Laporan Kimia Fisika - Perhitungan Kesalahan-kesalahan.docx
-
Upload
dika-virga-saputra -
Category
Documents
-
view
666 -
download
10
description
Transcript of Laporan Kimia Fisika - Perhitungan Kesalahan-kesalahan.docx
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I
PEMERIKSAAN KESALAHAN-KESALAHAN
Oleh :
Nama : I Gede Dika Virga Saputra
NIM : 1108105034
Kelompok : IV.B
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2013
Laporan Praktikum Kimia Fisika 1Pemeriksaan Kesalahan-Kesalahan
Oleh :I Gede Dika Virga Saputra (1108105034)
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana2013
Abstrak
Tujuan dari percobaan ini untuk menunjukkan kemampuan masing-masing alat sehubungan dengan ketepatan pengukuran dan melatih kemampuan untuk menentukan kesalahan, baik dalam praktek maupun dalam tahap perhitungan. Pemeriksaan kesalahan merupakan salah satu cara untuk menentukan tingat kebenaran suatu pengukuran. Kalibrasi diperlukan untuk mencari nilai pengukuran yang mendekati kebenaran. Pengukuran berulang sebanyak 15 kali untuk mendapatkan nilai kebenaran. Air digunakan sebagai parameter pengukuran, sedangkan alat yang dikalibrasi meliputi gelas ukur 50 mL, gelas ukur 250 mL, buret 50 mL dan pipet volume 25 mL. Dari hasil yang diperoleh, pipet volume memiliki nilai ketelitian yang paling baik dibandingkan dengan alat-alat yang lain. Faktor penyebab kesalahan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain adalah faktor bahan kimia, peralatan, kesalahan praktikan, kondisi pada saat pengukuran dan lain-lain.
Kata kunci : pemeriksaan kesalahan, ketelitian, kalibrasi, faktor pengaruh.
Pendahuluan
Dalam pengamatan eksperimen secara
umum, hasil yang diperoleh pasti tidak dapat
terlepas dari faktor kesalahan. Nilai parameter
sebenarnya yang akan ditentukan dari suatu
perhitungan analitik tersebut adalah ukuran
ideal.
Nilai tersebut hanya bisa diperoleh jika
semua penyebab kesalahan pengukuran
dihilangkan. Faktor penyebab kesalahan ini
dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain
adalah faktor bahan kimia, peralatan,
kesalahan praktikan, kondisi pada saat
pengukuran dan lain-lain. Salah satu cara
yang dapat digunakan untuk mengurangi
kesalahan dalam pengukuran analitik ini
adalah dengan proses kalibrasi. Terkait
dengan pelaksanaan aktivitas laboratorium
kimia, sering dijumpai penggunaan alat ukur
volumetric seperti gelas ukur, buret, pipet
volum, gelas beker dan sebagainya.
Pembacaan skala pada alat ukur tersebut
harus benar-benar diperhatikan, dalam hal
melihat skala, kedudukan badan, jenis alat
maupun jenis larutan dengan memperhatikan
angka signifikan, toleransi pembacaan skala,
dan sifat ketelitian alat. Kalibrasi dilakukan
agar hasil pengukuran selalu sesuai dengan
alat ukur standar atau alat ukur yang sudah
ditera.
Kesalahan pada pengukuran untuk
kepentingan analisis dapat dikelompokkan
menjadi tiga golongan, yaitu: kesalahan
sistematis, kesalahan acak dan kesalahan
merambat. Ketepatan suatu hasil pengukuran
ialah besar atau kecilnya penyimpangan yang
diberikan oleh hasil pengukuran dibandingkan
dengan nilai sebenarnya. Kecermatan dapat
dinyatakan oleh besar-kecilnya simpangan
baku (s) yang dapat diperoleh dengan jalan
melakukan analisis berulang-ulang. Ralat atau
ketidakpastian adalah sarana bagi para
praktikan yang melakukan pengukuran untuk
mengungkapkan keragu-raguan mereka akan
hasil ukur. Ralat diwujudkan dalam bentuk
bilangan positif. Besar kecilnya ralat dapat
pula dipahami sebagai kepastian (presisi)
pengukuran. Semakin besar ralatnya, semakin
kurang pasti pengukuran yang dilakukan.
