Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan...

86
1 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Transcript of Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan...

Page 1: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

1

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Page 2: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

2

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bidang Pencegahan

dan Pengendalian Dinas Kesehatan Provinsi Jambi disusun untuk memenuhi Instruksi

Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Penyusunan LAKIP ini berpedoman kepada Peraturan Menteri PAN/RB no 12 Tahun

2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Instansi

Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Tujuan dari penyusunan LAKIP adalah melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan

dan program kerja yang diselenggarakan sebagai wujud pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas dan fungsi serta kewenangan dan kebijakan dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Selain itu laporan ini disusun dalam rangka menyampaikan hasil

evaluasi dan analisis realisasi kinerja kegiatan dari pelaksanaan kebijakan dan program

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provonsi Jambi serta

hambatan dan permasalahan yang dihadapi dalam Tahun Anggaran 2019.

Penyusunan LAKIP ini diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas publik.

Jambi, Februari 2020

Dr. SAMSIRAN HALIM

NIP. 19600517 198712 1 002

Page 3: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

3

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja

tahunan berisi pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah dalam mencapai

tujuan/sasaran strategis. Pencapaian sasaran menyajikan informasi tentang: pencapaian

tujuan dan sasaran organisasi, realisasi pencapaian indicator kinerja utama organisasi,

penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan perbandingan capaian indicator

kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang

direncanakan.

Secara garis besar Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Jambi telah berhasil

melaksanakan tugas pokok, fungsi dan misi yang di embannya dalam pencapaian kinerja

tahun 2019 dengan capaian rata-rata sasaran strategis sebesar 120,7 persen, meskipun

di satu sisi ada yang melebihi target dan ada yang tidak mencapai target yang

direncanakan. Dari 19 Indikator Kinerja yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun

2019 yang dijanjikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi dengan Direktur

Jenderal P2P, terdapat 15 Indikator kinerja sasaran strategis yang memiliki kinerja yang

mencapai atau melebihi target yaitu:

a. Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

tercapai 98% dari target 93%, dengan capaian kinerja 105,4%.

b. Persentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewapadaan dini kejadian luar

biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota tercapai 100% dari

target 80%, dengan capaian kinerja 125%.

c. Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian

penyakit infeksi emerging tercapai 11 Kab/Kab dari target 11 Kab/Kota, dengan

capai kinerja 100%

d. Jumlah kab/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan

kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah tercapai 1 Kabupaten

yaitu Kab. Tanjab Timur dari target 1 Kab/Kota dengan capaian kinerja 100%

e. Persentase Kasus Malaria Positif yang diobati sesuai standar tercapai 100% dari

target 95%, dengan capai kinerja 105,3%

f. Jumlah Kab/Kota intervensi stunting yang melakukan POPM kecacingan dengan

cakupan ≥75 % dari sasaran minum obat tercapai 2 Kab/kota dari target 2 Kab/Kota

dengan capaian kinerja 100%

Page 4: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

4

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

g. Persentase Kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar tercapai 100% dari target

79% dengan capaian kinerja 126,6%

h. Persentase kasus HIV yang diobati tecapai 105 dari target 55% dengan capaian

kinerja 190,9%

i. Persentase kab/kota yang melaksanakan deteksi dini hepatitis B dan C pada

kelompok beresiko tercapai 100% dari target 80% dengan capaian kinerja 125%

j. Persentase kabupaten/kota yang 50% Puskesmasnya melakukan tatalaksana

standar pneumonia tercapai 90,91% dari target 60% dengan capaian kinerjanya

151,5%

k. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu

(Posbindu) PTM tercapai 70,82% dari target 50% dengan capaian kinerjanya 141,6%

l. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu tercapai

65% dari target 50% dengan capaian kinerjanya 130%

m. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan Deteksi Dini kanker payudara

dan leher rahim pada perempuan usia 30 – 50 tahun tercapai 100% dari target 50%

dengan capaian kinerjanya 200%

n. Persentase puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak

tercapai 39,8% dari target 30% dengan capaian kinerja 132,7%

o. Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi

tercapai 100% dari target 100% dengan capaian kinerja 100%

Untuk kinerja keuangan pada tahun 2019, data per 25 Januari 2020 berdasarkan Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), realisasi anggaran semua jenis belanja

mencapai 97,48% atau sebesar Rp 6.619.182.326 dari total pagu sebesar Rp

6.790.237.000.

Walau pencapaian Penetapan Kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi

Jambi sudah dianggap cukup baik, namun dalam pelaksanaannya masih dirasakan ada

beberapa hal belum sesuai dengan harapan. Perencanaan yang kurang matang dalam

mengimplementasikan rencana kerja merupakan salah satu permasalahan yang

mengakibatkan salah satu target penetapan kinerja tidak tercapai.

Pencapaian sasaran strategis Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Jambi harus

ditingkatkan untuk tahun anggaran selanjutnya, sehingga beberapa perbaikan dan

tindaklanjut mutlak diperlukan. Keberhasilan pencapaian target sendiri disamping

ditentukan oleh kinerja faktor internal juga ditentukan oleh dukungan eksternal, seperti

kerjasama dengan unit-unit lain di lingkungan DInas Keseshatan Provinsi sera institusi

terkait lainnya. Semoga kedepannya, kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

Page 5: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

5

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

yang sudah relative baik ini dapat terus dipertahankan dan dapat memberikan dampak

yang signifikan dalam rangka menurunnya angka kesakitan dan angka kematian penyakit

menular dan tidak menular serta meningkatkan kesehatan jiwa.

Page 6: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

6

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 1

RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................ 3

DAFTAR ISI .................................................................................................................. 6 DAFTAR TABEL ............................................................ Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ........................................................ Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ..................................................... Error! Bookmark not defined. BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................... 7

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 7 1.2 Visi dan Misi ...................................................... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tugas Pokok dan Fungsi ................................................................................ 11

1.4 Sumber Daya Manusia ..................................................................................... 1

1.5 Sistematika Penulisan .................................................................................... 17 BAB 2 PERENCANAAN KINERJA ............................................................................ 18

2.1 Perencanaan Kinerja ...................................................................................... 18

2.2 Perjanjian Kinerja ........................................................................................... 22 BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................... 24

3.1 Capaian kinerja............................................................................................... 24 3.2 Realisasi Anggaran ........................................... Error! Bookmark not defined.

BAB 4 PENUTUP ....................................................................................................... 72

4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 72

4.2 Tindak Lanjut .................................................................................................. 72

Page 7: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

7

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatantahun 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat

dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui

upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan

finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran yang akan dicapai dalam

Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019

(RPJMN 2015-2019) adalah: 1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; 2)

meningkatnya pengendalian penyakit; 3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan

kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4)

meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat

dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga

kesehatan, obat dan vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas system kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan melalui Pendekatan Keluarga dan GERMAS.

RPJMN 2015-2019 telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden nomor 2 tahun

2015 dan Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 melalui Keputusan Menteri

Kesehatan nomor HK.02.02/2015, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit (P2P) telah menyusun Rencana Aksi Program P2P tahun 2015 – 2019 yang

merupakan jabaran kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Ditjen P2P termasuk

langkah-langkah antisipasi tantangan program selama lima tahun mendatang. Dalam

perkembangannya Renstra yang telah disusun memerlukan penyesuaian terkait dengan

GERMAS, PIS PK dan SPM sehingga pada tahun 2018 dilakukan revisi Renstra

Kementerian Kesehatan dengan nomor HK.01.07/MENKES/422/2017. Sesuai amanat

Menteri Kesehatan, dengan diterbitkannya Renstra Revisi, maka unit utama harus

menjabarkan dalam Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal P2P. Pada revisi RAP

Ditjen P2P Tahun 2018 terjadi perubahan indicator dan telah dituangkan dalam Perjanjian

Kinerja Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Dalam rangka mewujudkan visi dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah (RPJPD) Provinsi Jambi 2005-2025, yaitu JAMBI YANG MAJU, MANDIRI, ADIL

DAN SEJAHTERA.

Page 8: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

8

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Pembangunan kesehatan di Provinsi Jambi yang selama ini dilaksanakan telah

cukup berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Namun demikian derajat

kesehatan di Provinsi Jambi masih terhitung rendah apabila dibandingkan dengan

provinsi-provinsi tetangga. Permasalahan utama yang dihadapi adalah rendahnya kualitas

kesehatan penduduk yang antara lain ditunjukkan dengan masih tingginya angka

kematian bayi, anak balita dan ibu maternal serta tingginya proporsi balita yang menderita

gizi kurang, masih tingginya angka kematian akibat penyakit menular, kesenjangan

kualitas kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu antar

wilayah, belum meratanya pemenuhan tenaga kesehatan dan terbatasnya sumber

pembiayaan kesehatan serta belum optimalnya alokasi pembiayaan kesehatan

Laporan kinerja ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Bidang

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jambi atas

pelaksanaan tugas dan fungsi selama Tahun 2019. Disamping itu, laporan kinerja ini

merupakan pelaksanaan amanat peraturan perundang-undangan terkait, yakni Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan

Kinerja Pemerintah. Laporan kinerja ini juga sekaligus menjadi alat atau bahan evaluasi

guna peningkatan kinerja Kementerian Kesehatan di masa depan.

Visi dan Misi Kementerian Kesehatan Tahun 2015 - 2019 mengikuti Visi dan Misi

Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian Berlandaskan Gotong - royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini

dilaksanakan melalui 7 misi pembangunan yaitu:

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,

menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim

dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis

berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri

sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan

sejahtera.

Page 9: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

9

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan

berbasiskan kepentingan nasional, serta

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang

ingin diwujudkan yakni:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya

seluruh Nawa Cita terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu: 1)

meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya daya tanggap

(responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di

bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja,

kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.

Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impactatauoutcome)

dalam peningkatan status kesehatan masyarakat melalui indikator yang akan dicapai

yakni sebagai berikut:

Page 10: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

10

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

1. 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP 2010), 346 Menurunnya angka kematian

ibu dari menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).

2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran

hidup.

3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.

4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.

5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.

Peran Ditjen P2P dalam mendukung pencapaian indikator Kementerian

Kesehatan yakni menyelenggarakan pencegahan dan pengendalian peyakit secara

berhasil-guna dan berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya melalui kegiatan surveilans dan karantina kesehatan,

pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung, pencegahan dan

pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik, pencegahan dan pengendalian penyakit

tidak menular, pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan dukungan

manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program P2P.

Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jambi yaitu Terwujudnya Provinsi Jambi

yang Tertib, Unggul, Nyaman, Tangguh, Adil dan Sejahtera 2021 (JAMBI TUNTAS

2021) Upaya untuk mewujudkan visi ini dilaksanakan melalui 6 misi pembangunanya itu:

1. Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan daerah yang bersih, transparan, akuntabel

dan partisipatif yang berorientasi pada pelayanan public

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, terdidik, berbudaya,

agamis dan berkesetaraan gender

3. Menjaga situasi daerah yang kondusif, toleransi antar umat beragama dan kesadaran

hukum masyarakat;

4. Meningkatkan daya saing daerah melalui optimalisasi pembangunan ekonomi

kerakyatan yang didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi

(IPTEKIN) berwawasan lingkungan

5. Meningkatkan aksebilitas dan kualitas infrastruktur umum, pengelolaan energi dan

sumber daya alam yang berkeadilan dan berkelanjutan;

6. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat

Page 11: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

11

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

B. Tugas Pokok, Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah , serta Peraturan Gubernur Nomor 36 Tahun 2016 Tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Tungsi, serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi

Jambi, Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan

asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan, untuk melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud dinas kesehatan mempunyai fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan,

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan,

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan, dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Jambi sebagaimana yang telah ditetapkan,

dijabarkan menjadi tugas dan fungsi mulai dari eselon III sampai dengan eselon IV, selanjutnya

dijabarkan lagi menjadi uraian tugas sesuai dengan program dan kegiatan.

