Laporan kasus

27
Laporan Kasus Demam Berdarah Dengue pada Anak Presentan : Ira Adventia

Transcript of Laporan kasus

Page 1: Laporan kasus

Laporan KasusDemam Berdarah Dengue pada

Anak

Presentan : Ira Adventia

Page 2: Laporan kasus

Pendahuluan

Kasus ini adalah kasus asli Penyakit Demam Berdarah Dengue masih merupakan sala

h satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, dengan insiden yang terus meningkat setiap tahunnya.

Presentasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang DBD pada anak, serta penatalaksanaan yang tepat untuk mencegah terjadinya syok

Page 3: Laporan kasus

Tinjauan PustakaDefinisi

Demam Berdarah Dengue adalah pe

nyakit infeksi yang disebabkan oleh

virus dengue dengan manifestasi kli

nis demam, nyeri otot dan/atau sen

di yang disertai leukopenia, ruam, li

mfadenopati, trombositopenia, dan

perembesan plasma yang ditandai d

engan hemokonsentrasi.

Etiologi virus dengue (genus Flavivirus), fa

mili Flaviviridae, terdiri atas asam ri

bonukleat rantai tunggal.

Terdapat 4 serotype virus dengue y

aitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DE

N-4

Page 4: Laporan kasus

Epidemiologi① Sejak tahun 1968 hingga 2009, W

HO mencatat Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara

② Terjadi peningkatan kasus DBD, dari 58 kasus (1968) menjadi 158.912 kasus (2009)

③ Terjadi peningkatan persebaran jumlah provinsi dan kabupaten/kota yang endemis DBD, dari 2 provinsi dan 2 kota, menjadi 32 provinsi dan 382 kabupaten / kota (tahun 2009)

Page 5: Laporan kasus
Page 6: Laporan kasus
Page 7: Laporan kasus
Page 8: Laporan kasus
Page 9: Laporan kasus
Page 10: Laporan kasus

Pasien Rawat Inap Demam Berdarah Dengue RSUD Noongan (Januari-September 2013)

Bulan Kelompok Umur (tahun) Jenis Kelamin

1-4 5-14 15-24 25-44 45-64 Laki-laki Perempuan

Januari 1 1 1 1

Februari 1 1

Maret 4 1 1 2 4

April 1 1 2

Mei 2 1 1 2

Juni 1 1

Juli 3 2 1

Agustus 3 2 1 5 1

September 1 1 1 3

Oktober

November

Desember

JUMLAH 1 16 4 2 4 17 10

Page 11: Laporan kasus

PatogenesisHipotesis secondary heterologous infection DBD terjadi bila seseorang terinfeksi ulang virus dengue dengan tipe yang berbeda

virus dengue makrofag fagositosis kompleks virus-antibodi non netralisasi

aktivasi kompleks virus-antibodi virus bereplikasi di makrofag Peningkatan C3a dan C5a aktivasi T helper dan T sitotoksik

produksi limfokin dan interferon gamma

mengaktivasi monosit

sekresi mediator inflamasi (TNF alpha, IL-1, PAF, IL-, dan histamin)

disfungsi sel endotel

kebocoran plasma

Page 12: Laporan kasus

Diagnosis (WHO, 1997)Klinis 1. Demam tinggi mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari2. Manifestasi perdarahan, minimal uji torniquet positif dan salah satu bentuk perdarahan lain (petekia, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi), hematemesis dan atau melena.3. Pembesaran hati.4. Syok yang ditandai oleh nadi lemah dan cepat disertai tekanan nadi menurun (< 20mmHg), tekanan darah menurun (tekanan darah sistolik < 80 mmHg) disertai kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, dan timbul sianosis di sekitar mulut.

Laboratorium

Trombositopenia (<100.000/ul) dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari peningkatan nilai hematokrit >20% dibandingkan dengan nilai hematokrit pada masa sebelum sakit atau masa konvalesen.

Page 13: Laporan kasus
Page 14: Laporan kasus

PenatalaksanaanPada dasarnya pengobatan DBD bersifat suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma

Fase demam

Bersifat simtomatik dan suportif yaitu pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi

① Paracetamol dengan dosis 10-15 mg/kgbb/kali

②Pasien perlu diberikan minum 50 ml/kgbb dalam 4-6 jam pertama. Jenis minuman yang dianjurkan adalah jus buah, teh manis, sirup, susu, serta larutan oralit

③Setelah keadaan dehidrasi dapat teratasi, anak diberikan cairan rumatan 80-100 ml/kgbb dalam 24 jam berikutnya. Bayi yang masih minum ASI tetap harus diberikan di samping larutan oralit

④Bila terjadi kejang demam, berikan antikonvulsan

⑤Pasien harus diawasi ketat terhadap kejadian syok yang mungkin terjadi. Periode kritis adalah waktu transisi, yaitu saat suhu turun pada umumnya hari ke 3-5 fase demam

⑥Pemeriksaan kadar hematokrit berkala

Page 15: Laporan kasus

Cairan intravena diperlukan apabila :

- anak terus-menerus muntah, tidak mau minum, demam tinggi sehingga tidak mungkin diberikan per oral, ditakutkan terjadinya dehidrasi yang mempercepat terjadi syok.

