laporan kasus rifa.ppt

35
Rifa’atun Nur Mahmudah PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Transcript of laporan kasus rifa.ppt

Page 1: laporan kasus rifa.ppt

Rifa’atun Nur Mahmudah

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTERUNIVERSITAS ISLAM MALANG

Page 2: laporan kasus rifa.ppt

IDENTITAS PENDERITA

Nama : Tn. N Umur : 33 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Wiraswasta Pendidikan: SLTA Agama : Islam Alamat : Jl. Kanjuruhan 4 No.30

Tlogomas Status Perkawinan : Menikah Suku : Jawa Tanggal periksa : 11 September 2012

Page 3: laporan kasus rifa.ppt

ANAMNESIS• KU : demam • Riwayat Penyakit Sekarang : Sejak kurang lebih satu minggu yang lalu pasien

mengeluh demam pada sore-malam hari pada pagi sampai siang tidak merasa demam, sudah berobat kedokter umum dekat rumah diberi obat penurun panas yaitu paracetamol tapi keluhan masih tetap. Selain itu juga 1 minggu yang lalu pasien mengeluh pusing terasa berputar, terus menerus, dibuat beraktifitas tambah berat, meskipun dibuat istirahat tetap pusing. Sejak 3 hari yang lalu pasien mengeluh sakit perut dibagian ulu hati, terasa seperti kembung (rasa tidak enak), mual dan muntah, muntah > 4x dalam sehari, yang dimuntahkan hanya air atau seperti lendir saja, nafsu makan pasien menurun, pasien tidak bisa BAB sejak 5 hari yang lalu. Satu hari yang lalu pasien juga mengeluh batuk, namun tidak berdahak.

• Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien menderita hal yang sama seperti sekarang (tifoid) pada saat masih kecil dan pd th 2007, pasien juga punya riwayat DBD pada th 2002. Riwayat alergi dingin (-), riwayat alergi obat (-), riwayat alergi debu (-), alergi makanan (-), riwayat penyakit Diabetes (-).

Page 4: laporan kasus rifa.ppt

• Riwayat Penyakit Keluarga:• Ibu : Menderita asma• Anak pasien menderita asma.

• Riwayat Kebiasaan :– Riwayat Merokok : Tidak merokok– Riwayat Minum Alkohol : Tidak pernah– Riwayat Olahraga : Jarang olahraga (main futsal

2x seminggu)– Riwayat Pengisisan Waktu Luang: budidaya jamur, jalan-

jalan mencari orderan jamur dan berkumpul sama keluarga.

Page 5: laporan kasus rifa.ppt

• Riwayat Sosial Ekonomi: Penderita adalah seorang laki-laki berusia 33 tahun, seorang suami dengan 1 orang anak. Penderita bekerja sebagai pembudidaya jamur dirumah. Penghasilan rata-rata sebulan antara Rp 1.000.000,00 – Rp 3.000.000,00. Istri pasien bekerja sebagai penjahit baju dirumah, ibu pasien berjualan nasi. Saat ini penderita tinggal dalam extended family bersama anak, mertua (ayah dan ibu), dan nenek dari istri pasien. Satus perekonomian keluarga cukup. Hubungan pasien dengan anggota keluarga yang lain dalam satu rumah baik-baik semua.

• Riwayat gizi : Penderita makan sehari-hari biasanya 3 kali dengan nasi sepiring, sayur, dan lauk pauk tahu, tempe. Terkadang dengan telur dan daging. Buah kadang-kadang seperti pepaya, jeruk, pisang. Kesan status gizi cukup.

