Laporan K K L B I Part 1

20
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN EKONOMI PEMBANGUNAN ANGKATAN 2006 TAHUN 2009 BANK INDONESIA-KANTOR REGIONAL SEMARANG Dosen Pendamping : 1. Dra. Sucihatiningsih, M.Si 2. Shanty Oktavilia, SE. M.Si JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009

Transcript of Laporan K K L B I Part 1

Page 1: Laporan  K K L  B I Part 1

LAPORAN

KULIAH KERJA LAPANGAN EKONOMI PEMBANGUNAN

ANGKATAN 2006 TAHUN 2009

BANK INDONESIA-KANTOR REGIONAL SEMARANG

Dosen Pendamping :

1. Dra. Sucihatiningsih, M.Si

2. Shanty Oktavilia, SE. M.Si

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2009

Page 2: Laporan  K K L  B I Part 1

2

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pelaksanaan KKL Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang angkatan 2006 tahun 2009 di Bank Indonesia-

Kantor Regional Semarang ini disahkan pada :

hari :

tanggal :

Mengesahkan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Sucihatiningsih, M.Si Shanty Oktavilia, SE, M.Si NIP. 132158718 NIP. 132327015

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Drs. Bambang Prishardoyo, M.Si. NIP. 131993879

Page 3: Laporan  K K L  B I Part 1

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga laporan ini dapat kami selesaikan. Laporan ini

takkan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, maka kami

mengucapkan terima kasih pada :

1) Jajaran birokrasi Jurusan Ekonomi Pembangunan FE UNNES yang telah

memfasilitasi penyelenggaraan KKL mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan

angkatan 2006 tahun 2009 di Bank Indonesia-Kantor Regional Semarang ini

2) Orang tua kami yang telah mengizinkan kami untuk mengikuti kegiatan ini, serta

memfasilitasi perjalanan kami hingga saat ini.

3) Seluruh anggota kepanitiaan KKL Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang angkatan 2006 tahun 2009 di Bank

Indonesia-Kantor Regional Semarang yang telah berusaha keras demi kelancaran

kegiatan ini.

4) Ibu Dra. Sucihatiningsih, M.Si dan Shanty Oktavilia SE, M.Si yang telah

mendampingi kami di sepanjang perjalanan.

5) Bank Indonesia-Kantor Regional Semarang yang telah berkenan menerima

kunjungan KKL Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Semarang angkatan 2006 tahun 2009, serta memberikan tambahan

pengetahuan yang tak terkira nilainya bagi kami.

6) Teman-teman se-Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah berbagi suka dan

duka bersama dalam kegiatan ini.

Dalam laporan ini, kami bermaksud menuturkan kembali materi yang

telah kami terima dalam KKL yang telah kami ikuti. Proses penyusunan laporan ini

bukan tanpa hambatan dan bukan tanpa kekurangan. Karenanya, dengan rendah hati,

kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Penyusun

Page 4: Laporan  K K L  B I Part 1

4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Terpadu Universitas Negeri Semarang

merupakan agenda rutin yang pelaksanaannya setiap satu tahun sekali yang diikuti

oleh seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi semester dua. KKL di Universitas Negeri

Semarang, khususnya program studi Ekonomi Pembangunan, bertujuan untuk

mengembangkan materi dan kemampuan serta menambah wawasan dan pengetahuan

yang didapatkan sebagai pelengap materi di kegiatan perkuliahan. Dalam kegiatan

KKL Terpadu ini, kami berkesempatan untuk mengunjungi Bank Indonesia-Kantor

Regional Semarang sebagai objek KKL.

Setelah kegiatan KKL dilaksanakan, diperlukan adanya laporan KKL yang

merupakan tugas mahasiswa yang harus dilengkapi dan juga merupakan salah satu

syarat kelulusan, karena KKL termasuk salah satu program pelaksanaan Kerja

Lapangan yang harus diikuti oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang.

