LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK...

94
LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK TAHUN ANGGARAN 2014 JAKARTA 2014 SEKRETARIAT JENDERAL

Transcript of LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK...

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK

TAHUN ANGGARAN 2014

JAKARTA

2014

SEKRETARIAT JENDERAL

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK

i

KATA PENGANTAR

Dalam rangka efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintah, maka perlu

mewujudkan tujuan kepemerintahan yang baik (Good Governance), salah satu

prinsip yang dikembangkan “akuntabilitas” yaitu kewajiban menyampaikan

pertanggungjawaban atau menjawab, dan menerangkan kinerja dan tindakan

seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang

memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau

pertanggungjawaban.

Untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasilguna,

bersih dan bertanggungjawab, sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014

yang telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah, setiap Unit Kerja Eselon II dan Unit Kerja Mandiri (UPT) setiap tahun

wajib membuat Laporan Kinerja Hal ini sebagai perwujudan kewajiban suatu instansi

pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan melalui pertanggungjawaban secara periodik.

Sebagai unit kerja setingkat eselon II, Biro Hukum dan Informasi Publik berusaha

mematuhi kewajiban tersebut dengan membuat Laporan Kinerja Biro Hukum dan

Informasi Publik Tahun 2014 sesuai yang ditetapkan Kepala Lembaga Administrasi

Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja

dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK

ii

Laporan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2014 didasarkan pada

Rencana Strategis tahun 2010 – 2014 dan Penetapan Kinerja Biro Hukum dan

Informasi Publik tahun 2014 dengan memuat sasaran, kegiatan, dan indikator kinerja

Satker Biro Hukum dan Informasi Publik.

Atas dasar hal tersebut diatas dapat diketahui dan dipahami pentingnya Laporan

Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik, yang menggambarkan peran Biro Hukum

dan Informasi Publik dalam mendukung pembangunan pertanian semakin terarah

dan akuntabel uang pelaksanaannya melalui pembinaan hukum dan pengelolaan

Informasi Publik.

Kepala Biro Hukum dan Informasi Publik

ttd

Suharyanto NIP. 19550804.198303.1.001

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK

iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2014 merupakan wujud

akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis Biro Hukum

dan Informasi Publik Tahun 2010-2014 dan Rencana Kinerja Tahunan 2014 yang

telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2014. Penyusunan Laporan

Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2014 ini pada hakekatnya

merupakan kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai

akuntabilitas kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2014.

Laporan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2014 disusun dengan

mengacu pada Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana diatur dalam

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

53 Tahun 2014. Laporan ini memuat pencapaian kinerja pelaksanaan

program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Biro Hukum dan Informasi Publik

serta Rencana Strategis Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2010-2014. Pada

Laporan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik ini dijelaskan upaya

pertanggungjawaban keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan

Biro Hukum dan informasi Publik pada tahun 2014.

Dalam upaya merealisasikan good governance, Biro Hukum dan Informasi Publik

telah melaksanakan berbagai kegiatan, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran,

untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis Biro

Hukum dan Informasi Publik tahun 2010-2014.

Visi Biro Hukum dan Informasi Publik adalah Terwujud dan berfungsinya sistem

hukum yang kuat, lengkap, terdesentralisasi, berkerakyatan, dan terkelolanya

informasi publik dalam mendukung pembangunan pertanian. Untuk mewujudkan visi

tersebut, misi yang harus dilaksanakan adalah : (1) Inventariasasi, telaah,

menyiapkan, dan penyusunan peraturan perundangan-undangan bidang pertanian;

(2) Pengembangan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum; (3)

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK

iv

Sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang pertanian; (4) Pemantauan dan

monitoring peraturan perundang-undangan bidang pertanian; (5) Pelaksanaan

bantuan, advokasi hukum, dan penyusunan naskah perjanjian; dan (6) Pengelolaan

dan pelayanan informasi publik bidang pertanian.

Sesuai dengan visi dan misi Biro Hukum dan Informasi Publik, maka tujuan yang

akan dilaksanakan adalah : (1) Menyiapkan rumusan dokumen peraturan

perundangan bidang pertanian; (2) Menyusun kompendium hukum, himpunan

peraturan menteri, dan penempatan dalam Berita Negara; (3) Menyiapkan naskah

perjanjian dan pelayanan bantuan hukum; serta (4) Mengelola dan memberikan

layanan informasi publik bidang pertanian.

Sasaran strategis Biro Hukum dan Informasi Publik tahum 2014 adalah

meningkatnya kualitas penyusunan dan pengelolaan produk hukum dan perundang-

undangan, pelayanan bantuan hukum, dan informasi publik bidang pertanian. Dalam

dokumen Penetapan Kinerja (PK) Biro Hukum dan Informasi Publik tahun 2014

menetapkan 7 indikator kinerja, yaitu : (1) Dokumen perundangan bidang tanaman,

ternak, kesehatan hewan, karantina pertanian dan sumberdaya sarana prasarana ,

dengan target 5 dokumen ; (2) Naskah perjanjian yang dihasilkan, dengan target 2

dokumen; (3) Bantuan hukum yang dilaksanakan, dengan target 3 laporan;

(4) Laporan kegiatan pembinaan, dengan target 1 laporan; (5) Layanan informasi

publik bidang pertanian, dengan taget 85 persen; (6) Kompendium hukum, himpunan

peraturan menteri, dan penempatan dalam Berita Negara, dengan target 5 laporan:

dan (7) Prasarana dan sarana pendukung di Biro Hukum dan Informasi Publik,

dengan target 100 persen.

Secara umum pencapaian sasaran strategis yang telah dilaksanakan dalam tahun

2014 telah sesuai dengan target yang ditetapkan, bahkan sebagian sasaran

memperoleh nilai capaian melebihi target yang ditetapkan (sangat berhasil 1

indikator dan berhasil 6 indikator). Indikator kinerja yang sangat berhasil yaitu :

Layanan informasi publik bidang pertanian yang ditargetkan 85 persen dengan

capaian 100 persen. Indikator kinerja yang berhasil yaitu ; (1) Dokumen

perundangan bidang tanaman, ternak, kesehatan hewan, karantina pertanian dan

sumberdaya sarana prasarana; (2) Naskah perjanjian yang dihasilkan; (3) Bantuan

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK

v

hukum yang dilaksanakan; (4) Laporan kegiatan pembinaan; (5) Kompendium

hukum, himpunan peraturan menteri, dan penempatan dalam Berita Negara: dan (6)

Prasarana dan sarana pendukung di Biro Hukum dan Informasi Publik.

Pada tahun 2014, Biro Hukum dan Informasi Publik mendapatkan alokasi anggaran

sebesar Rp. 12.501.616.000,- yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) dengan realisasi mencapai Rp. 10.637.027.000,- atau

85,09%.

Biro Hukum dan Informasi Publik akan senantiasa berupaya menyempurnakan

mengoptimalakan pencapaian sasaran, sehingga diharapkan di masa yang akan

datang capaian sasaran dapat lebih optimal. Melalui Laporan Kinerja Biro Hukum

dan Informasi Publik Tahun 2014 ini diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan

kinerja untuk tahun selanjutnya sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis pada

Rencana Strategis Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2015-2019.

LAPORAN KINERJA BIRO HUKUM DAN INFORMASI PUBLIK

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1

1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi..................................................... 2

1.3 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Biro Hukum dan Informasi Publik............................................................................................ 3

1.4 Sumberdaya Manusia Biro Hukum dan Informasi Publik............. 4

BAB II PERENCANAAN KINERJA……………………………………………… 5

2.1. Rencana Strategis........................................................................ 5

2.2. Penetapan Kinerja Tahun 2014.................................................... 8

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA................................................................. 14

3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan......................................................... 14

3.2 Pencapaian Sasaran..................................................................... 14

3.3 Evaluasi kinerja.............................................................................. 15

3.4 Akuntabilitas Keuangan................................................................. 56

BAB IV PENUTUP............................................................................................ 57

LAMPIRAN........................................................................................................... 59

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka pembangunan pertanian sangat diperlukan adanya landasan kerja

dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang dapat memberikan kepastian

pelaksanaan tugas dan fungsi. Peraturan perundang-undangan dimaksud harus

dapat diinformasikan kepada publik sebagai upaya dalam pelaksanaan keterbukaan

informasi publik. Oleh karena itu Biro Hukum dan Informasi Publik mempunyai

peranan penting dan strategis terutama dalam upaya pembinaan hukum dan

pengelolaan informasi publik di bidang pertanian secara proporsional sebagai salah

satu aspek yang sangat strategis dalam mewujudkan Good Governance pada

penyelenggaraan pembangunan sistem agribisnis.

Sebagai unit kerja yang bertanggung jawab atas pembinaan hukum dan pengelolaan

informasi publik di lingkungan Kementerian Pertanian, memposisikan Biro Hukum

dan Informasi Publik pada kedudukan yang spesifik yaitu In House Consultant

hukum dan pengelolaan informasi publik bidang pertanian.

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Instansi Pemerintah mengamanatkan bahwa Menteri sampai dengan pejabat Eselon

II setiap akhir tahun membuat Laporan Kinerja yang merupakan wujud

pertanggungjawaban kepada atasan masing-masing.

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 yang telah ditindaklanjuti dengan

Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menjadi dasar dalam

penyusunan laporan kinerja dan merupakan bagian dari penerapan Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

2

SAKIP merupakan salah satu sistem yang sangat penting untuk mewujudkan

penyelenggaraan pemerintahan yang baik, transparan, akuntabel dan bersih dari

praktik penyimpangan. Oleh karena itu, sudah menjadi komitmen Kementerian

Pertanian dalam mendukung reformasi birokrasi lingkup Kementerian Pertanian

termasuk perubahan dan peningkatan kualitas dibidang perencanaan dan

penganggaran.

1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Biro hukum dan Informasi

Publik mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan peraturan

perundang-undangan dan bantuan hukum, serta pengelolaan informasi publik bidang

pertanian.

Peran dan kedudukan Biro Hukum dan Informasi Publik menjadi sangat penting dan

strategis sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah sebagai pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dan Undang-

undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, khususnya

dalam rangka mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan, dan

pelayanan informasi publik bidang pertanian kepada pemangku kepentingan. Oleh

karena itu sejalan dengan kebijakan reformasi birokrasi yang telah ditetapkan dalam

Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi

Birokrasi Nasional Tahun 2010-2025, dan Peraturan MENPAN dan Reformasi

Birokrasi Nomor 22 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Nasional

2010-2014, yang mengamanatkan untuk setiap Kementerian/Lembaga/Pemerintah

Daerah untuk melaksanakannya. Sehubungan dengan hal dimaksud, Biro Hukum

dan Informasi Publik sebagai unit kerja yang berada di Kementerian Pertanian masuk

dalam penilaian oleh Menpan dan RB di bidang peraturan perundang-undangan dan

pengelolaan informasi publik.

Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas, Biro Hukum dan Informasi Publik

menyelenggarakan fungsi :

a. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dibidang pertanian;

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

3

b. Pengembangan sistem jaringan dan pengelolaan dokumentasi dan informasi

hukum pertanian;

c. Penyusunan naskah perjanjian, pertimbangan dan bantuan hukum;

d. Penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi

publik bidang pertanian;dan

e. Pelaksanaan urusan tata usaha Biro Hukum dan Informasi Publik

1.3 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Biro Hukum dan Informasi Publik

Susunan Organisasi Biro Hukum dan Informasi Publik berdasarkan Peraturan

Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Pertanian juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor

30/Permetan/OT.140/5/2011, terdiri atas :

a. Bagian Perundang-Undangan I

1) Sub Bagian Perundang-Undangan IA;

2) Sub Bagian Perundang-Undangan IB;

3) Sub Bagian Perundang-Undangan IC

b. Bagian Perundang-Undangan II

1) Sub Bagian Perundang-Undangan IIA;

2) Sub Bagian Perundang-Undangan IIB;

3) Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi Hukum

c. Bagian Perjanjian dan Bantuan Hukum

1) Sub Bagian Perjanjian;

2) Sub Bagian Pertimbangan dan Bantuan Hukum;

3) Sub Bagian Tata Usaha Biro

d. Bagian Pengelolaan Informasi Publik

1) Sub Bagian Pelayanan Informasi;

2) Sub Bagian Pameran dan Peragaan;

3) Sub Bagian Multimedia

e. Kelompok Jabatan Fungsional

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

4

1.4 Sumberdaya Manusia Biro Hukum dan Informasi Publik

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian dari Biro

Hukum dan Informasi Publik sampai dengan tahun 2014 didukung sumber daya

manusia sejumlah 68 orang pegawai PNS dan 3 orang pegawai Non PNS (lampiran

2), dengan latar belakang pendidikan antara lain:

- Pendidikan S2 = 12 orang (teknis dan non teknis)

- Pendidikan S1 = 42 orang (teknis dan sosial)

- Pendidikan D3/SMU = 14 orang (teknis dan sosial)

- Non PNS = 3 Orang (Pengemudi dan Pramubakti)

Memperhatikan latar pendidikan tersebut tercermin sebaran kualitas SDM Biro

Hukum dan Informasi Publik, perlu ditingkatkan dalam pengetahuan maupun

keterampilan, dalam upaya menciptakan kualitas sumberdaya manusia yang lebih

profesional dan mampu memberikan pelayanan prima kepada pimpinan, unit kerja

Kementerian Pertanian, dan masyarakat pemangku kepentingan.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

5

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pada suatu instansi diukur dari

seberapa besar rencana kinerja yang ditetapkan dapat dilaksanakan secara efektif

dan efisien dengan tetap berorientasi pada outcome. Sehingga tolok ukur penilaian

kinerja didasarkan pada ketersediaan rencana strategis (Renstra) dan Penetapan

kinerja.

2.1. Rencana Strategis

Rencana Strategis merupakan bentuk perencanaan yang berorientasi pada hasil

yang akan dicapai selama kurun waktu 5 tahun. Rencana strategis Biro Hukum dan

Informasi Publik Tahun 2010 – 2014 merupakan pelaksanaan program yang

diamanatkan dalam Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2010 – 2014,

dengan memperhitungkan potensi, peluang, tantangan dan hambatan yang ada

dan/atau akan terjadi.

Dalam melaksanakan Rencana Strategis sesuai dengan tugas dan fungsi yang

tertuang dalam Peraturan Menteri 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Pertanian juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor

30/Permetan/OT.140/5/2011, Biro Hukum dan Informasi Publik mempunyai visi dan

misi.

2.1.1 Visi

”Terwujud dan berfungsinya sistem hukum yang kuat, lengkap, terdesentralisasi,

berkerakyatan, dan terkelolanya informasi publik dalam mendukung pembangunan

pertanian”.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

6

2.1.2 Misi

Untuk mewujudkan Visi yang telah ditetapkan tersebut, maka Misi yang diemban Biro

Hukum dan Informasi Publik yaitu:

1) Inventariasasi, telaah, menyiapkan, dan penyusunan perundangan-undangan

bidang pertanian;

2) Pengembangan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum;

3) Sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang pertanian;

4) Pemantauan dan monitoring peraturan perundang-undangan bidang pertanian;

5) Pelaksanaan bantuan, advokasi hukum, dan penyusunan naskah perjanjian;

6) Pengelolaan dan pelayanan informasi publik bidang pertanian.

