Laporan Kasus Faiz

30
LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. F Jenis kelamin : Laki - laki Umur : 24 tahun Agama : Islam Suku/Bangsa : jawa/Indonesia Pekerjaan : Buruh Alamat : JL. KH Dewantoro, Bantaeng No. Register : 040206 Tanggal pemeriksaan : 15 MEI 2015 Tempat pemeriksaan : RSP II. ANAMNESIS Keluhan utama : Benjolan pada kelopak mata kanan. Anamnesis terpimpin : Benjolan pada kelopak mata kanan dialami sejak 1 tahun yang lalu dan memberat sejak 1 minggu terakhir. Benjolan awalnya kecil dan dirasakan semakin lama semakin membesar namun lambat. Benjolan dirasa mengganjal dan kadang-kadang mata menjadi gatal dan berair namun tidak ada kotorannya. Benjolan awalnya terasa perih, tetapi sekarang sudah tidak terasa nyeri. Tidak ada mata merah sebelumnya dan tidak didapatkan 1

description

laporan kasus terbaru

Transcript of Laporan Kasus Faiz

Page 1: Laporan Kasus Faiz

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. F

Jenis kelamin : Laki - laki

Umur : 24 tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : jawa/Indonesia

Pekerjaan : Buruh

Alamat : JL. KH Dewantoro, Bantaeng

No. Register : 040206

Tanggal pemeriksaan : 15 MEI 2015

Tempat pemeriksaan : RSP

II. ANAMNESIS

Keluhan utama : Benjolan pada kelopak mata kanan.

Anamnesis terpimpin :

Benjolan pada kelopak mata kanan dialami sejak 1 tahun yang lalu

dan memberat sejak 1 minggu terakhir. Benjolan awalnya kecil dan dirasakan

semakin lama semakin membesar namun lambat. Benjolan dirasa mengganjal dan

kadang-kadang mata menjadi gatal dan berair namun tidak ada kotorannya.

Benjolan awalnya terasa perih, tetapi sekarang sudah tidak terasa nyeri. Tidak ada

mata merah sebelumnya dan tidak didapatkan keluhan penglihatan kabur, maupun

penurunan daya pengelihatan. Riwayat sering terpapar debu (+). Riwayat penyakit

serupa (-), riwayat menggunakan kacamata sebelumnya (-),riwayat trauma (-),

riwayat alergi (-), riwayat penyakit gula (-), riwayat tekanan darah tinggi (-),

riwayat berobat di Rumah Sakit sebelumnya (+) 2 bulan yang lalu dan diberi obat

tetes mata menurut pasien setelah pemakaian obat tersebut benjolannya mulai

mengecil, riwayat penyakit yang sama dalam keluarga (-).

1

Page 2: Laporan Kasus Faiz

III. STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Sakit sedang, Gizi cukup, Composmentis

Tanda vital : Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi: 84 x/menit

Pernafasan: 20 x/menit

Suhu : 36,5 C

IV. FOTO KLINIS

2

Oculus Dextra Oculus Sinista

Page 3: Laporan Kasus Faiz

V. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI

Inspeksi

Pemeriksaan OD OS

Palpebra edema (-).

-Tampak benjolan inferior

lateral, dengan ukuran

2,5x1.5 mm, warna sama

dengan sekitar.

-Tampak benjolan

superior media ±

0,5x0,5mm

edema (-).

Tidak tampak benjolan

Apparatus lakrimalis hiperlakrimasi (-) hiperlakrimasi (-)

Silia sekret (+) sekret (-)

Konjungtiva hiperemis (+) hiperemis (-)

Bola Mata Kesan intak Kesan intak

Mekanisme muscular

Kesegala arah Kesegala arah

Kornea Jernih Jernih

Bilik Mata Depan Kesan Normal Kesan Normal

Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)

Pupil Bulat, sentral, Refleks Bulat, sentral, Refleks

3

Page 4: Laporan Kasus Faiz

Cahaya (+) Cahaya (+)

Lensa Jernih Jernih

Palpasi

Palpasi OD OS

Tensi Okuler Kesan Tn Kesan Tn

Nyeri Tekan (-) (-)

Massa Tumor -Tampak benjolan inferior

lateral, dengan ukuran

2,5x1.5 mm, berwarna

merah, berbatas tegas,

terfiksir, permukaan rata.

-Tampak benjolan

superiormedia ±

0,5x0,5mm

berwarna merah, berbatas

tegas,terfiksir, permukaan

rata.

