LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI DI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG
description
Transcript of LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI DI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG
LAPORAN KEGIATAN OBSERVASI DI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN
LEMBANG
Disusun Oleh :Kelompok 4
Dian Rusdiana (0806869)Delina (0800863)
Firmansyah (0806866)Indra Prasetya (0808362)Liem Hendra G (0805414)Sigit Mugiawan (0804551)
Yuli Nurbaeti (0802661)
LAPORAN KEGIATAN
Profil Lembaga BBPP Lembang(PLP:1962, BLPP:1978, BDP:2000, BDAH:2002 BBDAH:2003,
BBPP:2007) Jl. Maribaya 102 Visi dan Misi
V: Termaju & Unggul thn 2012 Kegiatan
– Jenis Kegiatan– Sasaran dan Jangkauan Wilayah– Kurikulum– Fasilitator– Strategi– Prosedur
Fasilitas Kegiatan
Sarana Praktek Personalia
Struktur Organisasi Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang
KEPALA
BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI
Seksi Evaluasi dan
Pelaporan
Seksi Program dan
Kerjasama
Seksi Pelatihan Non
Aparatur
Seksi Pelatihan Aparatur
Subbagian Perlengkapan dan Instalasi
Subbagian Keuangan
Subbagian Kepegawaian dan
Rumah Tangga
BAGIAN UMUM
BIDANG
PENYELENGGARAAN DIKLAT
KELOMPOK
FUNGSIONAL
Contoh Kegiatan Diklat yang diselenggarakan oleh BBPP Lembang
Pelatihan Agribisnis Wilayah Barat (2010)• 15 kab, 6 propinsi, 7 hari, 2 sesi, Agro Segar Kabupaten
Cianjur.• Tujuan Pelatihan : Menumbuhkembangkan kawasan
industri pertanian dan meningkatkan kegiatan-kegiatan.• Fenomena Makro : Strategi pengembangan agribisnis
dalam rangka menghadapi perdagangan bebas• Fenomena Mikro : Komoditas pertanian khususnya
hortikultura merupakan jenis produk yang mudah rusak (perishable) sehingga saat panen raya biasanya harganya sangat dan tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama.
• Kompetensi yang diharapkan : Peserta pelatihan memiliki pengetahuan tentang agribisnis mulai dari budidaya sampai dengan pengolahan hasil produk untuk meningkatkan nilai tambah dan mengatasi over supply produk pada saat panen raya. Sehingga diharapkan dapat menciptakan harga jual yang tetap tinggi, pendapatan para pelaku agribisnis meningkat, daya beli konsumen meningkat, kesejahteraan petani pun tercapai seperti yang tertuang dalam visi dan misi Kementerian Pertanian.
• Hasil Evalusi Pelatihan : Tingginya komitmen personil panitia penyelenggara dan peserta (88,0%/Kinerja bagus, evaluasi tingkat pencapaian tujuan), sangat didukung oleh semangat para peserta dalam mengikuti pelatihan. Sehingga kualitas pelatihan yang efektif dan efesien bagi peningkatan kompetensi pelaku usaha tani dapat dicapai.
• Peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pres test/post test peserta sebesar 30,58 % serta tingkat pemahaman materi yang mencapai 61,90% menyatakan memahami terhadap setiap materi inti yang disampaikan oleh fasilitator.
ANALISIS DAN STRATEGI PEMECAHAN
ANALISIS SWOT1. Kekuatan (Strengths)– BBPP Lembang terletak pada wilayah sentra produksi sayuran dan
tanaman hias yang subur, juga merupakan daerah agrowisata. Ketinggian daerah sekitar 1.400 m dari permukan laut, dengan curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan serta rata-rata kelembaban nisbi 84-89%, sangatlah ideal BBPP Lembang menjadi pusat tempat pelatihan, lokakarya, atau seminar bagi pengembangan SDM pertanian serta sebagai pusat informasi teknologi pertanian khususnya sayuran, tanaman hias, buah-buahan dengan scope nasional dan internasional.
– Adanya studio radio Plamboyan sebagai sarana konsultasi agribisnis dan penyebaran informasi pertanian.
