LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L....

65
LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH Oleh: TIM MONEV INTERNAL BPTP ACEH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) ACEH 2016

Transcript of LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L....

Page 1: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

LAPORAN KEGIATAN

MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI

PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH

Oleh:

TIM MONEV INTERNAL BPTP ACEH

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) ACEH

2016

Page 2: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

1

Kata Pengantar

Monitoring dan evaluasi (Monev) merupakan salah satu kegiatan

rutin yang harus dilaksanakan oleh setia Satuan Kerja (Satker)

Pemerintah, termasuk Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh

yang secara kelembagaan termasuk ke dalam Kementerian Pertanian

melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan Monev adalah sebagai kontrol

dan jaringan umpan balik terhadap pelaksanaan kegiatan utama balai

(pengkajian dan diseminasi) dan kegiatan pendukung (manajemen).

Kontrol yang dimaksud adalah suatu mekanisme kajian berdasarkan

substansi pelaksanaan kegiatan, yaitu apakah kegiatan telah berbasis

kepada metode dan prosedur pelaksanaan yang sesuai dengan kaidah

kajian dan diseminasi (Pedum, Juklak, Juknis, Proposal dan

ROPP/RODHP). Selain itu, mekanisme kontrol juga mencakup

akuntabilitas penggunaan anggaran.

Pada Tahun Anggaran 2015, BPTP Aceh mendapatkan anggaran

sebesar Rp. 26. 862.038.000, dengan kegiatan utama mencakup

Pembangunan Taman Teknologi Pertanian (TTP), Bio-Industri, Unit

Penyediaan Benih Sumber (UPBS), Upaya Khusus (UPSUS) dan beberapa

kegiatan pendampingan komoditas strategis pertanian.

Akhirnya tim pelaksana berharap agar laporan Monev ini menjadi

input manajemen untuk memperbaiki beberapa bagian yang kurang

berjalan dengan baik, dengan tujuan pada TA. 2016 pelaksanaan kegiatan

pengkajian/diseminasi dan akuntabilitas keuangan dapat ditingkatkan.

Banda Aceh, Januari 2016

Tim Pelaksana Monev 2015 BPTP Aceh

Page 3: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

2

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Monitoring dan evaluasi (monev) merupakan kegiatan yang

bertujuan untuk membandingkan (performance) antara keragaan

perencanaan suatu penelitian/pengkajian (litkaji), diseminasi dan

kegiatan manajemen dengan pelaksanaan di lapangan serta luaran yang

dicapai. Dengan demikian, monev merupakan suatu kegiatan pemantuan

dan penilaian kemajuan serta keberhasilan suatu sistem manajemen

kegiatan. Selain itu, monev juga merupakan alat manajemen penelitian

yang sangat penting dari suatu lembaga pengkajian seperti Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh. Hasil dari kegiatan ini

diharapkan dapat memfasilitasi keterbukaan dan penyediaan informasi

penting yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan untuk

memperbaiki kinerja litkaji maupun diseminasi.

Monev internal difokuskan kepada kesesuaian aspek teknis dan

administrasi guna meningkatkan kualitas pelaksanaan program litkaji,

diseminasi dan manajemen. Kegiatan ini merupakan salah satu tugas

dan fungsi (tupoksi) tim monev internal dalam membantu tim monev Balai

Besar Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Bogor

dalam melaksanakan pengawasan dan mekanisme kontrol, terhadap

kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Page 4: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

3

(BPTP) Aceh Tahun Anggaran 2015 sebagai Eselon di bawahnya, dimana

kegiatan ini merupakan bagian dari pembinaan untuk meningkatkan

kinerja (performance), kemandirian pelaksanaan serta akuntabilitas

kegiatan yaitu dari sisi kesesuaian antara realisasi keuangan dengan

realisasi fisik di lapangan.

1.2 Tujuan

A. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pengkajian, diseminasi

dan manajemen BPTP Aceh Tahun Anggaran 2015.

B. Melakukan analisis kinerja pelaksanaan kegiatan pengkajian,

diseminasi dan manajemen BPTP Aceh Tahun Anggaran 2015.

C. Melakukan analisis perencanaan untuk kegiatan pengkajian,

diseminasi dan manajemen BPTP Aceh Tahun Anggaran 2016.

1.3 Keluaran

A. Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan pengkajian,

diseminasi dan manajemen BPTP Aceh Tahun Anggaran 2015.

B. Terlaksananya analisis kinerja pelaksanaan kegiatan pengkajian,

diseminasi dan manajemen BPTP Aceh Tahun Anggaran 2015.

C. Terlaksananya analisis perencanaan untuk kegiatan pengkajian,

diseminasi dan manajemen BPTP Aceh Tahun Anggaran 2016.

Page 5: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

4

II. RUANG LINGKUP KEGIATAN

2.1 Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan litkaji dan diseminasi di BPTP Aceh Tahun

Anggaran 205, meliputi : (1) Monitoring Pelaksanaan kegiatan pengkajian

dan diseminasi; (2) Evaluasi kegiatan dengan membandingkan keragaan

kesesuaian antara Matriks, Proposal, Rencana Operasional Pelaksanaan

Pengkajian (ROPP), Rencana Operasional Diseminasi Hasil Pengkajian

(RODHP), Petunjuk Teknis (juknis) dan Term of Reference (TOR) dengan

hasil yang telah dicapai yang dapat di lihat pada luaran dan manfaat

kegiatan.

Monev internal kegiatan litkaji dan diseminasi telah dilaksanakan

oleh Tim Monev bersama-sama dengan tim kegiatan litkaji dan

diseminasi. Kegiatan monev internal dilakukan dalam 3 (tiga) tahap yaitu,

(1) Desk work, yaitu dengan menelusuri dokumen yang berhubungan

dengan kegiatan pengkajian dan diseminasi seperti : Matriks, Proposal,

ROPP, RODHP, TOR dan Juknis; (2) Kunjungan ke lapangan (lokasi

kegiatan dilaksanakan); (3) Pertemuan antara peneliti/penyuluh untuk

membahas hasil monev, dan rencana tindak lanjut yang diperlukan.

Untuk mendapatkan akuntabilitas hasil monev, penilaian dilakukan

dengan menggunakan indikator monev yang telah dipersiapkan

(kuantitatif indikator). Evaluasi kegiatan dilakukan berdasarkan

dokumen awal kegiatan seperti matriks, proposal, ROPP, RODHP, TOR

Page 6: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

5

dan juknis dengan laporan hasil litkaji dan diseminasi, serta inforamasi

yang diperoleh dari tim kegiatan, petani kooperator yang terlibat di

lapangan dan masyarakat sekitar lokasi kegiatan.

Kegiatan Monev tidak hanya dilakukan pada aktivitas yang bersifat

pengkajian dan diseminasi, akan tetapi juga dilakukan pada kegiatan

manajemen, dalam hal ini menyangkut kesesuaian Surat Keputusan (SK)

struktur pelaksana internal dengan tim pelaksana kegiatan, termasuk

juga pada kegiatan pada seksi pendayagunaan hasil pengkajian dan

diseminasi. Dengan kata lain basis pelaksanaan Monev adalah

melakukan kontrol terhadap seluruh kegiatan yang dibiayai oleh DIPA

BPTP Aceh Tahun Anggaran 2016.

Page 7: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

6

III. GAMBARAN UMUM PENGKAJIAN DAN DISEMINASI

Pada tahun anggaran 2015, BPTP Aceh melaksanakan kegiatan

pengkajian dan diseminasi dengan total sebanyak 22 kegiatan, yang

terdiri dari tujuh kegiatan pengkajian dan 15 kegiatan diseminasi,

termasuk juga kegiatan pendampingan kegiatan strategis Kementerian

Pertanian (padi, kedelai, jagung, ternak, cabai dan bawang merah) serta

kegiatan manajemen (ketatausahaan, pendayagunaan hasil pengkajian,

serta program dan evaluasi) dengan posisi sebagai pendukung

pelaksanaan kegiatan pengkajian dan diseminasi. Secara lengkap

kegiatan pengkajian dan diseminasi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Judul, lokasi kegiatan dan pagu anggaran pengkajian dan diseminasi BPTP Aceh TA.2015

No. Judul Kegiatan Lokasi Pagu (Rp.000)

I. Pengkajian/Inhouse

1. Kajian percepatan adopsi inovasi

teknologi budidaya dan pasca

panen kakao

Kabupaten Aceh Barat Daya

88.000

2. Uji adaptasi beberapa varietas padi dataran tinggi di Provinsi Aceh

Kabupaten Bener Meriah

88.000

3. Kajian teknologi pemanfaatan panen kedua (ratoon) padi di lahan sawah

Kabupaten Aceh Besar 83.500

4. Kajian pewilayahan komoditas

pertanian berdasarkan zona agro

ekologi (ZAE) mendukung

pembangunan pertanian di Provinsi

Aceh

Provinsi Aceh 303.000

5. Penggelolaan sumberdaya genetik (SDG)

Provinsi Aceh 144.000

6. Analisis dan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian

Provinsi Aceh 71.000

Page 8: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

7

II. Diseminasi

1. Visitor Plot dan Klinik Teknologi Pertanian

Provinsi Aceh 100.000

2. Pameran/Ekspose Provinsi Aceh 90.000

3. Pengembangan Media Informasi Kota Banda Aceh 94.400

4. Peningkatan komunikasi inovasi teknologi dalam rangka percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian di Provinsi Aceh

Provinsi Aceh 80.000

5. Taman agroinovasi Kota Banda Aceh 100.000

6. Model penyediaan benih untuk pemenuhan kebutuhan wilayah (Padi, Kedelai dan Jagung)

Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Aceh Besar dan Aceh Selatan)

