LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA PERSEORANGAN … · LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA PERSEORANGAN...

52
LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA PERSEORANGAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (DPR RI) KE REPUBLIK CEKO DALAM RANGKA PENINGKATAN PERAN DIPLOMASI DPR RI 5-11 FEBRUARI 2018 H. BOBBY A. RIZALDI, SE., Ak., MBA NOMOR ANGGOTA A-246 FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIKINDONESIA 2018

Transcript of LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA PERSEORANGAN … · LAPORAN KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA PERSEORANGAN...

LAPORAN KEGIATAN

KUNJUNGAN KERJA PERSEORANGAN

ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA (DPR RI)

KE REPUBLIK CEKO

DALAM RANGKA

PENINGKATAN PERAN DIPLOMASI DPR RI

5-11 FEBRUARI 2018

H. BOBBY A. RIZALDI, SE., Ak., MBA

NOMOR ANGGOTA A-246

FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIKINDONESIA

2018

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) adalah salah satu

lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia dan merupakan lembaga

perwakilan rakyat. DPR RI terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum

yang dipilih melalui pemilihan umum. Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014

tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),

Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) atau

UU MD3 pasal 69 disebutkan bahwa DPR RI mempunyai fungsi legislasi, anggaran

dan pengawasan. Ketiga fungsi tersebut dijalankan dalam kerangka representasi rakyat

dan harus diimplementasikan secara profesional, proporsional, dan seefektif mungkin

guna mewujudkan ketertiban umum dan untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan

negara Republik Indonesia.

Fungsi legislasi merupakan fungsi paling dasar yang dimiliki oleh sebuah

lembaga legislatif. Fungsi legislasi ini bertujuan agar DPR RI dapat membentuk

peraturan perundang-undangan yang baik. Melalui DPR RI aspirasi masyarakat

ditampung, kemudian dari kehendak rakyat tersebut diimplementasikan dalam

undang-undang yang dianggap sebagai representasi rakyat banyak. Selain fungsi

membuat undang-undang, DPR RI juga memiliki fungsi menyusun anggaran negara

dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). DPR RI

bersama pemerintah menyusun anggaran negara (APBN) dalam setiap tahunnya.

Anggaran dalam RAPBN yang disusun oleh DPR RI bersama pemerintah tersebut

nantinya akan dijadikan undang-undang tentang anggaran pendapatan dan belanja negara

(UU APBN). Fungsi berikutnya dari DPR RI adalah mengawasi jalannya pemerintahan

(lembaga eksekutif), baik kementerian maupun lembaga non kementerian. Pengawasan

yang dilakukan oleh DPR terkait dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah

sebagai pelaksana undang-undang. Dalam hal melakukan pengawasan terhadap

eksekutif, DPR RI mempunyai wewenang untuk melakukan hak angket dan hak

interpelasi.

Selain tiga fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan sebagaimana dijelaskan di

atas, DPR RI juga diberi tugas khusus dalam UU MD3 yakni mengaktualisasikan

aspirasi rakyat dalam produk-produk legislasi yang dibahas dan dibuat oleh DPR RI.

2

Tugas itu salah satunya tertuang dalam pasal 72 huruf g bahwa tugas DPR RI adalah

menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.

Kemudian dalam pasal 81 huruf I, huruf j, huruf k mengatur tentang Kewajiban

Anggota DPR RI, yang antara lain adalah menyerap dan menghimpun aspirasi

konstituen melalui kunjungan kerja secara berkala; menampung dan menindaklanjuti

aspirasi dan pengaduan masyarakat; dan memberikan pertanggungjawaban secara

moral dan politis kepada konstituen di daerah pemilihannya.

Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan akan penguatan dan

eksistensi negara Indonesia dalam pencaturan politik global, DPR RI tidak hanya

berkewajiban melaksanakan fungsi-fungsi (seperti fungsi legislasi, pengawasan dan

anggaran) dan tugas-tugas (seperti menyerap, menghimpun, menampung dan

menindaklanjuti aspirasi masyarakat) konstitusional semata. Lebih dari itu DPR RI juga

diharapkan menjadi agen diplomasi dalam konteks implementasi hubungan luar negeri

Negara Indonesia yang bebas aktif demi terwujudnya ketertiban dunia yang

berdasarkan kepada kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial sebagaimana

yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan

Republik Indonesia Tahun 1945.

Sudah banyak peran-peran diplomasi yang telah dilakukan oleh anggota DPR RI

pascareformasi. Semenjak menjalankan peran diplomasi sampai saat ini, DPR RI telah

berhasil membentuk Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB). Setidaknya ada 49 GKSB

yang sudah eksis dan menjalin kerjasama antara DPR dengan Parlemen negara-negara

sahabat. Misalnya, GKSB DPR RI melakukan pertemuan dengan Parliamentary

Friendship Group with the Republic of Indonesia pada National Council of the Slovac

Republic (Parlemen Slovakia) pada 11-12 September 2017. Pertemuan membahasa isu

nasional kedua negara antara lain tentang demokrasi, kehidupan bernegara dan

bermasyarakat hingga isu lingkungan hidup, ancaman ektrimisme dan terorisme serta

isu korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Kedua negara juga sepakat bahwa kerja sama

kedua negara dalam segala bidang, khususnya bidang ekonomi dan perdagangan harus

terus ditingkatkan dan dibina dengan baik.

Sementara dalam konteks diplomasi multilateral, DPR RI telah banyak berperan

forum-forum seperti ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA),

Inter-Parliamentary Union (IPU), Asia Europe Parliamentary Partnership (ASEPP),

Asia Pacific Parliamentary Forum (APPF), Asian Parliamentary Assembly (APA),

Parliamentary Union of the OIC Members States (PUIC), Asia Pacific Parliamentary

3

Forum (APPF), dan forum-forum parlemen lainnya. Keterlibatan DPR RI dalam

forum-forum tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama dan persahabahan

antar parlemen. Selain itu juga dimaksudkan untuk merumuskan sebuah agenda besar

dan solusi terbaik atas kasus-kasus yang sedang hangat di dunia, maupun untuk

mengangkat citra Indonesia di mata dunia.

DPR RI juga beberapa kali menghadiri pertemuan dan sidang/konfrensi

organisasi parlemen internasional dan regional. Pertama, delegasi DPR RI ikut

berpartisipasi dalam Sidang Parliamentary Meeting on The Occasion of The United

Nations Climate Change Conference Marrakesh (Morocco), 13 November 2016. Dalam

forum ini, DPR RI meminta PBB untuk memberi perhatian lebih besar kepada

negara-negara berkembang karena masalah climate change (perubahan iklim) di negara

berkembang termasuk Indonesia dalam keadaan yang sangat mengkhawatirkan. Kedua,

delegasi DPR RI dalam rangka Kunjungan Panitia Kerja Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan (SDGs) BKSAP DPR RI ke United Kingdom dan Wales, tanggal 27

November - 3 Desember 2016. Delegasi ini bertujuan untuk memastikan bagaimana

kebijakan perubahan iklim, pengelolaan sumber daya alam, hewan, dan pertanian di

negara tersebut.

Ketiga, DPR RI terlibat aktif dalam Sidang Parliamentary Forum at the Second

High Level Meeting of Global Partnership for Effective Development Cooperation yang

digagas oleh Inter-Parliamentary Union (IPU) dan Global Partnership pada 29

November 2016 di Nairobi, Kenya. Dalam forum ini DPR RI mendukung agenda

pembangunan berkelanjutan, dan menekankan pentingnya kerja sama seluruh pihak,

mulai dari parlemen, pemerintah, dan Civil Society Organization (CSO), hingga

aktor-aktor internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lembaga donor

untuk mensukseskan agenda tersebut.

Keempat, DPR-RI juga berpartisipasi aktif dalam sidang 17th International

Anti-Corruption Conference 2016, yang dilaksanakan pada 15 Desember 2016 di

Panama City, Panama. Delegasi DPR RI mendukung pengembalian aset-aset rekoveri,

dan pentingnya menyamakan pandangan antar negara terkait kerangka hukum yang

berbeda antara negara yang satu dengan negara lainnya. Selain itu, DPR RI juga

menekankan pentingnya political will dan trust antara negara serta memperkuat SDM di

masing-masing untuk mendukung program pengembalian aset rekoveri tersebut.

Kelima, DPR RI berpartisipasi aktif dalam forum The 9th Plenary Session of Asian

Parliamentary Assembly (APA) yang dilaksanakan pada tangal 27 November - 2

4

Desember 2016 di Siem Reap Kamboja. Forum ini bertujuan untuk berpartispasi aktif

dan sekaligus mempererat kerja sama di antara Parlemen negara-negara anggota APA.

Peran diplomasi yang dilakukan oleh DPR RI ini bukanlah hal yang baru, tetapi

sudah dilakukan sejak periode pertama DPR pascareformasi 1998, yakni periode tahun

1999-2004. Peran diplomasi yang dilakukan oleh DPR itu kian menonjol dan semakin

intensif dimainkan pada periode 2004-2009 dan periode 2009-2014. Pada periode

tersebut, peran diplomasi DPR RI dalam berbagai organisasi parlemen tingkat dunia,

Asia, Asia Pasifik, maupun Asia Tenggara, sangat diperhitungkan, seperti dalam forum

ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA), Asian Parliamentary Assembly (APA),

dan Asia Pacific Parliamentary Forum (APPF), dan juga forum-forum kerjasama antar

parlemen lainnya, baik yang diadakan di negara lain mapun di negara kita sendiri.

Hingga saat ini, DPR RI terus memperkuat eksistensinya dalam konteks diplomasi

internasional, baik dilakukan secara personal masing-masing anggota DPR yang

memiliki akses ke forum-forum internasional maupun melalui lembaga-lembaga formal,

yakni melalui forum-forum kerjasama antarparlemen yang telah disebutkan di atas.

Bahkan Indonesia berkali-kali ditunjuk sebagai tuan rumah untuk mengadakan forum

pertemuan baik dalam bentuk sidang maupun konfrensi antarparlemen dunia. Misalnya

Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asean Inter-Parliamentary

Assembly (AIPA) Caucus ke-9 pada 17-20 Juli 2017 di Hotel Fairmont, Senayan,

Jakarta. Banyak isu yang dibahas dalam forum ini seperti perdagangan manusia (human

trafficking), pencurian ikan (illegal fishing), narkoba, penyelendupan hewan dan

binatang yang dilindungi serta pentingnya menjaga perdamain di kawasan ASEAN.

Selain itu, Indonesia juga dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan forum

World Parliamentary Forum on Sustainable Development yang mengusung tema

“Achieving the 2030 Agenda Through Inclusive Development” di Bali Nusa Dua

Convention Center pada 6-7 September 2017. Ada tiga isu penting yang dibahas dalam

forum ini terkait Sustainable Development Gols (SDGs), yakni pentingnya perhatian

yang lebih serius terhadap perubahan iklim, mengakhiri kekerasan dan merawat

perdamaian, serta mempromosikan pembangunan yang iklusif dan berkeadilan.

Legal standing dari pelaksanaan diplomasi parlemen adalah UU No. 37 Tahun

1999 tentang Hubungan Luar Negeri. Dalam Pasal 5 ayat 2 disebutkan bahwa

pelaksanaan Hubungan Luar Negeri terdiri dari pemerintah dan non pemerintah. Non

pemerintah yang dimaksud termasuk pula DPR RI sebagai pelaksana eksplisit dalam

penjelasannya. Selain itu, peran diplomasi DPR RI juga diatur dalam Pasal 69 ayat 2

5

UU No. 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau yang

dikenal dengan UU MD3, dijelaskan bahwa fungsi DPR RI dijalankan dalam kerangka

representasi rakyat dan mendukung upaya pemerintah dalam melaksanakan politik luar

negeri. Begitu pula Pasal 116 UU MD3 memberi mandat BKSAP dalam hal terkait

aktivitas internasional DPR baik bilateral, maupun multilateral. Keterlibatan DPR

dalam diplomasi luar negeri memang sangat dibutuhkan untuk membantu pemerintah

dalam memperkuat posisi strategis di mata dunia dan juga memperkuat kepentingan

nasional Indonesia.

Dengan demikian, keterlibatan perlemen dalam diplomasi internasional tidak

dimaksudkan untuk mengambil alih peran pemerintah, tetapi justru membantu dan

memperkuat pemerintah. Misalnya pada isu yang sensitif antara Indonesia

negara-negara sahabat, dimana tidak mungkin disampaikan secara fulgar oleh Presiden,

maka DPR bisa melakukan lobi counterpart-nya di negara tersebut dengan gaya

parlemen yang lebih lentur. Begitu juga terkait isu-isu menyangkut nasib tenaga kerja

Indonesia (TKI) di luar negeri, parlemen bisa memainkan perannya untuk melakukan

lobi di negara-negara tersebut.

Setidaknya ada banyak manfaat yang diperoleh dari diplomasi parlemen. Di

antaranya adalah memperkuat wawasan dan pengetahuan yang dibutuhkan parlemen

dalam mengawasi pelaksanaan politik luar negeri yang dilakukan pemerintah.

Kemudian sebagai sarana aspirasi beragam pandangan ketika perwakilan pemerintah

tidak dapat menyampaikan kehendaknya secara langsung karena terkait isu sensitif.

Manfaat lainnya adalah memperkuat komunikasi pribadi antar anggota parlemen dari

berbagai negara guna memperkuat kesepahaman bersama dan menjadi saluran alternatif

yang bermanfaat untuk hubungan bilateral, multilateral antar negara.

1.2. Dasar Pelaksanaan

Titik tekan fungsi DPR adalah legislasi karena hal ini akan menentukan nasib

masyarakat dan bangsa ke depan. Sehingga DPR punya kewajiban untuk menyerap

aspirasi masyarakat. Namun demikian, peran DPR tidak sekadar menyerap,

menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat untuk kemudian

diartikulasikan dalam sebuah kebijakan dan/atau rumusan regulasi dalam bentuk

undang-undang sebagaimana diatur dalam UU MD3, tetapi juga menjadi lembaga

penting dalam menentukan masa depan bangsa dan nasib rakyat Indonesia.

