DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHBUN...
Transcript of DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL …sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PPHBUN...
DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, JANUARI 2017
i
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun
2016 merupakan perwujudan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana yang
diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 43/Permentan/OT.010/08/2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Pertanian.
Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha
ditetapkan pertama kali pada bulan Januari 2016. Dalam perjalanan
waktu, Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha melakukan revisi
Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha
sebanyak 3 (tiga) kali yaitu pada bulan April, Agustus dan Desember
Tahun 2016, dikarenakan : (1) adanya perubahan nomenklatur
Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha berubah menjadi
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan; (2) adanya
revisi anggaran (refocusing) dan blokir anggaran. Perjanjian Kinerja ini
merupakan dokumen pernyataan kinerja antara Direktur Jenderal
Perkebunan dan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan dalam rangka meningkatkan pelayanan masyarakat yang
meliputi: (a) Pembinaan pascapanen (b) Pembinaan pengolahan (c)
Pembinaan pemasaran (d) Pembinaan standardisasi mutu dan usaha
perkebunan berkelanjutan.
Realisasi keuangan pelaksanaan kegiatan dukungan penanganan
pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan pada tahun 2016 sebesar
Rp. 69.987.723.826,- dari total pagu anggaran setelah refocusing dan
ii
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
blokir sebesar Rp. 74.964.414.000,- atau mencapai 93,63 % dengan
capaian fisik seluruhnya 95,02 %. Capaian kinerja per kegiatan utama
secara berurutan adalah kegiatan pengembangan pascapanen komoditas
perkebunan 95,48 %, pengembangan pengolahan hasil perkebunan
94,09 %, pembinaan usaha perkebunan 89,57 %, fasilitasi teknis
dukungan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan 88,38 %,
pembinaan penerapan standar dam sistem jaminan mutu keamanan
pangan bagi pelaku usaha perkebunan 85,83 % dan pengembangan
pemasaran hasil perkebunan 81,94 %.
Dokumen LAKIN Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
Tahun 2016 ini tersusun atas dukungan dan kerjasama yang sinergis dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami
mengucapkan terima kasih semoga dokumen ini dapat menjadi
pertanggungjawaban kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan Tahun 2016.
Jakarta, Januari 2017
Direktur Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan,
Ir. Dedi Junaedi, M.Sc
Nip. 19620601 198603 1 001
iii
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016 merupakan perwujudan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana
yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/OT.010/08/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian.
Laporan ini disusun sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dan dalam penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men-PAN &
RB) Nomor 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan Tahun 2015-2019, Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan mempunyai tujuan sebagai berikut : (1)
Meningkatkan nilai tambah dan daya saing hasil perkebunan; (2)
Meningkatkan pemasaran hasil perkebunan; (3) Meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat perkebunan; (4)
Meningkatkan penerimaan dan devisa negara dari sub sektor
perkebunan; (5) Memenuhi kebutuhan konsumsi dan meningkatkan
penyediaan bahan baku industri dalam negeri; (6) Mendukung
pengembangan bio-energi melalui peningkatan peran sub sektor
perkebunan sebagai penyediaan bahan bakar nabati; (7)
Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya secara arif dan perkebunan
iv
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
berkelanjutan serta mendorong pengembangan wilayah; (8)
Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia perkebunan; (9)
Meningkatkan peran sub sektor perkebunan sebagai penyedia lapangan
kerja; (10) Meningkatkan pelayanan organsisasi yang berkualitas.
Sasaran strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan tahun 2016 yaitu terlaksananya pengembangan pengolahan
dan pemasaran hasil perkebunan dengan indikator kinerja kegiatan
adalah pengembangan pascapanen komoditas perkebunan,
pengembangan pengolahan hasil perkebunan, pembinaan usaha
perkebunan, pengembangan pemasaran hasil perkebunan, pembinaan
penerapan standar dan sistem manajemen mutu keamanan pangan bagi
pelaku usaha perkebunan, dan fasilitasi teknis dukungan pengolahan
dan pemasaran hasil perkebunan.
Hasil pengukuran kinerja capaian sasaran kegiatan (Output) yang
meliputi capaian kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja/Rencana
Kinerja Tahun 2016 yaitu (a) pengembangan pascapanen komoditas
perkebunan mencapai 149 kelompok tani dari target 149 kelompok tani
atau mencapai 100,00 % dengan kategori sangat berhasil, (b)
pengembangan pengolahan hasil perkebunan mencapai 43 unit dari
target 45 unit atau mencapai 97,73 % dengan kategori sangat berhasil,
(c) pembinaan usaha perkebunan mencapai 24 provinsi dari target 24
provinsi atau mencapai 100,00 % dengan kategori sangat berhasil, (d)
pengembangan pemasaran hasil perkebunan mencapai 131 kegiatan dari
target 137 kegiatan atau mencapai 95,62 % dengan kategori sangat
berhasil, (e) pembinaan penerapan standar dan sistem manajemen
mutu keamanan pangan bagi pelaku usaha perkebunan mencapai 46
kegiatan dari target 46 kegiatan atau mencapai 100,00 % dengan
v
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
kategori sangat berhasil, (f) fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan
pemasaran hasil perkebunan mencapai 12 bulan dari target 12 bulan
atau mencapai 100,00 % dengan kategori sangat berhasil.
Pagu awal APBN Direktorat Pascapanen dan Pembinaa Usaha sebelum
adanya perubahan nomenklatur adalah sebesar Rp. 141.358.899.000,-.
Setelah perubahan nomenklatur pagu awal APBN Direktorat Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar
Rp. 116.365.675.000,-. Setelah adanya penghematan, refocusing dan
blokir pagu total APBN Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan TA 2016 menjadi sebesar Rp. 74.964.414.000,-. Anggaran
tersebut dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan di pusat
dan di daerah. Alokasi anggaran untuk kegiatan pusat sebesar Rp.
8.800.744.000,- dan kegiatan daerah sebesar Rp. 66.163.670.000,-.
Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan kegiatan dukungan
penanganan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan pada tahun
2016 sebesar Rp. 69.987.723.826,- dari total pagu anggaran
Rp. 74.964.414.000,- atau mencapai 93,36 % dengan capaian fisik
seluruhnya 95,02 %.
Capaian kinerja tahun 2016 apabila dibandingkan dengan capaian
kinerja tahun 2015 yaitu untuk jumlah kelompok tani yang menerapkan
pascapanen sesuai GHP mengalami penurunan sebesar 35,57 % menjadi
64,43 %, hal ini dikarenakan adanya revisi POK, refocusing dan blokir
anggaran yang berdampak juga pada jumlah kelompok tani yang
diberikan bantuan pada setiap provinsi. Untuk perusahaan kelapa sawit
yang layak mengajukan permohonan sertifikat ISPO mengalami
peningkatan sebesar 4,52 % menjadi 104,52 %. Sedangkan untuk
kegiatan penerapan standarisasi mutu, pengolahan hasil perkebunan
vi
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
dan pemasaran hasil perkebunan tidak dapat dibandingkan karena
adanya perubahan nomenklatur Direktorat Pascapanen dan Pembinaan
Usaha menjadi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan,
dengan perubahan tersebut terjadi penambahan tupoksi pada
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan yaitu
pengolahan hasil perkebunan, pemasaran hasil perkebunan dan
standardisasi mutu hasil perkebunan.
Capaian kinerja per kegiatan utama secara berurutan adalah secara
berurutan adalah kegiatan pengembangan pascapanen komoditas
perkebunan 95,48 %, pengembangan pengolahan hasil perkebunan
94,09 %, diikuti kegiatan pembinaan usaha perkebunan 89,57 %,
fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan
88,20 %, pembinaan penerapan standar dam sistem jaminan mutu
keamanan pangan bagi pelaku usaha perkebunan 85,83 %, dan
pengembangan pemasaran hasil perkebunan 81,94 %.
vii
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i IKHTISAR EKSEKUTIF iii DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL x DAFTAR LAMPIRAN xi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Organisasi 2 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 8 2.1. Perencanan Strategis Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2015-2019 8
2.1.1. Visi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2015-2019
8
2.1.2. Misi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2015-2019
9
2.1.3. Tujuan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2015-2019
9
2.1.4. Sasaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2015-2019
12
2.1.5. Arah Kebijakan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2015-2019
13
2.1.6. Program Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2015-2019
15
2.1.7. Fokus Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2015-2019
16
2.1.8. Strategi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2015-2019
20
viii
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 22 2.2.1. Program Kegiatan Pembangunan
Perkebunan Tahun 2016 22
2.2.2. Sasaran Program dan Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
23
2.2.3. Perjanjian Kinerja 25 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 28 3.1. Pengukuran Kinerja 28 3.1.1. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian
Sasaran Kerja Nasional Perjanjian Kinerja / Rencana Kerja Tahun 2016
29
3.1.2. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Kegiatan yang Dibiayai APBN
30
3.1.3. Pengukuran Kinerja Terhadap Capaian Sasaran Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
31
3.1.4. Capaian Kinerja Tahun 2016 Terhadap Capaian Kinerja Tahun 2015
38
3.2. Akuntabilitas Keuangan 34 3.2.1. Akuntabilitas terhadap Target Serapan 34 3.3. Permasalahan, Upaya Penyelesaian dan
Rencana Aksi 35
3.4.1. Permasalahan, Hambatan dan Kendala 35 3.4.2. Upaya Penyelesaian 37 BAB IV PENUTUP 39 4.1. Kesimpulan 39 4.2. Saran dan Rekomendasi 41 LAMPIRAN 43
ix
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Proyeksi Makro Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 – 2019
12
Tabel 2. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Kegiatan Penanganan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
25
Tabel 3. Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
27
Tabel 4. Capaian Sasaran Nasional terhadap PK/RKT 2016 29 Tabel 5. Capaian sasaran Kegiatan yang dibiayai APBN
Tahun 2016
30
Tabel 6. Realisasi Kegiatan Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun Anggaran
2016
32
Tabel 7. Capaian Kinerja Tahun 2016 33
x
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pengukuran Kinerja Tahun 2016
(Berdasarkan Capaian sasaran / Outputs
Dari RKT)
43
Lampiran 2. Pengukuran Kinerja Tahun 2016 (Berdasarkan Capaian Sasaran Kegiatan / Output Sesuai PK)
44
Lampiran 3. Capaian Kinerja Utama (Output) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
46
Lampiran 4. Realisasi Kegiatan APBN Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun Anggaran 2016
47
Lampiran 5. Realisasi Kegiatan Pusat Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun Anggaran 2016
51
1
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkebunan merupakan salah satu sub sektor strategis yang secara
ekonomis, ekologis dan sosial budaya mempunyai peranan penting
dalam pembangunan nasional. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 39
tahun 2014 tentang Perkebunan, pembangunan perkebunan bertujuan
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat; meningkatkan
penerimaan negara dan devisa negara; menyediakan lapangan kerja;
meningkatkan produktivitas; nilai tambah dan daya saing; memenuhi
kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; dan
mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Sejalan dengan tuntutan otonomi daerah sebagaimana diatur di dalam
Undang-Undang Nomor 22 dan 25 tahun 1999 yang telah direvisi
menjadi Undang-Undang Nomor 32 dan 33 tahun 2004 terakhir menjadi
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 serta peraturan pendukungnya,
kebijakan pembangunan perkebunan ke depan harus mampu
mengakomodir perubahan lingkungan strategis yang ada serta memilah
tugas dan fungsi yang akan dijalankan oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah di dalam memberikan pelayanan optimal kepada
para pelaku usaha perkebunan.
Dalam rangka memberikan pelayanan yang optimal kepada para pihak
(Stakeholder) yang terlibat dalam usaha perkebunan, maka sesuai
dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana yang
2
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
ditetapkan dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN)
Republik Indonesia Nomor 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 yang
disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN & RB) Nomor 29
tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010 telah ditetapkan bahwa setiap
instansi pemerintah diwajibkan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja
(LAKIN). LAKIN adalah bagian dari serangkaian proses restrukturisasi
program dan kegiatan yang merupakan wujud pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya,
kebijakan dan program bagi instansi pemerintah sebagaimana
diamanatkan pula dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/OT.010/08/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) didasarkan atas
Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan
Penetapan Kinerja (PK). Laporan ini disusun dengan format yang terdiri
dari; 1) Ikhtisar Eksekutif; 2) Bab I Pendahuluan; 3) Bab II Perencanaan
dan Perjanjian Kinerja; 4) Bab III Akuntabilitas Kinerja; 5) Bab IV
Penutup dan Lampiran.
1.2. Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/OT.010/08/2015 tanggal Oktober 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian bahwa Direktorat
Jenderal Perkebunan adalah unsur pelaksana pada Kementerian
Pertanian yang bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Dalam
melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai
3
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
tugas “merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang perkebunan”. Untuk melaksanakan
tugas tersebut Direktorat Jenderal Perkebunan menyelenggarakan
fungsi :
1) Perumusan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya,
perlindungan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya,
perlindungan, dan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan;
3) Penyusunan Norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
perbenihan, budidaya, perlindungan, pengolahan dan pemasaran
hasil perkebunan;
4) Pemberian bimbingan kebijakan di bidang perbenihan, budidaya,
perlindungan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan;
5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkebunan.
Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Perkebunan terdiri dari
Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Tanaman
Semusim, Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat
Tanaman Tahunan, Direktorat Perlindungan Perkebunan dan Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian tersebut, Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan mempunyai tugas:
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan Norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan menyelenggarakan fungsi:
4
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
1). Perumusan kebijakan di bidang pascapanen, pengolahan,
pemasaran hasil perkebunan, standardisasi mutu dan pembinaan
usaha perkebunan berkelanjutan.
2). Pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen, pengolahan,
pemasaran hasil perkebunan, standardisasi mutu dan pembinaan
usaha perkebunan berkelanjutan
3). Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
pascapanen, pengolahan, pemasaran hasil perkebunan,
standardisasi mutu dan pembinaan usaha perkebunan
berkelanjutan.
4) Pemberian bimbingan kebijakan di bidang pascapanen,
pengolahan, pemasaran hasil perkebunan, standardisasi mutu dan
pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan
5). Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunana membawahi 4
(empat) Unit Eselon III yaitu : (1) Sub Direktorat Pascapanen (2) Sub
Direktorat Pengolahan (3) Sub Direktorat Pemasaran (4) Sub Direktorat
Standardisasi Mutu dan Pembinaan Usaha.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan berdasarkan pencermatan
lingkungan strategis dengan menggunakan analisis Strength, Weakness,
Opportunity, and Threat (SWOT) mempunyai kekuatan berupa :
1) Tersedianya landasan hukum untuk penanganan pascapanen yaitu
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 Tentang Sistim Budidaya
Tanaman, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 Tentang
5
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
Perkebunan, Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun 1986 Tentang
Peningkatan Penanganan Pascapanen, Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 22 Tahun 2015 Tentang perubahan atas Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penanganan
Pascapanen Hasil Pertanian Asal Tanaman Yang Baik dan
Permentan Nomor 43/Permentan/OT.010/08/2015 tanggal 21
Agustus 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian.
Disamping itu, tersedia pula landasan hukum untuk mendukung
kegiatan standardisasi mutu dan pembinaan usaha perkebunan
serta kegiatan pemasaran hasil perkebunan yaitu Peraturan
Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 20/Permentan/OT.140/22010
tentang Sistem Jaminan Mutu Pangan Hasil Pertanian; Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 1992 Tentang Sistim Budidaya Tanaman, Undang-
Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan, Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Konflik Sosial,
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas Tanah, Permentan
Nomor 07/Permentan/OT.140/2/2009 tentang Pedoman Penilaian
Usaha Perkebunan, Permentan Nomor
14/Permentan/PL.110/2/2009 tentang Pedoman Pemanfaatan
6
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
Lahan Gambut untuk Budidaya Kelapa Sawit, Permentan Nomor
43/Permentan/OT.010/08/2015 tanggal 21 Agustus 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian,
Permentan Nomor 11/Permentan/OT.140/3/2015 tentang Sistem
Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO) dan
Permentan Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman
Perizinan Usaha Perkebunan; Peraturan Menteri Pertanian Nomor
50 tahun 2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan
Pertanian; Peraturan Menteri Pertanian Nomor
29/Permentan/KB.410/5/2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang
Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan; Keputusan Menteri
Pertanian nomor 46/Kpts/OT.050/10/2015 tentang Penetapan
Kawasan Perkebunan Nasional; Peraturan Menteri Keuangan Nomor
75/PMK.011/2012 tentang Penetapan Barang Ekspor yang
dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar.
2) Tersedianya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang mencukupi,
yaitu jumlah SDM pada tahun 2016 sejumlah 59 orang dengan
kualifikasi pendidikan S3 : sebanyak 1 orang, S2 : sebanyak 24
orang, S1 : sebanyak 17 orang, Sarjana Muda/Diploma : sebanyak 3
orang, SLTA : sebanyak 12 orang, dan SD : sebanyak 2 orang.
Berdasarkan tingkat golongan terdiri atas Golongan IV sebanyak 13
orang, Golongan III sebanyak 37 orang dan Golongan II sebanyak 9
orang. Tersedianya petugas penilai usaha perkebunan (pusat 26
orang dan daerah 611 orang).
3) Tersedianya sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan kegiatan
yaitu tersedianya perangkat komputer dan perlengkapannya,
tersedianya furniture yang mencukupi (meja, kursi, lemari,
7
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
kardeks), tersedianya jaringan komunikasi (telepon dan internet) di
setiap ruang Eselon III, tersedianya data dan informasi perkebunan
(statistik, leaflet, booklet data monitoring dan evaluasi, data
penilaian usaha perkebunan).
4) Tersedianya norma, standar, prosedur, kriteria, pedoman umum,
pedoman teknis dan kebijakan, yaitu tersedianya Renstra
Direktorat Jenderal Perkebunan, Renstra Direktorat Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Pedoman Pelaksanaan Anggaran,
Pedoman Operasional Kegiatan (POK), Pedoman Teknis Penanganan
Pascapanen dan Pedoman Pembinaan Usaha.
5) Tersedianya dukungan kelembagaan yang memadai.
Selain itu juga, peluang untuk meningkatkan kinerja Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan berupa :
(1) Ketersediaan data dan informasi yang masih dapat dikembangkan
dan dioptimalkan;
(2) Koordinasi diantara pemangku kepentingan yang masih dapat
ditingkatkan;
(3) Potensi pelaku usaha yang masih dapat diberdayakan;
(4) Pelayanan kepada perusahaan dan pelaku usaha yang masih dapat
ditingkatkan;
Tugas dan fungsi yang menjadi amanah Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan tersebut wajib dipertanggungjawabkan
setiap tahun. Berdasarkan hal tersebut, LAKIN Direktorat Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Perkebunan tahun 2016 ini dimaksudkan untuk
memberikan pertanggungjawaban program dan kegiatan yang didukung
oleh alokasi dana DIPA tahun 2016.
8
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan Tahun 2015-2019
Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan Usaha tahun 2015-2019 disusun
berdasarkan analisis dan pencermatan lingkungan strategis atas potensi
kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan terkini yang dihadapi
dalam peningkatan pelayanan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan selama kurun waktu 2015-2019. Renstra ini
memberikan arah, dukungan dan memfasilitasi penyiapan perumusan
kebijakan; pelaksanaan kebijakan; penyusunan norma, standar,
prosedur dan kriteria; pemberian bimbingan usaha teknis dan evaluasi
di bidang pascapanen tanaman perkebunan, pengolahan tanaman
perkebunan, pemasaran hasil perkebunan, standar mutu dan
bimbingan usaha perkebunan berkelanjutan serta urusan tata usaha
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan.
2.1.1. Visi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
Tahun 2015-2019
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan sebagai bagian
integral dari Direktorat Jenderal Perkebunan, maka visi Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan selaras dengan visi
Direktorat Jenderal Perkebunan yaitu Profesional dalam memfasilitasi
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan
berkelanjutan. Bertitik tolak dari visi Direktorat Jenderal Perkebunan
9
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
maka visi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
adalah ”Profesional dalam mengupayakan peningkatan penanganan
pascapanen, pengolahan, standar mutu dan bimbingan usaha
perkebunan berkelanjutan”.
2.1.2. Misi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2015-2019
Mengacu pada salah satu Misi Direktorat Jenderal Perkebunan yaitu
”Mengupayakan penanganan pascapanen, pengolahan, pemasaran dan
standardisasi mutu serta pembinaan usaha”, maka misi Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan ditetapkan sebagai
berikut:
1. Mendorong pertumbuhan surplus neraca perdagangan sub sektor
perkebunan;
2. Mendorong penerapan sistem jaminan mutu dan pengawasan
keamanan pangan dalam mendukung usaha agribisnis terpadu;
3. Mendorong tumbuh kembangnya agribisnis yang berdaya saing dan
berkelanjutan melalui penguatan kelembagaan usaha, penerapan
teknologi tepat guna, kemitraan dan peningkatan investasi
pertanian;
4. Mengembangkan pemasaran produk perkebunan dalam negeri
melalui penguatan sistem, infrastruktur pemasaran dan promosi
5. Mengembangkan kapasitas institusi Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan yang professional dan berintegritas
tinggi;
6. Memfasilitasi peningkatan penerapan teknologi pascapanen dan
pengolahan hasil perkebunan;
10
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
7. Memfasilitasi peningkatan pengembangan pemasaran hasil
perkebunan baik domestik maupun internasional;
8. Memfasilitasi peningkatan penanganan pemasaran hasil
perkebunan;
9. Memfasilitasi peningkatan penanganan standardisasi mutu hasil
perkebunan;
10. Memfasilitasi peningkatan bimbingan dan penanganan usaha
perkebunan berkelanjutan;
11. Memfasilitasi penyiapan regulasi sebagai acuan dalam perizinan
dan pengelolaan usaha perkebunan berkelanjutan
2.1.3. Tujuan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan Tahun 2015 - 2019
Untuk mendukung pencapaian agenda pembangunan pertanian dan
tujuan pembangunan perkebunan maka tujuan pembangunan Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan ditetapkan sebagai
berikut:
1. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing hasil perkebunan;
2. Meningkatkan pemasaran hasil perkebunan;
3. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
perkebunan;
4. Meningkatkan penerimaan dan devisa negara dari sub sektor
perkebunan;
5. Memenuhi kebutuhan konsumsi dan meningkatkan penyediaan
bahan baku industri dalam negeri;
6. Mendukung pengembangan bio-energi melalui peningkatan peran
sub sektor perkebunan sebagai penyediaan bahan bakar nabati;
11
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
7. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya secara arif dan
perkebunan berkelanjutan serta mendorong pengembangan
wilayah;
8. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia perkebunan;
9. Meningkatkan peran sub sektor perkebunan sebagai penyedia
lapangan kerja;
10. Meningkatkan pelayanan organsisasi yang berkualitas.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut di atas, maka Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan perlu melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Memfasilitasi peningkatkan ketersediaan dan penerapan teknologi
pascapanen dan pengolahan hasil perkebunan;
2. Memfasilitasi peningkatkan nilai tambah dan daya saing hasil
tanaman perkebunan;
3. Memfasilitasi peningkatkan akses pemasaran hasil perkebunan;
4. Memfasilitasi pengelolaan sumber daya alam secara arif dan
berkelanjutan serta mendorong pengembangan wilayah
berwawasan lingkungan;
5. Memfasilitasi peningkatkan peran sub sektor perkebunan sebagai
penyedia lapangan kerja;
6. Memfasilitasi peningkatan kemampuan, kemandirian dan
profesionalisme pelaku usaha perkebunan;
7. Memfasilitasi peningkatan dan penumbuhan kemitraan dan
hubungan sinergi antar pelaku usaha perkebunan;
8. Meningkatkan pelayanan organsisasi yang berkualitas.
12
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
2.1.4. Sasaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan Tahun 2015-2019
Sasaran makro kebijakan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan
secara umum mengacu pada sasaran makro pembangunan perkebunan
yaitu 1) dimensi pembangunan manusia dan masyarakat , 2)
Pembangunan sektor unggulan, 3) Dimensi pemerataan dan kewilayahan
dengan fokus penurunan kesenjangan perekonomian dan perlindungan
sosial petani yang diproyeksikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Proyeksi Makro Pembangunan Perkebunan Tahun 2015 – 2019
No Indikator Proyeksi per Tahun Laju
Pertumbuhan 2015 2016 2017 2018 2019
1. Pertumbuhan PDB (%)
5,43 4,85 5,15 5,02 4,90 5,07
2. Neraca Perdagangan (Juta USD)
32,727 36,146 39,914 44,067 48,643 10,42
3. Nilai Ekspor (Juta USD)
35,656 39,221 43,143 47,457 52,203 10,00
Untuk mewujudkan sasaran makro tersebut maka dukungan pengolahan
dan pemasaran hasil perkebunan difokuskan pada:
a. Pengembangan pascapanen komoditas perkebunan yang menjadi
tugas pokok dan fungsi dari Subdit Pascapanen;
b. Pengembangan pengolahan komoditas perkebunan yang menjadi
tugas pokok dan fungsi dari Subdit Pengolahan;
c. Pengembangan standar dan penerapan sistem jaminan mutu bagi
pelaku usaha perkebunan dan pembinaan usaha perkebunan yang
menjadi tugas pokok dan fungsi dari Subdit Standardisasi Mutu dan
Pembinaan Usaha;
13
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
d. Pengembangan pemasaran hasil perkebunan yang merupakan tugas
pokok dan fungsi dari Subdit Pemasaran;
e. Pengembangan penyediaan bahan baku untuk bahan bakar nabati
dan pemanfaatan energi lainnya;
Fasilitasi teknis dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
yang menjadi tugas pokok dan fungsi dari subdit Pascapanen,
Pengolahan, Standardisasi Mutu dan Pembinaan Usaha, Pemasaran
Hasil, Sub Bag Tata Usaha dan kelompok jabatan fungsional khusus.
2.1.5. Arah Kebijakan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan Tahun 2015-2019
Direktorat Jenderal Perkebunan merumuskan kebijakan yang akan
menjadi kebijakan umum dan kebijakan teknis pembangunan
perkebunan tahun 2015-2019. Kebijakan umum pembangunan
perkebunan adalah mensinergikan seluruh sumber daya perkebunan
dalam rangka peningkatan daya saing usaha perkebunan, nilai tambah,
produktivitas dan mutu produk perkebunan melalui partisipasi aktif
masyarakat perkebunan, dan penerapan organisasi modern yang
berlandaskan kepada ilmu pengetahuan dan teknologi serta didukung
dengan tata kelola pemerintahan yang baik.
Adapun kebijakan teknis pembangunan perkebunan yang merupakan
penjabaran dari kebijakan umum pembangunan perkebunan yaitu
meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman perkebunan
berkelanjutan melalui pengembangan komoditas, SDM, kelembagaan,
kemitraan usaha, dan investasi usaha perkebunan sesuai kaidah
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan dukungan
pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan.
14
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
Arah kebijakan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
meliputi kebijakan umum dan kebijakan teknis. Kebijakan Umum
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan yaitu sebagai
berikut :
1. Kebijakan pengembangan produk bernilai tambah, berdaya saing,
ekspor, substitusi impor serta bahan baku bio industri;
2. Kebijakan pengembangan kawasan perkebunan;
3. Kebijakan pengembangan komoditas perkebunan strategis;
4. Kebijakan re-orienstasi multi produk pertanian sebagai upaya dalam
meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan lahan, system air,
sumber daya manusia serta adanya saling ketergantungan antar
produk adalah melalui system budidaya beragam jenis tanaman
yang terintegrasi;
5. Kebijakan Pengembangan sarana dan prasarana, infrastruktur
pendukung agroindustripedesaan sebagai landasan pengembangan
bioindustri berkelanjutan;
6. Kebijakan Pengembangan Perkebunan Berkelanjutan;
7. Kebijakan tata kelola kepemerintahan yang baik dan reformasi
birokrasi;
8. Kebijakan pengelolaan program tematik mendukung pembangunan
perkebunan
Adapun Kebijakan Teknis Operasional Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan sebagai berikut :
1. Kebijakan penanganan pascapanen hasil perkebunan guna
mengurangi kehilangan hasil, memperpanjang daya simpan, dan
meningkatkan mutu hasil serta pendapatan petani perkebunan;
15
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
2. Kebijakan pengolahan hasil perkebunan guna menghasilkan bahan
setengah jadi dan bahan baku industri yang berbasis perkebunan;
3. Reorientasi diversifikasi produk pertanian sebagai upaya dalam
meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan, sistem air, sumber daya
manusia serta saling ketergantungan antar produk melalui budidaya
beragam tanaman yang terintegrasi;
4. Pengelolaan program tematik dalam mendukung pembangunan
sektor perkebunan.
2.1.6. Program Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2015-2019
Program pembangunan perkebunan tahun 2015 – 2019 adalah
Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan. Program ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan
produksi, produktivitas tanaman tebu dan tanaman perkebunan lainnya.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan menetapkan
kegiatan utama yaitu “Dukungan Penanganan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan” untuk mendukung pencapaian
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil tanaman
perkebunan.
Kegiatan utama yang menjadi tanggung jawab Direktorat Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Perkebunan yang merupakan cerminan dari tugas
dan fungsi adalah “Dukungan Penanganan Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan” yang dimaksudkan untuk melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma standar,
prosedur dan kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan yaitu penanganan
16
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
pascapanen, pengolahan, pemasaran, standardisasi mutu dan
pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan.
2.1.7. Fokus Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan Tahun 2015-2019
Mengingat keterbatasan sumber daya yang ada (SDM, sarana prasarana
dan dana), maka kegiatan penanganan pengolahan dan pemasaran hasil
perkebunan dilaksanakan berdasarkan skala prioritas, dengan
sumberdaya yang ada diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal
(efektif dan efisien). Berdasarkan skala prioritas tersebut, maka fokus
kegiatan penanganan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan
tahun 2015 – 2019 adalah memfasilitasi peningkatan penanganan
pascapanen, pengolahan, pemasaran, standardisasi mutu dan
pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan.
Sebagai penjabaran dari kegiatan utama Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan, maka ditetapkan fokus dan output
kegiatan sebagai berikut:
1. Fasilitasi Penanganan Pascapanen Tanaman Komoditas
Perkebunan
Fasilitasi penanganan pascapanen komoditas perkebunan dimaksudkan
untuk memfasilitasi kegiatan penanganan pascapanen melalui dukungan
sarana pascapanen dan peningkatan kapabilitas petani. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengurangi tingkat kehilangan hasil,
memperpanjang daya simpan, meningkatkan nilai tambah produk, serta
meningkatkan mutu produk sesuai dengan standar keamanan pangan
baik nasional maupun internasional.
Fokus kegiatannya adalah :
17
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
a. Penanganan pascapanen komoditas perkebunan
- Penyediaan bantuan sarana pendukung pascapanen;
- Peningkatan keterampilan petani dalam penanganan pascapanen;
- Penyusunan pedoman teknis pascpanen/inovasi teknologi
pascpanen;
- Inventarisasi data pascapanen perkebunan;
- Pertemuan teknis penanganan pascapanen.
b. Penyusunan rencana kegiatan dan anggaran penanganan pascapanen
komoditas perkebunan setiap tahun anggaran.
2. Fasilitasi Penanganan Pengolahan Tanaman Komoditas
Perkebunan
Fasilitasi penanganan pengolahan komoditas perkebunan dimaksudkan
untuk memfasilitasi kegiatan penanganan pengolahan melalui dukungan
sarana pengolahan dan peningkatan kapabilitas petani. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk menghasilkan bahan baku industri dan bahan olahan
berbasis gapoktan serta penyediaan bahan baku bahan bakar nabati.
Fokus kegiatannya adalah :
a. Penanganan pengolahan komoditas perkebunan
- Penyediaan bantuan sarana pendukung pengolahan hasil
perkebunan;
- Peningkatan keterampilan petani dalam penanganan
pengolahan hasil perkebunan;
- Penyusunan pedoman teknis pengolahan hasil perkebunan;
- Pertemuan teknis penanganan pengolahan hasil perkebunan.
b. Penyusunan rencana kegiatan dan anggaran penanganan
pengolahan komoditas perkebunan setiap tahun anggaran.
18
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
3. Fasilitasi Pengembangan Pemasaran Hasil Tanaman Perkebunan
Fasilitasi penanganan pemasaran komoditas perkebunan dimaksudkan
untuk memfasilitasi kegiatan penanganan pemasaran melalui dukungan
pengembangan akses pemasaran domestik dan internasional. Kegiatan
ini dimaksudkan untuk meningkatkan pangsa pasar sekaligus
memperkuat posisi tawar produk perkebunan melalui melakukan
promosi dan penyebaran informasi terkait dengan komoditi perkebunan
strategis yang sesuai dengan standar nasional maupun internasional.
Fokus kegiatannya adalah :
a. Pengembangan pemasaran hasil perkebunan
- Peningkatan akses pasar dalam maupun luar negeri;
- Pengembangan infrastruktur dan kelembagaan pasar yang
efektif dan adil (Pasar lelang, sistem resi gudang);
- Meningkatkan pelayanan informasi pasar domestik dan
internasional;
- Pengembangan kemitraan usaha antara kelembagaan petani
dengan pihak terkait;
- Pengembangan agrowisata dan spesialty produk;
- Pengembangan Promosi, diplomasi dan negosiasi produk
perkebunan strategis baik dalam maupun luar negeri;
- Harmonisasi tarif Bea Masuk dan Keluar produk perkebunan
strategis;
- Pertemuan teknis pengembangan pemasaran hasil perkebunan;
- Penyampaian infomasi terkait hasil perundingan luar negeri
kepada para pemangku kepentingan;
b. Penyusunan rencana kegiatan dan anggaran penanganan pemasaran
komoditas perkebunan setiap tahun anggaran;
19
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
4. Fasilitasi Penanganan Standarisasi Mutu dan Pembinaan Usaha
Perkebunan
Fasilitasi penanganan standarisasi mutu dan pembinaan usaha
dimaksudkan untuk memfasilitasi kegiatan penanganan peningkatan
mutu hasil perkebunan dan pembinaan serta pengawasan perkebunan
yang diperlukan untuk mewujudkan penyelenggaraan usaha perkebunan
yang optimal, berdaya saing dan berkelanjutan sehingga dapat
memberikan manfaat yang sebesar besarnya bagi kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat.
Fokus kegiatannya adalah:
a. Penanganan Standarisasi, Mutu dan Pembinaan Usaha
- Peningkatan keterampilan petani, pelaku usaha dan petugas
dalam penerapan sistem jaminan mutu;
- Penyiapan infrastruktur dalam penerapan sistem jaminan
mutu;
- Pengembangan standar dan regulasi teknis mutu produk
perkebunan;
- Pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan penilaian
usaha perkebunan;
- Penyiapan regulasi sebagai acuan dalam pelaksanaan perizinan
dan pengelolaan usaha perkebunan berkelanjutan
- Pemantauan dan evaluasi, bimbingan teknis terhadap usaha
perkebunan;
- Pembinaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan untuk pengembangan komoditi
perkebunan seperti sistem sertifikasi kelapa sawit
berkelanjutan Indonesia (ISPO);
20
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
- Pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pemenuhan kewajiban perusahaan perkebunan (kemitraan,
pembangunan kebun masyarakat, CSR, penyiapan peta izin
usaha perkebunan dll);
- Penyiapan system database perizinan usaha perkebunan (satu
informasi perizinan)
- Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kemitraan pada pola
PIR
b. Penyusunan rencana kegiatan dan anggaran penanganan standarisasi
mutu dan pembinaan usaha setiap tahun anggaran
5. Pelaksanaan dukungan administrasi dan keuangan.
Untuk menunjang kelancaran kegiatan Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan perlu dukungan administrasi dan keunagan
yang difokuskan untuk :
a. Terlaksananya pengelolaan administrasi keuangan dan asset yang
berkualitas
b. Terlaksananya pelayanan organisasi, tatalaksana, kepegawaian dan
adminstrasi perkantoran yang berkualitas.
2.1.8. Strategi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan Tahun 2015-2019
Selain mengacu kepada strategi Direktorat Jenderal Perkebunan,
penetapan strategi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan juga mempertimbangkan faktor-faktor internal dan
eksternal yang sangat mempengaruhi kinerja organisasi lingkup
Direktorat Pengolahann dan Pemasaran Hasil Perkebunan. Untuk
21
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
menetapakan strategi tersebut diperlukan pencermatan lingkungan
strategis baik internal maupun eksternal. Pencermatan faktor
lingkungan dibagi 2 yaitu : (1) Pencermatan lingkungan internal
dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai kekuatan dan
kelemahan organisasi, (2) Pencermatan lingkungan eksternal dilakukan
untuk memperoleh informasi mengenai peluang dan ancaman. Adapun
strategi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan antara
lain:
a. Pengembangan pascapanen, pengolahan, pemasaran, kemitraan dan
kewirausahaan hasil perkebunan;
b. Penerapan sistem jaminan mutu yang mengacu kepada standar
mutu produk sehingga produk dapat diterima di pasar;
c. Pengembangan agroindustri berbasis tanaman perkebunan;
d. Pengembangan akses pasar domestik maupun internasional melalui
pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha, sistem
pelayanan informasi pasar, advokasi produk perkebunan, negosiasi,
diplomasi dan market inteligen;
e. Memperkuat promosi produk nusantara baik di dalam maupun diluar
negeri;
f. Memperkuat kelembagaan dan sistem pelayanan informasi pasar
produk perkebunan serta jaringan pasar produk perkebunan dari
sentra produksi hingga ke sentra konsumen sehingga kestabilan
pasokan dan harga terjaga;
g. Pengembangan sistem sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan
Indonesia;
h. Penyiapan system database perizinan perusahaan perkebunan;
i. Penyiapan regulasi sebagai acuan dalam perizinan dan pengelolaan
usaha perkebunan berkelanjutan
22
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
j. Meningkatkan kampanye positif produk-produk perkebunan di luar
negeri;
k. Membuka target pasar baru;
l. Memperkuat market intelligent.
2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016
2.2.1 Program dan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2016
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan tahun 2016 merupakan penjabaran program dalam
berbagai kegiatan secara tahunan melalui penetapan target kinerja
tahunan untuk seluruh indikator kinerja kegiatan dan merupakan salah
satu bagian dari sistem perencanaan yang berbasis kinerja yang telah
ditetapkan dalam Rencana Strategis Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan selama periode 5 tahun. Dalam rencana
kinerja ini ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan yang meliputi
sasaran dan seluruh indikator kinerja dari program pengembangan
pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan yang meliputi kegiatan
pengembangan pascapanen komoditas perkebunan, pengembangan
pengolahan hasil perkebunan, pembinaan usaha perkebunan,
pengembangan pemasaran hasil perkebunan, pembinaan penerapan
standar sistem manajemen mutu keamanan pangan bagi pelaku usaha
perkebunan, dan fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan pemasaran
hasil perkebunan. RKT ini juga menjadi acuan dalam penyusunan
kegiatan dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah yang penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men-
23
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
PAN & RB) Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
2.2.2. Sasaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan Tahun 2016
Sasaran strategis Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan berdasarkan Renstra Ditjen Perkebunan tahun 2015-2019
adalah meningkatnya penerapan pengolahan dan pemasaran hasil
perkebunan.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan pertanian telah ditetapkan indikator kinerja utama
Kementerian Pertanian dengan Keputusan Menteri Pertanian Republik
Indonesia Nomor 49/PERMENTAN/OT.140/8/2012 Tanggal 15 Agustus
2012 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian
Pertanian Tahun 2010-2014. Untuk Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan telah ditetapkan Indikator Kinerja
Kegiatan (IKK) sebagai berikut :
(1) Tugas :
Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang peningkatan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil
perkebunan.
24
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
(2) Fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang, pascapanen,
pengolahan, standardisasi, penerapan standar mutu dan
pembinaan usaha serta pemasaran hasil perkebunan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen, pengolahan,
standardisasi, penerapan standar mutu dan pembinaan usaha
serta pemasaran hasil perkebunan;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
pascapanen, pengolahan, standardisasi, penerapan standar mutu
dan pembinaan usaha serta pemasaran hasil perkebunan;
d. Pemberian bimbingan usaha teknis dan evaluasi di bidang
pascapanen, pengolahan, standardisasi, penerapan standar mutu
dan pembinaan usaha serta pemasaran hasil perkebunan;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi, penerapan
standar mutu dan pembinaan usaha serta pemasaran hasil
perkebunan;
f. Koordinasi perumusan dan harmonisasi standar, serta penerapan
standar mutu di bidang perkebunan; dan
g. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan.
(3) Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Sasaran dalam pelaksanaan kegiatan penanganan pengolahan dan
pemasaran hasil perkebunan dikelompokkan menjadi penerapan
pascapanen, pengolahan, pemasaran hasil perkebunan dan
standardisasi mutu dan pembinaan usaha perkebunan
25
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
berkelanjutan. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) untuk dukungan
penanganan pengolahan dan pemasaran hasil tahun 2016 sebagai
berikut :
Tabel 2. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Kegiatan Penanganan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
No Sasaran Indikator Kinerja Kegiatan Volume
1.
Meningkatnya
Penerapan
Pascapanen dan
Pengolahan
komoditas
perkebunan,
pemasaran hasil
perkebunan,
penerapan
standardisasi mutu
dan pembinaan usaha
perkebunan
1. Terfasilitasinya
pengembangan
pascapanen komoditas
perkebunan
190 KT
2. Terfasilitasinya
pengembangan
pengolahan hasil
perkebunan
58 unit
3. Terfasilitasinya
pemasaran hasil
perkebunan
197 Kegiatan
4. Terfasilitasinya penerapan
standar mutu 53 kegiatan
5. Terfasilitasinya
pembinaan usaha
perkebunan
32 provinsi
6. Terfasilitasinya teknis
dukungan pengolahan dan
pemasaran hasil
perkebunan
12 bulan
2.2.3. Perjanjian Kinerja
Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/penetapan kinerja antara atasan dengan
bawahan untuk mewujudkan suatu capaian kinerja pembangunan dari
sumber daya yang tersedia melalui target kinerja serta indikator
kinerja yang menggambarkan keberhasilan pencapaiannya berupa hasil
(Outcome) dan keluaran (Output).
26
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha
ditetapkan pertama kali pada bulan Januari 2016. Dalam perjalanan
waktu, Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha melakukan revisi
Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha
sebanyak 3 (tiga) kali yaitu pada bulan April, Agustus dan Desember
Tahun 2016, dikarenakan : (1) adanya perubahan nomenklatur
Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha berubah menjadi
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan; (2) adanya
revisi anggaran (refocusing) dan blokir anggaran. Perjanjian Kinerja
(PK) berdasarkan perubahan/revisi Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016 pada bulan Desember
disajikan pada Tabel 3.
Pagu awal APBN Direktorat Pascapanen dan Pembinaa Usaha sebelum
adanya perubahan nomenklatur adalah sebesar Rp. 141.358.899.000,-.
Setelah perubahan nomenklatur pagu awal APBN Direktorat Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar
Rp. 116.365.675.000,-. Setelah adanya penghematan, refocusing dan
blokir pagu total APBN Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan TA 2016 menjadi sebesar Rp. 74.964.414.000,-.
27
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
Tabel 3. Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
PERJANJIAN KINERJA
DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNAN
Unit Kerja Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan
Unit Kerja Eselon II : Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan
Tahun Anggaran : 2016
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target
(1) (2) (3)
Terlaksananya
pengembangan
pengolahan dan
pemasaran hasil
perkebunan
1. Pengembangan pascapanen komoditas
perkebunan
149 KT
2. Pengembangan pengolahan hasil
perkebunan
43 Unit
3. Pembinaan usaha perkebunan 24 Prov
4. Pengembangan pemasaran hasil
perkebunan
137 Keg
5. Pembinaan penerapan standard an
sistem manajemen mutu keamanan
pangan bagi pelaku usaha perkebunan
46 Keg
6. Fasilitasi teknis dukungan pengolahan
dan pemasaran hasil perkebunan
12 bulan
Kegiatan
Dukungan Penanganan
Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Perkebunan
Anggaran Semula
Rp. 84.447.734.000
Anggaran Blokir
Rp. 9.483.320.000
Anggaran Non Blokir
Rp. 74.964.414.000
Jakarta, Desember 2016
Direktur Jenderal Perkebunan Direktur Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan
Ir. Bambang, M.M. Ir. Dedi Junaedi, M.Sc
28
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Kinerja
Setiap akhir Tahun Anggaran dan berakhirnya kegiatan, instansi harus
melakukan Pengukuran Kinerja untuk mengetahui pencapaian target
kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Pengukuran
pencapaian target kinerja dilakukan dengan membandingkan antara
target kinerja dan realisasi kinerja dengan menggunakan format
Pengukuran Kinerja yang ditetapkan dalam Permen-PAN dan RB No.29
Tahun 2010 dan No.53 Tahun 2014.
Untuk mengukur keberhasilan kinerja sesuai kesepakatan di Lingkup
Kementerian Pertanian ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan
yaitu:
1) Sangat berhasil (capaian > 100%);
2) Berhasil (capaian 80% - 100%);
3) Cukup berhasil (capaian 60% - 80%); dan
4) Kurang berhasil (capaian < 60%) dari target sasaran
Pengukuran kinerja capaian sasaran kegiatan (outputs) untuk kegiatan
dukungan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan dikelompokkan
menjadi (1) Capaian sasaran nasional terhadap Penetapan
Kinerja/Rencana Kinerja Tahun 2016 dan (2) Capaian sasaran Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan.
29
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
3.1.1. Pengukuran Kinerja terhadap Capaian Sasaran Nasional
Perjanjian Kinerja/Rencana Kinerja Tahun 2016
Indikator kinerja kegiatan yang digunakan untuk pengukuran kinerja
terhadap rencana kinerja tahunan nasional tahun 2016 adalah
terfasilitasinya pengembangan pascapanen komoditas perkebunan dan
pengolahan hasil perkebunan, serta pemasaran hasil perkebunan,
terfasilitasinya pembinaan usaha perkebunan, penerapan standard an
sistem manajemen mutu keamanan pangan bagi pelaku usaha
perkebunan dan fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan pemasaran
hasil perkebunan. Capaian sasaran nasional terhadap Penetapan
Kinerja/Rencana Kinerja Tahun 2016 disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Capaian Sasaran Nasional terhadap PK/RKT 2016
No Kegiatan
Target dan Capaian Realisasi
Kinerja (%)
Target
PK/RKT
2016
Realisasi
PK/RKT
2016
PK/RKT 2016
1 Pengembangan pascapanen komoditas
perkebunan (kelompok tani) 149 149 100,00
2 Pengembangan pengolahan hasil
perkebunan (unit) 44 43 97,73
3 Pembinaan Usaha Perkebunan
(provinsi) 24 24 100,00
4 Pengembangan pemasaran hasil
perkebunan (kegiatan) 137 131 95,62
5 Pembinaan penerapan standar dan
sistem manajemen mutu keamanan
pangan bagi pelaku usaha perkebunan
(kegiatan)
46 46 100,00
6 Fasilitasi teknis dukungan pengolahan
dan pemasaran hasil perkebunan
(bulan)
12 12 100,00
30
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
3.1.2. Pengukuran Kinerja terhadap Capaian Sasaran Kegiatan yang
Dibiayai APBN
Pagu awal APBN Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan TA 2016 adalah sebesar Rp. 116.365.675.000,-. Dalam
perjalanan TA 2016 terjadi penghematan, refocusing, dan blokir
anggaran sehingga total APBN Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan TA 2016 sebesar Rp. 74.964.414.000,-.
Capaian sasaran kegiatan yang dibiayai oleh APBN yaitu terdiri dari
kegiatan daerah dan kegiatan pusat. Realisasi anggaran untuk kegiatan
daerah sebesar Rp. 62.209.440.878,- atau mencapai 94,02 % dari
total pagu anggaran sebesar Rp. 74.964.414.000,- dengan realisasi
fisiknya mencapai 95,02 %. Sedangkan untuk realisasi anggaran untuk
kegiatan pusat sebesar Rp. 7.778.282.948,- atau mencapai 88,38 %
dari total pagu anggaran sebesar Rp. 8.800.744.000,- dengan realisasi
fisik mencapai 91,29 %. Rincian capaian sasaran kegiatan yang
dibiayai APBN Tahun 2016 disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Capaian sasaran Kegiatan yang dibiayai APBN Tahun 2016
No. Kegiatan Target Realisasi
OUTPUT/
FISIK
(Rp.) (Rp.) (%) (%)
Dukungan
Penanganan
Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Perkebunan
74.964.414.000 69.987.723.826 93,36 95,02
DAERAH 66.163.670.000 62.209.440.878 94,02 95,51
1 Pegembangan
Pascapanen
Komoditas
Perkebunan
25.423.515.000 24.274.472.000 95,48 96,61
2 Pengembangan 17.083.251.000 16.072.953.960 94,09 95,57
31
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
No. Kegiatan Target Realisasi
OUTPUT/
FISIK
(Rp.) (Rp.) (%) (%)
Pengolahan Hasil
Perkebunan
3 Pembinaan Usaha
Perkebunan 1.723.336.000 1.543.642.937 89,57 92,18
4 Pengembangan
Pemasaran Hasil
Perkebunan
11.625.021.000 9.525.237.728 81,94 86,45
5 Pembinaan
Penerapan Standar
Dan Sistem
Manajemen Mutu
Keamanan Pangan
Bagi Pelaku Usaha
Perkebunan
4.198.583.000 3.603.600.600 85,83 89,37
PUSAT 8.800.744.000 7.778.282.948 88,38 91,29
1 Fasilitasi Teknis
Dukungan
Pengolahan Dan
Pemasaran Hasil
Perkebunan
8.245.780.000 7.273.198.714 88,20 91,15
2 Layanan
Perkantoran 554.964.000 505.084.234 91,01 93,26
Untuk mengetahui secara rinci capaian sasaran kegiatan yang dibiayai
APBN Tahun 2016 disajikan pada Lampiran 4 dan 5.
3.1.3. Pengukuran Kinerja terhadap Capaian Sasaran Kegiatan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan dalam rangka
melaksanakan pembangunan perkebunan tahun 2016 mendapat alokasi
dana untuk kegiatan di pusat sebesar Rp. 8.800.744.000,-.
32
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
Sasaran kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan di pusat yaitu Fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan
pemasaran hasil perkebunan serta Layanan Perkantoran.
Realisasi anggaran Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan untuk sasaran kegiatan di pusat sebesar
Rp. 7.778.282.948,- atau mencapai 88,38 % dari pagu anggaran sebesar
Rp. 8.800.744.000,- dengan realisasi fisiknya mencapai 91,29 %. Rincian
capaian kinerja sasaran kegiatan (Outputs) Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan untuk kegiatan di Pusat disajikan pada
Tabel 6.
Tabel 6. Realisasi Kegiatan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan Tahun Anggaran 2016
No Kegiatan
Anggaran Output
/Fisik
(%) Pagu (Rp.000) Realisasi (Rp) (%)
Dukungan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Perkebunan
8.800.744.000 7.778.282.948 88,38 91,29
1
Fasilitasi Teknis Dukungan
Pengolahan Dan Pemasaran
Hasil Perkebunan
8.245.780.000 7.273.198.714 88,20 91,15
Perencanaan Kegiatan
Pascapanen dan Pembinaan
Usaha Perkebunan
227.705.000 214.457.880 94,18 95,64
Pelaksanaan Pembinaan dan
Bimbingan Teknis Kegiatan
Pascapanen dan Pembinaan
Usaha
1.918.707.000 1.774.056.463 92,46 94,35
Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan 6.099.368.000 5.284.684.371 86,64 89,98
2 Layanan Perkantoran Pusat 554.964.000 505.084.234 91,01 93,26
Layanan Perkantoran Pusat
Direktorat Pengolahan dan
Pemsaran Hasil Perkebunan
554.964.000 505.084.234 91,01 93,26
33
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
3.1.4. Capaian Kinerja Tahun 2016 Terhadap Capaian Kinerja Tahun
2015
Capaian kinerja tahun 2016 apabila dibandingkan dengan capaian
kinerja tahun 2015 yaitu untuk jumlah kelompok tani yang menerapkan
pascapanen sesuai GHP mengalami penurunan sebesar 35,57 % menjadi
64,43 %, hal ini dikarenakan adanya revisi POK, refocusing dan blokir
anggaran yang berdampak juga pada jumlah kelompok tani yang
diberikan bantuan pada setiap provinsi. Untuk perusahaan kelapa sawit
yang layak mengajukan permohonan sertifikat ISPO mengalami
peningkatan sebesar 4,52 % menjadi 104,52 %. Sedangkan untuk
kegiatan penerapan standarisasi mutu, pengolahan hasil perkebunan
dan pemasaran hasil perkebunan tidak dapat dibandingkan karena
adanya perubahan nomenklatur Direktorat Pascapanen dan Pembinaan
Usaha menjadi Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan,
dengan perubahan tersebut terjadi penambahan tupoksi pada
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan yaitu
pengolahan hasil perkebunan, pemasaran hasil perkebunan dan
standardisasi mutu hasil perkebunan. Capaian kinerja tahun 2016
terhadap capaian kinerja tahun 2015 disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Capaian Kinerja Tahun 2016
No Kegiatan
Target dan Capaian Realisasi
Kinerja (%)
Realisasi
2015
Realisasi
2016 Realisasi 2015
1 Penanganan pascapanen
sesuai GHP (KT) 298 192 64,43
2 Perusahaan kelapa sawit
yang layak mengajukan
permohonan sertifikat
ISPO
574 600 104,52
34
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
3.2. Akuntabilitas Keuangan
Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan Tahun 2016 ditetapkan pertama kali pada bulan April 2016
dengan pagu anggaran sebesar Rp. 116.365.675.000,-. Dalam
perjalanan waktu, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan melakukan revisi PK Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan Tahun 2016 pada bulan Agustus 2016 dikarenakan
adanya revisi anggaran (refocusing) dan blokir anggaran sehingga
jumlah pagu anggaran menjadi sebesar Rp. 74.964.414.000,- yang
dialokasikan untuk kegiatan Pusat dan Daerah. Alokasi dana tersebut
untuk mendukung kegiatan (1) Pengembangan Penanganan Pascapanen
Komoditas Perkebunan; (2) Pengembangan Pengolahan Hasil
Perkebunan; (3) Pembinaan Usaha Perkebunan; (4) Pengembangan
Pemasaran Hasil Perkebunan; (5) Pembinaan Penerapan Standar dan
Sistem Manajemen Mutu Keamanan Pangan Bagi Pelaku Usaha
Perkebunan; (6) Fasilitasi Teknis Dukungan Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan.
3.2.1. Akuntabilitas Terhadap Target Serapan
Realisasi serapan anggaran untuk kegiatan Dukungan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan Perkebunan secara nasional sebesar
Rp. 69.987.723.826,- atau (93,36%) dari pagu anggaran yang tersedia
dengan capaian fisik mencapai 95,02 %. Sedangkan untuk Dukungan
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan ditingkat pusat serapan
anggaran tahun 2016 sebesar Rp. 7.778.282.948,- atau (88,38%) dengan
capaian fisik mencapai 91,29 %. Adapun rincian capaian masing-masing
output dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5.
35
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
3.3. Permasalahan , Upaya Penyelesaian dan Rencana Aksi
Dalam mendukung keberhasilan pembangunan perkebunan yang terkait
dengan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan maka terdapat
permasalahan dan upaya penyelesaian serta rencana tindak lanjut yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
3.3.1. Permasalahan, Hambatan dan Kendala
Permasalahan yang mengakibatkan tidak tercapainya sasaran
pembangunan perkebunan secara optimal pada tahun 2016 adalah
sebagai berikut :
1. Masih banyaknya Revisi POK/DIPA yang diajukan;
2. Usulan revisi DIPA atau POK belum sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan dan terdapat pula usulan revisi yang disampaikan lebih
dari satu kali dari bidang yang berbeda dalam satu Satker;
3. Lambatnya penetapan CP/CL oleh Kepala Dinas Provinsi dan
Kabupaten yang membidangi perkebunan;
4. Terbatasnya panitia pengadaan barang/jasa di daerah dan beban
tugas yang tidak seimbang;
5. Jadwal pelaksanaan kegiatan yang tidak mengikuti ROPAK;
6. Kurangnya dukungan pendanaan dari APBD provinsi dan kabupaten;
7. Sering terjadi mutasi pada dinas yang membidangi perkebunan
provinsi/kota yang berdampak pada keterlambatan pelaksanaan
kegiatan;
8. Terjadinya revisi anggaran sebagai akibat dari penghematan untuk
kegiatan integritas jagung;
9. Terlambatnya usulan proposal kegiatan dari daerah (provinsi dan
kabupaten/kota);
36
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
10. Koordinasi provinsi dengan kabupaten dalam penentuan kegiatan
kurang optimal;
11. Kurangnya transparansi dan sinergi antara KPA, PPK dan pelaksana
kegiatan;
12. Petunjuk teknis seringkali tidak sampai ke tingkat lapangan
(petugas dan petani);
13. Sistem informasi dan dokumentasi belum baik;
14. Perizinan dan tata ruang di provinsi maupun kabupaten belum
berjalan baik;
15. Terbatasnya pendampingan kepada petani;
16. Implementasi teknologi belum sepenuhnya diterapkan dan belum
tersosialisasi dengan baik;
17. Banyaknya permasalahan dalam perizinan usaha perkebunan yang
harus ditangani dengan waktu yang terbatas;
18. Pengetahuan dan ketrampilan petani sebagian besar belum
memadai;
19. Kurangnya fasilitas infrastruktur khususnya jalan produksi dan jalan
usaha tani;
20. Koperasi petani belum berjalan dengan baik karena keterbatasan
modal;
21. Monev dan pelaporan terlambat;
22. Kewajiban pembangunan kebun untuk masyarakat sekitar oleh
perusahaan perkebunan yang memiliki IUP atau IUP-B seluas 20%
dari total luas areal kebun belum semua dilaksanakan;
23. Penerapan ISPO belum sepenuhnya terlaksana.
37
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
3.3.2. Upaya Penyelesaian
Upaya penyelesaian permasalahan yang dihadapi dalam rangka
mempercepat pelaksanaan serapan anggaran dan pencapaian fisik yaitu
sebagai berikut :
1. Penetapan CP/CL dilaksanakan sesuai jadwal yang direncanakan;
2. Percepatan proses pengadaan barang/jasa;
3. Percepatan proses revisi penggantian pejabat pengelolaan keuangan
(KPA, PPK, Bendahara, dll);
4. Penerapan reward dan punishment.
5. Mempercepat penyampaian usulan kegiatan dari daerah (provinsi
dan kabupaten/kota) melalui e-proposal;
6. Meningkatkan koordinasi provinsi dengan kabupaten dalam
penentuan kegiatan;
7. Mempercepat proses revisi;
8. Mempersiapkan CP/CL dari tahun sebelumnya;
9. Dukungan pemerintah daerah dari sisi perencanaan, sinergitas, dan
anggaran;
10. Evaluasi kinerja Satker per triwulan yang disampaikan kepada setiap
Satker. Penilaian capaian kinerja yang meliputi realisasi keuangan
dan fisik dimaksudkan untuk memotivasi Satker dalam mempercepat
pelaksanaan pembangunan perkebunan dan mencapai target
sebagaimana ditetapkan Menteri Pertanian;
11. Menugaskan petugas ke lapangan dalam rangka mengidentifikasi
masalah keterlambatan pengadaan barang dan jasa serta mencari
upaya penyelesaiannya;
12. Perlu diupayakan sharing APBD I dan II untuk mengalokasikan dana
dalam rangka bimbingan teknis/pendampingan petani;
38
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
13. Mengambil langkah-langkah percepatan penyerapan keuangan;
14. Meningkatkan intensitas sosialisasi ISPO kepada stakeholder terkait;
15. Memerlukan kontrol dan komitmen pimpinan dalam pelaksanaan
kegiatan;
16. Mengintensifkan pengawalan dan pembinaan petugas pusat ke
Satker daerah;
39
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan Tahun 2016 merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan tugas dan fungsi yang diemban
pada tahun kedua periode pembangunan perkebunan tahun 2015-2019.
Hal ini merupakan penjabaran dari penyelenggaraan program kerja
Direktorat Jenderal Perkebunan yang dituangkan dalam Rencana
Strategis (Renstra) pembangunan perkebunan dan Renstra Direktorat
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan tahun 2015-2019.
Kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2015-2019 yang menjadi
tanggung jawab Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan adalah Dukungan Penanganan Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan yang dimaksudkan untuk mendukung program
“Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan”. Adapun fokus kegiatan Dukungan Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perkebunan yaitu antara lain pengembangan
pascapanen komoditas perkebunan, pengembangan pengolahan hasil
perkebunan, pembinaan usaha perkebunan, pengembangan pemasaran
hasil perkebunan, pembinaan penerapan standar dan sistem
manajemen mutu keamanan pangan bagi pelaku usaha perkebunan, dan
fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan.
Pagu awal APBN Direktorat Pascapanen dan Pembinaa Usaha sebelum
adanya perubahan nomenklatur adalah sebesar Rp. 141.358.899.000,-.
Setelah perubahan nomenklatur pagu awal APBN Direktorat Pengolahan
40
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar
Rp. 116.365.675.000,-. Setelah adanya penghematan, refocusing dan
blokir pagu total APBN Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan TA 2016 menjadi sebesar Rp. 74.964.414.000,-. Anggaran
tersebut dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan di pusat
dan di daerah. Alokasi anggaran untuk kegiatan pusat sebesar
Rp. 8.800.744.000,- dan kegiatan daerah sebesar Rp. 66.163.670.000,.
Realisasi penyerapan anggaran pelaksanaan kegiatan dukungan
penanganan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan pada tahun
2016 sebesar Rp. 69.987.723.826,- dari total pagu anggaran yang
tersedia atau mencapai 93,36 % dengan capaian fisik seluruhnya 95,02 %
Hasil pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran kegiatan Dukungan
Penanganan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan yaitu
penanganan pascapanen tanaman perkebunan mencapai 95,48 %,
penanganan pengolahan tanaman perkebunan mencapai 94,09 %,
standardisasi mutu dan pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan
mencapai 86,92 %; dan penanganan pemasaran hasil mencapai 81,94 %.
Capaian kinerja per kegiatan utama secara berurutan adalah kegiatan
pengembangan pascapanen komoditas perkebunan sebesar 95,48 %,
diikuti kegiatan pengembangan pengolahan hasil perkebunan sebesar
94,09 %, pembinaan usaha perkebunan sebesar 89,57 %, fasilitasi teknis
dukungan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan sebesar 88,38%,
pembinaan penerapan standar dan sistem manajemen mutu keamanan
pangan bagi pelaku usaha perkebunan sebesar 85,83 % dan
pengembangan pemasaran hasil perkebunan sebesar 81,94 %.
41
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektif dalam penyerapan
anggaran terhadap kegiatan utama adalah rendahnya realisasi pada sub
kegiatan fasilitasi pengembangan akses pasar perdagangan
internasional; sub kegiatan fasilitasi pemasaran karet; sub kegiatan
pengembangan kemitraan dan kewirausahaan dan sub kegiatan
pembinaan dan pengembangan agrowisata.
4.2. Saran dan Rekomendasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) yang disusun ini merupakan
laporan pertanggungjawaban pimpinan pada akhir tahun anggaran dan
merupakan tahun pertama dari Pengembangan Penanganan Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Perkebunan periode tahun 2015-2019 karena
adanya reorganisasi.
Agar capaian sasaran kinerja pada tahun berikutnya dapat ditingkatkan,
maka perencanaan kegiatan pada Direktorat Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan mengacu pada Tugas dan Fungsi (Tusi) dan fokus
kegiatan yang tertera di dalam RENSTRA Direktorat Jenderal
Perkebunan dan RENSTRA Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan.
Berdasarkan permasalahan dan target yang ditetapkan, maka
direkomendasikan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan kegiatan penanganan pascapanen tanaman
perkebunan secara keseluruhan harus lebih ditingkatkan baik
seperti peningkatan SDM Petani melalui bimbingan teknis dan
42
Direktorat Jenderal Perkebunan
Laporan Kinerja Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun 2016
pelatihan-pelatihan. Selain itu sarana pascapanen di tingkat petani
harus lebih ditingkatkan.
2. Pelaksanaan kegiatan penanganan pengolahan tanaman perkebunan
secara keseluruhan harus lebih ditingkatkan baik seperti
peningkatan SDM Petani melalui bimbingan teknis dan pelatihan-
pelatihan. Selain itu sarana pascapanen dan pengolahan di tingkat
petani harus lebih ditingkatkan.
3. Sosialisasi ISPO harus lebih ditingkatkan lagi dengan stakeholder
yang terkait melalui bimbingan teknis dan fasilitasi sertifikasi ISPO,
buku pedoman dan leaflet tentang ISPO.
4. Pelaksanaan kegiatan pengembangan pemasaran hasil perkebunan
harus lebih ditingkatkan lagi khususnya pada pengembangan akses
pasar perdagangan internasional, pengembangan agrowisata, serta
pemasaran hasil-hasil perkebunan baik domestik maupun
internasional.
43
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2016 (Berdasarkan Capaian Sasaran Kegiatan/Outputs Dari RKT)
Eselon II : Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun Anggaran : 2016
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I.
Terlaksananya pengembangan
pengolahan dan pemasaran hasil
perkebunan
1. Pengembangan pascapanen komoditas 152 KT 149 KT 98,03
2. Pengembangan pengolahan hasil perkebunan
45 Unit 43 Unit 95,56
3. Pembinaan usaha perkebunan 30 provinsi 24 provinsi 80,00
4. Pengembangan pemasaran hasil perkebunan
137 kegiatan 131 kegiatan 95,62
5. Pembinaan penerapan standar an sistem manajemen mutu keamanan pangan bagipelaku usaha perkebunan
45 kegiatan 43 kegiatan 95,56
6. Fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan
12 bulan 12 bulan 100,00
Lampiran 1
44
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2016 (Berdasarkan Capaian Sasaran Kegiatan/Output Sesuai PK)
Eselon II : Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Tahun Anggaran : 2016
No. Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target Realisasi % Program Anggaran
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Terlaksananya 1) Pengembangan Pascapanen 149 149 100,00 Dukungan 74.964.414.000 69.987.723.826 93,36
Pengembangan Komoditas Perkebunan (KT) Pengolahan dan
Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pemasaran Hasil 2) Pengembangan Pengolahan 44 43 97,73 Perkebunan
Perkebunan Hasil Perkebunan (Unit)
3) Pembinaan Usaha Perkebunan 24 24 100,00
(Provinsi)
4) Pengembangan Pemasaran 137 123 89,78
Hasil Perkebunan (Kegiatan)
5) Pembinaan Penerapan 46 46 100,00
Lampiran 2
45
Standar dan Sistem
Manajemen Mutu Keamanan
Pangan Bagi Pelaku Usaha
Perkebunan (Kegiatan)
6) Fasilitasi Teknis Dukungan 12 12 100,00
Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perkebunan (Bulan)
46
CAPAIAN KINERJA KEGIATAN UTAMA (OUTPUT) DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNAN
TAHUN 2016
NO PROGRAM / KEGIATAN UTAMA ANGGARAN (Rp.) KELUARAN
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
1 2 3 4 5 6 7 8
018.05.08 - Program Peningkatan Produksi dan
Produktivitas Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
5889 - Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha
74.964.414.000 69.987.723.826 93,36
Pengembangan Penanganan Pascapanen Komoditas Perkebunan
25.423.515.000 24.274.472.000 95,48 149 KT 149 KT 100,00
Pengembangan Pengolahan Hasil Perkebunan
17.083.251.000 16.072.953.960 94,09 44 Unit 43 Unit 97,73
Pembinaan Usaha Perkebunan 1.723.336.000 1.543.642.937 89,57 24 Prov 24 Prov 100,00
Pengembangan Pemasaran Hasil Perkebunan
11.625.021.000 9.525.237.728 81,94 137 Keg 123 Keg 89,78
Pembinaan penerapan standard an sistem jaminan mutu keamanan pangan bagi pelaku usaha perkebunan
4.198.583.000 3.603.600.600 85,83 46 Keg 46 Keg 100,00
Fasilitasi teknis dukungan pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan
8.245.780.000 7.273.198.714 88,20 12 Bulan 12 Bulan 100,00
Lampiran 3
47
REALISASI KEGIATAN APBN
DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNAN TAHUN ANGGARAN 2016
NO KODE PROGRAM/KEGIATAN UTAMA/OUTPUT PAGU
REALISASI
KEUANGAN FISIK
(Rp.) (%) (%)
(1) (2) (3) (6) (7) (8) (9)
Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan
74.964.414.000 69.987.723.826 93,36 95,02
1 1778 Pengembangan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha
1.813.491.000 1.806.621.540 99,62 99,72
2 5889 Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
72.762.508.000 68.181.102.286 93,70 95,28
A Pengembangan Pascapanen Komoditas Perkebunan
25.423.515.000 24.274.472.000 95,428 96,61
Pembinaan Pascapanen Tanaman Rempah dan Penyegar
17.637.150.000 16.926.510.000 95,97 90,42
1. Pascapanen Tanaman Kakao 8.967.152.000 8.696.133.000 96,98 97,74
2. Pascapanen Tanaman Kopi 5.238.484.000 4.905.370.000 93,64 95,23
Lampiran 4
48
3. Pascapanen Tanaman Cengkeh 558.850.000 557.082.000 99,68 99,76
4. Pascapanen Tanaman Lada 109.624.000 107.723.000 98,27 98,70
5. Pascapanen Tanaman Pala 918.300.000 913.360.000 99,46 99,60
6. Pascapanen Tanaman Kakao di wilayah perbatasan
899.000.000 887.113.000 98,68 99,01
7. Pascapanen Tanaman Kopi di wilayah perbatasan
545.740.000 485.607.000 88,98 91,74
8. Pascapanen Tanaman Lada di wilayah perbatasan
400.000.000 374.122.000 93,53 95,15
Pembinaan Pascapanen Tanaman Tahunan 7.786.365.000 7.347.962.000 94,37 95,78
1. Pascapanen Tanaman Karet 2.285.002.000 2.162.820.000 94,65 95,99
2. Pascapanen Tanaman Kelapa 537.600.000 537.500.000 99,98 99,99
3. Pascapanen Tanaman Jambu Mete 931.760.000 897.984.000 96,38 97,29
4. Pascapanen Tanaman Kelapa di wilayah perbatasan
2.453.993.000 2.271.550.000 92,57 94,43
5. Pascapanen Tanaman Jambu Mete di wilayah
perbatasan 691.560.000 653.636.000 94,52 95,89
6. Pascapanen Tanaman Karet di wilayah
perbatasan 886.450.000 824.472.000 93,01 94,76
B Pengembangan Pengolahan Hasil Perkebunan 17.083.251.000 16.072.953.960 94,09 95,57
1. Fasilitasi Pengolahan Karet 2.516.148.000 2.411.237.790 95,83 96,87
2. Fasilitasi Pengolahan Kelapa 3.906.337.000 3.681.160.950 94,24 95,68
3. Fasilitasi Pengolahan Kopi 950.800.000 892.986.300 93,92 95,44
4. Fasilitasi Pengolahan Coklat 2.965.850.000 2.679.512.000 90,35 92,76
49
5. Fasilitasi Pengolahan Gula Tebu 2.235.845.000 2.004.249.000 89,64 92,23
6. Fasilitasi Pengolahan Sagu 4.508.271.000 4.403.807.920 97,68 98,26
D Standardisasi Mutu dan Pembinaan Usaha
Berkelanjutan 5.921.919.000 5.147.243.437 86,92 90,19
1. Koordinasi dan Supervisi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam (GNPSDA) Sub Sektor Perkebunan
937.226.000 793.051.825 84.62 88,47
2. Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Penerapan Perkebunan Berkelanjutan pada Kelapa Sawit
786.110.000 750.591.012 95,48 96,61
3. Fasilitasi Penerapan Sistem Jaminan Mutu
BOKAR 962.006.000 861.968.200 89,20 91,90
4. Capacity Building Pengujian Biji Kakao 1.109.278.000 979.770.800 88,33 91,25
5. Bimtek Petugas Registrasi Surat Tanda
Pendaftaran UFPBK 1.048.350.000 866.933.000 82,69 87,02
6. Fasilitasi Penerapan Sistem Jaminan Mutu
dan Keamanan Pangan Kakao 1.078.949.000 894.928.600 82,94 87,21
E Pemasaran Hasil Perkebunan 11.625.021.000 9.525.237.728 81,94 86,45
1. Fasilitasi Unit Pemasaran Poktan/Gapoktan 1.008.000.000 1.192.196.055 118,27 100,00
2. Fasilitasi Pertemuan dan Koordinasi 1.580.133.000 1.381.388.304 87,42 90,57
Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit
3. Pengembangan Pelayanan Informasi Pasar 3.949.571.000 3.360.170.343 85,08 88,81
Komoditas Perkebunan
4. Fasilitasi Pemasaran Karet 1.320.050.000 1.086.433.800 82,30 86,73
50
5. Pengembangan Kemitraan dan 1.566.537.000 926.860.515 59,17 69,37
Kewirausahaan
6. Pembinaan dan Pengembangan Agrowisata 1.069.700.000 895.436.361 83,71 87,78
7. Fasilitasi Pengembangan Akses Pasar 1.131.030.000 682.752.350 60,37 70,27
Perdagangan Internasional
51
REALISASI KEGIATAN PUSAT
DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNAN TAHUN ANGGARAN 2016
KODE PROGRAM/ KEGIATAN/ OUTPUT/ SUB OUTPUT/ KOMPONEN/ SUB KOMPONEN/ AKUN/ DETIL
PAGU ANGGARAN (Rp)
REALISASI BULAN INI
KEUANGAN (Rp) (%) Fisik (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
018.05.08 Program Peningkatan Produksi Komoiditas Perkebunan Berkelanjutan
8.800.744.000 7.778.282.948 88,38 91,29
5889 Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan 8.800.744.000 7778.282.948 88,38 91,29
5889.002 Fasilitasi Teknis Dukungan Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
8.245.780.000 7.273.198.714 88,20 91,15
060 Perencanaan Kegiatan Pascapanen dan Pembinaan Usaha 227.705.000 214.457.880 94,18 95,64
A Penyusunan Program, Rencana Kegiatan, dan Rencana Kerja 181.425.000 168.795.720 93,04 94,78
B Penyusunan dan Pembahasan Revisi Renstra 2015-2019, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri
36.688.000 36.620.200 99,82 99,87
C Penyusunan dan Pembahasan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN)
9.592.000 9.041.960 94,27 95,70
062 Pelaksanaan Pembinaan dan Bimbingan Teknis Kegiatan Pascapanen dan Pembinaan Usaha
1.918.707.000 1.774.056.463 92,46 94,35
B Pembinaan dan Pengawalan Penanganan Pascapanen Tanaman Semusim, Rempah dan Penyegar
299.744.000 291.023.965 97,09 97,82
C Pembinaan dan Pengawalan Penanganan Pascapanen Tanaman Tahunan
176.051.000 175.299.160 99,57 99,68
Lampiran 5
52
D Pembinaan dan Pengawalan Bioenergi/Biofuel 20.386.000 19.405.960 95,19 96,39
E Pembinaan Usaha Perkebunan 265.159.000 252.019.880 94,92 96,19
F Pembinaan dan Monev Penerapan Perkebunan Berkelanjutan 145.040.000 127.471.198 87,89 90,92
G Fasilitasi Pelaksanaan Sertifikasi ISPO 562.909.000 502.005.090 89,18 91,89
I Pengawalan Pascapanen Tanaman Sagu 120.050.000 119.061.900 99,18 99,39
J Advokasi Councilof Palm Oil Producing Countries (CPOPC) 76.606.000 57.328.470 74,84 81,13
K Fasilitasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Sub Sektor Perkebunan
252.402.000 230.440.840 91,30 93,48
063 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan 6.099.368.000 5.284.684.371 86,64 89,98
A Penyusunan Bahan Kebijakan Harga TBS Sawit 186.603.000 130.254.635 69,80 77,35
B Penyusunan Bahan Kebijakan Harga Komoditi Karet 67.198.000 66.082.700 98,34 98,76
C Pertemuan Pelayanan Informasi Pasar Domestik Perkebunan 308.032.000 306.055.629 99,36 99,52
D Promosi Produk Perkebunan Strategis 283.232.000 282.324.700 99,68 99,76
E Pengembangan Usaha Komoditi Perkebunan 229.427.000 228.093.600 99,42 99,57
F Pengembangan Informasi Perdagangan Internasional 386.325.000 383.630.830 99,23 99,42
G Partisipasi dan Tindak Lanjut Hasil Sidang IGG-FAO / UNCTAD dan Sidang Internasional Lainnya 104.526.000 103.922.000 99,42 99,57
H Penyusunan Posisi Indonesia dalm Forum Kerjasama Perkebunan 196.845.000 187.477.342 95,19 96,39
I Partisipasi pada Pertemuan Kerjasama Luar Negeri 73.995.000 64.722.669 87,47 90,60
J Rapat ASEAN Cocoa Club 331.745.000 330.241.900 99,55 99,66
53
K Advokasi Komoditi Perkebunan Strategis 188.045.000 180.571.235 96,03 97,02
L Advokasi Brand Image Komoditi Strategis Hasil Perkebunan 27.320.000 27.291.910 99,90 99,93
N Pertemuan ASEAN National Focal Point Working Group in Coconut
230.608.000 229.930.400 99,71 99,78
O Penyusunan dan Pembahasan Pedoman Pengolahan Komoditi Perkebunan
138.013.000 135.884.520 98,46 98,85
P Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil Perkebunan Berbasis GMP 470.500.000 469.782.140 99,85 99,89
R Pembinaan dan Pengawalan Pengolahan Perkebunan 499.016.000 498.012.040 99,80 99,85
V Menghadiri Rapat/Pertemuan, Workshop, Seminar dari Instansi Terkait
82.500.000 79.819.700 96,75 97,56
W Pengembangan Regulasi, Standar Nasional dan Internasional 213.100.000 197.869.809 92,85 94,64
X Pengawalan Pemberlakuan Regulasi Teknis 143.870.000 140.296.170 97,52 98,14
Y Pertemuan Teknisdan Evaluasi Mendukung Sistem Jaminan Mutu Keamanan Pangan
97.515.000 95.198.500 97,62 98,22
Z Penyediaan Bahan Sosialisasi Pembangunan Mutu Komoditi Strategis Bidang Perkebunan
131.764.000 131.762.100 99,99 99,99
AA Bimbingan Teknis Fasilitator SJMKP Kakao 15.000.000 14.024.000 93,49 95,12
AB Bimbingan Teknis Pengawas SJM Bokar 10.602.000 10.602.000 100 100,00
AC Sosialisasi / Deseminasi Mutu dan Standarisasi Bidang Perkebunan
217.900.000 216.320.400 99,28 99,46
AD Peningkatan Akses Pemasaran Perkebunan 169.107.000 62.020.000 36,68 52,51
AE Pembinaan, Pengawalan, Pendampingan, Koordinasi dengan Instansi Terkait
1.296.280.000 712.493.442 54,96 66,22
54
1778,994 Layanan Perkantoran 554.964.000 505.084.234 91,01 93,26
111 Layanan Perkantoran Pusat Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
554.964.000 505.084.234 91,01 93,26
A Administrasi Kegiatan 543.664.000 495.438.234 91,13 93,35
B Operasional PPK Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
11.300.000 9.646.000 85,36 89,02