Laporan ilmu kayu kelompok vi

51
LAPORAN PRATIKUM ILMU KAYU TENTANG Pengukuran kadar air, kerapatan, berat jenis dan penyusutan kayu KELOMPOK VI ALBERTO FERNANDO GUSLI EKA PUTRI JELFI BAHRI FADLI RAHMADI RIAN ORIZA PERMANA FAHRUL RIZAL SAMIRUN Dosen Pembimbing Dr.ir.Desyanti,Msi FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

Transcript of Laporan ilmu kayu kelompok vi

Page 1: Laporan ilmu kayu kelompok vi

LAPORAN PRATIKUM

ILMU KAYU

TENTANG

Pengukuran kadar air, kerapatan, berat jenis dan penyusutan kayu

KELOMPOK VI

ALBERTO FERNANDO GUSLI

EKA PUTRI JELFI BAHRI

FADLI RAHMADI RIAN ORIZA PERMANA

FAHRUL RIZAL SAMIRUN

Dosen Pembimbing

Dr.ir.Desyanti,Msi

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

2014

Page 2: Laporan ilmu kayu kelompok vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya teruntuk Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulisan laporan ini dapat diselesaikan

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini penulis ajukan sebagai

persyaratan untuk penilaian semester.

Dalam penulisan laporan ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dan

motivasi. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak,

yaitu (1) Dr.ir.Desyanti,Msi selaku dosen pembimbing, (2) dosen-dosen Fakultas

Kehutanan yang telah memberikan dukungan, (3) pegawai tata usaha Fakultas

Kehutanan, (4) semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian laporan

ini.

Semoga petunjuk dan bimbingan yang diberikan menjadi amal saleh dan

mendapat pahala di sisi Allah SWT. Penulis menyadari laporan ini masih terdapat

kekurangan , untuk itu masukan berupa kritikan dan saran agar sempurnanya

laporan ini penulis terima dengan segala kerendahan hati.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, mudah-mudahan laporan ini

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Padang, Juli 2014

Kelompok VI

Page 3: Laporan ilmu kayu kelompok vi

DAFTAR ISI

Kata pengantar ..........................................................................................

Daftar isi .....................................................................................................

Bab I : PENDAHULUAN .........................................................................

I.1 Latar Belakang ......................................................................

I.2 Tujuan ....................................................................................

I.3 Referensi .................................................................................

Bab II : TINJAUAN PUSTAKA .............................................................

II.1 Kajian Teori .........................................................................

BAB III : ALAT DAN METODE PENELITIAN ................................

III.1 Waktu Dan Tempat ............................................................

III.2 Bahan Dan Alat ..................................................................

III.3 Metode Praktikum .............................................................

Bab IV : HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................

Bab V : PENUTUP ....................................................................................

A. Kesimpulan..............................................................................

B. Saran ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 4: Laporan ilmu kayu kelompok vi
Page 5: Laporan ilmu kayu kelompok vi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Praktikum bagi Fakultas Kehutanan adalah hal terpenting yang dapat

meningkatkan daya kreativitas dan meningkatkan pengalaman mahasiswa di

lapangan. Dengan adanya praktikum lapangan maka mahasiswa dapat langsung

mengaplikasikan materi atau ilmu yang telah didapat di dalam ruangan. Sehingga

diharapkan setelah melaksanakan kuliah lapangan mahasiswa dapat dengan

mudah melihat kondisi di lapangan secara langsung, dan mereka tidak canggung

lagi jika nanti masuk ke dunia kerja, pada praktikum ini setelah kuliah lapangan

kita dapat mendapatkan hasil data di laboratorium, kita dapat menentukan kadar

air, kerapatan, berat jenis dan penyusutan kayu.

Mata kuliah ilmu kayu merupakan salah satu mata kuliah yang

mengharuskan mahasiswa untuk melaksanakan pratikum, karena mata kuliah ilmu

kayu tidak hanya cukup diterangkan di dalam ruangan, mahasiswa akan lebih

mudah memahami materi perkuliahan jika mengadakan pratikum lapangan.