6

Di tengah situasi dan kondisi bangsa Indonesia yang masih mengalami stagnasi

pertumbuhan ekonomi, degradasi moral, meningkatnya angka pengangguran dan

kemiskinan, tingginya tingkat ketimpangan antara yang kaya dan yang miskin,

lemahnya penegakan hukum, hilangnya trust di kalangan masyarakat, tingginya praktik

korupsi, kolusi dan nepotisme, masih banyaknya konflik antar masyarakat, ancaman

radikalisme dan terorisme, ancaman narkoba dan obat-obatan terlarang, DPR RI

diharapkan mampu menjadi lembaga yang dapat memainkan peran dan fungsinya

dengan baik dan profesional. Dalam konteks fungsi legislasi misalnya, DPR RI

diharapkan mampu membuat undang-undang yang baik, yakni undang-undang yang

benar-benar berpihak pada kehendak rakyat bukan berpihak pada kepentingan

sekelompok orang atau golongan tertentu.

Oleh karena itu, anggota DPR RI selalu dituntut untuk responsif dan peka

terhadap berbagai problem yang terjadi di negara tercinta ini. Responsif tidak hanya

mengawasi kinerja pemerintah sebagai lembaga eksekutif sebagaimana yang

diamanatkan dalam Undang-Undang MD3. Tetapi juga responsif dalam memberikan

solusi atas berbagai permasalahan yang terjadi di negara ini. Sebagai lembaga legislatif,

DPR dituntut untuk bekerja sama secara profesional dan sinergis dengan pemerintah.

Sehingga program-program yang dicanangkan oleh pemerintah berjalan dengan baik

dan sesuai dengan yang direncanakan. Sejalan dengan hal itu, masyarakat juga

menuntut anggota DPR RI untuk terus meningkatkan kinerjnya supaya produk-produk

hukum (legislasi) yang dibuat memberikan manfaat buat bangsa dan negara tercinta ini.

Dalam Peraturan DPR RI Nomor 1 Tahun 2014 setelah direvisi dan ditetapkan

dalam Rapat Paripurna DPR RI tanggal 20 Juni 2016 ditegaskan bahwa untuk

meningkatkan peran dan kinerja lembaga perwakilan rakyat, setiap anggota DPR harus

melaksanakan kegiatan dan aktivitas penunjang yang sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Salah satunya dengan melakukan kunjungan kerja, baik ke

daerah pemilihan (Dapil) maupun kunjungan kerja ke luar negeri. Pelaksanaan

kunjungan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 210 ayat (2) dilakukan untuk

menyerap aspirasi, transparansi, pelaksanaan fungsi dan pertanggungajawaban kerja

DPR kepada masyarakat di daerah pemilihan anggota masing-masing. Sebagai wujud

pelaksanaan peningkatan peran dan kinerja anggota DPR RI dalam menjalankan fungsi

utamanya dibutuhkan perbandingan dengan negara lain.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, salah satu cara terbaik untuk meningkatkan

kinerja anggota DPR RI adalah dengan terus-menerus belajar, meng-update diri,

7

sekaligus meningkatkan kapasitas SDM, skill dan pengetahuan personal masing-masing

anggota. Dengan langkah tersebut, maka dapat dipastikan bahwa DPR RI akan mudah

dalam merumuskan produk-produk legislasi dan juga kebijakan-kebijakan strategis dan

konstuktif bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Sebab, makin kuat dan

tinggi kapasitas SDM anggota, makin kuat dan tinggi pula kualitas produk legislasi dan

kebijakan yang dibuat oleh DPR RI. Sebaliknya makin lemah kapasitas SDM yang

dimiliki anggota, makin lemah pula kualitas produk legislasi yang dihasilkan oleh DPR.

Cara lain untuk meningkatkan kinerja anggota DPR adalah dengan melakukan

kunjungan kerja untuk belajar atau studi banding dari parlemen negara-negara lain di

dunia. Selaku pemegang kekuasaan undang-undang untuk memenuhi fungsi anggaran

dan pengawasan, DPR RI perlu mendapatkan pengetahuan yang memadai mengenai

bagaimana undang-undang dibuat, anggaran dirumuskan, dan pengawasan diterapkan

di negara lain. Dalam konteks inilah pentingnya anggota DPR RI melakukan studi

banding untuk belajar dengan dan atau kepada negara-negara lain di dunia yang

berhasil dalam menjalankan tiga fungsinya. Dengan harapan hasil dari studi banding itu

nantinya dapat dijadikan contoh sekaligus diterapkan di Indonesia ketika akan

menggodok, merumuskan atau membuat undang-undang. Dengan demikian, rumusan

undang-undang yang nantinya akan dibuat tersebut bermanfaat bagi kesejahteraan

masyarakat dan kemajuan bangsa.

DPR juga memiliki tugas menyebarluaskan program legislasi nasional dan

rancangan undang-undang. Dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasannya, DPR

bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap pelasanaan undang-undang, APBN,

dan kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah selaku lembaga eksekutif, baik di dalam

maupun di luar negeri, termasuk mendukung upaya pemerintah dalam melaksanakan

politik luar negeri sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Oleh karena itu,

anggota DPR wajib memiliki pengetahuan yang memadai mengenai posisi Negara

Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu negara dalam pencaturan politik dunia dan

negara Indonesia sebagai komunitas internasional. Anggota DPR juga wajib memiliki

pengatahuan yang memadai mengenai politik luar negeri Indonesia, serta memiliki

kemampuan diplomasi yang memadai demi terciptanya hubungan internasional yang

harmonis tanpa mengesampingkan kepentingan nasional dan kedaulatan negara dalam

kerangkan NKRI.

Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri tidak saja dimaksudkan untuk

meningkatkan kinerja dan pengetahuan anggota DPR, tetapi juga sekaligus sebagai

8

salah satu langkah diplomasi yang dapat dilakukan anggota DPR untuk mendukung

tugas-tugas pemerintah untuk mempererat hubungan dengan negara-negara lain di

dunia. Tugas diplomasi yang selama ini dilakukan pemerintah melalui para diplomat di

Kementerian Luar Negeri tentunya akan semakin mudah dan produktif jika juga

dilakukan atau dibantu oleh anggota DPR. Sehingga hubungan bilateral dan multilateral

antara Indonesia dengan negara-negara sahabat dan negara-negara lain di dunia berjalan

harmonis, terutama kerja sama dalam hal peningkatan di bidang perdagangan, investasi,

ekspor dan impor, serta politik luar negeri.

Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri ini diatur dalam Surat Keputusan

Pimpinan DPR RI Nomor: 2/PIM/IV/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kunjungan

Kerja Luar Negeri Anggota DPR RI Dalam Rangka Pelaksanaan Peran Diplomasi.

Kemudian Surat Tugas Nomor: 10/D/ST-PD.LN/BKSAP-MINLUNA/2018 tertanggal

30 Januari 2018 dan ditandatangani oleh Dra. Damayanti, M.Si., selaku Kuasa

Pengguna Anggaran Satker Dewan untuk melaksanakan perjalanan dinas Kunjungan

Kerja Individu Luar Negeri ke Republik Ceko.

Selain itu perjalanan Kunjungan Kerja Luar Negeri mengacu pada beberapa

peraturan di antaranya adalah: Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 1990 tentang

Perjalanan Dinas Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;

Kepres Nomor 38 Tahun 1980 tentang Uang Representasi Bagi Misi/Delegasi; PMK

Nomor 164/PMK.05/2015 tentang Perubahan Ketiga PMK Nomor 55/PMK.05/2014

tentang Perjalanan Dina Luar Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan

Pegawai Negeri Tidak Tetap; PMK Nomor 33/PMK.02/2016 tentang Standar Biaya

Masukan Tahun Anggaran 2017.

1.3. Maksud Dan Tujuan Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri

Maksud dan tujuan Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri ke Republik Ceko ini

adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas pengetahuan dan kapasitas SDM masing-masing anggota

DPR dalam rangka meningkatkan kinerja sehingga produk-produk legislasi yang

digagas, dirancang, dibuat, dan dihasilkan memiliki kualitas tinggi sehingga

menjadi payung hukum yang baik serta dapat bermanfaat bagi kepentingan rakyat

dan kemajuan bangsa.

b. Menyebarluaskan prioritas Program Legislasi Nasional dan rancangan

undang-undang kepada Warga Negara Indonesia yang ada di luar negeri sekaligus

9

menyerap aspirasi mereka untuk kemudian disampaikan kepada pemerintah

melalui masing-masing Komisi terkait supaya dirumuskan dan diaktualisasikan

dalam kebijakan-kebijakan strategis.

c. Membangun kerja sama bilateral antara dua negara, yaitu Indonesia dengan

Republik Ceko, baik dalam bidang politik, ekonomi, hukum, perdagangan,

pendidikan, pertanian, sosial, budaya, pariwisata, olahraga, dan bidang-bidang

penting lainnya.

d. Menjalankan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, APBN, dan

kebijakan Pemerintah oleh perwakilan Indonesia di negara Republik Ceko, serta

melaksanakan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.

e. Menjalin komunikasi dengan stakeholders strategis di Republik Ceko untuk

kepentingan nasional Indonesia, serta untuk mendapatkan masukan dan pandangan

bagi perumusan kebijakan luar negeri Indonesia dalam kaitannya hubungan

diplomasi antara pemerintah Indonesia dengan pemerirtah Republik Ceko.

1.4. Persiapan Kunjungan Kerja

Sebelum melakukan Kunjungan Kerja Luar Negeri ke Republik Ceko terlebih

dahulu dibuat rapat persiapan dengan anggota DPR RI yang akan ikut kunjungan,

antara lain adalah:

a. Merumuskan maksud dan tujuan kunjungan, alasan dan dasar memilih Republik

Ceko sebagai tujuan kunjungan, serta menentukan pihak-pihak mana saja yang

akan ditemui selama berada di Republik Ceko.

b. Berkoordinasi dengan Badan Kerja Sama Antar Parlemen Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia (BKSAP DPR RI), Kementerian Luar Negeri Republik

Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Republik Ceko,

untuk memperoleh masukan dan informsi terkini tentang negara tujuan.

c. Melakukan koordinasi dan izin secara tertulis kepada Pimpinan Fraksi Partai

Golkar DPR RI dan juga surat tugas dari Pimpinan DPR RI.

d. Melakukan koordinasi dengan Sekretariat Minluna DPR RI terkait dengan

persiapan teknis penganggaran, surat perjalanan dinas dan lain sebagainya.

1.5. Alasan Kunjungan Kerja ke Republik Ceko

Pertimbangan yang menjadi dasar pemilihan Republik Ceko sebagai negara

tujuan dari Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri ini adalah kedua negara

10

(Indonesia-Ceko) memiliki hubungan bilateral yang baik sejak peresmian hubungan

diplomatik tahun 1993. Pembukaan hubungan diplomatik itu sekaligus pengakuan

Indonesia terhadap kemerdekaan Ceko dari Cekoslovakia. Sebelum tahun 1993,

Republik Ceko bergabung dengan Slovakia dalam satu negara bernama Cekoslovakia.

Dua bangsa utama dari negara ini adalah bangsa Ceko dan bangsa Slovak. Orang Ceko

mendiami 2 (dua) wilayah yang terletak di bagian Barat, yakni Bohemia dan Morawa,

sementara orang Slovak menghuni daerah Slovakia di bagian Timur. Pada 1 Januari 1993,

Cekoslovakia memisahkan diri menjadi 2 (dua) Negara Republik, yakni Česká

Republika (Czech Republic) dan Slovenská Republika (Slovak’s Republic/ Republic of

Slovakia).

Hubungan politik antara Indonesia dengan Ceko berjalan baik seiring dengan

dibukanya hubungan diplomatik antar kedua negara. Hubungan bilateral itu tercermin

dengan adanya saling kunjung antara kepala negara/pemerintahan kedua negara. Pada

Oktober 1994 Perdana Menteri Ceko Vaclav Klaus melakukan kunjungan kenegaraan

ke Indonesia untuk memperkuat kerja sama yang lebih strategis antara Indonesia dan

Ceko, tidak hanya dalam konteks politik, tetapi juga dalam konteks ekonomi dan

perdagangan antarkedua negara. Selain itu, Ceko juga berkepentingan dan berharap

Indonesia menjadi negara yang ikut membantu Ceko dalam memperkuat hubungan

bilateral dengan negara-negara di Asia, khusunya di ASEAN.

Kemudian pada 17-19 Juni 2002, Presiden Indonesia kelima Megawati

Soekarnoputri melakukan kunjungan kenegaraan ke Ceko. Kunjungan ini dimaksudkan

untuk mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Ceko, serta menjalin

hubungan perdagangan dan investasi yang lebih konkrit antarkedua negara. Kunjungan

Presiden Megawati itu disambut baik oleh pemerintah Ceko dan berharap Indonesia dan

Ceko terus menjalin kerja sama yang lebih baik dalam bidang-bidang lainnya seperti

pendidikan, kebudayaan dan pariwisata.

Sebagai bagian dari eratnya hubungan antarkedua negara tersebut, Presiden

Republik Ceko Vaclac Klaus melakukan kunjungan kedua kalinya ke Indonesia pada

tanggal 8 Juli 2012. Kedatangan Presiden Klaus diterima langsung oleh Presiden

keenam Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY). Klaus mengatakan bahwa Indonesia

adalah negara sangat terbuka dengan sistem demokrasi yang kuat jika dibandingkan

pada tahun 1994, tahun dimana pertama kalinya Klaus berkunjung ke Indonesia. Dalam

pertemuan ini disepakati kerja sama dalam bidang seni dan budaya, pendidikan dan

pariwisata, ekonomi dan perdagangan, serta industri pertahanan militer.

11

Di bidang perdagangan hubungan Indonesia-Ceko mengalami peningkatan,

misalnya angka perdagangan berada pada kisaran USD 260 juta pada tahun 2015.

