LAPORAN KASUS

34
LAPORAN KASUS Luthfita Rahmawati 2010730062 Dokter Pembimbing : dr. Risky Akaputra, Sp.P

description

asma bronkial

Transcript of LAPORAN KASUS

Page 1: LAPORAN KASUS

LAPORAN KASUS

Luthfita Rahmawati2010730062

Dokter Pembimbing :dr. Risky Akaputra, Sp.P

Page 2: LAPORAN KASUS

IDENTITAS

• Nama : Tn. C• Jenis kelamin : LK• Umur : 20 tahun • Alamat : Raya Tugu Semper, Jakarta Utara • Status : menikah • Agama : Protestan• Tanggal Masuk : 08 Oktober 2015

Page 3: LAPORAN KASUS

ANAMNESIS

Keluhan Utama :• Sesak nafas sejak siang ini SMRSKeluhan Tambahan :• Batuk berdahak, pilek

Page 4: LAPORAN KASUS

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke RS Islam Jakarta Sukapura dengan keluhan sesak nafas sejak siang ini SMRS. Sesak disertai suara “ngik” dan sesak semakin terasa berat saat beraktivitas berlebih dan berkurang dengan posisi duduk. Pasien bicara sepenggal kalimat. Keluhan sesak disertai dengan rasa dada seperti ditekan benda berat saat malam hari, kambuh di malam hari > 2x/ bulan. Keluhan sesak yang dirasakan menggangu aktivitas dan tidur. Pasien juga mengeluh batuk berdahak dan pilek. Batuk berdahak berwarna berwarna putih kental sejak 3 hari yang lalu. Batuk muncul pada pagi hari. Pasien juga mengaku nafsu makan menurun semenjak sakit.Keluhan tidak disertai nyeri dada, jantung tidak terasa berdebar-debar, tidak ada demam, tidak ada mual dan muntah, BAB dan BAK tidak ada keluhan.

Page 5: LAPORAN KASUS

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Pasien pernah mengalami gejala sesak sebelumnya. Memiliki riwayat asma sejak usia 4 tahun. Riwayat hipertensi, DM, dan TB disangkal.

Page 6: LAPORAN KASUS

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

• Tidak terdapat riwayat penyakit seperti ini pada keluarga. Riwayat Hipertensi, DM, dan Asma pada keluarga disangkal.

Page 7: LAPORAN KASUS

RIWAYAT PSIKOSOSIAL

• Konsumsi minuman beralkohol, merokok disangkal.

Page 8: LAPORAN KASUS

RIWAYAT PENGOBATAN

• Pasien sudah pernah di obati keluhan sesak ini dengan minum obat metilxantin dan efedrin.

Page 9: LAPORAN KASUS

RIWAYAT ALERGI

• Pasien memiliki riwayat alergi debu reaksinya sesak napas. Riwayat alergi obat, bulu binatang, dan makanan disangkal.

Page 10: LAPORAN KASUS

PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang• Kesadaran : composmentis • Tanda Vital :

TD : 130/90 mmHg N : 120 x/menit, reguler, isi cukupR : 30 x/menit S : 36,20C

Page 11: LAPORAN KASUS

STATUS GENERALIS

- Kepala : NormocephalMata : Konjungtiva Anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)Hidung: sekret (+), Epistaksis (-), septum deviasi (-)Telinga : Sekret (-), Normotia, Nyeri tekan (-).Mulut : mukosa bibir lembab, sianosis (-).Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran Kel. Tiroid (-)

Page 12: LAPORAN KASUS

PARU

I : normochest, pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-)

P : nyeri tekan (-), Vokal Fremitus kanan dan kiri sama (+)

P : sonor pada kedua lapang paruA : vesicular, rhonki (+/+),

Wheezing (+/+)

Page 13: LAPORAN KASUS

JANTUNG

I : ictus cordis tidak terlihatP : ictus cordis teraba di ICS V midclaviculaP : batas atas di ICS II linea parasternalis sinistra,

batas kanan di ICS IV linea parasternalis dextra, batas kiri di ICS V linea midclavicula sinistra

A : BJ I dan II murni regular, gallop (-), murmur (-)