2.1.3 Tujuan

Sesuai dengan Visi dan Misi, maka tujuan organisasi yang akan dijalankan oleh Biro

Hukum dan Informasi Publik selama periode tahun 2010-2014 adalah sebagai

berikut:

1) Menyiapkan rumusan dokumen peraturan perundangan bidang pertanian;

2) Menyusun kompendium hukum, himpunan peraturan menteri, dan penempatan

dalam Berita Negara;

3) Menyiapkan naskah perjanjian dan pelayanan bantuan hukum;

4) Mengelola dan memberikan layanan informasi publik bidang pertanian.

2.1.4 Sasaran

Sasaran Strategis Biro Hukum dan Informasi Publik adalah meningkatnya kualitas

penyusunan dan pengelolaan produk hukum dan perundang-undangan, pelayanan

bantuan hukum, dan informasi publik bidang pertanian. Indikator kinerja dari sasaran

strategis tersebut sebagai berikut :

1) Jumlah dokumen peraturan perundangan bidang pertanian yang diterbitkan;

2) Jumlah kompendium hukum, himpunan peraturan menteri, dan penempatan

dalam berita Negara;

3) Jumlah naskah perjanjian yang yang dihasilkan;

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

7

4) Jumlah bantuan hukum yang dilaksanakan;

5) Jumlah layanan informasi publik bidang pertanian; dan

6) Jumlah prasarana dan sarana pendukung di Biro Hukum dan Informasi Publik.

2.1.5 Kebijakan

Dalam rangka pencapaian visi, dan pelaksanaan misi serta tujuan dan sasaran,

dengan memperhatikan kondisi sumberdaya yang dimiliki, maka arah kebijakan yang

ditempuh untuk pembinaan hukum dan pengelolaan informasi publik bidang

pertanian adalah “Terwujudnya kepastian hukum dan terkelolanya informasi publik

bidang pertanian”.

2.1.6 Strategi

Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tersebut di atas,

dengan memperhatikan sumberdaya, organisasi dan kondisi lingkungan strategis

yang terjadi, telah ditetapkan cara (strategi) pencapaian tujuan dan sasaran yang

kemudian diterjemahkan dalam bentuk program dan kegiatan.

Strategi yang ditempuh Biro Hukum dan Informasi Publik dalam jangka waktu 5

(lima) tahun yakni dari tahun 2010 – 2014 sebagai berikut :

1) Pembinaan hukum dan pengelolaan informasi publik melalui penajaman visi,

misi, tugas dan fungsi guna memperoleh sistem hukum pertanian yang lengkap

dan pengelolaan informasi publik yang professional sesuai dengan kebutuhan

masyarakat.

2) Penyediaan dokumen peraturan perundang-undangan bidang pertanian sesuai

kebutuhan.

3) Pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum

4) Penyusunan naskah perjanjian yang dapat dijadikan acuan kerja dan disepakati

para pihak untuk perkembangan dan kemajuan pembangunan pertanian.

5) Penyelesaian permasalahan hukum bidang pertanian.

6) Pengelolaan dan pelayanan informasi publik Bidang Pertanian.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

8

7) Peningkatan profesionalisme sumberdaya manusia aparatur pertanian melalui

pengembangan jabatan fungsional dan penyelenggaraan pendidikan dan latihan.

8) Penyelenggaraan urusan Tata Usaha Biro secara lebih terkoordinasi.

2.2. Penetapan Kinerja Tahun 2014

Rencana Strategis tersebut di atas, kemudian dijabarkan dalam Rencana Kinerja

Tahunan (RKT), yang selanjutnya berdasarkan RKT tersebut disusun penetapan

kinerja atau perjanjian kinerja sebagai berikut :

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Meningkatkanya ketersediaan

peraturan perundang-

undangan, pelayanan bantuan

hukum, serta terkelolanya

informasi publik bidang

pertanian

1. Dokumen perundangan bidang

tanaman, ternak, kesehatan

hewan, karantina pertanian dan

sumberdaya sarana prasarana

5 dokumen

2. Naskah perjanjian yang dihasilkan 2 dokumen

3. Bantuan hukum yang

dilaksanakan

3 laporan

4. Laporan kegiatan pembinaan 1 laporan

5. Layanan informasi publik bidang

pertanian

85 persen

6. Kompendium hukum, himpunan

peraturan menteri, dan

penempatan dalam Berita Negara

5 laporan

7. Prasarana dan sarana pendukung

di Biro Hukum dan Informasi

Publik

100 persen

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

9

Untuk mencapai sasaran tersebut, pada tahun 2014 Biro Hukum dan Informasi

Publik melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

2.2.1 Dokumen Peraturan Perundangan-undangan Bidang Tanaman, Ternak, Kesehatan Hewan, Karantina Pertanian, dan Sumberdaya Sarana Prasarana (5 Dokumen).

Keluaran/output Dokumen Peraturan Perundangan-undangan Bidang Tanaman,

Ternak, Kesehatan Hewan, Karantina Pertanian, dan Sumberdaya Sarana

Prasarana, yaitu :

2.2.1.1 Program Legislasi Pertanian, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan

sebagai berikut :

- Program Legislasi Pertanian (Prolegtan)

- Evaluasi Pelaksanaan Prolegtan

2.2.1.2 Dokumen Perundangan Bidang Tanaman, keluaran/output ini dihasilkan

dari kegiatan sebagai berikut : - Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Tanaman

- Pemantauan dan Evaluasi Implementasi Peraturan Perundang-Undangan

Bidang Tanaman

2.2.1.3 Dokumen Perundangan Bidang Penelitian, Penyuluhan, dan Pengembangan SDM, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai

berikut : - Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Penelitian,

Penyuluhan, dan Pengembangan SDM

- Pemantauan dan Evaluasi Implementasi Peraturan Perundang-Undangan

Bidang Pertanian.

- Analisa Hukum Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

10

2.2.1.4 Dokumen Perundangan Bidang Sumberdaya, Sarana dan Prasarana, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut : - Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Sumberdaya,

Sarana dan Prasarana

- Pemantauan dan Evaluasi Implementasi Peraturan Perundang-Undangan

Bidang Sumberdaya, Sarana Prasarana dan Penelitian.

- Analisa Hukum Bidang Lahan Pertanian.

2.2.1.5 Dokumen Perundangan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut : - Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Peternakan dan .

- Pemantauan dan Evaluasi Implementasi Peraturan Perundang-Undangan

Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

2.2.1.6 Dokumen Perundangan Bidang Karantina Pertanian, keluaran/output ini

dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut : - Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Karantina

Pertanian.

- Pemantauan dan Evaluasi Implementasi Peraturan Perundang-Undangan

Bidang Karantina Pertanian.

2.2.2 Naskah Perjanjian yang Dihasilkan (2 Dokumen)

Keluaran/output Naskah Perjanjian Yang Dihasilkan yaitu:

2.2.2.1 Naskah Perjanjian Bidang Pertanian, keluaran/output ini dihasilkan dari

kegiatan sebagai berikut :

- Penyusunan Naskah Perjanjian Bidang Pertanian

- Bimbingan Teknis Tatacara Penyusunan Naskah Perjanjian Bidang

Pertanian

2.2.2.2 Monitoring dan Evaluasi Perjanjian Bidang Pertanian, keluaran/output ini

dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut:

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

11

- Kajian Perjanjian Bidang Pertanian

- Evaluasi Perjanjian Bidang Pertanian

2.2.3 Bantuan Hukum yang dilaksanakan (3 Laporan)

Keluaran/Output Bantuan Hukum yang dilaksanakan yaitu :

2.2.3.1 Laporan Pemberian Pertimbangan dan Bantuan Hukum, keluaran/output

ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut:

- Pelaksanaan pemberian pertimbangan dan bantuan hukum

2.2.3.2 Laporan Pengujian Materiil Peraturan Perundang-Undangan Bidang Pertanian di MK/MA, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai

berikut:

- Pengujian materiil peraturan perundang-undangan bidang pertanian di

MK/MA

2.2.3.3 Laporan Sosialisasi Bantuan Hukum, keluaran/output ini dihasilkan dari

kegiatan sebagai berikut :

- Sosialisasi Tata Cara Beracara di Pengadilan.

2.2.4 Laporan Kegiatan dan Pembinaan (1 Laporan)

Keluaran/Output Bantuan Hukum yang dilaksanakan yaitu :

2.2.4.1 Laporan Pembinaan Mental dan Karakter Pegawai, keluaran/output ini

dihasilkan dari kegiatan dan pembinaan pada Biro Hukum dan Informasi

Publik berupa Kegiatan Pembinaan Mental dan Karakter Pegawai.

2.2.5 Layanan Informasi Publik Bidang Pertanian (85 persen)

Keluaran/output Layanan Informasi Publik Bidang Pertanian yaitu:

2.2.5.1 Pelaksanaan Pengelolaan Pelayanan Informasi Publik, keluaran/output ini

dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut :

- Pengelolaan pelayanan informasi publik

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

12

- Monitoring dan evaluasi informasi publik

- Bimbingan teknis aplikasi pendukung informasi publik

- Penilaian keterbukaan informasi publik Kementerian Pertanian

2.2.5.2 Informasi publik melalui multimedia, keluaran/output ini dihasilkan dari

kegiatan sebagai berikut:

- Penyediaan informasi publik melalui multimedia

- Bimbingan teknis aplikasi pendukung informasi publik

2.2.5.3 Pelaksanaan pameran dan peragaan, keluaran/output ini dihasilkan dari

kegiatan sebagai berikut:

- Pelaksanaan partisipasi pameran dan promosi pembangunan pertanian

- Pelaksanaan display dan peragaan

- Dukungan pelaksanaan pameran PENAS

- Pengelolaan sumberdaya informasi perpustakaan dan publikasi

2.2.5.4 Dukungan pengelolaan Pusat Informasi Agribisnis (PIA), keluaran/output

ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut:

- Pelayanan informasi agribisnis

- Penyediaan informasi agribisnis melalui multimedia

2.2.6 Laporan Kompendium Hukum, Himpunan Peraturan Menteri, dan Penempatan Dalam Berita Negara (5 laporan).

2.2.6.1 Laporan Penyusunan Kompendium Bidang Pertanian, keluaran/output

ini dihasilkan dari kegiatan Penyusunan Kompendium Hukum bidang

pertanian sebanyak 4 (empat) kompendium.

2.2.6.2 Laporan Penerbitan Himpunan Peraturan Menteri Pertanian, yang terdiri

dari :

- Himpunan Peraturan Menteri Pertanian Bagian Pertama A

- Himpunan Peraturan Menteri Pertanian Bagian Pertama B

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

13

- Himpunan Peraturan Menteri Pertanian Bagian Kedua Dengan Sistem

Katalog Beserta Subyek Indeks.

2.2.6.3 Laporan Penempatan Peraturan Menteri Pertanian ke Dalam Berita Negara, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan penempatan Peraturan

Menteri Pertanian ke dalam Berita Negara melalui Kementerian Hukum dan

HAM

2.2.6.4 Laporan Penyusunan Informasi Hukum Bidang Pertanian, keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan penyusunan Informasi Hukum

Bidang Pertanian yang diterbitkan 2 (dua) edisi setiap bulan dari bulan

Januari s/d Desember tahun 2014

2.2.6.5 Laporan Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum,

yang outputnya berupa :

- Aplikasi dokumentasi dan informasi hukum

- Buku-buku dan literatur hukum bidang pertanian

2.2.7 Prasarana dan sarana pendukung di Biro Hukum dan Informasi Publik,

keluaran/output ini dihasilkan dari kegiatan sebagai berikut:

- Pengelolaan Ketatausahaan

- Pengelolaan Administrasi dan Anggaran

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

14

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan

Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran keberhasilan kegiatan-kegiatan

Biro Hukum dan Informasi Publik pada tahun 2014, ditetapkan berdasarkan penilaian

capaian melalui metode scoring, seperti berikut: (1) sangat berhasil (capaian >

100%); (2) berhasil (capaian 80-100%); (3) cukup berhasil (capaian 60-79%); dan (4)

kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang telah ditetapkan.

3.2 Pencapaian Sasaran

Sesuai dengan Renstra Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2010 – 2014 maka

sasaran strategis Biro Hukum dan Informasi Publik adalah “meningkatnya

ketersediaan peraturan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, serta

terkelolanya informasi publik bidang pertanian”.

Capaian Indikator Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik dalam tahun 2014 dapat

diketahui dengan membandingkan antara realisasi capaian kinerja dengan target

yang tertuang dalam penetapan kinerja (PK) tahun 2014 yang merupakan kelanjutan

dari Renstra Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2010 – 2014 dan Rencana

Kinerja Tahun 2014. Capaian indikator kinerja tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik TA. 2014

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Realisasi Persen

Meningkatnya ketersediaan peraturan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, serta terkelolanya informasi publik bidang pertanian

1. Dokumen perundangan bidang tanaman, ternak, kesehatan hewan, karantina pertanian dan sumberdaya srana prasarana

5 dokumen

5 dokumen

100%

2. Naskah perjanjian yang dihasilkan 2 dokumen

2 dokumen

100%

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

15

3. Bantuan hukum yang dilaksanakan 3 laporan 3 laporan 100%

4. Laporan kegiatan pembinaan 1 laporan 1 laporan 100%

5. Layanan informasi publik bidang pertanian

85 persen 100 persen

117,64%

6. Kompendium hukum, himpunan peraturan menteri, dan penempatan dalam Berita Negara

5 laporan 5 laporan 100%

7. Prasarana dan sarana pendukung di Biro Hukum dan Informasi Publik

100 persen

100 persen

100%

3.3 Evaluasi Kinerja

Bila dilihat dari capaian indikator Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2014,

seluruh kegiatan yang mencapai 100 persen menandakan kategori berhasil. Capaian

tersebut dapat diuraikan melalui evaluasi kinerja sebagai berikut :

3.3.1 Dokumen Perundangan Bidang Tanaman, Ternak, Kesehatan Hewan, Karantina Pertanian, dan Sumberdaya Sarana Prasarana.

Sesuai Penetapan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik tahun 2014, target

pencapaian sasaran dari kegiatan penyusunan peraturan perundang-undangan

adalah 5 (lima) dokumen, dengan capaian indikator kinerja 100% (sangat berhasil). Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 100%, dapat disimpulkan

bahwa Biro Hukum dan Informasi Publik dapat mempertahankan hasil capaian yang

telah optimal. Capaian dari output/keluaran Dokumen Perundangan Bidang

Tanaman, Ternak, Kesehatan Hewan, Karantina Pertanian, dan Sumberdaya Sarana

Prasarana adalah sebagai berikut:

3.3.1.1 Program Legislasi Pertanian (Prolegtan)

Kegiatan Prolegtan dilakukan untuk merencanakan dan mengevaluasi kegiatan

penyusunan peraturan perundang-undangan tahun 2014 sebagai tindak lanjut

amanat peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan untuk memenuhi

kebutuhan peraturan perundang-undangan dalam pembangunan pertanian yang

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

16

dilaksanakan sesuai Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan.