Sebaliknya, semakin kecil ralatnya, semakin
pasti pengukurannya. Besar kecilnya ralat
tergantung dari beberapa faktor, yaitu kualitas
alat, kemampuan orang yang melakukan
pengukuran dan jumlah pengukuran yang
dilakukan. Pengukuran yang diulang akan
memberikan pembanding bagi data hasil
pengukuran sebelumnya dan meningkatkan
kepastian. Cara menentukan ralat sangat
bervariasi. Tergantung dari cara pengukuran
dan alat ukur yang dipakai
Kesalahan menunjukkan adanya
penyimpangan atau perbedaan nilai antara
suatu nilai yang terukur dengan nilai
sesungguhnya. Kesalahan sering terjadi
dalam setiap analisis sehingga data yang
diperoleh tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Kesalahan dapat berupa
kesalahan acak dan kesalahan sistematik.
Hasil penetapan dikatakan teliti bila
hasil yang didapatkan dari serangkaian
penetapan ini penyebarannya kecil. Ada tiga
macam ukuran penyebaran, yaitu kisaran
(range), penyimpangan rata-rata (mean
deviation) dan simpangan baku (standart
deviation). Satuan volume yang biasa
digunakan dalam kimia analitik adalah liter
dan milliliter. Alat yang dapat digunakan
untuk mengukur volume zat cair, yaitu
berupa gelas volumetrik, seperti botol
volumetrik, pipet, buret dan gelas ukur.
Oleh sebab itu, dilakukan percobaan
penentuan kesalahan-kesalahan yang
bertujuan untuk menunjukkan kemampuan
masing-masing alat sehubungan dengan
ketepatan pengukuran dan melatih
kemampuan untuk menentukan kesalahan,
baik dalam praktek maupun dalam tahap
perhitungan.
Bahan dan Metode Percobaan
Pada percobaan kali ini untuk
menentukan/memeriksa kesalahan-kesalahat
pada alat praktikum, alat-alat tersebut
diantaranya gelas ukur 50 mL, gelas ukur
250 mL, buret 50 mL dan pipet volume 25
mL, gelas beker dengan alat bantu neraca
analitik. Bahan-bahan yang digunakan hanya
aquades (air suling).
a. Cara Pengerjaan
Percobaan ini dilakukan dengan
menyiapkan alat-alat yang akan diuji lalu
alat-alat tersebut kemudian dicuci dengan air
mengalir dan dikeringkan. Selanjutnya, gelas
beker yang sudah bersih diambil, lalu
ditimbang beratnya. Gelas ukur 50 mL
diambil dan 25 mL air diukur dengan alat
tersebut. Air yang sudah diukur kemudian
dimasukkan ke dalam gelas beker yang sudah
disiapkan sebelumnya, kemudian gelas beker
yang sudah berisi air ditimbang sehingga
berat dari air yang diukur tersebut diketahui.
Cara ini dilakukan berulang kali, yakni
dengan mengukur 25 mL air dan
menimbangnya hingga 15 kali pengukuran
tiap satu alat. Demikian pula dilakukan untuk
alat-alat lainnya.
Hasil dan Pembahasan
Pada percobaan kali ini tentang
penentuan kesalahan-kesalahan pada alat
ukur kuantitatif, dimana percobaan ini
bertujuan untuk menunjukkan kemampuan
masing-masing alat sehubungan dengan
ketepatan pengukuran dan melatih
kemampuan untuk menentukan kesalahan,
baik dalam praktek maupun dalam tahap
perhitungan.