Page 14: LAPORAN KASUS

ABDOMEN

I : DatarA : Bising usus dalam batas normalP : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan

lien tidak terabaP : timpani pada seluruh lapang abdomen

Page 15: LAPORAN KASUS

EKSTREMITAS

• Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema -/-, sianosis -/- • Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema -/-, sianosis -/-

Page 16: LAPORAN KASUS

PEMERIKSAAN PENUNJANG (08-10-15)PEMERIKSAAN HASIL SATUAN

HEMATOLOGI    

Laju endap darah 10 mm/1jam

Hemoglobin 17,7 g/dl

Leukosit 12.600 /µl

Differential:

- Basofil

- Eosinofil

- Batang

- N. Segmen

- Limfosit

- Monosit

 

0

0

3

87

6

4

 

%

%

%

%

%

%

Hematokrit 52,1 %

Trombosit 263.000 / µl

Page 17: LAPORAN KASUS

Rontgen Thoraks (10-10-2015)

Cor, sinuses dan diafragma normalAorta dan mediastinum superior tidak melebarSkeletal dan jaringan lunak normalPulmo : hili curam, corakan paru normal

Kedua perihiler dan pericardial kanan agak curamKesan : Bronkopneumonia dupleks ringan.

Page 18: LAPORAN KASUS

RESUME• Pasien laki-laki, 38 tahun, datang ke UGD RSIJ Sukapura dengan keluhan batuk

darah sejak ± 4 jam SMRS. Batuk darah berupa percikan berwarna merah kehitaman bercampur dahak keputihan. Batuk darah baru dirasakan 1 hari ini saja. Sebelumnya pasien mempunyai keluhan batuk lama ±2 bulan, namun dahaknya sulit keluar. Pasien mengeluh sesak dirasakan sudah dari ± 1 bulan yang lalu. Sesak bertambah berat, namun dapat menghilang kembali. Sesak dirasakan memberat pada malam hari. Pasien merasa lemas dan nafsu makan menurun sehingga pasien merasa badannya semakin kurus. 1 hari sebelumnya pasien merasakan pusing berputar dan tidak bergairah untuk melakukan aktivitas sehari – hari. Pasien bekerja sebagai pedagang di pasar. Pasien sering kontak dengan orang atau pedagang yang nafsu makan menurun. Pasien sebelumnya berobat ke puskesmas hanya diberi obat batuk dan amoxicillin namun pasien tidak membaik.

Page 19: LAPORAN KASUS

• Pemeriksaan fisik :

• - Nadi : 120 x/menit,

• - Pernapasan : 30 x/menit, reguler

• - Suhu : 36,2 0C

• - TD : 130 / 90 mmHg

• Ronkhi (+/+), wheezing (+/+).

• Pemeriksaan penunjang:

• Leukosit dan limfosit ↑, eosinophil dan monosit ↓; Rontgen : Bronkopneumonia dupleks

Page 20: LAPORAN KASUS

DAFTAR MASALAH

• Asma Bronkial

Page 21: LAPORAN KASUS

ASSESMENT

Page 22: LAPORAN KASUS

Asma Bronkial

• S : Sesak nafas sejak tadi siang SMRS. Sesak disertai suara “ngik” dan sesak semakin terasa berat saat beraktivitas berlebih dan berkurang dengan posisi duduk. Pasien bicara sepenggal kalimat. Keluhan sesak disertai dengan rasa dada seperti ditekan benda berat saat malam hari, kambuh di malam hari > 2x/ bulan. Keluhan sesak yang dirasakan menggangu aktivitas dan tidur. Pasien juga mengeluh batuk berdahak dan pilek. Batuk berdahak berwarna berwarna putih kental sejak 3 hari yang lalu. Batuk muncul pada pagi hari. Pasien memiliki riwayat asma bronkial sejak usia 4 tahun. Pasien memiliki alergi debu. Pasien sebelumnya sudah meminum obat metilxantin dan efedrin.

• O :Nadi: 120 x/menit, Pernapasan : 30 x/menit, regular, Suhu : 36,2 0C, TD: 130 / 90 mmHg. Ronkhi (+/+), wheezing (+/+).