Untuk itulah, mata kuliah ilmu kayu ini mengadakan praktikum di lokasi

Laboratorium Kopertis Wilayah X, Padang.

I.2 Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui kadar air, kerapatan dan berat jenis kayu yang

terdapat pada kayu kulit manis.

2. Mahasiswa bisa mengetahui penyusutan yang terdapat pada kayu kulit

manis yang diamati, serta dapat menentukan cara pencarian kadar air,

kerapatan, berat jenis, dan penyusutan pada kayu kulit manis.

3. Mahasiswa dapat mempelajari tentang penampang pada kayu.

4. Mahasiswa dapat menggunakan alat yang digunakan.

5. Dapat menyimpulkan dan membandingkan hasil yang didapat dengan

standar yang berlaku.

Page 6: Laporan ilmu kayu kelompok vi

I.3 Referensi

1. Pedoman Pengujian Fisik Kayu dan Mekanika Kayu, Publikasi Khusus

PLPIH Bogor 1974

2. SNI-01-5007-3-2000

3. PKKI NI-5-1961

4. Konstruksi Kayu, Felixyap

Page 7: Laporan ilmu kayu kelompok vi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Kajian Teori

Kajian pada teori tentang struktur anatomi kayu, sifat fisis kayu dan

mekanika kayu.

A. Struktur Kayu

Struktur anatomi kayu ditetapkan berdasarkan hasil pengamatan dan

pengukuran secara mikroskopis yang meliputi pori, jari-jari, parenkim,

dimensi serat dan kadang-kadang saluran interselular.

Hasil pengukuran dan pengamatan mikroskopis tersebut dicocokkan

dengan data yang ada dalam berbagai pustaka, seperti karya DEN

BERGER (1926), DEN BERGER & ENDERT (1925), BURGESS (1926)

dan DESCH (1941b). Khusus untuk jenis-jenis kayu dalam famili

Dipterocarpaceae dipergunakan karya DESCH (1941b), ditambah dengan

laporan SARAYAR (1975) tentang jenis-jenis meranti. Data struktur yang

disajikan dilengkapi juga dengan foto mikroskopis dalam tiga bidang

orientasi, yaitu bidang transversal dengan pembesaran 26 kali, sedangkan

untuk bidang radial dan tangensial masing-masing dipakai pembesaran 75

kali.

B. Sifat Fisis Kayu

Diantara sifat fisis kayu yang paling penting adalah berat jenis dan

sifat higroskopisitasnya. Sifat higroskopisitas kayu tidak lain adalah akibat

adanya hubungan kayu dengan air, sedangkan berat jenis kayu erat

hubungannya dengan massa dari zat penyusun kayu ( Anonim 1999).

1. kerapatan dan berat jenis.

Menurut Brown et al. (1952), berat jenis kayu adalah perbandingan

antara kerapatan kayu tersebut terhadap benda standart. Kerapatan

adalah perbandingan antara massa atau berat benda terhadap

volumenya. Air pada temperatur 40 C atau 32,5 0F mempunyai

kerapatan sebesar 1 g/cm3. oleh karna itu air pada temperatur tersebut

dijadikan sebagai kerapatan standar.

Page 8: Laporan ilmu kayu kelompok vi

Berat kayu meliputi berat zat kayu sendiri, berat zat ekstraktif dan

berat air yang dikandungnya. Jumlah zat kayu dan zat ekstraktif

biasanya konstan, sedangkan jumlah air berubah-ubah. Oleh karna itu

berat jenis dari sepotong kayu bervariasi tergantung dari kadar air yang

dikandungnya. Untuk mendapat keseragaman, maka pada umumnya

dalam penentuan berat jenis kayu, berat ditentukan dalam keadaan

kering tanur. Dalam keadaan kering tanur, volumekayu akan mencapai

minimum sedangakan air yang dikandungnya sangat kecil, kurang

lebih 1% dari berat kayu (Brown et al. 1952).