Kalibrasi merupakan proses verifikasi
bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan
rancangannya. Percobaan ini dilakukan
dengan menyiapkan alat-alat yang akan diuji
lalu alat-alat tersebut kemudian dicuci
dengan air mengalir dan dikeringkan.
Selanjutnya, gelas beker yang sudah bersih
diambil, lalu ditimbang beratnya. Gelas ukur
50 mL diambil dan 25 mL air diukur dengan
alat tersebut. Air yang sudah diukur
kemudian dimasukkan ke dalam gelas beker
yang sudah disiapkan sebelumnya, kemudian
gelas beker yang sudah berisi air ditimbang
sehingga berat dari air yang diukur tersebut
diketahui. Cara ini dilakukan berulang kali,
yakni dengan mengukur 25 mL air dan
menimbangnya hingga 15 kali pengukuran
tiap satu alat. Demikian pula dilakukan untuk
alat-alat lainnya.
Dari cara ini akan diketahui berat dari
air sekaligus volume air, dimana berat air
sama dengan volume air. Dari pengukuran
tersebut akan didapatkan volume air dari
pengukuran masing-masing alat. Dari volume
yang didapatkan, dihitung volume rata-rata
masing-masing alat dan kemudian dihitung
simpangan pada setiap data pada masing-
masing alat. Simpangan dihitung dengan cara
volume hasil pengukuran masing-masing
data dikurangi dengan volume rata-rata,
dimana hasil perhitungan dari selisih tersebut
diberi nilai mutlak yakni tidak bernilai
negatif.
Pengukuran 25 mL air dengan
menggunakan gelas ukur 50 mL didapatkan
range berkisar 23,53 – 23,55 mL sehingga
diperoleh volume rata-rata 23,54 mL dengan
simpangan rata-rata 0,006 dan kalibrasi 3,54 .
Pengukuran 25 mL air dengan menggunakan
gelas ukur 250 mL didapatkan range berkisar
23,51 – 23,53 mL sehingga diperoleh volume
rata-rata 23,52 dengan simpangan rata-rata
0,0067 dan kalibrasi 3,52. Pengukuran 25 mL
air dengan menggunakan buret 50 mL
didapatkan range berkisar 23,49 – 23,52 mL
sehingga diperoleh volume rata-rata 23,51
dengan simpangan rata-rata 0,0087 dan
kalibrasi 3,51. Pengukuran 25 mL air dengan
menggunakan pipet volume 25 mL
didapatkan range berkisar 23,49 – 23,51 mL
sehingga volume rata-rata 23,50 dengan
simpangan rata-rata 0,005 dan kalibrasi 3,50.
Dari hal tersebut terlihat bahwa alat
yang memiliki simpangan rata-rata terkecil
adalah pipet volume 25 mL, sedangkan alat
yang memiliki simpangan rata-rata terbesar
adalah buret 50 mL. Range yang lebar pada
alat lainnya bisa disebabkan karena kurang
teliti dalam membaca skala, adanya pegotor
pada alat ukur, adanya air yang tersisa di
dinding alat ukur sehingga menyebabkan
berkurangnya berat air. Pengaruh udara juga
dapat mempengaruhi pada saat penimbangan
berat air.
Simpangan rata-rata yang besar ini
dapat disebabkan oleh kesalahan praktikan
dalam praktikum. Kesalahan tersebut seperti
masih terdapatnya pengotor pada alat ukur
hingga menyebabkan pengukuran volume air
berubah baik dalam alat ukur maupun saat
ditimbang. Selain itu masih terdapatnya air
yang menempel di dinding alat ukur sehingga
saat ditimbang massa air berkurang.