Sementara investasi Ceko di Indonesia dalam lima tahun terakhir mencapai USD34,35

juta. Di bidang ekonomi, Indonesia memuji langkah yang dilakukan pemerintah Ceko

dalam melakukan deregulasi aturan di bidang investasi, dimana telah mengeluarkan 10

Paket Kebijakan Ekonomi. Ceko termasuk negara yang dikenal mudah dalam

berinvestasi. Bank Dunia menilai Ceko berada di posisi 36 dalam peringkat kemudahan

berbisnis pada tahun 2015. Pemerintah Indonesia juga melakukan langkah yang sama

untuk memudahkan masuknya investasi. Sejak tahun 2015 lalu sudah ada 14 paket

ekonomi yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo dalam mempermudah investasi

dan masuknya modal asing ke Indonesia. Atas berbagai kebijakan deregulasi itu,

peringkat kemudahan investasi (easy of doing business) Indonesia naik dari 109 ke 91

dan terakhir ke 72.

Kerja sama Indonesia-Ceko dalam bidang pendidikan diwujudkan dalam bentuk

pemberian beasiswa. Banyak mahasiswa Indonesia yang sedang belajar (study) di Ceko.

Pada tahun 2015 misalnya, jumlah mahasiswa baru yang sekolah di perguruan tinggi di

Ceko sebanyak 180 orang. Begitu juga sebaliknya banyak mahasiswa Ceko yang

belajar di Indonesia. Pada tahun 2016 tercatat sebanyak 193 warga Negara Ceko yang

diberi beasiswa ke Indonesia. Mereka tersebar di beberapa kampus elit, seperti

Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Institute Pertanian Bogor (IPB), Universitas

Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas

Airlangga (Unair) Surabaya.

Dalam bidang politik, kerja sama kedua negara ditunjukkan dengan saling

dukung dalam keanggotaan organisasi internasional. Sejauh ini saling dukung antara

pemerintah Indonesia dan pemeirntah Ceko banyak dilakukan secara resiprokal pada

beberapa organisasi internasional seperti pada ITU Council untuk periode 2010-2014,

Intergovernmental Committee of Safeguarding of the Intangible Culture Heritage (ICH

UNESCO) dan International Law Commission (ILC) periode 2012-2016. Hingga saat

ini, hubungan kedua negara berjalan dengan baik. Pemerintah Republik merupakan

negara yang sangat mendukung kepentingan politik luar negeri Indonesia, khususnya

dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Republik Ceko juga mendukung secara penuh sistem demokrasi yang diterapkan

di Indonesia. Bahkan pemerintah Ceko takjub dengan kemajuan sistem demokrasi yang

dijalankan pemerintah Indonesia sejak reformasi tahun 1998 lalu. Indonesia dinilai

12

sebagai salah satu negara dengan sistem demokrasi yang sukses di dunia. Karena itulah,

dalam rangka lebih meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Cko, kedua

negara melakukan pertemuan konsultasi dari waktu ke waktu untuk mendiskusikan

perkembangan bilateral kedua negara dan isu-isu regional dan global yang menjadi

perhatian kedua negara.

1.6. Waktu dan Acara Kunjungan

Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri ke Republik Ceko dilaksanakan pada

tanggal 5-11 Februari 2018. Selama berada di Praha, Ibu Kota Republik Ceko diadakan

beberapa pertemuan, di antaranya adalah:

a. Pertemuan dengan Duta Besar Republik Indonesia dan Staf KBRI di Praha Republik

Ceko.

b. Pertemuan dengan Pelaku Industri Pariwisata Republik Ceko.

c. Pertemuan dengan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Ceko dan masyarakat

Indonesia (WNI) di Praha Republik Ceko.

Pertemuan dengan Duta Besar dan staf Kedutaan Besar Republik Indonessia

(KBRI) untuk Republik Ceko; pertemuan dengan pelaku industri pariwisata Republik

Ceko juga dihadiri asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika

dan Afrika Kementerian Pariwisata Republik Indonesia di Praha, Republik Ceko; dan

perwakilan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) dan masyarakat Indonesia (WNI) di

Republik Ceko dilakukan secara formal dan melibatkan berbagai stake holders dengan

standar protokoler yang berlaku.

13

BAB II

PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA

2.1. Gambaran Umum Republik Ceko

Republik Ceko adalah sebuah negara di Eropa Tengah yang terbentuk setelah

bubarnya negara Cekoslovakia. Secara geografi, Ceko berada di tengah-tengah Benua

Eropa, sehingga tidak memiliki batas laut. Negara ini berbatasan dengan Jerman di

sebelah Barat, dengan Polandia di sebelah Utara, dengan Slovakia di sebelah Tenggara

dan dengan Austria di sebelah Selatan. Di negara ini terletak Sudetenland dimana dahulu

tinggal suku bangsa Jerman. Tetapi setelah Perang Dunia II sebanyak 3,5 juta bangsa

Jerman dideportasi dari Ceko.

Peta Negara Republik Ceko

Tanah Ceko muncul pertama kali di akhir abad ke-9 ketika dipersatukan oleh

Přemyslids di masa kerajaan Bohemia. Konflik agama menyulut Perang Hussit di abad

ke-15 dan Perang Tiga Puluh Tahun di abad ke-17 menjadikan kerajaan Bohemia

runtuh. Kemudian tanah Ceko dibawah pengaruh Habsburg dan menjadi bagian

Austria-Hongaria.

Pasca Preng Dunia I, Ceko dan Slovakia bergabung membentuk negara sendiri

dengan nama Republik Cekoslovakia pada tahun 1918. Cekoslovakian didiami oleh

etnis Ceko/Bohemia yang mendiami wilayah sebelah Barat dan etnis Slovak yang

mendominasi wilayah Timur, dan juga etnis Jerman. Walaupun dari segi kultural kedua

etnis tersebut memiliki banyak kemiripan, namun tetap ada perbedaan penting yang

membuat masing-masing etnis lebih suka mencitrakan dirinya sebagai etnis yang

berbeda. Sebagai contoh, jika etnis Ceko cenderung memiliki pola pikir sekuler dan

Praha*

Bohemia Tengah (Středočeský kraj)

Bohemia Selatan (Jihočeský kraj)

Plzeň (Plzeňský kraj)

Karlovy Vary (Karlovarský kraj)

Usti nad Labem (Ústecký kraj)

Liberec (Liberecký kraj)

Hradec Kralove (Královéhradecký kraj)

Pardubice (Pardubický kraj)

Olomouc (Olomoucký kraj)

Moravia-Silesia (Moravskoslezský kraj)

Moravia Selatan (Jihomoravský kraj)

Zlin (Zlínský kraj)

Vysocina (Vysočina)

14

liberal, maka etnis Slovak umumnya lebih relijius dan konservatif. Lalu dari segi

infrastruktur, jika kawasan Ceko didominasi oleh kompleks industri, maka wilayah

Slovakia mayoritas lahanya masih berupa lahan pertanian.

Karena Negara Cekoslovakia dulunya termasuk dalam wilayah Kekaisaran

Austria-Hongaria, maka bukan hal yang mengherankan jika negara tersebut dihuni oleh

sejumlah kecil etnis Jerman (penduduk Austria dan Jerman berasal dari etnis yang sama).

Hal tersebut lantas dijadikan alasan oleh Jerman di masa pemerintahan Adolf Hitler

untuk mencaplok Sudetenland (wilayah Cekoslovakia barat yang mayoritas

penduduknya berasal dari etnis Jerman) dan menggabungkannya dengan wilayah Jerman.

Sementara wilayah Cekoslovakia sisanya dipecah menjadi 2 (dua) negara, yakni

Bohemia-Moravia (etnis Ceko) dan Slovak (etnis Slovakia) yang berhasil dianeksasi

pemerintah Jerman melalui Persetujuan Muchen tahun 1938.

Cekoslovakia sebagai satu negara kembali berdiri menyusul berakhirnya Perang

Dunia II di tahun 1945 dengan kekalahan Jerman. Pada tahun 1948, Cekoslovakia

bertransformasi menjadi negara komunis menyusul kemenangan partai komunis dalam

pemilu di tahun yang sama. Rezim komunis Cekoslovakia langsung memberlakukan

kebijakan tangan besi kepada pihak-pihak yang dianggap membahayakan kepentingan

mereka. Deportasi massal terhadap 3,5 juta etnis Jerman pernah diberlakukan sejak

komunis berkuasa. Sebuah institusi khusus didirikan untuk menjaga agar gereja-gereja

Katolik setempat berada di bawah kendali pemerintah. Pada masa itu, rezim komunis

Cekoslovakia melakukan penangkapan massal kepada para pemuka agama yang tidak

mau bekerja sama dengan rezim komunis. Bahkan, hubungan antara Vatikan dengan

komunitas Katolik Cekoslovakia diputus.

Cekoslovakia di era komunis awalnya masih mampu mempertahankan statusnya

sebagai salah satu negara industri maju Eropa. Namun tidak efisiennya sistem ekonomi

terpusat membuat sektor industri dan ekonomi negara tersebut perlahan-lahan berada

dalam posisi tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara Blok Barat. Sebagai

gambaran singkat, sejak dekade 1960-an Cekoslovakia kerap dilanda kelangkaan bahan

bakar, barang-barang hasil produksi pabrikannya umumnya berkualitas rendah, dan

angka produksi sektor pertaniannya lebih rendah dibandingkan saat sebelum Perang

Dunia II. Kondisi tersebut mendorong timbulnya gagasan dan tuntutan di lingkungan

pemerintahan agar Cekoslovakia segera melakukan reformasi.

Pada tahun 1968 terjadi peristiwa bersejarah bagi lahirnya proses demokrasi di

Cekoslovakia. Keadaan ini bermula pada 5 Januari 1968, ketika Sekjen Partai Komunis

15

Cekoslovakia Alexander Dubček memegang kekuasaan, dan menjalankan perubahan

(reformasi politik) ke arah demokrasi dan supremasi sipil. Dubček melaksanakan

liberalisasi partai, mengembalikan tentara ke barak dan yang paling fenomenal adalah

diberlakukannya kebebasan pers. Periode reformasi tersebut kerap dikenal dengan istilah

"Musim Semi Praha". Tindakan Dubcek tersebut mendapat apresiasi dari masyarakat

Cekoslovakia. Dubcek bahkan diagung-agungkan oleh masyarakat Cekoslovakia

sebagai pemimpin yang demokratis. Namun, langkah reformasi politik tersebut justru

menimbulkan rasa tidak suka dari Uni Soviet. Kebijakan reformasi politik dan kebebasan

pers yang diberlakukan oleh Dubcek dianggap pemrintah Uni Soviet sebagai kebijakan

yang membahayakan eksistensi dan keutuhan Blok Timur (Negara-negara komunis).

Atas dasar alasan tersebut di atas, pada tanggal 20 - 21 Agustus 1968, dipimpin Uni

Soviet dan empat sekutunya yang tergabung dalam Pakta Warsawa menginvasi

Cekoslovakia. Dalam operasi pada musim semi yang diberi nama Danube tersebut,

tentara Pakta Warsawa berjumlah sebanyak 175.000 hingga 500.000 orang menyerbu

Cekoslovakia. Invasi tersebut mengakibatkan 108 orang Cekoslovakia tewas dan 500

terluka. Pada tahun 1969 Alexander Dubček lengser dari jabatannya dan diganti Gustav

Husak. Gustav menghapus semua kebijakan hasil reformasi politik yang dilakukan

pendahulunya Dubcek, salah satunya mengekang kembali kebebasan pers. Pemerintahan

otoriter kembali diberlakukan di Cekoslovakia. Selain kebijakan komunis yang otoriter,

Gustav juga menerapkan sistem federal, yakni membagi Negara Cekoslovakia menjadi

dua bagian, yakni Negara bagian Republik Sosialis Ceko dan Negara bagian Republik

Sosialis Slovakia.

Sesudah puluhan tahun berdiri, rezim komunis Cekoslovakia akhirnya menemui

ajalnya pada tahun 1989. Pada tahun yang sama juga diwarnai dengan tumbangnya

rezim-rezim komunis di Eropa Timur menyusul berubahnya kebijakan luar negeri Uni

Soviet. Gerakan reformasi di Cekoslovakia menentang kekuasaan komunis yang

dpimpin oleh Havlav Havel menggema dimana-mana. Hebatnya, gerakan reformasi ini

berjalan baik dan damai, tanpa menimbulkan pertumpahan darah. Tentara dan polisi

rejim komunis dan gerakan reformis mampu mengendalikan diri untuk tidak bertindak

anarkis. Akibat peristiwa tersebut, pemerintah Cekoslovakia membentuk pemerintahan

darurat. Pemerintahan darurat tersebut terdiri dari koalisi kelompok komunis yang

pro-pemerintah dan kelompok komunis yang kontra pemerintah.

Terbentuknya pemerintahan koalisi itu diikuti dengan naiknya Vaclav Havel

sebagai Presiden sementara Cekoslovakia pada bulan Desember 1989. Tugas Presiden

16

hasil dari kaolisi adalah melaksanakan pemilu yang jujur dan adil dalam waktu tujuh

bulan. Pelaksanaan pemilu yang diikuti banyak partai atau sistem multipartai

dilangsungkan pada bulan Juli 1990 dan dimenangkan oleh Vaclav Havel sebagai

presiden. Terpilihnya Havlav memberikan harapan baru bagi masa depan Cekoslovakia

dengan program reformasi yang telah dicanangkan. Saat menjabat sebagai presiden,

Havel mulai menghapus sistem ekonomi terpusat dan perusahan-perusahaan swasta

mulai bermunculan. Media-media yang awalnya dikekang dapat kembali membuat

pemberitaan secara bebas dan mandiri. Periode transisi dari era komunis menjadi era

demokratis ini dikenal dengan istilah "Revolusi Beludru".

Timbulnya arus demokratisasi dengan refromasi sistem politik di Cekoslovakia

juga berdampak kian kuatnya sentimen nasionalisme Ceko dan Slovakia. Terpilihnya

Vladimir Meciar yang pro-kemerdekaan sebagai perdana menteri baru negara bagian

Slovakia pada bulan Juni 1992 menjadi titik awal pecahnya Negara Cekoslovakia. Pada

tahun 1992, Negara-negara bagian di Cekoslovakia, yakni Ceko dan Slovakia

mengusulkan untuk menjadi Negara mandiri. Di tahun yang sama parlemen

masing-masing Negara bagian melakukan sidang untuk menentukan sikap tentang

keinginan Cekoslovakia menjadi dua Negara merdeka, yakni Negara Ceko dan Negara

Slovakia. Setelah melalui berbagai perdebatan sengit parlemen menyetujui Ceko dan

Slovakia menjadi Negara sendiri. Tepat pada 1 Januari 1993 Ceko akhirnya melepaskan

diri dari Cekkoslovakia dan menjadi negara merdeka.

Setelah resmi menjadi negara merdeka, Ceko menggunakan bendera nasional

Cekoslovakia sebagai bendera negaranya. Sementara Slovakia menggunakan bendera

nasional yang motifnya menyerupai bendera Rusia dengan tambahan lambang negara

Slovakia. Perlahan tapi pasti, masing-masing negara mengalami pertumbuhan ekonomi

yang signifikan sehingga keduanya berhasil diterima menjadi anggota baru Uni Eropa

pada tahun 2004. Hubungan Ceko dan Slovakia sendiri secara garis besar bisa dikatakan

harmonis dan keduanya menjadi partner erat dalam banyak bidang. Perpisahan tidak

selalu berarti permusuhan hal itulah yang berhasil ditunjukkan oleh Ceko serta Slovakia,

dua Negara yang dulunya berada dalam satu Negara Cekoslovakia.

2.2. Hubungan Bilateral Indonesia – Republik Ceko

Sejarah hubungan bilateral Indonesia-Ceko dimulai pada saat pemerintah

Cekoslovakia mendirikan Konsul Kehormatan di Batavia pada tahun 1924. Sedangkan

Pemerintah Indonesia mendirikan “Indonesian Information Service” di jalan Slezska 12,

17

Praha 2 pada tahun 1948. Hubungan kedua negara semakin dekat ketika pada tanggal 2

Februari 1950 Cekoslovakia mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai negara

berdaulat atas dasar Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diadakan di Den Haag,

Belanda. Langkah selanjutnya, pada tanggal 7 Maret 1950 di Jakarta dibuka Konsul

Jenderal Cekoslovakia. Kedekatan kedua negara semakin terasa ketika Bung Karno

mengadakan kunjungan resmi untuk pertama kalinya ke Cekoslovakia pada 22

September 1956 atas undangan Presiden Antonin Zapotocky. Pada saat itu Bung Karno

memperoleh gelar Doktor Honoris Causa dari Charles University dan medali

Kehormatan Kenegaraan Singa Putih dengan rantai kelas I yang merupakan penghargaan

tertinggi negara baik Cekoslovakia maupun Ceko saat ini.

Pada tahun 1957 Perwakilan Cekoslovakia di Jakarta resmi menjadi Kedutaan

Besar yang dipimpin Jan Zitek dan di Praha juga dibuka Kedutaan Besar RI dengan duta

besar pertamanya R.A. Asmaoen, SH. Kedekatan hubungan kedua negara dipatri dalam

bentuk perjanjian kebudayaan. Pada tahun 1961 untuk kedua kalinya Bung Karno

kembali hadir di Praha atas undangan Presiden Antonin Novotny.

Pada perkembangannya hubungan Indonesia dan Ceko sempat terhambat dengan

peristiwa pemberontakan PKI tahun 1965 dan baru pada 1979 kembali mesra, setelah

parlemen Indonesia berkunjung ke Cekoslovakia dan kunjungan balasan Menlu

Bohuslav Choupka yang menemui Presiden Soeharto dan Menlu Adam Malik.

Hubungan terus berlanjut ketika Indonesia mengakui Ceko sebagai negara baru pada

1993. Setahun kemudian dimulai kembali pengiriman mahasiswa Indonesia ke Ceko dan

sebaliknya mahasiswa Ceko mengikuti program darmasiswa untuk belajar di Indonesia.

Sejak tahun itu, ratusan mahasiswa Indonesia setiap tahunnya menuntut ilmu dan belajar

di Ceko. Apalagi banyak perguruan tinggi dan universitas ternama di Ceko seperti

Charles University, University of Economy, University of Ostrava, University of

Chemistry and Technology, dan masih banyak universitas lain yang ada di Republik

Ceko.

Pascareformasi 1998, hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Ceko

semakin harmonis. Hal ini ditandai dengan saling kunjung antara kedua negara. Presiden

kelima Megawati Soekarnoputri melakukan kunjungan kenegaraan ke Ceko pada 17-19

Juni 2002. Dan pada kesempatan itu, mendapatkan penjelasan mengenai industri

militer/pertahanan Ceko. Sebelumnya, pada Oktober 1994 PM Vaclav Klaus telah lebih

dahulu mengunjungi Indonesia. Peningkatan hubungan politis juga dilakukan kedua

pihak dengan saling tukar kunjungan antara pejabat tinggi.

18

Hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Ceko semakin harmonis yang

ditandai dengan beberapa kegiatan kerja sama baik di bidang ekonomi, sosial, dan

budaya. Kerja sama tersebut antara lain di bidang pembangunan, dimana pada tanggal 21

Agustus 2009 antara Indonesia dan Ceko melakukan penandatangan kerja sama

pengembangan infrastruktur Bandara dan stasiun kereta api di Kulon Progo DIY. Dalam

kegiatan penandatanganan kerja sama tersebut Ketua Delegasi RI menekankan perlunya

peningkatan people-to-people contact melalui kerja sama di bidang pendidikan antara

lain kerja sama antar universitas dan pemberian kembali beasiswa dari Pemerintah Ceko

kepada mahasiswa Indonesia yang sempat dihentikan sejak tahun 2007, sementara

Pemerintah RI terus memberikan beasiswa program Darmasiswa kepada para pelajar

Ceko yang telah dirintis sejak tahun 1995.

Menteri Luar Negeri Ceko Lubimir Zaoralek juga pernah melakukan kunjungan

ke Indonesia pada tanggal 25-27 Februari 2016. Lubimir Zaoralek diterima langsung

oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi dan juga Presiden Joko Widodo.

Dalam pertemuan tersebut Menteri Retno dan Zaoralek menandatangani perjanjian

pembentukan forum konsultasi bilateral dan perjanjian bebas visa untuk paspor

diplomatik dan dinas RI-Ceko. Kedua negara juga sepakat menghidupkan kembali

interfaith dialogue (dialog lintas agama) yang sempat berhenti untuk dihidupkan

kembali. Dalam pertemuan itu juga dibicarakan people to people contact, terutama

mengenai masalah pertukaran mahasiswa Indonesia dan Ceko. Selain itu juga dijajaki

kerja sama dalam bidang pertanian, pertambangan, industri gelas dan keramik, industri

pesawat terbang, militer dan pertahanan.

Walaupun hubungan Indonesia dan Ceko telah berlangsung dengan baik, ternyata

masih terdapat beberapa permasalahan yang menjadikan hubungan Indonesia dengan

Ceko belum optimal. Di antaranya belum ditemukannya minat bersama atau fokus kerja

sama antara kedua negara, minimnya informasi dan pengenalan antara kedua negara,

kurangnya perhatian Pemerintah kedua belah pihak dalam mengembangkan kerja sama

yang lebih produktif. Oleh karena itu perlu diambil langkah-langkah strategis untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas hubungan Indonesia – Ceko dalam rangka

mensejahterakan masyarakat kedua negara.

2.3. Hubungan Dagang Indonesia – Republik Ceko

Di era globalisasi, hubungan bilateral antarnegara menjadi kian penting. Bukan

hanya hubungan politik, hubungan perdagangan juga menjadi perhatian banyak pihak.

19

Apalagi, kini pasar perdagangan dunia semakin berkembang. Indonesia termasuk

negara yang aktif melakukan perdagangan internasional. Ekspor-impor masih menjadi

elemen pembentuk pertumbuhan ekonomi negara ini setiap tahunnya. Salah satunya

adalah hubungan bilateral di bidang perdagangan dengan Republik Ceko. Iklim

perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan Republik Ceko masih sangat minim.

Ada beberapa komoditas keduanya yang diperdagangkan, namun belum signifikan

jumlahnya.

Volume perdagangan Indonesia-Ceko dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi

sesuai dengan situasi perkembangan perekonomian internasional. Tahun 2014 nilai

perdagangan mencapai angka USD 260,51 juta dengan perolehan ekspor USD 84,93

juta dan impor USD 175,58 juta. Pada tahun 2015 mengalami penurunan menjadi USD

217,62 juta dengan angka ekspor USD 72,23 juta dan impor USD 145,39 juta. Lalu

kembali mengalami peningkatan pada tahun 2016 dengan total angka USD 251,35 juta.

Neraca perdagangan mengalami defisit pada negara Indonesia.

Namun demikian defisit dalam neraca perdagangan bilateral di pihak Indonesia

dari tahun ke tahun semakin berkurang. Produk-produk yang diekspor ke Indonesia

adalah tembaga dan subproduknya, bubur kertas atau selulosa, tepung ikan, ikan salmon

beku, buah-buahan segar seperti apel, anggur, pear, kiwi dan cherry, sari buah, rumput

laut, bahan-bahan kimia, susu bubuk dan panel kayu. Sedangkan produk ekspor utama

Indonesia ke Ceko adalah mainan anak, jaket anak dan dewasa, kapasitor, barang

elektronik, suku cadang mesin. Sedangkan, produk yang diimpor ke Indonesia adalah

olahan kayu, pipa dan alat pendukungnya, susu dan krim, penyaring minyak pada

mesin, dan lain-lain.

Indonesia dan Ceko juga sedang menjajaki peluang dalam perdagangan ikan.

Selama ini Republik Ceko merupakan negara net importir untuk sebagian besar produk

perikanan, kecuali untuk komoditas ikan hidup. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai

neraca perdagangan komoditas ikan Republik Ceko dalam periode 2001-2015 yang

sebagian besar bernilai negatif, kecuali untuk komoditas ikan hidup yang bernilai positif.

Namun demikian, permintaan komoditas ikan Republik Ceko dalam periode 2001-2015

cenderung terus meningkat. Hal ini terlihat dari nilai impor komoditas ikan Republik

Ceko yang terus mengalami peningkatan. Kelompok komoditas ikan terbesar yang

diimpor Republik Ceko adalah kelompok HS 1604 (Ikan olahan dalam kemasan kedap

udara), HS 0304 (Ikan fillet), HS 0302 (Ikan segar), dan HS 0303 (Ikan Beku). Dalam

periode tahun 2001-2015 rata-rata nilai impor kelompok HS 1604 mencapai 62,89 Juta

20

US$ dan HS 0304 mencapai 59,98 Juta US$.

Namun demikian peluang besar tersebut perlu diikuti dengan negosiasi pemerintah

agar berbagai hambatan tarif dan non tarif perdagangan ikan ke wilayah Uni Eropa,

khususnya ke Republik Ceko dapat diatasi dengan baik. Selama ini Uni Eropa

merupakan salah satu wilayah yang memiliki persyaratan perdagangan ikan yang sangat

ketat, terutama terkait isu keamanan pangan. Ketatnya persyaratan komoditas ikan yang

masuk ke wilayah Uni Eropa tersebut telah berdampak pada perubahan jalur distribusi

pasar komoditas ikan Indonesia, khususnya untuk komoditas HS 1604, yaitu dari Uni

Eropa ke Timur Tengah.

Ceko juga menjajaki kerja sama dengan Indonesia dalam membangun industri

yang mengolah berbagai produk perkebunan seperti kopi, teh, dan minyak sawit mentah

atau Crude Palm Oil (CPO). Negara ini juga akan membuka pasarnya bagi impor CPO

yang selama ini diributkan di Uni Eropa. Ceko sudah masuk Uni Eropa, tapi masih

mempertahankan mata uang sendiri Koruna (CZK). Selain itu, berencana untuk

membangun rumah sakit di Indonesia. Banyak investor Ceko yang ingin membangun

rumah sakit dan berbagai jenis investasi lainnya di Indonesia. Para pengusaha Ceko

antara lain dibantu oleh orang Indonesia yang sudah menjadi warga negara Ceko. Mereka

adalah mahasiswa asal Indonesia yang dikirim Bung Karno tahun 1963-1964. Sejak Orde

Baru pimpinan Presiden Soeharto lahir, mereka dilarang kembali ke Indonesia.

Ceko juga bersedia membantu Indonesia mengembangkan berbagai peralatan

senjata, baik senjata ringan maupun senjata berat. Pada masa kejayaan Uni Soviet,

sewaktu masih bernama Cekoslowakia, senjata Soviet diproduksi di Ceko. Saat ini, Ceko

masih merawat pabrik senjata CZ, peralatan tempur Tatra Trucks, dan pabrik tram Skoda.

Bahkan, sepatu bata yang dikenal luas di Indonesia berasal dari negeri ini. Pendiri Bata,

Thomas Bata, sudah memperkenalkan produknya ke Jakarta tahun 1930. Pada periode

1930-an, Ceko memasok mesin pabrik gula untuk Indonesia. Meski land lock, negara

tanpa laut, Ceko mampu memproduksi kapal laut.

Di bidang infrastruktur dan transportasi, Ceko bersedia membantu Indonesia di

bidang pengembangan energi listrik berbahan baku sampah, pembangunan pembagkit

listrik, dan angkutan LNG serta CNG. Di Praha dan berbaga kota di Ceko, tersedia

berbagai moda transportasi, mulai bus, tram, kereta, hingga angkutan sungai yang

terkelola dengan baik.

21

2.4. Delegasi DPR RI

Kegiatan Kunjungan Individu Luar Negeri ke Republik Ceko dilakukan oleh

anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar dari lintas Komisi. Delegasi dipimpin oleh H.

Bobby A. Rizaldi selaku ketua rombongan. Adapun para anggota DPR RI yang

melakukan kunjungan kerja luar negeri sebagai berikut:

NO NAMA ANGGOTA NOMOR

ANGGOTA

FRAKSI POSISI

1. H. Bobby A. Rizaldi, SE., Ak., MBA A-246 FPG Ketua

2. Muhidin M. Said, SE., MBA A-310 FPG Anggota

3. Drs. Gatot Sudjito, M.Si A-288 FPG Anggota

4. Hj. Saniatul Lativa, SE., MM A-243 FPG Anggota

5. Venny Devianty, S.Sos A-266 FPG Anggota

6. Ichsan Firdaus A-260 FPG Anggota

7. Ir. H.M. Ridwan Hisyam A-286 FPG Anggota

8. Ir. Ridwan Bae A-316 FPG Anggota

9. Bambang Atmanto Wiyogo, SE A-250 FPG Anggota

10. Ir. H. Ahmadi Noor Supit A-304 FPG Anggota

11. Ferdiansyah, SE., MM A-268 FPG Anggota

12. Lili Asdjudireja A-255 FPG Anggota

13. Gde Sumarjaya Linggih, SE A-296 FPG Anggota

14. H. Andi Achmad Dara, SE A-295 FPG Anggota

15. AA. Bagus A. Mahendra P.MH A-297 FPG Anggota

16. M. Sarmuji, SE, M.Si A-287 FPG Anggota

17. Drs. H. Dadang S. Muchtar A-263 FPG Anggota

Para anggota DPR RI yang melakukan Kunjungan Kerja Luar Negeri ke Republik

Ceko tersebut didampingi oleh seorang Tenaga Ahli sebagai berikut:

NO. NAMA TENAGA AHLI JABATAN

1. Benny Heru Cahyono Tenaga Ahli A-246

2. La Ode Hermansyah Tenaga Ahli A-310

3. Bayu Wikanartiningsih Tenaga Ahli A-288

4. Zamaahsari A. Ramzah Tenaga Ahli A-263

22

NO. NAMA TENAGA AHLI JABATAN

5. Lenny Julianty Tenaga Ahli A-243

6. Sondy Rahayu, ST Tenaga Ahli A-266

7. M. Fandi Danisyah Putra Tenaga Ahli A-260

8. Sumaryono Tenaga Ahli A-316

9. Suryadi Tenaga Ahli A-286

10. Laila Refiana Said Tenaga Ahli A-304

11. Ata Rifma Firdausa Tenaga Ahli A-268

12. Sugina Prawirorejo Wasilan Tenaga Ahli A-255

13. I Gede Ariawan Tenaga Ahli A-296

14. Fikri Zulfikar Tenaga Ahli A-295

15. Ida Bagus Putra Adi Jonika, SH Tenaga Ahli A-297

16. Siti Mahmudah Tenaga Ahli A-278

23

BAB III

HASIL KUNJUNGAN KERJA

3.1. Pertemuan Dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Ceko

Pertemuan dilakukan di Hotel Hilton, Praha pada hari Senin, 5 Februari 2018.

Pertemuan dihadiri langsung oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Ceko

Dr. Aulia Aman Rachman beserta pejabat Diplomatik Kedutaan Besar Republik

Indonesia (KBRI). Sedangkan rombongan anggota DPR RI diwakili oleh Muhidin M.

Said, SE., MBA.

Kunjungan Luar Negeri ke Republik Ceko ini adalah bagian dari amanah konstitusi

untuk melakukan fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan yang diamanatkan dalam

UU MD3 Nomor 17 Tahun 2014. Sejalan dengan itu, dalam Peraturan DPR RI Nomor 1

Tahun 2014 juga ditegaskan bahwa untuk meningkatkan peran dan kinerja lembaga

perwakilan rakyat, setiap anggota DPR harus melaksanakan kegiatan dan aktivitas

penunjang yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Salah satunya dengan

melakukan kunjungan kerja, baik ke daerah pemilihan (Dapil) maupun kunjungan kerja

ke luar negeri.

Sebagai wujud pelaksanaan peningkatan peran dan kinerja anggota DPR RI

dalam menjalankan fungsi utamanya dibutuhkan perbandingan dengan negara lain.

Dengan demikian, Kunjungan Kerja DPR RI merupakan proses yang harus dijalanan

setiap aggota DPR RI. Bangsa Indonesia yang saat ini sedang gencar melakukan

pembangunan di hampir seluruh pelosok negeri, khususnya dalam bidang infrastruktur

jalan, pelabuhan, bandara, bendungan dan lain sebagainya perlu untuk melakukan

komparasi kepada negara-negara lain di dunia yang telah sukses sebelumnya di bidang

yang sama. Begitu juga dinamika politik global yang kerap menimbulkan ketegangan

antara negara yang satu dengan negara lainnya juga butuh disikapi dengan baik supaya

tidak terjadi konflik yang berkepanjangan. Sebab, konflik dan ketegangan yang terjadi

di negara lain juga berimplikasi buruk pada negara-negara lainnya. Minimal dapat

mengganggu perekonomian global, misalnya dalam bentuk perdanganan, investasi,

ekspor dan impor.

Dalam dunia yang serba cepet seperti saat ini, butuh kecepatan juga dalam

merespon berbagai persoalan yang terjadi di dalam negeri dan juga luar negeri.

Negara-negara yang tidak mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi makan dapat

24

dipastikan negara tersebut akan tertinggal jauh dengan negara-negara lainnya.

Sebaliknya negara yang cepat dan dapat beradaptasi dengan dengan baik makan akan

memenangkan kompetisi global. Disinilah pentingnya bangsa kita, negara Indonesia,

punya diplomat-diplomat handal dan mumpuni dalam merespon berbagai masalah global

untuk kepentingan global dan juga kepentingan nasional. Oleh karena itu, Kunjungan

Kerja Luar Negeri anggota DPR RI ke Repubik Ceko ini tidak saja dimaksudkan untuk

menjalan fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan. Tetapi lebih dari itu adalah bagian

penting dari peran-peran diplomasi yang dilakukan oleh anggota DPR RI. Diplomasi

yang dijalankan oleh DPR RI dapat membantu peran-peran diplomasi yang telah

dijalankan oleh pemerintah.

Sebagai perwakilan delegasi, Muhidin M. Said juga berterima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada Dr. Aulia Aman Rachman selaku Dubes RI untuk Republik

Ceko atas penyambutan serta berkenannya menerima rombongan anggota DPR RI.

Kunjungan anggota DPR RI ke Republik Ceko ini diharapkan dapat memperkuat

hubungan bilateral antara Indonesia dengan Republik Ceko yang berjalan harmonis sejak

tahun 1993 silam. Diharapkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Ceko dalam

bidang ekonomi dan bisanis, pergadangan dan investasi, pendidikan dan pariwisata, serta

alat persenjataan militer dan bidang lainnya lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya.

Kunjungan ini juga lebih khusus diharapkan dapat membantu berbagai kendala dan

atau kesulitan, baik dalam kendala teknis maupun kendala terkait dengan dukungan

finansial, yang berpotensi menghambat kinerja dan gerak dari Kedutaan Besar Republik

Indonesia (KBRI). Jika hal itu terjadi maka sudah menjadi tugas anggota DPR RI untuk

kemudian memberikan solusi terbaik dengan menambah anggaran untuk meningkatkan

kinerja dan prestasi dari masing-masing Dubes RI yang ada di negara-negara di dunia,

termasuk salah satunya Kedubes RI yang ada di Republik Ceko.

Ada beberapa hal penting yang disampaikan oleh Dubes RI untuk Ceko Aulia A.

Rachman. Pertama, volume perdagangan Indonesia mengalami peningkatan dan surplus

dari 19% pada tahun 2015 meningkat menjadi 23% pada tahun 2017. Produk-produk

dagang Indonesia yang mengalami surplus adalah tekstil, rotan, sawit, dan beberapa jenis

barang lainnya. Kedua, produk dagang Ceko ke Indonesia cukup banyak mulai dari

sepatu, senjata, baju dan lain-lain. Sepatu bata yang terkenal di Indonesia merupakan

produk dari Ceko. Ketiga, hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Ceko terus

mengalami kemajuan bahkan makin erat dari tahun ke tahun. Hal ini tidak lepas dari

peran KBRI Ceko yang selalu melakukan koordinasi dan melibatkan pemerintah Ceko

25

dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh KBRI, baik dalam even HUT Kemerdekaan

RI maupun dalam bentuk pameran produk-produk Indonesia yang diadakan di Republik

Ceko.

Hasil dari pertemuan dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang

dipimpin langsung oleh Dr. Aulia Aman Rachman adalah sebagai berikut:

1) Sejarah hubungan bilateral RI-Ceko dimulai pada saat pemerintah Cekoslovakia

mendirikan Konsul Kehormatan di Batavia pada tahun 1924. Sedangkan Pemerintah

Indonesia mendirikan “Indonesian Information Service” di jalan Slezska 12, Praha 2

pada tahun 1948. Pemerintah Cekoslovakia mengakui Indonesia sebagai suatu

Negara berdaulat pada 2 Februari 1950. Pada 7 Maret 1950 Cekoslovakia membuka

Konsulat Jenderal di Jakarta dan dinaikkan statusnya menjadi Kedutaan Besar pada

tahun 1957. Kemudian RI memberikan pengakuan kepada Republik Ceko yang

berpisah secara damai dari Slovakia pada 1 Januari 1993 sekaligus membuka

hubungan diplomatik di Praha. Hubungan politik antara Indonesia dan Ceko berjalan

dengan baik hingga saat ini. Hal ini disebabkan oleh sistem politik di Ceko yang

terbuka dan kebijakan Indonesia yang lebih memperhatikan negara-negara di

wilayah Eropa Tengah dan Timur.

2) Di tengah pelambatan ekonomi dunia, pertumbuhan ekonomi Republik Ceko

termasuk baik dengan pertumbuhan 2,4% pada tahun 2017. Ceko juga dikenal

dengan negara yang angka pengangguran penduduknya terendah di Eropa, yakni

3,3%. Gross Domestic Product (GDP) per kapita penduduk Ceko pada tahun 2016

mencapai USD 31,071. Angka itu merupakan yang tertinggi di anatara

negara-negara Eropa Timur. Sektor industri adalah penyumbang terbesar pada

GDP. Sehingga dalam beberapa tahun belakangan ini pendapat warga negara Ceko

cenderung naik dan hal ini berpengaruh pada kian meningkatkan kualitas sumber

daya manusia (SDM) di Ceko.

3) Selain industri dan jasa perdagangan, sektor pariwisata merupakan penghela

ekonomi negara bekas sekutu Uni Soviet ini. Pada 2015, Ceko dikunjungi oleh 8,6

juta wisman dengan masa tinggal lebih dari sehari. Jika dihitung dengan turis yang

hanya menginap semalam, total wisman tahun yang sama mencapai 27,8 juta.

Sedangkan orang Indonesia yang berkunjung ke Ceko mencapai 9 ribu orang pada

tahun 2016 dan naik cukup drastis mencapai 19 ribu orang pada tahun 2017.

4) Hubungan bilateral dalam bidang ekonomi, perdagangan dan investasi antara

Indonesia–Republik Ceko didasarkan pada perjanjian dagang (Trade Agreement)

26

yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal 23 Mei 1994. Namun karena Republik

Ceko masuk anggota Uni Eropa pada tahun 2004, maka perjanjian perdagangan

dengan Indonesia disempurnakan menjadi Agreement between the Governement of

the Republic of Indonesia and the Government of the Czech Republic on Economic

Cooperation pada 2004. Persetujuan ini juga menjadi dasar bagi penyelenggara

Komisi Bersama RI-Republik Ceko.

5) Kerja sama dalam bidang militer diwujudkan pada tanggal 21 November 2006 di

Jakarta, yaitu dengan ditandatangani “Perjanjian antara Pemerintah Republik

Indonesia dan Pemerintah Republik Ceko tentang Kegiatan Kerja sama di Bidang

Pertahanan (Agreement between The Government of the Republic Indonesia and the

Government of the Czech Republic on Coperation Activities in the Field of Defence).

Di samping itu, kerja sama di bidang Hankam anatara kedua negara terus berlanjut

dengan ditandai adanya kontrak pembelian senjata ringan laras panjang, pistol, truk

serbaguna untuk infanteri dan amunnisi untuk kepentingan TNI.

6) Volume nilai perdagangan anatara Indonesia dengan Republik Ceko dapat dijelaskan

sebagai berikut. Pada tahun 2015 Indonesia mengekspor US$ 269,2 juta ke Ceko.

Sedangkan negara eks Blok Timur itu hanya mengekspor US$ 131,92 juta, atau

terdapat surplus US$ 137,37 juta. Namun, dibanding tahun 2011 dan tahun-tahun

sebelumnya, surplus itu menurun. Pada 2011, surplus perdagangan Indonesia-Ceko

US$ 296,96 juta. Ekspor Indonesia ke Ceko, antara lain kopi, teh, rempah-rempah,

krimer, dan mebel. Sedang ekspor Ceko ke Indonesia, antara lain ketel air, peralatan

dan perlengkapan listrik, kimia organik, sendok dan garpu berbahan metal, peralatan

fotografi, dan peralatan terkait reaktor nuklir.

7) Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Republik Ceko telah melakukan berbagai

terobosan dan langkah konkrit untuk mempromosikan produk-produk Indonesia di

mata dunia, khususnya di Republik Ceko. Salah satu yang telah dilakukan KBRI

adalah bekerjasama dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Budapest

menyelenggarakan pameran bertajuk Export Festival 2015 di Prague Congress

Center Republik Ceko pada 17-18 Juni 2015. Beberapa produk Indonesia yang

dipamerkan adalah kopi, teh, kakao, minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil

(CPO), produk kesehatan, produk gula semut, produk spa, lem, batik, produk makan

dan minum, tas kulit, kabel, produk sarung tangan, serta pariwisata Indonesia.

8) Pameran produk-produk Indonsia tersebut menurut Dubes RI Aulia A. Rachman

bagian dari diplomasi ekonomi. KBRI juga mempromosikan cara pembuatan batik

27

yang dilakukan oleh warge negara Ceko, mantan peserta Dharmasiswa yang

mendapat beasiswa sekolah di Indonesia. Selain itu, juga mempromosikan makanan

dan minuman untuk dikonsumsi pengunjung pameran seperti, mie instan (goreng

dan rebus), dadar gulung, kopi. Sekitar 400 porsi mie goreng dan 400 porsi dadar

gulung habis diserbu pengunjung pameran. Begitu juga produk-produk yang banyak

diminati oleh adalah gula, dried fruit, bubuk cokelat, rempah-rempah, produk

kabel, barang tambang dan mineral, kosmetik, mie instan, kopi batik, dan

tempat-tempat pariwisata dengan potensi transaksi mencapai USD 500 ribu.

9) KBRI Praha tidak saja bekerja mengurusi administrasi dalam membantu masyarakat

Indonesia yang ada di Ceko, tetapi juga aktif dalam mempromosikan distinasi

pariwisata yang ada di Indonesia. Promosi pariwisata yang pernah dilakukan adalah

mengikuti pameran wisata ‘Go and Region Tour’ yang diadakan di Expo Center,

Brno, Ceko, pada tanggal 14-17 Januari 2016. Kemudian membuat pameran

pariwisata Cestovatelsky Festival yang diadakan di Clarion Congress Hotel Prague

pada 3-6 Desember 2016. KBRI Praha juga pernah menyelengggarakan malam

promosi terpadu pariwisata bertajuk An Evening of Enchanting Indonesia pada 26

Agustus 2016. Selain itu, KBRI Praha juga ikut berpartisipasi pada pameran

pariwisata the 26th Central European Tourism Fair "Holiday World" yang diadakan

di Expo Incheba Praha pada tanggal 16-19 Februari 2017.

10) Dalam bidang pendidikan, Indonesia dan Republik Ceko juga sedang ditingkatkan,

terutama terkait pertukaran pelajar dan kemudakan mahasiswa Indonesia untuk

belajar di Ceko dan sebaliknya kemudahan warga negara Ceko ketika belajar di

Indonesia. Dalam hal kerja sama bidnag pendidikan ini, KBRI menfasilitasi dengan

mengundang rektor perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi negeri ke

Republik Ceko untuk menjalin kerja sama dengan universitas-universitas yang ada

di Republik Ceko. Sehingga kedepan makin banyak warga negara Indonesia yang

menuntun ilmu di universitas-universitas yang ada di Ceko.

3.2. Pertemuan dengan Pelaku Industri Pariwisata Republik Ceko di Praha.

Pertemuan dengan pelaku industri pariwisata Repubik Ceko diadakan pada hari

Selasa, 6 Februari 2017 di Hotel Hilton Alexandria, Old Town, Praha. Pertemuan ini

untuk mempromosikan pariwisata Indonesia di Negara-negara Eropa, khususnya di

Republik Ceko. Pertemuan dikemas dalam Indonesia Tourism Update 2018 dihadiri

28

langsung oleh Nia Niscaya selaku Asisten Deputi Pengembangan Pasar Luar Negeri

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dan stake holders pariwisata, seperti

pengusaha di bidang pariwisata, asosiasi travel agent dan tour operator yang ada di

Praha. Para pelaku pariwisata yang hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya adalah

Elixir Tours, S-Guide, Invia International, TRIP, Seznam.cz, Travel Marketing

International, Blue Sky Travel, Travel Agency Inex, Kolem Sveta, Croation National

Tourist Boad dan Osveta.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan hubungan kerja sama bisnis

pariwisata antara pemerintah Indonesia dengan pelaku pariwisata di negara-negara Eropa,

khususnya Eropa Timur. Tujuan lainnya adalah menjajaki kemungkinan peluang untuk

mengembangkan sektor pariwisata Indonesia di Praha, Ceko dan juga Negara-negara

yang berbatasan dengan Ceko, seperti Austria, Swiss, dan Jerman.

Sedangkan rombongan anggota DPR RI dipimpin oleh perwakilan delegasi

Ferdiansyah, SE., MM. Dipilihnya Ferdiansyah sebagai ketua rombongan bukan tanpa

alasan, anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Barat XI, saat ini menjabat Wakil

Ketua Komisi X yang membidangi pendidikan dan kebudayaan, pariwisata dan ekonomi

kreatif, pemuda dan olahraga. Sehingga ketika bertemu dan berdialog terkait isu-isu

pariwisata dan kebudayaan seperti dengan Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa,

Timur Tengah, Amerika dan Afrika cukup kompatibel.

Pariwisata Indonesia merupakan sektor ekonomi penting dalam mendukung

kemajuan dan peradaban bangsa. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga

dalam hal penerimaan devisa setelah komunidas minyak dan gas bumi serta minya

kelapa sawit. Berdasarkan data tahun 2016, jumlah wisatawan mancanegara yang datang

ke Indonesia sebesar 11.525.963 juta lebih atau tumbuh sebesar 10,79% dibandingkan

tahun sebelumnya. Pada tahun 2017, pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan

mancanegara mencapai 15 juta orang. Untuk mencapai itu, sudah banyak destinasi baru

yang sedang dibuka dan mulai dipromosikan kepada publik, khususnya kepada

mancanegara.

Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di

Indonesia. Alam Indonesai memiliki iklim tropis, 17.508 pulau yang 6.000 di antaranya

dihuni, serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Eropa. Indonesia

juga merupakan negara kepulauan terbesar dan penduduk terbanyak di dunia, setelah

Cina, India dan Amerika Serikat. Pantai-pantai di Bali, tempat menyelam di Bunaken,

gunung Rinjani di Lombok, dan berbagai taman nasional di Sumatera merupakan contoh

29

tujuan wisata alam di Indonesia. Tempat-tempat wisata itu kaya akan warisan budaya dan

cerminan sejarah serta keragaman etnis yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang

dituturkan di seluruh kepulauan Indonesia. Terdapat tujuh lokasi di Indonesia yang telah

ditetapkan oleh UNESCO yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia. Selain itu,

UNESCO juga menetapkan empat Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan

Manusia, yaitu wayang, keris, batik dan angklung.

Berdasarkan data dari Batan Pusat Statistik (BPS), sebelas provinsi yang paling

sering dikunjungi oleh turis adalah Bali sekitar lebih dari 3,7 juta, disusul DKI Jakarta,

Jawa Barat, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Banten, dan Sumatera Barat.

Sekitar 59% turis berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk

tujuan bisnis. Singapura dan Malaysia tercatat sebagai dua negara dengan catata jumlah

wisatawan terbanyak yang datang ke Indonesia dari wilayah ASEAN. Sementara dari

kawasan Asia (non ASEAN) wisatawan Tiongkok berada diurutan pertama disusul

Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan India. Adapun jumlah wisatawan terbanyak dari

kawasan Eropa berasal dari negara Britania Raya, disusul Belanda, Jerman, dan Prancis.

Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika

Nia Niscaya dalam paparannya menjelaskan tentang perkembangan pariwisata di

Indonesia yang sangat pesat. Dia menjekaskan bahwa pariwisata merupakan salah satu

sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah. Di samping

pariwisata dapat menyumbang devisa negara (state revenue) dalam jumlah besar, juga

dapat mempromosikan keindahan alam dan keragaman budaya yang dimiliki bangsa

Indonesia ke mancanegara.

Beberapa hal penting dalam pertemuan dengan Asisten Deputi Pengembangan

Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika adalah sebagai berikut:

1) Sektor pariwisata paling menggeliat selama tiga tahun belakang ini. Sektor ini

tumbuh begitu pesat sehingga pemerintah berani memproyeksikan sektor pariwisata

akan menjadi penyumbang devisa terbesar pada tahun 2019 dengan proyeksi

mencapai US$ 24 miliar. Gencarnya pemerintah membangun infrastruktur ikut

menambah geliat dan menggeret dunia pariwisata secara ke seluruhan. Para

pengusaha di bidang pariwisata bahkan menyambut baik berbagai pembangunan

infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah, karena akan meningkatkan minat

wisatawan untuk berkunjung ke tempat-tempat yang menarik di pelosok tanah air.

2) Pada tahun 2019 pemerintah menargetka 20 juta wisatawan mancanegara yang

datang ke Indonesia dengan asumsi devisa yang akan masuk ke Indonesia sebesar

30

US$ 24 miliar. Untuk mecapai target tersebut, pemerintah telah mengembangkan 10

destinasi wisata prioritas, yaitu Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Mandalika,

Morotai, Borobudur, Danau Toba, Kepulauan Seribu, Bromo, Tengger Semeru,

Wakatobi, dan Labuan Wajo. Ke-10 destinasi prioritas tersebut melengkapi 10

destinasi lain yang telah berkembang, seperti Raja Ampat, Bunaken, Bali, Jakarta,

Kepulauan Riau, Banyuwangi, Bandung, Yogyakarta, Solo, dan Semarang.

3) Pendapatan Negara dari sektor pariwisata terus meningkat dalam tiga tahun terkahir

ini. Pada tahun 2015, sektor pariwisata menyumbang devisa sebesar US$ 12,225

miliar. Angka ini menjadikan pariwisata sebagai penyumbang devisa keempat

terbesar setelah migas yang menyumbang devisa sebesar UU$ 18,574 miliar,

industri kepala sawit atau minyak sawit mentah (CPO) yang menyumbang devisa

sebesar US$ 16,427 miliar, dan batu bara menyumbang devisa sebesar US$ 14,717

miliar. Pada tahun 2016 kontribusi devisa dari sektor pariwisata meningkat

mencapai US$ 13,568 miliar mengalahkan pemasukan dari sektor migas. Adapun

target devisa yang akan diraih pada tahun 2019 dari sektor pariwisata adalah sebesar

US$ 24 miliar.

4) Pertumbuhan pariwisata Indonesia dalam beberapa tahun terkahir mencapai 25,68%.

Sebuah angka yang cukup besar dibandingkan sektor-sektor lainnya. Sedangkan di

ASEAN hanya tumbuh 7% dan dunia 6%. Nilai pertumbuhan pariwisata empat kali

lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan regional dan global. Indeks Daya Saing

Pariwisata Indonesia menurut World Econoic Forum (WEF) naik 8 poin dengan

menduduki peringkat 50 di tahun 2015 ke peringkat 42 pada tahun 2017.

5) Investasi di sektor pariwisata juga terus naik. Badan Koordinasi Penanaman Modal

(BKPM) mencatat investasi pariwisata pada Semester I Tahun 2017 mencapai

US$ 929,14 juta atau setara Rp 12,4 triliun atau 3,67% dari total investasi nasional.

Tumbuh sebesar 37% dari realisasi investasi pariwisata pada Semester I Tahun 2016.

Bahkan nilai investasi tersebut jauh lebih besar dari nilai investasi pada 2016 yang

tercatat sebesar US$ 602 juta atau berkontribusi sebesar 1,45% dari total investasi

nasional.

6) Saat ini jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia terus meningkat dari tahu

ke tahun. Apalagi saat ini Kementerian Pariwisata sedang giat-giatnya

mempromosikan pariwisata Indonesia melalui “Wonderful Indonesia”, baik di

dalam negeri maupun di luar negeri. Pada tahun 2015, jumlah wisatawan

mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mencapai 10 juta orang. Angka itu

31

meningkat menjadi 12 juta orang pada tahun 2016, dan meningkat lagi menjadi 14

juta orang pada tahun 2017. Target wisatawan mancanegara datang ke Indonesia

pada tahun 2017 sebenarnya sebanyak 15 juta orang, namun yang terealisasi hanya

14 juta orang atau 93%.

7) Salah satu alasan melesetnya target kunjungan wisatawan mancanegara itu adalah

banyaknya bencana alam yang ada di Indonesia, salah satunya meletusnya Gunung

Agung di Bali. Dari total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia,

sebanyak 40% berkunjung ke Bali, sedangkan Jakarta dan Kepulauan Riau,

masing-masing menyumbang 40% dan 30%. Selebihnya tersebar ke berbagai

distinasi wisata lain di Indonesia. Wisatawan mancanegara masuk ke Bali sebanyak

15 ribu orang per hari atau kalau dirupiahkan devisanya mencapai Rp 250 miliar.

8) Meningkatnya wisatawan mancanegara ke Indonesia itu mencatatkan rekor

tersendiri dan banyak mendapatkan pujian dari media asing. Harian The Telegraph

tahun 2017 memasukkan Indonesia dalam The Top 20 Fastest Growing Destination

in the World. Di negara-negara ASEAN, Indonesia dan Vietnam, adalah dua negara

dengan tingkat pertumbuhan pariwisata paling pesat, yakni mencapai 22% untuk

Indonesia dan 25,2% untuk Vietnam. Tingginya pertumbuhan itu jauh mengalahkan

Thailand (6,69%), Singapura (5,79%), Malaysia (1.50%). Hampir tidak ada sektor

lain di dunia yang tumbuh mencapai angka 20% ke atas, selain pariwisata. Tingkat

perumbuhan pariwisata di ASEAN hanya mencapai 7%, sedangkan pertumbuhan

pariwisata di dunia mencapai 6,4%.

9) Selama tahun 2016 Wonderful Indonesia meraih 46 penghargaan bergengsi dari 22

negara di dunia. Yakni menang di 12 katagori di World Halal Tourism Award di Abu

Dhabi; penghargaan ‘The Outstanding Liveaboard Diving Destitation’ di Hong

Kong; penghargaan ‘The Famous Next Travel Destination’ dari China Travel and

Leisure; sebagai The Best Destination Marketing 2016 dalan acara Travel Weekly

Asia di Sangapura. Beberapa penghargaan itu menjadi bukti bahwa pariwisata

Indonesia diapresiasi dari wisatawan mancanegara.

10) Selama tahun 2017, Wonderful Indonesia mendapatkan 27 penghargaan dari 13

negara. Di antaranya juara United World Tourism Organnisation (UNWTO) Video

Competition 2017 di Chengdu, China pada 15 September 2017. Menang katagori

video pariwisata terbaik Asia Timur dan Pasifik serta People Choice Award.

Indonesia juga menang dalam Destination of the Year di TTG Travek Award di

Bangkok, pada 28 September 2017. Selain itu, juga meraih destinasi terbaik pilihan

32

pembaca Dive’s Magazine dalam katagori selam terbaik dunia di London, Inggris,

pada 6 November 2017. Penghargaan Best Agent Choice Award katagori Destination

for Spa & Wealthness yang diselenggarakan majalah Selling Travel di London, pada

7 November 2017.

11) Pada awal tahun 2018 ini, Wonderful Indonesia memperoleh 20 penghargaan di dua

negara yang berbeda. Pertama, Wonderful Indonesia mendapatkan 2 (dua)

penghargaan dari United World Tourism Organnisation (UNWTO) ke-14 di Madrid,

Spanyol pada tanggal 17-21 Januari 2018. Penghargaan diberikan oleh UNWTO

Award for Innovation in Tourism 2018 kepada TripOnYu.com dan The Sumba

Hospitality Foundation. Ada 128 nominasi dari 55 negara. TripOnYu.com menang

juara pertama dalam kategori Tourism Innovation Non-Governmental Organization

(NGO), sedangkan The Sumba Hospitality Foundation juara ketiga. TripOnYu

adalah aplikasi trip yang cukup unik, menghubungkan wisatawan lokal dan

mancanegara kepada masyarakat lokal yang memiliki trip-trip wisata berfariatif, dan

juga memberdayakan masyarakat lokal. Adapun The Sumba Hospitality Foundation

adalah sebuah yayasan yang fokus pada pendidikan di Kabupaten Sumba Barat Daya,

Nusa Tenggara Timur. Mereka memberikan pendidikan berupa pemahaman industri

pariwisata untuk masyarakat lokal melalui sekolah perhotelan. Kedua, Wonderful

Indonesia meraih tiga dari enam penghargaan untuk kawasan Asia Tenggara dalam

ASEAN Tourism Forum 2018 yang mengusung tema “ASEAN Sustainable

Connectivity, Bundless Prosperity” yang diadakan di pada 22-26 Januari 2018 di

Sangri-La Hotel, Ciang Mai, Thailand. Tiga katagori yang diraih oleh Indonesia

adalah Best ASEAN New Tourism Attraction (antraksi pariwisata terbaik yang paling

baru di ASEAN) diraih oleh Lintang Buana Tourism Service untuk aktivitas

berselancar di Gumuk Pasir, Bantul, Yogyakarta. Kemudian katagori Best ASEAN

Tourism Photo (foto pariwisata terbaik di ASEAN) diraih oleh Agung Parameswara

untuk foto Upacara Melasti. Berikutnya adalah katagori Best ASEAN Airlines

Program (program maskapai terbaik di ASEAN) yang diraih oleh Garuda Indonesia

dari program Ayo Liburan. Selain tiga penghargaan tersebut, Indonesia juga

mendapatkan 15 penghargaan dalam ajang dalam ASEAN Tourism Award. Dalam

katagori ASEAN Green Hotel Standart Award dan katagori ASEAN Mice Venue

Standard Award yang masing-masing mendapat 5 penghargaan. Sedangkan dalam

katagori ASEAN Clean Tourist Citu Standard Award dan katagori ASEAN

Sustainable Tourism Award masing mendapat 3 dan 2 penghargaan.

33

3.3. Pertemuan dengan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) dan Masyarakat

Indonesia di Praha Republik Ceko yang Dimediasi oleh Kedutaan Besar

Republik Indonesia.

Pertemuan dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dan masyarakat Indonesia

(WNI) di Republik Ceko yang dimediasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk

Republik Ceko dilakukan pada tangal 7 Februari 2018, pukul 19.30 – 22.00 waktu Praha

dan bertempat di Wisma Duta Praha 5 Smichove Republik Ceko. Pertemuan dihadiri

langsung oleh Dubes Republik Indonesia untuk Republik Ceko Dr. Aulia Aman

Rachman beserta pejabar Diplomatik KBRI, staf dan pegawai KBRI, asisten Deputi

Pemasaran Luar Negeri Kementerian Pariwisata Republik Indonesia di Praha,

tokoh-tokoh masyarakat Indonesia yang ada di Praha dan juga perwakilan Persatuan

Pelajar Indonesia (PPI). Sedangkan rombongan DPR RI diwakili oleh Muhidin M. Said,

SE., MBA.

Selaku perwakilan delegasi dalam pertemuan dengan Dubes RI, Muhidin M. Said

memperkenalkan satu per satu anggota DPR RI, mulai dari nama, asal dan tempat

kelahiran serta daerah pemilihan. Menurut Muhidin, semua anggota rombongan DPR RI

yang ikut dalam kunjungan ke Praha ini berasal dari Fraksi Partai Golkar namun beda

Komisi. Ada yang dari Komisi I, ada yang dari Komisi II, ada yang dari Komisi V, ada

yang dari Komisi IX, ada yang dari Komisi X, ada yang dari Komisi XI. Meskipun

berbeda Komisi, tujuan mereka tetap satu yakni bekerja untuk kepentingan bangsa dan

negara.

Dubes RI untuk Republik Ceko Dr. Aulia Aman Rachman menyambut baik

kedatangan rombongan DPR RI ke Praha Ceko. Menurutnya, kedatangan anggota DPR

RI dapat menjadi momentum bagi KBRI untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam

melayani masyarakat Indonesia yang ada di Ceko dan juga meningkatkan diplomasi yang

lebih produktif-strategis dengan pemerintah Republik Ceko. Saat ini, menurutnya,

hubungan Indonesia dengan Ceko sangat baik dan berjalan harmonis. Belum ada

masalah-masalah serius yang berpotensi dan dapat menimbulkan ketegangan antar kedua

negara. Kondisi itu akan terus dipertahankan supaya keberadaan KBRI di Praha dapat

memberikan kontribusi yang positif bagi dua negara dan khususnya bagi masyarakat

Indonesia di Ceko dan juga bagi kepentingan nasional Indonesia yang lebih luas.

Aulia A. Rachman juga senang atas kebijakan baru yang dibuat oleh Parlemen

yang memberikan kesempatakan kepada tenaga ahlinya untuk ikut dalam kunjungan ke

luar negeri. Kebijakan ini, menurut Dubes dapat menjadi momentum penting bagi para

34

tenaga ahli untuk lebih banyak belajar tentang politik luar negari Indonesia, kebijakan

politik luar negeri, startegi politik luar negeri dan peran Indonesia dalam politik luar

negeri yang bebas aktif, baik dalam konteks hubungan bilateral (antara pemerintah

Indonesia dengan negara-negara sahabat) maupun hubungan multilateral (antara

Indonesia dengan negara-negara di dunia).

Pelibatan tenaga ahli juga menjadi pendidikan awal bagaimana berhubungan atau

berdiplomasi dengan negara lain. Begitu juga bagaiman menjadikan bangsa Indonesia

menjadi bangsa yang dihormati dan dipercaya oleh negara lain. Belajar juga bagaimana

meyakinkan negara lain bahwa Indonesia dapat menjadi penentu dalam kebuntuan

politik atau konflik yang terjadi di dunia. Sehingga kelak ketika mereka menjadi pejabat

negara dapat memainkan peran penting dalam pencaturan politik global yang penuh

dengan kompetisi tinggi. Terpenting lagi menurut Dubes adalah, apapun profesi yang

nantinya akan diemban, harus menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan

lainnya.

Beberapa hal penting yang disampaikan oleh Dubes RI untuk Ceko Aulia A.

Rachman. Pertama, pentingnya DPR RI memainkan peran penting dalam pencaturan

politik global serta menjadi agen diplomasi dalam membantu negara mewujudkan politik

luar negeri yang bebas aktif. Kedua, pentingnya generasi muda Indonesia, khususnya

para pelajar Indonesia (PPI) di Ceko dan juga tenaga ahli (TA) DPR RI membangun

jaringan dan connecting untuk membangun bangsa. Ketiga, generasi muda harus siap

tampil sebagai poros perubahan bangsa dan pada akhirnya harus siap menjadi pemimpin

yang mampu membawa bangsa ini lebih baik dan maju dari sebelumnya. Keempat,

generasi muda harus siap mengangkat nama baik Indonesia bangsa di negara manapun di

dunia ketika ditugaskan oleh negara. Kelima, pentingnya negara hadir dalam setiap

persoalan yang dihadapi oleh masyarakatnya, terutama dalam membela harkat dan

martabat bangsa, misalnya ketika terjadi kasus-kasus kekerasan yang melibatkan tenaga

kerja Indonesia (TKI) di luar negeri ataupun kasus-kasus sengketa perbatasan dengan

negara-negara tetangga. Kehadiran negara penting untuk menjamin keselamatan dan

perlindungan dari ancaman manapun sesuai dengan amanat konstitusi.

Menurut Ni Putu, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Republik Ceko adalah

sebuah organisasi yang bersifat kekeluargaan, untuk menciptakan lingkungan yang

sportif bagi pelajar Indonesia di Republik Ceko. PPI Ceko ingin membantu menyatukan

pelajar Indonesia untuk bersama-sama mengembangkan potensi dan pengetahuan

akademiknya dalam lingkup komunitas kita dan dengan masyarakat Republik Ceko. PPI

35

juga menfasilitasi warga negara Indonesia yang akan melanjutkan pendidikan di Ceko.

Tidak banyak kegiatan yang dilakukan oleh PPI Ceko. Program PPI diarahkan

pada konteks pendidikan antarmahasiswa yang berpendidikan di Ceko. Selain itu, PPI

Ceko lebih banyak membantu mensukseskan agenda kegiatan yang dilakukan oleh KBRI

di Ceko. Selebihnya banyak berkolaborasi dengan KBRI dan juga masyarakat Indonesia

di Ceko untuk mengadakan acara yang menitikberatkan pada pelestarian budaya

nusantara. Dalam kegiatan ini biasanya dipentaskan seni budaya, tarian khas wilayah

Indonesia, makan khas nusantara dan lain sebagainya.

Sedangkan dengan masyarakat Indonesia yang ada di Ceko lebih banyak bercerita

dan berbagi pengalaman selama ada di Ceko. Pak Yono, salah satu tokoh amsyarakat

Indonesia di Ceko, menceritakan tentang awal mula dirinya tinggal di Republik Ceko.

Pada tahun 1959, dirinya dan ratusan mahasiswa lainnya asal Indonesia mendapatkan

beasiswa dari pemerintah Republik Ceko (sebelum tahun 1993 masih brnama

Cekoslovakia). Mereka datang ke Cekoslovakia menggunakan kapal laut. Selama lulus

dan diwisuda pada tahun 1965, Pak Yono berencana untuk pulang ke Indonesia. Namun

situasi politik dalam negeri Indonesia yang tidak menentu, apalagi pada tahun itu keluar

Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), niat kembali ke tanah air diurungkan. Situasi

dalam negeri kian memburuk ketika Soeharto menjadi Presiden menggantikan Bung

Karno.

Penangkapan pada simpatisan dan pengikut Partai Komunis Indonesia (PKI)

mewarnai situasi politik pada tahun 1966. Banyak mahasiswa di luar negeri yang

akhirnya tetap tinggal di negara tempatnya belajar. Hingga akhirnya pada rezim Soeharto

tumbang melalui gerakan mahasiswa tahun 1998, para mantan mahasiswa yang menetap

di luar negeri tersebut dapat kembali pulang ke anah air, setelah pemerintahan Presiden

Abdurrahman Wahid memberikan via Indonesia. Selama tahun 1996 hingga 1998

mereka tidak mempunya status kewarganegaraan (stateless).

Untungnya, menurut pak Yono, pemerintah Ceko memberikan fasilitas yang

kepada para pendatang. Pemerintah Ceko tidak membedakan antara penduduk asli Ceko

dengan penduduk negara asing. Mereka diperlakukan sama dalam mendapatkan

pekerjaan, akses terhadap layanan publik, pendidikan dan kesehatan. Hanya satu yang

membedakan penduduk asli dan asing, yakni tidak mempunyai hak suara (dipilih dan

memilih) dalam pemilu yang dilangsungkan di Ceko. Selebihnya, penduduk asing bebas

beraktivitas selama tidak melanggar undang-undang yang berlaku di Ceko.

Pak Yono juga mengatakan bahwa biaya pendidikan dan hidup di Ceko sangat

36

murah dibandingkan negara-negara Eropa lainnya. apalagi jika mahasiswa tersebut bisa

berbahasa Ceko, maka akan lebih mudah dan murah mendapatkan fasilitas pendidikan.

Di Ceko juga banyak perguruan tinggi yang berkualitas, seperti Technical University of

Liberec, Palacky University, Faculty of Social Science Charles University, Vysoka Skola

Mazinarodnich a Verejnych Vztahu Praha, University Economics Prague-Faculty of

Informatics and Statistics, Central Bohemia University, Silesian University-School of

Business Administration, dan lain-lain.

Saat ini pemerintah Indonesia melalui KBRI Praha sedang serius menjalin

kerjasama dalam bidang pendidikan dengan pemerintah Ceko. Duta Besar Republik

Indonesia untuk Republik Ceko Dr. Aulia Aman Rachman dalam waktu lalu pernah

mengundang rektor perguruan tinggi (PT) negeri untuk menjalin kerjasama di bidang

pendidikan dengan universitas-universitas yang ada di Ceko. Beberapa rektor yang

prguruan tinggi yang diundang ke Praha adalah rektor UGM, ITB, UI, Unair, IPB,

Unsoed, Unpan. Harapannya setiap tahun jumlah mahasiswa yang sekolah di Ceko

meningkat. Saat jumlah mahasiswa yang sekolah di Ceko mencapai 200-an orang.