Page 6: laporan kasus rifa.ppt

ANAMNESA SISTEM Kulit : kulit gatal (-). Kepala : sakit kepala (+), berputar (+), cekot-cekot (-), rambut

kepala tidak rontok, luka pada kepala (-), benjolan / borok di kepala (-). Mata : pandangan mata berkunang-kunang (+), penglihatan kabur

(+), ketajaman penglihatan berkurang (-). Hidung : tersumbat (-), mimisan (-). Telinga : pendengaran berkurang (+), berdengung (-), keluar cairan (-). Mulut : sariawan (-), mulut kering (-), lidah terasa pahit (+), ngiler (-). Tenggorokan: sakit menelan (-), serak (-). Pernafasan : sesak nafas (-), , mengi (-), batuk (-), Kadiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-) Gastrointestinal : mual (+), muntah (+), diare (-), nafsu makan menurun (-),

nyeri perut (-), tidak bisa BAB (+). Genitourinaria : BAK lancar Neurologik : kejang (-), kelumpuhan kaki (-), kelumpuhan lidah (-) Muskuloskeletal: kaku sendi (-), nyeri sendi (-), nyeri kaki (-), nyeri otot (-). Ekstremitas : Atas kanan : bengkak (-), sakit (-), luka (-) Atas kiri : bengkak (-), sakit (-), luka (-) Bawah kanan : bengkak (-), sakit (-), luka (-) Bawah kanan: bengkak (-), sakit (-), luka (-)

Page 7: laporan kasus rifa.ppt

  PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : cukup BaikKesadaran : Compos mentis, GCS: 4,5,6Tanda Vital :

◦ Tensi: 130/90◦ Nadi : 82x/menit◦ RR : 16x/menit◦ Suhu: 36˚c

Antropometri :◦ BB : 65 kg◦ TB : 165cm◦ BMI : 24 (normoweight)

Page 8: laporan kasus rifa.ppt

Kepala: Bentuk mesocephal, luka (-), rambut tidak mudah dicabut, keriput (-), makula (-), atrofi m. temporalis (-), papula (-), nodula (-), bells palsy (-).

Mata:Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+),reflek kornea (+/+), warna kelopak (coklat kehitaman), arkus senilis (+/+), radang (-/-).

Hidung: Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-), hiperpigmentasi (-), saddle nose (-).

Mulut : Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (+), papil lidah atrofi (-), tepi lidah hiperemis (+).

Telinga: Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping telinga dalam batas normal.

Tenggorokan: Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-).

Leher: JVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-).

Toraks: Simetris, bentuk normochest, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-), spider nevi (-), venectasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-)

-Cor : I :ictus cordis tak tampak

P : ictus cordis tak kuat angkat

P : batas kiri atas : SIC II linea para sternalis sinistra

batas kanan atas : SIC II linea para sternalis dekstra

batas kiri bawah : SIC V 1 cm lateral linea medio clavicularis sinistra

batas kanan bawah : SIC IV linea para sternalis dekstra

pinggang jantung :SIC III linea para sternalis sinistra (batas jantung kesan tidak melebar

A : Bunyi Jantung I–II intensitas normal, regular, bising (-)

- Pulmo : Statis (depan dan belakang)

I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri.

P : fremitus raba kanan sama dengan kiri

P : sonor/sonor

A : suara dasar vesikuler (+/+),suara tambahan (-/-)

Dinamis (depan dan belakang)

Page 9: laporan kasus rifa.ppt

Abdomen: I : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)A : peristaltik (+) normalP : timpani seluruh lapang perutP : supel, nyeri tekan (+) diregio epigastrium, hepar dan

lien tak terabaSistem Collumna Vertebralis: I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)P : nyeri tekan (-)P : Nyeri ketuk costo vertebralis (-)Ektremitas: palmar eritema(-/-)akral dingin oedem ulkus

+ + - - - -

+ + - - - -Sistem genetalia: dalam batas normal

Page 10: laporan kasus rifa.ppt

Pemeriksaan Neurologik: Fungsi Luhur : dalam batas normal Fungsi Vegetatif : ada kelainan dalam BAB (+) Fungsi Sensorik : N N N N Fungsi motorik : K 5 5 T N N RF 2 2 RP - - 5 5 N N 2 2 - -   Pemeriksaan Psikiatrik: Penampilan: sesuai umur, perawatan diri cukup Kesadaran : kualitatif tidak berubah ; kuantitatif compos mentis Afek : appropriate Psikomotor : normoaktif Proses pikir: bentuk : realistik isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-) arus : koheren Insight : baik

