Laporan IPN 4

11
Laporan Praktikum ke-4 Hari, tanggal : Senin, 17 Maret 2014 MK INTEGRASI PROSES NUTRISI Tempat Praktikum : Laboratorim Biokimia dan Mikrobiologi Nutrisi (BMN) Asisten : Nurul Hidayah (D24100085) MINERAL Yusuf Ahmad Suwandi D24120019 P2 / Kelompok 1

description

ipn

Transcript of Laporan IPN 4

Laporan Praktikum ke-4Hari, tanggal: Senin, 17 Maret 2014

MK INTEGRASI PROSES NUTRISI Tempat Praktikum: Laboratorim Biokimia

dan Mikrobiologi Nutrisi (BMN)

Asisten: Nurul Hidayah

(D24100085)

MINERAL

Yusuf Ahmad Suwandi

D24120019

P2 / Kelompok 1

DEPARTEMEN NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mineral merupakan unsur yang banyak terdapat di alam yang bukan terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Mineral sebagian besar zat anorganik atau masuk dalam kadar abu karena saat proses pembakaran bahan-bahan yang masuk zat organik terbakar. Mineral berdasarkan jumlah yang diperlukan tubuh dibagi menjadi 3 kelompok yaitu makromineral yang diperlukan dalam jumlah banyak, mikromineral yang diperlukan dalam jumlah sedikit, dan ultrace mineral yang diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit. Sedangkan berdasrkan kegunaan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu mineral esensial dan non esensial.TujuanTujuan dari praktikum Mineral adalah untuk mengamati karakteristik beberapa mineral (Cu, Co, Fe, Zn, Mg, Cl) dan CO2, mengamati perubahan warnasampel yang diberi perlakuan, mengetahui kandungan mineral dalam sampel berdasarkan analisa kualitatif, dan mengamati peran Ca2+ dalam proses pembekuan susu atau darah.TINJAUAN PUSTAKA

Mineral

Mineral yang diperlukan dalam jumlah sedikit tetapi memiliki pengaruh besar terhadap tubuh, ada mineral esensial dan non esensial yang keduanya sama-sama diperlukan tubuh tetapi berbeda komposisi dan namyak tidaknya tubuh membutuhkan suatu mineral tersebut. Besi (Fe) adalah berperan dlam pengaturan hemoglobil sel darah merah dal pendistribusian oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, sistem kekebalan tubuh, sintesis DNA oleh enzim, dan berperan dalam metabolisme tubuh. Mineral besi di dalam tubuh terikat pada protein dan hemoglobin, selain itu Fe juga terdapat di mioglobin, limpa, hati, dan serum. Magnesium (Mg) berperan sebagai kofaktor enzim dalam tubuh, sebagai katalisator berbagai reaksi dalam tubuh, sintesis degradasi, dan mengatur stabilitas banan gen DNA. Klor (Cl) bereaksi dengan asam yang menyebabkan pH di lambung menjadi asam guna membunuh bibit penyakit. Tembaga (Cu) digunakan dalam pembentukan sel darah merah dan menjaga aktivitas dalam sirkulasi meskipun bukan hemoglobin (Nugroho 1986). Kalsium (Ca) berguna untuk pembentukan tulang dan gigi, penjalaran saraf dan kontraksi (Ferdinand 2007). Susu murni

Susu merupakan bahan pangan yang memiliki komponen spesifik seperti lemak susu, kasein (protein susu, dan laktosa (karbohidrat susu). Disamping itu susu adalah bahan makanan yang sempurna karena mengandung protein, lemak, karbohidrat (laktosa), vitamin, dan garam anorganik. Dalam susu terdapat fosfat baik sebagai protein maupun sebagai ion posfatanoorganik. Kesegaran susu dapat ditandai dengan masih aktifnya enzim-enzim yang terdapat didalamnya, diantaranya amylase, lipase, peroksidase, katalase, dan sebagainya(Tim Dosen Praktikum Biokimia, 2011).

Susu Skim

Susu skim adalah bagian susu yang sudah diambil lemak dan vitamin yang larut dalam lemak. Susu skim digunakan dalam pembuatan keju rendah lemk dan youghurt (Buckle 1987).

Tepung ikan

Tepung ikan adalah bagian dari ikan yang telah diambil minyaknya, dikeringkan dan digiling. Tepung ikan bermutu baik harus mempunyai sifat butirannya harus bebas dari sisa-sisa tulang, mata ikan dan benda asing, warna halus bersih, dan berbau amis (Afrianto 2005).

