LAPORAN KASUS-HFMD.docx

download LAPORAN KASUS-HFMD.docx

of 22

Transcript of LAPORAN KASUS-HFMD.docx

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    1/22

    1

    BAB I

    ANAMNESIS

    I. Identitas PasienNama : An. D

    Jenis kelamin : Laki-laki

    Umur : 5 tahun

    Alamat : Mendolo Lor Punung

    Pekerjaan : -

    Agama : Islam

    Tanggal Pemeriksaan : 15 Mei 2013

    II. Keluhan UtamaBadan panas dan sariawan

    III. Heteroanamnesis (Ibu Pasien)Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien diantar oleh ibunya datang ke IGD Puskesmas Punung dengan

    dikeluhkan badan panas sejak tiga hari yang lalu. Panas dikatakan tidak terlalu

    tinggi dan turun dengan pemberian penurun panas (Paracetamol sirup).

    Pasien juga dikeluhkan muncul bintil-bintil kemerahan pada kedua telapak

    tangan dan kaki sejak sehari sebelumnya. Dikatakan muncul mendadak, awalnya

    hanya beberapa namun jumlahnya makin bertambah dan terkadang gatal. Muncul

    keluhan serupa di bagian tubuh lain disangkal. Selain itu, pasien juga dikeluhkan

    mengalami sakit tenggorokan dan pilek sejak sehari sebelumnya. Ingus dikatakancair dan berwarna bening.

    Nafsu makan dikatakan sedikit menurun karena sariawan yang muncul dua

    hari sebelumnya. Keluhan lain seperti mual, muntah, BAB cair disangkal.

    Riwayat Pengobatan

    Pasien sudah mendapat Paracetamol, panas dikatakan menurun dengan

    pemberian obat tersebut.

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    2/22

    2

    Riwayat Penyakit Sebelumnya

    Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Pasien

    dikatakan sudah pernah menderita cacar air sebelumnya.

    Riwayat Keluarga

    Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan serupa.

    Riwayat Sosial

    Pasien merupakan anak pertama dalam keluarganya. Ayah pasien bekerja

    sebagai wiraswasta dan ibu pasien sebagai ibu rumah tangga. Dikatakan tetangga

    pasien ada yang mengalami keluhan yang sama seminggu sebelumnya.

    Riwayat Persalinan

    Pasien dilahirkan melalui persalinan spontan, ditolong oleh bidan di Rumah

    Sakit, dengan berat badan lahir 3200 gram, segera menangis, dan tidak ada

    kelainan.

    Riwayat Imunisasi

    Pasien dikatakan sudah mendapat imunisasi lengkap sejak bayi walaupun

    ibu pasien lupa imunisasi apa saja dan berapa kali yang sudah didapat.

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    3/22

    3

    BAB II

    PEMERIKSAAN FISIK

    Status umum

    Keadaan Umum : Baik

    Kesadaran : Compos mentis (GCS E4V5M6)

    Nadi : 84 x/menit, reguler, isi cukup

    RR : 18 x/menit

    Tax : 37,8 C

    BB : 20 kg

    Status general

    Kepala : Normocephali

    Mata : Konjungtiva pucat -/-, ikterus -/-, refleks pupil +/+ isokor,

    cowong-/-

    THT : Telinga : kesan tenang

    Hidung : sekret (+)

    Tenggorok : Tonsil T1/T1, faring hiperemis (+)

    Thoraks : Simetris (+), retraksi (-)

    Jantung : S1S2tunggal, reguler, murmur (-)

    Paru : suara napas Vesikuler +/+ , Rh -/- , Wh -/-

    Abdomen : Distensi (-), bising usus (+) normal, turgor normal

    Hepar dan lien tidak terabaExtremitas : Hangat (+) dan oedem (-) pada keempat ekstremitas

    Status lokalis

    Regio : palmar manus dan palmar pedis sinistra dan dekstra

    vesikel, multipel, bulat, diameter 0,3-0,6 cm, batas tegas, kulit sekitar

    eritema

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    4/22

    4

    Regio : mukosa bibir bawah

    ulser, soliter, bulat, diameter 0,5 cm, tepi rata, batas tegas, mukosa sekitar

    eritema

    Pemeriksaan Penunjang

    Tidak dilakukan.