Untuk mengetahui kebenaran perobaan
yang dilakukan maka dilakukan ralat untuk
perhitungan. Berdasarkan ralat, persentase
kebenaran untuk alat-lat seperti gelas ukur 50
mL, gelas ukur 250 mL, buret 50 mL dan
pipet volume 25 mL tidak mencapai nilai
100% menunjukkan bahwa terdapatnya
kesalahan pada percobaan kali ini, dimana
disebabkan karena kesalahan praktikan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pengukuran 25 mL air menggunakan gelas
ukur 50 mL didapatkan range berkisar 23,53 –
23,55 mL dengan simpangan rata-rata 0,006.
Pengukuran 25 mL air dengan menggunakan
gelas ukur 250 mL didapatkan range berkisar
23,51 – 23,53 mL dengan simpangan rata-rata
0,0067. Pengukuran 25 mL air dengan
menggunakan buret 50 mL didapatkan range
berkisar 23,49 – 23,52 mL dan simpangan
rata-rata 0,0087. Pengukuran 25 mL air
dengan menggunakan pipet volume 25 mL
didapatkan range berkisar 23,49 – 23,51 mL
dan simpangan rata-rata 0,005. Simpangan
rata-rata yang besar ini dapat disebabkan oleh
kesalahan praktikan dalam melakukan
percobaan. Kesalahan tersebut seperti masih
terdapatnya pengotor pada alat ukur hingga
menyebabkan pengukuran volume air berubah
baik dalam alat ukur maupun saat ditimbang.
Selain itu masih terdapatnya air yang
menempel di dinding alat ukur sehingga saat
ditimbang massa air berkurang. Berdasarkan
data yang didapat, nilai kalibrasi yang didapat
dari gelas ukur 50 mL, gelas ukur 150 mL,
buret 50 mL dan pipet volume 25 mL yaitu
3,54; 3,52; 3,51 ; 3,50. dari hasil ini dapat
diketahui bahwa buret pipet volume 25 mL
memiliki tingkat ketelitian yang lebih baik
dibandingkan alat ukur lainnya. Faktor
penyebab kesalahan ini dapat disebabkan oleh
berbagai hal antara lain adalah faktor bahan
kimia, peralatan, kesalahan praktikan, kondisi
pada saat pengukuran dan lain-lain
Daftar Pustaka
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik untuk
Universitas. Alih Bahasa: Kwee Ie
Tjen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Dogra,S.K.1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal.
UI-Press : Jakarta
Miska. 2010. Perhitungan Kesalahan-
kesalahan dalam praktikum. Jurusan
Fisika, Fakultas MIPA, Universitas
Padjadjaran
.Sestria, Yeni. 2012. Laporan Praktikum
Kimia Analitik. Terdapat pada:
http://yanisestria.blogspot.com/2012/07/
laporan-praktikum-kimia-analitik.html.
Diakses pada tanggal 24 April 2013
Tim Laboratorium Kimia Fisika. Penuntun
Praktikum Kimia Fisika II. 2013.