Sesuai sasaran yang hendak dicapai dalam pelaksanaan Prolegtan yaitu

terbentuknya sistem hukum yang kuat melalui terbitnya peraturan perundang-

undangan di bidang pertanian, sebagai dasar landasan hukum pencapaian

pembangunan pertanian secara menyeluruh, maka hukum pertanian harus

ditegakkan, karena merupakan salah satu sarana mewujudkan ketertiban, keadilan

dan ketentraman. Program Legislasi Pertanian perlu dilaksanakan, agar dapat

disusun oleh pelaksana perundang-undangan yang berada pada unit kerja di

lingkungan Kementerian Pertanian dengan tetap memperhatikan berbagai faktor

untuk menghasilkan peraturan perundang-undangan yang aspiratif dan mengabdi

pada kepentingan masyarakat umum dan khususnya petani.

Dalam kegiatan Prolegtan tahun 2014 telah dirumuskan 101 (seratus satu)

peraturan. Rumusan hasil Prolegtan tersebut telah ditetapkan dalam Keputusan

Menteri Pertanian Nomor 264/Kpts/HK.030/2/2014 tentang Program Legislasi

Pertanian Tahun 2014. Pada akhir tahun 2014 peraturan yang dihasilkan

berdasarkan Prolegtan sebagai berikut:

a. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan : 4 (empat) peraturan.

Telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2014 : 1 (satu) peraturan, yaitu :

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 127/Permentan/SR.120/11/2014 tentang

Pemasukan dan Pengeluaran Benih Tanaman

b. Direktorat Jenderal Hortikultura : 13 (tiga belas) peraturan.

Telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2014 : 4 (empat) peraturan, sebagai

berikut:

(1) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2014 tentang Pemberian Fasilitas

dan Insentif Usaha Hortikultura;

(2) Permentan Nomor 40/Permentan/OT.210/3/2014 tentang Peran Serta

Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Hortikultura;

(3) Permentan Nomor 70/Permentan/PD.200/6/2014 tentang Pedoman

Perizinan Usaha Hortikultura.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

17

(4) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 109/Permentan/OT.140/9/2014 tentang

Kualifikasi Keahlian dan Kemampuan Tertentu Sumber Daya Manusia di

Bidang Hortikultura Dari Luar Negeri.

Terdapat 3 (tiga) peraturan perundang-undangan yang masih dalam proses

harmonisasi, sebagai berikut:

(1) Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Bantuan Gagal

Panen Hortikultura Akibat Perubahan Iklim.

(2) RPP tentang Usaha Wisata Agro (Harmonisasi Kumham)

(3) RPP tentang Pembiayaan Hortikultura (Harmonisasi Kumham)

c. Direktorat Jenderal Perkebunan : 13 (tiga belas) peraturan.

Telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2014 : 2 (dua) peraturan, sebagai

berikut:

(1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan;

(2) Permentan Nomor 47/Permentan/OT.140/4/2014 tentang Brigade dan

Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Serta Pengendalian Kebakaran Lahan

dan Kebun;

d. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian : 12 (dua belas)

peraturan.

Telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2014 : 2 (dua) peraturan, sebagai

berikut:

(1) Permentan Nomor 51/Permentan/HK.310/4/2014 tentang Rekomendasi

Ekspor dan Impor Beras Tertentu;

(2) Permentan Nomor 67/Permentan/OT.140/5/2014 tentang Persyaratan Mutu

dan Pemasaran Biji Kakao;

e. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan : 23 (dua puluh tiga)

peraturan.

Telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2014 : 14 (empat belas) peraturan,

sebagai berikut:

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

18

(1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan;

(2) Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengendalian dan

Penanggulangan Penyakit Hewan;

(3) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31/Permentan/OT.140/2/2014 tentang

Pedoman Budi Daya Ayam Pedaging dan Ayam Petelur Yang Baik;

(4) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32/Permentan/OT.140/2/2014 tentang

Pedoman Budi Daya Itik Pedaging dan Itik Petelur Yang Baik;

(5) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 33/Permentan/OT.140/2/2014 tentang

Pedoman Budi Daya Burung Puyuh Yang Baik

(6) Peraturan Menteri Pertanian Nomor Nomor 34/ Permentan/OT.140/2/2014

tentang Pedoman Budi Daya Kelinci Yang Baik;

(7) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/Permentan/OT.140/3/2014 tentang

Pengawasan Produksi dan Peredaran Benih dan Bibit Ternak;

(8) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64/Permentan/OT.140/5/2014 tentang

Pedoman Budi Daya Kambing Perah Yang Baik;

(9) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 79/Permentan/OT.140/6/2014 tentang

Pedoman Pembibitan Ayam Asli dan Ayam Lokal Yang Baik;

(10) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 99/Permentan/OT.140/7/2014 tentang

Pedoman Pembibibitan Itik Lokal Yang Baik;

(11) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 100/Permentan/OT.140/7/2014 tentang

Pedoman Pembibitan Sapi Perah Yang Baik;

(12) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 101/Permentan/OT.140/7/2014 tentang

Pedoman Pembibitan Sapi Potong Yang Baik

(13) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 102/Permentan/OT.140/7/2014 tentang

Pedoman Pembibitan Kambing dan Domba Yang Baik;

(14) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 117/Permentan/SR.120/10/2014

tentang Penetapan dan Pelepasan Rumpun atau Galur Hewan;

Terdapat 3 (tiga) peraturan perundang-undangan yang masih dalam proses

harmonisasi, sebagai berikut:

(1) Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Izin Usaha Obat Hewan;

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

19

(2) Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Penyediaan dan

Pengelolaan Kawasan Penggembalaan Umum;

(3) Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pengembangan Kualitas

Sumber Daya Manusia Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan;

f. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian : 7 (tujuh) peraturan.

Telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2014 : 1 (satu) peraturan, yaitu:

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 107/Permentan/SR.140/9/2014 tentang

Pengawasan Pestisida;

Terdapat 2 (dua) peraturan perundang-undangan yang masih dalam proses

harmonisasi, sebagai berikut:

(1) Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pendaftaran Pestisida;

(2) Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Asuransi Pertanian.

g. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian : 4

(empat) peraturan.

Telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2014 : 1 (satu) peraturan, yaitu:

Peraturan Presiden Nomor 154 Tahun 2014 tentang Kelembagaan Penyuluhan

Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan;

h. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian : 3 (tiga) peraturan.

i. Badan Ketahanan Pangan : 2 (dua) peraturan;

Terdapat 1 (satu) peraturan perundang-undangan yang masih dalam proses

finalisasi, yaitu: RPP tentang Ketahanan Pangan Dan Gizi (Finalisasi di

Sekretariat Negara)

j. Badan Karantina Pertanian : 19 (sembilan belas) peraturan.

Telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2014 : 4 (empat) peraturan, sebagai

berikut:

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

20

(1) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 37/Permentan/OT.140/3/2014 tentang

Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan Dan Pengeluaran

Unggas;

(2) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/3/2014 tentang

Tindakan Karantina Tumbuhan di Luar Tempat Pemasukan dan

Pengeluaran;

(3) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/PD.410/5/2014 tentang

Tindakan Karantina Hewan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Hasil

Bahan Asal Hewan Konsumsi;

(4) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 104/Permentan/OT.140/8/2014 tentang

Tindakan Karantina Hewan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Benih

Hewan.

k. Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian : 1 (satu)

peraturan.

Sampai dengan akhir tahun 2014 belum ada peraturan yang diterbitkan.

3.3.1.2 Dokumen Perundangan Bidang Tanaman

Kebijakan di bidang pertanian khususnya peraturan perundang-undangan di bidang

tanaman telah banyak ditetapkan mulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah,

Peraturan Presiden, dan Peraturan Menteri sebagai pelaksanaannya.

Menindaklanjuti peraturan perundang-undangan dimaksud, sesuai dengan program

legislasi pertanian, peraturan perundang-undangan bidang tanaman yang telah

diterbitkan pada tahun 2014 adalah 1 (satu) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014

tentang Perkebunan; 1 (satu) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2014 tentang

Pemberian Fasilitas dan Insentif Usaha Hortikultura; serta 14 (sepuluh) Peraturan

Menteri Pertanian dan 73 (tujuh puluh tiga) Keputusan Menteri Pertanian.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

21

Tabel 3.2 Peraturan perundang-undangan bidang tanaman yang diterbitkan Periode 2010-2014

Peraturan Perundang-

undangan 2010 2011 2012 2013 2014

UU 1 - - - 1 PP 1 - - - 1 Perpres - - - - - Keppres - - - - - Inpres - - - - - Permentan 7 12 20 25 14

Kepmentan 6 23 50 83 73

Selama tahun 2014 telah dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi Implementasi

Peraturan Perundang-Undangan Bidang Tanaman. Terdapat 11 (sebelas) peraturan

perundang-undangan yang dilakukan monitoring dan evaluasi, peraturan tersebut

yaitu:

1) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2006 juncto

Permentan Nomor 68/Permentan/OT.140/11/2007 tentang Pemasukan dan

Pengeluaran Benih;

2) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2011 tentang

Pengujian, Penilaian, Pelepasan dan Penarikan Varietas;

3) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 02/Permentan/SR.120/1/2014 tentang

Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Bina;

4) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38/Permentan/OT.140/7/2011 tentang

Pendaftaran Varietas Tanaman Hortikultura;

5) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 05/Permentan/OT.140/2/2012 tentang

Pemasukan dan Pengeluaran Benih Hortikultura;

6) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/SR.120/8/2012 tentang

Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Hortikultura;

7) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 86/Permentan/OT.140/8/2013 tentang

Rekomendasi Impor Produk Hortikultura;

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

22

8) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 116/Permentan/SR.120/11/2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor

48/Permentan/SR.120/8/2012 tentang Produksi, Sertifikasi dan Pengawasan

Peredaran Benih Hortikultura;

9) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/Permentan/OT.140/6/2010 tentang

Pedoman Perizinan Usaha Budidaya Tanaman Pangan;

10) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang

Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan;

11) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/PD.200/6/2014 tentang

Pedoman Perizinan Usaha Budidaya Hortikultura.

Berdasarkan masukan/saran dalam pertemuan monitoring dan evaluasi

implementasi Peraturan Perundang-undangan Bidang Tanaman diperoleh

kesimpulan/saran sebagai berikut:

1. Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan,

mengamanatkan untuk mengatur produksi, sertifikasi, dan peredaran benih bina.

2. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 02/Permentan/SR.120/1/2014 tentang

Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Bina, penyebutan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) untuk komoditas perkebunan tidak dapat

dilaksanakan di kabupaten, karena SKPD/UPTD yang mempunyai tugas dan

fungsi pengawasan dan sertifikasi benih perkebunan berkedudukan di Provinsi.

3. Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai UPT Pusat yang salah satu

tupoksinya pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi benih perkebunan dalam

rangka pemberian sertifikat layak edar, apabila Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 02/Permentan/SR.120/1/2014 mengatur untuk sertifikasi benih

dilaksanakan oleh SKPD yang mempunyai tugas dan fungsi pengawasan dan

sertifikasi benih perkebunan, ketentuan ini tidak sesuai.

4. Terkait pengaturan tanaman perkebunan yang diatur dalam Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 02/Permentan/SR.120/1/2014 tentang Produksi, Sertifikasi, dan

Peredaran Benih Bina, perlu direvisi karena perlu disesuaikan dengan Undang-

Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

23

5. Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan

mengamanatkan perizinan perkebunan diatur dalam Peraturan Pemerintah,

sehingga Direktorat Jenderal Perkebunan berpendapat bahwa Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 akan direvisi dengan mengubah

menjadi Peraturan Pemerintah.

3.3.1.3 Dokumen Perundangan Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Penyuluhan dan Pengembangan SDM.

Untuk mendukung penyelenggaraan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian,

penyuluhan serta pengembangan sumberdaya manusia telah diterbitkan Undang-

Undang. Undang-undang tersebut telah ditindaklanjuti dengan beberapa Peraturan

Pemerintah dan Peraturan Menteri Pertanian dalam suatu pengaturan yang lebih

operasional sebagai acuan bagi aparatur dan pelaku usaha bidang pertanian.

Dengan demikian peraturan perundang-undangan dapat diterapkan sehingga

menjamin kepastian hukum dan keadilan. Output yang dihasilkan dari kegiatan ini

pada tahun 2014 adalah Peraturan Presiden Nomor 154 Tahun 2014 tentang

Kelembagaan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; 30 (tiga puluh)

Peraturan Menteri, dan 21 (dua puluh satu) Keputusan Menteri Pertanian

Tabel 3.3. Peraturan perundang-undangan bidang pengolahan dan pemasaran hasil

pertanian, penyuluhan serta pengembangan sumberdaya manusia yang

diterbitkan Periode 2010-2014

Peraturan Perundang-

undangan 2010 2011 2012 2013 2014

UU - - - 1 - PP - - - - - Perpres - 1 - - 1 Keppres - - - - - Inpres - - - - - Permentan 17 14 10 32 30 Kepmentan 6 30 - 33 21

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

24

Pada tahun 2014 telah dilakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi peraturan

perundang-undangan bidang PPHP, penyuluhan, dan pengembangan SDM. Dalam

pemantauan dan evaluasi tersebut, peraturan perundang-undangan bidang PPHP,

penyuluhan, dan pengembangan SDM masih ada yang tumpang tindih kewenangan.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 44/Permentan/OT.140/10/ 2009 tentang

Pedoman Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian Asal Tanaman Yang Balk

(Good Handling Practices), kewenangan dibidang pengolahan didelegasikan pada

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian atas nama Menteri,

sementara Pedoman pascapanen beberapa komoditas ditetapkan oleh Direktur

Jenderal Perkebunan. Disamping itu dengan perubahan Undang-Undang

Pemerintahan Daerah, maka kewenangan Pusat dan Daerah yang diatur dalam

peraturan perundang-undangan dibidang pertanian harus disesuaikan.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35/Permentan/O.T140/07/2008 tentang

Persyaratan dan Penerapan Cara Pengolahan Hasil Pertanian Asal Tumbuhan Yang

Baik (Good Manufacturing Practices) dalam pelaksanaannya belum diacu oleh

daerah karena beberapa kendala antara lain keterbatasan prasarana dan sarana,

pola perilaku, dan jaminan pemasaran. Mengingat batasan pengolahan dan pasca

panen tipis, dalam pelaksanaannya perlu dilakukan koordinasi dengan unit kerja

terkait, dan terkait tugas dan fungsi bidang pengolahan dan pasca panen perlu

diperjelas pada revisi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/

2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian. Disamping itu perlu

dilakukan kajian akademis oleh eselon I pemrakarsa untuk mendefiniskan makna

pasca panen.

Dibidang pengembangan SDM, perlu pemisahan pendidikan dan pelatihan untuk

aparatur dan non aparatur, karena ada pemfokusan swasembada padi, jagung,

kedelai. Disamping itu, arah pendidikan dan pelatihan kedepan harus berbasis

kompetensi.