    BAB III

    DIAGNOSIS

    Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD)

    BAB IV

    PENATALAKSANAAN

    Cefadroxil 2 x tab Paracetamol syrup 3 x cth I CTM(1/2 tab), GG (1/2 tab)3 x pulveres I

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    5/22

    5

    BAB V

    PEMBAHASAN

    Definisi

    Dalam masyarakat infeksi virus tersebut sering disebut sebagai "Flu

    Singapura". Dalam dunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth

    Disease (HFMD) atau penyakit Kaki, Tangan dan Mulut ( KTM ). KTM adalah

    penyakit yang disebabkan oleh sekelompok enterovirus yang disebut

    coxsackievirus, anggota dari famili Picornaviridae; dengan gejala klinis berupa

    lepuhan di mulut, tangan , dan kaki, terutama di bagian telapak, terkadang di

    bokong. Lepuhan di mulut segera pecah dan membentuk ulser yang dirasakan

    sangat nyeri dan perih oleh penderitanya sedangkan lepuhan di telapak kaki,

    tangan, dan beberapa bagian tubuh lain tidak terasa sakit atau gatal, tapi sedikit

    nyeri jika ditekan.(10,16)

    Epidemiologi(2,19,25)

    HFMD terkait dengan EV71 telah lebih sering di Asia Tenggara dalam

    beberapa tahun terakhir. Faktor resiko dalam epidemi penyakit ini termasuk

    kehadiran pusat penitipan anak, seringnya berkontak dengan penderita HFMD,

    jumlah anggota keluarga yang besar, dan tempat tinggal di pedesaan.

    Menurut laporan, HFMD menunjukkan tidak memiliki predileksi seksual.

    Beberapa data epidemi mengamati rasio laki-laki dan perempuan dominasi sedikit

    1.2-1.3:1.

    Baru-baru ini (Juli 2012), di Asia (terutama Kamboja), anak-anak yang

    diduga terinfeksi Enterovirus 71 memiliki angka kematian 90%. Ini epidemi

    (terutama pada bayi, balita, dan anak di bawah 2 tahun) masih dalam penyelidikan

    intensif dan itu adalah peneliti kemungkinan akan memiliki pemahaman yang

    lebih baik dari angka kematian yang tinggi terkait dengan enterovirus 71. Jika

    Enterovirus 71 yang pada akhirnya ditemukan bertanggung jawab atas kematian,

    kemungkinan virus telah mengembangkan kemampuan mematikan baru untuk

    cepat menginfeksi dan merusak jaringan paru-paru anak-anak. Namun, penelitian

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    6/22

    6

    yang sedang berlangsung dan beberapa peneliti menunjukkan bahwa anak-anak

    mati dari kombinasi enterovirus 71, suis Streptococcus, dan koinfeksi virus

    dengue.

    Etiologi(25)

    Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus

    RNA yang masuk dalam family Picornaviridae, Genus Enterovirus. Genus yang

    lain adalah Rhinovirus, Cardiovirus, Apthovirus. Didalam Genus enterovirus

    terdiri dari Coxsackie A virus, Coxsackie B virus. Penyebab KTM yang paling

    sering pada pasien rawat jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering

    memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai

    meninggal adalah Enterovirus 71.

    Coxsackie virus yang dipisahkan menjadi dua kelompok yaitu A dan B,

    yang didasarkan pada pengaruhnya terhadap tikus yang baru lahir (Coxsackie A

    menyebabkan cedera otot, kelumpuhan, dan kematian,. Coxsackie B

    mengakibatkan kerusakan organ, tetapi hasil kurang parah). Ada lebih dari 24

    berbeda serotipe virus dimana masing-masing virus memiliki protein yang

    berbeda pada permukaannya. Virus Coxsackie menginfeksi sel inang dan

    menyebabkan sel inang menjadi lisis.

    Tipe A virus penyebab Herpangina (lepuh menyakitkan di mulut,

    tenggorokan, tangan, kaki, atau di semua bidang). Tangan, kaki, dan penyakit

    mulut (HFMD) adalah nama umum dari infeksi virus. Coxsackie A 16 (CVA16)

    menyebabkan sebagian besar infeksi. HFMD di AS Ini biasanya terjadi pada

    anak-anak (usia 10 dan di bawah), tetapi orang dewasa juga dapat

    mengembangkan kondisi. Ini penyakit anak-anak tidak harus bingung dengan

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    7/22

    7

    "penyakit kaki dan mulut" biasanya ditemukan pada hewan dengan kuku

    (misalnya, pada sapi, babi, dan rusa). Tipe A juga menyebabkan konjungtivitis

    (peradangan pada kelopak mata dan area putihmata).

    Tipe B menyebabkan epidemi virus pleurodynia (demam, paru-paru, dan

    nyeri perut dengan sakit kepala yang berlangsung sekitar dua sampai 12 hari dan

    resolve). Pleurodynia juga disebut penyakit Bornholm. Ada enam serotipe dari

    Coxsackie B (1-6, dengan B 4 dianggap oleh beberapa peneliti sebagai

    kemungkinan penyebab diabetes di sejumlah individu).