Brown et al. (1952) menyatakan bahwa berat jenis kayu bervariasi

diantara berbagai jenis pohon dan diantara pohon dari satu jenis yang

sama. Variasi ini juga terjadi pada posisi yang berbeda dari satu pohon.

Adanya variasi jenis kayu tersebut disebabkan oleh perbedaan dalam

jumlah zat penyusun dinding sel dan kandungan zat ekstraktif per unit

volume.

2. Kadar Air

Brown et al. (1952) menyatakan kadar air kayu adalah banyaknya

air yang terdapat dalam kayu yang dinyatakan dalam persen terhadap

berat kering tanurnya. Dengan demikian standar kekeringan kayu

adalah pada saat kering tanur.

Air dalam kayu tediri dari air bebas dan air terikat dimana

keduaanya secara bersama-sama menentukan kadar air kayu. Dalam

satu pohon kadar air segar bervariasi tergantung tempat tumbuh dan

umur pohon (Haygreen dan Bowyer, 1993).

Kollmann dan Cote (1968) menyatakan bahwa biasanya kayu akan

bertambah kuat apabila terjadi penurunan kadar air, terutama bila

terjadi dibawah titik jenuh serat. Wangaard (1950) menyatakan bahwa

kekuatan kayu sebagai balok (lenturan) dan sebagai kolom (tekan

sejajar serat) akan bertambah besar bila kondisi kayu tersebut

bertambah kering, kecuali keuletannya.

Page 9: Laporan ilmu kayu kelompok vi

BAB III

BAHAN DAN METODE

III.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini di adakan pada :

Hari / Tanggal : Selasa / 24 Juni 2014

Tempat : Laboratorium Kopertis Wilayah X, Padang

III.2 Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan saat kuliah lapangan pengantar ilmu

kehutanan yaitu :

1. Sampel kayu dengan ukuran 2x2x2 sebanyak 8 buah

2. Alat tulis

3. Alat alat yang sudah terdapat dilaboratorium umsb seperti :

Resikator, Oven kayu dan Timbangan, Jangka sorong / Kalifer.

4. Mikroskop

III.3 Metode Praktikum

Hal- hal yang harus dikerjakan dalam praktikum materi ini meliputi:

1. Cara pengamatan anatomi serat

Gunakan sampel yang telah disediakan oleh dosen pembimbing,

kemudian amatilah serat tersebut dengan menggunakan

mikroskop. Catat dan gambarlah apa yang terlihat di mikroskop.

Serta ukur panjang dari serat/sel tersebut (gambar pengamatan

terlampir).

2. Sifat fisik kayu

a. Kadar air kayu

Kadar air dalam kayu dinyatakan dalam persentase

dari berat kering tanur kayu. Berat kering tanur digunakan

sebagai dasar karena berat ini merupakan petunjuk banyak

zat pada kayu. Rumus untuk menentukan kadar air kayu

adalah:

Page 10: Laporan ilmu kayu kelompok vi

Kayu ditimbang berat awalnya (BA= berat kayu+

air), kemudian kayu dikeringkan dalam tanur dengan kayu

dikeringkan dalam tanur dengan suhu 105 ±n2 C selama 3

jam, selanjutnya dinginkan dalam esikator dan timbang

sampai beratnya konstan (BKT= berat kayu kering tanur).

Selisih antara keduanya adalah jumlah air, dimana kadar air

dinyatakan dalam % terhadap BKT.

KA=BeratAwal−BeratAkhirBeratAkhir

×100 %

b. Kerapatan dan berat jenis kayu

Nilai berat jenis diukur dengan cara menimbang

berat dan mengukur volume sampel uji. Untuk mengetahui

volume sampel uji dengan cara mengukur dimensi kayu

tersebut sampai empat kali untuk mengakuratkan data.