B. Tujuan KKL

Kuliah Kerja Lapangan ini bertujuan memberikan bekal keterampilan dan

pengetahuan bagi para mahasiswa, berkenaan dengan konsep dan teori yang ada di

lapangan sebelum terjun langsung dalam dunia kerja yang sebenarnya, sehingga

dapat meningkatkan potensi para mahasiswanya untuk mampu bersaing dalam dunia

kerja. Adapun tujuan KKL lainnya antara lain :

1) Mengembangkan wawasan dan pengetahuan secara langsung tentang dunia kerja

yang sebenarnya.

2) Mahasiswa dapat mencocokkan teori yang telah diperoleh di bangku perkuliahan

dengan keadaan yang sebenarnya.

3) Mahasiswa dapat menambah pengetahuan mengenai Bank Indonesia dan aktivitas

kantor regionalnya.

Page 5: Laporan  K K L  B I Part 1

5

C. Manfaat KKL

Kegiatan KKL Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang angkatan 2006 tahun 2009 yang dilaksanakan di Bank

Indonesia-Kantor Regional Semarang ini mempunyai berbagai manfaat, antara lain :

1) Menambah wawasan megenai Bank Indonesia dan aktivitas kantor regionalnya.

2) Mempunyai pengalaman di objek KKL.

3) Menjalin hubungan kerjasama yang baik antara Universitas Negeri Semarang

khususnya jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dengan Bank

Indonesia-Kantor Regional Semarang.

4) Menambah pengetahuan mengenai ekonomi moneter dan kebank-sentralan.

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan KKL Terpadu ini dilaksanakan pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 22 Januari 2009

Waktu : Pukul 08.00 WIB – 12.00 WIB

Tempat : Bank Indonesia – Semarang Regional Office

E. Metode Penyusunan Laporan KKL

Metode-metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini antara lain:

1) Observasi

Pengamatan langsung di objek KKL guna penyusunan laporan ini.

2) Interview

Proses tanya-jawab langsung saat berada di objek KKL mengenai hal-hal yang

ingin dan perlu diketahui sebagai tambahan wawasan mahasiswa, disamping

untuk menyusun laporan KKL ini.

3) Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mencari berbagai informasi tentang Bank

Indonesia dan aktivitasnya, baik melalui slide presentasi dari Bank Indonesia-

Kantor Regional Semarang, maupun pencarian sumber-sumber tertulis dari

website Bank Indonesia lainnya.

Page 6: Laporan  K K L  B I Part 1

6

BAB 2

ISI

A. KEBANKSENTRALAN

Bank merupakan lembaga dengan fungsi intermediasi untuk menyalurkan dana dari

pihak-pihak yang kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana. Bank

sebagai lembaga intermediasi hanya dapat berjalan bila ada kepercayaan, karenanya bank

disebut juga lembaga kepercayaan. Apabila fungsi intermediasi berjalan baik, maka

manfaat dari keberadaan bank adalah sebagai berikut:

• Pemilik dana mendapatkan bunga

• Peminjam mendapatkan dana

• Bank mendapatkan spread

• Perekonomian mendapatkan mekanisme alokasi sumber-sumber dana secara

efektif dan efisien.

Sejak diberlakukannya Undang-Undang nomor 10 tahun 1998, jenis bank dapat

dibedakan menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum adalah

bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan

prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bank Umum sering juga disebut Bank Komersial. (PT B. Mandiri, PT BRI PT BCA).

Usaha-usaha bank umum yang utama antara lain:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat

deposito, tabungan;

2. Memberikan kredit;

3. Menerbitkan surat pengakuan hutang;

4. Memindahkan uang;

5. Menempatkan dana pada atau meminjamkan dana dari bank lain;

6. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga;

7. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.

Page 7: Laporan  K K L  B I Part 1

7

Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang

dimaksud Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam

bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan

itu. Usaha-usaha Bank Perkreditan Rakyat, diantaranya:

1. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito

berjangka, dan tabungan;

2. memberi kredit;

3. menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai

dengan yang ditetapkan pemerintah; dan

4. menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Bank Umum dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sehingga dapat

menciptakan uang, sedangkan BPR tidak dapat memberikan jasa lalu lintas pembayaran.

Berdasarkan pemiliknya, jenis-jenis bank adalah sebagai berikut: Bank milik pemerintah,

Bank milik pemerintah daerah, Bank asing, Bank swasta nasional, dan Bank Campuran.