Page 11: laporan kasus rifa.ppt

Demam tifoid Demam berdarah dengue

Page 12: laporan kasus rifa.ppt

Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang

Hemoglobin 17,9 (↑), Leukosit 12.100 (↑),HCT: 60,6 (↑), erytrosit: 6,07 (↑), eosinofil 4 (↑), basofil 3 (↑), GDS:111 (↑), Thypi H (+), Parathypi OA(+), Parathypi OB (+).

Page 13: laporan kasus rifa.ppt

Resume Resume Sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu, pasien mengeluh demam

dirasakan pada sore sampai malam hari, pusing berputar terus menerus, tidak hilang dengan istirahat, pada saat beraktifitas tambah berat. Sejak 3 hari yang lalu nyeri perut, mual, muntah, muntah >4x dalam sehari, yang dimuntahkan hanya air, pasien tidak bisa BAB sejak 5 hari yang lalu. Nafsu makan berkurang sejak sakit. Dahulu pasien pernah menderita demam tifoid dan pernah opname karena DBD. Dari keluarga pasien yaitu ibu pasien menderita asma. Dari pemeriksaam fisik didapatkan keadaan umum cukup baik, compos mentis (GCS:456), status gizi baik, tanda vital prehipertensi (130/90 mmHg). Pada mulut didapatkan lidah kotor dan tepi hiperemi, pada abdomen ada nyeri epigastrium. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb:17,9 (↑), leukosit: 12.100 (↑), HCT: 60,6 (↑), erytrosit: 6,07 (↑), eosinofil 4 (↑), basofil 3 (↑), GDS:111 (↑), Thypi H (+), Parathypi OA(+), Parathypi OB (+).

Page 14: laporan kasus rifa.ppt

Working diagnosa Working diagnosa Demam tifoid

Page 15: laporan kasus rifa.ppt

PENATALAKSANAAN DI RUMAH SAKIT

Medikamentosa : Inj ceftriaxone 2x1 gr Inj ranitidine 2x500 mg Infus RD 5% (Ringer Dextrose ) 30 tpm Drip cernevit dalam 100 cc 1x1 p.o Antasida syr 3x1 p.o Analsik 3x1 p.o Thiampenicol 4x500 mg

Non-Medikamentosa : Diet bubur Istirahat total Menjaga kebersihan

Page 16: laporan kasus rifa.ppt

FOLLOW UPNo Tanggal Vital sign BB/TB BMI Keluhan Rencana

1 11-9-2012 T : 130/90

N : 82x/mnt

RR: 18x/mnt

S : 36˚c

65/165 24 Demam pada sore-malam

hari, pusing, nyeri

perut,mual, muntah.

Terapi medikamentosa, terapi

nonmedika mentosa (diet dan bed

rest, pemeriksaan laboratorium, DL

2 12-9-2012 T : 140/90

N :76x/mnt

RR: 18x/mnt

S : 36,5˚c

65/165 24 Demam pada sore-malam

hari, pusing, nyeri

perut,mual, muntah.

Terapi medikamentosa, terapi

nonmedika mentosa (diet dan bed

rest)

3 13-9-2012 T : 140/80

N : 78 x/mnt

RR: 18x/mnt

S : 36,8˚c

65/165 24 Demam pada sore-malam

hari, pusing, nyeri

perut,mual, muntah.

Terapi medikamentosa, terapi

nonmedika mentosa (diet dan bed

rest.

Pemeriksaan CT-scan

4 14-9-2012 T : 140/90

N : 80x/mnt

RR: 18x/mnt

S : 36,4˚c

65/165 24 pusing Terapi medikamentosa, terapi

nonmedika mentosa (diet dan bed

rest.

5 15-9-2012 T : 140/90

N : 80x/mnt

RR: 18x/mnt

S : 36˚c

65/165 24 Keluhan berkurang

(Demam pada sore-malam

hari, pusing, nyeri perut,

mual, muntah).

