Laporan Keuangan

23
BAB I LAPORAN KEUANGAN A. LAPORAN KEUANGAN DAN KETERBATASANNYA Laporan keuangan, pada perinsipnya, merupakan salah satu bentuk pertanggung-jawaban manajemen atas sumber deya yang dipercayakan kepadanya. Karenannya, laporan keuangan dapat dijadikan sebagai sumber informasi utama ole berbagai pihak untuk menilai kinerja manajemen dan sekaligus kinerja ekonomi organisasi (perusahaan). Untuk memenuhi fungsinya sebagai sumber informasi keuangan utama bagi para pemakainya, maka laporan keuangan harus memiliki 4 karakteristik yaitu: (1) relevan (2) handat, (3) dapat dibandingkan dan (4) dapat dimengerti. Kualitas tersebut merupakan persyaratan kualitatif yang harus dipenui suatu laporan keuangan agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi para pemakainya secara keseluruhan dalam mengevaluasi dan menganalisis kinerja keuangan perusahaan untuk keperluan pengambilan keputusan ekonomi sesuai dengan kepentingan mereka masing-masing. Dalam melakukan evaluasi laporan keuangan ada berbagai model dan alat analisis yang dapat digunakan, yaitu 1. Analisis laporan keuangan perbandingan (comparative financial statement analysis); 2. Analisis laporan keuangan komposisin (common size statement analysisi); 3. Analisis rasio keuangan (financial ratio analysis); 4. Analisis perubahan modal kerja; dan 5. Analisis sumber dan penggunaan dana. B. KARAKTERISTIK KUALITAS LAPORAN KEUANGAN Yang merupakan prasyarat normatif yang harus dipenuhi laporan keuangan adalah; 1. Relevan (relevant)

description

Laporan Keuangan

Transcript of Laporan Keuangan

BAB ILAPORAN KEUANGAN

A. LAPORAN KEUANGAN DAN KETERBATASANNYALaporan keuangan, pada perinsipnya, merupakan salah satu bentuk pertanggung-jawaban

manajemen atas sumber deya yang dipercayakan kepadanya. Karenannya, laporan keuangan dapat dijadikan sebagai sumber informasi utama ole berbagai pihak untuk menilai kinerja manajemen dan sekaligus kinerja ekonomi organisasi (perusahaan).

Untuk memenuhi fungsinya sebagai sumber informasi keuangan utama bagi para pemakainya, maka laporan keuangan harus memiliki 4 karakteristik yaitu: (1) relevan (2) handat, (3) dapat dibandingkan dan (4) dapat dimengerti. Kualitas tersebut merupakan persyaratan kualitatif yang harus dipenui suatu laporan keuangan agar dapat memberikan manfaat yang optimal bagi para pemakainya secara keseluruhan dalam mengevaluasi dan menganalisis kinerja keuangan perusahaan untuk keperluan pengambilan keputusan ekonomi sesuai dengan kepentingan mereka masing-masing. Dalam melakukan evaluasi laporan keuangan ada berbagai model dan alat analisis yang dapat digunakan, yaitu1. Analisis laporan keuangan perbandingan (comparative financial statement analysis);2. Analisis laporan keuangan komposisin (common size statement analysisi); 3. Analisis rasio keuangan (financial ratio analysis); 4. Analisis perubahan modal kerja; dan

5. Analisis sumber dan penggunaan dana.

B. KARAKTERISTIK KUALITAS LAPORAN KEUANGAN Yang merupakan prasyarat normatif yang harus dipenuhi laporan keuangan adalah;

1. Relevan (relevant) artinya informasi yang terkandung didalam laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan

kebutuhan para pengguna sehingga memberi manfaat dalam pembuatan keputusan sesuai dengan kepentingan masing- masing. Informasi yang relevan adalah; (a) Memiliki manfaat umpan balik(b) Memiliki manfaat prediktif (c) Tepat waktu (d) Lengkap

2. AndalArtinya informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan

kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur serta dapat diverifikasi. Informasi disebut andal jika; (a) Disajikan secara jujur (b) Dapat diverifikasi (c) Netralitas 3. Dapat dibandingkan

Artinya informasi yang terkandung dalam laporan keuangan akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya ataau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya .

4. Dapat dipahamiInformasi yang di sajikan dalam laporan keuangan dapat di pahami oleh pengguna dan

nyatakan dalam bentuk serta istila yang di sesuaikan dengan pemahaman para pengguna.

C. UNSUR LAPORAN KEUANGAN

Unsur laporan keuangan yang umumnya terdiri atas empat unsur

(a). laporan posisi keuangan atau neraca(b). laporan laba rugi(c). laporan laba di tangan(d). laporan arus kas

1. N E R A C A

Laporan posisi keuangan (statement of financial position) atau neraca (balance sheet ) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusaaan (organisasi) pada suatu waktu tertentu.

PT SULBARNERACAPER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 2012 2012 RP RPAKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITASAKTIVA LANCAR UTANG LANCAR

Kas dan bank

Piutang

Persediaan

Uang muka biaya

Jumlah Aktiva lancar

AKTIVA TETAP

Tanah

Bangunan

Mesin dan Peralatan

Kendaraan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku

Total Aktiva

2.000.000 utang dagang

1.500.000 utang pajak

3.500.000 utang biaya

500.000 kredit yang jatuh tempo

7.500.000 jumlaH utang lancar

UTANG JANGKA PANJANG

5.000.000 Kredit Bank

10. 000 000 Hutang Obligasi

20.000.000 jumblah utang jangka panjang

5.000.000

40.000.000 EKUITAS

5.570.000 Modal Sahan

34.250.000 Agio Saham

Laba Ditahan

Jumlah Ekuitas

41.750.000 Total Kewajiban dan Ekuitas

1.500.000

700.000

1.200.000

1.600.000

5.000.000

1.600.000

5.000.000

6.600.000

18.000.000

4.000.000

8.150.000

30.150.000

41.750.000

2. LAPORAN LABA-RUGI

Laporan Laba-Rugi (Income Statement atau Profit and Loss Statement) merupakan laporan yang menggambarkan kinerja basil operasi perusahaan (organisasi) dalam suatu periode tertentu.

PT SULBAR LAPORAN LABA-RUGIUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 2012 2011 Rp RpPenjualan 120.000.000 150.000.000

Harga pokok penjualan 80.000.000 112.500.000

Laba kotor 40.000.000 37.000.000Biaya operasional Biaya pemasaran 21.000.000 20.000.000

Biaya umum dan adminitrasi 17.000.000 15.000.000

Jumlah biaya operasional 38.000.000 35.000.000

Laba bersi operasi 2.000.000 2.500.000Pendapatan dan Biaya Non-operasional

Pendapatan non-operasional 3.000.000 5.000.000

Biaya non-operasional 2.200.000 2.150.000

Pendapatan (biaya) non-operasional 800.000 2.850.000

Labah bersi sebelum pajak 2.800.000 5.350.000

3. LAPORAN LABA DITAHAN ATAU LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan laba ditahan (Retained Eaming Statement) atau Laporan Perubahan Ekuitas (Capital Statement) pada prinsifnya mempunyai fungsi sebagai laporan penghubug (connecting report) antara Neraca dan Laporan Laba-rugi.

Seluru transaksi yang menyebabkan Ekuitas dilampung ke perkiraan Ekuitas Pemilik maka laporannya disebut Laporan Perubahan Ekuitas. Bagi perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas, dimana kekayaan memiliki seluru transaksi yang menyebabkan perubahan Ekuitas pemilik ditampung ke perkiraan Laba Ditahan (retained eaming), maka laporan disebut Laporan Laba ditahan.