Sedangkan berdasarkan lingkup operasinya, terdapat dua jenis bank, yaitu bank devisa

dan bank non-devisa.

Perbankan merupakan lembaga keuangan utama dalam sistem keuangan, terutama di

negara berkembang. Dalam sistem keuangan Indonesia, perbankan (bank umum dan

BPR) menguasai 95% pangsa pasar. Kegagalam suatu bank dapat menimbulkan efek

sistemik dan menyebabkan krisis perbankan. Padahal krisis perbankan akan memicu

terjadinya krisis dalam sistem perekonomian. Di lain pihak, perbankan merupakan sistem

di dalam sistem (interdependen) dan sebagai lembaga kepercayaan, bank sangat rentan

(fragile). Oleh karena itu, bank perlu diatur dan diawasi oleh lembaga bank sentral.

Page 8: Laporan  K K L  B I Part 1

8

Gambar 1. Sistem Keuangan di Indonesia

Lembaga bank sentral dalam pengertian modern mula-mula berkembang di negara-negara

industri maju, seperti Eropa dan Amerika Utara. Bank sentral sebagaimana bentuknya

sekarang telah mengalami proses evolusi yang panjang. Embrio bank adalah sebagai

lembaga perantara keuangan yang fungsi pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-

jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang, sebenarnya sudah lama dikenal

sejak kurang dari 2500 th SM di Mesir, Yunani Purba, Yunani Kuno dan Romawi.

Namun perbankan modern baru berkembang di Barcelona (1401), Genoa (1404), Venesia

(1587) dan Milan (1593), dan kemudian berkembang di negara-negara lain, antara lain

Amsterdam (1609) dan Hamburg (1619) yang terutama melayani kebutuhan kredit

perdagangan dan pinjaman kepada pemerintah

Di banyak Negara, suatu bank secara gradual menduduki posisi sentral di antara lembaga

keuangan yang ada, dan akhirnya menjadi bank sentral karena diberi tugas khusus dan

utama dalam menerbitkan uang kertas bank dan bertindak sebagai bankir pemerintah.

Pada mulanya bank-bank tersebut tidak disebut sebagai “bank sentral” melainkan sbg

“bank sirkulasi” (bank of issue) atau “bank nasional”. Dalam perkembangan selanjutnya,

bank sirkulasi tersebut menjalankan fungsi-fungsi lain serta diberi kewajiban atau

kekuasaan tertentu sehingga akhirnya bertindak dan disebut sebagai “bank sentral”.

Dilihat dari segi tahun kelahirannya maka Riskbank dari Swedia adalah bank tertua yang

berkembang menjadi bank sirkulasi, tetapi Bank of England adalah bank sirkulasi

pertama yang berkembang menjadi bank sentral.

LK

PERBANKAN

LKBB

LKM

BANK UMUM

BPR

ASURANSI

FACTORING

MODAL VENTURA

LEASING, DLL

BMT

KOSPIN

BKK

BUKP

95%

PANGSA (%)

3%

2%

Page 9: Laporan  K K L  B I Part 1

9

Bank of England didirikan tahun 1694 sebagai bank swasta biasa, tapi baru berkembang

dan secara formal bertindak sebagai bank sirkulasi dan the bankers’ bank pada tahun

1773 atau 79 tahun kemudian. Pada awalnya BOE ditunjuk untuk menjalankan fungsi

memberikan uang muka kepada pemerintah dengan imbalan hak menerbitkan uang kertas

bank melalui undang-undang. Selanjutnya pada tahun 1854 (81 tahun kemudian)

bertindak menyelenggarakn kliring di antara bank-bank. Dalam perkembangannya, BOE

bertindak sebagai lender of the last resort, ketika berhasil mengatasi berbagai krisis

keuangan pada tahun 1847, 1857 dan 1866 dengan memberikan kredit kepada bank-bank

lain melalui penerbitan uang kertas bank dan surta-surat berharga yang dijamin dengan

cadangan emas. Sukses yang telah dicapai oleh BOE tersebut tidak hanya memberikan

prestise dan status sebagai Bank Sentral Inggris, tetapi juga mendorong perkembangan

perbanksentralan di dunia.