Terapi medikamentosa, terapi

nonmedika mentosa (diet dan bed

rest.

Pasien meminta pulang

Page 17: laporan kasus rifa.ppt

KOMPLIKASI KOMPLIKASI

•Komplikasi Intestinal (Perdarahan usus, Perforasi usus, Ileus paralitik)  •Komplikasi Ekstra Intestinal (Komplikasi Kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (renjatan septik), miokarditis, trombosis, dan tromboflebitis. •Komplikasi darah : anemia hemolitik , trombositopenia, dan / atau Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) dan Sindrom uremia hemolitik.•Komplikasi paru: Pneumonia, empiema, dan pleuritis. •Komplikasi hepar dan kandung empedu: hepatitis dan kolesistitis•Komplikasi ginjal : glomerulonefritis,pielonefritis, dan perinefritis•Komplikasi Neuropsikiatrik: Delirium, meningismus, meningitis, polyneuritis perifer, sindrom guillain-barre, psikosis dan sindrom katatonia)

•Komplikasi Intestinal (Perdarahan usus, Perforasi usus, Ileus paralitik)  •Komplikasi Ekstra Intestinal (Komplikasi Kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (renjatan septik), miokarditis, trombosis, dan tromboflebitis. •Komplikasi darah : anemia hemolitik , trombositopenia, dan / atau Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) dan Sindrom uremia hemolitik.•Komplikasi paru: Pneumonia, empiema, dan pleuritis. •Komplikasi hepar dan kandung empedu: hepatitis dan kolesistitis•Komplikasi ginjal : glomerulonefritis,pielonefritis, dan perinefritis•Komplikasi Neuropsikiatrik: Delirium, meningismus, meningitis, polyneuritis perifer, sindrom guillain-barre, psikosis dan sindrom katatonia)

Page 18: laporan kasus rifa.ppt

PROGNOSIS: Prognosis demam tifoid tergantung

dari usia, keadaan umum, derajat kekebalan tubuh, jumlah dan virulensi salmonella, serta cepat dan tepatnya pengobatan. Angka kematian pada anak 2,6%, dan pada orang dewasa 7,4%, rata-rata 5,7%.

Page 19: laporan kasus rifa.ppt

No Nama Status L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien

Klinik

Ket

1 Tn. N Menikah L 33 SMA wiraswasta ѵ Suami/kepala

rumah tangga

2 Ny. Y Menikah P 29 SMA penjahit istri

3 An. R Belum

menikah

P 10 SD - Anak pertama

4 Tn. K Menikah L 63 SD - mertua

5 Ny. M Menikah P 60 SD jualan mertua

6 Ny. I Janda P 87 Tidak

sekolah

- nenek

Page 20: laporan kasus rifa.ppt

IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGAFUNGSI HOLISTIK• Fungsi Biologis: Keluarga terdiri atas penderita (Tn. N 33 tahun), istrinya yaitu

Ny. Y, seorang anaknya, dan kedua orang tua pasien, beserta neneknya. • Fungsi Psikologis: Hubungan keluarga di antara mereka terjalin baik, terbukti

dengan adanya komunikasi antar anggota keluarga, dan hubungan sama anak dan anggota keluarga yang lain baik.

• Fungsi Sosial: Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat, hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Penderita sering berkumpul dengan tetangga, seperti ikut tahlilan, pengajian. Tn. N sangat menghargai budaya tradisi Jawa, hal ini dapat dilihat pada pergaulan mereka sehari-hari yang menggunakan bahasa Jawa, tata karma jawa dan kesopanan sehari-hari masih diperhatikan.

• Resume : Hubungan kelurga Tn. N berjalan baik semua komunikasi antar anggota keluraga baik dengan lingkungan rumah (tetangga) juga baik.

Page 21: laporan kasus rifa.ppt

FUNGSI FISIOLOGIS

APGAR skore kelurga Tn. N= 10+10 +10+10+10+10= 60:6 = 10 → Fungsi Fisiologis Baik.

