Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

85
Kementerian Luar Negeri Jl. Taman Pejambon No. 6 Jakarta Pusat KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 (Audited)

Transcript of Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

Page 1: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

Kementerian Luar NegeriJl. Taman Pejambon No. 6 Jakarta Pusat

KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI

LAPORAN KEUANGANUntuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 (Audited)

Page 2: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 3 -

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KEMENTERIAN LUAR NEGERILAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

(DalamRupiah)

Uraian Cat.

31 Desember 2015 2014

Anggaran Realisasi%

RealisasiterhadapAnggaran

Realisasi

PENDAPATAN B.1.

1. Penerimaan NegaraBukan Pajak Rp 471.605.861.620 Rp 618.025.747.638 131,05 Rp 567.039.214.808

Jumlah Pendapatan Rp 471.605.861.620 Rp 618.025.747.638 131,05 Rp 567.039.214.808

BELANJA B.2.

1. Belanja Pegawai B.2.1. Rp 3.139.079.340.000 Rp 2.943.209.807.559 93,76 Rp 2.510.726.428.548

2. Belanja Barang B.2.2. Rp 3.048.356.974.000 Rp 2.686.053.918.754 88,11 Rp 2.485.677.216.075

3. Belanja Modal B.2.3. Rp 396.269.341.000 Rp 272.880.022.274 68,86 Rp 343.421.805.267

Jumlah Belanja Rp 6.583.705.655.000 Rp 5.902.143.748.587 89.65 Rp 5.339.825.449.890

Page 3: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 4 -

II. NERACA

KEMENTERIAN LUAR NEGERINERACA

PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

(Dalam Rupiah)

NAMA PERKIRAAN Cat. 31 Desember 2015 31 Desember 2014

ASET

ASET LANCAR C.1.

Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1. Rp 111.507.998.145 Rp 159.601.809.003

Kas di Bendahara Penerimaan C.1.2. Rp 41.657.654.980 Rp 19.588.607.037

Kas Lainnya dan Setara Kas C.1.3. Rp 85.085.635.340 Rp 126.273.723.177

Belanja Dibayar Dimuka (prepaid) C.1.4. Rp 49.784.471.328 Rp 56.573.404.278

Piutang Bukan Pajak C.1.5. Rp 52.562.787.773 Rp 52.028.280.204Penyisihan Piutang Tak Tertagih - PiutangBukan Pajak C.1.6. Rp (1.075.301.249) Rp (3.125.492.912)

Piutang Bukan Pajak (Netto) C.1.7 Rp 51.487.486.524 Rp 48.902.787.292

Bagian Lancar Tagihan TP/TGR C.1.8. Rp 28.267.913.836 Rp 34.999.067.716Penyisihan Piutang Tak Tertagih - BagianLancar Tagihan TP/TGR C.1.9. Rp (27.966.411.500) Rp ( 34.585.797.466)

Bagian Lancar Tagihan TP/TGR (Netto) C.1.10. Rp 301.502.336 Rp 413.270.250

Persediaan C.1.11. Rp 45.572.848.748 Rp 46.325.175.117

JUMLAH ASET LANCAR Rp 385.397.597.401 Rp 457.678.776.154

ASET TETAP C.2.

Tanah C.2.1. Rp 10.350.689.391.155 Rp 10.352.695.391.155

Peralatan dan Mesin C.2.2. Rp 1.488.806.440.928 Rp 1.371.180.061.931

Gedung dan Bangunan C.2.3. Rp 5.727.660.351.825 Rp 5.667.230.049.151

Jalan, Irigasi dan Jaringan C.2.4. Rp 46.164.708.740 Rp 46.071.208.740

Aset Tetap Lainnya C.2.5. Rp 90.080.284.466 Rp 89.711.917.802

Konstruksi Dalam Pengerjaan C.2.6. Rp 14.766.617.490 Rp 7.738.461.384

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.2.7. Rp (4.376.659.500.687) Rp (4.134.479.080.905)

JUMLAH ASET TETAP Rp 13.341.508.293.917 Rp 13.400.148.009.258

PIUTANG JANGKA PANJANG C.3.

Piutang Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan GantiRugi

C.3.1. Rp 1.009.523.033 Rp 832.025.840

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – TP/TGR C.3.2. Rp (7.165.284) Rp ( 6.073.190)

Page 4: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 5 -

Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/TuntutanGanti Rugi (Netto) C.3.3. Rp 1.002.357.749 Rp 825.952.650

JUMLAH PIUTANG JANGKA PANJANG Rp 1.002.357.749 Rp 825.952.650

ASET LAINNYA C.4.

Aset Tak Berwujud C.4.1. Rp 54.327.494.132 Rp 29.705.738.736

Dana Cadangan Perwakilan RI di Luar Negeri C.4.2. Rp 546.301.755.211 Rp 380.152.014.135

Aset Lain-Lain C.4.3. Rp 105.770.506.324 Rp 84.571.780.676

Aset Lainnya Reklasifikasi UP/TUP C.4.4. Rp 3.625.911.878 Rp 19.860.027.767

Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya C.4.5. Rp (61.145.137.700) Rp ( 51.421.121.005)

JUMLAH ASET LAINNYA Rp 648.880.529.845 Rp 462.868.440.309

JUMLAH ASET Rp 14.376.788.778.912 Rp 14.321.521.178.371

KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK C.5.

Utang Kepada Pihak Ketiga C.5.1. Rp 28.439.086.486 Rp 27.489.852.934

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang C.5.2. Rp 123.467.943 Rp 16.973.950.900

Hibah Yang Belum Disahkan C.5.3. Rp 20.018.680.343 Rp 0

Pendapatan Diterima Dimuka C.5.4. Rp 568.100.000 Rp 0

Utang Jangka Pendek Lainnya C.5.6. Rp 127.750.000 Rp 534.829.561

Uang Muka dari KPPN C.5.5. Rp 113.711.817.590 Rp 179.461.836.770

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Rp 162.988.902.362 Rp 224.460.470.165

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG C.6

Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya C.6.1. Rp 29.893.638.914 Rp 45.009.731.681

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Rp 29.893.638.914 Rp 45.009.731.681

JUMLAH KEWAJIBAN Rp 192.882.541.276 Rp 269.470.201.846

EKUITAS

Ekuitas C.7. Rp 14.183.906.237.636 Rp 14.052.050.976.525

JUMLAH EKUITAS Rp 14.183.906.237.636 Rp 14.052.050.976.525

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp 14.376.788.778.912 Rp 14.321.521.178.371

Page 5: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 6 -

III. LAPORAN OPERASIONAL

KEMENTERIAN LUAR NEGERILAPORAN OPERASIONAL

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

(Dalam Rupiah)

Nama Perkiraan Cat. 31 Desember 2015 2014

KEGIATAN OPERASIONAL

PENDAPATAN OPERASIONAL

PENDAPATAN PERPAJAKAN

Pendapatan Pajak Penghasilan -Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai dan PenjualanBarang MewahPendapatan Pajak Bumi dan BangunanPendapatan Bea Perolehan Hak atas Tanah danBangunanPendapatan Cukai

Pendapatan Pajak Lainnya

Pendpatan Bea Masuk

Pendpatan Bea Keluar

Jumlah Pendapatan Perpajakan Rp - Rp -

PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK D.1.Pendapatan Sumber Daya Alam

Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba

Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya D.1. Rp 579.203.569.545 Rp -

Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak Rp 579.203.569.545 Rp -

PENDAPATAN HIBAH

Pendapatan Hibah

Jumlah Pendapatan Hibah Rp Rp -

JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL Rp 579.203.569.545 Rp -

BEBAN OPERASIONAL

Beban Pegawai D.2. Rp 2.944.288.717.541 Rp -

Beban Persediaan D.3. Rp 40.935.672.776 Rp -

Beban Barang dan Jasa D.4. Rp 1.671.779.382.399 Rp -

Beban Pemeliharaan D.5. Rp 325.746.644.531 Rp -

Beban Perjalanan Dinas D.6. Rp 658.049.318.631 Rp -

Page 6: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 7 -

Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat D.7. Rp 19.583.963.979 Rp -

Beban Bunga

Beban Subsidi

Beban Hibah .

Beban Bantuan Sosial D.8. Rp - Rp -

Beban Penyusutan dan Amortisasi D.9. Rp 292.039.090.037 Rp -

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.10. Rp (8.216.058.252) Rp -

Beban Transfer

Beban Lain-lain D.11. Rp - Rp -

Jumlah Beban Operasional Rp 5.944.206.731.642 Rp -

SURPLUS/DEFISIT DARI KEG. OPERASIONAL Rp (5.365.003.162.097) Rp -

KEGIATAN NON OPERASIONALSURPLUS/(DEFISIT) PELEPASAN ASET NON-LANCAR D.12.

Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar Rp 6.552.464.540 Rp -

Beban Pelepasan Aset Non Lancar Rp 1.583.842.380 Rp -

Jumlah Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar Rp 4.968.622.160 Rp -

SURPLUS/DEFISIT PELEPASAN ASET NON LANCAR Rp 4.968.622.160 Rp -

Pendapatan Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang

Beban Penyelesaian Kewajiban Jangka PanjangJumlah Surplus/Defisit Penyelesaian Kewajiban

Jangka PanjangSURPLUS/DEFISIT PENYELESAIAN KEWAJIBAN

JANGKA PANJANG Rp - Rp -

Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.13 Rp 69.959.793.442 Rp -

Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Rp 6.825.115.911 Rp -Jumlah Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non

Operasional Lainnya Rp 63.134.677.531 Rp -

SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN NONOPERASIONAL Rp 68.103.299.691 Rp -

POS LUAR BIASA D.14

Beban Luar Biasa Rp - Rp -

SURPLUS/DEFISIT LAPORAN OPERASIONAL Rp (5.296.899.862.046) Rp -

Page 7: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 8 -

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

KEMENTERIAN LUAR NEGERILAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

(Dalam Rupiah)

URAIAN Cat. 31 Desember 2015 2014

EKUITAS AWAL E.1. Rp 14.052.050.976.525 Rp -

SURPLUS/DEFISIT – LO E.2. Rp (5.296.899.862.406) Rp -

PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN Rp 1.229.849.738 Rp -

Penyesuaian Nilai Aset E.3. Rp 1.229.849.738 Rp -

Penyesuaian Nilai Kewajiban Rp 0 Rp -DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN PERUBAHANKEBIJAKAN AKUNTANSI / KESALAHAN MENDASAR E.4. Rp 131.567.237.871 Rp -

Koreksi Nilai Persediaan E.5. Rp 184.572.338 Rp -

Selisih Revaluasi Aset Tetap E.6. Rp 0 Rp -

Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi E.7. Rp 12.274.726.183 Rp -

Lain-lain E.8. Rp 119.107.939.350 Rp -

TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.9. Rp 5.295.958.035.908 Rp -

KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS E.10. Rp 131.855.261.111 Rp -

EKUITAS AKHIR E.11. Rp 14.183.906.237.636 Rp -

Page 8: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 9 -

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Penjelasan Umum A. PENJELASAN UMUM

Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan.4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2014tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan KementerianNegara/Lembaga.

8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor177/PMK.05/2015 Tentang Pedoman Penyusunan dan PenyampaianLaporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

Rencana StrategisKementerian LuarNegeri

A.2. RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN LUAR NEGERI

Visi KementerianLuar Negeri

A.2.1. VISI KEMENTERIAN LUAR NEGERI

Guna mewujudkan Visi Pembangunan Tahun 2015 - 2019 yakni“Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri dan BerkepribadianBerlandaskan Gotong Royong”, serta guna mewujudkan Misi ke-3Pemerintahan Presiden Joko Widodo yaitu “Politik Luar Negeri Bebas Aktifdan Memperkuat Jati Diri sebagai Negara Maritim”, Agenda PembangunanNasional, maka ditetapkanlah Visi Kementerian Luar Negeri RepublikIndonesia periode 2015 – 2019 sebagai berikut:

“Terwujudnya Wibawa Diplomasi gunaMemperkuat Jati Diri Bangsa

sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan Rakyat”

dengan penjelasan sebagai berikut:

Terwujudnya Wibawa Diplomasi adalah terlaksananya penyelenggaraanhubungan Indonesia dengan negara lain yang disegani dan dihormati olehdunia internasional karena peran aktif dan kepemimpinan Indonesia dalamberbagai kerja sama internasional.

Memperkuat Jati Diri Bangsa adalah penguatan identitas/ciri khas yangmenandai keberadaan bangsa Indonesia yang membedakannya dari bangsalain di dunia.Negara Maritim adalah negara yang sebagian besar wilayahnya merupakanperairan dan mengelola wilayah lautnya untuk mempertahankan

Page 9: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 10 -

kedaulatan dan meningkatkan kemakmuran serta membangun ekonomikelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberkekayaan laut secara berkelanjutan serta membangun konektivitas danpertahanan maritim.

Untuk Kepentingan Rakyat adalah pemenuhan kebutuhan dan hajat hidupmasyarakat guna membawa kemakmuran bagi masyarakat luas, bangsa, dannegara.

Pernyataan visi di atas menggambarkan komitmen yang akan diperjuangkandan diwujudkan oleh Kementerian Luar Negeri, terutama melalui pelaksanaantugas dan fungsinya (core competency) sebagai institusi penyelenggarahubungan dan pelaksana politik luar negeri dengan tekad kinerjaKementerian Luar Negeri “Diplomasi untuk Rakyat, Diplomasi Membumi”,yang berarti kinerja diplomasi yang dilaksanakan Kementerian Luar Negeriharus dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat.

Misi KementerianLuar Negeri

A.2.2. MISI KEMENTERIAN LUAR NEGERI

Dalam upaya mencapai visi tersebut, Kementerian Luar Negeri telahmenetapkan 3 (tiga) misi yang akan dilaksanakan oleh seluruh UnitOrganisasi dan Satuan Kerja selama kurun waktu 2015-2019, sebagaiberikut:

1. Memperkuat peran dan kepemimpinan Indonesia sebagai negaramaritim dalam kerja sama internasional untuk memajukan kepentingannasional.

2. Memantapkan peran Kementerian Luar Negeri sebagai penjurupelaksana hubungan luar negeri dengan dukungan dan peran aktifseluruh pemangku kepentingan nasional.

3. Mewujudkan kapasitas Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RIyang mumpuni.

Tujuan KementerianLuar Negeri

A.2.3. TUJUAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI

Tujuan Kementerian Luar Negeri disusun berdasarkan hasil identifikasipotensi dan permasalahan yang akan dihadapi dalam rangka mewujudkanvisi dan melaksanakan misi Kementerian Luar Negeri. 3 (tiga) TujuanKementerian Luar Negeri yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Kepemimpinan dan peran Indonesia dalam kerja sama internasionalyang berpengaruh.

2. Nilai manfaat ekonomi, keuangan dan pembangunan yang optimalmelalui hubungan luar negeri.

3. Menguatnya kapasitas organisasi dan SDM Kementerian Luar Negeridan Perwakilan RI yang handal, modern, dan humanis.

Page 10: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 11 -

Sasaran StrategisKementerian LuarNegeri

A.2.4. SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN LUAR NEGERI

8 (delapan) Sasaran Strategis utama Kementerian Luar Negeri yang hendakdicapai pada periode 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Diplomasi maritim dan perbatasan yang kuat.2. Kepemimpinan indonesia di ASEAN yang meningkat.3. Peran Indonesia di dunia internasional yang meningkat.4. Diplomasi Ekonomi yang kuat.5. Pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI dan Diaspora yang prima.6. Kebijakan Luar Negeri yang berkualitas.7. Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kebijakan luar negeri

dan kesepakatan internasional.8. Monitoring hasil Diplomasi yang efektif.

Sedangkan Sasaran Strategis Pendukung Kementerian Luar Negerimerupakan pendekatan dari aspek learning and growth perspective yanghendak dicapai pada periode 2015-2019 yaitu, Meningkatnya kapasitasorganisasi, tata kelola, dan kompetensi SDM Kementerian Luar Negeriberbasis teknologi informasi.

Program danKebijakanKementerian LuarNegeri

A.2.5. PROGRAM KEMENTERIAN LUAR NEGERI

Kementerian Luar Negeri untuk 5 (lima) tahun mendatang akanmelaksanakan 11 (sebelas) program dan 56 (lima puluh enam) kegiatandalam rangka mencapai Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis yang telahditetapkan. Adapun program yang dilaksanakan oleh Kementerian LuarNegeri sebagai berikut:

1) Program Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri MelaluiKerja Sama ASEAN

Program ini memiliki 2 (dua) sasaran program, yaitu:

1. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang meningkat, dengan 1(satu) indikator yaitu Persentase rekomendasi dan prakarsaIndonesia yang diterima dalam setiap pertemuan.

2. Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi terhadap kebijakanluar negeri terkait kesepakatan ASEAN, dengan 2 (dua) indikatoryaitu Persentase masyarakat yang memahami integrasi MasyarakatASEAN, dan Persentase saran kebijakan yang disetujui untukpelaksanaan kesepakatan ASEAN di tingkat nasional.

2) Program Peningkatan Peran dan Diplomasi Indonesia di BidangMultilateral

Page 11: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 12 -

Program ini memiliki 3 (tiga) sasaran program, yaitu:

1. Peningkatan peran Indonesia di forum multilateral, dengan 1 (satu)indikator yaitu Persentase posisi Indonesia yang diterima dalamforum multilateral.

2. Peningkatan kepemimpinan Indonesia di forum multilateral, dengan1 (satu) indikator yaitu Persentase kepemimpinan Indonesia padaforum multilateral.

3. Implementasi kesepakatan multilateral dengan partisipasipemangku kepentingan nasionaldengan 1 (satu) indikator yaituPersentase rekomendasi untuk ditindaklanjuti pemangkukepentingan nasional.

3) Program Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri sertaOptimalisasi Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika

Program ini memiliki 1 (satu) sasaran program, yaitu: Peran Indonesia diKawasan Asia Pasifik dan Afrika yang meningkat, dengan 2 (dua)indikator yaitu Presentase kesepakatan kerjasama bilateral yangditindaklanjuti dan Persentase prakarsa/rekomendasi Indonesia yangditerima dan ditindaklanjuti pada forum kerjasama intrakawasan.

4) Program Optimalisasi Diplomasi Terkait dengan PengelolaanHukum dan Perjanjian Internasional

Program ini memiliki 1 (satu) sasaran program, yaitu: OptimalisasiDiplomasi Terkait Dengan Pengelolaan Hukum dan PerjanjianInternasional, dengan 3 (tiga) indikator yaitu Persentase jumlahperundingan yang berhasil diselenggarakan dalam rangka upayapenyelesaian penetapan batas wilayah di laut serta penegasan danpengelolaan batas wilayah di darat; Persentase hasil perundingan atauperjanjian internasional di bidang ekonomi, keuangan dan pembangunanbaik di tingkat bilateral, regional maupun multilateral yang disepakati;serta Persentase produk hukum yang diselesaikan.

5) Program Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri sertaOptimalisasi Diplomasi di Kawasan Amerika dan Eropa

Program ini memiliki 1 (satu) sasaran program, yaitu: Peran Indonesia diKawasan Amerika dan Eropa yang meningkat, dengan 2 (dua) indikatoryaitu Persentase kesepakatan kerjasama bilateral yang ditindaklanjuti,dan Persentase prakarsa/rekomendasi yang diterima dan ditindaklanjutipada forum kerja sama intrakawasan.

6) Program Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Luar Negeri

Page 12: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 13 -

Program ini memiliki 1 (satu) sasaran program, yaitu: Rekomendasikebijakan hubungan luar negeri yang berkualitas, dengan 1 (satu)indikator yaitu Persentase rekomendasi kebijakan luar negeri yangdisetujui oleh Pimpinan Kementerian Luar Negeri.

7) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Keprotokolan danKekonsuleran

Program ini memiliki 4 (empat) sasaran program, yaitu:

1. Meningkatnya kualitas pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI diLuar Negeri serta pemberdayaan Diaspora, dengan 3 (tiga) indikatoryaitu, Indeks sistem kelembagaan perlindungan WNI dan BHI diLuar Negeri; Indeks penguatan diplomasi perlindungan; dan Indekspenyelesaian kasus WNI/BHI di Luar Negeri.

2. Meningkatnya kualitas dan kapasitas pelayanan Kekonsuleran,dengan 1 (satu) indikator yaitu, Persentase penerima jasa yangmenyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran.

3. Meningkatnya kualitas dan kapasitas pelayanan Keprotokolan,dengan 1 (satu) indikator yaitu, Persentase pelayanan keprotokolanyang sesuai dengan Protap yang berlaku.

4. Meningkatnya kualitas dan kapasitas pelayanan FasilitasDiplomatik, dengan 1 (satu) indikator yaitu, Persentase penyelesaiandokumen fasilitas diplomatik yang diselesaikan sesuai SOP.

8) Program Optimalisasi Informasi dan Diplomasi Publik

Program ini memiliki 1 (satu) sasaran program yaitu: Menguatnya CitraPositif Indonesia melalui peningkatan peran Indonesia di duniaInternasional, dengan 4 (empat) indikator yaitu, Persentase pemberitaanpositif oleh media massa dan kehumasan badan publik terhadapkebijakan politik luar negeri Indonesia; Persentase dukungan konstituendomestik/internasional dan negara sahabat terhadap aset-aset diplomasipublik Indonesia; Persentase respon positif terhadap bantuan kerjasamateknik melalui mekanisme bilateral dan triangular; dan Persentaserespon positif terhadap pengamanan perwakilan asing dan kegiataninternasional di Indonesia.

9) Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas KementerianLuar Negeri

Program ini memiliki 2 (dua) sasaran program, yaitu:

1. Meningkatnya akuntabilitas kinerja Satker yang terencana, terukur,ekonomis, efektif & efisien, dengan 1 (satu) indikator yaitu,Persentase Satuan Kerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yangmemenuhi kriteria Standar Penilaian Audit Kinerja.

2. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan anggaran dan aset negaraserta pencegahan dini terjadinya risiko permasalahan, dengan 1

Page 13: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 14 -

(satu) indikator yaitu, Persentase Laporan Keuangan (LK) SatuanKerja Kemlu Pusat dan Perwakilan yang memenuhi StandarAkuntansi Pemerintahan (SAP).

10) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas TeknisLainnya Kementerian Luar Negeri

Program ini memiliki 1 (satu) sasaran program, yaitu:Meningkatnyadukungan manajemen dan teknis pelaksanaan diplomasi Indonesia,dengan 5 (lima) indikator, yaitu Indeks kepuasan pegawai; Nilai hasilevaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian LuarNegeri; Opini BPK; Persentase pejabat yang telah memenuhi standarkompetensi jabatan; Persentase penerapan cetak biru teknologiinformasi dan komunikasi Kementerian Luar Negeri.

11) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kementerian LuarNegeri

Program ini memiliki 1 (satu) sasaran program, yaitu:Meningkatnyadukungan manajemen dan teknis dalam sarana dan prasaranaKementerian Luar Negeri, dengan 1 (satu) indikator, yaitu Persentasesarana dan prasarana Kemlu dan Perwakilan RI yang dipenuhi.

PendekatanPenyusunanLaporan Keuangan

A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri TA 2015 ini merupakan laporanyang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh KementerianLuar Negeri. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem AkuntansiInstansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yangterkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan danpengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasikeuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan SistemInformasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAIdirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiridari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Operasional (LO),dan Laporan Perubahan Ekuitas (LPE). Sedangkan SIMAK-BMN adalahsistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnyauntuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporanmanajerial lainnya.Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri TA 2015 ini merupakan laporankonsolidasi dari seluruh Satuan Kerja Kementerian Luar Negeri baik Pusatdan Perwakilan sebanyak 144 Satuan Kerja, yang bertanggung jawab atasanggaran yang diberikan.

Basis Akuntansi A.4. BASIS AKUNTANSI

Kementerian Luar Negeri telah menerapkan basis akrual dalam penyusunandan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan PerubahanEkuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan RealisasiAnggaran.Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan

Page 14: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 15 -

peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpamemperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.

Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruhtransaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima ataudibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yangtelah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Dasar Pengukuran A.5. DASAR PENGUKURAN

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui danmemasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yangditerapkan Kementerian Luar Negeri dalam penyusunan dan penyajianLaporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atausebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh asettersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yangdigunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.

Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahuludan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Kebijakan Akuntansi A.6. KEBIJAKAN AKUNTANSI

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2015 telah mengacupada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansimerupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan,dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalampenyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalahmerupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Kementerian Luar Negeri.Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidahpengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalampenyusunan Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri adalah sebagaiberikut:

Pendapatan-LRA (1) Pendapatan-LRA

Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas UmumNegara yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahunanggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidakperlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum

Page 15: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 16 -

Negara (KUN).

Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto,yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatatjumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Pendapatan-LO (2) Pendapatan-LO

Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagaipenambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutandan tidak perlu dibayar kembali.

Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatandan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumberdaya ekonomi.

Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitudengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlahnettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Belanja (3) Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negarayang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaranyang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannyakembali oleh pemerintah.

Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuanbelanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluarantersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara(KPPN).

Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja danselanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akandiungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Beban (4) Beban

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalamperiode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupapengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsiaset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan

Page 16: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 17 -

selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkandalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Aset (5) Aset

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap,PiutangJangka Panjang dan Aset Lainnya.

Aset Lancar

Aset Tetap

a. Aset Lancar

Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segerauntuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12(dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalambentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurstengah BI pada tanggal neraca.

Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbulberdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan atauyang dipersamakan, yang diharapkan diterima pengembaliannya dalamwaktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan disajikansebagai Bagian Lancar Piutang.

Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR)yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neracadisajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atauperlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatanoperasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untukdijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Persediaan dicatat di neraca berdasarkan hasil perhitungan fisik padatanggal neraca dikalikan dengan:

harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengancara lainnya.

b. Aset Tetap

Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan olehpemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaatlebih dari satu tahun.

Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.

Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi

Page 17: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 18 -

sebagai berikut:

a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah ragayang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus riburupiah);

b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan ataulebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);

c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasitersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuktanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksiperpustakaan dan barang bercorak kesenian.

Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintahyang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuaidengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat,tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masakegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada posAset Lainnya.

Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya,dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuaidengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaanBMN/BMD.

Penyusutan AsetTetap

c. Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungandengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan MenteriKeuangan No.01/PMK.06/2013 sebagaimana diubah dengan PMK No.90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa AsetTetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.

Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:a. Tanah;b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP);c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber

sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telahdiusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.

Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukansetiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.

Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metodegaris lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkandari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.

Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedomanKeputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang TabelMasa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupaAset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:

Page 18: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 19 -

Tabel 1Penggolongan Masa Manfaat Kelompok Aset Tetap

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin 2 s.d.20 tahun

Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun

Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun

Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahunPiutang JangkaPanjang

d. Piutang Jangka Panjang

Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atauakan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan PenjualanAngsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan GantiRugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.

TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan asetpemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintahyangdinilaisebesarnilainominaldari kontrak/berita acara penjualan aset yangbersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayaroleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualanangsuran.

TP adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangankepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan melawan hukummengakibatkan kerugian Negara/daerah.

TGR adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri ataubukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntutpenggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagaiakibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yangmelanggar hukum yang dilakukan oleh pegawaitersebut atau kelalaiandalam pelaksanaan tugasnya.

Aset Lainnya e. Aset Lainnya

Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap,dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalahaset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebihdari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga(kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.

Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitusebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.

Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan denganmetode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB denganmasa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.

Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilaibuku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

Page 19: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 20 -

Kewajiban f. Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yangpenyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomipemerintah.

Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban jangkapendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka PendekSuatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendekjika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu duabelas bulan setelah tanggal pelaporan.Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga,Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka,Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka PendekLainnya.

b. Kewajiban Jangka PanjangKewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jikadiharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih daridua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajibanpemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

Ekuitas g. Ekuitas

Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satuperiode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam LaporanPerubahan Ekuitas.

ImplementasiAkuntansi BerbasisAkrual Pertama Kali

h. Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali

Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi berbasisakrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentangStandarAkuntansi Pemerintahan.

Implementasi tersebut memberikan pengaruh pada beberapa hal dalampenyajian laporan keuangan.

Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 31 Desember 2014yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas sesuaidengan akuntansi berbasis akrual.

Kedua, keterbandingan penyajian akun-akun tahun berjalan dengantahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan Laporan PerubahanEkuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh penyusunan danpenyajian akuntansi berbasis akrual pertama kali mulai dilaksanakantahun 2015.

Page 20: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 21 -

Penjelasan atasPos-pos LaporanRealisasiAnggaran

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

RealisasiPendapatanNegara dan HibahsebesarRp.618.025.747.638

B.1. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah di Kemlu pada TA 2015 adalahsebesar Rp.618.025.747.638, atau mencapai 131,05% dari estimasipendapatan yang ditetapkan sebesar Rp.471.605.861.620.

Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi PNBP sampai dengan tanggalpelaporan tersaji adalah sebagai berikut:

Tabel 2Rincian Estimasi Dan Realisasi Pendapatan

No Uraian Estimasi Pendapatan Realisasi %

1 Pendapatan Penjualan Hasil Sitaan/Rampasan dan HartaPeninggalan Rp - Rp 600.000 -

2 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya Rp - Rp 6.329.535.271 -

3 Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan Rp 235.000.000 3.183.678.965Rp 1354,76

4 Pendapatan Sewa Peralatan dan Mesin Rp - 204.281.262Rp -

5 Pendapatan dari Pemanfaatan BMN Lainnya Rp - 5.769.769Rp -

6 Pendapatan Rumah Sakit dan Instansi Kesehatan Lainnya Rp - 2.470.526Rp

7 Pendapatan Surat Keterangan, Visa, Passport Rp 27.877.487.500 553.050.000Rp 1,98

8 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) Rp 9.220.000 510.948.620Rp 5541,74

9 Pendapatan dari Pemberian Surat Perjalanan RI Rp 355.056.982.128 434.632.399.342Rp 122,41

10 Pendapatan dari Jasa Pengurusan Dokumen Konsuler Rp 83.946.380.251 75.631.262.583Rp 90,09

11 Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri Rp 4.477.291.741 90.209.626.820Rp 2014,83

12 Pendapatan Hasil Pengembalian Uang Negara Rp - 56.823.111Rp -

13 Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian PekerjaanPemerintah Rp - 21.923.000Rp -

14 Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan Rp - 1.242.357.904Rp -

15 Pendapatan Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL Rp 3.500.000 1.257.994.302Rp 35942,69

16 Pendapatan Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL Rp - 718.415.638Rp -

17 Pendapatan Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL Rp - 5.500.000Rp -

18 Pendapatan Penerimaan Kembali Belanja Lain-lain TAYL Rp - 43.840.166Rp -

19 Pendapatan Anggaran Lain-lain Rp - 3.415.270.359Rp -

Rp 471.605.861.620 Rp 618.025.747.638 131,05Jumlah

Pencapaian realisasi PNBP Kemlu sebesar 131,05% per tanggal 31 Desember2015, menunjukkan terlewatinya penetapan target PNBP untuk Semester IITA 2015. Hal ini disebabkan karena relatif tingginya penerimaan pendapatannon fungsional di Kementerian Luar Negeri, seperti misalnya Pendapatan Rutin

Page 21: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 22 -

Lainnya dari Luar Negeri dan Pendapatan Anggaran Lain-lain.Adapun jenis pendapatan yang relatif rendah realisasinya adalah PendapatanSurat Keterangan dan Visa yang baru mencapai 1,98% atau sebesarRp553.050.000 dari estimasi pendapatan sebesar Rp27.877.487.500.Berlakunya Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2015 tentang Bebas VisaKunjungan yang membebaskan biaya visa kunjungan bagi warga Negara asingdari 45 negara, turut menjadi penyebab turunnya PNBP rutin yang diterimaoleh Kemlu melalui satker di Perwakilan RI.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka ke depan Kemlu harus segeramenyesuaikan estimasi pendapatan Surat Keterangan, Visa dan Paspormerujuk kepada perubahan yang terjadi.

Tabel 3Perbandingan Realisasi PNBP31 Desember 2015 dan 2014

No Uraian 31 Desember 2015 31 Desember 2014 %

1 Pendapatan Penjualan Hasil Sitaan/Rampasan dan HartaPeninggalan Rp 600.000 -Rp -

2 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya Rp 6.329.535.271 3.614.850.282Rp 175,10

3 Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan 3.183.678.965Rp 2.102.416.278Rp 151,43

4 Pendapatan Sewa Peralatan dan Mesin 204.281.262Rp 82.227.369Rp 248,43

5 Pendapatan Rumah Sakit dan Instansi Kesehatan Lainnya 5.769.769Rp 1.073.160Rp -

6 Pendapatan dari Pemanfaatan BMN Lainnya 2.470.526Rp -Rp -

7 Pendapatan Surat Keterangan, Visa, Passport 553.050.000Rp 638.562.394Rp 86,61

8 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) 510.948.620Rp 510.738.668Rp 100,04

9 Pendapatan dari Pemberian Surat Perjalanan RI 434.632.399.342Rp 380.127.867.790Rp 114,34

10 Pendapatan dari Jasa Pengurusan Dokumen Konsuler 75.631.262.583Rp 81.917.842.575Rp 92,33

11 Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri 90.209.626.820Rp 82.661.711.033Rp 109,13

12 Pendapatan Layanan Jasa Perbankan -Rp 6.299.971Rp -

13 Pendapatan Hasil Pengembalian Uang Negara 56.823.111Rp -Rp -

14 Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian PekerjaanPemerintah 21.923.000Rp 79.758.612Rp 27,49

15 Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan 1.242.357.904Rp -Rp -

16 Pendapatan Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL 1.257.994.302Rp 3.658.750.212Rp 34,38

17 Pendapatan Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL 718.415.638Rp -Rp -

18 Pendapatan Penerimaan Kembali Belanja Modal TAYL 5.500.000Rp -Rp -

19 Pendapatan Penerimaan Kembali Belanja Lain-lain TAYL 43.840.166Rp 9.931.278.809Rp 0,44

20 Pendapatan Pelunasan Ganti Rugi atas Kerugian yangDiderita oleh Negara -Rp 862.932.877Rp -

21 Pendapatan dari Untung Selisih Kurs Uang PersediaanSatker Perwakilan RI -Rp 804.725.299Rp -

22 Penerimaan Kembali Persekot / Uang Muka Gaji -Rp 1.953,00Rp -

23 Pendapatan Anggaran Lain-lain 3.415.270.359Rp 38.177.526Rp 8.945,76

Rp 618.025.747.638 Rp 567.039.214.808 108,99 Jumlah

Page 22: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 23 -

Realisasi BelanjaNegara sebesarRp5.902.143.748.587

B.2. BELANJA NEGARA

Kementerian Luar Negeri Tahun Anggaran 2015 mendapatkan pagu DIPAsebesar Rp6.583.705.655.000, yang terdiri atas:

1). Alokasi anggaran untuk Satuan Kerja Perwakilan (131 Perwakilan RI diluar negeri) sebesar Rp4.140.883.917.000, yang tersebar di seluruhpenjuru dunia untuk mewakili Indonesia dalam berbagai kepentingannasional.

2). Alokasi anggaran untuk Satuan Kerja Pusat (13 Satuan Kerja) sebesarRp2.442.821.738.000 yaitu Satker Sekretariat Jenderal, InspektoratJenderal, 7 Direktorat Jenderal, 1 Badan, 2 Pusat, dan PTRI ASEAN.

Realisasi Anggaran Kementerian Luar Negeri yang telahdipertanggungjawabkan (berdasarkan SP2D) kepada KPPN Jakarta I sampaidengan akhir TA 2015 (per 31 Desember) adalah sebesarRp5.902.143.748.587 (jumlah tersebut termasuk dispensasi pembebananbelanja untuk periode TA 2015) atau mencapai 89,65% dari pagu DIPA KemluTA 2015 sebesar Rp6.583.705.655.000 (Lampiran No. 15).

Beberapa hal yang mempengaruhi realisasi Belanja Kemlu, yaitu:

1) Postur Anggaran Kemlu masih belum ideal untuk mendukung program-program Kementerian, dimana besaran anggaran Kemlu tidak berbedadengan hitungan baseline-nya, yaitu anggaran Kemlu masih didominasioleh anggaran belanja operasional dan mengikat saja. Oleh karena itu,dalam merealisasikan anggaran yang terkait program-programKementerian, Kemlu sering harus melakukan revisi anggaran terlebihdahulu.

2) Terjadinya beberapa kali revisi DIPA yang dilakukan oleh Satker-satker diKemlu khususnya Satker Perwakilan RI mempengaruhi kemampuanSatker untuk melaksanakan beberapa kegiatan.

3) Mengingat lebih dari 62% anggaran Kemlu merupakan anggaran SatkerPerwakilan RI di Luar Negeri, yang menggunakan mata uang asing (USDollar, Euro, Yen dan lain-lain), maka Kemlu dalam melakukan realisasianggaran masih memerlukan proses transfer dan konversi mata uang danberakibat munculnya selisih kurs transfer.

4) Dalam TA 2015, sebagian anggaran belanja non-operasional Kemludianggarkan dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Demikianjuga dengan anggaran Belanja Modal, sehingga realisasi anggarannyadiwajibkan memenuhi terlebih dahulu target penerimaannya, yangkemudian pencairannya diperlukan proses yang cukup panjang danmemerlukan waktu.

5) Anggaran Belanja Tambahan (ABT) selisih kurs baru diterima perwakilanpada akhir Desember 2015 atau awal Januari TA 2016, sehingga terdapatbeberapa perwakilan yang tidak menggunakan anggaran tersebut(anggaran tidak dapat digunakan secara maksimal).

Page 23: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 24 -

Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2015 menurut program adalah sebagaiberikut:

Tabel 4Rincian Anggaran Dan Realisasi Belanja Program

TA 2015

Kode Uraian Anggaran Realisasi %

100 Program Rp - -Rp -

101 Progra Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan TugasTeknis Lainnya Kementerian Luar Negeri Rp 5.060.616.362.000 4.609.875.098.579Rp 91,09

102 Program Peningkatan Sarana dan Prasaranan AparaturKementerian Luar Negeri 341.134.491.000Rp 218.701.266.204Rp 64,11

103 Program Pengawasan dan Peningkatan AkuntabilitasAparatur Kementerian Luar Negeri 24.891.900.000Rp 22.763.710.248Rp 91,45

106 Program Peningkatan Hubungan dan Politik Luar NegeriMelalui Kerjasama ASEAN 60.203.987.000Rp 54.136.591.034Rp 89,92

107 Program Peningkatan Peran dan Diplomasi Indonesia diBidang Multilateral 544.584.669.000Rp 535.611.802.741Rp 98,35

108Program Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeriserta Optimalisasi Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik danAfrika

132.707.243.000Rp 116.818.544.164Rp 88,03

109 Program Optimalisasi Diplomasi Terkait DenganPengelolaan Hukum dan Perjanjian Internasional 39.117.444.000Rp 37.489.127.288Rp 95,84

110 Program Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeriserta Optimalisasi Diplomasi di Kawasan Amerika dan Eropa 44.345.059.000Rp 41.174.695.238Rp 92,85

111 Program Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan LuarNegeri 28.621.087.000Rp 27.801.854.006Rp 97,14

112 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Keprotokolan danKekonsuleran 241.015.495.000Rp 182.170.474.333Rp 75,58

113 Program Optimalisasi Informasi dan Diplomasi Publik 66.467.918.000Rp 62.711.286.098Rp 94,35

6.583.705.655.000Rp 5.909.254.449.933Rp 89,76

-Rp (7.026.001.319)Rp -

6.583.705.655.000Rp 5.902.228.448.614Rp 89,65

Realisasi Belanja Bruto

Pengembalian Belanja

Realisasi Belanja Netto

Adapun rincian anggaran dan realisasinya berdasarkan Jenis Belanja adalahsebagai berikut:

Tabel 5Rincian Anggaran Dan Realisasi Belanja

Menurut Jenis BelanjaKode Jenis

Blj. Uraian Jenis Belanja Anggaran Realisasi Belanja %

51 Belanja Pegawai Rp 3.139.079.340.000 Rp 2.943.209.807.559 93,76

52 Belanja Barang Rp 3.048.356.974.000 Rp 2.686.053.918.754 88,11

53 Belanja Modal Rp 396.269.341.000 Rp 272.880.022.274 68,86

Rp 6.583.705.655.000 Rp 5.902.143.748.587 89,65Jumlah

Page 24: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 25 -

Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja dapat dilihat dalam grafik sebagaiberikut:

Rp-

Rp500

Rp1.000

Rp1.500

Rp2.000

Rp2.500

Rp3.000

BelanjaPegawai

Belanja Barang Belanja Modal

Milyar

Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2015

Anggaran Realisasi

Dibandingkan dengan TA 2014 sebesar Rp5.339.825.449.890 realisasi belanjaTA 2015 sebesar Rp5.902.143.748.587,- mengalami kenaikan sebesarRp562.318.298.697 atau 10,53%. Hal ini dikarenakan adanya kenaikansignifikan pada Belanja Pegawai sebesar 17,23% dan pada Belanja Barangsebesar 8.06%.

Penurunan penyerapan Belanja Modal sebesar 20,54% merupakan upayaKementerian Luar Negeri untuk melakukan pembatasan Belanja Modalkhususnya dalam optimalisasi alokasi anggaran pembelian untuk BelanjaModal luar negeri.Perbandingan Realisasi Belanja TA 2015 dan TA 2014 tersaji pada Tabelberikut ini

Tabel 6Perbandingan Realisasi Belanja

31 Desember 2015 dan 2014

31-Des-15 31-Des-14

Belanja Pegawai Rp 2.943.209.807.559 Rp 2.510.726.428.548 17,23

Belanja Barang Rp 2.686.053.918.754 Rp 2.485.677.216.075 8,06

Belanja Modal Rp 272.880.022.274 Rp 343.421.805.267 (20,54)

Jumlah Rp 5.902.143.748.587 Rp 5.339.825.449.890 10,53

Naik (Turun)%

Realisasi Belanja (Rp)Uraian Jenis Belanja

Page 25: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 26 -

Belanja PegawaisebesarRp2.943.209.807.559

B.2.1. BELANJA PEGAWAI

Dari pagu anggaran Belanja Pegawai TA 2015 sebesar Rp3.139.039.340.000,realisasi Kemlu mencapai angka Rp2.943.209.807.559 atau 93,76%. Terjadikenaikan sebesar 17,23% dibandingkan realisasi Belanja Pegawai tahunsebelumnya sebesar Rp2.510.726.428.548

Peningkatan realisasi Belanja Pegawai ini dikarenakan hal-hal sebagai berikut:

1) Penguatan kurs US Dollar telah mengakibatkan Belanja Pegawai di SatkerPerwakilan RI di Luar Negeri meningkat dari perkiraan anggaran yangdirencanakan.

2) Terdapat peningkatan realisasi atas Belanja Pegawai/Belanja Gaji PokokPNS, Belanja Tunjangan Suami/Isteri, Belanja Tunjangan Anak PNS,Belanja Tunjangan Fungsional PNS, Tunjangan Kinerja Pegawai Kemludan Belanja Tunjangan Beras PNS pada Satker Pusat.

Walaupun demikian, realisasi Kemlu pada TA 2015 ini masih dihadapkan padabeberapa kendala utama, yaitu:

1) Proses mutasi di lingkungan Kemlu yang cukup tinggi dan prinsip penarikanstaf di luar negeri (diplomat) tidak menunggu pengganti (overlapping),sehingga sering terjadi kekosongan staf (satu bulan atau lebih) di SatkerPerwakilan RI di Luar Negeri, yang mengakibatkan tidak terealisasinyabelanja pegawai dalam bulan tersebut.

2) Anggaran Pembayaran “Tunjangan Kinerja (Tunkin) Baru” yang sudahdianggarkan oleh seluruh Satuan Kerja di Pusat pada DIPA TA 2015 danrencananya akan dibayarkan mulai bulan Mei 2015 ternyata tidak terpakaisama sekali karena sesuai petunjuk teknis pemberlakuan “Tunkin Baru”hanya berlaku mulai 1 November 2015 dan pembayarannya pun baru dapatdilaksanakan di bulan Januari 2016.

Page 26: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 27 -

Rincian belanja pegawai TA 2015 dan 2014 disajikan dalam Tabel sebagaiberikut:

Tabel 7Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai

31 Desember 2015 dan 2014

Uraian 31-Des-15 31-Des-14 Naik (Turun)%

Belanja Gaji Pokok PNS Rp 132.951.679.480 Rp 109.009.617.290 21,96Belanja Pembulatan Gaji PNS Rp 3.263.398 Rp 2.042.021 59,81Belanja Tunj. Suami/Istri PNS Rp 9.560.265.194 Rp 7.741.064.612 23,50Belanja Tunj. Anak PNS Rp 2.732.870.903 Rp 2.257.681.417 21,05Belanja Tunj. Struktural PNS Rp 9.209.325.000 Rp 8.611.155.000 6,95Belanja Tunj. Fungsional PNS Rp 12.022.590.000 Rp 9.699.637.000 23,95Belanja Tunj. PPh PNS Rp 3.863.381.898 Rp 3.153.932.982 22,49Belanja Tunj. Beras PNS Rp 7.488.085.640 Rp 6.136.173.120 22,03Belanja Uang Makan PNS Rp 12.727.552.640 Rp 10.388.321.000 22,52Belanja Tunj. Kompensasi Kerja PNS Rp 2.122.400.000 Rp 2.004.200.000 5,90Belanja Tunj. Sewa Rumah PNS (Staff diLN) Rp 206.023.027.746 Rp 184.018.311.506 11,96

Belanja Tunj. Resti. Pengobatan PNS(Staff di LN) Rp 68.239.508.962 Rp 60.228.277.102 13,30

Belanja TPLN untuk Home Staff (Staff diLN) Rp 1.232.105.935.375 Rp 1.036.668.137.447 18,85

Belanja Tunj. Lain-lain termasuk uangduka PNS Dalam dan Luar Negeri Rp 359.846.572.955 Rp 253.403.865.241 42,01

Belanja Lokal Staff Lainnya Rp 791.217.060.137 Rp 731.548.166.768 8,16Belanja Tunjangan Umum PNS Rp 2.820.660.000 Rp 2.905.361.477 (2,92)Belanja Gaji Pokok Pejabat Negara Rp 4.216.500.000 Rp - -

Belanja Pembulatan Gaji Pejabat Negara Rp 48.760 Rp - -

Belanja TunjanganSuami/Istri PejabatNegara Rp 383.850.000 Rp - -

Belanja Tunjangan Anak Pejabat Negara Rp 41.130.000 Rp - -

Belanja tunjangan PPH Pejabat Negara Rp 60.247.933 Rp - -

Belanja Tunjangan Beras pejabat Negara Rp 162.727.740 Rp - -

Belanja Uang Lembur Rp 4.290.905.500 Rp 3.555.805.350 20,67Belanja Pegawai (TunjanganKhusus/Kegiatan) Rp 83.745.565.250 Rp 86.856.608.290 (3,58)

Belanja Pegawai Transito Rp 1.734.299.935 Rp - -Realisasi Belanja Bruto Rp 2.947.569.454.446 Rp 2.518.188.357.623 17,05Pengembalian Belanja Rp 4.359.646.887 Rp 7.461.929.075 (41,57)Realisasi Belanja Netto Rp 2.943.209.807.559 Rp 2.510.726.428.548 17,23

Belanja BarangsebesarRp2.686.053.918.754

B.2.2. BELANJA BARANGDari pagu anggaran Belanja Barang TA 2015 sebesar Rp3.048.356.974.000,Kemlu mencapai realisasi serapan sebesar Rp2.686.053.918.754 atau86,47%. Terjadi kenaikan sebesar 8,06% dibandingkan realisasi BelanjaBarang tahun sebelumnya sebesar Rp2.485.677.216.075.