Istilah “sentral” pada Bank Sentral menunjuk pengertian bahwa bank tersebut

mengemban misi khusus yang bersifat memenuhi kepentingan umum. Dalam

menjalankan fungsinya, bank sentral tidak melakukan transaksi yang bertujuan mencari

keuntungan, melainkan mengandung maksud untuk mempengaruhi pasar uang dan

memberi efek terhadap struktur perbankan pada umumnya. Bank sentral di berbagai

negara bermula dari bank komersial, yang berkembang menjadi bank sirkulasi dan

kemudian menjadi bank sentral yang modern dengan tujuan yang fokus dan independen.

Gambar 2. Perkembangan Bank Sentral

Bank komersial berfungsi sbg bank sirkulasi.

Juga sbg bankers’ bank (lenders of last resort).

Peran kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran terbatas.

Peran kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran meningkat.

Kadang masih sbg bank komersial.

Sebagai bagian dr Pemerintah, termasuk pembiayaan fiskal dan program Pemerintah.

Tujuan jamak (inflasi, kurs, pertumbuhan, lapangan kerja, neraca pembayaran)

Tujuan tunggal, yaitu stabilitas harga, utk pertumbuhan ekonomi.

Fokus pd tiga tugas: kebijakan moneter, perbankan, dan sistem pembayaran.

Independen dr Pemerintah dg koordinasi.

Penguatan akuntabilitas dan transparansi.

Bank Sirkulasi & Bankers’ bank

Bank Sentral (awal)

Bank Sentral (dewasa ini)

Page 10: Laporan  K K L  B I Part 1

10

Kedudukan Bank Sentral sangat penting, karena sebagai otoritas moneter, kebijakan bank

sentral sangat berpengaruh terhadap seluruh kegiatan ekonomi suatu negara. Dalam hal

bank sentral juga berfungsi sebagai pengawas bank dan sebagai pengatur lalu lintas

pembayaran, bank sentral juga sangat vital dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.

Selain itu, Bank sentral juga berperan sebagai mitra strategis dan penyeimbang bagi

otoritas fiskal dalam menjaga stabilitas ekonomi makro suatu perekonomian. Pada

umumnya Bank Sentral berperan dalam : Merumuskan dan melaksanakan kebijakan

moneter; Mengatur dan mengawasi bank; serta Mengatur dan menjaga kelancaran sistem

pembayaran. Tidak semua Bank Sentral melaksanakan ketiga tugas tersebut, namun

semua Bank Sentral berfungsi sebagai otoritas moneter.

Negara Otoritas Moneter Pengatur Bank Sistem Pembayaran

Indonesia Ya Ya Ya Malaysia Ya Ya Ya Selandia Baru Ya Ya Ya Afrika Selatan Ya Ya Tidak Brasil Ya Ya Sebagian India Ya Ya Sebagian Singapura Ya Ya Sebagian Belanda Ya Sebagian Ya Itali Ya Sebagian Ya Jerman Ya Sebagian Ya Amerika Ya Sebagian Sebagian Perancis Ya Sebagian Sebagian Australia Ya Tidak Ya Jepang Ya Tidak Ya Brunei Ya Tidak Tidak Hong Kong Ya Tidak Tidak Inggris Ya Tidak Tidak

Sumber : berbagai referensi

Page 11: Laporan  K K L  B I Part 1

11

Gambar 3. Peran Bank Sentral dalam aliran dana

Peran dan kelembagaan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral di Indonesia juga telah

mengalami evolusi dr bank komersial, bank sirkulasi hingga menjadi bank sentral.

Perkembangan tersebut dapat dilihat dalam lampiran 1.

Misi Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui

pemeliharaan kestabilan moneter dan sistem keuangan untuk mendukung pembangunan

nasional yang berkesinambungan. Sedangkan visinya adalah menjadi bank sentral yang

kredibel secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis serta

pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Lebih lanjut, misi dan visi ini ditunjukkan

dalam tujuan BI menurut UU No.23 Tahun 1999 jo. UU No. 3 Tahun 2004, yaitu

mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Untuk mencapai tujuan tsb Bank

Indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan

dan harus mempertimbang-kan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian.