Unsur-unsur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jambi adalah sebagai berikut

1. Kepala Dinas,

2. Sekretariat,

3. Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas),

4. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P),

5. Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes),

6. Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK),

7. UPTD, dan

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Dari unsur-unsur organisasi maka tugas pokok dan fungsi masing-masing pejabat eselon III adalah

sbb :

1. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas membantu dinas dalam rangka melaksanakan koordinasi, pelaksanaan

dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi dilingkungan dinas.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi:

Page 12: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

12

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

a. Penyiapan rumusan kebijakan operasional tugas administrasi dilingkungan Dinas Kesehatan

Daerah,

b. Pengkoordinasian pelaksana tugas dan pemberi dukungan administrasi kepada seluruh unsur

organisasi dilingkungan Dinas Kesehatan Daerah,

c. Pemantauan evaluasi, dan pelaporan tugas administrasi dilingkungan Dinas Kesehatan Daerah,

d. Pengelolaan barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan Daerah,

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Bidang Kesehatan Masyarakat

Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas membantu dinas dalam rangka melaksanakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang kesehatan keluarga dan gizi

masyarakat, promosi dan pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan

olahraga.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai

fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional dibidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat,

promosi dan pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga,

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat,

promosi dan pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga,

c. Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi dibidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat,

promosi dan pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga,

d. Pelaksanaan koordinasi lintas program dan lintas sektor dibidang kesehatan keluarga, gizi

masyarakat, promosi dan pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja

dan olahraga,

e. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang kesehatan keluarga, gizi masyarakat, promosi

dan pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga,

f. Pelaksanaan bimbingan, pembinaan dan penilaian terhadap staf dilingkungannya, dan

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugasnya.

3. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas membantu dinas dalam rangka

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang survailance dan

Imunisasi, pencegahan, pengendalian penyakit penular, pencegahan, pengendalian penyakit tidak

menular dan kesehatan jiwa.

Page 13: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

13

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit mempunyai fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang surveilans dan Imunisasi, pencegahan,

pengendalian penyakit menular, pencegahan, pengendalian penyakit tidak menular dan

kesehatan jiwa,

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang surveilans dan Imunisasi, pencegahan,

pengendalian penyakit menular, pencegahan, pengendalian penyakit tidak menular dan

kesehatan jiwa,

c. Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang surveilans dan Imunisasi, pencegahan,

pengendalian penyakit menular, pencegahan, pengendalian penyakit tidak menular dan

kesehatan jiwa,

d. Pelaksanaan koordinasi lintas program dan lintas sektor di bidang surveilans dan Imunisasi,

pencegahan, pengendalian penyakit menular, pencegahan, pengendalian penyakit tidak

menular dan kesehatan jiwa,

e. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang survailans dan Imunisasi, pencegahan,

pengendalian penyakit menular, pencegahan, pengendalian penyakit tidak menular dan

kesehatan jiwa,

f. Pelaksanaan bimbingan pembinaan dan penilaian terhadap staf dilingkungannya, dan

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Bidang Pelayanan Kesehatan

Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas membantu dinas dalam rangka melaksanakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang pelayanan kesehatan primer dan

tradisional, pelayanan kesehatan rujukan dan jaminan kesehatan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai

fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional dibidang kesehatan primer dan tradisional,

pelayanan kesehatan rujukan dan jaminan kesehatan,

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang kesehatan primer dan tradisional,

pelayanan kesehatan rujukan dan jaminan kesehatan,

c. Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi dibidang kesehatan primer dan tradisional,

pelayanan kesehatan rujukan dan jaminan kesehatan,

d. Pelaksanaan koordinasi lintas program dan lintas sektor di bidang kesehatan primer dan

tradisional, pelayanan kesehatan rujukan dan jaminan kesehatan,

Page 14: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

14

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

e. Pemantauan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan primer dan tradisional, pelayanan

kesehatan rujukan dan jaminan kesehatan,

f. Pelaksanaan bimbingan pembinaan dan penilaian terhadap staf dilingkungannya, dan

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

5. Bidang Sumber Daya Kesehatan

Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan operasional dibidang kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah

tangga (PKRT) serta sumber daya manusia kesehatan.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai

fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional, dibidang kefarmasian, alat kesehatan dan

perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) serta sumber daya manusia kesehatan;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang kefarmasian, alat kesehatan dan

perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) serta sumber daya manusia kesehatan;

c. Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi dibidang kefarmasian, alat kesehatan dan

perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) serta sumber daya manusia kesehatan;

d. Koordinasi lintas program dan lintas sektor dibidang kefarmasian, alat kesehatan dan

perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) serta sumber daya manusia kesehatan;

e. Pemantauan evaluasi dan pelaporan dibidang kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan

kesehatan rumah tangga (PKRT) serta sumber daya manusia kesehatan;

f. Pelaksanaan bimbingan pembinaan dan penilaian terhadap staf ;

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya;

Page 15: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

15

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

C. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 08 Tahun 2016, Tanggal 07 November

2016, tentang Pembentukan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jambi, Susunan Organisasi

Dinas Kesehatan Provinsi Jambi adalah sebagai berikut;

D. Sumber Daya Manusia

Pada tahun 2019, jumlah pegawai di Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Jambi dengan

distribusi pegawai di seksi surveilans dan imunisasi 18 orang, seksi pengendalian penyakit

Menular 23 orang, dan seksi penyakit tidak menular dan keswa 16 orang.

a. Grafik Distribusi Pegawai berdasarkan pendidikan

3 2

11

1 10

5

10

15

SMA D III S1 S2 S3

Distribusi pegawai berdasarkan pendidikan di seksi Survailans dan Imunisasi Tahun

2019

Page 16: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

16

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

34

6

3

00

5

10

SMA D III S1 S2 S3

Distribusi pegawai berdasarkan pendidikan di seksi Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Tidak MenularTahun 2019

1

4

14

4

0

0

2

4

6

8

10

12

14

16

SMA D III S1 S2 S3

Distribusi pegawai berdasarkan pendidikan di seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit MenularTahun 2019

b. Grafik Distribusi Pegawai berdasarkan jabatan fungsional

0

5

10

15

20

25

Seksi Survailansdan Imunisasi

Seksi P2PTM Seksi P2PM

Fungsional Umum

Fungsional tertentu

Page 17: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

17

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

E. Sistematika Penulisan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Bidang P2P tahun 2019 ini menjelaskan

pencapaian kinerja selama Tahun 2019. Capaian kinerja tersebut dibandingkan dengan rencana

kinerja (penetapan kinerja) sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas

capaian kinerja terhadap rencana kinerja memungkinkan diidentifikasinya sejumlah celah kinerja

bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Dengan kerangka pikir seperti itu, sistimatika

penyajian Laporan Kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Jambi tahun 2019 adalah

sebagai berikut :

a. Bab I : Pendahuluan

Menyajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis

organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

b. Bab II : Perencanaan Kinerja

Menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

c. Bab III : Akuntabilitas Kinerja

1. Capaian Kinerja Organisasi

Menyajikan analisis capaian kinerja organisasi untuk setiap kinerja sasaran strategis sesuai

dengan hasil pengukuran kinerja. Analisis capaian kinerja sbb:

a) Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini.

b) Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun

lalu dan beberapa tahun terakhir.

c) Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka

menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi.

d) Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional.

e) Analisa Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan

kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan.

f) Analisis atas efisensi penggunaan sumber daya.

g) Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan

pencapaian pernyataan kinerja.

2. Realisasi Anggaran

Menguraikan realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi

sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

d. Bab IV : Penutup

Menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa

mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerja.

Page 18: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

18

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Perencanaan Kinerja

Perencanaan kinerja merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin

dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara sistematis dan

berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang

mungkin timbul. Perencanaan kinerja instansi pemerintah terdiri atas tiga dokumen Perencanaan

yaitu Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan perencanaan 5 tahunan, Rencana Kerja (Renja),

dan Perjanjian Kinerja (PK) yang merupakan perencanaan tahunan. Perencanaan 5 tahunan Dinas

Kesehatan Provinsi khususnya dana Dekonsentrasi berasal dari Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan, Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Rencana Aksi

Kegiatan Direktorat pada Ditjen P2P dan Rencana Kerja (Renja) Ditjen P2P. Sasaran dan indikator

kinerja sasaran kemudian dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi.

Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2015-2019 adalah

sebagai berikut:

1. Persentase cakupan keberhasilan pengobatan TB/Success Rate, sebesar 90% pada akhir tahun

2019.

2. Prevalensi HIV, sebesar <0,5% pada akhir tahun 2019.

3. Jumlah kabupaten/kota mencapai eliminasi malaria sebesar 300 Kabupaten/Kota pada akhir

tahun 2019.

4. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta sebesar 34 Provinsi pada akhir tahun 2019.

5. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi filariasis sebesar 35 Kabupaten Kota pada akhir tahun

2019.

6. Persentase Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu,

sebesar 40% pada akhir tahun 2019.

7. Persentase Kabupaten/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan

kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah, sebesar 100% pada akhir tahun 2019.

8. Persentase Kab/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal

50%, sebesar 50% pada akhir tahun 2019.

9. Jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa

dan/atau Napza, sebesar 280 Kab/Kota pada akhir tahun 2019.

Rencana Aksi Program tersebut selanjutnya diturunkan dalam indikator untuk Dinas Kesehatan

Provinsi dengan penjabaran sebagai berikut :

Page 19: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

19

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Tabel 2.1.

Cascading Indikator RAP, RAK dan Dana Dekonsentrasi

Tahun 2019

Indikator Kinerja pada RAP Ditjen P2P

Indikator Kinerja pada RAK Direktorat/Setditjen P2P

Indikator Kinerja Dana Dekonsentrasi Dinas Kesehatan Provinsi

1. Persentase cakupan keberhasilan pengobatan TB/Success Rate

1. Persentase Kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar

1. Persentase Kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar

2. Prevalensi HIV 2. Persentase kasus HIV yang diobati 2. Persentase kasus HIV yang diobati

3. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta 3. Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat

3. Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat

4. Jumlah kabupaten/kota mencapai eliminasi malaria

4. Jumlah Kabupaten/Kota dengan API <1 per 1.000 penduduk

4. Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar

5. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi filariasis

5. Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filaria berhasil menurunkan angka Mikrofilaria menjadi 1%

5. Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filariasis yang melakukan POPM

6. Persentase Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu

6. Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

6. Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

7. Persentase anak usia 12-24 bulan yang mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib Lanjutan

7. Persentase Kab/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50%

8. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

7. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

9. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

8. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

10. Persentase Puskesmas yang melaksanakan 9. Persentase Puskesmas yang

Page 20: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

20

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Indikator Kinerja pada RAP Ditjen P2P

Indikator Kinerja pada RAK Direktorat/Setditjen P2P

Indikator Kinerja Dana Dekonsentrasi Dinas Kesehatan Provinsi

kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

11. Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak

10. Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak

8. Persentase Kabupaten/ Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

12. Persentase kab/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

11. Jumlah kab/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

13. Persentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewaspadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota

12. Persentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewaspadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota

14. Jumlah Kabupaten/kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging

13. Jumlah Kabupaten/kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging

9. Jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa dan / atau Napza

15. Jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa dan / atau Napza

14. Jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa dan / atau Napza

16. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

15. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

17. Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan 16. Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan

Page 21: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

21

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Indikator Kinerja pada RAP Ditjen P2P

Indikator Kinerja pada RAK Direktorat/Setditjen P2P

Indikator Kinerja Dana Dekonsentrasi Dinas Kesehatan Provinsi

upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di 30% SMA dan yang sederajat

upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di 30% SMA dan yang sederajat

- 18. Persentase Satker Program P2P yang memperoleh nilai SAKIP dengan hasil minimal AA

17. Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi

Page 22: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

2.2. Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi dengan Direktorat Jenderal

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit merupakan dokumen pernyataan dan kesepakatan

kinerja antara Dinas Kesehatan Provinsi dengan Direktur Jenderal Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit untuk mewujudkan target-target kinerja sasaran Ditjen P2P pada

akhir Tahun 2018. Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi disusun berdasarkan pada

indikator yang tertuang dalam RAK dan Renjaserta telah mendapat persetujuan anggaran.

