Laporan Kimia Fisika II Kesetimabangan Iodin

18
KESETIMBANGAN LARUTAN IODIN A. Tujuan 1. Menentukan konstanta kesetimbangan distribusi iodin diantara dua pelarut. 2. Menentukan konstanta kesetimbangan konsentrasi iodin, ion iodida, dan ion triodida B. Dasar Teori 1. Konstanta Kesetimbangan Distribusi (Kd) Kesetimbangan kimia merupakan proses dinamik. Kesetimbangan kimia melibatkan zat-zat yang berbeda untuk reaktan dan produknya. Kesetimbangan antara dua fasa dari zat yang sama dinamakan kesetimbangan fisis (physical equilibrium) karena perubahan yang terjadi hanyalah proses fisis (Chang, 2004:66). Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tak dapat campur, ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat pelarut dalam kedua fase pada kesetimbangan. Nerts pertama kalinya memberikan pernyataan yang jelas mengenai hukum distribusi pada tahun 1981ia menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tak dapat campur sehingga angka banding konsentrasi pada kesetimbangan adalah pada suatu temperatur tertentu (Day & Underwood, 1999: 461). Menurut Hukum Distribusi Nernst

Transcript of Laporan Kimia Fisika II Kesetimabangan Iodin

Page 1: Laporan Kimia Fisika II Kesetimabangan Iodin

KESETIMBANGAN LARUTAN IODIN

A.    Tujuan

1.      Menentukan konstanta kesetimbangan distribusi iodin diantara dua pelarut.

2.      Menentukan konstanta kesetimbangan konsentrasi iodin, ion iodida, dan ion triodida

B.     Dasar Teori

1. Konstanta Kesetimbangan Distribusi (Kd)

Kesetimbangan kimia merupakan proses dinamik. Kesetimbangan kimia melibatkan

zat-zat yang berbeda untuk reaktan dan produknya. Kesetimbangan antara dua fasa dari zat

yang sama dinamakan kesetimbangan fisis (physical equilibrium) karena perubahan yang

terjadi hanyalah proses fisis (Chang, 2004:66).

Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tak dapat campur, ada

suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat pelarut dalam kedua fase pada

kesetimbangan. Nerts pertama kalinya memberikan pernyataan yang jelas mengenai hukum

distribusi pada tahun 1981ia menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya

antara dua cairan yang tak dapat campur sehingga angka banding konsentrasi pada

kesetimbangan adalah pada suatu temperatur tertentu (Day & Underwood, 1999: 461).

Menurut Hukum Distribusi Nernst

Jika [X1] adalah konsentrasi zat terlarut dalam fase l dan [X2] adalah konsentrasi zat terlarut

dalam fase 2,maka pada kesetimbangan,

X1,X2 didapat: Kd= [X1]/ [X2]

Dimana Kd (koefisien distribusi/partisi). Partisi atau distribusi ini tidak tergantung pada

konsentrasi total zat terlarut pada kedua fasa tersebut.Pada persamaan tersebut kita tidak

menuliskan koefisien aktivasi zat pada fase organik maupun fase air (Khopkar,2010: 90-91). 

2. Konstanta Kesetimbangan Konsetrasi (Kc)

Konstanta kesetimbangan yang dinyatakan dengan term konsentrasi Kc dapat

mempunyai harga yang sangat besar atau juga sangat kecil. Bila konstanta kesetimbangan

(Kc ) kecil (Kc<1), berarti bahwa dalam keadaan kesetimbangan konsentrasi dalam produk

adalah kecil ,sehingga konstanta kesetimbangan yang kecil menunujukkan reaksi bolak-balik

tidak berlangsung dengan baik.

