Laporan Ilmiah Uji Makanan - 2

12
1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Setiap makanan dan minuman memiliki kandungan gizi tertentu yang perlu diperhatikan seksama. Makanan tertentu memang memiliki informasi nilai gizi di bungkusnya. Namun, masyarakat sering mengabaikan informasi ini karena mereka berpikir tentang rasa kenyang terlebih dahulu. Sering juga ditemui makanan tanpa informasi nilai gizi dijual di swalayan, bahkan kebanyakan makanan populer di masyarakat kurang diketahui kadar gizinya. Sikap masyarakat mengenai masyarakat sering didasari informasi dari media atau sekolah. Masyarakat kerap percaya akan bujukan produsen yang sering dimanipulasi demi kepentingan pasar. Pada kasus tertentu, informasi nilai gizi juga dapat direkayasa. Produk makanan yang diiklankan produsen sering jauh dari kenyataan di lapangan. Hal ini tentu membahayakan masyarakat, khususnya yang terkait dengan alergi, bakteri, dan bahan kimia yang tercampur. Sebagai contoh adalah kasus pencemaran susu formula oleh Enterobacter sakazakii pada tahun 2011. Bakteri ini menyebabkan enteritis

description

Kimia, Uji Makanan, Praktikum

Transcript of Laporan Ilmiah Uji Makanan - 2

1

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Setiap makanan dan minuman memiliki kandungan gizi tertentu yang perlu

diperhatikan seksama. Makanan tertentu memang memiliki informasi nilai gizi di

bungkusnya. Namun, masyarakat sering mengabaikan informasi ini karena mereka

berpikir tentang rasa kenyang terlebih dahulu. Sering juga ditemui makanan tanpa

informasi nilai gizi dijual di swalayan, bahkan kebanyakan makanan populer di

masyarakat kurang diketahui kadar gizinya.

Sikap masyarakat mengenai masyarakat sering didasari informasi dari media

atau sekolah. Masyarakat kerap percaya akan bujukan produsen yang sering dimanipulasi

demi kepentingan pasar. Pada kasus tertentu, informasi nilai gizi juga dapat direkayasa.

Produk makanan yang diiklankan produsen sering jauh dari kenyataan di lapangan. Hal

ini tentu membahayakan masyarakat, khususnya yang terkait dengan alergi, bakteri, dan

bahan kimia yang tercampur. Sebagai contoh adalah kasus pencemaran susu formula oleh

Enterobacter sakazakii pada tahun 2011. Bakteri ini menyebabkan enteritis (radang

saluran pencernaan) bahkan meningitis (radang lapisan urat otak/meninges). (Tempo.co ,

10 Februari 2011)

Penulis melihat manipulasi kadar gizi serta kurangnya wawasan tentang gizi

sebagai sesuatu yang mendasari penelitian tentang uji makanan ini. Dengan penelitian ini,

penulis hendak mengkaji gizi bahan makanan yang dikenal di masyarakat, sekaligus

membuktikan anggapan tertentu mengenai makanan yang berlaku di masyarakat. Penulis

hendak mencocokkan keterangan, informasi, serta pengetahuan umum mengenai bahan

makanan yang selama ini ada di buku pelajaran dan media massa dengan hasil praktikum.

Jika hasil sesuai dengan sumber pustaka, hasil penelitian dan informasi gizi tersebut

semakin bisa dipercaya oleh masyarakat luas. Tentunya hal ini akan berdampak pada pola

konsumsi pangan yang turut menentukan kesehatan masyarakat secara umum.

2

II. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana cara menguji makanan dengan larutan?

b. Mengapa uji makanan harus dilakukan?

III. Tujuan

Tujuan dalam praktikum Uji Makanan ini adalah untuk mengetahui proses uji makanan.

IV. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah praktikum dan studi pustaka.

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kandungan Gizi dalam Makanan

Menurut Susantri (2013), bahan makanan adalah zat yang di dalamnya

terkandung zat makanan seperti amilum, protein, lemak, vitamin, dan garam mineral.

Sementara menurut situs Biologi Media Centre (2013), yang dimaksud dengan makanan

adalah semua bahan yang diperlukan oleh tubuh supaya dapat tetap hidup dengan normal

dan sempurna. Jadi, makanan adalah bahan yang mengandung zat yang diperlukan untuk

kelangsungan sistem tubuh.

Adapun dalam makanan terdapat tiga zat makanan yang sangat diperlukan oleh

tubuh, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak. Semua zat makanan di atas merupakan

senyawa organik, bersifat nonpolar, dan memiliki unsur C, H, dan O. Khusus protein,

bahan ini juga memiliki unsur P dan S sebagai pelengkap. Semua zat makanan ini larut

dalam minyak (eter, benzena, kloroform, dll) karena sifatnya yang nonpolar. Selain itu

ada juga vitamin dan mineral. Vitamin B dan C dan mineral bersifat polar (larut dalam

air), sementara vitamin A, D, E, K larut dalam lemak (nonpolar).

Karbohidrat terbagi dalam tiga golongan berdasarkan jumlah gugus protein dan

ukurannya yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Protein tersusun dari

berbagai macam asam amino sebagai bahan dasarnya. Lemak terbagi menjadi asam

lemak dan gliserol.

2.2. Fungsi Zat Gizi dalam Makanan

Fungsi zat makanan masing-masing adalah sebagai berikut:

Karbohidrat, sebagaimana dijelaskan Biologi Media Centre (2013):

o sebagai sumber kalori. 1 gram karbohidrat sama dengan 4,2 Kalori,

o penyusun senyawa organik lainnya, seperti lemak dan protein, dan

o penyeimbang asam dan basa dalam tubuh.