APGAR Terhadap KeluargaTn. N Ny. Y An. R Tn. K Ny. M Ny. I

A

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga

saya bila saya menghadapi masalah 2 2 2 2 2 2

P

Saya puas dengan cara keluarga saya membahas

dan membagi masalah dengan saya 2 2 2 2 2 2

G

Saya puas dengan cara keluarga saya menerima

dan mendukung keinginan saya untuk melakukan

kegiatan baru atau arah hidup yang baru2 2 2 2 2 2

A

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon

emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll2 2 2 2 2 2

R

Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya

membagi waktu bersama-sama 2 2 2 2 2 2

10 10 10 10 10 10

APGAR skore kelurga Tn. N= 10+10 +10+10+10+10= 60:6 = 10 → Fungsi Fisiolog Baik.APGAR skore kelurga Tn. N= 10+10 +10+10+10+10= 60:6 = 10 → Fungsi Fisiolog Baik.

Page 22: laporan kasus rifa.ppt

FUNGSI PATOLOGIS

SUMBER PATHOLOGY KET

Social Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga dengan saudara. Partisipasi

mereka dalam masyarakat misalnya mengikuti tahlil rutin, pengajian, _

Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini dapat dilihat dari

pergaulan sehari-hari baik, banyak tradisi budaya yang masih diikuti. Sering

mengikuti acara-acara yang bersifat hajatan. Menggunakan bahasa jawa dan

Indonesia, tata krama dan kesopanan

_

Religius Pemahaman terhadap ajaran agama cukup, demikian juga dalam ketaatannya

dalam beribadah.-

Economy Ekonomi keluarga ini termasuk perekonomian menengah kebawah.

Pendapatannya sudah mencukupi untuk standard hidup layak sehari hari, namun

pada saat sakit pasien mengalami masalah sama perekonomiannya.

+

Education Tingkat pendidikan dan pengetahuan keluarga ini cukup baik, dimana Tn. N

merupakan lulusan SLTA. -

Medical Keluarga ini belum menganggap pemeriksaan rutin kesehatan sebagai kebutuhan,

akan tetapi pasien jika merasa sakit, pasien mencari pelayanan dokter terdekat.-

Page 23: laporan kasus rifa.ppt

POLA INTERAKSI KELUARGA

Hubungan antara Tn. N dengan keluarga baik

Pasien/Tn N

Ny.Y

Ny.M

Ny. I

Tn. K

Ank. R

Page 24: laporan kasus rifa.ppt

Ny.Y

Tn.N

Ibu pasien menderita asma

Anak pertama pasien menderita asma

Keterangan:

Laki- laki

Perempuan

X meninggal

Pasien

GENOGRAM :GENOGRAM :

Page 25: laporan kasus rifa.ppt

Keluarga Ny. TKeluarga Ny. T

Faktor Perilaku

Keluarga Tn. NKeluarga Tn. N

Sikap: keluarga cukup peduli

terhadap penyakit penderita

Lingkungan : rumah cukup memenuhi syarat

kesehatan

Tindakan: keluarga mengantarkan Ny.N

untuk berobat

Faktor Non Perilaku

Pengetahuan: keluarga cukup

memahami penyakit penderita

Keturunan : ibu pasien menderita asma dan

anak pasien menderita asma.

Pelayanan Kesehatan : Jika sakit Tn. N ke

dokter praktek

Page 26: laporan kasus rifa.ppt

B. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAHLingkungan Luar Rumah (Fungsi Outdoor) :

○ Tidak Memiliki pagar ○ Ada pekarangannya○ Jarak dengan tetangga berdempetan○ Sumber air dari PDAM

Lingkungan Dalam Rumah (Fungsi Indoor) :○ Terdapat 5 ruangan :

3 kamar tidur1 ruang tamu1 dapur1 kamar mandi

○ Ventilasi dan pencahayaan cukup○ Lantai keramik○ Dinding dari tembok, atap dari genting

