LAPORAN KASUS I_RIA.docx

19
LAPORAN KASUS I PINGUEKULA OS Baiq Fariani Zuhra H1A 007 007 DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN 1

Transcript of LAPORAN KASUS I_RIA.docx

Page 1: LAPORAN KASUS I_RIA.docx

LAPORAN KASUS I

PINGUEKULA OS

Baiq Fariani Zuhra

H1A 007 007

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MATARAM

2013

1

Page 2: LAPORAN KASUS I_RIA.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Pinguekula merupakan degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva yang secara

klinis tampak sebagai benjolan pada konjungtiva bulbi yang berdekatan dengan limbus nasal atau

limbus temporal. Benjolan tersebut berwarna kuning-putih (yellow-white deposits) dan tak

berbentuk (amorphous).

Pinguekula tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak di daerah iklim panas dan

kering. Patogenesisnya belum jelas, tetapi umumnya diterima, bahwa rangsangan luar

mempunyai peranan pada timbulnya pinguekula. Faktor resiko yang mempengaruhi pinguekula

adalah lingkungan yakni radiasi ultraviolet sinar matahari, iritasi kronik dari bahan tertentu di

udara dan faktor herediter.

Diagnosis pinguekula umumnya dapat ditegakkan dengan observasi eksternal. Pinguekula

jarang bertumbuh besar tetapi sering meradang. Penderita umumnya datang pada dokter karena

adanya peradangan tersebut atau karena penonjolan yang jelas sehingga penderita khawatir akan

suatu keganasan, atau karena alasan kosmetik.

Pada pinguekula umumnya tidak perlu diberikan pengobatan. Akan tetapi, apabila

terdapat tanda-tanda peradangan (pinguekulitis) dapat diberikan steroid topikal lemah atau obat

antiinflamasi nonsteroid.

2

Page 3: LAPORAN KASUS I_RIA.docx

BAB II

LAPORAN KASUS

1. Identitas Pasien

Nama : Safrudin

Umur : 20 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Kuli Bangunan

Agama : Islam

Suku : Sasak

Alamat : Peresak-Ampenan

Tanggal Pemeriksaan : 17 Juli 2013

2. Anamnesis

A. Keluhan Utama:

Pasien mengeluhkan bahwa terdapat benjolan pada bola mata kiri.

B. Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke poliklinik Mata RSU Mataram dengan keluhan terdapat benjolan pada

bola mata kiri sejak 10 bulan yang lalu. Pasien mengaku benjolan tersebut berwarna putih

kekuningan terletak dekat dengan bagian hitam bola mata kiri. Benjolan ini muncul tiba-

tiba, awalnya berukuran kecil kemudian menjadi sedikit lebih besar sejak 2 bulan yang

lalu. Saat ini mata kiri pasien tidak berwarna kemerahan, namun pasien mengaku sering

mengalami mata kiri merah sejak 2 bulan yang lalu dan biasanya sembuh sendiri setelah

diberi obat tetes mata. Pasien mengaku penglihatan masih normal dan selama ini tidak

pernah mengalami pandangan kabur. Nyeri pada mata kiri disangkal oleh pasien. Pasien

tidak mengeluhkan adanya benjolan serupa pada bola mata kanan.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

3

Page 4: LAPORAN KASUS I_RIA.docx

Pasien menyangkal adanya riwayat kelainan pada mata kiri sebelumnya dan menyangkal

riwayat trauma pada mata kiri.

D. Riwayat Penyakit Keluarga dan Sosial

Pasien mengaku tidak ada di keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa dengan

pasien. Pasien mengaku bahwa pekerjaan sehari-harinya adalah kuli bangunan yang

menyebabkan matanya sering terpajan sinar matahari dan terkena debu.

E. Riwayat Pengobatan

Pasien mengaku selama ini tidak pernah berobat ke dokter atau puskesmas untuk

mengatasi keluhan benjolan pada bola mata kirinya tersebut. Namun pasien mengaku

apabila terdapat keluhan mata kiri merah pasien biasanya mengobati dengan obat tetes

mata yang dibeli sendiri di apotik.

3. Pemeriksaan Fisik

A. Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran/GCS : Compos mentis / E4V5M6

B. Pemeriksaan Tanda Vital

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 88 kali/menit

Frekuensi Napas : 18 kali/menit

Suhu : 36,7 O C

C. Status Lokalis

No Pemeriksaan Mata Kanan Mata Kiri

1. Visus naturalis 6/6 6/6

2 Posisi bola mata

Tes Hisberg

Ortoforia Ortoforia

4

Page 5: LAPORAN KASUS I_RIA.docx

3. Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

4. Palpebra Superior

Edema (-) (-)

Hiperemi (-) (-)

5. Palpebra Inferior

Edema (-) (-)

Hiperemi (-) (-)

6. Fissura palpebra + 10 mm + 10 mm

7. Konjungtiva Palpebra Superior

Hiperemi (-) (-)

Sikatrik (-) (-)

8. Konjungtiva Palpebra Inferior

Hiperemi (-) (-)

Sikatrik (-) (-)

9. Konjungtiva Bulbi

Injeksi Konjungtiva

(-) (-)

Injeksi Siliar (-) (-)

Massa (-) Terdapat nodul berwarna putih

kekuningan berukuran sekitar 2mm x 2mm di samping limbus pada bagian nasal.

Edema (-) (-)

10. Kornea Bentuk Cembung Cembung

Kejernihan Jernih Jernih

Permukaan Kesan licin Kesan licin

Sikatrik (-) (-)

11. Bilik Mata Depan

Kedalaman Kesan dalam Kesan dalam

12. Iris Warna Coklat Coklat

Bentuk Bulat dan regular Bulat dan regular

13. Pupil Bentuk Bulat Bulat

5

Page 6: LAPORAN KASUS I_RIA.docx

RCL (+) (+)

RCTL (+) (+)

14. Lensa Kejernihan Jernih Jernih

15. TIO Palpasi Kesan normal Kesan normal

16. Funduskopi Refleks Fundus (+) (+)

Gambaran Papil : bulat, warna kekuningan

Arteri/vena : 2/3

Makula : refleks fovea (+)

Retina: perdarahan (-), eksudat (-), edema (-)

Papil : bulat, warna kekuningan

Arteri/vena : 2/3

Makula : refleks fovea (+)

Retina: perdarahan (-), eksudat (-), edema (-)

17. Gambaran Status Lokalis

Konjungtiva bulbi Okuli Sinistra

Keterangan :

Terdapat nodul berwarna putih kekuningan berukuran sekitar 2mm x 2mm di samping limbus pada bagian nasal

6

Page 7: LAPORAN KASUS I_RIA.docx

4. Foto mata pasien

7

Gambar 1. Mata kanan dan mata kiri pasien

Gambar 2. Mata kanan pasien Gambar 2. Mata kiri pasien

Page 8: LAPORAN KASUS I_RIA.docx

BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA KASUS

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan data medis pasien diatas, ditemukan beberapa permasalahan. Adapun permasalahan

medis yang terdapat pada pasien adalah:

SUBJECTIVE

a. Pasien mengeluhkan bahwa terdapat benjolan pada bola mata kiri yang muncul tiba-

tiba sejak 10 bulan yang lalu. Awalnya berukuran kecil kemudian menjadi sedikit

lebih besar sejak 2 bulan yang lalu.

b. Mata pasien sering terpajan sinar matahari, terkena debu dan riwayat sering

mengalami mata merah sebelumnya.

OBJECTIVE

a. Pemeriksaan status lokalis pada mata kiri didapatkan :

Visus naturalis 6/6

Pada konjungtiva bulbi sinistra, terdapat nodul berwarna putih kekuningan yang

berukuran sekitar 2mm x 2mm di samping limbus pada bagian nasal.

2. Analisa Kasus

A. Benjolan pada bola mata kiri

Benjolan pada bola mata kiri ini terdapat pada area konjungtiva mata kiri. Benjolan pada

bola mata kiri yang dikeluhkan pasien ini mengarah pada diagnosa tumor jinak

konjungtiva. Terdapat dua jenis tumor jinak yang bisa tumbuh di konjungtiva, yaitu

pinguekula dan pterigium. Kedua tumor jinak ini dibedakan berdasarkan lokasi dan

manifestasinya. Pinguekula biasanya tumbuh di sekitar kornea dan berwarna putih

kekuningan yang tidak mengganggu penglihatan, sedangkan pterigium adalah

8

Page 9: LAPORAN KASUS I_RIA.docx

pertumbuhan jaringan konjungtiva ke dalam kornea dan biasanya menganggu

pengelihatan apabila sudah menutupi pupil.

Pada pasien ini diagnosa lebih mengarah pada pinguekula karena pasien mengeluhkan

benjolan yang timbul di mata tersebut berwarna putih kekuningan dan terletak disamping

limbus kornea. Hal ini merupakan tampakan klinis pada pinguekula yang merupakan

benjolan berwarna putih kekuningan pada konjungtiva bulbi akibat degenerasi hialin

jaringan submukosa konjungtiva. Tampakan klinis ini dapat dibedakan dengan

pterigium, tampakan klinis pterigium yang khas biasanya berbentuk segitiga dengan

kepala/apex menghadap kesentral kornea dan basis menghadap lipatan semilunar pada

cantus.

B. Mata pasien sering terpajan sinar matahari, terkena debu dan riwayat sering

mengalami mata merah sebelumnya

Mata pasien yang sering terpajan matahari dan debu ini merupakan salah satu faktor

resiko yang sangat berpengaruh untuk timbulnya tumor jinak pada konjungtiva. Riwayat

sering mengalami mata merah juga dapat menjadi indikator bahwa mata pasien sering

mengalami iritasi. Hal ini juga merupakan faktor resiko terjadinya tumor jinak pada

konjungtiva.

Penyebab pasti terjadinya pinguekula tidak diketahui. Namun terdapat beberapa faktor

resiko yang mempengaruhi terjadinya pinguekula. Faktor resiko yang mempengaruhi

pinguekula adalah lingkungan yakni radiasi ultraviolet sinar matahari, iritasi kronik dari

bahan tertentu di udara dan faktor herediter.

1. Radiasi ultraviolet

Faktor resiko lingkungan yang utama sebagai penyebab timbulnya pinguekula adalah

terpapar sinar matahari. Sinar ultraviolet diabsorbsi konjungtiva menghasilkan

kerusakan sel dan proliferasi sel. Paparan sinar ultraviolet ini dapat meyebabkan efek

mutagenik pada sel. Respon biologis pada sinar ini berefek akut dan kronik dan

paparan tertinggi akan diterima pada wilayah ekuator dan pada dataran tinggi. Efek

9

Page 10: LAPORAN KASUS I_RIA.docx

ultraviolet ini menimbulkan mutasi gen p53 (supressor tumor gene) sehingga dapat

menyebabkan pertumbuhan tumor pada konjungtiva.

2. Iritasi Kronik

Iritasi kronik atau inflamasi terjadi pada area konjungtiva merupakan pendukung

terjadinya pinguekula. Iritasi yang disebabkan oleh debu mengakibatkan lisis lapisan

lipid pada film air mata dan prosesnya terus berlanjut jika terpapar dalam waktu yang

lama sehingga mempengaruhi permukaan konjungtiva. Kelembaban yang rendah,

dan trauma kecil dari bahan partikel tertentu, dry eye juga dapat menyebabkan

pinguekula.

C. Hasil pemeriksaan status lokalis pada mata k iri

Pemeriksaan status lokalis pada mata kiri pasien ditemukan visus naturalis 6/6 dan pada

konjungtiva bulbi terdapat nodul berwarna putih kekuningan dan berukuran sekitar 2mm

x 2mm di samping limbus pada bagian nasal.

Visus naturalis pada mata kiri pasien ini adalah normal. Hal ini berarti tidak terjadi

gangguan pada tajam penglihatan pasien sesuai dengan gejala klinis pada pinguekula

bahwa pinguekula biasanya tidak menyebabkan gangguan pada penglihatan. Selain itu,

nodul berwarna putih kekuningan di samping limbus pada konjuntiva bulbi mata kiri

bagian nasal ini sesuai dengan tampakan klinis yang ditemukan pada pinguekula.

Pinguekula sering bermanifestasi di dekat limbus pada zona interpapebral, paling sering

daerah nasal, berupa penonjolan putih kekuningan, dan deposit subepithelial yang amorf.

Pinguekula dapat membesar secara bertahap dalam periode waktu yang lama. Inflamasi

berulang dan iritasi okuli mungkin dijumpai.

D. Assessment

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda dan gejala yang terdapat pada pasien

mengarahkan pada Pinguekula. Diagnosa ini dipilih karena sesuai dengan keluhan pasien

mengeluhkan bahwa terdapat benjolan pada bola mata kiri yang muncul tiba-tiba sejak 10

10

Page 11: LAPORAN KASUS I_RIA.docx

bulan yang lalu. Awalnya berukuran kecil kemudian menjadi sedikit lebih besar sejak 2

minggu yang lalu. Mata pasien sering terpajan sinar matahari, terkena debu dan riwayat

sering mengalami mata merah sebelumnya yang merupakan faktor resiko terjadinya

pinguekula. Dan temuan klinis pada pemeriksaan status lokalis terdapat nodul berwarna

putih kekuningan yang berukuran sekitar 2mm x 2mm di samping limbus pada konjungtiva

bulbi sinistra bagian nasal

Diagnosis Kerja:

- Pinguekula OS

E. Planning

- Tatalaksana Non-operatif

Terapi lubrikasi untuk mencegah iritasi sering digunakan secara klinis.

Penggunaan dari steroid topical dapat juga dipertimbangkan pada pasien

dengan inflamasi kronis.

- Tatalaksana Operatif

Eksisi jaringan pinguekula hanya diindikasikan ketika pinguekula mengganggu

tampilan kosmetik atau lebih jauh pinguekula tersebut menjadi meradang secara

kronis.

F. KIE

- Pasien disarankan untuk memakai topi dan kacamata ketika keluar dari rumah untuk

menghindari pajanan sinar matahari dan debu pada mata yang merupakan salah satu

faktor resiko timbulnya peradangan pinguekula.

- Memberitahukan pasien bahwa pinguekula ini merupakan tumor jinak yang jarang

membesar dan tidak berbahaya serta tidak memerlukan pengobatan kecuali terjadi

peradangan yang kronis atau karena alasan kosmetik dapat dilakukan pembedahan.

11

Page 12: LAPORAN KASUS I_RIA.docx

G. Prognosis

Prognosis pada pasien ini, meliputi :

Prognosis pengelihatan (ad functionam)

Bonam

Prognosis nyawa (ad vitam)

Bonam

12

Page 13: LAPORAN KASUS I_RIA.docx

BAB IV

RINGKASAN AKHIR

Pasien seorang laki-laki, usia 20 tahun, datang dengan keluhan terdapat benjolan pada

bola mata kiri sejak sekitar 10 bulang yang lalu. Benjolan ini muncul tiba-tiba, awalnya

berukuran kecil kemudian menjadi sedikit lebih besar sejak 2 bulan yang lalu. Pasien mengaku

bahwa pekerjaan sehari-harinya adalah kuli bangunan yang menyebabkan matanya sering

terpajan sinar matahari dan terkena debu.

Pada pemeriksaan fisik, visus naturalis sinistra 6/6 dan terdapat nodul berwarna putih

kekuningan yang berukuran sekitar 2mm x 2mm di samping limbus pada konjungtiva bulbi

sinistra bagian nasal. Pasien di diagnosis dengan Pinguekula OS. Rencana tatalaksana sementara

untuk pasien adalah tatalaksana medis berupa terapi lubrikasi untuk mencegah iritasi dan steroid

untuk mengurangi inflamasi. Prognosis penyakit mata dan visus pasien bonam. Prognosis

fungsional adalah bonam.

13

Page 14: LAPORAN KASUS I_RIA.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Bradford C. 2004. Basic Ophtalmology. 8th Edition. San Fransisco-American Academy

of opthalmology

2. Gerhand K. 2004. Lang. Ophtalmology : A Pocket Book Atlas. 2nd Edition. Germany :

Theime.

3. Iljas, S. 2007. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia

4. J.Kankski. 2010 . Signs in Ophthalmology : Causes and Differential Diagnosis. United

Kingdom : Elsevier.

5. J.Kanski & Bowling. 2011. Clinical Opthalmology : A Systemic Approach. 7th Edition.

United Kingdom : Elsevier.

6. Vaughan & Asbury dkk. 2010. Oftalmologi Umum, Jakarta: EGC.

14