Page 27: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 28 -

Rincian Belanja Barang disajikan dalam Tabel di bawah ini:

Tabel 8Perbandingan Realisasi Belanja Barang

31 Desember 2015 dan 2014

Uraian 31-Des-15 31-Des-14 Naik (Turun)%

Be. Barang Operasional Rp 761.673.453.284 770.147.054.430Rp (1,10)Bel. Barang Non Operasional Rp 480.495.121.170 401.155.577.478Rp 19,78Bel. Jasa Rp 456.443.710.465 455.835.834.782Rp 0,13Bel. Pemeliharaan Rp 329.812.512.774 303.961.202.834Rp 8,50Bel. Perjalanan Dalam Negeri Rp 161.498.157.966 90.142.896.251Rp 79,16Bel. Perjalanan Luar Negeri Rp 498.880.627.554 467.513.243.782Rp 6,71Realisasi Belanja Bruto 2.688.803.583.213Rp 2.488.755.809.557Rp 8,04Pengembalian Belanja Rp 2.749.664.459 3.078.593.482Rp (10,68)Realisasi Belanja Netto 2.686.053.918.754Rp 2.485.677.216.075Rp 8,06

Tidak tercapainya realisasi anggaran Belanja Barang secara maksimaltersebut, antara lain disebabkan hal-hal sebagai berikut:

1) Dalam TA 2015, sebagian anggaran belanja non-operasional Kemludianggarkan dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Demikianjuga dengan anggaran Belanja Modal, sehingga realisasi anggarannyadiwajibkan memenuhi terlebih dahulu target penerimaannya, yangkemudian pencairannya diperlukan proses yang cukup panjang danmemerlukan waktu.

2) Kemlu baru mendapatkan penambahan anggaran Belanja Barang Non-Operasional (program) dari Kemkeu pada Bulan Maret 2015, sehinggapelaksanaan kegiatan/program Satker Perwakilan RI di Luar Negeri tidakoptimal karena harus menunggu proses revisi anggaran.

3) ABT sebesar Rp.104 milyar untuk Repatriasi WNI di luar negeri baruditerima oleh Ditjen Protkons pada bulan Oktober 2015, sehingga tidakdapat dipergunakan secara maksimal oleh Direktorat PerlindunganWNI/BHI untuk memulangkan para WNI bermasalah di Luar Negeri.

4) Anggaran perjalanan mutasi bagi 33 (tiga puluh tiga) Duta Besar yangbaru, tidak digunakan sama sekali di TA 2015.

5) Pemberlakuan PMK 164.05/2015 tentang Tata Cara PelaksanaanPerjalanan Dinas Luar Negeri, khususnya Bab IX, Pasal 25 yaituPembayaran biaya Perjalanan Dinas kepada Pelaksana Perjalanan Dinaspaling cepat 5 (lima) hari kerja sebelum Perjalanan Dinas dilaksanakan,juga mempengaruhi besarnya serapan anggaran di tahun berjalan.

Page 28: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 29 -

6) Anggaran yang telah dialokasikan bagi penyelenggaraan Konferensi AsiaAfrika (KAA) di TA 2015 tidak dapat secara maksimal dimanfaatkanakibat:

a) Penurunan jumlah negara peserta KAA yang semula dianggarkansebanyak 109 negara, namun hanya 70 negara yang ikut serta dalamKAA;

b) Biaya tiket (PP) yang disiapkan bagi 48 negara yang termasuk dalamkelompok negara kurang berkembang, dananya hanya terpakai oleh 18negara.

Sehubungan dengan hal tersebut, guna terus meningkatkan capaian realisasiKemlu, perlu kiranya ditingkatkan proporsi anggaran rupiah murni Kemludibandingkan anggaran PNBP di tahun-tahun mendatang.

Peningkatan proporsi anggaran rupiah murni secara tidak langsung akanmenjadi suatu dukungan nyata bagi pencapaian kinerja diplomasi Indonesia diLuar Negeri yang berdasarkan kepada kepentingan nasional RepublikIndonesia.

Belanja ModalsebesarRp272.880.022.274

B.2.3. BELANJA MODAL

Pada dasarnya, telah terjadi penurunan realisasi Belanja Modal Kemlu, dariRp343.421.805.267 atau 84,06% pada TA 2014, menjadi Rp272.880.022.274atau 68,86% pada akhir TA 2015.

Namun, dengan besarnya pagu anggaran yang dialokasikan untuk pengadaanBelanja Modal Kemlu di TA 2015 sebesar Rp396.269.341.000, secara agregatjumlah serapan pada TA 2015 masih belum optimal. Hal ini secara umumdisebabkan oleh beberapa hal berikut:

1) Mayoritas sumber pendanaan belanja modal Kemlu berasal dari PNBP(80%) yang hanya dapat direalisasikan setelah melalui proses panjang,sehingga penyerapan optimal hanya pada triwulan II dan III TahunAnggaran berjalan (PNBP Triwulan I digunakan pada Triwulan II dan III,sedangkan dana PNBP TW IV (MP ke-5) baru dapat ditransfer kePerwakilan pada bulan Desember 2015 sehingga menghambat penyerapananggaran PNBP Triwulan IV dan tidak dapat digunakan secara optimalmengingat sudah mendekati akhir Tahun Anggaran.

2) Pelaksanaan Anggaran di Satker Perwakilan RI di Luar Negerimenggunakan mata uang asing, sehingga dapat dipastikan antara usulanpengadaaan dengan DIPA anggaran yang diberikan selalu mengalamiperbedaan akibat selisih kurs. Hal ini terkadang menjadikan belanja modalsulit dilaksanakan karena terjadi kekurangan anggaran. Terlebih lagi, di TA2015 kurs APBN-P sebesar US $ 1 = Rp12.500 telah berada jauh dari kurspasar yang ada US $ 1 = Rp13.795 (per 31 Desember 2015), inimengakibatkan banyak anggaran belanja modal yang menjadi berkurangsetelah dikonversi ke mata uang asing US Dollar.

3) Proses pengadaan kendaraan dinas di Perwakilan RI hanya dapatdilakukan dengan metode peremajaan, yang mengharuskan dilakukannyapenghapusan kendaraan dinas terlebih dahulu, sehingga cukup sulitdilakukan mengingat tingginya dinamika operasional di Perwakilan RI.

Page 29: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 30 -

4) Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) di Satker Perwakilan RI di LuarNegeri yang relatif kecil mengakibatkan kekurangan pejabat/staf yangmemiliki sertifikat Pengadaan Barang/Jasa di Perwakilan untuk dapatmelaksanakan fungsi pengadaan.

Rincian Belanja Modal disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 9Perbandingan Realisasi Belanja Modal

31 Desember 2015 dan 2014

Uraian 31-Des-15 31-Des-14 Naik(Turun) %

Belanja Modal Tanah 246.738.052Rp -Rp -

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 196.705.286.433Rp 178.765.958.672Rp 10,04Belanja Modal Upah Tenaga Kerja danHonor Pengelola Teknis Peralatan dan 21.406.630Rp

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 63.034.573.186Rp 157.411.680.314Rp (59,96)

Belanja Penambahan Nilai Gedung danBangunan 11.351.984.036Rp

Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 93.500.000Rp 88.000.000Rp 6,25

Belanja Modal Lainnya 1.408.738.937Rp 7.170.963.281Rp (80,35)Belanja Penambahan Nilai Aset TetapLainnya dan/atau Aset Lainnya 19.185.000Rp

Jumlah Belanja Bruto 272.881.412.274Rp 343.436.602.267Rp (20,54)

Pengembalian belanja 1.390.000Rp 14.797.000Rp (90,61)

Jumlah Belanja Netto 272.880.022.274Rp 343.421.805.267Rp (20,54)

Page 30: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 31 -

PenjelasanatasPos- PosNeraca

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA

Aset ASET

Aset LancarRp385.397.597.401

C.1. ASET LANCAR

Nilai Aset Lancar per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesarRp385.397.597.401 dan Rp457.678.776.154.

Aset lancar merupakan aset yang diharapkan segera untuk dapat direalisasikan ataudimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggalpelaporan.

Rincian Aset Lancar Kemlu per 31 Desember 2015 dan 2014 tersaji pada Tabelsebagai berikut:

Tabel 10Rincian Aset Lancar

31 Desember 2015 dan 2014

No Jenis 31 Desember 2015 31 Desember 2014

1 Kas di Bendahara Pengeluaran 111.507.998.145Rp 159.601.809.003Rp

2 Kas di Bendahara Penerimaan 41.657.654.980Rp 19.588.607.037Rp

3 Kas Lainnya dan Setara Kas 85.085.635.340Rp 126.273.723.177Rp

4 Belanja Dibayar di Muka 49.784.471.328Rp 56.573.404.278Rp

5 Piutang Bukan Pajak (Netto) 51.487.486.524Rp 48.902.787.292Rp

6 Bagian Lancar Tagihan TuntutanTP/TGR (netto) 301.502.336Rp 413.270.250Rp

7 Persediaan 45.572.848.748Rp 46.325.175.117Rp

385.397.597.401Rp 457.678.776.154RpTOTAL

Kas diBendaharaPengeluaranRp111.507.998.145

C.1.1. KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2015 dan 2014 adalahmasing-masing sebesar Rp111.507.998.145 dan Rp159.601.809.003.

Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan dibawah tanggungjawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yangbelum dipertanggungjawabkan atau belum disetorkan ke Kas Negara per tanggalneraca.

Page 31: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 32 -

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran per Eselon I tersaji pada tabel sebagaiberikut.

Tabel 11Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran per Eselon l

31 Desember 2015 dan 2014Kode Uraian Eselon I 31 Desember 2015 31 Desember 2014

01 Sekretariat Jenderal 110.444.314.818Rp 159.266.911.560Rp- Perwakilan 111.014.063.612Rp 159.266.738.781Rp- Setjen Pusat (569.921.573)Rp -Rp- Puskom -Rp -Rp- Pusdiklat 172.779Rp 172.779Rp- PTRI ASEAN -Rp -Rp

02 Ditjen Aspasaf -Rp -Rp03 Ditjen Amerop -Rp -Rp04 Ditjen KS ASEAN -Rp 785.500Rp05 Ditjen Multilateral -Rp -Rp06 Ditjen IDP 880.532.412Rp 334.111.943Rp07 Ditjen HPI -Rp -Rp08 Ditjen Prot & Kons 183.150.915Rp -Rp09 Inspektorat Jenderal -Rp -Rp11 BPPK -Rp -Rp

111.507.998.145Rp 159.601.809.003RpTotal

Besarnya nilai nominal Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2015 padaSatker Perwakilan sebesar Rp111.014.063.612, disebabkan karena sisa UP/TUPpada rekening bank di seluruh Perwakilan RI di Luar Negeri yang telah disetorkansebelum tanggal pelaporan namun masih memerlukan waktu yang cukup lamauntuk dapat diterima oleh Kas Negara, karena kondisi masing – masing Perwakilanyang berbeda.

Terkait dengan sisa UP/TUP pada Satker Perwakilan RI, Kementerian Luar Negeriakan berupaya untuk menelusuri sisa UP/TUP dengan berkoordinasi secara internaldi Kementerian Luar Negeri maupun dengan pihak Kementerian Keuangan c.q.KPPN Jakarta I, mengingat metode perhitungan sisa UP/TUP yang berbeda padaKementerian Luar Negeri maupun pada KPPN Jakarta I (Seksi Verifikasi danAkuntansi dengan Seksi Pencairan Dana).

Satker Ditjen IDP telah melakukan penyetoran kas di Bendahara Pengeluaran padaKas Negara sebesar Rp880.532.412 pada tanggal 11 Januari 2016.

Satker Ditjen Protokol dan Konsuler telah melakukan penyetoran kas di BendaharaPengeluaran pada Kas Negara sebesar Rp183.150.915 pada tanggal 18 Januari2016 dengan NTPN 0211 0402 0114 0607.

Satker Pusdiklat telah melakukan penyetoran saldo kas di Bendahara Pengeluaransebesar Rp. 172.779 dalam beberapa tahap pada tahun 2014, yaitu :1. Tanggal 07 Maret 2014 sebesar Rp. 1.044 NTPN 1106061201100510

Page 32: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 33 -

2. Tanggal 01 Juni 2014 sebesar Rp. 6.722 NTPN 01091301150004053. Tanggal 12 Agustus 2014 sebesar RP. 147.608 NTPN 0804111103000406

yang kemudian dilakukan reklas atas setoran-setoran tersebut pada tanggal 10Maret 2015.

Setoran sebesar Rp. 17.405 disetorkan pada tanggal 22 April 2014 NTPN0014041512031504, yang kemudian dilakukan reklas atas setoran tersebut padatanggal 30 April 2015.

Kas diBendaharaPenerimaanRp.41.657.654.980

C.1.2. KAS DI BENDAHARA PENERIMAAN

Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014masing-masing adalah sebesar Rp.41.657.654.980 dan Rp.19.588.607.037 yangmencakup seluruh kas, baik saldo rekening di bank maupun saldo uang tunai, yangberada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasaldari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Saldo kas ini mencerminkan saldo yang berasal dari pungutan yang sudah diterimaoleh Bendahara Penerimaan selaku wajib pungut namun belum disetorkan ke KasNegara per tanggal neraca.

Besarnya saldo di Kas di Bendahara Penerimaan pada satker Perwakilan RI di LuarNegeri sebesar Rp.41.657.654.980 disebabkan oleh Satker Perwakilan yang belummenyetorkan dan proses Deposit in Transit Penerimaan Negara Bukan Pajak(PNBP) Satker Perwakilan RI di Luar Negeri yang telah ditransfer ke Pusat sebelumtanggal 31 Desember 2015. Sedangkan saldo di Kas di Bendahara Penerimaanpada satker Setjen Pusat sebesar Rp.551.248 adalah merupakan Jasa Giro yangbelum disetorkan ke Negara per tanggal 31 Desember 2015.

Saldo Kas di Bendahara Penerimaan lingkup per Eselon I tersaji pada Tabel berikut.

Tabel 12Rincian Kas di Bendahara Penerimaan per Eselon I

Per 31 Desember 2015 dan 2014

Kode Uraian Eselon I 31 Desember 2015 31 Desember 2014

01 Sekretariat Jenderal 41.657.654.980Rp 19.571.137.037Rp

- Perwakilan 41.657.103.732Rp 6.890.730.305Rp

- Setjen Pusat 551.248Rp 12.680.406.732Rp

08 Ditjen Prot & Kons -Rp 17.470.000Rp

41.657.654.980Rp 19.588.607.037RpTotal

Kas Lainnyadan Setara KasRp.85.085.635.340

C.1.3. KAS LAINNYA DAN SETARA KAS

Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masingsebesar Rp85.085.635.340 dan Rp126.273.723.177.Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas berada di bawah tanggungjawab

Page 33: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 34 -

bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, baik saldo rekening dibank maupun uang tunai.

Secara umum, akun Kas Lainnya dan Setara Kas terdiri dari dana Kas Besi yangdipinjam oleh Satker Perwakilan untuk digunakan pada akhir tahun anggaran.

Tabel 13Rincian Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran

31 Desember 2015

Satker Uraian Nilai (Rp)Sekretariat Jenderal 1. Rekening Palestina 10.085.490.490Rp

2. Tahanan Gaji -RpBank 506.924.900RpTunai/Kas 45.539.400Rp3. Taspen 166.068.360Rp4. Tunjangan Kinerja pegawai bulanDesember 803.556.120Rp

5. Uang lembur Pegawai bulan Desember 409.173.000Rp6. Uang Makan Pegawai bulan Desember 300.618.000Rp7. Gaji Dubes yang masih disimpan oleh BP 1.284.706.000Rp8. Sisa LS Bendahara untuk BPPR 46.278.466RpJumlah 13.648.354.736Rp

KJRI Marseille (130.442.400)RpKBRI Canberra Kurang Pencatatan (285.171.852)RpKBRI London Cicilan BPPR bulan Desember 2015 94.420.981RpKBRI Moscow Bunga Kas Besi bulan Desember 2015 2.531.071RpKBRI Ottawa 3.024.283RpKBRI Oslo Pendapatan Visa (24.519.508)RpKBRI Dili Pendapatan Jasa Giro 290.661RpPusdiklat Tahanan Gaji Tahun 2015 & 2014 782.242.200RpDitjen Multilateral Tunjangan Kinerja & Uang Makan bulan Des 2015 619.696.200RpKBRI Quito Kesalahan Pencatatan atas Belanja Internet 18.482.127Rp

15.019.483.395RpTotal

Tabel 14Perbandingan Kas Lainnya dan Setara Kas

31 Desember 2015 dan 2014

No Keterangan 31 Desember 2015 31 Desember 2014

1 Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran 15,019,483,395Rp 15,185,868,997Rp

2 Kas Lainnya Reklasifikasi dari Kas Besi 70,066,151,945Rp 111,087,854,180Rp

85,085,635,340Rp 126,273,723,177RpTotal

Belanja DibayarDimuka

C.1.4. BELANJA DIBAYAR DIMUKA (PREPAID)

Page 34: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 35 -

Rp.49.784.471.328

Saldo Belanja Dibayar Dimuka per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masingadalah sebesar Rp49.784.471.328 dan Rp56.573.404.278.Belanja Dibayar Dimuka merupakan hak yang masih harus diterima dari pihak ketigasetelah tanggal Neraca sebagai akibat dari telah dibayarkannya secara penuhbelanja dan membebani anggaran tahun anggaran berjalan, namun barang ataujasa belum diterima. Rincian Belanja Dibayar Dimuka pada Tabel 15.

Tabel 15Rincian Belanja Dibayar Dimuka

TA 2015NO Uraian Eselon I Jenis Transaksi Jumlah

Belanja Pegawai Dibayar Dimuka 1.306.187.283RpBelanja Barang Dibayar Di Muka 44.974.282.372RpBelanja Modal Dibayar Di Muka 3.504.001.673RpJUMLAH 49.784.471.328Rp

1Sekretariat Jenderal

Piutang BukanPajakRp.52.562.787.773

C.1.5. PIUTANG BUKAN PAJAK

Nilai Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masingsebesar Rp52.562.787.773 dan Rp52.028.280.204 yang merupakan hak ataupengakuan pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikandan belum diselesaikan pembayarannya atau serah terimanya pada akhir tahunanggaran per tanggal Neraca.Rincian Piutang Bukan Pajak pada Kementerian Luar Negeri per 31 Desember 2015tersaji pada Tabel 16.

Tabel 16Rincian Piutang Bukan Pajak

Page 35: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 36 -

TA 2015 dan TA 2014

Kode Uraian Eselon I 31 Desember 2015 31 Desember 2014 Naik/Turun01 Sekretariat Jenderal 52.549.475.818Rp 52.013.468.249Rp 536.007.569Rp

- Perwakilan 48.188.764.659Rp 47.652.757.090Rp 536.007.569Rp- Setjen Pusat 4.360.711.159Rp 4.360.711.159Rp -Rp- Puskom -Rp -Rp -Rp- Pusdiklat -Rp -Rp -Rp- PTRI ASEAN -Rp -Rp -Rp

02 Ditjen Aspasaf -Rp -Rp -Rp03 Ditjen Amerop -Rp -Rp -Rp04 Ditjen KS ASEAN -Rp -Rp -Rp05 Ditjen Multilateral -Rp -Rp -Rp06 Ditjen IDP 13.311.955Rp 14.811.955Rp (1.500.000)Rp07 Ditjen HPI -Rp -Rp -Rp08 Ditjen Prot & Kons -Rp -Rp -Rp09 Inspektorat Jenderal -Rp -Rp -Rp11 BPPK -Rp -Rp -Rp

52.562.787.773Rp 52.028.280.204Rp 534.507.569RpTotal

Tabel 17Rincian Piutang Bukan Pajak per Transaksi

Per 31 Desember 2015

No Uraian 31 Desember 2015

1 Saldo tiket mutasi perjalanan dinas Home Staff 4.360.711.159Rp

2 Saldo Tagihan Pihak Ketiga Lainnya 13.311.955Rp

3 Saldo cicilan BPPR Home Staff 48.188.764.659Rp

52.562.787.773RpTOTAL

Nilai Piutang Bukan Pajak TA 2015 terdiri dari:

1. Saldo tiket mutasi perjalanan dinas home staff (periode September 2010 sampaidengan Juni 2011) sebesar Rp4.360.711.159. Terdapat mutasi kurang sebesarRp1.829.771.228 yang merupakan akumulasi dari koreksi nilai dan pelunasanhingga 31 Desember 2015.

2. Saldo Tagihan Pihak Ketiga Lainnya pada Satker Direktorat Jenderal IDPsebesar Rp13.311.955.

Page 36: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 37 -

3. Saldo cicilan BPPR Home Staff sebesar Rp48.188.764.659.

PenyisihanPiutang TidakTertagih –Piutang BukanPajakRp(1.075.301.249)

C.1.6. PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH - PIUTANG BUKAN PAJAK

Nilai Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-Piutang Bukan Pajak per 31 Desember2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp(1.075.301.249) dan(Rp3.125.492.912).

Tabel 18Rincian Penyisihan Piutang Bukan Pajak

Per 31 Desember 2015

1 Selisih Lumpsum Tiket (794.429.200)Rp2 Tagihan IDP (66.560)Rp3 BPPR (280.805.489)Rp

Total (1.075.301.249)Rp

PENYISIHANPIUTANG BUKAN PAJAKNO URAIAN

Piutang BukanPajak (Netto)Rp51.487.486.524

C.1.7. PIUTANG BUKAN PAJAK (NETTO)

Piutang Bukan Pajak (Netto) merupakan hasil pengurangan Piutang Bukan Pajakper 31 Desember 2015 dengan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Piutang BukanPajak per 31 Desember 2015.

Tabel 19Perbandingan Piutang Bukan Pajak (Netto)

31 Desember 2015 dan 2014

No Jenis 31 Desember 2015 31 Desember 2014

1 Piutang Bukan Pajak (Netto) 51.487.486.524Rp 48.902.787.292Rp

51.487.486.524Rp 48.902.787.292RpTotal

Bagian LancarTagihanTP/TGRRp.28.267.913.836

C.1.8. BAGIAN LANCAR TAGIHAN TUNTUTAN PERBENDAHARAAN /TUNTUTAN GANTI RUGI (TP/TGR)

Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi(TP/TGR) per tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesarRp28.267.913.836 dan Rp34.999.067.716. Bagian Lancar Tagihan TP/TGRmerupakan Tagihan TP/TGR yang belum diselesaikan pada tanggal Neraca yangakan jatuh tempo dalam 12 bulan atau kurang.

Rincian Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi(TP/TGR) per tanggal 31 Desember 2015 tersaji pada Tabel 20.

Tabel 20

Page 37: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 38 -

Rincian Bagian Lancar Tagihan TP/TGRPer 31 Desember 2015 dan 2014

No Uraian 31 Desember 2015 31 Desember 2014

1 Bagian Lancar TagihanTP/TGR 28.267.913.836Rp 34.999.067.716Rp

28.267.913.836Rp 34.999.067.716RpTotalSedangkan mutasi Bagian Lancar TP/TGR pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 21Rincian Mutasi Bagian Lancar Tagihan TP/TGR

TA 2015

Saldo per 31 Desember 2014 Rp34,999,067,716

Mutasi TA 2015:

- TP/TGR (Rp6,731,153,880)

Saldo per 31 Desember 2015 Rp28,267,913,836

Mutasi kurang sebesar Rp.6.731.153.880 merupakan penyelesaian atas kasuskerugian negara pada tahun 2015.

PenyisihanPiutang TidakTertagih – Bag.Lancar TP/TGRRp(27.966.411.500)

C.1.9. PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH-BAGIAN LANCAR TAGIHANTUNTUTAN PERBENDAHARAAN/TUNTUTAN GANTI RUGI (TP/TGR)

Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bagian Lancar Tagihan TuntutanPerbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 31 Desember 2015 dan 2014adalah masing-masing sebesar minus Rp27.966.411.500 dan minusRp34.585.797.466 yang merupakan estimasi atas ketidak tertagihan Bagian LancarTagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang ditentukanoleh kualitas masing-masing piutang jumlah penagihan yang telah dilakukan TPKNkepada tergugat.

Rangkuman Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bagian Lancar TagihanTuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) tersaji pada Tabel 22.

