʹ͵ͻ ϰͺ ϰ͵Ͷ ϰ͵Ͷ Ͷʹ͵ͺ ϰ ϰʹͽ ϰʹͽ Ͷʹ͵ ϰͷͶ ϰʹͺ ϰʹͺ

poundūƲǪǷǢŀчͶʹ͵-Ͷʹ͵ͽЌч

69 LAKIN DJPb 2020

Tabel indeks kepuasan publik atas layanan kemenkeu tahun 2020

1 Berdasarkan tujuan riset dan hasil analisis maka berikut ini simpulan hasil Survei Kepuasan

Pengguna Layanan Kementerian Keuangan 2020 eselon 1 Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Indeks Kepuasan Pengguna Layanan (IKPL) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dengan

detail sebagai berikut

a IKPL DJPb secara agregat dalam kategori baik dengan skor indeks 2020 sebesar 464 yang

mendekati nilai maksimal skala likert 1-5 Begitu juga dengan IKPL DJPb per jenis layanan

seluruhnya mendekati nilai sempurna skala likert 1-5 yaitu layanan penerbitan SP2D belanja

non-pegawai pada KPPN sebesar 468 pelayanan rekonsiliasi tingkat KPPN melalui e-Rekon dan

LK sebesar 465 dan pelayanan revisi DIPA pada Kanwil sebesar 457

b Terkait perbandingan dengan IKPL agregat Kementerian Keuangan baik IKPL DJPb secara

agregat Maupun DJPb per jenis layanan nilai IKPL nya berada di atas nilai agregat IKPL

Kementerian Keuangan (432) Gap antara IKPL agregat DJPb dengan Kementerian Keuangan

adalah sebesar 032 Secara layanan spesifik gap antara IKPL agregat Kementerian Keuangan

dengan IKPL layanan penerbitan SP2D belanja non-pegawai pada KPPN adalah sebesar 036 gap

antara IKPL agregat Kementerian Keuangan dengan IKPL pelayanan rekonsiliasi tingkat KPPN

melalui e-Rekon dan LK adalah sebesar 033 dan gap antara IKPL agregat Kementerian

Keuangan dengan IKPL pelayanan revisi DIPA pada Kanwil adalah sebesar 025 Gap IKPL tahun

2020 pun lebih besar dibandingkan dengan gap IKPL tahun 2019 Hal ini dapat diartikan bahwa

peningkatan kinerja layanan di DJPb pada tahun 2020 lebih tinggi daripada peningkatan kinerja

DJPb di tahun 2019 jika dibandingkan dengan Kementrian Keuangan secara keseluruhan

c Dilihat dari IKPL masing-masing kota secara keseluruhan IKPL per kota DJPb relatif sudah baik

karena mendekati sempurna berdasarkan skala likert 1-5 selain itu nilai IKPL keenam kota

berada di atas nilai IKPL agregat Kementerian Keuangan yaitu IKPL DJPb Kota Jakarta sebesar

470 IKPL DJPb Kota Surabaya sebesar 451 IKPL DJPb Kota Medan sebesar 458 IKPL DJPb

Kota Makassar sebesar 465 IKPL DJPb Kota Balikpapan sebesar 472 dan IKPL DJPb Kota

Ambon sebesar 468 Namun demikian jika IKPL Kota dibandingkan dengan IKPL agregat DJPb

maka IKPL Kota Jakarta Kota Makassar Kota Balikpapan dan Kota Ambon berada di atas IKPL

agregat DJPb sedangkan IKPL Kota Surabaya dan IKPL Kota Medan berada di bawah IKPL

agregat DJPb

d Ditinjau dari jenis layanan per kota seluruh IKPL setiap jenis layanan DJPb di keenam kota

bernilai di atas dari IKPL Kementerian Keuangan IKPL DJPb Kota Jakarta bernilai 474 untuk

jenis layanan 1 464 untuk layanan 2 dan 472 untuk layanan 3 IKPL DJPb Kota Surabaya

bernilai 454 untuk layanan 1 448 untuk layanan 2 dan 449 untuk layanan 3 IKPL Kota Medan

No Unit Target Realisasi 1 DJA 4 425 2 DJP 4 41 3 DJBC 4 462 4 DJPB 4 464 5 DJKN 4 413 6 DJPK 4 441 7 DJPPR 4 464 8 LNSW 4 41 9 Setjen 375 405 10 Itjen 4 436 11 BPPK 4 441

LAKIN DJPb 2020 70

sebesar 467 untuk layanan 1 473 untuk layanan 2 dan 435 untuk layanan 3 IKPL Kota

Makassar 468 untuk layanan 1 465 untuk layanan 2 dan 463 untuk layanan 3 IKPL Kota

Balikpapan 480 untuk layanan 1 480 untuk layanan 2 dan 460 untuk layanan 3 IKPL Kota

Ambon 450 untuk layanan 1 488 untuk layanan 2 dan 466 untuk layanan 3 Untuk layanan di

kota Jakarta semua jenis layanan berada pada kinerja baik karena tidak ada IKPL layanan yang

berada di bawah IKPL agregat DJPb Namun demikian beberapa layanan di luar Kota Jakarta

masih perlu meningkatkan kinerja layanannya Misalnya untuk IKPL layanan Kota Surabaya

masih perlu meningkatkan kinerja layanan 2 dan layanan 3 sedangkan di Kota Medan dan

Makassar layanan yang masih perlu ditingkatkan adalah pada layanan 3 Kota Balikpapan masih

perlu meningkatkan layanan 2 Terakhir layanan di Kota Ambon yang perlu ditingkatkan adalah

layanan 1 Peningkatan tersebut terkait dengan upaya untuk menyesuaikan peningkatan IKPL

layanan di Kota-kota dengan IKPL agregat DJPb Jika dilihat dari gap layanan di tahun 2020 yang

semuanya bernilai positif artinya semua layanan di tahun 2020 telah melampaui IKPL agregat

Kementerian Keuangan Hal ini menujukkan peningkatan yang lebih baik dibandingkan dengan

tahun 2019 dimana di tahun 2019 masih terdapat beberapa layanan yang kinerjanya masih

berada di bawah IKPL agregat Kementerian Keuangan

2 Berdasarkan analisis ekspektasi-kepuasan aspek-aspek pelayanan yang dikelompokan berdasarkan

dengan matriks ekspektasi-kepuasan kesimpulan dari hasil analisis tersebut adalah

a Pada layanan penerbitan SP2D belanja non-pegawai pada KPPN aspek layanan yang perlu

dipertahankan adalah aspek keterbukaankemudahan akses informasi akses terhadap layanan

waktu penyelesaian layanan sikap pegawai kemampuan dan keterampilan pegawai lingkungan

pendukung dan keamanan lingkungan Sedangkan aspek layanan yang diprioritaskan untuk

ditingkatkan adalah informasi layanan dan kemampuan dan keterampilan pegawai

b Pada layanan rekonsiliasi tingkat KPPN melalui e-Rekon dan LK aspek layanan yang perlu

dipertahankan adalah akses terhadap layanan waktu penyelesaian layanan kemampuan dan

keterampilan pegawai lingkungan pendukung keamanan lingkungan dan E-service-security

Sedangkan aspek layanan yang diprioritaskan untuk ditingkatkan performanya adalah E-Service

-Efficiency-Ease of Use

c Pada layanan revisi DIPA pada Kanwil aspek layanan yang perlu dipertahankan adalah akses

terhadap layanan kesesuaian prosedur dan E-service-security Sedangkan aspek layanan yang

diprioritaskan untuk ditingkatkan performanya adalah E-Service -Efficiency-Ease of Use dan E-

Service-Reliability

3 Hubungan keterkaitan antara kinerja kualitas aspek-aspek layanan dan tingkat kepuasan

stakeholders DJPb menunjukkan bahwa kualitas pelayanan menunjukan pengaruh positif terhadap

kepuasan pengguna layanan Dimana kepuasan pengguna layanan DJPb akan meningkat seiring

dengan peningkatan kualitas pelayanan SP2D belanja non pegawai pada KPPN pelayanan

rekonsiliasi tingkat KPPN melalui endashRekon dan LK dan pelayanan revisi DIPA pada Kanwil Selain

itu pengaruh aspek-aspek pelayanan terhadap kualitas pelayanan semua signifikan dan positif

Artinya kualitas pelayanan akan meningkat searah dengan peningkatan kinerja keempat belas aspek

layanan Dimana setiap aspek pada masing-masing pelayanan juga ditentukan oleh kontribusi

indikator masing-masing aspek pelayanan

a Pada layanan penerbitan SP2D belanja non-pegawai pada KPPN aspek layanan yang

paling berpengarupada perubahan variasi kualitas pelayanan adalah informasi layanan e-service-

71 LAKIN DJPb 2020

efficiency-ease of use accessibility dan e-service reliability Sedangkan tiga aspek yang pengaruhnya

relatif rendah pada variasi perubahan kualitas layanan adalah aspek kesesuaian prosedur

dengan ketentuan yang ditetapkan lingkungan pendukung dan aspek keamanan lingkungan

b Pada pelayanan rekonsiliasi tingkat KPPN melalui e-Rekon dan LK aspek layanan yang paling

berpengaruh pada perubahan variasi kualitas pelayanan adalah informasi layanan e-service-

efficiency-ease of use accessibility dan e-service reliability Sedangkan tiga aspek layanan memiliki

peran relatif lemah terhadap variasi perubahan kualitas layanan adalah aspek kesesuaian

prosedur aspek lingkungan pendukung dan aspek keamanan lingkungan

c Pada layanan revisi DIPA pada Kanwil aspek layanan yang paling berpengaruh pada perubahan

variasi kualitas pelayanan adalah aspek informasi layanan e-service reliability dan e-sevice

security Sedangkan tiga aspek yang memiliki peran relatif lemah terhadap variasi perubahan

kualitas layanan adalah aspek kesesuaian prosedur dengan ketentuan yang ditetapkan aspek

lingkungan pendukung dan aspek keamanan lingkungan

Secara keseluruhan ketiga layanan DJPb yang disurvei pada SKPL2020 sudah berada dalam kategori

baik (di atas nilai 4) Hal ini menandakan bahwa pengguna layanan DJPb sudah puas dengan ketiga

layanan DJPb Kepuasan penggunaan layanan juga ditunjukkan dengan tingginya peningkatan kualitas

layanan di tahun 2020 dibandingkan dengan kualitas layanan di tahun 2019 Namun demikian upaya

perbaikan terus-menerus menjadi tantangan bagi DJPb agar pelayanan dapat menjadi lebih baik dan

mendukung reformasi birokrasi yang sudah digagas Hal ini sejalan dengan prinsip perbaikan terus

menerus ala Jepang yang dinamakan dengan Kaizen concept of Improvement Untuk itu beberapa

rekomendasi yang dapat diberikan untuk meningkatkan kualitas masing-masing layanan di DJPb yang

disurvei pada SKPL 2020 ini adalah sebagai berikut

1 Layanan penerbitan SP2D belanja non-pegawai pada KPPN

Rekomendasi untuk meningkatkan kualitas layanan penerbitan SP2D belanja non-pegawai pada

KPPN berasal dari tiga aspek yang memiliki pengaruh paling besar Beberapa hal yang dapat

dilakukan adalah

a Meningkatkan kualitas informasi layanan dengan melakukan

1) Meningkatkan kelengkapan informasi layanan terkait persyaratan yang harus dipenuhi untuk

memperoleh layanan

2) Meningkatkan kelengkapan informasi layanan terkait petunjuk pengisian dokumen layanan

3) Meningkatkan kelengkapan Informasi layanan terkait standar hasil layanan

b Meningkatkan kualitas E-service efficiency- ease of use dengan melakukan

1) Meningkatkan kelengkapan dan kemudahan pemahaman struktur situsaplikasi layanan

2) Meningkatkan kemudahan pengelolaan situs aplikasi layanan daring

3) Meningkatkan akurasi informasi layanan daring

c Mempertahankan kualitas e-service reliability dengan melakukan

1) Memastikan kecepatan situsaplikasi dalam melayani berdasarkan permintaan

2) Memastikan ketepatan waktu pelayanan situsaplikasi layanan daring

3) Memastikan keterbaruan situs atau aplikasi sesuai perkembangan layanan

2 Layanan rekonsiliasi tingkat KPPN melalui e-Rekon dan LK

Rekomendasi untuk meningkatkan kualitas layanan rekonsiliasi tingkat KPPN melalui e-Rekon dan

LK berasal dari tiga aspek yang memiliki pengaruh paling besar Beberapa hal yang dapat dilakukan

LAKIN DJPb 2020 72

a Meningkatkan kualitas informasi layanan dengan melakukan

1) Meningkatkan kelengkapan informasi layanan terkait persyaratan yang harus dipenuhi untuk

memperoleh layanan

2) Meningkatakan kelengkapan informasi layanan terkait petunjuk pengisian dokumen layanan

3) Meningkatkan kemudahan bahasa yang digunakan untuk dipahami pengguna layanan

b Meningkatkan kualitas E-service-efficiency-ease of use dengan melakukan

1) Meningkatkan kelengkapan dan kemudahan pemahaman struktur situsaplikasi layanan

daring

2) Meningkatkan pemenuhan kebutuhan pengguna layanan oleh situsaplikasi layanan daring

3) Meningkatkan akurasi informasi layanan daring

c Mempertahankan kualitas e-service reliability dengan melakukan

1) Memastikan kecepatan pelayanan situs aplikasi layanan daring berdasarkan permintaan

yang masuk

2) Memastikan ketepatan waktu pelayanan situsaplikasi layanan daring

3) Memastikan kecepatan akses situsaplikasi layanan daring

4) Memastikan konektivilitaskompatibilitas situs layanan daring dengan mesin penjelajah

(browser) yang digunakan pengguna layanan dan

5) Memastikan pembaharuan situsaplikasi layanan daring selalu sesuai perkembangan layanan

3 Layanan revisi DIPA pada Kanwil

Beberapa rekomendasi disampaikan dari SKPL 2020 ini untuk meningkatkan kualitas layanan revisi

DIPA pada Kanwil khususnya berasal dari tiga aspek yang memiliki pengaruh paling besar

Beberapa rekomendasi tersebut adalah

a Meningkatkan kualitas informasi layanan dengan melakukan

1) Meningkatkan kelengkapan informasi layanan terkait petunjuk pengisian dokumen layanan

2) Meningkatkan kelengkapan informasi layanan terkait standar waktu proses layanan

3) Meningkatkan tentang kelengkapan informasi layanan terkait standar waktu proses layanan

b Mempertahankan kualitas e-service reliability dengan melakukan

1) Memastikan kecepatan pelayanan situsaplikasi layanan daring berdasarkan permintaan yang

masuk

2) Memastikan ketepatan waktu pelayanan situsaplikasi layanan daring

3) Memastikan konektivitaskompatibilitas situs layanan daring dengan mesin penjelajah

(browser) yang digunakan pengguna layanan

c Mempertahankan kualitas e-service security dengan melakukan

1) Memastikan ketersediaan jaminan keamanan data pribadi pengguna layanan untuk proses

autentikasi

2) Memastikan kerahasiaan penyimpanan data yang diberikan oleh pengguna layanan di situs

layanan oleh sistem

3) Memastikan kesesuaian penggunaan data yang diberikan oleh penguna di situs aplikasi

Kebijakan adalah konsep besar yang menjadi dasar dan pemberi arah dalam

pelaksanaan dan pengembangan Sistem Perbendaharaan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan

Sasaran Strategis 3

Perumusan

kebijakan yang

optimal

ϳϯgtltEWďϮϬϮϬ

ǟǷƐưŀƧч ŀţŀƧŀƋч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ƤūśǿǷǿƋŀƲϰч ƐưǟƧūưūƲǷŀǷƐƃϰч ţŀƲч ǷƐţŀƤч ǪŀƧƐƲƄч śūǢǷūƲǷŀƲƄŀƲϯч EƼǢưǿƧŀǪƐч

ƤūśƐơŀƤŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧчưūƲƄŀƲţǿƲƄчưŀƤƲŀчśŀƋȗŀчǟūǢǿưǿǪŀƲчƤƼƲǪūǟчśūǪŀǢчȝŀƲƄчưūƲơŀţƐчţŀǪŀǢчţŀƲч

ǟūưśūǢƐчŀǢŀƋчţŀƧŀưчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчţŀƲчǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲчlaquoƐǪǷūưч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчǿƲǷǿƤчưūƲŜŀǟŀƐчǷǿơǿŀƲч

ȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǪǿţŀƋчǪūǪǿŀƐчţŀƧŀưчưūƲƄƋŀǪƐƧƤŀƲчƼǿǷǟǿǷϼƼǿǷŜƼưūчǪūǪǿŀƐчǷǿơǿŀƲϯ

чdƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀчЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯ͵ͼϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͼчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͷ

Rdiquestч RƲţūƤǪч ūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчưūǢǿǟŀƤŀƲч

ǪŀƧŀƋч ǪŀǷǿч Rdiquestч dūưūƲƤūǿ-Ʋūч $b śϰч śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤч

ưūƲƄǿƤǿǢчǟūǢŀǷǿǢŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчȝŀƲƄчţƐƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐƤŀƲч

ūƃūƤǷƐƃчţŀƲчưūƲţǿƤǿƲƄчǷūǢȗǿơǿţƲȝŀчƄƼƼţчƄƼȖūǢƲŀƲŜūчţƐчśƐţŀƲƄчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчƲūƄŀǢŀϯ

ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ǪūǪǿŀƐч

ţūƲƄŀƲч ƤūǷūƲǷǿŀƲч ţŀƲч ƤŀƐţŀƋ-ƤŀƐţŀƋч ţŀƧŀưч ǟūƲȝǿǪǿƲŀƲч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ǪūǢǷŀч ǿơƐч ţŀưǟŀƤч ǷūǢƋŀţŀǟч

ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ǟūǢŀǷǿǢŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ȝŀƲƄчţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчpūǷƼţūчpoundR Rϯч RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч

ǟūǢŀǷǿǢŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţƐǿƤǿǢчţūƲƄŀƲчͷчЋǷƐƄŀЌчƤƼưǟƼƲūƲчȝŀƐǷǿч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pdчЋƼśƼǷчʹҗЌϰчiquestơƐч

$ŀưǟŀƤчţūƲƄŀƲчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчpūǷƼţūчpoundR Rч ЋƼśƼǷчͷʹҗЌϰчţŀƲчcedilƐƲţŀƤчfŀƲơǿǷчiquestơƐч$ŀưǟŀƤчpūǷƼţūч

poundR RчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчЋƼśƼǷчͶʹҗЌϯч

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчRƲţūƤǪчͷчЋǪƤŀƧŀчЌϰчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчŀţŀчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śч

cedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯчEƼǢưǿƧŀчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчRdiquestчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱϱч

ϯ RƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pdч

ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч pound pdч ŀţŀƧŀƋч ǟǢƼǪūǪч ǟūƲȝǿǪǿƲŀƲч pound pdч ƼƧūƋч ǿƲƐǷч ūǪūƧƼƲч RϼRRч ƤƼƲǪūǟǷƼǢч ǪŀưǟŀƐч

ţūƲƄŀƲчţƐǿƲţŀƲƄƤŀƲчƼƧūƋчdūưūƲǷūǢƐŀƲчMǿƤǿưчţŀƲчMpϯч RƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pdчŀţŀƧŀƋч ūǢǪūƲЙ

ǷŀǪūчbǿưƧŀƋчpound pdчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчȗŀƤǷǿчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчţūƲƄŀƲч

bǿưƧŀƋчpound pdчȝŀƲƄчţƐǿǪǿƧƤŀƲϯчtimesŀƤǷǿчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pdчŀţŀƧŀƋчͻчЋǷǿơǿƋчǟǿƧǿƋчƧƐưŀЌчƋŀǢƐчƤūǢơŀчǷūǢƋƐЙ

ǷǿƲƄчǪūơŀƤчśūǢƤŀǪчpound pdчţƐǷūǢƐưŀчţŀǢƐчǿƲƐǷчǟūưǢŀƤŀǢǪŀчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчţƐǿƲţŀƲƄƤŀƲчƼƧūƋчdūưūƲǷūǢƐŀƲч

MǿƤǿưчţŀƲчMpϯ

$ŀƧŀưч ưūƲƄƋƐǷǿƲƄч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч pound pdч ǿƲǷǿƤч ţƐƤƼƲȖūǢǪƐч ưūƲơŀţƐч RƲţūƤǪч ŀǟŀƐŀƲч ưŀƤŀч

ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч pound pdч ŀţŀƧŀƋч bǿưƧŀƋч pound pdч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч ţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲч ǪūǪǿŀƐч śŀǷŀǪчȗŀƤǷǿч ţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲч

ţūƲƄŀƲчbǿưƧŀƋчpound pdчȝŀƲƄчţƐǿǪǿƧƤŀƲϰчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

ሻݑݏݑݕܭܯሻȀሺσݑݐݓݏݐݑݏݏݐݐݕܭܯൌሺσݔ

RƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч pound pdчưūưƐƧƐƤƐч śƼśƼǷч ǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч ǪūśūǪŀǢч ʹҗϯч $ūƲƄŀƲч ǢŀƲƄūч ƐƲţūƤǪч ǪūśŀƄŀƐч

śūǢƐƤǿǷϱ

RƲţūƤǪч͵чччʹччȜччͷʹҗчpound pdчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчśŀǷŀǪчȗŀƤǷǿчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pd

RƲţūƤǪчͶччͷʹҗччȜччҗчpound pdчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчśŀǷŀǪчȗŀƤǷǿчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pd

RƲţūƤǪчͷччҗччȜччͼҗчpound pdчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчśŀǷŀǪчȗŀƤǷǿчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pd

RƲţūƤǪчччͼҗччȜчч͵ʹʹҗчpound pdчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчśŀǷŀǪчȗŀƤǷǿчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pd

laquolaquoчͷϱч ūǢǿưǿǪŀƲчƤūśƐơŀƤŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧч dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ͷŀ-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчǟūǢŀǷǿǢŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲ ͷчЋǪƤŀƧŀчЌ ͵Ͷʹ

ŀǟŀƐŀƲчRdiquestччЋғЋЋчRƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчpound pdчȜчʹҗЌЌчѾчЋRƲţūƤǪчiquestơƐч$ŀưǟŀƤчȜчͷʹҗЌчѾчЋRƲţūƤǪчǷƐƲơǿǷчǿơƐчţŀưǟŀƤчȜчͶʹҗЌЌ

ͷŀ-r

LAKIN DJPb 2020 74

Pada tahun 2020 telah diselesaikan 52 PMK yang terdiri dari 8 (delapan) RPMK Program Perencanaan

39 (tiga puluh sembilan) RPMK Kumulatif Terbuka dan 5 (lima) RPMK Izin Prinsip sebelum batas waktu

yang ditetapkan (batas waktu 75 HK setelah pengajuan)

B Indeks Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI

Indeks Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI mengukur indikator sebagai berikut

Indeks Uji Dampak Menggunakan Metode ROCCIPI memiliki bobot perhitungan sebesar 30

Range indeks sebagai berikut

Indeks 1 = 20le x le 40 (tidak efektif)

Indeks 2 = 40 lt x le 60 (kurang efektif)

Indeks 3 = 60 lt x le 85 (efektif)

Indeks 4 = 85 lt x le 100 (sangat efektif)

Pelaksanaan Penilaian Uji Dampak dilaksanakan oleh Bagian OTL Setditjen Perbendaharaan

dengan nilai rata-rata 9574 dengan rincian sebagai berikut

Dengan nilai rata-rata 9574 memperoleh nilai indeks 4

C Indeks Tindak lanjut Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI

Berdasarkan hasil uji dampak peraturan yang dilaksanakan pada tahun 2019 terdapat beberapa

rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti oleh unit eselon II lingkup Kantor Pusat DJPb selaku inisiator

peraturan yang menjadi sampel uji dampak tersebut

Indeks Tindak Lanjut Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI memiliki bobot perhitungan sebesar

20 Dengan range indeks sebagai berikut

Indeks 1 = 0 le x le 30 rekomendasi uji dampak diselesaikan oleh unit terkait

Indeks 2 = 30 le x le 50 rekomendasi uji dampak diselesaikan oleh unit terkait

Indeks 3 = 50 le x le 80 rekomendasi uji dampak diselesaikan oleh unit terkait

Rule Norma-norma yang dituangkan dalam PMK telah selaras dengan peraturan pe-rundang-undangan lainnya jelas dan dapat dimengerti kewenangan jelas dan terukur dan implementatif

Opportunity Munculnya ekternalisasi dampak positif atau negatif atas PMK

Capacity Ketersediaan waktu SDM anggaran saran dan prasarana dan mekanisme im-plementasi atas PMK

Communication Uji publikfeed back dari pemangku kepentingan atas PMK

Interest Aspek keuntungankerugianpeluangrisiko dalam hal melaksanaan atau tidak melaksanakan yang telah diatur dalam PMK

Process Kejelasan deskripsi tusi mekanismeproses bisnis alat bantu tatalaksana yang diatur dalam PMK

Ideology Pelaksanaan Monev social pressure dan sanksi moral

No Peraturan Yang Dinilai

UIC Peraturan

Desk Evaluation

Kuesioner Pemrakarsa

Kuisioner Stakeholders Nilai

Akhir Nilai

Proporsi (50) Nilai

Proporsi (25) Nilai

Proporsi (25)

1 PMK 271PMK052014 Dit APK 100 50 93 2325 9632 2408 9733

2 PMK 95PMK052018 Dit SMI 100 50 100 25 9372 2343 9840

3 PMK 196PMK052018 Dit PA 92 46 92 23 9228 2307 9207

4 PMK 183PMK052019 Dit PKN 100 50 9189 2297 8876 2219 9516

Rata-rata 9574

75 LAKIN DJPb 2020

Indeks 4 = 80 le x le 100 rekomendasi uji dampak diselesaikan oleh unit terkait

Indeks tindak lanjut Tindak lanjut Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI memperoleh indeks sebesar

4 dengan uji dampak PMK di Tahun 2019 sebagai berikut

Perhitungan akhir Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan diperoleh hasil sebagai berikut

Dalam pencapaian Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan tidak terlepas dari beberapa isu

diantaranya

1 Indeks efektivitas peraturan perbendaharaan diukur dengan 3 (tiga) komponen

a Penyelesaian RPMK

b Uji Dampak dengan menggunakan Metode ROCCIPI

c Tindak Lanjut Uji Dampak PMK dengan Metode ROCCIPI

2 Adanya potensi beberapa RPMK tidak dapat diselesaikan sesuai target yang ditetapkan

3 Pemahaman publik terhadap perubahan peraturan dan proses bisnis perbendaharaan masih

beragam

Atas hal tersebut dapat berimplikasi pada kemungkinan penyelesaian RPMK tidak sesuai dengan target

waktu yang telah ditetapkan sehingga kebijakan pemerintah tidak dapat segera dilaksanakan

Komunikasi publiksosialisasi yang belum optimal maupun pengaturan belum komprehensif karena

adanya kebutuhan regulasi yang mendesak masih menjadi kendala dalam pencapaian kerja Perlu

dilakukan upaya perbaikan dengan melakukan rencana aksi di tahun 2021 diantaranya

1 Berkoordinasi dengan direktorat teknis untuk menindaklanjuti masukan dari stakeholders sebelum

menetapkan kebijakan

No UIC Tindak Lanjut

Nilai Tindak Lanjut Materi Yang

Sesuai

Ketepatan Sasaran

Bukti Dukung

Nilai Total

1 Dit PA

Telah dilaksanakan penyampaian informasi imple-mentasi PMK 195PMK052018 melalui surat Insta-gram sebagai strakom juknis sosialisasi monev su-pervisi dan pembinaan kepada stakeholders (KL atau pihak lain instansi vertikal)

v v v 100

2 Dit PKN

Telah dilaksanakan penyampaian sosialisasi pena-tausahaan penerimaan dan pengeluaran negara kepa-da stakeholders (KL atau pihak lain instansi vertikal)

v v v 100

3 Dit APK

Telah dilaksanakan penyampaian sosialisasi pena-tausahaan penerimaan dan pengeluaran negara kepa-da stakeholders (KL atau pihak lain instansi vertikal)

v v v 100

4 Dit SP

Telah diselesaikan harmonisasi terhadap 8 (delapan) RPMK Program Perencanaan 35 (tiga puluh lima) RPMK Kumulatif Terbuka dan 5 (lima) RPMK Izin Prin-sip yang telah disesuaikan dengan kaidah legal draft-ing pedoman tata naskah serta kosakata yang baku

v v v 100

Persentase Penyelesaian Nilai

Indeks range

Bobot Indeks Capaian IKU (indeks range capaian x bobot)

100 4 50 2

9574 4 30 12

100 4 20 08

Indeks Capaian IKU 4

gtltEWďϮϬϮϬϳϲ

͵ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƋŀţŀǟч ūǢŀǷǿǢŀƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчŀƄŀǢчţŀǟŀǷчţƐǷūǢƐưŀчţŀƲчţƐǟŀƋŀưƐчǪǷŀƤūЙ

ƋƼƧţūǢǪϯ

Ͷϯ $ƐǢūƤǷƼǢŀǷч ϰч$ƐǢūƤǷƼǢŀǷч drϰч$ƐǢūƤǷƼǢŀǷчlaquopRчţŀƲч$ƐǢūƤǷƼǢŀǷч dчưūƲƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐчƋŀǪƐƧчpoundR RчcedilŀЙ

ƋǿƲчͶʹͶʹϯ

dƼưǿƲƐƤŀǪƐч ţŀƲч ūţǿƤŀǪƐч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǿǟŀȝŀч ǿƲǷǿƤч ưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲч ǟūưŀƋŀưŀƲч

ǪǷŀƤūƋƼƧţūǢǪч ŀǷŀǪч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ţŀƲч ƤūśƐơŀƤŀƲч ţƐч śƐţŀƲƄч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ǿƲǷǿƤч

ưūưǟūǢƤǿŀǷч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ǟūǢŀǷǿǢŀƲч ţŀƲч ƤūśƐơŀƤŀƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūƲţƼǢƼƲƄч

ǷūǢŜŀǟŀƐƲȝŀчǷǿơǿŀƲчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐϯч

laquoǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐч śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤч ưūȗǿơǿţƤŀƲч ǟǢƼƃūǪƐƼƲŀƧƐǪưūч laquoǿưśūǢч $ŀȝŀч

pŀƲǿǪƐŀч Ћlaquo$pЌч ǟūƲƄūƧƼƧŀч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ưūƧŀƧǿƐч ǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲч ƤƼưǟūǷūƲǪƐч

ǟūƲƄūƧƼƧŀч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч śūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ƤǿŀƧƐɯƤŀǪƐч ƤƼưǟūǷūƲǪƐч ȝŀƲƄч ţƐǟūǢǪȝŀǢŀǷƤŀƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч

ưūƲţǿƤǿƲƄчǷūǢȗǿơǿţƲȝŀчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч rчȝŀƲƄчǪūưŀƤƐƲчśūǢƤǿŀƧƐǷŀǪчţƐчǪūƧǿǢǿƋчdūưūƲǷūǢƐŀƲϼfūưśŀƄŀч

ǪūƋƐƲƄƄŀч ţŀǟŀǷч ưūƲƄƋŀǪƐƧƤŀƲч ƼǿǷǟǿǷч ţŀƲч ƼǿǷŜƼưūч ȝŀƲƄч ưŀƤǪƐưŀƧч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ǷǿƄŀǪч ţŀƲч ƃǿƲƄǪƐч

ưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄϯч laquoǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐч ǟūƲƄūƧƼƧŀч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţƐưŀƤǪǿţч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ưūƧŀƧǿƐч ǟǢƼƄǢŀưч

ǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲч ƤŀǟŀǪƐǷŀǪϰч ǿơƐч ƤƼưǟūǷūƲǪƐϰч ǪūǢǷƐɯƤŀǪƐч ƤƼưǟūǷūƲǪƐϰч ţŀƲч ǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲч ǟǢƼƃūǪƐч ơŀśŀǷŀƲч

ƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţƐчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϯ

$ŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūưūƲǿƋƐч ǷǿƲǷǿǷŀƲч ǟūǢƤūưśŀƲƄŀƲч ǷŀǷŀч ƤūƧƼƧŀч ƤūǿŀƲƄŀƲч ȝŀƲƄч śūǢǪƐƃŀǷч ţƐƲŀưƐǪϰч

ţƐśǿǷǿƋƤŀƲч ǪǷǢŀǷūƄƐч ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐϰч ūţǿƤŀǪƐϰч ţŀƲч ǪǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄч ƤƼƲǷƐƲǿϰч ǷƐţŀƤч ǷŀưśŀƧч ǪǿƧŀưч ǪūǢǷŀч

śūǢƼǢƐūƲǷŀǪƐчǟŀţŀчǿǪŀƋŀчưūưśǿŀǷчǪŀǷƤūǢчưŀưǟǿчưūƲƄǿŀǪŀƐчǪūŜŀǢŀчưūƲȝūƧǿǢǿƋчŀǪǟūƤчɯƧƼǪƼɯчǪŀưǟŀƐч

ţūƲƄŀƲчŀǪǟūƤчǷūƤƲƐǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϯч

ч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯ͵ͽϯч

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͽчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч

ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ūţǿƤŀǪƐч ţŀƲч ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчưūǢǿǟŀƤŀƲч śūƲǷǿƤч ǟūƲƄǿƤǿǢŀƲч

ǷƐƲƄƤŀǷч ƤūśūǢƋŀǪƐƧŀƲч ǟūǪūǢǷŀч ǟūƧŀǷƐƋŀƲϼǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐϼocircEgraveOslashsup1UumlshyEgraveOtildeϑ ţŀƧŀưч

ƋŀƧч ǟūưŀƋŀưŀƲч ǪǿśǪǷŀƲǪƐϼưŀǷūǢƐϯч cedilƐƲƄƤŀǷч ǟūưŀƋŀưŀƲч ưūǢǿǟŀƤŀƲч

ǷƐƲƄƤŀǷчţŀȝŀчǷŀƲƄƤŀǟчǟūǪūǢǷŀчǷūǢƋŀţŀǟчǪūƄŀƧŀчưŀǷūǢƐчȝŀƲƄчţƐśūǢƐƤŀƲчǟŀţŀчǟūƧŀǷƐƋŀƲчǷūƤƲƐǪчЋśƐưśƐƲƄŀƲч

ǷūƤƲƐǪчŀǷŀǿчȝŀƲƄчţƐǟūǢǪŀưŀƤŀƲчţūƲƄŀƲчƐǷǿЌϯ

cedilƼƧƼƤчǿƤǿǢчƋŀǪƐƧчǟūƧŀǷƐƋŀƲч ǷūƤƲƐǪчţƐţŀǪŀǢƤŀƲчǟŀţŀчǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчǟūưŀƋŀưŀƲчǟūǪūǢǷŀчŀǷŀǪчưŀǷūǢƐч ȝŀƲƄч

ţƐśūǢƐƤŀƲчţŀƧŀưчǟūƧŀǷƐƋŀƲчǿƲǷǿƤчǪŀǷǿчǟūǢƐƼţūϯчpoundǿŀƲƄч ƧƐƲƄƤǿǟчǟūƧŀǷƐƋŀƲчǷūƤƲƐǪчưūƧƐǟǿǷƐчǟūƧŀǷƐƋŀƲчȝŀƲƄч

ţƐǪūƧūƲƄƄŀǢŀƤŀƲчţƐчƧƐƲƄƤǿǟч$b śчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

middot laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐϼƐưǷūƤчǷūǢƤŀƐǷчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲϲ

middot laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐϼƐưǷūƤчǷūǢƤŀƐǷчŀƤǿƲǷŀƲǪƐчţŀƲчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲϯ

iquestƲǷǿƤчśƐưǷūƤчţƐǿƤǿǢчţūƲƄŀƲчƝźƨƵϑƵĩƨƵϰчǪūưūƲǷŀǢŀчǿƲǷǿƤчǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчţƐǿƤǿǢчţūƲƄŀƲчƤǿūǪƐƼƲūǢϯчbƐƤŀчǟŀţŀч

ǪŀǷǿчǟūǢƐƼţūчǟūƧŀǟƼǢŀƲчЋǷǢƐȗǿƧŀƲЌчǷūǢţŀǟŀǷчƤūƄƐŀǷŀƲчśƐưǷūƤчţŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчǪƼǪƐŀƧƐŀǪƐϰчǷƼǷŀƧчƲƐƧŀƐчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч

ūţǿƤŀǪƐчţŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţƐśƼśƼǷччƋŀǪƐƧчƝźƨϑƵĩƨчͺʹҗϰчƋŀǪƐƧчƤǿūǪƐƼƲūǢчʹҗϯ

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч

dƼưǿƲƐƤŀǪƐϰч

ūţǿƤŀǪƐчţŀƲч

ǪǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐчȝŀƲƄч

śūǢƤūǪƐƲŀưśǿƲƄŀƲ

laquolaquoчϱчdƼưǿƲƐƤŀǪƐϰчūţǿƤŀǪƐчţŀƲчǪǷŀƲţŀǢţƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчśūǢƤūǪƐƲŀưśǿƲƄŀƲч

dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ŀ-r RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчūţǿƤŀǪƐчţŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐ ͼͻ ͽʹϰͼ ͵ʹϰͷ ś-r ūǢǪūƲǷŀǪūчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчơŀśŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲ ͻҗ ͻͽϰʹͷҗ ͵ʹϰͷͻ

ŀ-r

77 LAKIN DJPb 2020

Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi bertujuan untuk mengukur

peningkatan pemahamanpengetahuan stakeholders terhadap kebijakan di bidang perbendaharaan

negara dan menjadi umpan balik dalam mengukur tingkat efektivitas pelatihan teknis perbendaharaan

IKU tersebut mengalami refinement untuk tahun 2018 yaitu pada lingkup kebijakan yang diukur

pemahamannya di mana semula terbatas pada kebijakan akuntansi akrual pada tahun 2018 diperluas

menjadi kebijakan terkait bidang perbendaharaan negara Dalam hal ini pada tahun 2018 dilakukan

selain oleh Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (APK) juga oleh Direktorat Pelaksanaan

Anggaran (PA)

Indeks efektivitas edukasi dan komunikasi didapatkan dari rata-rata tingkat efektivitas setiap kegiatan

pelatihansosialisasiworkshop yang berasal dari nilai kuesionerprepost-test kepada peserta dengan

keterangan indeks sebagai berikut

Dalam perhitungan IKU tersebut digunakan perhitungan polarisasi data maximize (semakin tinggi

realisasi terhadap target semakin baik capaian kinerjanya) periode pelaporan semesteran dan jenis

konsolidasi periode menggunakan average (realisasi yang digunakan adalah angka rata-rata dalam

periode bersangkutan)

Target IKU tersebut untuk tahun 2020 adalah sebesar 87 (skala 100) baik untuk target tahunan

maupun target semesteran sebagaimana ditentukan dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJPb

tahun 2020 Target tersebut meningkat dibandingkan target tahun- tahun sebelumnya (2019 86 2018

85 2016-2017 80 2015 75) Mengingat realsasi tahun 2019 IKU tersebut adalah 9043 besar target

tahun 2020 masih challenging dan sesuai dengan Renstra DJPb dan Renstra Kemenkeu Tahun 2020-

2024 serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Tahun 2020-2024 sebesar 90 (sangat

efektif)

Penilaian terhadap tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi Direktorat PA dihitung berdasarkan

hasil evaluasi terhadap Bimbingan Teknis Pelaksanaan Anggaran kepada Satker KL maupun Kanwil

DJPb danatau KPPN yang diselenggarakan oleh Direktorat PA dapat melalui kegiatan FGD bimtek

dan sosialisasi Pada Tahun Anggaran 2019 kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan terkait dengan

layanan yang diberikan oleh Direktorat PA yaitu terkait implementasi Kartu Kredit Pemerintah (KKP)

peningkatan kualitas KFR pelatihan bagi analis keuangan dan bisnis pemerintah dan evaluasi

pelaksanaan anggaran (EPA)

Semester I

1 Kegiatan Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Triwulan I Tahun 2020 sesuai dengan Undangan

Direktur PA Nomor S-38PB22020 tanggal 19 Februari 2020 hal Undangan Kegiatan EPA Triwulan I

2020

2 Kegiatan Bimtek Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa tahun 2020 sesuai dengan Nota Dinas

Direktur Pelaksanaan Anggaran nomor ND-154PB22020 tanggal 15 Februari 2020

gtltEWďϮϬϮϬϳϴ

ͷϯ dūƄƐŀǷŀƲч чcedilǢƐȗǿƧŀƲч RRч cedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчiquestƲţŀƲƄŀƲч$ƐǢūƤǷǿǢч чrƼưƼǢчlaquo-ͽʹϼ ϯͶϼͶʹͶʹч

ǷŀƲƄƄŀƧч͵͵чpūƐчͶʹͶʹчƋŀƧчiquestƲţŀƲƄŀƲчdūƄƐŀǷŀƲч чcedilǢƐȗǿƧŀƲчRRϯ

ϯ laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчpƼƲƐǷƼǢƐƲƄчţŀƲчdƼƲɯǢưŀǪƐчŀǟŀƐŀƲчIccedilatildeOtildeccedilatildeчǪūǪǿŀƐчrƼǷŀч$ƐƲŀǪч$ƐǢūƤǷǿǢч чrƼưƼǢчr$-͵ͼϼ

ϯͶϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͽчbǿƲƐчͶʹͶʹϯ

ϯ laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчƤūǟŀţŀчlaquoŀǷǿŀƲчdūǢơŀчǟŀţŀчͶчȗƐƧŀȝŀƋчЋdŀƲȗƐƧч$b śч ǢƼȖƐƲǪƐчdūǟǿƧŀǿţŀƲчpoundƐŀǿчţŀƲчdŀƲȗƐƧч

$b śч ǢƼȖƐƲǪƐчŜūƋЌϯ

ͺϯ EF$чIAcircfrac14macrAcircч ūưţŀчǟŀţŀчśūśūǢŀǟŀчǟǢƼȖƐƲǪƐϯ

ͻϯ ūƲȝǿƧǿƋŀƲчlaquoRчcedilƐƲƄƤŀǷчdŀƲȗƐƧч$b śчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧчͶ-ͶчbǿƲƐчͶʹͶʹϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǪūưūǪǷūǢчRчͶʹͶʹчч ͽʹϰͺͼϯ

laquoūưūǪǷūǢчRR

͵ϯ dūƄƐŀǷŀƲч ч cedilǢƐȗǿƧŀƲч RRRч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǪūǪǿŀƐч iquestƲţŀƲƄŀƲч $ƐǢūƤǷǿǢч ч rƼưƼǢч iquestr$-͵ͽϼ ϯͶϼͶʹͶʹч

ǷŀƲƄƄŀƧчͶʹчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹчƋŀƧчiquestƲţŀƲƄŀƲч чśǿƧŀƲчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹϯ

Ͷϯ dūƄƐŀǷŀƲч ч cedilǢƐȗǿƧŀƲч ROumlч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǪūǪǿŀƐч iquestƲţŀƲƄŀƲч $ƐǢūƤǷǿǢч ч rƼưƼǢч iquestr$-Ͷͷͼϼ ϯͶϼͶʹͶʹч

ǷŀƲƄƄŀƧчͶͷчrƼȖūưśūǢчͶʹͶʹчƋŀƧчiquestƲţŀƲƄŀƲч чśǿƧŀƲчrƼȖūưśūǢчͶʹͶʹϯ

ͷϯ pūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчIAcircfrac14macrAcircdOslashmacrAcircmacrAcirccopyndashOslashatildemacroacuteccedilUumlmacrAcircUumlUumlVOslashUumlAcircatildeatildemacrEgraveAcircUumlocircmacratildeshyVEgraveocircOslashVEgravemacrAcircatildeǪūǪǿŀƐчlaquocedilч$ƐǢūƤǷǿǢч чrƼЙ

ưƼǢчlaquocedil-Ͷͻʹϼ ϯͶϼͶʹͶʹϯ

ϯ laquoǿśţƐǷчlaquoчǷūƧŀƋчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчlaquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчƤūǟŀţŀчlaquoŀǷǿŀƲчdūǢơŀчǟŀţŀчͷчȗƐƧŀȝŀƋчЋdŀƲȗƐƧч$b śч

ǢƼȖƐƲǪƐчdūǟǿƧŀǿţŀƲчpoundƐŀǿчţŀƲчdŀƲȗƐƧч$b śч ǢƼȖƐƲǪƐчŜūƋЌчţŀƲч чdŀƲȗƐƧч$b śч ǢƼȖƐƲǪƐч bŀȗŀчcedilūƲƄŀƋч

ǟŀţŀчśǿƧŀƲч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹϯ

ϯ laquoǿśţƐǷчRiquestrчǷūƧŀƋчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲч ūƲȝǿƧǿƋŀƲчlaquoRчcedilƐƲƄƤŀǷчdŀƲȗƐƧч$b śчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧчͶ-

ͶчbǿƲƐчͶʹͶʹϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǪūưūǪǷūǢчRRчͶʹͶʹчч ͽ͵ϰʹͶϯ

laquoūŜŀǢŀч ƤūǪūƧǿǢǿƋŀƲч ǟŀţŀч $b śч ţŀǟŀǷч ţƐƋƐǷǿƲƄч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч ͽʹϰͼϯч

$ūƲƄŀƲчţūưƐƤƐŀƲϰчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ͽϯ

cedilŀśūƧчͷϯ͵ͽчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчRƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчūţǿƤŀǪƐчţŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǟŀţŀч cedilŀśūƧч ͷϯͼŀϯ͵ч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч

ǪūśūǪŀǢчͽ͵ϰͽϰчţūƲƄŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчͽʹϰͺͼчǿƲǷǿƤчǪūưūǪǷūǢчRчţŀƲчͽ͵ϰʹͶчǿƲǷǿƤчǪūưūǪǷūǢчRRϯч poundūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢǪūśǿǷч

ǷūƧŀƋч ưūƧŀưǟŀǿƐч ǷŀǢƄūǷч ǷŀƋǿƲŀƲч ţŀƲч ǪūưūǪǷūǢŀƲч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ţŀƧŀưч dƼƲǷǢŀƤч dƐƲūǢơŀч

dūưūƲƤūǿ-IAcircϑ$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчЋǪūśūǪŀǢчͼͻЌϯ

rƐƧŀƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчţŀǟŀǷчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчţūƲƄŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲч

ǪūśūƧǿưƲȝŀϰчȝŀƐǷǿчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵чǪϯţϯчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯͶʹϯ

cedilŀśūƧчͷϯͶʹч ūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчRƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчūţǿƤŀǪƐчţŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵чǪϯţϯчͶʹͶʹ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǟŀţŀч cedilŀśūƧч

ͷϯͼŀϯͶϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчţŀǢƐч ͼͶϰͼ͵чţƐч ǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵ч ưūƲǿǢǿƲч ưūƲơŀţƐч ͼͶϰͻͶч ţƐч ǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵ͺϰчưūƲƐƲƄƤŀǷчưūƲơŀţƐчͼͷϰͼчţƐчǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵ͻϰчţŀƲчǷūǢǿǪчưūƲƐƲƄƤŀǷч

ͽʹϰͼчţƐч

ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ ч

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ - ͼͻ ͼͻ - ͼͻ ͼͻ ͼͻ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - ͽʹϰͺͼ ͽʹϰͺͼ - ͽʹϰͼ ŀǟŀƐŀƲ - ͵ʹϰͶͷ ͵ʹϰͶͷ - ͵ʹϰͶͷ ͵ʹϰͺͶ ͵ʹϰͷ

cedilŀƋǿƲ cedilŀǢƄūǷчRdiquest poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquest

ͶʹͶʹ ͼͻчЋǪŀƲƄŀǷчūƃūƤǷƐƃЌ ͽʹϰͼ

Ͷʹ͵ͽ ͼͺчЋǪŀƲƄŀǷчūƃūƤǷƐƃЌ ͽʹϰͷ

Ͷʹ͵ͼ ͼчЋǪŀƲƄŀǷчūƃūƤǷƐƃЌ ͼͻϰͼͺ

Ͷʹ͵ͻ ͼʹчЋūƃūƤǷƐƃЌ ͼͷϰͼ

Ͷʹ͵ͺ ͼʹчЋūƃūƤǷƐƃЌ ͼͶϰͻͶ

Ͷʹ͵ ͻчЋūƃūƤǷƐƃЌ ͼͶϰͼ͵

79 LAKIN DJPb 2020

Jabatan fungsional di bidang perbendaharaan telah

dibentuk dengan terbitnya payung hukum sebagai beri-

kut

a Permenpan RB Nomor 51 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Pembina Teknis Perbendaharaan

Negara

b Permenpan RB Nomor 52 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Analis Perbendaharaan Negara

c Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Analis Pengelolaan Keuangan

APBN dan

d Permenpan RB Nomor 54 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Pranata Keuangan APBN

Implementasi jabatan fungsional bidang perbendaharaan adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk

mengimplementasikan jabatan fungsional pada DJPb dan KementerianLembaga sebagaimana 4 (empatj

Permenpan RB tersebut di atas yang meliputi penyusunan dan penetapan regulasi pelaksanaan jabatan

fungsional pengembangan sistem informasiaplikasi penyesuaianinpassing Formula penghitungan ca-

paia IKU sebagai berikut

4b-N Persentase implementasi jabatan

fungsional bidang perbendaharaan

Realisasi IKU =

(sum capaian penyelesaian regulasi) + (sum capaian penyelesaian aplikasi) + (sum capaian penyelesaian formasi) + (sum capaian penerbitan rekomendasi pengangkatan melalui inpassing) + (sum capaian pengangkatan melalui inpassing)

No Komponen Pengukuran Bobot Keterangan

A Penyelesaian Regulasi 15

1 Penyampaian draft pera-turan kepada Dir SP

2 Target regulasi berjumlah 4 peraturan Penyampaian berupa draft peraturan danatau presentasi kepada Dir SP

2

Pembahasan draft peraturan pada tingkat Eselon IEselon II bersama dengan stakehold-ers terkait

3

Target regulasi berjumlah 4 peraturan

3

Penyampaian draft pera-turan kepada Menteri Keu-angan melalui Biro HukumDirjen Perbendahraan me-lalui Sekretariat DJPb

5 Target regulasi berjumlah 4 peraturan Penyampaian berupa nota dinas penyampaian draft peraturan

4 Penetapan Regulasi 5

Target regulasi berjumlah 4 peraturan

B Penyelesaian Aplikasi 15

5 Penyelesaian Aplikasi e-Jafung modul penilaian ang-ka kredit

3 Pengembangan Aplikasi dapat berupa pemusatan pengem-bangan aplikasi

6 UAT modul penilaian angka kredit 3 Pelaksanaan kegiatan User Acceptance Test (UAT) ke sampel

unit pengguna

7 Tindak lanjutPerbaikan modul penilaian angka kredit pasca UAT

5 Tindak lanjutperbaikan pasca UAT berupa penyusunan daftar perbaikan penyelesaian perbaikan dan pengujian hasil perbaikan aplikasi

8 Deployment modul peneilaian angka kredit ke

5 Modul penilaian angka kredit terpasang di server production

LAKIN DJPb 2020 80

No Komponen Pengukuran Bobot Keterangan

C Penyelesaian Formasi 30

9 Penerbitan rekomendasi for-masi oleh DSP 20

10 Penetapan formasi oleh Ke-menpan RB 10

D Penerbitan rekomendasi pengangkatan melalui inpassing

30

11

Penerbitan rekomendasi pengangkatan melalui inpassing oleh instansi Pem-bina

30 Rekomendasi inpassing merupakan rekomendasi pengangkatan melalui inpassing dari instansi Pembina Tar-get calon jafung yang mendapatkan rekomendasi inpassing adalah 2500 orang Maksimal capaian komponen ini adalah 30

E Pengangkatan melalui inpassing

10

12 Pengangkatan melalui inpassing

10 Target calon jafung yang diangkat melalui inpassing adalah 500 orang Maksimal capaian komponen ini adalah 10

Capaian IKU tahun 2020 adalah sebagai berikut

1 Penyelesaian regulasi teknis

a) Sebanyak 8 draft regulasi telah ditetapkan dari target 4 draft yaitu 4 draft RKMK Informasi Jab-

atan [APN PTPN APKAPBN dan PKAPBN] 2 draft Perdirjen Perubahan Pedoman Seleksi Inpassing

[JF APNPTPN dan JF APKAPBNPKAPBN) serta 2 draft Pedoman Penilaian dan Penetapan Angka

Kredit [JF APNPTPN dan JF APKAPBNPKAPBNJ

b) Capaian penyelesaian regulasi adalah [84] x bobot maksimal 15 = 15

2 Penyelesaian Aplikasi pendukung

a) Aplikasi e-Jafung modul pengangkatan pengajuan dan penilaian angka kredit telah selesai sd

tahap deployment pada server production sehingga telah siap digunakan untuk memfasilitasi

pengajuan dan penilaian angka kredit jabatan fungsional bidang perbendaharaan

b) Capaian penyelesaian aplikasi pendukung adalah 15 [tercapai sd tahap deployment pada server

production)

3 Penyelesaian formasi

a) Telah diterbitkan rekomendasi formasi bagi 56 KL dari 56 KL yang mengajukan Sehingga ca-

paian komponen penerbitan rekomendasi formasi adalah [5656] x bobot 20 = 20

b) Telah ditetapkan formasi oleh KemenPAN-RB bagi 29 KL dari 56 KL yang telah diterbitkan rek-

omendasi formasi oleh DSP Sehingga capaian komponen penetapan formasi adalah [2956] x

bobot 10 = 518

c) Dengan demikian capaian penyelesaian formasi adalah 2518

4 Penyelesaian rekomendasi pengangkatan melalui inpassing

a) Telah diterbitkan rekomendasi pengangkatan melalui inpassing bagi 1170 calon pejafung dengan

rincian ]F terbuka sebanyak 747 orang dan JF tertutup sebanyak 423 orang

ϴϭgtltEWďϮϬϮϬ

śЌ ŀǟŀƐŀƲчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчǟūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲчưūƧŀƧǿƐч ƐƲǟŀǪǪƐƲƄчŀţŀƧŀƋч Џ͵ϯ͵ͻʹϼǷŀǢƄūǷчͶϯʹʹʹАчȜч

śƼśƼǷчͷʹҗчч͵ͻϰҗϯ

ϯ ūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲчưūƧŀƧǿƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄϱ

ŀЌ bǿưƧŀƋчŜŀƧƼƲчǟūơŀƃǿƲƄчȝŀƲƄчţƐŀƲƄƤŀǷчưūƧŀƧǿƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчǪūśŀƲȝŀƤчfŀǟƼǢŀƲчdƐƲūǢơŀч$ƐǢŀƤǷƼǢŀǷчlaquoƐǪЙ

Ƿŀưч ŀǢśŀƲţŀƋŀǢŀŀƲчcedilŀƋǿƲчͶ$Ͷ$чǢчͽчlaquoƐƲūǢƄƐч ϯчƲūǢƄƐчϯчRƲƼȖŀǪƐчͷ͵чƼǢŀƲƄчţūƲƄŀƲчǢƐƲŜƐŀƲчbEчǷūǢЙ

śǿƤŀчǪūśŀƲȝŀƤччƼǢŀƲƄчţŀƲчbEчǷūǢǷǿǷǿǟчǪūśŀƲȝŀƤчͶͻ͵чƼǢŀƲƄϯ

śЌ ŀǟŀƐŀƲчǟūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲчưūƧŀƧǿƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчŀţŀƧŀƋчЏͷ͵ϼǷŀǢƄūǷчʹʹАчUumlчśƼśƼǷч͵ʹҗччͺϰͷʹҗϯ

ͺϯ bǿưƧŀƋчŜŀƧƼƲϼǟūơŀśŀǷчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчǟūǢчͷ͵ч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹϰчưūƧƐǟǿǷƐϱч

$ūƲƄŀƲчţūưƐƤƐŀƲϰчŜŀǟŀƐŀƲчǪϯţϯчcentчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчЏ͵җѾ͵җѾͶϰ͵ͼҗѾ͵ͻϰҗѾͺϰͷʹҗЌччͻͽϯʹͷҗϯ

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ǟūƲơūƧŀǪŀƲч ǷūǢǪūśǿǷч ţƐч ŀǷŀǪϰч ưŀƤŀч ŜŀǟŀƐŀƲч ǿƲǷǿƤч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ơŀśŀǷŀƲч

ƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţƐчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϱ

cedilŀśūƧчͷϯͶʹчŀǟŀƐŀƲчRdiquestча ūǢǪūƲǷŀǪūчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчơŀśŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţƐчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲачǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ

pūǪƤƐǟǿƲч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŜŀǟŀƐŀƲч ƤƐƲūǢơŀч ưūƧūśƐƋƐч ǷŀǢƄūǷч ȝŀƲƄч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲϰч ǷūǷŀǟƐч ưūƲƄŀƧŀưƐч

ǟūƲǿǢǿƲŀƲч Ͷʹϰͽͻҗч ţŀǢƐч ŜŀǟŀƐŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽч ȝŀƐǷǿч ǪūśūǪŀǢч ͵ʹʹҗϯч ŀǟŀƐŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽϰч ƋŀƲȝŀч ţƐǿƤǿǢч

ţūƲƄŀƲчͷчЋǷƐƄŀАчŀǪǟūƤчȝŀƐǷǿϱчŀǟŀƐŀƲчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчţŀƲчǟūƲūǷŀǟŀƲчǢūƄǿƧŀǪƐчǷūƤƲƐǪч ЏśƼśƼǷчʹҗАϰчŀǟŀƐŀƲч

ǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǪƐǪǷūưчƐƲƃƼǢưŀǪƐчū-bŀƃǿƲƄчЏśƼśƼǷчͶҗАϰчţŀƲчŀǟŀƐŀƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƐƲǟŀǪǪƐƲƄччЏūưǟŀǷЌчơŀśЙ

ŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчЏśƼśƼǷчͶҗАϯ

ƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчȝŀƲƄчţŀǟŀǷчţƐƐţūƲǷƐɯƤŀǪƐчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчƤǿǢŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧƲȝŀч

ƤūƄƐŀǷŀƲчdϼfчţŀƧŀưчưūƲȝǿǪǿƲч ƃƼǢưŀǪƐчţŀƲчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǟǢƼǪūǪч ƐƲǟŀǪǪƐƲƄч ơŀśŀǷŀƲч ƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчśƐţŀƲƄч

ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчǷūǢƤŀƐǷчŀţŀƲȝŀчǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽϯч

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчŀƲǷŀǢŀчRŀƐƲϱ

͵ϯ pūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǪūƧūƤǪƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчbEч d rчţŀƲч d rчưūƧŀƧǿƐч rF-Ͷϼ ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶ͵чbŀƲǿЙ

ŀǢƐчͶʹͶʹϯ

Ͷϯ pūưśūƲǷǿƤч RчEƼǢưŀǪƐч ţŀƲч RƲǟŀǪǪƐƲƄчdϼfчǟŀţŀчlaquoǿśţƐǷчlaquo d чţūƲƄŀƲчdūǟǿǷǿǪŀƲч$ƐǢūƤǷǿǢчlaquoƐǪǷūưч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчrƼưƼǢчd ͷϼ ϯͻϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶͼчbŀƲǿŀǢƐчͶʹͶʹчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐчƤƼƼǢţƐЙ

ƲŀǪƐчţūƲƄŀƲчdϼfϯ

ͷϯ pūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǟǢƼǪūǪчǪūƧūƤǪƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчbEч rчţŀƲч cedil rчśūǢǪŀưŀчlaquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷч$b śчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчr$

-ͷͺϼ ϯ͵ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͷʹчbŀƲǿŀǢƐчͶʹͶʹϯ

rƼ rŀưŀчdϼf

bǿưƧŀƋчŜŀƧƼƲϼǟūơŀśŀǷчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчǟūǢчͷ͵ч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹ

$ƐǿǪǿƧƤŀƲчƃƼǢưŀǪƐчƼƧūƋч

dϼf

ūƲūǷŀǟŀƲчǢūƤƼưūƲţŀǪƐч

ƃƼǢưŀǪƐ

ūƲūǷŀǟŀƲчƃƼǢưŀǪƐ

ūƲūǷŀǟŀƲчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчǟūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲч

ưūƧŀƧǿƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄ

ūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲчưūƧŀƧǿƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄ

͵ bpfчbEчcedilpoundЙiquestd

ͽϯͶͻͽ ͻϯͷͷ ͵ͽϯͼͷͺ ͻͻ

Ͷ bpfчbEчcedilpoundЙcediliquestcediliquest

ͺͷ ͺͷ ͺͷ Ͷͷ Ͷͻ͵

ͷ biquestpfM ͽϯͽ͵ͷ ͻϯͽͺͼ ͵ͽϯʹͺ ͵ϯ͵ͻʹ ͷ͵

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ

cedilŀǢƄūǷ - Ͷҗ Ͷҗ - Ͷҗ ͻҗ ͻҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - ͵ϰͽ͵җ ͵ϰͽ͵җ - ͵ϰͽ͵җ ŀǟŀƐŀƲ - ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ - ͵Ͷʹ ͵ʹϰͷͻ ͵ʹϰͷͻ

gtltEWďϮϬϮϬϴϮ

ϯ pūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч śƐưǷūƤч ǪƐǪǷūưч ƐƲƃƼǢưŀǪƐч ƐƲǟŀǪǪƐƲƄч ţŀƲч ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ǟūǢưŀǪŀƧŀƋŀƲч ƐƲǟŀǪǪƐƲƄч ơŀśŀǷŀƲч

ƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧч śƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţūƲƄŀƲчǟūǢȗŀƤƐƧŀƲчǟūơŀśŀǷϼǟūƄŀȗŀƐчdŀƲȗƐƧч$b śчţŀƲчd rчǪūЙ

ƧǿǢǿƋчRƲţƼƲūǪƐŀчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧчͶͺчţŀƲчͶͽчbǿƲƐчͶʹͶʹчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчiquestr$͵ϼ ϯͻϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶчbǿƲƐч

ͶʹͶʹϯ

ϯ pūƲȝūƧūƲƄƄŀǢŀƤŀƲчpoundŀƤƼǢчƤǪūƧūǢŀǪƐч ūƲȝǿǪǿƲŀƲчEƼǢưŀǪƐчbEч d rчţŀƲч d rчţūƲƄŀƲчdϼfчǟŀţŀч

ǷŀƲƄƄŀƧч͵ͶчǪϯţϯч͵чƄǿǪǷǿǪчͶʹͶʹчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчiquestr$-ͶͶϼ ϯͻϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧч͵ʹчƄǿǪǷǿǪчͶʹͶʹϯчͶϯчͷϯчϯчϯ

poundūƤƼưūƲţŀǪƐчǢūƲŜŀƲŀчŀƤǪƐчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵ϱ

͵ϯ pūƲƄǿưǿưƤŀƲчǟūưśǿƤŀŀƲчǟūƲţŀƃǷŀǢŀƲч ǪūƧūƤǪƐч ƐƲǟŀǪǪƐƲƄч bEчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţƐчưŀǪŀчǟūǢЙ

ǟŀƲơŀƲƄŀƲчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵ϯ

Ͷϯ pūƲȝūƧūƲƄƄŀǢŀƤŀƲчǿơƐчƤƼưǟūǷūƲǪƐчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǪūƧūƤǪƐчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчbEчśƐţŀƲƄчǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţƐчưŀǪŀч

ǟūǢǟŀƲơŀƲƄŀƲчƐƲǟŀǪǪƐƲƄчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵ϯч

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤŀǪчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧчŀǢǷƐƲȝŀчţŀǟŀǷчưūưŀƲƃŀŀǷƤŀƲчƤŀǪч

ȝŀƲƄч ŀţŀч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲчƤūśǿǷǿƋŀƲϰчưūưŀƲƃŀŀǷƤŀƲч ƐţƧūч ŜŀǪƋч ţūƲƄŀƲч ƋŀǪƐƧч ȝŀƲƄч

ưŀƤǪƐưŀƧϰч ưūưƐƲƐưŀƧƐǪƐǢч ŜƼǪǷч ţūƲƄŀƲч ưūưǟūǢǷƐưśŀƲƄƤŀƲч śƐŀȝŀч ţŀƲч ưŀƲƃŀŀǷϰч

ţƐưŀƲŀчưŀƲƃŀŀǷчȝŀƲƄчţƐǟūǢƼƧūƋчƧūśƐƋчśūǪŀǢчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчţūƲƄŀƲчśƐŀȝŀчȝŀƲƄчƋŀǢǿǪч

ţƐƤūƧǿŀǢƤŀƲϯч laquoūţŀƲƄƤŀƲч ǟǢǿţūƲч ţŀƧŀưч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ƤŀǪч ţŀƲч ǟūưśƐŀȝŀŀƲч ƲūƄŀǢŀч

śūǢŀǢǷƐч ƤūưŀưǟǿŀƲч ţŀƧŀưч ưūƲƄūƧƼƧŀч ƤŀǪч ƲūƄŀǢŀч ţūƲƄŀƲч ưūưǟūǢǷƐưśŀƲƄƤŀƲч

ǟǢƐƲǪƐǟчƤūƋŀǷƐ-ƋŀǷƐŀƲϯ

ч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͶ͵ϯ

cedilŀśūƧчͷϯͶ͵чŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч

Rdiquestч$ūȖƐŀǪƐч ǢƼȝūƤǪƐч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчdŀǪч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷчŀţŀЙ

ƧŀƋч Rdiquestч ȝŀƲƄч śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤчưūưŀǪǷƐƤŀƲч iquestrчưūƲƄūǷŀƋǿƐч

ǢūƲŜŀƲŀч ǟūƲūǢƐưŀŀƲϼǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч ƤŀǪч ţŀƧŀưч ǪǿŀǷǿч ǟūǢƐƼţūч

ǷūǢǷūƲǷǿчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǟūƲƄŀưśƐƧŀƲчƤūǟǿǷǿǪŀƲчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤŀǪϯч ŀţŀчŀȗŀƧƲȝŀчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчǪŀЙ

ƧŀƋч ǪŀǷǿч Rdiquestч dūưūƲƤūǿ-timesƐţūч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲϰч ȝŀƲƄч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǢūɯƲūưūƲǷч ţŀǢƐч Rdiquestч ƤǿǢŀǪƐч

ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲч ǟūưūǢƐƲǷŀƋч ǟǿǪŀǷϰч ȝŀƲƄч ưūƲƄǿƤǿǢч ŀƤǿǢŀǪƐч ţŀǢƐч ǢūƲŜŀƲŀч ǟūƲūǢƐưŀŀƲч ƤŀǪч ţŀƲч ǢūƲŜŀƲŀч

ǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч ƤŀǪϯч ŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч Rdiquestч ƐƲƐчưūƲơŀţƐч Rdiquestч dūưūƲƤūǿ-Ʋūч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϰч ȝŀƲƄч

ơǿƄŀчţƐưŀƲţŀǷƼǢƐƤŀƲчƤūчǪūƧǿǢǿƋчǿƲƐǷчūǪūƧƼƲчRчǷūǢƤŀƐǷчЋ$ƐǷơūƲч ŀơŀƤϰч$ƐǷơūƲчūŀчţŀƲчǿƤŀƐϰч$ƐǷơūƲчƲƄƄŀǢŀƲϰч

$ƐǷơūƲч ūǢƐưśŀƲƄŀƲчdūǿŀƲƄŀƲϰч$ƐǷơūƲч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ūưśƐŀȝŀŀƲчţŀƲчpoundƐǪƐƤƼϰч$ƐǷơūƲчdūƤŀȝŀŀƲчrūƄŀǢŀϰчţŀƲч

$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ǪūśŀƄŀƐч ƤƼƼǢţƐƲŀǷƼǢƲȝŀЌϯч MŀƧч ǷūǢǪūśǿǷч śūǢǷǿơǿŀƲч ŀƄŀǢч ǷƐƲƄƤŀǷч ŀƤǿǢŀǪƐч

ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪч ƧūśƐƋчśŀƐƤчţŀǢƐч ǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϰчƤŀǢūƲŀчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪчȝŀƲƄчŀƤǿǢŀǷчŀƤŀƲч

ưūưśŀƲǷǿч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ƧƐƤǿƐţƐǷŀǪч ȝŀƲƄч ƧūśƐƋч śŀƐƤч ţŀƧŀưч ƋŀƧч ǟūƲȝūţƐŀŀƲч ƤŀǪч ǿƲǷǿƤч ưūƲȝūƧūǪŀƐƤŀƲч

ƤūȗŀơƐśŀƲчǟūưūǢƐƲǷŀƋϯ

$ūȖƐŀǪƐч ǟǢƼȝūƤǪƐч ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲч ƤŀǪч ŀţŀƧŀƋч ǪūƧƐǪƐƋч ŀƲǷŀǢŀч ǟǢƼȝūƤǪƐч ţūƲƄŀƲч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄч ưūǢǿǟŀƤŀƲч

ƄŀśǿƲƄŀƲч ţŀǢƐч ǟūƲūǢƐưŀŀƲч ţŀƲч ǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲϯч ūƲūǢƐưŀŀƲч ưūƧƐǟǿǷƐч ǟūƲūǢƐưŀŀƲч ǟūǢǟŀơŀƤŀƲч ǷūǢưŀǪǿƤч

ǟūƲūǢƐưŀŀƲч MчưƐƄŀǪϰчţŀƲчśūŀϼŜǿƤŀƐϰчǟūƲūǢƐưŀŀƲч r ϰчMƐśŀƋчţŀƲчǟūƲūǢƐưŀŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲϯч ūƲƄūЙ

ƧǿŀǢŀƲчưūƧƐǟǿǷƐчśūƧŀƲơŀчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǟǿǪŀǷчƲƼƲчǿǷŀƲƄчţŀƲчƲƼƲчǪǿśǪƐţƐϰчśūƧŀƲơŀчƤūȗŀơƐśŀƲчlaquorчţŀƲчǟƐƲЙ

ơŀưŀƲ чƧǿŀǢ чƲūƄūǢƐ чśūƧŀƲơŀч ǪǿśǪƐţƐч ūƲūǢƄƐч ţŀƲч ƲƼƲчūƲūǢƄƐϰч śūƧŀƲơŀ чǷǢŀƲǪƃūǢч Ƥūч ţŀūǢŀƋч ţŀƲч ţŀƲŀч ţūǪŀϰч

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤŀǪч

ţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲч

ȝŀƲƄчǟǢǿţūƲчţŀƲч

ƼǟǷƐưŀƧч

laquolaquoчϱч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤŀǪчţŀƲчǟūưśƐŀȝŀŀƲчȝŀƲƄчǟǢǿţūƲчţŀƲчƼǟǷƐưŀƧч

dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ŀ-r $ūȖƐŀǪƐчǟǢƼȝūƤǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǟǿǪŀǷ ϰͻҗ Ͷϰͺʹҗ ͵Ͷʹ ś- RƲţūƤǪчǟūƲƄūƲţŀƧƐŀƲчśƐŀȝŀчŀǷŀǪчlaquoRf ͷ ͷϰͻ ͵Ͷʹ

ŀ-r $ūȖƐŀǪƐчǟǢƼȝūƤǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲч

ƤŀǪчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǟǿǪŀǷ

83 LAKIN DJPb 2020

serta pengeluaran pembiayaan Data proyeksi yang dimaksud bukan merupakan data yang terdapat pa-

da target APBNP namun merupakan proyeksi riil terhadap pendapatanbelanjapembiayaan yang dapat

direalisasikan

Dalam satu bulan Komite ALM dapat melakukan rapat paling kurang 1 (satu) kali Berdasarkan kepu-

tusan rapat Komite ALM yang dituangkan dalam pokok-pokok keputusan rapat Komite ALM yang

disusun oleh Sekretariat ALM tim teknis ALM menyusun proyeksi penerimaan dan pengeluaran

Proyeksi penerimaan dan pengeluaran ini yang menjadi dasar perhitungan IKU

Yang dimaksud penerimaan kas adalah

1 Rencana penerimaan kas adalah rencana penerimaan kas (cash inflows) yang berasal dari pendapa-

tan negara dan hibah pembiayaan

2 Realisasi penerimaan kas adalah realisasi penerimaan kas (cash inflows) yang berasal dari pendapa-

tan negara dan hibah pembiayaan

Perencanaan penerimaan kas dinyatakan akurat apabila standard deviasi antara realisasi penerimaan

kas dan rencana penerimaan kas dalam suatu waktu tertentu le 5

Yang dimaksud pengeluaran kas adalah

1 Rencana pengeluaran kas adalah rencana pengeluaran kas (cash outflows) yang berasal dari belanja

negara dan pembiayaan

2 Realisasi pengeluaran kas adalah realisasi pengeluaran kas (cash outflows) yang berasal dari belanja

negara dan pembiayaan

Perencanaan pengeluaran kas dinyatakan akurat apabila perbedaan antara realisasi pengeluaran kas

dan rencana pengeluaran kas dalam suatu waktu tertentu le dari 5

Deviasi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat tahun 2020 didapatkan dengan merata-rata deviasi

proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat triwulanan selama tahun 2020 Deviasi penerimaan kas

bulanan dan triwulanan deviasi pengeluaran kas bulanan dan triwulanan dan deviasi perencanaan kas

triwulanan diformulasikan sebagai berikut

Perhitungan polarisasi data menggunakan minimize (semakin rendah realisasi terhadap target semakin

baik capaian kinerjanya) periode pelaporan (trajectory) triwulanan dan jenis konsolidasi periode

menggunakan average (realisasi yang digunakan adalah angka rata-rata dari seluruh periode bersangku-

tan dalam setahun)

Formula Persentase Deviasi Akurasi Rencana Penerimaan Kas

Deviasi akurasi pen-erimaan kas triwulan

(m) =

Proyeksi penerimaan kas triwulan m - Realisasi penerimaan kas triwulan m x100 Proyeksi penerimaan kas triwulan m

Formula Persentase Deviasi Akurasi Rencana Pengeluaran Kas

Deviasi akurasi pengeluaran kas triwulan (m) =

Proyeksi pengeluaran kas triwulan m - Realisasi pengeluaran kas triwulan m x100 Proyeksi pengeluaran kas triwulan m

Formula Persentase Deviasi Akurasi Perencanaan Kas

Deviasi Akurasi Perencanaan Kas =

Persentase Deviasi Akurasi Rencana Penerimaan Kas + Persentase Deviasi Akurasi Rencana Pengeluaran Kas

2

gtltEWďϮϬϮϬϴϰ

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчdūưūƲƤūǿ-чƲūч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀЙ

ƋŀǢŀŀƲч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч ǪūśūǪŀǢч ϰͻҗϯч $ūưƐƤƐŀƲч ƋŀƧƲȝŀч ţūƲƄŀƲч ǷŀǢƄūǷч ǟŀţŀч poundūƲŜŀч laquoǷǢŀǷūƄƐǪч

ЋpoundūƲǪǷǢŀЌч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶ -ʹͶʹͶϰч ơǿƄŀч ţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч ǪūśūǪŀǢч ϰͻҗч ţŀƲч śūǢǷŀƋŀǟч

ţƐƤǿǢŀƲƄƐч ǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчϰͶҗчţƐч ǷŀƋǿƲчͶʹͶϯч ūǢƧǿчţƐƤūǷŀƋǿƐчśŀƋȗŀчţūȖƐŀǪƐчţŀǟŀǷчţƐǷūƲǷǿƤŀƲчţŀǢƐч

ƲƐƧŀƐчŀƤǿǢŀǪƐчǷūǢǪūśǿǷϰчţŀƧŀưчƋŀƧчƐƲƐчţūȖƐŀǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪчŀţŀƧŀƋчϰͻҗϰчȝŀƐǷǿч͵ʹʹҗчЋŀǷŀǿч͵ЌчţƐƤǿЙ