Financial System

Household

Firms Government Borrowers

Household

Firms Government Savers

Returns Funds

Returns Funds

Funds Returns

Returns Funds

Sumber: Hubbard (2002), dimodifikasi

Government / Central Bank Involvement

Financial

Intermediaries

Financial Market

Infrastructure and Environtment

Page 12: Laporan  K K L  B I Part 1

12

Gambar 4. Tujuan, Tugas, dan Wewenang BI

Pelaksanaan tugas pertama BI untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

adalah sebagai berikut :

1) Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan laju inflasi yang

ditetapkan.

2) Melakukan pengendalian moneter (melalui Operasi Pasar Terbuka, penetapan

tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan

kredit/pembiayaan).

3) Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang telah

ditetapkan.

4) Mengelola cadangan devisa.

5) Menyelenggarakan survei berkala atau sewaktu-waktu diperlukan (makro dan

mikro).

Pelaksanaan tugas kedua, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, dengan :

1) Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa

sistem pembayaran.

2) Menetapkan penggunaan alat pembayaran.

TUJUAN BI Kestabilan Nilai Rupiah (Inflasi dan IDR)

TUGAS BI Mengatur dan Menjaga

Kelancaran Sistem Pembayaran

TUGAS BI Menetapkan & Melaksanakan

KebijakanMoneter

TUGAS BI Mengatur

& Mengawasi Perbankan

WEWENANG Melakukan Pengendalian Moneter

• Melaksanakan OPT rupiah & valas

• Menetapkan GWM

• Fasilitas Diskonto

• Himbauan

WEWENANG Menetapkan Sasaran Moneter

• Base money : M1 (U. Kartal & Giral), M2 (M1 + U. Kuasi)

• Suku Bunga.

Instrumen Moneter

Page 13: Laporan  K K L  B I Part 1

13

3) Mengatur sistem kliring antarbank dalam mata uang rupiah dan atau valuta asing.

4) Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antarbank dalam

mata uang rupiah atau valuta asing.

5) Menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan yang

digunakan dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yg sah.

6) Mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan

memusnahkan uang dimaksud dari peredaran.

Dalam rangka melaksanakan tugas ketiganya untuk mengatur dan mengawasi perbankan,

BI melakukan tindakan berikut:

1) Menetapkan peraturan perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian.

2) Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari

bank.

3) Melaksanakan pengawasan bank, berupa pengawasan langsung dan tidak

langsung.

4) Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Keterkaitan antara ketiga tugas tersebut diatas adalah karena pelaksanaan kebijakan

moneter dilakukan melalui lembaga perbankan, maka sistem perbankan yang sehat serta

kelancaran dan keamanan sistem pembayaran merupakan prasyarat efektivitas suatu

kebijakan moneter. Kebijakan moneter yang tidak tepat dapat mengakibatkan

terganggunya stabilitas sistem perbankan. Sedangkan kelancaran dan keamanan sistem

pembayaran dapat mempengaruhi stabilitas sistem perbankan dan efektivitas kebijakan

moneter.

Selain ketiga tugas diatas, BI juga memiliki fungsi sebagai lender of the last resort yang

memungkinkan BI membantu kesulitan dana jangka pendek yang dihadapi bank. Fungsi

lender of the last resort tsb dibatasi:

1) Jangka waktu paling lama 90 hari.

2) Penggunaannya hanya untuk mismatch.

3) Harus dijamin dng surat berharga yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan.

Fungsi tersebut juga berhubungan dengan status dan kedudukan Bank Indonesia sebagai

bank sentral Republik Indonesia yang merupakan badan hukum dan lembaga negara yang

Page 14: Laporan  K K L  B I Part 1

14

independen dalam melakukan tugas dan wewenangnya bebas dari campur tangan

Pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal tertentu yang secara tegas diatur

dalam undang-undang.