Premix

Premix merupakan kombinasi beberapa makro-ingridient (bahan penyerta yang disatukan dalam suatu bahan pembawa yang diencerkan) yang digunakan sebagai penyedia sumber vitamin, mineral, dan antibiotik.

DCP

DCP yang merupakan sumber mineral banyak terkandung posfat dan kalsium. Permasalahan bahan pakan ini adalah masih impor.

NaCl + CaCO3

Komposisi kimia dasar garam adalah Na sebesar 39,34% dan Cl sebesar 60,66%. Garam digunakan dalam ransum sebanyak 0,25-0,5 untuk ternak ruminansia dan non ruminansia.METODE

Alat dan Bahan

Alat alat yang digunakan dalam praktikum Mineral adalah tabung reaksi, spoid, potongan kertas saring, sampel uji, spotplate, kaca arloji, corong. Sedangkan bahan yang digunakan larutan A (20 gram garam Rochele dilarutkan dalam 100 ml aquadest), larutan B (1 gram garam Nitroso-R-salt dilarutkan dalam 500 ml aquadest), larutan C (KOH 1 N), larutan D (Iodium), larutan G (AgNO3 5%), larutan H (HNO3 2 N), larutan I:HCl (1:1), larutan kapur 5%, sampel mineral (tepung ikan, dan NaCl).Metode

Pengujian Cu2+ dan Fe2+Larutan A yang berisi 20 gram garam Rochele dilarutkan dalam 100 ml aquadest diteteskan 1-2 tetes dengan spoid pada kertas saring, sampel mineral ditaburkan, larutan B yang berisi 1 gram garam Nitroso-R-salt dilarutkan dalam 500 ml aquadest diteteskan 1-2 tetes dengan spoid. Perubahan yang terjadi diamati.

Pengujian Mg2+

Larutan C yaitu KOH 1 N sebanyak 2-3 tetes diteteskan dan dicampurkan dengan larutan D (Iodium) sebanyak 2-3 tetes dalam spotplate hingga bewarna kuning. Sampel yang telah disiapkan ditetesi campuran dari larutan C dan D di kertas saring dan diamati perubahan yang terjadi.

Pengujian Cl-

Sampel 1 (tepung ikan) dimasukkan ke tabung reaksi, dilarutkan dengan aquadest, dan dihomogenkan. Larutan tepung ikan tersebut disaring di tabung reaksi yang lain dengan menggunakan corong, larutan H yang berisi HNO3 2 N ditetesi sebanyak 2-3 tetes, selanjutnya larutan G yang berisi AgNO3 5% ditetesi 2-3 tetes hingga terbentuk endapan putih. Sampel 2 (NaCl) dimasukkan ke tabung reaksi, dilarutkan dalam dengan aquadest, dan dihomogenkan. Larutan NaCl tersebut disaring di tabung reaksi yang lain dengan menggunakan corong, larutan H yang berisi HNO3 2 N ditetesi sebanyak 2-3 tetes, selanjutnya larutan G yang berisi AgNO3 5% ditetesi 2-3 tetes hingga terbentuk endapan putih. Perubahan dan perbedaan keduanya diamati.Pengujian CO2

Sampel 1 (tepung ikan) dimasukkan dalam gelas arloji ditambahkan larutan I perubahan warna dan sifat diamati, reaksi yang terjadi dicatat.

Pengujian Ca2+ dalam Pembekuan Susu Murni, Susu Skim, Tepung Ikan, dan PremixSusu murni sebanyak 1 ml dimasukkan ke 5 tabung reaksi, diberi tanda, dan sifat awal susu diamati. Larutan Ca(OH)2 sebanyak 2, 4, 6, 8, 10 tetes ke masing-masing tabung reaksi susu murni tersebut, perubahan yang terjadi diamati dan dicatat. Untuk susu skim, tepung ikan, dan premix juga mendapat perlakuan yang sama, yaitu mula-mula dari sampel tersebut diambil 1 ml dimasukkan ke 5 tabung reaksi, sifat diamati dan ditambahkan larutan Ca(OH)2 sebanyak 2, 4, 6, 8, 10 ke masing-masing tabung reaksi dan masing-masing sampel. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.HASIL PEMBAHASAN

