LAPORAN KASUS

11
LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. S Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 34 tahun Agama : Islam Suku/bangsa : Bugis Pekerjaan : Ibu rumah tangga Alamat : Konawe No. register : 690792 Tanggal Pemeriksaan : 18 Februari 2015 Tempat pemeriksaan : Poliklinik Mata RSWS II. ANAMNESIS KU : Benjolan pada mata kiri bagian bawah AT :Dialami sejak ± 1 tahun yang lalu, benjolan sering pecah sendiri dan sering mengeluarkan air dan nanah, terjadi secara berulang. Mata merah tidak ada, gatal ada, penglihatan menurun tidak ada, kotoran mata berlebih tidak ada, air mata berlebih ada, nyeri tidak ada, rasa berpasir tidak ada, rasa mengganjal tidak ada, sakit kepala tidak ada, riwayat demam tidak ada. Riwayat mata kemasukan benda asing tidak ada. Riwayat trauma tidak ada. Riwayat penyakit yang sama sebelumnya tidak ada. Riwayat pemakaian kacamata tidak ada. 1

description

kshiagfhzgbw

Transcript of LAPORAN KASUS

LAPORAN KASUSI. IDENTITAS PASIENNama: Ny. SJenis Kelamin: PerempuanUmur: 34 tahunAgama: IslamSuku/bangsa: BugisPekerjaan: Ibu rumah tanggaAlamat: KonaweNo. register: 690792Tanggal Pemeriksaan: 18 Februari 2015Tempat pemeriksaan: Poliklinik Mata RSWS

II. ANAMNESIS KU : Benjolan pada mata kiri bagian bawahAT :Dialami sejak 1 tahun yang lalu, benjolan sering pecah sendiri dan sering mengeluarkan air dan nanah, terjadi secara berulang. Mata merah tidak ada, gatal ada, penglihatan menurun tidak ada, kotoran mata berlebih tidak ada, air mata berlebih ada, nyeri tidak ada, rasa berpasir tidak ada, rasa mengganjal tidak ada, sakit kepala tidak ada, riwayat demam tidak ada. Riwayat mata kemasukan benda asing tidak ada. Riwayat trauma tidak ada. Riwayat penyakit yang sama sebelumnya tidak ada. Riwayat pemakaian kacamata tidak ada. Riwayat pengobatan sebelumnya tidak ada. Riwayat DM dan HT disangkal. Riwayat operasi tidak ada.

III. STATUS GENERALISKeadaan umum:Sakit sedang/Gizi Cukup/Compos MentisTekanan Darah: 130/90 mmHgNadi: 80x/mntPenapasan: 20x/mntSuhu: 36,7 derajat CelsiusIV. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGIi. InspeksiODOS

PalpebraPalpebra Superior:Hiperemis (-)Edema (-)Palpebra Inferior:Hiperemis (-)Edema (-)Palpebra Superior:Hiperemis (-)Edema (-)Palpebra Inferior:Hiperemis (+)Edema (-)Tampak fistel ukuran 15x10 mm, pus (+)

SiliaSekret (-)Sekret (-)

Apparatus LakrimalisLakrimasi (-)

Epifora (+)

KonjungtivaHiperemis (-)Hiperemis (-)

Bola MataNormalNormal

Mekanisme MuskularKe segala arah

Ke segala arah

KorneaJernihJernih

Bilik Mata DepanKesan normalKesan normal

IrisCoklatCoklat

PupilBulat, sentral, RCL (+), RCTL (+)Bulat, sentral, RCL (+), RCTL (+)

LensaJernihJernih

Gambar1. Foto Klinis Pasien

ii. PalpasiODOS

Tensi OkulerTnTn

Nyeri Tekan(-)Palpebra inferior (+)

Massa tumor(-) (-)

Glandula Pre-AurikulerTidak ada pembesaranTidak ada pembesaran

iii. TonometriTOD: 15 mmHgTOS: 14 mmHgiv. VisusVOD : 6/6KOR : -Menjadi : -Lihatdekat : -Koreksi : -DP : -VOS : 6/6KOR : -Menjadi : -Lihatdekat : -Koreksi : -DP : -

v. Campus VisualTidak dilakukan pemeriksaan

vi. Color SenseTidak dilakukan pemeriksaan

vii. Light SenseTidak dilakukan pemeriksaanviii. Slit LampSLOD : Palpebra inferior: hiperemis (-), edema (-), massa tumor (-) ;konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa jernih.SLOS : Palpebra inferior : hiperemis (-), edema (-), tampak fistel ukuran 15x10 mm, pus (+), massa tumor (-), konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa jernih.