Page 2: Laporan Kimia Fisika II Kesetimabangan Iodin

Misalnya jika reaksi :

A(g) + B(g) ↔ C(g) + D(g)

Dengan Kc = 10-5 berarti bahwa campuran A dan B tidak banyak menghasilkan C dan D pada

kesetimbangan. Bila konstanta kesetimbangan besar (Kc > 1) berarti bahwa konsentrasi

reaktan yang tinggal pada kesetimbangan adalah kecil, sehingga harga konstanta

kesetimbangan yang besar menunjukkan bahwa reaksi berlangsung ke kanan dengan baik.

Misalnya untuk reaksi :

E(g) + F(g) ↔ G(g) + H(g)

Dengan harga Kc = 105 berarti campuran E dan F akan berubah hampir sempurna menjadi G

dan H. Harga konstanta kesetimbangan dapat ditentukan berdasarkan data eksperimen

(www.chem-is-try.org).

3. Ekstraksi

Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang

paling baik dan populer. Hal tersebut karena pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam

tingkat makro ataupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada disrtibusi zat terlarut

dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzen,

karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada

jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut (Khopkar,2010: 90). 

4. Iodin

            Iodin hanya larut sedikit dalam air ( 0,00134 mol / liter pada suhu 25 C ). Namun

larut cukup banyak dalam larutan – larutan yang mengandung ion iodida. Iodin membentuk

kompleks triodida, dengan konstanta kesetimbangan sekitar 710 pada 25 C. Suatu kelebihan

kalium iodida ditambahkan untuk meningkatkan kelarutan dan untuk menurunkan kestabilan

iodin. Biasanya sekitar 3 sampai 4 % berat KI ditambahkan kedalam larutan 0,1 N, dan botol

yang mengandung larutan ini adalah larutan ini di sumbat dengan baik ( Day & Underwood,

1999 :298 ).

Ion triodida adalah salah satu spesies yang tergolong dalam ion polihalida, dihasilkan

melalui reaksi ion halide dengan halogen atau molekul antar halogen. Dalam reaksi ini, ion

halide bertindak sebagai basa lewis ( pemberi pasangan electron ) dan molekul sebai asam

lewis ( penerima pasangan electron ). Larutan ion dalam KI, yaitu ion triodida, banyak

Page 3: Laporan Kimia Fisika II Kesetimabangan Iodin

digunakan dalam kimia analitik. Dapat diambil sebuah contoh adalah struktur dari Ion

triodida dimana pasangan electron ikatan digambarkan sebagai garis hitam. Pasangan

electron bebas dari atom I pusat digambarkan dengan titik- titik ( Petrucci,1985 : 60 ).

Larutan – larutan iodin standar dapat dibuat melalui penimbangan langsung iodin

murni dan mengencerkan dalam sebuah labu volumetryk. Iodiun yang akan dimurnikan oleh

sublimasi dan ditambahkan kedalam sebuah larutan KI yang konsentrasinya ditimbang

secara akurat sebelum dan sesudah penambahan iod. Namun demikian, biasanya larutan

tersebut distandarisasi terhadap sebuah standar primer yang paling sedikit digunakan.Dan

kekuatan reduksinya tergantung pada PH yang digunakan ( Day & Underwood, 1999: 296 –

297 ).

Salah satu fakta yang penting tetntang reaksi kimia reversibel (dapat-balik). Bilamana

suatu reaksi kimia dimulai, hasil-hasil reaksi mulai menimbun, dan seterusnya akan bereaksi

satu sama lain memualai suatu reaksi yang kebalikannya. Setelah beberapa lama, terjadilah

kesetimbangan dinamis, yaitu jumlah molekul (atau ion) dan setiap zat terurai, sama

banyaknya dengan jumlah molekul yang terbentuk dalam suatu satuan waktu. Dalam

beberapa hal, kesetimbangan ini terletak sama sekali berada di pihak pembentukan suatu

atau beberapa zat, maka reaksi itu tampak seakan-akan berlangsung sampai selesai  (Svehla,

1990 : 21).