ǢŀƲƄƐчͽϰͶҗϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчţūȖƐŀǪƐчǟǢƼȝūƤǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчƤŀǪчǟūưūǢƐƲǷŀƋчǟǿǪŀǷчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчͶϰͶ͵җч

ǿƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчRϰчʹϰҗчǿƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRϰчͷϰͻͷҗчǿƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRRϰчţŀƲчͷϰͽ͵җчǿƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlϯч$ŀǢƐч

ţŀǷŀчǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǟūǢƼƧūƋчƲƐƧŀƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷŀƋǿƲŀƲчǪūśūǪŀǢчͶϰͺʹҗчǪūЙ

ƋƐƲƄƄŀчưūƲƄƐƲţƐƤŀǪƐƤŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчȝŀƲƄч ƧūśƐƋчśŀƐƤчţŀǢƐч ǷŀǢƄūǷч ǷŀƋǿƲŀƲч Rdiquestч ЋϰͻҗЌчţŀƲч ơǿƄŀч ǷǢŀơūŜǷƼǢȝч

ǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋчţƐǷūƲǷǿƤŀƲϯчrƐƧŀƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷūǢǪūśǿǷчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǢƐч ǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч ȝŀƲƄчţŀǟŀǷчţƐЙ

ǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀśūƧчͷϯͶͶчpoundūŀƧƐǪŀǪƐч$ūȖƐŀǪƐч ǢƼȝūƤǪƐч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчdŀǪч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷч ŀţŀчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹч

cedilƋчͶʹͶʹ Ͷϰͺʹҗ

ϴϱgtltEWďϮϬϮϬ

$ūȖƐŀǪƐч ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲч ƤŀǪч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷч cedilǢƐȗǿƧŀƲч ROumlч ǪŀưǟŀƐч ţūƲƄŀƲч ǢǿƲч ţŀǷŀч Rч ŜŜƼǿƲǷч ǷŀƲƄƄŀƧч ч

bŀƲǿŀǢƐчͶʹͶ͵чśūǢŀţŀчǟŀţŀчƲƐƧŀƐчϰͷͻҗϯчƲƄƤŀчǷūǢǪūśǿǷчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǢƐчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчţūȖƐŀǪƐчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲчǟūƲЙ

ūǢƐưŀŀƲч ţŀƲч ǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч ƤŀǪч śǿƧŀƲч ƤǷƼśūǢч Ǫϯţϯч $ūǪūưśūǢч ͶʹͶʹч śūǢǷǿǢǿǷ-ǷǿǢǿǷч ǪūśūǪŀǢч ͵ϰʹҗч ţŀƲч

ͻϰͶҗϯч$ūƲƄŀƲчţūưƐƤƐŀƲϰчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestч$ūȖƐŀǪƐч ǢƼȝūƤǪƐч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчdŀǪч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹч

ţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчǷŀśūƧчţŀƲчƄǢŀɯƤчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀśūƧчͷϯͶͷчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestч$ūȖƐŀǪƐч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчdŀǪч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчǟūǢчcedilǢƐȗǿƧŀƲ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч ǪūśūǪŀǢч ϰͻҗϯч Rdiquestч ţƐƋƐǷǿƲƄч ŀȖūǢŀƄūч ǪūŜŀǢŀч ǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲϰч

ţūƲƄŀƲчǪǿưśūǢчţŀǷŀчśūǢŀǪŀƧчţŀǢƐчţŀǷŀчǟǢƼȝūƤǪƐчȝŀƲƄчţƐǪŀưǟŀƐƤŀƲчǷƐưч RrчǷƐŀǟчśǿƧŀƲчţŀƲчţŀǷŀчǢūŀƧƐǪŀǪƐч

ǟūƲūǢƐưŀŀƲчţŀƲчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲчRчŜŜƼǿƲǷчśǿƤǿчưūǢŀƋчǷƐŀǟчśǿƧŀƲϯч ŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчǷūǢŀƤƋƐǢчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчśūЙ

śūǢŀǟŀчƋŀƧчȝŀƲƄчưūƲơŀţƐчŀƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ laquoƐǪƐч ūƲƄūƧǿŀǢŀƲϱчǷūǢţŀǟŀǷчƤūƲţŀƧŀчţŀƧŀưчưūưǟǢƼȝūƤǪƐчǟƼƧŀчǟūƲȝūǢŀǟŀƲчūƧŀƲơŀчrūƄŀǢŀϰчƤƋǿǪǿǪƲȝŀч

ūƧŀƲơŀчdfϰчƤŀǢūƲŀчưƐƲƐưƲȝŀчƐƲƃƼǢưŀǪƐчȝŀƲƄчţƐǟūǢƼƧūƋчƼƧūƋчǷƐưч RrчǷūǢƤŀƐǷчǟƼƧŀчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч rч

ţƐчưŀǪŀч ŀƲţūưƐчƼȖƐţ-͵ͽчţŀƲчŀţŀƲȝŀч ƤūśƐơŀƤŀƲч ǢūƧŀƤǪŀǪƐчpoundūƲŜŀƲŀч ūƲŀǢƐƤŀƲч$ŀƲŀчMŀǢƐŀƲч Ћpound $MЌч

ţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчŀƤǪūƧūǢŀǪƐчǟūǢŜūǟŀǷŀƲчǟūƲȝūǢŀǟŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчţŀƲчǟūǢǷǿưśǿƋŀƲчūƤƼƲƼưƐϯ

Ͷϯ laquoƐǪƐч ūƲūǢƐưŀŀƲϱч ǢƼȝūƤǪƐч ǟūƲūǢƐưŀŀƲч rчŜūƲţūǢǿƲƄч ƧūśƐƋчśŀƐƤч ǪūƋƐƲƄƄŀчǪūŜŀǢŀч ǷƼǷŀƧч ǷŀǢƄūǷч Rdiquestч

ǢūƲƤŀǪчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч rчţŀǟŀǷчţƐŜŀǟŀƐчţūƲƄŀƲчśŀƐƤϯ

MŀƧчǷūǢǪūśǿǷчưūƲƄŀƤƐśŀǷƤŀƲчƐǪǿ-ƐǪǿчǿǷŀưŀϰчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ ţŀч ǷǢŀţūч Ƽɬч ŀƲǷŀǢŀч ǿǟŀȝŀч ǿƲǷǿƤч ưūƲƄŀƤǪūƧūǢŀǪƐч śūƧŀƲơŀч ƲūƄŀǢŀч ưūƧŀƧǿƐч ǟūưśūǢƐŀƲч ɰūƤǪƐśƐǷƐǷŀǪч

pound $MчţūƲƄŀƲчǷƐƲƄƤŀǷчţūȖƐŀǪƐчpoundūƲƤŀǪчŀƤƐśŀǷчǷƐţŀƤчŀţŀƲȝŀчpound $Mϯ

Ͷϯ cedilƐţŀƤч ŀţŀƲȝŀчpound $MчǟŀţŀчưŀǪŀч ŀƲţūưƐчƼȖƐţ-͵ͽчưūƲȝūśŀśƤŀƲчcedilƐưч RrчţŀƲч$ƐǢūƤǷƼǢŀǷч drчƤūЙ

ƋƐƧŀƲƄŀƲчǪŀǷǿчǷƼƼƧчǿƲǷǿƤчưūưǟǢƼȝūƤǪƐчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч rчţūƲƄŀƲчƧūśƐƋчŀƤǿǢŀǷϯ

ͷϯ $ŀƧŀưчǿǟŀȝŀчǿƲǷǿƤчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчŀƤǿǢŀǪƐчǟǢƼȝūƤǪƐч ūƲƄūƧǿŀǢŀƲчrūƄŀǢŀчţƐчưŀǪŀчƤūśƐơŀƤŀƲчɰūƤǪƐśƐƧƐЙ

ǷŀǪч pound $Mϰч cedilƐưч Rrч ţŀƲч $ƐǢūƤǷƼǢŀǷч drч ǷūƧŀƋч ưūƧŀƤǿƤŀƲч śūǪǷч ūɬƼǢǷч ţūƲƄŀƲч ưūƲƄƄŀƧƐч ƐƲƃƼǢưŀǪƐч

ǢūƲŜŀƲŀчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲч rчưūƧŀƧǿƐчd rчţŀƲчǪŀǷƤūǢчưƐǷǢŀчƤūǢơŀƲȝŀчţŀƲчưūƲţūǷūƤǪƐчlaquo pчȝŀƲƄчưŀǪǿƤч

ưūƧŀƧǿƐчŀǟƧƐƤŀǪƐчpчlaquo rϯ

ϯ laquoƐǪƐч ūƲūǢƐưŀŀƲч ŜūƲţūǢǿƲƄч ƧūśƐƋч śŀƐƤч ƤŀǢūƲŀч ǷƐưч Rrч ūƲūǢƐưŀŀƲч ǪūŜŀǢŀч śūǢƤŀƧŀч ưūƲƄǿǟţŀǷūч

ǟǢƼȝūƤǪƐчǟūƲūǢƐưŀŀƲчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲчǟūǢƤūưśŀƲƄŀƲчƐƲţƐƤŀǷƼǢчūƤƼƲƼưƐчţŀƲчƋŀǪƐƧчưƼƲƐǷƼǢƐƲƄϯ

MŀƧчǷūǢǪūśǿǷчţƐчŀǷŀǪчưūƲƄŀƤƐśŀǷƤŀƲчƐưǟƧƐƤŀǪƐчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

͵ϯ cedilƐƲƄƤŀǷч$ūȖƐŀǪƐчpoundūƲƤŀǪчlaquoƐǪƐч ūƲƄūƧǿŀǢŀƲч rчśūǢŀţŀчţƐчƧūȖūƧчͻϰͶҗϯ

Ͷϯ cedilƐƲƄƤŀǷч$ūȖƐŀǪƐчpoundūƲƤŀǪчǪƐǪƐч ūƲūǢƐưŀŀƲч rчśūǢƤƐǪŀǢчţƐчƧūȖūƧч͵ϰʹҗϯ

rŀưǿƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ţūƲƄŀƲч ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ȝŀƲƄч śŀƐƤч ŀƲǷŀǢŀч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţūƲƄŀƲч cedilƐưч Rrч ǪūǢǷŀч

dūưūƲǷūǢƐŀƲϼfūưśŀƄŀчưūƧŀƧǿƐч d rϰч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǷūǷŀǟчţŀǟŀǷч ǷūǢŜŀǟŀƐч ţūƲƄŀƲч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǪūśūǪŀǢчţŀǢƐч

ǷŀǢƄūǷчͷϰͽ͵җчţŀǢƐчǷŀǢƄūǷчǪūśūǪŀǢчϰͻҗчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlϯчlaquoūţŀƲƄƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲŀƲчǪūśūǪŀǢчͶϰͺʹҗчţŀǢƐч

ǷŀǢƄūǷчǪūśūǪŀǢчϰͻҗϯчcedilƐƲţŀƤŀƲǷƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǿƲǷǿƤчưūƲƄŀǷŀǪƐчŀƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐưŀЙ

ƲŀчţƐưŀƤǪǿţчţƐчŀǷŀǪчŀţŀƧŀƋϱ

͵ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчȝŀƲƄчƐƲǷūƲǪƐƃчţūƲƄŀƲчǟŀǢŀчdūǟŀƧŀчd rчǷūǢǿǷŀưŀчƧƐƲƄƤǿǟчdŀƲȗƐƧч$b śч ǢƼȖƐƲǪƐч

bŀƤŀǢǷŀчţūƲƄŀƲчśūǢśŀƄŀƐчưūţƐŀчţŀƲчƃƼǢǿưϯ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ ϰͻҗ ϰͻҗ ϰͻҗ ϰͻҗ ϰͻҗ ϰͻҗ ϰͻҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ͶϰͶ͵җ ʹϰҗ ͵ϰͷͼҗ ͷϰͻͷҗ Ͷϰ͵ͺҗ ŀǟŀƐŀƲ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵͵ͻϰͺͽ ͵Ͷʹ

LAKIN DJPb 2020 86

2 Melakukan koordinasi yang intensif dan proaktif dengan anggota Tim CPIN baik menggunakan fo-

rum formal seperti forum rapat CPIN mingguan dan secara informal melalui jaringan pribadi

(whatsappteleponemail)

3 Melakukan pemantauan peneleaahan dan reviu proyeksi dan realisasi APBN secara harian

Pada tahun 2021 diharapkan Ditjen Perbendaharaan dapat terus melakukan koordinasi secara intensif

dengan stakeholder baik Tim CPIN dan KementerianLembaga (melalui KPPN) serta dapat menyusun

kebijakan ataupun sarana yang dapat mengoptimalkan skema RPDH dan RPD Harian tanpa mengurangi

urgensi percepatan penyerapan pengeluaran-pengeluaran terkait penanggualan Covid- 19 dan program

pemulihan ekonomi nasional Hal ini dilakukan agar deviasi perencanaan kas pemerintah dapat turun

dan seminimal mungkin

IKU Kemenkeu-Wide yang dilaksanakan pada tahun 2020 tersebut

berada pada Sasaran Strategis Pengelolaan Kas Pembiayaan dan

Risiko Keuangan Negara yang Optimal Sebagai fund manager penge-

lolaan kas harus dilakukan secara optimal dan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudent)

baik itu dari sumber dana yang berasal dari Dalam Negeri maupun PinjamanHibah LuarDalam Negeri

agar terhindar dari hal-hal yang dapat mengakibatkan kerugian terhadap negara Pengelolaan kas yang

optimal berarti pengelolaan dilakukan dengan menjaga kondisi kas dalam kondisi yang tidak kelebihan

dan tidak kekurangan Kedua hal tersebut diharapkan dapat menghindarkan terjadinya cash mismatch

dan dapat menjamin ketersediaan kas secara akurat dan tepat waktu untuk membiayai pengeluaran

negara serta optimalisasi terhadap idle cash

IKU pengendalian biaya atas SILPA ini bertujuan untuk mengukur potensi biaya yang diakibatkan

adanya pengelolaan kas negara yang menganggur (Idle cash) melalui perhitungan rata-rata SiLPA per

periode tertentu Definisi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) adalah selisih lebih realisasi pem-

biayaan anggaran atas realisasi defisit anggaran yang terjadi dalam satu periode pelaporan Sedangkan

Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SiKPA) adalah selisih kurang realisasi pembiayaan anggaran atas

realisasi defisit anggaran yang terjadi dalam satu periode pelaporan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

(SiLPA) atau Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SiKPA) diukur dengan menjumlahkan Surplus Defisit

APBN dengan Pembiayaan Netto Target IKU tahun 2020 sebesar Indeks 3 (skala 4) ditetapkan sesuai

dengan Renstra DJPb tahun 2020-2024

Biaya SiLPA merupakan biaya oportunitas atas sisa lebih pembiayaan anggaran dalam periode

tertentu Biaya SiLPA dihitung dengan menggunakan pendekatan perhitungan nominal SiLPA dikalikan

dengan selisih rata-rata tertimbang yield utang tunai dikurangi dengan rata-rata tertimbang optimal-

isasi Kas SiLPA yang terkendali adalah jumlah SiLPA akumulasi bulanan yang cost of fund-nya paling

minimal Cost of SiLPA yang paling minimal adalah sebesar biaya kelebihan penerbitan utang dikurangi

dengan remunerasi hasil optimalisasi idle cash Biaya kelebihan penerbitan utang adalah jumlah utang

yang diterbitkan dikurangi dengan jumlah utang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kas

bu-lanan Rata-rata tertimbang yield (weighted average yield) utang tunai diperoleh dari perhitungan

rata-rata tertimbang dari yield atau biaya efektif utang tunai baru (SBN dan pinjaman Program) yg

ditarik atau diterbitkan pada tahun berjalan Rata-rata tertimbang remunerasi (weighted average

remun) optimalisasi kas diperoleh dari perhitungan rata-rata tertimbang atas optimalisasi kas melalui

penempatan uang pada Bank Indonesia dan remunerasi pengelolaan Treasury Dealing Room berupa

5b-CP Indeks pengendalian

biaya atas SILPA

87 LAKIN DJPb 2020

penempatan uang pada bank umum pemerintah serta transaksi reporeverse repo SBN

Rentang kendali biaya atas SiLPA yang harus dijaga tersebut yaitu 1 Kurang dari Rp200 miliar dengan indeks 4 atau kriteria sangat baik

2 Lebih dari Rp200 miliar sd Rp250 miliar dinyatakan dengan indeks 3 atau kriteria baik

3 Lebih dari Rp250 miliar sd Rp300 miliar dinyatakan dengan indeks 2 atau kriteria cukup

4 Lebih dari Rp300 miliar dinyatakan dengan indeks 1 atau kriteria kurang

Indeks level Cost of SiLPA tersebut dapet dijelaskan pada tabel berikut

Indeks Pengendalian Biaya atas SiLPA diukur dengan formula sebagai berikut

Selama tahun 2020 perhitungan Biaya atas SiLPA (miliar) adalah sebagai berikut

Berdasarkan Cost of SiLPA yang telah diperoleh dari perhitungan di atas diindeksasi sebagai berikut

Isu utama yang terjadi pada

triwulan IV tahun 2020 adalah

1 Pada triwulan IV SiLPA

bulanan masih cukup tinggi

karena penyerapan belanja

pemerintah belum dapat

terealisasi 100 sesuai dengan

proyeksi yang telah ditetapkan

2 Namun demikian WAY bunga

utang cenderung menurun

berkisar di angka 480-541

sedangkan WA remunerasi DJPb

cenderung stabil berkisar di angka 438-463 sehingga biaya atas SiLPA dapat dijaga

Indeks Kriteria Treshold

4 Sangat Baik Cost of SiLPA lt Rp200 M

3 Baik Rp200 M lt Cost of SiLPA lt Rp250 M

2 Cukup Rp250 M lt Cost of SiLPA lt Rp 300 M

1 Kurang Cost of SiLPA gt Rp300 M

Bulan Triwulan SiLPA Bulanan (miliar)

WAY Utang WAY Remunerasi DJPb

Biaya atas SiLPA (miliar)

Bulanan Triwulanan 1

1 3206368 468 402 1748

9684 2 5012947 605 415 7936 3 -223000 548 379 000 4

2 14737300 708 685 2825

24744 5 17642700 756 694 9114 6 15841794 712 615 12805 7

3 17279620 595 578 2585

12092 8 16729650 620 578 5892 9 6850000 576 513 3614 10

4 9898443 480 463 1479

17341 11 15436581 541 438 13293 12 16790360 456 438 2569

Biaya SILPA per periode =

Rata-rata SiLPA per periode x

(Weighted Average Yield ndash Weighted Average Optimalisasi Kas) (12periode)

Bulan Triwulan Realisasi (Indeks)

Bulanan Triwulanan Target Capaian () 1 1 400

400 300 12000 2 300 3 400 4 2 400

300 300 10000 5 200 6 100 7 3 400

400 300 12000 8 400 9 400 10 4 400

400 300 12000 11 400 12 400 Indeks tahun

2020 350 375 300 12000

gtltEWďϮϬϮϬϴϴ

MŀƧчǷūǢǪūśǿǷчţƐчŀǷŀǪчưūƲƄƐưǟƧƐƤŀǪƐƤŀƲчƐŀȝŀчlaquoƐf чǟūǢчǟūǢƐƼţūчǷūǢơŀƄŀчǟŀţŀчƤƐǪŀǢŀƲчƤǿǢŀƲƄчţŀǢƐчͶʹʹч

pƐƧƐŀǢϯ

ƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчţŀǢƐчƐǪǿчǿǷŀưŀчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǪŀưǟŀƐƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

͵ϯ ūƲǿǢǿƲŀƲч śƐŀȝŀч laquoƐf ч śūǢŀƲƄǪǿǢ-ŀƲƄǪǿǢч ǷūǢơŀţƐч ǪūơŀƤч ǷǢƐȗǿƧŀƲч RRRϰч ƋŀƧч ƐƲƐч ƤŀǢūƲŀч ţƐƧŀƤǿƤŀƲƲȝŀч

ǟūǢŜūǟŀǷŀƲчǟūƲȝūǢŀǟŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRRчţŀƲчROumlϯчƧūƋчƤŀǢūƲŀƲȝŀϰчưūǪƤƐǟǿƲчǷūǢţŀǟŀǷчlaquoƐf ч

ǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlϰчƲŀưǿƲчlaquoƐf чǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчţŀǟŀǷчǷūǢơŀƄŀчśūǢƤƐǪŀǢчǟŀţŀчŀƲƄƤŀчpoundǟͽͼчǷǢƐƧƐǿƲчǪϯţϯчpoundǟ͵ͺͻч

ǷǢƐƧƐǿƲϯ

ͶϯǿƲƄŀч ǿǷŀƲƄч ưŀǪƐƋч śūǢƤƐǪŀǢч ǟŀţŀч ŀƲƄƤŀч ϰͼʹҗ-ϰ͵җϰч ƲŀưǿƲч ǟŀţŀч ǷǢƐȗǿƧŀƲч ROumlϰч timesч ǢūưǿƲūǢŀǪƐч

śūǢŀţŀчţƐƤƐǪŀǢŀƲчŀƲƄƤŀчϰͷͼҗ-ϰͺͷҗϯ

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчŀƄŀǢч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷч ǷūǢūŀƧƐǪŀǪƐчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчȝŀƲƄчţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч

ŀţŀƧŀƋчţūƲƄŀƲчưūƲȝǿǪǿƲчǪƤūưŀчǟǢƼȝūƤǪƐчȝŀƲƄчƧūśƐƋчǢūŀƧƐǪǷƐǪчǪūƧŀưŀчcedilǢƐȗǿƧŀƲчROumlчǪūƋƐƲƄƄŀчlaquoƐf чţŀǟŀǷч

ţƐơŀƄŀчǟŀţŀчƧūȖūƧчȝŀƲƄчǢūƲţŀƋϯ

ŀţŀч ǷŀƋǿƲч ţūǟŀƲϰч ǢūƲŜŀƲŀч ŀƤǪƐч ȝŀƲƄч ţƐǢūƤƼưūƲţŀǪƐƤŀƲч ǿƲǷǿƤчccedilAcircmacratilde macrAcirc shyOslashcopy Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ŀţŀƧŀƋч

ưūƧŀƤǿƤŀƲчdƼƼǢţƐƲŀǪƐч ȝŀƲƄч ƐƲǷūƲǪƐƃч ţūƲƄŀƲч$b poundчţŀƲчiquestƲƐǷч ǪūƧƼƲч Rч ǷūƤƲƐǪч ţŀƧŀưч ƃƼǢǿưч Rrч ţŀƲч

fpϯчMŀƧчǷūǢǪūśǿǷчţƐǢūƲŜŀƲŀƤŀƲчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчRчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵ϯ

$ŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūưŀǪǷƐƤŀƲч ǟǢƼǪūǪч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ǟūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţŀǟŀǷч

ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ƤūǷūƲǷǿŀƲч ţŀƲч ţŀǟŀǷчưūƲŜŀǟŀƐŀч ƼǿǷǟǿǷч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч

ţƐǷūǷŀǟƤŀƲϰч ǟūǢƧǿч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ƧŀƲƄƤŀƋ-ƧŀƲƄƤŀƋч ǪǷǢŀǷūƄƐǪч ǪūŜŀǢŀч ƤƼưǟǢūƋūƲǪƐƃч

ŀǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчƤūǟŀţŀчRƲǷūǢƲŀƧч$b śчưŀǿǟǿƲчǟŀǢŀчlaquoǷŀƤūƋƼƧţūǢϯ

fŀƲƄƤŀƋ-ƧŀƲƄƤŀƋчǪǷǢŀǷūƄƐǪчǷūǢǪūśǿǷчţƐǪǿǪǿƲчţŀƲчţƐūȖŀƧǿŀǪƐчǪūŜŀǢŀчǟūǢƐƼţƐƤчţŀƲч

ǷūǢǿƤǿǢϰч ǪūƋƐƲƄƄŀч ǪūŜŀǢŀч ƧŀƲƄǪǿƲƄч ţŀǟŀǷч śūǢţŀưǟŀƤч ǷūǢƋŀţŀǟч ǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲч ƤǿŀƧƐǷŀǪч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч

ŀƲƄƄŀǢŀƲчƐƲǷūǢƲŀƧч$b śчưŀǿǟǿƲчdūưūƲǷūǢƐŀƲϼfūưśŀƄŀϯ

cedilŀśūƧчͷϯͶчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч

rƐƧŀƐчdƐƲūǢơŀч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчdϼfчưūǢǿǟŀƤŀƲчǪŀƧŀƋчǪŀǷǿч

Rdiquestч dūưūƲƤūǿ-wmacrч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϯч Rdiquestч

ƐƲƐч ơǿƄŀч ưūƲơŀţƐч Rdiquestч dūưūƲƤūǿ-IAcircч $ƐǢūƤǷƼǢŀǷч būƲţūǢŀƧч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϯч Rdiquestч ƐƲƐч ţƐǪǿǪǿƲч ǿƲǷǿƤч ưūƲƄǿƤǿǢч ƤǿŀƧƐǷŀǪч

ƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчǪūŜŀǢŀчƤǿŀƲǷƐǷŀǷƐƃϰчȝŀƲƄчţŀǟŀǷчǷūǢȗŀƤƐƧƐчƼƧūƋчŀǪǟūƤчƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч

ŀƲƄƄŀǢŀƲч ȝŀƲƄч ưūƧƐǟǿǷƐϱч Ћ͵Ќч ƤūǪūǪǿŀƐŀƲч ŀƲǷŀǢŀч ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲч ţūƲƄŀƲч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲϰч ЋͶЌч

ūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƤūƄƐŀǷŀƲϰч ЋͷЌч ūɯǪƐūƲǪƐч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƤūƄƐŀǷŀƲч ţŀƲч ЋЌч ƤūǟŀǷǿƋŀƲч ǷūǢƋŀţŀǟч

ǢūƄǿƧŀǪƐϯч Rdiquestч ƐƲƐч ţƐǪǿǪǿƲч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūưƼƲƐǷƼǢч ǟūǢƤūưśŀƲƄŀƲч ǿǟŀȝŀч ǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲч ƤǿŀƧƐǷŀǪч

ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲϯч laquoūƧŀƐƲч ƐǷǿϰч Rdiquestч ƐƲƐч śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤч ưūƲƄūǷŀƋǿƐч ƤƐƲūǢơŀч ǪŀǷǿŀƲч ƤūǢơŀч

dūưūƲǷūǢƐŀƲч rūƄŀǢŀϼfūưśŀƄŀч ţŀƧŀưч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ǪūŜŀǢŀч ƼǟǷƐưŀƧч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀч

ǷūǢŜŀƲǷǿưчţŀƧŀưчţƼƤǿưūƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲϯч

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͺ

pƼƲūȖч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч

ȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ

laquolaquoчͺϱчpƼƲūȖч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ͺŀ- rƐƧŀƐчƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчdϼf ͼͼ ͽͶϰ͵ͽ ͵ʹϰͻͺ ͺś- cedilƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчOslashUumlmacrcopyAcircǪƐǪǷūưчǟūƲƄŀƲƄƄŀǢŀƲ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹ ͺŜ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчǷŀǢƄūǷчǟūƲţŀǟŀǷŀƲчfiquest ͵ʹʹҗ ͵ͷͽϰͷͺҗ ͵Ͷʹ

ͺŀ- rƐƧŀƐчƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч

ŀƲƄƄŀǢŀƲчdϼf

89 LAKIN DJPb 2020

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL didapatkan dengan menggabungkan 4 (empat) aspek dengan 13

(tiga belas) indikator sebagai berikut

1 Kesesuaian dengan Perencanaan dengan variabel sebagai berikut

a Revisi DIPA (bobot nilai 5)

Revisi DIPA adalah perubahan rincian anggaran yang telah ditetapkan berdasarkan APBN dan te-

lah disahkan dalam DIPA Revisi DIPA dilakukan oleh Satuan Kerja KL dalam rangka menyesuaikan

alokasi anggaran dengan kebutuhan Revisi DIPA merupakan salah satu sarana atau fasilitas untuk

menyesuaikan alokasi anggaran yang direncanakan sejak tahun lalu dengan perubahan kondisi saat

ini Revisi DIPA diharapkan mampu meningkatkan anggaran yang dapat diserap sesuai dengan target

yang telah direncanakan

Disisi lain tingginya frekuensi revisi DIPA dapat menghambat penyerapan anggaran karena menc-

erminkan adanya ketidaksesuaian ketersediaan anggaran dan kebutuhan dalam pelaksanaan ang-

garan yang berpengaruh pada tertundanya kegiatan yang telah rencanakan danatau efektivitas

pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan Semakin besar frekuensi revisi menunjukkan bahwa

perencanaan pelaksanaan kegiatan Satker dimaksud masih kurang matang sehingga dapat berdam-

pak pada rendahnya penyerapan anggaran Selain itu seringnya revisi dilakukan oleh suatu Satker

menunjukkan bahwa koordinasi antara perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Satker tersebut be-

lum optimal dan berdampak pada terhambatnya penyerapan anggaran Sehingga revisi DIPA harus

dikendalikan agar pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dan

berjalan secara optimal

Indikator Revisi DIPA dihitung dengan membandingkan jumlah revisi DIPA dalam kewenangan pagu

anggaran tetap dengan target revisi dalam satu kali dalam satu triwulan yang menurut Perdirjen

Perbendaharaan Nomor Per-03PB2018 adalah satu kali per triwulan Nilai indikator Revisi DIPA

dapat ditunjukan pada formulasi sebagai berikut

Rasio revisi DIPA triwulanan =

b Deviasi Halaman III DIPA (bobot nilai 5)

Halaman III DIPA memuat rencana penarikan dan penerimaan dana dari suatu Satker dalam satu

tahun yang dijabarkan secara bulanan yang menjadi alat dalam pengelolaan kas Secara kumulatif

rencana penarikan dana dapat menjadi acuan perencanaan manajemen kas Pemerintah Pelaksanaan

kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan direncanakan akan berdampak pada terbentuknya pola

penyerapan yang teratur dan dapat memberikan kepastian waktu dan jumlah penarikan dana se-

hingga perencanaan kas dapat dirumuskan dengan baik

Deviasi halaman III DIPA mengukur tingkat perbedaan antara perencanaan penarikan dana terhadap

realisasi setiap bulannya Besar kecilnya nilai deviasi Hal III DIPA menggambarkan tingkat keakuratan

KL dalam merencanakan pelaksanaan kegiatannya Rendahnya nilai deviasi Hal III DIPA menunjukan

bahwa rencana kegiatan KL terlaksana sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan Se-

baliknya apabila nilai deviasi Hal III DIPA tinggi menunjukan tidak terlaksananya kegiatan satuan ker-

ja KL sebagaimana rencana waktu yang telah ditetapkan

LAKIN DJPb 2020 90

Nilai Indikator Halaman III DIPA dihitung dalam dua tahap sebagai berikut

Deviasi Halaman III DIPA bulan ke-n

Selanjutnya dihitung nilai IKPA Deviasi Hal III DIPA bulan ke-n

IKPA DevDIPAn =

c Pagu Minus (bobot nilai 5)

Prinsip pengeluaran negara atas dana APBN yaitu bahwa kegiatan belanja tidak dapat dilaksanakan

jika alokasi dana tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA Namun khusus untuk Belanja

Pegawai berupa Gaji dan Tunjangan yang melekat pada Gaji dapat dilakukan melampaui pagu yang

tertuang dalam DIPA sebelum dilakukan revisi DIPA terlebih dahulu sehingga dimungkinkan realisasi

Belanja Gaji dan Tunjangan yang melekat pada Gaji melewati pagu (pagu minus)

Apabila diperkirakan akan terjadi pagu minus KPA dapat segera melakukan revisi pergeseran untuk

menghindari pagu minus tersebut sebelum tahun anggaran berakhir Adanya pagu minus sampai

dengan akhir tahun anggaran dapat mengindikasikan perencanaan anggaran pada satker tersebut

belum dilakukan secara optimal Indikator pagu minus hanya dipergunakan pada pengukuran kinerja

pelaksanaan anggaran triwulan IV Formulanya sebagai berikut

Nilai IKPA Pagu Minus = 100 ndash Rasio Pagu Minus di mana

Rasio pagu minus =

2 Kepatuhan Terhadap Regulasi dengan indikator sebagai berikut

a Indikator Pengelolaan UP dan TUP (bobot nilai 8)

Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190PMK052012 jo PMK 178PMK052018 tentang

Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara prinsip

dalam pembayaran adalah dengan mekanisme pembayaran secara langsung (LS) kepada penyedia

barangjasa atau Bendahara Pengeluaranpihak lainnya yang berhak menerima pembayaran Namun

apabila pembayaran secara LS tersebut tidak dapat dilakukan maka pembayaran tagihan kepada

penerima hak dilakukan dengan Uang Persediaan (UP) maupun Tambahan Uang Persediaan (TUP)

Pada awal tahun anggaran Kuasa Pengguna Anggaran mengajukan permintaan kebutuhan UP

kepada KPPN sebesar kebutuhan operasional Satker dalam satu bulan UP tersebut merupakan uang

muka kerja dari Kuasa BUN (KPPN) kepada Bendahara Pengeluaran yang dapat dimintakan

penggantiannya (revolving) Revolving GUP dapat dilakukan ketika UP telah digunakan sebesar 50

Pengelolaan UP suatu satuan kerja dapat dijadikan sebagai salah satu parameter kesesuaian

besarnya UP yang dikelola oleh satuan kerja dengan norma waktu pengajuan GUP selama satu bulan

Hal ini sejalan dengan program pengurangan outstanding UP sehingga idle cash pada bendahara akan

semakin berkurang

Sementara itu Satker juga dapat mengajukan permohonan TUP apabila terdapat kebutuhan pem-

bayaran mendesak yang melebihi besaran UP biasa Apabila permohonan disetujui maka sebagaima-

na pertanggungjawaban UP dalam jangka 1 bulan setelah TUP diterima Satker harus memper-

tanggungjawabkannya ke KPPN

91 LAKIN DJPb 2020

Selain itu Indikator Pengelolaan UP dan TUP juga mempertimbangkan sisa dana UP dan TUP yang

belum disetor pada akhir tahun (31 Desember) sebagai penalti nilai kinerja (mengubah status tepat

waktu menjadi terlambat untuk pertanggungjawaban UP dan TUP terakhir) Formulanya adalah se-

bagai berikut

b Indikator Penyampaian LPJ Bendahara (bobot nilai 5)

Bendahara Pengeluaran merupakan pejabat perbendaharaan yang secara fungsional bertanggung

jawab kepada Kuasa BUN dan secara pribadi bertanggung jawab atas seluruh uangsurat berharga

yang dikelolanya dalam rangka pelaksanaan APBN Bendahara Pengeluaran wajib menyusun Laporan

Pertanggungjawaban (LPJ) setiap bulan atas uangsurat berharga yang dikelolanya LPJ tersebut

disusun berdasarkan pembukuan Bendahara yang telah direkonsiliasi dengan Unit Akuntansi Kuasa

Pengguna Anggaran (UAKPA) LPJ yang disusun oleh Bendahara Pengeluaran yang benar tersebut

disampaikan kepada KPPN setiap bulannya paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya LPJ tersebut

akan diverifikasi kebenarannya oleh KPPN

Tingkat ketepatan waktu penyampaian LPJ Bendahara suatu Satker dapat dijadikan sebagai salah

satu indikator kinerja pelaksanaan APBN Satker karena dapat menunjukkan tingkat kepatuhan

pelaksanaan penatausahaan transaksi-transaksi APBN yang melalui Bendahara Bendahara

Pengeluaran Formulanya sebagai berikut

c Indikator Penyampaian Data Kontrak (bobot nilai 15)

Data kontrak diperlukan untuk memastikan komitmen yang telah dibuat pemerintah telah dica-

dangkan dan tersedia dananya sehingga dapat dibayarkan pada saat Satker mengajukan permintaan

pembayarannya Data Kontrak yang memuat ringkasan mengenai kontrakperikatan yang dilakukan

oleh Satker dengan pihak ketiga wajib dilaporkan kepada KPPN paling lambat lima hari kerja

setelah kontrakperikatan tersebut ditandatangani Kewajiban Satker tersebut diatur dalam Pera-

turan Menteri Keuangan Nomor 190PMK052012 jo PMK 178PMK052018 tentang Tata Cara Pem-

bayaran dalam rangka Pelaksanaan APBN

Data kontrak diperlukan untuk memastikan komitmen yang telah dibuat pemerintah telah dica-

dangkan dan tersedia dananya sehingga dapat dibayarkan pada saat Satker mengajukan permintaan

pembayarannya Semakin meningkatnya frekuensi ketepatan waktu penyampaian data kontrak dari

Satker ke KPPN akan mendorong kinerja pelaksanaan APBN yang semakin baik Data kontrak yang

digunakan dalam perhitungan IKPA adalah data tanggal verifikasi oleh KPPN Formulanya sebagai

berikut

LAKIN DJPb 2020 92

c Indikator Dispensasi SPM (bobot nilai 5)

Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan APBN pada saat menjelang akhir tahun anggaran telah diatur

batas waktu penyampaian SPM ke KPPN sesuai dengan masing-masing jenis SPM dan tahapan

penyelesaian pekerjaan Pembagian batas waktu tersebut terutama ditujukan untuk kelancaran

penyelesaian pembayaran dan optimalisasi penyediaan kas Kepatuhan satuan kerja terhadap jadwal

penyampaian SPM tersebut menunjukkan bahwa perencanaan pelaksanaan kegiatan dan

perencanaan penarikan dana dilakukan secara efektif dan efisien sehingga mendukung kelancaran

pelaksanaan APBN khususnya menjelang berakhirnya suatu tahun anggaran

Terdapat kekhususan terhadap pelaksanaan pekerjaan dalam penanganan bencana alam adanya

kondisi kahar (force majeur) dan pemilihan kepala daerah serentak satker dapat mengajukan

dispensasipengajuan SPM diluar jadwal yang telah ditentukan Namun terdapat juga kondisi tertentu

berdasarkan surat pernyataan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang menyebabkan satker

menyampaikan dispensasi pengajuan SPM Adanya pengajuan karena kondisi tertentu tersebut dapat

mengindikasikan kurang disiplinnya suatu

satker mematuhi ketentuan-ketentuan

pelaksanaan APBN

Capaian IKPA Indikator Dipensasi SPM dihi-

tung berdasarkan kategori jumlah SPM yang

mendapatkan dispensasi yakni

3 Efektifivitas Pelaksanaan Kegiatan dengan indikator sebagai berikut

a Indikator Penyelesaian Tagihan (bobot nilai 12)

Time frame penyelesaian tagihan atas beban APBN berdasarkan PMK 190 adalah 17 hari kerja yang

dibagi dalam empat tahap yaitu 5 hari kerja untuk proses antara BAST sampai dengan tagihan dari

pihak ketiga disampaikan kepada satker 5 hari kerja untuk proses dari tagihan pihak ketiga menjadi

SPP 5 hari kerja untuk proses dari SPP menjadi SPM untuk disampaikan ke KPPN dan 2 hari kerja

untuk proses dari SPM menjadi SP2D Tagihan tepat waktu adalah jika SP2D telah terbit 17 hari kerja

sejak tanggal BAST Jika lebih dari 17 hari kerja maka dinyatakan terlambat Tim e fram e penyelesaian

tagihan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu parameter kinerja pelaksanaan anggaran Se-

makin tinggi frekuensi penyelesaian tagihan suatu Satker melebihi jangka waktu total tujuh belas hari

kerja maka mengindikasikan rendahnya kualitas kinerja pelaksanaan anggaran Satker tersebut For-

mulanya sebagai

berikut

b Indikator Penyerapan Anggaran (bobot nilai 15)

Anggaran yang dialokasikan pada Satker merupakan instrumen untuk mendukung pelaksanaan

tugas dan fungsinya masing-masing Sebagai salah satu indikator kinerja pelaksanaan angaran ting-

kat realisasi penyerapan anggaran memang masih menjadi rujukan utama pengukuran kinerja

pelaksanaan anggaran mengingat sampai dengan saat ini realisasi penyerapan anggaran masih

menjadi fokus perhatian belanja pemerintah dan mencerminkan progress pelaksanaan kegiatan pada

KL

Subkriteria Nilai 0 SPM 100

1 - 5 SPM 95 6 - 10 SPM 90 11 - 20 SPM 85 gt 20 SPM 80

93 LAKIN DJPb 2020

Setiap dana yang dialokasikan harus digunakan secara optimal agar belanja pemerintah dapat

memberikan manfaat Penyerapan anggaran yang optimal bukan hanya memperhatikan persentase

realisasi melainkan juga pada periodewaktu realisasi anggaran tersebut Realisasi anggaran yang

bertumpu di akhir tahun berdampak pada berkurangnya multiplier effect atas belanja pemerintah

pada tahun anggaran berkenaan Target penyerapan anggaran Triwulan 1 = 15 Triwulan 2 = 40

Triwulan 3 = 60 dan Triwulan 4 = 90 Formulanya dihitung dalam dua tahap sebagai berikut

Nilai Kinerja Penyerapan Anggaran Triwu-

lanan (NKPAn)

Setelah memperoleh NKPAn maka Nilai IKPA Penyerapan Anggaran

dapat dihitung dengan formula berikut

c Indikator Retur SP2D (bobot nilai 5)

Retur SP2D adalah penolakanpengembalian atas pemindahbukuan danatau transfer pencairan

APBN dari BankKantor Pos Penerima kepada BankKantor Pos Pengirim Retur SP2D mengakibat-

kan adanya utang negara kepada pihak ketiga dan terlambatnya manfaat yang diterima pihak yang

berhak mendapatkan pembayaran

Penyebab retur SP2D antara lain kesalahanperbedaan namanomor rekening pada SP2D dengan

data perbankan Selain itu kesalahan dalam penulisan nama bank penerima rekening tidak aktif

tutuppasif juga sering menjadi penyebab retur Pada prinsipnya retur terjadi sebagai akibat

lemahnya verifikasi data supplier dan tidak akuratnya penginputan data rekening yang dilakukan

oleh Satker ke dalam data supplier Formulanya se-

bagai berikut

4 Efisiensi Pelaksanaan Kegiatan dengan indikator sebagai berikut

a Indikator Renkas (bobot nilai 5)

KPA menyampaikan Rencana Penarikan Dana (RPD) Harian untuk semua jenis SPM yang nilainya

masuk dalam klasifikasi transaksi besar sebagai informasi kepada Bendahara Umum Negara atau

Kuasa Bendahara Umum Negara dengan tujuan pengelolaan likuiditas kas negara berdasarkan Per-

aturan Menteri Keuangan Nomor 197PMK052017 RenkasRPD harian wajib disampaikan ke KPPN

5 hari kerja sebelum SPM diajukan ke KPPN untuk transaksi dengan nilai kotor lebih dari 1 milyar

10 hari kerja sebelum SPM diajukan ke KPPN untuk transaksi 500 milyar atau lebih Dan 15 hari ker-

ja sebelum SPM diajukan ke KPPN untuk transaksi 1 triliun atau lebih

Ketepatan waktu penyampaian RPD Harian merupakan salah satu parameter kinerja pelaksanaan

anggaran suatu satker karena di satu sisi mendukung tata kelola manajemen kas yang efektif bagi

Bendahara Umum Negara dan di sisi lain menunjukkan perencanaan kegiatan dan perencanaan

penarikan dana pada satker

tersebut telah disusun secara

matang Formulanya sebagai

berikut

LAKIN DJPb 2020 94

b Indikator Kesalahan SPM (bobot nilai 5)

Satker KL mengajukan tagihan atas beban APBN dengan menerbitkan SPM yang disampaikan ke

KPPN KPPN melakukan verifikasi terhadap SPM tersebut untuk diterbitkan SP2D yang menjadi da-

sar pembayaran kepada pihak ketiga Jika terdapat berkas SPM yang tidak lengkap danatau kesala-

han ADK SPM maka SPM yang diajukan Satker ditolak oleh KPPN sehingga harus diperbaiki terlebih

dahulu oleh Satker agar dapat dilakukan pembayaran kepada pihak ketiga Kesalahan tersebut me-

nyebabkan tertundanya pembayaran kepada pihak ketiga yang akhirnya berdampak pada tingkat

realisasi anggaran

Formulanya sebagai

berikut

Dengan kategori rasio sebagai berikut

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL tahun 2020 kemudian dihitung sebagai berikut

IKU tersebut pada tahun 2020 mempunyai target 88 dengan periode pelaporan triwulanan

Perhitungan polarisasi data menggunakan maximize (semakin tinggi realisasi terhadap target maka

semakin baik capaian kinerjanya) dan jenis konsolidasi periode menggunakan average (realisasi yang

digunakan adalah angka rata-rata dalam periode bersangkutan) Target tersebut lebih tinggi dari

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Keuangan tahun 2015-2019 untuk tahun 2019

sebagaimana diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-239PB2015

tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perbendaharaan Tahun 2015-2019

Realisasi IKU Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL Tahun 2020 adalah 9219 Nilai tersebut

diperoleh dari rata-rata nilai kinerja pelaksanaan anggaran tahun 2020 secara triwulanan yaitu pada

periode triwulan III dan IV dikarenakan pada periode triwulan I dan II tahun 2020 dilaksanakan

relaksasi perhitungan IKPA Capaian pada periode triwulan III dan Triwulan IV masing-masing adalah

sebesar 9413 untuk Triwulan III dan sebesar 9025 untuk triwulan IV Penjelasan detail capaian IKU

IKPA di Tahun 2020 dapat diuraikan sebagai berikut

1) Triwulan I dan II

Sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-258PB2020 tanggal 23 Maret

2020 hal Kebijakan Relaksasi Penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Tahun 2020

pada Aplikasi OM-SPAN dinyatakan bahwa sehubungan dengan langkah antisipatif terhadap

penyesuaian kebijakan pelaksanaan anggaran belanja KL akibat kondisi kahar (forcemajeure) yang

disebabkan oleh risiko penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) maka dalam rangka

men-dukung kebijakan refocusing kegiatan dan realokasi anggaran KL untuk percepatan

penanganan COVID-19 maka penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) tahun 2020

pada Aplikasi OMSPAN tidak dilakukan sampai dengan batas waktu yang akan diatur lebih lanjut

Subkriteria Nilai 0 100

gt000 - 150 95

gt 150 - 300 90

gt 300 - 500 85

gt 500 80

Nilai Kinerja Pelaksanaan = IKPA = [5 (REV) + 5 (HAL3) + 5 (RTR) + 15 (REAL) + 12 (TAG) + 5 (SPM)

+ 5 (RPD) + 15 (KTR) + 8 (PUP) + 5 (LPJ) + 5 (DSPM) + 5 (MIN)] x 100

ϵϱgtltEWďϮϬϮϬ

Sehubungan dengan hal tersebut maka perhitungan IKU Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran IKPA

untuk periode triwulan I dan II tahun 2020 dinyatakan NA

ͶЌ cedilǢƐȗǿƧŀƲчRRRчţŀƲчcedilǢƐȗǿƧŀƲчROuml

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲчlaquoǿǢŀǷч$ƐǢơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчrƼưƼǢчlaquo-ͺ͵ϼ ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧч͵ͻчbǿƧƐчͶʹͶʹчƋŀƧч

ūƲƐƧŀƐŀƲчRd чdϼfчcedilǢƐȗǿƧŀƲчRRRчţŀƲчROumlчǟŀţŀчǟƧƐƤŀǪƐчplaquo rϰчưŀƤŀчǟŀţŀчǟūǢƐƼţūчcedilǢƐȗǿƧŀƲчRRRчţŀƲчROumlч

ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчRdiquestчrƐƧŀƐчdƐƲūǢơŀч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчdϼfчţūƲƄŀƲчͶчƐƲţƐƤŀǷƼǢч

ȝŀƲƄчưŀǪƐƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǢūƧŀƤǪŀǪƐчȝŀƐǷǿчpoundūȖƐǪƐч$R чţŀƲч$ūȖƐŀǪƐчMŀƧŀưŀƲчRRRч$R ϯчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǿƲǷǿƤч

ƤūţǿŀчcedilǢƐȗǿƧŀƲчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱч

ŀЌ cedilǢƐȗǿƧŀƲчRRR

śЌ cedilǢƐȗǿƧŀƲчROuml

$ūƲƄŀƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч rƐƧŀƐч dƐƲūǢơŀч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƲƄƄŀǢŀƲч dϼfч ǷūƧŀƋч ưūưūƲǿƋƐч ǷŀǢƄūǷч

ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч ūưūƲǿƋŀƲч

ǷŀǢƄūǷчǷūǢǪūśǿǷчǪūŜŀǢŀчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷч rϼ rϼ rϼ ͼͼ ͼͼ ͼͼ ͼͼ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - - - ͽϰ͵ͷ ͽϰ͵ͷ ͽʹϰͶ ͽͶϰ͵ͽ ŀǟŀƐŀƲ - - - ͵ʹͺϰͽͻ ͵ʹͺϰͽͻ ͵ʹͶϰͺ ͵ʹϰͻͺ

rƼ ǪǟūƤ RƲţƐƤŀǷƼǢ rƐƧŀƐ ƼśƼǷ rƐƧŀƐ

͵ϯ dūǪūǪǿŀƐŀƲчţūƲƄŀƲчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲ

poundūȖƐǪƐч$R чЋpoundOumlЌ $ūȖƐŀǪƐчMŀƧŀưŀƲчRRRч$R чЋMfͷЌ ŀƄǿчpƐƲǿǪчЋpRrЌ

͵ʹʹ ͼͻϰͽͼ ͽͽϰ͵ͷ

җ җ җ

- -

ϰͽͺ

Ͷϯ ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀЙƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲ

poundūǷǿǢчlaquo Ͷ$чЋpoundcedilpoundЌ ūƲȝūǢŀǟŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋpoundfЌ ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчcedilŀƄƐƋŀƲчЋcedilFЌ dƼƲɯǢưŀǪƐчŀǟŀƐŀƲчǿǷǟǿǷчЋdЌ

ͽͽϰͺʹ ͽͽϰͼ ͽͻϰʹͼ ͽͻϰͷͷ

җ ͵җ ͵Ͷҗ ͵ʹҗ

ϰͽͼ ͵ϰͽͶ ͵͵ϰͺ ͽϰͻͷ

ͷϯ ɯǪƐūƲǪƐч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчdūƄƐŀǷŀƲ

ūƲƄūưśŀƧƐŀƲϼdūǪŀƧŀƋŀƲчlaquo pчЋlaquo pЌ poundūƲƤŀǪчЋpound $Ќ

ͼʹϰʹʹ ͽͻϰͺʹ

җ җ

͵Ͷϰʹͽ ϰͼͼ

ϯ dūǟŀǷǿƋŀƲчǷūǢƋŀţŀǟчǢūƄǿƧŀǪƐ

$ŀǷŀчdƼƲǷǢŀƤчЋdcedilpoundЌ ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчiquest чЋ iquest Ќ poundūƤƼƲчf bчЋf bЌ $ƐǪǟūƲǪŀǪƐч ūƲȝŀưǟŀƐŀƲчlaquo pчЋ$ laquopЌ

ͼʹϰͻ ͽϰͷͺ ͽͽϰͶʹ ͵ʹʹ

͵җ ͼҗ җ җ

͵Ͷϰʹͽ ͻϰ ϰͽͺ

biquestpfM ͽϰ͵ͷ

rƼ ǪǟūƤ RƲţƐƤŀǷƼǢ rƐƧŀƐ ƼśƼǷ rƐƧŀƐ

͵ϯ dūǪūǪǿŀƐŀƲчţūƲƄŀƲчǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲ

poundūȖƐǪƐч$R чЋpoundOumlЌ $ūȖƐŀǪƐчMŀƧŀưŀƲчRRRч$R чЋMfͷЌ ŀƄǿчpƐƲǿǪчЋpRrЌ

͵ʹʹ ͼͷϰͷ ͽͽϰ͵

җ җ җ

- -

ϰͽͼ

Ͷϯ ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀЙƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲ

poundūǷǿǢчlaquo Ͷ$чЋpoundcedilpoundЌ ūƲȝūǢŀǟŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋpoundfЌ ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчcedilŀƄƐƋŀƲчЋcedilFЌ dƼƲɯǢưŀǪƐчŀǟŀƐŀƲчǿǷǟǿǷчЋdЌ

ͽͽϰͺͺ ͵ʹʹ ͽͼϰͺͼ ͺϰʹͶ

җ ͵җ ͵Ͷҗ ͵ʹҗ

ϰͽͼ ͵

͵͵ϰͼ ͺϰʹ

ͷϯ ɯǪƐūƲǪƐч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчdūƄƐŀǷŀƲ

ūƲƄūưśŀƧƐŀƲϼdūǪŀƧŀƋŀƲчlaquo pчЋlaquo pЌ poundūƲƤŀǪчЋpound $Ќ

ͼϰʹʹ ͽͻϰͺ

җ җ

ϰͶ ϰͼͼ

ϯ dūǟŀǷǿƋŀƲчǷūǢƋŀţŀǟчǢūƄǿƧŀǪƐ

$ŀǷŀчdƼƲǷǢŀƤчЋdcedilpoundЌ ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчiquest чЋ iquest Ќ poundūƤƼƲчf bчЋf bЌ $ƐǪǟūƲǪŀǪƐч ūƲȝŀưǟŀƐŀƲчlaquo pчЋ$ laquopЌ

ͼϰͼͷ ͽϰͷ ͺͻϰͷ͵ ͵ʹʹ

͵җ ͼҗ җ җ

͵Ͷϰͼͻ ͻϰ ͷϰͷͻ

biquestpfM ͽʹϰͶ

LAKIN DJPb 2020 96

Berdasarkan tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa selain telah memenuhi target tahunannya pada

tahun 2020 capaian IKU tersebut juga telah memenuhi target triwulanannya Perbandingan

realisasi IKU tersebut dengan realisasi tahun 2016 sampai dengan 2020 dapat ditunjukkan sebagai

berikut

Dibandingkan dengan target yang tercantum dalam Renstra Kementerian Keuangan Tahun 2015-

2019 dan RPJMN Tahun 2015-2019 maka pemenuhan target IKU kinerja pelaksanaan anggaran KL

untuk lima tahun terakhir dapat ditunjukkan sebagai berikut

Dari tabel tersebut ditunjukkan bahwa realisasi IKU tersebut dari tahun 2016 sampai dengan tahun

2020 selalu memenuhi target yang ditetapkan pada Kontrak Kinerja maupun Renstra

Meskipun target IKU tercapai terdapat beberapa hal dianggap membuat capaian IKU tersebut

kurang optimal dan menjadi tantangan di antaranya

1) Pola penyerapan anggaran yang kurang proporsional dan menumpuk di akhir tahun terutama

terkait dengan kebijakan refocusing dan realokasi anggaran serta pembatalanpenundaan

pelaksanaan programkegiatan karena dampak Covid-19

2) PengembalianKesalahan SPM yang masih banyak yang sebagian besar disebabkan oleh pe-

nolakan karena kesalahan pada data supplier

3) Rendahnya akurasi satker KL dalam merencanakan penggunaan dana yang menyebabkan nilai

deviasi halaman III DIPA menurun kondisi ini berdampak pada manajemen kas pemerintah yang

tidak optimal

4) Rendahnya pengunggahan data capaian output disebabkan oleh masih terfokusnya perhatian

stakeholder (satker KL) pada proses penyelesaian pekerjaankegiatan pertanggungjawaban bel-

anja pada akhir tahun

Dengan demikian dapat diidentifikasi sebagai akar permasalahan dalam optimalisasi pencapaian

kinerja pelaksanaan anggaran antara lain

1) Perubahan kebijakan pelaksanaan programkegiatan KementerianLembaga

Tahun Q1 Q2 Smt1 Q3 Sd Q3 Q4 Y 2016 7860 8514 8187 8022 8132 9050 8362 2017 8665 8537 8601 8381 8528 9247 8708 2018 8730 8628 8679 8873 8744 8893 8781 2019 9565 9420 9493 9483 9489 9596 9516 2020 - - - 9413 9413 9025 9219

TARGETREALISASI TAHUN IKU

2016 2017 2018 2019 2020

IKU Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL

Target IKU pada Renstra Kemenkeu 2015-2019 75 75 80 80 -

Target IKU pada Renstra DJPb 2015-2019 75 75 80 80 -

Target IKU pada Renstra Kemenkeu 2020-2024 - - - - 802

Target IKU pada Renstra DJPb 2020-2024 - - - - 88

Target IKU pada Kontrak Kinerja (KK) DJPb 75 75 80 88 88

Realisasi IKU 8362 8708 8781 9516 9219

97 LAKIN DJPb 2020

2) Kepatuhanketertibandisiplin satker yang masih rendah dalam menginput data supplier dengan

benar dan valid berdasarkan data dukung (Rekening Koran dan atau NPWP)

3) Tidak konsistennya KL dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan

4) Fokus perhatian stakeholder (satker KL) masih berada pada proses penyelesaian pekerjaan

kegiatan pertanggungjawaban belanja pada akhir tahun

Tindakan-tindakan yang telah dilaksanakan untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam

pencapaian IKU tersebut yaitu

1) Menerbitkan dan menyampaikan surat langkah-langkah strategis peningkatan kualitas kinerja

pelaksanaan anggaran Tahun 2019 kepada KL Kanwil dan KPPN terdiri dari

a) Surat Menkeu Nomor S-837MK052019 tanggal 22 Nov 2019 hal Langkah-langkah Strategis

Pelaksanaan Anggaran KL TA 2020

b) Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-1827PB2019 tanggal 3 Des 2019 hal Tindak Lanjut

Langkah-langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran KL TA 2020 dan

c) Nota Dinas Dirjen Perbendaharaan Nomor ND-984PB2019 tgl 4 Des 2019 hal Petunjuk Teknis

Langkah-langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran KL TA 2020 pada Kanwil DJPb dan KPPN

2) Melaksanakan kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran (EPA) setiap triwulan (sebelum pandemi)

dan secara bulanan mulai bulan Agustus untuk mengawal pelaksanaan Program PC-PEN dengan

rincian sebagai berikut

a) Bulan Desember 2019 dan Januari 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor UND-422

PB22019 tanggal 23 Des 2019 hal Undangan Kegiatan EPA Triwulan IV Tahun 2019

b) Bulan Maret 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor S-38PB22020 tanggal 19 Feb

2020 hal Undangan Kegiatan EPA Triwulan I 2020

c) Bulan Mei 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor S-90PB22020 tanggal 11 Mei

2020 hal Undangan Kegiatan EPA Triwulan II

d) Bulan Agustus 2020 sesuai undangan Direktur PA UND-161PB22020 tanggal 5 Agust 2020 hal

Undangan Kegiatan EPA Bulan Agustus (Triwulan III) Tahun 2020

e) Bulan September 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor UND-195PB22020 tang-

gal 20 Sep 2020 hal Undangan EPA Triwulan III (September 2020)

f) Bulan Oktober 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor UND-217PB22020 tanggal

20 Okt 2020 hal Undangan EPA bulan Oktober 2020

g) Bulan November 2020 sesuai dengan Undangan Direktur PA Nomor UND-238PB22020 tang-

gal 23 November 2020 hal Undangan EPA bulan November 2020

3 Pengembangan aplikasi OM SPAN untuk mendukung monitoring dan perhitungan capaian IKPA

secara otomatis sesuai reformulasi IKPA berdasarkan PER-4PB2020 maupun relaksasi dan

reaktivasi penilaian untuk mendukung akselerasi penyerapan anggaran PC-PEN

4 Penyempurnaan tools monev pelaksanaan anggaran pada aplikasi Monitoring dan Evaluasi Budget

Execution (MEBE) untuk memonitor perkembangan realisasi anggaran dan mendukung

pelaksanaan kegiatan EPA secara rutin

Rekomendasi rencana aksi terkait pencapaian IKU tersebut pada tahun 2021 antara lain

1 Melaksanakan EPA Bulanan dengan mengundang KL untuk memastikan langkah-langkah

strate-gis berjalan dengan optimal terutama Program Pemulihan Ekonomi Nasional

2 Melaksanakan Spending Review untuk evaluasi dalam rangka perbaikan kebijakan dan alokasi

anggaran tahun 2019 (pada bulan Januari 2019)

LAKIN DJPb 2020 98

Dalam rangka untuk memperbaiki kualitas perencanaan dan

penganggaran pada awal tahun 2020 Bappenas bekerja

sama dengan Kementerian Keuangan melaksanakan

reformasi di bidang perencanaan dan penganggaran negara yang bertujuan untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan dari kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya diantaranya

1 Ketidaksinkronan Program pada belanja pusat dan daerah sehingga pencapaian kinerjanya tidak opti-

mal

2 Perbedaaan Program yang digunakan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran sehingga sulit

dikonsolidasikan

3 Rumusan nomenklatur Program dan Outcome dari sebuah program tidak terlihat dan bersifat norma-

tive

4 Publik sulit memahami informasi kinerja pembangunan yang tertuang dalam dokumen perencanaan

dan penganggaran

5 Penerapan konsep ADIK (Arsitektur dan Informasi Kinerja) tidak menghasilkan peningkatan kualitas

rumusan output dan berkurangnya jumlah Output sebaliknya karena setiap satker harus men-

gusulkan output-nya untuk menunjukan keberadaannya maka banyak dihasilkan output-output keci

yang tidak riil dan bukan merupakan produk final yang diterima oleh masyarakat

Untuk itu maka disusun Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP) yang diharapkan dapat

mengatasi kelemahan dari kebijakan dan sistem perencanaan dan penganggaran yang telah

diimplementasikan sebelumnya khususnya untuk rumusan kegiatan dan keluaran

Tujuan RSPP KementerianLembaga diantaranya adalah untuk

1 Mewujudkan implementasi kebijakan money follow program

2 Memperkuat penerapan anggaran berbasis kinerja

3 Mengurangi terjadinya tumpang tindih program dan kegiatan antar KL

4 Meningkatkan keselarasan rumusan program dan kegiatan antara dokumen perencanaan dan doku-

men penganggaraan

5 Menyusun informasi kinerja perencanaan dan penganggaran yang mudah dipahami oleh publik

6 Menerapkan konsep value for money dalam proses perencanaan dan penganggaran serta pelaksa-

naannya

7 Meningkatkan integrasi belanja antar KL dan belanja Pusat-Daerah

8 Mewujudkan keterkaitan dan keselarasan antara Visi Misi Presiden Fokus pembangunan 7 Agenda

Pembangunan Tugas dan Fungsi KL dan Daerah

9 Mewujudkan keselarasan rumusan nomenklatur program kegiatan keluaranoutput kegiatan yang

mencerminkan ldquoreal workrdquo

Menindaklanjuti rencana kebijakan Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran tersebut

Kementerian Keuangan menyiapkan kebijakan pelaksanaan dan sistem informasi perencanaan dan

penganggarannya yang dalam pelaksanaannya melibatkan beberapa unit eselon I di lingkungan

Kemenkeu yaitu Ditjen Anggaran Ditjen perbendaharaan Setjen Kemenkeu dan Inspektorat Jenderal

IKU Tingkat implementasi redesign sistem penganggaran bertujuan untuk memastikan redesign

penganggaran lingkup Kemenkeu maupun KL dapat dilaksanakan secara tepat waktu Untuk DJPb IKU

ini mengukur ketercapaian atas komponen sebagai berikut

6b-CP Tingkat implementasi redesign

sistem penganggaran

99 LAKIN DJPb 2020

Persentase penyesuaian peraturan

Output Penyesuaian peraturan tergantung dari arahan pimpinanbterkait kedalaman penyusunan desain

anggaran yang baru Apabila dari arahan tersebut berimplikasi tidak perlu diubahnya peraturan maka

capaian komponen ini NA

Persentase penyesuaian aplikasi

Output Penyesuaian aplikasi SAKTI CW SPAN Satu Anggaran

Formula IKU

Tingkat implementasi = (Nilai 1 times 40) + (Nilai 2 times 60)

Target IKU Tingkat implementasi redesign sistem penganggaran untuk tahun 2020 pada Kontrak Kinerja

Kemenkeu-One DJPb sebesar 100 Realisasi capaian IKU ini di tahun 2020 sebesar 100 dan dicapai

pada triwulan II tahun 2020

Pengembangan Sistem Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran melalui Aplikasi SAKTI

Sistem informasi aplikasi untuk penerapan RSPP dilakukan melalui pengembangan pada Aplikasi

SAKTI Modul Penganggaran yang dilaksanakan oleh Direktorat SITP Ditjen Perbendaharaan Pengem-

bangan dimulai dengan penyusunan desainrancangan arsitektur penganggaran sebagai berikut

Serta penyusunan timeline penyelesaian pengembangan Aplikasi SAKTI sebagai bagian dari implementasi

RSPP tahun 2020 sebagai berikut

LAKIN DJPb 2020 100

Pemenuhan atas milestone implementasi RSPP tahun 2020 dibahas secara mingguan dalam ldquoWeekly

Meeting RSPP dan Implementasi SAKTI Tahun 2020rdquo yang dipimpin langsung oleh Staf Ahli Bidang OBTI

dan Staf Khusus Bidang Sistem Informasi dan TI yang dihadiri pula oleh Staf Ahli Bidang Pengeluaran

Negara serta perwakilan dari masing-masing unit eselon I yang terkait (DJPb DJA Itjen Pusintek dan

CTO)

Untuk menyelaraskan dengan jadwal siklus penyusunan APBN TA 2021 serta untuk menjalin sinergi

dengan unit eselon I terkait lain di lingkup Kemenkeu maka jadwal pengembangan RSPP menyesuaikan

dengan timeline penyusunan APBN tahun 2020 sebagai berikut

Sebagai pedoman untuk pelaksanaan RSPP telah diterbitkan Surat Edaran Bersama Menteri PPN

Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan NoS-122MK22020 tanggal 24 Juni 2020 hal Pedoman

Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran yang digunakan sebagai panduan dalam penyusunan

dan penelaahan Renja KL dan RKA KL mulai tahun anggaran 2021

No Uraian Kegiatan Waktu

1 Penetapan Daftar Program TA 2021 dan Pagu Indikatif TA 2021 8 Mei 2020

2 Koordinasi dan Konsolidasi RSP secara continue dalam ldquoWeekly Meeting SAKTIrdquo Struktur Anggaran Sistem IT dll

April-Juni 2020

3 Trilateral Meeting dalam rangka Penelaahan Rancangan Renja KL dan Pagu Ang-garan menggunakan Struktur AnggaranNomenklatur hasil RSP

M I ndash II Juni 2020

4 Perumusan draf SuratSurat Edaran Bersama Dirjen Anggaran dan Deputi Penda-naan Pembangunan tentang Pedoman penyusunan KRO dan RO

9 Juni 2020

5 Penetapan SuratSurat Edaran Bersama tentang panduan penyusunan KRORO da-lam rangka Penyusunan Renja KL TA 2021

M III Juni 2020

6 Trilateral Meeting Lanjutan dalam rangka Penelaahan Rancangan Renja KL dan Pa-gu Anggaran menggunakan Struktur AnggaranNomenklatur hasil RSP

M II ndash III 2020

7 Pengalokasian anggaran menurut program (sesuai daftar program hasil RSP) dalam rangka penyusunan rancangan Pagu Anggaran KL

M IV Juni 2020

8 Surat Bersama Menkeu dan Menteri PPN kepada KL tentang Pagu Anggaran (Menggunakan Daftar Program Tahun 2021 Hasil RSP)

M I Juli 2020

9 Penetapan PMK tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKAKL dan Penyusu-nan Penelaahan Pengesahan dan Pelaksanaan DIPA Tahun 2021 (Mengakomodir RSP)

M I Juli 2020

10 Penetapan PMK tentang Standar Biaya Keluaran TA 2021 (Mengakomodir RSP) M II Juli 2020

11 Penyusunan RKA-KL berdasarkan RKP dan Surat Bersama Menteri PPN dan Men-keu Renja-KL serta Daftar Program Tahun 2021 dan KRORO hasil RSP

M II ndash III Juli 2020

12 Penelaahan RKA-KL yang telah disusun dengan menggunakan struktur anggarannomenklatur hasil RSP

M III - M IV Juli 2020

13 Penyusunan RUU APBN beserta NK RAPBN 2019 (mengatur dan mengakomodir hasil RSP)

Mei ndash M III Okt 2020

14 Penetapan UU APBN (Pasal 12 ayat (1) PP 902010) M IV Okt 2020

15 Penyampaian kesepakatan hasil Pembahasan RUU APBN kepada menteripimpinan lembaga untuk menjadi Alokasi Anggaran

M I Nov 2020

101 LAKIN DJPb 2020

Pada akhir periode triwulan II tahun 2020 kegiatan pengembangan RSPP melalui Aplikasi SAKTI Modul

Penganggaran telah menyelesaikan Fitur RSPP dan KPJM yang siap digunakan di SAKTI production

dan siap untuk digunakan pada awal bulan Juli 2020

Dimulainya RSPP ditandai dengan diterbitkannya surat Dirjen Anggaran Nomor S-1090AG2020 tang-

gal 3 Juli 2020 tentang Pelaksanaan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran KK TA 2021 yang

meminta kepada seluruh pimpinan KementerianLembaga agar dalam penyusunan RKA-KL TA 2021

dan perhitungan KPJM menggunakan Aplikasi SAKTI yang telah menerapkan rumusan sesuai Redesain

Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP)

Disamping itu sebagai dampak dimplementasikannya RSPP telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan se-

bagai berikut ini diantaranya

1 Melaksanakan kegiatan Refreshment SosialisasiTraining Redesain Sistem Penganggaran melalui SAK-

TI kepada seluruh direktorat teknis di lingkup DJA Sekretaris DJA (Puslay Anggaran) dan DitPA

DJPb pada tgl 18 Juni 2020

2 Melaksanakan kegiatan Sosialisasi RSPP kepada Kementerian Lembaga yang dilaksanakan oleh

DJA pada tgl 25 Juni 2020

3 Melakukan integrasi SatuDJA dengan Aplikasi SAKTI yang telah digunakan untuk Penelaahan RKA-

KL TA 2021 secara online melalui Forum Penelaahan RKA-KL Online pada Aplikasi SAKTI

4 Melaksanakan pengembangan Modul Admin Modul Anggaran Modul Pelaksanaan dan Modul

Pelaporan pada Aplikasi SAKTI sebagai dampak dari RSPP yang telah diselesaikan 100 per tgl 12

Oktober 2020

5 Penyusunan Laporan Hasil Evaluasi Pengembangan dan Keamanan SAKTI Web untuk Modul Admin

dan Modul Anggaran oleh Inspektorat VII Itjen dan disampaikan kepada Direktorat SITP pada tgl 8

September 2020

6 Menyelesaikan pengembangan Custom Web-SPAN oleh DJA sebagai dampak implementasi RSPP

7 Menyelesaikan pengembangan pada Aplikasi SAS oleh Direktorat SITPDJPb sebagai dampak imple-

mentasi RSPP

Persentase Pencapaian Target Pendapatan BLU sebagaimana

dimaksud adalah Persentase Pendapatan Negara Bukan Pajak

(PNBP) yang diperoleh BLU dari jasa layanan yang diberikan

kepada masyarakat hibah terikattidak terikat dan hasil kerjasama BLU dengan pihak lain danatau

hasil usaha lainnya yang tercapai sesuai dengan target dalam UU APBN tahun 2020

Formula IKU

Tujuan IKU adalah Mengetahui sejauh mana BLU dapat melakukan optimalisasi terhadap sumber daya

yang dimiliki dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang danjasa

dengan tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan

pada prinsip efisiensi dan produktivitas serta praktik bisnis yang sehat

Target Pendapatan BLU disesuaikan dengan Perpres nomor 72 tahun 2020 tentang perubahan atas

perpres nomor 54 tahun 2020 tentang perubahan postur dan rincian APBN TA 2020

6c-N Persentase pencapaian

target pendapatan BLU

Ʃ Pendapatan BLU (jasa layanan + hibah + kerjasama) x 100

Ʃ (Target Pendapatan BLU dalam UU APBN 2020)

gtltEWďϮϬϮϬϭϬϮ

dūƲŀƐƤŀƲч ǟūƲţŀǟŀǷŀƲч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͽч ŀƤƐśŀǷч ǟūƲţŀǟŀǷŀƲч ǟūǢƤūśǿƲŀƲч ƤūƧŀǟŀч

ǪŀȗƐǷчţŀƲчśūǢǷŀưśŀƋƲȝŀчơǿưƧŀƋчfiquestϯ

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǪǟūŜƐŀƧчưƐǪǪƐƼƲчưūǢǿǟŀƤŀƲч ǷǿƄŀǪч ƤƋǿǪǿǪчţƐƧǿŀǢч ŜƼǢūчśǿǪƐƲūǪǪчţƐч

śƐţŀƲƄчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчȝŀƲƄчţƐśūśŀƲƤŀƲчƤūǟŀţŀч$ƐǢūƤǷƼǢŀǷчbūƲţūǢŀƧч ūǢЙ

śūƲţŀƋŀǢŀŀƲϯч $ŀƧŀưч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ǷūǢǪūśǿǷч ǪūƧǿǢǿƋч ǪǿưśūǢч ţŀȝŀч $ƐǷơūƲч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчţƐƋŀǢŀǟƤŀƲчţŀǟŀǷчśūƤūǢơŀчǪūŜŀǢŀчƼǟǷƐưŀƧϯ

ǟǷƐưŀƧчưūưƐƧƐƤƐчưŀƤƲŀчśŀƋȗŀч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчưŀưǟǿчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǷǿƄŀǪчǪǟūŜƐŀƧчưƐǪǪƐƼƲч

ǷūǢǪūśǿǷчǪūǪǿŀƐчǟūǢŀǷǿǢŀƲчȝŀƲƄчŀţŀчǪūǢǷŀчţŀǟŀǷчưūƲŜŀǟŀƐчǪŀǪŀǢŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲϯ

ч dƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͶϯч

cedilŀśūƧчͷϯͶчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͻ

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ƤƋǿǪǿǪч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǷǿƄŀǪч ƤƋǿǪǿǪч ţƐƧǿŀǢч

ŜƼǢūч śǿǪƐƲūǪǪч ţƐч śƐţŀƲƄч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ȝŀƲƄч ţƐśūЙ

śŀƲƤŀƲч Ƥūǟŀţŀч $ƐǢūƤǷƼǢŀǷч būƲţūǢŀƧч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϯч $ŀƧŀưч

ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ǷūǢǪūśǿǷч ǪūƧǿǢǿƋч ǪǿưśūǢч ţŀȝŀч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţƐƋŀǢŀǟƤŀƲч ţŀǟŀǷч śūƤūǢơŀч

ǪūŜŀǢŀчƼǟǷƐưŀƧϯчǟǷƐưŀƧчưūưƐƧƐƤƐчưŀƤƲŀчśŀƋȗŀч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчưŀưǟǿчưūƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǷǿƄŀǪч

ǪǟūŜƐŀƧчưƐǪǪƐƼƲчǷūǢǪūśǿǷчǪūǪǿŀƐчǟūǢŀǷǿǢŀƲчȝŀƲƄчŀţŀчǪūǢǷŀчţŀǟŀǷчưūƲŜŀǟŀƐчǪŀǪŀǢŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟЙ

ƤŀƲϯ

RdiquestчRƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷǿƄŀǪчƤƋǿǪǿǪчţƐǪǿǪǿƲчǿƲǷǿƤчưūưƼƲƐǷƼǢчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷǿƄŀǪчlaquoŀǷƤūǢч

fiquestч ţƐч ƧƐƲƄƤǿǟч $b śϯч ч Rdiquestч RƲţūƤǪч ūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ƤƋǿǪǿǪч ţƐƋƐǷǿƲƄч śūǢţŀǪŀǢƤŀƲч rƐƧŀƐч

dƐƲūǢơŀчǢƄŀƲƐǪŀǪƐчЋrdЌчlaquoŀǷǿŀƲчdūǢơŀчfiquestчƧƐƲƄƤǿǟч$ƐǷơūƲч ūśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϰчȝŀƐǷǿчrdчţŀǢƐчǿƲƐǷчǪūśŀƄŀƐч