Hasil

Dari percobaan Mineral yang dilakukan beberapa pengujian diperoleh hasil sebagai berikut,

Tabel 1. Uji Kualitatif Mineral

Bahan MineralWarna AwalWarna Setelah Reaksi

CuSO4

FeSo4MgSo4

MgO

NaClHijau

Biru

Putih

Putih keruh

Bening seperti airHijau kekuningan

Hijau tosca

Kuning

Putih keruh

Keruh keputihan

Tabel 2. Uji Kualitatif Mineral pada Bahan Pakan

Bahan PakanCu FeMg CO2Cl Ca

Tepung ikan

Premix

DCP

NaCl + CaCO3CGM-

+

-

-

+-

+

-

-

+-

-

-

-

--

+

+

+

-++

+

+

++-

-

+

-

Keterangan- = Tidak terjadi reaksi

+ = Terjadi reaksiTabel 3. Pengujian Ca2+ terhadap Tingkat Perubahan Warna (Keruh) pada Bahan

BahanPenambahan

246810

Susu Murni

Susu Skim

Tepung Ikan

Premix +

++

++

+++

++

++

+++

+

++

++++

+

++

++++

+

++

+++

Keterangan- = Tidak ada perubahan warna keruh

+ = Perubahan warna sedikit keruh

++ = Perubahan warna lumayan keruh

+++ = Perubahan warna keruh banyakTabel 4. Pengujian Tingkat Endapan pada Bahan

BahanPenambahan

246810

Susu Murni

Susu Skim

Tepung Ikan

Premix -

+

++

+++

++

++

+++++

+++

+++

+++++

+++

+++

+++++

+++

+++

+++

Keterangan- = Tidak ada endapan

+ = Sedikit endapan

++ = Lumayan mengendap

+++ = Banyak endapanPembahasan

Mineral merupakan kelompok mikronutrien yang hanya diperlukan dalam jumlah yang sedikit tetapi sangat diperlukan oleh tubuh, bila defisiensi akan menyebabkan berkurangnya fungsi bagian tertentu dari tubuh sampai dengan keadaan kerusakan. Berdasrkan kegunaannya, mineral dibagi mineral essensial yang sangat diperlukan oleh tubuh bila kekurangan tubuh akan mengalami gangguan, dan mineral non essensial yang tidak begitu diperlukan tubuh bila kekurangan pun tidak terjadi gangguan serius. Fungsi mineral secara umum adalah sebagai pembentuk tulang, gigi, dan jaringan keras, mempertahankan keadaan koloidal dari senyawa tubuh, memelihara keseimbangan asam-basa tubuh, menjaga permeabilitas membran sel dan keseimbangan ion dalam darah, sebagai aktivator enzim tertentu, sebagai komponen enzim dan darah, serta berperan pentingdalam meningkatkan kepekaan saraf dan otot (Murtidjo 1990). Dalam tubuh, mineral-mineral ada yang bergabung dengan zat organik, ada pula yang berbentuk ion-ion bebas. Di dalam tubuh unsur mineral berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur (Winarno 2008). mengatur proses metabolism, mengatur keseimbangan asam basa, tekanan osmotik, membantu transport senyawa-senyawa panting pembentuk membrane, beberapa di antaranya merupakan konstituen pembentuk jaringan tubuh. Secara tidak langsung, mineral banyak yang berperan dalam proses pertumbuhan (Poedjiadi 1994).Dalam praktikum terdapat beberapa pengujian dengan bahan pakan, diantaranya untuk mengetahui bahan pakan tersebut mengandung suatu mineral tertentu. Mineral yang diujikan antara lain Cu, Fe, Mg, Cl, dan Ca. Bahan pakan yang diujikan dengan Tembaga (Cu) diperoleh hasil premix dan CGM bernilai positif yang artinya kedua bahan pakan tersebut mengandung mineral Cu. Mineral Cu sendiri diperlukan ternak untuk pembentukkan sel darah merah dan menjaga aktivitasnya dalam sirkulasi (Nugroho 1986). Defisien Cu dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, perubahan warna pada rambut, rapuh serta mudah patahnya tulang tulang panjang. Defisiensi sekunder mineral mikro sering dialami oleh ternak ruminansia walaupun ternak diberi suplemen mineral dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan (Kardaya 2001).Pada pengujian terhadap mineral besi (Fe), diperoleh hasil premix dan CGM bernilai positif yang artinya kedua bahan pakan tersebut mengandung mineral Fe. Unsur Fe diperlukan ternak untuk absorpsi dan transport O2 ke dalam sel sel, komponen