Tabel 22

Page 38: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 39 -

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bagian Lancar TuntutanPerbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)

Debitur Kualitas Nilai Piutang % Nilai Penyisihan Jumlah DebiturWilayah ASIA Lancar 3,275,652.92 0.50% 16,378.26 7

Kurang Lancar 137,950,133.22 10.00% 13,795,013.32 10Diragukan 166,249,063.00 50.00% 83,124,531.50 2Macet 26,052,359,255.14 100.00% 26,052,359,255.14 27

Wilayah EROPA Lancar 0.00 0.50% 0.00 0Kurang Lancar 0.00 10.00% 0.00 0Diragukan 0.00 50.00% 0.00 0Macet 465,124,692.74 100.00% 465,124,692.74 9

Wilayah AFRIKA DAN TIMUR TENGAH Lancar 621,361.29 0.50% 3,106.81 1Kurang Lancar 0.00 10.00% 0.00 0Diragukan 0.00 50.00% 0.00 0Macet 630,769,163.45 100.00% 630,769,163.45 14

Wilayah AMERIKA DAN PASIFIK Lancar 81,864,199.81 0.50% 409,321.00 102Kurang Lancar 9,878,085.00 10.00% 987,808.50 2Diragukan 0.00 50.00% 0.00 0Macet 719,822,229.48 100.00% 719,822,229.48 10

TOTAL 28,267,913,836.04 27,966,411,500.20 184Rincian Penyisihan Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran yang disajikan perEselon I, kualitas piutang, jumlah debitur, nilai piutang, dan nilai penyisihan piutangdirinci dalam lampiran laporan keuangan ini.

Bagian LancarTagihanTP/TGR (Netto)Rp301.502.336

C.1.10. BAGIAN LANCAR TAGIHAN TUNTUTAN PERBENDAHARAAN/TUNTUTAN GANTI RUGI (NETTO)

Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (Netto) per31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar Rp.301.502.336 danRp.413.270.250.

Bagian Lancar tagihan TP/TGR (netto) merupakan hasil pengurangan BagianLancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per 31 Desember2015 dengan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih–Bagian Lancar Tagihan TuntutanPerbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per 31 Desember 2015.

Tabel 23Perbandingan Bagian Lancar Tagihan (Netto) TP/TGR

TA 2015 dan TA 2014No Jenis 31 Desember 2015 31 Desember 2014 Naik/Turun %

1 Penyisihan Piutang Tak Tertagih -Bagian Lancar TP/TGR 301.502.336Rp 413.270.250Rp (111.767.914)Rp (27,045)

301.502.336Rp 413.270.250Rp (111.767.914)Rp (27,045)Total

PersediaanRp45.572.848.748

C.1.11. PERSEDIAAN

Nilai Persediaan per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesarRp45.572.848.748 dan Rp46.325.175.117.

Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau perlengkapan

Page 39: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 40 -

(supplies) pada tanggal Neraca yang diperoleh dengan maksud untuk mendukungkegiatan operasional dan untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanankepada masyarakat. Rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 2014 tersajipada Tabel 25.

Tabel 24Perbandingan Persediaan

31 Desember 2015 dan 2014No Jenis 31 Desember 2015 31 Desember 2014

1 Persediaan 45.572.848.748Rp 46.325.175.117Rp

45.572.848.748Rp 46.325.175.117RpTotal

Nilai Persediaan merupakan nilai Persediaan dikurangi dengan nilai Persediaan yangbelum diregister. Rincian persediaan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalahsebagai berikut:

Tabel 25Rincian Persediaan

31 Desember 2015 dan 2014Persediaan TH 2015 TH 2014

Barang Konsumsi 23.246.924.868 21.436.705.021Amunisi - -Bahan untuk Pemeliharaan 2.265.471.085 2.037.525.681Suku Cadang 52.808.280 70.807.179Pita Cukai, Materai dan Leges 62.033.527 18.551.605Hewan dan Tanaman untuk dijual atau diserahkan - -Peralatan dan Mesin untuk dijual atau diserahkan 17.536.796 18.465.622Aset Tetap Lainnya untuk diserahkan kepada Masyarakat - -Aset Lain-Lain untuk diserahkan kepada Masyarakat 97.503.442 34.083.010Barang Persediaan Lainnya untuk Dijual/Diserahkan 19.191.614.610 22.082.233.757Bahan Baku 45.812.501 67.956.745Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga - jaga 124.539.600 161.120.987Persediaan Lainnya 468.604.039 397.725.510

Jumlah 45.572.848.748 46.325.175.117

Untuk seluruh jumlah rincian persediaan terlampir di dalam lampiran.Aset TetapRp13.341.508.293.917

C.2. ASET TETAP

Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesarRp13.341.508.293.917 dan Rp13.400.148.009.258,

Aset tetap merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12bulan dan digunakan dalam kegiatan operasional entitas. Perbandingan Aset TetapKementerian Luar Negeri per 31 Desember 2015 dan 2014 tersaji pada Tabelberikut ini:

Tabel 26Perbandingan Aset Tetap

31 Desember 2015 dan 2014

Page 40: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 41 -

No. Uraian 31 Desember 2015 31 Desember 2014 Naik/Turun %1 Tanah 10.350.689.391.155Rp 10.352.695.391.155Rp (2.006.000.000)Rp (0,02)2 Peralatan dan Mesin 1.488.806.440.928Rp 1.371.180.061.931Rp 117.626.378.997Rp 8,58

3 Gedung dan Bangunan 5.727.660.351.825Rp 5.667.230.049.151Rp 60.430.302.674Rp 1,07

4 Jalan dan Jembatan 40.268.701.330Rp 40.268.701.330Rp -Rp -5 Irigasi 1.110.118.247Rp 1.110.118.247Rp -Rp -6 Jaringan 4.785.889.163Rp 4.692.389.163Rp 93.500.000Rp 1,997 Aset Tetap Lainnya 90.080.284.466Rp 89.711.917.802Rp 368.366.664Rp 0,417 KDP 14.766.617.490Rp 7.738.461.384Rp 7.028.156.106Rp 90,82

8AkumulasiPenyusutan (4.376.659.500.687)Rp (4.134.479.080.905)Rp (242.180.419.782)Rp 5,86

Jumlah 13.341.508.293.917Rp 13.400.148.009.258Rp (58.639.715.341)Rp (0,44)

TanahRp10.350.689.391.155

C.2.1. TANAH

Nilai aset tetap berupa Tanah yang dimiliki Kementerian Luar Negeri per 31Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp10.350.689.391.155dan Rp10.352.695.391.155. Terdapat penurunan sebesar Rp2.006.000.000, hal initerjadi disebabkan karena kesalahan akun pada perwakilan Mumbai yangsebenarnya diperuntukan untuk renovasi gedung.

Rincian aset Tanah secara detail per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014disajikan dalam lampiran laporan keuangan ini. Sedangkan penambahan danpengurangan nilai Tanah adalah sebagai berikut:

Tabel 27Rincian Mutasi Tanah

TA 2015Saldo per 31 Desember 2014 Rp10.352.695.391.155Mutasi Tambah:- Reklasifikasi Masuk 9.071.278.301- Pengembangan Nilai Aset- Pengembangan Melalui KDP- Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (+)Mutasi Kurang:- Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (-)- Reklasifikasi Keluar (11.077.278.301)- Koreksi PencatatanSaldo per 31 Desember 2015 Rp10.350.689.391.155

Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Kementerian Luar Negeri per 31Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp10.350.689.391.155 danRp10.352.695.391.155. Penurunan nilai Tanah karena adanya transaksiReklasifikasi Masuk/Keluar pada KBRI Kopenhagen yang merupakan perbaikankodefikasi barang sedangkan pada KBRI Manila dilakukan transaksi reklasifikasikeluar dikarenakan adanya koreksi pencatatan aset berupa tanah yang bukanBarang Milik Negara (BMN) .

Peralatan danMesinRp1.488.806.440.928

C.2.2. PERALATAN DAN MESIN

Saldo Aset Tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 dan 2014adalah sebesar Rp1.488.806.440.928 dan Rp1.371.180.061.931.

Page 41: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 42 -

Kenaikan nilai Peralatan dan Mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 28Rincian Mutasi Peralatan dan Mesin

31 Desember 2015 dan 2014Saldo per 31 Desember 2014 1.371.180.061.931RpMutasi tambah:Penambahan Saldo Awal 2.120.210.808Pembelian 147.685.265.799Transfer Masuk 735.704.350Hibah (Masuk) 568.100.000Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP 20.089.085.899Pembatalan Penghapusan 161.250.000Reklasifikasi Masuk 2.866.396.787Reklasifikasi Dari Aset Lainnya ke Aset Tetap 305.580.591Pengembangan Nilai Aset 194.347.467Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (+) 20.693.418

Mutasi kurang:Koreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (-) (13.452.473.828)Penghapusan (2.260.750.174)Transfer Keluar (738.061.100)Reklasifikasi Keluar (3.369.427.391)Koreksi Pencatatan (250.915.122)Usulan Barang Rusak Berat ke Pengelola (1.801.245.011)Penghapusan semu karena reklasifikasi (3.000)Penghentiaan Aset Dari Penggunaan (35.247.380.496)Saldo per 30 Juni 2015 1.488.806.440.928Rp

Untuk seluruh rincian Peralatan dan Mesin terlampir di dalam lampiran.

Gedung danBangunanRp5.727.660.351.825

C.2.3. GEDUNG DAN BANGUNAN

Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp5.727.660.351.825 dan Rp5.667.230.049.151.

Mutasi Gedung dan Bangunan per tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

Tabel 29Rincian Mutasi Gedung dan Bangunan

31 Desember 2015 dan 2014

Page 42: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 43 -

Saldo per 31 Desember 2014 5.667.230.049.151RpMutasi tambah:Penambahan Saldo Awal 12.641.157.826RpPembelian 30.278.356.479RpReklasifikasi Masuk 10.752.203.912RpPengembangan Nilai Aset 15.388.811.960RpKoreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (+) 4.437.586.538Rp

Mutasi kurang:Penghapusan (1.969.966.957)RpReklasifikasi Keluar (10.606.386.395)RpKoreksi Pencatatan (491.460.689)RpSaldo per 31 Desember 2015 Rp5.727.660.351.825

Transaksi penambahan aset berupa Gedung dan Bangunan berasal dari transaksiPenambahan Saldo Awal, Pembelian dan Reklasifikasi Masuk pada Satuan KerjaSekretariat Jenderal, KBRI Cairo, KBRI Yangon, KBRI Singapura, KBRI Canberra,KBRI Kabul, KBRI New Delhi, KBRI Kiev, KBRI Manila dan KBRI Kopenhagen,sedangkan pengurangan merupakan transaksi Penghapusan, Reklasifikasi Keluardan Koreksi Pencatatan pada KBRI Cairo, KBRI Kopenhagen dan KBRI Roma.Untuk rincian nilai penambahan dan pengurangan aset terlampir di dalamlampiran.

Jalan, Irigasidan JaringanRp46.164.708.740

C.2.4. JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN

Saldo Jalan, Irigasi, dan Jaringan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp46.164.708.740 dan Rp46.071.208.740. Pada tahun 2015 terjadimutasi tambah sebesar Rp93.500.000 yang merupakan penambahan jaringan kabeltelepon pada Satuan Kerja Protokol dan Konsuler serta ruangan One Day Service(ODS). Mutasi transaksi terhadap Jalan, Irigasi, dan Jaringan pada tanggalpelaporan adalah sebagai berikut:

Tabel 30Rincian Mutasi Jalan, Irigasi dan Jaringan

31 Desember 2015

Saldo per 31 Desember 2014 46.071.208.740RpMutasi Tambah:Pembelian 93.500.000RpMutasi Kurang:

Saldo per 31 Desember 2015 Rp46.164.708.740Aset TetapLainnyaRp90.080.284.466

C.2.5. ASET TETAP LAINNYA

Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2015 dan 2014 adalahRp90.080.284.466 dan Rp89.711.917.802, yang merupakan Aset Tetap yang tidakdapat dikelompokkan dalam Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan,

Page 43: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 44 -

Jalan, Irigasi dan Jaringan. Aset tetap tersebut berupa barang bercorak keseniandan bahan perpustakaan. Mutasi transaksi terhadap Aset Tetap Lainnya padatanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

Tabel 31Rincian Mutasi Aset Tetap Lainnya

TA 2015 dan TA 2014Saldo per 31 Desember 2014 89.711.917.802RpMutasi Tambah:Penambahan Saldo Awal 13.035.000RpPembelian 431.306.664RpTransfer Masuk 171.067.313RpReklasifikasi Masuk 10.250.000RpKoreksi Pencatatan Nilai/Kuantitas (+) 76.038.958Rp

Mutasi Kurang:Penghapusan (3.465.449,00)RpReklasifikasi Keluar (10.250.000,00)RpPenghentiaan Aset Dari Penggunaan (319.615.822)Rp

Saldo per 31 Desember 2015 90.080.284.466Rp

Untuk perincian aset tetap lainnya terlampir di dalam lampiran.

KonstruksidalamPengerjaanRp14.766.617.490

C.2.6. KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP)

Saldo konstruksi dalam pengerjaan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalahmasing-masing sebesar Rp14.766.617.490 dan Rp7.738.461.384. KDP tersebutantara lain :

Tabel 32Rincian Mutasi Aset Tetap Lainnya

TA 2015 dan TA 2014Perwakilan Jumlah KDP1.     Sekretariat Jenderal 2.416.765.341Rp2.     KBRI Berlin 2.898.765.129Rp3.     KBRI Kabul 2.346.892.792Rp4.     KBRI Kuala Lumpur 42.971.401Rp5.     KBRI Abuja 3.937.660.601Rp6.     KBRI London 1.123.204.115Rp7.     KJRI New York 1.465.110.940Rp8.     KBRI Tokyo 535.247.171RpTotal 14.766.617.490Rp

AkumulasiPenyusutanAset TetapRp(4.376.659.500.687)

C.2.7. AKUMULASI PENYUSUTAN ASET TETAP

Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 30 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar Rp(4.376.659.500.687) dan Rp(4.134.479.080.905).

Page 44: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 45 -

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yangdisajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan denganpenurunan kapasitas dan manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksidalam Pengerjaan (KDP).

Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015 tersaji pada tabelberikut.

Tabel 33Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

TA 2015No. Aset Tetap Nilai BMN Akm. Penyusutan Nilai Buku1 Tanah 10.350.689.391.155 0 10.350.689.391.155Rp2 Peralatan dan Mesin 1.488.806.440.928 1.046.260.650.331 442.545.790.597Rp3 Gedung dan Bangunan 5.727.660.351.825 3.283.728.879.035 2.443.931.472.790Rp4 Jalan dan Jembatan 40.268.701.330 40.098.112.315 170.589.015Rp5 Irigasi 1.110.118.247 354.994.749 755.123.498Rp6 Jaringan 4.785.889.163 827.530.526 3.958.358.637Rp7 Aset Tetap dalam Renovasi 2.103.601.318 171.067.313 1.932.534.005Rp8 Aset Tetap Lainnya 87.976.683.148 5.218.266.418 82.758.416.730Rp9 Konstruksi Dalam Pengerjaan 14.766.617.490 0 14.766.617.490Rp

Jumlah 13.294.266.361.852Rp 4.376.659.500.687Rp 13.341.508.293.917Rp

Piutang JangkaPanjang

TagihanTuntutanPerbendaharaanRp1.009.523.033

C.3. PIUTANG JANGKA PANJANG

C.3.1. TUNTUTAN PERBENDAHARAAN/TUNTUTAN GANTI RUGI (TP/TGR)

Posisi nilai tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 31Desember 2015 adalah sebesar Rp1.009.523.033 dan nilai tagihan TuntutanPerbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 31 Desember 2014 sebesarRp832.025.840

Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan kepada Bendahara akibat kelalaiannyaatau tindakannya yang melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian negara.Sedangkan Tuntutan Ganti Rugi adalah tagihan kepada pegawai bukan bendaharauntuk penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara karenakelalaiannya.

Ringkasan perhitungan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)disajikan pada tabel berikut:

Tabel 34Rincian Tagihan TP/TGR

Page 45: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 46 -

31 Desember 2015

No Debitur Jumlah1 Wilayah Asia 37,360,9122 Wilayah Eropa -3 Wilayah Afrika dan Timur Tengah 1,864,0844 Wilayah Amerika dan Pasifik 970,298,037

1,009,523,033Jumlah

Sedangkan mutasi Tagihan TP/TGR pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 35Rincian Mutasi Tagihan TP/TGR

31 Desember 2015 dan 2014Saldo per 31 Desember 2014 Rp832.025.840Mutasi Lebih:- TP/TGR Rp177.497.193

Saldo per 31 Desember 2015 Rp1.009.523.033

Mutasi sebesar Rp177.497.193 merupakan penambahan atas kasus kerugiannegara pada tahun 2015.

PenyisihanPiutang TidakTertagih -TuntutanPerbendaharaanRp(7.165.284)

C.3.2. PENYISIHAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH-TP/TGR

Saldo Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan GantiRugi (TP/TGR) antara 31 Desember 2015 dan 2014, yaitu sebesar Rp(7.165.284)dan Rp(6.073.190).

Nilai tersebut merupakan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih atas TuntutanPerbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo lebih dari12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca yang disajikan sebagai PenyisihanPiutang Tidak Tertagih-TP/TGR.

Penyisihan ini dicadangkan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201Tahun 2010 tentang Kualitas Piutang dan Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/2011 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tak Tertagih PadaKementerian Negara/Lembaga. Mekanisme perhitungan sesuai dengan ketentuanyang berlaku disajikan dalam lampiran pada Laporan Keuangan SekretariatJenderal Kementerian Luar Negeri.

Tabel 36Rincian Penyisihan Piutang Tidak Tertagih TP/TGR

TA 2015

Page 46: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 47 -

Debitur Kualitas Nilai Piutang % Nilai Penyisihan Jumlah DebiturWilayah ASIA Lancar 15,069,662.08 0.50% 75,348.31 8

Kurang Lancar 22,291,250.00 10.00% 2,229,125.00 7Diragukan 0.00 50.00% 0.00 0Macet 0.00 100.00% 0.00 0

Wilayah EROPA Lancar 0.00 0.50% 0.00 10Kurang Lancar 0.00 10.00% 0.00 0Diragukan 0.00 50.00% 0.00 0Macet 0.00 100.00% 0.00 0

Wilayah AFRIKA DAN TIMUR TENGAH Lancar 1,864,083.86 0.50% 9,320.42 1Kurang Lancar 0.00 10.00% 0.00 0Diragukan 0.00 50.00% 0.00 0Macet 0.00 100.00% 0.00 0

Wilayah AMERIKA DAN PASIFIK Lancar 970,298,036.59 0.50% 4,851,490.18 58Kurang Lancar 0.00 10.00% 0.00 0Diragukan 0.00 50.00% 0.00 0Macet 0.00 100.00% 0.00 0

TOTAL 1,009,523,032.54 7,165,283.91 84

TagihanTuntutanPerbendaharaan/TuntutanGanti Rugi(netto)Rp1.002.357.749

C.3.3. TAGIHAN TUNTUTAN PERBENDAHARAAN/TUNTUTAN GANTI RUGI(NETTO)

Nilai Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) Netto per 31Desember 2015 menjadi sebesar Rp1.002.357.749 setelah dikurangi denganPenyisihan Piutang Tidak Tertagih–TP/TGR.

Nilai Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (netto) per 31Desember 2014 sebesar Rp825.952.650.

Aset LainnyaRp648.880.529.845

C.4. ASET LAINNYA

Saldo Aset Lainnya per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalahRp648.880.529.845 dan Rp462.868.440.309 yang merupakan aset yang tidak dapatdikelompokkan baik ke dalam Aset Lancar maupun Aset Tetap.

Rincian Saldo Aset Lainnya pada tanggal pelaporan tersaji pada tabel berikut:

Tabel 37Rincian Aset Lainnya

31 Desember 2015 dan 2014

No. Uraian 2015 2014

1 Aset Tak Berwujud 54.327.494.132Rp 29.705.738.736Rp2 Dana Cadangan Perwakilan RI di Luar Negeri 546.301.755.211Rp 380.152.014.135Rp3 Aset Lain-Lain 105.770.506.324Rp 84.571.780.676Rp4 Aset Lainnya dari Reklasifikasi UP/TUP 3.625.911.878Rp 19.860.027.767Rp5 Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya (61.145.137.700)Rp (51.421.121.005)Rp

648.880.529.845Rp 462.868.440.309RpJumlah

Aset TakBerwujudRp54.327.494.132

C.4.1. ASET TAK BERWUJUD

Saldo Aset Tak Berwujud (ATB) per 31 Desember 2015 dan 2014 adalahRp54.327.494.132 dan Rp29.705.738.736. Aset Tak Berwujud merupakan aset

Page 47: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 48 -

yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik. Aset TakBerwujud pada lingkup Kementerian Luar Negeri berupa software yang digunakanuntuk menunjang operasional kantor. Adapun rincian ATB per 31 Desember 2015tersaji pada Tabel 38.

Tabel 38Rincian Aset Tak Berwujud

TA 2015 dan TA 2014

No Uraian 31 Desember 2015 31 Desember 20141 Hak Cipta 85,704,342Rp 85,704,342Rp2 Software 53,240,074,265Rp 28,858,472,732Rp3 Lisensi 385,531,379Rp 372,276,379Rp4 Aset Tak Berwujud Lainnya 616,184,146Rp 389,285,283Rp

54,327,494,132Rp 29,705,738,736RpJumlah

Sedangkan mutasi Aset Tak Berwujud TA 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 39Rincian Mutasi Aset Tak Berwujud

TA 2015Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 29.705.738.736

Mutasi tambah:Penambahan Saldo Awal 9.350.000Pembelian 24.480.837.659Pengembangan Nilai Aset 146.729.605 Mutasi kurang:Penghapusan (6.304.926)Koreksi Pencatatan (2.537.233)Penghentiaan Aset Dari Penggunaan (6.319.709)Saldo per 31 Desember 2015 54.327.494.132

DanaCadanganPerwakilan RIdi Luar NegeriRp546.301.755.211.

C.4.2. DANA CADANGAN PERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI

Dana Cadangan Perwakilan RI di Luar Negeri merupakan saldo dana Kas BesiPerwakilan RI di luar negeri pada akhir tahun anggaran 2015 dan 2014, denganbesaran masing-masing sebesar Rp546.301.755.211 dan Rp380.152.014.135.

Tabel 40Perbandingan Dana Cadangan Perwakilan RI di Luar Negeri

31 Desember 2015 dan 2014

NO JENIS 2015 2014

1 Dana Cadangan Perwakilandi Luar Negeri 546.301.755.211Rp 380.152.014.135Rp

546.301.755.211Rp 380.152.014.135RpTOTAL

Saldo Kas Besi di atas merupakan saldo berdasarkan Bank Statement per 31Desember 2015 masing-masing Satker Perwakilan RI di luar Negeri denganmenggunakan kurs tengah BI. Pencatatan Kas Besi Perwakilan RI di Luar Negeridisajikan dalam akun 163211 (Kas Besi Perwakilan).

Page 48: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 49 -

Terkait penggunaannya, dana Kas Besi dipergunakan untuk keperluan berjaga-jagapada Perwakilan RI apabila Uang Persediaan (UP) belum diterima atau mengalamiketerlambatan dan untuk mengatasi keadaan darurat (evakuasi, perlindungan WNI,dll). Penggunaannya terutama pada belanja yang sifatnya mengikat, seperti belanjapegawai home staff dan local staff, belanja daya dan jasa, belanja sewa gedungkantor Perwakilan, dan belanja lain-lain kedinasan yang sifatnya mengikat.