Lemak

4

o sebagai penghasil energi paling besar (1 gram lemak sama dengan 9,3

Kalori),

o sebagai pelindung/bantalan tubuh dari benturan dan suhu rendah, dan

o pelarut vitamin A, D, E, dan K.

Protein

o rekonstruksi sel-sel rusak,

o membentuk enzim dan hormon (zat regulator), asam amino lainnya,

antibodi, dan

o menghasilkan energi (1 gram protein menghasilkan 4,2 Kalori)

2.3. Teori Uji Makanan

5

BAB III

METODE PENELITIAN3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah praktikum laboratorium.

3.2. Jumlah Sampel

Sampel makanan yang digunakan ada 4 (empat) jenis, yaitu nasi, pisang goreng,

telur, dan kentang. Setiap sampel mewakili satu jenis bahan makanan dan ada bahan

makanan yang dominan dalam setiap sampel.

3.3. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan antara lain:

1. Tabung reaksi (disediakan 4 buah, yang digunakan hanya 2)

2. Gelas kimia besar

3. Wadah porselen

4. Pipet tetes (3 buah)

5. Gunting

Bahan yang digunakan antara lain:

1. Larutan

a. Larutan Lugol/KI

b. Larutan Benedict

c. CuSO4 5%

d. NaOH 10% (bisa diganti dengan KOH1)

2. Bahan makanan

a. Pisang goreng

b. Nasi putih

c. Telur

d. Tempe

e. Kentang

3.4. Cara Kerja

Uji karbohidrat dan protein

1 https://www.bersosial.com/topic/2843/uji-kandungan-didalam-bahan-makanan-praktikum-biologi . 2013

6

1. Siapkan bahan-bahan makanan yang akan diuji. Potong kecil-kecil hingga bisa

masuk ke mangkok porselen.

2. Masukkan bahan-bahan ke mangkok porselen. Letakkan berurutan, satu kolom

untuk satu jenis bahan makanan untuk memudahkan.

3. Tetesi CuSO4 dan NaOH masing-masing 2 tetes untuk menguji protein.

4. Tetesi larutan KI/Lugol sebanyak 2 tetes untuk menguji karbohidrat. Jangan

meneteskan dua larutan di mangkok porselen yang sama.

5. Tetesi larutan Benedict untuk wadah mangkok terakhir.

Uji lemak

1. Lipat kertas koran menjadi seperempatnya.

2. Letakkan bahan makanan di atas kertas koran.

3. Tunggu sekitar 30 menit dan amati perubahan warna.

Uji amilum/gula

1. Masukkan gula ke dalam tabung reaksi, lalu teteskan larutan Benedict 2-3 tetes.

2. Masukkan tabung reaksi ke dalam gelas kimia. Panaskan di atas pembakar bunsen.

3. Tunggu sekitar 45 menit lalu amati perubahan warna dan endapan pada tabung

reaksi.

7

BAB III

HASIL PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum

Adapun hasil praktikum yang telah penulis lakukan adalah seperti yang ditunjukkan dalam

tabel berikut.

Tabel 3.1 Hasil Praktikum Uji Makanan

No Bahan Makanan Perubahan Warna

Lugol/KI Benedict Biuret Kertas koran

1 Telur Tidak

berubah

Tidak

berubah

Ungu cerah Basah

2 Pisang goreng Tidak

berubah

Tidak

berubah

Ungu cerah Transparan

3 Nasi putih Ungu gelap Tidak

berubah

Tidak

berubah

Tidak

transparan

4 Kentang Ungu gelap Tidak

berubah

Tidak

berubah

Tidak

transparan

5 Gula Tidak

diujikan

Hijau toska,

ada endapan

merah tua

Tidak

diujikan

Tidak

diujikan

6 Tempe Tidak

berubah

Tidak

berubah

Ungu cerah Tidak

transparan

Adapun untuk menentukan kandungan makanan dapat dilakukan sebagai berikut.

8

9

BAB V

PENUTUP5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

1. Sebaiknya lebih teliti dalam mengamati perubahan warna pada zat, karena kadang

perubahan warna sulit dideteksi.

2. Jangan terlalu banyak meneteskan larutan agar perubahan warnanya terlihat jelas

dan tidak mencolok.

3. Jangan menggunakan larutan Benedict tanpa dipanaskan karena larutan ini hanya

bekerja pada suhu air mendidih. Jangan membuang-buang larutan ini dengan

meneteskannya langsung di atas porselen karena tidak akan bekerja.

10

DAFTAR PUSTAKA

https://www.bersosial.com/topic/2843/uji-kandungan-didalam-bahan-makanan-praktikum-biologi

, 2013

http://antikorupsi.org/id/content/kasus-susu-formula-berbakteri-tak-ada-hak-publik-atas-informasi

(diakses 1 Februari 2014)

http://biologimediacentre.com/sistem-pencernaan-1-jenis-dan-fungsi-bahan-makanan-dan-

vitamin/ (diakses 1 Februari 2014)

http://fitrimarwaningsih.wordpress.com/2012/12/09/senyawa-polar-dan-non-polar/ , 2012

http://hilmigoblog.wordpress.com/2011/12/08/uji-makanan/ . (diakses 1 Februari 2014)

http://lpbujimakanan.blogspot.com/ . (diakses 1 Februari 2014)

http://tempo.co/read/news/2011/02/10/173312464/Inilah-Kronologi-Kasus-Susu-Formula-

Tercemar . (diakses 1 Februari 2014)

http://susantri10.blogspot.com/2013/01/uji-amilum-glukosa-protein-dan-lemak.html. (diakses 1

Februari 2014)