Target-target kinerja sasaran kegiatan yang ingin dicapai Dinas Kesehatan Provinsi dalam

dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

Tabel.2.2

Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

Tahun 2019 No Sasaran Indikator Kinerja Target 1 Bayi usia 0-11 bulan yang mendapat

imunisasi dasar lengkap Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

93%

2 Kabupaten/Kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB

Persentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewapadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota

80%

3 Kabupaten/ Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging

Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging

11 Kab

4 Kabupaten/kota di pintu masuk Negara yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

Jumlah kab/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

1 Kab

5 Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar

95%

6 Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

Jumlah Kabupaten/Kota Intervensi Stunting yang melakukan POPM Cacingan dengan cakupan ≥75% dari sasaran minum obat

2 Kab

7 Menurunnya penyakit menular langsung Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat

91%

8 Menurunnya penyakit menular langsung Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar

79%

9 Menurunnya penyakit menular langsung Persentase kasus HIV yang diobati 55% 10 Menurunnya penyakit menular langsung Persentase Kab/Kota yang melaksanakan

deteksi dini Hepatitis B dan C pada Kelompok Beresiko

80%

11 Menurunnya penyakit menular langsung Persentase Kab/Kota yang 50% puskesmasnya melakukan tatalaksana standar pneumonia

60%

12 Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular;

Persentase Kab/Kota yang melaksanakan kebijakan kawasan tanpa rokok (KTR)

50%

Page 23: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

23

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

minimal 50% sekolah

13 Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

50%

14 Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

50%

15 Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

50%

16 Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak

30%

17 Meningkatnya kesehatan jiwa dan meningkatnya pencegahan penyalahgunaan napza

Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

9 IPWL

18 Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi

100%

Pada Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2019 telah dialokasikan anggaran

sebesar Rp. 6.790.237,000,- (Enam miliar tujuh ratus sembilan puluh juta dua ratus tiga puluh

tujuh ribu rupiah).

Page 24: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

24

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian kinerja Pada bab ini disajikan disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap

pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja

organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis

capaian kinerja per setiap indikator:

No Indikator Kinerja Target 2015 2016 2017 2018 2019

1 Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

91,5% 91,5% 95% 95% 93%

2 Persentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewapadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota

- - 80% 80% 80%

3 Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging

- - - - 11 Kab

4 Jumlah kab/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

- - - - 1 Kab

5 Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar

90% 90% 95% 95% 95%

6 Jumlah Kabupaten/Kota Intervensi Stunting yang melakukan POPM Cacingan dengan cakupan ≥75% dari sasaran minum obat

- - - - 2 Kab

7 Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat

85 % 85 % 91% 91% 91%

8 Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar

70 % 70 % 79% 79% 79%

9 Persentase kasus HIV yang diobati 47 % 47 % 52% 52% 55% 10 Persentase Kab/Kota yang melaksanakan

deteksi dini Hepatitis B dan C pada Kelompok Beresiko

- - - - 80%

11 Persentase Kab/Kota yang 50% puskesmasnya melakukan tatalaksana standar pneumonia

- - - - 60%

12 Persentase Kab/Kota yang melaksanakan kebijakan kawasan tanpa rokok (KTR) minimal 50% sekolah

10,18 %

10,18 %

- - 50%

13 Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

56 % 56 % 40% 40% 50%

14 Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

- - 40% 40% 50%

15 Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

- - 35% 35% 50%

16 Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak

- - - - 30%

17 Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan - - 8 8 9 IPWL

Page 25: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

25

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

18 Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi

100% 100% 100% 100% 100%

1. Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah penyebaran penyakit

menular dengan memberikan vaksin tertentu yang spesifik untuk

menimbulkan/meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap suatu penyakit.

Pemberian vaksin ini akan melindungi dari penularan penyakit tertentu sehingga bila

suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami

sakit ringan.

Program imunisasi sudah menjadi kegiatan rutin dan terintegrasi dalam pelayanan

dasar di Puskesmas, Rumah Sakit dan unit – unit pelayanan terpadu (Posyandu)

serta telah memberikan kontribusi dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan

kematian pada bayi dan anak balita khususnya penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi. Hal ini akan cepat tercapai apabila cakupan imunisasi rutin (sasaran bayi,

ibu hamil dan anak sekolah) dapat dipertahankan tetap tinggi setiap tahun dan

merata sampai ketingkat desa/kelurahan (UCI Desa)

1) Definisi Operasional: Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi

dasar lengkap meliputi 1 dosis Hep B pada usia 0-7 hari, 1 dosis BCG, 4 dosis

Polio, 3 dosis DPT-HB (atau DPT-HB-Hib), serta 1 dosis campak selama kurun

waktu 1 tahun.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi

dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh

bayi yang bertahan hidup (surviving infant) di suatu wilayah pada kurun waktu

yang sama di kali 100%.

Page 26: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

26

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

3) Capaian Indikator

Selama empat tahun terakhir imunisasi dasar lengkap anak 0-11 bulan

telah mencapai target diatas target nasional. Semua kegiatan yang

direncanakan pada APBN tahun 2019 dapat diselesaikan pada waktunya

dan sesuai dengan hasil (output) yang diharapkan. Capaian serapan

kegiatan untuk APBN 2019 dapat mencapai 98%

Page 27: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

27

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan

Keberhasilan dalam pencapaian indikator merupakan hasil dari berbagai upaya

yang telah dilakukan, untuk mencapai target indikator anak usia 0-11 bulan yang

mendapat imunisasi dasar lengkap,yaitu :

- Advokasi, Sosialisasi dan Koordinasi Pelaksanaan Imunisasi : Konsultasi dan

Koordinasi ke Pusat

- Pelatihan Pelaksanaan Imunisasi Rutin : Orientasi Pelaksanaan Imunisasi

Rutin Tk. Provinsi, Orientasi Pelaksanaan Imunisasi Rutin Tk. Kab/Kota,

Workshop Petugas Imunisasi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Swasta di

Provinsi

- Bimbingan Teknis dan Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Imunisasi : Supervisi

Supportif, Pelaksanaan Effective Vaccine Management Assessment,

Pelaksanaan Surveilans KIPI, Pelaksanaan DQS

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

Berdasarkan indikator yang ada, maka program imunisasi berjalan dengan cukup

baik, namun demikian masih ada penatalaksanaan program yang patut dibenahi

antara lain :

1. Cakupan imunisasi tinggi belum merata pada tingkat puskesmas, walau

secara kabupaten/kota hampir semua antigen di Provinsi Jambi sudah

mencapai target. Dinas Kesehatan Provinsi Jambi menyikapi hal ini dengan

melakukan peningkatan kualitas SDM baik di tingkat kabupaten/kota

maupun faskes terpilih melalui pertemuan monitoring dan evaluasi, rapat

koordinasi lintas program dan sektoral, supervisi supportif, kalakarya pada

faskes terpilih, dan peningkatan kapasitas petugas kabupaten/kota ataupun

desa..

2. Kualitas imunisasi masih menjadi perhatian, mengingat

a. Masih adanya faskes yang belum menggunakan kulkas standar,

b. Petugas desa memiliki angka mutasi cukup tinggi sehingga kemampuan

petugas imunisasi di lapangan masih bervariasi

c. Pelaporan KIPI belum rutin dilakukan oleh kabupaten/kota terutama

untuk laporan KIPI ringan

d. Perlu pemantauan kualitas pencatatan dan pelaporan imunisasi melalui

DQS ataupun EVM untuk pemantauan kulkas/rantai dingin.

Page 28: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

28

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

6) Pemecahan Masalah

Solusi yang sudah diterapkan melalui kegiatan yang didanai baik APBN ataupun

APBD adalah pembinaan terhadap petugas kabupaten/kota ataupun faskes

melalui asistensi teknis, supervisi suportif, kalakarya atau on the job training, dan

refreshing pengetahuan dan keterampilan petugas imunisasi di lapangan pada

faskes bermasalah.

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 526.930.000,- Dari alokasi

tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 509.481.280,- dengan perincian sebagai

berikut :

No Kegiatn Anggaran Realisasi %

1 Advokasi, Sosialisasi dan Koordinasi Pelaksanaan Imunisasi

11.580.000 11.245.400 97,1

2 Pelatihan Pelaksanaan Imunisasi Rutin 280.780.000 275.370.880 98,1

3Bimbingan Teknis dan Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Imunisasi

234.570.000 222.865.000 95,0

2. Persentase respon terhadap sinyal kewaspadaan dini (Alert) penyakit potensial

kejadian luarbiasa (KLB) yang muncul dalam SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) Sistim Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) merupakan sistem atau tools untuk

memantau terjadi atau tidaknya peningkatan kasus dari suatu penyakit terutama

penyakit yang berpotensial KLB (Kejadian Luar Biasa).

1) Definisi Operasional : Persentase respon penanggulangan terhadap sinyal

kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB yaitu respon yang

dilakukan oleh petugas kabupaten/kota dan puskesmas terhadap sinyal KLB atau

alert yang muncul pada Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR)

2) Rumus/Cara perhitungan : Jumlah Sinyal KLB yang dilakukan respon

penangulangan di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh

Sinyak KLB di kali 100%.

Page 29: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

29

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

3) Capaian Indikator

95%

100%

96,99%

92%

93%

94%

95%

96%

97%

98%

99%

100%

101%

Target Capaian Kinerja

Persentase Respon terhadap Sinyal KLB Tahun 2019

Pada tahun 2019, respon penanggulangan terhadap sinyal KLB mencapai 100%,

diatas target nasional 95%.

Persentase Sinyal KLB yang diresponTahun 2017 - 2019

80 8595100 100 100

020406080

100120

2017 2018 2019

Target Capaian

Selama tiga tahun terakhir capaian persentase sinyal KLB yang direspon selalu

mencapai 100%, ditas target nasional yang telah ditetapkan.

Page 30: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

30

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan

Keberhasilan dalam pencapaian indikator merupakan hasil dari berbagai upaya

yang telah dilakukan, untuk mencapai target indikator respon terhadap sinyal

kewaspadaan dini (Alert) penyakit potensial kejadian luarbiasa (KLB) yang muncul

dalam SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon), yaitu :

- Surveilans PD3I : Pelacakan Kasus Discarded Campak, AFP dan PD3I

lainnya, Pengambilan, pengiriman dan Pengembalian spesimen

Campak/Rubella, AFP dan PD3I lainnya ke lab. Nasional, Surveilans Aktif RS

dan Yankes Swasta, Kunjungan Ulang 60 hari Kasus AFP

- Pelatihan petugas dalam rangka kewaspadaan dini dan respon : Orientasi

petugas surveilans kab/kota dalam rangka kewaspadaan dini dan respon

penyakit berpotensi KLB, Orientasi Pengembangan SKDR berbasis

Laboratorium dan Rumah Sakit

- Verifikasi sinyal kewaspadaan dini : Verifikasi Sinyal Kewaspadaan Dini /

Verifikasi Rumor

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

Program SKDR pada tahun 2019 dapat dikatakan berjalan lancar, semua sinyal

KLB yang terjadi dapat direspon dan ditanggulangi denga baik berkat kerjasama

dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Beberapa hal yang harus diperhatikan

untuk masa mendatang adalah :

1. Masih ada petugas surveilans Kabupaten/Kota dan Puskesmas yang belum

cakap melakukan kewajiban dalam melaporkan SKDR, sehingga dirasakan

perlu mengadakan pelatihan dan bimbingan yang terarah dan

berkesinambungan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi.

2. Petugas yang sering berganti di tingkat puskesmas maupun kabupaten.

3. Pelaporan yang dikirim ke pusat belum semua diverifikasi dengan baik oleh

Dinkes Kabupaten/Kota sehingga masih ada dua kabupaten/kota dengan

verfikasi alerts < 24 jam di bawah rata-rata Provinsi.

4. Minimnya pendanaan yang ada di Kabupaten/kota dalam melakukan verifikasi

kasus ataupun Penyelidikan Epidemiologi bila ada kasus yang diperlukan.

6) Pemecahan Masalah

Adanya dukungan pendanaan di Kabupaten/kota dalam melakukan verifikasi kasus

ataupun Penyelidikan Epidemiologi bila ada kasus yang diperlukan.