Jumlah Pagu Kas Besi yang telah ditetapkan melalui Surat Menteri Keuangan untuk119 Perwakilan adalah sebesar US$.43.447.783,03, dan yang tercatat dalamAplikasi SIMKEU adalah sebesar US$44.115.836,57 sehingga terdapat selisihsebesar US$.668.053,54 untuk 12 Perwakilan RI di Luar Negeri, yaitu:

NO PERWAKILAN

PAGU SESUAISURAT

MENKEUPAGU SESUAI SIMKEU SELISIH

1 KJRI Cape Town $240,000.00 $239,458.61 -$541.392 KJRI Chicago $186,000.00 $477,000.00 $291,000.003 KBRI Dili $192,000.00 $189,000.00 -$3,000.004 KBRI Doha $247,000.00 $243,576.25 -$3,423.755 KJRI Dubai $265,493.92 $265,457.25 -$36.676 KJRI Hamburg $328,000.00 $329,000.00 $1,000.007 KBRI Havana $300,000.00 $260,167.70 -$39,832.308 KJRI Houston $378,000.00 $678,000.00 $300,000.009 KJRI Jeddah $370,000.00 $400,000.00 $30,000.0010 KBRI Lima $155,000.00 $252,857.09 $97,857.0911 KBRI Lisabon $356,000.00 $351,000.00 -$5,000.0012 KBRI Suva $225,596.44 $225,627.44 $31.00

Atas perbedaan pagu Kas Besi tersebut, Sekretariat Jenderal akan segeramelakukan rekonsiliasi dan koordinasi dengan Perwakilan dan KementerianKeuangan. sehingga diharapkan dapat diketahui penyebab perbedaan berikut dasarhukumnya

Sementara itu saldo Kas Besi per 31 Desember 2015 berdasarkan Bank Statementadalah sebesar US$39.601.432 atau ekuivalen Rp.546.301.755.211 (berdasarkankurs tengah BI per 31 Desember 2015 US$1 = Rp.13.795). Dengan demikianterdapat selisih antara jumlah Kas Besi pada Aplikasi SIMKEU dengan BankStatement sebesar US$4.514.404,57 (US$44.115.836,57 - US$39.601.432) atauequivalen Rp62.276.211.043,15. Selisih tersebut disebabkan adanya penggunaanDana Kas Besi oleh Perwakilan RI untuk pengeluaran-pengeluaran yang sesuaidengan ketentuan dan peruntukannya seperti PFK Minus, BPPR Minus, BPJ Minusyang sifatnya mengikat dan akan dilakukan penggantian apabila anggaran UP/TUPPerwakilan telah diterima. Terlampir rincian Kas Besi Perwakilan RI di luar negeri.

Aset Lain-LainRp105.770.506.324

C.4.3. ASET LAIN-LAIN

Saldo Aset Lain-lain per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalahRp105.770.506.324 dan Rp84.571.780.676.

Page 49: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 50 -

Aset Lain-lain terdiri dari Deposito Sewa Gedung dan Barang Milik Negara (BMN)yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasionallingkup Kementerian Luar Negeri serta dalam proses penghapusan dari BMN.Pemberlakukan Sistem Akuntansi Basis Akrual pada Kementerian Luar Negerimenjadikan Deposito Sewa Gedung masuk dalam akun Aset Lain – lain(sebelumnya termasuk dalam kategori Piutang Bukan Pajak). Adapun rincian AsetLain - lain per 31 Desember 2015 tersaji pada Tabel 42.

Tabel 41Mutasi Aset Lain-lain TA 2015

Saldo per 31 Desember 2014 84.571.780.676RpMutasi tambah:Reklasifikasi Dari Aset Tetap ke Aset Lainya 35.573.316.027Rp

Mutasi kurang:Penghapusan (BMN yang dihentikan) (3.488.320.947)RpKoreksi Pencatatan (BMN yang dihentikan) (254.202.625)RpUsulan Barang Rusak Berat ke Pengelola (22.607.957.157)RpUsulan Barang Hilang ke Pengelola (29.066.658)RpPenggunaan kembali BMN yang sudah dihentikan (305.580.591)Rp

Saldo per 31 Desember 2015 93.459.968.725Rp

Tabel 42Rincian Aset Lain-lainTA 2015 dan TA 2014

No Uraian 31 Desember 2015 31 Desember 2014

1 Aset Lain-lain Rp 12.310.537.599 (Rp 124.945.000)

2Aset Tetap yang TidakDigunakan dalamOperasi Pemerintah

Rp 93.459.968.725 Rp 84.696.725.676

Jumlah Rp105.770.506.324 Rp 84.571.780.676

Aset LainnyadariReklasifikasiUP/TUPsebesarRp3.625.911.878

C.4.4. ASET LAINNYA DARI REKLASIFIKASI UP/TUP

Saldo Aset Lainnya dari Reklasifikasi UP/TUP per 31 Desember 2015 dan 31Desember 2014 adalah Rp3.625.911.878 dan Rp19.860.027.767

Page 50: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 51 -

Tabel 43Perbandingan Aset Lainnya dari Reklasifikasi UP/TUP

TA 2015 dan TA 2014

No Jenis 31 Desember 2015 31 Desember 2014

1 Aset Lainnya dari Reklasifikasi UP/TUP 3.625.911.878Rp 19.860.027.767Rp

3.625.911.878Rp 19.860.027.767RpTotal

Tabel 44Rincian Aset Lainnya dari Reklasifikasi UP/TUP

TA 2015 dan TA 2014

No Jenis 31 Desember 2015 31 Desember 2014 Kenaikan/penurunan

1 PFK Minus 2.998.785.405Rp 12.071.566.166Rp (9.072.780.761)Rp

2 BPJ Minus 658.803.725Rp 5.124.273.345Rp (4.465.469.620)Rp

3 BPPR Minus (31.677.252)Rp 2.664.188.256Rp (2.695.865.508)Rp

3.625.911.878Rp 19.860.027.767Rp (16.234.115.889)RpTotal

Dalam rangka menindaklanjuti rekomendasi BPK atas Laporan KeuanganKementerian Luar Negeri, Kementerian Luar Negeri telah melakukan pembahasanbersama Kementerian Keuangan untuk menyediakan akun khusus PFK Minus,BPPR dan BPJ Minus. Selain itu, Kementerian Luar Negeri telah menyampaikan keKementerian Keuangan melalui surat Nomor 06907/KU/05/2013/20 tanggal 28 Maret2013 perihal Kas di Bendahara Pengeluaran Kementerian Luar Negeri. KementerianKeuangan c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan telah menanggapimelalui surat Nomor: S-2951/PB/2013 tanggal 24 April 2013 perihal PemecahanAkun 166311. Sehubungan dengan hal tersebut terdapat penambahan 3 (tiga) akunbaru yaitu: Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran – PFKMinus (166311); Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran –BPPR Minus (166312); dan Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di BendaharaPengeluaran – BPJ Minus (166313).

AkumulasiPenyusutan/Amortisasi AsetLainnyaRp(61.145.137.700)

C.4.5. AKUMULASI PENYUSUTAN/AMORTISASI ASET LAINNYA

Nilai Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya per 31 Desember 2015 dan 31Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp(61.145.137.700) danRp(51.421.121.005).

Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya merupakan Penyusutan Aset yangtidak digunakan dalam operasional pemerintahan.

Kewajiban KEWAJIBAN

KewajibanJangka PendekRp162.988.902.362

C.5. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Nilai Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2015 dan 2014 tersaji sebesar

Page 51: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 52 -

Rp162.988.902.362 dan Rp224.460.470.165.

Kewajiban Jangka Pendek merupakan kelompok kewajiban yang diharapkan segeradiselesaikan dalam waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggalpelaporan.

Penerapan Sistem Akuntansi Basis Akrual pada Kementerian Luar Negerimenjadikan Saldo Pendapatan yang Ditangguhkan masuk dalam kategori Ekuitas.Selain itu, terdapat tambahan akun Hibah yang Belum Disahkan dan PendapatanDiterima Dimuka dalam kategori Kewajiban Jangka Pendek.

Rincian Kewajiban Jangka Pendek tersaji pada Tabel 45.

Tabel 45Rincian Kewajiban Jangka Pendek

31 Desember 2015 dan 2014

No Aset Lancar 31 Desember 2015 31 Desember 2014

1 Utang Kepada Pihak Ketiga 28.439.086.486Rp 27.489.852.934Rp

2 Utang Bunga Pinjaman 123.467.943Rp

2 Bagian Lancar Utang JangkaPanjang 20.018.680.343Rp 16.973.950.900Rp

3 Hibah Yang Belum Disahkan 568.100.000Rp

4 Pendapatan Diterima Dimuka 127.750.000Rp

5 Uang Muka dari KPPN 113.711.817.590Rp 179.461.836.770Rp

6 Utang Jangka Pendek Lainnya -Rp 534.829.561Rp

162.988.902.362Rp 224.460.470.165RpTotal

Utang KepadaPihak KetigasebesarRp28.439.086.486

C.5.1. UTANG KEPADA PIHAK KETIGA

Saldo Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014masing-masing sebesar Rp28.439.086.486 dan Rp27.489.852.934.

Utang kepada Pihak Ketiga merupakan belanja yang masih harus dibayar danmerupakan kewajiban yang harus segera diselesaikan kepada pihak ketiga lainnyadalam waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan. Utang kepada Pihak Ketiga diKementerian Luar Negeri meliputi Belanja Akrual seperti: Belanja Pegawai, BelanjaDaya dan Jasa dan Kas Setara Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran.

Adapun rincian Utang Pihak Ketiga Kementerian Luar Negeri per tanggal pelaporantersaji pada tabel berikut:

Tabel 46Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga

Page 52: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 53 -

31 Desember 2015No Uraian Jumlah

1Belanja Pegawai yang Masih HarusDibayar

Rp2.917.093.807

2Belanja Barang yang Masih HarusDibayar

Rp8.341.828.028

3 Utang kepada Pihak Ketiga Lainnya Rp17.180.164.651

Total Rp28.439.086.486

Utang BiayaPinjamansebesarRp.123.467.943

C.5.2. UTANG BIAYA PINJAMAN

Saldo Utang Biaya Pinjaman per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014masing-masing sebesar Rp.123.467.943 dan Rp.0.

Utang Bunga Pinjaman merupakan utang bunga luar negeri atas pinjaman kepadaPT Bank Mandiri Tbk. untuk pengadaan gedung kantor pada KJRI Cape Town dantanah/gedung bangunan KBRI Berlin. Utang Bunga Pinjaman dibayarkan olehperwakilan setiap bulan bersamaan dengan pembayaran pokok utang sampaidengan berakhirnya perjanjian kredit (loan agreement).

Rincian saldo Utang Bunga Pinjaman Kementerian Luar Negeri per 31 Desember2015 adalah sebagai berikut:

1. Utang Bunga Pinjaman KJRI Cape Town sebesar Rp.50.403.950.2. Utang Bunga Pinjaman KBRI Berlin sebesar Rp.73.063.993.

Bagian LancarUtang JangkaPanjangsebesarRp20.018.680.343

C.5.3. BAGIAN LANCAR UTANG JANGKA PANJANG

Saldo Bagian Lancar Utang Jangka Panjang per 31 Desember 2015 dan 31Desember 2014 masing-masing sebesar Rp20.018.680.343 dan Rp16.973.950.900.

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang merupakan bagian dari Utang JangkaPanjang yang akan jatuh tempo dan diharapkan akan dibayar dalam waktu 12 (duabelas) bulan setelah tanggal neraca. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang diKementerian Luar Negeri berupa utang sewa beli (leasing) Barang Milik Negara (a.l.:tanah gedung/bangunan) di Perwakilan RI di luar negeri, termasuk utang bungakredit dari Bank.

Tabel 47Rincian Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

31 Desember 2015No Uraian Jumlah1 KBRI Berlin Rp15.406.037.211

2 KJRI Cape Town Rp4.612.643.132

Total Rp20.018.680.343Uang Muka dariKPPN sebesarRp568.100.000

C.5.4. HIBAH YANG BELUM DISAHKAN

Hibah Yang Belum Disahkan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014masing-masing sebesar Rp568.100.000 dan Rp0.

Page 53: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 54 -

Hibah Yang Belum Disahkan antara lain berupa hibah peralatan dan mesin denganrincian sebagai berikut:

1. Hibah kursi rotan yang diterima oleh KBRI Melbourne dari pengusahaIndonesia/ Cane Jaya sebesar Rp35.000.000.

2. Hibah alat musik yang diterima oleh KBRI Warsawa dari masyarakatIndonesia sebesar Rp533.100.000.

Rincian Hibah Yang Belum Disahkan pada tanggal pelaporan yang masih dikuasaisatuan kerja lingkup Kementerian Luar Negeri disajikan pada Lampiran LaporanKeuangan ini.

PendapatanDiterimaDimukaRp127.750.000

C.5.5. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA

Pendapatan Diterima di Muka per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014sebesar Rp127.750.000 dan Rp0.

Pendapatan Diterima di Muka adalah pendapatan PNBP yang telah diterima tetapibelum menjadi hak sepenuhnya karena masih melekat kewajiban untuk memberikanbarang/jasa.

Pendapatan Diterima di Muka berupa pendapatan sewa tanah, gedung, danbangunan.

Rincian Pendapatan Diterima di Muka dari pihak ketiga pada tanggal pelaporanyang masih dikuasai satuan kerja lingkup Kementerian Luar Negeri disajikanpada Lampiran Laporan Keuangan ini.

Uang Muka dariKPPNRp113.711.817.590

C.5.6. UANG MUKA DARI KPPN

Uang Muka dari KPPN per per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp113.711.817.590 dan Rp179.461.836.770.

Uang Muka dari KPPN merupakan Uang Persediaan (UP) atau Tambahan UangPersediaan (TUP) yang diberikan KPPN sebagai uang muka kerja yang masihberada pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran pada tanggal pelaporan.

Tingginya besaran Uang Muka Dari KPPN yang masih dalam penguasaanBendahara Pengeluaran sebagian besar disebabkan karena rentang waktu yangdibutuhkan oleh bank di seluruh penjuru dunia untuk melakukan transfer dana sisaUP/TUP yang tidak terpakai ke Kas Negara.

Rincian Uang Muka dari KPPN pada tanggal pelaporan yang masih dikuasai satuankerja lingkup Kementerian Luar Negeri disajikan pada Lampiran LaporanKeuangan ini.

Utang JangkaPendekLainnyaRp 0

C.5.7. UTANG JANGKA PENDEK LAINNYA

Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014masing-masing sebesar Rp0 dan Rp534.829.561.

KewajibanJangkaPanjang

C.6. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Utang JangkaPanjang DalamNegeri Lainnya

C.6.1. UTANG JANGKA PANJANG DALAM NEGERI LAINNYA

Page 54: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 55 -

Rp29.893.638.914

Utang Jangka Panjang Dalam Negeri per 31 Desember 2015 dan 31 Desember2014 masing-masing sebesar Rp29.893.638.914 dan Rp45.009.731.681.

Utang Jangka Panjang Dalam Negeri berasal dari sisa cicilan atas transaksi sewabeli aset gedung bangunan yang belum dibayarkan, sesuai kontrak atau perjanjian.

Berdasarkan kontrak dengan Bank Mandiri cabang Hong Kong nomorBMHK.BD/LA/021/2008, KBRI Berlin mempunyai utang pokok sebesarUSD10.110.000 dengan masa tenor pembayaran selama 120 bulan dan cicilansetiap bulan sebesar USD117.385,67.

Utang Jangka Panjang KBRI Berlin untuk pembelian tanah sebesarRp29.893.638.914 (terlampir schedule pembayaran dan bunga utang jangkapanjang).

EKUITAS

EkuitasRp14.183.906.237.636

C.7. EKUITAS

Ekuitas per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masingsebesar Rp14.183.906.237.636 dan Rp14.052.050.976.525.

Ekuitas adalah merupakan kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antaraaset dan kewajiban. Penjelasan lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam LaporanPerubahan Ekuitas.

Page 55: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 56 -

D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL

Pendapatan PNBPRp579.203.569.545

D.1. PENDAPATAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Jumlah Pendapatan pada Kementerian Luar Negeri untuk periode yangberakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp579.203.569.545 dan Rp0 dengan rincian sebagaiberikut.

Tabel 48Perbandingan Rincian Pendapatan

TA 2015 dan TA 2014

Pendapatan dari Pengelolaan BMN Pendapatan Penjualan Hasil Sitaan/Rampasan dan HartaPeninggalan 600.000

Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, Bangunan 3.056.756.665 - -Pendapatan Sewa Peralatan dan Mesin 204.281.262 - -Pendapatan dari Pemanfaatan BMN Lainnya 5.769.769 - -

Jumlah Pendapatan dari Pengelolaan BMN 3.267.407.696 - -

Pendapatan JasaPendapatan Surat Keterangan, Visa, Paspor 2.072.343.554 - -Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) 542.034.472 - -Pendapatan dari Pemberian Surat Perjalanan RI 445.233.562.332 - -Pendapatan dari Jasa Pengurusan Dokumen Konsuler 85.107.078.886 - -Pendapatan Rumah Sakit dan Instansi Kesehatan Lainnya 2.470.526Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri 39.172.991.211 - -

Jumlah Pendapatan Jasa 572.130.480.981 - -

Pendapatan Gratifikasi dan Uang Sitaan Hasil KorupsiPendapatan Hasil Pengembalian Uang Negara 56.823.111 - -

Jumlah Pendapatan Gratifikasi dan Uang Sitaan Hasil Korupsi 56.823.111 - -

Pendapatan Iuran dan Denda Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian PekerjaanPemerintah

23.313.000 - -

Jumlah Pendapatan Iuran dan Denda 23.313.000 - -

Pendapatan Anggaran Lain-Lain 3.725.544.757 - -3.725.544.757 - -

579.203.569.545 - -

%NAIK(TRN)URAIAN

Pendapatan PNBP Lainnya

Pendapatan Lain-lain

Jumlah Pendapatan PNBP Lainnya

Jumlah Pendapatan Lain-lain

TH 2015 TH 2014

Beban PegawaiRp2.944.288.717.541

D.2. BEBAN PEGAWAI

Beban Pegawai untuk Tahun Anggaran 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp2.944.288.717.541 dan Rp0 dengan rincian sebagaiberikut.

Page 56: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN AUDITED KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 57 -

Tabel 49Perbandingan Rincian Beban Pegawai

TA 2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BEBAN TH 2015 TH 2014NAIK

(TURUN)%

Beban Gaji dan Tunjangan PNS 2.849.815.864.512 - -Beban Gaji dan Tunjangan PejabatNegara 4.859.904.533Beban Lembur 3.835.802.700 - -Beban Tunj. Khusus dan BebanPegawai Transito 85.777.145.796

Jumlah 2.944.288.717.541 - -

Beban PersediaanRp40.935.672.776

D.3 BEBAN PERSEDIAAN

Beban Persediaan pada Tahun Anggaran 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp40.935.672.776 dan Rp0 dengan rincian sebagaiberikut.

Tabel 50Perbandingan Rincian Beban Persediaan

TA 2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BEBAN TH 2015 TH 2014NAIK

(TURUN)%

Beban Persediaan Konsumsi 40.059.426.104 - -Beban Persediaan Pita Cukai, Materai dan Leges 20.044.178 - -Beban Persediaan Bahan Baku 340.595.261

Beban Persediaan untuk Tujuan Strategis/Berjaga-jaga 378.888.560 - -Beban Persediaan Lainnya 136.718.673 - -

Jumlah Beban Persediaan 40.935.672.776 - -

Beban Barang dan JasaRp1.671.779.382.399

D.4. BEBAN BARANG DAN JASA

Beban Barang dan Jasa Tahun Anggaran 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp1.671.779.382.399 dan Rp0 dengan rincian sebagaiberikut.

Page 57: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN AUDITED KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 58 -

Tabel 51Perbandingan Rincian Beban Barang dan Jasa

TA 2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BEBAN TH 2015 TH 2014NAIK

(TURUN)%

Beban Barang Operasional 745.688.043.946 - -Beban Barang Non operasional 472.647.852.122 - -Beban Langganan Daya dan Jasa 169.699.371.172Beban Jasa Pos dan Giro 130.005.199Beban Jasa Konsultan 15.412.098.263Beban Sewa 238.184.098.293 - -Beban Jasa Profesi 22.654.367.897Beban Jasa Lainnya 7.252.510.327Beban Aset Ekstrakomtabel Peralatan dan Mesin 110.554.642 - -Beban Aset Ekstrakomtabel Aset Tetap Lainnya 280.538Beban Aset Ekstrakomtabel Aset Tak Berwujud 200.000 - -

Jumlah 1.671.779.382.399 - -

Beban PemeliharaanRp325.746.644.531

D.5. BEBAN PEMELIHARAAN

Beban Pemeliharaan Tahun Anggaran 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp325.746.644.531 dan Rp0 dengan rincian sebagaiberikut.

Tabel 52Perbandingan Rincian Beban Pemeliharaan

TA 2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BEBAN TH 2015 TH 2014 NAIK(TURUN) %

Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 198.785.530.456 - -Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 123.437.948.821 - -Beban Persediaan Bahan untuk Pemeliharaan 3.460.690.037Beban Persediaan Suku Cadang 62.475.217 - -

Jumlah 325.746.644.531 - -

Beban Perjalanan DinasRp658.049.318.631

D.6. BEBAN PERJALANAN DINAS

Beban Perjalanan Dinas Tahun Anggaran 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp658.049.318.631 dan Rp0 dengan rincian sebagaiberikut.

Page 58: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN AUDITED KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 59 -

Tabel 53Perbandingan Rincian Beban Perjalanan Dinas

TA 2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BEBAN TH 2015 TH 2014NAIK

(TURUN)%

Beban Perjalanan Dinas Dalam Negeri 161.290.058.962 - -

Beban Perjalanan Dinas Luar Negeri 496.759.259.669 - -

Jumlah 658.049.318.631 - -

Beban Barang untukDiserahkan kepadaMasyarakatRp19.583.963.979

D.7. BEBAN BARANG UNTUK DISERAHKAN KEPADA MASYARAKAT

Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat untuk TahunAnggaran 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesarRp19.583.963.979 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 54Perbandingan Rincian Beban Baranguntuk Diserahkan kepada Masyarakat

TA 2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BEBAN TH 2015 TH 2014NAIK

(TURUN)%

Beban Peralatan dan Mesin untuk Diserahkankepada Masyarakat/Pemda

7.671.026 - -

Beban Barang Fisik Lainnya untuk Diserahkankepada Masyarakat/Pemda

18.366.366

Beban Barang Lainnya untuk Diserahkan kepadaMasyarakat/Pemda

19.435.111.682 - -

Beban Barang Persediaan Lainnya untukDijual/Diserahkan ke Masyarakat

122.814.905

Jumlah 19.583.963.979 - -

Beban Bantuan SosialRp0

D.8. BEBAN BANTUAN SOSIAL

Beban Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0.

Beban Penyusutan danAmortisasiRp292.039.090.037

D.9. BEBAN PENYUSUTAN DAN AMORTISASIJumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi Tahun Anggaran 2015 dan2014 adalah masing-masing sebesar Rp292.039.090.037 dan Rp0dengan rincian sebagai berikut

Page 59: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN AUDITED KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 60 -

Tabel 55Perbandingan Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi TA 2015

dan TA 2014

URAIAN JENIS PENYUSUTAN TH 2015 TH 2014NAIK

(TURUN)%

Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 128.716.727.584 - -Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 161.193.932.665Beban Penyusutan Jalan dan Jembatan 72.453.809 - -Beban Penyusutan Irigasi 35.691.363Beban Penyusutan Jaringan 155.925.750Beban Penyusutan Aset Tetap Lainnya 265.147.217Beban Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Digunakan 1.599.211.649

Jumlah 292.039.090.037 - -

Beban Penyisihan PiutangTak TertagihRp(8.216.058.252)

D.10. BEBAN PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH

Jumlah Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tahun Anggaran 2015dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp(8.216.058.252) dan Rp0.

Tabel 56Perbandingan Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih

TA 2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BEBAN TH 2015 TH 2014NAIK

(TURUN)%

Beban Penyisihan Piutang PNBP (1.597.764.380) - -

Beban Penyisihan Piutang Tagihan TP/TGR (6.619.385.966)

Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih JangkaPanjang 1.092.094 - -

Jumlah (8.216.058.252) - -

Beban Lain-Lain Rp0

Surplus/ Defisit PelepasanAset Non LancarRp4.968.622.160

D.11. BEBAN LAIN-LAIN

Tidak ada Beban Lain – Lain pada Necara Kementerian Luar NegeriTahun Anggaran 2015.