śūǢƐƤǿǷϱ

͵ϯ laquoŀǷƤūǢчŀţŀƲч ūƲƄūƧƼƧŀч$ŀƲŀч ūǢƤūśǿƲŀƲчdūƧŀǟŀчlaquoŀȗƐǷчЋ $ dlaquoЌ

Ͷϯ laquoŀǷƤūǢч ǿǪŀǷчRƲȖūǪǷŀǪƐч ūưūǢƐƲǷŀƋчЋ R Ќ

ͷϯ laquoŀǷƤūǢчŀţŀƲч ūƲƄūƧƼƧŀч$ŀƲŀчfƐƲƄƤǿƲƄŀƲчMƐţǿǟ

EƼǢưǿƧŀчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчRdiquestчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϱ

poundūŀƧƐǪŀǪƐччЋrdчǪŀǷƤūǢч $ dlaquoчȜчͷͷϰͷͷҗЌчѾччЋrdчlaquoŀǷƤūǢч R чȜчͷͷϰͷͷҗЌчѾччЋrdчlaquoŀǷƤūǢч R чȜчͷͷϰͷͷҗЌ

poundǿưǟǿƲ ūƲţŀǟŀǷŀƲ

dūǪūƋŀǷŀƲ ͵ͻϯͷ͵ϯͽ͵͵ϯͷϯͺͷ ūƲţƐţƐƤŀƲ Ͷ͵ϯͽͻϯͺͺͺϯͽ͵ϯͻͻͷ ūƲƄūƧƼƧŀч$ŀƲŀ ͺ͵ͽϯͺ͵ϯͽʹϯ͵ͷ͵ ūƲƄūƧƼƧŀчdŀȗŀǪŀƲ ϯʹͶϯͷͼϯͻͻͶϯͼͷ ŀǢŀƲƄϼbŀǪŀчfŀƐƲƲȝŀ ͶϯͺͶͼϯͽϯͷʹͷϯͷͻͺ

cedilƼǷŀƧ ͺͽϯͺͼʹϯ͵ͷϯ͵ͷϯͻͽ

cedilŀǢƄūǷ ʹϯʹʹʹϯͶͼʹϯ͵ͼͶϯʹʹʹ

ūǢǪūƲǷŀǪū ͵ͷͽϰͷͺҗ

bǿưƧŀƋчfiquest

Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͽ ͶʹͶʹ

Ͷ͵ͻ Ͷͷͺ Ͷͷ

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͻ

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчUumlOtildemacrfrac14

AacutemacrUumlUumlmacrEgraveAcircȝŀƲƄч

ƼǟǷƐưŀƧч

laquolaquoчͻϱч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчUumlOtildemacrfrac14AacutemacrUumlUumlmacrEgraveAcircȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧ

dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ

ͻŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷǿƄŀǪчƤƋǿǪǿǪч ͵ʹʹ ͵͵͵ϰͷ ͵͵͵ϰͷ

ͻŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч

ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷǿƄŀǪчƤƋǿǪǿǪч

ϭϬϯgtltEWďϮϬϮϬ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ͵ʹʹҗч ǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ǷŀǢƄūǷч Rdiquestч ȝŀƲƄч ǷūǢŜŀƲǷǿưч ţŀƧŀưч

poundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǟŀţŀчǪϯţϯчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчŀţŀƧŀƋϱч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǷūƧŀƋчưūƧŀưǟŀǿƐчţŀǢƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲϰчƲŀưǿƲчǷūǢţŀǟŀǷчśūśūǢŀǟŀчƐǪǿчţŀЙ

ƧŀưчǿǟŀȝŀчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷϰчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ ŀţŀчlaquoŀǷƤūǢч $ dlaquo

ŀϯ ŀţŀч ǷŀƲƄƄŀƧч ͵ч bŀƲǿŀǢƐч ͶʹͶʹч ǟǿƲƄǿǷŀƲч ŀǷŀǪч ūƤǪǟƼǢч dūƧŀǟŀч laquoŀȗƐǷϰч Oslashccedil Vfrac14Aacute Imacrfrac14 Ћ Ќч ţŀƲч

ǢƼţǿƤчcedilǿǢǿƲŀƲƲȝŀчǷūƧŀƋчţƐƤūƲŀƤŀƲчƤūưśŀƧƐϰчţūƲƄŀƲчcedilƼǷŀƧч ǿƲƄǿǷŀƲчbŀƲǿŀǢƐчǪϼţч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹч

ŀţŀƧŀƋчpoundǟϯчͶ чʹϯͶͻʹϯͺͺ ϯ͵ͻͻϯ͵ ͷʹϰ-

śϯ ūǢţŀǪŀǢƤŀƲчǷŀǢƄūǷч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчpoundǟчͺϯͽͼ͵ϯʹ ʹ ϯʹʹʹʹϯʹʹʹϰ-чưŀƤŀчǪŀưǟŀƐчśǿƧŀƲч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹч

ǢūŀƧƐǪŀǪƐчǟūƲūǢƐưŀŀƲчţŀǢƐчǟǿƲƄǿǷŀƲчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢччͶͽʹ

Ŝϯ poundūƲŜŀƲŀч ŀţŀƲȝŀч ǟūǢǿśŀƋŀƲч cedilŀǢƐƃч fŀȝŀƲŀƲч iquestưǿưч ŀţŀƲч ūƲƄūƧƼƧŀч $ŀƲŀч ūǢƤūśǿƲŀƲч ч dūƧŀǟŀч

laquoŀȗƐǷчǟŀţŀчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲϰчţŀƧŀưчǟǢƼǪūǪчpound pdϯ

ţϯ cedilūƧŀƋч ţƐǷūǢƐưŀч ǟŀţŀч poundūƤūƲƐƲƄч $ dlaquoч ŀǷŀǪч ƤƼǢūƤǪƐч ǟūƲţŀǟŀǷŀƲч ţŀƲŀч $ dlaquoч ǟŀţŀч $bч

ǪūśŀƲȝŀƤчͺͷчśƐƧƧƐƲƄчǪūƲƐƧŀƐчpoundǟϯч͵ͽϯʹͺͶϯͺ͵ϯͷͶͷϰ-ϯ

ūϯ ūǪŀǢŀƲчǷŀǢƐƃчǟǿƲƄǿǷŀƲчūƤǪǟƼǢчƤūƧŀǟŀчǪŀȗƐǷчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲчƋŀǢƄŀчǢūƃūǢūƲǪƐчdūưūƲǷūǢƐЙ

ŀƲч ūǢţŀƄŀƲƄŀƲчţūƲƄŀƲчŜǿǷчƼɬчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчǟǿƲƄǿǷŀƲчǷŀǢƐƃчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчǷŀƲƄƄŀƧчǟūƲūǢśƐǷŀƲч

ūưśūǢƐǷŀƋǿŀƲчƤǪǟƼǢчŀǢŀƲƄчЋ Ќϯ

ƃϯ ūƲƄūƲŀŀƲчǷŀǢƐƃчśŀǢǿчǷūǢǪūśǿǷчưǿƧŀƐчśūǢƧŀƤǿчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧч͵ʹч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹчŀǷŀǿчͻчƋŀǢƐчǪūǷūƧŀƋч

ţƐǿƲţŀƲƄƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧчͷч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹϯ

Ƅϯ $ŀǢƐчƋŀǪƐƧчǢūƤƼƲǪƐƧƐŀǪƐчƋŀǢƐŀƲчǟŀţŀчǿƧŀƲчrƼȖūưśūǢч-ч$ūǪūưśūǢчţƐƤūǷŀƋǿƐчśŀƋȗŀчǷūǢţŀǟŀǷччǟǿƲЙ

ƄǿǷŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƲȝŀǷŀƤŀƲч R$чЋǷūƧŀƋчǷūǢśƐǷчƲƼчrcedil fЌчǟŀţŀчŀǟƧƐƤŀǪƐчч-macrfrac14frac14macrAcirccopy=oacuteoumlƲŀưǿƲчţŀƲŀч

ǟǿƲƄǿǷŀƲч ǷūǢǪūśǿǷч ǷƐţŀƤч ţƐǷūǢƐưŀч ЋǟūƲŀưśŀƋŀƲЌч ǟŀţŀч ǢūƤūƲƐƲƄч $ dlaquoч ţƐч poundRч ǪūƲƐƧŀƐч poundǟч

͵ϯʹͽͶϯʹϯʹʹʹчϰ-чЋͷчśƐƧƧƐƲƄЌϯ

Ƌϯ ǷŀǪчƤūơŀţƐŀƲчǷūǢǪūśǿǷчǷūƧŀƋчţƐǪŀưǟŀƐƤŀƲчlaquoǿǢŀǷч ūƲŀƄƐƋŀƲч ūưśŀȝŀǢŀƲчţŀƲŀчǟǿƲƄǿǷŀƲчƤūǟŀţŀч

ŀƲƤчpoundRчưūƧŀƧǿƐчlaquoǿǢŀǷчrƼưƼǢϱчlaquo Ʋϱ͵ϼ$dlaquoϯͷϼͶʹͶʹчţŀƲчlaquo ƲϱͶϼ$dlaquoϯͷϼͶʹͶʹϯ

Ɛϯ ŀƲƤч poundRч ǷūƧŀƋчưūƲƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐч laquoǿǢŀǷч ūƲŀƄƐƋŀƲч ţŀǢƐч $ dlaquoч ţūƲƄŀƲчưūƧŀƤǿƤŀƲч ƤƼǢūƤǪƐч ţŀƲч

ǷūƧŀƋчưūƲƄƤǢūţƐǷƤŀƲчţŀƲŀчǟǿƲƄǿǷŀƲчǪūƲƐƧŀƐчpoundǟч͵ϯʹͽͶϯʹϯʹʹʹчϰ-чЋͷчśƐƧƧƐƲƄЌчǷūǢǪūśǿǷчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧч

͵ͼϼ͵ͶϼͶʹͶʹϯ

Ͷϯ ŀţŀчlaquoŀǷƤūǢч R

ŀϯ RdiquestчƐƲƐчưūǢǿǟŀƤŀƲчǪŀƧŀƋчǪŀǷǿчŀƧŀǷчǿƲǷǿƤчưūƲƄǿƤǿǢчƼǿǷŜƼưūǪчŀǷŀǪччǟūưśƐŀȝŀŀƲчiquestpƐϯч ŀţŀчȗŀƤЙ

ǷǿчǪǿǢȖūȝчŀȗŀƧчǪūśŀƄŀƐчśŀǪūƧƐƲūчţƐǟūǢƼƧūƋчƋŀǪƐƧчͺϰϯчbƐƤŀчǟŀţŀчǪǿǢȖūȝчǪūƧŀƲơǿǷƲȝŀϼūƲţƧƐƲūчţƐЙ

ǟūǢƼƧūƋчƲƐƧŀƐчǷǿǢǿƲчưŀƤŀчśūǢŀǢǷƐчǟūưśƐŀȝŀŀƲчiquestpƐчƼƧūƋч R чǷƐţŀƤчśūǢưŀƲƃŀŀǷϯч

śϯ ţŀƲȝŀч ǟŀƲţūưƐч ŜƼȖƐţч ǪūưǿƧŀч ţƐǟǢūţƐƤǪƐч ŀƤŀƲч ưūƲƄŀƧŀưƐч ǟūƲǿǢǿƲŀƲϯч rŀưǿƲч ƐƲƼȖŀǪƐ-ƐƲƼȖŀǪƐч

ǟūƲţŀưǟƐƲƄŀƲч ǪūŜŀǢŀч ţŀǢƐƲƄϰч ǟūƧŀǷƐƋŀƲч ǟūưŀǪŀǪŀƲч ǪūŜŀǢŀч ƼƲч ƧƐƲūϰч ƤūśƐơŀƤŀƲч ǢūƧŀƤǪŀǪƐϰч

ǟūưśūǢƐŀƲчưŀǪŀч ǷūƲƄƄŀƲƄϰч ţŀƲч ŀţŀƲȝŀч ǟǢƼƄǢŀưч ǪǿśǪƐţƐч śǿƲƄŀϰчưŀƤŀч ǟūƧŀƤǿч ǿǪŀƋŀч iquestpƐч ȝŀƲƄч

ǷūǢƤūƲŀчţŀưǟŀƤчǟŀƲţūưƐϰчưǿƧŀƐчśƐǪŀчśŀƲƄƤƐǷчţŀƲчśūǢǿǪŀƋŀчƤūưśŀƧƐϯ

rŀưŀчiquestƲƐǷ rd ƼśƼǷ rRƧŀƐ $ dlaquo ͵͵Ͷϰ ͷͷϰͷͷҗ ͷͻϰͼ

R ͵͵͵ϰʹͷ ͷͷϰͷͷҗ ͷͻϰʹ͵

$fM ͵͵ʹϰͼ͵ ͷͷϰͷͷҗ ͷͺϰͽͷ

poundūŀƧƐǪŀǪƐ ͵͵͵ϰͷ

RƲţūƤǪчŀǟŀƐŀƲ ͵͵͵ϰͷ

LAKIN DJPb 2020 104

c berdasarkan hasil survey keekonomian debitur endline semester I tahun 2020 diperoleh hasil

capaian NKD sebesar 4903 berarti terjadi peningkatan

d Namun meskipun meningkat dampak dari pandemic COVID terlihat dari penurunan nilai

kekonomian usaha dari 851 menjadi 838 khususnya indikator omset usaha dan tenaga kerja

Sedangkan nilai keekonomian pribadi masih menunjukkan peningkatan dari 3931 menjadi 4065

sehingga secara total NKD masih menunjukkan peningkatan

Identifikasi terhadap akar permasalahan yang menyebabkan terjadinya isu permasalahan tersebut diat-

as antara lain

1 Naiknya harga jual minyak kedelai di pasar Rotterdam

2 Besaran Selisih Kurang HIP Solar dengan HIP Biodiesel exclude Ongkos Angkut dan Ppn

3 Bencana pandemi Covid-19

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dan menunjang pencapaian IKU telah dilaksanakan

berbagai kegiatan antara lain

1 Rekonsiliasi pembayaran pungutan ekspor dengan data pemberitahuan pabean ekspor Kelapa Sawit

Crude Palm Oil (CPO) dan Produk Turunannya baik dilakukan secara manual maupun dengan

menggunakan Sistem e-Billing Levy

2 Melakukan Sosialisasi Perubahan Tarif Pungutan Ekspor Kelapa Sawit Crude Palm Oil (CPO) dan Produk

Turunannya (Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191PMK052020)

3 Telah disampaikan kembali Permohonan Konfirmasi Kebenaran Data Kurang Bayar Pungutan Ekspor

Kelapa Sawit Crude Palm Oil (CPO) dan Produk Turunannya periode Januari sd Juni 2020 (semester

I) kepada Ditjen Bea Cukai hasil Rekonsiliasi tersebut telah kami lakukan Validasi ulang dan telah

dilakukan pemeriksaan oleh Tim Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Nilai Pungutan Yang diterima

BPDPKS berdasaran perhitungan Besaran tonase kurs dan pengenaan tarif pungutan terhadap ekspor

kelapa sawit Crude Palm Oil (CPO) danatau produk turunannya sesuai PMK 1362019 dan PMK

572020

4 Telah diselesaikannya pengembangan sistem e-Billing Levy dalam rangka penyempurnaan sistem pem-

bayaran pungutan ekspor Kelapa Sawit Crude Palm Oil (CPO) dan Produk Turunannya

5 Memantau kelancaran arus data pada Sistem e-Billing Levy dan melakukan Koordinasi dengan pihak

pengembang (vendor) Perbankan (Bank Pengumpul) dan DJBC serta Pusintek

6 Telah dilakukan training of trainers kepada petugas KPPN yang akan melakukan survey keekonomian

debitur

7 Telah disampaikan surat kepada Penyalur terkait strategi pendampingan dalam masa COVID-19

8 Telah dilakukan penyempurnaan aplikasi monev yang digunakan oleh KPPN untuk melakukan survey

langsung kepada debitur

9 Telah dilakukan penyesuaian kuesioner survey untuk dapat dilakukan survey jarak jauh

10 Telah dilakukan FGD membahas preliminary result survey keekonomian debitur dengan melibatkan

lembaga penelitian al LIPI UKM Center UI SMERU MMI

ϭϬϱgtltEWďϮϬϮϬ

ч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͶͺϯч

cedilŀśūƧчͷϯͶͺчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͼ

fŀǟƼǢŀƲчdūǿŀƲƄŀƲч ЋfdЌч ţƐǪǿǪǿƲч ǿƲǷǿƤчưūƲȝūţƐŀƤŀƲч ƐƲƃƼǢưŀǪƐч

ȝŀƲƄч ǢūƧūȖŀƲчưūƲƄūƲŀƐч ǟƼǪƐǪƐч ƤūǿŀƲƄŀƲчţŀƲч ǪūƧǿǢǿƋч ǷǢŀƲǪŀƤǪƐч

ȝŀƲƄч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ƼƧūƋч dfч ţŀƲч iquestrч ǪūƧŀưŀч ǪŀǷǿч ǟūǢƐƼţūч

ǟūƧŀǟƼǢŀƲϯч fdч dfч ţŀƲч fdч iquestrч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ǿƲǪǿǢч ǟūưśūƲǷǿƤч fŀǟƼǢŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ūưūǢƐƲǷŀƋч ǿǪŀǷч

Ћfd ЌϯчǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄчfdчdϼfчţŀƲчfdчiquestrчŀƤŀƲчśūǢƤƼƲǷǢƐśǿǪƐчǷūǢƋŀţŀǟчƼǟƐƲƐч dчŀǷŀǪч

fd ϯч $ūƲƄŀƲчưūƲƄūǷŀƋǿƐч ǟūǢƤūưśŀƲƄŀƲч ƼǟƐƲƐч dч ŀǷŀǪч fdч dfч ţŀƲч fdч iquestrϰч ưŀƤŀч ţŀǟŀǷч ţƐƤūǷŀƋǿƐч

ǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲч ǷǢŀƲǪǟŀǢŀƲǪƐч ţŀƲч ŀƤǿƲǷŀśƐƧƐǷŀǪч ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ƤūǿŀƲƄŀƲч ƲūƄŀǢŀϯч EƼǢưǿƧŀч Rdiquestч śūǢǿǟŀч ƼƐƲч

ƐƲţūƤǪчfdчdfчţŀƲчǟƼƐƲчƐƲţūƤǪчfdчiquestrчǿƲǷǿƤчưūƲƄūǷŀƋǿƐчŀǟŀƤŀƋчŜŀǟŀƐŀƲчǿƲǷǿƤчƐƲţƐƤŀǷƼǢчƼǟƐƲƐчtimescedil чţŀƲч

times$ чưūƲƐƲƄƤŀǷчţŀǢƐчȝŀƲƄчţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲϯ

cedilŀǢƄūǷчRƲţūƤǪчǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfdчdfчţŀƲчfdчiquestrчǟŀţŀчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчͷϰͺчţūƲƄŀƲчǢƐƲŜƐŀƲчͷч

dfчϼiquestrчưūưǟūǢƼƧūƋчƼǟƐƲƐчtimescedil чţŀƲчͷчdfϼiquestrчưūưǟūǢƼƧūƋчƼǟƐƲƐчtimes$ ϯчǟƐƲƐчfddfчţŀƲчfdiquestrчǟŀţŀч

cedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчȝŀƲƄчưūưǟūǢƼƧūƋчƼǟƐƲƐчtimescedil чŀţŀƧŀƋчǪūśŀƲȝŀƤчͼчdfϼiquestrчưūƲƐƲƄƤŀǷчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼчȝŀƐǷǿч

ǪūśŀƲȝŀƤчͼ͵чdfϯчlaquoūţŀƲƄƤŀƲчdfчȝŀƲƄчưūƲţŀǟŀǷƤŀƲчƼǟƐƲƐчtimes$ чưūƲǿǢǿƲчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼчȝŀƐǷǿчǪūưǿƧŀчч

dfчưūƲơŀţƐчͶчdfϯчlaquoūưūƲǷŀǢŀчdfчȝŀƲƄчưūƲţŀǟŀǷƤŀƲчƼǟƐƲƐчcedilp чţƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчǪŀưŀчţūƲƄŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼч

ȝŀƐǷǿч͵чdfϯчǟƐƲƐчtimescedil чưūưƐƧƐƤƐчƐƲţūƤǪчƲƐƧŀƐчϰчƼǟƐƲƐчtimes$ чưūưƐƧƐƤƐчƐƲţūƤǪчƲƐƧŀƐчͷϰчţŀƲчƼǟƐƲƐчtimescedil чưūưƐƧƐƤƐч

ƐƲţūƤǪч ƲƐƧŀƐч Ͷϯч laquoūƋƐƲƄƄŀч śūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ƋŀǪƐƧч ǟūưūǢƐƤǪŀŀƲч dч ǷūǢǪūśǿǷϰч ưŀƤŀч ŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч Шч RƲţūƤǪч

bǿưƧŀƋчfdчdfчţŀƲчfdчiquestrчȝŀƲƄчŀƲţŀƧчţūƲƄŀƲчƼǟƐƲƐчŀǿţƐǷчȝŀƲƄчŀƐƤЩчŀţŀƧŀƋчͷϰͽϯч

ŀţŀчƼǟƐƲƐчfddfчǿţƐǷūţчͶʹͶʹϰчǷūǢţŀǟŀǷч͵ͼчdϼfчȝŀƲƄчưūƲƄŀƧŀưƐчƤūƲŀƐƤŀƲчƼǟƐƲƐчȝŀƐǷǿϱ

cedilūǢţŀǟŀǷч͵чЋǪŀǷǿЌчdϼfчȝŀƲƄчưūưǟūǢƼƧūƋчƼǟƐƲƐчcedilp чǪūƧŀưŀччЋūưǟŀǷЌчǷŀƋǿƲчśūǢǷǿǢǿǷ-ǷǿǢǿǷϰчȝŀƐǷǿчŀţŀƲч

dūưŀƲŀƲчfŀǿǷϯ

ŀϯ $ŀǢƐчƼǟƐƲƐчtimes$ чƲŀƐƤчưūƲơŀţƐчtimescedil ϱ

͵Ќ dūưūƲǷūǢƐŀƲч ūƤūǢơŀŀƲчiquestưǿưчţŀƲч ūǢǿưŀƋŀƲчpoundŀƤȝŀǷϲ

ͶЌ dūưūƲǷūǢƐŀƲч ūưǿţŀчţŀƲчƧŀƋǢŀƄŀ

ͷЌ dƼưƐǪƐч ūưśūǢŀƲǷŀǪŀƲчdƼǢǿǟǪƐϲ

laquoūƧŀƐƲчƐǷǿϰчǷūǢţŀǟŀǷч͵чЋǪŀǷǿЌчdϼfчȝŀƲƄчưūƲƄŀƧŀưƐчǟūƲǿǢǿƲŀƲчƼǟƐƲƐϰчYacuteŀƐǷǿϱ

ŀϯ $ŀǢƐчƼǟƐƲƐчtimescedil чǷǿǢǿƲчưūƲơŀţƐчtimes$ ϱ

͵Ќ ŀţŀƲчlaquoƐśūǢчţŀƲчlaquoŀƲţƐчrūƄŀǢŀ

laquolaquoчͼϱчƤǿƲǷŀƲǪƐчţŀƲчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчƲūƄŀǢŀчȝŀƲƄчŀƤǿƲǷŀśūƧϰчǷǢŀƲǪǟŀǢŀƲчţŀƲчǷūǟŀǷчȗŀƤǷǿ

dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ

ͼś- ūǢǪūƲǷŀǪūчǢūƤƼưūƲţŀǪƐч dчŀǷŀǪчfd чţŀƲчfdчiquestrчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐ ͼͽҗ ͽͺϰͽͽҗ ͵ʹͼϰͽͼ

ͼŀ-r poundŀǷŀ-ǢŀǷŀчƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfdчdϼfчţŀƲчfdчiquestr ͷϰͺ ͷϰͽ ͵ʹͽϰͻͶ

ͼŀ-r poundŀǷŀ-ǢŀǷŀчƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐч dч

ŀǷŀǪчfdчdϼfчţŀƲчfdчiquestr

Akuntabilitas dan transparansi pertanggungjawaban pengelolaan keuangan

negara diwujudkan dengan penyusunan laporan keuangan oleh Pemerintah

Pusat Penyusunan laporan keuangan Pemerintah harus disusun secara

profesional dan modern Kualitas laporan keuangan Pemerintah dapat

diidentifikasi dari ketepatan waktu penyelesaian LKPP penyelesaian

rekomendasi BPK serta opini audit yang baik dari BPK

Sasaran Strategis 8

Akuntansi dan pelaporan

keuangan negara yang

akuntabel transparan

dan tepat waktu

LAKIN DJPb 2020 106

Informasi tentang target realisasi dan capaian IKU jumlah LK-KL dan LK-BUN yang andal dengan opini

audit yang baik tahun 2016 sd 2020 disajikan pada tabel di bawah ini

Target Realisasi dan Capaian IKU Indeks Jumlah LK-KL dan LK-BUN yang Andal dengan Opini Audit yang Baik Tahun 2016 sd2020

Capaian IKU Indeks Jumlah LK-KL dan LK-BUN yang andal dengan opini audit yang baik tahun 2016

sd2020 mengalami kenaikan dari tahun ke tahun Pada tahun 2020 capaiannya mencapai 10972 atau

melampaui target yang telah ditetapkan Langkah yang ditempuh dalam rangka pencapaian target

adalah

a Melakukan bimbingan akuntansi dalam penyusunan LKKLLKBUN sepanjang tahun 2020

b Melakukan pendampingan penyusunan LKKLLKBUN di tingkat Pusat serta mengoptimalkan

pembinaan dengan melibatkan unit vertikal DJPBN (KPPN dan Kanwil DJPBN) dalam pendampingan

penyusunan LK UAKPA (Satker) dan LK UAPPAW periode unaudited TA 2019 sehingga permasalahan

penyusunan LK dapat terdeteksi lebih dini

c Melakukan pendampingan pada saat Rekonsiliasi Tiga Pihak antara Kementerian Keuangan

Kementerian NegaraLembaga dan BPK pada tanggal 23-24 Maret 2020 serta 30-31 Maret dan 1-3

April 2020 secara virtual melalui aplikasi video conference

d Melakukan monitoring dan pendampingan untuk penyelesaian temuan LK-KL tahun 2019 dengan

membentuk Tim Task Force Penyelesaian Permasalahan Penyebab Opini non WTP yang terdiri dari

Kementerian Keuangan serta KL dengan Opini non WTP

e Menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah pada

tanggal 23-25 September 2020 yang diselenggarakan secara virtual untuk meningkatkan akuntabili-

tas pengelolaan keuangan negara dalam rangka penanganan pandemi covid serta untuk mendorong

penyelesaian tindak lanjut rekomendasi dan temuan dari BPK

IKU ini merupakan persentase atas jumlah tindak

lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan

(TP) BPK atas LKPP dan LK BUN yang harus

diselesaikan sebagaimana rekomendasi BPK Setiap KL dan Pengguna Anggaran BUN diwajibkan

melaksanakan tindak lanjut dan menyampaikan laporan pelaksanaan Tindak Lanjut atas rekomendasi

terkait TP BPK tersebut setiap akhir bulan Maret Juli dan November Pada akhir Maret dan September

2020 BPK akan menyampaikan Pemantauan Tindak Lanjut

Sesuai ketentuan BPK akan menyampaikan jumlah rekomendasi yang selesai dari seluruh rekomen-

dasi BPK sd Tahun 2019 yang outstanding (belum selesai) Pemerintah tetap wajib melanjutkan

penyelesaian tindak lanjut atas rekomendasi BPK sd Tahun 2019 yang outstanding Pemerintah

menyampaikan laporan progres penyelesaian Tindak Lanjut Rekomendasi pada bulan Agustus dan bu-

lan November 2020 Dalam laporan tersebut Pemerintah menyampaikan jumlah rekomendasi yang

Tahun Target Realisasi Nilai

2016 35 36 10297

2017 35 377 10777

2018 36 389 10806

2019 36 393 10917

2020 36 395 10972

8b-CP Persentase rekomendasi BPK atas LKPP

dan LK BUN yang telah ditindaklanjuti

107 LAKIN DJPb 2020

diusulkan selesai dari jumlah seluruh rekomendasi yang outstanding (belum selesai) Jumlah rekomen-

dasi yang diusulkan selesai dibandingkan dengan jumlah outstanding rekomendasi menunjukkan capaian

masing-masing unit pada akhir tahun 2020

Direktorat Jenderal Perbendaharaan cq Direktorat APK merupakan koordinator penyelesaian

rekomendasi atas LKPP dan LKBUN Direktorat APK menyusuan laporan monitoring penyelesaian

rekomendasi BPK atas LKPP dan LKBUN untuk disampaikan oleh Pemerintah kepada BPK Direktorat

APK telah melakukan berbagai upaya untuk mempercepat penyelesaian tindak lanjut atas rekomendasi

BPK antara lain berkoordinasi dengan seluruh Unit In Charge (UIC) sehingga target 89 dapat tercapai

Beberapa upaya strategis yang telah dilakukan selama Tahun 2020 antara lain

a Meminta kepada seluruh UIC atas LKPP dan LKBUN agar secara komprehensif menyelesaikan

rekomendasi BPK atas LKPP dan LKBUN dan melaporkannya secara berkala

b Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala atas progres penyelesaian rekomendasi BPK atas

LKPP dan LKBUN oleh masing-masing UIC

c Melakukan komunikasi dan pembahasan secara berkala dengan Tim Auditor BPK untuk memastikan

bahwa tidak lanjut telah dijalankan sesuai dengan rekomendasi

d Mengeskalasi permasalahan yang kompleks kepada level yang lebih tinggi agar mendapatkan

dukungan serta arahan untuk penyelesaiannya baik di internal Pemerintah maupun antara

Pemerintah dengan BPK

e Mengusulkan dan menyepakati dengan BPK agar Rekomendasi yang sifatnya berulang selama

beberapa tahun dapat diusulkan selesai untuk dapat dipantau penyelesaiannya di Pemantauan

Tindak Lanjut (PTL) LKPP dan LKBUN Tahun terakhir

f Mengusulkan dan menyepakati dengan BPK agar Rekomendasi yang samaganda antara LKPP dengan

LKBUN dapat diusulkan selesai untuk dipantau penyelesaiannya di PTL LKBUN

Realisasi capaian IKU Kemenkeu-One Tahun 2020 adalah 9699 dari target sebesar 89 Realisasi

target tersebut terdiri dari

Capaian penyelesaian tindak lanjut rekomendasi BPK atas LKPP sebesar 9744

Capaian penyelesaian tindak lanjut rekomendasi BPK atas LKBUN sebesar 9655

Penjelasan Capaian IKU ini pada tahun 2020 adalah sebagai berikut

a Rekomendasi BPK atas LKPP

Perhitungan capaian Tahun 2020 khusus yang menjadi tanggung jawab Ditjen Perbendaharaan adalah

sebagai berikut

b Rekomendasi BPK atas LKBUN

Perhitungan capaian Tahun 2020 khusus yang menjadi tanggung jawab Ditjen Perbendaharaan adalah

sebagai berikut

Rekomendasi LKPP dinyatakan selesai oleh BPK 12 rekomendasi

Rekomendasi LKPP yang diusulkan selesai 26 rekomendasi

Outstanding rekomendasi LKPP sd 2020 39 rekomendasi

Capaian IKU (a+b)c 9744

gtltEWďϮϬϮϬϭϬϴ

bŀţƐчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчƐƲƐчǿƲǷǿƤчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчϱчЋͽͻϰҗчѾчͽͺϰҗЌчϱчͶччͽͺϰͽͽҗ

fŀƲƄƤŀƋчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūưǟǿƋчǿƲǷǿƤчţŀǟŀǷчưūƲŜŀǟŀƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчŀţŀƧŀƋчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱ

ŀϯ pūƲȝŀưǟŀƐƤŀƲч ƧŀǟƼǢŀƲч ưƼƲƐǷƼǢƐƲƄч ǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǢūƤƼưūƲţŀǪƐч ǪūǢǷŀч ţƼƤǿưūƲч ǟūƲţǿƤǿƲƄч Ƥūч dч

ǟŀţŀчśǿƧŀƲчbŀƲǿŀǢƐчͶʹͶʹ

śϯ pūƧŀƤǿƤŀƲч ūưśŀƋŀǪŀƲчǟǢƼƄǢūǪчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǷƐƲţŀƤчƧŀƲơǿǷчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчţūƲƄŀƲчiquestRчǷūǢƤŀƐǷчƧƐƲƄƤǿǟч

dūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲϯ

Ŝϯ pūƲȝŀưǟŀƐƤŀƲч ƧŀǟƼǢŀƲчưƼƲƐǷƼǢƐƲƄчǟǢƼƄǢūǪчǷƐƲţŀƤч ƧŀƲơǿǷч ǷūǢƋŀţŀǟчǢūƤƼưūƲţŀǪƐч dчǟŀţŀчfM чŀǷŀǪч

fdiquestrчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчţŀƲчǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϯ

ţϯ pūƲȝŀưǟŀƐƤŀƲчơŀȗŀśŀƲϼǟūƲơūƧŀǪŀƲчǷƐƲţŀƤчƧŀƲơǿǷчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчţŀƧŀưчfM чfd чͺʹчƋŀǢƐчǪūǷūƧŀƋчfM ч

ţƐǷūǢƐưŀϯ

ǢƄŀƲƐǪŀǪƐч ч ȝŀƲƄч ƼǟǷƐưŀƧч ŀţŀƧŀƋч ƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄч ưŀưǟǿч ưūȗŀţŀƋƐч ţŀƲч

ưūưƃŀǪƐƧƐǷŀǪƐчƤūƄƐŀǷŀƲ-ƤūƄƐŀǷŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчưūƲŜŀǟŀƐчǷǿơǿŀƲϯч$ūƲƄŀƲчţūưƐƤƐŀƲч

ƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐчśūǪūǢǷŀчǟǢƼǪūǪчśƐǪƲƐǪчţƐчţŀƧŀưƲȝŀчŀƤŀƲчśūǢǪƐƃŀǷчţƐƲŀưƐǪчţŀƲчɰūƤǪƐśūƧч

ǪūǪǿŀƐч ţūƲƄŀƲч ǷǿƲǷǿǷŀƲч ƤūśǿǷǿƋŀƲч ţŀƲч ţƐƲŀưƐƤŀч ǷǢŀƲǪƃƼǢưŀǪƐч ƤūƧūưśŀƄŀŀƲч

dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲϯч laquo$pч ȝŀƲƄч ƼǟǷƐưŀƧч ŀţŀƧŀƋч laquo$pч ȝŀƲƄч ưūưƐƧƐƤƐч ƤūǟūưƐưǟƐƲŀƲч ȝŀƲƄч ǷūǟŀǷϰч

ưūƲƄūǷŀƋǿƐч ŀǟŀч ȝŀƲƄч ŀƤŀƲч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǿƲǷǿƤч Ǫūưǿŀч ƐƲƃƼǢưŀǪƐч ȝŀƲƄч ţƐǷūǢƐưŀч ţŀƲч ƤƼưǟūǷūƲǪƐч ȝŀƲƄч

ţƐśǿǷǿƋƤŀƲчǿƲǷǿƤчƤūśūǢƋŀǪƐƧŀƲчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐчǪūǢǷŀчưūƧŀƤǿƤŀƲчǟūƤūǢơŀŀƲчţūƲƄŀƲчǟūƲǿƋчǪūưŀƲƄŀǷϰчūƃūƤǷƐƃϰч

ūɯǪƐūƲчţŀƲчǟǢƼţǿƤǷƐƃϰчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчǟǢƼǪūǪчƤūǢơŀчȝŀƲƄчśūƲŀǢчŀƄŀǢчưūƲŜŀǟŀƐчƋŀǪƐƧчƤūǢơŀчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧϯ

ч dƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͶͻϯч

cedilŀśūƧчͷϯͶͻчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͽ

RƲţƐƤŀǷƼǢч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌч ūǢǪūƲǷŀǪūч ǟūưūƲǿƋŀƲч

ǪǷŀƲţŀǢч UumlEgraveumlatilde ţŀƲч shyOslash EgraveAacuteOtildeatildeAcircouml śūǢǷǿơǿŀƲч ǿƲǷǿƤч ưūЙ

ưŀǪǷƐƤŀƲчǷūǢǪūţƐŀƲȝŀчǟūơŀśŀǷчţŀƲчǟūƄŀȗŀƐчȝŀƲƄчưūưǟǿЙ

ƲȝŀƐч ƤƼưǟūǷūƲǪƐч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчţŀƲчưūƲƄŀưŀƲƤŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчţŀƲч ƤūƤŀȝŀŀƲчƲūƄŀǢŀϯч Rdiquestч

ǷūǢǪūśǿǷчưūǢǿǟŀƤŀƲчRdiquestчOslashumlmacrAcircAacuteAcircatildeǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчţŀǢƐчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчơǿưƧŀƋчǟūơŀśŀǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчưūЙ

ưūƲǿƋƐчǪǷŀƲţŀǢчƤƼưǟūǷūƲǪƐч ơŀśŀǷŀƲƲȝŀчţūƲƄŀƲчǟūǢǿśŀƋŀƲчocircEgraveOslashmacrAcirccopyчţŀƲчǟūƲŀưśŀƋŀƲчƲƐƧŀƐчshyOslashEgraveAacuteOtildeʣ

atildeAcircoumlǪūśŀƄŀƐчţŀǪŀǢчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲʒ

bǿưƧŀƋчǢūƤƼưūƲţŀǪƐч dчȝŀƲƄчǪǿţŀƋчţƐƲȝŀǷŀƤŀƲчǪūǪǿŀƐ ϱ ͶчǢūƤƼưūƲţŀǪƐ

bǿưƧŀƋчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчƼǿǷǪǷŀƲţƐƲƄ ϱ ͵ͼчǢūƤƼưūƲţŀǪƐ

bǿưƧŀƋчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчȝŀƲƄчţƐǿǪǿƧƤŀƲчǪūǪǿŀƐ ϱ ͵чǢūƤƼưūƲţŀǪƐ

bǿưƧŀƋчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчśŀǢǿчǟŀţŀчfM чǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼ ϱ ͵͵чǢūƤƼưūƲţŀǪƐ

ŀǟŀƐŀƲчRdiquestччЋͶѾ͵ЌϼЋͷ͵Ѿ͵͵Ќ ϱ ͽͺϰҗ

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчͽ

ǢƄŀƲƐǪŀǪƐччţŀƲчlaquo$pч

ȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧч

laquolaquoчͽϱчǢƄŀƲƐǪŀǪƐччţŀƲчlaquo$pчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧч dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ

ͽƃ- cedilƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчfrac14OslashAcircmacrAcirccopyEgraveOslashcopyAcircmacrUumlatildemacrEgraveAcirc ͻ ͽͻϰͺ ͵Ͷʹ ͽū- ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟǢƼƄǢŀưчpoundcedild ͼҗ ͽϰͻͶ ͵͵Ͷϰͺ͵

ͽŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūưūƲǿƋŀƲчǪǷŀƲţŀǢчUumlEgraveumlatildeAcircshyOslashEgraveAacuteOtildeatildeAcircouml ͽͷҗ ͽͼϰͻͼҗ ͵ʹͺϰͶͶ ͽś- ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчfrac14oumlOslashmacrAcirccopy ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹ ͽŜ- ūǢǪūƲǷŀǪūчūɯǪƐūƲǪƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐ ͵ʹҗ ͶͽϰͽͶҗ ͵Ͷʹ ͽţ- RƲţūƤǪчƐƲǷūƄǢƐǷŀǪчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐ ͽͻϰ͵ͽ ͵ʹϰͷ͵ ͵ʹͼϰͷ

ͽŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūưūƲǿƋŀƲчǪǷŀƲţŀǢч

UumlEgraveumlatildeţŀƲчshyOslashEgraveAacuteOtildeatildeAcircouml

109 LAKIN DJPb 2020

Pemenuhan standar soft dan hard competency pegawai diukur berdasarkan dua komponen yaitu

1 Soft Competency pegawai dengan target 95

2 Hard Competency pegawai dengan target 91

Pemenuhan soft competency bagi setiap pejabat DJPb diukur menggunakan Job Person Match (JPM) yaitu

indeks kesesuaian antara kompetensi pejabat dengan Standar Kompetensi Jabatan (SKJ) SKJ adalah

jenis dan level kompetensi yang menjadi syarat keberhasilan pelaksanaan tugas suatu jabatan Soft com-

petency dinyatakan memenuhi jika memiliki nilai JPM minimal 78 JPM dapat dihitung dengan formula

sebagai berikut

Data JPM Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dan Pejabat Administrator setiap unit eselon I disediakan

oleh Biro SDM Sekretariat Jenderal Kemenkeu sementara data JPM eselon Pejabat Pengawas dise-

diakan oleh Bagian Sumber Daya Manusia unit eselon I masing-masing Perhitungan capaian komponen

soft competency

Adapun nilai hard competency pegawai diukur melalui tes secara online yang terdiri atas beberapa soal

untuk diselesaikan Untuk tahun 2019 nilai hard competency dinyatakan baik apabila para pegawai mam-

pu mencapai nilai minimal 77 Perhitungan capaian komponen hard competency adalah sebagai berikut

Formula perhitungan IKU Persentase pemenuhan standar soft dan hard competency ditunjukkan sebagai

berikut

Perhitungan polarisasi data IKU tersebut menggunakan maximize (semakin tinggi realisasi terhadap tar-

get semakin baik capaian kinerjanya) periode pelaporan semesteran dan jenis konsolidasi periode

menggunakan take last known value (realisasi yang digunakan adalah angka terakhir periode terakhir)

Target IKU Persentase pemenuhan standar soft dan hard competency tersebut untuk tahun 2020 adalah

93 sebagaimana ditentukan dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJPb dan Two Setditjen Perbenda-

haraan tahun 2020 Target tersebut meningkat dari target tahun 2019 (92) dan juga mengalami pening-

katan dari sisi persyaratan pemenuhan JPM dari sebelumnya 74 menjadi 78

Pada tahun 2020 jumlah pejabat di lingkungan DJPb yang telah memenuhi standar JPM minimal 78

sebanyak 1581 pejabat dari 1613 total pejabat yang telah mengikuti assessment center (9802)

sementara dari hasil test online hard competency secara keseluruhan yang diikuti oleh 4534 pegawai yang

mengikuti test sebanyak 4513 pegawai telah memenuhi nilai ambang batas ge77(9954) dan 21 pegawai

yang belum mencapai target nilai kelulusan 77 (046) Dari informasi tersebut nilai realisasi IKU

Persentase pemenuhan standar soft dan hard competency tahun 2020 dapat diperoleh dengan perhitungan

sebagaimana ditunjukkan sebagai berikut

Realisasi soft competency Realisasi hard competency Realisasi IKU Sudah AC JPM ge 78 Ikut Tes Nilai ge 77

1613 1581 9802 4534 4513 9954 9878

gtltEWďϮϬϮϬϭϭϬ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчȝŀƐǷǿчǪūśūǪŀǢчͽͼϰͻͼҗϰчǷūƧŀƋчưūƧūśƐƋƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲч

ЋͽͷҗЌчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчǷŀśūƧчśūǢƐƤǿǷϱч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчͽͼϰͻͼҗчǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐчǷŀǢƄūǷч

ȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчЋͽͷҗЌϯччpoundūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчͽͼϰͻͼҗч

ǷūǢǪūśǿǷчưūƲƐƲƄƤŀǷчţƐśŀƲţƐƲƄч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчǪūśūǪŀǢчͽͻϰͻͷҗϰчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǷŀǢƄūǷч

ţŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐƲȝŀчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǢūƲŜŀƲŀчơŀƲƄƤŀчưūƲūƲƄŀƋч$b śч

ȝŀƲƄч ţƐǷǿŀƲƄƤŀƲч ţŀƧŀưч poundūƲǪǷǢŀч $b śч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹ-ͶʹͶч ţūƲƄŀƲч ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ǪūśŀƄŀƐч

śūǢƐƤǿǷϯч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲϰчƲƐƧŀƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲŀƲчRdiquestчưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄчǷūƧŀƋчưūƧŀưǟŀǿƐчǷŀǢƄūǷчǷŀƋǿƲŀƲч

ȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śϯч

cedilŀǢƄūǷчǟūưūƲǿƋŀƲчǪǷŀƲţŀǢчUumlEgraveumlatildeEgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlǷūǢŜŀǟŀƐчţŀƲч ūǢǪūƲǷūŀǪūчǷƐƲƄƤŀǷчƤūƧǿƧǿǪŀƲчǟūƄŀȗŀƐчȝŀƲƄч

ưūƲƄƐƤǿǷƐч ǷūǪч shyOslash EgraveAacuteOtildeatildeAcircouml śūƧǿưчưūƲŜŀǟŀƐч ͵ʹʹҗϯч dūƄƐŀǷŀƲч Oslash-UumlUumlUumlUumlAacuteAcircatilde AcircatildeOslashч śŀƄƐч ǟūơŀśŀǷч

ȝŀƲƄч ưūưƐƧƐƤƐч b pч ч ͻͼҗч śŀǢǿч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ǟŀţŀч ǷǢƐȗǿƧŀƲч ƤūūưǟŀǷч ǪūŜŀǢŀч ȖƐǢǷǿŀƧч śūǢƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч

ţūƲƄŀƲчƐǢƼчlaquo$pчţŀƲч ǿǪƐƲǷūƤчţŀƲчcedilūǢţŀǟŀǷчśūśūǢŀǟŀчǟūƄŀȗŀƐчȝŀƲƄчưūƲƄŀśŀƐƤŀƲϑǿƲǷǿƤчưūƲƄƐƤǿǷƐч

ǷūǪчshyOslashEgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlţŀƲчǷƐţŀƤчưūưŀƲƃŀŀǷƤŀƲчͷчЋǷƐƄŀЌчƤūǪūưǟŀǷŀƲчǿƲǷǿƤчưūƧŀƤǿƤŀƲчǟūǢśŀƐƤŀƲчƲƐƧŀƐϯ

$ŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчśūśūǢŀǟŀчǷƐƲţŀƤŀƲчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ ūƲȝŀưǟŀƐŀƲчiquestǪǿƧŀƲч ūǪūǢǷŀчY-UumlUumlUumlUumlAacuteAcircatilde AcircatildeOslash ūơŀśŀǷч ƐưǟƐƲŀƲчcedilƐƲƄƄƐч ǢŀǷŀưŀчţŀƲч ūơŀśŀǷч

ţưƐƲƐǪǷǢŀǷƼǢчƤūчƐǢƼчlaquoǿưśūǢч$ŀȝŀчpŀƲǿǪƐŀчưūƧŀƧǿƐчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчlaquoūƤǢūǷŀǢƐǪч$b śчƲƼưƼǢчr$-ͽͼϼ

ϯ͵ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧч͵ͻчpŀǢūǷчͶʹͶʹϲ

Ͷϯ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчY-UumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeAcircatildeOslashśŀƄƐч ūơŀśŀǷч ƐưǟƐƲŀƲчcedilƐƲƄƄƐч ǢŀǷŀưŀϰч ūơŀśŀǷчţưƐƲƐǪЙ

ǷǢŀǷƼǢчţŀƲч ūơŀśŀǷч ūƲƄŀȗŀǪчưūƧŀƧǿƐчIAcircfrac14macrAcircUumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeAcircatildeOslashǟŀţŀчśǿƧŀƲчlaquoūǟǷūưśūǢчǪϯţϯчrƼȖūưЙ

śūǢчͶʹͶʹϲ

ͷϯ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчIAcircfrac14macrAcirc=OslashUumlshymacrOtildeoacutefrac14EgraveOtildeAacuteAcircatildeVOslashEgravecopyOslashAacuteśŀƄƐчǟūơŀśŀǷчȝŀƲƄчưūưƐƧƐƤƐчb pччͻͼҗч

ǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧч͵чndashч͵ͺчbǿƧƐчͶʹͶʹϲ

ϯ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчEgraveshymacrAcirccopyчţŀƲчEgraveccedilAcircUumlfrac14macrAcirccopyǪūśŀƄŀƐчAacuteAcircatildeEgraveOslashoumlчƐƲƐǪƐŀǷƐƃчǪǷǢŀǷūƄƐǪчţŀƧŀưчưūƲŜŀǟŀƐчRdiquestчshyOslash

EgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlϑǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчlaquoūƤǢūǷŀǢƐǪч$b śчƲƼưƼǢчr$-ͺʹͶϼ ϯ͵ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧч͵ͻчEūśǢǿŀǢƐч

ͶʹͶʹϲ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ - ͽͷҗ ͽͷҗ - ͽͷҗ ͽͷҗ ͽͷҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - ͼͷϰ͵͵җ ͼͷϰ͵͵җ - ͼͷϰ͵͵җ ͽͼϰͻͼҗ ͽͼϰͻͼҗ ŀǟŀƐŀƲ - ͼͽϰͷͻ ͼͽϰͷͻ - ͼͽϰͷͻ ͵ʹͺϰͶͶ ͵ʹͺϰͶͶ

cedilŀǢƄūǷϼчǢūŀƧƐǪŀǪƐ Ͷʹ͵ͺ Ͷʹ͵ͻ Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͽ ͶʹͶʹ cedilŀǢƄūǷчdd ͼͽҗ ͽʹҗ ͽҗ ͽͶҗ ͽͷҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ͽͼϰͶ͵җ ͽϰͼҗ ͽͺϰ͵җ ͽͻϰͻͷҗ ͽͼϰͻͼҗ

cedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчcedilŀƋǿƲŀƲ poundūƲǪǷǢŀч$b ś ͶʹͶʹ ͽͼϰͻͼҗ ͽͷҗ Ͷʹ͵ͽ ͽͻϰͻͷҗ ͽʹҗ Ͷʹ͵ͼ ͽͺϰ͵җ ͽʹҗ Ͷʹ͵ͻ ͽϰͼҗ ͼͼҗ Ͷʹ͵ͺ ͽͼϰͶ͵җ ͼͼҗ

ϭϭϭgtltEWďϮϬϮϬ

ϯ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ǷūǪч shyOslash EgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlśūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ƲƼǷŀч ţƐƲŀǪч laquoūƤǢūǷŀǢƐǪч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ƲƼưƼǢч

Ͷͺϼ ϯ͵ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧч͵ͶчƄǿǪǷǿǪчͶʹͶʹϲ

ͺϯ ūƲȝǿǪǿƲŀƲчƧŀǟƼǢŀƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǷūǪчshyOslashEgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчdūǟŀƧŀчŀƄƐŀƲчlaquoǿưЙ

śūǢч$ŀȝŀчpŀƲǿǪƐŀчƲƼưƼǢчr$-͵ͻͽϼ ϯ͵ͶϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͷʹч$ūǪūưśūǢчͶʹͶʹϯ

laquoūƋǿśǿƲƄŀƲчţūƲƄŀƲчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷϰчǢūƤƼưūƲţŀǪƐчǢūƲŜŀƲŀчŀƤǪƐчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟŀţŀчǷŀЙ

ƋǿƲчͶʹͶ͵чŀţŀƧŀƋч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчOslash-UumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeAcircatildeOslashśŀƄƐч ūơŀśŀǷчcedilƐƲƄƄƐч ǢŀǷŀưŀϰч ūơŀśŀǷчţưƐƲƐǪǷǢŀǷƼǢϰч

ţŀƲч ūơŀśŀǷч ūƲƄŀȗŀǪчţŀƲчpūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчǷŀǢƄūǷчƲƐƧŀƐчƤūƧǿƧǿǪŀƲчshyOslashEgraveAacuteOtildeatildeAcircoumlţŀǢƐчͻͻчưūƲơŀţƐчͻͼϯч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ǟƐţŀǷƼч ǢūǪƐţūƲч poundūǟǿśƧƐƤч RƲţƼƲūǪƐŀч ǟŀţŀч laquoƐţŀƲƄч

ŀǢƐǟǿǢƲŀчp poundчpoundRчǷŀƲƄƄŀƧчͶʹчƤǷƼśūǢчͶʹ͵ͽϰчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчưūƲƐƲƄЙ

ƤŀǷƤŀƲч ţŀȝŀч ǪŀƐƲƄч ƐƲȖūǪǷŀǪƐч ǿƲǷǿƤч ưūƲŜƐǟǷŀƤŀƲч ƧŀǟŀƲƄŀƲч ƤūǢơŀϰч

ǟūǢƧǿч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǟūưƼǷƼƲƄŀƲч ǟǢƼǪūţǿǢч ȝŀƲƄч ǟŀƲơŀƲƄч ţŀƲч ǟūƲȝūţūǢƋŀƲŀŀƲч śƐǢƼƤǢŀǪƐч ưūƲơŀţƐч ƋŀƲȝŀч Ͷч

ЋţǿŀЌчƧūȖūƧчţŀƲчưūƲƄƄŀƲǷƐϼưūƲƄŀƧƐƋƤŀƲчơŀśŀǷŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţūƲƄŀƲчơŀśŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчȝŀƲƄчśūǢśŀǪƐǪчǟŀţŀч

ƤūŀƋƧƐŀƲϼƤūǷūǢŀưǟƐƧŀƲчţŀƲчƤƼưǟūǷūƲǪƐчǷūǢǷūƲǷǿϯч ūƲȝūţūǢƋŀƲŀŀƲчśƐǢƼƤǢŀǪƐчǷūǢǪūśǿǷчţƐưŀƤǪǿţƤŀƲчǿƲǷǿƤч

ưūƲŜƐǟǷŀƤŀƲчśƐǢƼƤǢŀǪƐч ȝŀƲƄч ƧūśƐƋчţƐƲŀưƐǪϰч ŀƄƐƧūϰчţŀƲчǟǢƼƃūǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчǿǟŀȝŀчǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч

ţŀƲчūɯǪƐūƲǪƐчǿƲǷǿƤчưūƲţǿƤǿƲƄчƤƐƲūǢơŀчǟūƧŀȝŀƲŀƲчǟūưūǢƐƲǷŀƋчƤūǟŀţŀчǟǿśƧƐƤϯчlaquoūƧŀƲơǿǷƲȝŀϰчưūƧŀƧǿƐчlaquoǿǢŀǷч

ţŀǢŀƲчrƼưƼǢчͷͼч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽч ǷūƲǷŀƲƄчfŀƲƄƤŀƋчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчţŀƲчdƼƲƤǢūǷч ūƲȝūţūǢƋŀƲŀŀƲчƐǢƼƤǢŀǪƐϰчdūЙ

ưūƲǷūǢƐŀƲч rчţŀƲчpoundчưūƲȝŀưǟŀƐƤŀƲчƤǢƐǷūǢƐŀчţŀƲчƧŀƲƄƤŀƋ-ƧŀƲƄƤŀƋчǪǷǢŀǷūƄƐǪчţŀƲчƤƼƲƤǢūǷчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч

ǟūǢŜūǟŀǷŀƲч ǟūƲƄŀƧƐƋŀƲч ơŀśŀǷŀƲч ǪǷǢǿƤǷǿǢŀƧч ưūƲơŀţƐч ơŀśŀǷŀƲч ƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧϯч $ŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ưūƲƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐч

ŀǢŀƋчƤūśƐơŀƤŀƲчǷūǢǪūśǿǷϰчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчưūƧŀƤǿƤŀƲчǟūƲȝūţūǢƋŀƲŀŀƲчśƐǢƼƤǢŀǪƐч

ЋţūƧŀȝūǢƐƲƄЌчưūƧŀƧǿƐчǷǢŀƲǪƐǪƐчǟūƲƄƄǿƲŀŀƲчơŀśŀǷŀƲчƃǿƲƄǪƐƼƲŀƧчǪūŜŀǢŀчǪūƧūƤǷƐƃчǪūǪǿŀƐчŀǢŀƋŀƲчƤūśƐơŀƤŀƲчƲŀЙ

ǪƐƼƲŀƧϯч RƲţūƤǪч RưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ūƲȝūţūǢƋŀƲŀŀƲчƐǢƼƤǢŀǪƐч Ћ$ūƧŀȝūǢƐƲƄЌчdūưūƲƤūǿчưūƲƄǿƤǿǢч

ǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǟǢƼǪūǪч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ţūƧŀȝūǢƐƲƄч ţƐч ƧƐƲƄƤǿƲƄŀƲч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч

ţŀƲчǷūǢţƐǢƐчţŀǢƐчͷчЋǷƐƄŀЌчǪǿś-Rdiquestϯ

͵ϯ RƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ūưśūƲǷǿƤŀƲϼ ūƲȝūưǟǿǢƲŀŀƲчbŀśŀǷŀƲчEǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч$ūƧŀȝūǢƐƲƄϯ

Ͷϯ ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ūƲŀǷŀŀƲчǢƄŀƲƐǪŀǪƐчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч$ūƧŀȝūǢƐƲƄϯ

ͷϯ ūǢǪūƲǷŀǪūчƧƐƋчbŀśŀǷŀƲчlaquoǷǢǿƤǷǿǢŀƧчƤūчbŀśŀǷŀƲчEǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч$ūƧŀȝūǢƐƲƄϯч

RƲţūƤǪŀǪƐчǟūǢчǪǿś-Rdiquestϱ

͵ϯ RƲţūƤǪч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ūưśūƲǷǿƤŀƲϼ ūƲȝūưǟǿǢƲŀŀƲчbŀśŀǷŀƲчEǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчţūƧŀȝūǢƐƲƄϱ

Ͷϯ ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ūƲŀǷŀŀƲчǢƄŀƲƐǪŀǪƐчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч$ūƧŀȝūǢƐƲƄϱ

ƤǪǟƼǪūчrŀǪƤŀƋчƤŀţūưƐǪ ϱчʹҗ iquestơƐч ūǷƐƤчţŀƲч ūƲƄƼƧŀƋŀƲчūśŀƲчdūǢơŀ ϱчͶʹҗ OumlŀƧƐţŀǪƐчƲƄƤŀчdǢūţƐǷ ϱчͶʹҗ EƐƲŀƧƐǪŀǪƐчưŀǷūǢƐчǪǿśǪǷŀƲǷƐƃч ūǢưūƲч rpound ϱчͶʹҗ ūƲūǷŀǟŀƲч ūǢưūƲ rpound ϱчͶʹҗ

ǷƼǷŀƧ ϱч͵Ͷʹҗ

ūưśŀƋŀǪŀƲчRƲǷūǢƲŀƧ ϱчʹҗ iquestǪǿƧŀƲч чƤūчdūưūƲ rpound ϱчͶʹҗ ūưśŀƋŀǪŀƲчţūƲƄŀƲчdūưūƲч rpound ϱчͶʹҗ ūǢǪūǷǿơǿŀƲчdūưūƲ rpound ϱчͶʹҗ MŀǢưƼƲƐǪŀǪƐчţūƲƄŀƲчdūưūƲdiquestpMp ϱч͵ʹҗ ūƲūǷŀǟŀƲчpound pd ϱч͵ʹҗ

ǷƼǷŀƧ ϱч͵Ͷʹҗ

ͽś- ūǢǪūƲǷŀǪūч

ǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчfrac14oumlOslashmacrAcirccopy

gtltEWďϮϬϮϬϭϭϮ

ͷϯ ūǢǪūƲǷŀǪūчƧƐƋчbŀśŀǷŀƲчlaquoǷǢǿƤǷǿǢŀƧчƤūчbŀśŀǷŀƲчEǿƲƄǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀч$ūƧŀȝūǢƐƲƄϱ

EƼǢưǿƧŀϱчpoundŀǷŀ-ǢŀǷŀч ūǢǪūƲǷŀǪūчRưǟƧūưūƲǷŀǪƐч$ūƧŀȝūǢƐƲƄч

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢч͵ʹʹҗϰчţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲчţŀƲчRdiquestчƐƲƐч

ưūǢǿǟŀƤŀƲчRdiquestчśŀǢǿчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ-

ͶʹͶчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋч͵ʹʹҗϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчţƐţŀǟŀǷƤŀƲчţūƲƄŀƲчưūƲƄǿƤǿǢчţŀǢƐчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчǟūǢǪūƲǷŀǪūчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчţūƧŀȝūǢƐƲƄч

ţūƲƄŀƲчśƼśƼśƼǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūƲǷǿƤŀƲϯч ŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчţƐŜŀǟŀƐчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲч

ROumlчŀţŀƧŀƋч͵ʹʹҗϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчȝŀƐǷǿчǪūśūǪŀǢч͵ʹʹҗϰч ǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐч ǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄч ǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲч

Ћ͵ʹʹҗЌϯч ŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄч ţƐŜŀǟŀƐч ǟŀţŀч cedilǢƐȗǿƧŀƲч Rч ǷƐţŀƤч ţŀǟŀǷч ǷūǢŜŀǟŀƐϰч ƲŀưǿƲч ǟŀţŀч

ǷǢƐȗǿƧŀƲчRRчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчǷŀǢƄūǷчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢŜŀǟŀƐчţŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчǷūǢǪūśǿǷчǷūƧŀƋчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲч

ǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţƐчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчȝŀƐǷǿч͵ʹʹҗϯч

ŀǟŀƐŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱч

pūƲƄƐƲƄŀǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчśŀǢǿчţƐǷūǢŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǪūưūƲǷŀǢŀчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͺч

Ǫϯţϯч Ͷʹ͵ͽч ǷƐţŀƤч ţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч ţŀƲч ǷƐţŀƤч ŀţŀч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷϰч ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч

ţūƲƄŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹ͵ͽчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǿƤŀƲϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestчǟŀţŀч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺч Ǫϯţϯч ͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ƧƐưŀч ǷŀƋǿƲϯчpūƲƄƐƲƄŀǷч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч

śŀǢǿчţƐǷūǢŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчƲŀưǿƲчţūưƐƤƐŀƲϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪŀưŀчţūƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷϑpoundūƲǪǷǢŀч

$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǿơƐчǟūǷƐƤчśūśŀƲчƤūǢơŀчţŀƲчƲƼǢưŀчȗŀƤǷǿчưūƲǿƲƄƄǿчǟūƲūǷŀǟŀƲчơŀţȗŀƧчţŀǢƐчǟƐƋŀƤчdūưūƲч rч

poundчţŀƲчlaquoūśūƧǿưчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǿơƐчǟūǷƐƤчǷūǢţŀǟŀǷчǟūǢǿśŀƋŀƲчơǿưƧŀƋчśǿǷƐǢчƤūƄƐŀǷŀƲчţūƲƄŀƲчǿǪǿƧŀƲчŀȗŀƧч

ƤŀǢūƲŀч ŀţŀƲȝŀч ǢūȖƐǿч ţŀǢƐч pūƲ rpoundч ǪūƋƐƲƄƄŀч ǷūǢţŀǟŀǷч ǟūǢśŀƐƤŀƲч śŀƐƤч śūǢǿǟŀч ǪƐưǟƧƐɯƤŀǪƐϰч

ǟūƲŀưśŀƋŀƲϰчţŀƲчǢūȗƼǢţƐƲƄчǪǿśчǿƲǪǿǢчţŀƲчśǿǷƐǢчƤūƄƐŀǷŀƲϰчţŀǢƐчȝŀƲƄчơǿưƧŀƋƲȝŀчǪūưǿƧŀчͻчЋǷǿơǿƋЌчǿƲǪǿǢϰч

чЋūưǟŀǷчǟǿƧǿƋчƧƐưŀЌчǪǿśчǿƲǪǿǢчţŀƲчͶͶͺчЋţǿŀчǢŀǷǿǪчţǿŀчǟǿƧǿƋчūƲŀưЌчśūǢǿśŀƋчưūƲơŀţƐчͻчЋǷǿơǿƋЌчǿƲǪǿǢϰч

ͷͶч ЋǷƐƄŀч ǟǿƧǿƋч ţǿŀЌч Ǫǿśч ǿƲǪǿǢϰч ţŀƲч Ͷͽͷч Ћţǿŀч ǢŀǷǿǪч ǪūưśƐƧŀƲч ǟǿƧǿƋч ǷƐƄŀЌч śǿǷƐǢч ƤūƄƐŀǷŀƲϰч ţŀƲч ţŀƲȝŀч

ǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽчȝŀƲƄчưūƲȝūśŀśƤŀƲчǿơƐчǟūǷƐƤчǷƐţŀƤчưūưǿƲƄƤƐƲƤŀƲчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǷŀǷŀǟϯ

ǢƼǪūǪч ǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲч bEч rч ưūƧƐśŀǷƤŀƲч śŀƲȝŀƤч ǟƐƋŀƤч ưǿƧŀƐч ţŀǢƐч ǟūưƐƧƐƤч ǟǢƼǪūǪч śƐǪƲƐǪч ЋưŀǪƐƲƄ-

ưŀǪƐƲƄч ǿƲƐǷч ƤūǢơŀч $b śЌϰч laquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷч Ŝϯǡϯч ŀƄƐŀƲч cedilfч ǪūśŀƄŀƐч ǟūǢǿưǿǪч ƤūśƐơŀƤŀƲч ƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐϰч $ƐǷϯч laquo ч

ǪūśŀƄŀƐч ǟūưśƐƲŀч ǷūƤƲƐǪч bEч rϰч ƐǢƼч ǢƄŀƲǷŀч ǪūśŀƄŀƐч ǪǿǟūǢȖƐǪƼǢч ǟǢƼǪūǪч ǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲϰч ţŀƲч

dūưūƲ rpoundчǪūƧŀƤǿчǿƲƐǷчȝŀƲƄчưūƲƄūǪŀƋƤŀƲϯч

ūưūǷŀŀƲчbŀśŀǷŀƲчlaquoǷǢǿƤǷǿǢŀƧчƤūчbŀśŀǷŀƲчEǿƲƄǪƐƼƲŀƧ ϱчʹҗ iquestǪǿƧŀƲчŀƧƐƋчơŀśŀǷŀƲчƤūчdūưūƲч rpound ϱчʹҗ ūǢǪūǷǿơǿŀƲчdūưūƲч rpound ϱчͶʹҗ ūƲƄŀƲƄƤŀǷŀƲчưūƧŀƧǿƐчRƲǟŀǪǪƐƲƄчdƋǿǪǿǪ ϱчͶʹҗ

ǷƼǷŀƧ ϱч͵Ͷʹҗ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ ʹҗ ͺʹҗ ͺʹҗ ͼʹҗ ͼʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - ͺʹҗ ͺʹҗ ͼʹҗ ͼʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ŀǟŀƐŀƲ - ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ ͵ʹʹϰʹʹ

ϭϭϯgtltEWďϮϬϮϬ

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋчcedilūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǿơƐчǟūǷƐƤч

śūśŀƲч ƤūǢơŀч bEч rч ȝŀƲƄч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ǪūŜŀǢŀч ţŀǢƐƲƄч ưūƧŀƧǿƐч ŀǟƧƐƤŀǪƐч dūưūƲƤūǿч EƼǢưч

ЋƃƼǢưǪϯƤūưūƲƤūǿϯƄƼϯƐţЌчȝŀƲƄчţƐƐƤǿǷƐчƼƧūƋчǢūǪǟƼƲţūƲчţŀǢƐчdŀƲǷƼǢч ǿǪŀǷчţŀƲчRƲǪǷŀƲǪƐчOumlūǢǷƐƤŀƧч$b śчǟŀţŀч

ǷŀƲƄƄŀƧчͶͼ-ͶͽчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹϰчţūƲƄŀƲчǪūǢŀƲƄƤŀƐŀƲчƧŀƲƄƤŀƋ-ƧŀƲƄƤŀƋчưūƧƐǟǿǷƐϱ

͵ϯ laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчǿơƐчǟūǷƐƤчśūśŀƲчƤūǢơŀчţŀƲчƲƼǢưŀчȗŀƤǷǿчśūǢśŀǪƐǪчtimesūśчƼƧūƋчƐǢƼчǢƄŀƲǷŀчǷŀƲƄƄŀƧччƄǿǪǷǿǪч

ͶʹͶʹчǪūǪǿŀƐчiquestƲţŀƲƄŀƲчdŀśƐǢƼчǢƄŀƲǷŀчƲƼưƼǢϱчiquestr$-͵ͷϼlaquobϯͶϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͷʹчbǿƧƐчͶʹͶʹϲ

Ͷϯ laquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹчǪūǪǿŀƐчǿƲţŀƲƄŀƲч$ƐǢϯчlaquo чƲƼưƼǢϱчiquestr$-Ͷͽͼϼ ϯͻϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹϲ

ͷϯ dƐŜƤчɬчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǿơƐчǟūǷƐƤчśūśŀƲчƤūǢơŀчţŀƲчƲƼǢưŀчȗŀƤǷǿчǟŀţŀчǷŀƲƄƄŀƧчͶͼчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹчǪūǪǿŀƐч

r$ч$ƐǢчlaquo чƲƼưƼǢϱчr$-͵ͷͻϼ ϯͻϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹϲ

ϯ ūƲȝŀưǟŀƐŀƲчƋŀǪƐƧчǟūƲƄƼƧŀƋŀƲчţŀǷŀчǿơƐч ǟūǷƐƤч ǪūǪǿŀƐчr$чdŀśƐǢƼчǢƄŀƲǷŀчƲƼưƼǢϱчr$-͵ͷϼlaquobϯͶϼͶʹͶʹч

ǷŀƲƄƄŀƧчͷʹчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹͶʹϯ

poundūƤƼưūƲţŀǪƐчǢūƲŜŀƲŀчŀƤǪƐчǷūǢƤŀƐǷчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵чŀţŀƧŀƋч

pūƧŀƤǿƤŀƲчȖŀƧƐţŀǪƐчśūśŀƲчƤūǢơŀчţŀƲчƲƼǢưŀчȗŀƤǷǿчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǟūƲūƲǷǿŀƲчŀƲƄƤŀчƤǢūţƐǷчbEч rϰчţŀƧŀưч

ƋŀƧч ƐƲƐч ţƐǟūǢƧǿƤŀƲч ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ŀƲǷŀǢŀч laquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷч $b śϰч $ƐǷϯч laquo ч ţŀƲч ǪūƧǿǢǿƋч ǿƲƐǷч ƤūǢơŀч $b śч ǪūśŀƄŀƐч

ǟūưƐƧƐƤчǟǢƼǪūǪчśƐǪƲƐǪϯч

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч Egraveumlumlmacr ccedilatildeEgraveAacuteatildemacrEgraveAcirc ţƐƋŀǢŀǟƤŀƲч ţŀǟŀǷч ưūƲƄǿǢŀƲƄƐч śūƧŀƲơŀч

śƐǢƼƤǢŀǪƐϯч ɯǪƐūƲǪƐч śūƧŀƲơŀч śƐǢƼƤǢŀǪƐч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ƼƧūƋч ǟūƲǿǢǿƲŀƲч

ǟūǢǪūƲǷŀǪūч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч śūƧŀƲơŀч ǟūǢч ǪŀǷǿŀƲч ƼǿǷǟǿǷч ǟŀţŀч ǪǿŀǷǿч ǷǢƐȗǿƧŀƲч

ţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲч ǷǢƐȗǿƧŀƲч ȝŀƲƄч Ǫŀưŀчǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ǪūśūƧǿưƲȝŀϯч poundǿŀƲƄч ƧƐƲƄƤǿǟч śūƧŀƲơŀч ȝŀƲƄч ţƐǿƤǿǢч ŀţŀƧŀƋч

śūƧŀƲơŀчȝŀƲƄчŀţŀчśŀƐƤчţƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчţŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯчǟŀśƐƧŀчƼǿǷǟǿǷчǷūǢǪūśǿǷчǷūǢūŀƧƐǪŀǪƐчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲч

ȝŀƲƄчśūǢśūţŀϰчưƐǪŀƧƲȝŀчǟŀţŀчcent͵чͶʹ͵ͽчţŀƲчcentͷчͶʹͶʹϰчưŀƤŀчūɯǪƐūƲǪƐчǷūǢǪūśǿǷчţƐƋƐǷǿƲƄчǟŀţŀчǟūǢƐƼţūчcentͷϯч

ǟŀśƐƧŀч ǷūǢơŀţƐч ǟūƲƄƋūưŀǷŀƲч ţŀƲч ǢǿǟƐŀƋч ȝŀƲƄч ţƐƋūưŀǷч ţƐƼǟǷƐưŀƧƐǪŀǪƐƤŀƲч ƤūưśŀƧƐϰч ƲƐƧŀƐч ǢǿǟƐŀƋч ȝŀƲƄч

ţƐƋūưŀǷчǷūǢǪūśǿǷчǷūǷŀǟчţƐŀƲƄƄŀǟчǪūśŀƄŀƐчǟūƲƄƋūưŀǷŀƲϯчǿǷǟǿǷчǷūǢǪūśǿǷчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲчƼǿǷǟǿǷчǟŀţŀчpoundd-

dϼfϯ

būƲƐǪчśūƧŀƲơŀчȝŀƲƄчţƐǿƤǿǢчƼƧūƋчRdiquestчƐƲƐчưūƧƐǟǿǷƐϱчЋƐЌчśūƧŀƲơŀчśŀƋŀƲчǟūǢŜūǷŀƤŀƲчţŀƲчƤƼƲǪǿưǪƐϲчЋƐƐЌчśūƧŀƲơŀч

ǟūǢơŀƧŀƲŀƲч ţƐƲŀǪч ţŀƧŀưч ƲūƄūǢƐч ƤūŜǿŀƧƐч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ǟūƧŀƲǷƐƤŀƲϰчưǿǷŀǪƐϰч ţƐƤƧŀǷϰч ţŀƲч śŀƲǷǿŀƲч ūȖŀƧǿŀǪƐч

ƲƼƲч ƧƼƤŀƧч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀч ǟūưśūǢƐŀƲч ţŀƲŀч ţǿƤǿƲƄŀƲч ǟūưǿƧƐƋŀƲч Ƥūǟŀţŀч ǟūƄŀȗŀƐч ȝŀƲƄч ǷūǢƤūƲŀч ţŀưǟŀƤч

śūƲŜŀƲŀчŀƧŀưчЋƐƐƐЌчpound$dчţŀƲчƤƼƲǪƐƲȝūǢƐƲƄϯч ūǢƐƼţūчǟūƧŀǟƼǢŀƲчRdiquestчŀţŀƧŀƋчǷǢƐȗǿƧŀƲчţŀƲчoumlOslash-EgraveAcirc-oumlOslashЋȝƼȝЌч

ţƐưŀƲŀчţŀǷŀчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчǪŀŀǷч ƐƲƐчţŀƲчţƐчǷŀƋǿƲчśūǢơŀƧŀƲчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчţūƲƄŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲчȝŀƲƄч

Ǫŀưŀч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ǪūśūƧǿưƲȝŀϯч ǟŀśƐƧŀч ǟūǢǪūƲǷŀǪūч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч śūǢơŀƧŀƲч ƧūśƐƋч ǷƐƲƄƄƐч

ţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲчȝŀƲƄчǪŀưŀчţƐчǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϰчưŀƤŀчƐƲţūƤǪчŜŀǟŀƐŀƲчŀţŀƧŀƋч ϯʹ

EƼǢưǿƧŀчϱч

ƐŀȝŀчlaquoŀǷǿŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͽччpoundūŀƧƐǪŀǪƐчŀƲƄƄŀǢŀƲчͶʹ͵ͽчϼчǿǷǟǿǷчͶʹ͵ͽ

ƐŀȝŀчlaquoŀǷǿŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹччpoundūŀƧƐǪŀǪƐчŀƲƄƄŀǢŀƲчͶʹͶʹчϼчǿǷǟǿǷчͶʹͶʹ

җчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчɯǪƐūƲǪƐччƐŀȝŀчǪŀǷǿŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽч-чƐŀȝŀчǪŀǷǿŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ

ƐŀȝŀчǪŀǷǿŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋч ǪūśūǪŀǢч ͵ʹҗϰч ţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţƐƤч ŜŀǟŀƐŀƲч ǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲч ţŀƲч Rdiquestч ƐƲƐч

