Laporan kasus

38
APENDISITIS Preseptor : Dr. Syafruddin, Sp.B Presentan : Rista, S.Ked Nim : 100610033 Laporan Kasus

Transcript of Laporan kasus

Page 1: Laporan kasus

APENDISITIS

Preseptor :Dr. Syafruddin, Sp.B

Presentan : Rista, S.KedNim : 100610033

Laporan Kasus

Page 2: Laporan kasus

Identitas PasienNama : Ny. SUmur : 29 tahunJenis Kelamin :

PerempuanStatus : Belum

menikahAlamat : Desa Jeumpa

Glumpang, Kecamatan Matang Kuli

Agama : IslamNomor RM : 06-35-31Masuk RS : 5/03/2015

Page 3: Laporan kasus

Anamnesis

Keluhan Utama :Nyeri perut kanan bawah

Riwayat Perjalanan Penyakit : Pasien datang ke IGD RSUCM dengan keluhan nyeri perut kanan bawah dirasakan ± 1 minggu yang lalu. Nyeri perut dirasakan pertama kali daerah pusar kemudian menetap di perut kanan bawah. nyeri perut hilang timbul dan memberat ketika berjalan. Pasien juga mengeluhkan demam (+), mual (+), muntah (+), BAB dan BAK normal, menstruasi (N). Pasien juga mengeluhkan timbul bercak dan bintil bintil coklat kehitaman pada daerah punggung, kemudian bintil bintil ini tumbuh dikedua tangan, perut, kedua kaki, leher, dada, dan juga kewajah, tidak terasa gatal, dan hal ini telah dialami oleh pasien lebih kurang sejak usia 3 tahun, tidak nyeri dan tidak mengganggu aktifitas sehari-hari.

Page 4: Laporan kasus

Riwayat Terdahulu : Hipertensi (-), DM disangkal

Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa.

Page 5: Laporan kasus

Pemeriksaan FisikStatus present

Keadaan Umum : LemahSensorium : Compos MentisTekanan Darah : 110/70 mmHgNadi : 80x/menitRR : 20x/menitSuhu : 37oC

Page 6: Laporan kasus

Status GeneralisKepala : NormocephalikRambut : Ikal, warna hitamMata : Konjungtiva anemis(-/-), sklera

ikterik (-/-), pupil isokor, diameter 2 mm, refleks cahaya (+/+).

Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-)

Mulut : Sianosis (-)Telinga : Simetris, serumen (-)Tenggorokan : Uvula di tengah, hiperemis

(-).Leher :Bentuk simetris, massa (-), tidak

teraba adanya pembesaran KGB, JVP tidak meningkat

Page 7: Laporan kasus

ThoraksInspeksi : Pergerakan dada simetrisPalpasi : Taktil fremitus kanan = kiriPerkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru

kananAuskultasi : Suara napas vesikuler kanan = kiri,

ronkhi (-/-),wheezing (-/-).JantungInspeksi : Iktus kordis tidak terlihatPalpasi : Iktus kordis terabaPerkusi : Batas jantung kanan : Linea midsternal

dekstra ICS IV Batas jantung kiri : Linea midclavicula sinistra ICS

V Batas atas : Linea para sternal sinistra ICS II

Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-).

Page 8: Laporan kasus

EkstremitasSuperior : Oedem (-/-), sianosis (-/-) massa

(+)

Inferior : Oedem (-/-), sianosis (-/-) massa (+)

Status lokaliInspeksi : Datar, perut distensi (-), ascites (-),

kollateral vein (-) massa (+)Palpasi : Nyeri tekan mc.burney (+), nyeri

lepas mc.burney (+), Psoas sign (+), obturator sign (+), Blumberg sign (-), rovsing sign (-).

