laporan kelompok Sungaaaaeeeeeeeee.doc

21
1

description

tugas

Transcript of laporan kelompok Sungaaaaeeeeeeeee.doc

Page 1: laporan kelompok Sungaaaaeeeeeeeee.doc

1

Page 2: laporan kelompok Sungaaaaeeeeeeeee.doc

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN KUALITAS AIR SUNGAI DI SUNGAI SEKAR GADING

RUSUNAWA UNNES

1. PELAKSANAAN

SAMPLING AIR

Nama Sumber Air : Sungai Sekar Gading

Lokasi : Kel. Kalisegoro Gunungpati Kota Semarang

Tanggal & waktu : Kamis, 4 April 201, jam 07.30-08.00 WIB

Tinggi muka air/debit : 50 cm, 0.6 m3/s (l = 1.2 m v=1 m/s)

Kondisi cuaca : Cerah

Keadaan fisik air : Keruh

Suhu air/udara : 25.4oC/ 26oC

Petugas pengambil sampel : Muhammad Rizal, Endang Trikora, Farah Zahidah

Marwa, Nur Muhammad Iskandar, Septi Dwi Irmawati,

Muhammad Rizky Setyawan.

Sketsa Lokasi

Gb.1 Lokasi Pengambilan Sampel

2

Lokasi Pengambilan Sampel

Page 3: laporan kelompok Sungaaaaeeeeeeeee.doc

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Hari/ tanggal : Kamis, 4 April 2013

Waktu : 08.00-08.30 WIB

Tempat : Laboratorium IKM, UNNES

2. TUJUAN

1.) Untuk mengetahui alat yang dapat digunakan dalam pengukuran kualitas air

2.) Untuk mengetahui cara kerja alat pengukuran kualitas air (Spektrofotometer,

dan Water Analyzer).

3.) Untuk mengetahui kualitas air, dalam hal ini yang dijadikan sampel adalah air

sungai.

4.) Untuk dapat menganalisa data hasil pengukuran.

3. LATAR BELAKANG

Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan

pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi

kanan dan kiri oleh garis sempadan. Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah

daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang

berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah

hujan ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan

batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang

mempunyai fungsi serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan manusia. Fungsi

sungai yaitu sebagai sumber air minum, sarana transportasi, sumber irigasi, perikanan,

dan lain sebagainya. Aktivitas manusia inilah yang menyebabkan sungai menjadi

rentan terhadap pencemaran air baik. Begitu pula pertumbuhan industri dapat

menyebabkan dampak penurunan kualitas lingkungan (Soemarwoto, 2003) dalam

Rahmawati (2011). Sungai sebagai badan air penerima air limbah industri menjadi

salah satu yang rentan terhadap pencemaran. Menurut penelitian oleh Priyambada, et

al (2008) dalam rahmawati (2011) di Sungai Serayu, Jawa Tengah, perubahan tata

lahan yang dilikuti dengan peningkatan aktivitas domestik, pertanian dan industri

akan memberikan dampak terhadap kualitas air sungai. Menurut Effendi (2003),

3

Page 4: laporan kelompok Sungaaaaeeeeeeeee.doc

dalam Rahmawati (2011) limbah industri merupakan salah satu sumber pencemar

badan air, selain limpasan pertanian, limbah domestik, dan lain – lain.

Suatu sungai dikatakan tercemar jika kualitas airnya sudah tidak sesuai

dengan peruntukkannya. Kualitas air ini didasarkan pada baku mutu kualitas air sesuai

kelas sungai berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Kriteria mutu air dan

penetapan kelas air diatur dalam PP yang disertai dengan Lampiran Kriteria Mutu Air

berdasarkan kelasnya masing-masing.

Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk

dimanfaatkan bagi peruntukkan tertentu. Pembagian kelas air ini didasarkan pada

peringkat tingkatan baiknya mutu air, dan kemungkinan kegunaannya. Tingkatan

mutu air dari setiap kelas disusun berdasarkan kemungkinan kegunaannya bagi satu

peruntukkan. Kriteria mutu air adalah tolok ukur mutu air untuk setiap kelas air.