Dalam penyelenggaraan penyuluhan, respon daerah kurang dalam mendukung

pembiayaan. Disamping itu, Peraturan Menteri pertanian yang mengatur

Pengelolaan Balai Penyuluhan belum diacu oleh daerah, oleh karenya diterbitkan

petunjuk pelaksanaan dan pedoman klasifikasi BP3K oleh Kepala BPSDMP.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

25

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1655/Kpts/OT.106/9/2008 tentang Komisi

Penyuluhan Pertanian Nasional (KPPN) pada dasarnya sudah berjalan dengan baik,

namun fungsi KPPN perlu diberikan input yang lebih besar.

Untuk memberikan pemahaman kepada aparatur lingkup Kementerian Pertanian

maupun instansi daerah, dilakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan

bidang tanaman, sumber daya, sarana, dan prasarana dan penelitian, ketahanan

pangan dan sumber daya yang dilaksanakan pada 27 s/d 29 Oktober 2014

bertempat di Hotel The Alana, Jalan Ketintang Baru 1 Nomor 10-12, Surabaya Jawa

Timur. Materi yang disosialisasikan meliputi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013

tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani dan Tindak Lanjut Peraturan

Pelaksanaannya, Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2014 tentang Pemberian

Fasilitas dan Insentif Usaha Hortikultura, Peraturan Menteri Pertanian Nomor

107/Permentan/SR.140/9/2014 tentang Pengawasan Pestisida, Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 02/Permentan/SR.120/1/2014 tentang Produksi, Sertifikasi dan

Peredaran Benih Bina serta Impelementasi di Daerah.

3.3.1.4 Dokumen Perundangan Bidang Sumberdaya, Sarana Prasarana dan Penelitian.

Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan nasional termasuk didalamnya

pembangunan pertanian (Sarana dan Prasarana Pertanian dan Ketahanan Pangan)

telah ditetapkan berbagai peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan

landasan hukum, pemandu, rambu-rambu, dan piranti pengambilan kebijakan dalam

penyelenggaraan pemerintahan bidang pertanian yang sekaligus sebagai pedoman

perilaku masyarakat pertanian dalam penyelenggaraan, pemanfaatan, pengelolaan,

dan pelestarian sumberdaya pertanian.

Kebijakan di Bidang Pertanian khususnya di bidang Sumberdaya, Sarana dan

Prasarana telah banyak ditetapkan mulai dari Undang-Undang, Peraturan

Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Menteri sebagai pelaksanaannya.

Menindaklanjuti peraturan perundang-undangan dimaksud, dalam penyusunan

peraturan perundang-undangan bidang Sumberdaya, Sarana dan Prasarana

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

26

diperlukan keterlibatan semua pihak baik lingkup Kementerian Pertanian maupun

antar Kementerian yang berkompeten untuk memperkaya substansi dan

mempersamakan persepsi/pemahaman dan pembulatan materi terhadap substansi

yang akan diatur.

Output yang dihasilkan dari kegiatan ini pada tahun 2014 adalah 9 (sembilan)

Peraturan Menteri Pertanian, 33 (tiga puluh tiga) Keputusan Menteri Pertanian.

Tabel 3.4 Peraturan perundang-undangan bidang sumberdaya sarana prasarana dan penelitian yang diterbitkan Periode 2010-2014

Peraturan Perundang-

undangan 2010 2011 2012 2013 2014

UU - - 1 1 - PP - 1 3 - -

Perpres - - - - -

Keppres - - - - -

Inpres - - - - -

Permentan - 11 - - -

Kepmentan - - - - -

Selama tahun 2014 telah dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi Implementasi

Peraturan Perundang-Undangan Bidang sumberdaya sarana prasarana dan

penelitian. Monitoring dan evaluasi difokuskan pada implementasi Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 12/Permentan/OT.140/1/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan

Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) dan Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 01/Permentan/OT.140/1/2014 tentang Pedoman Pengembangan Usaha

Agribisnis Perdesaan.

Dari Pemantauan dan Evaluasi Implementasi Peraturan Perundang-undangan

Bidang Sumberdaya, Sarana Prasarana dan Penelitian (Pembiayaan Pertanian)

yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemantauan terhadap implementasi ketentuan Peraturan terkait bidang

Pembiayaan Pertanian di lapangan, berkaitan dengan program KKP-E maka

program KKP-E belum berjalan dengan baik di Provinsi Daerah Istimewa

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

27

Yogyakarta karena luas lahan yang tidak terlalu luas dan banyak lahan yang

beralih fungsi. Kemudian pelaksanaan KKP-E di Provinsi Jawa Timur tidak

melibatkan Dinas Pertanian baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah. Selain itu juga pelaksanaan KKP-E di Provinsi Kalimantan Barat juga

mendapatkan hambatan dan kendala di lapangan karena belum ada yang

mengajukan ke Dinas Pertanian untuk KKP-E yang merupakan kredit investasi

dan/atau modal kerja yang diberikan dalam rangka mendukung pelaksanaan

Program Ketahanan Pangan dan Program Pengembangan Tanaman Bahan

Baku Bahan Bakar Nabati, diketahui dari rekomendasi yang belum pernah

dikeluarkan. Namun untuk Provinsi Bali, program pengembangan Tanaman

Bahan Baku Bahan Bakar Nabati yang semula menjadi sasaran KKP-E sudah

mulai berkurang kegiatannya karena KKP-E saat ini lebih mementingkan

pelaksanaan Program Ketahanan Pangan sehingga sasaran KKP-E tidak efektif

tercapai. Berkaitan dengan implementasi Peraturan Menteri Pertanian Nomor

01/Permentan/OT.140/1/2014 tentang Pedoman Pengembangan Usaha

Agribisnis Perdesaan maka di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jambi telah

memberikan penjelasan bahwa Program PUAP dilaksanakan melalui penyediaan

dana penguatan modal usaha petani sebagai stimulasi melalui koordinasi

Gapoktan. Program PNPM, KKP-E dan PUAP pada prinsipnya bertujuan untuk

menumbuhkembangkan kemitraan usaha dalam sektor agribisnis. Hal ini juga

bisa terlihat dengan pola kegiatan PUAP sebagai upaya untuk melaksanakan

program PNPM itu sendiri.

2. Pemantauan terhadap substansi peraturan berkaitan dengan

Pembiayaan Pertanian, maka beberapa substansi di dalam Permentan Nomor

12/Permentan/OT.140/1/2013 dan Permentan Nomor

01/Permentan/OT.140/1/2014 menjadi kendala di lapangan. Substansi di dalam

Permentan Nomor 12/Permentan/OT.140/1/2013 perlu diperbaiki dengan

mendapatkan masukan dari Eselon I Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat

Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Prasarana dan

Sarana Pertanian, dan Badan Ketahanan Pangan, maka substansi kegiatan

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

28

usaha yang dibiayai dengan KKP-E bila ingin di revisi harus mendapatkan

masukan dari Eselon I yang terkait. Kemudian berkaitan dengan Permentan

Nomor 01/Permentan/OT.140/1/2014, maka perlu perbaikan kriteria dan

penentuan Desa calon lokasi PUAP, kriteria dan penentuan Gapoktan calon

penerima dana BLM PUAP, tahapan pengusulan Desa, Gapoktan dan pengurus

calon penerima Dana BLM PUAP dan penetapan Desa, Gapoktan dan pengurus

penerima Dana BLM PUAP.

3. Evaluasi Terhadap Peraturan Perundang-Undangan Yang Berkaitan Dengan

Pembiayaan Pertanian menunjukan bahwa dalam penetapan desa/Gapoktan

PUAP terdapat beberapa kendala antara lain: terdapat banyak perubahan data

desa yang berasal dari long list (Data BPS) calon desa PUAP akibat terjadinya

pemekaran desa sehingga banyak calon desa PUAP yang berubah nama;

banyak terdapat desa dalam satu kecamatan yang telah diidentifikasi

Kementerian Pertanian berpindah kepada kecamatan baru atau Kabupaten/Kota

yang baru; terdapat desa-desa yang terletak di pinggir pantai yang mempunyai

potensi perikanan yang masuk dalam daftar calon desa PUAP akibat dari jumlah

desa pertanian yang makin menyusut; terdapat nama desa yang sebetulnya

adalah nama dusun. Sesuai dengan alur pembinaan dan pengendalian PUAP,

maka terdapat laporan yang harus disampaikan oleh Tim Teknis PUAP

Kabupaten/Kota dan laporan Tim Pembina PUAP Provinsi kepada Tim PUAP

Pusat. Tim Teknis PUAP Kabupaten/Kota dan Tim Pembina PUAP Provinsi

membuat laporan dibantu oleh PMT untuk disampaikan kepada Tim PUAP Pusat

sebagai bagian dari laporan PNPM-Mandiri.

Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia dan Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi

Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2010-2014, Menteri Pertanian telah membentuk

Panitia RANHAM dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor

4047/Kpts/OT.160/9/2011. Menindaklanjuti hal tersebut, Biro hukum dan Informasi

Publik pada tahun 2014 telah melaksanakan 3 (tiga) Rapat Koordinasi Rencana Aksi

Hak Asasi Manusia (RANHAM) lingkup Kementerian Pertanian. Pertemuan ini

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

29

dihadiri oleh Pejabat yang membidangi RANHAM yang mewakili unit Eselon I lingkup

Kementerian Pertanian.

3.3.1.5 Dokumen Perundangan Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Sesuai dengan tugas dan fungsi, penyusunan peraturan perundang-undangan

bidang peternakan melakukan penyiapan bahan evaluasi penyusunan rancangan

peraturan perundang-undangan bidang peternakan dan kesehatan hewan.

Penyusunan peraturan perundang-undangan bidang peternakan dilaksanakan

dengan tujuan untuk merumuskan peraturan perundang-undangan yang

disampaikan oleh eselon I terkait berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam bentuk Peraturan

Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri maupun bersifat Keputusan

Menteri. Output yang dihasilkan dari kegiatan ini pada tahun 2014 adalah 1 (satu)

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, 1 (satu)

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengendalian dan

Penanggulangan Penyakit Hewan, 19 (sembilan belas) Peraturan Menteri Pertanian

dan 23 (dua puluh tiga) Keputusan Menteri Pertanian. Peraturan perundang-

undangan tersebut telah ditetapkan kedalam Berita Negara dan dilaksanakan

sosialisasi sebagai penyebaran informasi hukum.

Tabel 3.5 Peraturan perundang-undangan bidang peternakan dan kesehatan hewan

yang diterbitkan Periode 2010-2014

Peraturan Perundang-udangan

2010 2011 2012 2013 2014

UU - - - - 1 PP - 1 2 1 1 Perpres - - - 1 -

Keppres - - - - -

Inpres - - - - -

Permentan 7 9 4 10 17 Kepmentan 4 26 17 19 23

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

30

Pada tahun 2014 telah dilaksanakan pemantauan dan evaluasi implementasi

peraturan perundang-undangan bidang peternakan dan kesehatan hewan. Peraturan

yang dievaluasi adalah Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35/Permentan/

OT.140/7/2011 tentang Pengendalian Ternak Ruminansia Betina Produktif.

Dari hasil pemantauan dan evaluasi dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Memanfaatkan tanah negara untuk menampung ternak betina produktif termasuk

sebagai tempat penggembalaan umum yang harus dibentuk dengan Peraturan

Daerah Kabupaten/Kota.

2. Dukungan anggaran dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota yang

memadai untuk mengganti ternak betina produktif.

3. Mengarahkan pemotongan di TPH ke RPH.

4. Diperlukan kartu ternak untuk salah satunya sebagai kontrol dalam lalu lintas

ternak antar daerah dan antar pulau.

5. Menghidupkan kembali kelembagaan yang pernah ada yaitu Balai Penyuluhan

Pertanian/Peternakan (BPP) di kabupaten/kota, Wilayah Kerja Penyuluh

Peternakan (WKPP) di kecamatan, dan Wilayah Kerja (wilker) di desa .

6. Instansi Inseminasi Buatan (IB) baik nasional maupun daerah harus

memproduksi semen ternak lokal minimal sebesar 60%, hal ini sekaligus untuk

mempertahankan atau melestarikan sumber daya genetik baik asli maupun lokal.

7. Perlu adanya kerjasama antara Kementerian Pertanian dengan Kementerian

Dalam Negeri dalam rangka mensinergikan antara program dari Kementerian

Pertanian dengan Program dari Kementerian Dalam Negeri.

8. Pembiayaan bagi peternak dari Lembaga Pembiayaan sebagaimana dimaksud

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan

Peternak.

9. Pengawas ternak betina produktif harus dipastikan siapa yang menjadi

pengawas.

10. Unit kerja yang menangani ternak betina produktif harus jelas.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

31

11. Menteri Pertanian membuat surat kepada para Gubernur dan Bupati/Walikota

dengan substansi memerintahkan para Gubernur dan Bupati/Walikota membuat

Peraturan Daerah tentang Pengendalian Ternak Ruminansia Betina Produktif.

12. Diperlukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bidang peternakan dan

kesehatan hewan di kabupaten dengan jumlah yang memadai.

13. Pemerintah baik pusat maupun provinsi dan kabupaten/kota harus menyediakan

sapi jantan untuk dipotong di RPH.

sebagai salah satu cara untuk menyebarluaskan informasi regulasi di bidang

pertanian khususnya Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan dan

peraturan pelaksanaannya, Biro Hukum dan Informasi Publik pada tahun 2014

menyelenggarakan sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang peternakan

dan kesehatan hewan. Kegiatan ini diselenggarakan di Medan tanggal 19 – 21 Juni

2014 dengan mengikutsertakan pejabat/pelaksana Dinas Provinsi dan

Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan fungsi peternakan dan kesehatan hewan

se-Sumatera Utara dan Unit Pelaksanan Teknis Pusat Sumatera Utara dan Aceh.

3.3.1.6 Dokumen Perundangan Bidang Karantina Pertanian

Kegiatan ini dilakukan untuk menyusun peraturan perundang-undangan bidang

karantina hewan dan tumbuhan. Pencegahan masuknya penyakit hewan dan

organisme pengganggu tumbuhan (OPTK) ke dalam, dan tersebarnya dari suatu

area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia dilakukan melalui

pelaksanaan tindakan karantina.

Untuk lebih meningkatkan pengawasan atas risiko masuk dan menyebarnya penyakit

hewan dan OPTK maka output yang dihasilkan pada tahun 2014 adalah 6 (enam)

Peraturan Menteri Pertanian, 5 (lima) Keputusan Menteri Pertanian.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

32

Tabel 3.6 Peraturan perundang-undangan bidang karantina pertanian yang diterbitkan Periode 2010-2014

Peraturan Perundang-

undangan 2010 2011 2012 2013 2014

UU - - - - -

PP - - - - -

Perpres - - - - -

Keppres - - - - -

Inpres - - - - -

Permentan 5 5 5 3 7 Kepmentan 2 3 3 5 5

Pada tahun 2014 telah dilaksanakan pemantauan dan evaluasi implementasi

peraturan perundang-undangan bidang karantina pertanian. Kegiatan pemantauan

dan evaluasi ini difokuskan pada Peraturan Menteri Nomor 34/Permentan/

OT.140/7/2006 tentang Persyaratan dan Tata Cara Penetapan Instalasi Karantina

Hewan dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 73/Permentan/OT.140/12/2012

tentang Persyaratan dan Tata Cara Penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan Milik

Perorangan Atau Badan Hukum dapat dilaksanakan. Dari hasil kegiatan ini dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pemantauan ini memperlihatkan bahwa kedua Peraturan Menteri ini sudah

efektif, dengan tingkat efektifitas 60% untuk Paraturan Menteri Pertanian Nomor

34/Permentan/OT.140/7/2006 tentang Persyaratan dan Tata Cara Penetapan

Instalasi Karantina Hewan, dan 69,1% untuk Peraturan Menteri Pertanian Nomor

73/Permentan/OT.140/12/2012 tentang Persyaratan dan Tata Cara Penetapan

Instalasi Karantina Tumbuhan Milik Perorangan Atau Badan Hukum.