507.000

7. Pendampingan pengembangan kawasan pertanian nasional tanaman pangan (padi, kedelai dan jagung)

Provinsi Aceh 746.200

8. Pendampingan pengembangan kawasan pertanian hortikultura (Cabai, bawang merah, jeruk)

Provinsi Aceh 256.000

9. Pendampingan kawasan pertanian peternakan sapi potong

Provinsi Aceh 120.000

10. Pendampingan KRPL Provinsi Aceh 313.500

11. Pendampingan Gugus Katam terpadu

Provinsi Aceh 83.300

12. Model laboratorium lapang Kabupaten Aceh Timur 114.500

13. Identifikasi calon lokasi, koordinasi, bimbingan dan dukungan teknologi UPSUS, ATP dan Komoditas utama Kementan

Provinsi Aceh 900.000

14. Pembangunan Agro Tekno Park Kabupaten Aceh Besar 7.500.000

15. Pendampingan PUAP Provinsi Aceh 100.000

16. Produksi Benih Sumber (padi, kedelai, jagung)

Provinsi Aceh 947.000

17. Model pengembangan pertanian Bio-Industri berbasis kedelai-kambing

Kabupaten Bireuen 560.000

18. Model pengembangan pertanian Bio-Industri berbasis kopi arabika

Kabupaten Aceh Tengah

476.000

19. Layanan perkantoran Provinsi Aceh 7.652.132

20. Operasional dan pemeliharaan perkantoran

Provinsi Aceh 1.066.960

21. Peralatan dan fasilitas perkantoran Provinsi Aceh 1.842.303

Jumlah 26.862.038

Page 9: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

8

Berdasarkan data di atas, sebagian besar kegiatan yang

dilaksanakan dari sisi kajian diseminasi adalah kegiatan berbasis

pendampingan beberapa komoditas strategis termasuk pembangunan

Agro Tekno Park (Taman Teknologi Pertanian) yang merupakan kegiatan

dengan dana terbesar. Aktivitas pembangunan ATP meliputi

pembangunan beberapa gedung, bangunan dan adopsi inivasi teknologi

pertanian. Secara keseluruhan realisasi keuangan BPTP Aceh TA. 2015

mencapai 93.4% dari total pagu anggaran sebesar Rp. 26.862.038.000.

Beberapa ítem kegiatan dengan belanja tidak mencapai 100% adalah

kegiatan pembangunan Taman Teknologi Pertanian yaitu sebesar 91.6%.

Item yang tidak mencapai target realisasi, terutama kegiatan

pembangunan Taman Teknologi Pertanian disebabkan oleh adanya sisa

lelang pembangunan gedung dan bangunan, yang nilainya mencapai Rp.

480.000.000, pada dasarnya nilai ini bukan merupakan ketidakmampuan

tim untuk melaksanakan kegiatan/program, akan tetapi merupakan

penghematan uang negara, dalam bentuk sisa lelang. Di lain pihak, untuk

mengoptimalkan nilai tersebut dengan program lainnya melalui

mekanisme revisi POK sangat sulit dilakukan, karena waktu yang tersisa

hanya efektif satu bulan, sehingga optimalisasi hanya dapat dilakukan

pada kegiatan yang bersifat langsung dapat dilaksanakan, seperti

pelatihan untuk meningkatkan kapasitas petani pada inovasi teknologi

pertanian.

Page 10: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

9

Dari sisi kegiatan diseminasi hasil penelitian dan pengkajian yang

merupakan kegiatan transfer teknologi dari pencetak teknologi (Balai

Penelitian Komoditas, Universitas) kepada penggunaan akhir teknologi

tersebut (petani). Sesuai dengan tupoksinya BPTP Aceh telah

melaksanakan transfer teknologi, pada tahun anggaran 2015, kegiatan

diseminasi yang dilaksanakan lebih banyak sama dengan yang telah

dilaksanakan tahun sebelumnya, kondisi tersebut mencerminkan

konsistensi program kegiatan, hal tersebut sesuai dengan arahan Bapak

Kepala Badan Litbang Pertanian dalam upaya meningkatkan kinerja hasil

litkaji agar kegiatan yang telah dilaksanakan dapat dirasakan oleh

pengguna akhir teknologi yaitu, petani. Selain kegiatan diseminasi yang

bersifat reguler seperti pengembangan media, klinik teknologi pertanian,

visitor plot, pada Tahun Anggaran 2016, BPTP Aceh juga mengemban

beberapa kegiatan diseminasi, yaitu dalam bentuk pelaksanaan

pendampingan inovasi teknologi pertanian komoditas strategis

Kementerian Pertanian (Kementan). Komoditas strategis tersebut

mencakup padi, kedelai, jagung (tanaman pangan), sapi (peternakan),

tebu (perkebunan), bawang merah dan cabai (hortikultura).

Dari sisi anggaran, kegiatan pendampingan inovasi teknologi

pertanian komoditas strategis cukup besar menyerap anggaran (sekitar

10%) dari total pagu BPTP Aceh. Selain itu kegiatan strategis Kementan

yang juga dilaksanakan oleh BPTP Aceh adalah pendampingan

Page 11: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

10

pencapaian kemandirian pangan, melalui kegiatan yang diberi nama

UPSUS (upaya khusus). Secara teknis kegiatan ini lebih bersifat strategis,

yaitu koordinasi dengan pelaku (aktor) utama sub sistem pertanian di

daerah, untuk memutakhirkan data luas tanam dan luas panen dari

komoditas strategis, terutama komoditas padi sawah. Teknis pelaksanaan

melalui beberapa land offiser (LO) yang telah ditetapkan oleh Kepala

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). LO akan

melakukan koordinasi dengan pihak di daerah untuk melakukan

observasi dan investigasi beberapa gejala alam seperti banjir dan

kekeringan yang dapat mengurangi atau menggangu sistem produksi

komoditas padi, termasuk tingkat kerusakan saluran irigasi tersier yang

rusak atau tidak berfungsi secara maksimal.

Secara teknis kegiatan yang bersifat utama (major) dari BPTP Aceh

adalah unit penyediaan benih sumber (UPBS), pengembangan model desa

mandiri benih dan bio-industri berbasis komoditas kedelai-kambing dan

berbasis Kopi Arabika-ternak. Keempat kegiatan ini juga menyerap

anggaran yang cukup besar (5-6%) dari total pagu BPTP Aceh.

Page 12: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

11

IV. HASIL MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN PENGKAJIAN DAN DISEMINASI

Pelaksanaan kegiatan Monev internal BPTP Aceh TA.2015

difokuskan pada aspek perencanaan dan pelaksanaan serta pencapaian

kinerja (performance) sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Aspek

perencanaan yang dievaluasi meliputi kelengkapan dokumen seperti

matriks, proposal, ROPP, RODHP dan petunjuk teknis serta TOR.

Sedangkan aspek pelaksanaan meliputi keragaan komposisi tim,

metodologi pelaksanaan, kesesuaian lokasi, dan aspek pengembangan

komoditas. Uraian berikut menampilkan hasil monitoring dan evaluasi

tersebut.

4.1 PERENCANAAN

Kelengkapan dokumen dalam perencanaan litkaji dan diseminasi

terdiri atas empat unsur: Matriks Program (MP), Proposal (RPTP), Rencana

Kegiatan (ROPP dan RODHP), petunjuk teknis, TOR, laporan tengah

tahunan dan laporan akhir masing-masing kegiatan. Evaluasi dilakukan

terhadap kelengkapan dari masing-masing unsur tersebut serta review

dari hasil seminar proposal dan hasil kegiatan. Berdasarkan hasil evaluasi

diketahui bahwa semua judul pengkajian, diseminasi dan kegiatan

manajemen BPTP Aceh TA.2015 telah dilengkapi dengan Matrik Program,

RPTP, RKTM (seksi Ketatausahan dan pendayaangunaan hasil

Page 13: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

12

pengkajian, ROPP, RODHP, Petunjuk teknis, TOR, laporan tengah

tahunan dan laporan akhir masing-masing kegiatan.

4.2 PELAKSANAAN

Kegiatan Pengkajian (Inhouse)

4.2.1 Kajian percepatan adopsi inovasi teknologi budidaya dan pasca

panen kakao

Metodologi

Secara teknis, adopsi inovasi teknologi oleh petani dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu tingkat pendidikan, umur dan besaran luas

penguasaan lahan. Ketiga faktor tersebut merupakan faktor kunci dalam

percepatan adopsi inovasi teknologi disamping jumlah tanggungan dan

akses permodalan (Gambar 1), dalam hal ini fokus kepada teknologi

budidaya dan pasca panen kakao.

Analisi Faktual

Secara umum kegiatan berjalan dengan baik, sosialisasi pada pra-

kegiatan dilaksanakan, masyarakat di desa sekitar sangat antusias, lokasi

kegiatan, dalam hal ini Kabupaten Aceh Barat Daya sangat potensial

untuk dikembangkan karena merupakan salah satu sentra produksi

kakao di Provinsi Aceh, komoditas yang diusahakan merupakan potensi

utama daerah, dukungan pemerintah daerah sangat baik, dan hubungan

personal antara tim peneliti dengan petani kooperator sangat erat.

