Laporan Kasus

35
KEJANG DEMAM SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Gambiran Kediri Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang Presentasi Laporan Kasus Pembimbing: dr. D. Wasis Setiadi, Sp.A dr. Lily Dyah Farida, Sp. A Oleh: SUAIDA

description

kejang demam

Transcript of Laporan Kasus

  • KEJANG DEMAMSMF Ilmu Kesehatan AnakRSUD Gambiran KediriFakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah MalangPresentasiLaporan KasusPembimbing:dr. D. Wasis Setiadi, Sp.Adr. Lily Dyah Farida, Sp. AOleh:SUAIDA

  • Identitas PasienNama : An. Rega AdiyaksaUmur : 4 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Anak tunggal, kandungMRS tanggal 30 April 2015 Jam 00.30 KRS Tanggal 04 mei 2015

    Bapak: Hartono Ibu: NikeUmur orang tua Bapak: 33 tahun Ibu: 29 tahun Pekerjaan Orang tua Bapak: Wiraswasta Ibu: IRT Alamat: Pohsarang, Semen, Kediri

  • AnamnesisKeluhan UtamaKejangRiwayat Penyakit SekarangKeluarga pasien mengatakan pasien kejang 3,5 jam sebelum masuk rumah sakit, sebanyak 2 kali, kejang pertama pada jam 21.00 secara tiba-tiba saat tidur dengan lama kejang 10 menit, sedangkan kejang kedua pada jam 23.00 dengan lama kejang 10-15 menit, berupa kejang seluruh tubuh dengan posisi kaki lurus dan kaku, tangan terhentak-hentak, dan mata melirik ke atas. Saat kejang pasien tidak sadar, tidak berliur, dan diantara kedua kejang pasien tertidur. Demam sejak 3 hari yang lalu bersifat naik turun, panas meninggi terutama malam hari dan turun jika diberi obat Parasetamol. Batuk sejak 2 hari yang lalu, batuk berdahak namun tidak bisa keluar disertai pilek dengan ingus encer. Sesak (-).

  • AnamnesisNyeri telan (-), muntah (-), mencret (-), nyeri perut (-), pusing (-), nyeri BAK (-). Mimisan (-). Gusi berdarah (-). Nafsu makan menurun dalam 2 hari ini, minum sebanyak 600 ml/hari dan berat badan tidak menurun. BAB 1 kali sehari warna kuning kecoklatan dengan konsistensi berbentuk seperti biasa, darah (-), lendir (-). BAK lancar, encer, warna jernih kekuningan. Terakhir BAK 2 jam yang lalu.

  • AnamnesisRiwayat Penyakit DahuluKejang sebelumnya (-), Typhoid (-), Alergi (-), TBC (-), riw. Trauma (-)Riwayat Penyakit KeluargaKejang demam (+) Ayah kandung, Epilepsi (-), TBC (-), Alergi (-)Riwayat imunisasiMenurut ibu imunisasi dasar sudah lengkap, ikut posyandu. Tapi pasien lupa berapa kali. Bekas sikatrik di tangan kanan (+) (BCG)Riwayat persalinanLahir normal di bidan dengan UK 40 minggu, BBL 3.600 kg dan langsung menangis

  • AnamnesisRiwayat sosialPasien tinggal bersama orang tuanya di rumah gedung, berdinding tembok, lantai keramik, 3 kamar dan 1 kamar mandi. Pola makan 3 kali sehari. Hygine baik. Ayah tidak merokok. Air berasal dari sumber air bersih.Riwayat TumbangIbu mengatakan pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan anak seumurnya (Mulai bisa bicara usia 8 bulan, berjalan usia 13 bulan, berlari usia 2 tahun, sekolah Paud usia 4 tahun)

  • Pemeriksaan FisikKeadaan Umum: Baik, Kesadaran: KomposmentisVital Sign:Nadi: 42 kali/menit, Suhu (axila): 37,7 oC, RR: 44 kali/menit, TD: 120/70Status Gizi:BB : 22 kg TB : 98 cmLingkar kepala : (-) Lingkar Lengan atas : (-)BB : TB = >+ 3 SD ObesitasBB : U = > + 2 SD s/d + 3 SD OverweightTB/U = - 2 SD s/d + 2 SD Tinggi Badan Normal