Page 31: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 303.091.000,- Dari alokasi

tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 289.012.584,- dengan perincian sebagai

berikut :

No Kegiatn Anggaran Realisasi %1 Surveilans PD3I 128.400.000 123.119.000 95,9

2Pelatihan petugas dalam rangka kewaspadaan dini dan respon

150.491.000 141.943.584 94,3

3 Verifikasi sinyal kewaspadaan dini 24.200.000 23.950.000 99,0

3. Jumlah kabupaten/kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian Penyakit Infeksi Emerging (PIE)

Penyakit infeksi emerging merupakan penyakit yang muncul dan menyerang suatu

populasi untuk pertama kalinya atau telah ada sebelumnya namun meningkat dengan

sangat cepat, baik dalam jumlah kasus baru di dalam satu populasi, ataupun

penyebarannya ke daerah geografis yang baru. Dalam 30 tahun terakhir, telah muncul

lebih dari 30 PIE yang disebabkan munculnya organisme baru. Riset ilmiah terhadap

335 penyakit baru yang ditemukan antara tahun 1940 dan 2004 mengindikasikan

bahwa negara-negara yang berhubungan dengan Dataran Indo-Gangga dan DAS

Mekong menjadi hotspot global kemunculan PIE. Virus Nipah, demam berdarah

Crimean-Congo, dan avian influenza A(H5N1) merupakan contoh penyakit yang telah

muncul baru-baru ini dan menyerang Kawasan Asia Tenggara WHO. Dampak yang

ditimbulkan dari sebuah penyakit baru sulit diprediksi namun diketahui bisa sangat

bermakna, karena pada saat penyakit baru itu menyerang manusia, mungkin hanya

sedikit kekebalan yang dimiliki manusia atau bahkan tidak ada sama sekali.

Indonesia memiliki kondisi yang mengundang munculnya PIE. Sirkulasi berbagai tipe

virus influenza di daerah yang memiliki peternakan unggas besar sekaligus peternakan

babi yang tidak dikelola sesuai standar kesehatan sehingga memungkinkan terjadinya percampuran/kontaminasi produk hewan, menjadi media (incubator) yang cocok untuk

terjadinya percampuran beberapa virus influenza dan berpotensi memunculkan strain

virus baru atau bahkan virus baru. Terdapat faktor yang mempercepat kemunculan

penyakit baru, yaitu yang memungkinkan agen infeksi berkembang menjadi bentuk

ekologis baru agar dapat menjangkau dan beradaptasi dengan inang yang baru, serta

agar dapat menyebar lebih mudah di antara inang-inang baru. Faktor-faktor itu antara

lain urbanisasi dan penghancuran habitat asli (memungkinkan manusia dan hewan

Page 32: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

32

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

hidup lebih dekat); perubahan iklim dan ekosistem; perubahan dalam populasi inang

reservoir atau vektor serangga perantara; dan mutasi genetik mikroba.

Penyakit infeksi emerging mendapat perhatian khusus dan menjadi masalah

kesehatan masyarakat serius. Kekhawatiran akan PIE tidak hanya karena dapat

menimbulkan kematian, tetapi juga karena dapat membawa dampak sosial dan

ekonomi yang besar dalam era globalisasi, saat seluruh dunia saling terhubung.

Sebagai contoh, perkiraan biaya langsung yang ditimbulkan SARS di Kanada dan

negara-negara Asia adalah sekitar 50 miliar dolar AS. Dampak PIE semakin besar bila

terjadi di negara berkembang yang relative memiliki sumber daya lebih terbatas

dengan ketahanan sistem kesehatan masyarakat yang tidak sekuat negara maju.

Penanggulangan PIE memerlukan pendekatan kolektif karena fakta menunjukkan

bahwa PIE dapat dengan mudah menyeberangi perbatasan negara bahkan benua dan

bergerak tanpa hambatan dari satu populasi ke populasi lain. Komunikasi dan

manajemen risiko yang efektif berperan penting dalam menjamin bahwa PIE diketahui

secara dini, dilaporkan dengan cepat, dan dikelola dengan baik. Terbangunnya

kesiapsiagaan negara dalam bentuk kesadaran yang diikuti aksi nyata tentang

mengetahui, mencegah, dan mengendalikan PIE merupakan hal penting bagi semua

pihak yang terkait termasuk masyarakat, sehingga negara memiliki respon yang lebih

baik pada saat harus menghadapi kejadian luar biasa PIE.

Sistem kesehatan masyarakat yang kuat menjadi syarat dalam penanggulangan

kejadian luar biasa PIE. Namun demikian, perlu juga disadari bahwa kejadian luar

biasa PIE dapat melemahkan sistem tersebut secara bermakna. Antisipasi dapat

dilakukan dengan memperkuat layanan pengendalian penyakit infeksi emerging mulai

dari kesiapsiagaan, surveilans dalam rangka kewaspadaan dini deteksi dini penyakit

dan penilaian risiko, komunikasi risiko, kapasitas laboratorium, dan kapasitas respon.

1) Definisi Operasional : Jumlah kabupaten/kota yang mampu melaksanakan

pencegahan dan pengendalian Penyakit Infeksi Emerging (PIE)

2) Rumus/Cara perhitungan : Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan

pencegahan dan pengendalian Penyakit Infeksi Emerging dibagi jumlah seluruh

kabupaten/kota di provinsi Jambi

3) Capaian Indikator

Page 33: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

33

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Jumlah kabupaten/kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan

pengendalian Penyakit Infeksi Emerging (PIE) sudah mencapai target yaitu 11

kabupaten/kota. Namun pada tahun 2019 tidak tersedia dana yang bersumber

dekonsentrasi untuk pemetaan daerah risiko PIE.

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan

Keberhasilan dalam pencapaian indikator merupakan hasil dari berbagai upaya

yang telah dilakukan, untuk mencapai target indikator kabupaten/kota yang mampu

melaksanakan pencegahan dan pengendalian Penyakit Infeksi Emerging (PIE),

yaitu :

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

Minimnya anggaran untuk pencegahan dan pengendalian Penyakit Infeksi Emerging

(PIE)

6) Pemecahan Masalah

Adanya dukungan pendanaan di Kabupaten/kota dalam melaksanakan pencegahan

dan pengendalian Penyakit Infeksi Emerging (PIE).

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, tidak adanya alokasi anggaran APBN dan realisasi

Page 34: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

34

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

4. Jumlah Kab/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penangulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

1) Definisi Operasional: Jumlah Kab/Kota yang menyusun kebijakan kesiapsiagaan

dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi

wabah berupa dokumen rencana kontijensi

2) Rumus/ Cara Perhitungan : Jumlah Kab/Kota yang menyusun kebijakan

kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang

berpotensi wabah berupa dokumen rencana kontijensi

3) Capaian Indikator

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan

Keberhasilan dalam pencapaian indikator merupakan hasil dari berbagai upaya

yang telah dilakukan, untuk mencapai target indikator Kab/kota yang mempunyai

kebijakan kesiapsiagaan dalam penangulangan kedaruratan kesehatan masyarakat

yang berpotensi wabah, yaitu :

- Penyusunan Rencana Kontinjensi Penanggulangan KKM di Kab/Kota :

Persiapan Penyusunan Rencana Kontijensi Penanggulangan KKM di Wilayah,

Penyusunan Rencana Kontinjensi Penanggulangan KKM di Wilayah

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

Petugas yang sering berganti di tingkat puskesmas maupun kabupaten.

Page 35: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

35

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

6) Pemecahan Masalah

Program kesiapsiagaan dalam penangulangan kedaruratan kesehatan masyarakat

yang berpotensi wabah pada tahun 2019 dapat dikatakan berjalan lancar, semua

yang terjadi dapat direspon dan ditanggulangi denga baik berkat kerjasama dengan

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 160.800.000,- Dari alokasi

tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 160.098.000,- dengan perincian sebagai

berikut :

No Kegiatn Anggaran Realisasi %

1 Penyusunan Rencana Kontinjensi Penanggulangan KKM di Kab/Kota

160.800.000 160.098.000 99,6

5. Persentase Kasus Malaria Positif yang diobati sesuai standart

1) Definisi Operasional: Persentase Pasien positif malaria yang mendapatkan

pengobatan sesuai standart tatalaksana malaria.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah pasien positif malaria yang mendapatkan

pengobatan sesuai standart tatalaksana malaria dibagi jumlah pasien positif

malaria dikali 100%

3) Capaian Indikator

a) Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini

Page 36: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

36

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Dari grafik diatas diketahui capaian indikator persentase malaria yang diobati sesuai

standar tahun 2019 sebesar 100%, capaian ini telah melebihi dari target yang diharapkan

yaitu 95% dengan kinerja 105%.

Grafik 1.7 Target dan capaian indikator persentase kasus malaria positif yang diobati

sesuai standar tahun 2016 - 2019

Dari grafik diatas diketahui capaian indikator persentase kasusmalaria positif yang diobati

sesuai standar tiga tahun terakhir telah mencapai target dimana pada tahun 2016 capaian

indikator sebesar 100%, ditahun 2017 capaian sebesar 100%, ditahun 2018 capaian

sebesar 100% dan di tahun 2019 capaian sebesar 100% Indikator ini telah mencapai

target yang diharapkan yaitu 95%

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan

Ada beberapa hal yang mempengaruhi tercapainya indikator ini antara lain ketersediaan

SDM yang cukup memadai, alur pelaporan bersifat online dan adanya dukungan dari

Pemerintah Daerah.

Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

Adapun upaya-upaya lain untuk mencapai target indikator persentase kasus malaria

positif yang diobati sesuai standar melalui kegaiatn sebagai berikut:

Page 37: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

37

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

- Diagnosa dan Tatalaksana pengobatan Malaria : Penguatan Diagnosis dan

tatalaksana pengobatan malaria, Penguatan Tenaga Mikroskopis dan Crosschecker

Malaria

- Penguatan Surveilans malaria : Pre Assesment Eliminasi Malaria, Reorientasi

Eliminasi Malaria

- Penguatan Pengendalian Faktor Risiko : Assessment Pengendalian Vektor Malaria

Terpadu

- Sediaan darah mikroskop yang diuji silang ( % sensitivitas, spesifitas, akurasi spesies

- Survei Darah Massal Malaria (angka parasite rate)

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

1. Kurangnya dukungan pemerintah daerah

2. Kurangnya Koordinasi lintas sektor dan lintas program

3. Masih tingginya mutasi petugas pada tingkat puskesmas

6) Pemecahan Masalah

1. Kabupaten/kota agar membuat Peraturan Bupati/Walikota sebagai dasar untuk

penguatan dukungan Pemda terhadap program malaria

2. Advokasi dan sosialisasi kepada pemangku kebijakan, lintas sektor dan lintas

program yang terkait

3. Petugas yang baru dilatih diharapkan tidak dipindahkan pada program lainnya

minimal 3 tahun setelah mengikuti pelatihan

Efisiensipenggunaansumberdaya

Capaian indikator indikator persentase kasusmalaria positif yang diobati sesuai

standar adalah 100% (105%) dan dibandingkan dengan capaian realisasi

anggaran layanan malaria sebesar 93.65% yang berarti terdapat efisiensi sumber

pembiayaan sebesar 12%.