ưūǢǿǟŀƤŀƲч Rdiquestч śŀǢǿч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţŀƲч ǷƐţŀƤч ŀţŀч ǷŀǢƄūǷч ȝŀƲƄч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǟŀţŀчpoundūƲǪǷǢŀч laquoūǷţƐǷơūƲч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчϯчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪŀƲƄŀǷчǷūǢƄŀƲǷǿƲƄчţūƲƄŀƲч

ŜŀǟŀƐŀƲчƤūƧǿŀǢŀƲчţŀƲчǪŀƧţƼч ǢūŀƧƐǪŀǪƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐϯч ŀţŀч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄчţƐŜŀǟŀƐчŀţŀƧŀƋч

ͶͽϰͽͶҗϯччpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǪūśūǪŀǢчͶͽϰͽͶҗчǷūƧŀƋчưūƧūśƐƋƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţƐчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчȝŀƐǷǿч͵ʹҗϯч

ͽŜ- ūǢǪūƲǷŀǪūчūɯǪƐūƲǪƐч

śūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐ

gtltEWďϮϬϮϬϭϭϰ

ŀǟŀƐŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϯч

pūƲƄƐƲƄŀǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчśŀǢǿчţƐǷūǢŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǪūưūƲǷŀǢŀчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͺч

Ǫϯţϯч Ͷʹ͵ͽч ǷƐţŀƤч ţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч ţŀƲч ǷƐţŀƤч ŀţŀч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷϰч ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч

ţūƲƄŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͺч Ǫϯţϯч Ͷʹ͵ͽч ǷƐţŀƤч ţŀǟŀǷч ţƐƧŀƤǿƤŀƲϯч ч poundūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͺч Ǫϯţϯч ͶʹͶʹчưūƲŜЙ

ūǢưƐƲƤŀƲч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ƧƐưŀч ǷŀƋǿƲϯч pūƲƄƐƲƄŀǷч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч śŀǢǿч ţƐǷūǢŀǟƤŀƲч ǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ƲŀưǿƲч

ţūưƐƤƐŀƲϰчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷƐţŀƤчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчǷŀǢƄūǷϑpoundūƲǪǷǢŀч$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчEgraveumlumlmacrccedilatildeEgraveAacuteatildemacrEgraveAcircţƐƋŀǢŀǟƤŀƲчţŀǟŀǷчưūƲƄǿǢŀƲƄƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐϯчɯǪƐūƲǪƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐч

ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчƼƧūƋчǢūŀƧƐǪŀǪƐчśūƧŀƲơŀчȝŀƲƄчƧūśƐƋчƤūŜƐƧчţŀǢƐч$R чǿƲǷǿƤчǪǿŀǷǿчƼǿǷǟǿǷчȝŀƲƄчǪŀưŀчŀǷŀǿчǟūƲƐƲƄЙ

ƤŀǷŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч ƼǿǷǟǿǷч ǿƲǷǿƤч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ȝŀƲƄч ǪŀưŀчţūƲƄŀƲч$R ϯч ŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч RƲţūƤǪч ɯǪƐūƲǪƐч

ūƧŀƲơŀчƐǢƼƤǢŀǪƐчǪŀƲƄŀǷчǷūǢƄŀƲǷǿƲƄчţūƲƄŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчƤūƧǿŀǢŀƲчţŀƲчǪŀƧţƼчǢūŀƧƐǪŀǪƐчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐϯчŀЙ

ǟŀƐŀƲч ƤūƧǿŀǢŀƲч ƤūưǿƲƄƤƐƲŀƲч ŀƤŀƲч ţŀǟŀǷч ǷūǢǟūƲƄŀǢǿƋч ţūƲƄŀƲч ƤƼƲţƐǪƐч ǟŀƲţūưƐŜч OumlR$-͵ͽϰч ǪūţŀƲƄƤŀƲч

śūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐчǪūśŀƄƐŀƲчśūǪŀǢчǪǿţŀƋчţƐǟƼǷƼƲƄчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲч ūǢǟǢūǪчrƼưƼǢччcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч

$ūƲƄŀƲчŀţŀƲȝŀчǷŀǢƄūǷч͵ʹҗчśūǢŀǢǷƐчƋŀǢǿǪчƧūśƐƋчưūƲƄƋūưŀǷчśūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐчȝŀƲƄчǪţƋчţƐǟƼǷƼƲƄчǪūśūǪŀǢч

ƤǿǢŀƲƄчƧūśƐƋч͵ʹҗчƤūưśŀƧƐчǿƲǷǿƤчưūƲŜŀǟŀƐчƼǿǷǟǿǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţƐчţŀƧŀưч$R ϯчlaquoūƧŀƐƲч ƐǷǿϰчśūǢǿǟŀȝŀч

ŀƄŀǢчŜŀǟŀƐŀƲчƼǿǷǟǿǷчţŀƲчƐƲţƐƤŀǷƼǢчśƐǪŀчưūƧūśƐƋƐчǷŀǢƄūǷϯчRdiquestчRƲţūƤǪчɯǪƐūƲǪƐчūƧŀƲơŀчƐǢƼƤǢŀǪƐчśŀǢǿчţŀǟŀǷч

ţƐǿƤǿǢчţƐŀƤƋƐǢчǷŀƋǿƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчţŀƲчǪŀƲƄŀǷчśūǢƄŀƲǷǿƲƄчǟŀţŀчƤƐƲūǢơŀчŀƲƄƄŀǢŀƲчǪūƧǿǢǿƋчǪŀǷƤūǢч$b śчϯ

ūśūǢŀǟŀчŀƤŀǢчưŀǪŀƧŀƋчRdiquestчRƲţūƤǪчɯǪƐūƲǪƐчūƧŀƲơŀчƐǢƼƤǢŀǪƐϱ

͵ϯ EƼǢưǿƧŀч Rdiquestч RƲţūƤǪч ɯǪƐūƲǪƐч ƐǢƼƤǢŀǪƐч śūƧǿưч ţƐǷūƲǷǿƤŀƲч ţƐŀȗŀƧч ǟūƲŀƲţŀǷŀƲƄŀƲŀƲч ƤƼƲǷǢŀƤч ţŀƲч

śŀƋƤŀƲчưūƲƄŀƧŀưƐчǟūǢǿśŀƋŀƲчǟŀţŀчǪŀŀǷчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчţƐчǷǢƐȗǿƧŀƲчRϯ

Ͷϯ ţŀƲȝŀч ǟūưƼǷƼƲƄŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ǷūǢưŀǪǿƤч śūƧŀƲơŀч śƐǢƼƤǢŀǪƐч ǪūƋƐƲƄƄŀч ǪūŜŀǢŀч ŀƧŀưƐч ǪǿţŀƋч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч

ūɯǪƐūƲǪƐϰч ƲŀưǿƲч ǷŀǢƄūǷч ǷƐţŀƤч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǟūƲȝūǪǿŀƐŀƲч ǪūƋŀǢǿǪƲȝŀч ƧūśƐƋч ǢūƲţŀƋч ƤŀǢūƲŀч ǟŀƄǿч śūƧŀƲơŀч

śƐǢƼƤǢŀǪƐчȝŀƲƄчţƐƋūưŀǷчǪǿţŀƋчǷǿǢǿƲϯ

ͷϯ ŀƲţūưƐч ƼȖƐţ-͵ͽч ưūƲȝūśŀśƤŀƲч śŀƲȝŀƤч ƤūƄƐŀǷŀƲч ȝŀƲƄч ǷūǢǷǿƲţŀч ŀǷŀǿч ǷƐţŀƤч ǷūǢƧŀƤǪŀƲŀч ǪūƋƐƲƄƄŀч

ţƐƤƋŀȗŀǷƐǢƤŀƲчŀƤŀƲчưūưūƲƄŀǢǿƋƐчŜŀǟŀƐŀƲчƼǿǷǟǿǷчţƐŀƤƋƐǢчǷŀƋǿƲчŀƲƄƄŀǢŀƲϯ

ϯ ŀǟŀƐŀƲчǪŀƲƄŀǷчǷūǢƄŀƲǷǿƲƄчţŀǢƐчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀчŀƲƄƄŀǢŀƲчưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄчǪŀǷƤūǢϯ

ϯ Rdiquestч RƲţūƤǪч ɯǪƐūƲǪƐч ūƧŀƲơŀч ƐǢƼƤǢŀǪƐч ţƐơŀţƐƤŀƲч Rlaquoч Ƥūч ǪūƧǿǢǿƋч ǿƲƐǷч ȖūǢǷƐƤŀƧч $b śч ǟŀţŀч ǟūǢǷūƲƄŀƋŀƲч

cedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯ

ͺϯ ŀǢǿч ţƐǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐƤŀƲч Ƥūч ǪŀǷƤūǢ-ǪŀǷƤūǢч ƧƐƲƄƤǿǟч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ţƐч ǷƐȗǿƧŀƲч ROumlч ͶʹͶʹч ƤŀǢūƲŀч

ưūƲǿƲƄƄǿчƤūǟŀǪǷƐŀƲч ƃƼǢưǿƧŀчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲƲȝŀч ЋǷūǢưŀǪǿƤчŜƼƲǷƼƋчƤūǢǷŀǪчƤūǢơŀчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчȝŀƲƄчśŀǢǿч

ţƐǷūǢƐưŀчǟŀţŀчǿƧŀƲчƤǷƼśūǢчͶʹͶʹЌϯ

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчȝŀƐǷǿϱ

͵ϯ ŀţŀчǪŀŀǷчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲϰчưūƲơŀƄŀчơǿưƧŀƋчǿǪǿƧŀƲч ŀƄǿчūƧŀƲơŀчƐǢƼƤǢŀǪƐчŀƄŀǢчǷƐţŀƤчưūƲƄŀƧŀưƐч

ƤūƲŀƐƤŀƲчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϯ

Ͷϯ pūưśǿŀǷчƤūśƐơŀƤŀƲчţŀƧŀưчǿǪǿƧŀƲчǢūȖƐǪƐч$R ϼ dчǪŀǷƤūǢ-ǪŀǷƤūǢчƧƐƲƄƤǿǟч$b śчǷƐţŀƤчưūƲŀưśŀƋчǟŀƄǿч

śūƧŀƲơŀчśƐǢƼƤǢŀǪƐϯ

ͷϯ pūưśǿŀǷчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчlaquoūƤǢūǷŀǢƐǪч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчƲƼưƼǢчϱчͶͻͽͷϼ ϯ͵ϼͶʹ͵ͽчǷƄƧчͷчlaquoūǟǷūưśūǢчͶʹ͵ͽч

ƋŀƧчcedilƐƲţŀƤчfŀƲơǿǷчIAcircEgraveAcircIAcircBatildemacrAcirccopyūƧŀƲơŀчƐǢƼƤǢŀǪƐϯ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͵ʹҗ ͵ʹҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ rϼ rϼ rϼ rϼ rϼ ͶͽϰͽͶҗ ͶͽϰͽͶҗ ŀǟŀƐŀƲ - - - - - ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ

115 LAKIN DJPb 2020

4 Membuat nota dinas Sekretaris Ditjen Perbendaharaan nomor ND-480PB12019 hal penyeleng-

garaan rakorraker pembebanan biaya full cost dan pengadaan toolkit di lingkungan DJPb

5 Mengkoordinasikan dengan pengelola kinerja terkait formula dan rencana cascading serta pencan-

tuman dalam inisiatif strategis Kontrak Kinerja di seluruh satker Instansi Vertikal

6 Mengusulkan akan perhitungan capaian IKU Indeks Efisiensi Belanja Birokrasi dilakukan di triwulan

IV setelah semua output dapat dihitung realisasi atau capaiannya

7 Mengusulkan agar IKU Efisiensi Birokrasi dapat di cascading ke seluruh satker DJPB melalui nota

dinas Kabag Keuangan ND-477PB132020 tgl 15 Juni 2020

8 Mengusulkan Efisiensi Birokrasi untuk dapat menjadi Inisiatif Srategis bagi unit kerja Kanwil DJPb

dan KPPN melalui nota dinas Kabag Keuangan ND-515PB132020 tgl 01 Juli 2020

9 Membuat nota dinas Sekretaris DJPb mengenai penjelasan atas IS ldquoEfisiensi Birokrasi dalam

Pelaksanaan Kegiatanrdquo untuk seluruh Kanwil DJPb dan KPPN nomor ND-2087PB12020 tanggal 9

Juli 2020

10 Melakukan sosialisasi kepada satker lingkup DJPb melalui aplikasi zoom pada bulan November

2020 sesuai surat undangan Sekretaris Ditjen Perbendaharaan nomor UND-180PB12020 tanggal

6 November 2020 hal undangan kegiatan webinar peningkatan kierja pelaksanaan anggaran (IKU

PKPA IKPA Aplikasi SMART dan IKU Efisiens Belanja Birokrasi) TA 2020

11 Menerbitkan Nota dinas Sekretaris DJPb nomor ND-590PB12021 tanggal 6 Januari 2021 hal

perhitungan IKU PKPA sd Triwulan IV TA 2020 dan IS Persentase Efisiensi Belanja Birokrai TA

2020 nomor ND-590PB12021 tanggal 6 Januari 2021

12 Memberikan konsultasi dan penjelasan IKU dan IS Efisiensi Birokrasi kepada satker-satker lingkup

DJPb melalui WAG

Rekomendasi rencana aksi terkait pencapaian IKU tersebut yang akan dilakukan pada tahun 2021 ada-

lah Melakukan monitoring pagu belanja dan realisasi birokrasi satker-satker lingkup DJPb dan Men-

dampingi satker-satker dalam mengisi capaian pada template perhitungan IS Efisiensi Birokrasi

Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks integritas organisasi bertujuan

untuk untuk meningkatkan budaya integritas Kementerian Keuangan

IKU ini mengukur integritas organisasi dalam pemenuhan kriteria ZI

WBK dan persepsi publik dan internal atas integritas Kemenkeu berdasarkan penilaian Itjen IKU ini

terdiri atas 2 (dua) sub IKU yaitu

1 Sub-IKU ldquoTingkat pemenuhan unit kerja terhadap kriteria ZI WBKrdquo sesuai standar KemenPAN-RB

2 Sub-IKU rdquo Indeks Persepsi Integritasrdquo sesuai standar KPK

Kedua Sub-IKU tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

Sub-IKU Tingkat pemenuhan unit kerja terhadap kriteria ZI WBK bertujuan untuk menjadikan Pilot

Project perwujudan Good Governance pada unit kerja di lingkungan Kemenkeu dan mendorong ter-

wujudnya pemerintahan yang berorientasi kepada hasil (result oriented government) Salah satu

upaya strategis dalam pencegahan korupsi adalah dengan membangun Wilayah Bebas dari Korupsi ndash

Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBKWBBM) yang berbasis integritas di lingkungan KL dan

Pemda Pencapaian WBKWBBM merupakan tujuan utama dari pembangunan Zona Integritas (ZI) pada

KL dengan menggunakan parameter dan instrumen sebagaimana PermenPAN-RB 52 2014 tentang

Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Ber-

sih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah

9d-CP Indeks integritas

organisasi

LAKIN DJPb 2020 116

Menindaklanjuti PermenPAN-RB 522014 ditetapkan KMK 4262017 tentang Pedoman Pembangunan

dan Penilaian ZI Menuju WBK di Lingkungan Kementerian Keuangan mengatur mekanisme penetapan

unit kerja di lingkungan Kemenkeu yang memenuhi kriteria WBK dengan memberi predikat ZI menuju

WBK

Predikat ZI menuju WBK adalah predikat yang diberikan kepada unit kerja yang memenuhi sebagian

besar manajemen perubahan penataan tata laksana penataan sistem manajemen SDM penguatan

pengawasan dan penguatan akuntabilitas kinerja Dalam penilaiannya ditetapkan minimal nilai Kom-

ponen Pengungkit dan Komponen Hasil yaitu 75 indikator terwujudnya pemerintah yang bersih dan

bebas KKN dengan nilai minimal 18 yang terdiri dari sub komponen survei persepsi anti korupsi mini-

mal 135 dan sub komponen persentasi TLHP minimal 35

Sub-IKU Indeks persepsi integritas bertujuan untuk menilai tingkat integritas di lingkungan Kemenkeu

berdasarkan persepsi dan pengalaman dari pegawai (responden internal) dan pengguna layanan Ke-

menkeu (responden eksternal) Pengukuran dilakukan atas hasil survei yang dilakukan kepada seluruh

pejabatpegawai dan sampling pengguna layanan pada seluruh unit sampel yang telah ditentukan

survei dibatasi atas kejadian peristiwapersepsi selama tahun berjalan Metodologi yang dilakukan

untuk penilaian

indeks persepsi integritas baik internal dan eskternal melalui survei FGD dan penilaian lapangan

(interview observasi dan reviu dokumen)

Penilaian dilakukan melalui kuesioner survei Atas hasil survei yang diterima dilakukan FGD untuk

mengkonfirmasi hasil survei dan penilaian lapangan berupa wawancara pengguna layanan secara

langsung dan pengumpulan dokumen terkait integritas dan kualitas layanan pada unit sampel yang

didatangi Dari hasil FGD dan penilaian lapangan dan didukung dokumen informasi terkait pelang-

garan integritas dari IBI dilakukan kalibrasi nilai hasil survei yang dilakukan oleh tim penilai dari Itjen

hasil kalibrasi ini yang menjadi nilai (indeks) persepsi integritas

Penilaian persepsi integritas dilakukan pada triwulan III sampai dengan IV tahun berjalan dengan

pelaporan capaian paling lambat tanggal 31 Desember Unit yang dilakukan pengukuran adalah unit

sampel dari seluruh unit eselon I di lingkungan Kemenkeu Penentuan sampel disepakati bersama

oleh tim survei dengan Unit Kepatuhan Internal tiap-tiap unit eselon I yang bersangkutan Dari setiap

unit sampel ditentukan responden internal (pegawai yang bekerja di unit sampel dengan status PNS

danatau non-PNS) dan responden eksternal (pengguna layanan di setiap unit sampel seperti

masyarakat KL lain atau unit eselon I lain di Kemenkeu)

Hasil penilaian yang digunakan dalam perhitungan IKU merupakan hasil dari pelaksanaan survei

yang telah disesuaikan dengan hasil pelaksanaan FGD dan penilaian lapangan Penyesuaian dilakukan

oleh tim penilai Itjen dengan metode mengkonversikan informasi kualitatif pada catatan hasil FGD

dan penilaian lapangan menjadi informasi kuantitatif Seluruh kegiatan penilaian persepsi integritas

dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kemenkeu dengan supervisi oleh KPK

Komponen dalam perhitungan IKU Indeks integritas organisasi dengan formula sebagai berikut

Capaian IKU = (50 x capaian tingkat pemenuhan ZI WBK) + (50 x capaian persepsi integritas)

ϭϭϳgtltEWďϮϬϮϬ

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчͽͻϰ͵ͽҗϰчţūƲƄŀƲчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчȝŀƲƄчţƐţŀǟŀǷчţŀǢƐчţǿŀч

ƤƼưǟƼƲūƲчȝŀƐǷǿчŜŀǟŀƐŀƲчǷƐƲƄƤŀǷчǟūưūƲǿƋŀƲчccedilRчtimesdчţŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчǟūǢǪūǟǪƐчƐƲǷūƄǢƐǷŀǪϯ

ūƧŀǟƼǢŀƲчRdiquestчƐƲƐчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǷŀƋǿƲŀƲϰчǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐчţŀǷŀчAacuteotildemacrAacutemacruacuteчЋǪūưŀƤƐƲчǷƐƲƄƄƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƋŀţŀǟчǷŀǢƄūǷϰч

ǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌϰчƤƼƲǪƼƧƐţŀǪƐчǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчatildesup1frac14Uumlatildesup1AcircEgraveocircAcircoacutefrac14ccedilЋǢūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄч

ţƐƄǿƲŀƤŀƲчŀţŀƧŀƋчŀƲƄƤŀчǟūǢƐƼţūчǷūǢŀƤƋƐǢЌϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчţƐţŀǟŀǷчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчƐƲƐчǪūśūǪŀǢч͵ʹϰͷ͵чƋŀǪƐƧчǷūǢǪūśǿǷчţƐţŀǟŀǷƤŀƲчţŀǢƐчƲƐƧŀƐчŜŀǟŀƐŀƲч

ǷƐƲƄƤŀǷчǟūưūƲǿƋŀƲчccedilRчtimesdчǪūśūǪŀǢч͵͵ϰͼϰч ơǿưƧŀƋчǿƲƐǷчƤūǢơŀч$b śчȝŀƲƄчưūƲţŀǟŀǷƤŀƲчǟǢūţƐƤŀǷчǷƐƲƄƤŀǷч

ƲŀǪƐƼƲŀƧчtimesdчǪūśŀƲȝŀƤчͽϰчǟǢūţƐƤŀǷчtimespчǪūśŀƲȝŀƤчͶͻчţŀƲчƲƐƧŀƐчŜŀǟŀƐŀƲчǟūǢǪūǟǪƐч ƐƲǷūƄǢƐǷŀǪчǪūśūǪŀǢч

ͽϰͻͺϯччpūưǟūǢƋŀǷƐƤŀƲчƋŀƧчţƐчŀǷŀǪϰчţƐǟūǢƼƧūƋчƲƐƧŀƐчŀƤƋƐǢчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢч͵ʹϰͷ͵ϰчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчưūЙ

ưūƲǿƋƐчǷŀǢƄūǷƲȝŀчǪūśūǪŀǢчͽͻϰ͵ͽчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷч

ūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчǷŀǢƄūǷчţŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϯ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǪūƧŀưŀчƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǢūƲŜŀƲŀчơŀƲƄƤŀчưūƲūƲƄŀƋч

$b śчȝŀƲƄчţƐǷǿŀƲƄƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶ -ʹͶʹͶϯч ŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчRdiquestчƐƲƐчǷƐţŀƤчţƐǷūǷŀǟƤŀƲч

ţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶчǪūƋƐƲƄƄŀчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲϯ

RǪǿчǷūǢƤŀƐǷчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчȝŀƐǷǿчŀţŀƲȝŀчǟūƲǿǢǿƲŀƲчƧŀȝŀƲŀƲчśŀƐƤчţƐчdŀƲǷƼǢч

ǿǪŀǷϰч dŀƲȗƐƧϰчưŀǿǟǿƲч d rч ǪūśŀƄŀƐч ţŀưǟŀƤч OumlR$-͵ͽч ǪūƋƐƲƄƄŀч rƐƧŀƐч ūǢǪūǟǪƐч RƲǷūƄǢƐǷŀǪчưūƲƄŀƧŀưƐч

ǟūƲǿǢǿƲŀƲϯ

ƤŀǢч ưŀǪŀƧŀƋч ȝŀƲƄч ţŀǟŀǷч ţƐƐţūƲǷƐɯƤŀǪƐч ţŀƧŀưч ǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ŀţŀƧŀƋч ŀţŀƲȝŀч ƤūśƐơŀƤŀƲ-

ƤūśƐơŀƤŀƲчţŀƲчƧŀȝŀƲŀƲчǪŀŀǷчǟūƲţūưƐчưūƲƐưśǿƧƤŀƲчǟūǢǪūǟǪƐчƤǿǢŀƲƄчśŀƄǿǪчǟŀţŀчưƐǷǢŀчƤūǢơŀчƐƲǷūǢƲŀƧчţŀƲч

ūƤǪǷūǢƲŀƧϯ

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ cedilūƧŀƋчţƐŀţŀƤŀƲчƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчţūƲƄŀƲчRƲǪǟūƤǷƼǢŀǷчRRRчǿƲǷǿƤчưūưśŀƋŀǪчƋŀǪƐƧчlaquo Rϲ

Ͷϯ ūưśŀƋŀǪŀƲчƋŀǪƐƧчlaquo RчǟŀţŀчpoundŀǟƐưǪǿǪϲ

ͷϯ cedilūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчǿƲƐǷчƤūǢơŀчccedilR-timesdϼtimespчţƐчǷƐƲƄƤŀǷчiquestƲƐǷчǪūƧƼƲчRчţŀƲчưūƲƄŀȗŀƧчǿƲƐǷчƤūǢơŀч

ǟŀţŀчǪŀŀǷчǟūƲƐƧŀƐŀƲчţƐчǷƐƲƄƤŀǷчƤūưūƲǷūǢƐŀƲчЋcedil dЌϯчūǢţŀǪŀǢƤŀƲчƋŀǪƐƧчţŀǢƐчcedil dϰчͼͺчǿƲƐǷчƤūǢơŀчǷūƧŀƋчưūЙ

ưūƲǿƋƐчƤǢƐǷūǢƐŀчǿƲǷǿƤчţƐǿǪǿƧƤŀƲчưūƲƄƐƤǿǷƐчǟūƲƐƧŀƐŀƲчccedilR-timesdϼtimespчǷƐƲƄƤŀǷчƲŀǪƐƼƲŀƧчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϲ

ϯ cedilūƧŀƋч ţƐǷūǢśƐǷƤŀƲч ƲƼǷŀч ţƐƲŀǪч laquoūǷţƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч rƼϯч r$-Ͷͺͺʹϼ ϯ͵ϼͶʹͶʹч ǷūǢƤŀƐǷч ǟūǢǪƐŀǟŀƲч

ǟūƲƐƧŀƐŀƲчƲŀǪƐƼƲŀƧчţŀƲчǟūǢǪƐŀǟŀƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǪǿǢȖūƐчccedilR-timesdϼtimespϲ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷчdd - - - - - ͽͻϰ͵ͽ ͽͻϰ͵ͽ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - - - - - ͵ʹϰͷ͵ ͵ʹϰͷ͵ ŀǟŀƐŀƲ - - - - - ͵ʹͼϰͷ ͵ʹͼϰͷ

cedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestч

dūǷūǢŀƲƄŀƲ laquoǿśчRdiquestч͵ laquoǿśчRdiquestчͶ

ͶʹͶʹ ͵ʹϰͷ͵ pūƲƄƐƲƄŀǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчśŀǢǿчţƐǷūǢŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͽчǪūśŀƄŀƐ

ƄŀśǿƲƄŀƲчlaquoǿś-RdiquestчţǿŀчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǪūśūƧǿưƲȝŀϰ

ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţūчǪūśūƧǿưƲȝŀчưūưśŀƲţƐƲƄƤŀƲчƤūţǿŀ

Ǫǿś-RdiquestчǷūǢǪūśǿǷϯ

laquoǿś-Rdiquestч͵ϱчcedilƐƲƄƤŀǷчǟūưūƲǿƋŀƲчccedilRчtimesd

Ͷʹ͵ͽ ͵͵Ͷϰͻ͵ Ͷʹ͵ͼ ͵͵ͶϰͶͻ ͽ͵ϰͺͽ Ͷʹ͵ͻ - ͼͺϰ͵ͺ

Ͷʹ͵ͺ - -

LAKIN DJPb 2020 118

5 Telah dilakukan asistensi kepada unit kerja peserta WBKWBBM terkait bahan paparan video profil

persiapan video conference dan evaluasi lapangan

6 Bagian KI secara intensif telah melakukan komunikasi dengan Biro OrgantaKemenpan-RB terkait

pelaksanaan video Conferenceevaluasi lapangan yang diikuti oleh peserta WBKWBBM

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan pada tahun 2021 antara lain

1 Penguatan peran UKI dalam pemantauan kode etik disiplin dan proses bisnis strategis

2 Penguatan integritas dengan internalisasi antikorupsi gratifikasi dan fraud bersinergi dengan

penyuluh antikorupsi

3 Menghimbau kepada seluruh unit kerja untuk menjaga kualitas layanan dengan tetap memperhatikan

kondisi tanggap bencana COVID-19

4 Melakukan asistensi terhadap unit kerja peserta WBKWBBM 2021

5 Melakukan koordinasi yang intensif dengan berbagai pihak (Kemenpan-RB Biro Organta dan unit

kerja peserta WBKWBBM) dalam pelaksanaan penilaian WBKWBBM

Pelaksanaan Inisiatif Strategis Transformasi Kelembagaan Ke-

menterian Keuangan pada tahun 2020 ditetapkan melalui KMK

No 125KMK012020 Indikator Kinerja Utama [IKU) Persentase

Penyelesaian inisiatif RBTK bertujuan untuk memonitor dan memastikan implementasi inisiatif transfor-

masi digital terlaksana sesuai dengan perencanaan baik dari sisi waktu dan kualitas Ditjen Perbenda-

haraan menjadi Pengelola Utama [Initiative Owner] atas implementasi IS 11 dan IS 13 dengan capaian

yang dapat dijelaskan sebagai berikut

a IS 11 Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran melalui Penggunaan Teknologi Digital [Shared Service dan

Government Platform)

1) Platform Pembayaran Pemerintah

Platform Pembayaran Pemerintah merupakan perwujudan pelaksanaan shared service untuk

pelaksanaan anggaran Platform Pembayaran Pemerintha menyediakan jasa administrasi keuangan

secara full digital melalui Kerjasama system elektronik dengan berbagai system pendukung yang

dipergunakan satuan kerja pemerintah Untuk tahap awal piloting dilaksanakan pada satker lingkup

Ditjen Perbendaharaan dan Kantor Pusat Sekjen Kemenkeu untuk layanan pembayaran gaji jasa

listrik dengan PT PIN dan telekomunikasi dengan PT Telkom Capaian pada 2020 sebagai berikut

Telah dibentuk Tim Pengelola Platform Pembayaran Pemerintah [Adhoc] berdasarkan Kepdirjen

NoKEP130PB2020

Telah ditetapkan PMK 204PMK052020 tanggal 17 Desember 2020 tentang Piloting Pembayaran

dalam rangka Pelaksanaan APBN melalui Platform Pembayaran Pemerintah

Telah ditetapkan MoU DJPb dengan PT PLN [Persero] (23122020) Nota kesepahamanMoU DJPb

dengan PT Telkom sedang dalam proses penyusunan

Telah dilakukan Integration Testing dan UAT dengan TELKOM (29122020) dan PLN (30122020)

Telah berhasil dilakukan pembayaran gaji bulan Januari 2020 menggunakan Platform Pembayaran

Pemerintah[23122020)

2) Kartu Kredit Pemerintah

Kartu Kredit Pemerintah merupakan program pendukung pelaksanaan ISRBTK Simplifikasi Pelaksa-

naan Anggaran KKP diharapkan mengurangi beban administrasi satker untuk bertransaksi sekaligus

mengurangi penggunaan uang kas tunai Capaian pada 2020 sebagai berikut

9e-CP Persentase penyelesaian

program RBTK

119 LAKIN DJPb 2020

Telah dilakukan sosialisasi edukasi kepada seluruh Kanwil DJPb dan KPPN melalui video confer-

ence terkait implementasi KKP Lanjutan (942020)

Telah disusun laporan pemantauan dan evaluasi penggunaan KKP tahun2019

Berdasarkan PMK No 231PMK03 2019 mulai tanggal 1 April 2020 Bendahara Satker KL tidak

wajib memungut memotong danatau menyetor PPh Pasal 22 dan PPN atau PPN dan PPnBM

atas penggunaan KKP

Telah dilakukan survei ketersediaan mesin EDC kepada Satker mitra kerja

Telah ditetapkan PER-19PB2020 tanggal 30 September 2020 tentang Uji Coba Mekanisme Pem-

bayaran dan Penggunaan KKP Atas Beban BA BUN

Sedang dikembangkandisesuaikan aplikasi Satker [SAS-Modul Silabi dan Aplikasi SAKTI) dalam

rangka implementasi KKP Satker BA BUN Untuk satker biasa modul KKP sudah implementasi

b IS 13 Pengintegrasian Informasi Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk Men-

dukung Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan Negara Dalam IS 13 milestone 2020 yaitu Pen-

gusulan SIKRI sebagai platform integrasi keuangan Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah

dengan capaian utama yaitu penyusunan rancangan Blueprint integrasi informasi keuangan

Pemerintah Pusat dan pemda Detil capaian IS 13 selama Tahun 2020 sebagai berikut

Penetapan KMK No 5MK52020 tentang Pembentukan Tim SIKRI Tahun 2020

Simulasi Data Transaksi Keuangan pemda yang dikompilasi SIKD menjadi laporan keuangan oleh

DJPK sesuai UND15PB72020

Pembahasan dalam rapat Dit APK DJPb PMO DJPb Dit ESI DJPK dan PMO DJPK untuk memba-

has dan menyeleraskan interkoneksi antar kedua sistem pada tanggal 3 Desember 2020

Penyusunan rancangan blueprint dan BDAT SIKRI setelah melalui pembahasan dengan pihak

terkait Rancangan Blueprint dan BDAT SIKRl telah disampaikan kepada Direktur Jenderal Per-

bendaharaan melalui nota dinas nomor 1147PB62020 tanggal 30 Desember 2020

Pembahasan RPP BAS Daerah dengan stakeholder terkait

Pelatihan capacity building [SDM] analisis data teknologi dan infrastruktur pendukung dengan

mengajak Dit SITP yang bekerja sama dengan Brainmatic dengan topik Training Systems Analysis

and Design with UML

Selain itu DJPb menjadi Unit Pendukung atas 1S1 dan IS14 dengan penjelasan sebagai berikut

a IS 14 Integrasi Proses Bisnis Perencanaan dan Penganggaran

Target milestone 2020 telah diselesaikan melalui integrasi dashboard IKPA dan EKA yang

disajikan pada aplikasi SMART dan OMSPAN melalui metode pertukaran data [data interchange)

secara host to host

Informasi integrasi dashboard tersebut telah disampaikan para Kepala Kanwil dan KPPN untuk

selanjutnya disosialisasikan kepada mitra kerjanya melalui ND-766PB22020 tanggal 24 Sep-

tember 2020 hal integrasi Data IKPA pada Aplikasi OMSPAN dengan EKA pada Aplikasi SMART

dalam rangka Monev Kinerja Anggaran

Modul Anggaran SAKTI Satker sudah dimplementasikan dan sudah dilaporkan pada Weekly SAKTI

bulan November 2020

gtltEWďϮϬϮϬϭϮϬ

śϯ Rlaquoчϻ͵ϰч ūƲƄǿŀǷŀƲчǿţŀȝŀчǢƄŀƲƐǪŀǪƐчdūưūƲƤūǿϱчcedilƋūчrūȗчcedilƋƐƲƤƐƲƄчƼƃчtimesƼǢƤƐƲƄϰ

͵Ќ ч ūƲȝūưǟǿǢƲŀŀƲчţŀƲчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчRƲǷūƄǢƐǷȝчEǢŀưūȗƼǢƤч

middot cedilūǢţŀǟŀǷчʹчǟūƄŀȗŀƐч$b śчȝŀƲƄчưūƲƄƐƤǿǷƐчǟǢƼǪūǪчlaquoūǢǷƐɯƤŀǪƐч ūƲȝǿƧǿƋчƲǷƐчdƼǢǿǟǪƐч Ћlaquo dЌч

ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯ

middot cedilūǢţŀǟŀǷч͵ͼчǟūƄŀȗŀƐч$b śчȝŀƲƄчưūưūƲǿƋƐчǟūǢǪȝŀǢŀǷŀƲчlaquo dчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч

middot cedilūǢţŀǟŀǷч͵ч ūƄŀȗŀƐч$b śчȝŀƲƄчƧǿƧǿǪчŀǪǪūǪǪưūƲǷчlaquo dчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϯ

middot $ƐǢūƤǷǿǢчbūƲţūǢŀƧч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчưūƲŀƲţŀǷŀƲƄŀƲƐчţŀƲчưūƲūǷŀǟƤŀƲчd -Ͷͷϼ ϼͶʹͶʹчǷūƲЙ

ǷŀƲƄч ūǷǿƲơǿƤчcedilūƤƲƐǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчdūǢŀƲƄƤŀч ūƲƄǿŀǷŀƲчRƲǷūƄǢƐǷŀǪч$b śϯ

middot cedilƐưч ǷūƧŀƋч ưūƧŀƤǿƤŀƲч ǪƐƲƤǢƼƲƐǪŀǪƐч ƤƼƲǪūǟч REч ţūƲƄŀƲч FƼȖūǢƲŀƲŜūч EǢŀưūȗƼǢƤч ЏFEЌч ţūƲƄŀƲч

RƲǪǟūƤǷƼǢŀǷчͻчţŀƲчcedilчЏƄǿǪǷǿǪчͶʹͶʹАϯ

ͶЌ RưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǟūƲчlaquoǟŀŜūч

middot ūƲǿƲơǿƤŀƲчǿƲƐǷчǟƐƧƼǷƐƲƄч$ƐǷϯч dчfiquestϯ

middot ūƲūǢśƐǷŀƲчǟūǷǿƲơǿƤчǷūƤƲƐǪчtimesчǿƲǷǿƤчǟūƲƄŀţŀŀƲϼǢūƲƼȖŀǪƐчƤŀƲǷƼǢϯ

middot ūƲūǷŀǟŀƲчdūǷūƲǷǿŀƲчlaquoǷŀƲţŀǢч ūǢŀƧŀǷŀƲчţŀƲчpūǪƐƲϯч

middot ūƲȝǿǪǿƲŀƲч iquestǟţŀǷƐƲƄч ǿƤǿч ŀƲţǿŀƲϲч laquoǷŀƲţŀǢч $ūǪŀƐƲч ţŀƲч fŀȝƼǿǷч FūţǿƲƄч RƲǪǷŀƲǪƐч OumlūǢǷƐƤŀƧч

ЏţŀƧŀưчǟǢƼǪūǪЌϯ

middot $b śч ǷūƧŀƋч śūǢƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ţūƲƄŀƲчpoundƼưŀţŀƲчlaquoūǷơūƲч ǿƲǷǿƤчưūȗǿơǿţƤŀƲч ǪŀǷūƧƧƐǷūч ƼɭŜūчǟŀţŀч

d rчƼƄƼǢϯч$ƐǟūǢƤƐǢŀƤŀƲчŀƤƋƐǢчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪƐŀǟчǿƲǷǿƤчţƐƄǿƲŀƤŀƲϯ

middot laquoŀǷūƧƧƐǷūч ɭŜūч ţƐч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶ͵ч $b śчưūǢūƲŜŀƲŀƤŀƲч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ǟŀţŀч d rч ūƤŀǪƐϰч d rч

laquoǿǢŀƤŀǢǷŀϰчd rчpŀƧŀƲƄчţŀƲчd rчdƧŀǷūƲϯчlaquoŀŀǷчƐƲƐчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчūȖŀƧǿŀǪƐчǟƼǷūƲǪƐчţŀƲчǟūưЙ

ŀƲƃŀŀǷŀƲчǢǿŀƲƄŀƲчǿƲǷǿƤчţƐǿǪǿƧƤŀƲϯч

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч ǪūśūǪŀǢч ͼҗч ţūƲƄŀƲч ǟūǢƐƼţūч ǟūƧŀǟƼǢŀƲч ǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲϯч

ūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч ǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐч ţŀǷŀчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчưŀȜƐưƐȧūч ЋǪūưŀƤƐƲч ǷƐƲƄƄƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷūǢƋŀţŀǟч ǷŀǢƄūǷч ưŀƤŀч

ǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌчţŀƲч ơūƲƐǪчƤƼƲǪƼƧƐţŀǪƐчǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчǷŀƤūч ƧŀǪǷчƤƲƼȗƲчȖŀƧǿūч

ЋǢūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчţƐƄǿƲŀƤŀƲчŀţŀƧŀƋчŀƲƄƤŀчǟūǢƐƼţūчǷūǢŀƤƋƐǢЌϯчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǪūśǿǷчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǢƐчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀч

ǟūǢǪūƲǷŀǪūчŜŀǟŀƐŀƲчƐƲƐǪƐŀǷƐƃчśŀƐƤчǪūśŀƄŀƐчǟūƲƄūƧƼƧŀчǿǷŀưŀчưŀǿǟǿƲчǪūśŀƄŀƐчǟūƲţǿƤǿƲƄϯ

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ţŀǷŀч ţŀǢƐч ūƲǷǢŀƧч cedilǢŀƲǪƃƼǢưŀǷƐƼƲч ɭŜūч ЋcedilЌч dūưūƲƤūǿϰч ȝŀƲƄчưūƲơŀţƐч ţŀǪŀǢч ŜŀǟŀƐŀƲч

RdiquestчǷūǢǪūśǿǷϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟǢƼƄǢŀưчpoundcedildчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчǿƲǷǿƤч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀЙ

ƋŀǢŀŀƲчǪūśūǪŀǢчͽϰͻͶҗчŀǷŀǿч͵͵ͶϰͷͺҗчţŀǢƐчǷŀǢƄūǷϯчlaquoūŜŀǢŀчƤūǪūƧǿǢǿƋŀƲϰчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǟŀţŀчǷŀƋǿƲч

ͶʹͶʹчţŀǟŀǷчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчśūǢƐƤǿǷϱ

cedilŀśūƧчͷϯͶͼчŀǟŀƐŀƲчRdiquestча ūǢǪūƲǷŀǪūчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟǢƼƄǢŀưчpoundcedildачǷŀƋǿƲчͶʹͶʹч

cedilūǢţŀǟŀǷчśūśūǢŀǟŀчƐǪǿчǷūǢƤŀƐǷчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ ūǢǿśŀƋŀƲчţƐƄƐǷŀƧчţƐчƧƐƲƄƤǿƲƄŀƲч$b чśūǢţŀưǟŀƤчƧǿŀǪчǷūǢƋŀţŀǟчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐϰчǟǢƼǪūǪчśƐǪƲƐǪчţŀƲчƧūƄŀƧƐЙ

ǷŀǪчţƼƤǿưūƲчƤūǿŀƲƄŀƲϯ

Ͷϯ ūƲƄūưśŀƲƄŀƲчŀǟƧƐƤŀǪƐчţŀƲчǢūƄǿƧŀǪƐчǷūǢƤŀƐǷчǟƧŀǷƃƼǢưчśūǢơŀƧŀƲчśūǢǪŀưŀŀƲчЋƐǷūǢŀǪƐЌ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷчdd ͼϰͺͷҗ Ͷ͵ϰͼͺҗ Ͷ͵ϰͼͺҗ ͷͼϰͼͷҗ ͷͼϰͼͷҗ ͼҗ ͼҗ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ͵ϰͺҗ Ͷͽϰͻͺҗ Ͷͽϰͻͺҗ ϰͻͷҗ ϰͻͷҗ ͽϰͻͶҗ ͽϰͻͶҗ ŀǟŀƐŀƲ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ ͵͵Ͷϰͺ͵ ͵͵Ͷϰͺ͵

121 LAKIN DJPb 2020

3 Penyelarasan pengembangan SIKRI dengan pengembangan SIKD memerlukan interkoneksi dengan

data SIKD di DJPK

Akar masalah yang dapat diidentifikasi dalam pencapaian IKU tersebut antara lain

1 Regulasi selesai pada akhir tahun penyesuaian aplikasi dan pembayaran hanya memiliki jeda waktu

sangat pendek

2 Pengembangan SIKD berbasis transaksi masih berjalan sehingga belum dapat dilakukan inter-

koneksi ke data SIKD dari DJPK (IS 13]

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan pada tahun 2021

1 Melakukan monitoring dan mengawal para initiative owner untuk mencapai target rencana

timeframe KMK ISRBK Tahun 2020

2 Melaksanakan piloting untuk transaksi pembayaran common ekspense

3 Melakukan komunikasi intensif dengan DJPK untuk mempercepat pemberian akses langsung ke

data SIKD

4 Monitoring implementasi IS 14

Tingkat Implementasi learning organization merupakan nilai

yang merepresentasikan tingkat implementasi unit kerja di

lingkungan Kementerian Keuangan sebagai learning organiza-

tion Learning organization (organisasi pembelajar) adalah organisasi yang secara terus menerus dan

terencana memfasilitasi anggotanya agar mampu terus menerus berkembang dan mentransformasi

diri baik secara kolektif maupun individual dalam usaha mencapai hasil yang lebih baik dan sesuai

dengan kebutuhan yang dirasakan bersama antara organisasi dan individu di dalamnya (KEP-140

PP2017)

Tingkat implementasi learning organization menggunakan metode pengukuran yang dikembangkan dari

konsep Enterprise Learning System Assessment yang merupakan salah satu komponen dalam penera-

pan strategi Kemenkeu corporate university

Tingkat learning organisation dapat ditinjau dari input proses dan output pembelajaran yang dapat

dilakukan dengan komponen penilaian terdiri dari

1 Strategic fit and management commitment

2 Learning function organization

3 Learning spaces

4 Learning solutions

5 Leaders as teachers

6 Learners

7 Learning Culture

8 Feedback

9 Learning value chain

10 Learners performance

Pengukuran IKU ini menggunakan metode penilaian self assesment dan survei

a Penilaian Dilakukan oleh komite (BPPK) dengan menggunakan data yang dimiliki olh Sekretariat

BPPK dan Pusdiklat

9f-CP Tingkat implementasi

learning organization

gtltEWďϮϬϮϬϭϮϮ

śϯ laquoūƧƃч ǪǪūǪưūƲǷϱч $ƐƧŀƤǿƤŀƲч ƼƧūƋч ǿƲƐǷч ȝŀƲƄчưūưśƐţŀƲƄƐч ǟūƲƄūưśŀƲƄŀƲч ǟūƄŀȗŀƐч ţƐч ǪūǷƐŀǟч ǪūƧƼƲч Rч

ţŀƲϼŀǷŀǿчǿƲƐǷчǪŀưǟūƧчţūƲƄŀƲчţŀǷŀчȝŀƲƄчţƐưƐƧƐƤƐчǪūƲţƐǢƐчţŀƲчƤūǢǷŀǪчƤūǢơŀчţŀǢƐч d

Ŝϯ laquoǿǢȖūƐϱ

͵ϯ cedilƐưч ǪǿǢȖūƐч ǿƲǷǿƤч ǟūƲƐƧŀƐŀƲч ƧūȖūƧч ǿƲƐǷч ūǪūƧƼƲч Rч ŀţŀƧŀƋч ǷƐưч ǪǿǢȖūƐч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ȝŀƲƄч

ţƐƤƼƼǢţƐƲŀǪƐƤŀƲчƼƧūƋч dϲ

Ͷϯ iquestƲƐǷчȝŀƲƄчţƐơŀţƐƤŀƲчǪŀưǟūƧчǟŀţŀчưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄчǿƲƐǷчūǪūƧƼƲчRчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчƼƧūƋчǷƐưчǪǿǢȖūȝϲ

ͷϯ poundūǪǟƼƲţūƲчǪǿǢȖūƐчŀţŀƧŀƋчǪūƧǿǢǿƋчǟūƄŀȗŀƐчǟŀţŀчlaquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷчiquestƲƐǷччǪūƧƼƲчRчţŀƲчiquestƲƐǷчdūǢơŀчȝŀƲƄчưūƲЙ

ơŀţƐчlaquoŀưǟūƧϯ

EƼǢưǿƧŀчRdiquestчϱч

cedilƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчƧūŀǢƲƐƲƄчƼǢƄŀƲƐǪŀǷƐƼƲчччʹҗчMŀǪƐƧч ūƲƐƧŀƐŀƲчѾчͷʹҗччMŀǪƐƧчlaquoūƧƃчǪǪūǪưūƲǷчѾчͷʹҗч

ūǢǪūǟǪƐчlaquoǿǢȖūƐч

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчͻϯч ūƧŀǟƼǢŀƲчRdiquestчƐƲƐчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǷŀƋǿƲŀƲϰчǟƼƧŀǢЙ

ƐǪŀǪƐчţŀǷŀчAacuteotildemacrAacutemacruacuteЋǪūưŀƤƐƲчǷƐƲƄƄƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƋŀţŀǟчǷŀǢƄūǷϰчǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌϰчƤƼƲǪƼƧƐЙ

ţŀǪƐчǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчatildesup1 frac14Uumlatilde sup1AcircEgraveocircAcircoacutefrac14ccedil ЋǢūŀƧƐǪŀǪƐч ȝŀƲƄчţƐƄǿƲŀƤŀƲчŀţŀƧŀƋчŀƲƄƤŀчǟūǢƐƼţūч ǷūǢŀЙ

ƤƋƐǢЌϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчȝŀƲƄчţƐţŀǟŀǷчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчƐƲƐчǪūśūǪŀǢчͽͻϰͺчŀƲƄƤŀчǷūǢǪūśǿǷчţƐţŀǟŀǷчţŀǢƐч ūƲƄǿƤǿǢŀƲчǷƐƲƄЙ

ƤŀǷч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч frac14OslashAcircmacrAcirccopy EgraveOslashcopyAcircmacruacuteatildemacrEgraveAcirc ЋfЌч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ǷūƧŀƋч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ţūƲƄŀƲч ưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲч ǷƐƄŀч

ưūǷƼţūч ǟūƲƄǿƤǿǢŀƲϰч ȝŀƐǷǿч ǪǿǢȖūƐϰчUumlfrac14uml UumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeţŀƲч ǟūƲƐƧŀƐŀƲч ƼƧūƋч dƼưƐǷūч ūƲƐƧŀƐч fч ţūƲƄŀƲч ƋŀǪƐƧч

ƲƐƧŀƐчͽͻϰͺчЋţƐŀǷŀǪчƲƐƧŀƐчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчdūưūƲƤūǿчǪūśūǪŀǢчͽͷϰ͵ͼЌчƋŀƧчƐƲƐчưūưśǿŀǷчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчfrac14OslashAcircʣ

macrAcirccopyEgraveOslashcopyAcircmacruacuteatildemacrEgraveAcirc$b śчţƐŀǟǢūǪƐŀǪƐчţūƲƄŀƲчśŀƐƤчƼƧūƋчdƼưƐǷūч ūƲƐƧŀƐчfϯч

pūưǟūǢƋŀǷƐƤŀƲчƋŀƧчţƐчŀǷŀǪϰчţƐǟūǢƼƧūƋчƲƐƧŀƐчŀƤƋƐǢч RdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчͽͻϰͺϰчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐч

ǷŀǢƄūǷƲȝŀчǪūśūǪŀǢчͻчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷч

pūƲƄƐƲƄŀǷчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчśŀǢǿчţƐǷūǢŀǟƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǪūưūƲǷŀǢŀчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵ͺч

Ǫϯţϯч Ͷʹ͵ͽч ǷƐţŀƤч ţƐǷŀǢƄūǷƤŀƲч ţŀƲч ǷƐţŀƤч ŀţŀч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷϰч ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч

ţūƲƄŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹ͵ͽчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǿƤŀƲϯчpoundūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲч

ǢūŀƧƐǪŀǪƐчǪūƧŀưŀчƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǢūƲŜŀƲŀчơŀƲƄƤŀчưūƲūƲƄŀƋч$b śчȝŀƲƄчţƐǷǿŀƲƄƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀЙ

ƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯчpoundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчƧūśƐƋчǷƐƲƄƄƐчţŀǢƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀϑpoundūƲǪǷǢŀч$b śчǷŀƋǿƲч

ͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

RǪǿчǷūǢƤŀƐǷчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчȝŀƐǷǿч ūƲƄǿƤǿǢŀƲчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчfrac14OslashAcircmacrAcirccopy

EgraveOslashcopyAcircmacruacuteatildemacrEgraveAcircϑЋfЌчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчǷƐƄŀчưūǷƼţūчǟūƲƄǿƤǿǢŀƲϰчȝŀƐǷǿчǪǿǢЙ

ȖūƐϰчUumlfrac14umlUumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeţŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчƼƧūƋчdƼưƐǷūч ūƲƐƧŀƐчfчţūƲƄŀƲчƋŀǪƐƧчƲƐƧŀƐчͽͻϰͺчЋţƐŀǷŀǪчƲƐƧŀƐчǢŀǷŀ-чǢŀǷŀч

dūưūƲƤūǿчǪūśūǪŀǢчͽͷϰ͵ͼЌчưūưśǿŀǷчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчƧūŀǢƲƐƲƄчƼǢƄŀƲƐȧŀǷƐƼƲч$b śчţƐŀǟǢūǪƐŀǪƐчţūƲƄŀƲч

śŀƐƤчƼƧūƋчdƼưƐǷūч ūƲƐƧŀƐчfϯ

cedilƐƲţŀƤŀƲчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǪūƧŀưŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀƲǷŀǢŀчƧŀƐƲϱ

͵ϯ ūǢƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч ţūƲƄŀƲч dч ǷūǢƤŀƐǷч ǷūƤƲƐǪч ǟūƲƄǿƤǿǢŀƲч ţŀƲч ǟūƲūƲǷǿŀƲч ȗŀƤǷǿч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч

ǟūƲƄǿƤǿǢŀƲϲ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷчdd - - - - - ͻ ͻ poundūŀƧƐǪŀǪƐ - - - - - ͽͻϰͺ ͽͻϰͺ ŀǟŀƐŀƲ - - - - - ͵Ͷʹϰʹʹ ͵Ͷʹϰʹʹ

ϭϮϯgtltEWďϮϬϮϬ

Ͷϯ pūƲƄƐƤǿǷƐч 0AcircmacrUumlmacrUumlmacr =OslashAcircmacrAcirccopy AcirccopycopyAacuteAcircatilde (EgraveOslashccedilAacuteưūƧŀƧǿƐч EgraveEgraveAacute BatildemacrAcirccopy ȝŀƲƄч ţƐŀţŀƤŀƲч ƼƧūƋч laquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷч

dчǪūśŀƄŀƐчǪŀǢŀƲŀчǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчcedilƐƲƄƤŀǷчRưǟƧūưūƲǷŀǪƐч=OslashAcircmacrAcirccopyIOslashcopyAcircmacrUumlatildemacrEgraveAcircţƐчfƐƲƄƤǿƲƄŀƲч dūưūƲЙ

ǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲϲ

ͷϯ pūưǟūǢǪƐŀǟƤŀƲчǟūưūǷŀŀƲчƤūǢǷŀǪчƤūǢơŀчśŀƄƐчǿƲƐǷчƤūǢơŀчȝŀƲƄчŀƤŀƲчưūƲơŀţƐчƼśȝūƤчǪǿǢȖūȝϲ

ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲчǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƤŀƐǷчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǟūƲƄǿƤǿǢŀƲч=OslashAcircmacrAcirccopyEgraveOslashcopyAcircmacrUumlatildemacrEgraveAcircƤūǟŀţŀчǿƲƐǷϼчƼśȝūƤчǪǿǢЙ

Ȗūȝϲ

ϯ pūƧŀƤǿƤŀƲϑUumlfrac14umlUumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeţŀƲчǟūƲţŀưǟƐƲƄŀƲϑUumlfrac14umlUumlUumlUumlUumlAacuteAcircatildeǟŀţŀчǿƲƐǷoacuteOslashatildemacrfrac14ʒ

poundūƤƼưūƲţŀǪƐчǢūƲŜŀƲŀчŀƤǪƐчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶ͵чưūƧŀƤǿƤŀƲчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчǪƐǪǷūưчȝŀƲƄч

ưūƲţǿƤǿƲƄчǟūưŀƲǷŀǿŀƲчƤūƧūƲƄƤŀǟŀƲчţƼƤǿưūƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƤǷƐȖƐǷŀǪчfчǿƲƐǷч ǪŀưǟūƧчţŀƲчlaquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчч

ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч=OslashAcircmacrAcirccopyIOslashcopyAcircmacruacuteatildemacrEgraveAcircţŀƲчǪƐǪǷūưчǟūƲţǿƤǿƲƄчǟūưŀƲǷŀǿŀƲчŀƤǷƐȖƐǷŀǪчfчƧƐƲƄƤǿǟч$b śϯ

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ưūƧƐǟǿǷƐч ǟūǢūƲŜŀƲŀŀƲϰч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲϰч ţŀƲч ưƼƲƐǷƼǢƐƲƄч

ŀƲƄƄŀǢŀƲч ǪūƧŀưŀч ǪŀǷǿч ǷŀƋǿƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ȝŀƲƄч ǪūƧŀƲơǿǷƲȝŀч ţƐǟūǢǷŀƲƄƄǿƲƄȭŀȗŀśƤŀƲч

Ƥūǟŀţŀч ǪǷŀƤūƋƼƧţūǢϯч$ŀƲŀч ȝŀƲƄч ǷūǢǪūţƐŀчţŀƧŀưчţƼƤǿưūƲчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲч

Ћ$R Ќϰч ƋŀǢǿǪч ţƐƤūƧƼƧŀч ǪūǪǿŀƐч ǢūƲŜŀƲŀч ȝŀƲƄч ǷūƧŀƋч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ţŀƲч ţŀǟŀǷч

ţƐǟūǢǷŀƲƄƄǿƲƄȭŀȗŀśƤŀƲϯч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲч ǟǢƐƲǪƐǟч ƋūưŀǷϰч

ūɯǪƐūƲϰчţŀƲчǷƐţŀƤчưūȗŀƋчţūƲƄŀƲчǷūǷŀǟчưūưūƲǿƋƐчƼǿǷǟǿǷчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчǷūƧŀƋчţƐǢūƲŜŀƲŀƤŀƲчţŀƧŀưч$R ϯч

dǿŀƧƐǷŀǪч ǟūǢǷŀƲƄƄǿƲƄȭŀȗŀśŀƲч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ǪūƧŀưŀч ǪŀǷǿч ǷŀƋǿƲϰч ǷūǢŜūǢưƐƲч ţŀǢƐч ƼǟƐƲƐч ȝŀƲƄч

ţƐśūǢƐƤŀƲчƼƧūƋч dϯчч

ч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ЋRdiquestЌϰч

ȝŀƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчţƐǷŀśǿƧŀǪƐƤŀƲчţŀƧŀưчcedilŀśūƧчͷϯͶͽϯч

cedilŀśūƧчͷϯͶͽчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч͵ʹ

Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч ƤǿŀƧƐǷŀǪч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ţƐǷūǢŀǟƤŀƲч ǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵чţūƲƄŀƲчƲŀưŀч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч ūƲȝūǢŀǟŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчţŀƲч ūƲЙ

ŜŀǟŀƐŀƲчIccedilatildeOtildeccedilatilde frac14Acirccedilϰч ţūƲƄŀƲч ǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч ȝŀƲƄч ƤūưǿţƐŀƲч ţƐǿśŀƋч

ţūƲƄŀƲчlaquoǿǢŀǷчţŀǢŀƲч ЋlaquoЌчpūƲǷūǢƐч dūǿŀƲƄŀƲчrƼϯч laquo-ͷͶϼpdϯ͵ϼͶʹ͵ч ǷŀƲƄƄŀƧч ͷʹч$ūǪūưśūǢч Ͷʹ͵ч ǷūƲǷŀƲƄч

cedilŀǷŀчŀǢŀч ūƲƄǿƤǿǢŀƲчRƲţƐƤŀǷƼǢчdƐƲūǢơŀчiquestǷŀưŀч ūƲȝūǢŀǟŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчţŀƲч ūƲŜŀǟŀƐŀƲчǿǷǟǿǷчūƧŀƲơŀчţƐч

fƐƲƄƤǿƲƄŀƲч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ȝŀƲƄч ưūƲŜŀśǿǷч laquo-ͻϼpdϯ͵ϼͶʹ͵ч ǷŀƲƄƄŀƧч ͻч pŀǢūǷч Ͷʹ͵ϰч ţūƲƄŀƲч

ưūƲŀưśŀƋƤŀƲчǿƲǪǿǢчūɯǪƐūƲǪƐϰчǪūƧŀƐƲчǟūƲȝūǢŀǟŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчţŀƲчEgraveccedilatildeOtildeccedilatildeчЋŜŀǟŀƐŀƲчƤūƧǿŀǢŀƲЌϯч ŀţŀчǟūƲūǷŀЙ

ǟŀƲчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчţŀƲчͶʹ͵ͻϰч ǟūƲƄƋƐǷǿƲƄŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷчưŀǪƐƋчţƐƄǿƲŀƤŀƲчţūƲƄŀƲчǟūǢǿЙ

śŀƋŀƲчƲƼưūƲƤƧŀǷǿǢчưūƲơŀţƐч ūǢǪūƲǷŀǪūчdǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲϯч

$ŀƧŀưч ǟūǢơŀƧŀƲŀƲч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͻч ЋǷǢƐȗǿƧŀƲч ROumlЌч ǷūǢţŀǟŀǷч ǟūǢǿśŀƋŀƲч ưūǷƼţūч ǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷϰч

ţūƲƄŀƲч ŀţŀƲȝŀч ǟūƲūǷŀǟŀƲч laquo-ͷϼpdϯ͵ϼͶʹ͵ͻч ǷŀƲƄƄŀƧч ͶͺчƤǷƼśūǢч Ͷʹ͵ͻч ǷūƲǷŀƲƄч cedilŀǷŀчŀǢŀч ūƲƄƋƐǷǿƲƄŀƲч

RƲţƐƤŀǷƼǢч dƐƲūǢơŀч iquestǷŀưŀч ūǢǪūƲǷŀǪūч dǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƲƄƄŀǢŀƲч ţƐч fƐƲƄƤǿƲƄŀƲч dūưūƲǷūǢƐŀƲч dūǿЙ

ŀƲƄŀƲϰчţūƲƄŀƲчŀţŀƲȝŀчǟūǢśūţŀŀƲчǟŀţŀчƼśơūƤчţŀƧŀưчǿƲǪǿǢчȝŀƲƄчţƐǿƤǿǢϰчưūǷƼţūчţŀƲчǟūưśƼśƼǷŀƲϰчǪūǢǷŀч

ŀţŀƲȝŀчǟūƲŀưśŀƋŀƲчǿƲǪǿǢчƤƼƲǪƐǪǷūƲǪƐч ЋǿƲǪǿǢчȝŀƲƄчţƐǷŀưśŀƋƤŀƲчǿƲǷǿƤчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчưǿƧŀƐч ǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͼЌϯч

laquoūƧŀƐƲч ƐǷǿϰч ǟŀţŀч ǷǢƐȗǿƧŀƲч RRч Ͷʹ͵ͼϰч ǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч ƤǿŀƧƐǷŀǪч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ơǿƄŀч

ditŀưśŀƋƤŀƲ чǿƲǪǿǢч RƲţƐƤŀǷƼǢч dƐƲūǢơŀч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƲƄƄŀǢŀƲч ЋRd Ќч $b śч ţūƲƄŀƲч ǟǢƼǟƼǢǪƐч śƼśƼǷϰч

laquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч͵ ʹ

ūƲƄūƧƼƧŀŀƲч

dūǿŀƲƄŀƲчȝŀƲƄч

laquolaquoч͵ʹϱч ūƲƄūƧƼƧŀŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчȝŀƲƄчƼǟǷƐưŀƧч dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ͵ʹŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲ ͽҗ ͽͺϰ͵ͺ ͵ʹ͵ϰͶͶ ͵ʹś- RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчч͵ ͼ ͽͺ ͵͵Ͷϰͽ

͵ʹŀ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪч

gtltEWďϮϬϮϬϭϮϰ

ȝŀƐǷǿч ŜŀǟŀƐŀƲч laquo-ͷϼpdϯʹ͵ϼͶʹ͵ͻч ţƐśƼśƼǷч ͽʹҗч ţŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч Rd ч$b śч ţƐśƼśƼǷч ͵ʹҗϯч $ŀƲч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵ͽчƤūưśŀƧƐчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǟūƲȝūưǟǿǢƲŀŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчưūƧŀƧǿƐчǟūƲūǷŀǟŀƲчǷŀǷŀчŜŀǢŀчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲƲȝŀчǟŀЙ

ţŀчlaquo-Ͷϼpdϯ͵ϼͶʹ͵ͽϰчţūƲƄŀƲчưūƲƐưśŀƲƄϱч

͵ϯ ǿƲǷǿƤчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲч ǪūǢǷŀчǟūǢśŀƐƤŀƲч ǷŀǷŀч ƤūƧƼƧŀчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄЙ

ƄŀǢŀƲчţƐчƧƐƲƄƤǿƲƄŀƲчdūưūƲƤūǿϲ

Ͷϯ ǿƲǷǿƤчưūƲƐƲţŀƤƧŀƲơǿǷƐчRpdчrƼưƼǢчͷͺϼRpdϯʹ͵ϼͶʹ͵ͻчǷūƲǷŀƲƄчFūǢŀƤŀƲчɯǪƐūƲǪƐчǪūśŀƄŀƐчśŀƄƐŀƲчƐưǟƧūЙ

ưūƲǷŀǪƐчǟūƲƄǿŀǷŀƲчśǿţŀȝŀчdūưūƲƤūǿϰчpūƲǷūǢƐчdūǿŀƲƄŀƲчưūưśūǢƐƤŀƲчŀǢŀƋŀƲчŀƄŀǢчdūưūƲƤūǿчưūƲЙ

ơŀţƐчǟǢƐưūчưƼȖūǢчǷŀǷŀчƤūƧƼƧŀчŀƲƄƄŀǢŀƲчȝŀƲƄчūƃūƤǷƐƃϰчūɯǪƐūƲϰчţŀƲчŀƤǿƲǷŀśūƧϲ

ͷϯ ǿƲǷǿƤчưūƲȝūƧŀǢŀǪƤŀƲч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчȖŀƧǿŀǪƐч dƐƲūǢơŀч ƲƄƄŀǢŀƲч ţŀƧŀưч ŀǟƧƐƤŀǪƐч laquoƐǪǷūưч

pƼƲƐǷƼǢƐƲƄчdƐƲūǢơŀчcedilūǢǟŀţǿчЋlaquoppoundcedilЌчǪūǢǷŀчưƼƲƐǷƼǢƐƲƄчţŀƲчūȖŀƧǿŀǪƐчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчśūƧŀƲơŀчdϼ

fчưūƧŀƧǿƐчRd чţŀƧŀưчŀǟƧƐƤŀǪƐчƲƧƐƲūчpƼƲƐǷƼǢƐƲƄчlaquo rϯ

$ŀƲчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǟūƲƄƋƐǷǿƲƄŀƲчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчdǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲч$ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀЙ

ƋŀǢŀŀƲчưūƲƄŀŜǿчǟŀţŀчlaquoǿǢŀǷчţŀǢŀƲчpūƲǷūǢƐчdūǿŀƲƄŀƲчƲƼưƼǢчϱчlaquo-ͼϼpdϯ͵ϼͶʹͶʹчȝŀƲƄчưūƲƄƄŀƲǷƐƤŀƲчlaquo

-Ͷϼpdϯ͵ϼͶʹͶʹϯч ūǢţŀǪŀǢƤŀƲч laquo-ͼϼpdϯ͵ϼͶʹͶʹϰч ŜŀǟŀƐŀƲч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч dǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƲƄƄŀǢŀƲч

ǿƲǷǿƤч ǟūǢƐƼţūч cedilǢƐȗǿƧŀƲч Rч Ǫϼţч RRRч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţƐǟūǢƼƧūƋч ţŀǢƐч ƲƐƧŀƐч ч ŜŀǟŀƐŀƲч Rd ч ǟŀţŀч plaquo rϰч ǪūЙ

ţŀƲƄƤŀƲчǟŀţŀчcedilǢƐȗǿƧŀƲчROumlчţƐƋƐǷǿƲƄчţŀǢƐчʹҗчŜŀǟŀƐŀƲчƲƐƧŀƐчRd чţŀƲчͺʹҗчŜŀǟŀƐŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀчţŀǢƐч

ŀǟƧƐƤŀǪƐчlaquoppoundcedilϯч

cedilŀǢƄūǷч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчͽҗϯч ūƧŀǟƼǢŀƲч Rdiquestч ƐƲƐчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲϰч

ǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐч ţŀǷŀчAacuteotildemacrAacutemacruacuteч ЋǪūưŀƤƐƲч ǷƐƲƄƄƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷūǢƋŀţŀǟч ǷŀǢƄūǷϰч ǪūưŀƤƐƲч śŀƐƤч ŜŀǟŀƐŀƲч ƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌϰч

ƤƼƲǪƼƧƐţŀǪƐчǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчoacuteOslashcopyчЋǢŀǷŀ-ǢŀǷŀЌϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчͽͺϰ͵ͺҗϯчǿƲǷǿƤчǢūŀƧƐǪŀǪƐч

ǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲчśƐǪŀчţƐơūƧŀǪƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱч

͵ϯ iquestƲǷǿƤчcedilǢƐȗǿƧŀƲчRчţŀƲчcedilǢƐȗǿƧŀƲчRRчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчŀţŀƧŀƋчrϼчƤŀǢūƲŀч ŀƲţūưƐчƄƧƼśŀƧчOumlR$-˿ϑatildefrac14shyAacuteʣ

Acircoumlsup1AcircǷūǢǷǿƲţŀƲȝŀчƤūƄƐŀǷŀƲчţŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчŀƲƄƄŀǢŀƲчǪūƧǿǢǿƋчǪŀǷǿŀƲчƤūǢơŀϰчǪūƋƐƲƄƄŀчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲч

laquoǿǢŀǷч $ƐǢūƤǷǿǢч būƲţūǢŀƧч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч rƼưƼǢч laquo-Ͷͼϼ ϼͶʹͶʹч ǷŀƲƄƄŀƧч Ͷͷч pŀǢūǷч ͶʹͶʹч ƋŀƧч dūЙ

śƐơŀƤŀƲчpoundūƧŀƤǪŀǪƐч ūƲƐƧŀƐŀƲч RƲţƐƤŀǷƼǢч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲч ЋRd ЌчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчǟŀţŀчŀǟƧƐƤŀǪƐчp-

laquo rϰчţƐǪūśǿǷƤŀƲчśŀƋȗŀчǟūƲƐƧŀƐŀƲчRƲţƐƤŀǷƼǢчdƐƲūǢơŀч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋRd ЌчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчǟŀţŀч

ǟƧƐƤŀǪƐчp-laquo rчǷƐţŀƤчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчśŀǷŀǪчȗŀƤǷǿчȝŀƲƄчŀƤŀƲчţƐŀǷǿǢчƧūśƐƋчƧŀƲơǿǷϯчMŀƧчƐƲƐч

ţƐơūƧŀǪƤŀƲчǟŀţŀчrƼǷŀчţƐƲŀǪчdūǟŀƧŀчƐǢƼч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчţŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчrƼưƼǢчr$-ͼʹϼlaquobϯ͵ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄЙ

ƄŀƧчͼчbǿƧƐчͶʹͶʹчƋŀƧч ūǢưƐƲǷŀŀƲч$ŀǷŀчŀǟŀƐŀƲчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчdǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋ d Ќч

cedilǢƐȗǿƧŀƲчRRчͶʹͶʹϰчśŀƋȗŀчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestч d чcedilǢƐȗǿƧŀƲчRчţŀƲчRRчţƐǷǿƧƐǪчrϼϯ

Ͷϯ iquestƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRRчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчŀţŀƧŀƋчͽͼϰͶҗчƲƐƧŀƐчƐƲƐчţƐţŀǟŀǷчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчdūǟŀƧŀчƐǢƼч

ūǢūƲŜŀƲŀŀƲч dūǿŀƲƄŀƲч ƲƼưƼǢч r$-ͽͻϼlaquobϯ͵ϼͶʹͶʹч ǷŀƲƄƄŀƧч ͵Ͷч ƄǿǪǷǿǪч ͶʹͶʹч ƋŀƧч ūƲȝŀưǟŀƐŀƲч

ūƲƐƧŀƐŀƲч Rd ч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ţƐǪŀưǟŀƐƤŀƲч śŀƋȗŀч ǟūƲƐƧŀƐŀƲч Rd ч cedil-RRRч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч ǷŀƲǟŀч ưūưǟūǢƋƐЙ

ǷǿƲƄƤŀƲч ƤƼưǟƼƲūƲчpoundūȖƐǪƐч $R ч ţŀƲч$ūȖƐŀǪƐч MŀƧŀưŀƲч RRRч $R ϰч ţŀƧŀưч ǢŀƲƄƤŀчưūƲţƼǢƼƲƄч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч

ŀƲƄƄŀǢŀƲчǿƲǷǿƤчǟūƲŀƲƄŀƲŀƲчţŀưǟŀƤчOumlR$-͵ͽϯ

ͷϯ iquestƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲчROumlчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчŀţŀƧŀƋчͽͺϰ͵ͺчƲƐƧŀƐч ƐƲƐчţƐţŀǟŀǷчţŀǢƐчƋŀǪƐƧчǟūǢƋƐǷǿƲƄŀƲчƲƐƧŀƐч Rd чͽͼϰͻч

ţŀƲчƲƐƧŀƐчlaquoppoundcedilчͽϰͺͶч ƐƲƐчǪūǿǪŀƐчȝŀƲƄчţƐŀưŀƲŀƋƤŀƲчlaquo-ͼϼpdϯ͵ϼͶʹͶʹчŜŀǟŀƐŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲч ROumlчţƐƋƐǷǿƲƄч

ţŀǢƐчʹҗчŜŀǟŀƐŀƲчƲƐƧŀƐчRd чţŀƲчͺʹҗчŜŀǟŀƐŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀчţŀǢƐчŀǟƧƐƤŀǪƐчlaquoppoundcedilϯч

ϭϮϱgtltEWďϮϬϮϬ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчȝŀƐǷǿчǪūśūǪŀǢчͽͺϰ͵ͺҗϰчǷūƧŀƋчưūƧūśƐƋƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲч

ЋͽҗЌчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśūǪŀǢчͽͺϰ͵ͺҗч ǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐч ǷŀǢƄūǷч

ȝŀƲƄчǷūƧŀƋчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчЋͽҗЌϯчiquestƲǷǿƤччŜŀǟŀƐŀƲчǟūǢƐƼţƐƤчǟŀţŀчǷǢƐȗǿƧŀƲчRч

ţŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRчǢūŀƧƐǪŀǪƐчrϼчƐƲƐчţƐƤŀǢūƲŀƤŀƲчǟŀƲţūưƐчƄƧƼśŀƧчOumlR$-͵ͽчǷūƧŀƋчưūƲȝūśŀśƤŀƲчǷūǢǷǿƲţŀƲȝŀч

ƤūƄƐŀǷŀƲчţŀƲч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ǪūƧǿǢǿƋч ǪŀǷǿŀƲч ƤūǢơŀϰч ǪūƋƐƲƄƄŀчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲчlaquoǿǢŀǷч$ƐǢūƤǷǿǢч būƲţūǢŀƧч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲчrƼưƼǢчlaquo-Ͷͼϼ ϼͶʹͶʹчǷŀƲƄƄŀƧчͶͷчpŀǢūǷчͶʹͶʹчƋŀƧчdūśƐơŀƤŀƲчpoundūƧŀƤǪŀǪƐч ūƲƐƧŀƐŀƲчRƲţƐЙ

ƤŀǷƼǢч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋRd ЌчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч

ūǢƤūưśŀƲƄŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷŀƋǿƲчţŀǢƐчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчţŀǟŀǷчţƐƤūǷŀƋǿƐчţŀǢƐчǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчȝŀƲƄч

ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϯч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчţƐчŀǷŀǪϰчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹч

ưūƲǿǢǿƲчţƐśŀƲţƐƲƄƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐч RdiquestчǷūǢǪūśǿǷч ǷŀƋǿƲ-ǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀчśŀƋƤŀƲчǿƲǷǿƤчǷǢƐȗǿƧŀƲч RчţŀƲч

cedilǢƐȗǿƧŀƲчRRчŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀчŀţŀƧŀƋчrϼϰчƤƋǿǪǿǪчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчƐƲƐчưūǢǿǟŀƤŀƲчţŀưǟŀƤчǟŀƲţūưƐƤчOumlR$-

͵ͽч ȝŀƲƄч ưūưśǿŀǷч ƤūśƐơŀƤŀƲч ǪŀƲƄŀǷч ŜūǟŀǷч śūǢǿśŀƋч ưūƲƄƐƤǿǷƐч ǟūǢƤūưśŀƲƄŀƲч ţŀưǟŀƤч ǟūƲȝūśŀǢŀƲч

OumlR$-͵ͽϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǪūƧŀưŀчƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǢūƲŜŀƲŀчơŀƲƄƤŀчưūƲūƲЙ