Setelah diukur volumenya, sampel di oven dengan

suhu 105 ± 2 c sampai berat konstan kemudian dtimbang

(BKT). Kerapatan dan berat jenis dtentukan melalui:

Kerapatan (M )= Berat awalVolume

Berat Jenis=Berat kering oven

V (1+M

100)

Untuk kadar air, berat jenis dan kerapatan dapat

dilakukan sekaligus dengan sampel yang sama.

c. Penyusutan kayu

Dalam menentukan besarnya penyusutan, langkah-

langkahnya sebagai berikut:

1. Siapkan sampel yang akan dihitung persen

penyusutannya

Page 11: Laporan ilmu kayu kelompok vi

2. Timbang berat awalnya untuk mengetahui kondisi

kadar air pada saat berat basah

3. Tentukan arah bidang tangensial, radial dan

transversal dan diukur lebarnya searah bidang

masing-masing

4. Sampel dikering oven kemudian ditimbang dan

diukur sesuai langkah 3

Nilai penyusutan kayu diukur pad sisi radial,

tangensial dan transversal. Penyusutan diukur dengan

rumus sebagai berikut:

Susut=Dimensi awal−DimensiakhirDimensiawal

× 100 %

Page 12: Laporan ilmu kayu kelompok vi

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan pengukuran kadar air kayu, kerapatan, berat

jenis dan penyusutan kayu dengan 8 sampel yang sudah dibuat dengan ukuran

(2x2x2) dengan hasil pengukuran sebagai berikut :

Tabel Hasil Pengukuran

1. Kadar air

Rumus :

Kadar Air ( KA )

KA=Berat Awal−Berat AkhirBerat Akhir

×100 %

Rata Rata

Rata−Rata=Total Kadar AirJumlah Sampel

Tabel 1. Kadar air kayu ( 2x2x2 )

No Sampel Berat Awal ( g ) Berat Akhir ( g ) Kadar Air ( % )

1 I 5,17 4,41 17,23 %

2 II 5,19 4,61 12,59 %

3 III 4,81 4,23 12,06 %

4 IV 5,42 4,81 12,68 %

5 V 5,15 4,55 13,19 %

6 VI 5,15 4,58 12,45 %

7 VII 5,43 4,86 11,73%

8 VIII 5,01 4,41 13,61 %

Rata – Rata 13,19%

Page 13: Laporan ilmu kayu kelompok vi

2. Kerapatan dan berat jenis kayuRumus:

Kerapatan (M )= Berat awalVolume

Berat Jenis=Berat kering oven

V (1+M

100)

Rata Rata

Rata−Rata= Total DataJumlah Data

Sampel Berat (g) ukuran (cm) V

Cm3Kerapatan(M) g/cm3

BJ

Awal akhir P L T1 5,17 4,41 2,175 2,060 2,050 9,19 0,56 0,482 5,19 4,61 2,175 2,050 2,050 9,14 0,57 0,503 4,81 4,23 2,190 2,250 2,130 10,50 0,46 0,404 5,42 4,81 2,180 2,050 2,050 9,16 0,59 0,525 5,15 4,55 2,180 2,030 2,010 8,91 0,58 0,506 5,15 4,58 2,185 2,050 2,050 9,18 0,56 0,507 5,43 4,86 2,160 2,060 2,060 9,17 0,59 0,538 5,01 4,41 2,107 2,060 2,060 8,94 0,56 0,49

Rata – Rata 0,56 0,49

3. Penyusutan kayu

Rumus :

Penyusutan

susut= Dimensi Awal−Dimensi AkhirDimensi Akhir

×100 %

Rata Rata

Rata−Rata= Total DataJumlah Data

Page 14: Laporan ilmu kayu kelompok vi

Tabel 2. Penyusutan kayu

NoPanjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) Penyusutan

Awal Akhir Awal Akhir Awal AkhirPP (%)

PL (%)

PT (%)