Definisi pada pasal 8 PP No. 82 tahun 2001 adalah sebagai berikut:

a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,

dan peruntukkan lain dengan syarat kualitas yang sama.

b. Kelas dua, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana

rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, pertanaman, dan

peruntukkan lain dengan syarat kualitas yang sama.

c. Kelas tiga, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk pembudidayaan

ikan air tawar, peternakan, pertanaman, dan peruntukkan lain dengan syarat

kualitas yang sama.

d. Kelas empat, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk mengairi

pertanaman dan peruntukkan lain dengan syarat kualitas yang sama.

Sedangkan Penggolongan air menurut Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun

1990 Tentang : Pengendalian Pencemaran Air peruntukkannya ditetapkan sebagai

berikut:

a. Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu;

b. Golongan B : Air yang dapat dighunakan sebagai air baku air minum;

c. Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan

peternakan;

d. Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,4

Page 5: laporan kelompok Sungaaaaeeeeeeeee.doc

dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik

tenaga air.

4. ALAT DAN BAHAN

1.) Aplikasi gadget cuaca Windows7

2.) Water Analyzer

3.) Spectrophotometer DR 2400

4.) Cuvet

5.) Picker glass (gelas ukur)

6.) Probe

7.) Botol plastic bekas air mineral 1.5 liter

8.) Air sungai 1.5 liter

Gb.2 Hach® DR2400 Spectrophotometer

5

Page 6: laporan kelompok Sungaaaaeeeeeeeee.doc

Gb.3 Hach ®HQ40d Portable Water Analyzer

5. PRINSIP KERJA

1.) Mengambil sampel air kemasan sebanyak 1.5 liter

2.) Menuangkan sampel air ke dalam gelas ukur

3.) Menuangkan pada cuvet dan memasukkannya kedalam spektrofotometer,

untuk mengukur kadar warna sampel air

4.) Memasang probe pada alat TDS, DO, suhu, salinitas dan pH meter pada gelas

ukur untuk mengukur kadar TDS, DO, suhu, salinitas dan pH sampel air

6. CARA KERJA

1.) Cara Pengambilan Sampel

a.) Menyiapkan botol plastic bekas air mineral 1.5 liter

b.) Melepas lebel kemasan, kemudian menulis identitas sampel pada botol

kemasan dimana pengambilan sampel, kapan pengambilan sampel, bagaimana

kondisi pada waktu pengambilan sampel, siapa yang mengambil sampel, dan

waktu pengambilan sampel.

c.) Mengambil sampel air sungai dengan botol sampai penuh.

d.) Melakukan pengukuran

6

Page 7: laporan kelompok Sungaaaaeeeeeeeee.doc

2.) Cara Kerja Pengukuran Warna Air Menggunakan Spektrofotometer

a.) Setelah menulis identitas sampel kemudian membuka tutup botol sampel air

sungai dan menuangkan ke dalam gelas ukur ukuran 1000 ml sampai gelas

hampir penuh.

b.) Mengelap/membersihkan bagian bawah cuvet dengan tisue, kemudian

menuangkan air dari gelas ukur ke dalam cuvet sampai batas garis putih.

c.) Setelah selesai menuangkan air kemasan tersebut dalam cuvet kemudian

memasukkan ke dalam spektrofotometer, dengan cara :

Membuka tutup spektrofotometer

Memasukkan cuvet ke dalam spektrofotometer

Menutup tutup spektrofotometer

Menekan tombol “on”

Menekan “hach program”

Kemudian menekan “zero”

Menunggu proses stabilizing

Setelah keluar angka color, kemudian mencatat hasilnya

3.) Cara Kerja Pengukuran TDS, DO, suhu, salinitas dan pH dengan Menggunakan

Water Analyzer

a.) Setelah menulis identitas sampel kemudian membuka tutup botol sampel air

sungai dan menuangkan ke dalam gelas ukur/ picker glass.

b.) Memasang probe dalam TDS, DO, suhu, salinitas, pH, meter (Kabel probe

biru: pH, hitam: DO).

c.) Kemudian memasukkan probe tersebut kedalam picker glass yang berisi

sampel air.