D.12. SURPLUS/DEFISIT PELEPASAN ASET NON LANCAR

Jumlah Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar Tahun Anggaran 2015dan 2014 adalah masing-masing Rp4.968.622.160 dan Rp0, denganrincian sebagai berikut

Page 60: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN AUDITED KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 61 -

Tabel 57Perbandingan Rincian Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar TA

2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BEBAN TH 2015 TH 2014NAIK

(TURUN)%

Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 6.552.464.540 - -

Beban Pelepasan Aset Non Lancar (1.583.842.380)

Jumlah 4.968.622.160 - -

Page 61: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN AUDITED KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 62 -

Surplus/ Defisit DariKegiatan Non OperasionalLainnyaRp63.134.677.531

D.13. SURPLUS/ DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONALLAINNYA

Jumlah Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya TahunAnggaran 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesarRp63.134.677.531 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 58Perbandingan Rincian Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional

Lainnya TA 2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BEBAN TH 2015 TH 2014NAIK

(TURUN)%

Pendapatan dari Kegiatan Non OperasionalLainnya 69.959.793.442 - -

Pendapatan Penyelesaian TuntutanPerbendaharaan

-1.224.134.746

Pendapatan dari Selisih Kurs yang Terealisasi 2.648.170.401

Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TahunAnggaran Yang Lalu

1.304.272.768

Penerimaan Kembali Belanja Barang TahunAnggaran Yang Lalu

734.863.798

Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun AnggaranYang Lalu

4.000.000

Penerimaan Kembali Belanja Lain-Lain TahunAnggaran Yang Lalu

43.840.166

Pendapatan Selisih Kurs yang Belum Terealisasi 66.018.413.911

Pendapatan Perolehan Aset Lainnya 430.367.144

Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 6.825.115.911 - -

Beban Rugi Selisih Kurs Uang Persediaan SatkerPerwakilan RI/Atase Teknis 127.680.046Beban karena Selisih Kurs Satker PerwakilanRI/Atase Teknis BA Beban 8.047.218Beban Lain-lain Selisih Kurs Terealisasi 1.662.232.985Kerugian Persediaan Rusak/Usang 66.556.695Beban Kerugian Selisih Kurs Belum Terealisasi 4.960.598.967

Jumlah 63.134.677.531 - -

Pos-Pos Luar Biasa Rp0 D.14. POS-POS LUAR BIASA

Tidak ada Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional pada NeracaKementerian Luar Negeri Tahun 2015.

Page 62: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 63 -

Penjelasan Atas Pos-PosLaporan PerubahanEkuitas

E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Ekuitas AwalRp14.052.050.976.525

E.1. EKUITAS AWAL

Nilai ekuitas pada tanggal 1 Januari 2015 dan 1 Januari 2014 adalah masing-masing sebesar Rp14.052.050.976.525 dan Rp0.

Surplus(defisit) LORp(5.296.899.862.406)

E.2. SURPLUS (DEFISIT) LO

Jumlah Surplus (Defisit) LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember2015 dan 31 Desember 2014 adalah defisit sebesar Rp(5.296.899.862.406)dan Rp0.

Surplus (Defisit) LO merupakan penjumlahan selisih lebih antarasurplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non operasional, dan kejadianluar biasa.

Penyesuaian Nilai AsetRp1.229.849.738

Dampak KumulatifPerubahan KebijakanAkuntansi/KesalahanMendasarRp131.567.237.871

E.3. PENYESUAIAN NILAI ASET

Jumlah penyesuaian nilai aset untuk tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp1.229.849.738 dan Rp0.

E.4. DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKANAKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR

Jumlah Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/KesalahanMendasar untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan 31Desember 2014 adalah defisit sebesar Rp131.567.237.871 dan Rp0.

Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/Kesalahan Mendasaradalah dampak nilai kumulatif atas perubahan akuntansi/kesalahan mendasaryang terjadi pada periode sebelumnya dan baru diketahui pada periodeberjalan.

Koreksi Nilai PersediaanRp184.572.338

E.5. KOREKSI NILAI PERSEDIAAN

Koreksi nilai persediaan untuk tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masingsebesar Rp184.572.338 dan Rp0.

Koreksi Nilai Persediaan mencerminkan koreksi atas nilai persediaan yangdiakibatkan karena kesalahan dalam penilaian persediaan yang terjadi padaperiode sebelumnya.

Page 63: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 64 -

Selisih Revaluasi AsetTetapRp0

E.6. SELISIH REVALUASI ASET TETAP

Selisih Revaluasi Aset Tetap untuk tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0,- dan Rp0.

Selisih Revaluasi Aset Tetap merupakan merupakan penjumlahan selisih darinilai evaluasi periode tahun sebelumnya dengan tahun berjalan.

Koreksi Nilai Aset TetapNon RevaluasiRp12.274.726.183

E.7. KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI

Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi untuk tahun 2015 dan 2014 adalahmasing-masing sebesar Rp12.274.726.183 dan Rp0.

Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi adalah koreksi nilai Gedung danBangunan Non Revaluasi.

Koreksi Lain-lainRp119.107.939.350

E.8. KOREKSI LAIN-LAIN

Nilai Lain-lain untuk Tahun Anggaran 2015 dan 2014 adalah masing-masingsebesar Rp119.107.939.350 dan Rp0.

Transaksi Antar EntitasRp5.295.958.035.908

E.9. TRANSAKSI ANTAR ENTITAS

Nilai Transaksi untuk Tahun Anggaran 2015 dan 2014 adalah masing-masingsebesar Rp5.295.958.035.908 dan Rp0.

Kenaikan/PenurunanEkuitasRp131.855.261.111

E.10.KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS

Kenaikan/Penurunan Ekuitas untuk Tahun Anggaran 2015 dan 2014 adalahmasing-masing sebesar Rp131.855.261.111 dan Rp0.

Ekuitas AkhirRp14.183.906.237.636

E.11. EKUITAS AKHIR

Nilai Ekuitas Akhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014adalah masing-masing sebesar Rp14.183.906.237.636 dan Rp0.

Page 64: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 65 -

PengungkapanPenting Lainnya

F. PENGUNGKAPAN PENTING LAINNYA

Tindak LanjutTemuanPemeriksaan 2007 -2014

F.1. TINDAK LANJUT TEMUAN PEMERIKSAAN TAHUN 2007 - 2014

Berikut ini adalah perkembangan tindak lanjut Kementerian Luar Negeriterhadap temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada LaporanKeuangan TA 2007 – 2014 yang masih dalam proses penyelesaian.Sedangkan temuan BPK lainnya telah ditindaklanjuti oleh Kementerian LuarNegeri sesuai dengan rekomendasi yang ada, sehingga statusnyadinyatakan selesai.

Tabel 59Tindak Lanjut Temuan BPK RI 2007

NO Temuan Tindak Lanjut Status1. Tanah Persil KBRI

Bangkok Belum DapatDiakui Sebagai AsetTetapAset Tetap BerupaTanah,Gedung/Bangunandan Peralatan/MesinPada LaporanKeuanganKementerian LuarNegeri Tidak DapatDiyakini Kebenarannya

Dalam rangka penyelesaian status kepemilikan tanah KBRIBangkok, Pemerintah RI dalam hal ini diwakili oleh pejabatdari Kementerian Luar Negeri RI dan pejabat KBRI Bangkoktelah mengadakan pertemuan dengan pejabat KementerianLuar Negeri Thailand pada tanggal 12 Maret 2008.

Dalam proses pembicaraan mengenai status kepemilikantanah KBRI Bangkok, telah disepakati tentang penerapanazas resiprositas bagi kepemilikan tanah berikut gedung KBRIBangkok dan tanah beserta gedung milik Perwakilan Thailanddi Jakarta.

Sesuai ketentuan di Indonesia yaitu UU No. 5 Tahun 1960tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria dan PP No. 40Tahun 1996 tentang HGU, HGB dan Hak Pakai dimana padapasal 39 diatur bahwa bagi Perwakilan negara asing danPerwakilan badan Internasional diberikan Hak Pakai.

Dalam hal ini pihak Thailand memahami pemberian status HakPakai yang diberikan kepada tanah dan gedung PerwakilanThailand di Jakarta. Secara resiprositas kepada pihakIndonesia akan diberikan Hak Milik terhadap tanah dangedung KBRI yang dibeli pada tanggal 7 Februari 1952. PihakThailand meminta kepada Pemerintah RI untuk memberikanpembebasan pajak penjualan (Tax Exemption) apabila suatusaat Pemerintah Thailand menjual tanah dan gedungKedutaan Thailand di Jakarta.

Guna menjamin hak masing-masing, pihak Thailand memintaagar antara Pemerintah RI dan Pemerintah Thailand dibuatsuatu persetujuan bilateral mengenai status tanah masing-masing. Draft persetujuan bilateral disusun oleh KementerianLuar Negeri Thailand dan dalam waktu dekat disampaikankepada Pemerintah Indonesia. Setelah adanya persetujuanbilateral, pihak Land Department Thailand akanmenyelesaikan pengalihan nama pemilik tanah KBRI untukmendapat status Hak Milik (Rights of Ownership).

MasihDalamProses

Page 65: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 66 -

Tabel 60Tindak Lanjut Temuan BPK RI 2010

NO Temuan Tindak Lanjut Status1. Terdapat Pengeluaran

Anggaran yang MembebaniKeuangan Perwakilan RI diLuar Negeri

Sampai akhir TA 2011, Kementerian Luar Negeri telahsecara aktif berkoordinasi dengan KementerianKeuangan dan BPKP untuk menyelesaikan PFK minus.Tim penyelesaian PFK minus telah terbentuk denganmengikutsertakan pihak Kementerian Keuangan danBPKP.

Setelah melakukan serangkaian koordinasi dan rapat yangdipimpin oleh Sekjen Kemlu, maka telah dilakukanpenelusuran data-data dukung Perwakilan untukpenyelesaian PFK minus tersebut.

BPKP yang didukung oleh Kemlu telah melakukan auditterhadap Perwakilan-perwakilan yang memiliki PFK minustersebut.

Kementerian Luar Negeri saat ini masih menungguLaporan hasil audit dari BPKP guna menyelesaikanPFK Minus tersebut. Laporan hasil audit BPKP akandijadikan dasar Kementerian Luar Negeri untukmeminta penyelesaian secara tuntas kepadaKementerian Keuangan.

Sebelum diajukan untuk audit BPKP, Tim PenyelesaianPFK Minus internal Kementerian Luar Negeri (BiroKeuangan, Inspektorat Jenderal dan BPO)telah melakukaninventarisasi dan verifikasi atas temuan BPK TA 2010untuk PFK minus.

Dari temuan BPK pada TA 2010 terdapat 69 Perwakilanyang memiliki PFK minus, berdasarkan data per 30 Juni2012, PFK minus menjadi 65 (enam puluh lima) SatkerPerwakilan. PFK minus tersebut kemudian diklasifikasimenjadi PFK minus sampai dengan TA 2010 dan PFKminus tahun berjalan (TA 2011). Dari hasil tersebut, Timpenyelesaian PFK Minus telah menyampaikanpermintaan audit ke BPKP.

Perwakilan yang telah selesai diaudit sebanyak 40Perwakilan, sisanya belum tuntas diaudit disebabkandokumen pertanggungjawaban belum cukup tersediadan adanya permasalahan yang membutuhkanpendalaman audit.

Laporan hasil audit BPKP akan dijadikan dasarKementerian Luar Negeri untuk meminta penyelesaiansecara tuntas kepada Kementerian Keuangan.

MasihDalamproses

Untuk mengatasi terdapatnya Saldo BPPR dan BPJbaik plus dan minus pada Perwakilan ke depannya,saat ini sedang dikaji secara komprehensif bersamaBiro Kepegawaian dan BPO untuk mengalokasikandana BPPR dan BPJ diberikan pada DIPA masing-masing Satker Perwakilan di luar negeri.

MasihDalamProses

Page 66: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 67 -

Adapun terkait dengan kas tekor KBRI Bogota akibatadanya penggelapan, Inspektorat Jenderal telahmencari upaya penyelesaian atas masalah tersebut:

1. Sesuai surat Karo Keuangan kepada DirekturPengelolaan Kas Negara, DJPB No.1597/KU/XII/2007/20/E, menanyakan usulanpenghapusan kerugian negara akibat perampokan.

2. SKTJM atas nama Sdr. M. Dipa Daradjat tanggal 4Februari 2004.

3. Itjen sedang menginventarisir temuan-temuan hasilpemeriksaan BPK RI yang tidak dapatditindaklanjuti dengan klasifikasi:a. Pejabat yang bersangkutan meninggal duniab. Pejabat yang bersangkutan pensiun.c. Pejabat yang bersangkutan dijatuhi hukuman

pengadilan.

4. Temuan terhadap Sdr. M. Dipa Daradjat merupakantemuan hasil pemeriksaan Itjen. Dalam kaitan ini,Itjen berkoordinasi dengan tim penyelesaiankerugian negara (TPKN) telah menyusun klasifikasitemuan-temuan hasil pemeriksaan Itjen yang tidakdapat ditindaklanjuti, termasuk temuan atas namaSdr. M. Dipa Daradjat karena ybs tidak mampuuntuk menyelesaikan kewajibannya.

Masihdalamproses

2. Pelaksanaan AnggaranBerdasarkan Permenlu No.4Tahun 2009 padaKementerian Luar NegeriTidak Sesuai Ketentuan

Terkait selisih TPLN atas pemberlakuan PeraturanMenteri Luar Negeri Nomor 4 Tahun 2009 (mulai Mei-Oktober 2010) dan berdasarkan Surat MenteriKeuangan Nomor S-178/MK.02/2011 tanggal 4 April2011, telah dilakukan audit oleh Inspektorat Jenderal.Sesuai surat Menteri Keuangan, maka yang harusdikembalikan hanya selisih TPLN. Dari hasil auditInspektorat Jenderal maka terdapat 615 Home StaffPerwakilan yang menerima selisih TPLN karenapenerapan Permenlu dimaksud. Pada Bulan Agustus2011, Pimpinan Kemlu telah meminta semua HomeStaff tersebut untuk mengembalikan selisih TPLN dimaksud.

MasihDalamproses

3. Pemanfaatan Barang MilikNegara (BMN) padaKementerian Luar Negeritidak Sesuai Ketentuan

Pimpinan Kementerian Luar Negeri telahmenginstruksikan ke seluruh Perwakilan untukmengoptimalkan pemanfaatan aset yang tersedia diPerwakilan sesuai ketentuan yang berlaku.

Terkait dengan tanah KBRI Berlin di Herman-Hesse,belum ada keputusan rencana pemanfaatan tanahtersebut. (Rencana awal adalah untuk membangungedung diatas tanah tersebut. Namun perlu dilihatketersediaan anggaran).

MasihDalamProses

4. Proses Penjualan Aset ExKBRI Bonn BelumDirealisasikan

Kementerian Luar Negeri telah mengirimkan Timterpadu yang terdiri dari unit-unit di Kementerian LuarNegeri dan Kementerian Keuangan terkait untukmencari solusi penyelesaian penjualan tanah dangedung ex-KBRI Bonn.

Kementerian Keuangan telah menyetujui batas limitpenjualan bisa merujuk dari penilaian eksternal Negarasetempat.

MasihDalamProses

Page 67: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 68 -

5. Tanah milik KBRI Berlinbelum dimanfaatkan

Terkait tanah milik KBRI Berlin di Pankauw, anggaranuntuk perencanaan gedung sudah dialokasikan namunmasih diblokirmengingatmasih memerlukanperpanjangan izin prinsip dari Kementerian Keuangandan Kementerian Pekerjaan Umum.

MasihDalamproses

Tabel 61Tindak Lanjut Temuan BPK RI 2012

NO Temuan Tindak Lanjut Status1. Rumah Negara yang sudah

alih status menjadi rumahnegara golongan III masihtercatat dalam neracaKementerian Luar Negeri Per31 Desember 2012

Biro Perlengkapan membahas bersama pihakKementerian PU dan DJKN Kementerian Keuangan,terkait penatausahaan BMN.

MasihDalamProses

2. Upaya Kementerian LuarNegeriuntuk mendapatkan haknyaterkait Aset Tetap berupaTanah dan Bangunan belumoptimal

Sekjen akan berkoordinasi lebih lanjut dengan pihak-pihak terkait baik dengan Kementerian Pertahananmaupun Kementerian Keuangan terkait hal ini.

MasihDalamProses

3. Penyelenggaraan AplikasiSIMKEU pada KJRI Ho ChiMinh City dan KBRI KualaLumpur tidakmenggambarkan keadaanyang sebenarnya

Berkoordinasi dengan pihak Kementerian Keuanganuntuk menyelesaikan masalah pembukuan dalamSIMKEU terkait di KBRI Kuala Lumpur dan KJRI Ho ChiMinh City.

MasihDalamProses

4. Penerimaan Negara atassewa tanah dan bangunanpada Sekretariat JenderalKementerian Luar Negeritidak sesuai ketentuan

1) Melakukan revisi kontrak dengan tariff yangsesuai dengan PMK No. 33/2012.

MasihDalamProses

5. Penerimaan atas sewa tanahdan bangunan padaSekretariat JenderalKementerian Luar Negeribelum memiliki pengendalianyang memadai

1) Meninjau kembali surat-surat perjanjian sewadengan pihak ketiga dan bila perlu melakukanrevisi sesuai dengan ketentuan dan tariff yangberlaku;

MasihDalamProses

2) Menagih denda atas keterlambatan sewa kepadapihak ketiga dan untuk disetorkan kepada kasNegara.

MasihDalamProses

Tabel 62Tindak Lanjut Temuan BPK RI 2013

NO Temuan TindakLanjut Status1. Proses Penyusunan Laporan

Keuangan Belum memadaiSedang diatur pemberian sanksi administratif sesuaiketentuan yang berlaku kepada Perwakilan yang tidakmenindaklanjuti Nota Hasil Verifikasi (NHV).

MasihDalamProses

2. Pengelompokkan JenisBelanja pada KementerianLuar Negeri Belum SesuaiKegiatan yang dilakukan.

Telah diberikan sanksi administratif berupa tegurantertulis dari KPA Dit. Aspasaf kepada Operator SIMKEU;

Surat Sekjen kepada Satker untuk menaati ketentuantentang pelaksanaan DIPA dan pengelolaan keuangannegara.

MasihDalamProses

Page 68: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 69 -

3. Penatausahaan Aset TetapPada Kemlu Belum Memadai

1. Kepala Perwakilan menginstruksikan Kepala agarmemberikan sanksi administrasi kepada operatorSIMAK BMN dalam pengelompokan BMN denganteliti

Dalamproses

2. Kepala Kanselerai melakukan pengawasan secaraintensif atas pengelolaan BMN

Dalamproses

3. Satker terkait melakukan koreksi angka aset tetap. DalamProses

4. Pembayaran RestitusiPengobatan Home Staff padabeberapa Perwakilan RI tidaksesuai SK Menteri LuarNegeri tentang PenggantianBiaya Pengobatan/Perawatan

1. Kelebihan pembayaran restitusi pengobatansebesar Rp26.301.584,50 dari Home Staff terkaitsedang dalam proses penarikan kembali;

DalamProses

2. Pemberian sanksi administratif kepada KepalaKanselerai dan Bendaharawan dan PenataKerumahtanggaan (BPKRT) yang kurang telitidalam memverifikasi pengajuan restitusipengobatan, sedang dalam proses.

Belumditindaklanjuti

5. Bantuan Biaya PendidikanAnak di luar negara akreditasitidak sesuai dengan suratdan peraturan MenteriKeuangan.

Pemberian sanksi administratif kepada para pejabatyang bertanggungjawab terhadap pembayaran BBPAtersebut sedang dalam proses

Belumditindaklanjuti

6. Pembayaran Tiket PerjalananDinas Tidak SesuaiKetentuan

1. Menarik kembali kelebihan pembayaran biayarefund, cancellation fee dan refund tiket untukdisetorkan ke kas negara selanjutnya salinan buktisetor disampaikan kepada BPK

DalamProses

2. Memberi sanksi administratif sesuai ketentuan yangberlaku kepada pegawai yang tidak dapatmempertanggungjawabkan tiket sesuai data manifestGaruda Indonesia serta sanksi kepada agen travel yangmenaikkan harga tiket

Belumditindaklanjuti

3. Memberikan sanksi administrasi sesuai ketentuanyang berlaku kepada Pengelola Keuangan pada DitjenIDP dan Pusdiklat karena tidak memberikan datarekapitulasi perjalanan dinas beserta data dukungnyakepada BPK.

Belumditindaklanjuti

7. Kegiatan Rapat Kerja danSosialisasi yangdiselenggarakan di luarkantor dan di luar kotamemboroskan keuangannegara minimal sebesarRp.691.097.797.

1. Instruksi dari Eselon I kepada seluruhpenanggungjawab kegiatan dan PPK untuk lebihselektif dalam melaksanakan kegiatan di luar kantordan di luar kota sesuai ketentuan sedang dalamproses.

DalamProses

8. Pemutusan kontrak dalampengerjaan pengadaangenset pada Pusdiklat Kemlutidak sesuai dengan Perpres54 Tahun 2010

Menginstruksikan kepada PPK agar menagih jaminanpelaksanaan sesuai Surat PPK kepada PT. MMS No.008/PPK-Setjen/04/2014 tanggal 10 April 2014 perihalPerintah Penyetoran Jaminan Pelaksanaan sebesarRp127.116.000 untuk disetor ke Kas Negara, salinanbukti setor disampaikan ke BPK

DalamProses

9. PPN dan PPH ataspembangunan Bandar SriBegawan Tidak Dipungut

Memberikan sanksi administrasi sesuai denganketentuan yang berlaku kepada Kepala Biro Keuagan,KPA, Kepala Kanselerai, BPKRT BSB yang lalaimelakukan koordinasi terkait dengan pemungutan PPNdan PPH saat pembangunan gedung BSB

Belumditindaklanjuti

Page 69: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 70 -

Tabel 63Tindak Lanjut Temuan BPK RI 2014

NO. TEMUAN PEMERIKSAAN REKOMENDASI STATUS

1 Pengendalian Dalam ProsesPenyusunan LaporanKeuangan Belum memadai

BPK merekomendasikan kepada Menteri Luar Negeriagar menginstruksikan Sekretaris Jenderal:Meningkatkan kualitas reviu terhadap Laporan KeuanganKementerian Luar Negeri; dan

Belumditindaklanjuti

2 Pengendalian atas Penyajiandan Pengungkapan BelanjaDibayar Dimuka Lemah

BPK merekomendasikan kepada Menteri Luar Negeriagar menginstruksikan Sekretaris Jenderal:2. Meningkatkan kualitas reviu terhadap LaporanKeuangan

DalamProses

3 Penyajian Utang BungaBelum Sepenuhnya SesuaiSAP

BPK merekomendasikan kepada Menteri Luar Negeriagar menginstruksikan Sekretaris Jenderal:

1. Berkoordinasi dengan Kementerian Keuanganmengenai penyajian utang bunga pada aplikasiSAKPA;dan

Belumditindaklanjuti

2. Berkoordinasi dengan Perwakilan RI di Berlin danCape Town untuk menyajikan utang bunga dalamLaporan Keuangan Perwakilan;

Belumditindaklanjuti

4 Penghitungan Penyusutanpada Empat PerwakilanBelum Sepenuhnya SesuaiStandar Akuntansi danPeraturan Menteri Keuangan

BPK merekomensasikan kepada Menteri Luar Negeriagar menginstruksikan Sekretaris Jenderal untuk:Memerintahkan Kepala Biro Perlengkapan serta KepalaPerwakilan dan atau Kepala Kanselerai pada empatPerwakilan tersebut melakukan penelahaan danperhitungan penyusutan BMN sesuai dengan buktipendukung yang valid;dan

DalamProses

5 Sebanyak 13 Unit RumahNegara Dikuasai danDitempati Pihak Yang TidakBerhak serta 22 Unit RumahNegara Dalam Kondisi RusakBerat dan TidakDimanfaatkan

BPK merekomensasikan kepada Menteri Luar Negeriagar memerintahkan Sekjen Kemlu:

1. Secara intensif melakukan berbagai upaya untukmemperoleh kembali hak dan penguasaanya atas 13 unitRN;

Belumditindaklanjuti

2. Mengalokasikan anggaran yang memadai untukperbaikan dan pemeliharaan RN dalam kondisi rusakberat

Belumditindaklanjuti

6 Pengelolaan Kas Besi BelumSepenuhnya Tertib

BPK merekomendasikan Menteri Luar Negeri agarmenginstruksikan Sekjen Kemlu untuk memerintahkan:

1. Kepala Biro Keuangan melaksanakan koordinasidan rekonsiliasi dengan Perwakilan dan KementerianKeuangan mengenai perbedaan pagu Kas Besi danketiadaan Kas Besi pada 12 Perwakilan; dan

DalamProses

2. Kepala Biro Keuangan melaksanakan evaluasikeberadaan, kecukupan dan jumlah Kas Besi di seluruhPerwakilan;

Belumditindaklanjuti

7 Pengendalian danPengawasan TerhadapPekerjaan Pengadaan JasaKebersihan, PembersihanKaca Luar dan PembuanganSampah di LingkunganKementerian Luar NegeriTahun 2014 Tidak Optimal

BPK merekomendasikan Menteri Luar Negeri agarmenginstruksikan:

Sekjen Kemlu untuk mempertimbangkan pengalokasianseluruh anggaran pemeliharaan gedung dan bangunanseluruh Satker pada DIPA Setjen Kementerian LuarNegeri; dan

Belumditindaklanjuti

Mempertimbangkan proses penyediaan jasa kebersihanpada akhir tahun anggaran untuk pelaksanaan tahunanggaran berikutnya.