Gambar 5. Status dan Kedudukan Bank Indonesia

Bank Indonesia berkedudukan di ibukota negara Republik Indonesia. Bank Indonesia

dapat mempunyai kantor di dalam dan di luar wilayah negara RI. Kantor Pusat BI di

Jakarta terdiri dari 25 direktorat. Di luar negeri, terdapat 4 kantor perwakilan BI, yaitu di

New York, London, Tokyo, dan Singapura. Di dalam negri, terdapat 4 kelas kantor BI

(KBI). KBI kelas 1 ada di Semarang, Surabaya, Bandung, Medan, Makassar, Padang,

Palembang, Banjarmasin, dan Denpasar. KBI kelas 2 berada di Yogyakarta, Bandar

Lampung, Manado, dan Pekanbaru. KBI kelas 3 di Ambon, Batam, Banda Aceh,

Bengkulu, Cirebon, Jayapura, Jember, Kediri, Malang, Mataram, Pontianak, Purwokerto,

Samarinda, Solo, Tasikmalaya, Tegal, Serang, Pematang Siantar, dan Gorontalo.

Sedangkan KBI kelas 4 berada di Kendari, Kupang, Palangkaraya, Palu, Ternate,

Balikpapan, Lhokseumawe, dan Sibolga.

Bank Indonesia dipimpin oleh dewan gubernur, yang terdiri atas seorang Gubernur,

seorang Deputi Gubernur Senior, dan sekurang-kurangnya 4 orang atau sebanyak

banyaknya 7 Deputi Gubernur.

Lembaga Negara (UU No. 23 /1999 jo

UU No.3/2004)

PRESIDEN

DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT

MAHKAMAH AGUNG

Memeriksa laporan

keuangan BI

Kepala Negara

Kepala Pe- merintahan

Informasi tertulis triwulanan/sewaktu-waktu

PUBLIK ( Informasi Tahunan )

Laporan triwulanan/sewaktu-

waktu, Tahunan BADAN

PEMERIKSA KEUANGAN BANK INDONESIA

Lembaga negara yang independen dan Badan Hukum

Publik

Departemen

Badan Supervisi

Hasil telaah

Meyampaikan laporan keuangan

BI yang telah diperiksa

Mengambil sumpah dan janji anggota Dewan Gubernur

Page 15: Laporan  K K L  B I Part 1

15

BI merupakan pemegang kas pemerintah, sekaligus juga sebagai counterpart pemerintah

dalam menetapkan sasaran inflasi, penerbitan surat hutang pemerintah, dan penetapan

asumsi-asumsi makro ekonomi dengan penyusunan APBN. BI dapat mewakili

pemerintah dalam berhubungan dengan pihak kreditor luar negeri, dan juga dapat

memberikan masukan kepada pemerintah (pusat dan daerah) dalam rangka memajukan

perekonomian dan pembangunan nasional dan daerah. Dalam menjalankan tugas dan

fungsinya, BI juga menjalin hubungan kerjasama internasional di bidang moneter (IMF

dan Bank-Bank Sentral lainnya), bidang keuangan perbankan (BIS, EMEAP), bidang

perdagangan dna investasi (WTO), bidang pembangunan (Worldbank, IDB, ADB), dan

kerjasama antar bidang yang berbasis kesamaan daerah (APEC, ASEAN).

B. KLIRING DAN RTGS

Kebutuhan masyarakat akan kecepatan, kehandalan dan keamanan dalam bertransaksi

semakin meningkat seiring dengan globalisasi perekonomian dunia. Untuk memenuhi

kebutuhan ini, saat ini ada tiga jenis instrumen pembayaran yang bisa digunakan oleh

masyarakat, yaitu paper based, card based, dan electronic based. Guna memperlancar

kegiatan sistem pembayaran dengan paper based di Indonesia, Bank Indonesia selaku

otoritas sistem pembayaran menyediakan mekanisme pembayaran Kliring dalam Sistem

Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan Real Time Gross Settlement (RTGS).

Kliring hanya digunakan untuk instrumen pembayaran paper based dalam pembayaran

tunai dengan warkat, sedangkan pembayaran tunai tanpa warkat menggunakan RTGS.