Iod jauh lebih dapat larut dalam larutan kalium iodida dalam air daripada dalam air;

ini disebabkan oleh terbentuknya ion triiodida, I3-. Kesetimbangan berikut berlangsung dalam

suatu larutan seperti ini :                      

I2+I-—>I3-

Jika larutan itu dititrasidengan larutan natrium tiosulfat, konsentrasi iod total, sebagai I2 bebas

dan I3- tak bebas, diperoleh, karena segera sesudah iod dihilangkan akibat interaksi dengan

triosulfat, sejumlah iod baru dibebaskan dari tri-iodida agar kesetimbangan tidak terganggu.

Namun jika larutan dikocok dengan karbon tetra klorida, dalam mana iod saja yang dapat

larut cukup banyak, maka iod bebas dalam larutan air. Dengan menentukan konsentrasi iod

dalam larutan karbon tetraklorida, konsentrasi ion iod bebas dalam larutan air dapat dihitung

dengan menggunakan koefisien distribusi yang diketahui, dan dari situ konsentrasi total iod

bebas yang ada dalam kesetimbangan. Dengan memperkurangkan harga ini dari konsentrasi

Page 4: Laporan Kimia Fisika II Kesetimabangan Iodin

awal kalium iodida, dapatlah disimpulkan konsentrasi KI bebas.

Tetapan Kesetimbangan :     

K= ([I-] x [I2])/([I3-])                (Svehla, 1986 : 142).

Jika larutan iodium di dalam KI pada suasana netral maupun asam dititrasi maka:

I3- + 2S2O3

2- --->3I- + S4O62-

Selama zat antara S2O3I- yang tidak berwarna adalah terbentuk sebagai:

S2O32- + I3

-  ---> S2O3I- + 2I-

 Yang mana berjalan terus menjadi:

2S2O3I- + I- ---> S4O62- + I3

Warna indikator muncul kembali pada 

S2O3I- + S2O32-  --->  S4O6

2- + I-

Reaksi berlangsung baik di bawah PH = 5,0, sedangkan pada larutan alkali, larutan asam

hypoiodos (HOI) terbentuk (Khopkar,2010:54).

5. Indikator Amilum

Kanji atau pati disebut juga amilum yang terbagi menjadi dua yaitu: Amilosa (1,4)

atau disebut b-Amilosa dan amilopektin (1,4) ; (1,6) disebut a-Amilosa. Indikator kanji

yang dipakai adalan amilosa, karena jika dipaki amilopektin, maka akan membentuk

kompleks kemerah-merahan (violet) dengan iodium, yang sulit dihilangkan warnanya. Hal

ini dikarenakan rangkaiannya yang panjang dan bercabang dengan Mr = 50.000-1.000.000

(www.chem-is-try.com).

Warna larutan iod 0,1 N cukup tua sehingga iod dapat bertindak sebagai indikatornya

sendiri. Iod juga memberikan suatu warna ungu atau lembayung kepada pelarut seperti

karbon tetraklorida atau kloroform, dan kadang-kadang ini digunakan dalam mendeteksi

itik akhir titrasi. Tetapi, lebih lazim digunakan suatu larutan (dispersi koloid) kanji atau

amilum, karena warna biru tua kompleks pati-iod berperan sebagai uji kepekaan terhadap

iod. Kepekaan tu lebih besar dalam larutan sedikit sekali asam daripada dalam larutan

netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida ( Day & Underwood, 1999: 302)

C.Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah erlenmeyer 250 mL,erlenmeyer

125mL, gelas arloji besar, pipet volume 25 mL, bola hisap, spatula, magnetic stirrer, corong

Page 5: Laporan Kimia Fisika II Kesetimabangan Iodin

pisah kecil, buret 50 mL, buret 10 mL, statif, klem, o-ring, corong pisah 25 mL, labu ukur

30 mL, gelas piala 100 mL, botol akuades, alumunium foil, pipet volume 10 mL, dan pipet

ukur 25 mL.

Bahan yang digunakan dalam percoban ini yaitu kloroform, I2 ,amilum, Na2S2O3,dan

akuades.