37

BAB IV

REKOMENDASI DAN KESIMPULAN

Rekomendasi ini adalah hasil dari Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri ke

Republik Ceko setelah melakukan pertemuan dan dialog dengan Duta Besar Republik

Indonesia (KBRI) Dr. Aulia Aman Rachman, Staf KBRI, Nia Niscara Asisten Deputi

Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika, Persatuan Pelajar

Indonesia (PPI) dan masyarakat Indonesia yang menetap di Ceko. Rekomendasi ini

disusun dengan harapan dapat memberikan masukan sekaligus kontribusi untuk bangsa

dan negara Indonesia, khususnya kepada Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

dan juga Kementerian Pariwista Republik Indonesia.

4.1. Rekomendasi

4.1.1. Rekomendasi Terkait Pertemuan dengan Duta Besar Republik Indonesia

untuk Republik Ceko

Rekomendasi yang dapat diberikan kepada pemerintah dalam konteks diplomasi

hubungan bilateral Indonesia – Republik Ceko adalah sebagai berikut:

1) Hubungan bilateral Indonesia-Ceko yang berjalan dengan baik harus terus dijaga,

dirawat dan dilestarikan supaya lebih memberikan manfaat bagi kedua negara dalam

konteks politik global. Terutama hubungan dan konteks kerja sama di sektor

ekonomi dan perdagangan, ekspor dan impor, investasi dan penanaman modal, kerja

sama dalam bidang teknologi dan alat-alat militer.

2) Dalam rangka lebih meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan Ceko, kedua

negara harus terus melakukan pertemuan konsultasi dari waktu ke waktu untuk

mendiskusikan perkembangan bilateral terkait isu regional dan global yang menjadi

perhatian kedua negara.

3) Iklim perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Republik Ceko masih minim.

Ada beberapa komoditas keduanya yang diperdagangkan, namun belum signifikan

jumlahnya. Seperti CPO, teh, kopi, kakao, produk kesehatan, produk gula semut,

produk spa, lem, batik, produk makanan dan minuman, tas kulit, kabel, produk

sarung tangan, serta pariwisata Indonesia. Pemerintah kedua negara harus lebih

serius dalam mengoptimalkan jenis-jenis produk yang diperdagangkan tersebut.

4) Indonesia memiliki posisi dan peran strategis di kawasan Asia Tenggara. Wakil

Menteri Luar Negeri Republik Ceko, Ivan Jancarek mengatakan bahwa bahkan

38

Indonesia sebagai mitra strategis. Posisi strategis Indonesia ini harus dimaksimalkan

untuk lebih meningkatkan hubungan diplomasi di bidang ekonomi, sosial budaya,

pendidikan, dan olah raga.

5) Upaya KBRI Praha dalam membantu mempromosikan destinasi pariwisata melalui

berbagai pameran di Ceko dengan menampilkan kesenian tradisional Indonesia

cukup baik. Pemerintah harus lebih giat dalam melalukan promosi dan memberikan

porsi yang lebih besar dalam hal pendanaan untuk promisi pariwisata sehingga

banyak wisatawan mancanegara, khususnya dari negara Ceko yang berkunjung dan

menikmati pariwisata Indonesia.

4.1.2. Rekomendasi Terkait Pertemuan Dengan Pelaku Industri Pariwisata

Republik Ceko

Rekomendasi yang dapat diberikan kepada pemerintah, khususnya kepada

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, dalam upaya mengembangkan sektor

pariwisata di luar negeri adalah sebagai berikut:

1) Sektor pariwisata dapat mempromosikan nilai-nilai etik, keragaman budaya,

keragaman bahasa dan etnis Indonesia kepada mancanegara. Penghargaan yang

diberikan kepada Indonesia dalam katagori wisata halal juga harus terus

dipertahankan dan dikembangkan dengan baik, sehingga pembangunan sektor

pariwisata seiring-seirama dengan nilai-nilai dan budaya ke-timur-an. Karena itu,

sektor pariwisata harus dikelola dan dikembangkan dengan baik supaya

mendapatkan nilai tambah. Nilai tambah yang paling utama adalah dapat menyedot

banyak tenaga kerja sehingga memberikan manfaat ekonomi pada masyarakat dan

juga negara.

2) Dari segi kelengkapan, pariwisata Indonesia merupakan yang terbesar di kawasan

ASEAN, mulai jumlah kamar hotel yang dimiliki, jumlah armada pesawat, serta

beragamnya destinasi wisata yang dimiliki. Masalahnya adalah kurangnya

koordinasi antara pelaku (pengusaha pariwisata) dan pemerintah. Misalnya,

kesadaran pentingnya membangun sektor pariwisata mulai muncul dari banyak

pihak. Bahkan, di berbagai daerah kini berlomba mengembangkan sektor pariwisata

untuk menambah PAD. Namun sering kali terkendala masalah sulitnya jalur

birokrasi dan kurangnya perhatian dari kepala daerah setempat. Karena itu,

pemerintah (baik pusat maupun daerah) harus benar-benar mendukung upaya

masyarakat dan pengusaha dalam membangun sektor pariwisata dengan cara

39

mempermuda perijinan dan juga akses terhadap modal.

3) Gencarnya pemerintah membangun infrastruktur jalan, pelabuhan, rel kereta,

bandara, dan bendungan, berefek positif bagi masyarakat untuk mengunjungi

tempat-tempat distinasi wisata yang ada di pelosok Nusantara. Namun sayangnya,

jalur penerbangan kita masih sangat mahal bagi wisatawan lokal dan asing.

Sehingga mempengaruhi minat wisatawan untuk datang ke Indonesia. Maka wajar

jika pariwisata kita masih kalah dibandingkan Thiland, Singapura, dan Malaysia.

Untuk itu, pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendukung sektor pariwisata

baik dari sisi transportasi yang memadai, harga tiket yang murah, dan kenyamanan

di area destinasi.

4) DPR RI mendukung penuh langkah-langkah promosi melalui pameran budaya dan

pariwisata, serta promosi melalui videotron, led display billboard, bus, kereta, dan

tempat-tempat strategis lainnya di negara-negara Asia, Eropa, Amerika, Inggris,

Timur Tengah. Terkait hal itu, pemerintah harus lebih serius dalam mempromosikan

‘Wonderful Indonesia’ di negara-negara lain yang punya potensi untuk berkunjung

ke Indonesia, seperti Amerika Latin, Eropa Timur, dan negara-negara pecahan Uni

Soviet.

4.1.3. Rekomendasi Terkait Pertemuan dengan PPI dan Masyarakat Indonesia di

Ceko

1) PPI diharapkan menjadi organisasi yang dapat menyatukan pelajar-pelajar Indonesia

yang ada di Ceko untuk lebih serius belajar dan menuntut ilmu sesuai dengan

bidangnya. Sehingga nantinya PPI melahirkan lulusan-lulusan terbaik yang dapat

diandalkan oleh masyarakat, bangsa dan negara.

2) Pemerintah, khususnya Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

(Kemenristekdikti), diharapkan lebih banyak memberikan peluang dan

kesempatakan kepada mahasiswa Indonesia untuk belajar di Ceko. Karena

universitas-universitas di Ceko, seperti Technical University of Liberec, Palacky

University, Faculty of Social Science Charles University, tidak kalah dengan

universitas-universitas lain yang ada di Eropa, khususnya Eropa Barat.

3) PPI dan masyarakat Indonesia di Ceko harus menjadi duta negara dalam

hubungannya dengan warge negara Ceko. Mereka juga diharapkan selalu

“mengkampanyekan” tentang Indonesia yang damai, ramah, harmonis, demokratis,

inklusif, dan menghargai keragaman.

40

4.2. Kesimpulan

Kesimpulan dari Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri ke Republik Ceko yang

dilakukan oleh anggota DPR RI sebagai berikut:

1) Kunjungan Kerja Luar Negeri memberikan kesan positif bagi anggota DPR RI

karena disambut baik oleh Duta Besa Republik Indonesia untuk Republik Ceko Dr.

Aulia Aman Rachman, beserta staf KBRI, masyarakat Indonesia yang menetap di

Ceko, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI), dan Asisten Deputi Pengembangan Pasar

Eropa, Timur Tengah, Amerika dan Afrika Kementerian Pariwisata Republik

Indonesia. Pertemuan juga dihadiri perwakilan staf dari Pemerintah Republik Ceko

sehingga hubungan antarkedua negara makin erat.

2) Kunjungan Kunjungan Kerja Luar Negeri ke Republik Ceko secara umum berjalan

dengan baik sesuai dengan jadwal yang. Serangkaian kegiatan yang telah dilakukan

rombongan anggota DPR RI di Praha diharapkan memberi manfaat positif bagi

kedua negara. Bagi DPR RI kunjungan ke Republik Ceko ini menjadi awal dan

momentum baik untuk memperbaiki kualitas kinerja dalam membuat

produk-produk legislasi yang lebih berkualitas lagi.

3) Bagi pemerintah Republik Ceko kunjungan ini diharapkan bisa menambah

pengetahuan tentang Indonesia yang multietnis, multibudaya, beragam suku, bahasa

dan agama. Bahwa Indonesia adalah negara demokrasi terbesar di dunia,

menghargai keragaman, serta melindungi minoritas. Indonesia juga layak

dikunjungi karena banyak distinasi wisata yang menarik. Indonsia juga negara yang

sangat kondusif dijadikan tujuan investasi. Alapagi saat ini Indonesia sedang serius

melakukan pembangunan, khususnya bidang infrastruktur jalan, bandara, kereta,

pelabuhan dan lain sebagainya.

4) Kerja sama bilateral dalam bidang ekonomi dan perdagangan antara Indonesia

dengan Republik Ceko, seperti dalam bidang pertanian, sosial budaya, pariwisata,

pendidikan, politik, perdagangan, budaya, olahraga dan pertahanan, serta

pengelolaan lingkungan dengan teknologi water treatment dan bio teknologi butuh

keseriusan dan tindaklanjut yang lebih formal dan nyata.

5) Indonesia dan Republik Ceko harus lebih aktif berperan sebagai peace maker dalam

mendukung upaya-upaya damai akibat konflik dan kekerasan yang terjadi di dunia.

Seperti konflik perbatasan antara Korea Utara dengan Korea Selatan, sengketa

wilayah antara Filipinan dengan China, dan antara China dengan Jepang. Begitu

juga konflik yang terjadi di di Suriah, Afganistan, Irak, Palestina dan negara-negara

41

lain di Timur Tengah.

6) Perlu usaha bersama yang lebih sistematis dan konfrehensi antara pemerintah

Indonesia dan pemerintah Ceko dalam penanganan masalah-masalah global seperti

terorisme, narkoba dan obat-obatan terlarang, perdagangan manusia (human

trafficking), pencurian ikan (illegal fishing) dan pencurian kayu (illegal loging),

pemanasan global, pengungsian dan kemiskinan.

7) Perlu adanya dukungan lebih serius dan maksimal dari pemerintah untuk

mendukung peran-peran diplomasi yang dilakukan oleh DPR RI. Peran diplomasi

DPR RI sangat penting karena dapat membantu pemerintah dalam menyelesaikan

persoalan-persoalan yang sensitif yang tak bisa diselesaikan oleh lembaga eksekutif.

42

BAB V

PENUTUP

Demikian laporan kegiatan Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri ke Republik

Ceko ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan penuh tanggung jawab. Kami

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu suksesnya agenda

kunjungan ini. Dr. Aulia Aman Rachman Kepada Duta Besar Republik Indonesia

(KBRI) Ceko, Nia Niscaya Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah,

Amerika dan Afrika, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Ceko, masyarakat Indonesia

yang menetap di Ceko, yang dengan senang hati menerima kunjungan kami. Kami

mohon maaf jika selama melakukan dialog dengan mereka terdapat kesalahan dan

kekhilafan.

Demikian laporan pelaksanaan kegiatan Kunjungan Kerja Individu Luar Negeri

ke Republik Ceko ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan

terima kasih.

Jakarta, 19 Februari 2018

Kunker Luar Negeri Individu

Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar,

H. BOBBY A. RIZALDI, SE., Ak., MBA

Nomor Anggota A-246/Ketua Delegasi

43

LAMPIRAN 1

DOKUMENTASI FOTO

KEGIATAN DENGAN DUTA BESAR REPUBLIK INDONESIA

Pertemuan dengan Dr. Aulia Aman Rachman Duta Besar Republik Indonesia untuk

Republik Ceko, Staf dan Pegawai KBRI. Kegiatan dilaksanakan di Hotel Hilton

Alexandria, Old Town, Praha pada hari Senin, 5 Februari 2018.

44

Lampiran 2

DOKUMENTASI FOTO

KEGIATAN DENGAN PELAKU INDUSTRI PARIWISATA REPUBIK CEKO

DI PRAHA

Pertemuan dengan Pelaku Industri Pariwisata dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Februari

2018 di Hotel Hilton Alexandria, Old Town, Praha. Para pelaku pariwisata tersebut

adalah Elixir Tours,S-Guide, Invia International, TRIP, Seznam.cz, Travel Marketing

International, Blue Sky Travel, Travel Agency Inex, Kolem Sveta, Croation National

Tourist Boad dan Osveta. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Nia Niscaya Asisten

Pengembangan Pasar Erpa, Timur Tengah, Amerika dan Afrikan Kementerian

Pariwisata Republik Indonesia

45

46

Lampiran 3

DOKUMENTASI FOTO

PERTEMUN DENGAN PPI DAN WNI DI PRAHA

Pertemuan dengan Dr. Aulia Aman Rachman Duta Besar Republik Indonesia untuk

Republik Ceko, Staf dan Pegawai KBRI, Mahasiswa Indonesia (PPI) dan Warga Negara

Indonesia (WNI) serta Asisten Pengembangan Pasar Erpa, Timur Tengah, Amerika dan

Afrikan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Kegiatan dilaksanakan pada hari

Rabu, 7 Februari 2018 di Wisma Duta Pejabat Diplomatik KBRI Praha 5 Smichov.

47

48

49

50

51