yang aktif dari beberapa enzim yaitu sitokrom perioksidase dan katalase, sebagai mediator proses proses oksidasi (Tillman 1998). Selanjutnya pengujian terhadap magnesium (Mg) diperoleh tidak terjadi reaksi terhadap bahan pakan yang daisajikan, yang artinya semua bahan pakan tersebut tidak mengandung unsur magnesium. Fungsi magnesium dalam tubuh adalah untuk metabolismekarbohidrat dan dibutuhkan untuk mempernaiki fungsi sistem saraf (Perry 2003). Selain itu Mg berperan penting untuk sintesis protein, asam nukleat,nukleotida, dan lipid (Girindra 1988). Empat utama absorsi Mg pada ternak ruminansia adalahpada bagian reticulorumen, sekitar 25% Mg diabsorsi oleh hewan dewasa.Selanjutnya pengujian terhadap mineral klor (Cl), diperoleh hasil semua bahan pakan, tepung ikan, premix, DCP, NaCl + CaCO3, CGM, mengandung mineral klor dibuktikan oleh adanya reaksi oleh keduanya. Fungsi mineral klor adalah sebagai pembunuh bibit penyakit yang ada dalam lambung. Yang terakhir adalah pengujian terhadap mineral kalsium (Ca), diperoleh hanya tepung ikan dan NaCl + CaCO3 yang mengandung mineral kalsium. Kalsium memiliki peran penting dalam proses kontraksi otot, menjaga normalitas, kerja jantung dan merupakan aktivator enzim-enzim tertentu. Absorpsi kalsium dibantu oleh vitamin D, vitamin C, dan laktosa, sedangkan oksalat dan fitat mengganggu absorpsi kalsium (Poedjiadi 1994).Pada pengujian Cl-, setiap larutan bahan pakan dicampur dengan AgNO3 5% dan diasamkan dengan HNO3 2N diperoleh endapan putih karena AgNO3 adalah garam yang dapat bereaksi dengan klorida dan ikatannnya akan membentuk warna keruh karena menjadi senyawa AgCl. Pada uji kalsium mula-mula terbentuk larutan putih keruh, setelah didiamkan beberapa saat terbentuk endapan berwarna putih. Endapan putih tersebut yang menunjukkan adanya kalsium dalam larutan. Reaksi pengendapan Reaksi pengendapan ini dapat berupa reaksi antara dua jenis larutan garam, reaksi suatu larutan asam dengan suatu larutan garam dan suatu larutan basa dengan suatu larutan garam. AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3 sedangkan pada uji CO2, sampel yang akan diuji direaksikan dengan asam agar terbentuk CO2 yang membuktikan bahwa sampel akan dibakar dalam tubuh untuk menghasilkan CO2. CaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2O + CO2 . (Ginting 2009).

DAFTAR PUSTAKAAfrianto, Eddy. dan Evi Liviawaty. 2005. Pakan Ikan dan Perkembangannya.

Buckle, KA., et al. 1987. Ilmu Pangan, Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono. Jakarta:UI Press.

Ferdinand, Fiktor dan Moekti Ariwibowo. 2007. Praktis Belajar Biologi. Jakarta:Visindo Media PersadaGinting, Antoni. 2009. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga

Girindra, A. 1998. Biokimia Patologi Hewan Pusat Antar Universitas. Bogor :Institut Pertanian Bogor.

Kardaya, D., Supriyati, Suryahadi, dan T Toharmat. 2001. Pengaruuh Suplementasi Zn-Proteinat,Cu-Proteinat dan Amonium Molibdat terhadap Performans Domba Lokal. Bogor:MediaPeternakan.

Nugroho. 1986. Penyakit Kekurangan Mineral pada Sapi. Semarang:Penerbit Eka Offset.

Perry, T. W., A. E. Cullison and R.S. Lowrey. 2003. Feeds and Feeding Sixth Edition. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education, Inc.

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia Jakarta: Universitas Indonesia.

Tillman, A. D., H. Hartadi,S Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosukujo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan Ke- 6. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tim Dosen Praktikum Biokimia. 2011.Petunjuk Praktikum Biokimia. Surakarta:UNS Press

Winarno, F. G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor: M-Brio Press.