ƄŀƋч$b śчȝŀƲƄчţƐǷǿŀƲƄƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶ -ʹͶʹͶчţūƲƄŀƲчǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲчȝŀƲƄчţƐǷǿƲơǿƤЙ

ƤŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϯ

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчţƐчŀǷŀǪϰчƲƐƧŀƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷūƧŀƋчưūƧŀưǟŀǿƐчǷŀǢƄūǷчǷŀƋǿƲŀƲч

ȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶϯч

RǪǿчǿǷŀưŀчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч RdiquestчǟūǢǪūƲǷŀǪūчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲч$b śчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰч

ȝŀƐǷǿϱ

͵ϯ ūƲƄƋƐǷǿƲƄŀƲч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч dǿŀƧƐǷŀǪч ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƲƄƄŀǢŀƲч $ƐǷơūƲч ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч cedilϯϯч ͶʹͶʹч

ưūƲƄŀŜǿчǟŀţŀчlaquoǿǢŀǷчţŀǢŀƲчpūƲǷūǢƐчdūǿŀƲƄŀƲчƲƼưƼǢчϱчlaquo-ͼϼpdϯ͵ϼͶʹͶʹчȝŀƲƄчưūƲƄƄŀƲǷƐƤŀƲчlaquo-Ͷϼ

pdϯ͵ϼͶʹͶʹϲ

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ ͽҗ ͽҗ ͽҗ ͽҗ ͽҗ ͽҗ ͽҗ

poundūŀƧƐǪŀǪƐ rϼ rϼ rϼ ͽͼϰͶҗ ͽͼϰͶҗ ͽͺϰ͵ͺҗ ͽͺϰ͵ͺҗ ŀǟŀƐŀƲ - - - ͵ʹͷϰ͵ ͵ʹͷϰ͵ ͵ʹ͵ϰͶͶ ͵ʹ͵ϰͶͶ

RdiquestчcedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐ

cent͵ centͶ laquoưǷϯ͵ centͷ laquoţϯчcentͷ cent Yacute Ͷʹ͵ͺ ͵ͽϰͻͽҗ ͷͻϰͻҗ ͷͻϰͻҗ ͺͼϰͻͷҗ ͺͼϰͻͷҗ ͽͻϰͺͽҗ ͽͻϰͺͽҗ Ͷʹ͵ͻ Ͷϰͻͼҗ ͺϰͻͷҗ ͺϰͻͷҗ ͻͷϰ͵ͺҗ ͻͷϰ͵ͺҗ ͵ʹͶϰʹ͵җ ͵ʹͶϰʹ͵җ Ͷʹ͵ͼ ͷʹϰͽͼҗ ͵ϰͷҗ ͵ϰͷҗ ͺͽϰͷͷҗ ͺͽϰͷͷҗ ͽͻϰͷͷҗ ͽͻϰͷͷҗ Ͷʹ͵ͽ ͽϰͼͺҗ ͽϰͺͼҗ ͽϰͻͻҗ ͽͺϰͺͺҗ ͽͺϰʹͻҗ ͵ʹʹϰʹͺҗ ͽͻϰʹͺҗ ͶʹͶʹ rϼ rϼ rϼ ͽͼϰͶҗ ͽͼϰͶҗ ͽͺϰ͵ͺҗ ͽͺϰ͵ͺҗ

cedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquest poundūƲǪǷǢŀч$b ś ͶʹͶʹ ͽͺϰ͵ͺҗ ͽҗ Ͷʹ͵ͽ ͽͻϰʹͺҗ ͽҗ Ͷʹ͵ͼ ͽͻϰͷͷҗ ͽҗ Ͷʹ͵ͻ ͵ʹ͵ϰʹͷҗ ͽҗ Ͷʹ͵ͺ ͽͻϰͺͽҗ ͽҗ

LAKIN DJPb 2020 126

2 Berdasarkan SE-8MK12020 capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran untuk peri-

ode Triwulan I sd III Tahun 2020 diperoleh dari nilai capaian IKPA pada OMSPAN sedangkan pada

Triwulan IV dihitung dari 40 capaian nilai IKPA dan 60 capaian penilaian kinerja dari aplikasi

SMART

3 Pandemi global COVID-19 telah menyebabkan tertundanya kegiatan dan realisasi anggaran seluruh

satuan kerja sehingga berdasarkan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor S-258PB2020

tanggal 23 Maret 2020 hal Kebijakan Relaksasi Penilaian Indikator Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Ta-

hun 2020 pada aplikasi OM-SPAN disebutkan bahwa penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Ang-

garan (IKPA) Tahun 2020 pada Aplikasi OM-SPAN tidak dilakukan sampai dengan batas waktu yang

akan diatur lebih lanjut

Akar masalah yang dapat diidentifikasi dalam pencapaian IKU tersebut yaitu

1 Sesuai SE Menteri Keuangan Nomor SE-8MK12020 terdapat perubahan cara perhitungan IKU

PKPA yang mengikuti perhitungan IKPA sehingga bobot persentase Deviasi RPD lebih kecil dan

menurunkan resiko capaian IKU PKPA

2 Sesuai Nota Dinas Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan nomor ND-3661SJ12020 ND-384

SJ12020 dan ND-805SJ12020 capaian IKU PKPA pada Triwulan I dan II 2020 tidak dihitung dan

diisi NA

3 Walaupun penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Tahun 2020 pada Aplikasi OM-

SPAN tidak dilakukan pada Triwulan I dan II Satker masih dapat memantau capaian masing-masing

indikator pada IKPA dan satker-satker tetap diminta mengantisipasi dan melakukan langkah-

langkah peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran sejak awal tahun

4 Sesuai Nota dinas Kepala Biro Perencanaan Keuangan nomor ND-894SJ12020 tanggal 27 Juli

2020 hal Evaluasi Kinerja Anggaran Semester I dan Pelaksanaan Anggaran Semester II lingkup Bagi-

an Anggaran 015 Kementerian Keuangan disebutkan bahwa sejalan dengan kebijakan penilaian kem-

bali IKPA maka relaksasi perhitungan IKU PKPA dicabut dan dilakukan penilaian kembali dengan

berpedoman pada SE-8MK12020

5 Selanjutnya sesuai dengan nota dinas Kepala Biro Perencanaan Keuangan nomor ND-974SJ12020

tanggal 12 Agustus 2020 hal Penyampaian Penilaian IKPA Tahun 2020 disampaikan bahwa tidak dil-

akukan penilaian untuk indikator IKPA berupa Revisi DIPA dan Deviasi Halaman III DIPA

6 Terdapat capaian komponen IKPA yang belum optimal seperti data kontrak kesalahan SPM

Penyelesaian Tagihan Konfirmasi Capaian Output retur SP2D dan Rekon LPJ Bendahara

7 Tingginya capaian realisasi anggaran Rupiah Murni yang mencapai 9942 sehingga mempengaruhi

nilai efisiensi pada Nilai Evaluasi Kinerja Anggaran di SMART Dimana antara penyerapan dan

efisiensi adalah hal yang kontraproduktif penyerapan terlalu tinggi maka efisiensi akan rendah

dan apabila penyerapan rendah dengan capaian output tercapai maka efisiensi akan tinggi

Tindakan yang telah dilaksanakan dalam pemenuhan IKU tersebut pada tahun 2020 yaitu

1 Nota dinas Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor ND-973PB2019 tanggal 29 November 2019

hal penyampaian RKAKL TA 2020 dan percepatan pelaksanaan anggaran TA 2020 satker-satker

lingkup DJPb

2 Melakukan revisi RPD pada halaman III DIPA satker KP-DJPb pada tanggal 31 Januari dan 27 Febru-

ari 2020

127 LAKIN DJPb 2020

3 Telah diterbitkan nota dinas Sekretaris Ditjen nomor ND-1113PB12020 tanggal 27 Maret 2020 hal

penyampaian SE-8MK12020 tentang Tata Cara Perhitungan IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan

Anggaran di Lingkungan Kementeerian Keuangan

4 Telah diterbitkan nota dinas Sekretaris Ditjen nomor ND-1145PB12020 tanggal 31 Maret 2020 hal

Permintaan Data Capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran dan Capaian Output Periode

Triwulan I 2020 disertai dengan aplikasi excel terkait cara perhitungan IKU PKPA untuk Direktorat

5 Membuat IKU terkait pengisian aplikasi SMART pada setiap satker pada kontrak kinerja tahun 2020

6 Menerbitkan nota dinas Sekretaris DJPb hal penjelasan atas perhitungan IKU PKPA Triwulan II TA

2020 untuk Kanwil DJPb dan KPPN nomor ND-2087PB12020 tanggal 9 Juli 2020

7 Melakukan realokasi anggaran untuk kegiatan yang lebih produktif

8 Melakukan koordinasi dan asistensi informal terkait IKPA melalui media online seperti mengingatkan

beberapa kebijakan IKPAIKU PKPA

9 Menerbitkan nota dinas Sekretaris Ditjen nomor ND-3056PB12020 tanggal 06 Oktober 2020 hal

Permintaan Data Capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran dan Capaian Output Periode

Triwulan III 2020 disertai dengan aplikasi excel terkait cara perhitungan IKU PKPA untuk Direktorat

10 Menerbitkan nota dinas Sekretaris DJPb hal perhitungan IKU PKPA Triwulan III TA 2020 untuk

Kanwil DJPb dan KPPN nomor ND-3070PB12020 tanggal 9 Juli 2020

11 Melakukan webinar sosialisasi IKU PKPA kepada seluruh satker melalui aplikasi Zoom sesuai surat

undangan Sekretaris Ditjen Perbendaharaan nomor UND-180PB12020 tanggal 6 November 2020

hal undangan kegiatan webinar peningkatan kierja pelaksanaan anggaran (IKU PKPA IKPA Aplikasi

SMART dan IKU Efisiensi Birokrasi) TA 2020

12 Telah diterbitkan nota dinas Sekretaris Ditjen nomor ND-61PB12021 tanggal 06 Januari 2021 hal

Permintaan Data Capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran dan Capaian Output Periode

Triwulan IV 2020 disertai dengan aplikasi excel terkait cara perhitungan IKU PKPA untuk Direktorat

13 Menerbitkan nota dinas Sekretaris DJPb nomor ND-590PB12021 tanggal 6 Januari 2021 hal perhi-

tungan IKU PKPA sd Triwulan IV TA 2020 dan IS Persentase Efisiensi Belanja Birokrai TA 2020 no-

mor ND-590PB12021 tanggal 6 Januari 2021

14 Monitoring pengisian aplikasi SMART

15 Pemberian pendampingan pengisian aplikasi SMART melalui forum WAG dan melakukan verifikasi

pengisian dan approval pengisian dari satker2 lingkup DJPb

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan untuk pemenuhan kualitas pelaksanaan anggaran DJPb

di tahun 2021 yaitu

1 Meminta dan mengingatkan satker untuk melakukan revisi halaman 3 DIPA pada setiap triwulan

sesuai batas waktu yang ditentukan

2 Meminta satker disiplin dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan RPD yang telah direncanakan

3 Meminta satker untuk mengisi aplikasi SMART secara rutin setiap bulan

4 Tetap melakukan langkah-langkah strategis peningkatan nilai IKPA walaupun ada kebijakan

relaksasi

5 Evaluasi atas capaian nilai IKPA dan SMART kantor vertikal triwulanan II sd IV

6 Penyampaian peringkat capaian realisasi anggaran SMART IKPA pada seluruh satker berikut pem-

berian penghargaan satker yang berprestasi

7 Memonitor realisasi satker BLU dan menjaga revisi penambahan dananya

8 Verifikasi dan pendampingan pengisian SMART ke satker-satker lingkup DJPb

LAKIN DJPb 2020 128

Sesuai Undang-undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Ta-

hun 2004 Pasal 55 ayat (1) Menteri Keuangan selaku pengelola

fiskal menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

untuk disampaikan kepada Presiden dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN

LKPP merupakan konsolidasi seluruh Laporan Keuangan KL Kementerian Keuangan sebagai salah satu

KL menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang terdiri dari laporan realisasi anggaran

neraca laporan operasional laporan perubahan ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

DJPb sebagai unit eselon I lingkup Kementerian Keuangan wajib menyusun dan menyampaikan laporan

keuangan kepada Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan untuk dikonsolidasikan menjadi Laporan

Keuangan Kementerian Keuangan dan Memenuhi amanat Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 Pasal

20 bahwa BPK memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan Temuan-temuan pemeriksaan

yang oleh BPK dinyatakan selesai ditindaklanjuti adalah temuan-temuan pemeriksaan yang saran

rekomendasinya telah ditindaklanjuti secara nyata dan tuntas oleh pihak entitas yang diperiksa sehing-

ga diharapkan dapat memperbaiki pengelolaan dan tanggung jawab keuangan pada entitas yang ber-

sangkutan

Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks kualitas laporan keuangan BA 015 bertujuan untuk

meningkatkan kualitas penyusunan Laporan Keuangan (LK) BA 15 pada DJPb Kualitas laporan keuangan

adalah kualitas penyusunan laporan keuangan Kementerian Keuangan (BA 15) Penentuan kualitas

laporan keuangan pada unit eselon II yang bertanggung jawab atas penyusunan LK BA 15 mengacu pada

jumlah pengecualian yang didasarkan pada hasil audit BPK terhadap LK BA 15

Formula Indeks kualitas Laporan Keuangan dibagi per semester yaitu

Formula semester I Indeks Opini BPK atas LK BA 015 x 70

Formula semester II (Indeks Opini BPK atas LK BA 015 x 70) + ((AB) x 30)

dikonversi dalam indeks 1 sd 100 sebagai berikut

A Jumlah Indeks penyelesaian tindak lanjut rekomendasi BPK atas Laporan Keuangan BA 015 sd LK

TA 2019 (atas tindak lanjut yang masih dalam proses)

B Jumlah outstanding TL rekomendasi BPK atas Laporan Keuangan BA 015 sd LK Tahun 2018 (sd

tahun 2019) dan jumlah rekomendasi BPK atas LK BA 015 TA 2019 (diterima tahun 2020)

IKU tersebut mulai dilaksanakan pada tahun 2020 sebagai reformulasi pengukuran capaian IKU Indeks

kualitas laporan keuangan BA015 Reformulasi tersebut menimbang peningkatan kualitas IKU Setditjen

Perbendaharaan

100 = WTP

95 = WDP dengan 1-3 pengecualian

95 = WDP dengan 4-6 pengecualian

85 = WDP dengan 7-9 pengecualian

80 = WDP dengan 10-12 pengecualian

75 = WDP dengan gt12 pengecualian

50 = Tidak Wajar

25 = Tidak Menyatakan Pendapat

10b-CP Indeks kualitas pelaporan

keuangan BA 15

ϭϮϵgtltEWďϮϬϮϬ

cedilŀǢƄūǷчRdiquestчRƲţūƤǪчdǿŀƧƐǷŀǪчfŀǟƼǢŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчϯчʹ͵чŀţŀƧŀƋчƋŀǪƐƧчǟūƲƐƧŀƐŀƲϼƼǟƐƲƐчȝŀƲƄчţƐśūǢƐƤŀƲчƼƧūƋч

ŀţŀƲч ūưūǢƐƤǪŀчdūǿŀƲƄŀƲчЋ dЌчŀǷŀǪчƋŀǪƐƧчǟūưūǢƐƤǪŀŀƲчfŀǟƼǢŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчccedilmacratildecedilчͶʹ͵ͽчţūƲƄŀƲч

ǷŀǢƄūǷчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǪūśūǪŀǢчͻʹчǿƲǷǿƤчǪūưūǪǷūǢчRчţŀƲчǪūśūǪŀǢчͼчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчǪūưūǪǷūǢчRRϯчcedilŀǢƄūǷчRdiquestч

ǷūǢǪūśǿǷчǿƲǷǿƤч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹч ǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчdūưūƲƤūǿ-ƵǕźч laquoūǷţƐǷơūƲч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϯч ūǢƋƐǷǿƲƄŀƲч ǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐч ţŀǷŀч Rdiquestч ǷūǢǪūśǿǷч ưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲч AacuteotildemacrAacutemacruacuteч

ЋǪūưŀƤƐƲчǷƐƲƄƄƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷūǢƋŀţŀǟчǷŀǢƄūǷϰчǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌчţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţūчǟūƧŀǟƼǢŀƲч

ǪūưūǪǷūǢŀƲϯч

iquestƲǷǿƤчưūƲţǿƤǿƲƄчǷŀǢƄūǷчƤǿŀƧƐǷŀǪчƼǟƐƲƐчtimescedil чţŀǟŀǷчţƐơūƧŀǪƤŀƲчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷчϱ

laquoūưūǪǷūǢчRϱ

EƼǢưǿƧŀǪƐч ūƲƄǿƤǿǢŀƲч ƤƐƲūǢơŀч ƐƲţūƤч ƤǿŀƧƐǷŀǪч ƧŀǟƼǢŀƲч ƤūǿŀƲƄŀƲч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ǟūǢч ǪūưūǪǷūǢϰч ǿƲǷǿƤч

ǪūưūǪǷūǢч Rч ţūƲƄŀƲч ƃƼǢưǿƧŀч ЋƐƲţūƤǪчƼǟƐƲƐч Uumlч ͻʹҗЌϯч ŀǟŀƐŀƲч ǪūưūǪǷūǢч Rч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋч ͻʹч ч Ћ͵ʹʹч Uumlч

ͻʹҗЌϯчRƲţūƤǪчƼǟƐƲƐчtimescedil чǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчƲƼǷŀчţƐƲŀǪчlaquoūƤǢūǷŀǢƐŀǷчbūƲţūǢŀƧчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчƲƼưƼǢч

r$-ͼϼlaquobϼͶʹͶʹчMŀƧч ūƲȝŀưǟŀƐŀƲчǟǢūǪƐŀǪƐϰчưūƲȝŀǷŀƤŀƲчśŀƋȗŀчfŀǟƼǢŀƲчdūǿŀƲƄŀƲчcedilŀƋǿƲŀƲччʹ͵ч

cedilч Ͷʹ͵ͽч ưūƲţŀǟŀǷƤŀƲч ƼǟƐƲƐч ţŀǢƐч d-poundRч ȝŀƐǷǿч timesŀơŀǢч cedilŀƲǟŀч ūƲƄūŜǿŀƧƐŀƲч ȝŀƲƄч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч

ǪǷŀƲţŀǢчǷūǢǷƐƲƄƄƐчţŀƧŀưчŀƤǿƲǷŀƲǪƐчţŀƲчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƤūǿŀƲƄŀƲчǟūưūǢƐƲǷŀƋϯч

laquoūưūǪǷūǢчRRϱ

ūǢƐƼţūч ǪūưūǪǷūǢч RRч ǟūƲƄƋƐǷǿƲƄŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч ƤƐƲūǢơŀч ưūǢǿǟŀƤŀƲч ƄŀśǿƲƄŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч ǟūǢƐƼţūч ǪūưūǪǷūǢч Rч

ţŀƲчRRчţūƲƄŀƲчƃƼǢưǿƧŀчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱч

ЋRƲţūƤǪчǟƐƲƐч dчŀǷŀǪчfdччʹ͵чȜчͻʹҗчЌчѾчЋчЋϼЌчȜчͷʹҗчЌϯ

ŀǟŀƐŀƲчlaquoūưūǪǷūǢчRRчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчЋ͵ʹʹчUumlчͻʹҗЌчѾчЋ͵ͼϯʹϼͶ͵чUumlчͷʹҗЌччЋͻʹҗЌчѾчЋͶͺҗЌччͽͺҗч

$ūƲƄŀƲчţūưƐƤƐŀƲϰчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчǷūƧŀƋчưūưūƲǿƋƐчǷŀǢƄūǷчȝŀƲƄчţƐǷūƲǷǿƤŀƲчţŀƧŀưчƤƼƲǷǢŀƤчƤƐƲūǢơŀч

dūưūƲƤūǿ-EgraveAcircч$b śчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǪūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчǷŀśūƧчśūǢƐƤǿǷϯч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀч ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲч ţƐч ŀǷŀǪϰч ƲƐƧŀƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷŀƋǿƲŀƲч Rdiquestч ЋȝŀƲƄч ƐƲƃƼǢưŀǪƐƲȝŀч ţƐǟūǢƼƧūƋч ǟŀţŀч

ǷǢƐȗǿƧŀƲч RRϼчǪūưūǪǷūǢч RчţŀƲчǷǢƐȗǿƧŀƲч ROumlϼчǪūưūǪǷūǢч RRч ǷŀƋǿƲчͶʹͶʹЌчǪūśūǪŀǢчͻʹчǟŀţŀчǪūưūǪǷūǢч RчţŀƲчͽͺч

ǟŀţŀчǪūưūǪǷūǢчRRчǷūǢǪūśǿǷчưūưūƲǿƋƐчǷŀǢƄūǷчRdiquestƲȝŀчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчdƼƲǷǢŀƤчdƐƲūǢơŀчdūưūƲƤūǿ-

EgraveAcircч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǪūƧŀưŀчƧƐưŀчǷŀƋǿƲчǟūǢǷŀưŀчǢūƲŜŀƲŀчơŀƲƄƤŀч

ưūƲūƲƄŀƋч $b śч ȝŀƲƄч ţƐǷǿŀƲƄƤŀƲч ţŀƧŀưч poundūƲǪǷǢŀч $b śч cedilŀƋǿƲч ͶʹͶʹ-ͶʹͶч ţūƲƄŀƲч ǟūǢśŀƲţƐƲƄŀƲч ǪūЙ

śŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчǷŀśūƧчśūǢƐƤǿǷϯч

laquoūśŀƄŀƐưŀƲŀчţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчţƐчŀǷŀǪϰчƲƐƧŀƐчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǷŀƋǿƲŀƲчRdiquestчǷūǢǪūśǿǷчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹ͵ͽчưŀǪƐƲƄ

-ưŀǪƐƲƄчǷūƧŀƋчưūƧŀưǟŀǿƐчǷŀǢƄūǷчǷŀƋǿƲŀƲчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчǟŀţŀчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹ͵-Ͷʹ͵ͽчƲŀưǿƲч

ǟŀţŀчpoundūƲǪǷǢŀч$b śчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹ-ͶʹͶчǿƲǷǿƤчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчǷŀǢƄūǷчǷƐţŀƤчţƐǷūǷŀǟƤŀƲϯч

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ - ͻʹ ͻʹ - ͻʹ ͼ ͼ

poundūŀƧƐǪŀǪƐ - ͻʹ ͻʹ - ͻʹ ͽͺ ͽͺ ŀǟŀƐŀƲ - ͵ʹʹ ͵ʹʹ - ͵ʹʹ ͵͵Ͷϰͽ ͵͵Ͷϰͽ

cedilŀƋǿƲ poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquest poundūƲǪǷǢŀч$b śчͶʹͶʹ-ͶʹͶ dūǷūǢŀƲƄŀƲ ͶʹͶʹ ͽͺ cedilƐţŀƤчţƐǷūǷŀǟƤŀƲ RdiquestϑRŰġĩŢƨϑŢƽthornťŎƵthornƨϑťthornƝźƠthornŰϑŢĩƽthornŰłthornŰϑ

ŮĩƠƽƝthornŢthornŰϑƝthornġthornϑƵthornʼnƽŰϑ˾˾ϑŮĩŰłthornťthornŮŎϑƠĩŁźƠŮƽťthornƨŎϑƝĩŰłƽŢƽƠthornŰϑĚthornƝthornŎthornŰϑġŎęthornŰġŎŰłŢthornŰϑƵthornʼnƽŰϑƨĩęĩťƽŮŰǛthorn

Ͷʹ͵ͽ Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͻ Ͷʹ͵ͺ

LAKIN DJPb 2020 130

Permasalahan yang terjadi terkait pencapaian target kinerja kualitas Laporan Keuangan

1 Tantangan penyelesaian rekomendasi BPK dalam masa pandemi COVID-19

2 Perputaran pegawai penyusun LK yang cukup dinamis

3 Tantangan revaluasi aset dan perubahan batas minimum kapitalisasi (PMK No 181PMK062016)

Dalam rangka mendukung untuk mendapatkan kualitas LK tingkat wilayah yang akuntabel Bagian Keu-

angan melaksanakan kegiatan

1 Pelaksanaan penyusunan Laporan Keuangan tingkat wilayah TA 2019 unaudited pada tanggal 27 Jan-

uari-9 Februari 2020 di Jakarta

2 Monitoring data Laporan Keuangan satker melalui aplikasi e-rekon dan monsakti secara periodik

(mingguan-bulanan) Tindak Lanjut Hasil evaluasi MONSAKTI sampai dengan bulan Mei 2020 sesuai

nota dinas Sekretarsi DJPb ND-1735PB12020 tanggal 9 Juni 2020

3 Penyampaian Tindak lanjut atas rekomendasi hasil pemeriksaan BPK RI atas LK BA 015 TA 2019 ssuai

ND-2795PB12020 tanggal 15 September 2020

4 Penyampaian tanggapan atas konsep LHP LK BA 015 Tahun 2019 sesuai ND-1587PB12020 tanggal

20 Mei 2020

5 Penyampaian pemutakhiran data temuan BPK per semester I tahun 2020 DJPb sesuai ND-1979

PB12020 tanggal 30 Juni 2020

6 Penyampaian tanggapan atas konsep temuan pemeriksaan BPK sesuai ND-1387PB12020 tanggal 24

April 2020

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan tahun 2020 antara lain

1 Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia yang menguasai bidang Akuntansi

2 Melakukan Pembinaan Sosialisasi dan SanksiTeguran tertulis

3 Koordinasi dengan pihak terkait dalam penyelesaian rekomendasi BPK

Untuk mendukung peningkatan kualitas kinerja layanan pada instansi vertikal

diperlukan adanya pembinaan kepada kantor wilayah danatau kantor pelayanan

di lingkungan Ditjen Perbendaharaan Pembinaan tersebut dilakukan secara

periodik untuk menjamin semua kantor vertikal dapat berjalan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku

Selain itu sebagai institusi negara yang mengelola APBN perlu menyampaikan

informasi terkait kebijakan tujuan dan program pengelolaan keuangan dan kekayaan negara kepada

masyarakat luas melalui kampanye komunikasi yang efektif tepat sasaran dan berdampak terhadap

peningkatan pengetahuan dukungan dan partisipasi publik

Pembinaan dilakukan secara berjenjang dari unit yang lebih tinggi ke unit lebih rendah dengan

memperhatikan siklus pembinaan yang efektif yaitu tersedianya pedoman pembinaan yang

terstandarisasi proses pembinaan dan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pembinaan

Kinerja Utama (IKU)

yang pencapaiannya ditabulasikan dalam Tabel 3A32

Sasaran Strategis 11

Komunikasi publik

yang efektif dan

sistem informasi

yang andal

ϭϯϭgtltEWďϮϬϮϬ

cedilŀśūƧчͷϯͷʹчŀǟŀƐŀƲчRdiquestчǟŀţŀчlaquoŀǪŀǢŀƲчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪч͵͵

dƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤчŀţŀƧŀƋчǟūǢǷǿƤŀǢŀƲчǟūǪŀƲчţūƲƄŀƲчǪūơǿưƧŀƋчƼǢŀƲƄч

ȝŀƲƄч śūǢŀţŀч ţŀƧŀưч ǪūśǿŀƋч ƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐч ŀǷŀǿч ȝŀƲƄч ţƐч ƧǿŀǢч ƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐϰч

ǪūŜŀǢŀчǷŀǷŀǟчưǿƤŀчŀǷŀǿчưūƧŀƧǿƐчưūţƐŀϯчrŀưǿƲчţŀƧŀưчśŀƄƐŀƲчƐƲƐчȝŀƲƄч

ŀƤŀƲчţƐśŀƋŀǪчƋŀƲȝŀƧŀƋчǷŀǷŀǟчưǿƤŀчţƐчŀƲǷŀǢŀчƼǢƄŀƲƐǪŀǪƐчţŀƲчƧƐƲƄƤǿƲƄŀƲчūƤǪǷūǢƲŀƧƲȝŀϯч

ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчdƼưǿƲƐƤŀǪƐч ǿśƧƐƤчţƐǿƤǿǢчưūƧŀƧǿƐчƐƲţūƤǪчŀǷŀǪчśūśūǢŀǟŀчƤƼưǟƼƲūƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчϱ

͵ϯ ƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƤūƄƐŀǷŀƲϼƼɮƐƲūчūȖūƲǷϲ

Ͷϯ ƤǪǟƼǪǿǢчţƐчưūţƐŀчưŀǪǪŀϲ

ͷϯ ƤǪǟƼǪǿǢчţƐчưūţƐŀчǪƼŜƐŀƧϯ

pūǷƼţūчǟūƲƄǿƤǿǢŀƲчϱ

͵ϯчƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƤūƄƐŀǷŀƲϼƼɮƐƲūчūȖūƲǷ

$ƐǿƤǿǢчưūƧŀƧǿƐчǪǿǢȖūƐчţūƲƄŀƲчƤǿūǪƐƼƲūǢчƤūǟŀţŀчǟǿśƧƐƤчǟūǪūǢǷŀчƤūƄƐŀǷŀƲ

ͶϯчƤǪǟƼǪǿǢчţƐчưūţƐŀчưŀǪǪŀ

$ƐǿƤǿǢчśūǢţŀǪŀǢчǟŀţŀчţŀǷŀчưƼƲƐǷƼǢƐƲƄчưūţƐŀчưŀǪǪŀчţūƲƄŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчǷƐưчǟŀƲūƧчŀƋƧƐ

ͷϯчƤǪǟƼǪǿǢчţƐчưūţƐŀчǪƼŜƐŀƧ

$ƐǿƤǿǢчśūǢţŀǪŀǢчǟŀţŀчţŀǷŀчưƼƲƐǷƼǢƐƲƄчưūţƐŀчǪƼǪƐŀƧчţūƲƄŀƲчǟūƲƐƧŀƐŀƲчǷƐưчǟŀƲūƧчŀƋƧƐ

laquoƤŀƧŀчǟūƲƄǿƤǿǢŀƲчƐƲţūƤǪчŀţŀƧŀƋч͵-͵ʹʹчЋƤƼƲȖūǢǪƐчǪƤŀƧŀч͵-Ќ

śơūƤч ǟūƲūƧƐǷƐŀƲч ƐƲƐч ŀţŀƧŀƋч dŀưǟŀƲȝūч ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐч ǟǿśƧƐƤч ǟǢƐƼǢƐǷŀǪч ţŀǢƐч ưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄч ǿƲƐǷч ǪūƧƼƲч Rч

ţūƲƄŀƲчǟŀǢŀưūǷūǢчϱ

͵ϯ pūƲơŀƲƄƤŀǿчǟǿśƧƐƤчūƤǪǷūǢƲŀƧ

Ͷϯ pūưƐƧƐƤƐчǪƤŀƧŀчţŀƲчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчŀƲƄƄŀǢŀƲчȝŀƲƄчśūǪŀǢ

ͷϯ laquoūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчŀƄūƲţŀ-ǪūǷǷƐƲƄчlaquoǷǢŀǷūƄƐчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчͶʹͶʹ

dŀưǟŀƲȝūч ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐч ǟǿśƧƐƤч ǟǢƐƼǢƐǷŀǪч ţŀǢƐч ưŀǪƐƲƄ-ưŀǪƐƲƄч ǿƲƐǷч ǪūƧƼƲч Rч ȝŀƲƄч ŀƤŀƲч ţƐǿƤǿǢч ūƃūƤǷƐȖƐЙ

ǷŀǪƲȝŀчϱ

͵ϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчưƲƐśǿǪчfŀȗϼdūǟŀǷǿƋŀƲч ŀơŀƤϺ

Ͷϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчFūưǟǿǢчpoundƼƤƼƤчRƧūƄŀƧчЋ$bЌ

ͷϯ dŀưǟŀƲȝūчfƐǷūǢŀǪƐчlaquorчpoundƐǷūƧчЋ$b poundЌ

ϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчbŀƄŀчǪūǷчrūƄŀǢŀчЋ$bdrЌ

ϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐч ƐƧƼǷƐƲƄчlaquodcedilRчЋ$b śЌ

ͺϯ dŀưǟŀƲȝūчfƐǷūǢŀǪƐч rч-чƧƐưǟƐŀţūч rчЋ$bЌ

ͻϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐч ūưŀƲƃŀŀǷŀƲч$ŀƲŀч$ūǪŀчЋ$b dЌ

ͼϯ dŀưǟŀƲȝūчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчRƲǪūƲǷƐƃчEƐǪƤŀƧчǿƲǷǿƤч$ǿƲƐŀчiquestǪŀƋŀчЋdEЌ

poundūŀƧƐǪŀǪƐчRdiquestчţƐǷūƲǷǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчƃƼǢưǿƧŀчǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱчbǿưƧŀƋчƤūƄƐŀǷŀƲчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄчţƐЙ

ǪǿǢȖūƐ

cedilŀǢƄūǷч Rdiquestч RƲţūƤǪч ūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐч ǟǿśƧƐƤч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ŀţŀƧŀƋч ǪūśūǪŀǢч ͷϰч ЋǪƤŀƧŀч Ќϰч ţūƲƄŀƲч

ǟūƧŀǟƼǢŀƲч Rdiquestч ƐƲƐч ţƐǷūǷŀǟƤŀƲч ǪūưūǪǷūǢŀƲϰч ǟƼƧŀǢƐǪŀǪƐч ţŀǷŀчAacuteotildemacrAacutemacruacute ЋǪūưŀƤƐƲч ǷƐƲƄƄƐч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǷūǢƋŀţŀǟч

ǷŀǢƄūǷϰчǪūưŀƤƐƲчśŀƐƤчŜŀǟŀƐŀƲчƤƐƲūǢơŀƲȝŀЌϰчƤƼƲǪƼƧƐţŀǪƐчǟūǢƐƼţūчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчoacuteOslashcopyчЋǢŀǷŀ-ǢŀǷŀЌϯч

laquolaquoч͵͵ϱчdƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤчȝŀƲƄчūƃūƤǷƐƃчţŀƲчǪƐǪǷūưчƐƲƃƼǢưŀǪƐчȝŀƲƄчŀƲţŀƧч dƼţū cedilŀǢƄūǷ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ŀǟŀƐŀƲ ͵͵ŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪчƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤ ͷϰ ͷϰͺͺ ͵ʹϰͻ ͵͵ś- RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRd ͵ʹʹ ͵ͼϰͶͼ ͵Ͷʹ ͵͵Ŝ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǟƧƐƤŀǪƐчlaquodcedilR ͵ʹʹҗ ͵ʹʹҗ ͵ʹʹ

͵͵ŀ- RƲţūƤǪчūƃūƤǷƐȖƐǷŀǪч

ƤƼưǿƲƐƤŀǪƐчǟǿśƧƐƤ

LAKIN DJPb 2020 132

Pada tahun 2020 realisasi capaian IKU Indeks efektivitas komunikasi publik adalah sebesar 366

Mengingat IKU tersebut baru diterapkan untuk tahun 2020 sementara pada Kontrak Kinerja Tahun

2016 sd 2019 tidak ditargetkan dan tidak ada realisasi IKU tersebut perbandingan capaian IKU

tersebut dengan tahun 2016 sd 2019 tidak dapat dilakukan Realisasi IKU tahun 2016 sd 2020

mencerminkan realisasi selama lima tahun rencana jangka menengah DJPb yang dituangkan dalam

Renstra DJPb Tahun 2020-2024 Pada tahun 2020 IKU ini tidak ditetapkan dalam Renstra DJPb Tahun

2020-2024 sehingga tidak dapat dibandingkan

Isu utama dalam pencapaian IKU Indeks efektivitas komunikasi publik Pemerintah merancang dan

menjalankan sejumlah program untuk merespons pandemi Covid-19 Program-program tersebut seba-

gian terangkum dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Sejumlah program dalam PEN

merupakan Tusi DJPb salah satunya penyaluran program bantuan sosial (bansos) yang terus dit-

ambah dan diperluas untuk membantu masyarakat bertahan dan bangkit kembali dari dampak pan-

demik Implikasi Ditjen Perbendaharaan mengelola sejumlah isu terkait bansos khususnya dalam hal

akuntabilitas penyaluran kepada masyarakat

Akar permasalahan dalam pencapaian IKU tersebut adalah Perkembangan isu terkait realisasi

bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Sembako (KS) dalam penanganan

dampak pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi ekspos pada media eksternal DJPb sehingga

tidak dapat diprediksi walaupun dapat dimitigasi dan Media mengangkat topik tidak selalu sesuai

dengan sudut pandang yang sudah diupayakan untuk disajikan melalui publikasi

Tindakan yang telah dilaksanakan dalam pencapaian IKU tersebut antara lain

1 Koordinasi dengan Dit PA dan Biro KLI terkait pemenuhan feed up bahanbakal konten pub-

likasi pada media sosial Kemenkeu RI

2 Posting secara berkala realisasi belanja APBN terkait penanganan dampak pandemi covdi-19

terhadap masyakarat yang didalamnya mencakup realisasi PKHKs

3 Melakukan monitoring berita khususnya PKH dan KS pada media eksternal

4 Melakukan pengukuran engagement pada media sosial DJPb dan pengukuran efektifitas

komunikasi pada setiap event yang menghadirkan narasumber dari DJPb dengan tema yang

relevan oleh Biro KLI

Rekomendasi rencana aksi yang akan dilakukan dalam pencapaian IKU tersebut antara lain

1 Peningkatan kualitas penyusunan konten media sosial agar lebih jelas transparan dan sesuai fakta

2 Peningkatan kualitas komunikasi dan layanan informasi serta layanankinerja kepada stakeholder

masyarakat

3 Koordinasi dan pendalaman materi publikasi sebelum melakukan komunikasi kepada publik

melalui media massa

4 Menyajikan informasi yang memiliki nilai berita tinggi dan lebih dalam (sensitif) Dapat

dipertimbangkan untuk kolaborasi dengan unit lain yang isutopiknya tengah hangat dibahasdicari

oleh media massa

ϭϯϯgtltEWďϮϬϮϬ

RdiquestчƐƲƐчǷūǢţƐǢƐчţŀǢƐчͶчƤƼưǟƼƲūƲчȝŀƤƲƐчϱч͵ЌчcedilƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacute]macrUumlʣ

atildeAacuteчcedilRdчţŀƲчͶЌч ūǢǪūƲǷŀǪūч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǢƼȝūƤчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчcedilRdϯ

cedilǿơǿŀƲчţŀǢƐчRdiquestчƐƲƐчŀţŀƧŀƋчǿƲǷǿƤчưūƲƄǿƤǿǢчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRdчưūƧŀƧǿƐчƤūǷūǢǪūţƐŀŀƲчǪƐǪЙ

ǷūưчƧŀȝŀƲŀƲчcedilRdчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчƤūǷūǢǪūţƐŀŀƲчƧŀȝŀƲŀƲчcedilRdчţūƲƄŀƲчǷƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacuteчȝŀƲƄч

ǪūưƐƲƐưŀƧчưǿƲƄƤƐƲϰчţŀƲчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟǢƼȝūƤчǪǷǢŀǷūƄƐǪчcedilRdчȝŀƲƄчǷūǢţŀǟŀǷчţŀƧŀưчRlaquoчpoundcedildчưŀǿǟǿƲчȝŀƲƄч

ǷƐţŀƤчǷūǢţŀǟŀǷчţŀƧŀưчRlaquoчpoundcedildϯ

RǪǿчiquestǷŀưŀчȝŀƲƄчưǿƲŜǿƧчǷūǢƤŀƐǷчţūƲƄŀƲчƐƲţƐƤŀǷƼǢчƤƐƲūǢơŀчǿƲƐǷчƐƲƐчŀţŀƧŀƋчϱч

͵Ќ ūƲƄǿƤǿǢŀƲчŜŀǟŀƐŀƲчŀǷŀǪчRdiquestчRƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRdчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲчǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчŜŀǟŀƐŀƲч

ƤƼưǟƼƲūƲчЋǪǿśчRdiquestЌчϱч͵ЌчcedilƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacute]macrUumlatildeAacutecedilRdч$b śчЋBmacrAcircmacrAacutemacruacuteϰчǷŀǢƄūǷчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲʹϰ͵җЌϲчţŀƲϰч

ͶЌч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǢƼȝūƤчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчcedilRdч$b śчЋBotildemacrAacutemacruacuteϰчǷŀǢƄūǷчǷǢƐȗǿƧŀƲŀƲͼҗЌϯч

ͶЌ laquoŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчǟūǢƐƼţūчcedilǢƐȗǿƧŀƲч ROumlчͶʹͶʹϰч ǢūŀƧƐǪŀǪƐчǿƲǷǿƤч Rdiquestч RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưч

cedilRdчŀţŀƧŀƋч͵ͼϰͶͼчţŀǢƐчǷŀǢƄūǷч͵ʹʹϯ

ͷЌ ƲƄƤŀчŜŀǟŀƐŀƲчǷūǢǪūśǿǷчţƐǟūǢƼƧūƋчţŀǢƐчƋŀǪƐƧч ǢŀǷŀ-ǢŀǷŀчŜŀǟŀƐŀƲчƤƼưǟƼƲūƲчcedilƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacute]macrUumlatildeAacute

cedilRdч$b śч͵ͽͼϰͽчţŀƲчŜŀǟŀƐŀƲч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǢƼȝūƤчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчcedilRdч$b śч͵͵ͻϰͺϯ

Ќ iquestƲǷǿƤчƤƼưǟƼƲūƲчcedilƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacute]macrUumlatildeAacutecedilRdч$b śϰчŜŀǟŀƐŀƲчǷƐƲƄƤŀǷчEgraveocircAcircatildemacrAacuteчǪϯţϯчǟūǢƐƼţūчcedilǢƐȗǿƧŀƲч

ROumlчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчʹϰʹʹ͵͵җϯчlaquoūơŀƤчǟūǢƐƼţūчǷǢƐȗǿƧŀƲчRRRчndashчROumlчͶʹͶʹϰчǪūƧǿǢǿƋчlaquoƐǪǷūưчcedilRdч$b śчЋlaquo rϰчp rч

Fͷϰчplaquo rϰчlaquodcedilRчţŀƲчūpoundūƤƼƲӅfdЌчǷƐţŀƤчŀţŀчȝŀƲƄчưūƲƄŀƧŀưƐчEgraveocircAcircatildemacrAacuteϯ

Ќ iquestƲǷǿƤчƤƼưǟƼƲūƲч ūƲȝūƧūǪŀƐŀƲч ǢƼȝūƤчlaquoǷǢŀǷūƄƐǪчcedilRdч$b śϰч ǪϯţϯчǟūǢƐƼţūчcedilǢƐȗǿƧŀƲч ROumlч ͶʹͶʹϰч ǪūƧǿǢǿƋч

ǷŀǢƄūǷчǷŀƋŀǟŀƲчǟǢƼȝūƤчǷūƧŀƋчǷūǢŜŀǟŀƐч͵ʹʹҗчǪūƧǿǢǿƋƲȝŀϯч

poundūŀƧƐǪŀǪƐчŜŀǟŀƐŀƲчRdiquestчdǿŀƧƐǷŀǪчǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRdчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчϱч

ūƲƄǿƤǿǢŀƲч ŜŀǟŀƐŀƲч ŀǷŀǪч Rdiquestч ūǢǪūƲǷŀǪūч ǷƐƲƄƤŀǷч

ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǟƧƐƤŀǪƐчlaquodcedilRчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчţƐţŀǪŀǢƤŀƲчƤūǟŀţŀч

ŜŀǟŀƐŀƲч ŀǷŀǪч ͺч ЋūƲŀưЌч dūƄƐŀǷŀƲч iquestǷŀưŀϰч ȝŀƐǷǿч ϱч ͵Ќч cedilǢŀƐƲƐƲƄч

ţŀƲч ūƧŀǷƐƋŀƲч laquodcedilRϲч ͶЌч ūƲƄūưśŀƲƄŀƲч ǟƧƐƤŀǪƐч laquodcedilRϲч ͷЌч

ūưśǿŀǷŀƲч ţŀƲч ūƲȝūśŀǢŀƲч pūţƐŀч dƼưǿƲƐƤŀǪƐϲч Ќч ūƲȝǿǪǿƲŀƲч ūǢŀǷǿǢŀƲϲч Ќч ǟūǢŀǪƐƼƲŀƧч ǟƧƐƤŀǪƐч

laquodcedilRϲчţŀƲчͺЌч$ǿƤǿƲƄŀƲчRƲƃǢŀǪǷǢǿƤǷǿǢϯ

ŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǪūƧǿǢǿƋчǷŀǢƄūǷчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчŀǷŀǪчͺчЋūƲŀưЌчƤūƄƐŀǷŀƲчǿǷŀưŀчȝŀƲƄчơŀǷǿƋчǷūưǟƼчţƐчŀƤƋƐǢч

ǟūǢƐƼţūччǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǷūƧŀƋч͵ʹʹчҗчǷūǢŜŀǟŀƐчǪūƧǿǢǿƋƲȝŀччǪūǪǿŀƐчǷŀǢƄūǷϯч

rŀưǿƲч ţūưƐƤƐŀƲϰч ǪūƋǿśǿƲƄŀƲч ţūƲƄŀƲч ǟūǢǿśŀƋŀƲч ǪǷǢŀǷūƄƐч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч laquodcedilRч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч ȝŀƲƄч

ǪūưǿƧŀч ǢǿŀƲƄч ƧƐƲƄƤǿǟч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐƲȝŀчYEgravefrac14frac14EgraveccedilatildelaquodcedilRчtimesūśϰч ţƐǢǿśŀƋчưūƲơŀţƐчVmacrfrac14EgraveatildemacrAcirccopyч laquodcedilRчw Ћ(ccedilfrac14frac14

BEgraveccedilfrac14ЌчcedilŀƋŀǟчOumlϰчȝŀƐǷǿчţūƲƄŀƲчǟūǢƧǿŀǪŀƲчǟūǪūǢǷŀчţŀǢƐчdϼfчśŀǢǿчȝŀƲƄчưūƲƄƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐƤŀƲчlaquoŀƤǷƐчw

(ccedilfrac14frac14BEgraveccedilfrac14ЋȝŀƐǷǿчpŀƋƤŀưŀƋчdƼƲǪǷƐǷǿǪƐϰчdƼưƐǪƐчYacuteǿţƐǪƐŀƧϰчţŀƲч$ poundЌϰчȝŀƲƄчśūǢţŀưǟŀƤчǷūǢƋŀţŀǟчͶчЋţǿŀЌч

Aacutemacrfrac14UumlatildeEgraveAcircч ƤūƄƐŀǷŀƲч ȝŀƲƄч ţƐǷǿƲţŀч ţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲч ţƐч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹϰч ȝŀƐǷǿч ϱч cedilƼcedilϼiquestcedilч YEgravefrac14frac14Egraveccedilatilde laquodcedilRϰч ţŀƲч

ūƲȝǿǪǿƲŀƲчpoundŀƲŜŀƲƄŀƲч pdчRưǟƧūưūƲǷŀǪƐчYEgravefrac14frac14EgraveccedilatildelaquodcedilRϯч

͵͵ś- RƲţūƤǪчƤǿŀƧƐǷŀǪч

ǟūƲƄūƧƼƧŀŀƲчǪƐǪǷūưчcedilRd

cedilϼpound cedilȗч͵ cedilȗчͶ laquoưǷч͵ cedilȗчͷ laquoţϯчcedilȗчͷ cedilȗч Yacute-Ͷʹ cedilŀǢƄūǷ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹ ͵ʹʹ poundūŀƧƐǪŀǪƐ ͽϰͻͶ ͵͵͵ϰͶʹ ͵͵͵ϰͶʹ ͵͵ͺϰʹ ͵͵ͺϰʹ ͵ͼϰͶͼ ͵ͼϰͶͼ ŀǟŀƐŀƲ ͽϰͻͶ ͵͵͵ϰͶʹ ͵͵͵ϰͶʹ ͵͵ͺϰʹ ͵͵ͺϰʹ ͵Ͷʹ ͵Ͷʹ

͵͵Ŝ-r ūǢǪūƲǷŀǪūчǷƐƲƄƤŀǷчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчǟƧƐƤŀǪƐчlaquodcedilR

LAKIN DJPb 2020 134

Selanjutnya dalam rangka untuk menyukseskan implementasi Rollout SAKTI Web Full Module tahun 2021

dengan rincian peserta dari 10 KL yang telah ikut Piloting SAKTI Web Full Module dan 77 KL yang baru

mengimplementasikan SAKTI Web untuk Modul Admin dan Modul Penganggaran terdapat beberapa hal

yang perlu mendapat perhatian yaitu

1) Kesiapan infrastruktur (kualitas internet dan hardware) dan kesiapan pengguna (budayakompetensi

teknis aplikasi) satker KL

2) Kesiapan kehandalan dan keamanan infrastruktur (hardware aplikasi) DJPb dan jaringan Kemenkeu

yang akan diakses secara serentak oleh pengguna satker KL dengan jumlah kurang lebih 250000

pengguna

3) Penyelenggaraan trainingpelatihan dengan metode online oleh Dit SITP untuk satker KL pengguna

pertama kali SAKTI Web perlu diimbangi dengan training offline oleh trainer SAKTI yang berada di unit

-unit vertikal DJPb atau dengan melibatkan BPPKBDK yang berada di seluruh Indonesia

Pemahamaan pengguna SAKTI pada satker KL atas dampak Implementasi RSPP terhadap modul

pelaksanaan sd pelaporan SAKTI baik yang telah mengimplementasikan SAKTI Web maupun belum

Terbatasnya jumlah resources di Dit SITP yang telah terlibat dalam menangani persiapan dan imple-

mentasi SAKTI sejak tahun 2011 sd saat ini Jumlah SDM yang terbatas tersebut sebagian besar terli-

bat mulai dari penyusunan kebijakan pengembangan sistem narasumber training pendamping satker

KL penyedia layanan pengguna operasional sistem hingga penyusunan rencana pengadaan dan

pengelolaan infrastruktur

Dampak psikologis (kejenuhan dan kelelahan) dari resources di Dit SITP yang terlibat dalam mengawal

pengadaan pengembangan dan implementasi SAKTI sejak tahun 2011 sd tahun 2020 (kurang lebih 9

tahun) yang tidak mengalami pergantian

Tindak lanjut hasil Audit fungsionalitas dan keamanan sistem SAKTI yang dilaksanakan oleh Inspektorat

VII ITJEN pada akhir tahun 2020

Belum ditetapkan strategi penerapan perlindungan keamanan informasi melalui One Time Password

(OTP) untuk seluruh satker KL peserta Rollout SAKTI

Tindakan yang telah dilaksanakan pada tahun 2020

1 Refreshment Training SAKTI Manajerial Tahun 2020 telah dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2020

dengan peserta Kabid SKKI Kanwil dan Kepala KPPN (telah 100)

2 EUT SAKTI Web Full Module untuk User SAKTI 7 satker dari 3 KL peserta Piloting V dengan materi

terdiri dari Modul Non Bendahara (tgl 2- 6 November 2020) Modul Bendahara (tgl 9-13 November

2020) Modul Persediaan (tgl 16 - 20 November 2020) Modul Piutang GLP Pelaporan (tgl 23 - 27 No-

vember 2020) (telah 100)

3 Penyebaran media publikasi dan komunikasi SAKTI untuk periode Semester II dalam bentuk flyer

SAKTI Web flyer PANDU SAKTI flyer OTP (one time password) SAKTI) Pembuatan 43 video tutorial Modul

Pelaksanaan dan Pelaporan yang dipublikasikan melalui channel Youtube SAKTI dan App Android dan

iOS PANDU SAKTI (telah 100)

4 Penetapan Exit Criteria Piloting SAKTI melalui Kepdirjen Perbendaharaan NoKEP-305PB2020 tgl 30

Desember 2020 tentang Penetapan Exit Criteria Piloting SAKTI (telah 100)

135 LAKIN DJPb 2020

5 Penetapan Rancangan KMK Piloting SAKTI Tahap V melalui KMK No537KMK052020 tgl 25 No-

vember 2020 tentang Pelaksanaan Piloting SAKTI Tahap V

6 Pendampingan persiapan Gaji Januari 2021 (untuk pengguna SAKTI Web Piloting Tahap V) telah dil-

akukan pada tanggal 2-5 Desember 2020 (telah 100)

7 Penyelesaian penyediaan akses internet satker KL oleh BLU BAKTI berdasarkan surat Direktur

Layanan TI Masyarakat dan Pemerintah No704KOMINFOBAKTI314PR0113112020 tgl 16 Novem-

ber 2020 tentang Penyampaian Progres Pembangunan Akses Internet Usulan Kemenkeu status in-

stalasi internet oleh BLU BAKTI dari usulan target Kemenkeu sebanyak 751 site seluruhnya telah

terpasang BTS dan on air (telah 100)

Rekomendasi rencana aksi

1 Penyusunan Strategi Implementasi Rollout SAKTI tahun 2021

2 Penyusunan Strategi Implementasi One Time Password (OTP) pada satker KL Rollout SAKTI tahun

2021

Memperkuat peran kantor vertical DJPb dalam implementasi SAKTI tahun 2021 melalui pengawalan

khusus terhadap fungsi change management training dan incident management (layer 0) pengguna sistem

dengan pembentukan Task Forces implementasi SAKTI

gtltEWďϮϬϮϬϭϯϲ

ч $ŀƧŀưчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчpoundūƲŜŀƲŀчdūǢơŀч ūưūǢƐƲǷŀƋчЋpoundd ЌчcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчŀǟǟūƲŀǪчưūƲƄƄǿƲŀƤŀƲчǟūƲţūƤŀǷŀƲч

ưƼƲūȝч ƃƼƧƧƼȗч ǟǢƼƄǢŀưч ǪūǢǷŀч ţūƄŀƲч ǟūƲţūƤŀǷŀƲч cedilūưŀǷƐƤϰч MƼƧƐǪǷƐƤϰч RƲǷūƄǢŀǷƐƃϰч ţŀƲч laquoǟŀǪƐŀƧч ЋcedilMRlaquoЌч dūЙ

śƐơŀƤŀƲчpƼƲūȝч ƃƼƧƧƼȗǪч ǟǢƼƄǢŀưчưūưŀǪǷƐƤŀƲч śŀƋȗŀч ŀƲƄƄŀǢŀƲч ţƐŀƧƼƤŀǪƐƤŀƲчśūǢţŀǪŀǢƤŀƲч ǟǢƼƄǢŀưч ȝŀƲƄч

śūƲŀǢ-śūƲŀǢчśūǢưŀƲƃŀŀǷчƤūǟŀţŀч ǢŀƤȝŀǷчśǿƤŀƲчǪūƤūţŀǢчǿƲǷǿƤчǟūưśƐŀȝŀŀƲч ǷǿƄŀǪч ƃǿƲƄǪƐчdϼfчȝŀƲƄчśūǢЙ

ǪŀƲƄƤǿǷŀƲϯч MŀƧч ƐƲƐч ưūƲƄƐǪȝŀǢŀǷƤŀƲч śŀƋȗŀч ǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч ǟǢƐƼǢƐǷŀǪч ǟūưśŀƲƄǿƲŀƲч ƲŀǪƐƼƲŀƧч ưūưūǢƧǿƤŀƲч

ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчţŀǢƐчǪūƧǿǢǿƋчǟūưŀƲƄƤǿчƤūǟūƲǷƐƲƄŀƲϰчưūƧŀƧǿƐчǟūƲƄƐƲǷūƄǢŀǪƐŀƲчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчƲŀǪƐƼƲŀƧϼǟǢƼƄǢŀưчǟǢƐЙ

ƼǢƐǷŀǪϼƤūƄƐŀǷŀƲчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчȝŀƲƄчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчţūƲƄŀƲчśūǢśŀǪƐǪчƤūȗƐƧŀȝŀƋŀƲϯчlaquoūƋǿśǿƲƄŀƲчţūƲƄŀƲчƋŀƧчǷūǢЙ

ǪūśǿǷϰчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲчǟǢƼƄǢŀưчţŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчǟūưśŀƲƄǿƲŀƲчƲŀǪƐƼƲŀƧчţŀƧŀưчpoundd чcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹчśūǢЙ

ǟūƲƄŀǢǿƋчţŀƧŀưчǟūƲūƲǷǿŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчǟŀţŀчǪūƧǿǢǿƋчdϼfϰчǷūǢưŀǪǿƤчdūưūƲǷūǢƐŀƲчdūǿŀƲƄŀƲϯчcedilūǢЙ

ţŀǟŀǷччЋƧƐưŀЌч ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧчЋ rЌчȝŀƲƄчţƐǷūǷŀǟƤŀƲчţŀƧŀưчpoundd чcedilŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчȝŀƐǷǿϱ

͵ϯ ūưśŀƲƄǿƲŀƲчưŀƲǿǪƐŀчţŀƲчǟūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲϲ

Ͷϯ RƲƃǢŀǪǷǢǿƤǷǿǢчţŀƲчǟūưūǢŀǷŀŀƲчȗƐƧŀȝŀƋϲ

ͷϯ rƐƧŀƐчǷŀưśŀƋчǪūƤǷƼǢчǢƐƐƧϰчƐƲţǿǪǷǢƐŀƧƐǪŀǪƐϰчţŀƲчƤūǪūưǟŀǷŀƲчƤūǢơŀϲ

ϯ dūǷŀƋŀƲŀƲчǟŀƲƄŀƲϰчŀƐǢϰчūƲūǢƄƐчţŀƲчƧƐƲƄƤǿƲƄŀƲчƋƐţǿǟϲ

ϯ laquoǷŀśƐƧƐǷŀǪчǟūǢǷŀƋŀƲŀƲчţŀƲчƤūŀưŀƲŀƲϯ

laquoūǷƐŀǟч rчţƐưŀƤǪǿţчţƐǷūǢơūưŀƋƤŀƲчƧūśƐƋчƧŀƲơǿǷчţŀƧŀưч ǢƼƄǢŀư- ǢƼƄǢŀưч ǢƐƼǢƐǷŀǪчЋ ЌϰчȝŀƲƄчǪūƧŀƲơǿǷƲȝŀч

ţƐţūǷƐƧƤŀƲч ƤūưśŀƧƐч Ƥūч ţŀƧŀưч dūƄƐŀǷŀƲ-dūƄƐŀǷŀƲч ǢƐƼǢƐǷŀǪч Ћd Ќч ǿƲǷǿƤч ƤūưǿţƐŀƲч ţƐūȖŀƧǿŀǪƐч ŜŀǟŀƐŀƲƲȝŀч

ţŀƧŀưчǪŀǪŀǢŀƲчȝŀƲƄчǷūǢǿƤǿǢϯч$b śчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹчưūưƐƧƐƤƐчǪŀǪŀǢŀƲчȝŀƲƄчưūƲţǿƤǿƲƄчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчţǿŀч

ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϰчȝŀƐǷǿϱ

͵ϯч ūưśŀƲƄǿƲŀƲчưŀƲǿǪƐŀчţŀƲчǟūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲϲ

ͷϯчrƐƧŀƐчǷŀưśŀƋчǪūƤǷƼǢчǢƐƐƧϰчƐƲţǿǪǷǢƐŀƧƐǪŀǪƐϰчţŀƲчƤūǪūưǟŀǷŀƲчƤūǢơŀϯ

$ŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲч ūưśŀƲƄǿƲŀƲчưŀƲǿǪƐŀчţŀƲчǟūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲϰч$b śчśūǢǟūǢŀƲчţŀƧŀưчǟūƧŀƤǪŀЙ

ƲŀŀƲчǟǢƼƄǢŀưчǟǢƐƼǢƐǷŀǪч ūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲϯчlaquoūưūƲǷŀǢŀчƐǷǿϰчţŀƧŀưчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчrƐƧŀƐчǷŀưśŀƋчǪūƤǷƼǢч

ǢǢƐƧϰчƐƲţǿǪǷǢƐŀƧƐǪŀǪƐϰчţŀƲчƤūǪūưǟŀǷŀƲчƤūǢơŀϰч$b śчśūǢǟūǢŀƲчţŀƧŀưчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǟǢƼƄǢŀưчǟǢƐƼǢƐǷŀǪч ūǢǷǿưЙ

śǿơŀƲчǟƐƧŀǢчǟūǢǷǿưśǿƋŀƲчţŀƲчţŀȝŀчǪŀƐƲƄчūƤƼƲƼưƐϯчiquestƲǷǿƤчǪūǷƐŀǟчǟǢƼƄǢŀưчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчǷūǢǪūśǿǷϰчţƐơŀśŀǢƤŀƲч

ƤūчţŀƧŀưчƤūƄƐŀǷŀƲчǟǢƐƼǢƐǷŀǪчśūǪūǢǷŀчǪŀǪŀǢŀƲƲȝŀϯч ūƲơūƧŀǪŀƲчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲчǪūǷƐŀǟчǪŀǪŀǢŀƲчǷūǢǪūśǿǷчŀţŀƧŀƋч

ǪūśŀƄŀƐчśūǢƐƤǿǷϱч

͵ϯ ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱч ūưśŀƲƄǿƲŀƲчpŀƲǿǪƐŀчţŀƲч ūƲƄūƲǷŀǪŀƲчdūưƐǪƤƐƲŀƲ

ǢƼƄǢŀưч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱч ūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲ

dūƄƐŀǷŀƲч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱчƤǪūƧūǢŀǪƐчǟūƲƄǿŀǷŀƲчūƤƼƲƼưƐчƤūƧǿŀǢƄŀ

ǢƼȝūƤч ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱч ūưśūǢƐŀƲчưƼţŀƧчǿǪŀƋŀ

ǢƼȝūƤч dϼfч pūƲţǿƤǿƲƄч ǢƐƼǢƐǷŀǪч rŀǪƐƼƲŀƧϱч ūƲƄǿŀǷŀƲч ǟǢƼǪūǪч śƐǪƲƐǪч ţŀƲч ƤūƧūưśŀƄŀŀƲч iquestƧǷǢŀч pƐƤǢƼч

ЋiquestpƐЌ

ǿǷǟǿǷϱчͷͷчUumlatildesup1shyEgravefrac14Oslash

ŀƄǿчŀƲƄƄŀǢŀƲϱчpoundǟͷϯͻͽͻϯʹͷʹϯʹʹʹϲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐϱчpoundǟͷϯͶ͵ͺϯ͵ͻϯͺͷчЋͼϰͻʹҗЌч

poundƐǪƐƤƼϱ

ŀЌ ūǢŀǷǿǢŀƲϼƤūśƐơŀƤŀƲчǷƐţŀƤчǷūǢǪūƧūǪŀƐƤŀƲчţūƲƄŀƲчǷūǟŀǷчȗŀƤǷǿϯ

śЌ ŀƄǿчŀƲƄƄŀǢŀƲчǿƲǷǿƤчƤūƄƐŀǷŀƲчȝŀƲƄчưūƲţǿƤǿƲƄчǟūƲȝūƧūǪŀƐŀƲчǟūǢŀǷǿǢŀƲϼƤūśƐơŀƤŀƲч

ƤǿǢŀƲƄϯ

ŜЌ ǢƐǪƐƤƼчǟūƲȝŀưǟŀƐŀƲчƧŀǟƼǢŀƲчƋŀǪƐƧчǪǿǢȖūȝчȝŀƲƄчǷƐţŀƤчǷūǟŀǷчȗŀƤǷǿ

ţЌ ǢƐǪƐƤƼчǷƐţŀƤчūɯǪƐūƲчǪǿǢȖūȝчţūƲƄŀƲчƤǿūǪƐƼƲūǢчǟŀƲţǿŀƲчUumlccedilOslashoacuteoumlEgraveAcircUumlmacratilde

ϭϯϳgtltEWďϮϬϮϬ

ūЌ ǢƐǪƐƤƼч ƼǟūǢŀǪƐƼƲŀƧч ưƐǪŀƧч ǟūǷǿƄŀǪч ǪǿǢȖūȝч ţƐч d rч ƤǿǢŀƲƄч ưūưŀƋŀưƐч ǷŀǷŀŜŀǢŀч ǪǿǢȖūȝч ţūƲƄŀƲч

ưūǷƼţūчEgraveAcircfrac14macrAcirc

dūƲţŀƧŀ

ŀЌ ]ccedilOslashoacutemacr0AcircOtildeatildeshy0AcircatildeOslashoacutemacrocircţūƲƄŀƲчƤǿūǪƐƼƲūǢчppRчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчưūǷƼţūчEgraveAcircUumlmacratildeǷūǷŀǟƐчƋŀǢǿǪч

ưūưŀǷǿƋƐчǟǢƼƤūǪ

śЌ laquoƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчţŀƲчǟūƧŀǷƐƋŀƲчǷūǢƤŀƐǷчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчưƼƲūȖч ūưśƐŀȝŀŀƲчiquestpƐчśūƧǿưчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǪūŜŀǢŀч

ǷŀǷŀǟчưǿƤŀ

ŜЌ ƤƼƼǢţƐƲŀǪƐчŀƲǷŀǢŀчƐƲǪǷŀƲǪƐчȖūǢǷƐƤŀƧчţūƲƄŀƲч Rч ūƲȝŀƧǿǢчǷūǢƋŀưśŀǷчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲ

ţЌ ŀƲƄƄŀǢŀƲчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчţƐưŀƤǪƐưŀƧƤŀƲϰчƤŀǢūƲŀчǟūƲƄūƧǿŀǢŀƲчǿƲǷǿƤчƤūƄƐŀǷŀƲчǟūƲȝūǪǿŀƐŀƲчŀƤƐśŀǷч ŀƲţūưƐч

OumlR$-͵ͽчśūƧǿưчţƐǪƐŀǟƤŀƲчưŀǷŀчŀƲƄƄŀǢŀƲƲȝŀ

pƐǷƐƄŀǪƐчǢƐǪƐƤƼϱ

ŀЌ laquoūƧŀƧǿчưūưŀǷǿƋƐчǟǢƼƤūǪчţŀƧŀưчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчBEgraveAcircoacutemacrAcircOtildeatildeshymacrAcircatildeOslashoacutemacrocirc

śЌ pūƧŀƤǿƤŀƲчǢūȖƐǪƐчŀƲƄƄŀǢŀƲ

ŜЌ pūƲƄūưśŀƲƄƤŀƲчlaquoRd чiquestpƐчǿƲǷǿƤчưūưƃŀǪƐƧƐǷŀǪƐчǟūǢūƤŀưŀƲчţŀƲчǟūƧŀǟƼǢŀƲчƋŀǪƐƧчǪǿǢȖūƐчơŀǢŀƤчơŀǿƋ

ţЌ ǟūƲȝūǪǿŀƐŀƲчƤǿūǪƐƼƲūǢчǪǿǢȖūƐчŀƄŀǢчǪǿǢȖūƐчơŀǢŀƤчơŀǿƋчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчǪūŜŀǢŀчƧūśƐƋчūɯǪƐūƲ

ūЌ ŀǪƐǪǷūƲǪƐчţŀƲчśƐưśƐƲƄŀƲчǟŀţŀчƐƲǪǷŀƲǪƐчȖūǢǷƐƤŀƧчưūƧŀƧǿƐчƄǢǿǟчtimes

iquestǟŀȝŀ-ǿǟŀȝŀчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲϱ

ŀЌ MŀǪƐƧчpƼƲūȖч0AcircOtildeatildeshymacrAcircatildeOslashoacutemacrocircǷūƧŀƋчţƐƧŀǟƼǢƤŀƲ

śЌ ƧŀǟƼǢŀƲчưƼƲūȖч ǟūưśƐŀȝŀŀƲч iquestpƐч ǷūƧŀƋч ţƐǪŀưǟŀƐƤŀƲч d rч Ƥūǟŀţŀч dŀƲȗƐƧч $b śч ǿƲǷǿƤч ţƐŀƲŀƧƐǪƐǪч

ţŀƲчţƐǢūƤŀǟч

ŜЌ ƤūưǿƲƄƤƐƲŀƲч ǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐч ţŀƲч śƐưśƐƲƄŀƲч ǷūƤƲƐǪч ưūƧŀƧǿƐч ŀǟƧƐƤŀǪƐч ccedilƼƼưч

śūǢƧƐǪūǪūƲǪƐ

poundūƲŜŀƲŀчǷƐƲţŀƤчƧŀƲơǿǷϱ

ŀЌ pūƧŀƤǿƤŀƲчBEgraveAcircoacute0AcircOtildeatildeshy0AcircatildeOslashoacutemacrocircţŀƲчƧŀǟƼǢŀƲчǷūƧŀƋчţƐǪūƧūǪŀƐƤŀƲ

śЌ pūƧŀƤǿƤŀƲчȗūśƐƲŀǢчVOslashfrac14macrAacutemacrAcircOslashoumlYUumlccedilfrac14atildeiquestơƐч$ŀưǟŀƤ

Ͷϯ ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱч ūưśŀƲƄǿƲŀƲчưŀƲǿǪƐŀчţŀƲчǟūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲ

ǢƼƄǢŀưч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱч ūƲƄūƲǷŀǪŀƲчƤūưƐǪƤƐƲŀƲ

dūƄƐŀǷŀƲч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱчƤǪūƧūǢŀǪƐчǟūƲƄǿŀǷŀƲчūƤƼƲƼưƐчƤūƧǿŀǢƄŀ

ǢƼȝūƤч ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱч ūưśūǢƐŀƲчưƼţŀƧчǿǪŀƋŀ

ǢƼȝūƤчdϼfчpūƲţǿƤǿƲƄч ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱчiquestǪŀƋŀчiquestƧǷǢŀчpƐƤǢƼчȝŀƲƄчǷūǢƃŀǪƐƧƐǷŀǪƐчǟūưśƐŀȝŀŀƲчiquestƧǷǢŀчpƐƤǢƼ

ǿǷǟǿǷϱч͵ϯͺ͵ϯʹʹʹчƲŀǪŀśŀƋчǿǪŀƋŀчưƐƤǢƼ

ŀƄǿчŀƲƄƄŀǢŀƲϱчpoundǟϯʹͶϯͺͽͽϯʹʹʹϲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐϱчpoundǟͷϯͶͺͺϯͷͼͽϯͼͺчЋͺϰʹ͵җЌчч

poundƐǪƐƤƼϱ

poundūƲţŀƋƲȝŀчţŀȝŀчǪūǢŀǟчǟūưśƐŀȝŀŀƲчǿƧǷǢŀчưƐƤǢƼчƼƧūƋч ūƲȝŀƧǿǢ

dūƲţŀƧŀчţŀƲчţŀưǟŀƤчǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽϱ

ŀЌ ţŀƲȝŀчǟŀƲţūưƐчƼȖƐţ-͵ͽчưūƲƄŀƤƐśŀǷƤŀƲчǷūǢƋūƲǷƐƲȝŀчƤūƄƐŀǷŀƲчȝŀƲƄчśūǢǪƐƃŀǷчǟūƲƄǿưǟǿƧŀƲчưŀǪǪŀч

ţŀƧŀưчơǿưƧŀƋчśŀƲȝŀƤчǪūǟūǢǷƐчƤūƄƐŀǷŀƲчǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐчǟūưśƐŀȝŀŀƲчiquestpƐϰчƤūƄƐŀǷŀƲчǟūƧŀǷƐƋŀƲчưŀƲŀơūưūƲч

ƤūƧūưśŀƄŀŀƲч ūƲȝŀƧǿǢϼfƐƲƤŀƄūϰч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǟūƧŀǷƐƋŀƲч EgraveccedilAcircatilde IumlumlmacrOslashϰч ţŀƲч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǟūƧŀǷƐƋŀƲч

ƤūȗƐǢŀǿǪŀƋŀŀƲчţūśƐǷǿǢϯч$ūưƐƤƐŀƲчơǿƄŀчƤūƄƐŀǷŀƲчǟūǢơŀƧŀƲŀƲчţƐƲŀǪчƤūчƧǿŀǢчƲūƄūǢƐчţŀƧŀưчǢŀƲƄƤŀчǪǷǿţƐч

LAKIN DJPb 2020 138

30 September 2020

b) Belanja untuk kegiatan yang dibatasi akibat pandemi Covid-19 menjadi rendah realisasinya

namun demikian capaian output per 30 September 2020 sudah melebihi target yang ditetapkan

Sehingga pelaksanaan program Prioritas Nasional pada akhir Semester II Tahun 2020 ditujukan

untuk meningkatkan capaian debitur yang lebih banyak lagi melebihi target yang ditetapkan

Mitigasi risiko

a) Koordinasi berupa rapat melalui video conference dengan Penyalur dengan pihak Pemeritah

Daerah maupun dengan Pihak Lain dalam menyikapi dampak pandemi COVID-19 terhadap

Pembiayaan UMi dan strategi-strategi sebagai solusi

b) Mengeluarkan kebijakan tentang relaksasi pembayaran angsuran pokok dan pemberian masa

tenggang (grace period) pada bulan Juni 2020 yang masih berjalan hingga akhir tahun dan

mensosialisaikan kepada seluruh mitra dan stakeholder sehingga memastikan program dapat

diterima sampai kepada debitur (end user)

c) Melaksanakan koordinasi antara Direktorat terkait dan unit pengawasan intern dalam hal

memitigasi risiko dalam pelaksanaan pemberian kebijakan relaksasi

d) Penguatan pembinaan dan pengawasan atasan atas berjalannya proses bisnis penyediaan dan

pemeliharaan sarana dan prasarana secara rutin dalam hal memitigasi risiko operasional

Upaya-upaya pencapaian

Melanjutkan kegiatan yang dilakukan secara online melalui webinar untuk mengganti kegiatan

pengumpulan massa dalam jumlah banyak

Rencana tindak lanjut

a) Menginstensifkan terus kegiatan yang dapat dilakukan secara online

b) Dalam hal kondisi sudah memungkinkan nanti maka kegiatan yang melibatkan para account

officer Linkage dan para debitur menjadi prioritas untuk dilakukan dengan menjaga protokol

kesehatan yang ditetapkan agar kondisi usaha para debitur semakin baik dan program Pemulihan

Ekonomi Nasional dapat tercapai

3 Prioritas Nasional Nilai tambah sektor riil industrialisasi dan kesempatan kerja

Program Prioritas Penguatan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi

Kegiatan Prioritas Reformasi fiskal

Proyek Prioritas Nasional Pembaruan sistem inti administrasi perpajakan (core tax administration

system)

Proyek KL Mendukung Prioritas Nasional Satker yang mengimplementasikan SAKTI

Output 20000 satker

Pagu anggaran Rp8540000000 Realisasi Rp8018789000 (9386)

Risiko

a) SAKTI web modul penganggaran ditunjuk menjadi sistem untuk implementasi Redesain Sistem

Perencanaan dan Pengganggaran (RSPP) untuk TA 2021 Proses pembahasan RSPP dengan seluruh

KL Sehingga proses sosialiasi bimbingan teknis serta internalisasi SAKTI web menunggu perlu

adanya penyesuaian pada aplikasi SAKTI dan perlu melakukan pelatihan dan sosialiasi kembali ke

Satker

ϭϯϵgtltEWďϮϬϮϬ

śЌ ūƲƄƄǿƲŀŀƲч laquodcedilRч ţŀƧŀưч ǟūƲȝǿǪǿƲŀƲч poundddfч ǷūǢǷǿǷŀưŀч ţŀƧŀưч ǟǢƼǪūǪч ǟūưśǿŀǷŀƲч $dч ȝŀƲƄч

ưūưśǿǷǿƋƤŀƲчƤŀǟŀǪƐǷŀǪчǪūǢȖūǢчȝŀƲƄчśūǪŀǢϯ

ŜЌ $ƐƤŀǢūƲŀƤŀƲч ǟūƲƄƄǿƲŀŀƲч laquodcedilRч ǿƲǷǿƤч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч poundūţūǪŀƐƲч laquoƐǪǷūưч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲч ţŀƲч

ūƲƄƄŀƲƄƄŀǢŀƲчЋpoundlaquo ЌчǿƲǷǿƤчcedilчͶʹͶ͵чƋŀƧчȝŀƲƄчśŀǢǿчưŀƤŀчǷūǢţŀǟŀǷчƤūưǿƲƄƤƐƲŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀчŀƤŀƲч

ưūƄŀƧŀưƐчƤūƲţŀƧŀчţŀƧŀưчǟūƲƄƄǿƲŀŀƲчŀǟƧƐƤŀǪƐϯ

ţЌ ţŀƲȝŀч ǟǢƼǪūǪч ưƐƄǢŀǪƐч dϼfч ǟūƲƄƄǿƲŀч laquodcedilRч ȖūǢǪƐч ţūƤǷƼǟч Ƥūч laquodcedilRч w (ccedilfrac14frac14 AacuteEgraveccedilfrac14 ǪūƋƐƲƄƄŀч

ţƐǟūǢƧǿƤŀƲчǟūƲȝūǪǿŀƐŀƲчƼƧūƋчƼǟūǢŀǷƼǢ

dūƲţŀƧŀчţŀƲчţŀưǟŀƤчǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽϱ

$ūƲƄŀƲчƼȖƐţ-͵ͽϰчǪūƧǿǢǿƋчƤūƄƐŀǷŀƲчȝŀƲƄчśūǢǪƐƃŀǷчǷŀǷŀǟчưǿƤŀчǷƐţŀƤчţŀǟŀǷчţƐƧŀƤǿƤŀƲϰчƼƧūƋчƤŀǢūƲŀч ƐǷǿч

ǪūƧǿǢǿƋч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǪƼǪƐŀƧƐǪŀǪƐϰч śƐưśƐƲƄŀƲч ǷūƤƲƐǪч ЋǷǢŀƐƲƐƲƄЌϰч ţŀƲч ƐƲǷūǢƲŀƧƐǪŀǪƐч laquodcedilRч ţƐƧŀƤǿƤŀƲчưūƧŀƧǿƐч

oacutemacrEgrave EgraveAcircumlOslashAcircϯч ūǪūǢǷŀч ǟŀţŀч śūśūǢŀǟŀч ƤūƄƐŀǷŀƲч ǷūǢǪūśǿǷч ŀţŀƧŀƋч ǪūƧǿǢǿƋчd rч ţŀƲч ƤŀƲȗƐƧч $ƐǷơūƲч

ūǢśūƲţŀƋŀǢŀŀƲϰчţŀƲчlaquoūƧǿǢǿƋчdūưūƲǷūǢƐŀƲчƧūưśŀƄŀϯч

pƐǷƐƄŀǪƐчǢƐǪƐƤƼϱ

ŀЌ pūưŀǪǷƐƤŀƲчśŀƋȗŀчǟƐƋŀƤчƤūǷƐƄŀϼǟǢƼǪūǪчǟūǢǿśŀƋŀƲчŀǟƧƐƤŀǪƐчśūǢơŀƧŀƲчţūƲƄŀƲчśŀƐƤϰчǪūǷūƧŀƋчǪūưǿŀч

ǟǢƼǪūǪч ţƐƧūȗŀǷƐч ţŀƲч ǢūǪƐƤƼ-ǢūǪƐƤƼч ţƐŀǷŀǪч ţŀǟŀǷч ţƐǷŀƲƄƄǿƧŀƲƄƐϰч ţŀƧŀưч ƋŀƧч ưūưƐǷƐƄŀǪƐч ǢƐǪƐƤƼч

ƤūƄŀƄŀƧŀƲчǟǢƼǪūǪчǟūǢǿśŀƋŀƲчŀǟƧƐƤŀǪƐϼǟūƲŀưśŀƋŀƲчɯǷǿǢϯ

śЌ ūƲƄŀȗŀƧŀƲчǟǢƼǪūǪчǟūưśǿŀǷŀƲч$dчƼƧūƋчǷƐưчǷūƤƲƐǪчlaquodcedilRчţƐŀưŀƲŀчŀţŀчǟūǢƧŀƤǿƤŀƲчƤƋǿǪǿǪчǿƲǷǿƤч

ǟūưśǿŀǷŀƲч$dчţūƲƄŀƲчơǿưƧŀƋчǪŀǷƤūǢчȝŀƲƄчśŀƲȝŀƤϯ

ŜЌ ūƲȝƐŀǟŀƲч ŜƼƲǷŀŜǷч ŜūƲǷūǢч MRч $b śч ţŀƧŀưч ưūưśŀƲǷǿч ǿǪūǢч ţŀƧŀưч ưūƲŀƲƄŀƲƐч ƤūƲţŀƧŀч ȝŀƲƄч

ţƐƋŀţŀǟƐчţŀƧŀưчǟǢƼǪūǪчǟūƲƄƄǿƲŀŀƲчlaquodcedilRчǿƲǷǿƤчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчpoundūţūǪŀƐƲчlaquoƐǪǷūưч ūǢūƲŜŀƲŀŀƲчţŀƲч

ūƲƄƄŀƲƄƄŀǢŀƲчЋpoundlaquo ЌчǿƲǷǿƤчcedilчͶʹͶ͵

ţЌ pūƲȝƐŀǟƤŀƲч]OslashoacuteOslashfrac14EgraveccedilǪūśŀƄŀƐчǪŀǢŀƲŀчǟūƧŀǷƐƋŀƲчlaquodcedilRчw(ccedilfrac14frac14BEgraveccedilfrac14ƤūǟŀţŀчƼǟūǢŀǷƼǢ

iquestǟŀȝŀ-ǿǟŀȝŀчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲϱ

ŀЌ $ƐƧŀƤǿƤŀƲƲȝŀч sup1macrsup1 Egraveumluml AacuteatildemacrAcirccopy ţŀƲч ocircsup1frac14ouml AacuteatildemacrAcirccopy IOtildeOslashatildemacrEgraveAcircfrac14 ]ccedilOtildeOtildeEgraveOslashatilde laquodcedilRч ǪūǷūƧŀƋч ţƐƧŀƤǿƤŀƲч

ǟūƲƄŀţŀŀƲ

śЌ pūƧŀƤǿƤŀƲч ocircsup1frac14ouml AacuteatildemacrAcirccopy ǷūǢƤŀƐǷч laquodcedilRч ŀƄŀǢч ǪūƄŀƧŀч ǟūǢưŀǪŀƧŀƋŀƲч ȝŀƲƄч ţƐƋŀţŀǟƐч ǪūƄūǢŀч

ǷūǢǪūƧūǪŀƐƤŀƲ

ŜЌ pūƧŀƤǿƤŀƲчǟūǢǪƐŀǟŀƲчƐƲǷūƄǢŀǪƐчlaquoŀǷǿ$bчţŀƲчlaquodcedilR

ţЌ pūƧŀƤǿƤŀƲч ǟūƲƄŀȗŀƧŀƲч ǟǢƼǪūǪч ūƲȝǿǪǿƲŀƲч ţŀƲч ūƲūƧŀŀƋŀƲч poundddfч ͶʹͶ͵ч ǷūǢǷǿǷŀưŀч ǷūǢƤŀƐǷч

ǟūǢƃƼǢưŀчlaquodcedilR

ūЌ pūƧŀƤǿƤŀƲчǟūƲţŀưǟƐƲƄŀƲчǷūǢƋŀţŀǟчdϼfчǟūƲƄƄǿƲŀчlaquodcedilRчw(ccedilfrac14frac14BEgraveccedilfrac14

poundūƲŜŀƲŀчǷƐƲţŀƤчƧŀƲơǿǷϱ

ŀЌ ūƲţŀưǟƐƲƄŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀŀƲчlaquoŀƤǷƐчȗūśчưƼţǿƧчǟūƲƄŀƲƄƄŀǢŀƲчţŀƧŀưчǟǢƼǪūǪчǟūƲȝǿǪǿƲŀƲч rчcedilч

ͶʹͶ͵ϯ

śЌ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчƤūƄƐŀǷŀƲчƼǟūǢŀǷƐƼƲŀƧчǪǿǟǟƼǢǷчlaquodcedilRϯ

ŜЌ ūǢǪƐŀǟŀƲч RưǟƧūưūƲǷŀǪƐч laquoŀƤǷƐчw umlccedilfrac14frac14 AacuteEgraveccedilfrac14 ЋǷŀưśŀƋŀƲч ͻчưƼţǿƧчȗūśЌчưūƲȝǿǪǿƧч ƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐч

ŀǷŀǪчţǿŀчưƼţǿƧчȗūśчǪūśūƧǿưƲȝŀчЋŀţưƐƲчţŀƲчǟūƲƄŀƲƄƄŀǢŀƲЌчƤūǟŀţŀчǪŀǷǿŀƲчƤūǢơŀчȝŀƲƄчţƐǷǿƲơǿƤϯ

ţЌ ūƲȝƐŀǟŀƲчǢūȖƐǪƐчǢūƄǿƧŀǪƐчlaquodcedilRчǿƲǷǿƤчưūƲƄŀƤƼưƼţƐǢчƐưǟƧūưūƲǷŀǪƐчlaquodcedilRчȗūśчƃǿƧƧчưƼţǿƧϯ

ūЌ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчtccedilfrac14AcircOslashmacrfrac14macratildeoumldUumlatildeBEgraveccedilfrac14ţƐчlaquodcedilRчȗūśчȝŀƲƄчśūǢƃǿƲƄǪƐчǿƲǷǿƤчưūƲƐƲƄƤŀǷƤŀƲчƤūŀưŀƲŀƲч

ŀǟƧƐƤŀǪƐϯ

ƃЌ ūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчpƐƄǢŀǪƐчţŀǷŀчţŀǢƐчlaquodcedilRч$Uumlsup1atildeEgraveOtildeчƤūчlaquodcedilRчtimesūś

gtltEWďϮϬϮϬϭϰϬ

ƄЌ ūƲţŀưǟƐƲƄŀƲчǟūƲƄƄǿƲŀŀƲчlaquodcedilRчwǿƲǷǿƤчǟūƲƄŀơǿŀƲчFŀơƐчbŀƲǿŀǢƐчͶʹͶ͵

ϯ ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱчrƐƧŀƐчǷŀưśŀƋчǪūƤǷƼǢчǢƐƐƧϰчƐƲţǿǪǷǢƐŀƧƐǪŀǪƐϰчţŀƲчƤūǪūưǟŀǷŀƲчƤūǢơŀ

ǢƼƄǢŀưч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱч ūƲƄǿŀǷŀƲчǟƐƧŀǢчǟūǢǷǿưśǿƋŀƲчţŀƲчţŀȝŀчǪŀƐƲƄчūƤƼƲƼưƐ

dūƄƐŀǷŀƲч ǢƐƼǢƐǷŀǪϱчpoundūƃƼǢưŀǪƐчɯǪƤŀƧ

ǢƼȝūƤч ǢƐƼǢƐǷŀǪч rŀǪƐƼƲŀƧϱч ūưśŀǢǿŀƲч ǪƐǪǷūưч ƐƲǷƐч ŀţưƐƲƐǪǷǢŀǪƐч ǟūǢǟŀơŀƤŀƲч ЋEgraveOslash atildeotilde AacutemacrAcircmacrUumlatildeOslashatildemacrEgraveAcirc

UumloumlUumlatildeAacuteЌ

ǢƼȝūƤчdϼfчpūƲţǿƤǿƲƄч ǢƐƼǢƐǷŀǪчrŀǪƐƼƲŀƧϱчOslashocircOslashʘ]EgraveumlatildeocircOslashǿƲǷǿƤчǟūƲƐƲƄƤŀǷŀƲчƤŀǟŀǪƐǷŀǪчƧŀȝŀƲŀƲч

laquo rϰчlaquodcedilRϰчţŀƲчp r

ǿǷǟǿǷϱчͷчǪƐǪǷūưч

ŀƄǿчŀƲƄƄŀǢŀƲϱчpoundǟ͵ʹϯͽͶͽϯͶ͵ͽϯʹʹʹϲчpoundūŀƧƐǪŀǪƐϱчpoundǟ͵ʹϯͷͽͶϯ͵ͶϯʹʹчЋͽͽϰͽҗЌч

poundƐǪƐƤƼϱч

ŀЌ ǢƼǪūǪчǟūƲƄŀţŀŀƲчśūǢưŀǪŀƧŀƋϼƄŀƄŀƧчŀǷŀǿчǷƐţŀƤчǷūǟŀǷчȗŀƤǷǿϯ

śЌ dǿǢŀƲƄƲȝŀчlaquo$pчǿƲǷǿƤчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǟǢƼȝūƤϯ

ŜЌ cedilƐţŀƤчŀţŀƲȝŀϼƤūƧūƲƄƤŀǟŀƲчǟūǢŀƧŀǷŀƲϼUumlOtildeOslashOtildeOslashatildeȝŀƲƄчţƐśǿǷǿƋƤŀƲчţƐчǟŀǪŀǢŀƲϯ

ţЌ dūƄŀƄŀƧŀƲчǟūưŀǪŀƲƄŀƲϼƐƲǪǷŀƧŀǪƐϯ

dūƲţŀƧŀчţŀƲчţŀưǟŀƤчǟŀƲţūưƐчOumlR$-͵ͽ

$ŀưǟŀƤчƼȖƐţ-͵ͽчưūưśǿŀǷчƤƼƲţƐǪƐчǟūǢūƤƼƲƼưƐŀƲч ǷƐţŀƤчưūƲūƲǷǿчǪūǟūǢǷƐч ƤūǟŀǪǷƐŀƲчƤūǷūǢǪūţƐŀŀƲч

śŀǢŀƲƄϰчǟūǢǿśŀƋŀƲчƋŀǢƄŀчŀƤƐśŀǷчɰǿƤǷǿŀǪƐчưŀǷŀчǿŀƲƄϯчlaquoūƧŀƐƲчƐǷǿϰчǟǢƼǪūǪчǟūƲƄŀţŀŀƲчţŀƲчƤƼƼǢţƐƲŀǪƐч

ǷƐţŀƤчśƐǪŀчţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчǷŀǷŀǟчưǿƤŀϰчǪūưǿŀƲȝŀчţƐƧŀƤǿƤŀƲчţūƲƄŀƲчưūǷƼţūчȖƐţūƼчŜƼƲƃūǢūƲŜūϯ

pƐǷƐƄŀǪƐчǢƐǪƐƤƼ

ưūƧŀƤǿƤŀƲч ǟǢƼǪūǪч ǟūƲƄŀţŀŀƲч ţūƲƄŀƲч ưūǷƼţūч ƧūƧŀƲƄч ŜūǟŀǷϰч ưūƲơŀƄŀч ŀƄŀǢч ǟǢƼǪūǪч ǟūƲƄŀţŀŀƲч

śūǢơŀƧŀƲчţūƲƄŀƲчśŀƐƤϰчţŀƧŀưчƋŀƧчưūưƐǷƐƄŀǪƐчǢƐǪƐƤƼчǟǢƼǪūǪчǟūƲƄŀţŀŀƲчśūǢưŀǪŀƧŀƋ

iquestǟŀȝŀ-ǿǟŀȝŀчǟūƲŜŀǟŀƐŀƲϱ

ūƲƄŀţŀŀƲч ūǢŀƲƄƤŀǷч ЋOslashocircOslashʘUumlEgraveumlatildeocircOslashʟ ǪūǟūǢǷƐч =OtildeatildeEgraveOtilde ]Otildemacrfrac14 VccedilOslashOtildeEgraveUumlϰч =macrUumlAcircUumlmacr OtildeOtildeAacuteAcirc laquodcedilRч

ǪǿţŀƋчţƐƧŀƤǿƤŀƲчǪūǪǿŀƐчţūƲƄŀƲчǢūƲŜŀƲŀ

poundūƲŜŀƲŀчǷƐƲţŀƤчƧŀƲơǿǷ

pūƧŀƤǿƤŀƲчǟǢƼǪūǪчǟūƧŀƤǪŀƲŀŀƲчǟūƤūǢơŀŀƲчǪŀưǟŀƐчţūƲƄŀƲчǟūǢŀƲƄƤŀǷчǷūǢǟŀǪŀƲƄчŀǷŀǿчǟƼȗūǢчƼƲϯч

ϭϰϭgtltEWďϮϬϮϬ

͵ϯ poundūŀƧƐǪŀǪƐч$R ч$b śч ŀƋǿƲчƲƄƄŀǢŀƲчͶʹͶʹ

ūǢţŀǪŀǢƤŀƲчţŀǷŀчţŀǢƐчEgraveAcircfrac14macrAcircAacuteEgraveAcircmacratildeEgraveOslashmacrAcirccopylaquo rчЋpчlaquo rЌчǟūǢч͵чbŀƲǿŀǢƐчͶʹͶ͵ϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǟūƲȝūǢŀǟŀƲч$R ч

$b śчЋƲƼƲчfiquestЌчcedilŀƋǿƲчƲƄƄŀǢŀƲчЋcedilЌчͶʹͶʹчŀţŀƧŀƋчǪūśūǪŀǢчpoundǟϯ͵͵ϯͽʹͼϯͽͼ͵ϯ͵ͼͽчŀǷŀǿчưūƲŜŀǟŀƐчͽͽϰͶҗч

ţŀǢƐч ǷƼǷŀƧч ǟŀƄǿч ǪūśūǪŀǢч poundǟϯ͵ͷͽϯ͵͵ʹϯͼ͵ϯʹʹʹϯч ūƲȝūǢŀǟŀƲч $R ч ǷŀƋǿƲч ͶʹͶʹч ƐƲƐч ưūƲƐƲƄƤŀǷч ţƐśŀƲţƐƲƄч

ǷŀƋǿƲчǪūśūƧǿưƲȝŀчȝŀƲƄчưūƲŜŀǟŀƐчͽͼϰͺͼҗчЋƲŀƐƤчʹϰͻҗЌϯчч ūƲȝūǢŀǟŀƲчǷūǢǪūśǿǷчǷƐţŀƤчưūưǟūǢƋƐǷǿƲƄƤŀƲч

ǟūƲȝūǢŀǟŀƲчţŀǢƐчƤūƄƐŀǷŀƲчȝŀƲƄчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƼƧūƋчfiquestчŀţŀƲч ūƲƄūƧƼƧŀч$ŀƲŀч ūǢƤūśǿƲŀƲчdūƧŀǟŀчlaquoŀȗƐǷч

Ћ $ dlaquoЌϰч fiquestч ǿǪŀǷч RƲȖūǪǷŀǪƐч ūưūǢƐƲǷŀƋч Ћ R Ќч ţŀƲч fiquestч ŀţŀƲч ūƲƄūƧƼƧŀч $ŀƲŀч fƐƲƄƤǿƲƄŀƲч MƐţǿǟч

Ћ $fMЌчưūƲƄƐƲƄŀǷчƤūƄƐŀǷŀƲчǷūǢǪūśǿǷчǷƐţŀƤчţƐƧŀƤǪŀƲŀƤŀƲчƧŀƲƄǪǿƲƄчƼƧūƋч$b śч

R чţŀƲч $fMчǪūśūǪŀǢчͼͻϰͺ͵җчţŀǢƐч

ǟƼǢǪƐчǪūƧǿǢǿƋчǟŀƄǿчpoundǟͷͷϯʹϯͺͷͺϯʹϯʹʹʹЌчǪūƋƐƲƄƄŀчŀƤŀƲчưūƲţƐǪǷƼǢǪƐчƤƐƲūǢơŀчţŀƲчǷƐţŀƤчưūƲŜūǢưƐƲƤŀƲч

ƤƐƲūǢơŀчǢƐƐƧч$b śчơƐƤŀчǷǿǢǿǷчţƐǟūǢƋƐǷǿƲƄƤŀƲϯ

laquoūƧǿǢǿƋч ƤūƄƐŀǷŀƲч $b śч ţŀǟŀǷч ţƐƄƼƧƼƲƄƤŀƲч ưūƲơŀţƐч ͷч ЋǷƐƄŀЌч ơūƲƐǪч śūƧŀƲơŀϯч iquestƲǷǿƤч ǢūŀƧƐǪŀǪƐч ǟūǢч ơūƲƐǪч

śūƧŀƲơŀчǟŀţŀчǷŀƋǿƲчͶʹͶʹϰчǢūŀƧƐǪŀǪƐчśūƧŀƲơŀчǟūƄŀȗŀƐчưūƲŜŀǟŀƐчǪūśūǪŀǢчpoundǟͶϯͽͽϯͼʹ͵ϯͼͼͻчЋͽͽϰ͵җчţŀǢƐч

ǟŀƄǿчǪūśūǪŀǢчpoundǟͶͻϯͷϯͼͺϯʹʹʹЌϰчśūƧŀƲơŀчśŀǢŀƲƄчưūƲŜŀǟŀƐчǪūśūǪŀǢчpoundǟͷϯͷͶϯͻͼͶϯ͵ʹϯͷ͵чЋͽͽϰͶҗчţŀǢƐч

ǟŀƄǿч ǪūśūǪŀǢчpoundǟͷϯͷϯͷ͵ϯͼͺͻϯʹʹʹЌϰч ţŀƲчśūƧŀƲơŀчưƼţŀƧч ǪūśūǪŀǢчpoundǟͶͺϯ͵ͺͻϯʹͻͷϯͻͻ͵ч ЋͽͽϰͶͶҗчţŀǢƐч ǟŀƄǿч

ǪūśūǪŀǢчpoundǟͶͺͻϯͶ͵ϯͼͼϯʹʹʹЌϯчţŀǟǿƲчǢƐƲŜƐŀƲчǢūŀƧƐǪŀǪƐчǟūǢчơūƲƐǪчśūƧŀƲơŀчǪūƧŀưŀчǟūǢƐƼţūчͶʹ͵ͺndashͶʹͶʹчţŀǟŀǷч

ţƐǷǿƲơǿƤƤŀƲчǟŀţŀчcedilŀśūƧчͷϯ͵ϯч

cedilŀśūƧчͷϯ͵чpoundūŀƧƐǪŀǪƐч$R ч$b śчЋrƼƲчfiquestЌчcedilчͶʹ͵ͺчǪϯţϯчͶʹͶʹчǟūǢчbūƲƐǪчūƧŀƲơŀч

ч

ưūƲƐƲƄƤŀǷчţŀǢƐчǷŀƋǿƲчͶʹ͵ͺчЋͽϰʹҗЌчƤūч

ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͻч Ћͽͻϰʹ͵җϲч ƲŀƐƤч ͵ϰͽͻҗЌϰч

ưūƲǿǢǿƲч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч Ͷʹ͵ͼч Ћͽͺϰͽͷҗϲч

ǷǿǢǿƲч ʹϰʹͼҗЌϰч ưūƲƐƲƄƤŀǷч ǟŀţŀч ǷŀƋǿƲч

Ͷʹ͵ͽчЋͽͼϰͺͼҗϲчƲŀƐƤч͵ϰͻҗЌчţŀƲч

Ͷʹ͵ͺчч Ͷʹ͵ͻ

ŀƄǿчЋpoundǟЌ poundūŀƧƐǪŀǪƐчЋpoundǟЌ җ ŀƄǿчЋpoundǟЌ poundūŀƧƐǪŀǪƐчЋpoundǟЌ җ

ūƧŀƲơŀч ūƄŀȗŀƐ

ͼͽϯͶ͵ϯʹͷϯʹʹʹ ͺϯͺͺϯͶϯʹʹʹ ͽͼϰ͵Ͷ

ūƧŀƲơŀчŀǢŀƲƄ

͵ϯʹʹ͵ϯʹͷͺϯͻϯʹʹʹ ͵ϯ͵͵͵ϯͶͷͽϯͺϯʹʹʹ ͽͺϰͶ

ūƧŀƲơŀчpƼţŀƧ

ʹϯͻϯͺ͵ʹϯʹʹʹ ͵ʹͺϯͻͼͺϯ͵͵ϯʹʹʹ ͽͽϰ͵

cedilƼǷŀƧ ͵ϯͺʹϯͼͷϯʹͼϯʹʹʹ ͵ϯͻͼͷϯͽͶϯͽ͵ϯʹʹʹ ͽͻϰʹ͵

būƲƐǪчūƧŀƲơŀ

Ͷʹ͵ͼ Ͷʹ͵ͽ

ŀƄǿчЋpoundǟЌ poundūŀƧƐǪŀǪƐчЋpoundǟЌ җ ŀƄǿчЋpoundǟЌ poundūŀƧƐǪŀǪƐчЋpoundǟЌ җ

ūƧŀƲơŀч ūƄŀȗŀƐ

ͺϯͷͼͷϯͽͷͼϯʹʹʹ ͻϯʹͺͽϯͷϯʹʹʹ ͽͽϰͺͽ

ūƧŀƲơŀчŀǢŀƲƄ

ͻʹ͵ϯʹͼϯͼͺͷϯʹʹʹ ͺͻͺϯͺͼͻϯʹͽϯʹʹʹ ͽͻϰͺͺ

ūƧŀƲơŀчpƼţŀƧ

ͷͽͽϯ͵ͽ͵ϯͷͻϯʹʹʹ Ͷͽϯͺͷͺϯʹͼϯʹʹʹ ͽͽϰ͵Ͷ

cedilƼǷŀƧ ͵ϯͺͺϯͺͺʹϯ͵ͻϯʹʹʹ ͵ϯ͵ͼϯͷͽͶϯͶϯʹʹʹ ͽͼϰͺͼ

būƲƐǪчūƧŀƲơŀ

būƲƐǪчūƧŀƲơŀ

ͶʹͶʹ

ŀƄǿчЋpoundǟЌ poundūŀƧƐǪŀǪƐчЋpoundǟЌ җ

ūƧŀƲơŀч ūƄŀȗŀƐ

Ͷͻϯͷϯͼͺϯʹʹʹ

ūƧŀƲơŀчŀǢŀƲƄ

ͷϯͷϯͷ͵ϯͼͺͻϯʹʹʹ

ūƧŀƲơŀчpƼţŀƧ

ͶͺͻϯͶ͵ϯͼͼϯʹʹʹ

cedilƼǷŀƧ ϯ͵ͷͽϯ͵͵ʹϯͼ͵ϯʹʹʹ

LAKIN DJPb 2020 142

meningkat kembali pada tahun 2020 (9942 naik 074) Peningkatan dari tahun 2016 ke tahun 2017

menurun pada tahun 2018 dan kembali meningkat pada tahun 2019 dan 2020 ditunjukkan pada persentase

penyerapan belanja barang Persentase penyerapan belanja pegawai terus meningkat dari tahun 2016 ke

tahun 2019 namun turun pada tahun 2020 sementara persentase penyerapan belanja modal meningkat

dari tahun 2016 ke 2017 dan 2018 tetapi menurun pada tahun 2019 dan kemudian meningkat pada tahun

2020

Dengan demikian persentase penyerapan secara keseluruhan pada tahun 2020 DJPb (non BLU)

ditunjukkan meningkat dari tahun 2019 meskipun menurun pada penyerapan belanja pegawai

Persentase penyerapan tertinggi pada tahun 2017 dan 2018 ada pada belanja modal pada tahun 2016 dan

2019 persentase penyerapan tertinggi ada pada belanja modal sementara pada tahun 2020 persentase

penyerapan tertinggi ada pada belanja pegawai Persentase penyerapan terendah selama tahun 2016

sampai dengan tahun 2019 adalah pada belanja barang sementara pada tahun 2020 persentase

penyerapan terendah adalah belanja modal

Adapun penyerapan dari kegiatan yang dilaksanakan BLU pada tahun 2017 sd 2020 dapat ditunjukkan

pada Tabel 3C2 Pada tahun 2017 sd 2019 terdapat BLU BPDPKS dan PIP namun sejak tahun 2020

terdapat satu unit baru yaitu BLU BPDLH Diketahui bahwa penyerapan anggaran BPDPKS PIP dan

BPDLH secara keseluruhan pada tahun 2020 adalah sebesar 9669 meningkat dari penyerapan tahun

2019 (5290) Ditunjukkan juga bahwa penyerapan tertinggi BLU pada tahun 2020 ada pada belanja

barang yaitu 9669 meningkat dari penyerapan belanja barang pada tahun 2019 (5290) Demikian

juga penyerapan belanja barang BLU pada tahun 2020 (8661) meningkat dari tahun 2019 (7238)

Tabel 3C2 Realisasi DIPA DJPb dan BLU BPDPKS dan PIP TA 2017 sd 2020

BLU BPDPKS+PIP DJPb + BLU BPDPKS+PIP

2017 2017

Jenis Belanja

Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Pagu (Rp) Realisasi (Rp)

Belanja Pegawai

- - - 565446524000

Belanja 11413668477000 12524908033000

Belanja Modal

4222500000 111009011000

Total 11417890977000 13201383568000

2018 2018

Jenis Belanja

Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Pagu (Rp) Realisasi (Rp)

Belanja Pegawai

294480000 - 0 546678418000

Belanja 11032055677000 11733140540000

Belanja Modal

1196880000 400388254000

Total 11033547037000 12680207212000

143 LAKIN DJPb 2020

BLU BPDPKS+PIP DJPb + BLU BPDPKS+PIP

2019 2019

Jenis Belanja

Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Pagu (Rp) Realisasi (Rp)

Belanja Pegawai

- - - 547069345000

Belanja Barang

11050035763000 11726722822000

Belanja Modal

1964237000 296600285000

Total 11052000000000 12570392452000 5843

2020 2020

Jenis Belanja

Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Pagu (Rp) Realisasi (Rp)

Belanja Pegawai

- - 0 527543486000 524959801887 9951

Belanja Barang

29260851658000 282933353817392 9669 32605167525000 31618135922923 9697

Belanja Modal

5673546000 4913731600 8661 272925034000 270080805371 9896

Total 29266525204000 28298267548992 9669 33405636045000 32413176530181 9703

Tabel 3C2 juga menunjukkan bahwa penyerapan anggaran penjumlahan DJPb dan BLU (BPDPKS PIP

dan BPDLH) pada tahun 2020 adalah sebesar 9703 meningkat dari penyerapan tahun 2019 (5843)

Ditunjukkan juga penyerapan tertinggi pada tahun 2017 2019 dan 2020 ada pada belanja pegawai

sementara pada tahun 2018 ada pada belanja modal Penyerapan terendah pada tahun 2017 sd 2020

ada pada belanja barang

2 Perbandingan Pagu DIPA dan Realisasi DIPA DJPb TA 2020 per Kegiatan

Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) DJPb sebagaimana pada tahun anggaran (TA) 2019

pada TA 2020 DJPb melaksanakan 10 (sepuluh) kegiatan Selain itu terdapat 3 (tiga) kegiatan yang

masing-masing dilaksanakan oleh PIP BPDPKS dan BPDLH Adapun realisasi DIPA atas 13 (tiga belas)

kegiatan tersebut pada TA 2020 ditunjukkan pada Tabel 3C3

Tabel 3C3 Realisasi DIPA DJPb TA 2020 per Jenis Kegiatan

Kode Program Kegiatan Pagu Revisi (Rp) Realisasi (Rp) 08 Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara

1698 Penyelenggaraan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

9859

1699 Pembinaan Pelaksanaan Anggaran dan Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran

3107365000 3074824644 9895

1700 Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

3593186000 3500116355 9741

1701 Peningkatan Pengelolaan Kas Negara 5439824000 5270882938 9689

1702 Manajemen investasi dan Penerusan Pinjaman 7711854000 7088618222 9192

1703 Pembinaan Sistem dan Dukungan Teknis Perbendaharaan

4874382000 4632974000 9505

1704 Pengembangan Sistem Perbendaharaan 153374388000 151886030590 9903

1705 Penyelenggaraan Kuasa Bendahara Umum Negara 365667997000 356197801317 9741

1706 Pembinaan Pelaksanaan Perbendaharaan di Wilayah

155350371000 149670601583 9634

LAKIN DJPb 2020 144

Kode Program Kegiatan Pagu Revisi (Rp) Realisasi (Rp) 08 Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara

1707 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perbendaharaan

649613007000 643356027995 9904

DJPb (Non BLU) 4139110841000 4114908981189 9942 1730 Pengelolaan Dana Bergulir Usaha Mikro 9235

4298 Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup 5383 5739 Penghimpunan Pengelolaan dan Penyaluran

Dana Perkebunan Kelapa Sawit 9701

BLU (PIP dan BPDPKS) 29266525204000 28298267548992 9669 DJPb + BLU (PIP dan BPDPKS) 9703

Sumber data OM SPAN 15 Januari 2021

Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3C3 pagu anggaran terbesar (9575 porsi dari jumlah seluruh

pagu DJPb dan BLU) terdapat pada kegiatan Penghimpunan Pengelolaan dan Penyaluran Dana

Perkebunan Kelapa Sawit Namun demikian kegiatan tersebut tidak dilaksanakan langsung oleh DJPb

tetapi dilaksanakan oleh BPDPKS Seluruh kegiatan tersebut masing-masing memiliki persentase

penyerapan lebih dari 90 kecuali kegiatan Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup (4298) yaitu 5383

Dari 10 (sepuluh) kegiatan yang dilaksanakan langsung oleh DJPb penyerapan belanja tertinggi adalah

pada kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perbendaharaan (9904)

sementara penyerapan belanja terendah adalah pada kegiatan Manajemen investasi dan Penerusan

Pinjaman (9192) Realisasi DIPA DJPb Tahun 2020 per kegiatan tersebut dapat dibandingkan dengan

tahun sebelumnya (2019) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3C4

Tabel 3C4 Perbandingan Realisasi DIPA DJPb TA 2019 dan 2020 per Jenis Kegiatan

Kode Kegiatan

Pagu Revisi (Rp) Realisasi (Rp) Pagu Revisi (Rp) Realisasi (Rp) NaikTurun 2019 2020

1698 9928 9859 -069

1699 9700 3107365000 3074824644 9895 195

1700 9689 3593186000 3500116355 9741 052

1701 9710 5439824000 5270882938 9689 -021

1702 9695 7711854000 7088618222 9192 -503

1703 9731 4874382000 4632974000 9505 -226

1704 9908 153374388000 151886030590 9903 -005

1705 9860 365667997000 356197801317 9741 -119

1706 9879 155350371000 149670601583 9634 -245

1707 9868 649613007000 643356027995 9904 036

DJPb 9868 4139110841000 4114908981189 9942 074

1730 5134 9235 4101

4298 - - - 5383 5383

5739 5291 9701 4410

BLU 5290 29266525204000 28298267548992 9669 4379

DJPb amp BLU

5843 9703 3860

145 LAKIN DJPb 2020

Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3C4 terdapat kegiatan baik yang mengalami peningkatan

maupun penurunan persentase penyerapan Tiga dari Sepuluh kegiatan yang dilaksanakan DJPb yang

mengalami peningkatan yaitu kegiatan Pembinaan Pelaksanaan Anggaran dan Pengesahan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (1699 naik 195) kegiatan Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum (1700 naik 052) dan kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen

Perbendaharaan (1707 naik 036) Selain itu tiga kegiatan yang dilakukan oleh BLU BPDPKS PIP dan

BPDLH mengalami peningkatan persentase penyerapan Secara keseluruhan persentase peningkatan

penyerapan tertinggi DJPb (non BLU) dari tahun 2019 ke tahun 2020 adalah pada kegiatan Pembinaan

Pelaksanaan Anggaran dan Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (1699 naik 195) Secara

agregat untuk keseluruhan penyerapan anggaran kegiatan DJPb (non BLU) tahun 2020 meningkat

074 dibandingkan tahun 2019 sementara penyerapan anggaran seluruh kegiatan DJPb dan BLU

meningkat 3860 dibandingkan tahun 2019

3 Analisis Efisiensi Belanja Birokrasi atas Sumber Daya

PMK Nomor 214PMK022017 tentang Pengukuran Dan Evaluasi

Kinerja Anggaran Atas Pelaksanaan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian NegaraLembaga pen-

gukuran efisensi dilakukan dengan membandingkan penjumlahan dari selisih antara perkalian pagu

anggaran keluaran dengan capaian keluaran dan realisasi anggaran keluaran dengan penjumlahan dari

perkalian pagu anggaran keluaran dengan capaian keluaran Capaian efisiensi tersebut dapat dilihat

pada halaman website monevanggarankemenkeugoid (SMART-DJA) Berdasarkan dashboard kinerja

penganggaran pada situs tersebut capaian efisiensi untuk level Eselon I Direktorat Jenderal Per-

bendaharaan adalah 1494 dari nilai maksimal 20

Selain hal tersebut Kementerian Keuangan telah melaksanaan office automation sebagai upaya untuk

mengurangi belanja birokrasi Efisiensi atas belanja birokrasi ditunjukkan oleh realisasi belanja yang

lebih kecil untuk pencapaian suatu output yang sama atau peningkatan capaian output dengan real-

isasi anggaran yang sama Untuk mengukur capaian efisiensi atas belanja birokrasi tersebut maka pa-

da Kontrak Kinerja tahun 2020 terdapat Indikator Kinerja Utama Persentase Efisiensi atas Belanja

Birokrasi

Pagu dan realisasi anggaran yang diukur dalam perhitungan efisiensi belanja birokrasi adalah pagu dan

realisasi anggaran sesuai nilai DIPA dan realisasi pada masing-masing satuan kerja untuk belanja se-

bagai berikut

a) belanja bahan percetakan dan konsumsi

b) belanja perjalanan dinas dalam negeri kecuali dalam rangka pelantikan mutasi diklat dan bantuan

evaluasi non lokal dalam rangka pemberian dana dukungan pemulihan kepada pegawai yang terke-

na dampak bencana alam

c) RDK dan konsinyering

Apabila didetailkan belanja birokrasi dihitung atas sembilan akun belanja birokrasi pada output yang

terdapat belanja birokrasi meliputi

LAKIN DJPb 2020 146

Berdasarkan data pagu-realisasi dan data capaian ouput maka diperoleh hasil persentase efisiensi

belanja birokrasi TA 2020 pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah sebesar 2992 dengan

rincian perhitungan sebagai berikut

No Belanja Birokrasi Akun

1 Belanja bahan percetakan dan konsumsi 521211

2 Belanja barang persediaan konsumsi (ATK dan percetakan) 521811

3 Belanja barang BLU (meliputi ATK Konsumsi dan Persediaan) 525112

4 Belanja perjalanan dinas biasa 524111

5 Belanja perjalanan tetap 524112

6 Belanja perjalanan dinas dalam kota 524113

7 RDK dan paket meeting dalam kota 524114

8 Belanja paket meeting luar kota 524119

9 Belanja Perjalanan Dinas BLU 525115

No Keluaran Program

Capaian Kinerja

Program (CKP)

CKP Eselon

I Pagu Anggaran Birokrasi (PAK)

Realisasi Ang-garan Birokrasi

(RAK)

PAKCKP-RAK (Pembilang)

PAKCKP (Penyebut) Efisiensi

1

Layanan Pelaksa-naan Anggaran

Yang Tepat Waktu Efektif Dan Akunt-

abel

11798 11407 29437938000 26998423345 34731777001 7733353656 2992

2

Layanan Pelaksa-naan Bun Dan

Kuasa Bun Yang Profesional Efisien

Dan Efektif

11346 - 47716352000 43532217155 54139873804 10607656649 -

3

Laporan Per-tanggungjawaban Keuangan Negara Yang Akuntabel Transparan Dan

Tepat Waktu

10954 - 5024918000 4935974771 5504521876 568547105

4

Layanan Pen-dukung Sistem Perbendaharaan

Yang Andal Profe-sional Dan Modern

10954 9060225000 8046329170 9924979217 1878650047

5

Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit Yang Efisien Dan Efektif Serta Pengelolaan Dana

Bergulir Usaha Mikro Yang Mudah

dan Cepat

12000 28872170000 12245918716 34646604000 22400685284

6 Layanan Internal Unit Eselon I 11428 18809155000 16686070868 21494177011 4808106143

147 LAKIN DJPb 2020

4 Keterkaitan Antara kinerja dan anggaran

Keterkaitan antara pelaksanaan kinerja dan alokasi anggaran DJPb tahun 2020 dapat ditunjukkan melalui tabel sebagai berikut

LAKIN DJPb 2020 148

Halaman ini sengaja dikosongkan

149 LAKIN DJPb 2020

Selain 11 (sebelas) Sasaran Strategis (SS) yang diterapkan oleh DJPb dengan capaian sebagaimana

diuraikan sebelumnya DJPb juga menghasilkan kinerja-kinerja lain selama tahun 2020 yang tidak

masuk dalam Kontrak Kinerja DJPb tetapi terkait dengan tugas dan fungsi DJPb Kinerja lain-lain

tersebut adalah sebagai berikut

1 Inovasi ManajemenPelayanan

a Simplifikasi Dan Modernisasi Proses Bisnis MekanismeTata Cara Pelaksanaan Anggaran

Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan anggaran yang lebih efektif efisien dan akuntabel serta

menjawab tuntutan kebutuhan penyelesaian permasalahan anggaran yang muncul dengan

mempertimbangkan perkembangan teknologi informasi dan memperhatikan best practice

internasional dilakukan upaya simplifikasi dan modernisasi proses bisnismekanismetata cara

pelaksanaan anggaran Pada Tahun 2020 programkegiatan simplifikasi dan modernisasi yang

dilakukan berupa

i) Piloting Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan APBN melalui Platform Pembayaran Pemerintah

(SSC-Gaji)

Agar pembayaran untuk pelaksanaan APBN dapat dilaksanakan secara efektif efisien transparan

dan akuntabel dilakukan penyederhanaan dan modernisasi terhadap tata cara pembayaran dalam

pelaksanaan APBN melalui optimalisasi pemanfatan teknologi informasi berupa Platform

Pembayaran Pemerintah (PPP) PPP merupakan interkoneksi system antara core system dengan

pendukung system mitra dan system monitoring dalam rangka pelaksanaan pembayaran

pemerintah PPP tersebut mengakomodasi transaksi belanja dalam kanal elektronik (digitalisasi) dan

meningkatkan secara signifikan kecepatan siklus pembayaran sekaligus menghemat tenaga

administratif Selain berdampak pada efisiensi proses serta sumber daya penerapan PPP juga

memberi manfaat untuk mewujudkan economics of scale serta tracking penggunaan sumber daya

Building block Platform Pembayaran Pemerintah

D Kinerja Lainnya DJPb

LAKIN DJPb 2020 150

Sesuai PMK No204PMK052020 Piloting pembayaran melalui PPP akan dilaksanakan untuk belanja

pegawai belanja operasional belanja pengadaan sederhana belanja perjalanan dinas dan belanja

bantuan social dan belanja bantuan pemerintah secara bertahap mulai Tahun 2020 sampai 2023

Pada akhir tahun 2020 implementasi PPP dilaksanakan untuk jenis belanja pegawai terutama untuk

pembayaran gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji untuk bulan Januari 2021 yang pengajuan

pembayarannnya disampaikan ke KPPN pada bulan Desember 2020 Pelaksanaan Piloting PPP untuk

pembayaran gaji tersebut dilakukan berdasarkan Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-25PB2020

tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Belanja Pegawai dan Belanja Operasional Dalam Piloting

Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Melalui Platform

Pembayaran Pemerintah Sebagai piloting telah dilaksanakan Simulasi Transaksi Perdana Penerbitan

SPP dan SPM untuk Pembayaran Gaji pada Platform Pembayaran Pemerintah untuk Satker DJPb dan

Sekjen Kemenkeu pada tanggal 23 Desember 2020

II Otomasi Maksimum Pencairan (MP) PNBP Terpusat

Otomasi MP PNBP Terpusat merupakan proses penetapan Maksimum Pencairan PNBP yang dilakukan

dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi yang disebut dengan aplikasi

Modul Maksimum Pencairan Penerimaan Negara Bukan Pajak Penerapan otomasi MP PNBP dilakukan

dengan tujuan

1 Mewujudkan mekanisme pelaksanaan anggaran belanja PNBP yang efisien dan efektif

2 Time amp cost saving melalui simplifikasi proses bisnis administrasi pengajuan dan persetujuan

3 Mempercepat kegiatan dan belanja Satker melalui penggunaan PNBP secara langsung sehingga

output kegiatan lebih optimal

4 Mengeliminasi penumpukan pekerjaan pada akhir tahun dan

5 Meningkatkan pelayanan Satker kepada masyarakat

Proses Bisnis MP PNBP Secara Elektronik

Landasan hukum bagi implementasi Otomasi MP PNBP tersebut adalah Perdirjen Perbendaharaan

Nomor Per- 21Pb2020 tanggal 27 Oktober 2017 Tentang Mekanisme Penetapan Maksimum

Pencairan Penerimaan Negara Bukan Pajak Secara Elektronik Pada tahun 2020 penyelesaian

implementasi otomasi PNBP dilakukan secara bertahap melalui 3 tahap kegiatan yaitu

151 LAKIN DJPb 2020

1 Piloting Tahap I diikuti oleh Sekretariat Jenderal Kementerian ATRBPN dan Dirjen Hubla

Kemenhub sesuai dengan Kepdirjen Perbendaharaan Nomor KEP-262PB2020 tanggal 17 Novem-

ber 2020

2 Piloting Tahap II diikuti oleh Ditjen Bimas Islam Ditjen Perhubungan Udara dan Ditjen

Perhubungan Darat sesuai Kepdirjen Perbendaharaan Nomor KEP-274PB2020 tanggal 30 No-

vember 2020 dan

3 Launching Modul Otomasi MP PNBP untuk satker PNBP terpusat yang dilakukan berbarengan

dengan Sosialisasi Per-21PB2020 yang digunakan sebagai payung hukum implementasi modul

pada Tanggal 30 November 2020

iii Optimalisasi penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Dalam Negeri dan Pengaturan KKP

untuk Bagian Anggaran BUN

Dalam rangka optimalisasi penggunaan KKP dalam sistem pembayaran atas pelaksanaan APBN da-

lam negeri Direktorat Jenderal Perbendaharaan telah bersinergi dengan Direktorat Jenderal Pajak

dalam menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-231PMK032019 tentang Tata Cara

Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan

Pengusaha Kena Pajak serta Pemotongan danatau terdapat peningkatan jumlah transaksi sebesar

828 pada tahun 2020 meskipun di tengah kondisi pandemi COVID Pemungutan Penyetoran dan

Pelaporan Pajak bagi Instansi Pemerintah Dalam PMK ini diatur ketentuan mengenai kebijakan

pengecualian terhadap Bendahara Pengeluaran sebagai Wajib PungutWajib PotongWajib Setor PPh

Pasal 22 dan PPN atau PPN dan PPnBM apabila dilakukan pembayaran dengan KKP atas Belanja

Instansi Pemerintah Pusat Terbitnya aturan pengecualian pemungutan PPh Pasal 22 dan PPN atau

PPN dan PPnBM mendorong adanya peningkatan transaksi KKP pada tahun 2020 Tercatat total

transaksi selama Januari sd November 2020 meningkat menjadi sebesar Rp5295 miliar Jika

dibandingkan dengan total transaksi KKP pada tahun 2019 yaitu sebesar Rp2896 miliar

Mekanisme penggunaan Kartu Kredit Pemerintah

Selanjutnya dalam rangka perluasan penggunaan KKP di Dalam Negeri telah diterbitkan Peraturan

Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-19PB2020 tentang Uji Coba Mekanisme Pembayaran dan

Penggunaan KKP atas Beban BA BUN Dalam rangka menindaklanjuti Perdirjen tersebut telah

dilaksanakan rapat koordinasi dengan tiga Satker BA BUN yaitu Satuan Kerja Khusus Pelaksana

Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan

Pelabuhan Bebas Batam dan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja serta dengan Kantor

LAKIN DJPb 2020 152

Wilayah Ditjen Perbendaharaan dan KPPN terkait Berdasarkan hasil koordinasi ketiga Satker BA BUN

sebagaimana dimaksud telah siap untuk mengikuti uji coba atau piloting pembayaran dan

penggunaan KKP yang pelaksanaannya akan dilakukan pada Tahun Anggaran 2021

iv Uji Coba Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Luar Negeri

KKP merupakan alat pembayaran menggunakan kartu untuk melakukan pembayaran belanja barang

dan modal yang dapat dibebankan pada APBN di mana kewajiban pembayaran terlebih dulu

dipenuhi oleh bank penerbit selanjutnya satker berkewajiban melunasi pada waktu yang disepakati

dengan pelunasan sekaligus Uji coba KKP di Luar Negeri adalah penggunaan KKP oleh Satker

perwakilan RI di Luar Negeri yaitu Kedutaan Besar RI atau Konsulat Jenderal RI

Penggunaan KKP oleh Satker perwakilan RI di Luar Negeri memiliki beberapa tujuan diantaranya

1 Mendukung pengelolaan likuiditas keuangan negara dengan instrumen keuangan modern

2 Meminimalisasi transaksi pembayaran dengan uang tunai

3 Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan anggaran di LN dan

4 Memastikan seluruh transaksi pembayaran di luar negeri dapat dilaksanakan tanpa bergantung pada

ketersediaan UP

Uji Coba pembayaran dengan menggunakan KKP dimulai pada tahun 2020 dengan 30 (tiga puluh)

kantor Perwakilan Indonesia ditetapkan sebagai pelaksana uji coba dan ditargetkan sebanyak 15 (lima

belas) Perwakilan Indonesia berhasil menggunakan KKP Sebagai payung hukum pelaksanaan uji coba

tersebut Direktur Jenderal Perbendaharaan menerbitkan Peraturan Direktur Jenderal (Perdirjen)

Perbendaharaan Nomor PER-03PB2020 tentang Uji Coba Pembayaran dan Penggunaan Kartu Kredit

Pemerintah pada Satuan Kerja Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri dan menerbitkan Kepu-

tusan Direktur Jenderal (Kepdirjen) Perbendaharaan Nomor KEP-83PB2020 tentang Pelaksanaan Uji

Coba Pembayaran dan Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah pada Satuan Kerja Perwakilan Republik

Indonesia di Luar Negeri

Peta Sebaran Satker Perwakilan RI Peserta Uji Coba KKP di Luar Negeri

153 LAKIN DJPb 2020

b Penyaluran Dana Transfer Ke Daerah Dan

Dana Desa Tahun 2020

Pada Tahun Anggaran 2020 penyaluran TKDD

yang dilakukan pada Direktorat Jenderal

Perbendaharaan yang sebelumnya terdiri dari

penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana

Desa bertambah dengan penyaluran Dana

Alokasi Nonfisik Bantuan operasional Sekolah

(Dana BOS) Hal tersebut sesuai dengan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor

9PMK072020 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Keuangan Nomor

48PMK072019 Tentang Pengelolaan Dana

Alokasi Khusus Nonfisik

Penyaluran DAK Fisik Dana Desa dan Dana BOS

yang dilakukan oleh seluruh KPPN bertujuan

untuk (i) mendekatkan pelayanan Kementerian

Keuangan terhadap Pemerintah Daerah melalui

173 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN) yang tersebar di seluruh Indonesia (ii)

meningkatkan efisiensi koordinasi dan konsultasi

antara Pemerintah Daerah dengan Kementerian

Keuangan dan (iii) meningkatkan efektivitas

monitoring dan evaluasi serta analisis kinerja

pelaksanaan anggaran pusat dan daerah

Dampak dari pandemi Covid-19 membuat

Kementerian Keuangan membuat berbagai

macam kebijakan-kebijakan dalam pelaksanaan

penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa yang

bertujuan agar dampak dari pandemi Covid-19

yang dirasakan oleh masyarakat dapat ditangani

dengan baik Kebijakan-kebijakan tersebut

antara lain penggunaan Dana Desa untuk

keperluan BLT Desa penggunaan DAK Fisik

Bidang Kesehatan untuk penanganan Covid-19

serta program Cadangan DAK Fisik yang

diarahkan untuk kegiatan-kegiatan yang dapat

menyerap tenaga kerja

Regulasi-regulasi yang dikeluarkan tersebut

mampu di-deliver dengan baik oleh KPPN dan

dikoordinasikan dengan Pemda Hal ini

berdampak positif dalam penyaluran TKDD

sepanjang tahun 2020 Sampai dengan tanggal 31

Desember 2020 realisasi penyaluran TKDD

melalui KPPN sebagai berikut realisasi

penyaluran DAK Fisik adalah sebesar Rp5018 T

atau 9329 dari pagu sebesar 5378 T Dana

Desa disalurkan sebesar Rp711 T atau 9987

dari pagu sebesar Rp7119 T dan Dana BOS

disalurkan sebesar Rp5159 T atau 9650 dari

pagu sebesar Rp5345 T

Kinerja penyaluran TKDD pada tahun 2020 ini

apabila dibandingkan dengan 3 (tiga) tahun

sebelumnya merupakan penyaluran yang terting-

gi Hal ini mengindikasikan bahwa ditengah

situasi pandemi Covid-19 kinerja KPPN dalam

mengawal TKDD tetap berjalan dengan baik dan

maksimal Diharapkan dengan semakin cepat-

nya TKKD disalurkan kepada Pemda dan Sekolah

proses pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan

di daerah yang didukung dari

pendanaan DAK Fisik Dana Desa dan BOS dapat

segera dilaksanakan dan memberikan dampak

positif bagi kesejahteraan masyarakat

Skema Penyaluran Dana DAK Fisik Dana Desa dan BOS

Melalui KPPN

LAKIN DJPb 2020 154

Selanjutnya dalam rangka meningkatkan kualitas

penyaluran DAK Fisik Tahun 2020 telah

dilakukan beberapa upaya antara lain (i)

pengalokasian dana melalui mekanisme proposal

based (ii) penerapan prinsip penyaluran dana

berbasis kinerja (iii) penetapan reviu yang

dilakukan oleh Inspektorat Daerah sebagai

persyaratan penyaluran (iv) pelaksanaan

sosialisasi kepada Pemda bimtek kepada KPPN

dan (v) pemantauan dan Evaluasi Penyaluran

DAK Fisik secara berjenjang dari KPPN Kanwil

Ditjen Perbendaharaan dan DitPA

Sementara itu dalam rangka meningkatkan

kualitas penyaluran Dana Desa telah dilakukan

beberapa upayadiantaranya (i) penyempurnaan

formulasi pengalokasian Dana Desa (ii) penyalu-

ran yang berdasarkan kinerja dan memberikan

kesempatan penyaluran lebih cepat bagi desa

yang berkinerja baik (iii) pemantauan dan

Evaluasi Penyaluran Dana Desa secara berjenjang

dari KPPN Kanwil DJPb dan Direktorat Pelaksa-

naan Anggaran Dari sisi proses bisnis untuk

mengurangi kesalahan dalam pelaksanaan

penyaluran DAK Fisik Dana Desa dan Dana BOS

maka mulai tahun 2020 telah dilakukan

interkoneksi antara aplikasi OMSPAN dengan

aplikasi SAKTI sehingga dalam proses

pembuatan SPPSPM yang dilakukan oleh KPA

Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa telah

dilakukan otomatisasi

c Pembukaan Rekening Khusus (Reksus)

Pinjaman dan Hibah Luar Negeri di Bank Umum

Pada tahun 2020 Pemerintah membuka Rekening

Khusus (Reksus) untuk mengelola dana yang

berasal dari Pinjaman danatau Hibah Luar Negeri

(PHLN) di empat bank umum milik Pemerintah

yakni BTN BRI BNI dan Bank Mandiri

Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS)

dengan BTN dilaksanakan pada bulan April 2020

sementara penandatanganan PKS dengan BRI

BNI dan Bank Mandiri dilaksanakan pada bulan

Juli 2020 Sebelumnya seluruh Reksus PHLN

dikelola di Bank Indonesia Pembukaan Reksus

PHLN di bank umum berpedoman kepada PMK

Nomor 195PMK052019 tentang Tata Cara

Penarikan Pinjaman danatau Hibah Luar Negeri

dan aturan turunannya yakni Peraturan Direktur

Jenderal (Perdirjen) Perbendaharaan Nomor 6

PB2020 Reksus PHLN di Bank Umum

diperuntukkan menampung dana yang bersumber

dari pinjaman atau hibah program yang dalam

Perjanjian PHLN disebutkan akan dilaksanakan

menggunakan mekanisme pinjaman atau hibah

proyek dengan mensyaratkan ketercapaian

Disbursement Linked Indicators (DLI) dan seluruh

transaksi yang membebani Reksus PHLN di Bank

Umum harus dalam mata uang Rupiah

Terbitnya PMK Nomor 195PMK052019 dan

Perdirjen Perbendaharaan Nomor 6PB2020

merupakan respon Pemerintah atas skema baru

pembiayaan yang ditawarkan oleh Pemberi PHLN

yaitu pinjaman program yang berorientasi hasil

dan penarikan dana pinjamannya berdasarkan

capaian target indikator (Disbursement Link Result)

yang telah disepakati dan ditetapkan dalam

Perjanjian PHLN Skema pinjaman baru ini

memiliki karakteristik yang merupakan kombinasi

antara pinjaman tunai dan pinjaman kegiatan

proyek Di satu sisi pinjaman ini memiliki

indikator-indikator penarikan pinjaman

(Disbursement Link Indicator ) yang menyerupai

policy matrix pada pinjaman tunai Di sisi lain

pinjaman ini memberikan fasilitas advance

financing (sebesar 25-30 dari total nilai

pinjaman) yang menyerupai inisial deposit

pinjaman kegiatan dengan mekanisme penarikan

Reksus Selain itu tidak adanya kewajiban untuk

155 LAKIN DJPb 2020

melakukan pertanggungjawaban atas advance

financing secara periodik serta adanya fleksibilitas

yang diberikan oleh Pemberi PHLN untuk

menggunakanmengelola dana advance financing

tersebut dapat memberikan kesempatan kepada

pemerintah untuk melakukan optimalisasi dana

dimaksud Pembukaan Reksus PHLN di Bank

Umum akan meningkatkan efisiensi pengelolaan

dana PHLN Pemerintah karena Bank Umum

menawarkan tingkat jasa giro yang lebih tinggi

dari Bank Indonesia sehingga diharapkan dapat

mengurangi cost of fund dari Pinjaman Luar

Negeri Di samping itu keuntungan lainnya dari

Reksus di Bank Umum adalah SP2D-Reksus yang

diterbitkan tidak dibebankan kepada Rekening

BUN melainkan langsung membebani Reksus

PHLN terkait Dengan demikian Pemerintah tidak

perlu menyediakan dana rupiah dari Rekening Kas

Umum Negara sebagai uang muka untuk

pembiayaan kegiatan yang didanai dari PHLN

D Inovasi SAKATO KPPN Padang yang Meraih

Posisi Top 12 pada Kompetisi Inovasi

Kementerian Keuangan 2020

Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Sekretariat

Jenderal Kementerian Keuangan secara rutin

menyelenggarakan Kompe-

tisi Inovasi Kementerian

Keuangan (KIKK) untuk

menjaring dan meningkat-

kan semangat berinovasi

bagi unit-unit di lingkup

Kementerian Keuangan

dalam rangka meningkat-

kan kualitas pelayanan

kepada masyarakat Untuk

tahun 2020 KIKK resmi

di-launching para tanggal 29 September 2020

dengan mengangkat tema ldquoGelorakan Semangat

Inovasi untuk Membangun Negerirdquo

Menindaklanjuti launching tersebut Kepala Biro

Organisasi dan Ketatalaksanaan Kementerian

Keuangan menerbitkan Nota Dinas nomor ND-

1412SJ2020 tanggal 1 Oktober 2020 Sekretaris

DJPb menanggapi Nota DInas tersebut dengan

menerbitkan Nota Dinas nomor ND-3374

PB12020 tanggal 27 Oktober 2020 yang isinya

mengajukan inovasi-inovasi unggulan di lingkup

DJPb yang akan diikutsetakan dalam KIKK 2020

salah satunya adalah inovasi Sistem Aplikasi

Kabar Antrean dan Tolakan (SAKATO) dari KPPN

Padang sebagai unit inovator

e Proses Bisnis Layanan Non Tatap Muka dalam masa Pandemi COVID-19

Dalam rangka mencegah penyebaran wabah Corona Virus Disease 2019 (COVID-

19) sejak ditetapkannya COVID-19 sebagai pandemi Direktorat Jenderal

Perbendaharaan telah melakukan penyesuaian terhadap proses bisnis

pemberian layanan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) kepada

stakeholders Hal ini tertuang dalam Surat Edaran Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor SE-25PB2020 tentang Tindak Lanjut Surat Edaran

Menteri Keuangan Nomor SE-5MK12020 tentang Panduan Tindak Lanjut

Terkait Pencegahan Penyebaran Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) Di Lingkungan Kementerian

Keuangan dan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-31PB2020 tentang

Mekanisme Pengiriman Dokumen Tagihan Secara Elektronik Pada Masa Keadaan Darurat Corona Virus

Disease 2019 (COVID-19) Sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal tersebut pelayanan terhadap

stakeholder pada KPPN dilakukan tanpa tatap muka secara langsung Pelayanan tanpa tatap muka ini

dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi yang telah dikembangkan oleh Direktorat

Jenderal Perbendaharaan Pelayanan tanpa tatap muka yang dilakukan oleh KPPN antara lain sebagai

berikut

LAKIN DJPb 2020 156

1 Penyampaian Dokumen Surat Perintah Membayar (SPM) atau dokumen yang

dipersamakan melalui Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)

Layanan ini digunakan oleh Satuan Kerja (Satker) yang telah menggunakan

SAKTI Satker pengguna SAKTI menyampaikan Arsip Data Komputer (ADK) dan

scan hardcopy SPM atau yang dipersamakan menggunakan aplikasi SAKTI yang

terkoneksi dengan portal SPAN Selanjutnya SPM dimaksud diproses pada

KPPN sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2 Penyampaian ADK dan Dokumen Pendukung SPM pada Satker Akses Langsung Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) Layanan ini digunakan oleh Satker yang memiliki hak

akses langsung SPAN yaitu Satker Bendahara Umum Negara (BUN) Satker yang mengakses

langsung SPAN menyampaikan scan hardcopy SPM (bertanda tangan) melalui SPAN Selanjutnya

SPM dimaksud diproses pada KPPN sesuai dengan ketentuan yang berlaku

3 Penyampaian Dokumen SPM atau dokumen yang dipersamakan melalui e-SPM

Layanan ini digunakan oleh Satker yang belum menggunakan aplikasi SAKTI (Satker

pengguna aplikasi SAS) Satker pengguna aplikasi SAS menyampakan ADK dan scan

hardcopy Dokumen SPM atau dokumen yang dipersamakan melalui aplikasi e-SPM

Selanjutnya SPM dimaksud diproses pada KPPN sesuai dengan ketentuan yang

berlaku

f dan pegawai

Sebagai salah satu instansi pemerintah lingkup Kementerian Keuangan yang peduli terhadap

pengelolaan SDM yang modern tanggap terhadap kemajuan teknologi serta adaptif terhadap

perkembangan zaman Ditjen Perbendaharaan memandang penting untuk melaksanakan program

pemberian penghargaan kepada para pegawai yang memiliki integritas dan kinerja tinggi Pemberian

penghargaan bagi pegawai bertujuan untuk

1 meningkatkan motivasi PNS dalam melaksanakan pekerjaan

2 meningkatkan prestasi kerja PNS

3 mempertahankan PNS yang berkinerja tinggi

4 menciptakan rasa keadilan bagi PNS yang berprestasi dan berkinerja tinggi dan

5 memberikan rasa aman dan perlindungan bagi PNS

Guna memenuhi amanat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 627KMK012018 tentang Penghargaan

Bagi PNS di Lingkungan Kementerian Keuangan Ditjen Perbendaharaan telah mengadopsi dan

mengimplementasikan program pemberian penghargaan bagi para pegawai Pemilihan pegawai

berprestasi dan pegawai teladan Ditjen Perbendaharaan merupakan suatu bentuk pengakuan kepada

pegawai yang memiliki inovasi prestasi yang membanggakan kedisiplinan produktivitas kerja dan

integritas yang sangat tinggi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari Secara umum implementasi

pemilihan pegawai berprestasi dan pegawai teladan berdasarkan amanah dari Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 627KMK012018 tentang Penghargaan Bagi PNS di Lingkungan Kementerian

Keuangan Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada bulan April sd Juli 2019 dengan metode

pengusulan secara berjenjang dari unit terkecil hingga tingkat unit eselon I Berdasarkan mekanisme

yang telah ditetapkan terdapat 32 nominasi pegawai berprestasi dan 36 nominasi pegawai teladan

yang telah memenuhi kriteria dan diusulkan oleh unit eselon II ketingkat pusat Atas usulan tersebut

157 LAKIN DJPb 2020

g Pemanfaatan Inovasi IT terintegrasi dalam Pengelolaan SDM

Pengelolaan SDM harus didasarkan pada data yang cepat tepat dan akurat dengan mengoptimalkan

sistem teknologi informasi Sistem teknologi informasi harus dipersiapkan sedemikian rupa sesuai

dengan siklus pengelolaan SDM sehingga dapat mengakomodasi proses pelayanan dan inovasi yang

dilakukan oleh organisasi Oleh karena itu Ditjen Perbendaharaan telah mengembangkan sistem

informasi terintegrasi yang mempermudah pengelolaan dan pengambilan kebijakan terkait SDM

1 Aplikasi PbnOpen

Aplikasi PbnOpen adalah aplikasi Induk untuk mengelola data dan berbagai layanan SDM di lingkungan

Ditjen Perbendaharaan Aplikasi yang telah dikembangkan dari tahun 2010 ini dapat diakses oleh para

pegawai dengan menggunakan jaringan internal Kementerian Keuangan Pada aplikasi dimaksud

pengelola SDM di kantor pusat dan kantor vertikal dapat memperoleh informasi berbagai data yang

diperlukan guna pengambilan kebijakan dan dalam berbagai keputusan untuk mendukung kinerja

organisasi Kewenangan akses informasi SDM dibatasi oleh level dan kewenangan tiap pengelola SDM

sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing Dengan Human Resources Information

System yang dikembangkan oleh Ditjen Perbendaharaan pengelolaan SDM dan layanan yang diberikan

dapat lebih cepat dengan otomasi sistem layanan less paper dan penyajian data yang lengkap

2 Aplikasi Mutasi

Aplikasi mutasi adalah aplikasi yang digunakan dalam pengelolaan manajemen karier Fungsi utama

aplikasi ini adalah untuk mendukung proses penyusunan mutasi pegawai di lingkungan DJPb dengan

berbagai elemen pendukung untuk memudahkan program Tour of Duty dan Tour of Area pegawai

Aplikasi ini dibangun sejak 2015 dan hingga saat ini masih terus digunakan dan dikembangkan

kemudian dilakukan seleksi administrasi penilaian esai oleh tim penilai seleksi wawancara bagi

kandidat pegawai teladan serta penilaian rekam jejak dan integritas Atas proses penilaian tersebut

kemudian telah ditetapkan tiga orang pegawai berprestasi dan satu orang pegawai teladan yang

ditetapkan sebagai pegawai berprestasi dan pegawai teladan Ditjen Perbendaharaan tahun 2019 yang

kemudian diajukan ke tingkat Kementerian Keuangan sebagai perwakilan dari Ditjen Perbendaharaan

dan pegawai

LAKIN DJPb 2020 158

3 Aplikasi Training

Aplikasi Training adalah aplikasi yang digunakan untuk pengelolaan pelatihan dan pengembangan

pegawai Aplikasi ini menjembatani kepentingan Setditjen Perbendaharaan Kantor WilayahDirektorat

dan KPPN lingkup Ditjen Perbendaharaan serta BPPK dalam penyampaian informasi dan penyeleng-

garaan pendidikan dan pelatihan Dengan adanya aplikasi dimaksud pengelolaan pengembangan

kompetensi pendidikan bergelar maupun non-gelar dapat berjalan dengan efektif dan menjadi sinergi

antara Ditjen Perbendaharaan dan BPPK selaku penyelenggara pelatihan di lingkungan Kementerian

Keuangan Selain itu aplikasi dimaksud merupakan wadah pengelolaan program Coaching and

Counseling Re-Entry pegawai tugas belajar pengelolaan jam pelatihan dalam mendukung IKU pemenu-

han pengembangan kompetensi serta program OJT pegawai baru

4 Aplikasi Grading

Aplikasi Grading adalah aplikasi yang digunakan untuk pengelolaan peringkat dan jabatan pelaksana

Aplikasi ini dibangun sejak tahun 2016 dan diluncurkan ke seluruh unit Ditjen Perbendaharaan pada

tahun 2018 Pengelolaan jabatan dan peringkat bagi pelaksana dalam aplikasi ini mencakup penyajian

informasi jabatan dan peringkat pegawai sampai dengan proses penyusunan surat keputusan

penetapan jabatan dan peringkat bagi pelaksana Aplikasi dimaksud mendapatkan penghargaan dari

Kementerian Keuangan dikarenakan memudahkan penyusunan surat keputusan bagi seluruh unit kerja

dengan berbagai ketentuan yang mengatur pelaksanaan pemeringkatan jabatan pelaksana

5 Aplikasi Ruilslag

Sesuai dengan namanya aplikasi Ruilslag adalah aplikasi yang digunakan untuk pengelolaan mutasi

dengan mekanisme ruilslag Aplikasi ini dibangun sejak tahun 2017 dan berhasil diluncurkan ke seluruh

unit Ditjen Perbendaharaan pada tahun 2019 Aplikasi ini memfasilitasi pengelola SDM dalam

menyelenggarakan program ruilslag pegawai yang memungkinkan pegawai untuk bekerja sesuai dengan

unit kerja atau daerah yang menjadi preferensinya

g Launching Inovasi Aplikasi Pengelolaan Kinerja Organisasi (Intense DJPb)

Pada tahun 2020 Direktorat Jenderal Perbendaharaan meluncurkan inovasi aplikasi Integrated

Treasury Performance System DJPb (Intense) untuk pengelolaan kinerja organisasi unit kerja di

Lingkungan DJPb Latar belakang disusunnya aplikasi intense antara lain (1) Untuk meningkatkan

akuntabilitas dan kualitas pengelolaan kinerja organisasi (2) Aplikasi pengelolaan kinerja yang ada

(e-Performance) belum mampu secara spesifik mengukur kinerja organisasi masih berbasis individu

pegawai (3) Kebutuhan untuk pengelolaan data pengelolaan kinerja yang memiliki keterkaitan antar

level sehingga terbentuk data konsolidasi perhitungan Nilai Kinerja Organisasi secara akurat dan

otomatis (4) Kebutuhan tools monitoring kinerja organisasi secara berjenjang dan real time

159 LAKIN DJPb 2020

Sebelum penerapan aplikasi intense terdapat

beberapa permasalahan terkait pengelolaan

kinerja organisasi antara lain

1 Unit kerja kesulitan untuk menghitung

nilai kinerja organisasi (NKO) khususnya

apabila pejabat pemilik peta tidak

menjabat 1 (satu) tahun periode perhi-

tungan Perhitungan NKO harus dilakukan

secara manual

2 Aplikasi existing tidak terdapat keterkaitan

antar level dalam pembentukan data

kinerja sehingga kurang mendukung

validitas dan akuntabilitas capaian Dalam

sistem pengelolaa kinerja terdapat metode

cascading dimana para pemilik peta

menurunkan IKU organisasi kepada level di

bawahnya Hal ini belum tercover pada

aplikasi existing sehingga data nilai kinerja

organisasi tidak dapat terbentuk secara

otomatis walaupun unit di level bawah

telah meng-input capaian

Aplikasi Intense DJPb

Manfaat yang didapat unit kerja setelah penerapan aplikasi intense antara lain

1 Perhitungan NKO dapat dilakukan secara berjenjang dan otomatis sehingga diharapkap dapat

meningkatkan validitas dan akuntabilitas kinerja unit

2 Terdapat tools yang membantu pengelola kinerja organisasi dalam menyusun bahan dialog kinerja

organisasi

3 Pelaksanaan monitoring kinerja unit dapat dilakukan secara berjenjang dan realtime

g Kick off meeting ujicoba Penyetoran Pajak ke Kas Negara yang terintegrasi dengan pencairan dana

belanja daerah atau yang lebih dikenal sebagai SP2D Online

Aplikasi Integrated Treasury Performance System (INTENSE) merupakan sistem yang dibangun dengan

tujuan untuk mengelola data pengelolaan kinerja yang memiliki keterkaitan antar level sehingga

terbentuk data konsolidasi perhitungan Nilai Kinerja Organisasi secara akurat dan otomatis sebagaimana

diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan nomor 467MK12014 tentang Pengelolaan Kinerja di

Lingkungan Kementerian Keuangan Pada tahap implementasi awal aplikasi ini digunakan oleh Pemilik

Peta Strategi para penanggung jawab kinerja yang berada satu level di bawah pejabat Pemilik Peta

Strategi dan manajer kinerja pada masing-masing unit kerja di lingkungan DJPb Ruang lingkup Aplikasi

Integrated Treasury Performance System (INTENSE) meliputi pengelolaan data kinerja level Pemilik Peta

Strategi pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dan diselaraskan secara berjenjang kepada

seluruh unit penanggung jawabnya yang meliputi Sekretariat DJPb Direktorat lingkup Kantor Pusat

Kanwil DJPb dan KPPN yang tersebar di seluruh Indonesia

LAKIN DJPb 2020 160

APBN sebagai alat membangun bangsa dan mensejahterakan rakyat harus diupayakan semaksimal

mungkin dicukupi dari penerimaan negara baru apabila masih terjadi kekurangan maka akan dilakukan

pembiayaan Hal tersebut disampaikan Dirjen Perbendaharaan Andin Hadiyanto saat menyampaikan

arahan dalam acara kick off meeting ujicoba Penyetoran Pajak ke Kas Negara yang terintegrasi dengan

pencairan dana belanja daerah atau yang lebih dikenal sebagai SP2D Online hari ini di Jakarta (2901)

ldquoDengan jumlah Belanja Negara dalam Postur APBN 2020 sebesar 25404 triliun yang terdiri dari Belanja

Pemerintah Pusat sebesar 16835 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa berjumlah 8569 triliun

jumlah belanja negara tersebut dibiayai dari pendapatan negara sebesar 22332 triliun dimana

penerimaan perpajakan menyumbang 835 persen dari total pendapatan negarardquo ungkap Dirjen

Perbendaharaan Dengan kondisi inilah membuat Kementerian Keuangan dalam hal ini Ditjen

Perbendaharaan dan Ditjen Pajak memiliki perhatian penting untuk mengelola penerimaan negara

terutama penerimaan perpajakan Menurut Dirjen Perbendaharaan penyetoran SP2D Online merupakan

upaya modernisasi sistem penerimaan negara yang memenuhi tiga tuntutan modernisasi sistem

penerimaan negara yaitu Pertama dari sisi ketepatan waktu Melalui SP2D Online penyetoran pajak

dilakukan bersamaan dengan proses pencairan dana atau timbulnya kewajiban perpajakan sehingga

kepatuhan perpajakan pemerintah daerah dapat terpenuhi Kedua kemudahan bagi penyetor Menyetor

penerimaan negara harus dibuat mudah semudah membeli pulsa Melalui SP2D Online penyetoran

pajak yang dilakukan oleh Kuasa BUD cukup melalui sistem elektronik yang terintegrasi antara sistem

keuangan pemda sistem perbankan billing pajak dan sistem penerimaan negara (MPN) tidak perlu lagi

harus datang ke teller untuk menyetorkan pajak atas potongan belanja daerah Ketiga adaptasi

perubahan teknologi informasi Pengembangan penyetoran pajak yang terintegrasi dengan pencairan

dana belanja daerah telah mengadaptasi perubahan teknologi informasi Kanal yang digunakan untuk

penyetoran pajak atas potongan belanja daerah menggunakan kanal internet banking atau Cash

Managment System Sehingga revolusi sistem penerimaan negara yang dicanangkan sejak MPN-G2 tahun

2015 untuk merubah pola penyetoran secara signifikan dari melalui teller menjadi melalui kanal

elektronik akan dapat terwujud

Sementara itu Dirjen Perbendaharaan menyampaikan bahwa SP2D Online telah diimplementasikan oleh

Bank DKI sejak bulan Februari 2019 yang sampai dengan bulan Desember 2019 sebanyak 511228

transaksi dengan nominal sebesar Rp 325 triliun ldquoKemudian menyusul Bank Sumut telah mengimple-

mentasikannya sejak bulan November 2019 yang sampai dengan 31 Desember 2019 jumlah transaksi

penyetoran pajak atas Belanja Daerah melalui sistem SP2D online Bank Sumut sebanyak 12080

transaksi dengan nominal sebesar Rp 20256 miliar ldquo jelas Dirjen Perbendaharaan Diharapkan melalui