Belumditindaklanjuti

Page 70: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 71 -

8 Pembukuan Fihak Ketiga(PFK) MinusUSD4,116,219.47 BelumTerselesaikan

BPK merekomendasikan Menteri Luar Negeriagar:.Segera menginstruksikan tim TPKN memprosesTP/TGR terhadap PFK Minus yang menjadi bebanindividu sesuai rekomendasi BPKP

DalamProses

9 Beberapa Kegiatan diPerwakilan BatalDilaksanakan SebagaiDampak Berlarut-larutnyaPengajuan ABT danMelemahnya Nilai Rupiah

BPK merekomendasikan Menteri Luar Negeri agarberkoordinasi dengan Menteri Keuangan supayapermasalahan terkait ABT tidak terulang dimasa yangakan datang

Belumditindaklanjuti

10 Pembebanan AnggaranBelanja Pusat PerjalananDinas (BPJ) dan BebanPusat Pengeluaran Rutin(BPPR) pada Satker Kemlu diLuar Negeri BelumTerselesaikan

BPK merekomendasikan Menteri Luar Negeri agarmemerintahkan Sekjen Kemlu untuk:

Memerintahkan pengelola keuangan pada KBRI Brussel,Bogota dan Moscow untuk segera menyetorkan kembalisaldo BPJ Plus ke pusat masing-masing sebesarUSD5,989.61 equivalen Rp74.510.748,40, USD8,179.87equivalen Rp101.757.582,80 dan USD10,533.50equivalen Rp131.036.740,00

DalamProses

11 Penetapan Tarif Atas JenisPNBP Belum Sesuai DenganKetentuan Yang Berlaku

Memerintahkan Kepala Perwakilan RI di Ankara danIstanbul agar segera menyesuaikan tarif PNBP sesuaiketentuan yang berlaku; dan

Belumditindaklanjuti

12 Kelebihan PembayaranHonorarium Tim sebesarRp196.330.000,00

BPK merekomendasikan Menteri Luar Negeri agarmenginstuksikan kepada:

a. Menarik Kelebihan pembayaran honorarium kepadapegawai yang bersangkutan dan menyetorkan kembalike Kas Negara; dam

DalamProses

b. Memperingatkan penanggung jawab kegiatan danpengelola keuangan yang lalai melaksanakan ketentuanyang berlaku

DalamProses

Penyelesaian SelisihTunjanganPenghidupan LuarNegeri (TPLN) TelahMencapai 90,36persen atau sebesarUSD317.596,62

F.2. PENYELESAIAN PENGEMBALIAN SELISIH TUNJANGANPENGHIDUPAN LUAR NEGERI (TPLN) ATAS PEMBERLAKUANPERMENLU 04 TAHUN 2009

Sesuai dengan instruksi Sekretaris Jenderal melalui kawat ke 97 (sembilanpuluh tujuh) Perwakilan yang menerapkan kenaikan TPLN berdasarkanPermenlu No. 04 Tahun 2009, para Home Staff yang menerima TunjanganPenghidupan Luar Negeri (TPLN) sesuai Permenlu No. 04 Tahun 2009harus mengembalikan selisih TPLN tersebut ke Kas Negara. Bagi AtaseTeknis, surat tagihan disampaikan kepada Kementerian teknis terkait,sedangkan bagi Home Staff yang telah kembali ke Indonesia, maka surattagihan disampaikan langsung kepada yang bersangkutan.Tercatat 615Home Staffyang harus mengembalikan kelebihan TPLN dengan nilai totalsebesar USD351.464,54.

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, telah terjadi penyelesaiansebesar eqv USD317.596,62 atau sebesar 90,36 persen. Sementara, untuk63 orang lainnya masih terus diupayakan penyelesaian kewajibannyadengan jumlah pengembalian sebesar USD33.867,92.

Dikarenakan Rapat TPKN belum menetapkan Pengembalian selisih TPLNtersebut sebagai Tuntutan Ganti Rugi (TGR), maka pada TA 2015 Kemlu

Page 71: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 72 -

melakukan koreksi untuk mengeluarkan saldo dimaksud dari NeracaKementerian Luar Negeri pada akun Piutang Bukan Pajak.

Pada Laporan Keuangan Kemlu pada TA 2015, nilai tersebut disajikanpada Neraca sebagai Piutang Bukan Pajak.

Penyelesaian SelisihLumpsum TiketMutasiTelahMencapai 71,32persen atau sebesarRp8.570.198.431,-

F.3. PENYELESAIAN SELISIH LUMPSUM TIKET MUTASI LUAR NEGERIPADA PERWAKILAN RI

Menindaklanjuti hasil temuan BPK atas Laporan Keuangan Kemlu TA 2011,Sekretariat Jenderal c.q. Biro Keuangan bersama Inspektorat Jenderalmelakukan penghitungan atas kelebihan pembayaran tiket mutasi luarnegeri periode September 2010 sampai dengan Juni 2011.

Dalam rangka penyajian nilai Selisih Lumpsum Tiket Mutasi Luar Negeritersebut di dalam Laporan Keuangan Semester I Kemlu TA 2012, telahdilakukan penghitungan perkiraan awal sebesar Rp12.939.112.350 darisejumlah 284 orang yang harus melakukan penyetoran pengembalianSelisih Lumpsum Tiket Mutasi Luar Negeri dimaksud. Setelah reviu Itjen,maka perkiraan awal tersebut berubah menjadi sebesar Rp12.131.569.670mengingat terdapatnya penyesuaian klasifikasi kelas untuk tiket yangdigunakan oleh Home Staff beserta keluarga dan perhitungan selisih kursberjalan. Selanjutnya terdapat penyesuaian nilai yang harus dikembalikanoleh 3 orang home staff dari tanda bukti pembelian tiket at cost, sehinggajumlah keseluruhan pengembalian selisih tiket per 31 Desember 2015menjadi sebesar Rp12.017.376.288.

Sejak Desember 2012 sampai dengan 31 Desember 2015, pengembalianselisih lumpsum tiket mutasi penempatan Home Staff ke Perwakilan RI diLuar Negeri periode September 2010 s/d Juni 2011 yang telah disetorkanke kas negara adalah sebesar Rp8.570.198.431 atau 71.32% dari nilaikeseluruhan. Sementara yang belum disetorkan oleh pegawai adalahsebesar Rp3.447.177.857 atau 28.68% dari nilai keseluruhan, denganrincian penyelesaian sebagai berikut:

- 229 orang telah melakukan pelunasan atas pengembalian selisihlumpsum tiket penempatan dengan jumlah Rp7.756.792.783 dan nilaisetoran Rp7.743.269.888, sehingga terdapat kelebihan setor sebesarRp13.522.895 karena selisih kurs saat penyetoran.

- 20 orang telah melakukan cicilan pengembalian selisih lumpsum tiketpenempatan dengan cicilan sebesar Rp826.928.543, sehingga sisayang masih harus dicicil sebesar Rp1.739.380.957.

- 35 orang belum melakukan pengembalian selisih lumpsum tiketpenempatan dengan jumlah Rp1.707.796.900.

Untuk TA 2015 terdapat pengembalian selisih lumpsum tiket penempatansebesar Rp913.533.302 dari sisa tagihan per 31 Desember 2014 denganrincian adalah sebagai berikut:

Page 72: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 73 -

Tabel 64Pengembalian Selisih Lumpsum Tiket

KeteranganPembayaran

Saldoper 31/12/2014 Penambahan Pengurangan

/PelunasanSaldo

per 31/12/20151. Lancar *) 2.088.548.539 - 349.167.582 1.739.380.9572. Macet *) 2.272.162.620 - 564.365.720 1.707.796.900

Jumlah 4.360.711.159 - 913.533.302 3.447.177.857

Keterangan:*) Lancar = pengembalian dicicil pegawai secara rutin setiap bulan

Macet = pengembalian dicici/dibayar pegawai tidak rutin atau > 6 bulan

Terkait dengan belum selesainya pengembalian selisih lumpsum tiketpenempatan Home Staff ke Perwakilan RI di Luar Negeri periodeSeptember 2010 s/d Juni 2011 tersebut, Kemlu terus mengupayakanpenyelesaiannya sesuai mekanisme dan ketentuan yang berlaku.

Pencatatan pengembalian selisih lumpsum tiket penempatan Home Staffpada TA 2014 diakui sebagai Piutang Lainnya pada Piutang Bukan Pajak.Namun sesuai hasil rapat Tim Penyelesaian Kerugian Negara (TPKN),pengembalian selisih tiket penempatan ini pada TA 2015 tidak termasukdalam Piutang Bukan Pajak karena belum ada penetapan resmi ataspengembalian tersebut.

Penyelesaian PFKMinus TA 2015sebesarUSD.2,320,322.03

F.4. PEMBUKUAN FIHAK KETIGA (PFK) MINUS PADA PERWAKILANRI DI LUAR NEGERI

Pada beberapa Perwakilan RI di Luar Negeri, terdapat pengeluaran belanjayang melampaui pagu anggaran DIPA yang telah dialokasikan.Pengeluaran Belanja tersebut sebagian besar diakibatkan pada selisih kursantara kurs yang ditetapkan dalam DIPA berbeda dengan kurs transferdana Uang Persediaan (UP) yang diterima Perwakilan.

Dengan berkurangnya dana UP yang diterima Perwakilan untukpengeluaran Belanja suatu kegiatan mengakibatkan terpakainya dana KasBesi Perwakilan. Sementara menunggu disetujuinya Anggaran BelanjaTambahan (ABT) yang diusulkan Perwakilan ke Pusat c.q. BiroPerencanaan dan Organisasi (BPO), pengeluaran yang menggunakandana Kas Besi kemudian dibukukan sebagai Pihak Ketiga (PFK) minus.

Setjen bersama Itjen dan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (BPKP)terus berupaya untuk menyelesaikan permasalahan PFK (-) di SatkerPerwakilan secara bertahap sesuai dengan kemampuan anggaran melaluiopsi: Revisi Anggaran dengan sumber dana dari Pusat (Cadangan Sekretariat

Jenderal); Revisi Anggaran dengan sumber dana melalui Optimalisasi Anggaran

Satuan Kerja yang bersangkutan. Revisi Anggaran dengan sumber dana antar Satuan Kerja;

Page 73: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 74 -

Upaya-upaya penyelesaian PFK Minus Perwakilan RI yang telah dilakukandi Tahun Anggaran 2015, antara lain:

Kementerian Luar Negeri mampu mengurangi PFK Minus melaluimekanisme Optimalisasi Anggaran dan Anggaran Belanja Tambahansesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara RevisiAnggaran.

Untuk mempermudah upaya penyelesaian, Kementerian Luar Negeritelah menyusun roadmap Penyelesaian PFK Minus yang antara lainberisi rangkaian kegiatan dan waktu pelaksanaan (timetable) berupa:

o Pendataan nilai PFK Minus dan progress penyelesaiannya;o Pelaksanaan Revisi Anggaran untuk penyelesaian PFK Minus.

Proses penyelesaian PFK Minus dilakukan melalui beberapa langkah,yaitu bila terjadinya masih dalam satu tahun anggaran, dapatdidefinitifkan langsung (pembukuan SIMKEU Realtime) menggunakananggaran Perwakilan, bila sudah melewati tahun anggaran, sesuai PMKNo.257/PMK.02/2014 mengenai Tata Cara Revisi TA 2015, jumlah PFKMinus di bawah Rp.200.000.000,- menggunakan SPTJM KPA,Rp.200.000.000 s/d Rp.2.000.000.000 harus diverifikasi APIP (Itjen), diatas Rp.2.000.000.000 harus diverifikasi oleh BPKP. Setelah keluar hasilverifikasinya, Perwakilan dapat melakukan revisi, baik melalui revisimenggunakan anggaran Perwakilan (optimalisasi) ataupun mendapatanggaran tambahan dari dana cadangan sekjen. Setelah proses revisiselesai dan telah disahkan, Perwakilan dapat mendefinitifkan PFK Minustersebut.

Sumber dana penyelesaian PFK Minus yang telah dilakukan sampaidengan 31 Desember 2015:

a. dari dana cadangan sekjen : US$.510,906.63 (Untuk 9 Perwakilan:Los Angeles (US$.151,384.88); Ankara (US$.12,400); Brussel(US$.89,713.82); Buenos Aires (US$.61,753); Jeddah(US$.65,268.5); Moskow (US$.24,463.61); PTRI New York(US$.40,178.17); Washington DC (US$.48,158.79); Cape Town(US$.17,585.86)

b. dari dana optimalisasi anggaran perwakilan : US$.1,809,415.40

Perincian penyelesaian PFK Minus per 31 Desember 2015, adalahsebagai berikut:

Page 74: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 75 -

Tabel 65Perincian Penyelesaian PFK Minus

31 Desember 2015

Keterangan Eq. USD

Saldo PFK Minus per 31 Des’14 (PFK Minus s/dTA 2014) 3.284.400,70

Jumlah Penyelesaian PFK Minus s/d TA 2014 per31 Des’15 2.320.322,03

Saldo PFK Minus s/d TA 2014 per 31 Des’15 964.078,67

Jumlah PFK Minus yang timbul pada TA 2015 733.007,19

Total Saldo PFK Minus per 31 Des’15 1.697.085,86

Saldo PFK minus Kementerian Luar Negeri per 31 Desember 2014yang masih harus diselesaikan adalah sebesar US$.3,284,400.70,sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 telah berhasil diselesaikansebesar US$.2,320,322.03. Dengan demikian saldo akhir PFK minusper 31 Desember 2015 adalah sebesar US$.1,697,085.86.

Pemberlakuan AplikasiSAIBA (SistemAplikasi AkuntansiInstansi Basis Akrual)

F.5. PEMBERLAKUAN APLIKASI SAIBA (SISTEM AKUNTANSIINSTANSI BERBASIS AKRUAL)

Berdasarkan Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan KementerianKeuangan Nomor S-6496/PB/2014 tanggal 6 Oktober 2014 perihalPenggunaan Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi Basis Akrual (SAIBA) untukPenyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga BerbasisAkrual pada tahun 2015, maka dalam rangka persiapan penerapan StandarAkuntansi Pemerintah (SAP) basis akrual secara penuh, KementerianKeuangan (Kemkeu) terus mengembangkan Aplikasi SAIBA yangdiperuntukkan bagi seluruh K/L agar dapat diterapkan pada LaporanKeuangan tahun 2015.

Kemkeu dalam upaya pengembangan dan perbaikan aplikasi SAIBAtersebut, telah menetapkan beberapa K/L sebagai Pilot Project ataspengunaan aplikasi dimaksud, termasuk diantaranya adalah KementerianLuar Negeri.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kemkeu dan Kemlu telah melaksanakanserangkaian uji coba dan pembahasan atas penggunaan aplikasi SAIBAdalam penyusunan Laporan Keuangan Basis Akrual, diantaranya adalah:

1) Sumber Daya ManusiaProses penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkunganKementerian Luar Negeri telah dilakukan dalam tiga kelompok utama,yaitu:

Page 75: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 76 -

a) Penyiapan SDM Tingkat Kementeriani) Pelatihan Awal SAP Berbasis Akrual (SAIBA), tanggal 24 – 28

Agustus 2014 di Kementerian Keuangan.ii) Pelatihan Intenal SAP Berbasis Akrual (SAIBA) di Lingkungan

Biro Keuangan, Kemlu, tanggal 25 – 27 September 2014.iii) Pelatihan Master Trainer SAP Berbasis Akrual (SAIBA) di

lingkungan Kemlu, pada tanggal 02-22 November 2014 diPusdiklat Kementerian Keuangan.

b) Penyiapan SDM Tingkat Satker Pusati) Pelatihan Intenal SAP Berbasis Akrual (SAIBA) di Lingkungan

Satker Pusat Tahap I, tanggal 09 – 11 Oktober 2014.ii) Pelatihan Intenal SAP Berbasis Akrual (SAIBA) di Lingkungan

Satker Pusat Tahap II, tanggal 25 - 27 November 2014.

c) Penyiapan SDM Tingkat Satker Perwakilan RIi) Sosialisasi SAP Berbasis Akrual (SAIBA) di Lingkungan Satker

Perwakilan RI, pada Januari 2015, yang menggunakanfasilitas video conference.

ii) Bimbingan Teknis SAP Berbasis Akrual (SAIBA) bagi SatkerPerwakilan RI pada sepuluh kawasan di luar negeri (KawasanAsia Selatan+ASEAN, Kaw. Asia Timur+ASEAN, Kaw. AsiaPasifik, Kaw. Afrika, Kaw. Timur Tengah, Kaw. Amerika Utara,Kaw. Amerika Selatan, Kaw. Eropa Barat, Kaw. Eropa Tengahdan Kaw. Eropa Timur) yang dilaksanakan secara bertahapdari tanggal 25 Oktober – 30 November 2015.

2) Sarana dan PrasaranaProses penyiapan sarana dan prasarana di lingkungan KementerianLuar Negeri telah dilakukan dalam dua aspek utama yaitu, yaitu:

a) Penyiapan Hardware (Perangkat Keras)Secara umum, kesiapan hardware untuk SAP Berbasis Akrual danSAIBA di lingkungan Kementerian Luar Negeri sejalan denganupaya implementasi Master Plan Teknologi Informasi danKomunikasi (TIK) Kemlu yang telah dicanangkan sejak tahun 2011.

b). Penyiapan Software (Perangkat Lunak)Proses persiapan software lebih difokuskan kepada ujicoba sertakompatibilitas aplikasi SAIBA yang dikeluarkan oleh Kemkeu:

i) Pilot Project (uji coba) Penyusunan Laporan KeuanganBerbasis Akrual Semester I TA 2014 dengan aplikasi SAIBA,tanggal 13 – 16 November 2014 di Jakarta. Uji coba dilakukanpada 2 (dua) Satker yaitu Sekretariat Jenderal (Setjen) danKedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Berlin.

ii) Pembahasan Akun-akun Neraca (akun-akun Akrual) padaAplikasi SAIBA pada Satker Perwakilan RI di Luar Negeri, padabulan Mei 2015.

iii) Penyusunan pedoman manual jurnal aplikasi SAIBA untukSatker Perwakilan RI, yang dilakukan secara kontinu dari bulanAgustus – Oktober 2015 antara Kemlu dan Kemkeu.

Page 76: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 77 -

3) Helpdesk SAP Berbasis AkrualSecara informal Bagian Perhitungan Anggaran, Biro Keuangan,Sekretariat Jenderal, Kementerian Luar Negeri telah menjadi satuanHelpdesk atas SAP Berbasis Akrual. Ini mengingat belum adanyapembentukan atau penunjukan secara formal bagi pelaksanaan tugasdan fungsi dari helpdesk dimaksud.

4) Inventarisasi PNBPProses inventarisasi PNBP di lingkungan Kementerian Luar Negeri telahdilaksanakan dalam beberapa tahapan yaitu:

a). Rapat Pembahasan Penyusunan Petunjuk Teknis AkuntansiPenerimaan Negara Bukan Pajak Kementerian Luar Negeri (JuknisPNBP Kemlu), tanggal 20 - 21 Agustus 2015.

b). Penyelesaian Draft Petunjuk Teknis Akuntansi Penerimaan NegaraBukan Pajak Kementerian Luar Negeri (Juknis PNBP Kemlu),tanggal 28 - 30 September 2015.

Dari berbagai persiapan tersebut, dapat diidentifikasi dan diusulkanbeberapa perbaikan yang harus dilakukan pada aplikasi SAIBA agar prosespenyusunan LK basis akrual di lingkungan Kementerian Luar Negeri dapatmenghasilkan laporan yang akurat dan akuntabel, sebagaimana yangterlampir dalam surat nomor 12350/KU/06/2015/20 tanggal 17 Juni 2015perihal Permintaan Fasilitasi Transaksi Satker Kementerian Luar Negeripada Aplikasi SAIBA.

Namun demikian, sampai dengan Laporan Keuangan Kemlu Per 31Desember TA 2015 Audited ini disusun, aplikasi SAIBA 2.8, SIMAK BMN514 dan Persediaan 513 tersebut masih belum dapat diterapkan secarasempurna karena pada saat dilakukan penggabungan data dari aplikasiSIMAK BMN ke aplikasi SAIBA, masih terjadi selisih angka.

Penyajian BelanjaAkrual Periode TA2015

F.6. PENYAJIAN BELANJA AKRUAL PERIODE TA 2015

Belanja Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksidari peristiwa lainnya pada saat hak dan atau kewajiban timbul. NilaiBelanja Akrual yang disajikan dalam sisi kewajiban di Neraca sesuaidengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

Nilai Belanja Akrual Kementerian Luar Negeri yang disajikan dalam LaporanKeuangan Kementerian Luar Negeri Tahun Anggaran 2015 telahdisesuaikan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 270/PMK.05/2014Tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual PadaPemerintah Pusat.

Berdasarkan PMK tersebut, maka penyajian/penyesuaian akun akrual diPeriode Tahun 2015 akan mencakup akun-akun:

1. Pendapatan Diterima Di Muka2. Pendapatan yang Masih Harus Diterima3. Beban Dibayar di Muka4. Beban Yang masih Harus Dibayar5. Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Page 77: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 78 -

6. Penyusutan7. Persediaan8. Kas Di Bendahara Penerimaan9. Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran10. Koreksi Antar Beban11. Reklasifikasi Aset

Namun demikian, mengingat urgensinya maka Kementerian Luar Negerijuga melakukan penyajian/penyesuaian akun akrual pada akun Kas BesiSatker Perwakilan RI di Luar Negeri.

Beban PusatPersekot ResmiKementerian LuarNegeri

F.7. BPPR (BEBAN PUSAT PERSEKOT RESMI) KEMENTERIAN LUARNEGERI

Beban Pusat Persekot Resmi adalah pinjaman resmi kepada Home Staffyang anggarannya berasal dari DIPA Sekretariat Jenderal Pusat.

BPPR diberikan kepada pejabat-pejabat Home Staff yang ditempatkanpada Perwakilan RI di Luar Negeri atau dipindahkan dari suatu PerwakilanRI ke Perwakilan RI lain di luar negeri. Pemberian pinjaman tersebutdimaksudkan untuk memberi kelayakan hidup pada Home Staff di masaawal penempatan di luar negeri yang dapat digunakan untuk membelikeperluan dalam rangka membantu penyesuaian diri dengan tempat baru diPerwakilan.