PT SULBAR LAPORAN LABA-RUGIUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 2012 2011 Rp RpSaldo awal ditahan 1 januaru 2.278.000 850.000Laba yang tidak dibagi tahun ini:

Laba tahun berjalan 4.590.000 2.380.000

Dividen yang dibayarkan 1.836.000 952.000

Laba tahun berjalan yang tidak dibagikan 2.754.000 1.428.000

Saldo akhir laga ditahan 31 Desember 5.032.000 2.278.000

4. LAPORAN ARUS KAS

Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) sebenarnya merupakan pormat laporan yang masi relatif baru masuk dalam unsur laporan keuangan. Dalam penyusunan Laporan Arus Kas, ada dua(2) metode yang dapat digunakan, yaitu:

1. Metode langsung2. Metode tidak langsung

BAB IIANALIS LAPORAN KEUANGAN

Analis laporan keuangan berarti melakukan kegiatan menganalisis atau menalaah hubungan antara satu atau lebih pos-pos dalam neraca,beberapa alat analis yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan dan operasi perusahaan adalah;1. Analisis perbandingan laporan keuangan2. Analisis komposisi laporan keuangan3. Analisis rasio4. Analisis perubahan modal kerja5. Anlisis sumber dan pengguna dana6. Analisis titik impas

A. TUJUAN DAN KEGUNAAN

Tujuan analisis laporan keuangan menurut Bernstein dalam prasetya adalah;(1) Screening yaitu untuk mengetahui situasi dan kondisi entitas melalui laporan keuangan

tanpa harus melihat langsung entitas tersebut(2) Understanding, memahami kondisi suatu entitas atau daerah melalui kondisi keuangannya

dan apa yang akan dihasilkannya(3) Forecasting, untuk meramal atau memprediksi kondisi keuangan entitas atau daerah

dimasa akan datang (4) Diaognosis, untuk mempelajari kemungkinan masalah yang terjadi baik dalam manajemen

keuangan maupun masalah lain dalam suatu entitas atau daerah(5) Evaluation, untuk menilai atau mengevaluasi kinerja pihak eksekutif dalam mengelolah

suatu entitas atau daerah.

B. ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN

Dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu1. analisis perubahan. Analisis perubahan dilakukan dengan cara membandingkan laporan

keuangan yang sama untuk periode sebelumnya. 2. Analisis kecenderungan (trend). Analisis kecenderungan (trend) dilakukan dengan

membandingkan laporan keuangan yang sama untuk 2 atau lebih periode dengan menetapkan satu periode sebagai tahun pembanding atau tahun dasar.

Menetapkan satu periode sebagai tahun pembanding atau tahun dasar.

Sebagai ilustrasi, berikut disajikan contohnya.

PT SULBAR

NERACA

PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

2012 2011 Perusahaan

Rp Rp Rp %

AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas dan Bank 2.000.000 2.100.000 (100.000) -5%