    Kedua jenis virus (A dan B) dapat menyebabkan meningitis, miokarditis,

    dan perikarditis, tetapi ini jarang terjadi dari infeksi Coxsackie. Beberapa peneliti

    menyarankan virus Coxsackie (terutama Coxsackie B4) memiliki peran dalam

    pengembangan tipe onset akut I (sebelumnya dikenal sebagai juvenile) diabetes,

    namun hubungan ini masih dalam penyelidikan.

    Virus Coxsackie dan enterovirus lainnya dapat menyebabkan penyakit

    anak dari tangan, kaki, dan penyakit mulut. Namun, sebagian besar anak-anak

    dengan infeksi virus Coxsackie sepenuhnya menyelesaikan gejala dan infeksi

    dalam waktu sekitar 10-12 hari.

    Mortalitas dan Morbiditas

    Secara umum, penyakit ini biasa menyerang anak-anak dan balita, tetapi

    dilaporkan terjadi juga pada orang dewasa. Untuk pasien dengan kondisi tubuh

    yang baik, penyakit ini akan menghilang dengan sendirinya selama 7-10 hari sejak

    gejala timbul. Namun komplikasi yang berbahaya juga dilaporkan meliputi

    miokarditis, pneumonia, meningitis, ensefalitis, hingga kematian. Penyakit KTM

    juga dapat menjangkit kembali, terutama oleh virus dengan jenis yang berbeda.Infeksi pada kehamilan trimester pertama dapat menyebabkan keguguran spontan

    atau pertumbuhan janin yang tidak normal. Di Taiwan dengan kasus penjangkitan

    oleh enterovirus 71 menyebabkan 20 % kematian pada penderitanya. Tidak

    dilaporkan adanya perbedaan reaksi pada jenis kelamin dan ras penderita yang

    berbeda (4,5,6,8,9).

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    8/22

    8

    Patofisiologi

    Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. KTM

    adalah penyakit umum yang biasa terjadi pada kelompok masyarakat yang sangatpadat dan menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun. Orang dewasa

    umumnya kebal terhadap enterovirus. Penularannya melalui kontak langsung dari

    manusia ke manusia yaitu melalui droplet, air liur, tinja, cairan dari vesikel atau

    ekskreta. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, pakaian,

    peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekret tersebut. Tidak

    ada vektor tetapi ada pembawa penyakit seperti lalat dan kecoa.

    Penyakit KTM ini mempunyai imunitas spesifik, namun anak dapat

    terkena KTM lagi oleh virus strain Enterovirus lainnya. Penyakit tangan, kaki dan

    mulut adalah penyakit umum dan penyebarannya dapat terjadi di antara kelompok

    anak, misalnya di sekolah atau di tempat penitipan anak. Penyakit tangan, kaki

    dan mulut biasanya tersebar melalui hubungan sesama manusia. Virus ini tersebar

    melalui fekal-oral pada tangan yang tercemar, namun bisa juga disebarkan melalui

    lendir mulut atau sistem pernapasan dan kontak langsung dengan cairan di dalam

    lepuhnya. Sesudah berhubungan dengan orang yang terkena, biasanya di antara 3-

    5 hari lepuh baru akan timbul. Selama masih ada cairannya, lepuh ini bisa menular

    dan virus ini juga bisa berminggu-minggu berada di dalam kotoran.

    Penyakit KTM mempunyai masa inkubasi 3-6 hari. Selama masa

    epidemik, virus menyebar dengan sangat cepat dari satu anak ke anak yang lain

    atau dari ibu kepada janin yang dikandungnya. Virus menular melalui kontak

    langsung dengan sekresi hidung dan mulut, tinja, maupun virus yang terhisap dari

    udara. Implantasi dari virus di dalam bukal dan mukosa ileum segera diikuti

    dengan penyebaran menuju nodus-nodus limfatik selama 24 jam. Setelah itu

    segera timbul reaksi berupa bintik merah yang kemudian membentuk lepuhan

    kecil mirip dengan cacar air di bagian mulut, telapak tangan, dan telapak kaki.

    Selama 7 hari kemudian kadar antibodi penetral akan mencapai puncak dan virus

    tereliminasi (8,9,10).

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    9/22

    9

    2.6 Manifestasi Klinis

    Penyakit tangan, kaki dan mulut yang ringan biasanya disebabkan oleh

    Coxsackievirus. Anak usia di bawah 5 tahun sering terkena infeksi virus ini,

    meskipun pada orang dewasa dapat juga terjadi. Infeksi Coxsackievirus mungkin

    sama sekali tidak menunjukkan gejala atau hanya ringan(12).

    Gejala penyakit diawali dengan demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti nyeri

    tenggorokan atau faringitis, sulit makan dan minum karena nyeri akibat luka di

    mulut dan lidah. Kadang disertai sedikit pilek atau gejala seperti flu.

    Timbul lepuhan atau vesikel yang kemudian pecah selama 5-10 hari.

    Lepuhan di mulut berukuran 2-3 mm yang segera pecah dan membentuk ulkus

    yang dirasakan sangat perih terutama saat makan/minum, sehingga sukar untuk

    menelan. Jumlah ulkus di mulut mencapai 5-10 yang tersebar di daerah bukal,

    palatal, gusi, dan lidah seperti ditunjukkan pada gambar 1(18). Ulkus di lidah

    paling lama sembuh.

    Ulkus juga dapat menyebar hingga saluran cerna yang lebih dalam sampai

    ke lambung. Pada kondisi pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang baik,

    seluruh gejala dapat membaik selama 5 7 hari. Bersamaan dengan itu timbul rash

    atau ruam atau vesikel (lepuh kemerahan/blister yang kecil dan rata),

    papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan kaki. Kadang-kadang rash

    atau ruam (makulopapul) ada pada daerah bokong(12,13,14,15,16).

    Pada bayi atau anak usia di bawah 5 tahun yang timbul gejala berat harus

    dirujuk ke rumah sakit. Gejala yang dianggap berat adalah hiperpireksia (suhu

    lebih dari 39OC) atau demam tidak turun-turun, takikardi, sesak, anoreksia,

    muntah atau diare dengan dehidrasi, badan sangat lemas, kesadaran menurun dan

    kejang.

    Gambar 1 : Lepuhan pada bibir dan lidah

    Lepuhan atau vesikel di kaki dan tangan dijumpai pada 2/3 penderita, yang

    terutama tumbuh di bagian dorsal dan sisi-sisi jari serta telapak tangan seperti

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    10/22

    10

    ditunjukkan pada gambar 2 (19). Lepuhan/vesikel yang dikenal dalam istilah

    kedokteran sebagai erythema multiforma (14) ini secara khas berbentuk bulat atau

    elips yang akan mengering sendiri selama 3-7 hari.

    Gambar 2 : Lepuhan pada telapak tangan

    Permasalahan utama pada anak-anak dan balita adalah kesulitan untuk

    makan dan minum yang dengan beberapa bentuk komplikasi seperti mual,muntah, dan diare akibat ulkus di saluran pencernaan, serta demam panas, dapat

    menyebabkan dehidrasi. Di samping itu kemungkinan terjadinya superinfeksi oleh

    mikroba lain dapat memperparah penyakit dan menyebabkan berbagai komplikasi.

    .

    Pemeriksaan Laboratorium

    Pasien biasanya didiagnosis dengan penampilan klinis mereka. Secara

    klinis, ruam yang tampak biasanya pada tangan, kaki, dan mulut pada anak

    dengan demam dianggap diagnostik infeksi virus Coxsackie. Biasanya, diagnosis

    HFM dibuat pada kombinasi dari sejarah klinis dan temuan fisik karakteristik.

    Konfirmasi laboratorium jarang diperlukan kecuali pada komplikasi berat.

    Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, tes virus dapat dilakukan untuk

    mengidentifikasi virus, tetapi tes ini sangat mahal, biasanya perlu dikirim ke

    laboratorium diagnostik khusus virus yang menggunakan RT-PCR dan sering

    memakan waktu sekitar dua minggu untuk mendapatkan hasilnya. Pengujian ini

    hampir tidak pernah dilakukan karena sebagian besar infeksi diri terbatas dan

    biasanya ringan, tapi situasi ini bisa berubah karena wabah di Alabama (38 anak,

    12% dirawat di rumah sakit namun tidak ada kematian pada tahun 2011-2012) dan

    Enterovirus 71 epidemi terbaru (sekitar 905 anak-anak dirawat di rumah sakit

    telah meninggal) di Kamboja. RT-PCR pengujian dapat membedakan antara

    genera virus banyak, spesies, dan subtipe. Strain virus Coxsackie Membedakan

    dari adenovirus, jenis enterovirus lainnya, virus gema, dan lain-lain dapat menjadi

    diperlukan di masa depan.

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    11/22

    11

    Virus dapat diisolasi dan diidentifikasi melalui media kultur dan

    immunoassay dari lesi kulit, lesi mukosa, atau sampel tinja. Spesimen oral

    memiliki tingkat isolasi tertinggi. Pada pasien dengan vesikel, penyeka vesikel

    juga merupakan sumber yang baik untuk koleksi virus. Pada pasien tanpa vesikel,

    penyeka dubur dapat dikumpulkan. Untuk isolasi virus, 2 swab koleksi yang

    direkomendasikan dari tenggorokan dan lainnya baik dari vesikel atau rektum.

    Uji serologi (misalnya, akut dan tingkat antibodi sembuh) dapat diperoleh.

    Membedakan coxsackie-terkait dari EV-71-terkait HFMD mungkin memiliki

    makna prognostik. Polymerase chain reaction (PCR) dan teknologi microarray

    antara berbagai cara untuk mengidentifikasi virus penyebab. Tes spesifik

    bervariasi antara rumah sakit.(19,25)

    Diagnosis Banding

    -Herpangina

    -Herpes Simplex

    -Herpes Zoster

    - Stomatitis

    - Varicella

    Komplikasi

    Beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut :

    - Dehidrasi pada anak-anak dan balita, harus dirawat di rumah sakit dandiinfus dengan cairan elektrolit dan nutrisi. Sebagai pencegahan banyak

    diberikan cairan elektrolit, misalnya oralit.

    - Infeksi pada kulit atau ulser di mulut oleh bakteri dan/atau jamur.- Kasus komplikasi yang jarang: meningoensefalitis, miokarditis, edema

    paru, dan kematian(18,19).

    Pengobatan

    Pada kondisi penderita dengan kekebalan dan kondisi tubuh cukup baik,

    biasanya tidak diperlukan pengobatan khusus. Peningkatan kekebalan tubuh

    http://emedicine.medscape.com/article/218502-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/218580-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/218683-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/218683-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/218580-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/218502-overview
  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    12/22

    12

    penderita dilakukan dengan pemberian konsumsi makanan dan cairan dalam

    jumlah banyak dan dengan kualitas gizi yang tinggi, serta diberikan tambahan

    vitamin dan mineral jika perlu. Jika didapati terjadinya gejala superinfeksi akibat

    bakteri maka diperlukan antibiotika atau diberikan antibiotika dosis rendah

    sebagai pencegahan.

    Secara umum, untuk menekan gejala dan rasa sakit akibat timbulnya luka

    di mulut dan untuk menurunkan panas dan demam, digunakan obat-obatan

    golongan analgetika dan antipiretika. Dari aspek farmakoterapi, hal penting untuk

    diperhatikan dalam pengobatan penyakit KTM adalah bahwa beberapa golongan

    obat dapat menimbulkan sindroma Stenven-Johnson yang menunjukkan gejala

    mirip dengan penyakit KTM dan dapat memperparah ulser. Golongan obat

    tersebut adalah : barbiturat, karbamazepin, diflusinal, hidantoin, ibuprofen,

    penisilin, fenoftalein, fenilbutazon, propranolol, kuinin, salisilat, sulfonamida,

    sulfonilurea, sulindac, dan tiazida (20).

    Antiseptik oral digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat jamur

    atau bakteri. Beberapa golongan antasida dan pelapis mukosa lambung juga

    digunakan untuk mengatasi ulkus di saluran cerna dan lambung. Berikut adalah

    daftar obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengatasi simptomatik Penyakit

    Kaki Tangan dan Mulut (20,21,22,23,24).

    1. Antipiretika : digunakan untuk menurunkan demam, misalnya : asetaminofen.

    Perlu diperhatikan bahwa penggunaan golongan NSAID (Non Steroidal Anti

    Inflammatory Drugs) dapat menimbulkan gejala sindrom Stenven-Johnson yang

    menunjukkan gejala mirip dengan penyakit ini dan dapat memperparah ulser

    sehingga disarankan untuk digunakan dengan golongan antasida, atau jika adadipilih golongan antipiretika/analgetika yang lain.

    2. Antiseptika : berbagai bentuk sediaan kumur, seperti : betadine, rebusan daun

    sirih, dan tablet hisap, seperti SP troches, FG troches, dsb.

    3. Antibiotika : lokal atau sistemik, digunakan untuk mencegah atau mengatasi

    infeksi karena mikroba pada ulser di mulut dan kulit, ditentukan oleh dokter,

    seperti : neosporin (lokal), klindamisin, eritromisin,dsb.

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    13/22

    13

    4. Bahan anestetika lokal untuk mengurangi rasa sakit di daerah mulut ditabelkan

    sebagai berikut:

    Nama Obat Dyclonine(Dyclone) dengan resep

    dokter : anestetika lokal yang tersedia

    dalam bentuk larutan, semprot, lozenge.

    Mencegah permeabilitas sel dan

    memblokir impuls pada ujung sarap

    perifer di kulit.

    Dosis dewasa Oleskan 0,5 atau 1% larutan pada luka,

    tak boleh lebih dari 200 mg atau 40 mL

    dari 0,5% larutan atau 20 mL larutan 1%

    Dosis anak-anak Seperti dosis dewasa, disesuaikan

    dengan bobot badan.

    Kontra Indikasi Riwayat hipersensitivitas

    Interaksi Tidak dilaporkan

    Kehamilan Golongan resiko C keamanan

    penggunaan selama kehamilan belum

    ditetapkan

    Perhatian Overdosis dapat menyebabkan depresi

    atau eksitasi, syok miokardiak

    Nama Obat Lidokain cair (Dilocaine; Dermaflex

    Gel) anestetika lokal. Menurunkan

    permeabilitas terhadap ion natrium pada

    membran saraf dan menghasilkan

    inhibisi depolarisasi, blokir transmisi

    impuls saraf.

    Cara pemakaian (dewasa) Dioleskan dengan kapas pada ulser di

    mulut.

    Dosis anak Disesuaikan dengan bobot badan.

    Kontra Indikasi Riwayat hipersensitivitas, sindrom

    Adam-Stokes, simdrom Wolfgang-

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    14/22

    14

    Parkinson-White, gangguan sinoatrial,

    AV, atau blok intraventikular (jika tidak

    digunakan alat pacu jantung).

    Interaksi Pemberian dengan simetidin dan beta

    bloker meningkatkan toksisitas.

    Pemberian bersama dengan

    prokainamida dan tokainida

    meningkatkan aksi kardiodepresan,

    meningkatkan suksinilkolin.

    Kehamilan Resiko B biasanya aman, perlu

    diperhitungkan manfaat dengan

    resikonya.

    Perhatian Anestesia di seluruh wilayah mulut dan

    faring kemungkinan dapat

    menyebabkan tak terasanya makanan,

    gangguan terhadap pernafasan, rasa

    menggigit di lidah dan mukosa bukal,

    overdosis data menyebabkan toksisitas

    (kepala berat, euforia, tinitus, nausea,

    mual, koma, brakikardi, hipotensi,

    lemah jantung).

    5. Antihistamin: Inhibisi antihistamin pada reseptor H1 menyebabkan kontriksi

    bronkus, sekresi mukosa, kontraksi otot halus, edema, hipotensi, depresi sususan

    saraf pusat, dan aritmia jantung.

    Nama Obat Difenhidramin (Benadryl, Benylin,

    Diphen, AllerMax) kelas

    etanolamina, bloker reseptor histamin

    tipe 1. Memiliki sifat sedatif dan

    antikolinergik penting dapat

    menimbulkan efek anestetika lokal

    dengan menahan transmisi dari implus

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    15/22

    15

    saraf.

    Penggunaan pada penderita dewasa Untuk menahan simptom ulser oral :

    dikombinasikan dengan alukol dan

    magnesium hidroksida (Mylanta),

    cairan lidokain dan/atau gerusan tablet

    sukralfat (Carafate). Kumur dan

    keluarkan lagi.

    Dosis anak Disesuaikan dengan bobot badan,

    penggunaan sama dengan penderita

    dewasa.

    Kontraindikasi Riwayat hipersensitivitas, MAO

    Inhibitor.

    Interaksi Potensi efek depresi sistem saraf pusat,

    jangan diberikan dengan sirup yang

    dapat menimbulkan gejala seperti reaksi

    disulfiram (yang mengandung alkohol),

    berinteraksi dengan antidepresan

    trisiklik, Inhibitor MAO,

    antimuskarinik, amantadin, dan

    prokainamida.

    Kehamilan Golongan Resiko C keamanan selama

    kehamilan belum ditetapkan.

    Perhatian Xerostomia, glaucoma,

    hipertiroidismus, ulser usus, gangguan

    saluran kemih, gangguan saluran

    pencernaan, penyakit hati, hipertrofi

    prostat.

    6. Golongan Antasida dan Antiulser digunakan untuk mengatasi gastritis, ulser di

    mulut dan saluran cerna. Biasanya digunakan untuk kumur, namun jika

    didiagnosis ada luka di saluran gastrointestinal maka antasida ditelan.

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    16/22

    16

    Nama Obat Sukralfat (Carafate) antasida dengan

    kompleks aluminium untuk treatmen

    ulser mukosa mulut. Sama efeknya

    terhadap ulser pada saluran cerna,

    sukralfat membentuk suatu lapisan kental

    yang menyelimuti saluran cerna bersama

    menahan pepsin, asam lambung, dan

    garam empedu. Dengan aksi tersebut,

    memudahkan pemulihan luka-luka di

    saluran cerna.

    Penggunaan pada penderita dewasa Kontrol simptomatik ulser di mulut :

    dikombinasi dengan antasida koloidal

    alukol dan magnesium hidroksida

    (Mylanta), lidokain kental dan

    difenhidramin, dicampur dalam bentuk

    cairan untuk dikumur beberapa kali

    sehari. Jika didiagnosis ada luka ikutan

    di sepanjang saluran cerna, antasida dan

    difenhidramin dapat ditelan dengan dosis

    yang dianjurkan.

    Dosis anak-anak Disesuaikan dengan bobot badan,

    digunakan sama dengan cara penggunaan

    pada penderita dewasa.

    Kontraindikasi Riwayat hipersensitivitas.