– Memiliki kebun prektek seluas 10 ha.– Pelatihan yang dilakukan di BBPP tidak hanya di lingkup nasional saja
tetapi sudah mencakup ranah internasional.
2.Kelemahan (Weakness)– Masih terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendukung
pelaksanaan pelatihan dengan kebutuhan riil masyarakat. (kapasitas asrama, laboratorium belum terakreditasi).
– Terbatasnya latar belakang pendidikan dan keahlian karyawan di BBPP.
– Pengelolaan administrasi untuk pengadaan barang dan jasa masih belum maksimal.
– Terbatasnya pelatihan untuk kompetensi widyaiswara dan fungsional lainnya dalam mengemban tugas secara professional.
– Belum optimalnya pendokumentasian pelaksanaan kerjasama pelatihan dan pemanfaatan sarana.
– Masih kurangnya jenis dan jumlah pelatihan teknis bagi aparatur dan non aparatur pertanian.
– Belum terbangunnya sistem kerjasama pelatihan yang berkelanjutan.
3. Peluang (Opportunities)Pengembangan kerjasama baik secara intern maupun ekstern, dalam proses peningkatan SDM Pertanian maupun proses kegiatan usaha agribisnis telah dirintis kerjasama dengan pihak lain, seperti :
– Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat dalam hal pengembangan Sistem Informasi Diklat.– Perguruan Tinggi (CAPAS - UNPAD) dalam proses pendampingan tenant dengan model
pengembangan bisnis melalui inkubator agribisnis.– DIKNAS dalam rangka peningkatan HDI petani pelaku agribisnis.– PEMDA dalam peningkatan pendidikan formal penyuluh pertanian serta dalam
perbantuan widyaiswara untuk meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Keahlian SDM Pertanian.
– JICA dalam pengembangan metodologi penyuluhan pertanian. .– PT. RATRA kerjasama dibidang komoditas jamur.– PT. GRACE yang bergerak dibidang sayuran jepang.– Amazing Farm yang bergerak dibidang sayuran Hidroponik.– Agro Tech Nusantara yang bergerak dibidang Pembibitan Kentang.– Kelompok Tani dalam upaya pengembangan usaha.– Tenant dalam hal pemanfaatan outlet/geray yang dimiliki oleh PIA BBPP Lembang.– ASEAN Secretariat dalam penyelenggaraan pelatihan post harvest and processing of
horticulture.– Kerjasama dengan Depnakertran dan BNSP dalam rangka penyusunan dan penetapan
SKKNI.
4. Ancaman (Treathment)– Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penerapan
teknologi tepat guna dalam usaha agribisnis dalam mewujudkan ; 1) pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, 2) penurunan konsumsi beras melalui diversifikasi pangan, 3) peningkatan komoditas eksport pertanian, dan 4) peningkatan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan masyarakat tani.
– Meningkatnya tuntutan pemerintah daerah akan SDM Pertanian yang berkualitas.
– Meningkatnya tuntutan pemangku kepentingan terhadap kualitas pelayanan pelatihan.
– Kurangnya kaderisasi pelaku usaha di sektor pertanian.– Berkembangnya inovasi teknologi di sektor pertanian untuk
meningkatkan keahlian tenaga pelatihan.– Tumbuhkembangnya lembaga pelatihan swasta yang berkualitas
dalam penyelenggaraan pelatihan.
STRATEGI PEMECAHAN
• Mengikutsertakan staf/pegawai baik fungsional maupun struktural untuk mengikuti pelatihan baik dalam negeri maupun luar negeri dalam rangka meningkatkan mutu manajemen penyelenggaraan pelatihan.
• Peningkatan profesionalisme pejabat fungsional dan struktural melalui kegiatan magang, studi banding, seminar, workshop dan mengikuti pelatihan metode THD dan ESQ.
• Pemberian beasiswa bagi keryawan untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi untuk meningkatkan profesionalisasi.
• Memberikan Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan (melalui SABMN).
• Menjalin kerjasama yang didasari sikap loyalitas sehingga dapat membangun sistem kerjasama pelatihan yang berkelanjutan.
• Menambah jenis dan jumlah pelatihan teknis bagi aparatur dan non aparatur pertanian sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
SEKIANTERIMAKASIH