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 346.250.000,- Dari alokasi

tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 330.581.400,- dengan perincian sebagai

berikut :

Page 38: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

38

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

No Kegiatn Anggaran Realisasi %

1 Diagnosa dan Tatalaksana pengobatan Malaria

193.230.000 192.787.400 99,8

2 Penguatan Surveilans malaria 82.570.000 81.173.000 98,33 Penguatan Pengendalian Faktor Risiko 39.200.000 39.191.000 100,0

4Sediaan darah mikroskop yang diuji silang ( % sensitivitas, spesifitas, akurasi spesies)

5.000.000 - 0,0

5Survei Darah Massal Malaria (angka parasite rate)

26.250.000 26.250.000 100

6. Jumlah kabupaten/kota intervensi stunting yang melakukan POPM kecacingan

dengan Cakupan ≥75 % dari sasaran minum obat 1) Defenisi Operasinal: Jumlah Kabupaten/Kota intervensi stunting yang

melaksanakan POPM Cacingan dengan cakupan ≥ 75% dari sasaran minum obat

usia 1-12 tahun dalam kurun waktu satu tahun

2) Rumus/Cara Perhitungan : Jumlah Kabupaten/Kota intervensi stunting yang

melaksanakan POPM Cacingan dengan cakupan ≥ 75% dari sasaran minum obat

dalam kurun waktu satu tahun

3) Capaian Indikator

Dari table diatas didapatkan data capaian Jumlah kabupaten/kota intervensi

stunting yang melakukan POPM kecacingan dengan Cakupan ≥75 % dari

sasaran minum obat sebanyak 2 kabupaten (100%) sudah mencapai target yaitu

2 kabupaten/kota

Page 39: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

39

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan

Keberhasilan dalam pencapaian indikator merupakan hasil dari berbagai upaya

yang telah dilakukan, untuk mencapai target indikator kabupaten/kota intervensi

stunting yang melakukan POPM kecacingan dengan Cakupan ≥75 % dari

sasaran minum obat, yaitu :

- Sosialisasi dan Monev POPM Filariasis dan Kecacingan

- Pelaksanaan POPM Kecacingan daerah non Endemis Filariasis dan daerah

Pasca POPM Filariasis : Pendataan Sasaran POPM Kecacingan, Pelaksanaan

POPM Kecacingan, Sweeping cakupan POPM Kecacingan

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

Indikator Jumlah kabupaten/kota intervensi stunting yang melakukan POPM

kecacingan dengan Cakupan ≥75 % dari sasaran minum obat sudah tercapai target

akan tetapi ada beberapa hal yang masih menjadi masalah antara lain :

1. Masih ada petugas Kabupaten/Kota dan Puskesmas yang belum terlatih untuk

penegakkan diagnosa, pemeriksaan mikroskopis filariasis dan kecacingan serta

tatalaksana kasus kronis filariasis, sehingga dirasakan perlu mengadakan

pelatihan dan bimbingan yang terarah dan berkesinambungan dari Dinas

Kesehatan Provinsi Jambi.

2. Surveilans Pasca POPM Filariasis yang belum dilakukan oleh Kabupaten/ Kota

dikarenakan Rapid Diagnosa Tes (RDT) untuk tes cepat filariasis yang sangat

mahal dan belum dapat dipenuhi pemerintah pusat mengakibatkan untuk

pemeriksaan Filariasis masih menggunakan Survey darah jari pada malam hari

yang memerlukan waktu yang sangat lama.

3. Minimnya pendanaan yang ada di Kabupaten/kota dalam melakukan surveilans

penemuan kasus baru filariasis dan tatalaksana kasus kronis filariasis.

6) Pemecahan Masalah

1. Di adakan pelatihan dan bimbingan yang terarah dan berkesinambungan dari

Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

2. Perlu dilakukan Surveilans Pasca POPM Filariasis oleh Kabupaten/ Kota

Page 40: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

40

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 458.000.000,- Dari alokasi

tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 457.348.801,- dengan perincian sebagai

berikut :

No Kegiatn Anggaran Realisasi %

1 Sosialisasi dan Monev POPM Filariasis dan Kecacingan

222.575.000 222.572.001 100

2Pelaksanaan POPM Kecacingan daerah non Endemis Filariasis dan daerah Pasca POPM Filariasis

235.425.000 234.776.800 99,7

7. Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat. Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit terabaikan (necleted disease), sehingga

sering sekali memang benar-benar terabaikan penemuan kasusnya oleh petugas

kesehatan terutama di kabupaten/kota yang sudah mencapai eliminasi kusta

(prevalensi < 1 per 10.000 penduduk) dengan kata lain jumlah kasusnya rendah.

Akibatnya di kabupaten/kota dengan eliminasi kusta, penemuan kasus secara intensif

tidak dilakukan. Kasus sebagian besar ditemukan oleh dokter praktek swasta dalam

keadaan sudah cacat akibat kusta.

1) Definisi Operasional: Jumlah kasus baru kusta tanpa cacat yang (cacat tingkat 0)

diantara total kasus baru yang ditemukan di suatu wilayah dalam periode waktu 1

(satu) tahun.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus baru kusta tanpa cacat yang ditemukan

(cacat tingkat 0) dibagi jumlah kasus baru yang ditemukan dalam periode 1 tahun

di kali 100%.

3) Capaian Indikator

Page 41: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

41

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Dari table diatas didapatkan data capaian persentase kasus kusta tanpa cacat sebesar

69,9 % masih belum mencapai target 91%.

Persentase penemuan kasus kusta tanpa cacat tahun 2017 – 2019

NO KABUPATEN TAHUN ( % )

2017 2018 2019

1 KOTA JAMBI 100 100 80

2 BATANG HATI 66.67 75 33,3

3 MUARO JAMBI 100 0 54,55

4 BUNGO 33 0 0

5 TEBO 100 0 77,8

6 MERANGIN 67 50 54,5

7 KERINCI 100 0 100

8 SAROLANGUN 100 0 0

9 TANJAB BARAT 0 92 80

10 TANJAB TIMUR 87.9 94 86,1

11 SUNGAI PENUH 0 100 0

12 PROVINSI JAMBI 90.2 80 69,9

Page 42: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

42

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan

Keberhasilan dalam pencapaian indikator merupakan hasil dari berbagai upaya

yang telah dilakukan, untuk mencapai target indikator Persentase cakupan

penemuan kasus baru kusta tanpa cacat, yaitu :

- Pertemuan Advokasi, Sosialisasi dan Pelatihan Singkat Kegiatan Intensifikasi

Penemuan Kasus Kusta dan Frambusia Melalui Kampanye Eliminasi Kusta

dan Eradikasu Frambusia

- Pelaksanaan Kegiatan Intensifikasi Penemuan Kasus Kusta dan Frambusia

Melalui Kampanye Eliminasi Kusta dan Eradikasi Frambusia

- Pelaksanaan Intensifikasi Penemuan Kasus Kusta dan Frambusia

(Intensifikasi Tahap 2-icf2)

- Validasi Data Kohort Provinsi Program P2P Kusta dan Frambusia dan

Orientasi Teknis Kegiatan Intensifikasi Penemuan Kasus Kusta dan Frambusia

- Deteksi Dini, Pengobatan dan Surveilans dalam Upaya Pencegahan dan

Pengobatan Penyakit Frambusia : Orientasi dan Koordinasi Teknis

Pelaksanaan Survi Serologi di Kabupaten Endemis/ Riwayat Frambusia

Provinsi Jambi, Distribusi Bahan Serologis Frambusia

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

1. Penemuan kasus baru kusta tanpa cacat masih dibawah target hal ini

dikarenakan kusta yang merupakan salah satu penyakit terabaikan sehingga

petugas kesehatan tidak melakukan kegiatan penemuan kasus kusta secara

intensif.

2. Ada stigma dan diskriminasi sehingga penderita tidak mau memeriksakan diri

ke faskes.

3. Penemuan Kasus secara aktif masih rendah

4. Akses ke faskes jauh (di beberapa Lokasi)

5. Tenaga kesehatan kusta sangat terbatas.dan tingginya mutasi petugas terlatih

di Kabupaten/Kota dan Puskesmas

6) Pemecahan Masalah

1. Perlu penemuan kasus secara aktif ( survey desa dan survey sekolah

intensifikasi penemuan kasus )

2. Perlunya sosialisasi kusta bagi masyarakat

3. Perlu peningkatan kapasitas tenaga kesehatan terkait kusta

Page 43: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

43

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

4. Adanya komitmen dari pemegang kebijakan dalam melakukan mutasi pada

petugas terlatih dengan memperhatikan tersedianya petugas pengganti yang

terlatih (minimal on the job training).

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 560.000.000,- Dari alokasi

tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 513.473.800,- dengan perincian sebagai

berikut :

No Kegiatn Anggaran Realisasi %

1Intensifikasi Penemuan Kasus dalam Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kusta

450.000.000 410.679.800 91

2Deteksi Dini, Pengobatan dan Surveilans dalam Upaya Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Frambusia

110.000.000 102.794.000 93,4

8. Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang menimbulkan

kesakitan, kecacatan, dan kematian yang tinggi sehingga perlu dilakukan upaya

penanggulangan. Penyelenggaraan Penanggulangan TBC perlu di dukung dengan

upaya mengembangkan dan memperkuat mekanisme koordinasi, serta kemitraan

antara pengelola program TB dengan instansi pemerintah lintas sektor dan lintas

program, para pemangku kepentingan, penyedia layanan, organisasi

kemasyarakatan, asuransi kesehatan, baik dipusat, provinsi maupun kabupaten/kota.

TBC adalah penyakit menular yang wajib dilaporkan (Mandatory Notification). Setiap

fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan TBC wajib mencatat dan

melaporkan kasus TBC yang ditemukan dan atau diobati sesuai dengan format

pencatatan dan pelaporan yang ditentukan.

Program Pengendalian TB dalam strategi nasional diarahkan menuju akses universal

terhadap layanan TB yang berkualitas dengan upaya kegiatan Temukan Obati

Sampai Sembuh (TOSS) untuk semua pasien TB pasien TB yang sistematis dengan

pelibatan secara aktif seluruh penyedia layanan kesehatan melalui pendekatan Public

Private Mix (PPM) yang merupakan pelibatan semua fasilitas layanan kesehatan

dalam upaya ekspansi layanan pasien TB dan kesinambungan program

Page 44: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

44

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

penanggulangan TB secara komprehensif di bawah koordinasi Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.

1) DefinisiOperasional: Semua kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar

(penegakan diagnosis dan pengobatan sesuai standar) diantara semua kasus TB

yang diobati dan dilaporkan.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlahkasus TB yang ditatalaksana sesuai standar

(penegakan diagnosis dan pengobatan sesuai standar) dibagi jumlah semua

kasus TB yang ditemukan dan diobati.

3) CapaianIndikator

Dari grafik diatas didapat data capaian persentase Kasus TB yang ditatalaksana

sesuai standar sudah mencapai target (100%) dengan target (79%).

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan

Keberhasilan dalam pencapaian indikator merupakan hasil dari berbagai upaya

yang telah dilakukan, untuk mencapai target indikator Persentase kasus TB yang

ditatalaksana sesuai standar, yaitu :

- Peningkatan Kapasitas SDM TBC : Workshop Peningkatan Kapasitas SDM TB

Tingkat Provinsi Jambi, Penguatan Surveilans, Monitoring dan Evaluasi

Program TB

Page 45: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

45

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

- Deteksi dini TBC : Sosialisasi Terkait Deteksi Dini TB, Pertemuan Validasi

Data TB Terintegrasi Program P2ML, Pengiriman Distribusi Logistik ke

Provinsi

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

1. Sumber daya manusia yang ada di Dinas kesehatan Kabupaten/Kota masih sangat

terbatas, sehingga menyebabkan satu petugas bisa merangkap sampai 3 program.

2. Seringnya terjadi mutasi/roling staff di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Sehingga

mempengaruhi kinerja petugas.

3. Masih Minimnya anggaran APBD untuk kegiatan program P2TB di Dinas kesehatan

Kabupaten/kota

4. Sistem pelaporan yang sudah di sepakati Antara Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

dengan Dinas kesehatan Kabupaten/Kota belum berjalan sesuai dengan

kesepakatan yang di buat

6) Pemecahan Masalah

1. Melakukan Advokasi Ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Agar Tidak memutasi

tenaga potensial pengelola Program ( Wasor TB ) yang Sudah dilatih Minimal 3

Tahun

2. Melakukan On Job Training ( OJT ) Secara Berjenjang mulai dari tingkat provinsi

sampai tingkat Puskesmas

3. Meadvokasi Dinas kabupaten/Kota untuk menganggarkan Dana untuk program TB.

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 349.050.000,- Dari alokasi

tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 308.379.600,- dengan perincian sebagai

berikut :

No Kegiatn Anggaran Realisasi %1 Peningkatan Kapasitas SDM TBC 152.750.000 147.600.800 972 Deteksi dini TBC 196.300.000 160.778.800 81,9

Page 46: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

46

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

9. Persentase kasus HIV yang diobati 1) Definisi Operasional: Orang dengan positif HIV dan masih dalam terapi

pengobatan ARV.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah orang positif HIV dan masih dalam terapi

pengobatan ARV dibandingkan dengan jumlah orang positif HIV dan memenuhi

syarat untuk memulai terapi pengobatan ARV.