Perkusi : timpaniAuskultasi : Bising usus (+)

Page 9: Laporan kasus

Diagnosa Banding◦Apendisitis Akut◦Batu Ureter◦Kista Ovarium Usulan Pemeriksaan◦Pem. Lab Darah dan Urin Rutin◦USG abdomen dan Foto Polos Abdomen◦Foto thorax AP/Lat

Page 10: Laporan kasus

Laboratorium darah lengkap (Tanggal 11/01/2015)Hemoglobin : 11,0 g% (N : L=13-18, P:12-

16)Eritrosit : 4,2 x105/mm2 (N : L=4,5-6,5,

P=3,8-5,8)Leukosit : 7,2 x103/mm2 (N : 4-11)Hematokrit : 35,0% (N : 37-47)MCV: 84 fl (N : 76-96)MCH : 26,4pg (N : 27-32)MCHC : 31,4 g% (N : 30-35)RDW : 14,3% (N : 13,6%)Trombosit : 415x103/mm3 (N : 150-450)Bleeding Time : 1’5

Cloting Time : 7’45

Page 11: Laporan kasus

2.USG

Page 12: Laporan kasus

Diagnosis Kerja Apendisitis akut + Neurofibroma

PenatalaksanaanMedikamentosa

Inj. Cefotaxime 2x1gr Inj. Ranitidine 3x50mg/2ml Inj. Ketorolac 3x30mg/ml

Apendektomi

Page 13: Laporan kasus
Page 14: Laporan kasus
Page 15: Laporan kasus

PrognosisQuo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad fungtionam: dubia ad bonam

Quo ad sanationam: dubia ad bonam

Page 16: Laporan kasus

S O A P06/03/2015 -nyeri perut kanan

bawah(+), mual (+), muntah(+), benjolan diseluruh tubuh (+).-BAB (+)- BAK (+)

KU: lemahSensorium:CMTD:110/70RR: 20 x/iHR: 82 x/iT : 36,8oC

Suspek Apendisitis + Neurofibroma

- Inf. Rl 20 gtt/menit- Inj.Cefotaxime 2x1g- Inj.Ranitidine

3x50mg/2ml- Inj.Ketorolac

3x30mg/ml

07/03/2015 -nyeri perut perut kanan bawah (+), mual (-),muntah(-), benjolan diseluruh tubuh (+).-BAB (+)- BAK (+)

KU: lemahSensorium: CMTD: 120/80RR: 22 x/iHR: 80 x/iT : 36,2oCRencana Apendektomi tgl 09/3/2015

Suspek apendisitis + Neurofibroma

- Inf. Rl 20 gtt/menit- Inj.Cefotaxime 2x1g- Inj.Ranitidine

3x50mg/2ml- Inj.Ketorolac

3x30mg/ml

08/03/2015 Nyeri perut perut kanan bawah (+), mual (-), pusing (+), benjolan diseluruh tubuh (+)-BAB (+)- BAK (+)

KU: lemahSensorium: CMTD: 110/70RR: 24 x/iHR: 80 x/iT : 37,0oC

Apendisitis + Neurofibroma

- Inf. Rl 20 gtt/menit- Inj.Cefotaxime2x1g- Inj.Ranitidine

3x50mg/2ml- Inj.Ketorolac

3x30mg/ml

Page 17: Laporan kasus

09/01/2015 Nyeri perut kanan bawah (+),mual (+),muntah(-), benjolan diseluruh tubuh (+)BAB (-)BAK (+)

KU: lemahSensorium: CMTD: 120/80RR: 22 x/iHR: 80 x/iT : 36,2oCOperasi hari ini

Apendisitis + Neurofibroma

- Inf. Rl 20 gtt/menit

- Inj.Ranitidine 3x50mg/2ml

- Inj.Ketorolac 3x30mg/ml

- Inj Fosmicin 2x2g

- Inj.Mikasin 2x250mg/2ml

- Inj.Kalnex 3x500mg

10/03/2015 Nyeri perut kanan bawah (berkurang), flatus (+), BAB (-), BAK (+), miring kanan miring kiri (+).