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA,
Universitas Udayana : Bukit Jimbaran
LAMPIRAN
No. V air (mL) V air (mL)(V−V ) air
(mL)(V−V )2
1. 23,55 23,54 0,01 0,0001
2. 23,54 23,54 0 0
3. 23,55 23,54 0,01 0,0001
4. 23,53 23,54 -0.01 0,0001
5. 23,54 23,54 0 0
6. 23,54 23,54 0 0
7. 23,55 23,54 0,01 0,0001
8. 23,55 23,54 0,01 0,0001
9. 23,53 23,54 -0,01 0,0001
10. 23,53 23,54 -0,01 0,0001
11. 23,54 23,54 0 0
12. 23,54 23,54 0 0
13. 23,55 23,54 0,01 0,0001
14. 23,53 23,54 -0,01 0,0001
15. 23,54 23,54 0 0
∑ (V −V )2 0,0009
1. Ralat untuk gelas ukur 50 mL
∆ V =√∑ (V −V )2
n (n−1 )
¿√ 0,000915 (15−1 )
¿√ 0,0009210
¿0,0021
V ± ∆ V=(23,54 ±0,0021 ) mL
Ralat nisbi=∆ VV
×100 %=0,002123,54
×100%=0,009 %
Kebenaran=100 %−0,009 %=99,991 %
2. Ralat untuk gelas ukur 250 mL
No. V air (mL) V air (mL)(V−V ) air
(mL)(V−V )2
1. 23,51 23,52 -0,01 0,0001
2. 23,51 23,52 -0,01 0,0001
3. 23,52 23,52 0 0
4. 23,51 23,52 -0,01 0,0001
5. 23,51 23,52 -0,01 0,0001
6. 23,53 23,52 0,01 0,0001
7. 23,52 23,52 0 0
8. 23,52 23,52 0 0
9. 23,53 23,52 0,01 0,0001
10. 23,53 23,52 0,01 0,0001
11. 23,51 23,52 -0,01 0,0001
12. 23,51 23,52 -0,01 0,0001
13. 23,52 23,52 0 0
14. 23,51 23,52 -0,01 0,0001
15. 23,52 23,52 0 0
∑ (V −V )2 0,001
∆ V =√∑ (V −V )2
n (n−1 )
¿√ 0,00115 (15−1 )
¿√ 0,001210
¿0,0022
V ± ∆ V=(23,52 ± 0,0022 ) mL
Ralat nisbi=∆ VV
×100 %=0,002223,52
×100%=0,0094 %
Kebenaran=100 %−0,0094 %=99,9906 %
3. Ralat untuk buret 50 mL
No. V air (mL) V air (mL)(V−V ) air
(mL)(V−V )2
1. 23,52 23,51 0,01 0,0001
2. 23,51 23,51 0 0
3. 23,51 23,51 0 0
4. 23,50 23,51 -0.01 0,0001
5. 23,49 23,51 -0,02 0,0004
6. 23,53 23,51 0,02 0,0004
7. 23,51 23,51 0 0
8. 23,51 23,51 0 0
9. 23,50 23,51 -0,01 0,0001
10. 23,49 23,51 -0,02 0,0004
11. 23,49 23,51 -0,02 0,0004
12. 23,52 23,51 0,01 0,0001
13. 23,51 23,51 0 0
14. 23,51 23,51 0 0
15. 23,50 23,51 -0,01 0,0001
∑ (V −V )2 0,0021
∆ V =√∑ (V −V )2
n (n−1 )
¿√ 0,002115 (15−1 )
¿√ 0,0021210
¿0,00316
V ± ∆ V=(23,51 ± 0,00316 ) mL
Ralat nisbi=∆ VV
×100 %=0,0031623,51
× 100 %=0,01 %
Kebenaran=100 %−0,01%=99,99 %
4. Ralat untuk pipet volume 25 mL
No. V air (mL) V air (mL)(V−V ) air
(mL)(V−V )2
1. 23,51 23,50 0,01 0,0001
2. 23,50 23,50 0 0
3. 23,50 23,50 0 0
4. 23,50 23,50 0 0
5. 23,50 23,50 0 0
6. 23,51 23,50 0,01 0,0001
7. 23,49 23,50 -0,01 0,0001
8. 23,49 23,50 -0,01 0,0001
9. 23,50 23,50 0 0
10. 23,49 23,50 -0,01 0,0001
11. 23,50 23,50 0 0
12. 23,50 23,50 0 0
13. 23,49 23,50 -0,01 0,0001
14. 23,49 23,50 -0,01 0,0001
15. 23,49 23,50 -0,01 0,0001
∑ (V −V )2 0,0008
∆ V =√∑ (V −V )2
n (n−1 )
¿√ 0,000815 (15−1 )
¿√ 0,0008210
¿0,002
V ± ∆ V=(23,50 ± 0,002 ) mL
Ralat nisbi=∆ VV
×100 %=0,00223,50
×100 %=0,008 %
Kebenaran=100 %−0,008 %=99,992 %