3) Capaian Indikator

Dari Tabel diatas diketahui capaian persentase kasus HIV yang diobati sudah cukup

baik yaitu 105% karena sudah melebihi target yang ditentukan sebesar 55%. Hal ini

disebabkan karena :

- Penentuan target dilaksanakan pada bulan Januari 2019

- Adanya penambahan layanan PDP

NO KAB/KOTA PERSENTASI KASUS HIV YANG DIOBATI

2016 2017 2018 2019

1 Kota Jambi 49,77% 85,68% 82,68% 82,6%

2 Batang Hari 100% 100% 100% 99,5%

3 Muaro Jambi 46,15% 100% 30% 44,1%

4 Bungo 51.67% 43,97% 37,55% 35,6%

5 Tebo 72,58% 37,50% 39,65% 56,9%

6 Merangin 100% 97,59% 98,44% 97,8%

Page 47: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

47

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

7 Sarolangun 46,15% 14,28% 10% 96,9%

8 Kerinci 42,85% 0% 56,12% 60,6%

9 Sungai Penuh 0% 0% 0% 0%

10 Tanjab Barat 30,51% 28,81% 27,50% 25,9%

11 Tanjab Timur 0% 0% 0% 0%

Provinsi Jambi 49,54% 77,14% 69,57% 70,6%

- Analisis :

Di Provinsi dari tahun 2016 s/d 2019 presentase kasus HIV yang diobati

cendrung fluktuatif, pada tahun 2016 kasus HIV yang diobati sebanyak (49,54%)

kemudian pada tahun 2017 mengalami peningkatan (77,14%), pada tahun 2018

terjadi penurunan ( 69,57%) dan tahun 2019 terjadi peningkatan (105%) Tetapi

secara umum pada tahun 2017 dan 2019 sudah mencapai hasil yang baik,

karena sudah melampaui target yang ditetapkan secara nasional yaitu sebanyak

55%.

Kepatuhan atau adheren terhadap terapi antiretroviral ( ART ) adalah kunci

keberhasilan pengobatan infeksi HIV, karena ART berkelanjutan mampu

menekan HIV hingga tak terdeteksi, mengurangi risiko resistensi obat,

meningkatkan kualitas dan kelangsungan hidup, meningkatkan kesehatan secara

keseluruhan serta mengurangi risiko penularan HIV. Sebaliknya, ketidak patuhan

terhadap pengobatan merupakan penyebab utama kegagalan terapi .

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan

Keberhasilan dalam pencapaian indikator merupakan hasil dari berbagai upaya

yang telah dilakukan, untuk mencapai target indikator Persentase kasus HIV yang

diobati, yaitu :

- Validasi data Dinkes kab/Kota/Layanan terkait Capaian Deteksi Dini, Pengobatan,

Peningkatan Kapasitas SDM dan Logistik

- Distribusi logistik pusat ke Kab/Kota : Distribusi Logistik

- Peningkatan Kapasitas SDM : Workshop Peningkatan kapasitas SDM Program

HIV/AIDS IMS

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

Kendala yang dihadapi dalam mempertahan tingkat Kepatuhan terhadap terapi

antiretroviral ( ART ) adalah Kopetensi SDM belum merata baik kwantintas dan

Page 48: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

48

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Kwalitasnya, mutasi petugas terlatih di kabupaten/kota yang cukup tinggi dan tidak

semua kabupaten kota mempunyai layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan

(PDP), seperti Tanjung Jabung Timur dan Sungai Penuh, serta belum optimalnya

kerjasama lintas program dan lintas sektor.

6) Pemecahan Masalah

Melaksanakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Pelayanan Test HIV dan PDP

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 237.211.000,- Dari alokasi

tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 234.017.633,- dengan perincian sebagai

berikut :

No Kegiatn Anggaran Realisasi %1 Validasi data 137.760.000 136.892.000 992 Distribusi logistik pusat ke Kab/Kota 11.000.000 11.000.000 100,03 Peningkatan Kapasitas SDM 88.451.000 86.125.633 97,4

10. Persentase Kabupaten/Kota yang melaksanakan deteksi dini hepatitis B dan C

pada kelompok beresiko Program Hepatitis yaitu program yang melaksanakan kegiatan Deteksi Dini Hepatitis

B pada Ibu Hamil dan Kelompok beresiko. Deteksi Dini Hepatitis B pada ibu hamil di

laksanakan di puskesmas oleh petugasnya telah di latih.

Adapun tujuan pelaksanaan DDHB adalah untuk mencegah penularan penyakit

hepatitis B dari Ibu ke bayi yang dilahirkannya. Untuk kelancaran pelaksanaaan

Deteksi Dini Hepatitis B pada ibu hamil dan kelompok beresiko di butuhkan

kerjasama antara provinsi, kabupaten/kota dan puskesmas.

1). Definisi Operasional : Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan kegiatan

deteksi dini hepatitis B pada ibu hamil dan kelompok berisiko lainnya dalam

kurun waktu satu tahun. Deteksi dini hepatitis B dilakukan dengan menggunakan

Rapid Diagnostic Test (RDT) HBsAg pada ibu hamil dan kelompok berisiko

lainnya

Page 49: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

49

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

2) Rumus/ Cara Perhitungan : Jumlah Kabupaten/Kota yang melaksanakan Deteksi

Dini Hepatitis B pada ibu hamil dan Kelompok Berisiko Tinggi lainnya di bagi

jumlah seluruh kab/ kota dikali 100 %

3). Capaian Kinerja

Dari table diatas didapat data capaian persentase kabupaten/kota yang melaksanakan

deteksi dini hepatitis B dan C pada kelompok beresiko tahun 2019 sudah sangat baik

dengan capaian 100% dari target 80% dengan capaian kinerja 125%.

No KABUPATEN/KOTA ESTIMASI

JUMLAH BUMIL JUMLAH BUMIL DIPERIKSA

R NR TOTAL 1 Kota Jambi 11.115 56 5473 5529

2 Batanghari 5.691 30 3194 3224

3 Tebo 7.296 60 4000 4060

4 Muaro Jambi 9.075 32 2803 2835

5 Tanjab Barat 6.988 22 2642 2664

6 Tanjab Timur 4.068 19 2361 2380

7 Sarolangun 6.581 12 1749 1761

8 Merangin 7.971 26 1393 1419

9 Bungo 8.019 31 1109 1140

10 Kerinci 3.919 52 803 855

11 Sungai Penuh 1.615 31 957 988

Jumlah 72.338 371 26.484 26.855

Page 50: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

50

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Dari Tabel di atas tahun 2019, semua Kabupaten/kota telah melaporkan DDHB

walaupun belum semua puskesmas melaksanakan DDHB, dari 26.855 ibu hamil

yang di Deteksi Dini Hepatitis B, non reaktif 26.484 ( 98,6% ), dan 371 orang yang

reaktif (1,4%).

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan

Keberhasilan dalam pencapaian indikator merupakan hasil dari berbagai upaya

yang telah dilakukan, untuk mencapai target indikator Persentase Kabupaten/Kota

yang melaksanakan deteksi dini hepatitis B dan C pada kelompok beresiko, yaitu :

- Pertemuan Peningkatan kapasitas SDM dalam P2 Hepatitis dan Penyakit ISP

Kab/Kota, Pertemuan Validasi Data Tingkat Provinsi Jambi

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

- Masih ada puskesmas yang belum di latih untuk pelaksanaan Deteksi Dini

Hepatitis B pada bumil dan kelompok beresiko

- Tidak semua kabupaten/kota bisa menyediakan BHP untuk pelaksanaan DDHB

- Belum semua puskesmas melaksanakan DDHB

- Ketepatan dan kelengkapan laporan DDHB dari Kabupaten/Kota masih kurang

6) Pemecahan Masalah

- Adanya dropping dari pusat ke kabupaten/kota untuk menyediakan BHP dalam

pelaksanaan DDHB

- Diadakannya monitoring dan evaluasi pelaporan DDHB untuk Kabupaten/Kota

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 272.202.000,- Dari alokasi

tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 265.048.704,- dengan perincian sebagai

berikut :

No Kegiatn Anggaran Realisasi %1 Deteksi Dini dan Pencegahan Hepatitis 272.202.000 265.048.704 97,4

Page 51: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

51

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

11. Persentase Kabupaten/Kota yang 50% puskesmasnya melakukan tatalaksana standar pneumonia Pneumonia adalah Infeksi mendadak (akut) kurang dari 2 minggu yang mengenai

jaringan paru-paru pada anak usia di bawah 5 tahun, di sebabkan oleh kuman

(bakteri) dan virus.

Karena Pneumonia dapat berkembang menjadi berat sehingga menyebabkan

kematian pada bayi dan balita, jika tidak mendapat pertolongan yang cepat dan tepat.

Adapun Indikator program adalah Presentase kabupaten/kota yang 50%

Puskesmasnya melakukan pemeriksaan dan tatalaksana Pneumonia melalui

Pendekatan MTBS

RUANG LINGKUP PROGRAM

1. Pneumonia Balita yang di fokuskan pada Penemuan & Tatalaksana kasus

2. INFLUENZA yang di fokuskan pada kesiap siagaan dan respons terhadap

pandemic influenza

3. Pengendalian faktor resiko ISPA dengan focus penanganan gangguan

pernapasaan akibat kuabut asap.

4. Penguatan dukungan manajemen

1) Defenisi Operasional : Angka persentase kasus pneumonia balita yang diberikan

tatalaksana standar yaitu dihitung napas dalam waktu satu menit penuh atau

dilihat ada tidaknya Tarikan Dinding Dada bagian bawah Kedalam (TDDK) minimal

60% dari seluruh kunjungan balita dengan keluhan batuk atau kesukaran

bernapas.

2) Rumusan/ Cara Perhitungan : Jumlah kabupaten/kota yang 50% puskesmasnya

telah melaksanakan tatalaksana standar Pneumonia dibagi jumlah seluruh

kabupaten/kota yang ada dikali 100%

Page 52: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

52

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

3) Capaian Indikator

Dari data diatas didapat capaian persentase kabupaten/kota yang 50%

puskesmasnya melakukan tatalaksana standar pneumonia sudah sangat baik

Dengan capaian 90,91% dari target 60% dan capaian kinerja 151,5%

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan

Keberhasilan dalam pencapaian indikator merupakan hasil dari berbagai upaya

yang telah dilakukan, untuk mencapai target indikator Persentase Kabupaten/Kota

yang 50% puskesmasnya melakukan tatalaksana standar pneumonia, yaitu :

- Workshop dan Sosialisasi Tatalaksana ISPA

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

Belum Efektifnya Upaya “ Penemuan Kasus antara lain:

- Masih banyak anggota masyarakat yang belum mengenal gejala” pneumonia

sehingga tidak membawa ke fasyankes

- Petugas Kesehatan belum maximal melakukan sosialisasi tentang gejala”

pneumonia

- Keterampilan petugas yang belum standar dalam melakukan deteksi dini kasus

balita batuk& sesak napas

- Motivasi & Kepatuhan petugas dalam melaksanakan tatalaksana standar

- Sarana & prasarana yang belum memadai dalam pelaksanaan program

- Rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan Pneumonia.

Page 53: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

53

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Tantangan Kendala P2 ISPA

- Provinsi yang masih tergantung anggaran dekonsentrasi

- Dana BOK belum optimal di manfaatkan daerah untuk mendukung program

P2ML (program ISPA)

- Kasus pneumonia balita yang under reported karena rendahnya pengetahuan

dan pemahaman petugas tentang ISPA atau pneumonia balita di fasyankes

primer

- Ketergantungan daerah kepada pusat dalam dukungan alat deteksi

pneumonia, buku pedoman, peningkatan kapasitas nakes dan media promotif-

preventif dan KIE

- Keterbatasan jumlah dan kapasitas SDM di fasyankes primer dalam deteksi

pneumonia secara tepat dan akurat, tatalaksana kasus, manajemen program

ISPA karena tingginya frekwensi mutasi pegawai di daerah

- Rendahnya kepatuhan petugas dalam menghitung napas/melihat tarikan

dinding dada bagian bawah kedalam

- Belum ada mekanisme kerjasama pelaporan dari dokter keluarga BPJS dalam

penanganan pneumonia ke puskesmas

6) Pemecahan Masalah

- Diadakan pelatihan Petugas Puskesmas dalam melakukan deteksi dini kasus

balita batuk& sesak napas

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 102.000.000,- Dari alokasi

tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 94.153.800,- dengan perincian sebagai

berikut :

No Kegiatn Anggaran Realisasi %1 Advokasi Sosialisasi dan KIE P2 ISPA 102.000.000 94.153.800 92,3

Page 54: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

54

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

12. Persentase Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% Sekolah 1) Definisi Operasional : Persentase kabupaten/ kota yang melaksanakan kebijakan

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah adalah kabupaten/kota yang

telah melaksanakan kebijakan KTR yang dinilai dari minimal telah menerapkan

KTR di 50% sekolah/ madrasah sesuai dengan peraturan perundangan yang

mengatur tentang Kawasan Tanpa Rokok dibagi dengan jumlah kab/ kota di

Indonesia.