Piutang 1.000.000 1.200.000 (200.000) -17%

Persediaan 2.500.000 3.000.000 (500.000) -17%

Uang Muka Biaya 618.000 578.000 40.000 -7%

Jumlah Aktiva Lancar 6.118.000 6.878.000 (760.000) -11%

AKTIVA TETAP

Tanah 6.000.000 6.000.000 - 0%

Bangunan 10.000.000 8.000.000 2.000.000 25%

Mesin dan Peralatan 20.000.000 15.000.000 5.000.000 33%

Kendaraan 5.000.000 4.000.000 1.000.000 25%

41.000.000 33.000.000 8.000.000 24%

Akumulasi Penyusutan 5.750.000 4.400.000 1.350.000 31%

Nilai Buku 35.250.000 28.600.000 17.350.000 61%

Total akhir 41.368.000 35.478.000 16.590.000 47%

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

UTANG LANCAR

Utang Dagang 3.700.000 1.100.000 2.600.000 236%

Utang Pajak 1.236.000 100.000 1.136.000 1136%

Utang Biaya 1.200.000 200.000 1.000.000 500%

Kredit yang Jangka Tempo 1.600.000 1.600.000 - 0%

Jumla Utang Lancar 7.736.000 8.200.000 (1.600.000 -20%

EKUITAS

Modal Saham 18.000.000 18.000.000 - 0%

Agio Sahan 4.000.000 4.000.000 - 0%

Laba Ditahan 5.032.000 2.278.000 2.754.000 121%

Jumlah Ekuitas 27.032.000 24.278.000 2.754.000 11%

Total Kewajiban dan Ekuitas 41.368.000 35.478.000 5.890.000 17%

C. ANALISIS KOMPOSISI LAPORAN KEUANGAN

Analisis komposisi (Common Size Analysis), atau biasa disebut analisis vertical, adalah merupakan teknik analisis, laporan keuanggan yang menggambarkan komposisi perbandingan pos-pos dalam suatu unsure laporan keuangan diukur dari jumlah tertentu dalam laporan tersebut yang disajikan dalam bentuk persentase.

Contoh analisis Common size disajikan berikut ini.

`

PT SULBAR

NERACA

PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas dan Bank 2.000.000 4,8% 2.100.000 5,9%

Piutang 1.000.000 2,4% 1.200.000 3,4%

Persediaan 2.500.000 6,0% 3.000.000 8,5%

Uang Muka Biaya 618.000 1,5% 578.000 1,6%

Jumlah Aktiva lLancar 6.118.000 14.7% 6.878.000 19,4%

AKTIVA TETAP

Tanah 6.000.000 14,4% 6.000.000 16.9%

Bagunan 10.000.000 24.0% 8.000.000 22,5%

Mesin dan peralatan 20.000.000 47,9% 15.000.000 42,3%

Kendaraan 5.000.000 12,0% 4.000.000 11,3%

41.000.000 98,2% 33.000.000 93,0%

Akumulasi penyusutan 5.750.000 13,8% 4.400.000 12,4%

Nilai Buku 35.250.000 84,4% 28.600.000 80,6%

Total aktiva 41.368.000 99,1% 35.478.000 99,9%

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

UTANG LANCAR

Utang Dagang 3.700.000 8,9% 1.100.000 3,1%

Utang Pajak 1.236.000 3,0% 100.000 0,3%

Utang Biaya 1.200.000 2,9% 200,000 0,6%

Kredit yang Jatu Tempo 1.600.000 3,8% 1.600.000 4,5%

Jumlah Utang Lancar 7.736.000 18,5% 3.000.000 8,5%

UTANG JANGKA PANJANG

Kredit Bank 1.600.000 3,8% 3.200.000 9,0%

Hutang Obligasi 5.000.000 12,0% 5.000.000 14,1%

Jumlah Utang Jangka Panjang 6.600.000 15,8% 8.200.000 23,1%

EKUITAS

Modalo Saham 18.000.000 43,1% 18.000.000 50,7%

Agio Saham 4.000.000 9,6% 4.000.000 11,3%

Laba Ditahan 5.032.000 12,1% 2.278.000 6,4%

Jumlah Ekuitas 27.032.000 64,7% 24.278.000 68,4%

Total Kewajiban dan Ekuitas 41.368.000 99,1% 35.478.000 99,9%

BAB IIIANALISIS RASIOA. Pendahuluan

Analisis rasio (ratio analysis) merupakan analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio antar Elemen-elemen dalam laporan keuangan.Aspek-aspek tersebut berkaitan dengan kinerja keuangan dan operasi perusahaan, yaitu:

a. Aspek likuiditasb. Aspek Solvabilitasc. Aspek Profitabilitas, dand. Aspek Aktivitas

Ada 4 kategori rasio yang dapat digunakan oleh para analis atau pemakai laporan keuangan sebagai indikator untuk mengukur aspek-aspek tersebut di atas, yaitu:

a. Rasio Likuiditasb. Rasio Leveragec. Rasio Profitabilitasd. Rasio Aktivitas.

B. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adala rasio yang digunakan sebagai indicator untuk megukur kemampuan perushaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.Ada beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan dalam megukur tingkat likuiditas perushaan, yaitu : (1) current ratio(2) acid test ratio (quick ratio) dan(3) cash ratio

1.current ratio Current ratio (cr), atau rasio lancar, adalah rasio perbandingan antara harta (aktiva) lancer degan hutang lancer.

Current ratio =jumlah aktiva –persediaan x 100%

Jumlah hutang lancar 2. acid test ratio

Acid test ratio (ATR), disebut juga quick ratio (QR), pada prinsipnya mempunyai fungsi yang sama CR, hanya sifatnya lebi tajam sebagai indicator sebab dalam menghitung ATR elemen persediaan dikeluarkan (tidak diperhitungkan) karena dianggapkurang likuid. Rasio ini dihitung degan formula sebagai berikut :

acid test =jumlah aktiva –persediaan x 100%

Jumlah hutang lancar 3. cash ratio

Kas dan setara Kas + Surat Berharga x100%

Cash Ratio= Jumlah hutang/ancar

C. Rasio LeverageRasio Leverage (Leverage Ratio), yang biasa disebut rasio solvabilitas (solvability ratio) atau rasio

pemanfaatan hutang (debt utilization ratio), adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukurkemanpuan perusahaan memenuhi seluruh kewajibannya, baik jangka panjang maupun jangka panjang.

1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva

Rasio Hutang terhadap Aktiva (Debt to Assets Ratio), bias disebut Debt Ratio (DR), digunakan sebagai indikator untuk mengukur kemanpuan Aktiva perusahaan untuk menutupi seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, seandainya perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dihitung dengan formula:

Total Hutang x100%

Debt Ratio= Total Aktiva

2. Rasio hutang terhadap ekuitas Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio=DER) adalah rasio keuangan yang digunakan untuk megukur kemampuan ekuitas menutupi seluruh kewajiban perusahaan. Rasio ini sekaligus menunjukkan struktur Ekuitas perusaan.

Total Hutang x100%

Debt to Equity Ratio=Total Ekuitas

3. Times Interest Earned RatioTimes Interest Earned Ratio (TIER) adalah rasio yang digunakan untuk megukur kemampuan laba perusahaan untak menutupi beban bunga.

EBIT

Times Interest Earned Ratio=

Beban Bunga

4. Fixed-Charges Coverage RatioFixed-Charges Coperage Ratio (FCCR) adalah rasio keuangan yang digunakan mngukur berapa basar dari laba perusahaan yang tersedia untuk membayar Fixed-charges adalah beban tetap peruahaan yang timbul sebagai akibat adanya perjanjian atau perikatan degan pihak lain, misalnya beban bunga pinjaman, sewa guna usaha, obligasi dan lain-lain.

Income available for meeting fuxed charges

FCCR = Fixed Charges

NOI + Bunga + Lease + 0IFCCR=

Bunga + Lease + Pelunasan Obligasi

1. Gross Margin RatioGross Margin Ratio (GMR) atau sering disebut Gross Profit Margin Ratio (GPMR) dihitung dengan formula:

Laba Kotor x100

GMR= Perjualan Bersih

2. NetOperating Margin Ratio

Net Operating Margin Ratio (NOMR) atau disebut juga Operating Profit Margin Ratio (OPMR) atau Net Profit Margin Ratio (NPMR) dihitung dengan pormula:

Laba Bersih Operasi x100

NOMR=Penjualan Bersih

3. Net Profit Margin Ratio

Net Profit Margin Ratio (NPMR) dihitung dengan pormula:

Laba Bersih Setela Pajak x100

NPMR=Penempatan Bersih

4. Return On Total AssetsReturn On Total Assets (ROTA) atau Retum On Assets (ROA), yang lebih dikenal dengan Retum On Investment (ROI) atau Rentabilitas Ekonomi (RE).