D.Cara Kerja

Dalam percobaan ini terdapat dua langkah kerja. Pertama yaitu penentuan konstanta

kesetimbangan distribusi (Kd). Kedua yaitu penentuan konstanta kesetimbangan konsentrasi

(Kc) larutan iodin.

1.Penentuan konstanta kesetimbangan distribusi (Kd)

Langka pertama dalam penentuan konstanta kesetimbnagn distribusi yaitu 25 mL

kloroform dimasukkan dalam Erlenmeyer 250 mL. Kemudian ke dalam erlenmeyer tersebut

dimasukkan masing-masing 0,5; 0,75; dan1 gram Kristal I2. Larutan kemudian diaduk

menggunakan magnetic stirrer hingga larutan homogen, lalu dipindahkan kedalam corong

pisah 250 mL. Selanjutkan ditambahkan 25 mL akuades dalam corong pisah,dikocok, lalu

didiamkan beberapa menit hingga terbentuk dua lapisan yang terpisah. Kemudian kedua

lapisan tersebut dipisahkan. Setelah kedua larutan tersebut dipisahkan, kemudian larutan

masing-masing diambil 10 mL dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Kemudian

ditambahkan indikator amilum 5 tetes ke dalam masing-masing larutan, lalu dititrasi dengan

Na2S2O3 0,1M.

2.Penentuan konstanta kesetimbangan konsentrasi (Kc) larutan iodin.

Langkah dalam penentuan konstanta kesetimbnagan konsentrasi larutan iodin yaitu

dilarutkan sebanyak 1 gram kristal I2 ke dalam 25 mL kloroform didalam gelas beker,

kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 50 mL untuk selanjutnya ditambahkan larutan

KI 0,1M sampai batas tanda. Kemudian larutan tersebut dipindahkan kedalam corong pisah

250 mL, dikocok, lalu didiamkan beberapa menit hingga tampak dua lapisan yang terpisah.

Setelah kedua larutan tersebut dipisahkan, kemudian larutan masing-masing diambil 10 mL

pada lapisan bawah dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan indikator

amilum 5 tetes selanjutnya dititrasi dengan Na2 S2 O3 0,1 M.

Page 6: Laporan Kimia Fisika II Kesetimabangan Iodin

E. Data Pengamatan

1.      Konstanta kesetimbangan distribusi (Kd) Iodin

No Massa I2 (gram)

Lapisan Kloroform Lapisan Air

Volume

Na2S2O3 0,1 M

(mL)

[I2]kloroform

(Mol)

Volume

Na2S2O3 0,1

M (mL)

[I2]kloroform

(Mol)

1 0.5 19.21 9.605 x 10-4 0.20 1.0 x 10-5

2 0.75 25.50 1.275 x 10-3 0.20 1.0 x 10-5

3 1.0 37.50 1.875 x 10-3 0.30 1.5 x 10-5

2.       Penentuan konstanta kesetimbangan konsentrasi (Kc)larutan iodin

NoMassa Kristal I2

(gram)

Lapisan Kloroform

[I2]air (mol) [I2]total (mol)Volume (mL)

Na2S2O3

[I2] CHCl3

(mol)

1 27 3,375 × 10-3 1,965 x 10-5 3,94 × 10-3

3. Grafik

Grafik hubungan mol I2 dalam air Vs mol I2 dalam CHCl3

0.000008 0.00001 0.000012 0.000014 0.0000160

0.0002

0.0004

0.0006

0.0008

0.001

0.0012

0.0014

0.0016

0.0018

0.002

f(x) = 151.45 x − 0.000396749999999997R² = 0.885451647036162

Series2Linear (Series2)

Page 7: Laporan Kimia Fisika II Kesetimabangan Iodin

E.     Pembahasan

                                                           