    Interaksi Menurunkan efekketokonazol,ciprofloxacin, tetrasiklin,

    fenitoin, warfarin, kuinidin, teofilin,

    norfoxacin; antasida, bloker H2,

    digoksin, lansoprazole, levotiroksin,

    fenitoin, dan absorpsi teofilin.

    Kehamilan B- Biasanya aman, perlu

    dipertimbangkan manfaat dibandingkan

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    17/22

    17

    resiko.

    Perhatian Bisa menyebabkan gagal ginjal jika

    terjadi absorpsi berlebihan dari

    aluminium

    Nama Obat Aluminium hidroksida, magnesium

    hidroksida, simetikon (Mylanta).

    Meningkatkan pH asam lambung dan

    menutupi ulser lambung. Magnesium

    ditambahkan sebagai kombinasi

    antasida untuk mencegah kesulitan

    buang air.

    Penggunaan pada penderita dewasa Diberikan dalam bentuk kombinasi

    dengan lidokain kental, difenhidramin

    dan/atau sukralfat, digunakan untuk

    berkumur.

    Penggunaan pada anak-anak Sama dengan penggunaan pada

    penderita dewasa, dosis disesuaikan

    dengan bobot badan.

    Kontraindikasi Riwayat hipersensitivitas, gangguan

    ginjal, osteomalasia.

    Interaksi Menurunkan efikasi fluorokuinolon,

    kortikosteroid, benzodiazepin,

    fenotiazin, efek alumunium dan

    magnesium terhadap asam valproat,

    sulfonil urea,kuinidin dan

    Kehamilan C keamanan selama kehamilan belum

    ditetapkan.

    Perhatian Dapat menyebabkan gangguan dan

    gagal ginjal dan kesulitan b.a.b.

    sehingga menyebabkan

    wasir/hemorrhage.

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    18/22

    18

    Prognosis

    Prognosis pada HFMD sangat baik. Dan sebagian besar pasien dengan

    penyakit ini dapat sembuh sepenuhnya.(19)

    Edukasi kepada penderita

    - Virus masih dapat berada di dalam tinja penderita hingga 1 bulan.

    - Isolasi pasien sebenarnya tidak diperlukan, namun perlu istirahat untuk

    pemulihan dan

    pencegahan penularan lebih luas.

    - Selalu mencuci tangan dengan benar untuk mengurangi resiko penularan.

    - Jangan memecah vesikel.

    - Mencegah kontak dengan cairan mulut dan pernafasan antara penderita dengan

    anggota

    keluarga yang lain.

    - Meningkatkan kekebalan tubuh dengan sebisa mungkin makan makanan bergizi,

    sayur

    sayuran berkuah, jus buah, segera setelah rasa nyeri di mulut berkurang.

    - Mencegah dehidrasi dengan memasukkan cairan, untuk mengurangi rasa sakit

    sebisa

    mungkin cairan yang isotonis dan isohidris (tidak terasa asam/terlalu mani

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    19/22

    19

    BAB VI

    KESIMPULAN

    Penyakit KTM adalah penyakit yang disebabkan oleh virus coxsackie A19

    dan enterovirus 71. Pencegahan utama yang dilakukan adalah pemutusan rantai

    penularan penyakit dengan mencegah kontak dari satu penderita ke penderita yang

    lain. Pengobatan secara simptomatik terutama dilakukan untuk menekan rasa

    nyeri di mulut, mempercepat penyembuhan ulser di mulut, penekan demam, dan

    pencegahan infeksi skunder. Golongan obat yang bisa diberikan : antipiretik,

    antasida, antihistamin non steroid, analgetik, dan antiseptik. Di samping itu bisa

    diberikan vitamin dan mineral tambahan bagi penderita atau kerabat penderita

    untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh.

  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    20/22

    20

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Goh KT, Ong A, Low J, editors. A Guide on Infectious Diseases of PublicHealth Importance in Singapore. 6thed. Singapore: Ministry of Health and

    Tan Tock Seng Hospital; 2004.

    2. Tay CH, Gaw CYN, Low T, Ong C, Chia KW, Yeo H, et al. In : Outbreakof hand, foot and mouth disease in Singapore. Singapore Med J; 1974.

    p.174-83.

    3. Goh KT, Doraisingham S, Tan JL, Lim GN, Chew SE. In : An outbreak ofhand, foot and mouth disease in Singapore. Bull World Health Organ;1982 p.965-9.

    4. Chan KP, Goh KT, Chong CY, Teo ES, Lau G, Ling AE. In : Epidemichand foot and mouth disease caused by human enterovirus 71, Singapore.

    Emerg Infect Dis; 2003 p.78-85.

    5. Centers for Disease Control and Prevention. Deaths among children duringan outbreak of hand, foot, and mouth disease Taiwan, Republic of China,

    April-July 1998. MMWR Morb Mortal Wkly Rep ; 1998 p.629-32.6. Ho M, Chen ER, Hsu KH, Twu SJ, Chen KT, Tsai SF, et al. In : An

    epidemic of enterovirus 71 infection in Taiwan. Taiwan Enterovirus

    Epidemic Working Group. N Engl J Med ;1999. p.929-35.