• Pemeriksaan penunjang: Leukosit dan limfosit ↑, eosinophil dan monosit ↓, LED (normal); Rontgen : Bronkopneumonia dupleks.• A : Asma Bronkhial persisten ringan serangan sedang • DD/ CAP• P: - Pemberian O2 3-4 l/menit• IVFD Rl/12 jam • Ceftriaxone 1x 2 g• Pulmicort (budesonide ) 2 x 200 mcg• Salbutamol 3 x 3 mg• Metilprednosolon 3 x ½ (2 mg)

Page 23: LAPORAN KASUS

Follow Up Tgl 08-10-2015

• S : Sesak nafas, batuk berdahak• O : TD = 130/90 mmHg• Nadi = 128 x/ menit• RR = 24 x/ menit• S = 37 °C• wheezing (+/+)• A : Asma Bronkhial persisten ringan serangan sedang • P : Rencana Penunjang : pemeriksaan darah rutin• Terapi: • Pemberian O2 3-4 l/menit• IVFD NaCl 0,9 / 12 jam • Inj. Ranitidin 2x 50 mg• Tab. Azitromicin 1x 500 mg• Nebulizer : ventolin 3x 2.5 mg dan pulmicort 2x 200 mg

Page 24: LAPORAN KASUS

Follow Up09-10-2015• S : batuk, sesak, dada terasa tertekan.

• O : TD = 120/80 mmHg

• Nadi = 120 x/ menit

• RR = 32 x/ menit

• S = 36,7 °C

• wheezing (+/+), ronkhi (+/+)

• A : Asma Bronkhial persisten ringan serangan sedang

• P : Rencana Penunjang : Foto rontgen thoraks

• Pemberian O2 3-4 l/menit

• IVFD NaCl 0,9 / 12 jam

• Inj. Ranitidin 2x 50 mg

• Tab. Azitromicin 1x 500 mg

• Nebulizer : ventolin 3x 2.5 mg dan pulmicort 2x 200 mg

• Metilprednisolon 3 x ½ ampul (2 mg)

• Aminophilin 1 amp (24 mg/ml) dalam drip / 12 jam

10-10-2015• S: batuk, sesak berkurang

• O : TD = 130/80 mmHg

• Nadi = 84 x/ menit

• RR = 20 x/ menit

• S = 36,7 °C

• wheezing (+/-)

• A : Asma Bronkhial persisten ringan serangan sedang

• P : IVFD NaCl 0,9 / 12 jam

• Inj. Ranitidin 2x 50 mg

• Tab. Azitromicin 1x 500 mg

• Nebulizer : ventolin 3x 2.5 mg dan pulmicort 2x 200 mg

• Metilprednisolon 3 x ½ ampul (2 mg)

• Aminophilin 1 amp (24 mg/ml) dalam drip / 12 jam

Page 25: LAPORAN KASUS

Follow Up11-10-2015• S : batuk , sesak berkurang

• O : TD = 120/80 mmHg

• Nadi = 86 x/ menit

• RR = 18 x/ menit

• S = 36,8 °C

• wheezing (+/-)

• A : Asma Bronkhial persisten ringan serangan sedang

• P : IVFD NaCl 0,9 / 12 jam

• Inj. Ranitidin 2x 50 mg

• Tab. Azitromicin 1x 500 mg

• Nebulizer : ventolin 3x 2.5 mg dan pulmicort 2x 200 mg

• Metilprednisolon 3 x ½ ampul (2 mg)

• Aminophilin 1 amp (24 mg/ml) dalam drip / 12 jam

12-10-2015• S : batuk , sesak

• O : TD = 130/80 mmHg

• Nadi = 86 x/ menit

• RR = 18 x/ menit

• S = 36,8 °C

• A : Asma Bronkhial persisten ringan serangan sedang

• P : Terapi:

• Metilprednisolon 3 x 4 mg

• Ranitidin 2x 50 mg

• Levofloxacin 1x 500 mg

• Nebulizer : combivent 3x 0.5 mg dan pulmicort 2x 200 mg

• Pasien boleh pulang

Page 26: LAPORAN KASUS

Diskusi kasus

Page 27: LAPORAN KASUS

Definisi

• Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang menyebabkan hiper reaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang mengi (wheezing), batuk, sesak napas, dan rasa berat di dada terutama saat malam/dini hari yang umumnya bersifat reversibel baik dengan atau tanpa pengobatan. Pada kasus ini pasien sesak nafas sejak siang ini SMRS. Sesak disertai suara “ngik” dan sesak semakin terasa berat saat beraktivitas berlebih dan berkurang dengan posisi duduk. Pasien bicara sepenggal kalimat. Keluhan sesak disertai dengan rasa dada seperti ditekan benda berat saat malam hari, kambuh di malam hari > 2x/ bulan. Keluhan sesak yang dirasakan menggangu aktivitas dan tidur. Pasien juga mengeluh batuk berdahak dan pilek. Batuk berdahak berwarna berwarna putih kental sejak 3 hari yang lalu. Batuk muncul pada pagi hari.