Tidak tampak massa

tumor

Glandula Preaurikuler Pembesaran (-) Pembesaran (-)

VI. Non- Contact Tonometri (NCT):

TOD : 12 mmHg

TOS : 12 mmHg

4

Page 5: Laporan Kasus Faiz

VII. Pemeriksaan Visus :

VOD : 20/20 F

VOS : 20/20 F

VIII. Penyinaran Oblik

Pemeriksaan OD OS

Konjungtiva Hiperemis (+) Hiperemis (-)

Kornea Jernih Jernih

Bilik Mata Depan Normal Normal

Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)

Pupil Bulat, sentral, RC (+) Bulat, sentral, RC (+)

Lensa jernih Jernih

IX. Color Sense

Tidak dilakukan pemeriksaan

X. Light Sense

Tidak dilakukan pemeriksaan

XI. Campus visual

Tidak dilakukan pemeriksaan.

XII. Slit Lamp

SLOD : Palpebra edema (-).Tampak benjolan palpebra inferior bagian

lateral, dengan ukuran 2,5x1,5 mm, berwarna merah, konsistensi lunak

berbatas tegas, terfiksir, permukaan rata.Tampak benjolan palpebra inferior

bagian lateral, dengan ukuran 0,5x0,5 mm, berwarna merah, konsistensi

lunak berbatas tegas, terfiksir, permukaan rata konjungtiva hiperemis (+),

kornea jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat,

5

Page 6: Laporan Kasus Faiz

sentral, RC (+), lensa jernih.

SLOS : Palpebra edema, tidak tampak benjolan, konjungtiva hiperemis (-),

kornea jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat,

sentral, RC (+), lensa jernih.

XIII. Funduskopi :

Tidak dilakukan pemeriksaan.

XIV. Resume :

Seorang laki-laki berumur 24 tahun datang berobat ke poli mata dengan

keluhan massa tumor pada palpebra dextra. Massa tumor pada palpebra inferior

dan superior dextra dialami sejak 1 tahun yang lalu. Massa tumor awalnya kecil

kemudian semakin membesar dan menetap. Tidak ada riwayat mata merah, tidak

ada nyeri, tidak ada gatal, ada rasa mengganjal, ada banyak keluar air mata, ada

kotoran mata berlebih, tidak ada penglihatan menurun, ada riwayat sering terpapar

debu.

Dari pemeriksaan oftalmologi, VOD : 20/20 F, VOS : 20/20 F. Pada

pemeriksaan tonometri non kontak, didapatkan TOD = 12 mmHg TOS = 12

mmHg. Pada pemeriksaan slit lamp, SLOD: Palpebra edema (-).Tampak massa

tumor palpebra inferior bagian lateral, dengan ukuran 2,5x1,5 mm dan pada

palpebral superior bagian media dengan ukuran 0,5x0,5mm, warna sama dengan

sekitar, konsistensi lunak berbatas tegas, terfiksir, permukaan rata, konjungtiva

hiperemis (+), kornea jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil

bulat, sentral, RC (+), lensa jernih. SLOS : Palpebra edema (-). Tidak tampak

massa tumor, konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD kesan normal, iris

coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa jernih.

XV. Diagnosis kerja

OD Kalazion

XVI. Diagnosis Banding

6

Page 7: Laporan Kasus Faiz

Hordeolum

Tumor palpebra

Karsinoma sel squamouse

XVII. Pemeriksaan penunjang

Tidak dilakukan pemeriksaan

XVIII. Penatalaksanaan :

Kompres air hangat

Surgery → insisi dan OS Eskokleasi Kalazion

XIX. Prognosis

Quo ad Vitam : Bonam

Quo ad Visam : Bonam

Quo ad Sanationam : Bonam

Quo ad Comesticam : Bonam

XX. Diskusi

Kalazion merupakan peradangan kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada

kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan yang

mengakibatkan peradangan kronis kelenjar tersebut. Kalazion akan memberikan

gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan dan

adanya pseudoptosis. Kelenjar preurikel tidak membesar. Kadang-kadang

mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi

kelainan refraksi pada mata tersebut. Kadang-kadang kalazion sembuh atau hilang

dengan sendirinya akibat diabsorpsi.

Kalazion biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga

terjadi pada semua umur, terutama orang-orang dengan kesehatan yang kurang

baik. Pada awalnya, kalazion tampak dan terasa seperti hordeolum, kelopak mata

7

Page 8: Laporan Kasus Faiz

membengkak, nyeri dan mengalami iritasi. Beberapa hari kemudian gejala

tersebut menghilang dan meninggalkan pembengkakan bundar tanpa rasa nyeri

pada kelopak mata dan tumbuh secara perlahan. Di bawah kelopak mata terbentuk

daerah kemerahan atau abu-abu. 