Page 27: laporan kasus rifa.ppt

Denah Rumah

Ruang keluarga

Ruang makan

Kamar tidur I

Kamar Tidur II

Warung

Ruang tamu

Halaman depan

Kamar tidur III Dapur

Tempat pembudidayaan jamur

Penyimpanan jamurKamar mandi

Page 28: laporan kasus rifa.ppt

DAFTAR MASALAHTn.N

MASALAH MEDISSejak kurang lebih satu minggu yang lalu pasien mengeluh demam pada sore-malam hari, serta pasien mengeluh pusing terasa berputar, terus menerus. Sejak 3 hari yang lalu pasien mengeluh sakit perut dibagian ulu hati, terasa seperti kembung (rasa tidak enak), mual dan muntah, muntah > 4x dalam sehari, yang dimuntahkan hanya air atau seperti lendir saja, nafsu makan pasien menurun, pasien tidak bisa BAB sejak 5 hari yang lalu. Satu hari yang lalu pasien juga mengeluh batuk, namun tidak berdahak.

MASALAH NON MEDIS•Status perekonomian menengah kebawah sehingga mempengaruhi kesehatan pasien. 

Page 29: laporan kasus rifa.ppt

Kesimpulan holistikSegi biologis: Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang didapatkan hasil, bahwa Tn. N (33 tahun) adalah penderita demam tifoid, tinggal di lingkungan yang cukup memenuhi kesehatan.Segi sikologis: Tn. N memiliki APGAR score 10 menunjukkan hubungan antar keluarga yang baik. Diantara keluarga apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit semua saling memperhatikan.Segi social: Keluarga ini memiliki status ekonomi yang cukup, pasien merupakan anggota masyarakat biasa yang mengikuti acara di lingkungannya, dan hubungan antar tetangga juga baik.

Page 30: laporan kasus rifa.ppt

Saran komprehensifSaran komprehensif

Promotif : mengadakan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, mendeteksi dini tentang demam tifoid (gejala klinis, penyebabnya, komplikasi, penanggulangan)

Preventif :Perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan :

Cuci tangan setelah dari toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan makanan.

Hindari minum susu mentah (yang belum dipsteurisasi) Hindari minum air mentah, rebus air sampai mendidih. Pencegahan terhadap kuman salmonella yaitu dengan

Imunisasi menggunakan vaksin yang bernama cotipa (cholera-tifoid-paratifoid) atau tipa (tifoid-paratifoid). Untuk anak usia 2 tahun yang masih rentan bisa juga divaksinasi.

Page 31: laporan kasus rifa.ppt

Kuratif inj ceftriaxone 2x1 gr → Indikasi : infeksi saluran nafas, infeksi THT,

infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis, infeksi tulang, sendi dan jaringan lunak, infeksi intra abdominal, infeksi genital (termasuk gonore), profilaksis perioperatif, dan infeksi pada pasien dengan gangguan pertahanan tubuh.

inj ranitidine 2x500 mg → Indikasi : Ulkus duodenum, ulkus lambung tidak ganas. Kondisi hipersekretori patologikal.

infus RD 5% (Ringer Dextrose ) 30 tpm → Komposisi setiap liter larutan mengandung 55 g glukosa anhidrat, 8,6 g natrium klorida, 0,3 g kalium klorida dan 0,48 g kalsium klorida heksahidrat. → Indikasi : penambah cairan dan elektrolit, serta sekaligus sebagai sumber kalori atau dipakai untuk menambah volume cairan darah pada keadaan dehidrasi, shock dan hemoragi.

drip cernevit dalam 100 cc 1x1 → multivitamin dengan komposisi: Vit A 3,500 iu, vit D3 200 iu, vit E 11.2 iu, vit C 125 mg, vit B1 3.51 mg, vit B2 4.14 mg, vit B3 46 mg, vit B5 17.25 mg, vit B6 4.53 mg, vit B12 6 mcg, folic acid 414 mcg, biotin 69 mcg, pantothenic acid 17.25 mg, nicotinamide 46 mcg, glycine 250 mg, glycocol ic acid 140 mg, soybean lecithin 112.5 mg. → Indikasi : Vitamin parenteral untuk dewasa dan anak usia lebih 11 tahun yang tidak mungkin atau tidak cukup diberikan secara oral

Page 32: laporan kasus rifa.ppt

p.o Antasida syr 3x1 → bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. → Indikasi : Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak pada duodenum dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada lambung.

p.o Analsik 3x1 →Analsik adalah kombinasi Metampiron dan Diazepam. Metampiron 500 mg, diazepam 2 mg. Metampiron adalah suatu obat analgesik- antipiretik. Diazepam mempunyai kerja sebagai antiansietas, juga memiliki sifat relaksasi otot rangka. Kombinasi ini dimaksudkan untuk menghilangkan rasa nyeri dan spasme organ visceral.→ Indikasi : Untuk meringankan rasa nyeri sedang sampai berat, ter-utama nyeri kolik dan nyeri setelah operasi dimana di perlukan kombinasi dengan tranquilizer.

p.o Thiampenicol 4x500 mg → Thiamphenicol adalah antibiotika untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh organisme yang sensitif. Aktivitas antibakteri Thiamphenicol dengan jalan menghambat sintesa dinding sel bakteri. Thiamphenicol mempunyai aktivitas bakteriostatik yang luas baik terhadap organisme gram positif maupun gram negatif. → Indikasi : Sebagai pilihan utama untuk pengobatan thyphus atau parathypus, Infeksi saluran kemih dan kelamin Infeksi gonore (GO), Infeksi saluran pernafasan, Infeksi saluran pencernaan.

Page 33: laporan kasus rifa.ppt

Rehabilitatif

Rehabilitatif bertujuan untuk meminimalisir terjadinya komplikasi

Pemulihan kesehatan melalui istirahat tirah baring minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari. Tirah baring dengan perawatan sepenuhnya di tempat seperti makan, minum, mandi, buang air kecil dan buang air besar akan membantu dan mempercepat masa penyembuhan. Dalam perawatan perlu sekali dijaga kebersihan tempat tidur, pakaian, dan perlengkapan yg dipakai. Posisi pasien perlu diawasi untuk mencegah dekubitus, hygiene penderita tetap dijaga dan diperhatikan. Istirahat bertujuan untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan.

pasien diberikan bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Juga perlu diberikan vitamin dan mineral untuk mendukung keadaan umum pasien.

Page 34: laporan kasus rifa.ppt

TERIMA KASIH

Page 35: laporan kasus rifa.ppt

PPAATTOOFFIISSIIOOLLOOGGI I

Gangguan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh

Sebagian dimusnahkan asam lambung

Kuman akan menembus sel-sel epitel

Lamina propia →fagositosis kuman

Respon imun humoral (IgA) mukosa usus kurang baik

Nafsu makan turun

Berkembang biak di usus

Sebagian lolos masuk kedalam usus

Kuman Salmanella typhi , Salmonellaparatyphi masuk ke saluran cerna melalui makanan

yang terkontaminasi

Melalui duktus thorasikus kuman masuk ke dalam sirkulasi darah

Ke kelenjar getah bening mesenterika

Dibawa ke plague peyeri ileum distal

Kuman berkembang biak di dalam makrofag

Masuk sirkulasi darah kembali

Kuman berkembang biak

Hepatomegali, Splenomegali

Masuk dan bersarang di hepar dan limpa

Hiperplasi jaringan

Makrofag hiperaktif

Peningkatan asam lambung

Infeksi sistemik : demam, malaise, kepala pusing,

perforasi

Erosi pembuluh darahsekitar plague peyeri

Perdarahan saluran cerna

Mual, muntah

Pemeriksaan fisik didapatkan nyeri perut

Timbul komplikasi: gangguan neuropsikiatri, kardiovaskuler, pernafasan.

Endotoksin menempel reseptor di kapiler