Percobaan ini berjudul kesetimbangan larutan iodin. Adapun tujuan dari percobaan ini

yaitu untuk menentukan konstanta kesetimbangan distribusi iodin diantara dua pelarut dan

menentukan konstanta iodin, ion iodida dan ion triodida. Prinsip kerja dari percobaan ini

yaitu penentuan konstanta kesetimbangan distribusi iodin diantara dua pelarut dan penentuan

konstanta kesetimbangan konsentrasi ion iodin ,ion idida dan ion triodida dengan variasi

massa iodin yang dititrasi dengan natrium tiosulfat. Sehingga dari hasil titrasi diperoleh

volume Na2S2O3 yang berbeda, dimana volume tersebut digunakan untuk mencari mol iodin

dalam air dan kloroform. Selanjutnya dibuat grafik antara I2 kloroform Vs I2 air. Dari grafik

tersebut maka dapat diperoleh konstanta kesetimbangan distribusi (Kd) dan konstanta

kesetimbangan konsentrasi (Kc) dari iodin.

Langkah awal dari percobaabn ini yaitu kristal iodin dengan berbagai variasi massanya

0,5gr ,0,75gr ,1gr direaksikan dengan kloroform.Larutan tersebut diaduk dengan magnetik

stirer supaya semua kristal iodin larut semua sehingga larutan homogen.Selanjutnya larutan

dipindahkan kedalam corong pisah lalu ditambahkan dengan akuades ,kemudian diekstraksi.

Pada saat larutan diekstraksi, sekali-kali mulut corong dibuka yang bertujuan untuk

mengurangi tekanan dalam corong, selain itu juga untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan

oleh larutan. Gas tersebut adalah gas Cl2.Penambahan akuades ini bertujuan agar I2

terdistribusi diantara dua pelarut yaitu air dan kloroform.Sedangkan pengocokan bertujuan

untuk mempercepat terjadinya proses distribusi dalam lapisan air dan kloroform.Setelah itu

didiamkan sampai terbentuknya dua lapisan,yaitu lapisan atas adalah lapisan iod dalam air

dan lapisan bawah adalah lapisan iod dalam kloroform.Terbentuknya dua lapisan ini

dikarenakan adanya perbedaan sifat kepolaran antara kedua pelarut yang digunakan.Air

bersifat polar dan kloroform bersifat nonpolar.Air berada pada lapisan atas,hal ini

dikarenakan massa jenis air lebih kecil dibandingkan massa jenis kloroform. Massa jenis air

adalah 1 g/ml sedangkan kloroform massa jenisnya adalah 1,49 g/ml.Lapisan atas yaitu iod

dan kloroform pun dipisahkan. Reaksi jika iodin dilarutkan dalam air adalah :

I2   +  I-   —>    I3-

             Lapisan atas berwarna kuning tua menunjukkan iod telah terdistribusi kedalam

pelarut air. Hal tersebut disebebkan iod tersebut akan membentuk reaksi

kesetimbangan.Lapisan tersebut diambil 10 mL lalu ditambah indikator amilum sebanyak 5

tetes,warna biru dari kompleks iodin-amilum, bertindak sebagai suatu tes yang sangat

sensitive untuk iodin.Selain itu juga supaya waktu titrasi saat mencapai titik ekuivalen dapat

Page 8: Laporan Kimia Fisika II Kesetimabangan Iodin

diketahui perubahannya. Lapisan iodin dalam kloroform berwarna ungu dan lapisan iodin

dalam air berwarna kuning tua. Hal ini menandakan bahwa iodin telah terdistribusi dalam

pelarut kloroform maupun dalam air, ini disebabkan karena iodin telah membentuk suatu

kesetimbangan. Setelah itu dilakukan titrasi dengan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3).