1  2,175 2,165 2,060 1,975 2,050 2,000 0,46 4,13 2,442 2,175 2,150 2,050 1,975 2,050 2,000 1,15 3,66 2,443 2,190 2,175 2,250 2,155 2,130 2,000 7,89 4,22 6,104 2,180 2,170 2,050 1,975 2,050 2,000 0,46 3,66 2,445 2,180 2,170 2,030 2,020 2,010 1,940 0,46 0,49 3,486 2,185 2,175 2,050 1,975 2,050 2,000 0,46 3,66 2,447 2,160 2,150 2,060 1,975 2,060 2,000 0,46 4,13 2,918 2,107 2,105 2,060 2,050 2,060 2,000 0,09 0,49 2,91

Rata-rata 1,43 3,06 3,15

Page 15: Laporan ilmu kayu kelompok vi

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berat jenis suatu kayu bergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun di

dalamnya. Kayu memiliki kadar air yang terkandung di dalamnya. Ada tiga

macam kadar air pada kayu, yaitu kadar air basah, kadar air kering udara, dan

kadar air kering mutlak. Semakin besar kadar air maka berat kering oven zat

kayunya rendah, dan sebaliknya bila kadar airnya rendah maka berat kering

ovennya tinggi.

V.2 Saran

Dalam melakukan percobaan, hendaknya para praktikan lebih teliti dalam

memasukkan atau mengambil data dan cermat dalam mengolah data sehingga

hasil yang diperoleh akan akurat. Kerjasama dan kekompakkan semua praktikan

diperlukan sewaktu melakukan prosedur percobaan serta diharapkan agar seluruh

praktikan aktif pada saat melakukan praktikum.

Page 16: Laporan ilmu kayu kelompok vi

DAFTAR PUSTAKA

Hasil laporan praktikum di Labor Kopertis wilayah X

Hasil data pengukuran kadar air

Hasil data pengukuran kerapatan dan berat jenis kayu

Hasil data pengukuran penyusutan kayu

wiryadi, A. 2011. Kayu. Dikutip dari : http://anankwiryadi.blogdetik.com/

(diakses pada tanggal 27 Juni 2014)

marpaung, A. 2009. Sifat Fisis dan Mekanik Kayu. Dikutip dari :

http://boymarpaung.wordpress.com/2009/01/sifat-fiis-dan-mekanik-kayu.htm

(diakses pada tanggal 27 Juni 2014)

Page 17: Laporan ilmu kayu kelompok vi

LAMPIRAN

Page 18: Laporan ilmu kayu kelompok vi

DATA ALBERTO FERNANDO

UKURAN KAYU AWAL

P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr= 2,175

L1= 2,060 L2= 2,060 L3= 2,060 L4= 2,060 Lr= 2,060

T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr= 2,050

BERAT AWAL

Baw= 5,17 gram

UKURAN KAYU AKHIR

P1= 2,165 P2= 2,165 P3= 2,165 P4= 2,165 Pr= 2,165

L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr= 1,975

T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000

BERAT AKHIR

BaK= 4,41 gram

PENYELESAIAN

a. Kadar air

KA=Baw−BakBak

×100 %

KA=5,17−4,414,41

×100 %=17,23 %

b. Kerapatan Baw= 5,17 gramV awal= 9,19 cm3

Page 19: Laporan ilmu kayu kelompok vi

K= BawV awal

K=5,179,19

=0,56 g /cm3

c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering ovenBak= 4,41 gramV= 9,19 cm3

M= 0,56 g/cm3

BJ= Bak

V (1+M

100)