Laba Bersih Setela Pajak x100

ROI= Total Aktiva

5. Return On EquityReturn On Equity (ROE) adalah rasio keuangan yang menunjukkan kemanpuan perusahaan merai laba bersih diukur dari ekuitasnya. Dalam modul ini digunakan formula:

Laba Bersih Setela Pajak x100

ROE= Jumlah Ekuitas

E. Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas merupakan indikator efektifitas atau intensitas perusahaan dalam

mengelola sumber daya (dalam hal ini aktiva) untuk menghasilkan pendapatan (penjualan). Rasio mengambarkan apakah investasi perusahaan pada aktiva lancer dan aktiva jangka panjang terlalu kecil atau terlalu besar. Ada 5 rasio yang umum digunakan dalam mengukur aspek aktivitas perusahaan, yaitu:1. Rata-rata Umur Piutang;2. Perputaran Piutang;3. Perputaran Persediaan;4. Perputaran Aktiva Tetap;5. Perputaran Aktiva.

1. Rata-rata Umur Piutang

Saldo Piutang DagangUmur Piutang=

Rata-rata Penjualan Kredit/hari

Rata-rata penjualan kredit per hari dihitung dengan formula:Jumlah Penjualan Kredit per tahun

360 hari

2. Perputaran Piutang Dagang

Penjualan KreditA R T=

Piutang Dagang

Rata-rata Piutang Dagang yang dihitung dengan formula:Saldo Piutang awal + Saldo Piutang akhir2

3. Perputaran Persediaan

Harga Pokok PenjualanPerputaran Persediaan=

Persediaan

Dalam menghitung perputaran persediaan, nilai persediaan kadang digunakan persediaan rata-rata yang dihitung dengan formula:

Persediaan Awal + Persediaan Akhir 2

4. Perputaran Aktiva TetapPerputaran aktiva tetap (Fixed Assets Tumover), sering disebut Perputaran Aktiva (Assets

Tumover = ATO), menunjukkan kemanpuan perusahaan menggunakan seluru aktivanya untuk menghasilkan pendapatan (penjualan). Rasio ini dihitung dengan formula:

PendapatanPerputaran Aktiva Tetap=

Nilai buku aktiva tetap

5. Perputaran Total AktivaRasio ini dihitung dengan formula

PendapatanPerputaran Aktiva=

Total Aktiva

F. RASIO TAMBAHANRasio-rasio yang diuraikan di atas adala rasio keuangan (dihitung dari laporan keuangan) yang

banyak digunakan dalam literatur. Selain rasio keuangan yang disebutkan di atas, masi ada beberapa rasio yang sering digunakan oleh para analis untuk mengukur kinerja perusahaan, khususnya bagi perusahaan yang suda Go Public.

1. Laba Per Lembar Saham, (Eaming Per Share = EPS) adalah rasio yang menunjukkan laba rata-rata per lembar saham biasa (common stock) yang beredar.

EAT yang tersedia untuk saham biasaEPS=

Jumlah lembar saham biasa yang beredar

2. Dividen Per Lembar SahamDividen Per Lembar Saham (Dividen for Share=DPS) menunjukkan rata-rata deviden yamg

dibagikan kepada setiap lembar saham biasa.Laba yang tersedia untuk saham biasa

DPS= Jumlah lembar saham biasa yang beredar

3. Price Eaming RatioPrice Eaming Ratio (PER) dihitung dengan cara membagi Harga Per lembar Saham Biasa

(Prioe Per Share= PPS) dengan EPS. Harga Per Lembar Saham

PER= Eaming Per Share

4. Price to Sales RatioPrice to Sales Ratio (PSR) merupakan indikator untuk mengukur kemanpuan setiap

lembar saham biasa menghasilkan penjualan (pendapatan).Harga Per Lembar Saham

PSR = Sales Per Share

5. Price to Book Value RatioPrice to Book Value Ratio (PBVR) dihitung dengan cara membagi Harga Per Lembar

Saham dengan Nilai Buku Ekuitas Rata-rata Per Lembar Saham. Harga Per Lembar Saham

PBVR= Nilai Buku Ekuitas Per Lembar Saham

6. Earnings YieldEarnings Yield merupakan rasio yang menunjukkan kemanpuan per lembar saham (diukur dari harga pasarnya) dalam menghasilkan laba.