Pembayaran

Tunai

Non-Tunai

dengan warkat : Kliring

tanpa warkat : RTGS

Page 16: Laporan  K K L  B I Part 1

16

Kliring adalah pertukaran warkat antar bank. Transaksi kliring yang dapat dilakukan

meliputi :

1) Transfer debet (menggunakan cek, bilyet giro, atau warkat debet lainnya)

2) Transfer kredit (mengisi formulir isian yang disediakan oleh bank) yang

kemudian dikirim oleh bank melalui data keuangan elektronik yang disediakan

dalam Sistem Kliring Nasional BI (SKNBI). Bank-bank yang sudah memiliki

sistem online melakukan kliring kredit secara online, tetapi kliring debet tetap

dilakukan di pertemuan kliring.

Nilai nominal warkat debet tidak dibatasi, kecuali untuk warkat debet yang berupa nota

debet, yaitu setinggi-tingginya Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) per nota debet.

Pembatasan nilai nominal pada nota debet tida berlaku apabila nota debet diterbitkan oleh

Bank Indonesia dan ditujukan kepada bank atau nasabah bank. Sedangkan khusus untuk

transfer kredit, nilai transaksi yang dapat diproses melalui kliring dibatasi dibawah Rp

100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Untuk trasfer kredit Rp 100.000.000,00 keatas harus

dilakukan melalui sistem BI-RTGS.

SKNBI diselenggarakan oleh :

1) Penyelenggara Kliring Nasional (PKN), yaitu unit kerja di kantor pusat BI yang

bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI secara nasional.

2) Penyelenggara Kliring Lokal (PKL), yaitu unit kerja di Bank Indonesia dan Bank

yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia untuk mengelola dan

menyelenggarakan SKNBI di suatu wilayah kliring tertentu. Misalnya di Jawa

Tengah, pertemuan kliring di Semarang diadakan oleh Bank Indonesia kantor

regional Semarang, tapi di wilayah yang tidak ada Bank Indonesia-nya, maka

kliring dilakukan oleh penyelenggara kliring lokal non-Bank Indonesia, yaitu

bank umum yang ditunjuk oleh Bank Indonesia.

Peserta kliring adalah bank-bank umum yang mempunyai sandi kliring. Peserta kliring

ada dua jenis, yaitu peserta kliring langsung (kantor cabang) dan peserta kliring tidak

langsung (contoh:kantor unit).

Pertemuan kliring di BI kantor regional Semarang dilakukan dua kali dalam sehari,

pertemuan pertama dilaksanakan pukul 10.00-13.00, dan pertemuan kedua pukul 14.00-

Page 17: Laporan  K K L  B I Part 1

17

16.00. Apabila terjadi kesalahan atau masalah dalam pertemuan kliring pertama, maka

dapat diselesaikan di pertemuan kliring kedua.

Transaksi pembayaran bernilai besar merupakan mayoritas dari total transaksi

pembayaran di Indonesia. Oleh karena itu, BI menerapkan sistem Bank Indonesia Real

Time Gross Settlement (BI-RTGS) seja tanggal 17 November 2000 sebagai sarana

settlement (penyelesaian akhir transaksi pembayaran). Sistem BI-RTGS adalah suatu

sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang rupiah yang

penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual.

Sistem BI-RTGS diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Peserta Sistem BI-RTGS terdiri

dari seluruh bank dan Non bank, yang dibedakan menjadi Peserta Langsung dan Peserta

Tidak Langsung. Peserta Langsung adalah peserta yang dapat melakukan transaksi RTGS

secara langsung dengan menggunakan RTGS Terminal milik Peserta. Sedangkan Peserta

Tidak Langsung dapat melakukan transaksi RTGS secara tidak langsung, yang

pelaksanaannya dilakukan oleh Bank Indonesia dengan menggunakan RTGS Terminal

milik Bank Indonesia.

Secara umum, mekanisme (proses) transfer dana antar peserta sistem BI-RTGS adalah

sebagai berikut:

1) Nasabah pengirim memberi instruksi transfer kepada bank pengirim untuk

melakukan transfer sejumlah dana ke nasabah penerima di bank penerima.