Berdasarkan pendapat dari Brugink di atas maka kedua Peraturan Menteri

Pertanian dapat dikatakan efektif karena masyarakat maupun petugas yang

menjadi sasaran dari aturan tersebut berperilaku mengacu kepada ketentuan

yang ada dalam kedua aturan tersebut.

2. Mengenai tingkat efektifitas dari Peraturan Menteri tersebut yang hanya 60% dan

69,1% sangat erat kaitannya dengan penegakkan hukum dari aturan tersebut.

Sehingga untuk meningkatkan efektifitas dalam pelaksanaan kedua Peraturan

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

33

Menteri ini maka harus diperhatikan faktor yang mempengaruhi penegakkan

hukumnya, mulai dari faktor hukumnya, penegak hukumnya, masyarakat,

fasilitas, maupun faktor budayanya.

3. Dari berbagai faktor penegakkan hukum tersebut yang faktor yang mengemuka

dalam penegakkan hukum Peraturan Menteri Nomor

34/Permentan/OT.140/7/2006 tentang Persyaratan dan Tata Cara Penetapan

Instalasi Karantina Hewan adalah faktor hukumnya yaitu terkait dengan

persyaratan yang masih mengatur secara umum, kemudian adanya persyaratan

yang pada dasarnya tidak dapat dilaksanakan menjadi ketentuan dalam

persyaratan. Kemudian faktor penegak hukum yaitu petugas yang melaksanakan

penegakan dan membentuk aturan membiarkan penggunaan peristilahan yang

tidak ada dalam Peraturan Menteri ini sehingga menimbulkan kerancuan dalam

pelaksanaannya.

4. Untuk Peraturan Menteri Pertanian Nomor 73/Permentan/OT.140/ 12/2012

tentang Persyaratan dan Tata Cara Penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan

Milik Perorangan Atau Badan Hukum faktor penegakan hukum yang mengemuka

dalam kaitannya dengan pelaksanaan dari Peraturan Menteri ini adalah faktor

hukum, dimana Pasal 11 menyatakan bahwa Instalasi karantina yang telah

ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dinyatakan instalasi

karantina milik perorangan atau badan hukum dapat digunakan untuk pelayanan

pihak lain apabila memenuhi persyaratan paling kurang untuk pelaksanaan

tindakan karantina pemeriksaan, perlakuan, dan penahanan, hal ini perlu untuk

dipertimbangkan kembali karena pada dasarnya penetapan instalasi karantina

tumbuhan diberikan hanya untuk perorangan atau badan hukum yang

memohonkannya dan untuk dipergunakan bagi kepentingannya sendiri, bukan

untuk kepentingan yang lain.

5. Selain itu juga Peraturan Menteri Pertanian 73/Permentan/OT.140/ 12/2012

tentang Persyaratan dan Tata Cara Penetapan Instalasi Karantina Tumbuhan

Milik Perorangan Atau Badan Hukum masih terhitung baru sehingga perlu proses

internalisasi lebih lanjut sehingga dapat membudaya pada masyarakat

penggunanya.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

34

Sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi aparatur yang tugas fungsinya di

bidang perancangan peraturan perundang-undangan lingkup Kementerian Pertanian,

sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam penyusunan

peraturan perundang-undangan di bidang pertanian, sesuai dengan ketentuan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan Biro Hukum dan Informasi Publik telah melaksanakan

Bimbingan Teknis Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Pertanian.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari Unit Eselon I lingkup Kementerian

Pertanian yang membidangi penyusunan peraturan perundang-undangan.

3.3.2 Naskah Perjanjian yang dihasilkan.

Sesuai Penetapan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik tahun 2014, target

pencapaian sasaran dari keluaran/output “Naskah Perjanjian Yang Dihasilkan”

adalah 2 (dua) dokumen, dengan capaian indikator kinerja 100% (sangat berhasil). Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 100%, dapat disimpulkan

bahwa Biro Hukum dan Informasi Publik dapat mempertahankan hasil capaian yang

telah optimal. Capaian dari output/keluaran “Naskah Perjanjian Yang Dihasilkan”

adalah sebagai berikut:

3.3.2.1 Naskah Perjanjian Bidang Pertanian

Selama tahun 2014 Kementerian Pertanian telah banyak melakukan perjanjian

dengan berbagai pihak baik dengan instansi pemerintah lain, Pemerintah Daerah,

maupun pihak swasta. Perjanjian tersebut pada umumnya dilakukan dalam rangka

pencapaian program pembangunan pertanian dan membantu pelaksanaan tugas

dan fungsi Kementerian Pertanian.

Dari kegiatan penyusunan perjanjian bidang pertanian selama tahun 2014 telah

menghasilkan 78 (tujuh puluh delapan) naskah perjanjian.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

35

Naskah perjanjian tersebut dapat diklasifikasi berdasarkan penandatanganannya

sebagai berikut:

No Pejabat Penandatangan Jumlah Perjanjian

1. Menteri Pertanian 9 Perjanjian

2. Pejabat Eselon I 56 Perjanjian

3. Pejabat Eselon II 4 Perjanjian

4. Pejabat Eselon III 9 Perjanjian

3.3.2.2 Monitoring dan Evaluasi Perjanjian Bidang Pertanian

Tujuan dilaksanakannya pertemuan Monitoring Perjanjian Bidang Pertanian ini

adalah untuk membahas, mengumpulkan data, bahan dan/atau masukan dalam

rangka melakukan Monitoring perjanjian bidang pertanian berdasarkan peraturan

perundang-undangan, kebijakan bidang pertanian dan efektivitas pelaksanaan

perjanjian.

Dari monitoring yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2014 banyak

disusun perjanjian kerjasama dan Nota Kesepahaman (MoU) oleh Menteri Pertanian

maupun Pimpinan Unit Kerja Eselon I dengan instansi pemerintah lainnya yang

berfungsi untuk koordinasi dan mengakselerasi pencapaian program pemerintah.

Namun demikian, masih terdapat kesepakatan bersama, nota kesepahaman maupun

perjanjian kerjasama yang dibuat/ditandatangani oleh pejabat di UPT yang tidak

diketahui/dilaporkan kepada Esolen I, atau masih kurangnya koordinasi antara

Sekretariat Ditjen/Badan dengan Esellon II di lingkup masing-masing sehingga

menyebabkan terputusnya informasi.

Dari evaluasi yang dilaksanakan masih perlu sosialisasi Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 05/Permentan/OT.140/1/2014 tentang Pedoman Penyusunan Naskah

Perjanjian Lingkup Kementerian Pertanian, untuk menyamakan persepsi dalam

penyusunan naskah perjanjian.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

36

3.3.3 Bantuan Hukum yang dilaksanakan.

Sesuai Penetapan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik tahun 2014, target

pencapaian sasaran dari keluaran/output “Bantuan Hukum Yang Dilaksanakan”

adalah 3 (tiga) Laporan, dengan capaian indikator kinerja 100% (sangat berhasil). Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 100%, dapat disimpulkan

bahwa Biro Hukum dan Informasi Publik dapat mempertahankan hasil capaian yang

telah optimal. Capaian dari output/keluaran “Bantuan Hukum Yang Dilaksanakan”

adalah sebagai berikut:

3.3.3.1 Laporan Pemberian Pertimbangan dan Bantuan Hukum

Seperti kita ketahui Kementerian Pertanian sering dihadapkan pada permasalahan

dalam rangka memberikan bantuan dan pelayanan hukum terhadap Instansi maupun

Pejabat pada Kementerian Pertanian yaitu penyelesaian Perkara Perdata di

Pengadilan Negeri, Perkara Tata Usaha Negara di Pengadilan Tata Usaha Negara,

dan permasalahan aset lingkup Kementerian Pertanian.

Selain itu sebagai salah satu upaya pencarian alternatif penyelesaian permasalahan

tersebut di atas, dilakukan penyusunan Jawaban, Duplik, Kesimpulan penanganan

perkara Perdata dan Tata Usaha Negara, pemberian pertimbangan hukum, dan

rapat koordinasi Penyelesaian Aset yang bermasalah lingkup Kementerian

Pertanian.

Dalam rangka pemberian pertimbangan dan bantuan hukum, biro hukum dan

informasi publik pada tahun 2014 telah menyelesaikan 7 (tujuh) perkara perdata, 2

(dua) perkara Tata Usaha Negara, dan menyusun 2 (dua) pertimbangan hukum

dalam penyusunan kebijakan yang dilaksanakan oleh Eselon I lingkup Kementerian

Pertanian.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

37

Pemberian pertimbangan dan bantuan hukum tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penanganan Perkara Perdata Nomor 396/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Sel. di Pengadilan

Negeri Jakarta Selatan mengenai alih status Rumah Negara Golongan II menjadi

Rumah Negara Golongan III terletak di Jalan Tentara Pelajar Nomor 26D, 26E,

dan 26G Kelurahan Ciwaringin, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor;

2. Penanganan Perkara Perdata Nomor 440/Pdt.G/2013/PN.Jkt.Sel di Pengadilan

Negeri Jakarta Selatan mengenai permasalahan Pembatalan Kontrak Kerjasama

Bantuan Langsung Pupuk (BLP) Paket B Dekomposer Padat dan Pupuk Hayati

Padat (Luar Pulau Jawa) Tahun Anggaran 2012 di Direktorat Jenderal Prasarana

dan Sarana Pertanian;

3. Penanganan Perkara Perdata Nomor 141/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel di Pengadilan

Negeri Jakarta Selatan mengenai permasalahan Pembatalan Lelang Bantuan

Langsung Pupuk (BLP) Paket A Dekomposer Padat dan Pupuk Hayati Padat

(Pulau Jawa) Tahun Anggaran 2012 di Direktorat Jenderal Prasarana dan

Sarana Pertanian;

4. Penanganan Perkara Perdata Nomor 64/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel di Pengadilan

Negeri Jakarta Selatan mengenai alih status rumah negara golongan II menjadi

rumah negara golongan III terletak di Jl. Cimanggu Kecil, Blok CC No. 24 dan

No. 30 Kelurahan Ciwaringin, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor terhadap

Kesepakatan Damai;

5. Penanganan Perkara Perdata Nomor 63/Pdt.G/2014/PN.PDG di Pengadilan

Negeri Padang mengenai rumah dinas milik BPTP Sumatera Barat yang

ditempati oleh Sdr. Ir. Herman Rafi’i terletak di Kantor Laboratorium Desiminasi

No. C4, Jl. Khatib Sulaiman Rt. 02 Rw. 01 Kelurahan Flamboyan Baru,

Kecamatan Padang Barat, Kota Padang;

6. Penanganan Perkara Perdata Nomor 26/Pdt.Plw/2006/PN.Dpk tanggal 1 April

2014 di Pengadilan Negeri Depok mengenai tanah seluas 4.671 m2 yang

merupakan bagian dari Sertifikat Hak Pakai No. 2/Bojong Pondok Terong yang

diterbitkan tanggal 28 April 1986 sesuai gambar situasi No. 6262/1985 tanggal

30 Oktober 1985 tercatat atas nama Departemen Pertanian R.I cq. Badan

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

38

Penelitian dan Pengembangan Pertanian cq. Balai Penelitian Tanaman Pangan

Bogor;

7. Penanganan Perkara Perdata Nomor 415/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Sel di Pengadilan

Negeri Jakarta mengenai Selatan mengenai tuntutan ganti rugi materiil dan

immateriil sebesar Rp. 31.000.000.000,- (tiga puluh satu milyar rupiah) terkait

dengan pemusnahan produk impor hortikultura tahun 2013;

8. Penanganan Perkara Tata Usaha Negara Nomor 08/G/2013/PTUN-PDG Jo.

Nomor 55/B/2014/PT.TUN-MDN di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan

mengenai sengketa Rumah Negara/Dinas yang diajukan oleh Ir. Husni Surya,

MS, Dkk;

9. Penanganan Perkara Tata Usaha Negara Nomor 155/G/2014/PTUN-JKT di

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Keputusan Menteri Pertanian Nomor

645/Kpts/KP.610/ 5/2014 tanggal 22 Mei 2014 tentang Penjatuhan Hukuman

Disiplin Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Sebagai Pegawai Negeri Sipil atas

nama Victor Tambunan, NIP. 19720411 200212 1 001, Pangkat/Golongan

Ruang Pengatur Muda Tk. I (II/b);

10. Pemberian Pertimbangan Hukum Terhadap Penyelesaian Tanah Kebun

Percobaan Citayam; dan

11. Pemberian Pertimbangan Hukum Penyelesaian Tanah Balai Penelitian Sayuran,

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Balai Besar Pelatihan Pertanian dan Balai

Inseminasi Buatan Pertanian Lembang.

3.3.3.2 Laporan Pengujian Materiil Peraturan Perundang-undangan Bidang Pertanian di MK/MA

Kementerian Pertanian sering dihadapkan pada permasalahan hukum khususnya

pengujian materiil (judicial review dan constitutional review) peraturan perundang-

undangan bidang pertanian di Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Suatu

peraturan dianggap bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi maka untuk

memastikan keabsahannya bisa dilakukan melalui pengujian oleh lembaga yudikatif.

Pengujian merupakan kewenangan lembaga peradilan untuk menguji kesahihan dan

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

39

daya laku produk-produk hukum yang dihasilkan oleh eksekutif, legislatif maupun

yudikatif di hadapan konstitusi yang berlaku. Pengujian oleh hakim terhadap produk

legislatif (legislative acts) dan eksekutif (executiveacts) adalah konsekuensi dari

dianutnya prinsip ‘checks and balances’ berdasarkan doktrin pemisahan kekuasaan

(separation of power). Karena itu kewenangan untuk melakukan pengujian undang-

undang itu melekat pada fungsi hakim sebagai subjeknya, bukan pada pejabat lain.

Pada tahun 2014, Kementerian Pertanian yang diwakili oleh Biro Hukum dan

Informasi Publik telah menyelesaikan 3 (tiga) perkara uji materiil sebagai berikut :

1. Penyusunan Jawaban Atas Pengujian Materiil Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perizinan Usaha

Perkebunan register perkara Nomor 76 P/HUM/Th.2013;

2. Penyusunan Jawaban Atas Pengujian Materiil Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perizinan Usaha

Perkebunan register perkara Nomor 46 P/HUM/2014; dan

3. Penyusunan Keterangan Pemerintah Atas Pengujian Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2010 tentang Hortikultura register perkara Nomor 20/PUU-XII/2013.

