Laporan Kasus Syekh Yusuf
-
Upload
taufik-ghockil-zlaluw -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
description
Transcript of Laporan Kasus Syekh Yusuf
Tanggal masuk : 02-11-2015
Tanggal Pemeriksaan : 02-11-2015
1. IDENTITAS PASIEN (AUTOANAMNESIS)
1.I. Data identitas
Nama : Ny. Syahruni dg Sangki
Umur : 36 tahun
Tanggal lahir : 01-11-1978
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Suku : Makassar
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Karunrung, desa barimatangkasa, kecamatan bajing barat.
1
II. RIWAYAT PSIKIATRI
II.1 Keluhan utama
Cemas
II.2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien wanita masuk ke bagian poli bagian jiwa untuk pertama kali dengan
keluhan cemas. Sdh dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Hal tersebut terjadi setelah ayah pasien
meninggal sekitar 1 bulan yang lalu akibat penyakit jantung yang dideritanya. Sejak saat itu,
pasien sering merasakan jantung berdebar-debar, kepala terasa pusing, perasaan yang tidak enak,
keringat dingin, gemetaran, serta gelisah. Hal Tersebut berlangsung hampir setiap hari. Selain itu
pasien juga sering menghayal ataupun melamun sendiri. Pasien mengatakan sering melamunkan
tentang masalah kesehatan yang dialaminya sekarang, tentang mengapa ayahnya meninggal serta
tentang kehidupannya itu sendiri. Akhir-akhir ini pasien juga mengatakan sering lemas, serta
tidak dapat mengerjakan aktifitas sehari-hari dengan optimal. Selain hal tersebut, pasien juga
mengeluhkan sulit untuk tidur. Terutama jika pasien sendirian di rumah atau ketika tidak ada
yang menemani saat tidur. Ketika tertidur, pasien sering bermimpi hal-hal yang buruk. Mimpi
buruk tersebut seperti jatuh dari tangga, mimpi tentang kecelakaan, maupun mimpi tentang ada
hal-hal yang tidak mengenakkan lainnya. Nafsu makan juga sering berubah-ubah. Adakalanya
pasien memiliki nafsu makan yang baik, tetapi sewaktu-waktu tidak ada nafsu makan sama
sekali. Pasien lebih menyukai keramaian daripada hanya sendiri. Sehingga pasien akan merasa
lebih tenang ketika berkumpul dengan orang banyak. Sebelumnya pasien pernah dirawat di
rumah sakit dengan keluhan nyeri ulu hati. Diberikan obat syrup dan keluar dari rumah sakit 3
hari kemudian. Walaupun pasien hanya sebagai ibu rumah tangga, tetapi pasien juga kerap kali
mebantu suami bekerja sebagai pencetak batu bata untuk meringankan pekerjaan suaminya.
Pasien merupakan sosok yang penyabar, penyayang, pekerja keras serta mampu bersosialisasi
dengan masyarakat.