SP2D online Penyetoran Pajak ke Kas Negara yang Terintegrasi dengan Pencairan Dana Belanja Daerah

akan memberikan manfaat lebih dari sisi akselerasi penerimaan negara dan peningkatan kanal

elektronik namun juga memberikan manfaat bagi Bank Persepsi termasuk pemerintah daerah Bagi Bank

Persepsi melalui penyetoran pajak ke kas negara yang terintegrasi dengan pencairan dana belanja

daerah akan menciptakan ekosistem pada bank persepsi proses end to end pembayaran dan

penyetoran pajak berada pada satu sistem perbankan Sementara itu bagi pemerintah daerah

implementasi penyetoran pajak ke kas negara yang terintegrasi dengan pencairan dana belanja daerah

akan memberikan manfaat dari sisi pencairan belanja daerah akan lebih cepat realtime dan online

serta menghindari keterlambatan penyetoran pajak

161 LAKIN DJPb 2020

h Penyempurnaan Tata Kelola Dana Lingkungan Hidup

Sejak di launching pada tanggal 9 Oktober

2019 Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup

(BPDLH) telah berperan sebagai pengelola

seluruh dana yang terkait lingkungan hidup

baik di bidang kehutanan energi dan sumber

daya mineral perdagangan karbon jasa

lingkungan industri transportasi pertanian

kelautan dan perikanan serta bidang lainnya

baik yang berasal dari APBN maupun Non APBN

di dalam negeri maupun luar negeri

Sebelumnya anggaran tersebut tersebar di beberapa Kementerian dan Lembaga (KL) dengan

beragam program yang tersebar pula di beberapa KL yang berbeda BPDLH secara sistematis

menghimpun pendanaan perlindungan lingkungan serta penyalurannya Pendanaan di BPDLH ini

bersumber baik dari dana publik dan swasta di dalam negeri maupun di luar negeri termasuk

dukungan bilateral lembaga internasional swasta maupun filantropi Orientasi penyalurannya

mencakup kegiatan small grant green investment dan capacity building bagi masyarakat dan juga bagi

aparat

Proses terbentuknya BPDLH ini bukanlah proses dari nol tetapi terdapat proses melanjutkan layanan

BLU Pusat P2H yang telah berjalan selama 11 (sebelas tahun) yang sudah dimulai sejak tahun 2008

Saldo awal dana pokok BLU Pusat P2H sebesar 21 triliun rupiah dan dengan komitmen kumulatif

sebesar 22 triliun rupiah sehingga diperlukan penambahan dana kelolaan baru dan Fasilitas Dana

Bergulir (FDB) secara kumulatif adalah 11 triliun rupiah dan sisa sebesar 939 juta rupiah akan

disalurkan sesuai kinerja debitur FDB ini telah dirasakan di 27 Provinsi di Indonesia dengan berbagai

jenis pembiayaan yang diberikan kepada lebih dari 24000 penerima Berdasarkan capaian tersebut

diatas layanan BLU Pusat P2H tetap berjalan meskipun telah berintegrasi ke dalam BPDLH masa

transisi disiapkan dengan cermat dan dilakukan secara bertahap serta diminta agar semua pihak yang

terlibat ikut mengawal proses transisi ini Dalam rangka meningkatkan tata Kelola penghimpunan

pemupukan dan penyaluran dana yang dilakukan oleh Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup dapat

dilaksanakan dengan tata kelola yang baik maka telah disusun beberapa ketentuan teknis mengenai

tata cara pengelolaan dana lingkungan hidup salah satunya melalui pengesahan Peraturan Menteri

Keuangan Tentang Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup dengan ditetapkannya PMK No124

PMK052020 tentang Tata Cara Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup

i Penyempurnaan Tata Kelola Investasi Pemerintah

Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia meskipun tertinggi nilainya dibandingkan negara-negara

ASEAN di tahun 2020 namun masih bergantung pada konsumsi pemerintah dan rumah tangga yang

komposisinya mancapai 6613 Sementara Investasi hanya menyumbang 3384 Demikian pula

Indonesia belum memiliki tata kelola pengaturan investasi pemerintah dan lembaga yang melakukan

eksekusi investasi (SWF) sebagaimana negara lain Aset milik BUMN relatif tinggi tapi belum likuid yang

bisa mendorong peningkatan investasi potensi leveraging dari aset yang bisa disekuritisasi (misal PLTU dan

LAKIN DJPb 2020 162

Jalan Tol) melalui skema-skema investasi misal dengan kerjasama investasi atau penerbitan Kontrak

Investasi Kolektif Efek Beragunan Aset (KIK EBA) serta potensi dana dalam lingkup keuangan negara

dapat diarahkan untuk tujuan investasi pemerintah dana yang relatif besar ini belum ditempatkan

pada instrumen keuangan yang dapat mendorong pembangunan infrastruktur nasional

Dalam rangka memenuhi implementasi Investasi Pemerintah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 63

Tahun 2019 secara lebih optimal telah dilaksanakan pengaturan pengelolaan Investasi Pemerintah

yang meliputi kewenangan regulasi kewenangan supervisi dan kewenangan operasional Pembagian

kewenangan ini merupakan salah satu upaya pemerintah membentuk tata Kelola investasi pemerintah

sesuai best practices Sehingga dapat dihasilkan pengelolaan investasi pemerintah secara optimal dan

berkesinambungan sehingga tercapai manfaat ekonomi manfaat sosial dan manfaat lainnya dapat

tercapai secara optimal dalam rangka meningkatkan ekonomi Indonesia di masa mendatang menjadi

High Income Country dimana saat ini masih tergolong ke dalam Upper Middle-Income Country

Menteri Keuangan bersama beberapa pihak lainnya selaku Komite Investasi Pemerintah (KIP) dalam

menilai investasi yang akan dilakukan melalui Operator Investasi Pemerintah (OIP) baik yang

berbentuk satuan kerja Badan Layanan Umum (BLU) ataupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan

atau Badan Hukum Lainnya (BHL) Demikian pula Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara

memiliki kewenangan untuk melaksanakan investasi pemerintah Penyempurnaan tata Kelola ini telah

ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan PMK No53PMK052020 tentang Tata Cara Investasi

Pemerintah sebagai peraturan teknis PP 63 Tahun 2019 tentang Investasi Pemerintah

2 Inisiatif Pemberantasan Korupsi

a Peringkat Pertama Indeks Persepsi Integritas (IPI) Tahun

2020

Dalam rangka meningkatkan kepercayaan publik terhadap

pengelolaan keuangan Negara Kementerian Keuangan

berupaya memperkuat integritas pegawai dan organisasi

untuk membangnun budaya organisasi yang terpercaya

Komitmen tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-974KMK012016

tentang implementasi inisiatif strategis program reformasi birokrasi dan transformasi kelembagaan

Kementerian Keuangan yaitu inisiatif ldquoPenguatan Budaya Organisasirdquo yang salah satu tujuannya

meningkatkan indeks persepsi integritas Dalam rangka mengukur budaya integritas tersebut sejak

163 LAKIN DJPb 2020

dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan pada tahun 2017 Inspektorat Jenderal

bekerjasama dengan Unit Kepatuhan Internal (UKI) melaksanakan SPI secara mandiri menggunakan

metodologi SPI yang diadopsi dari Integrity Assessment KPK

Pengukuran IPI mencakup dua komponen utama yaitu eksternal dan internal Penilaian komponen

internal mencakup penilaian atas budaya organisasi antikorupsi sistem antikorupsi integritas

pengelolaan SDM dan integritas pengelolaan anggaran pada penyedia layanan Penilaian komponen

eksternal mencakup penilaian atas transparansi layanan publik akuntabilitas penanganan laporan

korupsi dan akuntabilitas pegawai yang diambil dari persepsi pengguna layanan Pengukuran NPI

dilakukan dengan pengumpulan data-data penilaian dengan teknik survei observarsi dan forum group

discussion (FGD) DJPb sebagai salah satu unit Eselon I di Kementerian Keuangan melakukan berbagai

inisiatif dalam mendorong penguatan budaya organisasi dengan peningkatan integritas dan

peningkatan integritas dan peningkatan budaya antikorupsi DJPb melakukan bermacam upaya untuk

menciptakan lingkungan yang bebas dari korupsi Upaya-upaya tersebut telah terbukti dan diakui oleh

para stakeholders baik dari sisi internal maupun eksternal Keberhasilan DJPb dalam menciptakan

lingkungan yang bebas korupsi terlihat dari pengukuran IPI yang telah dilaksanakan secara mandiri

oleh Inspektorat Jenderal Kemenkeu

Sejak pengukuran IPI pada tahun 2017 sampai dengan pengukuran IPI tahun 2020 DJPb selalu

menempati peringkat pertama di lingkup Kementerian Keuangan Pada tahun 2017 IPI DJPb sebesar

8616 pada tahun 2018 menjadi 9169 pada tahun 2019 menjadi 9559 dan pada tahun 2020 meraih

9474 IPI yang tinggi tersebut menunjukkan bahwa DJPb telah berhasil menciptakan lingkungan yang

bebas korupsi dengan melaksanakan tugas dengan transparan dan akuntabel

b Penghargaan Wilayah Bebas Korupsi Untuk 57 Kantor Vertikal Dan Wilayah Birokrasi Bersih

Melayani 9 Kantor Vertikal Dari Kemenpan-RB

DJPb meraih penghargaan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan

Melayani (WBBM) oleh Kementerian PAN RB melalui sejumlah kantor vertikal DJPb yang tersebar di

seluruh wilayah Indonesia Reformasi birokrasi merupakan suatu keniscayaan untuk melakukan

perubahan reformasi birokrasi merupakan pilar utama dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik

bersih dan akuntabel Indonesia dengan birokrasi yang kapabel dan pelayanan publik yang prima

Menjadi unit kerja yang berpredikat WBK-WBBM tidaklah mudah namun hal ini sebanding dengan

hasil yang diberikan kepada masyarakat

ldquoKeberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi harus didukung dengan upaya yang serius dalam

menciptakan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM Keberhasilan reformasi birokrasi sangat

ditentukan oleh SDM yang unggul dan berintegritas yang sangat dibutuhkan sebagai agen perubahan

untuk kemajuanrdquo Hal tersebut di sampaikan Wakil Presiden RI Marsquoruf Amin dalam Penganugerahan

predikat WBK dan WBBM kepada instansi KementerianLembaga Pemda di Jakarta Senin (2112)

ldquoUkuran dari suatu Integritas berdasarkan UU no 5 tahun 2014 tentang ASN 1 Kejujuran pegang kuat

sebagai suatu nilai dasar dan filosofi yang harus dimiliki diyakini dan diimplementasikan dalam

setiap tugas 2 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan tunjukkan komitmen untuk

patuh didukung sikap moral dan tanggung jawab 3 Kemampuan bekerjasama tingkatkan kerja

kolaboratif dan profesionalisme untuk menghasilkan kinerja terbaik 4Pengabdian kepada masyarakat

LAKIN DJPb 2020 164

bangsa dan negara berikan layanan yang terbaik dan utamakan kepentingan umum di atas kepent-

ingan pribadi atau kelompokrdquo pesan Marsquoruf Amin

Apresiasi dan penganugerahan Unit peraih WBK dan WBBM dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi

Zoom di hadiri oleh Wakil Presiden Marsquoruf Amin Kemenpan RB Tjahjo Kumolo dan para penerima WBK

dan WBBM Khusus Direktorat Jenderal Perbendaharaan total penerima 57 kantor vertikal DJPb

mendapatkan predikat WBK dan 9 kantor vertikal DJPb mendapatkan predikat WBBM Meskipun

penerima anugerah WBK dan WBBM dari Ditjen Perbendaharaan menghadiri acara penganugerahan

melalui o nline dan menerima penghargaan secara virtual namun tidak mengurangi makna dari

semangat dan komitmen unit kerja untuk tetap mendukung program pemerintah dalam reformasi

birokrasi dengan mewujudkan wilayah kerjanya bebas dari korupsi serta Wilayah birokrasi yang bersih

dan melayani

Pada tahun 2020 Kemenkeu mengusulkan 280 unit kerja untuk mendapatkan predikat WBK (227 unit)

dan WBBM (53 unit) di tingkat nasional oleh KemenPAN-RB Dari jumlah tersebutDJPb mengusulkan

59 unit kerja untuk penilaian WBK dan 27 unit kerja untuk penilaian WBBM Berdasarkan hasil evaluasi

Zona Integritas tahun 2020 oleh KemenPAN-RB Unit kerja di lingkungan Kemenkeu mendapatkan

apresiasi dan penganugerahan Zona Integritas Menuju WBKWBBM dari KemenPAN-RB sebanyak 189

unit kerja berpredikat WBK dan 25 Unit kerja berpredikat WBBM Dari jumlah tersebut DJPb

memberikan kontribusi di Kemenkeu yaitu 57 unit kerja berpredikat WBK dan 9 unit kerja berpredikat

WBBM Dalam penilaian WBBM dari 27 unit kerja DJPb yang mengikuti penilaian predikat WBBM tahun

2020 terdapat 9 Unit Kerja yang berhasil mendapatkan apresiasi dan penganugerahan Zona Integritas

WBBM dari KemenPanRB (tanggal 21 Desember 2020) yaitu Kanwil DJPb Provinsi Jawa Barat KPPN

Pekanbaru KPPN Lahat KPPN Bandung II KPPN Surakarta KPPN Yogyakarta KPPN Madiun KPPN

Pelaihari dan KPPN Singaraja Predikat WBBM merupakan predikat tertinggi di dalam penilaian Zona

Integritas yang dievaluasi oleh KemenPAN-RB sehingga merupakan prestasi dan capaian yang luar

biasa bagi unit kerja yang mendapatkannya Tren positif tersebut menunjukkan adanya komitmen yang

kuat dari pimpinan instansi pemerintah dan seluruh jajaran birokrasi untuk melakukan perubahan ke

arah yang lebih baik lebih bersih serta mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat yang

berkualitas Hal ini akan berdampak pada program reformasi birokrasi yang secara nyata dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat

Akumulasi Capaian Predikat WBKWBBM DJPb sd Tahun 2020

Tahun WBK WBBM

2013 KPPN Malang KPPN Malang

2014 KPPN Semarang II KPPN Bangko KPPN Semarang II

2015 KPPN Amlapura -

2016 KPPN Kuningan KPPN Amlapura

2017 KPPN Padang KPPN Kotamobagu KPPN Yogyakarta

KPPN Kuningan

2018 1 Kanwil dan 17 KPPN KPPN Kotamobagu

2019 2 Kanwil dan 64 KPPN KPPN Jakarta V KPPN Sukabumi KPPN Pontianak KPPN Ternate KPPN Tanjungpandan KPPN Padang

2020 2 Kanwil dan 55 KPPN Kanwil DJPb Provinsi Jawa Barat KPPN Pekanbaru KPPN Lahat KPPN Bandung II KPPN Surakarta KPPN Yogyakarta KPPN Madiun KPPN Pelaihari KPPN Singaraja

165 LAKIN DJPb 2020

Data unit kerja yang belum membangun WBKWBBM lingkup Kemenkeu

c Penyelenggaraan Town Hall Meeting Integrity Framework DJPb

Efektivitas organisasi dalam mencegah mendeteksi dan menindak hal-hal yang mencederai nilai-nilai

integritas sangat tergantung pada komitmen seluruh elemennya Sebagai salah satu Unit Eselon I di

lingkungan Kemeterian Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan berkomitmen menjaga dan

memperbaiki penerapan budaya integritas melalui pelaksanaan tugas kepatuhan internal dan

pengembangan pedomannya Hal tersebut diungkapkan oleh Dirjen Perbendaharaan Andin Hadiyanto

saat membuka Town Hall Meeting Kerangka Penguatan Integritas DJPb 2020 yang diselenggarakan di

Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan di Jakarta dan diikuti secara daring oleh para pegawai Ditjen

Perbendaharaan dari tempat bertugas masing-masing Rabu (1612)

Kita telah menyusun Perdirjen No PER-30PB2019 ditindaklanjuti Kepdirjen No KEP-253PB2020

tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kerangka Penguatan Integritas Sampai saat ini belum ada unit

eselon I lain yang telah menyusun penguatan integritas dalam satu pedoman utuh lengkap dan

sistematis mencakup tiga alur bagian yaitu sisi pencegahan deteksi dan respons Pedoman DJPb

disusun secara komprehensif mengacu kepada konsep internasional dan sesuai best practices

Terpenting selanjutnya bagaimana mengimplementasikan pedoman ini menjadi acuan dalam

menjalankan tugas dan fungsi DJPb secara optimal dan menyeluruh jelas Dirjen Perbendaharaan

dalam Town Hall Meeting yang mengangkat tema ldquoIntegrity Framework Wujud Komitmen Insan

Perbendaharaan dalam Menjalankan Tugas dan Fungsirdquo ini

No Eselon I

2013 ndash 2020

TPN Analisis

WBK WBBM Total Jumlah Unit Kerja Selisih Belum

1 Setjen 8 1 9 21 12 5714 2 DJA 2 0 2 9 7 7778 3 DJP 112 12 124 405 281 6938 4 DJBC 68 6 74 146 72 4932 5 DJPb 129 20 149 227 78 3436 6 DJKN 41 8 49 111 62 5586 7 DJPK 3 1 4 5 1 2000 8 DJPPR 3 0 3 9 6 6667 9 Itjen 0 0 0 9 9 10000 10 BKF 0 0 0 7 7 10000 11 BPPK 6 0 6 20 14 7000 12 INSW 0 0 0 1 1 10000

Total 372 48 420 970 550 5561

Tabel 3D4 Data unit kerja yang belum membangun WBKWBBM lingkup Kemenkeu

LAKIN DJPb 2020 166

Pedoman Penguatan Integritas DJPb mengintegrasikan berbagai ketentuan sehingga dapat lebih

optimal dalam mewujudkan penyelenggaraan birokrasi yang bersih dan bebas dari korupsi kolusi dan

nepotisme (KKN) meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan kebijakan yang memenuhi

prinsip keadilan menciptakan budaya organisasi yang sehat dan menjunjung tinggi profesionalisme

integritas dan sesuai kode etik serta meningkatkan kepercayaan publik bahwa DJPb zero tolerance

terhadap korupsi dan pelanggaran integritas lainnya Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan

Sumiyati sebagai narasumber kegiatan Town Hall Meeting juga menyampaikan apresiasi atas

penyusunan pedoman tersebut

ldquoSaya benar-benar mengapresiasi apa yang dilakukan dan komitmen untuk terus membangun dan

memperbaiki integritas Ditjen Perbendaharaan Kami berharap ini disepakati kemudian diinternalisasi

dijalankan betul dan dievaluasi untuk terus dilakukan penyempurnaan Kepada Unit Kepatuhan

Internal yang ada di unit Eselon I lain apabila serius akan memperbaiki integritas yang dikelola

silakan me-replicate apa yang dilakukan Ditjen Perbendaharaan ungkap Irjen Selain itu Irjen juga

mengingatkan perlunya menjaga integritas dalam suasana pandemi Diharapkan meskipun menerapkan

flexible working space pegawai tetap disiplin dan menjaga profesionalisme dalam bertugas walaupun

secara fisik tidak ada yang mengawasi Pastikan mematuhi aturan Jika menemui kesulitan hubungi

helpdesk yang pasti siap membantu Tidak ada toleransi bagi yang menciderai integritas harus kita

jaga rumah bersama ini Di akhir tahun ini tolong langkah-langkah DJPb untuk mengamankan APBN

2020 agar benar-benar dilaksanakan dengan baik dan tetap jaga protokol kesehatan tegasnya

Dalam kegiatan tersebut juga disampaikan paparan dari 10 Kepala Kanwil DJPb terkait petunjuk teknis

pelaksanaan Kerangka Penguatan Integritas DJPb sebagai bagian produk dalam tahap pengokohan

Saya minta Kakanwil meningkatkan komitmen dan

semangat para pegawai untuk terus menjaga integritas

dan kualitas pelayanan prima kepada stakeholder yang

berpedoman pada kerangka penguatan integritas

sekaligus menjadi role model Adapun Kantor Pusat

DJPb perlu berkoordinasi secara intensif dengan Itjen

terkait sinergi pengembangan kerangka penguatan

integritas yang lebih luas di lingkungan Kementerian

Keuangan serta dengan BPPK terkait pembelajaran

yang lebih efektif dan berkelanjutan atas kerangka

penguatan integritas ini pesan Dirjen Perbendaharaan

d Akselerasi Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK di Lingkungan DJPb

Sejak tahun 2013 DJPb terus memiliki komitmen yang kuat dalam mengikuti penilaian Zona Integritas

Upaya yang terbaik dalam rangka meningkatkan unit kerja di DJPb secara masif untuk mengikuti

penilaian pembangunan ZI adalah melalui program akselerasi Program ini merupakan program

unggulan yang dimiliki DJPb sejak tahun 2017 sebagai tindak lanjut atas arahan Ibu Menteri Keuangan

agar seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Keuangan berpredikat WBK Program ini merupakan

pra penilaian unit kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) di internal DJPb yang

memiliki extra effort yang sangat besar Diharapan dengan terlaksananya program ini akan

mempercepat pembangunan zona integritas internal DJPb serta sebagai upaya untuk mempersiapkan

Ditjen Perbendaharaan kembali meraih penghargaan dalam ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik

Tahun 2020 Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Pengaduan (SIPANDU) milik Ditjen Perbendaharaan

terpilih dalam Top 3 Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik Thun 2020 pada kategori Unit Pengelola

unit kerja yang akan mengikuti penilaian WBK tingkat nasional Adanya kesiapan yang paripurna dari sisi

komitmen dan kapasitas pimpinan dan pegawai kesiapan infrastruktur dan dukungan stakeholder

merupakan area utama yang dapat disiapkan dalam penilaian aksselerasi Dengan adanya program ini

target utamanya adalah unit kerja memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan sumber daya internal

dan lingkungan eksternal dalam menguatkan opersiapan penilaian WBK tingkat nasional Program ini

terbukti efektif untuk mendukung pencapaian DJPb sebagai salah satu unit eselon I di lingkungan

Kementerian Keuangan yang secara jumlah dan proporsi saat ini menjadi unit terbanyak memperoleh

WBK dan WBBM

Akselerasi pembangunan Zona Integritas menuju predikat WBK dan WBBM tahun 2020 memasuki tahun

keempat dengan jumlah unit kerja yang diusulkan untuk mengikuti akselerasi sebanyak 15 Kanwil DJPb

dan 32 KPPN Sebagai bentuk evaluasi terhadap 15 Kanwil DJPb dan 32 KPPN yang melaksanakan

akselerasi pembangunan ZI menuju WBK telah dilakukan penilaian secara internal oleh Setditjen

Perbendaharaan Penilaian menimbang pemenuhan kriteria di mana perolehan nilai parameter

pengungkit dan parameter hasil paling kurang 75 dengan nilai setiap parameter komponen pengungkit

paling kurang 60 Dari hasil penilaian tersebut setelah ditelaah oleh Inspektorat Jendeal Kemenkeu

diperoleh 39 unit kerja yang terdiri atas 12 Kanwil DJPb dan 27 KPPN yang memenuhi kriteria akselerasi

pembangunan ZI di lingkungan DJPb tahun 2020 yaitu sebagai berikut

3 Penghargaan

a Penghargaan Top 3 Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik

Tahun 2020

No Unit No Unit No Unit 1 Kanwil DJPb Prov Sum-

bar 15

KPPN Tangerang 29

KPPN Blitar

2 Kanwil DJPb Prov Riau 16 KPPN Khusus Investasi 30 KPPN Pamekasan

3 Kanwil DJPb Prov Sum-sel

17 KPPN Khusus Penerimaan

31 KPPN Kotabaru

4 Kanwil DJPb Prov Babel

18 KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah

32 KPPN Bima

5 Kanwil DJPb Prov DKI Jakarta

19 KPPN Purwokerto

33 KPPN Pare-Pare

6 Kanwil DJPb Prov Kalbar 20 KPPN Sragen 34 KPPN Kendari

7 Kanwil DJPb Prov Kaltim 21 KPPN Pati 35 KPPN Majene

8 Kanwil DJPb Prov Bali 22 KPPN Kudus 36 KPPN Serui

9 Kanwil DJPb Prov NTB 23 KPPN Purworejo 37 KPPN Nabire

10 Kanwil DJPb Prov Sulsel 24 KPPN Surabaya I 38 KPPN Manokwari

11 Kanwil DJPb Prov Sulut 25 KPPN Surabaya II 39 KPPN Sorong

12 Kanwil DJPb Prov Goron-talo

26 KPPN Jember

13 KPPN Sibolga 27 KPPN Bondowoso

14 KPPN Gunung Sitoli 28 KPPN Sidoarjo

167 LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020 168

Pelayanan terbaik Penghargaan tersebut diterima Sekretaris

Ditjen Perbendaharaan RM Wiwieng Handayaningsih secara

langsung dari Ketua Ombudsman RI yang didampingi oleh

Deputi II Kantor Staf Presiden Ketua Tim Evaluasi Pelayanan

Publik dan Chief of Party USAID CEGAH di Gedung Tribrata

Jakarta Rabu (2511)

Ditjen Perbendaharaan berhasil mendapat penghargaaan ini

setelah bersaing dengan 202 unit pada kategori Unit

Pelayanan Kompetisi Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik

2020 merupakan ajang pemberian penghargaan kepada

instansi dengan pengelolaan pengaduan pelayanan publik di

Indonesia yang digelar oleh Kementerian PANRB bersama

Ombudsman RI dan Kantor Staf Presiden (KSP) serta

didukung oleh United States Agency for International

Development (USAID) CEGAH

Kompetisi inovasi pelayanan publik pada tahun 2020 ini menekankan kepada pencapaian Sustainable

Development Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan yang merupakan agenda PBB yang diadopsi

melalui Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Berkelanjutan Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Presiden RI Marsquoruf Amin dalam

sambutannya Wakil Presiden RI Marsquoruf Amin mendorong setiap unit pelayanan untuk melahirkan

terobosan inovasi dalam rangka penyedarhanaan proses bisnis terkait dengan pelayanan publik

mendorong implementasi inovasi terbaik untuk dapat diadopsi dan diadaptasi dalam skala nasional

dan memanfaatkan kanal-kanal informasi yang ada untuk diseminasi informasi pelayanan publik dan

media pasrtisipasi aktif masyarakat ldquoReformasi birokrasi yang kita inginkan harus dapat terwujud

secara menyeluruh dari hulu ke hilir sebagai ujungnya adalah peningkatan kualitas pelayanan publik

sesuai dengan harapan masyarakat melalui birokrasi yang lincah cepat mengambil keputusan dan

lebih melayanirdquo tegasnya

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Menpan RB Tjahjo Kumolo yang mengungkapkan

pemberian penghargaan merupakan salah satu strategi untuk merangsang KementerianLembaga dan

daerah untuk menciptakan partisipasi publik meningkatkan kualitas pelayanan publik dan

menumbuhkan informasi pada berbagai sektor pemerintah Kemenpan RB juga bekerja sama dengan

Kementerian Keuangan dalam melakukan penilaian sehingga penerima penghargaan akan

mendapatkan insentif tambahan Kegiatan dengan agenda penyerahan penghargaan Top Invoasi

Pelayanan Publik Apresiasi Inovasi Pelayanan Publik Penanganan Covid-19 dan Top Kompetisi Pengelola

Pengaduan Pelayanan publik Tahun 2020 tersebut dihadiri oleh Wakil Presiden RI (Virtual) Menteri PANRB Kepala

Staf Presiden Para Menteri Kabinet Indonesia Maju Ketua Ombudsman RI Duta Besar Jerman dan sejumlah

Kepala Daerah

b Penghargaan Top Digital Implementation atas Aplikasi Pengelolaan APBN DJPb

Ditjen Perbendaharaan meraih penghargaan Top Digital Implementation 2020 on Institution Sector Level

Stars 4 dari majalah It Works Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan Saiful

Islam mewakili Dirjen Perbendaharaan menerima penghargaan tersebut di Jakarta pada tanggal 22

169 LAKIN DJPb 2020

Desember 2020 Penghargaan tersebut diperoleh

berdasarkan keberhasilan DJPb dalam memanfaatkan

teknologi informasi dalam pengelolaan APBN melalui

implementasi 3 (tiga) aplikasi utama (SPAN SAKTI dan MPN-

G3) DJPb yang memiliki dampak besar buat masyarakat

1 Dari sisi pendapatan MPN-G3 berkontribusi terhadap

settlement penerimaan negara baik pajak maupun bukan

pajak

2 Dari sisi pengeluaran SPAN yang sudah di-launch dari 2015 membantu Menteri Keuangan dalam

pelaksanaan pengelolaan keuangan Negara

3 Dari sisi pengelolaan keuangan negara tingkat satuan kerja SAKTI yang saat ini sudah implementasi

piloting tahap 5 telah membantu Kementerian dan Lembaga dalam proses pengelolaan keuangan

negara

Di samping itu penilaian juga mempertimbangkan sisi keamanan informasi DJPb yang selalu disiapkan

serta peran HAI-DJPb dan HAI-CSO yang selalu siaga dalam memberikan layanan kepada pengguna

Dalam kesempatan tersebut Direktur SITP juga mendapatkan penghargaan sebagai salah satu Top

Leader on Digital Implementation 2020 Dalam ajang penghargaan ini panitia penyelenggara tidak hanya

memberikan penghargaan namun juga mengungkapkan sejumlah tantangan kepada DJPb untuk dapat

meningkatkan kinerja implementasi teknologi digital yang sudah diterapkan Termasuk perlunya

pemerintah pusat menggunakan sistem informasi yang terinterkoneksi dengan pemerintah daerah

c Medali Emas Top Ranking Performance Awards (TRPA) tahun 2020 tingkat Asia Pasifik atas layanan

Hai DJPb

Layanan contact center HAI-DJPb telah berdiri sejak tahun 2016 yang

melayani konsultasi atas berbagai permasalahan terkait

perbendaharaan Setelah 4 (empat) tahun beroperasi HAI-DJPb juga

telah terdaftar sebagai anggota asosiasi contact center dan secara

aktif turut berpartisipasi dalam pelaksanaan lomba contact center

tingkat nasional maupun internasional Pada tahun 2020 HAI-DJPb

mewakili Direktorat Jenderal Perbendaharaan telah mengikuti 2

(dua) ajang kompetisi di bidang penyelenggaraan contact center

yaitu

1 Lomba The Best Contact Center Indonesia (TBCCI) tahun 2020 yang

diselenggarakan oleh Indonesia Contact Center Association

2 Lomba Top Ranking Performance Awards (TRPA) tahun 2020 tingkat Asia Pasifik yang diselenggarakan

oleh Contact Center World

Atas keikutsertaan HAI-DJPb dalam kedua ajang tersebut HAI-DJPb memperoleh beberapa medali

kemenangan diantaranya

1 Medali Emas untuk kategori Korporat ndash The Best Technology Innovation dengan presenter M Ali

Hanafiah pada ajang TBCCI

LAKIN DJPb 2020 170

1 Medali Perak untuk kategori Individu ndash Best of the Best Back

Office Agent dengan peserta M Aditya Bakry pada ajang

TBCCI

2 Medali Perak untuk kategori Individu ndash Back Office Agent

dengan peserta Haekal B Yusuf pada ajang TBCCI

3 Medali Perak untuk kategori Individu ndash IT Support dengan

peserta Ahmad Sahrizal pada ajang TBCCI

4 Medali Emas untuk kategori The Best Public Services Center ndash

Government dengan presenter M Ali Hanafiah pada ajang TRPA

Atas Medali Emas yang diperoleh di ajang Top Ranking Performance Awards (TRPA) tahun 2020 tingkat Asia

Pasifik HAI-DJPb berkesempatan untuk melanjutkan capaiannya di tingkat dunia pada ajang Top

Ranking Performers Awards tahun 2020 ndash World Finals yang direncanakanakan diselenggarakan pada

bulan Februari 2021 dimana HAI-DJPb akan bersaing dengan juara dari wilayah Amerika wilayah

EropaTimur Tengah dan Afrika Pencapaian tersebut tidak terlepas dari dukungan seluruh pimpinan

Ditjen Perbendaharaan dan juga seluruh agent HAI-DJPb di kantor pusat maupun CSO KPPN melalui

pemanfaatan aplikasi HAI-CSO Melalui keberhasilan ini kami berharap agar HAI-DJPb dapat senantiasa

memberikan layanan terbaiknya kepada pengguna serta mampu mempersembahkan lebih banyak

penghargaan bagi Direkotrat Jenderal Perbendaharaan di masa-masa yang akan datang

d Kantor Wilayah Terbaik Kemenkeu dan Kantor Pelayanan Terbaik Kemenkeu Tahun 2020

Lingkungan Kementerian Keuangan Tahun 2020 ditetapkan Kanwil DJPb Provinsi Bali sebagai Kantor

Wilayah Terbaik Ketiga Sebagai pelaksanaan amanat Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK-

49KMK012019 tentang Pedoman Penilaian Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Terbaik di Lingkungan

Kementerian Keuangan dilakukan penilaian kinerja kepada seluruh KPPN di lingkungan DJPb Pada

tahun 2020 terdapat 35 KPPN yang diusulkan oleh 34 Kanwil untuk mengikuti kegiatan Penilaian Kantor

Pelayanan Terbaik (KPT) Tingkat DJPb Setelah melalui tahapan penilaian Tim Penilai melakukan sidang

pleno untuk menetapkan 3 (tiga) Besar KPPN yang akan ikut Penilaian Kantor Pelayanan Terbaik Tingkat

Kemenkeu Tahun 2020 melalui Kepdirjen Nomor KEP-133PB2020 dengan hasil sebagai berikut

(1) KPPN Tanjung Pinang (2) KPPN Ketapang dan (3) KPPN Tanjung Pandan

Penilaian Kantor Wilayah Terbaik tingkat Kementerian

Keuangan berpedoman pada Keputusan Menteri Keuangan

Nomor KMK-49KMK012019 tentang Pedoman Penilaian

Kantor Pelayanan dan Kantor Wilayah Terbaik di Lingkungan

Kementerian Keuangan Penilaian Kanwil Terbaik dilakukan

terhadap 1 (satu) kanwil yang mewakili setiap unit Eselon I

yang memiliki kantor pelayanan di daerah Berdasarkan Nota

Dinas Sekretaris DJPb Nomor ND-1771PB12020 tanggal 11

Juni 2020 DJPb mengusulkan Kanwil DJPb Provinsi Bali untuk

mengikuti Kegiatan Penilaian Kanwil Terbaik Kemenkeu Tahun

2020 Setelah dilakukan penilaian sesuai dengan KMK Nomor

KMK- 488 KMK01 2020 tentang Kantor Wilayah Terbaik di

171 LAKIN DJPb 2020

1 KPPN Malang

2 KPPN Banda Aceh

3 KPPN Dumai

4 KPPN Purwakarta

5 KPPN Surakarta

6 KPPN Tarakan

7 KPPN Tanjung Redeb

8 KPPN Selong

9 KPPN Makassar I

10 KPPN Selong

Selanjutnya melalui Nota Dinas Sekretaris DJPb Nomor ND-1769PB12020 tanggal 11 Juni 2020

disampaikan usulan 3 KPPN dimaksud untuk mengikuti Penilaian Kantor Pelayanan Terbaik (KPT)

Tingkat Kemenkeu Tahun 2020 Setelah dilakukan penilaian sesuai dengan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor KMK-489KMK012020 tentang Kantor Pelayanan Terbaik di Lingkungan Kementerian

Keuangan Tahun 2020 ditetapkan urutan pemenan sebagai berikut

1 KPPN Ketapang Peringkat Pertama

2 KPPN Tanjung Pandan Peringkat Kedua

3 KPPN Tanjung Pinang Peringkat Ketiga

Adapun kegiatan penilaian Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Terbaik di Lingkungan Kementerian

Keuangan tahun 2020 seluruhnya dilaksanakan secara daring dengan berpedoman pada Nota Dinas

Kepala Biro Organta Nomor ND-335SJ22020 tanggal 19 Maret 2020 berkenaan dengan penetapan

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemi oleh WHO dan dengan ditetapkannya Surat

Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-5MK12020

d Surveilance Audit ISO 9001 2015 untuk Seluruh KPPN

Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pada unit-unit

pelayanan di lingkungan DJPb serta sebagai pengakuan atas

pelayanan publik terbaik yang memenuhi standar pelayanan in-

ternasional pada tahun 2018 DJPb telah berhasil menerapkan

sertifikasi ISO 90012015 pada seluruh KPPN dan unit layanan

HAI-DJPb Sesuai dengan peraturan penerapan sertifikasi ISO

dimaksud KPPN dan unit layanan HAI-DJPb yang telah mendapatkan sertifikat wajib dilakukan sur-

veillance audit atau audit pengawasan setiap tahunnya oleh Badan Sertifikasi untuk

memastikan unit bersangkutan konsisten dan masih menerapkan sistem manajemen mutu sesuai

standar ISO 90012015 Selanjutnya sesuai nota dinas Sekretaris DJPb Nomor ND-2276PB12020

tanggal 27 Juli 2020 telah ditetapkan 10 (sepuluh) KPPN sampel yang akan dilakukan surveillance au-

dit oleh pihak provider pada tahun 2020 yakni

Adapun kegiatan surveillance audit telah dilaksanakan pada tanggal 5 sd 9 Oktober 2020 oleh Badan

Sertifikasi TUV Rheinland Berdasarkan hasil audit dimaksud tidak ada temuan yang bersifat mayor

maupun minor sehingga KPPN dan unit layanan HAI DJPb tetap berhak memperoleh sertifikat Sistem

Manajemen Mutu (SMM) ISO 90012015 dan diakui telah memiliki dan mengimplementasikan sistem

manajemen mutu berstandar internasional Hasil surveillance audit pada 10 sampel KPPN tersebut

dan unit layanan HAI-DJPb menunjukkan seluruhnya lulus yang mengindikasikan bahwa seluruhnya

telah mengadopsi dan mengimplementasikan dengan baik sistem manajemen mutu standar ISO

90012015 dan dapat mempertahankan Sertifikat SMM ISO 90012015

LAKIN DJPb 2020 172

e Piagam Penghargaan Penyusunan Laporan Keuangan BA 015 TA 2019 dengan Capaian Standar

Tertinggi

Sebagai salah satu unit Eselon I di lingkungan Kementerian

Keuangan selaku Pengguna Anggaran Bagian Anggaran 015

Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas

untuk mengakuntansikan transaksi keuangan dan menyusun

laporan keuangan dari seluruh satuan kerja lingkup Ditjen

Perbendaharaan Satuan kerja lingkup Ditjen

Perbendaharaan berjumlah 221 satuan kerja terdiri dari 216

satuan kerja instansi vertikal yaitu Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN dan 5 satuan kerja pusat

yaitu satuan kerja Kantor Pusat Ditjen Perbendaharan Komite Standar Akuntansi Pusat (KSAP) Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) dan biasa dan 2 satuan kerja Badan Layanan Umum (BLU)

yaitu Pusat Inventasi Pemerintah dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit

Tahun 2019 Kementerian Keuangan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan

Pemeriksa Keuangan Opini tersebut merupakan capaian standar tertinggi dalam pemeriksaan dan

merupkan opini yang ke-11 kali secara berturut-turut diperoleh Kementerian Keuangan Direktorat

Jenderal Perbendaharaan sebagai salah satu Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan

berkontribusi terhadap capaian opini tersebut Jumlah satuan kerja Kementerian Keuangan tahun 2019

sebanyak 997 satuan kerja sehingga Ditjen Perbendaharan secara jumlah satuan kerja berkontribusi

sebesar 22 sedangkan pagu anggaran jumlah pagu anggaran Kementerian Keuangan tahun 2019

sekitar Rp45 Triliun sedangkan jumlah pagu anggaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan berjumlah

sekitar Rp12 Triliun sehingga berdasarkan pagu anggaran kontribusi Direktorat Jenderal Perbendaraan

sekitar 27 terhadap laporan keuangan Kementerian Keuangan

f Indeks Kepuasan Pengguna Layanan kategori Sangat Baik Tahun 2020 dari Universitas Padjajaran

Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak aspek kehidupan termasuk pelayanan publik Namun masa-masa

penuh tantangan ini justru dapat dijadikan sebagai momentum untuk melakukan lompatan kemajuan misalnya

dengan memanfaatkan teknologi digital Dengan sejumlah penyesuaian DJPb tetap memberikan layanan secara

optimal untuk para pemangku kepentingan Akuntabilitas ketepatan dan pencegahan penyebaran wabah tetap

menjadi perhatian dalam memberikan pelayanan khususnya dalam rangka pengelolaan pelaksanaan anggaran

Terlebih program-program pemerintah sebagai respons atas dampak pandemi juga menuntut kecepatan dan ke-

mampuan adaptasi yang tinggi

Di tengah kondisi yang menantang ini DJPb ternyata tetap

mampu mempertahankan indeks kepuasan pengguna

layanan Kemenkeu RI yaitu berupa skor IKPL (Indeks Kepua-

san Pengguna Layanan) DJPb yang masuk dalam

kategori sangat baik dengan indeks tahun 2020 sebesar 464

yang mendekati nilai maksimal yaitu 5 (skala likert 1-5)

Begitu juga dengan IKPL DJPb per jenis layanan seluruhnya

mendekati nilai sempurna Terdapat 3 (tiga) Jenis layanan

yang dilakukan survei antara lain Layanan revisi DIPA Kanwil

DJPb layanan e-rekon LK KPPN dan layanan penerbitan

SP2D Non Belanja Pegawai KPPN Survei dilakukan oleh Laboratorium Manajemen dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Padjajaran dengan objek survei pengguna layanan pada KPPN dan Kantor Wilayah DJPb di wilayah

Medan Jakarta Surabaya Balikpapan Makassar dan Ambon

173 LAKIN DJPb 2020

g Kategori informatif PPID Tingkat I lingkup Kementerian Keuangan

Informasi mengenai APBN dan pengelolaan keuangan negara menjadi kebutuhan bagi masyarakat

maupun pemangku kepentingan lain sebagai wujud dari pelaksanaan prinsip transparansi dan

akuntabilitas Pada era keterbukaan ini di lingkup Kemenkeu termasuk DJPb telah tersedia saluran

layanan informasi publik bagi khalayak yang memerlukan dengan melalui prosedur mekanisme

permohonan informasi publik kepada Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)

Mitra Perbendaharaan yang membutuhkan layanan informasi melalui PPID Tk I DJPb dapat mengajukan

permohonan informasi melalui

1 website wwwdjpbkemenkeugoid

2 website wwwe-ppidkemenkeugoid

3 website wwwhaikemenkeugoid

4 aplikasi mobile PPID

5 datang langsung ke layanan informasi PPID DJPb

Keterbukaan informasi merupakan bagian dari amanat dari UUD 1945 yang menyebutkan bahwa setiap

orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan

lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari memperoleh memiliki dan menyimpan informasi

dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia Paradigma baru dalam memahami

Keterbukaan Informasi adalah akses informasi sebagai instrumen untuk membantu warga miskin keluar

dari kemiskinan karena studi yang di lakukan oleh bank dunia memperlihatkan bahwa Keterbukaan

Informasi membuat publik mempunyai banyak pilihan dengan berbagai program program yang

transparan Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komisi Informasi Pusat RI Gede Narayana dalam

kegiatan Webinar Keterbukaan Informasi Publik Kamis (68) secara daring (online)

PPID DJPb untuk tahun 2020 memperoleh penghargaan sebagai salah satu dari empat PPID Tingkat I

lingkup Kemenkeu yang memiliki Kategori Informatif berdasar hasil Monitoring dan Evaluasi

Keterbukaan Informasi Publik yang dilakukan oleh Kemenkeu bersama Komisi Informasi Pusat (KIP)

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Wakil Menteri Keuangan kepada PPID Tk I DJPb (online) dalam

Webinar Keterbukaan Informasi Publik tersebut Dalam kesempatan rangkaian agenda webinar

tersebut tiga PPID Tk I lainnya yang memperoleh PPID Kategori Informatif yaitu PPID Tk I DJBC PPID

Tk I DJP dan PPID Tk I DJPPR

LAKIN DJPb 2020 174

4 Capaian Lainnya Tahun 2020

a Opini Wajar Tanpa Pengecualian Atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Dari BPK RI untuk

Ke-empat kalinya

Di tengah upaya Pemerintah melakukan penanganan pandemi Covid-19 Pemerintah berhasil

mempertahankan Opini WTP atas LKPP tahun 2019 Badan Pemeriksa Keuangan kembali

memberikan Opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

(LKPP) Tahun 2019 yang merupakan laporan pertanggunggjawaban Pemerintah atas pelaksanaan

APBN tahun anggaran 2019 Opini WTP atas LKPP Tahun 2019 ini tercantum dalam Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) yang disampaikan BPK kepada Menteri Keuangan sebagai wakil Pemerintah

Pusat dalam penyusunan laporan keuangan Menteri Keuangan menerima LHP tersebut setelah

BPK menyampaikan secara resmi LHP dimaksud kepada DPR DPD dan Presiden Opini WTP atas

LKPP Tahun 2019 menunjukkan bahwa pertanggungjawaban Pemerintah atas pelaksanaan APBN

TA 2019 dinilai sangat baik oleh BPK dan diharapkan dapat lebih meningkatkan kepercayaan

masyarakat kepada Pemerintah serta kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya

Opini WTP tahun ini adalah Opini WTP keempat

kali yang diterima Pemerintah Pusat dari BPK

Upaya Pemerintah untuk meraih dan

mempertahankan Opini WTP dilakukan melalui

berbagai langkah perbaikan dan peningkatan

kualitas serta efektifitas pengelolaan keuangan

negara Langkah tersebut dilakukan antara lain

melalui perbaikan dan penyempurnaan regulasi

dan tata kelola pengembangan dan optimalisasi

penggunaan sistem dan teknologi informasi

peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

pengelola keuangan optimalisasi nilai kualitas

dan pemanfaatan aset Barang milik Nega-ra

(BMN) dan optimalisasi peran Aparat Pengawas

Intern Pemerintah (APIP) mulai dari tahapan

perencanaan penganggaran pelaksa-naan hingga

tahapan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN

Opini WTP yang diraih Pemerintah tahun ini

menjadi spesial karena pemeriksaan dan

penyelesaian laporan keuangan dilakukan di

tengah pandemi Covid-19 Upaya penanganan

pandemi berupa Pembatasan Sosial Berskala

Besar tidak hanya berdampak kepada Pemerintah

selaku entitas yang diperiksa (auditee) melainkan

juga kepada BPK selaku pemeriksa laporan

keuangan (auditor) Penyesuaian pola kerja

menjadi Work From Home (WFH) dan pembatasan

pertemuan tatap muka (physical distancing)

mewarnai proses pemeriksaan dan penyelesaian

LKPP Namun demikian berbagai dinamika yang

terjadi tidak mengurangi semangat untuk

penyelesaian seluruh rangkaian pemeriksaan

maupun penyelesaian LKPP Sebaliknya justru hal

ini menjadi pendorong untuk tetap bisa

menyajikan LKPP yang andal dan berkualitas

Gambar Presiden

Jokowi saat menerima

Opini WTP atas LKPP

2020 dari Kepala BPK RI

175 LAKIN DJPb 2020

Dengan tetap diraihnya Opini WTP Pemerintah semakin percaya diri untuk terus berupaya secara

optimal memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menggunakan APBN secara efektif untuk

mencapai target pembangunan serta menjadikan bangsa Indonesia lebih bermartabat adil dan

makmur

b Penyaluran Subsidi BungaSubsidi Margin Bagi UMKM Dalam Rangka Program Pemulihan Ekonomi

Nasional (PEN)

para pelaku usaha dari sektor riil dalam menjalankan usahanya yang terdampak pandemi COVID-19

Relaksasi berupa subsidi bunga kredit diberikan selama 6 bulan dengan besaran yang disesuaikan

dengan skala usaha UMKM Melalui Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK 65PMK052020 tentang

Tata Cara Pemberian Subsidi BungaSubsidi Margin Untuk KreditPembiayaan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah Dalam Rangka Mendukung Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional pemerintah

sekali lagi hadir dan mengambil langkah cepat dan nyata dalam upaya membuat pelaku UMKM dapat

terus bertahan

Tahun 2020 pemerintah telah mengalokasikan dana subsidi bunga KUR sebesar Rp497 triliun dan

sampai dengan Desember 2020 telah terealisasi sebesar Rp488 triliun yang disalurkan oleh 34 lembaga

Penyalur Sedangkan KUR Supermikro yaitu kredit yang ditujukan kepada pekerja yang terkena PHK dan

ibu rumah tangga produktif telah ditargetkan penyaluran sebesar Rp113 triliun dan telah terealisasi

sebesar Rp769 triliun pada 16 lembaga keuangan Sementara itu Subsidi Bunga Non KUR sampai

dengan Desember 2020 telah terealisasi sebesar Rp384 triliun dari pagu sebesar Rp 305 Triliun

Subsidi Bunga Non KUR ini telah disalurkan oleh 867 Lembaga penyalur yang terdiri atas 4 Bank

Himbara 22 Bank Umum Nasional 19 BPD+ 4 Unit Usaha Syariah 10 Perusahaan Pembiayaan 812 BPR

S Realisasi pencairan Subsidi Bunga Non KUR melalui PT Pegadaian adalah sebesar Rp 422 Miliar

untuk lebih dari 16 juta debitur dan Realisasi pencairan melalui PT Permodalan Nasional Madani (PNM)

sebesar Rp 122 Triliun untuk lebih dari 51 juta debitur dan realisasi sebesar Rp 2539 Miliar melalui 12

koperasi mitra BLU PIP

Sejak Covid-19 melanda di belahan dunia termasuk

Indonesia perekonomian mulai terdampak secara masif

dan signifikan Untuk itu pemerintah berupaya merespon

cepat untuk penyelamatan sekaligus antisipasi dampak

yang lebih besar Salah satu sektor yang paling rentan

terdampak adalah UMKM sehingga pemerintah

mempersiapkan skema dukungan kepada UMKM dalam

bentuk subsidi bunga kredit Subsidi bunga yang diberikan

kepada UMKM merupakan salah satu instrumen kebijakan

dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk

mendukung dari sisi supply side (penawaran) Program ini

merupakan langkah Pemerintah dalam melindungi

mempertahankan dan meningkatkan kemampuan ekonomi

LAKIN DJPb 2020 176

c Menerima kunjungan Delegasi Accountant Generalrsquos Departement Of Malaysia

Modernisasi sistem penerimaan negara adalah mandat yang tidak dapat dinegosiasikan Hal tersebut

disampaikan oleh Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan Saiful Islam saat menerima

delegasi study visit dari Accountant Generalrsquos Departement of Malaysia yang ingin belajar dari

pengalaman Direktorat Jenderal Perbendaharaan dalam pengelolaan keuangan negara khususnya

tentang sistem penerimaan negara berbasis teknologi di ruangan Treasury Premiere Service Jakarta

(2402) Direktorat Jenderal Perbendaharaan dijadikan lokasi tujuan study visit karena dianggap sudah

dapat mengaplikasikan sistem penerimaan negara secara elektronik dengan baik menggunakan Modul

Penerimaan Negara Generasi ke-3 (MPN G3) ldquoKami ingin belajar dari yang terbaikrdquo ucap Norzairin

Senior Assistant Director Accountant Generalrsquos Departement of Malaysia

Seperti diketahui perjalanan Modul Penerimaan Negara (MPN) telah melalui berbagai tahapan mulai

dari MPN generasi pertama (MPN G1) di tahun 2006 dimana sistem pendapatan pemerintah tersebut

masih dalam tahap manual dan belum terintegrasi MPN G1 selanjutnya digantikan dengan MPN

Generasi ke-2 (MPN G2) di ahun 2015 yang dirancang untuk menjadi sistem terpusat dan terintegrasi

serta akan bekerja dengan baik bersama dengan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)

MPN G2 kini berkembang menjadi MPN Generasi Ke-3 (MPN G3) yang di luncurkan tahun 2019 MPN G3

menawarkan sistem pendapatan pemerintah yang lebih andal kuat dan modern dengan penambahan

saluran pembayaran dari berbagai instrumen

Kepada peserta study visit Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan mengatakan

bahwa reformasi bukanlah hal yang mudah Keberhasilan Indonesia mereformasi sistem manajemen

keuangannya saat ini tidak lepas dari dukungan kuat pemangku kebijakan tim yang berdedikasi dan

profesional kolaborasi dengan para pemangku kepentingan serta manajemen perubahan yang kuat

ldquoReformasi bukanlah pekerjaan mudah ini adalah perjalanan yang panjang dan membutuhkan tujuh

belas tahun bagi kami untuk menjadi seperti sekarang ini Kami telah melewati berbagai tantangan

keengganan bahkan penolakanrdquo ungkap Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan

Direktur SiTP saat menerima kunjungan Delegasi Accountant Generalrsquos Departement Of Malaysia

177 LAKIN DJPb 2020

d Optimalisasi Pelaksanaan Pembinaan Serta Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran

Belanja KL Untuk Pengawalan Pelaksanaan APBN Dan Capaian Output Belanja Prioritas Nasional

Tahun 2020

Sebagai implementasi atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 195PMK052018 tentang Monitoring

dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian NegaraLembaga dilaksanakan upaya

pengawalan dan peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran melalui penyusunan spending review (SR)

perumusan langkah-langkah strategis pelaksanaan anggaran Tahun 2020 reviu pelaksanaan anggaran

dan evaluasi pelaksanaan anggaran Pada Tahun 2020 kegiatan-kegiatan tersebut difokuskan pada

program prioritas nasional yang menjadi perhatian pemerintah dan presiden termasuk untuk

mengawal belanja belanja priotitas KL yang sebagian besar digunakan dalam rangka penanggulangan

pandemi Covid-19

Dalam rangka mendorong peningkatan Value for Money khususnya pada Belanja Pemerintah yang

dilaksanakan oleh KL telah dilaksanakan SR tahun 2020 yang meliputi 2 aspek yaitu review efisiensi

dan review efektivitas Hasil review disampaikan untuk kebutuhan eksternal dan internal DJPb Untuk

eksternal hasil review disampaikan kepada DJA untuk masukan perbaikan penganggaran periode

selanjutnya Untuk keperluan internal DJPb review efisiensi diarahkan untuk (1) Monitoring dan

memastikan pelaksanaan kegiatan dan monitoring penyerapan belanja (2) Penyediaan alokasi belanja

dan kecukupan kas dan (3) Memastikan value for Money Belanja (Kualitas Belanja) Pada SR 2020

aspek efektivitas dilakukan dengan melihat keterkaitan antara realisasi belanja dengan capaian

output belanja untuk menilai apakah belanja Pemerintah disalurkan secara tepat waktu tepat jumlah

dan tepat penerima sehingga dampakmanfaat dari belanja tersebut dapat dirasakan masyarakat secara

optimal

Dalam Spending Review Efektivitas analisis dilakukan tidak hanya dari sisi penyaluran atau

administrasi pengelolaan keuangan namun spesifik berbasis output belanja KL dan mengaitkan

dengan berbagai sasarantarget yang ada selaras dengan concern berbagai pihak untuk mengetahui

bagaimana capaian output dan outcome program pemerintah

Dalam beberapa tahun terakhir DJPb telah secara khusus melihat pentingnya monitoring atas capaian

output dan secara aktif mendorong penataan kembali strukturnomenklatur program kegiatan output

belanja yang lebih mencerminkan realisasi belanja dan mendukung implementasi penganggaran ber-

basis kinerja Concern tersebut pertama kali disampaikan kepada Menteri Keuangan dalam penyam-

paian hasil SR Efektivitas 2018 dan diangkat kembali pada Rapim BA 015 Kemenkeu di awal tahun 2019

dan Rapim Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) di akhir tahun 2019 Sebagai hasilnya Kementerian

Keuangan telah menginisiasi dan menyusun Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP)

yang secara masif merubah struktur belanja dalam upaya peningkatan keselarasan perencanaan-

penganggaran dan peningkatan kualitas belanja Selanjutnya dengan implementasi RSPP di tahun 2021

DJPb akan lebih siap dalam mengawal implementasi RSPP menggunakan hasil-hasil review beberapa

tahun terakhir

Dengan semangat koordinasi DJPb telah bersinergi secara intensif dengan DJA untuk menyamakan

perspektif review baik dari sisi obyek jenis dan evaluasi belanja yang dibutuhkan Hal ini dilakukan

dalam rangka mengoptimalkan manfaat hasil review sekaligus meningkatkan sinergi antar tahapan baik

LAKIN DJPb 2020 178

tahapan perencanaan tahapan penganggaran dan tahapan pelaksanaan anggaran Untuk SR Efektivitas

2020 evaluasi dilakukan atas eksekusi belanja selama tahun anggaran berlangsung di tahapan

pelaksanaan anggaran tentunya bermanfaat sebagai feedback untuk perbaikan perencanaan dan

penganggaran periode selanjutnya DJPb menyampaikan hasil Review Efektivitas ini kepada DJA sebagai

salah satu masukan untuk Evaluasi Kinerja Anggaran yang selanjutnya digunakan dalam mempersiapkan

perumusan Arah Kebijakan Sasaran Tema dan Prioritas Nasional 2021 Sementara itu SR Efisiensi

dilakukan dengan review atas angka kebutuhan ideal belanja KL DJPb menyampaikan hasil Spending

Review atas aspek efektivitas kepada DJA sebagai salah satu masukan untuk kebutuhan tinjau ulang

(review) angka dasar dalam rangka penyusunan pagu indikatif Kementerian NegaraLembaga (KL)

Review Efisiensi dilakukan terhadap 4 kelompok output yaitu output cadangan operasional generik

dan teknis Selanjutnya DJPb menggunakan hasil review efisiensi tersebut untuk mendorong Satker

dalam efisiensi belanjanya

Selain melalui SR dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas belanja (spending better) dan

mewujudkan percepatan pelaksanaan programkegiatan pada tahun 2020 sebelum tahun anggaran

dimulai diterbitkan Surat Menteri Keuangan S-837MK052019 hal Langkah-langkah Strategis

Pelaksanaan Anggaran (LLSPA) KL Tahun Anggaran 2020 Terdapat beberapa poin penting yang menjadi

penekanan dalam langkah-langkah strategis tersebut yaitu (1) Pelaksanaan reviu atas DIPA dan

pengajuan usulan revisi DIPA di awal tahun terutama bagi KL yang mengalami perubahan sehubungan

dengan pembentukan Kabinet Indonesia Maju (2) Peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran dan

(3) Peningkatan kinerja pelaksanaan anggaran berdasarkan penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan

Anggaran (IKPA) Dalam rangka memastikan langkah-langkah strategis pelaksanaan anggaran

dilaksanakan dan dijalankan KL secara optimal secara periodik dilakukan kegiatan penyusunan Reviu

Pelaksanaan Anggaran dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dengan melibatkan pihak KL melalui one on

one meeting

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut telah disiapkan tools evaluasi berupa Indikator Kuali-

tas Pelaksanaan Anggaran (IKPA) sesuai PER-4PB2020 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Indikator

Kinerja Pelaksanaan Anggaran Belanja KL Sesuai ketentuan tersebut mulai tahun 2020 pengukuran

IKPA telah disempurnakan dan diperluas menjadi 13 indikator dengan menambahkan konfirmasi

capaian output Untuk kemudahan perhitungan IKPA dilakukan dan ditampilkan secara otomatis pada

aplikasi Online Monitoring SPAN (OMSPAN) Bahkan sebagai bagian dari upaya perbaikan sistem monev

kinerja anggaran melalui implementasi Single Budget Monitoring System sebagai Single Source Of Truth untuk

monitoring yang juga merupakan salah satu milestone dalam IS RBTK 14 (Integrasi Proses Bisnis

Perencanaan dan Penganggaran) dilakukan proses integrasi data penilaian Indikator Kualitas

Pelaksanaan Anggaran (IKPA) dan Evaluasi Kinerja Anggaran (EKA) melalui melalui pertukaran data (data

interchange) antara aplikasi OMSPAN DJPb dan SMART DJA

Di tengah Tahun 2020 saat situasi pandemi Covid-19 mulai hadir diterbitkan beberapa kebijakan

pelaksanaan anggaran sebagai respon dalam rangka membantu pelaksanaan penanganan pandemi

Covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional (PC-PEN) Beberapa kebijakan yang diterbitkan

tersebut bersifat relaksasi terhadap mekanisme pelaksanaan anggaran dan pembayaran yang berlaku

secara umum dan diharapkan dapat mengakselerasi pelaksanaan anggaran seperti

179 LAKIN DJPb 2020

1 Simplifikasi mekanismeproses pelaksanaan komitmen dan alokasi belanja berupa kebijakan yang

mengatur bahwa dalam rangka PC-PEN PAKPA dapat melakukan perikatan walaupun dana tidak

tersediacukup tersedia dalam DIPA

2 Simplifikasi mekanismeproses pelaksanaan pembayaran APBN berupa kebijakan yang mengatur

bahwa (1) pembayaran dapat dilakukan sebelum barangjasa diterima setelah rekanan menyam-

paikan jaminan (2) mekanisme pembayaran dapat dilakukan dengan mekanisme LS atau TUP (3)

relaksasi pembayaran TUP untuk keperluan operasional dan Nonoperasional serta dapat

dipergunakan untuk pembayaran pekerjaan kontraktual

3 Kemudahan penyampaian SPM ke KPPN untuk percepatan pencairan dana berupa penyampaian

SPM secara elektronik melalui e-SPM serta pengaturan batas dan persyaratan penyampaian spm

yang lebih longgar

Bahkan untuk mengawal pelaksanaan program PC-PEN secara lebih optimal maka pelaksanaan

kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran (Monev PA) KL dilakukan secara lebih intensif

melalui

1 Pemantauan secara harianregular melalui koordinasi dengan KL pengelola belanja PEN

2 Penyusunan laporan rutin progress pelaksanaan belanja PEN dan penanganan Covid (2 kali per

minggu)

3 Melakukan one-on-one meeting dengan KL (EPA) secara bulanan dalam rangka mendorong

akselerasi belanja dan debottlenecking pelaksanaan belanja PEN Sejak Agustus 2020 bahkan EPA

dilakukan secara bulanan

4 Melakukan survey atas pelaksanaan program PEN seperti (i) Survei bansos Program Keluarga

Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) serta (ii) Survei insentif tenaga Kesehatan

Melalui sarana monev PA KL tersebut di atas dibahas capaian kinerja pelaksanaan anggaran yang

diukur dengan menggunakan IKPA isu-isu strategis pelaksanaan anggaran tantanganpermasalahan

teknis yang teridentifikasi dan dihadapi KL dalam rangka pelaksanaan programkegiatan maupun

optimalisasi penyerapan anggaran serta pencapaian target outputnya

Berbagai upaya yang dilakukan sepanjang tahun 2020 memberikan hasil yang positif terhadap kualitas

pelaksanaan anggaran belanja KL Meskipun di tahun 2020 dihadapi berbagai ketidakpastian akibat

pandemi Covid-19 yang berakibat pada pembatasan sosial yang menghambat berbagai kegiatan

keterbatasan resource dan perubahan alokasi keuangan yang menyertainya realisasi belanja dan

capaian output KL tetap dapat tercapai dengan cukup baik Hal tersebut turut berkontribusi pada

upaya menahan laju penurunan pertumbuhan ekonomi serta percepatan pemulihan ekonomi sebagai

dampak pandemi Covid-19

LAKIN DJPb 2020 180

Halaman ini sengaja dikosongkan

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

A Tindak Lanjut atas Evaluasi APIP

B Revitalisasi Manajemen Kinerja DJPb

183 LAKIN DJPb 2020

Implementasi SAKIP DJPb pada tahun-tahun sebelumnya telah dievaluasi setiap tahunnya oleh

Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Keuangan dan hasilnya dituangkan dalam Laporan Hasil

Evaluasi Implementasi SAKIP Di dalam laporan tersebut terdapat beberapa rekomendasi yang perlu

ditindaklanjuti DJPb dalam rangka melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas dalam

implementasi SAKIP di Lingkungan DJPb Beberapa rekomendasi Itjen atas implementasi SAKIP DJPb

tahun 2019 dan tindak lanjutnya adalah sebagai berikut

1 Menyusun mekanisme untuk mengidentifikasi pejabat yang berprestasi dengan memenuhi target

kinerja dan yang tidak mencapai target kinerja Atas pejabat yang tidak mencapai target kinerja agar

dapat diusulkan untuk mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian

khususnya yang terkait dengan pencapaian target kinerjanya

Melalui ND-3730PB12020 DJPb telah menyampaikan masukan atas rancangan Surat Edaran

mengenai Pelaksanaan Pembinaan Kinerja di lingkungan kementerian Keuangan kepada Biro SDM

Setjen

Pada point penjelasan atas Sasaran Bimbingan Kinerja dan Konseling Kinerja ditujukan

kepada pegawai Kementerian Keuangan yang memiliki Target Kinerja DJPb memberikan

masukan agar sasaran bimbingan kinerja dan konseling kinerja agar lebih spesifik karena tidak

semua pegawai memerlukan konseling kinerja Misalnya spesifik diutamakan terhadap para

pegawai yang memiliki kinerja kurang optimal (tidak mencapai target atau Nilai Perilaku rendah)

Untuk mendapatkan sasaran yang lebih spesifik sebagaimana tersebut di atas perlu

ditambahkan ketentuan terkait mekanisme bagi unit kerja untuk melakukan identifikasi status

kinerja para pegawai (berprestasi atau kinerja kurang optimal atau lainnya)

Usulan pengadaan mekanisme dimaksud mengingat Keputusan Menteri Keuangan 590

KMK012016 tentang Pedoman Dialog Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan dan SE

tersebut disusun oleh Setjen untuk menyempurnakan pengaturan e-performance amp modul

Dialog Kinerja Individu (DKI) yang menginduk ke HRIS yang seharusnya diatur terpusat untuk

Kemenkeu

Adapun berdasarkan informasi Biro SDM Setjen SE dimaksud saat ini dalam proses penetapan

Untuk DJPb sendiri telah diupayakan penyampaian panduan langkah-langkah peningkatan kualitas

pengelolaan kinerja melalui ND-2036PB12020 yang di antaranya (prinsip SFO No 4 Kondisi No 6)

dengan action plan

1) Penugasan pengembangan kompetensi melalui bimtek atau diklat didasarkan antara lain pada

analisis kebutuhan diklat dan pencapaian kinerja pegawai

2) Melakukan peningkatan kompetensi dasar terhadap pegawai yang kualitasnya masih kurang

2 Terus berupaya melakukan upaya inovasi dan reformasi untuk dapat mencapai peningkatan IKU

melebih 110 dari IKU tahun sebelumnya

Dalam hal ini DJPb telah menyusun langkah-langkah peningkatan kualitas pengelolaan kinerja Ditjen

Perbendaharaan tahun 2020

LAKIN DJPb 2020 184

Selanjutnya dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan kinerja pada seluruh unit lingkup Ditjen

Perbendaharaan telah diminta kepada seluruh pimpinan unit lingkup DJPb untuk melaksanakan

langkah-langkah sebagai berikut

a Memimpin secara aktif dalam merumuskan eksekusi dan monitoring strategikinerja di unit kerja

masing-masing

b Meningkatkan intensitas dan inovasi proses internalisasi visi Misi peta strategi IKU inisiatif

startegis dan nilai-nilai organisasi kepada internal seluruh pegawai maupun pihak eksternal

c Memonitor dan mengevaluasi secara rutin progress implementasi langkah-langkah peningkatan

kualitas pengelolaan kinerja di unit kerja masing-masing

Selain itu dalam rangka meningkatkan kualitas capaian IKU setiap periode laporan telah diterbitkan

panduan kepada seluruh unit secara triwulan berupa Nota Dinas perihal Pengelolaan Kinerja Periode

Triwulan berkenaan

3 Menyusun rencana launching dan penerapan aplikasi INTENSE Dalam hal kebijakan WFH dan kondisi

pandemi covid-19 masih berlanjut seyogyanya DJPb dapat mengkonsepkan kegiatan launching secara

virtual

Dalam rangka meningkatkan kualitas dan akuntabilitas pengelolaan kinerja organisasi di lingkungan

DJPb telah diimplementasikan Aplikasi Integrated Treasury Performance System Direktorat Jenderal

Perbendaharaan (Aplikasi Intense DJPb)

Aplikasi tersebut dibangun dengan tujuan untuk mengelola data pengelolaan kinerja yang memiliki

keterkaitan secara berjenjang antar level unit sehingga terbentuk data konsolidasi perhitungan Nilai

Kinerja Organisasi secara akurat dan otomatis sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri

Keuangan nomor 467MK12014 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan

Aplikasi (INTENSE) DJPb ini di launching pada bulan Agustus 2020 sebagaimana ND Sekretaris Ditjen

Perbendaharaan Nomor ND-2375PB12020 tgl 5 Agustus 2020 hal Pelaksanaan Implementasi

Aplikasi Integrated Treasury Performance System (INTENSE) DJPb

4 Menyusun mekanisme monitoring target kinerja bagi eselon III dan IV serta mendokumentasikan hasil

monitoring dan tindak lanjutnya

Dalam rangka menunjang pencapaian target kinerja dan meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja di

lingkungan DJPb telah disusun mekanisme monitoring target kinerja untuk Kemenkeu-Three sd

Four Mekanisme monitoring target kinerja bagi eselon III dan IV telah disampaikan seluruh unit DJPb

melalui Nota Dinas Sekretaris Nomor ND-3915PB12020

Hal tersebut sejalan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK012014 tentang

Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan bahwa seluruh unit kerja di lingkungan

Kementerian Keuangan termasuk DJPb melaksanakan monitoring atas kemajuan capaian kinerja

secara triwulanan

185 LAKIN DJPb 2020

5 Menyusun mekanisme reviu IKU secara internal yang sekurangnya mengatur tentang periode

pelaksanaan reviu PIC terkait dan proses dokumentasi hasil reviu

Dalam rangka meningkatkan kualitas IKU khususnya tahun 2021 telah disampaikan mekanisme reviu

IKU Kantor Pusat DJPb dan Kantor Vertikal DJPb untuk menunjang pencapaian target kinerja dan

meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja di lingkungan DJPb

Hal tersebut sejalan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK012014 tentang

Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan bahwa seluruh unit kerja di lingkungan

Kementerian Keuangan termasuk DJPb melaksanakan monitoring atas kemajuan capaian kinerja

secara triwulanan

6 Berkoordinasi dengan Biro Perencanaan dan Keuangan Setjen Kemenkeu untuk membahas action

plan dalam rangka menyelaraskan struktur dan timeline proses penganggaran dengan penyusunan

kinerja

Sebagaimana Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK12014 tentang Pengelolaan Kinerja di

Lingkungan Kementerian Keuangan bahwa untuk mengaktualkan sasaran strategis organisasi

diperlukan adanya continuously improvement terhadap penyusunan kontrak kinerja melalui

penyempurnaan Kontrak Kinerja

Dengan demikian Kontrak Kinerja lingkup DJPb setiap tahun perlu dilakukan penyesuaian agar lebih

adaptif terhadap perkembangan proses bisnis dan isu-isu strategis organisasi DJPb yang akan

diimplementasikan pada tahun berkenaan

Dalam rangka menselaraskan sasaran yang ditetapkan dalam dokumen rencana kinerja tahunan

dapat diidentifikasi dengan kegiatan dan anggaran DJPb telah menyusun draft Kontrak Kinerja

Kemenkeu-One DJPb berdasarkan hasil masukan dari unit eselon II lingkup DJPb serta mengacu

pada dokumen Renstra Kemenkeu tahun 2020-2024 Renstra DJPb tahun 2020-2024 dan hasil

pembahasan draft Kontrak Kinerja Kemenkeu-Wide maupun Renja DJPb Tahun 2021

Selanjutnya terkait penyelarasan timeline proses penganggaran dan penyusunan Kontrak Kinerja

telah disampaikan kepada Biro Cankeu Setjen Kemenkeu melalui Nota Dinas Setditjen nomor ND-

3877PB12020 hal Penyampaian Draft Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJPb Tahun 2021

Selain itu koordinasi dengan Biro Cankeu Setjen dilakukan melalui pembahasan dalam rapat-rapat

terkait pembahasan refinement Kontrak Kinerja 2021 termasuk di antaranya membahas keselarasan

Kontrak Kinerja Renstra dan Renja yang melibatkan seluruh unit Eselon I lingkup Kemenkeu

7 Mengidentifikasi seluruh SS dan IKU pada tahun (Y) yang digunakan sebagai referensi penyusunan

Renja tahun (Y+1) dan memastikan bahwa atas SS atau IKU dimaksud telah dapat dikaitkan dengan

Renja

a Dalam penyusunan Rencana Kerja dan RKA-KL satker-satker lingkup DJPb telah mengacu pada

Sasaran Strategis dan IKU pada Renstra serta dari awal sudah melibatkan pengelola kinerja dan

pengelola keuangan

b Penyampaian Renja sesuai Pagu Alokasi Anggaran disampaikan kepada pengelola kinerja sebagai

bahan rujukan untuk penyusunan perjanjian kinerja dan refinement IKU

LAKIN DJPb 2020 186

c Ikut serta dalam melakukan refinement IKU dengan pengelola kinerja

8 Melakukan upaya inovasi dan reformasi serta upaya pembentukan zona bebas korupsi dan

meningkatkan inisiatif pencegahanpemberantasan korupsi untuk menciptakan kondisi bebas korupsi

di lingkungan DJPb yang diakui masyarakat

Dalam hal ini telah terdapat upaya DJPb yang terbukti atau diakui dalam inisiatif pemberantasan

korupsi pada lingkungan kerja DJPb yang ditunjukkan pada capaian unsur antikorupsi dalam Survei

Penilaian Integritas (SPI) yang mengalami kenaikan terus selama 3 tahun (dari indeks 7622 pada

tahun 2017 9051 pada tahun 2018 dan 9661 pada tahun 2019)

Survei Penilaian Integritas (SPI) dilakukan oleh Itjen bekerja sama dengan UKI dalam rangka

mengukur budaya integritas unit di lingkungan Kemenkeu menggunakan metodologi SPI yang

diadopsi dari Integrity Assessment KPK Melalui penilaian integritas dari pihak eksternal dan internal

didapatkan gambaran objektif dan terukur mengenai integritas organisasi di lingkungan Kemenkeu

yang dapat memberikan feedback perbaikan dalam penguatan budaya integritas yang lebih terarah

dan komprehensif

Selain itu salah satu terobosaninovasi DJPb dalam rangka memperkokoh integritas seluruh pegawai

sebagai pengembangan lebih lanjut pembangunan zona integritas dan menjabarkan nilai integritas

sesuai amanat dari nilai-nilai Kementerian Keuangan serta pencapaian Roadmap SDM 2019-2030

maka DJPb telah mengembangkan Integrity Framework (Kerangka Penguatan Integritas) Integrity

framework merupakan quickwins DJPb 2019 yang telah ditetapkan melalui Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor PER-30PB2019 tanggal 31 Desember 2019 tentang Kerangka Penguatan

Integritas Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Tujuan kerangka penguatan integritas DJPb yaitu

a Pedoman bagi seluruh pejabat pegawai dan para pemangku kepentingan dalam menjalankan

tugas dan fungsinya agar terhindar dari korupsi dan pelanggaran integritas lainnya

b Memberikan arah dan panduan bagi organisasi dalam mengimplementasikan gerakan antikorupsi

di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

c Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan kebijakan yang memenuhi prinsip keadilan

dan berdasarkan kepentingan organisasi

d Membangun kesadaran dan komitmen pimpinan dan seluruh pegawai dalam upaya penguatan

integritas serta menjadikan integritas sebagai pedoman hidup

e Menciptakan budaya organisasi yang sehat yang menjunjung tinggi profesionalisme integritas dan

sesuai kode etik yang telah ditetapkan

f Mewujudkan penyelenggaraan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang

bersih dan bebas dari korupsi kolusi dan nepotisme

Meningkatkan kepercayaan publik terhadap Direktorat Jenderal Perbendaharaan bahwa Direktorat

Jenderal Perbendaharaan zero tolerance terhadap korupsi dan pelanggaran integritas lainnya