2) Rumus/ Cara Perhitungan : Jumlah Kab/ Kota yang melaksanakan kebijakan KTR

di minimal 50% sekolah dibagi Jumlah kab/ kota di Indonesia di kali 100%

3) Capai Indikator

Dari tabel diatas didapat data capaian persentase kabupaten/kota yang

melaksanakan kebijakan kawasan tanpa rokok (KTR) minimal 50% sekolah

belum mencapai target 50% capaian 39,84% dengan capaian kinerja 79,7%

Page 55: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

55

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

NO KAB/KOTA JLH SEKOLAH

YANG MEMILIKI

KEBIJAKAN KTR

PERSENTASE %

1 Kota Jambi 168 100 59,52 2 Muaro Jambi 146 27 18,49 3 Tanjab Barat 128 23 17,97 4 Batanghari 153 76 49,67 5 Tanjab Timur 119 66 55,46 6 Sarolangun 118 66 55,93 7 Merangin 188 30 15,96 8 Tebo 168 83 49,40 9 Bungo 134 79 58,96

10 Kerinci 127 38 29,92 11 Sungai Penuh 37 4 10,81

JUMLAH 1486 592 39,84

JUMLAH SEKOLAH DI KABUPATEN/KOTA YANG MELAKSANAKAN KEBIJAKAN KAWASAN TANPA ROKOK MINIMAL 50% SEKOLAH

DI TAHUN 2019

Dari Grafik diatas diketahui capaian indicator persentase kabupaten/kota yang

melaksanakan kebijakan kawasan tanpa rokok (KTR) minimal 50% sekolah

belum mencapai target selama 3 tahun terakhir yaitu Tahun 2017 (1,16%),

Tahun 2018 (3,18%) dan Tahun 2019 (39,84%)

Page 56: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

56

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan

Kegagalan dalam pencapaian indikator ini adalah kurangnya koordinasi Lintas

sektor dan lintas program yang terkait seperti Dinas Pendidkan, Biro Kesramas

Setda dan Promosi Kesehatan. Kurangnya sosialisasi ke Sekolah di Kabupaten/

Kota. untuk mencapai target indikator Persentase Kabupaten/Kota yang

Melaksanakan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% Sekolah,

yaitu :

- Peningkatan Kapasitas SDM implementasi KTR dan Konseling UBM di

Puskesmas dan Sekolah : Pelatihan Bagi Tenaga Pendidik dan Nakes dalam

Implementasi KTR dan UBM di Sekolah

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

1. Masih kurangnya dukungan dari Lintas Sektor

2. Masih banyak kabupaten/kota yang belum memiliki SK KTR di sekolah –

sekolah.

3. Tingginya tingkat perpindahan tenaga terlatih di daerah.

6) Pemecahan Masalah

1. Adanya dukungan dari Lintas Sektor dalam mencapai Indikator

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 233.660.000,- Dari alokasi

tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 231.480.000,- dengan perincian sebagai

berikut :

No Kegiatn Anggaran Realisasi %

1Peningkatan Kapasitas SDM implementasi KTR dan Konseling UBM di Puskesmas dan Sekolah

233.660.000 231.480.000 99,1

Page 57: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

57

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

13. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu.

1) Definisi Operasional: Jumlah Puskesmas yang telah melaksanakan minimal

tatalaksana penyakit Hipertensi dan DM dan atau telah melakukan pembinaan

Posbindu PTM di wilayahnya.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Puskesmas yang melaksanakan pengendalian

PTM terpadu di bagi Jumlah seluruh Puskesmas di Indonesia di kali 100%.

3) Capaian Indikator

Dari Grafik diatas didapatkan data capaian persentase puskesmas yang

melaksanakan pengendalian PTM terpadu sudah tercapai dengan sangat baik

mencapai 64,82 % dari target yang ditetapkan sebesar 50% dengan capaian

kinerja 129,6%

Page 58: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

58

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

TARGET KAB/KOTA (%)

REALISASI KAB/KOTA (%)

1. Kota Jambi 50 75

2. Muaro Jambi50 60

3. Batang Hari 50 704. Tanjab Timur 50 585. Tanjab Barat 50 646. Tebo 50 687. Bungo 50 758. Merangin 50 519. Sarolangun 50 6510. Kota Sungai Penuh 50 6711. Kerinci 50 60

JUMLAH 71364,82

INDIKATOR KEGIATAN KABUPATENCAPAIAN KINERJA

Persentase Puskesmas yang melaksanakan Pengendalian PTM

Terpadu

Persentase Puskesmas yang melaksanakan Pengendalian PTM Terpadu Tahun 2019

PROVINSI

Dari Grafik diatas diketahui capaian indicator persentase puskesmas yang

melaksanakan pengendalian PTM terpadu selama 4 tahun terakhir telah

mencapai target yaitu Tahun 2016 (42%), Tahun 2017 (43%), Tahun 2018

(43%) dan tahun 2019 (64,82%)

Page 59: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

59

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan

Keberhasilan dalam pencapaian indikator merupakan hasil dari berbagai upaya

yang telah dilakukan, untuk mencapai target indikator Persentase Puskesmas

yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu, yaitu :

- Sosialisasi gerakan deteksi dini FR PTM di tingkat Kecamatan, Pembekalan

kader tingkat Kecamatan, Deteksi dini di desa

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

1. Sumber daya manusia yang ada di Dinas kesehatan Kabupaten/Kota dan

Puskesmas masih sangat terbatas, sehingga menyebabkan satu petugas

bisa merangkap sampai 3 program.

2. Seringnya terjadi mutasi/roling staff di daerah, Sehingga mempengaruhi

kinerja petugas.

3. Sampai saat ini masih banyak Petugas Puskemas yang belum dilatih tentang

Pandu PTM

4. Kurangnya dukungan anggaran dari pemerintah

6) Pemecahan Masalah

1. Melaksanakan kegiatan Peningkatan Kapasitas Nakes di FKTP

2. Melakukan Bintek dan Monev ke kab/Kota

Analisis Efisiensi Sumber Daya

Capaian persentase puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

adalah 64,82% (129,6%), dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran

pengendalian PTM terpadu sebesar 98,86% yang berarti terdapat efisiensi

sumber pembiayaan sebesar 1,2%.Anggaran

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 1.451.775.000,- Dari

alokasi tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 1.447.837.000,- dengan

perincian sebagai berikut :

No Kegiatn Anggaran Realisasi %

1 Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular di Daerah

1.451.775.000 1.447.837.000 99,7

Page 60: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

60

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

14. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM.

1) DefinisiOperasional: Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos

PembinaanTerpadu (Posbindu) PTM.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah desa/ kelurahan yang melaksanakan kegiatan

Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM dibagi Jumlah Desa/Kelurahan di

Indonesia di kali 100%.

3) Capaian Indikator

Dari Grafik diatas diketahui capaian Persentase Desa/Kelurahan yang

melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM telah

tercapai dengan baik yaitu 70,82% dengan target 50%

Persentase Desa /kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu ( Posbindu )

PTM Tahun 2019

INDIKATOR KEGIATAN KABUPATEN

CAPAIAN KINERJA

TARGET

KAB/KOTA (%)

REALISASI

KAB/KOTA (%)

Persentase Desa /kelurahan 1. Kota Jambi 50 92,94

Page 61: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

61

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

yang melaksanakan

kegiatan Pos Pembinaan

Terpadu ( Posbindu ) PTM

2. Muaro Jambi 50 68,39

3. Batang Hari 50 96,77

4. Tanjab Timur 50 74,19

5. Tanjab Barat 50 79,10

6. Tebo 50 97,32

7. Bungo 50 89,54

8. Merangin 50 92,31

9. Sarolangun 50 72,78

10. Kota Sungai Penuh 50 85,51

11. Kerinci 50 21,60

JUMLAH 870

PROVINSI 70,82

Dari Grafik diatas diketahui capaian indicator Persentase Desa/Kelurahan yang

melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM selama 3 tahun

terakhir telah mencapai target yaitu Tahun 2016 (43,97%), Tahun 2017 (47,28%)

dan Tahun 2018 (100%)

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan

Keberhasilan dalam pencapaian indikator merupakan hasil dari berbagai upaya

yang telah dilakukan, untuk mencapai target indikator Persentase desa/kelurahan

yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM, yaitu :

- Pelatihan Posbindu PTM dan SI PTM : Pelatihan Posbindu Institusi, Pelatihan

Teknis Pandu PTM di FKTP dalam Penguatan PIS PK, Pengadaan Bahan

Habis Pakai

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

1. Sarana dan Prasarana yang kurang dan mudah rusak

2. Minimnya Anggaran di Kabupaten Kota

3. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaukukan pemeriksaan ke

posbindu PTM

Page 62: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

62

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

6) Pemecahan Masalah

1. Perlunya dukungan sarana dan prasarana

2. Melakukan Koordinasi dengan Lintas Sektor dan Lintas Program

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 555.722.000,- Dari alokasi

tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 550.648.000,- dengan perincian

sebagai berikut :

No Kegiatn Anggaran Realisasi %1 Pelatihan Posbindu PTM dan SI PTM 555.722.000 550.648.000 99,1

15. Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher Rahim pada perempuan usia 30-50 tahun 1) Definisi Operasional: Jumlah puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini

kanker payudara dan leher Rahim pada perempuan usia 30-50 tahun.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah puskesmas yang melaksanakan kegiatan

deteksi dini kanker payudara dan leher Rahim pada perempuan usia 30-50 tahun.

Dibagi Jumlah Puskesmas di suatu wilayah dikali 100%.

3) Capaian Indikator

Grafik…..target dan capaian Persentase Puskesmas yang melaksanakan

kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia

30-50 tahun di tahun 2018

Page 63: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

63

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Dari grafik diatas diketahui capaian indikator Persentase Puskesmas yang melaksanakan

kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

di tahun 2018 sebesar 100%, capaian ini telah lebih tinggi dari target yang diharapkan

yaitu 35%.

Grafik…..target dan capaian Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan

deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun di

tahun 2018

Dari grafik diatas diketahui capaian indikator Persentase Puskesmas yang melaksanakan

kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

di tahun 2018 telah lebih dari target yan diharapkan yaitu sebesar sebesar

35%,sedangkan capaian yang didapat yaitu sebesar 100% dengan kinerja 284%.

Page 64: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

64

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Grafik…..target, capaian dan kinerja indikator Persentase Puskesmas yang

melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada

perempuan usia 30-50 tahun di tahun 2018

Dari grafik diatas diketahui capaian indikator Persentase Puskesmas yang

melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada

perempuan usia 30-50 tahun dua tahun terakhir telah mencapai target dimana

pada tahun 2016 capaian indikator sebesar 100%, ditahun 2017 capaian

sebesar 100% dan ditahun 2018 capaian sebesar 100% Indikator ini telah

mencapai target yang diharapkan.

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/ Kegagalan

Ada beberapa hal yang mempengaruhi tercapainya indikator ini antara lain

ketersediaan SDM yang cukup memadai, alur pelaporan bersifat online dan

adanya dukungan dari Pemerintah Daerah.