Gejala utama pada Kalazion yaitu bengkak pada kelopak, tidak hiperemis,

tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kalenjar preaurikel tidak

membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat

tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut. Diagnosis

Kalazion ditegakkan berdasarkan gejala dan klinis yang mucul pada pasien dan

pemeriksaan mata yang sederhana. Pemeriksaan penunjang tidak diperlukan

dalam mendiagnosis hordeolum.

Dari anamnesis pada pasien ini didapatkan data berupa adanya benjolan

pada kelopak mata kanan bawah dan pada kelopak mata kanan atas. Benjolan ini

awalnya kecil berwarna kemerahan dan bengkak pada kelopak mata serta nyeri.

Lama-kelamaan benjolan ini kemudian semakin membesar dan tidak ada nyeri

bila disentuh. Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa

kalazion awalnya hanya berupa benjolan kecil yang berwarna kemerahan yang

makin lama makin membesar dan tidak disertai nyeri bila tertekan. Benjolan ini

menjadi besar dan mengalami reaksi radang akibat infeksi kuman stafilokokus

atau streptokokus pada kelenjar Meibom.

Dari pemeriksaan oftalmologi didapatkan benjolan pada palpebra inferior

dan superior okulus dextra. Benjolan menonjol ke arah kulit konjungtiva tarsal

tanpa pergerakan kulit. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan

bahwa Kalezion merupakan infeksi pada kelenjar Meibom sehingga ia bertumbuh

ke arah konjungtiva tarsal dan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit.

Berdasarkan gejala dan tanda yang didapat pada pasien ini disimpulkan

bahwa pasien ini mengalami kalazion pada mata kanan. Ada beberapa penyakit

yang menyerupai penyakit kalazion, seperti hordeolum dan karsinoma sel

squamous.

Penanganan pada pasien yaitu dengan kompres hangat yang dilanjutkan

dengan pemberian antibiotik oral dan natrium diclofenak. Maksud pemberian

8

Page 9: Laporan Kasus Faiz

kompres hangat yaitu untuk mempermudah ekskresi sekret pada kelenjar meibom

yang terinfeksi. Ciprofloxacin merupakan antibiotik spektrum luas yang diberikan

untuk mengobati infeksi baik dari bakteri gram positif atau negatif.

Apabila dengan terapi konservatif tidak ada perbaikan atau nanah tidak

dapat keluar maka dapat dilakukan tindakan operatif berupa insisi untuk

mengeluarkan nanah pada benjolan, diteruskan kuretase seluruh isi jaringan

meradang di dalam kantongnya.

9

Page 10: Laporan Kasus Faiz

BAB I

PENDAHULUAN

Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata

melindungi kornea dan berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata.

Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh

permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis.(1)

Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari

yang jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur

seperti hordeolum, ektropion, entropion dan blepharoptosis. Kebanyakan dari

kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.(1)

Hordeolum dan kalazion adalah beberapa penyakit inflamasi dikelopak

mata yang paling umum ditemui dalam praktek Optometric. Banyak pasien

mencoba mengobati lesi ini konservatif menggunakan pengobatan rumah.

Seringkali, pengobatan tersebut bermanfaat. Namun pada kondisi yang menetap,

beberapa individu untuk penanganan lebih lanjut ke doker mata.(2)

Kalazion umumnya nodul yang berkembang perlahan dan tidak nyeri pada

palpebral yang disebabkan oleh inflamasi (kalazion dalam) atau kelenjar sebaseus

zeis (kalazion superficial) kalazion sering kronik, tanpa tanda-tanda peradangan

akut seperti yang ditemukan pada hordeolum. Hordeolum biasanya nyeri,

melibatkan kelenjar pilosebaceus palpebral, dan infeksinya karena staphiloococci,

10

Page 11: Laporan Kasus Faiz

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Palpebra

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang

dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip

melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior

berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi. (1)

Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke

dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan

areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva

pelpebrae). Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena

tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak

subkutan. Muskulus orbikularis okuli berfungsi untuk munutup palpebra.

Serat ototnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas

sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi.

Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian

pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen

luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh

nervus facialis.(1,2(8)

Jaringan Areolar terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli,

berhubungan degan lapis subaponeurotik dari kulit kepala. Tarsus

merupakan struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan

fibrosa padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas

jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di

kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah). (2)

11

Page 12: Laporan Kasus Faiz

Konjungtiva Palpebra, bagian posterior palpebrae dilapisi

selapismembran mukosa, konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada

tarsus. Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan)

menjadi tepian anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu

mata, glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar

sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata.

Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke

dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola

mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar

sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal). (1,2)

Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior

palpebra. Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui

kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis. (1,2)(4)

Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang

dibuka. Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus

lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut

tajam. Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis

orbikularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi

sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum orbitale superius menyatu

dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior; septum

orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior. (1)

Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior,

bagian otot rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari

apeks orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah

aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat

otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior,

retraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan

jaringan fibrosa untuk membungkus meuskulus obliqus inferior dan

berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli.

Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus simpatis. Levator

dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris. (1,2)

12

Page 13: Laporan Kasus Faiz

Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra.

Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal

nervus V, sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V. (2)

Gambar1. Anatomi kelopak mata potongan sagital

2.2 Definisi

Kalazion, lokasi kelenjar meibom

13

Page 14: Laporan Kasus Faiz

Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom atau

kelenjar Zeiss yang tersumbat.1,2 Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar

Meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis

tersebut.1,4 Biasanya kelainan ini dimulai dengan penyumbatan kelenjar oleh

infeksi dan jaringan parut lainnya.1,5

2.3 Etiologi

Kalazion juga disebut sebagai lipogranulomatosa kelenjar Meibom.1

Kalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran

kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum. Kalazion dihubungkan

dengan seborrhea, chronic blepharitis, dan acne rosacea.7

2.4 Epidemiologi

Kalazion terjadi pada semua umur; sementara pada umur yang ekstrim

sangat jarang, kasus pediatrik mungkin dapat dijumpai. Pengaruh hormonal

terhadap sekresi sabaseous dan viskositas mungkin menjelaskan terjadinya

penumpukan pada masa pubertas dan selama kehamilan.9

2.5 Patofisiologi

Kalazion merupakan radang granulomatosa kelenjar Meibom.2 Di dalam

nodul terdapat sel imun yang responsif terhadap steroid termasuk jaringan

ikat makrofag seperti histiosit, sel raksasa multinucleate plasma, sel

polimorfonuklear, leukosit dan eosinofil.1,6

Kalazion akan memberi gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak

hiperemik, tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar

preaurikuler tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan

bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada

mata tersebut.2

14

Page 15: Laporan Kasus Faiz

Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar,

kemungkinan karena enzim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan

mengakibatkan inflamasi. Proses granulomatous ini yang membedakan antara

kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik

yang menimbulkan pustul), walaupun kalazion dapat menyebabkan

hordeolum, begitupun sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal (jarang

multipel) yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada tarsal.

Eversi palpebra mungkin menampakkan kelenjar meibom yang berdilatasi.1,6

2.6 Manifestasi Klinis

1. Benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemis dan tidak ada nyeri tekan.

2. Pseudoptosis

3. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat

tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.

4. Pada anak muda dapat diabsobsi spontan.2

2.7 Diagnosis Banding

2.6 Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari kalazion, yaitu: hordeolum, tumor

palpebra, dan selulitis preseptal. Kalazion merupakan suatu peradangan

granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat. Kalazion memberikan

gejala benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemi, dan tidak ada nyeri

tekan, serta adanya pseudoptosis. Hal yang membedakan antara kalazion

dan hordeolum adalah pada hordeolum terdapat hiperemi palpebra dan

nyeri tekan. (1,6)

Hordeolum merupakan infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi

kelopak mata bagian atas maupun bawah yang disebabkan oleh bakteri.

Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar

15

Page 16: Laporan Kasus Faiz

kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis, dan Moll.(1,2)

Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

hordeolum interna terjadi peradangan pada kelenjar Meibom. Pada

hordeolum interna ini benjolan mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak

mata bagian dalam). Hordeolum eksterna terjadi peradangan pada kelenjar

Zies dan kelenjar Moll. Benjolan ini Nampak dari luar pada kulit kelopak

mata (palpebra). (2,4)

Gambar 2. Hordeolum Interna Gambar 3. Hordeolum Eksterna

Selulitis preseptal merupakan infeksi umum pada kelopak mata dan

jaringan lunak periorbital yang dikarakteristikkan denan adanya eritema

pada kelopak mata yang akut dan edema. Yang membedakan selulitis

preseptal dengan hodeolum adalah perjalanan penyakitnya, yang ditandai

dengan adanya demam yang diikuti oleh pembengkakan. (5)