KU: lemahSensorium: CMTD: 120/80RR: 24 x/iHR: 80 x/iT : 36,8 oC

Post apendektomi (H+1) + Neurofibroma

- Inf. Rl 20 gtt/menit

- Inj.Cefotaxime2x1g

- Inj.Ranitidine 3x50mg/2ml

- Inj.Ketorolac 3x30mg/ml

Page 18: Laporan kasus

11/03/2015 nyeri di tempat op (+),nyeri ulu hati (+),duduk (+)-BAB (-)-BAK (+)

KU: lemahSensorium: CMTD: 120/80RR: 24 x/iHR: 80 x/iT : 36,5oC

Post apendektomi (H+2) + Neurofibroma

- Inf. Rl 20 gtt/menit

- Inj.Cefotaxime 2x1g

- Inj.Ranitidine 3x50mg/2ml

- Inj.Ketorolac 3x30mg/ml

- Antasyd syr 3x1 c

- Drip Tramadol

12/03/2015 -nyeri di tempat op (berkurang), nyeri ulu hati (-),duduk (+)-BAB (+)-BAK (+)

KU: lemahSensorium: CMTD: 120/80RR: 24 x/iHR: 80 x/iT : 36,8 oC

Post apendektomi (H+3) + Neurofibroma

- Inf. Rl 20 gtt/menit

- Inj.Cefotaxime2x1g

- Inj.Ranitidine 3x50mg/2ml

- Inj.Ketorolac 3x30mg/ml

- Antasyd syr 3x1 c

Page 19: Laporan kasus

APENDISITIS

DefinisiApendisitis adalah peradangan dari apendiks versiformis dan merupakan kegawatdaruratan bedah abdomen yang paling sering ditemukan.

Apendisitis disebut juga umbai cacing.

Page 20: Laporan kasus

Apendiks adalah suatu organ yang terdapat pada sekum yang terletak pada proximal kolon. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya sekitar 10 cm (3-15 cm). Lumennya sempit di bagian proximal dan melebar di bagian distal.

Struktur apendiks mirip dengan usus mempunyai 4 lapisan yaitu mukosa, submukosa, muskularis eksterna/propria (otot longitudinal dan sirkuler) dan serosa.

Page 21: Laporan kasus
Page 22: Laporan kasus

Etiologi

Faktor sumbatan (Obstruksi)

Faktor bakteriKecenderungan familiarFaktor ras dan diet

Page 23: Laporan kasus

Patofisologi

Page 24: Laporan kasus

Klasifikasi1. Apendisitis akut2. Apendisitis Purulenta (Supurative Appendicitis) . Ditandai dengan

rangsangan peritoneum lokal seperti nyeri tekan,

nyeri lepas di titik Mc Burney, defans muskuler, dan nyeri pada gerak aktif dan pasif. Nyeri dan defans muskuler dapat terjadi pada seluruh perut disertai dengan tanda-tanda peritonitis umum.

Page 25: Laporan kasus

3. Apendisitis kronikDiagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan

jika dipenuhi semua syarat : riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari dua minggu, radang kronik apendiks secara makroskopikdan mikroskopik, dan keluhan menghilang satelah apendektomi.

4. Apendissitis rekurensDiagnosis rekuren baru dapat dipikirkan jika ada

riwayat serangan nyeri berulang di perut kanan bawah yang mendorong dilakukan apeomi dan hasil patologi menunjukan peradangan akut. Kelainan ini terjadi bila serangn apendisitis akut pertama kali sembuh spontan.

5. Mukokel ApendiksMukokel apendiks adalah dilatasi kistik dari apendiks

yang berisi musin akibat adanya obstruksi kronik pangkal apendiks, yang biasanya berupa jaringan fibrosa.

Page 26: Laporan kasus

6. Tumor ApendiksAdenokarsinoma apendiks7. Karsinoid ApendiksSindrom karsinoid berupa rangsangan kemerahan (flushing) pada muka, sesak napas karena spasme bronkus, dan diare yang hanya ditemukan pada sekitar 6% kasus tumor karsinoid perut.