3.3.3.3 Laporan Sosialisasi Bantuan Hukum

Sosialisasi Tata Cara Beracara di Pengadilan Lingkup Kementerian Pertanian ini

merupakan kegiatan yang sangat penting bagi para pejabat struktural, pejabat

fungsional maupun pegawai Lingkup Kementerian Pertanian, karena setiap pejabat

dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya harus mengetahui, memahami

serta mampu menerapkan peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan

hukum dalam mengambil suatu kebijakan atau keputusan. Kekeliruan atau kelalaian

dalam menerapkan peraturan perundang-undangan dapat mengakibatkan

konsekuensi hukum. Artinya akan terjadi indikasi pelanggaran hukum yang dilakukan

oleh pejabat sebagai penanggung jawab. Melihat permasalahan tersebut perlu

adanya perhatian khusus agar para pejabat mendapatkan pemahaman dalam

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

40

rangka menyelesaikan permasalahan hukum yang terjadi di lingkup Kementerian

Pertanian.

Pada tahun 2014, Biro Hukum dan Informasi Publik telah melaksanakan kegiatan

Sosialisasi Tata Cara Beracara di Pengadilan Lingkup Kementerian Pertanian hari

tanggal 2 s.d. 4 Oktober 2014 bertempat di Padjadjaran Suites, Jl. Raya Pajajaran

No. 17, Bogor yang materinya antara lain Hukum Pertanian, Permasalahan dan

Penyelesaian Kebijakan Pemerintah di Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung dan

Tata Usaha Negara, Kebijakan Pemerintah Dalam Rangka Mengamankan Aset

Negara (BMN), Permasalahan dan Penyelesaian Perdata Lingkup Pemerintah, dan

Permasalahan Hukum Lingkup Kementerian Pertanian dan dihadiri oleh peserta dari

perwakilan unit Eselon I lingkup Kementerian Pertanian.

3.3.4 Laporan Kegiatan dan Pembinaan

Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan komitmen, keteladanan, profesionalisme,

integritas dan disiplin pegawai Biro Hukum dan Informasi Publik. Sesuai Penetapan

Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik tahun 2014, target pencapaian sasaran dari

keluaran/output “Laporan Kegiatan dan Pembinaan” adalah 1 (satu) laporan, dengan

capaian indikator kinerja 100% (sangat berhasil). Jika dibandingkan dengan

capaian tahun 2013 sebesar 100%, dapat disimpulkan bahwa Biro Hukum dan

Informasi Publik dapat mempertahankan hasil capaian yang telah optimal. Capaian

dari output/keluaran “Laporan Kegiatan dan Pembinaan” adalah sebagai berikut

Kegiatan Pembinaan Mental Karakter Pegawai Yang dilaksanakan pada tanggal 21 –

23 Agustus 2014 berlokasi di Hotel Panorama Lembang – Jawa Barat. Peserta dari

kegiatan ini adalah seluruh pegawai di Biro Hukum dan Informasi Publik. Tujuan

Pembinaan Mental dan Karakter adalah:

1. meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan pemahaman SDM terhadap tugas

dan fungsi sebagai Pegawai Negeri Sipil;

2. menambah semangat dan motivasi dalam mencapai visi dan misi organisasi;

3. sebagai wadah komunikasi untuk membahas dan memecahkan berbagai masalah

yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

41

3.3.5 Layanan Informasi Publik Bidang Pertanian.

Sesuai Penetapan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik tahun 2014, target

pencapaian sasaran dari keluaran/output “Layanan Informasi Publik Bidang

Pertanian” adalah 85%, dengan capaian indikator kinerja 100% (sangat berhasil). Jika dibandingkan dengan tahun 2013 dengan target 58% dan capaian sebesar

100%, dapat disimpulkan bahwa Biro Hukum dan Informasi Publik dapat

mempertahankan hasil capaian yang telah optimal. Capaian dari output/keluaran

“Layanan Informasi Publik Bidang Pertanian” adalah sebagai berikut:

3.3.5.1 Pelaksanaan Pengelolaan Pelayanan Informasi Publik

Menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik dan PP Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 2008, maka Badan Publik wajib menyediakan, memberikan

dan/atau menerbitkan informasi publik yang berada di bawah kewenangannya, selain

informasi yang dikecualikan seperti strategi dan rahasia bisnis, informasi rahasia

negara, informasi intelijen dan informasi yang bersifat pribadi. Badan Publik juga

wajib membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk

mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga layanan informasi dapat

diakses dengan mudah melalui mekanisme yang pelayanan informasi publik yang

berlaku. Dalam menyiapkan pengelolaan informasi publik dan dokumentasi yang

dapat menjamin penyediaan informasi yang mudah, cermat, cepat dan akurat di

Kementerian Pertanian, maka perlu upaya menciptakan dan menjamin kelancaran

dalam pelayanan informasi publik. Kementerian Pertanian telah menindaklanjuti

amanah tersebut dengan melakukan restrukturisasi organisasi unit kerja dengan

menetapkan kegiatan Pembinaan Hukum dan Pengelolaan Informasi Publik dibidang

Pertanian, dengan indikator kinerja kegiatannya berupa Pengelolaan Layanan

Informasi Publik Bidang Pertanian.

Pelaksanaan Pelayanan dan Pengelolaan Informasi Publik dilakukan melalui

penyediaan literatur pendukung Informasi Publik, penyediaan Daftar Informasi Publik

yang Dikuasai, FGD dan pertemuan untuk Forum Komunikasi PPID, Rapat Kerja

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

42

PPID, Bimbingan Teknis Layanan Informasi Publik, penilaian Keterbukaan Informasi

Publik Kementan ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor

1203/Kpts/OT.140/11/2014 tentang Penilaian Keterbukaan Informasi Publik lingkup

Kementerian Pertanian.

Hasil evaluasi berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam

Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 untuk dasar pengukuran

indeks kepuasan masyarakat untuk Periode I ( bulan Januari s.d Juni 2014) sebesar

91,41 dengan 2 responden, sedang untuk Periode II (bulan Juli s.d Desember 2014)

sebesar 82,7 dengan 27 responden. Rendahnya responden disebabkan telah

dikembangkan sistem layanan online dan tersedianya berbagai saluran layanan,

sehingga pemohon informasi tidak harus datang ke desk counter layanan informasi

publik. Berdasarkan Panduan Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan Untuk

Pengelolaan Dan Pelayanan Informasi Publik Pada Kementerian Pertanian,nilai

pelayanan informasi publik untuk Tahun 2014 sebesar 89.

Prioritas peningkatan layanan berdasarkan hasil pengolahan IKM diatas adalah

sebagai berikut :

a. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;

b. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya;

c. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam

waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;

Sebagai bentuk dukungan implementasi Keterbukaan Informasi Publik, upaya

Kementerian Pertanian dalam mengimplementasikan komitmen mewujudkan

penyelenggaraan badan publik yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel, serta

dapat dipertanggungjawabkan, maka Komisi Informasi Pusat menganugerahi

Kementerian Pertanian peringkat kelima dalam Pemeringkatan Keterbukaan

Informasi Publik 2014. Pada Tahun 2011, Kementerian Pertanian Peringkat ke 7,

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

43

Tahun 2012 Peringkat ke 16, dan Tahun 2013 tidak masuk nominasi dalam penerima

penghargaan Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik.

Gambar 1. Sertifikat dari Komisi Informasi Pusat menunjukkan Kementerian

Pertanian meraih peringkat kelima Keterbukaan Informasi Publik untuk

Kategori Kementerian

3.3.5.2 Informasi Publik Melalui Multimedia

Dalam pasal 7 UU KIP menuntut Badan Publik membangun dan mengembangkan

sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola Informasi Publik secara baik dan

efisien, sehingga layanan informasi dapat diakses dengan cepat, mudah dan murah.

Disisi lain, pasal 22 UU KIP memberikan batasan waktu sepuluh hari kerja dan dapat

diperpanjang selama tujuh hari kerja kepada Badan Publik melalui PPID untuk

memberikan pemberitahuan tertulis kepada pemohon Informasi Publik.

Selain kewajiban melayani permohonan Informasi Publik, PPID juga diwajibkan untuk

mengumumkan rekapitulasi layanan Informasi Publik dan melaporkannya kepada

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

44

pimpinan Kementerian/Lembaga dan ditembuskan kepada Komisi Informasi Pusat

paling lambat bulan ketiga setiap tahunnya. Pengelolaan layanan Informasi Publik

yang dilakukan secara offline menyulitkan PPID dalam melakukan rekapitulasi

layanan informasi publik, khususnya di Kementan yang memiliki 257 PPID, baik

PPID Pelaksana Eselon I, PPID Pelaksana UPT dan PPID Pembantu Pelaksana.

Untuk dapat memenuhi ketentuan peraturan perundangan tersebut, Kementan pada

telah diinisiasi pengembangan empat sistem informasi publik berbasis web (online),

yaitu, (i) Sistem Informasi Database Dokumen Informasi Publik atau SIDADO; (ii)

Sistem Informasi Pelayanan Permohonan Informasi Publik atau SILAYAN; (iii) Sistem

Informasi Pengajuan Keberatan Permohonan Informasi Publik atau SIBERAT; dan

(iv) Sistem Informasi Rekapitulasi Informasi Publik atau SIREKAP.

Pengembangan aplikasi pendukung sistem informasi publik berbasis web oleh PPID

Utama tersebut awalnya ditujukan untuk membantu para PPID lingkup Kementerian

Pertanian dalam mengelola layanan informasi publik di instansi masing-masing

kepada masyarakat secara aman, cepat, dan akurat. Pada 2013 diperluas lagi

pemanfaatannya menjadi aplikasi yang dapat diakses langsung oleh masyarakat

dengan pembatasan tertentu sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Keempat aplikasi tersebut terintegrasi dengan portal PPID yang dapat diakses

melalui alamat http://ppid.pertanian.go.id dan disebut dengan SILAYAN Online.

SILAYAN Online merupakan transformasi mekanisme layanan permohonan

informasi publik, dan pengajuan keberatan seperti tertuang dalam UU KIP dari

bentuk form manual kedalam bentuk online dengan menghilangkan sekat ruang dan

waktu, serta mempercepat pelaporan rekapitulasi layanan Informasi Publik

sebagaimana diamanatkan Peraturan Komisi Informasi (PerKI). SILAYAN Online

dilengkapi pula menu eDokumen dimana masyarakat dapat melakukan penelusuran

dokumen informasi publik sebelum melakukan permohonan informasi publik kepada

PPID. Konten eDokumen tersebut berasal dari SIDADO. Dengan kata lain SILAYAN

Online dapat disebut sebagai One Stop Services for Publik Information.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

45

Gambar 2. eForm untuk pengajuan permohonan informasi publik merupakan salah

satu transformasi dari bentuk form manual (formulir 2) menjadi bentuk

elektronis/online

Pada tahun 2014, penyempurnaan aplikasi pendukung sistem informasi publik ini

lebih ditekankan pada aplikasi SILAYAN dan SIDADO. Kriteria yang menjadi standar

mutu dalam program pengembangan untuk peningkatan bagi aplikasi pendukung

sistem informasi publik adalah (i) Sistem Upgrade; yaitu menambah fungsi,

memperbaharui sistem yang ada, serta melakukan testing stabilitas untuk aplikasi

pendukung sistem informasi publik; (ii) Disain dan Transformasi Interface; yaitu

desain dan setting antarmuka (interface) yang dapat diperbaharui dan diubah sesuai

keinginan pengguna; dan (iii) multisite PPID, dimana PPID mendapat satu akun

SILAYAN Online untuk dikelola oleh PPID yang bersangkutan. Penyempurnaan

tersebut berdasarkan masukan dari PPID Pelaksana maupun Pembantu Pelaksana.

Setelah penyempurnaan aplikasi tersebut, dilakukan uji coba penerapannya ke

beberapa PPID Pelaksana Eselon I dan UPT dengan datang langsung ke lokasi,

maupun mengadakan Bimbingan Teknis Aplikasi Pendukung Sistem Informasi Publik

yang diadakan sebanyak dua kali dengan jumlah peserta masing-masing bimtek

sebanyak 30 orang. Peserta bimtek berasal dari beberapa PPID Pelaksana UPT dan

PPID Pembantu Pelaksana lingkup Kementan. Pada saat bimtek, selain uji coba

penggunaan SILAYAN Online juga dilakukan sharing knowledge dengan

Kementerian Pekerjaan Umum (pada bimtek pertama) dan Kementerian

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

46

Perindustrian (pada bimtek kedua) yang dinilai berhasil dalam mengimplementasikan

Keterbukaan Informasi Publik dengan memanfaatkan TIK.

Hasil dari uji coba tersebut adalah bahwa aplikasi tersebut telah stabil dan siap untuk

diimplementasikan penuh di PPID lingkup Kementan. Namun demikian pengelola

SILAYAN Online yang diikutsertakan dalam uji coba merasa masih perlu

memperdalam penggunaan aplikasi tersebut karena belum terbiasa. Permasalahan

yang berpotensi timbul di daerah adalah koneksi internet di masing-masing UPT,

khususnya yang diluar Jawa, dimana akses internet di daerah tersebut belum bagus.

Selain itu, pengelola SILAYAN Online/PPID mengusulkan untuk dibuatkan panduan

pemakaian SILAYAN Online dalam bentuk elektronis/multimedia.

Pada tahun 2014, aplikasi SILAYAN Online diikutsertakan dalam Kompetisi Inovasi

Unit Pelayanan Publik yang diselenggarakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenpanRB), sebagai satu dari 18 usulan inovasi

dari Kementerian Pertanian. Pada kompetisi tersebut, dari 515 usulan inovasi dari

Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kota/Kabupaten),

SILAYAN Online meraih Top 99 Inovasi Layanan Publik.

Implementasi keterbukaan informasi publik di Kementan tidak hanya dari sisi

pengelolaan dokumennya saja, tetapi juga dalam menyajikan dokumen kepada

publik. Sesuai dengan arahan Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan

Pengendalian Pembangunan dan Komisi Informasi Publik bahwa informasi publik

harus juga memanfaatkan media website. Untuk itu, pada tahun 2014, Bagian

Pengelolaan Informasi Publik mendorong redesain website resmi Kementan untuk

menjadi lebih terbuka sesuai dengan UU KIP.

Konsekuensinya adalah Portal PPID harus melakukan penyesuaian mengikuti

perubahan pada website resmi Kementan, dimana sebagian besar menu-menu

terkait Pasal 9, 10 dan 11 UU KIP yang tadinya ada di Portal PPID diakomodasi di

website resmi Kementan. Pada pertengahan 2014, portal PPID lebih difokuskan

pada pengelolaan layanan informasi publiknya. Untuk itu telah dilakukan redesain

tampilan Portal PPID dan penyesuaian pemrogramannya.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

47

Gambar 3. Transformasi interface portal PPID dari yang lama (sebelah kiri)

menjadi yang baru (sebelah kanan)

Untuk memaksimalkan fungsi database SIDADO, pada tahu 2014 telah dilakukan

redesain antarmuka sistem perpustakaan digital dan mengembangkan Sistem Modul

API Hub untuk Pemerintahan Terbuka (SiMAPTA) sebagai media integrasi database

yang ada di lingkup Kementan. Sebagai pilot project, dilakukan integrasi dengan

repository Pusat Perpustakan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Bogor. Dengan

diimplementasikannya SiMAPTA tersebut, maka kedepan pengelola informasi dan

dokumentasi tidak perlu meng-entry ulang dokumen yang telah disimpan dalam

database masing-masing, cukup melakukan integrasi database maka dokumen

sudah dapat diakses oleh publik dengan pembatasan yang telah ditetapkan.

Dalam penyediaan dokumen informasi publik yang mudah, cepat dan akurat untuk

diakses oleh masyarakat, telah dilakukan alih media dokumen informasi publik

sebanyak ± 10.000.000 halaman dan di-entry kedalam database SIDADO.

Masyarakat dapat mengaksesnya melalui menu eDokumen dalam Portal PPID.

Beberapa informasi dalam eDokumen tersebut dapat diunduh, khususnya informasi

publik yang berklasifikasi Informasi Publik yang Diumumkan Secara Berkala.

Tampilan Portal PPID lama

Tampilan Portal PPID baru

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

48

Adapun untuk menyebarluaskan tata cara dan perundangan keterbukaan informasi

publik, telah dilaksanakan pembuatan leaflet dan penyediaan CD Interaktif Peraturan

Perundangan bidang Informasi Publik. Media informasi tersebut dibagikan pada saat

kegiatan yang diikuti oleh Bagian Pengelolaan Informasi Publik dan/atau Biro Hukum

dan Informasi Publik, antara lain pameran pembangunan pertanian, temu koordinasi,

rapat kerja, kunjungan pembinaan/koordinasi ke UK/UPT, dan tamu yang berkunjung

ke PPID Utama Kementerian Pertanian.

3.3.5.3 Pelaksanaan Pameran dan Peragaan

Selama tahun 2014, Kementerian Pertanian mendapat undangan permintaan

mengikuti pameran sebanyak 29 kali. Namun demikian karena keterbatasan

anggaran, waktu dan petugas maka selama tahun 2014 hanya ikut berpartisipasi

pada 15 kegiatan pameran, antara lain : Pameran Agrinex Expo 2014 di JCC –

Jakarta, Pameran Perubahan Iklim 2014, di JCC – Jakarta, Pameran Pekan

Lingkungan Indonesia, Pameran HARGANAS (Hari Keluarga Nasional) di Surabaya

Jatim, Pameran PENAS XIV Tahun 2014 di Malang, Jawa Timur, Pameran

Internasional The 12th Konya Agriculture Fair 2014, Pameran Pekan Informasi

Nasional di Padang, Sumatera Barat, Pameran Pengelolaan Perbatasan Negara di

TMII, Jakarta, Pameran WTP di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Pameran Hari

Pangan Sedunia di Makassar, Sulawesi Selatan, Pameran Bakohumas di Bandung,

Pameran Pekan Antikorupsi di Yogyakarta, dukungan pameran unjuk kinerja

keterbukaan Informasi Publik di Auditorium Kementerian Pertanian, dan dukungan

pameran pendidikan pertanian dalam rangka Wisuda Sekolah Tinggi Pertanian di

Auditorium Kementerian Pertanian.

Secara umum, kegiatan pelaksanaan pameran sudah semakin meningkat

kualitasnya, namun demikian masih terus ditingkatkan untuk melengkapi

konten/materi pameran sesuai dengan tema. Hal ini disebabkan karena keterbatasan

sumber daya, baik manusia maupun konten yang sesuai. Namun demikian untuk

tahun 2014, dari kegiatan pameran telah mendapatkan beberapa penghargaan,

diantaranya :

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

49

a. Juara II Stand Terbaik pada Pameran PLI (Pekan Lingkungan Indonesia) 2014,

dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2014.

b. Juara Favorit I pada Pameran PENAS 2014.

c. Juara II Stand Terbaik pada Pameran GKPM (Gelar Karya Pemberdayaan

Masyarakat).

d. Juara I Stand Terbaik pada Pameran Pengelolaan Perbatasan Negara (Gambar

4.).

e. Stand Terfavorit I pada Pameran Pekan Anti Korupsi memperingati Hari Anti

Korupsi Sedunia yang diadakan oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).

Gambar 4. Stand Kementerian Pertanian pada Pameran Pengelolaan Perbatasan

Negara di Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

Sementara itu, menurut Undang-undang Perpustakaan pada Bab I pasal 1

menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan

tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi

kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi

pengetahuan.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

50

Perpustakaan Sekretariat Jenderal yang dikelola oleh Bagian Pengelolaan Informasi

Publik operasionalisasinya belum optimal, yang secara umum hanya menyediakan

informasi terbatas. Namun demikian secara keseluruhan untuk informasi

pembangunan pertanian dan lainnya yang lebih lengkap untuk tingkat Kementerian

Pertanian berada di unit kerja Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi

Pertanian (PUSTAKA) di Bogor yang secara tugas pokok dan fungsi berada dalam

tanggung jawab dan koordinasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Dukungan pameran, peragaan sebagai media dalam penyampaian informasi ke

masyarakat termasuk media perpustakaan baik konvensional maupun digital. Dalam

pengelolaan dan pelayanan informasi publik tersebut juga termasuk dukungan Pusat

Informasi Agribisnis untuk sarana dan prasarana pendukung terkait dengan layanan

yang dilaksanakan untuk masyarakat antara lain permohonan informasi

publik/agribisnis, perpustakaan, dan pemeran/peragaan serta penggunaan Gedung

Pusat Informasi Agribisnis.

3.3.5.4 Dukungan Pengelolaan Pusat Informasi Agrbisnis (PIA)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 4608/Permentan/OT.160/8/2013

tanggal 23 Agustus 2013 telah ditetapkan susunan Pengelola Pusat Informasi

Agribisnis. Tim pengelola ini bertugas melaksanakan optimalisasi fungsi Gedung PIA

sebagai tempat untuk melakukan berbagai jenis kegiatan penyebarluasan informasi.

Gedung PIA merupakan bangunan yang bertujuan untuk dapat dimanfaatkan

masyarakat/ publik. Gedung PIA adalah sebuah gedung Pusat Informasi Agribisnis

yang letaknya di lingkungan perkantoran Kementerian Pertanian di Ragunan Jakarta.

Gedung ini merupakan pusat promosi produk pertanian Indonesia, dan juga menjadi

sarana edukasi serta rekreasi bagi generasi muda.

Terdapat tiga kegiatan utama yang diharapkan dapat berlangsung secara

kesinambungan di dalam gedung PIA ini, yaitu: 1) kegiatan yang bersifat

pembelajaran (edukasi), yaitu tersedianya informasi yang mendukung dalam

mengedukasi masyarakat umum, khususnya di bidang pertanian, koleksi tanaman di

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

51

area luar gedung (outdoor) dan beberapa program multimedia yang menggambarkan

pelaksanaan kegiatan pembangunan pertanian; 2) kegiatan layanan informasi

tentang pelaksanaan program pembangunan pertanian secara menyeluruh,

diharapkan mampu memberikan gambaran iklim investasi yang kondusif dan

prospektif, sehingga dapat memberikan semangat kepada pemangku kepentingan

untuk meningkatkan investasinya di sektor pertanian; serta 3) kegiatan yang

bersifatnya rekreatif, yaitu dengan tersedianya berbagai peragaan baik dalam bentuk

pameran atau display, maupun kegiatan yang telah dikemas dalam bentuk program

multimedia .

Dukungan Pengelolaan Pusat Informasi Agribisnis melalui penyediaan merchandise

PIA, penyediaan dan pengelolaan Taman Indoor Gedung PIA dan penyiapan

kelengkapan peralatan multimedia dan fasilitas pendukung, untuk pertemuan di

Gedung PIA serta penyediaan konten counter layanan informasi berupa leaflet,

brosur dll.

Secara umum pemanfaatan Gedung PIA masih belum optimal sesuai sasaran yang

ditetapkan. Hal ini karena belum semua ruangan dapat dimanfaatkan dengan baik

terkait kondisi fisik dan aspek administrasi pendukung.

3.3.6 Kompendium Hukum, Himpunan Peraturan Menteri, dan Penempatan dalam berita Negara.

Sesuai Penetapan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik tahun 2014, target

pencapaian sasaran dari keluaran/output “Kompendium hukum, Himpunan Peraturan

Menteri, dan Penempatan dalam berita Negara” adalah 5 (lima) Laporan, dengan

capaian indikator kinerja 100% (sangat berhasil). Jika dibandingkan dengan capaian

tahun 2013 sebesar 100%, dapat disimpulkan bahwa Biro Hukum dan Informasi

Publik dapat mempertahankan hasil capaian yang telah optimal. Capaian dari

output/keluaran “Kompendium Hukum, Himpunan Peraturan Menteri, dan

Penempatan dalam berita Negara” adalah sebagai berikut:

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

52

3.3.6.1 Penyusunan Kompendium Hukum Bidang Pertanian

Sebagai upaya mempermudah dalam penemuan kembali peraturan perundang-

undangan dan sebagai sarana penyebarluasan peraturan perundang-undangan

bidang pertanian, Kementerian Pertanian khususnya Biro Hukum dan Informasi

Publik telah menerbitkan Kompendium hukum bidang pertanian. Kompendium ini

berisi peraturan perundang-undangan bidang pertanian dari tingkat Undang-Undang

sampai dengan peraturan menteri sebagai pelaksananya.

Pada tahun 2014, kompendium yang dihasilkan sebagai berikut:

a. Kompendium/Kodifikasi Hukum bidang Rekomendasi/Perizinan Pertanian, yang

berisi produk hukum atau peraturan perundang-undangan yang terkait dengan

perizinan lingkup pertanian dari tingkat Undang-Undang, Peraturan Pemerintah

sampai dengan Peraturan Menteri.

b. Kompendium/Kodifikasi Hukum bidang Tanaman Pangan yang memuat

peraturan perundang-undangan bidang Tanaman Pangan dari tingkat Undang-

Undang sampai dengan peraturan tingkat menteri;

c. Kompendium/Kodifikasi Hukum bidang Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan yang memuat kumpulan produk hukum atau Undang-undang,

Peraturan Presiden dan Peraturan Menteri Pertanian.

d. Kompendium/Kodifikasi Hukum bidang Hukum Pertanian yang berisi kumpulan

Undang-Undang yang berkaitan dengan sektor pertanian;

Kompendium tersebut telah disebarluaskan ke unit jaringan di pusat maupun daerah.

3.3.6.2 Penerbitan Himpunan Peraturan Menteri Pertanian

Himpunan Peraturan Menteri Pertanian tahun, yang terdiri dari dua bagian yaitu :

a. Himpunan Peraturan/Keputusan Menteri Tahun 2014 bagian pertama terdiri dua

seri A dan seri B, keduanya memuat teks Peraturan Menteri Pertanian yang

dipilih berdasarkan pertimbangan atas manfaat dan relevansinya.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

53

b. Himpunan Peraturan/Keputusan Menteri Pertanian, bagian kedua berupa buku

yang berisi daftar semua peraturan/keputusan menteri pertanian yang disusun

dengan sistem Katalog berikut indeks/subyeknya.

3.3.6.3 Penempatan Peraturan Menteri dalam Berita Negara

Sebagai amanat Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-

undangan, khususnya BAB VI dan untuk memenuhi asas publisitas suatu peraturan

perundang-undangan, pada tahun 2014 Kementerian Pertanian telah

mengundangkan 64 (enam puluh empat) Peraturan Menteri Pertanian ke dalam

Berita Negara.

3.3.6.4 Penyusunan Informasi Hukum Bidang Pertanian

Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) adalah suatu sistem

pendayagunaan bersama peraturan perundang-undangan dan bahan dokumentasi

lainnya secara tertib, terpadu dan berkesinambungan serta merupakan sarana

pemberian pelayanan informasi hukum secara mudah, cepat dan akurat.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi hukum bidang pertanian dan sebagai

amanat Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-undang

Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan

khususnya Pasal 179, Biro hukum dan Informasi Publik Kementerian Pertanian

menerbitkan Informasi Hukum Bidang Pertanian. Informasi hukum bidang pertanian

tersebut dibuat 2 (dua) edisi setiap bulannya dari bulan januari sampai dengan

desember dan disebarkan pada unit jaringan di unit Eselon I lingkup Kementerian

Pertanian.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

54

3.3.6.5 Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum

Dalam rangka mewujudkan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum sesuai

dengan amanat Presiden Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan

Informasi Hukum Nasional, sebagai Pusat Jaringan Dokumentasi dan Informasi

Hukum lingkup Kementerian Pertanian, Biro hukum dan Informasi Publik telah

melaksanakan pengembangan dan pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan

Dokumentasi Hukum. Upaya pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum yang

dilakukan antara lain :

1. Pemenuhan koleksi hukum bidang pertanian melalui pembelian buku dan

literatur hukum;

2. Pembuatan aplikasi dokumentasi dan informasi hukum; dan

3. Inventarisasi peraturan perundang-undangan bidang pertanian.

3.3.7 Prasarana dan Sarana Pendukung di Biro Hukum dan Informasi Publik

Sesuai Penetapan Kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik tahun 2014, target

pencapaian sasaran dari kegiatan “Prasarana dan Sarana Pendukung di Biro Hukum

dan Informasi Publik” adalah 100%, dengan capaian indikator kinerja 100% (sangat berhasil). Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 100%, dapat

disimpulkan bahwa Biro Hukum dan Informasi Publik dapat mempertahankan hasil

capaian yang telah optimal. Capaian dari output/keluaran “Prasarana dan Sarana

Pendukung di Biro Hukum dan Informasi Publik” adalah sebagai berikut:

3.3.7.1 Pengelolaan Ketatausahaan Biro

Kegiatan Pengelolaan Ketatausahaan merupakan kegiatan fasilitasi dan

pelaksanaan pemenuhan kebutuhan operasional perkantoran yang meliputi

pelayanan surat menyurat, fasilitasi pimpinan, kepegawaian, penyusunan laporan

keuangan, SAI, SIMAK BMN dan SIMONEV. Pada tahun 2014 kegiatan pengelolaan

ketatausahaan yang berhasil dilaksanakan yaitu :

- Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern (SPI);

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

55

- Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

- Pelaksanaan Forum Komunikasi Hukum dan Informasi Publik;

- Koordinasi Kepegawaian;

- Penyusunan Laporan Keuangan, SAI, SIMAK BMN dan SIMONEV

3.3.7.2 Perencanaan dan Pengelolaan Angaran

Kegiatan Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran meliputi Penyusunan Rencana

Kerja (RENJA), Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan dan Anggaran

(RKAK/L), dan Laporan Keuangan Biro. Pada tahun 2014, kegiatan yang yang

berhasil dilaksanakan yaitu:

- Penyusunan Pedum Pengelololaan Administrasi dan Anggaran

- Penyusunan RKAKL Tahun 2015

3.3.8 Pengadaan Barang dan Jasa

Kegiatan pengadaan barang dan jasa merupakan kegiatan pengadaan belanja

modal yang dilakukan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan biro agar

lebih efisien dan efektif sesuai dengan perkembangan organisasi dan teknologi.

Pada tahun 2014, pengadaan belanja modal yang berhasil dilaksanakan meliputi:

3.3.8.1 Kendaraan Bermotor :

- Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda-2 : 3 unit

3.3.8.2 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi :

- Hard Disk External : 15 Unit

- Portable Wireless PA Amplifier : 1 unit

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

56

3.3.8.3 Peralatan dan Fasilitasi Perkantoran :

- Kursi Pegawai : 40 unit

- Filling Cabinet : 5 Unit

- Lemari Kayu Satu Muka : 10 unit

3.4 Akuntabilitas Keuangan

Pada tahun 2014 alokasi anggaran untuk Biro Hukum dan Informasi Publik sebesar

Rp.12.501.616.000,-. Realisasi anggaran sampai dengan posisi 31 Desember 2014

sebesar Rp. 10.637.027.000,- (85,09%). Rincian realisasi anggaran dapat dilihat

pada lampiran 3.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

57

BAB IV PENUTUP

Pembinaan Hukum dan Informasi Publik merupakan fungsi yang strategis dalam

upaya mendukung terwujudnya manajemen pembangunan pertanian modern dan

guna mencapai tujuan dan sasaran organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian

Pertanian secara efektif dan efisien. Oleh karena itu perlu dilakukan secara

berkesinambungan dan komitmen yang kuat serta pemahaman yang sama terhadap

peran, tugas dan fungsi unit Hukum dan Informasi Publik dari level top manager

sampai dengan lower manager.

Biro Hukum dan Informasi Publik dalam menyikapi perubahan lingkungan strategis

yang terjadi terutama pelaksanaan otonomi daerah, telah berupaya melakukan

pembenahan terhadap manajemen pembangunan pertanian, antara lain meliputi

kegiatan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang pertanian yang sesuai

dengan peraturan pemerintah, pemerintah daerah propinsi, dan pemerintah daerah

kabupaten/kota. Pemberian pelayanan bantuan hukum dan penyusunan naskah

perjanjian, pengelolaan informasi publik sebagai tindak lanjut Undang-undang Nomor

14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Pemberian motivasi kerja

kepada unit kerja, serta pemberian aksestensi terhadap pelaksanaan otonomi

daerah bidang pertanian.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2014 secara keseluruhan telah

dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi Biro Hukum dan Informasi Publik, dan

telah selaras dengan sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan yang menonjol dalam

tahun pelaporan ini antara lain penyusunan peraturan perundang-undangan bidang

pertanian, penyusunan perjanjian dan pemberian layanan bantuan hukum serta

pengelolaan informasi publik bidang pertanian.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

58

Dari hasil evaluasi kinerja baik kegiatan maupun program yang dilakukan diketahui

capaian kinerja Biro Hukum dan Informasi Publik mencapai 100% yang artinya

sangat baik. Kegiatan-kegiatan Biro Hukum dan Informasi Publik lebih banyak

bersifat non fisik (penyusunan peraturan perudang-undangan, analisa hukum,

layanan bantuan hukum dan penyusunan perjanjian serta pengelolaan informasi

publik). Selain itu terdapat kegiatan yang masih memerlukan proses tindak lanjut

agar output kegiatan tersebut dapat bermanfaat, seperti misalnya sosialisasi,

monitoring dan evaluasi baik kedalam maupun keluar.

Disadari bahwa berbagai kelemahan pelaksanaan masih terjadi sehingga target-

target yang yang telah dicapai belum maksimal. Selain itu beberapa kegiatan tidak

serta merta menghasilkan outcome yang kemudian akan memberikan indikasi

pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Diperlukan usaha yang terus menerus

dan berkesinambungan untuk menghasilkan suatu bentuk perwujudan sasaran yang

akhirnya bermuara pada pencapaian tujuan, misi, dan visi Biro Hukum dan Informasi

Publik.

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

59

L A M P I R A N

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

60

Lampiran. 1

Struktur Organisasi Biro Hukum dan Informasi Publik

BAGIANPERJANJIAN DAN BANTUAN HUKUM

BIRO HUKUM DAN

INFORMASI PUBLIK

SUBBAGIANTATA USAHA

BIRO

SUBBAGIANPERTIMBANGAN DAN BANTUAN

HUKUM

SUBBAGIAN PERJANJIAN

BAGIANPENGELOLAAN

INFORMASI PUBLIK

SUBBAGIANMULTIMEDIA

SUBBAGIANPAMERAN DAN

PERAGAAN

SUBBAGIANPELAYANAN INFORMASI

BAGIANPERUNDANG-UNDANGAN I

SUBBAGIANPERUNDANG-UNDANGAN IA

BAGIANPERUNDANG-UNDANGAN II

SUBBAGIANDOKUMENTASI

DAN INFORMASI HUKUM

SUBBAGIANPERUNDANG-UNDANGAN IB

SUBBAGIANPERUNDANG-

UNDANGAN IC

SUBBAGIANPERUNDANG-

UNDANGAN IIA

SUBBAGIANPERUNDANG-

UNDANGAN IIB

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

61

Lampiran. 2

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

62

Lampiran. 3

Realisasi Anggaran Biro Hukum dan informasi Publik Tahun 2014

NO KEGIATAN OUTPUT KINERJA VOL PAGU (Rp. 000)

RESLISASI (Rp. 000)

SISA PAGU

(Rp. 000) 1. Dokumen Perundangan

Bidang Tanaman, Ternak, Kesehatan Hewan, Karantina Pertanian, Dan Sumberdaya Sarana Prasarana

1. Dokumen Perundangan Bidang Tanaman

2. Dokumen Perundangan Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Penyuluhan dan Pengembangan SDM

3. Dokumen Perundangan Bidang Sumberdaya, Sarana Prasarana, Penelitian

4. Dokumen Perundangan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan

5. Dokumen Perundangan Bidang Karantina Pertanian

5 Dok 3.192.820 2.580.932 (80,84 %)

611.888

2. Naskah Perjanjian yang Dihasilkan

1. Naskah Perjanjian Bidang Pertanian

2. Monitoring dan Evaluasi Perjanjian Bidang Pertanian

2 Dok 659.310 605.656 (91,86 %)

53.654

3. Bantuan Hukum yang Dilaksanakan

1. Laporan Pemberian Pertimbangan dan Bantuan Hukum

2. Laporan Pengujian Materiil Peraturan Perundang-Undangan Bidang Pertanian di MA dan MK

3. Laporan Sosialisasi Bantuan Hukum

3 Lap 989.025 847.092 (85,65 %)

141.933

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

63

NO KEGIATAN OUTPUT KINERJA VOL PAGU (Rp. 000)

RESLISASI (Rp. 000)

SISA PAGU

(Rp. 000) 4. Kegiatan dan Pembinaan Laporan Pembinaan Mental dan

Karakter Pegawai 1 Lap 313.480 301.418

(96,15 %) 12.061

5. Layanan Informasi Publik Bidang Pertanian

1. Pelaksanaan Pengelolaan Pelayanan Informasi Publik

2. Informasi Publik Melalui Multimedia

3. Pelaksanaan Pameran dan Peragaan

4. Dukungan Pengelolaan Pusat Agribisnis (PIA)

58 Persen

3.127.493 2.964.854 (94,80 %)

162.639

6. Kompendium Hukum, Peraturan Menteri, dan Penempatan Dalam Berita Negara BN

1. Laporan Penyusunan Kompendium Hukum Bidang Pertanian

2. Laporan Penerbitan Himpunan Peraturan Menteri Pertanian

3. Laporan Penempatan Peraturan Menteri dalam Berita Negara (BN)

4. Laporan Penyusunan Informasi Hukum Bidang Pertanian

5. Laporan Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum

5 Lap 807.230 714.109 (88,46 %)

93.121

7. Prasarana dan Sarana Pendukung di Biro Hukum dan Informasi Publik

1. Terlaksananya Pengelolaan Ketatausahaan Biro

2. Terlaksananya Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran

100 Persen

1.724.618 1.272.388 (73,78 %)

452.230

8. Layanan Perkantoran 1. Terlaksananya Layanan Operasional Perkantoran

12 Bulan Layanan

820.040 592.911 (73,30 %)

227.129

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

64

NO KEGIATAN OUTPUT KINERJA VOL PAGU (Rp. 000)

RESLISASI (Rp. 000)

SISA PAGU

(Rp. 000) 9. Kendaraan Bermotor 1. Pengadaan Kendaraan Bermotor

Roda 4 3 Unit 675.100 626.636

(92,82 %) 48.563

10. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

1. Alat Pengolah Data 2. Alat Studio dan Komunikasi

16 Unit 47.500 40.625 (85,53 %)

6.875

11. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

1. Pengadaan Kursi Pegawai 2. Filling Cabinet 3. Lemari Kayu Satu Muka

55 Unit 145.000 90.400 (62,34 %)

54.600

Jumlah 12.501.616 10.637.027 (85,09 %)

1.864.589

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

65

Lampiran. 4

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2014

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Meningkatnya kualitas penyusunan dan pengelolaan produk hukum dan perundang-undangan, pelayanan bantuan hukum, dan informasi publik bidang pertanian

1. Dokumen Perundangan Bidang Tanaman, Ternak, Kesehatan Hewan, Karantina Pertanian, dan Sumberdaya Sarana Prasarana

5 Dokumen

a. Dokumen perundangan bidang tanaman

1 Dokumen

b. Dokumen perundangan bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Penyuluhan dan Pengembangan SDM

1 Dokumen

c. Dokumen Perundangan Bidang Sumberdaya, Sarana Prasarana dan Penelitian

1 Dokumen

d. Dokumen Perundangan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan

1 Dokumen

e. Dokumen Perundangan Bidang Karantina Pertanian

1 Dokumen

2. Naskah Perjanjian Yang Dihasilkan

2 Dokumen

a. Naskah Perjanjian bidang Pertanian

1 Dokumen

b. Monitoring dan Evaluasi Perjanjian Bidang Pertanian

1 Dokumen

3. Bantuan Hukum Yang Dilaksanakan

3 Laporan

a. Laporan Pemberian Pertimbangan dan Bantuan Hukum

1 Laporan

b. Laporan Pengujian Meteriil Peraturan Perundang-undangan

1 Laporan

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

66

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Bidang Pertanian di MK/MA

c. Laporan Sosialisasi Bantuan Hukum

1 Laporan

4. Laporan Kegiatan dan Pembinaan

1 Laporan

5. Layanan Informasi Publik Bidang Pertanian

85 persen layanan

a. Pelaksanaan Pengelolaan Pelayanan Informasi Publik

85 persen

b. Informasi Publik Melalui Multimedia

1 Laporan

c. Pelaksanaan Pameran dan Peragaan

1 Laporan

d. Dukungan Pengelolaan Pusat Informasi Agribisnis (PIA)

1 Laporan

6. Kompendium Hukum, Himpunan Peraturan Menteri, dan Penempatan Dalamam Berita Negara

5 Laporan

a. Laporan Penyusunan Kompendium Hukum Bidang Pertanian

1 Laporan

b. Laporan Penerbitan Himpunan Peraturan Menteri Pertanian

1 Laporan

c. Laporan Penempatan Peraturan Menteri dalam Berita Negara

1 Laporan

d. Laporan Penyusunan Informasi Hukum Bidang Pertanian

1 Laporan

e. Laporan Pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum

1 Laporan

7. Prasarana dan Sarana pendukung di Biro Hukum dan Informasi Publik

100 Persen

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

67

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

a. Pengelolaan Ketatausahaan 1 Laporan

b. Terlaksananya Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran

1 Laporan

8. Layanan Perkantoran 12 Bulan Layanan

a.

Terlaksananya Layanan dan Operasional Perkantoran

12 Bulan Layanan

8. Kendaraan Bermotor 3 Unit

a. Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda-4

3 Unit

9. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

16 Unit

a. Pengadaan Alat Pengolah Data 15 Unit

b. Alat Studio dan Komunikasi 1 Unit

10. Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran

55 Unit

a. Pengadaan Meubelair 55 Unit

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

68

Lampiran. 5

Penetapan Kinerja (PK) Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2014

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Tersedianya produk perundang- undangan, layanan perjanjian dan bantuan hukum dan terkelolanya informasi publik bidang pertanian melalui multimedia, pameran dan peragaan

1. Jumlah dokumen perundang-

udanganan bidang tanaman, ternak, kesehatan hewan, karantina pertanian, dan sumberdaya sarana prasarana

2. Jumlah naskah perjanjian yang yang dihasilkan

3. Jumlah bantuan hukum yang

dilaksanakan

4. Jumlah laporan kegiatan dan pembinaan pegawai

5. Laporan layanan informasi publik bidang pertanian

6. Jumlah kompendium hukum, himpunan peraturan menteri, dan penempatan dalam berita Negara

7. Prasarana dan Sarana

Pendukung di Biro Hukum dan Informasi Publik

5 Dokumen

2 Dokumen

3 Laporan

1 Laporan

85 persen

5 Laporan

100 Persen

LAPORAN KINERJA B IRO HUKUM DAN INFORM ASI PUB LIK

69

Lampiran 6

Foto Kegiatan Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2014

Program Legislasi Pertanian (Prolegtan) Tahun 2014

Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Bidang Tanaman, Sumber Daya, Sarana, Prasarana, Penelitian, Ketahanan Pangan dan Sumber Daya

Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun 2014

Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2014

Bimbingan Teknis Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Bidang Pertanian Tahun 2014

Bimbingan Teknis Aplikasi Pendukung Sistem Informasi Publik

Rapat Kerja Pejabat Pengelola Dokumentasi dan Informasi Publik (PPID) Lingkup Kementerian Pertanian

Stand Pameran

Penggunaan SILAYAN di Counter Layanan

Sosialisasi Tata Cara Beracara di Pengadilan Lingkup Kementan Bogor Pajajaran Suite, 2 – 4 Oktober 2014

Pertemuan Pengujian Materiil Peraturan Perundang-undangan Bidang Pertanian di MK/MA

Bogor , 14 – 16 April 2014

Pertemuan Penyelesaian Permasalahan Aset Kemtan Bogor, 19 – 21 Mei 2014

Pertemuan Penyelesaian Permasalahan Aset Kemtan Bogor, 18 – 20 September 2014

Pertemuan Advokasi Hukum/Penanganan Perkara Bogor, 29 – 31 Januari 2014.

Pertemuan Advokasi Hukum/Penanganan Perkara Bogor, 24 – 26 Nopember 2014

Rapat/Pertemuan/Konsinyasi Dalam Rangka Penyusunan Kompendium Hukum Bidang Pertanian

New Ayuda Hotel, Agustus 2014

Pengiriman Kompendium/Kodifikasi Hukum Bidang Pertanian Tahun 2014

Kegiatan Pembinaan Mental dan Karakter Pegawai Hotel Panorama Lembang – Jawa Barat

21 – 23 Agustus 2014