d.) Menekan tombol TDS untuk mengukur TDS sampel.

e.) Menekan tombol “read” dan menunggu stabilizing, kemudian mencatat

hasilnya lalu menekan tombol nol untuk mengenolkan.

f.) Menekan tombol DO untuk mengukur DO sampel.

g.) Menekan tombol “read” dan menunggu stabilizing, kemudian mencatat

hasilnya lalu menekan tombol nol untuk mengenolkan.

h.) Menekan tombol pH untuk mengukur kadar pH sampel.

i.) Menekan tombol “read” dan menunggu stabilizing, kemudian mencatat

hasilnya lalu menekan tombol nol untuk mengenolkan.

7

Page 8: laporan kelompok Sungaaaaeeeeeeeee.doc

j.) Menekan tombol salinity untuk mengukur kadar salinitas sampel.

k.) Menekan tombol “read” dan menunggu stabilizing, kemudian mencatat

hasilnya lalu menekan tombol nol untuk mengenolkan.

l.) Menekan tombol temperature untuk mengukur kadar suhu sampel.

m.) Menekan tombol “read” dan menunggu stabilizing, kemudian mencatat

hasilnya lalu menekan tombol nol untuk mengenolkan.

7. HASIL PENGUKURAN

Berdasarkan Laporan Kriteria Mutu Air Lampiran PP.No.82. Tahun 2001

Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.

No. Parameter Satuan Baku Mutu Hasil Pengukuran

1. Salinitas - - 0

2. DO (Disolved

Oxigen)

Mg/l Min 6 5.51 (1)

3. Suhu ˚C Suhu udara ± 3˚C 25.4 (1)

4. pH - 6-9 10.5 (1)

5. Conductivity (umhos/em) Max 2250 *132.2(2)

6. TDS Mg/l Max 1000 62.3 (1)

7. Warna Skala TCU Max 15 391(2)

Sumber : 1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air 2)Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 Tentang : Pengendalian Pencemaran Air Ket : *)Kriteria untuk gol D

8. PEMBAHASAN

Menurut klasifikasi kriteria mutu air sebagaimana disebutkan dalam lampiran

PP.No.82. Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian

Pencemaran Air, air sungai di daerah sekitar Perumahan Sekargading Kalisegoro di

depan rusunawa UNNES termasuk ke dalam Kriteria baku mutu kelas I , Kelas satu,

8

Page 9: laporan kelompok Sungaaaaeeeeeeeee.doc

air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau

peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan

tersebut. Setelah ditelusuri melalui goolemap ternyata aliran sungai tersebut akan

bertemu dengan sungai Kaligarang di daerah Desel,Jatisari. Sebagaimana kita ketahui

bahwa air dari sungai Kaligarang tersebut menjadi bahan baku air PDAM Tirta Modal

Semarang.

Dalam PP.No 82 Tahun 2001 hanya disebutkan beberapa parameter saja, yaitu

DO (Disolved Oxigen) Suhu pH dan TDS. Sehingga untuk parameter lain seperti

warna, konduktivitas, dan warna digunakan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990

Tentang : Pengendalian Pencemaran Air. Dalam peraturan tersebut kriteria yang

sesuai adalah gol B yaitu Air yang dapat dighunakan sebagai air baku air minum.

Gb.4 Lokasi pengambilan sampel dan PDAM Tirta Modal Kota Semarang

Ket :

9

PDAM Tirta Modal Kota SemarangLokasi Pengambilan sampel (Sekargading, Kalisegoro Kota Semarang)

Page 10: laporan kelompok Sungaaaaeeeeeeeee.doc

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, didapat hasil pengukuran

yaitu :

1.) Potential Hydrogen (pH)

Hasil pengukuran pH adalah 10,5 (basa). Hal tersebut menyatakan bahwa

kadar pH air kemasan melebihi standar baku mutu yang ditetapkan yaitu 6-9 dan

air ini bersifat basa. Menurut Sastrawijaya (1991) dalam Rahmawati (2011), air

dengan pH 6.7-8.6 mendukung populasi ikan karena pertumbuhan dan

perkembangbiakannya tidak terganggu. Sedangkan menurut Effendi (2003) dalam

Rahmawati (2011), sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH

dan menyukai nilai pH sekitar 7-8,5.

2.) Dissolved Oxygen (DO)

Hasil pengukuran kadar DO adalah 5,52 mg/l. Hasil pengukuran tersebut

menyatakan bahwa kadar DO diatas kurang memenuhi satndar baku mutu air

kelas I yang ditetapkan yaitu minimal 6 mg/l. Oksigen terlarut (DO) memegang

peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena berperan dalam proses

oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik, respiasi dan fotosintesis

organism akuatik (Salmin, 2005) dalam Rahmawati (2011). Menurut Effendi

(2003) dalam rahmawati (2011), kadar oksigen terlarut tergantung pada proses

percampuran (mixing), pergerakan massa air (turbulensi), aktivitas fotosintesis dan

respirasi serta limbah (effluent) yang masuk ke badan air. Semakin besar suhu dan

ketinggian, serta makin rendahnya tekanan atmosfer menyebabkan kadar oksigen

terlarut pada suatu perairan semakin kecil.

3.) Total Dissolved Solid (TDS)

Hasil pengukuran partikel padat terlarut pada air sungai Sekargading,

Kalisegoro adalah 62.3mg/l. Hasil tersebut memenuhi kriteria baku mutu air kleas

I yakni sebesar 1000 mg/l.

4.) Warna

Hasil pengukuran warna air sungai Sekargading dari pengukuran

menggunakan spektofotometer DR 2400 adalah, 391 skala TCU hal tersebut

menyatakan bahwa kadar warna jauh melebihi standar baku mutu air gol B

karena berada di atas kadar maksimum yang diperbolehkan yaitu 15. Warna air

dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organic dan anorganik. Sedang dari

segi estetika, warna air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran

10

Page 11: laporan kelompok Sungaaaaeeeeeeeee.doc

melalui buangan dan warna air tergantung pada warna air yang memasuki badan

air.

5.) Temperatur

Temperatur merupakan parameter fisik yang penting dalam badan air karena

berpengaruh terhadap reaksi kimia dan laju reaksi, kehidupan akuatik dan

kesesuaian penggunaan air untuk peruntukan tertentu (Metcalf and Eddy, 1979)

dalam rahmawati (2011). Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan viskositas,

reaksi kimia, evaporasi dan volatisasi. Selain itu juga menyebabkan penurunan

kelarutan gas dalam air serta peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi

organisme air (Effendi, 2003 dalam Rahmawati, 2011). Peningkatan temperatur

menyebakan penurunan kadar oksigen terlarut yang digunakan dalam proses

deomposisi bahan–bahan organik oleh mikroba. Kondisi ini sesuai dengan kondisi

optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan yaitu antara 20 – 30 oC

(Effendi, 2003 dalam Rahmawati (2011)). Menurut Metcalf and Eddy (1979)

dalam rahmawati (2011), temperature optimum untuk aktivitas bakteri pada proses

dekomposisi adalah antara 25 – 35 oC.

Pengukuran suhu di lokasi tersebut adalah 25,4 ˚C. Hal ini sesuai dengan baku

mutu air baku kelas I yaitu ± 3oC dari suhu udara di tempat tersebut yakni 26oC

(range 23-29 oC)

6.) Salinitas

Salinitas berhubungan dengan banyaknya kadar senyawa garam dalam suatu

air baku. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa salinitas adalah 0. Salinitas

menentukan proses osmosis suatu larutan. Standar untuk parameter salinitas air

kelas I secara eksplisit tidak termuat dalam berbagai peraturan dan perundangan

yang dikeluarkan pemerintah (salinitas bukan merupakan parameter untuk air

baku kelas I/ gol B).

7.) Konduktivitas

Konduktivitas merupakan daya hantar listrik. Konduktivitas air bergantung

pada jumlah ion- ion terlarut per volumenya dan mobilitas ion- ion tersebut.