Page 18: Laporan  K K L  B I Part 1

18

2) Bank pengirim memproses transfer pada komputer RTGS Terminal ((RT),

selanjutnya ditrasnmisikan ke RTGS Central Computer (RCC) yang merupakan

pusat komputer RTGS di Bank Indonesia.

3) Selanjutnya, jika pesan dari bank pengirim diterima oleh RCC, maka RCC

memproses transfer dana dengan mekanisme sebagai berikut:

a. Mengecek kecukupan saldo giro bank pengirim di Bank Indonesia. Jika

saldo giro mencukupi untuk melakukan transfer, dilakukan pembukuan

simultan dengan mendebit rekening giro bank pengirim dan mengkredit

rekening giro bank penerima.

b. Jika saldo rekening giro bank pengirim tidak mencukupi, maka transfer

tersebut ditempatkan dalam antrian (queue) sistem BI-RTGS.

4) Informasi transfer yang telah diselesaikan (settled) ditransmisikan secara otomatis

oleh RCC ke RT bank pengirim dan RT bank penerima. Pada proses no.3 dan no.

4, transaksi RTGS pada level bank telah selesai, rata-rata penyelesaian kurang

dari 1 (Satu) menit.

5) Bank peneirma meneruskan perintah transfer dana yang diterima dari RCC,

dengan cara mengkredit dana sesuai dengan yang dikirim oleh nasabah pengirim.

Kecepatan proses ini bergantung kondisi dan standar bank penerima (level

nasabah). RTGS diperlukan terutama bagi transfer dana yang penting atau bernilai

besar, yang umumnya dana tersebut akan sesegera mungkin digunakan. Dari

mekanisme diatas, tampak bahwa transaksi RTGS dapat terhambat bila transaksi

dalam antrian. Selain itu, hambatan bahkan retur (kegagalan) transaksi dapat

terjadi sehingga transaksi dikembalikan oleh bank penerima, jika data yang

diinput oleh nasabah pada formulir transfer dana RTGS keliru, misalnya: nama

dan nomor rekening tujuan transfer tidak cocok atau salah.

Bank Indonesia melaksanakan transaksi RTGS dengan penetapan jam pelayanan transfer

RTGS antar Peserta dalam periode waktu yang seragam untuk 3 Zona Waktu di Indonesia

(untuk kepentingan nasabah saat ini dibatasi mulai pukul06.30 - 16.30 WIB). Adapun jam

pelayanan pada masing-masing bank bergantung kondisi dan standar bank masingmasing.

Apabila nasabah memberi instruksi kepada bank untuk melakukan transfer dana melalui

Sistem BI-RTGS dalam jam pelayanan bank, maka

Page 19: Laporan  K K L  B I Part 1

19

ketentuan Bank Indonesia menjamin bahwa dana tersebut akan diterima oleh Nasabah

penerima paling lambat pada hari itu juga. Sedangkan jika nasabah memberi instruksi

untuk melakukan transfer dana melalui Sistem BI-RTGS setelah jam pelayanan bank,

maka paling lambat dana akan diterima oleh Nasabah penerima paling lambat pada hari

kerja berikutnya.

Page 20: Laporan  K K L  B I Part 1

20

BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bank sentral di berbagai negara bermula dari bank komersial, yang berkembang

menjadi bank sirkulasi dan kemudian menjadi bank sentral yang modern dengan

tujuan yang fokus dan independen. Misi Bank Indonesia adalah mencapai dan

memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan

sistem keuangan untuk mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan.

Sedangkan visinya adalah menjadi bank sentral yang kredibel secara nasional maupun

internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis serta pencapaian inflasi yang

rendah dan stabil.

Guna mencapai visi dan misi tersebut, salah satu aktivitas Bank Indonesia selaku

otoritas sistem pembayaran adalah memperlancar kegiatan sistem pembayaran dengan

paper based di Indonesia melalui penyediaan mekanisme pembayaran Kliring dalam

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan Real Time Gross Settlement

(RTGS).

B. SARAN

Kepada Bank Indonesia, agar terus meningkatkan kualitas dan melaksanakan fungsi

dan perannya dalam mendukung pembangunan nasional secara maksimal.