BJ= 4,41

9,19(1+0,56100

)=0,48

d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang

Susut=P aw−P akP aw

× 100 %

Susut=2,175−2,1652,175

× 100 %=0,46 %

Penyusutan arah tangensial= lebar

Susut=L aw−L akL aw

× 100 %

Susut=2,060−1,9752,060

× 100 %=4,13 %

Penyusutan arah radial= tebal

Susut=T aw−T akT aw

×100 %

Susut=2,050−2,0002,050

× 100 %=2,44 %

Page 20: Laporan ilmu kayu kelompok vi

DATA EKA PUTRI

UKURAN KAYU AWAL

P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr= 2,175

L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr= 2,050

T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr= 2,050

BERAT AWAL

Baw= 5,19 gram

UKURAN KAYU AKHIR

P1= 2,150 P2= 2,150 P3= 2,150 P4= 2,150 Pr= 2,150

L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr= 1,975

T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000

BERAT AKHIR

BaK= 4,61 gram

PENYELESAIAN

a. Kadar air

KA=Baw−BakBak

×100 %

KA=5,19−4,614,61

× 100 %=12,59 %

b. Kerapatan Baw= 5,19 gram

Page 21: Laporan ilmu kayu kelompok vi

V awal= 9,14 cm3

K= BawV awal

K=5,199,14

=0,57 g/cm 3

c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering ovenBak= 4,61 gramV ak= 9,14 cm3

M= 0,57 g/cm3

BJ= Bak

V (1+M

100)

BJ= 4,61

9,14 (1+0,57100

)=0,50

d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang

Susut=P aw−P akP aw

× 100 %

Susut=2,175−2,1502,175

× 100 %=1,15 %

Penyusutan arah tangensial= lebar

Susut=L aw−L akL aw

× 100 %

Susut=2,050−1,9752,050

× 100 %=3,66 %

Penyusutan arah radial= tebal

Susut=T aw−T akT aw

×100 %

Susut=2,050−2,0002,050

× 100 %=2,44 %

Page 22: Laporan ilmu kayu kelompok vi
Page 23: Laporan ilmu kayu kelompok vi

DATA FADLI RAHMADI

UKURAN KAYU AWAL

P1= 2,190 P2= 2,190 P3= 2,190 P4= 2,190 Pr= 2,190

L1= 2,250 L2= 2,250 L3= 2,250 L4= 2,250 Lr= 2,250

T1= 2,130 T2= 2,130 T3= 2,130 T4= 2,130 Tr= 2,130

BERAT AWAL

Baw= 4,81 gram

UKURAN KAYU AKHIR

P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr= 2,175

L1= 2,155 L2= 2,155 L3= 2,155 L4= 2,155 Lr= 2,155

T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000

BERAT AKHIR

BaK= 4,23 gram

PENYELESAIAN

a. Kadar air

KA=Baw−BakBak

×100 %

KA=4,81−4,234,81

×100 %=12,06 %

b. Kerapatan

Page 24: Laporan ilmu kayu kelompok vi

Baw= 4,81 gramV awal= 10,50 cm3

K= BawV awal

K= 4,8110,50

=0,46 g /cm3

c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering ovenBak= 4,23 gramV= 10,50 cm3

M= 0,46 g/cm3

BJ= Bak

V (1+M

100)

BJ= 4,23

10,50(1+0,46100

)=0,40

d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang

Susut=P aw−P akP aw

× 100 %

Susut=2,190−2,1752,190

× 100 %=7,89 %

Penyusutan arah tangensial= lebar

Susut=L aw−L akL aw

× 100 %

Susut=2,250−2,1552,250

× 100 %=4,22 %

Penyusutan arah radial= tebal

Susut=T aw−T akT aw

×100 %

Page 25: Laporan ilmu kayu kelompok vi

Susut=2,130−2,0002,130

× 100 %=6,10 %

Page 26: Laporan ilmu kayu kelompok vi

DATA FAHRUL RIZAL

UKURAN KAYU AWAL

P1= 2,180 P2= 2,180 P3= 2,180 P4= 2,180 Pr= 2,180

L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr= 2,050

T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr= 2,050

BERAT AWAL

Baw= 5,42 gram

UKURAN KAYU AKHIR

P1= 2,170 P2= 2,170 P3= 2,170 P4= 2,170 Pr= 2,170

L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr= 1,975

T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000

BERAT AKHIR

BaK= 4,81 gram

PENYELESAIAN

a. Kadar air

KA=Baw−BakBak

×100 %

KA=5,42−4,814,81

× 100 %=12,68 %

Page 27: Laporan ilmu kayu kelompok vi

b. Kerapatan Baw= 5,42 gramV awal= 9,16 cm3

K= BawV awal

K=5,429,16

=0,59 g /cm3

c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering ovenBak= 4,81 gramV= 9,16 cm3