187 LAKIN DJPb 2020

Sebagaimana amanat Menteri Keuangan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK012014

tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan bahwa seluruh unit eselon I di

lingkungan Kementerian Keuangan perlu mendorong peningkatan implementasi pengelolaan kinerja

secara berkelanjutan Sebagai salah satu langkah untuk mendorong komitmen pimpinan unit dan seluruh

pegawai terhadap peningkatan kualitas pengelolaan kinerja serta bentuk apresiasi atas kontribusi

peningkatan kualitas pengelolaan kinerja di lingkungan DJPb Manajer Kinerja Organisasi DJPb

melaksanakan penilaian terhadap implementasi pengelolaan kinerja di masing-masing unit kerja di

lingkungan DJPb

Penilaian implementasi pengelolaan kinerja tersebut difokuskan terhadap hasil capaian kinerja yang

telah direalisasikan serta pemenuhan unsur-unsur peningkatan kualitas pengelolaan kinerja berlandaskan

Strategy Focused Organization (SFO) Penilaian tersebut dilaksanakan terhadap 2 (dua) parameter

sebagai berikut

1 Nilai kuantitatif pemenuhan unsur-unsur peningkatan kualitas pengelolaan kinerja (bobot 70)

dengan rincian sebagai berikut

a Pemenuhan pelaksanaan prinsip SFO (bobot 70) yang terdiri atas pemenuhan prinsip I (30)

prinsip II (10) prinsip III (10) prinsip IV (25) dan prinsip V (25)

b Pemenuhan dokumen pendukung (bobot 5)

c Prestasi unit kerja (bobot 5)

d Kualitas laporan capaian IKU (bobot 15)

e Kualitas penyajian laporan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja (bobot 5)

2 Nilai Kinerja Organisasi (NKO) tahun 2019 (bobot 30)

Nilai kuantitatif pemenuhan unsur-unsur peningkatan kualitas pengelolaan kinerja dinilai berdasarkan 17

(tujuh belas) action plan unsur-unsur peningkatan kualitas pengelolaan kinerja yaitu

1 Menyusun strategi organisasi berdasarkan tools STEP SWOT dan TOWS

Unsur ini dinilai dalam rangka mendorong komitmen pimpinan untuk memimpin dan menginisiasi

secara langsung penyusunanidentifikasi strategi organisasi dalam rangka mencapai visi misi dan

tujuan organisasi Kriteria pemenuhan action plan tersebut dalah sebagai berikut

Tabel 4B1 Kriteria Penilaian Unsur Pertama Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

NILAI KRITERIA

100 Telah disusun strategi organisasi serta memenuhi kriteria berdasarkan tools STEP SWOT dan TOWS

80 Telah disusun strategi organisasi tetapi yang memenuhi kriteria hanya berdasarkan tools STEP dan SWOT

60 Telah disusun strategi organisasi tetapi yang memenuhi kriteria hanya berdasarkan tools STEP

40 Telah disusun strategi organisasi tetapi belum memenuhi kriteria berdasarkan tools STEP SWOT dan TOWS

0 Belum disusun strategi organisasi

LAKIN DJPb 2020 188

2 Melaksanakan dan menghadiri rapat untuk membahas Peta Strategi IKU Inisiatif Strategis

Penetapan target dan Manual IKU-nya

Unsur ini dinilai dalam rangka mendorong komitmen pimpinan terhadap pengelolaan kinerja di

masing-masing unit salah satunya dengan kehadiran kepala kantor dalam memimpin rapat untuk

membahas draft template Peta Strategi IKU Manual IKU perumusan Inisiatif Strategis yang memadai

di masing-masing unit Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B2 Kriteria Penilaian Unsur Kedua Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

3 Melaksanakan dan menghadiri DKO secara rutin untuk membahas isu-isu strategis organisasi dan

mengevaluasi capaian IKU proyeksi capaian dan merumuskan langkah tindak lanjutnya

Action plan ini dalam rangka mendorong komitmen pimpinan terhadap pengelolaan kinerja di masing-

masing unit salah satunya melalui kehadiran kepala kantor untuk memimpin DKO monitoring dan

evaluasi capaian IKU secara periodik serta langkah-langkah yang harus dilaksanakan pada periode

mendatang dalam rangka mengoptimalkan pencapaian target IKU

Sebagaimana Keputusan Menteri Keuangan Nomor 590KMK012016 tentang Pedoman Dialog Kinerja

di Lingkungan Kementerian Keuangan dokumen kelengkapan Dialog Kinerja Organisasi adalah

sebagai berikut

a Kerangka Acuan Dialog Kinerja (KADK)

b efektivitas waktu Dialog Kinerja

c Kuesioner umpan balik pelaksanaan Dialog Kinerja

d Risalah Rapat (Notula) Dialog Kinerja

e Matriks Tindak Lanjut Dialog Kinerja

Tabel 4b3 Kriteria Penilaian Unsur Ketiga Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

NILAI KRITERIA

100 Telah dilaksanakan rapat pembahasan dan dihadiri oleh kepala kantor Rapat tersebut telah didukung dokumentasi secara memadai yaitu nota dinasundangan daftar hadir notulen dan dokumentasi foto

75 Telah dilaksanakan rapat pembahasan dan dihadiri oleh kepala kantor tetapi rapat tersebut tidak didukung dokumentasi secara memadai

50 Telah dilaksanakan rapat pembahasan tetapi tidak dihadiri oleh kepala kantor Rapat tersebut telah didukung dokumentasi secara memadai

25 Telah dilaksanakan rapat pembahasan tetapi tidak dihadiri oleh kepala kantor serta tidak didukung dokumentasi secara memadai

0 Rapat pembahasan tidak dilaksanakan

NILAI KRITERIA

100

Telah dilaksanakan DKO secara rutin minimal satu bulan sekali dan selalu dihadiri oleh kepala kantor DKO tersebut selalu didukung dokumentasi secara memadai yaitu nota dinasundangan daftar hadir dokumen kelengkapan DKO sebagaimana 590KMK012016 dan dokumentasi foto

90 Telah dilaksanakan DKO secara rutin minimal satu bulan sekali dan selalu dihadiri oleh kepala kantor Namun DKO tersebut tidak selalu didukung dokumentasi secara memadai

80 Telah dilaksanakan DKO secara rutin minimal satu bulan sekali namun tidak selalu dihadiri oleh kepala kantor DKO tersebut selalu didukung dokumentasi secara memadai

70 Telah dilaksanakan DKO secara rutin minimal satu bulan sekali namun tidak selalu dihadiri oleh kepala kantor dan tidak selalu didukung dokumentasi secara memadai

60 Telah dilaksanakan DKO secara Triwulanan dan selalu dihadiri oleh kepala kantor DKO tersebut selalu didukung dokumentasi secara memadai

50 Telah dilaksanakan DKO secara Triwulanan dan selalu dihadiri oleh kepala kantor Namun DKO tersebut tidak selalu didukung dokumentasi secara memadai

40 Telah dilaksanakan DKO secara Triwulanan namun tidak selalu dihadiri oleh kepala kantor DKO tersebut selalu didukung dokumentasi secara memadai

189 LAKIN DJPb 2020

4 Memberikan pemahaman terhadap strategi organisasi

Unsur ini dinilai dalam rangka mendorong komitmen pimpinan terhadap pengelolaan kinerja di

masing-masing unit melalui keterlibatan langsung dalam menginternalisasi dan memberikan

pemahaman Visi Misi Peta Strategi dan IKU kepada seluruh pegawai dan stakeholders

Kegiatan pemberian pemahaman strategi organisasi dimaksud dapat dilaksanakan dalam berbagai

bentuk yaitu GKMCoffee MorningCapacity BuildingSosialisasi baik kepada pihak internal maupun

eksternal Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B4 Kriteria Penilaian Unsur Keempat Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

5 Penyusunan Inisiatif Strategis

Dalam rangka mendukung capaian target IKU yang telah ditetapkan khususnya terhadap IKU yang

pencapaiannya memerlukan extra effort maka dalam Kontrak Kinerja Pemilik Peta Strategi perlu

dicantumkan suatu Inisiatif Strategi Inisiatif Strategi yang disusun harus memenuhi kriteria antara

lain merupakan terobosan yang berpengaruh signifikan terhadap pencapaian strategi organisasi

dan periode waktu penyelesaian yang spesifik

plan ini dinilai dengan mengukur kesesuaian penyusunan Inisiatif Strategis berdasarkan kriteria

dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467KMK012014 tentang Pengelolaan Kinerja di

Lingkungan Kementerian Keuangan Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B5 Kriteria Penilaian Unsur Kelima Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

NILAI KRITERIA

100 Pimpinan telah melaksanakan internalisasisosialisasi strategi organisasi kepada seluruh pegawai dan kepada stakeholders dan dibuktikan dengan Undangan Daftar Hadir Notulensi dan Foto Kegiatan

75 Pimpinan telah melaksanakan internalisasisosialisasi strategi organisasi kepada stakeholders tetapi tidak dilaksanakan kepada para pegawai Dibuktikan dengan Undangan Daftar Hadir Notulensi dan Foto Kegiatan

50 Pimpinan telah melaksanakan internalisasisosialisasi strategi organisasi kepada para pegawai tetapi tidak dilaksanakan kepada para stakeholders Dibuktikan dengan Undangan Daftar Hadir Notulensi dan Foto Kegiatan

0 Tidak pernah dilakukan internalisasisosialsasi strategi organisasi kepada seluruh pegawai maupun kepada stakeholders

NILAI KRITERIA

100 Jika telah menyusun Inisiatif Strategis dan memenuhi kriteria penyusunan Inisiatif Strategis

75 Jika telah menyusun Inisiatif Strategis tetapi hanya sebagian yang memenuhi kriteria penyusunan Inisiatif Strategis

50 Jika telah menyusun Inisiatif Strategis tetapi Inisiatif Strategis yang disusun tidak memenuhi kriteria penyusunan Inisiatif Strategis

0 Tidak menyusun Inisiatif Strategis

NILAI KRITERIA

30 Telah dilaksanakan DKO secara Triwulanan namun tidak selalu dihadiri oleh kepala kantor dan tidak selalu didukung dokumentasi secara memadai

20 Telah dilaksanakan DKO namun tidak secara rutin minimal Triwulanan DKO tersebut selalu didukung dokumentasi secara memadai

10 Telah dilaksanakan DKO namun tidak secara rutin minimal Triwulanan dan tidak selalu didukung dokumentasi secara memadai

0 Tidak pernah dilaksanakan DKO

LAKIN DJPb 2020 190

6 Melakukan evaluasi terhadap pelayanan unit pendukung (Bagian UmumSubbag Umum) melalui survei

kepuasan pegawai

Dalam rangka menyelaraskan strategi antara unit teknis dan unit pendukung perlu dilakukan

evaluasi pelayanan unit pendukung melalui survei kepuasan pegawai Pelaksanaan evaluasi

dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner yang mengacu pada Kepdirjen Perbendaharaan tentang

Pedoman Pembinaan dan Supervisi KPPN

Action plan ini dinilai berdasarkan pelaksanaan survei terhadap seluruh pegawai di masing-masing

unit Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B6 Kriteria Penilaian Unsur Keenam Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

7 Memberikan apresiasi terhadap pencapaian target IKU

Action plan ini menilai inisiatif yang telah dilaksanakan oleh unit dalam memberikan apresiasi terhadap

para pegawai dengan pencapaian IKU yang optimal Bentuk apresiasi dapat berupa kebijakan yang

bersifat financial maupun non-financial yaitu

a Pemilihan program ldquothe best employeerdquo yang salah satu kriterianya berdasarkan NKPNPKP

b Nota Dinas apresiasi kepada pejabatpegawai yang mencapai target IKU atau melaksanakan Inisiatif

Strategis sesuai target

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B7 Kriteria Penilaian Unsur Ketujuh Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

8 Internalisasi Visi Misi Peta Strategi IKU Unit dan pengelolaan kinerja kepada pegawai melalui

berbagai media

Action plan ini dinilai berdasarkan pelaksanaan internalisasi strategi organisasi dan pengelolaan kinerja

kepada seluruh pegawai dalam berbagai media yaitu

a Banner poster atau pamflet Visi Misi Peta Strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman

pengelolaan kinerja dipasang di tempat strategis

b Booklet atau leaflet Visi Misi Peta Strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman pengelolaan

kinerja dibagikan kepada seluruh pegawai

c Materi Visi Misi Peta Strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman pengelolaan kinerja

ditayangkan pada website Kanwil DJPbKPPN

NILAI KRITERIA

100 Jika terdapat Nota Dinas apresiasi serta program the best employee dilaksanakan secara triwulanan

85 Jika terdapat Nota Dinas apresiasi serta program the best employee dilaksanakan secara semesteran atau hanya dilaksanakan program the best employee secara triwulanan

65 Jika terdapat Nota Dinas apresiasi serta program the best employee dilaksanakan secara tahunan atau hanya dilaksanakan program the best employee secara semesteran

45 Jika hanya dilaksanakan program the best employee secara tahunan 25 Jika hanya dilaksanakan Nota Dinas apresiasi 0 Tidak dilaksanakan

NILAI KRITERIA

100 Telah dilaksanakan survei kepuasan pegawai dan disertai bukti-bukti pendukung (rekapitulasi hasil surveipenjelasan hasil surveilembar pengisian survei)

50 Survei kepuasan pegawai dilaporkan telah dilaksanakan namun tidak disertai bukti-bukti pendukung

0 Tidak dilaksanakan

191 LAKIN DJPb 2020

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B8 Kriteria Penilaian Unsur Kedelapan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

9 Penyelenggaraan bimbingan teknis peningkatan kompetensi dasar kepada para pegawai

Action plan ini dinilai berdasarkan pelaksanaan bimbingan teknisGKM secara intensif kepada para

pegawai khususnya kepada pegawai yang kualitasnya masih perlu ditingkatkan Adapun tema materi

bimbingan teknisGKM dapat berupa

a BimtekGKM terkait materi Ms Word Ms Excel Ms Powerpoint pengetahuan dasar perbendaharaan

b Practical training kompetensi dasar antar pegawai dalam satu seksi atau lintas seksi

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B9 Kriteria Penilaian Unsur Kesembilan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

10 Tingkat partisipasi para pegawai dalam mengunggah dokumen pengelolaan kinerja pada Aplikasi

Fitur Upload Dokumen Pengelolaan Kinerja

Action Plan ini bertujuan untuk mengukur compliance para pegawai pada satu unit kerja dalam

mengunggah dokumen pengelolaan kinerja pada Aplikasi Fitur Upload Dokumen Pengelolaan Kinerja

Kriteria penilaian action Plan ini dinilai berdasarkan persentase jumlah pegawai yang ikut

berpartisipasi dalam mengunggah dokumen pengelolaan kinerja pada satu unit kerja Semakin

banyak jumlah pegawai yang mengunggah dokumen pengelolaan kinerja pada Aplikasi Fitur Upload

Dokumen Pengelolaan Kinerja maka nilai pada action Plan ini akan semakin tinggi

Misalnya 81 dari seluruh pegawai pada unit kerja tersebut telah mengunggah dokumen

pengelolaan kinerja pada Aplikasi Fitur Upload Dokumen Pengelolaan Kinerja maka nilai pada action

Plan ini untuk unit tersebut adalah sebesar 81

11 Reviu Renstra

Action Plan ini dinilai berdasarkan compliance masing-masing unit kerja dalam menyusun reviu Renstra

Tahun 2015-2019

NILAI KRITERIA

100 Jika visi misi peta strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman pengelolaan kinerja diinternalisasikan kepada para pegawai melalui berbagai bentuk media di atas

75 ika visi misi peta strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman pengelolaan kinerja diinternalisasikan hanya melalui 2 dari 3 media di atas

50 Jika visi misi peta strategi IKU pemilik peta strategi dan pedoman pengelolaan kinerja diinternalisasikan hanya melalui salah satu media di atas

0 Tidak dilaksanakan internalisasi

NILAI KRITERIA

100 Jika telah dilaksanakan bimbingan teknisGKMpractical training peningkatan kompetensi dasar kepada para pegawai lebih dari 1 (satu) kali dan dibuktikan dengan Undangan Daftar Hadir notulenlaporan kegiatan dan Foto Kegiatan

75 Jika telah dilaksanakan bimbingan teknisGKMpractical training peningkatan kompetensi dasar kepada para pegawai 1 (satu) kali dan dibuktikan dengan Undangan Daftar Hadir notulenlaporan kegiatan dan Foto Kegiatan

0 Tidak dilaksanakan bimbingan teknisGKMpractical training

LAKIN DJPb 2020 192

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B10 Kriteria Penilaian Unsur Kesebelas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

12 Pembinaan kepada KPPN dalam Pengelolaan Kinerja (Khusus Kanwil)

Action Plan ini dinilai berdasarkan pelaksanaan pembinaan yang dilakukan oleh pengelola kinerja

Kanwil terhadap pengelolaan kinerja KPPN di wilayah kerjanya Kegiatan pembinaan Kanwil terhadap

pengelolaan kinerja KPPN diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut

a Melakukan evaluasi atas pengelolaan kinerja pada KPPN

b Melakukan sosialisasiasistensi kepada KPPN baik secara on the spot di KPPN maupun dengan

mengundang pengelola kinerja KPPN ke Kanwil

c Menyebarkan kuesioner survei evaluasi pembinaan Kanwil ke KPPN

Kriteria pemenuhan action Plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B11 Kriteria Penilaian Unsur Kedua Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

13 Tingkat Partisipasi

Kategori ini dinilai berdasarkan peran serta setiap unit lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan

dalam peningkatan kualitas pengelolaan kinerja Direktorat Jenderal Perbendaharaan berupa

a Memberi masukan secara tertulis atas reviu draft Peta Strategi IKU target IKU dan manual IKU pada

saat refinement Kontrak Kinerja

b Menyampaikan usulan IKU tambahan beserta manual IKUnya

c Memberi usulan perbaikan konstruktif secara tertulis pada saat pelaksanaan pengelolaan kinerja

misalnya tanggapan atas evaluasi pelaksanaan IKU tahun 2020

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B12 Kriteria Penilaian Unsur Ketiga Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

NILAI KRITERIA

100 Jika telah disusun reviu Renstra Tahun 2015-2019 0 Jika reviu Renstra Tahun 2015-2019 tidak disusun

NILAI KRITERIA

100 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis lebih dari 2 (dua) kali dalam setahun serta menyampaikan usulan IKU tambahan

90 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis 2 (dua) kali dalam setahun serta menyampaikan usulan IKU tambahan

80 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis lebih dari 2 (dua) kali dalam setahun namun tidak menyampaikan usulan IKU tambahan

70 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis 1 (satu) kali dalam setahun serta menyampaikan usulan IKU tambahan

NILAI KRITERIA

100 Jika seluruh kegiatan pembinaan pengelolaan kinerja KPPN sebagaimana tersebut di atas dilaksanakan

90 Jika pembinaan pengelolaan kinerja kepada KPPN dilakukan dalam bentuk sosialisasiasistensi dan dalam bentuk evaluasi

80 Jika pembinaan pengelolaan kinerja kepada KPPN dilakukan dalam bentuk evaluasi serta penyebaran kuesioner survei ke KPPN

70 Jika pembinaan pengelolaan kinerja kepada KPPN dilakukan dalam bentuk sosialisasiasistensi serta penyebaran kuesioner survei ke KPPN

60 Jika pembinaan pengelolaan kinerja kepada KPPN hanya dilakukan dalam bentuk evaluasi

50 Jika pembinaan pengelolaan kinerja kepada KPPN hanya dilakukan dalam bentuk sosialisasiasistensi serta penyebaran kuesioner survei ke KPPN

0 Tidak dilaksanakan pembinaan pengelolaan kinerja KPPN

193 LAKIN DJPb 2020

14 Pemenuhan Dokumen Pendukung Pengelolaan Kinerja

Dokumen pendukung terdiri dari dokumen perencanaan strategis dokumen perencanaan kegiatan

dokumen eksekusi strategi dan dokumen tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi

Action Plan ini dinilai berdasarkan pemenuhan dokumen pendukung pengelolaan kinerja sebagai

berikut

a Dokumen Rencana Kerja Tahunan (RKT) beserta bukti dukung rapat pembahasan (undangan

rapat absensi notulen rapat)

b Dokumen RKAKLPOK beserta bukti dukung rapat pembahasan (undangan rapat absensi notulen

rapat)

c Dokumen kalender kegiatan

d Dokumen laporan pelaksanaan kegiatan

e Matriks Tindak Lanjut (MTL)

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B13 Kriteria Penilaian Unsur Keempat Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

15 Prestasi unit kerja

Kriteria pemenuhan action plan tersebut adalah sebagai berikut

Tabel 4B14 Kriteria Penilaian Unsur Kelima Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

16 Kualitas Laporan Capaian IKU

Kriteria ini menilai kualitas laporan capaian IKU yang telah disampaikan secara triwulanan

Kualitas laporan capaian IKU diukur berdasarkan kesesuaian laporan dengan format IIAA (Issues

Implication Accountability Action Plan)

NILAI KRITERIA

100 Jika unit kerja tersebut mendapatkan lebih dari 2 penghargaan setingkat unit eselon I DJPb atau mendapatkan minimal 1 penghargaan setingkat kementerian

80 Jika unit kerja tersebut mendapatkan 2 penghargaan setingkat unit eselon I DJPb

60 Jika unit kerja tersebut mendapatkan 1 penghargaan setingkat unit eselon I DJPb

0 Jika unit kerja tersebut tidak mendapat penghargaan setingkat unit eselon I atau setingkat kementerian

NILAI KRITERIA

60 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis 2 (dua) kali dalam setahun dan tidak menyampaikan usulan IKU tambahan atau Tidak pernah menyampaikan surat masukan secara tertulis namun menyampaikan usulan IKU tambahan

50 Jika menyampaikan surat masukan konstruktif secara tertulis 1 (satu) kali dalam setahun

0 Tidak pernah menyampaikan surat masukan secara konstruktif

NILAI KRITERIA 100 Jika memenuhi semua data dukung dokumen perencanaan dan eksekusi strategi 80 Jika memenuhi empat dari lima data dukung dokumen perencanaan dan eksekusi strategi

60 Jika memenuhi tiga dari lima data dukung dokumen perencanaan dan eksekusi strategi 40 Jika memenuhi dua dari lima data dukung dokumen perencanaan dan eksekusi strategi 20 Jika memenuhi satu dari lima data dukung dokumen perencanaan dan eksekusi strategi

0 Tidak membuat data dukung sebagai bukti pemenuhan perencanaan dan eksekusi strategi

LAKIN DJPb 2020 194

Kriteria penilaian action plan ini dinilai berdasarkan persentase jumlah IKU Pemilik Peta Strategi

pada Laporan Capaian Kinerja (LCK) yang secara substansi telah memenuhi kriteria sistematika

laporan dengan format IIAA Semakin banyak jumlah IKU yang memenuhi kriteria laporan dengan

format IIAA maka nilai pada action plan ini akan semakin tinggi

Misalnya 19 IKU dari total 19 (100) IKU Kepala KPPN sebagai Pemilik Peta Strategi telah memenuhi

kriteria Laporan Capaian Kinerja (LCK) maka nilai pada action plan ini untuk unit tersebut adalah

sebesar 100

17 Kualitas Laporan Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Kriteria ini menilai kualitas laporan peningkatan kualitas pengelolaan kinerja yang telah disampaikan

secara triwulanan Kualitas laporan peningkatan kualitas pengelolaan kinerja diukur berdasarkan

parameter sebagai berikut

a Laporan disusun secara informatif disertai penjelasan berupa narasi yang komprehensif

b Laporan beserta bukti dukung disampaikan dalam bentuk aplikasi e-book yang memenuhi

unsur

Kualitas penyajian laporan dengan penilaian sebagai berikut

Tabel 4B15 Kriteria Penilaian Unsur Ketujuh Belas Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja

Nilai Kinerja Organisasi (NKO) unit tahun tersebut (bobot 30)

Kategori ini dimaksudkan untuk menilai strategi pengelolaan kinerja yang telah dijalankan oleh setiap

unit di lingkungan DJPb dalam rangka mencapai target IKU yang telah ditetapkan pada Kontrak Kinerja

Kualitas strategi pencapaian IKU tersebut tercermin dari NKO yang dicapai oleh setiap unit pada suatu

tahun Semakin tinggi NKO dapat diindikasikan bahwa upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh setiap

unit dalam rangka mencapai target IKU juga semakin berkualitas Kategori Nilai NKO mempunyai bobot

30 terhadap total keseluruhan penilaian pengelolaan kinerja di lingkungan DJPb

NILAI KRITERIA

100 Jika laporan yang disampaikan sesuai dengan format dan informatif serta disampaikan dalam bentuk aplikasi e-book

80 Jika laporan yang disampaikan sesuai dengan format dan informatif tetapi tidak disampaikan dalam bentuk aplikasi e-book

70 Jika laporan yang disampaikan sesuai dengan format tetapi tidak informatif serta disampaikan dalam bentuk aplikasi e-book

50 Jika laporan yang disampaikan sesuai dengan format tetapi tidak informatif serta tidak disampaikan dalam bentuk aplikasi e-book

0 Jika laporan tidak disampaikan

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

A Penutup

B Lampiran

197 LAKIN DJPb 2020

Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Tahun 2020 merupakan bentuk

pertanggungjawaban pencapaian visi misi DJPb dalam tahun anggaran 2020 dan disusun berdasarkan

perjanjian kinerja tahunan yang ditetapkan pada awal tahun anggaran sekaligus sebagai perwujudan

pelaksanaan Peraturan Presiden No 29 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi No 53 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

DJPb merupakan salah satu unit eselon I di lingkungan Kemenkeu yang ditinjau dari tugas dan

fungsinya memiliki variasi tugas yang beragam Hal ini mengingat bahwa sebagai hasil reorganisasi di

lingkungan Kementerian Keuangan yang merupakan bagian dari pelaksanaan reformasi manajemen

keuangan negara DJPb merupakan gabungan dari beberapa tugas dan fungsi yang beragam

Keberagaman tugas dan fungsi tersebut menjadikan DJPb memiliki peran yang strategis terhadap

keberhasilan pencapaian tugas Kemenkeu secara keseluruhan DJPb memiliki peran strategis mengingat

bahwa dari keseluruhan siklus APBN DJPb memegang peran yang dinamis berkaitan dengan penyiapan

penyelesaian dokumen pelaksanaan anggaran pengelolaan kas manajemen investasi pembinaan

pengelolaan keuangan BLU sistem perbendaharaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN

Pencapaian kinerja DJPb tahun 2020 telah sesuai dengan yang diharapkan di mana seluruh IKU telah

mencapai target yang ditentukan Kinerja DJPb tahun 2020 yang dapat dinilai sebagai sebuah prestasi

antara lain

1 Nilai Kinerja Organisasi (NKO) DJPb yang diukur berdasarkan pengelolaan klinerja berbasis balance

scorecard (BSC) mencapai 11310 di mana 26 IKU seluruhnya telah mencapai target yang ditetapkan

2 Di samping itu terdapat pula keberhasilan dan terobosan yang cukup signifikan dan

membanggakan dilakukan DJPb pada tahun 2020 yaitu

a) Perolehan opini WTP dari BPK atas LKPP Tahun 2019 sebagai perolehan opini WTP ke-empat

kalinya

b) Penghargaan Top Digital Implementation atas Aplikasi Pengelolaan APBN DJPb

c) Medali Emas Top Ranking Performance Awards (TRPA) tahun 2020 tingkat Asia Pasifik atas

layanan Hai DJPb

d) Penghargaan Top 3 Pengelola Pengaduan Pelayanan Publik dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan

Publik Tahun 2020

e) Penghargaan Wilayah Bebas Korupsi Untuk 57 Kantor Vertikal Dan Wilayah Birokrasi Bersih

Melayani 9 Kantor Vertikal dari Kemenpan-RB

f) Surveillance Audit untuk seluruh KPPN dengan hasil telah diadopsi dan diimplementasikannya

ISO 90012015 dengan baik

g) Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Tahun 2020 Tertinggi dari Universitas Padjajaran

h) Kategori informatif PPID Tingkat I lingkup Kementerian Keuangan

i) Peringkat Pertama Indeks Persepsi Integritas (IPI)Tahun 2020

j) Piloting Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan APBN melalui Platform Pembayaran

Pemerintah (SSC-Gaji)

A Penutup

P E N U T U P

LAKIN DJPb 2020 198

k) Otomasi Maksimum Pencairan (MP) PNBP Terpusat

l) Optimalisasi penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Dalam Negeri dan Pengaturan KKP

untuk Bagian Anggaran BUN

m) Uji Coba Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di Luar Negeri

n) Proses Bisnis Layanan Non Tatap Muka dalam masa Pandemi COVID-19

o) Kick off meeting ujicoba Penyetoran Pajak ke Kas Negara yang terintegrasi dengan pencairan da-

na belanja daerah atau yang lebih dikenal sebagai SP2D Online

p) Penyaluran Subsidi BungaSubsidi Margin Bagi UMKM Dalam Rangka Program Pemulihan

Ekonomi Nasional (PEN)

q) Launching inovasi aplikasi pengelolaan kinerja DJPb (Intense)

r) dan berbagai kinerja membanggakan lainnya

Meskipun seluruh IKU DJPb telah terealisasi dan tercapai targetnya DJPb secara berkelanjutan

berusaha mengatasi segala permasalahan yang terdapat pada pencapaian setiap IKU dan terus

meningkatkan kinerjanya secara optimal baik kinerja utama maupun kinerja-kinerja lainnya Upaya

yang akan dilakukan DJPb guna meningkatkan kinerjanya di masa mendatang antara lain

1) Menyusun LKPP Tahun 2020 mitigasi permasalahan LK KL 2020 dan melanjutkan pembinaan

secara intensif dan periodik terhadap KL terutama yang masih memperoleh opini WDP dan TMP

2) Melakukan koordinasi untuk menindaklanjuti masukan stakeholders sebelum penetapan kebijakan

3) Meningkatkan kinerja pelaksanaan anggaran KL melalui pelaksanaan Evaluasi Pelaksanaan

Anggaran menggiatkan dialog kinerja dan monitoring proyeksi dan realisasi belanja melalui tools

Budget Execution Brief

4) Meningkatkan akurasi perencanaan kas pemerintah pusat melalui pengembangan dashboard

perencanaan kas (business intelligence)

5) Simplifikasi proses pembayaran belanja negara melalui pengembangan dan implementasi Platform

Pembayaran Pemerintah

6) Pengintegrasian informasi keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melalui

pengembangan dan implementasi Sistem Informasi Keuangan Republik Indonesia (SIKRI)

7) Integrasi pengelolaan perbendaharaan antara Kuasa Pengguna Anggaran dan Kuasa BUN melalui

penggunaan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) secara full implemented oleh

seluruh satuan kerja

8) Pengembangan dan implementasi secara bertahap jabatan fungsional Analis Perbendaharaan

Negara dan Pembina Teknis Perbendaharaan Negara

9) Pengalihan jabatan administrasi ke dalam jabatan fungsional (delayering) secara bertahap

10) Penguatan fungsi pembinaan pada Kantor Wilayah melalui transformasi layanan off-site perbenda-

haraan

11) Meningkatkan kinerja pelaksanaan special mission melalui menimbang realisasi penerimaan pokok

dan bunga pinjaman dalam penetapan target dan DIPA penguatan peran Dewan Pengawas BLU

serta meningkatkan koordinasi dalam perbaikan kinerja BLU

12) Penguatan fungsi strategi komunikasi dan kerja sama kelembagaan

13) Peningkatan jumlah unit kerja DJPb yang menerapkan pembangunan zona integritas

14) Implementasi The New Thinking of Working dan modernisasi tata kelola manajemen perkantoran pada

seluruh unit DJPb

199 LAKIN DJPb 2020

15) Mempercepat pembahasan RUU P2 APBN dengan DPR melalui koordinasi intensif dengan pihak

terkait

16) Meningkatkan kualitas SDM DJPb yang fit for purpose melalui pelaksanaan program pengembangan

kompetisi mandiri pengusulan dan penjadwalan reassessment menyusun bank soal kompetensi

pengembangan dan evaluasi talent serta manajemen talenta secara selektif

17) Meningkatkan kompetensi SDM di bidang akuntansi dan rapat koordinasi tindak lanjut temuan BPK

18) Meningkatkan kualitas pelaksanaan anggaran dengan mendorong Satker merevisi berkala halaman

III DIPA mematuhi RPD mengisi rutin aplikasi SMART dan melakukan langkah strategis peningkatan

IKPA

B Lampiran

Lampiran LAKIN ini meliputi Perjanjian Kinerja Tahun 2020 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2020

Formulir Pengukuran Kinerja (FPK) Tahun 2020 dan Informasi Kinerja dan Anggaran DJPb Tahun 2020

LAKIN DJPb 2020 200

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

a) Perjanjian Kinerja Tahun 2020

b) Adendum Kontrak Kinerja Tahun 2020

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

Rencana Kerja Tahunan

Tahun 2020

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

Formulir Pengukuran Kinerja

Tahun 2020

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

LAKIN DJPb 2020

LAKIN DJPb 2020

Informasi Kinerja dan Anggaran DJPb

Tahun Anggaran 2020

RENCANA KERJA DAN ANGGAFtAN KEMENTERIAN NEGARALEMBAGA

FORMULIR 2 RENCANA ANGGARAN TINGKAT UNIT ORGANISASI

A KEMENTERIAN NEGARALEMBAGA (015)KEMENTERIAN KEUANGAN

B UNIT ORGANISASI (08)Ditjen Perbendaharaan

C MISI 01 Mencapai tingkat kepatuhan pajak bea dan cukai yang tinggi melalui pelayanan prima dan penegakan hukum yang ketat

02 Menerapkan kebijakan fiskal yang prudent

03 MengeIola neraca keuangan pusat dengan risiko minimum

04 Memastikan dana pendapatan didistribusikan secara efisien dan efektif

05 Menarik dan mempertahankan talent terbaik di kelasnya dengan menawarkan proposisi nilai pegawai yang kompetitif

a SASARAN STRATEGIS YANG DIDUKUNG Terjaganya Kesinambungan Fiskal

E RINCIAN KINERJA PROGRAM

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

PROGRAM

015080 9

Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara 8146540684

SASARAN PROGRAM

Peningkatan kualitas pengelolaan perbendaharaan

INDIKATOR SASARAN PROGRAM

Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai

Indeks opini BPK atas LKPP 4 indeks 4 indeks 4 indeks 4 indeks

Indeks Likuiditas Kas Negara 3 indeks 3 indeks 3 indeks 3 indeks

OUTPUT PROGRAM

Layanan Pelaksanaan Anggaran Yang Tepat Waktu Efektif Dan Akuntabel

INDIKATOR OUTPUT PROGRAM Persentase capaian kontrak kinerja Menteri Keuangan dengan Pimpinan BLU

90 Persentase

90 Persentase

90 Persentase

90 Persentase

Indeks kepuasan pengguna layanan 463 Indeks 463 Indeks 463 Indeks 463 Indeks

E RINCIAN KINERJA PROGRAM

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT PROGRAM

Layanan Pelaksanaan Bun Dan Kuasa Bun Yang Profesional Efisien Dan Efektif

INDIKATOR OUTPUT PROGRAM Deviasi Akurasi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat

5 Persentase 5 Persentase 5 Persentase 5 Persentase

Persentase Pencapaian Target Penerimaan Pokok dan Bunga Pinjaman

100 Persentase

100 Persentase

100 Persentase

100 Persentase

OUTPUT PROGRAM

Layanan Pendukung Sistem Perbendaharaan Yang Andal Profesional Dan Modern

INDIKATOR OUTPUT PROGRAM Indeks Efektivitas Peraturan Perbendaharaan

3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks

Persentase Tingkat Implementasi Aplikasi SAKTI

100 Persentase

100 Persentase

100 Persentase

100 Persentase

OUTPUT PROGRAM

Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit Yang Efisien Dan Efektif Serta Pengelolaan

INDIKATOR OUTPUT PROGRAM

Persentase Pelaksanaan Tugas Khusus 89 Persentase

89 Persentase

89 Persentase

89 Persentase

OUTPUT PROGRAM

Output Internal Unit Eselon I

INDIKATOR OUTPUT PROGRAM Persentase Proses Penempatan Talent pada Jabatan Target

80 Persentase

80 Persentase

80 Persentase

80 Persentase

Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran

95 Persentase

95 Persentase

95 Persentase

95 Persentase

Indeks Integritas Organisasi 95 lndeks 95 Indeks 95 Indeks 95 Indeks

OUTPUT PROGRAM

Layanan Penyaluran Dana Bergulir yang Terjangkau

RUMUSAN KEGIATAN

1698 Penyelenggaraan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

18934806

1699 Pembinaan Pelaksanaan Anggaran 9165737

E RINCIAN KINERJA PROGRAM

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RUMUSAN KEGIATAN

1700 Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

8601057

1701 Peningkatan Pengelolaan Kas Negara 9875319

1702 Manajemen lnvestasi dan Penerusan Pinjaman

16546936

1703 Harmonisasi dan Penyusunan Regulasi serta Proses Bisnis Perbendaharaan

15970636

1704 Pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan

181328997

1705 Penyelenggaraan Kuasa Bendahara Umum Negara

456355759

1706 Pembinaan Pelaksanaan Perbendaharaan di Wilayah

201780922

1707 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perbendaharaan

820580515

1730 Pengelolaan Dana Bergulir Usaha Mikro 43001573

5739 Penghimpunan Pengelolaan dan Penyaluran Dana Perkebunan Kelapa

6364398427

F RINCIAN BIAYA

JUMLAH BIAYA PROGRAM MENURUT ALOKASI TAHUN 2020

1 2

1 KELOMPOK BIAYA

NON_OPERASIONAL 6937020596

OPERASIONAL 1209520088

2 JENIS BELANJA

BELANJA PEGAWAI 654374352

BELANJA HIBAH 0

BELANJA BARANG 7176145120

BELANJA BANTUAN SOSIAL 0

BEBAN PENYESUAIAN 0

BELANJA PEMBAYARAN KEWAJIBAN UTANG 0

BELANJA SUBSIDI 0

BELANJA MODAL 316021212

BELANJA LAIN-LAIN 0

F RINCIAN BIAYA

JUMLAH BIAYA PROGRAM MENURUT ALOKASI TAHUN 2020

1 2

3 SUMBER DANA

RUPIAH MURNI(RM) 1

1739140684

HIBAH DALAM NEGERI(HDN) 0

PINJAMAN DALAM NEGERI(PDN) 0

PINJAMAN LUAR NEGERI(PLN) 0

HIBAH LUAR NEGERI(HLN) 0

SBSN(SBSN) 0

BADAN LAYANAN UMUM(BLU) 6407400000

PNBP(PNP) 0

RUPIAH MURNI PENDAMPING(RMP) 0

G RINCIAN RENCANA PENDAPATAN

KODE URAIAN SUMBER PENDAPATAN

RIBUAN RUPIAH

2019 2020

1 2 3 4 5

1701 Peningkatan Pengelolaan Kas Negara a Peroaiakan 0

200000

200000

0

0

200000

200000

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

1705 Penyelenggaraan Kuasa Bendahara U mum Negara a Perpajakan 0

1169700

1169700

0

0

1169700

1169700

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

1706 Pembinaan Pelaksanaan Perbendaharaan di VVilayah a Perpajakan 0

389800

389800

0

0

369800

369800

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

1707 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perbendaharaan a Peroaiakan 0

6715900

6715900

0

0

6715900

6715900

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

1730 Pengelolaan Dana Bergulir Usaha Mikro a Peroaiakan 0

132923779

132923779

0

0

143700000

143700000

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

5739 Penghimpunan Pengelolaan dan Penyaluran Dana Perkebunan Kelapa a Peroaiakan 0

13538000000

13538000000

0

0

7381000000

7381000000

0

b PNBP

1 Umum 2 Fungsional

0 0 a Perbajakan b PNBP 13679399179 7533155400

JUMLAH 1 Umum 13679399179 7533155400

2 Fungsional 0 0

Jakarta07102019

Direktur Jenderal Perbendaharaan

ANDI HADIYANTO 16

NIP196506091990121001

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARALEMBAGA

FORMULIR 3 RENCANA ANGGARAN KEGIATAN

A KEMENTERIAN NEGARAJLEMBAGA (015)KEMENTERIAN KEUANGAN

B UNIT ORGANISASI (08)Ditjen Perbendaharaan

C MISI (0150809)Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara

D SASARAN PROGRAM YANG DIDUKUNG (01)Peningkatan kualitas pengelolaan perbendaharaan

F RINCIAN KINERJA KEGIATAN

KODE

URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RINGS(

01 PELAYANAN UMUM 8103539111

SUB FUNGSI

0101 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL SERTA 1739140684

KEGIATAN

1698 Penyelenggaraan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

18934 806

BASARAMSEGATAN

Terwujudnya Pertanggungjawaban Keuangan Negara yang Akuntabel Transparan dan Tepat Waktu

INDIKATOR KEGIATAN

- Indeks Penyelesaian UU PP APBN Secara Tepat Waktu

4 I naeks 4 Indeks 4 Indeks 4 Indeks

- Indeks Penyelesaian LKPP (Unaudited) dan LK-BUN Secara Tepat Waktu

3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks

OUTP_ULKEGIATAN

1698001 Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Negara 6 Laporan 9297287

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian Rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah Ditindaklanjuti 89 Persentase 89 Persentase 89 Persentase 89 Persentase

SUB OUTPUT

001 Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 8078117

SILBSALTEUS

002 Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LK BUN)

1219170

KO DE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

1698002 PeraturanPedoman Terkait Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

5 Peraturan Pedoman

1885555

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyusunan modul Sistem Akuntansi Instansi dan BUN

70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase

SUB OUTPUT

001 PeraturanPedoman Sistem Akuntansi Pusat Berbasis Akrual dan Pedoman Implementasi SAP

1885555

OUTPUT KEGIATAN

1698003 Sistem informasi Keuangan Republik Indonesia (SIKRI)

1 Sistem 1646730

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian Pengembangan SIKRI 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1646730

alflEtELKEGIATAN

1698005 Pedoman terkait Standar Akuntansi Pemerintahan 5 Pedoman 5061219

iNDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kajian SAP di Lingkungan Pemerintah Pusat dan Daerah

85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Suboutput 5061219

011171 IT KFPILTAN

1698006 Statistik Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics)

3 Laporan 489305

JNDIKATOR OUTPUT KEGIATAR

- Indeks Penyelesaian Penyusunan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah (Government 3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks 3 Indeks

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 489305

OUTPUT KEGIATAN

1698951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 2 Layanan 42823

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 42823

CHUBUT li FRAME

1698994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 511887

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 511887

KAMAN

1699 Pembinaan Pelaksanaan Anggaran 9165737

SASARMLKEGATAN

Terwujudnya Pelaksanaan APBN yang efisien dan efektif

INDIEAMEUSEGJAIAti

- Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran Kementerian Lembaga

88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai

- Persentase Implementasi Kebijakan dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas Pelaksanaan 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

OUTPUT KEGIATAN

1699001 Peraturan bidang Pelaksanaan Anggaran 5 Peraturan 1574259

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian RPMKRKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMKRKMK 70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1574 259

OUTPUT KEGIATAN

1699003 Kajian Pelaksanaan Anggaran 10 Kajian 4940553

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Nilai efektivitas edukasi dan komunikasi terkait pelaksanaan anggaran

90 Nilai 90 Nilai 90 Nilai 90 Mai

SUB OUTPUT

001 Reviu Pelaksanaan Anggaran 849368

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

002 Spending Review 430 380

SUB OUTPUT

003 Kajian Evaluasi Pelaksanaan Anggaran 2386975

SUB OUTPUT

004 Kajian Monitoring dan Evaluasi Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa

962150

SUB OUTPUT

005 Kajian Fiskal Regional Gabungan (Laporan Khatulistiwa)

311980

OUTPUT KEGIATAN

1699004 Layanan Pelaksanaan Anggaran 533 Stakeholder

2650925

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Ketepatan Waktu Penyelesaian Revisi DIPA Kewenangan DJPb

75 Persentase 75 Persentase 75 Persentase 79 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 2650925

KEGIATAN

1700 Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

8601057

SASARAKEEGIAIAN

Terwujudnya Pengelolaan Keuangan BLU yang Efektif dan Efisien untuk Mendorong Peningkatan

liNDEAMEAFmdashGIATAN

- Persentase BLU yang Kinerjanya Balk 93 Persentase 93 Persentase 93 Persentase 93 Persentase

- Persentase pencapaian target pendapatan BLU 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

OUTPUT KEGIATAN

1700001 Peraturan dan Ketetapan Terkait Pengelolaan Keuangan BLU

35 Peraturan Ketetapan

2219937

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyelesaian RPMK penetapan tarif BLU secara tepat waktu

90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase 90 Persertase

SUB OUTPUT

001 Peraturan dan Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLU 2002257

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

002 Penetapan Satker Tanf Layanan dan Remunerasi Satker BLU

217680

OUTPUT KEGIAIAN

1700002 Satker Badan Layanan Umum yang dibina 218 Satker 6007800

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyelesaian rekomendasi hashl monitoring dan evaluasi yang ditindaklanjuti BLU 85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase

SUB OUTPUT

001 tanpa sub output 6007800

ni LIE a KFRATAN

1700003 Dokumen UR dan UAT Sistem Aplikasi dan Informasi (OA)

2 Dokumen 373320

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Tingkat Implementasi Aplikasi BIOS 75 Persentase 75 Persentase 75 Persentase 75 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 373320

KEGIATAN

1701 Peningkatan Pengelolaan Kas Negara 9875319

SASARANJSEGIAIAN

Terwujudnya Pengelolaan Kas Negara yang Pruden dan Optimal untuk Mewujudkan APBN yang

ThipthAMBAFGMLIAN

- Indeks Efektifitas Pengelolaan Arus Kas 31 Indeks 31 Indeks 31 Indeks 31 Indeks

- Indeks Kualitas Optimalisasi Kas 31 Indeks 31 Indeks 31 Indeks 31 Indeks

OUTPUT KEGIATAN

1701002 Peraturan dan Petunjuk Teknis Terkait dengan Peningkatan Pengelolaan Kas Negara

5 Peraturan 82302

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian RPMKRKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMKRKMK 70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase 70 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 82302

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

1701003 Perjanjian Kerjasama dalam rangka Pengelolaan Kas Negara

4 Dokumen 514382

iNDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Indeks kepatuhan Bank Operasional dan BankPas Persepsi dalam melaksanakan Kontrak 325 Indeks 325 Indeks 325 Indeks 325 Indeks

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 514382

OUTPUT KEGIATAN

1701007 Remunerasi dad Pengelolaan Kas Negara 5 Triliun 7100164

IND KATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Akurasi Data Reken ng Pemerintah Pusat

90 Triliun 97 Trikun 90 Tnien 90 Triliun

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 7 100 194

OUTPUT KEGIATAN

1701009 Laporan Keuangan Kuasa BUN terkait Pengelolaan Kas

6 Laporan 174566

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LKBUN yang telah ditindaklanjuti

89 Persentase 89 Persentase 89 Persentase 89 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 174566

aUMULIFmdashGIATAN

1701011 Layanan Pengelolaan Penerimaan Negara 79 BankPos Persepsi

491235

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Indeks Validitas Data Transaksi Penerimaan Negate

325 Indeks 325 Indeks 325 Indeks 3 25 Indeks

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 491235

glum LT KFriams

1701951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 262374

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 262374

OUTPUT KEGIATAN

1701970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan 106228

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 83 Nilai 83 Nilai 83 Nilai 83 Nilai

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 106228

OUTPUT KEGIATAN

1701994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 1144068

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1144068

KEGIATAN

1702 Manajemen Investasi dan Penerusan Pinjaman 16546936

sasARAtoltFri

Terwujudnya Pengelolaan Investasi Pemerintah yang Pruden Berdaya Guna dan Tepat Sasaran

1NDIKATOR KEGIATAN

- Persentase Pencapaian Target Penerimaan Pokok dan Bunga Pinjaman

100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

- Indeks Kualitas LK BA 99904 4 Indeks 4 Indeks 4 Indeks 4 Indeks

OUTPUT KEGIATAN

1702001 Rekomendasi Terkait Manajemen lnvestasi 41 Rekomendasi

7489787

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyaluran Dana Di Bidang Investasi Subsidi dan Pembiayaan Secara Optimal 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Rekomendasi Terkait Investasi Pemerintah 6293347

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

002 Rekomendasi Terkait Kredit Program 1196440

OUTPUT KEGIATAN

1702002 Proses Bisnis dan Kelembagaan Pembayaran Ultra MR) (Umi)

334 Stakeholder

6328436

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Tingkat Efektivitas pembinaan terhadap BLU Pengelola Dana (PIP)

80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 6328436

OUTPUT KEGIATAN

1702003 Peraturan Terkait Sistem Manajemen Investasi 4 Peraturan 865860

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian RPMKRKMK Kebijakan Sesuai Program Perencanaan RPMKRKMK 78 Persentase 78 Persentase 78 Persentase 78 Persentase

SUB OUTPUT

001 Peraturan Terkait Sistem Manajemen Investasi 865860

OUTPUT KEGIATAN

1702004 Layanan Penyaluran Penagihan Dan Setelmen Investasi

242 Stakeholder

329223

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase jumlah tagihan yang dikirimkan kepada debitur secara tepat waktu

90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase

El OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 329223

OUTPUT KEGIATAN

1702951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 223542

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 223542

KO DE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

1702 970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 Layanan 120891

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Mai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 83 Nila 83 Nilai 83 Nlia 83 Nilai

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 20 891

Sli LIP1LLK931ATAN

1702994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 1189197

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1 189197

KEGIATAN

1703 Harmonisasi dan Penyusunan Regulasi serta Proses Bisnis Perbendaharaan

15970636

CASARAN_KFAJATAN

Terwujudnya Regulasi dan Proses Bisnis Perbendaharaan yang andal mutakhir dan Akuntabel

1NDIKATOR KEGIATAN

- lndeks efektivitas peraturan perbendaharaan 3 Indeks 3 Indeks 3 lndeks 3 lndeks

- lndeks kepuasan Publik atas layanan Direktorat Sistem Perbendaharaan

452 lndeks 452 lndeks 452 lndeks 452 lndeks

OUTPUT_KEGATAN

1703 001 Peraturan Bidang Perbendaharaan 7 Peraturan 1588059

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- lndeks Ketepatan Waktu Penyelesaian Harmonisasi Peraturan

97 Persentase 97 Persentase Pe[sentase 97 Persentase

SUB OUTPUT

001 Peraturan terkait Pelaksanaan Anggaran 1036042

SUB OUTPUT

002 Peraturan di Bidang Pembayaran Program Jaminan Sosial PFK SiLPA dan Kebijakan TOP

83790

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

003 Peraturan Jabatan Fungsional di Bidang Perbendaharaan

468227

OUIPILLKEGJAIAN

1703002 Rekomendasi Penyempurnaan Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan dan Pembinaan Hukum Keuangan

28 Rekomendasi

4827408

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyelesaian kajian sistem perbendaharaan

80 Persentase 80 Persentase BC Persentase 80 Persentase

SUB OUTPUT

001 Rekomendasi Penyempumaan Proses Bisnis 334980

SUB OUTPUT

003 Rekomendasi Implementasi Peraturan di Bidang Perbendaharaan

564239

SUB OUTPUT

005 Rekomendasi Penyelesaian Perrnasalahan Hukum Keuangan Negara

659603

SUB OUTPUT

006 Rekomendasi Terkait Transformasi Kelembagaan 2 271 61

SUB OUTPUT

007 Rekomendasi Penyempumaan dan Pengembangan Sistem Perbendaharaan

797 262

SIIR OUTPUT

008 Rekomendasi Hubungan Kerjasama Kelembagaan 200163

01117PALLISFS3191AN

1703003 Layanan Pembayaran Program Jaminan Sosial PFK SiLPA dan Penanganan Bantuan Hukum

33 Stakeholder 1502319

JNOIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase kinerja pembayaran dana program jaminan sosial selisih harga beras Bulog dan dana 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Layanan Pembayaran Program Jaminan Sosial PFK SiLPA

999779

SUB OUTPUT

002 Layanan Penanganan Perkara Hukum Keuangan Negara

502540

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

1703004 Pejabat Fungsional yang Dibina untuk Pengendalian Mutu Kompetensi

2500 Orang 1827580

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase lmplementasi Jabatan Fungsional Bidang Perbendaharaan

85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase 85 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1827580

OUTPUT KEGIATAN

1703005 Pengelola Perbendaharaan dan Pejabat Fungsional Perbendaharaan yang tersertifikasi

9550 Orang 6225270

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase peserta diktat teknis di bidang pembinaan teknis dan analisis perbendaharaan 90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase

SUB OUTPUT

001 Pejabat Fungsional Perbendaharaan BUN yang tersertifikasi

1974960

SUB OUTPUT

002 Pengelola Perbendaharaan KL yang Tersertifikasi 4250310

KEGIATAN

1704 Pengembangan Sistem lnformasi dan Teknologi Perbendaharaan

181328997

SABABANAEGJATAti

Terwujudnya Sistem Teknologi Informasi Perbendaharaan Negara yang Andal dan Modem

iNDIKATOR KEGIATAN

- Persentase Tingkat Implementasi Aplikasi SAKTI 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

- Persentase Penyelesaian Program Transformasi Digital

80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase

CLUIELT_KEGIATAN

1704001 Sistem lnformasi dan Teknologi Perbendaharaan 12 Sistem 6639376

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase keberhasilan switch over sistem TIK pada DC DRC

80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase

SIIR OUTPUT

001 Sistem Aplikasi BUN 575280

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

002 Sisters Aplikasi Satker 3690568

SUB OUTPUT

003 Sistem Aplikasi Lainnya 2373528

OUTPUT KEGIATAN

1704002 Satker Yang Mengimplementasikan SAKTI 20000 Satker 28864362

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Indeks Kepuasan Publik atas Layanan SITP 85 Indeks 85 Indeks 85 Indeks 85 Indeks

SUB OUTPUT

001 tanpa suboutput 28864362

al TPA IT_KFGAIAN

1704003 Layanan Manajemen Operasional SPAN 1 Sistem 37497940

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Downtime Sistem TIK 010 Persentase 010 Persentase 010 Persentase 010 Persentase

SUB OUTPUT

001 tanpa sub output 37497940

OUTPUT KEGIATAN

1704004 Hardware Software untuk Peningkatan Kapasitas Layanan SPAN SAKTI dan MPN

3 Sistem 107016618

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Tingkat Penyempumaan Aplikasi Perbendaharaan (SPAN SAKTI dan MPN)

90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase 90 Persentase

SUB OUTPUT

001 tanpa suboutput 107016618

OUTPUT KEGIATAN

1704994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 1310701

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 tanpa sub output 1310701

KO DE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

KEGIATAN

1705 Penyelenggaraan Kuasa Bendahara Umum Negara 456355759

SASARANAKEGIATAN

Terwujudnya Penyaluran Dana APBN yang Tepat Waktu dan Akuntabel

INDIAAIORKEGIAIAN

- Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai 88 Nita

- Nilai LK Kuasa BUN KPPN yang Berkualltas 94 Nilai 94 Nilai 94 Nilai 94 Nilai

MIMI IT_KFGJAIAN

1705002 Layanan Perbendaharaan Kuasa BUN di Daerah 25887 Stakeholder

30036346

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyelesaian SP2D secara tepat waktu

994 Persentase 994 Persentase 994 Persentase 994 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 30036346

01 UNIT KFRIAIAN

1705003 Laporan Keuangan Tingkat Kuasa BUN Daerah 1440 Laporan 11445466

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Penyampaian LPJ Bendahara Mitra Kerja KPPN secara Andal dan Tepat Waktu

981 Persentase 981 Persentase 981 Persentase 981 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 11445466

OUTPUT KEGIATAN

1705951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 108033877

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Pemenuhan BMN Sesuat dengan Standar

95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 108033877

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Di ITRI ILK FAIATAN

1705970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 180 Layanan 16604264

JNDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 83 Nilai 83 Nilai 83 Nilai 83 Nilai

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 16604264

ft 1171 ITAFGJAIAN

1705994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 290235806

JNDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 290235806

ISEGJATAN

1706 Pembinaan Pelaksanaan Perbendaharaan di Wilayah 201780922

SASARAN_KEGIATAN

Terwujudnya Pengelolaan Perbendaharaan di Wlayah yang Efisien Efektif Transparan dan Akuntabel

INDIKAIDRISEGIAIAN

- Nilai Kualitas LK BUN Tingkat Kanwil 94 Nilai 94 Nilai 94 Nilai 94 Nilai

- Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran KL 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai

- Nilai Kualitas Laporan Kajian Fiskal Regional Kanwil

89 Nilai 89 Nilai 89 Nilai 89 Nilai

QUIELLIJSEGIAIAN

1706003 Laporan Keuangan BUN Tingkat Mayan dan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wlayah 340 Laporan 8376780

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Rekonsiliasi Tingkat UAKPA secara tepat waktu dan andal

981 Persentase 981 Persentase 981 Persentase 981 Persentase

SUB OUTPUT

001 Laporan Keuangan BUN Tingkat Wilayah 4300460

SUB OUTPUT

002 Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wlayah

4076320

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

1706004 Hasil KajianTelaahAnalisa Pelaksanaan Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah

810 Dokumen 11482330

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Nilai Rata-Rata Kinerja Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa pada KPPN

89 Nilai 89 Nilai 89 Nilai 89 Nilai

SUB OUTPUT

001 Hasil KajianffelaahAnalisa Pelaksanaan Anggaran Pemerintah Pusat

5685392

SUB OUTPUT

002 Hasil KajianfTelaahAnallsa Pelaksanaan Anggaran Pemerintah Daerah

5796938

OUTPUT KEGIATAN

1706005 Hasil Pembinaan Perbendaharaan di VVilayah 519 Laporan 11272872

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Rata-Rata Nilai laporan Hasil Pembinaan dan Supervisi KPPN

88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai 88 Nilai

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 11272872

alLIELII_ISEGIAIAN

1706009 Dokumen Hasil Layanan Pelaksanaan Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah

6066 Dokumen 6 435 282

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase revisi dokumen pelaksanaan anggaran satker yang diselesaikan tepat waktu

86 Persen 86 Persen 86 Persen 86 Persen

SUB OUTPUT

001 Dokumen Hasil Layanan Pelaksanaan Anggaran Pusat

5476764

SUB OUTPUT

002 Dokumen Hasil Layanan Pelaksanaan Anggaran Daerah

958518

OUTPUT KEGIATAN

1706951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 52391284

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Pemenuhan BMN Sesuai dengan Standar

95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 52391264

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

01 LIPS LI KFCJATAN

1706970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 34 Layanan 12585022

JNDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Nilai Rata-Rata Hard Competency Pegawai 83 NiFar 83 NIlai 83 Nilai 83 Nilai

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 12585022

OUTPUT KEGIATAN

1706994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 99237352

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 99237352

KM1M

1707 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perbendaharaan

820580515

SASARAKAMATAtil

Memberikan dukungan Sumber Daya kepada seluruh instansi DJPb untuk meningkatkan kualitas pelayanan

JNDIKATOR KEGIATAN

- Persentase Unit Kerja dengan Komposisi SDM Ideal

87 Persentase 87 Dersewase 87 Persentase 87 Persentase

- Indeks Kualitas Laporan Keuangan BA 15 4 Indeks 4 ndeks 4 Indeks 4 Indeks

- Nilai Hasil Evaluasi SAKIP Ditjen Perbendaharaan 90 Nilai 90 Nilai 90 Nilai 90 Nilai

- Indeks kepuasan pegawai terhadap layanan kesekretariatan

455 Indeks 455 Indeks 455 Indeks 455 Indeks

0 LIPS LI KFSAATAN

1707002 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 5 Layanan 79850165

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Pemenuhan Standar Soft and Hard Competency

92 Persentase 92 Persentase 92 Persentase 92 Persentase

SUB OUTPUT

001 Layanan Manajemen Kebijakan dan Organisasi 9646992

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

002 Layanan Manajemen Sumber Daya Manusla 23143822

SUB OUTPUT

003 Layanan Manajemen Keuangan 34250146

SUB OUTPUT

004 Layanan Umum Rumah Tangga Kehumasan dan Pengelolaan Aset

9657824

SUB OUTPUT

005 Layanan Hukum dan Kepatuhan Internal 3151381

OUTPUT KEGIATAN

1707951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 44880587

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 85 8erse5tase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 44880587

OUTPUT KEGIATAN

1707994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 695849763

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Realisasi penyediaan layanan operasional dan pemeliharaan kantor = xx

95 Persenase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 695849763

SUB FUNDS

0103 PELAYANAN UMUM 6364398427

KEGIATAN

5739 Penghimpunan Pengelolaan dan Penyaluran Dana Perkebunan Kelapa Sawit

6364398427

SACARAN_KMATAN

Terwujudnya penghimpunan pengelolaan dan penyaluran dana perkebunan kelapa sawit yang

1NDIKATOR KEGIATAN

- Deviasi Target Harga CPO 15 Persentase 15 Persentase 15 Persentase 15 Persentase

KO DE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

- Persentase Pendapatan Dana yang Sesuai RBA 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persenlase

0111P1 a KFGJAIAN

5739001 Dana Penerimaan Pungutan dan Pengelolaan

Perkebunan Kelapa Sawit 7381 Millar 11 863679

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase lmbal Hash l Dana Kelolaan 7 Persentase 7 Persentase 7 Persentase 7 Persentase

SUB OUTPUT

001 Dana Pungutan Sawit 5 950 454

SUB OUTPUT

002 Dana Pengelolaan Sawit 5913225

OUTRULKEGATAN

5739002 Volume Penyaluran Selisih Harga Biodiesel 7000000 Kilo Liter

4355306432

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Volume Biodiesel yang disubsidi (Target 65 jute KL)

100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 4355306432

OUTPUT KEGIATAN

5739003 Layanan Dukungan Manajemen 1 Layanan 17832461

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 tanpa sub output 17832461

OUTPUT KEGIATAN

5739004 Kajian penelitian dan pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit

92 Riset 124482304

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Jumlah riset yang dikelola 25 Riset 25 Riset 25 Riset 25 Riset

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 124482304

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

OUTPUT KEGIATAN

5739005 Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Yang Diremajakan 100000 Ha 1357363654

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyelesaian penyaluran dana replanting

100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1357363654

OUTPUT KEGIATAN

5739006 Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa SawIt yang Berkualitas

150 Kegiatan 94016964

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase pengelolaan program pengembangan SDM Sawit

100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 94016964

SUTPILLKEGIATAN

5739007 Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit 150 Paket 200000000

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase penyelesaian program pemenuhan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit

100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 200000000

OUTPUT KEGIATAN

5739008 Promosi dan Kernitraan Sawit 60 Stakeholder 100000000

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase persepsi positif dan i media massa terhadap sawit Indonesia

45 Persentase 45 Persentase 45 Persentase 45 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 100000000

OUTPUT KEGIATAN

5739951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 1494175

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1494175

OUTPUT KEGIATAN

5739994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 102038758

INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 102038758

EUNGSI

04 EKONOMI 43001573

SUB FUNGSI

0401 PERDAGANGAN PENGEMBANGAN USAHA KOPERASI DAN UKM

43001573

KEGIATAN

1730 Pengelolaan Dana Bergulir Usaha Mikro 43001573

SASARAL15911A1Ati

Terwujudnya lnklusi Keuangan bagi Usaha Mikro

INDIEATIMSEGIAIM1

- Persentase Penyaluran Dana Bergulir Usaha Mikro 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase

- Persentase Nasabah Pembiayaan Ultra Mikro 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase 100 Persentase

OUTPUT KEGIATAN

1730001 Usaha Mikro yang Terfasilitasi Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)

1641000 Usaha Mikro

16761698

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase pengembalian pokok pinjaman penyalur pembiayaan ultra mikro

80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase 80 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 16761698

KODE URAIAN

ALOKASI ANGGARANTARGET VOLUME (RIBUAN RUPIAH)

2020 2021 2022 2023

VOLUME SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI VOLUME

SATUAN ALOKASI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

atimuLKEGJATAN

1730 002 Layanan Dukungan Manajemen 1 Layanan 6561387

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 6561387

OUTPUT KEGIATAN

1730 951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 Layanan 1675932

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 1675932

OUTPUT KEGIATAN

1730994 Layanan Perkantoran 1 Layanan 18002556

1NDIKATOR OUTPUT KEGIATAN

- Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase 95 Persentase

SUB OUTPUT

001 Tanpa Sub Output 18002556

F RINCIAN BIAYA

JUMLAH BIAYA KEGIATAN MENURUT ALOKASI ANGGARAN 2020

1 2

1 KELOMPOK BIAYA

NON_OPERASIONAL 6937020596

OPERASIONAL 1209520088

2 JENIS BELANJA

BELANJA PEGAWAI 654374352

BELANJA HIBAH 0

BELANJA BARANG 7176145120

F RINCIAN BIAYA

JUMLAH BIAYA KEGIATAN MENURUT ALOKASI

ANGGARAN 2020 1 2

BELANJA BANTUAN SOSIAL 0

BEBAN PENYESUAIAN 0

BELANJA PEMBAYARAN KEWAJIBAN UTANG 0

BELANJA SUBSIDI 0

BELANJA MODAL 316021212

BELANJA LAIN-LAIN 0

3 SUMBER DANA

RUPIAH MURNI(RM) 1739140684

HIBAH DALAM NEGERI(HDN) 0

PINJAMAN DALAM NEGERI(PDN) 0

PINJAMAN LUAR NEGERI(PLN) 0

HIBAH LUAR NEGERI(HLN) 0

SBSN(SBSN) 0

BADAN LAYANAN UMUM(BLU) 6407400000

PNBP(PNP) 0

RUPIAH MURNI PENDAMPING(RMP) 0

Jakarta07102019

Direktur Jenderal Perbendaharaan

ANDIN HADIYANTO 11

NIP196506091990121001

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGAKAN

Target

Setelah

Adendum

Y Y TVK RVK

Indeks Opini BPK atas

LKPP

4 (WTP) 4 (WTP) 4 1698 Penyelenggaraan

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan Anggaran

Laporan 6 6 Dit APK 9297287000 5207813000 5200623100 -

Indeks efektivitas

investasi pemerintah

325

(skala 4)

4

(Skala 5)

45 1702 Manajemen lnvestasi

dan Penerusan

Pinjaman

Rekomendasi 41 41 Dit SMI 7489787000 2132058000 2085085300

Indeks optimalisasi kas

terhadap bunga utang

3 3 35 1701 Peningkatan

Pengelolaan Kas

Negara

Triliun 5 5 Dit PKN 7100164000 3659327000 3626337843

Birokrasi dan

layanan publik yang

agileefektif dan

efisien

Indeks kepuasan

pengguna layanan

4

(skala 5)

4

(skala 5)

464 1705 Penyelenggaraan Kuasa

Bendahara Umum

Negara

Stakeholder 25265 2755860 Set DJPb Kanwil

dan KPPN

29795815000 12261190000 10638562146 TVK diturunkan menjadi 25063 stakeholder

Perumusan

kebijakan yang

optimal

Indeks efektivitas

peraturan

perbendaharaan

3

(skala 4)

3

(skala 4)

4 1703 Harmonisasi dan

Penyusunan Regulasi

serta Proses Bisnis

Perbendaharaan

Peraturan 7 5 Direktorat SP 15970636000 223099000 179923500 TVK diturunkan menjadi 5 peraturan

1699 Pembinaan

Pelaksanaan Anggaran

Kajian 10 10 Direktorat PA 4940553000 1248595000 1233010735

1698 Penyelenggaraan

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan Anggaran

Pedoman 5 5 Direktorat APK 5061219000 2940254000 2904541891

Persentase implementasi

jabatan fungsional bidang

perbendaharaan

75 75 7903 1703 Harmonisasi dan

Penyusunan Regulasi

serta Proses Bisnis

Perbendaharaan

Orang 2500 2000 Direktorat SP 1827580000 160046000 143399750 TVK diturunkan menjadi 2000 orang

Deviasi proyeksi

perencanaan kas

pemerintah pusat

475 475 260 1701 Peningkatan

Pengelolaan Kas

Negara

Triliun 5 5 Direktorat PKN 7100164000 3659327000 3626337843

Indeks pengendalian

biaya atas SILPA

3

(skala 4)

3

(skala 4)

375 1701 Peningkatan

Pengelolaan Kas

Negara

Triliun 5 5 Direktorat PKN 7100164000 3659327000 3626337843

Nilai kinerja pelaksanaan

anggaran KL

88 88 9219 1699 Pembinaan

Pelaksanaan Anggaran

Kajian 10 10 Direktorat PA 4940553000 1248595000 1233010735

Tingkat implementasi

redesign sistem

penganggaran

100 100 100 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Persentase pencapaian

target pendapatan BLU

100 100 13936 1700 Pembinaan Pengelolaan

Keuangan Badan

Layanan Umum

Satker 218 218 Direktorat PPK-

BLU

6007800000 2351132000 2301137750

1730 Pengelolaan Dana

Bergulir Usaha Mikro

Usaha Mikro 1641 k 3231 279 k PIP 16761698000 5024699000 3266389585

5739 Penghimpunan

Pengelolaan dan

Penyaluran Dana

Perkebunan Kelapa

Sawit

Miliar 6981 2127368 BPDP Kelapa

Sawit

11863679000 11863679000 182421893 TVK dinaikkan menjadi 7381

Rata-rata indeks opini

BPK atas LK KL dan LK

BUN

36 36 395 1698 Penyelenggaraan

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan Anggaran

Laporan 6 6 Direktorat APK 9297287000 5207813000 5200623100

Persentase rekomendasi

BPK atas LKPP dan LK

BUN yang telah

ditindaklanjuti

89 89 9699 1698 Penyelenggaraan

Pertanggungjawaban

Pelaksanaan Anggaran

Laporan 6 6 Direktorat APK 9297287000 5207813000 5200623100

T-Output R-Output

87

100

Indeks efektivitas edukasi

dan komunikasi

Indeks efektivitas

pelaksanaan tugas

khusus

Akuntansi dan

pelaporan keuangan

negara yang

akuntabel

transparan dan

tepat waktu

Pelaksanaan tugas

khusus (special

mission) yang

optimal

Sasaran Indikator KegiatanKodeTarget

87

100

Realisasi Y

MATRIKS REALISASI RENCANA AKSI DJPb TAHUN 2020

9085

11143

Sat Output

Pengelolaan

perbendaharaan

dan pembiayaan

yang akuntabel dan

produktif dengan

risiko terkendali

Monev

Perbendaharaan

yang optimal

Komunikasi

edukasi dan

standardisasi yang

berkesinambungan

Pengelolaan kas

dan pembiayaan

yang pruden dan

optimal

Penanggung

JawabAnggaran Awal KeteranganReal Anggaran Anggaran Rev

Target

Setelah

Adendum

Y Y TVK RVK

T-Output R-OutputSasaran Indikator KegiatanKode

TargetRealisasi Y Sat Output

Penanggung

JawabAnggaran Awal KeteranganReal Anggaran Anggaran Rev

Persentase pemenuhan

standar soft dan hard

competency

93 93 9878 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Persentase penyelesaian

delayering

100 100 100 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Persentase efisiensi

belanja birokrasi

10 10 2992 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Indeks integritas

organisasi

9719 9719 10531 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Persentase penyelesaian

program RBTK

85 85 9572 1703 Harmonisasi dan

Penyusunan Regulasi

serta Proses Bisnis

Perbendaharaan

Rekomendasi 28 28 Direktorat SP 4827408000 1390138000 1310039020

Tingkat implementasi

learning organisation

75 75 9764 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396645999 18238020000 16299772799

Persentase kualitas

pelaksanaan anggaran

95 95 9616 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Indeks kualitas pelaporan

keuangan BA 15

85 85 96 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Indeks efektivitas

komunikasi publik

29

(skala 4)

35

(skala 4)

366 1707 Dukungan Manajemen

dan Dukungan Teknis

Lainnya Ditjen

Perbendaharaan

Layanan 5 5 Sekretariat DJPb 80396646000 18238020000 16299772799

Indeks kualitas

pengelolaan sistem TIK

100 100 15828 1704 Pengembangan Sistem

Informasi dan Teknologi

Perbendaharaan

Sistem 3 3 Direktorat SITP 107016618000 105929219000 105929199426

Persentase tingkat

implementasi SAKTI

100 100 100 1704 Pengembangan Sistem

Informasi dan Teknologi

Perbendaharaan

Satker 20000 20000 Direktorat SITP 28864362000 8543747000 8012289000

Komunikasi publik

yang efektif dan

Sistem informasi

yang andal

Pengelolaan

Keuangan yang

optimal

Organisasi

dan SDM yang

optimal

  • Lampiran 1 Perjanjian Kinerjapdf
    • 5A Addendum KK DJPb 2020_1 (1)pdf
      • NPSCN001(8)pdf (p1)
      • NPSCN002(7)pdf (p2)
          • Lampiran IVpdf
            • ND-823_PB_2019 Lampiran 1 Formulir 2 RKAKL DJPbpdf
              • 00000001
              • 00000002
              • 00000003
              • 00000004
              • 00000005
                • ND-823_PB_2019 Lampiran 2 Formulir 3 RKAKL DJPbpdf
                  • 00000001
                  • 00000002
                  • 00000003
                  • 00000004
                  • 00000005
                  • 00000006
                  • 00000007
                  • 00000008
                  • 00000009
                  • 00000010
                  • 00000011
                  • 00000012
                  • 00000013
                  • 00000014
                  • 00000015
                  • 00000016
                  • 00000017
                  • 00000018
                  • 00000019
                  • 00000020
                  • 00000021
                  • 00000022
Page 4: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 5: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 6: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 7: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 8: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 9: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 10: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 11: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 12: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 13: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 14: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 15: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 16: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 17: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 18: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 19: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 20: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 21: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 22: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 23: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 24: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 25: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 26: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 27: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 28: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 29: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 30: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 31: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 32: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 33: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 34: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 35: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 36: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 37: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 38: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 39: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 40: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 41: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 42: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 43: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 44: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 45: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 46: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 47: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 48: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 49: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 50: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 51: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 52: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 53: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 54: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 55: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 56: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 57: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 58: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 59: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 60: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 61: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 62: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 63: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 64: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 65: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 66: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 67: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 68: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 69: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 70: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 71: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 72: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 73: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 74: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 75: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 76: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 77: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 78: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 79: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 80: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 81: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 82: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 83: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 84: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 85: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 86: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 87: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 88: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 89: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 90: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 91: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 92: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 93: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 94: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 95: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 96: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 97: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 98: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 99: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 100: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 101: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 102: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 103: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 104: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 105: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 106: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 107: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 108: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 109: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 110: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 111: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 112: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 113: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 114: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 115: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 116: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 117: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 118: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 119: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 120: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 121: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 122: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 123: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 124: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 125: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 126: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 127: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 128: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 129: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 130: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 131: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 132: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 133: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 134: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 135: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 136: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 137: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 138: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 139: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 140: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 141: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 142: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 143: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 144: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 145: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 146: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 147: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 148: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 149: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 150: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 151: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 152: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 153: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 154: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 155: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 156: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 157: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 158: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 159: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 160: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 161: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 162: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 163: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 164: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 165: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 166: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 167: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 168: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 169: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 170: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 171: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 172: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 173: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 174: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 175: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 176: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 177: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 178: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 179: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 180: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 181: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 182: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 183: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 184: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 185: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 186: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 187: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 188: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 189: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 190: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 191: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 192: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 193: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 194: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 195: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 196: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 197: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 198: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 199: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 200: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 201: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 202: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 203: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 204: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 205: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 206: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 207: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 208: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 209: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 210: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 211: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 212: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 213: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 214: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 215: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 216: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 217: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 218: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 219: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 220: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 221: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 222: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 223: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 224: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 225: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 226: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 227: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 228: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 229: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 230: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 231: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 232: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 233: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 234: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 235: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 236: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 237: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 238: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 239: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 240: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 241: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 242: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 243: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 244: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 245: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 246: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 247: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 248: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …
Page 249: LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN …