Laporan Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Transcript of Laporan Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
Laporan Keuangan (Unaudited) Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014
Jl. Ir. H. Juanda No.35Jakarta 10120 Indonesia Telepon.+6221-3850455 +6221-3853922 Faksimili. +6221-3856809 +6221-3856826 Email : [email protected] : www.ppatk.go.id
Laporan KeuanganPusat Pelaporan dan Analisis Transaksi KeuanganTahun 2014 Audited
Ringkasan Laporan Keuangan - 1 -
Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
233/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat,
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan
menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang meliputi Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan
selaku pengelola fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Tahun 2014 ini
telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan
realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja selama periode 1 Januari
sampai dengan 31 Desember 2014.
Realisasi Pendapatan PPATK pada TA 2014 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak
sebesar Rp264.314.857,00. Realisasi Anggaran PPATK pada TA 2014 adalah sebesar
Rp66.807.072.337,00 atau mencapai 95,24 persen dari alokasi anggaran sebesar
Rp70.146.651.000,00.
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2014 dan 2013 dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran
untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
Uraian
TAHUN 2014 TAHUN 2013
Anggaran Realisasi% Realisasi
terhadap Anggaran
Realisasi
Pendapatan Negara Rp - Rp 264.314.857 - Rp 76.448.975
Belanja Negara
(Transaksi Kas) Rp 70.146.651.000 Rp 66.807.072.337 95,24 Rp 70.233.796.130
Belanja Negara
(Transaksi Non Kas) Rp - Rp 3.846.351.277 - Rp 3.183.636.331
Sumber: Laporan Realisasi Belanja PPATK untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan KeuanganPusat Pelaporan dan Analisis Transaksi KeuanganTahun 2014 Audited
Ringkasan Laporan Keuangan - 2 -
Pagu dan realisasi anggaran belanja PPATK tahun 2014 menurut jenis belanja disajikan sebagai
berikut :
Tabel2 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014
Jenis Belanja Pagu
Realisasi Belanja 31 Desember 2014
(Bruto)
Pengembalian Belanja
31 Desember 2014
Realisasi Anggaran
31 Desember 2014 (Neto)
% Realisasi Anggaran
31 Desember 2014
Pegawai Rp 33.869.408.000 Rp 32.704.481.400 Rp 7.573.783 Rp 32.696.907.617 96,54%
Barang Rp 27.606.915.000 Rp 26.368.090.911 Rp 901.962.948 Rp 25.466.127.963 92,25%
Modal Rp 8.670.328.000 Rp 8.644.036.757 Rp 8.644.036.757 99,70%
Jumlah Rp 70.146.651.000 Rp 67.716.609.068 Rp 909.536.731 Rp 66.807.072.337 95,24%
Sumber: Laporan Realisasi Belanja PPATK untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014
2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana
pada 31 Desember 2014 dan 2013.
Neraca yang disajikan adalah hasil dari proses Sistem Akuntansi Instansi, sebagaimana yang
diwajibkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 233/PMK.05/2011
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Nilai Aset PPATK per 31 Desember 2014 dicatat dan disajikan sebesar Rp180.394.635.114,00
yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp1.155.686.649,00, Aset Tetap (neto setelah akumulasi
penyusutan) sebesar Rp165.209.621.944,00 dan Aset Lainnya (neto setelah akumulasi
penyusutan) sebesar Rp14.029.326.521,00.
Nilai Kewajiban PPATK seluruhnya tersaji sebesar Rp12.033.167,00 yang merupakan Kewajiban
Jangka Pendek. Nilai Ekuitas Dana PPATK disajikan sebesar Rp180.382.601.947,00 yang terdiri
dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp1.143.653.482,00 dan Ekuitas Dana Investasi sebesar
Rp179.238.948.465,00.
Ringkasan Neraca per 31 Desember 2014 dan 2013 dapat disajikan sebagai berikut:
Laporan KeuanganPusat Pelaporan dan Analisis Transaksi KeuanganTahun 2014 Audited
Ringkasan Laporan Keuangan - 3 -
Tabel 3 Ringkasan Neraca
per 31 Desember 2014 dan 2013
Uraian 31 Desember 2014 31 Desember 2013 Kenaikan (Penurunan)
Rp %
ASET
Aset Lancar Rp 1.155.686.649 Rp 1.446.808.131 Rp (291.121.482) -20,12
Aset Tetap Rp 165.209.621.944 Rp 153.840.334.427 Rp 11.369.287.517 7,39
Piutang Jangka Panjang - - - -
Aset Lainnya Rp 14.029.326.521 Rp 12.306.687.522 Rp 1.722.638.999 14,00
Jumlah Aset Rp 180.394.635.114 Rp 167.593.830.080 Rp 12.800.805.034 7,64
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek Rp 12.033.167 Rp 63.538.838 Rp (51.505.671) -81,06
Jumlah Kewajiban Rp 12.033.167 Rp 63.538.838 Rp (51.505.671) -81,06
EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar Rp 1.143.653.482 Rp 1.383.269.293 Rp (239.615.811) -17,32
Ekuitas Dana Investasi Rp 179.238.948.465 Rp 166.147.021.949 Rp 13.091.926.516 7,88
Jumlah Ekuitas Dana Rp 180.382.601.947 Rp 167.530.291.242 Rp 12.187.098.561 7,27 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Rp 180.394.635.114 Rp 167.593.830.080 Rp 12.135.592.890 7,24
Sumber: Neraca PPATK Tahun 2014 dan 2013
3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar
terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan
Neraca. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan
oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang
diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan
tanggal 31 Desember 2014, Pendapatan Negara dan Hibah dan Belanja Negara diakui
berdasarkan basis kas, yaitu diakui pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari rekening kas
negara.
Dalam penyajian Neraca untuk periode per tanggal 31 Desember 2014, nilai Aset, Kewajiban,
dan Ekuitas Dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu diakui pada saat diperolehnya hak atas
dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dikeluarkan dari rekening kas negara.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 7 -
A. PENJELASAN UMUM
Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 233/PMK.05/2011
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.06/2013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara.
9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/ 2013 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Profil dan Kebijakan Teknis PPATK
A.2. PROFIL DAN KEBIJAKAN TEKNIS PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) adalah lembaga independen yang dibentuk dalam rangka mencegah dan memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) berdasarkan Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang (UU) Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU, yang merupakan amandemen dari UU Nomor 15 tahun 2002 tentang TPPU, sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 25 tahun 2003.
Adapun Visi, Misi, dan Tujuan yang akan dicapai PPATK sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis PPATK tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut :
III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Laporan Ke
Catatan atas
euangan Pusa
Laporan Keua
Mpepe
a.
b.c.
a.
b.c.d.
e.
SppPP
1.
2
3
4
at Pelaporan
ngan
Menjadi lembencegahan endanaan te
. Meningkadan pend
. Meningka Meningka
tugas, fun
. Meningkapencucian
. Meningka Meningka. Mewujudk
pemberan. Mewujudk
manajem
Sesuai Visi, penciptaanperan aktif PPendanaan PPATK dalaa. Arah Ke
1) Pepem
2) Pepemser
3) PeLH
.• Visi P
• Misi P
• Tujua
4 • Arah
dan Analisis
baga intelijedan pem
erorisme.
atkan upaya anaan teror
atkan kerjasaatkan tata kengsi, dan we
atkan perann uang dan atkan kuantitatkan efektivkan efektivntasan TPPUkan good en internal P
Misi, dan Tustabilitas se
PPATK dalaTerorisme,m periode 2ebijakan PPAningkatan mberantasaningkatan meriksaan yrta peningkaningkatan eA dan LHP
PPATK
PPATK
an
Kebijakan
ss Transaksi K
en keuangamberantasan
dan dukungrisme;ama dalam elola dan prewenang PP
n pencegahpendanaan tas dan kuavitas penyamvitas kerjasU dan penda
public gPPATK.
ujuan PPATektor keuanm upaya Pemaka arah k
2010-2014, aATK tahun 2peran PPn TPPU dankuantitasyang disam
atan hasil risefektivitas pekepada para
n dan Stra
Keuangan Tah
n independ tindak p
gan pengun
dan luar negroses bisnisPATK.
han dan pterorisme;litas hasil an
mpaian dan sama dalaanaan terorovernance
TK, bahwa dangan di Indoencegahan dkebijakan daadalah seba2010-2014 :
PATK dalan pendanaandan kualita
mpaikan kepset tipologi Tenyampaiana penyidik;
ategi PPAT
hun 2014 (Au
en yang bepidana pen
gkapan pra
geri; yang efekt
pemberantas
nalisis, pemepemantauanm rangka isme;
dalam pe
alam rangkaonesia dipedan Pembean strategi yagai berikut :m upaya n terorisme as hasil apada apara
TPPU; n dan pema
TK
udited)
erperan aktncucian ua
ktik pencuci
if untuk men
san tindak
eriksaan, dan LHA dan L
pencegah
engelolaan
a mendukunerlukan penrantasan TPyang akan d:
pencegahadi Indonesiaanalisis daat penegak
ntauan tinda
- 8 -
if dalam ng dan
ian uang
ndukung
pidana
an riset; LHP;an dan
sistem
ng upaya ingkatan PPU dan ilakukan
an dan a;an hasil
hukum,
ak lanjut
-
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 9 -
4) Peningkatan efektivitas kerjasama dalam dan luar negeri dalam rangka pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme;
5) Peningkatan tata kelola dan proses bisnis yang efektif untuk mendukung pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang PPATK.
b. Strategi yang akan dilaksanakan PPATK tahun 2010-2014 : 1) Meningkatkan peran PPATK dalam upaya pencegahan dan
pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme; 2) Meningkatkan kuantitas dan kualitas laporan yang disampaikan oleh
pihak pelapor; 3) Meningkatkan kuantitas dan kualitas analisis dan pemeriksaan, serta
efektivitas hasil riset tipologi TPPU; 4) Meningkatkan tindak lanjut proses penegakan hukum atas kasus
tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana lain yang terkait; 5) Meningkatkan kerjasama dalam dan luar negeri dalam rangka
pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme; 6) Meningkatkan layanan hukum, antara lain melalui pemberian
keterangan ahli dan pendapat hukum; 7) Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung
proses bisnis PPATK; 8) Meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia untuk mendukung
pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang PPATK; 9) Meningkatkan kapabilitas organisasi untuk memastikan ketersediaan
layanan operasional PPATK; 10) Meningkatkan kualitas tata kelola keuangan untuk menjamin
kelancaran pembiayaan pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang PPATK, serta tercapainya tingkat akuntabilitas pengelolaan APBN yang baik.
Sehubungan dengan arah kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan untuk tahun 2010 s.d. 2014, PPATK telah menetapkan tiga program dan 12 (dua belas) kegiatan yang akan dilaksanakan selama tahun 2010 s.d. 2014 sebagai berikut : 1. Program teknis
NO. PROGRAM OUTCOME UNIT
ESELON I 1 Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme.
Meningkatnya peran pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme.
1. Deputi Bidang Pencegahan
2. Deputi Bidang Pemberantasan
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 10 -
Program teknis ini terdiri dari tujuh kegiatan, yaitu :
NO. PROGRAM OUTCOME UNIT
ESELON II 1 Pengelolaan bidang
hukum PPATK Meningkatnya kualitas layanan hukum PPATK
Direktorat Hukum
2 Pengawasan kepatuhan pihak pelapor
Meningkatnya kepatuhan pihak pelapor
DirektoratPengawasan Kepatuhan
3 Pengawasan kewajiban pelaporan dan pembinaan pihak pelapor
Meningkatnya kualitas pengawasan dan pembinaan pihak pelapor
Direktorat Pelaporan
4 Analisis transaksi dan pengelolaan laporan masyarakat
Meningkatnya kualitas analisis dan pengelolaan laporan masyarakat
Direktorat Analisis Transaksi
5 Pemeriksaan dan pengembangan riset TPPU
Meningkatnya kualitas pemeriksaan dan pengembangan riset tipologi TPPU
DirektoratPemeriksaan dan
Riset
6 Pelaksanaan kerjasama dan humas PPATK
Meningkatnya kualitas kerjasama dan humas PPATK
DirektoratKerjasama dan
Humas7 Pengelolaan teknologi
informasi PPATK Meningkatnya kualitas pengelolaan teknologi informasi PPATK
Pusat Teknologi Informasi
2. Program Generik 1
NO. PROGRAM OUTCOME UNIT
ESELON I 1 Dukungan manajemen
dan pelaksanaan tugas teknis lainnya PPATK
Terpenuhinya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis PPATK yang berkualitas.
Sekretariat Utama
Program generik ini terdiri dari empat kegiatan, yaitu :
NO. PROGRAM OUTCOME UNIT
ESELON II 1 Penyelenggaraan
ketatausahaan, kerumahtanggaan, dan perlengkapan PPATK
Meningkatnya kualitas penyelenggaraan operasional perkantoran PPATK
Biro Umum
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 11 -
NO. PROGRAM OUTCOME UNIT
ESELON II 2 Pengelolaan
perencanaan dan keuangan PPATK
Meningkatnya kualitas pengelolaanperencanaan dan keuangan PPATK
Biro Perencanaan dan Keuangan
3 Pengelolaan sumberdaya manusia, organisasi, dan ketatalaksanaan PPATK
Meningkatnya kualitas pengelolaansumberdaya manusia, organisasi, dan ketatalaksanaan PPATK
Biro SDM dan Ortala
4 Pengawasan internal PPATK
Meningkatnya kualitas pengawasan terhadap kinerja internal PPATK
Inspektorat
3. Program Generik 2
NO. PROGRAM OUTCOME UNIT
ESELON I 1 Peningkatan sarana dan
prasarana aparatur PPATK
Tersedianya sarana dan prasarana untuk mendukungpelaksanaan tugas dan fungsi PPATK
Sekretariat Utama
Program generik ini terdiri hanya satu kegiatan, yaitu :
NO. PROGRAM OUTCOME UNIT
ESELON II 1 Pengadaan dan
peningkatan sarana dan prasarana PPATK
Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana PPATK
Biro Umum
PENDAPATAN PPATK merupakan Lembaga Pemerintah yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya tidak terdapat kegiatan yang secara fungsional dapat menghasilkan penerimaan sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Namun sejak tahun 2010, PPATK menerima setoran PNBP non fungsional berupa sewa penggunaan sebagian lahan PPATK di Jalan Ir. H. Juanda No.35, Jakarta Pusat untuk penempatan mesin ATM BRI Cabang Veteran.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 12 -
BELANJA Pelaksanaan anggaran belanja pada PPATK selalu berpedoman pada ketentuan yang berlaku serta berpegang pada prinsip efektif, efisien, terkendali dan akuntabel. Keberhasilan tugas PPATK tidak semata-mata diukur dari besarnya realisasi anggaran tetapi juga dilihat dari hasil kinerja yang dicapai. Selain itu di PPATK juga diterapkan kebijakan tidak tertulis bahwa pegawai PPATK tidak diperkenankan menerima honor dari setiap kegiatan atas beban anggaran PPATK. Pembayaran honor atas kegiatan yang dilaksanakan oleh PPATK hanya diberikan kepada pegawai atau pejabat dari instansi diluar PPATK yang ikut dalam kegiatan di lingkungan PPATK.
PendekatanPenyusunanLaporanKeuangan
A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Tahun 2014 (Audited) ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh PPATK yang merupakan Lembaga Pemerintah, yang hanya memiliki satu Bagian Anggaran (BA) yaitu BA 078, dan satu Satuan Kerja (Satker) yang merupakan Satker Pusat yang bertanggung jawab atas otorisasi kredit anggaran yang diterima. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK), dan Sistem Informasi Manjemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAK dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja/Kementerian Negara/Lembaga, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.
A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan PPATK Tahun 2014 (Audited)telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan PPATK adalah sebagai berikut:
KebijakanAkuntansi atas Pendapatan
(1) Kebijakan Akuntansi atas Pendapatan Pendapatan adalah semua penerimaan yang menambah ekuitas dana
lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat.
Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 13 -
Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
KebijakanAkuntansi atas Belanja
(2) Kebijakan Akuntansi atas Belanja Belanja adalah semua pengeluaran yang mengurangi ekuitas dana
lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat.
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui mekanisme uang persediaan oleh
bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja.
KebijakanAkuntansi atas Aset
(3) Kebijakan Akuntansi atas Aset Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.
Aset Lancar Aset Lancar Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk
direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan atau yang dipersamakan, yang diharapkan diterima pengembaliannya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan disajikan sebagai Bagian Lancar Piutang.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 14 -
sebagai Bagian Lancar TPA/TGR. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan dicatat di neraca berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:
harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian; harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh
dengan cara lainnya.
Aset Tetap Aset Tetap Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh
pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Aset tetap dilaporkan pada neraca berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut: a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan
olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau
akan direalisasikan lebih dari 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.
TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 15 -
TP adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian Negara/daerah.
TGR adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.
Aset Lainnya Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap,
dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.
Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan operasional pemerintah.
KebijakanAkuntansi atas Kewajiban
(4) Kebijakan Akuntansi atas Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 16 -
KebijakanAkuntansi atas Ekuitas Dana
(5) Kebijakan Akuntansi atas Ekuitas Dana Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara
aset dan kewajiban pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana
Investasi. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan kewajiban
jangka pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan
kewajiban jangka panjang.
KebijakanAkuntansi atas PenyisihanPiutang Tak Tertagih
(6) Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk
sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah.
Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara.
Tabel 4 Penggolongan Kualitas Piutang
KualitasPiutang
Uraian Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo
0.5%
Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan
10%
Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan
50%
Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan
100%
2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN
Sumber: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.06/2014 tanggal 24 April 2014
KebijakanAkuntansi atasPenyusutan Aset Tetap
(7) Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap Penerapan penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada
seluruh entitas Pemerintah Pusat dilaksanakan mulai tahun 2013, sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 53/KMK.06/2012 tentang Penerapan Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 17 -
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No.01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP) c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah
atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan
Nilai yang disusutkan pertama kali adalah nilai yang tercatat dalam pembukuan per 31 Desember 2012 untuk aset tetap yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2012. Sedangkan Untuk Aset Tetap yang diperoleh setelah 31 Desember 2012, nilai yang disusutkan adalah berdasarkan nilai perolehan.
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat tersebut tersaji pada Tabel 5.
Tabel 5 Penggolongan Masa Manfaat Kelompok Aset Tetap
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun Alat Tetap Lainnya 4 tahun
Sumber: Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 18 -
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Rp264.314.857,00
B.1 Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Tahun 2014 dan 2013 masing-masing
sebesar Rp264.314.857,00 dan Rp76.448.975,00. Keseluruhan Pendapatan Negara
dan Hibah PPATK adalah merupakan Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) Lainnya.
Rincian Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2014 tersaji padaTabel 6.
Tabel 6 Rincian Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Untuk Bulan yang Berakhir 31 Desember 2014
Uraian
31 Desember 2014
Anggaran Realisasi % Realisasi Anggaran
1. Penerimaan Perpajakan Rp - Rp - Rp - 2. Penerimaan Negara Bukan
Pajak Rp - Rp 264.314.857 Rp -
3. Hibah Rp - Rp - Rp -
Jumlah Rp - Rp 264.314.857 Rp -Sumber: Laporan Realisasi Pendapatan PPATK untuk Bulan yang Berakhir 31 Desember 2014
Realisasi PNBP Lainnya Semester I Tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 245,74
persen dibandingkan Tahun 2013 yang disebabkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pendapatan Pemindahtanganan BMN dan bea lelang berdasarkan Risalah Lelang
Nomor: 043/2014 tanggal 26 Februari 2014;
2. Pendapatan Sewa Tanah, Gedung dan Bangunan, yaitu berupa pendapatan atas
sewa lahan dan bangunan untuk ATM BRI;
3. Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah;
4. Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL; dan
5. Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang Diderita Oleh Negara
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR), yaitu pelunasan
kewajiban pembayaran penggantian kerugian negara berdasarkan SK Kepala
PPATK Nomor : KEP-187/01.2/PPATK/08/2014 tentang Penghapusan Kerugian
Negara.
Rincian Realisasi PNBP Lainnya sampai dengan tanggal pelaporan tersaji padaTabel 7.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 19 -
Tabel7Perbandingan Realisasi PNBP
Untuk Bulan yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
URAIAN REALISASI
31 DESEMBER 2014
REALISASI 31 DESEMBER
2013
NAIK(TURUN)
%1. Penerimaan
Perpajakan Rp - Rp - 0,00
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
Rp 264.314.857 Rp 76.448.375 245,74
3. Hibah Rp - Rp - 0,00Jumlah Pendapatan Rp 264.314.857 Rp 76.448.375 245,74
Sumber: Laporan Realisasi Pendapatan PPATK Untuk Bulan yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
Total PNBP PPATK untuk bulan yang berakhir pada 31 Desember 2014 sebesar
Rp264.314.857,00 terdiri dari:
1. Pendapatan Pemindahtanganan BMN yang berupa 1 (satu) paket scrap eks.
Bangunan Terbuka Lainnya (canopy dengan rangka besi) sebesar Rp3.000.000,00.
2. Bea Lelang dalam rangka pemindahtanganan BMN sebesar Rp60.000,00.
3. Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan, yaitu berupa pendapatan atas
sewa lahan dan bangunan untuk ATM BRI untuk masa sewa dari tanggal 1 Juni
2014 s.d 30 Mei 2016 sebesar Rp16.988.000,00.
4. Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah sebesar
Rp26.547.245,00 merupakan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang
dikenakan kepada :
a. CV Baginta sebesar Rp934.780,00 atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan
pengecatan tanjakan basement.
b. CV Sumber Setia Abadi sebesar Rp1.169.640,00 atas keterlambatan
penyelesaian pekerjaan pengadaan hardware IT pada Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan.
c. PT Waditra Reka Cipta Bandung sebesar Rp24.442.825,00 atas keterlambatan
penyelesaian pekerjaan Penyempurnaan Aplikasi SIAPPU-PPT terhadap UU
PPTPPU Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.
5. Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL sebesar Rp16.222.082,00
merupakan angsuran pengembalian belanja atas kelebihan pembayaran tunjangan
umum.
6. Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL sebesar Rp52.893.930,00 merupakan
pengembalian belanja perjalanan dinas sampai dengan 31 Desember 2013 yang
sudah dipertanggungjawabkan, namun baru disetor ke kas negara pada awal tahun
2014, dengan rincian sebagaimana dijelaskan dalam Tabel 8.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 20 -
Tabel 8 Rincian Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL Untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Desember 2014
No NO SP2D
TGL SP2D Keterangan Tgl Setor Jumlah Setoran (Rp)
1 921320B 07/03/2013 Kelebihan perhitungan belanja barang 15-Jan-14 20.000
2 929943B 01/04/2013 Kelebihan biaya lembur non pns 15-Jan-14 2.880.000
3 943642B 26/04/2013 Kelebihan perhitungan belanja barang 15-Jan-14 600.000
4 943645B 26/04/2013 Kelebihan perhitungan belanja barang 15-Jan-14 70.000
5 344016E 07/06/2013 Sisa perjalanan dinas dalam negeri 29-Jan-14 2.298.000
6 346618E 12/06/2013 Kelebihan perhitungan belanja barang 15-Jan-14 650.000
7 353679E 25/06/2013 Kelebihan pembayaran transportasi lokal
15-Jan-14 440.000
8 374089E 30/07/2013 Kelebihan pembayaran transportasi lokal
15-Jan-14 550.000
9 393718E 12/09/2013 Duplikasi SPJ Bensin 15-Jan-14 6.400.000
10 391589E 10/09/2013 Sisa perjalanan dinas luar negeri 15-Jan-14 1.839.120
11 399441E 24/09/2013 Sisa perjalanan dinas luar negeri 15-Jan-14 19.247.310
13 421208E 04/11/2011 Kelebihan perhitungan belanja barang 29-Jan-14 240.000
14 421208E 04/11/2011 Kelebihan perhitungan belanja barang 15-Jan-14 240.000
15 424147E 08/11/2013 Kelebihan perhitungan belanja barang 15-Jan-14 2.028.500
16 434303E 22/11/2013 Kelebihan pembayaran transportasi lokal
15-Jan-14 550.000
17 569793H 27/12/2013 Kelebihan pembayaran lembur pegawai kontrak
22-Jan-14 12.600.000
18 Kelebihan perhitungan belanja barang 15-Jan-14 10.000
19 Kelebihan perhitungan belanja barang 30-Jan-14 790.000
20 Perjalanan dinas dalam negeri yang tidak digunakan
10-02-2014 1.441.000
Pengembalian Belanja 52.893.930
Sumber: Daftar Surat Setoran Pendapatan Bukan Pajak untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Desember 2014
7. Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang Diderita Oleh Negara
(Masuk TP/TGR) sebesar Rp148.603.000 merupakan pelunasan piutang atas Surat
Keputusan Kepala PPATK Nomor: KEP-82/01.2/PPATK/02/2014 tanggal 26
Februari 2014 tentang Pembebanan Kerugian Negara pada PPATK. Atas pelunasan
kewajiban pembayaran penggantian kerugian negara berupa kendaraan dinas yang
hilang tersebut telah diterbitkan SK Kepala PPATK Nomor:
KEP-187/01.2/PPATK/08/2014 tentang Penghapusan Kerugian Negara.
Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk bulan yang berakhir pada 31
Desember 2014 dapat dijelaskan pada Tabel 9.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 21 -
Tabel 9 Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak
Untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Desember 2014
NO URAIAN REALISASI TAHUN 2014 (Rp)
1 Pendapatan Pemindahtanganan BMN 3.000.000 2 Bea Lelang 60.000 3 Pendapatan Sewa Tanah Gedung dan
Bangunan 16.988.000
4 Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah
26.547.245
5 Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL
16.222.082
6 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL
52.893.930
7 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yang Diderita Oleh Negara (Masuk TP/TGR)
148.603.000
Jumlah Pendapatan 264.314.257Sumber: Laporan Realisasi Pendapatan PPATK untuk Bulan yang Berakhir pada
31 Desember 2014
Realisasi Belanja Rp70.653.423.614,00
B.2. Belanja Negara
Berdasarkan DIPA-078.01.1.453374/2014 tanggal 5 Desember 2013, pagu PPATK
Tahun 2014 sebesar Rp65.048.640.000,00 dengan komposisi sebagai berikut :
1. Belanja Pegawai : Rp22.838.040.000,00
2. Belanja Barang : Rp34.049.066.000,00
3. Belanja Modal : Rp 8.161.534.000,00
Total Pagu : Rp65.048.640.000,00
Namun, terdapat revisi anggaran karena perubahan kebijakan dan prioritas kebutuhan
sesuai dengan surat Menteri Keuangan Nomor S-347/MK.02/2014 tanggal 14 Juni 2014
hal Perubahan Pagu Anggaran Belanja K/L Dalam APBN-P TA 2014. Pagu anggaran
belanja PPATK berkurang sebesar Rp5.933.357.000,00, sehingga total pagu anggaran
pada DIPA-078.01.1.453374/2014 Revisi ke-5 tanggal 12 Agustus 2014, pagu PPATK
Tahun 2014 menjadi sebesar Rp59.115.283.000,00.
Berdasarkan DIPA-078.01.1.453374/2014 Revisi ke-6 tanggal 23 September 2014,
terdapat tambahan alokasi Belanja Pegawai sebesar Rp11.031.368.000,00, sehingga
total pagu menjadi Rp70.146.651.000,00 dengan komposisi sebagai berikut :
1. Belanja Pegawai : Rp33.869.408.000,00
2. Belanja Barang : Rp27.606.915.000,00
3. Belanja Modal : Rp 8.670.328.000,00
Total Pagu : Rp70.146.651.000,00
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 22 -
RealisasiBelanjaTransaksi Kas – Rupian Murni Rp66.807.072.337,00
Dibandingkan total pagu anggaran PPATK Tahun 2013, total pagu anggaran PPATK
Tahun 2014 menurun sebesar Rp9.545.065.000,00.
Realisasi Belanja PPATK pada untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 sebesar
Rp70.653.423.614,00 atau sebesar 100.72 persen dari pagu anggaran. Realisasi
Belanja untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 terdiri dari Belanja Transaksi Kas
berasal dari Rupiah Murni sebesar Rp66.807.072.337,00,dan Belanja Transaksi Non
Kas sebesar Rp3.846.351.277,00.
B.2.1. Belanja Transaksi Kas – Rupiah Murni Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja (Transaksi Kas-Rupiah Murni) untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2014 menurut jenis belanja disajikan sebagaimana
Tabel 10.
Tabel 10 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja (Transaksi Kas-Rupiah Murni)
untuk Bulan yang berakhir 31 Desember 2014
Jenis Belanja Pagu
Realisasi Belanja 31 Desember 2014
(Bruto)
Pengembalian Belanja
31 Desember 2014
Realisasi Anggaran 31
Desember 2014 (Neto)
% Realisasi Anggaran
31 Desember 2014
Pegawai Rp 33.869.408.000 Rp 32.704.481.400 Rp 7.573.783 Rp 32.696.907.617 96,54%
Barang Rp 27.606.915.000 Rp 26.368.090.911 Rp 901.962.948 Rp 25.466.127.963 92,25%
Modal Rp 8.670.328.000 Rp 8.644.036.757 Rp 8.644.036.757 99,70%
Jumlah Rp 70.146.651.000 Rp 67.716.609.068 Rp 909.536.731 Rp 66.807.072.337 95,24%
Sumber: Laporan Realisasi Belanja PPATK untuk Bulan yang berakhir 31 Desember 2014
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja (Transaksi Kas-Rupiah Murni) untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2014 menurut program dan kegiatan tersaji pada Tabel 11.
Tabel 11 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut Program
Untuk BulanYang Berakhir 31 Desember 2014
Kode Uraian Program/Kegiatan Anggaran Setelah Revisi
Realisasi Belanja (Neto)
%RealisasiBelanja
01.01.01 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya PPATK
49.734.089.000 47.461.867.771 95,43
3374 Pengawasan Internal PPATK 312.704.000 304.265.555 97,30
3375 Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan PPATK
35.116.561.000 33.814.491.957 96,29
3376 Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Ketatalaksanaan PPATK
2.850.363.000 2.539.077.624 89,08
3377 Penyelenggaraan Ketatusahaan, Kerumahtanggaan dan Perlengkapan PPATK
11.454.461.000 10.804.032.635 94,32
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 23 -
Kode Uraian Program/Kegiatan Anggaran Setelah Revisi
Realisasi Belanja (Neto)
%RealisasiBelanja
01.01.02 Peningkatan Sarana dan prasarana Aparatur Negara
3.000.000.000 2.974.540.956 99,15
3378 Pengadaan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana PPATK
3.000.000.000 2.974.540.956 99,15
01.01.06 Pencegahan dan Pemberantasan TPPUPT
17.412.562.000 16.370.663.610 94,02
3379 Pengelolaan Bidang Hukum PPATK 2.189.081.000 2.049.526.785 93,62
3380 Pelaksanaan Kerjasama dan Humas PPATK
3.034.191.000 2.657.562.526 87,59
3381 Pengelolaan Teknologi Informasi PPATK
7.652.446.000 7.395.955.810 96,65
3382 Pengawasan Kepatuhan Pihak Pelapor
1.038.030.000 930.234.116 89,62
3383 Pengawasan Kewajiban Pelaporan dan Pembinaan Pihak Pelapor
859.295.000 818.406.937 95,24
3384 Analisis Transaksi dan Pengelolaan Pengaduan Masyarakat
654.493.000 627.930.062 95,94
5232 Pemeriksaan dan Pengembangan Riset TPPU
1.985.026.000 1.891.047.374 95,27
Jumlah 70.146.651.000 66.807.072.337 95,24
Sumber: Laporan Realisasi Belanja PPATK Menurut Sumber Dana-Kegiatan untuk Bulan yang berakhir
31 Desember 2014
Dibandingkan dengan Tahun 2013, Realisasi Belanja Tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 4,88 persen yang disebabkan penurunan realisasi belanja barang
dan belanja modal. Perbandingan Realisasi Belanja. Tahun 2014 dan 2013 tersaji pada
Tabel 12. Tabel 12
Perbandingan Realisasi Belanja (Neto) Untuk Bulan Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
URAIAN JENIS BELANJA REALISASI 31 DESEMBER 2014
REALISASI 31 DESEMBER 2013
NAIK (TURUN) %
Belanja Pegawai Rp 32.696.907.617 Rp 26.892.475.694 21,58
Belanja Barang Rp 25.466.127.963 Rp 32.317.402.084 (21,20)
Belanja Modal Rp 8.644.036.757 Rp 11.023.918.352 (21,59)
Bantuan Sosial Rp - Rp - -
Jumlah Belanja Rp 66.807.072.337 Rp 70.233.796.130 (4,88) Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Belanja PPATK Untuk Bulan Yang Berakhir
31 Desember 2014 dan 2013
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 24 -
Realisasi Belanja Pegawai (Neto) Rp32.696.907.617,00
B.2.1.1 Belanja PegawaiRealisasi Belanja Pegawai untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 (Bruto)
sebesar Rp32.704.481.400,00, dan terdapat pengembalian Belanja Pegawai
sebesar Rp7.573.783,00 sehingga Realisasi Belanja Pegawai untuk tahun yang
berakhir 31 Desember 2014 (Neto) adalah sebesar Rp32.696.907.617,00Terdapat
kenaikan Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2014 sebesar 45,58 persen dibanding
Realisasi Belanja Pegawai Tahun 2013 sebesar Rp9.685.953.932,00. Kenaikan
realisasi belanja pegawai antara lain disebabkan kenaikan gaji dan tunjangan
pegawai PPATK baik tetap maupun dipekerjakan. Kenaikan tersebut seiring dengan
kenaikan pangkat dan pengangkatan dalam jabatan struktural bagi pegawai tetap
(PNS PPATK) maupun pegawai dipekerjakan pada PPATK serta bertambahnya
jumlah pegawai non PNS dan kenaikan besaran honor pegawai Non PNS.
Rincian Realisasi Belanja Pegawai PPATK untuk tahun yang berakhir pada 31
Desember 2014 dan 2013 disajikan dalam Tabel 13.
Tabel 13 Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai
Untuk Bulan Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
Uraian Realisasi Belanja
Pegawai 31 Desember 2014
(Neto)
Realisasi Belanja Pegawai 31
Desember 2013 (Neto)
% naik (turun)
Belanja Gaji dan Tunjangan PNS Rp 8.562.250.675 Rp 6.709.424.784 27,62
Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara Rp 683.525.000 Rp 858.195.000 -20,35
Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai Non PNS Rp 3.224.345.576 Rp 2.704.303.375 19,23
Belanja Lembur Rp 36.977.700 Rp 24.821.250 48,98
Belanja tunjangan khusus & Belanja Pegawai Transito Rp 20.189.808.666 Rp16.595.731.285 21,66
Total Rp 32.696.907.617 Rp26.892.475.694 21,58
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Belanja PPATK Menurut Satuan Kerja untuk Bulan yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
Realisasi Belanja BarangRp25.466.127.963,00.
B.2.1.2 Belanja Barang Realisasi Belanja Barang untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan
2013 adalah masing-masing sebesar Rp25.466.127.963,00 dan
Rp32.317.402.084,00. Terjadi penurunan Realisasi Belanja Barang dibandingkan
tahun anggaran yang lalu sebesar 21,20 persen.
Rincian Realisasi Belanja Barang PPATK untuk tahun yang berakhir pada 31
Desember 2014 dan 2013 disajikan dalam Tabel 14.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 25 -
Tabel 14 Perbandingan Belanja Barang
Untuk Bulan Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
Uraian Realisasi Belanja
Barang 31 Desember 2014
(Neto)
Realisasi Belanja Barang
31 Desember 2013 (Neto)
%Kenaikan (Penuruna
n)
Belanja Barang Operasional Rp 2.950.326.677 Rp 3.290.342.035 -10,33
Belanja Barang Non Operasional Rp 3.817.347.324 Rp 7.738.219.542 -50,67
Belanja Jasa Rp 5.438.652.577 Rp 4.868.410.498 11,71
Belanja Pemeliharaan Rp 2.806.027.498 Rp 3.986.342.563 -29,61
Belanja Perjalanan Rp 10.453.773.887 Rp 12.434.087.446 -15,93
Total Rp 25.466.127.963 Rp 32.317.402.084 -21,20Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Belanja PPATK untuk Bulan yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
a. Belanja Barang Operasional
Realisasi Belanja Barang Operasional untuk tahun yang berakhir pada 31
Desember 2014 mengalami penurunan sebesar 10,33 persen jika dibandingkan
dengan 31 Desember 2013 karena terdapat penghematan belanja. Rincian
Realisasi Belanja Barang Operasional PPATK untuk tahun yang berakhir pada 31
Desember 2014 dan 2013 disajikan dalam Tabel 15.
Tabel 15 Perbandingan Belanja Barang Operasional
Untuk Bulan Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
Uraian Realisasi Belanja
Barang Operasional31 Desember 2014
(Neto)
Realisasi Belanja Barang
Operasional 31 Desember 2013
(Neto)
% Kenaikan (Penurunan)
Belanja Barang
Belanja Keperluan Perkantoran Rp 1.983.076.020 Rp 2.580.347.083 -23,15
Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh
Rp 141.934.690 Rp 184.154.930 -22,93
Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat
Rp 108.441.654 Rp 38.522.850 181,50
Belanja Barang Operasional Lainnya
Rp 716.874.313 Rp 487.317.172 47,11
Total Rp 2.950.326.677 Rp 3.290.342.035 -10,33Sumber: Laporan Laporan Realisasi Anggaran Belanja PPATK untuk Bulan yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
b. Belanja Barang Non Operasional
Realisasi Belanja Barang Non Operasional untuk tahun yang berakhir pada 31
Desember 2014 mengalami penurunan sebesar 50,67 persen jika dibandingkan
dengan 31 Desember 2013. Penurunan tersebut disebabkan adanya kebijakan
penghematan anggaran.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 26 -
Realisasi Belanja Non Operasional tersebut antara lain digunakan untuk membiayai
kegiatan-kegiatan rutin maupun non rutin yang dilaksanakan oleh unit kerja di
PPATK antara lain: pelaksanaan rapat internal direktorat/biro, rapat koordinasi
dengan pihak eksternal sosialisasi seminar pelaksanaan bantuan hukum asistensi
kepada penegak hukum Penyusunan Peraturan Petunjuk Pelaksanaan dan
Petunjuk Teknis Terkait pelaksanaan UU TPPU. Rincian Realisasi Belanja Barang
Non Operasional PPATK untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan
2013 disajikan dalam Tabel 16. Tabel 16
Perbandingan Belanja Barang Non Operasional Untuk Bulan Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
Uraian
Realisasi Belanja Barang Non Operasional
31 Desember 2014 (Neto)
Realisasi Belanja Barang Non Operasional
31 Desember 2013 (Neto)
% Kenaikan (Penurunan)
Belanja Bahan Rp 2.076.578.344 Rp 2.065.624.498 0,53
Belanja Honor Output Kegiatan Rp 104.750.000 Rp 68.000.000 54,04
Belanja Barang Non Operasional Lainnya
Rp 1.636.018.980 Rp 5.604.595.044 -70,81
Total Rp 3.817.347.324 Rp 7.738.219.542 -50,67
Sumber: Laporan Laporan Realisasi Anggaran Belanja PPATK untuk Bulan yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
c. Belanja Jasa
Realisasi Belanja Jasa untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 secara
umum mengalami kenaikan 11,71 persen jika dibandingkan dengan 31 Desember
Tahun 2013, dengan rincian kenaikan sebagai berikut:
1) Kenaikan Langganan Telepon sebesar 27,43 persen yang disebabkan oleh
peningkatan intensitas penggunaan layanan telepon untuk keperluan koordinasi
antara lembaga.
2) Kenaikan Belanja Langganan Listrik sebesar 19,17 persen yang disebabkan
oleh kenaikan berkala Tarif Dasar Listrik (TDL) selama tahun 2014.
3) Kenaikan Belanja Jasa Konsultan sebesar 14,08 persen.
4) Terdapat Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya sebesar
Rp887.442.873,00, antara lain untuk pembayaran langganan televisi kabel, dan
jasa layanan internet.
Di sisi lain terdapat penurunan Belanja Jasa antara lain Belanja Langganan Air,
Belanja Sewa, Belanja Jasa profesi, dan Belanja Jasa lainnya.
Rincian Realisasi Belanja Jasa PPATK untuk tahun yang berakhir pada
31 Desember 2014 dan 2013 disajikan dalam Tabel 17.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 27 -
Tabel 17 Perbandingan Belanja Jasa
Untuk Bulan Yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013
Uraian Realisasi Belanja
Jasa 31 Desember 2014
(Neto)
Realisasi Belanja Jasa
31 Desember 2013 (Neto)
% Kenaikan (Penurunan)
Belanja Langganan Listrik Rp 2.681.539.743 Rp 2.250.160.858 19,17
Belanja Langganan Telepon Rp 102.215.698 Rp 80.212.492 27,43
Belanja Langganan Air Rp 63.897.840 Rp 78.104.243 -18,19
Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya
Rp 887.442.873 Rp - 0,00
Belanja Jasa Konsultan Rp 564.465.500 Rp 494.811.000 14,08
Belanja Sewa Rp 405.932.000 Rp 689.160.670 -41,10
Belanja Jasa Profesi Rp 715.950.000 Rp 1.185.350.000 -39,60
Belanja Jasa Lainnya Rp 17.208.923 Rp 90.611.235 -81,01
Total Rp 5.438.652.577 Rp 4.868.410.498 11,71Sumber: Laporan Laporan Realisasi Anggaran Belanja PPATK untuk bulan yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
d. Belanja Pemeliharaan
Realisasi Belanja Pemeliharaan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014
mengalami penurunan 29,61 persen jika dibandingkan dengan 31 Desember 2013.
Penurunan tersebut karena terdapat penghematan atas belanja pemeliharaan aset-
aset PPATK. Realisasi belanja tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan
pemeliharaan rutin aset-aset PPATK antara lain untuk pemeliharaan Gedung Kantor
PPATK yang berada di Jakarta dan Ciloto Lift Generator Set Kendaraan Bermotor
dan Peralatan Lainnya.
Rincian Realisasi Belanja Pemeliharaan PPATK untuk tahun yang berakhir pada 31
Desember 2014 dan 2013 disajikan dalam Tabel 18.
Tabel 18 PerbandinganBelanja Pemeliharaan
Untuk Bulan Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
Uraian Realisasi Belanja
Pemeliharaan31 Desember 2014
(Neto)
Realisasi Belanja Pemeliharaan
31 Desember 2013 (Neto)
% Kenaikan (Penurunan
)
Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Rp 730.266.625 Rp 1.780.109.481 -58,98
Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
Rp 936.695.576 Rp 855.968.582 9,43
Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya
Rp 1.139.065.297 Rp 1.350.264.500 -15,64
Total Rp 2.806.027.498 Rp 3.986.342.563 -29,61Sumber: Laporan Laporan Realisasi Anggaran Belanja PPATK untuk bulan yang berakhir
31 Desember 2014 dan 2013
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 28 -
Termasuk dalam realisasi Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya,
yaitu realisasi Belanja Pengadaan internet Small Computer System Interface (iSCSI)
senilai Rp86.000.000,00 yang seharusnya dianggarkan dan direalisasikan dalam
Belanja Modal Peralatan dan Mesin.
e. Belanja Perjalanan
Realisasi Belanja Perjalanan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014
mengalami penurunan 15,93 persen jika dibandingkan dengan 31 Desember 2013.
Penurunan tersebut disebabkan adanya penghematan belanja sesuai dengan
Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2014 tentang Langkah-Langkah Penghematan
dan Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014. Kegiatan
perjalanan dinas tersebut antara lain dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan
kegiatan konsinyering baik di dalam kota maupun di luar kota, audit, pemeriksaan,
sosialisasi dan diseminasi, asistensi kepada penegak hukum, dan rapat koordinasi
menghadiri undangan pertemuan dengan instansi di dalam maupun diluar kota
serta pelaksanaan kerjasama dengan lembaga internasional di luar negeri dalam
rangka Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Rincian Realisasi Belanja Perjalanan PPATK untuk tahun yang berakhir pada 31
Desember 2014 dan 2013 disajikan dalam Tabel 19.
Tabel 19 Perbandingan Belanja Perjalanan
Untuk Bulan yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
Uraian Realisasi Belanja
Perjalanan 31 Desember 2014
(Neto)
Realisasi Belanja Perjalanan
31 Desember 2013 (Neto)
% Kenaikan (Penurunan)
Belanja Perjalanan Dalam Negeri Rp 9.392.587.615 Rp 10.859.138.868 -13,51
1. Belanja Perjalanan Biasa Rp 3.933.921.589 Rp 3.120.149.603 26,082. Belanja Perjalanan Dinas
Dalam Kota Rp 259.602.000 Rp 75.730.000 242,80
3. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Rp 1.609.684.926 Rp 1.398.810.371 15,08
4. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota (d.h. Belanja Perjalanan Lainnya )
Rp 3.589.379.100 Rp 6.264.448.894 -42,70
Belanja Perjalanan Luar Negeri Rp 1.061.186.272 Rp 1.574.948.578 -32,62
1. Belanja Perjalanan Lainnya - Luar Negeri Rp 1.061.186.272 Rp 1.574.948.578 -32,62
Total Rp 10.453.773.887 Rp 12.434.087.446 -15,93Sumber: Laporan Laporan Realisasi Anggaran Belanja PPATK untuk bulan yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 29 -
Realisasi Belanja ModalRp8.644.036.757,00
B.2.1.3 Belanja Modal Realisasi Belanja Modal untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan
2013 adalah masing-masing sebesar Rp8.644.036.757,00 dan
Rp11.023.918.352,00. Secara keseluruhan realisasi Belanja Modal untuk tahun yang
berakhir pada 31 Desember 2014 terjadi penurunan sebesar 21,59 persen
dibandingkan 31 Desember 2013. Penurunan terjadi pada Belanja Modal Gedung
dan Bangunan sebesar 55,57 persen, dan Belanja Modal Lainnya sebesar 72,96
persen. Namun, Belanja Modal Peralatan dan Mesin mengalami kenaikan sebesar
124,64 persen.
Rincian Realisasi Belanja Modal untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014
dan 2013 disajikan dalam Tabel 20. Tabel 20
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Untuk Bulan Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
Jenis Belanja Modal Realisasi Belanja
Modal 31 Desember 2014
Realisasi Belanja Modal
31 Desember 2013 % Kenaikan (Penurunan)
Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp 6.231.006.353 Rp 2.773.752.830 124,64%
Belanja Modal Gedung dan Bangunan Rp 465.477.540 Rp 1.047.768.100 -55,57%
Belanja Modal Jaringan Rp - Rp - 0,00%
Belanja Modal Lainnya Rp 1.947.552.864 Rp 7.202.397.422 -72,96%
Total Rp 8.644.036.757 Rp 11.023.918.352 -21,59% Sumber: Laporan Laporan Realisasi Anggaran Belanja PPATK untuk bulan yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013
Belanja Transaksi Non Kas sebesar Rp3.183.636.331,00
B.2.2. Belanja Transaksi Non Kas Selama tahun 2014 PPATK menerima hibah langsung dari Australian Agency for
International Development (AUSAID) dalam bentuk jasa. Hibah tersebut tertuang dalam
Subsidiary Arrangement antara Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia terkait
dengan Dana Kemitraan Pemerintah (Government Partnership Fund) Fase II tanggal 2
Desember 2010 yang ditandatangani oleh Richard Moore Deputy Director General Asia
Division AusAID dan Dr. Rizal Affandi Lukman MA Deputi Bidang Koordinasi Kerja
sama Ekonomi dan Pembiayaan Internasional Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian dengan nomor referensi hibah GA 30.08.2006 dan nomor registrasi
71012601. Hibah tersebut dikelola/dilaksanakan sepenuhnya oleh pihak Australian
Transaction and Analysis Centre(AUSTRAC).
Projek yang dibiayai dari hibah langsung berupa jasa dari AUSTRAC, antara lain:
1. Projek1- International Funds Transfer Instructions (IFTI)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam projek ini yaitu penggunaan Jasa Konsultan
untuk membantu merancang aplikasi IT dalam rangka pelaporan IFTI. Kegiatan
yang akan diserahterimakan merupakan kegiatan yang telah dilaksanakan pada
Triwulan IV Tahun 2013 dan Triwulan I Tahun 2014.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 30 -
2. Projek 2-Non Profit Organizations (NPO)
Projek ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan kapasitas instansi terkait di
Indonesia untuk mencegah penyalahgunaan sektor NPO dari resiko pencucian
uang dan pendanaan terorisme. Kegiatan yang diserahterimakan merupakan
kegiatan yang telah dilaksanakan pada Triwulan IV Tahun 2013.
3. Projek 2 -Money Laundering Investigation
Projek ini dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas beberapa instansi terkait di
Indonesia dalam rangka investigasi tindak pidana pencucian uang. Projek ini
merupakan projek pengganti dari Projek 2 – NPO yang dilaksanakan sejak tahun
2013. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam projek investigasi pencucian uang
masih merupakan tahap perencanaan awal yaitu penerjemahan dokumen untuk
mengidentifikasi ruang lingkup projek.
4. Projek 4–Analyst Capacity Building
Projek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas analisis PPATK dengan
kegiatan antara lain menyelenggarakan workshop dengan aparat penegak hukum
di Indonesia terkait penanganan hasil kejahatan (korupsi) yang dilakukan oleh para
aparatur negara. Nilai jasa yang akan diserahterimakan merupakan jasa yang
telah diselesaikan dalam kegiatan di tahun 2012 namun belum diserahterimakan
pada tahun tersebut karena keterlambatan laporan yang diberikan oleh pihak
donor.
5. Projek 5 –Analyst Exchange
Kegiatan yang dilaksanakan dalam projek ini adalah pertukaran analis dimana dua
orang analis PPATK dipekerjakan (pelatihan di lapangan) di AUSTRAC selama
tiga minggu (21 Oktober-8 November 2013) dan selanjutnya seorang analis
AUSTRAC dipekerjakan (pelatihan di lapangan) di PPATK selama 2 minggu (18-
29 November 2013).
6. Projek 5 – E-learning
Project ini merupakan lanjutan dari Projek 3 – E-learning di tahun 2013. Kegiatan
yang dilakukan pada projek ini yaitu menyelenggarakan workshop dengan pihak
pelapor untuk meluncurkan aplikasi E-learning Modul 2 dan 3 pada tanggal 18
Maret 2014.
7. Projek 8-Business Continuity Management (BCM)
Projek ini dilakukan dalam rangka mengembangkan program pengujian tahunan
dan menyelenggarakan pelatihan untuk menguji dan melaksanakan Business
Continuity Plans. Kegiatan yang akan diserahterimakan merupakan kegiatan yang
telah dilaksanakan pada Triwulan IV Tahun 2013.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 31 -
8. Projek 9–National ML/TF Risk Threat Assessment (NRA)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam projek ini adalah workshop dengan semua
lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengimplementasian Anti Money
Laundering/Counter Terrorism Financing (AML/CTF) dan aparat penegak hukum
dalam rangka NRA. Kegiatan yang akan diserahterimakan merupakan kegiatan
yang telah dilaksanakan pada Triwulan IV Tahun 2013.
Pada tanggal 17 Juli dan 7 Oktober 2014 telah ditandatangi BAST Hibah Jasa dari
AUSTRAC kepada PPATK atas proyek yang dibiayai dari hibah langsung berupa jasa
dari AUSAID. Seluruh hibah yang diserahterimakan ke PPATK sudah disahkan oleh
Kementerian Keuangan dan dilakukan pencatatan di KPPN Jakarta VI.
Rincian Hibah Langsung yang diterima oleh PPATK dari AUSTRAC dijelaskan pada
Tabel 21. Tabel 21
PPATK-AUSTRAC Partnership Proram (PAPP) Rekapitulasi Status Administrasi Hibah
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014
No Kegiatan Hibah
BAST SP3HL-BJS MPHL-BJS Nilai (Rp)
1 Project 1 - IFTI 01/BAST/01.2.3/VII/2014 Tgl. 17 Juli 2014
SP3HLBJS-0217/PU.6/ 2014Tgl. 28-10-2014
MPHL BJS Nomor 626993L tanggal 31-12-2014
1.007.509.174,00
2 Project 2 - NPOs
02/BAST/01.2.3/VII/2014 Tgl. 17 Juli 2014
SP3HLBJS-0218/PU.6/ 2014Tgl. 28-10-2014
MPHL BJS Nomor 622842L tanggal 31-12-2014
170.912.996,00
3 Project 2 - Money Laundering Investigation
03/BAST/01.2.3/VII/2014 Tgl. 17 Juli 2014
SP3HLBJS-0219/PU.6/ 2014Tgl. 28-10-2014
MPHL BJS Nomor 622843L tanggal 31-12-2014
1.971.187,00
4 Project 4 - Analyst Capacity Building
04/BAST/01.2.3/VII/2014 Tgl. 17 Juli 2014
SP3HLBJS-0220/PU.6/ 2014Tgl. 28-10-2014
MPHL BJS Nomor 622844L tanggal 31-12-2014
59.339.386,00
5 Project 5 - Analyst Exchange
05/BAST/01.2.3/VII/2014 Tgl. 17 Juli 2014
SP3HLBJS-0221/PU.6/ 2014Tgl. 28-10-2014
MPHL BJS Nomor 622850L tanggal 31-12-2014
348.612.944,00
6 Project 5- E-Learning
06/BAST/01.2.3/VII/2014 Tgl. 17 Juli 2014
SP3HLBJS-0222/PU.6/ 2014Tgl. 28-10-2014
MPHL BJS Nomor 622845L tanggal 31-12-2014
3.554.055,00
7 Project 8 - BCM 07/BAST/01.2.3/VII/2014 Tgl. 17 Juli 2014
SP3HLBJS-0223/PU.6/ 2014Tgl. 28-10-2014
MPHL BJS Nomor 622846L tanggal 31-12-2014
313.228.653,00
8 Project 9 - ML/TF Risk Assessment
08/BAST/01.2.3/VII/2014 Tgl. 17 Juli 2014
SP3HLBJS-0224/PU.6/ 2014Tgl. 28-10-2014
MPHL BJS Nomor 622847L tanggal 31-12-2014
1.070.210.750,00
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 32 -
No Kegiatan Hibah
BAST SP3HL-BJS MPHL-BJS Nilai (Rp)
9 Project 1 - InternationalFunds Transfer Instructions(IFTI), Project 2 - Amendemen Undang-Undang No. 8 Tahun 2010, Project 3 - Money Laundering/Terrorist Financing (ML/TF)National Risk Assessment (NRA)
01/BAST/01.2.3/X/2014 Tgl. 7 Oktober 2014
SP3HLBJS-0208/PU.6/ 2014Tgl. 27-10-2014
MPHL BJS Nomor 622849L tanggal 31-12-2014
540.901.201,00
10 Project 5 - E-Learning
02/BAST/01.2.3/X/2014 Tgl. 7 Oktober 2014
SP3HLBJS-0209/PU.6/ 2014Tgl. 27-10-2014
MPHL BJS Nomor 622848L tanggal 31-12-2014
330.110.931,00
Jumlah 3.846.351.277,00
Sumber: Dokumen BAST Hibah Jasa Tahun 2014
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 33 -
C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA
ASET Aset Lancar Rp1.155.686.649,00
C.1. Aset Lancar
Nilai Aset Lancar per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar Rp1.155.686.649,00 dan Rp1.446.808.131,00. Aset lancar merupakan aset yang diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Rincian Aset Lancar pada PPATK per 31 Desember 2014 dan 2013 tersaji pada Tabel 22.