- nilai hematokrit cenderung meningkat pada p

emeriksaan berkala.

Koloid : dekstran 40 atau plasma

Kebutuhan cairan pada dehidrasi ringan - sedang

Berat waktu masuk (kg)

Jumlah cairan ml/kg BB per hari

< 7 220

7 - 11 165

12 - 18 132

> 18 88

Page 16: Laporan kasus

Tatalaksana kasus DBD derajat I dan II tanpa peningkatan hematokrit

Page 17: Laporan kasus

Tatalaksana kasus DBD derajat II dengan peningkatan hemokonsentrasi > 20%

Page 18: Laporan kasus
Page 19: Laporan kasus

Kriteria Memulangkan Pasien

Pasien dapat dipulangkan, apabila:1. Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik2. Nafsu makan membaik3. Tampak perbaikan secara klinis4. Hematokrit stabil5. Tiga hari setelah syok teratasi6. Jumlah trombosit > 50.000/μl 7. Tidak dijumpai distress pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)

Page 20: Laporan kasus

Laporan KasusIdentitas Pasien

Nama : An. ESJenis Kelamin : PerempuanTanggal Lahir / Umur : 10 Mei 2006 / 7 tahunSuku : MinahasaAlamat : TumaratasPekerjaan : PelajarTanggal Masuk RS : 19 Oktober 2013No. RM : 0541xx

Page 21: Laporan kasus

Data KlinisAnamnesis terfokus diagnosis :

Pasien dibawa dengan keluhan demam tinggi sejak 3 ha

ri sebelum masuk RS, demam tiba-tiba, naik turun, terut

ama sore hari, tidak disertai menggigil maupun berkerin

gat dingin. Selain itu pasien juga mengeluh sakit kepala,

nyeri perut dan mual sejak 3 hari sebelum masuk RS, na

mun tidak disertai muntah. Buang air besar terakhir 1 ha

ri sebelum masuk RS, konsistensi biasa. Buang air kecil

lancar. Riwayat mimisan, BAB darah, gusi berdarah, m

aupun muncul bintik merah di kulit disangkal. Keluh

an batuk, pilek maupun nyeri menelan disangkal.

2 hari sebelum masuk RS, pasien berobat dan sempat di

rawat di Puskesmas. Hasil pemeriksaan darah menunjuk

kan pasien menderita Demam Tifoid. Kemudian pasien

diberikan obat antibiotik, obat penurun panas, lalu diruj

uk ke RSUDN untuk mendapatkan perawatan selanjutn

ya

Anamnesis penyingkir DD :

Malaria : demam tidak disertai menggigil maupun berkeringat dingin ISK : keluhan anyang-anyangan maupun nyeri saat BAK disangkalISPA : Tidak ada riwayat batuk pilek sebelumnya

Page 22: Laporan kasus

Pemeriksaan Jasmani:

Keadaan Umum : tampak sakit sedangKesadaran : compos mentisBerat Badan : 22 kgNadi : 94 kali/menit, regular, kuat angkat, isi cukup

Suhu badan : 39°

RR : 28 kali/menit

Kepala : normocephali

Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-

Tht : telinga normotia, secret - , tonsil t1-t1 tenang, faring hiperemis -

Leher : KG tidak teraba

Thoraks : BND bronkovesikuler, rhonki -, wheezing -, BJ I dan II regular, murmur -, gallop-

Abdomen : datar, supel, BU +, nyeri tekan –

Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema -, petekhie -

Pemeriksaan Penunjang yang Diperlukan :Darah Lengkap, DDR, Widal

Diagnosis : Observasi Febris hari III et causa suspek Demam tifoid dd Demam Berdarah Dengue

Penatalaksanaan :Pro rawat inapIVFD RL 20 tetes/menit (makro)Paracetamol 3 x 250 mgCefixime 2 x 100 mgAntasida syr. 3 x 1 cthCurvit syr. 2 x 1 cthPedialite ad libitum

Page 23: Laporan kasus

Follow upHari I

S : demam

O : Keadaan Umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

Nadi : regular, kuat angkat, isi cukup Suhu Badan : 38,6°C

Kepala : normocephali

Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-

THT : telinga normotia, secret - , tonsil T1-T1 tenang

Leher : KGB tidak teraba

Thoraks : BND bronkovesikuler, rhonki -, wheezing -, BJ I dan II regular, murmur -, gallop-

