Laporan kasus PANU.docx

13

Click here to load reader

description

bahaya punu bagi kulit

Transcript of Laporan kasus PANU.docx

Page 1: Laporan kasus PANU.docx

Laporan kasus

PITIRIASIS VERSIKOLOR

Disusun oleh :

Ida Ayu Agung Wijayanti (08700061)

I Kadek Jawa Wiguna (08700280)

Putu Gde Febriant (08700142)

Dokter pembimbing :

Dr. Sylvia Marfianti, Sp.KK

SMF ILMU PENYAKIT KULIT dan KELAMIN

RSUD. DR. MOHAMAD SALEH KOTA PROBOLINGGO

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

2013

Page 2: Laporan kasus PANU.docx

Fakultas Kedokteran UWKS

RSUD Dr. Moh. Saleh Probolonggo

LEMBAR PENGESAHAN

PITIRIASIS VERSIKOLOR

Disusun oleh :

Dayu Agung Wijayanti (08700061)

I Kadek Jaya Wiguna (08700280)

Putu Gde Febriant (08700142)

Disetujui oleh :

Pembimbing

Dr. Sylvia Marfianti, Sp.KK

Page 3: Laporan kasus PANU.docx

Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas segala rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “PITIRIASIS VESIKOLOR”. Laporan kasus ini penulis buat sebagai salah satu tugas kepanitraan klinik di SMF ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD DR. Moh. Saleh kota Probolinggo.

Selama meyelesaikan Laporan Kasus ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran, serta berbagai fasilitas yang membantu dalam penulisan Laporan Kasus ini. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr.Sylvia Marfianti, Sp.KK selaku pembimbing SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Moh. Saleh Kota Probolinggoyang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian Laporan Kasus ini.

2. Rekan-rekan dokter muda yang juga telah membantu dan member masukan sehingga Laporan Kasus ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan kasus ini jauh dari kata sempurna sehingga penulis masih mengharapkan sara dan kritik guna penyempurnaan Laporan Kasus ini sehingga dapat selalu bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Probolinggo, 1 april 2013

Page 4: Laporan kasus PANU.docx

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………i

KATA PENGANTAR……………………………………………………ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………1

BAB II KASUS……………………………………………………………2

2,1 identitas………………………………………………………………..

2.2 Anamnesa………………………………………………………………

2.3 Pemeriksaan Klinis……………………………………………………

2.4 Diagnosa Banding…………………………………………………….

2.5 Pemeriksaan Lab………………………………………………………

2.6 Diagnosa……………………………………………………………….

2.7 Pemeriksaan Penunjang……………………………………………….

2.8 Terapi………………………………………………………………….

2.9 Saran…………………………………………………………………..

BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..

Page 5: Laporan kasus PANU.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Infeksi jamur superficial dibagi menjadi dua, yaitu dermatofitosis dan non

dermatofitosis. Pitiriasis versikolor adalah jenis jamur non dermatofitosis, yang

disebabkan oleh Malesezia Furfur Robin merupakan organisme saprofit pada kulit

normal. Penyakit ini bersifat kronis dan asimtomatik yang ditandai oleh bercak

putih atau coklat yang bersisik. Sisik pada pitiriasis versikolor bersifat halus dan

dapat dilihat dengan pemeriksaan finger nail yaitu dengan menggaruk pada lesi,

maka akan terlihat skuama/sisik yang halus disebut Coup d’angle of Beissner.

Kelainan ini umumnya menyerang badan dan kadang- kadang terlihat di ketiak,sela

paha,tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala. Di Indonesia mungkin lebih

dikenal sebagai penyakit kulit karena jamur yang disebut panu. Sebutan versicolor

berasal dari fakta bahwa infeksi ini menyebabkan kulit yang terlibat mengalami

perubahan warna, baik menjadi lebih gelap maupun menjadi lebih terang, dari pada

area kulit sekitarnya

Kasus Pitiriasis Versiolor lebih sering terjadi pada wilayah yang memiliki

iklim tropis dan mempunyai kelembaban yang tinggi. Angka kejadian sebelum

pubertas atau setelah usia 65 tahun jarang ditemukan. Di negara tropis, penyakit ini

lebih sering terjadi pada usia 10-19 tahun.Terdapat dua faktor yang mempengaruhi

timbulnya Pitiriasis Versikolor yaitu faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor

endogen yaitu imunitas pasien itu sendiri, dan faktor eksogen behubungan dengan

kelembaban udara, suhu, dan kebersihan pasien juga lingkungan.

Page 6: Laporan kasus PANU.docx

Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang kasus pitiriasis

versikolor yang kami dapatkan di Poli kulit kelamin RS Moh Saleh Probolinggo.

Page 7: Laporan kasus PANU.docx

BAB II

KASUS

2.1 IDENTITAS

Nama Penderita : An. DianaNo. RM : 168040Usia : 11 tahunAlamat : Perum WirojayanTanggal Perikasa : 1 April 2013Pekerjaan : SiswaStatus : pelajar

2.2 ANAMNESA

Keluhan utama : timbul bercak putih yang gatal di punggung

Riwayat penyakit sekarang :

Pasien merasa gatal dan timbul bercak putih di punggung sudah 1 bulan terakhir dan terutama dirasakan saat berkeringat danmelakukan aktifitas fisik di rumah. Di rumah pasien selalu memakai baju berangkap 2 dan sering berkeringat yang jarang di bersihkan.

Riwayat penyakit dahulu :

Pasien belum pernah seperti ini sebelumnya

Riwayat penyakut keluarga :

Keluarga tidak ada yang seperti ini

Riwayat pengobatan :

pasien belum pernah ke dokter dan mengobati sendiri keluhannya

Page 8: Laporan kasus PANU.docx

Riwayat social :

Pasien dan teman-temannya sering berenang di kolam renang bersama-sama dan pasien jarang membersihkan badannya seusai berenang dan menunggu sampai dirumah baru di bersihkan.

Riwayat atopi :

Pasien dan keluarganya tidak memiliki riwayat asma bronchial, rhinitis alergi, dan konjunctivitis alergi

2.3 PEMERIKSAAN KLINIS

Lokasi : Wajah di pipi kanan, Punggung atas kanan dan kiriDistribusi : TerlokalisirRuam :

Terdapat Makula-makula hipepigmentosa multiple berukuran kurang dari 1cm berbatas tegas berbentuk bulat sebagian berkonfluens tertutupi skuama halus, ti[is putih dan terdapat tanda Coup ‘ angle of beissner pada finger nail test.

Gambar Klinis

Page 9: Laporan kasus PANU.docx

2.4 DIAGNOSA BANDINGPitiriasis VersikolorPitiriasis AlbaMorbus Hnasen (PB)

2.5 PEMERIKSAAN LABTidak dilakukan

2.6 DIAGNOSAPitiriasis Versikolor

2.7 TERAPITab Ketokonazole 100mg x 1Krim Ketokonazole 2%

2.8 SARANTekun dan teratur dalam konsumsi obatGunakan baju yang berbahan katun atau yang menyerap keringatSelalu bersihkan badan bila terasa sudah lengket

Page 10: Laporan kasus PANU.docx

BAB III

PEMBAHASAN

Pitiriasis Versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi pada masyarakat yang disebabkan oleh Malasezia furfur. Penyakit jamur ini adalah penyakit kulit kronis dan ringan biasanya tanpa disertai oleh peradangan.

Pitiriasis Versikolor sering terjadi pada daerah tropis yang memiliki kelembapan yang tinggi. Walaupun kelainan kulit lebih terlihat pada kulit orang yang gelap, namun angka kejadiannya sama pada semua ras. Penyakit ini biasa ditemukan pada individu yang berusia 15-24 tahun, dimana kalenjar keringat sedang dalam puncak aktifnya (pubertas). Namun pada daerah tropis seperti Indonesia angka kejadiannya bias di mulai pada usia 10 tahun.

Pitiriasis Versikolor disebabkan oleh organisme yang lipofilik dimorfik, malassezia furfur hanya bias dikultur pada media yang diperkaya dengan asam lemak berukuran C12 sampai C14. Malassezia furfur merupakan salah satu anggota flora normal pada kulit manusia dimana sebagian kasus panu dialami oleh individu sehat tanpa disertai penurunan system imun tubuh. Dan juga terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi beberapa orang terkena panu sekaligus memicu terjadinya perubahan bentuk dari ragi saprofit menjadi bentuk miselium, parasitic.

Kelainan kulit pada pitiriasis versikolor ditemukan terutama pada daerah punggung, dada, leher, dan lengan. Pada anak-anak terkadang dapat timbul pada daerah wajah. Timbul bercak hipopigmentosus atau hiperpigmentosus disertai gatal bila berkeringat atau tanpa gatal sama sekali. Pada orang dengan kulit berwarna lebih gelap biasanya kelainan yang tampak adalah bercak hipopigmentosus