  • Pemeriksaan FisikKepala/Leher:Anemis -/-, icterus -/-, edema palpebra -/-, mata cowong -/-, pembesaran KGB -/-, Faring hiperemis +/+, stomatitis -/-, pembesaran tonsil (-), Sekret (+) bening encer, Thoraks:ParuInspeksi: Bentuk dada normal, simetris, retraksi otot pernapasan -/-, pola napas normal.Palpasi: ekspansi paru N/N, fremitus N/NPerkusi: sonor/sonor, batas paru hepar ICS 5, peranjakan NAuskultasi: ves/ves, wheezing -/-, Ronchi -/-

  • Pemeriksaan FisikJantungInspeksi: iktus -, voessure cardiac Palpasi: thrill -, ikrus kuat angkat Perkusi: batas kanan jantung ICS 4 MSL, batas kiri jantung MCL S, pinggang jantung +Auskultasi: S1S2 tunggal reguler, gallop -, murmur

    AbdomenInspeksi: cembung, frog shape -, cullen sign -, collateral Auskultasi: bising usus + meningkat, metalic sound Palpasi: supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan , turgor baikPerkusi: meteorismus +, liver span 5 cm

  • Pemeriksaan FisikEkstremitas akral, merah kering hangat edema -/-

  • Status NeurologisMeningeal signKaku kuduk (-)Brudzinski 1 (-)Brudzinski 2 (-)Kernig (-)Nervus CranialisII (Opticus) / III (Oculomotor): pupil bulat isokor, RC Langsung +/+, Tidak langsung +/+, ptosis (-), diplopia (-)MotorikSensorik5/5+/+5/5+/+Refleks FisiologiRefleks PatologisBPR +1/+1Hofmen -/-TPR +1/+1Tromer -/-KPR +1/+1Babinski -/-APR +1/+1Caddok -/-

  • LaboratoriumDarah Lengkap

    PARAMETERRESULTPARAMETERRESULTWBC (leukosit)RBC (Eritrosit)HB (Hemoglobin)HCT (Hematrokit)PLT (Platelet)MCVMCHMCHCLED (lk)12,75 x 103/uL4,71 x 106/uL12,1 g/dl36,1 %278 x 103/uL76,6 fL25,7 pg33,5 g/dl-LYM%NEUT%MXD%LYM#NEUT#MXD#18,2%67%14,6%2,32 x 103/uL8,55 x 103/uL1,86 x 103/uL

  • LaboratoriumDipstikWBC Keton +1Nitrat Urobilin Biliferdin - Protein Glukosa Blood

    Mikroskopisleukosit (1-2)eritrosit (0-1)chyst (-)epitel (1-2)kristal (-)

    Urine Lengkap

  • LaboratoriumFeses Lengkap

    PARAMETERRESULTMAKROSWarnaKonsistensiBloodSlymMIKROSEritrosis LeukositAmoeba KistaWormCoklatLembek---0-1----

  • Problem List dan Initial DiagnosisProblem ListComplex general tonic klonic seizureFebrisCough produktifRhinnorheaAnorexiaInitial DiagnosisKejang demam komplekDD Epilepsi Gangguan metabolismeGangguan keseimbangan elektrolit

  • PlanningDiagnosisDL UlangGDASerum ElektrolitPlanning terapiIVFD NS 22 tpmInjeksi Diazepam 7 mg (jika kejang)Diazepam tablet 3 x 2 mg (Untuk profilaksis jika demam di atas 38,5C)Paracetamol tablet 4-6 x 250 mg (Jika masih demam)Injeksi Amoxicillin 3 x 500 mgAmbroxol 3 x 4 mg

  • PlanningPlanning monitoringMonitoring keluhan pasien Vital sign

  • Planning edukasiMenjelaskan kondisi dari pasienMenjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan kepada pasien Menjelaskan penatalaksanaan yang akan dilakukanMenjelaskan efek samping obat (Diazepam) Menjelaskan prognosis pasien.