Penitrasian dihentikan apabila larutan kloroform maupun air sudah mencapai titik ekuivalen

atau warna larutan berubah menjadi bening. Berikut reaksi antara iodin dengan natrium

tiosulfat:

I2 + 2S2O32- 2I- + S4O6

2-

Dari tabel hasil pengamatan terlihat bahwa jumlah larutan iodin dalam kloroform lebih

banyak daripada jumlah larutan iodin dalam air. Hal ini disebabkan  iodin sukar larut dalam

air dan mudah larut dalam pelarut non polar seperti kloroform.

Volume Na2S2O3 0,1 pada lapisan kloroform yang didapat setelah titrasi pada 0,5;

0,75;dan 1gram Kristal I2 berturut-turut yaitu 19,20 mL; 25,50 mL; dan 37,50 mL. Sedangkan

pada lapisan air yaitu 0,20 mL, 0,20 mL,dan 0,30 mL. Dari hasil titrasi larutan iodin dengan

variasi massa, volumenya digunakan untuk mencari mol iodin dalam air dan mol iodin dalam

kloroform. Sehingga dapat dibuat grafik mol iodin (I2) dalam kloroform Vs mol iodin (I2)

dalam air. Dari grafik diperoleh persamaan garis y = 151,4x + 0,0004 . Jadi dapat diperoleh

harga konstanta kesetimbangan distribusi (Kd) iodin sebesar 151,4.

. Tahap kedua yaitu penentuan konstanta keseimbangan konsentrasi (Kc) iodin, ion

iodida dan ion triodida dengan cara mengekstraksi larutan kloroform yang telah ditambah

kristal iodin dengan penambahan larutan KI sampai tanda batas. Penambahan larutan KI

berfungsi sebagai penyedia ion iodida I- yang kemudian akan bereaksi dengan I2 membentuk

ion triiodida, karean I2 akan larut dan terdistribusi dengan baik dalam larutan yang

mengandung I- dan membentuk I3-. Pencampuran kedua larutan tersebut dilakukan pada

corong pisah, selanjutnya kedua larutan dikocok untuk membantu proses pendistribusian

iodin dalam kedua pelarut. Kemudian corong pisah didiamkan sampai terbentuk dua lapisan ,

lapisan atas berupa lautan iodin dalam air yang berwarna kuning tua dan lapisan bawah

berupa larutan iodin dalam kloroform yang berwarna ungu. Reaksi yang terjadi adalah

sebagai berikut:

I2(CHCl3) + I2(H2O) + I-    --->  I3-

Selanjutnya kedua lapisan tersebut dipisahkan dan diambil masing-masing 10 mL

untuk dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan sebelum dititrasi ditambahkan

indikator amilum. Selain telah dijelaskan sebelumnya bahwa indikator ini dengan I2 akan

Page 9: Laporan Kimia Fisika II Kesetimabangan Iodin

bereaksi dan reaksinya adalah reaksi balik dan juga indikator ni berfungsi untuk mengikat I2

yang lepas dari ikatannya denga air ataupun CHCL3. Adapun reaksi yang terjadi adalah

I2 + 2S2O32- 2I- + S4O6

2-

Berdasarkan percobaan volume kloroform dari hasil ekstraksi yaitu 25 mL dan volume KI

yaitu sebesar 25 mL juga. Volume titrasi yang dihasilkan yaitu 27 mL .

 Dari hasil titrasi larutan iodin diberbagai massa, volumenya digunakan untuk mencari mol

iodin dalam air dan mol iodin dalam kloroform. Sehingga dapat dibuat grafik mol iodin (I2)

dalam kloroform Vs mol iodin (I2) dalam air. Dari grafik diperoleh persamaan garis y =

151,4x + 0,0004 . Jadi dapat diperoleh harga konstanta kesetimbangan distribusi (Kd) iodin

sebesar 151,4..Sedangkan dari perhitungan konsentrasi mol I2 total, mol I2(CHCl3)  dan mol

I2(H2O)  didapatkan nilai Kc iodin, ion iodida dan ion triodida sebesar 176,89. Hal ini berarti

bahwa konsentrasi reaktan yang tinggal pada kesetimbangan adalah kecil, sehingga harga

konstanta kesetimbangan yang besar menunjukkan bahwa reaksi berlangsung ke kanan

dengan baik.