Page 28: LAPORAN KASUS

Epidemiologi

• Asma dapat ditemukan pada laki – laki dan perempuan di segala usia, terutama pada usia dini. Perbandingan laki – laki dan perempuan pada usia dini adalah 2:1 dan pada usia remaja menjadi 1:1. • Pada kasus ini pasien laki – laki berusia 20 tahun.

Page 29: LAPORAN KASUS

Faktor resiko

• Faktor genetic • Faktor lingkungan• Faktor lainPada kasus ini pasien memiliki alergi terhadap debu. Sebelumnya pasien juga memiliki riwayat asma pada usia 4 tahun.

Page 30: LAPORAN KASUS

Klasifikasi Derajat Asma Gejala Gejala Malam Faal Paru

Intermitten Bulanan Gejala <1x/minggu, tanpa gejala di luar seranganSerangan singkat

≤2 kali sebulan APE ≥80%

VEP1 ≥80% nilai prediksi APE ≥80%

nilai terbaik

Variabilitas APE <20%Persisten ringan Mingguan

Gejala >1x/minggu, tetapi <1x/hariSerangan dapat menggangu aktivitas dan tidur

>2 kali sebulan APE >80%

VEP1 ≥80% nilai prediksi APE ≥80%

nilai terbaik

Variabilitas APE 20-30%Persisten sedang Harian

Gejala setiap hariSerangan menggangu aktivitas dan tidurBronkodilator setiap hari

>2 kali sebulan APE 60-80%

-VEP1 60-80% nilai prediksi APE 60-

80% nilai terbaik

-Variabilitas APE >30%Persisten berat Kontinyu

Gejala terus menerus Sering kambuhaktivitas fisik terbatas

Sering APE ≤60%

VEP1 ≤60% nilai prediksi APE ≤60%

nilai terbaik

Variabilitas APE >30%

Klasifikasi derajat asma berdasarkan gejala pada orang dewasa

Page 31: LAPORAN KASUS

  Ringan Sedang Berat

Aktivitas Dapat berjalan

Dapat berbaring

Jalan terbatas

Lebih suka duduk

Sukar berjalan

Duduk membungkuk ke depanBicara Beberapa kalimat Kalimat terbatas Kata demi kata

Kesadaran Mungkin terganggu Biasanya terganggu Biasanya terganggu

Frekuensi napas Meningkat Meningkat Sering >30 kali/menit

Retraksi otot-otot bantu napas Umumnya tidak ada Kadang kala ada Ada

Mengi Lemah sampai sedang Keras Keras

Frekuensi nadi <100 100-120 >120

Pulsus paradoksus Tidak ada (<10mmHg) Mungkin ada (10-25mmHg) Sering ada (>25 mmHg)

APE sesudah bronkodilator (% prediksi)

>80% 60-80% <60%

PaCO2 <45mmHg <45mmHg <45mmHg

SaCO2 >95% 91-95% <90%

Tabel 2. Klasifikasi Derajat Beratnya Serangan Asma

Page 32: LAPORAN KASUS
Page 33: LAPORAN KASUS
Page 34: LAPORAN KASUS

• Pasien juga di curigai menderita CAP (Community Acquired Pneumonia) dengan gejala sesak napas yang disertai batuk berdahak. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ronkhi dan wheezing. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan jumlah leukosit lebih dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/uL. Rencana pemeriksaan : Foto torak dan pemeriksaan bakteriologi.• Sesuai teori pengobatan pada pneumonia komunitas terdiri atas antibiotik dan

pengobatan suportif. Pemberian antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme. diagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan jika foto thorak terdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif. Untuk penderita rawat inap diruang biasa diberikan pengobatan suportif / simtomatik yaitu : pemberian oksigen, pemasangan infus untuk rehidrasi, pemberian obat simtomatik antara lain mukolitik.