  • Follow Up

    SubjektifTanggal (Bulan April Mei)3001020304Kejang+----Nafsu makan++++Pilek++--Batuk++--BAB+-+++BAK+++++Vital SignNadi14210010094102RR4430302820Suhu37,737,936.136,836.2

  • SubjektifTanggal (Bulan April Mei)Objektif

    Pola pernafasan, retraksi otot pernafasandbNdbNdbNdbNdbNPupil dan reflek cahayadbNdbNdbNdbNdbNSekret hidung+++--Faring hiperemi++---Meteorismus++---AssessmentKejang Demam KompleksDD: Epilepsi Gangguan keseimbangan Elektrolit+----ISPA A (Rhinofaringitis)+++--

  • TerapiInf. D5 NS (15 tpm)+++++Amoxicilin (3 x 500 mg)+++++Ranitidin (2 x amp)+++++Novalgin 250 mg prn-----Puyer Batuk+++--Syrup Pamol +++--

  • DefinisiGuillain Barre Syndrome (GBS) adalah polineuropati syaraf perifer yang akut akibat dari suatu proses autoimun yang didahului oleh infeksi

  • Klasifikasi1. Acute inflammatory demyelinating polyneuropathy (AIDP)a. Kerusakan utamanya terletak pada selubung myelin.b. Menyebabkan kelumpuhan dari tungkai dan otot pernafasan. c. Menyebabkan gejala sensory seperti geli dan mati rasa.2. Acute motor axonal neuropathy (AMAN)a. Kerusakan utamanya terletak pada axon motorikb. Menyebabkan kelumpuhan dari tungkai dan otot nafas c. Sensorik dalam batas normal3. Acute motor and sensory axonal neuropathy (AMSAN)a. Kerusakan mengenai axon motorik maupun sensorikb. Menyebabkan kelumpuhan dari tungkai dan otot nafasc. Menyebabkan gejala sensory seperti geli dan mati rasa4. Miller Fisher syndrome (MFS)a. Lokasi awal kerusakan belum jelasb. Menyebabkan kelemahan otot mata akut (ophthalmoplegia)c. Menyebabkan hilangnya keseimbangan dan koordnasi (ataxia)d. Menyebabkan hilangnya refleks (areflexia).

  • EtiologiVirusCytomegalo VirusEpstein Barr VirusHaemophilus InfluenzaeBakteriCampilobacter jejeniMycoplasma pneumonia

  • Patofisiologi

  • Diagnosis

  • PenatalaksanaanSecara reguler lakukan monitoring fungsi pernafasan Pada fase awal setiap 2-4 jam, pada fase stabil setiap 6-12 jam.Secara reguler lakukan pemeriksaan terhadap fungsi autonom. jika memungkinkan lakukan evaluasi setiap 2-4 jam dan pada fase stabil tiap 6-12 jam dan periksa fungsi menelanAtasi keluhan nyeriCegah dan obati infeksi dan emboli paruCegah ulkus kornea akibat kelemahan nervus facialisCegah dekubitus dan kontraktur

  • Indikasi pemberian IVIg atau PEGejala sangat berat dan mempengaruhi pasien sehingga tidak mampu untuk berjalan sendiri atau skor kecacatan GBS 3Memulai dengan IVIg lebih disukai pada dua minggu awal dari onset: 0,4 g/kg selama 5 hari atau 5 x PE dalam 2 minggu.

  • Indikasi untuk segera dibawa ke intensive care unit (ICU):Kelumpuhan progresi yang berat dan cepat sering dengan kegagalan fungsi pernfasan (kapasitas vital
  • Rehabilitasi dan kelemahanMulai lakukan fisioterapi dini sejak perjalanan penyakit. Mulai rehabilitasi segera setelah perbaikan dimulai Pertimbangkan program latihan fisik untuk pasien dengan fatigue berat.Pertimbangkan pasien untuk didaftarkan pada suatu organisasi untuk informasi dan bantuan lebih lanjut.

  • ,6**