M= 0,59 g/cm3

BJ= Bak

V (1+M

100)

BJ= 4,81

9,16 (1+0,59100

)=0,52

d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang

Susut=P aw−P akP aw

× 100 %

Susut=2,180−2,1702,180

× 100 %=0,46 %

Penyusutan arah tangensial= lebar

Susut=L aw−L akL aw

× 100 %

Susut=2,050−1,9752,050

× 100 %=3,66 %

Penyusutan arah radial= tebal

Page 28: Laporan ilmu kayu kelompok vi

Susut=T aw−T akT aw

×100 %

Susut=2,050−2,0002,050

× 100 %=2,44 %

DATA GUSLI

UKURAN KAYU AWAL

P1= 2,18 P2= 2,18 P3= 2,18 P4= 2,17 Pr= 2,18

L1= 2,03 L2= 2,03 L3= 2,04 L4= 2,03 Lr= 2,03

T1= 2,01 T2= 2,01 T3= 2,02 T4= 2,02 Tr= 2,01

BERAT AWAL

Baw= 5,15 gram

UKURAN KAYU AKHIR

P1= 2,17 P2= 2,17 P3= 2,17 P4= 2,15 Pr= 2,17

L1= 2,02 L2= 2,01 L3= 2,02 L4= 2,01 Lr= 2,02

T1= 1,93 T2= 1,93 T3= 1,95 T4= 1,93 Tr= 1,94

BERAT AKHIR

BaK= 4,55 gram

PENYELESAIAN

a. Kadar air

KA=Baw−BakBak

×100 %

Page 29: Laporan ilmu kayu kelompok vi

KA=5,15−4,554,55

×100 %=13,19 %

b. Kerapatan Baw= 5,15 gramV awal= 8,91 cm3

K= BawV awal

K=5,158,91

=0,58 g /cm3

c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering ovenBak= 4,55 gramV = 8,91 cm3

M= 0,58 g/cm3

BJ= Bak

V (1+M

100)

BJ= 4,55

8,91(1+0,58100

)=0,50

d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang

Susut=P aw−P akP aw

× 100 %

Susut=2,18−2,172,18

×100 %=0,46 %

Penyusutan arah tangensial= lebar

Susut=L aw−L akL aw

× 100 %

Susut=2,03−2,022,03

× 100 %=0,49 %

Page 30: Laporan ilmu kayu kelompok vi

Penyusutan arah radial= tebal

Susut=T aw−T akT aw

×100 %

Susut=2,01−1,942,01

×100 %=3,48 %

Page 31: Laporan ilmu kayu kelompok vi
Page 32: Laporan ilmu kayu kelompok vi

DATA JELFI BAHRI

UKURAN KAYU AWAL

P1= 2,185 P2= 2,185 P3= 2,185 P4= 2,185 Pr= 2,185

L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr= 2,050

T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr= 2,050

BERAT AWAL

Baw= 5,15 gram

UKURAN KAYU AKHIR

P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr= 2,175

L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr= 1,975

T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000

BERAT AKHIR

BaK= 4,58 gram

PENYELESAIAN

a. Kadar air

KA=Baw−BakBak

×100 %

KA=5,15−4,584,58

×100 %=12,45 %

b. Kerapatan Baw= 5,15 gramV awal= 9,18 cm3

Page 33: Laporan ilmu kayu kelompok vi

K= BawV awal

K=5,159,18

=0,56 g /cm3

c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering ovenBak= 4,58 gramV= 9,18 cm3

M= 0,56 g/cm3

BJ= Bak

V (1+M

100)