F.      Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1)   Nilai konstanta kesetimbangan distribusi (Kd) iodin adalah sebesar 151,4

2)   Nilai konstanta kesetimbangan konsentrasi (Kc) iodin, ion iodida dan ion triodida adalah

sebesar 176,89.

Day, R.A dan

G.    Daftar Pustaka

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Eidsi Ketiga. Jilid 2. Jakarta:

Erlangga.

Khopkar, S.M.2010 Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-

Press).

Svehla,Vogel . 1986. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Mikro dan Semimikro Edisi

ke-5.  Jakarta : PT  Kalam Media Pustaka.

Petrucci, Palph,H.1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta :Erlangga.

Page 10: Laporan Kimia Fisika II Kesetimabangan Iodin

Underwood dan Day, R.A .1990. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Jakarta:Erlangga.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/iodometri/indikator/diakses

pada tanggal 8 desember 2013 pukul 12.35 WIB.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/karakteristik-macam-macam-

sistem-dan-konstanta-kesetimbangan / diakses pada tanggl 8 Desember 2013 pukul 13.00

WIB.

LAMPIRAN

Perhitungan

Diketahui.

1. I2 + 2Na2S2O3 Na2S2O3 + 2 NaI

Mol I2 kloroform (CHCl3)1 = ½ VS2O32- x M S2O3

2-

= ½ 19.21 mL x 0.1 M

= 0.9605 mmol

Page 11: Laporan Kimia Fisika II Kesetimabangan Iodin

= 9.605 x 10-4 mol

Mol I2 kloroform (CHCl3)2 = ½ VS2O32- x M S2O3

2-

= ½ 25.50 mL x 0.1 M

= 1.275 mmol

= 1.275 x 10-3 mol

Mol I2 kloroform (CHCl3)3 = ½ VS2O32- x M S2O3

2-

= ½ 37.50 mL x 0.1 M

= 1.875 mmol

= 1.875 x 10-3 mol

Mol I2 air (H2O) = ½ VS2O32- x M S2O3

2-

= ½ 0.2 mL x 0.1 M

= 0.1 mL x 0.1 M

= 0.01 mmol

= 1.0 x 10-5 mol

Mol I2 air (H2O) = ½ VS2O32- x M S2O3

2-

= ½ 0.2 mL x 0.1 M

= 0.1 mL x 0.1 M

= 0.01 mmol

= 1.0 x 10-5 mol

Mol I2 air (H2O) = ½ VS2O32- x M S2O3

2-

= ½ 0.3 mL x 0.1 M

= 0.15 mL x 0.1 M

= 0.015 mmol

= 1.5 x 10-5 mol

2. I2CH3Cl3 I2H2O+I- I3-

Mol I2 CHCl3 = ½ × V S2O3 (kloroform awal/kloroform titrasi) x M S2O3

= ½ × 27 ( 25 mL/10 mL) × 0.1 M

= 13.5 × 2.5 × 0.1 M

= 3,375 mmol

= 3,375 × 10-3 mol

Mol I2H2O = 3,375× 10−3 mol−0,0004

151,4

Page 12: Laporan Kimia Fisika II Kesetimabangan Iodin

= 1,965 x 10-5 mol

Mol I3- = mol I2 total-(mol I2CHCl3+mol I2H2O)

= 0,00394-(3,375 × 10-3+ 1,965 x 10-5)

= 0,00394 – 3.395x 10-3

= 5,45 x 10-4 mol

Mol I2 total KI = 25mL × 0,1 M

= 2,5 ×10-3 mol

Mol I- = mol I- total KI-mol I3-

= 2,5 ×10-3 – 5,45 × 10-4

= 0,001955mol

Kc = [ mol I ]mol I

=

0,00054525

0,0039425

0,00195525

= 176, 89