Page 27: Laporan kasus

Manifestasi KlinisGejala Appendicitis Akut Frekuensi (%)

Nyeri perut 100

Anorexia 100

Mual 90

Muntah 75

Nyeri berpindah 50

Gejala sisa klasik (nyeri periumbilikal kemudian anorexia/mual/muntah kemudian nyeri berpindah ke RLQ kemudian demam yang tidak terlalu tinggi)

50

*-- Onset gejala khas terdapat dalam 24-36 jam

Page 28: Laporan kasus

Diagnosis AnamnesisNyeri / Sakit perutAnoreksia, nausea dan vomitus yang

timbul beberapa jam sesudahnya, Obstipasi karena penderita takut

mengejanGejala lain adalah demam yang tidak

terlalu tinggi, yaitu suhu antara 37,50 – 38,50C tetapi bila suhu lebih tinggi, diduga telah terjadi perforasi.

Page 29: Laporan kasus

Manifestasi Skor

Gejala Adanya migrasi nyeri 1

Anoreksia 1

Mual/muntah 1

Tanda Nyeri RLQ 2

Nyeri lepas 1

Febris 1

Laboratorium Leukositosis 2

Shift to the left 1

Total poin 10

Ket :0-4 : kemungkinan Appendicitis kecil5-7 : Kemungkinan besar appendicitis8-10 : hampir pasti menderita Appendicitis

Page 30: Laporan kasus

Pemeriksaan FisikInspeksi Palpasi : pada daerah perut kanan

bawah apabila ditekan akan terasa nyeri.  Dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. Nyeri tekan perut kanan bawah merupakan kunci diagnosis dari appendisitis. tanda Rovsing (Rovsing Sign). tanda Blumberg (Blumberg Sign).

Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator 

Pemeriksaan colok dubur 

Page 31: Laporan kasus

Pemeriksaan PenunjangLaboratorium : terdiri dari pemeriksaan

darah lengkap dan tes protein reaktif (CRP). Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara 10.000 – 20.000/ml ( leukositosis ) dan neutrofil diatas 75 %.

Radiologi : terdiri dari pemeriksaan radiologis, ultrasonografi dan CT-scan.

Rontgen foto polos, tidak spesifik, secara umum tidak cost effective. Kurang dari 5% pasien akan terlihat adanya gambaran opak fekalith yang nampak di kuadran kanan bawah abdomen.

USGCT scan

Page 32: Laporan kasus

Radiografi Foto Polos

Gambaran foto polos abdomen tampak apendikolith (panah).

Page 33: Laporan kasus

Pemeriksaan Apendikografi

Gambaran pengisian penuh dengan kontras pada apendiks, apendiks normal.

Page 34: Laporan kasus

Diagnosa BandingPada Balita

Diagnosis banding pada anak-anak balita adalah intususepsi, divertikulitis, dan gastroenteritis akut.

Pada anak-anak usia sekolahDiagnosis banding pada anak-anak usia sekolah adalah gastroenteritis, konstipasi, Pada pria dewasa muda

Diagnosis banding yang sering pada pria dewasa muda adalah Crohn’s disease, klitis ulserativa, dan epididimitis.

.  

Page 35: Laporan kasus

Pada wanita usia mudaDiagnosis banding appendicitis pada wanita usia muda lebih banyak berhubungan dengan kondisi-kondisi ginekologik, seperti pelvic inflammatory disease (PID), kista ovarium, dan infeksi saluran kencing.

Pada usia lanjutDiagnosis banding yang sering terjadi pada kelompok usia ini adalah keganasan dari traktus gastrointestinal dan saluran reproduksi, divertikulitis, perforasi ulkus, dan kolesistitis

Page 36: Laporan kasus

Penatalaksanaan

MedikamentosaApendektomi

Page 37: Laporan kasus

Komplikasi1. Abses2. Perforasi3. Peritononitis PrognosisBila diagnosis yang akurat disertai

dengan penanganan pembedahan yang tepat, tingkat mortalitas dan morbiditas penyakit ini sangat kecil. Keterlambatan diagnosis akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas bila timbulnya adanya komplikasi.

Page 38: Laporan kasus

TERIMA KASIH