Hendaya /Disfungsi:
Hendaya sosial (-)
Hendaya pekerjaan (+): pasien tidak dapat melakukan aktifitas semaksimal
seperti sebelum sakit
2
Hendaya waktu senggang (+): pasien sering mengalami gangguan tidur beberapa
malam
Faktor stressor psikososial
Ayah pasien yang meninggal akibat penyakit jantung 1 bulan yang lalu
II.3 Riwayat gangguan sebelumnya
Riwayat penyakit dahulu
Trauma ( - )
Infeksi ( + ) pernah dirawat di RS thalia selama 4 malam
Kejang ( - )
Riwayat penggunaan zat psikoaktif:
Merokok ( - )
Alkohol ( - )
NAPZA ( - )
II.4 Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
Baru pertama kali melakukan pengobatan
II.5 Riwayat kehidupan pribadi
a) Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien lahir normal, cuup bulan dan ditolong oleh bidan
b) Masa kanak awal (1 s/d usia 3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan normal seperti teman sebayanya
c) Masa kanak ( 4-5 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan normal seperti teman sebayanya
d) Masa kanak pertengahan (6-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan sama dengan teman sebayanya dan mulai masuk
sekolah dasar
e) Masa kanak akhir (pubertas s/d remaja)
Pertumbuhan dan perkembangan sama dengan teman sebayanya, sampai pasien tamat
SMA
3
f) Masa dewasa
Riwayat pekerjaan : ( - ) Ibu Rumah Tangga
Riwayat pernikahan dan hubungannya : ( + ) sudah menikah dan telah memiliki 2
orang anak dan memiliki hubungan yang baik
Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak keempat dari enam bersaudara
Hubungan antar keluarga baik
Tidak ada keluarga pasien yang pernah sakit dengan gejala yang sama
Riwayat militer
Tidak ada
Riwayat pendidikan
Pasien tamat SMK
Riwayat keagamaan
Pasien cukup taat beribadah
Riwayat aktifitas sosial
Sebelum sakit, pasien dikenal sebagai sosok yang penyabar, pekerja keras, penyayang
dan mampu bersosialisasi dengan masyarakat.
Situasi sekarang
Pasien tinggal di rumah bersama suami dan kedua anaknya
Keadaan ekonomi cukup
Riwayat hukum
Tidak pernah menjadi korban, pelaku, maupun saksi dalam keterlibatan hukum.
Riwayat psikoseksual
Tidak ditemukan adanya gangguan
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
III. 1. Deskripsi Umum
Penampilan
tampak seorang wanita umur 35 tahun mengenakan baju berwarna kuning, celana jeans
biru panjang, memakai jilbab berwarna coklat serta membawa tas berwarna coklat.
4
Berpakaian bersih dan rapi. Wajah sesuai umur. Pembawaan tenang serta cara berjalan
biasa.
Kesadaran
Kuantitatif : GCS 15 (Kompos Mentis)
Kualitatif : komposmentis
Perilaku dan aktifitas psikomotor
Cukup tenang
Sikap terhadap pemeriksa
Cukup kooperatif, bicara lancar, intonasi biasa
III.2. Keadaan afektif
Mood : cemas
Afek : appropriate
Keserasian : cukup serasi
Empati : dapat dirabarasakan
III.3. Verbalisasi : baik
III.4. Fungsi intelektual (kognitif)
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : sesuai taraf pendidikan
2. Orientasi
Waktu : tidak terganggu
Tempat : tidak terganggu
Orang : tidak terganggu
3. Daya ingat
Jangka panjang : tidak terganggu
Jangka sedang : tidak terganggu
Jangka pendek : tidak terganggu
Jangka segera : tidak terganggu
4. Konsentrasi dan perhatian : tidak terganggu
5
5. Pikiran abstrak : tidak terganggu
6. Bakat kreatif : tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri : baik
III.5. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : tidak ada
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
III.6. Pikiran
1. Arus pikiran : tidak ada
2. Gangguan isi pikiran : tidak ada
3. Hendaya berbahasa : tidak ada
III.7. Pengendalian Impuls : tidak terganggu
III.8. Daya Nilai Dan Tilikan
Norma sosial : cukup
Uji daya nilai : cukup
Penilaian realitas : cukup
Tilikan : derajat 6 ( pasien sadar dirinya sakit dan perlu
pengobatan)
III.9. Taraf Dapat Dipercaya : dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LANJUTAN
Status Internus:
Tekanan darah : 130/90 mmHg Suhu : 36,2 0C
Nadi : 88x/menit pernapasan : 19x/menit
6
Status neurologis:
GCS E4M6V5 (Compos Mentis), pupil isokor 2,5 mm/2,5mm, RCL+/+, RCTL
+/+, Refleks patologis (-) pada keempat ekstremitas, sensorik dan motorik dalam
batas normal.
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien wanita masuk ke bagian poli bagian jiwa untuk pertama kali dengan keluhan
cemas. Sdh dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Hal ini terjadi setelah ayah pasien meninggal
sekitar 1 bulan yang lalu akibat penyakit jantung yang dideritanya. Sejak saat itu, pasien sering
merasakan jantung berdebar-debar, kepala terasa pusing, perasaan yang tidak enak, keringat
dingin, gemetaran, serta gelisah. Hal tersebut berlangsung hampir setiap hari. Selain itu pasien
juga sering menghayal ataupun melamun sendiri. Pasien mengatakan sering melamunkan tentang
masalah kesehatan yang dialaminya sekarang, tentang mengapa ayahnya meninggal serta tentang
kehidupannya itu sendiri. Akhir-akhir ini pasien juga mengatakan sering lemas, serta tidak dapat
mengerjakan aktifitas sehari-hari dengan optimal. Selain hal tersebut, pasien juga mengeluhkan
sulit untuk tidur. Terutama jika pasien sendirian di rumah atau ketika tidak ada yang menemani
saat tidur. Ketika tertidur, pasien sering bermimpi hal-hal yang buruk. Mimpi buruk tersebut
seperti jatuh dari tangga, mimpi tentang kecelakaan, maupun mimpi tentang ada hal-hal yang
tidak mengenakkan lainnya. Nafsu makan juga sering berubah-ubah. Adakalanya pasien
memiliki nafsu makan yang baik, tetapi sewaktu-waktu tidak ada nafsu makan sama sekali.
Pasien lebih menyukai keramaian daripada hanya sendiri. Sehingga pasien akan merasa lebih
tenang ketika berkumpul dengan orang banyak. Sebelumnya pasien pernah dirawat di rumah
sakit dengan keluhan nyeri ulu hati. Diberikan obat syrup dan keluar dari rumah sakit 3 hari
kemudian. Walaupun pasien hanya sebagai ibu rumah tangga, tetapi pasien juga kerap kali
mebantu suami bekerja sebagai pencetak batu bata untuk meringankan pekerjaan suaminya.
Pasien merupakan sosok yang penyabar, penyayang, pekerja keras serta mampu bersosialisasi
dengan masyarakat.
Hendaya /Disfungsi:
Hendaya sosial (-)
7
Hendaya pekerjaan (+): pasien tidak dapat melakukan aktifitas semaksimal seperti
sebelum sakit
Hendaya waktu senggang (+): pasien sering mengalami gangguan tidur beberapa malam
Dari pemeriksaan status mental didapatkan tampak tampak seorang wanita umur 35 tahun
mengenakan baju berwarna kuning, celana jeans biru panjang, memakai jilbab berwarna coklat
serta membawa tas berwarna coklat. Berpakaian bersih dan rapi. Wajah sesuai umur.
Pembawaan tenang serta cara berjalan biasa. Kesadaran baik dan GCS 15, saat dianamnesis
pasien cukp kooperatif.
Selain itu didapatkan mood cemas, afek appropriate, empati dapat dirabarasakan perilaku
dan aktifitas psikomotor tenang. Pembicaraan spontan dengan intonasi sedang, suara jelas dan
lancar. Sikap terhadap pemeriksa cukup kooperatif,, taraf pendidikan, pengetahuan umum dan
kecerdasan sesuai tingkat pendidikan. Daya konsentrasi cukup, orientasi(waktu, tempat dan
orang) tidak terganggu. Tidak terdapat halusinasi auditorik. Tidak ditemukan gangguan isi pikir.
Pengendalian impuls dan daya nilai tidak terganggu. Serta didapatkan tilikan 6, pasien sadar
dirinya sakit dan perlu pengobatan. Taraf dapat dipercaya, pasien dapat dipercaya.
VI. DIAGNOSIS MULTI AKSIAL ( BERDASARKAN PPDGJ III)
Aksis I.
Berdasarkan Autoanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna dimana
pasien datang dengan keluhan cemas, jantungberdebar-debar, sering gemetaran, melamun
sendiri, lemas.. Hal ini menimbulkan penderitaan yang bermakna bagi pasien dan keluarganya.
Juga mengakibatkan hendaya dalam hubungan sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu
senggang, sehingga dikatakan gangguan jiwa. Tidak ditemukan gangguan persepsi berupa
halusinasi auditorik dan visual pada pasien ini sehingga dikatakan gangguan jiwa non organik.
Pada pemeriksaan internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan yang mengindikasikan
gangguan medis umum. Pada pasien ini ditemukan kecemasan sehingga menyebabkan pasien
gelisah, perasaan yang tidak enak, berdebar-debar, serta sulit untuk tidur sesuai dengan PPDGJ
III sehingga didiagnosis Gangguan Anxietas. Dari autoanamnesis, dan pemeriksaan status
mental didapatkan gejala anxietas berupa kecemasan pada dirinya, ketegangan motorik berupa
8
gelisahan dan kepala terasa berat, overaktivitas otonomik berupa keringat dingin dan jantung
berdebar-debar, . Gejala – gejala tersebut hampir dialami setiap hari selama kurang lebih 1 bulan
ini, yang tidak menonjol pada situasi tertentu saja (“free floating” atau “mengambang”), maka
berdasarkan PPDGJ III, pasien ini digolongkan sebagai Gangguan Cemas Menyeluruh
(F41.1).
Aksis II.
Dari hasil autoanamnesis dan pemeriksaan status mental, tidak dapat dinilai karena
informasi yang didapatkan tentang riwayat masa kecil pasien minim.
Aksis III.
Tidak ditemukan adanya kelainan organobiologik.
Aksis IV.
Ayah pasien yang meninggal akibat penyakit jantung 1 bulan yang lalu
Pasien sering mengecemaskan tentang kesehatan ataupun penyakit yang
dideritanya sekarang
Aksis V.
GAF scale 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik.
VII. PROGNOSIS
1. Faktor Penghambat :
Ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan
Onset yang lama
2. Faktor Pendukung :
Adanya keinginan pasien untuk berobat
Tidak ada kelainan neurologi
9
System support yang baik
Tidak ditemukan adanya riwayat keluarga (genetik) yang mengalami ganguan jiwa
Karena itu prognosis pasien dubia et bonam
VIII. DAFTAR MASALAH
- Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna. Tetapi karena terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter, maka diperlukan farmakoterapi.
- Psikologik : Ditemukan adanya hendaya ringan berupa hendaya dalam bidang
pekerjaan dan hendaya sosial yang menimbulkan gejala psikis sehingga pasien
memerlukan psikoterapi.
- Sosiologik : Ditemukan hendaya sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang
sehingga memerlukan sosioterapi.
IX. RENCANA TERAPI
Psikofarmakoterapi:
R/ Alprazolam tab 1 mg no III
∫1 dd I
R Neurodex tab no III
∫1 dd I
Psikoterapi
Suportif :
Berupa
1. Ventilasi : awalnya membiarkan pasien mengeluarkan isi hati sesukanya.
10
2. Sugesti : secara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada pasien
atau membangkitkan kepercayaan padanya bahwa gejala-gejala akan hilang.
3. Bimbingan : memberi nasihat-nasihat yang praktis dan khusus sehingga pasien
lebih sanggup dalam mengatasi masalahnya misalnya cara mengadakan
hubungan antar-manusia, cara berkomunikasi dan cara bekerja yang efektif.
4. Terapi interpersonal.
5. terapi kognitif-perilaku.
Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang-orang di sekitarnya. Sehingga
dapat menerima dan menciptakan suasana lingkungan yang membantu.
X. DISKUSI
Untuk dapat menegakkan diagnosis anxietas menyeluruh berdasarkan PPDGJ III, maka
pasien harus memiliki gejala – gejala berupa :
Penderita harus menunujukkan anxietas sebagai gejala primer yang harus berlangsung
hampir setiap hari untuk beberapa minggu hingga beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya
menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau
“mengambang”).
Gejala – gejala tersebut umumnya menyangkut unsur – unsur berikut :
Kecemasan (kekhawatiran akan nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit
konsentrasi dan sebagainya).
Ketegangan motorik (gelisah sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai) dan
Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar – debar,
sesak napas keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)
Pada pasien ini ditemukan sifat gejala anxietas yang sama yakni berlangsung hampir tiap
hari sehingga dapat diagnosis sebagai gangguan cemas menyeluruh.
Pasien diberi 3 jenis terapi yakni farmakoterapi, psikoterapi dan sosioterapi.Untuk
farmakoterapi diberi antianxietas golongan benzodiazepin jenis alprazolam, karena efek terapi
11
yang cepat dan pada pasien ditemukan gejala sulit tidur maka efek samping yakni sedasi
dimanfaatkan.Pada pagi hari tidak diberikan agar efek sedasi tidak mengganggu aktifitas
pasien.Psikoterapi dan sosioterapi bagi pasien bermanfaat untuk meringankan beban psikis yang
dimiliki oleh pasien sehingga dapat mempercepat penyembuhan.
XI. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit seperti menilai efektifitas
obat terapi yang diberikan dan kemungkinan efek samping obat yang diberikan.
12
DAFTAR PUSTAKA
1) Sadock BJ, Sadock VA, Kaplan&Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis, Edisi Kedua,
Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta,2010
2) Puri, B.K. dkk. Buku Ajar Psikiatri edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 2011
3) Sylvia D. Elvira, Gitayanti Hadisukanto, Buku Ajar Psikiatri, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2010
13
AUTOANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 02-11-2015 pukul 10.30 WITA
DM (Dokter Muda); P (Pasien)
DM : assalamualaikum ibu.
P : waalaikumsalam dok.
DM : Saya taufiq, dokter muda yang bertugas disini dan saya ingin menanyakan beberapa
pertanyaan kepada ibu.
P : Oh iya, boleh dok.
DM : siapa namanya ibu?
P : Syahruni dg Sangki, dok.
DM : siapa nama panggilannya ibu?
P : Biasa dipanggil ibu syahruni
DM : Umurnya berapa?
P : 36 tahun
DM : Alamat rumahnya dimana ibu?
P : Karunrung, desa barimatangkasa, kecamatan bajing barat.
DM : Pendidikan terakhirnya apa bu?
P : SMK dok.
DM : Pekerjaan ibu apa?
P : Sebagai ibu rumah tangga dok.
DM : ibu sudah menikah?
P : Sudah dok
14
DM : Anaknya ibu berapa?
P : 2 orang dok.
DM : Keluhannya datang kesini karena apa bu?
P :begini dok, saya sering merasa cemas, tidak bisa tenang dok kalau berada di rumah,
perasaan juga tidak enak dok
DM : Sejak kapan ibu merasakan hal itu?
P : kira-kira baru sekitar 1 bulan ini dok.
DM : memang biasanya apa yang ibu cemaskan?
P : saya juga kurang tahu dok kenapa bisa sampai seperti ini, karena sebelumnya tidak
pernah. Perasaan ini muncul setelah bapak saya meninggal 1 bulan yang lalu dok
DM : kalau boleh tahu, bapak ibu meninggal karena apa?
P : karena penyakit jantung dok.
DM : jadi selain rasa cemas serta gelisah, keluhan apa lagi yang ibu rasakan saat ini?
P : kepala sering terasa nyeri dok, sering gemetaran juga, keringat dingin,jantung juga kadang
berdebar-debar dok, bahkan kalau tidur, sering takut dok kalau tidur di rumah sendririan
atau di rumah tidak ada yang menemani.