Laba Per Lembar SahamEarnings Yield=

Harga Per Lembar Saham

7. Dividends YieldDividends Yield merupakan rasio yang menunjukkan kemanpuan setiap lembar saham

biasa (diukur dari harga pasarnya) dalam menghasilkan laba. Dividend Per Share

Dividend Yield= Harga Per Lembar Saham

8. Dividend Payout Ratio Dividend Payout Ratio (DPR) menunjukkan berapa besar dari laba yang dibagikan untuk

dividen kepada setiap lembar saham biasa.

Dividend Per ShareDPR=

Eaming Per Share

G. Keterbatasan Analisis RasioPada dasarnya, rasio-rasio keuangan hanya merupakan indikator mengenai kinerja keuangan dan

kinerja operasi tertentu yang dikukur dengan suatu rasio. Hasil penghitungan rasio masi perlu dianalisis lebih lanjut, baik dengan melakukan analsis terhadap pemicu pos-pos yang digunakan maupun dengan mengkaitkannya bdengan rasio lain. Rasio keuangan akan lebih bermanfaat jika dibandingkan, apaka dengan rasio standar industri (jika ada)atau rasio dengan periode yang lain perusahaan bersangkutan. Keterbatasan analisis rasio antara lain dapat dikemukakan berikut ini:

1. Bagi perusahaan yang bergerak diberbagai bidan bisnis akan sulit mendapatkan rata-rata industri sebagai standar pembanding yang tepat.

2. Rata-rata industri yang dipublikasikan sering hanya merupakan basil taksiran (approximations) tidak melalui perhitungan rata-rata iimiah (scientifically) atau hanya mewakili beberapa perusahaan yang dianggap berhasil dalam sector bisnis tertentu.

3. Laporan keuangan merupakan basil olahan data masa lalu (historis) dan mengandng berbagai taksiran, sehingga kadang tidak menggambarkan kondisi yang realistis dari perusaaan bersangkutan.

4. Praktek akuntansi yang diterapkan bias sangat bervariasi antara satu dengan lain perusahaan, sehingga akan menghasilkan rasio yang sulit dibandingkan.

5. Untuk tujuan tertentu, perusahaan dapat memanipulasi rasio keuangannya dengan teknik window dressing agar tampak lebih baik. Contohnya, pada tanggal menjelan tutup buku peruahaan meminjam kredit dan berusaha tidak memenfaatkan dana tersebut sampai tanggal neraca.

6. Sulit menilai apaka suatu rasio baik atau buruk. Suatu pos dapat menyebabkan suatu rasio keuangan tertentu kelihatan baik, tetapi sebenarnya hal itu kurang baik bagi perusahaan. Contohnya, saldo piutang yang tinggi akan menaikan rasio likuiditas, tetapi tingginya saldo piutang kemungkinan disebabkan oleh kurang lancarnya penagian.

7. Factor waktu pelaporan juga mempengaruhi manfaat analisis rasio. Laporan keuangan umumnya,yang di analisis umumnya adalah laporan keuangan akhir tahun. Gambaran akhir tahun tidak mewakili gambar keuangan perusahaan sepanjang tahun. Untuk memperoleh gambaran yang lebih ruel diperlukan analisis secara periodik atau dengan menggunakan angka rata-rata dari pos-pos tertentu dalam laporan keuangan, khususnya neraca.