Pinjaman BPPR tersebut diatur dalam SK Menlu No. SP/4/PLN/66 tanggal23 Februari 1966 tentang Pemberian Uang Muka Tunjangan Luar NegeriKepada Pejabat Yang Ditempatkan di Luar Negeri sebagaimana juga diaturdalam Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor: 2/PB/2013 tentangMekanisme Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diPerwakilan RI di Luar Negeri, SK Menlu No. SP/6/PLN/66 tanggal 28Februari 1966 tentang Pemberian Uang Muka Atas Sewa Rumah AtauUang Jaminan Sewa Rumah, dan SK Menlu No. KU/SK.026 A/III/92/02tanggal 31 Maret 1992 tentang Perubahan Jumlah Uang PersekotPembelian Mobil Pribadi. Tata cara pengembalian BPPR dimulai 2 (dua)bulan setelah BPPR diberikan dan dicicil 20 kali sesuai dengan jenispersekot resmi.

Beban PusatPerjalanan DinasKementerian LuarNegeri

F.8. BEBAN PUSAT PERJALANAN DINAS (BPJ) KEMENTERIAN LUARNEGERI

Beban Pusat Perjalanan Dinas adalah biaya resmi yang diberikan kepadaHome Staff Kementerian Luar Negeri yang anggarannya berasal dari DIPASekretariat Jenderal Pusat dalam rangka proses perjalanan mutasi/pindah,terutama biaya terkait tiket dan 2 bulan penampungan hotel (akomodasi).

Dalam pelaksanaan proses mutasi, biaya perjalanan kepulangan ataukepindahan antar perwakilan (cross posting) Home Staff dibebankanterlebih dahulu kepada Satker Perwakilan, untuk kemudian dimintakanpenggantian ke Pusat. Hal ini diinformasikan ke Perwakilan melalui BeritaSekjen Kemlu No.R-04366/KEMLU/120604 tanggal 4 Juni 2012 bahwapembayaran lumpsum tiket mutasi one way untuk mutasi penarikan

Page 78: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 79 -

pegawai dibayarkan di Perwakilan sebagai BPJ dan dapat dimintakanpenggantiannya ke Pusat merujuk Peraturan Menteri KeuanganNo.97/PMK.05/2010.

MekanismePencairan AnggaranKementerian LuarNegeri

F.9. MEKANISME PENCAIRAN ANGGARAN KEMENTERIAN LUARNEGERI

Proses pencairan Uang Persediaan (UP) perdana untuk SatkerPerwakilan dimulai dengan pengajuan SPM-UP Perwakilan olehSekretariat Jenderal c.q. Biro Keuangan ke KPPN. KPPNmenyetujuinya dengan menerbitkan SP2D, untuk kemudian UP dikirimsesuai SP2D yang terbit. Adapun Satker Pusat mengajukan SPM-UPperdana dan dilakukan langsung ke KPPN untuk mendapatkanpersetujuan dan penerimaan UP perdana.

Dalam penggunaan Uang Persediaan sebagai Belanja, Perwakilanmempunyai kewajiban setiap bulan untuk membuat SPP dan SPTBsebagai pertanggungjawaban UP dan dikirim ke Biro Keuangan. SPTBditandatangani oleh KPA, PPK dan BPKRT. Setelah SPP dan SPTBmencapai nilai revolving, Biro Keuangan mengajukan SPM atas dasarSPP yang dibuat Perwakilan ke KPPN untuk mendapatkan penggantianUP. KPPN akan menerbitkan SP2D dan pencairan UP revolvingdilakukan oleh Biro Keuangan. Biro Keuangan kemudian mengirimkanUP revolving ke Perwakilan.

Satker Pusat melakukan pertanggungjawaban atas SPP dan SPM yangtelah terserap 75 persen atau lebih setiap triwulan pada tahun berjalan.Dari SPP dan SPM yang diajukan tersebut, KPPN akan mengirimkanpenggantian UP sesuai dengan anggaran yang telah terserap.

Setiap bulan pada tahun anggaran berjalan, Satker Pusat secaramandiri melakukan rekonsiliasi serapan Anggaran Belanja denganKementerian Keuangan c.q. KPPN untuk menghitung realisasi Belanjayang telah dipertanggungjawabkan. Adapun Satker Perwakilan RI diLuar Negeri sampai saat ini masih diwakilkan oleh Biro Keuangan untukmelakukan rekonsiliasi serapan Anggaran Belanja dengan KPPN.

Mekanisme Pencairan Anggaran Kementerian Luar Negeridigambarkan di bawah ini:

Page 79: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 80 -

Status TanahKementerian LuarNegeri di Cijantungdan Cibubur

F.10. BANGUNAN GEDUNG KOMUNIKASI RADIO MILIK PUSATKOMUNIKASI KEMENTERIAN LUAR NEGERI DIBANGUNDI ATAS TANAH YANG BELUM JELAS STATUSNYA

Bangunan gedung peralatan komunikasi radio milik Pusat KomunikasiKementerian Luar Negeri seluas 324 m2 dibangun di atas lahan tanah yangawalnya seluas ± 19 Ha berlokasi di Cijantung. Tanah di Cijantung iniawalnya merupakan aset yang dikelola oleh Komando Tertinggi (KOTI).Menyusul pembubaran KOTI, pada tahun 1973 lahan di Cijantungdiserahkan kepada Kementerian Luar Negeri untuk pembangunan jaringansistem komunikasi terpadu stasiun pemancar/penerima luar negeri.Sementara itu, lahan di Cibubur diserahkan kepada KementerianPertahanan untuk stasiun pemancar/penerima dalam negeri. Namunpembagian tersebut tanpa dilakukan dengan dokumen hukum sehinggakemudian menciptakan ketidak-jelasan status.

Status kepemilikan tanah di Cijantung dan Cibubur mulai mengemuka sejaktahun 1992 ketika Kementerian Luar Negeri mengajukan sertifikasi ke BPNpada tahun 1991 dan BPN juga mendapat permohonan sertifikasi atastanah yang sama dari Kemenhan pada Maret 1992. Menanggapi adanya 2(dua) pengajuan sertifikasi tanah tersebut, BPN merekomendasi agarKementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan mengupayakanpenyelesaiannya. Sejak diketahui adanya upaya sertifikasi olehKementerian Pertahanan tersebut pada 1992, Kementerian Luar Negeritelah melakukan upaya-upaya perundingan dengan KementerianPertahanan untuk mencari solusi atas status tanah Cijantung dan Cibuburtersebut, antara lain:

1. Pada tahun 1992 Kementerian Luar Negeri menyurati SekjenKementerian Pertahanan untuk memintakan bantuan kelancaranpelaksanaan sesuai prosedur. Sejak itu dilakukan komunikasi, baikmelalui pertemuan di tingkat teknis dan pejabat Eselon 1 mau punmelalui surat-menyurat dengan pihak Kementerian Pertahanan (Sekjendan Dirjen Strahan) dan dengan TNI AD.

2. Pada tanggal 23 April 2012, Sekjen Kementerian Luar Negeri bertemudengan Dirjen Strahan Kementerian Pertahanan namun tidak jugamembuahkan kesepakatan. Pada Agustus 2013, Sekjen Kementerian

Page 80: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 81 -

Masalah TanahKavling MilikSekretariat JenderalKementerian LuarNegeri

Luar Negeri kembali bersurat kepada Kementerian Pertahananmenyampaikan keinginan Kementerian Luar Negeri untuk segeramenuntaskan permasalahan secara musyawarah mufakat dalam rangkatertib administrasi BMN.

3. Pada tanggal 14 November 2014 Kepala Biro Perlengkapan bertemudengan Direktur Fasilitas dan Jasa, Ditjen Kekuatan PertahananKementerian Pertahanan berharap adanya win-win solution.

Sementara menunggu keputusan penyelesaian akhir, Kementerian LuarNegeri melalui Puskom tidak terputus memanfaatkan lahan tersebutsebagai stasiun penguat pemancar dan juga menempatkan personilnya diCijantung. Selain itu, pembangunan berbagai fasilitas komunikasi danpemancar luar negeri oleh Kementerian Luar Negeri dilakukan mengingatkebutuhan Kementerian Luar Negeri untuk meningkatkan saranakomunikasi. Pada tahun 2015 juga telah dibangun Pusat Server InformasiData. Kementerian Luar Negeri juga mencatat berlanjutnya pendudukanKementerian Pertahanan pada beberapa bagian lahan di Cijantung ini,sehingga secara efektif tanah yang saat ini dikuasai Kementerian LuarNegeri tinggal 97.474 m2.

Kemenlu akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertahananguna mendorong penyelesaian status hukum lahan tanah di Cibuburdan Cijantung ini dan memperhatikan bahwa upaya penyelesaianpada tingkat teknis sudah exhaustive, akan didorongpembahasannya pada tingkat yang tertinggi.

F.11. SEBAGIAN TANAH KAVLING MILIK SEKRETARIAT JENDERALKEMENTERIAN LUAR NEGERI DI KOMPLEK PERUMAHANPONDOK AREN, CIPADU JURANG MANGU DAN KREO DIKUASAIPIHAK LAIN DAN DIMANFAATKAN TIDAK SESUAIPERUNTUKKANNYA

Kementerian Luar Negeri telah melakukan pendataan atas 54 tanah kavlingyang terletak di kompleks perumahan Kementerian Luar Negeri di PondokAren, Cipadu, Jurangmangu dan Kreo. Dari pendataan tersebut dijumpaiadanya beberapa masalah a.l. pemindah-tanganan rumah di atas kavlingtanah Kementerian Luar Negeri tanpa izin ke pihak ketiga, tanah tidakdibangun atau saat ini dihuni oleh pensiunan pegawai Kementerian LuarNegeri. Berbeda dengan perumahan Kementerian Luar Negeri lainnya,terhadap ke-54 kavling tanah tersebut pegawai hanya diberikan hak pakaiatas tanah dengan biaya pembangunan rumah yang harus ditanggungsendiri. Sementara itu, Surat Ijin Penghunian (SIP) yang diberikan kepadapegawai Kementerian Luar Negeri untuk menghuni tanah dan rumah yangdibangun Kementerian Luar Negeri di komplek perumahan yang sama justrudapat dimiliki dengan angsuran.

Kementerian Luar Negeri telah meminta pengembalian kavling yang tidakdibangun dalam jangka waktu 2 (dua) tahun dan mencabut izin pemakaian.Pada tahun 2013 dan Mei 2015 Kementerian Luar Negeri juga melakukan

Page 81: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 82 -

pemanggilan terhadap sejumlah pegawai yang diketahui telah memindahkanhak pakai atas tanah kavling kepada pihak ketiga tanpa izin. Permasalahanlanjutan yang muncul berhubungan dengan permintaan uang pengganti(ganti rugi) terhadap biaya pembangunan rumah yang telah dibangun atasbiaya sendiri oleh masing-masing pegawai yang memperoleh izin hak pakai,atau kelanjutan status hak pakai jika para pegawai telah pensiun/meninggalmengingat tidak adanya jangka waktu pemberian hak pakai dalam SKMenteri Luar Negeri yang memberikan hak pakai tersebut.

Mencermati kondisi tersebut, sepanjang tahun 2015 Kementerian LuarNegeri telah berkoordinasi dengan Direktprat Jenderal Kekayaan Negara(DJKN) Kementerian Keuangan untuk meminta kejelasan perihal statushukum tanah kavling dan prosedur pengalihannya kepada pegawaiKementerian Luar Negeri mengingat adanya perlakuan hukum yang berbedadi dalam komplek perumahan pegawai Kementerian Luar Negeri.Berdasarkan pertimbangan pemanfaatan tanah seperti disebutkan dalamsurat keputusan Menteri Luar Negeri, tampaknya pemanfaatan tanah kavlingdi perumahan Kementerian Luar Negeri untuk menghindari menjadi BMNidle pada dasarnya untuk memanfaatkan tanah kosong yang belum dapatdibangun karena terbatasnya dana pembangunan perumahan KementerianLuar Negeri.

Dalam tanggapannya, DJKN Kementerian Keuangan menyampaikanbeberapa hal penting sebagai berikut:

1. Secara prinsip, tanah yang sejak awal dibeli oleh K/L untuk perumahandapat dialihkan kepemilikan karena sesuai dengan peruntukannyasebagai lahan perumahan. Hal ini berbeda dengan tanah kavling untukkantor yang kemudian dibangun perumahan sehingga tidak dapatdialihkan kepemilikannya. Untuk itu, perlu dilihat tujuan pembelian tanahkavling tersebut;

2. Masalah 54 tanah kavling Kementerian Luar Negeri belum diatur secarategas di dalam undang-undang, dan untuk itu Kemenkeu akan membuatFocus Group Discussion (FGD) yang akan melibatkan K/L terkait;

3. Kementerian Luar Negeri perlu dukungan bukti bahwa perencanaan danpenganggaran pembelian kavling dimaksud dilakukan dengan danaAPBN. Hal ini akan digunakan sebagai dasar untuk pengalihan statuskepemilikan tanah kavling kepada pegawai sebagaimana yang terjadi ditanah kavling DPR RI.

Terkait hal tersebut, Kementerian Luar Negeri telah menyampaikan datadukung perencanaan dan anggaran pengadaan tanah kavling tersebutkepada Kemenkeu pada tanggal 25 April 2016.

Page 82: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 83 -

Aset Bersejarah F.12. ASET BERSEJARAH

Kementerian Luar Negeri memiliki aset bersejarah (heritage asset) yangdikelola oleh satuan kerja pada Direktorat Jenderal Informasi dan DiplomasiPublik, aset tersebut sebanyak 67 (enam puluh tujuh) unit yang merupakanaset dari Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung.Sesuai denganSK Direktur Jenderal Informasi Diplomasi Publik dan PerjanjianInternasional No. 2079/PL/XII/2006/07 tanggal 29 Desember 2006,disebutkan bahwa Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) beserta barang-barang yang digunakan saat konferensi berlangsung merupakan MuseumSejarah Perjuangan Politik Luar Negeri RI. Museum tersebut saat inimenjadi salah satu koleksi Museum KAA Bandung yang dipamerkankepada publik dan memiliki nilai sejarah.

Tabel 66Daftar Aset Bersejarah

Nama Aset

Saldo AwalPeriode(dlm sat.

kuantitas)

MutasiBertambah

(dlm sat.kuantitas)

MutasiBerkurang(dlm sat.

kuantitas)

Saldo AkhirPeriode(dlm sat.

kuantitas)

Lampu studio - 2 - 2

Mesin manual standard - 2 - 2

Box Camera - 5 - 5

Kursi Kayu - 43 - 43

Sice - 5 - 5

Meja Rapat - 1 - 1

Stabilisator - 2 - 2

Alat Hiasan - 1 - 1

Handy Camera - 1 - 1

Tripod Camera - 1 - 1

Camera Film - 3 - 3

Printer - 1 - 1

Jumlah - 67 - 67

Aset bersejarah di Museum Konferensi Asia Afrika di Bandungdikelompokkan menjadi 6 (enam) barang inventaris berdasarkan jenisbahannya, terdiri atas:

1. Koleksi dengan bahan dasar logam sebanyak 17 unit.2. Koleksi dengan bahan dasar kayu sebanyak 64 unit.3. Koleksi dengan bahan dasar tekstil sebanyak 498 unit.4. Koleksi dengan bahan kertas sebanyak 207 unit.5. Koleksi dengan bahan dasar audio-visual sebanyak 139 unit.6. Koleksi dengan bahan dasar lain-lain sebanyak 16 unit.

Page 83: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 84 -

Tabel 67Daftar Aset Bersejarah Per Jenis Bahan

Nama Aset

Saldo AwalPeriode(dlm sat.

kuantitas)

MutasiBertambah(dlm sat.

kuantitas)

MutasiBerkurang(dlm sat.

kuantitas)

Saldo AkhirPeriode(dlm sat.

kuantitas)

Bahan terbuat dari kayu - 145 - 145

Bahan terbuat dari besi - 226 - 226

Bahan terbuat dari keramik - 41 - 41

Bahan terbuat dari kristal - 33 - 33

Bahan terbuat dari karpet - 7 - 7

Foto dokumen - 17 - 17

Bahan terbuat dari tekstil - 27 - 27

Bahan terbuat dari kaca - 6 - 6

Peralatan Audio - 17 - 17

Bahan terbuat dari logam - 2 - 2

AC - 1 - 1

Wireless - 1 - 1

Faksimile - 1 - 1

Jumlah - 524 - 524

Aset yang berada pada Gedung Pancasila pengelolaannya berada diSekretariat Jenderal sebanyak 524 (lima ratus dua puluh empat) buah.

Tuntutan hukummantan PegawaiSetempat terhadapPerwakilan RI diLuar Negeri

F.13. TUNTUTAN HUKUM MANTAN PEGAWAI SETEMPAT TERHADAPPERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI

Terdapat tuntutan hukum Pegawai Setempat dari 7 (tujuh) Perwakilan RI diLuar Negeri yang mengundurkan diri, berhenti atau kontrak kerjanya tidakdiperpanjang, namun hak pesangon atau hak pesangon yang dibayarkandianggap tidak sesuai dengan hukum ketenagakerjaan di negara setempat.

Dari 7 (tujuh) tuntutan tersebut, 1 (satu) tuntutan sudah berhasil diselesaikandan beberapa tuntutan telah mendapatkan Putusan Hukum yang telahinkracht.

Untuk tuntutan yang telah mendapatkan Putusan Hukum yang telah inkrachttersebut, Kementerian Luar Negeri berkewajiban untuk memenuhi tuntutanyang berupa sejumlah nominal sebagai ganti rugi. Namun demikian, anggaranuntuk menyelesaikan tuntutan tersebut akan dialokasikan dalam DIPA SatkerPerwakilan terkait, apabila pengajuannya telah dilengkapi dengan dokumenpendukung sudah sesuai hukum yang berlaku.

Kewajiban kontijensi merupakan kewajiban kini yang timbul sebagai akibatperistiwa masa lalu, tetapi tidak diakui karena:

1. Tidak terdapat kemungkinan besar pemerintah mengeluarkan sumber dayayang mengandung manfaat ekonomis untuk menyelesaikan kewajibannya;

Page 84: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 85 -

2. Jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.Data dari Direktorat HPI menyatakan sampai dengan 31 Desember 2015terdapat 6 kasus gugatan hukum atas Pemerintah RI cq. Perwakilan RI diLuar Negeri yang sudah mempunyai putusan pengadilan setempat dengankekuatan hukum tetap (inkracht). Penyajian dalam CaLK disebabkan karenasampai dengan tanggal pelaporan, nilai kewajiban tersebut belumdianggarkan pembayarannya dalam APBN. (Data lengkap tuntutan tersebutdapat dilihat pada lampiran No. 17)

Adapun tuntutan hukum Pegawai Setempat dimaksud adalah sebagai beikut:

1. Kementerian Luar Negeri telah berhasil menyelesaikan tuntutan mantanPegawai Setempat KBRI Vatikan (Sdr. Antonio Maio) secara damai, yaitupada tanggal 17 Desember 2015. telah dibayarkan kompensasipenyelesaian tuntutan kepada Sdr. Antonio Maio sebesarRp1.075.862.000, biaya Pengacara KBRI di Vatikan sebesarRp84.775.000 dan biaya administrasi pengadilan sebesar Rp33.112.000.Seluruh dana tersebut bersumber dari Anggaran Belanja Tambahan (ABT)Tahun 2015 sebesar Rp.1.193.749.000. Gugatan tersebut dinyatakanselesai.

2. Kasus gugatan mantan Pegawai Setempat KBRI di Roma yang diajukanoleh Sdr. Luigi Mancone (Euro 206.081.87), Sdr. Romeo Biasio (Euro336.584.30) dan Sdr. Roberto Saroli (Euro 83.112.79), karena tidak setujudengan hak pensiun yang diberikan oleh KBRI di Roma yang besarnyatidak sesuai dengan ketentuan ketenagakerjaan di Italia. Terkait tuntutantersebut, Pengadilan Roma telah mengabulkan kompensasi bagi ketigamantan pegawai setempat KBRI Roma tersebut, dengan jumlah sesuaidengan tuntutan yaitu Euro 625.778.96.

3. Gugatan mantan Pegawai Setempat KBRI di Madrid yang diajukan olehSdr. Firman Fattah Soerya Atmadja, Sdr. Kuswandi Isnaeni, Sdr. ArnisatijoTjondrobuwono Soekarno, Sdr. Robert Kusumohadi, Sdri. Francisca PenaHigueras dan Sdri. Gusti Umi Salamah, karena menolak sistem kontrakkerja per 2 tahun dan besaran pesangon yang diberikan oleh KBRI diMadrid, dianggap tidak sesuai dengan ketentuan ketenagakerjaan diSpanyol. Tuntutan tersebut telah mendapatkan putusan PengadilanSosial Madrid yang berkekuatan hukum tetap (inkracht). Jumlah yangdituntut per akhir bulan September 2013 adalah sebesar Euro.969.490,52.

4. Gugatan mantan Pegawai Setempat KBRI di Nairobi yang diajukan olehSdr. Odima Busera karena menolak pemutusan kontrak kerja dan besaranpesangon yang diberikan oleh KBRI di Nairobi, telah ditolak olehPengadilan Industri Kenya di Nairobi atas dasar kekebalan diplomatikyang dimiliki oleh KBRI Nairobi, namun demikian mengingat adanyatekanan dari Pemerintah Kenya kepada KBRI di Nairobi untukmenyelesaikan masalah tersebut maka sampai saat ini masih dilakukannegosiasi dengan pihak penggugat secara out of court. Pada Maret 2016besarnya tuntutan Sdr. Odima Busera mencapai sekitar US$. 46.000,-

Page 85: Laporan Keuangan Kemenlu 2015.pdf

LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERITAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

- 86 -

5. Gugatan mantan Pegawai Setempat KBRI di Caracas yang diajukan olehSdr. Jose Delgado, telah bekerja selama 25 Tahun, namun pada akhirDesember 2005, kontrak kerjanya tidak diperpanjang dan tidak maumenerima pesangon yang diberikan oleh KBRI di Caracas sebesar US$.5.400,- karena dinilai tidak mencukupi untuk biaya hidup. Atas bantuanpengacaranya, Jose Delgado mengajukan tuntutan terhadap KBRI diCaracas uang pesangon sebesar US$. 28.907, namun KBRI di Caracasmenolak permintaan tersebut. Pada bulan Maret 2008, Pengadilanmemenangkan gugatan Jose Delgado dan memutuskan KBRI di Caracasuntuk membayar tuntutan kepada Jose Delgado sebesar Bs 143.000 atauUS$.66.500. Selanjutnya Jose Delgado dan KBRI di Caracas melakukanupaya damai sehingga diperoleh kesepakatan penurunan jumlah tuntutandari US$.66.500 menjadi US$.17.000 dan biaya Saksi Bs.11.600.

6. Sdr. Pedro Manuel de Silverta Machado Braz Monteiro (Pedro), mantanPegawai Setempat KBRI di Lisabon, telah diberhentikan karena dianggapmelakukan tindakan indisipliner. Atas putusan tersebut, Sdr. Pedromenggugat KBRI di Lisabon untuk membayar ganti rugi sebesar Euro.12.985,54. Pada Desember 2008, Pengadilan Perburuhan Lisabon telahmemenangkan gugatan Sdr. Pedro secara in absentia dengan nilai gantirugi sebesar Euro. 8.257,11. Namun hingga tahun 2011, jumlah ganti rugitersebut membengkak menjadi Euro.38.860,03.

7. Sdr. Juraci Alves Alcantara (Juraci) adalah mantan tukang kebun KBRI diBrazil yang diberhentikan pada tanggal 13 Desember 2005. Sdr. Juracitelah menggugat KBRI di Brazil untuk membayar biaya lembur dan DanaJaminan Masa Kerja sesuai dengan hukum perburuhan di Brazil. Atasgugatan ini, Pengadilan Tinggi Brazil telah memutuskan gugatan tersebutdan telah berkekuatan hukum tetap. Dan sesuai dengan putusanpengadilan tanggal 10 Oktober 2006, KBRI di Brazil harus membayarganti rugi sebesar R $8.829,74, namun demikian per tanggal 31 Januari2014, jumlah ganti rugi ini berkembang menjadi R $12.579,52 equivalenUS$.5.445,67.