Abdomen : datar, supel, BU +, nyeri tekan -

Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema -, petekhie -

Lab : Malaria - Widal -Leukosit 1600 mm/ul Limph 41,3%Gran 50,1% LED 19 mm/jamHb 11,9g% Ht 35,7% Trombosit 98.000 mm/ul

A : Observasi Febris et causa Suspek Demam Berdarah Dengue

P : Pedialyte ad libitumParacetamol 3 x abRL 60 tetes /menit (mikro)

Hari II

S : demam -, mimisan -, gusi berdarah -

O : Keadaan Umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

Nadi : 89 kali/menit, regular, kuat angkat, isi cukup

Suhu badan : 36°C RR : 24 kali/menit

Kepala : normocephali

Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-

Tht : telinga normotia, secret - , tonsil t1-t1 tenang

Leher : KGB tidak teraba

Thoraks : BND bronkovesikuler, rhonki -, wheezing -, BJ I dan II regular, murmur -, gallop-

Abdomen : datar, supel, BU +, nyeri tekan –, hepar-lien tidak teraba membesar

Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema -, petekhie +

Lab : Ht 43,1%Trombosit 57.000 mm/ul

A : Demam Berdarah Dengue Derajat 2 P : IVFD RL 38 tetes/menit (makro)Observasi ketat tanda-tanda syok /perdarahanCek trombosit dan hematokrit tiap 6 jamTerapi lain lanjut

Page 24: Laporan kasus

Hari III

S : demam -, mimisan -, perdarahan gusi -, nyeri perut, BAK +

O : Keadaan Umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

Nadi : regular, kuat angkat, isi cukup Suhu badan : 36

Kepala : normocephali

Mata : konjungiva anemis -/-, sclera ikterik -/-

Tht : telinga normotia, secret - , tonsil t1-t1 tenang

Leher : KGB tidak teraba

Thoraks : BND bronkovesikuler, rhonki -, wheezing -, BJ I dan II regular, murmur -, gallop-

Abdomen : datar, supel, BU +, nyeri tekan -, hepar-lien tidak teraba membesar

Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema -, petekhie +Lab : Malaria - LED 5 mm/jamLeukosit 6700 mm/ul Limph 49,1%Gran 37,7 % Hb 12,3 g%Ht 37,0%Trombosit 47.000 mm/ulWidal -A : Demam Berdarah Dengue Derajat 2

P : IVFD RL 22 tetes / menitTrolit ad libitumTerapi lain lanjutPro DL rutin, cek trombosit/6jam, perbanyak intake, cek urine / 2 jam

Hari IV

S:-

O : Keadaan Umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

Nadi : 90 kali/menit, regular, kuat angkat, isi cukup

Suhu badan : 36

Kepala : normocephali

Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-

Tht : telinga normotia, secret - , tonsil t1-t1 tenang

Leher : KGB tidak teraba

Thoraks : BND bronkovesikuler, rhonki -, wheezing -, BJ I dan II regular, murmur -, gallop-

Abdomen : datar, supel, BU +, nyeri tekan -, hepar-lien tidak teraba membesar

Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, edema -, petekhie +

Lab : Hb 12,6 g %Ht 38,5%Trombosit 63.000 mm/ul

A : Demam Berdarah Dengue Derajat 2

P : Terapi lanjut

Page 25: Laporan kasus

Hari V

S : -

O : Keadaan Umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

Nadi : regular, kuat angkat, isi cukup

Suhu badan : 36,6

Kepala : normocephali

Mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-

Tht : telinga normotia, secret - , tonsil t1-t1 tenang

Leher : KGB tidak teraba

Thoraks : BND bronkovesikuler, rhonki -, wheezing -, BJ I dan II regular, murmur -, gallop-

Abdomen : datar, supel, BU +, nyeri tekan -, hepar-lien tidak teraba membesar

Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema -, petekhie +

Lab : Ht : 37,3 %Trombosit : 94.000 mm/ul

A : Demam Berdarah Dengue Derajat 2

P : Acc rawat jalan

Page 26: Laporan kasus

Daftar Pustaka

1. Soedarmo, Sumarmo S. Poorwo, dkk. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Kedua. Penerbit IDAI. Jakarta. 20082. Hadinegoro, Sri Redjeki. Demam Berdarah Dengue. Penerbit FK UKI. Jakarta. 20043. Ahmadi, Umar Fahmi, dkk. Buletin Jendela Epidemiologi, Volume 2, Agustus 2010. Penernit Pusat Data dan Surveilens Epidemiologi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta. 20104. Ringkasan Eksekutif Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Page 27: Laporan kasus