LAPORAN KASUS

download LAPORAN KASUS

of 10

description

lapsus

Transcript of LAPORAN KASUS

LAPORAN KASUS

VESICOLITHIASIS

Oleh :Dewa Ayu Ratna Mahaprawitasari, S.Ked08700159

Pembimbingdr. Moh. Ali Yusni Sp.B

SMF ILMU PENYAKIT BEDAHRSUD Dr. MOH SALEH PROBOLINGGOFAKULTAS KEDOKTERAN UWK SURABAYA2013LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUSSMF Ilmu Penyakit Bedah

Judul :VESICOLITHIASIS

Telah disetujui dan disahkan pada : Hari: .Tanggal : .

Mengetahui, Dosen Pembimbing

dr. Moh. Ali Yusni, Sp.B

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas LAPORAN KASUS yang berjudul VESICOLITHIASIS ini. Tugas ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas kepranitraan klinik SMF Ilmu Penyakit Bedah di RSUD Dr. Moh. Saleh Kota Probolinggo.Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pembimbing kami, dr. Moh. Ali Yusni, Sp.B yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan masukan yang sangat bermanfaat kepada kami dalam kepaniteraan klinik ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga tersusunya tugas laporan kasus ini, serta teman-teman dokter muda.Akhir kata, kami menyadari bahwa tugas laporan kasus ini masih jauh dari sempurna. Dan kami membuka diri atas kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas laporan kasus ini. Semoga tugas laporan ini dapat berguna untuk menambah ilmu pengetahuan kita.Terima kasih.

Probolinggo, Februari 2013

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN iKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI ..iBAB I LAPORAN KASUS..1I. Identitas pasien ..1II. anamnesa .1III. pemeriksaan fisik .2IV. assesment .5V. planning ...6VI. hasil pemeriksaan penunjang ..6BAB II PEMBAHASAN ......7

BAB ILAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIENNama: An RizkyJenis kelamin: Laki-lakiUmur: 12 tahunAlamat : Sumber Bendo Kab Probolinggo Kec Sumber AsihPekerjaan: PelajarAgama: IslamSuku bangsa: Madura Tanggal masuk RS : 6 februari 2013II. ANAMNESA

Keluhan Utama : nyeri pada saat kencing RPS :Pasien mengeluh nyeri saat buang air kecil. Keluhan ini dirasakan oleh pasien sejak 3 bulan yang lalu. Pada awalnya saat kencing disertai rasa panas, jika berbaring kencing keluar sedikit-sedikit dan nyeri pada pinngang kiri bagian belakang. Pada tanggal 1 Februari 2013 pasien datang ke poli Bedah, setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan foto BOF diadapatkan adanya batu kandung kemih. Oleh dr.Yusni disarankan operasi dan pasien setuju. Kemudian pasien masuk rumah sakit pada tanggal 6 Februari 2013.

RPD :Pasien mengatakan selama ini hanya berobat ke dokter umum, dan oleh dokter pasien diberikan obat namun pasien tidak tahu nama obatnya. Selama berobat, keluhan dikatakan berkurang setelah minum obat, namun setelah obat habis, keluhan akan muncul lagi.

RPK :Pasien mengaku tidak ada keluarga yang sakit seperti ini.

Riwayat Pengobatan Pasien mengaku berobat ke puskesmas dan di beri obat penghilang rasa sakit.

Anamnesis Sistem :1. Kepala : tidak ada keluhana. Mata: tidak ada keluhanb. Telinga : tidak ada keluhanc. Hidung: tidak ada keluhand. Mulut : tidak ada keluhan2. Leher : tidak ada keluhan3. Thorax : tidak ada keluhana. Pulmo: tidak ada keluhanb. Jantung : tidak ada keluhan4. Abdomen: nyeri, terasa penuh5. Anogenital: tidak ada keluhan6. Urogenital; bila BAK terasa sakit7. Ektremitas: tidak ada keluhan

III. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum : Lemah. KesakitanKesadaran : compos mentisVital signTekanan darah : 120/80 mmHgN : 88x/menitR : 20x/menitT : 360CBB : 35kg

Status Generalis1. Pemeriksaan Kepalaa. Bentuk kepala : Simetrisb. Rambut : Warna hitam lurusc. Nyeri tekan : Nyeri tekan (-)2. Pemeriksaan Mataa. Palpebra : Edema - / -, Ptosis - / -b. Konjungtiva : Anemis - / -c. Sclera : ikterik - / -d. Pupil : reflek cahaya + / + , pupil kanan dan kiri isokor3. Pemeriksaan telinga : pendengaran baik. Tinnitus - / -, otore - / -, deformitas - / -, neri tekan - / -, darah - / -4. Pemeriksaan hidung : penciuman baik, nafas cuping hidung (-), deformitas - / -, rinore - / -, darah - / -5. Pemeriksaan mulut dan faring : bibir sianosis (-), tepi hiperemis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), tremor (-), hiperemis (-), tonsil tidak membesar.6. Pemeriksaan leher : deviasi trakea (-), kelenjar tiroid : tidak membesar, kelenjar limponodi : tidak membesar, nyeri tekan (-), JVP : tidak meningkat, massa : tidak ada7. Pemeriksaan thoraxa. Paru-paru i. Inspeksi : bentuk normal, simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-), deformitas (-), jejas (-), pernafasan thoracoabdominalii. Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri, ketinggalan gerak (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), massa (-)iii. Perkusi : sonor di semua lapangan paruiv. Auskultasi : suara nafas vesikuler, suara kanan = suara kiri, ronkhi basah (-), ronkhi kering (-), wheezing (-)