Gambar 4. Selulitis preseptal

Tumor palpebra merupakan suatu pertumbuhan sel yang abnormal

pada kelopak mata. Adapun gejala yang membedakan antara tumor

palpebra dengan hordeolum adalah tidak adanya tanda-tanda peradangan

16

Page 17: Laporan Kasus Faiz

seperti hiperemi dan hangat. Tumor palpebra harus ditegakkan

diagnosisnya dengan pemeriksaan biopsy. (5)

Gambar 5. Karsinoma sel basal Gambar 6. Karsinoma sel squamou

2.8 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak

mata. Kadang saluran kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker

kulit, untuk memastikan hal ini maka perlu dilakukan pemeriksaan biopsi.7,9

2.9 Penatalaksanaan

Kadang-kadang kalazion sembuh atau hilang dengan sendirinya akibat

diabsorbsi (diserap) setelah beberapa bulan atau beberapa tahun.2,8

Tatalaksana yang dapat diberikan yaitu:

1. Kompres hangat 10-20 menit 4 kali sehari.

2. Antibiotika topikal dan steroid disertai kompres panas dan bila tidak

berhasil dalam waktu 2 minggu maka dilakukan pembedahan.

3. Bila kecil dapat disuntik steroid dan yang besar dapat dilakukan

pengeluaran isinya.

4. Bila terdapat sisa bisa dilakukan kompres panas.

 Untuk mengurangi gejala

1. Dilakukan ekskokleasi isi abses dari dalamnya atau dilakukan ekstirpasi

kalazion tersebut. Insisi dilakukan seperti insisi pada hordeolum internum.

17

Page 18: Laporan Kasus Faiz

2. Bila terjadi kalazion yang berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan

pemeriksaan histopatologik untuk menghindarkan kesalahan diagnosis

dengan kemungkinan adanya suatu keganasan.

Ekskokleasi Kalazion2

Terlebih dahulu mata ditetesi dengan anastesi topikal pantokain. Obat

anestesia infiltratif disuntikan dibawah kulit di depan kalazion. Kalazion

dijepit dengan klem kalazion kemudian klem dibalik sehingga konjungtiva

tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus margo palpebra dan

kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas dan

diberi salep mata.

Pada abses palpebra pengobatan dilakukan dengan insisi dan pemasangan

drain kalau perlu diberi antibiotik, lokal dan sistemik. Analgetika dan sedatif

diberikan bila sangat diperlukan untuk rasa sakit.

Dalam menangani hordeolum dan kalazion, kemungkinan keganasan jangan

dilupakan. Apabila peradangan tidak mereda perlu dilakukan pemeriksaan uji

resistensi dan dicari underlying cause. Kalazion besar dapat mengakibatkan

astigmat. Hati-hati kemungkinan karsinoma sel sebasea.5

  2.10 Prognosis

Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik.

Seringkali timbul lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama

18

Page 19: Laporan Kasus Faiz

akibat drainase yang kurang baik. Kalazion yang tidak memperoleh

perawatan dapat mengering dengan sendirinya, namun sering terjadi

peradangan akut intermiten.6,9

2.11 Komplikasi

Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis,

dan kehilangan bulu mata. Kalazion yang rekuren atau tampak atipik perlu

dibiopsi untuk menyingkirkan adanya keganasan. Astigmatisma dapat terjadi

jika massa pada palpebra sudah mengubah kontur kornea. Kalazion yang

drainasenya hanya sebagian dapat menyebabkan massa jaringan granulasi

prolapsus diatas konjungtiva atau kulit.7,9

19

Page 20: Laporan Kasus Faiz

DAFTAR PUSTAKA

1. khurana A. comprehensive opthalmology. fourth ed. New Dehli2007. 350-

8 p.

2. skorin l. hordeolum and chalazion treatment. skorin l, editor.

newyork2002.

3. lang gK. opthalmology. j aman og, editor. Newyork2000. 38-40 p.

4. Newyork; Available from: www.FHSHealth.org/HealthEducation.aspx.

5. joanne car Ff. Opthalmology Referral Guidelines. NHS oxfordshire.

2012:19-20.

6. vaughan As. General Opthalmology. 17th ed. Newyork.

7. MD D. health guidelines pinkeye and styes2013:[1-3 pp.].

8. James C. tsai ea. Oxford American Handbook of Opthalmology. first ed.

New York2011. 103-13 p.

9. Amoaku NRGWMK. Common Eye Diseases and their Management. Third

ed. New York2006.

10. Khaw PT. et al. ABC Of Eyes. Fourth Edition. 2004. London: BMJ

Publishing Group Ltd.

11. llyas Sidarta H: Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI.

Jakarta.2009. Hal 96-97.

20

Page 21: Laporan Kasus Faiz

21