    7. Liu C, Tseng H, Wang S, Wang J, Su I. In : An outbreak of enterovirus 71infection in Taiwan, 1998: epidemiologic and clinical manifestations. J

    Clin Virol ; 2000. p.23-30.

    8. Tierney, L.M., Jr., Mc Phee, J.A. In : Current Medical Diagnosis &Treatment. Lange Medical Book. New York ; 2004. p.1327-28.

    9. Centers for Disease Control and Prevention National Center for InfectiousDiseases. Available from URL :

    http://www.cdc.gov./ncidod/dvrd/revb/enterovirus/hfhf.htm. Accessed

    October 10 2012..

    http://www.cdc.gov./ncidod/dvrd/revb/enterovirus/hfhf.htmhttp://www.cdc.gov./ncidod/dvrd/revb/enterovirus/hfhf.htmhttp://www.cdc.gov./ncidod/dvrd/revb/enterovirus/hfhf.htm
  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    21/22

    21

    10.Cherry JD. Enteroviruses: polioviruses, coxsackieviruses, echoviruses andenteroviruses. In: Textbook of Pediatric Infectious Diseases. 5th ed.

    2005:2007.

    11.Chang LY, Tsao KC, Hsia SH, et al. In : Transmission and clinicalfeatures of enterovirus 71 infections in household contacts in Taiwan.

    JAMA ; 2004. p.222-7.

    12.Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Viral infections of skin and mucosa.In: Fitzpatrick's Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology. 5th ed.

    New York, NY: McGraw-Hill; 2005.p.790-92.

    13.Chen KT, Chang HL, Wang ST, Cheng YT, Yang JY. In : Epidemiologicfeatures of hand-foot-mouth disease and herpangina caused by enterovirus

    71 in Taiwan, 1998-2005. Pediatrics ; 2007. p.244-52.

    14.Wang CY, Li Lu F, Wu MH, et al. Fatal coxsackievirus A16 infection.Pediatr Infect Dis J ;2004.p.275-6.

    15. Dyne, P., MD, Pediatrics, Hand-Foot-and-Mouth Disease, e-Medicine.com, last up date 5 January 2005, diakses 10 Oktober 2012.

    16.Graham, B.S., MD, Hand-Foot-and-Mouth Disease, e-Medicine.com, lastup date 6 January 2005, diakses 10 Oktober 2012.

    17.Departemen of Dermatology Univ. Iowa College of Medicine,Available from URL : http://tray.dermatology.uiowa.edu/Coxsack01.htm.

    Accessed October 10 2012.

    18.Goksugur N. Hand Foot and Mouth Disease. Available from URL :http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMicm0910628.Accessed

    October 10,2012.

    19.Nervi SJ. Hand Foot and Mouth Disease. Available from URL :http://emedicine.medscape.com/article/218402-overview#a0199.Accessed

    October 10, 2012.

    20.Di Piro, J.T., et.al. Pharmacotherapy, 3th ed. Appleton & Lange.Stamford; 1997. p.1842-1844.

    21.Tjay, T. H., & Kirana, R. Obat-Obat Penting. Elex Media Komputindo.Jakarta; 2002.

    http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMicm0910628.Accessed%20October%2010http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMicm0910628.Accessed%20October%2010http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMicm0910628.Accessed%20October%2010http://emedicine.medscape.com/article/218402-overview#a0199http://emedicine.medscape.com/article/218402-overview#a0199http://emedicine.medscape.com/article/218402-overview#a0199http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMicm0910628.Accessed%20October%2010http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMicm0910628.Accessed%20October%2010
  • 8/13/2019 LAPORAN KASUS-HFMD.docx

    22/22

    22

    22.Harfindal, E.T., Gourley, D.R.Textbook of Theurapeutics Drug andDisease Management. Lippincott Williams & Wilson, 7th ed. Philadelphia

    ; 2000. P.973-1046.

    23.Chavis, L.M., R.Ph. Ask Your Pharmacist.St. MartinsGriffin. New York;2002.

    24.American Soc. of Health System Pharmacist. AHFS Drug Information.;2003.

    25.Mersch J. Hand Foot and Mouth Syndrome. Available from URL :http://www.medicinenet.com/hand-foot-and-mouth_syndrome/page3.htm.

    Accessed October 10, 2012.

    http://www.medicinenet.com/hand-foot-and-mouth_syndrome/page3.htmhttp://www.medicinenet.com/hand-foot-and-mouth_syndrome/page3.htmhttp://www.medicinenet.com/hand-foot-and-mouth_syndrome/page3.htm