Tabel 22 Rincian Aset Lancar
Per 31 Desember 2014 dan 2013 No.
Aset Lancar 30 Desember 2014 30 Desember 2013
1 Kas di Bendahara Pengeluaran Rp - Rp 8.967.046 2 Kas dan Setara Kas Lainnya Rp - Rp 51.452.930 3 Piutang Bukan Pajak Rp 138.213.790 Rp 18.597.863
4Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang Bukan Pajak
Rp (691.069) Rp (92.989)
5Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
Rp - Rp -
6Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rp - Rp -
7 Persediaan Rp 1.018.163.928 Rp 1.367.883.281 Jumlah Rp 1.155.686.649 Rp 1.446.808.131
Sumber: NeracaPPATK per 31 Desember 2014 dan 2013
Kas di Bendahara Pengeluaran Rp0,00
C.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp8.967.046,00 merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan atau belum disetorkan kembali ke Kas Negara per tanggal neraca.
Kas Lainnya dan Setara Kas Rp0,00
C.1.2 Kas Lainnya dan Setara Kas Kas Lainnya dan Setara Kas mencakup Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran yang merupakan kas berada di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, baik saldo rekening di bank maupun uang tunai yang belum disetorkan ke Kas negara. Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp51.452.930,00.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 34 -
Piutang Bukan Pajak Rp138.213.790,00
C.1.3. Piutang Bukan Pajak Piutang Bukan Pajak adalah semua hak atau klaim kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada akhir tahun anggaran. Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp138.213.790,00 dan Rp18.597.863,00. Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2014 merupakan pengembalian pembayaran atas kontrak pekerjaan pengadaan software dan perpanjangan lisensi yang belum diselesaikan pada 31 Desember 2014. Rincian Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2014 tersaji pada Tabel 23.
Tabel 23 Rincian Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2014
Saldo per 31 Desember 2013 Rp 18.597.863Mutasi tambah Tahun 2014: Piutang Bukan Pajak Rp 138.213.790 Mutasi Kurang Tahun 2014: - Pelunasan Piutang Jangka Pendek Lainnya tahun 2014 Rp 6.372.083 -Kelebihan Pembayaran Tunjangan Umum Rp 9.850.000 -Perjalanan Dinas yang Tidak Digunakan Rp 1.441.000 -Denda Keterlambatan Rp 934.780 Saldo per 31 Desember 2014 Rp 138.213.790
Sumber: Buku Besar PPATK per 31 Desember 2014 dan 2013
Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak Rp691.069,00
C.1.4 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang PNBP Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka Pendek per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar Rp691.069,00 dan Rp92.989,00 yang merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang jangka pendek yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang.
Bagian Lancar Tagihan TuntutanPerbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi Rp0,00
C.1.5. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi merupakan piutang yang dikarenakan timbulnya tuntutan ganti rugi yang dikenakan oleh atasan langsung kepada orang, pegawai negeri atau bukan pegawai negeri yang bukan bendaharawan karena lalai atau perbuatan melawan hukum yang menyebabkan kerugian negara.
Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp0,00. Rincian Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 2014 tersaji pada Tabel 24.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 35 -
Tabel 24 Rincian Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
per 31 Desember 2014 Saldo per 31 Desember 2013 Rp - Mutasi tambah Tahun 2014: Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi Rp 148.603.000 Mutasi Kurang Tahun 2014: - Cicilan ke-1 Pembayaran TP/TGR Rp 24.500.000 - Cicilan ke-2 Pembayaran TP/TGR Rp 24.500.000 - Cicilan ke-3 Pembayaran TP/TGR Rp 24.500.000 - Cicilan ke-4 Pembayaran TP/TGR Rp 24.500.000 - Cicilan ke-5 Pembayaran TP/TGR Rp 24.500.000 - Cicilan ke-6 Pembayaran TP/TGR Rp 26.103.000 Saldo per 31 Desember 2014 Rp -
Sumber: Buku Besar PPATK per 31 Desember 2014 dan 2013
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rp0,00
C.1.6. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang jangka pendek yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp0,00.
PersediaanRp1.018.163.928,00
C.1.7. Persediaan Nilai Persediaan per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing adalah sebesar Rp1.018.163.928,00 dan Rp1.367.883.281,00. Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Rincian Persediaan per 31 Desember 2014 dan 2013 tersaji pada Tabel 25.
Tabel 25 RincianPersediaan 31 Desember 2014
No. Uraian 30 Desember 2014 30 Desember 20131 Barang Konsumsi Rp 749.638.197 Rp 973.699.052 2 Bahan Untuk Pemeliharaan Rp 66.475.938 Rp 118.414.807
3Barang untuk Dijual/Diserahkan Kepada Masyarakat Rp 20.900.000 Rp 14.800.000
4 Bahan Baku Rp 9.229.560 Rp 16.939.760 5 Suku Cadang Rp 89.388.134 Rp 122.665.451 6 Persediaan Lainnya Rp 82.532.099 Rp 121.364.211
Jumlah Rp 1.018.163.928 Rp 1.367.883.281 Sumber: NeracaPercobaan PPATK per 31 Desember 2014 dan 2013
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 36 -
Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam kondisi baik.
Pada Tahun 2014 terdapat ATK yang diterima dari penyedia barang/jasa sebesar Rp27.549.500,00 yang sudah diterima dan digunakan namun penyerahan tersebut tidak didukung dengan Berita Acara Serah Terima. Penyedia barang mengalami kesulitan likuiditas sehingga tidak sanggup untuk memenuhi kewajibannya sesuai nilai kontrak, dan sampai dengan tanggal pelaporan tidak mengajukan tagihan kepada PPATK. Terhadap penyedia barang tersebut telah dikenakan hukuman berupa black-list dalam Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Aset Tetap Rp165.209.621.944,00
C.2 Aset Tetap Saldo aset Tetap per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebesar Rp165.209.621.944,00 dan Rp153.840.334.427,00 yang merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan dan digunakan dalam kegiatan operasional entitas. Nilai Buku Aset Tetap per 31 Desember 2014 terjadi penurunan jika dibandingkan dengan Nilai Buku Aset Tetap per 31 Desember 2013, hal ini disebabkan karena diberlakukan penyusutan atas aset tetap. Rincian Aset Tetap PPATK per 31 Desember 2014 dan 2013 tersaji pada Tabel 26.
Tabel 26 Rincian Aset Tetap
31 Desember 2014 dan 2013 No
Jenis 31 Desember 2014 31 Desember 2013
1 Tanah Rp 80.978.000.000 Rp 67.881.000.000 2 Peralatan dan Mesin Rp 65.004.604.281 Rp 58.868.754.828 3 Gedung dan Bangunan Rp 78.199.654.457 Rp 77.750.726.417 4 Jalan, irigasi dan Jaringan Rp 542.646.198 Rp 542.646.198 5 Aset Tetap Lainnya Rp 246.874.097 Rp 232.283.807
Jumlah Rp 224.971.779.033 Rp 205.275.411.250 Akumulasi Penyusutan Rp (59.762.157.089) Rp (51.435.076.823)Nilai Buku Aset Tetap Rp 165.209.621.944 Rp 153.840.334.427
Sumber: Neraca PPATK per 31 Desember 2014 dan 2013
TanahRp80.978.000.000
C.2.1 Tanah Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki PPATK per 31 Desember 2014 dan 2013. Masing-masing sebesar Rp80.978.000.000,00 dan Rp67.881.000.000,00. Aset berupa tanah, terdiri dari: 1. Tanah seluas 4.500 m2 berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda No. 35, Kecamatan
Gambir, Jakarta Pusat senilai Rp66.600.000.000,00. Tanah tersebut diperoleh dari hibah Kementerian Keuangan kepada PPATK pada Tahun 2007.
2. Tanah seluas 5.648 m2 berlokasi di Desa Ciloto, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat senilai Rp1.281.000.000,00. Tanah tersebut diperoleh dari hibah Kementerian Keuangan kepada PPATK pada Tahun 2010.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 37 -
3. Tanah seluas 9.510 m2 berlokasi di Jalan Raya Tapos - Cimpaeun, Kecamatan Cimanggis, Kabupaten Bogor, Jawa Barat senilai Rp13.097.000.000,00. Tanah tersebut diperoleh dari hibah berdasarkan Surat Keputusan Menteri keuangan Nomor 197/KM.6/2014 tanggal 7 Juli 2014 tentang Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara Eks Kelolaan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) pada PPATK dan surat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Nomor S-1705/KN/2014 tanggal 19 November 2014 Perihal Roya Hak Tanggungan SHM No. 87/Cimpaeun.
Peralatan dan Mesin Rp65.003.729.781,00
C.2.2 Peralatan dan Mesin Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan dan digunakan dalam kegiatan operasional entitas dengan nilai kapitalisasi minimal Rp300.000,00. Saldo aset tetap berupa peralatan dan mesin per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah Rp65.003.729.781,00 dan Rp58.868.754.828,00. Kenaikan nilai peralatan dan mesin tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 27.
Tabel 27 Mutasi Peralatan dan Mesin
Per 31 Desember 2014 Saldo per 31 Desember 2013 Rp 58.868.754.828 Mutasi tambah tahun 2014:
� Pembelian Rp 6.213.489.953
� Hibah Rp -
� Reklasifikasi aset dari Gedung dan Bangunan ke Peralatan dan Mesin
Rp 16.549.500
� Kapitalisasi Belanja Barang ke Belanja Modal
Rp 86.000.000
Total Mutasi Tambah Rp 6.316.039.453 Mutasi kurang tahun 2014:
� Penghentian aset dari penggunaan Rp -
� Perekaman kembali akibat Migrasi BMN
Rp -
� Penghapusan Rp (180.190.000) Total Mutasi Kurang Rp (180.190.000)Saldo per 31 Desember 2014 Rp 65.004.604.281 Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2014
Rp (49.991.381.092)
Nilai Buku per 31 Desember 2014 Rp 15.013.223.189 Sumber: Buku Besar PPATK periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2014
Transaksi mutasi penambahan dan pengurangan peralatan dan mesin sebagai berikut:
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 38 -
a. Transaksi Penambahan Rincian transaksi penambahan berjumlah sebesar Rp6.316.039.453,00 yang berasal dari pembelian, reklasifikasi, dan kapitalisasi dijelaskan pada Tabel 28.
Tabel 28 Rincian Transaksi Penambahan Peralatan dan Mesin
Per 31 Desember 2014 No Uraian Nilai1 Alat Angkutan Darat Bermotor Rp 761.930.000 2 Alat Angkutan Darat Tak Bermotor Rp 9.900.000 3 Alat Bengkel Tak Bermesin Rp 13.200.000 4 Alat Kantor Rp 297.474.916 5 Alat Rumah Tangga Rp 378.939.000
Pembelian Rp 362.389.500 Reklasifikasi dari Belanja Modal
Gedung dan Bangunan Rp 16.549.500
6 Alat Studio Rp 21.450.000 7 Alat Komunikasi Rp 165.330.000 8 Komputer Unit Rp 2.006.730.950 9 Peralatan Komputer Rp 2.661.084.587
Pembelian Rp 2.575.084.587
Kapitalisasi dari Belanja Barang Rp 86.000.000
Jumlah Rp 6.316.039.453 Sumber: Laporan Barang Pengguna Berdasarkan Kelompok Barang per 31 Desember 2014
b. Transaksi pengurangan Nilai pengurangan sebesar Rp180.190.000,00 adalah pengurangan yang berasal dari penghapusan aset berupa Alat Angkut Darat Bermotor, yaitu berupa Kendaraan Dinas Mobil Toyota Avanza (Velloz) yang hilang dan sudah mendapatkan persetujuan penghapusan dari Pengelola Barang (Kementerian Keuangan) yang kemudian ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Pengguna Barang Nomor KEP-01.1/PPATK/05/14.
Gedung dan Bangunan Rp78.200.528.957,00
C.2.3 Gedung dan Bangunan Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah Rp78.199.654.457,00 dan Rp77.750.726.417,00 Mutasi Gedung dan Bangunan per tanggal pelaporan dijelaskan pada Tabel 29.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 39 -
Tabel 29 Rincian Mutasi Nilai Gedung dan Bangunan
Per 31 Desember 2014 Saldo per 31 Desember 2013 Rp 77.750.726.417 Mutasi tambah tahun 2014: � Pembelian Rp 465.477.540
� Reklasifikasi Rp - Total Mutasi Tambah Rp 465.477.540
Mutasi kurang tahun 2014: � Penghapusan Rp -
� Reklasifikasi ke Peralatan dan Mesin
Rp 16.549.500
Total Mutasi Kurang Rp 16.549.500 Saldo per 31 Desember 2014 Rp 78.199.654.457 Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2014
Rp (9.612.561.947)
Nilai Buku per 31 Desember 2014 Rp 68.587.092.510 Sumber: Laporan Barang Kuasa Pengguna Semester II Tahun 2014 pada PPATK
Jalan, Irigasi dan JaringanRp542.646.198,00
C.2.4 Jalan, Irigasi dan Jaringan Saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2014 adalah sama dengan saldo per 31 Desember 2013, yaitu sebesar Rp542.646.198,00 karena tidak ada mutasi tambah atau kurang selama tahun 2013. Akumulasi penyusutan sebesar Rp135.661.550,00, dengan rincian sebagaimana Tabel 30.
Tabel 30 Rincian Mutasi Nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan
Per 31 Desember 2014 Saldo per 31 Desember 2013 Rp 542.646.198Mutasi tambah tahun 2014: - Pembelian Rp -Mutasi kurang tahun 2014: - Koreksi nilai Rp - Saldo per 31 Desember 2014 Rp 542.646.198 Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2014 Rp (135.661.550) Nilai Buku per 31 Desember 2014 Rp 406.984.648
Sumber: Laporan Barang Kuasa Pengguna per 31 Desember 2014 pada PPATK
Aset Tetap Lainnya Rp246.874.097,00
C.2.5 Aset Tetap Lainnya Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah Rp246.874.097,00 dan Rp232.283.807,00 yang merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Termasuk ke dalam Aset Tetap Lainnya antara lain buku-buku perpustakaan.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 40 -
Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2014 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan nilai Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2013. Rincian mutasi Aset Tetap lainnya dapat dilihat sebagaimana Tabel 31.
Tabel 31 Rincian Mutasi Nilai Aset Tetap Lainnya
Per 31 Desember 2014 Saldo per 31 Desember 2013 Rp 232.283.807Mutasi tambah tahun 2014: - Pembelian Rp 14.590.290Mutasi kurang tahun 2014: - Koreksi nilai Rp - Saldo per 31 Desember 2014 Rp 246.874.097 Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2014
Rp (22.552.500)
Nilai Buku per 31 Desember 2014 Rp 224.321.597Sumber: Laporan Barang Kuasa Pengguna per 31 Desember 2014 pada PPATK
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Rp59.762.157.089,00
C.2.6 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing Rp59.762.157.089,00 dan Rp51.435.076.823,00. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP). Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2014 disajikan pada Tabel 32.
Tabel 32 Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Per 31 Desember 2014 No
Aset Tetap Nilai per 31 Desember 2014
Akum. Penyusutan Nilai Buku per 31 Desember 2014
1 Tanah Rp 80,978,000,000 Rp - Rp 80,978,000,000
2 Peralatan dan Mesin Rp 65.004.604.281 Rp (49.991.381.092) Rp 15.013.223.189
3Gedung dan Bangunan
Rp 78.199.654.457 Rp (9,612,561,947) Rp 68.587.092.510
4Jalan, irigasi dan Jaringan
Rp 542.646.198 Rp (135.661.550) Rp 406.984.648
5 Aset Tetap Lainnya Rp 246.874.097 Rp (22.552.500) Rp 224.321.597
Jumlah Rp 224.971.779.033 Rp (59.762.157.089) Rp 165.209.621.944
Sumber: Neraca Percobaan per 31 Desember 2014
Aset Lainnya Rp14.112.507.476,00
C.3 Aset LainnyaNilai Aset Lainnya per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah Rp14.112.507.476,00 dan Rp12.306.687.522,00 yang merupakan aset yang tidak dapat dikelompokkan baik ke dalam aset lancar maupun aset tetap, berupa software ataupun aset tetap yang tidak digunakan/ dihentikan penggunaannya untuk operasional pemerintah.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 41 -
Rincian Nilai Aset Lainnya pada tanggal pelaporan tersaji pada Tabel 33.
Tabel 33 Rincian Aset Lainnya
Per 31 Desember 2014 No.
Uraian 31 Desember 2014 31 Desember 2013
1 Aset Tak Berwujud Rp 14.029.326.521 Rp 12.179.544.902 2 Aset Lain-Lain Rp - Rp 127.142.620
Jumlah Rp 14.029.326.521 Rp 12.306.687.522 Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya Rp - Rp -
Aset Lainnya Rp 14.029.326.521 Rp 12.306.687.522 Sumber: Neraca per 31 Desember 2014 dan 2013
Aset Tak Berwujud Rp14.029.326.521,00
C.3.1 Aset Tak BerwujudAset Tak Berwujud adalah aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik. Pada PPATK aset tersebut berupa software maupun anti virus komputer untuk menunjang kegiatan operasional sehari-hari. Nilai Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebesar Rp14.029.326.521,00 dan Rp12.179.544.902,00. Rincian Aset Tak Berwujud dapat dijelaskan pada Tabel 34.
Tabel 34 Rincian Mutasi Nilai Aset Tak Berwujud
Per 31 Desember 2014 Saldo per 31 Desember 2013 Rp 12.179.544.902Mutasi tambah tahun 2014: - Pembelian Rp 1.423.597.365 - Pengembangan Nilai Aset Rp 426.184.254 Mutasi kurang tahun 2014: - Koreksi nilai Rp - Saldo per 31 Desember 2014 Rp 14.029.326.521 Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2014
Rp -
Nilai Buku per 31 Desember 2014 Rp 14.029.326.521 Sumber: Buku Besar per 31 Desember 2014 dan 2013
Aset Lain-lain Rp0,00 C.3.2 Aset Lain-lainAset Lain-Lain adalah Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasional entitas. Saldo Aset Lain-lain per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah Rp0,00 dan Rp127.142.620,00 yang berupa Aset Tetap yang Sudah Tidak Digunakan dalam Operasi Pemerintahan. Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor S-06/MK.6/WKN.7/KNL.04/2014 tanggal 7 Januari 2014 perihal Persetujuan Penjualan Barang Milik Negara (BMN) pada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, aset tetap tersebut sudah dilelang dan menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak, sehingga sudah dapat dihapusbukukan.
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 42 -
Terdapat Aset Tetap Peralatan Dan Mesin dalam keadaan rusak berat dan telah diusulkan penghapusannya kepada Kementerian Keuangan dengan Surat Nomor: S-06/01.1/PPATK/02/13 tanggal 18 Februari 2013, namun demikian sampai dengan saat ini belum keluar persetujuannya. Sesuai ketentuan dalam Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor: S-4215A/PB/2013 tanggal 26 Juni 2013, Aset tetap berupa Peralatan & Mesin yang dinyatakan dalam kondisi rusak berat dan dihentikan penggunaannya pada operasional pemerintah masih tercatat pada SIMAK BMN namun tidak muncul pada neraca.
Rincian nilai Aset Tetap dalam Kondisi Rusak Berat per 31 Desember 2014 disajikan pada Tabel 35.
Tabel 35 Rincian Aset Tetap dalam Kondisi Rusak Berat
31 Desember 2014
No Nama Aset Merek Tahun Perolehan Nilai Perolehan1 A.C�Split Panasonic 28�Maret�2006 3.520.000Rp�����������2 A.C�Split Panasonic 28�Maret�2006 3.520.000Rp�����������3 A.C�Split Panasonic 28�Maret�2006 3.520.000Rp�����������4 A.C�Split Panasonic 28�Maret�2006 3.520.000Rp�����������5 A.C�Split National 28�Maret�2006 3.520.000Rp�����������6 A.C�Split National 31�Desember�2005 7.150.000Rp�����������7 A.C�Split National 31�Desember�2005 4.345.000Rp�����������8 A.C�Split Fuji�Elektrik 31�Desember�2005 5.235.000Rp�����������9 A.C�Split National 31�Desember�2005 5.235.000Rp�����������10 A.C�Split Fuji�Elektrik 31�Desember�2005 5.235.000Rp�����������11 Portable�Water�Pump� Pompa�Sumpit 17�Desember�2007 5.397.460Rp�����������12 Portable�Water�Pump� Pompa�Sumpit 17�Desember�2007 5.397.460Rp�����������13 Portable�Water�Pump� Pompa�Sumpit 17�Desember�2007 5.397.460Rp�����������14 Portable�Water�Pump� Pompa�Sumpit 17�Desember�2007 5.397.460Rp�����������15 Portable�Water�Pump� Pompa�Sumpit 17�Desember�2007 5.397.460Rp�����������16 P.C�Unit LENOVO 7�Agustus�2006 8.830.097Rp�����������17 P.C�Unit HP 17�Oktober�2006 8.830.097Rp�����������18 P.C�Unit SIMBADA 17�Oktober�2006 8.830.097Rp�����������19 P.C�Unit ASUS 17�Oktober�2006 8.830.097Rp�����������20 P.C�Unit DELL 26�Desember�2006 8.830.097Rp�����������21 P.C�Unit DELL 31�Desember�2006 8.830.097Rp�����������22 P.C�Unit DELL 31�Desember�2006 8.830.097Rp�����������23 P.C�Unit DELL 31�Desember�2006 9.242.597Rp�����������24 P.C�Unit DELL 31�Desember�2006 8.764.097Rp�����������25 P.C�Unit HP 31�Desember�2006 15.900.256Rp��������26 P.C�Unit DELL 17�Desember�2007 8.963.900Rp�����������27 Uninterupted�Power�Supply RS�500 17�Desember�2008 3.190.000Rp�����������28 Uninterupted�Power�Supply RS�500 17�Desember�2008 3.190.000Rp�����������29 Uninterupted�Power�Supply RS�500 17�Desember�2008 3.190.000Rp�����������30 Auto�Switch/Data�Switch DLINK24PORT 31�Desember�2008 583.110.000Rp������
31KVM�(Keyboard/Peralatan�Personal�Komputer)�
DELL 17�Desember�2007 21.450.000Rp��������
32Scanner�(Peralatan�Personal�Komputer)
Canon 17�Desember�2008 15.840.000Rp��������
33 Kursi�Besi�(9�Unit) 16.382.100Rp��������34 Sepeda�Statis 5.557.500Rp�����������35 Dispenser 2.915.000Rp�����������
831.293.429Rp Jumlah
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 43 -
KEWAJIBAN Kewajiban Jangka PendekRp12.033.167,00
C.4. Kewajiban Jangka Pendek
Nilai Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp12.033.167,00 dan Rp63.538.838,00. Kewajiban Jangka Pendek merupakan kelompok kewajiban yang diharapkan segera diselesaikan dalam waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Rincian Kewajiban Jangka Pendek tersaji pada Tabel 36.
Tabel 36 Rincian Kewajiban Jangka Pendek
Per 31 Desember 2014 No. Aset Lancar 31 Desember 2014 31 Desember 2013 1 Pendapatan Diterima di Muka Rp 12.033.167 Rp 3.118.862
2 Uang Muka dari KPPN Rp - Rp 8.967.046
3 Pendapatan yang Ditangguhkan Rp - Rp 51.452.930
Jumlah Rp 12.033.167 Rp 63.538.838 Sumber: Neraca PPATK Tahun 2014 dan 2013
Pendapatan Diterima Dimuka Rp12.033.167,00
C.4.1 Pendapatan Diterima Dimuka Utang kepada Pihak Ketiga adalah belanja yang masih harus dibayar dan utang kepada pihak ketiga lainnya. Saldo Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp12.033.167,00 dan Rp3.118.862,00.
Uang Muka dari KPPN Rp0,00
C.4.2 Uang Muka dari KPPN Saldo Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp8.967.046,00 Uang Muka dari KPPN merupakan uang persediaan (UP) atau tambahan uang persediaan (TUP) diberikan KPPN sebagai uang muka kerja yang masih berada pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran pada tanggal pelaporan.
Pendapatan yang Ditangguhkan Rp0,00
C.4.3 Pendapatan yang Ditangguhkan Pendapatan Yang Ditangguhkan merupakan penyeimbang akun Kas Lainnya dan Setara Kas. Jumlah Pendapatan yang Ditangguhkan per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp0,00dan Rp51.452.930,00. Pendapatan tersebut merupakan pendapatan PNBP, berasal dari sisa atau pengembalian belanja yang belum disetorkan ke Kas Negara pada tanggal 31 Desember 2013, namun pendapatan yang ditangguhkan tersebut seluruhnya sudah disetorkan ke Kas Negara pada bulan Januari 2014.
EKUITASEkuitas Dana Lancar Rp1.143.653.482,00
C.5 Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Lancar merupakan penyimbang beberapa akun yang ada di Aset Lancar dan di Kewajiban Jangka Pendek dengan rincian nilai Ekuitas Dana Lancar
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 44 -
per 31 Desember 2014 dan 2013 tersaji pada Tabel 37.
Tabel 37 Rincian Ekuitas Dana Lancar
Per 31 Desember 2014 dan 2013 No. Ekuitas Dana Lancar 31 Desember 2014 31 Desember 2013 1 Cadangan Piutang Rp 137.522.721 Rp 18.504.874 2 Cadangan Persediaan Rp 1.018.163.928 Rp 1.367.883.281
3Barang/Jasa Yang Harus Diserahkan
Rp (12.033.167) Rp (3.118.862)
Jumlah Rp 1.143.653.482 Rp 1.383.269.293 Sumber: Neraca PPATK Tahun 2014 dan 2013
Cadangan Piutang Rp137.522.721,00
C.5.1 Cadangan Piutang Jumlah Cadangan Piutang per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp137.522.721,00dan Rp18.504.874,00 merupakan jumlah ekuitas dana lancar PPATK dalam bentuk piutang setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tak tertagih.
Cadangan Persediaan Rp1.018.163.928,00
C.5.2 Cadangan Persediaan Jumlah Cadangan Persediaan per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp1.018.163.928,00dan Rp1.367.883.281,00merupakan jumlah ekuitas dana lancar PPATK dalam bentuk persediaan.
Belanja/Jasa yang Masih Harus DiserahkanMinus Rp12.033.167,00
C.5.3 Barang/Jasa yang Masih Harus Diserahkan Barang/Jasa yang Masih Harus Diserahkan per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar minus Rp12.033.167,00 dan minus Rp3.118.862,00 Barang/Jasa yang Masih Harus Diserahkan merupakan ekuitas dana lancar berupa barang/jasa yang harus diserahkan kepada pihak lain.
Ekuitas Dana Investasi Rp179.238.948.465,00
C.6 Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas Dana Investasi merupakan penyimbang beberapa akun yang ada di Aset Tetap, Aset Lainnya dan Kewajiban Jangka Panjang. Rincian nilai Ekuitas Dana Investasi per 31 Desember 2014 dan 2013 disajikan pada Tabel 38.
Tabel 38 Rincian Ekuitas Dana Investasi 31 Desember 2014 dan 2013
No. Ekuitas Dana Lancar 31 Desember 2014 31 Desember 2013
1Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Rp 165.209.621.944 Rp153.840.334.427
2Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Rp 14.029.326.521 Rp 12.306.687.522
Jumlah Rp 179.238.948.465 Rp166.147.021.949Sumber: Neraca PPATK Tahun 2014 dan 2013
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 45 -
Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp165.209.621.944,00
C.6.1 Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Nilai Diinvestasikan dalam Aset Tetap tersaji per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar Rp165.209.621.944,00 dan Rp153.840.334.427,00. Diinvestasikan dalam Aset Tetap merupakan jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan dalam bentuk Aset Tetap.
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Rp14.029.326.521,00
C.6.2 Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya Diinvestasikan dalam Aset Lainnya merupakan jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan dalam bentuk Aset Lainnya. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah masing-masing sebesar Rp14.029.326.521,00 dan Rp12.306.687.522,00.
D. PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA
D.1 KEJADIAN-KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA
D1.1 Penyelesaian Pekerjaan Pengadaan Lisensi yang Belum Selesai Sampai Dengan 31 Desember 2014 Berdasarkan surat perjanjian Nomor PERJ-202/01.1.1/PPATK/12/14 tanggal 15 Desember 2014, PT. Arjuna Sinatria Amarta sepakat untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan software dan perpanjangan lisensi untuk PPATK dengan nilai perjanjian Rp588.298.425,00 dan batas waktu penyelesaian pekerjaan sampai dengan tanggal 28 Desember 2014. Berdasarkan Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER-37/PB/2014 tentang Langkah-langkah Akhir Tahun 2014 diatur bahwa batas akhir pengajuan SPM-LS untuk kontrak yang berakhir sampai dengan 31 Desember 2014 adalah tanggal 23 Desember 2014. Dengan memperhatikan PER-37/PB/2014 tersebut, PPATK telah melakukan pembayaran kepada PT. Arjuna Sinatria Amarta sebagai berikut: a. SPM Nomor: 01549/PPATK/2014 tgl 23-12-2014 dan SP2D Nomor:
621517L/175/110 tgl 24-12-2014 senilai Rp175.613.295,00; dan b. SPM Nomor: 01548/PPATK/2014 tgl 23-12-2014 dan SP2D Nomor:
621516L/175/110 tgl 29-12-2014 senilai Rp412.685.130,00. Penerbitan/pengajuan SPM tersebut diajukan oleh PPATK dengan melampirkan jaminan (bank garansi) yang diterbitkan oleh PT. Bank UOB Indonesia atas nama PT. Arjuna Sinatria Amarta sebesar Rp588.298.425,00 mengingat pada saat pengajuan SPM kepada KPPN Jakarta VI pekerjaan tersebut belum selesai. Sampai dengan batas akhir kontrak tanggal 28 Desember 2014, PT. Arjuna Sinatria Amarta tidak dapat menyelesaikan pekerjaan 100%, sehingga masih terdapat nilai sisa kontrak sebesar Rp138.213.790,00. Karena PPATK telah melakukan pembayaran pekerjaan yang belum dapat diselesaikan sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, transaksi tersebut telah dicatat dalam Neraca PPATK per 31 Desember 2014 sebagai Piutang-Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar
Laporan Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Tahun 2014 (Audited)
Catatan atas Laporan Keuangan - 46 -
Rp138.213.790,00. Pada 15 Januari 2015 dilakukan pencairan bank garansi oleh KPPN Jakarta VI senilai pekerjaan yang belum diselesaikan, yaitu sebesar Rp138.213.790,00 untuk selanjutnya disetorkan ke negara dengan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) pada tanggal yang sama.
Pada tanggal 14 Januari 2015, PT. Arjuna Sinatria Amarta dapat menyelesaikan seluruh pekerjaannya (100%) dan telah diterima oleh PPATK dengan Berita Acara Serah terima (BAST) Nomor: BAST-006/01.1.1/PPATK/01/15. Berdasarkan hal tersebut, maka PPATK berkewajiban untuk melakukan pembayaran atas pekerjaaan yang telah diselesaikan senilai Rp138.213.790,00 pada Tahun 2015. Berkenaan dengan hal tersebut maka pembayaran akan dilakukan atas beban anggaran PPATK tahun 2015. Atas pencairan bank garansi tersebut PPATK akan mencatat dalam laporan secara akrual pada Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Operasional Tahun 2015.
D.2 PENGUNGKAPAN LAINNYA
D.2.1 Kegiatan Pengembangan Aplikasi SIAPPU-PPT terhadap UU PPTPPU
Terhadap pembayaran kepada PT. Waditra Reka Cipta Bandung atas pekerjaan Penyempurnaan Aplikasi SIAPPU-PPT terhadap UU PPTPPU Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan dengan nilai sebesar Rp.377.749.254,00 dengan menerapkan prinsip kehati-hatian, dapat dijelaskan sebagai berikut:.
1. Pengadaan pekerjaan Penyempurnaan Aplikasi SIAPPU-PPT terhadap UU PP TPPU Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan dengan nilai sebesar Rp488.856.500,00 oleh PT. Waditra Reka Cipta Bandung sesuai dengan Surat Perjanjian/Kontrak Nomor: PERJ-38/01.1.1/PPATK/04/13 tanggal 25 April 2013. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan selama 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender (s.d. 20 Desember 2013).
2. Pengadaan pekerjaan tersebut dilakukan dalam rangka menyempurnakan aplikasi sistem pelaporan di PPATK, antara lain pembuatan modul penyampaian Laporan Transaksi Dari dan Ke Luar Negeri/LTDLN (International Fund Transfer Instruction Report/IFTI) sebagai sarana untuk menyampaikan laporan dari Pihak Pelapor ke PPATK. Pada tanggal 26 Juni 2013, telah diundangkan Peraturan Kepala PPATK Nomor PER-12/1.02/PPATK/06/13 tentang Tata Cara Penyampaian Laporan Transaksi Keuangan Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri bagi Penyedia Jasa Keuangan, yang menyatakan bahwa pelaksanaan kewajiban pelaporan IFTI bagi Bank umum mulai berlaku pada tanggal 14 Januari 2014 (Pasal 36), dan bagi PJK selain Bank Umum mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2014, sehingga keberadaan aplikasi ini
PPATK Bagian Anggaran 078
Kode Satuan Kerja 453374
Jl. Ir. H. Juanda No.35 Jakarta 10120 Indonesia
Telepon.+6221-3850455 +6221-3853922 Faksimili. +6221-3856809 +6221-3856826
Email : [email protected] Website : www.ppatk.go.id