ix. OftalmoskopiTidak dilakukan pemeriksaan

x. Anel TestAnel test (-) OS

xi. LaboratoriumTidak dilakukan pemeriksaan

xii. Dakriosistografi

Kesan: Obstruksi setinggi proximal ductus nasolacrimalis sinistra

V. RESUMESeorang wanita 34 tahun datang ke poliklinik mata RSWS dengan keluhan benjolan pada mata kiri bagian bawah. Dialami sejak 1 tahun yang lalu. benjolan sering pecah sendiri dan sering mengeluarkan air dan nanah, terjadi secara berulang. Mata merah tidak ada, gatal ada, tidak ada penurunan visus, kotoran mata berlebih tidak ada, epifora ada,nyeri ada. Riwayat mata kemasukan benda asing tidak ada. Riwayat trauma tidak ada. Riwayat penyakit yang sama sebelumnya tidak ada. Riwayat pemakaian kacamata tidak ada. Riwayat pengobatan sebelumnya tidak ada. Riwayat DM dan HT disangkal. Riwayat operasi tidak ada.Pada pemeriksaan fisis umum dan tanda vital tidak ditemukan kelainan.Pada pemeriksaan visus didapatkan VOD : 6/6, VOS : 6/6.Pada pemeriksaan oftalmologi ditemukan :OD :Palpebra hiperemis (-), edema (-), massa tumor (-); konjungtiva hiperemis (-); kornea jernih; BMD kesan normal; iris coklat, kripte (+); pupil bulat, sentral, RC (+); lensa jernih.OS : Palpebra inferior tampak fistel ukuran 15x10 mm, pus (+), epifora (+), hiperemis (+), edema (-), massa tumor (-); konjungtiva hiperemis (-); kornea jernih; BMD kesan normal; iris coklat, kripte (+); pupil bulat, sentral, RC (+); lensa jernih.Tidak ada cairan yang keluar ketika dilakukan penekanan pada punktum lakrimasi OS. Tetapi keluar cairan ketika dilakukan penekanan pada fistel di bawah palpebra inferior OS. Dilakukan tes anel pada OS dan memberikan hasil negatif.

VI. DIAGNOSISOS dakriosistitis kronik

VII. TERAPICiprofloxacin 500 mg/12jam/oralNatrium Diklofenak 50mg/12jam/oralC. Xytrol ED 4x1 qtt OSLFX 6x1 qtt OSRencana dilakukan operasi OS dacryosistorhinostomy

VIII. PROGNOSISQuad Ad Vitam: BonamQuad Ad Sanam: BonamQuad Ad Visam: BonamQuad Ad Cosmeticam: Dubia et bonam

IX. PEMBAHASANPasien wanita usia 34 tahun dengan keluhan utama benjolan pada mata kiri bagian bawah. Melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik ditegakkan diagnosis OS dakriosistitis kronis.Pada anamnesis didapatkan keluhan benjolan pada mata kiri bagian bawah yang muncul sejak 1 tahun yang lalu, benjolan sering pecah sendiri dan sering mengeluarkan air dan nanah, terjadi secara berulang. Pada pemeriksaan fisik palpebra inferior ditemukan tampak fistel ukuran 15x10 mm, hiperemis dan epifora.Pasien merupakan seorang wanita berusia 34 tahun yang merupakan usia rentan untuk mengalami dakriosistitis. Penyebab dakriosistitis biasanya didahului oleh obstruksi duktus nasolakrimalis. Obstruksi pada duktus nasolakrimalis ini dapat menimbulkan penumpukan air mata, debris epitel, dan cairan mukus sakus lakrimalis yang merupakan media pertumbuhan yang baik untuk pertumbuhan bakteri.Gejala utama dakriosistitis adalah air mata berlebih (epifora) dan belekan (bertahi mata).Pada bentuk akut,di daerah saccus lacrimalis terdapat gejala radang, sakit, bengkak, dan nyeri tekan.Substansi purulen dapat diperas dari saccus. Pada yang kronik, tanda satu-satunya adalah air mata berlebih.Epifora terkadang disebabkan oleh stenosis kanalikuli atau obstruksi di perbatasan antara kanalikulus komunis dan saccus lacrimalis.Intubasi dan irigasi sistem kanalikuli dengan suatu kanula lakrimal dan studi sinar-X memakai media kontras (dakriosistografi).Penatalaksanaan pada pasien dakriosistitis ini adalah dengan pemberian antibiotik broad spectrum yang merupakan terapi lini pertama penyakit infeksi terutama yang disebabkan oleh bakteri gram positif. Bakteri Gram positif Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab utama terjadinya infeksi pada dakriosistitis kronik. Terapi pembedahan dengan probing dan irigasidilakukan untuk mengangkat penumpukan sekret, debris dan jaringan nekrotik untuk menghindari rekurensi.Dakriosistitis sangat sensitif terhadap antibiotika namun masih berpotensi terjadi kekambuhan jika obstruksi duktus nasolakrimalis tidak ditangani secara tepat. Akan tetapi, jika dilakukan pembedahan baik itu dengan dakriosistorinostomi eksternal atau dakriosistorinostomi internal, kekambuhan sangat jarang terjadi sehingga prognosisnya dubia et bonam. Dengan pendekatan eksternal, pembukaan saluran dicapai dengan melakukan insisi pada crista lacrimalis anterior. Dibentuk saluran berdinding tulang di lateral hidung, dan mukosa hidung dijahitkan ke mukosa saccus lacrimalis. Pendekatan endoskopik melalui hidung dengan memakai laser untuk membentuk anastomosis antara saccus lacrimalis dan rongga hidung untuk menghindari insisi eksternal.

8