Konduktivitas bertambah dengan jumlah yang sama dengan bertambahnya

salinitas. Secara umum, factor yang lebih dominan dalam perubahan

konduktivitas air adalah temperature. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa

konduktivitas adalah 132,1 umhos/em. Pada Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun

11

Page 12: laporan kelompok Sungaaaaeeeeeeeee.doc

1990 Tentang : Pengendalian Pencemaran Air disebutkan bahwa Konduktivitas

merupakan parameter untuk golongan D Air yang dapat digunakan untuk

keperluan pertanian,dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri,

pembangkit listrik tenaga air. Pada peraturan tersebut disebutkan bahwa standar

baku mutu konduktivitas adalah 2250 umhos/em. Jadi jika mengacu peruntukan

untuk golongan tersebut, maka sampel dinyatakan memenuhi standar baku mutu

air.

. Untuk parameter daya hantar listrik pada air baku kelas I tidak mempunyai

standar yang baku. Konduktivitas hanya merepresentasikan keberadaan ion-ion

logam yang terkandung dalam suatu air baku (Konduktivitas bukan merupakan

parameter baku mutu untuk kelas I/golongan B).

a. Kelebihan Alat Spektrofotometer Hach® DR 2400 :

Penggunaan mudah

Tidak membutuhkan waktu lama

Hasil cepat keluar

b. Kekurangan Alat Spektrofotometer Hach® DR 2400 :

Alat tidak diperjual belikan dengan harga yang murah

Hanya instansi atau lembaga tertentu saja yang memiliki alat ini

Alatnya agak besar dan berat sehingga agak susah di bawa langsung ke

tempat pengambilan sampel

c. Kelebihan Water Analyzer Hach®

Pembacaan parameter tidak membutuhkan waktu lama

Dapat mengukur banyak parameter sekaligus (TDS, pH, warna, DO,

konduktivitas, dan temperatur)

Penggunaan mudah

Hasil cepat

d. Kekurangan Warter Analyzer Hach®

Harganya mahal

Hanya lembaga atau instansi tertentu saja yang memiliki alat ini.

9. PENUTUP12

Page 13: laporan kelompok Sungaaaaeeeeeeeee.doc

9.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air dalam kemasan, dapat disimpulkan

trdapat dua parameter yang melebihi standar baku mutu yang ditetapkan yaitu :

1.) Derajat keasaman/pH sebesar 10.5 melebihi standar baku mutu air kelas I

yaitu antara 6-9.

2.) Nilai oksigen terlarut (DO) adalah 5.51 kurang dari baku mutu kelas I yaitu 6

mg/l

3.) Nilai untuk warna adalah 391 skala PCU sangat melebihi baku mutu air

golongan D yaitu sebesar 15 skala PCU (Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun

1990 Tentang : Pengendalian Pencemaran Air)

Untuk parameter suhu, dan TDS sampel tersebut memenuhi kriteria baku mutu air

kelas I dan parameter konduktivitas memenuhi kriteria golongan D (132.2

umhos/em). Parameter salinitas (0) tidak dijelaskan stndarnya secara ekspilisit

dalam stndar baku mutu yang telah ditetapkan (bukan merupakan parameter baku

utu air kelas I/gol B)

9.2 Saran

1.) Agar hasil uji kualitas air representatif, sebaiknya melakukan praktikum sesuai

dengan peraturan yang ada di dalam panduan praktikum dan SNI.

2.) Hendaknya pengambilan sampel jangan dilakukan pada saat hujan

10 DAFTAR PUSTAKA

13

Page 14: laporan kelompok Sungaaaaeeeeeeeee.doc

Deazy, Rahmawati. 2011. Pengaruh Kegiatan Industri Terhadap Kualitas Air

Sungai Diwak Di Bergas Kabupaten Semarang dan Upaya Pengendalian

Pencemaran Air Sungai. Tesis Program Magister Ilmu Lingkungan :Undip

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 115 Tahun 2003 Tentang

Pedoman Penentuan Status Mutu Air.

Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 Tentang : Pengendalian Pencemaran Air.

Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan

Pengendalian Pencemaran Air

Standar Nasional Indonesia. SNI 06-2412-1991

LAMPIRAN

Gb.4

G5.5

14