DM : pada waktu ibu tidur terutama di malam hari, apakah inbu sering terbangun?
P : sering dok.
DM : jadi kalau seperti itu, apa yang ibu lakukan?
P :yah biasa saya baca alqur’an, bertasbih, sampai saya merasa ngantuk dan tertidur lagi dok.
Itupun hanya beberapa jam saja dok. Habis itu terbangun lagi
DM : saat tidur, apakah ibu sering mimpi hal-hal yang buruk?
15
P :iya dok, kadang saya mimpi saya jatuh dari tangga, kadang mimpi kecelakaan, pokoknya
mimpi yang seram sekali dok.
DM : apakah hal itu terjadi tiap hari bu?
P : kalau untuk mimpi buruknya hanya kadang-kadang, tetapi yang untuk gelisah, cemas,
keringat dingin, itu hampir tiap hari saya alami dok
DM : apakah ada waktu-waktu tertentu atau keadaan tertentu yang membuat hal tersebut terajdi
bu?
P : saya rasa tidak ada dok, tidak tentu kapan gejala tersebut muncul. Biasa menjelang duhur,
muncul gemetaran dan dingin seluruh badan, biasa juga muncul pada waktu sore hari.
Bahkan juga di malam hari muncul gejala tersebut dok.
DM : jadi bagaimana dengan aktifitas keseharian ibu? Apakah hal tersebut tidak mengganggu?
P : yah sebenarnya cukup mengganggu dok, saya jadi tidak bisa mengerjakan pekerjaan
seperti biasanya. Karena kebetulan saya cuma ibu rumah tangga, suami saya bekerja hanya
sebagai pencetak batu bata, jadinya yang mengurus rumah hanya saya dok Tetapi
untungnya ada anak saya yang kadang-kadang membantu pekerjaan rumah terutama kalau
badan saya terasa tidak enak ataupun perasaan lemas saya dating dok.
DM : bagaimana dengan nafsu makan nya ibu?
P : tidak menentu dok, kadang-kadang nafsu makan baik, tetapi terkadang juga tidak ada
nafsu makan sama sekali. Bahkan beberapa minggu yang lalu saya pernah di rawat di RS
thalia dok.
DM : kenapa ibu bisa sampai masuk rumah sakit?
P : dokternya bilang, karena penyakit maagku kambuh dok, jadi saya dirawat disana dan
diberikan obat tablet dan syrup oleh dokter. Mungkin juga dok, karena saya terlalu
cemaskan penyakitku dok, jadinya mungkin juga seperti ini. Karena saya takut penyakitku
ini dok tambah parah, jadi saya ingat-ingat terus. Bahkan pada saya di tensi dulu , tekanan
darah saya naik jadi 150, waktu itu saya pikir terus ini dok kesehatanku. Apalagi bapak
16
saya baru saja meninggal dok. Jadi tambah banyak beban pikiran dok. Mungkin karena hal
itulah yang membuat saya seperti ini yah dok
DM : bisa jadi seperti itu bu, mungkin hal-hal tersebutlah yang membuat perasaan ibu yang
seperti cemas, sulit untuk tidur, maupun gelisah muncul. Selain itu, Bagaimana dengan
lingkungan sekitar? Apakah ada masalah dengan orang lain dan hubungan dengan tetangga
ibu bagaimana?
P : tidak ada msalah dok, semuanya baik. Saya juga tidak mempunyai masalah dengan orang
lain maupun dengan tetangga.
DM : iya bu kalau begitu, terima kasih banyak atas informasi yang di berikan pada saya
P : Iya dok sama-sama.
DM : cepat sembuh yah bu. sehat-sehat terus bu. jangan banyak dipikir bu. Mudah-mudahan
dengan apa yang kita lakukan serta usaha yang ibu kerjakan, dapat mendapatkan hasil yang
baik
P : iye dok. Makasih banyak dok
DM : iye bu, assalmualaikum
P : waalaikumsalam
17