Page 14: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

13

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Tingkat Adopsi Teknologi pada Kajian Percepatan Adopsi Inovasi Teknologi Budidaya dan

Pascapanen Kakao di Provinsi Aceh

Di lain pihak perlu ada perbaikan baik secara teknis maupun

administrasi, seperti petunjuk teknis kegiatan belum ada, farming record

keeping belum berjalan dengan baik. Dari sisi metode pelaksanaan

terutama dari alat ukur yang digunakan untuk pencapaian sasaran

kegiatan secara kuantitaif belum memadai. Hal ini terungkap pada

seminar hasil kegiatan, dimana tim kajian belum menggunakan teknik-

teknik penarikan contoh secara jelas, misalnya metode penentuan jumlah

responden, lokasi sampling dan kerangka sampling (sampling frame) yang

Petani Kakao

Faktor – faktor yang berhubungan dengan keputusan petani

Intensitas Penyuluhan

Tingkat Adopsi

Paket Teknologi

Kakao

Umur Pengalaman Usahatani

Pendidikan

Luas Lahan

Jumlah Tanggungan

Kemampuan Permodalan

Adopsi Tinggi/Rendah

Produktivitas dan Mutu Kakao

Page 15: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

14

digunakan serta alat analisis untuk mengukur secara kuantitafi tingkat

adopsi teknologi.

Kedepan, perlu dikaji dengan cermat mengenai tingkat presisi

metode yang digunakan dalam pengukuran tingak adopsi pengguna

terhadap inovasi teknologi yang diintroduksi (pra and post) kegiatan,

sehingga dapat dilihat dan dikaji faktor-faktor yang paling berpengaruh

terhadap tingkat adopsi inovasi teknologi dari pengguna (user), serta

umpan balik (mekanisme kontrol) yang didapatkan, untuk memperbaiki

(improvment) terhadap beberapa faktor penentu adopsi inovasi teknologi

oleh pengguna.

Gambar 2. Diskusi koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan Dinas

Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Aceh Barat

Daya

Page 16: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

15

Gambar 3. Kegiatan Temu lapang kegiatan

2. Uji adaptasi beberapa varietas padi dataran tinggi di Provinsi

Aceh

a. Metodologi

3. Kajian teknologi pemanfaatan panen kedua (ratoon) padi di lahan

sawah

a. Metodologi

Kegiatan pengkajian Ratoon adalah tunas yang tumbuh pada

batang tanaman padi yang telah dipanen. Pemanfaatan tanaman

ratoon dapat produksi per unit luas dan per unit waktu. Waktu untuk

berproduksi tanaman ratoon lebih pendek jika dibandingkan dengan

penanaman kembali serta tidak memerlukan areal baru.

• Mendapatkan model teknologi panen kedua (ratoon) yang aplikatif.

• Memanfaatkan lahan bekas panen padi dengan teknologi panen

kedua (ratoon).

• Meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani melalui

teknologi ratoon.

Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawah Desa Lamtui

Kecamatan Kuta Cot Glee dan Desa Reulung Geulumpang, Kecamatan.

Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar pada musim tanam (MT)

2015/2016. Rancangan lingkungan yang digunakan adalah pola

faktorial.

Page 17: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

16

Fakta menunjukkan bahwa kegiatan tidak dapat dilanjutkan

karena secara teknis ratoon padi yang telah tumbuh (berkumur sekitar

3 minggu) telah rusak oleh serangan hama tikus. Hal inilah yang

menjadi kendala dalam operasional sistem tanam ratoon, di Provinsi

Aceh, karena dengan seluruh tanaman telah di panen, maka yang ada

hanyalah tanaman ratoon yang mengakibatkan seluruh hama tikus ke

lokasi pengkajian.

Mekanisme Kontrol

Sebagai akibat kegiatan dihentikan karena serangan hama tikus,

maka oleh tim pelaksana telah dibuat berita acara

kegagalan/penghentian kegiatan yang telah diketahui oleh Pejabat

Pembuat Komitmen (PPK) dan Kepala BPTP Aceh.

4. Kajian pewilayahan komoditas pertanian berdasarkan zona agro

ekologi (ZAE) mendukung pembangunan pertanian di Provinsi

Aceh

Metodologi

Kegiatan Kegiatan pengkajian dilakukan melalui pendekatan desk

study dan verifikasi lapangan (Gambar 3). Desk study menyusun peta ZAE

dan menganalisis data ke dalam Sistem Pakar (Expert System), sementara

verifikasi melalui survey ke lapangan bertujuan untuk pencocokan hasil

(re-checking).

Page 18: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

17

Gambar 3. Diagram alir penyusunan peta pewilayahan komoditas

pertanian

Analisi Faktual dan Mekanisme Kontrol

Secara umum kegiatan berjalan dengan baik, sosialisasi pada

pra-kegiatan dilaksanakan, lokasi kegiatan, dalam hal ini Kabupaten

Aceh Besar, Pidie, Aceh Jaya dan Aceh Selatan sangat potensial untuk

dikembangkan menjadi sentra produksi pertanian karena merupakan

secara tipologi lahan sangat sesuai untuk pengembangan beberapa

komoditi pertanian. Kabupaten Aceh Besar dan Pidie sebagai sentra

produksi padi, Aceh Jaya sangat potensial untuk optimalisasi lahan-

lahan sub optimal, sedangkan Kabupaten Aceh Selatan untuk

Page 19: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

18

komoditas perkebunan, seperti pala, kopi, sedangkan pada komoditas

tanaman pangan adalah jagung.

Pada sisi yang lain terdapat beberapa kekurangan yang layak

untuk diperbaiki sebagai media kontrol untuk pelaksanaan kegiatan

pada masa yang akan datang, terutama sekali untuk tim pelaksana.

Harus diakui bahwa kegiatan ZAE sudah dilaksanakan oleh

Balitbangtan melalui BBSDL dan seluruh BPTP dalam jangka waktu

yang lama, akan tetapi hasil secara konkret masih pada hal yang sama,

yaitu Peta penggunaan lahan berbasis kesesuain komoditas dan iklim,

seharusnya dengan perkembangan aplikasi pemodalan berbasis

Geografical Information System (GIS) yaitu Archview dan Arch-Gis tim

peneliti mampu lebih dalam menggali potensi pengembangan

komoditas pertanian, tidak hanya berbasis tipologi lahan (Peta), akan

tetapi juga potensi sosial ekonomi, industri pertanian, kultur dan

tingkat aposi inovasi teknologi pertanian.

Foto: by tim AEZ BPTP Aceh

Page 20: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

19

Gambar 4. Peta Administrasi Kabupaten Aceh Besar

Foto: by tim AEZ BPTP Aceh

Gambar 5. Peta iklim Kabupaten Pidie

5. Penggelolaan Sumberdaya Genetik (SDG)

Metodologi

Inventarisasi SDG tanaman di lahan pekarangan rumah

petani dilakukan dengan metode survey, mendatangi rumah petani

contoh (sample), melakukan observasi dan wawancara dengan petani.

Prosedur inventarisasi SDG tanaman di luar pekarangan petani

dilakukan dengan mencatat semua tanaman yang memiliki ciri spesifik

(unik) dan bila terdapat tanaman yang memiliki manfaat sebagai

tanaman obat, pangan alternatif atau lainnya juga dicatat. Tahap

Page 21: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

20

berikutnya adalah melakukan koleksi baik secara insitu maupun

eksitu. Selanjutnya dilakukan karakterisasi terhadap tanaman

maupun ternak lokal yang terdapat di luar pekarangan.

Analisi Faktual dan Mekanisme Kontrol

Pelaksanaan kegiatan SDG tahun 2015, secara teknis

merupakan lanjutan kegiatan yang sama pada tahun 2014. Pada

tahun 2015, fokus kegiatan ini pada tanaman pala di Kabupaten Aceh

Selatan. Basis dasar pemilihan tanaman ini karena merupakan

komoditas utama dalam perdagangan internasional, pala dimaksud

pada kegiatan ini adalah varietas lokal yang memiliki ciri spesifik dan

mutu minyak yang sangat baik. Pada sisi yang lain, akhir dekade 2010,

tanaman pala di kawasan ini menjadi perhatian serius karena

tingginya serangan hama dan penyakit, yang menyebabkan produksi

minyak pala di daerah ini turun drastis. Kegiatan lain dari SDG pada

tahun 2015 adalah Inventarisasi Tanaman di Lahan Pekarangan

seperti beberapa jenis bunga, mangga, jeruk nipis dan tanaman obat.

Hal mendasar yang menjadi perhatian kegiatan ini pada waktu

yang akan tidak hanya fokus kepada kegiatan yang bersifat inventarisi,

karakterisasi dan pembuatan kebun koleksi yang secara teknis sangat

baik untuk pelestarian SDG lokal, akan tetapi sebaiknya tim juga fokus

kepada kegiatan yang bersifat utilisasi, sehingga dapat diketahui

Page 22: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

21

kenapa tim melakukan inventarisasi dan karakterisasi terhadap suatu

tanaman/ternak.

Foto: by tim SDG BPTP Aceh

Gambar 6. Perbandingan Pala Hutan dengan pala lokal dari ukuran buah

Foto: by tim SDG BPTP Aceh

Gambar 7. Kebun pembibitan pala di kebun milik petani pelestari

6. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Provinsi Aceh

Metodologi

Studi analisis kebijakan pembangunan ini berupa kegiatan

pengkajian dengan menggunakan metode seperti: (1) Survey: untuk

mendapatkan data dan informasi teknis dan sosial ekonomi yang

Page 23: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

22

bersifat responsive dan berorientasi partisipatif, (2) Desk study:

analisis data-data sekunder yang menunjang berkaitan dengan topik

yang atau objek yang sedang dipelajari.

Topik kajian dalam penelitian ini adalah masalah dan isu

kebijakan pembangunan pertanian yang sedang berlangsung (top

issue) yang terkait dengan sektor pertanian. Oleh sebab itu, agar tidak

ketinggalan dan kehilangan relevansi, analisi kebijaksanaan ini perlu

dilakukan secara cepat sehingga diperoleh hasil kajian yang masih

tetap relevan untuk perumusan kebijaksanaan. Meskipun demikian,

metoda penelitian ini akan tetap memperhatikan landasan teoritis dan

mempertahankan objektivitas.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data

sekunder dan data primer. Penarikan contoh menggunakan teknik

kouta dan acak sederhana, dengan menggunakan kerangka contoh

dari daftar anggota kelompok tani. Selanjutnya pada masing-masing

responden dilakukan wawancara mendalam dengan menggunakan

alat bantu kuesioner.