Page 65: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

65

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

Meskipun indikator Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi

dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun ini

terdapat pada Indikator Perjanjian Kinerja (PK) Satker Dinas Kesehatan Provinsi

Jambi (109002) namun tidak tersedia dana pada Anggaran Dekonsentrasi Satker

Dinas Kesehatan Provinsi Jambi di Tahun Anggaran 2018. Indikator ini tercapai

dikarenakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada

perempuan usia 30-50 tahun ini dijadikan kegiatan rutin di Puskesmas dimana

setiap Perempuan usia 30-50 tahun yang pernah berhubungan sex dan yang telah

menikah, yang memeriksakan kesehatannya akan disarankan dan dilakukan

pemeriksaan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim.

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

1. Kurangnya Koordinasi lintas sektor dan lintas program

2. Masih tingginya mutasi petugas pada tingkat puskesmas

3. Tidak semua perempuan yang berusia 30-50 tahun yang pernah berhubungan

sex dan yang telah menikah memeriksakan diri ke puskesmas

6) Pemecahan Masalah

1. Advokasi dan sosialisasi kepada pemangku kebijakan, lintas sektor dan lintas

program yang terkait serta pada masyarakat.

2. Petugas yang baru dilatih diharapkan tidak dipindahkan pada program lainnya

minimal 3 tahun setelah mengikuti pelatihan

Efisiens ipenggunaan sumber daya

capaian indikator Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi

dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun adalah

100% yang tidak mana indikator ini tidak ada anggaran ditahun 2018 tapi kegiatan

tetap berjalan yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 286%.

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 182.701.000,- Dari alokasi

tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 180.612.000,- dengan perincian

sebagai berikut :

No Kegiatn Anggaran Realisasi %

1 Pelatihan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim

182.701.000 180.612.000 98,9

Page 66: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

66

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

16. Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak

1) Definisi Operasional : Puskesmas yang melakukan deteksi dini oleh tenaga

kesehatan terlatih di Puskesmas berupa tes fisik mata dengan menggunakan

senter dan ophthalmoscope, lalu pemeriksaan visus mata dengan menggunakan

Snelen Chart, dilanjutkan dengan tes bayangan (Shadow Test) menggunakan pen

light, serta mampu melakukan rujukan kasus katarak ke Fasilitas Kesehatan

Tingkat Lanjut

2) Rumus/Cara perhitungan : Jumlah puskesmas yang melakukan deteksi dini dan

merujuk kasus katarak dibagi Jumlah seluruh puskesmas di Indonesia dikali 100%.

3) Capaian Indikator

T A R G E T C A P A I A N K I N E R J A

30 35,4

118,0

PER SENTAS E PUS KES MAS YA NG M ELA KSANAKAN DETEKSI DIN I DAN

R UJUKA N KA SUS KATARAKTA HUN 2 0 19

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

Keberhasilan dalam pencapaian indikator merupakan hasil dari berbagai upaya yang

telah dilakukan, untuk mencapai target indikator Persentase Puskesmas yang

melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak, yaitu :

- Implementasi Layanan Kesehatan Inklusif untuk Disabilitas : Sosialisasi Peta

Layanan Kesehatan Inklusi Disabilitas

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

- Minimnya Anggaran di Kabupaten Kota

- Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaukukan pemeriksaan ke

posbindu PTM

Page 67: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

67

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

6) Pemecahan Masalah

- Perlunya Dukungan dari Lintas sektor dan Lintas program terkait kegiatan ini

- Perlunya dukungan sarana dan prasarana

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 7.180.000,- Dari alokasi

tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 7.180.000,- dengan perincian sebagai

berikut :

No Kegiatn Anggaran Realisasi %

1 Implementasi Layanan Kesehatan Inklusif untuk Disabilitas

7.180.000 7.180.000 100,0

17. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan

pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL).

1) Definisi Operasional: Jumlah Kab/Kota dengan IPWL aktif yakni IPWL yang

melakukan upaya promotif, preventif dan rehabilitasi dalam pencegahan

penyalahgunaan Napza serta melaporkan kegiatan terkait program wajib lapor

pecandu narkotika dan penyalahguna Napza lainnya (ada atau tidak ada pasien)

setiap 6 bulan sekali.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kumulatif Kab/Kota dengan IPWL aktif.

3) Capaian Indikator

Page 68: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

68

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Dari Grafik diketahui capaian indicator Jumlah Kabupaten/Kota yang

menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah

penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL).

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

Kegagalan dalam pencapaian indikator adanya IPWL belum memiliki tenaga

Assesment dan tenaga verifikator, untuk mencapai target indikator Jumlah

Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian

masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), yaitu :

- SDM berkualitas bidang pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan

jiwa dan napza

- Pelatihan Deteksi Dini dan Penatalaksanaan Ganguan Jiwa bagi Nakes di

Puskesmas

- pelatihan bagi Nakes tentang pemberdayaan orang tua dalam pencegahan

penyalahgunaan napza

- Pelatihan Skrining Penyalahgunaan Napza dengan instrumen ASSIST

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

1. Kurangnya koordinasi antar program dan antar lintas sector dalam mengatasi

persoalan kesehatan , juga ada kerjasama tetapi seadanya.

2. Beberapa IPWL belum memiliki tenaga Assesment dan tenaga verifikator

6) Pemecahan Masalah

1. Perlu dilaksanakan Pelatihan Assesment dan Verifikator bagi petugas yang

ada di IPWL

2. Koordinasi antar program dan antar lintas sector

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 500.365.000,- Dari alokasi

tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 497.973.934,- dengan perincian

sebagai berikut :

No Kegiatn Anggaran Realisasi %

1SDM berkualitas bidang pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan napza

500.365.000 497.973.934 99,5

Page 69: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

69

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

18. Persentase layanan dokumen dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi

1) Definisi Operasional: Jumlah layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker

dekonsentrasi terdiri dari capaian layanan RKAKL, e monev DJA, e monev

Bappenas dan e performance Bappenas.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah layanan dukungan manajemen dan pelaporan

satker dekonsentrasi terdiri dari capaian layanan RKAKL, e monev DJA 12

dokumen, e monev Bappenas 12 dokumen dan e performance 12 dokumen yang

tercapai dibagi dengan target.

3) Capaian Indikator

Grafik……Target, capaian dan kinerja indikator presentase layanan dukungan

manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi tahun 2019

Dari grafik diatas diketahui capaian indikator presentase layanan dukungan

manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi di tahun 2019 telah sama

dengan target yang diharapkan yaitu sebesar sebesar 100%,sedangkan capaian

yang didapat yaitu sebesar 100% dengan kinerja 100%.

4) Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

Ada beberapa hal yang mempengaruhi tercapainya indikator ini antara lain

ketersediaan SDM yang cukup memadai, alur pelaporan bersifat online dan

adanya dukungan dari Pemerintah Daerah.

Page 70: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

70

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

Adapun upaya-upaya lain untuk mencapai target indikator presentase layanan

dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi antara lain yaitu:

- Penyusunan rencana program dan Penyusunan rencana anggaran :

Pembahasan, Penajaman dan Penelaahan Usulan Dokumen Perencanaan

dan Penganggaran, Penyusunan E-Planning, Penyusunan Dokumen RKAKL

- Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi : Penyusunan laporan pelaksanaan

program, Penyusunan Laporan E-Monev Penganggaran, Penyusunan Laporan

E-Monev Bappenas/ PP 39 tahun 2006, Pertemuan Evaluasi Pelaksanaan

Program P2P

- Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan : Verifikasi dan Rekonsiliasi

Laporan Keuangan Satker, Penyusunan realisasi anggaran bulanan/ triwulan/

semester/ tahu, Rekonsiliasi LK UAPPA E-1 Laporan Keuangan Satker Pusat,

UPT, Dekon Tahun 2018 dan Semester 1 TA 2019, Honor Pejabat

Perbendaharaan dan Pengelola Keuangan, Penyusunan Dokumen

Perbendaharaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan, Dukungan

Pelaksanaan BMN

5) Masalah dan kendala yang di hadapi

1. Tidak adanya anggaran untuk pembuatan LAKIP

2. Belum terbentuknya tim pembuat LAKIP di satker Dinas Kesehatan Provinsi

Jambi

3. Kurangnya petugas yang pada kegiatan Dukungan Manajemen

6) Pemecahan Masalah

1. Dianggarkan kegiatan pembuatan LAKIP

2. Dibentuknya tim pembuat LAKIP di satker Dinas KESEHATAN Provinsi Jambi

3. Penambahan staf pada kegiatan dukungan manajemen

Efisiensi penggunaan sumberdaya

Capaian indikator presentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker

dekonsentrasi adalah 100% (100%) dan dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran

layanan imunisasi sebesar 99.28% yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan

sebesar 1%.

Page 71: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

71

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

7) Realisasi Anggaran

Pada tahun 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp. 426.320.000,- Dari alokasi

tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 421.103.791,- dengan perincian

sebagai berikut :

No Kegiatn Anggaran Realisasi %

1 Penyusunan rencana program dan Penyusunan rencana anggaran

104.410.000 100.808.430 97

2 Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi 122.160.000 121.986.942 100

3 Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan 199.750.000 198.308.419 99

.

Page 72: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

BAB IV PENUTUP

1.1 Kesimpulan

1. Pencapaian kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2019

telah berjalan baik sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan dengan

rata –rata capaian kinerja sebesar 97,48 %

2. Berdasarkan pengukuran indicator kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi

Jambi dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2019, dari 19 Indikator kinerja sasaran

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2019, sebanyak 19

indikator telah melebihi target yang ditetapkan (>100%), 15 Indicator telah

mencapai target yang ditetapkan (100%), sedangkan 4 Indicator tidak mencapai

target dengan pencapaian sebesar 35 %.

3. Berdasarkan penyerapan dan pengukuran kinerja anggaran Bidang P2P Dinas

Kesehatan Provinsi Jambi tahun 2019 diketahui bahwa kinerja anggaran Program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebesar 86,83 %, dengan realisasi

6.619.182.326 Dengan realisasi tertinggi pada Dinas Kesehatan sebesar 100 %

dan realisasi paling rendah pada dana dekonsentrasi yakni sebesar 97,48 %.

4. Berdasarkan pengukuran efisiensi sumber daya, dari 19 indikator, terdapat 19

Indicator telah berjalan dengan efisien dimana capaian kinerja dapat mencapai

atau melebihi target dengan anggaran yang lebih rendah dan semua kegiatan

telah dilaksanakan dengan baik.

5. Mengingat penyakit tidak mengenal batas wilayah administrasi, pemerintahan,

maupun negara, maka penyelenggaraan penanggulangan penyakit secara

nasional dilakukan dengan prinsip konkuren, yaitu dilakukan bersama-sama

antara unsur pemerintahan di pusat dan pemerintah daerah. Dengan demikian,

setiap permasalahan penyakit dan factor risikonya yang timbul di suatu wilayah

perlu ditangani secara bersama antara unsur pusat dan daerah, sedangkan untuk

pintu masuk Negara dilakukan upaya khusus melalui upaya kekarantinaan

kesehatan dalam rangka cegah tangkal penyakit antar Negara sebagai bentuk

komitmen kesehatan dalam menjaga kedaulatan negara.

1.2 Tindak Lanjut

1. Tahun 2019 merupakan tahun terakhir RPJMN, Renstra Kementerian Kesehatan,

RAP P2P, dan RAK Dinas Kesehatan Provinsi Jambi periode tahun 2015 – 2019

Page 73: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),

73

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019

sehingga akan dilakukan review untuk mengevaluasi capaian target akhir tahun

perencanaan, menilai keberhasilan dan pembelajaran yang dihasilkan.

2. Akan dilakukan penyusunan dan pembahasan target RPJMN, Renstra

Kementerian Kesehatan, RAP P2P, RAK Dinas Kesehatan Provinsi Jambi periode

tahun 2020 – 2024. Penetapan target indicator mengacu pada tantangan dan

capaian indicator periode sebelumnya, isu strategis dan hasil mid term evaluation.

Demikian Laporan Kinerja Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinas

Kesehatan Provinsi Jambi (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2019 disusun sebagai bahan

masukan untuk penyusunan perencanaan tahun berikutnya.

Page 74: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),
Page 75: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),
Page 76: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),
Page 77: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),
Page 78: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),
Page 79: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),
Page 80: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),
Page 81: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),
Page 82: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),
Page 83: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),
Page 84: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),
Page 85: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),
Page 86: Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi (Dana ...€¦ · bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle),