Laporan Kasus Plasenta Previa

29
PENDAHULUAN Perdarahan antepartum didefinisikan sebagai perdarahan yang terjadi pada kehamilan di atas 24 minggu keatas dan sebelum terjadinya persalinan. Keadaan ini merupakan kondisi gawat darurat bagi ibu maupun janinnya. Penyebab perdarahan antepartum antara lain plasenta previa dan solusio plasenta. 1,2 Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari Ostium Uteri Internum (OUI). 3 Secara global prevalensi plasenta previa yaitu 5,2 per 1000 kehamilan dengan kejadian tertinggi didapatkan pada wanita Asia dengan prevalensi yaitu 12,2 per 1000 kehamilan. 3-5 Di Indonesia sendiri, angka kejadian plasenta previa pada tahun 2005 berjumlah 4.726 dari 170.725 kehamilan patologis di rumah sakit (2.77%). 6 Penyebab terjadinya plasenta previa belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor resiko yang dihubungkan dengan kejadian plasenta previa antara lain 1

description

HJK

Transcript of Laporan Kasus Plasenta Previa

Page 1: Laporan Kasus Plasenta Previa

PENDAHULUAN

Perdarahan antepartum didefinisikan sebagai perdarahan yang terjadi pada

kehamilan di atas 24 minggu keatas dan sebelum terjadinya persalinan. Keadaan

ini merupakan kondisi gawat darurat bagi ibu maupun janinnya. Penyebab

perdarahan antepartum antara lain plasenta previa dan solusio plasenta.1,2

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah

rahim sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari Ostium Uteri Internum

(OUI).3 Secara global prevalensi plasenta previa yaitu 5,2 per 1000 kehamilan

dengan kejadian tertinggi didapatkan pada wanita Asia dengan prevalensi yaitu

12,2 per 1000 kehamilan.3-5 Di Indonesia sendiri, angka kejadian plasenta previa

pada tahun 2005 berjumlah 4.726 dari 170.725 kehamilan patologis di rumah sakit

(2.77%).6

Penyebab terjadinya plasenta previa belum diketahui secara pasti.

Beberapa faktor resiko yang dihubungkan dengan kejadian plasenta previa antara

lain riwayat merokok, paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim misalnya bekas

bedah sesar, kerokan dan miomektomi.3 Plasenta previa dibagi antara lain plasenta

previa totalis yaitu OUI tertutup sepenuhnya oleh plasenta, plasenta previa parsial

yaitu OUI sebagiannya tertutup oleh plasenta, plasenta previa marginal yaitu tepi

plasenta berada pada pinggiran OUI, Low lying placenta (LLP) yaitu plasenta

tertanam di segmen bawah rahim, tetapi tepi plasenta tidak mencapai pinggiran

OUI serta Vasa previa yaitu pembuluh plasenta melewati OUI, terletak di antara

leher rahim dan bagian bawah janin.7

1

Page 2: Laporan Kasus Plasenta Previa

Ciri yang menonjol pada plasenta previa yaitu perdarahan uterus melalui

vagina yang tidak disertai nyeri. Perdarahan biasanya terjadi pada akhir

trisemester kedua ke atas dan berhenti tanpa pengobatan serta dapat muncul

setelah beberapa hari atau minggu kemudian. Diagnosis pasti plasenta previa

dapat ditegakkan melalui USG secara trans abdominal maupun trans vaginal.3,7,8

Penanganan plasenta previa dapat secara aktif berupa seksio sesarea

maupun konservatif tergantung pada luas dan keparahan perdarahan, umur

kehamilan dan kondisi janin, posisi plasenta dan janin, dan apakah perdarahan

telah berhenti.3,9,10

Beberapa penelitian lain dari negara-negara berkembang juga

menunjukkan bahwa wanita hamil yang dipersulit oleh plasenta previa cenderung

memiliki bayi prematur, berat badan lahir rendah, sesak napas, dan memerlukan

perawatan neonatal intensif, sedangkan bayi lahir mati atau neonatal juga dapat

terjadi. Untuk lebih spesifik, risiko kematian perinatal pada wanita dengan

plasenta previa diperkirakan 4% sampai 8%, tetapi, jika disertai dengan

prematuritas, angka kematian bisa meningkat sampai 50%.11

Berikut ini akan dibahas sebuah laporan kasus mengenai plasenta previa di

RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado.

2

Page 3: Laporan Kasus Plasenta Previa

LAPORAN KASUS

Identitas

Nama : Ny. R.T

Umur : 22 tahun

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Sea Jaga VI

Suku : Minahasa

Bangsa : Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Nama Suami : Tn. Y.D

Pekerjaan : Wiraswasta

MRS : 9 Februari 2015

Anamnesis

Keluhan Utama

Keluar darah bergumpal-gumpal dari jalan lahir.

Riwayat Penyakit Sekarang

Keluar darah bergumpal-gumpal dari jalan lahir sejak 4 jam sebelum masuk

rumah sakit.

Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan belum dirasakan

Pelepasan lendir campur darah (-)

Pelepasan air dari jalan lahir tidak ditemukan

3

Page 4: Laporan Kasus Plasenta Previa

Pergerakan janin dirasakan sejak masuk rumah sakit

Buang air besar dan buang air kecil biasa.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit jantung, paru, ginjal, hati, kencing manis, darah tinggi

disangkal.

Anamnesis Kebidanan

Riwayat Kehamilan Sekarang

Riwayat muntah pada kehamilan muda (-), bengkak (-), penglihatan

terganggu (-), sakit kepala (-), kencing terlalu sering (-), buang air besar tidak

teratur (-), perdarahan (+) bergumpal-gumpal, keputihan (-).

Pemeriksaan Ante Natal (PAN)

PAN sebanyak 5x di Puskesmas Bahu.

Suntik TT 2 kali.

Riwayat Haid

Haid pertama dialami pada usia 14 tahun dengan siklus yang tidak teratur

dan lamanya haid setiap siklus 7 hari. HPHT tanggal 22 Juli 2014, taksiran

tanggal partus 29 April 2015.

Riwayat Keluarga

Penderita menikah 1 kali. Pernikahan ini sudah berlangsung 2 tahun.

Penderita belum mempunyai anak. Riwayat gemeli tidak ada.

4

Page 5: Laporan Kasus Plasenta Previa

Keluarga Berencana

Penderita tidak pernah ikut KB sebelumnya. Sesudah melahirkan akan

melakukan KB implan.

Riwayat Kehamilan Terdahulu

1. Hamil ini (2014). Riwayat mengonsumsi rokok dan alkohol disangkal.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik Umum

Status Praesens

Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu badan : 36,5 oC

BB/TB : 52 kg / 146 cm

Gizi : Cukup

Kepala : Kepala bentuk simetris, kedua konjungtiva tidak anemis,

kedua sklera tidak ikterik, telinga normal, tidak ada sekret

yang keluar dari liang telinga, hidung bentuk normal dan

tidak ada sekret, tenggorokan tidak hiperemis, karies dentis

(-).

Leher : Tidak ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening.

5

Page 6: Laporan Kasus Plasenta Previa

Dada : Bentuk simetris normal.

Jantung : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdengar bising

jantung.

Paru-paru : Tidak ditemukan rhonki dan wheezing di kedua lapangan

paru.

Abdomen : hepar dan lien sukar di evaluasi.

Alat kelamin : Alat kelamin wanita normal.

Anggota gerak : Edema (-)

Refleks : Refleks fisiologis normal, refleks patologis negatif.

Status Obstetri

Pemeriksaan Luar

TFU : 23 cm

Letak janin : letak kepala punggung kiri

BJA : 135-140 x/menit

His : tidak ada

TBBA : 1300-1500 gram

Pemeriksaan Inspekulo

Stosel dibersihkan, tidak tampak perdarahan aktif dari OUE, OUE tertutup.

Pemeriksaan Laboratorium

Hb : 11,3 gr %

Leukosit : 11.700/mm3

Trombosit : 282.000/mm3

6

Page 7: Laporan Kasus Plasenta Previa

Hematokrit : 35,1 %

Eritrosit : 3,93 x 106/µL

Pemeriksaan USG

Janin intrauterine tunggal hidup letak kepala

Taksiran berat badan janin: 1400-1500 gram

Implantasi plasenta di corpus posterior meluas hingga OUI

Kesan: Hamil 30-31 minggu dengan plasenta previa

Resume Masuk

G3P2A0, 34 tahun, masuk rumah sakit tanggal 9 Februari 2015 dengan

keluhan keluar darah bergumpal-gumpal dari jalan lahir sejak 4 jam sebelum

masuk rumah sakit. Pelepasan air dari jalan lahir (-). Pergerakan janin (+) SMRS.

Riwayat penyakit jantung, paru, ginjal, hati, kencing manis, darah tinggi

disangkal. BAK/BAB biasa. Menarche umur 14 tahun, siklus tidak teratur,

lamanya haid 7 hari. HPHT tanggal 22 Juli 2014, taksiran tanggal partus 29 April

2015. Rencana partus di RS. PAN 5x di Puskesmas Bahu. Suntik TT 2 kali. Tidak

ada riwayat gemeli. Perkawinan 1 kali dengan suami sekarang, perkawinan sudah

berlangsung 2 tahun.

Status Praesens : KU: Cukup; Kes: CM

T: 120/70 mmHg; N: 84 x/menit; R: 20x/menit; SB: 36,5 OC

Status Obstetri : TFU : 23 cm

Letak janin : kepala punggung kiri

BJA : 135-140 x/menit

7

Page 8: Laporan Kasus Plasenta Previa

His : tidak ada

TBBA : 1300-1500 gram

Pemeriksaan Inspekulo : Stosel dibersihkan, tidak tampak perdarahan aktif

dari OUE, OUE tertutup

Pemeriksaan USG : Janin intrauterine tunggal hidup letak kepala,

taksiran berat badan janin: 1400-1500 gram, implantasi plasenta di corpus

posterior meluas hingga OUI

Diagnosis Kerja

G1P0A0, 22 tahun, hamil 29-30 minggu belum inpartu + plasenta previa totalis

Janin intrauterin, tunggal hidup letak kepala.

Sikap/Terapi/Rencana

Rawat Konservatif

Bed Rest

Dexametason 2X2 amp IM (selama 2 hari)

Pro USG, Lab, Crossmatch

Observasi TNRS, His, BJJ

Bila perdarahan aktif, SC Cito

Konseling, informed consent

Sedia donor

Lapor konsulen

Advis rawat konservatif + bila perdarahan aktif lakukan SC Cito

8

Page 9: Laporan Kasus Plasenta Previa

Follow Up

10 Februari 2015, 15.00

S: tidak ada keluhan, perdarahan (-)

O: Keadaan umum: cukup Kesadaran: Compos mentis

Conjunctiva anemis (-/-), his tidak ada, bunyi jantung janin ada

130-140 x/menit, pergerakkan janin dirasakan, perdarahan aktif tidak ada.

A: G1P0A0, 22 tahun, hamil 29-30 minggu belum inpartu + plasenta previa totalis

Janin intrauterin, tunggal hidup, letak kepala.

P: Rawat Konservatif

Bed Rest

Dexametason 2X2 amp IM (selama 2 hari)

Observasi TNRS, His, BJJ

Bila perdarahan aktif, SC Cito

11 Februari 2015, 06.00

S: tidak ada keluhan, perdarahan (-)

O: Keadaan umum: cukup Kesadaran: Compos mentis

Conjunctiva anemis (-/-), his tidak ada, bunyi jantung janin ada

145-150 x/menit, pergerakkan janin dirasakan, perdarahan aktif tidak ada.

A: G1P0A0, 22 tahun, hamil 29-30 minggu dengan plasenta previa totalis

Janin intrauterin, tunggal hidup, letak kepala.

P: Rawat Konservatif

Bed Rest

Bila perdarahan aktif, SC Cito

9

Page 10: Laporan Kasus Plasenta Previa

Observasi tanda-tanda perdarahan

Observasi tanda vital, his, BJJ

12 Februari 2015, 06.00

S: tidak ada keluhan, perdarahan (-)

O: Keadaan umum: cukup Kesadaran: Compos mentis

Conjunctiva anemis (-/-), his tidak ada, bunyi jantung janin ada

145-150 x/menit, pergerakkan janin dirasakan, perdarahan aktif tidak ada.

A: G1P0A0, 22 tahun, hamil 29-30 minggu dengan plasenta previa totalis

Janin intrauterin, tunggal hidup, letak kepala.

P: Rawat Konservatif

Bed Rest

Bila perdarahan aktif, SC Cito

Observasi tanda-tanda perdarahan

Observasi tanda vital, his,BJJ

13 Februari 2015, 06.00

S: tidak ada keluhan, perdarahan (-)

O: Keadaan umum: cukup Kesadaran: Compos mentis

Conjunctiva anemis (-/-), his tidak ada, bunyi jantung janin ada

130-140 x/menit, pergerakkan janin dirasakan, perdarahan aktif tidak ada.

A: G1P0A0, 22 tahun, hamil 29-30 minggu dengan plasenta previa totalis

Janin intrauterin, tunggal hidup, letak kepala.

P: Rawat Konservatif

10

Page 11: Laporan Kasus Plasenta Previa

Bed Rest

Bila perdarahan aktif, SC Cito

Observasi tanda-tanda perdarahan

Observasi tanda vital, his,BJJ

14 Februari 2015, 06.00

S: tidak ada keluhan, perdarahan (-)

O: Keadaan umum: cukup Kesadaran: Compos mentis

Conjunctiva anemis (-/-), his tidak ada, bunyi jantung janin ada

145-150 x/menit, pergerakkan janin dirasakan, perdarahan aktif tidak ada.

A: G1P0A0, 22 tahun, hamil 29-30 minggu dengan plasenta previa totalis

Janin intrauterin, tunggal hidup, letak kepala.

P: Rawat Konservatif

Bed Rest

Bila perdarahan aktif, SC Cito

Observasi tanda-tanda perdarahan

Observasi tanda vital, his,BJJ

15 Februari 2015, 09.00

S: tidak ada keluhan, perdarahan (-)

O: Keadaan umum: cukup Kesadaran: Compos mentis

Conjunctiva anemis (-/-), his tidak ada, bunyi jantung janin ada

145-150 x/menit, pergerakkan janin dirasakan, perdarahan aktif tidak ada.

A: G1P0A0, 22 tahun, hamil 29-30 minggu dengan plasenta previa totalis

11

Page 12: Laporan Kasus Plasenta Previa

Janin intrauterin, tunggal hidup, letak kepala.

P: Rawat Konservatif

Bed Rest

Bila perdarahan aktif, SC Cito

Observasi tanda-tanda perdarahan

Observasi tanda vital, his,BJJ

16 Februari 2015, 06.00

S: tidak ada keluhan, perdarahan (-)

O: Keadaan umum: cukup Kesadaran: Compos mentis

Conjunctiva anemis (-/-), his tidak ada, bunyi jantung janin ada

145-150 x/menit, pergerakkan janin dirasakan, perdarahan aktif tidak ada.

A: G1P0A0, 22 tahun, hamil 29-30 minggu dengan plasenta previa totalis

Janin intrauterin, tunggal hidup, letak kepala.

P: Rawat Konservatif

Bed Rest

Informed consent keluarga apabila ada tanda-tanda perdarahan harus

segera ke rumah sakit dan adanya kemungkinan SC bila terjadi perburukan

keadaan.

Rawat jalan.

12

Page 13: Laporan Kasus Plasenta Previa

DISKUSI

Pada kasus ini akan dibahas mengenai:

1. Diagnosis

2. Penanganan

3. Komplikasi

4. Prognosis

1. Diagnosis

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan kebidanan,

serta pemeriksaan penunjang, penderita didiagnosis dengan G1P0A0, 22 tahun,

hamil 29-30 minggu dengan plasenta previa totalis, janin intrauterin tunggal hidup

letak kepala.

Dari anamnesis didapatkan bahwa kehamilan ini merupakan

kehamilan yang pertama (gravida I), hari pertama haid terakhir yaitu 22 Juli 2014.

Kemudian dilakukan pemeriksaan Leopold dan didapatkan janin letak kepala,

dengan TFU = 23 cm. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan obstetrik tersebut,

dapat dihitung taksiran tanggal partus dengan rumus Neagle disimpulkan bahwa

saat masuk rumah sakit, kehamilan belum memasuki usia aterm yaitu hamil 29-30

minggu.

Ciri yang menonjol pada plasenta previa yaitu perdarahan uterus melalui

vagina yang tidak disertai nyeri. Perdarahan biasanya terjadi pada akhir

trisemester kedua ke atas dan berhenti tanpa pengobatan serta dapat muncul

13

Page 14: Laporan Kasus Plasenta Previa

setelah beberapa hari atau minggu kemudian. Diagnosis pasti plasenta previa

dapat ditegakkan melalui USG secara transabdominal maupun transvaginal.3,7,8

Penggunaan USG transvaginal telah secara substansial meningkatkan

akurasi diagnostik plasenta previa. Studi yang dilakukan dalam membandingkan

transabdominal dengan pencitraan transvaginal, Smith (1997), Taipale (1998) dan

rekan-rekan menemukan teknik transvaginal lebih unggul.7 Pada 60% wanita

dengan plasenta previa yang menjalani sonografi transabdominal (TAS) mungkin

memiliki reklasifikasi posisi plasenta ketika mereka melakukan sonogravi

transvaginal (TVS). Dengan TAS, plasenta bagian posterior sulit dievaluasi,

kepala janin dapat mengganggu visualisasi segmen bawah rahim, dan obesitas

serta pengisian berlebih dari kandung kemih juga mengganggu akurasi. Oleh

karena ini, TAS dikaitkan dengan tingkat diagnosis plasenta previa yang salah

hingga 25%. Akurasi untuk TVS yang tinggi (sensitivitas 87,5%, spesifisitas

98,8%, nilai prediksi positif 93,3%, nilai prediksi negatif 97,6%), menjadikan

TVS sebagai standar emas untuk diagnosis plasenta previa.8

Pada pasien ini dilakukan USG dan didapatkan hasil adanya implantasi

plasenta di corpus posterior meluas hingga OUI sehingga penderita didagnosis

dengan plasenta previa.

14

Page 15: Laporan Kasus Plasenta Previa

Hasil USG pasien tanggal 9 Februari 2015

Penanganan

Penanganan plasenta previa tergantung pada tingkat keparahan perdarahan,

umur kehamilan dan kondisi janin, posisi plasenta dan janin, dan apakah

perdarahan telah berhenti. Prinsip utama untuk pra rumah sakit dan gawat darurat

perawatan wanita dengan plasenta previa adalah memastikan stabilitas

hemodinamik serta memantau kondisi janin secara terus menerus, jika

tersedia.3,9,10

Pada usia kehamilan prematur( kehamilan < 37 minggu) tujuan utama

terapi yaitu mempertahankan kehamilan sampai tercapainya pematangan paru

pada janin. Selain itu, pasien dapat diobati secara rawat jalan serta diedukasi

apabila terjadi perdarahan, penderita harus segera pergi ke rumah sakit untuk

evaluasi. Memantau hemoglobin dan hematokrit, pemberian zat besi serta folat,

dan transfusi jika perlu (misalnya, kadar hemoglobin <8 g / dL) untuk anemia.

15

Page 16: Laporan Kasus Plasenta Previa

Pemberian tokolitik dapat diberikan dalam beberapa kasus perdarahan ringan dan

prematuritas. Salah satu studi menunjukkan bahwa penggunaan tokolitik

meningkatkan usia kehamilan dan berat badan lahir bayi tanpa menyebabkan efek

samping pada ibu dan janin.2,13

Jika usia janin cukup matang (kehamilan >37 minggu) dan pasien dalam

kondisi inpartu atau jika terdapat perdarahan berat maka tindakan yang diambil

yaitu terminasi kehamilan. Dengan catatan, pasien harus mendapat cairan

kristaloid dan/atau darah, serta dia harus dipindahkan ke ruang operasi untuk

dilakukan section cesarean cito.3,13

Penanganan plasenta previa pada pasien ini yaitu dengan perawatan

konservatif berupa bed rest; injeksi dexametason 2X2 ampul IM (selama 2 hari);

Observasi TNRS, His, BJJ; serta bila perdarahan aktif, SC Cito. Penanganan yang

diberikan ini bertujuan untuk menstabilkan hemodinamik pasien serta

mematangkan paru janin karena kehamilan pasien masih kurang dari 37 minggu.

Perdarahan dari jalan lahir pada pasien ini telah berhenti sejak perawatan hari

pertama hingga hari ketujuh dirawat serta hemodinamik dari pasein dan janinnya

sendiri stabil sehingga pasien dirawat jalan sehingga kehamilan dapat

dipertahankan hingga aterm. Selain itu, pasien juga diedukasi agar segera kembali

ke rumah sakit apabila terjadi perdarahan lagi.2,3

Komplikasi

16

Page 17: Laporan Kasus Plasenta Previa

Komplikasi untuk bayi yaitu kelahiran prematur (dan komplikasi yang

dihasilkan dari itu) adalah komplikasi yang paling umum dari plasenta previa.

Kelahiran prematur terjadi pada hampir dua pertiga dari kasus plasenta previa

karena perdarahan yang berat. Selain itu kelainan letak anak juga dapat terjadi

pada plasenta previa.3,12

Untuk ibu, dapat terjadi perdarahan yang bisa mengakibatkan syok apabila

tidak segera diatasi serta beresiko tinggi untuk plasenta akreta dan solusio plasenta

dan komplikasi selama kelahiran sesar adalah komplikasi yang paling umum dari

plasenta previa.3,12

Prognosis

Pada kasus ini prognosisnya adalah dubia karena masih adanya resiko

terjadinya perdarahan kembali yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin.

Prognosis untuk bayi adalah dubia ad malam karena dapat lahir secara

prematur.

Prognosis untuk kehamilan berikutnya adalah dubia ad malam karena

adanya riwayat plasenta previa pada kehamilan ini, maka kemungkinan terjadi

plasenta previa dan plasenta akreta di kehamilan berikut cukup besar.

17

Page 18: Laporan Kasus Plasenta Previa

PENUTUP

Kesimpulan

1. Diagnosis pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang.

2. Pada penanganan kasus ini dilakukan perawatan konservatif karena usia

kehamilan yang masih premature serta perdarahan telah berhenti sejak hari

pertama dirawat serta hemodinamik dari pasien dan janin yang stabil sehingga

kehamilan dapat dipertahankan hingga usia kehamilan aterm.

3. Prognosis pada kasus ini dubia karena masih adanya resiko terjadinya

perdarahan kembali yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin.

Saran

Perlu adanya usaha-usaha untuk memberikan penerangan kepada

masyarakat mengenai pentingnya PAN (pemeriksaan antenatal) untuk mencegah

terjadinya keterlambatan diagnosis plasenta previa, serta edukasi kepada

masyarakat terutama ibu untuk hamil di usia produktif, tidak merokok dan

memegang prinsip dua anak cukup.

Disarankan pasien harus segera ke rumah sakit apabila terjadi perdarahan

kembali serta melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin pada kehamilan

berikutnya, karena plasenta previa dapat terjadi kembali.

18

Page 19: Laporan Kasus Plasenta Previa

DAFTAR PUSTAKA

1. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Antepartum Haemorrhage. NHS Evidence. Green Top-Guideline 2011;63:1-23.

2. Sakornbut E, Leeman L, Fontaine P. Late Pregnancy Bleeding. Am Fam Physician 2007;75:1199-206.

3. Saifuddin AB, Rachimhadi T,Wiknjosastro GH, editor. Ilmu Kebidanan. Ed. 4. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo. Jakarta, 2010: 495-503.

4. Rowe T. Plecenta Previa. J Obstet Gynaecol Can 2014;36(8):667–668.

5. Cresswell JA, Ronsmans C, Calvert C, Filippi V. Prevalence of placenta praevia by world region: a systematic review and meta-analysis. Trop Med Int Health 2013;18(6):712-24.

6. Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2005. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2007.

7. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Obstetrical Hemorrhage. In: Twickler DM, Wendel GD, editors : Williams Obstetrics; volume 2; 23rd edition. USA : McGraw-Hill Companies.2010.

8. Armson A, Farine D, Lindsay LK, Morin V, Pressey T, Delisle MD, et al. Diagnosis and Management of Placenta Previa. J Obstet Gynaecol Can 2007;29(3):261–6.

9. Shiel WC. Pregnancy: Placenta Previa [internet]. 2014. [dikutip: 23 Februari 2015]. Akses: http://www.medicinenet.com/pregnancy_placenta_previa/page3.htm

10. Genovese F, et al. Management and Time of Delivery in Asymptomatic Complete Placenta Previa: A Case Report and Review of Literature. Gynecol Obstet 2012;2(4):1-4.

11. Berhan Y. Predictors of Perinatal Mortality Associated with Placenta Previa and Placental Abruption: An Experience from a Low Income Country. Journal of Pregnancy 2014;1:1-10.

12. Stuebe A. Pregnancy Complications: Placenta Previa[internet]. 2012. [dikutip: 23 Februari 2015]. Akses: http://www.healthline.com/health/pregnancy/preterm-labor-delivery-placenta-previa#Symptoms4

19

Page 20: Laporan Kasus Plasenta Previa

13. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Placenta previa, placenta acreta, and vasa previa: Diagnosis and management. NHS Evidence. Green Top-Guideline 2011;27:1-26.

20