Analisi Faktual dan Mekanisme Kontrol

Pada Tahun Anggaran 2016, kegiatan analisis kebijakan

pembangunan pertanian di Provinsi Aceh mengkaji topik tingkat

adopsi teknologi Penggelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan dampak

kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di Provinsi Aceh.

Page 24: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

23

Kajian mengacu kepada analisis kebijakan dari kedua kegiatan

tersebut, sehinga dapat disintesa alternatif kebijakan yang dapat

diterapkan untuk meningkatkan adopsi inovasi keduanya.

Pada dasarnya dalam PTT terdapat beberapa komponen teknologi

yang bertujuan agar pengguna (petani) dapat melaksanakan kegiatan

usahatani secara efektif dan efisien serta ramah lingkungan. Keluaran

dari PTT adalah meningkatnya produktivitas tanaman yang

diusahakan. Dari beberapa komponen teknologi, yang harus menjadi

perhatian adalah teknologi sistem jajar legowo (2:1) yang dalam Bahasa

Aceh disebut Jurong.

Basis teknologi Jajar Legowo adalah mengupayakan agar seluruh

tanaman menjadi tanaman pinggir, yang secara teknis memiliki

kelebihan (agronomis) dibandingkan dengan tanaman lain. Dalam hal

ini akan meningkatkan jumlah anakan dan penyediaan unsur hara

serta intensitas matahari menjadi optimal. Di lain pihak teknologi ini

juga menyebabkan sistem pertanaman menjadi lebih kompleks,

karena merubah sistem pertanaman yang ada (eksisting) dan

meningkatnya biaya usahatani. Fakta-fakta tersebut yang harus

dirumuskan ke dalam alternatif kebijakan dalam penerapan teknologi

tersebut. Disamping penggunaan Bagan Warna Daun (BWD) dan

bahan-bahan organik.

Page 25: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

24

Pada kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), umumnya

adopsi kegiatan belum tampak pada eks kegiatan, kecuali pada daerah

Kota Banda Aceh. Hal ini disebabkan karena wujud dari kegiatan ini

adalah cost center, sehingga aktivitas kegiatan sangat bergantung

kepada pendanaan (APBN) bukan kepada adopsi teknologi yang

terdapat pada kegiatan KRPL tersebut. Walaupun klaim menyatakan

bahwa dengan pemanfaatan lahan pekarangan dengan tanaman-

tanaman produktif akan meningkatkan pendapatan tambahan

keluarga.

Analisis kritis dari pelaksanaan kegiatan analisis kebijakan

adalah, siapa yang akan mengeksekusi alternatif rekomendasi tersebut

dan apa peran masing-masing pegambil kebijakan tersebut. Hal ini

yang belum secara konkret tim pelaksana uraikan. Secara

kelembagaan, pembangunan pertanian melibatkan banyak pihak

(Pemda, Lembaga Penelitian dan Penyuluhan, Perguruan Tinggi,

Asosiasi Teknis dan Lembaga Swadaya Masyarakat) termasuk juga

petani dan pelaku lain yang secara fungsional memiliki tugas dan

fungsi masing-masing.

Ke depan yang harus dilakukan oleh tim pelaksana kegiatan

adalah merancang kegiatan analisis kegiatan berbasis pendekatan

sistem karena dengan pendekatan ini lingkup kajian lebih bersifat

menyeluruh (holistik) dan fokus kepada pencapaian tujuan (goal

Page 26: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

25

oriented), sehingga alternatif kebijakan yang dirumuskan dapat

menjadi input penyusunan kebijakan dari masing-masing lembaga

(visible) pemangku kepentingan bidang pertanian di Provinsi Aceh.

Kegiatan Diseminasi

1. Visitor Plot dan Klinik Teknologi Pertanian

Prosedur Pelaksanaan

Visitor plot (petak kunjungan) adalah salah media interaksi

antara BPTP Aceh dengan user (pengguna teknologI) seperti petani,

pengusaha komoditas pertanian, pelajar dan mahasiswa dalam proses

adopsi inovasi teknologi pertanian. Pada Tahun anggaran 2016,

kegiatan visitor plot dilaksanakan di tiga lokasi, yaitu lingkungan

kantor BPTP Aceh, Banda Aceh, kemudian di Kebun Percobaan (KP)

Paya Gajah, Kabupaten Aceh Timur serta KP Pondok Gajah, Kabupaten

Bener Meriah.

Klinik Teknologi Pertanian juga merupakan wahana bagi Satker

BPTP Aceh berkontribusi bagi penyelesaian masalah-masalah bidang

pertanian aktual secara cepat (responsif). Wujud kegiatan ini adalah

melalui pelayanan aspek teknologi pertanian dalam bentuk advokasi,

diskusi dan rekomendasi (teknis aplikatif) terhadap suatu masalah

teknologi pertanian pada tataran operasional.

Page 27: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

26

Beberapa topik yang diselesaikan antara lain masalah budidaya

pada kakao melalui aplikasi teknologi sambung samping dan

peningkatan kapasitas petani pada komoditas cabai melalui aplikasi

teknologi budidaya cabai sesuai dengan good agriculture practices

(GAP).

Analisi Faktual dan Mekanisme Kontrol

Pada dasarnya kegiatan visitor plot adalah optimalisasi lahan

disekitar BPTP Aceh dan KP agar lahan tersebut tertata dan menjadi

wahana kunjungan bagi pengguna dalam proses adopsi inovasi

teknologi pertanian, demikian juga dengan kegiatan Klinik Teknologi

Pertanian. Dalam beberapa hal, yang membedakan kedua kegiatan

adalah pada aspek operasional. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) visitor

plot berbasis kepada jumlah kunjungan, sedangkan Klinik Teknologi

Pertanian berdasarkan pada jumlah masalah yang diselesaikan.

Secara umum kedua kegiatan sudah dilaksanakan dengan baik,

yaitu telah berbasis kepada IKK masing-masing, akan tetapi terdapat

beberapa hal yang harus diperbaiki. Pada kegiatan Visitor Plot,

pelaksanaan belum berdasarkan kalender komoditas yang akan

ditanam, sehingga tata kelola lahan terlihat belum terlihat

berkesinambungan (continously). Dalam pengertian terdapat selang

waktu kekosongan pada lahan yang digunakan. Demikian juga

Page 28: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

27

kegiatan penanaman belum berdasarkan prakiraan musim, sehingga

sering dijumpai tanaman kekurangan air.

Pada kegiatan Klinik Teknologi Pertanian, seharusnya kegiatan

advokasi dan layanan yang dilakukan berdasarkan input yang

signifikan, misalnya kejadian-kejadian bidang pertanian yang luar

biasa. Dalam hal ini tim harus jeli dalam memilih kegiatan (kasus) yang

akan ditangani. Perlu juga dideskripsikan jenis input (laporan) yang

digunakan, sehingga aspek signifikan penyelesaian masalah dapat

digambarkan secara konkret serta dapat dioperasionalkan oleh pelaku

di lapangan, dalam hal ini adalah petani.

foto by: tim klinik BPTP Aceh 2015

Gambar 8. Demplot advokasi inovasi teknologi cabai

Gambar 9. Demplot jagung visitor plot di KP Paya Gajah

Page 29: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

28

Gambar 10. Demplot Kedelai Kipas Merah visitor plot di BPTP Aceh

2. Pameran dan Ekspose

Prosedur pelaksanaan

Secara teknis kegiatan pameran dan ekspose adalah wujud

dari teknik atau metode dari Badan Litbang Pertanian, dalam hal ini

adalah BPTP Aceh untuk menyebarluaskan hasil-hasil inovasi

teknologi yang telah dihasilkan oleh institusi internal Balitbangda

seperti Balit-balit komoditas dan institusi eksternal, misalnya

Perguruan Tinggi dan lembaga lainnya seperti LSM.

Pada Tahun Anggaran 2015, BPTP Aceh melaksanakan

kegiatan pameran dan ekspose pada event Hari krida pertanian di

Saree, pameran Teknologi Tepat Guna (TTG) di Banda Aceh, Pameran

Gebyar Benih di Blang Padang, Kabupaten Aceh Besar dan dan

pameran Hari pangan sedunia di Kota Palembang, Provinsi Sumatera

Selatan.

Page 30: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

29

Analisis Faktual dan Mekanisme Kontrol

Secara teknis kegiatan pameran dan Eksposes yang telah

dilaksankan oleh Tim BPTP Aceh pada beberapa event diikuti telah

berjalan dengan baik. Akan tetapi terdapat beberapa hal yang menjadi

perhatian untuk meningkatkan kualitas dari pelaksanaan kegiatan

pameran dan ekspose yang diikuti pada masa yang akan datang.

Dalam hal ini seharusnya tim pelaksana dapat mengetahui aspek

penerimaan terhadap beberapa inovasi teknologi pertanian yang

pamerkan/disebarluaskan.

Misalnya apakah teknologi tersebut telah sesuai dengan

kondisi kekinian terhadap masalah-masalah yang dihadapi pengguna,

ataupun seperti apa teknologi yang pengguna harapkan dan apakah

stand, display dan materi pameran telah sesuai dengan yang

diharapkan pengguna, sehingga kualitas dari kegiatan pameran dan

ekspose yang dilaksanakan dapat meningkat, dalam pengertian misi

yang diemban dapat sampai kepada para pengguna.

Foto by tim pameran BPTP Aceh 2015

Gambar 11. Stand BPTP Aceh Pameran HKP di Saree Aceh Besar

Page 31: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

30

Foto by tim pameran BPTP Aceh 2015

Gambar 12. Stand BPTP Aceh Pameran TTG di Banda Aceh

Foto by tim pameran BPTP Aceh 2015

Gambar 13. Stand BPTP Aceh Pameran HPS di Palembang

3. Pengembangan Media Informasi

Prosedur Pelaksanaan

Kegiatan Pengembangan Media Informasi merupakan salah satu

teknik dari BPTP Aceh untuk menyebarluaskan inovasi teknologi

pertanian kepada para pengguna. Tujuan dari kegiatan ini adalah

meningkatkan tingkat adopsi para pengguna terhadap beberapa inovasi

Page 32: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

31

teknologi pertanian yang telah dihasilkan oleh lembaga pencetak inovasi

teknologi seperti Balitbangtan melalui Balit-Balit Komoditas di seluruh

Indonesia serta Perguruan Tinggi.

Pada Tahun Anggaran 2016 melalui DIPA BPTP Aceh,

dilaksanakan kegiatan Pengembangan Media Informasi sebagai wujud

dari pelaksanaan Tupoksi BPTP Aceh. Teknis pelaksanaan kegiatan yaitu

pencetakan dan penyebarluasan media informasi pertanian, seperti

Bulletin Informasi Teknologi Pertanian, Leaflet Serambi Pertanian, Poster

dan melalui media penyiaran televise lokal.

Analisis Faktual dan Mekanisme Kontrol

Secara teknis pelaksanaan kegiatan Pengembangan Media

Informasi pada TA. 2015 telah berjalan dengan baik yaitu dari sisi

pelaksanaan pencetakan dan penyebarluasan bahan cetakan tersebut

kepada para pengguna, seperti para penyuluh pertanian lapangan (PPL).

Walaupun masih dalam wilayah dan jumlah yang terbatas di Provinsi

Aceh.

Secara prosedural berbasis metodologi, pada sisi perencanaan

kegiatan telah direncanakan dengan baik, misalnya terdapat kegiatan

analisis kebutuhan dan adanya pre-test dan post-test terhadap materi

yang akan dicetak dan disebarluaskan. Pada tataran ini, telah

direncanakan seperti apa level penerimaan pengguna terhadap materi

yang disebarluaskan. Akan tetapi dari sisi kedalaman materi pre-test dan

Page 33: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

32

post-test, analisis yang dilakukan kurang mendalam, sehingga umpan

balik yang diharapkan dari pengguna kurang dapat ditangkap.

Dalam hal ini, ke depan tim pelaksana harus lebih mendalam pada

analisis pre dan post pelaksanaan. Dapat menggunakan alat analisis yang

lebih konkret dalam menjawab fakta-fakta yang terjadi dari penjaringan

sebelum dan sesudah dari penerima inovasi teknologi yang

disebarluaskan, yang tentunya sesuai dengan alat/media yang

digunakan.

4. Peningkatan Komunikasi Inovasi Teknologi dalam rangka

percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian di Provinsi

Aceh

Prosedur Pelaksanaan

Secara teknis fokus kegiatan ini adalah upaya peningkatakan

komunikasi para pelaku dalam pembangunan sistem pertanian di

Provinsi Aceh. Para pelaku yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah

penyuluh, peneliti dan pengguna dari inovasi teknologi pertanian

tersebut. Penyuluh dapat diterjemahkan sebagai aktor yang berada di

BPTP Aceh dan yang berada di daerah, dalam hal ini sesuai dengan lingku

dimana yang bersangkutan menjalankan tugas dan fungsinya sebagai

seorang penyuluh lapangan pertanian (PPL).

Di lain pihak, peneliti yang dimaksud dengan kegiatan ini adalah

yang bertugas di lembaga pengkajian dan diseminasi seperti BPTP Aceh,

perguruan tinggi dan yang bertugas di pemerintah daerah (Balitbangda).

Page 34: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

33

Pada dasarnya tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjembatani

pelaku-pelaku tersebut dalam pembangunan sistem pertanian di Provinsi

Aceh. Wahana yang dapat digunakan antara lain pertemuan/diskusi

mengenai inovasi yang sangat dibutuhkan oleh pengguna, pembuatan

demplot atau demfram sebagai media pembelajaran (learning by doing)

dengan pendekatan spektrum diseminasi multi-chanel (SDMC).

Analisis Faktual dan Mekanisme Kontrol

Hal mendasar yang harus diperbaiki oleh tim pelaksana adalah

pemahaman terhadap konseptual dari kegiatan ini. Basis pelaksanaan

aktivitas adalah adanya hipotesis mengenai hasil inovasi penelitian

teknologi pertanian (riset terapan) yang belum sesuai dengan kebutuhan

pengguna. Di lain pihak, penyuluh sebagai aktor penentu adopsi inovasi

teknologi pertanian tersebut belum sepenuhnya mendapatkan dan

mampu mentransfer inovasi teknologi tersebut ke pengguna. Hipotesis

inilah yang sebenarnya menjadi kerangka konseptual pelaksanaan

kegiatan.

Secara teknis kegiatan dapat dikatakan berjalan dengan baik,

walaupun masih harus diperbaiki kualitas kegiatan, sehingga Indikator

Kinerja Kegiatan (IKK) dapat tercapai. Pencapaian IKK tentunya

memerlukan alat ukur (metode) yang secara teknis mampu mengukur

pencapaian IKK tersebut (sahih). Dalam hal ini tim pelaksana belum

melakukan hal tersebut, sehingga sulit untuk mengukur pencapaian IKK.

Page 35: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

34

Ke depan, kegiatan ini telah menjadi salah satu kegiatan utama

dalam lingkup Balitbangtan, melalui BPTP Aceh. Dengan menjadi

kegiatan utama, tentunya aspek kualitas pelaksanaan kegiatan menjadi

fokus utama. Tim pelaksana sebaiknya memahami dengan benar

konseptual kegiatan, sehingga dapat menterjemahkan konseptual

tersebut ke dalam aktivitas nyata di lapangan. Selain itu juga agar lebih

intensif melibatkan beberapa komponen penyuluh dan peneliti yang

bertugas di pemerintah daerah, misalnya di BP4K, BP2KP, BPP dan

Balitbangda.

foto by pelaksana Komunikasi Inovasi Teknologi, 2015

Gambar 14. Pelatihan Peningkatas Kapasitas Penyuluh Kab. Aceh Timur

Page 36: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

35

foto by pelaksana Komunikasi Inovasi Teknologi, 2015

Gambar 15. Temu Koordinasi Penyuluh di BPTP Aceh

5. Taman Agroinovasi

Prosedur Pelaksanaan

Taman Agroinovasi merupakan salah satu kegiatan BPTP Aceh

TA.2015 yang berbasis kepada media pembelajaran (aspek teknis inovasi

teknologi pertanian) kepada pengguna, selain itu juga bermanfaat untuk

meningkatkan nilai estetika lahan pekarangan kantor BPTP Aceh. Wujud

dari kegiatan ini adalah pembanguan taman dengan nuansa inovasi

teknologi pertanian terkini yang dapat menjadi media pembelajaran bagi

pengguna dan pengunjung di lingkungan Kantor BPTP Aceh.

Analisis Faktual dan Mekanisme Kontrol

Secara teknis kegiatan Taman Agroinovasi pada Tahun Anggaran

2015, berjalan dengan baik. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah

inovasi teknologi pertanian dijadikan objek seharusnya mengacu kepada

inovasi teknologi pertanian terkini yang dapat dimodelkan pada skala

terbatas. Dalam hal ini diperlukan pendalaman materi terhadap objek

Page 37: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

36

yang akan dijadikan model (komoditas dan inovasi teknologi). Komoditas

mengacu kepada program strategis kementerian, sedangkan inovasi

teknologi berbasis kepada kekinian dan keterhandalan inovasi teknologi

tersebut. Perlu juga dipikirkan kalender tanaman yang dijadikan objek,

sehingga tidak terjadi kekosongan wahana karena tanaman yang

digunakan pada musim tanam selanjutnya belum siap secara teknis.

Foto by tim Taman Agroinovasi, 2015

Gambar 16. Taman Agroinovasi BPTP Aceh

6. Model penyediaan benih untuk pemenuhan kebutuhan wilayah

(Padi, Kedelai dan Jagung)

Prosedur Pelaksanaan

Salah satu program utama Balitbangtan adalah penyediaan benih

bermutu yang dapat dikembangkan secara mandiri oleh pelaku di suatu

kawasan. Pada Tahun Anggaran 2015, BPTP Aceh melaksanakan kegiatan

pengembangan model desa mandiri benih berbasis komoditas padi,

kedelai dan jagung. Output dari kegiatan ini adalah tersedianya jumlah

benih ketiga komoditas tersebut dengan status benih sebar. Kegiataan

Page 38: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

37

model mandiri benih dilaksanakan di Kecamatan Trumon, Kabupaten

Aceh Selatan untuk Jagung. Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie

Jaya untuk Kedelai dan Kecamatan Titue dan Kemala Pidie pada

komoditas padi.

Beberapa teknis pelaksanaan yang dilakukan antara lain pelatihan

peningkatan kapasitas calon penangkar benih, melakukan perbanyakan

benih sesuai dengan target yang telah ditetapkan, proses sertifikasi benih

dan penyebarluasan benih kepada para pengguna. Umumnya benih yang

digunaka berasal dari Balai Penelitian Komoditas yang mempunyai tugas

dan fungsi sebagi penghasil breeder seed (BS) dan FS. Basis pelaksanaan

kegiatan adalah pendayagunaan kelompok-kelompok tani melalui

gabungan kelompok tani (Gapoktan), sehingga kegiatan lebih fokus dan

mudah untuk dikoordinir.

Analisis Faktual dan Mekanisme Kontrol

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah pemenuhan kebutuhan

benih bagi komoditas padi, kedelai dan jagung dalam jumlah yang cukup

dan berkualitas serta sesuai dengan kebutuhan (waktu) pengguna.

Hipotesis utama dari kegiatan ini adalah belum terpenuhinya benih

berkualitas saat musim tanam dalam jumlah yang cukup. Untuk

mengatasi masalah tersebut Kementerian Pertanian melalui Balitbangtan

melaksanakan kegiatan pengembangan model penyediaan mandiri benih

berbasis komoditas padi, kedelai dan jagung.

Page 39: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

38

Secara umum kegiatan model penyediaan benih mandiri BPTP

Aceh TA. 2016 sudah berjalan dengan baik. Fakta ini didukung dengan

terpenuhinya target penyediaan benih padi, kedelai dan jagung. Akan

tetapi yang menjadi titik kritis dari kegiatan ini adalah, bagaimana

menyebarluaskan benih sebar tersebut secara berkelanjutan, karena

pada dasarnya untuk bisa menangkarkan benih diperlukan minimal

benih jenis FS (label putih) yang hanya dikeluarkan oleh Balit-balit

komoditas. Disinilah peran BPTP Aceh menjadi sangat penting sebagai

penghubung dengan Balit komoditas untuk bersama-sama menyediakan

benih, sehingga para penangkar dapat melaksanakan penyediaan benih

berkualitas secara berkelanjutan.

Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa Dinas Pertanian dan

Tanaman Pangan lingkup Provinsi Aceh didapatkan bahwa umumnya

setiap daerah tersebut masih kekurangan benih berkualitas, terutama

benih padi. Fakta menunjukan bahwa sebagian besar petani masih

menggunakan benih padi varietas Ciherang dalam jangka waktu yang

lama, sehingga keunggulan dari benih tersebut sudah hilang. Disinilah

peran sentra kegiatan Mandiri Benih menjadi sangat penting. Diharapkan

dengan kegiatan ini petani di suatu kawasan dapat memenuhi benih

secara mandiri dan berkelanjutan.

Page 40: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

39

Foto by tim mandiri benih, 2015

Gambar 17. Salah satu kegiatan pelatihan penyediaan benih mandiri

Foto by tim mandiri benih, 2015

Gambar 18. Tim di lokasi mandiri benih jagung Kab. Aceh Selatan

7. Pendampingan pengembangan kawasan pertanian nasional

tanaman pangan (padi, kedelai dan jagung)

Prosedur Pelaksanaan

Sesuai dengan program pembangunan nasional (Nawacita) bidang

pertanian yaitu kemandirian (berdaulat) pangan, Kementerian Pertanian

melalui Balitbangtan melaksanakan program pendampingan tujuk

komoditas strategis. Dalam konteks tanaman pangan, fokus pada padi,

Page 41: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

40

kedelai dan jagung. Berdasarkan sistem kewilayahan Provinsi Aceh,

ketiga komoditas tersebut memiliki potensi yang sangat besar untuk

dikembangkan dengan wujud peningkatan produksi, luas tanam dan luas

panen.

Pada dasarnya kegiatan ini adalah diseminasi inovasi teknologi

pertanian komoditas padi, kedelai dan jagung. Dalam hal ini tim

pelaksana menggunakan metode Spektrum Diseminasi Multi Chanel

(SDMC). Suatu metode yang transfer inovasi teknologi dengan

menggunakan beberapa wahana yang tersedia di suatu kawasan tertentu.

Kegiatan pendampingan kawasan pertanian tanaman pangan padi

dilaksanakan di Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Barat, Jagung di

Kabupaten Aceh Tenggara dan Kedelai di Kabupaten Pidie Jaya.

Upaya peningkatan produksi yang dilakukan antara lain dengan

menyebarluaskan teknologi Lewogo 2:1, penggunaan pupuk berimbang,

penggunaan pupuk organik, PUTS, penggunaan benih berkualitas

(bersertifikat). Dilain pihak pada spektrum yang lebih luas, pelaksanaan

kegiatan aktif melakukan beberapa diskusi teknis dengan Dinas

Pertanian dan Tanaman pada masing-masing kabupaten dengan

melibatkan unsur peneliti, penyuluh, petani dan pengambil kebijakan

lingkup kabupaten.

Analisis Faktual dan Mekanisme Kontrol

Page 42: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

41

Hal terpenting dari kegiatan ini upaya peningkatan produktivitas

ketiga komoditas tersebut. Secara umum kegiatan pada TA. 2015 telah

dilaksanakan dengan baik. Akan tetapi yang harus menjadi perhatian dari

pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya adalah pencapaian tujuan utama

yaitu peningkatan produksi melalui inovasi teknologi pertanian yang telah

banyak dihasilkan oleh lembaga-lembaga penelitian penghasil teknologi.

Foto by tim Pendampingan Pajale, 2015

Gambar 19. Salah Satu Kegiatan Pendampingan Padi Kab. Aceh Barat

Gambar 20. Kegiatan Pendampingan Jagung Kab. Aceh Tenggara

8. Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Hortikultura

(Cabai, Bawang Merah dan Jeruk)

Page 43: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

42

Prosedur Pelaksanaan

Pada dasarnya prosedur pelaksanaan kegiatan pendampingan di

lingkup Balitbangtan, dalam hal ini dilaksanakan oleh BPTP Aceh adalah

sama. Adapun yang membedakan hanya pada komoditasnya. Tujuan dari

kegiatan ini adalah meningkatkan produksi melalui inovasi teknologi

pertanian (intensifikasi). Pendekatan yang digunakan adalah intoduksi

sistem good agriculture practices (GAP). Secara teoritis, komoditas Cabai

dan Bawang Merah bukan merupakan komoditas kunci, akan tetapi

Kementerian Pertanian telah menetapkan kedua komoditas ini menjadi

komoditas strategis, karena jumlah produksi (pasokan) yang akan

mempengaruhi harga, hal ini secara aggregat akan mempengaruhi inflasi

secara nasional.

Pada Tahun 2016, kegiatan pendampingan hortikultura berbasis

komoditas Cabai, Bawang Merah dan Jeruk dilaksanakan Kecamatan

Muara Tiga, Kabupaten Pidie untuk Cabai, Bawang Merah di Kecamatan

Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, sedangkan komoditas Jeruk di

Kecamatan Bies, Kabupaten Aceh Tengah. Spesifik kepada komoditas

Jeruk adalah Jeruk Keprok yang merupakan tanaman endemik Dataran

Tinggi Gayo.

Analisis Faktual dan Mekanisme Kontrol

Page 44: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

43

Secara umum kegiatan pendampingan hortikultura TA. 2015

sudah berjalan dengan baik. Prinsip GAP sangat tepat digunakan dalam

inovasi teknologi pertanian pada komoditas hortikultura. Pada dasarnya

sistem GAP adalah penerapan beberapa tahapan dalam sistem budidaya

hortikultura, yang dimulai dari persiapan lahan, penggunaan pupuk

anorganik yang terkontrol, penanganan hama dan penyakit yang berbasis

Integrated Pest Management (IPM).

Secara kritis yang harus menjadi perhatian untuk pelaksanaan

kegiatan ini pada tahun yang akan datang, adalah peningkatan kapasitas

pelaku itu sendiri, karena dalam sistem pertanian tidak hanya berada

pada sisi on-farm yang dimanifestasikan dengan pendekatan GAP, akan

tetapi juga pada masalah penanganan pra-panen dan pasca panen yaitu

dengan pendekatan Good Handling Practices (GHP) dan Good

Manufacturing Practices (GMP) serta aspek pasar. Dengan aplikasi hal ini,

secara bertahap tentunya akan meningkatkan nilai tambah dari

komoditas yang dikaji. Disamping itu hal terpenting lainnya adalah upaya

integrasi komoditas ini dengan peternakan, sehingga pemanfaatan by

product pada masing-masing komoditas dapat dioptimalkan.

Page 45: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

44

Foto by tim PKAH, 2015

Gambar 21. Salah satu kegiatan pelatihan pada kegiatan PKAH

Foto by tim PKAH, 2015

Gambar 22. Salah satu kegiatan pelatihan pada kegiatan PKAH

Foto by tim PKAH, 2015

Gambar 23. Salah satu kegiatan pelatihan pada kegiatan PKAH komoditas Bawang Merah

9. Pendampingan Kawasan Pertanian Peternakan Sapi Potong

Prosedur Pelaksanaan

Page 46: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

45

Fokus kegiatan pendampingan kawasan pertanian peternakan sapi

potong adalah meningkatkan produksi sapi siap konsumsi, karena

tingginya impor daging sapi dari beberapa negara tetangga. Isu tingginya

harga daging sapi telah menjadi isu nasional yang menjadi salah satu

tolok ukur kinerja pemerintahan saat ini. Pada konteks Aceh, pada

dasarnya daerah ini adalah salah satu sentra produksi daging sapi, akan

tetapi belum di kelola secara optimal. Beberapa sentra produksi daging

sapi antara lain Kabupaten Aceh Besar, Bener Meriah dan Aceh Jaya.

Pada Tahun Anggaran 2015, kegiatan pendampingan kawasan

peternakan Sapi Potong dilaksanakan di Kabupaten Aceh Besar, Aceh

Jaya, Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tamiang. Sifat kegiatan adalah

pendampingan, maka lokasi kegiatan ditentukan berdasarkan lokasi

pengembangan yang telah ditentukan oleh pihak Pemerintah Kabupaten

setempat, melalui dinas peternakan. Beberapa fokus pendampingan

adalah pengurangan terjadinya inbreeding, karena umumnya pola yang

digunakan peternak adalah kawin alam. Selain itu juga diintrodusir

pemenuhan hijauan dengan penanaman rumput unggul, leguminosa dan

mineral.

Analisis Faktual dan Mekanisme Kontrol

Page 47: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

46

Secara detail, pelaksanaan kegiatan pendampingan kawasan

peternakan sudah berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukan dengan fakta-

fakta adanya peningkatan bobot badan per masing-masing ternak contoh.

Kegiatan juga dilaksanakan di sentra-sentra produksi ternak sapi di

Provinsi Aceh. Hal perlu menjadi perhatian untuk pelaksanaan kegiatan

pada tahun yang akan datang adalah koordinasi dengan Pemerintah

Daerah pada masing-masing lokasi lebih ditingkatkan, dan pembinaan

pada kelompok-kelompok terus dilakukan, sehingga transfer teknologi

dapat secara maksimal dan berkelanjutan.

Gambar 24. Salah satu lokasi kegiatan di Kabupaten Bener meriah

Gambar 25. Kegiatan Temu Lapang Pendampingan Kawasan Peternakan

di Kabupaten Aceh Jaya

10. Model Pengembangan Pertanian Bio-Industri Berbasis Kedelai-Kambing

Page 48: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

47

Prosedur Pelaksanaan

Pada dasarnya kegiatan ini adalah mengembangkan model

pertanian bio-industri. Bioindustri sendiri adalah upaya membangun

industri berbasis hasil pertanian, dengan memanfaatkan hasil sisa (by

product) dari masing-masing komoditas secara terintegrasi mendukung

industri pertanian tersebut. Pengertian industri berbahan baku pertanian

mengacu kepada skala operasi industri, dalam hal ini industri rumah

tangga, industri kecil, menengah dan besar. Sedangkan produk yang

hasilkan berupa produk setengah jadi atau produk jadi.

Pada kegiatan ini basis komoditas yang digunakan adalah integrasi

ternak kambing dan kedelai, sedangkan industri yang menjadi motor

penggerak adalah industri tahu. secara sistem telah terjadi integrasi

kedua komoditas tersebut, pemanfaatan by product secara nyata dapat

diaktualiasikan dalam suatu sistem yang diwujudkan dalam bentuk

model.

Pada Tahun Anggaran 2015, kegiatan ini dilaksanakan pada sentra

produksi kedelai di Provinsi Aceh yaitu Kabupaten Bireuen dan Pidie.

Secara umum kegiatan telah dilaksanakan dengan baik, dengan tolok

ukur bahwa tim pelaksana telah mampu mengintegrasikan masing-

masing by product dari komoditas untuk mendukung industri tahu. Telah

terlihat juga sistem integrasi yang berkelanjutan, walaupun tim pelaksana

belum mengaktualisasikan secara kuantitatif, akan tetapi cikal bakal

Page 49: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

48

sistem bioindustri berbasis komoditi ternak Kambing dan Kedelai telah

terlihat.

Analisis Faktual dan Mekanisme Kontrol

Secara teknis, pelaksanaan kegiatan Pengembangan Model

Bioindustri berbasis Ternak Kambing dan Kedelai berjalan dengan baik,

hal ini ditunjukan dengan realisasi fisik dan keuangan yang mencapai

lebih dari 95%. Hasil kunjungan tim Monev Internal BPTP Aceh ke salah

satu lokasi kegiatan di Kabupaten Pidie, menunjukkan bahwa sistem

bioindustri telah terlihat, yaitu dengan adanya integrasi antara ternak

Kambing dengan Kedelai.

Dari sisi ternak kambing, kotoran kambing dimanfaatkan menjadi

pupuk organik pada tanaman Kedelai, sedangkan pada tanaman Kedelai

serasah digunakan sebagai pakan kambing. Di lain pihak produk kedelai

digunakan industri tahu, dan ampas tahu juga digunakan sebagai pakan

kambing. Secara keseluruhan sistem pemanfaatan by product pada

masing-masing komoditas telah terjadi dalam suatu sistem.

Secara teknis, sistem yang telah dibangun oleh tim pelaksana

masih harus diperbaiki, terutama pada struktur model yang dibangun.

Dalam hal ini model integrasi belum dikuantifikasi pada masing-masing

sub sistem (sub sistem kedelai, sub sistem kambing dan sub sistem

industri tahu). Skala industri juga belum diterjemahkan dengan jelas

berupa kapasitas produksi, karena dengan diketahuinya kapasitas

Page 50: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

49

produksi maka kuantifikasi terhadap sistem dapat dilakukan. Selain itu

beberapa pertanyaan mendasar adalah seperti apa integrasi antara sub

sistem industri tahu dengan sub sistem kedelai dan ternak kambing, pola

interaksi pelaku juga belum digambarkan secara nyata.

Untuk pelaksanaan kegiatan ini pada waktu yang akan datang,

sebaikanya tim pelaksana harus melakukan kuantifikasi terhadap nilai

manfaat dari integrasi ketiga sub sistem tersebut. Fakta-fakta tersebut

harus diwujudkan dalam model yang konkrit sehingga sistem yang

dibangun dapat wujudkan.

Gambar 26. Salah satu anggota tim pelaksana di lokasi kegiatan

Gambar 27. Anggota tim Monev Internal BPTP Aceh di lokasi kegiatan

Bioindustri Kedelai-Ternak Kambing

11. Pembangunan Taman Teknologi Pertanian

Prosedur Pelaksanaan

Page 51: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

50

Kegiatan Pembangunan Taman Teknologi Pertanian (TTP)

merupakan salah satu wujud dari visi pembangunan nasional (Nawacita).

Tujuan dari kegiatan ini adalah (1) sebagai pusat penerapan teknologi di

bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan hasil (pasca

panen) yang telah dikaji oleh lembaga penelitian, swasta, perguruan tinggi

untuk diterapkan dalam skala ekonomi; (2) sebagai pusat diseminasi

teknologi, dan pusat advokasi bisnis bagi masyarakat luas.

TTP merupakan suatu kawasan implementasi inovasi yang telah

dikembangkan pada TSP, berskala pengembangan dan berwawasan

agribisnis hulu-hilir yang bersifat spesifik lokasi dengan kegiatannya

meliputi: penerapan teknologi pra produksi, produksi, panen, pasca

panen, pengolahan hasil, dan pemasaran, serta wahana untuk pelatihan

dan pembelajaran bagi masyarakat serta pengembangan kemitraan

agribisnis dengan swasta.

Untuk Provinsi Aceh, kegiatan Pembangunan TTP dilaksanakan di

Kecamatan Kota Jantho, Kabupaten Aceh Besar. Fokus pembangunan

fisik dilakukan di lahan seluas 1.86 Ha, sedangkan pembangunan di

kawasan mencakup seluas 400 Ha. Komoditas utama adalah padi sawah,

peternakan (sapi) dan hortikultura. Pada Tahun Anggaran 2015, kegiatan

fisik mencakup pembangunan laboratorium diseminasi, tempat

Page 52: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

51

pengolahan pupuk organik, screen house, tempat pengolahan hasil

pertanian dan fasilitas kandang sapi.

Pada aspek yang lain, untuk meningkatkan adopsi inovasi

teknologi pertanian, pada masing-masing komoditas dilakukan beberapa

kegiatan yaitu, pada komoditas padi sawah adalah uji performa 14 VUB

dan beberapa pelatihan teknis. Demikian juga pada komoditas ternak dan

hortikultura. Pada komoditas ternak, untuk tahun 2015 masih fokus

kepada penyediaan hijauan dan membangun model pemeliharaan yang

visible untuk dilaksanakan. Hal yang menjadi menarik dari kegiatan ini

adalah adanya unsur bisnis dari kegiatan. Kegiatan bisnis yang potensial

untuk dikembangkan adalah penyediaan benih sumber, beras premium,

sayuran segar dan jasa alsintan.

Selain dari sisi teknis, hal terpenting dari kegiatan ini adalah aspek

administrasi yang mencakup legalitas penggunaan lahan, karena lahan

yang digunakan adalah milik Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Besar

(persil 1 dan 2). Fokus lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah

penentuan struktur pelaksana TTP itu sendiri, dalam hal ini pasca

penyerahan pada tahun ke tiga, sejak program diluncurkan. Struktur

mencakup aspek kelembagaan yang membahas siapa yang akan

menggelola TTP tersebut sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat

tercapai dan berkelanjutan.

Analisis Kritis dan Mekanisme Kontrol

Page 53: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

52

Sampai dengan saat ini, hal mendasar dari pelaksanaan kegiatan

pembangunan TTP Kota Jantho adalah konseptual dari pembangunan

TTP itu sendiri. Sejak diluncurkan tahun yang lalu, masih terjadi

refocusing terhadap konseptual kegiatan. Walaupun secara teknis

Balitbangtan telah merumukan Pedoman Umum (edisi pertama)

pelaksanaan kegiatan TSP dan TTP yang telah diterjemahkan oleh tim

pelaksana TTP Kota Jantho menjadi Profil kegiatan, Bisnis Plan, Master

Plan, Rencana Induk, Petunjuk teknis dan TOR.

Hal mendasar lainnya adalah seperti apa wujud kelembagaan yang

TTP Kota Jantho, karena sampai dengan saat ini proses perumusan aspek

kelembaan masih terus dilaksanakan pada tataran strategis (Bupati) dan

operasional (kepala dinas terkait). Pada beberapa diskusi terungkap

untuk memberdayakan Gabungan Kelompok Tani (gapoktan) setempat

dan juga masyarakat di kawasan TTP Kota Jantho tersebut.

