Laporan Kasus Viks 1

19
1 LAPORAN KASUS SEORANG LAKI-LAKI 22 TAHUN DENGAN KELUHAN DEMAM Diajukan sebagai salah satu persyara tan menempuh Program Pendidikan Kepaniteraan Klinik  Disusun oleh: Ayu Rindwitia Indah Peanasari (H2A010008) Pembimbing : dr. Hidayat Santoso,SpPD FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2014

description

bnm,

Transcript of Laporan Kasus Viks 1

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    1/19

    1

    LAPORAN KASUS

    SEORANG LAKI-LAKI 22 TAHUN DENGAN KELUHAN DEMAM

    Diajukan sebagai salah satu persyaratan menempuh

    Program Pendidikan Kepaniteraan Klinik

    Disusun oleh:

    Ayu Rindwitia Indah Peanasari

    (H2A010008)

    Pembimbing :

    dr. Hidayat Santoso,SpPD

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

    2014

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    2/19

    2

    HALAMAN PENGESAHAN

    Tugas presentasi Laporan Kasus

    SEORANG LAKI-LAKI 50 TAHUN DENGAN KELUHAN SESAK NAFAS

    Telah dipresentasikan pada tanggal, 28 September 2012

    Pembimbing

    dr. Zulfahmi Wahab, SpPD FINASIM

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    3/19

    3

    DAFTAR MASALAH (tanggal 27/08/2012)

    No. Masalah aktif Masalah Pasif

    1 Asma Bronkial Kesan ekonomi kurang

    2 Bronkitis kronis

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    4/19

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    5/19

    5

    baru kemudian sesak mulai timbul. Batuk kadang kering dan kadang mengeluarkan

    dahak berwarna putih, tidak ada darah. Batuk hilang timbul. Setiap sesak selalu

    disertai batuk, pilek (-), demam (-), pusing (-), mual (-), muntah (-). Satu hari

    sebelum masuk RS pada hari minggu sore tanggal 26/08/2012 pasien sempat

    kontrol ke IGD dengan keluhan sesak nafas. Saat di IGD pasien diberi oksigen dan

    sesak berkurang. Kemudian pasien minta pulang. Namun pada tanggal 27/08/2012

    pasien datang kembali dengan keluhan sesak berat. Setelah mendapatkan

    penanganan di IGD pasien masuk ke bangsal Dahlia (Ruang HND).

    c)Riwayat Penyakit Dahulu

    Asma : Disangkal

    Riwayat batuk lama : Disangkal

    Riwayat hipertensi : Disangkal

    Riwayat Alergi :

    Riwayat mondok di Rumah Sakit : diakui operasi batu ginjal

    Penyakit jantung : disangkal

    Riwayat DM : disangkal

    Alergi makanan :

    Alergi obat :

    Kolesterol : Disangkal

    d)Riwayat Penyakit Keluarga

    Asma :

    Riwayat batuk lama :

    Riwayat hipertensi :

    Riwayat Alergi :

    Penyakit jantung :

    Riwayat DM :

    Alergi makanan :

    Alergi obat :

    e)Riwayat Pribadi:

    Kebiasaan olahraga :

    Riwayat minum obat-obatan:

    Kebiasaan merokok : diakui sejak umur 16 tahun dan berhenti ?

    f) Riwayat Sosial Ekonomi :

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    6/19

    6

    Pasien berobat dengan biaya pribadi. Pasien tinggal dalam satu rumah dengan.

    Istri pasien bekerja sebagai . Anaknya sudah menikah dan tinggal masih

    menumpang dirumah orangtuanya.

    Kesan ekonomi :kurang

    3 Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 7/06/2014.

    a)Keadaan umum : Tampak sesak

    b)Kesadaran : compos mentis

    c)Status gizi : BB : kg

    TB : cm

    BMI : kg/m2

    Kesan :

    d)Vital sign

    TD : 150/80 mmHg

    Nadi : 90x/menit (regular, isi dan tegangan cukup)

    RR : 36x/menit

    Suhu : 36,80C (peraxilla)

    e)Status Internus

    a)

    Kepala : kesan mesocephal

    b)

    Mata :

    konjungtiva anemis (-/-)

    sklera ikterik (-/-)

    pupil isokor

    reflek pupil (+/+)

    c)

    Hidung :

    napas cuping hidung (-)

    nyeri tekan (-)

    krepitasi (-)

    Sekret (-)

    septum deviasi (-)

    konka: hiperemis (-) dan deformitas (-)

    d)

    Mulut :

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    7/19

    7

    sianosis (-)

    Pursed lips-breathing (-)

    lidah kotor (-)

    uvula simetris

    tonsil (T1/T1), hiperemis (-),kripte melebar (-)

    gigi karies (-)

    Faring : hiperemis (+) (seperti terluka)

    e)

    Telinga :

    Sekret (-/-)

    Serumen (-/-)

    Laserasi (-/-).

    f) Leher :

    nyeri tekan trakea (-)

    pembesaran limfonodi (-/-)

    Pembesaran tiroid (-/-)

    Pergerakan otot bantu pernafasan (+).

    g) Thoraks

    Cor :-

    Inspeksi : ictus cordis tidak tampak, ICS melebar (-)

    Palpasi : ictus cordis tidak teraba, kuat angkat (-), ICS melebar (-)

    Perkusi : batas atas : ICS II linea parasternal sin.

    pinggang jantung: ICS III linea parasternal sinistra

    batas kanan bawah : ICS V linea sternalis dextra

    kiri bawah; ICS V 1-2 cm ke arah medial linea mid clavicula

    sinistraKesan: konfigurasi jantung dalam batas normal

    Auskultasi : Suara jantung murni: Suara I dan Suara II reguler.

    Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-)

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    8/19

    8

    Pulmo : Sinistra Dextra

    Depan

    1.Inspeksi

    Bentuk dadaHemitorak

    Warna

    2.PalpasiNyeri tekan

    Stem fremitus

    3.Perkusi

    4.Auskultasi

    Suara dasar

    Suara tambahan

    Wheezing

    Ronki kasar

    RBH

    Stridor

    datarSimetris statis dinamis

    Sama dengan kulit

    sekitar

    (-)

    (+) normal, Kanan = kiri

    Sonor di seluruh lapang

    paru

    Vesikuler (+) melemahdi apek

    (+) saat ekspirasi

    (+) di basal paru

    (-)

    (-)

    datarSimetris statis dinamis

    Sama dengan kulit

    sekitar

    (-)

    (+) normal, kanan = kiri

    Sonor di seluruh lapang

    paru

    Vesikuler (+) melemahdi apek

    (+) saat ekspirasi

    (+) di basal paru

    (-)

    (-)

    Belakang

    1. Inspeksi

    Warna

    2. Palpasi

    Nyeri tekan

    Stem Fremitus

    3. Perkusi

    4. Auskultasi

    Suara dasar

    Suara tambahan

    Wheezing

    Ronki kasar

    RBH

    Sama dengan kulit

    sekitar

    (-)

    (+) normal, kanan = kiri

    Sonor di seluruh lapang

    paru

    Vesikuler (+) melemah

    di apek

    (+) saat ekspirasi

    (+) di basal paru

    Sama dengan kulit

    sekitar

    (-)

    (+) normal, kanan = kiri

    Sonor di seluruh lapang

    paru

    Vesikuler (+) melemah

    di apek

    (+) saat ekspirasi

    (+) di basal paru

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    9/19

    9

    Stridor(-)

    (-)

    (-)

    (-)

    Tampak anterior paru Tampak posterior paru = anterior

    h) Abdomen

    Inspeksi :

    Bentuk : datar

    Warna : seperti kulit sekitar

    Venektasi : (-)

    Auskultasi : Bising usus (+) normal 9 x/menit

    Palpasi :

    Supel (+), Nyeri tekan (-)

    Defance muscular : (-)

    Hepar tidak teraba

    Lien tidak teraba

    Ginjal tidak teraba

    Perkusi :

    Timphani di seluruh kuadran.

    Pekak hati (+) Pekak sisi (+) normal

    i) Ekstremitas

    Wheezing

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    10/19

    10

    Superior Inferior

    Akral dingin

    Oedem

    Sianosis

    Gerak

    -/-

    -/-

    -/-

    Dalam batas normal

    5/55/5

    -/-

    -/-

    -/-

    Dalam batas normal

    5/55/5

    Kesan :Normal

    4 Pemeriksaan Penunjang

    NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

    A.

    Darah Rutin (WB

    EDTA)

    1 Lekosit 18.500 4000-10.000

    2 Eritrosit 4.33 4.5-6

    3 Hemoglobin 13 g/dL 14-18

    4 Hematokrit 46.50 % 40-52

    5 MCV 82.20 fL 80-100

    6 MCH 29.00 pg 26-34

    7 MCHC 35.30 g/dL 32-36

    8 Trombosit 229 150-440

    9 RDW 13.00% 11.5-14.5

    10 Eosinoil Absolute H 0.57 0.045-0.44

    11 Basofil Absolut 0.04 0-0.2

    12 Netrofil Absolute 4.11 1.8-8

    13 Limfosit Absolute 2.74 0.9-5.2

    14 Monosite absolute 0,74 0.16-1

    15 Eosinofil H 7.10% 2-4%

    16 Basofil 0.50 0-1

    17 Neutrofil 50.10 50-70

    18 Limfosit 33.40 25-40

    19 Monosit H 9.00 2-8

    B.Kimia klinik

    (serum)

    1 Kalium 3.5 mmol/L 3.5-5.0 mmol/L2 Natrium 137 mmol/L 135-145 mmol/L

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    11/19

    11

    3 Chlorida 104 mg/dL 95.0 -105 mg/dL

    4 Calsium 9.6 mg/dL 8.1-10.4 mg/dL

    5 Glukosa sewaktu 109 mg/dL < 125 mg/dL

    6 Asam Urat 4.5 mg/dL 2.4-5.7 mg/dL

    7 SGOT 24 U/L 0-35

    8 SGPT 20 U/L 0-35

    C. Foto Thorax (tanggal 28/08/2012)

    Gambaran :

    Cor : CTR < 50 %

    Pulmo : Corakan vaskuler kasar

    Bercak kesuraman

    Diafagma : Normal

    Sinus Costofrenicus : Normal

    Kesan :

    Cor : tidak membesar

    Pulmo : gambaran bronkitis

    5. RESUME

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    12/19

    12

    1. Pasien datang ke IGD pada pukul 23.27 WIB dengan keluhan sesak nafas.Sesak

    nafas berat dirasakan terus-menerus.Awal mulanya sesak dirasakan sejak 3 hari

    setelah lebaran (pada tanggal 22/08/2012) setelah pasien terpapar asap dapur,

    akan tetapi sesak hilang timbuldan masih bisa diatasi. Namun, 3 hari SMRS

    pasien mengku sesak semakin hari semakin bertambah. Sesak berkurang

    dengan menggunakan obat hirup dan tiduran dengan bantal tinggi (tidur

    setengah duduk).Sebelumnya pasien adalah pasien yang mondokdibangsal mawar

    dengan keluhan yang sama, dan pasien minta pulang 2 hari sebelum lebaran

    (17/08/2012). Pasien mengaku sudah berkali-kali keluar masuk RSUD Tugurejo

    dengan keluhan yang sama. Pasien diberikan surat kontrol di poli penyakit dalam

    satu kali setelah pulang mondok di bangsal mawar. Pasien mengaku sesak

    bertambah berat di malam dan di pagi hari ataupun saat terpapar dingin,

    berdebu, asap, kecapekan, dan banyak pikiran. Selain sesak pasien juga

    mengeluhkan batuk. Pasien batuk sejak lebaran. Akantetapi dibiarkan saja. Setiap

    setelah terpapar dingin, asap, atau debu pasien pasti langsung batuk baru

    kemudian sesak mulai timbul.Batuk kadang kering dan kadang mengeluarkan

    dahak berwarna putih, tidak ada darah. Batuk hilang timbul. Setiap sesak

    selalu disertai batuk.Satu hari sebelum masuk RS pada hari minggu sore tanggal

    26/08/2012 pasien sempat kontrol ke IGD dengan keluhan sesak nafas . Saat di

    IGD pasien diberi oksigen dan sesak berkurang. Kemudian pasien minta

    pulang. Namun pada tanggal 27/08/2012 pasien datang kembali dengan keluhan

    sesak berat. Setelah mendapatkan penanganan di IGD pasien masuk ke bangsal

    Dahlia (Ruang HND). Riwayat asma (sejak umur 25 tahun). Riwayat alergi

    (debu,asap, dingin). Riwayat merokok saat usia 13 tahun dan berhenti setelah

    menikah umur 25 tahun.

    Pada pemeriksaan fisik ditemukan suara dasar vesikuler (+) melemah di

    apek, wheezing (+) saat ekspirasi, dan ronki kasar (+) di basal paru.

    Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil laboratorium yang bermakna

    meningkat dari nilai normal yaitu Eosinoil Absolute H 0.57, Eosinofil H 7.10,

    Basofil 0.50 dan monosit H 9.00. Pada foto thorak didapatkan kesan : cor tidak

    membesar dan pulmo gambaran bronkitis.

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    13/19

    13

    6. DAFTAR ABNORMALITAS

    Anamnesis:

    1.

    Sesak nafas

    2. Batuk berulang dengan atau tanpa

    dahak

    3.

    Riwayat terpajan zat iritan (asap

    dapur) 6 hari SMRS

    4. Riwayat asma (sejak umur 25

    tahun)

    5. Riwayat alergi (debu,asap,

    dingin)

    6.

    Riwayat merokok saat usia 13

    tahun berhenti setelah menikah

    umur 25 tahun (Bekas prokok)

    7.

    Riwayat sering mondok dengan

    keluhan yang sama

    Pemeriksaan Fisik :

    8. RR = 24x/menit

    9.

    Suara dasar vesikuler (+)

    melemah di apex

    10. Wheezing +/+ saat ekspirasi

    11.

    Ronki kasar (+) di basal paru

    Pemeriksaan Penunjang :

    12. Eosinoil AbsoluteH 0.57

    13. Eosinofil H 7.10%

    14. Basofil 0.50

    15. Monosit H 9.00

    16.

    Foto thorak gambaran bronkitis

    Abnormalitas :

    1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13

    a)Asma Bronkial

    b)PPOK (Bronkitis kronis)

    DAFTAR MASALAH :

    a) Asma Bronkial

    b)

    PPOK (Bronkitis kronis)

    Assesment (Initial Plan)

    Problem :

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    14/19

    14

    I. ASMA BRONKIAL

    A.Assesment

    a. Ass Etiologi:

    1. Faktor predisposisi :Genetik

    2. Faktor presipitasi

    Alergen:

    Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan

    Ingestan, yang masuk melalui mulut

    Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit

    Perubahan cuaca

    Stress

    Lingkungan kerja atau lingkungan tempat tinggal

    Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat

    b.Ass Diagnosis

    Anamnesis

    Gejala berupa batuk, sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak

    Bersifat episodik, sering kali reversibel dengan atau tanpa pengobatan

    Gejala timbul / memburuk terutama malam / dini hari

    Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu

    Respons terhadap pemberian bronkodilator

    Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit :

    Riwayat keluarga (atopi)

    Riwayat alergi / atopi

    Penyakit lain yang memberatkan

    Pemeriksaan Fisik

    Wheezing mengi pada auskultasi.

    Sesak napas

    hiperinflasi.

    pada sarangan yang sangat berat disertai gejala lain: sianosis, gelisah, sukar

    bicara, takikardi, hiperinflasi dan penggunaan otot bantu napas.

    Pemeriksaan Penunjang

    1. Spirometri

    2.

    Uji Provokasi Bronkus

    3. Pengukuran Status Alergi

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    15/19

    15

    c. Ass Penatalaksanaan

    Derajat Kekambuhan/serangan Terapi

    Step 1Intermittent

    Kurang dari 1 kali dalam semingguAsimptomatis dan PEF normal di antara

    serangan

    Obat reliever:Beta agonis inhaler

    Step 2Mild persistent

    Satu kali atau lebih dalam 1 minggu Obat Kontroller:- Medikasi 1x/hari

    - Bisa ditambahkan bronkodilator long

    acting

    Obat reliever:

    Beta agonis inhaler

    Step 3

    Moderate persistent

    Setiap hari

    Menggunakan B2 agonis setiap hari.

    Serangan mempengaruhi aktivitas

    Obat Kontroller:

    - Kortikosteroid inhaler harian

    - bronkodilator long acting harian

    Obat reliever:

    Beta agonis inhaler

    Step 4

    Severe persistent

    Terus menerus.

    Aktivitas fisik terbatas

    Obat Kontroller:

    - Kortikosteroid inhaler harian

    -

    bronkodilator long acting harian- Kortikosteroid oral

    Obat reliever:

    Beta agonis inhaler

    d.Ass Komplikasi

    Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :

    1. Status asmatikus

    2.

    Atelektasis

    3.

    Hipoksemia

    4. Pneumothoraks

    5.

    Emfisema

    6. Deformitas thoraks

    7. Gagal nafas

    B.IpDx :

    Foto Thorax

    Darah rutin

    Cek sputum BTA

    C.IpTx :

    Infus asering + aminofilin 1 amp 16 tpm

    Nebulizer (combivent + pulmicort) bila sesak

    Injeksi cefotaxim 3x1 gr iv

    Injeksi Dexametason 2x1 Anp iv

    Salbutamol 2x2 tablet

    OBH Syr 3x1 C

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    16/19

    16

    D.IpMx :

    Vital sign dan keluhan utama

    E.IpEx :

    Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya Menghindari faktor pencetus

    Tidur dengan bantal tinggi bila sesak

    Tirah baring total untuk menghindari sesak bertambah berat

    Makan makanan tinggi kalori dan tinggi protein

    II. PPOK (BRONKITIS KRONIS)

    A. Assesment

    a.

    Ass Etiologi:1. Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting,

    jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya.

    Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan :

    Riwayat merokok

    - Perokok aktif

    - Perokok pasif

    - Bekas perokok

    Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian

    jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok

    dalam tahun :

    Ringan : 0-200

    Sedang : 200-600

    Berat : >600

    2. Riwayat terpajan polusi udara di lingkungandan tempat kerja

    3. Hipereaktivitas bronkus

    4. Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang

    b.Ass Diagnosis

    Diagnosis PPOK di tegakkan berdasarkan :

    A. Gambaran klinis:

    1. Anamnesis

    Keluhan

    Riwayat penyakit

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    17/19

    17

    Faktor predisposisi

    2.

    Pemeriksaan fisis

    B. Pemeriksaan penunjang:

    1.

    Pemeriksaan rutin2.

    Pemeriksaan khusus

    c.Ass Penatalaksanaan

    Tujuan penatalaksanaan :

    - Mengurangi gejala

    - Mencegah eksaserbasi berulang

    - Memperbaiki dan mencegah penurunan faal paru

    - Meningkatkan kualitas hidup penderita

    Penatalaksanaan secara umum PPOK meliputi :

    1. Edukasi

    2. Obat - obatan

    3. Terapi oksigen

    4. Ventilasi mekanik

    5. Nutrisi

    6. Rehabilitasi

    d.Ass Komplikasi

    Komplikasi yang dapat terjadi pada PPOK adalah :

    1. Gagal napas

    Gagal napas kronik

    Gagal napas akut pada gagal napas kronik

    2. Infeksi berulang

    3. Kor pulmonal

    B.

    IpDx :

    Px Sputum BTA SPS

    Px Faal Paru

    C. IpTx :

    Posisi duduk

    O2 1-2 L/menit

    Infus D5 % 20 tetes/menit

    Aminopilin drip 180 mg/8 jam

    Injeksi ampicilin 4x1 gr iv

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    18/19

    18

    Dexamethasone 3x1 ampul iv

    Nebulizer tiap 6 jam

    D. IpMx :

    Vital Sign dan keluhan utama Tanda-tanda gagal nafas akut yang mengancam jiwa

    Monitoring kepatuhan minum obat

    E. IpEx :

    Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita oleh pasien

    Minum obat yang diberikan

    Beri posisi fowler tinggi untuk tirah baring total

    Makan makanan TKTP

    Hindari faktor pencetus

  • 5/21/2018 Laporan Kasus Viks 1

    19/19

    19

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2006