b. Jantung i. Inspeksi : ictus cordis ii. Palpasiiii. Perkusiiv. Auskultasi 8. Pemeriksaan abdomen : lihat di status lokalis9. Pemeriksaan anorektal : tidak dilakukan10. Pemeriksaan ekstermitasa. Superior : deformita (-), jari tabuh (-), ikterik (-), sianosis (-), pucat (-), odema (-)b. Inferior : deformitas (-), ikterik (-), sianosis (-), pucat (-), odema pada kedua kaki (-)Status lokalisPemeriksaan abdomen1. Inspeksi : diatensi (+), massa (-), sikatrik (-), bekas operasi (-), hernia (-)2. Auskultasi : peristaltic (-)3. Palpasi : nyeri tekan 4. Perkusi : timpani (+) pekak hepar (-)DC : 500cc / 24jam berwarna kuning pekatStatus urologisa. Regio flank dextra et sinistraPalpasi : massa (-)Palpasi : ballottement (-)Perkusi : neri ketok kostovetebral (-)

b. Regio suprapubikInspeksi : bulging (-)Palpasi : distensi kandung kemihPerkusi : redup

c. Regio penoskrotalis1. Penis Inspeksi : tidak ada kelainanPalpasi : tidak ada kelainan2. SkrotumInspeksi : tiadak ada kelainanPalpasi : tidak ada kelainand. Rectal touch : tidak dilakukan

Foto BOF tanggal 1 Februari 2013 :

1. Vesicolithiasis 3,5cm x 3cm

IV. ASSESMENTVesicolithiasisDD : kolik uretraISK

V. PLANNING Infus RL Pasang kateter Ketorolac Asam tranexanat Darah lengkap Foto BOF USG Pro operasi vasicolitotomy

VI. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANGDARAH LENGKAPHaemoglobin9,8 g/dlL: 13-18, P : 12-16 g/dlLeukosit8.500 /cmm4.000-11.000 /cmmDiff.count-/-/7/64/29/-0-2/0-1/1-3/45-70/35-50/0-2%PCV (hematokrit)33%L: 40-54, P: 35-47%Trombosit 387.000/cmm150.000-450.000/cmm

FUNGSI GINJALBUN9,1 mg/dl10-20 mg/dlCreatinin0,8 mg/dl0,5-1,7 mg/dlUric acid5,4 mg/dlL : 3-7, P : 2-6 mg/dl

RADIOLOGIBatu buli-buli 3,5cm x 3cm

BAB IIPEMBAHASANDari anamnesa didapatkan gejala khas batu buli-buli berupa nyeri saat buang air kecil. Yang dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri saat kencing terutama dirasakan pada ujung penis. Sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa salah satu gejala batu buli-buli adalah disuria yaitu nyeri pada saat miksi terutama karena inflamasi pada buli-buli dan uretra. Nyeri ini dirasakan di sekitar meatus uretra eksternus, skrotum, perineum, punggung atau pinggang. Disuria pada penderita batu buli-buli terjadi pada akhir miksi. Selain itu, pasien juga merasakan nyeri di daerah perut bagian bawah, nyeri dirasakan seperti ditekan kadang terasa ditusuk. Nyeri dikatakan bertambah berat apabila pasien berjalan. Hal ini dikarenakan perubahan posisi batu dalam buli-buli. Pasien juga mengeluhkan kencingnya sedikit-sedikit dan tersendat-sendat sehingga pasien sering merasa tidak lampias setelah kencing. Hal ini disebabkan adanya obstruksi dari batu sehingga aliran urine menjadi tidak lancar. Dari status lokalis didapatkan nyeri tekan pada suprapubik dan kandung kencing teraba penuh. Hal ini disebabkan oleh gangguan aliran urine sehingga membuat stasis urine dalam vesika urinaria. Stasis urine ini mengakibatkan overdistensi kandung kencing sehingga merangsang saraf simpatis yang mengakibatkan keluhan nyeri. Selain itu nyeri dapat pula diakibatkan oleh adanya infeksi pada kandung kencing. Selain itu dapat ditemukan hematuri baik mikros ataupun makros, pyuria, bakteriuri dan kultur urine yang memperlihatkan gambaran adanya organisme pemecah urea. Dari foto BOF didapatkan kesan batu di vesika urinaria.Terapi pada kasus ini adalah vesikolitotomi. Kemungkinan terapi mempergunakan litotripsi tidak dapat dilakukan karena diameter batu melebihi 2 cm. Keuntungan teknik ini adalah memungkinkannya pengangkatan batu dengan diameter yang lebih besar dan jenis batu yang keras yang tidak dapat dihancurkan dengan litotripsi. Kerugiannya adalah besarnya resiko infeksi dan perdarahan, masa perawatan di rumah sakit yang lebih lama, nyeri postoperatif, dan masa kateterisasi kandung kencing yang lebih lama. Hal ini dapat dikontrol dengan penanganan infeksi yang adekuat terutama infeksi nasokomial dengan antibiotika berspektrum luas, nyeri post operatif diatasi dengan pemberian analgetik.