BJ= 4,58

9,18(1+0,56100

)=0,50

d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang

Susut=P aw−P akP aw

× 100 %

Susut=2,185−2,1752,185

× 100 %=0,46 %

Penyusutan arah tangensial= lebar

Susut=L aw−L akL aw

× 100 %

Susut=2,050−1,9752,050

× 100 %=3,66 %

Penyusutan arah radial= tebal

Susut=T aw−T akT aw

×100 %

Susut=2,050−2,0002,050

× 100 %=2,44 %

Page 34: Laporan ilmu kayu kelompok vi
Page 35: Laporan ilmu kayu kelompok vi

DATA RIAN ORIZA PERMANA

UKURAN KAYU AWAL

P1= 2,160 P2= 2,160 P3= 2,160 P4= 2,160 Pr= 2,160

L1= 2,060 L2= 2,060 L3= 2,060 L4= 2,060 Lr= 2,060

T1= 2,060 T2= 2,060 T3= 2,060 T4= 2,060 Tr= 2,060

BERAT AWAL

Baw= 5,43 gram

UKURAN KAYU AKHIR

P1= 2,150 P2= 2,150 P3= 2,150 P4= 2,150 Pr= 2,150

L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr= 1,975

T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000

BERAT AKHIR

BaK= 4,86 gram

PENYELESAIAN

a. Kadar air

KA=Baw−BakBak

×100 %

KA=5,43−4,864,86

×100 %=11,73 %

b. Kerapatan Baw= 5,43 gram

Page 36: Laporan ilmu kayu kelompok vi

V awal= 9,17 cm3

K= BawV awal

K=5,439,17

=0,59 g /cm3

c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering ovenBak= 4,86 gramV= 9,17 cm3

M= 0,59 g/cm3

BJ= Bak

V (1+M

100)

BJ= 4,86

9,17 (1+0,59100

)=0,53

d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang

Susut=P aw−P akP aw

× 100 %

Susut=2,160−2,1502,160

× 100 %=0,46 %

Penyusutan arah tangensial= lebar

Susut=L aw−L akL aw

× 100 %

Susut=2,060−1,9752,060

× 100 %=4,13 %

Penyusutan arah radial= tebal

Susut=T aw−T akT aw

×100 %

Page 37: Laporan ilmu kayu kelompok vi

Susut=2,060−2,0002,060

× 100 %=2,91 %

Page 38: Laporan ilmu kayu kelompok vi

DATA SAMIRUN

UKURAN KAYU AWAL

P1= 2,107 P2= 2,107 P3= 2,107 P4= 2,107 Pr= 2,107

L1= 2,060 L2= 2,060 L3= 2,060 L4= 2,060 Lr= 2,060

T1= 2,060 T2= 2,060 T3= 2,060 T4= 2,060 Tr= 2,060

BERAT AWAL

Baw= 5,01 gram

UKURAN KAYU AKHIR

P1= 2,105 P2= 2,105 P3= 2,105 P4= 2,105 Pr= 2,105

L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr= 2,050

T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr= 2,000

BERAT AKHIR

BaK= 4,41 gram

PENYELESAIAN

a. Kadar air

KA=Baw−BakBak

×100 %

KA=5,01−4,414,41

× 100 %=13,61 %

b. Kerapatan

Page 39: Laporan ilmu kayu kelompok vi

Baw= 5,01 gramV awal= 8,94 cm3

K= BawV awal

K=5,018,94

=O ,56 g /cm3

c. Berat Jenis (BJ) Berdasarkan berat kering ovenBak= 4,41 gramV = 8,94 cm3

M= 0,56 g/cm3

BJ= Bak

V (1+M

100)

BJ= 4,41

8,94 (1+0,56100

)=0,49

d. Penyusutan Penyusutan arah transversal= panjang

Susut=P aw−P akP aw

× 100 %

Susut=2,107−2,1052,107

×100 %=0,09 %

Penyusutan arah tangensial= lebar

Susut=L aw−L akL aw

× 100 %

Susut=2,060−2,0502,060

× 100 %=0,49 %

Penyusutan arah radial= tebal

Susut=T aw−T akT aw

×100 %

Page 40: Laporan ilmu kayu kelompok vi

Susut=2,060−2,0002,060

× 100 %=2,91 %

Page 41: Laporan ilmu kayu kelompok vi