Fakta menunjukkan bahwa, pembangunan TTP seperti yang ada

sekarang (lintas komoditas, sektoral dan teknis) merupakan pengalaman

pertama bagi BPTP Aceh, sehingga sangat dimungkinkan untuk terjadi

hal-hal yang belum maksimal, misalnya koordinasi dengan pemerintah

daerah dan stakeholder terkait, baik pada level kabupaten maupun

provinsi. Sehingga untuk pelaksanaan kegiatan pada tahun selanjutnya

adalah tim pelaksana pusat (BB Biogen) dan internal (BPTP Aceh) harus

Page 54: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

53

sejalan dengan stakeholder terkait, termasuk juga melibatkan lebih jauh

LSM, KTNA dan pemerhati bidang pertanian.

Gambar 28. Salah satu bangunan di TTP Kota Jantho

Gambar 29. Kepala Balitbangtan, Sekda Aceh Besar dan Kepala BPTP

Aceh dalam panen raya padi di Kawasan TTP Kota Jantho

Page 55: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

54

Gambar 30. Kondisi per 20 Pebruari TTP Kota Jantho

V. PENUTUP

Kesimpulan

Page 56: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

55

Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi

(Monev) merupakan salah satu tolok ukur pelaksanaan sistem

manajemen pada suatu lingkungan. Inti dari pelaksanaan Monev adalah

pentingnya analisi mendalam terhadap pelaksanaan suatu kegiatan,

dalam hal ini fokus kepada analisis kesesuaian antara perencanaan,

pelaksanaan dan hasil yang dicapai. Termasuk juga akuntabilitas

penggunaan keuangan.

Secara umum kegiatan BPTP Aceh tahun anggaran 2015 telah

berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukan dengan tersedianya dokumen-

dokumen pelaksanaan kegiatan seperti Matrik usulan kegiatan, proposal,

ROPP, RODHP dan laporan akhir kegiatan. Termasuk juga pada kegiatan

manajerial. Walaupun secara teknis, banyak yang harus diperbaiki

terutama pada konten dari pelaksanaan kegiatan. Konten yang dimaksud

adalah analisis mendalam terhadap fakta-fakta pelaksanaan kegiatan

yang sebenarnya dapat dijadikan sebagai input untuk kegiatan

selanjutnya.

Perbaikan metode dan prosedur pelaksanaan sangat penting untuk

ditingkatkan. Karena dengan metode yang sesuai terhadap objek

pengkajian dan diseminasi, tentunya tujuan yang diharapkan dapat

tercapai (terukur), demikian juga dengan umpan balik yang didapatkan.

Page 57: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

56

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 58: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

57

LEMBARAN PENILAIAN MONEV TAHAP I (Kelengkapan dan kesesuaian Dokumen) Judul Pengkajian/Diseminasi : .................................................................... Penanggung Jawab : ....................................................................

S T A T U S

Matriks Proposal ROPP Juklak/Juknis Tengah

Tahunan Laporan

Akhir

Isi dengan : *) Ada +) Belum ada

Matriks dengan Proposal Proposal dengan ROPP ROPP dengan Juklak/Juknis

Isi dengan : *) sesuai +) tidak sesuai

Uraian Bobot Batas Score

Score Monev

Nilai

1. ROPP 35

a. Sesuai b. Perlu perbaikan ringan c. Revisi

81-100 61-80 0-60

2. Juklak/Juknis 20

a. Sesuai b. Perlu perbaikan ringan c. Revisi

81-100 61-80 0-60

3. Kuesioner awal kegiatan (assessment)

15

a. Sesuai dan fisibel b. Perlu perbaikan ringan c. Revisi

81-100 61-80 0-60

4. Kuesioner akhir kegiatan (adopsi) 30

a. Sesuai dan fisibel b. Perlu perbaikan ringan c. Revisi

81-100 61-80 0-60

T o t a l 100 -

Catatan Perbaikan/SaranPerubahan/Komentar Monev tahap I

Page 59: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

58

1. ROPP : .........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

2. Juklak/Juknis : ..........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

3. Kuesioner awal : .........................................................................................

.......................................................................................

.......................................................................................

4. Kuesioner akhir : ........................................................................................

........................................................................................

.......................................................................................

Banda Aceh, ..................... 2015

Pemonev

(.............................................)

NIP. ............................

Page 60: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

59

LEMBARAN PENILAIAN MONEV TAHAP II Judul Pengkajian/Diseminasi : ..................................................................... Penanggung Jawab : ......................................................................

Uraian Bobot Batas Score

Score Monev

Nilai

1. Format dan Kelengkapan Laporan

Penulisan/outline a. Sesuai b. Belum sesuai c. Tidak sesuai/menyimpang

5

81-100 61-80 0-60

2. Format dan Substansi Ringkasan a. Sesuai dengan substansi kegiatan b. Belum sesuai c. Menyimpang

15 81-100 61-80 0-60

3. Format dan substansi Pendahuluan a. Sesuai dengan substansi kegiatan b. Belum sesuai c. Menyimpang

10 81-100 61-80 0-60

4. Format dan Substansi Tinjauan Pustaka a. Sesuai dengan substansi kegiatan b. Belum sesuai c. Menyimpang

10 81-100 61-80 0-60

5. Format dan Substansi Metode Penelitian a. Sesuai dengan substansi kegiatan b. Belum sesuai c. Menyimpang

20 81-100 61-80 0-60

6. Konsistensi Hasil dan Pembahasan Sementara

a. Sesuai dengan tujuan kegiatan b. Belum sesuai/tidak terstruktur c. Menyimpang

35 81-100 61-80 0-60

7. Konsistensi Kesimpulan dan Saran Sementara

a. Sesuai dengan tujuan kegiatan b. Belum sesuai c. Menyimpang

5 81-100 61-80 0-60

T o t a l 100

Page 61: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

60

Catatan Perbaikan/SaranPerubahan/Komentar Monev tahap II 1. Perbaikan : ...................................................................................................

.................................................................................................

.................................................................................................

................................................................................................

.................................................................................................

2. Saran : ..................................................................................................

..................................................................................................

.................................................................................................

.................................................................................................

Banda Aceh, ..................... 2015

Pemonev

(.................................................)

NIP. ............................

Page 62: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

61

LEMBARAN PENILAIAN MONEV TAHAP III (Lapangan)

Judul Pengkajian/Diseminasi : ....................................................................

Penanggung Jawab : ....................................................................

Lokasi : ……………………………………………………….

Jenis Kegiatan : Baru Lanjutan

Uraian Bobot Batas Score

Score Monev

Nilai

I. Materi Pengkajian

1. Substansi Penelitian dengan Tupoksi BPTP a. Sesuai b. Belum sesuai c. Tidak sesuai/menyimpang

20 81-100 61-80 0-60

2. Substansi Penelitian dengan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah

a. Sesuai b. Belum sesuai c. Menyimpang

10 81-100 61-80 0-60

3. Komoditas yang Di Kembangkan dengan Potensi Daerah

a. Sesuai b. Belum sesuai c. Menyimpang

15 81-100 61-80 0-60

4. Metodologi Pengkajian a. Sesuai dengan substansi kegiatan b. Belum sesuai c. Menyimpang

20 81-100 61-80 0-60

5. Lokasi/lahan dengan Komoditas a. Sesuai dengan Komoditas b. Tidak sesuai c. Menyimpang

10 81-100 61-80 0-60

6. Komposisi Tim Peneliti Sesuai dengan Komoditas

a. Sesuai dengan komoditas b. Belum sesuai

c. Tidak Sesuai

5 81-100 61-80

0-60

7. Teknologi Yang di Introduksi a. Sesuai dengan Kebutuhan Masyarakat b. Belum sesuai c. Menyimpang

20 81-100 61-80 0-60

T o t a l 100

Page 63: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

62

II. Kerjasama (Kuesioner terbuka)

a. Dalam melaksanakan pengkajian Apakah tim telah melakukan kerjasama dengan dinas/instansi terkait b. Jika jawaban ya, sebutkan instansi yang terlibat 1.

2.

3.

c. Bentuk kerjasama dalam bentuk :

- Teknologi (jelaskan) : ............................................................................

...........................................................................

.........................................................................

- Sosialisasi (jelaskan) : .........................................................................

. .......................................................................

.......................................................................

- Perencanaan (jelaskan) : .....................................................................

... ................................................................

....................................................................

- Pemasaran (jelaskan) : .......................................................................

.....................................................................

.....................................................................

d. Komposisi antara tim BPTP dengan instansi lain :

Page 64: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

63

III. Pengembangan - Apakah sifat pengkajian ke arah research to research atau research to

development : ……………………………. ................................................

Isi dengan : - research to research - cenderung research to research - research to development - cenderung research to development - Dengan alasan:

1................................................................................................................

2. ............................................................................................................

3. .............................................................................................................

IV. Rekomenadasi Kegiatan : a. Perlu pengkajian/diseminasi lanjutan, dengan alasan : 1. .. .................................................

2. ....................................................

3. .....................................................

b. Perlu pengkajian/diseminasi lanjutan, berdasarkan efaluasi : - Substansi penelitian : - Kesesuain dengan Tupoksi BPTP

- Komposisi tim peneliti disesuaikan dengan komoditas yang diteliti

- Kesesuain dengan arah kebijakan pemerintah daerah

- Teknologi yang diintroduksi disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat

Page 65: LAPORAN KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-L. MonevIntern-015.pdf · MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

64

c. Pengkajian/diseminasi di hentikan dengan alasan :

1. .. .................................................

2. ....................................................

3. .....................................................